DR. KASDI

30
MANUSIA DAN KEBUTUHAN AGAMA MAKALAH Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah : Pendekatan Studi Islam Dosen Pengampu : Dr. Abdurrohman Kasdi, Lc. M.Si Kelas D Disusun Oleh : Ahmad Rois, S.Pd.I (14081) 1

description

Mata Kuliah PSI

Transcript of DR. KASDI

MANUSIA DAN KEBUTUHAN AGAMA

MAKALAHDisusun Guna Memenuhi TugasMata Kuliah : Pendekatan Studi IslamDosen Pengampu : Dr. Abdurrohman Kasdi, Lc. M.SiKelas D

Disusun Oleh : Ahmad Rois, S.Pd.I (14081)

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI KUDUSPROGRAM PASCASARJANA PRODI MPITAHUN 2015

Bab ipendahuluanMANUSIA DAN KEBUTUHAN AGAMA Keyword : Manusia, Kebutuhan dan agamaA. Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk Allah dan manusia ada di dunia ini tidak dengan sendirinya melainkan diciptakan olehNYA[footnoteRef:2], dalam Firmannya : [2: Zaini Muchtarom. 1984. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Bumi Aksara. hlm. 1]

Artinya: Allah-lah yang menciptakan kamu, Kemudian memberimu rezki, Kemudian mematikanmu, Kemudian menghidupkanmu (kembali). (Q.S. 30 Ar-Rum 40)[footnoteRef:3]. [3: Quran in word]

Manusia diciptakan oleh Allah sebagai penerima dan pelaksana ajaran. Oleh karena itu ia ditempatkan pada kedudukan yang mulia[footnoteRef:4], ini ditegaskan dalam Alquran : [4: Ibid. hlm. 3]

Artinya : Dan Sesungguhnya Telah kami muliakan anak-anak Adam, kami angkut mereka di daratan dan di lautan [862], kami beri mereka rezki dari yang baik-baik dan kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang Sempurna atas kebanyakan makhluk yang Telah kami ciptakan.[862] Maksudnya: Allah memudahkan bagi anak Adam pengangkutan-pengangkutan di daratan dan di lautan untuk memperoleh penghidupan. Allah taala menjadikan manusia tiga macam: semacam seperti hewan, sebagaimana firman allah taala : Artinya : Dan Sesungguhnya kami jadikan untuk (isi neraka Jahannam) kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. mereka Itulah orang-orang yang lalai ( QS. Al Al Araf ayat 179).Semacam lagi tubuhnya tubuh manusia tetapi nyawa setan, dan semacam lagi dalam naungan Allah Taala pada hari kiamat.[footnoteRef:5] [5: Ismail Yakub. 1979. Terjemah Ihya Ulumuddiin. Jakarta Selatan, CV Faizan Jakarta. hlm 107]

Agama tidak asing lagi bagi kehidupan manusia, karena agama merupakan salah satu pegangan dan motifasi manusia menuju alam selanjutnya, di dunia ini banyak sekali agama akan tetapi kita yakin Satu-satunya agama yang benar diridhai dan diterima oleh Allah Azza wa Jalla adalah Islam. Adapun agama-agama lain, selain Islam, tidak akan diterima oleh Allah Azza wa Jalla. Agama selain Islam, yaitu Nasrani, Yahudi, Kong Hu Chu, Hindu, Budha, Sinto dalam firman Allah : .Artinya: Sesungguhnya agama (yang diridhai) disisi Allah hanyalah Islam. tiada berselisih orang-orang yang Telah diberi Al Kitab[189] kecuali sesudah datang pengetahuan kepada mereka, Karena kedengkian (yang ada) di antara mereka. barangsiapa yang kafir terhadap ayat-ayat Allah Maka Sesungguhnya Allah sangat cepat hisab-Nya ( QS. Ali Imran ayat 19).[189] maksudnya ialah kitab-kitab yang diturunkan sebelum Al Quran.Selain itu juga disepakati oleh kaum muslimin bahwa tidak ada di muka bumi suatu agama yang benar kecuali agama Islam, penutup seluruh agama, membatalkan ajaran agama-agama sebelumnya. Maka tidak ada agama di muka bumi untuk menyembah Allah selain Islam, Allah berfirman, (QS. Ali Imran: 85)[footnoteRef:6]: [6: Erwandi tarmizi. 2007. Plurarisme agama. Jakarta: islamhouse. Hlm 1]

Artinya: Barangsiapa mencari agama lain selain agama islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu) daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi Dan Islam setelah Muhammad diutus yaitu: yang dibawa oleh beliau, bukan agama selainnya.Dari sudut pandang etimologis Agama berasal dari bahasa Sanskerta yang tersusun dari kata a berarti tidak dan gam berarti pergi. Dalam bentuk harfiah yang terpadu, kata agama berarti tidak pergi, tetap di tempat, langgeng, abadi yang diwariskan secara terus-menerus dari satu generasi kepada generasi yang lainnya.Pada umumnya, kata agama diartikan tidak kacau, yang secara analitis diuraikan dengan cara memisahkan kata demi kata, yaitu a berarti tidak dan gama berarti kacau. Maksudnya orang yang memeluk agama dan mengamalkan ajaran-ajarannya dengan sungguh, hidupnya tidak akan mengalami kekacauan.Secara terminologi menurut sebagian orang, agamamerupakan sebuah fenomena yang sulit didefinisikan. WC Smith mengatakan, "Tidak berlebihan jika kita katakan bahwa hingga saat ini belum ada definisi agama yang benar dan dapat diterima". Meski demikian, para cendekiawan besar dunia memiliki definisi, atau yang lebih tepatnya kita sebut dengan kesimpulan mereka tentang fenomena agama. Beberapa di antaranya adalah sebagai berikut. Emile Durkheim mengartikan, agama sebagai suatu kesatuan sistem kepercayaan dan pengalaman terhadap suatu yang sakral, kemudian kepercayaan dan pengalaman tersebut menyatu ke dalam suatu komunitas moral. Karl Mark berpendapat bahwa agama adalah keluh kesah dari makhluk yang tertekan hati dari dunia yang tidak berhati, jiwa dari keadaan yang tidak berjiwa, bahkan menurut pendapatnya pula bahwa agama dijadikan sebagai candu bagi masyarakat. Spencer mengatakan bahwa agama adalah kepercayaan akan sesuatu yang Maha mutlak. Dewey menyebutkan agama sebagai pencarian manusia akan cita-cita umum dan abadi meskipun dihadapkan pada tantangan yang dapat mengancam jiwanya, agama adalah pengenalan manusia terhadap kekuatan gaib yang hebat. Sebagian pemikir mengatakan bahwa apa saja yang memiliki tiga ciri khas di bawah ini dapat disebut sebagai agama: (1). Keyakinan bahwa di balik alam materi ini ada alam yang lain (2). Penciptaan alam memiliki tujuan (3). Alam memiliki konsep etika.Pada semua definisi tersebut di atas, ada satu hal yang menjadi kesepakatan semua, yaitu kepercayaan akan adanya sesuatu yang agung di luar alam. Namun, lepas dari semua definisi yang ada di atas maupun definisi lain yang dikemukakan oleh para pemikir dunia lainnya, kita meyakini bahwa agama adalah kepercayaan akan adanya Tuhan yang menurunkan wahyu kepada para nabi-Nya untuk umat manusia demi kebahagiaannya di dunia dan akhirat. Dari sini, kita bisa menyatakan bahwa agama memiliki tiga bagian yang tidak terpisah, yaitu akidah (kepercayaan hati), syari'at (perintah-perintah dan larangan Tuhan) dan akhlak (konsep untuk meningkatkan sisi rohani manusia untuk dekat kepada-Nya).

BAB II PEMBAHASAN MANUSIA DAN KEBUTUHAN AGAMA A. Kebutuhan Manusia tentang agama.Secara naluri, manusia mengakui kekuatan dalam kehidupan ini di luar dirinya. Ini dapat dilihat ketika manusia mengalami kesulitan hidup, musibah, dan berbagai bencana. Ia mengeluh dan meminta pertolongan kepada sesuatu yang serba maha, yang dapat membebaskannya dari keadaan itu. Naluriah ini membuktikan bahwa manusia perlu beragama dan membutuhkan Sang Khaliknya.Ada beberapa alasan kenapa agama sangat penting dalam kehidupan manusia antara lain karena agama merupakan : 1) sumber moral, 2) petunjuk kebenaran, 3) sumber informasi tentang masalah metafisika, dan 4) bimbingan rohani bagi manusia, baik di kala suka maupun duka.a. Agama Sumber moralDapat dimengerti, bahwa pentingnya agama dalam kehidupan disebabkan oleh sangat diperlukannya moral oleh manusia, padahal moral bersumber dari agama. Agama menjadi sumber moral, karena agama mengajarkan iman kepada Tuhan dan kehidupan akhirat, serta karena adanya perintah dan larangan dalam agama.b. Agama Petunjuk KebenaranSekarang bagaimana manusia mesti mencapai kebenaran? Sebagai jawaban atas pertanyaan ini Tuhan telah mengutus manusia pembawa agama dan dalam ajaran agama samawi pembawa agama tersebut di utus di berbagai masa dan tempat, sejak Nabi pertama yaitu Adam sampai dengan Nabi terakhir yaitu Nabi Muhammad SAW. Para pembawa agama ini ajaran agama untuk disampaikan kepada manusia. Dan hal ini sesungguhnya kebenaran yang dicari-cari oleh manusia sejak dulu kala, yaitu kebenaran yang mutlak dan universal.Dapat disimpulkan, bahwa agama sangat penting dalam kehidupan karena kebenaran yang gagal dicari-cari oleh manusia sejak dulu kala dengan ilmu dan filsafatnya, ternyata apa yang dicarinya itu terdapat dalam agama. Agama adalah petunjuk kebenaran. Bahkan agama itulah kebenaran, yaitu kebenaran yang mutlak dan universal.c. Agama Sumber Informasi MetafisikaSesungguhnya persoalan metafisika sudah masuk wilayah agama tau iman, dan hanya Tuhan saja yang mengetahuinya. Dan Tuhan Yang Maha Mengetahui perkara yang gaib ini dalam batas-batas yang dianggap perlu telah disampaikan kepada pembawa agama melalui firman Tuhan. Dengan demikian agama adalah sumber infromasi tentang metafisika, dan karena itu pula hanya dengan agama manusia dapat mengetahui persoalan metafisika. Dengan agamalah dapat diketahui hal-hal yang berkaitan dengan alam setelah kematian, alam akhirat, surga dan neraka, Tuhan dan sifat-sifat-Nya, dan hal-hal gaib lainnya.Dapat disimpulkan bahwa agama sangat penting bagi manusia (dan karena itu sangat dibutuhkan), karena manusia dengan akal, dengan ilmu atau filsafatnya tidak sanggup menyingkap rahasia metafisika. Hal itu hanya dapat diketahui dengan agama, sebab agama adalah sumber informasi tentang metafisika.d. Agama pembimbing rohani bagi manusiaDalam Islam Nabi Muhammad SAW mengajarkan, hendaknya orang beriman bersyukur kepada Allah pada waktu memperoleh sesuatu yang menggembirakan dan tabah atau sabar pada waktu ditimpa sesuatu yang menyedihkan. Bersyukur di kala suka dan sabar di kala duka inilah sikap mental yang hendaknya selalu dimiliki oleh orang beriman. Dengan begitu hidup orang beriman selalu stabil, tidak ada goncangan-goncangan, bahkan tenteram dan bahagia, inilah hal yang menakjubkan dari orang beriman seperti yang dikatakan oleh Nabi. Keadaan hidup seluruhnya serba baik.B. Fungsi agama dalam kehidupan Agama mempunyai peraturan yang mutlak berlaku bagi segenap manusia dan bangsa, dalam semua tempat dan waktu, yang dibuat oleh sang pencipta alam semesta sehingga peraturan yang dibuatNya betul-betul adil. Secara terperinci agama memiliki peranan yang bisa dilihat dari: aspek keagamaan (religius), kejiwaan (psikologis), kemasyarakatan (sosiologis), hakkekat kemanusiaan (human nature), asal usulnya (antropologis) dan moral (ethics). Namun apabila agama dipahami sebatas apa yang tertulis dalam teks kitab suci, maka yang muncul adalah pandangan keagamaan yang literalis, yang menolak sikap kritis terhadap teks dan interpretasinya serta menegasikan perkembangan historis dan sosiologis. Sebaliknya, jika bahasa agama dipahami bukan sekedar sebagai explanative and descriptive language, tetapi juga syarat dengan performatif dan expresif language, maka agama akan disikapi secara dinamis dan kontekstual sesuai dengan persoalan dan kenyataan yang ada dalam kehidupan manusia yang terus berkembang. Setiap agama memiliki watak transformatif, berusaha menanamkan nilai baru dan mengganti nilai-nilai agama lama yang bertentangan dengan ajaran agama. Dari aspek religius, agama menyadarkan manusia, siapa penciptanya. Faktor keimananjuga mempengaruhi karena iman adalah dasar agama. Secara antropologis, agama memberitahukan kepada manusia tentang siapa, darimana, dan mau kemana manusia. Dari segi sosiologis, agama berusaha mengubah berbagai bentuk kegelapan, kebodohan, kemiskinan dan keterbelakangan. Agama juga menghubungkan masalah ritual ibadah dengan masalah sosial. Secara psikologis, agama bisa menenteramkan, menenangkan, dan membahagiakan kehidupan jiwa seseorang. Dan secara moral, agama menunjukkan tata nilai dan norma yang baik dan buruk, dan mendorong manusia berpeilaku baik (akhlaq mahmudah). Fungsi agama juga sebagai pencapai tujuan luhur manusia di dunia ini, yaitu cita-cita manusia untuk mendapatkan kesejahteraan lahir dan batin. Dalam Al-Quran surat Thoha ayat 117-119 disebutkan: Artinya : Maka kami berkata: "Hai Adam, Sesungguhnya Ini (iblis) adalah musuh bagimu dan bagi isterimu, Maka sekali-kali janganlah sampai ia mengeluarkan kamu berdua dari surga, yang menyebabkan kamu menjadi celaka. Sesungguhnya kamu tidak akan kelaparan di dalamnya dan tidak akan telanjang, Dan Sesungguhnya kamu tidak akan merasa dahaga dan tidak (pula) akan ditimpa panas matahari di dalamnya".Pada ranah yang lebih umum fungsi agama dalam kehidupan masyarakat adalah sebagai penguat solidaritas masyarakat. Seperti yang diungkapkan Emile Durkheim sebagai sosiolog besar, bahwa sarana-sarana keagamaan adalah lambang-lambang masyarakat, kesakralan bersumber pada kekuatan yang dinyatakan berlaku oleh masyarakat secara keseluruhan bagi setiap anggotanya, dan fungsinya adalah mempertahankan dan memperkuat rasa solidaritas dan kewajiban sosial.Dari segi pragmatisme, seseorang menganut suatu agama adalah disebabkan oleh fungsinya. Bagi kebanyakan orang, agama itu berfungsi untuk menjaga kebahagiaan hidup. Tetapi dari segi sains sosial, fungsi agama mempunyai dimensi yang lain seperti apa yang diuraikan di bawah ini:a. Memberi pandangan dunia kepada satu-satu budaya manusia.Agama dikatakan memberi pandangan dunia kepada manusia karena ia senantiasa memberi penerangan kepada dunia (secara keseluruhan), dan juga kedudukan manusia di dalam dunia. Penerangan dalam masalah ini sebenarnya sulit dicapai melalui indra manusia, melainkan sedikit penerangan daripada falsafah. Contohnya, agama Islam menerangkan kepada umatnya bahwa dunia adalah ciptaan Allah dan setiap manusia harus menaati Allah.b. Menjawab pelbagai pertanyaan yang tidak mampu dijawab oleh manusia.Sebagian pertanyaan yang senantiasa ditanya oleh manusia merupakan pertanyaan yang tidak terjawab oleh akal manusia sendiri. Contohnya pertanyaan kehidupan setelah mati, tujuan hidup, soal nasib dan sebagainya. Bagi kebanyakan manusia, pertanyaan-pertanyaan ini sangat menarik dan perlu untuk menjawabnya. Maka, agama itulah fungsinya untuk menjawab soalan-soalan ini.c. Memainkan fungsi peranan sosial.Agama merupakan satu faktor dalam pembentukan kelompok manusia. Ini adalah karena sistem agama menimbulkan keseragaman bukan saja kepercayaan yang sama, melainkan tingkah laku, pandangan dunia dan nilai yang sama.d. Memberi rasa kekitaan kepada sesuatu kelompok manusia.Kebanyakan agama di dunia ini menyarankan kepada kebaikan. Dalam ajaran agama sendiri sebenarnya telah menggariskan kode etika yang wajib dilakukan oleh penganutnya. Maka ini dikatakan agama memainkan fungsi peranan sosialSelain itu fungsi agama dalam kehidupan manusia juga sangat berarti dan menentukan kearah mana tujuan hidup manusia, maka akan timbul pertanyaan apakah tujuan hidup manusia ? tahukan manusia tujuan hidupnya, karena tujuan hidupnya itulah yang akan menentukan nilai martabat dan tingkah laku seorang manusia. Ada orang yang memandang tujuan manusia hanyalah untuk materi saja. Ada pula yang memandang sebagai makluq biologis atau binatang menyusui dan tujuan hidupnya hanyalah untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan biologis saja, yaitu makan, minum, tidur dan seks dll Dalam melaksanakan tujuan hidup manusia tidak lepas dari khilaf atau membuat kesalahan. Jika terjadi demikian, cepat-cepatlah bertaobat atau kembali ke jalan Allah, dan perbanyaklah melakukan kebaikan. Manusia sebagai makluq sosial tidak lepas dari pergaulan hidup dengan manusia lain[footnoteRef:7] [7: Abdul Aziz Ahyadi. 1987. Psikologi Agama. Sinar Baru Algensindo. Hlm 120-121]

C. Rasa Ingin Tahu ManusiaManusia lahir tanpa mengetahui sesuatu ketika itu yang diketahuinya hanya saya tidak tahu. Tapi kemudian dengan pancaindra, akal, dan jiwanya sedikit demi sedikit pengetahuannya bertambah, dengan coba-coba ,(Pengamatan, pemikiran yang logis dan pengalamannya ia menemukan pengetahuan). Namun demikian keterbatasan panca indra dan akal menjadikan sebagian banyak tanda tanya yang muncul dalam benaknya tidak dapat terjawab. Hal ini dapat mengganggu perasaan dan jiwanya dan semakin mendesak pertanyaan-pertanyaan tersebutsemakin gelisah ia apabila tak terjawab. Hal inilah yang disebut dengan rasa ingin tahu manusia. Manusia membutuhkan informasi yang akan menjadi syarat kebahagiaan dirinya. Disamping itu pula manusia juga sering mencoba kesuatu hal yang belum pernah ia rasakan baik perbuatan itu baik maupun jelak. Dengan berharap nafsunya akan terpenuhi, karena segala perbuatan atau pekerjaan yang dikerjakan oleh manusia itu tidak lain hanyalah untuk memuaskan nafsu. Sesungguhnya nafsu salah satu pintu jalan setan masuk pada diri seseorang jika setan sampai masuk dalam diri seseorang maka manusia itu akan timbul rasa dengki dan rakus, karena kerakusan ,mnusia akan membutakan dan menulikannya, sabda Nabi : Artinya : Kesukaan pada sesuatu, maka membutakan dan menulikan kamu ( HR. Abu Daud dari Abid-darda dengan isnad dlaif)[footnoteRef:8] [8: Ismail Yakub. 1979. Terjemah Ihya Ulumuddin Jilid 4, Jakarta Selatan: CV Faizan Jakarta. hlm 87]

D. Doktrin Kepercayaan AgamaDoktrin adalah ajaran tentang asas-asas suatu aliran politik, keagamaan, pendirian segolongan ahli ilmu pengetahuan, keagamaan, pendirian segolongan ahli ilmu pengetahuan[footnoteRef:9]. Istilah Doktrin berkaitan dengan suatu kebenaran dan ajaran. Keduanya tidak dapat dipisahkan sebab menegaskan tentang kebenaran melalui ajaran, sedangkan yang diajarkan biasanya dengan kebenaran. Dengan demikian, doktrin berisi tentang ajaran kebenaran yang sudah tentu memiliki balutan filosofis[footnoteRef:10]. Doktrin banyak ditemukan dalam banyak agama seperti Kristen dan Islam, di mana doktrin dianggap sebagai prinsip utama yang harus dijunjung oleh semua umat agama tersebut. Dalam konteks doktrin, agama selalu menjadi akidah, yakni sebagai suatu kepercayaan kepada Tuhan, suatu ikatan, kesadaran, dan penyembahan secara spiritual kepada-Nya. Sebagai suatu akidah, agama memiliki prinsip - prinsip kebenaran yang dituangkan dalam bentuk doktrin. [9: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1989), hlm. 211] [10: Adeng Mucthar Ghazali. 2004. Agama dan Keberagaman dalam Konteks Perbandingan Agama. Bandung: Pustaka Setia. hlm. 51]

Selain itu dalam menjalankan fungsi dan mencapai tujuan hidupnya manusia telah dianugerahi oleh Allah dengan berbagai bekal seperti: naluri, (insting), pancaindra, akal, dan lingkungan hidup untuk dikelola dan dimanfaatkan. Fungsi dan tujuan hidup manusia adalah dijelaskan oleh agama dan bukan oleh akal. Agama justru datang karena ternyata bekal-bekal yang dilimpahkan kepada manusia itu tidak cukup mampu menemukan apa perlunya ia lahir ke dunia ini. Agama diturunkan untuk mengatur hidup manusia. Meluruskan dan mengendalikan akal yang bersifat bebas. Kebebasan akal tanpa kendali, bukan saja menyebabkan manusia lupa diri, melainkan juga akan membawa ia ke jurang kesesatan, mengingkari Tuhan, tidak percaya kepada yang gaib dan berbagai akibat negatif lainnya.Untuk itu manusia yang beragama, khusunya yang beragama islam rasa keimanan harus kita mantapkan dalam hati karena iman itu berarti beriman kepada Allah SWT, malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, hari kiamat, dan beriman kepada qadar (ketentuan) baik dan buruknya. Iman adalah ucapan dan perbuatan. Ucapan hati dan lisan, dan amal hati, lisan dan anggota tubuh, iman itu bertambah dengan taat dan berkurang dengan maksiat. Iman Iman itu memiliki rasa, manis dan hakekat[footnoteRef:11]. [11: Syah Muhammad Bin Ibrahim. 2009. Tauhid dan Keimanan. Islamihouse. hlm 30]

1. Adapun rasanya iman, maka Nabi SAW menjelaskan dengan sabda- Nya: "Yang merasakan nikmatnya iman adalah orang yang ridha kepada Allah SWT sebagai Rabb (Tuhan), Islam sebagai agama, dan Muhammad SAW sebagai rasul." HR. Muslim.2. Adapun manisnya iman, maka Nabi SAW menjelaskan dengan sabdanya: "Ada tiga perkara, barangsiapa yang ada padanya, niscaya dia merasakan nikmatnya iman: bahwa Allah SWT dan Rasul-Nya SAW lebih dicintainya dari apapun selain keduanya, dia tidak mencintai seseorang kecuali karena Allah SWT, dan dia benci kembali kepada kekafiran sebagaimana dia benci dilemparkan dalam api neraka." Muttafaqun 'alaih3.3. Adapun hakekat iman, maka bisa didapatkan oleh orang yang memiliki hakekat agama. Berdiri tegak memperjuangkan agama, dalam ibadah dan dakwah, berhijrah dan menolong, berjihad dan berinfak.Firman Allah: Artimya : Sesungguhnya orang-orang yang beriman[594] ialah mereka yang bila disebut nama Allah[595] gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan ayat-ayatNya bertambahlah iman mereka (karenanya), dan Hanya kepada Tuhanlah mereka bertawakkal. (yaitu) orang-orang yang mendirikan shalat dan yang menafkahkan sebagian dari rezki yang kami berikan kepada mereka. Itulah orang-orang yang beriman dengan sebenar-benarnya. mereka akan memperoleh beberapa derajat ketinggian di sisi Tuhannya dan ampunan serta rezki (nikmat) yang mulia[footnoteRef:12]. [12: Alquran digital in for word]

[594] Maksudnya: orang yang Sempurna imannya. [595] dimaksud dengan disebut nama Allah ialah: menyebut sifat-sifat yang mengagungkan dan memuliakannya.Cinta yang sempurna kepada Allah SWT dan Rasul-Nya memberikan konsekuensi adanya yang dicintainya. Apabila cinta dan bencinya hanya karena Allah SWT, sedang keduanya adalah amal ibadah hati. Dan pemberian dan tidak memberinya hanya karena Allah SWT, sedang keduanya adalah amal ibadah badan, niscaya keduanya menunjukkan kesempurnaan iman dan kesempurnaan cinta kepada Allah SWT. Dari Abu Umamah r.a, dari Rasulullah SAW bersabda, "Barang siapa cinta karena Allah SWT, memberi karena Allah SWT, dan melarang karena Allah SWT, niscaya dia telah menyempurnakan iman." HR: Abu Daud[footnoteRef:13] [13: Syah Muhammad Bin Ibrahim. 2009. Tauhid dan Keimanan. Islamihouse. hlm 34]

Yang termasuk perkara keimanan antara lain :a. Cinta kepada Rasulullah SAW:Dari Anas bin Malik r.a, ia berkata, 'Rasulullah SAW bersabda, 'Tidak beriman (sempurna) seseorang di antara kamu sehingga aku lebih dicintainya dari pada ayahnya, anaknya, dan manusia sekalian." Muttafaqun 'alaih.b. Mencintai kaum anshar:Dari Anas r.a, dari Nabi SAW, beliau bersabda: "Tanda iman adalah mencintai kaum anshar dan tanda nifak adalah membenci kaum anshar."Muttafaqun 'alaih3c. Mencintai orang-orang yang beriman:Dari Abu Hurairah r.a, ia berkata, 'Rasulullah SAW bersabda, 'Kamu tidak bisa masuk surga sehingga kamu beriman, dan kamu tidak beriman sehingga kamu saling mencintai. Maukah kamu aku tunjukkan sesuatu yang apabila kamu lakukan niscaya kalian saling mencintai, tebarkanlah salam di antara kamu." HR. Muslimd. Mencintai saudaranya sesama Islam:Dari Anas bin Malik r.a, dari Nabi SAW, beliau bersabda, "Tidak beriman (sempurna) seseorang diantara kalian sehingga dia mencintai saudaranya atau tetangganya- apa yang dia cintai untuk dirinya." Muttafaqun 'alaih.e. Mencintai tetangga dan tamu, serta tidak bicara kecuali tentang yang baik Dari Abu Hurairah r.a, dari Rasulullah SAW, beliau bersabda: "Barang siapa beriman kepada Allah SWT dan hari akhir, hendaklah dia berkata baik atau diam. Barang siapa yang beriman kepada Allah SWT dan hari akhir, hendaklah ia memuliakan tetangganya. Barang siapa yang beriman kepada Allah SWT dan hari akhir, hendaklah dia memuliakan tamunya." Muttafaqun 'Alaih.Yang istimewa lagi pada doktrin agama ialah wawasannya lebih luas. Ada hal-hal yang kadang tak terjangkau oleh rasio dikemukakan oleh agama. Akan tetapi pada hakikatnya tidak ada ajaran agama (yang benar) bertentangan dengan akal, oleh karena agama itu sendiri diturunkan hanya pada orang-orang yang berakal. Maka jelas bahwa manusia tidak akan mampu menanggalkan doktrin agama dalam diri mereka. Jika ada yang merasa diri mereka bertentangan dengan agama maka akalnya lah yang tidak mau berpikir secara lebih luas.Lebih luas lagi menurut T. Jeremy Gunn ada tiga segi agama yang perlu diketahui, yaitu : Pertama, agama sebagai kepercayaan. Agama sebagai kepercayaan menyinggung keyakinan yang orang pegang mengenai hal-hal seperti Tuhan, kebenaran, atau doktrin kepercayaan. Kepercayaan terhadap agama menekankan, contohnya, kesetiaan pada doktrin-doktrin seperti rukun Islam, karma, darma, atau pesan sinkretis lainnya yang menurut banyak doktrin agama mendasari realitas kehidupan. Kedua, agama sebagai kepercayaan menekankan pada doktrin, sedangkan agama sebagai identitas menekankan pada afiliasi dengan kelompok. Dalam hal ini, identitas agama dialami sebagai sesuatu yang berhubungan dengan keluarga, etnisitas, ras atau Kebangsaan. Jadi, orang percaya bahwa identitas agama merupakan sesuatu yang didapatkan setelah proses belajar, berdoa, atau refleksi.Segi agama yang ketiga ialah agama sebagai jalan hidup (way of life). Dalam segi ini, agama berhubungan dengan tindakan, ritual, kebiasaan dan tradisi yang membedakan umatnya dari pemeluk agama lain. Adapun doktrin agama islam antara lain 1. Iman kepada AllahKalimat lailaha illa Allah atau sering disebut kalimat thoyyibah adalah suatu pernyataan pengakuan terhadap keberadaan Allah yang Maha Esa, tiada tuhan selain Dia (Allah). Ia merupakan bagian lafadz dari syahadatain yang harus diucapkan ketika akan masuk Islam yang merupakan refleksi dari tauhid Allah ynag menjadi inti ajaran Islam.

a. Argumen keberadaan AllahPengakuan terhadap keberadaan Allah berarti menolak keberadaan tuhan-tuhan lainnya yang dianut oleh para pengikut agama lain. Ada tiga teori yang menerangkan asal kejadian alam semesta yang mendukung keberadaaan tuhan. Pertama, paham yang menyatakan bahwa alam semesta ini ada dari yang tidak ada, ia terjadi dengan sendirinya. Kedua, paham yang menyatakan bahwa alam semesta ini berasal dari sel yang merupakan inti. Ketiga, paham yang mangatakan bahwa alam semesta itu ada yang menciptakan.b. Kemustahilan menemukan zat AllahAkal yang merupakan ciri keistimewaan manusia, sekaligus sebagai pembeda antara manusia dan makhluk lainnya, belum bisa digunakan untuk mengetahui persoalan yang tidak dapat diselesaikan oleh akal yaitu menemukan zat Allah, karena pada hakekatnya manusia berada dalam dimensi yang berbeda dengan Allah.2. Iman kepada malaikat, kitab, Rasul, qodo qodar dan hari akhira. malaikat AllahMalaikat merupakan makhluk tuhan yang diciptakan dari nur cahaya, ia adalah makhluk langit yang mengabdi kepada Allah dengan bermacam-macam tugas yang diembannya, jumlahnya sangatlah banyak, namun yang harus kita imani hanyalah 10 (nama) malaikat beserta tugas-tugasnya.b. Kitab-kitab Allahiman kepada kitab Allah adlah wajib dan itu merupakan konsekuensi logis dari pembenaran terhadap adanya Allah, oleh karena itu tidak sepantasnya seorang mukmin mengingkari kitab-kitab Allah yaitu al-Quran, Injil, Taurat, dan Zabur.

c. Rasul-rasul AllahDoktrin islam mengajarkan agar setiap muslim beriman kepad rasul yang diutus oleh Allah tanpa membedakan antara satu dengan yang lainnya. d. Qodo dan QodarKita menyakini bahwa apa yang terjadi dan digariskan kepada kita oleh Allah pasti akan terjadi, dan manusia tidak bias menghindar dari semua itu, akan tetapi Allah akan merubah suatu kaum jika orang itu mau merubahnya sendiri ( berusaha dan ikhtiar )e. Hari AkhirManusia yang hidup di dunia ini pasti nantinya akan meninggal, tidak ada yang bias kekal abadi kecuali Allah, maka dari itu manusia hidup didunia ini untuk menyembah dan berbakti kepada-NYA agar kelah mendapatkan kenikmatan yang tiada tara.Adapun doktrin didalam selain islam antara lain[footnoteRef:14]: [14: Magdalena Pranata Santoso, Filsafat Agama, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2009), hal. 39]

a. Doktrin utama dalam agama Yahudi: Percaya kepada Allah pencipta langit bumi dan seluruh alam semesta, dan dia adalah Allah yang kekal. Percaya bahwa Musa adalah nabi yang menerima hokum Allah dan diutus untuk melayani umat Allah, bangsa Israel, yang disebut kaum Yahudi. Percaya dan menantikan datangnya Mesias yang akan menyatakan kerajaan Allah, dan bahwa Dia pasti akan dating pada waktunya.b. Doktrin utama dalam agama Budha[footnoteRef:15]: [15: Magdalena Pranata Santoso, Filsafat Agama, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2009), hal. 44]

Tentang realita penderitaan, bahwa di dalam hidup manusia tidak dapat menghindari realita penderitaan. Tentang penyebab adanya penderitaan. Tentang cara manusia dapat mengakhiri penderitaan hidup di dunia ini adalah meniadakan, membebaskan diri dari semua keinginan, hasrat dan perasaan yang ada dalam diri manusia. Tentang jalan kelepasan dari penderitaan setelah memadamkan hasrat diri dan keinginan tersebut, manusia melangkah ke dalam perjalanan menuju nirwana.c. Doktrin utama dalam agama Khonghucu Pemujaan terhadap arwah para leluhur. Kesalehan seorang anak terhadap orang tuanya.

DAFTAR PUSTAKA

Zaini Muchtarom,MA, Ilmu Pendidikan Islam,Jakarta: Bumi Aksara, 1984Ismail Yakub, Terjemah Ihya Ulumuddin, Jakarta Selatan, CV Faizan Jakarta, 1979Erwandi tarmizi, Plurarisme agama, Jakarta, islamhouse, 2007Syah Muhammad Bin Ibrahim, Tauhid dan Keimanan, Islamihouse, 2009Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1989)Adeng Mucthar Ghazali, Agama dan Keberagaman dalam Konteks Perbandingan Agama, (Bandung: Pustaka Setia, 2004)Magdalena Pranata Santoso, Filsafat Agama, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2009

1