EBM Kasus Tanatologi

10
EBM Kasus Thanatologi Oleh : Ni Made Pusparini Melly Haw Iis Imelda No . Foto Kasus Deskripsi Teori Kesimpulan

description

RS Bhayangkara

Transcript of EBM Kasus Tanatologi

Page 1: EBM Kasus Tanatologi

EBM Kasus Thanatologi

Oleh :

Ni Made Pusparini

Melly Haw

Iis Imelda

No. Foto Kasus Deskripsi Teori Kesimpulan

1. Tampak satu jenazah dengan

lebam berwarna keunguan pada

daerah sekitar pundak, daerah

punggung, daerah belakang

lengan kiri dan kanan, yang hilang

dengan penekanan.

Livor mortis terjadi karena

pengumpulan darah dalam pembuluh

darah kecil, kapiler dan venula, pada

bagian tubuh yang terendah, yang

disebabkan oleh gaya gravitasi. Lebam

mayat akan tampak sebagai daerah

merah ungu pada kulit dengan

berlangsungnya waktu lebam mayat

akan tampak semakin meluas oleh

karena pengumpulan darah tersebut

Dari pemeriksaan luar

didapatkan satu jenazah

dengan lebam mayat yang

hilang dengan penekanan.

Jenazah ini diperkirakan

kurang dari 8 jam post mortal.

Page 2: EBM Kasus Tanatologi

terjadi secara pasif pada tempat-tempat

dimana terdapat tekanan yang

menyebabkan tertekannya pula

pembuluh darah, tidak akan dijumpai

adanya lebam mayat. Lebam mayat

akan tampak 30 menit setelah

kematian somatis dan intensitas

maksimalakan dicapai dalam waktu 8-

12 jam post mortal. Dengan demikian

penekanan pada daerah lebam mayat

yang dilakukan setelah 8-12 jam lebam

mayat tidak akan menghilang. Tidak

hilangnya lebam mayat karena telah

terjadi perembesan darah akibat

rusaknya pembuluh darah ke dalam

jaringan di sekitar pembuluh darah

tersebut.

Page 3: EBM Kasus Tanatologi

2. Tampak satu jenazah dengan kulit

berwarna putih kemerahan, dan

tampak kakumayat pada tangan

kanan.

Kaku mayat ataurigor mortis adalah

kekuan yang terjadi pada otot yang

kadang-kadang disertai dengan sedikit

pemendekan serabut otot, yang terjadi

setelah periode pelemasan/relaksasi

primer. Pemendekan ini disebabkan

terjadinya perubahan kimiawi protein

yang terdapat dalam serabut-serabut

otot. Kaku mayat terjadi pada seluruh

otot baik otot lurik maupun otot polos.

Kaku mayat mulai terdapat sekitar 2

jam post mortal dan mencapai

puncaknya setelah 10-12 jam post

mortal. Keadaan ini akan menetap

selama 24 jam dan setelah 24 jam kaku

mayat mulai menghilang sesuai dengan

urutan terjadinya, yaitu dimulai dari

otot wajah, leher, lengan, dada, perut,

dan tungkai.

Dari hasil pemeriksaan di

temukan adanya kaku mayat

pada tangan kanan dengan

perkiraan kematian 12 sampai

24 jam.

Page 4: EBM Kasus Tanatologi

3. Tampak satu jenazah dengan leher

tertekuk ke arah kanan. Tampak

beberapa luka memar pada daerah

dada, dan tampak kaku pada

tangan kanan dengan posisi

menggenggam seutas kabel.

Cadaveric spasme atau

instantaneusrigor adalah suatu

keadaan dimana terjadi kekakuan pada

sekelompok otot dan kadang-kadang

pada seluruh otot, segera setelah

kematian somatis dan tanpa melalui

relaksasi primer. Cadaveric spasme

dapat terjadi pada korban yang

mengalami ketegangan jiwa,

kepanikan, nyeri yang hebat,

menjelang kematiannya, otot yang

bersangkutan telah mengalami kerja

fisik atau kontraksi sebelum korban

meninggal dunia.

Dari hasil pemeriksaan luar

pada jenazah didapatkan

kekakuan pada tangan sambil

memegang

kabel.Diperkirakan, waktu

korban sebelum mati berusaha

mencari pegangan lalu terjadi

kaku mayat.

Page 5: EBM Kasus Tanatologi

4. Tampak satu jenazah dengan kulit

berwarna ungu kehitaman dankulit

ari terkelupas pada daerah wajah

serta dada. Kelopak mata tampak

membengkak, bibir membengkak

dan mencucu, lidah membengkak

dan menjulur.

Setelah terjadi kematian, bakteri yang

normal yang berada di dalam tubuh

segera mengadaan invasi ke dalam

jaringan. Darah adalah medium yang

paling baik untuk perkembangan dan

pertumbuhan bakteri tersebut. Bakteri

terutama berasal dari usus besar,

dimana Clostridium sp, yang paling

dominan. Dengan sendirinya, bila

kematian seseorang disebabkan oleh

penyakit infeksi, pembusukan akan

berlangsung lebih cepat. Proses

pembusukan dipercepat dengan adanya

panas. Tanda awal pembusukan

tampak berwarna kehijauan daerah

perut kanan bawah. Pewarnaan akan

menyebar ke seluruh perut dan

kemudian ke daerah dada. Pada saat ini

dapat tercium bau pembusukan. Pada

akhir minggu pertama, seluruh tubuh

Dari hasil pemeriksaan luar,

tampak satu jenazah dengan

kulit berwarna ungu-

kehitaman dan kulit ari

mengelupas, bibir tampak

membengkak dan mencucu.

Diperkirakan usia jenazah 3

sampai 4 minggu post mortal.

Page 6: EBM Kasus Tanatologi

akan seluruhnya berwarna kehijauan.

Kulit ari kemudian akan dengan

mudah terlepas bila tergeser atau

tertekan. Dalam minggu ke dua

terbentuk gelembung-gelembung

pembusukan yang merupakan

kelanjutan dari perubahan kulit ari.

Pembentukan gas dalam tubuh dimulai

pada awal minggu ke dua,

menyebabkan perut menggelembung

dan dinding perut menegang.Setelah 3

atau 4 minggu, rambut akan mudah

dicabut, kuku akan lepas, wajah akan

tampak menggembung, mata akan

tertutup erat akibat penggembungan

pada kedua kelopak mata, bibir akan

menggembung dan mencucur, lidah

akan terjulur keluar.