DokKel

22
BAB I PENDAHULUAN Untuk dapat mewujudkan keadaan sehat banyak upaya yang harus dilaksanakan. Salah satu diantaranya yang dipandang mempunyai peranan yang cukup penting adalah penyelenggaraan pelayanan kesehatan. Jika pelayanan kesehatan tidak tersedia (available), tidak tercapai (accessible), tidak terjangkau (affordable), tidak berkesinambungan (continue) tidak menyeluruh (comprehensive), tidak terpadu (integrated), dan atau tidak bermutu (quality) tentu sulit diharapkan terwujudnya keadaan sehat tersebut. Secara umum pelayanan kesehatan dibagi menjadi pelayanan kesehatan personal/pelayanan kedokteran dan pelayanan kesehatan masyarakat. Pelayanan kedokteran keluarga termasuk dalam pelayanan kedokteran dimana pelayanan ini memiliki karakteristik tertentu dengan sasaran utamanya adalah keluarga. Pelayanan dokter keluarga memusatkan perhatian pada masalah-masalah kesehatan keluarga secara keseluruhan. 1

description

do

Transcript of DokKel

BAB I

PENDAHULUANUntuk dapat mewujudkan keadaan sehat banyak upaya yang harus dilaksanakan. Salah satu diantaranya yang dipandang mempunyai peranan yang cukup penting adalah penyelenggaraan pelayanan kesehatan. Jika pelayanan kesehatan tidak tersedia (available), tidak tercapai (accessible), tidak terjangkau (affordable), tidak berkesinambungan (continue) tidak menyeluruh (comprehensive), tidak terpadu (integrated), dan atau tidak bermutu (quality) tentu sulit diharapkan terwujudnya keadaan sehat tersebut.Secara umum pelayanan kesehatan dibagi menjadi pelayanan kesehatan personal/pelayanan kedokteran dan pelayanan kesehatan masyarakat. Pelayanan kedokteran keluarga termasuk dalam pelayanan kedokteran dimana pelayanan ini memiliki karakteristik tertentu dengan sasaran utamanya adalah keluarga. Pelayanan dokter keluarga memusatkan perhatian pada masalah-masalah kesehatan keluarga secara keseluruhan.

Dalam penerapan sistem pelayanan dokter keluarga, seorang Dokter Keluarga (DK) harus menggunakan prinsip pelayanan dokter keluarga. Prinsip-prinsip pelayanan dokter keluarga mengikuti anjuran dari WHO yang mencantumkan prinsip-prinsip ini dalam terbitannya. Prinsip-prinsip ini juga merupakan simpulan untuk dapat meningkatkan kualitas layanan dokter primer dalam melaksanakan pelayanan kedokteran.BAB II

TINJAUAN PUSTAKAA. Definisi Dokter Keluarga

Menurut WONCA, 1991 dalam Prasetyawati, pada saat ini, batasan dokter keluarga banyak macamnya, beberapa diantaranya yang dipandang cukup penting adalah Dokter Keluarga merupakan dokter yang mengutamakan penyediaan pelayanan komprehensif bagi semua orang yang mencari pelayanan kedokteran, dan mengatur pelayanan oleh provider lain bila diperlukan. Dokter ini adalah seorang generalis yang menerima semua orang yang membutuhkan pelayanan kedokteran tanpa adanya pembatasan usia, gender, ataupun jenis penyakit. Dikatakan pula bahwa dokter keluarga adalah dokter yang mengasuh individu sebagai bagian dari keluarga dan dalam lingkup komunitas dari individu tersebut tanpa membedakan ras, budaya, dan tingkatan sosial. Secara klinis, dokter ini berkompeten untuk menyediakan pelayanan dengan sangat mempertimbangkan dan memperhatikan latar belakang budaya, sosioekonomi, dan psikologis pasien. Dokter ini bertanggung jawab atas berlangsungnya pelayanan yang komprehensif dan berkesinambungan bagi pasiennya.

B. Pelayanan Dokter Keluarga

Batasan pelayanan dokter keluarga banyak macamnya. Dua diantaranya yang dipandang cukup penting adalah:

1. Pelayanan dokter keluarga adalah pelayanan kedokteran yang menyeluruh yang memusatkan pelayanannya kepada keluarga sebagai suatu unit, dimana tanggungjawab dokter terhadap pelayanan kesehatan tidak dibatasi oleh golongan umur atau jenis kelamin pasien , juga tidak oleh organ tubuh atau jenis penyakit tertentu saja.2. Pelayanan dokter keluarga adalah pelayanan spesialis yang luas yang bertitik tolak dari suatu pokok ilmu yang dikembangkan dari berbagai disiplin ilmu lainnya terutama ilmu penyakit dalam, ilmu kesehatan anak, ilmu kebidanan dan kandungan, ilmu bedah serta ilmu kedokteran jiwa, yang secara keseluruhan membentuk kesatuan yang terpadu, diperkaya dengan ilmu perilaku, biologi dan ilmu-ilmu klinik, dan karenanya mampu mempersiapkan dokter untuk mempunyai peranan yang unik dalam menyelenggarakan penatalaksanaan pasien, penyelesaian masalah, pelayanan konseling, serta dapat bertindak sebagai dokter pribadi yang mengkoordinasikan seluruh pelayanan kesehatan.C. Tujuan Pelayanan Dokter Keluarga

Tujuan pelayanan dokter keluarga mencakup bidang yang amat luas sekali. Jika disederhanakan secara umum dapat dibedakan atas dua macam:

1. Tujuan Umum

Tujuan umum pelayanan dokter keluarga adalah sama dengan tujuan pelayanan kedokteran dan atau pelayanan kesehatan pada umumnya, yakni terwujudnya keadaan sehat bagi setiap anggota keluarga.2. Tujuan Khusus

a. Terpenuhinya kebutuhan keluarga akan pelayanan kedokteran yang lebih efektif. Bila dibandingkan dengan pelayanan kedokteran yang lain, pelayanan dokter keluarga memang lebih efektif. Ini disebabkan karena dalam menangani suatu masalah kesehatan, perhatian tidak hanya ditujukan pada keluhan pasien semata, melainkan memandang pasien sebagai manusia seutuhnya, dan bahkan sebagai bagian anggota keluarga dengan lingkungannya masing-masing. Dengan metode seperti ini diharapkan penyelesaian masalah kesehatan dapat dilakukan secara sempurna dan memuaskan.b. Terpenuhinya kebutuhan keluarga akan pelayanan kedokteran yang lebih efisien. Pelayanan kedokteran keluarga lebih efisien disebabkan pelayanan kedokteran keluarga lebih mengutamakan pelayanan pencegahan penyakit yang diselnggarakan secara menyeluruh, terpadu, dan berkesinambungan. Hal ini bertujuan untuk menurunkan angka jatuh sakit, yang secara tidak langsung akan menurunkan biaya kesehatan. Dengan pelayanan yang menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan dapat dihindari tindakan atau pemeriksaan yang berulang-ulang, yang besar peranannya dalam mencegah penghamburan dana kesehatan yang bersifat tidak terbatas.D. Manfaat Pelayanan Dokter Keluarga

Sesungguhnya apabila pelayanan dokter keluar dapat diselenggarakan dengan baik, akan banyak manfaat yang diperoleh. Manfaat yang dimaksud antara lain:a. Akan dapat diselenggarakan penanganan kasus penyakit sebagai manusia seutuhnya, bukan hanya terhadap keluhan yang disampaikan.b. Akan dapat diselenggarakan pelayanan pencegahan penyakit dan dijamin kesinambungan pelayanan kesehatan.c. Apabila dibutuhkan pelayanan spesialis, pengaturannya akan lebih baik dan terarah, terutama ditengah-tengah kompleksitas pelayanan kesehatan saat ini.d. Akan dapat diselenggarakan pelayanan kesehatan yang terpadu sehingga penanganan suatu masalah kesehatan tidak menimbulkan berbagai masalah lainnya.e. Jika seluruh anggota keluarga ikut serta dalam pelayanan, maka segala keterangan tentang keluarga tersebut, baik keterangan kesehatan ataupun keterangan keadaan social dapat dimanfaatkan dalam menangani masalah kesehatan yang dihadapi.f. Akan dapat diperhitungkan berbagai faktor yang mempengaruhi timbulnya penyakit, termasuk faktor sosial dan psikologi.g. Akan dapat diselenggarakan penanganan kasus penyakit dengan tata cara yang lebih sederhana dan tidak begitu mahal dan karena itu akan meringankan biaya kesehatan.h. Akan dapat dicegah pemakaian berbagai peralatan kedokteran yang canggih yang memberatkan biaya kesehatan.

E. Ruang Lingkup

Ruang lingkup pelayanan dokter keluarga mencakup bidang amat luas sekali. Jika disederhanakan secara umum dapat dibedakan atas dua macam :

1. Kegiatan yang dilaksanakan

Pelayanan yang diselenggarakan oleh dokter keluarga harus memenuhi syarat pokok yaitu pelayanan kedokteran menyeluruh (comprehensive medical services). Karakteristik: jenis pelayanan yang diselenggarakan mencakup semua jenis pelayanan kedokteran yang dikenal di masyarakat.

Tata cara pelayanan tidak diselenggarakan secara terkotak-kotak ataupun terputus-putus melainkan diselenggarakan secara terpadu (integrated) dan berkesinambungan (continu).

Pusat perhatian pada waktu menyelenggarakan pelayanan kedokteran tidak memusatkan perhatiannya hanya pada keluhan dan masalah kesehatan yang disampaikan penderita saja, melainkan pada penderita sebagai manusia seutuhnya.

Pendekatan pada penyelenggaraan pelayanan tidak didekati hanya dari satu sisi saja, melainkan dari semua sisi yang terkait (comprehensive approach) yaitu sisi fisik, mental dan sosial (secara holistik).

2. Sasaran Pelayanan

Sasaran pelayanan dokter keluarga adalah kelurga sebagai suatu unit. Pelayanan dokter keluarga harus memperhatikan kebutuhan dan tuntutan kesehatan keluarga sebagai satu kesatuan, harus memperhatikan pengaruhmasalah kesehatan yang dihadapi terhadap keluarga dan harus memperhatikan pengaruh keluarga terhadap masalah kesehatan yang dihadapi oleh setiap anggota keluarga. \

F. Prinsip Kedokteran KeluargaPelayanan dokter keluarga sebagai UPK strata pertama merupakan pelayanan yang mengacu pada kepentingan status kesehatan setinggi-tingginya dari pengguna jasa dengan konteks keluarga. Untuk itu dokter keluarga selaku pemberi pelanyanan dituntut untuk memenuhi beberapa prinsip pelayanan yang merupakan landasan berpikir dan bertindak.1. Pelayanan yang Bersinambung (Continuity Of Care)

Pelayanan yang disediakan dokter keluarga merupakan pelayanan bersinambung, yang melaksanakan pelayanan kedokteran secara efektif efisien, proaktif, dan terus-menerus demi kesehatan pasien. Pelayanan yang kontinu berarti pasien harus dipantau secara terus menerus. Wujud kontinuitas pelayanannya itu berupa pemantauan bersinambung, antara lain melalui penyelenggaraan rekam medis yang handal dan kerjasama professional dengan tenaga medik lainnya. Rekam medis bersinambung, informasi dalam riwayat kesehatan pasien sebelumnya dan pada saat datang digunakan untuk memastikan bahwa penatalaksanaan yang diterapkan sesuai dengan pasien yang bersangkutan.Pengertian pelayanan berkesinambungan ada dua macam, yaitu :

a. Berkesinambungan dalam arti pemenuhan kebutuhan pasien Seseorang yang berada dalam keadaan sehat membutuhkan pelayanan peningkatan derajat kesehatan dan pencegahan penyakit. Tetapi apabila telah jatuh sakit ia membutuhkan pelayanan pengobatan. Sedangkan bagi yang telah sembuh dari penyakit, mungkin memerlukan pelayanan pemulihan. Kesemua jenis pelayanan kedokteran yang dibutuhkan ini harus tersedia secara berkesinambungan.

b. Berkesinambungan dalam arti waktu penyelenggaraan Pelayanan berkesinambungan yang dimaksudkan disini adalah Pelayanan yang harus tersedia pada setiap saat yang dibutuhkan. Pelayanan kedokteran yang tidak tersedia pada setiap saat, bukanlah pelayanan kedokteran berkesinambungan.

2. Menyelenggarakan pelayanan komprehensif dengan pendekatan holistikDokter keluarga memandang pasien tidak hanya dari sisi biologis saja tetapi juga dari sisi sosial dan psikologisnya. Seorang dokter memandang pasien secara keseluruhan dengan memperhatikan keseluruhan kebutuhan mereka. Pelayanan dokter keluarga memiliki sistem untuk memandang pasien sebagai manusia seutuhnya.Dokter keluarga memberikan pelayanan menyeluruh yang memadukan promosi kesehatan, pecegahan penyakit, pengobatan, dan rehabilitasi dengan aspek fisik, psikologis, dan social-buadaya sesuai dengan kebutuhan pasien.

Holistik artinya tidak dibatasi pada masalah biomedis pasien saja, tetapi juga dengan telihat latar belakang sosial-budaya pasien yang mungkin berkaitan dengan penyakitnya. Misalnya, banyak penyakit didapat dari pekerjaannya seperti nyeri otot dan tulang, radang saluran napas, radang kulit atau kelelahan. Jika penyakit tersebut tidak ditangani secara holistik dan hanya terfokus pada gejala atau penyakitnya saja, maka tidak akan benarbenar berhasil disembuhkan.

Komprehensif artinya tidak hanya terbatas pada pelayanan pengobatan atau kuratif saja, tetapi meliputi aspek lainnya mulai dari promotif-preventif hingga rehabilitatif. Misalnya, konseling, edukasi kesehatan, imunisasi, KB, medical check-up, perawatan pasca RS dan rehabilitasi medik.

Pelayanan dokter keluarga mendayagunakan segala sumber di sekitar kehidupan pasien untuk meningkatkan keadaan kesehatan pasien dan keluarganya. Pelayanan dokter keluarga memiliki sistem untuk memandang pasien sebagai bagian dari keluarga pasien, dan memerhatikan bahwa keluarga pasien dapat mempengaruhi kondisi kesehatan pasien.

3. Pelayanan yang terkoordinasi (Coordination Of Care)

Pelayanan kolaboratif artinya bekerja sama juga dengan berbagai pihak yang berkaitan dengan pelayanan kesehatan, guna mengefektifkan dan mengefisienkan pelayanan. Dokter keluarga mengkoordinasikan semua pelayanan kesehatan yang dibutuhkan pasien. Kerjasama profesional dengan semua pengandil agar dicapai pelayanan kesehatan yang bermutu dan mencapai kesembuhan optimal, memanfaatkan potensi pasien dan keluarganya seoptimal mungkin untuk penyembuhan. Dokter keluarga bukan hanya mempertimbangkan segi medis tetapi juga ekonomi, sosial dan budaya sehingga sering perlu melibatkan atau kerjasama dengan berbagaipihak.Dalam praktik sehari-hari seorang Dokter Keluarga tidak mungkin lepas dari kebutuhan akan konsultasi dan rujukan, baik yang bersifat horizontal dengan sesama dokter layanan primer maupun vertikal dengan dokter di layanan sekunder. Konsultasi dan rujukan juga akan menjadi sarana pengikat yang mampu meningkatkan kadar kesejawatan jika terlaksana secara baik. Bersamaan dengan peningkatan kesejawatan sebenarnya terjadi juga peningkatan kadar keilmuan dan keterampilan berpikir serta bertindak. Oleh karena itu prinsip kolaborasi dan koordinasi dalam praktik DK dengan sendirinya akan memfasilitasi peningkatan kadar profe-sionalisme dan kesejawatan.4. Menyelenggarakan pelayanan yang mengutamakan pencegahan

Pencegahan penyakit memiliki banyak aspek, termasuk pengenalan faktor resiko dari penyakit, dan promosi kesehatan gaya hidup sehat. Pencegahan juga termasuk mengantisipasi masalah-masalah yang mungkin memiliki efek terhadap kesehatan emosional pasien dan keluarganya. Pencegahan adalah mengenali faktor-faktor resiko tejadinya suatu penyakit, seperti riwayat penyakit dalam keluarga dan melakukan skrining untuk kasus dini dan pencegahan sedini mungkin. Karena berangkat dari paradigma sehat, maka upaya pencegahan oleh dokter keluarga dilaksanakan sedini mungkin sehingga yang sehat dipertahankan sehat dan yang sakit dicegah agar tidak menjadi lebih parah dan segera kembali produktif5. Pelayanan personal (individual) sebagai bagian integral dari keluarganyaDokter keluarga memberikan layanan yang bersifat pribadi dengan mempertimbangkan pasien sebagai bagian dari keluarga. Adanya hubungan baik dengan pasien dan seluruh keluarga member peluang kepada seorang dokter keluarga untuk memahami masalah pasien secara lebih luas.

Dokter keluarga memandang pasiennya sebagai bagian dari keluarganya, dan memahami pengaruh penyakit terhadap keluarga dan pengaruh keluarga terhadap penyakit.dokter keluarga juga harus mengenali keluarga yang disfungsi atau berfungsi baik. Penilaiannya dapat berdasarkan genogram, family circle, dan family Apgar.

6. Mempertimbangkan masyarakat, lingkungan kerja, dan lingkungan (Community)Dokter keluarga harus mempertimbangkan pengaruh komunitas, masyarakat dan lingkungannya yang dapat mempengaruhi penyembuhan penyakitnya, dan memanfaatkan komunitas, masyarakat dan lingkungannya untuk membantu penyembuhan penyakitnya. Banyak sumber-sumber di masyarakat yang dapat digunakan dokter keluarga dalam rangka memberikan pelayanan kesehatan yang optimal.

7. Menjunjung tinggi etika, moral dan hukum

Sadar etika dalam praktiknya diwujudkan dalam perilaku dokter dalam menghadapi pasiennya tanpa memandang status sosial, jenis kelamin, jenis penyakit, ataupun sistem oragn ayng sakit. Semua dalah pasiennya dan harus dilayani secara profesional. Demikian pula dengan sadar hukum, sangat dekat dengan perilaku dokter untuk tetap bekerja dalam batas-batas kewenanangan dan selalau mentaati kewajiban yang digariskan oleh hukum yang berlaku di daerah tempat praktiknya.

8. Menyelenggarakan pelayanan yang sadar biaya dan sadar mutu

Masalah biaya merupakan hal yang tidak kalah pentingnya dalam penyelenggaraan pelayanan dokter keluarga. Sadar biaya yang juga sebenarnya menyangkut perilaku dokter keluarga dalam pertimbangkan cost effectiveness dari biaya yang dikeluarkan oleh pasien. Dengan kata lain biaya harus menjadi pertimbangan akan tetapi tidak boleh menurunkan mutu pelayanan.

9. Menyelenggarakan pelayanan yang dapat diaudit dan dipertangungjawabkan Sebenanrya yang diaudit mencakup selurut strata pelayanan kesehatan bukan hanya layanan dokter keluarga. Kenyataannya sampai sekarang audit medis masih jauh dari harapan terutamna di Indonesia. Namun demikian praktik dokter keluarga harus memulai mempersiapkan diri untuk sewaktu-waktu dapat diaudit oleh pihak yang berwenang. Audit medis ini merupakan upaya peningkaan kualitas pelayanan dan sala sekali bukan upaya untuk memata-matai praktik dokter.

Secara logis dokter praktik umum (DPU) yang telah menyelenggarakan prinsip di atas patut mendapat sebutan Dokter Keluarga walaupun sebutan itu mungkin hanya datang dari komunitas pasien yang dilayaninya. Kenyataannya sebagian besar DPU di Indonesia terutama yang sukses dalam praktiknya sehari-hari sebenarnya telah menjalankan prinsip tersebut secara naluriah. Dapatlah disimpulkan bahwa sebenarnya penerapan kesembilan butir prinsip pelayanan Dokter Keluarga bukanlah upaya baru melainkan sebuah upaya mengembalikan krida DPU ke khitahnya sebagai penyelenggara pelayanan primer yang paripurna dan handal. Penerapan prinsip itu menghendaki agar Dokter Keluarga menyadari bahwa dalam melaksanakan tugasnya di ranah layanan primer harus bekerjasama dengan semua pihak termasuk paramedis, petugas laboratorium klinik, asuransi kesehatan, dokter spesialis, pasien dan keluarganya, serta pihak lain yang terkait termasuk pihak pendana misalnya perusahaan asuransi kesehatan. Jadi, penerapan sistem pelayanan dokter keluarga, yang memerlukan kerjasama profesional mutualistis di antara para dokter yang terlibat di dalamnya, mustahil dapat diwujudkan jika tidak didasari oleh: 1. keelokan perilaku, 2. penguasaan ilmu, 3. kemahiran bernalar dan keterampilan menjalankan prosedur klinis, serta 4. kinerja yang prima. Keempat butir tersebut merupakan 4 pilar profesionalisme. BAB 3

KESIMPULAN

Dalam penerapan sistem pelayanan dokter keluarga, seorang Dokter Keluarga (DK) harus menggunakan prinsip pelayanan dokter keluarga yang terdiri atas sembilan butir yaitu:

1. Pelayanan yang bersinambung (kontinu) 2. Menyelenggarakan pelayanan komprehensif dengan pendekatan holistic

3. Pelayanan yang terkoordinasi4. Menyelenggarakan pelayanan yang mengutamakan pencegahan 5. Menyelenggarakan pelayanan personal (individual) sebagai bagian integral dari keluarganya 6. Mempertimbangkan masyarakat, lingkungan kerja, dan lingkungan 7. Menjunjung tinggi etika, moral dan hukum 8. Menyelenggarakan pelayanan yang sadar biaya dan sadar mutu 9. Menyelenggarakan pelayanan yang dapat diaudit dan dipertangungjawabkan Penerapan kesembilan butir prinsip pelayanan Dokter Keluarga bertujuan untuk meningkatkan kualitas layanan dokter primer dalam melaksanakan pelayanan kedokteran.

DAFTAR PUSTAKA

Fujiati, Isti Ilmiati. 2011. Prinsip Pelayanan Dokter Keluarga. FKUI. Jakarta.

Gooh Lee, Gan. 2004. A Primer on Family Medicine Practice. Singapore International Foundation. Singapur.Idris, Fachmi.2006. Pelayanan Dokter Berbasis Dokter Keluarga Di Indonesia Ikm/Ikk. FK Unsri. Palembang.Lubis, Firman. 2008. Dokter Keluarga Sebagai Tulang Punggung Dalam Sistem Pelayanan Kesehatan. Departemen IKK FKUI.JakartaPrasetyawati, dr.Arista Eka. 2010. Kedokteran Keluarga dan Wawasannya. Jakarta: Rineka Cipta. 2-36.Perhimpunan Dokter Keluarga Indonesia.2006. Standar Profesi Dokter Keluarga.JakartaSuharto. 2013. Sejarah Filosofi Dan Pelayanan Dokter Keluarga.FKUI. JakartaQomariyah .2012. Prinsip Pelayanan Dokter Keluarga. FK Universitas Yarsi. Jakarta.WHO-WONCA working paper. Making medical practice and education relevant to peoples needs: the contribution of family doctor. November 1994; Ontario, CanadaWonodirekso, Sugito.2009. Sistem Pelayanan Dokter Keluarga Meningkatkan Kadar Kesejawatan dan Profesionalisme. PDKI. MajIndPAGE 11