Dwi ilhami

8
M.DWI ILHAMI E71211039 FAZLUR RAHMAN

Transcript of Dwi ilhami

Page 1: Dwi ilhami

M.DWI ILHAMIE71211039

FAZLUR RAHMAN

Page 2: Dwi ilhami

BIOGRAFI DAN PEMIKIRAN FAZLUR RAHMAN

Fazlur Rahman dilahirkan pada tanggal 21 September 1919 diHazara, suatu daerah di Anak Benua Indo-Pakistan yang sekarangterletak di barat laut Pakistan. Wilayah Anak Benua Indo-Pakistan sudahtidak diragukan lagi telah melahirkan banyak pemikir Islam yang cukupberpengaruh dalam perkembangan pemikiran Islam. Fazlur Rahmandilahirkan dalam suatu keluarga Muslim yang sangat religius, denganlatar belakang kehidupan keagamaan yang matang, maka menjadiwajar ketika berumur sepuluh tahun ia sudah dapat menghafal Alquran.

Adapun mazhab yang dianut oleh keluarganya ialah mazhabHanafi. Ayah Fazlur Rahman merupakan penganut mazhab Hanafi yangsangat kuat, ayahnya inilah yang kemudian mempengaruhi pemikirandan keyakinan Fazlur Rahman, kemudian pada tahun 1933, FazlurRahman melanjutkan pendidikannya di sebuah sekolah modern diLahore. Selain mengenyam pendidikan formal, Fazlur Rahman punmendapatkan pendidikan atau pengajaran tradisinonal dalam kajian-kajian keislaman dari ayahnya, Maulana Syahab al Din.

Page 3: Dwi ilhami

Perkembangan Pemikiran dan Karya-Karya

Pemikiran Fazlur Rahman dapat dibagi menjadi tiga fase atau periode, yakni

periode awal, periode Pakistan, dan periode Chicago. Periode pertama belangsung

sekitar dekade 50-an dan pada periode ini Rahman hanya menghasilkan karya-karya

yang besifat historis, seperti Avicenna’s Psycology, Avicenna’s De Anima, dan Propecy

in Islam: Philosophy and Orthodoxy. Melalui ketiga buku Rahman ini akan terlihat

jelas concern pemikirannya, yakni kajian historis murni. Namun demikian, kajian yang

dilakukan Rahman pada buku yang disebut terakhir mempengaruhi pandangannya

tentang proses pewahyuan kepada nabi Muhammad saw.

Adapun faktor-faktor yang melatarbelakangi perubahan concern pemikiran Rahman ini

ialah :

1. Adanya kontroversi yang akut di Pakistan antara kalngan modernis disatu pihak dan

kalangan tradisionalis dan fundamentalis di lain pihak. Kontroversi ini bermuara pada

definisi Islam untuk negeri Pakistan ketika itu,

2. Kontak yang intens dengan Barat ketika menetap di sana, sangat berarti dalam

penyadaran dirinya pada hakikat tantangan Islam pada periode modern,

3. Posisi penting sebagai Direktur Lembaga Riset Islam dan anggota Dewan Penasehat

Ideologi Islam Pemerintah Pakistan, yang kemudeian mendorong Rahman untuk turut

aktif dalam meberikan definisi Islam bagi Pakistan dari kalangan modernis.

Page 4: Dwi ilhami

Sepanjang karir intelektualitasnya, doctor lulusan Oxford Universitytersebut menulis pelbagai artikel di beberapa jurnal ilmiah dan sebagiandari artikel-artikel tersebut dikumpulkan menjadi beberapa buku.Adapun buku-buku yang dihasilkan olehnya ialah sebagai berikut :

Avicenna’s Psycology

Propecy in Islam: Philosophy and Ortodoxy

Avicennas’s De Anima, being the Psycological Part of Kitab al Shifa

The Philosophy of Mulla Shadra

Islamic Methodology in History

Islam

MajorTimes of theQur’an

Islam and Modernity:Transformation of an IntelectualTradition

Revival and Reform in Islam: A Study of Islamic Fundamentalism

Health and Medicine in IslamicTradition

Page 5: Dwi ilhami

Di antara pemikiran Fazlur Rahman antara lain :

1) Ia menegaskan bahwa al-Qur’an bukanlah suatu karya misterius atau karya sulityang memerlukan manusia berlatih secara teknis untuk memahami danmenafsirkan perintah-perintahnya, di sini di jelaskan pula prosedur yang benaruntuk memahami al-Qur’an.

Seseorang harus mempelajari al-Qur’an dalam Ordo Histories untukmengapresiasikan tema-tema dan gagasan-gagasannya.

2) Seseorang harus mengkajikan dalam konteks latar belakang socialhistorisnya, hal ini tidak hanya berlaku untuk ayat-ayatnya secara individual tapijuga untuk al-Qur’an secara keseluruhan. Tanpa memahami latar belakang mikrodan makronya secara memadai. Menurut Fazlur Rahman, besar kemungkinanseseorang akan salah tangkap terhadap élan dan maksud al-Qur’an aktifitasNabi baik di Mekkah atau di Madinah.

3) Dalam karyanya Islam and Modernity 1982 Fazlur Rahman menekankan, akanmutlak perlunya mensistematiskan materi ajaran al-Qur’an. Tanpa usaha ini bisaterjadi penerapan ayat-ayatnya secara individual dan terpisah berbagai situasiakan menyesatkan.

Page 6: Dwi ilhami

Berikut adalah tiga metodologi yang dikembangkan olehRahman, yaitu:

Metode Kritik Sejarah (The Critical Histori Method)

William Montgomeri Watt menggunakan istilah The CriticalHistori Method yang merupakan pendekatan kesejarahanyang pada prinsipnya bertujuan menemukan fakta-faktaobjektifsecara utuh dan mencari nilai-nilai tertentu yangterkandung didalamnya. Metode kritiksejarah, sebagaimana yang dimaksudkan FazlurRahman, telah banyak diterapkan dalam penelitian sejarahislam oleh para Orientalis seperti David S.Margoliouth, Ignaz Goldziher, Henry Lamen, Joseph Schactdll. Penelitian dari para orientalis tersebut menghasilkanberbagai tesis yang menghebohkan terutama bagikalangan muslim tradisional.

Page 7: Dwi ilhami

Metode Penafsiran Sistematis (The Sistematic interpretation method)

Metode kritik sejarah yang telah lama diaplikasikandalam menuliskan pikiran-pikirannya yang tajam dankritis, kemudian dikembangkan menjadi metode yang lebihsistematis, yang disebut dengan The Sistematicinterpretation method. Menurut Rahman, jika orang-orangislam dengan keras dan gigih berbicara tentangkelangsungan hidup islam sebagai sistem doktrin danpraktek didunia dewasa ini sungguh-sungguh sejati (suatupertanyaan yang jawabnya tidak mudah), kelihatan denganjelas bahwa mereka harus memulai sekali lagi dari tingkatintelektual.

Page 8: Dwi ilhami

Metode Suatu Gerakan Ganda (a Double Movement)

Metode ini bisa dilakukan dengan (1) membawa problem-problem umat (sosial) untuk dicarikan solusinya pada al-Qur’anatau (2) memaknai al-Qur’an dalam konteksnya danmemproyeksikannya kepada situasi sekarang. Lebih lanjut FazlurRahman menawarkan metode berfikir yang terdiri atas duagerakan, yaitu: pertama, metode berpikir dari yang khususkepada yang umum (induktif), dan kedua, metode berpikir dariyang umum kepada yang khusus (deduktif). Sehubungan denganmetode berpikir pertama, gerakan pertama melibatkanpemahaman terhadap prinsip al-Qur’an dengan mana Sunnahmerupakan bagian organisnya.