Koran Bireuen Edisi 8

24
Website: www.koranbireuen.com No.8/Thn.I/Edisi 8-21 Juli 2013 Harga Rp5.000 Bacaan untuk Umum Tertimbun, Bocah Selamat Antara Balsem dan Minyeuk Angen Menggantung Hidup dari Jagung Bakar Menanti Kepastian e-KTP Dataran tinggi gayo berduka. Hentakan gempa 6,2 SR, meluluhlantakkan sebagian besar wilayah Aceh Tengah dan Bener Meriah. Korban jiwa berjatuhan, infrastruktur dan rumah-rumah penduduk hancur. Puluhan ribu jiwa kini meniti hari-hari penuh duka di tenda-tenda pengungsian.

description

Dari Kota Juang untuk Dunia

Transcript of Koran Bireuen Edisi 8

Page 1: Koran Bireuen Edisi 8

1Bacaan untuk Umum

12345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012

Bacaan untuk Umum

Website: www.koranbireuen.com No.8/Thn.I/Edisi 8-21 Juli 2013 Harga Rp5.000

Bacaan untuk Umum

Tertimbun,Bocah Selamat

Antara Balsemdan MinyeukAngen

MenggantungHidup dariJagung Bakar

MenantiKepastian e-KTP

Dataran tinggi gayo berduka. Hentakan gempa 6,2 SR,meluluhlantakkan sebagian besar wilayah Aceh Tengah dan BenerMeriah. Korban jiwa berjatuhan, infrastruktur dan rumah-rumahpenduduk hancur. Puluhan ribu jiwa kini meniti hari-hari penuh

duka di tenda-tenda pengungsian.

Page 2: Koran Bireuen Edisi 8

2 Bacaan untuk Umum

Ranup Si GapuRanup Si GapuRanup Si GapuRanup Si GapuRanup Si Gapu

Karya TukinKarya TukinKarya TukinKarya TukinKarya Tukin

Nyang lon horeumat bandum syedaraTuha ngon muda hana lon pisahHaba kali nyoe bacut lon rikaSuai bencana atau musibah

Tanggai dua minggu barosaTerjadi gempa di Aceh TengahTeuntee geumpa nyoe meudup skalaPusat bencana di Bener Meriah

Gle Burni Telong wahe syedaraDi sinan geumpa asai jih meugahMeunyoe akibat hanpu ceritaPorak poranda dua daerah

Rumoh dum hanco duroh ban kacaNyang korban jiwa rame meuluempahLhee ploh lhee dro meunurot dataMeuninggai donya di Aceh Tengah

Peut reutoh droe nyang luka-lukaTermasuk juga nyang patah-patahMeu ribee rumoh nyang keunong balaPorak-poranda ujian Allah

Data ulon nyo kon rika-rikaKeubit syedara akurat leupahBapak bupati ureung bri dataNyoe lon cerita di Aceh Tengah

Teuma lon peugah lon sambong sigraPakriban data di Bener MeriahNyang meuninggai sikureung boh jiwaNyang ceudra-ceudra beek le lon peugah

Teuma nyang peunteng neubantu sigraNeukirem sigra peu-peu na mudahSyedara tanyoe teungoh na balaBit patot raya ta bantu bagah

Meunyoe nyang barang breuh deungon sakaPih jeut sira atau ie lam glahMeuna pakaian baro ngon tuhaLangsong segera neu intat bagah

Meuhana meunan kirem beulanjaNyang kaya-kaya teuntee nyan mudahPeu nyang geublo lee panitiaKa lheuh geu kira nyang prioritas

Teuntee peunteng that geutanyoe relaAtau atawa hate beu iklasBupati bireuen lon boh umpamaBaroe syedara ka geujak seurah

Meunyoe neuk sumbang langsong ngon hanaNa panitia nyang ka that jeulahOh no mumada lon tuleeh habaHana le gura meu panyang leupah

Pembaca budiman,Awal Ramadan 1434 H tahun ini

besar kemungkinan terjadiperbedaan. Pemerintah menetapkanawal Ramadan pada 10 Juli 2013,sedangkan Muhammaddiyah telahmenetapkan awal Ramadan pada 9Juli 2013. Perbedaan tersebutmemang wajar terjadi karenametode yang digunakan untukmenentukan memang beda. Di satupihak menggunakan sistem hisabdan pihak lainnya menggunakanrukyah. Walaupun terjadi perbedaanawal Ramadan, namun yang perlukita garisbawahi adalah perintahpuasa di bulan suci itu.

Kita ketahui puasa Ramadanmerupakan salah satu dari limarukun Islam. "Hai orang-orang yangberiman, diwajibkan bagimuberpuasa, sebagaimana telahdiwajibkan kepada orang-orangsebelum kamu. Mudah-mudahankamu bertakwa" (Al -Baqarah:183)

Dari ayat di atas jelas bahwapuasa itu adalah wajib, artinya jikadikerjakan berpahala, dan apabiladitinggalkan berdosa.

Bagi masyarakat Aceh, termasukwarga Kabupaten Bireuen kehadiranbulan suci Ramadan mendapatsambutan istimewa. Tradisimasyarakat Aceh, pada sehari ataumin-2 Ramadan mereka berpestadengan "makan-besar" istilahpopuler "uroe meugang" atau "makmeugang". Kebiasaan makan dagingpada sehari sebelum dimulainyapuasa Ramadan telah mentradisi dansampai saat ini masih terusdipertahankan.

Kebiasaan lainnya untukmenyambut Ramadan adalah gotongroyong membersihkan tempat-

Wartawan KoranBireuen Dibekali Kartu Pers

PenerbitYayasan Pena Bireuen

Pemimpin Redaksi/Penanggung Jawab

A Hadi DjuliSekretaris RedaksiAzhari Nurcahya

Redaktur PelaksanaAdy Ayrous

Redaktur SeniorAriadi B Jangka

Koordinator LiputanJoniful Bahri

Human Resources DevelopmentH a m d a n i

KeuanganM u h a r s aPeriklanan

Zulhelmi A GaniSirkulasi

Al Adawiyah

Konsultan HukumMukhtaruddin, SH, MH

Tarif IklanUmum : Rp 6.000/mm/kolom

Warna : Rp 12.000/mm/kolom

Alamat Redaksi

Redaksi menerima tulisan yang sesuaidengan misi media ini. Tulisan diketik 2spasi maksimal 4 halaman kwarto.Redaksi berhak merubah isi tulisantanpa menghilangkan makna, arti dansubstansi dari tulisan tersebut. Setiaptulisan yang dikirim harus disertai fotodan identitas diri.

Jalan T. Nyak Arief No.223Bireuen, Aceh

Telp. 0644-21131E-Mail:

[email protected]

Saleum

A Hadi Djuli

No.8/Thn.I/Edisi 8-21 Juli 2013

tempat ibadah, seperti mesjid danmeunasah untuk memberikenyamanan saat marekamelaksanakan ibadah di bulan yangmulia itu. Dan kegiatan tersebutmerupakan hal positif, namun adasederetan perbuatan negatif yangsering muncul di bulan Ramadan.

Bulan penuh berkah itu sebenarnyatidak boleh ternoda sedikitpun, tapidi Aceh, termasuk di kalanganmasyarakat Bireuen, sering sekalitercemar dengan "perdebatan" salattarawih. Ketidaksamaan jumlahrakaat salat tarawih menjadi bahanperdebatan di masyarakat.Terkadang masalah itu bukan lagisekedar bahan pembahasan untukmemperdalam pengetahuan agama,tapi sampai pada "peukreuh urattaku" bagi sesama yang sedangmelaksanakan puasa Ramadan.Tidak di situ saja, tapi perbedaanjumlah rakaat salat sunat itu kadangberakhir dengan permusuhan. Danironisnya lagi, kadang dai selaku"obor" ummat, ikut memperparahsuasana Ramadan karenamenggangkat rakaat tarawih didepan umum.

Berikutnya, kebiasaan buruklainnya yang sering mewarnaisuasana Ramadan adalah munculnyapedagang kue, warung kopi dan jugarumah makan. Penjaja kue danmakanan jenis lainnya, menurutcatatan Ramadan tahun lalu telahmengganggu suasana puasa karenadijual di luar batas waktu yangditolerir pengelola pasar. Begitu puladengan busana "aneuk-dara" yangsekarang ini terlihat sangatmencolok mata, hendaknya di bulanRamadan harus berganti ke pakaiangamis. Kegiatan "haram" lainnya,

seperti pertaruhan bola dan praktiktoto gelap (togel) yang terlihat bebasdi Bireuen harus "dibersihkan",sehingga kita dapat melaksanakanibadah puasa dengan sempurna.

Tentang gempa bumi berkekuatan6,2 SR yang telah meluluhlantakandataran tinggi gayo pada Selasa, 2Juli 2013 lalu juga harus menjadicatatan kita bersama. Saudara kitadi daerah berhawa dingin itu sudahtidak memiliki lagi tempat tinggal.Sekarang ini, mereka berteduh dibawah tenda pengungsian. Keadaanseperti itu tentu akan menggangguibadah Ramadan.

Memang, gempa tersebut adalah"teguran" Tuhan, tapi bagi kita yangterbebas dari bencana semacam ituharus peduli terhadap saudara kitadi daerah bencana itu. Kami dariRedaksional Tabloid KoranBireuentidak mampu berbuat banyak untuksaudara-saudara kita itu, kecualimenurunkan beberapa tulisantentang peristiwa itu yang kamijadikan sebagai berita fokus. Initentu dalam upaya menyampaikaninformasi akurat kepada publik.Selamat membaca.

KELUARGA BESAR

A Hadi DjuliPemimpin Redaksi

Page 3: Koran Bireuen Edisi 8

3Bacaan untuk Umum

12345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012

Bacaan untuk UmumEKONOMI & SOSIALITANo.8/Thn.I/Edisi 8-21 Juli 2013

Duka di TanohGayo

Dari TanyoBeuna Bantuan

Penyebabnya, karenaPemerintah Pusat masihmenggunakan data lama

yang dibuat tahun 2011. Akibatnya,data tersebut tidak sesuai lagidengan kondisi penerima BLSMsekarang.

Karena itu, banyak masyarakatprasejahtera di sejumlah gampongdalam Kabupaten Bireuen, tidakmenerima bantuan BLSM daripemerintah. Sebaliknya, merekayang sudah tergolong ekonominyamapan, ikut menerimanya.

Sumber KoranBireuen menye-butkan, masyarakat prasejahterayang rutin menerima beras miskin(raskin) di setiap gampong. Sepertidi Juli Mee Teungoh, KecamatanJuli, Seuneubok Gunci, GampongSagoe, Kecamatan Peusangan danGampong Cot Keumudee, tidakmendapatkan bantuan BLSM.Bahkan, masyarakat Gampong CotKeumudee, Kecamatan Peusangan,sama sekali tidak menerima BLSM.

Keuchiek Cot Keumudee,Nurfuadi Ismail, yang dikonfirmasiKoranBireuen, Rabu, 3 Juli lalumenjelaskan, masyarakat prase-jahtera di gampongnya tercatatberjumlah 45 KK dari jumlah kese-luruhan warganya sebanyak 115 KK.

Namun, dia menyesalkan merekayang seharusnya mendapatkanBLSM justru sama sekali tidakdidata. Dia tidak tahu apa petugasyang mencatat warga prasejahteramemang turun langsung ke lapanganatau tidak. Sebab, katanya, diasama sekali tak pernah dihubungioleh petugas tersebut saatmelakukan pendataan. Entah darimana data itu diambil.

“Saya tidak tahu apakah merekadari BPS, Bidang KB atau sensuspenduduk. Karena mereka samasekali tidak menghubungi Keuchieksaat melakukan pendataan,” ungkapNurfuadi.

Karena itu, dia menilai

Antara Balsem dan Minyeuk AngenPenyaluran dana Bantuan

Langsung SementaraMasyarakat (BLSM) yang

diduga tidak tepat sasaran,bukan hanya terjadi di

tempat lain. Hal yang samajuga terjadi di Kabupaten

Bireuen.

pemerintah tidak bekerja maksimaldalam melakukan pendataan secarabenar. Sehingga petugas yangditerjunkan bekerja asal-asalansaja. Akibatnya, banyak masyarakatprasejahtera yang seharusnyaberhak menerima BLSM sama sekalitidak mendapatnya.

Dikatakannya, imbas kenaikanharga BBM yang telah diajukanpemerintah bersama DPRI di Jakartatersebut malah menjadi bumerangbagi masyarakat kecil. Mereka yangseharusnya mendapatkan BLSM,justru hanya jadi penonton saja.“Sementara ada orang kaya dan PNSdi Gampong lain menikmati BLSMyang diterima dari imbas kenaikanBBM,” ujar Nurfuadi.

Hal senada juga diungkapkan Pj.Keuciek Gampong Sagoe, Subardi.Dia mengaku heran dengan datapenerima BLSM tersebut. Darisebanyak 17 KK warganya yangmendapat kartu BLSM, seorang diantaranya terdata atas nama Tgk HIsmail, salah seorang pengusahasukses di Bireuen.

“Selain punya usaha yangmenjanjikan, dia juga mempunyairumah gedung. Tgk Haji Ismailterdata untuk penerima BLSM yangdibagikan oleh pemerintah,” ujarSubardi yang juga menjabat Sekdestersebut.

Menurut Subardi, warga GampongSagoe sebelumnya terdata sebagaimasyarakat miskin berjumlah 100 KKdari total 160 KK. Warga miskin itusebelumnya selalu mendapat raskinyang disalurkan pemerintah.

Namun, sebutnya, dalambeberapa tahun ini masyarakatmiskin di Gampong Sagoe dinaikkanstatusnya oleh pemerintah menjadiorang berkecukupan secaraekonomi. Padahal kenyataannya,mereka memang benar orang miskindan tidak punya mata pencahariantetap.

Sementara di gampong lain, bagi

warga miskin yang seharusnyamendapatkan BLSM, tidakmemperolehnya. Makanya, kepadapenerima BLSM diminta untukmenyisihkan sedikit dana untukdiberikan kepada yang tidakmendapatkan BLSM.

Seperti hasil kesepakatan diGampong Juli Mee Teungoh,Kecamatan Juli. Warga yang tidakkebagian BLSM, Pj. Keuchiek danpara tokoh masyarakat telahmengadakan rapat untuk membahaskekisruhan dalam penyaluran BLSMtersebut.

Dari hasil rapat, dirumuskankesepakatan, Pj. Keuchiek Juli MeeTeungoh, Yusnadi Yacob, bersamaaparat pemerintah gampong sertamasyarakat. Disepakati, setiap KKwarga yang menerima BLSM dimintadengan kesadaran sendirimenyisihkan sedikit dana untukdiserahkan kepada warga yang tidakmendapatkannya. “Insya Allah,semua warga yang menerima BLSMmenyetujui hasil kesepakatantersebut,” ujar Yusnadi.

Terkait banyaknya data penerimaBLSM yang tidak tepat sasaran, jugadibenarkan Bupati Bireuen, HRuslan M Daud. Hal tersebutdikemukakannya dalam acarapenyerahan bantuan kepadamasyarakat penerima yangdipusatkan di Kecamatan Jeunieb,Juli dan Peusangan, Senin danSelasa (1-2/7/2013). Dia mengaku,penyaluran dana BLSM yangdikucurkan kepada masyarakatmiskin terdapat banyak masalah.

Begitupun, kata Ruslan, BLSMyang tengah disalurkan di kantorpos bagi penerima yang telahterdata, tidak bisa diutak-atik lagi.Untuk itu, bupati bersama wakilbupati sebagai pimpinan daerah,merasa berkewajiban memberikanbantuan kepada pelaku ekonomi.Terutama kepada ketua kelompoktani dan ternak yang ada di tiga titik

Kecamatan tersebut.“Meski yang kami berikan hanya

minyeuk angen (minyak angin) dantidak sebesar balsem (BSLM), kamiharap masyarakat bisa meman-faatkannya sebaik mungkin,” ujarRuslan dalam kata sambutannyasaat penyerahan bantuan tersebutdi lapangan sepakbola Jeunieb,Selasa, 1 Juli lalu.

Penyerahan bantuan kepadamasyarakat yang berhak menerimayang berada di 17 Kecamatan dalamKabupaten Bireuen itu, telahdisediakan dana Rp100 miliar.Termasuk membayar gaji PNS bulanke 13 dan perangkat gampong sertapimpinan dayah dan pasantren, jelasBupati.

Bupati mempertegas, tiapkelompok penerima ternak, dimintatidak main-main. Sebab, setiapbantuan yang diterima kelompokpenerima, tetap akan dimintapertanggungjawabannya.

“Jangan sampai hari ini parakelompok penerima bantuanternak, besok sudah dijual ke pasaratau pihak ketiga. Sebab, bantuanyang diberikan pemerintah untukkesejahteraan kelompok di masing-masing gampong,” harap Ruslan.

Dia mengingatkan, dana yangdigulirkan senilai Rp100 juta yangdiserahkan untuk semua penerima,merupakan uang rakyat untukrakyat. Karena itu, dia berharapdengan bantuan tersebut,masyarakat akan meningkatekonominya dan bisa lebihsejahtera.

“Jika bantuan ternak yangdiserahkan dan kemudiandiselewengkan atau tidak tepatsasaran, mareka akan berhadapandengan BPK sebagai institusi yangberwenang untuk menindak-lanjutinya,” sebut Bupati. Balsemmemang beda dengan minyeukangen.

Bupati BireuenRuslan M Daudmenyerahkanrumah bantuansecara simboliskepada kaumdhuafa.

Muhammad Ubit Sagoe

Page 4: Koran Bireuen Edisi 8

4 Bacaan untuk UmumEKONOMI & SOSIALITA

No.8/Thn.I/Edisi 8-21 Juli 2013

Sejumlah nelayan terlihatduduk di pinggir pantai.Mereka berkumpul sambil

merajut jaring ikan yang rusak.Pekerjaan ini mereka lakukan untukmengisi waktu senggang, saat tidakmelaut.

Aktivitas seperti itu bisa ditemuidi hampir semua kawasan pesisirKabupaten Bireuen. Seperti diPantai Kuala Raja dan Krueng JuliTimu, Kecamatan Kuala serta jugadi Kuala Jangka, Kecamatan Jangka,Kabupaten Bireuen.

Seorang nelayan asal Kuala Rajamengungkapkan KepadaKoranBireuen, Selasa pekan lalu,kenaikan harga BBM memang sangatmemberatkan bagi nelayan. Selamaini, sebutnya, dengan harga BBMRp4500 per liter saja, masihkesulitan untuk memenuhi bahanbakar boat, minimal nelayan dalamsehari membutuhkan dua jerigenBBM.

Hal yang sama diungkapkan Basri,nelayan asal Kecamatan Jangka. Diamengungkapkan, selama ini dirinyamembeli solar dari SPBU ataupedagang di pasar. Diamenyebutkan, untuk sekali melaut,memerlukan solar sebanyak tigajerigen. Menghabiskan uang sekitarRp 250 ribu, saat harga solar masihberkisar Rp 4.500 per liter.

“Padahal, Pemkab Bireuen telahmembangun Stasiun Pengisian Die-sel Nelayan (SPDN) pada tahun 2011lalu di kawasan Minapolitan Jangka.Namun sejak dibangun, belum adapasokan minyak dari Pertamina,”sebutnya.

Selain itu, dia juga tak bisamemperbaiki boatnya yang rusak,karena tidak punya biaya membeli

Harga BBM Naik,Pendapatan Nelayan TurunNaiknya harga Bahan Bakar Minyak (BBM) menjelangRamadan, ditambah tahun ajaran baru serta minimnyahasil tangkapan ikan, membuat nelayan semakin kesulitandalam memenuhi kebutuhan hidup mereka. KepedulianPemkab Bireuen melalui dinas terkait, sangat diharapkan.

kayu untuk memperbaiki boat. Diajuga sudah pernah membuat pro-posal bantuan pada Dinas Kelautandan Perikanan (DKP) Bireuen.Namun, permohonannya itu belumjuga ditanggapi.

Panglima Laot Kabupaten Bireuen,Badruddin Yunus, kepadaKoranBireuen, Kamis, 27 Juni lalu,mengharapkan adanya perhatianpemerintah untuk memperhatikannasib nelayan. Apalagi saat hargaBBM naik, menjelang Ramadan sertamemasuki ajaran baru. Tentunya,itu akan tambah memberatkanbeban para nelayan. “Selama ini,nelayan di Kabupaten Bireuenterkesan kurang diperhatikan olehPemerintah daerah serta dinasterkait,” ungkap Badruddin.

Karena itu, dia berharapdukungan dan perhatian dari dinasterkait lebih ditingkatkan. Begitujuga halnya kerjasama dankoordinasi yang baik antaraPanglima Laot dengan DKP Bireuen.Kerjasama tersebut khususnya yangberhubungan dengan nelayan.“Terutama bagi penyuluh perikanan,agar turun langsung ke lapangan,tidak hanya melulu bekerja dikantor. Tapi, harus menjalinkerjasama yang baik dengannelayan,” kata Badruddin.

Badruddin menyebutkan,koordinasi diperlukan dalam segalahal menyangkut keperluan baginelayan. Seperti dalam halpemberian bantuan boat, masalahketersediaan BBM untuk mesin boatnelayan, kayu yang menjadi bahanbaku pembuatan boat serta muarayang dangkal.

Perihal kayu untuk pembuatanboat nelayan, Badruddin berharap

agar ada keringanan dan aturankhusus bagi nelayan yangmengambil kayu di hutan.Tujuannya, agar kayu itu nantinyatidak dianggap illegal logging. Kayuyang biasanya digunakan untukkebutuhan nelayan, seperti kayuseumantok, meudang ara sertabayu.

“Kayu tersebut umumnyamemang dipakai untuk membuatboat atau memperbaiki boatnelayan yang rusak. Karena itu,harus ada aturan yangmemperbolehkan kayu itu diambiloleh nelayan. Karena itu memanguntuk membuat boat,” ungkapBadruddin.

Menurut Badruddin, kalau tidakada persediaan kayu untukmembuat perahu, maka Pemerintahharus membuat industri fiber.Sehingga nantinya boat akan dibuatdari bahan fiber, bukan lagi darikayu. Namun, sebut Badruddin,untuk membangun industritersebut tentu saja tak mudah.Karena itu, saat ini memang kayumasih merupakan bahan bakuutama pembuatan boat.

Mengenai masalah kuala yangdangkal. Badruddin menyebutkan,rencana pengerukan kuala akandilakukan dalam waktu dekat ini.Muara yang dangkal memangmenyulitkan bagi nelayan untukkeluar masuknya boat mereka, saatakan melaut atau pun pulang darimenangkap ikan.

Akibat pendangkalan muara,sebutnya lagi, juga berimbas padapetani tambak. Sebab, air lautmasuk ke tambak mereka. Karenaitu, pihaknya menyambut baikrencana pemerintah yang akansegera mengeruk sejumlah muaradangkal di Bireuen.

“Saya mendapat informasi, kualayang dangkal akan segera dikeruk,karena itu saya berharap semuakuala yang masih dangkal tersebutdilakukan pengerukan,” sebutBadruddin.

Khusus masalah BBM, instansiterkait diharapkan dapat segeramengoperasikan Stasiun PengisianDiesel Nelayan (SPDN), agarmemudahkan nelayan dalammemperoleh bahan bakar. Sebab,SPDN di PPI Peudada yang dibangunpihak swasta serta SPDN di kawasanminapolitan Jangka yang dibangundari DAK Tahun 2011, hingga kinibelum juga berfungsi.

Selama ini, kedua SPDN yangtelah dibangun tersebut tak adapasokan minyak. Sehingga, meskisudah selesai dibangun beberapatahun lalu, tapi ketersediaan BBMuntuk nelayan belum jugaterpenuhi. Karena itu, dia memintapemerintah memperhatikan haltersebut. Meski SPDN belumberfungsi, setidaknya adakeringanan bagi nelayan untuk

memperoleh BBM.“Paling tidak ada aturan khusus

supaya nelayan bisa membeliminyak di SPBU di kota dalam jumlahyang dibutuhkan. Tanpa harusdiperiksa karena membeli minyakdalam jumlah yang besar,” harapBadruddin.

Selain kesulitan yang dialaminelayan, Badruddin jugamengungkapkan bahwa PanglimaLaot Kabupaten dan kecamatansudah delapan bulan tidak menerimahonor. Padahal sebelumnya, merekamenerima honor tiap tiga bulansekali. Dengan honor per bulanRp350 ribu untuk Panglima Laotkecamatan dan Rp550 ribu untukPanglima Laot Kabupaten. “Kamitidak tahu apa alasannya honorbelum juga diberikan sampaisekarang. Tidak ada pemberitahuandari dinas terkait mengenai haltersebut,” keluh Badruddin.

Kepala DKP Bireuen, Ir M. Jafar,yang dikonfirmasi KoranBireuenbeberapa waktu lalu menyebutkan,SPDN yang belum bisa difungsikantersebut disebabkan tak adapasokan bahan bakar.

Disebutkannya, hal tersebutdisebabkan karena belum adanyaizin kuota minyak dari Pertamina.Sebelumnya, Pemkab Bireuen sudahpernah meminta bantuan provinsiagar Pertamina memberikan izinkuota minyak. Namun, Pertaminabelum mengizinkannya.

Jafar mengungkapkan, pihaknyabeberapa pekan lalu sudah memintaagar Kementerian Kelautan danPerikanan RI mengurus izin kuota kePertamina untuk pasokan minyak keSPDN. Bahkan, dia dan BupatiBireuen, Ruslan M Daud, menguruslangsung perihal kuota minyak ituke Jakarta. “Saya berharap izin itusegera keluar dan Pertamina bisamemasok minyak ke SPDN diJangka. SPDN tersebut nantinyadikelola Koperasi PerikananBeuratana,” kata Jafar.

Dikatakan Jafar, nelayan Bireuenmendapatkan bahan bakar untukboat nelayan dari SPBU ataupedagang. BBM itu dibeli denganterlebih dahulu menggunakan suratizin khusus yang dikeluarkan danatas persetujuan keuchik, camat,panglima laot dan dinas terkait.Setelah adanya surat izin yangdikeluarkan instansi terkaittersebut, nelayan yangmembutuhkan BBM bisa membelibahan bakar untuk boat merekasesuai kebutuhan. Al-Adawiyah

BADRUDDIN

Sejumlah nelayan sedang merajut jaring di TPI Kuala Raja.

Page 5: Koran Bireuen Edisi 8

5Bacaan untuk Umum

12345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012

Bacaan untuk UmumEKONOMI & SOSIALITA

No.8/Thn.I/Edisi 8-21 Juli 2013

Kalau Anda ke Banda Acehatau sebaliknya ke Medanmelewati Kabupaten

Bireuen, singgahlah di GampongPulo Lawang, Kecamatan JeumpaKabupaten Bireuen. Di sana Andaakan menjumpai sederetan lapaksederhana milik penjual jagungbakar yang menjajakandagangannya mulai pukul 15.00hingga 22.00 WIB.

Bahkan, kalau malam Minggu,menurut keterangan beberapapenjual jagung bakar tersebutkepada KoranBireuen pada Sabtusore pekan lalu, mereka buka sampaipukul 23.00. “Banyak pasanganmuda-mudi dari arah kota Bireuenyang menikmati jagung bakar kemari kalau malam Minggu,” ujarbeberapa penjaja jagung tersebut.

Trend penjualan jagung bakar ini,menurut beberapa penjaja jagungbakar kepada KoranBireuen, sudahmulai muncul sejak masa konflikdulu, sejak tahun 2003. Pertamamemang tidak banyak yangmenjajakan jagung bakar di tempatitu. Tapi, pelan-pelan seiring ber-jalannya waktu dan terjadinyaperdamaian antara Pemerintah RIdan GAM pada 15 Agustus 2005 diHelsinki Finlandia silam, maka lapak-lapak jagung bakar baru pun terusbermunculan di Pulo Lawang ini.

Paska perdamaian antaraPemerintah RI dan GAM, kehidupanmalam juga mulai berdenyut.Masyarakat Aceh yang selama inisudah jenuh dengan konflik, mulaimencari alternatif-alternatifhiburan untuk melepas penat yangselama ini menghinggapi jiwamereka. Termasuk tempat-tempatjajanan malam yang mulai bergeliatdan dipenuhi pengunjung. Merekamenghabiskan malam dalam aromapenuh kedamaian.

Para perempuan-perempuanperkasa di Desa Pulo Lawang inipun, seakan menangkap peluangbisnis tersebut. Dengan menggelarlapak-lapak sederhana untukmenjajakan jagung bakar. Meskipendapatan yang mereka perolehtidak seberapa, tapi merekamengaku senang. “Setidaknyadengan berjualan jagung bakar inibisa sedikit menutupi biaya rumahtangga dan untuk ditabung,” ujarseorang ibu muda penjaja jagungbakar kepada media ini.

Berdasarkan pantauanKoranBireuen, ada sekitar 60 lapaktempat penjualan jagung yangterletak di sisi kiri dan kanan jalanMedan-Banda Aceh. Tempatberjualan jagung bakar tersebutsangat eksotis. Dari kejauhantampak hamparan sawah. Hamparanbukit Cot Timphan, juga tampakindah membentang nun di

Menggantung Hidup dari Jagung BakarSaban hari, perempuan-perempuan muda itu melakonipekerjaan sebagai penjual jagung bakar di pinggir jalan.Mereka telah mengurangi beban pemerintah dalammenurunkan angka pengangguran dan kemiskinan.

kejauhan. Sungguh menggugahjiwa dalam kedamaian. Pondok

jagung di Pulo Lawang menjadipilihan para pengemudi untukmelepas penat dalam, karenakelelahan menempuh perjalanan.

Sayangnya, lapak-lapak sederhanatersebut terkesan tidak dikeloladengan baik. Dibangun seadanya,hanya beratapkan daun rumbia dankayu sembarang. Satu-satunya yangmempercantik lapak-lapaksederhana tempat tersebut adalahstiker iklan beberapa produkmakanan ringan. Menurut beberapaperempuan penjaja jagung bakaritu, umumnya lapak-lapaksederhana itu bukan milik mereka.Tapi, mereka sewa Rp3.000 seharidari pemilik lapak. Meski ada jugalapak milik pribadi yang merekatempati.

Uniknya penjaja jagung bakar diDesa Pulo Lawang itu, hampirsemuanya kaum perempuan yangumumnya masih berusia belia. Rata-rata mereka adalah remaja putussekolah. Lantas, mengapa yangberjualan di tempat itu semuanyaperempuan? Apakah ini suatu kiatpenjaja jagung bakar, supaya adadaya tarik kaum laki-laki untukmembeli jagung mereka? “Mungkinini hanya kebetulan saja, atau bisajadi sebagai penarik pembeli,” ujarSuryana, salah seorang wanitapenjaja jagung bakar, sambiltertawa.

Suryana telah menjadi penjajajagung bakar sejak 1,5 tahun yanglalu. Wanita kelahiran tahun 1988 inimengaku, hanya tamat SMP.Menurutnya, rata-rata ia mendapat

keuntungan sekitar Rp50 ribuperhari. Itu kalau jagungnya lakusekitar 50 biji. Uang tersebutdiakuinya untuk jajan dan ditabung,“Untuk jajan bang, daripada mintasama orang tua,” ujarnya ringan,tanpa beban.

Menurut Suryana, jagung-jagung

tersebut mereka beli dari agenpenjual seharga Rp700 – Rp1.000 perbiji. Kemudian, dijual Rp2.500hingga Rp3.000 per biji setelahdibakar. Umumnya, jagung-jagungberasal dari pegunungan Seulawahdan Takengon. “Kami membelinyadari agen yang datang ke mari,”terang Suryana yang mengakuorangtuanya petani.

Tidak jauh dari tempat Suryanaberjualan, ada Fitri yang jugamengaku hanya tamatan SekolahMenengah Pertama (SMP). Dia sudahberjualan di tempat tersebutsekitar dua bulan lalu. Ditanyaberapa penghasilan perhari, denganmalu-malu gadis hitam manis inimenjawabnya, “Lumayan bang,bisa bantu orangtua dan buatbelanja adik-adik,” ujarnyamenjelaskan.

Perempuan-perempuan penjajajagung bakar ini mungkin tidakpernah menyadari, perannyasebagai penjaja jagung bakar telahikut mendorong pertumbuhanekonomi mikro, meski dalam skalakecil. Mereka juga telah ikutmenurunkan angka pengangguran diAceh yang lumayan besar jika dilihatsecara kasat mata.

Kalau dikalkulasikan, bila setiappenjaja jagung bakar memperolehkeuntungan rata-rata per hariseperti yang diakui Suryanasebanyak Rp. 50 ribu dan dikalikansebulan atau 30 hari. Maka, merekaakan memperoleh penghasilansebulan sebanyak Rp1,5 juta. Inisudah setara dengan gaji Pegawai

Negeri Sipil (PNS) Golongan I.Tentu penghasilan sebesar ini

sudah cukup lumayan. Setidaknya,ada 60 orang yang menjajakanjagung bakarnya di tempattersebut. Kalkulasi kasarnya, ada 60orang yang tertampung danmendapatkan penghasilan dariusaha penjualan jagung bakar. Initentu akan bisa sedikit mengurangijumlah pengangguran di ProvinsiAceh.

Sedangkan dengan penghasilanrata-rata Rp50 ribu, jika dikalikansebanyak 60 orang yang menjajakanjagung bakar di tempat itu. Maka,akan diperoleh angka sebesar Rp3.000 ribu perhari. Penghasilantersebut jika dikalikan setahun,akan muncul angka sebanyak Rp36juta.

Angka tersebut memang tidaktergolong besar untuk ukuranpengusaha kelas kakap. Tapi,menjadi sangat berarti untuk orang-orang kecil semacam Suryana yanghanya anak seorang petani dan jugaFitri yang masih harus menyisihkansebagian penghasilannya yang tidakseberapa buat adik-adiknya yangmasih bersekolah. Tapi yang patutditeladani, meski kecil tetapimampu memberikan konstribusibagi keluarganya yang sangatmembutuhkan.

Perempuan-perempuan perkasatersebut, seakan tidak sadar bahwamereka telah ikut mendongkrakpemberdayaan ekonomi masyarakatdan mengurangi pengangguran diProvinsi Aceh. Saat pemerintah, elitpolitik dan para pengamat ekonomimasih sibuk beretorika tentangkonsep pemberdayaan ekonomimasyarakat. Malah, perempuan-perempuan perkasa dari Desa PuloLawang ini, sudah memulaimemberdayakan diri mereka sendirinun di kaki Bukit Cot Timphan yangdamai. Tdak perlu segala macampengurusan dan pengajuan proposalyang ujung-ujungnya tidak jelasjuga.

Konon lagi, tidak terlihat adagurat gengsi di wajah-wajah beliamereka yang polos dan lugu. Yangada hanyalah semangat kehidupanyang menggelora melakonipekerjaan sebagai penjual jagungbakar.

Dengan bercanda salah seorangperempuan belia tersebutmengatakan, dirinya tidak merasagengsi tiap hari menjajakan jagungbakar di pinggir jalan. Karena,mereka menggantung hidup darihasil berjualan jagung bakar. “Untukapa gengsi, lebih baik jadi penjajajagung bakar, daripada jadi penjajatubuh,” ujar salah seorangperempuan penjual jagung bakarsambil tertawa riang tanpa beban.“Piyoh! Piyoh!” ujarnya denganpenuh semangat, setiap ada yangmelambatkan laju kendaraan dihadapannya.

Hamdani

Wanita penjaja jagung bakar sedang menunggu pembeli.

Page 6: Koran Bireuen Edisi 8

6 Bacaan untuk Umum EKONOMI & SOSIALITANo.8/Thn.I/Edisi 8-21 Juli 2013

Tangan kiri Jefri begitu lincahmembolak-balikkan tusuk sate diperapian, supaya tidak gosong danrata matangnya. Sedangkan tangankanannya terus mengipas-ngipas.Rentak seirama ini telah menjadirutinitas kesehariannya selamaempat tahun ini. Meski peluhbercucuran, pria 24 tahun itu tetapbersemangat dan sibuk denganpekerjaannya.

Sementara, di sudut lain, Faisalsibuk mencucuk daging segar yangtelah dipotong kecil-kecil padatusukan sate yang terbuat dari lidibambu. Kemudian dibakar ditungku perapian yang telahdipersiapkan. Pria 26 tahunpenduduk Pante Piyeu, KecamatanPeusangan ini telah berjualan satematang selamat empat tahun.

Mereka bekerja berdasarkanjadwal yang telah digilirkan. Adasembilan orang dibagi dalam tigatim, masing-masing terdiri dari tigaorang pekerja. Mereka mengakumenerima gaji Rp700.000 per bulandan uang harian sebanyak Rp50.000.“Lumayan bang untuk saya yangmasih lajang ini,” ujar Jefri KepadaKoranBireuen, Sabtu, 6 Juli 2013lalu, sambil tertawa renyah.

Sepanjang Jalan Medan-BandaAceh, disekitar Kota Matang-glumpangdua, memang dijumpaipuluhan gerobak penjual sate yangberjejeran hampir di setiap warungkopi di kota yang juga berjulukkota buah ini. Sehingga nyaristidak ada warung kopi yang tidakada gerobak sate matangnya.Diperkirakan, terdapat lebih dari 30gerobak sate di Matang-glumpangdua.

Keberadaaan gerobak-gerobaksate itu telah merubah warna ibukota Kecamatan Peusangan ter-sebut menjadi sebuah kota yangkhas dan diakui. Keberadaan parapenjual sate tersebut telah ikut mendorongkota Matangglum-pangdua itu lebih “hidup”di malam hari.

Bahkan Kota Matangglumpangduaitu makin berkembang denganaktivitas warga hampir 24 jam.Terutama di warung-warung kopi.Sewaktu Aceh dilanda konflik, yangmembuat kota-kota di seluruhAceh nyaris “mati suri”.Sebaliknya, Kota Matangglum-pangdua tetap bergeliat hidup.Karena warung kopi dan gerobaksate matangnya itu.

Tidak ada yang tahu pasti tentangawal mula penjual sate matang itu.Namun, menurut keterangan M.Yusuf (78) kepada KoranBireuenbeberapa waktu lalu. Semenjakkecil sate matang ini sudah ada.

Sate Matang “Hidupkan” KotaMatangglumpangdua

Sate matang merupakan kuliner khas Matang-glumpangdua, Kecamatan Peusangan, Kabupaten Bireuen.Karena sate itulah, kota kecil tersebut tak pernah “tidur”.

Dulu, sebut M. Yusuf, para penjualsate matang itu belum menggu-nakan gerobak.

Mereka masih menggelardagangannya langsung di pinggir-pinggir jalan. Hal ini tentunyasangat tidak higienis. Maklum, saatitu Jalan Medan-Banda Aceh belumdiaspal seperti sekarang. Sehinggadebu di jalanan beterbangan kearah penjual makanan, termasukpedagang sate matang. Tetapi,walau kondisinya demikian orangtetap tidak peduli saat itu.“Mungkin orang dulu makan hanyauntuk menutupi rasa laparnya jaditidak terlalu perduli dengan masalahkebersihan makanan, maklum masaitu masa pendudukan Jepang,”kenangnya sambil menerawang.

Satu kisah sukses penjual sateyang menarik, yakni Fauzi (43). Diamemulai usaha mandirinya sejaktahun 1996 yang lalu. Tetapi 13tahun sebelumnya, dia masihsebagai penjual sate dengan sta-tus bekerja pada orang lain.Kemudian, berkat kerja keras danusaha yang tekun dan hemat, priakalem ini berhasil menjadi pemilikdari gerobak tersebut. Saat itu dia“menumpang” di depan sebuahwarung kopi yang bernama WarungKopi Siang Malam.

Kemudian, karena saking maju danlarisnya berjualan, akhirnya pria iniberhasil membeli warung yang diatumpangi tersebut. Sekarang, diatelah menjadi pengusaha sukses diMatangglumpangdua. Tidak hanyaberjualan sate matang dan warungkopi yang dia kelola sekarang, tetapiusahanya telah merambah di bidangproperti. Dengan menjadikontraktor dan membangunbeberapa pintu ruko di Matang-glumpangdua.

Menurut Fauzi, pemasukan darihasil penjualan sate sehari-harimencapai lima sampai tujuh jutarupiah, “Bulan-bulan ini penjulan-nya memang agak sepi, karenaekonomi masyarakat menurun, sementarajumlah penjual sate juga makin banyak,” ujarpria pendiam ini.

Dari penjelasan Fauzi, dapatdikalkulasikan bahwa puluhan jutarupiah uang beredar setiap hari diMatangglumpangdua dari hasilpenjualan sate matang. Ini tentusuatu potensi ekonomi yang luarbiasa dan pantas dipertahankan.

Hal ini wajar, karena berdasarkanpengamatan KoranBireuen banyakbus-bus berbadan lebar dan mobil-mobil pribadi dari berbagai jenisyang singgah di kota itu untukmenikmati waktu makan. ApalagiMatangglumpangdua juga terkenal

dengan menu makanan enak danmurah. Tujuan mereka tidak hanyauntuk menyantap sate matang yangterkenal itu, tetapi makanan lainnyayang juga murah.

Tampaknya para pemilik warung diMatangglumpangdua menjaga betulimej harga murah ini, dan suksesdipertahankan selama hampirpuluhan tahun. Meski ada lebih dari30 gerobak tempat berjualan satematang, tetapi cita rasanya nyarissama. Bahkan mungkin nyaris tiadabeda di lidah orang-orang yang tidakpeka.

Hal ini karena resep tradisi turuntemurun itu diperoleh penjual satematang tersebut dari pengalamanselama bekerja di tempat oranglain. Karena patut diduga setiaporang baru yang berjualan satematang, pasti mereka dulunyaadalah bekerja dan sudah capek“berguru” di tempat penjualan satematang lainnya.

Bahkan, mereka yang melakukanekspansi pasar dengan membukausaha dengan membuka merekdagang “sate matang”. Penjual satedi kota-kota lain seperti di BandaAceh, Medan, bahkan di pulauJawa. Mereka tetap memper-tahankan identitas dan jaminanmutu sate matangnya tersebutsepanjang masa.

Mengenai cita rasanya yang enakdan gurih memang sudah diakuioleh banyak orang. Tak hanya itu,harganya yang murah jugaterjangkau oleh masyarakat. Satutusuk sate matang seharga dua ribulima ratus rupiah. Sepertidiungkapkan Dedi, warga Medan,

Sumatera Utara yang sering bolak-balik ke Aceh karena urusan bisnis.Dia mengakui, sate matang memangenak. “Sate Madura dan satePadang juga enak, tetapi satematang memang lain. Lebih enakdan gurih,” ujarnya puas.

Sedangkan mengenai harga,menurutnya, sangat relatif. “Hargatidak masalah yang penting kualitas,mutu dan kebersihannya tetapterjaga serta orang akan tetapmencari sate matang,” jelasnyaramah, memberi kiat.

Ada satu ciri khas yang tetapdipertahankan para pengusaha satedi Matangglumpangdua. Merekatetap bertahan untuk berjualan diatas gerobak dan tidak membukarestoran sate matang, misalnya.Mungkin, ini telah menjadi satutradisi. Walau kesannya, penjualsate tersebut hanya “menumpang”pada pemilik warung kopi. Sekedarbisa mendirikan gerobak-gerobaksatenya di depan warung kopitersebut. Nyatanya, tidak demikianhalnya. Bisa jadi, mereka jugamerangkap sebagai pemilik warungkopi, seperti dilakoni Fauzi tadi.

Yang menjadi pertanyaan kini,apakah sate matang yang sudahratusan tahun itu akan tetapsanggup bertahan di tengahserbuan makanan-makanan importcepat saji. Mungkinkah managemenyang sederhan mampu bersaingdengan usaha waralaba denganmanajemen modern danpengalaman di berbagai negarasemacam KFC? Kita harapkan, “satematang” bisa menjadi kulinerberkelas. Hamdani

Penjual sate matang di sebuah warung di Matangglumpangdua.

Page 7: Koran Bireuen Edisi 8

7Bacaan untuk Umum

12345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012

Bacaan untuk UmumHUKUM DAN KRIMINALNo.8/Thn.I/Edisi 8-21 Juli 2013

Pembangunan rumah translok diKabupaten Bireuen tahun 2013 ini,hanya pada satu kawasan ekstransmigrasi nasional. Rumahtranslok yang dibangun tersebutberlokasi di Krueng Meuseugop,Kecamatan Simpang Mamplam,Kabupaten Bireuen.

Semula, di Bireuen direncanakantujuh tempat eks transmigrasi yangdijadikan lokasi translok. Lokasitersebut dulunya bekas transmigrasinasional yang telah lamaditinggalkan penghuninya.Akibatnya, tempat tersebutterlantar dan tak dihuni lagi, karenaalasan keamanan pada masa konflik.

Lokasi tersebut terdapat diGampong Krueng Meuseugop,Kecamatan Simpang Mamplamdengan luas areal 300 hektar. Laludi Cot Kruet, Kecamatan Peudadadengan luas 300 hektar, akanditempati 150 keluarga. Berikutnyadi Pante Karya, KecamatanPeusangan Siblah Krueng denganareal 200 hektar untuk dihuni 100keluarga.

Selanjutnya Krueng Simpo,Kecamatan Juli seluas 360 hektaruntuk 180 keluarga. Lalu Blang PorohKecamatan Jeunieb di areal seluas220 hektar yang akan ditempati 110keluarga.

Sementara lokasi translok lainnyadi Buket Ceurana KecamatanSimpang Mamplam sudah terlebihdahulu dibangun dan telah berjalanbaik. Lokasi translok tersebut jugasudah melewati masa pembinaan.Rumah translok yang dibangundisana dengan tipe 36.

Translok Buket Ceurana yangdibangun kembali sejak tahun 2009,merupakan salah satu lokasitransmigrasi yang terbilangberhasil. Penghuni translok yangberjumlah 100 KK tersebut jugatelah menerima bantuan 8 ribu bibitkaret yang diserahkan oleh BupatiBireuen Ruslan M Daud pada tahun2012 lalu.

Bantuan tersebut mendapatkan80 batang bibit karet tiap satukeluarga. Tak hanya itu, penghunitranslok Buket Cerana tersebutjuga menerima bantuan lain sepertialat pembasmi hama, jaring babi,dan parang tombak babi masing-masing 100 unit untuk 100 KK.

Transmigrasi lokal Buket Ceranameliputi Desa Ie Rhop Timur dan IeRhop Baroh, Kecamatan SimpangMamplam. Buket Ceuranamerupakan bekas lokasi transmigranasal Pulau Jawa yang ditinggal

Menanti Rampungnya Rumah TranslokRumah transmigrasi lokal

(translok) di GampongKrueng Meuseugop,Kecamatan Simpang

Mamplam, sudah rampungdibangun sekitar 40persen. Rencananya,

rumah tersebut sudah bisaditempati Oktober 2013.

mengungsi penduduknya di masakonflik Aceh tersebut, adalah pro-gram provinsi dengan dana otonomikhusus 2009.

Sementara pembangunan 100 unitrumah trasmigrasi lokal untukmasyarakat miskin di GampongKrueng Meuseugop, KecamatanSimpang Mamplam, KabupatenBireuen bersumber dari APBN 2013.Rumah tersebut kabarnya sudahmencapai 40 persen dan rencananyaakan ditempati pada bulan Oktober2013.

Hal itu seperti diungkapkanKepala Dinas Sosial KabupatenBireuen, M. Akmal, S.Sos, MA,kepada KoranBireuen, Rabu pekanlalu. Menurut Akmal, rumahtersebut merupakan bantuan daripemerintah pusat sebanyak 100unit. “Dalam pembangunan rumah

trasnlok ini, ada sharing dari APBKBireuen untuk pembuatan sumurbor,” sebut Akmal.

Sebelumnya, pihaknya sudahpernah mengusulkan pembangunan150 unit, di dua lokasi, yaitu diKrueng Meuseugop, KecamatanSimpang Mamplam dan Cot Kruet,Kecamatan Peudada.

“Translok di Krueng Meuseugobakan dibangun 100 unit rumah padatahun anggaran 2013 dari danaAPBN, yang semula kami ajukanpermohonan 150 unit rumah, tetapikarena anggaran terbatas, pusathanya membangun 100 unit saja,Sementara translok di Cot Kruetrencananya akan dibangun padatahun 2014 nanti,” ujar Akmal.

Rumah translok tersebut, kataAkmal, diperuntukan untukmasyarakat miskin di sekitar lokasitersebut, penghuni tersebut jugasudah di-SK-kan nama-namapenerimanya. Rumah itu dibangundengan konstruksi semi permanen,bertipe 36. Pembangunan rumahtersebut ditender langsung olehbagian dari Unit PelayananPengadaan (ULP).

Disebutkan Akmal, sejauh ini takada kendala berarti di lapangan.Semuanya berjalan lancar dan amansaja. Masyarakat di sekitar kawasantersebut juga menyambut baikpembangunan rumah transloktersebut. Apalagi akses jalanmenuju lokasi juga sudah bagus danmudah dilalui.

“Saat ini progres pembangunanrumah tersebut sudah mencapai 40persen. Kita harapkan pada Oktober2013 sudah siap dan bisa ditempati

para penghuni translok tersebut,”ujar Akmal.

Selain mendapatkan rumah,katanya, mereka juga akandiberikan tanah masing-masingseluas dua hektar. Tanah tersebutnantinya bisa digunakan untukbertanam atau berkebun. Tak hanyaitu, penghuni translok nantinyajuga akan diberikan jatah hidup(Jadup) yang berasal dari DIPAprovinsi untuk modal usaha mereka.Disebutkan akmal, akses jalan kelokasi translok di Krueng Meuseugoptersebut sudah bagus dan bisadilewati.

Akmal mengharapkan rumahtersebut siap ditempati padaOktober 2013. Disebutkannya,pembangunan rumah translok diAceh terdapat di tujuh kabupatenyaitu di Bireuen, Bener Meriah,Pidie, Aceh Besar, Aceh Utara, AcehBarat dan Subulussalam.

Sementara mengenai pemba-ngunan rumah dhuafa di KabupatenBireuen, untuk tahun 2013 inidananya tidak turun daripemerintah pusat. Padahal, kataAkmal, pihaknya sudah mengajukanproposal beberapa kali ke pusat,agar mendapatkan jatah rumah bagikaum dhuafa. Proposal tersebutsudah pernah diajukan tahun 2011-2012, namun untuk Bireuen belumada program tahun ini. “Semogasaja tahun depan kita bisamendapatkan dana untukpembangunan rumah dhuafatersebut dari pemerintah pusat,”harap Akmal.

Al-Adawiyah

Rumah trsnmigrasi yang selesai dibangun.

M AKMAL, S.Sos

Page 8: Koran Bireuen Edisi 8

8 Bacaan untuk Umum FOKUSNo.8/Thn.I/Edisi 8-21 Juli 2013

Bencana memang selalu menyisakan keharuandan duka mendalam. Terlebih bagi korban gempadi dataran tinggi gayo yang terhempas bencanamenjelang bulan suci Ramadan.

Dalam sejarah Aceh Tengah, ekses hentakangempa kali ini merupakan yang terparah. Hasilpendataan tim gabungan, sekitar 90 persenrumah warga yang berada di Kecamatan Ketoldan Kute Panang, tidak dapat lagi dihuni. Begitujuga sejumlah rumah di beberapa kecamatanlainnya. Kini mereka menginap di tenda-tendapengungsian, baik yang didirikan relawankemanusiaan maupun tenda darurat yangdipasang di depan rumah masing-masing.

Pantauan KoranBireuen, kebanyakanpengungsi lebih memilih mendirikan tenda digampongnya dan menolak dievakusi ke desatetangga. Seperti halnya warga Gampong Bah,Kecamatan Ketol, Aceh Tengah. Mereka menolakdievakuasi ke lokasi yang lebih aman di GampongSimpang Raja Wali. “Kami masih ada sedikitharta benda di sini, makanya enggan pindah kelokasi pengungsian yang jauh dari bekas rumahkami yang hancur,” sebut seorang wargaGampong Bah.

Kondisi sebagian warga yang masih bertahandi Gampong Bah, terlihat semakinmengkhawatirkan. Selain trauma dan ketakutan,keberadaan mereka juga rawan terserangpanyakit.

Kebanyakan pengungsi lainnya, jugamendirikan tenda-tenda darurat di sepanjanglintasan Simpang Balek-Ketol. Mereka lebihmemilih tinggal di tenda yang didirikan dekatrumah mereka, ketimbang pindah ke tenda yangdibangun tim relawan.

Dalam sekejap, gempa yang memporak-porandakan Aceh Tengah dan Bener Meriah,menjadi sorotan nasional dan internasional.Musibah tersebut juga mendapat perhatianserius dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.Sebelum datang langsung ke tanah Gayo, SBYmenginstruksikan kepada jajaran pemerintah diAceh untuk serius menangani gempa di AcehTengah. Secara khusus, presidenmenginstruksikan mencari seluruh korban yanghilang. “Cari sampai ketemu,” kata Presiden saattelekonferensi dengan jajaran pemerintah diAceh, Jumat (5/7/2013) malam. Telekonferensitersebut dilakukan SBY dari Istana Bogor, JawaBarat. Selain soal gempa di Aceh, SBY jugameminta laporan penanganan kebakaran di Riau.

Instruksi itu diberikan SBY, setelah mendengarlaporan adanya sejumlah orang hilang yangdiduga tertimpa reruntuhan rumah yang amblas,lantaran berada di daerah perbukitan. Pencariandilakukan dengan alat berat di titik-titik longsor.

Berdasarkan informasi terakhir, 40 orangtewas. Rinciannya, 26 orang tewas di AcehTengah dan 9 di Bener Meriah. Selain korbantewas, tercatat 275 orang luka-luka. Merekadirawat di RSUD, RS swasta serta puskesmas diAceh Tengah, Bener Meriah, Bireuen dan jugaBanda Aceh. Gempa juga mengakibatkan 4.300rumah dan 83 bangunan fasilitas umum rusakdan hancur.

Sejauh ini, Badan Nasional Penanggulangan

Duka di Tanah GayoDataran tinggi gayo berduka. Hentakangempa 6,2 SR, meluluhlantakkansebagian besar wilayah Aceh Tengahdan Bener Meriah. Korban jiwaberjatuhan, infrastruktur dan rumah-rumah penduduk hancur. Puluhan ribujiwa kini meniti hari-hari penuh dukadi tenda-tenda pengungsian.

Bencana (BNPB) mencatat, sebanyak 22.135 jiwadi Aceh Tengah dan Bener Meriah tinggal dipengungsian. Sebagian besar korban gempamendiami tenda-tenda di dekat rumah merekayang hancur atau rusak ringan.

Untuk penanganan gempa, sebanyak 900personel TNI dan 350 anggota Polri dibantuberbagai unsur lain diterjunkan ke lapangan.Sebanyak 40 ton logistik dan peralatan, jugasudah dikirim ke sana. Begitu juga anggaransebesar Rp40 miliar dialokasikan selama tanggapdarurat sampai 17 Juli 2013. Ada juga dana siappakai dari beberapa kementerian sebesar Rp500juta.

Upaya penanganan tanggap darurat terusdilakukan. Palang Merah Indonesia (PMI) bersamaBNPB, akan merehabilitasi rumah tinggal parakorban. “PMI sudah mengirimkan bantuan.Selimut, makanan, air dan dokter sudah adasemua. Yang paling dibutuhkan ya itu,” ujarKetua Umum PMI, Jusuf Kalla.

Setelah bantuan kebutuhan darurat sepertiitu, pemerintah akan merehabilitasi rumahkorban yang rusak. “Setelah ini rehabilitasirumah, lewat BNPB dan pemerintah daerah,”kata JK, begitu panggilan akrab Jusuf Kalla.

Bantuan lainnya yang akan diberikan yaitupendampingan psikolog untuk korban yangmengalami stress atau trauma akibat kejadiantersebut. “Psikolog juga dikirim untuk yangstress,” katanya.

Begitu juga untuk sekolah yang rusak akibatgempa bumi yang melanda Aceh. KementerianPendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud)menyiapkan dana abadi untuk melakukan

rehabilitasi. “Kami bisa berikan bantuan untukrehab sekolah yang rusak akibat bencana daridana abadi yang nilainya saat ini mencapai Rp16triliun,” kata Menteri Pendidikan danKebudayaan, Mohammad Nuh, saat berada diLangsa, Kamis (4/7) lalu.

Menurut Mohammad Nuh, dana abadi memangsudah disiapkan kementeriannya untukmengantisipasi sekolah yang rusak akibatbencana yang datang sewaktu-waktu.Dengandana abadi, kata dia, maka bantuan danarehabilitasi sekolah bisa segera dicairkan untukperbaikan sekolah, tanpa harus menunggu APBN.“Kalau harus menunggu APBN terlalu lama,karena baru dapat dicairkan tahun depan,”katanya.

Dikatakan Nuh, belajar dari pengalaman tahun-tahun sebelumnya yang ada sekolah rusak akibatbencana, maka sangat dibutuhkan dana sesegeramungkin untuk keperluan rehabilitasi. “Jangansampai proses belajar-mengajar terhambat gara-gara sekolah rusak akibat bencana. Oleh sebabitu, kita telah siapkan dana abadi yang bisadigunakan sewaktu-waktu,” katanya.

Nuh minta kepada Kepala Dinas Pendidikan danKebudayaan Aceh untuk segeramenginventarisasi jumlah sekolah yang rusak.Termasuk jumlah ruang sekolah dan alat-alatpendukung belajar. “Saya harap Pak Kepala Dinasuntuk segera menginventaris berapa jumlahsekolah yang rusak,” katanya.

Kepala Dinas Pendidikan dan KebudayaanAceh, Anas Adam, mengatakan, akibat gempasetidaknya ada 17 sekolah yang rusak. Mulai daritingkat SMA sederajat hingga taman kanak-kanak. Ia memperkirakan jumlah yang rusak itu,besar kemungkinan bisa bertambah. Mengingat,sampai saat ini masih terus dihitung. “Jumlahyang rusak kemungkinan bertambah,” katanya.

Duka di Tanah Gayo adalah duka kita semua.Ariadi/dbs

“Cari sampai (korban) ketemu,”kata Presiden saat telekonferensi

dengan jajaran pemerintah diAceh, Jumat (5/7/2013) malam.

Anak-anak korban gempa berdoa di tenda pengungsian.

Page 9: Koran Bireuen Edisi 8

9Bacaan untuk Umum

12345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012

Bacaan untuk UmumFOKUSNo.8/Thn.I/Edisi 8-21 Juli 2013

“Bantuan itu dikumpulkan dariberbagai posko yangdipusatkan di beberapa

titik,” kata Asisten I SetdakabBireuen, Drs Murdani, Minggu(7/7).

Posko tersebut, di antaranyaPosko Pemkab Bireuen di PendopoBupati Bireuen dengankoordinatornya Drs Murdani danSaid Abdurrahman SSos.Selanjutnya posko di alun-alun KotaJuang yang terdiri dari KODIM 0111/Bireuen (Sakawira Sartika), PEMAAlmuslim, GaSAK, SERAK, RATA,ANSHOR, FOKUS PB, KMPD, BIMA,SA-LKS, MABI- INDOBARCA,SOPERA, dengan koordinatornya RSamosir dan Agusni.

Selanjutnya, Posko di depanMurni Square Simpang EmpatBireuen meliputi Polres Bireuen,Asokaya, Orari, RAPI dan KNPI yangkoordinatornya, Samsul Elang danKaspul Topan.

Selain itu, sebut Murdani, adajuga Posko di Gampong BireuenMeunasah Blang Kecamatan KotaJuang dengan koordinatornya, AYani dan Maimun.

Sumbangan yang diberikanmasyarakat Bireuen di berbagaiposko tersebut antara lain berupagaram, kelapa, biskuit, air mineraldan selimut.

Selain berasal dari masyarakat,jelas Murdani, bantuan untukkorban gempa di Bener Meriah danAceh Tengah juga disumbangkanoleh Bupati/Wakil Bupati, PNS, Gurudan siswa di Kabupaten Bireuen.Dari total sumbangan uang tunaiRp500 juta, sebanyak Rp250 jutadisalurkan ke Bener Meriah danRp250 juta lagi ke Aceh Tengah.

“Sembako, perlengkapan sertaobat-obatan yang disalurkan keBener Meriah dan Aceh Tengah,masing-masing sebanyak empat trukcolt,” ujar Murdani.

Di hari yang sama, KomunitasBireuen Bersatu (BB) jugamenyalurkan langsung bantuanpakaian anak-anak, susu bayi danselimut kepada korban gempa diBener Meriah dan Aceh Tengah.Selain mereka, sejumlah wargaBireuen secara pribadi jugamenyalurkan langsung berbagaibantuan kepada korban gempa didataran tinggi gayo itu.

Sebelumnya, Bupati Bireuen, H

Masyarakat Bireuen MenyumbangBantuan untuk korban

gempa yang dikumpulkanberbagai lapisan

masyarakat KabupatenBireuen disalurkan, Minggu

(7/7). Bantuan tersebutdiantar langsung Bupati

Bireuen, H Ruslan M Daud,sejumlah pejabat serta

Ormas dan LSM keKabupaten Bener Meriah

dan Aceh Tengah.

Ruslan M Daud, mewajibkan kepadaseluruh Pegawai Negeri Sipil (PNS)di lingkungan Pemkab Bireuen untukmenyumbang uang masing-masingRp50 ribu. Uang tersebutdikumpulkan untuk membantu parakorban gempa bumi di KabupatenBener Meriah dan Aceh Tengah.

Menurut Ruslan M Daud, danasebesar Rp50 ribu per orang itu,disamaratakan untuk semuagolongan PNS di jajaran PemkabBireuen. Dia meyakini, para PNStidak merasa keberatan denganketentuan tersebut. Apalagi,seluruh PNS di Bireuen baru sajamenerima gaji 13, uang meugang,tunjangan sertifikasi dan lainnya.

“Saya yakin sekali ini tidak berat.Apalagi uang yang kita kumpulkanini untuk membantu saudara-saudara kita yang tertimpa musibahdi tanah Gayo,” jelas Ruslan kepadasejumlah wartawan, seusaibersilaturrahmi di kediamanSekdakab Bireuen di KompleksMeuligoe Residence Cot Gapu,Kecamatan Kota Juang, Sabtu (6/7/2013).

Dikatakan Ruslan, pemerataansumbangan Rp50 ribu bagi semuaPNS golongan apa saja di jajaranPemkab Bireuen, untukkebersamaan pegawai dan jugamasyarakat setempat. Denganharapan, sumbangan tersebut dapatbermanfaat bagi para korbanmusibah di dataran tinggi gayo.

“Tapi, bila ada PNS yang inginmenyumbang lebih, tentu inisebuah penghargaan. Sebab,dengan keikhlasan dan sumbanganini, Allah akan menambah rezeki lagibagi kita,” ujarnya.

Di bagian lain, Bupati Ruslan jugamemohon kepada seluruhmasyarakat, agar dapatmenyumbang seikhlasnya dalam

bentuk uang maupun barang keposko-posko terdekat di Bireuen.

Sementara itu, Abu Tumin yanghadir dalam acara tersebut, sangatmendukung dan terharu atasinisiatif Pemkab Bireuen dalamupaya menggalang dana untuk parakorban gempa bumi yang menimpamasyarakat tanah Gayo. Abu Tuminberharap dan menyarankan, agarbantuan tersebut dapat langsung

disalurkan sebelum bulan suciRamadan.

“Sebaiknya, kita serahkan uangdan barang-barang yang dibutuhkansaudara-saudara kita di Gayo,seperti selimut dan lainnya,sebelum bulan puasa. Sebab,saudara-saudara kita di sana sangatmembutuhkannya,” harap Tumin.

Al-Adawiyah/Joniful Bahri

Bupati BireuenRuslan M Daudmenyerahkanbantuan uangtunai Rp250juta untukkorban gembaAceh Tengahdan Rp250 jutauntukKabupatenBener Meriah.

Pasca gempa yangtelah meluluh-lantakan duakabupaten di datarantinggi Gayo yakni,Kabupaten BenerMeriah danKabupaten AcehTengah, Selasa 2 Juli2013 lalu, sejumlahelemen masyarakatKabupaten Bireuenkompak menggalangdana.

Selain Pemkab Bireuen dansejumlah Ormas, tak terkecualipara agen sepeda motor, juga ikutmelakukan hal yang sama. Paraagen yang bergabung dalamAsosiasi Juang Bireuen UsahaMotor (AJUM) Bireuen ini,mengumpulkan bantuan sesamaanggota untuk korban gempayang menimpa masyarakat tanahGayo.

Bantuan yang terkumpul darianggota AJUM itu, kemudiandisalurkan ke lokasi bersamaandengan hasil penggalangan danayang dilakukan sejumlah LSM, OKP,Ormas, mahasiswa dan juga

AJUM Bireuen IkutBerikan Bantuan

pramuka Saka WirakartikaKodim 0111/Bireuen,Minggu 7 Juli 2013.

Ketua AJUM Bireuen,Yunaidi Juli, melaluisekretarisnya Syahrianmenjelaskan, gempa yangterjadi di dua kabupatentetangga Bireuen itu,menggerakkan hati paraagen sepeda motor diBireuen yangtergabung dalam AJUM

untuk memberikansumbangsihnya.

Wujud kepedulian itu,diaplikasikan oleh para agendengan menyumbangkan danauntuk dibelikan barang bantuan.Bantuan yang disalurkan ituberupa, 31 duz mie instan, 33 airmineral, serta sejumlah pakaianlayak pakai.

“Bantuan terkumpul sejakbeberapa hari terakhir itu.Kemudian, diserahkan ke poskoinduk di Alun-Alun Kota Bireuen,untuk disalurkan secara bersama-sama ke lokasi bencana,” katanya.

Zulhelmi Abdul Gani

Yunaidi Juli

Page 10: Koran Bireuen Edisi 8

10 Bacaan untuk Umum FOKUSNo.8/Thn.I/Edisi 8-21 Juli 2013

Nyaris menyerupai tsunamiAceh, 26 Desember 2004.Tragedi kemanusiaan itu,

seakan terulang di GampongSerempah, Kecamatan Ketol,Kabupaten Aceh Tengah. Sesaatsetelah diterjang gempa 6,2 SR,Selasa (2/7/2013) lalu, air KruengPeusangan pun meluap. Seketika,rumah warga yang rubuh akibathentakan gempa langsung disambararus sungai. Sebagian besar lahanperkebunan warga juga amblas danmenyatu dengan ruas sungai.

“Kejadian itu begitu mendadak.Belum sempat kami menyelamatkandiri karena tanah longsor saatgempa, air sungai juga meluaphingga beberapa meter darisebelumnya,” kata Arafat, wargaGampong Serempah yang ditemuidi tenda pengungsian GampongBelang Mancung, Kecamatan Ketol.

Dia mengaku sempat melihatrumah-rumah tergerus luapanKrueng Peusangan, setelahsebelumnya ambruk diguncanggempa. “Kebetulan rumah kamijauh dengan bibir sungai, sehinggatidak sampai dibawa arus meskirumah kami juga ambruk akibatgempa,” katanya.

Meski selamat, kata dia, dirinyadan beberapa saudaranya sempatterkena ranting pohon yangtumbang. “Setelah semalamanbertahan di kampung, paginya kamimenerobos jalan setapak hinggasampai di kampung tetangga,”papar Arafat.

Selama dalam perjalanan, katadia, pihaknya tidak makan nasi danmakanan lainnya. “Saat itu belumjuga terlihat ada relawan yang kekampung kami. Hanya terlihatkepanikan warga yang berlalu-lalangmencari keluarganya yang terpisahsetelah berupaya menyelamatkandiri masing-masing,” tambah

Hentakan Dahsyat di SerempahGampong itu tidak saja terbelah akibat diguncang gempa,tapi juga tersapu ‘tsunami kecil’ yang tumpah dari pucok(hulu) Krueng Peusangan. Sejumlah warga merengangnyawa. Sebagian lainnya hilang terbawa arus dantertimbun longsor.

Arafat.Akil, warga asal Gampong

Serempah, yang ditemuiKoranBireuen di tenda pengungsianGampong Kute Gelimemenyebutkan, dia dan keluarganyasempat dua malam bertahan didepan rumah mereka yang hancurkarena tidak tahu harus mengungsikemana. “Padahal kami sangatkhawatir dengan gempa susulanyang bisa saja membuat tanah dihalaman rumah kami amblas,”katanya.

Menurut dia, keluarganya dansejumlah warga Gampong Serempahyang selamat baru direlokasi keGampong Kute Gelime pada Kamis(4/7). “Para relawan yang berhasilmenembus kampung kami langsungmemindahkan seluruh wargaSerempah ke sini (tenda pengusianGampong Kute Gelime),” sebut Akil.

Pascagempa, kawasan itu memangsempat dua hari tidak terpantau timrelawan karena akses jalan ke sanalumpuh total. Seluruh jalan yangmenghubungkan GampongSerempah dengan gampong lainnyaamblas. Bahkan, sebagian kawasanyang berbatas dengan GampongBah, Belang Mancung dan Balik itu,sudah menjadi danau lumpur.

Nasib warga di sana barudiketahui pada hari ketigapascagempa. Belasan wargaGampong Serempah dilaporkanmeninggal dunia dan delapan orangdinyatakan hilang. Belakangan, padaKamis (4/7) sore, satu orang diantaranya berhasil ditemukan TimSAR gabungan di reruntuhan tanahyang terguras sungai.

Informasi diperoleh KoranBireuendi Posko Polda Aceh, KecamatanGetol, Jumat (5/7) dini hari, korbanyang ditemukan itu bernama Lilis(11 tahun). Saat ditemukan, korbanhanya kelihatan kepalanya saja.

Sedangkan badannya dalam keadaantertimbun tanah di pinggir sungai.

Sementara tujuh warga GampongSerempah yang masih dinyatakanhilang yakni Berkat (50), Khairul(11), Sabri (24), Jali (40), Sahara (7),Ali Hasyimi (7) dan Nikmat (37).“Selain mereka, di Kecamatan Ketoljuga masih ada dua warga lainnyayang dinyatakan hilang, yaitu Anwar(35) dan Arifin (30). Keduanyamerupakan warga GampongSegene,” kata Kapolres Aceh TengahAKBP Artanto.

Dikatakannya, kawasan Serempahmemang cukup parah tingkatkerusakannya, baik perumahanwarga maupun areal perkebunan.“Selain kerusakan dan tanahlongsor akibat gempa, kawasan itujuga diterjang arus sungai yangmeluap sesaat setelah gempa.Makanya banyak warga Serempahyang meninggal dan hilang,” jelasArtanto.

Hal senada dikatakan Camat Ketol,M Saleh. Menurut dia, seluruhpenduduk Gampong Serempah yangselamat harus direlokasi, karenakawasan itu memang sudah tidaklayak huni setelah diterjang gempa6,2 SR. “Ini kawasan terparah yanghancur akibat gempa. Bahkanseperti terbelah, sebagian tergerusarus Krueng Peusangan dansebagian lainnya jadi areal terjalyang sewaktu-waktu juga bisaamblas lagi,” katanya.

Saat gempa, jelas Saleh, sejumlahrumah di Gampong Serempah amblas

karena tanah pertapakan rumahlongsor. “Bersamaan dengan itu, airsungai juga meluap danmenghanyutkan rumah warga,”sebutnya.

Saleh menyebutkan, sekitar 200-an warga Serampah yang selamatdari musibah itu kini diungsikan keGampong Kute Gelime. “Hanyasebagian pemuda yang masihbertahan di Serempah meski kondisigompong itu masih rawan longsor.Mereka ditugaskan menjaga hartabenda yang selamat,” katanya.

Menurut dia, kemungkinan besarGampong Serempah tidak bisa lagidijadikan pemukiman penduduk,karena kerusakannya cukup parahdan rawan longsor susulan. “Kalaumemang hasil pemetaan dinyatakanGampong Serempah sudah tidaklayak huni, tentu akan dicari lokasilain untuk membangun pemukimanbaru bagi warga di sana,” tandasSaleh.

Pantauan KoranBireuen,Gampong Serempah yang berjaraksekitar 20 kilometer dari KotaTakengon memang tidak ideal lagidijadikan areal pemukiman warga.Selain sebagian kawasan tersebuttelah amblas, kawasan landai yangtersisa juga masih rawan longsor.

Tsunami kecil akibat luapan pucokKrueng Peusangan yangberbarengan dengan hentakangempa, telah memusnahkanharapan 200-an warga untuk bisakembali bermukim di GampongSerempah.Kondisi Gampong Serempah, Kecamatan Ketol, Aceh Tengah, yang tak lagi

layak jadi lokasi pemukiman warga. Ariadi B Jangka

foto: atjehpost

Nenek korban gempa menggendon cucunya usai ditangani tim medis.

Page 11: Koran Bireuen Edisi 8

11Bacaan untuk Umum

12345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012

Bacaan untuk UmumFOKUSNo.8/Thn.I/Edisi 8-21 Juli 2013

Serasa bermimpi, Suwardidan Rabumah nyaris takpercaya dengan keajaiban

yang dialami Lukiram. Pasangansuami-istri asal GampongSerampah, Kecamatan Ketol,Aceh Tengah ini mendapati anakbungsu mereka itu dalamkeadaan sehat. “Padahal,sebelumnya kami telah pasrahdan mengira Lukiram sudahmeninggal setelah terjebak direruntuhan rumah,” tuturSuwardi, sesaat setelahberkumpul kembali denganseluruh anggota keluarganya.

Suwardi mengisahkan, saatgempa terjadi pada Selasa (2/7/2013) sekira pukul 14.37 Wib,dirinya sedang berada di luarrumah. Sementara istrinyasedang beristirahat di terasrumah setelah menidurkanLukiram (22 bulan) di kamar.“Sedangkan anak sulung kami,Kurnia (12) berada di pesantrendan anak kedua kami, Wastina(9), sedang bermain di rumahtetangga,” sebutnya.

Tertimbun Reruntuhan Rumah,Bocah 22 Bulan Selamat

Gempa tektonik yang meluluhlantakkan sejumlah kawasandi dataran tinggi Gayo, menyisakan banyak cerita duka.Di balik bencana tersebut, juga muncul keajaiban yangdialami Lukiram, bocah berusia 22 bulan. Putra ketigapasangan Suwardi (30) dan Rabumah (25) itu, ditemukanselamat setelah tertimpa reruntuhan rumah yang ambrukditerjang gempa.

Seketika bumi berguncang.Warga kucar-kacir dan berupayamenyelamatkan diri masing-masing. “Saat itu, istri sayalangsung lari untuk menghindarireruntuhan rumah yang mulaiambruk tertimpa longsorantebing. Dia tak sempatmengambil anak bungsu kamiyang berada di dalam rumah,”kata Suwardi.

Setelah gempa reda, Suwardimenuntun seluruh anggotakeluarganya ke Gampong Bah,gampong tetangga yangkerusakannya tidak separahGampong Serampah. “Kami takterpikirkan lagi untuk mencariLukiram di reruntuhan rumah.Kami meyakini dia sudah takterselamatkan,” lanjutnyadengan nada penuh penyesalan.

Sekitar satu jam kemudian,lanjut Suwardi, dirinya melihatseorang tetangganyamenggendong anak kecil menujutempat berkumpulnya warga diGampong Bah. “Saya sangatterkejut karena anak kecil itu

ternyata Lukiram, anak kami,”katanya.

Berkali-kali Suwardi danistrinya mengcapkan“Subhanallah!” sambil terusterisak. Dengan beragamperasaan yang bercampur adukmereka membawa anakketiganya ke puskemas.

Hasil pemeriksaan tim medis,Lukiram hanya mengalami lukakecil di bagian kepala, tangan,dan wajah. “Alhamdulillah,

semua anak kami selamat,”sebut Suwardi dengan binar matayang berkaca-kaca.

Meski rumah mereka amblasdan hancur, keluarga itu masihbisa tersenyum karena semualolos dari maut. Keajaiban yangdialami bocah bungsu mereka,membuat Suwardi dankeluarganya semakin taffakuratas segala kekuasaan Allah.

Ariadi B Jangka

Bocah yang sempat tertimbun rerutuhan rumah digendong ibunya.

Yudi, bocah laki-laki berusia 12 tahun,masih bisa mengingat jelas duasahabatnya terbujur kaku di puskesmas.

Ia ingin sekali memeluk karibnya itu. Tapi, halitu tidak bisa dilakukannya karena dia sendirijuga terluka parah setelah tertimpa reruntuhansaat gempa terjadi, Selasa (2/7) lalu.Berkemeja kotak-kotak dengan tubuh ditutupselimut, Yudi menceritakan kejadian memilukanitu kepada wartawan di RS Bener Meriah, Aceh,Jumat (5/7/2013). Ia didampingi keduaorangtuanya, Ngadimin dan Normala. Kepaladan tangan Yudi masih diperban.Yudi berasal dari Blang Mancung, KecamatanKetol, Aceh Tengah. Saat kejadian, ia beradadi rumah bersama ibunya. Ia tidak bergabungdengan teman-temannya mengaji di masjiddesa.Begitu gempa terjadi, Yudi yang berada didalam rumah langsung berlari keluar. Yuditertimpa reruntuhan rumah dan terjepit pintu.Beruntung, ia bisa lepas dan kemudian menjauhdari reruntuhan rumah. Ibunya selamat karenaberada di teras rumah dan segera menjauh darireruntuhan.Yudi dilarikan ke Puskesmas Panti Raya.Bersama sejumlah korban gempa, ia mendapatperawatan awal. Beberapa jam kemudian, iamelihat dua sahabat karibnya, Yuda (11) danRahmat (12), sudah tidak bernyawa. Tubuhteman sepermainannya itu dipenuhi tanah sisa

longsoran.“Mamak, mamak, itu teman adik,” kata Yudisaat itu. Ia berusaha bangun dari ranjangnyatapi dilarang ibunya.Saat dua sahabatnya dimakamkan, Yudi hanyabisa menerawang hari-hari sebelum gempa. Ia

Kehilangan Dua Sahabat di Reruntuhan Masjid

ingat saat bermain bersama Yuda dan Rahmat.“Saya bertemu malam sebelumnya,” katanya.“Sedih Bang,” imbuh Yudi.Saat ini, sejumlah warga masih dirawat di RSBener Meriah. Rata-rata mereka terluka karenatertimpa reuntuhan rumah dan longsoran.(dtc)

Mesjid ambruk yang menelan korban jiwa di Kecamatan Ketol, Aceh Tengah.

Page 12: Koran Bireuen Edisi 8

12 Bacaan untuk Umum LENSA BIREUENNo.8/Thn.I/Edisi 8-21 Juli 2013

KERANJANG TOGE:Muhammad Yusufdan Safitri, wargaGeudong Tampu,Kecamatan Jeumpamembuatkeranjang togeuntuk dipasarkanke sejumlah daerahdi Aceh.

BAHAN BAKU BATA: Pekerja pabrik batu bata di KecamatanJuli sedang menyiapkan tanah liat untuk diolah sebagaibahan baku pembuatan batu bata.

LAYANI WARGA: Bupati Bireuen Ruslan M Daud ditemani Ketua PKK Hj Faridah sertaKadisperindagkop dan UKM Darwansyah turut melayani warga yang berbelanja padapasar murah yang digelar Pemkab Bireuen.

GIRI MATANG: Pedagang giri matang di Pantee Pisang,Kecamatan Peusangan sedang menunggu pembeli. Girimatang merupakan trademark khas Matangglumpangduayang ketenarannya melebihi sate matang.

BERMAIN: Sejumlah murid SD 12 Bireuen bermain bersama di depan Stadion Cot GapuBireuen usai pulang sekolah.

Page 13: Koran Bireuen Edisi 8

13Bacaan untuk Umum

12345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012

Bacaan untuk UmumLENSA BIREUENNo.8/Thn.I/Edisi 8-21 Juli 2013

PENYANDANG CACAT: Bupati Bireuen Ruslan M Daud berbincang-bincangdengan penyandang cacat dalam suatu kesempatan di Kecamatan Juli.

PERABOTAN DAPUR: Usman, warga asal Sigli menjajakan berbagaiperabotan dapur yang terbuat dari tanah liat di Pasar Bireuen.Perabotan tradisional itu kini mulai langka di pasaran.

MENINGKAT: Jelang Ramadhan, transaksi jual-beli lembu dan kambingsemakin meningkat di Pasar Hewan Glumpang Payong, Kecamatan Jeumpa.

SEDOT PASIR: Penambangan pasir di GampongKapa, Kecamatan Peusangan, kini mulaimenggunakan mesin penyedot. Banyak wargadi sana bekerja sebagai penambang pasir.

ORIENTASI SEKOLAH: Siswa baru sebuah SMA di Bireuen mengikuti orientasi sekolah sebagai langkahawal sebelum mengikuti proses pembelajaran di sekolah tersebut.

Warga pedalaman Gampong Blang Manee, Kecamatan PeusanganSelatan melintasi jembatan gantung. Sejauh ini, masih terdapatsejumlah jembatan gantung pada jalan penghubung di kawasan itu.

TEKS DAN FOTO: JONIFUL BAHRI

Page 14: Koran Bireuen Edisi 8

14 Bacaan untuk Umum OPININo.8/Thn.I/Edisi 8-21 Juli 2013

Sementara Satuan KerjaPemerintah Kabupaten/Kota (SKPK) dalam Provinsi

Aceh, saat ini juga sedangmenyiapkan KUA-PPAS 2014, agarpenetapan APBA bisa tepat waktu.Bila dilihat dari segi waktu,memang sudah seharusnyapembahasan anggaran telahdimulai. Apalagi jika merujuk padamaksud otonomi daerah yangsecara efektif telah berlaku sejakJanuari 2001 yang mengharapkanadanya perubahan drastis di daerahdalam rangka percepatan prosespembangunan di daerah.

Timbul pertanyaan, apakah pro-gram yang disusun dalam KUA-PPASitu telah menyentuh kebutuhanmasyarakat banyak, dalam rangkapeningkatan kesejahteraan? Khususdalam bidang keuangan, otonomidaerah tidak hanya bermaksuduntuk melimpahkan kewenangandan pembiayaan dari PemerintahPusat ke Pemerintah Daerah,melainkan yang lebih penting adalahkeinginan untuk meningkatkanefesiensi dan efektifitaspengelolaan sumber-sumberkeuangan daerah, meningkatkankesejahteraan dan pelayanankepada masyarakat sertamendorong munculnya partisipasimasyarakat.

Karena itu secara garis besar,dengan efektifnya penyeleng-garaan otonomi daerah, telahterjadi pergeseran paradigma.Terutama, dalam pengelolaankeuangan dan anggaran daerah yangsemula pertanggungjawaban keatas (vertikal accountability)menjadi pertanggungjawabankepada, publik/masyarakat (hori-zontal accountability) dan bahkanmultistakholders accoutability(perpaduan antara vertikal ac-countability dan horizontal ac-countability).

Dengan demikian, secara nasionalharus diakui dalam struktur APBDyang lama, tuntutan di atas belumdapat dipenuhi sepenuhnya.Sebab, anggaran APBD hanya

Reformasi Anggaran Beorientasi PublikOLEH : M. ZUBAIR, SH.,MH

Pemerintah Aceh telahmenyerahkan dokumen

Kebijakan Umum AnggaranPlafon Prioritas AnggaranSementara (KUA-PPAS)2014 sebesar Rp12, 4triliun kepada pihak

legislatif, Jumat, 28 Juni2013 (Serambi Indonesia,29/6). KUA-PPAS tersebutuntuk dibahas dan dibuat

Rencana Kerja danAnggaran (RKA) dan

selanjutnya ditetapkanmenjadi Anggaran

Pendapatan Belanja Aceh(APBA) Tahun 2014.

menyajikan informasi tentangjumlah sumber pendapatan danpenggunaan dana. Sedangkaninformasi tentang kinerja yang ingindicapai, keadaan dan kondisiekonomi serta potensinya, tidaktergambar dengan jelas.

Informasi tersebut diperlukansebagai tolak ukur yang harusdijadikan acuan dalam perencanaananggaran. Karena ketidakjelasantersebut, maka sistem perencanaananggaran yang digunakan sebe-lumnya, tidak dapat memberikangambaran yang konprehensifmengenai inisiatif, aspirasi dankebutuhan riil masyarakat sertapotensi yang dimilikinya.

Untuk menghasilkan strukturanggaran yang sesuai denganharapan dan kondisi normatiftersebut, maka APBD yang padahakikatnya merupakan penjabarankuantitatif dari tujuan dan sasaranpemerintah daerah serta tugaspokok dan fungsi unit kerja, harusdisusun dalam struktur yangberorientasi pada suatu tingkatkinerja tertentu.

Artinya, APBD harus mampumemberikan gambaran yang jelastentang tuntutan besarnyapembiayaan atas berbagai sasaranyang hendak dicapai. Tugas-tugasdan fungsi pokok, harus sesuaidengan kondisi, potensi, aspirasidan kebutuhan riil di masyarakatuntuk suatu tahun tertentu.

Dengan demikian, alokasi danayang digunakan untuk membiayai

berbagai program dan kegiatandapat memberi manfaat yang benar-benar dirasakan masyarakat (valuefor maney) dan publik atisfaction.Sebagai wujud pertanggung-jawaban penyelenggaraan pemerin-tahan dan pelayanan yang bero-rientasi pada kepentingan publik(publik accountability) dapatdicapai.

Sedangkan dalam konsep makroperencanaan anggaran daerahdisebutkan, anggaran daerahmerupakan rencana kerjapemerintah daerah yangdiwujudkan dalam bentuk uang (ru-piah) selama periode waktutertentu (satu tahun). Anggaran inidapat digunakan sebagai alat untukmenentukan besarnya pengeluaran,membantu pengambilan keputusandan perencanaan pembangunan,otorisasi pengeluaran dimasa-masayang akan datang, sumberpengembangan ukuran-ukuranstandar untuk evaluasi kinerja dansebagai alat untuk memotivasi parapegawai serta alat koordinasi bagisemua aktifitas dari berbagai unitkerja (Jones & Pendlebury, 1996).

Dari pengertian tersebut dapatdipahami bahwa anggaran daerah(APBD) merupakan amanah rakyatkepada pemerintah daerah untukmewujudkan aspirasi dankebutuhan mereka. Anggarandaerah merupakan refleksi (mirror)aspirasi dan kebutuhan masyarakatdalam satu tahun fiskal tertentuyang dinyatakan dalam satuan mata

uang. Di sisi pemerintah daerah,perwujudan amanah rakyat inidinyatakan dalam bentuk rencanakerja yang akan dilaksanakanpemerintah daerah, denganmenggunakan sumber daya yangdimilikinya. Dengan demikian,penyusunan anggaran daerah bisaberorientasi pada kepentinganmasyarakat/publik.

Meski begitu, untuk mencapaisemua itu dituntut agar semakinberdayanya DPRD, sebagai wakilformal masyarakat yang telahmemilih mereka dan LSM sertaorganisasi massa lainnya. Dalam halini, DPRD dapat ikut berperan aktifuntuk proses perencanaan ang-garan. Yakni, dengan melaksa-nakanpenjaringan aspirasi dan kebutuhanriil masyarakat. Dengan cara turunke lapangan, tanpa ada pertim-bangan politik atau kepentingangolongan/kelompok tertentu.

Berbagai aspirasi yang berhasildikumpulkan tersebut perlu dicatat,dianalisis dan didokumentasikan.Hasilnya disampaikan dalam bentukdokumen pokok-pokok pikirandewan dan pokok-pokok pikiran inisedapat mungkin disajikan dalamformat sederhana. Namun, masihmemberikan kemudahan bagipemegang informasi tersendiri danjuga bagi pihak lain dalammelakukan penilaian atas berbagaiaspirasi tersebut.

Sementara itu penjaringanaspirasi juga perlu dilakukan olehpemerintah daerah melaluimekanisme yang ada sekarang.Misalnya, melalui proses-prosesyang ada dalam mekanismeMusyawarah PerencanaanPembangunan (Musrenbang).

Dalam reformasi anggaran daerahyang berorientasi publik ini jelasterlihat pentingnya keterlibatanDPRD dan masyarakat yang dimulaidari perencanaan anggaran sebagaifondasi siklus anggaran yang harusmencerminkan keinginanmasyarakat yang tercermin dalamskala prioritas program, kegiatandan pengalokasian anggaran.Namun, lingkup campur tanganDPRD hendaknya lebih terfokuspada perencanaan anggaran yangsifatnya kebijakan (policy) dan tidakterlalu banyak terlibat padaperencanaan anggaran yang sifatnyatehnis operasional dan mendetail.

Di sisi lain untuk mencapai prosesreformasi anggaran yangberorientasi pada kepentinganpublik, perlunya sistem kinerjakeuangan daerah yang dapatmenjamin tingkat efesiensi alokasidan efektifitas kegiatan. Haltersebut, untuk mencapai targetdan sasaran yang telah ditetapkandengan berdasarkan pada prioritaskepentingan publik. Akhirnya, akantercapai transparansi danakuntabilitas publik dalampenyelenggaraan keuangan daerah.

Penulis adalah Kabag HukumSetdakab Bireuen

Page 15: Koran Bireuen Edisi 8

15Bacaan untuk Umum

12345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012

Bacaan untuk UmumSEJARAH & BUDAYANo.8/Thn.I/Edisi 8-21 Juli 2013

Konon menurut hikayattersebut, Putri Betung adalahanak bidadari yang ditemukan

Raja Muhammad di hutan. Kemudian,Raja Muhammad mengangkatnyasebagai anak yang kelak dinikahkandengan Meurah Gajah. Dia merupakananak Raja Ahmad, saudara tuanyaRaja Muhammad.

Versi lain Hikayat Acehmenyebutkan, perkawinan PutriBetung dengan Meurah Gajahmelahirkan dua anak, laki-laki danperempuan. Yang laki-laki bernamaSultan Ibrahim Syah dan perempuan,Putri Sapiah.

Sementara versi Hikayat Raja-rajaPasai menyatakan, Putri Betungmelahirkan dua anak laki-laki bernamaMeurah Silu yang selanjutnya bergelarSultan Malik As Shaleh, pendiriKerajaan Samudra Pase dan MeurahHanum.

Kisah Putri Betung ini menarik untukdisimak. Sebab, selain memiliki simbolsebagai Rahim Mulia, yang menjadiperantara lahirnya raja-raja besar,dibalik itu dia juga memiliki cacattubuh. Lazimnya, seorang putri seringdigambarkan berwajah cantik jelita,tubuh sempurna dan berperilaku baik.

Namun, menurut Hikayat Acehtersebut, di bagian kanan dagu sangputri ditumbuhi sehelai rambutpanjang dan berwarna putih mencolok.Sehingga, sang suami yang bernamaMeurah Gajah dan bergelar Raja SyahMuhammad, kurang senang danmerasa malu hati terhadap“ketidaksempurnaan” di tubuhistrinya tersebut.

Karena itu, pada suatu hari sangraja meminta agar istrinya mencabut“rambut asing” di tubuhnya itu. Tapi,sang putri menolak mentah-mentahpermintaan tersebut. Sang putriberalasan, jika rambut “aneh” itudicabut dari tubuhnya, maka niscayaakan terjadi perceraian di antaramereka.

Begitu mendengar alasan PutriBetung tersebut, sang raja diam saja.Tapi, diamnya sang raja bukan berartimau mendengarkan alasan sang putri.Sebaliknya, sang raja sedangmengatur siasat bagaimana supayarambut tersebut tetap harus dicabut.Segala cara dan upaya diusahakanuntuk mencari kelengahan sang PutriBetung tersebut.

Pada suatu hari niat sang rajakesampaian juga. Saat itu ia melihatsang istri sedang tertidur denganpulas. Maka, dengan mengendap-ngendap dicabutnya “rambut asing”tadi dari tubuh sang putri.

Setelah sang raja mencabut rambuttersebut, tidak lama kemudianterjadilah keanehan yang luar biasa.Dari dagu sang dewi, yaitu dari liangbekas cabutan rambut aneh tadi,mengalir tiga titik darah putih.

Riwayat Putri Betung danKegemilangan Perempuan Aceh

Di Bumi Aceh banyak lahir wanita-wanita perkasa. Salahsatunya adalah Putri Betung. Alkisah dalam Hikayat Acehdan Hikayat Raja-raja Pasai, Putri Betung-lah yangmelahirkan raja-raja besar di Aceh.

Akhirnya, tidak lama kemudian PutriBetung pun meninggal dunia.

Kejadian tersebut membuat RajaMuhammad, ayah Putri Betung marah.Lalu, dengan serta-merta dikirimnyapasukan untuk menyerbu RajaMuhammad Syah. Dalam pertempurantersebut, Raja Muhammad Syahterbunuh. Ketika mendengar sang rajaterbunuh, Raja Ahmad pun marah.Lalu, dia mengirim pasukan untukmenyerbu Raja Muhammad. Duabersaudara itu pun berperang,sehingga disebutkan dalam hikayattersebut bahwa dua kerajaan ituakhirnya musnah.

Dalam hikayat tersebut jugadiuraikan, dari rahim Putri Betung-lahlahir raja-raja, yang uniknya diakuioleh kemaharajaan Aceh Darussalamdan Samudra Pase. Keduakemaharajaan itu bersaingmemperebutkan Putri Betung, yangberasal dari dunia supranatural ataualam gaib, untuk melegitimasikebesarannya.

Entah kebetulan, kisah Putri Betungini serupa dengan kisah raja-rajaMataram yang selalu dikisahkanberistrikan Ratu Kidul. Artinya,keadiluhungan seorang rajadikarenakan menguasai dua dunia,supranatural dan natural. SedangkanMeurah Gajah, selaku ayah yangmenurunkan raja-raja besar itu, takdiketahui asal-usulnya.

Putri Betung tidak sendiri. Sejarahkegemilangan Aceh, juga telahmelahirkan wanita-wanita perkasalainnya. Sebut saja misalnya,Laksamana Keumalahayati yangmemimpin laskar Inong Balee (laskarjanda) di zaman Sultan Riayat AlaudinSjah IV (1589-1604) untuk mengusirangkatan laut Belanda di bawahpimpinan Cornelis de Houtman (1506-1599).

Di masa pemerintahan Sultan RiayatAlaudin Sjah V (1604-1607), dibentukSuke Kaway Istana (Resimen PengawalIstana) yang terdiri dari Si Pai’ Inong(prajurit perempuan) di bawahpimpinan Laksamana Meurah Gantidan Laksamana Muda Cut MeurahInseuen. Kedua laksamana perempuanitu berjasa membebaskan IskandarMuda dari tahanan Sultan Riayat SjahV yang konon bejat moral dan kelaktahanan itu menjadi raja adiluhung diKerajaan Aceh Darussalam.

Di zaman Sultan Iskandar Muda,tradisi prajurit pengawal istanaperempuan masih dilanjutkan. Diantara divisi pengawal itu, yang pal-ing terkenal adalah Divisi KeumalaCahya. Disebutkan pula, perempuanAceh telah menjabat sebagaiUleebalang (kepala pemerintahandaerah). Seperti Cut Asiah, PocutMeuligoe dan Cut Nya’ Keureuto.

Pada era Aceh berperang melawanBelanda, terdapat seorang panglima

perang perempuan sekaligus alimulama yang lahir di Lam Diran padatahun 1856. Panglima perempuan itubernama Teungku Fakinah. Tradisipanglima perempuan di medan perangmewarisi ke generasi Tjut Nyak Dhien,Pocut Baren, Cut Meutia, Pocut Biheudan Cutpo Fatimah.

Kita juga tidak bisa melupakantentang kehebatan perempuan Acehlainnya yang jarang disebut-sebutdalam sejarah Aceh. Seperti DarwatiPutroe Jeumpa yang merupakanpenakluk Kerajaan Jawa-HinduMajapahit. Kemudian ada juga sejarahkegemilangan Putroe Jeumpa lainnya.Seperti Dewi Manyang Seuludong, atauada juga yang menyebutnya dengansebutan Dewi Ratna Keumala yangakhirnya menjadi Maha Ratu Islampertama di nusantara.

Sejarah kegemilangan dan peranperempuan di Aceh, memang tidakbisa dinafikan. Tapi, sayangnyakekuasaan dan peran perempuantersebut, sering kalah pamor denganhegemoni kekuasaan laki-laki.Sehingga, diyakini sebagian peneliti,untuk melenyapkan Putri Betung,dibuatlah sebuah paradoks tentangkecacatan tubuh Putri Betung sebagaipemicu penghancuran asketisme.

Politik perempuan Aceh di tengahkonflik bersenjata dan kekerasannegara adalah sering disebut denganmenggunakan leuk jago meulet.Maksudnya, menggunakan kecerdikandan daya pikatnya untuk menghadapimusuh. Dalam hal ini, acapkali tidakserta-merta merupakan kepentinganperempuan untuk menonjolkankekuasaannya. Gaya politik yangmelekat pada perempuan Aceh ini,tak jarang menimbulkan ketegangandengan subyektivitas politikfeminisme yang sedang menggeliat di

Aceh.Hikayat Putri Betung sebagai

representasi kompromi antarakekuasaan perempuan dalamhegemoni kekuasaan laki-laki,terinstitusi dalam sistem sosial Acehhingga saat ini. Tampilnya pemimpinperempuan Aceh di medan perangmasa lalu pada dasarnya adalahmelanjutkan posisi perjuangansuaminya yang telah gugur. Perempuanitu tampil setelah menjanda.

Sebut saja Ratu Nihrasiah, RatuSafiatuddin, Panglima Keumalahayati,Tjut Nyak Dhien dan lainnya, tampildi garis depan menggantikankepemimpinan dan perjuangan suamimereka masing-masing. Kekuasaanperempuan itu, ada di dalam hegemonikekuasaan yang beridentitaskeacehan. Identitas ini sendirimerupakan dialektika dari perkawinandan persaingan tradisi “indigenous”dengan Islam. Sehingga disebut,Islamnya orang Aceh berbeda dengangerakan politik Islam. Dalampandangan “Islamnya orang Aceh”,sistem nilai ini membebaskanperempuan.

Tapi, hegemoni yang berlapis-lapisini mengenyahkan perempuan Aceh kekesunyian yang terdalam. Pemimpinperempuan di masa lalu sepertiKeumalahayati, Teungku Fakinah, TjutNyak Dhien dibuang ke wilayah mitos(seperti nasib Putri Betung),diagungkan, dipuja, tetapi kehilanganentitas politiknya. Hal ini senadadengan rintihan Tuan Putri KusumaDewi dalam karya Amir Hamzah, “Sul-tan Alauddin Riayat Syah”: “… Mak,beginilah rupanya menjadi permaisuriitu, dijunjung tinggi ditayang-tayang,dirum-rum, dipuja-puja, tetapisemuanya hampa belaka, aku sendirikesunyian…” Hamdani

Ilustrasi Perempuan Aceh

Page 16: Koran Bireuen Edisi 8

16 Bacaan untuk Umum BIROKRASINo.8/Thn.I/Edisi 8-21 Juli 2013

Umar, sampai kini masihmenggunakan KTP lama.Padahal, e-KTP-nya sudah

dibuat hampir dua tahun lalu.Sementara istrinya yang melakukanperekaman di waktu yang sama,sudah menerima e-KTP. Karena itu,warga Kecamatan SimpangMamplam tersebut, sangat kecewakarena sampai kini e-KTP-nya belumjelas.

Dia sudah lama menungguselesainya e-KTP tersebut. Selainkarena KTP lamanya sudah hilang,dia juga memerlukan KTP tersebutuntuk pengurusan administrasi danmembuat rekening bank.

Akibatnya, dia harus membuatKTP model lama ke kantor DinasKependudukan dan PencatatanSipil (Disdukcapil) KabupatenBireuen. Meski harus menunggubeberapa bulan lamanya, KTP ituakhirnya selesai juga. “Saya

gunakan dulu KTP ini, sambilmenunggu e-KTP selesai dibuat,”sebut Umar, sambil memperlihatkanKTP nasionalnya itu.

Dia tidak tahu kapan e-KTPtersebut selesai. Sebab, saatditanyakan ke pihak kecamatan,sebutnya, mereka tidakmemberikan penjelasan yangkonkrit kapan e-KTP-nya selesai.Tak ada penjelasan apakah KTP itusudah rusak atau permasalahan lain.

“Saat saya tanyakan, pihakkecamatan justeru menjawabdengan nada sinis, ‘kalau sudahselesai kami kasih tahu, tunggusaja.’ Terkesan mereka lepastanggung jawab,” ujar Umar.

Karena belum juga memiliki e-KTP, ratusan warga setiap harinyaterpaksa mendatangi KantorDisdukcapil Bireuen untukmengurus perpanjangan KTP-nya.

Menanti Kepastian e-KTPPuluhan ribu warga Kabupaten Bireuen belummemperoleh e-KTP (KTP elektronik). Selain karena belumselesai dicetak, namun ada juga sebagian lagi yang rusakdan dikembalikan ke kecamatan. Namun sampai saat inibelum juga ada kejelasan nasib e-KTP mereka.

Mereka enggan mengurusnyamelalui Sekdes.

“Lebih baik datang sendiri, meskijauh dan harus naik kendaraanumum, daripada harus menge-luarkan uang yang lebih banyakuntuk diberikan kepada orang yangmengurusnya,” ungkap seorangwarga asal Kecamatan SimpangMamplam.

Tak hanya pembuatan e-KTP yangbelum selesai. Bagi warga yang e-KTP-nya sudah selesai, tapi salahcetak dan sudah dikembalikan kekantor camat, juga tidak adakejelasan kapan dikirim ke Jakarta.

Helmi, warga asal GampongGeulanggang Teungoh, KecamatanKota Juang, kepada KoranBireuenmengungkapkan, dirinya sudahmengambil e-KTP ke Kantor CamatKota Juang setahun yang lalu.

Namun, ada kesalahan cetak namadan tanggal lahirnya. Kemudian dia

mengembalikannya untukdiperbaiki. Tapi, hingga kini e-KTPtersebut tak ada kejelasan juga,apakah sudah dikirim ke Jakartauntuk diperbaiki atau tidak.

Akibatnya, sekarang dia mengakutidak memiliki KTP apapun. Sebab,KTP lamanya juga sudah hilang. Diajuga belum sempat mengurus untukmembuat KTP baru di DisdukcapilBireuen. “Saya berencana akanmengurus KTP ke kantorDisdukcapil, tapi saya dengar KTPitu hanya berlaku sampai Desember2013, nantinya hanya dibuat suratketerangan saja,” sebut Helmi.

Keterlambatan perekaman danperbaikan e-KTP yang rusak,memang dikeluhkan sebagian besarmasyarakat. Terutama bagi wargayang melakukan kegiatan bisnis diluar kota ataupun ke luar daerah.

Karena itulah warga berharap agar

sebelum tahun 2014, bisa dilakukanperekaman e-KTP terhadap mereka.Begitu juga bagi yang e-KTP-nyabelum selesai maupun rusak, agarsegera dapat menerimanya. “Palingtidak sebelum pemilu legislatif 2014nanti, kami sudah bisa menerima e-KTP,” sebut seorang wargaPeusangan.

Ribuan warga yang tersebar di17 kecamatan dalamKabupaten Bireuenmemang belum melakukanperekaman e-KTP. Selainkarena alasan alatperekaman yangsempat rusakbeberapa waktu lalu,juga karena saatd i l a k u k a nperekaman, adawarga yang tidakhadir.

Juga karenapuluhan maha-siswa yang saatitu sedang me-nuntut ilmu diluar Bireuen.Sehingga, tidak bisa pulang untukmelakukan perekaman dikecamatan asal mereka.

Tak hanya e-KTP yang belumdilakukan perekaman saja. Yangrusak juga tidak sedikit dan masihmenumpuk di sejumlah kantorcamat. Kartu yang rusak tersebut,belum dikirim ke DisdukcapilBireuen untuk selanjutnya dikirimke Jakarta.

Berdasarkan data yang diperolehKoranBireuen, dari ribuan e-KTPyang rusak tersebut, sebagian besarakan segera diperbaiki. Dari totalyang rusak, sebanyak 5,849 e-KTPsudah dikirim ke Jakarta untuksegera diperbaiki dan dicetakkembali.

Dari 17 Kecamatan di KabupatenBireuen, Kota Juang Bireuen yangpaling banyak mengalami kerusakane-KTP, yaitu berjumlah 4.560 lembar.Sementara kecamatan lain antararatusan hingga belasan lembar.

Kadis Dukcapil Bireuen, Ali Yuzar,SH, M.Si yang dikonfirmasiKoranBireuen, Selasa, 25 Juni lalumengaku, memang belum semua e-KTP yang rusak tersebut dikirim keJakarta, baru sebagian saja. Karenaitu, kata dia, untuk sementarawarga masih bisa menggunakan KTPnasional yang berlaku sampaiDesember 2013.

Setelah batas waktu tersebut,jelas Ali Yuzar, nantinya akandikeluarkan surat perpanjangan KTPtersebut. Tapi, bukan dalam bentukkartu, melainkan berupa suratketerangan.

Dirincikan Ali Yuzar, sampaipertengahan Juni 2013, riilnya e-KTP di Bireuen yang harus direkamsebanyak 299,519 lembar. Dalamkontrak disebutkan, baru terekamyaitu 238,850 lembar. Yang barudidistribusikan sebanyak 200,238

lembar atau 88,4 persen. Sementara26,296 lagi belum didistribusikan.“Sisanya, belum dilakukanperekaman sama sekali. Terutamabagi pemula yang baru saja selesaisekolah dan warga di daerahpelosok,” sebut Ali Yuzar.

Rencananya, sebut Ali Yuzar,proses perekaman tersebut akandilakukan pada bulan Ramadan ini.Sebab, banyak mahasiswa yangkuliah di luar Bireuen dan belummelakukan perekaman e-KTP.Nantinya sekalian dilakukanperekaman saat mereka pulangkampung.

Begitu juga dengan warga didaerah pelosok, yang umumnya paraorang tua atau manula yang tak bisahadir ke kecamatan saat jadwalperekaman e-KTP, akan didatakembali untuk dilakukanperekaman. “Pada bulan puasabiasanya mereka tidak banyakaktivitas. Sehingga ada waktu untukdilakukan perekaman,” jelas AliYuzar.

Sebenarnya, kata dia, bagi merekayang belum membuat e-KTP,pihaknya sudah meminta agar camatmendata desa mana saja yangbelum melakukan perekaman.Namun, sampai sekarang belummasuk datanya.

Disdukcapil, punya mobiloperasional untuk ke lapanganmerekam warga yang belummembuat e-KTP. Nantinya, sebutAli Yuzar, perekaman e-KTP tersebutbisa dipusatkan di desa yangmenjadi titik fokus untukmelakukan perekaman. “Warga yangbelum membuat e-KTP bisadikumpulkan di sebuah lokasi untukmerekam warga di beberapagampong yang belum membuat KTPtersebut,” pungkas Ali Yuzar.

Ali Yuzar

Petugas memperlihatkan e-KTP yang telah selesaai dicetak.

Al-Adawiyah

Page 17: Koran Bireuen Edisi 8

17Bacaan untuk Umum

12345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012

Bacaan untuk UmumPENDIDIKANNo.8/Thn.I/Edisi 8-21 Juli 2013

Siti Aminah tidak bisa lagimengajar dan mengepalai TKMethodist Bireuen. Dia

harus rela dipindahkan ke TKBelaian Kasih Ibu, Kota Juang. SitiAminah tidak sendiri, ada sejumlahguru lainnya yang harus angkat kakidari TK yang bernaung di bawahyayasan YIPGMI Bireuen itu. Halsama juga dialami beberapa guruyang mengajar di TK Karuna.Mereka juga dipindahkan dari TKyang bernaung di bawah YayasanKaruna Biara Budist itu.

Kedua TK tersebut berada dirumah ibadah umat Kristen danBudha. TK Methodist terletak diJalan Prof A Majid Ibrahim ataujalan Bengkel Bireuen. SedangkanTK Karuna berada di jalan yangsama. Letaknya persis di belakangGereja Methodist.

Pemindahan tenaga pengajar disana bukan tanpa asalan. Kebijakanitu diputuskan Dinas Pendidikandan Kebudayaan Bireuen, setelahmempelajari rekomendasi yangdikeluarkan Majelis Permu-syarawatan Ulama (MPU)setempat. Dalam surat rekomen-dasi tersebut dinyatakan, haramhukumnya bagi umat Islammelakukan kegiatan di rumahibadah non muslim, baik sebagaiguru maupun murid.

Menurut Sekretaris DinasPendidikan dan KebudayaanKabupaten Bireuen Drs M. NasirM.Pd, kebijakan itu dilakukanpihaknya untuk menghindari hal-halyang tidak kita inginkan. Apalagi,setelah keluarnya rekom dari MPU.

Maaf, Guru TK Methodist DipindahkanSejumlah guru yang mengajar di Taman Kanak-kanak (TK)Methodist dan TK Karuna Budist Bireuen, dipindahkan ketempat lain. Dinas Pendidikan dan Kebudayaan KabupatenBireuen memutasikan mereka, berdasarkan rekomendasiMPU. Ada apa gerangan?

Pemindahan guru di dua TK itu,tidak serta merta dan penuhpertimbangan. Sebelumnya, kata MNasir, Dinas P dan K Bireuen telahmemanggil pihak Yayasan Method-ist Ebenhaeze dan Yayasan Karuna,sebagai tempat kedua TK tersebutbernaung. Setelah itu, pihaknyamelayangkan surat kepada pemilikyayasan.

Surat bernomor 421.9/2435/2013itu, berisi perihal pemindahan guruTK Methodist dan TK KarunaBireuen. Dalam poin 2 huruf a surattersebut dinyatakan, guru PNSdimutasikan ke TK lain, sesuaidengan aturan yang berlaku. Padapoin b, guru non PNS disarankanagar memaklumi keputusan MPUBireuen dengan tidak lagi bertugasdi TK tersebut.

“Kami dapat membantupenempatan guru non PNS dan PNSpada TK lain sesuai dengan aturanyang berlaku. Yang non PNS siapuntuk ditempatkan dan sudah adatempat yang mampu menampungmereka. Selain itu, kami harap jugakepada orang tua murid, supayaanaknya tidak lagi belajar di TK itusesuai rekomendisi MPU,” jelas MNasir kepada KoranBireuen di ruangkerjanya pekan lalu.

Dikatakan M Nasir, atasrekomendasi dan kebijakantersebut, kedua pemilik yayasan TKitu meminta waktu untukberbenah diri. Mereka meminta izintetap bisa beropersi. Tapi, tidakmemakai jasa guru beragama islamdan hanya menerima anak didik darinon Islam.

Menurut M Nasir, jumlah guruberagama Islam yang selama inimengajar di TK Methodist sebanyaklima orang. Terdiri dari satu PNS,yaitu Siti Aminah yang menjabatsebagai kepala dan telah dipindahkan ke TK Belaian Kasih, KotaJuang. Sedangkan empat gurulainnya masih berstatus non PNS.

Sementara di TK Karuna tidak adaguru PNS. Mereka semuanyaberjumlah tiga orang yang bersatusguru non PNS. “Karena bukan PNS,kami tidak memindahkannya. Tapi,mereka sendiri yang memohonkepada Dinas untuk dipindahkan keTK lain,” jelas M Nasir.

Terkait hal tersebut, FrontPembela Islam (FPI) KabupatenBireuen, sangat mendukungkebijakan yang dilakukan DinasPendidikan dan Kebudayaansetempat. FPI juga mengharapkan,tidak hanya gurunya saja yangdipindahkan. Tapi, muridnya jugaharus dipindahkan ke TK lain.

“Kami meminta agar dinasmemindahkan juga murid-murid darikalangan keluarga yang beragamaIslam. Ini perlu dilakukan, sebabanak-anak seusia TK sangat mudahdidangkalkan akidahnya,” tukas TgkZainuddin MZ al-Biruny, ketua FPIBireuen, yang dihubungiKoranBireuen via telpon seluler.

Sebagaimana telah diberitakanedisi lalu, keberlangsunganpelayanan pendidikan di dua TK itu,telah menuai protes dari MajelisPermusyarawatan Ulama (MPU)

Kabupaten Bireuen dan FrontPembela Islam (FPI) setempat.Sebab, kedua TK tersebut beradadi lingkungan gereja dan vihara.Sementara tenaga pengajarnyamuslim dan muridnya juga ada yangberagama Islam.

Protes yang dilayangkan MPUBireuen dalam bentuk rekomendasidilayangkan ke Dinas Pendidikandan Kebudayaan Bireuen. Dalamsurat itu MPU Bireuen menegas-kan, haram hukumnya belajar danmengajar bagi guru dan anak-anakmuslim di sekolah dimaksud itu.

Surat rekomendasi yangdikeluarkan MPU Bireuen bernomor451.5/69/2013 tersebut ditujukankepada Kadis Pendidikan danKebudayaan Bireuen. Dalam suratitu disebutkan, MPU telahmelakukan sidang dan telaahanterhadap kitab Afdhal al-Shalawat’ala Said al- Sadat dankitab Mufqaratun Nahdhiyah.

Sehingga, MPU Bireuen beranimemutuskan, haram hukumnya bagiumat muslim melakukan kegiatan ditempat tersebut. Baik sebagai gurumaupun murid. Selanjutnya, MPUBireuen mentausyiahkan KadisPendidikan dan KebudayaanBireuen, agar dapat mendirikanlembaga pendidikan yang setingkatdengan lembaga itu. Tujuannya,untuk menampung guru dan anakdidik dari kalangan muslim yangselama ini mengajar di sekolahtersebut.

Zulhelmi Abdul Gani

Ingin Tahu Berita TerkiniIngin Tahu Berita TerkiniIngin Tahu Berita TerkiniIngin Tahu Berita TerkiniIngin Tahu Berita TerkiniSeputar Bireuen?Seputar Bireuen?Seputar Bireuen?Seputar Bireuen?Seputar Bireuen?

www.koranbireuen.comKLIK

Dapatkan Koran Bireuen diToko-toko Langganan Anda

Toko Buku Amin FamilyDepan Tugu Kota Bireuen

Toko Buku PakiscoDepan Tugu Kota Bireuen

Toko Buku Bireuen Post MRDepan Tugu Kota Bireuen

Toko Buku Jasa JeumpaJalan Andalas Kota Bireuen

Surat pemindahan guru TK Methodist dan TK Karuna.

Page 18: Koran Bireuen Edisi 8

18 Bacaan untuk Umum PENDIDIKANNo.8/Thn.I/Edisi 8-21 Juli 2013

Dayah Terpadu Ma’had Alhamra, GampongBeunyot, Kecamatan Juli, KabupatenBireuen, menerima siswa baru tahun

ajaran 2013/2014. Siswa yang diterima di dayahterpadu tersebut meliputi jenjang pendidikanMIN, MTsS dan MAN sederajat. Santri tersebutnantinya akan dididik untuk memperdalam ilmuagama.

Selain mengajarkan ilmu agama yang berbasispesantren, di Dayah Terpadu Ma’had Alhamratersebut juga dipadukan dengan kurikulumumum kepada santri yang mendalami pendidikandi dayah.

Hal itu dikatakan Pimpinan Dayah TerpaduMa’had Alhamra, Drs Zulhelmi M.Pd, kepadaKoranBireuen, Jumat 5 Juli 2013 lalu.Disebutkannya, dayah yang dipimpinnya ituakan memadukan kurikulum umum denganpesantren. Sebab, banyak santri yang belajardi tempatnya. Sebelumnya, mereka belajar disekolah agama sederajat.

“Bagi orang tua siswa dari jenjang MIN, MIS,MtSN, MtSS dan MAS serta MA yang ada diKecamatan Juli dan sekitarnya, dapatmengantarkan putra-putri mereka ke DayahTerpadu Ma’had Alhamra. Mereka bisamenghubungi panitia di dayah,” harap Zulhelmi.

Disebutkan Zulhelmi, Dayah Terpadu Ma’hadAlhamra berada di eks Pasantren Darul Aitamidi kilometer 10 Juli. Pesantren tersebut sudahhampir lima tahun tidak difungsikan.

“Saat ini kita sedang memperbaiki danmendata kembali aset-aset gedung tersebutuntuk bisa dipergunakan kembali menampungsantri dari berbagai daerah, khsususnya disekitar Juli,” sebut Zulhelmi, yang juga kepalaMTsS Juli itu.

Ditambahkannya, semua lokal yangsebelumnya tidak terawat di lokasi Dayah DarulAitami tersebut, kini telah ditata kembali.Begitu juga halnya dengan bangku dan mejayang sudah tak layak pakai, digantikan kembalidengan mobiler baru.

Dulu Darul Aitami, Kini Ma’had AlhamraSetelah sekian lama terlantar,lembaga pendidikan agama itudiaktifkan kembali. Kalau dulu

bernama Darul Aitami, kini bergantimenjadi Ma’had Alhamra. Tahun

ajaran ini dayah terpadu tersebutmenerima murid.

“Melihat kondisi eks Dayah Darul Aitami yangdibiarkan terlantar sejak lima tahun lampaudengan kondisi bangunan megah yang tidakterurus. Makanya, kami mengambil inisiatifuntuk mengaktifkan kembali dayah tersebut.Setelah melakukan koordinasi dengan semuapihak penyelenggara pendidikan di Bireuen,”sebut Zulhelmi.

Warga di sekitar lokasi menyambut baikdifungsikannya kembali dayah tersebut. Hal iniseperti diutarakan M.Yusuf, warga GampongBeunyot, Kecamatan Juli, kepada KoranBireuen,Selasa, 2 Juli lalu. Dia memberikan dukunganpenuh atas pengaktifkan kembali dayah terpadutersebut. Dengan dibukanya kembali dayahtersebut, maka akan dapat menampung siswayang berminat belajar di sana. “Keberadaandayah tersebut sama sekali tak mendapatperhatian dari mantan Bupati Bireuen, DrsNurdin Abdul Rahman. Terkesan, dia tak maumemikirkan tentang keberadaan Dayah Darul

Aitami tersebut,” ungkap M Yusuf.Hal senada diungkapkan Nurdin, yang juga

warga Gampong Beunyot. Disebutkannya, meskidayah tersebut berganti nama dari Darul Aitamimenjadi Dayah Ma’had Alhamra, namuntujuannya untuk mendidik santri baik dalambidang agama maupun pendidikan umum.

“Dayah ini diaktifkan kembali untukmenampung para santri tingkat SD, MIN, MIS,MTsN, MTsS dan MA sederajat. Makanya, kamiakan terus memberikan dukungan agar anak-anak yang ada di Beunyot dan Kecamatan Julipada umumnya, dapat belajar ilmu agama diDayah Terpadu Ma’had Alhamra,” harapnya.

Sekedar diketahui, eks Dayah Darul Aitamiseluas tiga hektar tersebut, memang sudah lamamati suri. Gedung megah tersebut dibangundengan menghabiskan dana ratusan juta.Semasa Bupati Bireuen dijabat Drs Mustafa AGlanggang, dayah tersebut banyak santrinya.

Namun, sayangnya, dayah tersebut hanyaberfungsi selama beberapa tahun saja. Setelahjabatan Mustafa A Glanggang berakhir, DayahDarul Aitami bersama gedung megahnyatersebut tidak difungsikan lagi. Akibatnya, paradewan guru dan santri kembali ke kampung asalmereka masing-masing.

Kemudian, gedung komplek Dayah Darul Aitamitersebut tampak tak terurus, dinding yangpermanen sudah mulai keropos. Tak hanya itu,sejumlah mobiler di dalam lokal tampakberantakan dan rusak akibat tak ada perawatan.Begitu juga halnya dengan halaman yang luas,bahkan ditutupi rumput dan semak.

Kini, dayah tersebut kembali difungsikan untukmenampung para santri dari berbagai daerah diBireuen, khususnya di Kecamatan Juli. Karenaitu, diharapkan dengan kembali diaktifkannyapendidikan di dayah tersebut, akan melahirkansantri yang mengerti tentang agama dan jugatak ketinggalan mengetahui pendidikan umum.

Dengan begitu diharapkan, nantinya bisamembawa banyak manfaat bagi masyarakat,setelah mereka menuntut ilmu di Dayah Ma’hadAlhamra. Semoga saja.

Muhammad Ubit Sagoe

Gedung Dayah Darul Aitami kini difungsikan kembali sebagai Dayah Terpadu Ma’had Alhamra.

Page 19: Koran Bireuen Edisi 8

19Bacaan untuk Umum

12345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012

Bacaan untuk UmumKEMANUSIAANNo.8/Thn.I/Edisi 8-21 Juli 2013

Tertanda

H RUSLAN M DAUDBUPATI

Ir H MUKHTAR ABDA, M.SiWAKIL BUPATI

Ir H ZULKIFLI, SpSEKRETARIS DAERAH

Hadir dalam acara tersebutSekda Bireuen, Ir Zulkifli SP,Kepala Badan Dayah, DR

Saifullah, S.Ag, M.Pd, perwakilanMPU dan ratusan para mustahikpenerima ZIS.

Kepala Baitul Mal Bireuen, TgkFauzi Murtadha dalam laporannyamenyebutkan, penyaluran ZIS hariini merupakan bagian darikeseriusan Pemerintah KabupatenBireuen dalam menggalang potensizakat melalui Baitul Mal untukmembantu para mustahik dalammengatasi kesulitan ekonomi.

“Dana yang disalurkan tersebutadalah hasil pemotongan gaji PNSdi atas Rp 3,8 juta dikenakanpemotongan zakat sebesar 2,5persen. Gaji PNS di bawah Rp3,8juta dikenakan pemotongan infaqsebesar satu persen,” sebut FauziMurtadha.

Fauzi Murtadha menyebutkanpenerimaan zakat kali ini berjumlah

Disalurkan, ZIS Tahap IBadan Amil, Zakat, Infaq dan Shadaqah (BAZIS) dengantotal Rp 1.253.155.406 disalurkan kepada para mustahiksebanyak 9114 orang bertempat di Aula Lama SetdakabBireuen, Rabu, (3/7). Penyaluran zakat, infaq dan sadaqah(ZIS) tahap I ini terhitung dari Januari hingga April 2013.

Rp 407.502.004 sementara infaqberjumlah Rp845.653.402. Adapunzakat yang disalurkan berupabantuan fakir di Kecamatan yangdisalurkan oleh Camat untuk 256fakir senilai Rp131.280.000. Bantuanbeasiswa fakir miskin SMP disalurkanoleh Kepala SMP untuk 1941 siswadengan jumlah bantuan Rp99.435.000.

Selanjutnya bantuan hak fakirmiskin permohonan langsungkepada Baitul Mal untuk 22 orangsebesar Rp 8.600.000. Bantuan hakmuallaf untuk 79 orang sebesar Rp31.600.000. Bantuan Fakir miskinluar negeri untuk lima orang sebesarRp 10.000.000. Bantuan biayamusibah/berobat fakir miskin untuk13 orang sebesar Rp 13.500.000.

Sementara untuk penyaluraninfaq berupa pengadaan rumahbantuan untuk fakir miskinsebanyak 4 unit dengan type 36sebesar Rp 260.000.000. Bantuan

Beasiswa fakir miskin SD kepada4117 orang dengan besaran bantuanRp224.217.000.

Selanjutnya bantuan hak fakirmiskin permohonan langsung padaBaitul Mal untuk 230 orang sebesarRp59.300.000. Bantuan beasiswafakir miskin tahfizd untuk 14 orangsebesar Rp 14.000.000. KemudianBantuan kegiatan meunasah/gampong untuk 15 meunasah/gampong sebesar Rp10.000.000.Bantuan untuk kegiatan delapanmesjid sebesar Rp13.000.000.

Selanjutnya bantuan biaya balaipengajian untuk tujuh balai

pengajian sebesar Rp 4.500.000.Bantuan biaya kegiatan tigaorganisasi masyarakat(ormas) danLSM sebesar Rp 4.500.000. Alokasiuntuk pembekalan UnitPengumpulan Zakat (UPZ) sebesarRp50.000.000.

Selain itu, juga untuk pengadaansatu unit sepeda motor dan Laptopuntuk operasional petugas amilsebesar Rp21.500.000. SimpananDana Abadi Rp20.000.000. Biayaoperasional Baitul Mal selama 4bulan Rp20.500.000. “Biayapelaksanaan kegiatan hari inibersumber dari dana ZIS serta APBKBireuen Tahun 2013,” sebut FauziMurtadha.

Sementara itu Bupati Bireuen,Ruslan M Daud, melalui Sekda, Ir HZulkifli Sp, mengucapkan terimakasih kepada para muzakki yangtelah menyetorkan zakatnyakepada Baitul Mal Bireuen untukdisalurkan kepada para mustahik.“Zakat dan infaq tersebut,dipungut dari PNS sebesar 2,5persen dari penghasilan mereka.Sementara guru menyetorkan infaqsebesar satu persen dari gajinya,”sebut Zulkifli.

Al-Adawiyah

IR ZULKIFLI SP

Page 20: Koran Bireuen Edisi 8

20 Bacaan untuk Umum RAGAM BIREUENNo.8/Thn.I/Edisi 8-21 Juli 2013

Dalam menanggulangi efekdari musibah tersebut,tidak hanya menjadi

kewajiban pemerintah. Namun,penanggulangan korban selamatdari musibah itu juga membu-tuhkan peran serta lembaga non-pemerintah dan masyarakat umum.

Kesempatan beramal itu tidakdisia-siakan pengusaha WarkopSinggah Mata Matangglumpangdua,Muhayar. Bekerjasasama denganPolres Bireuen dan KoranBireuen,Kamis (4/7/2013) lalu, Muhayarmenyalurkan langsung satu trukmakanan siap saji dan air mineralkepada para korban gempa yangtersebar di Kabupaten BenerMeriah dan Aceh Tengah.

Didampingi Kabag Ops PolresBireuen Kompol Siswara dan duaawak KoranBireuen, pengusahaWarkop Singgah Mata itumendatangi sejumlah titik lokasipengungsian. Di tiap titik yangdisinggahi, tim menurunkan paketmakanan siap saji dan air mineralsesuai kebutuhan para pengungsiyang berada di lokasi tersebut.

“Ini sebagai bentuk kepeduliankami bagi saudara kita yangtertimpa musibah di Bener Meriahdan Aceh Tengah,” sebut Muhayar.

Saat penyaluran bantuantersebut atau dua hari pasca-gempa, kebanyakan parapengungsi belum tertanganidengan baik. Bahkan, masih sangat

“Singgah Mata” Bantu Korban GempaGempa bumi berkekutan 6,2 SR, Selasa (2/7/2013) lalu,menyisakan duka mendalam yang dirasakan masyarakatKabupaten Bener Meriah dan Aceh Tengah. Selainmeluluhlantakkan perumahan dan sarana umum, gempabumi tektonik tersebut juga merenggut puluhan korbanjiwa.

minim logistik yang didatangkan kedataran tinggi gayo. Sehingga, parapengungsi yang mendirikan tendadarurat di sepanjang lintasanSimpang Balek-Ketol banyak yangbelum tersentuh bantuan.

“Alhamdulillah, dengan bantuanyang kita salurkan ini paling tidaktelah mengurangi penderitaanmereka,” kata Muhayar. Diamengaku terharu atas keluhan parapengungsi yang mengaku belummendapatkan bantuan apa-apasebelum kedatangan tim SinggahMata tersebut.

Pada sejumlah titik lokasi yangdisinggahi, para korban gempa bumidi Kabupaten Bener Meriah danAceh Tengah juga tidak memilikitenda yang layak untuk berteduh.Mereka hanya berteduh di bawahtenda plastik darurat dan rawanditerbangkan angin. Namun,sebagian lokasi pengungsian sudahmemiliki tenda layak yang didirikanjajaran TNI, Polri, dan tendabantuan Menteri Sosial RI.

Sejumlah lokasi pengungsian yangbelum tersentuh bantuan tenda, diantaranya di Simpang Balek,Kabupaten Bener Meriah. Di lokasiini, terdapat 695 jiwa pengungsiasal Dusun Aramiko, Dusun PayaBeunyo dan Dusun Ayu. “Selainmakanan dan obat-obatan, kamisangat membutuhkan tenda,” ucapIsmayadi, kepala keluarga yang ikutmengungsi di sana, usai menerima

bantuan makanan dari tim SinggahMata.

Dia menuturkan, para pengungsitersebut merupakan korban yangmengalami kerusakan rumah.Sebagian rumah mereka hancur dansebagian mengalami keretakan. “Ya,kami tidak berani lagi menginaprumah,” ucapnya.

Keluhan yang sama disampaikanJunadir, korban gempa di GampongSuka Ramai Atas, Kecamatan WeiPesam, Bener Meriah. “Kalaubantuan makanan sudah lumayan,cuma tenda yang belum ada,”ucapnya.

Salem, pengungsi di GampongSelon, Kecamatan Ketol, AcehTengah juga mengaku pihaknya

sangat mengharapkan bantuantenda, selain bantuan makananselama masa panik. Begitu juga dibeberapa titik pengungsian lainnyayang disinggahi KoranBireuen saatmenyalurkan bantuan kemanusiaanbersama pengusaha Warkop SinggahMata dan Polres Bireuen,kebanyakan pengungsi menge-luhkan hal yang sama.

Sepanjang jalan yang di lintasi,sebagian korban gempa bumimembuat tenda-tenda di lokasidekat rumah mereka yang hancur.Namun, konsenterasi pengungsiterbesar berada di posko yangdibangun TNI dan Polri diKecamatan Ketol, Aceh Tengah.

Ariadi B Jangka

Pengusaha Warkop Singgah Mata, Muhayar (tengah) menyerahkan bantuansembako kepada kepala keluarga yang mengungsi di tenda darurat.

Pengurus Parpol DibekaliPendidikan Politik

Kesatuan Bangsa, Politik danPerlindungan Masyarakat(Kesbagpol dan Linmas) Aceh danKesbagpol Bireuen membekalipendidikan politik bagi penguruspartai politik di KabupatenBireuen. Kegiatan yang diikuti 50peserta itu berlangsung di AulaMeuligo Hotel, Kamis (4/7).

Acara bertemakan “FasilitasiPendidikan Politik Bagi PengurusPartai Politik Sebagai SaranaMewujudkan Komunikasi yangSelaras Dalam RangkaPengembangan KehidupanBerpolitik yang Demokratis” itumenghadirkan sejumlah pemateriyang mumpuni di bidangtersebut. Di antaranya, M Jafar SHMhum, mantan Ketua KIP Acehyang juga dosen Fakultas HukumUnsiyiah. Materi yangdisampaikannya berjudul“Penyelesaian Konflik InternalPartai Menurut Perspektif

Perundang-Undangan”.Selanjutnya Chairul Fahmi MA,

dosen IAIN Ar-Raniry yangmenyampaikan materi tentangetika dan budaya dalam berpolitik.Kemudian Makmur SH MHumdengan materi tentangpemberhentian antar waktu danpenggantian antar waktu anggotaDPRK.

Selain itu, juga hadir pemateridari unsur KIP Bireuen yaituMukhtaruddin SH MH yangmemaparkan materi kesiapan danprofesionalitas penyelenggaraanPemilu dalam rangka memahamidan menghormati hak-hak sipil danpolitik warga negara.

Sementara Kepala kantorKesbangpol Bireuen Drs SulaimanMM menyampaikan materitentang peran Kesbangpol danLinmas dalam pembinaanorganisasi politik.

Zulhelmi Abdul Gani

Page 21: Koran Bireuen Edisi 8

21Bacaan untuk Umum

12345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012

Bacaan untuk UmumTRADISINo.8/Thn.I/Edisi 8-21 Juli 2013

Di Indonesia yangmasyarakatnya mayoritasmuslim, berbagai acara

atau tradisi menyambut Ramadhanbanyak digelar di berbagai tempat.Berikut ini tradisi menyambutRamadhan dari berbagai daerah diIndonesia.Dugderan

Tradisi “Dugderan” ini berasal darikota Semarang, Jawa Tengah. Nama“Dugderan” sendiri berasal dari kata“Dug” dan “Der”. Kata Dug diambildari suara dari bedug masjid yangditabuh berkali-kali sebagai tandadatangnya awal bulan Ramadhan.Sedangkan kata “Der” sendiriberasal dari suara dentuman meriamyang disulutkan bersamaan dengantabuhan bedug.

Tradisi yang sudah berumurratusan tahun ini terus bertahanditengah perkembangan jaman.biasanya digelar kira-kira 1-2 minggusebelum puasa dimulai. Karenasudah berlangsung lama, tradisiDugderan ini pun sudah menjadisemacam pesta rakyat. Meski sudahjadi semacam pesta rakyat berupatari japin, arak-arakan (karnaval)hingga tabuh bedug oleh WalikotaSemarang, tetapi proses ritual(pengumuman awal puasa) tetapmenjadi puncak dugderan.

Untuk tetap mempertahankansuasana seperti pada jamannya,dentuman meriam kini biasanyadiganti dengan suara-suara petasanatau bleduran. Bleduran terbuatdari bongkahan batang pohon yangdilubangi bagian tengahnya, untukmenghasilkan suara seperti meriambiasanya diberi karbit yangkemudian disulut api.Padusan

Lain daerah pasti lain pulatradisinya. Masyarakat di Klaten,Boyolali, Salatiga dan Yogyakartabiasa melakukan upacara berendamatau mandi di sumur-sumur atausumber mata air ditempat-tempatkramat. Tradisi ini disebut “Padusa”yang bermakna agar jiwa dan ragaseseorang yang akan melakukanibadah puasa bersih secara lahir danbatin. Selain itu juga bermaknasebagai pembersihan diri atas

Tradisi Unik Sambut Puasasegala kesalahan dan perbuatandosa yang telah dilakukansebelumnya.Meugang

Berbeda dengan daerah lainnyadi Indonesia. Di Aceh, wargamenyambut datangnya bulan suciRamadhan dengan menyembelihkambing, sapi atau kerbau. Tradisiini disebut “Meugang”. Kononkabarnya tradisi “Meugang” sudahada sejak tahun 1400 Masehi, atausejak jaman raja-raja Aceh. Tradisimakan daging kerbau, sapi ataukambing ini biasa dilakukan olehseluruh warga Aceh. Bahkan jika adawarga yang tidak mampu membelidaging untuk dimakan, semuawarga akan bergotong-royongmembantu, agar semua warganyadapat menikmati daging sapi,kambing atau kerbau sebelumdatangnya bulan Ramadhan. Tradisi“Meugang” biasanya juga dilakukansaat hari raya Idul Fitri dan IdulAdha.Jalur Pacu

Kabupaten Kuantan Singingi,Riau, masyarakatnya memiliki tradisiyang mirip dengan lomba dayung.Tradisi “Jalur Pacu” ini digelar disungai-sungai di Riau denganmenggunakan perahu tradisional,seluruh masyarakat akan tumpahruah jadi satu menyambut acaratersebut. Tradisi yang hanya digelarsetahun sekali ini akan ditutupdengan “Balimau Kasai” ataubersuci menjelang matahariterbenam hingga malam.Balimau

Tradisi Balimau hampir samadengan tradisi padusa, yaknimembersihkan diri dengan caraberendam atau mandi bersama-sama di sungai atau tempatpemandian.

Tradisi Balimau dilakukan olehmasyarakat Padang, SumateraBarat. Biasanya tradisi ini dilakukandari mulai matahari terbit hinggaterbenam beberapa hari sebelumbulan Ramadhan. Mirip dengan“Padusa”, makna dari tradisiBalimau ini berarti melakukanpembersihan diri secara lahir danbatin, agar seseorang siap

menjalankan ibadah puasa.Nyorog

Di Betawi, tradisi “Nyorog” ataumembagi-bagikan bingkisanmakanan kepada anggota keluargayang lebih tua, seperti Bapak/Ibu,Mertua, Paman, Kakek/Nenek,menjadi sebuah kebiasan yang sejaklama dilakukan sebelum datangnyabulan Ramadhan. Meski istilah“Nyorog”nya sudah mulai meng-hilang, namun kebiasan mengirimbingkisan sampai sekarang masihada di dalam masyarakat Betawi.

Bingkisan tersebut biasanya berisibahan makanan mentah, ada jugayang berisi daging kerbau, ikanbandeng, kopi, susu, gula, sirup danlainnya.

Tradisi “Nyorog” di masyarakatBetawi memiliki makna sebagaitanda saling mengingatkan, bahwabulan suci Ramadhan akan segeradatang, selain itu tradisi “Nyorog”juga sebagai pengikat talisilahturahmi sesama sanak keluarga.Munggahan

Munggahan adalah satu kegiatanberkumpul bagi anggota keluarga,sahabat dan bahkan juga teman-teman kita saling bermaaf-maafansambil menikmati sajian makanankhas untuk kemudian memper-siapkan diri masing-masing dalammenghadapi bulan Ramadhan yangakan datang. Tradisi ini adalahkebiasaan yang dilakukan oleh or-ang sunda dalam menyambutdatangnya bulan Ramadhan.

Biasanya tradisi ini dilakukan olehhampir semua golongan masyarakatwalaupun dengan cara yangberbeda-beda. Tetapi intinya tetapsatu, berkumpul bersama sambilmenikmati sajian makanan yangdisuguhkan.Dandangan

Setiap menjelang Bulan Puasa,kota Kudus memiliki tradisi yangoleh warga setempat dinamai“Dandangan”. Lokasi Dandanganberpusat di jalan Menara Kudusmembentang ke jalan-jalan disekitarnya ke timur hingga perem-

patan Pekojan dan ke barat hinggaPasar Jember (jalan Kudus-Jepara).

Tradisi Dandangan ini awalnyapada zaman dahulu masyarakat Ku-dus berkumpul di depan MenaraMasjid “Al Aqsha” yang kini populerdengan sebutan Masjid “Menara”Kudus, menunggu pengumumanawal puasa Ramadhan dari SyeikhDja’far Sodiq (dikenal dengansebutan Sunan Kudus). KarenaSyeikh Dja’far Sodiq adalahpemimpin agama Islam di Kudus danahli falak. Setelah keputusan awalpuasa itu disampaikan oleh KanjengSunan Kudus, maka dipukullahbeduk di Masjid Menara Kudus,“dang-dang-dang”, begitubunyinya. Dari suara beduk itulah,istilah Dandangan lahir.Perlon Unggahan

Masyarakat Banyumas, JawaTengah, juga punya cara unik dalammenyambut Ramadhan, namanyatradisi Perlon Unggahan. Seremonimenyambut bulan puasa ini adalahsebuah acara makan besar yangdilakukan warga setempat.Bermacam makanan disediakan, danyang tak boleh ditinggalkan adalahnasi bungkus, serundeng sapi, dansayur becek. Anehnya, dalam tradisiPerlon Unggahan ini serundeng sapidan sayur becek yang disajikanharus disiapkan oleh kaum lelakiyang berjumlah 12 orang.

Masih tradisi masyarakatBanyumas. Tradisi lainnya yangcukup unik juga adalah tradisi yangbernama Pisowanan.

Pisowanan bisa diartikan denganungkapan ‘menghadap sesepuh”.Ritual dari tradisi Pisowanan iniadalah berziarah ke makam tokohbesar/agama di Banyumas. Selainberziarah ke makam, sejumlahpanganan juga disediakan yangkemudian dibagi-bagikan kepadapeserta ziarah. Tradisi Pisowanan inikonon sudah berlangsung sejakratusan tahun lalu, dan tujuannyaadalah untuk mempererat talisilaturahmi warga Banyumas di saatmenjelang Ramadhan. dbsDandangan, tradisi sambut puasa di Kudus.

Meugang, tradisi sambut puasa di Aceh.

Page 22: Koran Bireuen Edisi 8

22 Bacaan untuk Umum RAGAM BIREUENNo.8/Thn.I/Edisi 8-21 Juli 2013

Herni membolak-balikhalaman demi halamansejumlah buku yang

tergeletak di atas meja dihadapannya. Ditemani kepona-kannya yang baru berusia empattahun, gadis asal Kecamatan Juliitu, memang sering menghabiskanwaktu di Perpustakaan dan ArsipKabupaten Bireuen.

Bocah perempuan keponakannyaitu, juga terlihat begitu senangmemperhatikan buku gambarberwarna yang lumayan tebal. Diabahkan ngotot meminta bibinyatersebut, agar meminjam bukutersebut. Meski, sebenarnya diabelum mahir membaca. Tapi, karenagambar di dalam lembaran halamanbuku tersebut menarik, diabersikeras agar salah satu buku yangakan dipinjam hari itu adalah bukucerita anak-anak tersebut.

Herni biasanya datang berkunjungke perpustakaan tersebut, pagi harimenjelang siang. Di situ diamenghabiskan waktu membacabeberapa buku yang disukainya. Taklupa meminjamkan dua buah bukuuntuk dibawa pulang dan dibaca dirumah. “Sesuai aturan, kita hanyaboleh meminjam dua buku danlamanya seminggu. Tapi, bisadiperpanjang lagi jika masihdibutuhkan,” ungkap Herni kepadaKoranBireuen, Rabu, pekan lalu.

Saat itu, Herni datang untukmencari buku yang berhubungandengan tugas kuliahnya. Diamembutuhkan buku referensi untukmenyelesaikan skripsi yang sedangdisusunnya. Maklum saja, gadis se-mester akhir Fakultas Keguruan danIlmu Pendidikan (FKIP) JurusanPGSD S1 Universitas AlmuslimPeusangan itu, memerlukanberbagai buku untuk menunjangpenulisan tugas akhirnya tersebut.

Menurut Herni, buku yangtersedia di sana sudah lumayanlengkap. Terdiri dari berbagai genrebuku. Mulai dari non fiksi, filsafat,agama dan ada juga novel-novelserta buku anak-anak. “Hanya sajayang belum tersedia adalah bukuejaan cara menulis yang benar.Padahal, itu sangat dibutuhkanuntuk referensi penulisan yangbenar,” sebutnya.

Sementara perihal kenyamanan,ruangan untuk bacaan tersebut,menurut Herni, sudah lumayannyaman, bersih dan menyenangkanuntuk menghabiskan waktumembaca buku di situ. Begitu puladengan tatanan rak-rak buku yangtersusun rapi.

Perpustakaan dan Arsip Kabupa-ten Bireuen tersebut berlantai duadan baru selesai dibangun beberapabulan lalu tersebut. Letaknya diJalan Kolonel M. Syah Asyiek No 12,Kota Juang, Bireuen.

Tumbuhkan Minat Baca Melalui PustakaMinat baca masyarakat Kabupaten Bireuen mulai tumbuh.Apalagi dengan adanya gedung baru Perpustakaan danArsip Kabupaten Bireuen yang cukup nyaman dan luas.Beragam buku yang lumayan lengkap tersedia di situ.

Gedung bercat kuning dan berleshitam itu, memang terlihat megahdan nyaman. Berdiri tak jauh darikantor KUA Kota Juang, Bireuen.Meski belum lama ditempati,perpustakaan tersebut mulai ramaidikunjungi warga. Hanya halamandepan untuk areal parkir yang agaksempit.

Di rak buku lantai atas kantorPerpustakaan dan Arsip tersebuttersusun rapi ribuan buku. Tak lupasetiap rak dilabeli tulisan kategoribuku. Ada lebih dari lima rak berisiribuan buku tersusun di sana. Diruangan tersebut juga terpampangpuluhan foto, baik foto tempo dulumaupun foto baru.

Kepala Kantor Perpustakaan danArsip Kabupaten Bireuen, ZawajirSE, yang dikonfirmasiKoranBireuen, Rabu pekan lalumenjelaskan, buku-buku yangtersedia di perpustakaan tersebutmencapai 35.950 buah. Terdiri dariberbagai jenis buku, termasuk bukuagama dan kitab-kitab.

Dia mengaku, memang adasejumlah buku yang masih belumtersedia di perpustakaan tersebut.Termasuk buku ejaan bahasa sepertiyang dibutuhkan Herni. Untuk itu,dia akan berusaha menjalinkerjasama dengan UniversitasAlmuslim dan Sekolah tinggi lainnyauntuk kelengkapan buku di sana.“Beberapa waktu lalu ada pihakswasta dan pribadi berencanamenyumbang sejumlah buku.Namun, sampai saat ini bukutersebut belum juga diserahkan,”ungkap Zawajir.

Pihaknya sedang menggiatkanminat baca masyarakat danperpustakaan gampong diKabupaten Bireuen. Untukmenimbulkan minat baca tersebut,pihaknya, sebut Zawajir, akanmenggelar lomba minat baca tingkatSD yang meliputi lomba berceritadan lomba baca puisi. “Sekarang iniyang diikuti lomba bercerita tingkatprovinsi yang diadakan di BandaAceh pada 1 Juli 2013. Lomba itudiikuti satu orang siswa dan diwakilisiswa SD bertingkat,” ungkapZawajir.

Selain itu juga akan melakukanprogram baca Al Fatihah untuk anak-anak tingkat TK. Tak hanya itu,juga digalakkan perpustakaangampong, yang sampai saat ini sudahmencapai 12 gedung pustakagampong. Diantaranya, terdapat diGampong Cot Batee, KecamatanKuala, Meunasah Tgk Di Gadong,Kecamatan Kota Juang. Jugaterdapat pustaka gampong di TanohMirah, Kecamatan Peusangan,Lipah Rayeuk, Kecamatan Jeumpa,Cot Tarom Baroh, KecamatanJeumpa, Di Kutablang, Leubu,Geurugok dan Gampong Meuliek,

Samalanga.Gedung perpustakaan gampong

biasanya terletak berdekatandengan kompleks tempatpengajian. Karena itu, sebutnya,dilakukan program pengajian yangdiiringi dengan membaca bukuseusai pengajian.

Tak hanya itu, untuk lebihmeningkatkan SDM pengelolapustaka gampong, kata Zawajir,pihaknya sudah mengirim delapanorang untuk memperdalam ilmutentang pengelolaan pustakagampong ke Banda Aceh beberapawaktu lalu.

Disebutkannya, Selama ini,masyarakat yang meminjam buku diperpustakaan tersebut tidakpernah terlambat mengembalikanbuku pinjamannya. Karena itu, takpernah dikenai denda. Sebab,dikembalikan tepat waktu, bahkanjuga diperpanjang lagi bila memangmasih dibutuhkan atau karenabelum habis dibaca.

Disamping itu, juga ada mobilpintar berupa mobil pustaka kelilingyang mengunjungi sekolah-sekolahdan lingkungan masyarakat. Merekamenyambutnya dengan antusiaskeberadaan pustaka gampong danpustaka keliling tersebut, terutamaanak-anak dan ibu rumah tangga.

Zawajir menyebutkan,masyarakat mulai ramai mendatangikantor yang dipimpinnya tersebutsekedar untuk menghabiskan waktumembaca atau juga untuk mencaribuku yang mereka perlukan. Merekayang datang tersebut mulai darimasyarakat biasa, ibu rumah tanggadan siswa SD, SMP, SMA sertamahasiwa. Sehari, pengunjungmencapai 100-150 orang. “Bahkan,Wakil Bupati juga pernah datangbeberapa kali untuk sekedarmenghabiskan waktu membaca diperpustakaan ini,” ujar Zawajir lagi.

Menurut Zawajir, sejauh inipihaknya telah menerima bantuandalam bentuk buku dari provinsi.Buku-buku tersebut, selaindiserahkan ke Perpustakaan danArsip Bireuen, juga diberikan keperpustakaan gampong.

Pemerintahan Kabupaten Bireuensendiri sangat mendukung minatbaca masyarakat. Salah satu wujuddukungan Pemkab Bireuen adalahdengan dibangunnya gedungPerpustakaan dan Arsip KabupatenBireuen berlantai dua dan megahtersebut. Ini sesuai dengan QanunNomor 9 tahun 2012.

Karena itu, kata Zawajir, pihaknyaakan terus melakukan segala upayauntuk lebih meningkatkan animomasyarakat mengunjungi pustaka.Sebab, jika minat baca masyarakatdi kabupaten penghasil keripikpisang ini bertambah, akan banyakmanfaat yang biasa dicapai. Denganrajin membaca, sebut Zawajir,nantinya dapat lahir ide-ide kreatifuntuk mengembangkan usaha daribelajar melalui buku yang merekabaca.

“Saya berharap, nantinya wargaakan bertambah ramai dan semakinberminat mengunjungi perpusta-kaan serta membaca buku-bukuyang kami sediakan, sehinggawawasan mereka semakin ber-tambah,” harap Zawajir.

Dengan sudah dibangunnyagedung Perpustakaan dan Arsip,adanya mobil pinter, Pustaka kelilingserta perpustakaan gampong,tentunya ini sangat positif bagiupaya menumbuhkan minat bacamasyarakat. Dengan demikiandiharapkan, masyarakat Bireuensemakin bertambah wawasannyadan kreatif setelah membaca buku-buku di perpustakaan tersebut.

Al-Adawiyah

Kepala Perpustkaan dan Arsip Kabupaten Bireuen, Zawajir SE sedangmelihat-lihat koleksi buku di perpustakaan yang dikepalainya.

Page 23: Koran Bireuen Edisi 8

23Bacaan untuk Umum

12345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012

Bacaan untuk UmumRAGAM BIREUENNo.8/Thn.I/Edisi 8-21 Juli 2013

Sambut HANI, Pentas Seni Digelar

Meski diguyur hujan lebat, pemetasan pegelaran senibudaya Pencegahan Pemberantasan Penyalahgunaan danPeredaran Gelap Narkoba (P4GN) dalam rangka peringatanHari Anti Narkoba Internasioan (HANI), sukses dilaksanakandi halaman Pendopo Bupati Bireuen, Sabtu (29/6/2013).

Acara peringatan HariAnti NarkobaInternasioanal (HANI)

itu dibuka Bupati Bireuen, HRuslan M Daud yang diwakiliAsisten I, Drs Murdani dandihadiri sejumlah pejabatdalam jajaran PemkabBireuen. Ratusan warga dariberbagai kecamatan dalamKabupaten Bireuen, jugamemadati halaman pendopo

Dalam kegiatan itu, panitiamenampilkan beberapa grupSeudati, dua grup tariRabbani Wahid dariSamalanga serta grup tarianRanup Lampuan, dari SanggarBungong Bankeumang. Acaratersebut juga diselingidengan penampilan duapenyanyi cilik Aceh dariMatangglumpangdua, DekZuhra dan Cut Rianda. Kakakberadik itu membawakansejumlah lagu baru mereka.

Drs Murdani yangmembacakan teks pidatoBupati Bireuen mengatakan,sesuai dengan temaHANI tahun ini, sebagai aksiglobal untuk mewujudkanmasyarakat sehat tanpanarkoba. Ini merupakankeprihatinan dunia terhadap

para korban penyalahgunaannarkoba yang semakin tidakterbendung. “Makanya, perlukita tingkatkan solidaritasbersama masyarakat duniauntuk terus-menerusmengupayakan pemulihanpara korban penyalahgunaannarkoba,” ujar Murdani.

Pemkab Bireuen sendiri,katanya, juga berusaha danbertekad untukmenyelamatkan anak cucukita dari ancaman kejahatannarkoba dan sejenisnya.

Sebab, narkoba telahmengancam kehidupanseluruh bangsa di dunia.Sekarang ini, empat dari 100orang penduduk menjadikorban atau terlibat dalammasalah kejahatan narkoba.

“Kita harus mampu mengu-rangi dan dapat menghen-tikan kejahatan narkoba itubersama-sama. Terutamadimulai dari keluarga kitasendiri, sehingga masa depangenerasi bangsa ini akantetap sehat dan dapat meraihmasa depan yang lebih baik,”katanya.

Dalam kata sambutannyayang dibacakan Murdanitersebut, Bupati Bireuen

mengajak untuk bersama-sama memberantas narkoba.Dengan tekad bulat,bersama-sama menyatakanperang terhadap narkoba,khususnya di KabupatenBireuen.

Di bagian lain, BupatiRuslan mengatakan, yangsangat mendasar dan harussegera dilakukan, khususnyadalam rangka menghindarigenerasi muda dari ancamannarkoba adalah melaluipendidikan.

Melalui sistim pendidikan,katanya, kita bisa tanamkansejak dini tentang kesadaranakan bahaya narkoba, teruta-maanak didik. Selain itu, sosialisasikepada masyarakat melaluiberbagai media, juga harusterus dilakukan. Sehingga,masyarakat akan lebih tahutentang bahaya narkoba.

“Kita harus menyadari danmengakui, tidak ada kenikmatanbagi pengguna narkoba. Yangada hanyalah kesengsaraan sertaakan menemukan penderitaanbagi pengguna dan jugakeluarga,” katanya.

Acara pementasan penge-laran seni budaya ini dapatterus dilakukan. Sebab,dengan kegiatan seperti ini,juga salah satu pengem-bangan kreatifitas bagigenerasi muda ke arah yangpositif. Berguna bagi agama,nusa dan bangsa.

Sementara itu,Kepala Badan NarkotikaNasional Kabupaten (BNNK) Bireuen,Drs Agussalim, dalamlaporannya mengatakan,peringatan HANI 2013 secaranasional telah dilaksanakanpada 24 Juni lalu di IstanaNegara Jakarta.

Dikatakan Agussalim,ini merupakan aksi globaluntuk mewujudkanmasyarakat sehat tanpanarkoba. Juga sebagai wujudkeprihatinan dunia terhadappara korban penyalahgunaannarkoba yang terusberjatuhan.

Menurut Agussalim,permasalahan narkobaberdampak negatif padakehidupan sosial, ekonomidan ketahanan nasionalbangsa. Lalu di bidang sosial,narkoba berdampak padatimbulnya ancamankejahatan, pelanggaranhukum dan turut memper-cepat berkembangnya HIV/AIDS dan hepatitis.

“Sedangkan di bidangekonomi, narkoba dapatmenimbulkan kerugian besar.Secara global penyalahgunaandan peredaran narkoba akanmempengaruhi sendi- sendikehidupan masyarakat,bangsa dan negara Indone-sia,” ujarnya.

Karena itu, kata dia, perluwujud nyata dan kemitmenbersama seluruh komponenmasyarakat, bangsa dannegara sesuai dengan Inpresnomor 12 tahun 2011 untukbersama-sama mewujudkan“Indonesia Negara BebasNarkoba”.

Atas nama segenap jajaranBNNK Bireuen, Agussalimmengucapkan terima kasihdan penghargaan yangsetinggi-tingginya atasbantuan, dukungan,kerjasama dan pertisipasisemua pihak yang telahbersama-sama melaksanakanprogram P4GN di Bireuen.

Peringatan HANI 2013 diBireuen yang dilaksanakanpihaknya, kata Agussalim,kiranya bisa menjadi bagiandari kegiatan kampanye antipenyalahgunaan narkobaserta meningkatkan dayatangkal masyarakat untukmenolak segala bentukpenyalahgunaan narkoba.

Joniful Bahri

Penampilan Rabbani Wahid yang turut ambil bagian pada Pentas Seni Budaya sambut HANI.

Page 24: Koran Bireuen Edisi 8

Bacaan untuk Umum

Bicara soal sepak bola usia dini, SMPN 1Peusangan memang gudangnya. Tidaksedikit alumni SMP ini menjadi bintangsepak bola yang kini bermain di

sejumlah klub papan atas Indonesia.Belum lama ini, tim sepakbola SMPN 1

Peusangan kembali mempertahankan gelarjawara Liga Pendidikan Indonesia (LPI) TingkatSLTP 2013 se-Kabupaten Bireuen. Merekaberhak mewakili Kabupaten Bireuen ke LPIProvinsi Aceh.

Dalam partai final yang digelar di Stadion PayaKareung, Kamis (4/7/2013) lalu, tim SMPN 1Peusangan berhasil mengalahkan SMPN 1Bireuen dengan skor 4-0.

Pertandingan antara SMPN 1 Peusanganmelawan SMPN 1 Bireuen, berlangsung alot.Kedua tim sama-sama sangat berambisi meraihjuara. Namun, anak-anak SMPN 1 Peusanganlebih piawai dalam mengolah bola. Hampirsepanjang pertandingan, siswa SMP yang beradadi pusat Kota Matangglumpangdua itu lebihbanyak menguasai jalannya pertandingan.

Empat gol bagi kemenangan anak-anak SMPN1 Peusangan, masing-masing dicetak M Arif

SMPN 1 PSMPN 1 PSMPN 1 PSMPN 1 PSMPN 1 PeusanganeusanganeusanganeusanganeusanganKKKKKembali Jaembali Jaembali Jaembali Jaembali Jawwwwwara LPIara LPIara LPIara LPIara LPI

Maulana menit ke 4 dan Saifuddin menit ke 28.Berikutnya, dua gol cantik diborong DedekAmaida pada menit ke 38 dan 41.

Kemenangan skuad SMPN 1 Peusanganmendapat sambutan hangat dari para penontonyang memadati Stadion Paya Kareung. Lagatersebut juga turut disaksikan KadisporaBireuen, Irfan SPd MPd dan Kadis Pendidikan danKebudayaan Bireuen, Drs Nasrul Yuliansyah MPd.

Nasrul Yuliansyah yang mewakili BupatiBireuen, H Ruslan M Daud, saat menutup LPITingkat SLTP se-Kabupaten Bireuenmengatakan, pihaknya sangat berterima kasihkepada seluruh sekolah yang ikut ambil bagiandalam turnamen sepakbola tersebut.

“Kepada tim SMPN 1 Peusangan yang telahberhasil meraih juara, agar dapat terusmempertahankan gelar tersebut dan bisa tampilpada even tingkat provinsi serta tingkatnasional, seperti yang pernah diraih tahunsebelumnya,” harapnya.

Nasrul Yuliansyah juga mengharapkan bagi yangbelum mendapatkan kesempatan meraih juara,untuk tetap berlatih. Sebab, kata dia, kekalahanitu sebuah kemenangan yang tertunda. Begitu

juga bagi tim yang telah berhasil meraih juara,Nasrul mengingatkan, untuk tidak sombong dantetap giat berlatih, agar kembali berprestasi ditingkat provinsi dan juga nasional.

Atas keberhasilan tersebut, SMPN 1Peusangan berhak atas piala tetap dan danapembinaan sebesar Rp7 juta. Mereka jugaberhak mewakili Kabupaten Bireuen ke tingkatprovinsi yang rencananya akan digelar di BandaAceh, September mendatang.

Posisi kedua diraih SMPN 1 Bireuen. Merekamendapatkan piala tetap dan uang pembinaansebesar Rp5 juta. Sedangkan juara ketigaditempati MTsN Model Gandapura danmendapatkan piala serta uang pembinaan Rp3juta. Berikutnya, posisi empat ditempati SMPN3 Bireuen. Mereka juga mendapatkan piala dandana pembinaan Rp2 juta.

Selain menetapkan juara satu hingga empat,panitia pelaksana juga memilih pemain terbaikdan top skor. Untuk pemain terbaik diraih RikiHidayat dari MTsN Model Gandapura dan top skorditoreh Nur Fajri dari SMPN 2 Bireuen.

BBBBB

Joniful Bahri

No.8/Thn.I/Edisi 8-21 Juli 2013