e-Journal Peternakan Tropika · 2020. 6. 21. · metode, hasil dan simpulan. Abstrak tidak lebih...

18
e-Journal Peternakan Tropika Journal of Tropical Animal Science email: [email protected] e-journal FAPET UNUD Universitas Udayana Elektronik Jurnal Peternakan Tropika dipublikasikan oleh: Fakultas Peternakan Universitas Udayana Jl. P. B. Sudirman, Denpasar. Gedung Agrokompleks Lantai 1 Telp. 0361-235231/222096 email: [email protected] Volume Nomor Tahun VIII 2 2020

Transcript of e-Journal Peternakan Tropika · 2020. 6. 21. · metode, hasil dan simpulan. Abstrak tidak lebih...

Page 1: e-Journal Peternakan Tropika · 2020. 6. 21. · metode, hasil dan simpulan. Abstrak tidak lebih dari 250 kata. diketik satu spasi 6. Kata Kunci (key Word), diketik miring, maksimal

e-Journal

Peternakan Tropika Journal of Tropical Animal Science

email: [email protected]

e-journal

FAPET UNUD Universitas

Udayana

Elektronik Jurnal Peternakan Tropika

dipublikasikan oleh:

Fakultas Peternakan Universitas Udayana

Jl. P. B. Sudirman, Denpasar. Gedung Agrokompleks Lantai 1

Telp. 0361-235231/222096

email: [email protected]

Volume Nomor Tahun

VIII 2 2020

Page 2: e-Journal Peternakan Tropika · 2020. 6. 21. · metode, hasil dan simpulan. Abstrak tidak lebih dari 250 kata. diketik satu spasi 6. Kata Kunci (key Word), diketik miring, maksimal

DAFTAR ISI

Effect of Replacement of Commercial Ration with Mung Bean Sprout Waste Flour to

the Male Bali Duck Digestion System

Maulana A, I M. Suasta, I M. Suasta, D. P. M. A. Candrawati 216-231

1. Artikel eJPT 8(2)_Maulana, A.,et.al (Bahasa Indonesia)

EFFECT OF REPLACEMENT OF COMMERCIAL RATION WITH FERMENTED GREEN

BEAN SPROUT WASTE FLOUR ON THE APPEARANCE OF BALI DUCKS COMMERCIAL

RATION WITH FERMENTED GREEN BEAN SPROUT WASTE FLOUR ON THE APPEARANCE OF

BALI DUCKS

Witarja N. M. L.E, N W. Siti, A. A. P. P. Wibawa 232-242

2. Artikel eJPT 8(2)_Witarja, N. M. L. E.,et.al (Bahasa Indonesia)

PERSENTAGE OF INTERNAL ORGANS IN BALI PIGS FED POLLARD-CORN BASE FEED

WITH ESENTIAL AMINO ACID SUPLEMENTATION

Budiadnyana I G., A. A. P. P. Wibawa, I K. Sumadi 243-255

3. Artikel eJPT 8(2)_Budiadnyana, G. I.,et.al (Bahasa Indonesia)

THE INFLUENCE OF ESSENTIAL AMINO ACIDS ON POLLARD-CORN FEED BASE TO

THE BODY DIMENSIONS OF THE BALI PIG

Lewis I K. L., I K. Sumadi, A. A. P. P. Wibawa 255-267

4. Artikel eJPT 8(2)_Lewis, L. K. I.,et.al (Bahasa Indonesia)

Page 3: e-Journal Peternakan Tropika · 2020. 6. 21. · metode, hasil dan simpulan. Abstrak tidak lebih dari 250 kata. diketik satu spasi 6. Kata Kunci (key Word), diketik miring, maksimal

e-Journal

Peternakan Tropika Journal of Tropical Animal Science

email: [email protected]

e-journal

FAPET UNUD Universitas

Udayana

PANDUAN BAGI PENULIS

Ketentuan Umum

1. Naskah yang dikirim merupakan naskah asli/orisinil dan belum pernah diterbitkan

(Naskah dari mahasiswa untuk penyelesaian tugas akhir dalam level S1 minimal berasal

dari naskah seminar tugas akhir (Seminar hasil penelitian/Pra-Skripsi) yang telah

disahkan/Acc oleh tim penguji dan pembimbing, sedangkan untuk penulis lain naskah

disesuaikan dengan aturan ilmiah yang berlaku umum)

2. Lingkup ejurnal ini memuat hal-hal yang menyangkut dunia peternakan dalam bentuk

hasil penelitian, kegiatan ilmiah, kajian pustaka dan/atau gagasan dengan topik aktual.

3. Naskah ditulis dalam bahasa Indonesia atau bahasa Inggris sesuai dengan format yang

ditentukan

4. Penulis mengirim 2 (dua) eksemplar naskah ke redaksi yang dilengkapi dengan softcopy

(berupa CD) atau naskah dapat pula dikirim via email dalam bentuk program Microsoft

Word.

5. Naskah dan Softcopy (CD) dikirim kepada:

Redaksi eJournal Peternakan Tropika

d.a Fakultas Peternakan Universitas Udayana

Gedung Agrokompleks Lantai 1 Kampus UNUD Denpasar

Jl. P. B. Sudirman Denpasar, Bali

Telp. 0361-222096 / HP. 081338791005

Email: [email protected]

Page 4: e-Journal Peternakan Tropika · 2020. 6. 21. · metode, hasil dan simpulan. Abstrak tidak lebih dari 250 kata. diketik satu spasi 6. Kata Kunci (key Word), diketik miring, maksimal

Standar Penulisan

1. Naskah diketik menggunakan program Microsoft Word dengan jarak 1.5 spasi kecuali

Judul, Abstrak, Judul Tabel, Judul Gambar, dan lampiran yang diketik 1 spasi. Naskah

dicetak pada kertas ukuran A4, dengan huruf Time New Roman berukuran 12 point

(kecuali Judul berukuran font 14); margin atas dan margin kiri berukuran 3 cm,

sedangkan margin kanan dan margin bawah berukuran 2 cm.

2. Judul dari Makalah, Abstrak, Abstract, bab (Pendahuluan, Materi dan Metode, Hasil

dan Pembahasan, Simpulan dan Saran, Ucapan Terima Kasih), dan Daftar Pustaka

ditulis dengan Huruf Kapital. 12 point (Bold) (kecuali Judul memakai font 14 point).

Font Time New Roman.

3. Nama Penulis, Sub Bab, Institusi, Judul Tabel/Gambar/Ilustrasi lainnya. ditulis dengan

diawali dengan Huruf Kapital. 12 point. Time New Roman. Institusi penulisan tidak di

Bold, sedangkan Nama Penulis, Sub Bab, Judul Tabel/Gambar/Ilustrasi lainnya,

penulisan di Bold

4. Naskah ditulis maksimum 20 halaman dan setiap halaman tidak perlu diberi nomor

(Nomor akan diisi oleh tim penyusun, disesuaikan dengan urutan publikasi naskah).

5. Naskah hasil penelitian disusun dengan urutan judul, nama penulis dan nama instansi,

alamat korerspondensi (email dan No. Telpon/HP), abstrak (dalam bahasa Inggris dan

Bahasa Indonesia), pendahuluan, metode (sosial ekonomi) atau materi dan metode

(eksakta), hasil dan pembahasan, simpulan (+ saran), ucapan terima kasih, dan daftar

pustaka.

Sedangkan naskah kajian pustaka/gagasan aktual disusun dengan urutan judul, nama

penulis dan nama instansi/institusi, alamat korespondensi (email dan No. Telpon/HP),

abstrak (dalam bahasa Inggris dan Bahasa Indonesia), pendahuluan, masalah dan

pembahasan, ucapan terima kasih, dan daftar pustaka.

Page 5: e-Journal Peternakan Tropika · 2020. 6. 21. · metode, hasil dan simpulan. Abstrak tidak lebih dari 250 kata. diketik satu spasi 6. Kata Kunci (key Word), diketik miring, maksimal

TATA CARA PENULISAN NASKAH

1. JUDUL, harus singkat, spesifik dan informatif yang menggambarkan isi naskah,

maksimal 20 kata. Untuk kajian pustaka, dibelakang judul agar ditulis: Suatu kajian

Pustaka. Untuk gagasan Aktual, dibelakang judul agar ditulis: Suatu Gagasan Aktual.

Judul ditulis dengan hurup kapital. Time New Roman berukuran 14 point (Bold), jarak

1 (satu) spasi dan terletak ditengah-tengah tanpa titik.

2. Nama Penulis, ditulis nama lengkap tanpa gelar akademis. Artikel yang ditulis oleh

Mahasiswa melibatkan juga pembimbing dan/atau orang yang terlibat dengan

penelitian/artikel yang ditulis. Sedangkan penulis dari kalangan umum, penulis

mencerminkan pemilik dari artikel/penelitian/gagasan yang akan dimuat. Penulisan

nama penulis pertama artikel dimulai dari nama utama yang akan dimuat, diikuti

dengan pendukung (nama urutan kelahiran/marga/dll) sedangkan penulisan nama

penulis ke-2 dan selanjutnya disusun sesuai dengan urutan nama bersangkutan. Nama

utama ditulis utuh, sedangkan nama pendukung disingkat dengan satu huruf/singkatan

umum yang berlaku.

3. Nama Lembaga/Instansi/Institusi, nama lembaga/institusi ditulis secara lengkap

disertai alamat.

4. Alamat Korespondensi (No. Telpon dan email), No. Telp dan alamat email yang

ditulis adalah yang aktif untuk memudahkan komunikasi terkait artikel yang akan

dipublikasikan

5. ABSTRAK, ditulis dalam Bahasa Indonesia (ABSTRAK) dan Bahasa Inggris

(ABSTRACT). Abstrak ditulis dalam 1 paragraf yang berisikan tujuan penelitian,

metode, hasil dan simpulan. Abstrak tidak lebih dari 250 kata. diketik satu spasi

6. Kata Kunci (key Word), diketik miring, maksimal 5 kata yang merupakan kata-kata

utama dari artikel, 1 (dua) spasi setelah abstrak + 12 pt setelah abstrak.

7. PENDAHULUAN. Berisi latar belakang permasalahan, fakta/data dari pustaka

mendukung, solusi/alternative solusi serta tujuan penulisan. Dalam mengutip pendapat

orang dipakai sistem nama dan tahun. Contoh: Udayana (2005); Quan et al. (2002)

8. MATERI DAN METODE. ditulis lengkap dan terperinci terutama desain penelitian.

Metode penelitian mengikuti acuan yang berlaku dengan mencantumkan sumbernya.

9. HASIL DAN PEMBAHASAN. Menyajikan uraian hasil penelitian dan pembahasan

hasil secara jelas dan komprehensif . Penulisan hasil dan pembahasan disatukan

(bukan terpisah hasil saja / pembahasan saja)

Page 6: e-Journal Peternakan Tropika · 2020. 6. 21. · metode, hasil dan simpulan. Abstrak tidak lebih dari 250 kata. diketik satu spasi 6. Kata Kunci (key Word), diketik miring, maksimal

Ilustrasi (Tabel, Grafik, Histogram, Sketsa, Gambar)

a. Judul Tabel, grafik, histogram, sketsa, dan/atau gambar diberi nomor urut, judul

singkat tetapi jelas beserta satuan-satuan yang dipakai. Judul ditulis menggunakan

huruf Times New Roman berukuran 12 point (Bold), awal kata menggunakan hurup

kapital (kecuali kata penghubung), dengan jarak 1 (satu) spasi

b. Isi Tabel/Ilustrasi lain ditulis dengan Font Time New Roman 11 - 12 point

(disesuaikan dengan ukuran/isi table). Isi item Tabel/Ilustrasi lain yang

disingkat/istilah khusus dapat diisi notasi baik berupa huruf/angka yang selanjutnya

wajib diberi keterangan terkait notasi tersebut

c. Keterangan Tabel/Ilustrasi ditulis dari disebelah kiri bawah menjulur ke kanan (bisa

dipisah setiap notasi atau menjalur terus untuk kesemua notasi), menggunakan

huruf Times New Roman berukuran 11 point, dengan jarak 1 (satu) spasi + 6 pt

setelah Ilustrasi. Penulisan tanda atau notasi untuk data yang dianalisis dengaan

analisis statistik menggunakan superskrip berbeda pada baris/kolom yang sama

yang menunjukkan perbedaan nyata (P<0,05) atau berbeda sangat nyata (P<0,01)

d. Penulisan angka desimal dalam tabel untuk bahasa Indonesia dipisahkan dengan

tanda koma ( , ), untuk bahasa Inggris digunakan titik ( . ).

e. Grafik, gambar dan Foto: Grafik dibuat dalam program excel, Gambar baik berupa

gambar biasa/foto harus tajam dengan resolusi tinggi

f. Satuan pengukuran menggunakan sistem internasional (SI)

g. Nama Latin, Yunani/Daerah dicetak miring. Istilah asing/khusus diberi tanda petik

10. SIMPULAN DAN SARAN (bila diperlukan). ditulis secara singkat dan jelas

11. UCAPAN TERIMA KASIH. disampaikan kepada berbagai pihak yang membantu

sehingga penelitian/artikel dapat dihasilkan, misalnya pemberi gagasan, pemilik

proyek/penyandang dana (pembimbing tugas akhir tidak perlu diberi ucapan terima

kasih, pembimbing tugas akhir langsung diisi sebagai penulis) dll

12. DAFTAR PUSTAKA. Memuat nama pengarang yang dirujuk dalam naskah, disusun

menurut abjad pengarang dan tahun penerbitan. Untuk buku dicantumkan semua nama

penulis, tahun, judul buku, penerbit dan tempat. Untuk jurnal dicantumkan nama

penulis, tahun, judul tulisan, nama jurnal, volume, nomor publikasi dan halaman.

Artikel dalam buku dcicantumkan nama penulis, tahun, judul tulisan, editor, judul

buku, penerbit dan tempat. Artikel internet dicantumkan nama penulis, tahun dibuat,

judul tulisan, alamat web, waktu akses.

Page 7: e-Journal Peternakan Tropika · 2020. 6. 21. · metode, hasil dan simpulan. Abstrak tidak lebih dari 250 kata. diketik satu spasi 6. Kata Kunci (key Word), diketik miring, maksimal

SUSUNAN DEWAN REDAKSI

E-JOURNAL PETERNAKAN TROPIKA

REDAKTUR / KETUA EDITOR

I Made Mudita, S.Pt., MP

EDITOR

Prof. Dr. Ir. I Gede Mahardika, MS

Prof. Dr. I Komang Budaarsa, MS

Prof. Dr. I Gusti Nyoman Bidura, MS

Ir. Desak Putu Mas Ari Candrawati, MSi

Eny Puspani, SPt., MSi

I Wayan Wirawan, SPt., MP

Anak Agung Putu Putra Wibawa, SPt., MSi

Dr. Ir. Tjokorda Gde Belawa Yadnya, MS

Dr. Ir. Ni Wayan Siti, MSi

Dr. Ir. Ni Putu Mariani, MSi

Ir. Ni Putu Sarini, MSc

Dr. Budi Rahayu Tanama Putri, SPt, MM

I Wayan Sukanata, SPt., MSi

ALAMAT REDAKSI:

FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS UDAYANA Jl. P.B. Sudirman Denpasar. GedungAgrokompleks Lantai 1

Telp. 0361- 222096 / 235231

Email: [email protected]

Email: [email protected] www.ojs.unud.ac.id

Page 8: e-Journal Peternakan Tropika · 2020. 6. 21. · metode, hasil dan simpulan. Abstrak tidak lebih dari 250 kata. diketik satu spasi 6. Kata Kunci (key Word), diketik miring, maksimal

e-Journal

Peternakan Tropika Journal of Tropical Animal Science

email: [email protected]

e-journal

FAPET UNUD

232

PENGARUH PENGGANTIAN RANSUM KOMERSIAL DENGAN

TEPUNG LIMBAH KECAMBAH KACANG HIJAU DIFERMENTASI

TERHADAP PENAMPILAN ITIK BALI

Witarja, N. M. L. E., N. W. Siti, A. A. P. P. Wibawa Program Studi Sarjana Peternakan, Fakultas Peternakan, Universitas Udayana, Denpasar, Bali

e-mail: [email protected], Telp +62878 6134 6710

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggantian ransum komersial

dengan tepung limbah kecambah kacang hijau difermentasi terhadap penampilan itik bali

jantan umur 0-8 minggu. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan

tiga perlakuan, tiap perlakuan menggunakan lima ulangan dan setiap ulangan menggunakan

tiga ekor itik bali jantan dengan berat badan itik 43,8 ± 0,96 g. Perlakuan yang diberikan

yaitu; P0 (ransum komersial 100%), P1 (penggantian 12,5% ransum komersial dengan tepung

limbah kecambah kacang hijau difermentasi) dan P2 (penggantian 25% ransum komersial

dengan tepung limbah kecambah kacang hijau difermentasi). Variabel yang diamati dalam

penelitian ini adalah berat badan awal, konsumsi ransum, konsumsi air minum, berat badan

akhir, pertambahan berat badan dan Feed Convertion Ratio. Hasil penelitian menunjukkan

bahwa penggantian 12,5% dan 25% ransum komersial dengan tepung limbah kecambah

kacang hijau difermentasi berpengaruh tidak nyata (P>0,05) terhadap konsumsi ransum,

konsumsi air minum, berat badan akhir, pertambahan berat badan dan FCR. Berdasarkan hasil

penelitian dapat disimpulkan penggantian sampai 25% ransum komersial dengan tepung

limbah kecambah kacang hijau difermentasi tidak menurunkan penampilan itik bali jantan.

Kata kunci : Itik bali, limbah,kacang hijau, ransum komersial, fermentasi

EFFECT OF REPLACEMENT OF COMMERCIAL RATION WITH

FERMENTED GREEN BEAN SPROUT WASTE FLOUR ON

THE APPEARANCE OF BALI DUCKS

ABSTRACT

This study aims to determine the effect of replacing commercial rations with

fermented mung bean sprouts flour on the appearance of male Bali ducks aged 0-8 weeks.

The study used a Completely Randomized Design (CRD) with three treatments, each

treatment using five replications and each repetition used three male Bali ducks with a duck

weight of 43,8 ± 0,96g. The treatment given is; P0 (100% commercial ration), P1

(replacement of 12,5% commercial ration with fermented mung bean sprout waste flour) and

P2 (replacement of 25% commercial ration with fermented mung bean sprout waste flour).

The variables observed in this study were initial body weight, feed consumption, drinking

Submitted Date: May 15, 2020 Accepted Date: Juny 17, 2020 Editor-Reviewer Article;: N. Pt. Mariana & Dsk. P.M.A Candrawati

Page 9: e-Journal Peternakan Tropika · 2020. 6. 21. · metode, hasil dan simpulan. Abstrak tidak lebih dari 250 kata. diketik satu spasi 6. Kata Kunci (key Word), diketik miring, maksimal

Witarja, N. M. L. E., et al, Peternakan Tropika Vol. 8 No. 2 Th. 2020: 232 – 242 Page 233

water consumption, final body weight, weight gain and Feed Convertion Ratio. The results

showed that the replacement of 12,5% and 25% commercial rations with fermented mung

bean sprouts flour had no significant effect (P>0,05) on ration consumption, drinking water

consumption, final body weight, weight gain and FCR. Based on the results of the study it can

be concluded that the replacement of up to 25% of the commercial ration with fermented

mung bean sprouts did not lose the superiority of male Bali ducks.

Keywords :Bali ducks, waste, green beans, commercial rations, fermentation

PENDAHULUAN

Kontribusi ternak itik terhadap penyedia daging nasional tergolong sangat kecil.

Tahun 2015, produksi daging itik secara nasional hanya 34,08 ton, jauh lebih kecil

dibandingkan dengan produksi daging ayam broiler yang mencapai 1.627,1 ton (Dirjennak

dan Kesehatan Hewan, 2015). Kurangnya produksi daging itik disebabkan oleh berbagai

kendala, antara lain masih rendahnya populasi itik yang ada, selain kenyataan bahwa daging

itik mempunyai citra sebagai daging merah dengan aroma anyir dan cenderung amis

(Udayana, 2000). Salah satu itik lokal Indonesia yang paling potensial untuk dikembangkan

adalah itik bali.

Meningkatnya kebutuhan daging itik setiap tahun membuat minat masyarakat untuk

beternak itik terus meningkat. Salah satu kendala utama dalam beternak itik adalah tingginya

biaya ransum. MenurutYadnya et al., 2014 biaya ransum dapat mencapai 60% dari total

biaya produksi. Untuk mengatasi masalah tersebut, perlu dicari bahan pakan alternatif yang

lebih murah, memiliki kandungan nutrisi yang baik, terjamin ketersediaanya dan tidak

bersaing dengan manusia seperti limbah kecambah kacang hijau (Rasyaf, 2000).

Limbah kecambah kacang hijau merupakan sisa produksi kecambah yang terdiri atas

kulit kacang hijau dan pecahan-pecahan kecambah (Christiana, 2012). Produksi kacang hijau

secara nasional sekitar 271.463 ton pada tahun 2015 dan berpeluang untuk menghasilkan

limbah kecambah sebesar 407.194,5 ton.Limbah kecambah kacang hijau mengandung energi

metabolisme (EM) 2689 kkal/kg3, protein kasar (PK) 12,09%, lemak kasar (LK) 1,18%, dan

serat kasar (SK) 50,89% (Puspitasary et al., 2018). Pakan yang berserat kasar tinggi tidak bisa

diberikan secara langsung pada unggas karena didalam saluran pencernaan unggas tidak

terdapat mikroba yang mampu mencernaserat kasar tersebut, sehingga memerlukan perlakuan

fermentasi untuk menurunkan kadar serat kasar (Pamungkas, 2011).

Fermentasi merupakan suatu proses pengolahan bahan yang umumnya mengandung

serat kasar yang tinggi dengan menggunakan mikroorganisme seperti Effective

Page 10: e-Journal Peternakan Tropika · 2020. 6. 21. · metode, hasil dan simpulan. Abstrak tidak lebih dari 250 kata. diketik satu spasi 6. Kata Kunci (key Word), diketik miring, maksimal

Witarja, N. M. L. E., et al, Peternakan Tropika Vol. 8 No. 2 Th. 2020: 232 – 242 Page 234

Microorganisme (EM). Proses fermentasi dengan menggunakan mikroba seperti Effective

Microorganisme (EM) dapat meningkatkan nilai kecernaan dan menambah rasa dan aroma

serta meningkatkan vitamin dan mineral. Ada penelitian dari Puspitasary et al. (2018)

menyatakan bahwa pemberian pakan yang mengandung limbah kecambah kacang hijau yang

difermentasi sampai 15% tidak berpengaruh terhadap konsumsi ransum, pertambahan bobot

badan dan konversi ransum itik lokal. Informasi tentang penelitian penggantian limbah

kecambah kacang hijau difermentasi dalam ransum terhadap penampilan itik bali jantan umur

0-8 minggu masih kurang.

Berdasarkan uraian di atas, penting dilakukan penelitian untuk mengetahui pengaruh

penggantian ransum komersial dengan tepung limbah kecambah kacang hijau difermentasi

terhadap penampilan itik bali jantan umur 0-8 minggu.

MATERI DAN METODE

Tempat dan lama penelitian

Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Fakultas Peternakan, Universitas Udayana

yang berlokasi di jalan Raya Sesetan Gang Markisa no 5, Kelurahan Sesetan, Kecamatan

Denpasar Selatan, Kota Denpasar. Lama penelitian yaitu selama 8 minggu dari bulan Juni

sampai Agustus tahun 2019.

Ternak

Itik yang di gunakan dalam penelitian ini adalah itik bali jantan berjumlah 45 ekor

dengan bobot badan 43,8 ± 0,96 g. Bibit itik bali ini diperoleh dari peternakan UD. Erna

beralamat di Kediri, Kabupaten Tabanan.

Kandang dan perlengkapan

Dalam penelitian ini menggunakan kandang Battery Colony sebanyak 15 petak,

kerangka utama dari bambu dengan ukuran kandang panjang 80 cm, lebar 65 cm, tinggi 50

cm, alas kandang terbuat dari kawat dengan jarak dari lantai 57 cm dan bagian atap kandang

terbuat dari asbes dan lantai dari beton. Semua petak kandang terletak dalam sebuah

bangunan berukuran 7,96 m x 4,98 m, membujur dari timur ke barat.Setiap petak kandang di

lengkapi dengan tempat pakan yang terbuat dari pipa paralon dengan ukuran 40 cm dan

tempat minum terbuat dari botol minuman mineral 1,5 L. Di bawah tempat pakan diletakkan

selembar plastik untuk menampung ransum yang jatuh. Untuk mengurangi bau dan

kelembaban akibat kotoran itik, serta memudahkan pembersihan, maka lantai kandang diberi

sekam yang akan diganti setiap tiga hari sekali.

Page 11: e-Journal Peternakan Tropika · 2020. 6. 21. · metode, hasil dan simpulan. Abstrak tidak lebih dari 250 kata. diketik satu spasi 6. Kata Kunci (key Word), diketik miring, maksimal

Witarja, N. M. L. E., et al, Peternakan Tropika Vol. 8 No. 2 Th. 2020: 232 – 242 Page 235

Peralatan

Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu alat tulis untuk mencatat setiap

kegiatan yang di laksanakan dari awal pemeliharaan sampai akhir pemotongan ternak;

timbangan elektrik 5 kg dengan kepekaan 1 g yang digunakan untuk menimbang berat badan

itik, bahan-bahan penyusun ransum, dan sisa ransum; baskom yang berukuran sedang untuk

mencampur ransum, kantong plastik untuk tempat perlakuan ransum; gelas ukur 1 liter untuk

mengukur volume air dan sisa air; ember yang berukuran besar untuk menampung air dan sisa

air; lembaran plastik dan nampan diletakan di bawah tempat makan dan minum untuk

menampung pakan dan air yang berjatuhan.

Ransum dan air minum

Ransum yang digunakan terdiri dari ransum komersial 511 dan tepung limbah

kecambah kacang hijau difermentasi. Air minum yang digunakan adalah air yang berasal dari

sumur. Komposisi penyusun ransum dapat dilihat pada Tabel 1. dan kandungan nutrien dalam

ransum terdapat pada Tabel 2.

Tabel 1. Komposisi penyusun ransum

Komposisi Ransum

Perlakuan1)

P0 P1 P2

CP 511 100 87,5 75

Tepung limbah Kecambah Kacang Hijau Fermentasi 0 12,5 25

Total 100 100 100 Keterangan:

1) P0 : Ransum kontrol tanpa tepung limbah kecambah kacang hijau fermentasi.

P1 : Ransum mengandung 12,5% tepung limbah kecambah kacang hijau fermentasi.

P2 : Ransum mengandung 25% tepung limbah kecambah kacang hijau fermentasi.

Tabel 2. Kandungan nutrien dalam ransum

Kandungan Nutrien

Ransum Perlakuan1)

Standar2)

P0 P1 P2

Energi Metabolis (kkal/kg) 3.100 3023,5 2947 Min. 2.700

Protein Kasar (%) 22 20,9525 19,905 Min. 18

Lemak kasar (%) 7 6,20625 5,4125 7,0

Serat kasar (%) 4 9,35375 14,7075 7,0

Kalsium (Ca) (%) 0,9 0,835 0,77 0,9-1,2

Fospor (P) (%) 0,6 0,57375 0,5475 0,6 – 1,0 Keterangan

1) P0 : Ransum kontrol tanpa tepung limbah kecambah kacang hijau difermentasi.

P1 : Ransum mengandung 12,5% tepung limbah kecambah kacang hijau dfermentasi.

P2 : Ransum mengandung 25% tepung limbah kecambah kacang hijau fermentasi.

2) Standar SNI 2008.

Page 12: e-Journal Peternakan Tropika · 2020. 6. 21. · metode, hasil dan simpulan. Abstrak tidak lebih dari 250 kata. diketik satu spasi 6. Kata Kunci (key Word), diketik miring, maksimal

Witarja, N. M. L. E., et al, Peternakan Tropika Vol. 8 No. 2 Th. 2020: 232 – 242 Page 236

Pengacakan itik

Sebelum penelitian dimulai, untuk mendapatkan berat badan itik yang homogen, maka

semua itik sebanyak (60 ekor), ditimbang untuk mencari bobot badan rata-rata (x) g dan

standar deviasinya. Itik yang digunakan adalah yang memiliki kisaran bobot badan rata-rata

43,8 ± 0,96 g sebanyak 45 ekor. Itik tersebut kemudian dimasukan ke dalam 15 unit kandang

secara acak dan masing-masing unit diisi 3 ekor.

Pembuatan tepung limbah kecambah kacang hijau difermentasi

Limbah kecambah kacang hijau di jemur di bawah sinar matahari hingga kering

setelah itu di giling sampai halus lalu tepung limbah kecambah lalu fermentasi menggunakan

EM (Effective Microorganisme) yang telah dicampur dengan molases (Produk CV. Timan

Agung) simpan di dalam wadah tertutup rapat dalam keadaaan anaerob (tanpa oksigen).

Diamkan selama 3 hari, setelah itu siap untuk dicampur pada ransum.

Pencampuran ransum

Sebelum mencampur ransum terlebih dahulu mempersiapkan alat-alat seperti

timbangan, wadah plastik dan baskom yang sudah di beri label perlakuan. Pencampuran

ransum dilakukan dengan cara menimbang terlebih dahulu bahan-bahan penyusun ransum.

Penimbangan di mulai dari bahan-bahan yang jumlahnya paling banyak, dilanjutkan dengan

penimbangan bahan yang jumlahnya lebih sedikit. Bahan ransum yang sudah ditimbang

diratakan diatas karung agar tidak berserakan, untuk bahan yang paling banyak ditempatkan

paling awal kemudian bahan yang menengah hingga bahan paling sedikit, kemudian diaduk

secara silang sampai homogen dan di aduk secara menyeluruh, begitu pula dengan perlakuan

berikutnya. Setelah bahan-bahan tercampur rata masukan ransum pada baskom yang telah

beri label.

Pemberian ransum dan air minum

Ransum dan air minum diberikan ad libitum (tersedia setiap saat). Penambahan

ransum dan air minum diberikan sesuai kebutuhan. Tempat pakan diisi 3/4 untuk menghindari

ransum tercecer pada saat itik makan.

Rancangan penelitian

Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap

(RAL) terdiri dari 3 perlakuan yaitu; (P0): pemberian ransum tanpa tepung limbah kecambah

kacang hijau fermentasi, (P1): Ransum mengandung 12,5% tepung limbah kecambah kacang

hijau fermentasi, (P2): Ransum mengandung 25% tepung limbah kecambah kacang hijau

Page 13: e-Journal Peternakan Tropika · 2020. 6. 21. · metode, hasil dan simpulan. Abstrak tidak lebih dari 250 kata. diketik satu spasi 6. Kata Kunci (key Word), diketik miring, maksimal

Witarja, N. M. L. E., et al, Peternakan Tropika Vol. 8 No. 2 Th. 2020: 232 – 242 Page 237

fermentasi. Setiap perlakuan diulang sebanyak 5 kali dan setiap ulangan menggunakan 3 ekor

itik, sehingga total itik yang digunakan adalah 3 x 5 x 3 = 45 ekor.

Variabel yang diamati

Variabel yang diamati dalam penelitian ini yakni :

1. Berat Badan Awal (BB Awal) : Penimbangan dilakukan pada awal penelitian.

2. Konsumsi ransum, diukur dengan cara jumlah pakan yang diberikan dikurangi dengan

jumlah pakan yang tersisa, pengukuran pakan dilakukan dengan menggunakan timbangan.

3. Konsumsi air minum, diukur setiap hari dengan cara jumlah air minum yang diberikan

dikurangi dengan jumlah air minum yang tersisa, pengukuran air minum dilakukan dengan

menggunakan gelas ukur.

4. Berat Badan Akhir (BB Akhir) : Penimbangan dilakukan pada akhir penelitian. Sebelum

penimbangan, terlebih dahulu itik dipuasakan selama 12 jam.

5. Pertambahan Berat Badan (PBB), dengan menghitung selisih antara berat badan akhir

dikurangi berat badan awal.

6. “Feed Convertion Ratio” (FCR) merupakan pembagian antara konsumsi ransum dengan

pertambahan berat badan.

Analisis data

Data yang diperoleh dianalisis dengan sidik ragam, apabila diantara perlakuan terdapat

perbedaan yang nyata (P < 0,05) maka dilanjutkan dengan uji jarak berganda dari Duncan

(Steel dan Torrie, 1993).

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil penelitian penggantian ransum komersial dengan tepung limbah kecambah

kacang hijau difermentasi terhadap penampilan itik bali jantan umur 0-8 minggu yang

meliputi : berat awal, konsumsi ransum, konsumsi air minum, berat badan akhir, pertambahan

berat badan, dan Feed Convertion Ratio(FCR) disajikan pada Tabel 3.

Page 14: e-Journal Peternakan Tropika · 2020. 6. 21. · metode, hasil dan simpulan. Abstrak tidak lebih dari 250 kata. diketik satu spasi 6. Kata Kunci (key Word), diketik miring, maksimal

Witarja, N. M. L. E., et al, Peternakan Tropika Vol. 8 No. 2 Th. 2020: 232 – 242 Page 238

Tabel 3. Pengaruh penggantian ransum komersial dengan tepung limbah kecambah

kacang hijau difermentasi terhadap penampilan itik bali jantan umur 0-8

minggu

Variabel Perlakuan

1)

SEM3)

P0 P1 P2

Berat Badan Awal (g) 43,87a2)

43,80a

43,80a

0,12

Konsumsi Ransum (g/ekor) 5.232,27a

5.428,87a

5.663,93a

117,28

Konsumsi Air Minum (ml/ekor) 8.254,22a

7.674,44a

8.213,16a

257,54

Berat Badan Akhir (g/ekor) 1.454,27a

1.478,20a

1.445,60a

35,25

Pertambahan Berat Badan (g/ekor) 1.410,40a

1.434,40a

1.401,80a

35,25

FCR 3,71a

3,79a

4,05a

0,10 Keterangan :

1) P0 : Itik yang diberi ransum komersial 100%.

P1 : Penggantian 12,5% ransum komersial dengan tepung limbah kecambah kacang hijau fermentasi.

P2 : Penggantian 25% ransum komersial dengan tepung limbah kecambah kacang hijau fermentasi.

2) Superskrip yang sama pada baris yang sama menunjukan berbeda tidak nyata (P>0,05).

3) SEM (Standart Error of the Treatment Means).

Berat badan awal

Rataan berat badan awal pada perlakuan P0 (Itik yang diberi ransum komersial 100%)

memiliki berat 43,87 g (Tabel 3.), sedangkan perlakuan penggantian 12,5% (P1) dan 25%

(P2) ransum komersial dengan tepung limbah kecambah kacang hijau sama sebesar 0,15%

lebih rendah dibandingkan dengan perlakuan P0 dan pada perlakuan P2 menghasilkan berat

badan awal sama dengan perlakuan P1, secara statistik berbeda tidak nyata (P>0,05).

Konsumsi ransum

Rataan jumlah ransum yang dikonsumsi selama delapan minggu pada perlakuan P0

yaitu 5.232,27 g/ekor/8minggu (Tabel 3.), sedangkan pada perlakuan P1 dan P2 meningkat

masing – masing 3,62% dan 7,62% jika dibandingkan dengan perlakuan P0, dan pada

perlakuan P2 mengkonsumsi ransum lebih tinggi 4,15% dibandingkan dengan perlakuan P1,

secara statistik berbeda tidak nyata (P>0,05).Hal ini disebabkan kandungan nutrisi ransum

pada ketiga perlakuan tidak berbeda baik kandungan energi maupun protein. Sesuai dengan

pernyataan Wahyu (2004), faktor utama yang mempengaruhi konsumsi ransum adalah

kandungan energi metabolisme dan unggas akan berhenti makan apabila kebutuhan akan

energi sudah terpenuhi walaupun tembolok belum penuh. Pernyataan tersebut diperkuat oleh

Zurmiati et al. (2017) yang menyatakan konsumsi dipengaruhi oleh kandungan nutrisinya,

semakin rendah energi dan protein yang diberikan semakin tinggi konsumsi ransum karena

ternak akan terus makan sampai energinya terpenuhi dan sebaliknya. Semakin banyak itik

mengkonsumsi ransum maka semakin banyak air minum yang dikonsumsi. Hasil ini sesuai

dengan hasil penelitian Puspitasary et al.(2018), bahwa pemberian pakan mengandung limbah

Page 15: e-Journal Peternakan Tropika · 2020. 6. 21. · metode, hasil dan simpulan. Abstrak tidak lebih dari 250 kata. diketik satu spasi 6. Kata Kunci (key Word), diketik miring, maksimal

Witarja, N. M. L. E., et al, Peternakan Tropika Vol. 8 No. 2 Th. 2020: 232 – 242 Page 239

tauge kacang hijau fermentasi tidak berpengaruh terhadap konsumsi ransum, pertambahan

bobot badan, dan konversi ransum itik lokal.

Konsumsi air minum

Rataan jumlah air minum yang dikonsumsi selama delapan minggu penelitian pada

perlakuan P0 adalah 8.254,22 ml/ekor/8minggu (Tabel 3.), sedangkan pada perlakuan P1 dan

P2 masing – masing 7,02% dan 0,50% lebih rendah dari perlakuan P0 dan perlakuan P2

mengkonsumsi air minum lebih tinggi 6,56% dibandingkan dengan perlakuan P1, secara

statistik berbeda tidak nyata (P>0,05).Rataan konsumsi air minum itik selama delapan minggu

penelitian tersaji dalam Tabel 3. Pengaruh penggantian ransum komersial 12,5% (P1) dan

25% (P2) dengan tepung limbah kecambah kacang hijau difermentasi secara statistik

memberikan pengaruh berbeda tidak nyata (P>0,05) terhadap konsumsi air minum. Hal ini

disebabkan konsumsi air minum berbanding lurus dengan konsumsi ransum. Makin banyak

itik mengkonsumsi ransum maka akan semakin banyak memerlukan air. Hal ini disebabkan

air minum sangat diperlukan untuk melarutkan ransum dalam saluran pencernaan ternak

(Anggrodi, 1985) dan sebagai alat transportasi zat-zat makanan untuk disebarkan ke seluruh

tubuh sehingga dibutuhkan lebih banyak air dari pada makanannya (Dewi, 2014). Faktor

meningkatnya konsumsi air minum pada unggas dipengaruhi oleh jenis dan jumlah ransum

yang dikonsumsi, suhu lingkungan, serta besar kecilnya tubuh ternak (Wahyu, 2004). Hasil

ini sama dengan hasil penelitian Laksmana et al. (2019), bahwa pengaruh penggantian 12%

ransum komersial dengan tepung kulit kecambah kacang hijau memberikan pengaruh berbeda

tidak nyata terhadap konsumsi air minum.

Berat badan akhir

Rataan hasil penelitian menunjukan bahwa itik yang diberikan perlakuan P0 mencapai

berat badan akhir 1.454,27 g/ekor/8minggu (Tabel 3.), sedangkan pada perlakuan P1 lebih

tinggi 1,62% dan P2 lebih rendah 0,60% bila dibandingkan dengan perlakuan P0 dan

perlakuan P2 memiliki berat badan akhir lebih rendah 2,21% dibandingkan dengan perlakuan

P1, secara statistik berbeda tidak nyata (P>0,05). Hal ini disebabkan karena konsumsi ransum

pada setiap perlakuan secara statistik berbeda tidak nyata (P>0,05). Laksmana et al. (2019),

bahwa pengaruh penggantian 12% ransum komersial dengan tepung kulit kecambah kacang

hijau memberikan pengaruh berbeda tidak nyata terhadap berat badan akhir.

Pertambahan berat badan

Rataan pertambahan berat badan itik selama delapan minggu pada perlakuan P0

adalah 1.410,40 g/ekor/8minggu (Tabel 3.), sedangkan pada itik yang mendapat perlakuan P1

Page 16: e-Journal Peternakan Tropika · 2020. 6. 21. · metode, hasil dan simpulan. Abstrak tidak lebih dari 250 kata. diketik satu spasi 6. Kata Kunci (key Word), diketik miring, maksimal

Witarja, N. M. L. E., et al, Peternakan Tropika Vol. 8 No. 2 Th. 2020: 232 – 242 Page 240

lebih tinggi 1,67% dan P2 lebih rendah 0,61% dibandingkan itik pada perlakuan P0 dan pada

perlakuan P2 memiliki pertambahan berat badan lebih rendah 2,27% dibandingkan dengan

perlakuan P1, secara statistik berbeda tidak nyata (P>0,05). Hal ini disebabkan karena

konsumsi ransum pada setiap perlakuan secara statistik berbeda tidak nyata (P>0,05).

Laksmana et al. (2019), bahwa pengaruh penggantian 12% ransum komersial dengan tepung

kulit kecambah kacang hijau memberikan pengaruh berbeda tidak nyata terhadap

pertambahan berat badan. Hasil ini juga sama dengan hasil penelitian Puspitasary et al. (2018)

menyatakan bahwa pemberian pakan yang mengandung limbah kecambah kacang hijau yang

difermentasi sampai 15% tidak berpengaruh terhadap pertambahan bobot badan. Dikarenakan

perlakuan yang diberikan juga tidak mempengaruhi konsumsi ransum. Pendapat tersebut

diperkuat oleh Rasyid (2009) melaporkan bahwa konsumsi ransum merupakan salah satu

faktor yang mempengaruhi pertambahan berat badan dan berkaitan dengan nutrien yang

terkandung dalam ransum.

FCR

FCR (Feed Convertion Ratio) merupakan salah satu indikator yang sangat penting

untuk mengetahui efisiensi penggunaan ransum. Semakin rendah nilai FCR, semakin tinggi

efisiensi penggunaan ransum (Anggrodi, 1985). Rataan hasil penelitian pada perlakuan P0

menghasilkan FCR 3,71 (Tabel 3.) sedangkan pada perlakuan P1 dan P2 masing – masing

sebesar 2,04% dan 8,34% lebih tinggi dibandingkan dengan perlakuan P0 dan pada perlakuan

P2 memiliki FCR lebih tinggi 6,43% dibandingkan dengan perlakuan P1, secara statistik

berbeda tidak nyata (P>0,05).Hal ini disebabkan karena konsumsi ransum dan pertambahan

berat badannya berbeda tidak nyata merupakan faktor yang mempengaruhi berbeda tidak

nyata nilai FCR pada setiap perlakuan. Nilai FCR pada penelitian ini lebih tinggi

dibandingkan dengan hasil penelitian Puger et al. (2019) dimana nilai FCR itik bali jantan

yang diberikan penggantian tepung ikan dengan keong mas dalam ransum terhadap

penampilan itik bali jantan berkisar antara 3,48-3,66.Nilai FCR pada penelitian ini juga lebih

tinggi dibandingkan dengan hasil penelitian Laksmana et al. (2019) dimana nilai FCR itik bali

jantan yang diberikan penggantian ransum komersial dengan tepung kulit kecambah kacang

hijau terhadap penampilan itik bali jantan umur 0-8 minggu berkisar antara 3,03-3,20. Tetapi

lebih rendah dibandingkan dengan hasil penelitian Pradana et al.(2019) dimana nilai FCR itik

bali jantan yang diberikan probiotik dalam air minum berkisar antara 4,22-4,33.

Page 17: e-Journal Peternakan Tropika · 2020. 6. 21. · metode, hasil dan simpulan. Abstrak tidak lebih dari 250 kata. diketik satu spasi 6. Kata Kunci (key Word), diketik miring, maksimal

Witarja, N. M. L. E., et al, Peternakan Tropika Vol. 8 No. 2 Th. 2020: 232 – 242 Page 241

KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil yang diperoleh dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa

penggantian sampai 25% ransum komersial dengan tepung limbah kecambah kacang hijau

difermentasi tidak menurunkan penampilan itik bali jantan umur 0-8 minggu. Berdasarkan

hasil penelitian dapat memberikan informasi kepada peternak dan peneliti selanjutnya, bahwa

sampai 25% tepung limbah kecambah kacang hijau difermentasi dapat digunakan sebagai

pakan ternak untuk pengganti ransum komersial.

UCAPAN TERIMAKASIH

Perkenankan penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada Rektor

Universitas Udayana Prof. Dr. A. A. Raka Sudewi, Sp. S (K)., Dekan Fakultas Peternakan Dr.

Ir. I Nyoman Tirta Ariana, MS., Koordinator Program Studi Sarjana Peternakan Dr. Ir. Ni

Wayan Siti, M.Si, atas kesempatan dan fasilitas yang diberikan kepada penulis untuk

mengikuti dan menyelesaikan pendidikan di Program Studi Sarjana Peternakan, Fakultas

Peternakan, Universitas Udayana. Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya juga kami

ucapkan kepada Pembibing Akademik Dr. Ir. I Ketut Sukada, M.Si. yang dengan penuh

perhatian dan kesabaran telah memberikan bimbingan kepada penulis.

DAFTAR PUSTAKA

Anggrodi, R. 1985. Ilmu Makanan Ternak Unggas. UI Press, Jakarta

Christiana, N. 2012. Efisien dan Kecernaan Serat Ransum Mengandung Limbah Tauge pada

Kelinci Lokal Jantan Masa Pertumbuhan. Fakultas Peternakan. Institut Pertanian

Bogor. (Skripsi).

Dewi, K. T., I. G. N. G, Bidura, dan D. P. M. A. Candrawati. 2014. Pengaruh Pemberian

Ekstrak Daun Kelor (Moriga oleifera) Dan Bawang Putih (Allium sativum)

Melalui Air Minum Terhadap Penampilan Broiler Umur 2-6 Minggu. Peternakan

Tropika. Vol. 2. No.3. Hal 461 - 475. Situs internet :

https://ojs.unud.ac.id/index.php/tropika/article/view/18497

Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan. 2015. Statistik Peternakan dan

Kesehatan Hewan Tahun 2015. Kementerian Pertanian RI, Jakarta.

Laksmana, K. Y. P., N. W. Siti, dan E. Puspani. 2019.Pengaruh penggantian ransum

komersial dengan tepung kulit kecambah kacang hijau terhadap penampilan itik

bali jantan umur 0-8 minggu. Peternakan Tropika. Vol. 7. No. 2. Hal 911- 921.

Situs internet : https://ojs.unud.ac.id/index.php/tropika/article/view/18497

McNamara JP. 2006. Principles of Companion Animal Nutrition. New Jersey (US): Pearson

Prentice Hall.

Page 18: e-Journal Peternakan Tropika · 2020. 6. 21. · metode, hasil dan simpulan. Abstrak tidak lebih dari 250 kata. diketik satu spasi 6. Kata Kunci (key Word), diketik miring, maksimal

Witarja, N. M. L. E., et al, Peternakan Tropika Vol. 8 No. 2 Th. 2020: 232 – 242 Page 242

Pamungkas, W. 2011. Teknologi fermentasi alternatif solusi dalam upaya pemanfaatan bahan

pakan lokal. J. Media Akuakultur6 (1) : 43-48

Pradana. I. G. G.Y., N. W. Siti, dan I. N. Ardika. 2019. Penampilan Itik Bali Jantan yang

Diberi Probiotik melalui Air Minum. Peternakan Tropika Vol. 7 No. 3 Hal 1193-

1203. Situs internet : https://ojs.unud.ac.id/index.php/tropika/article/view/54302

Puger, A. W., E. Puspani., I. M. Nuriyasa., dan I. W. Yupardhi. 2019. Effect of replacement

of fish mill with golden snail mill in ratio to performance of male bali duck.

International Journal of Life Sciences. Vol. 3. No. 1. Page 25-30. Available at :

https://sciencescholar.us/journal/index.php/ijls/article/view/243

Puspitasary, D., R. I. Pujaningsih., dan I. Mangisah. 2018. Pengaruh Pemberian Pakan

Mengandung Limbah Tauge Kacang Hijau Fermentasi Terhadap Konsumsi

Ransum, Pertambahan Bobot Badan, dan Konversi Ransum Itik Lokal. Fakultas

Peternakan dan Pertanian. Universitas Diponegoro. Semarang. (Laporan

Penelitian)

Rasyaf, M. 2000. Beternak Itik Komersial. Cetakan I Kanisius, Yogyakarta.

Rasyid H. 2009. Performa Produksi Kelinci Lokal Jantan Pada Pemberian Rumput Lapang

dan Berbagai Level Ampas Tahu. Skripsi. Fakultas Peternakan. Bogor (ID):

Institut Pertanian Bogor.

SNI (Standar Nasional Indonesia). 2008. Kumpulan SNI Bidang Pakan Direktorat Budidaya

Ternak Non Ruminansia, Direktorat Jendral Peternakan, Departemen Pertanian,

Jakarta.

Steel, R. G. D. and J. H. Torrie. 1993. Prinsip dan Prosedur Statistika. Suatu Pendekatan

Biometrik. Penerjemah: Sumantri, B. Gramedia Pustaka Umum. Jakarta.

Udayana, I. D. G. A. 2000. Memanfaatkan Itik Petelur Afkir. Poult. Ind. No. 246 Ed. 25

Oktober - 24 November 2000. Hal 56.

Wahyu, J. 2004. Ilmu Nutrisi Unggas. Cetakan Kelima. Gajah Mada University Press,

Yogjakarta.

Yadnya, T. G. B., N. G. K. Roni., dan N. M. S. Sukmawati. 2014. Pengaruh pemberian

tepung daun salam (Syzygium polyanthum walp) dalam ransum yang

disuplementasi dengan larutan Effective Microorganisme 4 (em-4) melalui air

minum terhadap karkas itik bali jantan. Majalah Ilmiah Peternakan. 17(1) : 30-32.

Zurmiati, W. M. H. Abbas, dan M. E. Mahata. 2017. Pengaruh imbangan energi dan protein

ransum terhadap pertumbuhan itik pitalah yang diberi probiotik Bacillus

amyloliquefaciens. J. Peternakan Indonesia. 19 (2) : 78–8.