Edisi 8

28
Laporan Utama: Halaman 3 - 5 DESEMBER 2011 EDISI 8 SUARA KEADILAN Terdepan dalam Reformasi Parlemen FRAKSI PARTAI KEADILAN SEJAHTERA GRATIS www.fpks.or.id Fraksi PKS DPR RI @FPKSDPRRI Ikuti Kami Pemerintah baik pusat maupun daerah, harus makin serius mem- perhatikan nasib para kepala desa. Status Kepala Desa Butuh Perhatian Pemerintah Hentikan ‘Ritual’ Impor Gula Kenaikan TDL Bukti Pemerintah Malas Anggota Komisi IV DPR RI Ma’mur Hasanuddin mengemukakan, renca- na Pemerintah hendak mengimpor gula 300.000 hingga 500.000 ton awal tahun depan menghancurkan harapan sebagian masyarakat. Pemerintah tetap menginginkan ke- naikan tarif dasar listrik tahun depan. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Jero Wacik men- gatakan, hasil kajian kenaikan tarif listrik ini akan disampaikan ke Komisi VII DPR pada akhir Desember 2011. Halaman 6 Halaman 12 Halaman 20 Rumah Rakyat Menggesa Undang Undang yang Dinanti Rakyat

description

Tabloid Suara Keadilan Edisi 8

Transcript of Edisi 8

Page 1: Edisi 8

Laporan Utama: Halaman 3 - 5

DESEMBER

2011

EDISI 8

SUKA | Edisi 1 / I / 2010

JAKARTA - Fraksi Partai Keadilan Sejahtera DPR RI lantang memilih opsi C hasil rekomendasi Panitia Khusus (Pansus) Angket Bank Century. Artinya, proses penyelamatan Bank Century melalui bail-out dinilai sarat pealanggaran.

“Opsi C adalah relevan dan terbaik untuk perbaikan sektor keuangan dan perbankan dalam upaya penegakan hukum,” kata juru bicara FPKS Ecky Awal Mucharam yang membacakan sikap fraksi Rabu, 3 Maret 2010.

Sontak, teriakan “Allahu Akbar, Allahu Akbar” bergemuruh di tengah arena ruang sidang yang dihadiri hampir seluruh anggota DPR.

Pandangan ini merupakan penegasan dan penguatan fraksi PKS yang telah disampaikan

Allahu Akbar! Bergemuruh di Paripurna

DPR

sidang-sidang Pansus terdahulu. Sikap tersebut tak berubah sampai mendekati penghujung paripurna yang hingga larut malam. Meski sempat diselingi insiden dan tarik ulur lobi, paripurna DPR akhirnya mengakhiri sidangnya lewat voting terbuka.

Opsi C, yang menyatakan proses “bail out” bank Century bermasalah dipilih oleh 325 anggota dari 537 anggota yang hadir. Sedangkan opsi A, yang menyatakan proses prosedur bailout tidak bermasalah, dipilih oleh 212 anggota DPR. Marzuki Ali sebagai pimpinan sidang paripurna akhirnya mengetuk palu sebagai tanda paripurna DPR secara bulat memilih opsi C.

Opsi C lainnya adalah, patut diduga telah terjadi berbagai penyimpangan dalam pelaksanaan kebijakan oleh otoritas

Fraksi PKS Lantang Pilih Opsi ‘C’

SUARA KEADILAN

moneter dan fiskal, mulai dari (a) operasional Bank CIC (b) proses akuisisi Bank Danpac dan Bank Pikko oleh Chinkara Capital, merger Bank CIC, Bank Danpac, dan Bank Pikko menjadi Bank Century, operasional Bank Century (c) pemberian FPJP, dan (d) PMS sampai kepada (e) mengucurnya aliran dana.

Opsi C juga menyebut, diduga telah terjadi penyalahgunaan wewenang yang dilakukan oleh pihak otoritas moneter dan fiskal dengan mengikutsertakan pemegang saham pengendali, pengurus, dan manajemen Bank CIC, dan Bank Century, debitur dan nasabah terkait, sehingga terindikasi merugikan keuangan negara.

--- Pandangan Fraksi PKS dapat dilihat selengkapnya di : www.fpks-dpr.or.id

Terdepan dalam Reformasi Parlemen

Dalam pandangan akhirnya soal Century, semua fraksi di DPR kompak berucap bahwa ke-benaran itu benar dan kesalahan itu tetap harus salah. Bila kita tengok perspektif agama, bahwa kebenaran yang hakiki hanya satu yaitu yang ses-uai dengan “ma ‘indallah”, kebenaran yang ada

di sisi Allah. Tentu hanya Dia yang tahu. Adapun masing-masing fraksi dan opsi hanya berikhtiar mencapai kebenaran. Agama memuji ikhtiar yang berkualitas, yaitu yang secara spiritual mengede-pankan kejujuran dan memosisikannya sebagai imam. Kejujuran yang menggariskan konsistensi antara tujuan (ghayah) mencari kebenaran, mo-tif (niat) meraih reward dari Allah, dengan proses (kaifiat) yang ditempuh juga harus benar, baik prosedur formil maupun metodologis.

Di atas garis lurus konsistensi tersebut, integri-tas dapat dihadirkan, ketaqwaan dipertahankan, kredibilitas dihasilkan, kemudian insya Allah pa-hala dariNya telah dijanjikan. Masing-masing opsi memenangkan pahala itu antara satu atau dua. Jika opsi yang dipilih sesuai dengan yang benar di sisi Allah maka mendapat dua pahala, sebagai

imbalan kebenaran dalam berikhtiar dan imbalan akurasi/persisi; sedang jika opsinya tidak sesuai dengan yang benar menurut Allah tetap mem-peroleh satu pahala sebagai imbalan atas ikhtiar yang benar, sebab ikhtiar yang benar bagian dari amal saleh.

Sesungguhnya yang lebih penting, bukan apa opsinya tapi bagaimana prosesnya. Dari perspektif kualitas proses atau ‘mujahadah’ menuju kebena-ran maka posisi orang akan beragam.

Ada yang menempuh prosedur dengan benar, menggunakan metodologi yang benar kemudian berpenampilan ekspresif dan komunikatif yang baik. Hasilnya insya Allah baik disertai reward ilahi dan out comenya adalah kemaslahatan bagi masyarakat. Ada pula yang melakukan kesalahan di aspek formil sehingga melukai komunikasi in-

ter personal atau inter institusional, merusak mu’amalah yang menimbulkan dosa. Terlebih jika ditambah kesalahan dalam metodologi yang men-gakibatkan misleading. Misalnya, untuk mencari suatu kebenaran objektif-faktual metode yang ha-rus digunakan adalah induktif. Mendasarkan pada data dan fakta yang relevan serta komprehensif, tidak boleh ada kesimpulan yang mendahului, sebab mozaik data dan faktalah yang akan mem-buat kesimpulan. Kejujuran sebagai basis integritas penyelidik kebenaran mewajibkannya menempuh proses induksi secara utuh dan tidak memberi celah bagi suatu pesan deduktif untuk menyusup (masuk angin).

“Dan ketahuilah, sesungguhnya Allah men-getahui apa yang ada dalam dirimu, maka waspadalah”. (AlBaqarah:235 )

KebenaranOleh : Dr. K.H. Surahman Hidayat

Refleksi

FRAKSI PARTAI KEADILAN SEJAHTERA GRATIS

www.fpks.or.id

Fraksi PKS DPr ri

@FPKSDPrri

Ikuti Kami

Pemerintah baik pusat maupun daerah, harus makin serius mem-perhatikan nasib para kepala desa. 

Status Kepala DesaButuh Perhatian Pemerintah

Hentikan ‘Ritual’ Impor Gula

Kenaikan TDLBukti Pemerintah Malas

Anggota Komisi IV DPR RI Ma’mur Hasanuddin mengemukakan, renca-na Pemerintah hendak mengimpor gula 300.000 hingga 500.000 ton awal tahun depan menghancurkan harapan sebagian masyarakat.

Pemerintah tetap menginginkan ke-naikan tarif dasar listrik tahun depan. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Jero Wacik men-gatakan, hasil kajian kenaikan tarif listrik ini akan disampaikan ke Komisi VII DPR pada akhir Desember 2011.

Halaman 6 Halaman 12 Halaman 20

Rumah Rakyat

Menggesa Undang Undang yang Dinanti Rakyat

Page 2: Edisi 8

Edisi dEsEmbEr 2011Editorial

TABLOID SUARA KEADILANEdisi ke 8 Bulan Desember 2011

Dari Redaksi Surat Pembaca

Editorial

Foto cover: ZAKArIA & DeDI

Banyak yang percaya media cetak berada di tubir jurang kemusnahan. Itu sebabnya sinisme dengan produk baru media cetak selalu terdengar. Beruntunglah bahwa Tabloid Suara Keadilan tidak termasuk yang mendapatkan pandangan miring itu. Meski perlahan, Tabloid ini berupaya memenuhi harapan pimpinan dan anggota Fraksi PKS DPR RI (sebagai Induk yang ‘melahirkan’ Tabloid Suara Keadilan), yaitu menjadi media informasi kerja-kerja Fraksi ke masyarakat luas. Mudah-mudahan itu juga harapan yang sama di benak Anda, pembaca sekalian.

Suara Keadilan hadir dalam format cetak yang buat sebagian besar bangsa ini masih cukup bersahabat. Mudah dibawa, bisa menjadi selingan di perjalanan, bisa menjadi ‘buah tangan’ sederhana dan tidak membutuhkan upaya teknologi yang menyulitkan. Namun demikian, format lembar yang mudah dibaca lewat medium komputer dan jaringan internet juga telah kami siapkan dan sekaligus dapat diakses di situs internet kami www.fpks.or.id.

Sebagai media yang terbit dua bulanan, kini Suara Keadilan sudah memasuki edisi ke-8. Saran dan masukan Pembaca senantiasa kami nanti sebagai bahan masukan, terkait perbaikan isi dan tampilan tabloid ini. Rekan-rekan di berbagai wilayah pun bisa memanfaatkan edisi online dalam format .pdf untuk diproduksi ulang, seluruhnya atau sebagiannya yang dianggap relevan dengan kebutuhan konstituen di daerah masing-masing. Mudah-mudahan tabloid ini cukup memberi gambaran tentang kerja-kerja wakil-wakil rakyat dari PKS, yang tentunya tidak mudah dan membutuhkan dukungan Pembaca sekalian.

Selamat membaca.

Pemimpin Redaksi

Assalamu’alaikumSaya baru mendapatkan SK edisi Agustus 2011, pada awal Bulan November, di kantor DPW JABAR saat hendak ra-pat bidang. Inilah media yang saya tunggu-tunggu.Melalui email ini, saya ingin mendapatkan seluruh edisi da-lam bentuk digital, sejak edisi perdana dan mudah-mudahan untuk edisi selanjutnya, jajaran pengelola SK berkenan meny-ertakan saya sebagai salah satu yang mendapat kiriman edisi digitalnya. Atas perhatiannya, saya ucapkan haturnuhun,jazakumullahukhairankatsira.Wassalam,

Budi Basarah – Bandung Jawa Barat (via email)

Redaksi :Wa’alaikuksalam wr wb.Jazakallah atas atensi Pak Budi dan rekan ikhwah di Jawa Barat atas kehadiran Tabloid Suara Keadilan.Kami sudah siapkan tiap edisi dalam versi digitalnya, dan sudah meneruskannya ke tiap-tiap DPW PKS.Silakan Bapak hubungi Sekreta-riat DPW setempat untuk menda-patkannya.Wassalamu’alaikum wr wb.

Assalamu’alaikum... Salam hormat,Kami para simpatisan berdoa, semoga saudara-saudara kami dari PKS terlepas dari fitnah-fitnah KKN.... amin... Selamat bekerja Bapak-Bapak yang ter-hormat! Kami bangga dengan keberadaan PKS!Nafi Uddin – Lamongan Jawa Timur (via akun FB Fraksi PKS DPR RI)

Kami mendo’akan tetap Istiqo-mah dalam membangun bang-sa yang Islami dan Moderat, Allah Akbar!Yusran – Aceh Tamiang (via akun Twitter @FPKSDPRRI)

Sebuah posting di akun twitter @pksejahtera menyebutkan, “Tolong

teman-teman beritahukan saya, sejauhmana intervensi partai pada Adang utk me-mulangkan istrinya, buronan #NununNurbaeti”. Posting tersebut bukan satu-satunya, di dunia maya bernama social media. Ada beberapa lagi yang sinisnya tak kurang dari itu. Kita mungkin merasa pendapat itu tidak relevan, karena urusannya tidak sesederhana itu. Namun ini adalah perang di era terkini. Orang kadang menganggap insinuasi (tuduhan), fitnah dan kebohongan adalah halal da-lam peperangan. Tinggal ba-gaimana kita menanggapinya dengan aktif dan telaten.

Urusan pemberantasan korupsi adalah klaim yang justru patut diambil oleh partai seperti PKS. Karena PKS lahir dari rahim reformasi dengan tuntutan kuat untuk pem-berantasan korupsi yang se-belumnya terkesan dibiarkan. Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) lahir dengan desakan kuat dari PKS, dan Partai Keadi-lan sebelumnya, hingga ia me-miliki wewenang yang besar. Hanya saja, PKS tetap sadar bahwa bagaimanapun pem-berantasan korupsi harusnya adalah tugas negara yang tidak di’sementara’kan (ad-hoc) oleh sebuah lembaga super power. Bagaimanapun, lembaga-lem-baga yang bertugas sebagai penegak hukum dan keadilan harus berjalan sesuai konstitusi. Kejaksaan dan Kepolisian Re-publik Indonesia harus berada di garda depan penegakan hukum.

Bagaimana dengan KPK? Ia harus perkasa dengan peran utama membangun budaya antikorupsi dan mengambil bagian pada sosialisasi penera-pan hukum yang benar tentang

pemberantasan korupsi. Oleh karenanya jika KPK turun pada penindakan kasus korupsi, lembaga ini harus mengambil kasus-kasus yang besar, meru-gikan negara dan rakyat secara signifikan, memberantas tindak korupsi yang sistemik dan berakar, serta memberikan an-caman hukuman yang mem-beri efek jera. Toh, operasional KPK juga membutuhkan uang yang tidak sedikit, yang kese-muanya adalah uang rakyat. Jika KPK cuma bisa menangkap koruptor kelas teri, sementara tindak korupsi yang melibatkan penguasa dan orang-orang de-katnya tidak tersentuh, maka KPK memang bisa dinilai tidak efisien dalam kerjanya.

Semua bisa dipelesetkan salah dalam sebuah perang opini. Lihatlah dalam kasus dugaan suap pemilihan De-puti Gubernur BI yang telah membuat banyak politisi dia-dili. Dengan mudah seorang pimpinan KPK mengaitkan PKS dengan salah satu tersangka karena suaminya adalah ang-gota DPR dari PKS, yaitu Adang Daradjatun. PKS tidak pernah memberikan opini yang ter-kesan membela posisi Nunun Nurbaeti. Posisi yang terus di-dengungkan PKS adalah, KPK hendaknya bekerja dengan benar untuk mengungkap ka-sus ini. Siapa orang yang paling berkepentingan dalam pemili-han Deputi Gubernur BI terse-but sehingga harus membagi-bagi uang yang konon melalui Nunun Nurbaeti tersebut.

Kemudian soal penghen-tian remisi terhadap koruptor yang dilakukan dengan hanya berdasar Surat Keputusan Men-teri Hukum dan HAM. PKS da-lam posisi mendukung huku-man yang berat bagi koruptor, namun harus dilakukan sesuai koridor hukum yang ada. Kita memiliki Undang Undang No

12 tahun 1995 dan PP No 28 ta-hun 2006, yang mengatur soal remisi. Dengan surat keputu-san yang disebut sebagai mo-ratorium remisi tersebut, ada beberapa tahanan yang tidak jadi mendapat keringanan hu-kuman, atas dasar hukum yang tidak lebih kuat dan Undang Undang. Supremasi hukum di negeri ini jadi dipertanyakan bila pengambilan dasar hukum jadi terbalik semacam itu.

Lebih menyedihkan lagi, ada sebagian saudara kita yang beragama Kristiani terancam tidak mendapatkan remisi -pa-dahal ketentuan UU memun-gkinkan mereka mendapatkan keringanan hukuman- di hari perayaan umat Kristiani, yaitu Hari Raya Natal. SK Menteri inipun terancam digugat dan akan mengundang pole-mik hukum yang tak perlu di tengah masyarakat. Namun pendapat untuk penegakan konstitusi dan nilai kemanu-siaan seperti inipun tetap bisa disalahpahami sebagai PKS berpihak pada koruptor.

PKS akan selalu berada di garda depan penegakan hu-kum. Kalau mau adil, lihatlah pejabat publik yang menjadi pesakitan kasus korupsi, ada berapa yang dari PKS? Nyaris tidak ada. Untuk itu, perlu juga kader-kader PKS mawas diri, te-lahkah kita mencoba memberi-kan pencerahan kepada publik tentang sikap-sikap kita? Atau jangan-jangan, kita termasuk kader yang mudah terprovo-kasi oleh berita yang dipele-setkan seolah-oleh memihak kepada pelaku korupsi? PKS ti-dak mungkin membuat semua pihak happy dengan pendapat dan sikap-sikapnya. Meski de-mikian, PKS akan tetap teguh dalam memperjuangkan nilai-nilai keadilan dan kemanusiaan untuk tercapainya Indonesia yang adil dan sejahtera.

Memberantas Korupsi

Diterbitkan dua bulan sekali oleh Humas Fraksi PKS DPR - RI dan dibagikan secara gratis Bahan-bahan: 1. Liputan; 2. Kutipan media personal atau media massa

PenanggungJawab: H. Mustafa Kamal, SS Pemimpin Umum/Pemimpin Redaksi: Dedi Supriadi

Redaktur Pelaksana: TourmalinaRedaktur: Khairurrizqo, Santi Susanti

Design/Layout: Farid-Barragraphia | Kartunis: FauziSekretaris Redaksi: Zakaria M. Alif

Alamat: Komplek Gedung MPR/DPR/DPD - RI, Nusantara I Lantai 3, Jakarta

Email: [email protected]: 021-5785 7024 - 23

Laporan Utama: Halaman 3 - 5

DESEMBER

2011

EDISI 8

SUKA | Edisi 1 / I / 2010

JAKARTA - Fraksi Partai Keadilan Sejahtera

DPR RI lantang memilih opsi C hasil

rekomendasi Panitia Khusus (Pansus)

Angket Bank Century. Artinya, proses

penyelamatan Bank Century melalui bail-

out dinilai sarat pealanggaran.

“Opsi C adalah relevan dan terbaik untuk

perbaikan sektor keuangan dan perbankan

dalam upaya penegakan hukum,” kata juru

bicara FPKS Ecky Awal Mucharam yang

membacakan sikap fraksi Rabu, 3 Maret

2010.

Sontak, teriakan “Allahu Akbar, Allahu

Akbar” bergemuruh di tengah arena ruang

sidang yang dihadiri hampir seluruh anggota

DPR.

Pandangan ini merupakan penegasan dan

penguatan fraksi PKS yang telah disampaikan

Allahu Akbar! Bergemuruh di Paripurna

DPR

sidang-sidang Pansus terdahulu. Sikap

tersebut tak berubah sampai mendekati

penghujung paripurna yang hingga larut

malam. Meski sempat diselingi insiden

dan tarik ulur lobi, paripurna DPR akhirnya

mengakhiri sidangnya lewat voting

terbuka.

Opsi C, yang menyatakan proses “bail

out” bank Century bermasalah dipilih oleh

325 anggota dari 537 anggota yang hadir.

Sedangkan opsi A, yang menyatakan proses

prosedur bailout tidak bermasalah, dipilih

oleh 212 anggota DPR. Marzuki Ali sebagai

pimpinan sidang paripurna akhirnya

mengetuk palu sebagai tanda paripurna

DPR secara bulat memilih opsi C.

Opsi C lainnya adalah, patut diduga telah

terjadi berbagai penyimpangan dalam

pelaksanaan kebijakan oleh otoritas

Fraksi PKS Lantang Pilih Opsi ‘C’

SUARA KEADILAN

moneter dan fiskal, mulai dari (a)

operasional Bank CIC (b) proses akuisisi

Bank Danpac dan Bank Pikko oleh Chinkara

Capital, merger Bank CIC, Bank Danpac,

dan Bank Pikko menjadi Bank Century,

operasional Bank Century (c) pemberian

FPJP, dan (d) PMS sampai kepada (e)

mengucurnya aliran dana.

Opsi C juga menyebut, diduga telah terjadi

penyalahgunaan wewenang yang dilakukan

oleh pihak otoritas moneter dan fiskal

dengan mengikutsertakan pemegang saham

pengendali, pengurus, dan manajemen

Bank CIC, dan Bank Century, debitur dan

nasabah terkait, sehingga terindikasi

merugikan keuangan negara.

--- Pandangan Fraksi PKS dapat dilihat

selengkapnya di : www.fpks-dpr.or.id

Terdepan dalam Reformasi Parlemen

Dalam pandangan akhirnya soal Century,

semua fraksi di DPR kompak berucap bahwa ke-

benaran itu benar dan kesalahan itu tetap harus

salah. Bila kita tengok perspektif agama, bahwa

kebenaran yang hakiki hanya satu yaitu yang ses-

uai dengan “ma ‘indallah”, kebenaran yang ada

di sisi Allah. Tentu hanya Dia yang tahu. Adapun

masing-masing fraksi dan opsi hanya berikhtiar

mencapai kebenaran. Agama memuji ikhtiar yang

berkualitas, yaitu yang secara spiritual mengede-

pankan kejujuran dan memosisikannya sebagai

imam. Kejujuran yang menggariskan konsistensi

antara tujuan (ghayah) mencari kebenaran, mo-

tif (niat) meraih reward dari Allah, dengan proses

(kaifiat) yang ditempuh juga harus benar, baik

prosedur formil maupun metodologis.

Di atas garis lurus konsistensi tersebut, integri-

tas dapat dihadirkan, ketaqwaan dipertahankan,

kredibilitas dihasilkan, kemudian insya Allah pa-

hala dariNya telah dijanjikan. Masing-masing opsi

memenangkan pahala itu antara satu atau dua.

Jika opsi yang dipilih sesuai dengan yang benar

di sisi Allah maka mendapat dua pahala, sebagai

imbalan kebenaran dalam berikhtiar dan imbalan

akurasi/persisi; sedang jika opsinya tidak sesuai

dengan yang benar menurut Allah tetap mem-

peroleh satu pahala sebagai imbalan atas ikhtiar

yang benar, sebab ikhtiar yang benar bagian dari

amal saleh.Sesungguhnya yang lebih penting, bukan apa

opsinya tapi bagaimana prosesnya. Dari perspektif

kualitas proses atau ‘mujahadah’ menuju kebena-

ran maka posisi orang akan beragam.

Ada yang menempuh prosedur dengan benar,

menggunakan metodologi yang benar kemudian

berpenampilan ekspresif dan komunikatif yang

baik. Hasilnya insya Allah baik disertai reward

ilahi dan out comenya adalah kemaslahatan bagi

masyarakat. Ada pula yang melakukan kesalahan

di aspek formil sehingga melukai komunikasi in-

ter personal atau inter institusional, merusak

mu’amalah yang menimbulkan dosa. Terlebih jika

ditambah kesalahan dalam metodologi yang men-

gakibatkan misleading. Misalnya, untuk mencari

suatu kebenaran objektif-faktual metode yang ha-

rus digunakan adalah induktif. Mendasarkan pada

data dan fakta yang relevan serta komprehensif,

tidak boleh ada kesimpulan yang mendahului,

sebab mozaik data dan faktalah yang akan mem-

buat kesimpulan. Kejujuran sebagai basis integritas

penyelidik kebenaran mewajibkannya menempuh

proses induksi secara utuh dan tidak memberi

celah bagi suatu pesan deduktif untuk menyusup

(masuk angin).“Dan ketahuilah, sesungguhnya Allah men-

getahui apa yang ada dalam dirimu, maka

waspadalah”. (AlBaqarah:235 )

KebenaranOleh : Dr. K.H. Surahman Hidayat

Refleksi

FRAKSI PARTAI KEADILAN SEJAHTERA

GRATIS

www.fpks.or.id

Fraksi PKS DPR RI

@FPKSDPRRI

Ikuti Kami

Pemerintah baik pusat maupun

daerah, harus makin serius mem-

perhatikan nasib para kepala desa. 

Status Kepala DesaButuh Perhatian Pemerintah

Hentikan ‘Ritual’ Impor Gula

Kenaikan TDLBukti Pemerintah Malas

Anggota Komisi IV DPR RI Ma’mur

Hasanuddin mengemukakan, renca-

na Pemerintah hendak mengimpor

gula 300.000 hingga 500.000 ton

awal tahun depan menghancurkan

harapan sebagian masyarakat.

Pemerintah tetap menginginkan ke-

naikan tarif dasar listrik tahun depan.

Menteri Energi dan Sumber Daya

Mineral (ESDM) Jero Wacik men-

gatakan, hasil kajian kenaikan tarif

listrik ini akan disampaikan ke Komisi

VII DPR pada akhir Desember 2011.

Halaman 6Halaman 12

Halaman 20

Rumah Rakyat

Menggesa Undang Undang yang Dinanti Rakyat

Page 3: Edisi 8

Edisi dEsEmbEr 2011 Laporan Utama

Isu legislasi di Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia

(DPR RI) selalu menjadi sorotan media, karena dianggap produktivitas lembaga tinggi ini yang tidak optimal. Bukan hanya tak pernah me-menuhi target yang dite-tapkan, namun juga bebe-rapa perundangan yang ingin disahkan sangat kuat tarik menarik poli-tisnya. Meski demikian sebenarnya publik tidak perlu heran, karena DPR memang lembaga politik. Setiap partai yang berada di parlemen memiliki taf-sir atas apa yang penting bagi publik.

Pada periode 2010 hingga 2014, DPR mene-tapkan 247 Rancangan Undang Undang (RUU) dan setiap tahun di-canangkan jumlah yang akan dibahas. Pada tahun 2010, DPR menargetkan menyelesaikan 70 RUU, namun di akhir masa persidangan II pada bu-lan Desember 2010, DPR hanya berhasil menge-sahkan 16 RUU menjadi Undang Undang (UU). Itu artinya sekitar 22% pencapaian dari target.

Pada tahun 2011, DPR menetapkan total 91 RUU untuk dibahas dan disahkan. Hingga berita ini diturunkan, DPR baru menyelesaikan sekitar 18 RUU (berita diturun-kan sebelum pidato Ke-tua DPR yang biasanya menyebutkan jumlah capaian RUU yang disa-hkan- red).

Tentu saja penca-paian ini menjadi bahan bulan-bulanan, ejekan dari berbagai lembaga ekstraparlemen seperti LSM dan akademisi. Fo-rum Masyarakat Peman-tau Parlemen Indonesia (Formappi) pertengahan tahun lalu mengungkap-kan, kinerja DPR periode 2009-2014 sejak dilantik 2 tahun lalu tidak sepro-

Problema Legislasi, Siapa Bertanggungjawab?

duktif DPR periode sebe-lumnya.

Meski demikian, pu-blik memang diharapkan memahami bahwa peny-usunan sebuah paket RUU tidak semata ada di tangan DPR. Menurut Direktur Monitoring, Advokasi, dan Jaringan PSHK (Pusat Studi Hu-kum dan Kebijakan) Ro-nald Rofiandri, seperti dikutip di situs PSHK, kegiatan penyusunan UU melibatkan paling tidak dua objek, yaitu “aktor” (para pihak yang terlibat dalam proses penyusu-nan, pembahasan, hingga persetujuan bersama atas Rancangan Undang-Undang (RUU) menjadi UU), dan “mesin” (sepe-rangkat peraturan, prose-dur, daya dukung, rapat-rapat, korespondensi, lob-by, hingga hal-hal teknis seperti pengarsipan dan publikasi).

Pemerintah dan DPR merupakan pihak yang berkontribusi terhadap postur dan akselerasi Prolegnas, katanya. Jadi bila capaian target pem-bahasan RUU tidak sesu-ai target, tanggungjawab pemerintah sama besar-nya dengan DPR. Ini ka-rena setiap pembahasan RUU dilakukan bersama antara pemerintah dan DPR.

DPR memiliki pe-ngalaman yang tidak

mengenakkan dalam pembahasan RUU Badan Pelaksana Jaminan So-sial (BPJS) dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Dalam kedua pembaha-san RUU penting yang dinanti rakyat tersebut, yang menjadi faktor penghambat justru pi-hak pemerintah yang terkesan tidak semangat membahasnya sehingga pembahasan menjadi berlarut-larut. Meskipun akhirnya disahkan, tetapi pembahasan kedua RUU tersebut telah memakan waktu yang panjang dan energi besar DPR yang daya dukungnya terba-tas (tidak sedigdaya pe-merintah). Hal ini juga tentunya menghambat lari DPR dalam memba-has RUU-RUU lain yang mengantri.

Page 4: Edisi 8

Edisi dEsEmbEr 2011Laporan Utama

Peny

usun

an D

raft

22/1

/201

0

Pene

tapa

n RUU

BPJ

S

sbg.

RUU

Iisiat

if D

PR

31/7

/201

0

Rapat Pertama

Pansus BPJS

28/9/2010

Peny

usun

an D

raft

28/9/2010

Pemerintah

7,5 Bulan 5,5 Bulan

menyerahkan DIM 9/5/2011

28/10/2011

Penetapan UU BPJS

Rentang Waktu Pembahasan

Jaminan sosial bagi rakyat Indonesia adalah hak dasar

yang sudah melekat se-bagaimana tercantum dalam UUD Negara RI 1945 Pasal 28H yang me-nyatakan, “Setiap orang berhak atas jaminan so-sial yang memungkin-kan pengembangan di-rinya secara utuh seba-gaimana manusia yang bermartabat.” Sedang-kan untuk pemenuhan-nya, negaralah yang bertanggung jawab memenuhinya seperti tertulis dalam Pasal 34 UUD Negara RI 1945, “Negara mengembang-kan sistem jaminan so-sial bagi seluruh rakyat dan memberdayakan masyarakat yang lemah dan tidak mampu sesuai dengan martabat kema-nusiaan”.

Karena itu, sebagai salah satu bentuk kebi-jakan sosial dan public goods, jaminan sosial tidak dapat dan tidak boleh diserahkan begitu saja kepada masyara-kat dan pihak swasta. Sebagai lembaga yang memiliki legitimasi pu-blik yang dipilih dan dibiayai oleh rakyat, ne-gara memiliki kewajiban (obligation) dalam me-menuhi (to fulfill), mel-indungi (to protect) dan menghargai (to respect) hak-hak dasar, ekonomi dan budaya warganya.

Paling tidak itulah mengapa kita mem-butuhkan Rancangan

Undang Undang Badan Pelaksana Jaminan Sosi-al atau BPJS. Sebuah niat mulia untuk membe-rikan jaminan hak-hak dasar seluruh rakyat Indonesia. Namun niat saja ternyata tak cukup. Perlu ketelatenan, kegi-gihan dan sikap ngotot untuk memperjuang-kan jaminan sosial bagi rakyat dapat terwujud dengan lebih merata.

Hal itu tergambar dari kerja Panitia Khu-sus (Pansus) RUU BPJS. Relatif seluruh partai memiliki pandangan yang sama, BPJS sangat dibutuhkan dan segera direalisasikan. Hamba-tan justru datang dari pemerintah yang terkes-an melambat-lambatkan pembahasan. RUU yang merupakan inisiatif DPR ini mulai disusun draft-nya pada awal Ja-nuari tahun 2010 dan ditetapkan setengah ta-hun kemudian. Namun yang lebih lama adalah ketikan sejak Pansus RUU BPJS dibentuk hingga penyerahan Daftar Isian Masalah (DIM) dari pemerintah ternyata membutuhkan waktu tujuh setengah bulan. Pemerintah baru menyerahkan DIM pada bulan Mei tahun 2011.

Kemudian dalam pembahasan banyak masalah administratif yang mengganggu ja-lannya pembahasan, dari soal penunjukan wakil dan jubir pe-

merintah (dalam hal ini Menteri Keuangan) yang tidak representatif, atau justru ketidakha-diran pihak pemerintah dalam rapat-rapat yang berlangsung.

Setelah melalui berbagai pembahasan, pada akhirnya RUU BPJS disahkan pada 28 Oktober 2011, dengan diwarnai berbagai de-monstrasi beberapa hari sebelumnya. Patut dicatat, memerlukan waktu lima setengah bu-lan untuk pembahasan. Artinya, untuk sebuah RUU BPJS total dibu-tuhkan waktu 22 bulan dari sejak pembahasan draft hingga disahkan. Dan sebagian besar waktu terbuang, karena pemerintah dianggap kurang serius menyele-saikannya.

UU OJK Perlu 14 Bulan Pembahasan

Ada lagi pemba-hasan RUU yang juga memakan waktu pan-jang, yaitu RUU Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Total waktu yang dibu-tuhkan untuk menyele-saikan RUU OJK adalah 433 hari atau 14 bulan dalam 5 masa sidang. Sepanjang itu, pemba-hasan menyelesaikan 593 DIM dan permin-taan 3 kali perpanjangan waktu pembahasan. RUU OJK akhirnya disa-hkan pada 25 Oktober 2011 melalui Sidang Pa-ripurna DPR RI.

Fraksi PKS meman-dang kehadiran OJK adalah upaya untuk merancang arsitektur baru sektor keuangan melalui regulasi dan supervisi yang ketat, dan dengan sistem yang modern. Menurut Ang-gota Komisi XI DPR dari Fraksi PKS Kemal Stamboel, kehadiran OJK sangat penting un-tuk mengurangi risiko krisis yang diakibatkan kelemahan dan kejaha-tan dalam sektor keu-angan (financial sector’s misdeeds) dan untuk memperkokoh sektor keuangan Indonesia di tengah ancaman per-ekonomian dan sektor keuangan dunia yang semakin tidak stabil

juga rentan. Mungkin UU OJK

ini termasuk perun-dangan dalam kategori elitis, karena banyak khalayak yang tidak begitu mengerti fungsi lembaga Otoritas Jasa Keuangan. Secara se-derhana OJK memang terkait dengan upaya untuk menjaga stabili-tas ekonomi di tingkat makro, yang bila tidak aman tentunya dengan mudah menyebabkan terganggunya pereko-nomian di tingkat mikro (masyarakat –red).

Dari kedua contoh pembahasan RUU di atas, dapat diketahui ba-hwa rendahnya produk-tifitas RUU yang berha-sil disahkan DPR setiap

tahun, tidak melulu kesalahan DPR semata. Ada kecenderungan misalnya, RUU yang merupakan inisiatif DPR kurang mendapat perhatian pemerintah. Sementara RUU yang diusulkan pemerintah -umumnya para pejabat, sangat bersemangat un-tuk mendorong pemba-hasan secepat mungkin.

Kemudian, seperti disinyalir oleh anggota FPKS Agus Purnomo (Dapil Yogyakarta), Pemerintah cenderung tidak bersemangat membahas RUU yang berkonsekuensi pada pembentukan lembaga baru yang dibiayai pe-merintah tapi tidak se-penuhnya ada dibawah kendali pemerintah.

Membahas RUU itu

Tidak Sederhana

Page 5: Edisi 8

Edisi dEsEmbEr 2011 Laporan Utama

Pada dua minggu belakangan ge-dung Komplek

Parlemen (DPR, MPR, DPD) di Senayan, Jakarta, kembali didatangi massa dalam jumlah yang tidak sedikit. Dua diantaranya adalah massa Paguyuban Kepala Daerah (Parade) Nusantara yang selama dua hari (5-6/12) meny-erbu DPR dalam jumlah ribuan, dan massa yang diorganisasi oleh Par-tai Rakyat Demokratik (PRD) yang juga selama dua hari berunjuk rasa di depan gedung parlemen, yaitu senin dan selasa (12-13/12) lalu.

Tuntutan para kepala desa adalah pembaha-san segera Rancangan Undang Undang (RUU) Desa, yang diantaranya memuat ketentuan ba-hwa Kepala Desa semes-tinya berstatus Pegawai N e g e - r i S i p i l ( P N S ) d a n peneta-

pan otonomi anggaran di desa. Sementara tuntutan kelompok PRD adalah RUU Perlindungan Pem-bantu Rumah Tangga (PPRT), agar masuk da-lam Program Legislasi Nasional (Prolegnas) ta-hun 2012.

Tuntutan-tuntutan masyarakat semacam itu hampir setiap waktu menghiasi gedung dewan. Meski demikian, dengan keterbatasan waktu serta adanya kebutuhan atas kerjasama dari pe-merintah dan dukungan sistem kerja dari sekreta-riat dewan, memang tidak memungkinkan seluruh tuntutan bisa dijadikan perundangan secara ber-samaan.

Fraksi PKS di DPR RI untuk tahun 2012 mengu-sulkan 26 RUU Prioritas untuk dibahas Dewan. Se-perti dilihat di tabel, RUU yang FPKS ajukan adalah perundangan yang diha-rapkan dapat menguatkan pertahanan dan ketahanan negara, ekonomi nasional, percepatan pembangunan infrastruktur, penguatan kualitas sumberdaya ma-nusia, ketahanan budaya serta mendorong pe-

ran birokrasi untuk pembangunan.

Menggesa Undang-Undang yang Dinanti Rakyat

Ketua Kelompok Ba-dan Legislasi FPKS DPR Mardani Ali Sera me-nyatakan, dari 26 RUU Prioritas usulan terse-but, setelah terjadi irisan dengan usulan pemerin-tah, Badan Legislasi serta Fraksi-Fraksi lain dan DPD, maka yang unik di-usulkan PKS ada 8 RUU.

Menurut Mardani, FPKS akan menggesa perundang-undangan yang berdampak besar bagi kemajuan bangsa dan perundangan yang juga telah lama dinanti

rakyat. “Undang Un-dang Jaminan Produk Halal, misalnya, adalah undang-undang yang pasti kami perjuang-kan mengingat negeri ini berpenduduk mus-lim terbesar di dunia, yang membutuhkan jaminan bahwa yang dikonsumsinya ada-lah halal,” ujar ang-gota FPKS asal Daerah Pemilihan Jawa Barat VII (Karawang, Pur-wakarta, Subang, Kab. Bekasi).

No Judul RUU

1 Perubahan atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2002 tentang Penyiaran

2 Keamananan Nasional

3 Perubahan atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah

4 Desa

5 Perubahan atas Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2002 tentang Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi

6 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana

7 Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana

8 Konservasi Tanah

9 Perubahan atas Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2004 tentang Jalan

10 Pencarian dan Pertolongan

11 Perubahan atas Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi

12 Perubahan atas Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003 tentang BUMN

13 Perubahan atas Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi

14 Perubahan atas Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji

15 Jaminan Produk Halal

16 Keperawatan

17 Perubahan Atas UU Nomor 39 Tahun 2004 tentang Penempatan dan Perlindungan TKI di Luar Negeri.

18 Sistem Perbukuan Nasional

19 Kebudayaan

20 Pengurusan Piutang Negara dan Piutang Daerah

21 Perubahan atas UU No 17 Tahun 2003 Tentang Keuangan Negara

22 Perubahan atas UU Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal

23 Perubahan Ketiga atas UU Nomor 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia

24 Perekonomian Nasional

25 Jaring Pengaman Sistem Keuangan

26 Pengendalian Dampak Produk Tembakau Terhadap Kesehatan

DAFTAR JUDUL RUUUSULAN FRAKSI PARTAI KEADILAN SEJAHTERA

UNTUK PENYUSUNAN PROLEGNAS PRIORITAS TAHUN 2012

Mardani Ali Sera

Page 6: Edisi 8

Edisi dEsEmbEr 2011

Parliamentary Treshold Sederhanakan Sistem Partai

Jakarta, Suara Keadilan - Anggota Pansus RUU Pemilu dari Fraksi Partai Keadilan Se-jahtera (FPKS) Agus Purnomo mengatakan, penetapan besaran ambang batas atau Parlia-mentary Threshold (PT) pada RUU Pemilu te-lah disepakati berlaku sama untuk pusat dan daerah. ‘’Di DPR sepakat PT diberlakukan sampai daerah. Hanya persentasenya belum disepakati,’’ ujar pria yang akrab disapa Gus Pur ini, Rabu (2/11).

Menurutnya, aturan ini ditetapkan un-tuk menyederhanakan sistem kepartaian. Sehingga dengan jumlah partai yang sedi-kit, sistem organisasi juga dapat diterapkan dengan lebih efektif. Karena partai dianggap sebagai pilar demokrasi yang pengorganisa-siannya dinilai belum cukup baik selama ini.

Di sisi lain, Gus Pur juga mengakui kalau aturan ini dapat mengancam posisi partai ke-cil di daerah. Menurutnya, hal tersebut mer-upakan salah satu risiko yang harus diambil untuk mencapai tujuan nasional yang lebih besar. Yaitu, penyederhanaan kepartaian. ‘’Ini bagian dari kaderisasi dan kepemim-pinan. Risikonya memang partai lokal akan tergusur. Tapi yang kita ingin perbaiki, me-kanisme kepartaian-nya,” imbuh Gus Pur.

Penetapan aturan ini dimaksudkan un-tuk mendorong partai saling berkonsolidasi, sehingga tercipta pengorganisasian dan penyederhanaan sistem kepartaian yang le-bih efektif. Pasalnya, kalau partai yang ada terlalu banyak, konsolidasi akan berjalan lambat dan mekanismenya pun lebih pan-jang,” tambah Gus Pur.

Meskipun tidak menutup kemungkinan untuk dilakukan perubahan terhadap usulan tersebut, ia tetap merujuk agar perubahan yang dilakukan tetap berdasar pada kepen-tingan konsolidasi partai politik. ‘’Pasti akan ada perlawanan. Mekanisme self defense pasti akan terjadi pada partai kecil atau atau di daerah,’’ cetus Gus Pur.

RUU PKS Untuk Cegah Konflik SosialAceh, Suara Keadilan - Ketua Panitia Khusus (Pansus) Rancangan Un-dang-Undang Penanga-nan Konflik Sosial (RUU PKS) Adang Daradja-tun mengatakan, RUU PKS diperlukan seba-gai upaya pencegahan konflik, bukan sekedar tindakan kuratif. “Latar belakang munculnya RUU ini juga dikarena-kan masih terjadinya konflik-konflik sosial di tanah air. Sehingga diperlukan sebuah pera-turan untuk menangani-nya secara menyeluruh,” demikian disampaikan Adang usai pertemuan dengan Gubernur Aceh Irwandi Yusuf dan jaja-ran TNI dan Polri serta pejabat pemerintahan si-pil di Banda Aceh, Selasa (4/10).

Adang menjelaskan, DPR membentuk Pansus RUU yang ditugaskan untuk mencari masukan ke Provinsi Aceh, Papua dan Sulawesi Tenggara. “Tim Pansus akan mela-kukan pertemuan dengan pemerintah daerah, ka-langan sipil, akademisi dan tokoh masyarakat, dengan harapan mem-peroleh banyak masukan untuk bahan-bahan yang nantinya dimasukkan ke dalam RUU tentang penanganan konflik so-sial di tanah air,” terang Adang yang pernah men-jabat sebagai Wakil Ke-pala Polisi Republik In-donesia (Wakapolri) ini.

Menurut Anggota Komisi III DPR dari Fraksi PKS ini, dengan masukan dari berbagai pihak di daerah, maka

RUU ini dapat dijalankan dengan tidak menge-nyampingkan kearifan lokal di masing-masing daerah. “Kita menging-inkan satu RUU ini lebih pada konteks horizontal dimana kasus-kasus itu dapat diatasi dalam kon-teks paling mendasar atau preventif, jika dalam istilah kepolisian. Jangan sampai setelah terjadi maka baru diatasi,” ujar Adang menjelaskan.

Masukan yang ti-dak kalah pentingnya dalam pertemuan dengan jajaran pe-merintahan di Aceh ini, adalah terkait dengan keten-tuan siapa yang terdepan dalam mengatasi jika konflik terjadi. “Ada masu-

kan yang kami peroleh dari diskusi dengan ja-jaran pemerintahan di Aceh, misalnya yang ber-hubungan dengan pasal-pasal yang tidak jelas aturannya dalam RUU, perlu ditambahkan pen-jelasannya dalam peratu-ran pemerintah (PP), se-hingga penanganan kon-flik bisa dijalankan secara efektif. Termasuk siapa yang terdepan mengam-

bil langkah, jika konflik sem-

pat terjadi,” tutup Adang.

STaTuS KePaLa DeSa

Butuh Perhatian Pemerintah

Bogor, Suara Keadi-lan - Pemerintah baik pusat maupun daerah, harus makin serius memperhatikan nasib para kepala desa. Pa-salnya, selain karena sebagai front pemerin-tahan yang berhadapan langsung dengan rakyat, nasib para kepala desa ini, terutama di desa-desa yang jauh dari pusat pemerintahan, ternyata cukup mem-prihatinkan. Di sam-ping memang belum tersedianya tunjangan kesejahteraan yang pasti dan memadai dari Pemerinta, secara politis, wibawa kepala desa saat ini juga te-rancam oleh Sekretaris Desa (Sekdes) yang secara kesejahteraan umumnya lebih baik karena mereka sudah

menjadi PNS. Demikian diungkapkan Anggota Komisi II DPR Tb. So-enmandjaja di sela-sela kegiatan resesnya di Kabupaten Bogor, Se-nin (7/11).

Menurut Soenman, ketika dirinya bertemu dengan beberapa kepa-la desa di Bogor Barat, salah satu persoalan penting mereka adalah masalah kesejahteraan. Hal ini karena para kepala desa adalah pe-mimpin formal negara ini yang langsung ber-sentuhan dengan ma-syarakat. “Jika secara politis kewibawaan kepala desa terganggu, sangat mungkin jalan-nya pemerintahan di tingkat desa juga akan terganggu dan akibat selanjutnya adalah terganggunya proses

pembangunan,” ingat Soenman tegas.

Salah satu te-muan Politisi senior PKS ini adalah kebija-kan Pemerintah yang mengangkat Sekdes untuk menjadi PNS, ternyata menimbulkan dampak ikutan yang harus dicarikan solusi-nya oleh Pemerintah. “Terjadi ketimpangan kesejahteraan antara sekdes yang notabene-nya adalah bawahan kepala desa, karena sekdes kan sudah di-angkat menjadi PNS,” jelas Soenman.

Dalam pandangan Anggota DPR dari Daerah Pemilihan Jawa Barat V ini, Da-lam pemerintahan Indonesia, semua level kepemim-pinan dijamin

kesejahteraannya oleh negara. Dari presiden sampai bupati, semua mendapatkan gaji dari negara. Sedangkan kepala desa, tidak ada. “Padahal kepala desa juga adalah pemimpin pemerintahan formal yang diakui dan di-bentuk oleh undang-undang,” imbuh Soen-man.

Hukum & Pemerintahan

Agus Purnomo

Tb. Soenmandjaja

Adang Daradjatun

Page 7: Edisi 8

Edisi dEsEmbEr 2011

Jangan Politisasi Isu Perbatasan

Pimpinan KPK Harus Imparsial

Masyarakat Berhak Awasi Kinerja Intelijen

Jakarta, Suara Keadi-lan - Pimpinan Komisi Pemberantasan Korup-si (KPK) nantinya harus bebas dari kepentingan politik manapun. Hal ini karena dengan ke-wenangannya yang kuat dan luas, KPK rawan dijadikan alat politik untuk agenda tertentu. Hal ini justru kontradiktif dengan upaya pemberanta-san korupsi. Demikian disampaikan Anggota Komisi III DPR RI dari Fraksi PKS Bukhori Yusuf di Jakarta, Rabu (9/11).

Menurut Bukhori , pimpinan KPK ke depan harus mampu membuktikan indepen-densi dan keberpiha-kannya pada asas ke-benaran, bukan malah mengabdi pada kepen-tingan politik tertentu. Salah satu indikator

imparsialitas itu, kata Bukhori , adalah pada penanganan kasus-kasus yang mengede-pankan asas kesamaan di depan hukum, bu-kan justru tebang pilih. “PKS mengapresiasi kinerja pemberantasan korupsi oleh KPK se-lama ini. Hanya saja ke depan KPK harus lebih tegas menunjukkan ne-tralitasnya dan jangan takut untuk menanga-ni kasus yang dekat dengan pusat kekua-saan,” tegas Bukhori .

Dalam pandangan PKS, pemberantasan korupsi tidak hanya bu-tuh sosok yang ‘bersih’, tetapi sekaligus juga be-rani untuk ‘membersih-kan’. Menurut Bukhori , jika kemampuannya hanya sebatas mem-perkuat integritas diri tapi tidak cukup berani menghadapi kasus ko-

rupsi, maka KPK hanya akan mengandalkan citra semata tanpa ki-nerja yang signifikan. “Padahal yang dibutu-hkan publik adalah so-sok yang bersih secara pribadi sekaligus juga berani bekerja men-ghadapi koruptor. Buat apa jadi Pimpinan KPK kalau hanya menikmati pencitraan tetapi tidak melakukan kerja signi-fikan?” sebut Anggota DPR dari Daerah Pemi-lihan Sumatera Selatan II ini.

Menurutnya, KPK ke depan juga harus berani mengambil pe-ran bersama Presiden dalam melakukan pencegahan korupsi. “Terutama di seluruh kementerian dan lembaga-lem-baga non k e m e n t e -rian serta

BUMN, karena dis-analah tempat-tempat potensial munculnya praktek korupsi dari yang kecil hingga yang besar,” sambung alumni Timur Tengah ini. Lagi pula, menurut Bukhori , itu juga sudah menjadi amanat UU No. 32 Tahun 2002 ten-tang KPK.

Grobogan, Suara Keadi-lan - Masyarakat berhak mengawasi kinerja inte-lijen agar tidak menya-lahgunakan kewenangan dalam Undang-undang (UU) Intelijen yang be-lum lama ini disahkan. Hak masyarakat tersebut telah diatur dalam UU Intelijen. “Dalam UU In-telijen ada pengawasan internal dan eksternal. Pengawasan internal dilakukan kepala unit kerja intelijen, sedang pengawasan eksternal dilakukan masyarakat melalui DPR, yakni Ko-misi I DPR yang akan membentuk Sub Komisi Pengawasan Intelijen,” demikian disampaikan Anggota Komisi I DPR dari Fraksi PKS Gamari

Sutrisno, dalam perte-muan dengan kader dan pengurus Dewan Pimpi-nan Daerah (DPD) PKS Kabupaten Grobogan, Ahad (13/11).

Menurut Anggota DPR dari Daerah Pemili-han Jawa Tengah III ini, seharusnya tidak muncul lagi kontroversi jika UU Intelijen diberlakukan. Karena masyarakat nanti-nya bisa melaporkan penyimpangan kinerja intelijen ke DPR melalui Komisi I. “Kendati de-mikian, agar UU Inteli-jen yang baru disahkan namun belum diundang-kan tidak menimbulkan keresahan, maka perlu dikomunikasikan dan disosialisasikan terlebih dahulu kepada lapisan

masyarakat,” terang Ga-mari.

Gamari mengakui, ketika UU ini disahkan, sempat muncul kontro-versi di tingkat publik. Hal itu, lanjut Gamari, karena ada pasal-pasal yang dianggap bisa disa-lahgunakan, seperti pasal penyadapan dan pasal pemeriksaan intensif.

“Pasal penyadapan sudah dibuat s e d e m i k i a n rupa agar tidak disalah-gunakan saat intelijen ber-t u g a s . Kemu-dian

pasal pemeriksaan inten-sif, muncul kesan inteli-jen bisa menangkap dan menahan saksi. Pasal ini sudah diganti dengan penggalian informasi, se-hingga intelijen tidak bisa melakukan penangkapan dan penahanan terhadap saksi,” tutup Gamari yang pernah menjabat sebagai Deputi IV Wi-layah Nasional Kemen-terian Politik, Hukum dan Keamanan (Kemen-kopolkam) ketika men-

terinya dijabat Susilo Bambang Yudhoyono

ini.

Jakarta, Suara Keadilan - Kunjungan Anggota DPR ke perbatasan Indonesia dan Malaysia di Camar Bulan Kalimantan Barat, ternyata tidak menemukan pencaplokan sejengkal pun atas wilayah Camar Bulan dan Tanjung Datuk. Di sisi lain, yang ditemukan justru beberapa agen-da lain dari pihak yang berkepentingan di Ka-limantan Barat dengan mempolitisasi isu. Du-gaan ini disampaikan Anggota Komisi II DPR Aus Hidayat Nur yang ikut dalam rombongan ke Camar Bulan tersebut, Selasa (25/10).

Menurut Politisi PKS ini, setidaknya ada dua persoalan yang berkembang dalam isu Ca-mar Bulan. Pertama, adalah pemilihan Guber-nur Kalimantan Barat tahun 2012. Berita yang dikemukakan gubernur ini dianggap bebe-rapa elit lokal merupakan strategi untuk untuk mempopulerkan diri. Hal tersebut, bagi Aus, wajar sebagai strategi politik namun tidak wa-jar jika sudah membawa isu nasional yang be-resiko tinggi. “Bagi saya manuver ini sah-sah saja, tapi yang saya sayangkan adalah karena membawa isu nasional yang berisiko tinggi terutama terkait dengan hubungan antar dua negara, hanya untuk kepentingan pribadi dan golongan,” sesal Aus.

Politisasi berikutnya adalah rencana pem-bentukan provinsi Kapuas Raya. Dalam pan-dangan Aus, ada pihak yang memberi kesan seolah-olah kalau provinsi Kalimantan Barat dimekarkan, maka provinsi baru itu akan menghadapi masalah konflik perbatasan yang berat dan belum tentu mampu untuk me-nanganinya. Karena itu, lanjut Aus, oleh pihak tersebut isu ini digulirkan untuk menunjukan ketidakmampuan dalam menyelesaikan ma-salah perbatasan sehingga rencana pemekaran provinsi dibatalkan.

“Eksperimen politik ini sangat berbahaya. Isu pencaplokan ini memberi kesan seolah-olah TNI tidak bekerja sehingga daerah yang men-jadi tanggung jawabnya dicaplok oleh negara lain. Hal ini akan mengganggu keharmonisan hubungan antara TNI dengan Pemerintah Pro-vinsi,” terang Anggota DPR asal Daerah Pemi-lihan Kalimantan Timur ini.

Untuk itu Aus meminta semua pihak un-tuk menjaga diri dan tidak menggunakan isu-isu sensitif demi kepentingan politik sesaat. “Daerah perbatasan membutuhkan perhatian karena tingkat kesejahteraan ekonomi mereka yang masih jauh dari cukup. Jangan malah dipolitisasi untuk kepentingan sesaat,” pung-kasnya.

Hukum & Pemerintahan

Bukhori Yusuf

Aus Hidayat Nur

Gamari Sutrisno

Page 8: Edisi 8

Edisi dEsEmbEr 2011

KOMISI NAMAKOMISI I: Pertahanan, Luar Negeri & Informasi

1. Muzammil Yusuf (Kapoksi)2. Muhammad Hidayat Nurwahid 3. Luthfi Hasan Ishaq 4. M. Syahfan Badri Sampurno (Banggar) 5. Mahfudzi Abdurrahman6. Mahfudz Sidik (Ketua Komisi)

KOMISI II: Pemerintahan dalam Negeri, OTDA, Aparatur Negara, Agraria

1. Gamari Sutrisno2. Agus Purnomo (Kapoksi)3. Yan Herizal4. Aus Hidayat Nur 5. Rahman Amin

KOMISI III: Hukum & PerundangUndangan, Hak Azasi Manusia, Keamanan

1. M. Nasir Djamil (Waka Komisi) 2. Indra 3. Bukhari Yusuf4. Aboe Bakar (Kapoksi)5. Adang Daradjatun

KOMISI IV: Pertanian, Perkebunan, Kehutanan, Kelautan, Perikanan&Pangan

1. Nabiel Fuad Al Musawwa 2. Ma’mur Hasanuddin3. Memed Sosiawan (Banggar)4. Rofi’ Munawar (Kapoksi)5. Hermanto

KOMISI V: Perhubungan, Telekomunikasi, Pekerjaan Umum, Perumahan Rakyat, Pembangunan Pedesaan&Kawasan Tertinggal

1. Sigit Sosiantomo2. Iskan Qalba Lubis3. Akbar Zulfakar (Kapoksi)4. Yudi Widiana Adia (Banggar)5. Chairul Anwar

KOMISI VI: Perdagangan, Perindustrian, Investasi, Koperasi, UKM&BUMN

1. M. Sohibul Iman (Kapoksi)2. Ecky Awal M (Banggar)3. Abdul Aziz Suseno4. Fahri Hamzah5. Refrizal

KOMISI VII: Energi, Sumber Daya Mineral, Riset&Teknologi dan Lingkungan Hidup

1. M. Idris Luthfi (Kapoksi)2. Mardani Ali Sera3. Ir. Sugihono Karyosuwondo4. Mustafa Kamal5. Ahmad Rilyadi (Banggar)

KOMISI VIII: Agama, Sosial, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak

1. Surahman Hidayat (Waka Komisi)2. Abdul Hakim3. Ledia Hanifa A. (Kapoksi)4. Jazuli Juwaeni (Banggar)5. Nur Hasan Zaidi

KOMISI IX: Kependudukan, Kesehatan, Tenaga Kerja&Transmigrasi

1. Herlini Amran2. Anshori Siregar (Kapoksi)3. Zuber Safawi4. Martri Agoeng (Banggar)5. Arief Minardi

KOMISI X: Pendidikan, Pemuda, Olahraga, Pariwisata, Kesenian&Kebudayaan

1. Raihan Iskandar (Kapoksi) 2. Ahmad Zainuddin3. TB. Soenmandjaja SD 4. Tamsil Linrung (Banggar)5. Rohmani

KOMISI XI: Keuangan, Perencanaan Pembangunan Nasional, Perbankan, Lembaga Keuangan Bukan Bank

1. Kemal Azis Stamboel (Kapoksi)2. M. Firdaus3. Tossy Aryanto4. Andi Rahmat (Banggar)5. Zulkifliemansyah (Wakil Ketua Komisi)

Badan Musyawarah 1. Mustafa Kamal 2. Abdul Hakim3. M. Shohibul Iman4. Al Muzammil Yusuf5. Ecky Awal Muharam 6. Ledia Hanifa

Badan Legislasi 1. TB. Soenmandjaja 2. Agus Purnomo3. Aus Hidayat Nur4. Mardani Ali Sera 5. Abdul Hakim

Badan Kerjasama Antar Parlemen (BKSAP)

1. Ma’mur Hasanuddin 2. Muhammad Hidayat Nurwahid (Ketua BKSAP)3. Al Muzammil Yusuf4. Luthfi Hasan Ishaq5. Bukhori Yusuf

Badan Anggaran 1. M.Syahfan Badri S. 2. Memed Sosiawan 3. Yudi Widiana Adia4. Ecky Awal M. 5. Ahmad Rilyadi 6. Jazuli Juwaini 7. Martri Agoeng 8. Tamsil Linrung (Wakil Ketua Banggar)9. Andi Rahmat

Badan Urusan Rumah Tangga 1. Rohmani 2. Refrizal (Wakil Ketua BURT)3. Hermanto4. Nabiel Al Musawa5. Ledia Hanifa

BAKN M. Shohibul ImanBadan Kehormatan Fahri Hamzah

REKOMPOSISIAnggota DPR RI Fraksi PKS

2009-2014

Stop Press

KOMISI-KOMISI

BADAN KELENGKAPAN DPR RI

Ketua Fraksi : Mustafa KamalWakil Ketua Fraksi : Al Muzammil YusufWakil Ketua Fraksi : M Shohibul ImanWakil Ketua Fraksi : Ledia Hanifa A.Wakil Ketua Fraksi : Ansori SiregarWakil Ketua BKP : Kholid MahmudSekretaris Fraksi : Abdul HakimBendahara Fraksi : Ecky Awal MucharamWakil Bendahara Fraksi : Andi Rahmat

Wakil Ketua DPR RI : M. Anis MattaKetua Komisi I : Mahfudz SidikKetua BKSAP : M. Hidayat NurwahidWakil Ketua Komisi III : M. Nasir DjamilWakil Ketua Komisi VIII : Surahman HidayatWakil Ketua Komisi XI : ZulkifliemansyahWakil Ketua BURT : RefrizalWakil Ketua Banggar : Tamsil Linrung

PIMPINAN FRAKSI

Mustafa Kamal Ketua Fraksi PKS DPR RI

Anis Matta Wakil Ketua DPR RI

Page 9: Edisi 8

Edisi dEsEmbEr 2011

Serius Bina Ormas, Cegah Ekses NegatifJakarta, Suara Keadilan - Panitia Khusus (Pansus) RUU tentang Organisasi Masy-arakat (RUU Ormas) mendesak Pemerin-tah dalam hal ini Kementerian Dalam Negeri, untuk fokus dan serius melaku-kan pembinaan terhadap Ormas. Hal ini disampaikan Anggota dari Fraksi PKS Hermanto di DPR, Rabu (23/11).

“Organisasi Masyarakat yang jum-lahnya sekitar 400 lebih itu adalah fakta yang tidak bisa diabaikan pemerintah. Jika ada beberapa diantaranya menyimpang dan melawan kehendak konstitusi maka Kemendagri harus bertindak dan melak-sanakan pembinaan,” kata Hermanto.

Lebih lanjut legislator dari Daerah Pe-milihan Sumatera Barat I ini menyatakan, bahwa pembinaan terhadap Ormas dapat dilakukan dengan pendekatan persuasif dan mengedepankan dialog untuk men-cari rumusan yang tepat, seperti dalam penyelesaian konflik internal Ormas mau-pun lintas Ormas. “Pendekatannya tetap bertujuan pembinaan, bukan hukuman. Karena bagaimanapun Ormas ini mewa-kili kepentingan masyarakat dan tersebar di seluruh wilayah Indonesia,” tegasnya.

Untuk itu, lanjut Hermanto, RUU ten-tang Ormas harus benar-benar diimple-mentasikan dalam penanganan pemerin-tah terhadap semua Ormas yang ada tanpa terkecuali. Adapun pemberian sanksi terhadap Ormas-ormas bermasalah, harusnya dilakukan secara bertahap agar tidak menimbulkan ekses yang negatif dalam penyelesaiannya. “Jangan sam-pai yang muncul justru kesan intervensi dan keberpihakan pemerintah. Peran pe-merintah dalam penanganan konflik Ormas juga harus diatur secara tegas da-lam RUU ini, agar nanti tidak multi t a f s i r , ” pungkas Her- manto.

KOnflIK PaPua

Hindari Cara Represif, Selamatkan NKRI

Tolak Pangkalan Militer AS di Darwin

Jakarta, Suara Keadilan - Konflik yang terjadi di bumi Papua semakin tak menentu. Untuk itu, Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) meminta agar konflik yang terjadi di Papua segera diatasi dengan jalur diplomasi. Jika tidak segera dilak-sanakan, konflik dikha-watirkan akan merambat pada perpecahan Negara Kesatuan Republik Indo-nesia (NKRI). “Sekarang perlu dilakukan total diplomasi untuk kemu-dian bisa menghadirkan keamanan, kenyamanan dan keutuhan NKRI,” ungkap Anggota Komisi I DPR dari Fraksi PKS Hidayat Nur Wahid di Senayan, Kamis (27/10).

Menurut Hidayat, konflik tidak selalu da-pat diselesaikan melalui pendekatan militeristik.

Akan tetapi juga bisa di-capai dengan pendeka-tan secara menyeluruh dengan melakukan dia-log dan menindak tegas pelaku yang bersalah. “NKRI kita tentu adalah harga mati yang terus di-perjuangkan. Namun ti-dak berarti satu-satunya cara penyelesaian dan pengamanannya melalui pendekatan militer atau pendekatan keamanan semata,” jelasnya.

P e n d e k a t a n - p e n -dekatan yang mungkin dilakukan, menurut-nya adalah pendekatan semisal budaya, yang juga bisa dilakukan dia-logis. Meski demikian, Hidayat Nur Wahid juga mengingatkan, agar pe-langgaran seperti penem-bakan terhadap Kapolsek Mulia, harus diusut tun-tas dan tidak boleh dibi-

arkan karena melecehkan wibawa negara.

“Penyelesaiannya bukan dengan kemudian dijadikan kambing hitam atas kebijakan represif. Karena justru itu yang di-inginkan pihak separatis untuk menyebarkan rasa dizalimi dan ditindas, ke-mudian menjadikan ke-rusuhan ini menjadi ala-san keluar dari NKRI,” tegas Ketua Badan Kerja Sama Antar Parlemen (BKSAP) DPR ini.

Sementara terkait adanya keinginan Papua untuk memisahkan diri, menurut Hidayat, ha-rus ditang-gapi secara s e r i u s .

Namun tidak secara re-presif, karena justru se-makin memberikan jus-tifikasi agar mereka lepas dari NKRI. “Jangan sam-pai pemerintah justru terprovokasi untuk mela-kukan tindakan-tindakan yang dinilai represif. Kita harus tetap hormati masyarakat Papua. Me-

menuhi hak me-reka dengan b a i k , ” tutupnya.

Bandung, Suara Keadi-lan - Kalangan DPR menolak rencana pe-nempatan pangkalan militer Amerika Serikat di Darwin, Australia. Pangkalan militer dini-lai dapat mengancam stabilitas keamanan ka-wasan. Pangkalan Mi-liter tersebut diduga terkait dengan kepen-tingan Amerika Serikat atas basis sumberdaya mereka di Freeport yang digo yang dengan tuntu-tan masyarakat atas rasa keadilan yang selama ini tidak dirasakan, terutama bagi masyarakat setem-pat, Papua. Demikian di-katakan Anggota Komisi I DPR RI Syahfan Badri Sampurno, di sela-sela penutupan Rapat Kerja Fraksi PKS DPR RI, Ahad di Lembang, Bandung (19/11).

Pembangunan pang-kalan militer di sebuah kawasan yang selama ini

cukup stabil dinilai men-gherankan. “Jelas sekali ada kepentingan Ame-rika Serikat, dan Indone-sia serta negara-negara ASEAN harus menolak pangkalan militer di Dar-win ini,” tegas Syahfan. Ia meminta pimpinan DPR segera mengambil sikap untuk menolak dan mendesak Presiden Susi-lo Bambang Yudhoyono segera menegaskan sikap penolakan.

“Dikhawatirkan bila pemerintah tidak menyi-kapi ini sebagai ancaman, maka sinyalemen hibah F-16 sebagai bagian dari upaya pembungkaman akan mendapat pembe-naran,” ujar Syahfan. Si-nyalemen tersebut sukar untuk dihindari karena ia yakin, tidak ada ‘ma-kan siang gratis’ dibalik hibah pesawat tempur bekas tersebut.

Indonesia, ujar Sy-ahfan, patut merasa

terancam dengan keha-diran pangkalan militer di Darwin. “Hampir di setiap negara dimana AS mendirikan pangkalan, di sana akan ada anca-man stabilitas keama-nan dan yang menderita nantinya adalah rakyat juga,” ingat Syahfan. Ia juga menyayangkan sikap Australia sebagai negara tetangga dekat yang tidak menenggang kepentingan Indonesia. Menurutnya, Australia seringkali mela-kukan langkah diplo-masi yang tidak elegan sebagai negara te-tangga yang berbata-san langsung dengan Indonesia.

Melalui Komi-si I, Syahfan akan me-minta pen-jelasan pemerin-tah khususnya Menteri Luar Ne-geri, tentang sikap resmi pemerintah.

“Di forum itu, kami (DPR) akan meminta pe-merintah menolak keha-diran pangkalan militer tersebut dan menjawab situasi ini dengan lang-kah-langkah yang firm,” ujar Syahfan yang juga anggota DPR dari Daerah Pemilihan Bengkulu ini. Ia berharap pemerintah mampu menunjukkan wibawanya dan menjaga kepentingan serta kedau-

latan Negara K e s a t u a n

R e p u b l i k Indonesia (NKRI).

Hukum & Pemerintahan

Hidayat Nur Wahid

Syahfan Badri Sampurno

Hermanto

Page 10: Edisi 8

Edisi dEsEmbEr 2011

Pengiriman TKI Sektor Informal Bukti Pemerintah Malas

PermanenKan SaTu PanSeL,

Minimalisir Biaya dan Kesalahan

Pengamanan Aksi Buruh di Batam Dinilai Represif

Jaksa Agung Harus Hukum Berat Jaksa Nakal

Jakarta, Suara Keadilan - Tindakan represif yang menyebabkan jatuhnya korban, terjadi karena tidak adanya paradigma Hak Asasi Manusia (HAM) pada aparat ke-polisian yang melakukan pengamanan. Anggota Komisi III dari Fraksi PKS Indra mengatakan, fraksinya akan mendo-rong Komisi III DPR un-tuk memanggil Kapolri bersama jajarannya di polda–polda yang mela-kukan pelanggaran pro-

sedur tetap dan pelang-garan HAM, termasuk Polda Papua dan Polda Kepulauan Riau.

“Meskipun Komisi III sedang sibuk fit and proper test Calon Pimpi-nan (Capim) KPK, penuh sejak Senin hingga Jumat, kami tetap akan mendo-rong sebelum reses ada waktu rapat kerja dengan Kapolri untuk memang-gil polda yang nyata-ny-ata melakukan pelangga-ran HAM prosedur,” ujar Indra di Jakarta, Rabu

Jakarta, Suara Keadilan - Anggota Komisi Hukum dari Fraksi Partai Keadi-lan Sejahtera (PKS) Aboe Bakar Al Habsy, meminta Jaksa Agung Basrief Arief menindak tegas jaksa nakal. “Saya mendesak Pak Basrif Arief mening-katkan pembinaan dan pengawasan internal, yang sebenarnya meru-pakan bagian dari agen-da reformasi kejaksaan,”

tegas Aboe Bakar di DPR, Kamis (24/11).

Menurut Aboe, ter-tangkap tangannya jaksa Sistoyo dalam suap ka-sus penipuan cek, serta terbongkarnya kasus hubungan seks antara jaksa HS dengan taha-nan di Surabaya, me-nambah daftar catatan hitam Korps Adhyaksa. “Saya lihat hal demikian bukan persoalan pidana

biasa, ini sudah termasuk abuse of power, mereka bisa melakukan tindakan seperti itu karena posisi-nya sebagai penegak hu-kum,” ujarnya tegas.

Karena itu, Aboe Ba-kar meminta Kejaksaan bertindak tegas terhadap jaksa nakal. “Mereka harus ditindak dengan tegas, sanksi yang diberi-kan bukan cuman pidana saja, harus dipertimbang-

kan betul penyalahgu-naan kekuasaan yang mereka lakukan,” sam-bungnya mengingatkan.

Terbongkarnya skan-dal-skandal di lembaga penuntut umum ini, lan-jut Aboe, harus menda-patkan perhatian serius. “Jangan sampai penun-tutan perkara menjadi barang dagangan, apa-lagi persoalan korupsi,” imbuh Anggota DPR dari

Jakarta, Suara Keadilan - Ketua Komisi I DPR Mahfudz Siddiq meni-lai Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Kemenakertrans), Ba-dan Nasional Penempatan dan Perlin-dungan Te-naga Kerja I n d o n e s i a

(BNP2TKI) dan Peny-edia Jasa Tenaga Kerja Indonesia (PJTKI), ada-lah pihak yang paling malas karena hingga kini masih mengirimkan Tenaga Kerja Informal

(TKI) sektor informal ke banyak negara. Termasuk ke Arab Saudi dan Malaysia,

negara yang selama ini memiliki daftar

paling banyak da-lam kasus keke-rasan pada TKI. Padahal negara lain, seperti Fi-lipina, tidak lagi mengirimkan TKI

untuk sektor informal.“Jika boleh meng-

gunakan istilah kema-lasan, justru itu ungka-pan yang paling tepat untuk Kemenakertrans, BNP2TKI dan PJTKI yang masih konsen-trasi mengirim TKI/TKW sektor informal alias pembantu rumah tangga,” ujar Mahfudz di Jakarta, Selasa (8/11).

Menurut Mahfudz, kegemaran tiga insti-tusi itu yang hingga kini masih memberangkat-kan TKW sektor infor-mal, dikarenakan pada umumnya TKW sebagai

pekerja informal memi-liki tingkat pengetahuan yang terbatas. Sehingga sangat mudah untuk memberangkatkan me-reka, dengan ketentuan yang sangat longgar.

“Karena mereka (TKW) itu mudah di-rekrut, pendidikan ti-dak lama, dan tidak banyak ngerti aturan. Namun dari sinilah muncul banyak masa-lah. Siapa paling diun-tungkan dan siapa yang dirugikan?”tutup Wakil Sekjen DPP PKS ini re-toris.

Jakarta, Suara Keadilan - Agar kesalahan yang dilakukan panitia seleksi (Pansel) dalam verifikasi Laporan Harta Kekayaan Penye-lenggaran Negara (LHKPN) calon pimpinan (capim) KPK tak terulang lagi, perlu dibentuk satu lembaga khusus untuk menyeleksi pim-pinan komisi-komisi di Indonesia. Pansel ini nantinya bersifat permanen. Demikian disam-paikan Wakil Ketua Komisi III DPR Nasir Djamil di Jakarta, Kamis (24/11). “Sebaiknya ada satu lembaga yang terstruktur, permanen yang bisa menyeleksi semua komisi seperti KPK, KPU, KY, dan lainnya. Bukan setiap ada pemilihan komisi bikin pansel lagi, lalu tahun depan pansel baru lagi,” ujar Nasir.

Menurut Legislator PKS ini, dengan satu lembaga yang diusulkan tersebut, akan meng-hemat biaya setiap pembentukan pansel baru. Selain itu, data dan track record calon pimpi-nan komisi bisa lebih terjaga. “Selama ini kan data tercecer. Contohnya saja, sekarang capim KPK panitianya Kemenkum HAM, tapi kalau pemilihan ke depannya yang ditunjuk adalah kementerian lain, kan nanti susah, harus ben-tuk pansel lagi,” imbuh Nasir yang juga Ketua DPP PKS ini.

Selain itu, lanjut Nasir, dengan adanya satu lembaga tetap sebagai Pansel, maka per-tanggungjawaban hasil dan kerjanya menjadi lebih jelas. Kesalahan maupun kekhilafan pe-tugas pansel bisa diminimalisir. “Kalau pansel sekarang, susah, sebentar juga sudah bubar kalau pimpinan baru dari lembaga terseleksi sudah terpilih kembali. Nah, kalau ada kesala-han dari pansel sebelumnya, siapa dong yang nanti tanggung jawab, kan sudah bubar,” tutup Anggota DPR dari Daerah Pemilihan Aceh I ini.

Daerah Pemilihan Kali-mantan Selatan I ini.

Kejaksaan Agung hingga jelang akhir ta-hun ini, telah menerima

1.500 laporan jaksa na-kal. Laporan didominasi perkara pemerasan dan penyuapan yang diduga dilakukan para jaksa.

(23/11).Menurut pengganti

Fahri Hamzah di Komisi III ini, aksi mogok kerja dan demonstrasi buruh di Batam adalah legal dan dilindungi undang-undang. Tindakan repre-sif yang menyebabkan jatuhnya korban, terjadi karena tidak adanya pa-radigma HAM pada apa-rat kepolisian yang mela-kukan pengamanan.

“Informasi yang saya terima, ternyata buruh tidak mela-kukan upaya anarki, mereka hanya mencari perlindungan diri atas tindakan represif satpol PP dan Brimob,” ujar Indra.

I n d r a m e -ngecam tinda-k a n r e -

presif yang dimulai dari pihak aparat, dan ber-harap tindakan itu tidak terulang. Ke depan perlu adanya roadmap, reforma-si birokrasi dan reformasi mindset di tubuh Polri. “Ini mendesak, agar se-tiap penanganan konflik tetap dalam kerangka menghormati nilai-nilai HAM,” ingat Anggota DPR asal Daerah Pemili-

han Banten III ini tegas.

Hukum & Pemerintahan

Nasir DjamilMahfudz Siddiq

Indra

Aboe Bakar Al Habsy

Page 11: Edisi 8

Edisi dEsEmbEr 2011

Jakarta, Suara Keadilan – Laju konversi lahan persawahan karena peruntukan non persawahan mencapai titik kritis, jika tidak ada pencetakan sawah baru dan terobosan reformasi agrarian. Target pencapaian swa-sembada pangan pun terancam tidak akan pernah tercapai.

Ketua Kelompok Komisi (Kapoksi) IV DPR dari FPKS Rofi’ Munawar menegaskan, jika konversi lahan tak terkendali, kerawa-nan pangan akan mengancam. Tenaga kerja di sektor pertanian berpotensi kehilangan pekerjaan, sehingga jumlah penganggu-ran meningkat. “Ini akan menimbulkan ke-rawanan sosial. Dampak lainnya, terjadi arus urbanisasi yang sulit dibendung dan dapat menyebabkan masalah baru di kota, karena areal sawah di desa telah berubah fungsi untuk peruntukan lain,” tegas Rofi’ di DPR, Rabu (23/11).

Legislator dari Partai Keadilan Sejahtera ini mencatat, sepanjang tahun 1991–2008 laju konversi lahan sawah terjadi sebesar 365.459 Ha, di kurun waktu yang sama penamba-han luas sawah hanya sebesar 364.459 Ha. Sehingga sepanjang hampir dua dekade tersebut, telah terjadi defisit sawah sekitar 1.000 Ha. Sehingga menurut Rofi’, untuk menghindari rawan pangan, konversi lahan sawah harus segera dihentikan.

“Selama ini sekitar 56-60 persen produk-si padi kita masih bertumpu pada sawah-sa-wah yang subur di Jawa. Dengan dukungan irigasi teknis, sawah di Jawa memiliki pro-duktivitas yang tinggi (51,87 kuintal per hek-tare) dibanding sawah di luar Jawa (39,43 kuintal per hektare), sehingga menghasilkan surplus beras,” ujar Rofi’.

“Presiden perlu mendorong pencetakan sawah baru, karena ini terkait permasalahan strategis pangan n a s i o n a l . Rencana yang d i l a k u -kan selama ini h a n y a akan ber- a k h i r dengan kesia- s i a n jika tanpa rea- l i s a s i dan komit- m e n untuk mewu- judkan-nya,” tutup Rofi’.

Jakarta, Suara Keadilan - Untuk mengantisipasi terulangnya musibah ambruknya jembatan Ku-tai Kertanegara, penyel-enggaraan infrastruktur jembatan harusnya juga diatur dalam Rancangan Undang Undang Jalan yang saat ini sedang da-lam proses harmonisasi di Badan Legislasi.

Anggota Komisi V DPR RI Yudi Widiana Adia mengatakan, se-lama ini aturan tentang infrastruktur jembatan belum ditetapkan secara detail. Pasalnya, jemba-tan dianggap sebagai ba-gian dari jalan.

“Dalam draft RUU Jalan, sama sekali tidak ada pasal yang secara khusus membahas soal infrastruktur jem-batan, karena dalam keten-tuan umum je-mbatan masih m e r u p a k a n bagian dari

ancaman rawan Pangan;

Stop Konversi Lahan Sawahjalan. Karena itu, kami

berpikir untuk mema-sukkan penyelenggaraan infrastruktur jembatan dalam RUU Jalan dalam pembahasan tingkat I di Komisi nanti,” kata Yudi, Jumat (2/12).

Selain penyelengga-raan infrastruktur jem-batan, Yudi juga men-gusulkan agar RUU ini mengatur pula tentang sinergisitas antara jalan dan jalan rel. Alasan-nya, selain karena UU Perkeretaapian menjadi salah satu acuan dalam RUU Jalan ini, kemam-puan dan kapasitas jalan aspal juga sudah sangat terbatas dan tidak akan mampu mengakomodir kebutuhan angkutan lo-gistik.

Kebutuhan pe-ningkatan angku-tan barang, baik dari sektor per-tambangan, perke-bunan dan industri tidak akan mampu

diakomodir oleh jalan

d a r a t s a j a . O l e h karena

itu, sinergi dengan jalan rel diyakini dapat me-ningkatkan kinerja sis-tem logistik nasional se-cara signifikan. “Dengan demikian, perlu adanya bab khusus yang menga-tur tentang sinergitas ja-lan dan jalan rel, dengan mengacu pada UU no. 23 tahun 2007 tentang Per-keretaapian,” jelas Yudi.

Menurut Yudi, jalan rel sangat efektif sebagai penghubung antar kota tanpa menyebabkan ter-jadinya alih fungsi lahan secepat yang terjadi pada pembangunan jalan. Se-hingga tujuan membuat kota yang kompak dan mencegah pertumbuhan fisik kota yang tidak ter-kendali (urban sprawl) da-pat tercapai.

Sebagaimana dike-tahui, RUU Jalan saat ini

merupakan RUU peng-ganti dan bukannya revisi dari RUU Jalan No.38/2004. Secara sub-stansi, RUU ini berisikan beberapa materi baru tentang pengaturan ja-lan, khususnya tentang Jalan Tol dan pembiaya-annya. Di sisi lain, dari jumlah bab dan pasal, RUU ini memuat 15 bab dan 160 pasal atau lebih banyak dari UU Jalan No.38/2004 yang hanya memuat 10 bab dengan 60 pasal.

Disusunnya RUU Jalan pengganti UU No. 38/2004 ini diha-rapkan dapat memper-cepat pembangunan infrastruktur jalan serta memberikan jaminan pemenuhan Standar Pe-layanan Minimum (SPM) bagi pengguna jalan tol.

Penyelenggaraan Jembatan Harus Diatur dalam RUU Jalan

Realisasikan Subsidi BBM Kereta Api, Kurangi Beban Pemerintah

Jakarta, Suara Keadilan - Pemerintah didesak untuk segera merealisa-sikan subsidi BBM bagi kereta api. Hal ini dika-renakan subsidi Bahan Bakar Minyak (BBM) justru akan mengurangi beban subsidi pemerin-tah bagi kendaraan pri-badi. Demikian disam-paikan Anggota Panitia Kerja (Panja) Kereta Api Komisi V DPR Sigit Sosi-antomo di Jakarta, Selasa

(22/11).Sigit menegaskan,

bahwa sejak awal tahun dirinya sudah berulang kali meminta perhatian pemerintah agar membe-rikan subsidi BBM pada kereta api. Alasannya jelas, untuk kereta komu-ter penumpang, kapasi-tas dua rangkaian kereta api setara dengan 30 bis besar. Lebih ekstrim lagi jika dibandingkan dengan mobil pribadi,

dimana kapasitas angkut kereta api setara dengan 800 mobil pribadi yang rata-rata hanya berisi 1-7 penumpang.

“Ironisnya, mobil pri-badi yang menyumbang-kan kemacetan dan membuat kota kurang produktif inilah yang justru menikmati BBM bersubsidi,” lanjut Sigit prihatin.

Politisi senior Fraksi PKS DPR dari Dapil Jawa Timur ini lebih jauh me-negaskan, bahwa target penurunan beban subsidi BBM pemerintah justru dapat tercapai dengan meningkatkan kapasi-tas kereta api, baik untuk penum-pang mau-pun barang. M e n u r u t Sigit, se-

harusnya KAI (Kereta Api Indonesia) justru diberikan insentif atas kontribusinya membantu pemerintah, dalam men-capai batasan subsidi 38 juta KL BBM pada 2012 yang akan datang.

“Karena itu, tidak ada alasan lagi bagi pemerin-tah untuk menunda pem-berian BBM bersubsidi bagi kereta api”, pungkas S i - git.

antaranews

Infrastruktur, Agraria & Transportasi

Yudi Widiana Adia

Rofi’ MunawarSigit Sosiantomo

Page 12: Edisi 8

Edisi dEsEmbEr 2011

Jakarta, Suara Keadilan - DPR mendesak Men-teri Perhubungan segera menyelesaikan berbagai penyebab persoalan ren-dahnya serapan angga-ran APBN 2011. Hal ini disampaikan Anggota Komisi V DPR Iskan Qol-ba Lubis, Senin (28/11), menanggapi rendahnya tingkat penyerapan ang-garan Kementerian Per-hubungan (Kemenhub) di tahun 2011.

Iskan prihatin dengan fakta bahwa ca-paian realisasi anggaran

Jakarta, Suara Keadilan - Anggota Komisi IV DPR RI Ma’mur Hasanuddin mengemu-kakan, rencana Pemerintah hendak meng-impor gula 300.000 hingga 500.000 ton awal tahun depan menghancurkan harapan seba-gian masyarakat.

“Ini memperlihatkan betapa keberpi-hakan Pemerintah di sektor perdagangan terhadap kesejahteraan petani memang ti-dak ada,” sesal Ma’mur, Minggu (27/11), di Jakarta.

Ia menganggap kebijakan impor yang dilakukan Kementerian Perdagangan yang sekarang ternyata sama saja dengan Men-teri Perdagangan sebelumnya.

“Rakyat Indonesia tidak akan kelapa-ran dan tidak pula mengalami guncangan ekonomi yang begitu berat, jika negeri ini mengalami kekurangan gula selama tiga bulan. Justru kebijakan impor itulah, yang menganggu stabilitas perekonomian ma-syarakat, khususnya bagi para petani tebu,” ungkap Ma’mur.

Ia menjelaskan, biasanya Pemerintah memberikan izin sejumlah badan usaha milik negara (BUMN) untuk mengimpor pada bulan Januari 2011 hingga April men-datang. Alasan yang selalu dipakai adalah untuk menutupi kekurangan pasokan gula dalam negeri sebelum musim giling periode Januari-April 2011.

Keberpihakan Pemerintah kepada pe-tani tebu, menurut dia, seharusnya dila-kukan secara maksimal. Pasalnya, tebu merupakan sektor perkebunan yang sistem kelembagaannya sangat ideal untuk petani. Ini sangat berbeda dengan sektor perkebu-nan lainnya, seperti kakao atau kelapa sa-wit, yang kelembagaannya dikuasai raksasa perusahaan.

Untuk itu, Ma’mur meminta kepada pemerintah melalui Menteri Koordinator Perekonomian dan Menteri Perdagangan, agar meninjau ulang kebijakan impor gula yang dilakukan secara ritual tahunan pada tiga bulan pertama setiap tahun.

“Cobalah pemerintah tidak mengimpor gula, sebagai bukti keberpihakan kepada petani. Kami yakin, rakyat tidak akan ke-laparan. Saatnya pemerintah menunjukkan keberpihakannya, jangan berpikir mencari keuntungan dan kemudahan semata,” tutur Ma’mur mengingatkan.

Hentikan ‘Ritual’ Impor Gula

Kemenhub Tahun 2011 hingga 22 November, ter-catat baru sebesar 57,42 persen untuk keuangan dan 67,47 persen untuk fisik. “Kami mendesak Kementerian Perhubung-an untuk melakukan evaluasi sumber daya manusia dalam upaya optimalisasi penyerapan anggaran,” tegas Iskan .

Lebih lanjut Politisi PKS ini juga meminta Kemenhub bertanggung jawab atas 15 hasil temu-an Badan Pemeriksa Keu-angan (BPK) Semester I

Tahun 2011, atas ketidak-patuhan terhadap perun-dang-undangan dalam pengelolaan aset. “Harus segera dilakukan pener-tiban dan audit, serta pemisahan aset tetap di lingkungan Kemenhub, terutama inventarisasi aset perkeretaapian seba-gai upaya penyelamatan aset negara,” jelas Ang-gota DPR asal Derah Pe-milihan Sumatera Utara II ini.

Iskan menegaskan, Menhub harus memiliki

politik anggaran yang jelas dan menyelesaikan seluruh peraturan pe-rundangan turunan yang diamanatkan Undang-undang Bidang Trans-portasi. “Saat ini carut marut terjadi dalam sis-tem transportasi Indone-sia, banyaknya kecelaka-an transportasi, masalah pemisahan asset Negara, dan kasus lainnya. Men-hub harus punya politik anggaran yang jelas,” ingat Iskan.

Politik Anggaran TransportasiHarus Jelas

Jakarta, Suara Keadilan - Rancangan Undang-Undang Pengadaan Tanah Untuk Pembangu-nan (RUU PTUP) yang sedang dibahas Pansus akan memberikan kepas-tian waktu dalam setiap tahapan pelaksanaan pengadaan tanah untuk kepentingan umum.

Anggota Panitia Khu-sus RUU PTUP dari Frak-si PKS Abdul Hakim, Ka-mis (1/12), mengatakan bahwa selama ini pelaks-anaan pengadaan tanah untuk pembangunan kerap terkendala berba-gai hal. Kendala tersebut diantaranya ada-lah besaran ganti rugi, keengganan masyarakat m e n y -e r a h k a n tanah-

nya, permasalahan hukum dan juga ad-ministrasi pertanahan. “Akibatnya, pelaksanaan pengadaan tanah kerap molor dari waktu yang ditentukan, bahkan se-ring tidak jalan. Untuk mengantisipasi hal itu, Pansus merancang batas maksimal penyeleng-garaan pengadaan tanah mulai dari proses peren-canaan, persiapan hingga pelaksanaan yakni hing-ga dua tahun,” papar Ab-dul Hakim.

Kepastian mengenai waktu dalam setiap ta-hapan pengadaan tanah, lanjut Hakim, diatur se-cara detail dalam RUU ini. Untuk tahap peren-canaan hingga persia-pan pengadaan tanah, RUU PTUP membatasi waktunya sekurang-

kurangnya 1 tahun. Sedangkan dalam proses p e r s i a p a n ,

mulai dari p e m b e r i t a -

huan rencana pembangu-

Batasi Waktu Pengadaan Tanah

nan, pendataan lokasi, konsultasi publik, pen-gumuman kepada pihak yang berhak, pengajuan keberatan hingga pene-tapan lokasi, berkisar an-tara 5-7 bulan.

Dan dalam tahap pelaksanaan pengadaan tanah, mulai dari inven-tarisasi dan indentifikasi penguasaan, penilaian ganti rugi hingga pene-tapan sertifikat hak atas tanah dilaksanakan pa-ling lama 118 hari kerja atau kurang dari 5 bulan. “Dengan demikian da-pat diperkirakan bahwa batas waktu penyeleng-garaan pengadaan tanah, maksimal 2 tahun,” im-

buh Sekretaris Fraksi PKS DPR ini.

Dengan pendekatan di atas, lanjut Hakim, diharapkan Undang-un-dang Pengadaan Tanah Untuk Pembangunan ini nantinya akan men-ciptakan keadilan dan kepastian hukum dalam pengadaan tanah untuk pembangunan. “Dan ketika kepastian hukum tercipta dengan undang-undang, maka pelaks-anaan dan pemberian perlindungan hukum juga akan lebih mudah bagi semua pihak yang terkait,” pungkas Ang-gota DPR dari Daerah Pe-milihan Lampung II ini.

Infrastruktur, Agraria & Transportasi

Abdul Hakim

Iskan Qolba Lubis

Ma’mur Hasanuddin

Page 13: Edisi 8

Edisi dEsEmbEr 2011

Jakarta, Suara Keadilan - Pada saat aktivitas kegiatan pertanian diu-sahakan dengan jumlah produksi yang melebihi dari kebutuhan pendu-duk suatu daerah atau negara, maka perhatian tidak saja harus dituju-kan kepada bagaimana memproduksinya, tapi juga sudah harus dip-erhitungkan keterkait-annya dengan aktivi-tas-aktivitas lain yang menunjang, seperti penyediaan kebutu-han input, pemanenan, penyimpanan, pengo-

lahan, serta pemasaran hasilnya. “Jadi tidak lagi hanya memperha-tikan sisi produksinya saja, mela-inkan juga pemikiran bagaimana m e n g u s a h a k a n n y a sebagai suatu bisnis yang bisa memberikan kemakmuran pada pe-tani dan masyarakat se-cara umum,” demikian disampaikan Anggota Komisi IV DPR Akbar Zulfakar di Jakarta, Rabu (7/12).

Karena itu, lanjut politisi muda dari PKS ini, berdasarkan kon-

sep tersebut, agribisnis tidak bisa dipandang hanya sebagai bisnis pertanian atau kegiatan on farm saja, melainkan merupakan suatu rang-kaian kegiatan yang menyeluruh mulai dari pengadaan sarana produksi (agro input) sampai pada industri pengolahan hasil dan kegiatan pemasaran-nya.

Menurut Akbar, daya saing produk per-tanian diperlukan bu-kan hanya untuk dapat melakukan penetrasi pasar, melainkan juga agar mam-pu bersaing di pasar dalam negeri dan in-t e r n a s i o n a l . “Indonesia te-lah mengambil kebijakan untuk membuka eko-nominya da-lam bisnis internasio-nal. Hal ini t e r c e r m i n dalam uni-lateral libe-

ralization (liberalisasi satu pihak) yang dila-kukan dengan menu-runkan tarif impor dan menghilangkan berba-gai hambatan non-tarif. Kebijakan ini akan ber-pengaruh besar pada peningkatan daya saing produk pertanian kita sebagai salah satu ko-moditas perdagangan internasional,” papar Anggota DPR dari Dae-rah Pemilihan Sulawesi Tengah ini. Menurut Akbar, pasar produk pertanian adalah pasar yang sangat terbuka

dan prospeknya akan terus me-

ningkat pada masa yang akan datang.

Agribisnis Komoditas Berdaya Saing Internasional

Infrastruktur, Agraria & Transportasi

Jakarta, Suara Keadilan - DPR menemukan kejanggalan dalam kerja sama pengelolaan kawasan Hotel Indonesia antara PT Hotel In-donesia Natour (HIN) dengan PT Grand Indo-nesia. Kerja sama model BOT (Built Operation Transfer) dianggap memberikan kompensasi yang terlalu kecil pada PT HIN selaku perwa-kilan pemerintah.

Anggota Komisi VI DPR Refrizal menga-takan, selama periode kerja sama, kompensasi yang diterima sebesar 25 persen dari NJOP, minimal Rp 400 miliar. Jika dirata-rata per tahun, pemerintah hanya mendapat Rp 10-12 miliar saja.

“Jumlah ini terlalu kecil jika kita banding-kan dengan aset dan potensi strategis kawasan Hotel Indonesia seluas 6,15 ha,” ungkap Refri-zal di gedung DPR, Rabu (23/11).

Kejanggalan lainnya menurut Refrizal adalah pelaksanaan opsi perpanjangan selama 20 tahun yang bertentangan dengan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 6 Tahun 2006 Tentang Pengelolaan Barang Milik Negara Daerah.

“Dalam pasal 29 ayat 1 disebutkan bahwa jangka waktu bangun guna serah atau bangun serah guna (BOT) maksimal hanya boleh se-lama 30 tahun. Ini kan melanggar peraturan perundangan yang ada,” tambahnya.

Refrizal juga menghendaki adanya keter-bukaan dalam pelaksanaan BOT (Built Ope-rated and Transfer) kawasan Hotel Indonesia. “Kita menginginkan transparansi pengelolaan, sehingga negara tidak dirugikan. Bahkan ka-lau perlu diterapkan konsep bagi hasil dalam kompensasi, serta meka- nisme BOT ditinjau kembali,” u j a r n y a mengingatkan.

Janggal, Kerja Sama Pengelolaan Hotel Indonesia

Jakarta, Suara Keadilan - Mantan Ketua Panitia Kerja Perumusan Revisi Undang-undang Kei-migrasian Nomor 6 ta-hun 2011 Fahri Hamzah, meminta Mahkamah Konstitusi membatalkan Pasal 97 ayat 1 Undang-undang No.6 Tahun 2011 tentang Keimigra-sian. Hal ini disam-paikan Fahri ke-tika memberi-kan keterangan sebagai saksi dalam sidang lanjutan uji m a t e r i U U

Nomor 6 tahun 2011 ten-tang Keimigrasian di ru-ang sidang Gedung MK Jakarta, Rabu (23/11). Menurut Fahri, pasal tersebut telah memberi ketidakpastian hukum. Sebab, tidak memberi-kan batas waktu pence-gahan atau pencekalan terhadap seorang yang

tengah berma-salah dengan

arapat pe-n e g a k hukum.”Dapat dikata-

kan UU ini secara keliru mengambil garis mun-dur,” ujar Anggota DPR dari Daerah Pemilihan NTB ini. Politisi PKS ini menje-laskan, pasca amande-men keempat konstitusi, para legislator beru-paya mengurangi peran negara, dan memper-kuat kebebasan dalam produk legislasi yang dihasilkan. Namun,

ia mengaku tidak tahu-menahu mengapa pasal 97 ayat 1 bisa lolos dari pengamatan pihaknya ketika UU Keimigrasian disahkan. “Ini (UU Imigrasi) usu-lan pemerintah. Awal-nya tidak begitu, karena tidak mungkin kami membiarkan adanya pa-sal diskresi yang tidak jelas batas waktu pence-gahannya,” jelas Fahri.

Pencekalan Tanpa Batas Melanggar HAM

Refrizal

Fahri Hamzah

Akbar Zulfakar

Page 14: Edisi 8

Edisi dEsEmbEr 2011

Lembang, Bandung Barat (18/11)- Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (FPKS) DPR RI menggelar rapat kerja (raker) selama tiga hari mulai Jum’at (18/11) di Lembang, Bandung Barat, Jawa Barat. Raker diadakan Fraksi PKS untuk menyiapkan program kerja fraksi tahun 2012.

Ketua Fraksi PKS DPR RI Mustafa Kamal (kedua kanan) didampingi Sekretaris FPKS Abdul Hakim (kedua kiri) dan Wakil-Wakil Ketua F-PKS DPR RI Moh. Sohibul Iman (paling kiri) serta Ansory Siregar (paling kanan), pada saat sesi pembukaan Rapat Kerja Fraksi PKS DPR RI Ke-II 2011

Turut memberikan pengayaan saat Raker, yaitu Dr. Burhanuddin Abdullah (Mantan Gubernur BI), Prof. Didin Damanhuri (Pakar Ekonomi), Prof. Dr. jimly Asshidiqie (Mantan Ketua MK) dan

Nurjaman Muchtar (Jurnalis TV)

Ketua Fraksi PKS DPR RI Mustafa Kamal (kedua kanan) membuka RAKER F-PKS DPR RI Ke-II 2011 didampingi oleh Sekretaris dan juga Wakil-wakil Ketua Fraksi PKS.

Selain Anggota Fraksi PKS DPR RI, Raker juga di hadiri oleh Perwakilan Pengurus DPP dan Tenaga Ahli Kelompok Komisi dari F-PKS

Ketua Majelis Syuro PKS KH. Hilmi Aminuddin, Lc (tengah/peci putih) memberikan arahan umum kepada Anggota Fraksi PKS DPR RI  

Galeri Foto

Page 15: Edisi 8

Edisi dEsEmbEr 2011

Jakarta (11/11) - Serikat Pekerja Karyawan Telkomsel (SEPAKAT) melakukan Audiensi dengan Anggota Komisi IX DPR RI dari Fraksi PKS Arif Minardi, Jum’at (11/11) di Ruang Rapat FPKS Gedung Nusantara I, Senayan Jakarta. Dalam

audiensi di Masa Reses ini, Arif Minardi menyatakan siap membantu untuk menyelesaikan permasalahan yang terjadi antara Pekerja dan Manajemen Telkomsel terkait dengan Perjanjian Kerja Bersama (PKB).

Jakarta (23/11) – Kelompok Komisi (Poksi) III Fraksi PKS DPR RI menerima Pimpinan Lembaga Pengkajian Studi Hukum dan Keadilan (LPSHK), Rabu (23/11) di Ruang Rapat Pleno Fraksi PKS DPR RI. Diskusi ini terkait

dengan rekomendasi LPSHK tentang kriteria Pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Jaringan LPSHK tersebut ditemui langsung oleh Aboe Bakar Al Habsy dan Indra dari Poksi III.

Audiensi LPSHK dengan Poksi III

SEPAKAT Minta Mediasi Permasalahan Pekerja-Manajemen

Jakarta (5/12) - Pimpinan Fraksi PKS DPR RI Ecky Awal Mucharam, menerima rombongan Ratusan Kepala Desa yang tergabung dalam (Persatuan Rakyat Desa) PARADE Nusantara, dan sekaligus mendukung penetapan RUU Desa menjadi UU Desa, Senin (5/12) sore, di

Ruang Rapat Pleno FPKS DPR RI, Senayan Jakarta. Koordinator Lapangan PARADE Nusantara Didik Gatot, menyampaikan FPKS adalah Fraksi terakhir untuk diminta dukungannya, dan berharap agar membantu percepatan penetapan RUU Desa menjadi UU Desa.

Jakarta (29/11) - Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (FPKS) DPR RI menerima pengaduan dari Majelis Rakyat Papua (MRP), Selasa (29/11) di Senayan, Jakarta. Aduan yang disampaikan, terkait permasalahan kesejahteraan

dan keamanan yang tak kunjung mampu diselesaikan oleh Pemerintah Pusat, termasuk permasalahan Otonomi Khusus (Otsus) yang sudah berlangsung 10 tahun, serta UP4B (Unit Percepatan Pembangunan Papua & Papua Barat).

Pengaduan Majelis Rakyat Papua

Permintaan Dukungan RUU Desa

Muhibah & Silaturahim

Page 16: Edisi 8

Edisi dEsEmbEr 2011

Al Muzzammil Yusuf

Jakarta, Suara Keadilan - Anggota Komisi I DPR RI dari Fraksi PKS Al Muz-zammil Yusuf menilai, lebih baik membeli pe-sawat F16 yang baru da-ripada harus menambah biaya upgrading pesawat bekas F16 dari 450 juta dolar AS menjadi 750 juta dolar AS. Muzzammil menyarankan selain ma-salah biaya yang mem-bengkak, pemerintah ha-rus memperhatikan kese-lamatan nyawa prajurit terbaik. “Saya menyaran-kan kepada teman-teman di Komisi I agar mem-pertimbangkan kembali kesepakatan untuk me-nerima hibah 24 pesawat F-16 karena biaya upgra-ding membengkak dari perkiraan sebelumnya,” kata Muzzammil di DPR, Rabu (23/11).

Menurut Muzzam-mil, membeli pesawat F-16 yang baru lebih menguntungkan Indone-sia daripada menerima pesawat hibah dalam kondisi bekas. Dari sisi

keamanan, jam terbang dan kualitas teknologi lebih tinggi daripada pesawat bekas. Dengan membeli pesawat baru, pemerintah dapat me-minimalisir peluang ter-jadinya kecelakaan pesa-wat angkatan udara TNI yang selama ini sering terjadi. “Dari data yang kami terima sepanjang tahun 2000-2009, sekitar 30 pesawat Angkatan Udara TNI jatuh dan me-nelan korban jiwa baik dari pihak tentara mau-pun sipil, dalam jumlah besar,” jelas politisi PKS ini.

Fakta lainnya, dari 114 pesawat TNI yang kita miliki terdapat 50 pesawat dalam kondisi rusak. “Tidakkah kita belajar dari pengalaman ini? Saya khawatir dari 24 pesawat hibah itu usianya tidak lama. Peluang pesawat rusak, jatuh, kemudian m e n e l a n k o r b a n

jiwa, juga besar. Ini ha-rus diantisipasi sejak dini oleh pemerintah. Jangan mengorbankan nyawa prajurit dan penerbang terbaik kita,” ingat Mu-zammil

Dalam pandangan Muzzammil, pesawat yang rawan kecelakaan bisa menurunkan mental prajurit. Mereka harus ‘berperang’ melawan alutsista sebelum mela-wan musuh. “Bagi saya, harga prajurit terbaik kita jauh lebih mahal da-ripada alustsista, bukan sebaliknya,” tutup Ang-gota DPR dari Daerah

P e m i l i h a n Lampung I ini.

mahaLnya nyawa PrajuriT,Lebih Baik Beli F-16 Baru

Jakarta, Suara Keadi-lan- Penanganan ka-sus pemberian dana talangan untuk Bank Century sebesar Rp 6,7 Triliun oleh aparat pe-negak hokum, belum juga memperlihatkan kemajuan. Jika proses hukum gagal, maka terbuka kemungkinan DPR menyelesaikan kasus ini melalui ja-lur politik dengan mengajukan hak me-nyatakan penda-pat. Demikian d i s a m p a i -kan Wakil Ketua DPR dari Fraksi PKS Anis Matta di Jakarta, K a -

mis (8/12).Menurut Anis, hak

menyatakan pendapat merupakan pilihan terakhir setelah proses hukum yang dilakukan kepolisian, kejaksaan, dan Komisi Perm-berantasan Korupsi (KPK) mandek. Hak menyatakan pendapat bisa diajukan sewaktu-waktu terutama pada saat DPR menilai lem-baga penegak hukum tidak mampu lagi me-

nyelesaikan kasus Bank Century.

“Evaluasi se-perti itu bisa dilakukan di tengah jalan, mengalihkan proses hukum

ke proses politik,” u j a r

Anis.

Sekjen DPP PKS ini menilai, ketiga lembaga penegak hu-kum tersebut belum melaksanakan seluruh rekomendasi Pani-tia Khusus (Pansus) Hak Angket Century. Penanganan kasus Century oleh lembaga penegak hukum masih jauh dari target, dan bahkan hasil audit fo-rensi BPK sampai saat ini belum diserahkan ke DPR.

Meski demikian, Anis tetap berharap ka-sus Century dapat dise-lesaikan melalui proses hukum. Apalagi KPK sudah memiliki pimpi-nan baru yang diang-gap lebih berintegritas dan lebih independen. “Penyelesaian melalui proses hukum akan le-bih baik dibandingkan penyelesaian dengan jalan politik, karena akan menunjukan ke-matangan demokrasi,” tutup Anis.

KaSuS BanK CenTuryJika Proses Hukum Mandek, Tempuh Jalur Politik

Anis Matta

Chairul Anwar

Jakarta, Suara Keadilan - Anggota DPR RI Komisi V dari Fraksi PKS Chair-ul Anwar, meminta pi-hak berwajib mengusut tuntas kasus runtuhnya Jembatan Kutai Kartane-gara. “ Kami meminta pi-hak berwajib untuk men-gusut tuntas penyebab runtuhnya Jembatan Ku-kar yang menelan korban lebih dari 20 orang ini,” ujar Chairul di DPR, Ju-mat (2/12).

Menurut Chairul, nantinya pihak yang la-lai dalam menjalankan tugas harus bertanggung jawab dan diberikan sangsi sesuai peraturan yang berlaku. “Pihak yang lalai dalam insiden ini harus diproses secara hukum, hal ini diatur da-lam UU No. 22 tahun 2009 ten-tang Lalu L i n t a s d a n

Angkutan Jalan (LLAJ) dan dapat diganjar dengan sangsi pidana,” ungkap Anggota DPR dari Daerah Pemilihan Riau I ini.

Ketua DPP PKS Wi-layah Dakwah Sumatera ini juga meminta kepada pihak berwenang mela-kukan audit teknis dan meminta hasil auditnya diumumkan ke publik. “Pihak berwenang juga harus melakukan audit teknis serta mengumum-kan hasilnya ke publik, sehingga jelas pihak mana yang bertanggung jawab terhadap insiden ini. Jangan seperti seka-rang, semua pihak malah sibuk lempar tanggung jawab,” cetus Chairul.

Selanjutnya Chairul Anwar mengungkapkan, sebenarnya UU No 22 ta-hun 2009 telah mengama-natkan pembentukan

Unit Pengelola Dana Preservasi Jalan, yang

bertugas mengelola dana preservasi jalan. Dana Preservasi Jalan hanya digunakan khu-sus untuk kegiatan pemeliharaan, reha-bilitasi, dan untuk

rekonstruksi jalan. Ada-pun pengelolaannya dilaksanakan berdasar-kan prinsip berkelanju-tan, akuntabilitas, trans-paransi, keseimbangan, dan kesesuaian. “Kami mempertanyakan kinerja unit pengelola dana pre-servasi jalan ini. Jika unit ini berjalan baik, maka peristiwa di Kutai Karte-negara seharusnya tidak terjadi,” tegasnya.

Ke depan, Chairul menghimbau kepada Kementerian Pekerjaan Umum (Kemen PU) un-tuk melaksanakan au-dit teknis menyeluruh terhadap seluruh infra-struktur yang sudah tua guna menghindari in-siden susulan. “Kemen PU harus melaksanakan audit teknis menyeluruh terhadap seluruh in-frastruktur yang sudah tua, hal ini untuk men-ghindari terulangnya peristiwa serupa di Kutai Kartanegara. Ke depan jangan sampai ada anak bangsa menjadi korban karena kelalaian pihak penyelenggara negara,” tutup Chairul menegas-kan.

KaSuS jemBaTan KuKar Harus Diusut Tuntas

Jakarta, Suara Keadilan - Rancangan Undang-Undang Organisasi Ma-syarakat (RUU Ormas) sedang dalam proses pembahasan oleh Pani-tia Khusus (Pansus) DPR RI. Fraksi Partai Keadi-lan Sejahtera (FPKS) se-bagai salah satu elemen Pansus memandang penting untuk men-ghimpun masukan dari masyarakat, khususnya dari pimpinan ormas Islam.

Menurut anggota Pansus RUU Ormas dari Fraksi PKS Habib Nabiel Almusawa, RUU ini setidaknya memuat beberapa hal krusial yang mengemuka dalam wacana publik beberapa bulan terakhir, dianta-ranya tentang pembu-baran ormas radikal, anarkis dan anti demo-krasi. “Siapa saja ormas radikal, anarkis, dan anti demokrasi yang sering dibicarakan itu? Tentu tidak sembarang tunjuk organisasi jika tidak di-

sertai fakta dan bukti yang kuat serta dilan-dasi kriteria yang lugas. Kriteria itupun harus di-pahami bersama,” kata Nabiel di Jakarta, Selasa (1/12).

Hal krusial lainnya menurut Nabiel adalah masih maraknya aksi dan tindakan terorisme di Indonesia, yang juga membuat ormas Islam merasa kecolongan. “Ra-tusan ribu institusi pen-didikan seperti sekolah, pesantren dan ma’had yang dimiliki seluruh ormas Islam, apakah ti-dak bisa membendung merebaknya ideologi perusak itu? Apakah karena rancangan kurikulum yang ma-sih bolong-bolong, atau justru ka-rena du-kungan p e -m e r i n -t a h y a n g kurang dalam

aspek finansial, sehing-ga berujung pada tidak maksimalnya pengelo-laan ‘pendidikan kontra-terorisme’ di berbagai ormas Islam?” papar Nabiel.

Untuk itu Ketua DPP PKS ini mengharapkan ormas Islam dalam fre-kuensi yang sama untuk penyikapan RUU ini. “Karena itu pertemuan antar ormas Islam sangat penting untuk mendapat-kan perspektif yang adil dan berada dalam titik temu yang sama,” tutup

Anggota DPR dari Daerah P e m i l i h a n Kalimantan Selatan ini.

Serap Aspirasi Umat Islam untuk RUU Ormas

Habib Nabiel Almusawa

Hot Issue

Page 17: Edisi 8

Edisi dEsEmbEr 2011

Buku ini adalah sebentuk pemba yaran “hutang” penu lis kepada publik.

Sebagai Aggota Panitia Khu-sus Hak Angket Bank Century, pe nulis telah menjadi bagian dari “keri butan” nasional yang disajikan ham pir setiap hari se-lama kurang lebih 3 (tiga) bulan penuh di berbagai media cetak dan elektronik nasional. Karena sulit untuk diterima, jika kasus yang telah menyita perhatian publik ini tidak dipertanggung-jawabkan, apalagi dilu pakan.

Kasus Bank Century muncul pa da awal periode ke dua pe-merintahan di bawah kepemim-pinan Presiden Soesilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Wakil Pre-siden Boediono. Tak pelak, kasus ini menjadi pukulan yang sangat keras. Hingga menggoreskan “memar” dan “sakit”.

Rasa sakit dalam pemerin-tahan dan dalam hubu ngan an-

tara lembaga negara inilah yang sedang berlang sung. Dam-paknya, efektivitas pemerin-tahan tidak berjalan dengan sebagaimana mestinya. Kondisi ini tentu tidak sepantas nya un-tuk dibiarkan berlanjut tanpa kejelasan. Akibat kasus Bank Century, setidaknya, hubungan Badan Pemeriksa Keua ngan (BPK) dengan Bank Indonesia (BI) sebagai otoritas mo neter, dan Kementerian Keuangan sebagai otoritas fiskal, menuai gesekan yang tak kunjung usai.

Dalam buku ini, akan di-angkat pula “cerita rakyat” yang sempat populer, yakni kasus ‘Cicak-Buaya’. Sebuah kasus yang berlatar perseteruan an-tara lembaga penegak hukum Kepolisian -- Kejaksaan versus Komisi Pemberantasan Ko-rupsi (KPK). Kasus ini berakhir secara aneh, dimana Susno Duadji (mantan Kabareskrim)

yang dianggap “kepala buaya” menjadi korban atas sikapnya yang membuka kasus Bank Century di depan Pansus Hak Angket Bank Century. Semen-tara itu, Bibit dan Chandra (dua pimpinan KPK) yang dianggap “korban buaya” malah diberi de-poneering. Cukup aneh, karena dua orang tersebut yang bela-kangan dianggap “pasang ba-dan” untuk tidak me ningkatkan status kasus Bank Century ini ke tahap pe nyidikan.

Pembaca juga akan dia-jak Penulis, untuk “menonton” kembali kisah perang dingin antara lembaga negara. Yang oleh pakar hukum, perang dingin ini seringkali disebut sebagai “saling sandera”. Saling sandera yang paling jelas dan menegangkan, adalah saling sandera antara DPR - Presiden. Saling sandera antara dua lem-baga (DPR dan Ke presidenan)

ini dianggap menjadi muara ketidakstabilan politik nasional yang terjadi hampir 2 (dua) ta-hun belaka ngan ini. Kedua-du-anya menjadi tidak efektif dan tidak mak simal dalam menja-lankan fungsinya.

Pada akhir buku ini, Pe-nulis menyajikan solusi po li tik yang layak diajukan, mengiringi kompleksitas persoalan kasus Bank Century. Boleh jadi, ke-mega-an skandal yang terjadi pada kasus Bank Century telah membuat institusi-institusi pe-negak hukum cenderung kehi-langan “nyali” da lam menentu-kan sikap. Tidak perlu berburuk sangka terhadap pihak-pihak yang layak bertanggung jawab. Pun kita tidak sepan tasnya me-nyimpan persoalan ini seperti menyimpan “ko toran” di bawah karpet kebangsaan kita yang setiap saat bisa mengeluarkan bau tidak sedap.

Bagaimanakah merevita-lisasi pendidikan Islam agar bisa memberikan

kontribusi yang nyata dalam membangun karakter bangsa sekaligus motor penggerak kemajuan bangsa? Buku yang ditulis oleh Jazuli Juwaini ini, hadir untuk memberikan pan-dangan dan penjelasan per-masalahan pendidikan Islam, sekaligus menyajikan solusi atas permasalahan terkait yang kerap terjadi.

Di tengah fenomena merosotnya moralitas bangsa Indonesia dalam berbagai as-

pek kehidupan berbangsa dan bernegara. Maka, peranan dan sumbangsih lembaga pendidi-kan Islam sangat besar dalam mencerdaskan dan mendidik moral anak bangsa. Namun sampai saat ini lembaga pen-didikan Islam seperti madrasah dan pesantren, masih berkutat dengan berbagai permasala-han internal ‘rumah tangga’-nya dan terpinggirkan dalam dunia pendidikan Indonesia.

Menurut Jazuli, harus ada upaya revitalisasi pendidikan Islam baik dari pemerintah, masyarakat, dan lembaga

pendidikan itu sendiri. Revitali-sasi pendidikan Islam terutama dalam hal penguatan regulasi dan kebijakan dari pemerintah.

Pengalaman KH. Jazuli Juwaini sebagai da’i sekaligus wakil rakyat, memberi warna tersendiri mengenai ide revi-talisasi pendidikan, yang tak hanya dari sudut pandang praktisi pendidikan, namun juga seorang da’i yang aktif menjalankan tugas negara se-bagai abdi rakyat.

Buku ini mengupas secara komprehensif dan gamblang, bahwa dengan berbagai ma-

salah dan keterbatasannya, madrasah dan pesantren ter-bukti mampu memberikan kontribusi nyata dalam me-lahirkan generasi berkualitas moral dan intelektual.

Buku ini pun mematahkan stigma segelintir orang yang mengaitkan Islam dengan pe-rilaku teroris dan radikal. Justru dengan revitalisasi pendidi-kan Islam, diharapkan tercipta suatu manifestasi riil yang ter-cermin dalam perilaku anak bangsa yang bermoral, intelek, sekaligus bermartabat.

Salah satu faktor mendasar yang menjadikan sebuah visi kebangsaan dapat

terwujud adalah kualitas pe-mimpin. Kualitas ini ditentukan oleh sejauh mana para pemim-pin mampu mengambil risiko, membangun kepercayaan ma-syarakat, menciptakan peluang bagi institusi yang dipimpinnya, dan mentransformasi ide-ide perubahan menjadi tindakan nyata. Sejatinya seorang pemim-pin adalah orang yang berani dibebani tanggung jawab. Inilah hakikat dari sebuah kepemim-pinan; memimpin dengan ur-gency.

Pertanyaannya, Kualitas ke-pemimpinan seperti apa yang

dibutuhkan bangsa Indonesia agar pembangunan benar-benar mengarah pada terwu-judnya masyarakat madani yang adil, sejahtera, dan bermartabat? Pertanyaan ini dijawab lugas oleh Kemal Stamboel melalui bukunya. Dengan pengala-mannya memimpin organisasi global dan internasional yang beroperasi di Indonesia selama 28 tahun, Kemal memberikan pandangan sekaligus membagi pengalamannya terkait kepe-mimpinan. Tentu kiprahnya se-bagai President Director/Mana-ging Partners PriceWaterhous-eCoopers Consulting Indonesia dan Partner/Country Leader IBM Bussiness Consulting Indonesia,

menjadi poin penting kenapa buku ini harus dibaca oleh para pengambil kebijakan di semua sektor.

Kondisi kehidupan ber-bangsa dan bernegara saat ini, membutuhkan pembenahan kepemimpinan sesegera mung-kin. Kondisi sekarang, dalam he-mat Kemal, membutuhkan pe-mimpin yang memiliki kemam-puan Leading with Urgency and Leading with Effective Decision, yaitu suatu kemampuan me-mimpin dan mengambil kebi-jakan secara tepat dan cepat dalam keadaan kritis, penuh tantangan serta dinamika yang sangat tinggi. Model kepemim-pinan seperti ini memungkin-

kan adanya antisipasi, terhadap terjadinya faktor tak terduga di luar proses yang sudah diren-canakan. Model kepemimpinan ini juga diharapakan dapat men-jadi solusi bagi permasalahan-permasalahan bangsa yang ada.

Di penghujung tulisannya, Kemal mengutip, sebagaimana ujaran peraih Nobel Rabindra-nath Tagore, “Everything comes to us that belongs to us if we cre-ate the capacity to receieve it”. Dengan terus meningkatkan ku-alitas kepemimpinan, mengab-dikannya untuk kepentingan publik, dan mengumpulkannya menjadi kekuatan kolektif, maka bangsa ini berhak atas kejayaan-nya di masa datang.

Judul Buku : Revitalisasi Pendidikan IslamPenulis : KH. Jazuli Juwaini, MAPenerbit : Bening Citra Publishing, 2011Tebal : 169 halamanHarga : Rp. 25.000

Patahkan Stigma Islam Teroris Dan Radikal

Judul : Leading with Urgency and Effective DecissionsPenulis : Kemal Azis StamboelPenerbit : Grasindo, 2011Tebal : 252 halamanHarga : Rp 85.000,00

Kepemimpinan Tangguh,Untuk Bangsa yang Layak Berjaya

Judul Buku : Ujung Kisah Century : Sebuah Catatan dan Penelusuran Penulis : Fahri HamzahUkuran : 14 x 21 cm, 664 halCover : Soft Cover, Book Paper 55 grPenerbit : Yayasan Faham Indonesia

Menguak Misteri Century

Resensi Buku

Page 18: Edisi 8

Edisi dEsEmbEr 2011

 

 

Konstituen Bekasi sampaikan Aspirasi

Bekasi (20/11) - Anggota Komisi I DPR RI Fraksi PKS daerah pemilihan Kota Depok dan Bekasi Mahfudz Abdurrahman, melakukan tatap muka bersama konstituennya di masa reses 2011, Ahad (20/11) di Jatisari, Bekasi. Hadir dalam acara tersebut, ulama, tokoh pemuda, kader dan simpatisan setempat. Dalam kesempatan ini, Ustadz Mahfudzy, begitu beliau akrab disapa, menyampaikan program dan kinerja Fraksi PKS di DPR, serta menampung aspirasi dari masyarakat. Sementara masukan bermuatan lokal, Mahfudz berjanji akan meneruskannya DPRD Kota Bekasi.

Lomba Mancing Mania di Kabupaten Serang

Serang (30/10) - Dalam kesempatan di masa resesnya, Wakil Ketua Komisi XI DPR RI Zulkieflimansyah, menyempatkan hadir dan mengikuti acara Lomba Mancing Mania yang diselenggarakan Organisasi Paguyuban Taman Ciruas Permai di Kabupaten Serang, Ahad (30/10). Acara yang dihadiri pula oleh pejabat daerah dan tokoh masyarakat setempat ini, mendapat sambutan baik dari konstituen Zulkiflimansyah di Serang.

Konstituen Majalengka Sampaikan Persoalan Sebagai Kajian Majalengka (9/11) - Masa Reses I Tahun 2011/2012 dimanfaatkan Anggota Komisi VIII DPR RI Fraksi PKS Nurhasan Zaidi, untuk bersilaturrahim dengan tokoh masyarakat, ulama, pejabat daerah dan pemuda Majalengka, Rabu (9/11) di RM Saung Sang Raja, Jawa Barat. Selain itu, Ustadz Dede, begitu beliau akrab disapa, menyerap aspirasi dan juga menerima masukan, sejauh mana persoalan di tengah masyarakat Majalengka, yang dapat diakses sebagai bahan kajian di Parlemen.

 

 

 

 

Tingkatkan Skala Perekonomian Dengan Investasi Pusat

Banyumas (12/11) - Pertemuan antara jajaran Pemerintah Kabupaten Banyumas dan Fraksi PKS DPRD Kabupaten Banyumas, dilakukan Anggota Komisi XI DPR RI Fraksi PKS Tossy Aryanto, Sabtu (12/11) di Banyumas, Jawa Tengah. Aspirasi yang didapat diantaranya harapan investasi dan proyek pembangunan dari Pusat, yang dapat meningkatkan skala perekonomian masyarakat Banyumas

Mahfudz Abdurrahman

Tossy Aryanto

Nurhasan Zaidi

Zul Zulkieflimansyah

Kunjungan Kerja & Reses

Page 19: Edisi 8

Edisi dEsEmbEr 2011

 

                

Jaminan Sosial oleh BPJS

Sragen (13/11) - Anggota Komisi IX DPR RI Fraksi PKS Martri Agoeng, mengunjungi konstituennya di Masa Reses I Tahun 2011/2012, Ahad (13/11) di Desa Banaran, Sragen Jawa Tengah. Serap aspirasi dengan masyarakat berlangsung hangat. Hadir dalam pertemuan tersebut Lurah Banaran, Camat dan Bupati Sragen. Martri juga menyampaikan fungsi pengawasan dari program Binapenta (Pembinaan dan Penempatan Kerja) Kemenakertrans, yang pada saat diskusi berjalan, terkoneksi langsung dengan Dirjen Binapenta melalui line telepon. Martri juga memaparkan tentang tugas dan program Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS), khususnya terkait jaminan di Bidang Kesehatan.

Ansory Siregar Kunjungi Konstituen dan Tokoh Masyarakat

Binjai (12/11) - Anggota Komisi IX DPR RI Fraksi PKS Ansory Siregar, melakukan kunjungan di Masa Reses I Tahun 2011/2012 di Binjai, Sumatera Utara, Sabtu (12/11). Setelah melakukan tatap muka dan serap aspirasi bersama kader dan simpatisan PKS Kota Binjai, agenda dilanjutkan bersilaturrahim dengan salah satu tokoh masyarakat Sumatera Utara. Dengan disertai Ketua DPD PKS Kota Binjai, Ansory menemui Ibu Hj. Rohana Ridwan yang juga merupakan ibunda dari Sekjen DPR RI, Ibu Nining Indra Saleh

Isi Masa Reses Sekaligus Sampaikan Bantuan masjid

Blora (11/11) - Anggota Komisi II DPR RI Fraksi PKS asal Daerah Pemilihan Jawa Tengah III Gamari Sutrisno, menyerahkan bantuan untuk pembangunan Masjid Al Ittihad Desa Sogo, Kecamatan Kedungtuban, Kabupaten Blora, Jateng, Jum’at (11/11). Selain itu Gamari juga melakukan kegiatan serap aspirasi masyarakat bersama para tokoh, pemuda, kader dan simpatisan PKS Blora dan sekitarnya.

Ternyata Masih Ada Desa Minus Listrik

Serdang Bedagai (13/11) - Anggota Komisi VII DPR RI Fraksi PKS Idris Lutfi, mengisi kegiatan reses dengan meninjau langsung desa yang belum dialiri listrik di Kabupaten Serdang Bedagai, Sumatera Utara, tepatnya di Dusun V Penggatelan Desa Pematang Cermai, Ahad (13/11). Turut mendampingi Ketua Pembinaan Kader DPW PKS Sumut Mahmud Sholeh Lc dan Ketua Daerah Dakwah I Sumut Andri Susilo. Menurut Idris Luthfi, seharusnya sudah tidak ada daerah di Indonesia yang tidak dialiri lisrtik. Mengingat pemerintah sudah mengalokasikan dana yang tidak sedikit untuk mendukung program listrik masuk desa. Karena itu Idris Luthfi menjamin, untuk dua daerah yang ia kunjungi ini dalam waktu dekat akan segera masuk listrik..

Sosialisasi UUD NKRI di Tengah Konstituen Kendari

Kendari (4/11) - Anggota Komisi II DPR RI Fraksi PKS Yan Herizal menemui konstituennya di Kendari, pada Masa Reses I tahun 2011/2012. Kunjungan Yan tersebut didampingi Ketua DPD PKS Kota Kendari Sulkarnain (tengah) dan Ketua DPW PKS Sulawesi Tenggara, di RM Jimbaran, Jum’at (4/11). Kunjungan berupa dengar pendapat dengan konstituen ini juga dirangkai dengan Sosialisasi UUD NKRI yang dihadiri oleh seluruh kader PKS Kota Kendari.

Gamari Sutrisno

MuhammadIdris Lutfi

Ansory Siregar

Yan Herizal

Martri Agoeng

Kunjungan Kerja & Reses

Page 20: Edisi 8

Edisi dEsEmbEr 2011

Jakarta, Suara Keadilan - Iklim investasi di Indo-nesia yang semakin kon-dusif harus terus dipacu dengan pengaturan ko-ordinasi yang baik antara satu kebijakan dengan kebijakan lainnya dari kementerian terkait.

Demikian disampai-kan anggota Komisi VI dari Fraksi Partai Keadi-

lan Sejahtera (PKS) Ecky Awal Mucharam di Ja-karta, Selasa (14/11).

Selain jaminan kea-manan, perlindungan hak atas kekayaan intelektual (HaKI) dan ketersediaan infrastruktur, kata Ecky, ada juga masalah pen-ting lainnya yang perlu mendapat perhatian pe-merintah dalam upaya

menarik minat investor, baik dari dalam maupun luar negeri. Yaitu antara lain masalah kelestarian lingkungan dan kelang-sungan usaha rakyat.

“Jangan cuma semata-mata ingin menggaet inves-tor sebanyak-banyaknya, kita mengorbankan ling-kungan hidup yang bisa berakibat fatal bagi masa depan anak cucu kita. Di samping itu, investasi yang dilakukan tidak bo-leh mematikan usaha atau ekonomi rakyat kecil,” kata Ecky.

Untuk mencapai ke-sejahteraan rakyat dan menjadikan Indonesia lebih maju, lanjut Ecky,

masing-masing pihak perlu menciptakan iklim yang kondusif untuk berinvestasi. Begitu juga kebijakan Pemda harus sejalan dengan kebija-kan pemerintah pusat. Salah satu contohnya, proses penerbitan izin harus memperhatikan tata ruang dan melalui proses yang saksama. “Harus berjalan seiring sejalan, pembangunan tetap dibutuhkan tapi jangan sampai meming-girkan usaha yang sudah dibangun rakyat,” tutup Anggota DPR dari Dae-rah Pemilihan Jawa Barat III ini.

Semangat Investasi Jangan Korbankan Usaha Kecil

Kenaikan TDL

Bukti Pemerintah MalasJakarta, Suara Keadi-lan - Pemerintah tetap menginginkan kenaikan tarif dasar listrik tahun depan. Menteri Energi dan Sumber Daya Mine-ral (ESDM) Jero Wacik mengatakan, hasil kajian kenaikan tarif listrik ini akan disampaikan ke Ko-misi VII DPR pada akhir Desember 2011.

Anggota Komisi VII DPR dari Fraksi PKS Achmad Rilyadi, memin-ta pemerintah membatalkan rencana ke-naikan ta-rif listrik tersebut. Menurut-

nya, pemerintah memi-liki opsi lain menutupi subsidi listrik, di antara-nya meningkatkan pema-kaian energi gas. Selain itu, pemerintah perlu konsisten menerapkan harga batu bara untuk PLN.

“Pemerintah seper-tinya malas bekerja se-hingga mengambil cara singkat dengan menaik-kan TDL,” tukasnya.

Menurut politisi muda ini, pemerintah ti-

dak perlu mengajukan kenaikan TDL pada Januari 2011, apabi-la Pemerintah dapat menekan Manaje-men PLN agar mela-kukan program efi-siensi secara cepat, ketat, dan maksimal.

Jakarta, Suara Keadilan - Untuk menghadapi daya saing teknologi di tingkat global, Indone-sia harus serius dalam membangun perencana-an pembangunan Sumber Daya Manusia mau-pun perangkat yang mendukung kemajuan teknologi. Karena itu, perlu dipikirkan untuk membangun Pusat Investasi Teknologi yang menjadi wadah perencanaan teknologi Indo-nesia. Demikian disampaikan Anggota Komisi VII DPR dari Fraksi PKS Mardani Ali Sera di Jakarta, Kamis (24/11).

“Kalau Menteri Meuangan memiliki ren-cana investasi, mungkin akan baik pula apabila Kementerian Riset dan Teknologi (Kemenri-stek) mengusulkan ada dana yang digunakan untuk membangun Pusat Investasi Teknologi,” ungkap Mardani.

Menurut Ketua DPP PKS bidang Koordi-nasi Kehumasan ini, Indonesia harus berbe-nah untuk mengejar ketertinggalannya dalam bidang teknologi. Di bidang pengobatan mis-alnya, dimana negara seperti Singapura dan Malaysia ternyata memiliki teknologi yang lebih maju dan dipercaya valid oleh masyara-kat Indonesia. Padahal, kata Mardani, SDM di Indonesia lebih dari mampu untuk dapat membuat hal yang sama atau bahkan jauh lebih baik lagi. “Sehingga apabila pemerintah punya pusat teknologi yang sesuai dengan bidang penemuan teknologi, maka kita akan memiliki produk yang mampu dikembangkan sendiri, seperti misalnya di bidang kedokteran dan pen-gobatan,” jelas Mardani.

Kasus lainnya, kata Mardani, adalah ser-buan teknologi Cina yang berhasil mengelu-arkan produk-produk inovasi teknologinya seperti handphone, PC Tablet, dan perangkat teknologi lainnya. Produk teknologi mereka ini mestinya bukan untuk sekedar dikonsumsi dan dinikmati semata, tapi juga bisa membuat Indonesia tertantang. Karena itu, Kemenristek harus memikirkan pola pemberdayaan ilmu-wan Indonesia di segala bidang, termasuk juga teknologi tepat guna.

Selain itu, untuk integrasi yang lebih baik antara bidang ilmu dan kepakarannya, men-urut Anggota DPR dari Daerah Pemilihan Jawa Barat VII ini, perlu diwacanakan penggabung-an Kementerian Riset dan Teknologi dengan Kementerian Pendidikan. “Penggabungan ini perlu diwacanakan. Tujuannya adalah agar pe-metaan ilmuwan dengan bidang kepakarannya lebih jelas. Dan yang lebih penting lagi, setiap penemuan dan pengembangan teknologi dihar-gai sepenuhnya oleh negara,” tutup Mardani mengingatkan.

Demi Kemajuan ristek,

Perlu Dibangun Pusat Investasi Teknologi

Sebab di dalam Buku Pu-tih PLN 2010 mengenai Penyelesaian Mendesak Masalah Struktural PT PLN (Persero) halaman 8, dinyatakan bahwa PLN berpeluang untuk men-ghemat biaya operasional sebesar Rp 60 triliun.

“Penghematan itu melalui program pe-ningkatan efisiensi sis-tem ketenagalistrikan

dan transformasi kinerja operasional antara tahun 2010-2015,” tegas Rilyadi.

Seperti diketahui, pe-merintah merencanakan kenaikan tarif dasar list-rik untuk pelanggan 900 VA ke atas, mulai 1 April 2012. Kenaikan tersebut disebutkan akan mengu-rangi biaya subsidi tahun 2012 sebesar Rp 9 triliun.

Ekuintek

Mardani Ali Sera Achmad Rilyadi

Ecky Awal Mucharam

Page 21: Edisi 8

Edisi dEsEmbEr 2011

BLOGBlog merupakan singkatan dari web blog, yaitu bentuk aplikasi web yang diwujudkan melalui tulisan-tulisan artikel yang ditampilkan sebagai postingan dalam ha-laman web.

Blog memiliki fungsi beragam, mulai dari catatan harian, media publikasi, hingga kampanye untuk ber-bagai kepentingan baik bisnis, sosial, ekonomi, mau-pun politik.

Blog menampilkan postingan dalam urutan terba-lik, posting terbaru akan muncul di bagian atas. Selain posting, blog juga dilengkapi dengan sidebar yang menampilkan berbagai macam widget atau gadget se-perti kalender, petunjuk waktu, link, slide show, dan lain sebagainya.

Jika anda ingin mempublikasikan tulisan-tulisan anda, foto-foto, video maupun file music, anda dapat membuat sebuah blog pribadi. Dengan sebuah blog, anda dapat menjadi penulis, editor sekaligus penerbit karya-karya sendiri, yang ingin anda publikasikan.

Banyak blog hosting yang menyediakan layanan pembuatan blog secara gratis, sebut saja Blogger atau Blogspot (www.Blogger.com), Multiply (www.multiply.com), live Journal dan WordPress (www.wordpress.com).

Model jejaring komu-nikasi dan sosial kini telah berubah. Di era

digital sekarang ini, kemuda-han, keterbaruan, keluasan dan terutama lagi adalah ke-cepatan konektivitas, menjadi semacam keharusan yang nis-caya dalam pola sosial interak-tif masyarakat dunia. aktivitas sosial dan jaringan melalui teknologi internet kian menja-mur, hingga merebaklah istilah yang kian populer, yakni Social Media.

Apa itu Social Media? Secara mendasar, Social

Media merupakan sarana di mana user dapat membuat konten dan aplikasi serta memungkinkan user tersebut untuk berinteraksi dan bertu-kar wawasan dengan user lain di dunia maya.

Social Media yang berbasis Web 2.0 saat ini, merupakan fitur berbasis website yang da-pat membentuk jaringan, serta memungkinkan orang untuk berinteraksi dalam sebuah komunitas.

Social Media menjadi po-puler, karena kemampuannya melakukan berbagai aktivitas dua arah dalam berbagai ben-tuk pertukaran, kolaborasi dan saling menjalin kontak dalam bentuk tulisan, visual maupun audio visual.

Edisi kali ini, Tabloid Suara Keadilan mengajak Pembaca mengenal secara mendasar beberapa macam social media yang berkembang dan tengah populer di tengah masyarakat saat ini.

Mengenal Dan Memanfaatkan

Macam Social Media

FACEBOOKatau populer dengan istilah fB. facebook digunakan untuk membuat jaringan dan menjalin pertemanan seluas-luasnya dengan semua orang. Situs ini membe-rikan ruang dan layanan yang mempertemukan seseo-rang dengan orang-orang yang telah anda kenal.

Beberapa fasilitas yang membuat fB sangat popu-lar adalah fitur update status, berbagi foto dan chatting. Orang dapat berbagi hal apapun yang sedang dialami atau dirasakan, dengan membuat status di fB, yang nantinya status tersebut akan masuk (terupload) dan dapat dibaca orang-orang yang telah menjadi teman (friend) -nya. anda juga dapat meng-upload berbagi foto di fB dengan mudah.Link : www.facebook.com

YOUTUBEYoutube merupakan situs video share yang memberi ke-bebasan pada pengguna meng-upload video ke dalam situs, streaming atau menonton video, men-download vi-deo dan berbagi video dengan pengguna lainnya secara gratis.

Youtube hingga kini menjadi situs Video Content Sharing terbesar di dunia, dan telah menguasai 60% dari jumlah total penikmat video online.

“In Youtube, everybody can be the producers, and avery-body can be an actor!”

untuk dapat mengunduh video, anda harus mem-buat akun youtube terlebih dahulu.Link : www.youtube.com

TWITTERTwitter adalah situs yang menyediakan layanan berupa fasilitas untuk mengirimkan informasi secara singkat, yang dapat dibaca sesama pengguna Twitter di seluruh dunia, dengan maksimal 140 karakter. Postingan pesan-pesan tersebut populer dengan sebutan tweet.

Tampilannya yang memikat, simple, cepat dan efektif, membuat banyak orang menggunakannya.

Twitter, selain digunakan untuk bertukar informasi antar teman, anda juga bisa mendapatkan berbagai ma-cam informasi yang terjadi di seluruh dunia secara up to date.Link : www.twitter.com

YAHOO KOPROLBerbeda dengan media sosial kebanyakan lainnya, Yahoo Koprol merupakan situs jejaring sosial yang diinisiasi oleh tiga orang Indonesia. Dengan Yahoo Koprol, anda bisa menambah teman, mencari teman, memasang status, mengirim pesan, berbagi ide, berbagi foto dan sebagai-nya.

Yahoo Koprol menggunakan basis lokasi, sehingga anda dapat mengoperasikannya setiap berada di suatu lokasi tertentu. Yahoo Koprol akan memberitahukan lo-kasi anda dan memungkinkan anda untuk berinteraksi dengan pengguna lain di lokasi yang sama atau berdeka-tan.

Yahoo Koprol dapat diakses dengan dua tampi-lan yaitu standar (www.koprol.com) dan mobile phone (m.koprol.com/mobile).

FLICKRMerupakan situs berbagi foto paling populer yang telah digunakan jutaan pengguna internet saat ini. anda bisa meng-upload foto koleksi pribadi yang bisa dinikmati dan di-share dengan rekan-rekan anda dengan sekali langkah mudah.

Sejak flickr dibeli oleh Yahoo pada tahun 2008, peng-guna situs foto online ini dapat mengintegrasikan laya-nan flickr dengan Yahoo. Pengguna bisa melakukan sign in di situs flickr dengan menggunakan akun Yahoo-nya.Link : www.flickr.com

KASKUSKaskus merupakan komunitas online terbesar di Indonesia, yang memun-gkinkan para anggotanya berbagai informasi dan opini dalam sebuah fo-rum terbuka yang bebas diikuti oleh semua orang. Situs ini bahkan meny-ediakan forum khusus untuk beriklan gratis. Para pengguna akun Kaskus, akrab disapa sebagai kaskuser.

Kaskus memfasilitasi anda untuk saling berinteraksi sekaligus bertran-saksi. anda juga dapat beriklan atau mencari barang keperluan, melalui

forum yang beranggotakan lebih dari 3 juta anggota tercatat ini.

Kaskus memiliki 4 opsi forum yang dapat anda ikuti yaitu Kas-kus Corner (berisi update info ke-giatan), Casciscus (diskusi dan up-date info apa saja), Loekeloe (untuk berbagi informasi dan berdiskusi tentang gaya hidup) dan Regional (forum rinteraksi antar pengguna dari domisili yang sama).Link : www.kaskus.us

Sumber :Enterprise, Jubilee (2011). Buku Pintar Internet. Jakarta : Elex Media Komputindo.Puntoadi, Danis (2011). Menciptakan Penjualan Melalui Social Media. Jakarta : Elex Media Komputindo.Yulius, Oscar, S.Kom., (2009). Akses Cepat Menguasai Internet. Jakarta : Jalur Mas Media.www.kangmusa.com

Tips

Page 22: Edisi 8

Edisi dEsEmbEr 2011

Bandung, Suara Keadi-lan - Rapat Kerja (Ra-ker) Fraksi PKS DPR RI yang diselenggarakan di Lembang, Bandung Ba-rat, Jum’at hingga Ming-gu (18-20/11) mendorong 47 Rancangan Undang Undang (RUU) sebagai prioritas untuk disele-saikan pada tahun 2012. Beberapa RUU tersebut dinilai FPKS sangat dibu-tuhkan rakyat Indonesia untuk pencapaian Indeks Pertumbuhan Manusia (IPM) yang lebih baik, penegakan hukum yang lebih adil, reformasi bi-rokrasi serta penguatan perekonomian nasional. Demikian dikatakan Ke-tua FPKS DPRRI Mustafa Kamal sesaat sebelum Raker ditutup pada Minggu (20/11).

Mustafa Ka-mal menyebut-kan beberapa RUU yang akan digesa FPKS da-

lam masa persidangan di tahun 2012 yaitu RUU Pangan, RUU Perlin-dungan Pemberdayaan Petani, RUU Pengadilan Tindak Pidana Korupsi dan RUU KPK, RUU Mi-nyak dan Gas Bumi, RUU Keuangan Negara dan RUU Pendidikan Tinggi. Mustafa juga meminta seluruh anggota FPKS yang mendapat amanah dalam pembahasan se-buah RUU, bekerja serius dan fokus untuk memba-has sebuah perundang-undangan agar hasilnya maksimal dan mengun-tungkan rakyat.

Dengan mempersiap-kan kajian secara dini atas 47 RUU tersebut, ang-

gota FPKS d i m i n t a u n t u k m u l a i

m e -nam-pung

aspirasi masyarakat, baik di daerah pemilihan mau-pun dengan mendatangi kelompok-kelompok ke-pentingan yang terkait dengan RUU yang akan dibahas. “Penting bagi wakil rakyat untuk me-nyerap seluas mungkin aspirasi masyarakat agar Undang-undang yang nantinya disahkan DPR lebih membumi dan ber-pihak pada masyarakat,” ujar Mustafa Kamal yang merupakan wakil rakyat dari Daerah Pemilihan Sumatera Selatan II ini.

Selain RUU yang te-lah disebutkan di atas, tambah Mustafa, ada lagi RUU yang akan menjadi perhatian FPKS karena pembahasannya sudah berlangsung cukup lama, namun pembahasan ti-dak terlalu menampak-kan kemajuan berarti. Ia mencontohkan RUU

Keperawatan yang telah dibahas selama masa persidangan tahun 2011 dan belum juga selesai. “Kita tidak boleh menye-pelekan profesi perawat karena sangat penting dalam upaya menghadir-kan layanan kesehatan yang optimal kepada ma-syarakat,” ujar Mustafa.

Yang juga menjadi sorotan FPKS lainnya adalah, mewujudkan RUU Aparatur Sipil Negara. Ia menyatakan bahwa permasalahan bi-rokrasi yang tidak sehat merembet kepada urusan pemborosan keuangan negara dan korupsi yang sistematis. “PKS mem-perjuangkan UU Apara-tur Sipil Negara sehingga birokrasi kita menjadi bi-rokrasi yang berkualitas dan profesional,” pung-kas Mustafa memberikan alasan.

47 RUU Menjadi Prioritas di Tahun 2012

Jakarta, Suara Keadilan - Wakil Ketua Fraksi PKS DPR RI Bidang Ekonomi, Keuangan, In-dustri dan Teknologi (Ekuintek) Sohibul Iman menilai, penggunaan Bahan Bakar Gas (BBG) di sektor transportasi hingga saat ini masih be-lum maksimal. “Sebagai Bahan Bakar alternatif yang bersih dan ramah lingkungan, BBG ha-rusnya dapat berperan lebih besar untuk men-gurangi ketergantungan terhadap konsumsi BBM (Bahan Bakar Minyak) yang semakin me-lonjak,” ujarnya di Jakarta, Kamis (1/12).

Sohibul menuturkan, untuk menekan subsidi BBM yang sudah mencapai Rp. 123 Trilyun, pelaksanaan program konversi pre-mium bersubsidi ke penggunaan BBG pada kendaraan bermotor perlu dipercepat. Meski sudah sekitar 12 tahun BBG dipasarkan se-cara komersial sebagai bahan bakar kendaraan bermotor di Indonesia, namun perkembangan penjualannya terbilang sangat lambat.

“Itu terjadi karena 2 faktor, harga BBG yang terlalu murah sehingga tidak menarik bagi investor dan tidak adanya insentif bagi peng-guna BBG,” jelas Anggota Komisi VI DPR ini.

Sebagaimana diketahui, harga Bahan Bakar bernilai oktan 120 itu di Stasiun Pengisian Ba-han Bakar Gas (SPBG) adalah Rp 3.100 per Liter Setara Premium (LSP), sehingga dianggap ma-sih kalah bersaing dengan industri yang berani membeli gas dengan harga lebih mahal. “Un-tuk pengembangan BBG di sektor transportasi, harga Rp. 3.100 per LSP belum menumbuhkan daya tarik investasi untuk masuk ke Industri Gas,” ungkap Doktor lulusan Japan Advanced Insitute of Science and Technology (JIST) Ishi-kawa, Jepang ini.

Karena itu, Sohibul mengusulkan harga BBG dapat dinaikkan di kisaran Rp. 4.000-an. Selain itu untuk menarik konsumen agar be-ralih ke BBG, Pemerintah juga harus membe-rikan insentif bagi masyarakat pengguna BBG dengan adanya subsidi converter kit/ alat kon-versi dan memperbanyak pembangunan SPBG yang saat ini jumlahnya masih sangat terbatas. “Masyarakat tidak berminat menggunakan BBG karena harga converter-kitnya masih Rp. 7-11 juta, ini tentu sangat memberatkan,” ung-kapnya.

Penyesuaian terhadap kedua faktor ini, tambah Politisi PKS tersebut, diyakini akan memaksimalkan konsumsi gas bumi, yang po-tensinya sangat besar dibanding kekayaan Mi-nyak Bumi Indonesia yang semakin menipis. Cadangan Gas di perut bumi Indonesia sebesar 159,64 Trilyun Standard Cubic Feet (TSCF), sedangkan cadangan Minyak Bumi Indonesia hanya sekitar 7,9 Milyar Barrel.

“Komitmen kami di DPR adalah terus mendorong per- t u m b u h a n p e n g g u n a a n gas bumi di sektor trans- p o r t a s i , sebagaimana arah kebi-jakan energi nasional yang saat ini t e n g a h d i r a n c a n g bersama Pemerintah,” p u n g-kas Sohibul.

manfaatkan Cadangan Gas Bumi,

Melalui Optimalisasi BBG

Jakarta, Suara Keadilan - Anggota Komisi X De-wan Perwakilan Rakyat (DPR) Rohmani menga-takan, bahwa Surat Ke-putusan Bersama (SKB) 5 menteri tentang peng-elolaan guru dari daerah ke pemerintah provinsi dan pusat adalah sia-sia. Ia melihat SKB 5 meteri tersebut tidak efektif da-

Sia-sia SKB 5 Menteri Soal Distribusi Gurulam menyelesaikan per-soalan distribusi guru dan mutu pendidikan.

SKB 5 menteri itu di-tandatangani oleh Mente-ri Pendidikan dan Kebu-dayaan (Kemendikbud), Menteri Negara Pendaya-gunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, Menteri Dalam Negeri, Menteri Keuangan dan Menteri Agama. Tujuan SKB ini untuk mening-katkan mutu pendidikan. Pada butir lainnya SKB tersebut bertujuan un-tuk menarik pengelolaan guru dari daerah kepada pemerintah pusat, dalam

hal ini Kemendikbud.“Ini bukan

langkah yang tepat (me-n e r b i t k a n

SKB –red). Saya me-lihat SKB ini akan s a m a

nasibnya dengan SKB yang ada sebelumnya. Tidak bisa berfungsi un-tuk mengatasi persoalan yang ada,” kata Rohmani.

Rohmani melihat SKB 5 menteri ini akan menjadi dokumen saja, tanpa memberikan efek positif terhadap per-baikan persoalan guru terutama persoalan dist-ribusi. Ia memandang so-lusi lewat SKB 5 menteri meloncat jauh. Rohmani mengatakan pemerintah belum melihat persoalan guru secara jernih. Se-harusnya kata dia, pe-merintah perlu membuat peta persoalan distribusi guru.

“Saya khawatir, pe-merintah pusat pun tidak memiliki data yang valid tentang sebaran guru. Terutama distribusi guru berdasarkan mata pelaja-ran,” kata Rohmani.

Seharusnya pemerin-

tah kata Rohmani mela-kukan pendalaman per-soalan tata kelola guru. Mulai dari proses rekrut-men, pembinaan, pening-katan mutu, penyebaran, pengelolaan sebagai pe-gawai negeri sipil dan persolan kesejahteraan. Jika persoalan ini sudah didalami baru tentukan berbagai alternatif solusi.

Seharusnya SKB 5 menteri ini bukan opsi utama. Bisa saja guru tetap dikelola daerah tetapi ada kebijakan ter-tentu untuk mengatasi berbagai persoalan guru tersebut. “Selama masih ada undang-undang oto-nomi daerah, maka SKB 5 menteri ini tidak bisa berjalan. Karena hingga hari ini, dalam undang-undang secara sah dan jelas menyebutkan guru dikelola oleh daerah,” kata Rohmani.

Ekuintek

Sohibul Iman Rohmani

Mustafa Kamal

Page 23: Edisi 8

Edisi dEsEmbEr 2011

Purbalingga, Suara Keadilan - Anggota Komisi VII DPR-RI Su-gihono Karyosuwondo,

berjanji akan mem-berikan bantuan

teknologi terapan berupa solar cell, yakni pembang-kit listrik tenaga matahari. Tek-nologi ini akan

diterapkan di desa-

Solar Cell, Solusi untuk Desa Sulit Listrik

Jakarta, Suara Keadi-lan - Komisi VIII DPR RI memberikan apre-siasi atas kinerja BNPB pada tahun ini sehingga mendapatkan penghar-gaan dari dunia interna-sional. Sekjen PBB Ban Kimoon memberikan penghargaan Global Champion for Disaster Risk Reduction, yang diterima Kepala BNPB Syamsul Ma’arif mewa-kili Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono. PBB melihat kuatnya ko-mitmen Indonesia dalam menanggulangi bencana, salah satunya dengan meningkatkan anggaran penanggulangan ben-cana hingga 1.000 persen pada 2011.

“Keberhasilan ini ti-dak lepas dari dukungan penuh Komisi VIII. Sa-lah satu bentuknya ada-lah persetujuan semua

program dan anggaran BNPB oleh oleh Komisi VIII. Penanggulangan bencana harus dilaks-anakan dengan cepat dan Kami tidak mungkin menghambat program kerja BNPB,” ungkap Jazuli Juwaini pada saat Rapat Kerja Komisi VIII dengan Kepala BNPB, Senin (28/11).

Komisi VIII DPR RI, lanjut Jazuli, memiliki harapan yang sangat be-sar terhadap BNPB agar terus meningkatkan pe-layanan ke masyarakat di daerah bencana. Ja-zuli yang juga Ketua DPP PKS, meminta agar BNPB tidak diskriminatif dalam melayani daerah ben-cana. Semua daerah ben-cana harus dibantu, baik yang di ekspos media maupun tidak, daerah terpencil ataupun tidak.

“Semua bantuan ha-

rus sampai kepada yang berhak. Jangan sampai bantuan sampai ke dae-rah karena kedekatan an-tara pemerintah daerah dengan pejabat BNPB. Jangan sampai rakyat kita yang sudah kesulitan karena kemiskinan, di-tambah lagi dengan ku-rang adilnya pemerataan bantuan bencana,” urai Jazuli mengingatkan.

Namun demikian, Jazuli mempertanyakan

soal sedikitnya penyera-pan anggaran oleh BNPB karena khawatir berma-salah dengan BPK. Pa-dahal pada bulan Okto-ber 2010, DPR RI sudah menetapkan anggaran, sehingga untuk Januari hingga Februari 2011 su-dah dapat diserap. Dari sisi kebijakan anggaran, DPR sendiri mengang-gap tidak ada masalah.

Dari data BNPB, rea-lisasi pelaksanaan ang-

Serapan Anggaran BNBP Dinilai Masih Rendah

bertanggung jawab ha-rus diintegrasikan dalam pendidikan karakter. Se-tiap mata pelajaran di se-kolah bisa menjadi sara-na penanaman nilai-nilai kepahlawanan tersebut, terutama mata pelajaran Pendidikan Kewargane-garaan (PPKn), Sejarah,

Ilmu-ilmu sosial, dan Ba-hasa Indonesia. Demiki-an disampaikan Anggota Komisi X DPR Raihan Iskandar di Jakarta, Rabu (9/11).

“Penanaman nilai-nilai inilah yang seha-rusnya menjadi model pendidikan di Indonesia. Pendidikan karakter me-lalui nilai-nilai tersebut seharusnya menjadi tu-juan dari proses pembe-lajaran di sekolah-seko-lah. Selama ini, pendidi-kan karakter seolah-olah hanya menjadi jargon semu pemerintah saja,” ungkap Legislator PKS ini.

Kenya taannya, lan-jut Raihan, pemerintah justru lebih mempriori-taskan pada pencapai-an aspek kognitif saja. Akibatnya, nilai-nilai kepahlawanan tersebut

mengalami erosi dalam kehidupan masyarakat. Tidak ada lagi nilai-nilai keteladanan yang lahir dari pemimpin bangsa. Padahal, bangsa ini me-miliki sejarah kepahla-wanan gemilang yang patut diteladani oleh generasi sekarang. “Se-harusnya, pendidikan karakter menjadi intisari dari sistem pendidikan nasional, sebagaimana tercantum dalam Pa-sal 3 Undang-Undang Sisdiknas Tahun 2003 yang menyatakan bahwa Pendidikan Nasional berfungsi mengembang-kan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,” je-lasnya.

Oleh karena itu,

Raihan mendesak Pe-merintah melalui Kemen-terian Pendidikan dan Kebudayaan mengubah orientasi kebijakannya dari yang semula berori-entasi pada pencapaian nilai berupa angka-ang-ka, menjadi pencapaian nilai-nilai berkarakter. Apalagi, sektor kebudaya-an telah menjadi bagian yang terintegrasi dari sis-tem pendidikan nasional kita. “Momentum hari Pahlawan 10 November ini, seharusnya tidak ha-nya dijadikan seremoni dan jargon pemerintah belaka. Pemerintah harus betul-betul mengimple-mentasikan nilai-nilai karakter kepahlawanan tersebut dalam kebijakan sistem pendidikan nasio-nal kita,” ingat Raihan, Anggota DPR dari Dae-rah Pemilihan Aceh I ini.

integrasikan nilai Kepahlawanan

Melalui Pendidikan Karakter

desa yang selama ini ti-dak terjangkau jaringan listrik.

“Kami akan usa-hakan desa-desa yang belum terjangkau listrik yang berada di pelosok atau pegunungan, bisa menikmati listrik tenaga matahari. Program ini gratis bagi warga. Ban-tuan yang sudah men-jadi program dari Ke-menterian Lingkungan

Hidup (KLH) dan Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) ini, sudah masuk dalam APBN 2012 dan jadi hak masyarakat,” ungkap Anggota Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (FPKS) tersebut, saat ber-temu konstituen dalam kegiatan Reses di RM Bale Apoeng Bojongsari, Purbalingga, Minggu (27/11).

Dalam pertemuan

tersebut, Sugihono juga menjelaskan mengenai apa saja yang sudah dila-kukan Komisi VII DPR-RI untuk rakyat, khusus-nya terkait energi listrik. Sebagaimana diketahui, Komisi ini menangani hal yang terkait listrik, lingkungan hidup dan ESDM.

Sugihono menam-bahkan, selama ini pi-haknya berupaya keras

untuk memperjuangkan Undang Undang Mi-gas yang berpihak pada rakyat. Beberapa poin penting menjadi perha-tiannya dalam kebijakan sektor minyak dan gas, diantaranya mengenai domestik market obliga-tion, subsidi BBM, sub-sidi PLN, pengembangan PLTA yang belum maksi-mal dan lainnya.

Jakarta, Suara Keadilan - Nilai-nilai kepahlawa-nan, seperti nilai rela berkorban, cinta tanah air, kerja keras, kete-ladanan, kejuju-ran, demokratis, mandiri, dan

garan pada Januari 2011 belum ada penyerapan. Sementara Februari hing-ga Oktober, baru tereali-sasi 38 persen. Sementara estimasi penyerapan ang-garan sepanjang tahun 2011 sebesar 97,5 persen. “Penyerapannya masih sangat rendah. Padahal Komisi VIII sudah men-dukung penuh dari sisi anggaran,” pungkas Ja-zuli.

Kesejahteraan Rakyat

Raihan Iskandar

Jazuli Juwaini

Sugihono Karyosuwondo

Page 24: Edisi 8

Edisi dEsEmbEr 2011

Keperawatan sudah lama diusulkan. Fokusnya pada penegasan terhadap tugas dan wewenang, perlindungan terhadap perawat dan klien. Ter-masuk di dalamnya pe-netapan kualifikasi dan registrasi perawat. “Hal yang terakhir ini da-pat memperbaiki posisi tawar pe-rawat kita yang dikirim ke luar negeri,” ujar anggota DPR asal Daerah Pe-

milihan Bandung ini.

RUU Keperawatan Tingkatkan Kompetensi Perawat

Asia, setiap negara harus memiliki konsil kepera-watan yang ditetapkan dengan undang-undang sebagai lembaga yang memberikan lisensi dan menetapkan kompetensi perawat,” kata politisi PKS ini di Jakarta, Kamis (17/11).

Selama ini perawat Indonesia yang berada di luar negeri, imbuh Ledia, diturunkan kategorinya karena karena tidak ter-integrasi dengan kesepa-katan internasional.

Menurutnya, RUU

Jakarta, Suara Keadilan - Anggota Komisi IX DPR Ledia Hanifa Amalia menyatakan, Rancangan Undang-Undang Kepera-watan bila nanti disahkan di antaranya, akan me-ningkatkan kompetensi perawat Indonesia di luar negeri. Karena dalam UU Keperawatan akan diatur lembaga khusus pemberi lisensi dan kompetensi.

“Dalam Mutual Re-cognition Agreement/ Kesepakatan Pengakuan Bersama (MRA) yang sudah disepakati di

Kasus Freeport Pendekatan Nasionalisme, Hindari Konflik Berlarut

Jakarta, Suara Keadilan - DPR mendesak Pe-merintah untuk menghentikan pengiriman Te-naga Kerja Wanita (TKW) ke luar negeri. Hal ini karena, seperti dikutip dari data Migrant Care, 70 persen TKW yang dikirim mendapat perla-kuan diskriminatif dari majikannya. Desakan ini disampaikan Anggota Komisi IX DPR Herlini Amran di Jakarta, Rabu (23/11).

“Pemerintah seharusnya bisa belajar dari Bangladesh yang membuat regulasi untuk me-larang TKW bekerja di luar negeri, sehingga permasalahan tenaga kerjanya tidak sebanyak Indonesia. Untuk itu, kami mendesak pemerin-tah untuk memperpanjang pemberlakukan mo-ratorium pengiriman TKW ke luar negeri,” tegas Herlini.

Legislator Perempuan dari PKS ini menam-bahkan, bahwa setiap tahun devisa negara yang diperoleh dari sub sektor ini mencapai Rp 44 trili-un. Jumlah ini sangat membantu pemerintah da-lam mengurangi angka pengangguran di dalam negeri. Ironisnya, advokasi pemerintah terhadap TKI masih sangat jauh dari harapan. “Pemerin-tah baru bergerak ketika terjadi permasalahan. Untuk hal ini, Indonesia perlu belajar dari India yang mengirimkan buruh migran dengan kua-lifikasi tertentu terutama bidang infomasi dan teknologi, sehingga mendapat posisi yang lebih terhormat,” tutur Herlini.

Lebih jauh Herlini menambahkan, kepergian tenaga kerja ke luar negeri harus memberikan dampak positif baik bagi keluarga maupun nega-ra. Herlini mengusulkan agar TKI yang bekerja di luar negeri bisa mandiri dan membawa keluarga. “Dengan demikian ketahanan keluarga mereka akan tetap terjaga. Selanjutnya, agar permasala-han TKI bisa dimi- nimalisir maka pemerintah ha- rus mampu menyediakan l a p a n g a n kerja se- cara me-m a d a i , ” pungkas A n g g o t a D P R dari Dae- r a h Pemilihan K e -p u l a u a n Riau ini.

Jakarta, Suara Keadilan - Pemerintah harus mela-kukan pendekatan nasio-nalisme dalam menyele-saikan masalah pemogo-kan pekerja PT Freeport yang terus berlarut. Hal ini bertujuan agar masa-lah Freeport dan karya-wannya tidak melebar ke wilayah konflik dis-integrasi dan separatif. “Pemerintah harusnya mengangkat harkat dan martabat orang Papua dengan meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) mereka,” tutur anggota Komisi Ketenagakerjaan DPR RI Zuber Safawi, dalam Ra-pat Kerja dengan Menteri Tenaga Kerja Muhaimin Iskandar di Komisi IX DPR, Selasa (22/11).

Seperti diketahui, sejak akhir Juli 2011, para karyawan Freeport yang mogok menuntut kenaikan gaji sebesar 17,5 hingga 43 dolar AS per jam dari sebelumnya yang hanya 2,1 sampai 3,5 dolar AS per jam. Ini ada-

lah perhitungan gaji pa-ling rendah di dunia bila dibandingkan dengan perusahaan-perusahaan freeport lainnya seperti di Afrika, Amerika Seri-kat, dan Amerika Selatan yang berkisar 30-230 dol-lar AS per jam.

Berlarutnya konflik ini sangat disayangkan Zuber. Padahal, lanjut politisi PKS ini, Papua memiliki potensi sum-ber daya manusia yang tidak kalah dibanding-kan dengan orang luar Papua. “Namun peran pemerintah dalam pem-binaan SDM di Papua yang kaya sumber daya alam itu, masih sangat kurang,” sesal Zuber.

Kalaupun pengelola-an tambang emas di Free-port diserahkan kepada asing pada awalnya, la-njut Zuber, harusnya alih teknologi (Transfer of Knowledge) tetap diara-hkan kepada masyarakat Papua. “Agar rakyat Pa-pua lah yang mengelola serta menikmati ke-

kayaan di bumi mereka sendiri, paradigma pe-merintah harus dirubah,” tegas Anggota DPR asal Daerah Pemilihan Jawa Tengah I ini.

Zuber menilai, su-dah saatnya pemerintah melakukan revolusi in-frastuktur secara masif di Papua, terutama untuk meningkatkan kesejah-teraan, pendidikan, dan taraf hidup. Selain itu, pekerjaan rumah yang tak kunjung selesai dan mendesak adalah pe-merintah secepatnya melakukan renegoi-sasi kontrak karya p e r t a m b a n g a n dengan asing, untuk menjamin pemba-gian hasil kekayaan alam yang lebih adil, terutama bagi I n d o n e s i a s e b a g a i tuan ru-m a h d a n khu-s u s -n y a

warga Papua sebagai masyarakat pribumi se-tempat.

Fungsi keamanan dan stabilitas hendaknya lebih dikedepankan oleh Polri dan TNI sebagai tupoksinya, sedangkan masalah karyawan dan manajemen Freeport di-serahkan kepada Tripar-tit (Pemerintah Daerah, Pengusaha dan Pekerja) dengan pendekatan musyawarah mufakat,”

tutup Zuber.

Perpanjang Moratorium Untuk Minimkan Masalah TKI

Kesejahteraan Rakyat

Zuber Safawi

Ledia HanifaHerlini Amran

Jakarta, Suara Keadi-lan - Anggota Panitia Kerja (Panja) Rancangan Undang-Undang Peng-elolaan Zakat dari Fraksi PKS Rahman Amin menyatakan, Undang-undang Zakat yang baru disahkan da-lam Rapat Paripurna di DPR RI pada tanggal 27 Oktober 2011, tetap mengakomodir peran serta masyarakat. Pene-gasan ini disampaikan

oleh Rahman di Jakarta, Selasa (22/11).

“Semangat DPR mela-kukan amandemen ini ialah agar pengelolaan zakat di Indonesia men-jadi lebih optimal, karena zakat Indonesia memiliki potensi yang besar. Po-tensi zakat nasional di Indonesia bisa mencapai Rp 19,3 trilyun per tahun. Sementara, penghimpu-nan dana zakat masih jauh dari potensi yang

tersebut,” ungkap Rah-man.

Rahman menjelaskan bagaimana draft aman-demen antara yang di-ajukan oleh DPR dengan Daftar Isian Masuk (DIM) dari pemerintah sangat bertolak belakang. “DPR menginginkan adanya lembaga independen yang menjalankan fungsi koordinasi pengelolaan zakat, sedangkan Pe-merintah menghendaki

agar lembaga zakat be-rada di bawah Kemente-rian Agama. Dalam hal ini, DPR mengambil jalan tengah, dengan mengu-sulkan penguatan lem-baga yang sudah ada saja (BAZNAS),” lanjutnya.

Selain itu, Rahman juga menyebutkan ada-nya ketidaksesuaian an-tara rekam jejak dalam draft rapat-rapat Panja DPR dengan Pemerintah terkait Undang-undang

yang akan disahkan. Ke-tidaksesuaian tersebut terutama terkait syarat pendirian LAZ yang harus terdaftar se-bagai orga-nisasi ke-m a s y a r a -k a t a n I s l a m yang

mengelola bidang pen-didikan, dakwah dan so-sial. “Kami sampaikan protes di Paripurna, dan jalan tengahnya, bahwa LAZ-LAZ yang sudah ada sebelum UU ini di-undangkan, diberikan

jangka waktu yang semula 1 (satu) tahun menjadi 5 (lima) tahun se-bagai masa pe-ralihan,” tutup Rahman.

UU Zakat Tetap Akomodir Peran Masyarakat

Rahman Amin

Page 25: Edisi 8

Edisi dEsEmbEr 2011

hari Guru nasional

Pemerintah Kurang PerhatikanNasib Guru Tidak TetapJakarta, Suara Keadilan - Pemerintah dirasa masih kurang memperhatikan nasib Guru Tidak Te-tap. Sudah berulang kali honor minimum Guru Tidak Tetap diusulkan, namun belum direalisa-sikan oleh pemerintah. “Keberadaan Bantuan Operasional Sekolah (BOS) belum banyak membantu. Batasan mak-simum 20 persen dari BOS untuk honor tidak banyak mendongkrak penghasilan Guru Tidak Tetap. Karena jatah terse-but juga diperuntukkan bagi kegiatan PNS. Jika PNS menikmati kenai-kan gaji beserta rapel, maka GTT tak sepeser-pun bisa menikmatinya,” demikian disampaikan Anggota Komisi X DPR Tamsil Linrung di Jakar-ta, Selasa (6/12).

Menurut Tamsil, harus diakui bahwa ke-majuan di bidang pen-didikan sebagian besar tergantung kemampuan guru. Namun realitas di sekolah-sekolah, teru-tama di daerah, pihak pimpinan sekolah justru direpotkan oleh masalah guru, ketimbang per-soalan peningkatan mutu dan pengembangan seko-lahnya. “Guru mempu-nyai peran ganda, yaitu pendidik dan pengajar. Dalam melaksanakan perannya, mereka harus punya motivasi yang kuat untuk mencetak generasi gemilang,” ujar politisi PKS ini.

Dalam pandangan Tamsil, keberadaan Guru Tidak Tetap ini tidak bisa dipandang sebelah mata. Alih-alih mendapatkan gaji yang sepadan, dari

tahun ke tahun gaji mere-ka malah kian menurun. Bahkan, mereka teran-cam digeser dengan guru Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan pegawai kon-trak. Dari segi kesejahte-raan, kondisi mereka me-mang memprihatinkan. “Lebih jauh lagi, kebera-daan mereka yang tidak memiliki payung hukum yang jelas. Kepala Seko-lah lah yang menjadi ‘bos’ dengan sistem kontrak yang dibuatnya. Kebe-radaan BOS-pun, belum banyak membantu. Bata-san maksimum 20 persen dari BOS untuk honor tidak banyak mendong-krak penghasilan Guru Tidak Tetap,” jelas Anggota DPR dari Daerah Pemilihan Sulawesi ini.

“Sudah saat-nya, pemerintah

memberikan penghar-gaan yang adil bagi guru, khususnya Guru Tanpa Status. Momentum Hari Guru Nasional, bukan lagi sebagai rutinitas ta-hunan tanpa perubahan konkret. Harus ada pe-ningkatan kesejahteraan, demi kemajuan pendi-dikan nasional,” tutup Tamsil.

Jeddah, Suara Keadilan - Tingginya angka kema-tian dan sakit terhadap jamaah usia lanjut, mem-buat wakil rakyat priha-tin. Untuk itu DPR men-gusulkan kebijakan un-tuk melindungi jamaah dari ancaman-a n c a m a n yang bisa membuat

Jamaah tidak mampu melakukan proses Iba-dah. “Jamah dengan re-siko tinggi (risti) secara medis, cukup berbahaya jika mengikuti prosesi haji yang membutuhkan ketahanan fisik yang luar biasa. Karena itu, perlu dipikirkan pembatasan bagi mereka yang masuk kategori tidak mampu (secara fisik –red),” Hal ini disampaikan Ketua

Tim Pengawas Haji dari Fraksi PKS Ahmad Zainud-din di Jeddah, Sabtu (22/10).

M e n u r u t -nya, perlu ada jalan keluar

untuk ja-

maah haji dengan resiko tinggi yang berpotensi mengganggu kelancaran ibadah haji. “Untuk Ja-maah risti perlu ada jalan keluar, seperti aturan sia-pa yang boleh berangkat, khusus bagi mereka yang berusia uzur dan ber-penyakit khusus,” kata Zainuddin.

Politisi Partai Keadi-lan Sejahtera ini menya-takan, bahwa salah satu syarat berhaji adalah man istatho’a atau ba-rang siapa yang mampu. Karena itu, apakah mere-ka yang risti ini termasuk man istatho’a atau tidak. Termasuk jamaah yang mengalami stres keseha-tan, yang ternyata sudah dialami sejak dari tanah

air. ”Masalah ini akan menjadi kajian Komisi VIII DPR saat merevisi Undang-Undang No 13 Tahun 2008, yang diusul-kan ke Bidang Legislasi pada masa sidang men-datang.”

Sebagai informasi, tahun ini Jamaah Haji berusia 50 tahun ke atas mencapai 78.856 orang atau 35,6% dari 221.000 kuota jamaah haji Indo-nesia. Kemudian Jamaah berusia 51-60 tahun seba-nyak 44.885 orang, 61-70 tahun sebanyak 24.188 orang, usia 71-80 tahun sebanyak 7.949 orang, usia 81-90 sebanyak 1.744 orang, dan di atas usia 91 tahun sebanyak 90 ja-maah.

jamaah Dengan resiko Tinggi

Butuh Perhatian Khusus

Jakarta, Suara Keadilan - Gagasan untuk membentuk badan khusus penyelenggara Iba-dah Haji menguat. Hal ini merupakan dampak dari memuncaknya kekecewaan karena selalu berulangnya permasalahan yang sama dalam setiap musim haji. Proses untuk melepaskan pengurusan ibadah haji dari struktur Kemen-terian Agama tersebut akan dikonkretkan melalui revisi UU No 13 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji. ’’Untuk penye-lenggaraan haji, harus kita buat badan tersen-diri,’’ ujar anggota Tim Pengawas (Timwas) Ibadah haji dari Fraksi PKS Anshori Siregar, dalam interupsinya di tengah sidang paripur-na DPR, Senin (14/11).

Selama memantau pelaksanaan haji, ung-kap Anshori, timwas menemukan sejumlah fakta yang berpotensi terjadi penyimpangan. Anshori mencontohkan, ada seorang dokter yang sudah berkerja baik menemukan kasus makanan untuk para jamaah haji Indonesia yang tidak memenuhi standar gizi dan kalori. Bahkan cita rasanya sangat buruk karena ter-golong makanan yang sudah basi. Namun apa yang terjadi, dokter tersebut justru mendapat surat peringatan dari Kabid Kesehatan di Arab Saudi. ’’Bahkan surat peringatan disetujui Ke-menterian Kesehatan. Malah ada kabar dan dugaan, bahwa hal tersebut atas perintah Ke-menterian Agama. Entah siapa yang bermain di sana. Saya mohon dituntaskan,’’ ujar Anso-ry kecewa.

Kasus lain adalah masalah maktab (pe-mondokan) yang tidak pantas dihuni. Awal-nya, disepakati 370 maktab. Tetapi yang dapat ditempati hanya sekitar 320 maktab. Padahal sisanya sudah diberi uang muka. Penjelasan bahwa pemadatan itu terjadi karena sebagian jamaah ingin dekat dengan masjid, menurut Anshori, hanya alasan kuno.’’Itu bukan alasan. Intinya, harus diusut tuntas semua-nya. Perlu lembaga khusus penyeleng- gara Ibadah Haji agar pelaks- anaannya bisa p r o f e s i o - nal,’’ tegas ang-gota Komisi IX itu.

Pentingnya Badan Khusus Penyelenggara Ibadah Haji

OJK Diminta Terapkan Prinsip Good GovernanceJakarta, Suara Keadi-lan - Setelah begitu panjang pembahasan lembaga pengawasan jasa keuangan, akhirnya Pemerintah dan DPR RI menemui kata sepakat untuk menyetujui ter-bentuknya Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mela-lui pengesahan Ran-cangan Undang-Undang OJK menjadi Undang-Undang pada Selasa, (25/10).

Menurut Wakil Ketua Komisi XI Su-rahman Hidayat, ke de-pan OJK harus menjadi lembaga pengawasan yang mandiri, indepen-den dan mempunyai integritas tinggi dalam melaksanakan prinsip good governance ter-hadap jasa keuangan. “Pemerintah dan pu-blik juga harus mampu melakukan pengawalan secara ketat terhadap

lembaga ini, agar lem-baga ini dapat menjalan-kan fungsi dan tugasnya secara baik dan benar sesusi dengan amanat UU, guna menjalankan prinsip Good Corporate Governance di bidang jasa keuangan,” terang Surahman di Jakarta, Rabu (26/10).

Ketua Dewan Sya-riah Pusat (DSP) PKS ini mengingatkan bahwa se-telah RUU OJK disahkan,

pemerintah harus segera melakukan sosialisasi kepada publik dan peng-ambil kebijakan lainnya, agar semua pihak dapat mengetahui lebih lanjut keberadaan lembaga ini. “Sehingga jangan sam-pai setelah beroperasi, masih ada kalangan ma-syarakat pengguna jasa keuangan yang tidak tahu adanya lembaga ini,” ingatnya.

“Harapannya, lem-

baga ini betul-betul menerapkan prinsip-prinsip independen dan mempunyai integritas tinggi dalam melakukan pengawasan terhadap jasa keuangan. Harapan besar itu harus dibukti-kan dalam menjalankan tugas dan fung-si setelah nantinya beroperasi,” tutup Anggota DPR dari Daerah Pemili-han Jabar X ini.

Kesejahteraan Rakyat

Anshori Siregar

Tamsil Linrung

Ahmad Zainuddin

Surahman Hidayat

Page 26: Edisi 8

Edisi dEsEmbEr 2011

OJK Harus Perhatikan Perbankan SyariahJakarta, Suara Keadilan - Terbentuknya Oto-ritas Jasa Keuangan (OJK) hendaknya tidak hanya memperhatikan perbankan konvensio-nal, melainkan juga harus memperhatikan per-bankan syariah. Demikian disampaikan Ang-gota Komisi XI DPR RI Andi Rahmat di Jakarta, Rabu (16/11). “Terbentuknya OJK bukan cuma transisi secara institusional, melainkan juga pe-rilaku pendekatan terhadap institusi syariah. Intinya OJK ini tidak boleh mengabaikan indu-stri keuangan syariah,” tegasnya.

Masa transisi kelembagaan OJK menjadi momentum penting bagi industri keuangan syariah. Permasalahan dalam masa transisi ini diwaspadai berasal dari sumber daya manusia (SDM). Untuk mengatasinya, menurut Andi, OJK harus diisi oleh orang-orang yang berkom-petensi di bidang perbankan syariah pula.

Ia menambahkan, pengawasan industri

Realisasi Pinjaman Proyek,

Butuh Perhatian Serius

Petugas Bea Cukai Harus Lebih Pintar Dari Penyelundup

Waspadai Potensi Krisis dalam Transisi OJK Jakarta, Suara Keadilan - Pada akhir masa sidang kemarin, DPR telah ber-hasil mengesahkan Ran-cangan Undang-Undang Otoritas Jasa Keuangan (RUU OJK) menjadi Undang–undang OJK. Banyak kekhawatiran yang muncul mengenai keberadaan OJK yang dianggap justru akan memperburuk situasi da-lam industri keuangan. Terkait kontroversi terse-but, anggota DPR RI dari Komisi XI Yan Herizal mengingatkan kembali mengenai semangat ter-bentuknya lembaga OJK ini.

“Kalau dilihat se-jarahnya, lahirnya OJK

justru berawal dari kek-hawatiran akan terjadi-nya krisis seperti yang pernah dialami Indonesia pada tahun 1998. Ada beberapa hal yang luput dari pengawasan BI mau-pun Bapepam-LK (Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan), sehingga diperlukan pengawasan yang lebih terintegrasi. Hal itu ha-nya bisa dilakukan oleh sebuah lembaga penga-was independen yang terintegrasi, dan menurut saya, OJK adalah salah satu jawabannya,” Kata Yan di Jakarta, Ahad (6/11).

Mengenai masa transisi, Politisi PKS ini

menjelaskan, Pansus OJK di DPR telah memper-timbangkannya dengan seksama, karena telah melalui kajian dan bench-mark terhadap proses transisi di negara-negara lain. Waktu 1 tahun un-tuk Bapepam dan 2 tahun untuk BI, dirasa sudah cukup sebagai proses pe-ralihan ke lembaga baru OJK.

“Masa peralihan ke-wenangan dari Bapepam ke OJK akan diselesai-kan selambat-lambatnya 31 Desember 2012, se-dangkan dari BI ke OJK akan selesai sebelum 31 Desember 2013. Selama masa transisi itu, Dewan Komisioner OJK akan

membentuk tim transisi untuk membantu kelan-caran proses peralihan. Jadi, saya rasa kekhwa-tiran yang selama ini muncul di masyarakat mengenai kegagalan OJK, terlalu dibesarkan,” tutup Anggota DPR dari Daerah Pe- milihan Su-lawesi T e n g -g a r a ini.

Jakarta, Suara Keadi-lan - DPR mengapre-siasi langkah Direktorat Jendral Bea Cukai dalam melakukan pencegahan terhadap penyulundu-pan Narkoba. Namun fakta bahwa jumlah pe-redaran Narkoba yang diselundupkan ternyata masih lebih besar daripa-da yang berhasil dicegah, mendapat perhatian khu-sus Dewan. “Dari upaya pencegahan yang ber-hasil dilakukan oleh Di-rektorat Jendral Bea dan Cukai, mengindikasikan

penyelundup lebih pin-tar ketimbang Petugas. Untuk mengatasi keja-dian ini, Petugas Bea dan Cukai harus lebih pintar dari penyelundup,” tegas Anggota Komisi XI DPR Muhammad Firdaus di Jakarta, Rabu (23/11).

Firdaus menegas-kan, Dirjen Bea Cukai harus memiliki strategi yang inovatif dan sen-antiasa mengkaji per-kembangan dan modus penyelundupan yang terjadi serta strategi extraordinary untuk me-

lawan penyelundupan dan mafia narkoba. “Hal yang terpenting juga ada-lah melakukan pemetaan tempat-tempat rawan penyelundupan beserta modus operandinya,” inga Anggota Fraksi PKS dari Daerah Pemilihan Jawa Timur II ini tegas.

Menanggapi kondisi tersebut, Direktur Jende-ral Bea dan Cukai Agung Kuswandono, berjanji akan meningkatkan efektifitas pencegahan penyelundupan narkoba dengan memperketat

pencegahan di jalur ma-suk, baik melalui ban-dara maupun pelabuhan laut, serta meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia dan sarana pra-sarananya.

Jakarta, Suara Keadilan - Anggota Komisi XI DPR Kemal Azis Stamboel, meminta pemerintah agar memperbaiki rea-lisasi pinjaman proyek. “Realisasinya selama ini cenderung rendah. Reali-sasi penarikan pinjaman proyek dalam 5 tahun terakhir, rata-rata ha-nya sekitar 72,9 persen. Pemerintah harus me-ningkatkan koordinasi pencairan dana pinjaman proyek di level kemente-rian atau lembaga yang akan menggunakan pin-jaman proyek,” papar-nya.

Dalam APBN-P 2011, pemerintah menarget-kan penarikan pinjaman proyek luar negeri se-besar Rp. 36,9 triliun, dengan penerusan pin-

jaman (SLA) ditetapkan sebesar Rp. 11,7 triliun. Hingga semester pertama tahun 2011, realisasi pe-narikan pinjaman proyek hanya mencapai 14% dari pagunya.

“Realisasi yang saat ini masih rendah, jangan dibiarkan. Pemerintah harus lebih serius me-monitor masing-masing kementerian atau lem-baga, pemerintah daerah dan juga BUMN, untuk menyelesaikan berbagai kemungkinan kendala yang sudah teridentifika-si,” tambah Kemal yang merupakan Anggota DPR asal Daerah Pemilihan Jabar XI ini.

Berdasarkan data Direktorat Jenderal Peng-elolaan Utang (DJPU), pinjaman luar negeri per

Desember 2010 tercatat 4.634 perjanjian senilai US$ 249.6 miliar. Semen-tara itu, akumulasi tran-saksi utang hingga kuar-tal II/2011 mencapai US$ 214,1 miliar, pembayaran pokok utang US$ 145,7 miliar, dan pembayaran bunga utang US$ 85,9 miliar. Berdasarkan data Bank Indonesia, outstan-ding utang negara per November 2011 tercatat Rp 1.768 triliun yang ter-diri dari pinjaman luar negeri sebesar Rp. 605 tri-liun (34%) dan surat ber-harga negara sebear Rp. 1163 triliun (66%).

“ B u -kan hanya pinjaman proyek,

kami di Komisi XI su-dah meminta ke depan Pemerintah harus bisa memastikan semua pin-jaman digunakan untuk pembangunan infra-struktur dan belanja mo-dal. Jadi pinjaman harus produktif, bukan kon-sumtif. Sehingga bisa dipertanggungjawabkan secara baik cost dan bene-fit-nya. Kita terus mendo-rong ke arah sana,” tan-das Anggota DPR

dari FPKS ini.

keuangan syariah yang di dalamnya terdapat perbankan syariah, di-nilai sangat mendesak. “Oh iya dong, karena industrinya sudah ada di tengah-tengah kita.

Termasuk in-surance, juga pembiayaan syariah se-perti mul-t i f i n a n c e s y a r i a h juga su-daah ada. S u k u k S y a r i a h

( o b l i g a s i syariah –red)

juga sudah banyak diterbitkan peru-sahaan-perusahan swasta,” terang-nya.

Keuangan, Perbankan & Perencanaan Pembangunan

Andi Rahmat Muhammad Firdaus

Kemal Azis Stamboel

Yan Herizal

Page 27: Edisi 8

Edisi dEsEmbEr 2011

Jembatan Roboh,Tanggung jawab Siapa?

Kartun

Page 28: Edisi 8

Edisi dEsEmbEr 2011