DONE_Diskusi Kasus Bu Rini_Jumat 4 Sept 15_Kel.2

download DONE_Diskusi Kasus Bu Rini_Jumat 4 Sept 15_Kel.2

of 11

description

wow

Transcript of DONE_Diskusi Kasus Bu Rini_Jumat 4 Sept 15_Kel.2

DISKUSI KASUS SISTEM KARDIOVASKULERMom SetyariniJumat, 4 September 2015I. KASUS REHABILITASI CABG (Coronary Artery Bypass Graft)Kasus Rehabilitasi :Tn. Bimo, 60 tahun dirawat di ICCU Post CABG kondisi saat ini stabil dan rencana nanti sore ia diperbolehkan pulang. Perawat mengedukasi tentang rehabilitasi yang dilakukan setelah pasien pulang.CABG (Coronary Artery Bypass Graft)

CABG is the surgical correction of a blockage in a coronary artery; it is accomplished by attaching (or "grafting") onto the damaged vessel a piece of a vein or artery from elsewhere in the body, so as to circumvent the blockage.Indikasi Pemasangan CABG ANGINA dengan oklusi > 50% pd cabang utama A.Coronar sinistra Unstabil angina dgn 2 pembuluh darah Iskemik dengan gagal jantung MIA (Miokard Infark Akut) Tanda-tanda iskemik setelah angiography/PTCA 3 Vessel Diseases

Kontraindikasi-Faktor usia (lansia > 60 thn)-Penyakit pembuluh darah kronik pada pasien DM-Struktur arteri koroner yg tidak mungkin disambung

Kontraindikasi-Faktor usia (lansia > 60 thn)-Penyakit pembuluh darah kronik pada pasien DM-Struktur arteri koroner yg tidak mungkin disambung

Complication Cardiovascular complication: Disritmia, penurunan curah jantung, MI dan hypotensi persisten Hematology Complication: Perdarahan dan pembekuan darah Renal Complication: gagal ginjal ketika terjadi penurunan curah jantung Pulmonal complication: atelektasis, pneumonia, edema pulmo, dan hemotorax/ pneumotorax. Neurology complication: Stroke, encepalopathy, delirium, cerebrovascular acident. GI complication: Stress ulcer dan ileus paralitik. Rapid Restenosis Graft/ vena graft colap (dalam 6 bulan).

Pencangkokan Arteri pada CABG

REHABILITASI PASIEN CABG1. Medikasi2. Pengaturan diit3. Pengaturan aktifitas4. Wound Care5. Pendekatan Psikologi 1. Rehabilitasi terkait Medikasi Terapi antiplatelet = Clopidogrel, aspirin. Obat ini bertujuan untuk mencegah pembentukan gumpalan darah yang bisa menghambat arteri. Clopidogrel diberikan selama 1 tahun setelah operasi BACG dilakukan. Beta blocker = Bertujuan untuk menurunkan tekanan darah, menurunkan kebutuhan oksigen jantung, serta memperlambat denyut jantung. Jika pasien tidak bisa mentoleransir beta blocker maka pasien diberikan obat calcium channel blocker. Nitrat= Nitrogliserin, dan isosorbide mononitrate. Bertujuan untuk mendilatasi pembuluh darah korona. Nitrat juga berfungsi untuk menurunkan darah yang kembali ke jantung yang bisa menyebabkan penurunan kebutuhan oksigen jantung. Selain itu, nitrat juga berfungsi untuk mencegah terjadinya nyeri dada. ACE inhibitor Aangiotensin Converting Enzym= bertujuan untuk mengobati tekanan darah tinggi. E.g captopril, enalapril, lisinopril. Jika pasien tidak bisa mentolerir ACE inhibitor biasanya pasien mengalami batu kronik maka diberikan ARB (Angiotensin II Receptor Blocker) contohnya Iosartan, irbesartan, dan valsartan. Terapi penurunan lemak = Hampir semua pasien dilakukan terapi penurunan lemak terutama penurunan kolestrol, hal ini bertujuan untuk memperlambat terjadinya arterosclerosis. AnalgesikSelalu ingatkan pasien supaya mengonsumsi obat sesuai petunjuk secara teratur2. Pengaturan Diit Pasien disarankan untuk mengkonsumsi makanan rendah kolestrol dan lemak jenuh, menghindari lemak trans. Meminum cairan sesuai petunjuk (analgesik dapat menimbukan konstipasi, sehingga air dapat membantu pasien penyakit jantung untuk mengurangi usaha untuk mengejan) Memonitor berat badan (berat badan berlebih dapat meningkatkan stress berlebih pada jantung) Meningkatkan intake protein nabati untuk proses penyembuhan luka operasi.3. Pengaturan Aktivitas Pasien Pasien dianjurkan untuk menghindari aktivitas fisik yang berat ( contoh : angkat beban ) Pasien tidak diperbolehkan untuk berdiri atau duduk terlalu lama. Pasien juga tidak diperbolehkan untuk menyilangkan kaki saat duduk. Pasien harus menghindari mengangkat atau membawa barang yang berat atau melakukan aktivitas isometric (latihan fisik yang pada saat dilakukan sendi dan otot tidak berubah ukurannya pada saat berkontraksi, dan dilakukan pada posisi statis). Pasien dianjurkan untuk tidak menyetir mobil untuk beberapa minggu awal.4. Wound care Melakukan konsep aseptik pada luka bekas operasi Mengedukasi pasien dan keluarga terkait tindakan untuk mencegah terjadinya infeksi.5. Pendekatan Psikology Memberikan informasi terkait efek CABG pada pasien dan tindakan penanganan pertamanya Memfasilitasi support group Menyediakan jasa konseling untuk pasien dan keluarga

II. PROGRAM REHABILITASI UNTUK PASIEN ACS (Acute Coronary syndrome)Kasus:Tuan Andi dirawat di ICCU dengan ACS (Acute Coronary Syndrom) setelah 24 jam perawatan ia telah bebas dari nyeri, saat ini ia masih dirawat dan sudah mulai di rehabilitasi tahap 1. Pasien bertanya ke perawat bagaimana ia nanti harus berlatih setelah rawat jalan dan di rumah (masyarakat). DEFINISI ACS (Acute Coronary Syndrome)Acute Coronary Syndrome (ACS) adalah suatu istilah atau terminologi yang digunakan untuk menggambarkan spektrum keadaan atau kumpulan proses penyakit yang meliputi angina pektoris tidak stabil (unstable angina/UA), infark miokard tanpa elevasi segmen ST (non-ST elevation myocardial infarction/NSTEMI), dan infark miokard dengan elevasi segmen ST (ST elevation myocardial infarction/STEMI) (Douglas,2010).Faktor Resiko Diabetes Riwayat penyakit jantung keluarga Makanan tinggi lemak dan karbohidrat Hiperlipoproteinenmia Hipertensi Obesitas Rokok Stress Asam urat tinggiTanda dan Gejala ACS1. Angina(Rasa terbakar dan sesak didada subternal atau prekordial yang bisa menjalar ke lengan kiri, lengan dan rahang. Rasa nyeri saat beraktifitas)2. Miocardial Infarction(Berkeringat, mual, sesak nafas, nyeri yang menjalar sampai ke bahu, leher, lengan, rahang, dan punggung. Nyeri atau rasa penuh yang terasa dan menetap di tengah dada dan berlangsung selama beberapa menit)Patofisiologi ACS

Definisi rehabilitasi menurut WHOThe rehabilitation of cardiac patients is the sum of activities required to influence favourably the underlying cause of the disease, as well as the best possible physical, mental and social conditions, so that they may by their own efforts, preserve or resume when lost, as normal a place as possible in the societyPasien dengan penyakit jantung memerlukan tindakan rehabilitasi untuk mengembangkan dan memperbaiki kualitas hidupnya secara jangka panjang. Adapun jangka pendeknya adalah mengembalikan sesegera mungkin ke gaya hidup normal atau mendekati normal melalui aktivitas fisik dan manajemen psikososial pasien.

Sejak 1994, American Heart Association (AHA) mendeklarasikan bahwa rehabilitasi jantung tidak terbatas hanya pada program latihan fisik saja, tetapi harus mencakup upaya-upaya multidisiplin yang bertujuan untuk mengurangi atau mengontrol faktor risiko yang dapat dimodifikasi.

Program Rehabilitasi diperlukan untuk mengembalikan kemampuan fisik paska serangan serta mencegah terjadinya serangan ulang. Perubahan gaya hidup seperti pengaturan pola makan, manajemen stress, dan latihan fisik

Tujuan Rehabilitasi :1. Mengoptimalkan kapasitas fisik tubuh 2. Memberi penyuluhan kepada pasien dan keluarga agar kondisi tidak lebih buruk 3. Membantu pasien agar dapat kembali beraktivitas sebelum mengalami gangguan jantung Pengomtimalan Rehabilitasi

FASE-FASE REHABILITASI1. FASE I : Selama pasien di Rumah Sakit 2. FASE II : Setelah pasien keluar dari Rumah Sakit (6 12 minggu)3. FASE III : Segera setelah fase II masih dalam pengawasan tim rehabilitas jantung 4. FASE IV : Fase pemeliharaan jangka panjang

Tahap-tahap rehabilitasi Jantung. Tahap 1Dimulai segera setelah episode akut penyakit biasanya pada saat pasien masih di unit perawatan jantung b. Tahap 2Terjadi saat pasien akan pulang. Pada tahap ke-2 ini perawat dapat membantu pasien ke arah pencapaian tujuan hidup mandiri meskipun masih dalam tahap tirah baring tetap, dengna mendorong penyesuaian perilaku sesuai dengan kondisi c. Tahap 3Dimulai saat pasien pulang ke rumah dan berlangsung selama masa pemulihan. Tujuan tahapa ini adalah mengembalikan aktivitas pasien pada tingkat yang memungkinkannya bekerja atau kembali ke aktivitas yang biasa dilakukan sebelum terjadi penyakit d. Tahap 4Difokuskan pada penyesuaian jangka panjang dan pemulihan stabilitas kardiovaskuler. pada tahap ini pasien biasanya sudah mampu mengatur diri sendiri dan tidak memerlukan program pengawasan .Daftar PustakaWantiyah. 2010. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Efikasi Diri Pasien Penyakit Jantung Koroner Dalam Konteks Asuhan Keperawtan di RSD dr. Soebandi Jember. Depok : Universitas Indonesia .

III. PROMOSI KESEHATAN Pada pasien Ventricular Septal DefectKASUSAn. Gogon 2 tahun BB/TB 10kg/95cm rehospitalisasi dengan menderita ventrikel septal defect (VSD) yang cukup luas sehingga dirumah pasien butuh pengawasan dan perawatan ekstra. Jika pasien beraktivitas berlebihan atau mengalami sakit seperti batuk, pilek maka ia mengalami sesak, pucat, rewel dan kebiruan seluruh tubuh. Pasien nampak kurus dan lemah. Pasien dirawat untuk pemeriksaan diagnostik dan perbaikan keadaan umum. Karena saat ini pasien belum layak operasi dan menunggu sampai usia cukup kuat untuk dioperasi. Ibu pasien meminta perawat untuk diterangkan, bagaimana merawat kesehatan anak dengan kondisi seperti ini. Ventricular Septal Defect (VSD)Apa itu?Merupakan malformasi jantung yang paling sering ditemukan yaitu 25% dari semua penyakit jantung bawaan. VSD terjadi bila sekat ventrikel tidak terbentuk dengan sempurna. Lubang tersebut dapat terjadi di setiap bagian septum, tapi yang paling banyak ditemukan adalah pada pars membranosa. Akibat adanya lubang tersebut darah dari ventrikel kiri mengalir ke ventrikel kanan pada saat sistole. Klasifikasi VSDVSD kecil Asimtomatik Ditemukan apabila melakukan pemeriksaan rutinVSD Besar- simptomatikGejala pada VSD besar Kesulitan menyusu Sesak nafas KardiomegaliKomplikasi Gagal Jantung Kronik Stenosis Pulmonar Kerusakan sistem konduksi Ventrikel Komplikasi Gagal Jantung Kronik Stenosis Pulmonar Kerusakan sistem konduksi Ventrikel Edukasi Orang tua disarankan untuk menghindari perasaan cemas, namun harus berperan aktif dalam menentukan waktu bermain anak. Orang tua harus membatasi waktu bermain anak (diberi jeda untuk istirahat) Permainan. Harus mengandung aspek perkembangan fisik (balok dan plastisin), bahasa (buku cerita, buku bergambar, mendengarkann musik), kognitif (Puzzle, boneka, dan mewarnai) dan sosial (bermain bersama teman sebaya seperti permainan rumah-rumahan) Penyediaan tabung oksigen di rumah serta mengajari cara penggunaannya. Diet. Disarankan untuk mengikuti saran ahli gizi (Makanan tinggi kalori namun rendah lemak) Orang tua harus peka terhadap terjadinya komplikasi pada anak, Untuk Ibu disarankan mengikuti Support Peer Group Ditekankan untuk melakukan perawatan oral secara teratur dan kebersihan secara umum. Mengapa? Karena pada anak dengan VSD rentan terkena infeksi. Orang tua harus mengontrol elektrolit. Mengapa? Karena akan mempengaruhi kerja jantung.Anak tidak boleh merasa terlalu lelahPenatalaksanaan Pada VSD sedang : jika tidak ada gejala gagal jantung dapat di tunggu sampai umur 4-5tahun karena kadang-kadang kelainan ini (lubangnya) dapat mengecil. Bila terjadi gagal jantung bisa diobati dengan digitalize. Bila pertumbuhan normal, operasi bisa di lakukan pada umur 4-6 tahun atau sampai berat badan nya 12 kg. IV. Promosi Kesehatan Pasien Congestive Heart Disease Kasus Tn. Joko 60 tahun TD 160/100 mmHg, BB/TB 90/160 dirawat dengan diagnosa CHF (Congestive Heart Failure). Saat harus dirawat pasien sangat sesak, tidak mampu berjalan, dengan edema diseluruh tubuh. Pasien dinyatakan kelebihan cairan 20L dengan kemampuan ejection fraction ventrikel kiri kurang lebih 25%. Sehingga dilakukan program pengurangan cairan tubuh dengan furosemid dan terapi lain. Dokter menyatakan pasien membaik dan diperbolehkan pulang. Pasien menyatakan tidak memahami bagaimana menjaga kesehatannya agar tidak kambuh lagi. CHF (Congestive Heart Failure)Gagal jantung kongestif merupakan ketidakmampuan jantung memompa darah dalam jumlah yang cukup untuk memmenuhi kebutuhan jaringan terhadap oksigen dan nutrien Manifestasi klinis CHF Gejala paru berupa dyspnea, orhopnea dan paroxymal nocturnal dyspnea Gejala sistemik berupa lemah, cepat lelah, oliguri, nokturi, mual, muntah, asites, hepatomegali dan edema perifer Penatalaksanaan CHF -Dasar penatalaksanaan pasien gagal jantung: -Dukung istirahat untuk mengurangi beban kerja jantung -Meningkatkan kekuatan dan efisiensi kontraksi jantung dengan farmakologi -Menghilangkan penimbunan cairan tubuh berlebihan dengan terapi diuretik diet dan istirahat. PROMOSI KESEHATAN -Manajemen diet -Manajemen aktivitas -Manajemen tekanan darah -Manajemen stress-Manajemen medikasi (farmakologi)-Edukasi pengelolaan tanda dan gejala kambuhnya penyakit Manajemen Diit Prinsip diit harus berfokus pada keseimbangan status cairan dan elektrolit : 1. Pembatasan asupan garam 2-3 gram natrium per hari. 2. Penyesuain pembatasan konsumsi cairan. 2-3 gelas per hari. 3. Keluarga menyediakan peralatan untuk memantau berat badan hariannya pasien dengan timbangan (jika bb dalam 3 hari naik 2kg perlu diwaspadai. IMT