Dosis Penelitian Pemberian POC

10
Hasil Penelitian Jurnal Tanaman Hortikultura Rahmi Taufika Page 1 PENGUJIAN BEBERAPA DOSIS PUPUK ORGANIK CAIR TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN WORTEL (Daucus carota L.) Oleh : Rahmi Taufika Pembimbing : Dr.Ir.Irawati Chaniago, M.Rur.Sc dan Prof. Ir. Ardi, MSc ABSTRAK. Percobaan tentang Pengujian Beberapa Dosis Pupuk Organik Cair Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Wortel (Daucus carota L.) telah dilaksanakan di kebun kelompok tani organik Sago Putri, di Jorong Rageh, Nagari Sungai Kamuyang, Kecamatan Luak, Kabupaten Lima Puluh Koto dari bulan Mei sampai bulan Agustus 2011. Percobaan ini bertujuan untuk memperoleh dosis pupuk organik cair yang terbaik untuk pertumbuhan dan hasil tanaman wortel sebagai alternativ lain dalam aplikasi pupuk organik cair. Percobaan ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dosis yaitu 0, 45, 90 dan 135 ml pupuk organik cair per tanaman yang diulang 3 kali. Data dianalisis secara statistik dengan uji F pada taraf nyata 5%, dan apabila F hitung perlakuan lebih besar dari F tabel 5% maka dilanjutkan dengan uji Duncan’s Multiple Range Test (DNMRT) pada taraf nyata 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dosis terbaik untuk panjang umbi wortel adalah 0 ml pupuk organik cair per tanaman, sedangkan untuk variabel pengamatan yang lain berpengaruh tidak nyata. Dosis pupuk organik cair 135 ml per tanaman memberikan pengaruh yang nyata terhadap bobot segar umbi per tanaman, produksi umbi per plot dan produksi umbi per hektar kecuali pada tinggi tanaman, jumlah daun, panjang umbi dan diameter umbi. Kata kunci : Wortel, Dosis, Pupuk Organik Cair. ABSTRACT. Studies On The Effect Of Doses Of Liquid Organic Fertilizer On The Growth And Yield Of Carrot (Daucus carota L.). A study on the effect of doses of liquid organic fertilizer on the growth and yield of carrot (Daucus carota L.) has been conducted at the field of organic farmer’s group Sago Putri, Jorong Rageh, Nagari Sungai Kamuyang, Subdistrict of Luak, District Limapuluh Koto from May to August 2011. This experiment is aimed at obtaining the best dose of liquid organic fertilizer to promote the growth and yield of carrot. This experiment used a Completely Randomized Design (CRD) with 4 treatments and 3 replicates. Treatments were doses of liquid organic fertilizer as follow 0, 45, 90 and 135 ml per plant. Data were analyzed using F test and Duncan’s Multiple Range Test (DNMRT) at 5% level. Result show the longest carrot was found from the control treatment group. The dose of 135 ml of liquid organic fertilizer per plant resulted in significant effect on the fresh weight of tubers per plant, the production of tubers per plot, and the production of tubers per hectare except for plant height, number of leaf, root length, and root diameter. Keyword : Carrot, Doses, Liquid Organic Fertilizer. I. PENDAHULUAN Pertambahan penduduk Indonesia mengalami peningkatan yang pesat dari tahun ketahun, namun tidak diimbangi dengan produksi pangan terutama jenis sayuran. Oleh karena itu sektor pertanian terutama hortikultura khususnya sayuran mempunyai peluang yang besar untuk memenuhi salah satu kebutuhan pangan sebagai sumber vitamin. Salah satu sayuran yang banyak diminati dan diusahakan oleh petani untuk memenuhi kebutuhan vitamin adalah wortel. Wortel (Daucus carota L.) bukan merupakan tanaman asli Indonesia, melainkan dari luar negeri yang beriklim sedang (sub tropis), dibudidayakan di lingkungan tumbuh dengan suhu udara yang dingin dan lembab. Untuk pertumbuhan dan produksi umbi dibutuhkan suhu udara optimal antara 15,6-21,1º C. Suhu udara yang terlalu tinggi (panas) seringkali menyebabkan umbi kecil-kecil (abnormal) dan berwarna pucat dan kusam. Bila

Transcript of Dosis Penelitian Pemberian POC

Page 1: Dosis Penelitian Pemberian POC

Hasil Penelitian Jurnal Tanaman Hortikultura

Rahmi Taufika Page 1

PENGUJIAN BEBERAPA DOSIS PUPUK ORGANIK CAIR TERHADAPPERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN WORTEL (Daucus carota L.)

Oleh : Rahmi TaufikaPembimbing : Dr.Ir.Irawati Chaniago, M.Rur.Sc dan Prof. Ir. Ardi, MSc

ABSTRAK. Percobaan tentang Pengujian Beberapa Dosis Pupuk Organik Cair Terhadap Pertumbuhan danHasil Tanaman Wortel (Daucus carota L.) telah dilaksanakan di kebun kelompok tani organik Sago Putri,di Jorong Rageh, Nagari Sungai Kamuyang, Kecamatan Luak, Kabupaten Lima Puluh Koto daribulan Mei sampai bulan Agustus 2011. Percobaan ini bertujuan untuk memperoleh dosis pupukorganik cair yang terbaik untuk pertumbuhan dan hasil tanaman wortel sebagai alternativ lain dalamaplikasi pupuk organik cair.

Percobaan ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dosisyaitu 0, 45, 90 dan 135 ml pupuk organik cair per tanaman yang diulang 3 kali. Data dianalisissecara statistik dengan uji F pada taraf nyata 5%, dan apabila F hitung perlakuan lebih besar dari Ftabel 5% maka dilanjutkan dengan uji Duncan’s Multiple Range Test (DNMRT) pada taraf nyata5%.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa dosis terbaik untuk panjang umbi wortel adalah 0 mlpupuk organik cair per tanaman, sedangkan untuk variabel pengamatan yang lain berpengaruh tidaknyata. Dosis pupuk organik cair 135 ml per tanaman memberikan pengaruh yang nyata terhadapbobot segar umbi per tanaman, produksi umbi per plot dan produksi umbi per hektar kecuali padatinggi tanaman, jumlah daun, panjang umbi dan diameter umbi.

Kata kunci : Wortel, Dosis, Pupuk Organik Cair.

ABSTRACT. Studies On The Effect Of Doses Of Liquid Organic Fertilizer On The Growth And Yield Of Carrot(Daucus carota L.). A study on the effect of doses of liquid organic fertilizer on the growth and yieldof carrot (Daucus carota L.) has been conducted at the field of organic farmer’s group Sago Putri,Jorong Rageh, Nagari Sungai Kamuyang, Subdistrict of Luak, District Limapuluh Koto from Mayto August 2011. This experiment is aimed at obtaining the best dose of liquid organic fertilizer topromote the growth and yield of carrot.

This experiment used a Completely Randomized Design (CRD) with 4 treatments and 3replicates. Treatments were doses of liquid organic fertilizer as follow 0, 45, 90 and 135 ml perplant. Data were analyzed using F test and Duncan’s Multiple Range Test (DNMRT) at 5% level.

Result show the longest carrot was found from the control treatment group. The dose of 135ml of liquid organic fertilizer per plant resulted in significant effect on the fresh weight of tubers perplant, the production of tubers per plot, and the production of tubers per hectare except for plantheight, number of leaf, root length, and root diameter.

Keyword : Carrot, Doses, Liquid Organic Fertilizer.

I. PENDAHULUAN

Pertambahan penduduk Indonesiamengalami peningkatan yang pesat dari tahunketahun, namun tidak diimbangi denganproduksi pangan terutama jenis sayuran. Olehkarena itu sektor pertanian terutama hortikulturakhususnya sayuran mempunyai peluang yangbesar untuk memenuhi salah satu kebutuhanpangan sebagai sumber vitamin. Salah satusayuran yang banyak diminati dan diusahakan

oleh petani untuk memenuhi kebutuhan vitaminadalah wortel.

Wortel (Daucus carota L.) bukanmerupakan tanaman asli Indonesia, melainkandari luar negeri yang beriklim sedang (subtropis), dibudidayakan di lingkungan tumbuhdengan suhu udara yang dingin dan lembab.Untuk pertumbuhan dan produksi umbidibutuhkan suhu udara optimal antara 15,6-21,1ºC. Suhu udara yang terlalu tinggi (panas)seringkali menyebabkan umbi kecil-kecil(abnormal) dan berwarna pucat dan kusam. Bila

Page 2: Dosis Penelitian Pemberian POC

Hasil Penelitian Jurnal Tanaman Hortikultura

Rahmi Taufika Page 2

suhu udara terlalu rendah (sangat dingin), makaumbi yang terbentuk menjadi panjang kecil.

Menurut Cahyono (2002) wortelmerupakan salah satu sayuran yang disukai olehmasyarakat, sehingga permintaan terhadapkomoditas ini sangat besar baik dalam dan luarnegeri. Sejalan dengan kenaikan jumlahpenduduk, kenaikan taraf hidup masyarakat, dansemakin tingginya kesadaran masyarakatterhadap pentingnya nilai gizi, permintaanwortel akan terus meningkat pada tahun-tahunmendatang. Selain itu wortel merupakan salahsatu jenis sayuran yang sangat potensial sebagaibahan pangan untuk mengentaskan masalahkekurangan vitamin A, tumor/kanker, dankurang gizi, sehingga dapat dipastikanpermintaan wortel akan bertambah besar.

Meskipun produksi wortel meningkatdari tahun ke tahun, namun produksi per satuanluas per satuan waktu cenderung menurun, halini disebabkan kurang optimalnya dalambudidaya wortel, salah satunya tidak tepat dalampemupukan. Dalam budidaya wortel dapatdilakukan pemupukan dengan pupuk organikmaupun pupuk anorganik. De Geus cit Junaidi(1997) menyatakan bahwa tanaman wortel akanmenghasilkan produksi yang lebih baik ditanampada tanah yang tinggi kandungan bahanorganiknya.

Namun sejalan dengan peningkatankesadaran masyarakat akan pentingnyamengkonsumsi bahan makanan yang sehat, danmengurangi mengkonsumsi bahan makananyang banyak mengandung bahan kimia, sayuranorganik menjadi banyak diminati olehmasyarakat dewasa ini. Bagi manusia, senyawakimia tersebut berpotensi menurunkankecerdasan, menggangu kerja saraf, menganggumetabolisme tubuh, menimbulkan radikal bebas,menyebabkan kanker, meningkatkan risikokeguguran pada ibu hamil dan dalam dosistinggi menyebabkan kematian (Nurayla, 2009).

Pada saat ini, produk yang dihasilkandari budidaya atau peternakan yangmenggunakan pupuk organik lebih disukaimasyarakat. Alasannya, produk tersebut lebihaman bagi kesehatan. Di negara-negara maju,masyarakatnya mulai beralih mengkonsumsiproduk yang dihasilkan secara organik (Parnata,2004).

Oleh karena itu, sistem pertanian organikmerupakan alternatif bagi petani dalambudidaya wortel, selain itu sistem pertanian

organik juga merupakan salah satu cara dalamrangka melestarikan lingkungan, karenapenambahan bahan organik merupakan suatutindakan perbaikan lingkungan tumbuh tanamanyang antara lain dapat meningkatkan efisiensipupuk.

Salah satu pupuk organik yang dapatdiaplikasikan pada budidaya wortel adalahpupuk organik cair. Pupuk organik cair adalahpupuk yang kandungan bahan kimianya rendahmaksimal 5%, dapat memberikan hara yangsesuai dengan kebutuhan tanaman pada tanah,karena bentuknya yang cair. Maka jika terjadikelebihan kapasitas pupuk pada tanah makadengan sendirinya tanaman akan mudahmengatur penyerapan komposisi pupuk yangdibutuhkan. Pupuk organik cair dalampemupukan jelas lebih merata, tidak akan terjadipenumpukan konsentrasi pupuk di satu tempat,hal ini disebabkan pupuk organik cair 100persen larut. Pupuk organik cair ini mempunyaikelebihan dapat secara cepat mengatasidefesiensi hara dan tidak bermasalah dalampencucian hara juga mampu menyediakan harasecara cepat (Musnamar, 2006).

Berdasarkan uraian diatas maka penulistelah melakukan penelitian dengan judul“Pengujian Beberapa Dosis Pupuk OrganikCair Terhadap Pertumbuhan Dan HasilTanaman Wortel (Daucus carota L.) ”

Adapun tujuan dari penelitian ini adalahuntuk memperoleh dosis pupuk organik cairyang terbaik untuk pertumbuhan dan hasiltanaman wortel sebagai alternatif lain dalamaplikasi pupuk organik. Hasil penelitian inidiharapkan dapat berguna sebagai informasibagi petani yang membudidayakan wortel sertabagi pihak yang berkepentingan lainnya tentangdosis yang tepat dalam pemberian pupukorganik cair untuk meningkatkan produktifitaswortel.

III.BAHAN DAN METODAPenelitian dalam bentuk percobaan inidilaksanakan di kebun kelompok tani organikSago Putri di Jorong Rageh, Nagari SungaiKamuyang, Kecamatan Luak, Kabupaten LimaPuluh Koto dengan ketinggian tempat yaitu 700m dpl. Pelaksanaannya dimulai dari bulan Meihingga bulan Agustus 2011. Jadwal pelaksanaanpenelitian dapat dilihat pada Lampiran 1.Bahan yang digunakan dalam penelitian iniadalah benih wortel varietas lokal, pupukkandang kotoran sapi, air dan pupuk organik

Page 3: Dosis Penelitian Pemberian POC

Hasil Penelitian Jurnal Tanaman Hortikultura

Rahmi Taufika Page 3

cair, kandungan nutrisi dan komposisi pupukorganik cair dapat dilihat pada Lampiran 6.Sedangkan alat-alat yang digunakan adalahcangkul, timbangan, ajir, label, gembor, gelasukur, kamera digital, gunting dan alat-alat tulis.

Percobaan ini disusun berdasarkanRancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4perlakuan dosis pupuk organik cair dengan 3ulangan. Setiap satuan percobaan, terdapat 12tanaman wortel dan 4 tanaman dijadikan sampel.Hasil pengamatan yang diperoleh dianalisisdengan sidik ragam. Bila F hitung perlakuanlebih besar dari F tabel 5%, dilanjutkan denganDuncan’s New Multiple Range Test (DNMRT)pada taraf nyata 5%.

Perlakuan dalam percobaan ini adalahtotal tiga kali pemberian pupuk dimana setiappemberiannya sepertiga dari total dosis pupukorganik cair yang diberikan selama budidaya,yaitu:

(A) 0 ml/tanaman pupuk organik cair(B) 45 ml/tanaman pupuk organik cair(C) 90 ml/tanaman pupuk organik cair(D) 135 ml/tanaman pupuk organik cair

Lahan yang digunakan sebagai tempatpercobaan diolah terlebih dahulu dengan duakali pengolahan, pengolahan pertama dilakukanmembersihkan lahan dari gulma dan akartanaman sebelumnya. Seminggu kemudiandilakukan pengolahan kedua yaitu tanahdigemburkan dengan menggunakan cangkulsedalam 30-40 cm kemudian diberi pupukkandang dengan takaran setengah darirekomendasi sebagai pupuk dasarnya. Untuktanaman wortel diperlukan pupuk kandangsebanyak 15 ton/ha. Lahan yang telah diolahdibuat petakan percobaan sebanyak 12 petakanyang masing-masingnya berukuran 60 x 40 cmdan tinggi 30 cm dengan 12 tanaman perpetaknya sehingga terdapat 12 satuan percobaan.Lahan dibiarkan satu minggu sebelum ditanamiwortel untuk masa inkubasi. Denah petakpercobaan dan penempatan tanaman dan sampeldapat dilihat pada Lampiran 2 dan 3.

Benih yang digunakan adalah benih varietaslokal. Penanaman dilakukan tanpamenggunakan persemaian, benih langsungditanam pada petak percobaan. Benih yangakan ditanam direndam terlebih dahulu denganair selama 1 jam untuk mempermudah dalamperkecambahannya, kemudian benih dikering

anginkan. Benih yang telah kering tersebutdigosok-gosok dengan kedua telapak tanganterlebih dahulu sebelum ditanam untukmelepaskan bulu-bulu halus benih. Setelah itudibuat lobang tanam dengan ditugal sedalam 1cm, dengan jarak tanam 20 x 10 cm. Benihditanam 2 per lobang tanam kemudian ditimbundengan selapis tipis tanah. Setelah tanamanberumur dua minggu dilakukan seleksi tanaman.Masing-masing lobang ditinggalkan satutanaman yang pertumbuhannya relatif homogen,normal dan tidak cacat.

Pemberian label dan pemasangan tiangstandar dilakukan bersamaan denganpenanaman. Pelabelan dilakukan agar tidakterjadi kesalahan dalam pemberian perlakuan.Pemberian label sesuai dengan perlakuan yangakan diberikan. Untuk memudahkan dalampengukuran dipasang ajir sebagai tiang standardengan memancangkan tiang-tiang setinggi 10cm dari permukaan tanah sebagai patokan untukpengukuran tinggi tanaman pada masing-masingtanaman sampel.Pupuk organik cair yang akan diberikansebelumnya dicampurkan dengan air denganperbandingan 1:1. Pemberian dilakukan dengancara diberikan langsung ke tanah pada arealperakaran dengan menggunakan gelas plastik airmineral sebagai wadah takaranrnya. Pupukorganik cair diberikan 3 kali yaitu pada 15, 30dan 45 hari setelah tanam.

Pemeliharaan yang dilakukan berupapenyiraman, penjarangan, penyiangan,pembumbunan dan pengendalian hama danpenyakit.

a. PenyiramanPenyiraman dilakukan 2 kali sehari pagi

dan sore untuk menjaga kelembaban tanah, bilahujan tidak dilakukan penyiraman. Penyiramandilakukan sejak tanaman tumbuh dan seterusnya.Penyiraman dilakukan dengan menggunakangembor.

b. PenjaranganPenjarangan tanaman wortel dilakukan

pada saat umur tanaman dua minggu dengancara memotong tanaman pada pangkal tanamandengan menggunakan gunting tujuan daripenjarangan untuk memperoleh tanaman wortelyang cepat tumbuh dan subur sehingga hasilproduksinya tinggi. Pada waktu penjarangan ini,semua tanaman yang ditinggalkan adalahtanaman yang pertumbuhannya seragam.

Page 4: Dosis Penelitian Pemberian POC

Hasil Penelitian Jurnal Tanaman Hortikultura

Rahmi Taufika Page 4

c. Pembumbunan dan penyianganPembumbunan pembumbunan dilakukan

saat tanaman wortel telah berumur satu bulanpada saat umbi akan mulai terbentuk.Pembumbunan bertujuan untuk menjaga aerasedan mencegah pemadatan tanah yangdiakibatkan oleh proses pemanasan setelahturun hujan atau penyiraman. Selain itupembumbunan dilakukan untuk menutupi umbiwortel yang muncul di permukaan tanah.Kegiatan tersebut untuk menghindari sinarmatahari langsung mengenai umbi yang akanmenyebabkan warnya menjadi hijau.Penyiangan dilakukan apabila gulma sudahterlihat tumbuh.

d. Pengendalian organisme pengganggutanaman (OPT)Pengendalian organism pengganggu

tanaman (OPT) dilakukan apabila diperlukansaja dengan cara manual.Tanaman wortel dipanen pada umur 95-100 hari,panen yang baik adalah ketika umbi tidak terlalumuda dan tidak terlalu tua. Wortel siap panenapabila terdapat salah satu tanaman worteldalam satu bedengan yang mulai tinggi dansebagian daun sudah bewarna kuning. Carapemanenan dilakukan dengan jalan mencabutumbi wortel. Pemanenan sebaiknya dilakukanpada pagi hari dan tanah digemburkan terlebihdahulu untuk memudahkan pencabutan (Hanumdan Chairani, 2008).Pengamatan tinggi tanaman dimulai daripermukaan tanah sampai ujung daun tertinggidengan cara mengukur dari tiang standar yangditandai setinggi 10 cm dari permukaan tanah.Pengamatan dilakukan sejak tanaman berumurtiga minggu, selanjutnya diamati sekaliseminggu hingga sepuluh kali pengamatan.Pengamatan jumlah daun dilakukan setelahtanaman berumur tiga minggu denganmenghitung seluruh daun yang telah membukasempurna yang terdapat pada masing-masingtanaman sampel. Pengamatan dilakukan sekaliseminggu sampai sepuluh pengamatan.3.4.1 Bobot segar umbi per tanaman (gram)

Pengamatan dilakukan denganmenimbang umbi per tanaman yang diambildari tanaman sampel dan dibersihkan darikotoran yang terdapat pada umbi, yangdilakukan setelah panen.3.4.2 Panjang umbi (cm)

Pengamanatan dilakukan denganmengukur umbi tanaman dari pangkal hingga

bagian ujung untuk setiap tanaman sampel yangdilakukan setelah panen.3.4.3 Diameter umbi (cm)

Pengamatan diameter umbi dilakukandengan cara mengukur diameter bagian pangkalumbi tanaman sampel.3.4.4 Umur panen

Pengamatan umur panen dilakukandengan menghitung jumlah hari yang diperlukansaat tanam hingga panen.3.4.5 Produksi per plot dan per hektar

Pengamatan terhadap produksi wortelper plot dilakukan dengan menimbang semuawortel yang dipanen dalam satu plot. Kemudianhasil total produksi per plot dikonversikan kedalam hektar.

P x produksi wortel per plot

Keterangan :P = produksi wortel per hektar10.000 = Luas lahan 1 Ha (dalam m2)IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Tinggi Tanaman (cm)

Hasil pengamatan terhadap tinggitanaman wortel setelah dianalisis secara statistikdengan uji F menunjukkan bahwa beberapatakaran pupuk organik cair berpengaruh tidaknyata terhadap tinggi tanaman. Rata-rata hasilpengamatan tinggi tanaman wortel dapat dilihatpada Tabel 1.

Tabel 1. Tinggi tanaman wortel pada beberapadosis pupuk organik cair pada umur 98hst.

Dosis pupuk organik cair(ml)

Tinggi tanaman(cm)

04590135

27,7426,3627,4727,87

KK = 78,41%Angka – angka pada lajur yang sama berbedatidak nyata menurut uji F taraf nyata 5%.

Pada Tabel 1 terlihat bahwa setiaptakaran pemberian perlakuan berpegaruh tidaknyata terhadap tinggi tanaman wortel, dimanatinggi rata-rata tanaman adalah 26,36 – 27,87cm. Hal ini diduga karena kandungan unsur Ndalam tanah sedang, sehingga respon terhadap

Page 5: Dosis Penelitian Pemberian POC

Hasil Penelitian Jurnal Tanaman Hortikultura

Rahmi Taufika Page 5

penambahan unsur N melalui pemupukan tidakterlihat.Selanjutnya Prasetya, Kurniawan danFebrianingsih (2009) menjelaskan bahwa unsurnitrogen bermanfaat untuk pertumbuhanvegetatif tanaman yaitu pembentukan sel-selbaru seperti daun, cabang, dan mengganti sel-selyang rusak. Setyamidjaja (1986)mengemukakan bahwa apabila tanamankekurangan unsur N tanaman akanmemperlihatkan pertumbuhan yang kerdil.Data memperlihatkan bahwa ternyata tinggitanaman yang paling rendah adalah padapemberian dosis 45 ml pupuk organik cair pertanaman dan yang tertinggi pada pemberiandosis 135 ml pupuk organik cair per tanaman.Selain faktor diatas adanya interaksi berbagaifaktor internal pertumbuhan (yaitu atas kendaligenetik) dan unsur-unsur iklim, tanah danbiologis juga berpengaruh terhadap tidakterdapatnya pertambahan tinggi tanaman. Halini disebabkan bahwa tinggi tanaman worteljuga dipengaruhi oleh lingkungan meliputi:iklim, keadaan tanah dan biotis. Sesuai denganpendapat Gardner, Piearre dan Mitchell (1991)menyatakan bahwa tinggi tanaman lebihdipengaruhi oleh faktor lingkungan seperticahaya, iklim dan CO2.

4.2 Jumlah Daun (Helai)Hasil pengamatan terhadap jumlah dauntanaman wortel setelah dianalisis secarastatistika dengan uji F ternyata beberapa takaranpupuk organik cair berpengaruh tidak nyataterhadap jumlah daun. Untuk lebih jelasnya,rata-rata pengamatan jumlah daun disajikandalam Tabel 2.

Tabel 2. Jumlah daun tanaman wortel padapemberian beberapa dosis pupukorganik cair.

Dosis pupuk organikcair (ml)

Jumlah daun (helai)

0 9,7045 10,0090135

10,2512,00

KK = 17,59%Angka-angka pada lajur yang sama berbedatidak nyata menurut uji F taraf nyata 5%.

Berdasarkan Tabel 2 terlihat bahwapemberian takaran pupuk organik cair dengandosis 0, 45 dan 90 ml per tanaman memiliki

rata-rata jumlah helaian daun yang lebih rendahdibandingkan pada tanaman yang diberikanpupuk dengan dosis 135 ml. Namun berdasarkanhasil analisis statistik semua takaran dosis yangdiberikan (45, 90, 135 ml) tetap tidakmemberikan pengaruh.

Pada Tabel 2 juga terlihat bahwa jumlahrata-rata helaian daun meningkat seiring denganmeningkatnya dosis pupuk yang diberikan danperlakuan tanpa pemberian pupuk menunjukkanrata-rata jumlah daun yang paling rendah. Biladilihat dari data tinggi tanaman (Tabel 1) dandibandingkan dengan data rata-rata jumlahhelaian daun, ternyata tanaman yang lebih tinggimempunyai jumlah daun yang terbanyak. Halini jelas menunjukkan bahwa jumlah daun akanlebih banyak terbentuk dari pada tanpapemberian pupuk sama sekali.

Didukung oleh pendapat Soewito (1991)bahwa N terkandung dalam protein dan bergunauntuk pertumbuhan pucuk daun, selain itu jugauntuk menyuburkan bagian-bagian batang daun.Pupuk yang mengandung unsur N, P, K yangcukup memenuhi kebutuhan unsur hara tanamanmerupakan salah satu faktor penting yangdibutuhkan oleh tanaman untuk pertumbuhan.

Kandungan unsur N yang cukup tinggiyaitu 17,5% dalam pupuk organik cair inimampu menutupi kekurangan yang tersediadalam tanah. Namun belum mampu memenuhikebutuhan akan N dalam hal perbanyakan daun.Didukung oleh pendapat Setyamidjaja (1986)bahwa fungsi N adalah untuk memacupertumbuhan vegetatif tanaman. Bilakekurangan N tanaman akan memperlihatkanpertumbuhan yang kerdil. Unsur hara N jugaberguna untuk pembentukan klorofil dan kloplaspada daun yang nantinya berguna untuk prosesfotosintesis. Gardner et al (1991)mengemukakan bahwa daun dibutuhkan untukpenyerapan dan pengubahan energi cahayamatahari menjadi pertumbuhan danmenghasilkan panen melalui fotosintesis.

Pupuk organik cair ini merupakan pupukalam dimana terdiri dari pupuk kandang, pupukhijau, tepung tulang dan abu tanaman (Lampiran8). Sebagaimana diketahui bahwa pupukkandang sangat penting terutama dalammemperbaiki struktur tanah dan merupakansumber unsur hara bagi tanaman terutamanitrogen. Nitrogen yang disumbangkan olehpupuk kandang merupakan unsur hara makroyang dimanfaatkan oleh tanaman untuk

Page 6: Dosis Penelitian Pemberian POC

Hasil Penelitian Jurnal Tanaman Hortikultura

Rahmi Taufika Page 6

pertumbuhan vegetatifnya seperti batang, daundan akar (Rinsema, 1986).

4.3 Bobot Segar Umbi Per Tanaman(gram)Hasil pengamatan terhadap bobot segar umbiwortel per tanaman setelah dianalisis secarastatistika dengan menggunakan uji F ternyatapemberian beberapa dosis pupuk organik cairmemberikan pengaruh nyata terhadap bobotsegar umbi per tanaman. Rata-rata bobot segarumbi per tanaman dapat pada Tabel 3.

Tabel 3. Bobot segar umbi wortel per tanamanpada beberapa dosis pupuk organikcair pada umur 98 hst.

Dosis pupuk organikcair (ml)

Bobot segar umbi pertanaman (g)

04590135

108,17 b109,42 b107,84 b126,00 a

KK = 5,88%Angka-angka pada lajur yang diikuti oleh hurufkecil yang sama, berbeda tidak nyatamenurut uji DNMRT pada taraf 5%.

Pada Tabel 3 terlihat bahwa bobot segarumbi wortel per tanaman meningkat seiringdengan peningkatan dosis pupuk organik cairyang diberikan namun tidak demikian dengantanaman yang diberikan pupuk dengan dosis 90ml per tanaman. Terlihat bahwa tanaman yangdiberikan pupuk dengan dosis 135 mlmenunjukkan bobot segar umbi yang palingbesar. Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwapemberian pupuk organik cair pada dosis 0, 45,90 ml per tanaman memberikan pengaruh yangtidak nyata, namun pada dosis pupuk 135 mlper tanaman memberikan pengaruh yang nyatabagi bobot umbi segar tanaman wortel.

Hal ini diduga kandungan hara yangterkandung dalam tanah dan sumbangan haradari pupuk telah mencukupi kebutuhan tanaman.Salah satu kandungan unsur hara utama pupukorganik cair yang diberikan adalah K. MenurutWargiono (1989) K berperan dalampembentukan karbohidrat, dan denganmeningkatnya karbohidrat yang dihasilkan jugameningkatkan hasil umbi salah satunyapenambahan bobot segar umbi.

Selain itu besarnya bobot umbi padaperlakuan dengan dosis 135 ml per tanaman

diduga disebabkan oleh banyaknya cabang-cabang umbi yang terbentuk yangmenyumbangkan pertambahan bobot umbitanaman. Terdapatnya cabang-cabang padaumbi wortel disebabkan oleh dosis pupuk yangtinggi. Didukung oleh Marpaung (1980), bahwapenggunaan pupuk organik memegang perananpenting dalam memacu pertumbuhan vegetatif,demikian juga terhadap umbi.

Namun bila dosis yang diberikan terlalutinggi akan menyebabkan terbentuknya umbiabnormal, berserat, bercabang dan berambut.Namun hasil penelitian ini menunjukkan jumlahumbi abnormal relatif sangat sedikit dan tidakmemberikan pengaruh yang begitu berarti.4.4 Panjang umbi (cm)Hasil pengamatan terhadap panjang umbitanaman wortel setelah dianalisis secarastatistika dengan menggunakan Uji F ternyatapemberian beberapa dosis pupuk organik cairmenunjukkan pengaruh yang nyata terhadappanjang umbi tanaman wortel. Rata- rata hasilpengamatan terhadap panjang umbi wortel dapatdilihat pada Tabel 4.Tabel 4. Panjang umbi wortel pada beberapa

dosis pupuk organik cair pada umur 98hst.

Dosis pupuk organikcair (ml)

Panjang umbi (cm)

04590135

14,12 a12,54 b12,32 b12,23 b

KK = 4,61%Angka-angka pada lajur yang sama yang diikutioleh huruf kecil yang sama berbeda tidak nyatamenurut DNMRT pada taraf nyata 5%.

Dari Tabel 4 terlihat bahwa panjangumbi pada pemberian pupuk dengan dosis 45,90 dan 135 ml per tanaman berpengaruh tidaknyata, namun pada dosis pupuk 0 ml pertanaman memberikan pengaruh yang nyata yaitudengan rata-rata 14,12 cm. Hal ini diduga unsurhara yang dibutuhkan oleh tanaman umtukpertambahan panjang umbi telah tercukupidengan unsur hara yang tersedia dalam tanah.Sehingga tanaman tidak merespon lagi unsurhara tambahan dari pupuk. Salah satu unsur haratersebut adalah unsur P yang berperan dalamperangsang bagi akar agar memanjang, kuat,dan tahan akan kekeringan, dalam hal inidimaksud adalah umbi wortel (Soewito, 1991).

Page 7: Dosis Penelitian Pemberian POC

Hasil Penelitian Jurnal Tanaman Hortikultura

Rahmi Taufika Page 7

Dimana unsur P yang telah tersedia pada tanahadalah 56,68 ppm (Lampiran 5).

Salah satu unsur yang dibutuhkan olehtanaman wortel pada pertumbuhan vegetatifadalah nitrogen, tetapi dianjurkan untukmenghindari kelebihan nitrogen karena hal inicenderung lebih merangsang pertumbuhan daundaripada pertumbuhan umbi wortel itu sendiri(Rubatzky dan Yamaguchi, 1998). Fenomenarespon tanaman seperti diatas didukung olehhukum minimum Leibig dimana lajupertumbuhan tanaman diatur oleh adanya faktoryang berada dalam jumlah minimum dan besarkecilnya laju pertumbuhan ditentukan olehpeningkatan dan penurunan faktor yang beradadalam jumlah minimum tersebut (Agustina,2004).

Panjang pendeknya akar (umbi) jugadipengaruhi oleh faktor-faktor pembawaan danjuga oleh faktor luar seperti kurang lunaknyatanaman, banyak sedikitnya air tanah dan lainsebagainya (Dwidjoseputro, 1990). Selain faktoryang dikemukakan diatas, faktor iklim sepertisuhu dan curah hujan sangat berperan pentingdalam baik buruknya kualitas umbi yangterbentuk. Suhu udara yang terlalu tinggimenyebabkan terganggunya metabolismetanaman, sehingga pembentukan umbi tidaknormal. Tanaman wortel akan menghasilkanumbi yang pendek-pendek (Cahyono, 2002).

Dilain sisi, apabila kelebihan airumumnya tanaman akan mudah terserangpenyakit. Sebaliknya, bila kekurangan airtanaman akan sulit membentuk umbi (Ali,Rahayu dan Sunarjono, 2003). Evaporasimerupakan salah satu faktor yang sangatberperan di dalam proses kehilangan air tanahyang menyebabkan tanaman kekurangan air.Besarnya kehilangan air melalui evaporasisangat dipengaruhi oleh keadaan iklim dantanahnya (Kartasapoetra, 2004).

Umbi akan terbentuk dengan bentuk danukuran yang tidak baik dan kualitas rendahapabila tanah kering. Dengan kondisi ini,penyiraman harus dilakukan secara rutin,terutama pada musim kemarau. Penyiramandapat dilakukan sehari sekali atau dua kalisehari tergantung kondisinya (Ali, et al 2003).

4.5 Diameter Umbi (cm)Hasil pengamatan terhadap diameter

umbi tanaman wortel setelah dianalisis secarastatistik dengan menggunakan uji F ternyata

pemberian beberapa dosis pupuk organik cairberpengaruh tidak nyata tehadap diameter umbitanaman wortel. Rata-rata hasil pengamatanterhadap diameter umbi tanaman wortel dapatdilihat pada Tabel 5.

Tabel 5. Diameter umbi tanaman wortel padabeberapa dosis pupuk organik cairpada umur 98 hst.

Dosis pupuk organikcair (ml)

Diameter umbi (cm)

04590135

3,083,082,953,17

KK = 2,71%Angka-angka pada lajur yang sama berbedatidak nyata menurut uji F taraf nyata 5%.

Dari Tabel 5 dapat dilihat bahwapemberian pupuk dengan dosis 0-90 mlpertanaman tidak menunjukkan ukuran diemeterumbi yang berbeda jauh. Hal ini didugapemberian pupuk dengan dosis tersebutmemberikan unsur hara yang diterima olehtanaman wortel untuk perbesaran umbinyabelum mencukupi kebutuhan. Pada pemberianpupuk pada dosis 135 ml per tanamanmenunjukkan ukuran diameter umbi yangterbesar. Bila dibandingkan dengan data rata-rata panjang umbi pada pemberian dosistersebut (Tabel 4), diameter umbi padapemberian dosis yang sama tidak menunjukkanhubungan perbandingan lurus, panjang umbiyang terpanjang tidak menunjukkan diameterterbesar. Namun, pada dosis 135 ml per tanamanini tanaman wortel tidak menghasilkan umbidengan penampilan fisik yang terbaik, karenabanyak terdapat cabang-cabang pada umbi,umbi pecah dan umbi pendek-pendek. Sehinggapada dosis ini tanaman tidak menghasilkan umbidengan kualitas yang baik.

Basset (1989) mengemukakan bahwaciri-ciri umbi tanaman wortel yang berkualitastinggi adalah umbi antara bagian atas denganbagian bawah pada umbi sama besar, dagingnyatebal dan tidak cepat menjadi keras, kualitasumbi wortel mudah dipengaruhi oleh faktor-faktor lingkungan. Nurjanah (2002)menambahkan bahwa ciri-ciri umbi wortel yangberkualitas baik adalah wortel yang renyah,rasanya manis dan berwarna kuning tua ataujingga kemerahan cerah, berkulit licin dan

Page 8: Dosis Penelitian Pemberian POC

Hasil Penelitian Jurnal Tanaman Hortikultura

Rahmi Taufika Page 8

mengkilap, bentuknya tidak berlekuk-lekuk,tidak bercabang-cabang dan tidak lecet atauluka-luka dan pecah.

Faktor-faktor lingkungan yangmempengaruhi pembentukan dan perkembanganumbi salah satunya adalah derajat keasamantanah (pH) rendah yaitu 5,25 yang menyebabkantanaman wortel sukar dalam membentuk umbi,seperti yang dikemukakan oleh Soewito (1991)bahwa derajat keasaman yang optimum untukbudidaya tanaman wortel antara 5,50 – 6,50, danbagi tanah yang terlalu masam tanaman wortelsukar membentuk umbi.

Faktor lainnya adalah keadaan iklimdiantaranya suhu, Tingginya suhu selamapenanaman sampai panen merupakan salah satupenyebab tidak normalnya umbi pada perlakuanD (dosis 135 ml). Hal ini diduga hubungan yangtidak positif antara jumlah unsur hara yangdiberikan dalam jumlah besar dengan tingginyasuhu pada daerah tempat dilakukan percobaanyaitu 26°C. Menurut Cahyono (2002)pertumbuhan tanaman dan pembentukan umbitanaman wortel yang optimal membutuhkankisaran suhu tertentu. Suhu optimal yangdibutuhkan untuk pertumbuhan tanaman danpembentukan umbi yang normal adalah 15,6°C-21,1°C. Meskipun wortel dapat tumbuh padadaerah dengan suhu 26°C, namun produksiumbi kurang memuaskan.

Tinggi rendahnya suhu erat kaitannyadengan lama penyinaran cahaya matahari dancurah hujan. Semakin lama penyinaran cahayamatari yang diterima semakin tinggi suhu. Dansemakin tinggi curah hujan semakin tinggi pulakelembaban maka suhu semakin rendah. Curahhujan yang tinggi memungkinkan banyaknyatersedia air dalam tanah yang nantinya akanmempengaruhi mobilitas unsur hara dalam tanahdan kemampuan akar dalam menyerap unsuryang terlarut dalam tanah. Unsur hara diambiloleh tanaman dari larutan tanah. Apabila larutantanah tinggi maka penyerapan unsur hara jugatinggi dan apabila larutan tanah rendah makapenyerapan unsur hara juga rendah (Susanto,2005).

Berdasarkan data dari StasiunKlimatologi BMKG Sicincin (2011) untukwilayah tempat percobaan dilakukan, rata-ratacurah hujan (Lampiran 7) pada bulan Meidimana dilakukan penanaman adalah sedang,namun HH (hari hujan) pada bulan Juni saatmulai pembentukan umbi adalah 5 hari per

bulan dengan jumlah curah hujan 44,1 mm yangtidak mencukupi kebutuhan tanaman wortel.Bila kekurangan air tanaman akan mengalamikekeringan sehingga sulit membentuk umbi.Kebutuhan air ini secara alami dapat dipenuhidari air hujan (Ali, et al, 2003).

4.6 Umur Panen

Berdasarkan hasil pengamatan terhadapumur panen tanaman wortel pada setiap dosispupuk organik cair yang diberikan diperolehdata bahwa tanaman wortel dipanen secaraserentak pada saat tanaman telah berumur 98hari setelah tanam, terhitung mulai dari tanamandisemai, menurut Ali et al (2003) panen worteldilakukan dengan sekali memanen saja. Soewito(1991) mengemukakan bahwa wortel dapatdipanen setelah tanaman berumur lebih kurang 3bulan dengan cara mencabutnya dari tanah.

Umur panen wortel tergantung darijenisnya. Pada umumnya tanaman wortelvarietas lokal dapat dipanen setelah berumursekitar 3 bulan atau 90-97 hari setelah tanam.Biasanya pada saat daun tua berjumlah 3-5 helai(Ali, et al, 2003). Tanaman dipanen pada saatpenampilan fisik tanaman pada daun telahterlihat banyak yang menguning.4.7 Produksi Umbi Per Plot dan Per Hektar

Berdasarkan hasil pengamatan terhadapproduksi umbi tanaman wortel per plot dandianalisis secara statistika dengan menggunakanUji F dan kemudian dikonversikan menjadi perhektar ternyata pemberian beberapa dosis pupukorganik cair menunjukkan pengaruh yang nyata.Total produksi umbi tanaman wortel per plotdan per hektar dapat dilihat pada Tabel 6.

Tabel 6. Produksi umbi per plot dan per hektarpada beberapa dosis pupuk organik cair padaumur 98 hst.

Dosis pupukorganik cair

(ml)

Produksi perplot (kg)

Produksi perhektar (ton)

04590135

1,16 c1,22 b1,24 b1,44 a

48,47 c50,69 b51,53 b59,72 a

KK = 2,51% KK = 3,10%Angka-angka pada lajur yang sama yang diikutioleh huruf kecil yang sama berbeda tidak nyatamenurut DNMRT pada taraf nyata 5%.

Page 9: Dosis Penelitian Pemberian POC

Hasil Penelitian Jurnal Tanaman Hortikultura

Rahmi Taufika Page 9

Dari Tabel 6 terlihat bahwa produksiumbi tanaman wortel per plot pada pemberianpupuk organik cair dengan dosis 135 ml pertanaman lebih baik dari pada dosis 45 dan 90 mlper tanaman, namun pemberian dosis 45 dan 90ml per tanaman memberikan produksi yanglebih baik dari pada dosis 0 ml per tanaman atautanpa pemberian pupuk.

Berdasarkan Tabel 6 terlihat bahwaproduksi umbi wortel per plot terbesar terdapatpada tanaman yang diberikan pupuk dengandosis 135 ml per tanaman. Hal ini seiringdengan total bobot umbi wortel yang dihasilkan,dapat dilihat pada Tabel 3. Begitu juga denganproduksi per hektar yang telah dikonversikanmenjadi ton, terlihat bahwa produksi terkeciladalah 48,47 ton per hektar pada dosis 0 ml pertanaman dan yang terbesar yaitu 59,72 ton perhektar terdapat pada pemberian pupuk dengandosis 135 ml per tanaman. Ali et al (2003)mengemukakan bahwa tanaman wortel yangterawat dengan baik dapat menghasilkan 25-30ton umbi segar per hektar.

DAFTAR PUSTAKA

Agustina, L. 2004. Dasar Nutrisi Tanaman.Rineka Cipta. Jakarta.

Ali, V.B.N., Rahayu, E., Sunarjono, H. 2003.Wortel dan Lobak, Edisi Revisi.Penebar Swadaya. Jakarta.

Badan Pusat Statistik Republik Indonesia. 2009.Luas Panen, Produksi danProduktivitas Wortel. Jakarta.http://www.bps.go.id [21 November2010]

� � � � � � � � � � � � � � �� � ________2009. Ekspor danImpor Wortel. Jakarta.http://www.bps.go.id [21 November2010].

Basset. 1989. Breeding Vegetable Corps. TheAVI Pablishing Compani. Inc.

Cahyono, B. 2002. Wortel Teknik Budidaya danAnalisis Usaha Tani. PenerbitKanisius. Yogyakarta.

Departemen Pertanian. 2004. Hortikultura(Profil Tanaman Pangan danHortikultura). Jakartahttp://www.deptan.go.id [14November 2010].

Direktorat Pangan dan Pertanian. 2001.Produksi, Luas Panen danProduktivitas Wortel di Indonesia.Jakarta. http://www.bappenas.go.id[21 November 2010].

Dwijoseputro, D. 1990. Pengantar FisiologiTumbuhan. Gramedia Pustaka Utama.Jakarta.

Gardner, F.P., R.B. Pearre dan R.L. Mitchell.1991. Fisiologi Tanaman Budidaya.Universitas Indonesia Press. Jakarta.

Hakim, N., M.Y. Nyakpa, A.M. Lubis, G.B.Hong dan M.G. Amrah. 1987. Pupukdan Pemupukan. WUAE Project.Palembang.

Hanum dan Chairani. 2008. Teknik BudidayaTanaman Hortikultura. Jakarta.Departemen Pendidikan Nasional.

Kartasapoetra., Ance, G. 2004. KlimatologiPengaruh Iklim TerhadapTanah danTanaman. Bumi Aksara. Jakarta.

Labor Jurusan Tanah. 2010. Hasil AnalisisKimia Tanah. Universitas Andalas.Padang.

Marpaung, L. 1980. Pengaruh Pupuk Kandangdan Cara bertanam Terhadapproduksi Umbi Wortel. BuletinPenelitian Hortikultura BadanPenelitian dan PengembanganPertanian departemen Pertanian.

Musnamar, I.E. 2003. Pembuatan dan AplikasiPupuk Organik Padat. PenebarSwadaya. Jakarta.

_________. 2006. Pupuk Organik (Cair danPadat, Pembuatan, Aplikasi).Penebar Swadaya. Jakarta.

Page 10: Dosis Penelitian Pemberian POC

Hasil Penelitian Jurnal Tanaman Hortikultura

Rahmi Taufika Page 10

Parnata, S. 2004. Pupuk Organik Cair Aplikasidan Manfaatnya. Agromedia Pustaka.Jakarta.

Nurayla, A.N. 2009. Faktor-faktor YangMempengaruhi Permintaan RumahTangga Terhadap Sayuran Organikdi Kota Bogor, Jawa Barat. InstitutPertanian Bogor. Bogor.

Pracaya. 2002. Bertanam Sayuran Organik.Penebar Suradaya. Jakarta.

Prasetya, B., S, Kurniawan, dan Febrianingsih.2009. Pengaruh Dosis dan FrekuensiPupuk Cair Terhadap Serapan danPertumbuhan Sawi (Brassica junseaL.) Pada Entisol. Univ. Brawijaya.Malang.

Rinsema, W.T. 1986. Pupuk dan CaraPemupukan.Melton Putra. Jakarta.

Rubatzky, V.E., Yamaguchi, M. 1997. SayuranDunia 2. IPB. Bogor.

_________. 1998. Sayuran Dunia: Prinsip,Produksi dan Gizi. IPB. Bogor.

Setyamidjaja, D. 1986. Pupuk dan Pemupukan.CV. Simplek. Jakarta.

Simanungkalit, R.D.M., D.A., Suriadikarta, R.,Saraswati, D., Setyorini, dan W.,Hartatik. 2006. Pupuk Organik danPupuk Hayati Organic Fertilizer andBiofertilizer. Balai Besar Penelitiandan Pengembangan SumberdayaLahan Pertanian. Jawa Barat.

Soewito, M. 1991. Memanfaatkan Lahan-Bercocoktanam Wortel. CV. TitikTerang. Jakarta.

Stasiun Klimatologi BMKG Sicincin. 2011.Data Curah Hujan 50 Kota Tahun2011. Staff Data dan Informasi.Sicincin.

Sunaryo, H. 1996. Bercocok Tanam SayurMayur Penting di Indonesia. SinarBaru Algensindo Offset. Bandung.

_________. 2006. Bertanam 30 Jenis Sayur.Penebar Swadaya. Jakarta.

Susanto, R. 2005. Dasar-Dasar Ilmu Tanah.Kanisius. Yogyakarta.

Sutedjo, M.M. 2002. Pupuk dan CaraPemupukan. Rineka cipta. Jakarta.

Syekhfani. 2000. Arti Penting Bahan Organikbagi Kesuburan Tanah. Maporina.Malang.

Wargiono, J. 1989. Budidaya Ubi Jalar. Bharata.Jakarta.

Winarsi, H. 2007. Antioksidan Alami danRadikal Bebas, Potensi dan Aplikasidalam Kesehatan. Kanisius.Yogyakarta.

Zhif dan Zacky. 2010. Blog.ub.ac.id/budidaya-wortel [01 Desember 2010]