BUPATI LOMBOK UTARA PERATURAN BUPATI LOMBOK...

19
BUPATI LOMBOK UTARA PERATURAN BUPATI LOMBOK UTARA NOMOR TAHUN 2015 TENTANG PENGEMBANGAN KABUPATEN LAYAK ANAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LOMBOK UTARA, Menimbang : a. bahwa Peraturan Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Nomor 11 Tahun 2011 Tentang Kebijakan Pengembangan Kabupaten Layak Anak perlu ditindak lanjuti oleh Kabupaten dalam rangka menetapkan Pengembangan Kabupaten Layak Anak menjadi program strategis pemerintah daerah; b. bahwa Pemerintah Kabupaten Lombok utara berkewajiban melaksanakan Pengembangan Kabupaten Layak Anak secara terintegrasi dan berkesinambungan dalam upaya menjamin, melindungi dan memenuhi hak-hak anak secara menyeluruh dan berkelanjutan dalam kebijakan, program dan kegiatan Satuan Perangkat Daerah Kabupaten Lombok Utara; c. bahwa untuk memastikan bahwa stiap program dan kegiatan yang dilaksanakan oleh Satuan Perangkat Daerah Kabupaten Lombok Utara secara terintegrasi, berkualitas dan berkesinambungan sebagai upaya memberikan perlindungan atas hak-hak anak; d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu menetapkan Peraturan Bupati tentang Pengembangan Kabupaten Layak Anak; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1979 tentang Kesejahteraan Anak (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1979 Nomor 32, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3143); 2. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3886) ; 3. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 109, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4235) sebagaimana telah diubah dengan undang-undang nomor 35 tahun 2014 tentang perubahan atas Undang-undang nomor 23 tahun 2002 tentang perlindungan anak (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 297, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5606); 4. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah terahir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang perubahan kedua atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844);

Transcript of BUPATI LOMBOK UTARA PERATURAN BUPATI LOMBOK...

Page 1: BUPATI LOMBOK UTARA PERATURAN BUPATI LOMBOK …lombokutarakab.go.id/v1/images/Katalog_Anggaran_Daerah/Data... · bupati lombok utara peraturan bupati lombok utara nomor tahun 2015

BUPATI LOMBOK UTARA

PERATURAN BUPATI LOMBOK UTARA

NOMOR TAHUN 2015

TENTANG

PENGEMBANGAN KABUPATEN LAYAK ANAK

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI LOMBOK UTARA,

Menimbang : a. bahwa Peraturan Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Nomor 11 Tahun 2011 Tentang Kebijakan Pengembangan Kabupaten Layak Anak perlu ditindak lanjuti oleh Kabupaten dalam rangka menetapkan Pengembangan Kabupaten Layak Anak menjadi program strategis pemerintah daerah;

b. bahwa Pemerintah Kabupaten Lombok utara berkewajiban melaksanakan Pengembangan Kabupaten Layak Anak secara terintegrasi dan berkesinambungan dalam upaya menjamin, melindungi dan memenuhi hak-hak anak secara menyeluruh dan berkelanjutan dalam kebijakan, program dan kegiatan Satuan Perangkat Daerah Kabupaten Lombok Utara;

c. bahwa untuk memastikan bahwa stiap program dan kegiatan yang dilaksanakan oleh Satuan Perangkat Daerah Kabupaten Lombok Utara secara terintegrasi, berkualitas dan berkesinambungan sebagai upaya memberikan perlindungan atas hak-hak anak;

d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu menetapkan Peraturan Bupati tentang Pengembangan Kabupaten Layak Anak;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1979 tentang Kesejahteraan Anak (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1979 Nomor 32, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3143);

2. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3886) ;

3. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 109, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4235) sebagaimana telah diubah dengan undang-undang nomor 35 tahun 2014 tentang perubahan atas Undang-undang nomor 23 tahun 2002 tentang perlindungan anak (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 297, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5606);

4. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah terahir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang perubahan kedua atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844);

Page 2: BUPATI LOMBOK UTARA PERATURAN BUPATI LOMBOK …lombokutarakab.go.id/v1/images/Katalog_Anggaran_Daerah/Data... · bupati lombok utara peraturan bupati lombok utara nomor tahun 2015

2

5. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2008 tentang pembentukan Kabupaten Lombok Utara di Provinsi Nusa Tenggara Barat (Lembaran Negara Tahun 2008 Nomor 99, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4872);

6. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 89, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4741);

7. Peraturan Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Republik Indonesia Nomor : 11 Tahun 2011 tentang Kebijakan Pengembangan Kabupaten/Kota Layak Anak;

8. Keputusan Presiden Nomor 36 Tahun 1990 tentang Pengesahan Convention on the Rights of the Child (Konvensi tentang Hak-Hak Anak) (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1990 Nomor 57);

9. Peraturan Daerah Kabupaten Lombok Utara Nomor 10 Tahun 2010 tentang Urusan Pemerintahan yang menjadi kewenangan pemerintah daerah Kabupaten Lombok Utara (Lembaran Daerah Kabupaten Lombok Utara Tahun 2010 Nomor 10, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Lombok Utara Tahun 2010 Nomor 10)

MEMUTUSKAN Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG PENGEMBANGAN KABUPATEN LAYAK

ANAK

Pasal 1

Dalam Peraturan Bupati ini, yang dimaksud dengan:

1. Daerah adalah KabupatenLombok Utara.

2. Bupati adalah BupatiLombok Utara.

3. Pemerintah Daerah adalah Bupati dan Perangkat Daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan Daerah.

4. Anak adalah seseorang yang belum berusia 18 (delapan belas) tahun, termasuk anak yang masih dalam kandungan.

5. Hak anak adalah bagian dari hak asasi manusia yang wajib dijamin, dilindungi, dan dipenuhi oleh orang tua, keluarga, masyarakat, pemerintah dan Negara.

6. Kabupaten Layak Anak yang selanjutnya disingkat KLA adalah Kabupaten yang mempunyai sistem pembangunan berbasis hak anak melalui pengintegrasian komitmen dan sumberdaya pemerintah, masyarakat dan dunia usahayang terencana secara menyeuruh dan berkelanjutan dalam kebijakan program dan kegiatan untuk menjamin terpenuhinya hak anak.

7. Satuan Kerja Perangkat Daerah yang selanjutnya disingkat SKPDadalah perangkat daerah pada Lingkup Pemerintah KabupatenLombok utara.

8. Gugus Tugas KLA adalah lembaga koordinatif di tingkat Kabupaten yang mengkoordinasikan kebijakan, program dan kegiatan untuk mewujudkan KLA.

9. Fasilitator KLA adalah personal/ lembaga yang membantu pemerintah daerah dalam melaksanakan kebijakan KLA.

10. Tim Evaluasi KLA adalah tim yang membantu Pemerintah daerah dalam melaksanakan evaluasi KLA lingkup daerah.

Page 3: BUPATI LOMBOK UTARA PERATURAN BUPATI LOMBOK …lombokutarakab.go.id/v1/images/Katalog_Anggaran_Daerah/Data... · bupati lombok utara peraturan bupati lombok utara nomor tahun 2015

3

11. Rencana Aksi Daerah pengembangan KLA yang selanjutnya disingkat RAD-KLA adalah dokumen yang memuat kebijakan, program dan kegiatan untuk mewujudkan KLA.

12. Indikator adalah variabel yang membantu dalam mengukur dan memberikan nilai terhadap pemerintah daerah dalam mengupayakan terpenuhinya hak anak untuk terwujudnya kabupaten layak anak.

BAB II

MAKSUD DAN TUJUAN Pasal 2

Kebijakan Pengembangan KLA merupakan acuan untuk mewujudkan KLA.

Pasal 3 Kebijakan Pengembagan KLA memuat tentang : a. Konsep KLA b. Hak anak c. Pendekatan Pengembangan KLA d. Indikator KLA

BAB III

PRINSIP PENGEMBANGAN KLA Pasal 4

Kebijakan pengembangan KLA dilaksanakan berdasarkan prinsip-prinsip yang meliputi : a. Tata pemerintahan yang baik yaitu transparansi, akuntabilitas,

partisipasi, keterbukaan informasi dan supremasi hukum; b. Non diskriminasi yaitu tidak membedakan suku, ras, agama, jenis

kelamin, bahasa, politik, asal kebangsaan, status ekonomi, kondisi fisik maupun psikis anak atau faktor lainnya;

c. Kepentingan terbaik bagi anak, yaitu menjadikan hal yang paling baik bagi anak sebagai pertimbangan utama dalam setiap kebijakan, program dan kegiatan;

d. Hak untuk hidup, kelangsungan hidup, dan perkembangan anak, yaitu menjamin hak untuk hidup, kelangsungan hidup dan perkembangan anak semaksimal mungkin; dan

e. Penghargaan terhadap pandangan anak, yaitu mengakui dan memastikan bahwa setiap anak yang memiliki kemampuan untuk menyampaikan pendapatnya, diberikan kesempatan untuk mengekspresikan pandangannya secara bebas terhadap segala sesuatu hal yang mempengaruhi dirinya;

Pasal 5 Kebijakan pengembangan KLA diarahkan pada pemenuhan hak anak, meliputi 5 kluster: a. Hak sipil dan kebebasan; b. Lingkungan keluarga dan pengasuhan alternatif; c. Kesehatan dan kesejahteraan; d. Pendidikan, pemanfaatan waktu luang, dan kegiatan budaya; dan e. Perlindungan khusus

Pasal 6 Strategi pengembangan KLA di Kabupaten Lombok Utara berupa pengintegrasian hak anak dalam : a. Setiap proses penyusunan kebijakan, program dan kegiatan

pembangunan; b. Setiap tahapan pembangunan, mulai dari perencanaan, penganggaran,

pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi.

Page 4: BUPATI LOMBOK UTARA PERATURAN BUPATI LOMBOK …lombokutarakab.go.id/v1/images/Katalog_Anggaran_Daerah/Data... · bupati lombok utara peraturan bupati lombok utara nomor tahun 2015

4

BAB IV

TAHAPAN PENGEMBANGAN

Pasal 7 (1) Tahapan pengembangan KLA meliputi:

a. Persiapan, terdiri dari peningkatan komitmen, pembentukan gugus tugas KLA Kabupaten dan pengumpulan data dasar.

b. Perencanaan, terdiri dari penyusunan RAD-KLA; c. Pelaksanaan; dan d. Pemantauan, evaluasi dan pelaporan

(2) Dalam setiap tahapan pengembangan KLA sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib mempertimbangkan kepentingan dan pandangan anak yang diperoleh melalui konsultasi anak.

(3) Peningkatan komitmen sebagaimana dimaksud pasal 7 ayat (1) huruf a meliputi upaya memperoleh dukungan dari para pemangku kepentingan dalam pengembangan KLA.

Pasal 8

(1) Untuk mengefektifkan pengembangan KLA, dibentuk Gugus Tugas KLA yang keanggotaannya meliputi unsur-unsur perangkat daerah, lembaga legislative, lembaga yudikatif, perwakilan anak, dan dapat melibatkan dunia usaha dan masyarakat. dengan ketentuan lebih lanjut diatur dalam Surat Keputusan Bupati Lombok Utara.

(2) Gugus Tugas KLA ditetapkan dengan Keputusan Bupati

Pasal 9

Pengumpulan data dasar sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (1) huruf a digunakan untuk :

a. Mengembangkan kebijakan;

b. Menentukan fokus program;

c. Menyusun kegiatan prioritas

Pasal 10

(1) RAD-KLA sebagaimana dimaksud pasal 7 ayat (1) huruf b harus terintegrasi dalam Rencana Pembangunan Daerah Jangka Panjang, Menengah dan Tahunan.

(2) RAD-KLA sebagaimana pada pasal 7 ayat (1) huruf b meliputi upaya penguatan kelembagaan anak dan pemenuhan hak anak sebagaimana tersebut dalam pasal 5, yaitu :

a. Hak sipil dan kebebasan

b. Lingkungan keluarga dan pengasuhan alternatif

c. Kesehatan dasar dan kesejahteraan

d. Pendidikan, pemanfaatan waktu luang dan kegiatan budaya

e. Perlindungan khusus

(3) RAD-KLA sebagaimana pada pasal 7 ayat (1) huruf b disusun oleh gugus

tugas KLA bersama dengan SKPD terkait dengan melibatkan peran serta

anak dan Lembaga Swadaya Masyarakat peduli anak.

(4) RAD KLA sebagaimana dimaksud p ad a pasal 7 ayat (1) huruf b

tercantum dalam Lampiran Peraturan Bupati ini.

Page 5: BUPATI LOMBOK UTARA PERATURAN BUPATI LOMBOK …lombokutarakab.go.id/v1/images/Katalog_Anggaran_Daerah/Data... · bupati lombok utara peraturan bupati lombok utara nomor tahun 2015

5

BAB V

KELEMBAGAAN

Bagian Kesatu Gugus Tugas KLA

Pasal 11

(1) Dalam rangka efektifitas pelaksanaan kebijakan KLA dibentuk Gugus

Tugas KLA dengan Keputusan Bupati.

(2) Gugus Tugas KLA sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

beranggotakan dari unsur eksekutif, lembaga perwakilan rakyat daerah

sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah, yudikatif yang

membidangi anak, perguruan tinggi, organisasi non pemerintah, organsasi

sosial kemasyarakatan dan Lembaga Swadaya Masyarakat dan dunia usaha.

(3) Gugus Tugas KLA diketuai oleh Kepala Badan Perencanaan

Pembangunan Daerah Kabupaten Lombok Utara dan Wakil Ketua oleh

Kepala Badan Pemberdayaan Masyarakat Desa Kabupaten Lombok Utara

(4) Untuk membantu kelancaran pelaksanaan Gugus Tugas KLA,

dibentuk Sekretariat Tetap (Sektap) yang bertugas memberikan

dukungan teknis dan administratif kepada Gugus Tugas KLA yang

berkedudukan di Bidang PP dan PA BPM PPKB PEMDES Kabupaten

Lombok Utara.

Bagian Kedua

Tugas Pokok Gugus Tugas KLA

Pasal 12

Tugas pokok Gugus Tugas KLA:

a. merumuskan dan menyusun kebijakan KLA;

b. mengkoordinasikan pelaksanaan kebijakan dan pengembangan KLA;

c. menetapkan tugas dan peran keanggotaan Gugus Tugas KLA;

d. menentukan fokus dan prioritas program/kegiatan untuk mewujudkan

KLA;

e. menyusun RAD KLA sebagai dokumen perencanaan yang memuat

program/kegiatan secara terintegrasi dan terukur dalam jangka waktu

tertentu dan mekanisme kerja;

f. melakukan sosialisasi, advokasi, komunikasi informasi dan edukasi

kebijakan KLA;

g. memberikan asistensi dan pendampingan kepada Kecamatan,

Desa/Kelurahan model;

h. menyiapkan Naskah Akademik Peraturan Daerah dan/atauPeraturan

Bupati tentang Perlindungan Anak;

i. melakukan monitoring, evaluasi dan pelaporan terhadap implementasi

kebijakan KLA di tingkat Kabupaten, Kecamatan, Desa/Kelurahan model

Page 6: BUPATI LOMBOK UTARA PERATURAN BUPATI LOMBOK …lombokutarakab.go.id/v1/images/Katalog_Anggaran_Daerah/Data... · bupati lombok utara peraturan bupati lombok utara nomor tahun 2015

6

sesuai dengan rencana aksi yang ada.

Bagian Ketiga Pelaksanaan Kecamatan Layak Anak dan Desa/Kalurahan Layak Anak

Pasal 13

(1) Kecamatan bertanggungjawab melaksanakan koordinasi, fasilitasi dan

mediasi dengan Gugus Tugas KLA Kecamatan dalam mewujudkan

Kecamatan Layak Anak.

(2) Pemerintah Desa/Kelurahan bertanggungjawab melaksanakan

koordinasi, fasilitasi dan mediasi dengan Gugus Tugas KLA Kecamatan

dalam mewujudkan Desa/Kelurahan Layak Anak.

(3) Dalam rangka mewujudkan Kecamatan, Desa/Kelurahan Layak Anak,

Kecamatan/Desa/Kelurahan menyusun Rencana Aksi Kecamatan,

Rencana Aksi Desa/Rencana Aksi Kelurahan untuk 3 (tiga) tahun.

(4) Materi Rencana Aksi Kecamatan, Rencana Aksi Desa/Rencana Aksi

Kelurahan meliputi:

a. penelaahan kebutuhan Kecamatan, Desa/Kelurahan Layak Anak;

b. harmonisasi kebijakan perlindungan anak;

c. pelayanan dasar kesehatan, rujukan, penyelidikan epidemiologi

penanggulangan Kejadian Luar Biasa (KLB) dan pemberdayaan

masyarakat di bidang kesehatan;

d. pelayanan pendidikan dasar, menengah umum dan kejuruan, formal

dan non formal;

e. perlindungan anak di bidang hak sipil, partisipasi, dan program bagi

anak yang memerlukan perlindungan khusus;

f. Pendewasaan usia perkawinan, g. pelayanan bidang perumahan,sarana dan prasarana lingkungan, serta

pelayanan fasilitas umum; dan

h. pelayanan lingkungan hidup, kebutuhan dasar sanitasi dan

penanganan akibatnya.

(5) Perumusan Rencana Aksi Kecamatan ditetapkan oleh Camat,

Perumusan Rencana Aksi Desa/Kelurahan ditetapkan oleh Kepala

Desa/Lurah.

BAB VI

INDIKATOR KLA

Pasal 14

(1) Indikator KLA dikembangkan berdasarkan peraturan perundang-

undangan yang terkait dengan pemenuhan hak anak

(2) Indikator KLA sebagaimana disebut pada ayat (1) meliputi :

a. Penguatan kelembagaan

b. Kluster hak anak

Page 7: BUPATI LOMBOK UTARA PERATURAN BUPATI LOMBOK …lombokutarakab.go.id/v1/images/Katalog_Anggaran_Daerah/Data... · bupati lombok utara peraturan bupati lombok utara nomor tahun 2015

7

(3) Penguatan kelembagaan sebagaimana disebut dalam pasal (2) huruf a

meliputi :

a. Adanya peraturan peraturan perundang-undangan dan kebijakan

untuk pemenuhan hak anak;

b. Persentase anggaran untuk pemenuhan hak anak, termasuk anggaran

untuk penguatan kelembagaan

c. Jumlah peraturan perundang-undangan, kebijakan, program dan

kegiatan yang mendapatkan masukan dari Forum Anak dan kelompok

anak lainnya;

d. Tersedia sumberdaya manusia (SDM) terlatih KHA dan mampu

menerapkan hak anak kedalam kebijakan, program dan kegiatan;

e. Tersedia data anak terpilah menurut jenis kelamin, umur, dan

kecamatan

f. Keterlibatan lembaga masyarakat dalam pemenuhan hak anak, dan

g. Keterlibatan dunia usaha dalam pemenuhan hak anak

Pasal 15

Indikator KLA untuk klaster hak sipil dan kebebasan sebagaimana dimaksud

dalam pasal 5, meliputi :

a. Persentase anak yang terintegrasi dan mendapatkan kutipan akta

kelahiran;

b. Tersedia fasilitas informasi layak anak

c. Tersedia forum anak dan kelompok anak lainnya

d. Tersedia wadah kreativitas anak

Pasal 16

Indikator KLA untuk Klaster Lingkungan Keluarga dan pengasuhan alternatif

sebagaimana dimaksud dalam pasal 5 adalah :

a. Persentase usia perkawinan pertama dibawah 18 (delapan belas) tahun;

b. Tersedia lembaga konsultasi bagi orang tua/keluarga tentang pengasuhan

dan perawatan anak; dan

c. Tersedia lembaga kesejahteraan sosial anak.

Pasal 17

Indikator KLA untuk klaster kesehatan dasar dan kesejahteraan sebagaimana

dimaksud dalam pasal 5 meliputi :

a. Tersedia data Angka kematian bayi; b. Prevalensi kekurangan gizi pada balita; c. Persentase Air Susu Ibu (ASI) eksklusif; d. Tersedia pojok ASI pada sarana pelayanan publik; e. Persentase imunisasi dasar lengkap; f. Tersedia lembaga yang memberikan yang memberikan pelayanan

kesehatan reproduksi dan mental g. Tersedia data jumlah anak dari keluarga miskin yang memperoleh akses

peningkatan kesejahteraan h. Persentase rumah tangga dengan akses air bersih; dan i. Tersedia kawasan tanpa rokok

Pasal 18

Indikator KLA untuk klaster pendidikan, pemanfaatan waktu luang, dan

kegiatan budaya sebagaimana termuat dalam pasal 5, meliputi :

Page 8: BUPATI LOMBOK UTARA PERATURAN BUPATI LOMBOK …lombokutarakab.go.id/v1/images/Katalog_Anggaran_Daerah/Data... · bupati lombok utara peraturan bupati lombok utara nomor tahun 2015

8

a. Angka partisipasi pendidikan anak usia dini; b. Persentase wajib belajar pendidikan 12 (dua belas) tahun; c. Adanya sekolah ramah anak d. Jumlah sekolah yang memiliki program, sarana dan prasarana perjalanan

anak ke dan dari sekolah e. Tersedianya fasilitas untuk kegiatan kreatif dan rekreatif yang ramah anak

diluar sekolah yang dapat diakses semua anak.

Pasal 19

Indikator KLA untuk klaster perlindungan khusus sebagaimana dimaksud

dalam pasal 5 meliputi :

a. Persentase anak yang memerlukan perlindungan khusus dan memperoleh pelayanan;

b. Persentase kasus Anak Berhadapan Dengan Hukum (ABH) yang diseslesaikan dengan pendekatan keadilan restorative (restorative justice)

c. Adanya mekanisme penanggulangan bencana yang memperhatikan kepentingan anak; dan

d. Persentase anak yang dibebaskan dari bentuk-bentuk pekerjaan terburuk anak

Pasal 20

Setiap indikator KLA diberikan ukuran dan nilai, besaran ukuran dan nilai sesuai dengan yang termuat dalam Peraturan Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2011

BAB VII

PEMANTAUAN, EVALUASI DAN PENDANAAN

Bagian Kesatu Pemantauan

Pasal 21 Pemantauan dilakukan oleh Gugus Tugas KLA secara berkala terhadap perangkat daerah, kecamatan, dan desa untuk mengetahui perkembangan dan hambatan pelaksanaan pengembangan KLA

Bagian Kedua Evaluasi Pasal 22

(1) Evaluasi dilakukan secara berkala untuk menilai dan menganalisa hasil pelaksanaan pengembangan KLA

(2) Evaluasi dilakukan oleh Gugus Tugas KLA Kabupaten Lombok Utara

Pasal 23 (1) Pelaporan hasil pengembangan KLA dilaksanakan oleh Ketua Gugus

Tugas KLA disampaikan kepada Bupati (2) Pelaporan juga disampaikan kepada Gubernur dengan tembusan

kepada Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Republik Indonesia

Bagian Ketiga Pendanaan

Pasal 24 (1) Pendanaan Pengembangan KLA di Kabupaten Lombok Utara

dibebankan pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah

Page 9: BUPATI LOMBOK UTARA PERATURAN BUPATI LOMBOK …lombokutarakab.go.id/v1/images/Katalog_Anggaran_Daerah/Data... · bupati lombok utara peraturan bupati lombok utara nomor tahun 2015

9

(2) Desa wajib mengalokasikan anggaran pengembangan Desa Layak anak melalui Anggaran Desa.

(3) Masyarakat dan dunia usaha dapat berperan aktif dan berkontribusi dalam pengembangan KLA di Kabupaten Lombok Utara

BAB VIII

KETENTUAN PENUTUP

Pasal 25 Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Bupati ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah KabupatenLombok utara.

Ditetapkan di Tanjung pada tanggal

BUPATI LOMBOK UTARA,

H. DJOHAN SYAMSU

Diundangkan di Tanjung pada tanggal SEKRETARIS DAERAH KABUPATENLOMBOK UTARA,

Drs. H. SUARDI, MH NIP.19601231 198003 1 095

Page 10: BUPATI LOMBOK UTARA PERATURAN BUPATI LOMBOK …lombokutarakab.go.id/v1/images/Katalog_Anggaran_Daerah/Data... · bupati lombok utara peraturan bupati lombok utara nomor tahun 2015

10

BERITA DAERAH KABUPATENLOMBOK UTARA TAHUN 2014 NOMOR ..

LAMPIRAN …… PERATURAN BUPATI LOMBOK UTARA NOMOR : .........TAHUN 2015 TENTANG PENGEMBANGAN KABUPATEN LAYAK ANAK

STANDAR PELAYANAN

Nama Unit Pelayanan : ……………………………………………………………………

Jenis Pelayanan : ……………………………………………………………………

No Komponen Uraian

1 Dasar Hukum

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

*) Komponen tambahan disesuaikan dengan kebutuhan pengembangan KLA, bila dipandang perlu.

-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Page 11: BUPATI LOMBOK UTARA PERATURAN BUPATI LOMBOK …lombokutarakab.go.id/v1/images/Katalog_Anggaran_Daerah/Data... · bupati lombok utara peraturan bupati lombok utara nomor tahun 2015

11

BUPATI LOMBOK UTARA, H. DJOHAN SYAMSU

LAMPIRAN … PERATURAN BUPATI LOMBOK UTARA NOMOR : .........TAHUN 2015 TENTANG PENGEMBANGAN KABUPATEN LAYAK ANAK

Page 12: BUPATI LOMBOK UTARA PERATURAN BUPATI LOMBOK …lombokutarakab.go.id/v1/images/Katalog_Anggaran_Daerah/Data... · bupati lombok utara peraturan bupati lombok utara nomor tahun 2015

12

Contoh MAKLUMAT KOMITMEN BERSAMA :

-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

BUPATI LOMBOK UTARA, H. DJOHAN SYAMSU

LAMPIRAN …… PERATURAN BUPATILOMBOK UTARA NOMOR : .........TAHUN 2015 TENTANG PENGEMBANGAN KABUPATEN LAYAK ANAK

INDIKATOR PENGEMBANGAN KABUPATEN LAYAK ANAK DI KABUPATENLOMBOK UTARA

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Sebagai salah satu bentuk komitmen daerah dalam menjamin, melindungi dan memenuhi hak anak serta memastikan bahwa setiap kebijakan, program dan kegiatan juga memperhatikan terpenuhinya hak anak, maka Pemerintah Kabupaten Lombok Utara berupaya mewujudkan Kabupaten Layak Anak (KLA).

(KOP SURAT)

KOMITMEN BERSAMA

“KAMI DARI SELURUH INSTANSI PEMERINTAH KABUPTEN LOMBOK

UTARA, BERKOMITMEN MEWUJUDKAN KABUPATEN LOMBOK UTARA

SEBAGAI KABUPATEN LAYAK ANAK MELALUI KEMITRAAN YANG

TERPADU BERLANDASKAN PADA PERUNDANGAN YANG BERLAKU “

...............................,

........................................................

Pimpinan SKPD

Page 13: BUPATI LOMBOK UTARA PERATURAN BUPATI LOMBOK …lombokutarakab.go.id/v1/images/Katalog_Anggaran_Daerah/Data... · bupati lombok utara peraturan bupati lombok utara nomor tahun 2015

13

Untuk mengefektifkan segala upaya untuk mewujudkan pengembangan KLA, maka pendekatan KLA yang dilakukan perlu memperhatikan konsep dan tahapan pengembangan KLA sebagaimana telah diamanatkan dalam Peraturan Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2011 tentang Pengembangan KLA. Konsep pengembangan KLA menjadi dasar bagi pengembangan KLA yang bertujuan untuk membangun inisiatif pemerintah Kabupaten Lombok Utara yang mengarah pada upaya transformasi konsep hak anak kedalam kebijakan, program dan kegiatan untuk menjamin terpenuhinya hak anak. Tahapan pengembangan KLA meliputi : a. Persiapan b. Perencanaan c. Pelaksanaan d. Pemantauan e. Evaluasi dan pelaporan Indikator KLA dibuat dalam rangka mengukur kabupaten menjadi layak anak. 31 (tiga puluh satu) indikator Pemenuhan Hak Anak yang telah ditetapkan oleh Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Republik Indonesia bersama seluruh daerah, sekaligus merupakan Indikator KLA . Indikator ini dikelompokkan menjadi 6 bagian yaitu bagian penguatan kelembagaan dan 5 (lima) klaster hak anak, yang meliputi : hak sipil dan kebebasan, klaster lingkungan keluarga dan pengasuhan alternatif, klaster kesehatan dasar dan kesejahteraan, klaster pendidikan, pemanfaatan waktu luang dan kegiatan budaya dan klaster perlindungan khusus. Berdasarkan hal tersebut, perlu disusun indicator pengembangan KLA sebagai acuan pelaksanaan pengembangan KLA di Kabupaten Lombok Utara.

B. Maksud Dan Tujuan Indikator KLA dimaksudkan untuk menjadi acuan bagi pemerintah, pemerintah provinsi, dan pemerintah kabupaten/kota dalam perencanaan, pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi kebijakan, program dan kegiatan pemenuhan hak anak untuk mewujudkan KLA. Indikator KLA ditujukan untuk memberikan kesamaan pemahaman tentang pemenuhan

hak anak di kabupaten/kota.

BAB II

KABUPATEN LAYAK ANAK DALAM KERANGKA KONVENSI HAK ANAK (KHA)

Sebuah Kabupaten/Kota Layak Anak (KLA), idealnya harus memenuhi semua indikator yang ditetapkan oleh Konvensi Hak Anak (KHA). Untuk memudahkan klasifikasi pemenuhan hak anak tersebut, dilakukan pengelompokan indikator ke dalam 6 (enam) bagian, yang meliputi bagian penguatan kelembagaan dan 5 (lima) klaster hak anak. Klaster hak anak terdiri dari 5 (lima) klaster, yaitu: 1. Hak Sipil dan Kebebasan a. Hak atas identitas Memastikan bahwa seluruh anak tercatat dan memiliki Kutipan Akta Kelahiran sesegera mungkin sebagai pemenuhan tanggung jawab negara atas nama dan kewarganegaraan anak (termasuk tanggal kelahiran dan silsilahnya); dan menjamin penyelenggaraan pembuatan akta kelahiran secara gratis dan dilakukan pendekatan layanan hingga tingkat kelurahan/desa.

Page 14: BUPATI LOMBOK UTARA PERATURAN BUPATI LOMBOK …lombokutarakab.go.id/v1/images/Katalog_Anggaran_Daerah/Data... · bupati lombok utara peraturan bupati lombok utara nomor tahun 2015

14

b. Hak perlindungan identitas Memastikan sistem untuk pencegahan berbagai tindak kejahatan terhadap anak seperti perdagangan orang, adopsi ilegal, manipulasi usia, manipulasi nama, atau penggelapan asal-usul serta pemulihan identitas anak sesuai dengan keadaan sebenarnya sebelum terjadinya kejahatan terhadap anak tersebut; dan memberikan jaminan hak prioritas anak untuk dibesarkan oleh orang tuanya sendiri. c. Hak berekspresi dan mengeluarkan pendapat Jaminan atas hak anak untuk berpendapat; dan penyediaan ruang-ruang bagi anak untuk dapat mengeluarkan pendapat atau berekspresi secara merdeka sesuai keinginannya. d. Hak berpikir, berhati nurani dan beragama Jaminan bahwa anak diberikan ruang untuk menjalankan keyakinannya secara damai; dan mengakui hak orang tua dalam memberikan pembinaan. e. Hak berorganisasi dan berkumpul secara damai Jaminan bahwa anak bisa berkumpul secara damai dan membentuk organisasi yang sesuai bagi mereka. f. Hak atas perlindungan kehidupan pribadi

Jaminan bahwa seorang anak tidak diganggu kehidupan pribadinya, atau diekspos ke publik tanpa ijin dari anak tersebut atau yang akan mengganggu tumbuh kembangnya.

Hak akses informasi yang layak Jaminan bahwa penyedia informasi mematuhi ketentuan tentang kriteria kelayakan informasi bagi anak; penyediaan fasilitas dan sarana dalam jumlah memadai yang memungkinkan anak mengakses layanan informasi secara gratis; dan ketersediaan lembaga perijinan dan pengawasan. h. Hak bebas dari penyiksaan dan penghukuman lain yang kejam, tidak manusiawi atau merendahkan martabat manusia Jaminan bahwa setiap anak diperlakukan secara manusiawi tanpa adanya kekerasan sedikitpun, termasuk ketika anak berhadapan dengan hukum. 2. Lingkungan Keluarga dan Pengasuhan Alternatif a. Bimbingan dan tanggungjawab orang tua Memastikan anak diasuh dan dirawat oleh orang tuanya. Oleh karena itu harus dilakukan penguatan kapasitas orang tua untuk memenuhi tanggungjawabnya dalam pengasuhan dan tumbuh kembang anak, meliputi penyediaan fasilitas, informasi dan pelatihan yang memberikan bimbingan dan konsultasi bagi orang tua dalam pemenuhan hak anak, contoh: Bina Keluarga Balita (BKB). b. Anak yang terpisah dari orang tua Memastikan anak untuk tidak dipisahkan dari orang tuanya kecuali pemisahan tersebut untuk kepentingan terbaik bagi anak. c. Reunifikasi Memastikan anak untuk dipertemukan kembali dengan orang tuanya setelah terpisahkan, misalnya terpisahkan karena bencana alam, konflik bersenjata, orang tua berada di luar negeri, atau karena diculik dan diperdagangkan. d. Pemindahan anak secara ilegal Memastikan anak tidak dipindahkan secara ilegal dari daerahnya ke luar daerah atau ke luar negeri, contoh: larangan TKI anak. e. Dukungan kesejahteraan bagi anak

Page 15: BUPATI LOMBOK UTARA PERATURAN BUPATI LOMBOK …lombokutarakab.go.id/v1/images/Katalog_Anggaran_Daerah/Data... · bupati lombok utara peraturan bupati lombok utara nomor tahun 2015

15

Memastikan anak tetap dalam kondisi sejahtera meskipun orang tuanya tidak mampu, contoh: apabila ada orang tua yang tidak mampu memberikan perawatan kepada anaknya secara baik maka menjadi kewajiban komunitas, desa/kelurahan dan pemerintahan daerah untuk memenuhi kesejahteraan anak. f. Anak yang terpaksa dipisahkan dari lingkungan keluarga

Memastikan anak yang diasingkan dari lingkungan keluarga mendapat pengasuhan alternatif atas tanggungan negara, contoh: anak yang kedua orang tuanya meninggal dunia, atau menderita penyakit yang tidak memungkinkan memberikan pengasuhan kepada anak. Pengangkatan/adopsi anak Memastikan pengangkatan/adopsi anak dijalankan sesuai dengan peraturan, dipantau dan dievaluasi tumbuh kembangnya agar kepentingan terbaik anak tetap terpenuhi. h. Tinjauan penempatan secara berkala Memastikan anak-anak yang berada di Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak (LKSA)/panti terpenuhi hak tumbuh kembangnya dan mendapatkan perlindungan. i. Kekerasan dan penelantaran Memastikan anak tidak mendapatkan perlakuan kejam, tidak manusiawi dan merendahkan martabat manusia. 3. Kesehatan Dasar dan Kesejahteraan a. Anak penyandang disabilitas Memastikan anak cacat mendapatkan akses layanan publik yang menjamin kesehatan dan kesejahteraannya. b. Kesehatan dan layanan kesehatan Memastikan setiap anak mendapatkan pelayanan kesehatan yang komprehensif dan terintegrasi. c. Jaminan sosial layanan dan fasilitasi kesehatan Memastikan setiap anak mendapatkan akses jaminan sosial dan fasilitasi kesehatan, contoh: jamkesmas dan jamkesda. d. Standar hidup Memastikan anak mencapai standar tertinggi kehidupan dalam hal fisik, mental, spiritual, moral dan sosial. Hal ini dapat dicapai dengan menurunkan kematian anak, mempertinggi usia harapan hidup, standar gizi, kesehatan, pendidikan, dan lingkungan. 4. Pendidikan, Pemanfaatan Waktu Luang dan Kegiatan Budaya a. Pendidikan Memastikan setiap anak mendapatkan akses pendidikan dan pelatihan yang berkualitas tanpa diskriminasi. Contoh: mendorong sekolah inklusi; memperluas pendidikan kejuruan, non-formal dan informal; mendorong terciptanya sekolah ramah anak dengan mengaplikasikan konsep disiplin tanpa kekerasan, dan menjamin keamanan dan keselamatan perjalanan anak ke dan dari sekolah. b. Tujuan pendidikan

Memastikan bahwa lembaga pendidikan bertujuan untuk mengembangkan minat, bakat dan kemampuan anak serta mempersiapkan anak untuk bertanggung jawab kepada

kehidupan yang toleran, saling menghormati dan bekerjasama untuk kemajuan dunia dalam semangat perdamaian.

Kegiatan liburan, kegiatan budaya, dan olah raga

Page 16: BUPATI LOMBOK UTARA PERATURAN BUPATI LOMBOK …lombokutarakab.go.id/v1/images/Katalog_Anggaran_Daerah/Data... · bupati lombok utara peraturan bupati lombok utara nomor tahun 2015

16

Memastikan bahwa anak memiliki waktu untuk beristirahat dan dapat memanfaatkan waktu senggangnya untuk melakukan berbagai kegiatan seni, budaya, olahraga dan aktivitas lainnya. Contoh: penyediaan fasilitas bermain, rekreasi dan mengembangkan kreatifitas anak. 5. Perlindungan Khusus a. Anak dalam situasi darurat Anak yang mengalami situasi darurat dikarenakan kehilangan orang tua/pengasuh/tempat tinggal dan fasilitas pemenuhan kebutuhan dasar (sekolah, air bersih, bahan makanan, sandang, kesehatan dan sebagainya) perlu mendapatkan prioritas dalam pemenuhan dan perlindungan hak-hak dasarnya. i. Pengungsi anak: memastikan bahwa setiap anak yang harus berpindah dari tempat asalnya ke tempat yang lain, harus mendapatkan jaminan pemenuhan hak tumbuh kembang dan perlindungan secara optimal.

ii. Situasi konflik bersenjata: memastikan bahwa setiap anak yang berada di daerah konflik tidak direkrut atau dilibatkan dalam peranan apapun; contoh: menjadi tameng hidup, kurir, mata-mata, pembawa bekal, pekerja dapur, pelayan barak, penyandang senjata atau tentara anak. b. Anak yang berhadapan dengan hukum Memastikan bahwa anak-anak yang berhadapan dengan hukum mendapatkan perlindungan dan akses atas tumbuh kembangnya secara wajar; dan memastikan diterapkannya keadilan restoratif dan prioritas diversi bagi anak, sebagai bagian dari kerangka pemikiran bahwa pada dasarnya anak sebagai pelaku-pun adalah korban dari sistem sosial yang lebih besar. c. Anak dalam situasi eksploitasi

Yang dimaksud dengan situasi eksploitasi adalah segala kondisi yang menyebabkan anak tersebut berada dalam keadaan terancam, tertekan, terdiskriminasi dan terhambat

aksesnya untuk bisa tumbuh kembang secara optimal. Praktik yang umum diketahui misalnya dijadikan pekerja seksual, joki narkotika, pekerja anak, pekerja rumah tangga, anak dalam lapangan pekerjaan terburuk bagi anak, perdagangan dan penculikan anak, atau pengambilan organ tubuh. Untuk itu, perlu dipastikan adanya program pencegahan dan pengawasan agar anak-anak tidak berada dalam situasi eksploitatif, dan memastikan bahwa pelakunya harus ditindak. Selain itu, anak-anak korban eksploitasi harus ditangani secara optimal mulai dari pelayanan kesehatan, rehabilitasi sosial, hingga pemulangan dan

reintegrasi. Anak yang masuk dalam kelompok minoritas dan adat Memastikan bahwa anak-anak dari kelompok minoritas dan adat dijamin haknya untuk menikmati budaya, bahasa dan kepercayaannya. Selanjutnya, prinsip yang harus selalu menyertai pelaksanaan setiap klaster hak anak tersebut adalah: 1) non-diskriminasi, yaitu tidak membedakan suku, ras, agama, jenis kelamin, bahasa, paham politik, asal kebangsaan, status ekonomi, kondisi fisik maupun psikis anak, atau faktor lainnya;

2) kepentingan terbaik bagi anak, yaitu menjadikan hal yang paling baik bagi anak sebagai pertimbangan utama dalam setiap kebijakan, program, dan kegiatan;

3) hak untuk hidup, kelangsungan hidup, dan perkembangan anak, yaitu menjamin hak untuk hidup, kelangsungan hidup dan perkembangan anak semaksimal mungkin; dan

4) penghargaan terhadap pandangan anak, yaitu mengakui dan memastikan bahwa setiap anak yang memiliki kemampuan untuk menyampaikan pendapatnya, diberikan kesempatan untuk mengekspresikan pandangannya secara bebas terhadap segala sesuatu hal yang mempengaruhi dirinya.

Page 17: BUPATI LOMBOK UTARA PERATURAN BUPATI LOMBOK …lombokutarakab.go.id/v1/images/Katalog_Anggaran_Daerah/Data... · bupati lombok utara peraturan bupati lombok utara nomor tahun 2015

17

BAB III

PEMANTAUAN DAN PELAPORAN

1. Pemantauan

a. Pemantauan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1) huruf d dilakukan oleh Gugus Tugas KLA untuk mengetahui perkembangan dan hambatan pelaksanaan pengembangan KLA secara berkala serta sesuai dengan rencana.

b. Aspek yang harus diperhatikan dalam pemantauan adalah mengenai: c.

memenuhi seluruh Indikator KLA

d.

e. ga bulan;

f. desa/kelurahan;

g. dan/atau kunjungan lapangan atau dengan cara lainnya.

h. i. Pelaksanaan pemantauan KLA mengacu pada Peraturan Menteri Negara

Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak. 2. Pelaporan

Pelaporan mengenai pengembangan KLA sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1) huruf f dilakukan oleh Bupati/Walikota, disampaikan kepada Gubernur dengan tembusan kepada Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak dan Menteri Dalam Negeri.

Gubernur diharapkan memberikan umpan balik kepada masing-masing kabupaten/kota.

BAB IV

PENUTUP

BUPATI LOMBOK UTARA, H. DJOHAN SYAMSU

Page 18: BUPATI LOMBOK UTARA PERATURAN BUPATI LOMBOK …lombokutarakab.go.id/v1/images/Katalog_Anggaran_Daerah/Data... · bupati lombok utara peraturan bupati lombok utara nomor tahun 2015

18

LAMPIRAN ….. PERATURAN BUPATI LOMBOK UTARA NOMOR : .........TAHUN 2015 TENTANG PENGEMBANGAN KABUPATEN LAYAK ANAK

FORMULIR EVALUASI PENGEMBANGAN KABUPATEN LAYAK ANAK Suatu kabupaten/kota dapat disebut layak anak, apabila memenuhi 31 (tiga puluh satu)

Indikator KLA. Indikator KLA dikembangkan mengacu pada Konvensi Hak Anak (KHA) dan peraturan perundang-undangan terkait anak.

Indikator KLA

Ukuran

Nilai

A. Klaster I: Hak Sipil dan kebebasan

1. Adanya peraturan perundang-undangan dan kebijakan untuk pemenuhan hak anak

Ada, dan mencakup 5 klaster KHA

60

Pertanyaan: a. Apakah tersedia Peraturan Daerah (Perda) tentang pemenuhan hak anak berdasarkan KHA? Jika ada, sebutkan Perda apa saja? b. Selain Perda, apakah tersedia peraturan perundang-undangan lainnya dan/atau kebijakan tentang pemenuhan hak anak? Sebutkan! c. Apakah telah dibentuk Gugus Tugas KLA/sejenisnya? Dengan landasan hukum atau kebijakan daerah apa Gugus Tugas KLA itu dibentuk? d. Apakah ada Rencana Aksi Daerah (RAD) mengenai KLA? Untuk periode tahun berapa RAD tersebut dijalankan? Peraturan perundang-undangan yang dimaksud terutama adalah peraturan daerah (Perda). Substansi Perda tersebut mencakup pemenuhan hak anak berdasarkan Konvensi Hak Anak (KHA) mencakup 5 (lima) klaster, yaitu: (a) hak sipil dan kebebasan; (b) lingkungan keluarga dan pengasuhan alternatif; (c) kesehatan dasar dan kesejahteraan; (d) pendidikan, pemanfaatan waktu luang dan kegiatan seni dan budaya; dan (e) perlindungan khusus. Perda tersebut dapat terdiri dari satu perda yang mencakup 5 klaster atau berbagai perda yang merupakan penjabaran dari masing-masing klaster tertentu. Selain Perda, peraturan perundang-undangan lainnya adalah Peraturan Gubernur Peraturan Bupati/Walikota, dan/atau Peraturan Kepala Desa/setingkat. Kebijakan yang dimaksud antara lain (namun tidak terbatas) berupa Keputusan, Instruksi, dan/atau Edaran.

2. Persentase anggaran untuk pemenuhan hak anak, termasuk anggaran untuk penguatan kelembagaan

Persentase anggaran untuk 5 klaster KHA, dan meningkat setiap tahun

50

Pertanyaan: Apakah tersedia anggaran untuk pemenuhan hak anak, termasuk anggaran untuk penguatan kelembagaan di setiap Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dan lembaga terkait? Jika ada, sebutkan jumlah alokasi anggaran pada tahun berjalan dan setahun sebelumnya. Kelompokkan berdasarkan lima klaster dalam KHA!

No Penguatan Kelembagaan dan 5 Klaster Hak Anak

SKPD dan Lembaga Terkait

Jumlah Anggaran Tahun Berjalan (juta Rp)

Setahun Sebelumnya (juta Rp)

1. Penguatan Kelembagaan

Page 19: BUPATI LOMBOK UTARA PERATURAN BUPATI LOMBOK …lombokutarakab.go.id/v1/images/Katalog_Anggaran_Daerah/Data... · bupati lombok utara peraturan bupati lombok utara nomor tahun 2015

19

(pelatihan KHA bagi aparat dan pendamping, kampanye, sosialisasi, dll)

2. Hak Sipil dan Kebebasan (pemenuhan akta kelahiran, penyediaan fasilitas perpustakaan, fasilitas teknologi informasi, fasilitasi kelompok anak, fasilitasi kegiatan partisipasi anak, dll)

3. Lingkungan Keluarga dan Pengasuhan Alternatif (pembinaan keluarga balita dan remaja, penyediaan dan pemeliharaan fasilitas & tenaga konsultasi, penyediaan dan pemeliharaan LKSA/panti, dll)

4. Kesehatan Dasar dan Kesejahteraan (gizi, imunisasi, penanggulangan penyakit, dll)