Draft Laporan Teknis Bulanan Kabupaten Lombok Barat

12

description

Laptek

Transcript of Draft Laporan Teknis Bulanan Kabupaten Lombok Barat

  • 4.2. 4.2. 4.2. 4.2. Tingkat Pelayanan PendidikanTingkat Pelayanan PendidikanTingkat Pelayanan PendidikanTingkat Pelayanan Pendidikan

    4.2.1 Tingkat Pendidikan masyarakat dan tenaga kerja4.2.1 Tingkat Pendidikan masyarakat dan tenaga kerja4.2.1 Tingkat Pendidikan masyarakat dan tenaga kerja4.2.1 Tingkat Pendidikan masyarakat dan tenaga kerja

    4.2.2 Ti4.2.2 Ti4.2.2 Ti4.2.2 Tingkat Ketersediaan Fasilitas Pendidikanngkat Ketersediaan Fasilitas Pendidikanngkat Ketersediaan Fasilitas Pendidikanngkat Ketersediaan Fasilitas Pendidikan

    4.2.3 Gap Tingkat Pelayanan Terhadap SPM 4.2.3 Gap Tingkat Pelayanan Terhadap SPM 4.2.3 Gap Tingkat Pelayanan Terhadap SPM 4.2.3 Gap Tingkat Pelayanan Terhadap SPM

    4.2.4 Kebutuhan dan potensi Pengembangan Pendidikan4.2.4 Kebutuhan dan potensi Pengembangan Pendidikan4.2.4 Kebutuhan dan potensi Pengembangan Pendidikan4.2.4 Kebutuhan dan potensi Pengembangan Pendidikan

    4.2.5 Distribusi Spasial Gap Tk Pendidikan4.2.5 Distribusi Spasial Gap Tk Pendidikan4.2.5 Distribusi Spasial Gap Tk Pendidikan4.2.5 Distribusi Spasial Gap Tk Pendidikan

    4.2.6 4.2.6 4.2.6 4.2.6 KKKKebijakan dan program strategis nasional terkaitebijakan dan program strategis nasional terkaitebijakan dan program strategis nasional terkaitebijakan dan program strategis nasional terkait

    4.3.4.3.4.3.4.3. Tingkat Pelayanan Kesehatan Tingkat Pelayanan Kesehatan Tingkat Pelayanan Kesehatan Tingkat Pelayanan Kesehatan

    4.3.1 Tingkat Kesehatan Masyarakat 4.3.1 Tingkat Kesehatan Masyarakat 4.3.1 Tingkat Kesehatan Masyarakat 4.3.1 Tingkat Kesehatan Masyarakat

    4.3.2 Tingkat Ketersediaan Fasilitas Kesehatan4.3.2 Tingkat Ketersediaan Fasilitas Kesehatan4.3.2 Tingkat Ketersediaan Fasilitas Kesehatan4.3.2 Tingkat Ketersediaan Fasilitas Kesehatan

    4.3.3 Gap Tingkat Pelayanan Terhadap SPM 4.3.3 Gap Tingkat Pelayanan Terhadap SPM 4.3.3 Gap Tingkat Pelayanan Terhadap SPM 4.3.3 Gap Tingkat Pelayanan Terhadap SPM

    4.3.4 Kebutuhan dan potensi Pengembangan kesehatan4.3.4 Kebutuhan dan potensi Pengembangan kesehatan4.3.4 Kebutuhan dan potensi Pengembangan kesehatan4.3.4 Kebutuhan dan potensi Pengembangan kesehatan

    4.3.5 Distribusi Spasial 4.3.5 Distribusi Spasial 4.3.5 Distribusi Spasial 4.3.5 Distribusi Spasial Gap Tk KesehatanGap Tk KesehatanGap Tk KesehatanGap Tk Kesehatan

    4.3.6 kebijakan dan program strategis nasional terkait4.3.6 kebijakan dan program strategis nasional terkait4.3.6 kebijakan dan program strategis nasional terkait4.3.6 kebijakan dan program strategis nasional terkait

  • JumlahJumlahJumlahJumlah / Total 300.364300.364300.364300.364 312.797312.797312.797312.797 613.161613.161613.161613.161 96,0396,0396,0396,03

    2011 296.680 309.364 606.044 95,90

    2010 293.528 306.458 599.986 95,78

    2009 299.255 312.449 611.704 95,78

    2008 283.562 319.661 603.223 88,71

    Sumber BPS Lombok Barat 2015

    4.1.1 Laju Pert4.1.1 Laju Pert4.1.1 Laju Pert4.1.1 Laju Pertumbuhan umbuhan umbuhan umbuhan

    4.1.2 Tingkat Migrasi4.1.2 Tingkat Migrasi4.1.2 Tingkat Migrasi4.1.2 Tingkat Migrasi

    4.1.3 Bonus Demografi4.1.3 Bonus Demografi4.1.3 Bonus Demografi4.1.3 Bonus Demografi

    4.1.4 Ketenagakerjaan4.1.4 Ketenagakerjaan4.1.4 Ketenagakerjaan4.1.4 Ketenagakerjaan

    4.14 Kebutuhan SDM terkait transformasi ekonomi4.14 Kebutuhan SDM terkait transformasi ekonomi4.14 Kebutuhan SDM terkait transformasi ekonomi4.14 Kebutuhan SDM terkait transformasi ekonomi

  • Tabel 4.1. Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin Dan Rasio Jenis Kelamin Di Kabupaten Tabel 4.1. Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin Dan Rasio Jenis Kelamin Di Kabupaten Tabel 4.1. Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin Dan Rasio Jenis Kelamin Di Kabupaten Tabel 4.1. Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin Dan Rasio Jenis Kelamin Di Kabupaten Lombok Barat 2012Lombok Barat 2012Lombok Barat 2012Lombok Barat 2012

    KecamatanKecamatanKecamatanKecamatan

    Sub District

    Laki Laki Laki Laki LakiLakiLakiLaki

    Male

    PerempuanPerempuanPerempuanPerempuan

    Female

    JumlahJumlahJumlahJumlah

    Total

    Rasio Jenis Rasio Jenis Rasio Jenis Rasio Jenis

    KelaminKelaminKelaminKelamin

    Sex Ratio

    (1)(1)(1)(1) (2)(2)(2)(2) (3)(3)(3)(3) (4)(4)(4)(4) (5)(5)(5)(5)

    1. SEKOTONG 28.664 28.812 57.476 99,49

    2. LEMBAR 22.280 23.181 45.461 96,11

    3. GERUNG 36.108 39.994 76.102 90,28

    4. LABUAPI 30.337 31.846 62.183 95,26

    5. KEDIRI 27.099 28.315 55.414 95,71

    6. KURIPAN 17.165 17.639 34.804 97,31

    7. NARMADA 43.851 46.125 89.976 95,07

    8. LINGSAR 31.766 33.143 64.909 95,85

    9. GUNUNGSARI 39.863 40.546 80.409 98,32

    10. BATU LAYAR 23.231 23.196 46.427 100,15

  • semakin besar modal pembangunan dari sisi sumber daya manusia. Namun di sisi

    lain, jumlah penduduk yang besar dapat menjadi masalah bila kualitas penduduknya

    rendah. Dengan demikian penduduk akan menjadi beban pembangunan.

    Permasalahan Penduduk (Kuantitas dan Kualitas) : Pembangunan suatu bangsa

    berkaitan erat dengan permasalahan kependudukannya. Suatu pembangunan dapat

    berhasil jika didukung oleh subjek pembangunan, yakni penduduk yang memiliki

    kualitas dan kuantitas yang memadai. Sumber masalah kependudukan dapat dibagi

    menjadi 2 segi, yaitu segi kuantitas dan kualitas. 2 hal ini seperti 2 mata uang dalam

    satu koin yang saling berhubungan. Apabila jumlah penduduk suatu daerah besar

    dan memiliki kualitas yang baik maka SDM daerah tersebut akan menjadi modal

    yang besar dalam pembangunan. Sebaliknya jumlah penduduk yang besar namun

    memiliki kualitas yang rendah, maka penduduk akan menjadi salah satu beban

    pembangunan. Kualitas SDM atau penduduk sangat ditentukan oleh 3 hal utama

    yang juga menjadi komponen dalam pengukuran IPM. Dengan demikian untuk

    melihat kualitas SDM suatu daerah kita dapat melihatnya dari angka atau tingkat

    IPM-nya.

    4.1.1 Jumlah dan Kepadatan penduduk4.1.1 Jumlah dan Kepadatan penduduk4.1.1 Jumlah dan Kepadatan penduduk4.1.1 Jumlah dan Kepadatan penduduk

    Jumlah dan kepadatan Penduduk Kabupaten Lombok Barat untuk tahun 2008-2011

    dapat dilihat dari Tabel 4.1. di masing-masing kecamatan .

  • Indeks Pendidikan 61,76 63,67 63,98 64,04 65,27 65,95

    Indeks Pendapatan 58,71 59,64 60,83 61,35 61,87 62,43

    IPMIPMIPMIPM 59,34 60,53 61,27 61,71 62,54 63,19

    Sumber : BPS Lombok Barat 2015Download PDF

    Download Excel

    BAB 4 ANALISIS GAP TINGKAT PELAYANAN SOSIAL DASARBAB 4 ANALISIS GAP TINGKAT PELAYANAN SOSIAL DASARBAB 4 ANALISIS GAP TINGKAT PELAYANAN SOSIAL DASARBAB 4 ANALISIS GAP TINGKAT PELAYANAN SOSIAL DASAR

    4.1. 4.1. 4.1. 4.1. KependudukanKependudukanKependudukanKependudukan

    Dalam satu sisi penduduk merupakan salah satu modal pembangunan di sutau

    negara atau daerah. Dengan demikian semakin besar jumlah penduduk akan

  • 2009/2010 413 127 3.647 3.327

    2008/2009 413 76 3.682 3.082

    Sumber : BPS Lombok Barat 2015Download PDF

    3.4.4. Indeks Kesehatan3.4.4. Indeks Kesehatan3.4.4. Indeks Kesehatan3.4.4. Indeks Kesehatan

    Rendahnya angka IPM Lombok Barat dapat di prediksi bahwa komponen penunjang

    IPM-nya juga rendah, yaitu indeks pendidikan dan indek kesehatan serta daya belinya.

    Dari data Rifaskes Departemen Kesehatan 2013 (Kemenkes 2013) Kabupaten Lombok

    Barat merupakan salah satu Kabupaten dari 7 Kabupaten/Kota di propinsi NTB (

    Kabupaten Dompu, Kabupaten Lombok Tengah, Kabupaten Sumbawa, Kabupaten

    Bima, Kota Bima, Kabupaten Lombok Utara dan Kabupaten Lombok Barat) yang

    memiliki masalah kesehatan atau Daerah Bermasalah Kesehatan (DBK). Itu artinya

    level indeks kesehatan di Lombok Barat tergolong rendah dan kualitas kesehatannya

    masih belum baik.

    Kulitas Kesehatan merupakan salah satu indicator yang berhubungan dengan Indeks

    Harapan Hidup manusia. Dengan demikian maka Indeks Kesehatan Kabupaten

    Lombok Barat dapat dilihat dari table 3.4.

    Tabel 3.4. Tabel 3.4. Tabel 3.4. Tabel 3.4. Indeks Masing-masing Komponen Ipm Kabupaten Lombok Barat Tahun 2007 - 2012

    Komponen IPMKomponen IPMKomponen IPMKomponen IPM 2007200720072007 2008200820082008 2009200920092009 2010201020102010 2011201120112011 2012201220122012

    (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

    Indeks Harapan Hidup 57,57 58,28 59,00 59,73 60,47 61,18

  • Taman Kanak Kanak

    Kindergarten 9 79 2 142

    Sekolah Dasar

    Primary School 332 11 1.096 1.098

    SLB

    Special School 2 - 6 2

    SMP

    Junior High

    School 38 17 436 385

    SD-SMP Satu Atap

    Primary-Junior High in

    One Roof 21 1 6 6

    SMP Terbuka

    Additional Junior High 9 - 173 83

    SMA Senior High School 13 13 260 198

    SMK

    Vocational School 13 18 262 152

    JumlahJumlahJumlahJumlah / Total 437437437437 139139139139 2.2412.2412.2412.241 2.0662.0662.0662.066

    2011/2012 434 141 2131 1945

    2010/2011 427 134 3.738 3.577

  • 2009 208,5 24,02

    2010 129,7 21,59

    2011 119,6 19,70

    2012 110,5 17,91

    Sumber : BPS Lombok Barat 2015Download PDF

    Kemiskinan adalah wajah lain dari rendahnya kualitas SDM yang ditunjukkan oleh angka IPM. Besarnya angka kemiskikan di Lombok Barat menunjukan rendahnya tingkat atau indeks pendidikan dan indeks kesehatan serta rendahnya daya beli masyarakat.

    3.4.3. Indeks Pendidikan3.4.3. Indeks Pendidikan3.4.3. Indeks Pendidikan3.4.3. Indeks Pendidikan

    Indek pendidikan di Lombok Barat masih sangat rendah dan ini menjadi salah satu

    indicator komponen pengukuran IPM. Dari ratio ketersediaan sekolah dan penduduk

    sebenarnya tidak terlalu jauh dari angka kecukupan namun hingga tahun 2012 belum

    ada perguruan tinggi di Lombok Barat dan APM serta APS Lombok Barat masih belum

    tinggi.

    Tabel 3.3. Banyaknya Sekolah, Guru Dan Murid Menurut Jenis Sekolah Dan

    Jenis Kelamin 2012

    Tingkat PendidikanTingkat PendidikanTingkat PendidikanTingkat Pendidikan

    Level of School

    SekolahSekolahSekolahSekolah/School

    Guru PNS+Guru Tetap Guru PNS+Guru Tetap Guru PNS+Guru Tetap Guru PNS+Guru Tetap

    YayasanYayasanYayasanYayasan/Teachers

    NegeriNegeriNegeriNegeri

    Public

    SwastaSwastaSwastaSwasta

    Private

    LakiLakiLakiLaki----

    LakiLakiLakiLakiMale PerempuanPerempuanPerempuanPerempuanFemale

    (1)(1)(1)(1) (2)(2)(2)(2) (3)(3)(3)(3) (4)(4)(4)(4) (5)(5)(5)(5)

  • Kota Mataram 72,83 73,70 1 1

    Kota Bima 69,10 69,83 2 2

    NTBNTBNTBNTB 66,2366,2366,2366,23 66,8966,8966,8966,89 32323232 32323232 Sumber : BPS Lombok Barat 2015Download PDF

    Download Excel

    3.4.2. Faktor3.4.2. Faktor3.4.2. Faktor3.4.2. Faktor----faktor pendukungfaktor pendukungfaktor pendukungfaktor pendukung

    Beberapa factor pendukung dalam perkembangan IPM disuatu daerah diantaranya

    adalah ketersediaan sarana pendidikan dan sarana kesehatan yang memadai, adanya

    perputaran dan kegiatan ekonomi yang menguntungkan masyarakat. Kemiskinan juga

    factor pendukung yang memberi kontribusi terhadap perkembangan dan rendahnya

    tingkat IPM di Lombok Barat. Menurut data statistic hingga akhir tahun 2012 kemiskinan

    di Lombok barat masih sekitar 17,97% dari total jumlah penduduk atau sekitar 110,5000

    jiwa. Perkembangan angka kemiskinan di Lombok Barat dapat dilihat dalam Tabel 3.2.

    Table 3.2. Table 3.2. Table 3.2. Table 3.2. Perkembangan Jumlah Dan Persentase Penduduk Miskin Di Kabupaten Lombok Perkembangan Jumlah Dan Persentase Penduduk Miskin Di Kabupaten Lombok Perkembangan Jumlah Dan Persentase Penduduk Miskin Di Kabupaten Lombok Perkembangan Jumlah Dan Persentase Penduduk Miskin Di Kabupaten Lombok Barat Tahun 2007 Barat Tahun 2007 Barat Tahun 2007 Barat Tahun 2007 2012201220122012

    TahunTahunTahunTahun Jumlah Penduduk Miskin (000)Jumlah Penduduk Miskin (000)Jumlah Penduduk Miskin (000)Jumlah Penduduk Miskin (000) PersentasePersentasePersentasePersentase

    (1)(1)(1)(1) (2)(2)(2)(2) (3)(3)(3)(3)

    2007 240,6 28,97

    2008 222,2 25,97

  • Tengah Rendahnya nilai IPM ini disebabkan oleh berbagai factor yang menjadi ukuran

    dan penilaian IPM yaitu tingkat pendidikan, kesehatan dan kemampuan daya beli.

    Tabel 3.1. Perkembangan Tabel 3.1. Perkembangan Tabel 3.1. Perkembangan Tabel 3.1. Perkembangan AngAngAngAngka Ipm Prop. NTB Menurut Kabupaten/kota Dan Peringkat Ipm ka Ipm Prop. NTB Menurut Kabupaten/kota Dan Peringkat Ipm ka Ipm Prop. NTB Menurut Kabupaten/kota Dan Peringkat Ipm ka Ipm Prop. NTB Menurut Kabupaten/kota Dan Peringkat Ipm Tahun 2011Tahun 2011Tahun 2011Tahun 2011----2012201220122012

    Kabupaten/KotaKabupaten/KotaKabupaten/KotaKabupaten/Kota

    IPMIPMIPMIPM Peringkat IPMPeringkat IPMPeringkat IPMPeringkat IPM

    2011201120112011 2012201220122012 2011201120112011 2012201220122012

    (1)(1)(1)(1) (2)(2)(2)(2) (3)(3)(3)(3) (4)(4)(4)(4) (5)(5)(5)(5)

    Lombok Barat 62,50 63,19 8 8

    Lombok Tengah 61,66 62,57 9 9

    Lombok Timur 63,93 64,91 7 7

    Sumbawa 66,67 67,23 5 5

    Dompu 66,70 67,58 4 4

    Bima 65,74 66,52 6 6

    Sumbawa Barat 67,08 67,85 3 3

    Lombok Utara 60,93 61,37 10 10

  • Bab 3 Analisis Gap Tingkat KesejahteraanBab 3 Analisis Gap Tingkat KesejahteraanBab 3 Analisis Gap Tingkat KesejahteraanBab 3 Analisis Gap Tingkat Kesejahteraan

    Kabupaten Kabupaten Kabupaten Kabupaten Lombok BaratLombok BaratLombok BaratLombok Barat

    3.4. Indek Pembangunan Manusia3.4. Indek Pembangunan Manusia3.4. Indek Pembangunan Manusia3.4. Indek Pembangunan Manusia

    Indeks Pembangunan Manusia (IPM) / Human Development Index (HDI) adalah

    pengukuran perbandingan dari harapa hidup, melek huruf, pendidikan dan standar

    hidup untuk semua negara seluruh dunia. IPM digunakan untuk mengklasifikasikan

    apakah sebuah negara adalah negara maju, negara berkembang atau negara

    terbelakang dan juga untuk mengukur pengaruh dari kebijaksanaan ekonomi terhadap

    kualitas hidup (UNDP 2005). Pengukuran IPM tidak hanya digunakan dalam skala

    antar negara, namun juga berkembangn dalam skala propinsi dan kabupaten /kota,

    sebagaimana yang digunakan dalam mengukur kemajuan pembangunan di level

    kabupaten/kota di Indonesia. Melalui perkembangan IPM dalam wilayah

    kabupaten/kota maka akan dapat dilihat hasil sebuah kebijakan pembangunan di

    wilayah tersebut dan dapat digunakan sebagai basis data tentang ketersediaan kualitas

    sumber daya manusia di wilayah kabupaten/kota. Dimana pada akhirnya ketersediaan

    SDM ini juga berimplikasi pada pelaksanaan kebijakan pembangunan yang akan

    dilaksanakan di sebuah kabupaten/kota.

    3.4.1. Perkembangan IPM3.4.1. Perkembangan IPM3.4.1. Perkembangan IPM3.4.1. Perkembangan IPM

    Kabupaten Lombok Barat terletak di Propinsi Nusa Tenggara Barat dimana propinsi

    NTBmemiliki nilai IPM agak rendah di banding rata-rata propinsi lainya. Untuk

    Kabupaten Lombok Barat pada tahun 2011 dan tahun 2012 nilai IPM nya masih berada

    pada posisi ke 8 di tingkat propinsi dari 10 kabupaten/kota yang ada di NTB. Posisi

    IPM ini hanya berada di atas Kabupaten Lombok Utara dan Kabupaten Lombok