dokumen

28
BAB I Dasar Teori 1.1 Tanda Vital (Vital Sign) Tanda-tanda ‘vital’, adalah petunjuk penting ‘kondisi kerja’ beberapa bagian tubuh, yang dituangkan dalam bentuk ‘angka’. Berapa angka yang normal sebenarnya sangat bervariasi dari waktu ke waktu, dari jam ke jam, dan dari hari ke hari. Tanda vital merupakan gabungan dua kata, yaitu tanda dan vital, yang merupakan terjemahan istilah bahasa inggris yaitu vital sign. Vital sign adalah suatu tanda yang sifatnya objektif yang dapat berubah setiap saat yang mencerminkan hidup. Tanda vital merupakan cara yang cepat dan efisien untuk memantau kondisi klien dan mengidentifikasi masalah dan mengevaluasi respon klien terhadap intervensi teknik dasar (Patricia , 2005). Pengukuran tanda-tanda vital memberikan informasi yang berharga terutama mengenai status kesehatn pasien secara umum. Tanda-tanda vital meliputi (i) temperatur/suhu tubuh (ii) denyut nadi (iii) laju pernafasan/respirasi (iv) tekanan darah. (v) berat badan dan tinggi badan

description

dokumen

Transcript of dokumen

Page 1: dokumen

BAB I

Dasar Teori

1.1 Tanda Vital (Vital Sign)

Tanda-tanda ‘vital’, adalah petunjuk penting ‘kondisi kerja’ beberapa bagian tubuh,

yang dituangkan dalam bentuk ‘angka’. Berapa angka yang normal sebenarnya sangat

bervariasi dari waktu ke waktu, dari jam ke jam, dan dari hari ke hari. Tanda vital merupakan

gabungan dua kata, yaitu tanda dan vital, yang merupakan terjemahan istilah bahasa inggris

yaitu vital sign. Vital sign adalah suatu tanda yang sifatnya objektif yang dapat berubah

setiap saat yang mencerminkan hidup. Tanda vital merupakan cara yang cepat dan efisien

untuk memantau kondisi klien dan mengidentifikasi masalah dan mengevaluasi respon klien

terhadap intervensi teknik dasar (Patricia , 2005).

Pengukuran tanda-tanda vital memberikan informasi yang berharga terutama

mengenai status kesehatn pasien secara umum. Tanda-tanda vital meliputi (i) temperatur/suhu

tubuh

(ii) denyut nadi

(iii) laju pernafasan/respirasi

(iv) tekanan darah.

(v) berat badan dan tinggi badan

Pengukuran ini harus dibandingkan dengan rentang normal sesuai usia pasien dan

hasil pengukuran sebelumnya, jika ada.

1.1.1 Pengukuran Tekanan Darah

Tekanan darah adalah tekanan di dalam pembuluh darah ketika jantung

memompakan keseluruh tubuh. Umumnya semakin rendah tekanan darah, semakin sehat

anda untuk jangka panjang (kecuali dalam kondisi tertentu ketika tekanan darah sangat

rendah merupakan bagian suatu penyakit). Darah mengambil oksigen dari dalam paru-paru.

Page 2: dokumen

Darah yang mengandung oksigen ini memasuki jantung dan kemudian dipompakan keseluruh

bagian tubuh melalui pembuluh darah yang disebut arteri. Pembuluh darah yang lebih besar

bercabang-cabang menjadi pembuluh-pembuluh darah yang lebih kecil hingga berukuran

mikroskopik, yang akhirnya membentuk jaringan yang terdiri dari pembuluh-pembuluh darah

yang sangat kecil yang disebut kapiler. Jaringan ini mengalirkan darah ke sel-sel tubuh dan

menghantarkan oksigen untuk menghasilkan energi yang dibutuhkan demi kelangsungan

hidup. Kemudian darah yang tidak beroksigen kembali ke jantung melalui pembuluh darah

vena, dan dipompa kembali ke paru-paru untuk mengambil oksigen lagi.

Saat jantung berdetak, otot jantung berkontraksi untuk memompakan darah ke seluruh

tubuh. Tekanan tertinggi berkontraksi dikenal sebagai tekanan sistolik. Kemudian otot

jantung rileks sebelum kontraksi berikutnya, dan tekanan ini paling rendah, yang dikenal

sebagai tekanan diastolik. Tekanan sistolik dan diastolik ini diukur ketika Anda

memeriksakan tekanan darah. Tekanan sistolik dan diastolik bervariasi untuk tiap individu.

Namun, secara umum ditetapkan, tekanan darah normal untuk orang dewasa ( ≥18 tahun)

adalah 120/80, angka 120 disebut tekanan sistolik, dan angka 80 disebut tekanan diastolik.

Tekanan darah seseorang dapat lebih atau kurang dari batasan normal. Jika melebihi nilai

normal, orang tersebut menderita tekanan darah tinggi/hipertensi. Sebaliknya, jika kurang

dari nilai normal, orang tersebut menderita tekanan darah rendah/hipotensi.

Cara pengukuran tekanan darah dapat dilakukan dengan 2 cara, yaitu:

a. Cara Palpasi (metode Riva Rocci)

Segala bentuk pakaian harus dilepaskan dari lengan atas dan manset dipasang dengan

ketat dan sempurna pada lengan. Bila manset tidak terpasang dengan ketat maka dapat

diperoleh pembacaan yang abnormal tinggi. Saluran karet dari manset kemudian

dihubungkan dengan manometer. Sekarang rabalah arteri radialis pada pergelangan tangan

orang coba dan tekanan dalam manset kemudian diturunkan dengan memutar tombol pada

pompa perlahan-lahan yaitu dengan kecepatan kira-kira 3 mm/detik. Saat dimana denyut

arteri radialis teraba kembali menunjukkan tekanan darah sistolis. Dengan metode ini tidak

dapat ditentukan tekanan darah diastole. Metode palpasi harus dilakukan sebelum melakukan

auskultasi untuk menentukan tinggi tekanan sistolis yang diharapkan.

b. Cara Auskultasi

Page 3: dokumen

Metode ini pertama-tama diperkenalkan oleh seorang dokter Rusia yaitu Korotkoff

pada tahun 1905. Kedua tekanan sistolik dan diastolik dapat diukur dengan metode ini,

dengan cara mendengar (auskultasi) bunyi yang timbul pada arteri brachialis yang disebut

bunyi Korotkoff. Bunyi ini terjadi akibat timbulnya aliran turbulen dalam arteri yang

disebabkan oleh penekanan manset pada arteri tersebut. Dalam cara auskultasi ini harus

diperhatikan bahwa terdapat suatu jarak paling sedikit 5 cm, antara manset dan tempat

meletakkan stetoskop. Kemudian pompalah manset sehingga tekanannya melebihi tekanan

sistolis (yang diketahui dari palpasi). Turunkanlah tekanan manset perlahan-lahan sambil

meletakkan stetoskop di atas arteri brachialis pada siku. Mulamula tidak terdengar suatu

bunyi kemudian akan terdengar bunyi mengetuk yaitu ketika darah mulai melewati arteri

yang tertekan oleh manset sehingga terjadilah turbulensi. Bunyi yang terdengar disebut bunyi

Korotkoff dan dapat dibagi dalam lima fase yang berbeda, yaitu:

a) Fase I; Timbulnya dengan tiba-tiba suatu bunyi mengetuk yang jelas

dan makin lama makin keras sewaktu tekanan neburun

10-14 mmHg berikutnya. Ini disebut pula nada letupan.

b) Fase II; Bunyi berubah kualitasnya menjadi bising selama penurunan

tekanan 15-20 mmHg berikutnya.

c) Fase III; Bunyi sedikit berubah dalam kualitas tetapi menjadi lebih

jelas dan keras selama penurunan tekanan 5-7 mmHg berikutnya.

d) Fase IV; Bunyi meredam (melemah) selama penurunan 5-6 mmHg

berikutnya. Setelah itu bunyi menghilang.

Permulaan dari Fase I yaitu dimana bunyi mula-mula terdengar merupakan tekanan

sistolik. Permualaan Fase IV atau Fase V merupakan tekanan diastolik, dengan perbadaan

sebagai berikut: Fase IV terjadi pada tekanan 7- 10 mmHg lebih tinggi daripada tekanan

diastole intra arterial yang diukur secara langsung. Fase V terjadi pada tekanan yang sangat

mendekati tekanan diastolik intra arterial pada keadaan istirahat. Pada keadaan latihan otot

atau keadaan yang meningkatkan aliran darah, maka Fase V lebih tepat digunakan sebagai

Index tekanan diastolik.

Kategori Sistole Diastole

Page 4: dokumen

Hipotensi < 90 mmhg < 60 mmhg

Optimal < 120 mmhg < 80 mmhg

Normal ,< 130 mmhg < 85 mmhg

Normal tinggi 130 – 139 mmhg 85 – 89 mmhg

Stadium 1

(Hipertensi Ringan)140 – 159 mmhg 90 – 99 mmhg

Stadium 2

(Hipertensi sedang)160 – 179 mmhg 100 – 109 mmhg

Stadium 3

(Hipertensi berat)180 – 209 mmhg 110 – 119 mmhg

Stadium 4

(Hipertensi ringan)≥ 210 mmhg ≥ 120 mmhg

Tekanan darah dapat mengalami kelainan patologis atau keadaan faal tertentu seperti :

- Tekanan darah rendah (Hipotensi) adalah kondisi abnormal dimana tekanan darah

seseorang jauh lebih dari pada biasanya. Yang dapat menyebabkan gejala pusing/tidak

bisa berpikir secara jernih atau bergerak dengan mantap (light headedness). Jika

tekanan darah terlampau rendah, aliran darah ke jantung, otak, dan organ vital lainnya

tidak cukup.

- Tekanan darah tinggi (Hipertensi) disebut sebagai ’pembunuh bisu’ karena biasanya

tidak menimbulkan gejala-gejala sampai pada tahap lanjut penyakit. Pembuluh darah

mirip dengan tabung karet yang mengalirkan darah terus menerus ke manapun

dibutuhkan. Arteri, yang mengalirkan darah ke luar dari jantung, harus menahan

tekanan yang tinggi ketika darah dipompakan ke luar. Jika tekanan darah lebih tinggi

daripada biasanya selama bertahun-tahun, seperti pada hipertensi yang tidak diobati,

Sumber : WHO – Internasional, European & British Hypertensional Society (2004)

Page 5: dokumen

pembuluh darah tersebut menjadi rusak. Lapisan pada arteri dapat menjadi kasar dan

tebal, dan pada akhirnya menimbulkan penyempitan sehingga menjadi kurang lentur

daripada sebelumnya. Hal ini dikenal sebagai arteriosklerosis. Jika arteri menjadi

terlalu sempit, darah tidak dapat melaluinya dengan benar, dan bagian tubuh yang

bergantung pada arteri tersebut untuk mendapatkan darah mengalami kekurangan

darah dan oksigen yang dibutuhkan. Ketika arteri menyempit terjadi peningkatan

kecenderungan darah membeku (trombosis), yang dapat menyebabkan penyumbatan

total pada areteri sehingga bagian tubuh yang dilayaninya menjadi mati. Jika jantung

atau otak yang terkena dampaknya, bagian yang mati disebut infark.

1.1.2 Pengukuran Denyut Nadi

Nilai denyut nadi merupakan indikator untuk menilai system kardiovaskular. Denyut

nadi dapat diperiksa dengan mudah menggunakan jari tangan (palpasi) atau dapat juga

dilakukan de¬ngan alat elektronik yang sederhana maupun canggih. Pemeriksaan denyut nadi

dapat dilakukan pada daerah arteri radialis pada pergelangan tangan, arteri brakhialis pada

siku bagian dalam, arteri karotis pada leher, arteri temporalis, arteri femoralis, arteri dorsalis

pedis, dan pada arteri frontalis pada bayi.

Jumlah denyut nadi yang normal berdasarkan usia seseorang adalah:

Bayi baru lahir : 140 kali per menit

Umur di bawah umur 1 bulan : 110 kali per menit

Umur 1 - 6 bulan : 130 kali per menit

Umur 6 - 12 bulan : 115 kali per menit

Umur 1 - 2 tahun : 110 kali per menit

Umur 2 - 6 tahun : 105 kali per menit

Umur 6 - 10 tahun : 95 kali per menit

Umur 10 - 14 tahun : 85 kali per menit

Umur 14 - 18 tahun : 82 kali per menit

Umur di atas 18 tahun : 60 - 100 kali per menit

Usia Lanjut :60 - 70 kali per menit

Jika jumlah denyut nadi di bawah kondisi normal, maka disebut pradicardi. Jika

jumlah denyut nadi di atas kondisi normal, maka disebut tachicardi.

Page 6: dokumen

Tempat-tempat menghitung denyut nadi adalah:

Ateri radialis : Pada pergelangan tangan

Arteri temporalis : Pada tulang pelipis

Arteri caratis : Pada leher

Arteri femoralis : Pada lipatan paha

Arteri dorsalis pedis : Pada punggung kaki

Arteri politela : pada lipatan lutut

Arteri bracialis : Pada lipatan siku

Ictus cordis : pada dinding iga, 5 – 7

1.1.3 Suhu tubuh

Nilai hasil pemeriksaan suhu merupakan indi¬kator untuk menilai keseimbangan antara pembentukan dan pengeluaran panas. Nilai ini akan menunjukkan peningkatan bila pengeluaran panas meningkat. Kondisi demikian dapat juga disebabkan oleh vasodilatasi, berkeringat, hiperventilasi dan lain-lain. Demikian sebaliknya, bila pembentukan panas meningkat maka nilai suhu tubuh akan menurun. Kondisi ini dapat dilihat pada peningkatan metabolisme dan kontraksi otot. Pengukuran suhu tubuh dapat dilakukan secara oral, rektal, dan aksila.

Teori Dasar Suhu Tubuh

Suhu tubuh normal seseorang bervariasi, tergantung pada jenis kelamin, aktivitas,

lingkungan, makanan yang dikonsumsi, gangguan organ, waktu. Suhu tubuh normal, menurut

American Medical Association, dapat berkisar antara 97,8 derajat  Fahrenheit, atau setara

dengan 36,5 derajat Celsius sampai 99 derajat Fahrenheit atau 37,2 derajat Celcius.

Suhu tubuh seseorang dapat diambil melalui :

1. Melalui Oral / Mulut

Suhu dapat diambil melalui mulut baik menggunakan termometer kaca klasik atau

yang lebih modern termometer digital yang menggunakan probe elektronik untuk

mengukur suhu tubuh.

2. Melalui Rektal / Anus

Suhu yang diambil melalui dubur (menggunakan termometer gelas atau termometer

digital) cenderung 0,5-0,7 derajat lebih tinggi daripada ketika diambil oleh mulut.

Page 7: dokumen

3. Melalui Aksilaris / Ketiak

Temperatur dapat diambil di bawah lengan dengan menggunakan termometer gelas

atau termometer digital. Suhu yang diambil oleh rute ini cenderung 0,3-0,4 derajat

lebih rendah daripada suhu yang diambil oleh mulut.

4. Melalui Telinga

Termometer khusus dengan cepat dapat mengukur suhu gendang telinga, yang

mencerminkan suhu inti tubuh (suhu dari organ-organ internal).

Mungkin suhu tubuh abnormal karena demam (suhu tinggi) atau hipotermia (suhu

rendah). Demam ditandai ketika suhu tubuh meningkat di atas 37 derajat Celsius

secara oral  atau 37,7 derajat Celsius melalui dubur, menurut American Medical

Association. Hipotermia didefinisikan sebagai penurunan suhu tubuh di bawah 35

derajat Celsius.

Tempat untuk mengukur suhu badan seseorang adalah:

- Ketiak/ axilea, pada area ini termometer didiamkan sekitar 10 - 15 menit

- Anus/ dubur/ rectal, pada area ini termometer didiamkan sekitar 3 - 5 menit

- Mulut/oral, pada area ini termometer didiamkan sekitar 2 - 3 menit

Seseorang dikatakan bersuhu tubuh normal, jika suhu tubuhnya berada pada 36oC -

37,5oC. Seseorang dikatakan bersuhu tubuh rendah (hypopirexia/hypopermia), jiak suhu

tubuhnya < 36oC Seseorang dikatakan bersuhu tubuh tinggi/panas jika:

- Demam : Jika bersuhu 37,5 oC - 38oC

- Febris : Jika bersuhu 38oC - 39oC

- Hypertermia : Jika bersuhu > 40oC

1.1.4 Pengukuran Frekuensi Nafas

Pola pernapasan adalah:

- Pernapasan normal (euphea)

- Pernapasan cepat (tachypnea)

- Pernapasan lambat (bradypnea)

- Sulit/sukar bernapas (oypnea)

Page 8: dokumen

Jumlah pernapasan seseorang adalah:

- Bayi : 30 - 40 kali per menit

- Anak : 20 - 50 kali per menit

- Dewasa : 16 - 24 kali per menit

1.1.5 Teori Dasar Berat dan Tinggi Badan

Pengukuran fisik Tinggi Badan (TB) dan Berat Badan (BB) sangat diperlukan dalam

memperoleh informasi tambahan yang menegakkan diagnosis, terutama yang berkaitan

dengan hormonal metabolic. Pemeriksaan TB harus dilakukan dengan posisi berdiri. Berat

badan seringkali diperbandingkan dengan Berat Badan Ideal

Berat badan ideal wanita :

BBideal maks wanita = Tinggi Badan (TB) – 110

BBideal min wanita = BBideal maks – (BBideal maks x 10%)

Berat badan ideal pria :

BBideal maks pria = Tinggi Badan (TB) – 110

BBideal min pria= BBideal maks – (BBideal maks x 10%)

Selain itu, pengukuran TB dan BB dapat juga digunakan untuk mengetahui indeks

Masa Tubuh = IMT (Body Mass Index) yang dapat digunakan untuk memprediksi kesehatan

penderita

Klasifikasi IMT/BMI

BB sangat kurus (kurus beresiko) = IMT < 18,5 kg/m2

BB kurang (kurus) = IMT < 18,5 kg/m2

BB normal = 18,5 – 24,9 kg/m2

BB berlebih (agak gemuk) = 25,0 – 29,9 kg/m2

Obesitas kelas 1 (gemuk) = 30,0 – 34,9 kg/m2

Obesitas kelas 2 (sangat gemuk) = 35,0 – 39,9 kg/m2

Ekstrem obes / obesitas kelas 3 = >40,0 kg/m2

Page 9: dokumen

BAB II

2.1 HASIL PERCOBAAN

2.1.1 Pengukuran Tekanan Darah (mmHg)

Orang Parameter Sphygmomanometer Aneroid Digital

Page 10: dokumen

I II III Rerata I II III Rerata I II III rerata

Ke-1 Tangan

kanan

123 /

85

120 /

82

121 /

83

120 /

78

120 /

78

120 /

78

100 /

70

105 /

70

103 /

70

Tangan

kiri

124 /

80

124 /

85

124 /

82

120 /

78

120 /

78

120 /

78

110 /

80

110 /

80

110 /

80

Ke-2 Tangan

kanan

100 /

70

100 /

70

100 /

70

100 /

60

100 /

62

82 /

48

100 /

68

101 /

57

102 /

79

Tangan

kiri

99 /

70

98 /

70

98 /

70

110 /

70

110 /

70

92 /

62

107 /

69

101 /

56

111 /

79

2.1.2 Pengukuran Sikap Tubuh (mmHg)

Orang Parameter Berbaring Duduk Berdiri

I II III rerata I II III Rerata I II III rerata

Ke-1 Tangan

kanan

111 /

69

108 /

66

109 /

67

124 /

68

120 /

61

120 /

78

124 /

68

120 /

61

122 /

64

Tangan

kiri

114 /

70

110 /

70

112 /

70

113 /

64

110 /

58

120 /

78

113 /

64

110 /

58

111 /

61

Ke-2 Tangan

kanan

90 /

53

89 /

47

88 /

50

82 /

48

81 / 100 /

61

82 /

48

81 /

44

81 /

46

Tangan

kiri

98 /

51

92 /

48

92 /

47

92 /

62

110 /

70

110 /

70

92 /

68

91 /

52

91 /

57

2.1.2 Pengaruh Latihan

orang parameter Nadi(kali/menit)

Sistole(mmHg)

Diastole(mmHg)

Ke-1 3 menit pertama 89 152 84

6 menit 97 147 90

Page 11: dokumen

9 menit 108 159 95

11 menit 96 144 82

Ke-2 3menit pertama 114 118 76

6 menit 99 125 74

9 menit 91 130 81

11 menit 105 132 72

2.1.3 Pengaruh Stress : Cold Pressure Test

Orang Parameter Sistole (mmHg) Diastole (mmHg)

Ke-1 Pra Stress 120 80

30 detik 125 80

60 detik 139 98

2.1.4 Pengukuran Denyut Nadi

Posisi Dilakukan pada Denyut (kali)

Duduk A.Brachialis 78

A.Carotis 100

A.Radialis 93

Berdiri A.Brachialis 77

A.Carotis 108

A.Radialis 99

Berbaring A.Brachialis 70

A.Carotis 90

A.Radialis 89

2.1.5 Pengukuran Frekuensi Nafas

Page 12: dokumen

Orang coba : Yusron (laki-laki)

18 kali per menit

2.1.6 Pengukuran Suhu Tubuh

Percobaan Oral (ºC) Ketiak (ºC)

I 37,1 36,6

II 37,2 36,7

2.1.7 Pengukuran Tinggi Badan dan Berat Badan

Nama BB (kg) TB (m) Bbmaks

(kg)

Bbmin

(kg)

IMT

(kg/m²)

Klasifikasi

Medina 45 1,55 45 41,5 18,7 Normal

Fikhih 50 1,56 46 41,4 20,54 Normal

Annisa 49 1,56 46 41,4 20,13 Normal

Yusron 54 1,68 58 52,2 19,13 Normal

Nazala 50 1,52 42 37,8 21,64 Normal

Rina 49 1,60 50 45 19,14 Normal

2.2 PERTANYAAN PERCOBAAN

2.2.1 Tekanan Darah

1. Apakah ada perbedaan hasil pengukuran darah dilakukan dengan tensimeter

konvensional dan digital ?

Jawab : Ada.

2. Apakah ada perbedaan hasil pengukuran darah dilakukan dengan lengan kanan dan

kiri ?

Jawab : Ada.

3. Apakah ada perbedaan hasil darah dilakukan dengan tensimeter konvesional dan

digital ?

Jawab : Ada.

Page 13: dokumen

4. Apakah ada perbedaan hasil pengukuran A.Radialis, A. Karotis,dan A.brachialis ?

Jawab : Ada.

5. Apakah ada perbedaan tekanan darah yang diukur dengan perbedaan posisi ? jelaskan

mengapa ?

Jawab : ada , karena perbedaan posisi dapat mempengaruhi besar atau kecilnya

tekanan darah. Apabila kita dalam posisi berbaring memiliki tekanan darah paling

rendah dari pada posisi duduk dan berdiri. Semakin kita banyak mengeluarkan energi

maka semakin meningkat pula tekanan darah dalam tubuh kita.

6. Sebutkan faktor apa saja yang mempengaruhi tekanan darah ?

Jawab : Pengaruh sikap tubuh, pengaruh latihan, dan pengaruh stress.

7. Jelaskan kemungkinan yang dapat terjadi di bidang kedokteran gigi jika penderita

tidak dilakukan pengukuran tanda-tanda vital terlebih dahulu ?

Jawab : Apabila tanpa dilakukan pengukuran tanda-tanda vital terlebih dahulu maka

akan mempengaruhi proses pemeriksaan ataupun pada tahap perawatan. Karena

pengukuran tanda-tanda vital merupakan bagian mekanisme diagnosa di bidang

kedokteran.

2.2.2 Denyut Nadi

1. Mengapa mahasiswa kedokteran gigi harus mengukur denyut nadi sebelum

melakukan tindakan operatif ?

Jawab : Denyut nadi merupakan indikasi dari denyut jantung. Penghitungan denyut

nadi sangat diperlukan dalam bidang kedokteran gigi karena mengetahui denyut nadi

otomatis kita akan mengetahui tekanan darah. Apabila denyut nadi cepat makan

tekanan darah dalam tubuh meningkat sehingga pasien tidak diperbolehkan

dilakukannya tindakan operatif sebelum denyut nadi normal yang secara otomatis

juga mengakibatkan tekanan darah kembali normal.

2. Faktor apa saja yang mempengaruhi denyut nadi ?

Jawab : Berolahraga, sakit, trauma dan emosi.

3. Apakah ada perbedaan pengukuran denyut nadi pada berbagai posisi tubuh ? Jelaskan

mengapa !

Jawab : Ada, karena posisi tubuh kita menentukan tingkatan energi yang dikeluarkan

oleh tubuh. Semakin banyak energi yang kita keluarkan maka akan mempercepat

denyut nadi kita. Sebaliknya jika kita dalam keadan istirahat maka denyut nadi kita

akan kembali pada keadaan stabil.

Page 14: dokumen

4. Mengapa saat bekerja denyut nadi meningkat ?

Jawab : Karena bekerja dapat mengeluarkan energi yang besar sehingga akan

meningkatkan kecepatan dari denyut nadi.

5. Bagaimana cara menentukan denyut nadi maksimal dan optimal ?

Jawab : Denyut nadi maksimal adalah maksimal denyut nadi yang dapat dilakukan

pada saat melakukan aktivitas maksimal. Jadi denyut nadi akan berkontraksi

maksimal ketika kita melakukan aktifitas maksimal.

2.2.3 Suhu tubuh

1. Mengapa pengukuran suhu tubuh di ketiak berbeda ? Berapa perbedaannya ?

Jelaskan !

Jawab : Karena semakin dalam daerah yang kita ukur suhunya, maka suhu tubuh

semakin hangat. Perbedaan penghitungan suhu pada ketiak berbeda 0,60C

2. Kapan harus melakukan pengukuran suhu tubuh di rongga mulut atau pengukuran di

bagian tubuh lain ?

Jawab : Suhu tubuh dapat terjadi variasi dalam sehari. Suhu tubuh tertinggi pada jam

8.00 – 11.00 dan terendah 4.00 – 6.00 pagi.

2.2.4 Pengukuran Tinggi Badan dan Berat Badan

1. Apakah pengukuran TB dan BB diperlukan di bidang kedokteran gigi ? Jelaskan

untuk apa !

Jawab : pengukuran TB dan BB sangat diperlukan di bidang kedokteran gigi. Karena

dengan kita mengetahui TB dan BB maka kita dapat menghitung indeks masa tubuh.

Indeks masa tubuh. Indeks masa tubuh digunakan untuk memprediksi kesehatan

penderita.

2. Apakah akibat jika seseorang termasuk kurus beresiko dan apa pula akibat bagi yang

terlalu gemuk ? Jelaskan !

Jawab : jika seseorang terlalu kurus (kurus beresiko) maka kondisi tubuh seperti

itulah yang mengakibatkan tubuh lemah dan mudah terserang penyakit. Sedangkan

jika terlalu gemuk (obesitas) maka dalam tubuh akan tertimbun banyak lemak yang

mengakibatkan penyempitanb pada jantung sehingga jantung tidak bekerja optimal.

Page 15: dokumen

BAB III

PEMBAHASAN

Pada praktikum kali ini kami melakukan berbagai macam percobaan yaitu,

pengukuran tekanan darah secara palpasi dan auskultasi, pengaruh posisi tubuh terhadap

denyut nadi dan tekanan darah,pengaruh suhu, serta pengaruh aktivitas fisik terhadap denyut

Page 16: dokumen

nadi dan tekanan darah. Pada percobaan ini kami menggunakan arteri radialis dextra dan

arteri brachialis dextra karena denyut pada tempat tersebut sangat besar sekali.

1. Pengaruh Sikap tubuh Terhadap tekanan darah

Pada percobaan ini, kami memberikan 3 perlakuan yaitu berbaring telentang, duduk,

dan berdiri dimana masing-masing perlakuan dilakukan pada dua orang berbeda 2 kali percobaan

pada tangan kanan dan kiri. Pada orang pertama tangan kanan memiliki tekanan darah 111/69

mmHg, dan 108/66 mmHg dengan rerata 109/67 mmHg pada saat berbaring. Pada orang kedua

tangan kanan memiliki tekanan darah 90/53 mmHg, dan 87/50 mmHg dengan rerata 88/50

mmHg pada saat berbaring. Pada orang pertama tangan kanan memiliki tekanan darah 124/68

mmHg, dan 120/61 mmHg dengan rerata 122/64 mmHg pada saat duduk. Pada orang kedua

tangan kanan memiliki tekanan darah 82/48 mmHg, dan 81/44 mmHg dengan rerata 81/46

mmHg pada saat duduk. Pada orang pertama tangan kanan memiliki tekanan darah 100/70

mmHg, dan 105/70 mmHg dengan rerata 102/70 mmHg pada saat berdiri. Pada orang kedua

tangan kanan memiliki tekanan darah 100/68 mmHg, dan 101/57 mmHg dengan rerata 100/63

mmHg pada saat berdiri. Pada orang pertama tangan kiri memiliki tekanan darah 114/70 mmHg,

dan 110/70 mmHg dengan rerata 112/70 mmHg pada saat berbaring. Pada orang kedua tangan

kiri memiliki tekanan darah 90/51 mmHg, dan 87/43 mmHg dengan rerata 88/47 mmHg pada

saat berbaring. Pada orang pertama tangan kiri memiliki tekanan darah 113/64 mmHg, dan

110/58 mmHg dengan rerata 111/61 mmHg pada saat duduk. Pada orang kedua tangan kiri

memiliki tekanan darah 92/62 mmHg, dan 91/52 mmHg dengan rerata 91/57 mmHg pada saat

duduk. Pada orang pertama tangan kiri memiliki tekanan darah 110/80 mmHg, dan 110/80 mmHg

dengan rerata 110/80 mmHg pada saat berdiri. Pada orang kedua tangan kiri memiliki tekanan

darah 107/69 mmHg, dan 101/56 mmHg dengan rerata 103/63 mmHg pada saat berdiri.

Dari data diatas pengaruh posisi tubuh yang menghasilkan denyut nadi paling tinggi

adalah posisi berdiri. Hal ini disebabkan karena adanya efek gravitasi bumi. Pada saat berbaring

gaya gravitasi pada peredaran darah lebih rendah terlalu memompa. Pada saat duduk maupun

berdiri kerja jantung dalam memompa darah akan lebih keras karena melawan gaya gravitasi

sehingga kecepatan denyut jantung meningkat. Pada saat duduk, jantung harus memompa dengan

lebih kuat karena jantung harus memompa darah melewati pundak dan turun ke yang terlentang,

Pada saat berdiri posisi jantung lebih tinggi daripada saat duduk maupun berbaring terlentang

sehingga aliran darah lebih lancar lagi dan harus memompa darah lebih kuat ke atas karena

adanya pengaruh gravitasi.

Page 17: dokumen

2. Pengaruh Suhu Trhadap Tekanan Darah

Pada percobaan ini dilakukan dengan menghitung tekanan darah saat pra-

stress,30detik, dan 60detik. Percobaan ini hanya dilakukan pada satu orang. Tekanan darah

pada pra-stress 120/80 mmHg. Tekanan darah setelah 30 detik 125/80 mmHg. Tekanan darah

saat 60 detik 139/98 mmHg.

Semakin lama pengaruh suhu semakin tinggi pula pengaruh kenaikan terhadap

tekanan darah.

3. Pengaruh Aktivitas Fisik terhadap Denyut Nadi terhadap Tekanan Darah

Percobaan ini dilakukan oleh dua orang yang berbeda. Percobaan orang pertama

setelah melakukan aktivitas denyut nadi yang dihasilkan dalam menit ke 3,6,9,11 berturut-turut

adalah 114,99,91,105 kali/menit sedangkan pada tekanan darah dihasilkan 118, 125, 130, 132

mmHg untuk tekanan sistolik dan 76, 74, 81,72 mmHg untuk tekanan diastolik. Percobaan orang

kedua setelah melakukan aktivitas denyut nadi yang dihasilkan dalam menit ke 3,6,9,11 berturut-

turut adalah 89,97,108,96 kali/menit sedangkan pada tekanan darah dihasilkan 152, 147, 159, 144

mmHg untuk tekanan sistolik dan 8, 90, 95,82 mmHg untuk tekanan diastolik.

Data diatas menunjukkan bahwa denyut nadi dan tekanan darah akan meningkat

setelah kita melakukan aktivitas. Saat beraktivitas, jantung memompa darah lebih cepat untuk

memenuhi kebutuhan oksigen yang telah banyak terpakai pada saat melakukan aktivitas. Oleh

karena itu,setelah selesai melakukan aktivitas denyut nadi bertambah untuk memenuhi kebutuhan

oksigen kemudian denyut nadi semakin lama semakin menurun hingga kembali ke normal karena

otot sudah tidak berkontraksi lagi dan tidak memerlukan energi lagi sehingga kebutuhan oksigen

berkurang, denyut nadi dan tekanan darah kembali normal.

4. Percobaan Pengukuran Tinggi Badan dan Berat Badan

Pada percobaan ini mengukur indeks masa tubuh (IMT). Pertama harus mengetahui

TB dan BB agar bisa menghitung indeks masa tubuh (IMT).

IMT = BB (kg) / TB2 (m2)

Klasifikasi IMT/BMI

BB sangat kurus (kurus beresiko) = IMT < 18,5 kg/m2

Page 18: dokumen

BB kurang (kurus) = IMT < 18,5 kg/m2

BB normal = 18,5 – 24,9 kg/m2

BB berlebih (agak gemuk) = 25,0 – 29,9 kg/m2

Obesitas kelas 1 (gemuk) = 30,0 – 34,9 kg/m2

Obesitas kelas 2 (sangat gemuk) = 35,0 – 39,9 kg/m2

Ekstrem obes / obesitas kelas 3 = >40,0 kg/m2

BAB IV

KESIMPULAN

Denyut nadi dan tekanan darah dapat meningkat pada posisi tubuh berdiri dan duduk

karena melawan gaya gravitasi bumi.

Denyut nadi dan tekanan darah dapat meningkat jika kita melakakukan aktivitas.

Tekanan darah dapat meningkat ketika suhu dinaikkan ataupun sebaliknya.

Page 19: dokumen
Page 20: dokumen

DAFTAR PUSTAKA

Guyton, Arthur C. 1990. Fisiologi Manusia dan Penyakit Edisi Revisi, Jakarta: Penerbit

Buku Kedokteran EGC, hal 128-130

Ganong, William F. 2002. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta: BukuKedokteran

EGC.Guyton & Hall.1997.