Draft Essay

3
Tingginya angka kematian ibu dan anak tidak terlepas dari masalah gizi masyarakat. Keadaan gizi yang baik merupakan prasyarat utama dalam mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas. Masalah gizi terjadi di setiap siklus kehidupan, dimulai sejak dalam kandungan (janin), bayi, anak, dewasa dan usia lanjut (Depkes, 2007). Gambaran status gizi balita diawali dengan banyaknya bayi berat lahir rendah (BBLR) sebagai cerminan tingginya masa lah gizi dan kesehatan ibu hamil (Depkes, 2007). Prevalensi gizi kurang pada balita (BB/U<-2SD) memberikan gambaran yang fluktuatif dari 18,4 persen pada tahun 2007 menurun menjadi 17,9 persen pada tahun 2010 kemudian meningkat lagi menjadi 19,6 persen pada tahun 2013. Masalah stunting/pendek pada balita masih cukup serius, angka nasional 37,2 persen, Tidak berubahnya prevalensi status gizi, kemungkinan besar belum meratanya pemantauan pertumbuhan, dan terlihat kecenderungan proporsi balita yang tidak pernah ditimbang enam bulan terakhir semakin meningkat dari 25,5 persen pada tahun 2007 menjadi 34,3 persen pada tahun 2013. Menyusui hanya ASI saja dalam 24 jam terakhir pada bayi umur 6 bulan meningkat dari 15,3 persen pada tahun 2010 menjadi 30,2 persen pada tahun 2013, demikian juga inisiasi menyusu dini <1 jam meningkat dari 29,3 persen pada tahun 2010 menjadi 34,5 persen pada tahun 2013 (Riskesdas, 2013). ……….Tidak jauh dari promosi kesehatan. Promosi kesehatan adalah upaya untuk meningkatkan kemampuan masyarakat melalui pembelajaran dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat, yang ditekankan pada strategi agar mereka dapat menolong dirinya sendiri, serta mengembangkan kegiatan yang bersumber daya masyarakat, sesuai sosial budaya setempat dan didukung oleh kebijakan publik yang berwawasan kesehatan (Hati, 2008). Sedangkan, menurut Hartono (2011), Promosi kesehatan adalah upaya

description

draft

Transcript of Draft Essay

Page 1: Draft Essay

Tingginya angka kematian ibu dan anak tidak terlepas dari masalah gizi masyarakat. Keadaan gizi yang baik merupakan prasyarat utama dalam mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas. Masalah gizi terjadi di setiap siklus kehidupan, dimulai sejak dalam kandungan (janin), bayi, anak, dewasa dan usia lanjut (Depkes, 2007).

Gambaran status gizi balita diawali dengan banyaknya bayi berat lahir rendah (BBLR) sebagai cerminan tingginya masa lah gizi dan kesehatan ibu hamil (Depkes, 2007). Prevalensi gizi kurang pada balita (BB/U<-2SD) memberikan gambaran yang fluktuatif dari 18,4 persen pada tahun 2007 menurun menjadi 17,9 persen pada tahun 2010 kemudian meningkat lagi menjadi 19,6 persen pada tahun 2013. Masalah stunting/pendek pada balita masih cukup serius, angka nasional 37,2 persen, Tidak berubahnya prevalensi status gizi, kemungkinan besar belum meratanya pemantauan pertumbuhan, dan terlihat kecenderungan proporsi balita yang tidak pernah ditimbang enam bulan terakhir semakin meningkat dari 25,5 persen pada tahun 2007 menjadi 34,3 persen pada tahun 2013. Menyusui hanya ASI saja dalam 24 jam terakhir pada bayi umur 6 bulan meningkat dari 15,3 persen pada tahun 2010 menjadi 30,2 persen pada tahun 2013, demikian juga inisiasi menyusu dini <1 jam meningkat dari 29,3 persen pada tahun 2010 menjadi 34,5 persen pada tahun 2013 (Riskesdas, 2013).

……….Tidak jauh dari promosi kesehatan. Promosi kesehatan adalah upaya untuk meningkatkan kemampuan masyarakat melalui pembelajaran dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat, yang ditekankan pada strategi agar mereka dapat menolong dirinya sendiri, serta mengembangkan kegiatan yang bersumber daya masyarakat, sesuai sosial budaya setempat dan didukung oleh kebijakan publik yang berwawasan kesehatan (Hati, 2008). Sedangkan, menurut Hartono (2011), Promosi kesehatan adalah upaya proses pemberdayaan masyarakat agar masyarakat dapat memiliki perilaku memelihara, meningkatkan, dan melindungi kesehatannya. Promosi kesehatan memberikan penekanan pada upaya advokasi, yang dudukung oleh kebijakan publik (Achmadi, 2013).

Salah satu kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan promosi kesehatan adalah perilaku serta minat masayarakat. Perilaku masyarakat tersebut dilandasi adanya kepercayaan, adat kebiasaan dan mitos negatif.

Salah satu strategi upaya pencegahan dan penanggulangan masalah gizi telah dikembangkan dan dilaksanakan melalui pembinaan Keluarga Sadar Gizi (Kadarzi) (Depkes, 2010).

Minimnya  partisipasi   masyarakat  membuat  program   promosi   kesehatan tidak  dapat  bertahan   jangka   panjang, sehingga   kondisi  kesehatan  masyarakat menurun  (Dalton,   Elias,  &  Wandersman, 2001;  Green  &   Kreuter,  1991 dalam Maulana 2009 ). Semua program promosi kesehatan harus peka terhadap kerangka soial, ekonomi, ras, dan budaya dari kelompok klien yang menjadi sasaran. Promosi kesehatan akan efektif jika kegiatan promosi kesehatan

Page 2: Draft Essay

memasukkan metode-metode yang mendorong keterlibatan dan partisipasi masyarakat umum (Maulana, 2009).

Rendahnya pengetahuan, sikap, dan tindakan masyarakat khususnya ibu rumah tangga terhadap gizi dan kesehatan merupakan salah satu faktor yang berpengaruh pda pencapaian program KADARZI. Pencegahan masalah gizi kurang dapat dilakukan sedini mungkin pada tingkat rumah tangga. Dengan demikian sangat perlu dilakukan upaya perbaikan gizi balita melalui penyuluhan tentang gizi, pemeriksaan status gizi balita

Strategi yang dilakukan dalam menghadapi kendala tersebut dapat dilakukan dengan berbagai cara, salah satunya adalah dengan pendekatan promosi kesehatan, yaitu dengan cara pendekatan perubahan perilaku. Pendekatan perubahan perilaku bertujuan mengubah sikap dan perilaku individual masyarakat sehingga mereka dapat mengadopsi gaya hidup sehat (Maulana, 2009).

Salah satu kegiatan pokok promosi kesehatan yaitu bina suasana dengan menggunakan media dan sarana pendukung sebagai alat untuk menyampaikan pesan-pesan kesehatan agar lebih meresap dalam tata nilai masyarakat (Suprihadi, -)

Kesimpulan

Jadi, dapat disimpulkan bahwa promosi kesehatan adalah program-program kesehatan yang dirancang untuk membawa perubahan (perbaikan), baik di dalam masyarakat sendiri, maupun dalam organisasi dan lingkungannya.