Edisi 10 Juli 2016 | Balipost.com

20
Online :http://www.balipost.co.id http://www.balipost.com E-mail: [email protected] 20 HALAMAN NOMOR 312 TAHUN KE 68 TERBIT SEJAK 16 AGUSTUS 1948 PERINTIS: K. NADHA HARGA LANGGANAN Rp 90.000 ECERAN Rp 4.000 TELEPON: Iklan/Redaksi/Sirkulasi (0361) 225764 Faksimile: 227418 MINGGU UMANIS, 10 JULI 2016 Pengemban Pengamal Pancasila balipost (144 rb Like) http://facebook.com/balipost @balipostcom (4.295 Follower) http://twitter.com/balipostcom @balipostcom http://instagram.com/balipostcom JIKA diperhatikan perkemban- gan Kota Denpasar sebagai kota metro, niscaya tiap tahun men- galami pertumbuhan yang tidak dibarengi dengan skill dari pen- duduknya. Kebanyakan setengah dari penduduk kota metro ini (Kota Denpasar -red) dihuni oleh kaum pendatang. Saat ini, penduduk Kota Den- pasar sudah mencapai 800 ribu jiwa dan sebagian berasal dari Kabupaten Tabanan, Gianyar, dan Klungkung. “Melihat fenomena seperti itu, mesti- nya kaum pendatang jangan menga- jak sanak saudara ke Kota Denpasar yang hanya berjualan atau menjadi buruh kasar. Demikian pula para pengembang proyek untuk menggu- nakan buruh lokal dan tidak mencari lagi buruh luar walaupun murah, tetapi berdampak lanjutan,” tegas Dr. Gde Made Swardhana, S.H., M.H. Sabtu (9/7) kemarin. Selain itu, untuk mengantisi- pasi lonjakan penduduk datang (duktang), semua pihak termasuk pemerintah harus bertindak tegas. Salah satunya adalah pemerintah harus berani mengembalikan warga atau duktang yang tidak memi- liki KTP atau tanda pengenal dan memperketat pemberian kipem, khususnya di kelurahan/desa. Hal. 19 Memiliki “Skill” SEKTOR informal memiliki peran yang besar di negara-negara sedang berkembang (NSB) termasuk Indonesia. Sebab, sektor ini memiliki karakteristik seperti teknologi yang sederhana dan padat tenaga kerja dan tingkat pendidikan dan keterampilan yang rendah. Misalnya, pedagang keliling yang menjadi incaran para penduduk pedatang (duktang) yang bermukim di Bali. Ketua Yayasan Lembaga Per- lindungan Konsumen(YLPK) Bali, Putu Armaya, mengatakan krama Bali mengalami kesulitan untuk memenuhi sebagian besar kebutuhannya saat libur hari raya, terutama urusan perut. Sebab, sektor ini umumnya diambil para pendatang. Misalnya, da- gang gorengan, bakso, sate dan sebagainya, bahkan layanan cuci motor dan laundry juga banyak yang tutup karena para pelaku usahanya mudik. Hal. 19 Sektor Informal PERGERAKAN ekonomi pascalibur panjang Lebaran be- lum menjanjikan bagi pelaku usaha. Berb- agai terobosan yang digulirkan pemerintah yang terakomodasi da- lam berbagai paket ke- bijakan ekonomi belum mmenunjukkan tanda- tanda sinyal positif. Dalam kondisi begini, wirausaha Bali akan berhadapan dengan kondisi sulit dan berpotensi menjadi penonton, bahkan kolaps. Pascalibur Lebaran ini, Bali juga akan makin sarat beban. Pelaku usaha dan urban akan men- jadikan Bali sebagai daerah target mengingat se- cara ekonomi Bali masih memiliki daya tahan. Hal. 19 Mengelola Ekonomi Sementara melarang pen- duduk pendatang juga tidak bisa dilakukan, karena Bali masih menjadi bagian dari NKRI. “Kalau menurut saya duktang itu perlu dibatasi. Jadi paling tidak, itu dia- wasi kemudian katakanlah setiap wilayah yang akan dimasuki, di sana ada peca- lang, klian banjar, klian adat menanyakan keterampilan yang dipunyai pendatang itu,” ujar anggota Komisi IV DPRD Bali, I Gede Suamba, kepada Bali Post, Sabtu (9/7) kemarin. Suamba menjelaskan, para pejabat adat atau ban- jar itu mesti melakukan klar- ifikasi terhadap keberadaan pendatang. Dalam hal ini harus jelas apa tujuan mer- eka datang ke Bali. Kalau memang untuk mencari pekerjaan, apakah benar pendatang tersebut sudah memiliki skill atau keter- ampilan yang memadai. “Biar tidak istilahnya ngapung, tidak ada tujuan akhirnya merugikan diri sendiri. Di satu sisi mer- ugikan diri sendiri, karena tidak ada keterampilan akh- irnya tidak dapat peker- jaan. Kemudian yang sangat dikhawatirkan, justru nanti hal-hal negatif yang akan muncul,” jelas Politisi PDI Perjuangan asal Tabanan ini. Menurut Suamba, bila pendatang tidak diawasi de- mikian, maka Bali ini akan cepat penuh. Dari segi daya tampung dan daya dukung, tidak akan mencukupi lagi. Hal. 19 Tak Bisa Melarang Bisa Geser Budaya Bali Perlu Batasi Duktang Denpasar (Bali Post) - Bali dipastikan kembali diserbu penduduk pendatang pada arus balik Lebaran kali ini. Keberadaan penduduk pendatang dari luar Bali membawa konsekuensi tersendiri bagi Pulau Dewata. Salah satunya, terjadinya pergeseran budaya akibat jumlah pendatang yang lebih banyak daripada penduduk lokal. DI Indonesia, fenomena mudik dan arus balik Lebaran memang unik. Sekitar satu minggu sebelum Lebaran, para perantau berbondong-bondong meninggalkan kota-kota be- sar, termasuk kota-kota di Bali. Kota Denpasar ‘‘kehil- angan’’ sekitar 20-30 persen penduduknya. Selama sekitar seminggu, penduduk asli menikmati sedikit kelengangan, jalan- jalan di kota tidak begitu men- galami kemacetan atau krodit seperti hari-hari biasa, meski di tempat-tempat wisata tetap sesak dijejali oleh kedatangan wisatawan nusantara yang me- manfaatkan liburan panjang. Kini arus balik tiba. Bali dikejar oleh penduduk penda- tang dari luar Bali. Ada terasa yang ‘‘hilang’’ ketika para pendatang pu- lang kampung, yakni tidak ditemuinya para pedagang in- formal yang menyediakan pecel lele, martabak, pisang goreng, dan yang lainnya. Termasuk juga kehilangan para pekerja kasar, loper koran, tukang ban- gunan, tukang cukur, asisten rumah tangga (PRT), buruh tani dan profesi yang lainnya. Di bidang pekerjaan, pekerja krama Bali sudah ja- rang digunakan lagi dikarena- kan ‘harga’-nya mahal, seperti tukang bangunan, buruh ban- gunan, buruh tani, tukang gali, dan yang sejenisnya, di mana ongkosnya bisa dua kali lipat dari para pendatang. Selain mahal, pekerja krama Bali lebih sering minta izin atau libur dengan berbagai alasan adat dan agama, yang beraki- bat pekerjaan proyek menjadi lambat penyelesaiannya. Lihat saja pada proyek-proyek pem- bangunan, hampir 90 persen menggunakan pekerja dari kaum pendatang. Di antara semua problem itu, hal yang paling mengkhawat- irkan adalah nilai-nilai sosial yang menjadi pengintegrasi masyarakat Bali perlahan- lahan mulai redup dan tergan- tikan oleh nilai-nilai sosial yang bersifat hedonis dan materialis- tis. Masuknya nilai-nilai baru tersebut ke masyarakat Bali, secara perlahan mengakibatkan perubahan karakter orang Bali dalam memandang suatu per- masalahan. Dewasa ini orang Bali menjadi seseorang yang dipersepsikan sebagai seorang yang egoistik, sensitif, cend- erung materialis, dan yang pal- ing menakutkan adalah mun- culnya sifat temperamental. Hal. 19 Ubah Temperamental Arus Balik Lebaran dan Ketergantungan Bali Wirausaha Bali dalam Kondisi Sulit Oleh: A.A. Ngurah Wiraputra Pemerintah Harus Tegas Tindak Duktang Rebut Sektor Informal di Kuta Banyuwangi (Bali Post) - Arus balik pemudik ke Bali makin padat di pelabuhan Keta- pang, Banyuwangi, Sabtu (9/7) kemarin. Antrean roda empat dan roda dua terus memadati areal parkir pelabuhan. Bahkan, pengen- dara roda empat harus menunggu hingga dua jam untuk bisa masuk kapal. Diprediksi, puncak arus balik ke Bali akan terjadi Minggu (10/7) ini. Hal. 19 Mulai Padat 40 Ribu Menyeberang ke Bali Oleh: Prof. Dr. Ida Bagus Raka Suardana, S.E., M.M. BPM/udi KE BALI - Petugas kapal mengarahkan pemudik yang akan kembali ke Bali masuk ke pelabuhan LCM Ketapang, Banyuwangi, Sabtu (9/7) kemarin. Paris – Perhelatan Euro 2016 te- lah mencapai laga puncak. Final akan mempertemu- kan tuan rumah Prancis kontra Portugal di Stade de France, Senin (11/7) dini hari nanti. Meski diunggul- kan, namun tuan rumah tak ingin remehkan lawannya. Prancis berhasil melaju ke pinal setelah sukses mengh- entikan kutukan 58 tahun, dan meraih kemenangan 2-0 atas Jerman di semifinal melalui 2 gol yang diciptakan oleh Antoine Griezmann. Der Panzer dinilai lawan paling tangguh bagi Prancis, sehingga banyak yang mengunggulkannya di final nanti. Hal. 19 Harapan Publik Final Euro 2016 Beban Berat Prancis Antoine Griezmann

description

Headline : Bisa Geser Budaya, Bali Perlu Batasi Duktang

Transcript of Edisi 10 Juli 2016 | Balipost.com

Page 1: Edisi 10 Juli 2016 | Balipost.com

Online :http://www.balipost.co.id http://www.balipost.com

E-mail: [email protected]

20 HALAMAN NOMOR 312 TAHUN KE 68

terbit sejak 16 agustus 1948perintis: k. nadhaHARGA LANGGANAN Rp 90.000ECERAN Rp 4.000

TELEPON: Iklan/Redaksi/Sirkulasi (0361) 225764 Faksimile: 227418 minggu umanis, 10 juli 2016 pengemban pengamal pancasila

balipost (144 rb Like)http://facebook.com/balipost

@balipostcom (4.295 Follower)http://twitter.com/balipostcom

@balipostcomhttp://instagram.com/balipostcom

jiKa diperhatikan perkemban-gan Kota Denpasar sebagai kota metro, niscaya tiap tahun men-galami pertumbuhan yang tidak dibarengi dengan skill dari pen-duduknya. Kebanyakan setengah dari penduduk kota metro ini (Kota Denpasar -red) dihuni oleh kaum pendatang.

Saat ini, penduduk Kota Den-pasar sudah mencapai 800 ribu jiwa dan sebagian berasal dari Kabupaten Tabanan, Gianyar, dan Klungkung. “Melihat fenomena seperti itu, mesti-nya kaum pendatang jangan menga-jak sanak saudara ke Kota Denpasar yang hanya berjualan atau menjadi buruh kasar. Demikian pula para pengembang proyek untuk menggu-nakan buruh lokal dan tidak mencari

lagi buruh luar walaupun murah, tetapi berdampak lanjutan,” tegas Dr. Gde Made Swardhana, S.H., M.H. Sabtu (9/7) kemarin.

Selain itu, untuk mengantisi-pasi lonjakan penduduk datang (duktang), semua pihak termasuk pemerintah harus bertindak tegas.

Salah satunya adalah pemerintah harus berani mengembalikan warga atau duktang yang tidak memi-liki KTP atau tanda pengenal dan memperketat pemberian kipem, khususnya di kelurahan/desa. Hal. 19memiliki “skill”

sEKTOR informal memiliki peran yang besar di negara-negara sedang berkembang (NSB) termasuk Indonesia. Sebab, sektor ini memiliki karakteristik seperti teknologi yang sederhana dan padat tenaga kerja dan tingkat pendidikan dan keterampilan yang rendah. Misalnya, pedagang keliling yang menjadi incaran para penduduk pedatang (duktang) yang bermukim di Bali. Ketua Yayasan Lembaga Per-lindungan Konsumen(YLPK) Bali, Putu Armaya, mengatakan krama Bali mengalami kesulitan untuk memenuhi sebagian besar kebutuhannya saat libur hari raya, terutama urusan perut. Sebab, sektor ini umumnya diambil para pendatang. Misalnya, da-gang gorengan, bakso, sate dan sebagainya, bahkan layanan cuci motor dan laundry juga banyak yang tutup karena para pelaku usahanya mudik.Hal. 19sektor informal

PERgERaKan ekonomi pascalibur panjang Lebaran be-lum menjanjikan bagi pelaku usaha. Berb-agai terobosan yang digulirkan pemerintah yang terakomodasi da-lam berbagai paket ke-bijakan ekonomi belum mmenunjukkan tanda-tanda sinyal positif. Dalam kondisi begini, wirausaha Bali akan berhadapan dengan kondisi sulit dan berpotensi menjadi penonton, bahkan kolaps.

Pascalibur Lebaran ini, Bali juga akan makin sarat beban. Pelaku usaha dan urban akan men-jadikan Bali sebagai daerah target mengingat se-cara ekonomi Bali masih memiliki daya tahan. Hal. 19mengelola Ekonomi

Sementara melarang pen-duduk pendatang juga tidak bisa dilakukan, karena Bali masih menjadi bagian dari NKRI. “Kalau menurut saya duktang itu perlu dibatasi. Jadi paling tidak, itu dia-wasi kemudian katakanlah setiap wilayah yang akan dimasuki, di sana ada peca-lang, klian banjar, klian adat menanyakan keterampilan yang dipunyai pendatang itu,” ujar anggota Komisi IV DPRD Bali, I Gede Suamba, kepada Bali Post, Sabtu (9/7) kemarin.

Suamba menjelaskan, para pejabat adat atau ban-jar itu mesti melakukan klar-ifikasi terhadap keberadaan pendatang. Dalam hal ini harus jelas apa tujuan mer-eka datang ke Bali. Kalau memang untuk mencari

pekerjaan, apakah benar pendatang tersebut sudah memiliki skill atau keter-ampilan yang memadai.

“Biar tidak istilahnya ngapung, tidak ada tujuan akhirnya merugikan diri sendiri. Di satu sisi mer-ugikan diri sendiri, karena tidak ada keterampilan akh-irnya tidak dapat peker-jaan. Kemudian yang sangat dikhawatirkan, justru nanti hal-hal negatif yang akan muncul,” jelas Politisi PDI Perjuangan asal Tabanan ini.

Menurut Suamba, bila pendatang tidak diawasi de-mikian, maka Bali ini akan cepat penuh. Dari segi daya tampung dan daya dukung, tidak akan mencukupi lagi.Hal. 19Tak Bisa melarang

Bisa Geser Budaya

Bali Perlu Batasi DuktangDenpasar (Bali Post) -

Bali dipastikan kembali diserbu penduduk pendatang pada arus balik lebaran kali ini. Keberadaan penduduk pendatang dari luar Bali membawa konsekuensi tersendiri bagi Pulau Dewata. salah satunya, terjadinya pergeseran budaya akibat jumlah pendatang yang lebih banyak daripada penduduk lokal.

Di Indonesia, fenomena mudik dan arus balik Lebaran memang unik. Sekitar satu minggu sebelum Lebaran, para perantau berbondong-bondong meninggalkan kota-kota be-sar, termasuk kota-kota di Bali. Kota Denpasar ‘‘kehil-angan’’ sekitar 20-30 persen penduduknya.

Selama sekitar seminggu, penduduk asli menikmati sedikit kelengangan, jalan-jalan di kota tidak begitu men-galami kemacetan atau krodit seperti hari-hari biasa, meski di tempat-tempat wisata tetap sesak dijejali oleh kedatangan wisatawan nusantara yang me-manfaatkan liburan panjang.

Kini arus balik tiba. Bali dikejar oleh penduduk penda-tang dari luar Bali.

Ada terasa yang ‘‘hilang’’ ketika para pendatang pu-lang kampung, yakni tidak ditemuinya para pedagang in-formal yang menyediakan pecel lele, martabak, pisang goreng, dan yang lainnya. Termasuk juga kehilangan para pekerja kasar, loper koran, tukang ban-gunan, tukang cukur, asisten rumah tangga (PRT), buruh tani dan profesi yang lainnya.

Di bidang pekerjaan,

pekerja krama Bali sudah ja-rang digunakan lagi dikarena-kan ‘harga’-nya mahal, seperti tukang bangunan, buruh ban-gunan, buruh tani, tukang gali, dan yang sejenisnya, di mana ongkosnya bisa dua kali lipat dari para pendatang. Selain mahal, pekerja krama Bali lebih sering minta izin atau libur dengan berbagai alasan adat dan agama, yang beraki-bat pekerjaan proyek menjadi lambat penyelesaiannya. Lihat saja pada proyek-proyek pem-bangunan, hampir 90 persen menggunakan pekerja dari kaum pendatang.

Di antara semua problem itu, hal yang paling mengkhawat-

irkan adalah nilai-nilai sosial yang menjadi pengintegrasi masyarakat Bali perlahan-lahan mulai redup dan tergan-tikan oleh nilai-nilai sosial yang bersifat hedonis dan materialis-tis. Masuknya nilai-nilai baru tersebut ke masyarakat Bali, secara perlahan mengakibatkan perubahan karakter orang Bali dalam memandang suatu per-masalahan. Dewasa ini orang Bali menjadi seseorang yang dipersepsikan sebagai seorang yang egoistik, sensitif, cend-erung materialis, dan yang pal-ing menakutkan adalah mun-culnya sifat temperamental.Hal. 19ubah Temperamental

Arus Balik Lebaran dan Ketergantungan Bali

Wirausaha Bali dalam Kondisi Sulit

Oleh:a.a. ngurah Wiraputra

pemerintah harus tegas tindak duktang

Rebut Sektor Informal di Kuta

Banyuwangi (Bali Post) -Arus balik pemudik ke Bali

makin padat di pelabuhan Keta-pang, Banyuwangi, Sabtu (9/7) kemarin. Antrean roda empat dan roda dua terus memadati areal parkir pelabuhan. Bahkan, pengen-

dara roda empat harus menunggu hingga dua jam untuk bisa masuk kapal. Diprediksi, puncak arus balik ke Bali akan terjadi Minggu (10/7) ini. Hal. 19mulai Padat

40 Ribu Menyeberang ke Bali

Oleh: Prof. Dr. ida Bagus Raka suardana, s.E., m.m.

BPM/udiKE Bali - Petugas kapal mengarahkan pemudik yang akan kembali ke Bali masuk ke pelabuhan LCM Ketapang, Banyuwangi, Sabtu (9/7) kemarin.

Paris – Perhelatan Euro 2016 te-

lah mencapai laga puncak. Final akan mempertemu-kan tuan rumah Prancis kontra Portugal di Stade de France, Senin (11/7) dini hari nanti. Meski diunggul-kan, namun tuan rumah tak ingin remehkan lawannya. Prancis berhasil melaju ke pinal setelah sukses mengh-

entikan kutukan 58 tahun, dan meraih kemenangan 2-0 atas Jerman di semifinal melalui 2 gol yang diciptakan oleh Antoine Griezmann.

Der Panzer dinilai lawan paling tangguh bagi Prancis, sehingga banyak yang mengunggulkannya di final nanti. Hal. 19Harapan Publik

Final Euro 2016

beban berat prancis

Antoine Griezmann

Page 2: Edisi 10 Juli 2016 | Balipost.com

Minggu Umanis, 10 Juli 2016DAERAH2

WARTAWAN BALI POST SELALU MEMBAWA TANDA PENGENAL, DAN TIDAK DIPERKENANKAN MENERIMA/MEMINTA APA PUN DARI NARA SUMBER

Perintis : K.Nadha, Pemimpin Umum: ABG Satria Naradha Pemimpin Redaksi/Penanggung Jawab: Wirata Redaktur Pelaksana : Made Sueca, Dira Arsana Sekretaris Redaksi: Sugiartha Redaktur Eksekutif: Parwata Redaksi: Daniel Fajry, Mawa, Yudi Winanto, Subrata, Diah Dewi, Giriana Saputra Anggota Redaksi Denpasar: Oka Rusmini, Umbu Landu Paranggi, Sumatika, Asmara Putra, Dedy Sumartana, Yudi Karnaedi, Pramana Wijaya, Eka Adhiyasa, Parwata, Rindra, Agustoni, Ngurah Kertanegara, Komang Sury-awan, Made Miasa, Agung Dharmada. Bangli: IA Swasrina, Sosiawan, Buleleng: Dewa Kusuma, Mudiarta. Gianyar: Manik Astajaya, . Karangasem: Budana, Bagiarta, Klungkung: Dewa Dedy Farendra, Negara: IB Surya Dharma, Tabanan: Dewi Puspawati,Wira Sanjiwani. Jakarta: Nikson, Hardianto, Ade Irawan. NTB: Agus Talino, Izzul Khairi, Raka Akriyani. Surabaya: Bambang Wiliarto. Banyuwangi: Budi Wiriyanto Kantor Redaksi: Jalan Kepundung 67 A Denpasar 80232. Telepon (0361)225764, Facsimile: 227418, Alamat Surat:

P.O.Box:3010 Denpasar 80001. Perwakilan Bali Post Jakarta, Bag.Iklan/Redaksi: Jl.Palmerah Barat 21F. Telp 021-5357602, Facsimile: 021-5357605 Jakarta Pusat. NTB: Jalam Bangau No. 15 Cakranegara Telp. (0370) 639543, Facsimile: (0370) 628257. Manajer Sirkulasi: Budiarta, Manajer Percetakan: Tri Iriana, Marketing/Pengaduan Pelanggan: K. Budiarta, Alamat Bagian Iklan: Jl.Kepundung 67A, Denpasar 80232 Telp.: 225764, Facsimile : 227418 Senin s.d. Jumat 08.00-19.00, Sabtu 08.00-13.00, Minggu 08.00-19.00. Tarif Iklan : Iklan Mini: minimal 2 baris maksimal 10 baris, Minggu s.d. Jumat Rp 49.500,- per baris, Sabtu Rp 64.350,- per baris Iklan Umum: < 100 mmk Rp 50.000 per mmk, >100 mmk Rp 55.000 per mmk. Iklan Keluarga/Duka Cita: Rp 40.000 per mmk. Advertorial Rp 25.000 per mmk. Iklan Warna: 2 warna Rp 55.000, 4 warna Rp 75.000 per mmk. Pembayaran di muka, iklan mendesak untuk dimuat besok dapat diterima sampai pukul 18.00. Alamat Bagian Langganan/Pengaduan Langganan: Jl.Kepundung 67A Denpasar 80232 Tel: 225764, Facsimile: 227418. Harga Langganan: Rp 90.000 sebulan, Pembayaran di muka. Harga eceran Rp 4.000. Terbit 7 kali seminggu. Surat Izin Usaha Penerbitan Pers: SK Menpen No. 005/SK/Menpen/SIUPP/A.7/1985 Tanggal 24 Oktober 1985, ISSN 0852-6515. Anggota SPS-SGP, Penerbit: PT Bali Post. Rek. BCA KCU Hasanudin Denpasar AC: 040-3070618 a/n PT. Bali Post. Rek. BRI Jl. Gajahmada Denpasar A/C: 00170 1000320 300 an Pt.Bali Post. Sumbangan untuk orang sakit Rek. BPD Capem Kamboja, Denpasar No. 037.02.02.00016-8 A/n Simpati Anda,BCA Cabang Denpasar No.040.3555000 A/n Simpati Anda, Dana Punia Pura Rek.BPD Capem Kamboja, Denpasar No. 037.02.02.00017-1 A/n Dana Punia Pura, BCA Cabang Denpasar No. 040.3966000 A/n Dana Punia Pura, BCA Cabang Denpasar No. 040.3277000 A/n Dompet Beasiswa, BCA Cabang Denpasar No. 040.3688000 A/n Dompet Lingkungan.

FIGUR

Diprediksi, arus balik akan membeludak pada Sabtu malam dan Minggu (10/7) ini. Begitu juga bongkar muat di dermaga Pelabuhan Gilimanuk. Di Pos II Gilimanuk, aparat kepoli-

sian memeriksa surat-surat kendaraan para penduduk pen-datang (duktang). Jika tidak lengkap, maka sanksinya akan ditilang. Petugas juga me-meriksa barang-barang yang

dibawa dalam kendaraan.Dalam pemeriksaan itu,

polisi menggunakan metal de-tector dan dua anjing pelacak dari unit K-9 Polda Bali. Selain itu, mobil X-Ray juga sudah disiagakan jika ada hal-hal yang mencurigakan. Setelah itu, para penumpang bus akan melewati Pos III, di mana tas dan barang bawaan pendatang juga diperiksa dengan teliti. Penumpang juga harus mele-wati security gate.

Kapolres Jembrana AKBP

Djoni Widodo mengatakan semua penduduk yang datang ke Bali diperiksa dengan ketat dan berlapis. Baik itu yang berlibur ataupun yang sebel-umnya mudik (keluar dari Bali -red).

Sementara, Ketua DPRD Jembrana Ketut Sugiasa men-egaskan para petugas di Gili-manuk, khususnya di Pos KTP Gilimanuk agar lebih tegas dan teliti dalam melakukan pemeriksaan. “Jika memang tidak bawa identitas lengkap,

pulangkan saja. Begitu juga identitasnya yang meragukan, apalagi KTP mati, jangan mau diajak kompromi atau kong-kalikong hanya karena uang. Kami tidak mau lagi dengar ada pungli. Itu benar-benar sudah mencoreng citra Pemkab Jembrana,” kata Sugiasa.

Keamanan Bali, katanya, lebih utama dibandingkan dengan hanya uang sogokan. “Jangan pertaruhkan Bali dengan berbagai kepentingan,” tandasnya. (kmb)

Bangli (Bali Post) -Nama Dolar sudah tak asing lagi di telinga masyar-

akat Bali. Ia merupakan salah satu seniman drama gong yang sangat terkenal sejak era 1980-an. Hampir seluruh panggung hiburan di tanah Pulau Dewata ini sudah pernah disambangi. Tujuannya, hanya untuk menghibur masyarakat dengan lawakannya yang sangat lucu dan natural.

Namun, bertepatan dengan Tumpek Landep, Sabtu (9/7) kemarin, yang tersisa darinya hanya kenangan. Sebab, pria yang bernama asli I Wayan Tarma ini telah berpulang ke sisi Yang Mahakuasa pukul 05.30 wita di RSU Bangli setelah mengalami muntah darah.

Berpulangnya seniman terkenal ini membuat ban-yak kalangan merasa kehilangan. Di kediamanya di Banjar Siladan Desa Tamanbali, Bangli, tampak raut wajah sedih dari sejumlah keluarga, terutama dari istri, anak, dan sang cucu. Tak banyak aktivitas yang dilakukan, sebab jenazah pria yang berperan sebagai Punakawan “Raja Buduh” itu masih disemayamkan di Instalisi Kedokteran Forensik RSU Bangli.

Jenazahnya baru bisa dibawa pulang pada 15 Juli mendatang, usai pelaksanaan piodalan di sejumlah pura di lingkungan Banjar Siladan. “Jenazahnya masih dititipkan di RSU Bangli. Nanti setelah up-acara piodalan selesai, baru dibawa pulang,” ujar keponakannya, I Ketut Miasa kemarin.

Seniman ini masuk ke UGD RSU Bangli pukul 04.30 wita, yang diawali dengan muntah darah ke-hitaman. Setelah mendapatkan perawatan selama satu jam, nyawanya tak berhasil ditolong. “Sebelum muntah darah ini, bapak sudah sakit kencing manis, jantung, dan stroke. Itu dimulai sejak empat tahun lalu,” jelas putra bungsunya, I Komang Adi Suan-dana.

Upacara pengabenan untuk seniman yang selalu pentas bareng bersama Petruk ini, kata Suandana, diperkirakan pada 15 Juli atau 16 Juli. Jadwal ini masih dikonsultasikan dengan tokoh agama dan ke-

luarga. “Untuk upacara tetap sekitar tanggal itu saja. Nanti akan dipastikan lagi,” imbuhnya.

Meninggalnya Dolar, dibenarkan pihak RSUD Bangli akibat muntah darah. Demikian juga dengan penyakit lain yang dideritanya. Hal ini tak hanya menimbulkan kesedihan dari keluarga dekat, namun juga sebagian kerabat lainnya. Dolar meninggalkan dua orang istri, tiga orang anak, dan empat cucu.(kmb45)

DUKA mendalam atas kepergian Dolar tak hanya dirasakan keluarganya. Na-mun juga oleh teman duetnya I Nyoman Subrata alis Petruk. Baginya, Dolar merupakan seseorang yang telah menjadi pelengkap utama dalam kari-ernya di dunia Drama Gong. “Saya cukup terkejut menden-gar kabar itu (Dolar meninggal -red) dari teman,” ujarnya saat ditemui di kediamannya di Banjar/Kelurahan Kawan, Bangli, Sabtu (9/7) kemarin.

Petruk menceritakan, dalam kesehariannya Dolar memiliki karakter yang cukup sederhana dan tak pernah puas tentang apa yang sudah diraihnya. Saat latihan drama, Dolar dikenal sebagai orang yang lugu, sangat sulit untuk memahami materi baru yang akan dipentaskan. Namun, berkat sifatnya itu, ia jus-tru mampu mengocok perut penonton saat di panggung.

“Kalau latihan dengan dia, seperti jalan ke Nusa Dua, simpang siur. Susah sekali

memahami materi baru. Tapi justru itu yang bisa membuat orang tertawa. Saya heran dengan dia,” ucapnya. Seni-man berusia 68 tahun ini juga menceritakan pentas bersama Dolar tak hanya di Bali.

Namun sudah merambah daerah lain di Indonesia, sep-erti Sumatera, Jakarta, dan Sulawesi. Ada kisah mena-rik yang diceritakan, yakni pada saat pentas di Jakarta. Dolar dikatakan sangat su-lit berakting dengan bahasa Indonesia. “Saat itu pentas menggunakan bahasa orang Jakarta, isi lho, gue. Dia tidak mengerti itu apa. Malah dija-wab pakai bahasa Bali yang tak jelas. Tapi penonton jadi tertawa,” sebutnya.

Karakter Dolar, menurut-nya sangat spesial. Tak ada orang yang bisa menyamai. Bakat aktingnya tumbuh se-cara natural dan ucapannya lebih banyak spontan. “Tak ada yang bisa seperti dia. Dia punya identitas sendiri. Kara-kter khas,” imbuhnya. (sos)

Denpasar (Bali Post) -Pemerintah Kota Denpasar melalui tim yang

dibentuk Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Disdukcapil) akan melakukan razia dan penjagaan di pintu-pintu masuk Kota Denpasar sebagai upaya mengantisipasi meningkatkan penduduk pendatang (duktang) tanpa identias pasca-Lebaran. “Tim ini mulai Senin (11/7) melakukan razia dan pemeriksaaan KTP untuk menekan adanya penduduk liar atau tanpa identitas ke wilayah Kota Denpasar,” kata Kadis Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Denpasar Nyoman Gede Narendra, Sabtu (9/7) kemarin di Denpasar.

Narendra mengatakan, razia akan dilaku-kan secara serentak di pintu-pintu masuk Kota Denpasar seperti Terminal Ubung dan dilanjutkan di Pelabuhan Benoa. “Mulai Senin sampai Rabu, kami akan gelar pemeriksaan administrasi kependudukan di Terminal Ubung selanjutnya di Pelabuhan Benoa. Untuk Pelabuhan Benoa, kami masih koordinasi den-gan pihak Syahbandar Benoa terkait dengan jadwal kedatangan kapal dari daerah lain, sehingga pemeriksaaan bisa berjalan efektif,” kata Narendra.

Selain itu, pihaknya juga sudah berkoordi-nasi dengan camat serta seluruh kepala desa/kelurahan agar juga melakukan pengawasan dan penertiban penduduk di masing-masing wilayah. Jika lolos di Terminal Ubung atau Pelabuhan Benoa penertiban bisa dilakukan di desa/kelurahan setempat. Ia mengaku, jika Denpasar terbuka dengan penduduk penda-tang. Hanya, pihaknya tidak ingin menerima penduduk liar yang tidak melengkapi diri dengan identitas kependudukan. “Kami tidak menghalangi, hanya silakan lengkapi identi-tas diri demi tertib administrasi, apalagi jika dikaitkan dengan keamanan wilayah dan isu terorisme, masalah identitas diri sangat pent-ing,” ucap Narendra.

Sebelumnya, Wali Kota Denpasar I.B. Rai Dharmawijaya Mantra juga telah merapatkan semua perangkatnya agar mengantisipasi membeludaknya arus penduduk pendatang pasca-Lebaran. Bahkan, Rai Mantra meminta agar seluruh perangkat desa/kelurahan serius menciptakan tertib administrasi kependudu-kan. Pengelola tempat tinggal, seperti rumah kos atau rumah kontrakan diminta lebih sele-ktif dan memastikan para penyewa memiliki identitas lengkap. Rai mantra berharap, ada pengawasan partisipatif dari masyarakat atas hadirnya penduduk pendatang. ‘’Semua ini untuk mengantisipasi kehadiran pendatang yang tidak jelas yang pada akhirnya akan menjadi beban daerah, terutama menyangkut keamanan dan kenyamanan serta ketertiban umum,” katanya.

Kesiapan aparat di Denpasar dalam men-gantisipasi penduduk pendatang juga sudah dipersiapkan dengan baik. Camat Denpasar Barat I.B. Joni Ariwibawa juga sudah mera-patkan kades/lurah serta kaling/kadus di wilayahnya. “Mulai Senin ini, kami akan lebih gencar melakukan penertiban dan sidak admin-istrasi kependudukan dengan melibatkan per-angkat desa pakraman dan pecalang. Apalagi wilayah kami yang merupakan penduduk yang sangat heterogen harus lebih gencar melaku-kan pengawasan,” kata Ariwibawa.

Hal serupa juga dikatakan oleh Lurah Ses-etan Agus Mahardika. Di wilayahnya banyak memiliki kantong permukiman penduduk pendatang. (kmb12)

Antisipasi Duktang Pasca-Lebaran

Pemkot IntensifkanPemeriksaan KTP

PEMERIKSAAN - Suasana pemeriksaan di Pelabuhan Gilimanuk, Sabtu (9/7) kemarin. Untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan, petugas melakukan pemeriksaan terhadap penduduk yang masuk ke Bali secara berlapis.

Arus Balik Lebaran

Terapkan Pemeriksaan Berlapis di Pelabuhan Gilimanuk

Negara (Bali Post) -Arus balik Lebaran mulai terlihat meningkat di Pelabu-

han Gilimanuk, pada Sabtu (9/7) kemarin. Para pemudik yang sebelumnya meninggalkan Bali, kini tampak sudah kembali. Petugas yang berjaga di Pelabuhan Gilimanuk pun meningkatkan pengamanan dengan menerapkan pemeriksaan berlapis.

BUPATI Buleleng Putu Agus Suradnyana, S.T. menilai keberadaan permainan tradis-ional di wilayahnya perlu dikembangkan dan dilestarikan. Banyak ruang disedia-kan untuk mengembangkan permainan tersebut. Misalnya permainan magasing, mangoak-goakan dan lainnya. “Ruang untuk melestarikan adat dan budaya kan sudah saya buka, baik itu di Twin Lake Festival, Bulfest, HUT Kota Singaraja dan lainnya. Nah, di sana perlu dimasukkan permainan tradisionalnya. Permainan tra-disional ini akan terus kami kembangkan,” katanya belum lama ini. Ia mengatakan permainan tersebut juga ampuh memikat daya tarik wisatawan. Bentuk permainan tradisional dapat dikemas secara menarik. “Jika pariwisata di Buleleng berkembang, maka nanti akan ada atraksi yang kita kembangkan. Itu bukan saja kegiatan seni budaya, tapi atraksi juga ikut di dalamnya. Sebab, bagaimanapun juga pariwisata harus didukung dengan aktraksi,” ucapnya. Ia mengaku sangat mendukung pelaksan-aan permainan tradisional yang dilakukan secara turun-temurun. Ke depan, ia ber-harap pengemasan permainan lebih digali. “Pelestarian permainan di Desa Panji mis-alnya. Saya rasa upaya pelestarian sudah disampaikan. Gali lagi potensi detailnya,” imbuhnya. (dgk)

Lestarikan PermainanTradisional

BPM/sos I Nyoman Subrata (Petruk)

Empat Tahun Sakit, Dolar Berpulang

BPM/sosI Wayan Tarma alias Dolar (alm.)

Dikenal Lugu dan Sederhana

Tabanan (Bali Post) -Sudah menjadi hal biasa setiap

libur Lebaran usai, Bali akan diserbu penduduk pendatang (duktang). Bali merupakan daerah yang dianggap berpotensi dan menjanjikan lapangan pekerjaan untuk mengadu nasib. Sayangnya sebagian besar duktang yang ke Bali tidak memiliki pengalaman maupun keterampilan kerja, seh-ingga bisa menghambat pertum-buhan ekonomi.

Hal ini disampikan pengamat ekonomi yang juga anggota DPRD Tabanan, I Gusti Ngurah Sanjaya,

Sabtu (9/7) kemarin. Ia menilai dari sisi ekonomi, adanya duktang ke Bali bisa dipandang mengun-tungkan dan juga bisa membe-bani. Apabila duktang yang ke Bali merupakan orang profesional atau memiliki keterampilan serta mengerti adat dan budaya Bali, maka itu bisa menguntungkan.

Sebaliknya, jika duktang tanpa memiliki keterampilan tentu men-jadi penghambat pertumbuhan ekonomi. ‘’Di Tabanan khususnya, sebagian duktang tidak memiliki keterampilan,’’ katanya. Untuk itu, dalam menangani duktang

harus ada koordinasi maksimal dengan seluruh lembaga yang ada di Bali. Penyaringan harus dilaku-kan di pintu masuk Bali.

Jika lolos, tameng selanjutnya adalah kerja sama dengan pemer-intah dan desa adat. ‘’Desa adat saat ini sudah memiliki pararem. Penduduk pendatang yang da-tang ke daerahnya wajib lapor mengenai identitas dan tujuan-nya datang,’’ terangnya. Dengan adanya data dari desa adat ini, menjadi tugas dan kewajiban pemerintah untuk menindaklan-jutinya. (kmb24)

Bisa Menghambat Pertumbuhan Ekonomi

Page 3: Edisi 10 Juli 2016 | Balipost.com

KINI penjual makanan sudah mulai menjamur, namun kebutu-han makanan tidak akan pernah habis sehingga bisnis makanan akan tetap eksis. Kisah usaha Sunar Wijaya, pedagang maka-nan juga meraup kesuksesan di bidang kuliner. Hal itu lantaran outlet makanan-nya tidak hanya berada di Kabu-paten Singaraja, t a p i j u g a s u -dah merambah w i l a y a h D e n -pasar.

I a l e b i h s e n a n g m e m -pekerjakan anak muda, karena ia ingin menular-kan anak-anak muda agar dap-at berwirausaha seperti dirinya. S e h i n g g a t a k jarang ia kerap

memberikan pengarahan kepada karyawannya yang notabene masih muda.

Ia juga memberikan pilihan lain kepada karyawannya untuk membeli franchise ayam gore-

ng Rendy’s agar karyawannya da-pat mandiri dan lebih maju lagi. Hingga saat ini ia telah memiliki 40 outlet yang terse-bar di Buleleng dan Denpasar.

P e r a n B N I memberikan ke-mudahan akses permodalan dan pendampingan membuat usa -hanya semakin berkembang. Ke depan ia berharap BNI dapat mem-bantunya untuk penambahan out-let lebih banyak lagi.

Ketut SudismaWirausaha Muda Kerap Ikut

Pameran ke Luar Negeri

MERAH Putih akan segera berkibar di negeri Italia, menjelang keberangkatan Galang Hendra dan Imanuel Pratna. Kedua rider itu direkomendasikan oleh Yamaha In-donesia dan diundang langsung oleh Lin Jarvis selaku Managing Director Yamaha Motor Racing (YMR) yang menaungi tim Movistar Yamaha MotoGP, untuk mengikuti program Yamaha|VR46 Riders Academy “The Master Camp” yang dilatih langsung oleh top rider Yamaha MotoGP, “The Doctor” Valentino Rossi.

Bagaimana Galang dan Imanuel mewujudkan mimpi di sana, dibahas saat press conference di booth Yamaha di Jakarta Fair, Minggu 26 Juni 2016. Yamaha Indonesia dengan bangga menghadirkan dua pebalap muda bertalenta besar itu ke depan media, menyambung kabar gembira yang diumumkan Yamaha Motor Company (YMC) Jepang dua pekan lalu menge-nai 5 rider yang berkesempatan men-jalani training Yamaha |VR46 Riders Academy “The Master Camp”.

Indonesia mengirimkan dua orang, sedangkan tiga negara lainnya mas-ing-masing satu perwakilan, Peer-apong Loiboonpeng dari Thailand, Soichiro Minamimoto (Jepang), dan Kasma Daniel Bin Kasmayudin (Malaysia). Kelimanya memenuhi persyaratan untuk dipilih, usia di bawah 21 tahun, full race Asia Road Racing Championship (ARRC) 2016, dan top 5 pebalap Yamaha di ARRC 2016 sampai seri 3.

Mereka akan berlatih di Mo-tor Ranch Tavullia menggunakan YZ250F dan YZF-R3 di San Misano Circuit, 4–8 Juli 2016. Merupakan ke-banggaan tersendiri, karena YZF-R3 adalah global model yang diproduksi oleh Yamaha Indonesia, dan memang sudah menjadi motor resmi yang digunakan oleh para pebalap yang berlatih di Yamaha |VR46 Riders Academy.

Kontribusi Yamaha Indonesia sendiri jelas berperan penting da-

lam mengantarkan pebalapnya ke Tavullia. ”Dari Yamaha Indonesia merekomendasikan Galang dan Imanuel untuk berlatih di VR46 Rid-ers Academy, Tavullia. Dengan per-syaratan dari Yamaha Jepang yang bisa dipenuhi, akhirnya keduanya terpilih. Yamaha Indonesia sendiri memang merupakan official partner Apparel 46|ASIA dan motorcycle sup-plier dengan digunakannya YZF-R3. Kami bangga Galang dan Imanuel bisa menjadi duta bangsa Indonesia di “sekolah” Valentino Rossi. Mereka menjadi contoh perjuangan anak bangsa yang dapat merealisasikan impian tinggi menjadi murid Valen-tino Rossi di akademinya. Ini adalah mimpi semua pebalap, namun tidak semua bisa memperoleh kesempatan emas itu, sehingga yang bisa berguru di sana pebalap istimewa,” papar M.Abidin, GM After Sales & Motor Sport PT Yamaha Indonesia Motor Manufacturing (YIMM).

Galang dan Imanuelakan bertolak ke Italia pada Kamis 30 Juni 2016. Dari Jakarta mendarat di Milan, lalu berkunjung ke Kantor Pusat Yamaha Motor Racing (YMR) di kotaLesmo, Milan. Setelah itu ke Tavullia, lokasi

berdirinya VR46 Riders Academy. Di Tavullia mereka menjalani latihan di sirkuit Flate Track Motor Ranch menunggangi YZ250F, dan di sirkuit San Misano menggeber YZF-R3. Latihan di Motor Ranch dan sirkuit San Misano didampingi langsung Valentino Rossi dan instruktur VR46 Riders Academy lainnya.

Keduanya juga akan berlatih fisik lewat gym training. ”Ada banyak ilmu yang akan didapat Galang dan Iman-uel, baik itu teknik balap, maupun pembelajaran teknis dan non teknis di dunia balap. Kami harapkan mereka dapat menyerap semaksimal mung-kin. Dan pulang membawa pengala-man yang akan bermanfaat untuk karier balap mereka, serta motivasi bagi pebalap-pebalap Indonesia lain-nya. Latihan di Tavullia ini pun men-jadi bukti Yamaha Indonesia sukses mencetak rider berkualitas interna-sional yang dididik dalam rangkaian tahap membalap di kejuaraan local, lalu naik ke kompetisi internasional yang turut mengantarkan mereka sampai ke VR46 Riders Academy,” tutur Supriyanto, Manager Motor Sport PT Yamaha Indonesia Motor Manufacturing (YIMM). (bns1)

Galang Hendra dan Imanuel ke VR46 Riders Academy

Bukti Sukses Didikan Yamaha Indonesia

YAMAHA - Suasana press conference di booth Yamaha di Jakarta Fair, Minggu (26/6) lalu.

FELICE Jewellery hadir lagi dalam pameran perhiasan emas dan berlian selama tiga hari. Terhitung mulai, Minggu (10/7) ini sampai dengan, Selasa (12/7) di Business Center Hotel Aston, Jl. Gatot Subroto, Denpasar. Kali ini Felice menyedia-kan hadiah istimewa bagi pelanggan setianya. Tidak tanggung-tanggung berupa sebuah handphone yang tentu sayang untuk dilewatkan.

“Kami menawarkan emas berlian berupa anting dan liontin seharga Rp 1,499 juta, mendapatkan hadiah lang-sung handphone android,” ujar sales Felice Jewellery Ni Kadek Widnyani dikonfirmasi, Sabtu (9/7) kemarin.

Selain hadiah istimewa tersebut, kata Kadek Felice juga menghadirkan perhiasan emas berlian fashion model terbaru. Setiap desain dibuat terbatas atau limited edition, sehingga tidak akan ada duanya di tempat lain.

“Setiap pembelian perhiasan akan mendapatkan sertifikat. Kalau nanti customer ingin mereparasi perhiasan-nya, tinggal menunjukkan sertifikat ini. Reparasi bisa dalam bentuk

memperbesar atau memperkecil ukuran cincin, memasang permata yang lepas, dan renew seperti baru lagi,” imbuhnya.

Menurut Kadek, Felice lebih ban-yak mengeluarkan desain klasik atau abadi yang selalu cocok dipakai kapan saja dan tidak membosankan. Felice juga ingin menghilangkan kesan

bahwa berlian itu mahal. Tapi bukan berarti harga murah yang ditawar-kan ini murahan. Tunggu apa lagi, segera kunjungi pameran perhiasan emas dan berlian Felice Jewellery. Harga relatif terjangkau, ditambah desain yang unik menjadikan berlian-berlian Felice layak menjadi bagian dari koleksi anda. (ad179)

Beli Anting dan Liontin Felice Rp 1,499 Juta

Dapatkan Hadiah Langsung ’’Handphone Android”

EMAS - Felice Jewellery menghadirkan anting dan liontin emas berlian seharga Rp 1,499 juta dengan hadiah langsung handphone android.

3Minggu Umanis, 10 Juli 2016 seremonial

70 TAHUN BNI SINERGI KEMBANGKAN NEGERIGELARAN KISAH SUKSES MITRA BINAAN BNI

U P A C A R A m a m u n g k a h , ngenteg linggih, malaspas dan pasupati akan diselenggarakan di Pura Taman Sari, yang berlokasi di Jalan Imam Bonjol Br. Tegal Gede, Pemecutan Klod, Denpasar. Pun-cak karya bertepatan pada Rahina Puranama Kasa, Anggara Kasih Kulantir, Selasa (19/7) mendatang. Upacara diawali dengan matur piuning dan nancep tetaring, dan diakhiri dengan nyegara gunung di segara Petitenget. Upacara dalam skala besar ini untuk pertama kal-inya dapat dilaksanakan oleh gen-erasi sekarang dari warga Geriya Jro Agung, sebagai pangempon Pura Taman Sari.

Pura Taman Sari dalam ben-tuknya sekarang ini terdiri dari de-lapan palinggih, yaitu Padmasana, Meru Tumpang 3 diapit oleh gedong Brahmana dan Gedong Ksatrya, Gedong Maospahit, Penyawangan Gunung Agung, Linggih Bhatara Pregina, Gedong Pererepan, dan Palinggih Ratu Sakti Pangadang-ngadang. Juga terdapat Bale Pepe-lik dan Bale Piasan, Bale Kulkul, Bale Gong, Jineng, dan Bale Pe-mereman Ida Pedanda. Palinggih Gedong Maospahit menjadi pen-anda pura ini dibangun pada masa pengaruh Majapahit. Palinggih Meru sebagai sthana dari Ida Dan-ghyang yang pernah melakukan yoga di pura ini. Semua palinggih berdiri di atas areal kurang lebih 800 meter persegi.

Di Pura ini terdapat benda-ben-da sakral kuna, seperti batu lingga, pratima, dan pusaka keris. Pratima berupa Auban Arca Ardanareswari, arca Naga Taksaka, Singa Garbha Rambut Agni, dan arca Rambut Sedana. Bentuk-bentuk pratima ini menjadi ciri pura ini sebagai pura taman, yang selanjutnya disebut Pura Taman Sari.

Seperti pelaksanaan pujawali tahun sebelumnya, pujawali tahun ini akan dihadiri oleh Wali Kota

Denpasar Ida Bagus Rai Mantra, semeton Geriya Tegal, warga Puri Jero Agung Tegal Badung, warga Puri Jero Agung Tegal Tamu, warga Munang-Maning, Samping Boni, Jematang, Pengiasan, Abian Tegal, Tatag Seminyak, Jimbaran dan sebagainya. Melalui beberapa kali paruman terlihat semangat para warga untuk ngayah. Mer-eka telah mendapat tugas masing-masing dalam ngerembo karya ageng ini. (r)

’’Karya Mamungkah” di Pura Taman Sari

PURA - Kondisi Pura Taman Sari yang berlokasi di Jalan Imam Bonjol, Br. Tegal Gede, Pemecutan Klod, Denpasar.

BADAN Eksekutif Mahasiswa (BEM) IKIP PGRI Bali berkolabo-rasi dengan Bhaktivedanta Institute menyelenggarakan International Seminar on Education “For the Ethi-cal Development on Multitalented Teachers in an Age of Globalization,” Sabtu (9/7) di Ballroom Nikki Hotel.

Dalam seminar yang diikuti 400-an mahasiswa itu mendatangkan pembicara, yaitu Emily Tessel, M.A. in education, The University of Flori-da, USA. Selain itu juga diisi oleh An-barasu Balrasam, Senior Consultant and Trainer of Heartwork Academy, Singapore, Sripad Caitanya Candra Das, Spiritual Education Practitioner, Odisha, India.

Ketua BEM IKIP PGRI Bali Ida Ayu Nyoman Maye Denia Ari men-gatakan, sesuai dengan tema yang diusung, membentuk guru yang bermulti talenta yang memiliki etika yang baik, maka tujuan dari seminar tersebut adalah untuk membekali mahasiswa untuk menjadi seseorang yang tidak hanya bermulti talenta pada profesi guru, tapi juga profesi lain. “Karena kami ingin tamatan

guru-guru, khususnya dari IKIP PGRI Bali jika memang tidak men-jadi guru dapat memilih profesi yang sesuai dengan bakat yang dimiliki,” terangnya.

Rektor IKIP PGRI Bali Dr. I Made Suarta, M.Hum., mengatakan selain seminar tingkat fakultas, juga dilaku-kan seminar tingkat institut. Seminar berskala internasional itu wajib di-lakukan setahun sekali. Maka dari itu ia berharap peserta yang terdiri dari mahasiswa IKIP PGRI Bali dapat mengikuti seminar dengan sungguh-sungguh. Selain itu, seminar interna-sional ini diselenggarakan juga dalam upaya dapat bersaing di era MEA. “Dalam MEA ini mahasiswa harus tahu apa yang harus dilakukan ma-hasiswa,” ujarnya. Dengan seminar ini, mahasiswa diharapkan terbiasa dengan hal-hal yang bersifat global, mahasiswa dapat mengisi diri dengan wawasan dan pengetahuan, meng-ingat pengetahuan tidak mengenal tempat dan ruang.

Dalam menghadapi MEA terse-but, menurutnya mahasiswa harus memiliki dedikasi, loyalitas yang

tinggi pada profesinya karena hal tersebut tentu saja dapat mengun-tungkan dirinya karena dengan loyalitas yang tinggi seperti datang mengikuti seminar tersebut dapat mengisi dirinya, tidak hanya melalui pendidikan formal tapi juga infor-mal. “Dengan mengikuti kegiatan ini merupakan bagian dari peningkatan kualitas untuk bersaing dengan competitor, baik kompetitor dari dalam dan dari luar, oleh karena itu dedikasi merupakan bagian untuk peningkatan kualitas diri. Selain itu juga diperlukan kejujuran, inovatif dan kreatif, tekun dan tidak mudah putus asa.

Ketua Yayasan I Gusti Bagus Arta Negara mengatakan, keg-iatan tersebut merupakan salah satu upaya IKIP PGRI Bali lebih mengembangkan dan meningkatkan diri mengingat saat ini IKIP PGRI Bali telah menduduki peringkat ke-100 dari 3.320 PT negeri dan swasta. “Ini merupakan tanggung jawab kita untuk mempertahankan dan syukur-syukur bisa meningkatkan,” imbuhnya. (kmb42/k150)

BEM IKIP PGRI Bali Gelar Seminar Internasional

BPM/wanPUKUL GONG - Perwakilan Kopertis Wilayah VIII didampingi Rektor IKIP PGRI Bali, Dr. I Made Suarta, S.H., M.Hum., serta sejumlah pembicara melakukan pemukulan gong, menandai secara resmi membuka seminar internasional.

KETUT Sudisma merupakan anggota aktif wirausaha muda Singa-raja. Ia kerap mengikuti pameran ke luar negeri mewakili pengusaha muda Kabupaten Buleleng. Pengusaha kopi muda itu mengatakan, BNI memberikan permodalan. Tak hanya membantu dalam permoda-lan, tak tanggung-tanggung BNI juga memberikan pendampingan untuk pengembangan usaha.

“Selain itu, BNI juga memberikan tambahan pengetahuan mela-lui sharing usaha,” ujarnya. Sharing usaha tersebut juga diberikan kepada mitra binaan lainnya. Menurutnya, proses pengambilan kredit di BNI cepat dan fleksibel. Ia berharap BNI dapat membantu pengembangan usahanya ke depan, karena sesuai dengan tujuannya yang selalu membuatnya termotivasi adalah usahanya dapat tumbuh berkembang.

BALI memiliki potensi usaha yang luar biasa, asalkan masyarakat jeli terhadap peluang usaha yang ada. Peluang itu ditangkap juga oleh Nyoman Lastra yang membangun usaha perdagangan bibit ikan nener (bandeng). Usaha tersebut dimulai tahun 2011, hingga sekarang masih tetap eksis, bahkan telah menembus pasar di sejumlah daerah di In-donesia. Pasar lokal yang rutin Nyoman supply adalah Jawa Tengah, seperti Brebes, dll. Selain Jawa Tengah, kota besar seperti Jakarta juga menjadi tempatnya menyuplai bibit nener.

Peran serta BNI dalam memberikan permodalan membuat usahanya semakin lancar. Selain proses pengambilan kredit yang cepat juga fleksibel. “Motivasi saya ke depan ingin menembus pasar luar negeri, karena yang selama ini menguasai pasar ekspor hanyalah perusahaan yang besar saja,” ujarnya. Menurutnya, kerja sama dengan BNI dapat membantu membuka akses ke luar negeri.

Nyoman Lastra

Pedagang Bibit NenerSunar Wijaya

Geluti Usaha Ayam Goreng Rendy’s

Page 4: Edisi 10 Juli 2016 | Balipost.com

Minggu Umanis, 10 Juli 20164

DARI mana sesungguhnya membangun sebuah kepercayaan? Di tengah lunturnya kehidupan sosial. Rasa hormat pada orang tua juga mulai menurun, bahkan di zaman yang serba instan ini, semua hal dituntut untuk cepat. Segera. Dengan hasil yang “menguntungkan”.

Begitulah fenomena dunia modern saat ini. Makanya, jangan sesekali menyalahkan orang lain, kalau sebagai ortu (orang tua) kita belum mampu “membangun” mental keluarga yang sehat. Sehat dalam arti – membangun generasi yang sehat lahir dan batin. Anak-anak tumbuh dengan sehat, sehat tidak berarti cukup sandang pangan saja, tetapi sehat juga batin mereka. Karena kelak di tangan merekalah seluruh denyut kehidupan dan kelanjutan negeri ini diserahkan.

Kutipan di atas jelas menunjukkan, hal yang paling dasar dari kehidupan sosial kita telah dicabut. Kepercayaan. Ya, ke-percayaan orang tua pada guru belakangan ini agak berkurang. Banyak orang sudah tidak percaya pada lembaga pendidikan formal. Mau bukti? Menjelang UN (ujian nasional) orang tua akan sibuk mencari brosur dan mendatangi tempat-tempat kursus karena orang tua tidak yakin materi yang diajarkan di bangku sekolah tuntas diserap siswa.

LesJangan salah, banyak juga siswa yang merasa tidak menda-

patkan pelajaran yang maksimal dari guru-guru di kelas. Para siswa juga kebanyakan merasa, kurikulum dan buku-buku teks rumit dan tidak simpel. Dengan ikut kursus bimbingan belajar di luar sekolah siswa merasa lebih percaya diri. Juga lebih merasa tenang untuk mengikuti UN di sekolah.

Hal ini juga diperparah dengan maraknya guru dan wali kelas yang membuka “privat” -- les di rumah sang guru. Sung-guh sebuah solusi yang sangat tidak efektif. Karena, biasanya siswa yang ikut les mendapat bocoran soal, otomatis nilai siswa pun terdongkrak. Dan yang lebih mencengangkan pihak sekolah membiarkan praktik ini berjalan, seolah pura-pura tidak tahu. Padahal, kejujuran yang paling dasar biasanya diperoleh seorang anak dari sekolah. Kalau hal kecil ini bisa ditertibkan tentu kita bisa berharap banyak pada sekolah. Minimal anak diajarkan untuk tida berpikir “korupsi”

Di Bali sendiri sistem Penerimaan Peserta Didik Baru Online (PPDB) sudah berlangsung cukup “fair”, terutama di Kota Den-pasar, orang tua bisa mengikuti informasi via online kedudukan anaknya tiap hari. Terutama yang masuk melalui jalur reguler (jalur urutan NUN – Nilai Ujian Akhir).

PendidikanHal paling dasar yang harus dibangun adalah mengembali-

kan fungsi guru yang sesungguhnya. Guru benar-benar “harus” mampu mengajar siswa secara maksimal, sehingga tidak perlu lagi mencari “ceperan” dengan memberi les di rumah. Hal ini sangat mengganggu, karena murid pun sudah jenuh seharian di sekolah. Eh, pulang sekolah masih harus les dengan guru yang sama. Siswa perlu “udara segar” untuk mengembalikan minat belajarnya. Ini yang harus disadari pihak sekolah. Menegur keras guru-guru yang memberi les untuk siswanya apa pun alasannya. Di sini sebetulnya kunci untuk membangun mental siswa. Jujur

Dengan konsep kosmologi orang Bali memberikan penghargaan terhadap ma-nusia, Tuhan dan unsur–unsur alam. Alam bukan hanya untuk diekspolitasi, alam merupakan sebuah wujud dari kebesaran Tuhan yang wajib diciptakan harmonisasi dengan memberikan persembahan ke pada alam. Dalam konsep Tri Hita Karana ma-nusia Bali diajarkan menjalin hubungan yang harmonis dengan alam. Alam yang dimaksud bukan hanya alam lingkungan kasat mata melainkan alam yang tak terlihat oleh mata. Adanya konsep seperti itu membuat manusia Bali mengupayakan hubungan yang harmonis dengan alam.

Manusia Bali adalah manusia yang kreatif, arif dan estetis. Hal ini mendorong banyak jalan yang diciptakan manusia Bali ketika menginginkan terwujudnya harmonisasi dengan alam. Upacara meru-pakan salah satu media, banyak wujud upacara yang bertujuan untuk harmon-isasi alam. Tumpek wariga, tumpek uye merupakan contoh upacara yang bertujuan harmonisasi dengan alam yang kasat mata. Sementara untuk alam bawah maka mac-aru, masegeh merupakan salah satu con-toh harmonisasi alam dengan menetralisir kekuatan-kekuatan negatif untuk menjadi positif di bumi.

Apakah manusia Bali hanya menghor-mati alam dengan upacara? Tidakkah ada simbol-simbol lain yang diciptakan manu-sia Bali sebagai rasa bhakti pada Tuhan untuk harmonisasi alam dan kesuburan bumi? Di luar upacara ternyata terda-pat simbol-simbol penghormatan sebagai persembahan ke Tuhan untuk kesuburan bumi. Salah satu simbol tersebut adalah sebuah tarian dengan gerakan yang seder-hana, magis dan estetis sarat akan makna,

penghambaan, permohonan kepada Sang Pencipta. Tarian tersebut menjadi bagian dari pelengkap dan syarat mutlak suatu ritual di Bali. Tarian seperti itu disebut dengan tarian wali dan bebali.

Memotret Tarian Bumi di BaliMemotret tarian bumi di Bali maka kita

akan menyaksikan banyak tarian yang mesti kita terjemahkan simbol-simbolnya. Memotret tarian bumi di Bali tidak boleh lepas dengan masyarakat Bali yang agraris. Memotret tarian bumi di Bali tidak boleh lepas bahwa di Bali merupakan pengikut ajaran Siwa Sidanta dengan kon-sep purusa pradana yang apabila bertemu maka akan melahirkan sebuah kehidupan atau kesuburan. Di Bali kita akan banyak melihat tarian bumi yang masih dipakai sebagai persembahan dan diyakini kekua-tan magisnya oleh masyarakat. Beberapa tari Sanghyang adalah contoh yang paling mudah diamati.

Tari Sanghyang diperkirakan seba-gai peninggalan dari budaya zaman pra Hindu, dimana unsur kerauhan (trance) menjadi nafas magis dari tarian ini. Kata Sanghyang terdiri dari bentuk dua kata ‘sang’ dan ‘hyang’ yang berarti penyebutan personal atau subjek yang dihormati atau memiliki status lebih tinggi bahkan pada tingkat tataran kedewataan (Catra, 2009). Dalam tarian Sanghyang mengindikasikan adanya kekuatan magis yang merasuki pe-nari sanghyang dan mentransformasikan dirinya menjadi wujud, figur tertentu, den-gan peniruan perangai dan sifat-sifat dasar dari roh yang merasuki jasad penari. Tari Sanghyang dipentaskan memiliki beberapa tujuan untuk melindungi suatu daerah dari mara bahaya, sebagai wujud syukur atas

hasil panen dan juga sebagai permohonan hasil panen yang melimpah ketika suatu wilayah yang mengalami paceklik.

Beberapa jenis tarian Sanghyang di antaranya Sanghyang Dedari, Sanghyang Memedi, Sanghyang Celeng, Sanghyang Jaran, Sanghyang Deling, Sanghyang Putrajaya, Sanghyang Bojog, Sanghyang Bumbung, Sanghyang Penyalin, dan San-ghyang Kidang. Hampir beberapa daearah di Bali terdapat Tarian Sanghyang teru-tama desa-desa tua dengan kebudayaan agrarisnya.

Di samping keberadaan Tarian San-ghyang masih ada beberapa contoh tarian persembahan untuk harmonis bumi yang masih difungsikan oleh masyarakat lain-nya di Bali. Di Desa Trunyan, sebuah desa tua yang terletak di tepi Danau Batur terdapat sebuah tarian sakral yang disebut dengan tarian barong brutuk. Tari barong brutuk satu-satunya pertunjukan barong merupakan peninggalan budaya zaman megalitikum, kini masih disimpan dan sangat dikeramatkan oleh masyarakat Trunyan di pinggir danau Batur Bangli. Topeng-topeng dari barong ini sangat di-sakralkan dan hanya dipentaskan pada peristiwa tertentu yang intensitas pentas-nya sangat jarang dalam hitungan tahu-nan. Tarian ini memiliki fungsi sebagai proteksi masyarakatnya dan dipercaya membawa berkah kesuburan untuk kes-ejahteraan warga desanya.

Persembahan

Sementara di bagian timur Bali terdapat beberapa contoh tarian persembahan kepa-da Tuhan untuk kesuburan bumi. Mageret Pandan di Desa Tenganan, Gebug Ende di Desa Seraya merupakan tari persembah-

ann yang masih hidup dan diyakini oleh masyarakat. Darah yang menetas pada tarian Gebug Ende di Seraya merupakan sebuah persembahan kepada bumi dan permohonan kepada Sang Pencipta agar hujan segera turun ke bumi.

Sebuah tarian sakral yang lain juga terdapat di Desa Ngis, sebuah desa tua yang berdampingan dengan Desa Ten-ganan. Tarian tersebut dinamakan Daha Malom. Tarian sakral ini ditarikan oleh dua orang perempuan yang masih suci dengan syarat-syarat lainnya. Selonding yang sakral menjadi pengiring tarian ini yang melambangkan konsep purusa dan pradana. Tarian ini merupakan persem-bahan masyarakat agar wilayahnya selalu subur. Di samping beberapa contoh tarian di atas niscaya masih banyak tarian-tarian seperti itu di wilayah Bali lainnya

Dilihat dari gerakan tentu saja tari-an-taraian tersebut tidak menonjolkan keindahan gerak, demikian juga dengan aksesorisnya. Tarian–tarain tersebut menggunakan aksesoris sederhana yang bersumber dari alam.

Demikian juga dengan suara gong yang mengiringinya. Beberapa tarian sep-erti tarian Sanghyang hanya diiringi oleh nyanyian. Tidak semua tarian tersebut memiliki unsur kerauhan namun unsur taksu jelas terlihat pada tarian tersebut. Karena ada kekuatan dari dalam yang dimunculkan oleh sang penari. Sebagai penumbuh kekuatan semua itu dilandasi oleh konsep tiga wisesa yakni satyam, si-wam, dan sundaram sebuah keindahan yang suci (penghayatan kepada yang Maha Pencipta) dan secara etika benar atau men-gandung kebenaran (pesan). Ketiga konsep ini merupakan totalitas estetik yang tidak

dapat menyentuh aspek estetika ragawai (fisik) namun juga estetika metafisik. Di situlah seni sebagai sarana pemujaan ke-pada Dewa Keindahan yang abadi (Tuhan) untuk mencapai hubungan yang seimbang secara kosmologis.

Seni

Tarian persembahan tersebut dapat dikatakan sebagai sebuah seni yang sakral karena memiliki kandungan nilai suci, tenget, duwen Ida Batara, sesuwunan, yang diyakini oleh masyarakat pangemong memiliki kekuatan magis sebagai proteksi keselamatan umatnya, penolak bala, di samping sebagai ekspresi kegembiraan (maledang-ledang) saat Ida Batara disuguhi persembahan (katuran piodalan). Persem-bahan seni dalam hal ini merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari ritual yang dilaksanakan masyarakat Bali.

Manusia Bali yang mencintai alam tempatnya lahir, hidup, bertumbuh, serta kembali kepada asal muasalnya. Dalam niat yang sederhana tanpa keinginan dapat penghargaan tanpa target posisi dalam surga mereka melakukan komunikasi pada alam. Alam merupakan kepanjangan tanganNya.

Untuk harmonisasi dengan alam, manusia Bali tidak cukup hanya mem-persembahkan lewat tarian. Yang penting dilakukan adalah menerjemahkan simbol-simbol dalam tarian tersebut ke dalam wu-jud perilaku nyata manusia Bali. Sebagai wujud persembahan manusia Bali kepada Sang Pencipta untuk bumi, tarian-tarian persembahan tersebut wajib untuk kita jaga, jangan sampai tarian tersebut hanya ada dalam sebuah potret kertas.

lI Ketut Sandiyasa

Tarian Persembahan untuk Tuhan dan Bumi di BaliBAgAIMAnA pandangan manusia Bali terhadap alam? Sebuah pertanyaan yang penting karena manusia

Bali dikenal dalam lelaku agama yang kaya akan sistem nilai yang menghendaki sebuah keharmonisan. Salah satu sifat manusia Bali adalah bersifat kosmologi.

Bell’s palsy adalah penyakit saraf yang mengenai saraf fasialis (wajah), me-nyebabkan kelumpuhan otot-otot salah satu sisi wajah, sehingga wajah menjadi asimetris, karena salah satu sisi wajah tampak mencong. Hanya salah satu sisi wajah penderita yang dapat tersenyum, dan satu mata saja yang dapat menutup dengan sempurna.

Penyebab dari bell’s palsy belum diketa-hui secara pasti, namun beberapa sumber menyebutkan bahwa penyebab bell’s palsy adalah proses peradangan saraf yang men-gontrol otot-otot salah satu sisi wajah. Ada pula yang mengatakan bahwa kerusakan saraf ini merupakan akibat dari infeksi virus.

Bell’s palsy dapat terjadi pada semua golongan usia, baik pria maupun wanita. Pada kebanyakan orang, kelumpuhan saraf tersebut bersifat sementara, yakni selama beberapa hari hingga beberapa minggu, serta dapat kembali pulih setelah kurang lebih 6 bulan. Walaupun demikian, ada juga beberapa kasus dimana kelumpuhan saraf wajah tersebut terjadi secara per-manen seumur hidup.

gejala Bell’s Palsy Secara Umum* Terjadi secara tiba-tiba, berupa ke-

lumpuhan ringan sampai total pada salah satu sisi wajah, menyebabkan pasien sulit tersenyum atau menutup salah satu kel-opak mata.

* Dapat terjadi rasa nyeri di sekitar ra-hang atau di belakang telinga pada salah satu sisi wajah yang terpengaruh.

* Sensitivitas terhadap suara akan men-ingkat pada sisi wajah yang terpengaruh.

* Kadang timbul nyeri kepala.

* Penurunan kemampuan indera penge-cap pada sisi yang lumpuh.

* Penurunan jumlah air mata dan liur yang diproduksi pada sisi yang terkena.

* Pada beberapa kasus, bell’s palsy da-pat mempengaruhi saraf kedua sisi wajah, walaupun hal tersebut jarang terjadi.

Komplikasi Akibat Bell’s Palsy * Kerusakan saraf wajah yang tidak

dapat pulih kembali seperti semula.* Pertumbuhan saraf yang tidak sesuai

dengan yang seharusnya sehingga me-nyebabkan pergerakan yang tidak terkon-trol pada wajah.

* Buta sebagian atau total akibat keker-ingan pada mata yang tidak bisa menutup dan terjadinya kerusakan pada kornea mata yang kering.

PemeriksaanUmumnya dokter akan memeriksa

wajah dan meminta pasien untuk melaku-

kan gerakan seperti menutup mata, men-gangkat alis, memperlihatkan gigi, dan mengerutkan wajah. Selain itu sebaiknya dilakukan pemeriksaan EMG untuk me-nentukan kerusakan saraf dan melihat seberapa parah saraf tersebut rusak, sekaligus menyingkirkan kemungkinan penyakit lain yang juga dapat menyebab-kan kelemahan pada wajah, seperti stroke, infeksi, tumor, dll. Pasien juga disarankan melakukan pemeriksaan radiologi, seperti CT Scan atau MRI kepala untuk meny-ingkirkan penyebab kelumpuhan yang mungkin terjadi.

Penanganan yang biasa dilakukan ada-lah melalui obat-obatan dan fisioterapi. Meskipun bisa sembuh dalam kurun waktu tertentu, dengan bantuan obat dan fisiot-erapi diharapkan proses pemulihan dapat berlangsung lebih cepat.

ldr. I gst Ayu Agung Aria Tristayanthi

Mengenal ”Bell’s Palsy”Segera cari pertolongan

medis jika anda mengalami ke-lumpuhan wajah secara tiba-tiba,

karena bisa saja yang terjadi adalah bell’s palsy.

Guru Vs Ortubertarung. Kalau ini bisa diperbaiki pihak sekolah, juga adanya kesadaran dari guru-guru yang mencari “ceperan” untuk mengh-entikan aksinya. Dijamin, kelak bisa lahir generasi yang tidak korupsi. Berani bertarung. Berani menerima kenyataan. Tetapi memang tidak adil bila menyalahkan guru sebagai “pencetak” manusia-manusia masa depan di Indonesia. Kita paham, guru juga manusia biasa, yang tentu memiliki beragam problem layaknya seorang manusia biasa.

KekerasanKasus yang lagi ramai dibicarakan adalah kekerasan yang

dilakukan guru terhadap siswa. Bahkan ada status di media sosial seperti ini:

“Demi melindungi guru, sebaiknya pihak sekolah membuat kebijakan, bahwa setiap orangtua yang menitipkan anaknya, wajib membuat surat pernyataan di atas materai, tidak akan melakukan tuntutan terhadap pihak sekolah atau guru ketika mengingatkan siswa bandel/nakal dalam rangka perbaikan akhlaknya, jangan sampai kriminalisasi guru terjadi terus.”

Sebagai orang tua tentu kita miris, kaget, prihatin, dan malu. Den-gan maraknya kasus-kasus orang tua (ortu) vs guru yang belakangan ini begitu marak. Dari urusan moral, sampai hal-hal yang tidak masuk akal. Dan tidak bisa diterima pikiran sehat kita, bagaimana seorang guru bisa memperlakukan siswanya dengan sewenang-wenang? Kita juga prihatin dengan para orang tua yang tidak lagi memiliki rasa hormat pada guru. Sering kali juga orang tua memaksakan kehendak pada guru untuk melancarkan keinginan mereka melakukan hal-hal tidak masuk akal agar nilai anaknya di sekolah bisa dikatrol.

Ini juga kekerasan yang perlu diluruskan. Makanya hal-hal kecil harus diluruskan, peraturan agaknya juga telah dibuat. Mis-alnya, mengajarkan kejujuran dengan sistem penerimaan siswa baru yang gamblang dan mudah diakses. Guru juga harus mulai sportif dengan tidak memberi les pada siswa, terlebih jabatan guru tersebut wali kelas. Ortu juga harus lebih sabar untuk belajar membangun dialog yang sehat dengan sekolah.

Sebetulnya sistem pendidikan di Indonesia telah dibuat sede-mikian rapi dan baik. Di semua sekolah tentu ada guru BK (Bimb-ingan Konseling), harusnya guru ini dimaksimalkan untuk menjaga “keharmonisan” hubungan siswa, ortu dan guru. Karena selama ini kita hanya mengetahui fungsi guru BK hanya untuk mengatasi dan mendata siswa yang bermasalah. Ada baiknya pengertian itu mulai dikikis. BK bisa jadi tempat “komunikasi” Ortu vs guru dibangun.

Adanya Ombudsman, lembaga negara yang mempunyai ke-wenangan mengawasi penyelenggaraan pelayanan publik. Juga bisa membuat hubungan guru vs ortu juga semakin lancar, jadi Ombudsman tidak hanya mengintip siswa yang sedang ujian un-tuk mencari data kecurangan, tetapi benar-benar bisa mengawasi sekolah sejak awal tanpa harus menunggu laporan. Kalau semua ini bisa berjalan dengan baik, tentu tidak perlu lagi adanya surat pernyataan dari ortu yang cemas anaknya mengalami kekerasan di sekolah. Atau guru yang cemas akan mendapat ancaman di sekolah dari ortu. Padahal yang bermasalah belum tentu gurunya.

Komunikasi yang baik. Keterbukaan, kejujuran bisa dibangun oleh semua pihak. Memang bolong-bolong pasti ada. Bukankah, tidak ada yang sempurna dalam hidup. Tugas kitalah “belajar” untuk berusaha keras dengan niat baik untuk mewujudkannya.

l Oka Rusmini

BPM/ist

Page 5: Edisi 10 Juli 2016 | Balipost.com

Minggu Umanis, 10 Juli 2016 5

DUlU, aku tidak percaya jika ada seorang perempuan tetap melajang karena dia mencintai seorang pria yang sudah lebih dulu jadi milik orang lain. Menu-rutku, itu hanya alasan mengada-ada. Menurutku, perempuan itu menyembunyikan alasan sebe-narnya, yang tidak ingin diung-kapkan. Mungkin dia memang benar-benar tidak mau direpot-kan permasalahan hidup berbagi dengan orang lain. Mungkin juga perempuan itu ingin menikmati asyiknya sebuah kesendirian.

Pendapatku itu berubah sejak aku berjumpa seorang pria berna-ma Radhar, yang pada akhirnya hatiku tertambat padanya. Bela-kangan baru aku tahu, ternyata Radhar telah beristri dan berpu-tra satu. Dan aku, gadis berusia 23 tahun ini siap menempuh segala resiko romantika cinta.

Kini aku seperti terkena kar-ma. Tidak segera punya pasangan, bukan karena asyik dengan kes-endirianku, tapi karena aku ingin mempertahankan rasa cintaku pada seorang pria yang kebetulan telah jadi milik orang lain. Jujur kukatakan, aku menunggu dia. Lebih tepatnya aku menunggu dia menduda. Menduda bukan karena dia akan menceraikan istrinya tetapi aku menunggu istrinya mati. Tapi jangan salah, aku tidak mendoakan istrinya cepat mati.

Sulit diterangkan memang, namun aku bisa menjelaskan ketulusanku ini dengan sebuah cerita tentang penjual batu nisan. Meskipun dia menjual batu nisan, tapi dalam proses penjualan dagangannya, dia tidak lantas berdoa atau berharap semoga dalam kurun waktu tertentu akan banyak orang yang mati. Sang penjual batu nisan sekedar menye-diakan batu nisan. Itu saja, tanpa adanya muatan niat buruk bagi nasib seseorang. Menunggu di sini hanya menunggu orang yang mati tanpa adanya tuntutan kepada Tu-han terhadap nasib jiwa seseorang. Satu-satunya kepastian yang dia tahu, karena semua orang pada akhirnya akan mati.

Demikian pula tentang keya-kinanku untuk masalah ini, tentu saja pada akhirnya semua orang akan mati dan aku hanya menunggu waktu kematian itu tiba. Hanya saja, aku sadar benar kalau esensi tentang kematian ini berlaku bagi siapa pun tanpa terkecuali, termasuk Radhar dan aku sendiri. Itu artinya, dalam hal ini yang lebih dulu akan mati, bisa saja pria yang kucintai atau malah aku sendiri yang akan lebih dulu raib dari bumi ini. Bukti ketu-lusanku ini tidak adanya ketentuan pemaksaan terhadap siapa yang akan lebih dulu mati. Karena aku menyadari, inilah kuasa mutlak dariNya. Ini murni semata karena aku hanya ingin memastikan siapa yang akan lebih dulu meninggalkan dunia ini.

Apakah aku berdosa karena aku telah mencintai pria yang telah men-jadi milik orang lain? Dengan man-tap aku mengatakan tidak. Karena senyatanya, tidak ada sedikitpun di dalam hatiku untuk merebut Radhar dari istrinya. Memang aku ingin hidup bersamanya tetapi ini tidak berarti aku akan merebut dia. Bahkan aku selalu berharap dan berdoa, semoga Radhar tetap setia kepada istri dan anaknya.

“Kuharap kau tetap tegar dan setia. Kuibaratkan kau bisa seperti sebuah pohon kelapa itu,” kataku padanya suatu hari.

“Pohon kelapa? Ada apa dengan

pohon itu,” tanya Radhar.“Bagiku dialah lambang kesetiaan

sejati. Setia sampai maut menjem-put.”

“Kok bisa?” “Bisa. Mana ada ceritanya pohon

kelapa roboh? Kalau toh ada, pasti karena bencana yang sangat hebat. Dan aku, tentu saja bukan sebuah bencana. Aku hanya menunggu kamu, itu saja.”

“Bagaimana cinta menjadi nafas tanpa oksigen ikhlas memberi hidup-nya? Tentu akan lebih baik jika kamu mencari orang lain.”

“Lebih baik bagi siapa?”“Kamu.”“Kamu salah. Tidakkah kamu

tahu apa yang kurasakan?”“Apakah itu?”“Kenikmatan adalah kesakitan

yang ditekan dan dikerat atau dis-embunyikan.”

“Kalau begitu, lebih baik bagi-ku.”

“Kurasa itu juga salah.”“Maksudmu?”“Kalau boleh aku tanya dulu, di

mana letak lebih baiknya bagimu?”“Keluargaku tidak akan ter-

ganggu.”“Bukankah sudah berulangkali

kukatakan, aku tidak akan merebut-mu dari dia. Aku tidak ingin kamu memikirkanku. Justru aku selalu berharap semoga kamu bisa menjadi suami dan ayah yang setia.”

“Kamu aneh.”“Detik ini juga, dengan senang

hati aku akan pergi dari kehidu-panmu tapi sebelumnya, kumohon jawablah dengan jujur. Dan jawaban ini kujamin tidak akan mengurangi kesucian cintamu terhadap ke-luargamu. Ada rasa cintakah kamu terhadapku?”

“Ada, tapi entah rasa apa itu. Namun yang pasti aku tidak bisa bersamamu.”

“Aku tahu, sangat tahu.”Itulah percakapanku yang terakh-

ir dengannya, sebelum aku akhirnya sengaja menghilang dari kehidupan-nya. Setelah itu aku tidak bertemu lagi dengannya, tetapi aku tetap bisa mengetahui kabar-kabarnya. Dia menjalani kehidupan keluarganya dengan bahagia. Bahkan sekarang dia telah dikaruniai tambahan dua buah hati, putri semua.

Sepuluh tahun telah berlalu, dan aku tetap menikmati kesendirianku. Aku masih tetap setia menunggunya. Dia tidak pernah tahu, kalau selama ini aku tetap memantau kehidupan-nya dengan cara yang aman. Mak-sudnya kusebut dengan cara yang aman karena dia tidak tahu menahu apa yang kulakukan. Karena jika sampai dia tahu aku memperhati-kannya dapat membuat dia salah paham. Aku hanya ingin mengamati dia, agar aku tidak kehilangan kabar tentangnya.

Ada hal penting yang kukatakan padanya sebelum aku menghilang. Aku akan menunggu dia, selamanya, begitu kataku waktu itu. Kalau toh harus dijelaskan secara gamblang, aku hanya ingin memastikan kema-tian siapa yang lebih dulu datang. Ah, kelihatan lucu, memang, tapi dengan yakin kukatakan, kini aku sedang menunggu giliran, meskipun kesempatan giliran itu belum tentu pas. Dan aku siap akan menanggung segala resikonya.

***Di malam yang dingin, selepas

aku menyelesaikan lembur kerja, aku bersantai di teras rumah, me-mandangi bulan purnama dan kerlip bintang di langit, tiba-tiba hand-poneku berdering. Kubaca nama penelpon, Triyanto. Seorang teman lama.

“Halo.”“Apa ini Pingkan?”

“Ya, ini aku. Ada apa, Tri?”“Pingkan, aku membawa

berita duka. Istri Radhar men-inggal jam lima sore tadi.”

“Innalillahi Wainnailaihi Roji’un..”

Istri Radhar meninggal dun-ia? Apakah aku bermimpi? Aku belum percaya dengan peristiwa ini. Setelah aku bertanya pada teman lainnya, aku baru yakin kalau berita itu benar. Jana, istri Radhar meninggal dunia karena sakit. Ah, benarkah ini berita duka untukku? Aku bin-gung, harus berbuat apa.

Satu-satunya jalan aku harus menjaga sikap dan berusaha menjaga perasaannya. Biar menjadi sempurna, aku akan muncul di kehidupan Radhar setelah lewat seribu harinya kematian Jana. Kupikir, itu-lah waktu yang aman untuk mewujudkan romantika cintaku kepadanya yang selama ini kusimpan saja.

***Di pagi hari yang cerah, ma-

tahari muncul sempurna dari arah timur dan kicau burung-burung bersautan di dahan, aku bertandang ke rumah Radhar. Harapan besar kini telah berada di depan mataku.

“P ingkan , kamu t idak berubah, masih cantik seperti dulu. Kalau dibilang beda, itu mungkin karena keriput kecil yang kini telah tergaris di dekat matamu.”

“Ah, kamu bisa saja.”“Ternyata kamu sungguh-

sungguh dengan ucapanmu dulu.”

“Ucapanku yang mana, ya?”“Kamu benar-benar meng-

hilang.”“Aku juga sungguh-sungguh den-

gan janjiku.”“Apa itu?”“Aku menunggumu selamanya.”“Hmm.”“Ada apa?”“Apa yang menjadi harapan dan

doamu dulu, terkabul.”“Apa itu?”“Aku bisa menjadi pohon ke-

lapa yang setia bagi Jana dan anak-anak.”

“Syukurlah.”“Tapi,”“Tapi apa?”“Aku tidak bisa menjadi pohon

kelapa yang baik bagimu.”“Maksudmu?”“Aku mencintai perempuan

lain.”“Berarti, janji yang kukatakan

sepuluh tahun lalu, tidak berarti apa-apa bagimu? Kamu sungguh tega. Terlebih tega bagi Jana. Kamu tidak hanya gagal jadi pohon kelapa bagiku tapi kamu juga gagal jadi pohon yang setia bagi Jana dan anak-anakmu.”

“Tidak begitu. Aku hanya gagal jadi pohon kelapa yang baik bagimu karena perempuan itu hadir setahun setelah sepeninggal Jana.”

“Jadi kau akan menikah dengan-nya?”

“Tidak.”“Lalu?”“Juga tidak denganmu, karena

aku tidak mau menyakiti salah satu dari kalian.”

“Ini tidak adil.”“Cinta sesungguhnya siksaan, en-

tah kenapa kau seperti baru menya-darinya,” katanya, mengingatkanku pada kalimat sejenis yang pernah kuucapkan kepadanya

“Ini namanya korban atas diriku sendiri. Aku menggigit pisau dan menelannya,” ucapku lunglai. ***

BANYAK karya sastra masa lalu yang berbicara tentang perempuan, biasanya ditulis oleh lelaki. Belakangan ini, banyak perempuan mulai berani menyuarakan apa saja tentang dirinya, tubuhnya, persoalannya, status sosial, bahkan seksualitasnya.

Perempuan dalam kancah sastra modern Indonesia, bisa menulis apa saja yang mengganggu pikiran, juga yang melukai hatinya. Termasuk peran tradisional, menjadi ibu, dan istri.

Cyhtha Hariadi, dengan bahasa yang sederhana me-motret peran kekomplekan sebuah pengalaman menjadi ibu dengan baik, detail, menggugah, dan membuat pembaca dalam buku ini seperti berhadapan langsung dengan remah-remah problem yang ditumpahkan dalam buku puisi ini. Chyntha mampu menyulap detail-detail banal kehidupan domestik menjadi sesuatu yang menakjubkan dan hampir sureal. Begitu detail, sederhana, dengan kata-kata biasa, tetapi menyentuh dan membuat kita berpikir ulang. Apakah sesungguhnya nikmatnya menjadi ibu di zaman modern dan serba cepat ini? (osi)

MEMBACA sejarah saat ini, sudah tidak lagi menjadi per-hatian dari para generasi penerus. Permasalahan pokoknya, karena buku-buku sejarah yang ditulis tentang sosok tertentu kadang-kadang terlalu kabur, juga disusun dengan teknik penceritaan yang tidak menarik.

Buku ini ditulis dengan detail, tentang pejuang Bali Ngu-rah Rai. Secara detail, karena buku ini ditulis oleh orang yang terlibat langsung dalam sejarah tersebut, maka keakuratan data, kesahihan, tidak perlu diragukan.

Buku ini sejarah terpenting dan wajib dicermati bila orang Bali, terutama generasi mudanya ingin mengetahui dan mengenal lebih jauh kisah suka duka perjuangan rakyat Bali di bawah pimpinan I Gusti Ngurah Rai. Ditulis apa adanya, sehingga tetap menarik untuk dijadikan bahan, mengenal salah satu sosok pahlawan yang ada di Bali. (osi)

Judul Buku : Bergerilya Bersama Ngurah RaiPenulis : I Gusti Bagus Meraku TirtayasaPenerbit : Pustaka Bali PostTahun : 2011Tebal : 182 halaman

Memahami Perjuangan

Judul Buku : Ibu Mendulang Anak BerlariPenulis : Gyntha HariadiPenerbit : Gramedia Pustaka UtamaTahun : 2016Tebal : 89 halaman

Memahami Peran Ibu

Menelan PisauOleh Yuditeha

CERPENResensi Buku

Redaksi Mingguan mengundang Anda untuk berpartisipasi dalam rubrik “Kartun” ini. Tulis nama dan alamat lengkap diba-lik gambar kartun. Kirim ke Redaksi Bali Post Jalan Kepundung 67a Denpasar.

K. Ngurah Achmad Cholid

Darsono

W.G. Sumarta

Wied. N

Page 6: Edisi 10 Juli 2016 | Balipost.com

6 Minggu Umanis, 10 Juli 2016DIMENSI

CapricornPeruntungan: Inilah saatnya untuk bangkit dan melupakan pengala-

man pahit di masa lalu yang timbul akibat kesalahan sendiri. Tataplah masa depan dengan optimis dengan bermodalkan ketegaran dari semua permasalahan dan cobaan yang cukup berat dan selama ini menerpa

Anda. Karier: Tak perlu berputar-putar dalam berbicara, ada baiknya Anda berbicara langsung to the point agar orang lain lebih segan pada Anda. Kesehatan: Badan Anda minggu ini tampak lemah dan terasa kurang bergairah, jika sudah begitu Anda harus lebih bisa pasang strategi agar di awal bulan ini prestasi kerja Anda tetap terlihat bagus dan kesehatan tetap terjamin. Keuangan: Jangan beri pinjaman kepada siapa saja jika tidak ingin pusing di lain minggu. Asmara: Hanya dengan pengertian maka hubungan asmara akan tetap bisa terjaga dengan menyenangkan

AquariusPeruntungan: Ingatlah bahwa di dunia ini tidak ada yang abadi, maka

dari itu tak perlu terus meratapi kegagalan yang pasti pernah dialami oleh semua orang. Yakinlah bahwa hanya dengan kegagalanlah maka pintu ke-suksesan akan semakin terbuka. Karier: Jangan takut untuk terus bergerak

dan berspekulasi di minggu ini. Kesehatan: Kondisi badan lagi loyo sehingga tak heran jika gairah kerja juga menurun. Jika ada waktu senggang sebaiknya tak perlu segan untuk beristirahat saja. Keuangan: Hasil yang diharapkan masih jauh dari harapan, walau begitu income di minggu ini sudah cukup membikin tenang. Asmara: Jangan terlalu percaya dengan ucapan orang luar agar hubungan dengannya bisa tetap tenang dan terjaga.

PiscesPeruntungan: Hilangkan semua perasaan ragu dan bimbang dalam me-

nyikapi setiap kesempatan yang muncul di awal bulan ini. Teruslah lakukan gerak dan pikir cepat agar kesempatan yang lewat di depan mata itu tidak terbuang percuma. Karier: Tidak ada pantangan untuk melakukan manu-

ver-manuver yang berbahaya sekalipun, karena bintang Anda lagi mujur-mujurnya. Kesehatan: Rongrongan dari saudara Anda sendiri cukup membuat sakit hati Anda, tak perlu dimasukkan hati karena hanya akan bikin penyakit saja. Keuangan: Tetap saja sulit untuk lepas dari pemborosan karena selalu ada saja pengeluaran yang harus dilakukan. Asmara: Lebih hangat dan mesra, sehingga terasa enggan untuk berpisah dengannya walau sekejap mata.

AriesPeruntungan: Kekecewaan akan semakin dekat dengan diri Anda, jika

tidak bisa menjaga sikap dalam menyikapi suatu harapan yang tampaknya tinggal di depan mata. Karier: Bisa saja yakin dan berambisi, akan tetapi sebaiknya jangan sampai takabur, karena jika sampai meleset maka

dampaknya akan terasa lebih menyakitkan. Kesehatan: Biar pekerjaan setumpuk jika sudah waktunya istirahat lebih baik istirahat saja, daripada dipaksakan malah membikin badan menjadi sakit. Keuangan: Terima saja apa adanya, tak perlu punya pikiran yang macam-macam apalagi sampai ingin jual barang. Asmara: Coba pandangi diri Anda, dan cobalah untuk bersyukur.

TaurusPeruntungan: Selagi ada kans besar sebaiknya jangan ragu untuk

maju demi hasil yang lebih besar dan berarti. Janganlah Anda terlalu asyik dengan kesenangan sesaat tanpa memikirkan apa yang akan diraih di minggu mendatang. Karier: Tak perlu ragu untuk mengemukakan ide

yang muncul, walaupun tak sedikit yang menentangnya. Kesehatan: Kesulitan yang menerpa diri Anda sedikit banyak telah mepengaruhi kestabilan kesehatan Anda, untuk itu berusahalah berpikiran rileks dan hindari ketegangan. Keuangan: Berhati-hatilah dalam membuat surat perjanjian jangan sampai sembrono. Asmara: Tetap saja sulit untuk menerobos pintu hatinya, kalau Anda terus bersikap egois dan mau menangnya sendiri.

GeminiPeruntungan: Suasana perbintangan Anda masih terasa menyenangkan,

apalagi ditambah rezeki yang terus mengalir, bersyukurlah karena dengan begitu maka beban menjadi berkurang karena segala tanggungan menjadi tercukupi. Karier: Tetaplah jaga jarak dengan atasan sekalipun sikap atasan

tampak lebih akrab dan dekat dengan Anda akhir-akhir ini. Kesehatan: Jika tidak terpaksa sebaiknya jangan keluar malam, karena angin malam kurang begitu bagus bagi tubuh Anda saat ini. Keuangan: Masih perlu di-manage betul-betul jangan sampai dengan cash in yang tinggi akan menimbulkan masalah baru bagi Anda. Asmara: Tidak ada salahnya Anda mengetahui problem yang lagi menimpanya, siapa tahu bisa memberikan bantuan yang sangat berharga bagi dirinya.

CancerPeruntungan: Perhatikan kemungkinan-kemungkinan terburuk yang

bisa Anda alami dari keputusan yang telah Anda ambil, tak perlu mundur cobalah konsisten dan konsekuen serta tidak melupakan kewaspadaan se-lalu. Karier: Tak perlu digubris omongan yang menyakitkan hati tersebut,

biarkan semua itu berlalu dengan sendirinya. Kesehatan: Hindari begadang sampai larut malam, ingatlah bahwa kondisi badan lagi belum sehat benar sehingga harus dijaga terutama terhadap angin malam. Keuangan: Berhati-hatilah dalam membelanja-kan uang Anda jangan sampai terkesan boros. Asmara: Jangan semuanya dimasukkan hati, itu tidak akan membikin suasana tenang justru akan membuat gelisah saja.

L e oPeruntungan: Banyak jebakan-jebakan yang kadang bisa berupa pujian,

maka dari itu janganlah cepat bangga bila dipuji. Begitu juga dengan kritikan yang datang, sebaiknya bisa menerima dengan hati lapang dan jadikan itu sebagai konsultan untuk mengoreksi langkah-langkah yang telah ditempuh

selama ini. Karier: Ujian baru terpampang di hadapan Anda untuk itu cobalah lebih sabar dan bijaksana dalam menyikapi setiap kejadian yang muncul. Kesehatan: Jika memang dirasa badan kurang begitu fit sebaiknya tak perlu memaksakan diri untuk mengerjakan aktivitas yang terlampau berat. Apalagi bila mata sudah mengantuk lebih baik Anda pergunakan untuk tidur saja. Keuangan: Pemasukan masih tampak seret sehingga mau tidak mau harus lebih berhemat lagi. Asmara: Bagaimanapun juga ketenangan bisa tercipta jika kedua belah pihak bisa saling menjaga dan mengisi, jangan sama-sama keras kepala dan tidak ada yang mau mengalah.

VirgoPeruntungan: Usahakan untuk lebih konsentrasi dengan pekerjaan dan

tugas-tugas Anda, tanpa mendengarkan dan memperhatikan perkataan orang lain. Di minggu ini dari segi usaha tampak lancar bahkan cukup bagus prospeknya, sehingga tak heran jika timbul kecemburuan di sekitar

Anda. Karier: Jangan terpancing provokasi yang sengaja disebarkan rekan Anda untuk menjatuhkan Karier dan masa depan Anda, berhati-hatilah. Kesehatan: Tak ada salahnya rajin mengkonsumsi jus wortel karena akan berdampak sangat bagus bagi penglihatan Anda. Untuk kebiasaan berolahraga di pagi minggu sebaiknya tetap dilestarikan agar kondisi badan tetap terjaga selalu. Keuangan: Ada saja pengeluaran yang harus dikeluarkan di minggu ini. Asmara: Bersabarlah dan serahkan semuanya itu pada yang di atas, pasti semua itu akan menemukan jalan keluarnya, yang penting Anda tetap berusaha dan tidak lupa untuk selalu berdoa.

LibraPeruntungan: Tidak perlu ragu bila ingin merealisasikan rencana pent-

ing di minggu ini, sebab semua faktor dan elemen tampak mendukung. Yang penting keseriusan harus tetap dipertahankan, jangan sampai Anda bertindak setengah hati. Karier: Partner kerja yang kurang serius sebaiknya

dijauhi saja dan tak perlu didekati karena hanya akan mendatangkan masalah saja. Kesehatan: Masih perlu kesabaran untuk terus menjaga kondisi badan Anda agar penyakit lama Anda tidak sampai kambuh kembali hanya karena makanan yang se-harusnya bisa dihindari. Keuangan: Sulit untuk bisa lepas dari pemborosan sekalipun Anda terus melakukan penghematan. Asmara: Tidak perlu ragu dengan kesungguhan hatinya, yakinlah dengan kelebihan yang ada dalam diri sendiri, itu akan menolong dari rasa minder yang berlebihan.

ScorpioPeruntungan: Semua masalah jika dihadapi dengan serius pasti lain

hasilnya, lain jika hanya setengah hati, pasti hasilnya sulit untuk bisa maksimal. Apalagi order sudah mulai mengalami penurunan, maka dari itu prestasi kerjanya harus ditingkatkan, agar tidak sampai mengalami

kemunduran yang terlalu berlebihan. Karier: Dengarkan perintah atasan dan laksana-kan sesuai keinginannya agar Karier Anda tetap bertahan dan tak sampai mengalami gradasi. Kesehatan: Makanan goreng-gorengan ada baiknya dihindari untuk semen-tara waktu, lain bila Anda menggoreng sendiri karena faktor higienis lebih terjamin daripada Anda beli di luaran. Keuangan: Semuanya cukup stabil dan tidak ada yang perlu dikhawatirkan di minggu ini. Asmara: Jangan hanya bikin hatinya jengkel, alangkah baiknya jika sekali-sekali memberinya surprise kepadanya, supaya hatinya tidak selalu jengkel.

SagitariusPeruntungan: Usaha Anda di minggu ini tampak tidak mengalami

masalah, begitu juga perbintangan Anda tampak mujur dan beruntung sehingga jika ingin melakukan spekulasi tidak ada masalah, yang penting harus dilandasi dengan keyakinan dan rasa percaya diri yang tinggi. Karier:

Tataplah masa depan dengan pAndangan penuh optimis, jauhi perasaan ragu apalagi takut untuk melangkah maju. Kesehatan: Batuk pilek tampak mulai menyerang diri Anda, untuk itu hindari minuman dingin atau makan goreng-gorengan. Keuangan: Income masih cukup tinggi hanya saja pemborosan tetap harus diwaspadai. Asmara: Kesempatan untuk menjalin asmara kasih dengannya masih belum tertutup, berusahalah.

“Karena telah ternyata, bahwa kamu adalah surat Kristus, yang ditulis oleh pe-layanan kami, ditulis bukan dengan tinta, tetapi dengan Roh dari Allah yang hidup, bukan pada loh-loh batu, melainkan pada loh-loh dag-ing, yaitu di dalam hati ma-nusia.” (2 Korintus 3:3)

Masih dalam suasana hari raya Idul Fitri, melalui ruang mimbar agama ini perkenankan saya pertama-tama mengucap-kan Selamat Hari Raya Idul Fitri 1473 Hijriyah bagi mereka yang merayakannya, mohon maaf lahir dan batin.

Dalam menjalankan profesi, setiap harinya kita berhubun-gan dengan banyak orang lewat surat elektronik alias email. Sebuah email bisa menghubung-kan kita dengan siapapun di berbagai belahan dunia dengan cepat dan mudah. Klik send atau kirim, maka seketika itu juga surat itu sampai ke yang dituju. Bandingkan dengan surat via pos yang bisa makan waktu berhari-hari untuk bisa diterima oleh orang yang kita tuju. Saya masih sempat merasakan la-manya menanti balasan dengan surat via pos, dan sekarang menikmati betul adanya fasili-tas email. Selain kedua bentuk surat ini menghubungkan kita dengan orang lain yang tinggal di tempat berbeda, satu hal yang sama dari keduanya menurut pengamatan saya adalah bahwa keduanya bisa menggambarkan sifat dari penulisnya. Orang

yang ramah akan terlihat dari balasannya, orang yang ter-biasa formil akan sangat formil dalam membalas. Orang yang suka bercerita emailnya bisa panjang, sebaliknya orang yang efektif emailnya singkat, padat dan jelas. Orang yang cermat biasanya membalas dengan meng-quote email kita sebelum membalas agar tidak ada yang terlewat, orang yang intim akan bercerita lebih jauh dari yang kita tanyakan. Orang yang emosian akan terasa dari caranya membalas surat atau email, orang yang sabar tentu berbeda gayanya.

Sebuah surat bisa menun-jukkan atau menggambarkan pribadi penulisnya. Dalam hal menjadi pengikut Kristus, su-dahkah kita sadar bahwa kita pun sesungguhnya merupakan tulisan atau surat tersendiri akan Kristus? Bukan tulisan di atas kertas atau lewat mengetik di keyboard komputer/laptop/netbook/tablet dan gadget atau smart phone yang kita miliki melainkan dari cerminan ke-hidupan kita, menjadi surat Kristus bagi orang-orang di sekitar kita. Mereka seharusnya bisa mengenal Tuhan yang kita sembah lewat cara hidup kita ditengah masyarakat. Kalau cara hidup kita benar, maka kebenaran Tuhan akan terpan-car di sana. Tapi sebaliknya jika kita mengaku orang per-caya tapi kehidupan kita buruk, maka orang pun akan menc-emooh dan mendapat penge-nalan yang keliru dari Kristus. Kita seharusnya sadar bahwa kita merupakan surat yang bukan sembarang surat tetapi menjadi surat Kristus yang bisa dibaca orang lain. Dengan kata lain, kita seharusnya bisa men-jadi sebuah kesaksian tersend-iri mencerminkan figur Kristus yang bisa dilihat oleh orang lain yang bertemu kita dengan jelas. We are an open letter of Christ to the world.

Mari kita lihat ayatnya, yang ditulis oleh Paulus dalam su-rat yang ditujukan kepada jemaat Korintus. “Karena telah ternyata, bahwa kamu adalah surat Kristus, yang ditulis oleh pelayanan kami, ditulis bukan dengan tinta, tetapi dengan Roh dari Allah yang hidup, bukan pada loh-loh batu, melainkan pada loh-loh daging, yaitu di dalam hati manusia.” (2 Ko-rintus 3:3). Dikatakan bahwa kita ditulis bukan dengan tinta yang biasa dipakai orang untuk menulis melainkan langsung dengan Roh Allah. Bukan pada loh batu atau kertas tetapi lang-sung ke dalam hati kita. Jika kita jelek, maka jeleklah yang dibaca orang. Sebaliknya jika yang tertulis adalah gambaran Kristus yang benar, maka orang pun akan mampu melihat atau membaca siapa sebenarnya Kristus lewat apa yang tampil dari kita.

Kita perlu merenungkan dan memeriksa apa yang tertulis dalam hati kita hari ini. Seperti apa pribadi Kristus yang dibaca orang lewat diri kita? Agar su-ratnya tidak keliru, kita harus menjaga hati kita agar yang tercermin tidak bertentangan dengan pribadi Kristus yang telah ditulis oleh Roh Kudus secara langsung.

Menjaga hati menjadi sesuatu yang mutlak bagi kita. Firman Tuhan berkata: “Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan, karena dari situlah terpancar kehidupan.” (Amsal 4:23). Ayat ini dengan tegas dan nyata menggambarkan bahwa apapun kehidupan yang terpancar dari diri kita hari ini, semua itu berasal dari hati. Dan apa yang tertulis dalam hati kita akan sangat menentukan apa yang dibaca orang lewat diri kita. Sebagai anak Tuhan kita telah dianugerahkan Roh Kudus, dan dalam hati kitalah Dia berdiam. “Dan karena kamu adalah anak, maka Allah telah menyuruh

Roh Anak-Nya ke dalam hati kita, yang berseru: “ya Abba, ya Bapa!” (Galatia 4:6).

Sebagai surat Kristus, surat seperti apa yang kita tunjukkan lewat kehidupan kita saat ini? Apakah kita sudah mencermink-an pengenalan yang benar akan Kristus, atau kita bersikap mu-nafik, mengaku sebagai pengikut Kristus tetapi terus menerus menunjukkan perilaku yang jelek? Apakah kita sudah mem-perkenalkan bagaimana Yesus yang sebenarnya atau malah kita membuat Yesus menjadi bahan ejekan dan tertawaan orang? Apakah orang menjadi tertarik untuk mengenal Kristus lebih jauh atau malah tambah anti pati? Kita harus menyadari bahwa orang bisa mengenal Ye-sus lewat diri pengikutNya. Ini adalah hal yang sangat penting untuk kita renungkan, karena orang akan terus mengamati siapa diri kita, dan seperti apa sebenarnya pribadi Yesus yang tertulis lewat kita.

ramalan bintang

Redaktur Khusus

KRISTENPROTESTAN

PDT. I P WIDIARSANA, S.Th.

Diasuh OlehPutri Wong Kam Fu

Berlaku10-16 Juli 2016

Weda Wakya

MIMBaR aGaMa

Menjadi Surat Kristus

Berkah Datang Ketika Kita Berpikir Positif

“DI mana ada cinta di sana ada ketakutan, cinta adalah tempat bagi kedukaan, dan cinta juga yang merupakan permu-laan dari segala kedukaan. Oleh karena itu, tinggalkan segala kecintaan itu dan mantaplah dalam kesukaan.”

Kebanyakan orang mem-praktikkan sepenggal cinta, bukan cinta yang sebenarnya dan seutuhnya. Cinta yang sepenggal itu hanyalah sebuah ketertarikan dan keterikatan duniawi biasa. Kalau anak muda bertemu lawan jenisnya, bergaul beberapa waktu, maka mereka akan mengatakan “I love you...” Kalau sesama jenis bertemu, lalu berteman baik, mereka juga mengatakan “I love you..” Orang tua bila bertemu dengan anaknya yang jarang dijumpai juga akan mengatakan “I love you...”. Hubungan per-saudaraan yang dekat dengan kerabat maupun teman juga tak dipungkiri akan terlontar ungkapan , “I love you...” Mer-eka semua bergaul akrab dan lengket satu sama lain ‘di dalam cinta’ sesuai dengan apa yang mereka artikan.

Sering terdengar bila pasan-gan atau teman kita berkata atau berbuat sesuatu yang tidak memuaskan diri kita atau melakukan sesuatu yang tidak kita setujui lantas dengan mu-dahnya kita mengatakan “You didn’t love me...!!” atau akhirnya menjadi “I hate you ...!!”

Ketika batas ketidaksetujuan atau ketidaksinambungan satu sama lain semakin melebar dan membengkak, akhirnya semua bisa berubah menjadi permusu-han dan tidak jarang diakhiri dengan “pesta darah”. Mereka siap mengakhiri “cinta”-nya da-lam pembantaian. Saling bunuh satu sama lain. Inilah cinta di mata dunia. Sebuah keter-tarikan yang dibesar-besarkan menjadi cinta. Karena awal dari cinta tersebut hanya pada ketertarikan duniawi semata yang akhirnya terjadilah ket-erikatan yang semakin ketat..., semakin ketat.., dan semakin erat mengikat yang bersang-kutan sehingga ia tidak lagi mampu mengenali diri sejatinya dan tidak bisa bergerak sama sekali untuk mau mengarahkan dirinya ke jalan spiritual.

Keterikatan menimbulkan amarah. Kemarahan muncul

diawali perenungan pada ob-jek-objek indria, lalu secara perlahan-lahan ikatan terh-adap objek-objek indria menjadi berkembang. Dari keterikatan pada objek-objek indria berkem-banglah hawa nafsu, dan dari nafsu kemudian timbullah ama-rah. Selanjutnya dari amarah, timbullah khayalan, dan akh-irnya khayalan menyebabkan ingatan bingung. Bila ingatan bingung, kecerdasan akan men-jadi hilang lenyap, dan sesudah kecerdasan hilang lenyap maka dengan pasti seseorang akan jatuh ke dalam lautan kesen-gsaraan material (krodhad ... pranasyati).

Keterikatan kita pada hal-hal duniawi, khususnya cinta dun-iawi yang kita bicarakan di sini, menyebabkan timbulnya nafsu untuk memiliki yang kita cin-tai itu, ia bisa lawan jenis, bisa uang dan benda-benda duniawi lainnya, atau bahkan nama dan jabatan. Ketika keinginan untuk memiliki tidak tercapai maka timbullah amarah, kebencian, dan dendam. Dari sini muncul-lah keinginan-keinginan yang tidak wajar. Orang kehilangan akal dan logikanya. Perilakunya tidak terkontrol. Ia tidak akan melihat dan tidak akan mau me-lihat dirinya bersalah dan/atau ambil bagian bahkan barangkali “pelaku” utama dari sebuah ke-jadian yang tidak menyenang-kan dalam pergaulannya. Inilah yang kemudian menbawanya jatuh, menjauh dari kehidupan spiritual. Sebab, hal-hal spiri-tual tidak bisa dibeli dengan “aku benar kau salah”.

Orang yang mampu mem-bebaskan dirinya dari segala ikatan duniawi, termasuk rasa tidak suka, dan memiliki kes-anggupan untuk mengendalikan indria-indria untuk tidak ter-ikat pada hal-hal duniawi maka ia dapat memperoleh karunia sepenuhnya dari Tuhan.

Kewajiban orang adalah menjaga kesadaran yang seim-bang terhadap datang-perginya orang, datang-perginya uang, jabatan, dan lain-lain. Ketika uang, jabatan, atau orang da-tang, kita cakupkan tangan disertai senyum dan hati yang tulus. Ketika orang pergi, kita juga cakupkan tangan dengan senyum dan hati yang tulus pula. Barangkali hati kita ter-

ganggu, karena kita sudah lama dalam pergaulan cinta kasih dengan mereka namun ketika mereka pergi meninggalkan kita, maka sewajarnya hati merasa sedikit teriris. Akan tetapi, keterikatan berlebihan tidak akan ada karena sudah diisi oleh keterikatan akan kasih Tuhan yang Maha Esa. Yang lain selain Tuhan tidak bisa lagi mengambil keterikatan tersebut.

Maharesi Canakya mene-kankan bahwa cinta duniawi yang tidak terkontrol bisa men-datangkan kedukaan. Di mana ada cinta di sana ada ketaku-tan, cinta adalah tempat bagi kedukaan, dan cinta juga yang merupakan permulaan dari se-gala kedukaan. Oleh karena itu, tinggalkanlah segala kecintaan itu dan mantaplah dalam ke-sukaan. Disebutkan, bandhaya ... karanam bandha-moksayoh, pikiran yang amat terikat pada objek kepuasan menyebab-kan ikatan, dan pikiran yang tidak begitu terikat pada objek kepuasan menyebabkan pem-bebasan. Artinya, pikiranlah yang menyebabkan manusia terikat dan pikiran pula yang menyebabkan manusia menca-pai pembebasan.

Pikiranlah yang menyebab-kan keterikatan dan pembe-basan, maka pengendalian pikiran memang harus dilaku-kan oleh semua yang meng-inginkan kebahagiaan. Orang tidak perlu mengatakan atau berpikir negatif terhadap diri sendiri maupun pada orang lain. Negatif tetap negatif. Lebih baik mengatakan hal yang positif baik untuk diri sendiri apalagi pada orang lain. Godaan ber-pikir negatif sering muncul ketika uang, jabatan, atau ses-eorang yang dicintai pergi men-inggalkan kita. Segala hal-hal buruk, bahkan doa-doa buruk kepada orang itu berlompatan di kepala kita. Seketika kita melupakan segala kebaikan yang pernah ia lakukan pada diri kita. Dalam kekecewaan dan kebencian seperti itu, kita hanya mengingat sisi negatifnya dan sama sekali tidak mau me-nyentuh sisi positifnya.

Bagaikan orang memakan pisang, mereka akan mengupas pisang dengan baik dengan cara yang indah menarik tetapi ia akan memberikan isinya kepada orang lain sementara dia sendiri berbangga memakan kulitnya.

Pikiran adalah “musuh map-aro...”, musuh yang sangat dekat dengan diri kita. “Tan madoh maring awak...”, ia be-rada tidak jauh dari badan kita dari diri kita karena “ri ati ya tonggwanya...” karena ia berada dan tinggal lengket di dalam hati kita.

Pikiran sukar untuk diken-dalikan dan tidak pernah ten-ang diam di satu tempat. Yoga (jalan hidup spiritual) sangat sukar tercapai oleh seseorang yang tidak dapat mengendali-kan dirinya. Akan tetapi, ses-eorang yang berjuang dengan jalan yang benar dan penuh kendali diri akan mencapainya. Mengenali musuh di dalam diri dalam bentuk pikiran seperti itu akan sangat membantu un-tuk mengenali jati diri. Itulah maknanya Arjuna meminta Krishna membawa keretanya ke tengah-tengah kedua belah pa-sukan. Ia ingin melihat musuh-musuhnya agar ia bisa melihat kekuatan dirinya. Dengan men-genali musuh yang ada di dalam diri maka dengan mudah orang akan dapat mengenali sang diri sejati yang siap memberikan segalanya kepada dirinya. Sang diri sejati memenuhi segala ke-butuhan dirinya dengan sendi-rinya karena sesungguhnya segala ada di dalam diri. Jika ada masalah lalu kita menyen-tuh sisi positifnya maka seluruh hal negatif akan diubah menjadi positif. Jika segalanya dipenuhi kebaikan tetapi orang melihat sisi negatifnya saja, maka se-luruh keindahan akan berubah menjadi problem maha berat.

Lama berada dalam per-gaulan spiritual tidak menjamin orang bebas dari pikiran-pikiran negatif. Sebaliknya, ia akan selalu mengintip, mengintai setiap celah yang ia bisa dapat-kan untuk masuk dan kemudian mengobrak-abrik segalanya. Berhati-hati dan selalu waspada dalam hal ini, setiap saat, akan banyak menyelamatkan diri dari kejatuhan jalan indah spiritual yang sedang ditekuni.

Kewaspadaan bisa dimiliki dengan melatih pengendalian diri dari waktu ke waktu tanpa mengenal lelah apalagi me-nyerah. Melalui usaha yang terus-menerus (abhyasa) dan dengan menjauhi godaan-godaan (vairagya) maka pikiran lebih mudah dapat dikendalikan. Maharesi Canakya mengatakan, “Srutva dharmam tyajati durma-tim”, dengan membaca dan men-dengar Veda orang bisa mengerti dharma dan pikiran-pikiran buruk bisa dihilangkan.

Pikiran yang terkendali den-gan baik menyebabkan orang bisa mengarahkan diri un-tuk selalu berpikir positif dan menghindari berpikir yang serba negatif. Selalu berpikir tentang kebaikan dan menghin-dari berpikir hal-hal yang buruk akan membukakan pintu rezeki dan kebahagiaan. Kalau tidak, barangkali orang bisa mendap-atkan uang dan jabatan, tetapi kebahagiaan akan menjauh dari diri orang tersebut.

Darmayasa

Redaktur Khusus

weda waKYa

yasya sneho bhayam tasyasneho duhkhasya

bhajanamsneha-mulani duhkhani

tani tyaktva vaset-sukham

(Canakya Niti Sastra 13.6)

PERMATA HATIUntuk pembaca Bali Post

Mingguan (BPM), kami mem-buka rubrik baru ‘’Permata Hati”. Rubrik ini mengang-kat si buah hati yang baru lahir, yang berulang tahun atau akan berulang tahun. Juga pasangan yang me-nikah di minggu tersebut atau yang merayakan ulang tahun pernikahan. Kirim foto menarik dan tulis data leng-kap identitas diri, orang tua serta komentar singkat. Se-mua data dikirim lewat email [email protected] dengan kode Permata Hati. Bisa juga naskah dan foto dikirim ke Sekretariat Redaksi Bal i Post. J l . Kepundung 67 a denpasar telp. (0361) 225764. (Redaksi)

Page 7: Edisi 10 Juli 2016 | Balipost.com

Bencingah

I Wayan Yasa

Tetamian Panglingsir

“WIYAKTI Tungurah, tiang nunas ampura sajan-sajan mara-sa cemburu kén Sudiari. Tiang bas loba, momo, égois pingin ng-wengku ragan Tungurahé padidi. Ten inget yén Tungurah mula akéh ané merluang, di sekolah, di masyarakat, di pasemetonan. Sujatinné tiang masih bagia nge-lah Tungurah setata dadi tetu-ladan. Nanging... tiang takut, pasti wénten masih anak iri ati, drengki tur mamanah mencanén ragan Tungurahé. Oh Hyang Widi icén titiang kaselametan sekala niskala,” sesambatné Luh Suwarni sigsigan gregetan nagih ngelut gélanné, yén tan éling genahé di galangé. Madé Sudiari busan-busan nyledétin Ngurah Jelada lan Arniek saking rasa gemes lan iri maadukan.

“Nah,apang Arniek masih tatas nawang ané madan Gusti Ayu Citra Andini, tuara lén tuah misan tiangé di Selat. Jani mara kelas telu SMP di Selat. Yén goba saja jegég, pinter, lan manja. Yéning alih ulian pakayunan anak lingsir, miribang sanget

kahyunné apang raganné tetep jumah, sawiréh raganné anak tunggal. Tekén tiang raganné mula ngalem, rasayang tiang cara manyama. Apa buin dug-asé labuh lan paanné matatu kéweh ngalih darah golongan O. Terpaksa tiang dadi donor matransfusi langsung. Raganné ngeling meluk tiang marasa suba nyelametang raganné. Yén pradé ada anak usil ngorahang tiang pacaran ajak adin tiangé, yaah terserah,” baos Ngurah Jelada.

“Banggayang anaké ngomong Tungurah, tiang ngerti. Ampura tiang kapok cemburu buta.”

“Sing kénkén sayang, cinta ajak cemburu cara dua sisi mata uang. Tetuekné abesik apang dadi rabuk ané ngetisin tane-man, saling asah saling asih saling asuh sesai tan kenéng pasahang.”

“Néh néh néh.... Tungurah jag dueg dogén, munyin tiangé sing baanga labuh ka tanah. Néh je-mak dong mangkin déréng maan ngumbah katungkulan ngobrol.” Lantas ngobag gélanné.

“Naah, sambilang anaké ng-umbah. Tingalin timpalé suba lakar suud. Nto Lanag Geria nyiramin Ayu Swandéwi cara anak malukat. Sudiari suud ng-umbah nyebeng ningalin iraga. Ayu Jeladi malah suba suud masiram,” baosné Ngurah Jelada milu ngambil toya anggéna ngobagin, durus saling gobag sareng pasanganné soang-soang. Usan ngumbah sami daané ngo-jog pancoran masiram. Truna-trunané ngaduluang masiram di tibuané. Usan masiram jam sia wau pada mantuk sareng pasan-ganné soang-soang. Ngurah Jelada suir-suir nulak sepédanné alon-alon ngaduluang.

“Tungurah, tiang dumunan nggih. Lakar sambilang ngebél timpalé sira ané sampun mulih ajak ngrujak nyanan,” raosné Luh Suwarni numunin Ngurah Jelada macuet ngandéng Ayu Jeladi. Rauh jumahné dapetanga Madé Budiana sampun nganto-sang ring téras umahné.

“Oo ada Madé Budi ja teka. Tuni suba Dé? Ampura kadung

ngumbah di tukadé sambilang mememan. Negak malu, tiang nu nyemuhang pakéan,” Luh Su-warni maklieng ka dori nyemuh. Sagét pesu uli kamarné sampun magentos pakaian. Madé Budi-ana nlektekang masemu manis.

“Arniek pidan mulih uli Den-pasar? Malah ja sing ngebél mai. Yén tawang kayeh ngumbah sing jag milu besik. Tapi.... jelék masi rasanné ngaduk-aduk anak makangenan?” raosné Budiana.

“Saja Dé, sirahé kebus. Suba kangen puk, sangkal semengan ka tukadé mememan sambil ng-umbah. Lén Madé suba ngelah gélan anyar, kadung mani mulih sing kénkén,” pasaurné Arniek nylémpér timpalné sané sering ngirim SMS mabo pisuna ngor-taang Ngurah Jelada pacaran.

“Bééh, tawang kéto sing abaang és batu anggon ngomprés pang dinginan.” Budi nyelag.

“Yén és batu bes katos Dé. Kanggoang yéh klebutan salem-but salju, asli uli gunungé.”

“Oo...kéto? Nyén dogén bareng

ngumbah, pasti Gusti Ngurah ada milu ngucek-ngucekang? Biasanné kadén raganné ka tukadé makena bubu, nguluk-uluk udang, bé julit apang nyak bakat?”

“Terang dong. Tungurah mula tukang kucek kayang mresihang polon udangé ané nyuun tainné. Madé Sudiari, Lanang Geria, lan Madé Galang masih bareng pada ngajak pasanganné soang-soang. Kadung nutur makejang pada marencana lakar ngrujak nyan-an jumahné Madé Sudiari jam telu. Kénkén Madé milu?” Luh Suwarni alon ngajakin mangda nénten iwang tampi.

“Ooh kéto? Madak nyanan ada galah milu ngrujak sawiréh jani tiang lakar ka Menanga malu nyemak pipis di Bank BRI anggon meli rabuk cengkéhé sing nyak mabuah,” pasaurné Madé Budiana saha nyetarter motorné. “Kalahin malu Dék Arniek,” sebengné suntru mata-dah kabilbil.

(Masambung)

BaliL e m B a r B a s a B a L i

Redité Umanis, 10 Juli 2016 7

(35)

SANGKANING panglimbak masa taler kahanan jagat aor tan pawates, majanten ka-huripan kramané sayan magentos. Sekancan parindikan kaptiang mangda prasida gelis ma-margi, asapunika taler pangaptin krama setata meled prasida gelis kadagingin. Yadiastun akéh pikolih beciknyané, sakéwanten kahanan puni-ka wénten taler kaonnyané napi malih tatkala kadungang sareng kawénten jati mula krama Bali sané akéh naminin ilén-ilén tetamian panglingsir. Kahanan sakadi punika prasida ngingsirang kawéntenan tetamian budaya yé-ning nénten becik kaupapira tur kalestariang. Sakadi sané kabaosang I Wayan Yasa.

Bandesa Adat Désa Pakraman Jatiluwih puniki maosang, yéning nandur pantun baas barak ring wewidangan Jatiluwih sampun kamargiang saking nguni. Punika wantah ilén-ilén tetamian panglingsir irika, dadosné kirang patut manawita wénten krama dura désa sané maosang yéning ipun sané ninca-pang tur ngawitin malih parikrama nandur pantun baas barak ring Jatiluwih. Sangkan-ing punika dané sané sampun ngranjing limolas warsa dados Bandesa Adat nugesang yéning patut pisan ngamargiang makudang-kudang parikrama mangda tetamian dresta miwah ilén-ilén punika nénten prasida punah yadiastun nyantos mangkin kantun becik kahananipun. “Yéning ring manah tiangé, tetamian dresta nandur pantun baas barak puniki nénten jagi ical ring pakraman Jatilu-wih. Duaning kramané sampun éling yéning punika wantah tetamian panglingsir sané patut kalestariang, nénten dados kalempa-sin,” baos Wayan Yasa.

Dané sané embas ring Jatiluwih, 31 Desem-ber 1962 puniki malih maosang, krama ring désanyané sampun éling indik kawigunan taler kautaman baas barak mawinan patut kalestariang. Duaning sios saking kanggén aturan ri kala upacara ngaturang sarin taun, taler sangkaning carik ring Jatiluwih sampun kajantenang pinaka sinalih tunggil WBD utawi Warisan Budaya Dunia olih UNESCO. Sangkaning punika tatkala masan manyi tur nyemuh pantun ring carik, pecalangé jagi majaga mangda nénten wénten pantun krama sané kamalingan nyabran wengi kantos jam kalih ngedaslemahang. Indiké punika kama-rgiang nénten sangkaning wénten pangaptin krama sajaba sangkaning pikayunan para pecalang sané kasarengin olih sang sané madué pantun.

Manggalaning Pangempon Pura Luhur Pu-cak Petali puniki malih maosang, sané dados pikobet wantah kahanan “alih fungsi lahan” utawi carik sané kadol kanggén makarya wewangunan wisata olih tamiu saking dura désa utawi dura negara. Punika naen kapang-gih tatkala akéh tamiu invéstor sané rauh tur meled numbas tanah irika, sakéwanten sangkaning désa adat taler krama kantun ku-kuh sinah nénten wénten tanah sané prasida kadol kantos mangkin mawinan carik kantun prasida kalestariang.

“Kramané nguningayang yéning tanah ring Jatiluwih wantah duén para pangling-sir, nénten dados kadol. Sangkaning punika kramané kantun kukuh mangda kasuén-suén pianak miwah cucunnyané nénten manggihin pikobet,” dané sané meneng ring Br. Kesamba-han Kaja, Jatiluwih, Penebel, Tabanan puniki negesang. (wan)

PINAKA panegara Agraris, majanten krama ring Indone-sia akéhan sané ngamargiang parikrama utawi pakaryan ring widang pertanian. Pakaryan sané akéh pisan kamargiang olih krama utamanipun ring Bali saking nguni punika dadosné ngawinang akéhan krama seneng pisan meajengan nasi miwah asil matani siosan kantos mangkin. Nénten wantah amunika, pangap-tin krama Bali antuk beras taler pantun akéh pisan, sios saking kanggén ajengan, wénten taler sané kaptiang kanggén sarana upacara. Soroh sané kaptiang makéh pisan kawéntenanipun, ge-nah ngamolihangnyané minakadi sané wénten ring wewidangan Jatiluwih, Tabanan.

Désa sané wénten ring kabu-

paten sané kasengguh “lumbung beras” puniki wantah désa sané sampun kasub antuk pantun tra-disional, minakadi pantun baas barak. Pantun sané taler kaseng-guh padi taun puniki katandur nyabran warsa apisan duaning akéh galah sané katelasang saking nandur kantos manyi. I Wayan Yasa (54), Bandésa Adat Désa Pakraman Jatiluwih maosang, nyabran warsa nandur pantun kagilir, inggih punika padi taun sareng tebek gegadon. Nandur pantun baas barak setata kakawi-tin ring bulan Januari antuk ka-hanan sampun wénten bulih tur kaanyi ring bulan Juni. Ngranjing bulan Juli sampun ngranjing ring masan tebek gegadon, tatkala punika krama dados nandur pan-tun 64 utawi maabian. Risampuné

ngranjing bulan November wawu manyi, bulan Desember sampun makarya bulih pantun baas barak mangda prasida katandur ring bulan Januari.

“Nandur pantun baas barak wantah tetamian pakaryan sak-ing para panglingsir sané katami kantos mangkin. Sané sampun magentos wantah soroh tetan-duran tatkala ngranjing masan tebek gegadon. Yéning dumun akéhan nandur palawija minakadi bawang miwah kesuna, nanging mangkin sampun kagentosin an-tuk pantun sakadi 64, santukan yéning madolan bawang ring masané mangkin kabaosang ak-idik numbas,” baos dané.

Kabaosang malih, nandur pantun baas barak ring bulan Januari wantah parikrama sané

nénten dados katungkasin duan-ing jagi ngamedalang kahanan sané kirang becik. Sakadi sané sampun naen kapanggih, wénten krama sané nandur pantun 64 tatkala ngranjing masan padi taun. Dadosné pantunipun mentik akidik tur kagulgul walang sangit kantos tan polih manyi. Sangkan-ing naen manggihin kahanan kadi asapunika, krama adésa Jatiluwih nénten wénten sané wani nandur pantun lémpas saking kaketékan galah padi taun miwah tebek ge-gadon punika.

Katakénin indik soroh pantun sios sané taler katandur irika, dané maosang soroh pantun sios sané katandur ring masan tebek gegadon wantah pantun Mangsur. Pantun punika wantah pantun tradisional sakéwanten ngasilang

baas putih, bulihnyané kidikan saking pantun 64. Parindikan sané pateh taler kabaosang I Wayan Tulus (41), krama Br. Gunung Sari, Jatiluwih. Dané maosang ring genah utawi carik sané dayuh, prasida katandurin pantun Mangsur punika. Yén-ing soroh pantun Gaga, akéhan katandur ring carik sané tuh utawi arangan polih toya.

“Nénten wantah amunika, ageng bulihan pantun baas ba-rak taler masiosan. Yéning sané katandur ring carik apekaséhan Jatiluwih, majanten bulihan baasné lantang miwah agengan katimbang saking sané katan-dur ring genah siosan minakadi wewidangan Wangaya Gedé taler Soka Désa Sengana,” Wayan Tu-lus nartayang. (wan)

Tetanduran ring Carik Jatiluwih

Padi Taun miwah Tebek Gegadon

SAKADI sané sampun kaun-ingin pantun miwah baas wan-tah parindikan sané mabuat tur mautama pisan ring pakraman utamanipun ring sajeroning krama Hindu-Bali. Punika kasi-nahang saking akéh parindikan sané muatang taler ngawigu-nayang pantun taler beras pina-ka sarana upacara. Sangkaning pabuatnyané sakadi punika, krama nyantenang yéning pan-tun patut kaaturin upacara sa-durung prasida kawigunayang. Ring wewidangan Désa Jati-luwih, padi taun utawi pantun baas barak kawigunayang ring upacara yadnya sané setata kamargiang irika, inggih puni-ka upacara Ngaturang Sarin Taun.

I Wayan Tulus maosang, ngaturang sarin taun inggih punika upacara ngaturang pan-tun baas barak sané mategulan utawi sané kabaos masigihan. Parindikan pateh taler kabao-sang I Wayan Yasa, upacara punika taler kamargiang nga-ninin pujawali utawi upacara

piodalan jelih ring Pura Luhur Pucak Petali. Tatkala punika, Déwa Nini sané kakaryanin tur kaotonin ri kala ngenahang pantun ring jineng kapunut olih soang-soang krama ka Pura Luhur Pucak Petali. Ida kair-ing sinambi kramané maturan pantun baas barak asigih kantos petang sigih sané jagi kanggén ring pura, risampuné pujawali wusan kamargiang majanten Déwa Nini inucap kapunut man-tuk tur kalinggihang ring jineng soang-soang krama.

“Indik parikrama ngaturang sarin taun punika kamargiang ring raina Buda Kliwon Ugu. Yéning kramané durung manyi, ipun prasida ngaturang sarin taun nganggén pantun sané kantun kadruénang saking panen sané dumunan,” baos Wayan Yasa.

Dané malih maosang, sadu-rungé manyi majanten krama ngamargiang ngusaba ring Du-gul. Indiké punika taler madag-ing antuk awig-awig, manawita wénten krama sané sampun

manyi sadurungé ngusaba, sinah ipun nénten dados ng-eseng utawi nunjel suminnyané. Manawita wénten sané sampun nunjel sadurungé ngusaba, ipun keni pamidanda marupa ngama-rgiang upacara pacaruan Panca Sanak ring Dugul. Asapunika awig-awig indik ngusaba sané kantun kamargiang ring Désa Jatiluwih kantos mangkin.

Katakénin indik parikrama nyemuh pantun taun punika, kabaosang kamargiang ring carik duaning akéhan polih sunaran ai bandingang nyemuh ring jero soang-soang. Wénten kalih parikramanipun, pertama ngetuhang katiknyané malara-pan antuk nglepas tetegulan-nyané, kaping kalih néngdéng bulihnyané antuk parikrama nungkayakang sigihan i wawu. Risampuné sami tuh kirang langkung antuk galah petang raina yéning sunaran ainé becik, wawu pantun prasida kabakta budal tur kagenahang ring jineng.

“Sadurung pantun punika ka-

Ngaturang Sarin TaunPatut Ngawigunayang Pantun Baas Barak

turin upacara ri kala ngenahang ring jineng, majanten kramané nénten wénten sané wani ngadolg padi taunnyané. Yéning pantun biasa utawi 64 majanten nénten

katengetang kadi asapunika mawinan wénten krama sané ma-jegang pantunipun ring sawah, nénten malih kabakta budal,” Wayan Yasa maosang. (wan)

MASIGIHAN - Sangkaning pantun barak sané sampun kaanyi kantun tekek ring bantang, punika mawinan pantun inucap masigihan utawi kategul dados asiki sadurung jagi kajemuh taler kagenahang ring jineng

BPM/wan

BANTANG - Sadurung nyemuh bulin pantun, pantun sané sampun kaanyi patut kadulurin antuk nyemuh bantang-nyané. Mawinan pantun sané sampun masigihan kalepas dumun tetegulannyané kantos bantangnyané tuh.

BPM/wan

Page 8: Edisi 10 Juli 2016 | Balipost.com

Upacara8 Redité Umanis, 10 Juli 2016

Rédaksi nerima reriptan marupa artikel (paling akéh 3500 huruf), satua ringkes (paling akéh 6000 huruf), puisi, geguritan miwah sané siosan. Reriptan mangda kakirim ring alamat: Bali Post Jalan Kepundung 67 A Dénpasar. Taler dados ring email: [email protected].

Bebantenan

Olih : Madé Taro

RING iding gunungé ada petani ngubu madan Pan Cubling. Ia jemet pesan magaé. Di tanah ané tuh lan mabatu-batu ia nanem entik-entikan. Sabilang wai ia numbeg kanti tanahé landuh. Lénan tekén demen mamula-mulaan, ia masih demen ngubuh nyawan. Nyabran entik-entikan ané ada di umahné gantungina umah nyawan. Umah nyawané ento gaéna baan séséh matugel-tugel. Isin séséhé bersihanga laut bungkusa baan duk. Bolongan séséhé empetina baan kekau ané suba mabolongin. Uli bolongé ento nyawan-nyawané pesu lan macelep ka umahné.

Digantiné masan bungané nedeng kembang, nyawan-nyawané marebut umah. Umah-umah ané magantung di entik-entikané totonan pastika kuangan. Apang ada umah nyawan anyar, Pan Cubling masang umah nyawan di dinding kubunné. Yén suba kéto, Pan Cubling nyabran panén, liu pesan maan madu.

Yén masan panes, kahanané malénan pesan. Entik-entikan marupa jagung lan ketimun liunan ané mati krana kuangan yéh, tuh keping. Ditu suba gantiné bojogé pada tuun ka gunung ngalih amah-amahan. Bojogé ento tusing ngelah rasa takut ngusak-asik tegalné Pan Cubling. Ada ané ngamah asil tegalané Pan Cubling di tongosé ento. Disubané betek, sisan amah-amahané pondonga abana ka gunung bakal baanga panak-panakné.

(Masambung)

PERANG Pandan wantah tradisi tawah saking Désa Ten-ganan Pegringsingan, Karangas-em. Tradisi inucap kantun pageh kamargiang kantos mangkin. Nénten wantah krama irika ké-manten sané ngamiletin, krama dura désa taler dados ngamiletin yéning kayun, nanging mangda madasar ngayah taler nglestari-ang tradisi inucap. Akéh taler pamilet sané ketah nyarengin Perang Pandan puniki.

Minakadi Hare Yasuananda (21). Dané sampun ketah ngami-letin acara puniki, “Memodal wanén taler sareng ngraménin, yadiastun titiang nénten truna Tengangan, nanging titiang nya-dia ngayah,” baosnyané. Manut Haré, pamargin tradisi puniki

setata kajantosang. Satios tawah taler pinaka jalaran nglestari-ang tradisi sané kadruénang. “Nénten wantah maperang, iriki para truna sané sareng Perang Pandan taler ngaturang pangub-hakti majeng Bhatara Indra.”

Perang Pandan kamargiang pinaka cihna bhakti majeng Bhatara Indra. Tradisi inucap kamargiang nyabran warsa ring bulan kalima manut Kalénder Désa Tenganan. Ring warsané puniki, pamargin tradisi Perang Pandan kamargiang duk tanggal 24-25 Juni sané wawu lintang taler nepet ring rainan Saraswa-ti. Para daha truna irika samian mataki-taki nyayagayang seka-ncan piranti sané kabuatang.

“Para daha iriki taler nyaya-

gayang angga, minakadi ma-busana wastra khas Tenganan. Samian pinaka cihna daha truna iriki nglestraiang tetamian pan-glingsir. Tios punika, para daha taler nyayagayang boga samatra pinaka panyangga majeng ule-man saking dura désa,” baos Yuyun, manggala Sekaa Daha Désa Tenganan.

Indik yusa pamilet sané pa-cang sareng maperang nénten kawatesin. Samian truna ing-gian saking Désa Tenganan taler dura désa dados ngami-letin. Sapunika taler majeng para tetua sané kayun, dados ngamiletin. Parindikan inucap kangkenin olih sinalih tunggil prajuru Désa Adat Tenganan, Wayan Arsana. “Pamilet nénten

Pan Cubling Ngubuh Nyawan

Satua

YÉNING kakantenang pung-kuran puniki ring sakatah pau-mahan krama Hindu ring Bali madaging patung Ganesha. Nge-nahang patung Ganesha puniki ngawit ramia ring krama Hindu Bali. Indiké punika minab taler nénten lempas saking panglim-bak gatra ring pakraman miwah gatra elektronik indik Déwa Ga-nesha. Molihang patung Déwa Ganesha taler dangan, sakatah dagang patung ring sisin jalan taler makanten ramia ngadol patung Ganesha jangkep antuk sakatah ukurannyané, patung antuk sakatah lakaran ngawit patung malakaran batu, beton, plastik, miwah lakaran sané tio-san. Nanging durung wénten ka-jantenang ring dija beciknyané patung punika kalinggihang.

Ngeninin indiké punika, Prof. Dr. IB Gunadha, M.Si., sané taler pecak dosen agama sané sampun pensiun ring Univer-sitas Hindu Indonesia (Unhi) nguningayang, Déwa Ganesha kapertama kaloktah utawi popu-lar ring India. Pangawitnyané wénten kelompok utawi sékte sané nyembah Déwa Ganesha. Salanturnyané sawatara warsa 70-an nglimbak ring Indonesia pamekasnyané Bali. Ring Bali pangawitnyané Déwa Ganesha kaloktah pinaka déwa sané prasida nepasin tenget, punika awinan kagenahang ring genah sané tenget-tenget. Nanging

lepas saking Déwa Ganesha, ma-nut dané ring Hindu Bali ngawit riin taler sampun nguningin Déwa Gana utawi Ganapati. Déwa Ganapati sané kaloktah ring Bali banget mapaiketan sareng makarya tirtha pange-lukatan.

“Ketah yéning sulinggih sesa-mpun makarya tirtha pami-yakalan raris kauntatin antuk puja Ganapati, nanging indik palinggih Déwa Ganapati tiang durung naen ngatonang,” lantur dané nguningayang sakéwanten mangkin kahanannyané umat sané rauh saking India ngaksi yéning ring India, filosofi Déwa Ganapati kapuja tetujonnyané ngicén kaselamatan taler prasi-da nambakin wasana kaon, ngi-calang pikobet. Ngawit punika sayan ramia krama Hindu Bali sané masang patung Déwa Ganesha.

Manut Gunadha, indik genah patung Dewa Ganesha inucap kaselehin ring Bali, umat Hindu ngicén genah patung Ganesha manut tetujon miwah gunan-nyané. Trend umat nglinggihang patung puniki wénten sané kal-inggihang ring aling-aling sané tetujonnyané nambakin wasana kaon ngranjing palemahan pau-mahan. Wénten sané ngling-gihang patung Dewa Ganesha ring tengah natah umah, sané tetujonnyané ngabih pakaran-gan miwah kulawarga. Wénten

sané ngicén genah patung Dewa Ganesha ring lawangan mera-jan. Wénten sané nglinggihang ring kamar. Dané ngwewehin durung wénten kapastikayang saking para tokoh agama mi-wah saking para pendéta ring dija patutnyané patung Déwa Ganesha punika kalinggihang tur kaastawa. Punika negesang Déwa Ganesha kapuja manut tetujon miwah guna.

“Pungkuran, patung Gane-sha olih umat Hindu makanten wénten kaicén iasan kalung bunga mitir, katurin aturan woh-wohan, jaja. Santukan puniki ring Bali pangastawan-nyané kaanutang taler sareng pakem Bali katurin canang raka,” baosnyané.

Gunadha sané taler pecak Rektor Universitas Hindu Indo-nesia (UNHI) ngwewehin, umat Hindu Bali taler nguningin Déwa Ganesha utawi Sanghyang Gana pinaka niyasa kawikanan, kecer-dasan miwah ketekunan. Déwa Ganesha pinaka putran Déwa Siwa miwah Déwi Uma sané kaicén panugrahan pangweru-han. Gadingnyané kepuk asiki manut cerita kawigunayang memunah wasana kaon. “Yéning umpaminnyané patung inucap pacang kaastawa, manut pakem Hindu, patut kagenahang ring genah sané becik, kalaksan-ayang panyucian miwah pam-laspasan,” baosnyané.

Umat Nglinggihang Patung Déwa Ganesha Manut Tetujon miwah Kawigunan

BPM/wanLINGGIH-Umat Hindu sedeng ramia nglinggihang Patung Ganesha ring pakarangan umahnyané, nanging sadurung nglinggihang beciknyané umat nelebin tetujon miwah filosofi-nyané.

Perang Pandan Kantun Pageh Kamargiangkawatesin saking yusa, sira kémanten dados sareng. Sané mautama mangda sayaga, fisik taler mental mangda becik ta-ler makayunan ngayah,” baos Arsana.

Arsana ngwewehin, ring Perang Pandan puniki ma-janten ngawigunayang daun pandan madui pinaka senjata. Para panglingsir irika taler setata mautsaha mangda tra-disi puniki kukuh, rajeg kantos kawekas. Ida dané sané ngayah taler percaya, rah sané medal pinaka cihna bhakti majeng Bhatara Indra. “Majanten, pamilet nyabran warsa sayan akéh, warsané mangkin lang-kungan ring 160 diri pamilet sané nyarengin. Puniki macih-

na pisan Perang Pandan katun molihang uratian sané becik saking krama sajebag Jagat Bali kantos ka dura negara,” Arsana ngwewehin.

Pamargin Perang Pandan kakawitin saking truna asli Désa Tenganan. Wus punika ka-lanturang saking désa sandin-gan, wawu pamiarsa sané kayun ngayah pinaka pamilet Perang Pandan. Dané sané kaon saje-roning perang nénten wénten sané brangti, sami pakedék pak-enyung. Wus pamargin perang, samian pamilet masalaman, saling ubadin antuk kunyit sané sampun kasayagayang. Samian mapikayun ngayah madasar las-carya ngrajengang tradisi sané kadruénang. (Wulan)

BPM/ist

PANDAN - Perang Pandan sané kamargiang ring Désa Tenganan wantah tradisi sané setata kamargiang ring désa inucap pinaka cihna krama irika bhakti majeng Bhatara Indra.

KRAMA Bali rumasa patut nyelehin sekan-can nilai filsafat sané wénten ring sajeroning rainan sané kapakélingin. Rumasa kirang jangkep rasannyané yéning krama wantah prasida nglaksanayang kémanten tan pamaut-saha nguningin nilai filosofi-nyané. Duaning sajeroning sumber sastra miwah sajeroning piteket-piteket para panglingsir sané mawicara ring TV, nilai-nilai upacara inucap sané patut kautamayang sajabaning upakarannyané. Tumpek Landep rauhnyané nganem bulan apisan nyabran Saniscara Kliwon wuku Landep. Tumpek Landep puniki wénten, napi ké kawéntenannyané wantah sawates ka-pakélingin antuk upakara kémanten? Yéning krama kayun nyelehin suksmannyané, boya sawates amunika kémanten. Kruna tumpek mawit saking kruna “metu” sané mateges matemu utawi panguntat. Mawinan tumpek wantah raina patemon Panca Wara miwah Sapta Wara. Panca Wara sané kaping untat wantah Kliwon, Sapta Wara sané kaping untat wantah Saniscara. Kruna landep mateges tajep, lanying. Mawinan Tumpek Landep kat-egesin rainan pakéling krama mangda setata najepang idep, mapikayun ening tur suci. Sangkaning paminehé sané ening miwah suci mawinan para krama prasida ngametuang parilaksana sané becik. Ring raina puniki taler krama metuéling mangda sayan najepang idep sakadi kawéntenan senjatané sané pacang mangan yéning setata kasangih. Sajeroning raina Tumpek Landep, Ida Bhatara sané kaastawa wantah Sang Hyang Pasupati sané ngicén kaweruhan miwah katajepan pik-ayunan taler kawagedan makarya piranti taler perabotan sané kabuatang krama. Manusa prasida makarya prabot minakadi sanjata, montor, mobil, taler piranti tiosan duaning madué pamineh. Sajeroning agama Hindu kaweruhan kapolihang ri kala rainan Saraswati sané sampun lintang, punika awinan Tumpek Landep rauh sesampun Saraswati. Napi awinan panglingsiré milihin kruna “landep” sajeroning ngwastanin tumpek puniki? Naen ké ida dané nyelehin kantos drika? Minab majeng atenga langkungan krama durung polih ngamanahin kantos irika. Sakadi katlatarang wawu sajeroning sumber-sumber sastra “landep” tegesipun “tajam”, napi sané “tajam”? Peprabotan dados kabaosang “tajam”, nanging ring sajeroning sastra, “tajam” puniki nénten sawatas mangan sakadi rain prabot, sakéwanten “landep” lewih katujuang ring bikas, kaweruhan, mucukin citta, budhi miwah manah manusa mangda sayan “tajep”. Éling ring kualitas urip, antuk kaweruhan budhi, citta miwah manah, i manusa prasida tetep makarya ngawi piranti téknologi/prabot kanggén nincapang kasukertan nyujuh sané kabaos harmonis. Landep utawi tajep tegesnyané najepang idep. Najepang idep mangdané kakawitin saking budhi, citta, ma-nah. Yéning kayuné sampun tajep majanten pacang nyalantara ka limané ngasilang asil pakaryan sané becik, becik majeng déwék, maguna majeng anak tios. Tios punika, Tumpek Landep kanggéhang istimewa majeng warga pandé, majeng treh pandé pinaka jalaran ngajiang para leluhur pandé sané sampun namiang kabisan mandé. Wantah antuk kaweruhan citta, manah, miwah budhi manusa Bali prasida sayan limbak mapikayun sajeroning ngarepin sesaih masa riwekasan. Saking ilmu pengetahuan manusa molihang kaweruhan, “ketajaman” lokika, tur pinih untat nyujuh kawicaksanaan urip.

(Ida Rsi Bhagawan Smerti Wijaya Kusuma Sebali)

Tetuek Tumpek LandepMetuéling Krama Najepang Idep

Page 9: Edisi 10 Juli 2016 | Balipost.com

9MINGGU UMANIS, 10 JULI 2016 WimbledonMurray ke Final

HAL12

Di luar Portugal, S a n t o s populer di kalangan publik sep-ak bola Yu-nani. Pen-g a l a m a n p a n j a n g

selama dasawarsa 2000-an melatih AEK Athena, Pana-thinaikos, dan PAOK Thessa-loniki mengantarkannya pada tugas melatih timnas Yunani usai Piala Dunia 2010. Santos menggantikan Otto Rehhagel yang pernah memberikan gelar juara Euro 2004 untuk Hellas. Prestasi Santos ber-sama Yunani termasuk positif. Yunani bermain lebih agresif

dengan serangan balik yang tertata. Hasilnya dengan status underdog, mereka berhasil lolos ke ba-bak 16 besar Euro 2012, dan Piala Dunia 2014.

Santos pantas percaya diri. Di bawah kepelatihan Santos, Portugal berhasil melalui 13 pertandingan kompetitif tanpa terkalahkan. Setelah kekalahan mengejutkan dari Albania, Portugal meraih tujuh kemenangan beruntun di babak kualifikasi. Semua kemenangan itu diraih dengan selisih satu gol, kecuali laga terakhir melawan Luksem-burg yang berakhir 2-0.

Benar Portugal tampil men-jemukan. Tapi ini tergantung perspektif. Di sisi lain, Por-

Perkiraan Susunan PemainPortugal (4-3-1-2): Patricio; Guerreiro, Fonte, Pepe, Soares; Mario, Carvalho, Sanches; Silva; Ronaldo, Nani

Prancis (4-3-3): Lloris; Evra, Koscielny, Rami, Sagna; Matuidi, Pogba, Sissoko; Payet, Griezmann, Giroud

Statistik Kedua Tim

Head to Head

05/09/15 Portugal 0 - 1 Prancis (Uji Coba)

12/10/14 Prancis 2 - 1 Portugal (Uji Coba)

06/07/06 Portugal 0 - 1 Prancis (Piala Dunia)

26/04/01 Prancis 4 - 0 Portugal (Uji Coba)

29/06/00 Prancis E 2 - 1 Portugal (Euro 2000)

Lima Pertandingan Terakhir Portugal (S-S-M-M-M)

19/06/16 Portugal 0 - 0 Austria (Euro 2016)

22/06/16 Hungaria 3 - 3 Portugal (Euro 2016)

26/06/16 Kroasia 0 - 1 Portugal (Euro 2016)

01/07/16 Polandia 1 - 1 Portugal (Euro 2016)

07/07/16 Portugal 2 - 0 Wales (Euro 2016)

Lima Pertandingan Terakhir Prancis (M-S-M-M-M)

16/06/16 Prancis 2 - 0 Albania (Euro 2016)

20/06/16 Swiss 0 - 0 Prancis (Euro 2016)

26/06/16 Prancis 2 - 1 Republik Irlandia (Euro 2016)

04/07/16 Prancis 5 - 2 Islandia (Euro 2016)

08/07/16 Jerman 0 - 2 Prancis (Euro 2016)

Paris – Gelandang timnas

Prancis Moussa Sis-soko mengaku senang

setelah membawa timnya melaju

ke final Euro 2016, usai me-nang 2-0 atas Jerman. Den-gan sanksi y a n g d i -jalani N’Golo Kante, Sis-soko menda-pat kesem-

patan tampil memperkuat Les Bleus di pertandingan perempat final lawan Islan-dia dan gelandang Newcastle United itu kembali menda-pat kepercayaan untuk ber-main di laga semifinal lawan Jerman.

Sissoko menyatakan tim-nya sudah siap menghadapi Portugal di partai final, meski ia mengakui pertand-ingan akan berlangsung su-lit. “Kami senang malam ini memastikan diri ke final. Ini adalah sangat besar dan luar

biasa buat saya juga. Di level klub saya tidak memiliki peluang untuk bermain di pertandingan-pertandingan besar,” kata Sissoko, Sabtu (9/7) kemarin.

“Sekarang saya berharap, kami bisa mengakhiri misi pada laga nanti. Ini akan menjadi pertandingan sulit lawan tim Portugal yang bagus, tapi kami berharap kalau kami bisa mengumpul-kan semua kekuatan kami dan menang,” imbuhnya. (kmb33/rtr)

Sissoko Siap Hadapi Final

Final EURO 2016

Menanti “Tangan Dingin” SantosParis –

Fernando Santos me-Yunani-kan Portugal, tetapi berhasil membawa mereka di ambang sejarah baru. Jika Portugal memenangi final dan menjuarai Euro 2016, maka akan menjadi hadiah terbesar bagi negara itu. Fernando Santos menjadi pria yang paling bertanggung jawab atas penampilan lemah lesu Portugal sepa-njang turnamen ini. Sejak awal kedatangannya di timnas Portugal, September 2014 lalu, Santos tak ubahnya seperti orangtua yang tak diperhitungkan. Padahal pelatih 61 tahun itu mengantungi resume sebagai salah satu di antara sangat sedikit pelatih yang pernah menangani tiga besar Portugal, FC Porto, Benfica, dan Sporting Lisbon. Pada musim debutnya di Porto, Santos memberikan gelar juara liga musim 1998/1999 sekaligus melengkapi lima titel beruntun yang diraih dua pelatih sebelumnya, Bobby Robson dan Antonio Oliveira.

Lyonnais – Kiprah Tim-

nas Portugal di gelaran Piala Eropa 2016, memang sem-pat dipandang

sebelah mata. Terlebih mereka

bisa menembus ba-bak 16 besar, hanya dengan status sebagai peringkat tiga terbaik di Grup F di Piala Ero-pa 2016. Akan tetapi, pandangan beberapa ka-langan tersebut mampu dibayar tuntas Cristiano Ronaldo dan kolega. Da-lam pertandingan yang ber langsung d i Parc Olympique Lyonnais, Por-tugal mampu menembus babak final usai menakluk-kan Wales di fase empat besar.

Melihat kondisi tersebut, lantas mendapatkan ko-mentar langsung dari salah satu pahlawan kemenangan Portugal, Luis Nani. Ia men-gaku sangat bangga bisa memberikan andil besar terhadap kesuksesan Portu-gal bertahan hingga babak final di Piala Eropa 2016. “Saya sangat senang bisa memainkan peran saya da-lam tim ini, dan membantu negara kami lolos ke final. Bisa mewakili negara kami merupakan sebuah kehor-matan bagi saya,” ucap Nani, Sabtu (9/7) kemarin.

Nani menjadi penjawab kebuntuan bagi Selecao saat sang mega bintang Crsitiano Ronaldo gagal menunjukkan perfoma terbaiknya. Nani memang bermain konsisten. Jumlah gol Nani sama dengan yang sudah dicetak Ronaldo

(tiga gol), lebih banyak dari Harry Kane, Wayne Rooney, Lewandowksi, Thomas Mu-eller, bahkan Zlatan Ibra-himovic. Tiga gol itu sudah menjadi pencapaian terbaik Nani bersama tim nasional. Di turnamen besar seperti Piala Eropa atau Piala Dunia sebelumnya, Nani hanya per-nah mencetak satu gol (Piala Dunia 2014 kala menghadapi Amerika Serikat).

Kombinasi Ronaldo-Nani telah menghasilkan 6 gol dari total 8 gol yang sudah dicetak Portugal. Artinya, 75 persen gol Portugal da-tang dari Ronaldo dan Nani. Belum menghitung 3 assist yang dihasilkan keduanya (2 assist Ronaldo, 1 assist Nani). Barangkali justru Nani yang lebih tepat menjadi inspirasi Portugal saat ini, bukan Ron-aldo. (kmb33/ap)

Nani Inspirator Portugal

tugal me-nyuguhkan penampilan fit bahkan sepanjang 120 menit pertandin-gan. Portugal juga mam-pu menunjukkan kegigihan yang tiada tara di turnamen ini. Melawan Kroasia di babak 16 besar, Santos menempuh langkah realistis. Apalagi masa istirahat Portugal lebih pendek. Mereka pun bermain bertahan, bertahan, dan lebih baik bertahan. Setelah 117 menit berlalu, tanpa sekali pun melepaskan tembakan tepat sasaran Portugal menda-patkan momentum serangan balik. Ricardo Quaresma men-yarangkan gol untuk melang-kah ke perempat-final.

Meski tampil kurang meyakinkan, Selecao ber-hasil lolos ke partai puncak. Kini bersama sang insinyur yang pragmatis itu, Portu-gal menantang tuan rumah Prancis di laga pamungkas. Bagi Portugal, Prancis adalah sang hantu maut. Mereka tak pernah mampu mengalahkan Prancis dalam tiga pertemuan di turnamen besar, yaitu di Euro 1984, Euro 2000, dan Piala Dunia 2006. Semua ter-jadi di babak semifinal.

“Saya merasa sangat senang. Senang untuk para pemain, untuk setiap orang Portugal,” ungkapnya, Sab-tu (9/7) kemarin. “Laga per-tama saya sebagai kepala tim adalah dua tahun lalu, dan tujuan kami adalah sampai ke sini. Syukurlah segalanya berjalan baik bagi kami. Kami semakin kuat, semakin solid, semakin bersatu,” im-buhnya.

“Saat final perta-ma yang saya lakoni dalam karier saya, seseorang menga-takan pada saya: ‘Final bukan soal bermain, mereka

hanya ada untuk dimenang-kan,” tambah sang pelatih.

Pencapaian terbaik Por-tugal adalah menjadi finalis Euro saat menjadi tuan ru-mah. Santos berpeluang men-gukir sejarah baru di Saint-Denis. Tantangan terakhirnya adalah menumpas sang hantu. Membuat kecewa para pen-dukung tuan rumah, seperti halnya saat Yunani merusak pesta yang sudah disiapkan Portugal 12 tahun lalu. Kini kesempatan bag-inya untuk mem-buktikan tangan dingin miliknya. (kmb33/rtr)

BPM/rtr

Moussa Sissoko

BPM/rtr

Page 10: Edisi 10 Juli 2016 | Balipost.com

Minggu Umanis, 10 Juli 201610

“Dia sosok yang baik, dia menyu-kai kerja keras dan bila dia memiliki kans untuk berbicara dengan pemain dengan cara yang tepat dan pemain memahami apa yang dia inginkan, maka Chelsea bisa memiliki musim yang bagus dan mungkin memenang-kan gelar,” ujar legenda Juventus Alessandro Del Piero, Sabtu (9/7) kemarin.

“Ini tak mudah, karena tahun ini Premier League begitu luar biasa dalam hal pemain dan staf pelatih, tapi dia memiliki kesempatan,” im-buhnya.

Del Piero pun mempunyai keyaki-nan tinggi, bahwa Conte akan mampu membawa Chelsea tampil bagus. Tapi dia harus diberi kesempatan menu-angkan ide-idenya, sama seperti saat mengantarkan Juve meraih gelar juara Liga Italia tiga kali berurutan.

“Dia merupakan orang yang baik, dia senang untuk bekerja keras. Jika dia mempunyai kesempatan untuk berbincang pada para pemain den-gan cara yang tepat, dan jika mereka mengerti apa yang dia mau, maka Chelsea akan mempunyai musim yang sangat bagus dan mungkin me-menangi gelar juara,” katanya lagi.

Gaya BermainBos Azzurri ini telah tampil menge-

sankan sejauh musim panas ini, tapi bagaimana ia bisa meniru pendeka-tannya di Euro 2016, saat melatih di Stamford Bridge? Seorang pengamat asal Inggris John Robertson memberi-kan analisisnya.

Mempekerjakan setiap manajer baru sarat dengan ketidak pastian. Tidak peduli bagaimana latar bela-kang mereka, tidak ada jaminan si orang baru akan membawa kesuk-sesan untuk klub. Ada banyak contoh kegagalan ketika seorang manajer dengan banyak prestasi datang mengambil pekerjaan di liga yang belum pernah mereka kunjungi.

Namun penggemar Chelsea telah diberikan gambaran yang lebih dekat mengenai kualitas manajer baru mer-eka musim panas ini. Mantan pemain tim nasional Italia ini baru saja selesai memimpin negaranya di Euro 2016, di mana ia mendapatkan banyak pujian karena memimpin skuat yang tak terlalu menonjol secara individu un-tuk lolos hingga perempat final, dan hanya kalah adu penalti dari Jerman sang juara dunia.

Lantas, bagaimana cara Conte menerapkan metodenya yang telah terbukti berhasil sejauh ini di Prancis di Stamford Bridge musim depan? Ada beberapa hal yang kemungkinan akan dilakukan. Pertama, mendatang-kan bek tengah. Bukan rahasia lagi bahwa sebagian besar keberhasilan Italia musim panas ini adalah berkat pertahanan tangguh mereka yang hanya kebobolan dua gol di sepanjang turnamen. Conte memilih mengguna-kan tiga pemain untuk lini belakang timnya, yang diapit oleh dua bek sayap yang bertugas naik turun di sisi lapangan selama 90 menit.“

Dengan lima pemain di lini tengah biasanya menekan di wilayah lawan ketika menguasai bola, adalah pent-ing memiliki bek tengah yang dapat mengirimkan bola kembali ke daerah lawan. Giorgio Chiellini, Andrea Barzagli dan Leonardo Bonucci per-nah bermain di bawah Conte di Ju-ventus dan berpengalaman bermain dalam sistem pilihannya, sehingga menggunakan formasi 3-5-2 adalah hal yang masuk akal.

Akan menarik untuk melihat, apakah Conte akan menggunakan formasi yang sama di Chelsea. Ke-berhasilan Italia dengan sistem ini bergantung dengan kehadiran bek tengah yang bisa mengoper bola ke depan. Dengan lima pemain di lini tengah (dua bek sayap dan tiga ge-landang sentral) biasanya menekan di wilayah lawan ketika menguasai bola,

adalah hal yang penting memiliki bek tengah yang dapat mengirimkan bola kembali ke daerah lawan jika lini pertahanan lawan berhasil mem-buang bola keluar dari lini tengah. Gol pertama Italia di turnamen ini. Misalnya berasal dari umpan jauh Bonucci untuk sang pencetak gol, Emanuele Giaccherini.

Tapi Chelsea tampaknya tidak memiliki personel yang pas untuk menerapkan gaya ini. Conte bisa membawa beberapa bek baru ke klub, mendatangkan para pemain yang bisa mengoper bola keluar dari lini bela-kang. Atau pria Italia ini mungkin akan memilih untuk merekrut pemain baru untuk area lainnya.

Selain itu, masih harus dilihat apakah pendukung setia The Blues akan menerima gaya bermain ini dalam jangka panjang, terutama bagi mereka yang menggambarkan gaya ini sebagai sepak bola bertahan. Conte adalah tipe manajer yang lebih memprioritaskan sistem ketimbang pemain.

Bukan hanya posisi bek tengah yang akan memusingkan kepala jika Chelsea ingin memanfaatkan sistem yang mirip dengan Italia; jika Conte memilih untuk menerapkan formasi 3-5-2 di Premier League, tidak akan ada tempat yang jelas di tim untuk Eden Hazard atau Willian.

Meminta Hazard untuk bertahan dan membatasi Willian untuk me-nyerang mungkin tampak seperti ide yang ditakdirkan untuk gagal. Bahkan jika dua pemain itu tetap harus dimainkan, mereka pasti membutuhkan beberapa bulan un-tuk menyesuaikan diri dengan peran yang belum pernah mereka jalankan di sepanjang karier mereka sampai sekarang. Tidak hanya semangat tim bisa terpengaruh, namun hasil yang tidak memuaskan juga akan menjadi pukulan bagi sang pelatih. Conte harus memilih. Jika ingin tetap menggunakan gayanya, maka tidak ada peran untuk dua pemain bintang tersebut. Namun, jika ingin mengako-modir salah satu atau kedua pemain itu, maka gaya atau formasi pakem-nya harus dirubah. Layak ditunggu, apa yang akan menjadi pilihan Conte. (kmb33/rtr/ap)

Conte Berpeluang Sukses di London

BPM/rtr

Antonio Conte

Turin –Chelsea akan dilatih oleh Antonio Conte di musim 2016-2017.

Conte diharapkan membangkitkan The Blues, setelah tampil bu-ruk musim lalu. Optimisme pun mengiringi kedatangan Conte ke Stamford Bridge, terutama setelah penampilan Conte bersama timnas Italia di Euro 2016, yang mendapatkan banyak apresiasi meskipun Azzurri tersingkir di perempat final.

Leicester – Pesona bintang Leicester City,

N’Golo Kante ternyata tidak hanya dirasakan oleh Arsenal, Real Ma-

drid, Paris Saint-Germain (PSG), dan Juventus. Klub dari Chinese Super League baru-baru ini dikabarkan juga ingin mem-boyong Kante.

Diberitakan harian setem-pat, Sabtu (9/7) kemarin klub

Tiongkok yang tertarik m e m b e l i K a n t e

adalah Shang-hai SIPG. Tidak hanya sekadar menunjukkan ketertarikan, k l u b y a n g dilatih oleh Sven-Göran Er iksson t e r s e b u t juga telah menyiap-kan dana besar.

Shanghai SIPG disebut-s e b u t t e l a h m e n y i a p k a n dana sebesar 35 juta pounds atau sekitar Rp 595 miliar. Dana tersebut rumornya akan ditawarkan ke-

pada manajamen Leicester City da-

lam waktu dekat ini.Jika benar-benar

m e n a w a r k a n n i l a i sebesar itu, bukan tidak

mungkin Leicester akan melepas Kante ke Shanghai

SIPG. Sebab, pesepakbola berusia 25 tahun tersebut kabarnya memiliki klausul pelepasan yang bernilai 20 juta pounds (sekitar Rp 340 miliar).

Sebelum Shanghai SIPG, Arsenal, Madrid, PSG, dan Juve diketahui sudah lebih dulu menunjukkan keter-tarikan kepada Kante. Meski demikian, sejauh ini Leicester dirumorkan masih belum ber-niat melepas sang pemain ke klub mana pun. (kmb33/rtr)

Klub Tiongkok Tertarik Kante

INCAR - Performa menawan N’Golo Kante membuatnya diincar banyak klub-klub besar.

Turin – Klub Serie A, Juventus

telah membuat tawaran resmi untuk pemain say-ap Arsenal Alexis San-chez. Pemain berkebang-saan Chile tersebut men-jadi salah satu pemain yang diburu Bianconeri dalam bursa transfer musim panas ini.

Keputusan juara Serie A ini menggaet Sanchez, karena kurangnya paso-kan pemain depan yang mereka miliki. Sebel-umnya Alvaro Morata memilih kembali menuju

Real Madrid.Sebagaimana diberita-

kan sebuah harian setem-pat, Sabtu (9/7) kemarin Juventus secara resmi membuka penawaran sebesar 30 juta euro atau sekitar Rp 435 miliar ditambah bonus. Meski demikian pihak Arsenal menolak, karena men-ganggap nilai Sanchez lebih tinggi dari tawaran Juventus.

Hal ini membuat Ju-ventus kesal. Arsenal ngotot dan hanya berse-dia menjual penyerang

asal Ci le i tu dengan harga minimal 42,5 juta euro atau sekitar Rp 600 mil iar . Juventus me-nilai harga yang dipatok manajemen Arsenal ini berlebihan untuk seorang penyerang yang hanya mencetak 29 gol dalam dua musim.

Pesepakbola berusia 27 tahun tersebut juga telah menan-datangani kon-trak dengan klub hingga musim 2018. (kmb33/rtr)

Middlesbrough – Mantan kiper Manchester United

Victor Valdes, resmi meninggalkan Setan Merah. Ia beralih menuju klub Middlesbrough yang baru saja dipromosilkan menuju klub Premier League.

Kiper yang telah membela Barce-lona sejak 2002 hingga 2014, sepakat menandatangani kontrak berdurasi dua tahun dengan klub asal liga In-ggris tersebut. Valdes merupakan pemain kelima yang berhasil direkrut Middlesbrough.

“Anda tidak bisa membayangkan betapa senangnya saya ketika bisa mendapatkan pemain seperti dirinya untuk tim yang baru dipromosikan,” tutur pelatih Middlesbrough Aitor Karanka, Sabtu (9/7) kemarin.

“Saya benar-benar senang kar-ena dia sangat berkomitmen. Ia telah mengetahui seluruh percakapan kami, sehingga ia memutuskan bergabung bersama kami. Suatu kehormatan

bagi kami dapat membawa pemain sepertinya,” imbuhnya.

Kiper kelahiran L’Hospitalet de Llobregat, Barcelona, 14 Januari 1982 itu sempat dipinjam-kan MU ke klub Belgia Standard Liege pada 23 Januari 2016, dan melakoni delapan laga sebelum bergabung dengan Middlesbrough dengan status bebas transfer.

“Sangat bangga menjadi bagian dari Middlesbrough. Ini Sebuah tantangan baru bagi saya mulai hari ini!” kicau Valdes dalam akun resmi Twitter (1victorvaldes) miliknya.

Valdes absen di laga Liga Primer bersamam tim senior MU sejak Mei 2015, setelah dia terdepak dari Old Trafford di bawah arahan Pelatih Louis van Gaal. Pelatih asal Belanda itu menuduh Valdes menolak bermain untuk tim cadangan klub, namun Valdes membantah hal tersebut.

Valdes m e n j a d i pemain ke -lima yang dida-

tangkan Mid-dlesbrough di musim panas ini, setelah sebe-lumnya merekrut p em ain sa ya p

Viktor Fischer, bek Bernardo Espinosa,

gelandang bertahan Marten De Roon Marten de Roon, dan bek Jordan McGhee. Pelatih Middles-brough Aitor Karanka kepada laman resmi klub menyatakan kegembiraanya bisa merekrut Valdes.

Valdes bermain lebih dari 500 penampilan untuk Barcelona, dengan memenangi tiga trofi Liga Champions dan enam gelar La Liga Spanyol. (kmb33/ap)

BPM/rtr

Victor Valdez

Valdes Pilih The Boro

Juve Tawar Sanchez

BPM/ap

Alexis Sanchez

Berlin – Timnas Jerman gagal mengukuhkan gelar juara Piala

Eropa 2016, usai dikandaskan Prancis 0-2 di babak semi-final Piala Eropa 2016. Kendati demikian, penampilan Der Panzer berhasil menuai pujian.

Presiden Federasi Sepak bola Jerman (DFB) Reinhard Grindel, mengaku terpukau dengan performa pasukan Joachim Low di Piala Eropa 2016. Ia juga mengucapkan terima kasih kepada Timnas Jerman karena telah ber-hasil membawa timnya melaju hingga ke semifinal Piala Eropa 2016.

“Setelah laga melawan Prancis, saya mengucapkan terima kasih kepada para pemain, staf pelatih, dan pen-dukung untuk performa yang luar biasa di Piala Eropa 2016. Kami harus dapat berjuang melawan cedera di turnamen ini, tetapi kami tetap dapat bermain dengan maksimal dan menunjukkan taktik yang luar biasa,” tutur Grindel, Sabtu (9/7) kemarin.

Kendati telah kandas di semifinal Piala Eropa 2016, Grindel menambahkan, beberapa pihak menilai bahwa Timnas Jerman merupakan tim terbaik di turnamen sepak bola antarnegara Eropa ini. Ia menganggap bahwa Der Panzer hanyalah kurang beruntung di semifinal Piala Eropa 2016.

“Beberapa rekan di Asosiasi Sepak bola yang berasal dari negara lain menyatakan kepada saya bahwa mereka menilai kami adalah tim terbaik di turnamen ini. Kami merasa sebagai tim yang lebih baik saat berhadapan dengan Prancis. Kami hampir saja menapaki babak final, namun kami kurang beruntung,” imbuhnya.

Pelatih Jerman Joachim Low menyesalkan terlalu banyaknya kesalahan sendiri yang dibuat pemainnya. Low menilai Jerman hanya sedang sial saja di laga kali ini, sehingga tidak mau menyalahkan para pemainnya terutama Schweinsteiger.

“Pemain tidak bisa berpikir mengenai itu, itu nasib buruk. Anda bisa mengatakan tangan tersebut sehar-usnya tidak berada di sana, tapi ada pergerakan ketika Anda melompat dan Anda tidak dapat mengontrolnya. Saya tidak dapat menyalahkan pemain manapun untuk itu,” katanya.

Meski gagal lolos ke final, Low tetap bangga dengan perjuangan Toni Kroos cs, karena menurutnya penampilan Jerman jauh lebih baik ketimbang Prancis. Di mata Low Jerman hanya tidak dinaungi keberuntungan saja.

“Terlalu banyak hal yang salah, tapi saya harus memberi pujian besar kepada tim, kami tim yang lebih baik. Kami telah memberikan segalanya. Disayangkan kami kebobolan, itu nasib buruk. Bola menyentuh tangan semenit sebelum jeda,” lanjut Low.

Sepanjang pertandingan, Jerman memang menguasai jalannya laga. Der Panzer juga memiliki cukup ban-yak peluang. Namun ketangguhan kiper Hugo Lloris membuat Jerman tak mampu mencetak satu gol pun. (kmb33/rtr)

Jerman Dapatkan PujianMeski Kandas di Semifinal

Page 11: Edisi 10 Juli 2016 | Balipost.com

Minggu Umanis, 10 Juli 2016 11GELANGGANG

“Mongolia merupakan tim yang kurang kuat. Pertand-ingan tadi bagi kami sebagai penyesuaian lapangan saja. Kami juga tidak dapat men-gukur standar penampilan berdasarkan lawan Mon-golia,” kata Manajer Tim Junior Indonesia Fung Per-madi di Jakarta, kemarin.

Atlet-atlet junior Indo-nesia menyabet kemenan-gan pada seluruh nomor

pertandingan atas l ima wakil Mongolia, yaitu pada nomor ganda campuran, tunggal putra, tunggal pu-tri, ganda putra, dan ganda putri.

Pasangan Rinov Rivaldy/Vania Arianti Sukoco yang turun pada ganda campuran, menun-dukkan pasangan Batchimeg Batnairamdal-Temuulen Gom-bodorj 21-3, 21-3.

Kemenangan itu diikuti

Chico Aura Dwi Wardoyo pada nomor tunggal putra. Chico mengalahkan Tugul-dur Boldbaatar 21-5, 21-6.

P a d a n o m o r t u n g g a l putri, Gregoria Mariska juga memetik kemenangan atas wakil Negara Padang Rumput itu. Grego sukses mengalahkan Tegshzaya Choinkhor 21-1, 21-1.

Pasangan ganda putra Calvin Kristanto /Bagas

Maulana bahkan hanya butuh 11 menit untuk me-naklukkan wakil ganda putra Mongolia, Tuguldur Boldbaatar-Temuulen Gom-bodorj dengan skor 21-0, 21-0.

Terakhir pasangan ganda putri Mychelle Crhystine Bandaso/Serena Kani me-nyempurnakan keunggulan Merah-Putih dengan skor 21-3, 21-2, atas pasangan Batchimeg Batnairamdal-Tegshzaya Choinkhor.

Pada laga kedua Ke-juaraan Bulu Tangkis Ju-nior Asia itu, tim Indonesia

akan menghadapi dua tim lain pada Minggu (10/7) ini pukul 11.00 Wita. Tim junior Garuda akan mela-wan wakil Taiwan dan pada pukul 18.00 Wita Indonesia akan menghadapi wakil Malaysia.

“Kami tetap punya pe-luang untuk mengalahkan kedua tim itu, jika atlet-atlet junior kami dapat mengelu-arkan seluruh kemampuan mereka,” kata Fung. Indone-sia menempati Grup C dalam kejuaraan junior itu bersama tim Mongolia, tim Malaysia, dan tim Taiwan. (ant)

Denpasar (Bali Post)-Ketua Umum Ikatan Olahraga Dansasports Indonesia (IODI)

Bali Ni Made Suparmi, berharap asuhannya bisa meraih empat medali emas saat mengikuti kejuaraan dansa di Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB) 16-17 Juli mendatang.

“Kami harap anak-anak mampu meraih hasil maksimal di Lombok nanti. Terutama bagi pedansa PON diharapkan bisa mengulang kesuksesan di Malaysia dan Singapura, agar mampu mempertahankan prestasi tersebut,” harap Suparmi saat dikonfirmasi, Sabtu (9/7) kemarin.

Ia berharap pedansa yang bakal dipersiapkan ke PON mampu menunjukkan grafik peningkatan. Jangan sampai sebaliknya, karena setiap kejuaraan yang diikuti harus ada peningkatan prestasi. Terutama bagi pedansa PON, mengingat PON Jabar tinggal 2 bulan lagi.

Dikatakannya, persaingan bakal sengit karena ajang nanti merupakan ajang Internasional. Sehingga bisa dipastikan selu-ruh daerah yang meloloskan atlet ke PON, akan mengirimkan utusannya untuk mengikuti kejuaraan tersebut.

“Selain mengirim atlet PON, kami juga bakal mengirim seluruh atlet terbaiknya mulai dari pemula hingga se-nior, sebagai ajang untuk menambah jam terbang,” jelas Suparmi. (kmb41)

Denpasar (Bali Post)-Gara-gara cuaca buruk dan tidak menentu yang diperkira-

kan sampai September mendatang, akhirnya kejuaraan Dunia Poomsae yang bertajuk “1st World Taekwondo Beach Champi-onship”, yang sedianya digelar 23-24 Juli mendatang di Pantai Seminyak, Kuta Badung, dipastikan batal. Event tersebut urung digelar, sehingga membuat Ketum Umum TI Bali Lan Ananda kecewa berat.

‘’Kejuaraan itu memang sudah tidak mungkin dilaksanakan di Bali, karena cuaca di Bali saat ini tidak menentu. Karena tidak adanya lampu hijau dari BMKG. Dengan batalnya ajang itu memang sedikit membuat kami kecewa,” ungkap Lan Ananda, saat dikonfirmasi, Sabtu (9/7) kemarin.

Lan Ananda mengatakan meski batal digelar di Bali, namun ajang itu tetap dilaksanakan. Hanya waktu dan tempatnya bakal di pindah ke negara lain. Akan tetapi, sampai saat ini hasil keputusan belum diterima di mana bakal dilaksanakan ajang itu.

“Jika kejuaraan itu jadi digelar di Bali, bisa menjadi daya tarik bagi wisatawan domestik dan mancanegara. Mengingat kejuaraan ini memiliki konsep sport tourism. Namun apa boleh buat, keputusannya memang sudah seperti itu. Ya harus di-terima,” terang Lan Ananda.

Disinggung apakah Bali bakal mengirimkan atletnya, jika ajang itu di pindah ke negara lain, Lan ananda menegaskan, meski dipindah pelaksanaan kejuaraanya, Bali tetap bakal mengirim satu atlet poomsae andalannya, Muhammad Wahyu ke ajang tersebut. “Dia (Wahyu-red) memang menjadi andalan kami untuk meraih medali emas di ajang tersebut. Karena sebelumnya pernah mewakili Indonesia di Meksiko, dan di kejuaraan Asia lalu. Wahyu sukses menyabet medali emas di nomor beregu. (kmb41)

Denpasar (Bali Post)-Hajatan Liga Nusantara (Linus) dan Piala Soeratin kemung-

kinan besar dihelat di Stadion Wayan Dipta Gianyar. Pasalnya, pihak Bali United siap menjadi donatur dua event tersebut.

Itu dilontarkan Direktur Kompetisi Asprov PSSI Bali, Putu Sugi Darmawan, Sabtu (9/7) kemarin menerangkan, pihak Bali United menegaskan Linus dan Soeratin digelar di Stadion Dipta, hanya jika tim Bali United senior maupun U-21 berlaga, maka event Linus dan Soeratin bakal dipindahkan ke Stadion Ngurah Rai Denpasar.

Dijelaskannya, pihak Bali United bersedia menjadi pe-nyelenggara, bahkan siap memberikan kostum kepada tiap kontestan. ‘’Kami akui memang belum resmi kerja sama, terutama dalam penandatanganan nota kesepahaman (MoU), tetapi pihak Bali United mengagendakan pasca-Lebaran nanti,’’ ucap Sugi.

Bahkan, lanjut Sugi, pihaknya mengusulkan agar tiap tim mendapatkan dua seragam kostum. Menurut dia, sejauh ini tim-tim yang menyatakan ambil bagian di ajang Linus antara lain Perseden Denpasar, Perst Tabanan, PS Gianyar, Tunas Muda Ubud, Putra Tresna, Pro Kundalini, Undiksha Singaraja, Putra Pemenang, serta Putra Dewata. Sedangkan tim yang mengikuti Piala Soeratin seperti Perseden Denpasar, Perst Tabanan, PS Gianyar, Persada Jembrana, dan Persibu Buleleng. ‘’Kami gulirkan Linus 31 Juli,’’ tutur Sugi. (022)

Denpasar (Bali Post)-Sekitar 150 petenis dipas-

tikan ambil bagian dalam turnamen terbuka Bima Sakti Cup IV, di Lapangan KONI Bali, Kantor Gubernur, dan Dharma Praja Lumintang mulai 11-16 Juli mendatang.

Sekum Pengprov Pelti Bali I Gusti Agung Ngurah Sus-rama di Denpasar, Sabtu (9/7) kemarin menerangkan, turna-men terbuka dibagi dalam kategori U-10, U-12, U-14, dan U-16 putra dan putri, mempertandingkan tunggal dan ganda. Dijelaskannya, petenis tuan rumah Bali ban-yak yang ikut berpartisipasi di ajang ini, misalnya Aditya Sambu, Wisnu, Odik di U-16, Anggi dan Mahaputri di U-14, Rama, Krisna, Budi Artama di U-10.

Selain itu, kata dia petenis luar daerah dipastikan ikut menyemarakkan event ini, seperti petenis DKI, Kaltim, Kalsel, Jabar, Jateng, Jatim, NTB, Jambi, Papua, Sulsel, dan Sulut. Ngurah Susrama bangga dengan hajatan Bima Sakti Cup, sebab setidaknya Bali memiliki agenda turna-men rutin ditambah Piala Bu-pati Bangli Cup, Jimbarwana Cup dan Armada Cup. ‘’Mela-lui empat kejuaraan rutin ini dan konsisten digelar, kami di Pelti Bali mengharapkan tetap geliat melakukan pem-binaan, hingga muncul bibit-bibit petenis bertalenta yang

KESEBELASAN Putra Tresna Denpasar memas-tikan mengikuti Liga Nu-santara (Linus) Provinsi Bali. Tidak seperti biasanya, manajer tim dipegang se-orang wanita I Gusti Agung Ayu Kusuma Wardhani. ‘’Saya siap menjadi manajer, sebab mayoritas skuad Putra Tresna adalah binaan klub yang lama saya kenal dan sudah mengetahui kepriba-dian tiap pemain,’’ tutur wanita asal Jero Kukuh, Tabanan ini.

Dia menyebutkan, sederet pemain Putra Tresna sep-erti Gerry, Ifky, Esha, Indra, Yoga, serta Yogi. ‘’Mereka ini rata-rata mantan pemain PON Remaja dan usianya di bawah 18 tahun,’’ terang wanita kelahiran Tabanan, 10 Februari 1971 ini.

Selain mereka, kombinasi pemain Putra Tresna juga ada yang senior seperti Dewa Wiraguna, Kadek Sujana, Doni, Dewa Kembar, serta Nyoman Edu Sastrawan. Agung Kusuma Wardhani sama sekali tak mematok target di ajang Linus. ‘’Yang penting anak-anak bisa en-joy bermain membela Putra Tresna,’’ kata dia.

Alasannya, jika Putra Tresna absen di ajang Linus, dipastikan pemainnya banyak yang diambil klub lain kon-testan Linus. ‘’Saya tak mau pemain saya tercerai-berai, lebih tetap bersatu di Putra Tresna,’’ kilah dia. Apalagi sejak dulu keberadaan Putra Tresna berkomitmen mem-bina dan mencetak pesepak bola handal.

Persiapan Putra Tres-na pada event Linus cukup lama, ditangani duet pelatih Dede Mahatma Darma dan Made Juliana. (nel)

Kejuaraan di Lombok

Pedansa Bali Dipatok 4 Emas

BPM/kmb41

ANDALAN - Taekwondoin Bali Muhammad Wahyu menjadi andalan Pulau Dewata di kejuaraan Dunia Poomsae.

Batal, Kejuaraan Dunia Poomsae di Pantai Seminyak

Kejuaraan Junior Asia

Pebulu Tangkis Indonesia Tundukkan Mongolia 5-0Jakarta (Bali Post)-

Tim bulu tangkis junior Indonesia sukses menaklukkan tim junior Mongolia 5-0, dalam Kejuaraan Bulu Tangkis Junior Asia 2016, yang digelar di Bangkok, Thailand, Sabtu (9/7) kemarin.

Linus dan Soeratin di Stadion Dipta

BPM/ist

I Gusti Agung Ngurah Susrama

150 Petenis Marakkan Bima Sakti Cup

mampu mengukir prestasi,’’ sebut Ngurah Susrama.

Di samping itu, menurut dia Bali juga memerlukan petenis pelapis di bawah Agus Satria Winaya Putra alias Bombom. (022)

I Gusti Agung Ayu Kusuma Wardhani

Manajer Wanita

BPM/nel

I Gusti Agung Ayu Kusuma Wardhani

Page 12: Edisi 10 Juli 2016 | Balipost.com

Minggu Umanis, 10 Juli 201612 LAGA

Pada pertandingan di All England Lawn Tennis & Cro-quet Club, Sabtu (9/7) kemarin Murray menang dengan skor 6-3, 6-3, dan 6-3. Ia pun melaju ke final untuk menghadapi petenis asal Kanada, Milos Raonic.

Murray tampil relatif domi-nan sepanjang pertandingan, sementara Berdych sendiri tidak banyak membantu dirin-ya dengan banyak melakukan error. Murray pun berkesem-patan untuk meraih gelar juara Wimbledon-nya yang kedua, setelah terakhir kali mendapatkannya pada tahun 2013.

“Saya jelas amat senang. Pertengahan set kedua menjadi kunci, Berdych punya beberapa kesempatan untuk break. Se-

makin tua Anda, Anda tidak pernah tahu berapa banyak kesempatan yang Anda dapat-kan untuk bisa bermain di final grand slam. Jadi tiap kesempa-tan harus Anda manfaatkan sebaik-baiknya,” ujar Murray seusai pertandingan.

“Saya belajar banyak dari pengalaman di masa lalu, bertanding melawan banyak petenis hebat. Saya harus tampil luar biasa untuk bisa menjadi juara,” imbuhnya.

Murray mengakui bahwa Raonic adalah lawan tangguh. Kendati begitu, bukan be-rarti petenis berusia 29 tahun itu pesimistis. “Dia bermain dengan baik melawan Roger; sebuah pertandingan yang berat, tapi menghibur,” kata Murray. (kmb33/ap)

Bologna – Tim Ducati masih belum

bisa terima keputusan oto-ritas balap MotoGP Dor-na Sport, yang melarang penggunaan winglet pada motor . Sebab menurut Manajer Tim Ducati De-vide Tardozzi, performa pada motor lebih penting dari pada aspek kesela-matan.

Musim ini regulasi bala-pan MotoGP memperbole-hkan tim menggunakan winglet untuk mening-katkan performa motor di atas lintasan. Namun ternyata penggunaannya bagai pisau bermata dua.

Selain bisa memperce-pat laju motor, ternyata penggunaan winglet juga berisiko tinggi terhadap keselamatan para pem-balap. Seperti pada GP Argentina, saat itu winglet motor pembalap Ducati Andrea Iannone mengenai

motor Marc Marquez.Oleh karena itu, selepas

GP Belanda Dorna me-mutuskan menghentikan penggunaan winglet untuk musim depan. Hal tersebut dilakukan untuk mengan-tisipasi insiden tabrakan antar pembalap di atas lintasan.

“Pada akhirnya peker-jaan kami tampak sia-sia. Karena pada akhirnya semua orang akan meli-hat pada performa mo-tor, bukan keselamatan. Lalu tidak ada lagi yang berbicara mengeni kes-elamatan, tapi yang lebih penting adalah membahas mengenai performa. Itu se-suatu yang tidak bisa kami terima,” jelas Tardozzi, Sabtu (9/7) kemarin.

Hal serupa juga diung-kapkan oleh Bos Tim Duca-ti Corse Gigi Dall’lgna. Dia yakin bahwa penggunaan sayap pada motor pembal-

ap tidak akan mengurangi keamanan. Menurutnya yang menjadi masalah utama adalah saat pem-balap kehilangan kendali pada roda motornya.

“Tidak ada hal yang berbahaya dari penggu-naan sayap pada motor. Kehilangan kendali pada roda bagian depan ada-lah masalahnya,” tutur Dall’lgna. Dall’lgna men-gaku kecewa dengan kepu-tusan pihak otoritas balap MotoGP yang melarang penggunaan sayap. Sebab teknologi baru itu dirasa cocok dengan karakteristik motor Ducati.

“Saya kecewa dengan pelarang ini. Pihak Mo-toGP melarang penggu-naan teknologi yang ber-dampak baik bagi kami. Bagi saya ini adalah kepu-tusan yang tidak mendu-kung,” jelasnya. (kmb33/rtr)

BPM/rtr

MENANG - Petenis Britania Raya Andy Murray meraya-kan kemenangannya atas Tomas Berdych di semifinal Wimbledon, Sabtu (9/7) kemarin.

Wimbledon

Murray ke FinalLondon –

Andy Murray sukses melaju ke babak final Wimble-don 2016. Petenis kelahiran Glasgow, Skotlandia itu menang tiga set langsung atas Tomas Berdych di semifinal.

Ducati Ingin Tetap Gunakan ”Winglet”

Page 13: Edisi 10 Juli 2016 | Balipost.com

Sastra 13Redité Umanis, 10 Juli 2016

I Kaki Dengkil

Atma Lengit

Olih : I K. Satria, S.Ag

Saking Langit Bali

Kasujatian Karma Phala

“EDA ngadén awak bisa, depang anaké nga-danin, geginané buka nyampat, anak sai tumbuh luhu, ilang luhu buké katah, yadin ririh, enu liu paplajahan....” Asapunika piragina Bagus Gedé marerambangan antuk I Kaki Dengkil wenginé puniki.

I Kaki Dengkil kelangen miragi rerambangan Bagus Gedéné punika. Éling Ipun dawegé ngiring Bagus Gedé dawegé kantun nyeneng sering pisan mamligbagang indik pakibeh kalisangarané puniki. Kocap manut ajah-ajah Nitisastrané, duk pakibeh warsaning Kali Sangharané jagatrayané punika sujatiné peteng ibut kakaput antuk dur durjana. Sang Angawarat, Sang Danéswara, sliwah tingkahnyané, nerima upeti saking jatma sugih, ngamargiang uger-uger sané tan manut majalaran antuk pikenoh Sang Durjana.

Kocap, duk masa Kalisangharané, para bu-janggané sané pascat daging sastra kanistaang antuk Sang Angawaraté. Jagatraya kaicalan kasucian. Para Brahmana, Ksatria, Waisya, tur Sudrané tan kanten pabinaannyané. Manu-sapada, wacana punika gegana. Kocap punika baos sloka Wéda. Pitananga sloka Wéda manggé ring Jagatpatiné puniki. Sujatiné, punika maha wakya manut pikamkam atma raksa.

Sané banget manahanga antuk I Kaki Dengkil, inggih punika baos Nitisastrané sané maosang Sang Duratmaka dirgha-jihwita, sir-ang sujana dumadak alpakamreta. “Dong nah té, Sang Duratmaka dirghayusa? Lamun kéto déwéké duratmaka mapan nu idup? Sang Su-jana cutet tuuhné? Apa Bagus Gedé ané yusané cendet sujana sujati?” I Kaki Dengkil marerasan asapunika santukan marasa déwékipuné jatmna duratmaka

“Sing... sing kéto Kaki! Sing saja kéto. Benehang tegarang mamaca Nitisastra. Tiang ngrambang gegendingané ento ulian nepukin Atma Lengit papah-plikesa tekén I Bhuta Abang, raksasa ané awakné ngendih maukud. I Atma Lengit ngrudeg jerit-jerit nagih tulungin mapan cemplunganga ka Kawah Candradimukané. Kangen baana nepukin!” Bagus Gedé nuturin I Kaki Dengkil asapunika sakadi uning sané manahanga.

Kocap lengité punika ngawanang belog. Sesa-mpuné belog raris madaya corah. Sesampuné corah makasami pikolihang antuk nayain timpal. Irika raris I Atma Lengit dados Sang Durat-maka. Wantah duegan malih asetrip, dados Sang Duradnyana. Jabat dados buruh, dados Sang Sujana, Dados Sang Danéswara dawegé kantun urip makasami midep dados Duratmaka.

Masruét manah I Kaki Dengkilé, ngélingang makéh Danéswarané sané macirén lengit. Jabat ring kantor pameréntahan kantos ring pasra-man. Jabat masemu sadu tur masemu alep. “Sajan misibné cara suratanga di Lontar Purba Sominé. Ada wiku kakéné ada wiku kakéto. Ah... nyanan ajyawéra bakat ento bahbahang!” I Kaki Dengkil ngrémon asapunika. Wantah sampun ngrémon, sinah ipun luget mamanah.

“Béh Kaki, da makejang ojaha, nyanan dadi Atma Ugig! Kéné dogén pabesen tiangé. Melah-ang pesan nitenin awak saenuné maan galah urip di mrecapada. Sawiréh nyanan disubané luas ka Jagatkarana, tusing lakar nyidaang ngwaliang jaya winunguné. Jani sekenang pesan nyobya-hang di masa Kalisangharané jani, makejang apang sajan maan ajah-ajah uling sané sinang-gah guru utama. Tuah ento ané lakar nyidaang selamet seger oger sadya rahayu di kahuripané kalantas. Melahang pesan nitenin cerik-ceriké apang sekenanga malajahang raga”. Bagus Gedé mituturin asapunika sambilanga ngupin-upinin kuping I Kaki Dengkilé. Ngemasin I Kaki Deng-kil uyuk-uyuk kupingné marasa nyem wenginé sané sampun nyansan peteng ibut.

I Kaki Dengkil minab lali, Bagus Gedé dawegé kantun nyeneng ngrahina maosang in-dik pangajah-ajahan. Sampun makéh alit-alité saking désa ranjinganga. Makasami kawarahin mangda sampunang lengit malajah, mangda nénten nyanan dados Atma Lengit. Sareng I Kaki Dengkil, kija ja lunga, sareng sira ja kacunduk sang kalihé punika nuturang indik mabuatné masekolah.

Sesampuné ngadaslemahang, I Kaki Dengkil enten. Suaran Bagus Gedéné ical nénten malih piragina. Raris ipun ngadébras sambilanga mare-rambangan sakadi Bagus Gedé. “Eda ngadén awak bisa... selegang ibané malajah... da pesan lengit magaé... cara danéswarané jani... makejang lakar dadi Atma Lengit.... Ah... dadi kéto dadiné?” I Kaki Dengkil ingkel-ingkel ngedékin déwék san-tukan mailehan gagendingané baktana.

“Dija ngalih guru cara baos Nitisastrané jani? Waluya suba maan gajih nikel sawiréh ma-sertifikasi, nu dogén kéweh nepukin guru ané sinanggah guru sujati. Kéto masé sisyané cara jani, makejang iteh maplalian. Baanga in-ternét di sekolahan beber anggona maplalian... kéweh... kéweh... lakar ngaliunang dogén Atma Lengité di kadituan....” Asapunika I Kaki Dengkil ngrémon padéwékan sambilanga nyirup wédang semengané puniki.

(Jelantik)

SUJATINÉ tiang tuah pare-kan, kéwala tiang tuah parekan ané buin ngelah parekan liu pesan. Ento awinan liu anak ané magusti kapining tiang. Tiang kakaukin bos. Parekan tiangé ada milehan, ané pal-ing paek ajak tiang ada adasa, konyangan dueg, wanén, lan sakti. Dueg ngorta, marebat, majaguran, madaya, kanti dueg maceki. Parekan tiangé ané adasa ento wanénné suba sing bisa ngoraang baan saktiné. Minab tusing ada ané nandingin saktiné.

Eda pesan matakon kénkén dadalanné tiang ngelah dasa diri parekan ané sakti lan cager buka kéto. Lénan tekén kabisan

tiangé padidi, ané penting krana tiang ngaba pis tur tiang masé bares magerés. Pis dua, lima kanti dasa juta aluh baan tiang mesuang. Maan ngamaang tu-gas jeg pasti maluin tiang baan ngerésang pipis. Di kénkéné ada masih parekan tiang ané nyi-lih pis malu satondéné magaé, ngranayang ia sing taen bani tungkas tekén perintah tiangé.

Yén bandingang tekén gu-bernur ané ngelah bawahan sia bupati lan walikota, saja gedénang mirib ius tiangé baan ngelah dasa parekan kanggo ané siap nampa pangidih tiangé, di duri di malu sing bani tungkas kapining papineh tiangé. Apa ja orahin tiang, jeg magerés ia

majalan, tusing buin nyényé matakon kéné kéto.

Parekan tiang ané dasa diri totonan, asing diri ngelah masih parekan cager, ada ané nelah parekan lalima diri, ada ané nenem diri, turui parekan, pare-kan tiangé ngelah kanti satusan parekan. Dadiné man ketékin, parekan tiangé konyangan lebih kuang ada nem tali. Sing bek to. Amonto suba tiang nudusin payuk jakan kulawarga krama Baline ané mamaRekan kapin-ing tiang.

Abulan, satusan juta tiang nelahang pipis, kéwala tergan-tung masih tekén bek bedik gae ané trima tiang. Masan jani, masan gumi gering buka kéné, jeg ngancan bek gaé ané trima tiang. Saja buka soleh asané. Dadiné bek pipis ané macelep lan pesu uli kantong tiangé. Di kénkéné sebet masih tiang mesuang pipis bek, kéwala in-get tiang tekéning déwék sing bisa magaé padidi, awanan atenga pipis uli bos dum tiang. Ada baang somah lan parekan-parekan tiangé.

“Méméh Beli Gedé, aget sajan anak buah Beliné, gumi gerit malah bek maan proyék, sing dadi tiang milu besik, dadi tu-kang catet apa, ato dadi bagian konsumsi, pang maan masih tiang krépés-krépésan, tiang dot masih mabisnis, apang bisa masekaya padidi.” Tumbén Luh Ratnawati, kurenan tiangé maekin tur kisi-kisi mamunyi buka kéto.

“Apa buin kuangan, mendep Luh da milu-milu!” Matan tian-gé nelik, gedeg tekén bikas kuranan tiangé ané mamata gadang man ngiwasin pipis. Asal suba pipis, prajani kedat. Sasukat delikin tiang, sing buin ia bani milu-milu ngurusang gegaén tiangé. Yapi tui tepuk tiang ia sesai mamaling-maling ngintip yéning tiang nyacarang pipis kapin parekan-parekan tiangé.

Bek suba gegaén ané bakat jemak tiang. Gegaén ento baka-tang tiang uli bos tiangé ané tusing ngenah. Ané maraga api, ané bisa nunjel tur muunang ya-diastun uli joh. Marasa bangga tiang maan kepercayaan gedé. Dadi parekan bos ané tusing ngenah aget sajan rasayang tiang. Krana konyangan anaké ngadén tiang gustinné, tiang bos-né, siang ada ané nawang tiang masih tuah parekan, me-

marek tekén anak ané tusing ngenah.

Jani tiang ngelah proyek ané seken-seken gedé. Proyék ané masaih cara swadarman Ida Bhatara Siwa ané mamralina sekancan ané maurip apang prasida numbuhang kahuripan baru, apang prasida nganti kasengsaran guminé baan ka-luihan. Proyék totonan suba majalan luung, turin parek-parekan tiangé masih suba kadaut kenehné nyalanang tu-gas cara Bhatara Siwa, mralina ané kaucap jelek. Sing ada ané tungkas cara ané suba-suba. Kéwala ibi sanja, tiang nrima laporan jelek. Ada parekan tiang ané kuang beneh nyalanang tugas, mawanan peken ané ka-tunjel tusing konyangan puun, cara pangaptin tiangé.

“Ampura Ratuu, tiang ten nyidang, nika dedagangan Dodong tiangé,” Made Kantun nyelasang.

“Sing kénkén, kuda ajin deda-gangané, beliang buin ané baru, ané anyar, ané bekan, baanga ja pipis, da ané cenik kéto gaé Cai sing teguh nyalanang tugas,” kéto tiang mamedih.

“Boya ja sangkaning jinah Ratu, wantah sangkaning deda-gangan punika urip dadong tiangé. Dadong tiangé kantun maurip wantah sangkaning kantun madagang, yén Ipun tan madagang tan madué semangat idup, pramangkin gelem Ipun Ratu, yéning dados sampunang ja peken nika tunjela,” Madé Kantun sebet, nunas-nunas ica. Kéwala, boya ja tiang sing ngerti kasebetan parekan tiangé, boya ja tiang sing ngerti pitresnan Madé Kantun-né kapin dadon-gné, boya ja ento. Tiang sing bisa ngisinin pangidih parekan tiangé krana tiang masih tuah parekan, patuh cara I Madé Kantun lan parekan-parekan tiangé ané lénan.

Kéto masih dugas abulan ané suba liwat, kurenan tiangé ngeling sig-singan di pasaré-nan, nyebetang peken ané puun. Tiang masih sing bisa ngorahang apa-apa. Buin man-iné, kurenan tiangé Luh Rat-nawati sing nyakan lan ngaé ajeng-ajengan baan pekené puun, tiang masih sing kénkén. Apang sing ia sebet makelo, ajak tiang kurenan lan panak tiangé ngajeng di restoran sambil masliahan. Mirib kure-nan tiangé engsap tekén peken

puun ané pangelingina krana suba biasa makan jaen di restoran.

Tuni buin kurenan tiangé Luh Ratnawati ngeling, peken encén kadén ané buin pangelin-gina, konyangan ané puun joh tekén umah lan désan tiangé nongos.

“Suud ké ngeling monto Luh jegég, man Luh sing nyak malebeng-lebengan, da anaké répot, meli dogén ajeng-ajen-gan di warung. Man Luh dot ka restoran, kemu suba ka restoran ajak panak-panak lan nyamané dini apang pada liang. Beli ngidih olas da Beli baanga élingan buka kéto sabilang wai, Beli tusing bisa nepukin yéh matan Luh-é. Lamun kuan-gan pipis, to tabungan lan depositoné jemak malu,” kéto tiang nglemesin. Kéwala tus-ing masih Luh Ratnawati suud ngeling. Elingné ngancan ngedénang, misi sleguk-sleguk sigsigan. Prajani jelek masih baana bayun tiangé ningehang elingan buka kéto. Mara tiang pesu, tepuk tiang Madé Kantun suba nyempot di natahé.

“Ratu, dadong tiangé sam-pun ngalahin, ampura titiang wusan mamarekan. Niki jinah I Ratuné waliang titiang, tit-iang tan pacang nuntut, titiang tan pacang nglapor, titiang pa-cang mendep, ampura....” Made Kantun ngejang pis maamplop coklat di mejan tiangé lantas magedi. Tiang bengong. Elin-gan kurenan tiangé ngancan keras. Dot sajan tiang nekep kuping tiangé. Kéwala, pan-gakun kurenan tiangé, Luh Ratnawati ngebekang kuping tiangé, kanti ka polo, ka tang-kah, nyusup ka sekancan awak tiangé.

“Pis-e panakan tiang di peken ané puun totonan, tiang sing nyidaang nudukin jani, pis-é telah Beli, pis-é puun Beli….” Tiang nylémpoh. Inget tekén déwék tuah dadi parekan. Inget-ingetang tiang buin pre-rain bos tiangé, prerain gustin tiangé, ané marasa ragané dadi Bhatara Siwa ané mralina seka-ncan urip ekonominé di Bali.

Awak tiangé kebus cara kao-bor api gedé, sayan gedé sayan panés. Goban bos tiangé ané ngo-rahin tiang morbor peken-peken sayan samur, dadi andus selem tegeh tur ngancan ilang. Elingan kurenan tiangé ngancan keras, ngancan jangih.

Warna

ring dija wates warnané

ri kala putihé masawang kuning

kuningé marawat barak

baraké mamuncuk selem

ring tengah warnané mapalu

kajané marep kelod

kauhé mapas kangin

ring catus pata

ratu malingga mambu sekarura

Nilarwati

Tresna

Tegul tekekang tresnané ané tumbuh

Rasa saling sayangang sayan mimbuh

Eda pesan kanti ngelah keneh selingkuh

Saling isinin suka duka tetep mapunduh

Nuju idup bagia di guminé salantang

tuuh

Astungkara tuah kapalasang Sang Hyang

Tuduh

Madé Suar-Timuhun

ParekanRaka Suari

Aswamédha Parwa

MANGKIN kalanturang malih piteket-pitekeu Ida Sang Brahmana majeng para sisyanidané sané taler maraga brahmana. “Samian parilaksana ring kahuripané puniki wantah jiwatmané sané ngamargiang sané nénten pisan prasida kacedain ring jagaté. Risampuné mamargi ring kahuripan antuk sarira sané matiosan, sami atmané punika molihang karma phala nganutin karma sané becik miwah kaon. Sakadi woh-wohané sané pacang mawoh nganutin ring kawigunan miwah rasannyané. Tios punika, woh-wohané pacang mawoh ri kala sampun panumaya, utawi sam-pun kabaosang patut mawoh. Wantah taru sané becik sané pacang mawoh becik, punika mawinan karma sané becik sinah ngamolihang asil sané kabosang becik. Sapunika taler yéning parilaksanané kaon, asilnyané taler kaon. An-tuk senjata pikayunan sané kaicén, irika raris atmané sida ngamargiang kapatutan miwah parilaksana nénten patut. Jiwatmané punika sané kaliputin olih sekancan karma phalané menawi patut miwah nénten patut, sami pacang matunggalan ring kahuripané tur nyusup ring sajeroning garbha. Patemon kama bang miwah kama petak ring garbha kadadosang pinaka genah becik atmané sané kantun kaliput olih karma phala. Punika mawinan, sangkaning jiwatman pinaka sarira sané suksma nénten pacang sida nunggalang angga ring makasami sané wénten, mawinan atmané setata prasida kaliput olih karma sané patut utawi nénten patut. Kasuksmané punika sané nénten ngiket sekancan suka kalawan dukané mawinan at-mané taler kabaosang brahman. Atma punika sané taler kabaosang brahman sané ngupapira miwah nyusup ring angga sariran sarwa mau-ripé. Atma punika sané ngicén kahuripan ma-jeng patemon kama bang miwah kama petaké sané sida ngwetuang kahuripan. Atmané taler pinaka pangurip kadasarin antuk prana sané membah ring angga sarirané. Sesampuné polih prana, wawu kahuripané prasida mamargi ring saluiring angga sarirané maurip, minakadi ring ati, peparu, miwah angga sané tiosan. Yéning rerehang pretiwimba ring kahuripané puniki wantah sakadi pandéné sané ngaryanin prabot, besiné pacang kaborbor ngantos éncéh, raris kawentuk antuk sarana panyangkaan sakadi sané kapikayunin. Asapunika taler kawéntenan atmané, yéning sampun nyusup ring sarira, at-mané pacang sakadi sarirané. Indik kawisésan miwah sané lianan nénten malih pateh sakadi sadurungnyané. Imba sané minakadi sundih ri kala peteng, sundihé pacang nyunarin sekancan sané wénten ring wewidangan punika. Sapuni-ka taler atmané pacang dados sinar ring angga sarirané. Napi saluiring sané kamargiang olih atma sakantun nyeneng ring angga sarira, puni-ka sané pacang kapolihang sesampuné angga sarirané punika mawali budal nuju Panca Maha Bhutané. Sekancan suka kalawan duka pacang kacicipin, nénten pisan sida kapalasang. Yéning pradé atmané punika durung panumaya dauh ring kahuripané, sakémaon sampun polih pa-mulih, atma punika taler pacang prasida nemu kautaman. Sané mangkin pacang katurang asing-asing atma sané setata manresti utawi munarbhawa sakémaon setata nemu kautaman saha kerahayuan ring kahuripané.” Asapunika Sang Brahmana sané mautama nyatua dahat sumeken kawéntenannyané.

Para sisyanidané taler teleb miragiang, da-

hat wirang pisan kawéntenannyané. Ida Sang Brahmana putus malih nglanturang. “Saluir-ing karma sané becik ngawinang suka atmané ring sajeroning sarira inggih punika sekancan dana utawi sang sané setata ngutamayang wang tiosan, sané setata ngamel dharma saha ngamargiang paradharma sangkaning éling ring padéwékan maraga pateh mawiwit saking atman. Teleb ring pamargin kabrahmacaryan, ngrastiti Ida Sang Brahman sané kamargiang antuk pamargi sané lascarya, degdeg ring pik-ayunan, welas asih ring sarwa maurip, setata mulat sarira saha ngamargiang tapa brata, nénten pisan obah, nénten mundur ring pa-margin dharmané, nénten himsa karma utawi ngawinang sungsut sekancan sané maurip, setata bhakti majeng ring para lélingsir utawi guru rupaka yadiastun ring sajeroning manah, laksana miwah bebaosan, bhakti majeng ring paradewatané atiti, bhakti majeng ring para guru pangajian, sareng rumasa ring kadukan anak tiosan, setata ngupapira kasucian, setata ngupapira sarira mangda becik, saluiring pa-rilaksana sané marupa kapatutan. Punika wantah pamargi sané becik sané ngawinang atmané ring sarira rumasa bagia. Antuk pa-marginé punika pacang ngwetuang kautaman ring sarira saha kawicaksanan ring sajeroning jagat. Parilaksanané punika wantah sané setata kamargiang olih jiwatman sané kabaosang patut ngamargiang pamargin agama. Kadi asapunika taler saluiring karma sané kama-rgiang antuk budi sané mautama. Sekancan parilaksana sané kamargiang i manusa sané mabudi becik saha manut ring Sang Hyang Dharma wantah nyihnayang kapatutan miwah kawicaksanan. Samian punika setata éning ring pikayunan ngawiang sekancan sané kamar-giang wantah sané kabaosang patut. Sang sapa sira ugi manusa ring jagaté sakadi asapunika kawéntenannyané wantah nénten pacang nemu kasangsaran. Sané kabaosang patut pacang prasida ajeg tatkala akéh sané ngawinang obah. Wantah asapunika sané kabaosang yogi sané sampun agung kawéntenannyané. Punika sané ngawinang para yoginé setata molihang kautaman ring kahuripané. Pamargi nuju utama, ngrajegang dharma ring sarira wantah pamargi sané patut margiang mangda prasida ngamolihang kautaman ring sarira miwah ring kawéntenan atmané. Sajeroning maurip wan-tah kadasarin antuk karma, karmané punika sané pacang ngawinang panrestian mawali ring jagaté. Sané mangkin, asapunapi kautaman sarira sané pacang katampi olih atma sané prasida kauripin? Kawéntenan Brahmané kap-ertama ngutpati angga sané kalanturang olih sami kahuripané ring jagaté. Wénten sarwaning mentik miwah sarwaning sané maurip. Sesam-puné punika wawu nguripang sané kabaosang jadma. Punika sané mawinan kapertama Ida ngutpati sekancan pradhana sané ngawinang nguripin sarwaning sané wénten ring jagaté puniki. Sakémaon sami sané wénten ring sekala wantah ngayunin kabiutan utawi pawalian. Sané maraga niskala nénten pacang kabiutain miwah kakasorang, mawinan langgeng ring niskala. Punika mawinan ring kahuripané wénten sané kabaosang purusa sané minayang kawéntenan mauripe.” Sakadi punika bebaosan Ida Sang Guru mautama.

(Masambung)

Page 14: Edisi 10 Juli 2016 | Balipost.com

Kruna Redité Umanis, 10 Juli 2016

Isin GumiIsin Gumi

14

Redaksi nerima reriptan profil mabasa Bali miwah Indonésia (pinih akéh 3000 huruf) jang-kép sareng foto profil. Profil mangda kakirim ring alamat : Bali Post Jalan Kepundung 67 A Dénpasar. Taler dados ring email : [email protected]

Kruna BAsA BAli AKsARA BAli BAhAsA inDonésiA

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

1. 2.3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.

esoem;,esoero;,sudÒ,sujn,sukuæ)r;,su\uæut/,su*s*,surup/,tnÑ*,tnÑ˱;,

soméh

soroh

sudha

sujana

sukserah

sungsut

sungsang

surup

tandang

tandruh

ramah

golongan

bersih

baik

pasrah

sedih

terbalik

terbenam

gaya

pura-pura tidak tahu

Cerakénlengkara

Kaolah antuk : Pangremba Bali Orti

Punggelan geguritan puniki kaanggén ngulati

basa lan aksara Bali. Kapunggel saking

Geguritan Cokli sané kakawi olih Djelantik

santha.

pupu;gind,Pupuh Ginada

31.s)somæuenpieyodln/,Sesampuné piodalan, mturnuæhur;hri;,maturan saurah arih, puput*hnÓ¡káibu\n/,puputang antuk gibungan, mzÇw(nÂmr&2bu;,,manca warna maring lebuh, s)g)hnæitulikurn/,segehan pitu likuran, z;z;gÉ&s&,nyahnyah gringsing,

mkpmuputæieyodln/.maka pamuput piodalan.

32.\uudb)lipt);pisn/,Nguda Beli pateh pisan, hiirikit2(mdg&,iriki taler madaging, t)psuæenmer*orÙtepas sané marong rwa, mhulu kel(puniku,maulu kalér puniku, jbn&p\ij%kr*,jabaning pangijeng karang, muluk\in/,mulu kangin,

li\ái;s*hê* siwerk.linggih Sang Hyang Siwa Réka.

SIRAKÉ sané ngamel jag-até mangkin? Raja? Présidén? Gubernur? Nénten! Boja raja utawi présiden utawi guber-nur, nanging sané ngamel jagaté mangkin wantah jinah. Siraké jinah punika? Napiké ipun mawibawa utawi waged ring widang politik lan pemer-intahan sané ngawinang ipun mrasidayang ngamel jagat puniki? Nénten! Ipun nént-en madué pepineh, nénten waged ilmu politik, nanging ipun sakadi candu. Samian ngepungin ipun, ngruruh ipun, kantos ring genah pingit singid anaké ngepungin ipun. Raja, présiden, utawi guber-nur taler ngepungin ipun, napimalih jatma biasa sané tiwas nékték. Yéning asapuni-ka kawéntenané, siraké ipun? Aryawan Kenceng ring sinalih tunggil puisi cutetné sané mamurda “Pis” nguningayang jinah punika sakadi puniki: luung/ngelung.

Luung utawi baan ngam-bekang, jinah punika pacang mapikenoh becik. Ngawinang iraga bagia, ngraketang pa-nyamabrayaan, ngawinang sayan bakti ring Sang Hyang Widhi. Nanging yéning pe-lih baan ngambekang, jinah punika pacang ngundang baya, ngawinang sengsara, ngelung.

Yéning selehin ring kawén-tenané mangkin, akéhan sané nénten prasida ngambekang jinah. Ri kala madué jinah akéh, ipun pacang lali. Lali ring Widhi, lali ring nyama braya, lali ring samian. Ipun pacang ka genah maling-liangan, irika ipun nagingin indriané. Sakita arepipuné. Ngambekang indria ngulurin

momo.Ring tivi, radio, koran,

utawi internét akéh kapang-gihin gatra sané nénten becik nganénin indik jinah. Wénten anak kantos mamati-mati mangda polih jinah, wénten sané mapuikan kantos nuntut rerama mangda polih jinah. Sané ngawinang iraga sebet wantah wénten anak sané kantos ngadol gelahné sané paling pingit mangda polih jinah. Jinah déwan titiangé, minab asapunika kawénte-nané.

Jinah mangkin rumasa déwa sané nylametang i manusa saking kasengsaran ring jagaté. Tan pa jinah, i manusa nénten mrasidayang urip, krana samian muatang jinah. Napimalih mangkin nénten wénten sané gratis, kadirasa [ampura] “ngenceh” merluang jinah anggén naur séwan WC. Lian ring punika, kebutuhan idup i manusa rumasa samian katumbas nganggén jinah, saking ke-butuhan pokok kantos kebu-tuhan térsiér. Saking beras ngantos palinggihan, punika samian katumbas ngang-gén jinah. Sangkaning un-duké punika, jinah mangkin sanget-sanget kaperluang. Rajané raja wantah jinah. Présidéné présidén wantah jinah. Gubernurné gubernur

wantah jinah. Gegéndongné gegéndong wantah jinah. Ji-nah lan jinah.

Napimalih mangkin, akéh wénten kasus korupsi, suap, penggelapan, samian punika nénten tios sangkaning jinah. Anak sané sampun sugih lan madué jabatan tegeh, kantun korupsi punika sangkaning ipun nénten puas sareng jinah sané kadruénang, marasa perlu ngruruh mangda sayan akéh. Pateh taler ring anaké sané nerima suap, punika sangkaning ipun perlu jinah. Kadirasa jinah punika ngaw-inang manusané buduh. Jinah taler ngawi manusa kicalan rasa tresna, kicalan wibawa, kantos kicalan atma.

Manut sastra agama, ri kala ngaruruh jinah mangda setata madasar dharma, sangkaning dharma pacang mapikenoh becik. Yadiastun polih akidik, sakéwanten sampun madasar dharma pastika jinah punika madué seh. Sakéwanten yén-ing madasar antuk pamargi sané kaon pastika sampun nénten wénten kawigunané, iraga pacang setata marasa nénten puas, sakadi kantun wénten kirang. Sangkaning pamargi sané nénten becik ngawinang iraga madué pap-ineh: déwan titiangé jinah.

(I Putu Supartika)

Déwan Titiangé JinahTRADISI mudik ring Hari

Raya Idul Fitri utawi ring Lebaran sané wawu pisan kamargiang yukti maius ma-jeng kahuripan krama Bali. Kangkenin utawi nénten, ius Lebaran karasayang pisan olih krama Bali. Sangkaning akéhnyané krama dura Bali sané mawali ka désannyané soang-soang, ngawinang akéh warung-warung sané madolan ajengan minakadi lalapan, bakso, goréngan, taler ajen-gan tiosan matutup. Indiké punika ngawinang krama

Bali sané mepes matubasan ring warung inucap utawi matumbasan ajengan sareng krama dura Bali marasa méweh nguruh ajengan. Maw-inan kaaptiang pisan, krama Bali malih mapikayun indik kahanané puniki. Napiké mungkah utsaha anyar utawi kayun matumbasan sareng sameton Bali. Parindikan punika kabligbagang ring sajeroning acara Isin Gumi Radio Singaraja FM 92,0 Mhz raina Anggara, 05 Juli 2016 lintang.

Kaki Dukuh, Tangguwisia

Manut tiang, tiang nénten banget marasa méweh sang-kaning akéh krama dura Bali sané mudik. Santukan salami puniki titiang nénten bas tergantung sareng ipun ri kala matumbasan ajen-gan. Aptiang titiang, krama Bali prasida jengah antuk setata metumbasan sareng sesamén sameton Bali sané genahnyané madolan kacih-nayang antuk madaging pe-

langkiran.

Gung Surya, Lovina

Ring Hari Raya Lebaran puniki janten akéh krama ngrasayang méweh ngrereh utawi numbas ajengan sakadi ajengan lalapan, goréngan, taler ajengan tiosan. Sap-atutné kawéntenen puniki kapikayunin sareng sami pinaka krama lokal mangda sida nulad napi sané sampun kamargiang sameton dura Bali.

Ius Lebaran, Krama Bali Méweh Matumbasan

Tanaya, Kampung Tinggi

Akéhnyané wang Islam sané mudik ngawinang pame-kas krama Bali méweh ngru-ruh ajengan utawi kaperluan saraina. Sapatutné, galahé puniki becik kawigunayang olih krama Bali mungkah ut-saha mapaiketan ring kaper-luan sané kabuatang krama. Mangda iraga nénten banget tergantung sareng krama dura Bali.

Aji Bima, Banjar

Tradisi Lebaran utawi mudik sujatiné kanggén galah ngrincikang upaya nincapang kahanan ekonomi taler kuali-tas urip iraga pinaka krama Bali. Napi malih sajeroning ngarepin persaingan sané sayan abot sareng penduduk pendatang. Majanten iraga pinaka krama Bali patut mautsaha, nénten gelis ny-erah taler tetep ngemit adat miwah budaya Bali. (ama)

NYELEHIN aran-aran sané kaicén rerama majeng pianaknyané pungkuran warsa puniki, Wayan Sadar ketah makenyung sinambi kitak-kituk. Fenomena sosial inucap nént-en wantah wénten ring kota, taler sampun matitis ring désa. Manut Pak Guru–sapunika dané ketah kasambat, wasanan media audio visual marupa TV, sinunggilnyané banget mawasana ageng ngicén rerama inspirasi sajeroning ngicén aran pinih becik majeng pi-anaknyané. Rumasa pantes yéning aran alit-alité mangkin matiosan, dawa-dawa tur sukil kasemertiang. Yéning kaélingin, aran majeng anak alit nénten sawates aran kémanten, nanging wénten pangapti ageng saking i rerama mapaiketan sareng ngicén aran inucap. Samaliha ngicén aran majeng umat Hindu ring sakatah wewidangan ring Bali setata kadulurin antuk upacara otonan. Tetujon-nyané mangda aran sané kaicén prasida taler mawasana ngiringang anaké alit nuju parindikan sané becik. Nénten akedik wénten rerama sané ngentos aran pianaknyané santukan pianaknyané sakit-sakitan tur sesampun katakénang majeng anak wikan, kauningayang ngentos aran. Agetnyané sesampun ngentos aran, pianaknyané mawali waras manut pangaptin rerama.

“Soang-soang rerama madué tetujon sané becik ngicén aran. Sakémaon akéh sané nénten anut, ngawinang akéh alit-alit bingung sareng arannyané. Santukan arannyané dawa pisan akéh anak alit sané lali sareng arannyané padidi,” baos Sadar sinambi makenyung.

Parindikan punika kapanggihin lanang sané embas ring Bangli, 31 Desem-ber 1962, ri kala ring lapangan dané iseng matakén aran jangkep sakatah alit-alit sané kacunduk sareng dané. Utamannyané alit-alit sané embas ngawit warsa 90-an. Akéhan alit-alité éling aran biasa saihang sareng aran panjangnyané. Pengala-man lianan, mapaiketan sareng ujian nasional an-tuk komputerisasi, sané penulisan arannyané

nganutin kolom sané wénten. Sangkan-

ing alit-alit madué aran panjang , rumasuk akéh siswannyané sané kantos

peluh dingin ri kala nyurat aran-

nyané. Siswa bingung nyingkat aran nganu-tin kolom sané wénten

sangkaning madué aran panjang. Kataké-nin teges aran Sadar, alumnus Sekolah Guru Olah Raga (SGO) Neg-eri Dénpasar puniki mak-enyung. Minakadi alit-alit lianan, aran bapak utawi arannyané padidi sering kadadosang kakedékan olih sawitrannyané. Parindikan punika ngawit saking SD, SMP miwah SMA. Sangkaning arannyané kadadosang kakedé-kan, mantan atlet senam lantai taler nakénang majeng bapaknyané. Dané taler nénten narka, reramannyané meled pisan mangda putra sané kasayangang prasida setata sadar majeng kewajiban miwah tanggungjawabnyané. Tanggung-jawab raga, majeng kulawarga, krama, agama miwah negara. Teges aran sadar punika taler kasemertiang, sané ngawinang Sadar sayan sadar majeng aran sederhana sané kaicén olih reramannyané punika.

“Ngawit punika titiang nénten kimud malih sareng aran Sadar. Rumasa bangga santukan aran titiangé nénten sawates aran, wénten pangapti sané ageng,” baosnyané. (ast/yan)

SIA warsa kajudi dados Kabid Warisan Bu-daya Dinas Kebudayaan Kota Dénpasar kada-dosang pinaka selah ngamargiang swadharma sané kadasarin manah lascarya olih Sang Putu Puja. Lanang sané embas ring Karangjung, Mengwi, Badung 31 Desember 1959 puniki seneng pisan ngamargiang swadharmanyané punika. Kacunduk tatkala kamargiang acara kemah budaya ring wewidangan Ekowisata Subak Sembung, Kelurahan Peguyangan, Dénpasar Utara wawu puniki, Sang Putu Puja maosang sekancan swadharma wantah ayah-ayah sané patut becik kamargiang. Napi malih sané ngeninin indik siswa sané patut katelebin kahanan soang-soang psikologis-ipun. Sapunapi parikrama sané patut kama-rgiang mangda napi sané kaaptiang prasida kapolihang.

“Tiang setata nyuksmayang sekancan paswécan Ida Hyang Paramakawi sapunapi ja kawéntenané,” baos dané. Dados PNS ring warsa 1985, Sang Putu Puja sané tamat ring APDN 1988 puniki ngawitin manados staf ring Bagian Ekonomi Kota-Madya Dén-pasar. Kasuén-suén karir dané sayan nin-cap, dané manados Kasubag Tata Pemer-intahan Desa. Kantun ring posisi punika, dané malih manados Kasubag Kesejahteraan Bagian Kesra. Tatkala Dinas Kebudayaan kawentuk duk tanggal 2 Oktober 2007, irika lantas dané “dipindahtugaskan” ka Dinas Kebudayaan Kota Denpasar. Minab durung makasami krama uning yéning Pemkot Dénpasar madué kader pelestari budaya sané kadabdabang olih Dinas Kebudayaan Kota Dénpasar. Sangkaning jagi dados kader pelestari bu-daya, majanten sané nyarengin makasami punika patut kapupu-lang ring organisasi. Kemah budaya sané kakawitin olih Wali Kota Denpasar, Ida Bagus Rai Dharmawi-jaya Mantra wantah acara nyabran war-sa sané kaping sia. Sané nyarengin acara i wawumi-nakadi panyledii siswa SMA sané w é n t e n r i n g Kota Denpasar. Ring kemah inu-cap para pamilet akéh kaicén paplaja-han malarapan antuk parikrama sosialisasi ta-ler pabligbagan ngeninin indik budaya. Budaya sané kabaosang olih Sang Putu Puja boya ja budaya sané madaging antuk kasenian kémanten, taler marupa parisolah ring pakraman sané patut taler kauningin. Trepti taler ngajiang sekancan tetamian budaya sané nénten prasida kalém-pasin. “Tiang bangga sangkaning Pemkot Dénpasar madué kader pele-stari budaya, sané manados pamucuk ring sajeroning utsaha nglestariang budaya iriki,” baos dané.

Puja taler nguningayang rasa suksmaning manahnyané majeng ring makudang-kudang krama sané sampun nyarengin kawéntenan kader pelestari budaya, sané akéh pisan sampun ngamargiang utsaha taler acara mangda budaya Bali ring Kota Dénpasar prasida kalestariang. Sang Putu Puja taler nyuksmayang pisan

antuk pangrauh angga DPRD Kota Dénpasar saking Komisi IV, I Wayan Sutama sané tan pawénten uleman kayun rauh tur macecingak ring parikrama kémah budaya inucap.

Dané sané konsisten ring swadharmanyané punika madué pangapti sané ageng majeng ring para kader pelestari budaya i wawu. Tatkala akéhan yowanané kaliput antuk teknologi informasi komunikasi, makudang-kudang yowana ring Kota Dénpasar ngamar-giang parikrama kémah budaya. Akéh pisan

parikrama ngeninin indik budaya sané kamargiang, minakadi malomba

nglawar, magibung, makarya ge-bogan, ngamargiang “simu-lasi” pasangkepan miwah

parikrama budaya sané siosan. Sané nyarengin mawit saking SMA sané sadurungnyané durung uning. Ma-l a r a p a n a n t u k parikrama punika para alit-alit inucap prasida nyantenang tur ngwangun pa-sawitran sinambi ny-iagayang raga dados kader pelestari bu-

daya Kota Denpasar. (ast/wan)

Sang Putu Puja

Ngamargiang Swadarma Madasar LascaryaI Wayan Sadar

Bangga Antuk Aran Sadar

Page 15: Edisi 10 Juli 2016 | Balipost.com

15Minggu Umanis, 10 Juli 2016

BAHASA BALI punya dua kata puitis dengan musikalitas elok manakala dipadu-padankan: idup dan idep. Kata idup punya dua makna utama: ‘hidup’ dan ‘menyala’. Adapun kata idep berarti ‘pikiran’. Apa hubungan idup dan idep, atau sebaliknya, idep dengan idup? Sederhananya begini kira-kira dalam bahasa Indonesia: apa hubungan hidup, menyala, dan pikiran?

Semasa hidupnya di kampung, kakek kami kerap kali mengingatkan para cu-cunya hanya dengan dua kalimat pendek dan bersahaja pula. Pertama, “Idupang idepe,” Kakek berpesan berulang-ulang. Kedua, pesan lainnya dari Kakek kami, “Idepang idupe.”

DALAM BAHASA BALI, kedua kali-mat itu terdengar bolak-balik, tiada ubah-nya puisi indah, elok, menawan. Diksinya padat, “berdaging” pula. Tapi, bila dialihba-hasan ke bahasa Indonesia, maknanya bisa menjadi kehilangan puitikanya. Kalimat “Idupang idepe,” kurang lebih bermakna bersahaja, “Hidupkanlah pikiranmu.” Adapun kalimat “Idepang idupe,” secara konotatif bisa bermakna, “Renungkanlah hidupmu.” Bagaimana idep yang idup, atau pikiran yang hidup, itu? “Ngendih,” jawab

Kakek, singkat, padat. NgeNDIH artinya ‘menyala cemer-

lang’. Dengan begitu, ngidupang idep bisa dimaknai “menghidupkan pikiran supaya menyala terang cemerlang”. Pertanyaan-nya kini, bagaimana cara menghidupkan pikiran supaya menyala terang cemer-lang?

SeBAgAI kanak-kanak dari generasi sekolahan formal, saya tentu saja kerap membangga-banggakan kepada Kakek bahwa sekolah itulah cara tunggal paling manjur dan mudah buat ngidupang idep supaya ngendih. Membaca buku sebanyak-banyaknya, memburu tulisan-tulisan den-gan pemikiran cemerlang seluas-luasnya, hingga punya perpustakaan pribadi, ditambah lagi dengan rajin berdiskusi, mendengarkan ceramah, ikut seminar, dan segala resep lengkap nan manjur sejenis-nya. Cukup?

SAMpAI tamat bersekolah di pergu-ruan tinggi hingga bepergian belajar ke luar negeri pun Kakek tetap saja meng-geleng, “Tidak!” saat kami tanya, “Sudah cukupkah semua itu buat ngidupang idep, Pekak?” lnirta ks

BILA BeLAJAR, belajar, dan belajar terus di jenjang pendidikan sekolah for-mal hingga perguruan tinggi pun tiada cukup buat menjadikan idep idup, pikiran hidup menyala terang cemerlang, lantas bagaimana lagi caranya? Dalam alur penal-aran Kakek kami yang buta huruf Latin dan tidak pernah mengenyam bangku sekolahan formal itu, belajar di sekolah hingga perguruan tinggi tentu saja bagus. Itu bahkan harus.

DALAM eRA kehidupan serba formal-istik kini, tidak memiliki sertifikat lulusan sekolah formal bisa jadi tidak kebagian pekerjaan di sektor formal, meskipun itu tidak berarti secara otomatis hidup pun berakhir. Tapi, dengan sertifikat pendidi-kan formal setinggi-tingginya pun, dalam kenyataannya, tidak cukup membuat idep seseorang idup, tidak membuat pikiran seseorang menyala terang cemerlang. Lalu, bagaimana cara itu?

“Idepang idupe,” tutur Kakek, tetap dengan bahasanya yang sahaja, pendek, dan padat “berdaging” itu.

DALAM peMAHAMAN dan mengala-man langsung Kakek kami yang sanggup menjalani dan menjalankan kehidupannya hingga berusia 95 tahun itu, idep menjadi idup justru dengan ngidepang idup: mere-nung-renungkan Hidup secara mendalam,

lapis demi lapis, langkah demi langkah, tahap demi tahap. Ngidepang idup, dengan demikian, bukanlah proses instan dengan sekadar membacanya di buku, di tulisan-tulisan, atau kini dengan klak-klik klak-klik berselancar di internet.

NgIDepANg IDUp adalah perjalanan panjang dan mendalam penuh Kesadaran Diri hingga sampai di pusat-inti-dasar-akar kedalaman idup itu sendiri. Dia-lah sang Maha Penghidup Segenap Yang Berkehidu-pan. Manakala pikiran ini telah sampai mengakui, menyadari, dan menerima kenyataan senyata-nyatanya ke-NYATA-an bahwa tiada lain selain sang Maha Penghidup Segenap Yang Berkehidupan yang menghidupi kehidupan ini, di setiap titik tempat di setiap detik saat, barulah idep itu dapat benar-benar dikategorikan Idup: Hidup sekaligus Menyala Terang Cemerlang.

DALAM BAHASA Kakek, ngidepang idup itu tiada lain adalah ngidupang idep sehingga bisa dijadikan sumber pangidu-pan (penghidupan). Dengan idep yang idup sebagai pangidupan dalam kaidu-pan (kehidupan) ini, maka seseorang pun menjadi nawang pajalan idup: paham perjalanan Hidup yang sesungguh-sung-guhnya Hidup.

lnirta ks

REDITE (Minggu) Umanis, wuku Ukir hari ini dalam sistem kewaktuan pawukon Bali Tradisi dinamakan Hari Batara Guru. Urip neptu Redite Umanis ini 5 + 5 = 10. Tanggal kalender Gregorian juga pas tepat menunjuk angka: 10 Juli.

AngkA 10 dalam kebanyakan sistem numerologi bangsa-bangsa besar di Dunia lazim diasosiasikan dengan kesempurnaan. Begitu pula dengan angka 100 sebagai hasil kelipatan 10 x 10 dikaitkan dengan kesem-purnaan. Guru-guru kerap kali membubuhkan angka 10 atau 100 pada kertas lembaran kerja siswanya guna mewakili penilaian yang sempurna atau jawaban yang tepat benar.

BAlI TRADIsI memilih Redite Umanis yang total berdaya energi hidup (urip, neptu) 10 ini sebagai Hari Batara Guru. Selain

saat Pa-agor-rsi (lidah kebanyakan orang menyebut Pagerwesi, saat Buda Kliwon Sinta dilakukan pengagungan sang Maha Penghidup sebagai Paramesti Guru, inilah “Hari Guru” khas Bali Pulina Nusantararaya. Ritusnya dipusatkan di arcanam palinggih yang dinamakan Kamulan Hyang Guru yang ada di sanggah atau pamrajan masing-masing keluarga.

BAlI TRADIsI memang memberi tuntu-nan hidup supaya orang dalam menjalani dan menjalankan kehidupan senantiasa ber-Guru Sejati kepada Hyang Guru. Dia-lah sang Mahaguru Sejati Mahasempurna. Dalam relasi ini, manusia berposisi sebagai sisya, dia yang membaktikan segenap hidupnya kepada Hyang Guru sebagai sang Mahaguru Sejati Mahasempurna. Bakti artinya “ber-

Ngidupang Idep, Ngidepang Idup (1) Ngidupang Idep, Ngidepang Idup (2)

Berguru kepada Mahaguru Mahasempurna

Dari Diri ke Diri

dari diri ke dirikita semakin jauh dari hari

entah bayang musim apayang gugurmenerbangkan daun-daundi ujung tanjungtempat seorang pemurungmenjatuhkan batu terakhirjadi hening yang sendiri

sementara belum usaiarakan akhirtetesan hujandi tepi topi warna pelangidua bocah penyuka puisiberbagi katatentang samuderadan kisah lahirnya hawamenjelma ibu penghapus dosa

‘’maka jadilah kita semata kata!’’

Enam (6) SajaklZinda Ruud PurnamaDenpasar - Gianyar PP

Dalam Cintaku

dalam cintakukubayangkan sehelai kertas birudipenuhi sejuk embun dan sajakmu

dalam cintaku, cintaialah langkah indahbocah-bocahdi antara bulir-bulir hujanberguguran hening

seperti bibirmu yang ingin

dalam cintaku menjelmalah, cintadi setiap subuhdalam setiap kataku yang rindu

Ulang Tahun : andri dan areel

‘kue-kue kecil itu, kakakkumeniru nama-nama bulan di tanganku’’

begitulah bibirmumeniru perahunuh yang rindu ibu atau barangkaliitu cuma segumpal gulaliyang tak ingin lekatdalam suatu musim dan gugur bungadi bulan mei

‘’bisakah kau sentuh itu kakak, krim mereh jambumenyamar mawar mamahampa di suatu masa’’

sebab kelak bukan lagisetangkup roti, krim warna pelangi,atau mainan-mainan sunyisenantiasa menantihujan yang enggan hentimengiringimu menari

bila pada suatu masa kau lengangdan rindu wangi rambut bunda

kembalilah jadi percakapan bungadi setiap musim yang sederhana

Nenek Penjual Roti

di bawah atap daun-daun tuaseorang nenek berceritatentang remah-remah roti di tangannya

sepotong rotipergi berbagi untuk pagidan anak-anak yang bernyanyi

kembali melintas untuk jalan lainbagi seorang pengemis butayang mengayunkan tongkatnyauntuk meniru sapa sajadan sebuah kalengtempat ia mengenang cintanyadalam sebuah kisah hujan

di sebuah tamanaroma mentega singgahbersama sebutir kismismenemani sejelas tehkepada dua gadis mudayang saling mengirim ceritadan sebuah remahjatuh perlahanuntuk seekor ikan dan kolam yang sendirian

daun-daun semakin menuadan nenek ituberanjak mengemas sisa rotibersama tidurnya di lekas hari-hari

Sebelum Sunyi

sebelum aku benar-benar sunyilepaskan saja setiap melodimengalir jauh ke dalam dirimembentuk sungai’yang lebih dari sekadar hari

sebelum dini pagi,izinkan atau menyepidi bawah tetes cahaya matahariyang akhir dalam tanganmu,sebentuk rinduatau sebatas kecup piluburung-burung itu

di tanganmulah,tiada lebih sebutir pasrahdari kata-kata indahmengalir jadi sungai yang laindi antara lamun daun-daunperlahan tumbuhmelampaui hari-hari

dan sebelum lewat cahaya matahariaku masih meragisebelum sunyi,lekaslah kita jadi segala pagi

Stasiun Tugu kepada si termangu

sepetak sajak mengajakmumeniru kertas-kerta koranyang ruah jadi hujandi tepi stasiun ini

si termangu, apa kabar ibumuyang masih merajut setiap birudi baju kan kita dulutidakkah ia rindupada mei yang menyalami pagidi seduhan kopi, renungan sunyi hari-hari

masihkah kita manguragu menanti musim saljusinggah di topi dan whiskisaling menggenggam diri

usai kereta akhirjangan lagi temui jalan inisebab si mangu, tiket-tiket baru masih akan menunggumudi tepi sajak ini

MEngAPA justru pintu Bali itu Se-gara Rupat, Perancak, Gilimanuk kembali ditimang Putu Fajar Arcana (51, hari ini,

Red) via Jurusan Sastra Indonesia Kampus Kuning FAKSAS Udayana? Dum-duman

paran, begitu Sastra Bali menjawab. Setiap orang lahir di tempat dan situasi berbeda,

berdasarkan perbedaan dum-duman paran (investasi karma, Red)

Maka bagi CAn (drasa, Red) kini ter-bentanglah alangka-alangkah magending sambilang melajah jelajahan bersama Al-mamater Kontemporernya. Dengan Prof Dr Budi Darma bisalah oleng kemoleng Orang orang Jembrana...

ngampung seni Juliselasa PAIng 26 Juli 2016

Malam Pukul 19.00 WitaJATIJAgAT kampung PUIsI

JkP – 109…JIkA DADA RAsA HAMPA...Maka Datanglah Hari Puisi...

serah sepenuhnya”—tapi bukan menyerah atau terserah.

REAlIsAsI senyata-nyatanya insan yang “berserah sepenuhnya” kepada Hyang Guru sebagai sang Mahaguru Sejati Mahasem-purna adalah dapat mewujudnyatakan sifat atau karakter sang Mahaguru dalam kehidu-pan sehari-hari, hingga akhirnya menjadi guru kehidupan. Apa itu Guru?

gURU ADAlAH DIA yang mengubah ge-lap (gu) dengan terangnya (ru) sendiri. Gelap tidak perlu ditolak, apalagi ditakuti. Gelap

juga tidak bisa diusir, apalagi dilenyapkan. Cara termudah, alamiah, sekaligus paling memungkinkan adalah menghadirkan terang, sehingga gelap pun niscaya menghilang den-gan sendirinya. Selama dan seberapa dapat menghadirkan terang, selama dan sebesar itu pulalah gelap tiada hadir. Namun, begitu terang tiada, seketika itu pulalah gelap hadir menggantikan.

APAkAH yang paling terang di jagatraya ini, yang dapat dilihat oleh mata manusia? Dia yang tidak gelap. Apakah yang tidak gelap itu? A-ditya. Ditya itu gelap maknanya. A-ditya itu berarti tidak gelap. Nama lainnya: Surya, Rawi, Bhaga, Mitra, dll.

DI MAnAkAH A-DItyA itu muncul paling awal saban hari, menerangi Bumi meng-gantikan gelap? Manusia sedunia mengakui hingga kini: Di Timur. Bali Tradisi menyebut

timur sebagai arah paling awal sang Ma-haterang itu muncul dengan istilah Purwa. Artinya: awal terang, atau timur. Dalam Bali Tradisi, Redite merupakan hari terang per-tama atau Awal dalam siklus tujuh harian. Begitu pula Umanis merupakan hari pertama/Awal dalam siklus lima harian. Momentum pertemuan Awal dengan Awal itu dijadikan sebagai Hari Hyang Guru.

Hari, Guru, A-ditya, Purwa itu merujuk satu makna: Mahaterang. Mahaterang itulah Mahaguru Mahasempurna. Dia-lah Kamulan Hyang Guru, Mahaawal Mahaterang. Kepada Hyang Mahaterang itulah manusia dituntun berguru terus-menerus, supaya hidupnya senantiasa terang benderang, sehingga dapat membawa dan menjadi terang dalam setiap kehadirannya.

ldeprabas

lApakah yang Paling Terang di Jagatraya Ini?

lbagaimana cara Menghidupkan Pikiran agar Terang cemerlang lLapis demi Lapis Merenungkan Hidup secara Mendalam.

HeNK NgANTUNg niscaya sebuah nama yang gemilang dalam jagad seni rupa Indonesia, namun gemanya sekarang nyaris hilang. Di tengah maraknya pasar seni lukis kontemporer, dengan kuasa pasar dan modal yang dominan, boleh jadi sisi kesenimanan Henk Ngantung bukan lagi rujukan yang ideal. Ia tak ubahnya sosok pelukis Nashar, yang berani tidur melengkung dengan berpeluk tempurung lutut di Balai Budaya demi pertaruhan idealisme. Atau semacam sosok I Gusti Made Poleng, seniman Pengosekan, Ubud, menolak pasar yang tuna acuan.

ApA YANg membuat Henk Ngantung mendekati kedua sosok di atas, tidak lain berdasarkan buah kreativitasnya berupa sketsa dan drawing -- dua ‘’genre’’ seni rupa yang tak terlalu dilirik orang. Di luar keka-ryaan, terus-terang saya tidak tahu banayk kehidupan henk Ngantung, terutama yang berhubungan dengan idealisasi jagad seni rupa. Tapi kita bisa melihat catatan Ba-haruddin MS di dalam buku Sketsa-sketsa Henk Ngantung dari Masa Ke Masa (Sinar Harapan, 1981) yang menunjukkan peran-nya dalam masa ‘’berjoang’’.

Ia, sebagai mana dicatat Baharuddin, lahir di Bogor, I Maret 1921 dari kelaurga asal Minahasa. Di Minahasa pula ia per-tama kali berpameran tunggal, ketika baru berumur 15 tahun. Pergaulannya cukup luas, di mana ia bersinggungan dengan

nama-nama penting dalam sejarah seni rupa Indonesia seperti Affandi, Basuki Ab-dullah dan grup Persagi. Ia lalu berkeliling Indonesia merekam kedupan rakyat dalam gelora revolusi dan mengikuti sejumlah perundingan diplomasi. Semua itu ‘’dica-tietnya’’ dalam seni sketsa yang runut dan rapi. Henk Ngantung kemudian memasuki fase dunia kekuasaan dengan menjadi wakil gubernur DKI Raya (1960-1964) dan Gubernur (1964 - 1965). Tapi saya juga tidak tahu banyak tindak-tanduknya pada fase ini.

SeBeNARNYA saya hanya ingin menekankan sosok Henk Ngantung dari sisi yang berbeda dalam dunia seni rupa, yakni konsistensinya mengangkat sketsa dan drawing sebagai karya final dan ek-spresi yang menjadi. Jamak kita ketahui, seni sketsa dan drawing dianggap sebagai karya yang tak selesai, bukan karya jadi, atau sekadar selingan dari kanvas dan cat. Lebih dari itu, saya merasa berkunjung ke Minahasa, saya merasakan sebuah deja vu: rasa-rasanya saya pernah bertemu Mina-hasa sebelumnya.. Di mana? Tidak lain di buku yang memuat coretan tangan Henk Ngantung tentang daerah asalnya itu. Ia

memang merekam Minahasa dengan cu-kup baik lewat tinta dan pensilnya. Tidak sebagai puisi atau narasi, namun sebagai sketsa dan drawing, yang mandiri dan menyuguhkan narasi tersendiri.

BAgIAN AWAL buku Sketsa-sketsa Henk Ngantung dari Masa ke Masa, diisi suasana Tomohon dengan tema-tema kecil seperti orang lewat, perempuan pulang dari pasar, perempuan ke kebun, petani membawa cangkul dan pemandangan di belakang rumah orang tuanya. Tema-tema itulah yang merekam suasana alam dan kehidupan masyarakat Tomohon dan sekitarnya, dan dalam beberapa hal masih dapat dirasakan sampai saat ini.

SeLepAS periode masa remaja it, To-mohon dan Minahasa tetap hadir dengan suasana yang bersahaja dalam sketsa Henk Ngantung, seperti potret pedati dan kuda, masakan tradisional, dan pasar rakyat. Se-mua itu terselip di antara peristiwa besar seperti Perjanjian Renville, Linggarjati, pertemuan Komite Tida Negara di Kali-urang dan seterusnya. Ia memang banyak mengikuti periode perundingan, dan itu menjadi dokumentasi sejarah yang tak

ternilai harganya. Nilai dokumentatif itu pula yang diperoleh Minahasa dan Tomo-hon khususnya, sehingga kehadiran sketsa Henk Ngantung jadi tambah berarti.

SeKARANg, cobalah kita melihat Bali yang memiliki banyak pelukis kenamaan, adalah di antaranya yang mencoba mendo-kumentasikan sebuah tempat secara utuh? Taroklah Ubud, sorga bagi seniman rupa sejak dulu kala. Mulai zaman Walter Spies, Arie Smith, sampai generasi AS Kurnia. Semua berkarya dan menimba ilham di sini. Tapi ketika kita ingin melihat potret Ubud dari dekat dengan cara bersahaja tapi lengkap, dari mana kita mendapat-kannya?

DI KANVAS lukisan, galery atua musem? Atau di studio para pelukis yang banyak terdapat di pelosok Ubud? Tidak segampang itu. Wajah Ubud memang ter-pampang di dinding museum, tapi dalam lukisan besar berfigura mahal yang tak mudah diakses. Atau di potret dan lukisan romantis ada kartu pos, yang didramatisi ‘’lebih indah daripada warna aslinya’’. Ia tidak lagi hadir sebagaimana adanya, namun dibumbui pretensi eksotisme tur-istik.

pADA AKHIRNYA, bukan hanya Ubud yang tidak mendapat tempat proporsional di mata pelukis-juga di mata seniman lain -- melainkan nyaris semua objek yang menjadi simbol Bali: Tanah Lot, Uluwatu Besakih, kecak dan legong, pun penari. Semua hadir dalam pretensinya sendiri.

Bagi saya, mengenang sosok Henk Ngantung setidaknya membuat kita tahu bahwa untuk melakoni ‘’karya-karya kecil’’ dari genre yang terlupa membutuhkan ketelatenan, proses dan komitmen. Di da-lam seni rupa, genre itu bisa jadi sketsa, drawing, dan grafis, yang beseberangan jauh dari segi pasar dengan karya lukis. Di dalam sastra, puisi, prosa liris, bahkan surat dan buku harian. bukankah juga kian terpinggirkan di tengah eforia novel-novel bestseller. maraknya perangkat teknologi seperti hp dan internet? Begitu pun naskah drama dan naskah monolog, kian jarang dilirik, sebab tidak sepopuler skenario film atau sinetron. Ada pun persinggun-gan Henk Ngantung dengan ‘’objek-objek kecil’’ seperti Tomohon sebagai tanah asal, harus diapresiasi bahwa seorang seni-man tidak bisa mengabaikan lingkungan terdekatnya. Sebab semua itu bernilai sejarah, rekam jejak, dan menunjukkan kecintaan pada tanah yang menerbitkan rasa sayangnya!

lRaudal Tanjung Benua

Minahasa dalam Sketsa Henk Ngantung, Bali dalam Sketsa Siapa?...lLingkungan Sejarah, Rekam Jejak Rasa Sayang...

Penikmat Waktu...BAGAIMANA dapat kulupakan dingin

angin petang yang datang bersusulan ke-tika kita sama-sama mencoba menikmati waktu yang sejenak riang. Ketika langit terlalu enggan menampakkan biru cerah yang menggoda, dan matahari masih saja menyusup di celah hari yang sama.

Bagaimana dapat ku lupakan cerita tentang hujan yang seakan menarikan bayang-bayang masa silam. Untuk kedua tangan kita yang terbuka dan wajah kita tengadah penuh harap entah pada apa. Sebab kaulah gerimis tipis yang tiba-tiba menderas di ujung pasrah. Dan akulah jalanan yang tak kenal ujung pangkal.

HARI-HARI datang seolah dari masa yang jauh. Meninggalkan bekas tipis yang kadang begitu manis tapi begegas pula berubah pahit. Barangkali bibir kita yang kelu sudah demikian akrab padanya hingga tak begitu kita nantikan rasa manis yang itu, rasa yang datang pelan seperti nada-nada ritmis pemain seruling yang dit-inggalkan ibunya, atau begitu pelan seperti permainan musik terakhir pianis tua yang telah kehilangan satu-satu muridnya.

KAU dan aku bukan seorang yang piawai mengubah dera rasa jadi kata-kara indah penghilang resah. Kita hanyalah kupu-kupu, yang terbang hingga batas

terlelah sayap-sayap rapuh ini, hingga di tanah setengah basah dan membiarkan waktu meluluhkan tiap jengkal jejak yang tak sengaja kita tinggalakn di seluruh ta-man masa silam itu.

Bagaimana dapat kulupakan lambai panjang di depan rumahku. Seakan waktu berhenti di situ dan membenamkan kita dalam genang kenangan yang selalu saja menggoda untuk kembali ke yang lampau. Lalu bagaimana kita artikan perjumpaan, jika kau dan aku sama-sama tau, yang ada kemudian hanyalah sapaan riang selamat pagi yang jemu, dan kuinginkan lebih dari itu. Tapi kau tahu, perjumpaan telah melampaui masa, keriangannya telah beku di sudut waktu yang entah di mana, dan kau hanya akan menjawab sapaan selamat pagi dengan kalimat yang itu-itu saja.

YA, pada akhirnya ada sekian jarak yang belum juga usai ditempuh, ada sekian waktu yang kian tak tentu. Ada kau dan aku, sama-sama mencoba menjadi nikmat waktu. Sebab kita berdua tahu, hanya den-gan itu segala hampa mendapati dirinya.

lNPS Rainia Rastiti

Dan Waktu, batu...SUNGGUH, tanganmu mengepal

serupa waktu. Menghapus segala kenangan dari sebuah gunung batu, barangkali telah benar kau lupakan semua cerita yang kau tulis sendiri di dinding batu halaman rumahku? tidakkah semua itu rekaman dari ceri-ta percintaan kita yang tak dikekalkan angin, apakah ini sekadar retak pada sebuah cangkir yang disuguhkan pada perjamuan malam minggu. Kalimatmu tersimpan dalam sebuah buku harian, tersebab cinta maka kuendapkan saja biar jadi puisi. Tentang semua rindu, tentang semua kasih, tentang semua pelarian dalam diri kita.

CUKUP LAMA, waktu yang kubu-

tuhkan untuk benar melupakanmu. Angin yang setiap senja mengirim bau tubuhmu dan membawa setitik kabar dari sekadar pasir atau buku harian yang tanpa sengaja terbuka. Sungguh, aku membutuhkan waktu yang begitu keras menghantam gunung baru. Sebab semua cerita di tubuh batu telah terkikis oleh rintik gerimis yang tak mampu memberi apapun. Lihatlah pada bibir laut, ketika ombak menghempas balik perahu nelayan, juga mengoyak kapal penyeberangan di tanjung barat.

SUNGGUH, tanganmu mengepal sekeras waktu Melebihi batu.

ldwi s. wibowo

Page 16: Edisi 10 Juli 2016 | Balipost.com

Minggu Umanis, 10 Juli 201616 NASIONAL

“Potongan tembang ber-lirik sarkastik, kritis, serta menggigit tersebut kuton-ton di youtube. Mengadopsi irama lagu ‘Kolam Susu’ pu-nya Koes Plus, dilantunkan seorang pengamen cilik usia 12 tahun, bernama Farizal Gustiawan, diberi judul ‘Ko-lam Susah‘. Setelah kute-lusuri lebih lanjut, terlihat juga bocah bersebutan Izal itu, menyanyikan lagu ‘Ibu‘ ciptaan Sakha di panggung megah ‘Indonesia Idol Junior‘ saat dia masih berusia 10 ta-hun. Petikan gitar berbentuk ukulele yang lincah tanpa beban disertai nyanyian yang keluar dari hati membuat empat juri, Titi DJ, V. J. Daniel, Regina Idol, dan Om Botak berurai air mata. Titi dan Regina sampai naik ke panggung untuk mengusap kepala dan pipi Izal yang juga tak kuasa menahan tangis. Kisah hidup yang dirundung kemalangan dan kemiskinan menyebabkan dia dengan adiknya Ayu jadi yatim piatu meski sempat punya ayah tiri. Karena sering diperas dan dibentak kasar ayah tiri saat pulang ngamen, Izal dan Ayu ming-gat dari rumah dan menjadi anak jalanan. Permainan gitar diajarkan sang ayah, yang juga seniman jalanan. Semangat hidup dipompa ibunya, agar tercapai cita-citanya jadi penyanyi. ‘Baik ibu maupun bapak berpesan agar Izal menurut pada nasi-hat orang, jangan melawan dan songong. Bapak juga pesan agar Izal menjaga ibu dan adik bila dia meninggal,‘ tutur bocah itu menjawab pertanyaan juri Indonesia Idol Junior, Daniel. Setelah tereliminasi, Izal kembali mengamen di belantara kek-erasan hidup ibu kota,” ujar Rubag.

“Sebagai pendorong dan pemotivasi kreativitas serta inovasi anak untuk mengem-bangkan bakat serta keter-ampilan dalam berkesenian, aku juga kagum menonton

youtube itu. Di samping piawai main gitar, lagu yang dilantunkan pun mengalir seperti tanpa hambatan, pa-dahal dia menyanyi secara medley. Itu menandakan sebagian besar lagu yang ditampilkan saat ngamen adalah karangannya sendiri, meski iramanya milik orang lain. Benar, dia bernyanyi dari hati, seperti kata dua juri, Regina dan Titi, meski teknik bernyanyi dan voka-lnya masih mentah, namun apa yang dilontar Izal saat bernyanyi, dipahami makna kalimatnya dan dijiwainya. Itulah hikmah kemelaratan dan kesusahan yang menjadi bumbu hidupnya di Jakarta. Memang seperti ungkapan, sekejam-kejamnya ibu tiri, jauh lebih kejam ibu kota! Kupikir, lirik ‘orang bilang tanah kita tanah surga, kok korupsi dan kolusi membu-daya. Orang bilang negeri ini reformasi, kian banyak tikus-tikus yang berdasi’, bukan sekadar hafalan atau kalimat yang tidak dipahami Izal. Penderitaan teramat sangat membuatnya paham atas segala masalah di sekitarnya. Jangan-jangan dia berang-gapan kalau kemelaratannya sekeluarga, juga masyarakat miskin lainnya akibat sepak terjang para koruptor, yang dianalogikan dengan tikus-ti-kus berdasi. Kemewahan ber-limpah segelintir orang yang berstatus elite dan terhormat, ditopang hasil pemerasan terhadap mayoritas kaum melarat. Izal dan kawan-kawan seusia yang hidup jadi anak jalanan, dikarbit kemelaratan dan dirampok masa anak-anaknya, dipaksa berpikir dan bertindak seperti orang tua. Dia memelihara adik dan menyekolahkannya dari hasil mengamen,” komen-tar Kadek Wahyudita.

“Persis! Struktur kemewa-han dan kekuasaan seperti gambar piramida, yang paling bawah menopang eksistensi yang di atasnya! Apalagi ada ungkapan Tut Wuri Han-

dayani yang dalam praktik menjadi Tut Wuri Menadahi! Itulah sebabnya Izal menu-lis lirik, korupsi dan kolusi membudaya. Korupsi seperti berjemaah, di mana yang di atas pura-pura tidak tahu kalau bawahannya meng-gerogoti apa saja yang bisa dilahap, namun hasilnya pal-ing banyak dinikmati oleh yang duduk di puncak. Bila terungkap KPK, kambing hitam yakni para anak buah diserahkan untuk disembe-lih. Dulu, ada budayawan berpikiran sangat ortodok, yang marah saat mendengar ungkapan, korupsi telah jadi budaya. Karena definisi ke-budayaan baginya harus tetap mengacu pada keindahan dan keluhuran budi. Namun kini, budayawan tersebut seperti terkena tetanus alias mulut-nya bungkam, menyaksikan korupsi meraja lela. Satu tertangkap tangan oleh KPK, lima koruptor muncul lagi dan saat yang lima ini kena OTT, puluhan lain muncul lagi, tanpa malu atas status mereka sebagai orang-orang terhormat. Apa yang ditulis Prof. Dr. Teuku Jacob dalam bukunya, ‘Negara Kesatuan Kleptokratis‘ buat menyindir kondisi di Indonesia, tidak jauh meleset. Hebatnya, para koruptor yang sudah men-genakan rompi KPK, tidak ada yang menunjukkan wajah malu. Rupanya muka mereka lebih tebal daripada tembok Cina, hahaha,” gelak sinis Kadek Rimanta mengakhiri argumennya.

“Istilah kemiskinan struk-tural bukan mengada-ada, karena negeri yang berlimpah kekayaan perut buminya, ternyata dihuni jutaan orang miskin. Seandainya dikelola seturut bunyi konstitusi dan kekuasaan dipegang orang-orang bermoral dan berbudi luhur, seharusnya menjadi negeri gemah ripah loh jinawi, tata-titi tenteram kerta raha-rja. Malah subur kang sarwa

tinandur, murah kang sarwa tinuku! Ternyata, bukan han-ya mata dan gigi palsu, bah-kan dari ijazah sampai vaksin palsu pun ada. Menandakan moralitas sudah lebih ringan dari debu, sehingga gaya hidup yang hedonis dan kon-sumtif menerbangkannya dari cantelan hati. Izal mung-kin iri melihat putri seorang penggede di parlemen yang buat mengasah ilmunya di bidang teater harus pergi ke New York selama sebu-lan. Satu hal yang mungkin membuat Izal geleng-geleng, katebelece tokoh terhormat tersebut yang minta Konsul Jenderal Republik Indonesia memfasilitasi putrinya selama berada di negeri Paman Sam. Karena keterbatasan dana, KJRI tidak bisa memenuhi permintaan VVVIP itu dan jawabannya juga dilayang-kan dengan surat elektronik dan masalah terendus para jurnalis, sehingga viral di media sosial. Berbeda den-gan Gibran, anaknya Jokowi, tidak mau memakai fasilitas ayahnya sebagai pengusaha katering. Alasannya, yang presiden adalah ayahnya dan dia hanya rakyat biasa,“ ulas Anom Wijaya.

“Kekuasaan sudah diang-gap mesin uang, karenanya jadi rebutan! Bahkan, orang yang sudah kaya raya pun, guna mempertahankan keka-yaan bahkan untuk menam-bahnya, terjun ke kekuasaan di eksekutif maupun legislatif. Aku sempat geli membaca alibi seorang ipar politisi yang kena OTT baru-baru ini. Iparnya konon sudah kaya sebelum terjun ke politik dan menjadi politisi bukan cari kekayaan namun untuk mengabdi pada masyarakat. Dia tidak tahu kalau ipar yang dibelanya sudah jadi tikus gemuk berdasi, yang melalap apa saja tanpa pikir panjang. Terpilih di daerah pemilihan Bali, namun terima suap proyek jalan di Sumatera Barat. Ini bukan pengab-dian, justru pengkhianatan terhadap masyarakat Bali, yang citranya ikut tercoreng dua tikus berdasi dan mung-kin akan nambah lagi. Izal seharusnya merevisi sedikit syairnya, ’kian banyak ti-kus gemuk berdasi’! Karena semakin banyak orang ber-duit terjun ke politik buat menambah kekayaan lewat kekuasaan,“ ujar Adi Saputra. (aridus)

BUKAN lautan hanya kolam susahIndonesia selalu banyak masalahDari kasus KKN sampai narkobaDari maluku sampai malu semua

Orang bilang tanah kita tanah surgaKok korupsi dan kolusi membudaya

Orang bilang negeri ini reformasiKian banyak tikus-tikus yang berdasi.

Panah Bhima Tembus Jantung Anak-anak Dhristharasrtha

PANGERAN Karna mampu melepas panah dengan kece-patan yang tidak bisa ditahan. Panah-panah hebat itu men-ghujani tubuh Bhima. Meski, mendapat serangan beruntun, Vrikodara yang dilengkapi ke-beranian sangat besar, sama sekali tidak gemetar apalagi ketakutan. Putra Pandu itu set-elah menetralkan hujan panah dari putra Adhiratha itu, kemu-dian menyerang Karna sendiri dengan 20 batang panah tajam lainnya. Malah sebelumnya Putra Pritha itu menyelubungi tubuh putra Suta itu.

Setelah menyaksikan Bhi-masena diserang sengit pada pertempuran itu, para prajurit paduka seperti orang-orang Gharana, dipenuhi kesenangan dan selanjutnya memuji-muji Karna. Bhurisrava, Kripa, putra Drona, dan penguasa Madra, Uttamauja, Yudhamanyu, Kesava, dan Arjuna, --para pra-

jurit kereta hebat ini -- Oh raja, keduanya, baik dari keturunan Kuru maupun para Pandava, - -menyoraki Bhima dengan kerasnya, ‘’Sangat bagus, San-gat bagus, dan sambil mengelu-arkan raungan singa.’’

Ketika hiruk pikuk dahsyat itu muncul, hal itu mem-buat rambut berdiri tegak. Putra paduka, Duryodhana, Oh raja, berkata kepada semua raja dan pangeran, khususnya saudara-saudara kandungnya. ‘’Terberkatilah Kalian. Terus-kan menuju Karna untuk me-nyelamatkannya dari tekanan Vrikodara. Panah-panah yang ditembakkan dari busurnya Bhima itu bisa membantai putra Radha itu. Kalian para pemanah yang hebat, usahakan oleh Kalian melindungi putra Suta itu. Demikian diperin-tah Duryodhana, maka tujuh saudara-saudara kandungnya itu Oh tuan dengan kemara-

hannya kemudian menyerbu Bhimasena. Mereka mengurung Vrikodara dari segala sisi. Set-elah mendekati putra Kunti itu, mereka menutupinya dengan hujan-hujan anak-anak pa-nah tajam. Seranganya seperti awan-awan menuangkan aliran air hujan di lereng gunung pada musim hujan. Digairahkan ke-marahannya, ke tujuh prajurit kereta hebat itu mulai menyeng-sarakan Bhimasena. Oh raja. Penampilan mereka seperti tujuh buah planet, hal itu mem-buat menderita seperti pada pemusnahan alam semesta.

Putra Kunti itu kemudian, Oh baginda menarik busurnya yang indah. Dia menarik den-gan kekuatan besar. Bhima juga memegang dengan kencang busurnya. Setelah mengetahui musuh-musuhnya tidak lain manusia kurang baik, Vrikodara kemudian membidikkan tujuh batang panah kepada mereka.

Bhima sangat geram, karena itu melepaskan kepada mereka panah-panah dengan kemegah-an seperti sinar-sinar matahari. Sungguh, itu dilakukan Bhima-sena, karena mengingat kembali penghinaan-penghinaan para Kurava terdahulu. Lalu Vr-ikodara menembakkan panah-panah itu seolah-olah mencabut keluar nyawa dari tubuh-tubuh putra-putra paduka itu.

Anak-anak panah itu, Oh

Bharata diasah di atas batu dan sangat tajam. Panah itu juga dilengkapi sayap-sayap emas. Serangan Bhimasena mampu menembus melalui tubuh-tu-buh para pangeran keturunan Bharata itu. Tubuh-tubuh mer-eka itu lalu terbang ke angkasa. Sungguh, anak-anak panah bersayap emas itu tidak bisa dibendung kemudian menem-bus bagian jantung putra-putra paduka. (bersambung)

Disusun: Kisari Mohan Ganguli

Diterjemahkan: I Ketut Arinta(Edisi Tiga Ratus Delapan)

Rishi Vyasa : (Bharata) setara dengan Veda. Ini adalah suci dan agung. Bharata menganugerahkan kemasyhuran dan kesejahteraan. Karena itu, seseorang harus mem-pelajari dan mendengarkan den-gan perhatian penuh.

Sloka 8.22Purushah sa parah partha

Bhaktya labhyas tv ananyayaYasyantah sthani bhutani Yena sarvam idam tatam.

Purusha yang tertinggi –jiwa--, oh Arjuna, hanya dapat dicapai dengan dedikasi yang tak tergoyahkan. Di dalam-Nya semua makhluk ini berdiam dan oleh-Nya, semua ini –alam semesta beserta isianya –terpelihara.

Minggu, 10 Juli 2016

05.52 Mars Indonesia Raya05.54 Mars Bali Jagadhita05.56 Lagu Ngastitiang Bali06.00 Puja Trisandya06.05 Dharma Wecana06.35 Seputar Bali Akhir Pekan07.35 Sehat Bugar08.05 Klip Anak08.35 I Got It08.45 Bali Channel Taurist TV09.05 Taman Sari TK Widya Santhi Bhuana09.30 Belajar Menggambar10.05 Education On Bali TV

10.30 Pelangi Kehidupan11.30 Dunia Otomotif12.00 Dharma Wacana12.30 Traventure12.45 Bali Channel Tourst TV13.00 Wirasa13.30 Lejel Home Shopping14.30 Tembang Bali15.30 Education On Bali TV16.05 Dialog Interaktif Harmoni Bali17.05 Dunia Kita17.30 Gita Shanti S.S. Himasaba Undiksha (2)

18.00 Puja Trisandya18.05 Seputar Bali19.00 Banjar Bali Quiz (BBQ)19.30 Kris (Kriminal Sepekan)20.00 Samatra Artis Bali21.30 Berita dan Bincang Terkini21.35 Ajeg Bali22.00 Berita dan Bincang Terkini22.00 Lila Cita Drama Gong Aji Pengeret Semara (4)23.05 Solusi Alternatif Herbal Putih24.00 Lejel Home Shopping

Kian Banyak Tikus Gemuk Berdasi!

Banyuwangi (Bali Post) -Duka mendalam menye-

limuti rumah Letda Cpn Angga Juang Prastama, korban men-inggal jatuhnya helikopter TNI AD di Yogyakarta. Jenazah korban tiba di rumah duka di Perum Gurit Permai RT 3/I, Desa Pengantigan Kecamatan Rogojampi, Banyuwangi, Sabtu (9/7) kemarin.

Dari Yogyakarta, jenazah korban diangkut pesawat CN 235 milik TNI AU dan men-darat di Bandara Blimbingsari, Banyuwangi, sekitar pukul 11.00 WIB.

Tiba di rumah duka, sejum-lah kerabat korban langsung histeris, terutama ibu korban, Tutuk Sulastri. Perempuan paruh baya ini terus memeluk peti jenazah anaknya yang dibalut bendera Merah Putih. Istri korban, Ratna Ayu Kurnia

Putri (27), juga terus menangis. Jenazah korban dimakamkan di pemakaman umum peruma-han setempat dengan upacara militer dipimpin Dandim 0825/ Banyuwangi, Letkol Inf. Robby Bulan.

Sementara, ayah korban, Pelda (Purn.) Imam Supriyadi tetap terlihat tegar. Mantan anggota Kodim 0825/Banyu-wangi ini mengaku tak ada firasat apa pun sebelum keja-dian. Hanya, beberapa pekan sebelumnya, korban sempat meminta dibuatkan rumah di Banyuwangi. “Katanya, ingin punya rumah di Banyuwangi, tinggal di tempat kelahiran,” kata Imam usai pemakaman anaknya.

Terakhir, kata dia, korban berpamitan ke istrinya sesaat ketika akan terbang, Jumat (8/7) pagi. Setelah itu, nomor

ponsel korban tak aktif lagi. Imam mengaku, pihak kelu-

arga mengikhlaskan kejadian ini sebagai musibah. Menu-rutnya, anaknya adalah sosok yang periang. Setiap akan ber-tugas, terutama menerbangkan helikopter, selalu berpamitan ke istrinya. Korban meninggal-kan seorang putri, Naila Fairus Supriyadi (4).

Paman korban, Sirno Sapii, mengaku, korban sudah janjian akan menjemput istrinya ke Se-marang, Sabtu (9/7) siang, set-elah bertugas ke Yogyakarta. Bahkan, istri korban sudah ber-siap akan menumpang kereta api dari Stasiun Rogojampi, Banyuwangi. Namun, beberapa jam sebelum berangkat, kelu-arga mendapat kabar pesawat TNI AD jatuh di Yogyakarta. “Ternyata, salah satu korban adalah Angga, sehingga is-

trinya batal berangkat,” tegas Sirno.

Sebelum menjadi pener-bang, Letda Cpn Angga Juang berdinas sebagai bintara di Kodam Cendrawasih, Papua. Setelah itu, dia menempuh pendidikan penerbang TNI AD dan berdinas di Skuadron 11/Serbu Penerbad, Semarang Jawa Tengah sebagi co-pilot helikopter HA-5073.

Dandim 0825/Banyuwangi, Letkol Inf. Robby Bulan men-egaskan almarhum mendap-atkan penghormatan khusus dari Pangab, KSAD dan satuan tempatnya berdinas. Bahkan, jenazah almarhum langsung diterbangkan dari Lanud Adi Sucipto, Yogyakarta ke Banyu-wangi. “Jenazah datang tepat waktu dan langsung dimakam-kan secara militer,” tegas per-wira asal Aceh ini. (kmb30)

Yogyakarta (Bali Post) -Presiden Joko Widodo

(Jokowi) bertolak ke Jakarta setelah merampungkan sejum-lah agenda acara kunjungan kerja ke Yogyakarta. Presiden Jokowi dan rombongan berto-lak ke Jakarta dari Pangkalan Utama TNI AU Adi Sucipto, Yogyakarta, Sabtu (9/7) ke-marin.

Mantan Wali Kota Solo itu baru saja merampungkan sejumlah agenda sejak pagi hingga sore hari di Kota Gudeg.

Jokowi sebelum bertolak ke Jakarta, menyempatkan diri membagikan paket sembako kepada masyarakat Yogya-karta di dua lokasi, yaitu di Jalan Abubakar Ali, Kelurahan Suryatmadjan, Kecamatan Da-nurejan, Kota Yogyakarta.

Selanjutnya pada pukul 14.00 WIB, Jokowi melanjut-kan pembagian paket sem-bako di Kampung Badran, Kelurahan Bumijo, Kecamatan Jetis, Kota Yogyakarta. Sebe-lumnya, pada pagi harinya,

Jokowi membagikan sembako di Legoksari RT04/07 Dusun Kranggan, Kelurahan Boko-harjo, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Sleman.

Setelah itu mulai pukul 10.00 WIB hingga siang hari, Presiden menggelar silaturah-mi Lebaran, di Istana Kepresi-denan Yogyakarta atau yang lebih dikenal Gedung Agung, dan menerima sekitar 2.000 warga Yogyakarta yang in-gin bersilaturahmi dengan Jokowi. (ant)

BPM/ant

SILATURAHMI - Presiden Jokowi bersama Wapres Jusuf Kalla saat silaturahmi dengan warga Yogyakarta.

Jokowi Bagikan Sembako Lebaran

“Setiap event terutama yang sifatnya festival seperti PKB ini selalu mempunyai direct dan indirect impact (dampak langsung dan tidak langsung, red). Biasanya direct impact lebih kecil daripada indirect impact-nya. Dilihat dari pe-nonton, mungkin kurang lebih hanya 5% penonton asing dari keseluruhan penonton,” ujar Deputi Bidang Pengemban-gan Pemasaran Pariwisata Mancanegara, Kementerian Pariwisata RI, I Gde Pitana, di sela-sela penyerahan had-iah kepada para pemenang lomba foto PKB 2016 melalui instagram di Wantilan, Ta-man Budaya, Denpasar, Sabtu kemarin.

Secara tidak langsung, lan-jut Pitana, ajang PKB memiliki media values yang luar biasa. Dalam hal ini, berita-berita tentang PKB kini sangat mend-unia. Selain itu, keikutsertaan negara lain seperti Jepang,

India, atau Prancis juga da-pat membawa dampak tidak langsung yang luar biasa. Khususnya bagi pariwisata Bali dan pariwisata Indonesia umumnya.

“Ketika mereka kembali ke negaranya, pasti akan bercerita tentang PKB, begitu juga Bali,” jelasnya.

Terkait PKB, Kementerian Pariwisata memberikan du-kungan dalam bentuk promosi dan publikasi melalui media cetak dan online, media sosial, dan media ruang lainnya. Ke-menterian juga memberikan bantuan kepada 8 grup kes-enian dan grup musik, ban-tuan penghargaan kepada 9 seniman yang berjasa, serta mengadakan lomba foto mela-lui instagram dengan tema PKB 2016. Lomba foto khusus-nya direspons luar biasa oleh masyarakat. Total ada 2.283 foto yang di-upload dan ada 337 pemilik akun instagram yang

me-repost. Dari jumlah itu, dipilih tiga pemenang utama yakni I Nyoman Mahayasa, A.A. Ngr. Anom Manik Agung, dan I Wayan Sumardika, serta 10 juara harapan dan 25 peme-nang hadiah hiburan.

Sementara itu, Kepala Di-nas Pariwisata Bali, A.A. Gede Yuniartha Putra, mengata-kan, Bali memang sudah san-gat terkenal di dunia. Pulau Dewata tetap menjadi pionir pariwisata di Indonesia bahkan turut membantu mengangkat daerah lain yang belum ter-ekspos. Aakan tetapi, bukan berarti pemerintah lantas diam tidak melakukan apa-apa. Upaya promosi tetap dilaku-kan, termasuk hingga ke luar negeri.

“Jadi ini nanti efeknya kita lihat bahwa promosi-promosi yang dilakukan di luar negeri, tentu akan sangat berdampak pada wisatawan yang datang ke Bali,” ujarnya. (kmb32)

Kecil, DampakLangsung PKB bagi Pariwisata

Denpasar (Bali Post) -Gelaran Pesta Kesenian Bali (PKB) ke-38 yang berlangsung selama satu bu-

lan penuh resmi ditutup Sabtu (9/7) malam kemarin. PKB yang sudah digelar sejak 1979 ini dinilai memberikan dampak yang sangat baik untuk pariwisata Indonesia. Namun, dampak langsungnya masih lebih kecil ketimbang dampak tidak langsung bagi pariwisata.

Korban Helikopter Jatuh Sempat Minta Dibuatkan Rumah

Page 17: Edisi 10 Juli 2016 | Balipost.com

BALI GLOBAL CLASSIFIED ADS

Sarana promosi, mempertahankan, memperluas pasar serta meningkatkan citra perusahaan, Paling efektif, mini biaya, maksimal hasilnyaIKLAN MINI - IKLAN PELUANG EMAS

� Discount Up to: 10% Pembayaran dgn Kartu Kredit BNI �Layanan Pengaduan: HP: 081 139 62168, Email: [email protected]�Pin BB: 55c8e021

� Tarif iklan Mini/Baris : Minggu s/d Jumat : Rp 49.500,- per baris, Sabtu : Rp 64.350,- per baris (30 character), minimum 2 baris, maksimum 10 baris (bayar dimuka), Adlibs Radio Global/Genta/Besakih Rp 50.000 (3 x siar)

� Iklan Peluang Emas : Rp 795.000,- maksimum ukuran 1 kolom X 3 cm, 10 kali muat/bulan (bayar dimuka)tidak termasuk iklan lowongan/dijual/dikontrakkan rumah, tanah, ruko, mobil, dll. Tarif khusus66 tahun Bali Post. Iklan mendesak untuk dimuat besok, diterima sampai pukul : 18.00 Wita

� Materi iklan diserahkan berupa file dalam bentuk CD/Flashdisk dengan format: Coreldraw, Photoshop atau Iklan Anda di desain langsung di bagian iklan Bali Post, GRATIS!

� Jakarta : (021) 5357602 - Fax : (021) 5357605� Mataram : (0370) 639543� Denpasar : (0361) 225764 (hunting) e-mail:[email protected]� Surabaya : (031) 5633456

Informasi pasang iklan Telepon

VISA

- Iklan Still Store di Bali TV : Rp 200.000,- (10 x tayang)- Runing Teks Bali TV : Rp 50.000,- (5 x tayang)- Denpost Paket : Rp 165.000,- (10 x muat)- Bisnis Bali Paket : Rp 82.500,- (10 x muat)

Minggu Umanis, 10 Juli 2016 17

SardineRestaurant Looking for Cook,Waitress,Female Bartendres,

Pastry Cook,Must Speak EnglishJl.Petitenget 21 Telp.733617Mail:[email protected]

B.BP.141.07.16.0000176

ReceptionDcr untuk di Tempat Fitness

Hub.0361-289700 / 081802987999A.BP.153.07.16.0000257

Dcr profesional Chef u/ DimsumE:[email protected]

Telp.735593A.BP.001.06.16.0001781

Dcr Karyawan/KaryawatiSerabutan & RRT Gj 1,5Jt-2JtJl.Gelogor Carik Perum Royal

Orchid No 43 082145548444B.BP.004.07.16.0000134

Dcr: Security,HK,Waiter,Personalia, operator dll.

Diutamakan yg berpengalaman.H:087761444440/0361-757201-207

A.BP.001.07.16.0000179

Compani in Ubud Need IT SupportMin D3 Impormatika, Know

Photoshop,Illustrator,Good inEnglish,CP:[email protected]

B.BP.120.07.16.0000172

Bth SPG Penempatan Kuta Usia18-35Th,Pnpmln Menarik,Jujur,

Rajin Hub.Sandy 085264666166A.BP.001.07.16.0000228

Aqua MarineDivingBali is hiringIndonesian Senior Office Admin

with excellent English.Atten-tion to detail&highly organi-sed,can-do attitude a must.

Mature,self-motivated.MSOfficeuser.5,5days/week,8hrs/day,min12mths.Resume&Cover letter inEnglish+exp.salary&start date

to:[email protected]

Sgr Guru PKN SMP Lmrn ke SMPAnugrah Dps Jl.Diponegoro 170

A.BP.001.07.16.0000252

!Sopir Mbl Box SIM B&Serabutan(L).Max35Th Hub.081916107576

A.BP.001.07.16.0000206

Bth Perawat Medis,Wanita,LlsnSekolah Keperawatan,utk Klinik

Kecantikan di Kuta Hub.Jl.Poppies 1 Gg.Sorga (Hotel Rita)

Kuta,Bali Tlp:0811859226(Bp.Zainal)

A.BP.001.07.16.0000229

Cr Cook & Waitress Resto AreaRenon Hub: Hp:087862281748

A.BP.001.07.16.0000028

Cook,Helper,Waitress,HouseKeeping, Suami/Istri New Restodi Pantai Berawa 0818368846

A.BP.001.07.16.0000260

Cr Staf Notaris pglmn Bdg Nota-ris Jl.ByPasMahndradata55B Dps

A.BP.001.07.16.0000279

Urgently Needed Cook,Waiter/sGoodEnglish CommunicationSkill

Exp.Please SendCV to:[email protected],or 0361-735147

A.BP.001.07.16.0000283

Dcr Maintenance yg Ahli BidangListrik Plumbing & AC Kirim CVJln. Petitenget 501 Seminyak

Hub:08164726538/4737597A.BP.001.07.16.0000281

Dcr Waitress Hub.Oka’s Bakery&Cafe Tlp.8445357/08123906132

A.BP.001.07.16.0000261

Dcr Web Designer CV Krm [email protected]

Hub.0361-723982A.BP.001.06.16.0002260

Dcr sgr karywn/ti u/RM.Babi Gu-ling,Gj menarik,H.087861157778

A.BP.001.07.16.0000273

Dcr!Spa Ast Manager PengalamanE:[email protected]

H:087861219163A.BP.001.07.16.0000264

Dcr:Spa Therapist u/PrasanaPecatu H:087861219163

A.BP.001.07.16.0000263

Dibutuhkan Manager Loundry utkdi Marboro Dps.Melayani Htl Bin-tang Lmrn E:[email protected]

A.BP.001.07.16.0000280

Dibutuhkan,Waiter/s,Kasir,AdminHub.087860537373 Warung Kzu

B.BP.004.07.16.0000133

Dicari Guru u/SD (English,PGSD,Science) Hub:081396360963

A.BP.001.07.16.0000262

La Monde Resto need,cook,cook helper,Dw Waitress, Barista,

send CV direct to Jl.PadmaUtara No.2 Legian

B.BP.154.07.16.0000182

Dicari Sales Toko, Drum FactoryRaya Andong,Ubud prnah menjagatoko. Hub.Robert 085279791379

B.BP.004.06.16.0001200

Dicari Pegawai Rental PS (Play-station) Hub:085737300777

A.BP.001.07.16.0000278

Prima Jaya Mobilindo Membutuh-kan Marketing Psarepart Mobil.

Laki-laki,Memiliki SIM C.Gaji Tinggi.Lamaran ke

[email protected] 082125000217

B.BP.004.07.16.0000152

MOBIL - MOTOR PROPERTY RUPA-RUPA Bali Post

Dcr sgr Tnga Gudang, Supir, SatpamSyarat: SMU/SMK, pria, blm menikah.Lam ke KKB, Jl Kepundung No. 61A

Dps / email:[email protected]

G.01

Dbthkn sgr Gr Calistung+B.Ingu/ Radhika Bimbel.081236054760

A.BP.001.07.16.0000188

Dibutuhkan:Accounting WanitaFreshGraduate untuk Online Shop

Email:[email protected]

DAIHATSU

Terios Adventure’2015 KM 9RbPth asBali Bs Tkr,085100856999

B.BP.164.07.16.0000181

Espas P.Up’96 putih, kond Sipnawar 25jt kbl!!! 085739044777

A.BP.001.07.16.0000277

SUZUKI

X-Over’2008 Tgn Prtama AsliBali Hrg 110Jt, Jl.Permata

Gatsu No.8 Cargo.081337314095A.BP.001.07.16.0000268

Karimun’2002 Kuning CatOrisinil 58Jt H.087860002341

B.BP.141.07.16.0000178

ISUZU

Dijual Panther Hi-Grade’95Biru Muda Metalik,081338176905

A.BP.001.07.16.000024

TOYOTA

Kijang Pickup Kotak’86Hub.081338866123

A.BP.001.07.16.0000226

DIJUAL MOTORHARLEY DAVIDSON

Harrley XR’1200 Oranye lkpTh’2009 Hub.082236929394

A.BP.001.06.16.0002250

DIJUAL RUMAH

SINGARAJA

Rmh T.45/1,4Are Prm Tmn WiraBakti Samb 275Jt 085100499758

A.BP.001.07.16.0000182

DISEWAKAN RUMAHDikont Rmh 4 KT L.3500 PAMGarase Jl.Batas Dukuh Sari Gg.

Beo 5A Sesetan,H:081337021550A.BP.001.07.16.0000225

DISEWAKAN TANAH14,45Are LD50mt Jl8mt Asp,50m

dr ByPas Mantra H.082147026666A.BP.001.06.16.0002218

Kont Tnh 4A Tk.BalianHub.081338318351 TP

A.BP.001.07.16.0000282

DISEWAKAN TOKOOver kontrak/Kjsm Angkringan

Wr.CS Renon,sms 081236800070A.BP.001.07.16.0000272

DIJUAL TANAH G.Kakak Tua Jln 4m Apl C/K

Hub.087862060359A.BP.001.07.16.0000025

Djl Tnh Luas 8A&5A Lok.Terminal Mengwitani H150-250Jt/A Nego

Hub.087860476195/081338030596A.BP.169.07.16.0000198

BUC 1-2Are Sempidi Br.TegehaJln5m Paving 385,081338460110

A.BP.001.07.16.0000064

Tnh 1Are Pnggr Jl.Raya Sibangdkt Jembatan 081237070478 BUC

A.BP.001.07.16.0000251

!!!Tnh 1Ha Sinaran Surga KarmaKandara view Laut 087770077777

A.BP.001.06.16.0001785

Djl Tnh 49 & 50Are di BedugulBali View Cantik Hrg Bagus,Hub.

Pemilik,WA/HP 082191905090 TPA.BP.001.07.16.0000266

!Djl Tnh 1,93Are Prm Wahana Gra-ha Dalung JlDpn6m,08123930344

B.BP.166.07.16.0000177

12A (23jt/a)spr mrh,10Km drKotaTbn SHM, Jln 4M cck inves/vila

/kebun,bs TT mbl,085333326633A.BP.001.07.16.0000276

2A;4A;6A&14A@By Pass Ketewel &35A@Pantai Kramas,082147026666

A.BP.001.06.16.0002217

6,8A/2A Jl.Sulatri Gatsu Timur@500Jt(jl.8m&6m)081239999747

A.BP.001.07.16.0000181

BU.Djl tnh 1 Are, LD=9,5m jln5mtr Pengilian Dalung 397Jt.

H:081246283597 / 081805597242A.BP.004.07.16.0000247

Djl Tnh 32 Are 1,5A 6&2 Are diJntng Kota Hub HP.085737555684

A.BP.001.07.16.0000285

Jual Tnh Tegalan 5200m2 SHM diPantai Soka Tbn 081236390000

A.BP.001.07.16.0000155

KONTRAKTORSwimming Pool Specialist Con-

tractor,Pny Mslh.082144464070A.BP.001.07.16.0000199

TOYOTA

Inova Diesel G AT’11 pth as DKTg1 Jl.Serma Repot4, 08179785354

A.BP.001.07.16.0000208

HONDA

Jazz RS’11 Matic,MMC, putihTng 1,T.081353156600

A.BP.001.07.16.0000271

Jazz’2007 VTec Sporty asli BaliMatic Istw Bs Tkr,087860856999

B.BP.164.07.16.0000180

BIROJASA BIROJASA BIROJASA

DIJUAL MOBIL

KOST

Anda Bingung Cari Kos Murah Tapi Nyaman Dan Aman Jauh Dari Kebisingan,????????????????Kini Hadir Di Tengah Pusat Kota Denpasar

Fasilitas :Kos - Kosan :* BERSIH & AMAN

* K LUAS + KM & DMR PR

* TEMPAT SANTAI + KANTIN AREA

* Nyaman Tempatnya

* Strategis Lokasinya

* Murah Harganya

TERIMA KOSTTERIMA KOSTRp. 600.000

FREE GO BOX ( ANTAR JEMPUT BARANG PINDAHAN AREA DENPASAR)UNTUK 4 PEMESAN PERTAMA BURUAN... . .DI TUNGGU YA ...??

Alamat : Jl. Dewi Supraba, Gg Dewi Sri No. 14 Denpasar Utara ( Antasura)Hub putu : 0817566499, 085100865149, 0361426457

C.0001195-kost

Page 18: Edisi 10 Juli 2016 | Balipost.com

18 REKREASI Minggu Umanis, 10 Juli 2016

Pertanyaan

Jawaban TTS No. 252Mendatar1. Auntie2. Sokoguru8. RIP9. Albino11. Pura Pulaki 13. Neraka15. Itsasarp (Prasasti)18. Edukatif20. Sar 21. OKI23. Gnitirek (Keriting)25. Nominasi

27. Adinda 28. Stonemason 29. Tattwa31. Nur32. Gutentag33. Empati

Menurun 1. Alain Delon 2. TNI3. Eropa4. Sportif 5. Komposisi6. Gnales

(Selang)7. Usai10. Bermukim 12. Kara14. Kia16. Astronot17. Proklamasi19. Treatment 22. Koit23. Ginseng 24. TCD26. Innate27. Antre28. Sing 30. Tip

KUPON TTS No.254

SPT20161

8

2 3 4

9

10

14

11

19 20

21

22

24

28

32

35

36

33 34

29 30 31

25 26 27

23

12 13

15 16 17 18

5

7

6

TTS Bali Post

Pemenang ttS no. 2521. ni nengah Wardani Br. Dinas Darma Winangun, Desa Tianyar, Kec. Kubu, Karangasem

2. I Gede Buja Jl. Segara Madu Gg. Ratna 1B No. 4, Kedonganan

3. I Made Suadnyana Gang Melati V No. 8 Perumnas, Kel. Padangkerta, Karangasem 80812 081024601250449

4. ananta Virya Putra Jl. Padma, Penatih

5. I Putu ardana Tempek Darmakerti, Utara LP Negara 82212. 081236233080

1 (satu) pemenang menda-patkan tiket masuk Bali Zoo. Tiket langsung diambil ke Bali Zoo, Singapadu, Gianyar

Nama : aries Putra thermayu Alamat : Jl. Letda Ida Bagus Puja (Belakang Koramil, Banjarangkan), Klungkung 085792474906

Ketentuan MenjawabJawaban di tulis pada kertas dan masukan ke da-

lam amplop serta tempelkan guntingan kupon TTS No. 254 dan cantumkan identitas lengkap serta no telepon/Hp. Kirim ke Redaksi Bali Post Jl. Kepundung 67 A Denpasar 80232, paling lambat Sabtu 16 Juli 2016. Pemenang diumumkan pada Bali Post Minggu 24 Juli 2016. Hadiah disediakan untuk 5 (lima) pe-menang @200.000, dan 1 (satu) tiket masuk Bali Zoo untuk keluarga ( 2 dewasa + 2 anak ). Tiket langsung diambil ke Bali Zoo, Singapadu, Gianyar. Pemenang di Denpasar, Badung, Tabanan dan Gianyar agar mengambil hadiahnya langsung ke kantor Bali Post tiap hari kerja dengan memperlihatkan identitas diri. Hadiah untuk pemenang di luar daerah tersebut akan dikirim lewat pos.

Mendatar

1. Gedung atau ruang untuk pemeliharaan dan penggunaan koleksi buku-buku7. Sunting naskah 8. Tali besar 9. Aman, damai11. Beli dan bayar makanan untuk orang lain 14. Lafal huruf satu demi satu 15. Ucapan yang memiliki kekuatan gaib 19. Dibalik: memperingatkan (Inggris)20. Dibalik: daun enau (Bali)21. Tidak berbentuk22. Betina (Bali)23. Kerja paksa24. Palem rawa yang daunnya dapat dipakai atap27. Sudi29. Nama laras gamelan jawa32. Anjuran yang baik 33. Nama gunung tempat olimpiade diciptakan 35. Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi 36. Perubahan bentuk

Menurun 1. Topi dengan penutup pada bagian depannya2. Jenjang usia remaja: akil balig 3. Berhala4. menentang 5. Minuman para Dewa yunani6. Sudah lampau 10. Urus; kendalikan 11. Waspada12. Dibalik: sejenis binatang melata: Varanus13. Tuna susila/ Asusila (Inggris)16. Unit fungsional ginjal yang berekspresi17. Merek obat anti mabuk perjalanan18. Yang pertama atau tertua25. Dibalik: Mengecoh; memperdayakan 26. Istana olah raga28. Damai (Bali)30. Dibalik; udara murni (Inggris)31. Film legendarisnya Sylverstel Stallone34. Save Our Soul

SECARA geografis wilayah ke-camatan Nusa Penida berbukit dan berbatu. Namun, wisata alam yang dimiliki Nusa Penida tidak kalah den-gan daerah lainnya. Pantai maupun bukit yang memesona bagi pengunjung yang ingin “mengencani” kemolekannya, seperti Crystalbay, Suwehan, Dream-beach. Sekarang mencuat menjadi perbincangan, seperti Pasih Uug, An-gel’s Billabong, Temeling, Pulau Seribu, Atuh Beach. Tempat wisata ini makin hari makin banyak yang kepincut ingin lebih tahu keberadaannya.

Seperti diketahui wisata alam di Nusa Penida tidak hanya keeksotisan pantainya, namun masih banyak lagi tempat wisata alam yang memberikan suasana yang lebih bagi para pengun-jungnya. Salah satunya adalah Bukit Padang-padang. Berlokasi di Dusun Watas, Desa Tanglad, Kecamatan Nusa Penida, wisata alam ini menawarkan pemandangan Samudra Indonesia yang luas. Sekitar lokasi dikelilingi oleh rumput ilalang yang tinggi, orang lokal menyebutkan ambengan. Lokasi sebelah tenggara Nusa Penida, dari kejauhan tampak Pulau Lombok yang menyapa pengunjung dan sebelahnya berdiri menara mercusuar.

Berdiri di atas tebing yang tinggi, kira-kira 150 meter di atas permukaan air laut akan terasa membawa pen-gunjung menembus cakrawala. Bukit Padang-padang dengan luas 45 hektar itu dimiliki oleh seluruh warga Dusun Watas dan sekitarnya. Jarak dari ibu kota kecamatan sekitar 25 kilometer. Dan jika dari arah kantor Perbekel Tanglad lebih kurang 4 kilometer. Desa Sekartaji lokasi tempat wisata Bukit Padang-padang ini berada.

Menurut warga setempat, I Wayan Sudana, mengatakan, Bukit Padang-padang hampir setiap hari ada yang da-tang berkunjung, baik masyarakat Nusa Penida, maupun dari luar Nusa Penida, bahkan turis mancanegara. Pihaknya mengakui, sebelum dikenal lewat sosmed (sosial media) wisata alam ini hanya dikenal oleh orang lokal saja. Namun, karena pengaruh sosmed tidak bisa dipungkiri semakin penasaran orang un-tuk berwisata ke Bukit Padang-padang. “Ada saja orang yang berkunjung setiap harinya ke sini,” singkatnya saat ditemui di lokasi, Senin (4/7) lalu.

Salah satu pengunjung, Wayan Hendi, saat ditemui di lokasi mengata-kan, wisata alam Bukit Padang-padang sangat memesona. (win)

BAgi para pecinta alam yang hobi berkemah atau camping, tak ada salahnya untuk mencoba sebuah lokasi camping baru di wilayah Ban-gli. Namanya Pulak Camping Ground. Lokasi camping yang ada di tepian danau Batur ini menawarkan suasana berbeda dari lokasi camping lainnya. Di Pulak Camping Ground, pengunjung bisa berinteraksi langsung dengan alam sambil menikmati pemandangan alam Danau Batur yang indah, sejuk dan jauh dari kebisingan. Sep-erti apa?

Pulak Camping Ground akh-ir-akhir ini kian tenar di media

sosial facebook. Banyak pecinta alam yang men-share foto dan pengalaman mereka bermalam di Pulak Camping Ground yang dikelola Pokdarwis Bali Tracking Caldera Batur. Untuk bisa menuju langsung lokasi camping ini, pengunjung harus menyeberangi danau Batur dengan menggunakan boat. Ini karena Pulak Camping Ground berada di tepian timur danau Batur dan tidak ada akses jalan yang bisa dilalui ke sana.

Namun, jika ingin sekaligus menikmati ativitas tracking, Pulak Camping Ground bisa juga dituju dengan melintasi jalan setapak dengan start

dari areal depan Pura Hulun-danu Batur kemudian naik ke Dusun Alengkong Desa Son-gan. Menariknya, jika trakcing dilakukan sebelum matahari terbit, maka di pertengahan jalan pengunjung akan bisa menyaksikan indahnya fa-jar menyingsing dari sunrise point Bumbung Gede. Dari Bumbung Gede perjalanan ke Pulak Camping Ground bisa dilanjutkan dengan menuruni jalan setapak.

Pengelola Pokdarwis Bali Tracking Caldera Batur Ko-mang Pendi Arianto menga-takan meski tergolong tempat camping baru, namun Pulak

Camping Ground selama ini sudah banyak “dicicipi” pengun-jung. Tak hanya orang lokal, pengunjungnya juga ada dari wisatawan asing. “Biasanya yang camping di sini sambil tracking,” terangnya.

Menurutnya, keunggulan yang bisa dinikmati dengan berkemah di Pulak Camping Ground yakni pengunjung bisa berinteraksi dengan alam yang masih natural secara langsung sambil me-nikmati pemandangan alam danau Batur yang indah. Di Pulak Camping Ground, pengunjung bisa menikmati istirahat dengan tenang dan

aman tanpa diganggu suara bising kendaraan. Hal ini karena lokasinya yang jauh dari pemukiman penduduk.

Dikatakan Pendi, untuk bisa camping di Pulak Camp-ing Ground, pengunjung tak perlu lagi repot-repot membawa tenda. Karena di Pulak Camp-ing Ground, pihak pengelola sudah menyediakan beberapa tenda yang bisa dipakai untuk bermalam. “Sudah ada lima tenda yang kami sediakan,” ujarnya. Tak hanya fasilitas tenda, untuk kenyamanan pihak pengelola juga sudah menyiapkan fasilitas toilet di Pulak Camping Ground. (ina)

Pulak Camping Ground

Lokasi ”Camping” Baru di Pinggiran Danau Batur

bpm/inaCAMPiNg - Suasana Pulak Camping Ground.

BUKIT PADANG-PADANG

Keindahan Wisata alam nusa Penida

BUKiT - Suasana Bukit Padang-padang yang mulai ramai di-kunjungi wisatawan. Berlokasi di Dusun Watas, Desa Tanglad, Kecamatan Nusa Penida, wisata alam ini menawarkan pemandan-gan Samudra Indonesia yang luasBPM/win

Page 19: Edisi 10 Juli 2016 | Balipost.com

19Minggu Umanis, 10 Juli 2016

Kondisi ini tentu akan mempersulit wirausaha Bali mengelola ruang ekonomi yang ada. Modal, jaringan, dan koneksi akan sangat me-nentukan strategi menjaga daya tahan ekonomi. Untuk itulah, Bali harus bergerak seara kolektif dengan mem-bangun kekuatan ekonomi. Egoisme harus dilebur dalam gerakan terpadu agar wirau-saha Bali bisa bersaing.

Kadin Bali berpandangan ke depannya ekonomi harus ditata sesuai dengan desa kala patra Bali. Pemetaan yang te-pat dan sesuai dengan kondisi masyarakat dan kultur budaya serta keadaan ekonomi dan geografi setempat sangat diper-lukan dalam penataan ruang ekonomi Bali. Dengan cara ini, Bali akan bisa dikembangkan secara menyeluruh dan ho-listik. Dampaknya ekonomi Bali akan bisa tumbuh merata kalau ditata dengan ruang lingkup sesuai keadaan dan situasi setempat.

Wirausaha Bali juga har-us cerdas membaca setiap peluang yang ada dengan bercermin pada kondisi Bali ketika ditinggal mudik oleh pendatang. Selama ini, pe-luang usaha di Bali di sektor informal nyata-nyata dikenda-likan oleh pendatang dan kita hanya sebagai konsumennya. Realita ini harus dijadikan

salah satu catatan penting bahwa Bali memiliki ruang gerak ekonomi yang sangat terbuka, namun krama Bali gagal mengelolanya. Momen Lebaran harus dimanfaatkan oleh wirausaha dan pengambil kebijakan karena ke depanya, hal seperti ini akan makin be-rat. Untuk mengurai masalah ini diperlukan kerja sama yang erat antara pelaku usaha dan pemerintah.

Kadin Bali meyakini pasca-Lebaran ini akan masuk para pengusaha luar Bali yang akan membidik peluang pasar di Bali. Ini akan menjadi tantan-gan tersendiri bagi masyarakat Bali. Tantangan ini akan bisa dimenangkan kalau kita memetakan kebutuhan pe-luang pasar tersebut sesuai dengan keberadaan kultur dan geografis setempat. Krama Bali harus cerdas mengelola pelu-ang ini jika ingin tetap menjadi pengendali di Bali.

Pada intinya tantangan ke depan akan sangat sulit bagi wirausaha Bali apabila mereka tidak siap dan mau berkolaborasi serta bekerja sama. Wirausaha Bali harus bersatu dan bersama-sama untuk memenangkan persain-gan ini. Ini mutlak dilakukan agar ke depan tidak menjadi penonton di tanah Bali.

Peran pemerintah dalam konteks ini adalah memberi-kan dorongan dengan member-ikan kemudahan bagi pelaku

usaha lokal untuk tumbuh. Dalam konteks inilah, pen-guasa di Bali harus berpihak pada pengusaha local. Pengu-saha lokal jangan diposisikan sebagai anak tiri. Selama ini, banyak lahan strategis justru dikelola pengusaha luar Bali tanpa sedikit pun menga-komodasi wirausaha Bali. Kebijakan-kebijakan investasi yang memungkinkan wirau-saha Bali terlibat di dalam-nya belum dibuatkan payung hukum. Ini harus menjadi kajian bersama bahwa sin-ergi lintas komponen mutlak harus dilakukan. Pengusaha Bali yang cenderung kalah dalam permodalan dan daya dukung teknis juga banyak terisisih dalam perebutan proyek-proyek infrastruktur di Bali. Kondisi ini mesti-nya dicatat sebagai tantan-gan Bali, oleh semua pelaku usaha termasuk pengambil kebijakan untuk memfasilitasi pengusaha lokal dalam mem-bangun daya saing. Tanpa kepedulian dan keberpihakan kepada wirausaha Bali, maka peluang ekonomi Bali akan ‘’dimangsa’’ wirausaha luar Bali. Kondisi ini akan makin menyuburkan prediksi bahwa generasi Bali berpotensi men-jadi ‘’kaum pinggiran’’ ketika semua peluang usaha dikuasai pendatang.

Penulis Ketua Umum Kadin Bali

“Mengisi sektor informal yang kosong ini, krama Bali seharusnya bisa mengisinya dengan menawarkan aneka makanan khas Bali,” katanya.

Sementara, Kepala Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Disdukcapil) Badung, I Nyoman Soka, mengatakan, masyarakat pendatang yang hadir tak lagi antarkabupaten di Bali melainkan di luar Bali, seperti Jawa. Dinas Kependudu-kan dan Catatan Sipil (Disduk-capil) Badung mencatat, jumlah penduduk yang teregistrasi di Gumi Keris mencapai 462.036 jiwa, dengan jumlah penduduk pendatang 4.131 jiwa. Mereka dominan bermukim di Kuta dan Kuta Selatan.

“Pertumbuhan penduduk di Badung sesungguhnya sudah jauh menurun dibadingkan

tahun-tahun sebelumnya. Mer-eka memang lebih banyak ber-domisili di kawasan pariwisata, seperti Kuta, Kuta Selatan dan Mengwi,” ungkapnya.

Menurutnya, masalah yang dihadapi dalam menekan jum-lah penduduk pendatang di Badung adalah persoalan mi-grasi dari luar, karena laju dari kelahiran justru sangat kecil. Hal ini membuktikan program penanggulangan pertumbuhan penduduk melalui Program Ke-luarga Berencana cukup berha-sil terutama dengan menunda usia perkawinan.

“Namun, kami terus melaku-kan koordinasi dengan pihak terkait, seperti Satpol PP untuk menertibkan penduduk pen-datang. Bahkan, kami kerap melakukan tipiring (tindak pi-dana ringan), di masing-masing desa juga ada petugas khusus,” katanya. (kmb27)

Dalam hal sifat tempera-mental orang Bali, kata dia, ditunjukkan dengan menin-gkatnya kekerasan antarkel-ompok (baca: ormas) di Bali, bahkan di beberapa tempat antarmasyarakat adat. Kalau kita telisik lebih dalam lagi, terbentuknya kelompok ormas dalam lingkungan masyarakat Bali, sebenarnya menjadi bukti pula bahwa telah ter-jadi perubahan karakter orang Bali. Meskipun pada era tahun 70-an ada kelompok atau geng-geng anak muda, tapi jumlahnya tidak sebesar sep-erti saat ini yang menjangkau seluruh Bali.

Masuknya nilai-nilai baru yang saat ini menggejala di masyarakat perkotaan di Bali adalah berdampak pada ter-jadinya pelonggaran hubun-gan kekerabatan antarkrama Bali. Hubungan sosial yang terjalin antara orang Bali den-gan sesama orang Bali dalam satu banjar atapun desa adat misalnya, kalau boleh dikata-kan, mereka diikat atas dasar keterpaksaan dan formalitas, bukan atas kebutuhan akan kegotongroyongan. Ketakutan untuk mendapat sanksi sosial menjadi perekat antara orang

Bali dengan sesama orang Bali. Namun, hal sebaliknya tidak berlaku untuk penduduk pendatang. Tidak ada nilai sosial yang mengikat antara kelompok pendatang dengan kelompok penduduk asli, ke-cuali motif ekonomi. Para pendatang diklasifikasikan krama tamiu (warga tamu), yang kewajibanannya di desa adat tidak sama dengan pen-duduk asli.

Kehadiran penduduk pen-datang dikarenakan adanya motivasi ekonomi yang kuat tanpa disadari telah mengaki-batkan sejumlah sumber daya alam dan manusia banyak telah dikuasai oleh para pen-datang. Kondisi tersebut men-ciptakan terbentuknya pola hubungan yang tidak seimbang antara kelompok pendatang dengan kelompok penduduk asli. Banyak yang merasakan, hal itu menyebabkan orang Bali merasa terpinggirkan di tanahnya sendiri. Keberhasi-lan penduduk pendatang dan ‘‘kalahnya’’ orang Bali dalam bidang ekonomi ditengarai akibat orang Bali sendiri yang kurang reaktif dan cenderung malas serta ‘’berharga mahal’’ dibandingkan pendatang. Se-lain itu, penduduk asli merasa memegang status quo dan

memiliki hak istimewa atas beragam hal, khususnya privi-lege adat, sehingga berakibat orang Bali menjadi penonton di daerahnya sendiri, yang lama-kelamaan terpaksa bergantung dengan para pendatang.

Perubahan karakter orang Bali dan semakin banyaknya para pendatang merupakan masalah di masa mendatang. Kecemburuan sosial yang dit-imbulkan karena penduduk lokal menjadi orang yang termarginalkan di daerahnya sendiri dapat menjadi pemicu lahirnya konflik komunal. Modal sosial yang berganti dari menjunjung tinggi etika dan tata krama, menjadi ma-terialisme dan individualisme, yang semuanya bisa mencip-takan kondisi rawan konflik. Kalau boleh jujur, kondisi Bali kekinian diibaratkan sep-erti bergantung di akar yang lapuk, yang sewaktu-waktu akar tersebut dapat putus dan menjadi pemicu lahirnya konflik sosial.

Kapankah hal itu terjadi? Tinggal tunggu waktu saja, jika tidak diantisipasi sejak dini oleh pihak-pihak yang memiliki otoritas dan tentunya diantisipasi oleh masyarakat Bali sendiri, maka bisa saja meletus. (***)

Pantauan di Ketapang, arus kendaraan mulai memadati pelabuhan sejak pagi. Menje-lang sore, jumlah kendaraan yang akan menyeberang ke Bali bertambah padat, terutama roda empat. Dua kantong parkir Pelabuhan Ketapang terlihat dipenuhi kendaraan roda empat. “Saya sudah hampir dua jam antre, ini juga belum masuk kapal,” kata Budi, penumpang asal Surabaya.

Pria ini mengaku, sengaja kembali ke Bali, Sabtu kemarin, untuk menghindari macet. Ternyata, antrean sudah padat di Ketapang.

Hal senada diungkapkan, Joni, pengendara asal Jem-ber. Dia mengaku, saat masuk pelabuhan, antrean sudah padat di areal parkir. “Saya sudah hampir satu jam antre, tapi masih terjebak di tengah mobil-nya,” jelasnya.

Dia memilih kembali lebih awal lantaran harus menyiap-kan pekerjaan. Sementara, pengendara roda dua tak perlu waktu lama mengantre. Rata-rata hanya menunggu sekitar 10-15 menit untuk bisa masuk

kapal. Mereka ditampng di tenda raksasa yang disiapkan pengelola pelabuhan.

Manajer Operasional PT Indonesia Ferry Ketapang, Wahyudi Susianto, mempredik-si, hari ini adalah puncak arus balik ke Bali. Namun, para pemudik tidak akan bersamaan kembali ke Bali. Sebab, biasanya masih ada yang menunggu kem-bali setelah Lebaran Ketupat berakhir. “Besok (hari ini -red), kita prediksi puncak arus balik. Tapi, kemungkinan akhir pekan depan juga akan membeludak lagi,” jelasnya.

Meski padat, jadwal bongkar muat kapal masih relatif normal. Data dari posko Pelabuhan Keta-pang, hingga Sabtu pagi, jumlah kapal yang beroperasi sebanyak 28 unit. Jumlah penumpang yang sudah menyeberang ke Bali 39.936 orang, roda dua 5.175 unit dan roda empat 4.908 unit. Dari arah Gilimanuk pen-umpang yang menyeberang ke Jawa juga padat. Mereka keban-yakan wisatawan domestik yang akan kembali setelah berlibur ke Bali. Jumlah penumpang mencapai 28.345 orang, roda dua 2.277 unit dan roda empat 4.186 unit. (kmb30)

Sementara itu, anggota Komisi II DPRD Bali, Tjok Asmara Putra Sukawati men-gatakan, Bali memang tidak bisa melarang penduduk pen-datang. Namun, pemerintah dapat mengimbau masyarakat khususnya di tingkat desa un-tuk memproteksi wilayahnya terkait penerimaan penduduk pendatang secara permanen. Mengingat, selama ini terjadi suatu kesenjangan antara pen-duduk lokal dan pendatang dalam hal mencari pekerjaan. Kesenjangan salah satunya akibat penduduk lokal yang terikat dengan kerja adat.

“Untuk itu, di semua ak-tivitas kegiatan yang ada, pendatang harus dilibatkan sehingga tidak ada perbedaan antara masyarakat lokal dan pendatang dalam hal kerja adat. Kalau mereka merasa tidak kuat, mereka akan balik lagi,” ujarnya.

Selain proteksi wilayah, lan-jut Asmara, desa adat khusus-nya juga perlu melakukan penguatan ke dalam. Pasalnya, keberadaan pendatang sudah pasti akan menyebabkan ter-jadinya pergeseran budaya kalau orang Bali tidak kuat. Oleh karena itu, pemahaman

terhadap adat, budaya dan tradisi Bali yang bernapaskan Agama Hindu menjadi sangat penting dilakukan.

“Mempertahankan tradisi, melakukan suatu upacara merupakan salah satu daya tarik dan pertahanan adat dan budaya Bali yang satu-satunya ada di dunia ini. Pro-teksi wilayah saja tidak cukup tanpa ada pemahaman idealis dari masyarakat,” jelas politisi Partai Demokrat ini.

Asmara menambahkan, penguatan tersebut salah sa-tunya bisa dilakukan dengan membuka dan menghidupkan pasraman. Di sana, generasi muda khususnya diberi pema-haman agar lebih mengenal lagi adat dan budayanya. Ka-lau sudah mengenal dengan baik, niscaya mereka akan menjadi cinta sehingga tidak gampang terpengaruh budaya dari luar.

“Kalau dia tidak tahu apa-apa lalu dia mendapatkan budaya luar dan dilihat lebih bagus, pasti akan berpaling. Tapi kalau ditanami bagaima-na baiknya budaya kita, bai-knya adat istiadat kita, itu akan membuat suatu idealisme yang kuat dalam diri generasi penerus, anak-anak muda Bali,” tandasnya. (kmb32)

“Dengan demikian, saya ya-kin Kota Denpasar tidak akan sepadat seperti sekarang ini,” lanjutnya.

Pihaknya juga mengim-bau agar duktang saat mudik Lebaran tidak mengajak sanak saudaranya yang tidak mem-punyai skill dan kemampuan ke Denpasar saat arus balik Lebaran. Sebab, itu hanya akan merepotkan warga asli maupun warga yang sudah tinggal di Denpasar. Lebih lagi akan menimbulkan gesekan, karena pada umumnya duk-tang belum semua bisa mema-hami budaya dan adat Bali.

Dengan penduduk yang se-makin padat, Kriminolog Unud ini mengatakan, risiko kota metro ini munculnya gesekan-gesekan yang mengakibatkan peningkatan kriminalitas. Oleh karena itu, semua pihak ter-masuk aparat desa, pecalang, Polri, dan TNI harus siaga menghadapi membeludaknya duktang ke Denpasar. “Kar-ena, untuk menciptakan agar

tidak semakin banyak urban yang tidak jelas datang ke Denpasar, maka Tim Yustisia harus tegas dan segera memu-langkan penduduk yang tidak ber-KTP,” ujarnya.

Hal senada juga dikatakan oleh pengamat tata ruang Kota Denpasar, Prof. Dr. Ir. Putu Rumawan Salain, M.Si.IAI. Dikatakannya, urban-isasi merupakan perpindahan penduduk yang tidak pernah diketahui secara pasti. Namun, secara ilmu perpindahan pen-duduk dapat diketahui, sebab perpindahan penduduk terjadi karena adanya kepincangan fasilitas, seperti pendidikan, kesehatan, dan yang paling dominan penyebabnya adalah faktor ekonomi. Oleh karena itu, pihaknya menyarankan agar pemerintah mampu menciptakan perimbangan ekonomi di semua sektor. Se-hingga pemerintah mampu menghidupi dan mampu mem-berikan penghidupan yang layak untuk masyarakatnya. “Mestinya pemerintah mam-pu menjawab keperluan dan

kebutuhan masyarakatnya. Sehingga, urbanisasi dapat ditekan,” tegasnya.

Kendati demikian, pihaknya juga tidak menampik, bahwa di sisi lain urbanisasi merupakan berkah bagi perkembangan perekonomian, apalagi Bali merupakan destinasi pari-wisata. Namun, dampak yang ditimbulkan harus dipikirkan, seperti macet, kriminalitas dan lain sebagainya. Pemerintah diharapkan mampu mencipta-kan sumber-sumber lapangan pekerjaan yang dimulai dari desa. Bahkan, pemerintah juga harus mampu menciptakan “satelit perkotaan” di desa, sehingga penyebaran pemban-gunan pariwisata tersebar di seluruh pelosok pedesaan di Bali. “Kalau pariwisata sebagai lokomotif pembangunan dan perekonomian, maka pemerin-tah harus cerdas dan mencipta-kan pembangunan yang terse-bar luas ke pedesaan. Program kota di desa yang dicanangkaan harus diimplementasikan, agar tidak menjadi slogan semata,” ujarnya. (win)

Mengelola Ekonomi

Memiliki ’’Skill’’

Ubah Temperamental

Sektor InformalTak Bisa Melarang

Mulai Padat

Harapan publik yang begitu tinggi dapat menjadi beban bagi para pemain. Didier Deschamps sadar dengan ekspektasi tinggi mengulang prestasi itu. Saat menjadi tuan rumah Piala Ero-pa 1984 dan Piala Dunia 1998, Prancis mengakhiri kompetisi sebagai kampiun. Pelatih Pran-cis, Deschamps, merupakan kapten tim saat menjadi juara dunia di kandang.

Prancis kini sudah berjarak satu laga lagi dari gelar juara. Deschamps tak merasakan te-kanan di laga pemungkas, tapi sadar dengan ekspektasi besar dari publik Prancis.

“Saya tak tahu mengenai tekanan, ada ekspektasi yang tinggi selama dua tahun terakh-ir,” kata Deschamps, Sabtu (9/7) kemarin. “Portugal mempunyai kemampuan, tapi mereka tak berada di sana karena kesem-patan. Mereka juga mampunyai beberapa masalah di awal, tapi mereka bisa melewatinya se-langkah demi selangkah,” tam-bah pelatih yang pernah menan-gani Juventus itu.

Jalan Prancis menuju fi-nal sejatinya lebih mulus. Tim Ayam Jantan keluar sebagai juara grup A, dan mereka tampil perkasa di babak knockout den-gan mengalahkan Republik Irlandia, Membantai Islandia, dan terakhir mengalahkan un-

ggulan juara Jerman di babak semifinal.

Deschamps tidak punya masalah dengan cedera sedikit pun. Semua pasukan Les Bleus berada dalam kondisi prima dan siap untuk memenangkan partai akbar ini.

Sementara itu, Portugal sukses melenggang ke final Euro 2016, setelah dilaga semifinal berhasil mengandaskan Wales dengan skor 2-0. Gol yang dicip-takan oleh Cristiano Ronaldo di menit ke-50 dan Luis Nani 3 me-nit berselang membawa Selecao lolos ke partai puncak.

Sepertinya Fernando Santos sudah menemukan formula yang tepat untuk pertama ka-linya di turnamen ini dengan kemenangan perdana Ronaldo cs di turnamen ini di waktu nor-mal. Sebelumnya selalu bermain seri di grup, menang di extra time atas Kroasia di babak 16 besar dan menang adu penalti atas Polandia di babak 8 besar.

Portugal belum pernah me-menangi turnamen besar dalam sejarah sepak bola mereka. Saat pertama kali Ronaldo bermain di turnamen besar, dia hanya bisa mengantar negaranya sebagai runner up pada tahun 2004, setelah kalah dari Yunani di kandangnya sendiri dengan skor tipis 1-0. Portugal menjadi semifinalis pada tiga kesempa-tan lainnya, yakni di edisi 1984, 2000, 2012. (kmb33/rtr)

Harapan Publik

Dari Hal. 1 Dari Hal. 1 Dari Hal. 1

Dari Hal. 1

Dari Hal. 1

Dari Hal. 1

Dari Hal. 1

Page 20: Edisi 10 Juli 2016 | Balipost.com

Minggu Umanis, 10 Juli 201620