Dr. Harpini Suhu&Pencahayaan Hiperkes-1

download Dr. Harpini Suhu&Pencahayaan Hiperkes-1

of 94

Transcript of Dr. Harpini Suhu&Pencahayaan Hiperkes-1

  • 7/24/2019 Dr. Harpini Suhu&Pencahayaan Hiperkes-1

    1/94

    PENCAHAYAAN

    Harpini

  • 7/24/2019 Dr. Harpini Suhu&Pencahayaan Hiperkes-1

    2/94

    ASPEK PENERANGAN

    FISIOLOGIS :Kecukupan cahaya untuk identifikasibentuk, warna dan pemahaman terhadapbenda sekeliling

    PSIKOLOGIS :Pertimbangan emosi dan intelektualpekerja yang dipengaruhi oleh kecukupancahaya dan peralatan sumber cahaya

    http://smallbusiness.chron.com/DM-Resize/photos.demandstudios.com/181/139/fotolia_60952_XS.jpg?w=600&h=600&keep_ratio=1
  • 7/24/2019 Dr. Harpini Suhu&Pencahayaan Hiperkes-1

    3/94

    Penerangan

    Merupakan faktor yg berperan dlm menciptakan

    ruangan kerja

    Juga berpengaruh langsung pd:

    suhu, persepsi arsitektural dan keselamatan kerja

    Jenis pencahayaan (umum) :

    alamiah (sinar matahari) & buatan (artefisial)

    http://3.bp.blogspot.com/_77YoCmWTTRc/TQLYpdrghaI/AAAAAAAAALw/x4Vge5brE9w/s1600/lampu+penerangan1.jpg
  • 7/24/2019 Dr. Harpini Suhu&Pencahayaan Hiperkes-1

    4/94

    Penerangan di tempat kerja

    Penerangan yg baik:

    pekerja dapat melihat obyek-obyek yg dikerjakan secara jelas,

    cepat dan tanpa upaya yang tak perlu (Sumamur, 1984). Juga

    harus dapat melihat dgn jelas pula benda/alat disekitarnya ygmungkin mengakibatkan kecelakaan

    Membantu menciptakan lingkungan kerja nyaman &

    menyenangkanmemelihara kegairahan kerja

    Armstrong (1992):

    Intensitas penerangan kuranggangguan visibilitas & eyestrain

    Kalau berlebihanglare, reflections, excessive

    shadows,visibility&eyestrain

  • 7/24/2019 Dr. Harpini Suhu&Pencahayaan Hiperkes-1

    5/94

    Penerangan buruk

    Akibatkan:

    Kelelahan mata, sehingga daya dan

    efisiensi kerja kurang

    Kelelahan mental

    Pegal di daerah mata dan sakit

    kepala di sekitar mata

    Kerusakan indera penglihatan

  • 7/24/2019 Dr. Harpini Suhu&Pencahayaan Hiperkes-1

    6/94

    Pengaruh kelelahan pada mata

    Dapat akibatkan

    Kehilangan produktivitas

    Kualitas kerja rendah

    Banyak terjadi kesalahan

    Meningkatnya kecelakaan

    http://www.123rf.com/photo_16486596_golden-retriever-puppy-7-weeks-old-lying-and-yawning-against-white-background.html
  • 7/24/2019 Dr. Harpini Suhu&Pencahayaan Hiperkes-1

    7/94

    Langkah pengendalian masalah penerangan di tempat kerja

    Modifikasi sistim penerangan yg sudah ada

    Merubah posisi lampu

    Menambah/mengurangi jumlah lampu Mengganti jenis lampu yg > sesuai (bohlampneon)

    Mengganti tudung lampu

    Mengganti warna lampu

    Modifikasi pekerjaan:

    Membawa pekerjaan > dekat ke mata,spy obyek > jelas terlihat

    Merubah posisi kerja, utk hindari bayangan, pantulan, sumber

    kesilauan & kerusakan penglihatan

    Modifikasi obyek kerja sehingga terlihat dgn jelas

    Pemeliharaan & pembersihan lampu

    Penyediaan penerangan lokal

    Penggunaan tirai & perawatan jendela

  • 7/24/2019 Dr. Harpini Suhu&Pencahayaan Hiperkes-1

    8/94

    Pedoman desain sistim penerangan

    (Sanders & Mc.Cormick)

    Hindari penempatan arah cahaya

    langsung dlm lapangan penglihatanpekerja

    Hindari penggunaan cat mengkilatpd mesin/meja kerja&tempat kerja

    Gunakan cahaya difusi (merata) Gunakan > banyak lampu dgn daya

    kecil, daripada sedikit dgn dayabesar

    Hindari lokasi pencahayaan dlm 30o

    dari garis normal lihat

    Hindari sumber cahaya berkedip(licker),dll

  • 7/24/2019 Dr. Harpini Suhu&Pencahayaan Hiperkes-1

    9/94

    Penggunaan warna di tempat kerja

    Warna yg terlihat muncul karena :struktur molekul permukaan obyek memantulkanhanya pada bagian cahaya yg jatuh padanya

    Pemilihan warna di tempat kerja bagi keselamatan,karena warna mudah ditangkap oleh inderapenglihatan.

    Warna sebagai kode keselamatan kerja:

    merah: utk tanda bahaya, tanda peringatan utkkebakaran

    kuning:biasanya kontras dgn hitam,bahaya tubrukan, look out, bahaya terpeleset

  • 7/24/2019 Dr. Harpini Suhu&Pencahayaan Hiperkes-1

    10/94

    Pedoman pemilihan warna

    Pedoman pd daya pantulnya:

    Langit-langit 80%

    Dinding 70% Lantai 30%

    Peraturan Pemerintah:

    Peraturan Menteri Perburuhan N0:7 th 1964,tentang syarat kesehatan kebersihan, sertapenerangan di tempat kerja.

  • 7/24/2019 Dr. Harpini Suhu&Pencahayaan Hiperkes-1

    11/94

    Standar iluminasi(penerangan)

    Kerja kasar, rutin, detil besar, bahan kontrasjelas: 100200 lux

    Kerja sedang tanpa konsentrasi besar:200-500 lux

    Detil kerja semakin halus, kontras kurang,

    pekerjaan makin luas, menyangkut inspeksi& baku mutu: 5001000 lux

    Amat halus, tepat & teliti: 10002000 lux

  • 7/24/2019 Dr. Harpini Suhu&Pencahayaan Hiperkes-1

    12/94

    Standar penerangan di tempat kerja

    Penerangan utk halaman & jalan-jalan di lingkungan Perusahaan harus

    mempunyai intensitas penerangan sedikitnya 20 luks

    Penerangan utk pekerjaan-pekerjaan yg hanya membedakan barang kasar

    & besar paling sedikit mempunyai intensitas 50 luks

    Penerangan yg cukup utk pekerjaan yg membedakan barangbarang kecil

    secara sepintas lalu paling sedikit mempunyai intensitas penerangan 100

    luks

    Penerangan utk pekerjaan yg mebeda-bedakan barang kecil agak teliti,paling sedikit mempunyai intensitas penerangan 200 luks

    Penerangan utk pekerjaan yg membedakan dgn teliti dari barang-barang

    yg kecil & halus, paling sedikit mempunyai intensitas penerangan 300 luks

    Penerangan yg cukup utk pekerjaan membeda-bedakan barang halus dgn

    kontras yg sedang dalam waktu lama, harus mempunyai intensitaspenerangan paling sedikit 5001000 luks

    Penerangan yg cukup utk pekerjaan membeda-bedakan barang yg sangat

    halus dgn kontras yg kurang dan dalam waktu lama, harus mempunyai

    intensitas penerangan paling sedikit 2000 luks

  • 7/24/2019 Dr. Harpini Suhu&Pencahayaan Hiperkes-1

    13/94

    Tingkat illuminasi untuk jenis pekerjaan berdasarkan

    American Illuminating Engineering Society (IES)

    - Perakitan kasar 320 lux

    - Perakitan teliti 5400 lux

    - Perakitan sangat teliti 10800 lux

    - Bekerja dari mesin kasar 540 lux- Bekerja dari mesin halus 5400 lux

    - Gambar teknis 2200 lux

    - Kerja kantor 1600 lux

  • 7/24/2019 Dr. Harpini Suhu&Pencahayaan Hiperkes-1

    14/94

    Penerangan diperlukan pada

    Kerja bangunan

    Di gedung: tangga, eskalator, jalan

    menanjak, dll

    Penerangan darurat

    Tempat berabahaya: pd industri di tempat

    yg mudah meledak/terbakar

    Mesin-mesin pabrik

  • 7/24/2019 Dr. Harpini Suhu&Pencahayaan Hiperkes-1

    15/94

    Satuan penerangan

    Standar candle

    1 foot candle: penerangan yg diberikan

    oleh suatu sumber dari 1 candle kepadasuatu bidang berjarak 1 feet dari sumbertersebut 1fc

    1candle

    1ft 2ft 3ft

  • 7/24/2019 Dr. Harpini Suhu&Pencahayaan Hiperkes-1

    16/94

    Visibility

    4 faktor yg mempengaruhi terlihatnya suatu

    benda:

    Ukuran obyek

    Brightness

    Kontras

    Waktu

  • 7/24/2019 Dr. Harpini Suhu&Pencahayaan Hiperkes-1

    17/94

    Lanjutan visibility

    Ukuran obyek: berkaitan dgn sudut penglihatan,

    minimum 2,5 x ukuran terkecil

    Brightness: sebagian cahaya yg mengenai obyek

    harus dipantulkan, sehingga obyekmempunyai kecerahan

    Kontras: perbedaan brightness obyek dgn latar

    belakangnya

    Waktu: semakin lama waktu tersedia utk mengamati

    obyek makin sempurna hasil pengamatan

  • 7/24/2019 Dr. Harpini Suhu&Pencahayaan Hiperkes-1

    18/94

    PERMASALAHAN CAHAYA KERJA

    Silau (GLARE),Cahaya terlalu sedikit:

    Timbul bayangan,

    Perubahan warna,Flicker

  • 7/24/2019 Dr. Harpini Suhu&Pencahayaan Hiperkes-1

    19/94

    Kesilauan

    Keadaan terang lapang pandang yang

    menyebabkan:

    ketidak nyamanan

    gangguan,

    rintangan penglihatan serta

    kelelahan mata

  • 7/24/2019 Dr. Harpini Suhu&Pencahayaan Hiperkes-1

    20/94

    Sebab kesilauan Sumber cahaya dlm lapang pandang/penglihatan, contoh: lampu besar mobil di

    malam hari, lampu ditempat kerja pd garispenglihatan

    Kesilauan pantulan obyek /bagian obyek >terang dari pantulan daerah/obyek sekitar:

    *beda pantulan 2 daerah penglihatan (baca di

    tempat gelap, lampu diarahkan ke buku)

    *suatu daerah tak sempurna menghamburcahaya yg jatuh kepadanya & memantul ke

    satu arah tertentu (permukaan mengkilat)

  • 7/24/2019 Dr. Harpini Suhu&Pencahayaan Hiperkes-1

    21/94

    Pengaruh kesilauan

    Mengganggu

    kenyamanan/penglihatan

    Kelelahan visual, gangguan visual,

    kepedihan mata, iritasi mata,berair,

    visual strain sehingga timbul sakitkepalaakibat kerja berat otot

    siliaris mata dan otot-otot mata yg

    terlibat dlm fiksasi danpenyambungan lensa mata

  • 7/24/2019 Dr. Harpini Suhu&Pencahayaan Hiperkes-1

    22/94

    Reflektan sebagai persentase cahaya

    Bahan warna Reflektan(%)

    Putih

    Aluminium, kertas putih

    Warna gading, kuning lemon, kuning dalam, hijau muda, birupastel, pink pale, krim

    Hijau lime, abu-abu pale, pink, orang dalam, bluegrey

    Biru langit, kayu pale

    Pale oakwood, semen kering

    Merah dalam, hijau rumput, kayu, hijau daun, coklat

    Biru gelap, merah purple, coklat tua

    hitam

    100

    8085

    60

    65

    5055

    4045

    3035

    2025

    1015

    0

  • 7/24/2019 Dr. Harpini Suhu&Pencahayaan Hiperkes-1

    23/94

    Stress Thermal

    Definisi :

    Reaksi fisik dan psikis pekerja akibat suhulingkungan yang berada diluar zona kenyamanan

  • 7/24/2019 Dr. Harpini Suhu&Pencahayaan Hiperkes-1

    24/94

    Pengukuran temperatur

    Pengukuran temperatur yang akurat penting

    agar menbcegah stress thermal

    WBGT (Wet Bulb Globe Temperature)

    Adalah metode yang diakui untuk

    mengukur temperatur sebenarnya

    Menghitung:

    Aliran udara, relative humidity, solar load

  • 7/24/2019 Dr. Harpini Suhu&Pencahayaan Hiperkes-1

    25/94

    WBGTHeat Stress Monitor

    Heat Stress Monitor takes

    readings from, and calculates

    WGBT by:

    -Dry Bulb Thermometer

    -Wet Bulb Thermometer-Globe Temperature

  • 7/24/2019 Dr. Harpini Suhu&Pencahayaan Hiperkes-1

    26/94

    Rumusan WBGT :

    For indoor or shaded environments:

    WBGT = 0.7 x Tnwb+ 0.3 x TgTnwb= natural wet-bulb temperature

    Tg = globe temperature

    For direct sunlight exposure:

    WBGT = 0.7 x Tnwb+ 0.2 x Tg + 0.1 x TdbTdb = dry-bulb temperature

  • 7/24/2019 Dr. Harpini Suhu&Pencahayaan Hiperkes-1

    27/94

    Heat stress

  • 7/24/2019 Dr. Harpini Suhu&Pencahayaan Hiperkes-1

    28/94

    Heat and Heat Balance

    External Heat

    Source

    Cooling

    Internal Heat Source

    (Muscular Activity)

    H

  • 7/24/2019 Dr. Harpini Suhu&Pencahayaan Hiperkes-1

    29/94

    Temperature Regulation is a balancing act

  • 7/24/2019 Dr. Harpini Suhu&Pencahayaan Hiperkes-1

    30/94

    Aspek fisiologis tekanan panas dan

    kelembaban

    Temperatur core: temperatur jaringan

    tubuh, relatif konstan

    Temperatur kulit: tak stabil tergantung

    temperatur lingkungan.

    Temperatur lingkungan: berpengaruh pada

    kemampuan kulit utk melepas panas ke

    lingkungan

  • 7/24/2019 Dr. Harpini Suhu&Pencahayaan Hiperkes-1

    31/94

    Gelombang panas mematikan(dan injure)

    Dikenal sebagai the silentdisaster

    Berkembang lambat

    Di USA: membunuh rata-rata 175orang secara national setiaptahun ... Lebih ganas daritornadoes, hurricanes, lightning,

    or flooding (& injure many more) 7,421deaths from 1979 to 1998;

    2,590deathsfrom 1986 to 2003

    The #1 weather killer every year from 1998-2002

  • 7/24/2019 Dr. Harpini Suhu&Pencahayaan Hiperkes-1

    32/94

    American Meteorological SocietyCentral North Carolina Chapter

    April 21, 2005

    http://www.nws.noaa.gov/anewpage1.html
  • 7/24/2019 Dr. Harpini Suhu&Pencahayaan Hiperkes-1

    33/94

  • 7/24/2019 Dr. Harpini Suhu&Pencahayaan Hiperkes-1

    34/94

    Pusat kendali suhu

    Hipotalamus

    Bereaksi terhadap kenaikan suhu core,

    kemudian pengaruhi sistim kardiovaskuler& kelenjar keringat

  • 7/24/2019 Dr. Harpini Suhu&Pencahayaan Hiperkes-1

    35/94

    Heat rash

    Sunburn Heat cramps

    Heat exhaustion

    Heat stroke

    Heat Illnesses (Hyperthermia)

    Severity

    American Meteorological SocietyCentral North Carolina Chapter

    April 21, 2005

    http://www.nws.noaa.gov/anewpage1.html
  • 7/24/2019 Dr. Harpini Suhu&Pencahayaan Hiperkes-1

    36/94

    Heat InjuriesHeat Rash (prickly heat):

    Penyebab: Kulit panas, karena tersumbatnya pori-poridan kelenjar keringat. Kulit lembab yang berlangsunglama akibat berkeringat.

    Gejala: kulit menjadi kemerahan dapat gatal atausakit. Erupsi kulit.

    Pertolongan pertama: laksanakan personal higienedengan baik; jaga kulit selalu bersih dan pori terbuka,

    memungkinkan kulit mengering, kenakan pakaianlonggar, bila kemerahan beertahan, periksakan diri kedokter.

    Kegawatan: Relative minor.

  • 7/24/2019 Dr. Harpini Suhu&Pencahayaan Hiperkes-1

    37/94

    Heat Injuries lanjt

    Radiation Burns (Sunburn)

    Penyebab: radiasi UV diserap oleh kulit.

    Gejala: molekul air dalam kulit disrupted, sehinggajaringan menjadi kering. Kasus ekstrim mencakupmelepuh, pecah-pecah, kerusakan jaringan dalam.

    Pertolongan pertama: selubungi kulit terpajan.

    Gunakan pelindung kulit (sunscreen). Balut lukabakar serius.

    Kegawatan: Minor sp relative serious.

  • 7/24/2019 Dr. Harpini Suhu&Pencahayaan Hiperkes-1

    38/94

    Heat Injuries, contd

    Transient Heat Fatigue:

    Penyebab: kehilangan cairan mengurangi

    efisiensi sirkulasi.Gejala: perasaan lelah atau fatigue.

    Pertolongan pertama: mengganti cairan yang

    hilang dan istirahat.Kegawatan: No long-term adverse effects.

  • 7/24/2019 Dr. Harpini Suhu&Pencahayaan Hiperkes-1

    39/94

    Heat Injuries, contd

    Heat Syncope:

    Penyebab : sistim sirkulasi tubuh menyebabkan darahberkumpul di ekstremitas bawah menimbulkaninsufisiensi darah dan oksigen di otak

    Gejala: Syncope berarti pingsanPertolongan pertama: baringkan korban pada lokasi

    sejuk horisontal dengan kaki ditinggikan. Bila sadar,berikan minum.

    Kegawatan : korban mungkin memerlukan satu ataudua hari untuk pulih. Terkadang lebih peka terhadap

    panas sampai direaklimatisasi.

  • 7/24/2019 Dr. Harpini Suhu&Pencahayaan Hiperkes-1

    40/94

    Heat Injuries, contd

    Heat Cramps:Penyebab : kehilangan elektrolit penting dalam darah

    dan jaringan otot akibat kehilangan sejumlah besargaram melalui keringat korban.

    Gejala: kejang pada otot volunter (skeletal) atau ototinvolunter (principally abdominal) atau keduanya.

    Pertolongan pertama: mengganti elektrolit denganminum cairan, misalnya Gator-Aide. Istirahatdilingkungan sejuk

    Kedaruratan: melemahkan korban selama beberapahari. Sebelum kembali kekondisi heat stress harus

    sudah benar-benar sehat.

  • 7/24/2019 Dr. Harpini Suhu&Pencahayaan Hiperkes-1

    41/94

    Lebih serius dibandingkan heat kramps

    Akibat kehilangan garam/cairan disebabkan oleh:

    Excersise aktif yang panjang Dehidrasi bertahap

    Gejala: Heat cramps yang nyeri

    Berkeringat banyak

    Nadi cepat/lemah, nafas dangkal

    Pusing, sakit kepala, mual

    Dapat berlanjut ke heat stroke

    Heat Exhaustion

    American Meteorological SocietyCentral North Carolina Chapter

    April 21, 2005

    http://www.nws.noaa.gov/anewpage1.html
  • 7/24/2019 Dr. Harpini Suhu&Pencahayaan Hiperkes-1

    42/94

    Heat Stroke

    Tubuh tak lagi dapat meregulasi sendiri & mekanismeberkeringat gagal, suhu core meningkat.

    Memerlukan perhatian segera. Suhu tubuh meningkat >>106 dalam 10-15 min.

    Gejala: : Suhu tubuh sangat tinggi Kulit kerahan, panas Nadi cepat, kuat

    Sakit kepala berdenyut Confusionaltered mental state Pusing, mual, muntah Tak sadar

    American Meteorological SocietyCentral North Carolina Chapter

    April 21, 2005

    Whos most at risk?

    http://www.nws.noaa.gov/anewpage1.html
  • 7/24/2019 Dr. Harpini Suhu&Pencahayaan Hiperkes-1

    43/94

    Who s most at risk?

    Children

    Outdoor workers

    (construction, roofers,migrant workers)Military

    Elderly

    (especially

    urban)

    American Meteorological SocietyCentral North Carolina Chapter

    April 21, 2005

    http://www.nws.noaa.gov/anewpage1.html
  • 7/24/2019 Dr. Harpini Suhu&Pencahayaan Hiperkes-1

    44/94

    Rekomendasi WHO

    Untuk kegiatan industri rutin 3040 %

    VO2maxsuhu 37,4 C,

    Bila meningkat jadi 50 % maka suhu corenaik jadi 38 C (batas anjuran WHO)

    Catatan:

    VO2max: kemampuan tubuh utk mensuplai

    O2 terhadap suatu kegiatan fisik

    The Heat Index

  • 7/24/2019 Dr. Harpini Suhu&Pencahayaan Hiperkes-1

    45/94

    The Heat Index

    American Meteorological SocietyCentral North Carolina Chapter

    April 21, 2005

    http://www.nws.noaa.gov/anewpage1.html
  • 7/24/2019 Dr. Harpini Suhu&Pencahayaan Hiperkes-1

    46/94

    Excessive Heat

    Defined by NWS as:1) Heat index 110 utk 3 jam

    atau lebih, dengan suhu saat

    malam > 80 sampai ~ pk 2pagi

    2) Heat index 115 sepanjangwaktu

    American Meteorological SocietyCentral North Carolina Chapter

    April 21, 2005

    Masalahpanas dapat menjadi berbahaya dibawah kriteriaini bagi kelompok berisiko- terutama pada tahun

    pertama eat can be dangerous below these criteria for

    at-risk groupsespecially for the first event of the year

    http://www.nws.noaa.gov/anewpage1.htmlhttp://www.nws.noaa.gov/anewpage1.html
  • 7/24/2019 Dr. Harpini Suhu&Pencahayaan Hiperkes-1

    47/94

    Kecepatan hilangnya panas

    Ditentukan oleh:

    Berapa cepat panas dapat ditransfer dari

    core ke kulit

    Berapa cepat panas dapat ditransfer dari

    kulit ke lingkungan

  • 7/24/2019 Dr. Harpini Suhu&Pencahayaan Hiperkes-1

    48/94

    Lingkungan kerja panas

  • 7/24/2019 Dr. Harpini Suhu&Pencahayaan Hiperkes-1

    49/94

    Tungku keramik

    http://www.flickr.com/photos/michaelturton/8127427984/
  • 7/24/2019 Dr. Harpini Suhu&Pencahayaan Hiperkes-1

    50/94

    Li k k j

  • 7/24/2019 Dr. Harpini Suhu&Pencahayaan Hiperkes-1

    51/94

    Lingkungan kerja panas

  • 7/24/2019 Dr. Harpini Suhu&Pencahayaan Hiperkes-1

    52/94

    Sumber panas

    Pekerjaan outdoor, sumber panas radiasi

    solar, refleksi radiasi panas

    Pekerjaan indoor, sumber tungku api, ruangmesin, tempat kerja tanpa AC,

    pertambangan.

  • 7/24/2019 Dr. Harpini Suhu&Pencahayaan Hiperkes-1

    53/94

    Proses adaptasi tubuh

    Aklimatisasi: penyesuaian tubuh terhadap

    stress suhu.

  • 7/24/2019 Dr. Harpini Suhu&Pencahayaan Hiperkes-1

    54/94

    Pasca Aklimatisasi

    Tubuh akan menjadi:

    Frekuensi denyut jantung > rendah

    Suhu tubuh > rendah

    Keringat > banyak

    Keringat > encer

    Proses aklimatisasi: 2 jam sehari selama 12 minggu

  • 7/24/2019 Dr. Harpini Suhu&Pencahayaan Hiperkes-1

    55/94

    Pertukaran panas

    4 cara:

    Konveksi : transmisi (pembuangan) panasmelalui cairan/udara

    Evaporasi: derajat penguapan yg dikeluarkanoleh paru, berkeringat

    Radiasi : transmisi panas diantara obyek. Obyek>panas melepaskan panasnya ke yg > dingin

    Konduksi : transmisi panas melalui kontaklangsung, misal dgn lantai, kursi. Baju sbg isolator,penghambat pertukaran panas.

  • 7/24/2019 Dr. Harpini Suhu&Pencahayaan Hiperkes-1

    56/94

    Thermoregulasi fisiologik

    Peningkatan kecepatan metabolisme, utk

    atasi hilangnya panas selama pajanan

    dingin. Penyesuaian vasomotor

    Berkeringat, memicu evaporasi

    P h fi i l i kib t t k

  • 7/24/2019 Dr. Harpini Suhu&Pencahayaan Hiperkes-1

    57/94

    Pengaruh fisiologis akibat tekanan panas

    Pulat, 1992:

    Reaksi fisiologis tubuh karena kenaikan temperatur udara diluarcomfort zone:

    Vasodilatasi

    Denyut jantung meningkat

    Temperatur kulit meningkat

    Suhu inti tubuh awalnya turun, kemudian meningkat, dll

    Resiko terjadinya gangguan kesehatan akibat pajanan tekananpanas yg berlanjut:

    Dimulai dgn gangguan fisiologis sangat sederhana, sampai terjadinyapenyakit yg sangat serius (Grantham, 1992; Bernard, 1996)

    Pekerja yg bekerja selama 8 jam/hari berturut-turut selama 6 minggu,pd ruangan dgn indeks suhu basah dan bola (ISBB) antara 32,0233,010C menyebabkan kehilangan berat sebesar 4,23 % (Priatna,1990)

    P il i li k k j

  • 7/24/2019 Dr. Harpini Suhu&Pencahayaan Hiperkes-1

    58/94

    Penilaian lingkungan kerja panas

    Metode terbaik untuk menentukan apakah tekanan

    panas di tempat kerja telah menyebabkan gangguankesehatan adalah dgn mengukur suhu inti tubuhpekerja ybs.

    Normal, suhu inti tubuh 37oC; bila rerata suhu inti

    tubuh pekerja >38o

    C, diduga terdapat pajanan panaslingkungan kerja yg berakibat kenaikan suhu tubuhtsb.

    Pengukuran suhu lingkungan kerja, salah satu

    parameternya adalah dgn menggunakan ISSB (IndeksSuhu Basah & Bola), yg terdiri dari parameter suhuudara kering, suhu udara basah dan suhu panasradiasi

    P hit d ISBB

  • 7/24/2019 Dr. Harpini Suhu&Pencahayaan Hiperkes-1

    59/94

    Penghitungan dengan ISBB

    Pekerjaan yg dilakukan di bawah pajanan sinarmatahasi (outdoor): ISBB= (0,7 x suhu basah ) + (0,2 x suhu radiasi) +

    (0,1 x suhu kering)

    Pekerjaan dilakukan dalam ruangan ( indoor): ISSB= (0,7 x suhu basah)+(0,3 x suhu radiasi)

    Alat ukur yg modern: QUESTTEMP Heat Stressmonitordigital, meliputi parameter suhubasah, suhu kering, suhu radiasi dan ISBB,hasilnya dibaca pd alat dgn menekan tomboloperasional dlm satuan oC atau oF

  • 7/24/2019 Dr. Harpini Suhu&Pencahayaan Hiperkes-1

    60/94

    Pengendalian lingkungan kerja panas Mengurangi faktor beban kerja dgn mekanisasi

    Mengurangi beban panas radian dgn cara: Menurunkan temperatur udara dari proses

    kerja yg menghasilkan panas

    Relokasi proses kerja yg menghasilkan panas

    Penggunaan tameng panas& alat pelindung ygdapat memantulkan panas.

    Mengurangi temperatur & kelembaban. Melaluicara ventilasi pengenceran (dilution ventilation),atau pendinginan secara mekanis (mechanicalcooling)

    Pengendalian lingkungan kerja panas lanjt

  • 7/24/2019 Dr. Harpini Suhu&Pencahayaan Hiperkes-1

    61/94

    Pengendalian lingkungan kerja panas lanjt

    Meningkatkan pergerakan udara. Peningkatan

    pergerakan udara melalui ventilasi buatan,

    untuk memperluas pendinginan evaporasi,

    tapi tak boleh melebihi 0,2 m/detik. Perlu

    dipertimbangkan bahwa menambah

    pergerakan udara pada temperatur tinggi

    (>40oC) dapat berakibat peningkatan tekanan

    panas

    Lanjutan pengendalian lingkungan kerja

  • 7/24/2019 Dr. Harpini Suhu&Pencahayaan Hiperkes-1

    62/94

    Lanjutan pengendalian lingkungan kerja

    panas

    Pembatasan terhadap waktu pemaparan

    panas dengan cara:

    Melakukan pekerjaan di tempat panas pagi dan

    sore hari

    Penyediaan tempat sejuk yg terpisah dgn proses

    kerja untuk pemulihan

    Mengatur waktu kerjaistirahat secara tepat

    berdasarkan beban kerja dan nilai ISBB

    Control methods PPE

  • 7/24/2019 Dr. Harpini Suhu&Pencahayaan Hiperkes-1

    63/94

    Control methodsPPE

    Cooling vest

    P l S f d

  • 7/24/2019 Dr. Harpini Suhu&Pencahayaan Hiperkes-1

    64/94

    Personal Safeguards

    Berapa banyak air diperlukaan

    Lebih dari sekedar menghilangkan haus

    Sumber air

    1. cairan - 1 cup or 8 oz = 240 mL setiap 20

    min2. makanan - buah & sayuran mengandung 90% air

    Mengapa 10-15 C? untuk memaksimalkanumlah yang diminum(tidak terlalu dingin, juga

    tidak hangat) Apakah perlu diantarkkan ke stasiun

    kerja?....bergantung pada logistik tempat kerja

    Personal Safeguards contd

  • 7/24/2019 Dr. Harpini Suhu&Pencahayaan Hiperkes-1

    65/94

    Personal Safeguards, cont d

    Apa yang diminum:

    Minuman Elektrolit (mis. Gatorade) biasanya tak

    diperlukan bagi diet American utara (dapat

    sebagai pertolongan pertama).

    Hindari caffeinated, carbonated, minuman diet ,dan alcohol sebab mereka justru membuang

    cairan dari tubuh

    Terbaik adalah air: juices dan/minuman sport takber caffeine juga baik (juices mengandung glukosa

    energi cadangan).

    Personal Safeguards contd

  • 7/24/2019 Dr. Harpini Suhu&Pencahayaan Hiperkes-1

    66/94

    Personal Safeguards, contd

    % weight

    loss

    fluid

    loss

    time* effect & symptoms(* timing may vary based on intensity of work

    and heat/humidity)

    1% 0.75 L 1 hr unnoticed (at 1.5% weight loss you areconsidered dehydrated)

    2% 1.5 L 2-3 hrs loss of endurance, start to feel thirsty,feel hot, uncomfortable

    3% 2.25 L 3-4 hrs loss of strength, loss of energy,moderate discomfort

    4% 3 L 4-5 hrs cramps, headaches, extreme

    discomfort5-6% 3.5-4 L 5-6 hrs heat exhaustion, nausea, faint

    7+% 5+ L 7+ hrs heat stroke, collapse,unconsciousness

  • 7/24/2019 Dr. Harpini Suhu&Pencahayaan Hiperkes-1

    67/94

    Cold stress

    Respon dingin tubuh

  • 7/24/2019 Dr. Harpini Suhu&Pencahayaan Hiperkes-1

    68/94

    Respon dingin tubuh

    Menentukan resiko cold injuri dilakukan

    dengan mengikuti rumusan:

    Retensi panas + produksi panas > Cold Factors

    atau

    Retensi panas + produksi panas < Cold Factors

    Cold Response contd

  • 7/24/2019 Dr. Harpini Suhu&Pencahayaan Hiperkes-1

    69/94

    Cold Response, contd

    - Retensi panas:

    - Size/shape (Eskimo vs. Masai)

    - Insulation (Clothing type/# of layers)

    - Fat (Used as insulation)

    - Shell (Blood in core of body)

    Ini adalah faktor positive. Peningkatan setiap

    faktor atau seluruhnya dari faktor tersebutmenurunkan resiko injuri

    Cold Response, contd

  • 7/24/2019 Dr. Harpini Suhu&Pencahayaan Hiperkes-1

    70/94

    - Produksi panas

    - Level aktivitas

    - Respon menggigil

    - *dibatasi oleh:

    - Tingkatan Fitness- Nutrisi

    - Intake cairan

    Lingkungan Hypothermic

  • 7/24/2019 Dr. Harpini Suhu&Pencahayaan Hiperkes-1

    71/94

    Lingkungan Hypothermic

    Dikenal terdapat 4 penyebab kehilangan

    panas dalam lingkungan hipotermik adalah:

    convection, radiation, evaporation, dan

    conduction.

    Perbedaan besar adalah dalam lingkungan

    hipotermik, semakin kita berupaya

    mempertahankan panas, daripada

    melepasnya ke lingkungan.

    Normal vs Hypothermic environment

  • 7/24/2019 Dr. Harpini Suhu&Pencahayaan Hiperkes-1

    72/94

    Normal vs. Hypothermic environment

    Cold stress

  • 7/24/2019 Dr. Harpini Suhu&Pencahayaan Hiperkes-1

    73/94

    Cold stress

    Hazard lingkungan pd pekerja di:

    Rg dingin

    Pekerja dry ice

    Pekerja gas cair

    Penyelam

    Di udara luar saat musim dingin, kutub utara dan

    selatan, dlm ruangan dengan penghangat yg burukpd musim dingin

    Cold Response, contd

  • 7/24/2019 Dr. Harpini Suhu&Pencahayaan Hiperkes-1

    74/94

    p ,

    Hypothermia

  • 7/24/2019 Dr. Harpini Suhu&Pencahayaan Hiperkes-1

    75/94

    Hypothermia

    penurunan suhu core sampai ke derajat

    dimana fungsi otot dan syaraf rusak Medicine for Mountaineers

    Hypothermia dapat terjadi pada setiapsuhu dibawah 98.6 derajat, bila timbul

    kondisi tepat (tak ada insulasi, peningkatan

    kehilangan panas, dst.)

    Tanda Hypothermia

  • 7/24/2019 Dr. Harpini Suhu&Pencahayaan Hiperkes-1

    76/94

    Tanda Hypothermia

    Umbles Stumbles (tersandung),

    Mumbles (ngomel), Fumbles (kegagalan),

    and Grumbles (penggerutu) Memperlihatkan penurunan kapasitas fisik dan

    mental.

    Hypothermia - mild

  • 7/24/2019 Dr. Harpini Suhu&Pencahayaan Hiperkes-1

    77/94

    Hypothermia - mild

    Mild Hypothermia:

    - core temperature 98.696 F

    - menggigil non-voluntary

    -complex motor functions impossible-vasoconstriction to periphery

    Hypothermia - moderate

  • 7/24/2019 Dr. Harpini Suhu&Pencahayaan Hiperkes-1

    78/94

    Hypothermia moderate

    Moderate Hypothermia:

    - core temperature 9593 F

    - kehilangan koordinasi motorik halus

    - slurred speech

    - violent shivering

    - paradoxical undressing

    - apathetic attitude

    Hypothermia severe contd

  • 7/24/2019 Dr. Harpini Suhu&Pencahayaan Hiperkes-1

    79/94

    Hypothermia severe, cont d

    -at 90 degrees F, the person goes into

    hibernation, slowing heart rate andrespiration, shunting blood to peripheral

    tissues.

    -at 86 degrees F or below, the person looksdead, but is still alivebarely.

    Severe Hypothermia is LIFE THREATENING!

  • 7/24/2019 Dr. Harpini Suhu&Pencahayaan Hiperkes-1

    80/94

    Cold Injuries

  • 7/24/2019 Dr. Harpini Suhu&Pencahayaan Hiperkes-1

    81/94

    j

    Although hypothermia is well known, there

    are other cold injuries.

    -Frostnip

    -Frostbite

    -Immersion foot (trench foot)

    Frostnip

  • 7/24/2019 Dr. Harpini Suhu&Pencahayaan Hiperkes-1

    82/94

    Frostnip

    Frostnip adalah pembekuan lapisan atas kulit.

    Karakteristiknya :

    - kulit memuti, seperi lilin skin.- rasa baal umum

    Frostnip umumnya reversible tidak adakerusakan jaringan mayor

    Frostbite

  • 7/24/2019 Dr. Harpini Suhu&Pencahayaan Hiperkes-1

    83/94

    Frostbite

    Frostbite adalah pembekuan permukaan dan

    lapisan dalam kulitkarakteristiknya:

    - memutih dan terasa seperi kayu

    - baal, mungkin anesthesia- deep frostbite dapat mempengaruhitulang dan otot

    Frostbitea view

  • 7/24/2019 Dr. Harpini Suhu&Pencahayaan Hiperkes-1

    84/94

    Chart

  • 7/24/2019 Dr. Harpini Suhu&Pencahayaan Hiperkes-1

    85/94

    Chart

    Immersion Foot trench foot

  • 7/24/2019 Dr. Harpini Suhu&Pencahayaan Hiperkes-1

    86/94

    Immersion Foot trench foot

    Immersion foot disebabkan oleh pajanan basah kakisecara , kondisi dingin

    Karakteristiknya :

    - yellowish, smelly feet

    - kemungkinan baal

    - kulit terkelupas/ gatal

    *Immersion foot dapat menimbulkan kerusakanpermanen pada jaringan kaki , sehingga kemudianhari ia akan rentan terhadap dingin

    Immersion Foot a view

  • 7/24/2019 Dr. Harpini Suhu&Pencahayaan Hiperkes-1

    87/94

    Immersion Foot a view

    C ld k i t

  • 7/24/2019 Dr. Harpini Suhu&Pencahayaan Hiperkes-1

    88/94

    Cold work environment

    C ld k i t

  • 7/24/2019 Dr. Harpini Suhu&Pencahayaan Hiperkes-1

    89/94

    Cold work environment

    S f t R i t f W ki

  • 7/24/2019 Dr. Harpini Suhu&Pencahayaan Hiperkes-1

    90/94

    Safety Requirements for Working

    Aboard Vessels

    Survival Suit

    Icy work may hold key to a

  • 7/24/2019 Dr. Harpini Suhu&Pencahayaan Hiperkes-1

    91/94

    y y ybrighter future

    Pemeliharaan suhu tubuh

  • 7/24/2019 Dr. Harpini Suhu&Pencahayaan Hiperkes-1

    92/94

    Pemeliharaan suhu tubuh

    Mengurangi kehilangan panas melalui kulitdgn vasokonstriksi perifer & meningkatkan

    metabolisme dgn menggigil

    Efek berbahaya akibat dingin: Frostbite

    Trench foot

    Chilblains Hypothermia umum

    Pengendalian

  • 7/24/2019 Dr. Harpini Suhu&Pencahayaan Hiperkes-1

    93/94

    Pengendalian

    Umumnya hazard dingin mudah dikenali dan

    dicegah

    Pakaian pelindung dan ruangan yang

    terlindungi sangat diperlukan

    Pekerja dpt istirahat di rg yg hangat, makanan

    hangat, bila perlu disediakan pakaian kering

    pengganti

  • 7/24/2019 Dr. Harpini Suhu&Pencahayaan Hiperkes-1

    94/94