EDISI 18 ok

4
'Adalah merupakan buletin yang dikelola oleh Program Islam dan Perempuan Lembaga Kajian Islam dan Sosial (LKiS) Yogyakarta bekerjasama dengan (TAF) dalam rangka Program Pengenalan Hak-hak Perempuan dan Demokrasi di Lingkungan Pesantren. Media ini menekankan kajian seputar persoalan hak perempuan. Redaksi menerima pertanyaan seputar permasalahan kesehatan reproduksi, dan menerima tulisan seputar hak-hak perempuan baik yang bersifat kritik, refleksi, opini dan berbagai ide-ide yang menyangkut permasalahan hak perempuan dan permasalahan perempuan. Tulisan maksimal 2 halaman spasi 1,5 dengan menyertakan nama dan lembaga asal penulis. Tanya Jawab Kesehatan Reproduksi 7 Tanya Assalamu’alaikum Wr. Wb. Redaksi yang baik, ada hal yang ingin saya tanyakan soal Papsmear. Sebenarnya Papsmear itu apa? Apa gunanya? Dan kapan bisa dilakukan? Karena saya pernah mendengar dua versi terkait waktu pemeriksaan, yakni ketika kita sudah menikah dan yang kedua setelah menikah dengan usia di atas 30 tahun. Mana sebenarnya waktu yang pas untuk melakukan pemeriksaan papsmear? Apakah bisa mengakses pemeriksaan ini secara gratis? Bagaimana caranya? Terima kasih. (Noor, Gunung Kidul) Waalaikumsalam Wr. Wb. Noor di Gunung Kidul, terima kasih atas pertanyaannya. Papsmear adalah suatu tes hasil usapan mulut rahim yang berguna mendeteksi berbagai penyakit pada rahim perempuan khususnya kanker mulut rahim. Jadi bila perempuan rutin melakukan papsmear, diharapkan adanya gangguan/ penyakit dapat dideteksi lebih dini sehingga pengobatan menjadi lebih mudah. Papsmear dilakukan bagi perempuan yang pernah berhubungan seksual/ menikah. Dalam sperma laki- laki terdapat HPV (Human Papiloma Virus), virus ini tidak menimbulkan keluhan bagi laki-laki tapi pada tubuh perempuan beresiko memicu pertumbuhan sel yang abnormal. Karena setiap perempuan yang telah seksual aktif dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan papsmear secara rutin 6 bulan – 1 tahun sekali. Pemeriksaan papsmear secara rutin dapat mencegah perempuan terkena kanker leher rahim, suatu penyakit yang merupakan penyebab kematian perempuan nomor satu di Indonesia. Pemeriksaan papsmear tersedia di berbagai layanan kesehatan seperti puskesmas, rumah sakit dan klinik dengan biaya beragam. Noor dapat mengakses layanan kesehatan di sekitar tempat tinggal dan meminta informasi mengenai pemeriksaan papsmear. Demikian penjelasan yang dapat kita berikan, semoga berguna bagi Noor dan teman- teman perempuan yang lain. (Tim Konselor PKBI Remaja) PAPSMEAR

description

Redaksi yang baik, ada hal yang ingin saya tanyakan soal Papsmear. Sebenarnya Papsmear itu apa? Apa gunanya? Dan kapan bisa dilakukan? Karena saya pernah mendengar dua versi terkait waktu pemeriksaan, yakni ketika kita sudah menikah dan yang kedua setelah menikah dengan usia di atas 30 tahun. Mana sebenarnya waktu yang pas untuk melakukan pemeriksaan papsmear? Apakah bisa mengakses pemeriksaan ini secara gratis? Bagaimana caranya? Terima kasih. (Noor, Gunung Kidul) Waalaikumsalam Wr. Wb.

Transcript of EDISI 18 ok

Page 1: EDISI 18 ok

'Adalah merupakan buletin yang dikelola oleh Program Islam dan Perempuan Lembaga Kajian Islam dan Sosial (LKiS) Yogyakarta bekerjasama dengan (TAF) dalam rangka Program Pengenalan Hak-hak Perempuan dan Demokrasi di Lingkungan Pesantren. Media ini menekankan kajian seputar persoalan hak perempuan. Redaksi menerima pertanyaan seputar permasalahan kesehatan reproduksi, dan menerima tulisan seputar hak-hak perempuan baik yang bersifat kritik, refleksi, opini dan berbagai ide-ide yang menyangkut permasalahan hak perempuan dan permasalahan perempuan. Tulisan maksimal 2 halaman spasi 1,5 dengan menyertakan nama dan lembaga asal penulis.

Tanya Jawab Kesehatan Reproduksi7

Tanya

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Redaksi yang baik, ada hal yang ingin saya tanyakan soal Papsmear. Sebenarnya Papsmear itu apa? Apa gunanya? Dan kapan bisa dilakukan? Karena saya pernah mendengar dua versi terkait waktu pemeriksaan, yakni ketika kita sudah menikah dan yang kedua setelah menikah dengan usia di atas 30 tahun. Mana sebenarnya waktu yang pas untuk melakukan pemeriksaan papsmear? Apakah bisa mengakses pemeriksaan ini secara gratis? Bagaimana caranya? Terima kasih. (Noor, Gunung Kidul)

Waalaikumsalam Wr. Wb.

Noor di Gunung Kidul, terima kasih atas pertanyaannya. Papsmear adalah suatu tes hasil usapan mulut rahim yang berguna mendeteksi berbagai penyakit pada rahim perempuan khususnya kanker mulut rahim. Jadi bila perempuan rutin melakukan papsmear, diharapkan adanya gangguan/ penyakit dapat dideteksi lebih dini sehingga pengobatan menjadi lebih mudah.

Papsmear dilakukan bagi perempuan yang pernah berhubungan seksual/ menikah. Dalam sperma laki-laki terdapat HPV (Human Papiloma Virus), virus ini tidak menimbulkan keluhan bagi laki-laki tapi pada tubuh perempuan beresiko memicu pertumbuhan sel yang abnormal. Karena setiap perempuan yang telah seksual aktif dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan papsmear secara rutin 6 bulan – 1 tahun sekali. Pemeriksaan papsmear secara rutin dapat mencegah perempuan terkena kanker leher rahim, suatu penyakit yang merupakan penyebab kematian perempuan nomor satu di Indonesia.

Pemeriksaan papsmear tersedia di berbagai layanan kesehatan seperti puskesmas, rumah sakit dan klinik dengan biaya beragam. Noor dapat mengakses layanan kesehatan di sekitar tempat tinggal dan meminta informasi mengenai pemeriksaan papsmear. Demikian penjelasan yang dapat kita berikan, semoga berguna bagi Noor dan teman-teman perempuan yang lain.

(Tim Konselor PKBI Remaja)

PAPSMEAR

Page 2: EDISI 18 ok

IftitahIftitah

Penanggungjawab

Ketua Yayasan LKiS

Ketua Sidang Redaksi

Zusiana Elly Triantini

Sidang Redaksi

Mar'atul Uliyah

Hanifah el Adiba

Andi Andrianto

Wafiyatul Muflihah (Magelang)

Maria Ulfa (Solo)

Ibah Muti'ah (Kulon Progo)

Asih Nuryanti (Gunung Kidul)

Setting/Layout

MATADOR Design

Administrasi

Pusvyta

Nungki

Reni

Yanti

Alamat Redaksi

Jl. Pura I/1 Sorowajan Baru,

Banguntapan Bantul

Yogyakarta 55198

Telp/Fax: (0274) 489901.

Email: [email protected]

Website: www.lkis.or.id

Susunan

Redaksi

Islam Transformatifdan Toleran

Y a y a s a n

2

“...Adalah hak bagi setiap pasangan atau individu untuk menetapkan secara bebas dan bertanggung jawab terhadap jumlah anak, jarak kelahiran anaknya, dan kapan ia ingin atau tidak ingin mempunyai anak, dan untuk mendapatkan informasi serta cara untuk melakukan hal tersebut, dan hak untuk meraih standar tertinggi atas kesehatan seksual dan reproduksi. Hal ini termasuk segala hak untuk memutuskan hal-hal yang berkaitan dengan reproduksi yang bebas diskriminasi, intimidasi, dan kekerasan” (Konferensi Internasional tentang Kependudukan dan Pembangunan di Kairo tahun 1994).

Mengacu pada pernyataan di atas, perencanaan keluarga/KB (Keluarga Berencana) seharusnya dimaknai sebagai bagian dari upaya mencapai standar tertinggi kesehatan reproduksi dan bukan hanya dimaknai untuk tujuan membatasi jumlah penduduk saja sebagai bagian dari pembangunan sebagaimana yang terjadi pada awal-awal pelaksanaan program KB dulu.

Pemaknaan perencanaan keluarga yang hanya sebatas bagian dari pembagunan tersebut berakibat pada tidak terpenuhinya kebutuhan dan kepentingan kelompok sasaran dari program tersebut, terutama kaum perempuan. Bagaimana tidak, setelah sekian lama, ternyata KB hanya berhasil menekan laju penduduk tetapi gagal menurunkan angka kematian ibu yang terkait dengan kehamilan. Sejak tahun 2003 hingga saat ini, data Angka Kematian Ibu (AKI) secara nasional belum juga beranjak dari angka 307/100.000 kelahiran hidup (angka tertinggi di Asia Tenggara). Padahal d a l a m m e m e n u h i k e s e p a k a t a n MDGs/Tujuan Pembangunan Milenium

Indonesia diharapkan dapat menurunkan AKI menjadi 102/100.000 kelahiran hidup di tahun 2015.

Keadaan yang memprihatinkan tersebut tentu saja tidak terlepas dari pemahaman bahwa KB menjadi urusan dan tanggung jawab perempuan karena fungsi reproduksinya (hamil, melahirkan, menyusui). Lebih banyak dan beragamnya alat kontrasepsi yang ditujukan bagi kaum perempuan (pil KB, suntikan KB, kondom perempuan, diafragma, spiral/IUD, susuk/implant, tubektomi) di banding dengan yang diperuntukkan bagi laki-laki (kondom laki-laki, tubektomi, dan s e n g g a m a t e r p u t u s ) s e m a k i n mengukuhkan pemahaman tersebut. Padahal kita semua tahu bahwa meskipun kehamilan hanya dialami perempuan, akan tetapi kehamilan tidak akan terjadi tanpa adanya sperma laki-laki. Sehingga semestinya KB juga menjadi urusan dan tanggung jawab laki-laki.

Pemahaman bahwa KB hanya urusan perempuan juga berakibat pada pembagian tugas yang tidak seimbang antara laki-laki dan perempuan dalam keluarga . Pembagian kerja antara laki-laki dan perempuan dalam masyarakat dan budaya manapun termasuk Indonesia, merupakan salah satu bentuk penempatan peran perempuan karena fungsi reproduksinya. Karena anggapan bahwa perempuanlah yang bertanggung jawab atas perencanaan keluarga termasuk pemakaian alat kontrasepsi, tanggung jawab kerja-kerja domestik/ rumah tangga termasuk pengasuhan anak pada akhirnya juga dianggap sebagai tanggung jawab penuh perempuan. Karena, merekalah yang menanggung fungsi-fungsi reproduksi (hamil, melahirkan, menyusui).

Selain pemahaman bahwa KB adalah

oleh: Siti Habibah Jazila* Pembaca yang budiman..Segala puji bagi Allah Tuhan seru sekalian alam. Sholawat serta salam kepada Rasulullah SAW beserta keluarga, sahabat dan ummatnya.

Istilah KB sangat akrab di telinga kaum perempuan. Karena KB sudah menjadi bagian yang terpisahkan dari tubuhnya dalam perencanaan keluarga. Meski KB sukses dalam menekan laju pertumbuhan penduduk namun pada kenyataannya, program KB ternyata tidak secara langsung berimplikasi baik pada kesehatan perempuan, terbukti masih tingginya angka kematian ibu di Indonesia dan . Selain itu, selama ini KB hanya dilihat sebagai urusan perempuan semata. Suami seolah-olah tidak mau tahu akan kesehatan istrinya ketika mengikuti KB. Dan angka partisipasi laki-laki dalam mengikuti KB masih sangat rendah.

Melihat hal itu, buletin 'Adalah menerbitkan edisi kedelapan belas yang mengulas tentang KB. Artikel utama berjudul, “KB dan Kesehatan Reproduksi, Urusan Kita Bersama”. Rubrik Testimony akan menyajikan kisah perempuan yang mengikuti program KB dan trik-trik dia dalam menjaga kesehatannya dalam ber-KB. Selain rubrik di atas, kami juga menyuguhkan Rubrik Kisah yang akan mencerita seorang perempuan ahli Balaghah, Arwa Binti Al-Harits. Yang tak terlupa adalah Rubrik tanya-jawab kesehatan reproduksi untuk pembaca.

Besar harapan kami, pada edisi kedelapan belas ini pembaca dapat mengambil pelajaran dari berbagai pengalaman yang disajikan dalam rubrik testimony, dapat mengambil hikmah dari rubrik kisah dan dapar mencari makna dari artikel utama, serta memperoleh pelajaran dari rubrik tanya jawab kesehatan reproduksi. Selamat membaca!

Urusan KitaKB dan Kesehatan Reproduksi,

Bersama

Page 3: EDISI 18 ok

KB Bagi Reni Mengharmoniskan

3 KB dan Kesehatan Reproduksi, Urusan Kita Bersama

urusan perempuan, tidak adanya kontrol perempuan atas tubuhnya sendiri—hal ini dikarenakan relasi laki-laki dan perempuan yang belum setara—menjadi persoalan yang juga serius terkait dengan masalah KB dan kesehatan reproduksi perempuan. Memang suatu kemutlakan bahwa alat biologis untuk hamil dan melahirkan hanya dimiliki oleh perempuan. Inilah yang biasa kita sebut dengan kodrat perempuan. Sebagai pemilik alat reproduksi tersebut perempuan juga menanggung semua resiko yang terkait dengan fungsi reproduksinya.

Masalahnya adalah, sejauh mana perempuan dapat menentukan sendiri alat-alat reproduksinya tersebut? Banyak sekali perempuan yang belum bisa memutuskan sendiri kapan mereka ingin hamil dan melahirkan ('terpaksa' memiliki terlalu banyak anak dengan jarak kelahiran yang terlalu dekat karena menuruti keinginan suami atau tuntutan keluarga dan masyarakat). Dalam hal ini penting untuk dipahami bahwa makna keluarga berencana adalah membangun keluarga yang benar-benar direncanakan sehingga setiap anak yang dilahirkan dalam satu keluarga benar-benar anak yang diinginkan.

Berdasar pada beberapa masalah di atas, beberapa tiga hal yang perlu disadari bersama terkait dengan KB. Pertama, tujuan program Keluarga Berencana adalah Keluarga Berkualitas. Kedua, Keluarga Berencana adalah urusan laki-laki dan perempuan. Oleh karenanya perlu adanya upaya-upaya untuk meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai kesetaraan gender dalam kaitannya dengan kesehatan reproduksi (termasuk dalam perencanaan keluarga) secara terus menerus.

Penyadaran bahwa perencanaan keluarga dan kesehatan reproduksi adalah masalah laki-laki dan perempuan harus juga menjadi bagian dari pemenuhan informasi kesehatan reproduksi yang memadai. Karena itulah program untuk meningkatkan derajat kesehatan reproduksi perlu melibatkan atau ditujukan kepada laki-laki sehingga laki-laki juga dapat diajak untuk berbagi tanggung jawab dalam masalah perencanaan keluarga (KB) serta mengasuh dan membesarkan anak. Sebab jika proses penyadaran ini tidak dilakukan secara terus-menerus tentu saja akan berakibat pada adanya ketidakadilan terhadap perempuan dalam menentukan hak reproduksi biologisnya.

Ketiga, negara berkewajiban atas tersedianya akses layanan kesehatan reproduksi melalui sistem pelayanan kesehatan primer/ menjadi standar. Layanan ini tentu saja mencakup juga kewajiban negara untuk memenuhi hak masyarakat atas informasi tentang kesehatan reproduksi yang memadai.

Penulis adalah staf Divisi Riset dan Indokpub (Informasi, Dokumentasi, dan Publikasi) Institut Hak Asasi Perempun (IHAP) Yogyakarta.

Selama 13 tahun, dari 1980 hingga 1993 Watini mengikuti program pemerintah, KB Spiral. Awalnya, ibu kelahiran Yogyakarta 21 Maret 1945 itu ragu dengan program

KB tersebut. Pasalnya, menurut beberapa orang, KB justru akan membahayakan

pemakainya jika tidak cocok.Seperti yang dialami teman saya kala

itu, tapi saya lupa namanya maklum sudah tua. Terangnya sambil tertawa. Menurut teman saya tersebut ketika ia mengikuti KB dengan cara minum pil ia merasakan banyak perubahan dalam dalam tubuhnya.

Seringkali kepalanya terasa pusing. Mudah lupa. Mual. Dan kadang di dalam perutnya terasa ada yang aneh. Selain itu, ia juga tidak diperbolehkan melakukan kegiatan yang berat. Sebab, dari keterangan pembimbing KB, aktivitas yang lebih justru akan membuat pasiennya “gagal” menjalankan KB.

Dari pengakuan temannya itu, ibu lima anak ini: Ismadi (42), Rinda Astuti (39), Heri Susanto (38), Susi (37), dan Eni Rumiti (28), pada mulanya takut ikut KB. Sebab, ada kekhawatiran jika ia sudah KB maka secara tidak langsung kegiatannya pun makin berkurang. Padahal saat itu ia masih butuh banyak aktivitas guna menunjang

kebutuhan ekonomi keluarga.Untunglah, nyali ibu yang menikah

pada 1965 ini tak ciut dengan kasus yang menimpa sahabatnya itu. Diakhir tahun 70-an atau awal tahun 80-an ia putuskan untuk KB spiral. Langkah yang diambil ibu Wati (begitu dia disapa) tersebut diakuinya waktu itu sedikit kurang “disukai” sang suami yang sekarang ini sedang berjuang melawan sakit kaki yang diderita.

Namun, seiring bergantinya waktu, putusan untuk menunda menambah anak dengan cara KB spiral, tambah Ibu berusia 63 tahun, ini pun bisa diterima suami tercintanya. Sang suami menurutnya dapat memahami keputusan istri karena kondisi ekonomi keluarga yang saat itu sedang terseok-seok dan tak memungkinkan untuk punya banyak anak.

Sejak mengikuti KB, selama lebih dari 10 tahun Ibu yang tinggal di Panembahan Yogyakarta tersebut, menurutnya alhamdulillah tidak pernah mengalami kendala serius seperti yang menimpa sahabatnya. Mungkin, katanya karena saya rajin kontrol ya pada saat itu.

Tak ingin ambil resiko atas keputusannya untuk ikut KB, dengan tekun Ibu Wati tidak pernah mengabaikan an juran dokter agar te tap ru t in memeriksakan diri setiap satu dan dua minggu sekali tiap bulannya. Atau paling lambat, tiap satu bulan sekali ia mengontrol kondisi tubuhnya yang sedang ikut KB.

Dari situ, Ibu lima anak ini merasakan kenyamanan dari KB spiral. Bukan bermaksud mendahului kehendak Sang Pencipta, tapi dari program KB spiral

Oleh: Andi.Andrianto

yang

Testimony 4

Page 4: EDISI 18 ok

A r w a B i n t i A l - H a r i t s , S a n g A h l i B a l a g h a h 6

Arwa Binti Al-Harits, Sang Ahli Balaghah

yang menurutnya “berhasil” ia jalani itu, ia bebas mengatur kapan rencana punya anak atau momongan lagi.

Dus, setelah merasa bosan dengan program KB spiral, pada tahun kira-kira 1994 Ibu Wati pun melepaskan benang (sebagai tanda KB spiral) yang ada di rahimnya itu tanpa kendala berarti.

Diceritakan oleh Ibu Watini kepada Andi. Andrianto.

lebihberhak dalam urusan ini. Kedudukan kami terhadap kalian sama dengan kedudukan Bani Israel terhadap Fir'aun. Setelah Nabi, yang paling layak diikuti adalah Ali bin Abu Thalib, karena kedudukannya terhadap Nabi sama dengan kedudukan Harun terhadap Musa. Surga adalah akhir kehidupan kami, sedangkan akhir kehidupan kalian adalah neraka."

Amr bin al-'Ash berkata, "Sudah, diamlah wahai wanita tua yang tersesat. Jangan banyak omong, engkau tidak berakal. Kesaksianmu seorang diri; tidak akan dianggap memenuhi syarat."

Marwan bin Al-Hakim kemudian b e r k a t a , " W a h a i w a n i t a t u a . Sebenarnya untuk ape engkau datang ke sini?"

Arwa tersinggung dan marah dengan perkataan Amr dan Marwan. Lalu ia menatap Muawiyah dan berkata: "Demi Allah! Mereka tidak ada yang berani kepadaku seperti kamu ini. Ka-rena ibumu (Hindun) pernah mengatakan syair berikut ini pada peristiwa pembunuhan Hamzah,

Kami akan balas kekalahan di perang Badardan perang-perang sesudahnya yang masih akan terus meletus aku sudab tak sabar untuk membalas kematian Utbah dan Syakarderita yang aku tanggung ini akan terasa beratsebelum tulang-tulangku dikubur

dekat kepadanya dan lebih Kata-kata ibumu keponakanku,

lalu dibalas oleh

Arwa Binti Al-Harits,

5

Sang Ahli BalaghahArwa Binti Al-Harits Bin 'Abdul Muthalib Bin Hasyim ini merupakan satu-satunya tokoh wanita pada zamannya yang mahir dalam ilmu Balaghah. Jika dia berkhotbah, semua orang terpaku mendengarkannya. Jika dia berbicara, semua orang terdiam. Hal itu tidaklah mengheran-kan karena memang dia seorang wanita yang dilahirkan di tengah-tengah ahlul Balaghah dan tokoh-tokoh yang mantap dan fasih berbicara. Dalam cerita ini, akan disajikan cuplikan pembicaraan antara Arwa dan Mu'awiyah.

Di antara hal-hal yang sangat menakjubkan dalam dirinya adalah ketika dia diutus untuk menghadap M u ' a w i y a h b i n A b u S u f y a n , pemegang tampuk pimpinan saat itu, padahal saat itu Arwa sudah tua renta. Ketika Mu'awiyah melihatnya,dia berkata," Selamat datang, wahai Bibi . Bagaimana kondisi Bibi

sekarang?"

Arwa berkata, "Wahai keponakanku, sungguh engkau telah mengingkari nikmat yang telah diberikan kepadamu. Engkau telah merusak tali persahabatan dengan anak paman mu. Engkau menyandang nama yang tidak pantas untukmu. Engkau mengambil sesuatu yang bukan hakmu, bukan piutangmu, apalagi warisan dari bapakmu yang sama sekali tidak berdasarkan Islam setelah kamu emngingkari Rasulallah SAW. Sungguh, Allah akan membuat nenek moyangmu berada dalam kondisi yang t idak menyenangkan dan t idak berbahagia. Allah akan mengembalikan yang hak kepada ahlinya walaupun o r a n g - o r a n g m u s y r i k t i d a k menyenanginya. Kalimat kami akan tetap terjunjung tinggi, Nabi kami Muhammad SAW., akan tetap dimenangkan. Setelah itu kamu berpaling dari kami. Kamu gunakan kedekatanmu terhadap Rasulullah sebagai hujat, padahal kami

A r w a B i n t i A l - H a r i t s , S a n g A h l i B a l a g h a h