Dorman Si

11
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI PRODUKSI BENIH “Pemecahan Dormansi” OLEH: Nama : Asmaul Novitasari NIM : 125040200111228 Kel : F1, Jumat 09.15 Asisten : Ismi Dahlia PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2014

description

bismillah

Transcript of Dorman Si

LAPORAN PRAKTIKUMTEKNOLOGI PRODUKSI BENIHPemecahan Dormansi

OLEH:Nama : Asmaul NovitasariNIM : 125040200111228Kel: F1, Jumat 09.15Asisten: Ismi Dahlia

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGIFAKULTAS PERTANIANUNIVERSITAS BRAWIJAYAMALANG2014

BAB IVHASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. TABEL PENGAMATANNoPerlakuanKomoditasParameter

VigorLess VigorAbnormalMati

1SkarifikasidiamplasSaga136

kontrol10

Jumlah13

Persentase5%65%30%

2dilukaiSemangka19

kontrol271

Jumlah37

Persentase15%35%50%

Parameter

NABBMBKBSTT

3StratifikasiSuhu 500cKedelai10

kontrol10

Jumlah20

Persentase100%

4Suhu 600cPadi10

kontrol10

Jumlah20

Persentase100%

4.2 PEMBAHASAN4.2.1 Skarifikasi (Perbandingan perlakuan dengan kontrol+literatur)Dari hasil pengamatan praktikum skarifikasi yang dilakukan pada 2 macam biji, 10 biji semangka dan 10 biji saga. Pada biji saga dilakukan 2 perlakuan yaitu diamplas didapatkan hasil 4 biji vigor, 5 biji less vigor dan 1 biji mati, sedangkan perlakuan control benih tidah ada yang tumbuh atau mati. Sedangkan pada semangka biji lebih cepat tumbuh pada perlakuan yang dilukai yaitu 5 sedangkan pada biji yang tidak dilukai tidak didapati benih tumbuh. Hal ini dikarenakan bahwa biji semangka dan biji saga termasuk dalam biji keras ,Sehingga benih pada ke dua biji akan tumbuh secara cepat jika pada biji tersebut dilakukan perlakuan. Pada biji keras akan lama pada waktu dormansi, sehingga diperlukan pelukan pada biji. Metode pelukaan / pengamplasan pada biji keras disebut dengan metode skarifikasi. Menurut Kartasapoetra (2003) dormansi dapat diatasi dengan melakukan pemarutan atau penggoresan yaitu dengan menghaluskan kulit benih agar dapat dilalui air dan udara. There is a possibility that the seed coat imposes dormancy by affecting gaseous exchange gains. The inhibitory action of the tissues surrounding the embryo can be reduced by scratching, puncturing or removing the seed coat. The elimination or of the cotyledons allows the embryonic axis of the dormant embryo to germinate and grow (Bewley & Black, 1994). Artinya terdapat sebuah kemungkinan kulit biji memaksakan dormansi dengan mempengaruhi pertukaran berupa gas. Aksi yang menghambat jaringan embrio dapat dikurangi dengan penggoresan, menusuk atau menyingkirkan kulit biji. Penyingkiran dari kotiledon mengijinkan poros janin dari embrio yang dormansi untuk berkecambah dan tumbuh.

4.2.2 Stratifikasi (Perbandingan perlakuan dengan kontrol+literatur)Hasil dari praktikum pemecah dormansi ( stratifikasi ) yang dilakukan menggunakan metode stratifikasi dengan menggunakan 2 perlakuan yakni direndam air panas dan kontrol. Benih yang digunakan adalah benih Kedelai dan benih Padi masing-masing sebanyak 10 benih, untuk benih Kedelai direndam air panas dengan suhu 500C dan benih Padi direndam air panas dengan suhu 600C. Pada 10 benih Kedelai, untuk perlakuan perendaman air panas 500C didapatkan hasil yaitu semua benih tidak tumbuh. Sama halnya untuk benih Padi dari 10 benih yang diamati untuk masing perlakuan, baik dengan perlakuan perendaman air panas 600C dan kontrol semuanya tidak tumbuh atau dikategorikan benih mati ( BM ). Hal ini dapat disimpulkan bahwa benih yang dilakukan perlakuan maupun kontor mengalami keadaan yang sama. Menurut Sarjani (2010), perlakuan dengan perendaman air panas tidak dapat mematahkan dormansi dari biji, hal ini kemungkinan disebabkan oleh faktor pemberian air mendidih dan perendaman dengan waktu yang sebentar sehingga kulit luar belum lunak untuk ditembus oleh air.Menurut Waheed (2012), Heat treatments at 50C both for 7 and 14 days in general gave a substantial increase in germination of intact seeds for both species and cultivated rice varieties at the optimum temperature regimes, yang artinya benih yang diberi perlakuan air panas dengan suhu 50oC baik dalam 7 dan 14 hari dapat meningkatkan perkecambahan benih yang utuh baik untuk spesies dan varietas beras kultivar dalam rezim suhu yang optimum.

4.2.3 Kelebihan dan kelemahan metode skarifikasi dan stratifikasi

Kelebihan dan kelemahan dari metode Skarifikasi dan stratifikasi yaitu : Metode Skarifikasia) Kelebihan : Pada hasil praktikum benih dengan perlakuan metode skarifikasi mengalami pemecahan dormansi lebih cepat dari pada benih yang tanpa dilakuakan perlakuan, metode skarifikasi dilakukan pada benih keras .Menurut (Kartasapoetra, 2003) Pada biji yang keras metode skarifikasi dapat mematahkan dormansi kulit biji, sehingga jaringan biji yang terlukai akan menyebabkan air dan udara masuk kedalamnya agar memacu perkecambahan benih b) Kelemahan : Bila terjadi kesalahan dalam melakukan penggoresan benih, maka jaringan benih akan mengalami kerusakan sehingga embrio dalam benih akan rusak dan akhirnya benih akan mati atau tidak tumbuh. Selain itu benih yang terlukai akan menyebabka jaringan terbuka sehingga bakteri atau jamur akan masuk kedalam jaringan tersebut dan berkecambahan benih akan terganggu. Metode Strafikasi Kelebihan : Pada metode strafikasi dengan cara perendaman dengan air panas dapat melunakkan benih yang keras sehingga air dapat menembus masuk kedalam jaringan yang lunak dan akan mematahkan dormansi benih untuk berkecambah. Kelemahan : Jika perendaman denga air panas pada suhu yang tidak sesuai maka jaringan yang ada didalam benih salah satunya embrio akan rusak dan mengakibatkan benih tidak bisa untuk tumbuh.

4.2.4 Perbandingan metode pemecahan dormansi skarifikasi dan stratifikasiSkarifikasi merupakan pelukaan pada benih untuk memprcepat terjadinya pemecahan dormanasi. Skarifikasi dilakuakan pada biji yang memili kulit keras. Skarifikasi merupakan salah satu upaya pretreatment atau perawatan awal pada benih, yang ditujukan untuk mematahkan dormansi, serta mempercepat terjadinya perkecambahan biji yang seragam (Villiers, 1972 dalam Biology Vol: 1 ed). Upaya ini dapat berupa pemberian perlakuan secara fisis, mekanis, maupun chemis. Hartman and Kester (1968) mengklasifikasikan dormansi atas dasar penyebab dan metode yang dibutuhkan untuk mematahkannya. Stratifikasi yaitu banyaknya benih yang perlu dikenai temperatur sebelum dapat dikenai temperatur tertentu sebelum dapat diletakkan pada temperatur yang cocok untuk perkecambahannya (Sutopo, 1998).

5. KESIMPULANDormansi dapat diatasi dengan melakukan pemarutan atau penggoresan yaitu dengan menghaluskan kulit benih agar dapat dilalui air dan udara yang disebut dengan skarifikasi sedangkan strtifikasi yaitu perlakuan dengan mengguanakan heat treatment atau pemberian air panas pada benih. Skarifikasi biasanya diberikan pada benih yang mempunyai kulit keras.

DAFTAR PUSTAKABewley, J.D. & Black, M. (1994), Seeds Physiology of Development & Germination 2nd Ed, Plenum, LondonHartman, K.T and D.E. Kester. 1968. Plant Propagation. Principles and Practices. Edisi ke-2. Prentice Hall, Inc. Englewood Cliffs. New Jersey. 122-133.Kartasapoetra, A.G. 2003. Teknologi Benih. Rineka Cipta, Jakarta.Sarjani, Tri Mustika. 2010. Dormansi Pada Biji Saga dan Flamboyan. http://acehcekgu.blogspot.com/2010/09/dormansi-pada-biji-saga-dan-flamboyan.html. Diakses 14 Mei 2014.Sutopo, L. 1998. Teknologi Benih cetakan ke empat. PT Raja Grafindo Persada, Jakarta.Villiers, T.A. 1972. Seed Dormancy, dalam Biology Vol: 1 ed. By T.T. Kozlowki. Academic Press New York London. 220-247Waheed, Abdul, et al. 2012. Different treatment of rice seed dormancy breaking, germination of both wild species and cultivated varieties (Oryza sativa L.). Genetics Department, Hazara University, Mansehra (KPK) Pakistan.

DOKUMENTASI