Draft Bab 1 Laporan Akhir - 24 Desember

download Draft Bab 1 Laporan Akhir - 24 Desember

of 7

description

urban, planning

Transcript of Draft Bab 1 Laporan Akhir - 24 Desember

  • 2012

    RTBL PENINJAUAN KEMBALI RENCANA TATA BANGUNAN DAN LINGKUNGANKORIDOR AKHMAD YANI

    1 -1

    LAPO

    RAN

    AKH

    IR

    PENDAHULUAN

    1.1. LATAR BELAKANG Kota Banjarmasin sebagai Ibukota Provinsi Kalimantan Selatan berada diantara 3' 15" - 3' 22" Lintang Selatan dan di antara 114' 32" - 114' 38" Bujur Timur. Kota ini terhampar di dataran rendah (rata-rata datar), berawa-rawa 0,16 meter di bawah permukaan laut. Kota ini memiliki luas wilayah 98,46 km2 atau 0,26% dari luas wilayah Provinsi Kalimantan Selatan. Kota Banjarmasin dibelah oleh Sungai Martapura dan dipengaruhi oleh pasang surut Laut Jawa, sehingga berpengaruh kepada kondisi drainase kota serta memberikan ciri khas tersendiri terhadap kehidupan masyarakat, terutama pemanfaatan sungai sebagai salah satu prasarana transportasi air, pariwisata, perikanan dan perdagangan oleh sebagian masyarakat Kota Banjarmasin.

    Sebagai ibukota Provinsi Kalimantan Selatan, Kota Banjarmasin memiliki fungsi strategis : sebagai pusat pertumbuhan provinsi, perdagangan, pemerintahan dan pelayanan sosial. Fungsi tersebut menyebabkan arus sirkulasi barang dan orang sedemikian pesatnya, baik sirkulasi antar kabupaten, antar provinsi maupun antar pulau.

    Tingginya mobilitas merangsang pertumbuhan ekonomi dan menjadi daya tarik penduduk untuk berurbanisasi dan bekerja di kota yang juga menjadi faktor pendorong pesatnya pertumbuhan kota. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya pembangunan perumahan, fasilitas penginapan, fasilitas ekonomi berupa toko, ruko dan pusat-pusat perekonomian lain.

    Pertumbuhan sektor ekonomi tersebut biasanya terkonsentrasi pada koridor-koridor utama kota seperti di koridor Jalan Ahmad

    Yani, Jalan H. Hasan Basry, Jalan Pangeran Antasari dan Jalan Sutoyo S. Sebagai salah satu koridor utama kota, jalan Ahmad Yani memiliki fungsi dan peran sangat strategis bagi pengembangan kota yaitu sebagai akses utama pengembangan kota ke arah timur dan akses utama jalan Trans Kalimantan. Hal ini ditandai dengan berkembang pesatnya kegiatan jasa komersial, perkantoran dan pemerintahan dengan tingkat pelayanan kota dan regional di sepanjang Jalan Ahmad Yani tersebut.

    Pesatnya pertumbuhan kawasan dan terbatasnya ruang yang ada menyebabkan terjadinya perubahan wajah, bentuk dan konstruksi bangunan yang tidak terkendali dan serasi. Nilai ekonomis lahan menjadi melonjak tinggi sehingga pembangunan gedung cenderung dilakukan secara vertikal, optimal dan intensif. Akibatnya secara arsitektural, estetika lingkungan maupun penataan ruang kota memberikan kesan yang kurang baik karena tidak adanya keserasian, keseimbangan dan kekompakkan bangunan dalam membentuk citra khas suatu kawasan. Hal ini terlihat dari kurang serasinya arsitektur dan konstruksi bangunan dengan lingkungan sekitarnya, timbulnya parkir di pinggir jalan karena kurang tersedianya areal parkir ataupun gedung parkir, pemasangan papan reklame (billboard) yang menutup bangunan dan lainnya.

    Dalam menghadapi pesatnya perkembangan kawasan Jalan Ahmad Yani tersebut, Pemerintah Kota Banjarmasin memiliki keterbatasan dalam hal sarana dan perangkat teknis pengendalian dan pengawasan pembangunan. Utamanya, dalam hal penataan penyebaran, kesesuaian, persyaratan teknis, keserasian dan keamanan bangunan dengan lingkungan sekitarnya karena instrumen produk tata ruang yang ada sekarang (RTBL dan Perda RTBL Koridor jalan Ahmad Yani) yang dikeluarkan pada 2002 sudah tidak sesuai lagi dengan kondisi yang ada sekarang. Oleh karena itu, dirasa perlu untuk meninjau kembali dan menyesuaikannya dengan keadaan yang ada sekarang serta perencanaan untuk beberapa tahun selanjutnya sebagai tindakan antisipasi untuk perkembangan pesat di koridor Jalan Ahmad Yani tersebut.

    Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL) adalah panduan rancang bangun suatu lingkungan/kawasan yang dimaksudkan untuk mengendalikan pemanfaatan ruang, penataan bangunan dan lingkungan, serta memuat materi pokok ketentuan program bangunan dan lingkungan, rencana umum dan panduan rancangan, rencana investasi, ketentuan pengendalian rencana, dan pedoman pengendalian pelaksanaan pengembangan lingkungan/kawasan.

    Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan dan dasar hukum RTBL sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 28 tahun 2002 tentang Bangunan Gedung (UUBG) dan Peraturan Pemerintah Nomor 36 tahun 2005 tentang Peraturan Pelaksanaan

    1

  • 2012

    RTBL PENINJAUAN KEMBALI RENCANA TATA BANGUNAN DAN LINGKUNGANKORIDOR AKHMAD YANI

    1 -2

    LAPO

    RAN

    AKH

    IR

    Undang-Undang nomor 28 tahun 2002 tentang (PPBG) merupakan panduan pengaturan dan pengendalian bangunan dan lingkungan pada daerah perencanaan, khususnya sebagai pedoman dalam rangka penerapan pembangunan fisik bangunan dan lingkungan serta prasarana-sarana dalam pemenuhan persyaratan tata bangunan, keselamatan bangunan, dan kualitas hidup, guna mewujudkan lingkungan yang berkelanjutan, dan meningkatkan vitalitas ekonomi serta kehidupan masyarakat. Dengan pengaturan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan, diharapkan dapat bermanfaat baik dari pembangunan, pengembangan, dan pengendalian. Manfaat RTBL dalam pembangunan dan pengembangan antara lain telah adanya panduan untuk membangun dan mengembangkan bangunan dan lingkungan secara menyeluruh yang telah mempertimbangkan semua.

    Pelaksanaan pembangunan dan pengembangan bangunan dan lingkungan merupakan penajaman dari panduan RTBL yang telah ditetapkan. Sehingga hasil pembangunan dan pengembangan nantinya akan selalu tetap serasi bangunan dengan lingkungannya serta lebih manusiawi. Selain untuk membangun dan mengembangkan bangunan dan lingkungan RTBL juga diharapkan bermanfaat bagi pengendalian pemanfaatan ruang. Untuk dapat mengendalikan pemanfaatan ruang, suatu rencana ditindaklanjuti dengan pengaturan di bidang tata bangunan secara memadai, diantaranya melalui perangkat peraturan bangunan setempat.

    Di dalam penyusunan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan(RTBL) ini, pelaksana harus tetap mengacu pada Rencana Umum Tata RuangKota/ Rencana Detail Tata Ruang Kota yang telah ada dan tetap memperhatikan Peraturan Daerah tentang Peraturan Bangunan Setempat (PBS) yang dimiliki Pemerintah Daerah. Dengan arahan tersebut, perencana kawasan dan bangunan (urban designer dan arsitek) akan mempunyai kejelasan menyangkut kebijaksanaan pembangunan fisik dari pemerintah daerah setempat, termasuk di dalamnya yang menyangkut kepentingan umum, citra, dan jati diri lokasi yang perlu dikemukakan. Pada gilirannya seluruh tatanan bangunan dan lingkungan yang dirancang akan dapat memberikan kontribusi positif terhadap kawasan.

    1.2. POTENSI DAN MASALAH KAWASAN Berdasarkan data dan kajian awal terhadap data primer (lapangan) dan data sekunder (instansional), dapat dirumuskan beberapa potensi kawasan yang bisa diangkat dalam rangka penyusunan Peninjauan Kembali Dokumen RTBL koridor Jalan Ahmad Yani - Banjarmasin, yaitu:

    POTENSI KORIDOR JALAN AHMAD YANI

    merupakan koridor yang terletak di pusat kota dan memiliki kecenderungan pertumbuhan yang cepat sebagai kawasan perdagangan dan jasa (perkantoran, fungsi komersil) dan sebagai kawasan campuran;

    merupakan daerah entrance memasuki Kota Banjarmasin, sehingga kedudukannya menjadi penting sebagai bagian dari pencitraan / pembentukan identitas kota;

    memiliki kecenderungan pertumbuhan yang cepat dengan nilai intensitas bangunan yang cenderung vertikal dan progresif;

    PERMASALAHAN KORIDOR JALAN AHMAD YANI

    Permasalahan di kawasan rencana (koridor Jl. Ahmad Yani) diuraikan sebagai berikut :

    a. Masalah Tata Guna Lahan

    Masalah tata guna lahan yang dapat diidentifikasi adalah :

    adanya potensi sebagai kawasan jasa perdagangan dan kawasan campuran akan memicu perkembangan kawasan di sekitarnya dengan cepat yang pada akhirnya berdampak pada terjadinya perubahan fungsi lahan di sekitarnya, dari kawasan yang non-komersil menjadi komersil, kawasan menjadi padat, tidak teratur, semrawut dan tidak beridentitas;

    perubahan yang cepat memunculkan peruntukan-peruntukan baru yang memerlukan pengendalian dan penyesuaian dengan tata ruang dan tata bangunan yang ada;

    munculnya kantung-kantung permukiman dengan intensitas yang rendah (KLB, ketinggian bangunan yang rendah), dibalik / belakang bangunan tinggi di sekitar koridor Jl. Ahmad Yani.

    b. Masalah Peruntukan Bangunan

    munculnya fungsi-fungsi baru (misalnya : hotel dan apartement, rental office, pusat-pusat perbelanjaan seperti mall) yang dapat mengubah suasana ruang (townscape) di koridor jalan, terutama kecenderungan perkembangan ke arah vertikal;

    munculnya fungsi-fungsi baru dikhawatirkan tidak disertai dengan pengamanan dari aspek struktur, kenyamanan dan keselamatan bangunan, sehingga memudahkan terjadinya bahaya kebakaran dan lain sebagainya (faktor keandalan bangunan);

    pertumbuhan yang cepat di sepanjang koridor menuntut untuk dilakukannya pengendalian terhadap fungsi bangunan, agar tidak berkembang di luar skenario tata ruang yang ada.

    c. Masalah Komposisi Massa dan Bangunan

    Beberapa bangunan dibangun dengan tidak memperhatikan jarak antar bangunan, sempadan, set-back, sehingga dikhawatirkan akan mengganggu aliran

  • 2012

    RTBL PENINJAUAN KEMBALI RENCANA TATA BANGUNAN DAN LINGKUNGANKORIDOR AKHMAD YANI

    1 -3

    LAPO

    RAN

    AKH

    IR

    udara ke dalam bangunan dan mengganggu iklim mikro serta mengganggu pandangan / view pada townscape-nya secara visual;

    komposisi bangunan semestinya memperhatikan aturan intensitas yang telah ditetapkan di dalam dokumen rencana tata ruang sehingga tidak mengganggu keberadaan bangunan yang terletak di balik / di belakang koridor;

    beberapa bangunan sudah menunjukkan pola dan langgam yang jelas (neo Vernakular atau modern), namun beberapa yang lainnya masih kacau bahkan tampang bangunan (fasade) tidak dikendalikan seakan berebut ruang dengan papan reklame dan pada akhirnya akan merusak bentuk kota.

    d. Masalah Sistem Transportasi dan Sirkulasi

    adanya pembangunan Fly-over, rencana pembangunan bus-way, di Jalan Ahmad Yani, memerlukan pengaturan sistem transportasi yang lebih detail dan teknis untuk mendukung kelancaran sistem sirkulasi di sepanjang Jalan Ahmad Yani;

    padatnya sirkulasi di sepanjang koridor jalan Ahmad Yani menuntut untuk dilakukannya penataan terhadap sistem sirkulasi utamanya bagi kendaraan umum dan pribadi;

    pelebaran ruas jalan Ahmad Yanipada KM-1 dan pelebaran ruas jalan Simpang Ulin perlu dipertimbangkan dalam mengatur sistem sirkulasi di koridor Jalan Ahmad Yani;

    kontinuitas jalur pedestrian belum terjaga, sehingga sering putus di beberapa tempat atau terhalang oleh adanya pedagang kakilima (PKL) yang memenuhi jalur koridor utama.

    e. Masalah Ruang Terbuka Hijau dan Ruang Publik

    ruang Terbuka Hijau yang berada di jalur hijau (di sepanjang Jalan Ahmad Yani) masih memerlukan penataan yang lebih optimal agar dapat berfungsi sebagaimana mestinya sebagai Ruang Terbuka Hijau di koridor jalan di pusat kota;

    ruang Terbuka Hijau berupa jalur hijau belum diolah sebagai bagian dari elemen estetika kota;

    f. Masalah Sistem Tanda dan Perabot Kota

    tidak adanya sistem tanda yang dominan dan jelas di dalam rangka membentuk sistem orientasi pada ruang urban;

    kurangnya sistem tanda dan perabot tidak didesain dengan baik, demikian juga

    perletakannya kurang memperhatikan aspek estetika lingkungan.

    1.3. MAKSUD, TUJUAN DAN SASARAN 1.3.1. Maksud Maksud disusunnya Peninjauan Kembali Dokumen RTBL koridor Jalan Ahmad Yani Banjarmasin yaitu :

    1. sebagai masukan rencana dan program pembangunan fisik bagi Pemerintah Kota Banjarmasin dalam penanganan tata bangunan dan lingkungan kawasan Koridor Jalan Ahmad Yani;

    2. sebagai masukan teknis bagi Pemerintah Kota Banjarmasin dalam bentuk rincian pengendalian perwujudan bangunan dan lingkungan pada kawasan tertentu;

    3. sebagai masukan teknis bagi Pemerintah Kota Banjarmasin dalam mengarahkan peran serta seluruh pelaku pembangunan (pemerintah, swasta, masyarakat lokal, investor) dalam mewujudkan lingkungan yang dikehendaki.

    1.3.2. Tujuan Tujuan disusunnya Peninjauan Kembali Dokumen RTBL koridor Jalan Ahmad Yani Banjarmasin yaitu : 1. melakukan peninjauan kembali terhadap Dokumen Rencana Tata Bangunan dan

    Lingkungan (RTBL) Koridor Jalan Ahmad Yani yang sudah ada sekarang yang diterbitkan pada tahun 2002 dan melakukan revisi serta perubahan di dalamnya disesuaikan dengan kondisi sekarang dan yang akan datang sehingga menghasilkan suatu dokumen RTBL yang berkualitas, memenuhi syarat dan dapat diimplementasikan dalam mewujudkan tata bangunan dan lingkungan koridor Jalan Ahmad Yani yang berjatidiri, produktif dan berkelanjutan;

    2. menyiapkan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL) pada kawasan Koridor Jalan Ahmad Yani sebagai bagian dari upaya penataan fungsi dan fisik kawasan, bersama masyarakat dan semua stakeholder, sesuai dengan kebutuhan dan kondisi lokal dengan memperhatikan keserasian dengan alam sekitarnya;

    3. menyusun program investasi pembangunan sebagai acuan implementasi dari rencana dan rancangan yang telah disusun, dengan menyertakan masyarakat sekitar sebagai bagian integral dari upaya pembangunan di lingkungan/kawasan yang dimaksud.

    1.3.3. Sasaran Sasaran disusunnya Peninjauan Kembali Dokumen RTBL Koridor Jalan Ahmad Yani Banjarmasin yaitu :

  • 2012

    RTBL PENINJAUAN KEMBALI RENCANA TATA BANGUNAN DAN LINGKUNGANKORIDOR AKHMAD YANI

    1 -4

    LAPO

    RAN

    AKH

    IR

    1. Tersusunnya Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL) Disusunnya peninjauan kembali Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan untuk Kawasan Koridor Jalan Ahmad Yani sebagai bagian dari upaya penataan fungsi dan fisik kawasan, bersama masyarakat dan semua stakeholder, sesuai dengan kebutuhan dan kondisi lokal yang ada sekarang dengan memperhatikan keserasian dengan alam sekitarnya.

    2. Tersusunnya Program Investasi Pembangunan Tersusunnya program investasi pembangunan Kawasan KoridorJalan Ahmad Yani sebagai bagian upaya peningkatan kualitas permukiman dengan menyertakan masyarakat sebagai bagian integral dari upaya pembangunan di lingkungan/kawasan.

    3. Tersusunnya status legal dari RTBL Tersusunnya draft Raperda RTBL untuk mengoperasionalkan RTBL yang telah disusun.

    1.3.4. MANFAAT Manfaat disusunnya peninjauan kembali Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan untuk Kawasan Koridor Jalan Ahmad Yani - Banjarmasin yaitu : 1. mengarahkan pembangunan sejak dini;

    2. mewujudkan pemanfaatan ruang secara efektif, tepat guna, spesifik setempat, konkret, sesuai dengan rencana tata ruang wilayah;

    3. melengkapi peraturan daerah tentang bangunan gedung;

    4. mewujudkan kesatuan karakter dan meningkatkan kualitas bangunan gedung dan lingkungan/kawasan;

    5. mengendalikan pertumbuhan fisik dan suatu lingkungan/kawasan;

    6. menjamin implementasi pembangunan agar sesuai dengan aspirasi dan kebutuhan masyarakat dalam pengembangan lingkungan/kawasan yang berkelanjutan;

    7. menjamin terpeliharanya hasil pembangunan pasca pelaksanaan karena adanya rasa memiliki dari masyarakat terhadap semua hasil pembangunan.

    1.4. DASAR HUKUM PENYUSUNAN Dasar Hukum penyusunan peninjauan kembali Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL) untuk Kawasan Koridor Jalan Ahmad Yani - Banjarmasin yaitu : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok Pokok Agraria

    (Lembaran Negara Tahun 1960 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Nomor 2043);

    2. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1992 tentang Lalu Lintas Angkutan Jalan (Lembaran Negara Tahun 1992 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3480);

    3. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 1999 tentang Telekomunikasi (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 129, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3881);

    4. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 134, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4247);

    5. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air (Lembaran Negara tahun 2004 Nomor 32, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4377);

    6. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4437) yang disempurnakan dalam Perpu No 5 Tahun 2005;

    7. Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2004 tentang Jalan (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 132, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4444);

    8. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4725);

    9. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 69, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4851);

    10. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009, tentang Kepariwisataan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 11, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4966).

    11. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalulintas dan Angkutan Jalan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 96, Tambahan lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5025).

    12. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 133 Tambahan Lembaran Negara Nomor 5052).

    13. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5059);

    14. Undang-Undang no :1 tahun 2011 tentang perumahan dan Kawasan Permukiman (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 nomor 7, tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5188).

    15. Peraturan Pemerintah Nomor 35 Tahun 1991 tentang Sungai 16. Peraturan Pemerintah Nomor 69 tahun 1996 tentang Pelaksanaan Hak dan Kewajiban,

    serta Bentuk dan Tata cara Peran serta masyarakat dalam Penataan Ruang (Lembaran Negara tahun 1996, Nomor 104);

    17. Peraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun 1998 tentang Penertiban dan Pendayagunaan Tanah Terlantar (Lembaran Negara Tahun 1998 Nomor 52, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3747);

    18. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1999 tentang Analisa Dampak Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3838);

  • 2012

    RTBL PENINJAUAN KEMBALI RENCANA TATA BANGUNAN DAN LINGKUNGANKORIDOR AKHMAD YANI

    1 -5

    LAPO

    RAN

    AKH

    IR

    19. Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 2000 tentang Tingkat Ketelitian Peta Untuk Penataan Ruang Wilayah (Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor 20, Tambahan Lembaran Negara 3934);

    20. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2004 tentang Penatagunaan Tanah. (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 45, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4385);

    21. Peraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun 2005 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 83, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4532) ;

    22. Peraturan Pemerintah Nomor 15 tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang (Lembaran Negara Tahun 2010 Nomor 21 Tambahan Lembaran Negara Nomor 5103);

    23. Peraturan Presiden Nomor 36 Tahun 2005 tentang Pengadaan Tanah Bagi Pelaksanaan Pembangunan Untuk Kepentingan Umum;

    24. Peraturan Presiden Nomor 112 Tahun 2007 tentang Penataan dan Pembinaan Pasar Tradisional, Pusat Perbelanjaan dan Toko Modern

    25. Permen PU Nomor 63/PRT/1993 tentang Garis Sempadan sungai 26. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 8 Tahun 1998 tentang Penyelenggaraan

    Penataan Ruang di Daerah; 27. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 9 Tahun 1998 tentang Tata Cara Peran serta

    Masyarakat Dalam Proses Perencanaan Tata Ruang di Daerah; 28. Peraturan Menteri Negara Agraria Nomor 2 Tahun 1999 tentang Izin Lokasi; 29. Permen PU Nomor 29/PRT/2006 tentang Pedoman Persyaratan Teknis Bangunan

    Gedung 30. Permen PU Nomor 30/PRT/M/2006 tentang Persyaratan Teknis Fasilitas dan Aksesibilitas

    pada Bangunan Umum dan Lingkungan 31. Permen PU Nomor 06/PRT/2007 tentang Pedoman Umum Rencana Tata Bangunan

    dan Lingkungan 32. Permen PU Nomor 41/PRT/M/2007 tentang Pedomaan Penataan Kawasan Budidaya 33. Permendagri Nomor 1 Tahun 2008 tentang Pedoman Perencanaan Kawasan

    Perkotaan. 34. Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 53/M-DAG/PER/12/2008 tentang Pedoman

    Penataan dan Pembinaan Pasar Tradisional, Pusat Perbelanjaan dan Toko Modern. 35. Peraturan Menteri Negara Perumahan Rakyat No. 11/PERMEN/M/2008 tentang

    Pedoman Keserasian Kawasan Perumahan dan Permukiman. 36. Keputusan Presiden No.57 Tahun 1989 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Tata

    Ruang Daerah 37. Kepmendagri Nomor 59 Tahun 1987 tentang Petunjuk Pelaksanaan Permendagri

    Nomor 2 Tahun 1987 tentang Penyusunan Rencana Kota. 38. Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 17 Tahun 2001 tentang Jenis Rencana

    Usaha dan / atau kegiatan yang wajib di lengkapi dengan analisis mengenai dampak lingkungan hidup.

    39. Keputusan Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah Nomor 327 Tahun 2002 tentang Penetapan 6 (enam) Pedoman Bidang Penataan Ruang.

    1.5. LINGKUP PEKERJAAN Lingkup wilayah perencanaan Peninjauan Kembali Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan untuk Kawasan Koridor Jalan Ahmad Yani - Banjarmasin disesuaikan dengan kondisi dan peraturan setempat yang memerlukan penanganan khusus. Dalam penetapan ruang lingkup wilayah secara konkret (delineasi/penentuan batas wilayah studi), harus dikonsultasikan dengan tim teknis dan pemerintah daerah.

    1.5.1. LOKASI Kegiatan Peninjauan kembali Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan di koridor Jalan Ahmad Yani Banjarmasin mengacu Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 06/PRT/M/2007 dengan cakupan kawasan seluas 15 - 60 ha (Kota Sedang-Besar) dengan lokasi yaitu lapis pertama sampai kedua di kiri kanan sepanjang Jalan Ahmad Yani, mulai dari Jembatan Dewi sampai dengan pintu gerbang batas wilayah Kota Banjarmasin dengan Kabupaten Banjar di jalan Ahmad Yani km. 6 dengan luas kawasan mencapai 1,83 km2 atau 1,86 % dari luas wilayah Kota Banjarmasin.

    1.5.2. LINGKUP KEGIATAN Lingkup Kegiatan Konsultansi terdiri dari :

    1. pengumpulan data:

    a. mengumpulkan data kuantitatif dan kualitatif dari sumber data primer maupun sekunder sebagai bahan analisis;

    b. mengadakan peta/ foto udara kawasan skala 1 : 5000; c. analisis, melakukan analisis data baik dari aspek kuantitatif dan aspek kualitatif yang

    dapat dipakai sebagai bahan untuk merumuskan masalah sebagai dasar penyusunan RTBL;

    2. perumusan potensi dan masalah; 3. penyusunan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL) meliputi penyusunan

    konsep RTBL dan Rencana; 4. diskusi dan presentasi hasil penyusunan Peninjauan Kembali Rencana Tata Bangunan

    dan Lingkungan Koridor Jalan Ahmad Yani Kota Banjarmasin.

    1.5.3. LINGKUP MATERI LAPORAN AKHIR Materi pokok Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL) menurut Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 06/PRT/M/2007 tentang Pedoman Umum Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan sekurang-kurangnya terdiri dari : program bangunan dan lingkungan, rencana umum dan panduan rancangan, rencana investasi, ketentuan pengendalian rencana dan pedoman pengendalian pelaksanaan (Bab II, pasal 3).

  • 2012

    RTBL PENINJAUAN KEMBALI RENCANA TATA BANGUNAN DAN LINGKUNGANKORIDOR AKHMAD YANI

    1 -6

    LAPO

    RAN

    AKH

    IR

    1. Program Bangunan dan Lingkungan

    a. bagian ini mengatur tentang analisis yang diperlukan pada awal penyusunan dokumen RTBL. Proses analisis yang diperlukan adalah : analisis kawasan dan wilayah perencanaan; analisis sosial, ekonomi dan budaya; analisis fisik lingkungan, pertanahan dan penataan ruang; analisis aspek historis, analisis SWOT, analisis pengembangan pembangunan berbasis peran masyarakat;

    b. program bangunan dan lingkungan harus mempertimbangkan faktor kelayakan baik dari segi ekonomi, sosial, dan budaya. Program ditetapkan setelah mempertimbangkan konsep keberagaman kawasan (diversity), seperti keseimbangan pengembangan fungsi perumahan, niaga/usaha, rekreasi dan budaya, dan upaya-upaya pelestarian;

    c. program merupakan penjabaran peruntukkan lahan yang telah ditetapkan, untuk kurun waktu tertentu, baik yang menyangkut jenis, jumlah, besaran dan luasan bangunan. Termasuk di dalam program adalah penetapan fungsi-fungsi bangunan (peruntukan lahan mikro), kebutuhan ruang terbuka, fasiltas umum, dan fasilitas sosial.

    2. Rencana Umum dan Panduan Rancangan

    a. Rencana Umum (design plan) struktur Peruntukan Lahan; intensitas pemanfaatan lahan; tata bangunan; sistem sirkulasi dan jalur penghubung; sistem ruang terbuka dan tata hijau; sistem prasarana dan utilitas lingkungan; sarana kawasan; tata kualitas lingkungan; pelestarian bangunan dan lingkungan; view dan amenitas;

    b. Panduan Rancangan (Design Guideliens) aturan wajib; aturan anjuran utama; aturan anjuran.

    3. Program Investasi

    a. Program pembangunan dan investasi : berdasarkan aspek-aspek perencanan ditetapkan jangka waktu minimal 5 (lima)

    tahun dengan pelaku investasi pemerintajh pusat dan daerah dari berbagai sektor, dunia usaha dan masyarakat;

    pola-pola penggalangan dana dan tata cara investasi; analisis kelayakan proyek untuk jenis cost covery dan non-cost covery; strategi investasi yang disusun berdasarkan langkah-langkah penyiapan paket,

    perencanaan biaya, pemasaran paket dan penyiapan detil investasi.

    b. Pola Kerja Sama Operasional (KSO) Investasi : Build Operate and Transfer (BOT); Build Own Operate and Transfer (BOOT); Build Own and Operate (BOO); Alternatif KSO lainnya.

    4. Ketentuan pengendalian rencana

    a. Ketentuan pengendalian rencana bertujuan: - mengendalikan berbagai rencana kerja, program kerja maupun kelembagaan

    kerja pada masa pemberlakuan aturan dalam RTBL dan pelaksanaan penataan suatu kawasan;

    - mengatur pertanggungjawaban semua pihak yang terlibat dalam mewujudkan RTBL pada tahap pelaksanaan penataan bangunan dan lingkungan;

    b. ketentuan pengendalian rencana disusun sebagai bagian proses penyusunan RTBL yang melibatkan masyarakat, baik secara langsung (individu) maupun secara tidak langsung melalui pihak yang dianggap dapat mewakili (misalnya Dewan Kelurahan, Badan Keswadayaan Masyarakat/BKM dan Forum Rembug Desa);

    c. ketentuan pengendalian rencana menjadi alat mobilisasi peran masing-masing pemangku kepentingan pada masa pelaksanaan atau masa pemberlakuan RTBL sesuai dengan kapasitasnya dalam suatu sistem yang disepakati bersama, dan berlaku sebagai rujukan bagi para pemangku kepentingan untuk mengukur tingkat keberhasilan, kesinambungan dan pentahapan pelaksanaan pembangunan.

    1.6. SISTEMATIKA PENYAJIAN LAPORAN Dalam Laporan Akhir pekerjaan penyusunan kembali RTBL Koridor Jalan Ahmad Yani Kota Banjarmasin disajikan dalam 6 bab, yaitu :

    Bab 1 : Pendahuluan Bab 1 merupakan bab pendahuluan yang terdiri dari latar belakang, potensi dan permasalahan kawasan, definisi dan batasan proyek, maksud, tujuan dan sasaran, dasar hukum penyusunan, ruang lingkup pekerjaan dan sistematika penyajian laporan.

    Bab 2 : Konsep Program Bangunan dan Lingkungan

    Dalam Bab 2 ini akan dijelaskan tentang konsep dan skenario dalam rangka penyusunan Peninjauan Kembali Dokumen RTBL Koridor Jalan Ahmad Yani Banjarmasin. Dalam konsep ini akan dijelaskan tentang konsep perencanaan tata bangunan dan lingkungan dan konsep program bangunan dan lingkungan.

    BAB 3 : Rencana Umum dan Panduan Rancangan

    Dalam bab 3 ini akan menjelaskan tentang Master Plan, Rencana Umum, Panduan Rancangan hingga DED. Dalam Rencana Umum akan dijelaskan tentang : struktur peruntukan lahan, intensitas pemanfaatan lahan, tata bangunan, sistem sirkulasi dan jalur

  • 2012

    RTBL PENINJAUAN KEMBALI RENCANA TATA BANGUNAN DAN LINGKUNGANKORIDOR AKHMAD YANI

    1 -7

    LAPO

    RAN

    AKH

    IR

    penghubung, sistem RTH dan Tata Hijau, Tata Kualitas Lingkungan, sarana kawasan, prasarana dan utilitas kawasan, pelestarian bangunan dan lingkungan dan view & Amenitas. Sedangkan Panduan Rancangan dalam bab 3 berisikan tentang aturan wajib, aturan anjuran utama dan aturan anjuran.

    BAB 4 : Rencana Investasi

    Dalam bab 4 akan menjelaskan tentang Skenario Strategi Program Pembiayaan serta Pola Kerjasama Operasional Investasi.

    BAB 5 : Pengendalian Rencana dan Peraturan RTBL

    Bab 5 akan menjelaskan tentang administrasi pengendalian pogram dan rencana, ketentuan pedoman dan pengendalian pelaksanaan serta draft Peraturan Daerah Kota Banjarmasin tentang Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan Kota Banjarmasin.

    Bab 6 Penutup

    Bab 6 merupakan penutup dari keseluruhan rangkaian pelaporan dalam penyusunan Peninjauan Kembali RTBL Koridor Jalan Ahmad Yani Kota Banjarmasin.