Edge Pariwisata

1
EDGE PARIWISATA Jangan lupakan kawasan untuk menumbukan kesan Edges merupakan batas - batas wilayah yang dapat berupa suatu desain jalan, sungai, gunung, serta memiliki identitas kuat karena tampak visualnya yang jelas. Edge juga dapat merupakan batasan sebuah district dengan yang lainnya seperti tetenger batas kota dan lain sebagainya. Yogyakarta memiliki tiga sungai utama yang membelah dari utara ke selatan dan memberikan karakter khas bagi citra kota. Panjang ketiga sungai tersebut mencapai 22, 6 km dan selama ini baru sebatas untuk tempat buangan hasil aktivitas warganya baik limbah atau sampah. Alih-alih menjadikannya sebagai edges yang memberikan identitas kuat sebagai kota wisata air, kawasan sepanjang arus air tersebut lebih terkesan sebagai kawasan kumuh, miskin dan terbelakang. Nasib tak jauh berbeda juga terjadi dengan kawasan pembatas Kraton yang dikenal dengan pojok beteng dan pintu keluar masuk kawasan Kraton yang disebut masyarakat dengan plengkung. Sudut-sudut benteng Kraton Yogyakarta memiliki bentuk visual yang unik dan menarik serta pasti tidak akan dijumpai di kota lainnya. Sudut-sudut benteng ini biasa disebut bastion atau pojok beteng atau disingkat jokteng oleh masyarakat Yogyakarta. Disebut Beteng dan bukan benteng karena masyarakat Yogyakarta yang suka mempersingkat kata. Meski pada dasarnya keempat Beteng tersebut pada era kemerdaan memiliki fungsi sebagai benteng pertahanan sehingga didalamnya juga dilengkapi dengan ruangan pengintaian dan penyimpanan senjata. Terdapat empat pojok benteng, tetapi saat ini hanya tersisa tiga pojok benteng. Satu pojok benteng yang terletak di sebelah utara-timur Kraton telah hancur akibat serangan pasukan Inggris pada peristiwa "Geger Spei".

description

edge

Transcript of Edge Pariwisata

Page 1: Edge Pariwisata

EDGE PARIWISATA

Jangan lupakan kawasan untuk menumbukan kesan

Edges merupakan batas - batas wilayah yang dapat berupa suatu desain jalan, sungai, gunung, serta memiliki identitas kuat karena tampak visualnya yang jelas. Edge juga dapat merupakan batasan sebuah district dengan yang lainnya seperti tetenger batas kota dan lain sebagainya. Yogyakarta memiliki tiga sungai utama yang membelah dari utara ke selatan dan memberikan karakter khas bagi citra kota. Panjang ketiga sungai tersebut mencapai 22, 6 km dan selama ini baru sebatas untuk tempat buangan hasil aktivitas warganya baik limbah atau sampah. Alih-alih menjadikannya sebagai edges yang memberikan identitas kuat sebagai kota wisata air, kawasan sepanjang arus air tersebut lebih terkesan sebagai kawasan kumuh, miskin dan terbelakang.

Nasib tak jauh berbeda juga terjadi dengan kawasan pembatas Kraton yang dikenal dengan pojok beteng dan pintu keluar masuk kawasan Kraton yang disebut masyarakat dengan plengkung. Sudut-sudut benteng Kraton Yogyakarta memiliki bentuk visual yang unik dan menarik serta pasti tidak akan dijumpai di kota lainnya. Sudut-sudut benteng ini biasa disebut bastion atau pojok beteng atau disingkat jokteng oleh masyarakat Yogyakarta. Disebut Beteng dan bukan benteng karena masyarakat Yogyakarta yang suka mempersingkat kata. Meski pada dasarnya keempat Beteng tersebut pada era kemerdaan memiliki fungsi sebagai benteng pertahanan sehingga didalamnya juga dilengkapi dengan ruangan pengintaian dan penyimpanan senjata. Terdapat empat pojok  benteng, tetapi saat ini hanya tersisa tiga pojok benteng. Satu pojok benteng yang terletak di sebelah utara-timur Kraton telah hancur akibat serangan pasukan Inggris pada peristiwa "Geger Spei".