Edisi 180 Desember 2014.pdf

download Edisi 180 Desember 2014.pdf

of 12

Transcript of Edisi 180 Desember 2014.pdf

  • 8/10/2019 Edisi 180 Desember 2014.pdf

    1/12

  • 8/10/2019 Edisi 180 Desember 2014.pdf

    2/12

    Edisi 180/Desember 2014

    Editorial

    Pada peringatan 100 edisipenerbitan buletin PrestasiKSW, kami berkesempatan

    untuk diwawancarai mengenai media diMasisir oleh mereka. Dari beberapa pertan-yaan, ada dua pertanyaan yang menarikdan penting bagi kami khususnya dan insan-insan media Masisir umumnya. Dua per-tanyaan itu yang pertama mengenai peran

    dan objektifitas Informatika dalam liputan?

    dan kedua mengapa informatika tetap eksis

    dan bertahan disaat yang lain sedang lesu-lesunya? Maka ini jawaban kami dari duapertanyaan tersebut.

    Pertama, Yang harus kita ketahui,bahwa fungsi utama media selain member-itakan, adalah sebagai kontrol sosial (socialcontrol)di Masyarakat. Maka kita yang no-tabene berada di lingkungan Masisir, punyakepentingan besar terhadap hal-hal yangterjadi disini. Seperti mengapa sering terjadipencurian, kita liput dan kita kasih solusi. Itusangat penting untuk dibaca, karena haltersebut tak lain adalah kebutuhan pem-baca juga. seperti Temus, aktifitaskekeluargaan yang lesu, dan banyak lagicontoh lainnya. Jadi kita kerjaannya tidakhanya mengkritisi KBRI, padahal jujur kitajuga butuh dana mereka. Namun kita

    menyadari bahwa informatika adalah corong

    Masisir, jika ada kebijakan KBRI yang ku-rang baik, kita ikut membantu menyuara-

    kannya. Tapi objektif, dan bukan isapanjempol belaka.

    Lalu, salah satu hal terpenting darisebuah media adalah objektifitas. Maka

    informatika hadir di tengah Masisir untuk

    mengangkat hal tersebut. Kita tidak akanmenyuarakan kebohongan apalagimengangkat isu hanya untuk heboh-

    hebohan. Kita cari faktanya, dan kita liput.Namun tetap kita objektif menilai dan be-rusah untuk menjadi penengah, bukanjustru memperkeruh suasana.

    Kedua, Konsisten dalam penerbi-tan, jujur dalam pemberitaan, pengkaderan,dan punya prinsip -ciri khas- yang harusdipertahankan. Kami berpendapat bahwaempat hal tersebut yang harus dimiliki olehsebuah media untuk tetap eksis dan ber-tahan dalam dunia yang keras ini.

    Oleh karena itu, walaupun ujiansebentar lagi datang, namun kita tetap be-rusaha untuk menghadirkan liputan danbacaan yang bermutu kehadapan Masisirsekalian. Inilah bukti konsistensi kami se-bagai bagian dari pembelajaran untuk men-jadi insan media yang profesional, namun

    tetap tanpa melupakan tugas utama kamisebagai mahasiswa, yaitu belajar dengansungguh-sungguh.

    Ada sebuah pernyataan Rasulu-lullah yang menarik mengenai konsistensi.Pekerjaan yang sedikit namun konsisten,itu lebih baik daripada banyak namun han-ya sesekali saja, begitulah kira-kiraredaksinya. Saat ini, kita banyak dihadap-kan dengan berbagai macam ambisi besar,namun tanpa punya komitmen untuk kon-sisten. Yang terjadi akhirnya banyak yangmenurun atau hilang sama sekali.

    Akhirnya, inilah persembahan dari

    kami yang terakhir sebelum menempuhujian termin satu. Semoga berkenan danjika ada hal-hal yang kurang dan salah,kritik dan saran kami harapkan. Tak lupakami berdoa sekaligus meminta doa agarkita semua dimudahkan dalam menmpuhujian dan mendapat ilmu yang bermanfaat

    di dunia dan akhirat.

    Konsistensi

    2

    Email:

    [email protected]

    Telp / Mobile:01157926958/01128872152

    Alamat Redaksi:Wisma Nusantara, 8 Wahran St. Rabea el-Adawea , Nasr City, Cairo, Egypt.

    Web Master

    Distributor dan Periklanan:Khoirun Nisa: +201158328145Fatimah NK: +201128016755

    Layouter & Ilustrator:

    Al-Khawarizmi

    Editor:Sifrul Akhyar, Ahwazy Anhar, AchmadFawatih, Fakhry Emil Habib, Fitra Yuzarni.Nisak Ul Mujahidah

    Reporter:Moch Hammam, Maulana Abdul Aziz, IrfanMuhammad Ali, Muhammad Fahmi, NawaSyarif, Laela Nurhidayah, Shofuriya, Nurul

    Aini Azizah, Wasliyah J, Rifatud Darojah.

    Redaktur Ahli:Ahmad Satriawan Hariadi, Lc., FajarPradika, Lc., Hilmy Mubarok, Lc. SayyidZuhdi, S.S., Nurul Azizah, Lc.

    Penanggungjawab:Koordinator Departemen Media danKomunikasi ICMI Orsat Kairo

    Pengarah:Drs. Ahmad Isrona

    Bitoh Purnomo, Lc.

    Indra Gunawan, Lc.

    Pelindung:Ketua Umum ICMI Orsat Kairo

    Informatika

    Dewan Redaksi:Raidah Sekar Harani, Suhardi Junaidi, NurFitria Qurrotu Aini, Nashirat Zimam al-Husna, Abdi Zakaria, Rabbani Rizki Fadhi-la, Pangeran Arsyad, Assadullah Rouf,Miftakhudin

    Sekretaris Redaksi:Aisyah Ummu Fadhilah, Ikhwan HakimRangkuti, Durratul Azkiya

    Pemimpin Redaksi:Miftah Firdaus

    Pemimpin Usaha:Fatimah Nurul Khoiriyah

    Pemimpin Umum:

    Hielya Abdurrahman

    Ralat Aktualita Edisi 179/ November 2014

    Yang benar:1. Tidak ada sambutan dari rektor al-Azhar, yang ada hanya penuturan kemesiran oleh

    Syeikh Abdul Fata Abdul Ghani.

    2. Tidak ada sambutan dari ketua Wihdah, hanya beliau mengisi materi bersama Presi-den PPMI mengenai PPMI dan WIHDAH.

    3. Nama ketua marhalah yang putri bernama Syifa Nur Fadhilah, bukan Sofiyah se-bagaimana tercantum.

    4. Pada hari terakhir para peserta Ormaba dibawa keliling ke makan Sayyidah Aisyah,Babul Futuh, masjid Ibnu Thulun, dan diakhiri di Hadiqah Azhar.

    Demikian ralat ini kami cantumkan. Mohon maaf atas segala kesalahan dan perhatian.

  • 8/10/2019 Edisi 180 Desember 2014.pdf

    3/12

    Edisi 180/Desember 2014

    Selengkapnya...Hal 8

    Suara Mayoritas

    Habis manissepahdibuang,

    mungkin inilah pepatah yangpas untuk menggambarkankeadaan BWAKM saat ini.Dulu itu pengurus BWAKMkebanyakan dari Masisirsendiri. Kok sekarang diambilalih KBRI? Bahkan seper-tinya pengurus lama tidakmendapat konfirmasi apapundari KBRI, ujar salahseorang mahasiswa al-Azharyang tidak mau disebutkanidentitasnya ini beropini.

    BWAKM yang du-

    lunya diketuai oleh NurKholis, Lc., salah seorang

    local staffdan beberapa pen-gurus harian dari mahasiswa,sekarang telah diambil aliholeh KBRI secara langsung.Banyak pertanyaan yangmasih mengganjal di ka-langan Masisir setelah KBRIberkuasa penuh atas kepen-gurusan BWAKM.

    BWAKM atau BadanWakaf Amal KesejahteraanMahasiswa, dibentuk ketikaterjadi tsunami Aceh padatahun 2004 silam. Saat ituada sekitar 80 mahasiswaIndonesia di Mesir yang ke-hilangan sanak saudaranya.

    Dari sini lah, tersalurnya danauntuk mereka yang berasaldari M Yahya Nabil, warganegara Belanda yang meni-kah dengan orang Indonesia.Seiring berjalannya waktu,organisasi ini terus mem-berikan bantuan kepada ma-hasiswamahasiswaIndonesia di Mesir yangbenar-benar membutuhkan.Kini, saat kepengurusanBWAKM sudah berpindahtangan, banyak kalangan

    yang mempertanyakan dona-tur, apakah masih pak Nabil

    atau ada donatur lainnya.Untuk menjawab pertanyaan

    tersebut, kru Informatika lang-

    sung mewawancarai Win-dratmo Suwarno, selaku ket-ua baru BWAKM.

    Sumber danaBWAKM sampai sekarangadalah Pak Nabil, jugaperkumpulan orang-orangIslam di Eropa, dari paramuhsinn (dermawan-red),dan dari Pak Dubes sendiripun menghimbau kepadaseluruh home staff KBRIuntuk membagipendapatannya kepada

    mahasiswa yang berprestasisecara suka rela dan tanpapaksaan, tutur Windratmo

    kepada kru informatika.

    Untuk masalahpergantian pengurus baru,Windratmo yang akrabdipanggil Pak Win olehMasisir ini memberikanalasan. Penunjukanpengurus BWAKM yangsekarang melalui SK dari PakDubes. Dan pemilihanpengurus hariannya pun dari

    Ada Apa dengan BWAKM?

    "Maka, nikmat Tuhanmu manakahyang kamu dustakan?" (QS. al-Rahman)

    Ayat al-Quran yang diulangsebanyak tigapuluh satukali dalam satu surat ini

    butuh penghayatan mendalam. Sebuahpertanyaan dari Sang Maha Pencipta un-tuk seorang hambanya. Pertanyaan yangmenandakan bahwa tidak ada yang bisamenghitung betapa banyaknya nikmatyang telah kita terima dan rasakan. Lalu,apakah kita sudah bersyukur danmenggunakan nikmat sesuai dengankebutuhannya?

    Waktu, salah satu nikmat yang

    terkadang orang tidak menyadari dan ter-lena dibuatnya. Betapa banyak orangyang telah menyia-nyiakan berharganyawaktu. Orang yang sedang sakaratul maut

    merasa begitu penting detik-detik waktudalam hidupnya. Apakah kita harusmenunggu ajal agar kita bisa begitumenyadarinya?

    Salah satu yang menjadi hi-tungan selama di dunia adalah waktu.Akan dipertanyakan kepada kita tentangnikmat waktu kelak. Hanya akan ada keg-embiraan dan penyesalan, dua pilihanyang kita sendiri sebagai penentunya.

    Imam Ghazali, dalam kitab Bi-

    dayatul Hidayah, memperingati kita ten-tang waktu. "Waktumu adalah umurmu,umurmu adalah harta berhargamu,dengannya kamu bisa berniaga dan sam-pai pada nikmat Allah SWT yang abadi.Maka, setiap nafas adalah permata yangtidak berharga, jika tidak digunakandengan baik, dan siapa melewatkannyabegitu saja, niscaya ia tak akan pernahkembali."

    Para ulama tidak akan berhentiberjuang kecuali ajal menjemput. Waktuadalah jihad dan ladang beramal mereka.Dalam tidur dan makannya, ilmu dan per-

    soalan ummatlah yang selalu ada dalampikirannya. Kesimpulannya, Allah telahmenciptakan antara kita dan mereka wak-tu yang sama, hanya berbeda cara

    penggunaannya.Dalam setiap siang dan malam

    adalah perjalanan waktu. Yang manadidalamnya adalah tempat kita bekerjauntuk dunia dan akhirat. Jika kita tidakbekerja, maka merekalah yang akanmempekerjakan kita. Disini, sebuahpenyesalan menjadi titik tolak ukurnya.Seorang sahabat, Abdullah ibnu Mas'udtidak pernah menyesal selama hidupnya,kecuali penyesalannya terhadap sebuah

    waktu yang selalu berjalan dan mengu-rangi sisa umurnya, namun tanpa ber-tambahnya sebuah amal.

    Maka, waktu adalah ibarat kertasputih. Kebaikan dan keburukan adalahtergantung pada seorang penulisnya. Kitamemang berkuasa, tapi waktu lebihberkuasa pada kita. Sebagaimana per-kataan seorang sufi kepada Imam Syafii,Jika dirimu tidak tersibukkan dengan hal-hal baik (haq), pasti akan tersibukkandengan hal yang sia-sia (batil). Peganglahwaktu, niscaya ladang hidup akan lebihbermanfaat.Wallahu a'lam.

    Oleh:Famah Nurul Khoiriyah*

    Gerbang

    Selengkapnya... Hal 4

    . *Penus Informatika

    3

    Sorot

    B

    agai sayur tanpa garam.Itulah pribahasa yang mun-cul di benak kita ketika

    senat mahasiswa tanpa sebuahkegiatan nyata. Menurut RomalMujaddedi Ahda, jika senat tanpasebuah pembelajaran dan rasakekeluargaan, maka ada yangsalah dengan senat tersebut.

    Menurutnya, tujuan awaldibentuknya senat adalah untukmemayungi seluruh mahasiswaagar lebih teratur dan mudah un-tuk dikoordinir dalam mengadakanbelajar kelompok dan kegiatan-kegiatan yang menunjang skill

    mahasiswa.Pada dasarnya senat itu

    berawal dari kelompok belajarkecil, lama kelamaan anggotanyajadi banyak, maka muncullah ini-siatif untuk mendirikan organisasiyang memayungi seluruh maha-siswa, agar kelompok-kelompok inijadi lebih teratur, serta memupukrasa persaudaraan antar maha-siswa, ujarnya tentang SenatBahasa yang sudah ada sejak1994.

    Menurut Shufy Ulum,

    Senat oh Senat

    Selengkapnya... Hal 5

    WAKTU

    Selengkapnya... Hal 4

  • 8/10/2019 Edisi 180 Desember 2014.pdf

    4/12

    Edisi 180/Desember 2014

    pengurus lama, sedangkan pengangkatanpengurus harian langsung dari saya. Adapun sebab pengalihan kepengurusan lamake yang baru adalah karena ketua BWAKMyang lama (Nur Kholis, Lc. red) telahbertolak ke Indonesia dan beliau ingin

    organisasi ini di teruskan. Kenapa? Karenasangat memberi manfaat dan bantuankepada mahasiswa kita. Maka dari itu,beliau menyerahkan langsung ke PakDubes, yang kemudian diserahkan ke sayasebagai pengurus pusat atau sebagaipengganti di posisi beliau pada bulan Mei2014,

    Setelah melakukan klarifikasi,yang mengajukan agar kepengurusanBWAKM diganti adalah pengurus lama,seperti yang dinyatakan Zaenal Mubarok.Untuk pergantian pengurus baru bukanKBRI yang asal mengganti. Dalam sebuah

    organisasi harus ada pergantian tongkatestafet, agar mempunyai pengalaman yangsudah kami dapatkan disini, kami jugasudah cukup lama bergelut di BWAKM.Meski ada beberapa pihak yang kurangsetuju yang berpendapat agar menambahpengurus saja dan kami tetap jadi pengu-rus. Akan tetapi saya tidak menyetujuinya,lebih baik ada pergantian pengurus dankami tetap memantau kinerja pengurusharian yang baru, ujar mantan sekertarisBWAKM ini.

    Senada dengan Zaenal, Windrat-mo juga berkomentar, Ya, mereka tahu,bahkan mereka, pengurus lamamelaporkan langsung ke Pak Dubes danmeminta Pak Dubes untuk mengambil alih.Bahkan pengurus yang sekarang ini ada 3orang yang dari pengurus lama yang mem-

    bantu menjalankan BWAKM sekarang ini.Jadi bukannya mereka ditinggalkan atauapalah, tapi memang dari pengurus lamasendirilah yang menyerahkankepengurusan atau meminta untuk di ambilalih,

    Menurut Hodri Sujak, selaku man-tan pengurus harian BWAKM, juga ikut

    mengomentari proses pengambilalihankepengurusan BWAKM ini. Terbentuknyakepengurusan baru ini bukan keputusansepihak KBRI. Namun lebih tepatnya kese-pakatan pengurus lama untuk mengadakanregenerasi, yang bertujuan agar terus majudan tetap eksis. Lagi pula banyak di antarakami yang sudah selesai studi dan maupulang, jelasnya.

    Ia juga memaparkan bahwaBWAKM merupakan lembaga independendi bawah KBRI yang bergerak di bidangsosial dan berperan aktif membantuMasisir. Oleh karena itu, regenerasi ini san-

    gatlah bagus, apalagi pihak KBRI juga ikutfokus menangani BWAKM. Kita dukungbersama, hasilnya untuk Masisir juga kok,pungkas mahasiswa Fakultas Ushuludin ini.Sebenarnya, dari awal BWAKM sendirisudah berada di bawah naungan KBRI.Hanya saja, dahulu, pengurus pusatnyabukan dari home staffKBRI, melainkan darilocal staff. Tetapi mereka tetap ber-tanggung jawab kepada ketua perwakilan.Karena dana yang dikasih oleh Pak Nabiltidak begitu saja dikasihkan, akan tetapiharus ada tanda bukti atau laporan kerja,seperti tes wawancara, atau jika adakegiatan lain harus di shooting. Dan pengu-rus harianlah yang mengatur administra-sinya, serta membantu menyalurkan danaperbulan. Tahun ini mereka menyalurkanuntuk 80 mahasiswa, dan diseleksi dengan

    sangat ketat. Bagi siapa yang benar-benarmembutuhkan, dan bagi siapa yang tidakdikirim dari keluarga perbulannya. Dansaya tekankan lagi, bahwa BWAKM itubukan dikuasai oleh KBRI, melainkan diali-hkan ke bawah naungan KBRI atau homestaff khususnya. Kenapa? Supaya kepen-gurusan lebih tertib, lebih penuh tanggung

    jawab, lebih transparan, lebih efektif dalammengelola mahasiswa. Maka dipilihlah Pen-sosbud untuk mengurus masalah ini. Kare-na fungsi Pensosbud (penerangan sosialdan budaya) yang utama adalah membinamasyarakat Indonesia di luar negeri. Se-luruh lapisan masyarakat, jelas Windratmoketika ditanya alasan mengapa KBRI barutahun ini fokus dengan BWAKM.

    Pengalihan kepengurusan ini tentumasih menimbulkan tanda tanya. Jikamemang kepengurusan langsung olehKBRI itu lebih baik, mengapa tidak dari duluKBRI mengambil alih kepengurusan

    BWAKM?Soal itu saya kurang tau kenapa,

    karena dari dulu Pak Nur Kholis selakuketua BWAKM telah dipercaya oleh PakDubes, dan beliau sendiri adalah tipe orangyang sangat rajin dan cermat dalammenghitung anggaran. Mungkin karenadulu Pak Dubes belum percaya kepadaselain beliau. Dan sekarang, karena beliauyaitu Pak Nur Kholis sudah pulang ke Indo-nesia, juga karena telah diserahkannyakepada Pak Dubes untuk diteruskan, makaPak Dubes menyerahkan kepada stafnyaatau orang yang dipercaya, ya itu saya,jawab Windratmo tersenyum. (Rifatud Da-rojah, Laela N, Nurul Aini Azizah, Liya W,

    Shofuriya)

    4

    Ketua, pengurus, dan para penerima

    beasiswa BWAKM berfoto bersama.

    Doc.Facebook/pages/ndonesian-embassy-in-cairo

    BWAKM Halaman 3

  • 8/10/2019 Edisi 180 Desember 2014.pdf

    5/12

    Edisi 180/Desember 2014

    5

    ketua senat Fakultas Ushuluddin, fungsisenat adalah memfasilitasi anggota senatfakultas masing-masing dalam memperke-nalkan fakultas terutama kepada para ma-hasiswa baru, kemudian membuat program-program yang akan menunjang kemampu-

    an akademis mahasiswa, seperti memben-tuk kelompok belajar, mengadakan bincangintensif dan kegiatan-kegiatan lainnya.

    Pernyataan senada juga dilontarkanoleh ketua senat Dirasat Islamiah, ThoriqAziz. Ia mengatakan bahwa senat adalahsebuah mediator yang bisa digunakan olehmahasiswa dalam mengenali fakultasnyamasing-masing. Namun, ketua senat yangbaru dilantik dua bulan ini mengungkapkanbahwa fungsi senat di kalangan Masisirmasih belum optimal dan masih banyakkekurangan yang harus diperbaiki. Masihjauh panggang dari api, seharusnya senat

    itu menjadi garda terdepan dalam kegiatan-kegiatan Masisir yang bersifat akademis,

    tuturnya menyesalkan.

    Sejatinya, Senat mahasiswa didiri-kan dengan tujuan untuk memfasilitasi ma-hasiswanya dalam menempuh studi di uni-versitas. Namun sejauh apakah peranSenat dalam rangka menyukseskan maha-

    siswa dalam studi yang dilakoninya?

    Luluah Al Hanoun, salah seorangmahasiswi jurusan Bahasa Arab menutur-kan kebanggaannya sebagai bagian dariSenat Bahasa Arab. Menurutnya, Senattidak saja berperan sebagai organisasi se-mata, tapi juga membantunya dalam ban-yak hal, khususnya dalam belajar. Senatbanyak membantu saya dalam belajar danmemahami madah. Selain itu, senat jugapernah ngadainRihlah Maktabah, jadi kitatahu maktabah khusus yang jual kitab-kitabLughoh, jawabnya.

    Berbeda dengan pendapat Khoirul

    Anas yang saat ini sedang deg-

    deganmenunggu ujian fakultas Syariah. Maha-siswa asal Jawa Tengah ini justru menge-luhkan kinerja senatnya di saat-saat men-jelang ujian. Kurang kerasa, entah saya

    yang endak tahu atau mereka yang endakada program, tulisnya lewat media sosial.

    Hal senada juga diungkapkan sa-lah seorang mahasiswi jurusan SyariahIslamiyah yang enggan disebutkan naman-ya. Baginya, kesadaran pribadi itu jauhlebih penting dari pada harus menungguperan senat dalam menyukseskan studi-

    nya. Perannya kurang bahkan mungkinbelum terasa. Yang lain pada bimbel darisenat, kalo anak syariah gak ada itu bimbeldari senat. Ada juga bimbel dari orang lain(yang bukan senat).

    Bagaimana pun, kehadiran senattelah memberi warna dalam dunia akade-mis Masisir, meskipun bagi sebagian oranghanya dirasakan ketika menjelang ujian.Sebagaimana yang dituturkan Zhara, salahsatu mahasiswi Ushuluddin, Senat ituberguna buat bimbel! tuturnya.

    Senat mahasiswa fakultas yangdinahkodai mahasiswa Indonesia memang

    tidak terikat secara horisontal dengan pihakUniversitas Al-Azhar. Organisasi ini semata-mata merupakan inisiatif mahasiswa Indo-

    nesia agar memiliki wadah yang menaungimahasiswa secara spesifik per fakultas.Keberadaannya memang bukan hal yangbaru. Karenanya, kinerja senat dapat dinilaitidak hanya dari masa baktinya di tahun ini,

    tapi juga bisa dibandingkan dengan tahun-

    tahun sebelumnya. Tahun 2010 masih adatalkhisan dari senat, jadi masih terasaperannya. Ujar Iqsas Nurguslanda, salahsatu alumni jurusan Syariah Islamiyah.Menurut Iqsas, salah satu penyebab tidakbegitu terasanya peran senat adalah kare-na minimnya antusiasme Masisir untukberperan aktif di Senat. Masisir, menurut-nya, lebih cenderung untuk aktif di organ-isasi lain seperti kekeluargaan, almamater,dan kajian-kajian. Banyak akademisi diMasisir, tapi seolah-olah para akademisi itukurang minat ke senat. Jadi senat terasa

    kurang aktif. Imbuhnya.

    Lalu, dari mana sebenarnya sumber da-na senat untuk menyelenggarakankegiatan-kegiatan tersebut?

    Menurut data yang diperoleh dariAhmad Hujaj Nurohim, Wapres PPMI Me-sir, dana kegiatan untuk seluruh senat ma-hasiswa berasal dari temus. Jumlah danatersebut sekitar 12.240 LE untuk 4 senatyang berada di bawah naungan PPMI Me-sir, sehingga masing-masing senat dapatkucuran dana sekitar 3.060 LE. Rincianya,

    dana itu diperoleh dari potongan gaji semuatemus untuk PPMI, setiap orang petugastemus dipotong 800 LE dikali jumlah temuskemarin 68 orang untuk kegiatan maha-siswa al-Azhar yang diadakan oleh PPMI.Kemudian dari 800 LE itu diambil 200 LEuntuk dana kegiatan seluruh senat, laludikurangi 10 % untuk Dewan Keamanandan Ketertiban Masisir (DKKM), ujarnyamenerangkan.

    Berbeda dengan tahun sebe-lumnya, seluruh dana untuk semua senatsaat ini dipegang oleh PPMI. Alasanyamenurut keterangan wapres PPMI adalah

    untuk keamanan dan kontrol dana kegiatan,sehingga untuk seluruh ketua senat yangmembutuhkan dana kegiatan tinggal

    mengambil di kantor PPMI.Menurutnya, kantor PPMIsebagai brangkas penyimpandana seluruh senat maha-siswa al-Azhar dan bisa diam-bil kapanpun sesuai kebu-tuhan masing-masing senatdengan memberikan ket-erangan keperluan kegiatan.

    Kebijakan PPMI yangtidak langsung membagikandana pada semua senat,Menurut Shufy Ulum, memangsangat masuk akal untuk kea-manan, akan tetapi masihkurang pas diterapkan.Seolah-olah senat dimonitor-ing dan kurang leluasa ketikahendak menggunakanya. Ke-bijakan ini perlu disosialisikanpada semua DP-PPMI, karena

    tidak setiap presiden PPMI dan wapresnyaatau pengurus lainya berada dikantorPPMI. Harus mengambil dengan siapa keti-ka senat terdesak memerlukan dana? im-buhnya.

    Adapun perkiraan jumlah danayang digunakan oleh senat mahasiswa al-Azhar untuk kegiatan mendukung maha-siswa dalam bidang akademik, menurutThoriq Aziz, berbeda-beda setiap perioden-ya. Tergantung jumlah anggota, berapabanyaknya program kerja, serta permintaanteman-teman anggota untuk dana yangakan dihabiskan. Bila diperkirakan kebu-tuhan kegiatan internal dan tidak keluarkemana-mana, dana yang dibutuhkan ku-rang lebih 2000 LE, apabila kegiatan lebihbanyak tentu akan lebih dari itu, jelas Tho-riq Aziz. (M Fahmi, Nawa S, Irfan Muham-

    mad, Moch Hammam, M Abdul Aziz)

    Senat Halaman 3

    Doc.FB: Sema FBA Al-Azhar Mesir

    Slaah satu kegiatan Senat Fakultas Bahasa Arab

  • 8/10/2019 Edisi 180 Desember 2014.pdf

    6/12

    Edisi 180/Desember 20147

    6

    Masisir IdealDinamika

    Oleh: Khoirunnisa*

    D

    ahulu, ketika masih di

    Indonesia, kita banyakmendengar tentangbetapa hebatnya kuliah di Universitas Al-Azhar. Kita juga mendengar bahwa Mesiradalah negara yang paling tepat untukmenuntut ilmu agama dengan banyaknyaulama-ulama besar. Konon Al-Azhar-lahyang menciptakan ulama-ulama besar yangcakap dalam berbagai bidang keilmuan.Anggapan itu tidaklah salah, bahkan me-mang hal itulah yang menjadikan mesirmenjadi istimewa di kalangan penuntutilmu. Namun bagaimana halnya para pela-jar Indonesia yang telah menginjakkan ka-kinya di sini?

    Pada umumnya para mahasiswaIndonesia yang telah menginjakkan kaki diMesir, mereka akan masuk ke dalam suatuorganisasi induk, yakni PPMI. Nah PPMIinilah yang menaungi semua paraanggotanya yang berasal dari berbagaikekeluargaan, almamater, maupun afiliatif.Meskipun demikian, tujuan kita datang keMesir sama yaitu kuliah di Universitas Al-Azhar.

    Masisir yang berasal dari berbagairagam itu, mempunyai kecenderunganmasing-masing. Kecenderungan tersebutdapat disederhanakan ke dalam dua

    karakteristik, pertama bergelut dalambidang keilmuan seperti talaqqydan kajian.Kedua bergelut dalam organisasi, sepertiafiliatif, kekeluargaan, dan almamater.

    Karakter pertama yang meliputibidang keilmuan bisa didapat dengantalaqqymaupun kajian. Mesir dengan sum-ber ilmunya, sangat sayang sekali jika kitatidak mengerahkan diri untuk menuntutilmu sebanyak-banyaknya. Sumber ilmutersebut berada di tangan para ulama-ulama yang mengajarkan berbagai ilmuagama yang ada di masjid dan madhiyafah,inilah yang disebut dengan talaqqy.

    perbedaan antara talaqqy dan kuliahadalah, di talaqqy kita akan disuguhkanilmu yang berasal dari sumbernya, yaitupara masayikh yang sanadnya turuntemurun sampai Rasullulah SAW. berbedadengan kuliah yang mana kita akandisuguhkan ilmu yang sudah dirancangoleh para dosen yang disusun sesuaidengan tingkatan akademis.

    Selain talaqqy, kita juga bisamendapatkan wawasan dari kajian. Dalamkajian kita dituntut untuk membaca buku,memetakan pikiran, berlatih bagaimanamengutarakan pendapat atau maklumatkepada orang lain. Kajian inilah yang turutmenyempurnakan dalam proses menuntutilmu. Karena ketika kita sudahmendapatkan ilmu yang ada di talaqqy, kitabisa menyalurkannya kepada orang lain,

    sehingga bermanfaat bagi sesama.

    Adapun karakter kedua, yaitubergelut dalam organisasi. Pada umumnyabanyak sekali jumlah organisasi yang adadi Masisir ini. Mulai dari kekeluargaan,almamater, atau kelompok yang fokusdalam seni dan hobi. Motif Masisir ketikaterjun dalam suatu organisasi biasanyaadalah untuk silaturahmi, memperluasjaringan, membentuk diri kita untuk bisaberinteraksi yang baik dengan orang lain,bahkan ada juga yang hanya berniat untukmain-main.

    Dari sinilah terlihat bagaimanakarakter setiap individu. Tujuan utama keMesir yang pada awalnya ingin kuliah diUniversitas Al-Azhar, akan dibumbuidengan berbagai kegiatan yang terangkumdalam dua karakter di atas. Namun haltersebut bukan mutlak seperti itu, ada jugasebagian dari Masisir yang benar-benarfokus dalam dunia perkuliahan saja, adajuga yang menggabungkannya dengan

    organisasi, dan ada juga yangmenggabungkannya dengan keilmuan danorganisasi.

    Mahasiswa yang ideal menurutsaya, ia yang bisa menggabungkan antarabidang keilmuan dan organisasi tanpameninggalkan bangku perkuliahan. Ia yangbisa memadukan antara mencari danmenyalurkan ilmu dengan muamalah yangbaik pada sesama. Kita tidak akan bisalepas dari organisasi, karena di dalamnyakita belajar banyak bagaimana berinteraksidengan orang lain. Dan ilmu yang kitadapatkan di organisasi akan sangatmembantu ketika terjun di masyarakat.Namun bukan berarti yang mempunyaijiwa kepemimpinan bisa sukses ketikaterjun di masyarakat, karena masyarakatjuga butuh pemimpin yang berilmu.

    Untuk mewujudkan kriteria

    mahasiswa ideal ini, butuh usaha yangmaksimal. Pasalnya kita harus benar-benarmenggunakan waktu secara efisien untukmelakukan semua aktifitas tersebut.

    Jika dilihat dinamika Masisir saatini, Masisir dalam kondisi seimbang.Nampaknya para Masisir sudah mulaibangun dari tidur panjang. Masisirsekarang bukan hanya menempatiorganisasi, namun juga banyak dari Masisiryang sudah menyentuh bidang keilmuan.Sekarang yang ramai bukan hanya acara-acara yang berbau organisasi, namun darikegiatan yang berbau keilmuan sudahmulai disentuh oleh Masisir seperti talaqqy.Terlebih dari perempuan, yang dulukatanya masih dibatasi, sekarang sudahsangat leluasa untuk bisa menghadiri majlis-majlis bersama masayikh. Bahkansekarang sudah banyak beredar jadwaltalaqqy di berbagai grup WhatsApp danfacebook. Meskipun presentase Masisiryang sudah terjun dalam talaqqy belummencapai setengah dari jumlah Masisirsecara keseluruhan, namun sudah mulaiterlihat perkembangannya.

    Adapun sekarang sudah berdirirumah-rumah ilmu, seperti rumah syariahdan rumah tahfidz. Setidaknya gerakan

    seperti ini yang menjadikan Masisir tumbuhberkembang dari segi organisasi dankeilmuan. Dari kepengurusan PPMI jugasudah banyak mengangkat kegiatan yangberbau keilmuan, seperti menggalakkandaurah bersama masayikhdll.

    Adapun solusi yang tepat agar kitabisa masuk dalam kedua dunia tersebut(organisasi dan keilmuan) tanpamengabaikan bangku perkuliahan,hendaknya kita melihat prioritas dankemampuan diri kita masing-masing. Kitabisa memilih beberapa pelajaran yang adadi talaqqy, satu kajian yang menunjang

    fokus belajar kita, serta memilih organisasiyang bermanfaat atau bisa menunjangprioritas kita. Jika sudah menentukanbeberapa langkah yang akan kita ambil,maka beristiqomahlah dalam kegiatan itu.Karena setiap orang pada dasarnyamemiliki sesuatu yang menjadikelebihannya. Kita tidak akan bisamaksimal jika semua kegiatan kita ambil.Lebih baik sedikit namun bisa istiqomah didalamnya. Namun, dari solusi tersebut,tidak akan bisa terealisasikan tanpa adanyakeinginan dan tekad yang kuat dari diri kitamasing-masing. Maka dari itu kita kuatkanlagi tekad kita kemudian beristiqamahlah

    dalam langkah-langkah yang kita ambil.

    Doc

    .Bindhara-masisir.com

    *Keluarga Informatika

  • 8/10/2019 Edisi 180 Desember 2014.pdf

    7/12

    Edisi 180/Desember 2014

    7

    PERHELATAN, DIHELAT, MENGHELATBahasa

    Akhir-akhir ini, ketika mem-bicarakan acara kesenianhingga politik, media ser-

    ing menggunakan kata perhelatan,menghelat, dan dihelat. Istilahperhelatan pada mulanya lazimdigunakan untuk menyebut acara perkawi-nan, kenduri, atau selamatan. Malah parasastrawan Balai Pustaka lebih lazimmenggunakan kata helat saja. Nur SutanIskandar dalam novel Salah Pilih (1928),misalnya, menulis, Sekalian helat danjamu itu dilayani oleh Ibu Liah dan Asnahsekuasa-kuasanya.

    Kamus Besar Bahasa Indonesia

    Edisi Ketiga (KBBI III), 2005, memangmemiliki lema pehelatan, yang bermakna

    pesta atau kenduri selamatan, pestaperkawinan. Adapun pesta adalah per-jamuan makan-minum atau perayaansesuatu dengan bersuka ria dalam sebuahkeramaian.

    Sebuah festival seni mungkinmasih bisa dianggap sebuah pesta, tapiapakah pemutaran film atau diskusi adalahsebuah pesta? Contohnya, Dalam perhe-latan diskusi yang berlangsung selamalebih-kurang dua jam tersebut, Ibnumenyampaikan bahwa sastra di mediamassa semakin hari semakin berku-rang (Koran Jakarta, 23 Maret 2014). Beri-ta itu hanya membicarakan sebuah acaradiskusi. Sebuah acara dengan kegiatantunggal (sebuah film, teater, tari, dan se-bagainya) tak tepat disebut perhelatan.Sebuah perhelatan mengandaikan acaraakbar dan ramai yang melibatkan banyakkegiatan, seperti Festival Film Indonesia.

    Bagaimana dengan pemakaiandihelat dan menghelat? Pada 8 Mei2014, kompas.com membuat judul beritaDiskusi Bisnis Digital Kembali Dihelat diYogyakarta. Pada 20 Oktober 2014, WartaKota menulis, Untuk memperingati bulanbahasa, Kompas menghelat seminar ber-tajuk Merumuskan Bahasa dalam Media

    Online dan Jurnalisme Warga.

    Dalam KBBI III, kata dasar helatpunya dua lema. Pertama, helat yangbermakna pesta perkawinan dsb dantamu. Tapi, sebagai kata sifat, helatartinya asing, lain, bukan keluarga. KBBIIII mencontohkan, Di kota-kota besar ban-yak orang helat. Kedua, lema helat yangdibaca sebagai helat (e dibaca sepertidekade). Bentuknya adalah kata bendadan artinya tipu muslihat, akal, dalih. Mak-na ini jelas jauh berbeda dengan lema per-tama.

    Namun lema pertama tak punya

    kata kerja turunan, sedangkan lema keduajustru punya dua: berhelat danmenghelat. Yang pertama berartimenggunakan tipu muslihat, berdalih danyang kedua bermakna menipu. Tak ada

    kata turunan dihelat disitu. Kalaupun bisaditurunkan dari menghelat, berarti artinyaseharusnya menjadi ditipu.

    Bila kita merujuk pada KBBI III,penggunaan kata menghelat dan dihelatoleh banyak media jelas keliru. Berita War-ta Kota di atas jadinya bermakna Kompas menipu seminar bertajuk. Jelasbukan itu maksud penulisnya.

    Pemuatan dua lema yang penu-lisannya sama ini jadi bermasalah. T.D.Asmadi, pengajar Lembaga Pers Dr Soe-tomo, pernah mengecek makna helat daribeberapa sumber, seperti Kamus DewanEdisi IV (2007) terbitan Dewan Bahasa danPustaka Malaysia, Kamus Umum BahasaIndonesia karya W.J.S. Poerwadarminta,

    Baoesastra Melajoe-Djawa karya SutanMuhammad Zain. Semua kamus itu

    merujuk makna helat sebagai tipumuslihat.

    Bila kita mau konsistendengan makna helat dalam berbagaikamus tersebut, menghelat tetaplahberarti menipu. Tapi Kamus BesarBahasa Indonesia Pusat Bahasa EdisiKeempat (KBBIPBIV), 2008, membuatmasalah tambah rumit denganmenambahkan kata turunanmenghelat, yang berartimenyelenggarakan, pada lemahelat yang terkait dengan perhe-latan.

    Istilah helat dalampengertian tipu daya ini tampaknyamemungut kata Melayu helat hurufjawinya: yang merujuk padahelah ( Kata ini sudah munculratusan tahun lalu, misalnya dalamMaleisch-Nederduitsch Woordenboek(Kamus Melayu-Belanda) karya JanPijnappel Gzn., yang terbit pada 1863.

    Kamus Dewan Edisi IV pu-nya lema helat, tapi memberi tandaagar merujuk pada lema helah ada-lah berhelah, yang berarti

    menggunakan tipu daya, berdalih,dan menghelah, yang berartimemperdaya, menipu.

    Ini berkebalikan denganKBBIPB IV, yang punya lema helah,tapi dengan tanda yang merujuk kehelat. Jadi, penyusun KBBIPB IVmenganggap helah adalah kata la-ma yang tak disarankan pemakaiann-ya, yang merupakan ragam katahelat, yang ejaannya dianggap baku.

    Bagaimana cara mengatasimasalah ini? Saya menyarankanPusat Bahas menghidupkan lema

    helah, lalu makna lema helat bisadialihkan menjadi makna bagi helah.Cara ini akan membuat jelas bahwamenghelat tetap berartimenyelenggarakan (pesta), menghelah

    berarti menipu, dan berhelah bermaknaberdalih.

    Sastrawan Nur Sutan Iskandar

    sudah memakai kata berhelah itu dalamnovel Turun ke Desa (Balai Pustaka, 1982).Di situ dia menulis, Tin, katanya terengah-engah, jangan berhelah jua. Berkata terusterang. Berapa banyaknya uang yang kauterima dari orang itu? Sang pengarangjelas merujuk kata berhelah dalam artiberdalih.

    Pembedaan lema helah danhelat ini akan membuat makna helattidak bermakna ganda seperti sekarang.Para pengguna rumpun bahasa Melayu diMalaysia dan Brunei juga tak akan salahpaham, karena di dua Negara itu helah

    memang berarti tipu daya.

    Sumber: Majalah Tempo, Edisi

    20-26 Oktober 2014.

  • 8/10/2019 Edisi 180 Desember 2014.pdf

    8/12

    Edisi 180/Desember 20148

    Sejarah Singkat Ilmu Ushul FikihKeislaman

    Oleh: Ikhwan Hakim*

    S

    ebagai agama yang

    komperehensif, Islammengajarkan segala hukumyang mengatur kehidupan manusia, mulaidari permasalahan itiqadiyah, khulukiah,hingga permasalahan amaliyah. Jika ditarikkedalam ranah disiplin ilmu, al-Quranmemiliki kedudukan yang amat sangattinggi, begitupun dalam ilmu Ushul Fikih, al-Quran dijadikan sebagai sumber pertamadalam menentukan kaidah-kaidah hukumsyariat setelah Sunnah, Ijma dan Qiyas.Keempat sumber inilah yang disepakatioleh Jumhur muslim sebagai sumberhukum, selain itu masih ada enam sumberhukum lainnya yang tidak disepakati olehsebagian Jumhur muslim, diantaranyaIstihsan, Masalih Mursalah, Istishhab, Urf,Madzhab Shahabi dan Syaru manQablana.

    Dalam kajian ushul fikih, untukmemahami nashal-Quran dari segi dilalah,para ulama menggunakan pendekatanyang dikenal dengan istilah qathiy al-dalalah dan dhanny al-dalalah. MenurutAbdul Wahab Khallaf, qathiy al-dalalahmerupakan ayat yang menunjukan maknasecara jelas dan dapat dipahamimaksudnya tanpa harus memerlukantakwil. Sedangkan dhanny al-dalalahada-

    lah ayat yang menunjukan suatu maknatetapi memerlukan penakwilan untuk me-mahami makna lain yang terkandung dida-lamnya.

    Dalam sejarah perkembangannya,ushul fikih telah ada ketika fikih ada. Sela-ma ada ilmu fikih maka harus ada kaidah-kaidah yang menjelaskannya, inilah pokokdan hakikat dari ilmu ushul. Akan tetapi jikaditelisik dari segi penulisannya, ilmu fikihlebih dulu dituliskan daripada ilmu ushulfikih. Itu berarti bahwa ilmu fikih telah di-tulis, ditetapkan pembahasannya, kaidahdan juga bab-babnya sebelum penulisan

    kaidah ilmu ushul fikih. Akan tetapi itubukan berarti bahwa ushul fikih belum mun-cul dan belum ada kecuali setelah ditulis-kan, juga bukan berarti bahwa para fuqahatidak memiliki kaidah dan metodetertentu dalam menetapkan hukum.Pada kenyataanya, bahwa kaidah-kaidah serta metode ilmu ini telahtertanam pada diri para mujtahidterdahulu.

    Bisa diambil kesimpulanbahwa ushul fikih dan fikih sangaterat dan berkaitan, oleh karnanyaharuslah ushul fikih itu ada ketikafikih itu ada, bahkan sebelum fikihitu muncul, karena ushul fikih meru-pakan suatu kaidah untuk menen-tukan suatu hukum, akan tetapibelum muncul suatu kebutuhan

    untuk menuliskannya, terutama ketika za-

    man Nabi Muhammad SAW. Kala itu be-lum ada suatu kebutuhan untukmendiskusikan masalah kaidah-kaidah ilmuini, apalagi untuk menuliskannya, karenaNabi Muhammad-lah yang menjadi sumberrujukan utama dalam penjelasan hukumsyariat.

    Ilmu ushul fikih mulai muncul dandituliskan pada abad ke-2 Hijriah, yaknipada masa khilafah Abbasiah. Ada yangmengatakan bahwa orang pertama yangmenuliskan ilmu ushul fikih adalah AbuYusuf, sahabat dari Imam Abu Hanifah,akan tetapi tidak ada yang mendapatkanketerangan tentang bukunya. Sedangkanyang masyhur di kalangan para ulama,yang pertama kali menuliskan kaidah ilmuushul fikih serta pembahasannya adalahImam Muhammad bin Idris Al-Syafii, wafatpada tahun 204 Hijriah. Imam Syafii telahmenuliskan bukunya yang berjudul al-Risalah, kemudian diriwayatkan oleh murid-nya Rabi al-Muradi. Dengan bukunya al-Risalahmaka diakui oleh para ulama bah-wa penggagas serta penulis ilmu ushul fikihadalah Imam Syafii. Dalam bukunya al-RisalahImam Syafii berbicara mengenai al-Quran, penjelasan tentang hukumnya,penjelasan Sunnah terhadap al-Quran,

    Ijma, Qiyas, Nasikh danMansukh, al-Amru

    danan-Nahyu, pengambilan hukum melaluikhobar ahaddan lain sebagainya dari pem-bahasan kaidah ushuliah.

    Ada beberapa faktor yag men-dorong Imam Syafii untuk menuliskan sertamembukukan ilmu ushul fikih, diantaranya,pada masanya Imam Syafii melihat banyakperbedaan pendapat mengenai masalahushuliahyang nantinya para mujtahid akanmerujuk kepadanya, kemudian perbedaancara berijtihad dan sumber yang diambiluntuk menentukan hukum, seperti Sunnah,Ijmak dan Qiyas. Dari berbagai macam

    perbedaan pendpat inilah Imam Syafiiterdorong untuk menuliskan serta mem-bukukan ilmu ushul, kemudian menetapkankaidah-kaidah khusus yang harus dipakai

    oleh para mujtahid dalam penetapan

    hukumnya.Bagi yang mencermati serta

    meneliti, ia pasti memperhatikan bahwaayat-ayat al-Quran tercakup didalamnyatiga dasar hukum pokok yang terbagi lagimenjadi banyak hukum. Tiga dasar hukumtersebut yaitu Hukum yang berkaitandengan akidah, Hukum yang berkaitandengan tazkiatu an-nafs atau akhlak danHukum amaliah, atau lebih dikenal denganilmu fikih.

    Al-Isnawy dalam bukunyaNihayatussulmenjelaskan, bahwa sebelummenggunakan ayat al-Quran sebagai daliluntuk menentukan suatu hukum, terlebihdahulu kita harus mengetahui beberapahal. Karena al-Quran ditulis dengan bahasaArab, maka untuk menggunakan ayat-Nyasebagai dalil kita harus mempelajaribahasa Arab dan pembagian-pembagianyang tercakup didalamnya. Dari segibahasa, al-Quran terbagi menjadi khobardan insya, tetapi ulama ushul lebihmembahas masalah insya danmeinggalkan pembahasan khobar,melihatdidalamnya tidak terdapat ketentuanhukum. Maka dari itu Imam baidhawimembaginya menjadi amr dan nahyu, amdan khos, mujmal dan mubayyan, serta

    nasikhdan mansukh.

    Para ulama ushul dalam pemba-hasannya mengenai ushul fikih tidak selalusama, baik dari segi istilah maupun jalanpembicaraannya, karenanya terdapat duagolongan yang muncul, yakni mutakallimindan hanafiyah. Golongan Mutakallimindalam pembahasannya selalu mengikuticara-cara yang lazim digunakan dalam ilmukalam, yaitu dengan memakai akal pikirandan alasan-alasan yang kuat dalammenetapkan peraturan-peraturan pokok(ushul). Di antara kitab-kitab yang ditulisoleh golongan ini adalah, al-Mutamad milik

    Muhammad bin Ali, al-

    Burhan milik al-

    Juwaini, al-Mutashfa milik al-Ghazali, danal-Mahsul milik ar-Razi. Sedangkan golon-gan hanafiyah dalam pembahasannya sela-

    lu memperhatikan dan me-nyesuaikan antara aturan-aturanyang bersifat pokok (ushul)dengan persoalan cabang (furu).Setelah itu muncullah kitab yangberada ditengah-tengah antarakedua golongan tersebut, dian-taranya adalah, Tanqihul Ushulmilik Sadrus Syariah, Badiunni-dzam milik Al-Saati, Attahir milikKamal bin Hammam, dan al-Muwafaqat milik Al

    -Syatibi. Walla-

    hualam.

    *Aktivis NUN Center

  • 8/10/2019 Edisi 180 Desember 2014.pdf

    9/12

    Edisi 180/Desember 2014

    9

    Satu bundel kertas tergeletak di atasbangku:

    **Menatap bayangmu di batas kota,

    seperti kelabu yang menyiratkan keraguan.Angin menyelimuti hari serupa tirai-tiraitipis yang menggantung di jendela mataha-ri. Langit dikepung warna hitam pekat juga

    putih pucat seperti tumpukan kapas kotor.Awan berarak mengepak sayapmengantarku kepada namamu secarautuh. Hanya ada sahara. Juga debu yangkaku menanti pergantian kalender. Setelahmusim panas tak lagi menciptakan keba-hagiaan, apa lagi yang lebih berarti selainmengharap musim dingin?

    Tak banyak yang kuharapkandarimu, Pur, selain izin agar aku tetap bisamenyimpan senyummu dengan baik. Akusudah khatam untuk sekadar menghafallekuk wajahmu, juga senyummu, jadi jan-gan kau tanya apakah ketiadaanmu bisa

    membuatku menjadi amnesia begitu saja.Aku masih saja mengharapkan

    hal yang indah-indah selama ketidakha-diranmu. Semisal menikmati Spink bersa-ma, berjalan di pesisir Alexandria, atausekadar menitipkan cerita pada aliransungai nil. Bahkan kita masih punyaPerang Bubat dan Asmara Diah Pitalokayang belum selesai kuceritakan. Tapi kitamasih menjadi rahasia. Kau rahasiaterbesarku. Begitu pun aku masih rahasiauntukmu. Suatu saat, Allah akan salingmengenalkan rahasia itu, kemudian kitaakan mengangguk dan saling ber-

    pandangan. Aku akan menanti itu. Karenakita tidak benar-benar berpisah. Tuhanhanya sedang memberi kesempatan untuksaling menenun rindu. Itu saja.

    Pur, sudah lama kita tak saling

    bertukar kabar. Terakhir kali saat kitamenikmati dua es krim milik kita, pada sen-ja yang mengeja namanya, kau utarakansegala kekhawatiranmu. Biar kutebak, kausekarang telah menjadi perempuan de-wasa. Kau sudah lebih tahu apa yang ingindan apa yang perlu. Aku ingin mendengarceritamu lagi, juga kau dengar ceritaku

    baik-baik. Tentunya dengan dua es krim

    milik kita. Tapi kekhawatiran kita saat initak lagi sama. Kita hanya saling pahamsekarang.

    **Metro masih berjalan menelusuri

    lorong-lorong gelap. Sesekali Rudymenatap peta rute yang terpasang di dind-ing gerbong. Masih sembilan stasiun lagi.Tatapan lelahnya bercengkrama dengankeringat tubuh orang-orang Mesir di seke-lilingnya. Sebuah masa yang terasa begitulama untuk dilewati. Siang ini, Metro begitupenuh sesak. Keterbatasan moda dan ting-

    ginya angka kebutuhan masyarakat, mem-buat suasana metro setiap waktu tak nya-man dan pengap. Pendingin udara hanyabekerja untuk merotasi udara pengap,bukan kesejukan. Rudy terlalu lelah untuksekadar mengeluh.

    Rudy kembali menatap bundelankertas di tangannya. Ia masih tak percaya,di negeri seribu menara ini ia bisa temukantulisan berbahasa ibunya. Di dalam Metro.

    "Shinny?" tanya seorang pria ber-tubuh besar.Rudy tak terlalu antusias me-nanggapinya. Tak ada air muka spesial,selain lelah.

    "Laa! Ana Andunisy!" jawab Rudydengan senyum simpul."A,, ehsan nass!" katanya sambil

    menyodorkan tangan mengajak bersala-man.Bagi Rudy, pujian orang Mesir itu tak

    lagi terdengar istimewa. Bukan satu ataudua kali, ia mendengar kalimat itu, sampaiia tak lagi mampu membedakan mana ka-limat haqiqy, dan mana yang majazy.

    Tuhan memang begitu adanya.Menciptakan manusia dalam berbagai su-ku, ras, dan bahasa. Meski sudah ada ke-lompok-kelompok tertentu, tidak semua

    orang mampu mengenal setiap kelompokdengan baik. Semisal orang Asia yangselalu diasumsikan sebagai 'shinny' aliasorang cina.

    Waktu terus berlalu, namun ke-bosanan tak kunjung pergi. Rudy kembalimenghampiri kertas di tangannya.

    **Pur, sebenarnya aku sedang

    gugup. Kelak ketika kukunjungi ayahmudengan seikat bunga, tentu dengan senyu-man terbaik yang kumiliki, ia akan bertanya"Apa profesimu?". Dan kamu tahu bahwaaku hanya seorang jurnalis yang biasa juga

    disebut wartawan. Tapi sebutan wartawantak terasa istimewa bagiku. Mainstream.Ayahmu pasti seperti kebanyakan orang,hanya akan memandang Jurnalis sebagaipencatat peristiwa-peristiwa penting, ataumungkin peristiwa biasa saja yang dibuatpenting, orang berkualitas hidup standar,dan tak ada yang istimewa. Barangkaliayahmu akan mengernyitkan keningnya,merasa heran dengan pilihan puterinya.Mungkin yang ia harapkan adalah lulusanteknik sipil, kedokteran, kepabeanan, atauekonomi manajemen. Ia tak akan ter-sanjung dengan jawabanku. Tapi kau

    pernah bilang untuk tidak merisaukan itu.Semua akan baik-baik saja.Pur, aku hanya ingin menuliskan

    ini agar kau tahu bagaimana kelak masadepan kehidupan kita. Kau perlu tahu bah-

    DIORAMASastra

    Oleh: Maulana Abdul Aziz*

    Doc.Dioramadreamland.at

  • 8/10/2019 Edisi 180 Desember 2014.pdf

    10/12

    Edisi 180/Desember 201410

    wa menjadi jurnalis adalah pilihan yangpenuh tantangan. Kau akan mendapati sua-mimu bekerja sepanjang waktu. Bahkanketika kau menantinya pulang denganmenu masakan terbaikmu, ia hanya akanpulang larut malam. Kau masih dengansenyum terbaikmu membukakan pintu, lalubercengkrama di depan makanan bu-

    atanmu yang sudah dingin.Atau dalam

    beberapa waktu, kita akan bercengkramadengan anak-anak kita di depan kue-kuebuatan tanganmu. Tapi ketika suamimumelihat jam dinding, dan malam semakinlarut, ia harus kembali ke meja kerjanyauntuk memenuhi tuntutan dead line. Se-hingga kau meminta suamimu untuk melu-angkan waktunya untuk sekadarmendengarkan pengalaman anak-anak dihari pertama sekolahnya, atau saling ber-gantian membacakan dongeng sebelumtidur.

    Barangkali tidak setiap tahun kita

    akan memiliki bulan madu ke tempat-tempat yang indah. Di saat kau membutuh-kan liburan dan kebersaman, suamimu han-ya akan hadir di rapat pemerintahan, aksidemonstrasi, gedung perkantoran, atauwilayah konflik yang sama sekali takmenarik untuk dikunjungi.Ketika kelendermengajakmu menghabiskan waktu, suami-

    mu harus menghabiskan waktu denganlaporan lalu lintas, kemacetan, atau sahurdan buka puasa di jalan raya.

    Tapi dalam segala keadaan itu,kau akan selalu menceritakan kebang-gaanmu sebagai orang tua. Sehingga sua-mimu akan sangat senang, karena darisekian banyak cerita yang ia dapatkan,ceritamulah yang paling berharga baginya.Tapi, Pur, haruskah aku menggantiprofesiku untuk membayar penantianmu?

    Hari ini aku sedang khawatir, kelakaku tak menjadi lelaki bijaksana. Aku kha-watir kau tak mampu berlama-lama hidup

    denganku. Sengaja kuceritakan ini sejakawal, agar kau tak merahasiakan perasaanyang mengganjal. Jika kelak suamimu lebihsibuk dengan pekerjaannya, dekatilah iadengan senyumanmu, sampaikan keluhmusampai ia ingat bahwa keluarganya lebihutama. Jadi bagaimana jika suamimuseorang jurnalis?

    **Ponselnya bergetar. Di tengah

    padatnya penumpang, ia sempatkan untukmengambil ponselnya dari saku. Sebuahpesan masuk, "Reminder! Besok hariselasa jam 14.00 Clt kita Sidang Redaksi diWisma! Jangan telat dan siapkan ide-ide

    segar untuk edisi selanjutnya!".

    . *Kru Informatika

    Wawancara

    Ust Mufid Haris Asy-Syathibi Center

    pa itu Asy-Syathibi dankapan didirikannya?

    Asy-Syathibi Cen-ter merupakan lembaga bimbingan dankonsultasi belajar yang didirikan pada ta-hun 2001.

    Apa tujuan berdirinya?Tujuan daripada didirikannya lem-

    baga ini adalah untuk membantukesuksesan belajar mahasiswa Indonesiadi Mesir.

    Bagaimanakah program yangdijalankan oleh Asy-Syathibi?

    Program kerja yang dicanangkanoleh pengelola Syathibi ini memiliki 3 tahap,yaitu tahap pertama pada tahun ajaranbaru, pertengahan, dan akhir tahun.Komunitas penggerak bimbingan belajar initelah mengawali program kerjanya denganmengadakan seminar untuk Masisirmengenai kiat-kiat sukses belajar dengantema "Sukses bersama Asy-Syatibi". Pada

    acara seminar tersebut dipaparkanbagaimana memanage waktu, mengupastuntas buku ICMI, yaitu meniti tangga-tangga prestasi, memetakan pemikiranmahasiswa/i baru setiap fakultas, sertamenggali potensi diri dengan menghadirkanmahasiswa/i berprestasi. Akhir-akhir ini asy-Syathibi kian sibuk dengan mengaktifkankembali bimbingan belajar. Dilanjutkan pro-gram kerja yang akan dilaksanakan setelahujian berupa daurah fannul ulum baikdisiplin ilmu yang berkaitan dengan tiap-tiap fakultas seperti Syari'ah, Ushuludin,dan Lughah.

    Apakah Asy-Syathibi berkaitanerat dengan Fushul Taqwiyah?

    Terkait masalah Fushul Taqwiyahyang sempat familiar beberapa tahun silam,bahwa terakhir program ini dikerjakan keti-

    ka zaman kepengurusanpresiden PPMI dibawahkepemimpinan Abu Nashar.Setelah program itu dik-erjakan, ternyata hasilnyatidak sesuai dengan yangdiharapkan. Beberapaalasan yang menjadikan

    kurang efektifnya programtersebut, diantaranyakegiatan sepi peminat dansama halnya memunculkankelas baru seperti di kuliah.Ketika mengundang dosenal-Azhar untuk mengisi fu-shul taqwiyah dengan me-makan dana yang cukupbanyak, justru hanya be-berapa mahasiswa yangmenghadiri majelis ilmu ter-sebut. Hal ini tidak sepadanantara dana yang sudah

    dikeluarkan dengan ke-hadiran mahasiswa yangbisa dihitung. Sayang seribu kali sayang,sudah mendatangkan ulama besar tapiwalhasil tidak banyak yang datang. Belajardari pengalaman, maka kami menghapusfushul taqwiyahdari program Syathibi.

    Dari mana saja sumber penda-

    naan Asy-Syathibi?Syatibi bekerjasama dengan Ma-

    laysia dalam bimbingan belajar.Bagaimana dengan Senat yang

    juga mengadakan program bimbinganbelajar?

    Perdebatan juga biasa terjadidengan Senat masing-masing fakultas,khususnya Syariah dan Ushuluddin. Materiyang dibimbelkan Syatibi dengan senatsering berbenturan. Tapi itu tidak menjadi

    masalah yang besar karena kita salingmelengkapi.

    Ada anggapan bahwa Asy-Syathibi punya salah satu golongan Par-tai, apakah benar?

    Jika ada dua pilihan antara orang

    pintar dengan orang yang dikenal dan mau

    bekerja, pasti yang dipilih itu adalah orang

    yang lebih dikenal dan mau bekerjasama,

    begitu juga saya ketika merumuskan

    struktur kepengurusan. Saya memilih orang

    yang lebih dikenal dan mau diajak beker-

    jasama. (Hielya A, Fatimah NK)

  • 8/10/2019 Edisi 180 Desember 2014.pdf

    11/12

    Edisi 180/Desember 2014

    11

    Hikmah

    Al-Hubb, 2014

    Oleh: Miftah Firdaus*

    S

    ebuah kata yang

    mempunyai beribumakna, definisi, danpaling banyak diperbincangkanoleh makhluk bernama manusia.Dia ada di sanubari yang palingdalam, senantiasa memberi dantidak pernah meminta, ia terkadangmembawa penderitaan, namun iatidak pernah mendendam. Kitamengatakannya dengan nama cin-ta, orang Arab menyebutnya al-hubb.

    Syahdan, Ali terpesonapada Fatimah sudah sejak lama,disebabkan oleh kesantunan, iba-dah, dan paras putri kesayanganRasulullah SAW tersebut. Ia pernah ter-tohok dua kali saat Abu Bakar dan Umarbin Khattab melamar Fatimah sementaradirinya belum siap untuk melakukannya.Namun kesabarannya berbuah manis lan-taran kedua orang sahabat tersebut la-marannya ditolak oleh Rasulullah SAW.Akhirnya Ali memberanikan diri, dan tern-yata lamarannya kepada Fatimah yanghanya bermodal baju besi diterima.

    Di sisi lain, Fatimah ternyata telahmemendam cintanya kepada Ali sejak lamajuga. Singkat cerita, bahwa suatu hari

    setelah keduanya melangsungkan per-nikahan, Fatimah berkata kepada Ali,Maafkan aku, karena sebelum menikahdenganmu, aku pernah satu kali merasa-kan jatuh cinta pada seorang pemuda danaku ingin menikah dengannya. Ali punbertanya mengapa ia tetap mau menikahdengannya, dan apakah Fatimah menyesalmenikah dengannya. Sambil tersenyumFatimah menjawab, Pemuda itu adalahdirimu. Subhanallah, betapa manisnya al-hubb.

    Al-Hubbjuga bukan melulu perka-ra cinta antara pria dan wanita, namun dia

    lebih luas dan mencakup segala hal yangberkaitan dengan hati dan jiwa. JalaluddinRumi sang penyair sufi kelahiran Afghani-stan yang sangat masyhur, selalu membuatsyair yang berkaitan dengan hubungan al-hubbdengan Tuhannya.Adakah cinta yanglebih cinta daripada mabuk cinta kepadaTuhan? Tulisnya.

    Oh, TuhanTelah ku temukan cinta!Betapa menakjubkan, betapa indah, betapa

    hebatnya..Bagi gairah yang bangkitDan menghiasi alam semesta ini

    Maupun segala yang ada di dalamnya(Rumi)

    Namun, tidak ada makna al-hubb

    yang paling mengharukan selain kisah cintaRasulullah SAW terhadap ummatnya. Keti-ka Rasulullah SAW berbaring sakit dikamar Aisyah. Tiba-tiba dari luar pintuterdengar seorang yang berseru men-gucapkan salam. bolehkah saya masuk?tanyanya. Tapi Fatimah tidak mengiz-inkannya masuk. Maaf, ayahku sedangdemam, kata Fatimah yang membalikkanbadan dan menutup pintu. Kemudian iakembali menemani ayahnya yang ternyatasudah membuka mata dan bertanya padaFatimah, Siapakah itu wahai anakku?Tak tahulah aku ayah, sepertinya ia baru

    sekali ini aku melihatnya, tutur Fatimahlembut. Lalu, Rasulullah SAW menatapputrinya itu dengan pandangan yang meng-getarkan. Satu-satu bagian wajahnyaseolah hendak dikenang.

    Ketahuilah, dialah yang mengha-puskan kenikmatan sementara, dialah yangmemisahkan pertemuan di dunia. Dialahmalaikat maut, kata Rasulullah SAW. Fati-mah pun menahan ledakan tangisnya. Ma-laikat maut datang menghampiri, tetapiRasulullah SAW menanyakan kenapa JIbriltak ikut menyertai.

    Kemudian dipanggillah Jibril yang

    sebelumnya sudah bersiap diatas langitdunia menyambut ruh sang kekasih AllahSWT dan penghulu dunia ini. Jibril, jelas-kan apa hakku nanti dihadapan AllahSWT? Tanya Rasulullah SAW dengansuara yang amat lemah. Pintu-pintu langittelah terbuka, para malaikat telah menantiruhmu.

    Semua surga terbuka lebar me-nanti kedatanganmu, kata Jibril. Tapi ituternyata tak membuat Rasulullah SAWlega, matanya masih penuh dengankecemasan. Engkau tidak senangmendengar kabar ini? Tanya Jibril kembali.Kabarkan kepadaku bagaimana nasibumatku kelak? Jangan khawatir, wahaiRasulullah, aku pernah mendengar AllahSWT berfirman kepadaku: Kuharamkansurga bagi siapa saja, kecuali umat Mu-

    hammad telah berada di da-

    lamnya, kata Jibril. Maka ucapanyang terakhir ketika ajal men-jemputnya adalah: ummati, umma-ti, ummati.

    Akhir tahun 2014 diam-bang mata, rasa-rasanya kitamasih memerlukan banyak cinta.Masih terlalu banyak dendamyang bertebaran, hasut-menghasut, kritik yang bertujuanuntuk menjatuhkan, dan hal-hallain yang sekiranya perlu kita re-nungkan lebih dalam dengan al-hubb. Mungkin cinta tidakmenemukan bentuk idealnya, na-

    mun dia selalu mengarahkan jalan kepadakebenaran.

    Seperti kata pujangga: cinta selaluhadir, tinggal kita bisa merasakannya atautidak. Keberanian bukan berarti tidak pu-nya rasa takut melainkan berani bertindakwalau merasa takut. Mencintai berarti bera-ni memepertaruhkan hati. Kita hanya bisabelajar mencintai dengan mencintai. Bagimereka yang sangat jatuh cinta, seluruhdunia terasa tersenyum. Tidak ada un-

    dangan yang lebih besar untuk mencintaiselain mencintai terlebih dahulu. Lebih baik

    pernah mencintai dan kehilangan daripada

    tidak pernah sama sekali. Cinta bukanlahapa yang kita rasakan, tetapi apa yang kitalakukan. Kita mendefinisikan cinta sebagai

    perasaan bahagia kalau kita berada didekat orang satunya, dan kita yakin akannilai serta perkembangan orang itu, sepertiyang kita rasakan terhadap diri kita sendiri.Mencintai adalah hal paling indah.

    Hati yang dipenuhi rasa cinta,maka kedamaian selalu mengiringinya.Sebuah pekerjaan yang dilandasi denganperasaan cinta, insyaAllah ketenangan dankesuksesan selalu jalan berdampingandengannya. Pemimpin yang melandasi

    tugasnya dengan cinta, maka yang dipim-pin akan melaksanakan sesuai cinta yangdipancarkan. Guru yang mengajar denganrasa cinta, maka murid akan merasakansentuhan energi yang tidak bisa dikeluar-kan bagi guru yang hanya sekedarmenunaikan tugas.

    Itulah al-hubb sebagaimana IbnuQayyim al-Jauziyah deskripsikan pengaruhdahsyatnya. Karena cinta, demi cinta, langitdan bumi diciptakan, dan atas dasar cintaseluruh planet beredar. Dengannya pula

    semua gerak mencapai tujuannya sertabersambung awal dan akhirnya. Karenacinta semua jiwa meraih harapannya,

    mendapatkan idamannya serta terbebas

    dari segala yang meresahkan.

    *Pemred Informatika

  • 8/10/2019 Edisi 180 Desember 2014.pdf

    12/12

    Edisi 180/Desember 2014