DUKUNGAN KEBIJAKAN UNTUK TERCIPTANYA … dan SP 2 DRN 14 NOV...(UAV/drone) dan pesawat, satelit...
-
Upload
vuongxuyen -
Category
Documents
-
view
217 -
download
0
Transcript of DUKUNGAN KEBIJAKAN UNTUK TERCIPTANYA … dan SP 2 DRN 14 NOV...(UAV/drone) dan pesawat, satelit...
DUKUNGAN KEBIJAKAN UNTUK TERCIPTANYA KEUNGGULAN DAN PEMANFAATAN IPTEK
PENERBANGAN DAN ANTARIKSA (Khususnya Teknologi Roket)
RIKA ANDIARTI
DEPUTI TEKNOLOGI PENERBANGAN DAN ANTARIKSA
LAPAN
SIDANG PARIPURNA DRN II TAHUN 2016, 14 NOVEMBER 2016
UU No. 21 Tahun 2013 tentang Keantariksaan
Tujuan : a. mewujudkan kemandirian dan meningkatkan
daya saing bangsa dan negara dalam penyelenggaraan keantariksaan
b. …
Kegiatan keantariksaan meliputi : a. Sains antariksa b. Penginderaan jauh c. Penguasaan teknologi kentariksaan d. Peluncuran e. Kegiatan komersialisasi kentariksaan
DASAR HUKUM
SAINS ANTARIKSA DAN SAINS ATMOFER
TEKNOLOGI PENERBANGAN DAN
ANTARIKSA
PENGINDERAAN JAUH KAJIAN KEBIJAKAN PENERBANGAN DAN
ANTARIKSA
Pengembangan kemampuan nasional dalam pemanfaatan
teknologi penginderaan jauh untuk pemantauan bumi dengan fokus pada
pengembangan Bank Data Penginderaan Jauh
Nasional guna melayani kebutuhan data K/L, Pemda, TNI dan Polri
Pengembangan teknologi penerbangan tanpa awak (UAV/drone) dan pesawat
transportasi, pengembangan satelit beserta komponennya, serta pengembangan
roket sonda, spin off iptek peroketan untuk maksud
damai
Pengembangan Decision Support System untuk
cuaca antariksa dan dinamika atmosfer
ekuator
Penyusunan RPP dan RPepres turunan dari
Undang-Undang Keantariksaan serta
pedoman Delri di forum internasionl
KOMPETENSI UTAMA LAPAN
1. PERATURAN PEMERINTAH
No DELEGASI SUBSTANSI PENGATURAN PROGRESS
1 Pasal 23 TATACARA PENYELENGGARAAN PENGINDERAAN JAUH TELAH SELESAI HARMONISASI
2 Pasal 27 TATACARA DAN MEKANISME PENJAMINAN KEAMANAN TEKNOLOGI
SENSITIF KEANTARIKSAAN
Simplifikasi pengaturan menjadi
3 RPP :
1. RPP tentang Tata cara
penguasaan dan penjalaran
serta perlindungan
teknologi keantariksaan
2. RPP tentang persyaratan
dan tata cara kegiatan
komersial keantariksaan
3. RPP tentang tata cara
pembangunan dan
pengoperasian bandara
antariksa
3 Pasal 37 PERSYARATAN DAN TATACARA KEGIATAN KOMERSIAL KEANTARIKSAAN
4 Pasal 50 TATACARA PEMBANGUNAN DAN PENGOPERASIAN BANDAR ANTARIKSA
5 Pasal 57 STANDAR DAN PROSEDUR KEAMANAN DAN KESELAMATAN
PENYELENGGARAAN KEANTARIKSAAN
6 Pasal 69 KRITERIA DAN PERSYARATAN PENANGGUHAN, PEMBEKUAN,
PENCABUTAN DAN PERUBAHAN IZIN PELUNCURAN
7 Pasal 83 TANGGUNG JAWAB DAN GANTI RUGI
8 Pasal 84 KETENTUAN MENGENAI ASURANSI DAN KETENTUAN PENGGANTIAN
KERUGIAN AKIBAT PENYELENGGARAAN KEGIATAN KEANTARIKSAAN
9 Pasal 92 KETENTUAN MENGENAI PERAN SERTA MASYARAKAT
10 Pasal 95 TATACARA PENGENAAN SANKSI ADMINISTRATIF DAN BESARAN DENDA ADMINISTRATIF
AMANAT PERATURAN PELAKSANAAN
PERATURAN PRESIDEN
No DELEGASI SUBSTANSI PENGATURAN PROGRESS
1 Pasal 38 TUGAS, FUNGSI, KEWENANGAN DAN SUSUNAN ORGANISASI LEMBAGA
PERPRES NO 49 TAHUN 2015
2 Pasal 40 RENCANA INDUK PENYELENGGARAAN KEANTARIKSAAN
Dalam proses paraf kementerian/Lembaga terkait
2. PERATURAN PRESIDEN
3. PERATURAN KEPALA LAPAN • Pengolahan data pengideraan jauh • Pemanfaatan data dan diseminasi informasi inderaja • Tata cara peluncuran wahana antariksa • Tata cara pelaksanaan investigasi kecelakaan wahana antariksa
AMANAT PERATURAN PELAKSANAAN
RX-100
(10 km)
RX-250
(35 km)
RX-320
(60 Km)
RX-450 RX-550
Diameter x Length 450 x 6777 mm
Weight 1482 kg
Thrust/Burning time 7568 kgf / 19,57 sec
Alttitute at elev 70o 44 km
Range 129 km
ROKET SONDA LAPAN
(100 Km)
• Perlunya kemandirian dalam sistem pertahanan nasional
• Tingkat deterensi yang tinggi
• Penetapan produk roket/rudal sebagai prioritas KKIP (tahun 2015)
• Produk prioritas Komtek Hankam DRN
• Produk Prioritas pada RIRN
BAHAN PRESENTASI SEK. KKIP 2015
MATRIKS RIRN
DASAR PENGEMBANGAN
Pembinaan: RistekDikti, Kemhan, Kem BUMN
LAPAN : Basic Desain
PTDI: Tube, Cap, Nozzle, Graphite, Fin, Spring, Shaft Retainer, Seal, Cover Nozzle, Bolt Guidence, Safety Ring, Lock Ring, Surface Treatment, Integration
Pindad/: Warhead, Rupture Disk, Launcher
PT KS: Nozzle Steel and Nozzle Manufacture
PT LEN : Sistem Kendali dan Sistem Telemetri
Lapan/Dahana: Inhibitor, Igniter, Propellant, Liner, X-Ray
LPNK + Perguruan Tinggi : Riset Dasar + Terapan untuk desain dan Komponen
KONSORSIUM ROKET PERTAHANAN
Produk Litbang LAPAN
Pemanfaatan Hasil Litbang
• RX 70 RX 70 MN FFAR • RX 100 RX 1210 & RX 1220 • RX 200 RX 2020 • RKX 200 RKN 200 • RX 320 • RX 450
Konsorsium Roket Nasional
• Rhan 122 A • Rhan 122 B • Rhan 200 ; RKN 200 • Rhan 320 • Rhan 450 RHan
122 A RHan 122 B
RHan 200
ROKET PERTAHANAN
- Konsorsium Roket dimulai dg program D230, Roket 122
- Design roket
- US RX 1210, 1213 dan 1215
- UT Pameungpeuk
- US RX 200
- UT di Lumajang: RX 1210, RKN 200
- UT RHan 122 A di Baturaja, 14 KM
- US RX 1220
- UT RX 1220 di Baturaja
- UT RX 200 Pmngpk
- PROGRAM 1000 ROKET
- UT Rhan 122 A di Baturaja
- US RX 1220
- UT RX 1220 di Pmngpk
- UT Rhan 122 A 24 unit salvo dg dua kendaraan peluncur
- Penyesuaian dimensi RX 1220 dg launcher RM 70 Grad
- US RX 1220
- UT RX 2020
- RHan 1220 menjadi Rhan 122 B, 31 KM
- UT Rhan 122B dg launcher RM 70 Grad di Lumajang,
- UT RX 320, 64 KM
- UT RX 450,
100 KM
2007-2009
2010-2011
2012-2013
2014-2016
PERKEMBANGAN RHAN
• Merupakan sarana untuk penguasaan teknologi roket dengan standar pembuatan internasional (propellant case bonded)
• Peralatan Propellant Production Line bisa dimanfaatkan untuk memproduksi motor roket / propelan RX 1220 dengan kapasitas maks 500 unit per tahun (300 mtr roket/th)
• Desember Th 2015 sudah selesai diadakan tetapi belum siap dioperasikan untuk produksi
• Th 2016 mulai trial untuk membuat motor roket dg insulator hasil penelitian sendiri / dari Hanhwa
PENYIAPAN FASILITAS PRODUKSI
PROPELLANT PRODUCTION LINE
• KEBIJAKAN : Program 1000 roket, manajemen pengadaan, pembaharuan MOU, Dinamika organisasi institusi
• OPERASIONALISASI INSTRUMEN KEBIJAKAN : Kontrak tahun Jamak, Insentif pajak , Perbedaan Sistem Akuntansi di setiap INSTITUSI , Untuk Investasi Fasilitas Produksi/Industri perlu kepastian kuantitas produk supaya bisa masuk skala ekonomis
• SDM : Kualitas dan kuntitas SDM di Industri (PT DI, Pindad, Dahana, LEN dan di Pustekroket LAPAN
• FASILITAS : Lapangan Uji, belum Ada Line Produksi Khusus Roket di Industri, Belum ada industri yang mampu menyiapkan raw material, Fasilitas produksi roket di LAPAN hanya untuk kegiatan Litbang, Sedangkan peralatan produksi propelan untuk Roket RX-122 dapat dipergunakan untuk produksi massal
• KETERSEDIAAN BAHAN BAKU : Tidak dijamin konsistensinya (Metode pengadaan umum), dibatasi oleh MTCR
• INDUSTRIALISASI PERLU DISIAPKAN : Legal formal institusional, standarisasi produk dan proses, standarisasi materiasl, fasilitas produksi dan penyimpanan, areal uji produk industri
PERMASALAHAN
KEBIJAKAN
Penguatan Institusi Konsorsium untuk tetap komit mengawal pengembangan roket pertahanan, diantaranya :
• Penguatan Tim Monitoring
• Penjagaan data dan penjagaan kerahasiaan negara serta pembentukan HAKI terhadap hasil yang telah diperoleh.
• Kebijakan terkait dengan keamanan personil pelaksana uji
• Mendeskripsikan kembali pembagian kerja masing- masing institusi.
PRODUKSI • Fasilitas production-line kaliber 122 mm perlu segera dioperasikan dan Fasilitas production-
line di masing- masing industri juga perlu dukungan dalam standardisasi proses produksi. • Diperlukan sistem pengadaan bahan dan material dengan perlakuan khusus. • Masing-masing institusi menyiapkan sumber daya manusia dengan kompetensi, kualifikasi dan
sertfikasi khusus dalam jumlah tertentu. • Untuk menjamin kepastian produk menuju first article diperlukan Total Quality Manajemen
System PENGEMBANGAN PRODUK Pengembangan Proses Hilirisasi dan Hulunisasi : • Proses sertifikasi, industrialisasi produk serial, maintenance/ customisasi post product
hingga disposal/demolisi produk • Pengembangan dan produksi material dasar :
REKOMENDASI TERKAIT PROGRAM Roket Pertahanan