DWT

16
KALIBRASI PRESSURE GAUGE DENGAN MENGGUNAKAN DEAD WEIGHT TESTER I. Judul : Kalibrasi Pressure Gauge dengan menggunakan Dead Weight Tester. II. Tujuan : Mengkalibrasi Pressure Gauge dengan menggunakan Dead Weight Tester. III. Alat dan Bahan : Alat: Hydraulic Dead Weight Tester Pressure Gauge (psi)

Transcript of DWT

Page 1: DWT

KALIBRASI PRESSURE GAUGE DENGAN MENGGUNAKAN

DEAD WEIGHT TESTER

I. Judul :

Kalibrasi Pressure Gauge dengan menggunakan Dead Weight Tester.

II. Tujuan :

Mengkalibrasi Pressure Gauge dengan menggunakan Dead Weight Tester.

III. Alat dan Bahan :

Alat:

Hydraulic Dead Weight Tester

Pressure Gauge (psi)

Page 2: DWT

Pressure Gauge (kg/cm2)

Beban

Bahan:

Fluida Cair (minyak)

IV. Prosedur Kerja :

a. Disiapkan Dead Weight Tester dan dipasang Pressure Gauge (psi) pada DWT.

b. Dipasang beban 1 kg pada DWT.

c. Diberikan tekanan oleh pompa hingga piston terangkat dan terlihat garis batas.

d. Dibandingkan antara beban dengan skala yang ditunjukkan pada Pressure

Gauge.

Page 3: DWT

e. Jika terjadi ketidaksesuaian maka diatur zero dan span pada Pressure Gauge.

f. Dilakukan kegiatan b, c, d, dan e dengan beban untuk skala maksimum.

g. Dilakukan kegiatan b, c, d, dan e dengan beban dari skala maksimum lalu

berkurang hingga skala nol.

h. Dilakukan kegiatan b, c, d , dan e dengan beban dari skala nol hingga skala

maksimum.

i. Dipasang beban 1 kg pada DWT.

j. Diberikan tekanan oleh pompa hingga piston terangkat dan terlihat garis batas.

k. Dibaca dan dicatat nilai yang ditunjukkan oleh Pressure Gauge (psi).

l. Dilakukan kegiatan j, k, dan l dengan beban 2 kg, 3 kg, dan 4 kg.

m. Dilepaskan Pressure Gauge (psi) setelah dilakukan pengujian.

n. Dipasang Pressure Gauge (kg/cm2) pada DWT.

o. Dipasang beban 2 kg pada DWT.

p. Diberikan tekanan oleh pompa hingga piston terangkat dan terlihat garis batas.

q. Dibandingkan antara beban dengan skala yang ditunjukkan pada Pressure

Gauge.

Page 4: DWT

r. Jika terjadi ketidaksesuaian maka diatur zero dan span pada Pressure Gauge.

s. Dilakukan kegiatan o, p, q, dan r dengan beban untuk skala maksimum.

t. Dilakukan kegiatan o, p, q, dan r dengan beban dari skala maksimum lalu

berkurang hingga skala nol.

u. Dilakukan kegiatan o, p, q, dan r dengan beban dari skala nol hingga skala

maksimum.

v. Dipasang beban 2 kg pada DWT.

w. Diberikan tekanan oleh pompa hingga piston terangkat dan terlihat garis batas.

x. Dibaca dan dicatat nilai yang ditunjukkan oleh Pressure Gauge (psi).

y. Dilakukan kegiatan j, k, dan l dengan beban 4 kg, 6 kg, 8 kg dan 10 kg.

z. Dilepaskan Pressure Gauge (psi) setelah dilakukan pengujian.

V. Dasar Teori :

Dead Weight Tester (DWT)

Dead Weight Tester merupakan suatu alat yang terdiri dari suatu ruangan yang

berisi minyak ataupun fluida dan silinder piston kombinasi.

Page 5: DWT

Bagian-bagian DWT

Valve :berfungsi untuk menguatkan Pressure Gauge yang akan

dikalibrasi dan agar fluida yang terdapat di dalam chamber

tidak keluar dari sistem.

Test Gauge :merupakan tempat untuk menempatkan Pressure Gauge yang

akan dikalibrasi.

Limit Stops :limit batas terangkatnya piston yang dipompa.

Weights :beban yang akan dibandingkan dengan skala pada pressure

gauge yang akan diuji.

Platform :tempat diletakannya beban.

Cylinder :untuk meringankan beban yang seharusnya digunakan agar

seimbang dengan skala pada penunjukan di Pressure Gauge

yang akan dikalibrasi.

Piston :sebagai media untuk mengangkat beban, disebabkan tekanan

dari fluida.

Handle :untuk memompa yang akan menyebabkan piston terangkat.

Page 6: DWT

Plunger :alat bantu dorong untuk memompa fluida minyak.

Oil :media kerja untuk system.

Cara Kerja

Dead Weight Tester merupakan alat untuk memproduksi dan mengukur

tekanan. DWT digunakan untuk mengkalibrasi Pressure Gauge. Kalibrasi

Pressure Gauge merupakan perbandingan antara pressure yang secara akurat

telah diketahui dari beban, dengan pressure yang ditunjukkan pada gauge yang

akan dikalibrasi.

Cara kerjanya yaitu sebagai berikut: Pertama, valve nya ditutup lalu tempatkan

beban di platform. Setelah itu, dengan mengoperasikan plunger, tekanan dari

fluida bekerja pada sisi piston yang lain hingga dapat mengangkat piston-beban

kombinasi. Ketika itu terjadi, beban pada piston kombinasi mengapung bebas

hingga silinder mencapai limit stops.

Pada kondisi setimbang ini, kekuatan tekanan dari fluida akan

menyeimbangkan melawan gaya gravitasi dari beban ditambah friction drag :

PA=mg+F

P=mg+ FA

Page 7: DWT

Dimana:

P = tekanan

M = massa (kg)

g = percepatan gravitasi (m/s2)

F = friction drag (N)

A = luas area piston – luas silinder kombinasi (m2)

Dengan demikian, tekanan P yang disebabkan karena beban yang ditempatkan

pada platform dapat dihitung. Setelah perhitungan P, plunger dapat di release.

Sekarang Pressure Gauge yang akan dikalibrasi dipasang pada Dead Weight

Tester. Lalu beban yang telah diketahui pressure nya ditempatkan pada platform.

Karena berat, piston bergerak ke bawah dan mengerahkan tekanan P pada fluida.

Kemudian, valve pada alat ini dibuka sehingga tekanan fluida P ditransmisikan ke

gauge yang digunakan untuk mengukur nilai tekanan pada gauge. Nilai pada

Pressure Gauge ini harus sama dengan nilai P yang telah diketahui berdasarkan

beban. Demikianlah cara pengkalibrasian dengan DWT.

Spesifikasi Dead Weight Tester

Page 8: DWT

VI. Data Pengamatan

PERCOBAAN 1

NO. BEBAN PEMBACAAN I PEMBACAAN IIPERSENTASE

(%)

1. 2 Kg 2 Kg/cm2 2 Kg/cm2 20

2. 4 Kg 4 Kg/cm2 4 Kg/cm2 40

3. 6 Kg 6.05 Kg/cm2 6.05 Kg/cm2 60

4. 8 Kg 8.05 Kg/cm2 8.05 Kg/cm2 80

5. 10 Kg 10 Kg/cm2 10 Kg/cm2 100

PERCOBAAN 2

NO. BEBAN PEMBACAAN I PEMBACAAN II

1. 1 Kg 14.3 psi 13.8 psi

2. 2 Kg 28 psi 28 psi

3. 3 Kg 42 psi 42.3 psi

4. 4 Kg 56.8 psi 56.8 psi

PERCOBAAN 3

NO. BEBAN PEMBACAAN I PEMBACAAN II

1. 2 Kg 2 Kg/cm2 2.05 Kg/cm2

2. 4 Kg 3.98 Kg/cm2 4 Kg/cm2

3. 6 Kg 6 Kg/cm2 6.05 Kg/cm2

4. 8 Kg 8.05 Kg/cm2 8 Kg/cm2

5. 10 Kg 10 Kg/cm2 10 Kg/cm2

Page 9: DWT

PERCOBAAN 4

NO. BEBAN PEMBACAAN I PEMBACAAN II

1. 1 Kg 14.22 psi 14 psi

2. 2 Kg 28.4 psi 28 psi

3. 3 Kg 42.3 psi 42.5 psi

4. 4 Kg 56.5 psi 56.5 psi

VII. Pembahasan :

RUMUS ERROR :(nilai pengukuran−nilai ideal)

(nilai ideal)

PERCOBAAN I

No

.Beban

Pembacaan

IdealPembacaan I

Pembacaan

IIError I Error II

1 2 Kg 2 Kg 2 Kg/cm2 2 Kg/cm2 0 % 0 %

2 4 Kg 4 Kg 4 Kg/cm2 4 Kg/cm2 0 % 0 %

3 6 Kg 6 Kg 6.05 Kg/cm2 6.05 Kg/cm2 0.83 % 0.83 %

4 8 Kg 8 Kg 8.05 Kg/cm2 8.05 Kg/cm2 0.63 % 0.63 %

5 10 Kg 10 Kg 10 Kg/cm2 10 Kg/cm2 0 % 0 %

PERCOBAAN 2

No. BebanPembacaan

IdealPembacaan I

Pembacaan

IIError I Error II

1. 1 Kg 14.22 psi 14.3 psi 13.8 psi 0.56 % -2.95 %

2. 2 Kg 28.44 psi 28 psi 28 psi -1.5 % -1.54 %

Page 10: DWT

3. 3 Kg 42.67 psi 42 psi 42.3 psi -1.6 % -0.87 %

4. 4 Kg 56.89 psi 56.8 psi 56.8 psi -0.2% -0.2 %

PERCOBAAN 3

No

.Beban

Pembacaan

IdealPembacaan I

Pembacaan

IIError I Error II

1 2 Kg 2 Kg 2 Kg/cm2 2.05 Kg/cm2 0 % 2.5 %

2 4 Kg 4 Kg 3.98 Kg/cm2 4 Kg/cm2 0.5 % 0 %

3 6 Kg 6 Kg 6 Kg/cm2 6.05 Kg/cm2 0 % 0.83 %

4 8 Kg 8 Kg 8.05 Kg/cm2 8 Kg/cm2 0.63 % 0 %

5 10 Kg 10 Kg 10 Kg/cm2 10 Kg/cm2 0 % 0 %

PERCOBAAN 4

No

.Beban

Pembacaan

IdealPembacaan I

Pembacaan

IIError I Error II

1. 1 Kg 14.22 psi 14.22 psi 14 psi 0 % -0.02 %

2. 2 Kg 28.44 psi 28.4 psi 28 psi-0.14

%

-0.02

%

3. 3 Kg 42.67 psi 42.3 psi 42.5 psi-0.86

%-0.4 %

4. 4 Kg 56.89 psi 56.5 psi 56.5 psi -0.68% -0.7 %

DWT adalah alat kalibrator yang menggunakan sistem perbandingan antara

berat beban dikali luas penampang piston dengan tekanan yang terukur pada skala

Pressure Gauge.

Page 11: DWT

Percobaan kali ini akan menggunakan 2 Pressure Gauge yang memiliki

perbedaan skala. Lalu nantinya akan dikerjakan 2 kali percobaan kalibrasi ini tiap

Pressure Gauge, agar dapat membandingkan error yang dimiliki Pressure Gauge

tersebut.

Pada pengukuran nilai error digunakan rumus nilai yang terbaca dikurangi

oleh nilai yang ideal, setelah itu dibagi dengan nilai ideal itu sendri.

Pada percobaan pertama alat yang akan diuji adalah Pressure Gauge yang

menggunakan skala Kg/cm2 (bar). Pada percobaan ini dilakukan dengan

mengambil sampel yang menggunakan presentase dari skala Pressure Gauge

tersebut. Setelah menentukan presentase yang akan diukur maka dilakukan

kegiatan pengujian. Didapatlah hasil yang terbaca pada Pressure Gauge. Setelah

hasil dibaca dari Pressure Gauge maka dihitung dengan menggunakan rumus

diatas. Contoh pada percobaan I no 3 :

(6,05-6)/6=0,00833→ 0,00833 x 100%=0,833%

Pada percobaan kedua alat yang akan diuji adalah Pressure Gauge yang

menggunakan skala psi. Karena psi rumit disesuaikan dengan beban yang akan

dibandingkan maka persentase yang akan digunakan diabaikan. Maka yang akan

di fokuskan yaitu bebannya saja. Beban dibuat 1 Kg hingga 4 Kg agar tekanan

pada psi dapat disesuaikan untuk perhitungan. Setelah hasil yang dibaca

didapatkan maka akan diperhitungkan error Pressure Gauge tersebut. Contoh

pada percobaan II no 1 :

(14,3-14,22)/14,22=-0,0295→ -0,0295 x 100%=-2,95%

Page 12: DWT

VIII. Kesimpulan :

Setelah melakukan praktek kalibrasi pressure gauge kali ini, dapat

disimpulkan bahwa kalibrasi yang dilakukan pada Pressure Gauge (Kg/cm2)

sudah cukup baik untuk percobaan 1 karena error yang dihasilkan tidak melebihi ±

1 %, namun pada percobaan 3 terdapat nilai error yang melebihi batas ± 1 %.

Sedangkan kalibrasi yang dilakukan pada Pressure Gauge (psi) kurang baik untuk

percobaan 2 karena error yang dihasilkan melebihi batas akurasi dari Pressure

Gauge yaitu sebesar ± 1 %, namun pada percobaan 4 sudah cukup baik karena

nilai error tidak melebihi batas ± 1 %. Hal tersebut bisa terjadi karena

kekurangtelitian petugas kalibrasi dalam mengkalibrasi dan presisi pembacaan

skala yang ditunjukan pada Pressure Gauge.