MAKALAH Manfaat Dan Bahaya Zat Radioaktif Pada Berbagai Aspek Kehidupan Sehari
E-Commerce Dalam Berbagai Aspek
Transcript of E-Commerce Dalam Berbagai Aspek
ELECTRONIC COMMERCE DALAM BERBAGI ASPEK
DISUSUN OLEH:
NAMA : CHAIRUNISAH
NPM : 30108458
KELAS : 2 DB 07
UNIVERSITAS GUNADARMA
2009
4
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT atas dan rahmat dan karunia-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “ELEKTRONIC
COMMERCE DALAM BERBAGAI ASPEK”
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah Sistem
Informasi. Selain itu juga semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang
membutuhkan berbagai informasi mengenai Electronic Commerce.
Penulis menyadari bahwa makalah ini belum sempurna. Oleh karena itu kritik dan saran
sangat diharapkan dari pembaca
Depok, Oktober 2009
5
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
BAB I PENDAHULUAN
6
BAB I
PENDAHULUAN
Dimasa yang lalu, institusi keuangan memegang peranan penting terhadap jaringan pribadi
untuk melaksanakan transaksi secara digital. Perbankan, institusi keuangan, perusahaan-
perusahaan raksasa menjadi pemilik-pemilik jaringan virtual tersebut. Saat ini, walaupun
jaringan pribadi masih memegang peranan penting, Internet menjadi suatu jaringan umum
yang memungkinkan terjadinya transaksi ekonomi secara digital. Atau dengan kata lain,
aktifitas ekonomi digital dapat dilakukan oleh siapa saja melalui Internet. Apa maknanya bagi
ekonomi dunia? Tak kurang dari pemerintah AS yang mulai memprakarsai apa yang dikenal
sebagai Information Superhighway menjadi suatu infrastruktur ekonomi digital yang disebut
e-commerce itu. Dalam artikel yang dipublikasikan untuk umum (lihat di http://www.e-
commerce.gov ) " A Framework for Global Electronic Commerce" disebutkan bahwa
electronic commerce melalui Internet mesti difasilitasikan dalam basis global .
Apakah yang dimaksud dengan E-Commerce? E-Commerce / Electronic Commerce (e-
business) merupakan kegiatan bisnis yang dijalankan (misalnya transaksi bisnis) secara
elektronik melalui suatu jaringan (biasanya internet) dan komputer atau kegiatan jual - beli
barang atau jasa (atau mentransfer uang) melalui jalur komunikasi digital. Penggunaan
perdagangan dilakukan dengan cara ini, dapat memacu inovasi dalam transfer dana
elektronik, manajemen rantai suplai, pemasaran Internet, proses transaksi online, pertukaran
data elektronik (EDI), inventory management sistem, dan sistem pengumpulan data otomatis.
Electronic commerce umumnya dianggap sebagai aspek penjualan e-bisnis. Ini juga terdiri
dari pertukaran data untuk memfasilitasi pembiayaan dan pembayaran aspek dari transaksi
bisnis.
7
Seiring dengan perkembangan E-Commerce, hal yang masih menjadi penghalang bagi E-
Commerce sendiri adalah kepercayaan konsumen terhadap E-Commrce. Menurut survey
yang dilakukan oleh CommerceNet http://www.commerce.net/ para pembeli / pembelanja
belum menaruh kepercayaan kepada e-commerce, mereka tidak dapat menemukan apa yang
mereka cari di e-commerce, belum ada cara yang mudah dan sederhana untuk membayar. Di
samping itu, surfing di e-commerce belum lancar betul.
Pelanggan e-commerce masih takut ada pencuri kartu kredit, rahasia informasi personal
mereka menjadi terbuka, dan kinerja jaringan yang kurang baik. Umumnya pembeli masih
belum yakin bahwa akan menguntungkan dengan menyambung ke Internet, mencari situs
shopping, menunggu download gambar, mencoba mengerti bagaimana cara memesan
sesuatu, dan kemudian harus takut apakah nomor kartu kredit mereka di ambil oleh hacker.
Tampaknya untuk meyakinkan pelanggan ini, e-merchant harus melakukan banyak proses
pemandaian pelanggan. Walaupun demikian Gail Grant, kepala lembaga penelitian di
CommerceNet http://www.commerce.net/ meramalkan sebagian besar pembeli akan berhasil
mengatasi penghalang tersebut setelah beberapa tahun mendatang.
Untuk sistem bisnis-ke-bisnis, isu yang ada memang tidak sepelik di atas, akan tetapi tetap
ada isu-isu serius. Seperti para pengusaha belum punya model yang baik bagaimana cara
mensetup situs e-commerce mereka, mereka mengalami kesulitan untuk melakukan sharing
antara informasi yang diperoleh online dengan aplikasi bisnis lainnya. Masalah yang
barangkali menjadi kendala utama adalah ide untuk sharing informasi bisnis kepada
pelanggan dan supplier – hal ini merupakan strategi utama dalam sistem e-commerce bisnis
ke bisnis.
8
BAB II
ISI
2.1 Definisi E-Commerce
Berikut ini beberapa definisi mengenai electronic commerce yang mungkin dapat membuka gambaran lebih jauh mengenai apa yang dimaksud dengan electronic commerce.
"Pada saat Internet memberdayakan seluruh penduduk dan mendemokratisasikan kehidupan sosial (societies), itu juga akan mengubah paradigma ekonomi klasik. Model baru interaksi komersial berkembang sewaktu kalangan bisnis dan kustomer/pelanggan-pelanggannya berpartisipasi dalam suatu pasar elektronik dan mencapai manfaat bersama. GII (Global Information Infrastructur) secara potensial telah mengubah dengan cepat bidang komersil dan bidang-bidang lainnya dengan mengurangi biaya secara dramatis dan memberi suatu sarana baru untuk melakukan transaksi komersial. Internet bakal mengubah pemasaran retail secara revolusioner. Komersialisasi di Internet bakal mencapai 10 milyar dollar samapi akhir abad ini. " (U.S. Executive Office of the President, 1997)
"Elektronic Commerce adalah transaksi komersial dari jasa dalam format elektronik" (Transatlantic Business Dialogue Electronic Commerce White Paper, 1997)
"Electronic Commerce merujuk secara umum kepada semua bentuk transaksi yang berkaitan dengan aktifitas komersial, baik organisasi maupun individual, yang berdasarkan pada pemrosesan dan transmisi data yang digitalisasikan, termasuk teks, suara, dan gambar" (OECD, 1997)
"Electronic Commerce berkaitan dengan melakukan bisnis secara elektronik. E-commerce didasarkan pada pemrosesan elektronik dan transmisi data, termasuk teks, bunyi dan video. E-commerce mencakup segala macam aktifitas termasuk perdagangan elektronik baik barang ataupun jasa, pengiriman secara online dari isi digital, transfer dana secara elektronik, electronic share trading, electronic bil of landing, commercial auctions, kolaborasi desain dan rekayasa, online sourcing, public procurement, direct consumer marketing, dan layanan purna jual. Termasuk juga produk (consumer good, peralatan medis)
9
atau jasa (layanan informasi, keuangan dan hukum); aktivitas tradisional (kesehatan, pendidikan) dan aktivitas-aktivitas baru (virtual malls)" (European Commission, 1997)
"Electronic Commerce adalah melakukan aktifitas bisnis yang diarahkan pada pertukaran nilai melalui jaringan telekomunikasi." (European Information Technology Observatory, 1997)
"..elektonik commerce, yang saat ini baru diterapkan secara terbatas pada beberapa perusahaan saja, adalah memasuki suatu era baru dimana beberapa orang yang tidak spesifik misalnya pelanggan umum terkait dalam suatu jaringan. Sebagai tambahan, isinya tidak hanya berupa transaksi data untuk menempatkan atau menerima order yang sederhana namun juga menyangkut kegiatan komersial umum seperti publikasi, iklan, negosiasi, kontrak dan fund settlements." (Ministry of Int'l. Trade and Industry, Japan, 1996)
Dari berbagai definisi dan gambaran mengenai e-commerce di atas dapat dilihat adanya
kesamaan pandangan tentang e-commerce yaitu berkaitan dengan infrastruktur, format,
lingkup , bentuk transaksi dan representasi produk yang dikomersialisasikan. Namun, dari
beberapa gambaran di atas, satu hal penting yang cuma disinggung oleh pernyataan Gedung
Putih adalah yang berkaitan dengan sasaran dari e-commerce yaitu mengurangi biaya dan
merupakan suatu sarana baru untuk melakukan aktivitas komersial.
2.2 Sejarah Perkembangan E-Commerce
Awalnya, perdagangan elektronik berarti fasilitasi transaksi komersial secara elektronik,
menggunakan teknologi seperti Electronic Data Interchange (EDI) dan Transfer Dana
Elektronik (TDE). Ini sama-sama diperkenalkan pada akhir 1970-an, bisnis yang
memungkinkan untuk mengirim dokumen komersial seperti pesanan pembelian atau invoice
secara elektronik. Pertumbuhan dan penerimaan kartu kredit, anjungan tunai mandiri (ATM)
dan telepon perbankan di tahun 1980-an juga merupekan bentuk E-Commerce. Bentuk lain
dari e-commerce adalah sistem reservasi maskapai ditandai oleh Sabre di Amerika Serikat
dan Travicom di Inggris.
O nline Shopping , sebuah komponen penting perdagangan elektronik, diciptakan oleh
Michael Aldrich di Inggris pada tahun 1979. Pertama di dunia yang tercatat B2B adalah
Thomson Holidays pada tahun 1981 [1] Yang pertama adalah B2C tercatat Gateshead SIS /
Tesco pada tahun 1984 [2] di dunia belanja online pertama yang tercatat adalah Nyonya Jane
Snowball dari Gateshead, Inggris [3] Selama tahun 1980-an, belanja online juga digunakan
secara luas di Inggris oleh produsen mobil seperti Ford, Peugeot-Talbot, General Motors dan
Nissan. [4] Semua organisasi-organisasi ini dan lain-lain menggunakan sistem Aldrich. Sistem
10
diaktifkan menggunakan jaringan telepon umum di dial-up dan leased line mode yang mana
sistem ini tidak memiliki kemampuan broadband.
Contoh lainnya yaitu perdagangan elektronik barang fisik adalah Boston Computer
Exchange, sebuah pasar untuk komputer yang digunakan diluncurkan pada tahun 1982.
Informasi online awal pasar, termasuk konsultasi online, adalah Pertukaran Informasi
Amerika, pra lain Internet sistem online diperkenalkan pada tahun 1991. Pada tahun 1990
Tim Berners-Lee menciptakan World Wide Web dan mengubah jaringan telekomunikasi
akademik ke dalam dunia komunikasi sehari-hari orang umum sistem yang disebut internet.
Perusahaan komersial di internet sangat dilarang sampai tahun 1991. Meskipun Internet
menjadi populer di seluruh dunia sekitar 1994, ketika pertama belanja online internet yang
mulai, butuh waktu sekitar lima tahun untuk memperkenalkan protokol keamanan dan DSL
terus-menerus memungkinkan koneksi ke Internet. Pada akhir 2000, banyak orang Eropa dan
perusahaan-perusahaan bisnis Amerika menawarkan jasa mereka melalui World Wide Web.
Sejak itu orang mulai mengaitkan kata "e-commerce" dengan kemampuan membeli berbagai
barang melalui Internet menggunakan protokol aman dan layanan pembayaran elektronik.
2.3 Mekanisme Kerja E-Commerce
Dari beragam jenis aplikasi E-Commerce yang ada, secara prinsip mekanisme kerjanya
kurang lebih sama seperti yang terlihat pada gambar di bawah ini.
Sumber: David Kosiur, 1997
11
Ada dua hal utama yang biasa dilakukan oleh konsumen (Customers) di dunia maya (arena
transaksi yang terbentuk karena adanya jaringan internet). Pertama adalah melihat produk-
produk atau jasa-jasa yang diiklankan oleh perusahaan terkait melalui website-nya (Online
Ads). Kedua adalah mencari data atau informasi tertentu yang dibutuhkan sehubungan
dengan proses transaksi bisnis atau dagang (jual beli) yang akan dilakukan.
Jika tertarik dengan produk atau jasa yang ditawarkan, konsumen dapat melakukan transaksi
perdagangan dengan dua cara. Cara pertama adalah secara konvensional (Standard Orders)
seperti yang selama ini dilakukan, baik melalui telepon, faks, atau langsung datang ke tempat
penjualan produk atau jasa terkait. Cara kedua adalah melakukan pemesanan secara
elektronik (Online Orders), yaitu dengan menggunakan perangkat komputer yang dapat
ditemukan dimana saja (rumah, sekolah, tempat kerja, warnet, dsb.).
Berdasarkan pesanan tersebut, penjual produk atau jasa akan mendistribusikan barangnya
kepada konsumen melalui dua jalur (Distribution). Bagi perusahaan yang melibatkan barang
secara fisik, perusahaan akan mengirimkannya melalui kurir ke tempat pemesan berada.
Yang menarik adalah jalur kedua, dimana disediakan bagi produk atau jasa yang dapat
digitisasi (diubah menjadi sinyal digital). Produk-produk yang berbentuk semacam teks,
gambar, video, dan audio secara fisik tidak perlu lagi dikirimkan, namun dapat disampaikan
melalui jalur internet. Contohnya adalah electronic newspapers, digital library, virtual school,
dan lain sebagainya.
Selanjutnya, melalui internet dapat dilakukan pula aktivitas pasca pembelian, yaitu pelayanan
purna jual (Electronic Customer Support). Proses ini dapat dilakukan melalui jalur
konvensional, seperti telepon, ataupun jalur internet, seperti email, tele conference, chatting,
dan lain-lain. Diharapkan dari interaksi tersebut di atas, konsumen dapat datang kembali dan
melakukan pembelian produk atau jasa di kemudian hari (Follow-On Sales).
Secara strategis, ada tiga domain besar yang membentuk komunitas E-Commerce, yaitu:
proses, institusi, dan teknologi. Seperti telah dijelaskan di atas, proses yang terjadi di dalam
perdagangan elektronik kurang lebih sama.
Elemen pertama adalah “proses”. Proses yang berkaitan dengan produk atau jasa fisik,
biasanya akan melalui rantai nilai (value chain) seperti yang diperkenalkan oleh Michael
Porter:
12
Proses utama terdiri dari: inbound logistics, production, outbound logistics and
distribution, sales and marketing, dan services; dan
Proses penunjang terdiri dari: procurement, firm infrastructure, dan technology.
Sementara proses yang melibatkan produk atau jasa digital, akan mengikuti rantai
nilai virtual (virtual value chain) seperti yang diperkenalkan oleh Indrajit Singha,
yang meliputi rangkaian aktivitas: gathering, organizing, selecting, synthesizing, dan
distributing.
Sumber: David Kosiur, 1997
Elemen kedua adalah “institusi”. Salah satu prinsip yang dipegang dalam E-Commerce
adalah diterapkannya asas jejaring (inter-networking), dimana dikatakan bahwa untuk sukses,
sebuah perusahaan E-Commerce harus bekerja sama dengan berbagai institusi-institusi yang
ada (perusahaan tidak dapat berdiri sendiri). Sebuah perusahaan dotcom misalnya, dalam
menjalankan prinsip-prinsip perdagangan elektronik harus bekerja sama dengan pemasok
(supplier), pemilik barang (merchant), penyedia jasa pembayaran (bank), bahkan konsumen
(customers). Kerjasama yang dimaksud di sini akan mencapai tingkat efektivitas dan efisiensi
yang diinginkan dengan cara melakukannya secara otomatis (melibatkan teknologi komputer
dan telekomunikasi).
13
Elemen ketiga adalah “teknologi informasi”. Pada akhirnya secara operasional, faktor
infrastruktur teknologi akan sangat menentukan tingkat kinerja bisnis E-Commerce yang
diinginkan. Ada tiga jenis “tulang punggung” teknologi informasi yang biasa dipergunakan
dalam konteks perdagangan elektronik: intranet, ekstranet, dan internet. Intranet merupakan
infrastruktur teknologi informasi yang merupakan pengembangan dari teknologi lama
semacam LAN (Local Area Network) dan WAN (Wide Area Network). Prinsip dasar dari
intranet adalah dihubungkannya setiap sumber daya manusia (manajemen, staf, dan
karyawan) di dalam sebuah perusahaan. Dengan adanya jalur komunikasi yang efisien (secara
elektronis), diharapkan proses kolaborasi dan kooperasi dapat dilakukan secara efektif,
sehingga meningkatkan kinerja perusahaan dalam hal pengambilan keputusan. Setelah sistem
intranet terinstalasi dengan baik, infrastruktur berikut yang dapat dibangun adalah ekstranet.
Ekstranet tidak lebih dari penggabungan dua atau lebih intranet karena adanya hubungan
kerja sama bisnis antara dua atau lebih lembaga. Contohnya adalah sebuah perusahaan yang
membangun “interface” dengan sistem perusahaan rekanannya (pemasok, distributor, agen,
dsb.). Format ekstranet inilah yang menjadi cikal bakal terjadinya tipe E-Commerce B-to-B
(Business-to-Business). Infrastruktur terakhir yang dewasa ini menjadi primadona dalam
perdagangan elektronik adalah menghubungkan sistem yang ada dengan “public domain”,
yang dalam hal ini diwakili oleh teknologi internet. Internet adalah gerbang masuk ke dunia
maya, dimana produsen dapat dengan mudah menjalin hubungan langsung dengan seluruh
calon pelanggan di seluruh dunia. Di sinilah tipe perdagangan E-Commerce B-to-C
(Business-to-Consumers) dan C-to-C (Consumers-to-Consumers) dapat diimplementasikan
secara penuh.
2.4 Keamanan pada E-Commerce
Di media massa cukup banyak berita tentang pembobolan sistem keamanan Internet, akan
tetapi umumnya vendor dan analis komputer berargumentasi bahwa transaksi di Internet jauh
lebih aman daripada di dunia biasa. Umumnya pengguna kartu kredit tidak terlalu
mempercayai-nya, tapi para pakar e-commerce mengatakan bahwa transaksi e-commerce
jauh lebih aman daripada pembelian kartu kredit biasa. Setiap kali anda membayar
menggunakan kartu kredit di toko, di restauran, di glodok, di mangga dua atau melalui
telepon 800 – setiap kali anda membuang resi pembelian kartu kredit – anda sebetulnya telah
membuka informasi kartu kredit tersebut untuk dicuri.
14
Sebenarnya sebagian besar dari pencurian kartu kredit terjadi di sebabkan oleh pegawai sales
yang menghandle nomor kartu kredit tersebut. Sistem e-commerce sebetulnya menghilangkan
keinginan mencuri tadi dengan cara meng-enkripsi nomor kartu kredit tersebut di server
perusahaan. Untuk merchants, e-commerce juga merupakan cara yang aman untuk membuka
toko karena meminimalkan kemungkinan di jarah, di bakar atau kebanjiran. Hal yang paling
berat adalah meyakinkan para pembeli bahwa e-commerce adalah aman untuk mereka.
Sejak versi 2.0 dari Netscape Navigator dan Microsoft Internet Explorer, transaksi dapat di
enkripsi menggunakan Secure Sockets Layer (SSL)
http://www.builder.com/Business/Ecommerce20/ss05.html, sebuah protokol yang akan
mengamankan saluran komunikasi ke server, memproteksi data pada saat dikirimkan melalui
Internet. SSL menggunakan public key encryption, salah satu metoda enkripsi yang cukup
kuat saat ini. Untuk melihat apakah sebuah Web site di amankan menggunakan SSL dapat
dilihat pada awal URL digunakan https bukan http.
Pembuat browser dan perusahaan kartu kredit saat ini mempromosikan sebuah standar
tambahan bagi keamanan di namakan Secure Electronic Transaction (SET)
http://www.builder.com/Business/Ecommerce20/ss05.html. SET akan mengenkode nomor
kartu kredit yang ada di server vendor di Internet – yang hanya dapat membaca nomor kartu
kredit tersebut hanya bank dan perusahaan kartu kredit – artinya pegawai vendor / merchant
tidak bisa membaca sama sekali sehingga kemungkinan terjadi pencurian oleh vendor
menjadi tidak mungkin. Terus terangnya memang tidak ada sistem e-commerce yang bisa
menggaransi proteksi 100% kepada kartu kredit anda, tapi kemungkinan untuk di copet
dompet anda di toko online akan jauh lebih rendah dibandingkan di tempat biasa.
2.5 Standar Teknologi untuk E-Commerce
Di samping berbagai standar yang digunakan di Intenet, e-commerce juga menggunakan
standar yang digunakan sendiri, umumnya digunakan dalam transaksi bisnis-ke-bisnis.
Beberapa diantara yang sering digunakan adalah:
Electronic Data Interchange (EDI): dibuat oleh pemerintah di awal tahun 70-an dan saat ini
digunakan oleh lebih dari 1000 perusahaan Fortune di Amerika Serikat, EDI adalah sebuah
standar struktur dokumen yang dirancang untuk memungkinkan organisasi besar untuk
15
mengirimkan informasi melalui jaringan private. EDI saat ini juga digunakan dalam corporate
web site.
Open Buying on the Internet (OBI): adalah sebuah standar yang dibuat oleh Internet
Purchasing Roundtable yang akan menjamin bahwa berbagai sistem e-commerce dapat
berbicara satu dengan lainnya. OBI yang dikembangkan oleh konsorsium OBI
http://www.openbuy.org/ didukung oleh perusahaan-perusahaan yang memimpin di bidang
teknologi seperti Actra, InteliSys, Microsoft, Open Market, dan Oracle.
Open Trading Protocol (OTP): OTP dimaksudkan untuk menstandarisasi berbagai aktifitas
yang berkaitan dengan proses pembayaran, seperti perjanjian pembelian, resi untuk
pembelian, dan pembayaran. OTP sebetulnya merupakan standar kompetitor OBI yang
dibangun oleh beberapa perusahaan, seperti AT&T, CyberCash, Hitachi, IBM, Oracle, Sun
Microsystems, dan British Telecom.
Open Profiling Standard (OPS): sebuah standar yang di dukung oleh Microsoft dan Firefly
http://www.firefly.com/. OPS memungkinkan pengguna untuk membuat sebuah profil pribadi
dari kesukaan masing-masing pengguna yang dapat dia share dengan merchant. Ide dibalik
OPS adalah untuk menolong memproteksi privasi pengguna tanpa menutup kemungkinan
untuk transaksi informasi untuk proses marketing dsb.
Secure Socket Layer (SSL): Protokol ini di disain untuk membangun sebuah saluran yang
aman ke server. SSL menggunakan teknik enkripsi public key untuk memproteksi data yang
di kirimkan melalui Internet. SSL dibuat oleh Netscape tapi sekarang telah di publikasikan di
public domain.
Secure Electronic Transactions (SET): SET akan mengenkodekan nomor kartu kredit yang di
simpan di server merchant. Standar ini di buat oleh Visa dan MasterCard, sehingga akan
langsung di dukung oleh masyarakat perbankan. Ujicoba pertama kali dari SET di e-
commerce dilakukan di Asia.
Truste http://www.truste.org/ adalah sebuah partnership dari berbagai perusahaan yang
mencoba membangun kepercayaan public dalam e-commerce dengan cara memberikan cap
Good Housekeeping yang memberikan approve pada situs yang tidak melanggar kerahasiaan
konsumen.
16
2.6 Peraturan Pemerintah terhadap E-Commerce
Di Amerika Serikat, beberapa kegiatan perdagangan elektronik diatur oleh Federal Trade
Commission (FTC). Kegiatan-kegiatan tersebut meliputi penggunaan e-mail komersial,
konsumen iklan online dan privasi. The CAN-SPAM Act tahun 2003 menetapkan standar
nasional untuk pemasaran langsung melalui e-mail. The Federal Trade Commission Act
mengatur segala bentuk iklan, termasuk iklan online, dan menyatakan bahwa iklan harus jujur
dan tidak menipu. Dengan menggunakan kewenangannya dalam Bagian 5 dari FTC Act,
yang melarang praktek-praktek yang tidak adil atau menipu, FTC telah membawa sejumlah
kasus untuk melaksanakan janji-janji dalam pernyataan privasi perusahaan, termasuk janji-
janji tentang keamanan konsumen informasi pribadi. Akibatnya, setiap kebijakan privasi
perusahaan yang berkaitan dengan aktivitas e-commerce mungkin akan dikenakan penegakan
hukum oleh FTC . The Ryan Haight Online Pharmacy Consumer Protection Act of 2008,
yang kemudian menjadi undang-undang pada tahun 2008,pada Controlled Substances Act
menjelaskan tentang ganti rugi yang berhubungan dengan alamat farmasi online.
Bagaimana dengan Indonesia? tampaknya akan menjadi tantangan yang cukup serius bagi
orang-orang pajak di Indonesia karena transaksi-transaksi yang bersifat intangible melalui
Internet sangat sulit di deteksi, semakin hari semakin banyak transaksi jenis ini terjadi di
Internet. E-Commerce yang melibatkan pemindahan barang cukup mudah di deteksi di
pelabuhan atau bandar udara sehingga dapat di deteksi oleh beacukai / custom, selain itu
rasanya sulit.
17
BAB III
KESIMPULAN
Dari pembahasan makalah diatas dapat ditarik kesimpulan yaitu sebagai berikut:
E- Commerce memiliki prospek yang cerah di masa mendatang. Dengan semakin
banyaknya orang yang membutuhkan transaksi online yang mudah cepat dan aman,
maka perkembangan bisnis internet maupun teknologinya akan semakin maju.
Mekipun begitu E-Commerce masih memiliki penghalang utama, yaitu kepercayaan
konsumen dan peraturan pemerintah khususnya di Indonesia. Hal ini perlu segera
diatasi demi kemajuan yang lebih baik.
18
DAFTAR PUSTAKA
en.wikipedia.org/wiki/ Electronic _ commerce
santiw.staff.gunadarma.ac.id/.../Pengantar+ Electronic + Commerce .doc
http://www.myindo.co.id/productservice/20/index.html
http://blogeko.com/index.php/home/detail_artikel/115/Mekanisme_Electronic_Commerce_Dalam_Dunia_Bisnis&usg=__kWLBecerWdwrhc0SBcXXC891QAc=&h=300&w=500&sz=36&hl=id&start=1&um=1&tbnid=mrmeCX5ooaLaeM:&tbnh=78&tbnw=130&prev=/images%3Fq%3Delektronic%2Bcommerce%26hl%3Did%26sa%3DN%26um%3D1
19