Edisi 9

28
Laporan Utama: Halaman 3 - 5 FEBRUARI 2012 EDISI 9 SUARA KEADILAN Terdepan dalam Reformasi Parlemen FRAKSI PARTAI KEADILAN SEJAHTERA GRATIS www.fpks.or.id Fraksi PKS DPR RI @FPKSDPRRI Ikuti Kami Halaman 6 Halaman 12 Halaman 22 JAMINAN PRODUK Bentuk Gugus Tugas Dukung Palestina Kecelakaan Maut Tugu Tani SANKSI BERAT UNTUK PELANGGAR UNDANG-UNDANG Kenaikan BBM Kendaraan Meningkat Infrastruktur justru Mandek Pemerintah didesak segera mengam- bil sikap mengenai kebijakan pem- batasan Bahan Bakar Minyak (BBM), apakah melalui konversi BBM ke Ba- han Bakar Gas (BBG) atau kebijakan harga BBM yang dilakukan secara komprehensif Peristiwa kecelakaan maut yang me- newaskan 9 orang pejalan kaki di Tugu Tani pada Akhir Januari lalu, seharus- nya bisa dihindari jika penaatan hukum terhadap peraturan lalu lintas disadari oleh masyarakat. Semakin kondusifnya hubungan PLO (Organisasi Pembebasan Palestina) dan Hamas di Palestina, menguat- kan harapan atas semakin dekatnya pengakuan atas Negara Palestina di Dunia Internasional. Foto : Dok. Istimewa

description

Tabloid Suara Keadilan Edisi 9

Transcript of Edisi 9

Page 1: Edisi 9

Laporan Utama: Halaman 3 - 5

FEBRUARI

2012

EDISI 9

SUKA | Edisi 1 / I / 2010

JAKARTA - Fraksi Partai Keadilan Sejahtera DPR RI lantang memilih opsi C hasil rekomendasi Panitia Khusus (Pansus) Angket Bank Century. Artinya, proses penyelamatan Bank Century melalui bail-out dinilai sarat pealanggaran.

“Opsi C adalah relevan dan terbaik untuk perbaikan sektor keuangan dan perbankan dalam upaya penegakan hukum,” kata juru bicara FPKS Ecky Awal Mucharam yang membacakan sikap fraksi Rabu, 3 Maret 2010.

Sontak, teriakan “Allahu Akbar, Allahu Akbar” bergemuruh di tengah arena ruang sidang yang dihadiri hampir seluruh anggota DPR.

Pandangan ini merupakan penegasan dan penguatan fraksi PKS yang telah disampaikan

Allahu Akbar! Bergemuruh di Paripurna

DPR

sidang-sidang Pansus terdahulu. Sikap tersebut tak berubah sampai mendekati penghujung paripurna yang hingga larut malam. Meski sempat diselingi insiden dan tarik ulur lobi, paripurna DPR akhirnya mengakhiri sidangnya lewat voting terbuka.

Opsi C, yang menyatakan proses “bail out” bank Century bermasalah dipilih oleh 325 anggota dari 537 anggota yang hadir. Sedangkan opsi A, yang menyatakan proses prosedur bailout tidak bermasalah, dipilih oleh 212 anggota DPR. Marzuki Ali sebagai pimpinan sidang paripurna akhirnya mengetuk palu sebagai tanda paripurna DPR secara bulat memilih opsi C.

Opsi C lainnya adalah, patut diduga telah terjadi berbagai penyimpangan dalam pelaksanaan kebijakan oleh otoritas

Fraksi PKS Lantang Pilih Opsi ‘C’

SUARA KEADILAN

moneter dan fiskal, mulai dari (a) operasional Bank CIC (b) proses akuisisi Bank Danpac dan Bank Pikko oleh Chinkara Capital, merger Bank CIC, Bank Danpac, dan Bank Pikko menjadi Bank Century, operasional Bank Century (c) pemberian FPJP, dan (d) PMS sampai kepada (e) mengucurnya aliran dana.

Opsi C juga menyebut, diduga telah terjadi penyalahgunaan wewenang yang dilakukan oleh pihak otoritas moneter dan fiskal dengan mengikutsertakan pemegang saham pengendali, pengurus, dan manajemen Bank CIC, dan Bank Century, debitur dan nasabah terkait, sehingga terindikasi merugikan keuangan negara.

--- Pandangan Fraksi PKS dapat dilihat selengkapnya di : www.fpks-dpr.or.id

Terdepan dalam Reformasi Parlemen

Dalam pandangan akhirnya soal Century, semua fraksi di DPR kompak berucap bahwa ke-benaran itu benar dan kesalahan itu tetap harus salah. Bila kita tengok perspektif agama, bahwa kebenaran yang hakiki hanya satu yaitu yang ses-uai dengan “ma ‘indallah”, kebenaran yang ada

di sisi Allah. Tentu hanya Dia yang tahu. Adapun masing-masing fraksi dan opsi hanya berikhtiar mencapai kebenaran. Agama memuji ikhtiar yang berkualitas, yaitu yang secara spiritual mengede-pankan kejujuran dan memosisikannya sebagai imam. Kejujuran yang menggariskan konsistensi antara tujuan (ghayah) mencari kebenaran, mo-tif (niat) meraih reward dari Allah, dengan proses (kaifiat) yang ditempuh juga harus benar, baik prosedur formil maupun metodologis.

Di atas garis lurus konsistensi tersebut, integri-tas dapat dihadirkan, ketaqwaan dipertahankan, kredibilitas dihasilkan, kemudian insya Allah pa-hala dariNya telah dijanjikan. Masing-masing opsi memenangkan pahala itu antara satu atau dua. Jika opsi yang dipilih sesuai dengan yang benar di sisi Allah maka mendapat dua pahala, sebagai

imbalan kebenaran dalam berikhtiar dan imbalan akurasi/persisi; sedang jika opsinya tidak sesuai dengan yang benar menurut Allah tetap mem-peroleh satu pahala sebagai imbalan atas ikhtiar yang benar, sebab ikhtiar yang benar bagian dari amal saleh.

Sesungguhnya yang lebih penting, bukan apa opsinya tapi bagaimana prosesnya. Dari perspektif kualitas proses atau ‘mujahadah’ menuju kebena-ran maka posisi orang akan beragam.

Ada yang menempuh prosedur dengan benar, menggunakan metodologi yang benar kemudian berpenampilan ekspresif dan komunikatif yang baik. Hasilnya insya Allah baik disertai reward ilahi dan out comenya adalah kemaslahatan bagi masyarakat. Ada pula yang melakukan kesalahan di aspek formil sehingga melukai komunikasi in-

ter personal atau inter institusional, merusak mu’amalah yang menimbulkan dosa. Terlebih jika ditambah kesalahan dalam metodologi yang men-gakibatkan misleading. Misalnya, untuk mencari suatu kebenaran objektif-faktual metode yang ha-rus digunakan adalah induktif. Mendasarkan pada data dan fakta yang relevan serta komprehensif, tidak boleh ada kesimpulan yang mendahului, sebab mozaik data dan faktalah yang akan mem-buat kesimpulan. Kejujuran sebagai basis integritas penyelidik kebenaran mewajibkannya menempuh proses induksi secara utuh dan tidak memberi celah bagi suatu pesan deduktif untuk menyusup (masuk angin).

“Dan ketahuilah, sesungguhnya Allah men-getahui apa yang ada dalam dirimu, maka waspadalah”. (AlBaqarah:235 )

KebenaranOleh : Dr. K.H. Surahman Hidayat

Refleksi

FRAKSI PARTAI KEADILAN SEJAHTERA GRATIS

www.fpks.or.id

Fraksi PKS DPr ri

@FPKSDPrri

Ikuti Kami

Halaman 6 Halaman 12 Halaman 22

JAMINAN PRODUK

Bentuk Gugus TugasDukung Palestina

Kecelakaan Maut Tugu TaniSANKSI BERAT UNTUKPELANGGAR UNDANG-UNDANG

Kenaikan BBMKendaraan MeningkatInfrastruktur justru MandekPemerintah didesak segera mengam-bil sikap mengenai kebijakan pem-batasan Bahan Bakar Minyak (BBM), apakah melalui konversi BBM ke Ba-han Bakar Gas (BBG) atau kebijakan harga BBM yang dilakukan secara komprehensif

Peristiwa kecelakaan maut yang me-newaskan 9 orang pejalan kaki di Tugu Tani pada Akhir Januari lalu, seharus-nya bisa dihindari jika penaatan hukum terhadap peraturan lalu lintas disadari oleh masyarakat.

Semakin kondusifnya hubungan PLO (Organisasi Pembebasan Palestina) dan Hamas di Palestina, menguat-kan harapan atas semakin dekatnya pengakuan atas Negara Palestina di Dunia Internasional.

Foto

: D

ok. I

stim

ewa

Page 2: Edisi 9

Edisi FEBRUARi 2012

Sebenarnya kalau melihat kerja-kerja anggota DPR dan para staf pendu-

kungnya, paling tidak di Fraksi PKS, Anda akan geleng-geleng kepala tentang bagaimana kerasnya kerja mereka. Pergi pagi, pulang tak tentu sore atau malam. Masih lagi me-ngurus umat lewat partai politik.

Meski demikian, ketika DPR diterpa badai isu negatif, maka tak urung seluruh anggota DPR terkena getahnya. Bah-kan jangan-jangan anak-anak mereka merasa malu bercita-cita menjadi anggota dewan. Padahal lahan pengabdian ini terus membutuhkan orang-orang yang ikhlas, mau bekerja keras dan berorientasi kerja untuk rakyat.

Disinilah pentingnya DPR memiliki kehumasan yang baik. Yang bisa menerangkan kepada masyarakat tentang fungsi penting lembaga ini bagi hajat hidup warga nega-ra Indonesia. Bukan hanya itu, tetapi juga menghadirkan wa-jah dan citra DPR sebagai lem-baga yang transparan dan ter-audit dengan baik. Sehingga anggaran yang porsinya tidak mencapai 0,01% dari APBN itu, tidak selalu menjadi sorotan media dan publik.

Ada baiknya memang Ang-gota DPR tidak mengurusi diri sendiri dengan ikut menen-tukan hal-hal teknis tentang kebutuhannya. Sementara di pihak lain, pemerintah sebagai penyelenggara negara secara wajar menyediakan kebutu-

Editorial

Dari Redaksi Surat Pembaca

Editorial

Diterbitkan dua bulan sekali oleh Humas Fraksi PKS DPR - RI dan dibagikan secara GRATIS

Bahan-bahan: 1. Liputan; 2. Kutipan media personal atau media massa

PenanggungJawab: H. Mustafa Kamal, SS

Pemimpin Umum/Pemimpin Redaksi: Dedi Supriadi

Redaktur Pelaksana: Tourmalina

Redaktur: Khairurrizqo, Santi Susanti

Design/Layout: Zikrillah S.A | Kartunis: Fauzi

Sekretaris Redaksi: Zakaria M. Alif

Alamat: Komplek Gedung MPR/DPR/DPD - RI,

Nusantara I Lantai 3, Jakarta

Email: [email protected]

Telepon: 021-5785 7024 - 23

Anggota dewan yang punya power hendaknya meningkatkan pengawasan terhadap rekrutmen CPNS khususnya Guru, seiring peningkatan kesejahteraan yang mencapai 1x gaji po-kok.

Sangat disayangkan guru dengan gaji besar tetapi kualitas rendah.

Muhammad Sariaji - Pono-rogo

Assalaamualaikum tim Tabloid SK, saya usul, agar tabloid SK juga dibagikan ke perpustakaan perpustakaan sekolah, kampus, dan per-pustakaan umum, terutama di Jakarta.

Dwi Priyanto – Jakarta

Redaksi :Waalaikumsalam wr wb.Kami sampaikan terima ka-

sih atas saran dan kesetiaanya membaca Tabloid Suara Keadi-lan. Dengan terbatasnya cetak eksemplar tabloid, maka perse-baran memang masih terbatas pada konstituen dapil. Namun masukan ini dapat menjadi bahan pertimbangan kami ke

Tolong sampaikan ke Komi-si I, jangan terlalu menghambat dan melemahkan program-pro-gram TNI untuk modernisasi alutsista. Rakyat malu negara kita sudah tidak dihargai lagi oleh Negara-negara lain. To-long biarkan TNI menentukan kebutuhan alutsistanya demi keutuhan NKRI dan harga diri bangsa. Terima kasih.

Yiko Mosi Aditamavia Facebook - Jakarta

han kerja dewan sehingga DPR menjadi lembaga partner pemerintah yang sejajar dan berdaya. Bukankah kita meng-inginkan produk Undang-un-dang yang mengikat warga negara tersebut menjadi lebih baik?

Kembali kepada fungsi ke-humasan di DPR. Sekretariat Jenderal DPR RI sepertinya kurang memerhatikan kebutu-han masyarakat akan informasi kerja-kerja penting di dewan. Meskipun ada website dan bahkan paket berita televisi, namun persebaran berita yang lebih luas dengan memanfaat-kan media massa yang ada, masih kurang berjalan baik. Setjen DPR tidak mampu se-cara strategis memetakan stakeholders yang bisa digan-deng, untuk bekerjasama si-nergis menguatkan pencitraan positif lembaga terhormat ini.

Memang ada hal-hal yang melekat pada diri anggota ataupun fraksi yang bersang-kutan, seperti sikap dan pilihan politik Anggota maupun fraksi. Namun misalnya, jika niat Ang-gota Dewan menyehatkan anggaran makan DPR kemudi-an ‘dipelintir’ oleh media massa menjadi seakan dewan ingin makan enak, maka saat itu se-mestinya institusi besar DPR memberikan klarifikasi seper-lunya dan juga menerangkan duduk perkara soal anggaran tersebut kepada media dan publik. Terlepas ada tanggung jawab juga bagi sang anggota untuk meluruskan ‘pelintiran’ tersebut.

Jika pembiaran hawa opini negatif kepada lembaga DPR ini didiamkan, maka sebena-rnya kita sedang meruntuhkan sendi-sendiri bernegara dan berbangsa. Karena DPR adalah lembaga yang diamanatkan oleh Undang Undang Dasar dan memiliki peran sangat penting untuk berjalannya pemerintahan negara dan bangsa ini.

Hal ini tidak lantas berarti, bahwa pengawasan masyara-kat melalui insan media harus dikekang. Sebab pilihan dan sikap politik adalah hal yang akan mudah terbaca oleh masyarakat, jika disampaikan secara jujur. Partai politikpun akan punya kepentingan me-nerangkan sikap dan pilihan politiknya kepada masyarakat.

DPR hanya perlu memerha-tikan, agar ia tidak disorot pada aspek-aspek yang semestinya tidak dikerjakan oleh dewan. Dugaan kasus percaloan ang-garan, sebaiknya segera di-tuntaskan sehingga masyara-kat tahu bagaimana duduk perkaranya. Atau penjadwalan sidang yang lebih baik dan be-ban kerja yang tidak melebihi kapasitas sehingga anggota dewan tidak mesti rapat de-ngan jadwal yang saling ben-trok. Atau soal pilihan-pilihan untuk fasilitas kerja yang sudah semestinya mengutamakan semangat efisiensi, efektivitas dan pengutamaan produk dalam negeri.

Kita berharap lembaga DPR menjadi titik penting perbai-kan negeri ini. 

Fokus Bekerja, Jujur Bicara

depannya, dengan memper-timbangkan situasi dan kondisi yang ada.

............................................

................................................

Assalaamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh,Pembaca budiman, menjadi fraksi terdepan dalam memperjuangkan re-formasi di parlemen bukanlah perkara mudah. Upaya untuk menyajikan hal tersebut mesti disesuaikan dengan ‘ukuran’ PKS saat ini di Parlemen. Meski demikian dengan upaya terus-menerus meningkatkan kapasitas anggota dan back office –nya, mudah-mudahan Fraksi PKS DPR RI akan bisa menjalankan misi tersebut.

Salah satu upayanya adalah dengan Diskusi bersama menteri-menteri dari PKS. Diawali oleh Menkominfo Tifatul Sembiring yang juga mantan Presiden DPP PKS periode 2005-2010, pada Jum’at (24/2). Para Tenaga Ahli pun tak ketinggalan terus mengasah kemampuan menulis dan membangun hubungan media, berdiskusi dengan jurnalis dan Humas Fraksi agar dapat menjadi supporting system yang mumpuni bagi ang-gota khususnya dan Fraksi pada umumnya.

Kami mencoba mengangkat tema utama di edisi ke-9 ini tentang upaya penjaminan produk halal, melalui penetapan Undang Undang di DPR RI. Penjaminan produk halal ini tentunya untuk menjamin harkat warga negara; melindungi konsumen, sekaligus menguntungkan produsen. Undang Undang tersebut juga dimaksudkan untuk mendorong wajib terbitnya Label Halal, bukan sekedar kesadaran yang kemudian menim-bulkan bias atas jaminan produk. Tabloid Suara Keadilan hadir dalam format cetak maupun format softfile agar dapat mengabarkan kinerja anggota FPKS kepada Pembaca. Kami ucapkan terimakasih atas perhatian pembaca dengan masukan, saran dan kritik. Semoga kami dapat meningkatkan kualitas Tabloid ini dari waktu ke waktu.Wassalaamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh,

Pemimpin Redaksi

Diskusi Bersama Menkominfo RIIr.H. Tifatul Sembiring

Pelatihan Jurnalistikuntuk Tenaga Ahli

TABLOID SUARA KEADILANEdisi ke-9 Bulan Februari 2012

dESAIN covEr: zIKrILLAH S.A

Page 3: Edisi 9

Edisi FEBRUARi 2012 Laporan Utama

Persoalan halal dan haram di negeri ini tampaknya memang

cukup memprihatinkan. Terlebih dewasa ini banyak kita jumpai fakta tercampur-nya antara barang halal dan haram di pasaran. Sehingga terjadi syubhat (keraguan syari’at), tidak jelas mana barang yang haram dan mana yang halal.

Alasan semacam ini cukup mendasari kita untuk senan-tiasa menyerukan pentingnya produk halal dan menjauhi barang yang haram. Tepat juga rasanya jika umat Islam di negeri ini menuntut adanya jaminan produk halal. Meski akan banyak perdebatan yang terjadi; misalnya apakah la-bel halal dapat benar-benar menjamin kehalalan suatu produk?

Aspirasi inilah yang ke-mudian coba diwujudkan dalam Rancangan Undang-Undang (RUU) Jaminan Produk Halal (JPH). Meski telah sejak lama digodok, yaitu sejak tahun 2004, draft RUU JPH itu hingga kini belum rampung. Draft itu sebenarnya sempat disetu-jui dalam rapat pleno Badan Legislatif DPR RI pada 26 September 2011 lalu. Namun saat draft RUU dibawa ke Rapat Paripurna, kembali terjadi penolakan.

Banyak alasan yang men-dasari alotnya pembahasan RUU JPH ini. Diantaranya adalah tentang kelembagaan sertifikasi, sifat sertifikasi yang wajib atau hanya su-karela, dan juga pembiayaan sertifikasi. Beberapa ka-langan juga mempertanya-kan sejauh mana keabsahan predikat halal suatu produk.

Pihak Kamar Dagang dan Industri (Kadin) bebe-

MELINDUNGI KONSUMEN, MENGUNTUNGKAN PRODUSEN

rapa waktu lalu, juga sempat menyampaikan penolakan-nya atas sertifikasi jaminan produk halal yang akan di-wajibkan melalui Undang-undang. Menurut Kadin, aturan terkait sertifikasi halal seharusnya bersifat sukarela. Kadin khawatir jika Undang-Undang Jaminan Produk Halal diberlakukan, akan ber-dampak negatif bagi sektor usaha kecil dan menengah atau UKM karena sertifikasi halal yang diwajibkan akan dikenai biaya yang mahal.

Jaminan Halal, Untuk Siapa?

Sebagaimana telah diketa-hui bahwa penduduk Muslim di Indonesia lebih dari 80% total populasi. Produk-pro-duk halal seharusnya dapat dengan mudah diperoleh dibandingkan dengan pro-duk-produk haram. Namun yang terjadi sebaliknya. Ti-dak sedikit produk makanan yang beredar di pasaran luas diduga menggunakan bahan yang tidak halal.

Dalam pandangan Wakil Ketua Komisi VIII DPR Surahman Hidayat, jaminan akan kehalalan suatu pro-duk, sejatinya merupakan fungsi dasar negara dalam melindungi warganya. Per-lindungan ini adalah hal-hal yang diperlukan hidup dan berkehidupan secara ma-nusiawi dan bermartabat, baik sebagai warga negara maupun sebagai umat yang menganut agama. “Jaminan halal adalah bukti bahwa ne-gara melindungi umat Islam dalam menjalankan perintah agamanya untuk mengkon-sumsi makanan yang halal dan baik,” jelas Surahman.

Merujuk kepada penger-

tian, kata halal berasal dari bahasa Arab yaitu halla yang berarti lepas atau tidak ter-ikat. Secara sederhana, per-nah disampaikan oleh mantan Wakil Ketua Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat, KH Anwar Ibrahim yang menjelaskan bahwa halal adalah segala sesuatu yang suci, baik, dan tidak mengandung madho-rot (memiliki efek negatif). Demikian pula sebaliknya, haram adalah semua yang na-jis atau ternajisi, khobits (je-lek), dan yang mengandung mudhorot.

Makanan yang telah Allah SWT halalkan mengandung maslahat (kebaikan) dan manfaat, baik untuk ruh maupun jasad, baik untuk in-dividu maupun masyarakat.

Demikian pula sebaliknya makanan yang telah Allah haramkan memberikan ma-dhorot kepada ruh dan jasad kita. Hal ini tidak lain untuk menjaga kesucian dan kebai-kan hati, akal, ruh, dan jasad.

“Islam ini kan agama yang memberi tuntunan dan pe-doman hidup secara menye- luruh untuk mengantarkan umat manusia, yang tidak hanya memperoleh kese-jahteraan dunia dan akhirat, tapi juga bertujuan untuk memelihara keselamatan agama, jiwa dan akal serta keturunan,” ungkap Anwar Ibrahim seperti dikutip dari laman MUI, www.mui.or.id.

Menurut Surahman, dengan definisi halal yang sedemikian luas maka ja-minan produk halal bukan hanya untuk umat Islam, tapi juga untuk pemeluk agama lainnya. Produk dengan sertifikasi halal, harusnya dapat dipastikan adalah produk yang bebas dari kemungkinan berbahaya bagi pemakainya. Kesehatan dalam pandangan Ketua De-wan Syari’ah Pusat (DSP) PKS ini, tidak hanya sebatas pada kesehatan fisik semata tapi juga akal dan moral. Ia mencontohkan, narkotika dan obat-obatan terlarang serta minuman keras, tidak hanya berdampak negatif pada fisik saja namun juga pada akal dan mental.

“Bicara halal, bukan ha-nya bagi pemeluk Islam tapi juga masyarakat non-mus-lim, agar dapat terlepas dari hal-hal yang mudhorot dan yang membahayakan. Karena arti halal adalah terbebas dari hal-hal yang mudhorot untuk kesehatan fisik, akal ataupun kesehatan moral. Misalnya napza (narkotika, psikotropi-ka dan zat adiktif lain –red), termasuk juga miras. Tentu semua memerlukan kebeba-san dari hal-hal diatas karena

membahayakan. Perbedaan-nya, Islam sangat perhatian dengan hal ini, sehingga halal adalah selain bertakwa juga melindungi diri dari bahaya,” papar Surahman.

Wajib tak Sekedar Su-

karela

Lantas apa yang membe-dakan kehadiran RUU JPH dengan mekanisme yang berjalan saat ini. Bukankah sertifikasi saat ini sudah dijalankan melalui penda-fataran setiap produk pada bagian sertifikasi di MUI? Menurut Surahman, perbe-daan mendasarnya adalah sifat dari pendaftaran label dan sertifikasi halal itu sen-diri. Sistem yang berjalan selama ini, produsen tidak diikat dengan kewajiban untuk mencantumkan label halal pada produknya, namun lebih bersifat sukarela.

“Saat ini tidak ada kewajiban yang mengikat secara penuh bagi produ-sen untuk mendaf-tarkan dan menguji k e h a -l a l a n p r o -

Negara

& JAMINAN PRODUK

duknya kepada MUI. Masih bersifat sukarela dan tidak ada aturan hukum yang me-maksa. Ini bermasalah, ka-rena konsumen yang justru dirugikan dengan barang-barang haram yang diduga tercampur dalam produk tertentu. Karena itu, UU ini lahir untuk memberikan perlindungan yang paripurna kepada konsumen untuk da-pat mengkonsumsi produk halal,” tegas Surahman.

Perbedaan kedua, seba-gai implikasi dari perbe-daan pertama, adalah tidak ada kekuatan hukum yang mengikat produsen dalam membuat makanan yang halal dan baik. Banyak kasus temuan-temuan, dimana be-berapa makanan di Indonesia dicampurkan dengan produk-produk haram, tapi karena tidak ada aturan yang tegas,

kembali kon-sumen yang dirugikan.

“ P a d a tayangan te-levisi kita

lihat ba-

Page 4: Edisi 9

Edisi FEBRUARi 2012Laporan Utama

gaimana produsen seenaknya mencampur bahan makanan dengan produk-produk yang membahayakan dan tentu saja haram. Motifnya tentu bisnis. Tapi lagi-lagi konsu-men yang dirugikan, karena tidak ada aturan hukum se-tingkat Undang Undang yang mampu menjerat pelaku dengan hukuman, karena memang produk hukumnya tidak ada,” ungkap Surahman prihatin.

Perihal kekhawatiran dunia usaha bahwa Jaminan Produk Halal dapat mengu-rangi omzet dan pendapatan bisnisnya, Surahman memin-ta produsen untuk membu-ang jauh-jauh pemikiran itu. Menurutnya, jika memang usaha itu dijalankan dengan jujur, maka tidak perlu kha-watir karena produk halal justru membantu konsumen untuk mendapatkan barang dengan lebih mudah dan kon-sumenpun tidak ragu untuk berbelanja produk tersebut.

“Dunia usaha tidak perlu khawatir. Jika jujur bahwa produknya bebas dari cam-puran-campuran bahan yang haram, seharusnya dengan lahirnya UU ini mereka justru terbantu karena konsu-men akan punya pilihan yang meyakinkan dalam memilih produk halal. Dengan pilihan itu, konsumen merasa aman dan yakin dengan pilihannya. Jika produknya tak kunjung mendapatkan sertifikat halal, tentu konsumen merasa ragu hingga tak membelinya,” ya-kin Anggota DPR dari Dae-rah Pemilihan Jawa Barat X (Ciamis, Kuningan dan Kota Banjar) ini.

Dari data Lem-baga Pengkajian Pangan Obat-

obat-an Dan Kosmetika (LPPOM) MUI, dalam sistem perdagangan inter-nasional masalah kehala-lan produk adalah sistem yang diakui secara inter-nasional, dalam rangka memberikan perlindungan terhadap konsumen umat Islam di seluruh dunia. Sistem perdagangan in-ternasional sudah lama mengenal ketentuan halal dalam CODEX CAC/GL 24-1997 yang didukung oleh organisasi inter-nasional berpengaruh, antara lain World Health Organization (WHO) dan World Trade Organization (WTO).

Dalam perdagangan internasional tersebut, label/tanda halal pada produk mereka telah men-jadi salah satu instrumen penting untuk mendapat-kan akses pasar, dalam memperkuat daya saing produk domestiknya di pasar internasional.

Jelas, bahwa setiap negara dapat mengimple-mentasikan sebuah peratu-ran yang dapat digunakan sebagai sarana mening-katkan posisi tawar pro-duk dalam negeri, dalam menghadapi tantangan globalisasi dengan berla-kunya sistem pasar bebas. Undang Undang Jaminan Produk Halal (JPH) seka-ligus akan memperluas

peluang pasar, baik di dalam negeri maupun di luar negeri. Selama ini, masyarakat Mus-lim di negara-negara seperti Jepang, Korea juga yang lain justru mengkonsumsi produk daging halal yang berasal dari negara-negara seperti Brazil atau Australia, yang notabene bukan Negara Muslim.

Dari penelusuran Suara Keadilan, banyaknya per-mintaan produk halal dari seluruh dunia, membuka celah bagi pasar halal ter-masuk di Eropa. Tak heran jika permintaan sertifikasi makanan halal pun ikut me-ningkat pula.

Beberapa tahun bela-kangan ini, tren halal sema-kin meluas bahkan hingga ke Amerika dan Eropa, khu-susnya negara D-A-CH yang terdiri dari Jerman, Austria, dan Swiss. D-A-CH sendiri merupakan sebutan bagi ne-gara yang memakai bahasa Jerman sebagai salah satu bahasa utamanya. Jerman dengan penduduk sebesar 82 juta orang, saat ini kaum muslimnya menduduki pe-ringkat ke-3 yaitu sebanyak 4 juta orang, Austria sebanyak 340 ribu jiwa dan 310 ribu jiwa di Swiss.

Jika dijumlahkan terda-pat sekitar 4,6 juta muslim tinggal di negara-negara D-A-CH. Sementara Eu-ropean Union memiliki 16 juta penduduk muslim dan sekitar 54 juta muslim ada di seluruh Eropa. Meskipun tidak seluruh penduduk

muslim mengkonsumsi pro-duk halal dengan cara yang sama, dan tidak semua me-naati peraturan agama secara ketat dalam mengkonsumsi makanan, tetapi pasar halal menjadi sedemikian penting.

Apalagi pasar halal di seluruh dunia mencakup sekitar 1.6 miliar konsu-men muslim dengan tingkat pertumbuhan tahunan yang cukup besar sekitar 1.84%. Dimana nilainya diperki-rakan mencapai 635 miliar dollar atau sekitar 4 miliar Euro untuk Jerman, dengan produk utama berupa daging.

Hal tersebut tentunya menjadi salah satu kendala bagi negara-negara D-A-CH dalam memperluas pasar halal ke seluruh dunia khu-susnya Timur Tengah dan Asia. Lembaga sertifikasi halal yang sudah mendapat pengakuan dari MUI antara lain, European Institute of Halal Certification (Jerman) dan Halal Certification Service (Swiss). Tentunya dengan peningkatan per-mintaan terhadap sertifikasi halal, menjadi agenda bagi negara-negara D-A-CH un-tuk mulai lebih serius dalam menangani permasalahan halal.

Akibatnya, kini se-jumlah perusahaan pangan raksasa dunia pun telah mu-lai mengantongi sertifikat halal. Sudah ada sekitar 400 perusahaan di Jerman kini menawarkan produk halal. Label halal tersebut dapat diberikan kepada suatu pro-

duk mengacu pada kebijakan kontrol dan sertifikasi halal Eropa di Russelsheim. Dan tren pertumbuhannya terus meningkat sebesar 16% setiap tahun, dengan nilai pasarnya diperkirakan men-capai sekitar 4-5 Milyar Euro (Mahmoud Tatari, 2010).

Definisi produk halal menurut German Nutrition Society, berarti legal atau jika mengacu pada bahasa Arab berarti diijinkan oleh agama Islam. Secara umum makanan yang berasal dari tumbuhan termasuk halal. Dengan pengecualian yang memabukkan atau produk beracun atau makanan yang mengandung zat yang di-larang didalam keyakinan agama Islam.

Tumbuh kembangnya berbagai produk halal ini merupakan kemajuan bagi masyarakat muslim dunia. Mengingat selama ini, babi sebagai salah satu maka-nan pokok warga Jerman menjadi problem khusus bagi warga muslim karena Islam melarang semua yang berhubungan dengan babi. Namun berdasarkan tren yang ada, kecenderungan pasar kuliner di Jerman dan Eropa sudah mulai membe-rikan kemudahan bagi warga muslim di Eropa. Apalagi setelah dibentuknya Badan Pengawasan Halal yang memiliki kewenangan untuk memberikan sertifikat kepada produk-produk yang dibuat oleh perusahaan-perusahaan utama yang memperoduksi

makanan Eropa termasuk Nestle, Langnese, Elbmilch, Pfanni, Gruendland, dan Ehramann.

Tidak hanya produk ma-kanan, produk obat-obatan yang sering mengandung gelatin yang diproses dari lemak hewani termasuk babi pun telah diupayakan untuk memiliki produk halal. Sehingga perusahaan-peru-sahaan obat seperti Bayer, BASF, dan Merck pun telah mengantongi stempel halal (Sumber: Kompas).

Kecenderungan untuk menghasilkan produk halal ini juga telah terbukti men-ghasilkan pendapatan jumbo bagi produsen-produsen makanan tersebut. Salah satu contoh saja, analis in-dustri memperkirakan bahwa raksasa produk makanan se-perti Nestle telah mengha-silkan banyak keuntungan lewat produk-produk halal ketimbang dengan produk or-ganik. Perusahaan Swiss ini mulai memproduksi produk halal di tahun 1980-an, dan telah mendapatkan kontribusi 25% dari penghasilan me-reka tahun lalu untuk produk halal.

Kalau negara yang no-tabene komposisi penduduk muslimnya minoritas saja sudah bersegera membuat aturan tentang jaminan halal, kenapa kita di Indonesia ha-rus ragu?

Jaminan Produk Halalyang Mendunia

Jaminan halal ada-lah bukti b a h w a n e g a r a melindun-gi umat Islam da-lam men-jalankan perintah a g a m a -nya untuk m e n g -konsumsi makanan yang halal dan baik

Page 5: Edisi 9

Edisi FEBRUARi 2012 Laporan Utama

Mendukung Sertifikasi yang Sudah Mumpuni

Fraksi PKS mendu-kung penuh pem-bahasan hingga

pengesahan Rancangan Undang Undang (RUU) Jaminan Produk Halal (JPH), karena seluruh hal tersebut merupakan tuntutan nyata umat Is-lam di Indonesia. Selain itu, perangkat sertifikasi halal di Indonesia sudah sangat mumpuni bahkan menjadi rujukan bagi lembaga-lembaga sejenis di seluruh dunia.

Ketua Fraksi PKS Mustafa Kamal, berha-rap tahun ini RUU JPH dapat disahkan dan Lem-baga Pengkajian Pangan, Obat-obatan dan Kos-metika Majelis Ulama Indonesia (LPPOM MUI) diberikan hak sepenuhnya untuk melakukan sertifi-kasi halal tersebut. “Kita memiliki lembaga yang diakui dunia, bahkan banyak negara belajar dari LPPOM MUI, maka selayaknya lembaga di bawah naungan para ulama ini diberi hak un-tuk melakukan sertifikasi

Kita memiliki lembaga yang diakui dunia,bahkan banyak negara belajar dari LPPOM MUI,maka selayaknya lembaga di bawah naunganpara ulama ini diberi hak untuk melakukansertifikasi halal

halal,” tutur anggota DPR dari Daerah Pemilihan Su-matera Selatan II ini.

Seperti diketahui, pada Januari tahun ini 24 lem-baga sertifikasi halal dari 14 negara yang tergabung dalam Dewan Pangan Halal Dunia atau World Halal Food Council (WHFC) mengikuti pertemuan tahunan (annual general meeting) di Jakarta. Selama kurun waktu 23 ta-hun, peran dan kontribusi LPPOM MUI di dunia Internasional semakin diakui, dimana stan-dar sertifikasi halal yang dirancang oleh LPPOM MUI diadopsi oleh lemba-ga-lembaga sertifikasi halal dunia yang terga-bung dalam WHFC.

Akan halnya persoalan biaya sertifikasi yang d i a n g g a p mahal oleh k a l a n g a n u s a h a ,

Mustafa meyakinkan bahwa tingkat keuntungan produk halal akan menutup biaya tersebut. “Jangan para peng- usaha kecil dan menengah ditakut-takuti dengan biaya sertifikasi, justru mereka harus disemangati, dengan produk halal akan banyak orang yang membeli produk mereka karena dari berbagai survey diketahui masyarakat

Indonesia se-makin reli-

jius,” ujar Mustafa Kamal.

Jaminan Produk Halalyang Mendunia

Label Halal disebuah Restoran di kawasan wisata Kuala Lumpur, Malaysia

Page 6: Edisi 9

Edisi FEBRUARi 2012Hukum & Pemerintahan

Sanksi IranPicu Ketegangan Baru

Bentuk GugusTugas

Dukung Palestina

Pemenuhan AlutsistaAbaikan SeruanPresiden

Jakarta, Suara Keadilan - Kementerian Pertahanan (Kemenhan) dinilai mengabaikan arahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dalam pemenuhan alat utama sistem persenjataan (Alutsista) TNI. Pasalnya, pemenuhan alutsista dari industri pertahanan strategis nasional baru 15,8 persen pada 2012 atau hanya naik 2,1 persen dari 2011, yakni 13,7 persen. Padahal, Presi-den mengarahkan agar mengutamakan produksi dalam negeri. “Saya melihat arahan Presiden SBY tersebut tidak dioperasionalisasikan secara sungguh-sungguh oleh Kemenhan. Yang dipakai masih paradigma ala kadarnya,” kata anggota Komisi I DPR RI dari Fraksi PKS, Al Muzzammil Yusuf di Jakarta, Selasa (31/1).

Muzzammil yang juga Wakil Ketua Fraksi PKS Bidang Politik, Keamanan dan Pertahanan di DPR ini menilai, anggaran alutsista yang dibeli dari luar ne-geri setiap tahun lebih dari 80 persen. Dalam perkiraan Muzzammil, jika peningkatan anggaran alutsista dari dalam negeri konsisten sebesar 5 persen mulai dari 2013, maka pada 2019 sebesar 50 persen alutsista TNI akan dipenuhi oleh produksi dari dalam negeri.

Di sisi lain, selama ini BUMN Industri Strate-gis (BUMIS), imbuh Muzzammil, kurang dilibatkan dalam proses pembelian alutsista. Akibatnya, Indone-sia tidak mendapatkan keuntungan transfer teknologi dalam pembelian impor alutsista. “Jangan heran ketika alutsista akan menjadi besi tua ketika suatu saat Indo-nesia diembargo,” cetus Muzzammil.

Padahal, menurut Muzzammil, pada pidato res-mi dalam rangka pembangunan Minimum Essential Force (MEF), Presiden SBY jelas-jelas memerintah-kan agar pelaksanaan kegiatan pengadaan Alutsista diutamakan oleh Industri Pertahanan Nasional se-hingga industri strat- egis maju dan mandiri. “DPR t i d a k akan tinggal diam d a n terus mende- s a k agar Kem- h a n m e m p e r b a i k i m e -kanismenya,” te- g a s Muzzammil.

Jakarta, Suara Keadilan - Ketua Badan Kerja Sama Antar Parlemen (BKSAP) DPR Hidayat Nur Wahid, menilai Amerika Serikat dan negara-negara Eropa telah menghadirkan kete-gangan dalam masalah konflik Iran. Delegasi Indonesia lewat Perte-muan Konsultasi Ketua Parlemen G20 ke-3 di Ri-yadh, Arab Saudi, akhir

Februari ini rencananya akan menyerukan Barat mengam-bil jalan damai dalam peny elesaian nuklir Iran.

“Amerika dan negara-negara Eropa sudah mem-berikan pernyataan untuk memberikan sanksi pada Iran. Saya kira itu menghadirkan ketegangan,’’ ujar Hidayat saat persiapan keberangkatan delegasi parlemen Indonesia di Jakarta, Kamis (23/2).

Seperti diketahui, Uni Eropa telah mengambil kebijakan melarang impor minyak dari Iran sebagai bentuk sanksi atas program nuklir Iran. Sanksi Uni Ero-pa terhadap Iran sepenuh-nya baru akan diberlaku-kan pada 1 Juli mendatang. Namun, Iran mendahului pemberlakuan keputusan Uni Eropa tersebut dengan menghentikan e k s p o r m i n -yaknya k e perusa-

haan-pe-rusahaan Inggris dan

Prancis.Politisi senior PKS ini

menilai sanksi terhadap Iran hanya akan meng-hasilkan ketegangan demi ketegangan. Jika ketega-ngan tersebut akhirnya meledak, lalu lintas paso-kan minyak yang berlalu lalang di Selat Hormuz dipastikan terganggu.

‘’Jadi melalui forum parlemen G20, Indonesia ingin mengingatkan buda-ya berparlemen, budaya berdemokrasi, budaya bermusyawarah, men-cari solusi dengan cara elegan itu benar-benar bisa menjadi pilihan,”

tutup Hidayat.

Jakarta, Suara Ke-adilan - Semakin kon-dusifnya hubungan PLO (Organisasi Pembebasan Palestina) dan Hamas di Palestina, menguat-kan harapan atas sema-kin dekatnya pengakuan atas Negara Palestina di Dunia Internasional. Du-kungan negara-negara Islam untuk eksistensi Palestina menjadi se-buah keharusan karena bagaimanapun Palestina adalah sebuah entitas Negara yang sah. Hal ini disampaikan Anggota Komisi I DPR Mahfudz Abdurrahman di Sena-yan, Selasa (27/12).

Karena itu menurut Mahfudz, semua negara Islam termasuk Indonesia berkewajiban membantu dan memfasilitasi semua upaya untuk menuju pe-ngakuan Negara Palestina secara Global. “Indonesia harus terus membantu dan memfasilitasi upaya Pales-tina, dengan berbagai upa-ya yang bisa kita lakukan,” ujarnya.

Dalam pandangan Mahfudz, Pemerintah

Indonesia perlu membentuk Gugus Tugas (Task Force) khusus yang bertugas untuk membantu upaya Palestina dalam meraih Keanggotaan Penuh di Perserikatan Bang-sa-Bangsa (PBB). “Dengan begitu, diharapkan gugus tu-gas tersebut bisa lebih efektif melakukan pendekatan ke-pada perwakilan negara-ne-gara yang ada di PBB,” tegas Mahfudz menambahkan.

Mahfudz menekankan, bahwa DPR sendiri terus bergerak dengan penggala-ngan dukungan atas eksis-tensi Palestina di PBB. Salah satu wujudnya dibuktikan dengan adanya Kaukus DPR RI untuk Pa- lestina, serta adanya

BKSAP (Badan Kerjasama Antar Parlemen) yang aktif di Organisasi dan Lembaga Parlemen tingkat Dunia, yang juga berupaya mengajak semua neg-ara untuk mendukung pengakuan Pales-tina di PBB. “DPR solid mendu-k u n g k e -

merdekaan Palestina se-cara penuh. Karenanya,

pemerintah juga ja- ngan setengah-

s e t e n g a h dalam men-d u k u n g Palestina,” ingat Mah-fudz.

Mahfudz Abdurrahman

Hidayat Nur Wahid

Al Muzzammil Yusuf

Page 7: Edisi 9

Edisi FEBRUARi 2012

Jakarta, Suara Keadilan - Komisi II DPR membentuk Panitia Kerja (Panja) Sengketa dan Konflik Pertana-han. Panja ini dibentuk sebagai respon atas semakin banyaknya sengketa dan konflik tanah yang terjadi di Indonesia. “Panja ini dibentuk sebagai sebuah respon atas banyaknya persoalan yang terjadi di bidang Per-tanahan. Kita tentu ingat bagaimana masalah rebutan lahan di Mesuji, Lampung, Sumsel dan Bima, NTB yang telah menimbulkan korban jiwa,” demikian disampai-kan Anggota Komisi II DPR Rahman Amin di Jakarta, Selasa (17/1).

Menurut Rahman, sebenarnya sengketa dan konflik tanah di Indonesia tidak muncul secara tiba-tiba. Sudah lama persoalan Agraria ini terjadi, terutama pada masa Orde Baru dimana banyak sekali penyelewengan ter-hadap konstitusi dan perundang-undangan dalam peng- aturan tanah. Namun karena sistem politik orde Baru saat itu bersifat represif, akibatnya protes dari masyarakat sangat mudah dibungkam penguasa. “Setelah rezim Orde Baru berakhir, keberanian masyarakat melawan kesewenang-wenangan para pemilik modal itu muncul dan mencoba menguasai kembali tanah-tanah rakyat yang dirampas para pemilik modal, hal ini kemudian mencetuskan konflik antara masyarakat dengan pemilik modal,” terang Anggota DPR dari Daerah Pemilihan Kalimantan Barat ini.

Rahman mensinyalir, yang terjadi saat ini justru tumpang tindih peraturan perundang-undangan di bidang pertanahan, sehingga tidak ada kepastian hukum dalam penataan tanah di Indonesia. Badan Pertanahan Nasional (BPN) juga dianggap tidak mampu menyelesaikan seng- keta dan konflik pertanahan. “Kami khawatir bila ini dibiarkan terus-menerus, masyarakat akan mengalami frustrasi dan pada akhirnya akan melakukan anarkisme yang berujung pada konflik berdarah, seperti kasus-kasus konflik tanah lainnya,” lanjut Rahman.

“Panja Konflik dan Sengketa Pertanahan akan me-manggil sejumlah pihak untuk mengungkap terjadinya penguasaan tanah masyarakat oleh instansi pemerintah, perusahaan, dan oknum. Panja di antaranya akan me-manggil dan meminta keterangan dari BPN, Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Kehutan-an, perusahaan pertambangan d a n masyarakat yang memi- l i k i kasus sengketa pertana-han,” pungkasnya.

sekolah untuk membebani siswa. “Dengan demikian, ruang pendidikan menjadi terbuka lebar bagi seluruh masyarakat dari berbagai

lapisan,” yakin Gamari.

Blora, Suara Keadilan - Pendidikan yang rendah di kalangan masyarakat, cenderung bersifat rawan konflik. Sebab, masyara-kat dengan pendidikan rendah lebih cenderung mengandalkan kekuatan fisik dan emosi untuk menyelesaikan suatu per-soalan, dibanding dengan intelektual yang biasa ber-pikir rasional.

“Peningkatan pendidi-kan menjadi esensial bagi masyarakat suatu bangsa, termasuk kaitannya ter-hadap stabilitas nasional. Karena masyarakat yang berpendidikan rendah le- bih mudah terprovokasi,” ujar Gamari Sutrisno, ang-gota Komisi II DPR RI di Jakarta, Sabtu (7/1).

Menurutnya, banyak con-toh di negara-negara Eropa yang berhasil menekan po-tensi konflik melalui pening-katan pendidikan warganya, salah satunya Swedia. Ang-gota DPR RI kelahiran Desa Sogo, Kecamatan Kedung-tuban Blora itu menuturkan, semula Swedia adalah negara dengan konflik sosial yang tinggi. Namun kemudian menjadi negara yang damai, bahkan sering menjadi ru-jukan dan pencegah konflik sosial di negara lain, salah satunya Indonesia. “Dan ternyata kuncinya adalah pen-didikan. Dengan pendidikan yang baik, masyarakat men-jadi lebih santun, “ imbuhnya.

Namun, Politikus Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu menambahkan, peningkatan

pendidikan warga harus di-imbangi dengan peningkatan kesejahteraan guru. Menu-rutnya, jika guru sejahtera, tidak akan terpikir untuk menarik iuran kepada a n a k d i -diknya, apa-lagi kemu-dian bekerja sama deng-an komite

Hukum & Pemerintahan

Sanksi IranPicu Ketegangan Baru

WASPADAI RANGKAIANTINDAK KEKERASAN DALAM NEGERI

TINGKAT PENDIDIKAN PENGARUHISTABILITAS NEGARA

Konflik Sengketa TanahKian Mengkhawatirkan

Jakarta, Suara Keadilan - Komisi I DPR menginven-tarisir sejumlah persoalan keamanan yang terjadi di Indonesia. Menurut Ketua Komisi I DPR Mahfudz Siddiq, paling tidak ada lima persoalan keamanan yang tengah menjadi prioritas untuk segera ditang-ani. Hal ini disampaikan Mahfudz Sid-diq di Jakarta, S e l a s a (31/1).

Pertama adalah amuk massa yang semakin meluas dari sisi geografis dan eska-lasinya semakin meningkat dari sisi mobilisasi massa. "Faktor penyebabnya bera-gam, yang terakhir mengemu-ka adalah isi-isu pertanahan," ungkap Mahfudz serius.

Selanjutnya adalah soal fenomena so- sial ketidakpercay-aan masyarakat terhadap lembaga-lembaga negara baik di eksekutif, legislatif maupun

yudikatif. Hal ini dilihat

d a r i

marak-nya aksi anarkisme yang dilakukan masyarakat, dengan menjadikan kantor-kantor pemerintahan sebagai sasaran. "Kantor polisi diba-kar, kantor pemda dibakar, DPR didemo oleh sekelompok masyarakat hingga mendiri-kan tenda dan bertahan sam-pai sebulan le- bih," ungkap politisi PKS ini.

Mahfudz juga menyo-roti munculnya budaya ke-kerasan yang makin marak. Sehingga jika dilihat, media massa, khususnya sekarang dunia cyber, menjadi media sosialisasi yang bersifat masif terhadap perilaku kekerasan. "Dan ini diyakini mempenga-ruhi sikap perilaku masyarakat yang akhirnya juga permisif terhadap tindakan-tindakan kekerasan," paparnya menye-

salkan. Menurut Mahfudz, kekerasan yang dilakukan secara personal yang juga kian marak terjadi di tengah masyarakat, juga makin mengkhawatirkan.

Karena itu, Mahfudz menambahkan, persolan-persoalan dalam negeri yang terjadi termasuk soal keamanan tersebut, perlu segera dicarikan jalan ke-luarnya. Termasuk reko-mendasi dari BIN untuk mengatasi permasalahan saat ini. “Maka kita akan dengarkan rekomendasi dari BIN untuk atasi per-soalan bangsa ini. Intelijen jangan sampai kecolongan lagi," tutup Mahfudz me- negaskan.

Mahfudz Siddiq

Gamari Sutrisno

Rahman Amin

Page 8: Edisi 9

Edisi FEBRUARi 2012Hot Issue

Anis MattaLuthfi Hasan Ishaaq

IndraAchmad Rilyadi

Jakarta, Suara Keadi-lan – Presiden Partai Ke-adilan Sejahtera Luthfi Hasan Ishaaq, meminta pengurus PKS dari se-luruh Indonesia memberi masukan yang substan-sial dalam Rembug Na-sional PKS tentang RUU Pemilu di Jakarta, Selasa (14/2/).

"Pendidikan politik kepada masyarakat jus-tru lebih penting dari sekedar sistem pemili-han itu sendiri. PKS juga mengedepankan agar Pemilu 2014 dapat ber-jalan tidak hanya lang-sung umum bebas dan rahasia, tetapi juga jujur dan adil seperti selama ini dikampanyekan. Ter-masuk juga, harus bisa berlangsung murah dan mudah," ujar Luthfi.

Hasil evaluasi PKS tentang pemilu 2009 lalu, menurut Luthfi, berlang-sung dengan relatif ma-hal, tidak hanya karena belum dapat dilaku-kannya Pemilu dengan teknologi digital, tetapi juga karena sistem pe-

milu lalu membuat calon ang-gota legislatif mengeluarkan belanja yang besar untuk bisa terpilih.

Itu sebabnya, imbuh Luth- fi, Pemilu 2014 mendatang tidak hanya dilangsungkan dengan demokratis tapi juga sekaligus mudah dan murah. Semua itu bisa diwujudkan bila setiap elemen bangsa mau bersepakat, bahwa Pe-milu adalah wahana untuk menghadirkan pemimpin bangsa yang amanah dan kapabel dalam memimpin bangsa.

Luthfi yang meru-pakan anggota DPR dari Daerah Pemilihan Jawa Timur ini, me-minta Fraksi PKS di DPR memperjuang-kan Pemilu mudah dan murah agar Pemilu tidak menghabis-kan sumber daya eko-n o m i nega-

ra dan masyarakat sedemiki-an besar.

"Pemilu di Indonesia ta-hun 2009 dipercaya adalah pemilu tersulit di dunia, dan juga terlalu banyak pelang-garan di lapangan. Pemilu 2009 juga menimbulkan banyak ketidakjujuran dalam pelaksanaan, baik oleh caleg maupun pelaksana pemilu," tandasnya serius.

Pemilu, Sarana Pendidikan Politik Bangsa

Jakarta, Suara Keadilan - Persoalan keterwakilan perempuan di DPR masih perlu jadi perhatian. Itulah sebabnya Partai Keadilan Sejahtera, tetap memberikan perhatian pada prosentase keterwakilan perempuan ini dengan kuota 30 persen.

"Penting untuk mendo-rong keterwakilan perempuan dalam parlemen kita, agar wajah parlemen kita lebih lembut, lebih feminin," ujar Wakil Ketua DPR yang seka-ligus Sekjen Partai Keadilan Sejahtera Anis Matta, seusai memberikan pembekalan Kaukus Perempuan Politik Indonesia (KPPI) di Jakarta, Rabu, (22/2/).

Menurut Anis, terdapat empat kriteria keterpilihan calon anggota dewan berkua- litas yang perlu dimiliki yaitu integritas, kapasitas, popu-laritas dan modal kemampuan dana.

"Memang sangat sulit un-tuk mempertemukan empat kriteria ini dalam satu figur. Para caleg termasuk caleg perempuan mesti memaksi-malkan kemampuan yang dia paling kuasai, untuk menu-tupi kelemahan pada kriteria yang lain," katanya.

Anis juga mencontohkan,

Proporsional Tertutupuntuk Kuota Perempuan Parlemen

pada pemilu tahun 2004, PKS lemah dalam beberapa hal seperti tak memiliki tokoh na-sional yang bisa diunggulkan dan juga kurang dana hingga beriklanpun sangat terbatas. Akan tetapi keunggulannya, PKS punya kekuatan kader yang solid.

"Itu saja yang kita maksi-malkan, seluruh kader kita kerahkan untuk kampanye door to door, satu kader ketuk pintu sepuluh rumah, dan hasilnya Alhamdulillah kita dapet 45 kursi di DPR," imbuh Anis.

Soal prosentase keter-wakilan, Anis berpandangan sama dengan peraturan yang sebelumnya yaitu kuota 30 persen untuk caleg perempuan. Namun problem yang lebih pen-ting adalah, mendapatkan dukungan masyarakat, apalagi jika tetap akan di-lakukan dengan sistem proporsional terbuka seperti pemilu sebelumnya.

Oleh kare-n a i t u

Anis mengusulkan untuk mendapatkan legisla-tor yang berkualitas dan memenuhi kriteria ke-terwakilan perempuan 30 persen, perlu diberlaku-kan sistem proporsional tertutup.

"Karena dengan sistem yang terbuka seperti pe-milu 2009, popularitas dan modal menjadi penentu se-galanya, tapi belum tentu menghasilkan legislator yang handal dan kredibel," ingat Anis.

Kenaikan BBMKebijakan yang Tak Sejalan dengan UUJakarta, Suara Keadilan - Anggota Komisi VII DPR dari Fraksi PKS Achmad Rilyadi di Jakarta, Rabu (25/1), mengatakan, semua pihak mestinya mematuhi UU Nomor 22 Tahun 2011 tentang APBN 2012 yang meng-amanatkan pem-batasan premium per 1 April 2012. "Semua pihak termasuk pemerintah dan DPR mesti mematuhi UU yang telah di-sepakati ber-sama," ingat-nya.

M e n u r u t Anggota Dewan yang akrab disapa Irel itu, Fraksi P K S

akan tegas menolak opsi ke-naikan harga BBM. "Opsi ke-naikan justru akan menyeng-sarakan rakyat dan industri," katanya.

Selain itu Anggota Komisi DPR dari Daerah Pemilihan DKI Jakarta III ini juga mempertanyakan kesiapan

pemerintah terha-dap pelaksa-

naan pem-batasan d a n k o n -v e r s i ke gas. “Seka-

rang dari m a n a pasokan

LGV (Li-quefied Gas

for Vehicles) dan CNG

(Com-

pressed Natural Gas). Apakah kita harus impor CNG?” tanya Irel.

Dalam pandangan Irel, kesiapan infrastruktur sta-siun pengisian bahan bakar gas (SPBG) masih sangat minim. “Apalagi pemerin-tah hanya berani membang-un 6 stasiun utama dari se-harusnya 30 stasiun utama, sebagai prasyarat persedia-an Bahan Bakar Gas yang memadai,” ungkapnya.

Seperti diketahui se-belumnya, Pemerintah berencana menjalankan pembatasan premium ber-subsidi yang dimulai di wilayah Jabodetabek per 1 April 2012. Selanjut-nya, program akan men-jangkau kota-kota lainnya di Indonesia hingga tuntas 2014. Program pembatasan tersebut sendiri sudah di-amanatkan dalam UU No 22 Tahun 2011 tentang APBN 2012.

Ironis, Pencabutan Perda MirasJakarta, Suara Keadilan - Anggota Komisi III DPR RI dari Fraksi PKS Indra, mengecam keras pencabutan sembilan Peraturan Daerah (Perda) Minuman Keras (mi-ras) yang dilakukan Menteri Dalam Negeri. Ia menilai, Perda miras telah membawa banyak dampak positif bagi kehidupan masyarakat. Ter-bukti mampu mengurangi peredaran miras yang ber-dampak pada penurunan angka kriminalitas dan kerawanan sosial lainnya secara sig-nifikan.

Menurut Indra, Perda itu lahir atas aspirasi masyara-kat yang tidak i-ngin miras djual secara be-b a s .

Tahap pembentukannya telah menempuh proses panjang dengan melibatkan banyak pihak. Ia juga menilai lang-kah Mendagri yang men-cabut Perda Miras itu ironis dan aneh. "Tiba-tiba dengan dasar dan alasan yang sangat lemah, Mendagri mencabut Perda-perda tersebut," ka-tanya di DPR, Selasa (10/1).

Indra menambahkan, pen-cabutan tersebut janggal jika menilik Undang-Undang No-

mor 32 tahun 2004 dan Undang-U n d a n g N o m o r 28 tahun 2 0 0 9 . “ Ti d a k ada lan-

dasan hukum apa pun bagi Mendagri untuk mencabut Perda tersebut, mengingat Perda tersebut sebelum-nya sudah dikaji dan di-setujui oleh Kemendagri sendiri,” keluh Indra.

Masih menurut Indra, alasan bahwa Perda Mi-ras bertentangan dengan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 38 tahun 2007 dan Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 3 tahun 1997, disebut sebagai ala-san mengada-ada. Pasal-nya apabila dilihat secara seksama, Perda Miras tidak sama sekali berten-tangan dengan peraturan-peraturan tersebut. "Perda miras di Indramayu sudah pernah digugat ke MA oleh pengusaha miras, namun gugatan tersebut

ditolak oleh MA," ingat Anggota DPR dari Daerah Pemilihan

Banten III ini.

Page 9: Edisi 9

Edisi FEBRUARi 2012 Hukum & Pemerintahan

Audit Kinerja KPK Percepat Penyelesaian Kasus

Politik UangJatuhkan Wibawa MA

Pemberdayaan IndustriPertahanan DomestikLebih Bermartabat

Jakarta, Suara Keadilan - Komisi III DPR men-dorong pemilihan Ketua Mahkamah Agung secara transparan. Diharapkan tak ada permainan uang dalam pemilihan Ketua MA.

"Saya prihatin men-dengar adanya isu suap terkait dengan pemilihan Ketua MA. Jika sampai terjadi jual beli suara, maka wibawa MA se-laku benteng terakhir pe-negakan hukum dan keadilan di Indonesia akan runtuh, sehingga akan menciderai seman-gat reformasi hukum dan pemberantasan mafia peradilan itu sendiri,"

kata Wakil Ketua Komisi III DPR Nasir Jamil kepada wartawan di Gedung DPR, Selasa (31/1).

Nasir berharap para ha-kim agung menggunakan nurani, sehingga tak meng-halalkan segala cara untuk memenangkan jabatan. "Saya mendesak kepada para hakim untuk menggunakan hati nuraninya dan tidak ter-libat dalam praktik jual beli perkara, karena ini sungguh memalukan dan memilu-kan," imbau Nasir.

Ketua MA, menurut Nasir, memiliki kedudukan yang strategis dalam mem-bawa arah reformasi pera-dilan. Untuk itu Nasir me-minta agar calon Ketua MA

ke depan adalah yang benar-benar memiliki integritas dan kapasitas memimpin pembersihan peradilan dari praktik mafia. "Saya yakin bahwa masih banyak hakim agung di MA yang

mengedepankan akal sehat dan kebeningan hati. Karenanya MA harus meyakinkan publik bahwa pemili-

han ketua MA j a u h d a r i praktek jual beli suara," tandasnya.

Jakarta, Suara Keadilan - Anggota Komisi I DPR Mo-hammad Syahfan Badri Sampurno menyatakan bahwa, pemberdayaan industri pertahanan untuk memenuhi ke-butuhan persenjataan pertahanan negara akan lebih mem-berikan efek positif, bila dibandingkan dengan membeli melalui mekanisme impor. Walaupun produksi dalam negeri dari segi teknologi tidak secanggih produk luar, namun tetap merupakan suatu kebanggaan.

“Saya yakin produksi alat persenjataan dalam negeri lebih memberikan manfaat bila dibandingkan dengan membeli persenjataan impor. Kita harus tunjukkan mar-tabat dan kemandirian bangsa kita. Kemandirian inilah yang akan memunculkan kebanggaan,” ungkap Syahfan seusai rapat kerja dengan Kemenhan/TNI, Selasa (24/12).

“Bikin sendiri lebih independen, dapat dipakai untuk mempertahankan kedaulatan NKRI baik menangkal anca-man dari luar maupun dalam negeri tanpa takut diembargo, diatur-atur, ataupun dibatasi oleh negara produsen senjata tersebut,” jelas Syahfan.

Menurut Syahfan, mosi penolakan parlemen Belanda terhadap penjualan Tank Leopard hendaknya menjadi pe-ringatan bagi pemerintah untuk tidak membeli atau untuk berhati-hati dalam memutuskan pembelian perlengkapan persenjataan dari luar.

“Penolakan parlemen Belanda sebagai peringatan atau isyarat bagi Kemhan/TNI bahwa pembelian tank Leopard ini belum selesai di dalam negeri Belanda sendiri. Ini isu panas, yang belum tentu pemerintah Belanda sendiri mampu mengatasinya. Sudahlah, batalkan saja dan tegaskan harga diri bangsa kita,” cetus Syahfan.

Syahfan juga mengingatkan, bahwa dalam penggunaan Tank Leopard nanti, bisa saja dengan alasan melanggar HAM kita dilarang memakai tank ini untuk menjaga ke-daulatan NKRI. “Saya berharap jangan sampai alutsista yang sudah kita beli dengan uang rakyat ini, kemudian dilarang penggunaannya dengan alasan melanggar HAM. Sehingga dalam pemanfaatannya menjadi terbatas dan malah tidak maksi-mal,” tutup Syahfan.

Jakarta, Suara Keadilan - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) kembali menetapkan tersangka baru dalam Kasus Wisma Atlet. Untuk mempercepat penanganan kasus tersebut, KPK bisa melakukan audit terhadap kinerja pimpinan KPK periode sebelumnya dalam menangani kasus ini. "Menurut saya sebai-knya lakukan saja audit kinerja atas penanganan kasus wisma atlet ini ke-

tika ditangani oleh periode sebelumnya, biar nanti clear," ujar anggota Komisi III DPR Aboe Bakar, Ahad (5/2).

Aboe mengatakan, den-gan audit kinerja diharapakan tindakan KPK atas orang-orang yang disebut dalam persidangan akan dilakukan dengan tepat. Audit ini juga bisa mempercepat proses penanganan wisma atlet dan membongkar kasus hingga ke akarnya. "Jadi tidak hanya berhenti pada Angelina saja,"

jelas politis PKS ini.Menurut Aboe, penetapan

Angelina Sondakh sebagai tersangka baru dalam Kasus Wisma Atlet serta penceka-lannya serta I Wayan Koster selama setahun merupakan perkembangan baru dari kasus ini. Aboe mengapresi langkah KPK yang dinilai sudah menunjukan ‘taring’-nya ini. "Saya kira ini sudah cukup baik, kan kepemimpi-nan KPK jilid 3 ini praktis masih berjalan sekitar satu

bulan kerja saja. Penaikan status Miranda dan Angeli-na merupakan bukti mereka sudah bekerja, ini pertanda baik buat penegakan hukum," tegas Anggota DPR dari Dae-rah Pemilihan Kalimantan Selatan I ini.

Bila ada beberapa pihak yang menyatakan bahwa apa yang dilakukan KPK masih lambat, menurut Aboe hal itu sah-sah saja. Sebab, Abra-ham Samad Cs menerima warisan kasus-kasus terse-

but dari KPK periode sebe-lumnya. "Bisa jadi me-reka terima kasus yang sudah lusuh ataupun bahkan rusak," cetus Aboe.

Aboe Bakar

Syahfan Badri Sampurno

Nasir Jamil

Jakarta, Suara Keadilan - Anggota Panitia Kerja Rancangan Undang-Un-dang Perlakuan Khusus Provinsi Kepulauan, Aus Hidayat Nur menegas-kan, bahwa kondisi geo-grafis Indonesia yang lebih banyak wilayah perairan daripada daratan, memer-lukan pemahaman yang integral tentang pemban-gunan kawasan perairan. Hal ini disampaikan Aus di Jakarta, Senin (13/2).

Menurut Aus, pusat pertumbuhan wilayah per-airan dapat dilaksanakan pada provinsi yang se-bagian besar wilayahnya merupakan daerah per-airan. “Pemerintah pusat tidak mungkin melak-sanakan pembangunan di seluruh daerah perairan yang ada di Indonesia karena jangkauannya ter-lalu luas. Oleh karena itu pemberian peran dan sa-rana penunjang yang me-

Pembangunan Daerah PerairanButuh Akselerasi

madai, akan mampu meng-akselerasi pembangunan daerah perairan,” ungkap politisi senior PKS ini.

Dalam pandangan Aus, pembangunan yang dilaku-kan oleh pemerintah ma-sih terfokus pada wilayah daratan sehingga berbagai sarana dan prasarana yang tersedia lebih banyak berada pada daerah daratan. Aki-batnya karena minim sarana dan prasarana, untuk hal sama, daerah perairan akan mengeluarkan energi lebih banyak dibanding wilayah daratan. “Dengan kondisi yang sama maka, sudah dapat dipastikan wilayah perairan akan mengalami kelambatan dalam pemba-ngunan,” terang Legislator Dapil Kalimantan Timur ini.

Aus sepakat de-ngan masukan Tim K e r j a s a m a Provinsi Ke-pulauan. Ma-sukan terse-

but mengusulkan agar pada dasarnya perlakuan khusus terhadap Daerah Kepulau-an (Provinsi maupun Ka-bupaten/Kota), merupakan suatu proses perlakuan dalam ke- b i -j a k a n pemer-i n t a h t e r h a -dap ak-t iv i t a s penye-l e n g -garaan pemer-intahan, pelaksa-n a a n pem-

bangunan dan pelayan-an kepada masyarakat daerah, yang didasar-kan pada karakteristik daerah kepulauan.

“Saya kira undang-undang ini akan men-jadi semacam lex spesialis dari undang-undang 32 tahun 2004, seperti pemberlakuan otonomi khusus di papua dan di Nagroe Aceh Darusalam,” im-buh Aus.

Aus Hidayat Nur

Page 10: Edisi 9

Edisi FEBRUARi 2012Hukum & Pemerintahan

Hapus BPP Pemilu

Untuk KeadilanPertimbangkanFaktor SosiologisDalam Pengadilan Anak

Maraknya Politisasi PNS

Dalam Pemilukada

Jakarta, Suara Keadilan - Praktik politisasi Pega-wai Negeri Sipil (PNS) Pemerintah Daerah dalam ajang Pemilihan Umum Kepala Daerah (Pemi-lukada) makin marak terjadi. Bukan hanya dalam bentuk memobili-sasi kalangan PNS untuk mendapatkan dukungan, namun juga telah sampai

mengintervensi struktur ja-batan di birokrasi pemerin-tahan daerah.

Menurut Anggota Komisi II DPR RI Yan Herizal, se-lama proses pemilukada ini telah banyak PNS daerah yang menjadi sasaran kon-flik kepentingan dan dalam posisi dilematis. “Jika bersi-kap netral, ia bisa dikucilkan. Namun jika menjadi pendu-

kung incumbent dan kemu-dian kalah, maka posisinya secara struktural akan teran-cam disingkirkan,” ungkap Yan dalam rapat kerja ber-sama Menteri Dalam Negeri (Mendagri) di ruang rapat Komisi II DPR, Senin (30/1).

Menurut Yan, Mendagri seharusnya segera mengam-bil tindakan untuk mengatasi hal tersebut. Politisasi terha-

dap birokrasi daerah, lanjut Yan, akan dapat dicegah jika Mendagri konsiten dan tegas menerapkan UU No. 32/2004 tentang Pemerintah Daerah yang melarang PNS dipolitisasi. “Apalagi telah ada pula Peraturan Peme-rintah (PP) nomor 53 tahun 2010 tentang disiplin PNS, keduanya sama-sama dengan tegas memberi sanksi jika ada dugaan keterlibatan PNS dalam politik praktis,” tegas Anggota DPR dari Daerah Pemilihan Sulawesi Teng-gara ini.

Dalam kesempatan terse-but, Mendagri mengaku merasa tidak nyaman atas tindakan penetrasi elit poli-tik di beberapa daerah ter-hadap struktur birokrasi. Ia bahkan pernah menegur satu pemerintah provinsi karena

melakukan mutasi terhadap beberapa orang PNS tanpa prosedur dan alasan yang sesuai peraturan perundang-undangan.

Namun sayangnya, Mendagri men-gakui tidak bisa berbuat banyak terhadap marak-nya politisasi terhadap struk-tu r b i rokras i di daerah itu. Mendagri beralasan ba-nyaknya instansi pemda di beberapa daerah yang b e r g e r a k sendi r i -s e n -

diri. Selain itu peraturan yang ada tentang kepega-waian Pemda hanya me-nempatkan Kemendagri se-

bagai penanggunjawab adminsitratif.

Yan Herizal

Semarang, Suara Keadi-lan - PKS mengusulkan penghapusan Bilangan Pembagi Pemilih (BPP) pada metode penghitungan suara menjadi kursi di Pe-milu 2014, yang termaktub dalam penyelesaian Ran-cangan Undang Undang Pemilihan Umum. Metode pengganti yang ditawarkan menggunakan metode di-visor varian saintelaque/webster.

”Kami menginginkan pemilu ini berlangsung adil dari proses sampai hasilnya. Metode divisor lebih menawarkan ke-adilan bagi semua pihak karena hasil suara lebih dihargai,” terang anggota Panitia Khusus RUU Pe-milu Agus Purnomo, Ahad (18/12), pada Rapat Pim-pinan Wilayah DPW PKS Jawa Tengah di Semarang.

Legislator Dapil Da-erah Istimewa Yogyakarta (DIY) tersebut menjelas-kan, Pemilu 2009 yang menggunakan metode

pembagian kuota cende-rung merugikan partai besar. Dalam sistem Pemilu 2009, partai yang memperoleh 230.000 suara akan berpe-luang mendapat kursi yang sama dengan partai yang memperoleh 31.000 suara, karena bilangan pembagi pemilihnya (BPP) sebesar 200.000 suara.

“Partai yang mendapat 230.000 suara akan mendapat satu kursi penuh dengan menyisakan 30.000 suara. Selanjutnya, dalam pembagian kursi sisa, partai terse-but akan kalah dengan partai yang mendapat 31.000 suara. Arti-nya, kedua partai itu sama-sama mendapat satu kursi meski perolehan sua-ranya berbe-da jauh,” u n g -

kap Anggota Komisi II DPR ini.

Menurut Agus, perlu ada metode yang menjamin ke-adilan bagi partai besar, partai menengah, dan partai kecil dalam memperhitungkan perolehan suara hasil pemilu. “Sistem divisor modifikasi dengan bilangan pembagi 1, 4, 3, 5 tentunya sedikit ba-nyak memberikan keadilan atas perolehan suara,” pung-kasnya.

Agoes Poernomo

Jakarta, Suara Keadilan - Undang Undang Nomor 3 Tahun 1997 tentang Pen-gadilan Anak dalam pelak-sanaannya dianggap masih perlu penyempurnaan. Hal ini terkait dengan dasar pertimbangan sosiologis dan yuridis peran dan tu-gas masyarakat, pemerin-tah dan lembaga negara lainnya yang berkewajiban dan bertanggungjawab untuk meningkatkan ke-sejahteraan anak, serta memberikan perlindu- ngan khusus kepada anak yang berhadapan dengan hukum. Hal ini disampaikan A n g g o t a Komisi III DPR Adang Daradjatun di Jakar-ta, Jum'at (17/2).

Menurut Adang,

dasar yuridis UU Peradilan Anak adalah pandangan hid-up bangsa Indonesia dalam berbangsa dan bernegara, yaitu Pancasila. Sedangkan landasan sosiologisnya beru-pa perwujudan pelaksanaan lembaga peradilan pidana anak terkait mental, fisik dan sosial anak. Adang sendiri menyesalkan tindak pidana anak, yang dewasa ini secara kuantitas dan kualitas cender-ung meningkat dibandingkan de-ngan orang tindak pidana lain. Bakan nyaris semua tin-dak pidana yang dilakukan oleh orang dewasa dilakukan

pula oleh anak-anak. "Ber-bagai faktor penyebab-

nya adalah keadaan sosial ekonomi yang

kurang kondusif, pengaruh global-

isasi dalam bidang komunikasi dan in-formasi, hiburan,

perkembangan ilmu penge-

tahuan dan peruba-

h a n

gaya hidup," tutur mantan Wakil Kepala Polisi Re-publik Indonesia (Waka-polri) ini.

Karena itu Adang men-gusulkan beberapa sub-stansi yang harus secara tegas ditentukan dalam rancangan undang-undang antara lain, penempatan anak yang menjalani pro-ses peradilan ditempatkan dalam tempat penahanan khusus anak, lembaga sosial, dan/atau lembaga pemasyarakatan khusus anak (lembaga pembinaan khusus anak).

Terlepas dari proses peradilan anak, Adang menambahkan, jika mu-syawarah dapat optimal di-lakukan bahkan diperoleh jalan damai, maka hasil musyawarah lebih me-mungkinkan untuk dite-rapkan kepada anak-anak "Bisa dengan mengem-balikan kepada orang tua dan atau membayar ganti kerugian kepada korban. Sementara rekomendasi ke arah proses selanjutnya (pengadilan -red) hendak-nya menjadi upaya dan pi-lihan terakhir (ultima-tum remedium)," demikian tutup Anggota DPR Dapil DKI III ini.

Adang Daradjatun

Page 11: Edisi 9

Edisi FEBRUARi 2012

Jakarta, Suara Keadilan - Terganggunya berbagai armada transportasi laut dan udara akibat mem-buruknya kondisi cuaca yang ditandai angin ken-cang, akan secara signifikan m e m -pengaruhi p r o s e s distribusi pangan di berbagai w i -

layah Indonesia. Menurut Anggota Komisi IV DPR Ma'mur Hasanuddin, dalam beberapa pekan ke depan beberapa wilayah Indonesia hanya akan mengandalkan cadangan stok pangan di wi-

layah masing-masing atau mengandalkan produksi pangan setempat.

Menurut Ma’mur, cuaca buruk kali ini seharusnya menjadi

pengingat pemerintah pusat dan daerah

untuk mem-perkuat ca-dangan stok pangan dae-rah. “Pe-m e r i n t a h Pusat dapat

memegang kendali aturan dan manajemen stok pangan nasional, namun pada peng-uatan cadangan stok pangan daerah sebaiknya pemerin-tah pusat dan daerah dapat bersinergi untuk tujuan ketahanan pangan daerah, yang berimplikasi pastinya pada ketahanan pangan nasional,” jelas Ma'mur di DPR, Kamis (26/1).

Mengenai terganggu-nya distribusi pangan di berbagai wilayah daerah di Indonesia yang diperkirakan berlangsung hingga Maret mendatang, Ma'mur meng-ingatkan bahwa tidak hanya proses distribusi saja yang akan sangat berdampak sig-nifikan terhadap penyebaran

bahan pangan, namun juga pada proses produksinya.

Untuk itu, Ma'mur me-minta pemerintah, untuk memastikan proses pro-duksi bahan pangan tidak mengalami kegagalan yang berarti. Terutama pada pro-duksi padi, awal semester adalah proses dilakukannya panen raya. “Pemerintah se-baiknya antisipatif terhadap cuaca yang tidak menentu ini, agar kegagalan panen raya tidak banyak terjadi sehingga pemenuhan kebutuhan ca-dangan stok beras nasional di tahun 2012 sebanyak 3 juta ton dapat tercapai,” pungkas Anggota DPR dari Daerah Pemilihan Jawa Barat II ini.

Infrastruktur, Agraria & Transportasi

Stop Peningkatan

Impor Pangan

Antisipasi PanganKarena Cuaca Buruk

Alih Fungsi Mangrove Rusak Keseimbangan

Tindak TegasPembalak Liar

Jakarta, Suara Keadi-lan - Anggota Komisi IV DPR Habib Nabiel Al-Musawa, mendesak Kementerian Perdaga-ngan dan Badan Urusan Logistik (Bulog) untuk segera mengevaluasi im-por pangan yang makin meningkat. Hal ini ber-dasarkan data realisasi impor komoditas pangan dari Badan Pusat Statis-tik (BPS) yang sampai November 2011 terus meningkat, diantaranya realisasi impor beras 2,1 juta ton (Rp 10,6 triliun), jagung 2,9 ton (Rp 8,61 triliun), kedelai 1,7 juta ton (Rp 9,38 triliun), serta biji gandum dan meslin 4,72 juta ton (Rp 17,02 triliun). Desakan ini disampaikan Nabiel di DPR, Rabu (14/12).

Nabiel mengkha-

watirkan pertambahan ko-moditas pangan impor akan menurunkani harga ba-han pangan lokal, terutama menjelang hari-hari besar keagamaan dan tahun baru. Karena itu peran Menko Perekonomian juga patut dipertanyakan. “Mengapa Menko Perekonomian seb-agai koordinator tidak beru-saha untuk memenuhi kebu-tuhan dalam negeri, melalui penggunaan produksi dalam negeri dan membenahi pembangunan pertanian?” tanya Nabiel menyesalkan.

Menurut Nabiel, semes-tinya Pemerintah melalui Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian ti-dak perlu lagi mengimpor pangan, jika pembangunan pertanian (termasuk pe-ternakan) berfokus pada komoditas dan lokasi. “Pemerintah harus me-

ngurangi impor komoditas pangan atau ketergantungan terhadap produk pangan luar negeri dan membenahi pembangunan pertanian,” ingatnya.

Untuk itu, lanjut Nabiel, Pemerintah perlu menga-rahkan pembangunan per-tanian melalui pendekatan kawasan sentra produksi, baik mengembangkan kawasan yang ada (ex-isting) maupun kawasan baru. Kawasan sen-tra produksi tersebut mengembangkan ko-moditas strategis dan unggulan, yaitu k o m o d i t a s pangan dan n o n - p a -n g a n . “Pangan a d a l a h hal yang s t r a t e -

gis bagi sebuah bangsa. Karena itu tingginya ang-ka import pangan meru-pakan bukti nyata bahwa Kementerian Koordina-tor bidang Perekonomian kurang peduli terhadap pertumbuhan petani lo-kal,” tutup Anggota DPR dari Daerah Pemilihan

K a l i m a n t a n Selatan ini tegas.

Jakarta, Suara Keadilan - Anggota Komisi IV DPR RI Hermanto meminta Kementerian Kehutanan me-nindak tegas para pelaku illegal logging (pembal-akan liar), yang semakin merajalela di Sumatra dan Kalimantan. "Komisi IV secara tegas meminta Men-hut untuk menindak tegas pelaku illegal logging ini, khususnya di Riau dan di Kalimantan Selatan," imbau Hermanto di Jakarta, Rabu (25/1).

Terkait hal itu, ia menambahkan, Menhut harus segera mengambil langkah-langkah strategis meng-atasi persoalan illegal logging itu sebelum seluruh hutan yang ada di Indonesia hancur.

Lebih lanjut dia mengutip laporan Forest Watch Indonesia (FWI) yang dirilis tahun 2011, mengenai Potret Keadaan Hutan Indonesia 2000-2009. Dari data itu disebutkan bahwa dalam kurun waktu 60 ta-hun terakhir, tutupan hutan di Indonesia berkurang dari 162 juta ha menjadi hanya 88,17 juta ha pada tahun 2009. "Luasan itu setara dengan sekitar 46,3 persen dari luas total daratan Indonesia. Periode tahun 2000-2009, luas tutupan hutan Indonesia yang terde-forestasi adalah sebesar 15,15 juta ha, dan deforestasi terbesar terjadi di Kalimantan yaitu sekitar 5,5 juta ha (36,3 persen)," paparnya.

Selain itu, hutan lindung yang terdeforestasi sebe-sar 2 juta ha, sementara pada Kawasan Konservasi kurang lebih 1,27 juta ha. Pada tahun 2009 tutupan hutan di lahan gambut sekitar 10,77 juta ha atau seki-tar 51 persen dari luas lahan gambut Indonesia. "Pe-riode tahun 2000-2009 tutupan hutan di lahan gam-but mengalami deforestasi seluas 2 juta ha dengan sebaran deforestasi terluas terjadi di Sumatera yaitu sekitar 0,98 juta ha. Laju deforestasi pada periode ta-hun 2000-2009 adalah sebesar 1,5 juta ha per tahun, dengan laju deforestasi terbesar di Kalimantan yaitu sekitar 551 ribu ha per tahun," kata Anggota DPR dari Daerah Pemilihan Sumatera Barat I ini.

Menurut Hermanto, tahun 2020 diperkirakan tu-tupan hutan di Jawa akan habis dan pada tahun 2030 tutupan hutan di Bali-Nusa Tenggara juga akan habis. Padahal, ia menambahkan, hutan Indonesia adalah paru-paru dunia. Setiap kerusakan yang terjadi pada hutan Indonesia juga akan mengakibatkan berkurang-nya pasokan udara bagi dunia. "Hutan Indonesia yang begitu kaya dengan keanekaragaman hayati-nya, tentu harus te- rus dijaga demi menyelamatkan k e r a g a m a n biologis yang ter- kandung di dalamnya. Den- gan makin tingginya il- legal logging akan berdam- pak pada terjadinya ben- cana seperti banjir dan long- s o r , " t u t u p n y a menging-atkan.

Hermanto

Jakarta, Suara Keadilan - Rencana menga-l i h k a n f u n g s i kawasan mangrove m e n j a d i kebun sawit dikha-

watirkan dapat menggang-gu sumber penghasilan nelayan dan kestabilan produktivitas perairan. Demikian disampai-kan Anggota Komisi IV DPR RI Tamsil Linrung di Senayan, Rabu (25/1).

“Menurut data dari Kesatuan Nelayan

Tradisional I n d o -

nesia

(KNTI) Sumatra, terdapat 20.100 hektar kawasan mang-rove yang telah dialihfung-sikan menjadi kebun sawit, yang kalau tidak dikontrol bisa berbahaya,” ungkap Tamsil.

Alih fungsi lahan mang-rove, lanjut Tamsil, selain berdampak pada menurunnya produksi ikan, juga meng-akibatkan abrasi pantai. Alih alih meningkatkan kese-jahteraan nelayan, peruba-

han fungsi lahan ini hanya berujung pada keuntungan sepihak tanpa memperhati-kan kesejahteraan masyara-kat pesisir dan keseimbangan lingkungan pesisir dan laut.

“Kawasan mangrove ja- ngan sampai dirubah fung-sinya, karena kawasan ini menjadi tempat pemijahan dan mencari makan bagi biota di perairan tersebut. Jika dirubah fungsinya, apa-lagi dalam jumlah yang luas,

maka akan merusak siklus pertumbuhan biota laut, terutama ikan yang menjadi komoditas utama para ne-layan hingga saat ini,” kata Anggota DPR dari Daerah Pemilihan Sulawesi Selatan ini. .

“Amanat Undang Un-dang Dasar Negara Repub-lik Indonesia pasal 33 adalah mengelola sumber daya alam untuk kemakmuran rakyat. Nelayan adalah bagian dari

rakyat Indonesia yang masih dalam kemiskinan. Maka, sudah selayaknya pemerintah dalam hal ini Kemenhut (Kemen-terian Kehutanan –red) dan KKP (Kementerian Kelautan dan Perikanan -red) segera menidak-lanjutinya sebagai bukti menjalankan amanat kon-stitusi,” ingat Tamsil.

Nabiel Al Musawwa

Ma’mur Hasanuddin

Tamsil Linrung

Page 12: Edisi 9

Edisi FEBRUARi 2012Infrastruktur, Agraria & Transportasi

Revisi UU Jasa Konstruksi

Menjawab TantanganIndustri

Kecelakaan Maut Tugu TaniSANKSI BERAT UNTUK PELANGGAR UNDANG-UNDANG

Jakarta, Suara Keadilan - Kondisi jasa konstruksi saat ini dirasa mendesak dibenahi dengan memperkuat peran pembinaan pemerintah pada sektor ini. Demikian disampaikan Anggota Komisi V DPR Iskan Qolba Lubis di Jakarta, Selasa (7/2). Karena itu dibahasnya revisi Undang-Undang Jasa Konstruksi pada masa sidang periode ini harus dapat menampung seluruh aspirasi masyarakat.

“Banyak hal yang harus segera dirumuskan dalam penyempurnaan UU Jasa Konstruksi ini untuk men-jawab tantangan yang ada di depan, tidak hanya untuk menyelesaikan masalah yang sudah ada,” papar Iskan.

Menurut Anggota DPR dari Daerah Pemilihan Su-matera Utara II ini, revisi UU Jasa Konstruksi harus menjamin tanggung jawab penyelenggara dan penyedia jasa konstruksi dalam menjamin ketersediaan pembia-yaan, transaksi dan pengikatan kontruksi.

“Penyelenggara dan penyedia harus mengutamakan penggunaan bahan konstruksi, komponen dan jasa produksi dalam negeri. Sementara tenaga ahli dan te-rampil asing harus mempunyai sertifikasi kompetensi yang disetarakan dengan standar kompetensi Indonesia,” jelas Iskan.

Iskan menambahkan, bahwa pemerintah harus melaksanakan pembinaan terhadap badan usaha jasa kontruksi kecil, agar memiliki daya kemampuan lebih baik lagi dan diberikan kesempatan untuk berkom-petisi pada kelas yang lebih t inggi. “Agar perkemban- gan industri konstruksi dalam negeri sehat dan kian berkuali- tas,“ pung-kas Iskan.

Jakarta, Suara Keadi-lan - Banyaknya penum-pang yang naik Kereta Rel Listrik (KRL) Ekonomi hingga ke atap, lebih dise-babkan tidak sebanding-nya jumlah penumpang yang ada dengan jumlah rangkaian KRL Ekonomi. Pihak PT Kereta Api In-donesia (PT KAI) seha-rusnya tidak hanya men-tertibkan para penumpang diatap kereta, namun juga memberi solusi, salah sa-tunya dengan menambah jumlah rangkaian KRL Ekonomi.

Demikian dikatakan anggota Komisi V DPR Yudi Widiana Adia di Jakarta, Minggu (22/1). Yudi mengaku kaget de-ngan pernyataan Kepala Daerah Operasi (Daop) I PT KAI yang akan meng-hapus KRL Ekonomi dan

Tak SeharusnyaKRL Ekonomi Dihapus

Terbitkan Juklak, Dukung Putusan MK

secara diam-diam mengu-rangi jumlah rangkaian KRL Ekonomi. “Jangan justru menghapus KRL Ekonomi, bahkan seharusnya ditambah jumlahnya agar tersedia ger-bong yang cukup. Lihat saja faktanya di lapangan, masih banyak kok rakyat kita yang membutuhkan,” tegas Yudi.

Lebih lanjut Yudi menga-takan, rencana penghapusan KRL ekonomi sama sekali belum pernah dibahas di DPR. PT KAI dan Kemen-terian Perhubungan tidak bisa memutuskan begitu saja tanpa meminta persetujuan rakyat melalui wakilnya di DPR. Di negara maju seka-lipun, transportasi publik itu menjadi bagian dari tang-gungjawab pemerintah me-layani rakyatnya. “Sepanjang yang saya ingat, belum ada pembahasan soal pengha-pusan KRL ekonomi,” ujar

Yudi.Untuk itu lanjut Yudi,

dirinya mengusulkan agar Komisi V DPR segera me-manggil pihak PT KAI dan Kementerian Perhubungan untuk meminta penjelasan. Yudi mengaku tidak setuju penghapusan KRL Ekonomi, mengingat masih banyak rakyat yang membutuh-kannya. Sementara soal biaya operasional, itu masih menjadi bagian tanggungjawab peme- rintah untuk memberi subsidi. “Bukankah pemerintah beren-cana mengha-pus BBM s u b s i d i , l a n t a s meng-a p a s u b -

sidi itu tidak dialihkan saja untuk memenuhi kebutuhan rakyat terha-dap angkutan publik yang nyaman dan aman namun terjangkau?” tanya Ang-gota DPR dari Daerah Pemilihan Jawa Barat IV

ini retoris.

Jakarta, Suara Keadi-lan - Peristiwa kecelakaan maut yang menewaskan 9 orang pejalan kaki di Tugu Tani pada Akhir Januari lalu, seharusnya bisa dihindari jika pe-naatan hukum terhadap peraturan lalu lintas disa-dari oleh masyarakat. Hal ini disampaikan Anggota Komisi V DPR Sigit Soe-siantomo di Jakarta, Rabu (25/1).

Berdasarkan berbagai informasi yang diterima-

nya, Sigit menyatakan bah-wa kesalahan yang dilaku-kan tersangka berinisial AS sangat banyak. “Padahal, satu kesalahan saja sudah berpotensi besar menimbul-kan kecelakaan lalu lintas. Setidaknya beberapa kes-alahan fatal yang dilakukan oleh tersangka, mulai dari mengemudi dalam keadaan mabuk hingga tidak bisa membedakan antara pedal gas dan pedal rem dan memacu kendaraan di atas kecepatan maksimum yang diizinkan

di dalam kota,” papar politisi PKS dari Daerah Pemilihan Jawa Timur ini.

Un tuk i t u , S ig i t menekankan bahwa pro-gram menuju Tingkat Ke-celakaan Minumum/Road Map To Zero Accident dari pemerintah dapat berjalan dengan baik jika prasyarat penaatan peraturan lalu lin-tas telah diterapkan. Menurut Sigit, untuk mengembalikan kewibawaan pemerintah agar peraturan lalu lintas di-taati warga, Pemerintah dapat

mulai melakukannya dengan menjatuhkan sanksi sebe-rat-beratnya pada tersangka AS. “Paling tidak hukuman penjara seumur hidup tanpa mendapatkan remisi. Kare-na perbuatan AS tak hanya membahayakan dirinya sen-diri, namun juga orang lain di jalanan umum” tegas Sigit.

“Hal ini karena tindakan pemerintah ini selain akan menimbulkan efek jera, juga akan memudahkan pelaksa-naan program yang meru-pakan perintah Undang-Un-

dang No. 22 Tahun 2009 (tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan –red), dengan melibatkan ma-syarakat untuk patuh,” pungkas Sigit.

Iskan Qolba Lubis

Yudi Widiana Adia

Sigit Soesiantomo

Jakarta-Suara Keadi-lan - Putusan Mahkamah Konstitusi no 27/PUU-IX/2011 Perihal Penguji-an UU no 13/2003 tentang Ketenagakerjaan dengan UUD 45 memberikan na-fas baru bagi pengaturan hubung-an kerja dengan sistem Perjanjian Kerja Waktu Tertentu (PKWT) dan outsourcing. Secara umum putusan ini mem-berikan harapan terlin-dunginya hak-hak nor-matif pekerja.

“Aturan yang tidak te-gas saat ini telah meng- akibatkan rendahnya perlindungan terhadap hak-hak normatif pekerja, terutama untuk pekerja dengan sistem hubungan kerja PKWT dan out-sourcing. Putusan MK ini telah berupaya me-lindungi hak-hak normatif pekerja tersebut”.

Demikian diungkap-

kan oleh HM Martri Agoeng selaku Anggota Komisi IX DPR RI (18/1).

Lebih lanjut Martri men-gungkapkan perlu ada penaf-siran yang lebih lugas dari putusan MK ini. Bahasa hukum dalam putusan MK ini masih membuka peluang untuk munculnya beragam penafsiran, dan penafsiran yang bertolak belakang akan berpotensi menimbulkan ge-jolak di tengah masyarakat. Hal ini terutama untuk amar putusan yang menyatakan bahwa PKWT dalam pasal 66 ayat (2) huruf b pada UU 13 / 2003 bertentangan dengan UUD 45 dan tidak memiliki kekuatan hukum mengikat sepanjang yang disyaratkan oleh MK.

Sementara masih ada klausul pertimbangan pada poin (3-16) yang menyebut-kan bahwa hubungan kerja antara pekerja dengan peru-sahaan outsourcing saat

ini tidak terbukti menye-babkan sistem outsourcing merupakan modern slavery. Hal ini tetap menjadi lob hole yang harus diwaspadai, kare-na masih membuka peluang untuk menerapkan outsourc-ing secara liar.

Oleh karena itu, Ketua Bidang Bu-ruh Petani Nelayan D P P PKS ini m e n g -harap-k a n semua p i h a k memiliki s e m a n -gat yang s a m a untuk me-

matuhi putusan MK. Pihak Kemenakertrans harus secepatnya berkoor-dinasi dengan DPR untuk menerbitkan petunjuk pelaksanaan dari putusan MK ini, agar tidak muncul berbagai gejolak akibat penafsiran yang berbeda. Semangat putusan MK

untuk melin-dungi hak berserikat, jaminan sosial, upah, masa kerja, dan waktu kerja harus dituang-kan dalam sebuah pe-tunjuk pelaksanaan

yang aplikatif dengan kon-

disi di lapan-

gan.

Martri Agoeng

Kesejahteraan Rakyat

Page 13: Edisi 9

Edisi FEBRUARi 2012

Kecelakaan Maut Tugu TaniSANKSI BERAT UNTUK PELANGGAR UNDANG-UNDANG

URGENSI

REFORMASID P R - R I

PARLEMEN

Foto

-foto

: Za

kari

a/ F

PKSD

PRRI

dan

Dok

. Ist

imew

a

Page 14: Edisi 9

Edisi FEBRUARi 2012Amandemen UUD 1945 telah mengembalikan fungsi DPR sebagai lembaga kontrol ter-hadap pemerintah. Namun hingga kini kinerja DPR dipan-dang masih jauh dari harapan. Citra DPR masih buruk di mata publik: Kinerja rendah, tidak

disiplin, korup, moralitas dan etika rendah. Di samping itu, Produk lembaga legislatif belum memberi dampak signifikan bagi perbaikan kehidupan bangsa.

Idealnya dengan fungsinya yang kuat itu DPR RI lebih berdaya dalam kerja fungsionalnya. Dengan par-lemen yang kuat maka dapat terbangun sistem checks and balances yang berkualitas antara Dewan dan Pe-merintah. Namun, ternyata keterbukaan saja belum cukup untuk menghasilkan DPR yang kuat. Lemahnya kapasitas dan kinerja anggota DPR menyebabkan DPR tampak masih ”tak berdaya” di hadapan pemerintah.

Sebenarnya, upaya perbaikan terus dilakukan untuk meningkatkan kinerja dan menghilangkan citra negatif. Tahun 2006 DPR membentuk Tim Kajian Peningka-tan Kinerja Dewan (TKPKD) yang bertujuan untuk melakukan pemetaan terhadap permasalahan yang dihadapi DPR RI yang diidentifikasi menjadi hambatan dalam pelaksanaan tugas dan fungsinya, serta mencari penyebab terjadinya masalah tersebut. Tim ini berhasil menghasilkan solusi dan rekomendasi bagi peningkatan kinerja Dewan. Namun, telah lima tahun berjalan kinerja dan citra DPR tak kunjung mengalami perbaikan.

Bila ditelusuri lebih mendalam, meski DPR di era reformasi merupakan hasil pemilu demokratis, namun struktur dewan dan sistem pendukung dewan masih menggunakan pola lama. Akibatnya, sistem dan pola kerja di internal DPR RI masih seperti dulu. Sejauh ini telah dilakukan perubahan dan penyempurnaan Pera-turan Tata Tertib (Tatib) DPR RI guna meningkatkan kinerja Dewan. Tapi, ternyata penyempurnaan Tatib DPR RI tak kunjung memperlihatkan perbaikan.

Dari kajian yang dilakukan Fraksi PKS, ternyata perubahan tak cukup hanya sebatas tatib. Harus dila-kukan perombahan mendasar yang akan mengubah mindset sekaligus meningkatkan kinerja DPR. Dan untuk memperbaiki kinerja Dewan, Fraksi PKS men-desak Pimpinan DPR RI untuk melakukan beberapa langkah perubahan, yaitu:

Saat ini ada tiga area dan pelaku yang terdapat di dalam DPR, yaitu area politik yang dilakukan oleh para anggota DPR, administratif yang dikerjakan oleh sekre-tariat jenderal (sekjen) dan keahlian yang dilakukan oleh Badan Fungsional Keahlian (BFK).

Berdasarkan pembagian area kerja kelembagaan DPR, maka reformasi struktur DPR diarahkan pada penempatan tugas dan fungsi DPR beserta supporting system-nya secara jelas dan proporsional. Caranya dengan melakukan pembenahan DPR dan melakukan pemisahan secara jelas antara tugas administrasi dan keahlian pada supporting system DPR.

Dalam konteks UU No. 27 Tahun 2009 tentang MD3, Area kerja utama lembaga DPR adalah politik yang dilaksanakan oleh Anggota DPR RI. Dua area kerja lainnya merupakan supporting system terhadap area utama, dimana dukungan keahlian dilaksanakan oleh BFK dan dukungan administrasi dilaksanakan oleh Setjen. Ketiga area kerja tersebut harus menjalankan perannya secara sistematis dan sinergis untuk mewu-judkan lembaga parleman yang efektif dan berkualitas (produktif dan akuntabel).

DPR melaksanakan pekerjaan-pekerjaan politik yang bersifat strategis, BFK memberikan dukungan riset dan analisis terhadap berbagai pilihan kebijakan yang akan diputuskan oleh DPR, dan Setjen memberikan dukungan teknis administrasi dalam proses kebijakan DPR.

Pembagian tugas ketiga content beserta para pemain utamanya akan menjadikan dukungan anggota DPR menjadi lebih optimal dan pelaksanaan fungsi DPR menjadi terarah dan energi yang dikeluarkan anggota DPR juga efektif.

Selain itu, secara pencitraan juga akan lebih ter-

jaga dari issue-issue teknis adminstratif yang justru meruntuhkan citra dewan. Belakangan ini, mengenai urusan rumah tangga DPR yang bersifat administratif dan teknis sangat mendominasi isu yang keluar dari gedung dewan. Lebih buruknya, soal-soal rumah tangga dewan telah menguras besar-besaran energi bangsa untuk memperdebatkannya, padahal hal tersebut tidak hubungan secara langsung pada penyelesaian persoalan bangsa.Sebagai contoh perdebatan non substantive soal pembangunan gedung DPR, renovasi toilet, pengadaan pengharum ruangan hingga renovasi areal parkir dan ruang rapat Banggar telah menguras energy bangsa

Dengan menegaskan bahwa area kerja teknis ad-ministratif dikerjakan oleh Setjen, maka DPR tidak lagi aktif memproduksi isu-isu di luar fungsinya yaitu pengawasan, legislasi dan anggaran. Pembagian ketiga area yaitu DPR sebagai lembaga politik, Sekjen dan BFK juga akan berdampak pada efektifnya pelaksanaan fungsi serta berkualitasnya produk pelaksanaan fungsi bagi anggota dewan. Produk legislasi dan anggaran akan dikaji secara komprehensif oleh sebuah tim ahli dalam sebuah law centre dan budget house yang bekerja profesional dengan ketrampilan spesifik.

UU No.27 tahun 2009 tentang MD3 menegaskan ba-hwa untuk mendukung kelancaran pelaksanaan Tugas dan wewenang DPR, maka dibentuk sekretariat Jenderal (sekjen) DPR. Sesuai dengan pasal 393 ayat (6), Ketentuan mengenai tata cara pemilihan dan tata cara pertanggung-

Reformasi Struktur DPRdan Sekretariat Jenderal (Sekjen)

Menetapkan PeraturanMengenai Tata Cara Pemilihandan Pertanggungjawaban Sekjen

Suasana Rapat Sidang Paripurna DPR RI

Page 15: Edisi 9

Edisi FEBRUARi 2012

No. Status Kepegawaian Jumlah (Orang)

No. Penugasan Jumlah (Orang)

1. Pegawai Negeri Sipil (Termasuk 96 CPNS) 1443

Tabel Jumlah Pegawai Sekretariat Jenderal DPR RI

Tabel Jumlah Tenaga Fungsional Sekretariat Jenderal DPR RI

1. Medis dan Paramedis 33

2. Honorer Perumahan 52

2. Arsiparis 19

3. Honorer Gedung dan Tamu (Dungtam) 20

3. Pustakawan 7

4. Honorer Pengamanan dan Pengendalian (Pamdal) 53

4. Pranata Komputer 19

5. Tenaga Kontrak (Outsource) 300

5. Peneliti 81

6. Calon Perancang RUU 27

Jumlah 1868

Jumlah 185

jawaban sekretaris jenderal diatur dengan peraturan DPR. Namun, sampai saat ini DPR belum memiliki ketentuan tentang tata cara pemilihan dan tata cara pertanggungjawaban Sekjen sebagaimana diatur UU.

Selama ini, proses pemilihan Sekjen dilakukan dengan cara mengajukan 3 (tiga) nama kepada presiden untuk diangkat sebagai sekjen (pasal 393 ayat (1) UU MD3), tanpa melalui fit and profer test. Aki-batnya, ketika DPR tidak puas dengan kinerja Sekjen, DPR tidak bisa memberhentikan Sekjen karena aturan mengenai tata cara pemilihan dan pertanggungjawaban Sekjen belum ada. Karena itu, FPKS mendesak pim-pinan DPR untuk segera membuat ketentuan tentang tata cara pemilihan dan pertanggungjawab sekjen atas tugas-tugas yang dilimpahkan padanya.

Hingga 1 Februari 2010 Sekretariat Jenderal DPR RI didukung oleh 1.868 orang yang berstatus PNS, CPNS, honorer dan tenaga kontrak (outsource) serta diantaranya terdapat 185 orang tenaga fungsional yang terdiri dari perancang UU, peneliti, analis anggaran, pustakawan, arsiparis, pranata komputer, medis dan pa-ramedis. Di samping itu, terdapat 733 orang tenaga ahli dan 560 orang asisten Anggota Dewan untuk memper-kuat dukungan kepada Dewan. (lihat tabel disamping)

Menetapkan PeraturanMengenai Tata Cara Pemilihandan Pertanggungjawaban Sekjen

Manajemen KepegawaianKhusus DPR

Melihat data komposisi pegawai Sekretariat Jen-deral DPR RI tersebut di atas, dapat kita ketahui bahwa jumlah tenaga fungsional di DPR hanya 26 persen, sedangkan sisanya 74 persen tenaga adminis-tratif. Kondisi ini menjadikan DPR sebagai lembaga yang gemuk secara sturuktural tetapi minim secara fungsional.

Setiap anggota DPR hanya dibantu dengan dua orang staf ahli dan satu asisten pribadi saja untuk me-nangani semua beban kerja. Jumlah ini tentu sangat kurang untuk mendukung kerja fungsional DPR yang sangat dinamis dan kompleks. Bandingkan dengan

satu orang anggota kon-gres AS yang memi-liki 20-an orang staf ahli yang membantunya.

Sesuai dengan filosofi perwakilannya sebagai perwakilan politik (po-

litical representation), DPR membutuhkan ma-nagemen kepegawaian yang khusus pula. Namun, sampai saat ini DPR be-lum memiliki Peraturan pemerintah (PP) sebagai

payung hukumnya. Pada-hal, sesuai dengan pasal 394 ayat (2), DPR ber-hak memiliki ketentuan mengenai manajemen kepegawaiannya sendiri. Karenanya, Fraksi PKS

mendesak pimpinan DPR untuk segera menyusun aturan tentang manage-men kepegawaian dan membahasnya bersama pemerintah untuk dite-tapkan sebagai PP.

Pelantikan Anggota PAW dari Fraksi PKS DPR RI

Rapat - Rapat Komisi

Page 16: Edisi 9

Edisi FEBRUARi 2012Revisi Tata Tertib DPR

Akhir-akhir ini, Ba-dan Urusan Rumah Tangga (BURT) DPR RI kerap menjadi sorotan media dan masyarakat terkait dengan bebera-pa kebijakannya yang dianggap melukai ra-kyat, seperti rencana pembangunan gedung DPR, renovasi toilet sampai pengadaan pen-gharum ruangan dan kalender DPR. Kondisi ini tentu sangat mem-prihatinkan, mengingat jika mengacu pada UU No. 27 tahun 2009 ten-tang MD3, pasal 73 ayat (3) yang menjelaskan bahwa Pengelolaan ang-garan DPR dilaksana-kan oleh Sekretariat Jen-deral DPR. BURT hanya mengawasi pelaksanaan anggaran yang dijalan-kan oleh Sekjen.

Hal ini dipertegas kembali dalam pasal 133 yang menyebutkan bahwa BURT bertugas:

a. menetapkan kebi-jakan kerumahtanggaan DPR;

b. melakukan penga-wasan terhadap Sekreta-riat Jenderal DPR dalam pelaksanaan kebijakan kerumahtanggaan DPR sebagaimana dimaksud dalam huruf a, terma-suk pelaksanaan dan pengelolaan anggaran DPR.

Dengan demikian, BURT yang merupakan salah satu alat kelen-gkap DPR tidak terli-bat dalam pengelolaan

anggaran karena BURT hanya menetapkan kebi-jakan kerumahtanggaan DPR.

Namun, dalam Tatib DPR, pasal 86 menyebut-kan bahwa BURT selain bertugas menetapkan kebijakan erumahtang-gaan DPR dan menga-was i Sek jen da lam melaksankan kebijakan kerumahtanggaan DPR, BURT juga mengelola anggaran DPR. Hal ini bertentangan dengan ruh pasal 133 UU MD3. Karenanya, untuk men-ghindari polemik sepu-tar kewenangan BURT dalam mengelola ang-garan DPR, Tatib DPR harus diubah dan di-selaraskan dengan UU No.29 tahun 2007.

Suasana Ruang Kerja Sekretariat Jenderal DPR RI

Page 17: Edisi 9

Edisi FEBRUARi 2012 Muhibah-Silaturrahim

Jakarta, Suara Keadilan - Anggota Komisi II DPR RI Fraksi PKS Yan Herizal, menerima sejumlah Pegawai Honorer Dinas Sumber Daya Air Kabupaten Lebak Banten, terkait dengan pengangkatan pegawai honorer menjadi Pegawai Negeri Sipil, Selasa (10/1) kemarin. Rombongan Banten didampingi oleh Ketua Fraksi PKS DPRD Banten Sanuji Pentamarta dan Anggota Komisi I DPRD Fraksi PKS Siti Saidah. Yan mengatakan, akan memperjuangkan masalah ini melalui jalur konstitusi yang ada, dan berharap Pemerintah dapat mengambil langkah cepat untuk melakukan pengangkatan, terlebih Pemerintah sudah mencabut moratoriumpenerimaan PNS.

Jakarta, Suara Keadilan - Kelompok Komisi (Poksi) II Fraksi PKS DPR RI, menerima sejumlah per-wakilan Persatuan Perangkat Desa Indonesia (PPDI), Senin (16/1), di Ruang Rapat Pleno FPKS Nus-antara I lantai 3 Gedung DPR RI, Senayan Jakarta. Sejumlah Perangkat Desa ini meminta DPR mem-perjuangkan peningkatan status mereka, menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS) melalui UU Desa yang sudah ada. Kapoksi II Agoes Poernomo berjanji akan mengawal implementasi UU Desa tersebut, serta akan memperjuangkan ratusan ribu Perangkat Desa yang saat ini tidak jelas statusnya di struk-tur pemerintahan Desa.

Dukung Perjuangan PegawaiHonorer Banten

Kunjungan Prof. DR. Abdurrahman Yusuf (Wakil Ketua Parlemen Gaza)

Perjuangkan Nasib Perangkat Desamelalui UU Desa

Perlunya Pengaturan ORMASAtas Hak Berserikat

Jakarta, Suara Keadilan - Wakil Ketua Parlemen Gaza Palestina Syaikh Prof. DR. Abdurrahman Yusuf Al Jamal, berkesempatan mengunjungi Fraksi PKS DPR RI, Kamis (12/1) siang. Dalam kunjungan singkat ini, beliau memberikan Taujih (Pesan Ruhani) dan juga Info terkini mengenai kondisi Gaza Palestina. Di akhir pertemuan beliau mengucapkan terima kasihnya kepada seluruh umat Islam di Indonesia yang telah me-nyematkan Palestina di hatinya. “Terima kasih atas bantuan kalian, apa yang kalian berikan sangat mem-bantu Kami dalam memproduksi penghafal Qur’an dan berjihad (melawan penjajah Israel),” tuturnya.

Jakarta, Suara Keadilan - Anggota Pansus RUU Ormas Nurhasan Zaidi yang juga Anggota Komisi VIII FPKS DPR RI, menerima aspirasi dari sejumlah aktivis Koalisi untuk Kebebasan Berserikat (KBB), Kamis (19/1) di Senayan Jakarta. KBB meminta RUU Ormas dibatalkan menjadi RUU Perkumpulan karena menurut mereka penamaan Ormas adalah istilah Orde Baru, dan landasan hukum di Indonesia yang ada hanya yayasan dan perkumpulan. Nurhasan menyampaikan, bahwa pengaturan terhadap Ormas tetap diperlukan dengan ti-dak mengebiri hak-haknya dalam kebebasan berserikat.

Jakarta, Suara Keadilan – Sekitar 60 orang perwakilan mahasiswa Pesantren Abu Hurairah dan ma-syarakat Pulau Sepeken Madura, menyampaikan aspirasi tentang kondisi kesejahteraan masyarakat kepada Anggota DPR RI Komisi VI Fraksi PKS Ir. Abdul Aziz Suseno, MT di Jakarta, Selasa (13/12). Salah seorang perwakilan mengeluhkan kurangnya perhatian Pemerintah Pusat dan perusahaan-perusa-haan lokal yang beroperasi, untuk kesejahteraan masyarakat di Pulau Sepeken Madura, terlebih lagi kurang memperhatikan efek lingkungan dari kegiatan operasional mereka. Abdul Aziz, wakil rakyat yang terpilih dari Jawa Timur XI yang meliputi empat kabupaten di Pulau Madura, menyatakan siap membantu dengan segera mengkoordinasikan pihak terkait untuk kemajuan dan kesejahteraan ma-syarakat di Pulau Sepeken Madura.

Kesejahteraan Pulau SepekenMasih Kurang Perhatian

Foto

: Za

kari

a/FP

KSD

PRRI

Page 18: Edisi 9

Edisi FEBRUARi 2012Galeri Foto

Amandemen UUD 1945Kembalikan Fungsi Kontrol DPR

Telaah KritisRUU Keadilan dan Kesetaraan Gender

Foto

: Zak

aria

/FPK

SDPR

RIFo

to : Z

akar

ia/F

PKSD

PRRI

Jakarta, Suara Keadilan - Fraksi PKS DPR RI Cluster Ekuintek, menggelar Focus Discussion Group (FGD) bertema "Mau di bawa kemana BUMN Kita", Senin (30/1) di Ruang Rapat Pleno FPKS DPR RI Gedung Nusantara I Lantai 3, Senayan Jakarta. FGD ini bertujuan untuk merumuskan sikap Fraksi PKS DPR RI terhadap Pengelo-laan BUMN. Hadir dalam diskusi tersebut Ketua Cluster Ekuintek Moh. Sohibul Iman, Anggota Komisi VI Fahri Hamzah dan Ecky Awal Mucharam, Ketua Poksi XI Kemal Aziz Stamboel dan Ketua Poksi IV Rofi' Munawar serta sejumlah Tenaga Ahli FPKS yang ikut merumuskan sikap Fraksi dalam mengelola BUMN.

FGD Cluster EkuintekRumuskan Pengelolaan BUMN

Jakarta, Suara Keadilan - Amandemen UUD 1945 telah mengembalikan fungsi DPR sebagai lembaga kontrol terhadap pemerintah. Namun hingga kini kinerja DPR dipandang masih jauh dari harapan. Hal ini terungkap saat Peluncuran Buku Konsep Reformasi Parlemen versi PKS, Jum’at (20/1) di Ruang Rapat FPKS, Gedung Nusantara I Lantai 3, Senayan, Jakarta. Hadir dalam peluncuran buku tersebut Ketua Fraksi PKS DPR RI Mustafa Kamal, Sekretaris FPKS Abdul Hakim dan Bendahara FPKS Ecky Awal Mucharam. Sebelumnya Prof. Jimly Ashshiddiqie juga memberikan kuliah umum tentang Reformasi Parlemen sebelum peluncuran Buku tersebut.

Jakarta, Suara Keadilan – RUU Keadilan dan Kesetaraan Gender (KKG) yang telah masuk ke dalam daftar Prolegnas 2012, terus mengundang polemik. Untuk itu Kelom-pok Komisi (Poksi) VIII Fraksi PKS DPR RI melakukan kajian-kajian kritis terhadap RUU KKG tersebut, rangkaian kajian yang dilakukan mulai akhir Januari 2012 ini sudah berjalan sampai dengan seri ketiga. Narasumber yang dihadirkan pun memiliki kompetensi pembahasan Gender, salah satunya DR. Adian Husaini Direktur INSIST dan LSM-LSM pemerhati masalah gender.

Page 19: Edisi 9

Edisi FEBRUARi 2012 Galeri Foto

Pendidikan Karakter,solusi Problematika Pendidikan Nasional

Humas yang Kuat untuk Kemenangan 2014

Foto

: Zak

aria

/FPK

SDPR

RIFo

to : K

hoiru

ddin

Saf

ri / P

KS Ja

kart

a

Peran NegaraDalam Perlindungan TKI

Jakarta, Suara Keadilan – Bidang Koordinasi Kehumasan DPP PKS menggelar Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) HUMAS PKS 2012, di Jakarta 27-29 Januari 2012. Rakornas perdana yang mengambil tema “Membangun Humas yang Kuat menuju Kemenangan 2014”ini, dibuka Menteri Komunikasi dan Informasi Ir. Tifatul Sembiring. Sejumlah narasumber nasional juga turut hadir diantaranya, Praktisi Kehumasan Silih Agung Wasesa, Nico Wattimena, Direktur LSI Burhanudin Muhtadi, Wartawan Senior Kompas Budhiarto Sambazy dan Pengamat Politik Effendi Ghazali.

Jakarta, Suara Keadilan - Sebagai upaya untuk mencari masukan dalam merumuskan grand design Pendidikan Karakter Bangsa, Kelompok Komisi (Poksi) X Fraksi PKS DPR RI menggelar Focus Group Discussion (FGD), Rabu (15/2) di Ruang Rapat Pleno Fraksi PKS, Gedung Nusantara I lantai 3 DPR RI, Senayan, Jakarta. FGD ini mengambil tema “Pendidikan Karakter di Tengah Problematika Pendidikan Nasional” . Wamendikbud bidang Kebudayaan Prof. Wiendu Nuryanti dan Soul Healer Irma Rahayu turut hadir mewarnai diskusi yang berdurasi tiga jam ini. FPKS sendiri diwakili Anggota Komisi X DPR RI Tb. Soenmandjaja dan Ketua Poksi X FPKS DPR RI Raihan Iskandar yang juga menjadi keynote speaker.

Jakarta, Suara Keadilan - Komisi IX DPR RI saat ini sedang melakukan revisi UU No. 39 tahun 2004, tentang Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (TKI). Permasalahan perlindungan TKI Luar Negeri ini, menjadi hal yang paling serius disoroti Kelompok Komisi (Poksi) IX FPKS DPR RI. Terkait hal itu, Poksi IX meng-gelar Focus Group Discussion (FGD) dengan tema “Peran Negara dalam Perlindungan TKI di Luar Negeri” di Ruang Badan Kehormatan DPR RI Gedung Nusantara II Lantai 2, Senayan, Jakarta. Diskusi ini menghadirkan Konsulat Jenderal RI di Jeddah Zakaria Anshor, Stafsus Menakertrans Abdul Wahid Maktub, Kepala BNP2TKI Jumhur Hidayat dan Anggota Komisi IX DPR RI Fraksi PKS Martri Agoeng, juga beberapa perwakilan LSM Ketenagakerjaan.

Page 20: Edisi 9

Edisi FEBRUARi 2012Infrastruktur, Agraria & Transportasi

Industri GaramButuh PerhatianPemerintahJakarta, Suara Keadilan – Dalam Rapat Koordinasi (Rakor) di Kantor Kemenko Perekonomian bulan lalu, disebutkan bahwa bahwa pemenuhan garam untuk keperluan industri hingga saat ini, 100 persen masih bergantung dari produksi negara lain.

Anggota Komisi IV DPR RI Rofi Munawar memandang kondisi ini sangat memprihatinkan karena selama ini Industri garam tidak pernah dikelompokkan ke dalam barang strategis, padahal kebutuhan domestik sangat besar dan keberadaan-nya sangat vital dalam mencukupi kebutuhan dasar rakyat. Realitas ini menunjukan bahwa kebijakan Pemerintah kepada sektor garam industri, masih lemah dan tidak integratif. “Sangat menyedihkan mendengar bahwa importasi garam industri hingga 100 persen. Ini menunjukan kelemahan mendasar dari pemerintah dalam membangun industri garam nasional,” sesal Rofi’ di Gedung DPR, Selasa (24/1).

Menurut Rofi’ jika diamati lebih seksama, Jepang yang merupakan negara dengan empat musim dan juga memiliki banyak muara sungai ternyata mampu memproduksi garam lebih banyak dari-pada Indonesia. Begitu pula dengan kondisi alam Australia dan negara lain, yang faktanya mampu memproduksi garam lebih banyak daripada Indo-nesia. “Jepang dan Australia saja mampu (mem-produksi garam –red) dengan kondisi alam yang tidak ideal, karena mereka memiliki orientasi yang jelas sehingga tercipta teknologinya. Pemerintah kita, bertahun-tahun pasrah pada kondisi alam tanpa berupaya untuk meningkatkan teknologi dan inovasi,” keluh Rofi’.

Dari total produksi garam dunia sekitar 240 juta ton per tahun, Indonesia hanya mampu meng- hasilkan 1,2 juta ton. Produsen terbesar garam di dunia dipegang China dengan produksi 48 juta ton per tahun, diikuti India (16 juta ton), Australia (12 juta ton), Thailand (3juta ton), dan Jepang (1,4 juta ton). Sebagai informasi, impor garam ke Indonesia terbanyak berasal dari Australia yaitu 1,7 juta ton dengan nilai US$ 85,95 juta pada periode Januari-November 2011. Lalu garam impor dari India sebanyak 976 ribu ton dengan nilai US$ 52,15 juta dari Januari hingga November 2011. Kemudian Se-landia baru sebanyak 1,13 ribu ton dengan nilai US$ 404,5 ribu, dan Jerman se- banyak 460,7 ton dengan ni- l a i US$ 411,2 ribu, dan negara lainnya se-banyak 523,2 ton dengan nilai US$ 187,7 ribu.

Rofi’ Munawwar

Langkah Ekstra,Tekan Tingkat Kecelakaan

Infrastruktur MemadaiMeningkatkan Perekonomian Daerah

Jakarta, Suara Keadilan - Fraksi PKS prihatin de-ngan tingginya angka ke-celakaan transportasi yang terjadi selama ini. Menurut data Kepolisian, jumlah kecelakaan sepanjang ta-hun 2012 hingga hari ke-13 bulan Februari sudah mencapai 9.884 peristiwa. Jumlah korban meninggal dunia dari kecelakaan lalu lintas ini mencapai 1.547 orang. Belum lagi jum-lah orang yang mengal-ami cedera serius sekitar 2.652 orang. Oleh karena itu Fraksi PKS mende-sak Pemerintah untuk melakukan langkah ekstra, dalam menekan angka ke-celakaan transportasi yang kembali marak terjadi. Demikian disampaikan Anggota Komisi V DPR RI Chairul Anwar di Ja-karta, Jum’at (24/2).

Langkah ekstra yang dimaksud Chairul adalah perlunya upaya kampanye keselamatan berkendara kepada semua pihak,

serta keseriusan pemerintah memperbaiki sistem pencega-han kecelakaan transportasi. Menurutnya program pence-gahan tersebut antara lain dengan memperketat pemer-iksaan kelayakan kendaraan sebelum berjalan. Selain itu, yang tak kalah pentingnya adalah kontrol kondisi pada sumber daya manusia yang menjalankan kendaraan. “Faktor penyimpangan ter-hadap sistem dan prosedur uji keselamatan transportasi juga harus diberantas, mulai seka-rang jika ada oknum petugas yang ‘bermain mata’ dengan pemilik kendaraan dalam pemeriksaan, maka petugas yang bersangkutan harus ditindak,” tegas Ketua DPP PKS Wilayah Sumatera ini.

Selain itu, lanjut Chairul, koordinasi lintas sektor juga harus ditingkatkan un-tuk menekan jumlah ke-celakaan. Bentuknya, koordinasi antara Ke-menterian Per-hubungan serta Kepolisian dan

Kementerian Pekerjaan Umum harus lebih diting-katkan. “Kami di DPR sudah mengkritik sejak awal tentang kecilnya alokasi anggaran untuk Program Manajemen dan Peningkatan Keselamatan Transportasi yang hanya seki-tar 72,9 Milyar, yang hanya dianggarkan di satu direktorat jenderal saja, yaitu Ditjen Per-hubungan Darat. Hal ini san-gat kecil dibanding dengan total anggaran Kemente-rian Perhubungan yang mencapai 26,8 tri-lyun,” terang poli-tisi asal Riau ini.

“ K e d e -p a n , Peme- rintah h a -

rus menambah anggaran untuk program kese-lamatan transportasi dan memperketat sistem kese- lamatan transportasi serta mengkampanyekan secara masif tentang keselamatan transportasi kepada ma-syarakat,” tutup Chairul mengingatkan.

Chairul Anwar

Jakarta, Suara Keadi-lan - Infrastruktur merupakan hal men-dasar dan sangat me-nentukan keberhasilan pembangunan, seperti pertumbuhan ekonomi, peningkatan IPM (In-deks Pembangunan Manusia) yang meliputi aspek pendidikan, kese-hatan dan daya beli /kemampuan ekonomi), juga peningkatan Nilai Tukar Petani (NTP). Karena itu, penyediaan infrastruktur yang me-madai harus didukung anggaran yang mema-dai juga. Hal ini disam-paikan Anggota Komisi V DPR Akbar Zulfakar di Jakarta, Selasa (21/2).

Akbar mencontoh-kan misalnya anggaran untuk pembangunan infrastruktur di tahun 2012 yang mengalami kenaikan sekitar Rp 5 triliun. Tidak cukup dengan kenaikan ang-garan, namun harus diikuti kinerja yang baik dan profesional dari pemerintah sekaligus dapat dipertanggungja-wabkan. “Dengan kata lain, harus diimbangi dengan kontrol yang kuat dari seluruh pe-mangku kebijakan (sta-

keholder) yang ada, sebab dampak pembangunan infrastruktur bisa dirasa-kan langsung oleh seluruh lapisan masyarakat,” pa-par Akbar.

Akbar menambahkan, berdasar data statistik da-lam index pembangunan infrastruktur dunia, Indo-nesia berada di level 82. “Artinya Indonesia masih jauh tertinggal dari negara Eropa maupun Asia, se-perti Singapura yang me-nempati peringkat kelima, Korea Selatan peringkat ke-15, Malaysia berada di level 20, Thailand pering-kat 30 dan China peringkat 50 dunia,” kata Akbar.

Index ini, lanjut Akbar, bisa menjadi acuan bagi Pemerintah, jika ingin melihat Indonesia men-jadi negara maju dan in-vestasinya kuat serta bisa bersaing di level Asia dan dunia, maka tidak lain ha-rus kuat pula membangun infrastruktur. Ketersedia-an infrastruktur yang memadai akan menarik minat para investor dari negara lain un-tuk berinvestasi di Indonesia. “Misal-nya, ongkos untuk mengangkut h a s i l per ta -

nian dan perkebunan dari Surabaya ke Jakarta lebih mahal daripada ongkos/biaya angkut dari Thailand ke Jakarta. Hal tersebut bisa terjadi karena infra-struktur dari Thailand ke Jakarta lebih memadai se-hingga tidak memerlukan biaya banyak,” jelasnya.

Dalam pandangan Le-gislator Dapil Sulawesi Tengah ini, Pembangunan infrastruktur juga harus menjamin akses pendi-d i k a n , a k s e s p e r -t a -nian d a n a k -s e s per-d a -

gangan. Pembangu-nan infrastruktur di Indonesia dinilai Akbar belum merata, dalam artian pembangunan itu banyak didominasi di kota-kota besar se-perti Jakarta, Bandung, Surabaya dan kota-kota besar lainnya. Pada-hal, jika ingin melihat kondisi infrastruktur secara keseluruhan di Indonesia, sebenarnya bukan hanya yang di kota, melainkan juga yang berada di daerah pelosok-pelosok pe-desaan yang masih tertinggal.

Akbar Zulfakar

Page 21: Edisi 9

Edisi FEBRUARi 2012 Ekuintek

Terbitkan KeppresLunasi Pesangon PT DI

Pengembangan MobnasDukung Perekonomian Rakyat

Impor Bawang, Harga Lokal Anjlok

Regulasi MinimImpor Kian Marak

Jakarta, Suara Keadi-lan - Dalam upaya men-dukung pengembangan mobil nasional (mob-nas), Anggota Komisi VI Ecky Awal Mucharam mene-gaskan harapan munculnya mobil nasi-onal diimbangi kaidah industri dan bisnis yang mendukung, agar keberlangsung-an mobnas ini bisa berkelan-jutan. Karena pada kenyataan-nya, saat in i

70% pasar industri mobil di Indonesia dikuasai oleh Jepang.

“Fenomena kehadiran mobil Esemka memang men-jadi pemicu untuk melahir-kan mobnas agar prosesnya menjadi lebih cepat. Untuk itu kita berharap Pemerintah responsif mengambil si-

kap. Pemerintah harus mengupa-yakan per-hatian khusus bagi perkembangan dan lahirnya inovasi-inovasi yang bisa

diciptakan oleh para SMK-SMK

yang berb-asis pada

indus-t r i , ” ujar

Ecky di Jakarta, Rabu (25/1).Dalam pandangan Ecky,

ketika proses pembuatan mo-bil Esemka ini berjalan, bisa jadi merupakan cikal bakal pertumbuhan industri otomo-tif nasional, yang merupakan langkah besar menuju indus-trialisasi. “Tinggal keseriusan pemerintah untuk bisa me-nyiapkan regulasi yang te-pat. Semangatnya adalah agar bagaimana proses mobnas ini bisa berkembang. Kebutuhan ke depan juga akan terkait dengan penyiapan sisi per-modalan, walaupun skema permodalan nanti apakah akan diberikan kepada swasta ataupun BUMN,“ jelas Ecky serius.

Ecky menekankan bahwa kebijakan pengembangan mobnas bukan hanya untuk memproduksi mobil yang sekedar murah, melainkan

agar pengembangan mobnas

mampu memberikan kon-tribusi pada pertumbuhan, pengembangan dan kes-ejahteraan industri kecil. “Itu artinya, jika Indone-sia ingin mengembangkan mobnas, harus didukung kuat dengan kebijakan yang tidak hanya mampu memproduksi mobil priba-di saja, tetapi juga kenda-raan yang mendukung per-ekonomian masyarakat,” harap Anggota DPR dari Daerah Pemilihan Jawa Barat III ini.

Jakarta, Suara Keadilan - Salah satu penyebab maraknya impor komoditas yang mengancam pasar domestik akhir-akhir ini adalah karena minimnya re-gulasi impor. Demikian disampaikan Anggota Komisi VI DPR Refrizal di Jakarta, Rabu (25/1). “Kementeri-an Perdagangan (Kemendag) saja baru menyusun per-aturan untuk menangkal serangan produk impor saat ini. Ini bukti bahwa kita tidak siap dengan serangan produk luar,” ungkap Refrizal menyesalkan.

Politisi PKS ini juga mempertanyakan sistem karantina yang baru akan diterapkan ketika komoditas hortikultura membanjiri pasar dalam negeri. Ia me-nyayangkan lambatnya pemerintah dalam menganti-sipasi maraknya impor, dimana yang terjadi sekarang justru lebih pada tindakan reaktif, bukan lagi antisi-patif.

Karena itu, Refrizal juga mendesak pemerintah untuk segera merampungkan Rancangan Undang-Undang (RUU) Perdagangan. “Kita minta pemerintah segera merampungkan dan menyerahkan draft RUU Perdagangan, karena keberadaan RUU ini penting se-bagai payung hukum perdagangan nasional,” imbuh-nya.

RUU Perdagangan dijanjikan pemerintah akan segera diserahkan kepada DPR sejak Menteri Perda-gangan dijabat oleh Marie Elka, namun hingga saat ini RUU tersebut masih belum diterima oleh DPR. “RUU Perdagangan akan menjadi jalan keluar untuk dapat menekan laju Impor dan dengan begitu kita akan mengandalkan produk dalam negeri dalam pemenuhan kebu- tuhan dalam negeri, serta ber- saing dengan komoditas in- ternasional,” tutup Ang- gota DPR dari Daerah Pe- milihan Su-matera Barat II ini.

Jakarta, Suara Keadilan - Bawang merah impor kini membanjiri pasar dan mengakibatkan an-jloknya harga bawang impor lokal. Pada bulan Januari-November 2011, sebanyak 1 5 8 . 4 6 1 t o n

b a w a n g i m p o r m a -suk ke I n d o -n e s i a a t a u

naik 116 persen dibanding-kan total impor sepanjang tahun 2010. Impor bawang inilah yang menyebabkan harga jatuh dari harga asal Rp Rp 5000-6000 per kg menjadi Rp2500-3000 per kg. Sedangkan harga terbaik

terjadi pada bulan April 2011 yaitu Rp 9000-Rp 10.000.

Menanggapi hal tersebut, Anggota

Komisi VI DPR Sohibul Iman mendesak pemerintah agar lebih berpihak pada masa depan petani lokal. Menurutnya, selama perse-diaan bawang merah untuk konsumsi dalam negeri masih mencukupi, maka impor tidak diperlukan. “Jangan sampai kita mengimpor ketika ter-jadi panen raya karena akan menyebabkan harga anjlok. Kasihan nasib petani kita,”

ujarnya mengingatkan.Dalam pandangan Iman,

keterpurukan harga yang ter-jadi sejak bulan Mei adalah karena belum ada pengaturan niaga impor bawang merah. “Harga bawang merah jatuh saat panen raya dan harga naik terlalu ekstrim saat bu-didaya gagal. Hal ini disebab-kan belum adanya pengaturan antara kebutuhan bawang merah secara nasional dan

pengaturan pola tanam, serta pemetaan lahan bu-didaya secara nasional,” ungkap Anggota DPR dari Daerah Pemilihan DKI Ja-karta II ini.

“Karena itu pemerin-tah harus berani membuat kebijakan yang jelas dan menindak tegas importir nakal yang merugikan pe-tani,” tutup Sohibul Iman.

Ecky Awal Mucharam

M Sohibul Iman

Refrizal

Jakarta, Suara Keadi-lan - Anggota Komisi IX DPR Arif Minardi me-nyatakan, tidak mungkin hanya mengandalkan PT Dirgantara Indonesia (DI) untuk membayar pesa-ngon. Sebab Pemerintah pun tak mendukung PT DI. "Pembayarannya akan lama jika mengandalkan PT DI. Pemerintah pun tak memenuhi order-order sesuai dengan kebutuhan mereka," kata Arif, Kamis (18/1).

Anggota DPR dari

Daerah Pemilihan Jawa Barat I ini mencontohkan Merpati yang membeli pesawat dari China senilai Rp 1 triliun. Pa-dahal, pesawat tersebut dapat dibuat PT DI.

"Ngapain beli dari China. PT DI juga sangat mampu. Belum alutsista, PT DI pun bisa. Helikopter, malah kabar terbaru mau beli dari Italia," keluh politisi PKS ini.

Arif mengusulkan agar pemerintah menge-luarkan Keppres untuk melunasi pesangon

dengan sistem Penyertaan Modal Negara (PMN). "PMN itu bisa diatur bahwa sesuai dengan kebutuhan PT DI. Cukup itu, digunakan sesuai kebutuhan dan sesuai RKAP," usul Arif yang pernah terlibat aktif sebagai aktivis buruh ini.

Kesejahteraan Rakyat

Arif Minardi

Page 22: Edisi 9

Edisi FEBRUARi 2012Ekuintek

Kenaikan BBM

Kendaraan MeningkatInfrastruktur justru Mandek

Perlunya Eksplorasi untuk Tersedianya Energi Nasional

Kenaikan BBM & Listrik

Hindari dengan Tiga Opsi sebagai SolusiJakarta, Suara Keadilan - Fraksi PKS menilai rencana Pemerintah menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi dan Tarif Dasar Listrik (TDL) bu-kanlah solusi yang tepat. Untuk menyelesaikan masalah beban subsidi yang semakin membengkak, Fraksi PKS menawarkan 3 solusi untuk Pemerintah. Demikian di-sampaikan oleh Ketua Fraksi PKS DPR Mustafa Kamal, sesaat setelah Rapat Koordinasi (Rakor) Fraksi PKS yang mengagendakan pembahasan subsidi BBM dan TDL di Jakarta, Senin (6/2).

“Yang pertama Pemerintah perlu mempercepat pro-gram konversi BBM ke Gas, melanjutkan kebijakan untuk menata infrastruktur penggunaan gas, dan tidak mengurangi subsidi BBM,” tegas Mustafa.

“Kita negeri yang kaya akan gas alam, tetapi Peme-rintah jutsru mengekspor gas tersebut ke luar negeri. Padahal selain ramah lingkungan, menggunakan gas (baik untuk transportasi, pembangkit listrik, industri dan rumah tangga) jelas lebih hemat karena biayanya murah,” lanjutnya.

Solusi kedua, kebijakan terhadap BBM perlu di-barengi dengan kebijakan pengelolaan energi listrik yang kuat terkait kebijakan tarif (price), sehingga mencapai angka kelayakan untuk penggunaan geothermal dan batubara sebagai sumber energi pembangkit listrik.

Mustafa mencontohkan, untuk membangkitkan listrik dengan menggunakan batubara, biayanya jauh lebih mu-rah dibanding dengan menggunakan BBM. Penggunaan batubara biayanya sekitar Rp 503/KWh, sedangkan bila menggunakan BBM, diperlukan biaya Rp 2200/KWh.

Yang ketiga, lanjut Mustafa, untuk mengatasi beban anggaran, Pemerintah bisa mengambil dana SILPA 2011 (Sisa Lebih Perhitungan Anggaran). “Menurut catatan kami, ada kurang lebih 13 persen dari APBN 2011, atau sekitar Rp.95 Trilyun yang bisa didayagunakan untuk menyiapkan infrastruktur pengalihan BBM ke Gas,” tutup Politisi muda PKS dari Daerah Pemilihan Sumatera Selatan I ini.

Jakarta, Suara Keadi-lan - Pemerintah didesak segera mengambil si-kap mengenai kebijakan pembatasan Bahan Bakar Minyak (BBM), apakah melalui konversi BBM ke Bahan Bakar Gas (BBG) atau kebijakan harga BBM yang dilakukan secara komprehensif. Hal ini mengingat pemerintah sudah beberapa kali men-galami kuota subsidi BBM yang berlebih. Demikian disampaikan Anggota Komisi VII DPR Mardani Ali Sera di DPR, Selasa (16/1).

Sebagaimana diketa-hui, kebijakan pemerintah mengenai subsidi BBM se-lalu mengalami kelebihan kuota dalam jumlah yang

cukup besar yaitu mencapai 1,5 juta kiloliter atau setara dengan Rp 3 Trilyun. “Kele-bihan kuota ini dipastikan berasal dari konsumsi mobil yang meningkat, baik mobil pribadi maupun umum,” tam-bah Mardani.

Lebih jauh politisi PKS ini menyatakan peningkatan konsumsi BBM terjadi karena jumlah mobil yang terus me-ningkat, sedangkan pertum-buhan sarana infrastruktur justru mandek. “Akibat dari keterbatasan sarana ini adalah kemacetan yang menghabis-kan dan meningkatkan peng-gunaan BBM, yang bahkan terbuang percuma,” keluh Mardani.

Karena itu menurut Mar-dani, solusi utamanya adalah dengan menambah dan mem-

perbaiki insfrastruktur jalan, serta diversifikasi moda trans-portasi. “Pembatasan penggu-naan BBM melalui konversi BBM ke BBG adalah solusi sekunder dari masalah utama melonjaknya penggunaan BBM,” jelas Ketua DPP PKS ini.

“Karena itu Peme-rintah harus segera membuat blueprint perbaikan insfrastruk-tur jalan dan pengen-dalian pertumbuhan m o -

bil, termasuk perbai-kan sistem transportasi umum dan diversifikasi moda transportasi,” tutup Doktor lulusan Universiti Teknologi Malaysia ini.

Mardani Ali Sera

Mustafa Kamal

Infrastruktur RakyatSeimbangkan Pembangunan Daerah

Jakarta, Suara Keadilan - Anggota Komisi VI DPR Fahri Hamzah, mengingat-kan Pemerintah Daerah untuk tidak terjebak pada kepentingan elit dalam pembangunan daerah. Ia juga mengingatkan agar fokus pembangunan tetap pada pembangunan infra-struktur dasar.

"Ini sebagai catatan

dari saya agar jangan terle-na, fokus harus tetap mem-bangun infrastruktur untuk rakyat, bukan untuk mem-bangun infrastruktur elit," tegas Fahri, Selasa (20/12) saat bersama rombongan Komisi VI melakukan per-temuan dengan Wakil Gubernur Riau di Pe-kanbaru.

Ia juga mengung-

kapkan, daerah kaya sum-berdaya alam rawan terjadi perang saudara. "Ada yang namanya Deutch Desease; pangkalnya perang saudara dan ujungnya kerusakan lingkungan," kata politisi muda PKS ini.

Untuk itu menurut Fah-ri, pembangunan daerah yang merata menjadi kunci utama pembangunan teru-tama dalam membangkitkan ekonomi rakyat di pelosok. “Percuma jika pemerintah

di provinsi hanya mem-bangun infrakstruktur di pusat kota tanpa memperha-tikan

Fahri Hamzah

kebutuhan rakyat. Ket-impangan akan muncul dan tidak imbang antara pembangunan kota dan desa. Ekonomi tidak akan bergerak,” pungkas Fahri.

Jakarta, Suara Keadilan - Fraksi PKS mendorong ketersediaan energi nasi-onal bagi terpenuhinya kebutuhan energi dalam negeri. Untuk itu Anggota Legislatif PKS di Komisi VII mendukung upaya-

upaya efisiensi, perawatan dan

e k s p l o r a s i s u m b e r -

sumber energi baru. Hal ini disampaikan Anggota Komisi VII DPR dari Daerah Pemili-han Sumatera Utara (Sumut) Muhammad Idris Luthfi di Jakarta, Rabu (22/2). “Di Su-matera Utara sendiri keterse-diaan energi seperti listrik, masih belum memadai untuk memenuhi kebutuhan akan listrik. Maka tidak menghe-rankan jika masih saja terjadi pemadaman aliran listrik,” kata Idris.

“Saat ini daya yang dimil-iki PLN di Sumatera Utara masih pas-pasan. Jadi sangat bergantung pada daya tahan jaringan listrik PLN. Karena apabila terjadi kerusakan yang disebabkan karena faktor alam atau karena hal lain, maka langsung tidak berfungsi,” jelasnya.

Komisi VII, lanjut Idris, mendorong Pemerintah un-tuk mengeksplorasi sumber-sumber energi baru. Dengan

demikian kebutuhan nasional akan energi dapat terpenuhi tanpa tersendat. Karena Indo-nesia kaya akan sumber daya alam seperti geothermal dan lainnya. “Jika masing-masing daerah dapat memenuhi ke-butuhannya sendiri, maka pada akhirnya secara na-sional kebutuhan energi dapat terpenuhi,” terangnya.

Muhammad Idris Luthfi

Page 23: Edisi 9

Edisi FEBRUARi 2012 Kesejahteraan Rakyat

Honor Penyuluh Agama Sangat Memprihatinkan

KPHIHarus Berpihak Pada Jamaah

KPHIUsulan KemenagBias Kepentingan

UU Anak Jangan Teori Belaka

Jakarta, Suara Keadi-lan - Komisi VIII DPR menyesalkan rendahnya honor penyuluh agama yang masih jauh dibawah upah minimum regional (UMR). Untuk tahun 2012, APBN hanya membantu honor penyuluh agama sebesar Rp150 ribu/bulan.A n g g o t a Komisi VIII DPR RI KH Abdul Hakim me-n i -

lai, pemberian honor sebesar Rp 150 ribu/bulan tersebut sangat tidak manusiawi mengingat tugasnya yang berat dalam membina umat. “Kami sangat menyesalkan rendahnya honor yang diberi-kan pada penyuluh agama. Honor sebesar Rp150 ribu/bulan itu masih jauh dibawah UMR, yang saat ini rata-rata

Rp 1 juta/bulan atau Rp 5.681/jam. Bahkan boleh dikatakan sangat tidak

manusiawi. Dengan bi-aya hidup yang tinggi dan

tuntutan kerja 24 jam, seharusnya

penyuluh a g a m a mendapat apresiasi yang le-bih baik,”

saran Hakim yang juga sek-retaris FPKS DPR RI ini di Jakarta, Senin (6/2).

Seperti diketahui, Pe-nyuluh Agama mempunyai tugas membimbing umat dalam rangka pembinaan mental, moral dan ketakwaan kepada Allah SWT. Dengan banyaknya konflik sosial di masyarakat saat ini, peran penyuluh agama sangat di-perlukan untuk mengayomi masyarakat, menjadi teladan dan panutan sekaligus moti-vator masyarakat.

Sayangnya, peran pe-nyuluh agama honorer kerap tidak diperhatikan. “Yang paling memprihatinkan adalah tenaga penyuluh yang bertugas di daerah terpencil atau pulau-pulau kecil, yang membutuhkan dana transpor-

tasi hingga ratusan ribu ru-piah hanya untuk datang membawa laporan bulanan ke kantor Kemenag Kabu-paten,” keluh Hakim.

Karenanya Hakim mendesak Kementerian Agama untuk mening-katkan honor tenaga pe-nyuluh. Hakim berharap, honor tenaga penyuluh agama bisa disesuaikan minimal dengan besaran UMR. “Secara politik, kami akan mendukung peningkatan honor bagi penyuluh agama. Jika tidak dalam RAPBN pe-rubahan tahun 2012 ini, kami akan perjuangkan dalam APBN 2013 men-datang,” tandas Hakim.

Jakarta, Suara Keadilan - Sembilan calon anggota Komisi Pengawas Haji Indonesia (KPHI) yang dibentuk berdasarkan amanat Undang-Undang No 13 tahun 2008 Ten-tang Penyelenggaraan Ibadah Haji, hanya ting-gal menunggu keputusan Presiden untuk disahkan.

Di luar beragam wacana apakah pertim-bangan DPR dapat di-gunakan untuk menolak calon hasil seleksi panitia dari Kementrian Agama, DPR sendiri melihat calon anggota yang diajukan memang masih memiliki banyak catatan kelemahan.

“Rata-rata calon ang-gota KPHI tidak mema-hami keruwetan masalah penyelenggaraan haji se-

lama ini. Betapa misalnya jamaah banyak dibebani pu-ngutan liar sejak awal sampai kesembronoan pelayanan saat berada di tanah suci,” papar Anggota Komisi VIII DPR Ledia Hanifa di Jakarta, Ka-mis (9/2).

Bahwa ada kekuran-gan pelayanan pada setiap masa penyelenggaraan haji, memang sudah menjadi pe-ngetahuan umum. Namun demikian, bahwa masalahnya ternyata begitu kompleks dan mendalam bahkan terjadi ber-ulang untuk kasus-kasus seru-pa, menurut Ledia,, agaknya belum sampai dipahami calon anggota KPHI.

Ledia berpendapat KPHI harus terlibat dari awal pro-ses penyelenggaraan haji itu sendiri. Soal biaya haji, kon-trak pemondokan, penentuan

katering, hingga kesiapan para panitia lapangan mesti dipantau, untuk meminimali-sir terjadinya persoalan-per-soalan serupa yang banyak merugikan jamaah.

Anggota DPR dari Dae-rah Pemilihan Jawa Barat I ini juga mengingatkan KPHI, untuk tidak segan menegur dan melaporkan panitia penyelenggara haji se-tiap kali menemukan penyimpangan atau keteledoran dalam pelayanan haji bagi jamaah.

“Mere -ka diang-kat dan d i b e r -h e n -t i k a n m e -mang

oleh Presiden untuk melakukan pengawasan penyelenggaraan haji bagi negara. Namun satu hal yang harus menjadi con-cern para calon anggota KPHI ini adalah, bahwa mereka harus berpihak

pada jamaah,” tegas Ledia.

Jakarta, Suara Keadi-lan - Kasus pidana yang melibatkan anak-anak se-tiap tahunnya mengalami peningkatan. Menurut data Komisi Nasional Anak pada tahun 2010/2011, dari sekitar 7.000 lebih anak yang berhadapan dengan hukum, 6.726 anak sudah divonis, selebihnya dalam proses. Sedangkan pada 2008/2009, ada sekitar 4.000 anak. Hal ini seha-rusnya menjadi perhatian pemerintah dalam rangka penanganan dan perlindu-ngan anak yang berhada-

pan dengan hukum. Demikian disampaikan Anggota Komisi VIII DPR RI Jazuli Juwaini di Senayan, dalam Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi Perlindungan Anak Indonesia, Senin (16/1).

"Tidak semua kasus kriminal yang melibatkan anak-anak dimeja hijaukan. Kebanyakan kasus-kasus tersebut berupa kenakalan remaja bukan murni krimi-nal. Seharusnya aparat dapat memisahkan antara kejahatan dan kenakalan anak-anak. Dan tentu saja perlakuannya juga akan berbeda," ingat Ja-

zuli tegas. Seharusnya, imbuh Jazu-

li, pemerintah dapat mengem-bangkan sistem prosedur pe-nanganan hukum yang ramah anak, termasuk peningkatan upaya perlindungan khusus terhadap anak yang berkon-flik dengan hukum. Jangan sampai upaya perlindungan negara terhadap anak seke-dar teori belaka. “Kita sudah meratifikasi Konvensi Hak Anak yang dituangkan dalam Keputusan Presiden No. 36 Th 1990. Ada UU Perlindu-ngan Anak No. 23 Th 2002 dan UU Peradilan Anak No.

3 Th 1997. Pemerintah harus-nya bisa mengkoordinasikan penegakan hukum yang adil dan ramah untuk anak. Kita berharap peraturan yang su-dah ada ditegakkan, jangan cuma teori belaka,” beber Jazuli.

Tokoh Ulama Banten ini menyayangkan jika kasus-kasus kenakalan remaja harus diselesaikan dengan persidangan di pengadilan, apalagi jika anak tersebut ha-rus masuk penjara. “Ini akan berdampak buruk terhadap psikologis anak. Padahal, amanat UU Peradilan Anak

No. 3 Th 1997 tentang Penga-dilan Anak, UU Perlindungan Anak, anak yang berhadapan dengan hukum (ABH) dilakukan melalui suatu peradilan khusus,” jelas Jazuli.

Menurutnya, lem-baga pemasyarakatan atau penjara bukan tempat terapi yang baik bagi anak-anak yang bermasalah. Apalagi dalam ta-hanan, anak dicampur dengan t a -

hanan dewasa yang tin-dak kejahatannya lebih tinggi. “Saya khawatir tah-

anan anak justru akan bela-jar jahat dari ling-k u n g a n te rsebut . Ini harus dihindari,” tutup Ke-

tua DPP PKS ini.

Jakarta, Suara Keadilan - Anggota Komisi VIII FPKS Nurhasan Zaidi menilai calon anggota Komisi Pengawas Haji Indonesia (KPHI) usulan Kementerian Agama (Kemenag), tidak akan bisa mengawasi haji secara independen. Hal ini diungkap Nurhasan dalam Rapat Dengar Pendapat Kemenag dan Komisi VIII di DPR, Rabu (1/2).

Menurut UU No 13 Tahun 2008 tentang Penye-lenggaraan Ibadah Haji, memerintahkan KPHI untuk mengawasi pelaksanaan haji dan memberi masukan kepada pemerintah soal perbaikan pelayanan haji. Calon anggota KPHI diusulkan oleh Kemenag dan diangkat oleh Presiden.

“Bagaimana mungkin lembaga yang akan mengawasi haji dipilih oleh lembaga yang akan diawasi. Sudah pasti bias kepentingan,” sindir Nurhasan.

Proses seleksi KPHI sudah dimulai sejak tahun 2010 tetapi sampai hari ini belum disetujui DPR karena nama-nama yang diusulkan sebagian besar adalah pen-siunan Departemen Agama. Hal ini dipandang akan menghambat efektifitas kerja KPHI.

Panitia Seleksi calon anggota KPHI diketuai oleh Suryadarma Ali yang juga Menteri Agama dan juga Ketua Panitia Haji Kemenag. Sedangkan anggota panitia seleksi adalah pejabat eselon 1 Kemenag.

“Ini kan akal-akalan. Adanya KPHI kan biar pe-ngelolaan haji lebih akuntabel dan transparan. Maka anggota KPHI harus dipilih oleh panitia independen. Menteri cukup mengajukan, jangan ikut menyeleksi,” ujar Nurhasan menyayangkan cara Kemenag melak-sanakan amanat UU Haji.

Dalam rapat dengar pendapat tersebut Komisi VIII meminta panitia seleksi untuk memberikan data diri se-tiap calon anggota KPHI untuk dimintakan pertimbang-an DPR. Namun menurut Nurhasan, tahap itu hanya upaya melegitimasi proses seleksi yang keliru tersebut.

“ P e r s o a l a n n y a bukan hanya cara Kemenag memilih anggota KPHI, tetapi undang- undangnya juga harus diganti. Regulator, ekse-kutor dan pen- gawasnya harus terpisah,” tegas Anggota DPR dari Daerah Pe- milihan Jawa Barat IX ini.

Abdul Hakim

Ledia Hanifa

Jazuli Juwaini

Nurhasan Zaidi

Page 24: Edisi 9

Edisi FEBRUARi 2012Kesejahteraan Rakyat

Perda MirasSenafas dengan Pancasila dan UUD

Bentuk PanjaUsut Proyek Hambalang

Kecelakaan Maut Tugu TaniLemahnya Kontrol Miras dan Narkoba

Asuransi TKIHarus di Kaji Ulang

Jakarta, Suara Keadi-lan - Anggota Komisi IX DPR Herlini Amran, menyampaikan rasa pri-hatin dan berduka yang sangat mendalam bagi korban dan keluarga ke-celakaan maut di Tugu Tani, Jakarta, pada hari Minggu (22/01). Dalam kecelakaan tersebut, sem-bilan nyawa terenggut oleh ‘Supir Mabuk’ pe-ngendara Mobil Minibus.

Menurut Herlini, kecelakaan tersebut ter-jadi karena lemahnya kontrol pemerintah ter-hadap Minuman Keras dan pengguna Narkoba, sehingga mereka lebih

leluasa mengkonsumsi ‘ba-rang haram’ tersebut hingga memakan korban. Ironisnya, korban yang jatuh justru bu-kan penggunanya sendiri. “Aparat keamanan harus meningkatkan razia miras di berbagai tempat, termasuk di mini market yang me-nyediakan miras. Selama ini razia miras dilakukan momentual saja, itupun bia-sanya informasi adanya razia sudah bocor lebih dulu," sesal Herlini. Sebagaimana diketa-hui, bahwa pengendara mobil dalam kecelakaan maut terse-but diyakini dalam pengaruh obat-obatan terlarang ketika musibah terjadi.

Herlini juga mengecam

Pemerintah terkait pencabu-tan Peraturan Daerah ten-tang Minuman Keras (Perda Miras) oleh Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) beberapa hari silam. Menu-rutnya, pencabutan Perda Miras akan berdampak mengancam ketertiban dan keamanan masyara-kat. “Semangat dibuatnya Perda Miras untuk melarang pere-daran miras di daerah, d a l a m upaya m e n -jamin keter-tiban

Jakarta, Suara Keadilan - Polemik Peraturan Dae-rah (Perda) tentang Minu-man Keras (Miras) terus mendapat tanggapan dari berbagai kalangan. Menu-rut Wakil Ketua Komisi VIII DPR Surahman Hi-dayat, Perda Miras memi-liki landasan hukum un-tuk dipertahankan. “Perda Miras memiliki landasan hukum yang kuat. Perda Miras tidak bisa dianulir dan direvisi begitu saja oleh Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri). Karena, Perda Miras ti-dak bertentangan dengan landasan hukum tertinggi kita, yaitu Pancasila dan

UUD 1945," terang Surah-man di Jakarta, Senin (16/1).

Menurut Ketua Dewan Syariah Pusat (DSP) PKS ini, Perda Miras dapat menjadi peraturan khusus (lex spesi-alis) yang berlaku di daerah di mana perda tersebut dike-luarkan. Dinilainya, hal ini sudah sesuai dengan Pasal 14 UU Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Per-aturan Perundang-undang-an yang dapat menampung kondisi khusus daerah.

Dalam pandangan Surah-man, pemerintah daerah ber-hak untuk membuat aturan hukum dalam lingkup dae-rahnya sendiri sebagaimana dijamin oleh Pasal 14 UU

Nomor 32 Tahun 2004 ten-tang Pemerintahan Daerah (UU Pemda). Pasal itu mem-berikan kewajiban kepada pemerintah daerah dalam penyeleng-garaan ketertiban umum, ketentra-man masyara-kat, dan pe-nanggulangan masalah sosial.

S u r a h m a n b a h k a n mem-

pertanyakan keabsahan Keputusan Presiden (Kep-pres) Nomor 3 Tahun 2007. Menurutnya, Keppres

tidak boleh berten-tangan dengan se-mangat Pancasila dan UUD 1945.

Jakarta, Suara Keadilan - DPR mendesak keberadaan Asuransi Tenaga Kerja Indonesia (TKI) untuk dikaji ulang, karena dinilai tidak memberi manfaat bagi para TKI dan hanya menambah beban biaya mereka. “Ke-nyataannya serapan pencairan klaim rendah, serta persyaratan klaim sulit dan berbelit, padahal TKI wajib menyetor premi sebesar Rp. 400 ribu di awal,” ungkap Anggota Komisi Ketenagakerjaan (Komisi IX) DPR Zuber Safawi, Rabu (8/2).

Zuber menilai, asuransi TKI yang diwajibkan atas Peraturan Kemenakertrans nomor 7/2010 itu sudah keluar dari prinsip dasarnya, yakni perlindungan terha-dap TKI baik pra penempatan, selama bekerja, hingga setelah penempatan. “Kami mendapat banyak laporan dan keluhan dari masyarakat bahwa asuransi TKI ini tidak sesuai dengan klaim perlindungan sebagaimana peraturan pemerintah tersebut, syarat klaimnya cen-derung dipersulit bahkan penolakan klaim juga me-ningkat,” kata politisi PKS ini menyesalkan.

Berdasarkan data Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI), penolakan terhadap TKI yang mengajukan klaim terus meningkat sejak 2010-2011. Pada 2010 dari pengajuan sebanyak 1020 klaim, 875 ditolak, atau hampir 90 persen. Sedangkan di 2011 dari 14.854 klaim yang diajukan, sebanyak 6.156 ditolak atau 45 persennya.

“Idealnya, para pemegang Kartu Tenaga Kerja Luar Negeri (KTKLN) yang diwajibkan membayar premi asuransi TKI saat di awal mendaftar, otomatis adalah pemegang polis asuransi TKI, sehingga tak diperlukan syarat bermacam-macam. Cukup tunjuk-kan KTKLN untuk klaim,” imbuh mantan aktivis asal Jawa Tengah ini.

Selain itu, Konsorsium Proteksi sebagai pelak-sana tunggal asuransi TKI, seharusnya melakukan perlindungan TKI Secara proaktif. Menurut Zuber, bila sistem asuransi ini tak kun- jung diperbaiki, maka sebaiknya, sistem asuransi TKI benar-benar diha- pus, atau di-serahkan kepada mekanisme pasar.

dan keamanan masyarakat, kenapa justru dicabut,” ujar Anggota DPR dari Dae- rah Pemilihan

Kepulau-an Riau

ini re-toris. .

Surahman Hidayat

Zuber Safawi Herlini Amran

Jakarta, Suara Keadilan - Komisi X DPR mengu-sulkan dibentuknya Pa-nitia Kerja (Panja) kasus Hambalang, untuk me-ngusut dugaan korupsi yang terkait dengan Proyek Pembangunan P3SON (Pusat Pen-didikan, Pelatihan dan Sekolah Olah Raga Nasional) di Bukit Hambalang Sentul, Kabupaten Bogor Jawa B a r a t . Pan-ja

ini dirasa perlu, karena pemerintah dianggap tidak serius dalam penyelesai-an kasus Hambalang, yang

diyakini karena a-danya kepen-

tingan poli-tik tertentu. Demikian disampai-kan Anggota

Komisi X DPR Memed

Sosiawan di Jakarta, Selasa

(21/2).

"Pengajuan tambahan anggaran P3SON Hamba-lang untuk tahun 2012 ang-kanya belum sempurna, dan perkembangan pengerjaan konstruksi di lapangan perlu diteliti ulang apakah sudah sesuai dengan yang dilapor-kan," tegas Memed.

Kejanggalan tersebut me-merlukan klarifikasi tuntas, mengingat total dana APBN yang rencananya akan dialo-kasikan mencapai hampir 2 Trilyun Rupiah. "Bagaima-na mau diberikan, semen-tara perkembanganya belum lagi jelas, ditambah dengan dugaan korupsi dan masalah lain yang boleh jadi saling

berkaitan," ujar Memed ragu.

Dengan demikian, menurut Memed, hadirnya Panja Hambalang diharap-kan menjadi jalan masuk untuk mengusut dugaan-dugaan penyimpangan dalam proyek tersebut. "Dengan mekanisme kerja Panja yang teratur nanti-nya, bukan tidak mungkin kasus-kasus korupsi yang berkaitan dengan Proyek Hambalang ini akan bisa ditelisik lebih jauh lagi," tutup Memed yakin.

Memed Sosiawan

Page 25: Edisi 9

Edisi FEBRUARi 2012 Kesejahteraan Rakyat

Sertifikasi Calon TKIHarus Dibenahi

RSBI Picu Mahalnya Biaya Pendidikan

Memprihatinkan, adanya Dugaan Korupsi di Kampus Indonesia Perlu

SMK Agrariadan Maritim

Lhokseumawe, Suara Keadilan - Kementerian Pendidikan dituding tidak memahami betul prinsip penyelenggaraan pendidi-kan. Salah satu indikasinya adalah dengan a d a n y a Peraturan Kement-erian Pen-d i d i k a n Nasional (Permen-d i k -

nas) yang mengatur tentang Rintisan Sekolah Bertaraf In-ternasional (RSBI). Demikian ditegaskan Anggota Komisi X DPR Raihan Iskandar di Aceh, Ahad (5/12).

“Padahal sebagaimana tertulis dalam UU Sis-diknas Pasal 4 ayat (1), menyatakan Pendidikan

diselenggarakan se-cara demokratis dan

berkeadilan serta tidak diskriminatif

dengan menjun-jung tinggi

hak asasi manusia,

n i l a i ke-

agamaan, nilai kultural, dan kemajemukan bangsa,” jelas-nya.

Karena itu dia menolak pernyataan Menteri Pen-didikan dan Kebudayaan Mohammad Nuh, yang menyatakan biaya mahal merupakan konsekuensi dari pendidikan yang berkualitas. “Seharusnya justru semakin membuka mata Pemerintah untuk meningkatkan kualitas pendidikan secara menyelu-ruh, bukan hanya mening-katkan mutu RSBI,” terang Raihan lagi.

Menurutnya, pemerintah pun secara nyata melegalisasi pungutan yang dilakukan pi-hak sekolah dengan menerbit-kan Permendiknas Nomor 78 Tahun 2009, dimana pasal 16 ayat (1) menyatakan perihal

Jakarta, Suara Keadilan - Booming inovasi karya siswa sekolah menengah kejuruan (SMK) selayaknya diiringi perhatian pemerintah untuk mengembangkan bidang keahlian lainnya. Misalnya, agraria dan maritim.

Anggota Komisi X DPR Rohmani menilai, SMK berbasis agraria dan maritim juga patut dikembang-kan mengingat Indonesia memiliki keunggulan dalam kedua bidang tersebut. "Jika bicara tentang agraria dan maritim, tidak ada yang sekaya Indonesia. Namun kebijakan yang tidak berpihak menjadikan sektor ini termarginalkan sehingga ditinggalkan banyak orang,” kata Rohmani, Kamis (19/1/).

Menurut Rohmani, sebenarnya pemikiran tentang SMK agraria dan maritim sudah terlambat, namun tidak ada salahnya jika tetap dikembangkan. Dia me-nambahkan, wacana ini perlu dikaji lebih dalam agar kebijakan dan konsep pendidikannya selaras dengan grand design pembangunan nasional. “Kalau saja dari dulu pemerintah memiliki agenda yang jelas dalam membangun kedua sektor ini, saya yakin kita akan menjadi negara besar dan kaya dengan basis agraria dan maritim,” kata Rohmani menegaskan.

Politisi PKS dari Daerah Pemilihan Jawa Tengah X ini menegaskan perlunya kebijakan integral dalam mengelola sektor agraria dan maritim, termasuk me-manfaatkan potensi generasi muda. Menurutnya, jika ide ini dijadikan kebijakan nasional dan didukung konsep yang matang, maka Indonesia akan menye-lesaikan dua persoalan sekaligus. "Per- tama, persoalan pen-gangguran karena mer- eka memiliki skill untuk mengelola l ingkungan sekitarnya. Kedua, meningkat-kan kapasitas eko- nomi nasi-onal yang berbasis agraria dan maritim," tutup Rohmani.

Raihan Iskandar

Rohmani

Jakarta, Suara Keadilan - DPR meminta pemerin-tah membenahi proses ser-tifikasi kompetensi kerja calon tenaga kerja Indonesia. DPR juga mendukung kebijakan morato-rium penempatan Tenaga

Kerja Indonesia (TKI) pe-kerja rumah tangga ke Arab Saudi dan negara lain, hingga

terbit nota ke-s e p a h a m a n (Memoran-dum of Un-derstanding/MOU) per-

l i n -

dungan TKI dengan Indo-nesia. Hal ini disampaikan Anggota Komisi IX DPR Anshori Siregar di Jakarta, Senin (30/1).

Kedua hal tersebut disam-paikan Anshori dalam Rapat Dengar Pendapat Komisi IX DPR serta Badan Nasional Penempatan dan Perlindu-ngan Tenaga Kerja Indone-sia (BNP2TKI) yang dihadiri oleh Kepala BNP2TKI Mu-hammad Jumhur Hidayat.

Menurut Anshori, perihal sertifikasi sepenuhnya adalah tanggung jawab Badan Na-

sional Sertifikasi Profesi (BNSP). Sertifikasi ini penting untuk tenaga kerja dalam rangka meningkat-kan profesionalitas dan sekaligus perlindungan bagi tenaga kerja.

“BNSP sepenuhnya bertanggung jawab atas sertifikasi TKI. Harus segera dibenahi. DPR akan segera memanggil BNSP untuk duduk bersama membahas masalah ini,” tegas Anshori.

kesediaan peserta didik mu-lai jenjang SD sampai SMA membayar pungutan untuk menutupi biaya operasional RSBI.

“Legalisasi inilah yang dimanfaatkan oleh sejumlah RSBI untuk mematok tarif tinggi kepada peserta didik

dan orang tua peserta didik. Pasal pungutan ini jelas tidak sesuai dengan Permendikbud Nomor 60 tahun 2011 Ten-tang Larangan Pungutan Biaya Pendidikan Pada SD dan SMP, yaitu Pasal 3 yang menyatakan bahwa Sekolah pelaksana program wajib be-

lajar dilarang memungut biaya investasi dan biaya operasi dari peserta didik, orang tua, atau walinya,” kata Anggota DPR dari Daerah Pemilihan NAD 2 ini.

Anshori Siregar

Jakarta, Suara Keadilan - Dugaan maraknya korup-si di beberapa universitas di Indonesia mengundang keprihatinan Komisi X DPR RI. Terlebih lagi, dugaan adanya korupsi di lembaga pendidikan tinggi negeri ini merupakan ha-sil audit Badan Pelak-sana Keuangan (BPK). “Temuan ini akan ditin-daklanjuti oleh Komisi X dengan meminta pertang-gungjawaban pihak-pihak terkait,” ungkap Anggota Komisi X DPR dari Fraksi PKS Ahmad Zainuddin di Jakarta, Sabtu (21/1).

Secara khusus, Komisi X akan meminta penjelasan

Menteri Pendidikan Nasional dan Kebudayaan Muhammad Nuh, dan meminta pertang-gungjawabannya atas bebe-rapa temuan yang berkaitan dengan pengelolaan satuan pendidikan ini. “Mendiknas tentu bertanggung jawab atas dugaan-dugaan ini. Karena Mendiknas seharusnya juga memiliki fungsi pengawasan yang ketat akan pengelolaan keuangan di masing-masing kampus. Kita akan meminta pertanggungjawaban beliau,” kata Zainuddin

Zainuddin menegaskan bahwa pengelolaan keuangan pendidikan tinggi seharusnya dapat dilakukan dengan pro-fesional. Institusi pendidikan

juga hendaknya tak sampai terjebak pada profit oriented. “Institusi akademis seharus-nya menjaga nilai-nilai luhur pendidikan, salah satunya adalah dengan bentuk pengelolaan keuangan yang baik”, jelasnya.

Secara terpisah, Rektor UI Gumilar Rosliwa Sumantri menegaskan dirinya senang dengan hasil audit dari BPK. Semua pihak boleh berspe-kulasi, tapi pihaknyalah yang pal-ing me-ngetahui

apa yang sebenarnya ter-jadi di UI saat ini. Oleh karena itu, Gumilar me-

nyatakan siap b e r t a n g -

g u n g j awab a t a s

temuan-t e m u a n

itu.

Ahmad Zainuddin

Page 26: Edisi 9

Edisi FEBRUARi 2012Keuangan, Perbankan & Perencanaan Pembangunan

dukung BPKAudit Utang Luar Negeri

Sukuk Proyek Harus Dipasarkan Serius

Jakarta, Suara Keadilan - Pemerintah didesak segera mempercepat eksekusi divestasi saham PT. Newmont Nusa Tenggara (NTT). Wakil Ketua Komisi XI DPR RI Zulkieflimansyah meminta pemerintah bersikap tegas dalam pengambilan keputusan untuk membeli saham PT Newmont sebesar 7 persen. Jangan terlalu bertele-tele seperti saat ini. “Masalah ini menjadi berlarut-larut, se-hingga mengganggu proses dari divestasi,” ungkapnya di Jakarta, Ahad, (5/2).

Diakui, masalah divestasi ini sudah menjadi tarik menarik kepentingan berbagai pihak, sehingga mem-buat proses penjualannya terkatung-katung. Dari dulu, pemerintah terlihat punya agenda tersembunyi yang tidak diketahui pihak manapun. “ Kalau niat baik pemerintah ingin mengembangkan divestasi secara benar untuk ambil alih tambang asing, mestinya secara teoritis yang ambil alih perusahaan tambang kita, misalnya Aneka Tambang (Antam),” terangnya.

Zulkieflimansyah berpendapat saham divestasi NNT itu memang paling strategis bila diambil oleh peme-rintah pusat. Akan tetapi, bila hanya 7% saja saham yang diperoleh pusat, manfaat divestasi tersebut tidak akan tercapai karena pemerintah tidak bisa ikut terlibat mengawasi kegiatan tambang di perusahaan tambang Batu Hijau itu.

"Persoalan divestasi [NNT] ini harus segera disele-saikan dengan membuka komunikasi antara pemerintah pusat dan daerah sehingga esensi dan substansi divestasi itu benar-benar tercapai. Jangan sampai menimbulkan persoalan lain yang akan merusak iklim investasi tambang di Indonesia," kata dia, kemarin.

Menurut dia, pemerintah pusat dan daerah harus saling terbuka untuk menyelesaikan proses divestasi 2010 NNT.

Pemerintah pusat harus membuka komunikasi lebih baik dan pemda juga tidak boleh arogan bertindak sendiri dalam menyampaikan keinginannya mendapatkan 7% saham tersebut.

Siapa pun yang akan mengambil saham tersebut, lanjut dia, seharusnya perusahaan nasional yang memang sudah mengerti dan terjun langsung di sek-tor pertamban- gan, seperti BUMN tambang. Ka- laupun nantinya harus dis- erahkan ke dae-rah, pemer- intah harus tetap men- gawasi setiap p r o s e s yang ber-langsung, termasuk beauty con- test dan transparansi pembiay-aan. Pung- kas Zul.

Pemerintah Harus TegasSikapi DivestasiNewmontJakarta, Suara Keadi-

lan - Anggota Komisi XI DPR Muhammad Fir-daus, menyambut baik rencana Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) untuk melakukan pemeriksaan atas semua utang luar negeri guna menjaga pengeloaan utang luar negeri yang transparan dan akuntabel. Dari data yang dimilikinya, sam-pai Oktober 2011 utang luar negeri mencapai Rp. 1.768,04 triliun atau hampir mendekati angka Rp. 1.816 triliun. Hal ini disampaikan Firdaus di Jakarta, Senin (9/1).

Menurut Firdaus, besarnya utang luar ne-geri baik swasta ataupun pemerintah, memberikan beban yang cukup berat

buat para generasi men-datang. Sudah seharusnya pemerintah melakukan tero-bosan baru dalam mengatasi keuangan negara, dengan cara meningkatkan peneri-maan negara baik pajak dan non pajak. Ketergantungan Indonesia terhadap utang luar negeri tidak menutup kemungkinan negara kita akan mengalami krisis utang sebagaimana yang terjadi di negara-negara maju saat ini, seperti Amerika dan Eropa.

“Pemerintah harus mem-punyai kreatifitas dan inovasi yang tinggi dalam mencari sumber-sumber penerimaan negara baik dari dalam dan luar negeri. Misalnya dari sisi import, tentu harus diciptakan suasana ekonomi yang kon-dusif dan birokrasi yang baik, sementara dari sisi ekspor

tentu juga harus diciptakan produk-produk yang berkua-litas sekaligus mampu bersa-ing di pasar internasional,” terang Politisi PKS ini.

Dengan demikian, masih menurut Firdaus, rencana BPK untuk melakukan audit terhadap utang luar negeri tahun 2012 harus mendapat dukungan semua pi-hak, baik pemerintah maupun DPR sebagai lembaga pengawas yang mewakili a sp i r a s i r a k y a t I n d o -nesia.

Muhammad Firdaus

Zulkieflimansyah

Kemal Azis Stamboel

Jakarta, Suara Keadilan - Pemerintah dan Panitia Kerja DPR dalam rapat tertutup pembahasan Ran-cangan Undang-Undang Pajak Penghasilan (RUU PPh), sepakat mengenakan pajak final dalam in-dustri Rek-sa Dana. “Pemerin-tah dan DPR sepakat untuk memberikan pajak final, t e t a p i besa-

Pajak Final Industri Reksa Danaran tarif dan prosedurnya masih akan dibahas lebih lanjut dalam pasal selanjut-nya,” ungkap anggota Panja RUU PPh dari Fraksi Keadi-lan Sejahtera Andi Rahmat

seusai mengikuti rapat di ruangan Komisi

XI DPR di Jakarta, Rabu (15/2).

Pertimbangan utama pengenaan pajak itu, jelas Andi, karena

Pasar Rek-

s a

Dana di Indonesia telah menjelma menjadi industri besar yang cukup diminati. Artinya, ada potensi peneri-maan negara yang cukup menggiurkan dari industri tersebut. Selain itu, imbuh dia, di negara lain pun pajak tersebut sudah diterapkan.

“Di negara lain, reksa dana ini sudah dipajaki. Di Singapura memang tidak diberlakukan karena kan

penduduk mereka hanya sedikit, hanya 4 juta

jiwa,” ujarnya.Andi mengatakan,

tarif PPh final yang diusulkan pemerin-tah sebesar 0,05%. Tarif tersebut dike-

nakan ketika investor melakukan penjualan

terhadap produk reksa dananya. Namun, belum ada kesepakatan apakah

usulan besaran tarif itu akan disepakati. “Tapi untuk tidak

memajaki juga tidak masuk akal, jadi masih tetap akan ada kompromi,” jelas Ang-gota DPR Dapil Sulawesi Selatan III ini.

Dalam pandangan Andi dan beberapa anggota Pansus RUU PPh lainnya, saat ini dinilai cukup mendesak agar usulan pajak reksa dana terse-but disepakati. Namun, lanjut Andi, DPR bersikap berhati-hati ketika menyepakati pajak final reksa dana itu karena bisa berdampak pada industri keuangan nasional.

“Kalau berpengaruh ke-pada pasar, kita harus hati-hati memutuskannya. Kalau jatuhnya lebih besar ke pasar, ya jangan dong. Di sinilah alotnya pembahasan, jangan sampai instrumen yang su-dah bagus malah hancur,” tutupnya.

“Pemerintah harus mencip-takan sumber-sumber peneri-maan baru guna mengatasi defisit anggaran yang sudah terjadi dari tahun ke tahun, bukan dengan hutang,” tutup

Anggota DPR dari Daerah Pemili-han Jawa Timur X ini.

Andi Rahmat

Jakarta, Su-ara Keadilan - Anggota Komisi XI DPR RI Kemal Azis Stam-b o e l

menilai positif target indikatif penerbitan sukuk (sertifikat kepe-

milikan) negara berba-sis proyek, senilai Rp 1 triliun dalam waktu

dekat ini. “Pemerin-tah memang perlu

memprioritaskan sukuk proyek. Dengan ren-cana pemba-

ngunan in-frastruktur kita yang banyak, maka su-

kuk proyek harus disiapkan dan dimarketingkan secara serius. Momentumnya juga harus diambil yang terbaik,” dukung Kemal.

Namun Kemal juga meng-ingatkan, agar lelang sukuk proyek ke depan tidak meng-ulang kegagalan pada lelang dua seri sukuk proyek pada Oktober 2011 lalu yang sepi peminat, karena momentum dan teknis lelang yang kurang tepat. Lelang yang dilakukan Oktober 2011 lalu, dimana pasar sedang lesu tentu berdampak negatif. Selain

itu, lelang sukuk proyek bersamaan dengan penerbi-tan sukuk ijarah (sewa hak manfaat) wholesale dengan struktur akad ijarah sale and lease back yang menggu-nakan barang milik negara sebagai aset dasar penerbi-tan (underlying asset), tentu juga kurang menguntungkan. Investor tentunya akan cende-rung memilih sukuk Ijarah wholesale yang sudah dikenal selama ini. “Mereka belum memahami sukuk proyek dengan baik, termasuk profil risiko yang sebenarnya juga

sama-sama rendah. Sehingga lelangnya ke depan harusnya terpisah, jangan bersamaan,” ingat Kemal.

Kemal meminta peme-rintah meningkatkan edukasi dan sosialisasi yang mema-dai terkait sukuk proyek. “Permintaan yield (tingkat bunga obligasi) yang tinggi pada lelang sebelumnya, juga dikarenakan investor belum memahami sepenuhnya risiko sukuk jenis baru ini. Padahal sukuk proyek ini aman dan risikonya juga kecil, karena yang menjadi underlying

asset-nya adalah proyek pemerintah. Yaitu proyek dibawah Kementerian PU dan Perhubungan. Kare-na proyek Pemerintah, tentu tidak akan default. Makanya edukasi dan sosialisasinya harus di-perkuat sehingga investor mendapatkan informasi yang jelas dan terang,” tandas Anggota DPR dari FPKS ini.

Page 27: Edisi 9

Edisi FEBRUARi 2012 Kartun

KATAKAN TIDAK !!!

Cerita : Dedi | Ilustrasi : Fauzi

Page 28: Edisi 9

Edisi FEBRUARi 2012