EDISI #8 NOVEMBER 2014 | BERDAMAI DENGAN (IBU) BUMI

27
1 EDISI #8 November 2014

description

 

Transcript of EDISI #8 NOVEMBER 2014 | BERDAMAI DENGAN (IBU) BUMI

Page 1: EDISI  #8 NOVEMBER 2014 | BERDAMAI DENGAN (IBU) BUMI

1EDISI #8 November 2014

Page 2: EDISI  #8 NOVEMBER 2014 | BERDAMAI DENGAN (IBU) BUMI

2EDISI #8 November 2014

Page 3: EDISI  #8 NOVEMBER 2014 | BERDAMAI DENGAN (IBU) BUMI

3EDISI #8 November 2014

Page 4: EDISI  #8 NOVEMBER 2014 | BERDAMAI DENGAN (IBU) BUMI

4EDISI #8 November 2014

DUKUNG MAJALAH LENTERA NEWSDENGAN DOA DAN DANA

Kunjungi kami di sini:

Fan P

age

Bank Rakyat Indonesia Rek.No. 0336-01-068622-50-6 a.n. Hubertus Agustus Lidy | Bank Nasional IndonesiaRek.No. 0307532799 a.n. Hubertus Agustus Lidy

/LENTERA-NEWS MAJALAHLENTERA.COM

daft

ar

RP Hubertus Lidi, OSC [Pemimpin Umum/Pemimpin Redaksi], Ananta Bangun [Redaktur Tulis], Jansudin Saragih [Redaktur Foto], Vinsensius Sitepu [Redaktur Tata Artistik], Sr. Ursula Gultom, KSSY [Keuangan] didukung MahapalaMultime-dia [Konsultan Penerbitan], Richard Ginting [Konsultan Fotografi]

Penerbit: Komisi Komunikasi Sosial Keuskupan Agung Medan (KOMSOS-KAM) Jalan S.Parman No. 107 Telp. +62614572457 | www.majalahlentera.com | [email protected] | Facebook Fan Page: facebook.com/lentera-news

Tajuk Redaksi467

1011

14

15

16

1921

22

26

25

Opini

Embun Katakese

Sastra

Cakrawala

Ilham Sehat

Lapo Aksara

[infografika]

Telisik

Lentera Khusus

Sosial Budaya

Paras

Bercermin pada Bumi

MEA 2015, Siapkan Kita?

Memahami Arti Relikwi

Mata Mamak

Hypnosis, MenangkalJika Terkena

10 Teh Terbaik untuk Kesehatan

Kerja Keras

I am Blessed,Thank You

Anda Mengidap Stroke, Hindari Makanan Ini

10 Keahlian KerjaPaling Diidamkanpada Tahun 2020

The Big Mom

Longgena Ginting:Tindakan Penyelamatan Lingkungan Harus Menjadi Gaya Hidup Kita

Pembenahan terhadapKekurangan

Hendra Wijaya Sembiring:Karib dengan Keluarga Katolik Seluruh Nusantara

Page 5: EDISI  #8 NOVEMBER 2014 | BERDAMAI DENGAN (IBU) BUMI

5EDISI #8 November 2014

A lkisah, seorang filsuf Yunani kuno Socrates bercengkerama dengan temannya. Pada satu bagian bincang itu, sang kolega penasaran

bagaimana Socrates menguji calon muridnya.Socrates mengungkapkannya: “Jika ada

orang yang berminat menjadi murid, saya akan menyuruhnya melihat ke dalam sebuah kolam. Setelah itu saya akan menanyakan apa yang telah ia lihat.”

“Lalu?,” sang teman semakin gusar.“Jika ia menjawab telah melihat ikan, saya akan

menerimanya. Namun, bila ia mengatakan hanya melihat cerminan wajahnya sendiri, saya akan menolaknya. Karena, kepribadiannya yang lebih menaruh perhatian pada diri sendiri daripada kebenaran,” terang Socrates kalem.

Kiat Socrates, dalam menentukan calon murid yang laik tersebut, kini dapat dipadu-padankan dengan semangat menyelamatkan lingkungan. Bumi kita. Sebuah ‘sentilan’ tentang bagaimana kita mencerminkan diri dalam perburuan keinginan pribadi tiada henti.

Dalam pencaharian kesadaran inilah mulai muncul istilah pertobatan ekologis. Yakni pertobatan manusia dalam kaitan dengan lingkungan hidupnya.

Ketidakpedulian manusia pada alam menimbulkan dosa ekologis. Karenanya bertobat dari dosa ekologis berarti berbalik menjadi peduli.

Sebenarnya, dibanding makhluk lain, manusia adalah makhluk istimewa. Ia dibekali akal budi dan hati. Dalam hubungannya dengan yang lain, manusia perlu memanfaatkan kelebihannya itu untuk memelihara semua supaya bisa saling menghidupi.

Pada edisi ini, Lentera News menyuguhkan kembali permenungan (dan semoga) disusul tindakan. Momentum saatnya manusia berdamai dengan Bumi. Tidak hanya sebagai hunian sementara. Namun, selaiknya sosok Ibu yang kerap memberi tanpa diberi sumbangsih balik.

Sehingga tidak perlu muncul penyesalan dan umpatan tatkala kumpulan tindak buruk kita atas Bumi. Tidak perlu menyadari bahwa tatkala pohon terakhir telah tumbang. Sungai terakhir berhenti mengalir. Di saat itulah kita menyadari bahwasanya uang tidak bisa dimakan.

Shalom

Redaksi

tajuk redaksi

BercerminPada Bumi

Page 6: EDISI  #8 NOVEMBER 2014 | BERDAMAI DENGAN (IBU) BUMI

6EDISI #8 November 2014

opini

MEA 2015, Siapkah Kita?oleh: Anggraini LubisPraktisi bisnis cum jurnalis bisnis

Menyambut 2015 adalah momen amat penting bagi Indonesia. Karena mulai tahun depan, rakyat Indonesia akan menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean (MEA). MEA menuntut kesiapan bagi rakyat Indonesia khususnya dibidang ekonomi untuk menerima keterbukaan ‘serbuan’ dari negara-negara Asean lainnya.

Para pekerja di Indonesia khususnya pekerja yang berkecimpung di sektor keahlian harus menyiapkan diri menghadapi persaingan terbuka dengan

pekerja-pekerja lain di Asia Tenggara. Lalu apakah itu Masyarakat Ekonomi Asean?

Kesepakatan yang disepakati oleh para pemimpin Asean sekitar satu dekade lalu ini dilakukan agar negara-negara dikawasan Asia Tenggara memiliki daya saing yang diharapkan bisa menyaingi Cina dan India. Pembentukan pasar tunggal ini nantinya akan memungkinkan satu negara menjual barang dan jasa dengan mudah ke negara-negara lain dikawasan Asia Tenggara. Akibatnya, tentu saja persaingan akan semakin ketat.

Akibatnya, tentu saja bukan hanya pasar bebas di bidang barang dan jasa yang terjadi. Keterbukaan terhadap pasar tenaga kerja profesional pun akan terjadi. Staf Khusus Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi, Dita Indah Sari, menjelaskan bahwa MEA mensyaratkan adanya penghapusan aturan-aturan yang sebelumnya menghalangi perekrutan tenaga kerja asing.

“Sehingga pada intinya, MEA akan lebih membuka peluang tenaga kerja asing untuk mengisi berbagai jabatan serta profesi di Indonesia yang tertutup atau minim tenaga asingnya,” terangnya.

Lalu apakah masyarakat Indonesia khususnya para pelaku industri dan perdagangan serta pekerja profesional sudah siap menghadapi MEA2015?

Sejumlah pimpinan asosiasi profesi mengaku cukup optimistis bahwa tenaga kerja ahli di Indonesia cukup mampu bersaing.

Ketua Persatuan Advokat Indonesia, Otto Hasibuan, misalnya mengatakan bahwa tren penggunaan pengacara asing di Indonesia malah semakin menurun.

“Pengacara-pengacara kita, apalagi yang muda-muda, sudah cukup unggul. Selama ini kendala kita kan cuma

bahasa. Tetapi sekarang banyak anggota-anggota kita yang sekolah di luar negeri,” katanya.

Di sektor akuntansi, Ketua Institut Akuntan Publik Indonesia, Tarko Sunaryo, mengakui ada kekhawatiran karena banyak pekerja muda yang belum menyadari adanya kompetisi yang semakin ketat.

“Selain kemampuan Bahasa Inggris yang kurang, kesiapan mereka juga sangat tergantung pada mental. Banyak yang belum siap kalau mereka bersaing dengan akuntan luar negeri.”

Kesiapan ini juga bisa kita lihat dari sisi demografi Sumber Daya Manusia-nya. Indonesia dalam menghadapi ASEAN Economic Community ini sebenarnya merupakan salah satu Negara yang produktif. Jika dilihat dari faktor usia, sebagian besar penduduk Indonesia atau sekitar 70% nya merupakan usia produktif. Jika kita lihat pada sisi ketenaga kerjaan kita memiliki 110 juta tenaga kerja (data BPS, tahun 2007), namun apakah sekarang ini kita utilize dengan tenaga kerja kita yang berjumlah sekitar 110 juta itu.

Untuk itu kita harus mampu meningkatkan kepercayaan diri bahwa sebetulnya apabila kita memiliki kekuatan untuk bisa bangkit dan terus menjaga kesinambungan stabilitas ekonomi kita yang sejak awal pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ini terus meningkat, angka kemiskinan dapat ditekan seminim mungkin, dan progres dalam bidang ekonomi lainnya pun mengalami kemajuan yang cukup signifikan. Dengan hal tersebut banyak sekali yang bisa kita wujudkan terutama dengan merealisasikan ASEAN Economy Community 2015 nanti.

Apalagi berdasarkan riset terbaru dari Organisasi Perburuhan Dunia atau ILO menyebutkan pembukaan pasar tenaga kerja mendatangkan manfaat yang besar. Selain dapat menciptakan jutaan lapangan kerja baru, skema ini juga da-pat meningkatkan kesejahteraan 600 juta orang yang hidup di Asia Tenggara.

Pada 2015 mendatang, ILO merinci bahwa permintaan tenaga kerja profesional akan naik 41% atau sekitar 14 juta. Sementara permintaan akan tenaga kerja kelas menengah akan naik 22% atau 38 juta, sementara tenaga kerja level rendah meningkat 24% atau 12 juta.

Dengan data-data diatas, sekarang kita patut bertanya. Apakah kita siap bersaing di pasar bebas ASEAN ini?

Page 7: EDISI  #8 NOVEMBER 2014 | BERDAMAI DENGAN (IBU) BUMI

[in

fog

rafi

ka]

Page 8: EDISI  #8 NOVEMBER 2014 | BERDAMAI DENGAN (IBU) BUMI

[in

fog

rafi

ka]

Page 9: EDISI  #8 NOVEMBER 2014 | BERDAMAI DENGAN (IBU) BUMI

[in

fog

rafi

ka]

Page 10: EDISI  #8 NOVEMBER 2014 | BERDAMAI DENGAN (IBU) BUMI

10EDISI #8 November 2014

telisik

Beberapa suku di Indonesia, memandang bahwa gunung merupakan buah dada dari sang ibu bumi. Buah dada yang besar yang menghidupi jutaan orang yang mencari nafkah dari gunung itu. Pertanian dan perkebunan di areal pegunungan itu. Kayu, rotan dan berbagai hasil hutan dari pengunungan. Ratusan bahkan ribuan margasatwa hidup di pegunungan itu. Sumber air juga keluar dari sana. Aneka jenis tambang yang tersembunyi.

Mama Yosefa Alomang, seorang tokoh pejuang Perumpuan dari suku Amugme – Papua; salah satu

suku yang bermukim di seputar Pegunungan Tembaga Pura berkomentar: “ribuan bahkan jutan manusia berbondong-bondong dari mana-mana untuk menghisap ‘air susu’ dari gunung Tembaga Pura.” Ungkapan mama Yosefa itu tentu tidak berlebihan. Realitas bahwa Pegunungan Tembaga Pura yang merupakan tempat penambangan tembaga, emas, dan lainnya telah menghidupi ratusan juta manusia dari berbagai penjuru dunia.

Pandangan Gunung sebagai buah dada ibu bumi, menghantar kita ke sebuah refleksi yang terarah ke buah dada dari ibu kita masing-masing. Buah dada yang menghidupkan dan membesarkan kita. Manusia tentu bertumbuh tidak normal bahkan mati kalau tidak menetek air susu ibunya saat bayi. Tentu kita menghargai dan menghormati serta menjaga ibu kita. Pandangan yang demikian seyogianya

membangkitkan penghargaan yang mendalam terhadap alam. Alam menjadi bagian yang penting dalam lingkaran kehidupan manusia. Bagian yang sangat dekat dengan manusia baik secara emosional maupun sosial. Alam menjadi sumber hidup manusia.

Beberapa suku di Papua yang mata pencaharian sebagai peramu pada umumnya memandang alam sebagai gudang makanan yang menyiapkan aneka jenis makanan. Makanan yang disediakan oleh alam itu untuk manusia kini dan juga yang akan datang, generasi berikutnya. Ada kaidah dan aturan untuk mengambil dan memanfaatkan kekayaan alam itu. Tujuannya untuk menjaga pelestarian alam menuju generasi-generasi berikutnya. Dengan demikian anak dan cucunya masih bisa menikmati hasil alam itu. Merusak hasil hutan secara tidak bertanggung sama dengan membunuh generasi manusia yang akan datang

Manusia, dalam tata penciptaan Allah, merupakan bagian dari sekian penciptaan yang ada. Dalam pemahaman ini berarti manusia bukan satu-satunya penciptaan. Manusia selaras dengan penciptaan lainnya. Semua penciptaan yang ada, Allah melihat dan mengatakan baik adanya. Pada bagian lain manusia memang merupakan makhluk ciptaan yang istimewa karena berakal budi. Manusia diciptakan menurut gambar dan rupa Allah. Proses penciptaan atas dunia dan segala isinya masih sedang berlang-sung alias belum selesai, maka manusia dalam posisi ini menjadi cocreasi/ teman cipta Allah. Teman cipta dalam sebuah tata ruang yang yang sudah terbentuk, bukan sebuah ruang yang kaco bin kalut. Tujuan-nya agar kehidupan yang datang dari Allah itu secara esensial semua baik adanya. Baik adanya, dalam waktu kini dan akan datang. Proses penciptaan terjadi secara berurutan, mulai dari hari pertama sampai pada hari

yang ke enam. Urutan ini telah membentuk harmonisasi dan saling kertergantungan satu dengan yang lain. Satu jangan melampaui yang lain. Sikap dasar yang diharapkan dari prinsip ini adalah Pencipta harus diatas segala-galanya. Saat manusia mengabaikan harmonisasi dan saling ketergantungan itu, atau manusia menempatkan diri sebagai yang paling berkuasa maka dampaknya adalah kaco binkalut alias jauh dari suana baik adanya.

Gereja Katolik Indonesia telah menunjukkan sikapnya secara jelas untuk ter-libat dalam melestarikan keutuhan ciptaan Al-lah. Para pimpinan Gerejanya (Uskup-Uskup) dalam wadah KWI (Konferensi Wali Gereja Indonesia) mengguratkan keterlibatannya dalam sebuah Nota Pastoral. Nota Pastoral itu merupakan pedoman sekaligus pemicu agar umat Katolik melibatkan diri secara aktif dalam proses pelestarian keutuhan ciptaan Tuhan sebagai sebuah upaya pro life. Keterli-batan gereja Katolik Indonesia ini merupakan model partisipasi gereja universal.

Himbauan Gereja perihal pelestarian keutuhan ciptaan ini tidak hanya terarah kepada orang-orang Katolik saja. Himbauannya untuk semua pihak yang berkepentingan dengan dengan alam dan segala macam kekayaan yang ada. Elemen yang diajak oleh Gereja adalah para pengambil kebijakan yang berkaitan dengan lingkungan hidup dan penataan ruang wilayah, para penggerak dunia usaha dan msyarakat pengguna yang lebih luas. Inti dari Nota Pastoral tersebut adalah melestarikan dan memanfaatkan alam lingkungan secara bertanggung jawab mulai dari kehidupan sekarang dan akan datang, dengan melibatkan semua orang berkehdak baik serta secara berkesinam-bungan.

THE BIG MOMRP HUBERTUS LIDI, OSC [email protected]

Page 11: EDISI  #8 NOVEMBER 2014 | BERDAMAI DENGAN (IBU) BUMI

11EDISI #8 November 2014

lentera khusus

Selama bulan Oktober 2015, Keuskupan Agung Medan turut mendengungkan akbarnya Hari Pangan Sedunia. Penentuan

hari Internasional setiap tanggal 16 Oktober tersebut sejatinya peringatan atas penentuan berdirinya Organisasi Pangan dan Pertanian FAO. Sebuah lembaga yang berada di bawah Perlindungan Bangsa-Bangsa (PBB).

Lentera News, dalam edisi ini,

mengupas sisi lain sebagai ilham dalam peringatan Hari Pangan Sedunia. Yakni kesadaran yang meruncing pada lingkungan. Penyumbang pangan kita, manusia. Seberapa dalam kita memahami bahwa lingkungan penopang pangan kita semakin rapuh. Disebabkan kelalaian dan ketidakacuhan dari kita sendiri.

Kepala Greenpeace Indonesia, Longgena Ginting berkenan meluang-

kan waktu guna memberi pencera-han tersebut. Dalam wawancara untuk Lentera News, pria kelahiran Pematangsiantar tersebut menegaskan bahwa kita berkejaran dengan waktu untuk menyelamatkan lingkungan dan membalik krisis ekologi saat ini. “Secara khsusus untuk masalah perubahan iklim, kita punya kurang dari 10 tahun untuk menurunkan emisi gas-gas rumah kaca (GRK) global atau bila tidak akan terjadi katastropi yang mengerikan,” ujarnya.

Seberapa buruk tantangan menyelamatkan lingkungan, utamanya di Indonesia? Apa yang dapat kita perbuat? Benderang inpirasi dan pengetahuan tersebut tertuang dalam petikan wawancara berikut.

Lentera News (LN): Boleh cerita sekilas perihal profil bang Longgena Ginting?

Longgena Ginting (LG): Saya lahir dan besar di Pematang Siantar, dan pindah ke Jakarta untuk melanjutkan Sekolah Menengah Atas di SMA PSKD II, lalu mengambil kuliah mengenai Kehutanan di Universitas Mulawarman Samarinda.

Saya mulai aktif di Ornop (Organ-isasi Non Pemerintah) Yayasan PLASMA, sebuah Ornop lokal di Samarinda, sebagai voluntir sejak duduk di bangku kuliah dan langsung bekerja di lembaga tersebut pada tahun 1985. Pada tahun 1998, saya pindah ke Jakarta dan bergabung dengan Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI) sebagai juru kampanye Hutan.

Pada tahun 2002 saya terpilih men-jadi Direktur Eksekutif WALHI sampai tahun 2004. Dari WALHI saya kerja den-gan Friends of the Earth International (FOEI) dan menetap di Amsterdam, Be-

LONGGENA GINTING:TINDAKAN PENYELAMATAN LINGKUNGAN HARUS MENJADI GAYA HIDUP KITA

Page 12: EDISI  #8 NOVEMBER 2014 | BERDAMAI DENGAN (IBU) BUMI

12EDISI #8 November 2014

lentera khusus

landa selama lebih dari enam tahun. Lalu selanjutnya bergabung dengan Greenpeace Indonesia pada akhir 2012 dan dipercayakan sebagai Kepala Greenpeace Indonesia.

LN: Pembaca Lentera News tentu juga

ingin tahu mengenai sepintas tentang Greenpeace.

LG: Greenpeace adalah organisasi

kampanye yang independen menggunakan pendekatan non-kekerasan dan konfrontasi kreatif untuk mengangkat masalah-masalah lingkungan utama, dan mendorong solusi demi masa depan yang lebih hijau dan damai. Greenpeace Indonesia didirikan pada tahun 2005. Dan kami melakukan kampanye isu-isu lingkungan hidup yang sifatnya sangat mendesak saat ini, yaitu: Perubahan Iklim dan Energi, Hutan, Kelautan dan Toksik.

Dalam menjalankan kegiatan-nya, Greenpeace memiliki karateristik utama yaitu: Menjadi saksi langsung (bear witness) kerusakan lingkungan yang terjadi dengan cara yang damai; Menggunakan teknik konfrontatif kreatif tanpa kekerasan untuk meningkatkan debat publik; Mengekspos ancaman lingkungan dan menginspirasi solusi; Serta menjamin independensi finansial dari kepentingan politis dan komersial.

LN: Jika menyebut isu “pelestarian

lingkungan di Indonesia”, apakah sudah terlambat untuk dilaksanakan?

LG: Di seluruh Nusantara, kita menyaksikan contoh-contoh kerusakan lingkungan yang paling parah di dunia. Beberapa sungai kita (seperti Citarum) merupakan sungai paling tercemar di dunia; kualitas udara kota-kota termasuk yang terburuk di dunia; tingkat deforestasi hutan kita adalah salah satu yang tertinggi di dunia; laut-laut kita mengalami over-fishing; eksploitasi batu bara telah menjadi penyebab kehancuran dan bencana lingkungan seperti tanah longsor dan banjir.

Kita berkejaran dengan waktu untuk menyelamatkan lingkungan dan membalik krisis ekologi saat ini. Secara khsusus untuk masalah perubahan iklim, kita punya kurang dari 10 tahun untuk menurunkan emisi gas-gas rumah kaca

(GRK) global atau bila tidak akan terjadi katastropi yang mengerikan.

Kesempatan masih ada, namun waktu kita tidak banyak, dan perubahan yang harus dilakukan adalah perubahan mendasar atas pola konsumsi global atas sumberdaya alam dan tingkat polusi/limbah yang kita hasilkan ke lingkungan termasuk atmosfir kita. Kita juga harus merubah pola pembangunan yang eksktraktif menjadi pembangunan hijau yang rencah karbon atau kalau tidak kita akan menghancurkan planet bumi ini, rumah satu-satunya bagi tujuh milar penduduknya.

LN: Apakah permasalahan lingkungan Indonesia yang paling membutuhkan perhatian khusus saat ini? Dimana saja?

LG: Salah satu persolan lingkungan hidup nyata yang terus mengancam lingkungan, keselamatan warga lokal dan iklim dunia adalah bencana asap akibat terbakarnya hutan dan lahan gambut. Di Riau saja, kebakaran hutan ini telah terjadi setiap tahun dan telah berlangsung selama 17 tahun lamanya. Pendekatan pemerintah mengatasi kebakaran hutan bukanlah pendekatan yang menyeluruh dan yang mengatasi akar permasalahan kebakaran hutan.

Kebakaran hutan hanya dapat diatas dengan cara perlindungan lahan gambut secara total. Karena itu pemerintah perlu menerapkan kebijakan perlindungan lahan gambut total dengan melarang membuka lahan-lahan gambut yang kedalamannya lebih dari satu meter dan mengeluarkan kawasan gambut yang sudah terlanjur masuk dalam konsesi perkebunan dan HTI yang telah diberikan oleh pemerintah.

Budidaya gambut hanya boleh dilakukan dengan pola pertanian yang selaras dan sesuai dengan lahan gambut yang telah dipraktekkan oleh komunitas lokal dan masyarakat adat di selama generasi ke generasi.

LN: Bagaimana warga Indonesia dapat

memulai tindak menyelamatkan bumi, yang dimulai dari lingkungan sekitarnya?

LG: Tindakan penyelamatan lingkungan harus menjadi gaya hidup kita. Setiap aktifitas kita dan apa yang kita gunakan

Beberapa sungai kita (seperti Citarum)

merupakan sungai paling tercemar di

dunia; kualitas udara kota-kota termasuk

yang terburuk di dunia; tingkat deforestasi hutan kita adalah salah satu yang

tertinggi di dunia; laut-laut kita mengalami

Page 13: EDISI  #8 NOVEMBER 2014 | BERDAMAI DENGAN (IBU) BUMI

13EDISI #8 November 2014

lentera khusus

atau konsumsi dapat meninggalkan jejak (ecological footprint) terhadap bumi. Kita harus memastikan bahwa jejak itu sangat ringan dan tidak berdampak.

Pertimbangkan semua kegiatan dan konsumsimu baik secara pribadi, keluarga, kolektif, kota hingga negara tidak berdampak besar. Misalnya dampak dari mengkonsumsi apel Malang dengan Apel Kalifornia menghasilkan jejak karbon yang jauh berebeda. Demikian juga bila kita mengkonsumsi makanan segara dari sekitar kita dibandingkan dengan mengkonsumsi makanan kemasan atau yang berasal dari jauh tempatnya.

Food milage (jarak tempat makanan kita diproduksi) memiliki dampak yang berbeda. Begitu juga dengan bagaimana kita menggunakan energi atau bagaimana sistem mobilitas kita sehari-hari.

Semua itu harus menjadi kesadaran baru bagi kita sebagai individu, sebagai konsumen atau sebagai warga negara. Kita bisa turut mempengaruhi semua hal itu mulai dari keluarga, tempat kita bekerja atau kota tempat kita tinggal.

LN: Greenpeace tengah mengkampanyekan program jaring.100persenindonesia.org, bagaimana pelaksanaan terobosan ini?

LG: JARING (Jurnalisme Warga untuk Lingkungan) adalah ‘portal mini’ untuk semua posting dengan tagar #PRke7. Posting yang dibuat melalui akun Twitter, Facebook, Instagram, Google+, Vine atau Filckr dengan #PRke7 secara otomatis akan muncul di laman JARING ini. Kamu juga bisa melihat posting lain yang

berasal dari seluruh Indonesia di sini. #PRke7 adalah singkatan dari PR untuk Presiden ke-7.

Di sini kita ingin mengumpulkan informasi lingkungan sebanyak mungkin dari publik dan melalui platform ini kita ingin membangun sebuah kanal informasi lingkungan bersama. Melalui platform ini kita ingin membangun partisipasi warga dan membagi informasi lingkungan dengan cepat dan meluas. Kita juga dapat memantau keadaan lingkungan hidup yang terjadi di seluruh Indonesia. Seru, kan?

Jadi bila di sekitar kita ada restoran, rumah sakit atau industri tekstil yang membuang limbahnya ke alam, atau ketika kita dalam perjalanan ke luar kota kamu menyaksikan penebangan hutan atau penggalian tambang dan mencemari air, atau ketika kamu sedang liburan di pantai dan kamu mengetahui tentang perburuan hiu atau pencurian ikan oleh kapal asing, kamu bisa dengan cepat mengirim informasi tersebut.

Bayangkan dengan teknologi pon-sel pintar sekarang, kita bisa dengan cepat mengetahui dan mengikuti apa yang terjadi di seluruh pelosok negeri dengan cepat. Orang-orang yang mau merusak lingkungan demi kepentingan profit perusahaannya, kini tidak bisa lagi bersembunyi. Kita akan mengeksposnya, dan kamu adalah pewartanya.

Kita ingin mendorong masalah-masalah lingkungan yang dilaporkan publik ini menjadi perhatian bagi pemerintah baru Joko Widodo dan Jusuf Kalla, dan untuk isu-isu lingku-ngan hidup yang urjen sifatnya se-

perti krisis perubahan iklim, kehancuran keanekaragaman hayati, pencemaran air, tanah dan udara dapat masuk menjadi PR (Pekerjaan Rumah) yang segera harus diselesaikan oleh pemerintah. Dengan kata lain, kita sedang membantu pemerintah baru untuk menyusun PR lingkungan serta mendorong penyelesaiannya.

Semua orang bisa menjadi bagian gerakan penyelamatan lingkungan hidup Indonesia melalui Kampanye 100% Indonesia Hijau Damai, dengan menanda-tangani petisi di: http://100persenindonesia.org/.

Page 14: EDISI  #8 NOVEMBER 2014 | BERDAMAI DENGAN (IBU) BUMI

14EDISI #8 November 2014

sosial budaya

PAROKI ST. ANTONIUS DARI PADUA HAYAM WURUK MEDAN SAAT INI

Pembenahan Terhadap KekuranganRP. HERMAN NAINGGOLAN, OFMCap [email protected]

Dalam analisa data yang dipaparkan pada kolom Sosial Budaya ini, saya akan menyoroti beberapa hal yang cukup menonjol dari data yang ada dan kiranya perlu mendapat perhatian.

Dari data di atas jelas bahwa baik pengurus maupun umat hanya sedikit yang aktif (10-30%).

Alasan yang sering diberikan untuk ini adalah kesulitan membagi waktu nntuk gereja dan kerja. Para pengurus jarang menghadiri rapat karena sibuk. Umat jarang ke gereja atau ke lingkungan karena tidak ada waktu.

Menurut para responden, paroki ini mempunyai cukup orang-orang yang potensial untuk menjadi pengurus dan dapat melayani paroki dengan baik. Memang pastor dan dewan pastoral paroki harus memilih orang yang cakap untuk pelayanan paroki ini, terutama orang yang mau memberikan hati, pikiran, dan hidupnya untuk kepentingan paroki.

Dan agar mereka yang telah terpilih dan diangkat menjadi pengurus gereja harus dibekali dengan pendampingan dan pengetahuan yang cukup supaya mereka yakin diri akan kemampuannya untuk melaksanakan tugasnya dengan baik. Paroki perlu mengusahakan kursus dan sermon yang perlu untuk para pengurus, baik DPP, DPS, maupun DPL.

Paroki harus memikirkan pendekatan yang perlu untuk umat yang malas ke gereja. Salah satu usaha yang mungkin dibuat ialah pastor ikut serta dalam doa lingkungan. Dengan pendekatan personal ini, besar kemungkinan umat akan merasa diperhatikan dan terdorong untuk rajin mengikuti kegiatan-kegiatan gereja.

Ekonomi Lemah Umat Katolik Paroki St. Antonius dari

Padua kebanyakan termasuk kelompok ekonomi lemah. Hal ini nampak dari

income mereka per bulan. Kebanyakan responden adalah pegawai menengah ke bawah dan wiraswasta sederhana. Banyak dari antara umat paroki ini termasuk miskin.

Keadaan ini mempunyai dampak yang cukup besar. Mereka sering tidak ke gereja dan masuk lingkungan karena harus kerja pada waktu kegiatan gereja. Mereka tidak masuk anggota lingkungan karena tidak sanggup memenuhi kewajiban lingkungan. Akibatnya, kalau ada peristiwa suku dan duka pada mereka, mereka tidak mendapat perhatian dari teman seiman.

Sementara itu kesulitan semakin bertambah karena tingginya biaya hidup di kota dan banyaknya pengeluaran yang harus ditanggungjawabi. Kebutuhan keluarga, adat, dan banyak pengeluaran lain membuat mereka sering kurang aktif dalam kegiatan gerejani.

Gereja kiranya dapat membantu umat yang miskin ini lewat pelayanan sosial. Misalnya, gereja dapat membatu mereka lewat dengan mendirikan CU (Credit Union). Potensi untuk itu ada di paroki ini karena paroki ini mempunyai keluarga-keluarga muda katolik. Potensi untuk pengembangan ekonomi ada. Potensi ini perlu dihimpun dan diarahkan menjadi suatu kekuatan ekonomi yang berkembang.

Sarana dan Prasarana yang Cukup Paroki ini telah mempunyai sarana

dan prasarana ibadat yang cukup, yaitu enam gedung gereja permanen dan perlengkapan ibadat yang memadai.

Hal lain yang perlu dilengkapi ialah

sarana dan prasarana pembinaan baik untuk pengurus gereja maupun untuk umat. Paroki mempunyai orang-orang yang cakap untuk memberikan pembinaan. Yang perlu dibuat oleh paroki ialah membentuk tim untuk memfasilitasi dan/ atau memberi pembinaan kepada pengurus dan umat paroki. Tim ini akan memikirkan, merencanakan, dan melaksanakan apa dan bagaimana bentuk-bentuk pembinaan yang dibutuhkan oleh paroki dengan terlebih dahulu mempelajari kebutuhan paroki.

Pastor paroki dan DPP memikirkan ber-sama dan memfasilitasi agar sarana dan prasarana yang memadai untuk pembinaan ini ada. Kelengkapan sarana-sarana yang dibutuhkan akan memperlancar proses pembinaan itu sendiri.

Pengetahuan Kekatolikan yang Kurang Kurangnya pengetahuan akan

kekatolikan akan membuat orang tidak yakin diri. Mereka sering kalah berdebat mempertahankan imannya. Kurangnya pa-ham kekatolikan membuat mereka kurang mampu menyakinkan orang lain, bahkan gampang meninggalkan agama Katolik.

Hal ini juga dialami oleh para pengurus. Pengurus yang kurang paham akan kekatolikan akan tidak yakin tampil untuk melaksanakan tugasnya. Di lingkungan sering dikeluhkan bahwa pengurus kurang mampu berkotbah dan kotbahnya kurang menarik karena tidak mempunyai pengetahuan yang cukup.

Paroki kiranya perlu menyediakan bahan-bahan katekese tentang kekatolikan. Dengan adanya paham tentang kekatolikan maka besar kemungkin bahwa mereka akan lebih mencintai agamanya. Mereka juga tidak selalu kalah berdebat dengan penganut agama lain tentang agama. Iman yang kuat harus dimulai dengan pengetahuan akan ajaran-ajaran agama Katolik yang memadai.

Page 15: EDISI  #8 NOVEMBER 2014 | BERDAMAI DENGAN (IBU) BUMI

15EDISI #8 November 2014

parasHendra Wijaya Sembiring:

Karib dengan KeluargaKatolik Seluruh NusantaraNama saya Hendra Wijaya Sembiring, semenjak kecil sudah menjadi umat Paroki Santa Maria Ratu Rosario Tanjung Selamat Medan. Beranjak jenjang pendidikan tinggi, saya mendaftarkan diri kuliah di Bandung. Di kota tersebut, saya bergabung dengan OMK Katedral Santo Petrus Bandung.

Semasa perkuliahan di kota Kembang, saya banyak belajar tentang arti kehidupan dari berbagai organisasi, baik

di lingkup kampus maupun di luar. Di lingkup kampus saya banyak diberi pelajaran dan saran oleh abang dan kakak senior, kalau dalam bahasa Sunda mah, “Akang dan Teteh”. Dari segi akademik, saya diajarkan tentang mata kuliah, berhubung saya Program Studi Teknik Kimia (Chemical Engineering).

Para akang dan teteh tahu kalau saya berasal dari pulau seberang, yakni Pulau Sumatera, tepatnya Sumatera Utara. Mereka dengan sabar dan lemah lembut, bahkan mereka mengajarkan saya bahasa Sunda dengan suara yang nyaring . Tidak seperti hal nya orang BATAK (Karo, Toba, Nias, dll) yang suaranya keras, lantang, seolah-olah hendak menerkam.

Masih dilingkup kampus, saya juga aktif dalam KMK (Keluarga Mahasiswa Katolik), di KMK tersebut saya bertemu dengan teman seiman dari berbagai daerah, yakni Papua, Flores, Atambua, Maumere (kampungnya Romo Hubertus Lidi, OSC), Bandung, Medan, dan beberapa daerah lainnya. Setiap hari Minggu terkadang Misa bersama di

Katedral Santo Petrus Bandung, Paroki Santa Odilia, Cicadas, Bandung.

Selain di lingkup kampus, saya juga aktif di luar kampus, tepatnya Mudika K3BS (Keluarga Karo Katolik Bandung dan Sekitarnya) dimana perkumpulan Suku Karo yang berdomisili di Bandung dan sekitanya. Di organisasi tersebut banyak hal yang dipelajari, mulai dari memainkan alat musik Karo jaman dulu , lagu-lagu Karo, dan Ertutur (bertegur sapa dan menanyakan silsilah marga dan keluarga). Dan berkumpul untuk pergi Misa bersama, kadang di Katedral, ka-dang di Kapel Rumah Sakit Santo Bor-romeus Bandung.

Ada lagi kegiatan yang di lakukan oleh anggota KMK dari berbagai Kampus se kota Bandung sekali setahun, yakni MAM (Misa Angkatan Muda), dipimpin oleh Romo Mahasiswa Keuskupan Bandung, Romo Onesius Otenieli Daely, OSC (sering disebut Pastor Ote) bersama dengan Romo Antonius Haryanto, Pr yang dilaksanakan di GEMA (Gereja Mahasiswa) yang terletak di Jl. Sultan Agung No 2 Bandung 40115. Kegiatan tersebut dilaksanakan untuk menyambut Mahasiswa Baru dan juga un-tuk menyatukan dan bersilaturahmi antar Mahasiswa yang Katolik dari berbagai kampus, misalnya KMK ITB , KMK ITENAS (Institut Teknologi Nasional Bandung) , KMK UNPAR , KMK UNPAD, KMK UPI, Dll.

Suatu hari tepatnya minggu, ketika saya Misa sendiri di Katedral Santo Petrus Bandung, Karena di Katedral Bandung ada berbagai waktu Misa (Sabtu Pukul 06:00 , 07:00, 17:00 dan Minggu pukul 05:45 , 07:00 , 08:30 , 10:15 , 12:00 dan 17:00). Saya memilih Misa pukul 08:30 WIB, saya memilih jadwal Misa tersebut karena pada waktu tersebut Perayaan Ekaristi dilakukan

perarakan dari ruang Sakristi menuju Altar, disertai dengan Misdinar, Lektor, Pemazmur, Prodiakon dan terakhir Imam lengkap dengan pakaian yang sesuai dengan warna liturgi gereja dan misdinar membawa pendupaan. Misa sebelum dan setelah pukul 08:30 tidak ada pendupaan. Misa tersebut di pimpin oleh Imam selebran Provinsial OSC , Romo Antonius Subianto Bunyamin, OSC yang sekarang terpilih menjadi Uskup di Keuskupan Bandung.

Ketika para petugas liturgi memasuki gereja bersama Imam, Gereja saya ibaratkan sebagai Surga yang kelak kita umat beriman masuk kedalam. Misdinar membawa pendupaan, dan aroma atau asap dupa tersebut melambung tinggi menyelimuti ruangan gereja, seketika itu saya merasakan aroma surga.

Saya mengibaratkan aroma surga kelak, seperti aroma wangi-wangian dupa. Sesampainya depan Altar, Imam yang saya ibaratkan sebagai Yesus mendupai Altar yang juga saya ibaratkan sebagai meja per-jamuan kudus. Sedangkan umat yang saya ibaratkan sebagai Anak Allah. Dan suster juga saya ibaratkan sebagai Bunda Maria, karena pakaian suster putih bersih. Dan para Prodiakan saya ibaratkan sebagai 12 Rasul Yesus. Hal tersebut saya imani hingga sekarang.

Page 16: EDISI  #8 NOVEMBER 2014 | BERDAMAI DENGAN (IBU) BUMI

16EDISI #8 November 2014

embun katakese

Pada waktu saya SMP dan sedang belajar pelajaran agama Katolik, saya diberitahu bahwa

di altar gereja, yaitu di bawah kotak marmer ada relikwi, yaitu bagian tubuh atau benda yang bersentuhan dengan santa atau santo. Waktu itu saya terbengong-bengong dan tidak tahu mengapa Gereja Katolik menempatkan relikwi tersebut di altar. Saya yakin, banyak pertanyaan dari para pembaca tentang hal ini. Dan sering, umat yang tidak terlalu tahu mengatakan bahwa relikwi ini adalah sama seperti jimat, yang dapat mendatangkan keuntungan.

Apakah sebenarnyarelikwi?

Relikwi dapat didefinisikan sebagai suatu material, baik berupa bagian tubuh dari para santa-santo atau para kudus yang telah meninggal, dan juga benda-benda yang bersentuhan dengan mereka. Relikwi dibagi menjadi tigakelas. Relikwi kelas pertama adalah semua bagian tubuh dari orang kudus tersebut; kelas kedua adalah pakaian dan segala

sesuatu yang penting yang dipun-yai oleh santa-santo, serta alat-alat penyiksaan yang membunuh santa-santo; kelas ketiga adalah benda-benda yang disentuhkan kepada orang kudus atau ke makam orang kudus. Salah satu contoh relikwi di Indonesia adalah yang baru-baru ini ditempatkan di Paroki Stella Maris, Pluit – Jakarta. Di sana ditempatkan relikwi dari Santa Maria Faustina Kowalska.

Namun pertanyaan yang mendasar adalah, mengapa Gereja Katolik menganggap relikwi sebagai sesuatu yang istimewa dan perlu dihormati?

Relikwi adalah tanda kasih dari para kudus untuk mendekatkan kita kepada Tuhan

Para santa dan santo ada-lah mereka yang dipercaya dan dinyatakan bahwa mereka telah bersatu dengan Tuhan. Oleh sebab itu, tubuh mereka juga akan dimuliakan di surga. Kita adalah bait Allah (1 Kor 3:16; 2 Kor 6:16), dimana pada saat kita dibaptis kita menjadi tempat kediaman Allah Tritunggal Maha Kudus. Dan pada orang-orang yang benar-benar bertumbuh dalam Kristus dan menerapkan

kekudusan, Tuhan berdiam secara

khusus

menjadi para terkasih Allah atau “the beloved“. Orang-orang Kudus adalah orang yang benar-benar dengan segala hati, pikiran, dan kekuatannya mengasihi Tuhan dan sesama. Oleh karena itu, seluruh umat beriman menghormati jiwa-jiwa orang kudus yang berada di Surga. Dan penghormatan ini juga dilakukan terhadap tubuh mereka yang berada di dunia ini yang nantinya akan dibangkitkan pada pengadilan terakhir dan bersatu dengan jiwa mereka.

Oleh karena itu, kita sebagai umat beriman harus mensyukuri akan anugerah para orang Kudus yang membangun Tubuh Mistik Kristus atau Gereja dengan hidup mereka yang mencerminkan kasih Kristus dan yang telah menerapkan kasih mengikuti jejak Kristus. Mereka juga menyadarkan kita bahwa kita yang telah dibaptis sebenarnya tergabung dalam kekuarga kudus, keluarga Allah, yang terikat dalam satu Gereja yang satu, kudus, katolik dan apostolik.

Mungkin kita dapat menghubungkan konsep relikwi ini dengan peninggalan orang tua atau orang yang kita kasihi yang telah meninggal. Kita menghormati peninggalan mereka, seperti album foto,

pakaian, dll. Dalam

Memahami Arti “Relikwi”

Katolisitas.org

Pada waktu saya SMP dan sedang belajar

pelajaran agama Katolik, saya diberitahu

bahwa di altar gereja, yaitu di bawah kotak marmer ada relikwi,

yaitu bagian tubuh atau benda yang

bersentuhan dengan santa atau santo.

Benda-benda peninggalan dari Rasul Yakobus,

Matius, Filipus, Simon orang Zelot, Thomas,

dan orang-orang kudus lainnya.

Page 17: EDISI  #8 NOVEMBER 2014 | BERDAMAI DENGAN (IBU) BUMI

17EDISI #8 November 2014

embun katakese

pengertian yang sama dan lebih mendalam, kita menghormat relikwi, karena mengingatkan kita tentang bagaimana para santa dan santo berjuang untuk hidup kudus, sehingga kita juga terpacu untuk hidup kudus, dalam kapasitas kita masing-masing. Teladan mereka membuat kita berbesar hati, sebab mereka yang adalah manusia biasa seperti kita, namun dapat benar-benar mencurahkan seluruh keberadaan mereka untuk memuliakan Tuhan. Maka, kitapun dapat memohon rahmat Allah untuk berbuat serupa dengan mereka.

Dan secara lebih mendalam dan terpenting, relikwi juga mengingatkan kita akan Tuhan sendiri. Pada saat kita melihat patung Pieta – Bunda Maria menggendong jenasah Yesus – karya maestro Michael Angelo, maka kita mengagumi karya tersebut, namun terutama kita mengagumi sang maestro yang begitu hebat. Demikian juga, pada saat kita menghormati relikwi, kita mengagumi santa atau santo tersebut yang hidup sesuai dengan kehendak Tuhan. Namun terutama kita terpesona akan karya Tuhan yang memberikan kekuatan dan berkat kepada para santa dan santo, sehingga mereka dapat bertahan sampai akhir hidup mereka dalam kasih. Jadi, mengagumi ‘pieta’ tanpa mengenal maestronya adalah tidak lengkap dan mengagumi relikwi dari orang kudus tanpa mengagumi Tuhan yang menciptakan

dan memberikan berkat kepada orang kudus tersebut adalah keliru.

Penghormatan terhadap relikwi yang hanya berhenti pada relikwi itu sendiri atau santa dan santo itu sendiri, atau keuntungan material semata tanpa sampai kepada penyembahan kepada Tuhan bukanlah suatu hal yang benar. Sebagai contoh, kalau kita ke gereja tempat St. Padre Pio di Giovanni – Rotondo, Italia, kita dapat menghormati relikwi – tubuh St. Padre Pio yang pada waktu hidupnya mengalami luka-luka Yesus (stigmata). Namun penghormatan tersebut harus membawa kita kepada Tuhan, seperti: bagaimana kita dapat mencontoh St. Padre Pio, sehingga kita menyadari bahwa di dalam setiap penderitaan kita sehari-hari, kita harus senantiasa menghadapinya bersama dengan Yesus dan menyatukan setiap penderitaan kita dengan penderitaan Yesus di kayu salib. Tentu saja kita dapat meminta hal-hal yang lain, namun yang paling utama adalah agar kita diberikan rahmat Tuhan seperti orang kudus tersebut untuk menerima Roh Kudus dan menghasilkan buah-buah Roh yang berlimpah.

Dasar AlkitabPenghormatan terhadap

relikwi ini bukanlah karangan dari Gereja Katolik semata, namun mempunyai dasar Alkitab, baik di Perjanjian Lama maupun di

Perjanjian Baru. Kita tahu bahwa Tuhan bekerja dengan cara-Nya yang ajaib dan sering dengan menggunakan perantaraan manusia atau material yang lain. Di dalam Perjanjian Lama dikatakan bahwa Musa membawa tulang-tulang Yusuf sebagai pemenuhan akan permintaan Yusuf (Kel 13:19; Yos 24:32). Dan yang lebih eksplisit ada-lah bagaimana Elisa membawa jubah Elia dan memukulkannya di sungai Yordan, sehingga air terbelah, sehingga Elisa dapat menyeberangi sungai Yordan (2 Raj 2:9-14). Di kitab yang sama, diceritakan bagaimana mayat yang terkena tulang-tulang dari Elisa, dapat hidup kembali (2 Raj 13:20-21).

Di dalam Perjanjian Baru diceritakan bahwa sapu tangan dan kain yang pernah dipakai oleh Paulus dapat menyembuhkan penyakit-penyakit (Kis 19:11-12). Kisah Para Rasul juga menceritakan bagaimana orang-orang membawa orang-orang sakit, sehingga minimal mereka dapat terkena bayangan dari rasul Petrus, dan kemudian disembuhkan (Kis 5:15).

Dari beberapa ayat di atas, kita melihat bahwa kesembuhan dan mukjijat yang terjadi karena bersentuhan dengan relikwi dari para kudus adalah disebabkan oleh kuasa Allah. Gereja Katolik tidak pernah mengajarkan bahwa relikwi adalah seperti jimat yang mempunyai kuasa secara terpisah dari kuasa Allah. Allah

Di dalam Perjanjian Baru diceritakan

bahwa sapu tangan dan kain yang pernah dipakai oleh Paulus

dapat menyembuhkan penyakit-penyakit

(Kis 19:11-12). Kisah Para Rasul

juga menceritakan bagaimana orang-orang membawa

orang-orang sakit, sehingga minimal

mereka dapat terkena bayangan dari rasul

Petrus, dan kemudian disembuhkan (Kis

5:15).

Page 18: EDISI  #8 NOVEMBER 2014 | BERDAMAI DENGAN (IBU) BUMI

18EDISI #8 November 2014

embun katakeseembun katakese

mempunyai kebebasan untuk menyatakan kuasa-Nya, dan salah satunya dengan menggunakan relikwi. Dan memang begitu banyak mukjijat, baik yang bersifat jasmani maupun rohani, lewat relikwi di dalam sejarah Gereja dari awal sam-pai saat ini.

Perkembangan relikwiPerkembangan penghormatan

terhadap relikwi ini dapat ditelusuri mulai dari pertengahan abad ke dua, dimana kita dapat melihat surat dari jemaat di Symria yang menginginkan jenazah yang terting-gal dari St. Polikarpus yang dihukum bakar di tiang (156 – 157). Di surat tersebut dikatakan “Kami mengam-bil tulang-tulangnya, yang jauh lebih berharga daripada batu-batu mulia dan lebih murni daripada emas murni, dan meletakkannya di se-buah tempat yang pantas, dimana Tuhan akan mengijinkan kami untuk berkumpul bersama, sesering yang kami dapat, dalam kebahagiaan dan sukacita, dan untuk merayakan hari kemartirannya.” Dan masih begitu banyak surat-surat di abad-abad awal kekristenan yang menyatakan penghormatan mereka akan relikwi.

Dan tradisi penghormatan terhadap relikwi ini terus berkembang dengan pesat sejalan dengan ditemukannya begitu banyak mukjijat yang juga disaksikan sendiri oleh St. Augustinus. Namun pada saat yang bersamaan St. Augustinus juga mengecam penipu-penipu yang memperdagangkan relikwi, yang seringkali diragukan keaslian dari relikwi tersebut. Konsili Trente, sesi ke-25, juga mengeluarkan peraturan untuk menghindari penipuan-pen-ipuan relikwi. Kitab Hukum Gereja 1190 dikatakan:

Kan. 1190 – § 1. Sama sekali

tidak dibenarkan menjual relikwi-relikwi suci.

§ 2. Relikwi-relikwi yang bernilai tinggi dan relikwi lain, yang sangat dihormati oleh umat, tidak bisa den-gan sah dialih-milikkan dengan cara apapun atau dipindahkan untuk se-lamanya tanpa izin Takhta Apostolik.

§ 3. Ketentuan § 2 itu berlaku juga untuk gambar atau patung suci yang dalam suatu gereja sangat dihormati oleh umat.

Namun tentu saja penipuan-penipuan ini tidak menghilangkan kebenaran bahwa secara teologis, penghormatan kepada relikwi ini mempunyai dasar yang kuat, seperti yang dilakukan oleh konsili trente, sesi ke-25 tentang permohonan, penghormatan, dan relikwi dari para kudus dan gambar-gambar yang suci “Tubuh sakral para martir yang kudus maupun para kudus lainnya yang hidup dalam Kristus, yang ada-lah anggota-anggota tubuh Kristus yang hidup dan bait Roh Kudus, dan yang dimaksudkan untuk dibang-kitkan serta dimuliakan oleh-Nya dalam kehidupan kekal, hendaknya juga dihormati oleh umat beriman. Daripadanya, banyak manfaat dianugerahkan oleh Tuhan kepada manusia.” Dan ini diteguhkan dalam Kitab Hukum Kanonik no. 1237 – § 2. “Hendaknya tradisi kuno untuk meletakkan relikwi-relikwi para Martir atau orang-orang Kudus lain di bawah altar-tetap, dipertahankan menurut norma-norma yang diberi-kan dalam buku-buku liturgi.”

Bapa GerejaKita juga melihat tulisan

beberapa para kudus, seperti St. Jerome (340-420) yang mengatakan “Kita tidak menyembah (non coli-mus, non adoramus), karena takut bahwa kami harus bersembah

sujud kepada ciptaan daripada kepada Sang Pencipta, tetapi kita menghormati (honoramus) relikwi dari para martir sehingga kita dapat menyembah Dia, yang empunya para martir” (Ad Riparium”, i, P. L., XXII, 907).

Kemudian Cyril dari Alexandria (378-444) mengatakan “Kita, bukanlah menganggap bahwa para martir kudus sebagai tuhan, atau bersembah sujud menyembah mereka, tetapi hanya secara relatif dan secara hormat [ou latreutikos alla schetikos kai timetikos].” (Adv. Julian.”, vi, P. G. LXXVI, 812).

Dan masih begitu banyak tulisan dari para santa dan santo yang men-yatakan bahwa sudah semestinya umat beriman menghormati relikwi, sehingga umat beriman dapat lebih memuji dan menyembah Tuhan yang memberikan inspirasi dan berkat kepada para kudus dan para martir.

KesimpulanDari pemaparan di atas, kita meli-

hat bahwa relikwi mempunyai dasar teologis yang kuat, baik ditinjau dari Alkitab, perkembangan historis, dan juga perkembangan teologis. Relikwi dapat membawa umat kepada Tu-han yang memberikan inspirasi dan berkat kepada para kudus. Pada akhirnya ini dapat memberikan in-spirasi kepada kita untuk mengikuti jejak para kudus yang bekerja sama dengan rahmat Tuhan, sehingga seperti mereka, kita bisa tetap setia beriman dan berbuat kasih sam-pai akhir hayat kita. Akhirnya, kita tidak dapat memperlakukan relikwi sebagai sebuah jimat yang mendata-ngkan keuntungan bagi kita. Sebab, kalaupun terjadi mukjijat, kita harus senantiasa mengingat bahwa itu semua adalah karena kebesaran Tuhan yang bekerja melalui relikwi.

Anda berminatBeriklan di Lentera News?

HUBUNGIAnanta Bangun085361618545

Unduh Media Kit

MAJALAHLENTERA.COM

Page 19: EDISI  #8 NOVEMBER 2014 | BERDAMAI DENGAN (IBU) BUMI

19EDISI #8 November 2014

sastra

Berita kematian Mamak seperti sengatan lebah. Saudara-saudara yang

kutelepon langsung tersentak dan memekik, “Hah?!!” kemudian menangis meraung-raung. Seperti Bang Petrus yang paling rohani di antara kami, spontan langsung mengucap, “Ya, Tuhan Yesus, tolong beri kami kekuatan untuk melalui masa sedih ini.” Dan dia langsung mengajakku berdoa. Kak Maria yang paling sering cekcok dengan Mamak juga bereaksi di luar dugaan. Dia menangis sampai senggugukan. Kalaulah dia bisa melihat, aku memutar bola mataku ketika dia meraung dan menangis, “Airmata palsu!” rutukku dalam hati. Hanya Bang Manapar yang menurutku reaksinya tidak berlebihan. Dia terkejut—sudah tentu dia terkejut, Mamaknya meninggal. Dia juga menangis—ya pastilah, Mamaknya meninggal. Dari rasa terkejut dan menangis itu aku menangkap kesan

alami dari nada suaranya. Dia tidak berpura-pura itu yang aku tahu.

Usia Mamak 81 tahun ketika dia mati. Seperti pagi-pagi sebelumnya aku memberi Mamak makan dan seperti biasa juga Mamak makan dengan lahap. Dia menelan bubur gandum yang kuaduk dengan susu non fat itu dengan semangat. Tentu saja sambil menonton acara musik favoritnya Dahsyat (entah bagaimana Mamak bisa suka acara yang dibawakan oleh MC banci itu, aku tak tahu). Saat suapan terakhir, mata Mamak membulat. Terdengar suara mengerikan dari kerongkongannya. Seperti orang kehabisan nafas karena dicekik. Matanya melotot membuat aku ketakutan. Aku sedikit menjaga jarak. Takutku Mamak kerasukan roh jahat. Yah, seperti acara televisi yang sering ditonton Mamak juga.

Suara mengerikan itu masih terus terdengar. Lama-lama seperti orang sedang kumur-kumur. Aku menggoyang badan Mamak dan

memanggilnya pelan, “Mak?” antara takut karena Mamak kerasukan roh jahat dan takut Mamak kenapa-kenapa. Perlahan mata Mam-ak yang melotot menatapku dengan sorot lembut. Sebelum akhirnya dia menutup matanya. Selamanya.

“Begitulah ceritanya…”Untuk kesekian kalinya aku

mengulangi cerita peristiwa pra kematian Mamak kepada saudara-saudaraku. Bang Petrus bersama istrinya Kak Ana menatapku dengan wajah pilu.

“Itu aja Dek? Mamak nggak ada kasih pesan?”

Ingin sekali aku memutar bola mataku sampai juling. Pesan apa? Apa dia sudah lupa kalau Mamak sudah tak bisa bicara lima tahun terakhir ini? Aku hanya membuang nafas keras dan menjawab, “Nggak Bang…” Dan mereka kembali menangis seperti orang kehilangan akal.

Kamar sempit, Mei 2012

oleh: Ester PandianganJurnalis, tinggal di Jakar ta

Mata Mamak

Bersambung diedisi Desember 2014

Page 20: EDISI  #8 NOVEMBER 2014 | BERDAMAI DENGAN (IBU) BUMI

20EDISI #8 November 2014

Page 21: EDISI  #8 NOVEMBER 2014 | BERDAMAI DENGAN (IBU) BUMI

21EDISI #8 November 2014

cakrawala

oleh: Yoseph Tien, S.Psi, MCH, CHt, CI, CTFL

Pendiri sekaligus Trainer pada “Lima Production”, sebuah event organi zer yang juga telah banyak menyelenggarakan pelatihan berbasis soft skill antara lain seperti Motivation, Public Speaking, Team Building, Leadership dan Outbound Management Training

Hypnosis,Menangkal

Jika Terkena

Jika akhirnya Anda mulai menyadari bahwa Anda mengalami kondisi

kesadaran yang berbeda, maka segera perintahkan diri Anda untuk kembali pada kesadaran semula-kembali normal, misalnya Anda boleh berkata demikian: “Saya akan berhi-tung sampai hitungan ketiga. Pada hitungan ketiga, saya kembali pada keadaan semula, kembali menyadari seluruh jiwa raga dan pikiran saya, dan saya mengendalikan diri saya sepenuhnya!”

Lalu Anda berhitung: “Satu…dua...tiga” dan langsung katakan lagi “Saya kendalikan diri saya!” Maka Anda akan segera kembali pada kesadaran semula-kesadaran normal.Jangan mudah percaya pada berita sms, telpon, surat, kupon undian di dalam kemasan barang-makanan yang kita beli,

tentang ‘Anda adalah pemenang undian bla-bla dan sejenisnya”. Lembaga atau perusahaan yang menyelenggarakan program undian, biasanya mengumumkannya secara resmi melalui sarana yang jelas seperti koran ataupun website resminya. Anda bisa menceknya kesana. Atau paling tidak Anda berkoordinasi dan berbicara dengan orang-orang yang mengerti tentang hal itu, bisa dari keluarga sendiri atau kawan-kawan dekat Anda.

Kawan, demikianlah catatan ini saya buat. Sebenarnya hypnosis adalah sebuah ilmu komunikasi persuasif yang sangat banyak manfaatnya pada berbagai lini kehidupan kita, dan dalam kapasitas-profesi-pekerjaan apapun kita. Tetapi pada saat yang bersamaan, hypnosis juga bisa menjadi instrumen pelaku kejahatan. Hypnosis seperti

sebuah pisau, bisa dipakai untuk kebaikan, mengupas buah-memotong ikan dan sebagainya, tetapi memang hypnosis juga bisa dipakai untuk mencelakakan orang.

Hypnosis juga seperti sebuah senjata, yang bisa dipakai un-tuk kebaikan dan melindungi diri, tetapi juga memang bisa dipakai untuk kejahatan. Se-muanya berpulang pada diri kita masing-masing. Secara pribadi, saya memilih menggunakan hypnosis untuk terapy (hypno-therapy) mengatasi berbagai gangguan psikologis yang dialami klien saya serta memanfaatkan aplikasi hypnosis dalam berbagai paket pelatihan pengembangan sumber daya manusia dan pem-berdayaan diri.

Akhirnya, semoga catatan ini bermanfaat. Selamat siang dan Salam Joss!

[jeda]

Be kind whenever possible. It is always possible. — Dalai Lama

Page 22: EDISI  #8 NOVEMBER 2014 | BERDAMAI DENGAN (IBU) BUMI

22EDISI #8 November 2014

ilham sehat

teh te

rbaik

untuk kesehatan10

Page 23: EDISI  #8 NOVEMBER 2014 | BERDAMAI DENGAN (IBU) BUMI

23EDISI #8 November 2014

ilham sehat

Sebagai negara tropis, teh merupakan tanaman yang mudah tumbuh di Indonesia. Tentu janggal bila kita sebagai penikmat teh sehari-hari tidak mengetahui khasiatnya bagi kesehatan. Salah satu khasiat teh ialah kandungan vitamin C yang membantu melawan beberapa jenis

penyakit, termasuk masuk angin. Beberapa jenis teh juga mengandung poliphone, yang memperkuat gigi dengan cara mengurangi plak dan

membantu proses pencernaan dengan cara meningkatkan aliran cairan pencernaan di dalam perut. Ada banyak sekali jenis teh

demikian, dan berikut adalah 10 di antaranya:

TEH OOLONGTeh oolong dikenal membantu proses pencernaan dan menurunkan kadar kolesterol. Teh ini merupakan teh tradisional China yang dihasilkan melalui proses unik seperti: pelayuan di bawah sinar matahari yang terik dan proses oksidasi sebelum daun teh berubah melengkung dan berputar. Kemudian proses semi-fermentasi dilakukan setelah daun diletakkan di tempat teduh. Teh oolong memiliki rasa kuat dan aroma yang sangat harum seperti buah-buahan. Setelah diminum, teh ini memberikan efek nyaman dan senang. Beberapa variasi teh oolong adalah Teh Oolong Melati, Teh Olong Puncak Es, Teh Oolong Batu Wuyi, dan Teh Oolong Bulu Kepiting.

TEH HIJAUTeh hijau, yang memiliki fae-dah gizi sangat tinggi, adalah teh yang sangat terkenal; khususnya di Asia. Setelah daun teh hijau dipetik, proses

selanjutnya adalah daun dikeringkan dengan

udara panas. Daun kemudian digoreng sangrai namun tidak difermentasikan,

sehingga kandungan

gizi atau nutrisi serta vitaminnya yang tinggi dapat terjaga dengan baik. Teh hijau kaya akan vitamin C yang meningkatkan kekebalan tubuh dan menjaga kesehatan tubuh. Flouride yang terkandung di dalamnya juga membantu memperkuat tulang dan mencegah kerusakan gigi.

TEH PUTIHTeh putih terbuat dari daun teh yang masih sangat muda dan terletak di bagian bawah pohon. Daun teh putih tidak difermentasi, namun dikukus lalu dikeringkan di bawah sinar matahari. Karena tidak melalui proses fermentasi, atau hanya mendapat fermentasi alamiah kecil dan karena proses alam, daun teh putih mengandung berbagai senyawa kimia yang membantu melawan kanker. Seduhan teh ini memiliki warna putih keperakan, berbau harum dan manis, serta rasa yang segar. Beberapa variasi teh putih diantaranya adalah Jarum Perak, Peony Putih, dan Jarum Perak Melati.

TEH HITAMTeh hitam adalah jenis teh yang lebih teroksidasi dari-pada teh oolong, teh hijau, dan teh putih. Di dunia barat, teh hitam seringkali dicampur dengan beberapa jenis daun dan menghasilkan beberapa

Teh Hitam

Teh Hijau

Page 24: EDISI  #8 NOVEMBER 2014 | BERDAMAI DENGAN (IBU) BUMI

24EDISI #8 November 2014

ilham sehat

varian minuman teh hitam. Setelah daun teh dipetik, dilakukan proses fermentasi penuh hingga daun berwarna gelap atau kehitaman. Dengan campuran tertentu, teh hitam bisa mengandung rasa buah dan bahkan rasa pedas. Teh hitam dikenal membantu mengurangi resiko stroke. Kandungan antioksidannya membantu mengurangi pembekuan pembuluh darah.

TEH CHAMOMILETeh chamomile tergolong teh yang dibuat dari bunga-bun-gaan, sama seperti teh bunga lavender. Bunga chamomile me-miliki aroma yang sangat harum dan termasuk ke dalam keluarga daisy. Teh ini membantu menga-tasi masalah sakit gigi, insom-nia, kram otot, dan membantu mengurangi pembengkakan (inflamasi) pada iritasi kulit.

TEH KUNCUP MAWAR (ROSEBUD)Seperti namanya, teh jenis ini terbuat dari kuncup atau kuntum bunga mawar. Teh ini memiliki aroma mawar yang sangat harum serta rasa yang ringan namun manis. Teh rosebud biasanya diseduh dengan beberapa jenis teh yang lain. Minyak atsiri (esensial) di dalam teh ini dapat membantu proses sirkulasi di dalam tubuh.

TEH PARAGUAY MATETeh ini dikenal sebagai mate, kurang begitu dikenal di wilayah Asia, namun merupakan salah satu minuman kegemaran di wilayah Amerika Selatan. Paraguay Mate diseduh dengan berbagai rempah-rempah dan diminum dengan cara dihirup menggunakan sedotan yang terbuat dari buah labu. Teh ini bermanfaat dalam membantu mengatasi beberapa masalah kesehatan termasuk depresi,

gang-guan pencer-naan, dan membantu mening-katkan energi serta stamina.

TEH SUSUSebenarnya ada beberapa macam teh susu, namun yang paling dikenal adalah seduhan teh susu ala India dan Srilanka, yang terbuat dari teh hitam dicampur rempah-rempah dan susu. Rempah-rempah yang dicampurkan diantaranya adalah jahe, kapulaga, dan kayu manis. Selain itu, minuman teh ini acapkali juga dicampur dengan jenis teh lain seperti teh hijau, sehingga kandungan nutrisi dan manfaatnya terhadap kesehatan sangat besar,

TEH MERAHTeh merah merupakan minuman tradisional di Afrika dan sangat kaya akan antioksidan. Teh jenis ini telah terbukti membantu meningkatkan kinerja sistem kekebalan tubuh dan bebas kafein.

TEH WILD HOLYTeh terakhir dalam daftar 10 Teh Kesehatan kali ini bu-kanlah jenis teh yang bisa dikonsumsi sebagai minuman sehari-hari. Rasanya sangat pahit, dan memang ditujukan sebagai minuman pengob-atan. Teh ini memiliki sederet daftar manfaat dan fungsi dalam mengatasi berbagai jenis penyakit, di antaranya adalah mengeluarkan racun di dalam tubuh (detoksifikasi), membantu melancarkan sirkulasi darah, meningkatkan fungsi pencernaan, mengontrol tekanan darah, dan mengatasi obesitas.

SUMBER: KOLOMSEHAT.COM

Paraguay Mate

Teh Merah

Teh merah merupakan

minuman tradisional di Afrika

dan sangat kaya akan antioksidan. Teh jenis ini telah

terbukti membantu meningkatkan kinerja sistem

kekebalan tubuh dan bebas kafein.

Page 25: EDISI  #8 NOVEMBER 2014 | BERDAMAI DENGAN (IBU) BUMI

25EDISI #8 November 2014

MAKANAN YANG MENGANDUNG BANYAK KOLESTEROLMakanan yang mengandung banyak kolesterol seperti cumi, udang, kepiting, otak sapi, daging kambing, daging berlemak, organ dalam hewan, bebek, belut, kuning telur, susu sapi, kulit ayam, makanan kemasan olahan daging ayam.

MAKANAN YANG MENGANDUNG TRIGLISERINTrgliserida merupakan lemak jahat dari tumbuhan, minyak goreng, santan kelapa, margarin.

MAKANAN YANG MENGANDUNG GULA ALKOHOLIKMakanan yang mengandung gula alkoholik seperti alkohol, tape dan durian.

MAKANAN YANG MENGANDUNG ATAU BERKADAR GARAM TINGGI Batasilah konsumsi garam dengan mengurangi camilan, gorengan, makanan kalengan dan yang diawetkan.

ilham sehat

Anda Mengidap Stroke,Hindari Makanan Ini!

Perawatan khusus bagi penderita stroke tidak hanya menyangkut pemeriksaan

medis. Pengawasan terhadap makanan yang dikonsumsi juga menjadi bagian

vital. Tentu kita tidak ingin biaya perawatan yang besar menjadi sia-sia karena mengkonsumsi makanan yang

memperparah kondisi penyakit ini. Berikut beberapa jenis makanan yang harus

dihindari penderita stroke:

I AM BLESSED! THANK YOU

Every time we are asked :how are you? we always ­almost­automatically­respond:­I­am­fine!­thank­you.

Of course it’s polite, formal but not necessarily true at certain­times.­Especially­when­we­are­upset,­discourage,­fearful,­sad,­lonely­and­less­healthy­or­after­taking­a­dose­of­a­medicine.It’s­sometimes­even­an­unconscious­attitude­when­we­

ask­somebody­how­are­they­doing­when­we­are­­visiting­them in hospitals, jails, therapeutic or rehabilitation ­centers,­knowing­well­that­we­don’t­mean­their­physical­health­but­wholeness­and­sanity­of­mind,­heart­and­soul.What­am­trying­to­say­is­that­sometimes­what­we­say­

is not always in resonance to what we really feel deep inside.­As­a­Christian­we­do­have­to­feel­right,­Good­and­fine­because­of­the­words­of­Jesus­himself­in­his­sermon­in the mount which focused on the beatitudes or the ­blessedness­of­life­of­anyone­who­follows­him.Discovering­ the­ power­ of­ Jesus­words­we­will­ truly­

with: Harold, OAD

live a blessed life and we will be in a state of beatitude every­moment­of­our­life­no­matter­what­we­feel­or­in­any­situation­that­we­are­in.The­beatitudes­console,­strengthen­and­confirm­us­­in­

our­faith,­hope­and­trust­in­God.­In­relation­to­this,­the­words­of­St.Paul­describes­more:­“We­are­hard­pressed­on every side, but not crushed; perplexed, but not in despair;persecuted, but not abandoned;struck down, but­not­destroyed.We­always­carry­around­in­our­body­the­death­of­ Jesus,­ so­ that­ the­ life­of­ Jesus­may­also­be­­revealed­in­our­body.”For­we­who­are­alive­are­always­being­given­over­ to­

death­for­Jesus’­sake,­so­that­his­life­may­also­be­revealed­in­our­mortal­body.­Peace­of­Jesus­that­the­world­cannot­give­comes­from­this­certainty­that­whether­we­are­in­joy­or­in­pain,­in­good­times­our­bad,­in­riches­or­in­poverty­we are the Lord’s and so we are blessed! Always blessed and­forever­blessed.So­based­on­this­I­suggest­that­next­time­when­you­a­

are­asked­how­do­you­do?­you­will­convincingly­answer­:­I’M­BLESSED!­Thank­you.Christus­totus!

Page 26: EDISI  #8 NOVEMBER 2014 | BERDAMAI DENGAN (IBU) BUMI

26EDISI #8 November 2014

iu

lapo aksara

Kerja KerasVINSENSIUS G.K [email protected]

Saya ingat komentar Bill Gates, pendiri Microsoft dan pemilik Yayasan Melinda-Gates di sebuah media daring (online)

belum lama ini, mengenai kemiskinan global. Katanya ia tidak yakin, bahwa orang miskin tetap akan miskin, dan orang kaya selalu penuh harta.

Bill Gates menyiratkan asa bahwa kemiskinan akut yang dimiliki beberapa negara tertentu dapat diubah kondisinya. Bagi Bill, langkah yang terpenting adalah pemberdayaan pendidikan bagi orang miskin. Dengan demikian mereka memiliki keahlian, sehingga mampu bekerja layak atau setidaknya membuka usaha sendiri.

Tuhan dan orang miskinBeberapa tahun yang silam dalam

perbincangan dengan sahabat lama di Bandung, ia justru memilih kemiskinan sebagai jalan hidupnya. Sebagai seorang Katolik, ia menemui pembenaran bahwa Tuhan lebih dekat dengan orang-orang miskin seperti dirinya. Tapi, kemiskinan itu yang membuatnya tidak percaya diri tatkala berhadapan situasi pernikahan. Ia takut sang gadis tidak siap menerima kemiskinannya.

Saya tidak banyak bertanya darimana referensi, bahwa Tuhan dekat dengan orang miskin, dan seolah-olah jauh dengan orang kaya. Bagi saya persoalannya tidak sesederhana itu.

Fakta di sekitar kita, orang kaya adalah orang yang cerdas memanfaatkan situasi dan memang mau bekerja keras untuk menjadi kaya. Bagi orang yang ingin kaya, kreativitas pula adalah harga mati, tidak dapat ditawar-tawar. Tapi, mesti sadar diri, bahwa uang, harta dan tahta adalah milik Tuhan yang dititipkan kepada kita. Maka, tatkala harta berlimpah tidak ada

salahnya memberikannya kepada orang yang lain yang belum beruntung.

Ingat, harta dalam hal ini bukanlah selalu materi, tetapi pula seturut dengan apa yang kita sebut pengetahuan, yang tangible, tetapi bermanfaat. Sebut misalnya membetikan pendidikan dan pengajaran tentang kiat berinvestasi dan berwirausaha. Lakukan itu dengan menulis artikel atau melalui pelatihan dan pendidikan di sekolah atau komunitas orang yang merasa kurang mampu.

Melalui pendidikan dan pengajaran akan memberikan motivasi dan jalan hidup baru, daripada memberikan duit yang belum tentu digunakan secara bijak, kecuali tentu saja suntikan modal.

Pendidikan investasiBeberapa pekan lalu saya bertemu

dengan sahabat kecil saya. Ia berkeluh kesah, karena adiknya, kepada sang ibu, bersikeras dibelikan mobil daripada rumah. Merek mobilnya bukanlah murah dan hemat BBM: Honda Jazz. Kalau Anda mau periksa silang, harga Honda Jazz hari ini lebih daripada 250 juta rupiah. Karena CC-nya tinggi alat transportasi itu tidak ramah BBM.

Adiknya, bagi saya, alih-alih menunjukkan ia kaya, itu adalah sebuah kemunduran yang mengikuti ego dirinya. Ada pola pikir terbalik di dalamnya, bahwa dengan memiliki mobil adalah kepuasan yang tiada terhingga.

Dari sisi investasi, mobil sejatinya memiliki nilai susut. Tipe tertentu, tatkala sudah keluar dari showroom, nilainya su-dah menyusut. Berbeda cerita misalnya, kalau ia mau bersabar, belilah merek Avanza secara mencicil, lalu sewakan itu. Nilai sewa akan terus berkelanjutan, hingga cicilan mobil lunas dan sebagian

bisa dikumpulkan mencicil rumah. Kalau takut hilang, gunakanlah teknologi GPS.

Harga mobil di masa depan akan selalu semakin murah, tetapi tidak demikian dengan rumah yang tidak pernah murah. Kecuali mau tinggal dan hidup di mobil.

Saya jadi ingat petuah lama dari buku klasik. Tetapi, saya yakin ini paling sulit kita lakukan: Berani menunda kesenangan dengan cara menginvestasikannya terlebih dahulu kepada kesenangan.

Orang kaya, kata Jere Jefferson, penulis buku laris tentang saham, berinvestasi ter-lebih dahulu, baru menikmati kesenangan. Hal sebaliknya, dilakukan oleh orang yang miskin, atau orang yang kaya mendadak dan hendak jatuh miskin.

Konkretnya, itu dilakukan seorang miliarder Hong Kong, Li Ka-Shing, tatkala ia masih miskin: Ini adalah hidup yang sa ngat sederhana dan kamu hanya menghabiskan kurang dari Rp 38 ribu per hari. Sarapan sehari-hari terdiri atas vermicelli (semacam bihun atau mi), sebutir telur dan segelas susu. Untuk makan siangpun hanya makan siang yang sederhana, yaitu ce-milan dan buah. Untuk makan malam, coba pergunakan dapur dan masaklah makanan-mu sendiri yang terdiri dari 2 jenis sayuran dan segelas susu sebelum tidur.

Kita banyak membaca artikel nasihat menolak menjadi miskin, seperti yang saya tulis ini. Tetapi, banyak yang me nemui jalan buntu, lalu marah, bertanya kepada Tuhan, “Mengapa takdirku miskin seperti ini, Tuhan?”

Saya tidak percaya Tuhan mencipta-kan orang miskin dan kaya. Tuhan, bagi saya menciptakan sistem peluang bagi manusia untuk hidup di dua dunia itu. Tuhan memberikan pilihan, sebuah opsi. Semua kembali kepada kemampuan dan kerja keras kita.

Page 27: EDISI  #8 NOVEMBER 2014 | BERDAMAI DENGAN (IBU) BUMI