Dokumentasi T. Djamaluddin -...

49
******************** Dokumentasi T. Djamaluddin ******************** =========================================== _____ Berbagi ilmu untuk pencerahan dan inspirasi _____ H isab Imkan Rukyat Mudah dan Memberi Kepastian: Contoh Menentukan Idul Fitri 1433 Posted on 15 Agustus 2012 by tdjamaluddin i 6 Votes T. Djamaluddin Profesor Riset Astronomi-Astrofisika, LAPAN Anggota Badan Hisab Rukyat Hisab Imkan Rukyat Mudah dan Memberi Kepastian: Co... http://tdjamaluddin.wordpress.com/2012/08/15/hisab-im... 1 of 49 10/10/12 08:22

Transcript of Dokumentasi T. Djamaluddin -...

Page 1: Dokumentasi T. Djamaluddin - repo.unnes.ac.idrepo.unnes.ac.id/dokumen/astrodb/pdf/accurate-times.pdf · kalender hijrah khususnya yg berlaku di wilayah Indonesia agar umat Islam di

******************** Dokumentasi T. Djamaluddin

********************

========================================================

_____ Berbagi ilmu untuk pencerahan dan inspirasi

_____

Hisab Imkan Rukyat Mudah dan Memberi Kepastian: Contoh

Menentukan Idul Fitri 1433

Posted on 15 Agustus 2012 by tdjamaluddin

i

6 Votes

T. Djamaluddin

Profesor Riset Astronomi-Astrofisika, LAPAN

Anggota Badan Hisab Rukyat

Hisab Imkan Rukyat Mudah dan Memberi Kepastian: Co... http://tdjamaluddin.wordpress.com/2012/08/15/hisab-im...

1 of 49 10/10/12 08:22

Page 2: Dokumentasi T. Djamaluddin - repo.unnes.ac.idrepo.unnes.ac.id/dokumen/astrodb/pdf/accurate-times.pdf · kalender hijrah khususnya yg berlaku di wilayah Indonesia agar umat Islam di

(http://tdjamaluddin.files.wordpress.com

/2012/08/buku-astronomi-memberi-solusi1.jpg)

Hisab imkan rukyat (kemungkinan rukyat) atau visibilitas hilal sangat mudah. Ya, hanya beberapa klik saja

kita peroleh hasilnya yang akurat. Berikut ini saya ajarkan cara praktis dengan memanfaatkan perangkat

lunak AccurateTime yang bisa didownload di internet (http://www.icoproject.org/accut.html?&l=en

(http://www.icoproject.org/accut.html?&l=en)). Saya pandu langkah demi langkah.

Setelah download, jalankan Accurate Time, maka akan tampil layar seperti ini:

Hisab Imkan Rukyat Mudah dan Memberi Kepastian: Co... http://tdjamaluddin.wordpress.com/2012/08/15/hisab-im...

2 of 49 10/10/12 08:22

Page 3: Dokumentasi T. Djamaluddin - repo.unnes.ac.idrepo.unnes.ac.id/dokumen/astrodb/pdf/accurate-times.pdf · kalender hijrah khususnya yg berlaku di wilayah Indonesia agar umat Islam di

(http://tdjamaluddin.files.wordpress.com

/2012/08/accurate-time1.jpg)

Langkah awal, kita kaji garis tanggal global dulu. Klik “Crescent Visibility”, maka akan muncul:

Hisab Imkan Rukyat Mudah dan Memberi Kepastian: Co... http://tdjamaluddin.wordpress.com/2012/08/15/hisab-im...

3 of 49 10/10/12 08:22

Page 4: Dokumentasi T. Djamaluddin - repo.unnes.ac.idrepo.unnes.ac.id/dokumen/astrodb/pdf/accurate-times.pdf · kalender hijrah khususnya yg berlaku di wilayah Indonesia agar umat Islam di

(http://tdjamaluddin.files.wordpress.com

/2012/08/accurate-time1a.jpg)

Klik “Hijric Date”, lalu masukkan bulan dan tahun Hijriyahnya. Lalu klik “Preview” di tengah dan

dilanjutkan “Crescent Visibility Map” di bawah. Akan muncul peta kosong. Klik “Draw”, maka akan muncul

garis tanggal pada hari terjadinya ijtimak/newmoon.

(http://tdjamaluddin.files.wordpress.com

/2012/08/accurate-time1b.jpg)

Hisab Imkan Rukyat Mudah dan Memberi Kepastian: Co... http://tdjamaluddin.wordpress.com/2012/08/15/hisab-im...

4 of 49 10/10/12 08:22

Page 5: Dokumentasi T. Djamaluddin - repo.unnes.ac.idrepo.unnes.ac.id/dokumen/astrodb/pdf/accurate-times.pdf · kalender hijrah khususnya yg berlaku di wilayah Indonesia agar umat Islam di

Arsir merah berarti bulan belum wujud saat matahari terbenam. Kalau Indonesia seluruhnya masih berada

pada wilayah arsir merah, artinya bulan belum wujud. Itu masih tanggal 28, bukan hari rukyat dan bukan

hari yang diperhitungkan untuk imkan rukyat. Untuk kondisi pada tanggal 29, hari pelaksanaan rukyat atau

hari perhitungan imkan rukyat, klik tanggal berikutnya lalu klik “draw”, maka akan diperoleh garis

tanggalberikut:

(http://tdjamaluddin.files.wordpress.com

/2012/08/accurate-time1c.jpg)

Dari hisab global seperti ini sebenarnya sudah jelas, bahwa di Indonesia saat maghrib 29 Ramadhan sudah

imkan rukyat. Maka di Indonesia serta wilayah berarsir biru dan sebelah baratnya 1 Syawal 1433 jatuh pada

19 Agustus 2012.

Kalau diperlukan hisab lokal untuk dibandingkan dengan pelaksanaan rukyat (dalam mengarahkan

teleskop), silakan ikuti langkah berikut:

Pertama klik “Location” di menu awal. Lalu pilih kota dari data yang tersedia atau masukkan lintang dan

bujur untuk lokasi yang belum ada datanya. Lalu klik “OK”.

(http://tdjamaluddin.files.wordpress.com

/2012/08/accurate-time2.jpg)

Hisab Imkan Rukyat Mudah dan Memberi Kepastian: Co... http://tdjamaluddin.wordpress.com/2012/08/15/hisab-im...

5 of 49 10/10/12 08:22

Page 6: Dokumentasi T. Djamaluddin - repo.unnes.ac.idrepo.unnes.ac.id/dokumen/astrodb/pdf/accurate-times.pdf · kalender hijrah khususnya yg berlaku di wilayah Indonesia agar umat Islam di

Masukkan tanggal rukyat dengan mengklik “Date” di menu utama, lalu setelah diisi klik “OK”.

(http://tdjamaluddin.files.wordpress.com

/2012/08/accurate-time3.jpg)

Untuk mengetahui saat rukyat, yaitu saat maghrib, klik “Prayer Time” di menu utama. Akan diperoleh

maghrib pukul 17:55 (untuk contoh kasus ini).

(http://tdjamaluddin.files.wordpress.com

/2012/08/accurate-time4.jpg)

Data waktu akan digunakan untuk mendapatkan posisi hilal untuk observasi atau sekadar menghisab imkan

rukyat. Klik “Telescope”. Lalu masukkan tahun, bulan, tanggal, jam, dan menit pengamatan atau waktu hisab

imkan rukyat. Jangan lupa klik “Refracted” di kanan atas agar hasil hisab sudah dikoreksi dengan

refraksi/pembiasan atmosfer.

Hisab Imkan Rukyat Mudah dan Memberi Kepastian: Co... http://tdjamaluddin.wordpress.com/2012/08/15/hisab-im...

6 of 49 10/10/12 08:22

Page 7: Dokumentasi T. Djamaluddin - repo.unnes.ac.idrepo.unnes.ac.id/dokumen/astrodb/pdf/accurate-times.pdf · kalender hijrah khususnya yg berlaku di wilayah Indonesia agar umat Islam di

(http://tdjamaluddin.files.wordpress.com

/2012/08/accurate-time5.jpg)

Hasil hisab memperlihatkan matahari sudah terbenam, ditandai dengan ketinggian matahari sekitar -15″(dalam contoh ini tingginya -12′), yaitu posisi pusat piringan mataharinya sehingga piringan atas matahari

menyentuh ufuk. Tinggi pusat bulan 6 derajat 36 menit (atau tinggi pusat hilalnya 6 derajat 24 menit).

Visualisasi hilal yang berada di sebelah kiri atas matahari juga digambarkan dengan sabit yang

lengkungannya ke arah kanan bawah. Tinggi 6 derajat 36 menit sudah memenuhi kriteria imkan rukyat

kesepakatan “2-3-8″ (tinggi minimal 2 derajat, jarak bulan matahari minimal 3 derajat, atau umur bulan 8

jam). Jadi 1 Syawal jatuh pada 19 Agustus 2012.

Kalau kita mau menggunakan kriteria “Hisab Rukyat Indonesia” yang saya usulkan, yaitu beda tinggi bulan

matahari minimal 4 derajat dan jarak bulan-matahari minimal 6,4 derajat

(http://tdjamaluddin.wordpress.com/2010/08/02/analisis-visibilitas-hilal-untuk-usulan-kriteria-tunggal-

di-indonesia/ (http://tdjamaluddin.wordpress.com/2010/08/02/analisis-visibilitas-hilal-untuk-usulan-

kriteria-tunggal-di-indonesia/) ), maka ada sedikit langkah tambahan. Hitunglah beda tinggi bulan matahari

= 6 derajat 36 menit – (-0 derajat 12 menit) = 6 derajat 48 menit= 6,8 derajat. Beda azimut bulan matahari: 282 o

51′ – 275 o 36′ = 7 o 15′= 7,25 derajat. Jarak bulan-matahari = akar (kuadrat beda tinggi + kuadrat beda azimut)

= SQRT (6,8 * 6,8+7,25*7,25) = 9,9 derajat. Jelas, beda tinggi bulan matahari 6,8 derajat dan jarak bulan-

matahari 9,9 derajat sudah memenuhi kriteria “Hisab Rukyat Indonesia”, maka 1 Syawal jatuh pada 19

Agustus 2012.

Hisab imkan rukyat itu mudah dan memberi kepastian. Hisab imkan rukyat ini sekaligus memberikan

informasi akurat untuk mengarahkan teleskop bagi kegiatan rukyat. Inilah cara yang dapat

dipertanggungjawabkan secara astronomi dan dapat dibuktikan dengan rukyat. Cara yang sama bisa

digunakan untuk membuat kalender masa yang akan datang, mau 100 tahun atau 1000 tahun, yang

terpenting kriteria yang digunakan adalah kriteria yang disepakati, yang menyetarakan hisab dan rukyat.

Sekadar catatan, perangkat lunak Accurate Time tidak mencantumkan ketinggian piringan atas bulan yang

diperhitungkan pada hisab wujudul hilal. Mengapa? Karena konsep wujudul hilal yang usang itu tidak

dikenal dalam astronomi. Bukan ketinggian piringan bulan yang diperhitungkan, semestinya adalah hilal dan

kemudian diperhitungkan kecerlangannya dalam mengalahkan cahaya senja/syafak.

http://tdjamaluddin.wordpress.com/2011/11/04/hisab-wujudul-hilal-muhammadiyah-menghadapi-

masalah-dalil-dan-berpotensi-menjadi-pseudosains/ (http://tdjamaluddin.wordpress.com/2011/11

/04/hisab-wujudul-hilal-muhammadiyah-menghadapi-masalah-dalil-dan-berpotensi-menjadi-

pseudosains/)dan http://tdjamaluddin.wordpress.com/2011/12/13/membongkar-paradoks-wujudul-hilal-

untuk-mendorong-semangat-tajdid-muhammadiyah/. (http://tdjamaluddin.wordpress.com/2011/12

/13/membongkar-paradoks-wujudul-hilal-untuk-mendorong-semangat-tajdid-muhammadiyah/)

Hisab Imkan Rukyat Mudah dan Memberi Kepastian: Co... http://tdjamaluddin.wordpress.com/2012/08/15/hisab-im...

7 of 49 10/10/12 08:22

Page 8: Dokumentasi T. Djamaluddin - repo.unnes.ac.idrepo.unnes.ac.id/dokumen/astrodb/pdf/accurate-times.pdf · kalender hijrah khususnya yg berlaku di wilayah Indonesia agar umat Islam di

Filed under: 1. Astronomi & Antariksa, 2. Hisab-Rukyat

« Mempersatukan Ummat Dengan Mengupayakan Titik Temu dan Menghapus Superioritas Memahami

Kemarau Kering 2012 »

155 Tanggapan

satar, on 15 Agustus 2012 at 15:48 said:

Info yg menarik, ijin dowload sofwarenya

Balas

1.

Pak Phon Dhaksinarga, on 15 Agustus 2012 at 16:52 said:

Semoga para ulama mau menggunakannya, dan pemerintah juga mau menggunakannya !

Balas

2.

Effendy Akmal, on 15 Agustus 2012 at 17:18 said:

Assalamu ‘alaikum wr wb. Ternyata dg kemajuan ilmu dan tegnologi, membuat kalender hijriah dg imkan

rukyat tdk serumit yg dibayangkan oleh banyak org seperti sy ini contohnya. Alangkah baiknya Kemenag

(sebagai pihak yg punya otoritas dari Pemerintah/negara) mengundang para pakar hisab/rukyat/hisab

rukyat/astronomi dan pimpinan ormas Islam dg satu agenda membahas dan menetapkan penyusunan

kalender hijrah khususnya yg berlaku di wilayah Indonesia agar umat Islam di Indonesia ini punya

pedoman Kalender Hijriah yg ditetapkan negara (Kemenag) sebab tidak semua umat Islam di Indonesia

ini mengikuti ormas/menjadi anggota salah satu ormas dan mereka itu masih patuh dg keputusan

Pemerintah (Kemenag) dalam hal penentuan 1 Ramadhan, 1 Syawal (idul Fitri), 10 Hijriah (Idul Adha).

dan ormas yg tdk/belum mau ikut, ya ditinggal saja. berfikirlah utk umat Islam yg jumlahnya lebih besar,

jangan terhalang oleh satu atau dua/lebih ormas yg tdk sepakat lantas kalender hijriah yg berlaku secara

nasional tdk pernah jadi. Maju terus pak tomas. Assalamu ‘alakum wr wb.

Balas

3.

dedys, on 16 Agustus 2012 at 03:29 said:

“Berpuasalah kalian karena melihatnya dan akhiri puasa karena melihatnya.Sesungguhnya kami ini

masyarakat buta huruf, tidak dapat menulis dan menghitung (ilmu perbintangan), jumlah hari- hari dalam

sebulan adalah begini dan begini (sambil memberi isyarat dengan kedua tangannya), yakni kadang 29 dan

kadang 30 hari. (HR. Bukhari III/25 dan Muslim III/124).

Balas

4.

naneyan, on 16 Agustus 2012 at 07:02 said:

Reblogged this on LAJNAH FALAKIYAH LAMONGAN.

Balas

5.

bambang supriadi, on 16 Agustus 2012 at 07:07 said:

Ass wr wb.

6.

Hisab Imkan Rukyat Mudah dan Memberi Kepastian: Co... http://tdjamaluddin.wordpress.com/2012/08/15/hisab-im...

8 of 49 10/10/12 08:22

Page 9: Dokumentasi T. Djamaluddin - repo.unnes.ac.idrepo.unnes.ac.id/dokumen/astrodb/pdf/accurate-times.pdf · kalender hijrah khususnya yg berlaku di wilayah Indonesia agar umat Islam di

Metode Hiisab yg tidak takut atau menolak “rukyatul hilal”, bahkan mempersilahkan untuk dilakukan

rukyatul hilal disertai petunjuk2 teknis yang jelas sehingga seluruh lapisan masyarakat dapat

menyaksikan penampakan hilal yg merupakan fenomena alam ciptaan Allah SWT dan diisyaratkan

sebagai “awal” dimulainya bulan Ramadhan, Syawal dan bulan2 hijriyah lainnya.

Namun demikian, sebagai umat Islam yg ber-Iman tetap harus mendahulukan ketetapan Allah SWT, yaitu

apabila hasil rukyatul hilal tidak sesuai dg hisab maka yg dipedomani adalah hasil rukayatul hilal.

Semoga perhitungan astronomi yg dilakukan akan mendekati kesempurnaan shg tidak akan lagi ada

hisab yg tidak sesuai dg hasil rukyatul hilal, amin.

Wass wr wb.

Balas

bambang supriadi, on 16 Agustus 2012 at 13:03 said:

Ass wr wb

Maaf, agar tidak ada salah pengertian, ada yg perlu saya ralat sbb. :

TERTULIS : Metode Hiisab yg tidak takut atau menolak “rukyatul hilal”,

SEHARUSNYA : Metode Hiisab yg tidak takut atau tidak menolak “rukyatul hilal”,

Selanjutnya mengenai “rukyatul hilal”, meskipun ada pihak yg menolak, saya justru berpikir lebih

kepada membuat rukyatul hilal menjadi “uphoria dakwah Islamiah”, misalnya pada setiap sidang

Isbat semua titik lokasi pengamatan hilal dihubungkan on-line dan ditayangkan distasiun televisi

sehingga proses penampakan hilal dapat disaksikan oleh seluruh masyarakat.

Wass wr wb.

Balas

Ali Imron, on 16 Agustus 2012 at 08:56 said:

Ada yg belum dimasukkan kayaknya pak, yakni cara mencari ketinggian hilal (altitude, dll).

Balas

tdjamaluddin, on 16 Agustus 2012 at 09:24 said:

Pada hasil akhir, altitude hilal sudah diperoleh. Silakan baca dengan teliti.

Balas

7.

Noto Nagoro, on 16 Agustus 2012 at 15:39 said:

Prof. awal bulan saya salut dengan gerakan pembaharu njenengan, karena semua analisis Profesor luar

biasa,

namun ketika Profesor memberikan accurate time ini,

masih q tanda tanya, semoga beda dengan software lainnya,

sayang ketika q cek berdasarkan ketepatannya,

subhanallah meleset jauh dari apa yang selama ini saya teliti,

saya ingin menyampaikan lewat email saja, q cari ternyata tidak ada, khawatirnya gelar Profesor yang

njenengan miliki itu dari mana?,

Prof, pesen saya, jika memang accurate time itu satu-satunya yang bisa menyatukan umat Islam, tolong

dipertimbangkan Prof.

semoga Prof semakin ditambah oleh Allah ilmu pengetahuan

Balas

8.

Hisab Imkan Rukyat Mudah dan Memberi Kepastian: Co... http://tdjamaluddin.wordpress.com/2012/08/15/hisab-im...

9 of 49 10/10/12 08:22

Page 10: Dokumentasi T. Djamaluddin - repo.unnes.ac.idrepo.unnes.ac.id/dokumen/astrodb/pdf/accurate-times.pdf · kalender hijrah khususnya yg berlaku di wilayah Indonesia agar umat Islam di

tdjamaluddin, on 16 Agustus 2012 at 16:07 said:

Saya punya beberapa software astronomi, tetapi bersifat komersial yang belum tentu semua ahli hisab

mempunyainya. Maka saya berikan contoh software yang mudah didownload yang memang

menggunakan algoritma astronomi. Tentu hisab Accurate Time hanya salah satunya, bukan

satu-satunya. Kalau ada perbedaan, silakan tunjukan hasil bandingannya dan sebutkan hisab apa yang

digunakan, bisa jadi hasil yang berbeda itu hanya berdasarkan hisab taqribi (misalnya yang di kitab

Sulam).

Balas

Adi Damanhuri, on 21 Agustus 2012 at 11:30 said:

Apakah saya bisa mendapatkan software astronomi yang Pak TDJ maksud ? dan Software2 apa saja

yang Bapak maksud ?

tdjamaluddin, on 21 Agustus 2012 at 22:03 said:

Saya punya Astroinfo dan StaryNight, keduanya s/w komersial yang bisa dibeli on-line (Astro-Info

saya beli tahun 1990-an, saat ini tampaknya tidak dijual lagi secara on-line). Selebihnya saya

gunakan s/w yang free didownload di internet (seperti Stellarium dan Accurate Time) dan s/w

buatan sendiri.

Adi Damanhuri, on 22 Agustus 2012 at 06:33 said:

Starry Night saya punya, namun Astroinfo saa belum punya,,,,

elhasan, on 16 Agustus 2012 at 18:52 said:

yang perl dipertanyakan adalah hitungan njenengan itu pakai apa?

Balas

elhasan, on 16 Agustus 2012 at 19:00 said:

saya sendiri sudah pake accurate sudah bertahun2 dan tidak beda secara signifikan denga hisab

kontemporer lainnya, baik dari MU Persis maupun NU.

Balas

Adi Damanhuri, on 21 Agustus 2012 at 11:33 said:

Sya biasa membandingkan dengan 3 program/software ; Accurate Times, Mawaqit, dan Stellarium

Balas

Adi Damanhuri, on 21 Agustus 2012 at 11:35 said:

Namun sayang saya baru pada taraf “pengguna” software2 tersebut, belum bisa pada taraf

“Pencipta” sotfware2 semacm,,,

Noto Nagoro, on 16 Agustus 2012 at 19:24 said:

9.

Hisab Imkan Rukyat Mudah dan Memberi Kepastian: Co... http://tdjamaluddin.wordpress.com/2012/08/15/hisab-im...

10 of 49 10/10/12 08:22

Page 11: Dokumentasi T. Djamaluddin - repo.unnes.ac.idrepo.unnes.ac.id/dokumen/astrodb/pdf/accurate-times.pdf · kalender hijrah khususnya yg berlaku di wilayah Indonesia agar umat Islam di

Prof. saya lebih mengutamakan rukyah awal, kemudian saya lakukan hisab kemudian, ilmu saya, q

bagi-bagikan secara cuma-cuma, tidak komersiil, karena semua bisa melakukan, dan ahlinya banyak

sekali,

hasil penanggalannya yang kami lakukan sementara berbeda jauh dengan accurate time, baik efek dari

perjalanan bulan dan matahari,

harganya berapa software njenengan, kok komersiil segala

Balas

Noto Nagoro, on 16 Agustus 2012 at 22:12 said:

tentang saya, harus melalui tabayyun Prof. mungkin Prof masih ingat pertarungan antara MUI dan BMKG

tentang prediksi seorang peneliti dari Malang, yang penelitiannya selalu terbukti menenggelamkan semua

prediksi para peramal sekelas Mama Laurenc, Permadi, analisanya berbeda dengan kebanyakan para

peramal, saat itu pihak asing menggunakan kekuatan para ulama untuk mempidana peneliti tersebut

melalui fatwa tanpa melakukan tabayyun terlebih dahulu,

saat itu juga beberapa Brimob juga mencari keberadaannya,

bahkan peneliti tersebut berani mengatakan tsunami Aceh dan Jepang adalah rekayasa, dan hingga hari

ini dia justru siap mempertanggungjawabkan atas apa yang dia ucapkan, saat ini juga dia juga

mendukung program njenengan untuk menyatukan umat Islam, dia mengatakan kalo njenengan

berpotensi untuk menjadi pemersatu, dia siap mendukung, Insya Allah, semoga njenengan selalu diberi

kesehatan, banyak kesamaan antara njenengan dengannya, baik teori maupun aplikasinya, hanya belum

sepakat dengan accurate time yang njenengan berikan ke publik, 4 tahun dia menekuni waktu ibadah,

dari gambaran tersebut, dia khawatir jangan sampe kita umat Islam saling menghujat, dan itu

dikhawatirkan termasuk juga rekayasa,

dia katakan jika benar ormas sekelas Muhammadiyah sama2 merujuk dari peneliti yang sama,

Mohammad Odeh, akan lebih baik mencegah saling caci maki, padahal menurutnya njenengan lebih

berpeluang untuk lebih tepat penghitungan astronomi untuk urusan waktu ibadah,

semoga kelak njenengan dipertemukan oleh Allah dengannya,

sampaikan salamku kepada MUI, semoga menjadi ulama yang shohih walo dulu pernah membuat fatwa

tanpa tabayyun,

sampaikan salamku kepada kemenag, semoga Allah berikan kepadanya sifat arif dan bijaksana kepada

semua golongan,

sampaikan salamku kepada SBY, semoga Allah menjadikan dia pemimpin yang adil, aq belum bisa

membantunya dalam sisa waktu pemerintahannya

Balas

10.

Noto Nagoro, on 17 Agustus 2012 at 01:56 said:

Peneliti dari Malang,

dia akan membagikan beberapa teori barunya yang berkaitan dengan ilmu astronomi dan teori Reboisasi

Padang Pasir, secara cuma2, tidak komersiil Prof, namun ada beberapa penelitiannya yang akan

dipublikasikan jika rakyat Indonesia khususnya umat Islam benar2 siap untuk membersihkan diri, hingga

sistim benar2 bisa menjaga kekayaan alam Indonesia hanya milik negara dan rakyat itu, tidak

dipublikasikan ilmu yang telah diberikan Allah padanya karena akan dijual komersiil, tetapi ada teorinya

yang menguak kekayaan negeri ini yang belum terkuak hingga saat ini, jika dipublikasikan, tentu penjahat

asing akan merebutnya dengan berbagai cara

Balas

11.

usman, on 17 Agustus 2012 at 09:20 said:

berkaitan dgn sfwr accurat time, ana dah lama menggunakannya dan (mis: waktu salat)sejauh ini menrt

12.

Hisab Imkan Rukyat Mudah dan Memberi Kepastian: Co... http://tdjamaluddin.wordpress.com/2012/08/15/hisab-im...

11 of 49 10/10/12 08:22

Page 12: Dokumentasi T. Djamaluddin - repo.unnes.ac.idrepo.unnes.ac.id/dokumen/astrodb/pdf/accurate-times.pdf · kalender hijrah khususnya yg berlaku di wilayah Indonesia agar umat Islam di

ana memang acurat,

Balas

Noto Nagoro, on 20 Agustus 2012 at 21:01 said:

Bung Usman, coba dicek kembali, terutama bulan Maret, nanti njenengan akan mengetahui,

sebelum mengukur ketepatannya, coba dicek juga ketepatan arah kiblat njenengan, setelah benar,

lakukan pengecekan waktu sholat berdasarkan Surat Ar Ra’d 15, Al Furqan 45 dan 46

Balas

Arya Salaka, on 17 Agustus 2012 at 20:12 said:

Mau accurate time atau software secabggih apapun yang dipergunakan, mau ada satu kalender untuk

seluruh umat, namun semuanya sia-sia kalau bisa dimentahkan oleh Ruyat.

Penganut Rukyat TIDAK AKAN PERNAH BERANI MEMASTIKAN bahwa 1 Ramadhan, 1 Syawal atau

kalender yang menyangkut peribadatan jatuh pada hari tertentu sebelum melakukan Rukyat, ini

sebetulnya yang jadi persoalan.

Mari kita berandai-andai, seandainya besok Sabtu 18 Agustus ini terjadi mendung merata di seluruh

pelosok Nusantara, sehingga tidak ada satupun yang bisa melihat Hilal, apakah penganut Rukyat berani

menentukan keesokan harinya sudah memasuki 1 syawal, sementara ada hadits yang berbunyi

“seandainya hilal tidak terlihat, maka genapkanlah (menjadi 30 hari)”

Lebih jauh lagi, seandainya kesepakatan tentang tinggi hilal katakan 7 derajat sudah tercapai, dan

berdasarkan itu 1 ramadhan atau 1 syawal 1, 2, 3,5 atau10 tahun mendatang sudah dapat ditentukan

berdasarkan Hisab imkanul Rukyat, apakah para penganut rukyat berani memastikan bahwa tanggal-

tanggal tersebut akan jatuh pada hari yang sudah ditentukan sesuai perhitungan ?

Tentu saja tidak, sebab mereka hanya berani memastikan setelah merukyat, di sini timbul persoalan

kepastian kalender, yang tentunya menyangkut perencanaan jangka pendek maupun panjang Umat Islam.

Dan sampai kapanpun kepastian penanggalan Islam tidak akan pernah bisa dicapai

Wassalam

Balas

ivan, on 17 Agustus 2012 at 21:05 said:

Jadi ingin tahu biaya total Nasional setiap Pengutusan Petugas Rukyat dan Pelaksanaan Sidang Isbat

itu berapa ya ?…

Balas

bambang supriadi, on 17 Agustus 2012 at 21:43 said:

Ass wr wb.

Untuk biaya uphoria dakwah Islamiah rukyatul hilal, yg bersumber dr APBN diusahakan hanya

bersifat stimulan saja, sedangkan selebihnya diusahakan oleh Badan Hisab dan Rukyat Kementrian

Agama RI dari para donatur atau sponsor.

Syukur alhamdulillah kalau semuanya bisa ditanggung oleh APBN. Apalah artinya biaya besar jika

itu memang digunakan untuk dakwah dan kemaslahatan umat Islam.

Wass wr wb.

tdjamaluddin, on 21 Agustus 2012 at 21:55 said:

Rukyat itu lebih banyak dilakukan oleh ormas Islam dan astronom amatir dengan biasa mereka

sendiri. Perukyat dari kantor Kementerian Agama melakukan rukyat secara lokal di wilayah

13.

Hisab Imkan Rukyat Mudah dan Memberi Kepastian: Co... http://tdjamaluddin.wordpress.com/2012/08/15/hisab-im...

12 of 49 10/10/12 08:22

Page 13: Dokumentasi T. Djamaluddin - repo.unnes.ac.idrepo.unnes.ac.id/dokumen/astrodb/pdf/accurate-times.pdf · kalender hijrah khususnya yg berlaku di wilayah Indonesia agar umat Islam di

kerjanya sebagai bagian dari layanan publik instansi Pemerintah dengan prinsip efisiensi anggaran

negara.

bambang supriadi, on 17 Agustus 2012 at 21:31 said:

Ass wr wb.

Kalau ada kalender yg dimentahkan oleh “rukyatul hilal”, itu artinya metode hisabnya yg belum

canggih, jadi perlu lebih banyak belajar lagi agar dikemudian hari kalender yg dibuat selalu cocok dg

rukyatul hilal.

Kepastian itu milik Allah SWT dan manusia hanya bisa memperkirakan, jadi kalender buatan manusia

itu adalah perkiraan ilmiah, bukan sebuah kepastian. Sebuah perkiraan ilmiah diperlukan bukti nyata

dan untuk kalender hijriyah, bukti nyatanya adalah rukyatul hilal.

Dalam pelaksanaan rukyatul hilal, untuk keadaan “tertutup” awan, hadistnya berbeda

yaitu……….apabila diselimuti awan maka perkirakanlah…………

Kesimpulannya, kalau metode hisabnya memang canggih, maka kelender yg dihasilkan insya Allah

akan selalu cocok dg rukyatul hilal.

Wass wr wb.

Balas

sumber harto, on 23 Agustus 2012 at 08:27 said:

yang dimaksud awan bukan mendung masbrow karena mendung itu trgantung pada musim

sedangkan ibadah tidak kenal musim jika gerhana matahari total apa anda bisa sholat dhuhur

padahal saat itu gelap apakah sholat dhuhur diganti esok harinya saja sehingga sepakat nanti kalau

menghadap alloh alasanya matahari tidak terlihat sehingga tidak kelihatan kapan masuk waktu

dhuhur

Noto Nagoro, on 23 Agustus 2012 at 19:35 said:

semoga BMKG n PVMBG masih ingat dgn kejadian hujan di luar musim n kasus banyaknya

gunung2 meletus, banyaknya gempa, surat An Nuur 43 mengilhami dan memperkuat teori

Reboisasi Padang Pasir, ayat itu bercerita ttg awan, sy saat ini masih mengembangkan teori tsb,

alhamdulillah slm waktu tsb, walo brbeda, analisa sy saat itu lebih terbukti ketimbang BMKG,

mungkin KEBETULAN saja, jauh sebelum 2 pakar dr Jerman menyatakan ttg Lapindo, sy uda

lakukan penelitian, n ketika mrk nyatakan sy tinggal mengiyakan, di situ lah letak permasalahan ttg

apa itu awan dan apa itu mendung, smg Bung Sumber mau mencari tau ttg ini

bambang supriadi, on 23 Agustus 2012 at 22:42 said:

Ass wr wb.

Setahu saya, awan dan mendung adalah kumpulan uap air yg melayang diberbagai ketinggian

diangkasa, sedangkan yg melayang dipermukaan bumi disebut embun.

Dan mengenai gerhana matahari total, sepanjang yg saya tahu “tidak pernah terjadi” karena yg ada

adalah gerhana matahari berbentuk cincin sebagai akibat dari bulatan bulan yg menutupi matahari

dimana bulatan bulan lebih kecil dibandingkan dg bulatan matahari. Jadi suasana tidak begitu

gelap karena bulatan bulan tidak menutupi seluruh bulatan matahari dan masih ada sinar matahari

yg terpancar dr sisa bulatan matahari yg berbentuk cincin.

Dengan demikian, gerhana matahari tidak akan menyulitkan kita menentukan waktu sholat.

Wass wr wb.

Hisab Imkan Rukyat Mudah dan Memberi Kepastian: Co... http://tdjamaluddin.wordpress.com/2012/08/15/hisab-im...

13 of 49 10/10/12 08:22

Page 14: Dokumentasi T. Djamaluddin - repo.unnes.ac.idrepo.unnes.ac.id/dokumen/astrodb/pdf/accurate-times.pdf · kalender hijrah khususnya yg berlaku di wilayah Indonesia agar umat Islam di

Noto Nagoro, on 17 Agustus 2012 at 21:38 said:

yasjuduu ma fissamawati wa ma fil ardli,

ayat tersebut, mengilhami saya untuk lebih mengutamakan rukyat tetapi saya tidak mengesampingkan

hisab, 2008, tahun itu penuh perdebatan di daerah saya,

awal ramadlan lalu, ada pernyataan Prof mengesampingkan beberapa waktu ibadah, mungkin selama

ini saya lah yg harus belajar lagi, ttp setelah muncul accurate time, justru meyakinkan saya Prof harus

turun ke lapangan mengakuratkan rujukan tersebut dengan kenyataan yang sebenarnya, setiap detik,

setiap menit, setiap jam, pergerakan bulan dan matahari (langit), juga perlu mengecek apa yang terjadi

dengan yang kita tempati, bumi,

teori Reboisasi Padang Pasir yang q gelindingkan bbrp tahun lalu, cukup menjadi bukti kuat, perlu

adanya kesadaran semua pihak, Pemerintah dengan accurate time dan Muhammadiyah dengan

WHnya,

saya cuma pesen, keduanya tidak perlu saling menghujat, saya khawatir analisa keduanya sama2

meleset,

banyak2 istighfar kepada Allah,

saya ingin mencari tahu tentang metode hisab taqribi yang digunakan Cakung, kalo punya kasih tahu

saya, saya tidak mau mengklaim dulu sebelum saya pelajari

Balas

mata qalbu, on 17 Agustus 2012 at 23:00 said:

Tetap saja menunggu keputusan sidang itsbat H-1 wlp sdh ada softwere astronomi yg bs memberi

kepastian…solusinya spt kt pk abdussalam adalah tinggalkan rukyat kalau ingin menyatukan ummat…

Balas

tdjamaluddin, on 21 Agustus 2012 at 21:50 said:

Secara syar’i dan astronomis, tidak mungkin meninggalkan salah satu dari hisab dan rukyat.

Balas

sumber harto, on 23 Agustus 2012 at 08:36 said:

nabi muhammad tidak minta persetujuan umat dulu baru memutuskan tapi jika ada umat yg

mengatakan melihat bulan baru disumpah dari sini dapat diambil kesimpulan bahwa nabi selalu

merujuk pada hisab bukan prasangka orang awam sedang diindonesia hisab dianggap tidak

berguna jika orang awam tidak melihat bulan karena mendung, sungguh naif yg dmaksud

mendung adalah ufuk bukan awan maka jk menurut hisab bulan sudah diatas ufuk yaitu sudah

tanggal contoh jam 12:00:01 WIB maka artinya tetap jam 13 kurang 59 menit 59 detik shg dalam

bahasa teori sdh msk jam satu walaupun detikanya jam tembok tidak kelihatan bukan begitu

masbrow

Eko Mardiono, on 4 September 2012 at 12:35 said:

Maaf Prof., selama ini publik tdk banyak yg tahu kalau Pemerintah mempunyai Kalender Hisab.

Mereka tahunya Pemerintah hanya menggunakan rukyah sbgmana hiruk pikuknya Sidang Itsbat.

Utk itu, supaya seimbang antara hisab & rukyat, setiap tahun cetaklah Kalender Hisab versi

Pemerintah dlm skala besar dan bagikan ke masjid2 ke segala penjuru Nusantara. Itu baru

memberikan kepastian bahwa kalender Hijriyah bisa digunakan utk kepentingan ibadah dan

muamalah sekaligus.

14.

15.

Hisab Imkan Rukyat Mudah dan Memberi Kepastian: Co... http://tdjamaluddin.wordpress.com/2012/08/15/hisab-im...

14 of 49 10/10/12 08:22

Page 15: Dokumentasi T. Djamaluddin - repo.unnes.ac.idrepo.unnes.ac.id/dokumen/astrodb/pdf/accurate-times.pdf · kalender hijrah khususnya yg berlaku di wilayah Indonesia agar umat Islam di

Agustina Adam Yunus, on 18 Agustus 2012 at 00:34 said:

aslmkum.w.w, trm ksh inputnya pak, aplg bwt kami yg buta msh rukyat hilal ini. jadzakumulloh khoiron

katsiron, sgt bmanfaat.

Balas

sibutut, on 18 Agustus 2012 at 04:05 said:

Mudah sekali..JIKA ada kriteria pasti tinggi bulan minimal berapa.

Menentukan tinggi bulan minimal 2 derajat, 3 derajat, 4 derajat…mudah kalau ada otorisasi.

Tapi orang yang ditunjuk memegang otorisasi ini..apakah tidak mungkin suatu saat akan berubah pikiran

lagi karena ada data baru lagi yang lebih terpercaya? Sehingga merubah menjadi 3 derajat, 2 derajat, atau 1

derajat.

Balas

tdjamaluddin, on 21 Agustus 2012 at 21:48 said:

Kriteria tidak mungkin ditetapkan sepihak, karena jelas keputusan sepihak tidak bisa

diimplementasikan pada sistem kalender yang bersifat publik.

Balas

16.

bambang supriadi, on 18 Agustus 2012 at 20:28 said:

Ass wr wb.

Alhamdulillahirobbil’alamiin, akhirnya kita semua berhari-raya IDUL FITRI 1 Syawal 1433H mulai tgl 18

Agustus 2012 magrib hingga tgl 19 Agustus 2012 magrib, dan kita akan sholat Ied bersama2 pada pagi hari

tgl 19 Agustus 2012.

S E L A M A T I D U L F I T R I 1 S Y A W A L 1433H

Taqabalallahu mina wa minkum

Mianal aidzin wal faizin

Mohon maaf lahir dan batin

Waass wr wb

Balas

17.

Noto Nagoro, on 18 Agustus 2012 at 20:54 said:

alhamdulillah,

taqobbal yaa kariim,

menarik tiga tempat melihat hilal

Makasar lebih dari 6 derajat

Gresik lebih dari 3 derajat

Sukabumi lebih dari 2 derajat,

Prof. mau tanya, waktu mendengar info ini, diterima semua ngga’ kalo tinggi hilal min 2 derajat?

Balas

tdjamaluddin, on 21 Agustus 2012 at 21:13 said:

Dari peta ketinggian hilal, di Makassat dan NTT tinggi hilal sekitar 6 derajat. Di Jawa hampir 7 derajat.

Dari segi kriteria “2-3-8″, ketiggian itu sudah lebih dari 2 derajat, sehingga kalau ada kesaksian akan

18.

Hisab Imkan Rukyat Mudah dan Memberi Kepastian: Co... http://tdjamaluddin.wordpress.com/2012/08/15/hisab-im...

15 of 49 10/10/12 08:22

Page 16: Dokumentasi T. Djamaluddin - repo.unnes.ac.idrepo.unnes.ac.id/dokumen/astrodb/pdf/accurate-times.pdf · kalender hijrah khususnya yg berlaku di wilayah Indonesia agar umat Islam di

diterima.

Balas

Noto Nagoro, on 22 Agustus 2012 at 03:58 said:

trims, Prof, sekarang saya nilai njenengan jeli, info kesaksian wilayah Jawa ada yg aneh, good

scientist

sumber harto, on 23 Agustus 2012 at 08:41 said:

prof apa fungsi bulan diatas ufuk kalau masih harus dilihat contoh jika bulan 4″ seluruh indonesia

gelap apakah anda berani memutuskan sdh tanggal jika tidak berani mengapa, apa anda takut pd

kspakatan bersama atau takut pd kebenaran

muh syarif, on 19 Agustus 2012 at 09:37 said:

prof bisa dijawab jujur?

Berapa derajat atau kriteria berapa? sehingga 1 syawal sudah terpenuhi, tolong pisahkan dgn melihat hilal

dan hisab.

Balas

tdjamaluddin, on 21 Agustus 2012 at 21:07 said:

Secara astronomi, hisab dan rukyat tak bisa dipisahkan, keduanya setara. Itulah kejujuran ilmiah yang

saya sampaikan.

Balas

agus, on 23 Agustus 2012 at 09:02 said:

Pak Djamaluddin,

Saya sambut baik atas deklarasi “kejujuran ilmiah” yang anda ucapkan, terutama karena saya

selalu skeptis terhadap maksud dibelakang banyak tulisan anda di blog ini. Karenanya saya ingin

mempertanyakan (kembali) berberapa pernyataan anda seperti dibawah.

Secara astronomi, hisab dan rukyat tak bisa dipisahkan, keduanya setara.

Apa sebenarnya yang dimaksud dengan “rukyat” yang setara di sini? Kalau rukyat mengacu

kepada observasi secara umum, saya lebih mudah untuk menyatakan persetujuan dengan anda.

Observasi secara ilmiah akan dilakukan dengan segala cara untuk mengetahui eksistensi ataupun

property objek yang diamati secara objektif, dengan sebuah standar yang memungkinkan adanya

konfirmasi oleh pihak yang lain[1]. Tetapi ketika Pak Djamaluddin mengacu rukyat sebagai praktek

melihat hilal dengan pandangan mata langsung yang dilakukan oleh umat Islam seperti sekarang,

saya cenderung untuk mengatakan keduanya tidak setara secara ilmiah. Keberatan saya berdasar

kepada hal-hal berikut:

- Hasil rukyat adalah subjektif, karena hanya berdasar persepsi pengamat. Tidak ada cara yang

objektif untuk bisa membedakan apakah seseorang benar-benar melihat hilal (yang sangat tipis)

atau tidak: apakah sekedar kesalahan karena dorongan psikologis, atau karena orang tersebut

mempunyai kemampuan fisiologis mata yang lebih baik (lihat [2]). Hasil rukyat akan lebih objektif

secara ilmiah ketika hasil observasi adalah “terdeteksi” (bukan sekedar terlihat), karena hal ini

memungkinkan verifikasi pihak kedua dengan standar dan teknlogi observasi yang sama (contoh:

19.

Hisab Imkan Rukyat Mudah dan Memberi Kepastian: Co... http://tdjamaluddin.wordpress.com/2012/08/15/hisab-im...

16 of 49 10/10/12 08:22

Page 17: Dokumentasi T. Djamaluddin - repo.unnes.ac.idrepo.unnes.ac.id/dokumen/astrodb/pdf/accurate-times.pdf · kalender hijrah khususnya yg berlaku di wilayah Indonesia agar umat Islam di

menggunakan teknik olah citra).

- Hisab pada dasarnya hanya menghitung posisi bulan dan matahari, dimana dari hasil ini

diturunkan beberapa nilai parameter tambahan. Yang dilakukan dalam merumuskan kriteria IR

adalah sekedar perumusan *KORELASI* antara parameter-parameter ini dengan hasil pengamatan

masa lalu, tanpa adanya model yang konkret bagaimana sebuah rumusan bisa diturunkan.

- Rukyat mengakui keberadaan awan sebagai penghalang hasil rukyat dan mendasarkan fakta ini

untuk menunda awal bulan. Hisab dan kriteria IR tidak bisa mengakomodasi faktor ini karena

kemustahilan untuk melakukannya.

Ketika rukyat mengacu ke konsep yang dipakai oleh Pak Djamaluddin di blog ini, saya cenderung

mengatakan kalau rukyat tidak setara dengan hisab, apalagi hisab ditambah kriteria IR. Sedang

observasi astronomi memang setara dengan hisab, terlepas dari kriteria awal bulan yang dipakai.

[1] http://en.wikipedia.org/wiki/Observation

[2] http://news.bbc.co.uk/2/hi/health/7967381.stm

tdjamaluddin, on 23 Agustus 2012 at 10:10 said:

Rukyat = astronomical observation, menggunakan segala perangkat observasi yang ada pada suatu

zaman. Saat ini yang paling canggih adalah dengan teleskop yang dilengkapi dengan CCD kamera.

Itulah yang pernah kita gunakan dalam memutuskan itsbat awal Syawal 1430/2009 dengan hasil

rukyat di Masjid Agung Semarang yang datanya ditujukkan dengan citra CCD.

agus, on 23 Agustus 2012 at 12:23 said:

Pernyataan menarik dari Pak Djamaluddin. Definisi rukyat yang dipakai ini saya kira sudah tidak

sejalan lagi dengan definisi secara syar’i yang dipakai oleh mayoritas umat Islam bahwa rukyatul

hilal dilakukan dengan mata telanjang atau dengan alat bantu optik. Alat bantu optik disini adalah

sebatas teleskop karena hilal harus terlihat dengan mata, bukan melalui CCD imaging yang

notabene selalu melalui proses olah citra di dalam kamera. Citra hanyalah sekedar alat bantu

pembuktian terhadap kesaksian bahwa hilal terlihat oleh mata, bukan hasil rukyat itu sendiri.

Kalau memang olah citra sudah termasuk dalam kategori “terlihat”, maka data-data observasi lama

harus dibuang karena jelas-jelas banyak kasus dimana crescent yang tidak bisa dilihat lewat raw

image pun masih bisa dideteksi dengan olah citra seperti yang dilakukan oleh Martin Elsässer.

Selain itu tidak pada tempatnya menyebut istilah limit Danjon dalam paper anda karena ini adalah

limit yang dipengaruhi oleh persepsi mata, bukan sifat yang berasal dari hilal itu sendiri (dengan

adanya fakta bahwa elongasi 2 derajat crescent bisa tertangkap kamera di luar angkasa).

Apakah benar demikian maksudnya? Kalau ternyata tidak, saya pikir lebih tepat untuk mengganti

rukyat dengan kata observasi, jadi pernyataannya berubah menjadi “…, hisab dan observasi tidak

bisa dipisahkan, keduanya setara.” Karena menggunakan kata rukyat menjadi bisa menyesatkan,

sedang anda sendiri sudah mendeklarasikan kejujuran ilmiah anda.

tdjamaluddin, on 23 Agustus 2012 at 13:55 said:

Rukyat tetap pada konteks astronomical observation sesaat setelah matahari terbenam, seperti

dicontohkan oleh Rasulullah SAW. Itu yang diterima para ulama. Bukan dalam konteks umum,

sehingga memasukkan pengamatan CCD saat tengah hari (broad daylight) yang cenderung

minimbulkan masalah baru dalam fikih, bukan menjadi solusi.

agus, on 23 Agustus 2012 at 20:03 said:

Hisab Imkan Rukyat Mudah dan Memberi Kepastian: Co... http://tdjamaluddin.wordpress.com/2012/08/15/hisab-im...

17 of 49 10/10/12 08:22

Page 18: Dokumentasi T. Djamaluddin - repo.unnes.ac.idrepo.unnes.ac.id/dokumen/astrodb/pdf/accurate-times.pdf · kalender hijrah khususnya yg berlaku di wilayah Indonesia agar umat Islam di

Menurut fatwa dari kalangan tradisional (?) Islam, teleskop diperbolehkan dalam melakukan

rukyat. Tapi dari apa yang bisa saya pahami, alasan ini dikarenakan fakta bahwa penggunaan

teleskop masih berdasar penglihatan melalui mata [1]. Ketika konfirmasi hilal hanya bisa “dilihat”

melalu citra dari sensor kamera (kasus dimana tidak terlihat oleh mata meskipun sudah

menggunakan teleskop), saya kira ini sudah keluar dari alasan pembolehan penggunaan teleskop.

Selain itu saya tidak mencoba mengatakan untuk melakukan ruyat di siang hari bolong. Secara

khusus saya menyebut teknik olah citra untuk mendeteksi eksistensi sinar hilal dalam citra dalam

kontras yang rendah. Adalah fakta yang jelas bahwa dalam taraf tertentu teknik ini masih

mengekstrasi pola sinar hilal dengan menggunakan banyak sampel citra digital. Cara ini masih

valid sebagai bentuk observasi keberadaan dan posisi hilal (crecent), tapi saya cukup positif ini

bukan lagi cara yang dibolehkan secara syar’i.

Jadi, seperti apa “rukyat yang setara dengan hisab” yang dimaksudkan Pak Djamaluddin?

[1] http://ramadhanplanner.wordpress.com/tag/fatwa-ramadan/

tdjamaluddin, on 25 Agustus 2012 at 13:22 said:

Rukyat setara dengan hisab sudah saya jelaskan. Sederhana, tak perlu dipersulit. Dulu masih

dipermasalah rukyat dengan alat bantu, termasuk dengan kacamata dan teleskop. Sekarang tidak

lagi dipermasalahkan. Rukyat dengan segala alat bantunya, yang terpenting untuk membuktikan

terlihatnya hilal di atas ufuk.

agus, on 25 Agustus 2012 at 22:00 said:

Maaf, Pak Djamaluddin belum menjelaskan rukyat yang setara dengan hisab, jadi jangan membuat

statemen kosong hanya untuk menghindar dari apa yang sedang tanyakan. Sepertinya rukyat yang

secara astronomis menurut Pak Djamaluddin ternyata bukan rukyat yang diamalkan oleh

mayoritas umat Islam — itu kesimpulan saya sementara ini.

Saya tidak tahu siapa yang sedang mempersulit rukyat, karena saya hanya mengutip apa fatwa

yang berhubungan berhubungan dengan rukyat, karena pada dasarnya yang berpegang teguh

dengan tradisi rukyat adalah muslim tradisionalis. Kalau Pak Djamaluddin tidak setuju dengan

cara tersebut, silakan saja, hanya saja membuat statemen dengan istilah umum dengan pengertian

khusus tanpa penjelasan tambahan bisa menyesatkan.

Syarif (Guru Matematika SMAN 1 Marioriwawo Soppeng Sul-Sel), on 31 Agustus 2012 at 16:22

said:

waduh pak jawabannya bukan itu yang saya harap. tetapi secara astronomi, kapan 1 syawal telah

masuk, kalau pakai kriteria, kriterianya berapa, kalau pakai jam kira2 jam berapa.

Contoh

jam 12.00 tengah malam berarti sudah dimulainya hari baru.

kriteria 0 derajat apakah sudah masuk atau tidak secara astronomi. ataukah ada kriteria lainnya.

tolong pak jangan hubungkan dulu dengan hilal atau hisab, tapi secara astronomi. nanti saya yang

coba untuk menarik kesimpulan.

tdjamaluddin, on 31 Agustus 2012 at 16:50 said:

Astronomi tidak mengenal Syawal kalau tidak dikaitkan dg kriteria. Astronomi hanya menyajikan

data posisi bulan. Untuk menentukan awal bulan bergantung pada kriteria yang digunakan oleh

penggunanya.

Hisab Imkan Rukyat Mudah dan Memberi Kepastian: Co... http://tdjamaluddin.wordpress.com/2012/08/15/hisab-im...

18 of 49 10/10/12 08:22

Page 19: Dokumentasi T. Djamaluddin - repo.unnes.ac.idrepo.unnes.ac.id/dokumen/astrodb/pdf/accurate-times.pdf · kalender hijrah khususnya yg berlaku di wilayah Indonesia agar umat Islam di

bang, on 21 Agustus 2012 at 22:20 said:

saya setuju dengan pak arya. yang meyakini rukyat (walaupun berhisab) tak akan bisa (berani?)

mengambil keputusan besok ramadhan/syawal bila seluruh indonesia tertutup awan, walau sudut hilal

memadai untuk dilihat. jadi saya kira ini bukan permasalahan astronomi semata, tapi masalah penafsiran

teks agama. dan saya pikir prof tak perlu berdalih pada konsep usang yang digunakan muhammadiyah,

karena saya yakin prof “tahu apa yang muhammadiyah mau”..

Balas

bambang supriadi, on 22 Agustus 2012 at 05:47 said:

Ass wr wb.

Kalau saya, berprasangka baik saja, bahwa yang meyakini rukyat dg metode hisab yg dimilikinya akan

bisa (berani) mengambil keputusan besok ramadhan/syawal bila seluruh indonesia tertutup awan krn

ada hadistnya………….apabila tertutup awan maka perkirakanlah……………..

Wass wr wb.

Balas

mata qalbu, on 25 Agustus 2012 at 11:37 said:

Pk agus sy tertarik dgn tanggapannya, bnr skli pk agus tnykan itu pd pk djamal & sy pun prnh brtanya

pd pk djamal sdh brp kali prnh melakukan rukyat lgs tp tdk ditanggapi. Sy brtanya krn sdh bc

komntar pk agus bhw kriteria yg pk djamal usulkan adalah hasil dr data org lain ‘ paling bnyak konsep

dr odeh…

Balas

mata qalbu, on 25 Agustus 2012 at 11:42 said:

Pk agus sy tertarik dgn tanggapannya, bnr skli pk agus tnykan itu pd pk djamal & sy pun prnh brtanya

pd pk djamal sdh brp kali prnh melakukan rukyat lgs tp tdk ditanggapi. Sy brtanya krn sdh bc

komntar pk agus serta paper konsep pk djamal. bhw kriteria yg pk djamal usulkan adalah hasil dr data

org lain bkn hasil dr observasi pribadi, ini sesuai dgn tulisan pk syamsul anwar (seorang temannya

pengajar ilmu falak di salah satu perguruan tinggi bhw pengalamannya selama 7 thn melakukan

rukyat blm prnh melihat hilal di bwh 6 derajat).

Balas

agus, on 25 Agustus 2012 at 22:55 said:

@mata qalbu,

Pertanma-tama saya ingin menegaskan, bahwa saya bukan astronom sehingga semua pernyataan

saya adalah komentar yang murni hanya berdasar logika dan “common sense”.

Mengenai data observasi, adalah hal yang umum menggunakan data-data yang dilakukan oleh

pihak lain, mengingat keterbatasan waktu dan tempat, adalah sulit untuk menghimpun data-data

observasi dari berbagai parameter bulan (observasi hanya bisa 12 kali dalam satu tahun, dan

observasi harus dilakukan di berbagai tempat di bumi untuk mendapatkan banyak variasi

parameter bulan, terutama parameter kritis visibiltas hilal). Saya kira apa yang dilakukan Pak

Djamaluddin menggunakan data RHI adah sah-sah saja, dengan aggapan bahwa data dari RHI

tersebut cukup akurat dan mewakili hasil rukyat yang dilakukan di wilayah Indonesia.

Bagi saya permasalahan bukan disitu, tetapi lebih kepada bagaimana kriteria hisab “astronomis

yang mutakhir” tersebut hanyalah bentuk upaya merumuskan korelasi antara parameter bulan

20.

Hisab Imkan Rukyat Mudah dan Memberi Kepastian: Co... http://tdjamaluddin.wordpress.com/2012/08/15/hisab-im...

19 of 49 10/10/12 08:22

Page 20: Dokumentasi T. Djamaluddin - repo.unnes.ac.idrepo.unnes.ac.id/dokumen/astrodb/pdf/accurate-times.pdf · kalender hijrah khususnya yg berlaku di wilayah Indonesia agar umat Islam di

dengan data visibilatas hilal dari hasil observasi tersebut. Banyak pembaca blog ini percaya bahwa

kriteria IR adalah hisab yang memperhitungkan kontras cahaya hilal dan cahaya syafak dalam arti

adanya perhitungan yang didasari oleh teori atau model yang mapan, padahal sejatinya faktor

kontras adalah hal yang sudah masuk dalam hasil observasi, dan kriteria dirumuskan sebagai hal

yang dianggap mewakili dari hasil observasi tersebut. Meksipun dalam sering kesempatan Pak

Djamaluddin mengeluarkan cemoohan pihak lain sebagai “ahli falaq yang tidak paham astronomi”,

tapi saya justru menilai kalau ilmu yang mendasari penurunan kriteria IR sebenarnya tidak muluk-

muluk, tidak begitu jauh berbeda dengan apa yang bisa diperoleh di bangku SMA dengan pelajaran

experimen di Fisika.

Adi Damanhuri, on 22 Agustus 2012 at 07:23 said:

Maaf, saya sayangkan dengan catatan yang ada :”Bukan ketinggian piringan bulan yang diperhitungkan,

semestinya adalah hilal dan kemudian diperhitungkan kecerlangannya dalam mengalahkan cahaya

senja/syafak.”, terlebih yang harus diperhatikan “semestinya adalah hilal dan kemudian diperhitungkan

kecerlangannya dalam mengalahkan cahaya senja/syafak”, ini bukti bahwa konsep rukyat yang

dikedepankan dalam melihat konsep hisab, walau Pak thomas sering menyebut “jangan mendikotomikan

Hisab dan Rukyat”, ingat Muhammadiyah memiliki tafsir atas QS. ar-Rahman :5, QS. Yunus:5, dan QS.

Yaasin : 39-40, serta Hadits2 ; Bukhari (II:278-279 hadits no 1900 “Kitab as-Saum” dari Ibn ‘Umar) , Muslim

(I:482 hadits no. 1080:8 “Kitab as-Siyam” dari Ibn ‘Umar), Bukhari (II:280 hadits no. 1906 “Kitab as-Saum”

dari Ibn ‘Umar) Muslim (I:481 hadits no 1080:1 “Kitab as-Saum” dari Ibn ‘Umar), Muslim (I:482 hadits no.

1080:8 “Kitab as-Siyam” dari Ibn ‘Umar), Bukhari (II:281 hadits no. 1909″Kitab as-Saum” dari Abu

Hurairah) Muslim (I:481 hadits no 1080:2 “Kitab as-Saum” dari Ibn ‘Umar) yang harus di komunikasikan

(karena penafsiran tersebut dalam ranah tafsir dan merujuk pada ahli-ahli tafsir khususnya ahli tafsir

hadits, maka sejatinya saya tidak merujuk ke Pak Thomas yang noteben bukan ahli tafsir khususnya

bukan ahli tafsir hadits), Boleh dibilang Muhammadiyah sdikit memposisikan Perhitungan dengan

landasan astronomi sebagai “keilmuan” yang telah mendekati akurasi yang BISA DIPERCAYA, sehingga

dalam eksekutor penentuan tanggalnya Muhamadiyah ‘hanya’ mendasarkan perhitungan (dengan 3

kriteria yang disebut Kriteria Wujudl Hilal) dengan banya pertimbangan efek dan konsekwensi yang

timbul (salah satunya konsekwensi dan efek yang timbul dikarenakan “demografi” Indonesia secara

mayoritas yang masih berpegang pada “rukyat”), Namun lembaga-lembaga pemerintah saya harapkan

lebih arif dalam menjalankan tugas kenegaraan nya, khususnya dalam kaitan penentuan tanggal

(khususnya tanggal n waktu ibadah=keagamaan),maka dengan merujuk UUD Pasal 29 Ayat 2, sejatinya

Pemerintah dan lembaga pemerintah (Kemenag=Sidang Itsbat dan BHR, LAPAN=Thomas Djamaludin,

dan lembaga lainnya) lebih arif dan bijaksana dalam menjalankan tugas kenegaraan yang di jiwai UUD

Pasal 29 Ayat 2,,,,,,,,, Taqobbala Allahu minna wa minkum, Taqobbal Yaa Karim,,,,,

Balas

tdjamaluddin, on 22 Agustus 2012 at 21:07 said:

Semua dalil soal bolehnya mendasarkan HANYA pada hisab, saya hargai. Ormas Persis pun

melakukan hal itu. Yang dipermasalahkan adalah menggunakan kriteria hisab wujudul hilal yang

mendasarkan pada QS 36:40 yang secara TAFSIR ASTRONOMISnya (karena substansi yang

ditafsirkan adalah teknis astronomis, bukan segi syar’i dan bahasa) KELIRU. Tafsir Al-Quran untuk

ayat-ayat kauniyah perlu penguasaan sains, bukan sekadar pemahaman bahasa Al-Quran dan ilmu

Al-Quran lainnya. Pemaknaan QS 36:40 tidak terlepas dari QS 36:38-39 yang membahas soal orbit

matahari dan bulan, yang disimpulkan pada akhir QS 36:40 bahwa bulan dan matahari punya orbit

sendiri. Jadi “la syamsu yanbaghii lahaa antudrikal qamara” TIDAK BISA dimaknai sebagai “wujudul

hilal”. Jadi, tak perlu mencari-cari kriteria untuk hisab, cukuplah isyarat Rasul untuk mendasarkan

pada rukyat, jadilah hisabnya didasarkan pada kriteria imkan rukyat. Rincinya ada di

http://tdjamaluddin.wordpress.com/2012/05/23/konsep-geosentrik-yang-usang-menginspirasi-

wujudul-hilal/

21.

Hisab Imkan Rukyat Mudah dan Memberi Kepastian: Co... http://tdjamaluddin.wordpress.com/2012/08/15/hisab-im...

20 of 49 10/10/12 08:22

Page 21: Dokumentasi T. Djamaluddin - repo.unnes.ac.idrepo.unnes.ac.id/dokumen/astrodb/pdf/accurate-times.pdf · kalender hijrah khususnya yg berlaku di wilayah Indonesia agar umat Islam di

Balas

sumber harto, on 23 Agustus 2012 at 08:46 said:

maaf kete ya prof dalil anda benar teori saint benar mengapa anda tdk berani memutuskan tanggal

dan hari untuk bulan romadlon dan syawal dari sini anda sendiri mash belm yakin akan kebenaran

teori sendiri jk memang kreterianya jelas dan pemerintah ambil alih kebijakan kenapa tidak

langsung diumumkan, anda mengumumkan gerhana bulan/mthr berani tp awal bulan hijriah tidk

berani la ini teori apa namnaya….

tdjamaluddin, on 23 Agustus 2012 at 08:56 said:

Pengumuman sepihak apa gunanya? Yang sedang dupayakan adalah kesepakatan kriteria agar

menjadi pedoman bersama. Itu pula yang direkomendasikan pada Fatwa MUI No. 2/2004. Silakan

baca http://tdjamaluddin.wordpress.com/2010/06/22/fatwa-mui-membuka-jalan-penyatuan-

hari-raya/

mirza himami hanif, on 28 Agustus 2012 at 17:50 said:

tdjamaluddin, on 22 Agustus 2012 at 21:07 said:

Semua dalil soal bolehnya mendasarkan HANYA pada hisab, saya hargai. Ormas Persis pun

melakukan hal itu. Yang dipermasalahkan adalah menggunakan kriteria hisab wujudul hilal yang

mendasarkan pada QS 36:40 yang secara TAFSIR ASTRONOMISnya (karena substansi yang

ditafsirkan adalah teknis astronomis, bukan segi syar’i dan bahasa) KELIRU. Tafsir Al-Quran untuk

ayat-ayat kauniyah perlu penguasaan sains, bukan sekadar pemahaman bahasa Al-Quran dan ilmu

Al-Quran lainnya. Pemaknaan QS 36:40 tidak terlepas dari QS 36:38-39 yang membahas soal orbit

matahari dan bulan, yang disimpulkan pada akhir QS 36:40 bahwa bulan dan matahari punya orbit

sendiri. Jadi “la syamsu yanbaghii lahaa antudrikal qamara” TIDAK BISA dimaknai sebagai

“wujudul hilal”. Jadi, tak perlu mencari-cari kriteria untuk hisab, cukuplah isyarat Rasul untuk

mendasarkan pada rukyat, jadilah hisabnya didasarkan pada kriteria imkan rukyat. Rincinya ada di

http://tdjamaluddin.wordpress.com/2012/05/23/konsep-geosentrik-yang-usang-menginspirasi-

wujudul-hilal/

Balas

tanggapan ane:

kriteria wujudul hilal yang ketiga: bulan terbenam setelah terbenamnya matahari(yang terinspirasi

dari surat yasin ayat 40),

kutipan buku pedoman hisab Muhammadiyah

“Pada bagian tengah ayat 40 itu ditegaskan bahwa malam

tidak mungkin mendahului siang, yang berarti bahwa sebaliknya

tentu siang yang mendahului malam dan malam menyusul siang.

Ini artinya terjadinya pergantian hari adalah pada saat

terbenamnya matahari. Saat pergantian siang ke malam atau saat

terbenamnya matahari itu dalam fikih, menurut pandangan jumhur

fukaha, dijadikan sebagai batas hari yang satu dengan hari

berikutnya. Artinya hari menurut konsep fikih, sebagaimana dianut

oleh jumhur fukaha, adalah jangka waktu sejak terbenamnya

80 Pedoman Hisab Muhammadiyahmatahari hingga terbenamnya matahari berikut. Jadi gurub

(terbenamnya matahari) menandai berakhirnya hari sebelumnya

dan mulainya hari berikutnya. Apabila itu adalah pada hari terakhir

dari suatu bulan, maka terbenamnya matahari sekaligus menandai

berakhirnya bulan lama dan mulainya bulan baru. ”

Hisab Imkan Rukyat Mudah dan Memberi Kepastian: Co... http://tdjamaluddin.wordpress.com/2012/08/15/hisab-im...

21 of 49 10/10/12 08:22

Page 22: Dokumentasi T. Djamaluddin - repo.unnes.ac.idrepo.unnes.ac.id/dokumen/astrodb/pdf/accurate-times.pdf · kalender hijrah khususnya yg berlaku di wilayah Indonesia agar umat Islam di

ulama2 sepakat pergantian hari dimulai ketika Matahari terbenam, cuman bapak yang

menyalahkan,,,,,

tdjamaluddin, on 29 Agustus 2012 at 11:46 said:

Jumhur ulama berpendapat pergantian hari ketika matahari terbenam berasal dari KONSEP

RUKYAT yang hanya bisa dilakukan setelah matahari terbenam. Mengapa konsep rukyat tentang

pergantian hari kemudian dicampakkan dengan konsep yang tak memerlukan ketampakan hilal.

Inspirasi WH dari QS 36:40 jelas keliru yang sudah saya jelaskan di

http://tdjamaluddin.wordpress.com/2012/05/23/konsep-geosentrik-yang-usang-menginspirasi-

wujudul-hilal/

mirza himami hanif, on 28 Agustus 2012 at 17:56 said:

o iya tambahan, dari setiap postingan, tulisan, dan tanggapan bapak, sepertinya bapak belum

terlalu mengerti wujudul hilal,,,, jadi hanya bisa sekedar menyalahkan

mirza himami hanif, on 30 Agustus 2012 at 14:32 said:

tdjamaluddin, on 29 Agustus 2012 at 11:46 said:

Jumhur ulama berpendapat pergantian hari ketika matahari terbenam berasal dari KONSEP RUKYAT

yang hanya bisa dilakukan setelah matahari terbenam. Mengapa konsep rukyat tentang pergantian

hari kemudian dicampakkan dengan konsep yang tak memerlukan ketampakan hilal. Inspirasi WH

dari QS 36:40 jelas keliru yang sudah saya jelaskan di http://tdjamaluddin.wordpress.com/2012/05

/23/konsep-geosentrik-yang-usang-menginspirasi-wujudul-hilal/

tanggapan saya:

Mengapa konsep rukyat tentang pergantian hari kemudian dicampakkan dengan konsep yang tak

memerlukan ketampakan hilal???

karena, kutip http://tdjamaluddin.wordpress.com/2012/05/23/konsep-geosentrik-yang-usang-

menginspirasi-wujudul-hilal/#comment-5613:

“Lalu ayat 39 menjelaskan bahwa bulan mempunyai orbitnya sendiri sehingga menampakkan

manzilah-manzilah (fase-fase bulan) dari sabit, menjadi purnama, lalu kembali menjadi sabit. Ayat itu

secara tidak langsung menjelaskan tentang orbit bulan mengeliling bumi sekali dalam sebulan.”

sudah jelaskah???

Balas

mirza himami hanif, on 30 Agustus 2012 at 15:15 said:

kutip http://tdjamaluddin.wordpress.com/2012/05/23/konsep-geosentrik-yang-usang-

menginspirasi-wujudul-hilal/ : ” Lalu ayat 39 menjelaskan bahwa bulan mempunyai orbitnya

sendiri sehingga menampakkan manzilah-manzilah (fase-fase bulan) dari sabit, menjadi purnama,

lalu kembali menjadi sabit. Ayat itu secara tidak langsung menjelaskan tentang orbit bulan

mengeliling bumi sekali dalam sebulan.”

ini adalah konsep Wujudul Hilal ,

kutip buku pedoman hisab Muhammadiyah:

“Saat terjadinya ijtimak menandai Bulan telah

cukup umur satu bulan karena ia telah mencapai titik finis dalam

perjalanan kelilingnya.”

Hisab Imkan Rukyat Mudah dan Memberi Kepastian: Co... http://tdjamaluddin.wordpress.com/2012/08/15/hisab-im...

22 of 49 10/10/12 08:22

Page 23: Dokumentasi T. Djamaluddin - repo.unnes.ac.idrepo.unnes.ac.id/dokumen/astrodb/pdf/accurate-times.pdf · kalender hijrah khususnya yg berlaku di wilayah Indonesia agar umat Islam di

Noto Nagoro, on 22 Agustus 2012 at 23:41 said:

Kalo saja ada software yg bs menggabungkan beberapa tehnologi, Visibilitas Hilal, Wujudul Hilal, GPS,

mungkin tidak akan berlangsung lama utk wilayah semacam Indonesia, krn kondisi Indonesia sll

berubah2, Alhamdulillah 1999 sy sedikit mengenal penghasil software2, semacam VB, Delphi, Foxpro,

Assembler, ya lumayan, krn sy pernah jual program kasir hasil foxpro, ini contohnya, kalo saja ada

software yg mampu mengubah posisinya sendiri, baru itu hebat, yg mampu membaca kondisi alam,

kondisi alam tersebut terkirim melalui teknologi GPS ke software yg terfasilitasi GPS, lalu mengubah

sendiri rumus yg telah dirancang oleh programmer sebelumnya, waw, rumus tersebut bs menyesuaikan

diri dan berbeda2 rumus sesuai dengan wilayah seluruh dunia, terkumpul sendiri dalam software tsb,

kalo software yg njenengan punya Prof, semacam itu, layak q pakai sebagai pedoman, terus terang sy

belum bs membuat software gabungan dr brbagai teknologi, inilah yg membuat saya menyimpulkan

ru’yah tanpa hisab tidak bs memperkirakan, dan hisab tanpa ru’yah terlalu gegabah, n q bs ambil I’tibar,

ternyata manusia itu dhoif jiddan, ilmunya qolil (sedikit), oleh karena itu fastabiqul khoirot, kalo kita

merasa uda cukup dgn apa yg kita yakini benar, maka banyak hal yg tidak kita sadari kesalahan kita,

banyak org sll memakai accurate time n trus memakai, n ada yg trus menerus mempertahankan Wujudul

Hilal n mengesampingkan ru’yah, tdk sadar ada beberapa waktu umat Islam seluruh dunia tidak sah

ibadahnya krn merasa uda cukup dgn pa yg dia miliki, kecuali jk ada rasa fastabiqul khoirot, sll mencari

kebenaran bukan mencari pembenaran

Balas

sumber harto, on 23 Agustus 2012 at 08:19 said:

dari ungkapan anda ternyata anda juga merasa lebih baik dari pada yang lain seharusnya sebelum

anda komentar anda hrs bisa menemukan sendiri teori yang tepat untuk masalah itu karena nabi

meyakini hilal pada orang awam cuma sekali sedang yang lainya nabi yang menetapkan bukan begitu

masbrow

Balas

Noto Nagoro, on 23 Agustus 2012 at 11:53 said:

astaghfirullah, terima kasih udah mengingatkan, sy minta maaf jk ada yg tersinggung dgn ucapan

sy, jk bung sumber tahu sapa sy, tentu tdk akan percaya, ttp tdk selayaknya aq menutup diri dr

kelebihan yg masing2 miliki, sy punya kelemahan banyak bung, oleh karena itu sy trus mencari

tahu n belajar dr smua orang, utk bulan bulan spt ini sy santai, banyak umt Islam melakukan

ibadah tepat waktu, ttp tdk awal waktu, ttp bulan Maret nnt, justru sebaliknya, banyak umat Islam

seluruh dunia tidak sah ibadahnya krn mendahului waktu, semua ini terjadi krn tdk

memperhatikan waktu banyak yg mengabaikan ru’yah. Di daerah saya, sy belum memberi tahu

kelemahan masing-masing teori, Visibilitas Hilal, Wujudul Hilal, software-software yg

berkembang, hanya segelintir org yg q kasih tahu, org2 yg lebih cenderung trus beljar dr kelemahan

bukan merasa cukup dgn yg uda dia miliki, aq punya sejrah mengenaskan, aq punya alasan titik

lemah mana yg dimiliki Muhammadiyah dan Prof. DR. Thomas Djamaluddin, untuk apa aq buka

di sini, aq tdk mau kehilangan potensi keduanya, jk aq kehilangan potensi Prof. DR. Thomas

Djamaluddin, aq bakal kehilangan org2 yg bs memperkuat teoriq, teori RPP, jk q buka di daerahq

scr terbuka tentu banyak yg menghujat Beliau, ttp tdk sadar atas kelemahan pd dirinya sendiri, q

biarkan agar masing2 muhasabah diri, aq jg introspeksi diri, juga membuka mata kelebihan yg ada

di teori Visibilitas Hilal dan Wujudul Hilal, masing2 brpeluang untuk berkembang, tidak

berkembang krn yg menangani menolak kebenaran, semoga ini tdk mengena pd diri Prof DR

Thomas Djamaluddin, begitu juga aq, begitu juga Muhammadiyah,

22.

23.

Hisab Imkan Rukyat Mudah dan Memberi Kepastian: Co... http://tdjamaluddin.wordpress.com/2012/08/15/hisab-im...

23 of 49 10/10/12 08:22

Page 24: Dokumentasi T. Djamaluddin - repo.unnes.ac.idrepo.unnes.ac.id/dokumen/astrodb/pdf/accurate-times.pdf · kalender hijrah khususnya yg berlaku di wilayah Indonesia agar umat Islam di

Noto Nagoro, on 24 Agustus 2012 at 19:35 said:

Untuk warga Muhammadiyah,

banggalah kalian krn memiliki Ulama’ shohih, K.H. Ahmad Dahlan, jk benar beliau yg pertama kali

dibetulkan adalah masalah kiblat sepulang dr Makkah, walo dlm film Sang Pencerah tdk diberikan alasan

mengapa harus kiblat yg dibenarkan, ttp sy memiliki alasan kuat mengapa masalah kiblat adalah masalah

sah tidaknya rukun2 setelah sholat (puasa, zakat dan haji) semoga Allah memberi pahala terus menerus

mengalir pada Beliau, jk kiblat salah maka seluruh ibadah meragukan, tdk jelas, ahli yg mengerti masalah

ini banyak sekali di Indonesia, setelah kiblat betul belum tentu benar secara keseluruhan jika mengabaikan

masalah ru’yah,

ada masalah yg fatal pada warga Muhammadiyah, bahkan sekelas Kyai Besar Muhammadiyah banyak yg

tidak mau membetulkan kiblatnya, ini PR untuk PP Muhammadiyah, semoga ke depan umat Islam

semakin baik

Balas

Noto Nagoro, on 25 Agustus 2012 at 05:01 said:

Alhamdulillah, ada yg mo ingatkan lg, jk emang da yg memantauq n menganggap kata yg terkhir di atas

trlalu pedas ataukah rencana diskusi yg trmuat di selebaran di kotaq jg trlalu pedas, sy minta maaf,

ya latiif, ya latiif lembutkan hatiq n perkataanq,

doakan rencana diskusi di kota ini berhasil ya, juga ukhuwahnya sukses, trims

Balas

24.

Noto Nagoro, on 26 Agustus 2012 at 17:08 said:

Alhamdulillah, mulai Selasa 28 Agustus 2012, akan diadakan diskusi ttg Hisab Ru’yah, Insya Allah,

semoga bisa istiqomah n membawa manfaat, trnyata yg mengerti banyak juga, ttp yg membela salah satu

dari keduanya lumayan banyak, acara ini terbuka untuk umum, bahkan kalo bisa yg mengikuti diskusi ini

wajib memiliki maktaba shamela (berisi puluhan ribu hadis), dan ini diberikan secara gratis, diberikan scr

cuma2,

materi yang akan dikaji

Masalah Hisab Ru’yah

(membahas cara penentuan kiblat, penentuan waktu sholat, penentuan awal akhir bulan)

Masalah Teori Reboisasi Padang Pasir

(membahas masalah swa sembada pangan (saya masih ingat target Pak SBY tahun 2007, tp gagal karena

cuaca ekstrem), masalah cuaca ekstrem, masalah gempa, masalah gas alam Indonesia, masalah tsunami

Aceh n Jepang),

Masalah Software

(membahas software gabungan dari berbagai tehnologi)

utk poin ketiga, sy masih membahas ini soft sebatas wacana, mungkin saudara2 yg ada di forum ini

mampu membuat software yg sy maksud, semoga manfaat untuk umat Islam khususnya yg berada di

Indonesia,

terbuka untuk umum

diadakan di Masjid At Taqwa, Jalan Anusopati (Depan Puskesmas Banaran Kertosono Nganjuk Jawa

Timur) di adakan setiap hari ba’da maghrib,

banyak org saat ini mengatakan waktu menentukan kiblat telah terlewatkan, namun mereka lupa kalo

Allah memberi ilmu, n sy tdk memaksakan kehendak masyarakat Kertosono untuk meluruskan kiblat, sy

sabar menunggu kesadaran mereka, ternyata Allah mengajari hal yg lebih dari itu, kapan saja kita bisa

membetulkan kiblat, malampun bisa, Insya Allah, org yg menyukai Hisab atau Ru’yah sangat layak

mengikuti diskusi ini,

mengapa saya lebih suka mengatakan diskusi, bukan ceramah, ini bukan tempat yg dimotori oleh

ahli/pakar, bisa jadi sy akan mendapat banyak ilmu dr org2 yg mau urun ilmu dalam forum ini, klo

ceramah seakan2 yg pintar hanya yg bicara, padahal yg mulai mengadakan ini cuma org biasa

25.

Hisab Imkan Rukyat Mudah dan Memberi Kepastian: Co... http://tdjamaluddin.wordpress.com/2012/08/15/hisab-im...

24 of 49 10/10/12 08:22

Page 25: Dokumentasi T. Djamaluddin - repo.unnes.ac.idrepo.unnes.ac.id/dokumen/astrodb/pdf/accurate-times.pdf · kalender hijrah khususnya yg berlaku di wilayah Indonesia agar umat Islam di

Balas

Putra Abdulazis, on 27 Agustus 2012 at 05:58 said:

Mas Noto Nagoro, mbok sampeyan itu langsung ke permasalahannya saja. Yang jelas gitu. Anda

mengklaim, menyatakan, software-software penentu jadwal shalat itu salah karena mengabaikan

rukyat. Terutama bulan maret nanti. Mbok kami diberikan data yang bisa diverifikasi. Menurut

pengamatan sampeyan, kalau bulan maret, jadwal sholat yang ‘seharusnya’ jam berapa dan selisihnya

berapa dengan yang dari software yang ada sekarang ini.

Terus diberitahu juga, anda menyalahkan itu berdasarkan data apa, bagaimana pengamatannya,

bagaimana caranya? Orang lain bisa menggunakan cara yang sama tidak?

Terus lagi, diskusi ilmiahnya yang di masjid itu kalau bisa direkam dan dimuat naik ke internet

(youtube misalnya) supaya kami yang jauh bisa ikut mendengar dan mengomentari….

Nuwun

Balas

Noto Nagoro, on 28 Agustus 2012 at 00:16 said:

trims sarannya,

banyak software yg saat ni q hapus, pinnacle, sony vegas dll, krn fokus sy pengen memperdalam

maktaba shamela, Insya Allah sy buatin deh dlm bentuk MP4/3gp hp 174 x 144 pixel, siapin ja, klo

bsar trlalu lama nnt uploadnya, OK,

masalah waktu sholat,

akan lebih baik njenengan jd peneliti ja,

itu kamsud sy sejak awal,

teori yg berkaitan dengan hisab ru’yah tdk bisa dipisahkan dgn teori reboisasi padang pasir,

ttg masalah penentuan waktu sholat,

thulu’ / terbit = derajat 0 + ……

dzuhur = derajat 90 + ……

asyar = derajat 135 + ……

begini bung, cara mudah untuk mengecek ketepatan ajak 2 teman anda, brarti calon peneliti ada

…… (3 orang), 1 orang meneliti masjid yg kiblatnya benar, 1 orang meneliti masjid yg kiblatnya

salah, lha njenengan santai aja tinggal nunggu hasil penelitian 2 teman njenengan, hehehe enak

sekali sambil pegang waktu dzuhur berdasarkan accurate time, tugas dr sy, njenengan ma 2 tmen

njenengan meneliti waktu dzuhur, awasi pergerakan matahari, utk hari nnt matahari terbit dr arah

timur sebelah utara, OK,

tiga hasil penelitian antum apakah sama?

INGAT DZUHUR AJA YA!!!!,

sy butuh analisa njenengan ja,

ana doakan antum bertiga jadi peneliti, amiiin

Noto Nagoro, on 28 Agustus 2012 at 16:45 said:

Astaghfirullah, nasiitu, benar2 lupa, klo mo datang or mengikuti diskusi ini wajib bawa termos berisi

air panas (ya tdk apa2 siapin kopi susu jahe telor teh, hehehe ambil kesempatan), termos ni nnt agar

kita bs mengenal bumi yg kita tempati (ni percobaan yg mengilhami sy utk menelurkan teori Reboisasi

Padang Pasir), klo uda paham, ya dipake alias diminum campur susu jahe, hehehe

Balas

Hisab Imkan Rukyat Mudah dan Memberi Kepastian: Co... http://tdjamaluddin.wordpress.com/2012/08/15/hisab-im...

25 of 49 10/10/12 08:22

Page 26: Dokumentasi T. Djamaluddin - repo.unnes.ac.idrepo.unnes.ac.id/dokumen/astrodb/pdf/accurate-times.pdf · kalender hijrah khususnya yg berlaku di wilayah Indonesia agar umat Islam di

Putra Abdulazis, on 3 September 2012 at 05:45 said:

OK, begini saja, sampeyan ini agak nyeleneh. Jadi, sampaikan saja kepada kami jadwal sholat untuk

Kertosono, Nganjuk (tempat sampeyan tinggal) yang menurut sampeyan benar. Jadwal hari ini

saja, biar kami bisa cek.

Noto Nagoro, on 6 September 2012 at 05:14 said:

trims, tgl 28 Agustus 2012 dzuhur itu 11.07 WIB (kiblat benar), 11.26 (kiblat salah (mayoritas

masjid)), dan 11.38 (accurate time), coba analisis, aq kok pengen tau analisis njenengan, hehehehe

ivan, on 6 September 2012 at 15:19 said:

Wah, mas Noto jauh banget ya…

11.07 wib versi anda

11.38 wib versi accurate times

Kalau boleh tahu anda pakai Metoda apa ?… Pakai Metoda Pengamatan Langsung ?… Bagaimana

caranya ?…

Apa hubungannya Arah Kiblat yang benar / salah dengan Penetapan Waktu Dzuhur (Waktu

Matahari berkulminasi) ?…

Kalau saya lihat di situs ini :

http://keisan.casio.com/has10/SpecExec.cgi?id=system/2006/1224682277

Waktu Kulminasi Matahari di Nganjuk (Koordinat Alun-alun Nganjuk berdasar Google Maps :

Latitude = -7.60196, Longitude = 111.90095) Tidak jauh berbeda dengan perhitungan waktu Dzuhur

Accurate Times…

Noto Nagoro, on 7 September 2012 at 06:05 said:

hmmmm, jadi yg perlu di teliti itu arah kiblat masjid alun2,

ahli matematika pasti paham, waktu sholat yg arah kiblat betul itu pasti lebih dulu drpd yg arah

kiblatnya salah (kebanyakan org sholat menghadap ke barat) karena perjalanan matahari akan

melewati btas 90 derajat dari arah kiblat, sy buat contoh mudah, badan njenengan brbentuk balok,

dada tntu menghadap kiblat, perhatikan ketika matahari meewati batas shof yg kiblatnya betul,

punggung tdk akan trkena sinar matahari, muncullah bayang-bayang shg njenegan bs tentukan

waktu sholat, maaf google map itu animasi?, jk animasi perlu diupdate lg, dr soal putra, skrg ini sy

sedang brdiskusi dgn ahli fisika brkaitan dgn teori tumbukan perkembangan dr teori momentum,

shg nnt ada kesimpulan waktu sebnarnya skrg apakah semua gempa yg trjadi bbrp tahun lalu

mengubah waktu sholat?, jg mempertajam software yg akan sy buat

Noto Nagoro, on 7 September 2012 at 06:19 said:

o ya , tambahan lg, dlm masalah gempa sy terus terang dr dulu ingin belajar, pengen ke Bandung,

ke temen S2, jurusan meteorologi, ngga sempat krn disini punya tanggungan, my mother, mungkin

Bapak Prof. or tmen2 Prof dr BMKG bs urun ilmu, tumbukan lempengan di Aceh, sempurna atau

tidak?, q mau cr tau di tiga tempat, Kertosono, Jogja n Aceh, n mungkin yg ahli matematika di sini

bs bersaing utk memecahkan masalah waktu yg sebnarnya, Semangat Bersaing, Prof

arif, on 27 Agustus 2012 at 15:22 said:

26.

Hisab Imkan Rukyat Mudah dan Memberi Kepastian: Co... http://tdjamaluddin.wordpress.com/2012/08/15/hisab-im...

26 of 49 10/10/12 08:22

Page 27: Dokumentasi T. Djamaluddin - repo.unnes.ac.idrepo.unnes.ac.id/dokumen/astrodb/pdf/accurate-times.pdf · kalender hijrah khususnya yg berlaku di wilayah Indonesia agar umat Islam di

Bapak bapak,

Mohon penjelasan dari penganut hisab (khususnya penganut WH) : mengapa sih Ijtimak bulan tidak bisa

dipakai sebagai penentu masuk bulan baru. Mengingat ijtimak bulan kan besifat pasti, tidak seperti hilal

yang banyak factor anomali karena berkaitan dengan cahaya yang mampu terlihat.

Muhammadiyah mengedepankan kepastian (kalau mengatakan rukyat hilal tidak ada kepastian), kenapa

hisabnya masih memperhitungkan syarat hilal wujud (meskipun rancu apa piringan atas bulan itu adalah

hilal ? ). Apa tafsir dalil untuk wujudul hilal gak bisa dipakai untuk memakai ijtimak bulan ? .

Atau WH MD itu sebenarnya kriteria Ijtimak bulan ? karena tidak berani terang2an mengatakan memakai

dasar ijtimak bulan yang tidak syar’i.

Mohon penjelasan bapak-bapak

Balas

ivan, on 27 Agustus 2012 at 16:41 said:

Kalau yang saya pahami,

Kriteria Wujudul Hilal Muhammadiyah adalah :

- Sebuah solusi jalan tengah antara Hisab Murni (Ijima’ Qoblal Ghurub) dengan Rukyat yang

dilakukan Nabi,

“…Apa yang dikemukakan di atas memperlihatkan bahwa hanya dua kriteria terakhir (nomor 4 dan 5)

yang menjadikan keberadaan Bulan di atas ufuk sebagai syarat untuk memasuki bulan kamariah baru

di samping kriteria ijtimak sebelum magrib. Sedangkan tiga kriteria penentuan awal bulan pertama

tidak mensyaratkan keberadaan Bulan di atas ufuk saat matahari terbenam pada hari konjungsi.

Keberadaan Bulan di atas ufuk itu penting mengingat ia adalah inti makna yang dapat disarikan dari

perintah Nabi saw melakukan rukyat dan menggenapkan bulan 30 hari bila tidak dapat dilakukan

rukyat. Bulan yang terlihat pastilah di atas ufuk saat matahari terbenam dan Bulan pasti berada di atas

ufuk saat matahari terbenam apabila bulan kamariah berjalan digenapkan 30 hari…”

( Pedoman Hisab Muhammadiyah hal 24 )

- Kriteria Wujudul Hilal Muhammadiyah juga adalah sebuah penafsiran dari Ulama-ulama

Muhammadiyah terhadap Rukyat yang dilakukan Nabi Muhammad saw,

Pemahaman Muhammadiyah ini bisa dilihat dari cuplikan di atas :

“Keberadaan Bulan di atas ufuk itu penting mengingat ia adalah inti makna yang dapat disarikan dari

perintah Nabi saw melakukan rukyat”

Jadi menurut saya, ketika Metoda Rukyat Nabi ditransformasikan ke dalam angka-angka Perhitungan

Hisab Astronomi, Muhammadiyah berpendapat :

Cukuplah Transformasi itu ke dalam angka-angka Kepastian posisi Bulan di atas ufuk,

Bukan ke dalam angka-angka Keterlihatan Bulan di atas ufuk…

Sehingga Hasil Perhitungan hanya Piringan Atas Bulan pun di atas ufuk, itu Sudah Cukup…

Balas

arif, on 28 Agustus 2012 at 08:13 said:

Pak Ivan,

mengutip keterangan pak ivan :

“Keberadaan Bulan di atas ufuk itu penting mengingat ia adalah inti makna yang dapat disarikan

Hisab Imkan Rukyat Mudah dan Memberi Kepastian: Co... http://tdjamaluddin.wordpress.com/2012/08/15/hisab-im...

27 of 49 10/10/12 08:22

Page 28: Dokumentasi T. Djamaluddin - repo.unnes.ac.idrepo.unnes.ac.id/dokumen/astrodb/pdf/accurate-times.pdf · kalender hijrah khususnya yg berlaku di wilayah Indonesia agar umat Islam di

dari perintah Nabi saw melakukan rukyat dan menggenapkan bulan 30 hari bila tidak dapat

dilakukan rukyat”

Padahal perintah nabi adalah hilal (bukan qamar), hilal pertama wujud adalah di bagian bawah

sampai bagian tengah bulan. bila piringan atas bulan pertama kali di atas matahari maka hilal

belum wujud. Awal ramadhan muhammadiyah 20 juli dengan ketinggian bulan yang sangat kecil

sangat mungkin hilal belum wujud.

Kalau ijtimak sih sudah terlampaui

ivan, on 28 Agustus 2012 at 14:21 said:

Hilal / Crescent itu sudah terbentuk bahkan pada saat New Moon (Ijtima’) sekali pun,

secara pada saat Ijtima’ pun Bumi-Bulan-Matahari itu tidak tepat pada satu garis lurus sehingga

ada sudut yang memungkinkan sebagian sinar matahari walaupun sangat kecil terpantulkan oleh

bulan menuju bumi,

Bumi-Bulan-Matahari baru ada pada posisi satu garis lurus hanya ketika terjadi Gerhana

Matahari…

Foto New Moon Crescent :

http://icoproject.org/tlegault.jpg

http://www.icoproject.org/record.html?&l=en

Kalau kemudian ditanya mengapa nama Kriteria nya memakai nama “Hilal” sedangkan yang

diukur ternyata si “Qomar” ?…

Saya hanya bisa memahaminya seperti ini :

Si “Hilal” itu kan penampakan nya, sedangkan wujud asli nya adalah si “Qomar”, maka dalam

perhitungan Hisab Astronominya yang dihitung itu adalah Wujud Aslinya…

_______________

Menurut saya, bila yang kita inginkan bersama adalah :

Adanya Kesatuan Kalender Hijriyah,

Maka tidak perlulah kita mempermasalahkan kriteria Hisab yang dipegang suatu ormas itu Syar’i

atau Bukan,

Sebab bila ini yang terjadi, yang dituduh tidak Syar’i akan sengit membela diri…

Tidak ada bedanya bila kita menuduh yang tahlilan Tidak Syar’i, maka yang Tahlilan akan sengit

membela diri,

Padahal bila kita bandingkan antara Masalah Tahlilan dan Masalah Kriteria Wujudul Hilal

Muhammadiyah, Tahlilan itu pada kenyataan nya cenderung menyusahkan (terkadang keluarga

yang meninggal sampai hutang sana sini) sedangkan Kriteria Wujudul Hilal cenderung

mempermudah (bila dibandingkan dengan Kriteria Imkan Rukyat, apalagi dengan Metoda

menunggu Laporan Rukyat)

Kriteria Imkan Rukyat yang benar-benar akurat akan membutuhkan lebih banyak parameter selain

Tinggi Hilal, Elongasi dan Umur Bulan.

Kriteria IR Akurat juga membutuhkan data laporan Hilal yang harus ada bukti rekaman visualnya,

bukan sekedar laporan lisan atau tulisan saja.

Belum lagi faktor Cahaya Senja / Syafak yang belum bisa ditransformasikan ke dalam angka-angka

yang tepat agar bisa dimasukkan ke dalam perhitungan keterlihatan hilal…

Hisab Imkan Rukyat Mudah dan Memberi Kepastian: Co... http://tdjamaluddin.wordpress.com/2012/08/15/hisab-im...

28 of 49 10/10/12 08:22

Page 29: Dokumentasi T. Djamaluddin - repo.unnes.ac.idrepo.unnes.ac.id/dokumen/astrodb/pdf/accurate-times.pdf · kalender hijrah khususnya yg berlaku di wilayah Indonesia agar umat Islam di

Kriteria IR yang benar-benar Akurat akan sangat lebih sulit ditentukan daripada Kriteria WH yang

benar-benar Akurat…

Kriteria WH yang benar-benar Akurat akan sangat mudah diuji keakuratannya, tinggal diuji saja

Metoda Perhitungan Hisab Astronomi nya dengan menghitung Gerhana Bulan / Matahari yang

akan atau sedang terjadi kemudian bandingkan…

.

Namun terlepas dari itu semua, sebetulnya yang paling penting di sini adalah Kesepakatan yang

bisa diterima oleh semua pihak untuk menggunakan suatu Kriteria Hisab Yang sama…

Sebab pada akhirnya Penetapan Sebuah Penanggalan (termasuk Hari, Tanggal, Garis Batas Hari /

Tanggal Internasional) itu adalah Hasil Kesepakatan antar orang / negara / wilayah yang

mempunyai kepentingan yang sama)

Kesepakatan yang benar-benar bisa mudah diaplikasikan di seluruh penjuru dunia,

Bukan Kesepakatan Internasional seperti yang terjadi selama ini, yang bagus di Atas Kertas tapi

akan bikin sulit di lapangan,

Sehingga akhirnya tetap saja mengkondisikan umat Islam di berbagai negara mempunyai kalender

Hijriyah yang berbeda, Kalau sudah begini otomatis antar Ormas / Instansi pun akan berbeda-beda

juga seperti sekarang…

arif, on 1 September 2012 at 08:51 said:

Benar pak Ivan, sangat paham bahwa saat ijtimak ada sudut (kecuali saat gerhana matahari total),

dan ini berarti hilal terus ada gak pernah hilang (kalau hilal diartikan bagian bulan spt pak ivan).

Terus apa relevansinya kriteria menghitung bagian bulan atas pada WH, kan hilal wujud terus tuh.

Diuraikan juga kesulitan menghitung IR, pak thomas sudah menguraikan di atas sudah tersedia

software/aplikasi-nya sehingga mudah di hitung.

Toh hitung-hitungan menentukan WH juga bagi orang bukan ahli hisab juga terhitung rumit

(bukan hitung2 penjumlahan, pengurangan – ref : pedoman hisab MD 2009)

Sutuju pak ivan yang penting penyatuan kalender islam mau WH, hisab IR, rukyat hilal atau jalan

tengah seluruh ulama berijtihat.

Masalah tahlil, setuju pak ivan byk orung hutang utk acara tahlil jadi harus di beri contoh ga usah

hutang, ga usah acara meriah/mewah, tapi jangan tahlil/yasinan di hilangkan soalnya banyak

manfaat utk syiar islam persatuan seperti halnya tabligh, pengajian.

tdjamaluddin, on 27 Agustus 2012 at 20:55 said:

Hitungan posisi bulan secara hisab adalah pasti, dalam arti bisa dihitung dengan angka tunggal atau

dalam rentang dengan tingkat kepercayaan tertenyu. Ijtimak adalah saat bujur ekliptika bulan = bujur

ekliptika matahari. Saat itu sama pastinya (secara hisab) dengan posisi bulan pada ketinggian tertentu

(tepatnya pada koordinat tertentu, lintang dan bujur ekliptika tertentu). Artinya, kepastian ijtimak

sama derajatnya dengan kepastian tinggi bulan sekian derajat.

Masalah utama dalam penentuan awal bulan adalah BATASAN mana yang akan diambil. Nah, itu

dikaitkan dengan dalil syar’i. WH juga mengaitkan dengan dalil-dalil, termasuk menggunakan batasan

saat maghrib karena saat itulah jumhur ulama mendefinisikam awal hari saat rukyatul hilal dilakukan.

Yang menjadi masalah adalah ketika mencari pembenaran WH dengan menggunakan dalil QS 36:40.

http://tdjamaluddin.wordpress.com/2012/05/23/konsep-geosentrik-yang-usang-menginspirasi-

Hisab Imkan Rukyat Mudah dan Memberi Kepastian: Co... http://tdjamaluddin.wordpress.com/2012/08/15/hisab-im...

29 of 49 10/10/12 08:22

Page 30: Dokumentasi T. Djamaluddin - repo.unnes.ac.idrepo.unnes.ac.id/dokumen/astrodb/pdf/accurate-times.pdf · kalender hijrah khususnya yg berlaku di wilayah Indonesia agar umat Islam di

wujudul-hilal/

Dengan hasil hisab yang sama pastinya berupa ketinggian hilal tertentu, kita juga bisa menggunakan

batasan minimal yang memungkinkan rukyat. Itu yang dinamakan kriteria imkan rukyat (visibilitas

hilal).

Balas

agus, on 28 Agustus 2012 at 00:09 said:

Mengutip penjelasan Pedoman Hisab Muhammadiyah, penggunaan 36:39-40 bukan satu-satunya

dasar bagaimana kriteria wujudul hilal diformasikan, tetap memposisikannya lebih kepada

“sumber inspirasi.”

Penyimpulan tiga kriteria di atas dilakukan secara komprehensif dan interkonektif, artinya

difahami tidak semata dari ayat 39 dan 40 surat Ya Sin an sich, melainkan dihubungkan dengan

ayat, hadis dan konsep fikih lainnya serta dibantu ilmu astronomi. … Apa kriterianya? Ayat 39

dan 40 surat Ya Sin ini dapat menjadi sumber inspirasi untuk menentukan kriteria bulan baru

tersebut.

[1]

Pak Djamaluddin boleh tidak setuju dengan penafsiran ayat 36:39-40, tetapi saya tidak bisa melihat

kebenaran objektif dari hanya keyakinan subjektif terhadap penafsiran ayat menurut apa yang

diinginkannya. Kalau Pak Djamaluddin mau jujur, seharusnya Pak Djamaluddin bisa melihat,

bahwa tanpa mengentahui adanya fakta-fakta astronomi yang melawannya, sebenarnya Alquran

memberi gambaran astronomi mengenai peredaran matahari, bumi, dan bulan secara kurang

akurat. Contohnya, ulama sekaliber Syaikh Ibn Uthaymin berpendapat bahwa menurut Alquran,

adalah matahari yang berputar mengelilingi bumi [2]. Dan saya yakin beliau lebih paham Alquran

dibanding Pak Djamaluddin, kecuali tentang hal bahwa bumi mengelilingi matahari adalah fakta

yang tidak terbantahkan. Dan sekali lagi saya ingin menandaskan, menafsirkan peredaran matahari

dalam ayat-ayat Alquran sebagai peredaran terhadap orbit yang mengelilingi pusat galaksi bukan

sebuah obat mujarab yang bisa menyelesaikan permasalahan penafsiran semua ayat-ayat tersebut,

apalagi menjadikannya satu-satunya penafsiran yang dianggap paling benar (dan menjadikannya

dasar untuk menyalahkan penafsiran pihak lain).

[1] Pedoman Hisab Muhammadiyah, hal. 79

[2] http://wilayat.net/index.php/en/islam/52-aqaid/312-salafi-shaykh-ibn-uthaymin-the-sun-

revolves-around-the-earth

ivan, on 28 Agustus 2012 at 14:11 said:

Menurut saya,

Dalam berusaha untuk memahami (menafsirkan) ayat-ayat Al Quran yang terkait dengan Sains

(Iptek), yang kita lakukan adalah :

Sinkronisasi Ayat Al Quran dan Petunjuk (Hadist) Nabi dengan Logika Akal Sehat berdasarkan

Iptek sebatas yang manusia miliki…

Sinkronisasi yang bisa dipertanggungjawabkan, bukan Sinkronisasi Akal-akalan / Asal-asalan

Hanya biar Al Quran kelihatan Ilmiah…

Al Quran itu diturunkan dan Alam Semesta (beserta isinya dan hukum-hukum alamnya) itu

diciptakan, adalah oleh Sesuatu Yang Sama,

Yaitu Alloh swt, Sang Maha Pencipta dan Pemelihara Alam semesta…

Hisab Imkan Rukyat Mudah dan Memberi Kepastian: Co... http://tdjamaluddin.wordpress.com/2012/08/15/hisab-im...

30 of 49 10/10/12 08:22

Page 31: Dokumentasi T. Djamaluddin - repo.unnes.ac.idrepo.unnes.ac.id/dokumen/astrodb/pdf/accurate-times.pdf · kalender hijrah khususnya yg berlaku di wilayah Indonesia agar umat Islam di

Jadi apabila Pemahaman kita terhadap Al Quran (dalam hal ini ayat-ayat yang terkait Sains) adalah

Benar Sesuai dengan apa yang Ingin Disampaikan Oleh Alloh swt, maka Pemahaman kita itu Akan

Sinkron dengan Fakta yang terjadi di alam…

.

QS 36:40 itu sepertinya akan lebih mudah dipahami bila mulai dari ayat 37 :

37. Dan suatu tanda (kekuasaan Allah yang besar) bagi mereka adalah malam; Kami tanggalkan

siang dari malam itu, maka dengan serta merta mereka berada dalam kegelapan,

38. dan matahari berjalan di tempat peredarannya. Demikianlah ketetapan Yang Maha Perkasa lagi

Maha Mengetahui.

39. Dan telah Kami tetapkan bagi bulan manzilah-manzilah, sehingga (setelah dia sampai ke

manzilah yang terakhir) kembalilah dia sebagai bentuk tandan yang tua.

40. Tidaklah mungkin bagi matahari mendapatkan bulan dan malam pun tidak dapat mendahului

siang. Dan masing-masing beredar pada garis edarnya.

(QS Ya Sin (36) : 37-40)

.

Bila kita lihat dari Ayat 37 s.d 40,

Bisa kita simpulkan bahwa Peredaran Bulan dan Matahari yang disampaikan oleh Alloh swt di sini

adalah :

PEREDARAN (pergerakan / perjalanan) Bulan dan Matahari BERDASARKAN APA YANG

TERAMATI OLEH MANUSIA DI BUMI (Bukan berdasarkan Fakta Astronomi yang dimaksudkan

oleh pak Thomas),

yang berakibat kepada :

- Terjadinya siang dan malam

===> ini adalah akibat dari Pergerakan Semu Matahari mengeliling Bumi, yang sebenarnya

menurut Sains bumi lah yang mengelilingi matahari.

- Bentuk bulan yang selalu berubah-ubah

===> ini adalah Penampakan bentuk bulan yang teramati dari bumi, yang sebenarnya menurut

Sains bulan tidak berubah bentuk, tetap bulat tidak mengempis dan mengembung.

.

Kesimpulan :

Sah-sah saja Muhammadiyah menggunakan apa yang dipahaminya mengenai QS 36:40 itu menjadi

sumber inspirasi kriteria awal bulannya,

Sebab ayat tsb (dan termasuk ayat-ayat yang lain seperti QS 2:258; 6:78; 7:54; 18:17; 21:33; 39:5;

91:1-2 seperti yang terdapat dalam Link yang disampaikan pak Agus)

Sedang membicarakan Pergerakan Semu Matahari mengeliling Bumi (lebih jauhnya, Pergerakan

dan Penampakan benda langit yang teramati oleh manusia di Bumi),

Bukan sedang membicarakan fakta astronomi yang terjadi…

agus, on 28 Agustus 2012 at 16:28 said:

@Pak Ivan,

Itu juga yang saya ajukan kepada Pak Djamaluddin di tempat yang lain. Hanya sayangnya seperti

biasa kalau sudah di level seperti ini Pak Djamaluddin berhenti berargumentasi (baca: melarikan

Hisab Imkan Rukyat Mudah dan Memberi Kepastian: Co... http://tdjamaluddin.wordpress.com/2012/08/15/hisab-im...

31 of 49 10/10/12 08:22

Page 32: Dokumentasi T. Djamaluddin - repo.unnes.ac.idrepo.unnes.ac.id/dokumen/astrodb/pdf/accurate-times.pdf · kalender hijrah khususnya yg berlaku di wilayah Indonesia agar umat Islam di

diri) meskipun kemudian argumentasi yang sama persis diulang lagi di tempat yang lain lagi.

Seakan-akan Pak Djamaluddin menganggap semua orang yang meninggalkan komentar di blog

beliau adalah nyamuk-nyamuk yang tidak pantas memberi argumentasi yang selevel seorang

profesor (riset). Paling tidak itu yang saya rasakan dari setahun lebih mengamati blog ini, tapi

semoga saja tidak demikian.

sjaiful bahri, on 27 Agustus 2012 at 16:26 said:

@ Arif coba lihat : http://rukyatulhilal.org/

Inilah isi ringkas Menurut Kriteria Hisab Wujudul Hilal

Muhammadiyah dalam penyusunan kalender Hijriyah baik untuk keperluan sosial maupun ibadahnya

(Ramadhan, Syawwal dan Zulhijjah) menggunakan kriteria yang dinamakan “Hisab Hakiki Wujudul

Hilal”. Kriteria ini menyatakan bahwa awal bulan Hijriyah dimulai apabila telah terpenuhi tiga kriteria

berikut:

1) telah terjadi ijtimak (konjungsi),

2) ijtimak (konjungsi) itu terjadi sebelum matahari terbenam, dan

3) pada saat terbenamnya matahari piringan atas Bulan berada di atas ufuk (bulan baru telah wujud).

Ketiga kriteria ini penggunaannya adalah secara kumulatif, dalam arti ketiganya harus terpenuhi

sekaligus. Apabila salah satu tidak terpenuhi, maka bulan baru belum mulai. Atau dalam bahasa

sederhanya dapat diterjemahkan sebagai berikut:

“Jika setelah terjadi ijtimak, Bulan terbenam setelah terbenamnya Matahari maka malam itu ditetapkan

sebagai awal bulan Hijriyah tanpa melihat berapapun sudut ketinggian Bulan saat Matahari terbenam”.

Berdasarkan posisi hilal saat Matahari terbenam di seluruh wilayah Indonesia maka syarat wujudul hilal

baru terpenuhi pada Sabtu, 18 Agustus 2012 @ Sunset, sehingga awal bulan ditetapkan jatuh pada :

Ahad, 19 Agustus 2012

Menurut Kriteria Rukyat Hilal Arab Saudi

Kurangnya pengetahuan tentang astronomi yang dimiliki oleh para perukyat sering menyebabkan

terjadinya kesalahan identifikasi terhadap obyek yang disebut “Hilal”. Klaim terhadap kenampakan hilal

perukyat pada saat hilal masih berada di bawah “limit visibilitas” atau bahkan saat hilal sudah di bawah

ufuk sering terjadi. Sudah bukan berita baru lagi bahwa Saudi kerap kali melakukan istbat terhadap

laporan rukyat yang “mustahil”.

Saudi memiliki kalender resmi yang dinamakan kalender Ummul Qura. Kalender ini telah berkali-kali

mengganti kriterianya dan diperuntukkan sebagai kalender untuk kepentingan non ibadah. Sementara

untuk keperluan ibadah khususnya penetapan awal dan akhir Ramadhan serta awal Zulhijjah Saudi tetap

menggunakan rukyat hilal sebagai dasar penetapannya. Sayangnya penetapan ini sering hanya

berdasarkan pada laporan rukyat dari seseorang tanpa terlebih dahulu melakukan klarifikasi dan

konfirmasi terhadap kebenaran laporan tersebut apakah sudah sesuai dengan kaidah-kaidah sains

astronomi khususnya Teori Visibilitas Hilal. Dan sudah bisa ditebak jika laporan rukyat masih sesuai

Kalender Ummul Qura maka dianggap sah.

Diagram ketinggian Hilal di Mekkah pada hari pertama ijtimak.

Menurut Kalender Ummul Qura Saudi :

Kalender ini digunakan Saudi bagi kepentingan publik non-ibadah. Kriteria yang digunakan adalah

“Telah terjadi ijtimak dan bulan terbenam setelah matahari terbenam di Makkah” maka sore itu

dinyatakan sebagai awal bulan baru. Pada hari pertama ijtimak (17/8) posisi hilal masih di bawah ufuk

sehingga belum memenuhi syarat. Dengan demikian awal bulan jatuh pada : Ahad, 19 Agustus 2012.

Menurut Kriteria Rukyatul Hilal Saudi :

27.

Hisab Imkan Rukyat Mudah dan Memberi Kepastian: Co... http://tdjamaluddin.wordpress.com/2012/08/15/hisab-im...

32 of 49 10/10/12 08:22

Page 33: Dokumentasi T. Djamaluddin - repo.unnes.ac.idrepo.unnes.ac.id/dokumen/astrodb/pdf/accurate-times.pdf · kalender hijrah khususnya yg berlaku di wilayah Indonesia agar umat Islam di

Rukyatul hilal digunakan Saudi khusus untuk penentuan bulan awal Ramadhan, Syawal dan Zulhijjah.

Kaidahnya sederhana “Jika ada laporan rukyat dari seorang atau lebih pengamat/saksi yang dianggap

jujur dan bersedia disumpah maka sudah cukup sebagai dasar untuk menentukan awal bulan tanpa perlu

perlu dilakukan uji sains terhadap kebenaran laporan tersebut”.

Berdasarkan kalender Ummul Qura, rukyat di Saudi dilaksanakan pada Jumaat, 17 Agustus 2012. Namun

melihat posisi dan kedudukan hilal saat itu secara sains mustahil hilal dapat dirukyat karena di Saudi hilal

masih di bawah ufuk pada hari pelaksanaan rukyat tersebut. Sehingga bisa dipastikan tidak akan ada

yang berhasil rukyat sehingga awal bulan akan jatuh pada : Ahad, 19 Agustus 2012.

Namun jika ternyata ada laporan rukyat berhasil maka kesaksian tersebut tidak akan diterima karena

tidak sesuai dengan kalender Ummul Qura, dengan demikian awal bulan tetap akan jatuh pada: Ahad, 19

Agustus 2012.

Balas

arif, on 28 Agustus 2012 at 08:40 said:

Pak syaiful,

Itsbat saudi menolak rukyat yang kurang dari kalender ummul quro, sama dong dengan itsbat

indonesia yang menolak rukyat yang kurang dari 2 derajat.

Klo hisab masih patokan hilal, kriteria IR adalah lebih dekat ke syar’i daripada WH.

Kenapa MD gak berpatokan ke ijtimak bulan saja (klo emoh dengan rukyat), tafsir dalil WH apa

menyimpang jika digunakan untuk awal bulan dengan konjungsi bulan ? .

Balas

Noto Nagoro, on 28 Agustus 2012 at 16:21 said:

Pak Arif,

klo tau, Wujudul Hilal akan tetap eksis jk tetap memakai standar

“Jika setelah terjadi ijtimak, Bulan terbenam setelah terbenamnya Matahari maka malam itu

ditetapkan sebagai awal bulan Hijriyah tanpa melihat berapapun sudut ketinggian Bulan saat

Matahari terbenam”.

sayang keeksisan WH akan dipatahkan gara2 sepele, kedustaan bumi, mk hal yg paling mudah WH

harus mengubah sedikit kedustaan bumi menjadi kelogisan bumi, begitupun Visibilitas Hilal akan

tetap eksis jk mengerti apa maunya bumi,

ini masih belajar berpuisi

Noto Nagoro, on 28 Agustus 2012 at 10:55 said:

jika hisab diletakkan pada tempat yg benar maka apapun letak matahari, bulan akan tepat jika

diru’yah, enaknya klo hisab benar, mk hadis Nabi ketika memperkirakan pada waktu yg sulit diru’yah

semacam tertutup mendung

Balas

Noto Nagoro, on 28 Agustus 2012 at 10:47 said:

subhanallah aq kejebak ma guruq SD,

Waalaikum slm. Islam artinya pasrah. Artinya tunduk dan patuh pd ALL

langsung q balas sms Beliau, injeh leres pak,

28.

Hisab Imkan Rukyat Mudah dan Memberi Kepastian: Co... http://tdjamaluddin.wordpress.com/2012/08/15/hisab-im...

33 of 49 10/10/12 08:22

Page 34: Dokumentasi T. Djamaluddin - repo.unnes.ac.idrepo.unnes.ac.id/dokumen/astrodb/pdf/accurate-times.pdf · kalender hijrah khususnya yg berlaku di wilayah Indonesia agar umat Islam di

ehhh ada sms sama,

Waalaikum slm. Islam artinya pasrah. Artinya tunduk dan patuh pd ALLah dan rasul. Artinya bila kita

diperintah Allah untuk rukyah ya laksanakan saja karena itu petunjuk wahyu. Itu jika masih Islam. Kalau

rujukannya sudah teknologi bukan wahyu. Ya lakum dinukum waliyadin.

doakan semoga aq bisa menampung semuanya

Balas

Noto Nagoro, on 29 Agustus 2012 at 15:49 said:

aq sangat tertarik masuk ke sains kebumian n sains Al Qur’an di blog ini, subhanallah, jk ini membawa

manfaat ke depan Insya Allah Prof. DR. Thomas Djamaluddin akan mendapat pahala terus menerus dr

org2 yg mengamalkan, semangat bersaing Prof. yuuuuuk

Balas

29.

Syarif (Guru Matematika SMAN 1 Marioriwawo Soppeng Sul-Sel), on 31 Agustus 2012 at 16:49 said:

Saya ucapkan terima kasih pada pak prof. dengan adanya blog ini, banyak yang saya pertanyakan selama

ini terungkan dari hasil diskusi. disinilah konsep PERBEDAAN PENDAPAT ADALAH RAHMAT

sebagai kesimpulan saya, memang sulit kita diskusikan mengenai hisab dan hilal, karena tuan rumah

memang PRO pada HILAL, sementara banyak peserta diskusi PRO pada HISAB. pak prof menggunaan

hisab untuk mendukung HILAL, jadi HILAL HARUS dilakukan, dan untuk melakukan HILAL

menggunakan bantuan HISAB.

Sementara umumnya peserta diskusi sebenarnya menginginkan HILAL setara dengan HISAB (ketika hilal

tidak bisa, maka berdasar pada HISAB) bahkan Extrimnya, HISAB dulu baru menggunakan HILAL untuk

membuktikan secara kasat mata, dan manakala tidak bisa HILAL, maka HISABLAH yang diberlakukan.

Sebenarnya disitulah letak perbedaan pemerintah Vs Muhammadiyah (maaf) dan karena itulah juga

Muhammadiyah merasa tidak perlu hadir.

Jadi baiknya sebenarnya untuk menyatukan umat harus disepakati HISAB – HILAL ataukah

HILAL-HISAB ataukah HISAB ketika HILAL tidak wujud.

HILAL dulu baru HISAB alamat umat tetap terpecah. dan sebagai orang matematika saya PRO pada

HISAB.

Balas

30.

Noto Nagoro, on 2 September 2012 at 21:39 said:

Astaghfirullah, q kira akan lebih bijak sdara syarif, melihat posisi dan waktu kita sholat saat ini contohnya,

jika bs di awal waktu, maka kesimpulannya njenengan bs pake hisab – hilal, jika meleset, tolong

dipertimbangkan lg nilai ru’yah baru hisab, sebenarnya hisab dan ru’yah itu saling melengkapi, saling

memperkuat,

jangan bilang2 ya sebenarnya smuanya pake hisab lho, entah yg berpedoman ru’yah maupun hisab, lihat

ja smua pake kalender yg tdk jauh beda spt yg dipake Odeh, knp saling caci maki, udah lah sob,

skrg tdk kita sadari, mrk (asing) bersenang2 melihat kita saling mencaci, sedangkan mrk asyik menikmati

kekayaan alam negeri ini, dan peliharaannya memang disetting tdk tau menahu dgn keserakahan

tuannya, klo umat Islam yg melakukan perlawanan sj, uda kompak aja tuh antara peliharaan dan media,

smg peliharaan dan media sadar bahwa Indonesia adalah negerinya bukan AS,

aq kok curiga, Juli 2005 aq memprediksi akan adanya cuaca sagat ekstrim di AS, n prediksiq bnar terbukti,

itu artinya teori RPP sangat diperhitungkan apakah mampu memberi solusi bagi negara tsb, kenyataannya

31.

Hisab Imkan Rukyat Mudah dan Memberi Kepastian: Co... http://tdjamaluddin.wordpress.com/2012/08/15/hisab-im...

34 of 49 10/10/12 08:22

Page 35: Dokumentasi T. Djamaluddin - repo.unnes.ac.idrepo.unnes.ac.id/dokumen/astrodb/pdf/accurate-times.pdf · kalender hijrah khususnya yg berlaku di wilayah Indonesia agar umat Islam di

TIDAK, knp? krn teori ini akan jg membongkar sapa di balik tsunami Aceh dan Jepang, aq yakin jk smua

cermat bakal mengerti, aq curiga di negeri tsb juga ada kepentingan besar bukan kemaslahatan negeri

Paman Syam ttp justru untuk kepentingan kelompok, n hanya org2 ttt saja yg tau

Balas

Noto Nagoro, on 4 September 2012 at 16:08 said:

ada berbagai info yg brkembang, aq nilai ada kejanggalan, makanya tdk q kometari, agak lucu saja

Balas

arif, on 8 September 2012 at 11:53 said:

Apakah ada bukti empiris/kalkulasi bahwa hilal sudah wujud ketika bagian atas bulan sudah di atas ufuk

ketika matahari tenggelam, ataukah hanya secara logika saja karena sudah ada sudut antara pusat bulan

dengan pusat matahari ?

Apakah sesaat setelah konjungsi tapi bulan tenggelam bersamaan dengan matahari secara logika juga hilal

sudah wujud ?

Balas

Noto Nagoro, on 8 September 2012 at 17:00 said:

klo bumi diciptakan utk tdk brubah bentuk dan posisi, wujudul hilal akan sangat layak dipakai,

sayang bumi bukan hanya berubah posisi ttp juga yg lebih parah berubah bentuknya, ktk bulan agak

lambat sedikit tenggelam dr matahari menurut prhitungan lama, contohnya perhitungan +0,1 derajat,

tentu sangat gegabah langsung memutuskannya, khawatirnya justru perhitungan sebnarnya adl -0,1

derajat, mengapa begitu, njenengan pernah dengar analis dr pakar Brazil yg mengatakan samudra

atlantis itu kemungkinan Indonesia, pernyataan Beliau sangat membantu teoriq, memperkuat teori

Reboisasi Padang Pasir yg menyatakan juga lempengan bumi yg ditempati cincin api semakin lama

semakin tinggi. semoga WH ke depan semakin berkembang dan terus layak dipakai, apa salahnya tdk

mengabaikan ru’yah sementara, ktk hisab benar, tentu seseorg meru’yat akan sangat mudah, n tdk

mungkin hisab n ru’yat berseberangan, keduanya saling memperkuat

Balas

ivan, on 8 September 2012 at 17:06 said:

Tingkat Kecerahan (Magnitudo) Bulan pada saat New Moon (Ijtima) pun LEBIH BESAR DARI Tingkat

Kecerahan Bintang Teredup yang masih dapat terlihat mata telanjang manusia…

- Bintang Terredup yang masih terlihat, Magnitudo = 6

- Kecerahan Minimal New Moon, Magniudo = -2,5

( http://en.wikipedia.org/wiki/Apparent_magnitude )

Untuk melihat perhitungan magnitudo bulan real time, bisa dilihat di Software Stellarium…

.

Seperti yang sudah banyak disampaikan oleh pihak Kubu WH,

Kriteria Wujudul Hilal adalah Kriteria yang berdasarkan pada Posisi Bulan (Manzilah Bulan) bukan

pada keterlihatan Bulan (Visibilitas Hilal)…

Ada Perbedaan Konsep Terbit Hilal Tgl 1 antara Kriteria WH dengan IR :

32.

Hisab Imkan Rukyat Mudah dan Memberi Kepastian: Co... http://tdjamaluddin.wordpress.com/2012/08/15/hisab-im...

35 of 49 10/10/12 08:22

Page 36: Dokumentasi T. Djamaluddin - repo.unnes.ac.idrepo.unnes.ac.id/dokumen/astrodb/pdf/accurate-times.pdf · kalender hijrah khususnya yg berlaku di wilayah Indonesia agar umat Islam di

- Konsep Wujudul Hilal Muhammadiyah :

Hilal Tanda Tgl 1 dikatakan SUDAH TERBIT apabila Posisi Bulan (Qomar) SUDAH DI ATAS UFUK

pada saat Magrib.

- Konsep Imkanur Rukyat :

Hilal Tanda Tgl 1 dikatakan SUDAH TERBIT apabila Posisi Bulan (Qomar) SUDAH TERLIHAT pada

saat Magrib.

Kalau menurut saya, antara :

- Konsep Terbit berdasarkan Manzilah (Posisi) Bulan Terhadap Ufuk, dengan

- Konsep Terbit berdasarkan Keterlihatan Bulan…

Lebih cocok Konsep yang pertama…

Matahari tetap dikatakan Telah Terbit atau Telah Terbenam walaupun tidak terlihat karena Tertutup

awan…

.

Kalau kemudian “dikejar” Masalah Penamaan Istilah,

memakai kata Hilal tapi yang diukur si “Qomar”, jawabannya adalah Hilal itu “Penampakan nya”

sedang Wujud Aslinya adalah si “Qomar”, maka yang dihitung itu adalah Wujud Asli nya…

Kalau kemudian “dikejar” lagi dengan dihubung-hubungkan dengan Rukyat Nabi, maka Jawaban

sudah sering diberikan oleh kubu WH, yaitu :

Rukyat yang dilakukan Nabi adalah Metoda satu-satunya yang dimiliki umat Islam pada zaman Nabi

untuk memastikan Bulan sudah memasuki Penanggalan Bulan Baru,

Sehingga Visibilitas Hilal bukanlah Syarat Bulan sudah masuk Penanggalan Bulan Baru…

Terbukti dengan Kriteria-kriteria Hisab yang digunakan Umat Islam terdahulu menggunakan Kriteria

yang tidak memakai Kriteria Imkan Rukyat semacam :

Kriteria Ijtima Qoblal Ghurub dan Kriteria Moonset Setelah Sunset…

.

Kalau menurut saya, bila kita ingin Kesatuan Kriteria Awal Bulan Kalender Hijriyah…

Tidak perlu lah kita mengatakan Kriteria yang digunakan orang lain sebagai Kriteria Usang / Tidak

Syar’i dsb… Sebab itu justru akan KontraProduktif dengan Tujuan Semula…

Ada ruang bagi Kesepakatan yang dibuat manusia dalam Penetapan Kalender Hijriyah…

Contohnya Kriteria Mabims saja yang merupakan KRITERIA IIMKAN RUKYATAN ( Imkan Rukyat

“Seolah-olah” ), Bila sudah dijadikan Kesepakatan ternyata BISA DIJADIKAN DASAR HUKUM

PENETAPAN AWAL BULAN yang bisa diterima oleh Kubu Pengguna Rukyat yang selama ini belum

bisa menerima Konsep WH…

Balas

arif, on 10 September 2012 at 09:28 said:

Kalau sesaat terjadi ijtimak tetapi bulan tenggelam bersama matahari maka WH menyatakan belum

bulan baru (apakah ada suatu kondisi ijtimak qabla ghurub, tetapi bulan bersamaan terbenam dg

matahari ??), padahal “si qamar” sudah wujud (secara logika).

Kalau di tanya WH kenapa ada kriteria qamar harus tenggelam sebelum matahari, saya menduga

jawabnya : biar lebih dekat ke kriteria hilal secara syar’i (jadi ga konsisten dengan kriteria wujudul

qamar).

Kenapa gak sekalian ikut kriteria IR kalau demi persatuan umat.

Hisab Imkan Rukyat Mudah dan Memberi Kepastian: Co... http://tdjamaluddin.wordpress.com/2012/08/15/hisab-im...

36 of 49 10/10/12 08:22

Page 37: Dokumentasi T. Djamaluddin - repo.unnes.ac.idrepo.unnes.ac.id/dokumen/astrodb/pdf/accurate-times.pdf · kalender hijrah khususnya yg berlaku di wilayah Indonesia agar umat Islam di

ivan, on 10 September 2012 at 11:34 said:

Mas, mengapa berpikirnya menyulitkan diri sendiri ?… Seperti Bani Israel zaman Nabi Musa as

yang terus-terusan bertanya “Sapi yang bagaimana ?… Sapi yang bagaimana ?…”

Sama seperti ini “Hilal yang bagaimana ?… Hilal yang bagaimana ?… Bagaimana kalau Posisi Hilal

begini ?… Bagaimana kalau Posisi Hilal begitu ?…”

Sebutkan saja tanggal berapa terjadinya kondisi “Rumit” seperti di atas itu REAL nya… Baru kita

bisa mencari solusi yang terbaik untuk Kasus tersebut…

Dengan kondisi sekarang, Bila bertanya kepada Kubu Muhammadiyah mengapa tidak mau ikut

Kriteria IR, maka pertanyaan yang sama pun akan ada pada Kubu IR :

“Mengapa tidak mau ikut Kriteria WH ?…”

Saya tanya ke Mas Arif :

“Itu Kriteria Mabims, menurut Mas Arif… Apakah Kriteria Imkan Rukyat Beneran atau Kriteria

Imkan Rukyat Boong-boongan ?…”

.

Enaknya kita yang bebas dibandingkan dengan Perwakilan Instansi / Ormas yang cenderung lebih

terikat, adalah kita bisa cepat untuk merubah pendapat kita…

Muhammadiyah, Lapan, NU, Persis dll akan cenderung hati-hati untuk cepat-cepat merubah

kriteria yang selama ini diusungnya, sebab terkadang ini menyangkut masalah kredibilitas juga,

Suatu Ormas / Instansi tentunya tidak ingin dicap sebagai orang gampang berubah pendirian…

Walaupun sebenarnya merubah Pendapat itu kan tidak haram dan bukan pula hal yang

memalukan… Imam Syafii saja tidak malu merubah Ijtihad Beliau, makanya kita mengenal ada

Qoul Qodim dan Qoul Jadid…

.

Terus terang, saya pribadi sebenarnya terbuka untuk semua Kriteria Awal Bulan yang jelas

pengambilan dasar kriteria nya…

Mau Sedunia menyepakati Kriteria WH Muhammadiyah hayu, mau Kriteria WH Ummul Quro

hayu, mau Iimkan Rukyatan hayu, mau Imkan Rukyat beneran hayu, mau Kriteria ihtiyat hayu…

Yang penting Kesepakatan yang dibuat adalah Kesepakatan yang komprehensif, yang

menghasilkan Kalender Hijriyah yang bersifat Global Internasional yang bisa digunakan untuk

segala keperluan seluruh umat Islam (Tidak menutup kemungkinan umat yang lain) di Planet

Bumi ini dari Mulai 180° Bujur Timur sd 180° Bujur Barat, dari mulai Khatulistiwa sd Kutub, dari

mulai kita yang menginjak tanah sd para astronot yang sedang ada di stasiun luar angkasa,

Kalender Hijriyah yang sama hari dan tanggalnya di seluruh alam semesta…

Selain Masalah Kriteria WH / IR, Masalah Matlak Lokal / Global juga adalah Masalah dalam

Penyatuan Kalender Hijriyah Global…

Selama yang digunakan adalah Matlak-matlak Lokal / Nasional, maka Penyatuan Kalender

Hijriyah Global tidak akan pernah ada, otomatis antar Ormas / Instansi pada sebuah negara pun

(seperti di Indonesia) akan tetap berbeda-beda seperti sekarang…

arif, on 10 September 2012 at 14:31 said:

Hisab Imkan Rukyat Mudah dan Memberi Kepastian: Co... http://tdjamaluddin.wordpress.com/2012/08/15/hisab-im...

37 of 49 10/10/12 08:22

Page 38: Dokumentasi T. Djamaluddin - repo.unnes.ac.idrepo.unnes.ac.id/dokumen/astrodb/pdf/accurate-times.pdf · kalender hijrah khususnya yg berlaku di wilayah Indonesia agar umat Islam di

saya awam mas dan gamang mana yang benar.

Tentunya diatas segalanya adalah menghormati keyakinan masing2.

tapi tentunya pasti ada yang paling benar dan ihtiar harus dilakukan untuk persatuan (ini yg coba

saya mengerti dari pendapat pak thomas yg sarcasm).

kriteria mabim IR bo’ong bo’ongan yg bagaimana, bisa dijelaskan mas

SJAIFUL BAHRI, on 10 September 2012 at 16:02 said:

@ Ivan : Nabi Muhammad SAW adalah Nabi yang Ummi ( tidak bisa tulis baca ) namun Wahyu

Alloh telah membekali Nabi SAW dengan ilmu astronomi walau secara global dengan sabda beliau

bahwa mengawali Puasa dengan melihat Hilal dan mengawali Hari Raya dengan melihat Hilal

selanjutnya apabila Hilal terhalang supaya menyempurnakan akhir bulan menjadi 30 hari, jadi

menurut saya bahwa sebenarnya sabda Nabi SAW inilah yang mengisyaratkan kepada umatnya

untuk terus menerus mengamati/memantau ( observasi-meneliti ) hilal dimana hasil

pengamatan/pantauan itu sebagai bahan evaluasi yang kemudian oleh ahli ilmu falak/astronomi

hasil pengamatan yang terus menerus itu kemudian dirumuskan sebagai dasar perhitungan/hisab,

disinilah sebenarnya embrio/cikal bakal ilmu falak/astronomi Islami ini dimulai terutama yang

berkaitan dengan ibadah , saya sebagai orang yang awam dengan ilmu falak sudah lama sempat

dibingungkan dengan penetapan Puasa dan hari Raya oleh Pemerintah mulai jaman mendiang Pak

Harto, yang kadang tidak ada kesamaan dengan Ormas Islam Baik oleh NU Maupun

Muhammadiyah namun sejak dulu saya memang lebih condong penentuan awal bulan itu dengan

ru’ya berdasarkan referensi sabda Nabi SAW tersebut diatas, Khususnya kaidah yg paling

mendasar adalah Sabda Nabi yg mengatakan apabila terhalang sempurnakanlah akhir bulan

menjadi 30 hari, inilah sifat kehati-hatian Nabi SAW dalam beribadah yang senantiasa dibimbing

oleh Wahyu Alloh tersebut, inilah sebenarnya PR umat Islam khususnya para ahli ilmu

falak/astronomi yang memang harus terus menerus melakukan observasi-penelitian dari tahun ke

tahun guna mengoreksi hasil perhitungan tersebut, karena menurut saya Manusia Pencari Ilmu,

Baik itu Ulama’ ataupun Ilmuwan itu dibimbing oleh observasi/penelitihan sedang Nabi

dibimbing oleh Wahyu Alloh

ivan, on 10 September 2012 at 17:16 said:

@mas Arif,

Visibilitas Hilal menurut Dr. Mohammad Ilyas, astronom dari Malaysia.

Berdasarkan hasil observasinya selama bertahun-tahun menyimpulkan bahwa ada hubungan

antara beda azimuth matahari dan bulan dengan tinggi hilal yang mungkin dirukyat, seperti ini :

Beda azimuth Bulan dan Matahari = 0°, maka tinggi minimal hilal dapat terlihat = 10,5°

Beda azimuth Bulan dan Matahari = 10°, maka tinggi minimal hilal dapat terlihat = 9,2°

Beda azimuth Bulan dan Matahari = 20°, maka tinggi minimal hilal dapat terlihat = 6,4°

Beda azimuth Bulan dan Matahari = 30°, maka tinggi minimal hilal dapat terlihat = 4,5°

Beda azimuth Bulan dan Matahari = 40°, maka tinggi minimal hilal dapat terlihat = 4,2°

Beda azimuth Bulan dan Matahari = 60°, maka tinggi minimal hilal dapat terlihat = 4,0°

Bisa dilihat dari hasil observasi yang dari Dr. Mohammad Ilyas di atas, tidak pernah Hilal yang

tingginya di bawah 4,0° bisa terlihat…

BAHKAN BISA BUTUH 10,5° bila beda Beda azimuth Bulan dan Matahari = 0° !…

Laporan Hilal selama ini kebanyakannya adalah Laporan yang sangat bersifat Subjektif, Tidak ada

Bukti Pendukung lain kecuali hanya kepercayaan kita kepada Saksi saja… Termasuk Laporan Hilal

Hisab Imkan Rukyat Mudah dan Memberi Kepastian: Co... http://tdjamaluddin.wordpress.com/2012/08/15/hisab-im...

38 of 49 10/10/12 08:22

Page 39: Dokumentasi T. Djamaluddin - repo.unnes.ac.idrepo.unnes.ac.id/dokumen/astrodb/pdf/accurate-times.pdf · kalender hijrah khususnya yg berlaku di wilayah Indonesia agar umat Islam di

tahun 1970an yang dijadikan Standar Angka Mabims…

Pada akhirnya masalah Penetapan Awal Bulan Hijriyah itu adalah masalah keyakinan pada sesuatu

hal yang dianggap benar, contohnya Kriteria Mabims ini…

Bahkan Juga dicontohkan oleh Nabi yang menerima Laporan Hilal dari Rombongan Kafilah yang

baru datang pada saat siang yang dianggap masih tgl 30 Ramadhan, Nabi Muhammad saw

langsung membatalkan Puasa pada hari tersebut adalah Atas Dasar Keyakinan…

Keyakinan kepada Kriteria Mabims dan keyakinan yang dicontohkan Nabi di atas Tidak ada

bedanya bila kita menyakini bahwa :

Posisi Hilal (Wujud Aslinya) hanya sedikit di atas ufuk pun setelah Ijtima terjadi, adalah artinya

bulan sudah masuk Manzilah Tanggal 1 (Awal Bulan)…

.

Saya juga bukan Pakar Astronomi mas, saya hanya orang Islam biasa yang sangat ingin ada

kesatuan Kalender Hijriyah Global…

Penetapan Penanggalan Hijriyah itu jangan disamakan dengan Penetapan Jadwal Shalat,

- Penetapan Penanggalan Hijriyah bersifat Global

- Penetapan Jadwal Shalat bersifat Lokal

Dalam masalah Kalender Hijriyah ini, Saya selalu memposisikan diri sebagai “Konsumen”, orang

yang nantinya akan mempergunakan “Produk” Kalender Hijriyah yang sedang didiskusikan ini

sebagai Kalender Sehari-hari untuk segala keperluan di wilayah mana pun di planet bumi ini…

Terus terang sebagai Konsumen, saya selalu tidak habis pikir mengapa selama ini Pakar-pakar

Pembuat Produk ini (para Ulama dan Ahli Hisab / Astronomi) tidak pernah bisa membuat Produk

Kalender Hijriyah yang masuk akal untuk digunakan, Malah bikin produk “Aneh-aneh” yang

hanya akan bikin sulit hidup saja…

Contoh Produk yang hanya akan bikin sulit :

- Kalender Hijriyah Global dengan Batas Penanggalan yang berubah-ubah berdasarkan Garis

Visibilitas Hilal…

- Kalender Hijriyah Dadakan Bulanan, sebab Penetapan Awal Bulan harus selalu menunggu

konfirmasi laporan rukyat…

- Kalender Hijriyah yang tiap negara beda-beda…

Sebagai konsumen, saya bisa memprediksikan Produk ini akan Gagal di pasaran, Orang akan

berpikir ribuan kali untuk menggunakan produk ini…

Kalau produknya gagal di pasaran maka Pabriknya akan mengalami kerugian, malah bisa-bisa

bangkrut…

Noto Nagoro, on 10 September 2012 at 18:31 said:

betul sekali mas Syaiful, saya setuju dgn njenengan, sy mo tanya njenengan klo sholat pake hisab

ato ru’yah?

arif, on 11 September 2012 at 08:15 said:

Thanks pak ivan penjelasannya

Hisab Imkan Rukyat Mudah dan Memberi Kepastian: Co... http://tdjamaluddin.wordpress.com/2012/08/15/hisab-im...

39 of 49 10/10/12 08:22

Page 40: Dokumentasi T. Djamaluddin - repo.unnes.ac.idrepo.unnes.ac.id/dokumen/astrodb/pdf/accurate-times.pdf · kalender hijrah khususnya yg berlaku di wilayah Indonesia agar umat Islam di

Noto Nagoro, on 8 September 2012 at 19:37 said:

saudara Arif, maaffff,

bagian atas bulan atau bagian bawah bulan?

Balas

arif, on 10 September 2012 at 10:26 said:

kritera WH : bulan tenggelam setelah matahari tenggelam

Noto Nagoro, on 10 September 2012 at 12:47 said:

ya itu betul betul sekali, yg jd pernyataan njenengan “hilal sudah wujud ketika bagian atas bulan

sudah di atas ufuk ketika matahari tenggelam” q agak bingung, krn klo bagian atas bulan di atas

ufuk, hilal sekecil apapun tdk akan trlihat, coba deh saudara Arif pelajari pernyataan njenengan,

sekali2 kembali belajar ilmu fisika, klo pernyataan njenengan spt itu, jdnya bulan terlebih dulu

tenggelam drpd matahari

Noto Nagoro, on 10 September 2012 at 12:52 said:

afwan, ato sama2 tenggelam

arif, on 10 September 2012 at 14:34 said:

Itu pak yang saya tanyakan.

apakah hilal sudah wujud (ada bukti empiris/kalkulasi), bila piringan atas bulan sedikit saja berada

di atas ufuk waktu matahari tenggelam.

arif, on 10 September 2012 at 14:38 said:

tapi sudah dijawab oleh pak ivan, pengertian nya bukan hilal wujud seperti itu (cahaya halus tak

kasat mata). Tapi qamar telah di atas ufuk berarti sudah masuk bulan baru.

Noto Nagoro, on 10 September 2012 at 16:00 said:

jk bagian atas bulan berada di atas ufuk sedangkan matahari tenggelam uda, mk pengertiannya

hilal terlihat pada bulan bagian bawah krn masih bs tersinari matahari, itu menurut astronomi,

membentuk sabit melengkung ke bawah, itulah maksudnya, ttp aplikasinya jk matahari tenggelam

uda sedangkan bagian atas bulan di atas ufuk, spt apa ya sy melihat hilalnya? hmmmm

arif, on 10 September 2012 at 16:17 said:

ya itulah yang mungkin oleh MD diartikan wujudul hilal nan jauh disana (di belahan bumi yang

lain, tanpa kemungkinan terlihat)

Noto Nagoro, on 10 September 2012 at 18:45 said:

hhmmmm, betul saudara Arif, begitupun sy, sy jg bingung, jk diteliti dgn seksama, klo qt ingin

melihat saat itu sebagaimana pernyataan njenengan, tentu sampe kepalaq botak sekalipun kayak

Prof Thomas, ngga akan bs melihat hilal, ttp qt bs memakai rujukan tersebut ketika qoblal ghurub,

Hisab Imkan Rukyat Mudah dan Memberi Kepastian: Co... http://tdjamaluddin.wordpress.com/2012/08/15/hisab-im...

40 of 49 10/10/12 08:22

Page 41: Dokumentasi T. Djamaluddin - repo.unnes.ac.idrepo.unnes.ac.id/dokumen/astrodb/pdf/accurate-times.pdf · kalender hijrah khususnya yg berlaku di wilayah Indonesia agar umat Islam di

tentu itu bs sangat membantu tim ahli ru’yah melihat hilal, sangat mudah dan tepat jk “hisabnya

benar”, ingat kondisi Indonesia mengubah sedikit konsep WH menjadi tdk jelas, bukan WHnya, ttp

mungkin kalangan petinggi Muhammadiyah tdk memahaminya dan belum menelitinya

Mirza Himami Hanif, on 8 September 2012 at 17:24 said:

Kalau ru’yat dan hisab setara dan tidak boleh meninggalkan keduanya maka KRITERIA IR SALAH,,,,

karena ru’yat juga memperhitungkan hilal jika tertutup awan, sementara kriteria IR tidak

memperhitungkannya, jadi masih haruskah kita menggunakan IR????

Balas

Noto Nagoro, on 8 September 2012 at 19:47 said:

prnyataan yg bagus, Bung Mirza, jk qt memakai ru’yat dgn mata telanjang dgn sesuka hati qt bahkan

sejak awal tdk prnah melakukan ru’yah n sering melakukan hisab, bahkan mengabaikan kondisi bumi

yg qt tmpati (lempengan yg qt tempati tdk jelas, berubah-ubah) akan sangat sulit mempesatukan

antara 2 kubu, ru’yat dan hisab, ttp jk qt mengenal bumi qt, n mengambil posisi yg tepat, keduanya

bisa dipersatukan

Balas

ivan, on 9 September 2012 at 07:24 said:

Benar tidaknya DUGAAN arah kiblat suatu tempat telah berubah seiring perjalanan waktu akibat

peristiwa alam seperti Pergerakan Lempengan bumi, gempa dll, Bisa kita periksa secara sederhana

setahun 2 x…

Yaitu dengan menggunakan bayangan benda yang tegak lurus terhadap permukaan bumi di

tempat tsb SAAT MATAHARI TEPAT DI ATAS KA’BAH…

Bisa dilihat di sini :

http://nationalgeographic.co.id/forum/topic-2022.html

Noto Nagoro, on 9 September 2012 at 09:51 said:

betul sekali Bung Ivan, ttp masih tetapkah posisi Matahari di atas Ka’bah saat itu? smg masih tetap,

mengulang pernyataan sy dulu, jk merujuk ayat 15 Ar Ra’d dan Al Furqan ayat 45 dan 46, Bulan

Maret nnt sholat dzuhurnya yg menghadap ke barat lebih dulu ketimbang yg menghadap ke kiblat,

prntanyaannya sahkah sholatnya yg menghadap kiblat jk mengikuti waktu yg menghadap ke barat

ato waktu yg ada di dlm accurate time, sebenarnya jk qt udah menentukan posisi kiblat suatu

tempat, maka kapanpun siang, malam, pagi ato sore, kita bisa mengukur ketepatan kiblat qt

merujuk pada tempat yg telah tepat kiblatnya, ajak aja semua ahli matematika dan fisika utk

membantu mengukur ketepatannya, mudah kan?, jd lah qt yg awal bersaing dlm hal kebaikan,

saabiqun bil khoirot,

saran, banyak masyarakat yg blum sadar, ttp qt harus sabar Bung Ivan, n ngga akan rugi qt

mengawalinya, Insya Allah

ivan, on 10 September 2012 at 22:34 said:

Cara mengetahui saat matahari tepat di atas pada suatu tempat :

Hitung tanggal berapa Deklinasi Matahari di Tempat tsb pada saat Dzuhur yang besarnya = Derajat

Garis Lintang nya…

33.

Hisab Imkan Rukyat Mudah dan Memberi Kepastian: Co... http://tdjamaluddin.wordpress.com/2012/08/15/hisab-im...

41 of 49 10/10/12 08:22

Page 42: Dokumentasi T. Djamaluddin - repo.unnes.ac.idrepo.unnes.ac.id/dokumen/astrodb/pdf/accurate-times.pdf · kalender hijrah khususnya yg berlaku di wilayah Indonesia agar umat Islam di

Perhitungan nya bisa kita dapatkan di sini :

http://www.jgiesen.de/astro/astroJS/decEoT/index.htm

Koordinat Masjidil Haram Mekah :

21° 25′ 20,89″ N = 21.42246944° N

39° 49′ 34,06″ E = 39.82612778° E

Waktu Mekah = UTC + 3

Matahari tepat di atas Ka’bah :

Garis Lintang = 21.42246944°

27 Mei jam 12.18 WM (16.18 WIB) Deklinasi Matahari = 21.362°

28 Mei jam 12.18 WM (16.18 WIB) Deklinasi Matahari = 21.524°

jam 9.18 UTC

15 Juli jam 12.27 WM (16.27 WIB) Deklinasi Matahari = 21.452°

16 Juli jam 12.27 WM (16.27 WIB) Deklinasi Matahari = 21.288°

jam 9.27 UTC

Waktu Dzuhur Mekah di atas menurut Perhitungan Accurate Times.

Waktu Dzuhur adalah beberapa saat (sekitar 2 menit) setelah Matahari mencapai Titik Kulminasi

pada saat itu, Titik Kulminasi tidak selalu jam 12.00…

.

Koordinat Alun-alun Nganjuk berdasar Google Maps :

7° 36′ 7.06″ S = 7.60196° S

111° 54′ 3.42″ E = 111.90095° E

WIB = UTC + 7

Matahari tepat di atas Nganjuk :

Garis Lintang = -7.60196° (Lintang nya Selatan berarti angkanya negatif)

29 Februari 2012 jam 11.44 Deklinasi Matahari = -7.816°

1 Maret 2012 jam 11.44 Deklinasi Matahari = -7.437°

12 Oktober jam 11.18 Deklinasi Matahari = -7.535°

13 Oktober jam 11.18 Deklinasi Matahari = -7.908°

Waktu Dzuhur Nganjuk menurut Perhitungan Accurate Times.

.

Ketepatan Hitungan Astronomis Waktu Posisi Matahari Tepat di Atas suatu Tempat bisa dicek

secara sederhana, misalnya :

- Kita bisa menggunakan Pipa Paralon yang diletakkan Tegak Lurus 90° di atas permukaan tanah

yang datar, maka pada saat 2 menit sebelum Dzuhur pada tgl di atas, bayangan pipa paralon itu

akan berupa Bayangan Cincin…

- Kita pasang tali yang diberi pemberat bandul (unting-unting) pada sebuah tiang palang yang

terkena bebas sinar matahari, dengan Bandul yang hampir menyentuh tanah.

Posisi Matahari tepat di atas tempat itu bisa kita ketahui bila bayangan bagian palang tempat

mengikat tali bandul jatuh menimpa bandul tsb…

Hisab Imkan Rukyat Mudah dan Memberi Kepastian: Co... http://tdjamaluddin.wordpress.com/2012/08/15/hisab-im...

42 of 49 10/10/12 08:22

Page 43: Dokumentasi T. Djamaluddin - repo.unnes.ac.idrepo.unnes.ac.id/dokumen/astrodb/pdf/accurate-times.pdf · kalender hijrah khususnya yg berlaku di wilayah Indonesia agar umat Islam di

Noto Nagoro, on 11 September 2012 at 02:47 said:

iya, trims, ini bs membantu utk semuanya, tentu bs membantu mengakuratkan accurate time, ini

sangat3 membantu, jazakallah

Noto Nagoro, on 8 September 2012 at 20:05 said:

hmmmm, trims, for BMKG atas info brkaitan dgn gempa2, smg ini bs membantu aq utk mempelajari

waktu2 ibadah, n aq blum melihat tanda2 solusi mengatasi kekeringan, brarti penambangan gas d

Indonesia luar biasa parah, smg gempanya lebih sering dikencengin sama Allah,

hmmm, smg asing tdk buat uji coba buatan, krn aq begitu sensitif, hehehehehe

Balas

34.

anto, on 11 September 2012 at 09:37 said:

Apabila menggunakan metode penentuan awal bulan Hijriyah yang ditawarkan pemerintah, maka dalam

18 tahun mendatang untuk Idul Adha, akan terjadi 10 kali perbedaan dengan Arab Saudi. “Akan lebih

banyak perbedaan lagi dalam penetapan Idul Adha dengan Arab Saudi selama 18 tahun mendatang, yakni

14 kali apabila menggunakan metode imkanur rukyat 4 derajat yang ditawarkan Thomas Djamaluddin,”

Sedangkan dengan metode hisab wujudul hilal yang diterapkan Muhammadiyah, kemungkinan

perbedaan selama 18 tahun mendatang mengenai penetapan Idul Adha dengan Arab Saudi adalah empat

kali, sehingga lebih mendekati .

Balas

tdjamaluddin, on 11 September 2012 at 16:10 said:

Kita tidak dapat memprakirakan keputusan Arab Saudi, walau mereka menggunakan kalender

Ummul Quro yang berbasis WH Mekkah, karena Arab Saudi mendasarkan pada rukyat yang tidak

memperhitungkan data astronomi. Arab Saudi selama ini begitu saja menerima hasil rukyat, termausk

yang kontroversial. Hal prinsip lain, kesamaan Idul Adha dengan Arab Saudi pun bukan jadi

pertimbangan foraml suatu sistem kalender. Di Muhammadiyah pun, kesamaan Idul Adha dengan

ARab Saudi masih wacana personal, bukan keputusan organisasi. Buktinya, hisab Muhammadiyah

sudah mengumumkan Idul Adha berdasarkan hisab, sementara Arab Saudi menunggu rukyat

setempat.

Balas

vieto, on 13 September 2012 at 16:42 said:

Assalam wr wb,

Kenapa pemikiran berdasar ilmiah prof dikomunikasikan kpd kalangan umum melalui blog yang

berisiko memancing perdebatan publik? Kenapa tidak mewacanakannya khusus kepada otoritas /

astronom Muhammadiyah sehingga perdebatan dapat berlangsung dalam koridor ilmiah?

“Kalahkan musuh dengan menangkap pemimpinnya” (Suntzu)

Wasalam

tdjamaluddin, on 14 September 2012 at 17:20 said:

Sudah dilakukan. Kini saatnya membangun pemahaman bersama agar publik pun tahu. Saat ini

keputusan pemimpin tidak mungkin akan kuat kalau publiknya tidak memahaminya.

35.

Hisab Imkan Rukyat Mudah dan Memberi Kepastian: Co... http://tdjamaluddin.wordpress.com/2012/08/15/hisab-im...

43 of 49 10/10/12 08:22

Page 44: Dokumentasi T. Djamaluddin - repo.unnes.ac.idrepo.unnes.ac.id/dokumen/astrodb/pdf/accurate-times.pdf · kalender hijrah khususnya yg berlaku di wilayah Indonesia agar umat Islam di

Noto Nagoro, on 14 September 2012 at 21:17 said:

Mas Vieto,

tdk harus kalangan astronom, kaum muslimin khususnya wadah Muhammadiyah melalui ahlinya,

ahli fisika, matematika dan geografi bs masuk blog ini utk mengenal lebih jauh konsep VH n WH, q

lihat kedua konsep itu akan tetap eksis, jk qt ingin mengetahui kondisi yg sebenarnya, bumi yg qt

tempati, libatkan ahli geografi n kimia,

n kemarin malam, ada hal yg baru, jk qt respek thdp waktu ibadah, tmsk masalah VH n WH, qt

akan respek n sensitif atas penambangan besar2an di Indonesia, kok bisa?,

trnyata klo qt mengabaikan sekecil apapun ibadah menuju keridloan Allah, dampaknya sangat luar

biasa, smg kekhawatiranq meleset, semoga, semoga,

ttp klo Allah ingin menunjukkan kebenaranNya, kebenaran Al Qur’an, aq sbg hamba Allah yg dloif

hnya tawakkal, smg Allah mengampuniq, mengampuni ilmuwan2 khususnya BMKG, pemimpin2

negeri ini, ulama2

Noto Nagoro, on 14 September 2012 at 21:33 said:

o ya tambahan lagi, libatkan juga alim ulama yg benar2 dalam keilmuwannya, yg mengenal n

menguasai banyak kitab, shg analisis para pakar bs sesuai dgn yg dimaksud Allah dan RasulNya,

n dimulai dgn niat yg lurus, menimba ilmu, bersaing dlm kebaikan, membawa maslahat utk umat,

smg dr qt, Allah tulis sebagai awal kemaslahatan bagi kaum muslimin seluruh dunia, Insya Allah

vieto, on 18 September 2012 at 09:17 said:

Baru paham bahwa ternyata prof harus rela turun gunung untuk membantu otoritas pemerintah

yang “diserang” duluan…kirain prof lah yang memulai, ternyata ini adalah reaksi. Cuman

serangan balik prof kayaknya gak kira2… ibarat memukul nyamuk di dahi dengan palu…Anyhow

tetaplah istiqomah untuk “menangkap” pemimpin lawan! kalau perlu lewat bantuan konselor

pihak ketiga karena serangan balik prof kayaknya telanjur melukai hati lawan, wasalam

agus, on 18 September 2012 at 11:07 said:

@Vieto

Datang darimana kesimpulan tersebut? Adalah pernyataan dari Pak Djamaluddin sendiri bahwa

sejak awal 1990-an beliau sudah mengkritik Muhammadiyah mengenai konsep WH secara

konsisten. Masih menurut pengakuan beliau, berkat kritik beliau di tahun 2003, Muhammadiyah

menambahkan syarat ijtima’ qablal ghurub dalam konsep wujudul hilalnya (catatan: pernyataan

hanya berdasar klaim Pak Djamaluddin semata, sedang literatur-literatur menyatakan syarat ini

ada sejak tahun 1968, pertama kali wujudul hilal dipakai secara resmi oleh Muhammadiyah).

vieto, on 18 September 2012 at 15:02 said:

@Agus, “serangan awal” yang saya maksud adalah pengumuman penetapan awal bulan baru dari

Muhammadiyah yang tanpa melalui sidang isbat sehingga dianggap mendahului otoritas

pemerintah. Blog ini kelihatannya adalah merupakan reaksi atas hal tsb. yang berusaha

memaparkan argumen dari sisi pemerintah agar diketahui masyarakat. Harapannya adalah agar

masyarakat tidak sekedar taklid melainkan jadi lebih mantap dengan dasar isbat pemerintah

meskipun diselisihi oleh ormas besar Muhammadiyah. Sekaligus untuk menunjukkan legitimasi

pemerintah atas ormas. Adapun mengenai substansi ikhtilaf sebaiknya kita kembalikan kepada

Prof Thomas vs Prof Syamsul Anwar dalam koridor ilmiah. Semoga Allah SWT membersihkan,

Hisab Imkan Rukyat Mudah dan Memberi Kepastian: Co... http://tdjamaluddin.wordpress.com/2012/08/15/hisab-im...

44 of 49 10/10/12 08:22

Page 45: Dokumentasi T. Djamaluddin - repo.unnes.ac.idrepo.unnes.ac.id/dokumen/astrodb/pdf/accurate-times.pdf · kalender hijrah khususnya yg berlaku di wilayah Indonesia agar umat Islam di

melembutkan, membukakan dan menyatukan hati mereka. Amien.

agus, on 18 September 2012 at 18:44 said:

@vieto

Kalau hanya itu “serangan” Muhammadiyah, maka maklumat penetapan hari raya sudah

dilakukan sejak dari dulu, waktu di mana Pak Djamaluddin tidak perlu “turun gunung” karena

beliau sendiri dapat doktor baru tahun 1994. Jadi saya tidak melihat bahwa teori “reaksi” ini

didukung oleh fakta yang ada.

Noto Nagoro, on 11 September 2012 at 23:02 said:

sebnarnya konsep yg digambarkan Prof Thomas dgn kriterianya Visibilitas Hilal sangat luar biasa

bagus, memang tepat utk kondisi semacam Indonesia, begitu pun Wujudul Hilal, keduanya tdk jauh

beda, Insya Allah, aq sangat menyukai turun ke lapangan mempraktekkan keduanya, ternyata sangat

mengasikkan, n q lihat keduanya sangat prospek utk dijadikan rujukan, aq sedang melakukan

penelitian pada 3 tempat di daerahq sendiri, ini akan sedikit membantu, perwakilan utk melihat waktu

seluruh dunia,

aq tadi berpikir, gimana membuat contoh yg tepat, begini, ada artis cantikTamara Blesinky di sekitarq,

sayang aq tdk bs melihatnya krn tersekat oleh papan lebih tinggi sedikit drpdq, sudut pandangq

trhadap papan bagian atas itu sekitar 1 derajat, mk agar q bs lihat si dia dibutuhkan sekitar 2 derajat

artinya aq lebih tinggi dr papan itu shg q bs lihat dia walo hanya ujung rambutnya saja, sorry aq

kebingungan cr contoh, kira2 yg q usulkan biar brkembang yg mana? WH atau VH, kondisiq makin

lama2 makin tinggi bukan badanq, tp bumi ini yg menjadikan tubuhq lebih tinggi, shg saat nnt aq

tidak melihat melainkan bulan dan matahari bersamaan tenggelam,

di Kediri menurut ahli Geografi ada tanah yg meninggi, spt calon anak gunung, mk ktk tanah

membentuk segitiga, ktk q mo mengecek ketinggian hilal sesuai kriteria, eh terhalang oleh tanah yg

meninggi, tdk tau sebelumnya, shg melihat hilal di bawah kriteria, ttp berani brsumpah klo lihat hilal,

susah menjelaskannya,

konsep keduanya sama2 hebat, ni semua gara2 bumi, ya gara2 bumi, semua gara2 bumi

Balas

Farhan Hamid, on 25 September 2012 at 14:14 said:

Di masjid At Taqwa tidak ada jamaah rutin yang bernama Noto Nagoro, yang sesuai dengan

penelusuran saya, anda memakai nama samaran tersebut, seperti selebaran tahun 2006, Klarifikasi

Notonagoro, yang diberikan ke beberapa Kyai di Jawa Timur, dan setahun lalu menggelindingkan

di tempat yang sama yang pada akhirnya “gagal”, benarkah sobat?

1. Teori Reboisasi Padang Pasir

2. Teori Hisabur Ru’yah

3. Teori Reproduksi Emas

4. Imunisasi DB

5. Lupa

yang tidak lain digelindingkan oleh putra Almarhum H. Mansyur Hadi (Ta’mir Masjid At Taqwa

dulu sekaligus tokoh Muhammadiyah di Kertosono), Aminul Wathon, M.PdI, juga kemungkinan

tidak jauh dari kacangnya, Muhammadiyah tulen,

benarkan saudaraku?

Noto Nagoro = Nama Jawa

Aminul Wathon = Nama Arab

36.

Hisab Imkan Rukyat Mudah dan Memberi Kepastian: Co... http://tdjamaluddin.wordpress.com/2012/08/15/hisab-im...

45 of 49 10/10/12 08:22

Page 46: Dokumentasi T. Djamaluddin - repo.unnes.ac.idrepo.unnes.ac.id/dokumen/astrodb/pdf/accurate-times.pdf · kalender hijrah khususnya yg berlaku di wilayah Indonesia agar umat Islam di

Noto Nagoro, on 25 September 2012 at 20:06 said:

ya nama samaran memang q pake yg pasti ilmuq akan sampe pd yg berhak bicara, kdang aq tanya pd

ahlinya bs jadi q akan menyampaikan seluruh ilmu apa yg q tahu slm ini, walo sustu saat dia bakal

mengatakan itu ilmunya, q emang da niat belajar di Surabaya melanjutkan S3, yg jelas para ahli banyak

disana, krn banyak masalah yg harus diselesaikan sesegera mungkin, fatal klo niatnya cr gelar doktor,

Balas

achakaduth, on 27 September 2012 at 09:09 said:

Pak Noto Nagoro ini orang aneh, omongannya ngelantur. Sepertinya ada masah dengan kepribadian.

Mungkin kepribadian ganda

Balas

37.

Noto Nagoro, on 28 September 2012 at 04:51 said:

Ya mungkin, pa enaknya q pake sebutan Rasulullah aja ya, sayang ktk q cek, dahiq tdk sebotak Prof

Thomas, n tdk semancung yg dimaksudkn Nabi, makanya q suka memakai n leboh percaya diri dgn

Nama Peneliti dr Malang or dr Kertosono ketimbang Noto Nagoro ato sebutan Nabi, krn k2nya menintut

bukti kemampuan memimpin, ya gitu deh

Balas

Noto Nagoro, on 28 September 2012 at 05:06 said:

Bukn njenengan aja yg menganggap q aneh, sini jg sama, sehrusnya buku ya, buatq itu 15%, 85% bawa

air, api, menangkap udara n mengecek bumiq pa habis digoyang ma mbak inul, wuih fokoknya

mengasikkan, telus q diskusikn dgn ahlinya, bnar2 asik jiddan

Balas

Noto Nagoro, on 28 September 2012 at 06:16 said:

Klo aja q diprmasalahkn spt th 2006 saat gempa Jogja trbukti, mk yg q harapkn pd Allah, nntnya fair

dipublikasikn scr fair, melibatkn seluruh pakar khususnya yg brkaitan dgn ilmu eksakta n geografi, n

jg harapannya sifat memaafkn dikedepankn n banyak2 istighfar, aq ja uda maafin MUI n Media saat

fatwa itu menggelinding, n skrg yg hrus dipokirkn, NEGERI ini

Balas

38.

achakaduth, on 28 September 2012 at 10:57 said:

Pak noto Negoro pasti sakti mandraguna toh ? Ada ramalan tahun 2013 gak?

Balas

39.

Noto Nagoro, on 29 September 2012 at 05:07 said:

Sorry, bedakn antara peneliti dgn peramal, peneliti melakukn prediksi brdasarkn ilmu yg juga trdpat pd

Al Qur’an Hadis sedangkn peramal brdasarkn kebatinan, BMKG uda sesuai dgn perintah Allah n

RasulNya, spt sy menunjukkn kekerungan accurate time apa pake ramalan, sorry besar, naudzubillahi

min dzalik, knp sy bersyukur melihat kasus 2006, fatwa MUI trnyata juga membungkam para peramal,

sayang itu tdk brlangsung lama, smg MUI langsung paham n menyadarinya n smg Allah memberi sifat

konsisten pd mrk, amiiin, sy baru paham klo 50 Brimob dr Jakarta tdk murni mengaji, n knp ya kok aq yg

dipaksa jd Ustad mrk, padahal yg mahal kan bamyak, kemana2 q diikuti, wajarlah namanya jg Ustadz,

40.

Hisab Imkan Rukyat Mudah dan Memberi Kepastian: Co... http://tdjamaluddin.wordpress.com/2012/08/15/hisab-im...

46 of 49 10/10/12 08:22

Page 47: Dokumentasi T. Djamaluddin - repo.unnes.ac.idrepo.unnes.ac.id/dokumen/astrodb/pdf/accurate-times.pdf · kalender hijrah khususnya yg berlaku di wilayah Indonesia agar umat Islam di

pas gue tidur eh mrk bilang yg menyadarknq klo mrk mencr seseorg “Khalifah, Khalifah, bangun

Khalifah!!!” Sayang q sj masih menyangsikn sebutan Nabi, apalagi sebutan Brimob, biarlah sejarahq

brjalan sesuwi taqdirNya

Balas

Noto Nagoro, on 29 September 2012 at 05:30 said:

Spt prnyataanq yg uda trhapus oleh Prof Thomas, wilayah yg ditempati cincin api jk tdk trjaga dgn

amanah, akan mengalami bencana besar, uda dibuat kere, kere udah abis difitnah didzolimi, n sesuai

teori RPP bs menjadikn bumi ini jg menelan penduduk, q sepaham dgn ilmuwan2 semacam BMKG

ketimbang peramal, apalagi kumpulanq saat ini adalah para ahli di bidang eksak n geografi, buat

software, uji coba pupuk, mengamati awan dll,fokoknya buuuuanyak foooool, Insya Allah kagak rugi

berdiskusi d forumq, trmasuk ngebahas bbrp prmasalahan yg bs saja trjadi, masalah negeri ini

Balas

Noto Nagoro, on 29 September 2012 at 05:55 said:

H Mansyur Hadi walo organisasinya Muhammadiyah untuk masalah sholat tdk prnah mengabaikn

namanya ru’yah, walo itu Muhammadiyah n NU ato pun lainnya cenderung pd kalender, dia juga tdk

mengesampingkan hisab, dia jago buanget matematika, sarannya jam sholat bs dimanipulasi olrh

tangan2 jahil manusia, ato baterenya habis, tp prputaran matahari n bulan tdk bs dimanipulasi,

makanya kita harus waktu sholat yg tepat n berusaha di awal waktu, smg Allah memberikan pahala

terus menerus pdnya sbg org yg awal mmbahas masalah Islam, amiiin

Balas

Noto Nagoro, on 5 Oktober 2012 at 11:39 said:

Ada kabar baik untuk saudaraq kaum muslimin, ayat wassyamsu tajrii limustaqorillaha, akan kami

ungkap doakan, trnyata ayat tsb scr tdk langsung membawa kebaikan n memperjelas bagaimana cata

memulihkan ozon ini bs membantu dunia

Balas

Noto Nagoro, on 5 Oktober 2012 at 16:22 said:

Subhanallah, munculnya gas metan akan menambah tugas tim hisab n ru’yah semakin sering

memprbaharui hitungannya, asyik kan Prof,

Smg Allah mendatangkan gempa2 kecil sesering mungkin d negeri ini, amiiin

Balas

41.

hanief, on 5 Oktober 2012 at 15:21 said:

maaf pak, menurut saya ada 2 kejanggalan yang sangat mengganggu dalam tulisan bapak ini yang bisa

saja menyesatkan banyak orang:

- pertama, judul tulisan ini adalah “hisab imkan rukyat mudah dan memberi kepastian idul fitri 1433″.kesan yang timbul setelah membaca judul tersebut adalah seolah-olah metode selain hisab imkan rukyat

sulit dilakukan dan tidak memberi kepastian idul fitri. padahal saya rasa tidaklah seperti itu. hisab

wujudul hilal yang bapak bilang usang itu juga mudah dilakukan dan memberi kepastian sama

akuratnya. sekarang ini, data peristiwa konjungsi bulan sudah dapat diperoleh dengan mudah melalui

internet.

42.

Hisab Imkan Rukyat Mudah dan Memberi Kepastian: Co... http://tdjamaluddin.wordpress.com/2012/08/15/hisab-im...

47 of 49 10/10/12 08:22

Page 48: Dokumentasi T. Djamaluddin - repo.unnes.ac.idrepo.unnes.ac.id/dokumen/astrodb/pdf/accurate-times.pdf · kalender hijrah khususnya yg berlaku di wilayah Indonesia agar umat Islam di

- kedua, ketidaksesuaian antara judul dan isinya. saya benar-benar tidak mengira kalau tulisan ini

berisikan tentang bagaimana menggunakan program accurate times untuk melihat peta visibilitas hilal di

seluruh dunia.

usulan saya, mungkin akan lebih pas kalau judulnya diubah menjadi “bagaimana menggunakan program

accurate times untuk mengetahui visibilitas hilal.” namun akan lebih baik lagi kalau bapak membuat

tulisan yang berjudul “menentukan awal bulan hijriah dengan accurate times sangat mudah” yang

berisikan bagaimana menggunakan program accurate times untuk menentukan awal bulan berdasarkan

imkan rukyat DAN wujudul hilal. karena dalam program itu kita juga bisa mengetahui jadwal fase-fase

bulan dalam bagian “moon phases.” dari jadwal tersebut kita bisa lihat kapan bulan mengalami konjungsi

(new moon), sehingga kita bisa tahu kapan terjadinya awal bulan di kalender hijriah. apabila konjungsi

terjadi setelah matahari terbenam, maka bulan barunya adalah sore keesokan harinya. apabila terjadi

sebelum matahari terbenam, bulan barunya adalah sore itu juga (atau tergantung kriteria yang

digunakan).

sekian, terima kasih.

Balas

tdjamaluddin, on 5 Oktober 2012 at 17:30 said:

Selama ini dipersepsikan seolah hisab itu hanya wujudul hilal dan seolah dengan hisab wujudul hilal

saja orang bisa membuat kalender sekian ratus tahun ke depan. Itu yang muncul di media massa dari

pernyataan seorang tokoh. Opini seperti itu seolah menafikkkan hisab yang lebih mendekati rukyat

yang dipersepsikan seolah imkan rukyat itu hanya untuk rukyat sesaat dan seoalh imkan rukyat itu

sulit. Tulisan itu saya buat untuk memberi edukasi bahwa hisab imkan rukyat itu mudah. Salah satu

contoh yang bisa didownload oleh pembaca saya berikan dari accurate time. Masih banyak software

lain yang bisa digunakan para astronom dan peminat hisab rukyat. Accurate Time hanyalah contoh

yang mudah diperoleh di internet.

Balas

Noto Nagoro, on 5 Oktober 2012 at 20:23 said:

Hmm, truskan VH dgn accurate time nya klo bs akuratkn dgn kemampuan njenengan Prof, di sini sy

juga mencoba membaca bbrp perintah pemrograman VH, qt bersaing Prof, q d sini mengkonversikan

WH k dalam software, ya lumayan ribet, krn harus digabungkan dgn fenomena2 bumi, q lihat VH

maupun WH prlu direvisi, q brharap Allah memudahkan merevisi WH krn d sini mayoritas saudara

muslim dr organisasi Muhammadiyah, krn seblum q publikasikn q menemui bbrp ahli di bidang

matematika, geografi n fisika shg tdk akan trjadi spt dulu

Balas

Noto Nagoro, on 5 Oktober 2012 at 20:50 said:

Kesalahan dulu q dahulukan mengungkap Aceh k bbrp org yg tdk tepat, skrg beda pelan tp pasti,

pelan tp mampu jaga hati, n q cenderung menjadi murid n penanya liar

Noto Nagoro, on 5 Oktober 2012 at 21:27 said:

Sebnarnya kasus WH tdk hanya brtumpu pd tenggelam n qoblal ghurub, ada lagi masalah lain yg lebih

sesuatu n org ttt saja yg q britahu yg bs jaga rahasia n Insya Allah brkembang nnt, tdk mungkin q buka

dlm forum ini, bs2 Muhammadiyah ditonjok lagi

Balas

Hisab Imkan Rukyat Mudah dan Memberi Kepastian: Co... http://tdjamaluddin.wordpress.com/2012/08/15/hisab-im...

48 of 49 10/10/12 08:22

Page 49: Dokumentasi T. Djamaluddin - repo.unnes.ac.idrepo.unnes.ac.id/dokumen/astrodb/pdf/accurate-times.pdf · kalender hijrah khususnya yg berlaku di wilayah Indonesia agar umat Islam di

Blog pada WordPress.com. Tema: Digg 3 Column oleh WP Designer.

Ikuti

Follow “******************** Dokumentasi T. Djamaluddin ********************

========================================================

_____ Berbagi ilmu untuk pencerahan dan inspirasi _____”

Powered by WordPress.com

Hisab Imkan Rukyat Mudah dan Memberi Kepastian: Co... http://tdjamaluddin.wordpress.com/2012/08/15/hisab-im...

49 of 49 10/10/12 08:22