· Web viewAdapun prosedur yang ditambah untuk ... Negeri Ngagel I/394 dan Disiplin kerja...

163
PENGARUH TINGKAT SOSIAL EKONOMI ORANG TUA TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA DI SEKOLAH DASAR Siti Bariroh Abstrak, Salah satu penentu untuk mencapai prestasi yang tinggi adalah terpenuhinya segala kelengkapan dan kebutuhan siswa untuk menunjang belajar baik di rumah maupun di sekolah. Oleh karena itu kondisi sosial ekonomi orang tua yang tinggi dapat mempengaruhi atau memungkinkan terpenuhinya segala kebutuhan anak mengingat bahwa anak usia sekolah dasar segala kebutuhan berasal dari orang tua. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sampai sejauh mana pengaruh tingkat sosial ekonomi orang tua terhadap prestasi belajar siswa di Sekolah Dasar Negeri Kebonsari II dan Sekolah Dasar Negeri Kebonsari I Kecamatan Jambangan Kota Surabaya. Jenis penelitian ini adalah korelasi. Populasi penelitian adalah siswa di Sekolah Dasar Negeri Kebonsari II dan Sekolah Dasar Negeri Kebonsari I Kecamatan Jambangan Kota Surabaya. Sampel diambil dengan teknik total sampling diperoleh responden sebanyak 50 siswa. Pengumpulan data dengan kuesioner, interview dan test. Setelah data terkumpul dianalisa dengan korelasi produk moment untuk mengetahui tingkat sosial ekonomi orang tua terhadap prestasi belajar siswa. Hasil penelitian menunjukkan hasil hitungan (r hitung ) diperoleh sebesar 0,39. Kita lihat dalam tabel N : 50 pada taraf signifikansi 5% ternyata r tabel sebesar 0,273 dan taraf signifikansi 1% adalah 0,354. Hal ini terbukti bahwa 0,39 lebih besar dari 0,354 maupun 0,273 artinya baik taraf signifikansi 1% maupun 5% harga r xy tetap lebih besar dari r tabel . Dengan demikian maka dapat disimpulkan bahwa terjadi korelasi yang signifikansi positif antara tingkat sosial ekonomi orang tua terhadap prestasi belajar siswa Sekolah Siti Bariroh Adalah Dosen Tetap FKIP Universitas Gresik 1

Transcript of · Web viewAdapun prosedur yang ditambah untuk ... Negeri Ngagel I/394 dan Disiplin kerja...

Page 1: · Web viewAdapun prosedur yang ditambah untuk ... Negeri Ngagel I/394 dan Disiplin kerja karyawan di ... Mendeskripsikan kondisi disiplin kerja karyawan

PENGARUH TINGKAT SOSIAL EKONOMI ORANG TUA TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA DI SEKOLAH DASAR

Siti Bariroh

Abstrak, Salah satu penentu untuk mencapai prestasi yang tinggi adalah terpenuhinya segala kelengkapan dan kebutuhan siswa untuk menunjang belajar baik di rumah maupun di sekolah. Oleh karena itu kondisi sosial ekonomi orang tua yang tinggi dapat mempengaruhi atau memungkinkan terpenuhinya segala kebutuhan anak mengingat bahwa anak usia sekolah dasar segala kebutuhan berasal dari orang tua. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sampai sejauh mana pengaruh tingkat sosial ekonomi orang tua terhadap prestasi belajar siswa di Sekolah Dasar Negeri Kebonsari II dan Sekolah Dasar Negeri Kebonsari I Kecamatan Jambangan Kota Surabaya.

Jenis penelitian ini adalah korelasi. Populasi penelitian adalah siswa di Sekolah Dasar Negeri Kebonsari II dan Sekolah Dasar Negeri Kebonsari I Kecamatan Jambangan Kota Surabaya. Sampel diambil dengan teknik total sampling diperoleh responden sebanyak 50 siswa. Pengumpulan data dengan kuesioner, interview dan test. Setelah data terkumpul dianalisa dengan korelasi produk moment untuk mengetahui tingkat sosial ekonomi orang tua terhadap prestasi belajar siswa.

Hasil penelitian menunjukkan hasil hitungan (rhitung) diperoleh sebesar 0,39. Kita lihat dalam tabel N : 50 pada taraf signifikansi 5% ternyata rtabel sebesar 0,273 dan taraf signifikansi 1% adalah 0,354. Hal ini terbukti bahwa 0,39 lebih besar dari 0,354 maupun 0,273 artinya baik taraf signifikansi 1% maupun 5% harga rxy tetap lebih besar dari rtabel. Dengan demikian maka dapat disimpulkan bahwa terjadi korelasi yang signifikansi positif antara tingkat sosial ekonomi orang tua terhadap prestasi belajar siswa Sekolah Dasar Negeri Kebonsari II dan Sekolah Dasar Negeri Kebonsari I Kecamatan Jambangan Kota Surabaya.

Berdasarkan hasil penelitian diharapkan bagi orang tua menyederhanakan pola dan gaya hidup sederhana sesuai dengan anjuran pemerintah sehingga keperluan pokok yang berkaitan dengan biaya pendidikan anaknya tidak mengalami kendala yang tidak dapat diatasi. Setiap orang tua diharapkan selalu memperhatikan dan mengutamakan fasilitas belajar anaknya baik menyangkut keperluan buku pegangan, alat-alat tulis, tempat belajar, penempatan ruang belajar dan lain sebagainya. Bagi guru diharapkan selalu memonitor anak didiknya yang berkaitan dengan keperluan belajar baik di sekolah maupun di rumah. Kemudian jika ternyata terdapat masalah hendaknya dipecahkan bersama-sama dengan pihak guru ataupun dengan Kepala Sekolah maupun dengan orang tua siswa.

Kata Kunci : Tingkat Sosial Ekonomi, Prestasi Belajar

Latar Belakang MasalahManusia adalah makhluk yang terdiri

dari dua unsur yaitu unsur jasmani dan unsur rohani, keduanya baik jasmani

maupun rohani untuk dipenuhinya menyadari hal tersebut, maka tujuan pembangunan di Negara Republik Indonesia ini tercantum didalam Ketetapan

Siti Bariroh Adalah Dosen Tetap FKIP Universitas Gresik 1

Page 2: · Web viewAdapun prosedur yang ditambah untuk ... Negeri Ngagel I/394 dan Disiplin kerja karyawan di ... Mendeskripsikan kondisi disiplin kerja karyawan

2 Bariroh, Pengaruh Tingkat Sosial Ekonomi Orang Tua Terhadap Prestasi Belajar Siswa

MPR dan dalam GBHN tahun 1988 “Pembangunan Nasional bertujuan untuk mewujudkan masyarakat adil dan makmur yang merata meteriil dan spirituil berdasarkan Pancasila didalam Negara Kesatuan Republik Indonesia, yang merdeka berdaulat, bersatu dan berkedaulatan rakyat dalam suasana prikehidupan bangsa yang aman, tentram, tertib dan dinamis serta dalam lingkungan pergaulan dunia yang merdeka, bersahabat, tertib dan damai.”

Untuk mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur yang merata, maka pengarahan dan bimbingan pemerintah terhadap pertumbuhan ekonomi diprioritaskan, agar masyarakat mampu menciptakan iklim yang sehat, dan mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Sejak awal pelita pertama sampai sekarang telah banyak upaya yang ditempuh walaupun kenyataannya disana sini masih banyak ketimpangan dan kendala serta hambatan.

Dalam negara yang berkembang belum ada keselarasan dalam masyarakat karena adanya selapisan kecil masyarakat dengan menduduki ekonomi yang kuat dan menguasai keadaan ekonomi nasional, sedang dilain pihak bagian terbesar dari masyarakat berada dalam keadaan ekonomi lemah.

Pembangunan lazimnya berjalan bersamaan dengan pembinaan dan pemeliharaan stabilitas nasional yang sehat dan dinamis baik bidang politik maupun bidang ekonomi, karena kegoncangan-kegoncangan ekonomi akan menghambat pembangunan dan stabilitas nasional. Dan stabilitas nasional itu erat kaitannya dengan tujuan Pendidikan Nasional.

Pendidikan Nasional berdasarkan Pancasila bertujuan untuk meningkatkan kualitas manusia Indonesia yaitu manusia Indonesia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur, berkepribadian, berdisiplin, bekerja keras, tanggung jawab, mandiri, cerdas, terampil serta sehat jasmani dan rohani. Manusia yang sehat jasmani dan rohani itulah yang disebut manusia yang utuh sebagai dambaan bersama.

Pembangunan manusia seutuhnya dilakukan untuk mengembangkan potensi kepribadian sesuai dengan kodrat dan hakikatnya yakni seluruh aspek pembawaan seoptimal mungkin. Pertumbuhan dan perkembangan memerlukan pendidikan dengan pendidikan tersebut kemungkinan untuk mencapai titik maksimum kemampuannya. Bilamana pendidikan yang diperoleh itu baik, maka pertumbuhan dan perkembangan akan cepat dan lancar, oleh karena itu dari aspek ini pendidikan merupakan bimbingan bagi proses kehidupan manusia sebagai individu yang harus hidup dalam masyarakat (Arifin, 1977:22).

Disamping itu bahwa pendidikan nasional mempunyai tujuan umum dan tujuan khusus atau tujuan institusi yang harus dicapai pada setiap jenjang pendidikan, misalnya tujuan tingkat sekolah dasar, tujuan tingkat menengah dan tujuan tingkat perguruan tinggi. Pada Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional dinyatakan khusus bagi Sekolah Dasar bahwa : Pendidikan Dasar diselenggarakan sikap dan kemampuan serta memberikan pengetahuan dan ketrampilan dasar yang diperlukan untuk hidup bermasyarakat serta mempersiapkan

Page 3: · Web viewAdapun prosedur yang ditambah untuk ... Negeri Ngagel I/394 dan Disiplin kerja karyawan di ... Mendeskripsikan kondisi disiplin kerja karyawan

3 Bariroh, Pengaruh Tingkat Sosial Ekonomi Orang Tua Terhadap Prestasi Belajar Siswa

peserta didik yang memenuhi persyaratan untuk mengikuti pendidikan menengah (UUSPN Pasal 13 : 1).

Untuk mempersiapkan anak didik yang mampu bermasyarakat sekaligus memenuhi persyaratan melanjutkan jenjang pendidikan yang lebih tinggi, ditentukan hasil belajar yang diperoleh ketika berada di sekolah dasar. Hasil belajar yang tinggi atau dengan kata lain prestasi yang tinggi banyak diperlukan faktor pendukung disamping usaha yang sungguh-sungguh dari siswa itu sendiri.

Faktor pendukung yang berasal dari luar diri siswa antara lain faktor guru, faktor tujuan, materi, metode, dan sarana prasarana yang dimiliki siswa. Salah satu penentu untuk mencapai prestasi yang tinggi adalah terpenuhinya segala kelengkapan dan kebutuhan siswa untuk menunjang belajar baik di rumah maupun di sekolah. Oleh karena itu kondisi sosial ekonomi orang tua yang tinggi dapat mempengaruhi atau memungkinkan terpenuhinya segala kebutuhan anak mengingat bahwa anak usia sekolah dasar segala kebutuhan berasal dari orang tua. Sebaliknya rendahnya tingkat ekonomi orang tua, kemungkinan kecil sekali akan mampu mencukupi segala kebutuhan anaknya, dengan tidak terpenuhinya kebutuhan sekolah yang diperlukan akan berpengaruh terhadap prestasi yang diperoleh anak di sekolah.

Batasan MasalahMengingat keterbatasan waktu, dana

serta kemampuan penulis, perlu membatasi masalah yang akan dibahas, antara lain :1. Prestasi belajar, proses pencapaian,

teori dan jenis belajar, faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar.

2. Tentang ekonomi orang tua, meliputi : pengertian ekonomi, klasifikasi tingkat sosial ekonomi orang tua, sarana dan prasarana pokok kebutuhan belajar siswa serta pengaruh tingkat ekonomi orang tua terhadap prestasi belajar siswa.

Tujuan PenelitianDi dalam penelitian ini penulis mempunyai tujuan untuk mengetahui :1. Pengaruh tingkat sosial ekonomi orang

tua terhadap prestasi belajar siswa di Sekolah Dasar Negeri Kecamatan Jambangan Kota Surabaya

2. Keadaan sosial ekonomi orang tua siswa Sekolah Dasar Negeri di Kecamatan Jambangan.

3. Prestasi belajar siswa di Sekolah Dasar Negeri Kecamatan Jambangan Kota Surabaya.

Manfaat PenelitianAdapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut :1. Bagi Sekolah dapat memberikan

gambaran tentang kebutuhan belajar siswa yang masih menjadi tanggungan orang tua, sehingga lengkap tidaknya fasilitas anak tentunya tergantung pula tingkat sosial ekonomi orang tua.

2. Dapat dijadikan acuan penelitian lanjutan karena menurut informasi kepala sekolah di Sekolah Dasar Negeri Kebonsari II dan Sekolah Dasar Negeri Kebonsari I Kecamatan Jambangan Kota Surabaya belum ada peneliti yang meneliti tingkat sosial ekonomi orang tua dan pengaruhnya terhadap prestasi bidang studi siswa.

3. Bagi penulis dapat mengetahui seberapa besar pengaruh tingkat sosial

Page 4: · Web viewAdapun prosedur yang ditambah untuk ... Negeri Ngagel I/394 dan Disiplin kerja karyawan di ... Mendeskripsikan kondisi disiplin kerja karyawan

4 Bariroh, Pengaruh Tingkat Sosial Ekonomi Orang Tua Terhadap Prestasi Belajar Siswa

ekonomi orang tua dengan pencapaian prestasi belajar siswa Sekilah dasar Negeri Kecamatan Jambangan Kota Surabaya.

Rumusan Masalah1. Adakah pengaruh tingkat sosial

ekonomi orang tua terhadap prestasi belajar siswa di Sekolah Dasar Negeri Kecamatan Jambangan Kota Surabaya

2. Bagaimana keadaan sosial ekonomi orang tua siswa Sekolah Dasar Negeri di Kecamatan Jambangan.

3. Bagaimana prestasi belajar siswa di Sekolah Dasar Negeri Kecamatan Jambangan Kota Surabaya.

HipotesaBerdasarkan problematika dan anggapan dasar yang telah penulis kemukakan, maka hipotesa yang dapat diambil adalah ada pengaruh positif tingkat sosial ekonomi orang tua terhadap prestasi belajar siswa di Sekolah Dasar Negeri Kebonsari II dan Sekolah Dasar Negeri Kebonsari I Kecamatan Jambangan Kota Surabaya.

METODE PENELITIANSebelum penulis menguraikan

metodologi penelitian, maka penulis terlebih dahulu menjelaskan apa yang disebut metodologi penelitian. Metodologi adalah ilmu atau pengetahuan yang mempelajari tentang metode-metode. Sedangkan penelitian seperti yang dikemukakan oleh David H Panny ialah pemikiran yang sistematik mengenai berbagai jenis masalah yang pemecahannya memerlukan pengumpulan dan penafsiran fakta-fakta (David H. Panny, 1975:1).

Dengan penjelasan di atas maka penulis dapat menyimpulkan bahwa yang dimaksud dengan metodologi penelitian ialah suatu ilmu yang mempelajari kumpulan metode tentang penelitian yang merupakan cara-cara kerja untuk memahami obyek penelitian.

Metode Penentuan ObyekUntuk menentukan obyek penelitian,

penulis menggunakan metode sampling random, yaitu dengan mengambil sebagian dari populasi yang disebut sampel untuk menjadi obyek atau sasaran penelitian. Dan sample tersebut sangat diharapkan dapat mewakili seluruh populasi atau seluruh wilayah penelitian. Yang penulis maksud ialah dengan generalisasikan hasil penelitian, maka sampel sebagai suatu yang berlaku bagi populasi. Pertimbangan yang merupakan alasan sebagai berikut :1. Populasi mempunyai ciri-ciri sifat-sifat

dan karakteristik yang sama2. Populasi mempunyai penampilan yang

sama3. Populasi homogen.4. Sampel sudah dipandang representatif

terhadap populasi.5. Tujuan penelitian sampel untuk

menemukan generalisasi yang berlaku secara umum bagi populasi.

6. Tujuan penarikan sampel karena terbatasnya dana, waktu dan peralatan, yang tersedia serta tenaga yang dibutuhkan.

7. Dengan metode sampling random diharapkan memperoleh data yang sangat efektif dan efisien yang dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.

Populasi penelitian ini adalah seluruh Sekolah Dasar Negeri yang terdapat di kecamatan sedangkan yang bertindak

Page 5: · Web viewAdapun prosedur yang ditambah untuk ... Negeri Ngagel I/394 dan Disiplin kerja karyawan di ... Mendeskripsikan kondisi disiplin kerja karyawan

5 Bariroh, Pengaruh Tingkat Sosial Ekonomi Orang Tua Terhadap Prestasi Belajar Siswa

sebagai sampel yang mewakili populasi adalah Sekolah Dasar Negeri Kebonsari II dan Sekolah Dasar Negeri Kebonsari I Kecamatan Jambangan Kota Surabaya. Adapun subyek dan obyek serta sumber data yang terkandung di dalam judul penelitian ini adalah :1. Sebagai subyek: Orang tua dan siswa2. Sebagai obyek: pengaruh ekonomi

orang tua dan prestasi belajar siswa.3. Sebagai sumber data : orang tua dan

siswa.

Pengumpulan DataKuesioner

Metode kuesioner adalah suatu metode dengan sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya atau hal-hal lain yang ia ketahui. Kuesioner atau angket sama-sama dapat dipakai dalam istilah metode dan instrumen. Jadi metode kuesioner instrumennya ialah angket, atau metode angket instrumennya adalah kuesioner. Instrumen kuesioner atau angket adalah kisi-kisi instrumen kuesioner yang akan dijawab oleh responden. Dan sejumlah kisi-kisi instrumen kuesioner itu sendiri disebut pedoman kuesioner atau pedoman angket.

Dipandang dari cara menjawabnya, maka yang penulis anggap sesuai dengan judul penelitian ini ialah kuesioner tertutup, jawaban untuk responden telah tersedia dan tinggal memilih, sedangkan dipandang dari jawaban yang diberikan maka yang sesuai dengan judul penelitian ini ialah kuesioner langsung, yaitu responden menjawab tentang dirinya atau hal-hal yang ia ketahui. Dan kalau dipandang dari bentuknya penulis memilih

kuesioner pilihan ganda yaitu responden menjawab pertanyaan-pertanyaan yang telah tersedia dengan memilih pertanyaan yang ia sukai dari pilihan ganda tersebut. Metode kuesioner ini mempunyai keuntungan dan kelemahan. Keuntungannya antara lain :a. Tidak memerlukan hadirnya peneliti.b. Dapat dibagikan secara serentak

kepada banyak responden.c. Dapat dijawab oleh responden menurut

kecepatannya masing-masing dan menurut waktu senggang responden.

d. Dapat dibuat anonim sehingga responden bebas jujur dan tidak malu menjawab.

e. Dapat dibuat standar sehingga bagi semua responden dapat diberi pertanyaan yang benar-benar sama.

Sedangkan kelemahan metode ini ialah :a. Responden sering tidak teliti menjawab

sehingga ada petanyaan yang terlewati tidak dijawab, padahal sukar diulangi atau diberikan lagi kepadanya

b. Seringkali sukar dicari validitasnyac. walaupun dibuat anonim kadang-

kadang responden dengan sengaja memberikan jawaban yang tidak betul atau tidak jujur.

d. Sering kali tidak dikembalikan.e. waktu pengembaliannya kadang-

kadang tidak bersama-sama sehingga sering terlambat.Metode kuesioner ini penulis gunakan

sebagai metode utama di dalam penelitian ini. Sebab penulis beranggapan bahwa metode tersebut sangat cocok dan valid untuk pengumpulan data dalam penelitian ini.Interview

Metode interview sering juga disebut metode wawancara atau kuesioner lisan,

Page 6: · Web viewAdapun prosedur yang ditambah untuk ... Negeri Ngagel I/394 dan Disiplin kerja karyawan di ... Mendeskripsikan kondisi disiplin kerja karyawan

6 Bariroh, Pengaruh Tingkat Sosial Ekonomi Orang Tua Terhadap Prestasi Belajar Siswa

yaitu suatu dialog yang dilakukan oleh pewawancara untuk mendapatkan informasi dari responden. Adapun pedoman wawancara yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah pedoman wawancara terpimpin, yaitu interview yang dilakukan oleh pewawancara dengan membawa serentetan pertanyaan lengkap dan terperinci.

Untuk metode ini penulis memakai instrumen pengumpulan data berupa kisi-kisi instrumen kuesioner yang akan dijawab oleh responden serta alat tulis untuk menuliskan jawaban yang diterima. Instrumen kuesioner tersebut merupakan pedoman untuk wawancara.

Penelitian ini metode interview penulis gunakan sebagai metode pembantu sebab ada metode utama yang penulis gunakan yaitu metode kuesioner. Oleh karena itu fungsi metode interview ini hanya untuk melengkapi jawaban pertanyaan-pertanyaan yang tidak terjawab oleh responden di dalam instrumen angket.

Keuntungan metode interview ini adalah analisis data menjadi lebih mudah dan kesimpulan yang ditarik akan lebih reliable (dapat dipercaya). Sedangkan kelemahannya adalah wawancara yang berlangsung terlalu formal dan kaku bisa merupakan tekanan bagi responden dan akibatnya data yang diperoleh kurang mendalam. Data yang penulis harapkan dari metode wawancara ini adalah data primer. Sebab data tersebut langsung dikumpulkan oleh penulis sendiri dengan harapan sesuai keperluan penelitian dan untuk mencapai tujuan penelitian yang diharapkan.Tes Tertulis

Metode tes tertulis digunakan untuk memperoleh data tentang prestasi belajar

siswa pada mata pelajaran seluruh bidang studi. Metode tes tertulis adalah merupakan bukti secara tertulis dalam mendapatkan data untuk dapat melengkapi penulisan penelitian. Hal ini seperti yang dikatakan oleh (Winarno Surahma, 1984) tes tulis adalah suatu yang tertulis atau tercatat yang dapat dipakai sebagai bukti atau keterangan", jadi tes tertulis adalah merupakan catatan-catatan penting atau keterangan dan merupakan bukti-bukti tertulis dari suatu kejadian, oleh karena itu untuk memperoleh data tersebut penulis menggunakan metode tes tertulis. Kebaikan dan kelemahan test tertulis :1. Sekaligus dapat menilai kelompok

dalam waktu yang singkat.2. Bagi si penjawab ada kebebasan

memilih dan cara menjawab.3. Karena pertanyaan sama maka scope

dan isi pengetahuan yang dinilai tiap orang sama pula.

Kelemahan test tertulis :1. Tidak dapat menilai individu dan

kepribadian seseorang.2. Mudah menimbulkan kecurangan dan

kepalsuan jawaban.3. Mudah menimbulkan spekulasi bagi

orang yang di atas.Alasan penulis memakai tes tertulis adalah:1. Lebih efisien karena dapat

dilaksanakan dalam waktu yang singkat.

2. Lebih efektif karena responden memiliki kebebasan untuk menjawab.

Analisis DataSuatu hasil dari penelitian tidak akan

dapat diketahui apabila data tersebut tidak

Page 7: · Web viewAdapun prosedur yang ditambah untuk ... Negeri Ngagel I/394 dan Disiplin kerja karyawan di ... Mendeskripsikan kondisi disiplin kerja karyawan

7 Bariroh, Pengaruh Tingkat Sosial Ekonomi Orang Tua Terhadap Prestasi Belajar Siswa

diperoleh melalui analisa data. Dalam menganalisa data dibutuhkan suatu teknik yang tepat, agar hasil tersebut sesuai dengan tujuan yang diharapkan. HaI ini sesuai yang dikatakan Soetrisno Hadi “Metode analisa data adalah cara-cara untuk menganalisa data yang telah terkumpul untuk menarik suatu kesimpulan hasil penelitian" (Sutrino Hadi, 1986:289).

Sesuai dengan yang terkumpul, maka untuk menganalisa data ada dua cara yaitu:1. Statistik

Berarti cara-cara ilmiah yang dipersiapkan untuk menyimpulkan, menyusun, menyajikan dan menganalisa data penyelidikan yang berwujud angka-angka.

2. Non statistikYaitu cara-cara ilmiah yang dipersiapkan untuk mengumpulkan, menyusun, menyajikan, dan menganalisa data penyelidikan yang tidak memakai angka-angka tetapi kalimat.Berdasarkan pengertian di atas, maka

analisa yang sesuai dengan analisa yang sesuai dengan masalah ini adalah analisis statistik karena data yang terkumpul berupa angka. Sebagaimana yang dikatakan Soetrisno Hadi bahwa "Metode analisis statistik adalah cara-cara ilmiah yang dipersiapkan untuk mengumpulkan, menyusun, menyajikan dan menganalisis angka (Soetrisno Hadi, 1972:239).

Data yang diperoleh dari penelitian tersebut belum dapat berbicara apa apa. Oleh karena itu agar dapat berarti perlu adanya pengolahan. Mengingat tujuan penulisan penelitian ini adalah untuk menguji apakah ada pengaruh sosial ekonomi orang tua terhadap prestasi belajar siswa di Sekolah Dasar Negeri

Kebonsari II dan Sekolah Dasar Negeri Kebonsari I Kecamatan Jambangan Kota Surabaya sesuai dengan tujuan tersebut, teknik yang penulis gunakan adalah metode analisis statistik kolerasi product moment dengan rumus sebagai berikut :

rxy = NΣXY – (ΣX)(ΣY)

√NΣ X 2−(Σ X )2 N ΣY 2−(Σ Y )2

Dengan keterangan sebagai berikut :rxy : Koefisian Korelasi antara X dan Y.x : jumlah dari variabel X.y : Jumlah dari variabel Y.N : Jumlah responden yang dijadikan sampel penelitian.

HASIL PENELITIAN Tahap Persiapan Pelaksanaan Penelitian

Pada tahap persiapan penelitian ini penulis akan menguraikan beberapa kegiatan sebelum penelitian dimulai antara lain :1. Mengajukan judul dan menentukan

obyek penelitian.Langkah pertama untuk mengadakan penelitian adalah mengajukan judul dengan menentukan obyek penelitian. Adapun yang dijadikan obyek penelitian adalah Sekolah Dasar Negeri Kebonsari I dan Sekolah Dasar Negeri Kebonsari II Kecamatan Jambangan Kota Surabaya.

2. Menyusun instrumen dan kerangka penelitian.Setelah mengajukan judul dan menentukan obyek penelitian, maka langkah berikutnya adalah membuat instrumen dan kerangka penelitian. Dalam penyusunan kerangka dan instrumen penelitian ini, penulis berkonsultasi dengan dosen pembimbing.

Page 8: · Web viewAdapun prosedur yang ditambah untuk ... Negeri Ngagel I/394 dan Disiplin kerja karyawan di ... Mendeskripsikan kondisi disiplin kerja karyawan

8 Bariroh, Pengaruh Tingkat Sosial Ekonomi Orang Tua Terhadap Prestasi Belajar Siswa

3. Pengurusan Surat IjinSebelum pengadakan penelitian, penulis mengurus surat ijin terlebih dahulu. Adanya surat ijin tersebut dimaksudkan untuk mempermudah penulis dalam melakukan penelitian. Dengan membawa surat ijin atau pengantar dari Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, selanjutnya diajukan kepada Kepala Sekolah Dasar Negeri Kebonsari II dan Sekolah Dasar Negeri Kebonsari I Kecamatan Jambangan Kota Surabaya dan untuk diijinkan meneliti pada sekolah tersebut.

Tahap Pelaksanaan PenelitianSetelah panitia penyelenggara

penelitian terbentuk dan mendapat pengarahan dari Rektor dan Dekan FKIP Universitas Gresik tentang hal-hal yang berhubungan dengan proses dan tata cara penelitian yang akan dilaksanakan.

Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri Kebonsari II dan Sekolah Dasar Negeri Kebonsari I Kecamatan Jambangan Kota Surabaya. Apapun rincian kegiatan yang dilakukan adalah sebagai berikut :1. Hari pertama mengadakan ramah

tamah dengan Kepala Sekolah dan Kepala Desa setempat.

2. Selanjutnya hari kedua mengedarkan angket kepada responden untuk memperoleh data

3. Hari ketiga mengadakan observasi dan wawancara terhadap guru-guru untuk memperoleh data sebagai penunjang metode angket.

4. Hari keempat mengumpulkan angket yang sudah diisi oleh responden dan

kemudian dianalisis dengan menggunakan analisa statistik.

5. Hari kelima ramah tamah sekaligus berpamitan kepada Kepala Sekolah beserta guru, staf dan murid-muridnya dan juga tidak lupa kepada kepala desa setempat.

Analisa Data Pada bagian ini penulis akan

membuktikan kebenaran hipotesa yang dibuat dalam penelitian yang dilahirkan. Analisa ini menggunakan dasar hasil penelitian lapangan tentang keadaan sosial ekonomi orang tua dengan prestasi, belajar siswa. Tujuan analisis disini dimaksudkan untuk menguji hipotesa yang dibuat yaitu : "Ada pengaruh yang positif tingkat sosial ekonomi orang tua terhadap prestasi belajar siswa Sekolah Dasar Negeri Kebonsari II dan Sekolah Dasar Negeri Kebonsari I Kecamatan Jambangan Kota Surabaya. Kemudian sebelum analisa dimulai, penulis perlu jelaskan langkah-langkah yang akan ditempuh yaitu analisa dengan menggunakan statistik korelasi product moment sebagaimana yang ditentukan pada bab pendahuluan.Langkah-langkah tersebut adalah :1. Menyiapkan tabel terdiri 6 kolom,

yaitu kolom 1 memuat subyek penelitian, kolom 2 memuat skor variabel X, kolom 3 memuat skor variabel Y, kolom 4 memuat skor hasil perkalian antara X dan y, sedangkan kolom 5 dan 6 masing-masing adalah kuadrat dari variabel X dan Y.

2. Mencari N dengan menjumlahkan subyek penelitian pada kolom l.

3. Mencari jumlah variabel X, sehingga diketahui skornya pada kolom 2.

Page 9: · Web viewAdapun prosedur yang ditambah untuk ... Negeri Ngagel I/394 dan Disiplin kerja karyawan di ... Mendeskripsikan kondisi disiplin kerja karyawan

9 Bariroh, Pengaruh Tingkat Sosial Ekonomi Orang Tua Terhadap Prestasi Belajar Siswa

4. Mencari jumlah variabel Y, sehingga diketahui skornya pada kolom 3.

5. Perkalian skor X dan Y (hasil XY) pada kolom 4.

6. Mengkuadratkan skor X, dan Y untuk mencari jumlahya XZ dan y2.

7. Mencari angka indek korelasi product moment (rxy) dengan rumus :

8. Memberi interpretasi terhadap rxy

dengan konsultasi tabel product moment.

Sedangkan dalam memberi interpretasi dengan cara konsultasi dengan nilai r product moment dapat dilihat pada lampiran yaitu dengan membandingkan besarnya nilai r dari proses perhitungan dengan rxy yang tercantum pada tabel, baik dengan taraf signifikansi 1% maupun taraf signifikansi 5% dengan ketentuan sebagai berikut :- Jika rhitung sama dengan atau lebih dari

rtabel maka hipotesa alternatif (H1) diterima, dan sebaliknya hipotesa nihil (Ho) ditolak.

- Jika rhitung kurang dari rtabel maka hipotesa alternatif (H1) ditolak, dan sebaliknya hipotesa nihil (Ho) ditolak.

No x y x2 y2 Xy1 8,00 7 64,00 49 56,002 6,80 7 46,24 49 47,603 6,40 7 40,96 49 44,804 6,60 7 43,56 49 46,205 6,60 8 43,56 64 52,806 6,50 7 42,25 49 45,507 6,40 9 40,96 81 57,608 6,80 8 46,24 64 54,409 6,90 7 47,61 49 48,30

10 6,10 7 37,21 49 42,7011 8,00 7 64,00 49 56,0012 6,40 7 40,96 49 44,8013 6,40 8 40,96 64 51,20

No x y x2 y2 Xy14 6,40 6 40,96 36 38,4015 7,95 8 63,20 64 63,6016 8,00 7 64,00 49 56,0017 6,50 7 42,25 49 45,5018 6,80 8 46,24 64 54,4019 6,40 7 40,96 49 44,8020 6,50 8 42,25 64 52,0021 8,00 7 64,00 49 56,0022 8,00 7 64,00 49 56,0023 6,50 8 42,25 64 52,0024 6,40 8 40,96 64 51,2025 6,90 7 47,61 49 48,3026 6,10 8 37,21 64 48,8027 7,90 7 62,41 49 55,3028 6,80 7 46,24 49 47,6029 8,00 7 64,00 49 56,0030 6,50 7 42,25 49 45,5031 6,80 8 46,24 64 54,4032 6,80 8 46,24 64 54,4033 8,00 8 64,00 64 64,0034 6,80 7 46,24 49 47,6035 6,50 8 42,25 64 52,0036 7,80 8 60,84 64 62,4037 6,30 7 39,69 49 44,1038 6,60 8 43,56 64 52,8039 7,80 7 60,84 49 54,6040 7,80 7 60,84 49 54,6041 6,60 8 43,56 64 52,8042 6,50 7 42,25 49 45,5043 7,80 7 60,84 49 54,6044 7,80 7 60,84 49 54,6045 6,80 7 46,24 49 47,6046 7,60 7 57,76 49 53,2047 6,50 7 42,25 49 45,5048 6,50 8 42,25 64 52,0049 7,80 7 60,84 49 54,6050 7,80 8 60,84 64 62,40

Jml350,4

5 369 2477,71 2739 2583

rxy = NΣXY – (ΣX)(ΣY)

√NΣ X 2−(Σ X )2 N ΣY 2−(Σ Y )2

Page 10: · Web viewAdapun prosedur yang ditambah untuk ... Negeri Ngagel I/394 dan Disiplin kerja karyawan di ... Mendeskripsikan kondisi disiplin kerja karyawan

10 Bariroh, Pengaruh Tingkat Sosial Ekonomi Orang Tua Terhadap Prestasi Belajar Siswa

rxy = 50 . 2510 ,2 – (350,5) (357)

√50 . 2477,7−(350,5)2 . 50. 2569−(357)2

rxy = 125510 – 125110,7√( 123885,6−122815,2 ¿(128450−127449)

¿

rxy = 399,4√( 1070,4 ¿(1001)

¿

rxy = 399,4√1071492,9

rxy = 399,41035,129

r = 0,3857 0,39

Kenyataan hasil hitungan (rhitung) diperoleh sebesar 0,39. Kita lihat dalam tabel N : 50 pada taraf signifiikansi 5% ternyata rtabel sebesar 0,273 dan taraf signifikansi 1% adalah 0,354. Hal ini terbukti bahwa 0,39 lebih besar dari 0,354 maupun 0,273 artinya baik taraf signifikansi 1% maupun 5% harga rxy tetap lebih besar dari rtabel. Dengan demikian antara variabel X dan variabel Y ada korelasi yang aktif dan positif.

Dari dua cara interpretasi yang dilalarkan maka dapat disimpulkan bahwa terjadi korelasi yang signifikansi positif antara tingkat sosial ekonomi orang tua terhadap prestasi belajar siswa Sekolah Dasar dengan adanya korelasi atau hubungan ini maka tingkat sosial ekonomi orang tua akan berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa Sekolah Dasar Negeri Kebonsari II dan Sekolah Dasar Negeri Kebonsari I Kecamatan Jambangan Kota Surabaya.

PembahasanBerdasarkan hasil analisis data dalam

penyelesaian penelitian ini terdapat dua permasalahan yaitu menggunakan teknik

angket yang berfungsi untuk mengetahui sejauh mana tingkat sosial ekonomi orang tua Sekolah Dasar Negeri Kebonsari II dan Sekolah Dasar Negeri Kebonsari I Jambangan, Surabaya. Selanjutnya dalam rangka mengetahui sejauh mana prestasi siswa Sekolah Dasar Negeri Kebonsari II dan Sekolah Dasar Negeri Kebonsari I juga menggunakan angket. Begitu pula untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh tingkat sosial ekonomi orang tua terhadap prestasi belajar siswa Sekolah Dasar Negeri Kebonsari II dan Sekolah Dasar Negeri Kebonsari I, Jambangan Surabaya berpangkal tolak dari hasil analisa data dalam penelitian ini menggunakan statistik korelasi product moment yang menghasilkan hitungan (thitung) diperoleh sebesar 0,39.

Kita lihat dalam tabel N : 50 pada taraf signifikansi 5% ternyata rtabel sebesar 0,273 dan taraf signifikansi 1% adalah 0,354. Hal ini terbukti bahwa 0,39 lebih besar dari 0,354 maupun 0,273 artinya baik taraf signifikansi 1% maupun 5% harga rxy tetap lebih besar dari rtabel. Dengan demikian antara variabel X dan variabel Y ada korelasi yang aktif dan positif.

Dengan demikian variabel x berkolerasi yang signifikan dengan variabelnya y. Jadi ada pengaruh yang signifikan antara tingkat sosial ekonomi orang tua terhadap prestasi belajar siswa Sekolah Dasar Negeri Kebonsari II dan Sekolah dasar DN Kebonsari I, Jambangan, Surabaya.

Simpulan1. Keadaan sosial ekonomi orang tua

sebagian besar berada pada taraf tingkat ekonomi menengah kebawah

Page 11: · Web viewAdapun prosedur yang ditambah untuk ... Negeri Ngagel I/394 dan Disiplin kerja karyawan di ... Mendeskripsikan kondisi disiplin kerja karyawan

11 Bariroh, Pengaruh Tingkat Sosial Ekonomi Orang Tua Terhadap Prestasi Belajar Siswa

sedangkan menengah keatas hanya sebagian kecil.

2. Bahwa prestasi belajar siswa di Sekolah Dasar Negeri Kebonsari II dan Sekolah Dasar Negeri Kebonsari I pada tingkat sedang atau cukup.

3. Bahwa tingkat sosial ekonomi orang tua berpengaruh signifikan terhadap prestasi belajar anaknya.

Saran-SaranBerdasarkan kesimpulan di atas, jelas bahwa kemampuan memegang peranan yang penting. Karena berapa penting faktor biaya yang erat dengan keperluan kependidikan, maka penulis menyampaikan saran-saran sebagai berikut:1. Bagi orang tua diharapkan

menyederhanakan pola dan gaya hidup sederhana sesuai dengan anjuran pemerintah sehingga keperluan pokok yang berkaitan dengan biaya pendidikan anaknya tidak mengalami kendala yang tidak dapat diatasi.

2. Setiap orang tua diharapkan selalu memperhatikan dan mengutamakan fasilitas belajar anaknya baik menyangkut keperluan buku pegangan, alat-alat tulis, tempat belajar, penerangan ruang belajar dan lain sebagainya.

3. Bagi guru diharapkan selalu memonitor anak didiknya yang berkaitan dengan keperluan belajar baik di sekolah maupun di rumah. Kemudian jika ternyata terdapat masalah hendaknya dipecahkan bersama-sama dengan pihak guru ataupun dengan kepala sekolah maupun dengan orang tua siswa.

DAFTAR PUSTAKAAbu Ahmadi. Pengantar Dedaktik

Metodik, Armico, Bandung, 1985.

Psikologi Umum, Bina Ilmu, Surabaya. 1983.

Agus Suyanto, Psikologi Kepribadian, Aksara Baru Jakarta 1982.

Agung Hartono, Membina dan Mengembangkan Prestasi Anak di bawah Usia Remaja Media Pendidikan dan Ilmu Pengetahuan, Surabaya, 1986.

Akhmad Syaifuddin, Ekonomi dan Masyarakat. Rajawali Press, Jakarta, 1987.

Amir Daien Indrakusuma, Pengantar Ilmu Pendidikan, Usaha Nasional, Surabaya, 1986.

Depdikbud, Kurikulum Sekolah Dasar tahun 1984. Jakarta.

LB. Netra, Statistik Inferensial. UsahaNasional, Surabaya 1974.

I. Wayan Nurkantjana. Evaluasi Pendidikan Usaha Nasional, Surabaya, 1983.

Makhmudi, Metode Belajar di Perguruan Tinggi. Makalah Surabaya. 1991.

Ngalim Purwanta, Pengantar Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pendidikan, Usaha Nasional, Surabaya ,1986.

Page 12: · Web viewAdapun prosedur yang ditambah untuk ... Negeri Ngagel I/394 dan Disiplin kerja karyawan di ... Mendeskripsikan kondisi disiplin kerja karyawan

12 Bariroh, Pengaruh Tingkat Sosial Ekonomi Orang Tua Terhadap Prestasi Belajar Siswa

______, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis, Usaha Nasional, Surabaya, 1987.

Roestiyah NK, Metodologi Pengajaran Sebagai Suatu Sistem. Bina Aksara. Jakarta. 1986.

S. Nasution, Azas-Azas Kurikulum, Jemmars, Bandung, 1982.

Sutrisno Hadi, Metodologi Research II dan III, Fakultas Psikologi UGM, Yogyakarta 1991.

Sutratinah Tirtonegoro, Anak Super Normal dan Program Pendidikan, Jakarta 1984.

Singgih D. Gunarsah, Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Gunung Mulia. Jakarta. 1985.

Winamo Sarakhmad, Pengantar Penelitian Ilmiah dan Dasar Metode Teknik. Tarsito, Bandung, 1980.

Zakiyah Daradjat, Ilmu Jiwa Agama. Bulan Bintang, Jakarta. 1970

Page 13: · Web viewAdapun prosedur yang ditambah untuk ... Negeri Ngagel I/394 dan Disiplin kerja karyawan di ... Mendeskripsikan kondisi disiplin kerja karyawan

FIGUR KYAI DALAM USAHA PENGEMBANGAN SISTEM PENDIDIKAN YANG PROSPEKTIF DI PONDOK PESANTREN

Subawadi

Abstrak, Kepemimpinan kyai sebagai pengasuh pondok pesantren akhir-akhir ini banyak dihadapkan pada fenomena sosial yang cukup komplek. Dimana ia dituntut untuk menjadi pelindung dan pengayom masyarakat dalam kehidupan sehari-hari. Sementara di pihak lain keberadaan kyai dihadapkan pula pada pilihan yang sangat dilematis dalam menghadapi orientasi pendidikan pesantren, apakah lebih berorientasi pada pelestarian nilai keislaman dan salaf atau berorientasi pada transformasi yang mengantisipasi kebutuhan masa depan atau hal kepemimpinan kyai lebih diaktualisasikan dalam kegiatan yang menyangkut kemaslahatan umum dan dispesialisasikan untuk kemaslahatan yang lebih khusus dan terbatas.

Berpijak dari hal itu, pada penelitian ini penulis berusaha mencari jawaban atas fenomena-fenomena di atas. Disamping ingin mengetahui figur kepemimpinan Kyai Nawawi dan kiprahnya dalam dunia pendidikan dalam usahanya mencari data tentang figur kyai dalam usaha pengembangan sistem pendidikan pondok pesantren yang prospektif penulis menggunakan metode-metode pengumpulan data wawancara, observasi dan dokumentasi. Kemudian untuk menjabarkan dalam mengisi pemaparan dipergunakan metode deduksi, induksi dan komparasi.

Dari penelitian lapangan diperoleh data yang secara umum dapat disimpulkan bahwa Kyai Imam Nawawi adalah sosok pemimpin yang mempunyai dimensi perjuangan yang utuh. Keberadaan dan ketekunan dalam memimpin pesantren dapat menghantarkan keharuman namanya. Figur kepemimpinannya dapat tercermin dalam sikapnya yang teguh dan tegas dalam memegang prinsip sehingga beliau disegani dan dihormati oleh masyarakat.

Dalam memimpin pesantren Kyai Imam Nawawi selalu berdasarkan kebijakannya pada Al Qur'an dan Al Hadits. Dan berusaha terus membimbing santri-santri dengan berbagai ilmu dan ketrampilan sebagai persiapan bagi santri jika terjun dalam masyarakat luas.

Latar Belakang MasalahPondok Pesantren sebagai lembaga

pendidikan Islam tertua di Indonesia dan juga dapat dikatakan sebagai lembaga pendidikan tradisional yang telah lama dikenal oleh masyarakat Indonesia, khususnya di Jawa. Para siswanya tinggal bersama dan belajar di bawah bimbingan seorang guru yang sering disebut dengan kyai (Hasyim Munif, 1992:20). Pondok Pesantren tumbuh dan berkembang

bersama masyarakat serta telah ikut memberikan bentuk dan corak kehidupan kepada masyarakat yang senantiasa tumbuh dan berkembang, akan tetapi juga mempunyai struktur kehidupan sosial yang berbeda dengan lingkungan masyarakat luar.

Pesantren merupakan suatu bentuk kehidupan yang unik, yang umumnya mempunyai lokasi yang terpisah dengan lingkungan kehidupan sekitar. Dengan

Subawadi, Dosen Tetap FIKP Universitas Gresik| 13

Page 14: · Web viewAdapun prosedur yang ditambah untuk ... Negeri Ngagel I/394 dan Disiplin kerja karyawan di ... Mendeskripsikan kondisi disiplin kerja karyawan

Subawadi, Figur Kyai Dalam Usaha Pengembangan Sistem Pendidikan Yang Prospektif Di Pondok Pesantren14

demikian keunikan pola kehidupan tersebut pesantren mampu bertahan selama berabad-abad untuk mempergunakan nilai-nilai kehidupan sendiri (Abdurrahman Wahid, 1988:43). Sehingga sampai saat ini masih tetap eksis dengan berbagai pembaharuan dan pengembangan pendidikan yang sudah begitu mapan.

Pondok Pesantren adalah sebagai lembaga dakwah, pengkaderan kyai, pengembangan ilmu pengetahuan (khususnya agama) dan lembaga pengembangan masyarakat. Sehingga pesantren mempunyai saham yang besar dalam mengangkat martabat bangsa Indonesia. Hal tersebut tidak terlepas dari rahmat dan karunia Allah SWT. Posisi Pesantren seharusnya menempatkan diri sebagai transformator, motivator dan inovator, sehingga pesantren dituntut mampu mentransformasikan nilai-nilai agama Islam di tengah-tengah masyarakat.

Sebuah pondok pesantren pada dasarnya terdiri dari asrama pendidikan Islam, tempat ibadah baik mushollah atau masjid, pengajaran kitab klasik (kitab kuning), murid-murid terdidik yang disebut santri (yang menempati asrama), dan pemimpin pesantren merupakan elemen yang paling esensial, karena dari pemimpin tersebut mengalirkan kekuasaan dan kewenangan dalam lingkungan dan penghidupan pesantren. Pemimpin-pemimpin pesantren biasanya memiliki kelebihan-kelebihan baik di bidang ilmu pengetahuan, kedudukan sosial, maupun yang lainnya. Oleh karena itulah beliau sebagai simbol dinamika kehidupan agama. Sehingga peran para pemimpin pesantren dalam berbagai penampilan sangatlah besar pengaruhnya baik dalam kehidupan sosial maupun politik yang

sudah berlangsung sejak Islam masuk di Indonesia meskipun terdapat variasi antara tradisi dan moderenisasi.

Kehadiran pondok pesantren tidak muncul begitu saja, melainkan tumbuh dan berkembang sedikit demi sedikit. Pada umumnya pondok pesantren milik seorang kyai, atau satu kelompok keluarga. Kyai ini dengan ilmu agama dan sering sekali dengan ilmu-ilmu gaib lainnya menyediakan diri untuk diserap ilmunya bagi yang memerlukan. Sering pula terjadi seorang mewakafkan sebagian kekayaannya, misalnya berupa tanah kepada kyai untuk dipergunakan sebagai tempat pendidikan, kemudian para santri yang mempelajari ilmu agama datang kepadanya dan tidak jarang para orang tua yang memasukkan anaknya ke pesantren agar menjadi anak yang sholeh dan mengetahui ilmu-ilmu agama secara mendalam. Sebagaimana dikatakan oleh Sunyoto dalam Dawan Raharjo (1988:65) “Berdirinya pondok pesantren biasanya atas persetujuan kyai, yang menjadi guru dari pendiri pondok pesantren. Yang kemudian para santri datang ke pesantren atas kehendak orang tuanya, dengan harapan agar anaknya menjadi orang yang shaleh, memperoleh barokah dan ridho dari kyai.”

Para santri yang sudah resmi menjadi anggota pesantren, ia akan mengalami transisi psikologis, karena di tempat yang baru ini mereka dituntut menempuh kehidupan yang sederhana, semua keperluan sehari-hari harus diatur sendiri mulai dari mencuci pakaian, makan dan mengatur keluar masuknya uang. Dengan penuh kesadaran seorang santri mempelajari ilmu-ilmu agama tanpa harapan yang ingin dicapainya kecuali

Page 15: · Web viewAdapun prosedur yang ditambah untuk ... Negeri Ngagel I/394 dan Disiplin kerja karyawan di ... Mendeskripsikan kondisi disiplin kerja karyawan

Subawadi, Figur Kyai Dalam Usaha Pengembangan Sistem Pendidikan Yang Prospektif Di Pondok Pesantren15

keridhaan Allah SWT semata. Bahkan ijazahpun sebagai tanda telah menyelesaikan bidang pendidikan tertentu tidak menjadi tujuannya. Diharapkan melalui pendidikan semacam ini para santri tumbuh dan berkembang sebagai pribadi yang utuh dan dapat berdiri sendiri tanpa menggantungkan pada orang lain.

Dari sini dapat dipahami, bahwa pondok Pesantren sebagai lembaga sosial kemasyarakatan dan pendidikan Islam telah mampu memberi pengaruh, bahkan mengendalikan sikap dan tingkah laku anggota masyarakat di sekitarnya. Disamping itu pengaruh pesantren tidak dapat dianggap ringan dalam pembentukan nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat. Yang biasa tercermin dalam sikap dan tingkah laku para individu anggota masyarakat, sehingga pesantren mampu mempertahankan eksistensi diri sebagaimana yang dikatakan oleh Abdurrahman Wahid (1993:15) dengan pola kehidupan yang unik, pesantren mampu bertahan berabad-abad untuk mempergunakan nilai-nilai kehidupannya sendiri, karena itu dalam jangka panjang pesantren dalam kehidupan kultur yang relatif lebih kuat dalam masyarakat di sekitarnya. Kedudukan ini dapat dilihat dari kemampuan pesantren untuk melakukan transformasi total dalam sikap hidup masyarakat sekitarnya, tanpa ia sendiri mengorbankan identitasnya.

Dalam arti lain kultur santri yang dimaksud adalah ekspansi tingkah laku dunia pesantren dalam kehidupan luas, baik dalam kehidupan sosial masyarakat sehari-hari, kehidupan politik maupun kehidupan ekonomi. Walaupun sudah begitu besar sumbangan yang diberikan oleh pesantren dalam mewujudkan

tantangan masyarakat yang ideal. Namun pesantren bukanlah lembaga yang suci dari kelemahan dan kekurangan. Karena dalam pernyataannya mereka yang berada dalam lingkungan pesantren memperlihatkan sikap yang pesimis dalam menghadapi peran yang dilakukan oleh para dokter, insinyur, ahli hukum, pendidikan, politik atau tentara yang dihasilkan dari lembaga-lembaga yang bukan pesantren (Abdurrahman Wahid, 1993:15).

Barang kali masalah demikian yang perlu mendapat perhatian dari para pemerhati atau kyai pesantren tidak menjadi bahan pembicaranaan orang yang kurang menguntungkan. Sebagaimana yang dikatakan M. Dawam Raharjo (1998:5) Kalau kita melihat lembaga-lembaga kemasyarakatan lebih luas, maka nampak bahwa yang menjawab kebutuhan-kebutuhan dan tantangan-tantangan dari masyarakat bukanlah lembaga pendidikan semacam pesantren. Dalam alam pendidikan nasional pesantren ternyata berada di luar garis yang diperhitungkan dalam rencana-rencana pembangunan, bahkan masyarakat umumnya melihat letak dunia pesantren di dalam apa yang disebut sektor terbelakang.

Gambaran tersebut adalah kenyataan yang tidak bisa dibantah oleh kalangan pesantren sendiri. Sehingga apabila kalangan itu mempersalahkan khalayak untuk menengok ajaran Islam yang sebenarnya yang sudah tentu akan dijumpai ayat-ayat dan hadits-hadits yang memperlihatkan adanya dasar-dasar ajaran Islam yang mendorong kepada perkembangan ilmu dan kemajuan maka orang pun akan balik bertanya, mengapa yang mereka secara langsung memeluk agama ternyata berada di garis belakang

Page 16: · Web viewAdapun prosedur yang ditambah untuk ... Negeri Ngagel I/394 dan Disiplin kerja karyawan di ... Mendeskripsikan kondisi disiplin kerja karyawan

Subawadi, Figur Kyai Dalam Usaha Pengembangan Sistem Pendidikan Yang Prospektif Di Pondok Pesantren16

spektrum perkembangan masyarakat. Karena itulah maka gambaran pesantren tertinggal keadaannya tetap seperti zaman dahulu, sementara itu segala sesuatu yang ada di sekelilingnya terus berubah.

Jika dipahami dalam kerangka nalar ini, bahkan waktu ini gambaran pesantren tak ubahnya seperti bangunan fosil masa lampau. Sungguhpun demikian jika masuk dalam dunia pesantren, maka akan terdengar komentar di kalangan mereka yang justru merasa bangga dengan sifat-sifat keaslian pesantren.

Melihat kenyataan di atas, maka upaya pengembangan dan pembaharuan sudah selayaknya diberikan pada pesantren agar kondisi pesantren sesuai dengan tuntutan zaman, lebih-lebih di alam globalisasi seperti sekarang ini. Dimana setiap insan harus berpacu (kalau tidak ingin ketinggalan) untuk merebut posisi yang strategis. Dalam kaitannya dengan pembaharuan ini, M. Dawam Raharjo (1998:14) mendiskripsikankan proses perubahan sosial yang ideal apabila ia bertolak dari kesadaran dan pemikiran sendiri. Karena proses ini dapat menghindari konflik yang umumnya bisa timbul bila sumbernya dari kalangan luar, tapi karena pola ini memerlukan waktu maka biasanya selalu datang dari pihak lain.

Sulitnya gagasan-gagasan dari luar untuk dibawantahkan dalam dunia pesantren ada beberapa sebab yang melatar belakangi, misalnya karena tidak mendapat tanggapan dari kyai, karena kondisi pesantren yang tidak memungkinkan untuk melaksanakan gagasan tersebut, karena faktor biaya dan sebagainya. Namun demikian, ada beberapa pesantren yang telah menerima pemikiran pembaharuan

tersebut dan mengaplikasikannya, seperti Pondok Pesantren Tebuireng, Pondok Pesantren Gontor, Pondok Pesantren Tremas, Pondok Pesantren Lirboyo, Pondok Pesantren Krapyak, dan sebagainya (Sunyoto, 1990:82). Dalam pada itu pesantren tersebut sedikit demi sedikit memulai perubahannya. Sebagaimana yang dikatakan Mastuhu (1990:61) bahwa mekanisme pendidikan yang berlangsung pada pesantren mengalami perubahan-perubahan, misalnya, dulu pesantren mengisolir diri dari sistem pendidikan kolonial. Kini sebaliknya pesantren merupakan sub-sistem dari sistem pendidikan nasional. Kemudian kalau dulu pesantren milik pribadi, kini milik lembaga. Kalau dulu pesantren cuma pesantren saja, kini pesantren juga meliputi pendidikan formal, mulai tingkat dasar sampai perguruan tinggi, dan masih banyak lagi yang lainnya.

Dalam kaitannya dengan pembaharuan pesantren ada satu hal yang dominan dalam mundurnya pesantren, yaitu figur kyai. Sebagai figur dalam pesantren, kyai secara tradisional dianggap mempunyai otoritas yang tak tergoyahkan dan kharisma yang mendukung kepemimpinannya. Namun menurut Mastuhu seiring dengan kemajuan di bidang teknologi kepemimpinan kharismatik tersebut sudah mulai tergeser dengan kepemimpinan rasional. Hal ini lebih menciptakan kehidupan yang lebih parsipatoris dalam dunia Pesantren (Mastuhu, 1990:88).

Sejalan dengan itu Drs. H. Mohammad Tolchah Hasan, membagi kepemimpinan menjadi empat dimensi, yaitu: sebagai pemimpin masyarakat

Page 17: · Web viewAdapun prosedur yang ditambah untuk ... Negeri Ngagel I/394 dan Disiplin kerja karyawan di ... Mendeskripsikan kondisi disiplin kerja karyawan

Subawadi, Figur Kyai Dalam Usaha Pengembangan Sistem Pendidikan Yang Prospektif Di Pondok Pesantren17

(community leader) jika tampil sebagai pemimpin masyarakat atau organisasi politik; sebagai pemimpin keilmuan (intelectual leader) dalam kapasitasnya sebagai guru agama, memberi fatwa, rujukan hukum; sebagai pemimpin kerohanian (spiritual leader) apabila kyai memimpin peribadahan, menjadi mursyid toriqot, menjadi panutan orang; dan sebagai pemimpin administrasi (administratin leader) jika berperan sebagai penanggung jawab pendidikan pesantren atau lembaga-lembaga kemasyarakatan lainnya.

Secara ideal, kyai selalu diharapkan berperan sebagai figur moral dan pemimpin sosial, sekaligus merupakan tokoh sentral dalam masyarakat, sebab dibahu merekalah cita-cita dan eksistensi umat. Oleh karena itu kyai tidak dapat hanya dilihat dari segi apa yang dilakukan dan dari karakteristik saja, tapi yang lebih penting lagi adalah sejauh mana masyarakat memberikan penilaian kepada dia.

Ditinjau dari tugas dan fungsi kyai sebagai pemimpin Pesantren, Imron Arifin memberikan ulasannya Bahwa tugas dan fungsi kyai sebagai pemimpin pesantren dipandang sebagai fenomena yang unik. Dikatakan unik karena kyai sebagai lembaga pendidikan Islam tidak sekedar menyusun kurikulum, membuat peraturan tata tertib, merancang sistem evaluasi, sekaligus melaksanakan proses belajar mengajar yang berkaitan dengan ilmu-ilmu agama di lembaga yang diasuhnya, melainkan bertugas pula sebagai pembina dan pendidikan umat serta menjadi pemimpin masyarakat (Imron Arifin, 1993:45). Oleh karena itu, keberadaan kyai dalam tugas dan fungsinya dituntut untuk

memiliki kebijaksanaan dan wawasan keilmuan yang luas, terampil dalam ilmu-ilmu agama, mampu menanamkan sikap dan pandangan serta wajib menjadi suri tauladan dan sebagai pemimpin yang baik (Sunyoto dalam Imron Arifin, 1993:45). Bahkan lebih jauh lagi keberadaan seorang kyai ditinjau dari tugas dan fungsinya sering dikaitkan dengan kekuasaan yang bersifat supranatural, dimana figur sebagai seorang pemimpin dianggap pewaris risalah kenabian (Hasyim Munif, 1992:45). Sehingga keberadaan kyai nyaris dikaitkan dengan sosok yang memiliki hubungan dekat dengan Tuhan.

Pesantren selama ini dianggap sebagai wadah untuk memproduksi kyai, mengingat pengajaran dan pendidikan pesantren tidak sekedar proses kegiatan belajar mengajar atas dasar intruksional kurikulum, tetapi juga internalisasi nilai (keistimewaan) pembentukan sikap santri dalam wujud private club yang begitu kuat diharapkan akan menjadi publik kultur membentuk budaya santri di tengah-tengah masyarakat luas.

Namun dalam kenyataannya pesantren sendiri sulit juga menghasilkan kyai jika diukur dari jumlah input (santri) yang memasuki pesantren dengan out put (dalam kualitas kyai) yang dihasilkan. Tuntutan masyarakat terhadap pesantren kadang memang berlebihan. Sementara pesantren sendiri kerap kali mengalami peradaban masyarakat masih menginginkan kyai sebagai tokoh agama, yang menjadi tempat bertanya dan menjadi panutan, sebagai tokoh ilmu, yang bersedia mengajar dan mewariskan ilmu pengetahuannya setiap waktu, serta sebagai tokoh masyarakat yang

Page 18: · Web viewAdapun prosedur yang ditambah untuk ... Negeri Ngagel I/394 dan Disiplin kerja karyawan di ... Mendeskripsikan kondisi disiplin kerja karyawan

Subawadi, Figur Kyai Dalam Usaha Pengembangan Sistem Pendidikan Yang Prospektif Di Pondok Pesantren18

membimbing dan menyertai perjalanan mereka dalam kehidupan setiap hari.

Di lain pihak kyai sendiri sebenarnya juga menghadapi bermacam-macam tantangan dan benturan dalam realitas sosialnya, seperti dalam menghadapi orientasi pendidikan yang ada dalam pesantren, apakah lebih berorientasi pada konsenvasi pelestarian) nilai dan tradisi (sistem salaf), atau berorientasi pada transformasi yang mengantisipasi kebutuhan masa depan. Ataukah kepemimpinan kyai lebih diaktualisasikan dalam kegiatan yang menyangkut kemaslahatan umum (kepentingan bangsa secara luas), atau dispesialisasikan untuk kemaslahatan yang lebih khusus dan terbatas.

Pilihan-pilihan dalam hal seperti itu, akan ikut menentukan citra kyai dimasa depan, baik sebagai pemimpin keilmuwan, pemimpin kemasyarakatan, pemimpin kerohanian maupun pemimpin administrasi.

Berangkat dari latar belakang inilah, maka penulis tertarik untuk mengangkat permasalahan di atas ke dalam sebuah penelitian, dengan judul Figur Kyai dalam Usaha Pengembangan Sistem Pendidikan Yang Prospektif di Pondok Pesantren Mahir Ar-riyadl Ringinagung Pare Kediri.

Perumusan MasalahBerdasarkan latar belakang yang teruraikan di atas maka permasalahan yang akan diungkapkan dalam penelitian ini adalah:1. Bagaimana figur kepemimpinan kyai

Imam Nawawi.2. Bagaimana ide dasar perjuangan kyai

Imam Nawawi dalam mendirikan pondok Pesantren Mahir Arriyadl Ringinagung Pare Kediri.

3. Bagaimana usaha-usaha kyai Imam Nawawi dalam pengembangan sistem pendidikan pondok Pesantren Mahir Arriyadl.

4. Apa faktor-faktor penghambat dalam pengembangan sistem pendidikan Pondok Pesantren Mahir Arriyadl dan cara mengatasinya.

Tujuan PenelitianSesuai dengan latar belakang di muka, maka penulisan penelitian ini bertujuan untuk mengetahui :1. Figur kepemimpinan almarhum Kyai

lmam Nawawi.2. Ide dasar perjuangan Kyai Imam

Nawawi dalam mendirikan pondok pesantren Mahir Arriyadl Ringin Agung.

3. Usaha-usaha yang dilakukan oleh Kyai Imam Nawawi dalam pengembangan sistem pendidikan pondok Pesantren Mahir Arriyadl.

4. Hambatan yang dihadapi dalam pengembangan sistem pendidikan Pondok Pesantren Mahir Arriyadl Ringin Agung dalam upaya pengembangannya dan cara mengatasi hambatan tersebut.

Manfaat PenelitianManfaat penelitian dari penelitian ini adalah sebagai berikut:1. Bagi sekolah dapat memberikan

gambaran tentang sosok kepemimpinan yang mempunyai sikap demokratis, tegas dan teguh dalam memegang prinsip sebagai pemimpin pesantren.

2. Dapat dijadikan acuan penelitian sebagai ide dasar perjuangan dalam mendirikan Pondok Pesantren karena adanya reaksi atas fenomena sosial.

Page 19: · Web viewAdapun prosedur yang ditambah untuk ... Negeri Ngagel I/394 dan Disiplin kerja karyawan di ... Mendeskripsikan kondisi disiplin kerja karyawan

Subawadi, Figur Kyai Dalam Usaha Pengembangan Sistem Pendidikan Yang Prospektif Di Pondok Pesantren19

3. Dapat mengetahui usaha-usaha yang dilakukan oleh kyai Imam Nawawi dalam pengembangan sistem pendidikan Pondok Pesantren Mahir Arriyadl adalah terus berusaha mengadakan penyempurnaan dalam membuka jenjang pendidikan formal.

4. Dapat menambah wawasan tentang hambatan dan cara mengatasi masalah yang di hadapi di Pondok Pesantren Mahir Arriyadl.

Ruang Lingkup PembahasanDalam penelitian ini, penulis lebih memfokuskan pembahasan pada figur Kyai Imam Nawawi sebagai tokoh pendidikan, khususnya pada pondok Pesantren Mahir Arriyadl Ringin Agung Pare Kediri. Kemudian mengenai usaha-usahanya dan hambatan-hambatannya dalam pengembangan pondok Pesantren. Hal ini dimaksudkan agar tidak terjadi kesimpangsiuran dalam pembahasan dan untuk mempermudah memahami bagi mereka yang ingin membaca.

Metode Pembahasan dan Strategi PenelitianMetode PembahasanMetode pembahasan merupakan pendekatan yang dipergunakan untuk memecahkan permasalahan yang berkaitan dengan obyek penelitian. Adapun metode pembahasan yang dipergunakan dalam penulisan penelitian ini adalah:

Metode DeduksiMetode deduksi adalah suatu cara

berfikir yang didasarkan pada renungan-renungan teori yang bersifat umum kemudian ditarik kesimpulan yang bersifat khusus. Dengan kata lain, cara berfikir

yang didasarkan pada yang umum itu menetapkan yang istimewa (marzuki, 1983:21). Sedangkan Sutrisno Hadi (1981:42) mengatakan "Dengan deduksi kita berangkat dari pengetahuan yang bersifat umum dan bertitik tolak dari pengetahuan yang bersifat umum itu kita hendak menilai kejadian yang bersifat khusus.

Dalam kaitannya dengan pembahasan penelitian ini, metode deduksi penulis pergunakan dalam membahas tentang tipe kepemimpinan kyai Imam Nawawi dan dalam kaitannya dengan pengambilan kesimpulan dari kenyataan yang terjadi di lapangan.

Metode InduksiYang dimaksud metode induksi adalah

berangkat dari fakta-fakta dan peristiwa-peristiwa yang kongkrit, kemudian dari fakta-fakta dan peristiwa-peristiwa yang kongkrit tersebut ditarik generalisasi yang bersifat umum (Sutrisno Hadi, 1981:42).

Dalam kaitannya dengan penelitian ini, metode induksi dipergunakan dalam menyimpulkan keterangan-keterangan khusus untuk menunjang dalam pembahasan, kemudian penulis jadikan kesimpulan secara umum yang ditunjang dengan berbagai pendapat yang diambil dari sumber kepustakaan.

Metode KomparasiMetode komparasi adalah metode

suatu pembahasan dengan cara mengadakan perbandingan antara pendapat yang satu dengan pendapat yang lain, lalu diambil kesimpulan yang baru. Sesuai dengan pendapat Mudhor Achmad dalam Sutrisno Hadi (1981:42) yang mengatakan bahwa metode komparasi adalah cara

Page 20: · Web viewAdapun prosedur yang ditambah untuk ... Negeri Ngagel I/394 dan Disiplin kerja karyawan di ... Mendeskripsikan kondisi disiplin kerja karyawan

Subawadi, Figur Kyai Dalam Usaha Pengembangan Sistem Pendidikan Yang Prospektif Di Pondok Pesantren20

penulisan dengan perbandingan pendapat secara dalam berbagai ilmu.

Sementara itu Winarno Surahmat (1990:143) mengatakan bahwa penyelidikan komparatif adalah yang meneliti faktor-faktor tertentu yang berhubungan dengan fenomena-fenomena yang diselidiki dan membandingkan satu faktor dengan yang lain.

Metode komperasi ini penulis pergunakan dalam membahas tentang pendapat-pendapat yang disampaikan oleh para ahli untuk dicari titik persamaan dan perbedaannya.

Strategi PenelitianDesain dan Instrumen Penelitian

Bentuk dari penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif, yakni dalam penelitian historis. Data tentang Kyai Imam Nawawi akan ditelusuri melalui wawancara dengan para Dzurriyahnya atau penerusnya serta peninggalan-peninggalannya.

Mengingat bentuk penelitian ini merupakan penelitian kualitatif, maka instrumen dalam penelitian ini adalah pihak peneliti itu sendiri. Sebagaimana yang dikatakan Sanapiyah Faisal (1990:39) bahwa dalam penelitian kualitatif instrumen yang dipergunakan bukanlah alat ukur yang disusun atas dasar definisi operasional variabel-fariabel dalam penelitian kualitatif/ konfensional. Sebab secara paradikmatis memang dia tidak memakai logika verifikatif, logika yang digunakan justru sebaliknya, yaitu manusia peneliti itu sendiri. Kapasitas jiwa raganya dalam mengamati, bertanya, melacak, dan mengabstraksikan merupakan alat atau instrumen penting yang tiada duanya.

Metode Pengumpulan DataDalam penelitian ini digunakan

metode pengumpulan data antara lain:1) Metode Observasi

Sebagaimana yang dikatakan oleh Sutrisno Hadi (1981:136), bahwa metode observasi adalah pengumpulan data secara sistematis, terhadap fenomena-fenomena yang diselidiki dalam arti luas, observasi sebenarnya pada pengamatan yang dilakukan baik secara langsung maupun tidak langsung. Dari pengertian diatas dapat dipahami, bahwa metode observasi dilakukan dengan jalan mengamati kemudian mengadakan pencatatan terhadap obyek yang diselidikinya. Dalam hal ini metode observasi dipergunakan untuk memperoleh data :- Kondisi umum lingkungan

Pesantren Mahir Arriyadl Ringin Agung.

- Kegiatan proses belajar mengajar dalam Pesantren.

- Keadaan sarana dan prasarana.2) Metode Interview (wawancara)

Metode interview adalah metode pengumpulan data dengan jalan tanya jawab pihak yang dikerjakan secara sistematis dan berlandaskan pada tujuan penelitian (Sutrisno Hadi, 1981:193). Dengan kata lain wawancara merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan jalan mengadakan komunikasi dengan sumber data. Dalam kaitannya dengan penelitian ini metode interview dipergunakan untuk memperoleh data tentang:

Page 21: · Web viewAdapun prosedur yang ditambah untuk ... Negeri Ngagel I/394 dan Disiplin kerja karyawan di ... Mendeskripsikan kondisi disiplin kerja karyawan

Subawadi, Figur Kyai Dalam Usaha Pengembangan Sistem Pendidikan Yang Prospektif Di Pondok Pesantren21

- Sejarah berdirinya pondok Pesantren Mahir Arriyadl Ringin Agung.

- Biografi Kyai Imam Nawawi sebagai pengasuh Pesantren Mahir Arriyadl.

- Tujuan Pesantren Mahir Arriyadl.- Kurikulum yang dipergunakan.- Dana pendidikan.- Hal-hal yang berkaitaan dengan

santri dan guru.- Faktor penghambat dan

pengembangan pesantren.3) Metode Dokumentasi

Metode dokumentasi adalah cara pengumpulan data dengan mempelajari data-data yang telah didokumentasikan. Suharsimi Arikunto (1992:131) mengatakan dalam melaksanakan dokumentasi peneliti menyelidiki benda-benda tertulis, seperti buku, majalah, dokumen peraturan, notulen, catatan harian dan sebagainya.Dalam kaitannya dengan penelitian ini, metode dokumentasi digunakan untuk memperoleh data tentang:- Keadaan fasilitas pesantren Mahir

Arriyadl.- Data tentang keadaan santri dan

guru.- Buah pikiran kyai Imam Nawawi.

Metode Analisa DataAgar data yang terkumpul mempunyai makna, maka diperlukan analisis dengan proses dan cara-cara tertentu. Sebagaimana yang dikatakan Marzuki (1983:87) proses analisis data merupakan usaha menemukan jawaban atas perihal rumusan-rumusan dan pelajaran-pelajaran atau hal-hal yang kita peroleh dalam penelitian. Lebih lanjut dikatakan tujuan dari analisis ini

menyempitkan dan membatasi penemuan sehingga menjadi data yang teratur. Dalam analisis data ini, tahapan yang dilakukan, pertama, setelah data dihimpun, dilakukan pengelompokan dan pengklasifikasikannya, selanjutnya dilakukan analisis data. Dalam analisis data ini, digunakan pendekatan diskriptif analitik historis dengan metode kritik eksternal dan kritik internal (Sartono Kartodirjo, (1983:45). Kritik eksternal dan internal, merupakan alat evaluasi data. Dengan kritik eksternal diharapkan dapat diperoleh data yang benar-benar asli. Sesudah data ditetapkan, maka kritik internal dipergunakan untuk membuktikan kebenaran data dengan membandingkan data-data lain yang menerangkan hal seperti itu.Untuk menjabarkan data tersebut dalam membentuk narasi paparan maka penulis menggunakan metode deduksi, induksi, dan komparasi sebagaimana yang telah dijelaskan di atas.

KYAI NAWAWI DALAM USAHA MENGEMBANGKAN SISTEM PENDIDIKAN PONDOK PESANTREN YANG PROSPEKTIF

Kyai Imam Nawawi dan Pengembangan Pendidikan Pesantren

Ide Dasar Perjuangan dan Usaha-usahanya dalam Pendidikan Pesantren

Menurut syara', suatu pekerjaan dianggap tidak ada tanpa adanya niat. Almarhum Kyai Imam Nawawi senantiasa mendasarkan semua amal perbuatannya pada niat ikhlas mencari Ridlo Allah swt. Hasratnya untuk rnendirikan sebuah Pondok Pesantren muncul karena melihat

Page 22: · Web viewAdapun prosedur yang ditambah untuk ... Negeri Ngagel I/394 dan Disiplin kerja karyawan di ... Mendeskripsikan kondisi disiplin kerja karyawan

Subawadi, Figur Kyai Dalam Usaha Pengembangan Sistem Pendidikan Yang Prospektif Di Pondok Pesantren22

kenyataan yang terjadi di masyarakat. Kondisi masyarakat Ringin Agung banyak yang menyimpang dari ajaran Islam yang sesunggunya. Perjudian, perampokan dan pemujaan pada benda-benda yang dianggap dari kekuatan gaib merupakan suatu hal yang biasa terjadi.

Melihat fenomena tersebut Alm. Kyai Imam Nawawi merasa terpanggil untuk meluruskannya sehingga sesuai dengan ajaran Islam yang benar. Pemikiran beliau ini didasarkan pada ayat Al-Qur’an Surat Ali Imron ayat, 110 yang artinya “Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk umat manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar dan beriman kepada Allah”.

Ahmad Musthofa Almaraghi, dalam tafsirnya mengatakan, amar ma’ruf dalam umat Islam segi-seginya ditetapkan dalam perintah yang paling kuat. Ia bisa dilaksanakan dengan hati dan lisan, bahkan jika kondisinya memungkinkan dengan jalan berperang. Untuk yang terakhir ini dianggap yang paling kuat. Karena dalam pelaksanaannya nyawa yang menjadi taruhannya.

Selanjutnya beliau mengatakan, amar ma’ruf yang paling besar adalah menjaga dan memelihara agama yang haq, iman, tauhid dan kenabian. Sedang kemungkaran yang paling dibenci Tuhan adalah kekufuran. Oleh karenanya menjaga dan memelihara keempat hal tersebut dari sifat kuflur adalah suatu kewajiban jihad yang dibebankan pada semua umat Islam.

Berdasarkan tafsir ayat 110 surat Ali Imron di atas almarhum Kyai Imam Nawawi melaksanakan perintah Ilahi untuk melakukan jihad, berjuang amar ma’ruf nahi munkar kepada umat di lingkungan

sekitarnya, dan bahkan beliau memilih jalan jihad sebagai jalan kehidupannya.

Perjuangan beliau ini telah diwujudkan dalam pendidikan pondok pesantren Mahir Arriyadl Ringinagung. Disamping tetap menyampaikan da’wah Islam kepada masyarakat di lingkungan sekitarnya serta masyarakat luar daerah yang membutuhkan penerangan tentang ajaran Agama. Almarhum Kyai Imam Nawawi mempunyai keyakinan bahwa kebahagiaan manusia di dunia dan di akhirat berasal dari ilmu. Berilmu amaliyah dan beramal ilmiyah, begitu beliau menegaskan. Maksudnya kebahagiaan yang sebenarnya dan abadi dapat dicapai melalui ilmu lalu mengamalkannya berarti telah menolong dirinya dan menolong orang lain. Dalam hal ini Imam Ghozali mengatakan Barang siapa berilmu dan mengamalkan ilmunya, diakui dan dikatakan sebagai yang terbesar diangkasa raya. Sebab dia itu bagaikan sang surya. Di samping menerangi benda selain dirinya, juga menerangi dirinya sendiri atau bagai minyak kasturi' yang disamping membuatnya harum di sekitarnya, dirinya sendiri tetap harum' Dan barang siapa menyibukkan diri dalam pengajaran dan pendidikan berarti ia telah mengikuti jejak luhur lagi penting.

Oleh karenanya almarhum Kyai Imam Nawawi berusaha sekuat tenaga untuk menyelenggarakan suatu lembaga pendidikan. Meskipun beliau sadar bahwa niatnya ini akan menemui tantangan dan hambatan yang tidak ringan. Karena menyelenggarakan suatu pendidikan merupakan kewajiban syar’i yang termasuk dalam ruang lingkup muamarah. Dengan kata lain penyelenggaraan pendidikan adalah usaha untuk manusia

Page 23: · Web viewAdapun prosedur yang ditambah untuk ... Negeri Ngagel I/394 dan Disiplin kerja karyawan di ... Mendeskripsikan kondisi disiplin kerja karyawan

Subawadi, Figur Kyai Dalam Usaha Pengembangan Sistem Pendidikan Yang Prospektif Di Pondok Pesantren23

yang berpredikat mu’min, muslim, dan muttaqien.

Disamping berdasarkan pada ayat di atas, Almarhurn Kyai lmam Nawawi mendasarkan perjuangannya pada hadits Nabi SAW yang artinya "Barang siapa menyembunyikan suatu ilmu, sedangkan dia menguasainya akan dicambuk pada hari qiamat dengan cambuk dari api neraka.

Dari Hadits tersebut di atas, dapat diambil pengertian bahwa seseorang yang mempunyai ilmu sesungguhnya dituntut untuk memperluas dan memberi manfaat pada orang lain.

Berdasarkan hadits tersebut, Almarhum Kyai Imam Nawawi sebagai seorang muslim yang mempunyai komitmen tinggi terhadap agama Islam merasa dituntut untuk menyebarkan, mengajarkan dan memberikan ilmunya kepada orang lain. Sedangkan usaha-usaha beliau dalam pengembangan pendidikan pondok Pesantren Mahir Arriyad, adalah sebagai berikut :a. Dalam pembinaan pribadi santri

- Menanamkan sikap mandiri pada para santri, wujudnya adalah memberikan kepercayaan pada para santri yang mempunyai kemampuan memadai untuk menjadi pengurus pondok. Mengerjakan semua pembangunan dengan biaya dan tenaga dari santri sendiri. Mewajibkan pada santri yang mempunyai pengetahuan yang mendalam untuk mendarmabaktikan ilmunya di Pesantren sebelum mengakhiri pendidikannya. Mewajibkan semua santri untuk mengadakan kerja bakti bersama pada waktu yang

telah ditetapkan. Menyuruh para santri untuk membangun asrama gubug.

- Pembinaan mental santri, wujudnya adalah mengadakan pengajian yang diikuti oleh semua santri pada waktu-waktu tertentu. Mengadakan Khithobah secara terbuka di depan pondok setiap dua minggu sekali. Mengadakan Bahsul Masail setiap dua minggu sekali.

- Membina hubungan yang harmonis antara ustadz dan santri yang mempunyai kemampuan dengan mengadakan perekrutan pada santri yang mempunyai kemampuan dalam pengetahuan agama dalam menjadi ustadz. Pada waktu-waktu tertentu diadakan musyawarah yang diikuti oleh para ustadz dan perwakilan dari santri.

b. Dalam pendidikan, usaha-usaha yang dilakukan meliputi :- Mendirikan Madrasah Diniyah

dengan jenjang pendidian : Madrasah Ibtidaiyah dengan masa pendidikan 6 tahun, Madrasah Tsanawiyah dengan masa pendidikan 3 tahun, Madrasah Aliyah dengan masa pendidikan 3 tahun, dan Majelis Musyawarah dengan masa pendidikan 6 tahun yang merupakan kajian-kajian kitab salaf (kitab kuning) dengan tingkatan dan masa belajar Tingkat Satu (Kitab Fathul Qorib) selama satu tahun, tingkat dua (Kitab Fathul Mu'in) selama dua tahun, tingkat tiga (kitab Fathul Wahab) selama tiga tahun. Kemudian pada perkembangan selanjutnya pondok pesantren Mahir Arriyadl

Page 24: · Web viewAdapun prosedur yang ditambah untuk ... Negeri Ngagel I/394 dan Disiplin kerja karyawan di ... Mendeskripsikan kondisi disiplin kerja karyawan

Subawadi, Figur Kyai Dalam Usaha Pengembangan Sistem Pendidikan Yang Prospektif Di Pondok Pesantren24

menyerenggarakan pendidikan formal Taman Kanak-kanak (TK) Taufiqiyatul Asna; Madrasah Ibtidaiyah (MI) Taufiqiyatur Asna; Madrasah Tsanawiyah (MTs) Taufiqiyarul Asna; Madrasah Aliyah (MA) Al Ma’arif.

- Menyelenggarakan berbagai ketrampilan seperti pertukangan, pertanian, peternakan dan lain sebagainya.

- Mengadakan pondok kecil yang pesertanya antara 6 sampai 10 orang yang dibina oleh santri.

- Mengadakan rapat dengan para ustadz setiap satu bulan sekali.

c. Dalam menjalin hubungan dengan masyarakat seperti:- Mengadakan tabligh di masyarakat

setiap hari-hari besar Islam.- Mengadakan pengajian umum

setiap hari Jum,at yang diisi oleh para ustadz dan santri meliputi pengajian Al-Qur’an dan seni baca Al Qur’an. Memberikan santunan pada anak yatim setiap bulan Muharram.

- Memberikan waktu tersendiri pada masyarakat yang ingin menanyakan tentang suatu permasalahan yang di hadapi.

- Kerjasama dengan masyarakat sekitar dalam masalah dana dan keamanan.

Demikianlah usaha-usaha almarhum Kyai Imam Nawawi dalam pengembangan pendidikan pondok pesantren Mahir Arriyadl. Semua usaha diatas tentunya tidak berjalan secara mulus tanpa hambatan dan tantangan, banyak hambatan dan cobaan yang harus dilalui, namun beliau tetap tabah dalam menghadapi

segala cobaan. Sikap demikianlah yang pada akhirnya membawa kemajuan pondok pesantren Mahir Arriyadl dan kemasyhuran namanya.

Pusaka Kyai Imam Nawai Menuju Pesantren yang Prospektif

Pondok Pesantren Mahir Arriyadl yang kini telah berdiri kokoh di atas areal tanah seluas 2,5 ha. sejak berdiri tahun 1911 M sampai sekarang telah mengalami perubahan dan perkembangan yang pesat. Baik jumlah santri dan sistem pendidikan maupun pembangunan fisiknya, namun kemajuan pondok pesantren Mahir Arriyadl yang nampak seperti sekarang ini tidaklah dilalui secara mulus tanpa hambatan dan tantangan yang menghadang, tapi cukup berat dan melalui lika-liku yang panjang.

Adalah almarhum Kyai Imam Nawawi, seorang tokoh utama pendiri Pondok Pesantren Arriyadl Ringinagung yang dengan tekun dan penuh kesabaran telah menghantarkan pondok pesantren ke arah kemajuan setapak demi setapak. Beliau memimpin pesantren dengan kebijaksanaan dan daya karomah yang tinggi hingga para santri yang berdatangan ingin belajar kepadanya tidak hanya berasal dari luar Jawa bahkan luar negeri.

Kini pondok pesantren Mahir Arriyadl telah ditinggalkan tokoh utamanya karena telah berpulang ke rahmatullah pada tahun 1930 M, dalam usia 70 tahun. Namun putra dan cucu-cucunya telah siap mewarisi tongkat estafet perjuangannya. Merekalah yang akan melanjutkan cita-cita sucinya, untuk menyebar luaskan ilmu agama serta membentuk tatanan masyarakat yang aman dan damai. Ibarat tunas patah satu tumbuh seribu. Setelah

Page 25: · Web viewAdapun prosedur yang ditambah untuk ... Negeri Ngagel I/394 dan Disiplin kerja karyawan di ... Mendeskripsikan kondisi disiplin kerja karyawan

Subawadi, Figur Kyai Dalam Usaha Pengembangan Sistem Pendidikan Yang Prospektif Di Pondok Pesantren25

Kyai Imam Nawawi wafat, kelangsungan pondok pesantren dipangku oleh menantu beliau yaitu Kyai Imam Mukti dan Kyai Imam Bajuri, tidak lama kemudian akhirnya menyusul kepergian Kyai Imam Nawawi.

Sepeninggal Kyai Mukti dan Kyai Imam Bajuri, pondok Pesantren Ringinagung diteruskan oleh cucu-cucu beliau dengan tegar dan optimis melanjutkan perjuangan Imam Nawawi dalam memimpin pondok pesantren Ringin Agung. Cucu-cucu beliau adalah Kyai Jamhur, Kyai Abdurrohim, Kyai Abu Mansur, Kyai Abdul Majid, Kyai Mustofa, Kyai Ulomo, Kyai Makun, Kyai Muhtarom, Kyai Masram, Kyai Khumaidi, Kyai Abdul Hamid, Kyai Bukhori, Kyai Sarpan, Kyai Murtam, Kyai Imam Faqih, Kyai Damiri, Kyai Abdul Kadir, Kyai Abdul Hadi. Kyai-kyai tersebut kini telah tiada.

Kemudian masa sekarang perkembangan dan pendidikan pondok pesantren Ringinagung dilanjutkan oleh Kyai Zaid Abdul Hamid, Kyai Anwaruddin, Kyai Mu’awan, Kyai Mashud, Kyai M. Khozin, Kyai Ahmad Saubari, Kyai Amaruddin, Kyai Khudzaifah Mu’awam, Kyai Ahmad Slamet Rohmat.

Sistem Pendidikan Menilik dari keberadaan pondok

pesantren yang merupakan ajang prestasi untuk mempersiapkan santri handal dan potensial yang dapat memberikan alternatif-alternatif pemecahan permasalahan yang timbul di dalam masyarakat demoralisasi (krisis moral), dehumanisasi (merosotnya harkat dan martabat kemanusiaan). Gejala penuhanan

akal serta sekian banyak lagi ketimpangan sosial, maka para masyayikh mengambil suatu inisiatif untuk meningkatkan kualitas pendidikan pondok pesantren Mahir Arriyadl.

Hal tersebut terlihat dari perkembangan-perkembangan yang mewarnai pondok pesantren Mahir Arriyadl. Salah satu perkembangan yang menonjol, adalah penerapan berbagai sistem pengajaran dan pendidikan. Berbagai sistem yang diterapkan adalah:a. Pendidikan formal : Taman kanak-

kanak (TK) Taufiqiyatul Asna, Madrasah Ibtidaiyah (MI) Taufiqiyatul Asna, Madrasah Tsanawiyah (MTs) Taufiqiyarul Asna, Madrasah Aliyah (MA) Taufiqiyatul Asna, dan Madrasah Diniyah Taufiqiyatul Asna Afiliasi Depag, terdiri dari Shifir setingkat TK, Ula setingkat SD, Wustho setingkat SMTP, Ulya setingkat SLTA, Kelima pendidikan tersebut, para lulusan didiknya memperoleh ijazah negeri (Departemen Agama), dan disamping menggunakan kurikulum Depag, juga ditambah dengan bidang ke-NU-an untuk Tsanawiyah dan Aliyah' Tehnik baca kitab kuning untuk MTs serta Durusul Falaqiyah untuk Madrasah Aliyah. Dasar pemikiran diselenggarakannya pendidikan formal di atas, di pondok pesantren Mahir Arriyadl antara lain :1) Memajukan pondok pesantren

salfiyah.2) Dapat menghasilkan santri yang

berpandangan luas serta jauh ke depan dengan bekal latar belakang pendidikan formal maupun nonformal.

Page 26: · Web viewAdapun prosedur yang ditambah untuk ... Negeri Ngagel I/394 dan Disiplin kerja karyawan di ... Mendeskripsikan kondisi disiplin kerja karyawan

Subawadi, Figur Kyai Dalam Usaha Pengembangan Sistem Pendidikan Yang Prospektif Di Pondok Pesantren26

3) Menambah wawasan santri, sebab seperti diketahui pendidikan formal ini masuk pagi dan kalender pendidikannya berbeda dengan kalender pendidikan nonformal (Madrasah Diniyah).

Hingga sering terjadi masa liburan yang berbeda dengan Madrasah Diniyah. Bahkan Ba'dul Masayikh menyatakan "Ngge tunggu pondok” (untuk menunggu pondok) karena sering terjadi Madrasah Al Asna telah libur sedangkan pendidikan formal belum libur. Dengan secara otomatis santri yang berajar di Madrasah formal tersebut masih harus di pondok.Kurikurum yang digunakan terdiri dari 90% dan 10% pengetahuan, umum untuk Diniyah, dan 70% umum 30% agama untuk formal.

b. Pendidikan non formal : (1) Pengajian kitab kuning dengan sistem sorogan (individu), (2) Pengajian kitab dengan sistem bandongan menyimak dan memberi makna (arti kitab). Sistem ini dipakai ditiap-tiap pesantren, (3) Pengajian dengan sistem takhassus (diskusi), metode partisipasi (gabungan, antara bandongan dan sorogan), Bahtsul Masail, (4) Pengajian Mingguan yang diikuti masyarakat sekitar setiap satu minggu sekali.

c. Pendidikan Ekstra Kurikuler : Kegiatan ekstra kurikuler adalah sebagian kegiatan yang lebih mengacu pada peningkatan aktifitas, kreatifitas guna memupuk bakat positif santri sehingga dapat memperoleh pengetahuan, ketrampilan dan nilai yang mengacu pada keberhasilan pendidikan.Kegiatan ekstra kurikuler yang diprogramkan di pondok pesantren Mahir Arriyadl

antara lain : (l) Latihan Khithobah (retorika), kegiatan ini dilaksanakan setiap malam Jum’at (setengah bulan sekali yang diikuti oleh anggota kelas masing-masing. (2) Membaca Sholawat Nabi, dilaksanakan pada setiap malam Jum’at setelah sholat Maghrib. Kegiatan ini merupakan wujud usaha melestarikan sholawat nabi yang telah diwariskan Kyai Imam Nawawi. (3) Qiroatul Qur’an dan Kaligrafi, diselenggarakan setiap malam Selasa setelah sholat Maghrib, (4) Beberapa kursus yang diselenggarakan antara lain Bahasa Arab, Bahasa Inggris, Tata Boga, Manasik Haji, Tata Busana, Kesenian, Perbengkelan, Elektronika, Jahit-menjahit, Dekorasi, Ukir-ukiran, Pertukangan, Khot, ditambah pula dengan berbagai macam kesenian dan olah raga yang dikelola oleh pondok pesantren.

d. Pengembangan Masyarakat.Dalam rangka ikut serta berperan aktif dalam pembangunan bangsa di segala bidang yang sedang dilakukan giat-giatnya oleh pemerintah, maka dibentuklah Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) pondok pesantren, dimana organisasi ini memberikan pelayanan kepada masyarakat dengan berbagai kegiatan diantaranya: (1) Pengembangan da’wah di masyarakat, (2) Diklat ketrampilan, (3) Pengembangan seni hadroh, (4) Pengembangan seni baca Al Qur’an, (5) Peningkatan ekonomi masyarakat. Dalam melaksanakan kegiatannya, organisasi ini bekerjasama dengan berbagai lembaga atau yayasan di dalam maupun diluar RMI.

Page 27: · Web viewAdapun prosedur yang ditambah untuk ... Negeri Ngagel I/394 dan Disiplin kerja karyawan di ... Mendeskripsikan kondisi disiplin kerja karyawan

Subawadi, Figur Kyai Dalam Usaha Pengembangan Sistem Pendidikan Yang Prospektif Di Pondok Pesantren27

Sistem Pendidikan dan Pengajaran Pondok Pesantren Mahir ArriyadlSistem Pendidikan

Pada dasarnya pesantren adalah lembaga pendidikan Islam dimana pengetahuan-pengetahuan yang berhubungan dengan agama Islam diharapkan dapat diperoleh di pesantren. Adapun usaha yang dilakukan untuk meningkatkan pesantren dimasa kini dan yang akan datang harus tetap pada prinsip ini. Artinya pesantren tetap sebagai lembaga pendidikan Islam berbagai dengan ciri-ciri khas, meskipun ia banyak terlibat dalam berbagai masalah dalam masyarakat seperti perekonomian, kesehatan lingkungan dan pembangunan.

Di berbagai pesantren, termasuk di pesantren Ringinagung sampai saat ini belum ada tujuan yang disusun secara sistematis. Hal ini menurut Nur Cholis Madjid dikarenakan tujuan pendidikan pesantren kebanyakan diserahkan pada proses improvise menurut perkembangannya pesantren yang dipilih sendiri oleh seorang kyai atau bersama-sama pembantunya secara intensif. Secara umum tujuan pendidikan pondok pesantren Mahir Arriyadl termaktub dalam kitab Ta'limul Muta'alim dimana tujuan seseorang menuntut ilmu adalah semata-mata untuk beribadah kepada Allah dan karena kewajiban Islam yang harus dilaksanakan secara ikhlas. Untuk merealisasikan tujuan tersebut di pondok pesantren Mahir Arriyadl dipelajari berbagai macam ilmu pengetahuan agama, seperti bidang Al-Qur'an dan Hadits, diajarkan tafsir Jalalain, Bulughul Marom, Riadush Sholihin, Jama, Shoghir, Shoheh

Muslim, Shoheh Bukhori, Sunan Abu Daud dan Muatho’. Bidang studi fiqih dipelajari kitab-kitab seperti, Fathul Qorib, Fathul Mu’in, Fathul Wahab, Ikna’ dan Al Muhadzab'. Dalam bidang tasauf dipelajari kitab-kitab seperti Bidayatul Hidayah, Syarhul Hikam dan Ihya Ulumuddin.

Untuk mengajarkan kitab-kitab di atas almarhum Kyai Imam Nawawi mengangkat beberapa santri yang menguasai pengetahuan agama Islam secara mendalam sebagai pengajar. Biasanya para santri yang mempunyai pengetahuan lebih dan cukup lama di pesantren sebelum mengakhiri belajarnya mereka diminta untuk mengabdi di pesatren atau pengurus pondok. Para santri yang belajar di pondok pesantren Mahir Arriyadl biasanya menghabiskan waktu antara l0 tahun, bahkan ada yang lebih. Ukuran waktu itu tidak ditentukan oleh pihak pondok, akan tetapi ditentukan oleh santri itu sendiri, sesuai dengan kemampuannya masing-masing, semakin cerdas seseorang santri maka akan semakin singkat waktu belajarnya. Bahkan di berbagai pondok pesantren dikenal apa yang disebut santri kelana yang merupakan tradisi khas seseorang dalam menuntut ilmu yang bersifat amat individual di pesantren. Di pondok pesantren Mahir Arriyadl, terdapat dua macam sistem pendidikan formal yaitu Madrasah diniyah dengan kurikurum 90% pengetahuan agama dan 10% pengetahuan umum. Dan pendidikan modern dengan kurikurum 70% pengetahuan umum dan 30% pengetahuan agama. Sistem pendidikan yang terakhir ini dimaksudkan untuk memenuhi tuntutan masyarakat yang membutuhkan pendidikan ilmu pengatahuan umum dan untuk

Page 28: · Web viewAdapun prosedur yang ditambah untuk ... Negeri Ngagel I/394 dan Disiplin kerja karyawan di ... Mendeskripsikan kondisi disiplin kerja karyawan

Subawadi, Figur Kyai Dalam Usaha Pengembangan Sistem Pendidikan Yang Prospektif Di Pondok Pesantren28

menyeimbangkan antara ilmu agama dengan ilmu umum.Sistem Pengajaran Kitab KlasikPondok pesantren Mahir Arriyadl, untuk mengajarkan kitab-kitab Islam dipergunakan metode antara lain wetonan, metode sorogan, mudzakaroh atau sawir, metode takror dan majlis ta'lim. Metode pengajaran ini telah digunakan sejak berdirinya pondok pesantren Mahir Arriyadl hingga sekarang mekanisme pelaksanaan metode tersebut adalah sebagai berikut :a. Metode Wetonan

Pelaksanaann metode ini, di pondok pesantren Mahir Aryadl adalah sebagai berikut : ustadz atau kyai membaca suatu kitab dalam waktu tertentu dan santri membawa kitab yang sama kemudian santri mendengarkan atau menyimak tentang bacaan kitab oleh kyai atau ustadz tersebut, dan memberi makna kitabnya masing-masing sesuai dengan keterangan kyai. Pada masa awal pertumbuhannya, metode wetonan ini berlangsung didalam masjid, setelah berlangsung lama dan mengalami perbaikan maka para santri yang mengikuti tidak hanya didalam masjid, tetapi ada yang dalam asrama dan di kantor-kantor, karena suara kyai atau ustadz dapat di dengar melalui pengeras suara.

b. Metode SoroganMetode sorogan dalam pengajarannya di pesantren merupakan metode yang paling sulit dibanding dengan yang lain. Sebab metode tersebut menuntut kesabaran, kerajinan, ketaatan dan kedisiplinan pribadi santri. Pelaksanaan metode ini adalah santri yang sudah siap dan menguasai suatu kitab

mengajukan kepada kyai atau ustadz untuk dibaca dihadapannya. Apabila selama membaca atau memahaminya terdapat kesalahan, maka langsung dibenarkan oleh kyai atau ustadz tersebut. Di pesantren Mahir Arriyadl metode ini terutama diperuntukkan bagi santri yang permulaan. Kitab-kitab yang dipelajari dengan menggunakan metode ini adalah kitab-kitab yang ditulis dengan huruf gundul tanpa huruf hidup seperti Muta'alim, Fathul Qorib dan sebagainya. Untuk itu seorang santri dalam membacanya membutuhkan bimbingan dari kyai atau ustadz yang dapat menguasainya, menilai secara maksimal.

c. Metode Mudzakar atau SawirMudzakaroh merupakan penemuan ilmiah yang secara spesifik membahas masalah-masalah diniyah seperti Ibadah dan Aqidah serta masalah agama pada umumnya. Pelaksanaan metode ini biasanya peserta duduk secara melingkar dan dibagi menjadi beberapa regu. Kemudian ada beberapa santri yang ditugaskan untuk memandu jalannya kegiatan tersebut. Ada yang menjadi mukhtashor (yang memimpin jalannya sidang), Qori' bertugas membacakan masalah yang akan dibahas dan biasanya diambilkan dari salah satu kitab yang telah ditentukan sebelumnya. Tim perumus bertugas sebagai perumus masalah dan mushaheh bertugas sebagai pihak yang membenarkan rumusan hasil diskusi. Di pondok Mahir Arriyadl Ringin Agung metode tersebut lebih dikenal dengan sebutan Bathsul Masail, yang pelaksanaannya setiap setengah bulan sekali. Dalam forum ini santri atau

Page 29: · Web viewAdapun prosedur yang ditambah untuk ... Negeri Ngagel I/394 dan Disiplin kerja karyawan di ... Mendeskripsikan kondisi disiplin kerja karyawan

Subawadi, Figur Kyai Dalam Usaha Pengembangan Sistem Pendidikan Yang Prospektif Di Pondok Pesantren29

siswa melaksanakan gladi dari masalah sendiri guna memperdalam ilmu agama agar mampu memahami dan menerapkan ilmu pengetahuan Islam dengan kongkrit dan sukron sesuai dengan tuntunan yang digariskan,

d. Metode TakrorTakror adalah suatu metode untuk mengulang pelajaran yang telah diberikan sebelumnya. Di Pondok Pesantren Mahir Arriyadl metode ini biasanya dilakukan setelah sholat Ashar dan sehabis sholat Isya', sedang tata pelaksanaannya biasanya ada salah seorang santri yang tampil di muka untuk memberikan penjelasan, santri yang lainnya mendengarkan penjelasan-penjelasan yang diberikannya, kemudian bila ada suatu masalah yang kurang dipahami, maka para santri bisa mengajukan permasalahan tersebut untuk dimusyawarahkan bersama.

e. Metode Majelis Ta'limMajelis Ta'lim adalah suatu media penyampaian metode ajaran Islam secara umum dan terbuka. Para peserta terdiri dari berbagai lapisan yang memiliki latar belakang pengetahuan yang berbeda-beda dan tidak dibatasi oleh tingkatan usia dan jenis kelamin. Pengajian semacam ini, di pondok pesantren dilaksanakan pada waktu-waktu tertentu saja. Materi yang diberikan bersifat umum, berisi nasehat-nasehat keagamaan yang bersifat amar ma'ruf nahi munkar dan adakatnya materi diambilkan dari kitab-kitab tertentu.

Kegiatan sehari-hari di Pondok Pesantren Mahir Ariyadl

Untuk mendapatkan gambaran secara umum tradisi santri pondok pesantren Mahir Arriyadl dapat diamati dari kegiatan sehari-hari. Pada kurang lebih pukul 04.00 pagi dimulai dengan pengajian Al Qur’an di Masjid yang letaknya di tengah-tengah pesantren. Suara pengajian ini terdengar pula di luar komplek sehingga bisa membangunkan para santri sekaligus masyarakat di lingkungan pesantren untuk segera mandi atau mengambil air wudlu guna menunaikan sholat shubuh bersama-sama, kemudian disusul dengan pengumandangan adzan shubuh, sambil menunggu kyai datang untuk memimpin sholat biasanya ada seorang santri yang membacakan puji-pujian. Sementara santri-santri yang lain menghafal pelajarannya masing-masing. Pelajaran yang dihafal ini cukup beragam, tergantung tingkatan dan kerasnya masing-masing. Ada yang menghafar Tajwid, Shorof, Imriti, Alfiah dan sebagainya. Setelah sholat shubuh dilanjutkan dengan wiridan secara bersama-sama. Kemudian diakhiri dengan do’a secara bersama-sama yang dipimpin oleh kyai yang bertindak sebagai imam sholat.

Pada kurang lebih pukul 05.00 sampai 11.00 dilaksanakan pengajian dengan sistem bandongan di beberapa tempat atau asrama sesuai dengan tingkatan masing-masing meliputi nahwu, shorof, fiqih, hadits, taf'sir, tasawuf, ushul fiqih, dan musholah hadits yang diasuh oleh kyai sendiri dan tenaga pengajar lainnya.

Bagi para santri yang mengikuti pendidikan formal pada pukul 07.00-12.30 WIB mengikuti pelajaran di kelasnya masing-masing. Yang sekolahnya tidak jauh dari lokasi pondok. Bagi santri yang sekolahnya hanya di Madrasah Diniyah,

Page 30: · Web viewAdapun prosedur yang ditambah untuk ... Negeri Ngagel I/394 dan Disiplin kerja karyawan di ... Mendeskripsikan kondisi disiplin kerja karyawan

Subawadi, Figur Kyai Dalam Usaha Pengembangan Sistem Pendidikan Yang Prospektif Di Pondok Pesantren30

setelah selesai mengaji waktu-waktu yang senggang tersebut dipergunakan untuk mencuci, memasak, melengkapi kitab-kitab yang kosong dan kegiatan-kegiatan lainnya.

Kurang lebih pukul 12.30 dikumandangkan adzan sholat dzuhur. Dan seperti sudah menjadi bagian etos santri pesantren Ringin Agung. Ketika adzan dikumandangkan para santri sibuk untuk mandi atau mengambil air wudlu di kolam yang ada di komplek pesantren, selanjutnya berdatangan ke Masjid untuk menunaikan sholat Dzuhur bersama-sama. Pada kurang lebih sepuluh menit setelah sholat dhuhur selesai dan selalu diakhiri dengan wiridan dan membaca do’a bersama-sama yang dipimpin oleh imam sholat.

Setelah sholat dhuhur, para santri menuju kamarnya masing-masing untuk mempersiapkan kegiatan selanjutnya yaitu sekolah Diniyah. Dari pengeras suara yang ada di pesantren Induk biasanya terdengar petunjuk-petunjuk atau informasi tentang pelaksanaan pengajian bila terjadi perubahan jadwal kegiatan secara mendadak.

Adalah suatu pemandangan yang mengasikkan ketika para santri sibuk menuju dimana tempat pengajian tersebut berlangsung. Dari sekian banyak santri yang lalu-lalang betapa semangatnya mereka dalam menuntut ilmu. Etos kerja yang demikian ini menurut penulis terkait erat dengan wejangan-wejangan yang diberikan oleh Kyai Imam Nawawi ketika beliau masih ada. Pada kurang lebih pukul 16.00 dilaksanakan sholat ashar bersama-sama seperti biasanya sebelum sholat dimulai selalu dikumandangkan adzan, sebagai pertanda sholat akan dimulai.

Setelah selesai sholat ashar dilanjutkan pengajian kitab Ikhya' sampai pukul 17.00.

Pada pukul l7.00 semua kegiatan pendidikan telah usai, di saat-saat seperti ini para santri ada yang mempersiapkan makan sore, ada yang masak sendiri, sebagian santri ada yang membeli makanan di kantin-kantin sekitar pondok, ada yang tinggal mengambil di warung-warung karena telah menitipkan uang sebelumnya, dan ada yang mempersiapkan diri menunaikan sholat maghrib. Lima belas menit sebelum sholat maghrib, seperti biasanya didahului dengan pengajian Al-Qur'an dan Sholawat Nabi SAW dan dilanjutkan dengan adzan maghrib jika adzan sudah dikumandangkan maka para santri dengan penuh gairah menuju ke masjid untuk menunaikan sholat berjamaah.

Setelah menunaikan sholat Maghrib berjamaah kemudian dilanjutkan dengan pengajian Al-Qur'an dan Tafsir Jalalain. Pengajian dilakukan secara bebas, diikuti oleh siapa saja tanpa absensi. Sementara santri yang lain, yang tidak mengikuti pengajian tersebut mengikuti pengajian yang dilaksanakan bersama-sama di asrama santri yang dipimpin oleh ustadz yang ditunjuk oleh kyai.

Sekitar pukul 19.00 dilakukan sholat Isya’, secara bersama-sama yang dipimpin oleh Kyai atau ustadz. Setelah Sholat selesai dilanjutkan pengajian kitab, ada yang belajar mandiri dan takror (musyawaroh) atau diskusi di kelas masing-masing sesuai dengan tingkatan dan jenjang masing-masing santri. Pengajian tersebut dilaksanakan santri sampai pukul 22.00. Kemudian para santri istirahat sejenak, ada yang tidur, ada yang i'tikaf di masjid.

Page 31: · Web viewAdapun prosedur yang ditambah untuk ... Negeri Ngagel I/394 dan Disiplin kerja karyawan di ... Mendeskripsikan kondisi disiplin kerja karyawan

Subawadi, Figur Kyai Dalam Usaha Pengembangan Sistem Pendidikan Yang Prospektif Di Pondok Pesantren31

Pada pukul 24.00 dilakukan sholat tahajjud bersama-sama di masjid ada pula yang dilakukan di asrama-asrama santri. Setelah itu baru para santri istirahat total ada juga santri yang ditugaskan untuk jaga semalam suntuk.

Semua kegiatan tersebut dilakukan setiap hari, kecuali hari Jum'at kegiatan diliburkan, semua santri ada yang belanja ke pasar ada yang digunakan untuk pulang dan kegiatan yang lainnya. Sedangkan kegiatan mingguan, yang dilaksanakan satu minggu sekali oleh santri di antaranya : Kamis malam Jum'at setelah sholat Maghrib membaca sholawat nabi, istighotsah, khotbah dan tahrir yang dipimpin oleh para kyai dan ustadz yang telah ditunjuk sebelumnya.

Malam minggu kerjasama dengan masyarakat Ringin Agung mengadakan Hadroh. Malam Selasa ba'dal maghrib qiroatul Qur’an dan kaligrafi, dan setiap bulan sekali diadakan bahtsul masail yang diikuti oleh para santri.

Faktor-faktor Penghambat dalam Pengembangan Sistem Pendidikan Pondok Pesantren Mahir Arriyadl dan Cara Mengatasinya

Disadari atau tidak oleh segenap pihak, bahwa melakukan suatu usaha pengembangan, pendidikan dan pengajaran adalah suatu pekerjaan yang sulit. Dan ternyata lebih sulit lagi melaksanakan usaha semacam itu dikalangan pesantren. Kesulitan tersebut kebanyakan muncul sejak gagasan itu ditawarkan, dan pada gilirannya akan muncul kembali dalam bentuk-bentuk hambatan yang dijumpai pada saat gagasan tersebut dicoba untuk diterjemahkan ke dalam pelaksanaan. Oleh karenanya dalam suatu proses pelaksanaan

perencanaan hal tersebut harus diantisipasi sedini mungkin guna mempersiapkan pemecahannya.

Di pondok pesantren Mahir Arriyadl, hambatan-hambatan yang dialami dalam upayanya mengadakan pengembangan dan pembaharuan sistem pendidikan dapat dilihat dari beberapa segi saja. Yaitu hambatan Manajemen pendidikan, hambatan pendanaan, dan hambatan yang datang dari luar. Untuk lebih jelasnya dapat kami jelaskan sebagai berikut :a. Hambatan Manajemen Pendidikan

Pada bab terdahulu telah dijelaskan, bahwa pesantren Mahir Arriyadl ada dua macam yaitu sistem formal. Pendidikan formal terdiri dari madrasah diniyah modern sistem pendidikan di pondok pendidikan formal dan non dan madrasah dengan sistem diadakannya dua sistem pendidikan tersebut adalah sebagai upaya adaptasi pesantren dengan perkembangan pengetahuan yang semakin maju dan sebagai upaya untuk menyatukan antara dua ilmu, yakni ilmu agama dan ilmu umum. Namun karena pondok pesantren Mahir Arriyadl berdiri secara alamiah dalam arti muncul atas dasar ide seorang kyai, yang didukung oleh masyarakat sekitar maka semua kegiatan yang ada dilakukan secara mandiri. Akibat dari kemandirian ini pada perkembangan selanjutnya ternyata menemui hambatan-hambatan di antaranya, (1) Sulitnya mengadakan reformasi pengurus. Hal ini disebabkan karena kalender pendidikan antara madrasah diniyah dengan madrasah dengan sistem formal berbeda. Sementara orang-orang yang menjaga

Page 32: · Web viewAdapun prosedur yang ditambah untuk ... Negeri Ngagel I/394 dan Disiplin kerja karyawan di ... Mendeskripsikan kondisi disiplin kerja karyawan

Subawadi, Figur Kyai Dalam Usaha Pengembangan Sistem Pendidikan Yang Prospektif Di Pondok Pesantren32

kepengurusan dari satu madrasah juga menjabat pada pengurusan yang lain. Akibatnya program-progaram dan tenaga pelaksananya banyak mengalami perubahan dari tahun ke tahun. (2) Adanya rangkap jabatan. Hal ini terjadi karena sulitnya mencari santri yang memiliki ketrampilan dan pengetahuan dalam hal pengelolaan pendidikan, ini dapat dipahami karena Pondok Pesantren Ringin Agung tidak ada lembaga yang dikelola secara khusus, yang dipersiapkan untuk mencetak calon-calon pengelola pendidikan. Sementara pengelolaan pendidikan sementara ini hanya mengandalkan kemampuan para santri yang mempunyai ketrampilan dari seringnya duduk di pengurusan selama belajarnya dulu. (3) Sulitnya mencari tenaga pengajar. Hal ini karena disebabkan masih menggunakan sistem pengangkatan tenaga pengajar secara tertutup. Dalam arti tidak mengambil tenaga pengajar dari luar yang lebih mampu, dan masih mengandalkan kemampuan santrinya sendiri. Sementara santri yang mempunyai kemampuan pengetahuan mendalam sebagai syarat menjadi ustadz sulit ditemukan terutama guru dalam bidang studi ilmu eksak. (4) Kurang adanya keberanian menempatkan orang-orang baru dalam kepengurusan. (5) Karena dikhawatirkan akan terjadi perubahan arah.

b. Hambatan pendanaanMasalah lain yang sering terjadi menjadi hambatan dalam pengembangan dan pembaharuan pesantren Mahir Arriyadl adalah masalah pendanaan. Dahulu Pesantren

Mahir Ariyadl ketika Kyai Imam Nawawi masih hidup pesantren memiliki dana yang cukup untuk mengembangkan pendidikan. Dengan bantuan masyarakat sekitar, hal semacam ini pada masa lalu merupakan suatu kebiasaan sosial dan karenanya tidak dilembagakan. Sekarang ini untuk sosial semacam ini sulit untuk dikembangkan terutama yang berhubungan dengan program-program ketrampilan memerlukan biaya besar. Lebih-lebih mengingat kemampuan ekonomi masyarakat pedesaan yang mendukung pesantren pada umumnya dalam kondisi lemah. Oleh karena itu usaha-usaha pengembangan dan pembaharuan yang membutuhkan dana besar sering kali tidak dapat berjalan sesuai dengan rencana karena terbentur dengan masalah dana. Sementara ini sumber dana yang dibutuhkan oleh pihak pondok pesantren guna menjaga kelangsungan pendidikan adalah bersumber dari syahriyah santri, bakti dan pendaftaran, infaq, pembangunan dan koperasi, perusahaan, persawahan, pertokoan dan pertukangan sumbangan dari masyarakat.

c. Hambatan dari Pihak LuarHambatan yang ditemui dari usaha perkembangan pondok pesantren Mahir Arriyadl, yang datang dari luar terutama muncul pada tahun 1965, yaitu dengan munculnya G30S/PKI. Pengaruh PKI ini bagi pondok pesantren mengakibatkan mobilitas pendidikan sempat mengalami ketidaklancaran. Karena masyarakat di sekitar pondok terancam ketenangan dan ketertibannya akibat ulah pengikut-

Page 33: · Web viewAdapun prosedur yang ditambah untuk ... Negeri Ngagel I/394 dan Disiplin kerja karyawan di ... Mendeskripsikan kondisi disiplin kerja karyawan

Subawadi, Figur Kyai Dalam Usaha Pengembangan Sistem Pendidikan Yang Prospektif Di Pondok Pesantren33

pengikut PKI yang berusaha mengacaukan situasi. Hambatan lain yang datangnya dari luar adalah sulitnya mencari hubungan dengan pihak luar untuk pengembangan masalah pendanaan baik dari pihak pemerintah maupun swasta. Adapun cara mengatasi hambatan-hambatan tersebut antara lain dilakukan usaha-usaha sebagai berikut: Pertama, pada suatu lembaga (pesantren) yang belum baik, hendaknya segera diusahakan, karena hal ini akan yang besar terhadap pendidikan itu sendiri, baik birokrasi yang para lulusannya memiliki managemen membawa pengaruh ada maupun kualitas. Kedua dalam mengatasi masalah dana hendaknya perlu diusahakan secara terus menerus peningkatannya, baik memanfaatkan sumber dana yang sudah ada maupun berusaha menjalin kerja sama dengan berbagai instansi pemerintahan maupun swasta. Ketiga diharapkan dari pihak pemerintah hendaknya lebih memperhatikan pendidikan di pondok pesantren baik dalam sarana maupun prasarana, sehingga kualitas santri dan lulusannya dapat dipertanggung jawabkan dan mampu memecahkan permasalahan yang ada.

KESIMPULAN DAN SARANKesimpulanBerdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa :1. Tokoh seperti almarhum Kyai Imam

Nawawi, dapat digambarkan sebagai sosok yang mempunyai dimensi perjuangan yang utuh dan berkharisma

tinggi. Ketekunan dan ketabahannya dalam memimpin pesantren sebagai seorang pemimpin yang disegani, dihormati dapat mengantar namanya dan diterima oleh semua lapisan. Figur kepemimpinannya tercermin dari sikapnya yang demokratis, tegas dan teguh dalam memegang prinsip. Disamping itu kepemimpinannya banyak diwarnai dengan ajaran tasawuf sehingga tidak berlebihan jika almarhum Kyai Imam Nawawi dikatakan sebagai sosok pemimpin kharismatik sufistik. Kyai Imam Nawawi selain sebagai seorang ulama, pemimpin umat juga seorang pejuang gagah berani. Beliau banyak sekali menyumbangkan tenaga dan pikirannya dalam perjuangan bangsa terutama melawan penjajah Belanda. Bersama masyarakat dan para santrinya beliau membentuk kekuatan untuk menumpas penjajah dari bumi pertiwi.

2. Ide perintisan pondok pesantren Mahir Arriyadl Ringin Agung muncul karena adanya reaksi atas fenomena sosial Desa Ringin Agung saat itu. Dimana Almarhum Kyai Imam Nawawi mendasarkan perjuangannya pada Al Qur’anul Karim, terutama surat Ali Imron ayat 10, Hadits Nabi SAW. yang diriwayatkan Ibnu Adi. Dari ayat dan Hadits tersebut beliau berusaha memahami dan menghayati kemudian merealisasikannya ke dalam dunia nyata berupa sebuah lembaga pendidikan Pondok Pesantren.

3. Usaha-usaha yang dilakukan oleh almarhum Kyai Imam Nawawi dalam mengembangkan pendidikan pondok pesantren Mahir Arriyadl adalah terus berusaha mengadakan penyempurnaan,

Page 34: · Web viewAdapun prosedur yang ditambah untuk ... Negeri Ngagel I/394 dan Disiplin kerja karyawan di ... Mendeskripsikan kondisi disiplin kerja karyawan

Subawadi, Figur Kyai Dalam Usaha Pengembangan Sistem Pendidikan Yang Prospektif Di Pondok Pesantren34

disamping juga membuka jenjang-jenjang pendidikan formal seperti TK, MI, MTs dan MA. Dan mengadakan pembinaan terhadap santri-santrinya kegiatan-kegiatan yang positif; seperti khithobah pengajian kitab-kitab Islam klasik dengan sistem terstruktur maupun non struktur, juga berupa ketrampilan-ketrampilan yang sangat berharga bagi perkembangan bakat santri seperti menjahit, permesinan, pertukangan, peternakan, pertanian dan sebagainya. Kesemua ini dilakukan sebagai upaya untuk mempersiapkan para santri agar menjadi manusia yang memiliki kepribadian yang utuh dan dapat berdiri sendiri tanpa menggantungkan kepada orang lain.

4. Hambatan utama yang dihadapi pondok pesantren Mahir Arriyadl Ringin Agung dalam upaya pengembangannya adalah masalah dana. Hal ini dapat difahami karena ia tumbuh dan berkembang dari seorang Kyai yang didukung oleh masyarakat sekitar. Sehingga pondok pesantren Mahir Arriyadl Ringin Agung sangat tergantung pada peranan masyarakat, terutama dalam masalah dana. Sampai saat ini untuk memenuhi biaya-biaya pendidikan pihak pesantren meningkatkan kerjasama dengan berbagai pihak baik pemerintah maupun swasta. Hal lain yang menjadi hambatan dalam pengembangan pondok pesantren Mahir Arriyadl Ringin Agung adalah masalah manajemen, dimana faktor yang terakhir ini pada dasarnya terkait erat dengan masalah pendanaan pada masalah ini kesulitan-kesulitan yang dihadapi yaitu sulitnya mengadakan

reformasi kepengurusan, adanya rangkap jabatan, dan sulitnya mencari tenaga pengajar khususnya bidang studi ilmu eksak.

Saran-Saran1. Tokoh pemimpin sebagaimana

almarhum Kyai Imam Nawawi yang dapat dikatakan sebagai pejuang yang utuh dengan berbagai atribut yang disandangnya, sangat tepat bila dijadikan suri tauladan bagi para pemuda penerus perjuangan atau calon-calon pemimpin bangsa baik melalui sikapnya yang tegas dan keteguhan jiwanya dalam memegang prinsip, sikap demokratisnya terhadap bawahan maupun tingkah laku kesehariannya dalam melaksanakan kegiatan.

2. Mengenai manajemen pendidikan pesantren, karena mengingat manajemen dalam suatu lembag pendidikan adalah suatu hal yang sangat penting dan perlu, maka lembaga (pesantren) yang belum memiliki manajemen yang baik, hendaknya segera diusahakan, karena hal ini akan membawa pengaruh yang besar terhadap pendidikan itu sendiri, baik birokrasi yang ada maupun kualitas para lulusannya. Penting dan perlunya manajemen pendidikan tersebut, dapat didasarkan dari pemahaman pengertian manajemen itu sendiri, yaitu suatu lembaga pendidikan agar dapat berjalan dengan baik pula.

3. Mengingat pendidikan berdiri di tengah-tengah masyarakat dan mempunyai hubungan yang sangat erat antara pesantren dan masyarakat, maka perlu adanya partisipasi dari

Page 35: · Web viewAdapun prosedur yang ditambah untuk ... Negeri Ngagel I/394 dan Disiplin kerja karyawan di ... Mendeskripsikan kondisi disiplin kerja karyawan

Subawadi, Figur Kyai Dalam Usaha Pengembangan Sistem Pendidikan Yang Prospektif Di Pondok Pesantren35

masyarakat, Bentuk partisipasi bisa berupa bantuan moril maupun materiil. Diharapkan pendidikan pesantren yang ada, benar-benar mendapat perhatian dari masyarakat, sehingga bisa rnenunjang baik dalam pengembangannya maupun peningkatan kualitas pendidikannya. Penting dan perlunya partisipasi masyarakat dalam mengembangkan pendidikan tersebut, dapat didasarkan atas alasan pentingnya partisipasi masyarakat yang disampaikan oleh Diana Conyers, yaitu bahwa dalam melaksanakan program pendidikan masyarakat perlu diikutsertakan.

4. Mengingat masalah dana dalam suatu lembaga pendidikan sangat besar artinya maka perlu diusahakan terus menerus peningkatannya baik memanfaatkan sumber dana yang telah ada dalam masyarakat, seperti yang sudah dilakukan, mampu berusaha menjalin kerjasama dengan berbagai instansi baik pemerintah maupun swasta.

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman Wahid, Pesantren dan Pembaharuan, Darma Bakti, Jakarta, 1993.

Abdurrahman Shaleh, Pedoman Pendidikan Pondok Pesantren. Proyek Pembinaan dan Pemberian Bantuan Kepada Pondok Pesantren, Dirjen Pembinaan dan Kelembagaan Agama Islam, Depag. RI Pelita IV, 1984/1985.

A. Mazhar. Integrasisme : Sebuah Rekonstruksi Filsafat Islam. Pustaka, Bandung, 1983.

Ahmad Mustofa Armaraghi, Tafsir Ar Maraghi. Juz 4, Terj. CV. Thoha Putra, Semarang Cet.l, 1996.

A. Syafi Ma'arif, Peta Ilmu Intelektualisme Islam di Indonesia, Mizan, Bandung, 1983.

Djumberansjah Indar, M.Ed., Ilmu Pendidikan Islam, 1991

Djumhur, Moh. Surya, Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah. CV. IIlmu, cet.14, Bandung, 1975.

Cliford Geertz, Abangan, Santri, Priyayi dan Masyarakat Jawa. Pustaka Raya, Jakarta,1999.

Depag RI. Al Qur’an dan Terjemahannya, Proyek Pengadaan Kitab Suci Al-Qur'an, 1995.

Fachri Ali Bachtiar Effendi, Merambah Jalan Baru Islam, Mizan, Bandung.

Farouq Abu Zaid, Hukum Islam Antara Tradisional dan Modern P3M, Jakarta.

Hamka, Sejarah Umat Islam Jilid IV, Bulan Bintang, Jakarta, 1881.

Kafrawi. Pembaharuan Sistem Pendidikan, Pondok Pesantren, PT. Cemara Indah, Jakarta, l979.

Yunana Nasution, Ulama' Harus Membimbing yang Berkuasa, Panji Masyarakat, No. 761, Pebruari 1994.

Hasyim, Sejarah Masuk dan Perkembangan Islam di Indonesia, Al Ma'arif, Bandung, 1983.

Hiroko Horikashi, Kyai dan Pembangunan Sosial, P3M, Jakarta, 1997.

Page 36: · Web viewAdapun prosedur yang ditambah untuk ... Negeri Ngagel I/394 dan Disiplin kerja karyawan di ... Mendeskripsikan kondisi disiplin kerja karyawan

Subawadi, Figur Kyai Dalam Usaha Pengembangan Sistem Pendidikan Yang Prospektif Di Pondok Pesantren36

Imam Ghazali, Ihya' Ulumuddin Jilid 1,Terj. cv. Faizan, Semarang, 1979.

Imam Jalaluddin Assyayuti, Jami'ush Shaghir Jus 11, Darul Ihya' Al kitab Al Arabiyah, Indonesia, tt.

Imron Arifin, Kepemimpinan Kyai, Studi Kasus Pondok Pesantren Tebuireng, Kalimasada Press, Malang, 1993.

Kuntjara Ningrat, Metode-Metode Penelitian Masyarakat, PT. Gramedia, Jakarta.

M. Dawam Raharjo, Pesantren dan Pembaharuan, LP3ES, Jakarta, 1998.

Islam lndonesia Menatap Masa Depan, LP3ES, Jakarta, tt.

Marzuki, Motodologi Riset, Bagian Penelitian Fakultas Ekonomi UII, Yogyakarta,

Mastuhu, Gaya dan Suksesi Kepemimpinan Pesantren, P3M Ulumul Qur’an, no.1990.

Manfred ziemek, Pesantren dan Perubahan Sosial, P3M, Jakarta, 1996.

Mudhar Ahmad, Etika Dalam Islam, Al Ikhlas, Surabaya, tt. Morgan. Islam Jalan Mutlak, Jakarta, 1965.

Purna siswa Kelas III Tsanawiya Al Asna, Asnur Munet, Ringin Agung, 1995.

Sanapiyah Faisal, Penelitian Kualitatif, Yayasan Asah Asuh, Malang, 1990.

Sartono Hartodirjo, Metode Pengumpulan, Bahan Dokumen Dalam Makalah Penelitian Masyarakat, Gramedia, Jakarta, 1993.

Suharsimi Arikunto, Prosedur Peneritian, cet.7, Rineka Cipta, Jakarta, 1992.

Sunyoto, Ajarab Tasawuf dan Pembinaan Sikap Hidup Santri Pesantren Nulul Haq Surabaya, IKIP Malang, 1990.

Sutrisno Hadi, Metodologi-Riset, Yayasan Penerbitan Fakultas Psikologi UGM, Yogyakarta, 1993.

Steen Brink, KA, Pesantren Madrasah Sekolah Pendidikan Islam Dalam Kurun Modern, LP3ES, Jakarta, 1996.

Syekh Mahmud Syaltut, Perbandingan Madzhab Dalam Masalah Fiqih, Bulan Bintang, Jakarta, 1993.

Team Penyusun, Pondok Pesantren dan Keluarga Sejahtera, Proyek Pembinaan dan Bantuan Kepada Pondok Pesantren, Ditjen Pembinaan Kelembagan Agama Islam Depag. RI., l993/1994.

Winarno Surahmad, Dasar dan Tehnik Reseach Pengantar Penelitian Ilmiah,Tarsito, Bandung,1990.

Zamakhsysari Dhafir,Tradisi Pesantren, LP3ES, Jakarta, I991.

Page 37: · Web viewAdapun prosedur yang ditambah untuk ... Negeri Ngagel I/394 dan Disiplin kerja karyawan di ... Mendeskripsikan kondisi disiplin kerja karyawan

HUBUNGAN ANTARA FUNGSI PENGAWASAN DENGAN TINGKAT KEDISIPLINAN GURU / KARYAWAN DI SEKOLAH DASAR

Abdul Faliq

Abstrak, Pengawasan yang dilakukan oleh pimpinan pada umumnya bertujuan mengoreksi semua tugas yang dilaksanakan oleh pegawai. Pengambilan tindakan pengoreksian yang diperlukan apabila ada suatu kesalahan atau penyimpangan, ini semua ditujukan dalam rangka pencapaian tujuan dan peningkatan disiplin kerja pegawai. Selain itu para pegawai bisa termotivasi yang pada akhirnya produktifitas kerja dapat ditingkatkan. Dalam mencapai keberhasilan perusahaan atau instansi tidak jarang dijumpai kondisi kerja kurang menguntungkan dan tidak mendukung organisasi. Penelitian ini bertujuan melihat sejauh mana tingkat pengawasan dari Kepala Sekolah dan Disiplin guru/karyawan.

Jenis penelitian ini adalah korelasi. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan Sekolah Dasar Negeri Ngagel I/394 Kecamatan Wonokromo Kota Surabaya. Sampel diambil dengan teknik total sampling diperoleh responden sebanyak 5 orang. Pengumpulan data menggunakan kuesioner. Selanjutnya data yang terkumpul dianalisa dengan uji korelasi produk moment.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa korelasi antara kedua variabel yaitu pelaksanaan pengawasan dengan disiplin kerja pegawai berhubungan sangat kuat dan bersifat negatif serta tidak terarah, artinya disiplin kerja pegawai di Sekolah Dasar Negeri Ngagel I/394 Kecamatan Wonokromo cenderung menurun dari tahun ke tahun disebabkan salah satu faktor pentingnya adalah kurangnya pengawasan serta kurang efektifnya kadar pengawasan yang dilakukan oleh Kepala Sekolah.

Berdasarkan hasil penelitian diharapkan perlu peningkatan pengawasan untuk menghindari terjadinya penyelewengan, penyimpangan dan pemborosan serta untuk memperlancar pelaksanaan tugas pekerjaan guna pencapaian tujuan organisasi, perlu peningkatan kemampuan kepengawasan, perlu diadakan pembinaan secara berkala yang diikuti seluruh staf sekolah, contoh dan keteladanan Kepala Sekolah merupakan kunci keberhasilan setiap usaha perbaikan, karena itu Kepala Sekolah harus bisa dijadikan figur keteladanan.

Kata Kunci : Fungsi Pengawasan, Tingkat Kedisiplinan.

Latar Belakang MasalahSekolah merupakan sebuah institusi

dengan struktur organisasi yang jelas dan mantap. Hampir semua instansi dan berbagai jenis organisasi yang ada pada dasarnya mempunyai segala aktifitas atau kegiatan dalam rangka pencapaian tujuan organisasi. Di sekolah kita mengenal ada

Kepala Sekolah, Dewan Guru dan Anggota Sekolah atau Warga Sekolah. Untuk mencapai tujuan yaitu ketertiban suatu instansi dan organisasi melaksanakan pengawasan di segala bidang. Pada dasarnya pengawasan merupakan kegiatan yang menyangkut kedisiplinan pegawai karena displin merupakan salah satu faktor

Abdul Faliq Adalah Dosen Tetep FKIP Universitas Gresik 37

Page 38: · Web viewAdapun prosedur yang ditambah untuk ... Negeri Ngagel I/394 dan Disiplin kerja karyawan di ... Mendeskripsikan kondisi disiplin kerja karyawan

Faliq, Hubungan Antara Fungsi Pengawasan Dengan Tingkat Kedisiplinan Guru/Karyawan38

penunjang dalam keberhasilan. Perlu diketahui bahwa berhasilnya suatu usaha sangat ditentukan oleh tiga faktor, yaitu kesungguhan, kedisiplinan dan keahlian. Sebaiknya ketiga faktor tersebut satu dengan yang lain, tidak boleh lemah. Ketiga-tiganya harus saling mendukung dan menunjang, tetapi yang paling penting adalah peranan pimpinan yang aktif dan para pegawai itu sendiri dalam menunjang pelaksanaan pengawasan.

Adapun pengawasan yang dilakukan oleh pimpinan pada umumnya bertujuan mengoreksi semua tugas yang dilaksanakan oleh pegawai. Pengambilan tindakan pengoreksian yang diperlukan apabila ada suatu kesalahan atau penyimpangan, ini semua ditujukan dalam rangka pencapaian tujuan dan peningkatan disiplin kerja pegawai. Selain itu para pegawai bisa termotivasi yang pada akhirnya produktifitas kerja dapat ditingkatkan. Dalam mencapai keberhasilan perusahaan atau instansi tidak jarang dijumpai kondisi kerja kurang menguntungkan dan tidak mendukung organisasi. Misalnya seperti acuh tak acuh terhadap peraturan kerja, semangat dedikasi mengabdi menurun, meninggalkan tugas pada waktu jam kerja, semuanya adalah wujud permasalahan yang berkaitan dengan unsur manusia yang belum terbina secara mantap. Oleh karena itu pengawasan merupakan salah satu kontrol yang dilakukan oleh atasan langsung dalam organisasi yang mempunyai suatu tujuan untuk mencegah terulangnya kesalahan sehingga akibat yang lebih buruk dapat dihindarkan.

Pengawasan merupakan kegiatan yang sangat penting bagi pegawai dalam rangka mencapai disiplin kerja.

Pengawasan sebagai salah satu fungsi manajemen yang berperan penting dalam mencapai tujuan organisasi, karena pengawasan dapat menjadi alat motivasi bagi kegiatan kerja supaya tetap beracuan pada target yang diharapkan bersama.

Rumusan MasalahSekolah di masa modern seperti sekarang, harus berbenah diri terutama dalam hal pengawasan (Supervisi) pada dasarnya pada kehidupan yang modern ini khususnya bagi suatu instansi banyak sekali masalah-masalah yang dihadapi yang harus diselesaikan secepatnya karena akan mempengaruhi proses pencapaian tujuan. Begitu juga dalam hal penulisan ilmiah, masalah tersebut pasti ada dan diperlukan adanya perumusan masalah yang benar. Sehubungan dengan hal tersebut, maka masalah yang diangkat dalam penelitian ini dapat penulis rumuskan sebagai berikut :1. Bagaimanakah pengawasan yang telah

dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri Ngagel I/394 Kecamatan Wonokromo Kota Surabaya?

2. Bagaimana tingkat kedisiplinan Guru/Karyawan Sekolah Dasar Negeri Ngagel I/394 Kecamatan Wonokromo Kota Surabaya?

3. Apakah ada hubungan antara Fungsi Pengawasan dengan tingkat kedisiplinan Guru / Karyawan di Sekolah Dasar Negeri Ngagel I/394 Kecamatan Wonokromo Kota Surabaya?

Tujuan PenelitianDi dalam penelitian ini penulis mempunyai tujuan untuk mengetahui:

Page 39: · Web viewAdapun prosedur yang ditambah untuk ... Negeri Ngagel I/394 dan Disiplin kerja karyawan di ... Mendeskripsikan kondisi disiplin kerja karyawan

Faliq, Hubungan Antara Fungsi Pengawasan Dengan Tingkat Kedisiplinan Guru/Karyawan39

1. Pengawasan yang dilakukan oleh Kepala Sekolah Sekolah Dasar Negeri Ngagel I/394 Kecamatan Wonokromo.

2. Tingkat kedisiplinan Guru/Karyawan Sekolah Dasar Negeri Ngagel I/394 Kecamatan Wonokromo.

3. Hubungan antara pengawasan dengan peningkatan kedisiplinan guru / karyawan Sekolah Dasar Negeri Ngagel I/394 Kecamatan Wonokromo.

Manfaat PenelitianAdapun manfaat yang diharapkan dari penulisan penelitian ini adalah :1. Dapat memberikan masukan tentang

pengawasan yang dilakukan Kepala Sekolah Dasar Negeri Ngagel I/394 Kecamatan Wonokromo Kota Surabaya dengan melakukan pengawasan langsung dan pengawasan tidak langsung.

2. Dapat mengetahui tingkat kedisiplinan guru/karyawan dari tahun ke tahun belum mengalami peningkatan.

3. Dapat mengetahui hubungan antara pengawasan dan kedisiplinan guru / karyawan sangat kuat dan bersifat negatif, artinya kurangnya pengawasan yang efektif dapat menurunkan tingkat kedisiplinan.

Hipotesis PenelitianMenurut pendapat Arikunto (1996) menjelaskan pengertian hipotesis adalah jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul. Untuk mengetahui ada tidaknya antara variabel yang diteliti perlu dirumuskan hipotesis karena hipotesis merupakan suatu pernyataan yang penting kedudukannya dalam penelitian. Dengan dasar tersebut

perlu dipertimbangkan aspek-aspek dan kajian teori hipotesis penelitian ini yang dirumuskan sebagai berikut :1. Pengawasan telah dilaksanakan di

Sekolah Dasar Negeri Ngagel I/394 Kecamatan Wonokromo Kota Surabaya dengan baik.

2. Tingkat kedisiplinan Guru / Karyawan Sekolah Dasar Negeri Ngagel I/394 Kecamatan Wonokromo Kota Surabaya adalah cukup.

3. Terdapat hubungan antara Fungsi Pengawasan dengan tingkat kedisiplinan Guru / Karyawan di Sekolah Dasar Negeri Ngagel I/394 Kecamatan Wonokromo Kota Surabaya.

Variabel PenelitianVariabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :1. Pengawasan yang dilaksanakan oleh

Kepala Sekolah terhadap bawahannya di Sekolah Dasar Negeri Ngagel I/394 Kecamatan Wonokromo Kota Surabaya.

2. Disiplin kerja karyawan Sekolah Dasar Negeri Ngagel I/394 Kecamatan Wonokromo Kota Surabaya.

METODE PENELITIANPada bab ini secara berturut-turut akan dibahas mengenai rancangan penelitian, populasi dan sampel penelitian, instrumen penelitian, teknik pengumpulan data dan analisis data.

Rancangan PenelitianDitinjau dari rumusan permasalahan dan tujuan peneliti, maka penelitian ini

Page 40: · Web viewAdapun prosedur yang ditambah untuk ... Negeri Ngagel I/394 dan Disiplin kerja karyawan di ... Mendeskripsikan kondisi disiplin kerja karyawan

Faliq, Hubungan Antara Fungsi Pengawasan Dengan Tingkat Kedisiplinan Guru/Karyawan40

menggunakan rancangan penelitian deskriptif, yaitu penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan kejadian-kejadian masa lalu dan sekarang, serta melihat kaitan antar variabel yang ada. Menurut Surakhmad (1932) metode penelitian deskriptif dibedakan atas empat jenis, yaitu (l) penelitian kasus, (2) kausal komparatif, (3) korelasi dan (4) survey.Apabila dilihat dari hubungan variabel-variabelnya, penelitian ini dapat dikategorikan dalam penelitian yang bersifat korelasional, sehingga penelitian ini dipusatkan untuk mengetahui besarnya hubungan antara variabel-variabel yang diteliti berdasarkan koefisien korelasi. Dengan demikian bentuk rancangannya adalah deskriptif korelasional dengan menggunakan pendekatan kuantitatif yaitu penelitian yang dapat diukur dengan angka.Variabel-variabel yang tercakup dalam penelitian ini dapat digolongkan menjadi dua, yaitu : (l) Pengawasan yang dilakukan oleh Kepala Sekolah (X), dan (2) Disiplin kerja karyawan sebagai variabel terikat (Y).

Populasi dan Sampel PenelitianIdentifikasi dan Batasan PopulasiArikunto (1998) mendefinisikan bahwa populasi adalah keseluruhan subyek penelitian. Pendapat tersebut didukung oleh pendapat Singarimbun dan Efendi (1983) yang mengatakan bahwa populasi atau universe adalah jumlah keseluruhan dari unit yang ciri-cirinya akan diduga. Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah seluruh karyawan Sekolah Dasar Negeri Ngagel I/394 Kecamatan Wonokromo dengan jumlah seluruhnya l6 orang.

Sampel PenelitianPenentuan besarnya sampel masih belum didapat keterangan yang jelas, besarnya sampel yang harus diambil agar diperoleh sampel yang representatif. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Hadi (1994) bahwa sebenarnya tidak ada suatu ketentuan mutlak berapa persen suatu sampel harus diambil dari populasi. Jika populasi homogen, jumlah sampel hampir-hampir tidak ada persoalan. Mengingat jumlah populasi yang 16 orang, maka semuanya diambil sebagai responden. Hal ini didasarkan pada pendapat Arikunto (1993) sebagai asumsi maka apabila subyeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semuanya sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Selanjutnya jika jumlah subyeknya besar dapat diambil antara 10-15% atau 20 – 25% atau lebih.

Instrumen PenelitianSesuai dengan judul jurnal ini, maka

ada dua variabel pokok yang diteliti yaitu data tentang Pengawasan oleh Kepala Sekolah dan Disiplin kerja karyawan di Sekolah Dasar Negeri Ngagel I/394 Kecamatan Wonokromo. Adapun prosedur yang ditambah untuk memperoleh data yaitu dengan cara menyajikan pertanyaan yang digali berdasarkan sub variabel-variabel yang terdapat pada masing-masing variabel yaitu variabel Pengawasan oleh Kepala Sekolah dan variabel Disiplin kerja karyawan Sekolah Dasar Negeri Ngagel I/394 yang berupa angket. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket.

Angket merupakan suatu cara untuk mengumpulkan data dengan menyebarkan

Page 41: · Web viewAdapun prosedur yang ditambah untuk ... Negeri Ngagel I/394 dan Disiplin kerja karyawan di ... Mendeskripsikan kondisi disiplin kerja karyawan

Faliq, Hubungan Antara Fungsi Pengawasan Dengan Tingkat Kedisiplinan Guru/Karyawan41

sejumlah pertanyaan. Instrumen disusun oleh peneliti berdasarkan identifikasi indikator operasional dari masing-masing variabel dan sub variabel.

Masing-masing variabel dan sub variabel dijabarkan guna memperoleh data mengenai pengawasan oleh Kepala Sekolah Dasar Negeri Ngagel I/394 dan Disiplin kerja karyawan di Sekolah Dasar Negeri Ngagel I/394 Kecamatan Wonokromo. Untuk mengetahui instrumen penelitian ini dikatakan valid dan reliabel, perlu diadakan uji coba instrumen terhadap beberapa responden. Dengan tujuan untuk mengetahui keadaan masing-masing instrumen yang disajikan kepada para responden punya banyak kelemahan ataukah tidak. Hasil uji coba dianalisis untuk mengetahui valid atau tidak dan reliabel atau tidaknya angket dengan menggunakan program komputer.

Arikunto (1992) menjelaskan bahwa apabila dimungkinkan sebaiknya subyek uji coba memang diambilkan dari populasi yang nantinya tidak akan dikenai penelitian.

Teknik Pengumpulan DataTeknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah teknik angket. Penggunaan teknik angket dalam penelitian ini didasarkan oleh beberapa anggapan yang dijadikan pedoman oleh peneliti. Anggapan ini menurut Hadi (1994) adalah sebagai berikut:1) bahwa subyek adalah orang yang lebih

tahu tentang dirinya sendiri2) bahwa apa yang dinyatakan oleh

subyek kepada peneliti adalah benar dan dapat dipercaya dan

3) bahwa interprestasi subyek tentang pertanyaan-pertanyaan yang akan

diajukan kepadanya adalah sama dengan dimaksud peneliti.

Teknik angket adalah sejumlah pertanyaan tertulis disampaikan kepada sumber data / responden untuk mendapatkan informasi atau keterangan dari responden dan yang berupa orang. Teknik angket disini dipergunakan untuk merekam data dari tentang pengawasan dan disiplin kerja karyawan.

Analisis DataAnalisis data merupakan bagian dari

metode penelitian yang dianggap paling penting. Analisis data ini akan memaparkan atau memberikan makna dan keadaan data untuk memecahkan masalah-masalah yang ada dalam penelitian. Untuk menentukan analisis data yang tepat maka suatu penelitian harus memperhatikan tujuan penelitian dan data yang tersedia.

Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran tentang hubungan antara pengawasan oleh Kepala Sekolah dengan disiplin kerja karyawan sekolah di Sekolah Dasar Negeri Ngagel l/394 Kecamatan Wonokromo Kota Surabaya.

Berdasarkan tujuan penelitian dan jenis data tersebut, maka dalam penelitian ini akan menggunakan dua teknik, yaitu :1) Teknik Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif digunakan dalam penelitian ini guna memberikan gambaran tentang pelaksanaan pengawasan oleh Kepala Sekolah dan disiplin kerja karyawan sekolah. Adapun beberapa prosedur yang ada dalam deskriptif ini antara lain :

a. Menentukan Jarak Interval

Page 42: · Web viewAdapun prosedur yang ditambah untuk ... Negeri Ngagel I/394 dan Disiplin kerja karyawan di ... Mendeskripsikan kondisi disiplin kerja karyawan

Faliq, Hubungan Antara Fungsi Pengawasan Dengan Tingkat Kedisiplinan Guru/Karyawan42

Menurut Hadi (1994) dalam menentukan jarak interval dapat menggunakan rumus sebagai berikut :

Lebar Interval (I) = Jarak Pengukuran (R)Jumlah Interval

Keterangan:Lebar Interval (I) : jumlah nilai variabel dalam tiap-tiap individu / respondenJarak Pengukuran (R) : angka tertinggi dalam pengukuran dikurangi dengan angka terendah.Jumlah Interval: banyaknya interval

b. Menentukan PersentaseTeknik ini digunakan untuk mengetahui jumlah perbandingan skor masing-masing variabel. Menurut Suparmoko (1988) rumus yang digunakan adalah :FN x 100%

Dimana:F : FrekuensiN : Jumlah subyek

c. Angka Rata-Rata (Mean)Untuk mencari angka rata-rata (mean) dapat menggunakan rumus sebagai berikut:

M = ΣXN

1) Deskripsi karyawan mengenai pengawasan oleh Kepala Sekolah terdapat 23 item pertanyaan dengan 4 alternatif pilihan jawaban, maka

kemungkinan skor tertinggi adalah 23 x 4 = 92 dan kemungkinan skor terendah adalah 23 x l = 23 dengan jumlah interval 17,25 dibulatkan menjadi 17 yang diperoleh dari perhitungan:92-934 = 17,25 dibulatkan

menjadi 172) Mendeskripsikan kondisi

disiplin kerja karyawan terdapat l3 item pertanyaan dengan 4 alternatif pilihan jawaban, maka kemungkinan skor tertinggi adalah 43 x 4 : 172 dan skor terendah adalah 43 x 1 = 43 dengan jumlah interval 32 yang diperoleh dari perhitungan:172-434 = 32

2) Korelasi Product MomentTeknik ini digunakan untuk menguji ada tidaknya hubungan antara variabel pengawasan oleh Kepala Sekolah (X) dengan disiplin kerja karyawan (Y) di Sekolah Dasar Negeri Ngagel I/394 Kecamatan Wonokromo Kota Surabaya.

LAPORAN DAN ANALISIS DATAPada bab ini dipaparkan tentang hasil penelitian sesuai dengan rumusan masalah dan tujuan penelitian yang telah ada pada bab pendahuluan. Secara jelas paparan hasil penelitian ini berupa deskripsi data dan pengujian hipotesis.

Deskripsi Data

Page 43: · Web viewAdapun prosedur yang ditambah untuk ... Negeri Ngagel I/394 dan Disiplin kerja karyawan di ... Mendeskripsikan kondisi disiplin kerja karyawan

Faliq, Hubungan Antara Fungsi Pengawasan Dengan Tingkat Kedisiplinan Guru/Karyawan43

Deskripsi data yang akan disajikan dalam penelitian ini adalah gambaran tentang kondisi frekuensi pengawasan oleh Kepala Sekolah dan disiplin kerja kayawan Sekolah Dasar Negeri Ngagel I/394 Kecamatan Wonokromo. Analisis data menggunakan bantuan program komputer begitu juga dengan Analisis product Moment.

Setelah pengumpulan angket dilaksanakan, kemudian masing-masing item pada angket akan diberi skor. Pemberian skor jawaban angket disesuaikan dengan pilihan alternatif jawaban berdasarkan aturan yeng telah ditetapkan. Setelah pemberian skor dilaksanakan maka langkah selanjutnya adalah mentabulasi data.

Kegiatan tabulasi data ini dilakukan dengan jalan memindahkan skor angket ke dalam tabel data, sehingga hasil akhir dari kegiatan ini adalah berupa tabel data tentang frekuensi pengawasan oleh Kepala Sekolah dan disiplin kerja karyawan.

Tabel lAnalisis Pelaksanaan Pengawasan

Karyawan Sekolah Dasar Negeri Ngagel I/394 Kecamatan Wonokromo Kota

Surabaya Tahun 2008 -2012(Dalam Satuan Kali)

TahunKenaikan/Penurunan PengawasanPelaksanaan Pengawasan

Freku-ensi

Persen-tase

2008 29 - -2009 26 (3) 10,342010 22 (4) 15,382011 20 (2) 9,102012 15 (5) 25,00

Sumber : Data Sekolah Dasar Negeri Ngagel I/394 Kecamatan Wonokromo (setelah diolah)

Untuk mengetahui prosentasi penurunan frekuensi pelaksanaan pengawasan dapat dilakukan perhitungan sebagai berikut :1. Tahun 2008 : sebagai tahun dasar

dengan total 100%2. Tahun 2009 : (29-26) x l00% : 29 =

l0,34%3. Tahun 2010 : (26-22) x l00% : 26 =

15,38%4. Tahun 2011 : (22-20) x l00% : 22 =

9,10%5. Tahun 2012 : (20-15) x 100% :20 =

25%

Dari tabel tersebut tampak bahwa pada tahun 2008 frekuesi pengawasan dilaksanakan sebanyak 29 kali sedangkan pada tahun 2009 frekuensi pengawasan dilaksanakan sebanyak 26 kali, sehingga terjadi penurunan sebanyak 3 kali atau 10,34%. Kemudian pada tahun 2010 juga mengalami penurunan sebanyak 4 kali atau 15,38%, hal ini diketahui dari fekuensi pelaksanaan pengawasan pada tahun tersebut hanya sebesar 22 kali. Sedangkan untuk tahun 2011 frekuensi pelaksanaan pengawasan sebesar 20 kali sehingga terjadi penurunan sebanyak 2 kali atau 9,10%. Untuk tahun 2012 frekuensi pelaksanaan pengawasan mengalami penurunan 5 kali atau 25% karena pada tahun 2012 frekuensi pengawasan hanya l5 kali.

Kenyataan sebagaimana tersebut di atas merupakan masalah bagi suatu lembaga atau organisasi, hal itu disebabkan oleh kurangnya pengawasan sehingga menyebabkan menurunnya disiplin kerja pegawai.

Adapun penyebab dari timbulnya masalah tersebut adalah :

Page 44: · Web viewAdapun prosedur yang ditambah untuk ... Negeri Ngagel I/394 dan Disiplin kerja karyawan di ... Mendeskripsikan kondisi disiplin kerja karyawan

Faliq, Hubungan Antara Fungsi Pengawasan Dengan Tingkat Kedisiplinan Guru/Karyawan44

a) Kurangnya tenaga pengawas yang ada di lembaga atau organisasi.

b) Masih adanya anggapan bahwa pengawasan adalah tindakan untuk menakut-nakuti pegawai karena antara pegawai dan pimpinan belum memahami makna dari pengawasan, sehingga para pegawai seringkali merasa tidak atau melakukan penyimpangan karena merasa tidak takut terhadap sanksi yang dianggap ringan.

c) Kurang adanya tindakan yang tegas dari pimpinan apabila pegawai melakukan pelanggaran.Keadaan seperti di atas seharusnya

perlu segera mendapat penanganan yang serius, karena jika dibiarkan akan menghambat proses pencapaian tujuan dan akan membawa kerugian, dan akan berakibat pada masalah-masalah seperti berikut :a) Proses penyelesaian pekerjaan tidak

tepat waktu atau tidak mencapai sasaran yang telah ditentukan.

b) Kurang terkendalinya sikap dan gerak para pegawai dalam melaksanakan tugas dan pekerjaan, sehingga berakibat menurunnya produktifitas.

c) Karyawan atau pegawai bertindak semaunya sendiri

Apabila kenyataan seperti di atas sudah terjadi, maka sudah pasti banyak pelanggaran disiplin yang akan ditemukan dalam lembaga atau organisasi tersebut.

Tabel 2Analisis Penurunan Disiplin Keria

Guru/Karyawan Sekolah Dasar Negeri Ngagel V394 Kecamatan Wonokromo

Kota Surabaya Tahun 2008 -2012

TahunPelanggaran

Disiplin Kerja

PenurunanFreku-

ensiProsen-

tase2008 25 - -2009 30 (5) 20,002010 35 (5) 16,662011 53 (18) 21,622012 63 (10) 18,87

Sumber: Data Sekolah Dasar Negeri Ngagel I/394 Kecamatan Wonokromo (setelah diolah)

Untuk mengetahui prosentasi penurunan disiplin kerja pegawai dapat dilakukan perhitungan seperti berikut :1. Tahun 2008 : sebagai tahun dasar

dengan total 100%2. Tahun 2009 : (25-30) x100%:25 =

20,00%3. Tahun 2010 : (30-35) x 100%:30 =

16,66%4. Tahun 2011 : (35-53) x 100%:35 =

41,62%5. Tahun 2012 : (53-63) x 100%:53 =

l8,87%

Berdasarkan tabel dan perhitungan di atas dapat diketahui bahwa disiplin kerja pegawai mengalami penurunan dari tahun ke tahun, yaitu pada tahun 2009 penurunan disiplin kerja sebesar 20%, kemudian tahun 2010 disiplin kerja mengalami penurunan sebesar 16,66%. Untuk tahun 2011 mengalami penurunan 2l,62% dan pada tahun 2012 mengalami penurunan sebesar l8,87%.

Page 45: · Web viewAdapun prosedur yang ditambah untuk ... Negeri Ngagel I/394 dan Disiplin kerja karyawan di ... Mendeskripsikan kondisi disiplin kerja karyawan

Faliq, Hubungan Antara Fungsi Pengawasan Dengan Tingkat Kedisiplinan Guru/Karyawan45

Pengujian HipotesisUntuk membuktikan bahwa hipotesa

di atas benar atau salah, berikut akan penulis sampaikan uji hipotesa setelah melakukan serangkaian penelitian dan pengamatan. Dalam uji hipotesa ini penulis menggunakan pendekatan koefisien korelasi dan regresi linier sederhana. Adapun pendekatan statistiknya adalah sebagai berikut :

Koefisien korelasiAnalisa ini digunakan untuk menghitung seberapa jauh hubungan antara pelaksanaan pengawasan dengan disiplin kerja :

rxy = NΣXY- (ΣX ) (ΣY)

√(NΣ X2 - (ΣX )2 ) (NΣY2 - (Σ Y)2 )Keterangan:x : Pelaksanaan pengawasan (variabel bebas)y : Disiplin pegawai (variabel terikat)r : Koefisien korelasin : Jumlah tahun dihitungUntuk lebih meyakinkan kebenaran dari uji analisa dari korelasi tersebut, signifikan atau tidaknya dapat diuji dengan uji t-test (t-hitung) sebagai berikut:

thitung = r √n−2√1−12

Keterangan :t : nilai uji signifikanr : hasil perhitungan koefesien korelasin : jumlah tahun digunakan

Tabel Penolong Tahun X Y X2 Y2 XY

2008 29 25 841 625 7252009 25 30 625 900 7502010 22 37 484 1369 8142011 20 45 400 2025 9002012 15 35 225 1225 525

Total 111 172 2575 6144 3714Sumber: Data Sekolah Dasar Negeri Ngagel I/394 Kecamatan Wonokromo (setelah diolah)

Keterangan:X : Realisasi pelaksanaan PengawasanY : Realisasi disiplin kerja pegawaiDari data tersebut kemudian dimasukkan dalam rumus korelasi sebagai berikut :

rxy = NΣXY- (ΣX ) (ΣY)

√(NΣ X2 - (ΣX )2 ) (NΣY2 - (Σ Y)2 )

rxy = 5 . 3714- (111 )(172)

√(5 . 1112 - (111 )2 ) (5 . 1722 - (172)2 )

rxy = 20070−21312

√(554 ) .(2856¿)¿

rxy = −1242

√1582224

rxy = −12421257,86

rxy = - 0,987

Berdasarkan pengamatan korelasi antara pelaksanaan pengawasan terhadap disiplin kerja terhadap jam kerja diperoleh angka -0,987 artinya bahwa pelaksanaan pengawasan dengan disiplin kerja terhadap jam kerja mempunyai hubungan yang sangat kuat dengan arah negatif yang berarti hubungan antara kedua variabel tersebut bersifat terbalik, dengan kata lain penurunan pelaksanaan pengawasan akan diikuti oleh penurunan tingkat disiplin kerja pegawai. Untuk menguji tingkat

Page 46: · Web viewAdapun prosedur yang ditambah untuk ... Negeri Ngagel I/394 dan Disiplin kerja karyawan di ... Mendeskripsikan kondisi disiplin kerja karyawan

Faliq, Hubungan Antara Fungsi Pengawasan Dengan Tingkat Kedisiplinan Guru/Karyawan46

DaerahPenerimaan H0

Daerah Penolakan H0

Daerah Penolakan H0

ttabel -2,353

thitung -10

signifikan/tingkat kepercayaan dari nilai r, digunakan uji t dengan rumus sebagai berikut :

thitung = r √n−2√1−12

Dalam pengujian ini menggunakan criteria sebagai berikut : to mengikuti fungsi t dengan derajat

kebebasan (n-2), jadi dalam jumlah pengujian ini derajat kebebasan yang digunakan adalah (5-2) = 3

Tingkat signifikan yang digunakan adalah 5% atau 0,05 artinya kesalahan menolak ho, padahal ho besar kemungkinan adalah 5%

Dari kriteria tersebut diperoleh nilai t-tabel sebesar 0,05 (3) : 2,353. Selanjutnya akan dikemukakan koefesien korelasi, yaitu : Ho : antara pengawasan dengan

disiplin kerja mempunyai hubungan yang tidak signifikan

Ho : antara pengawasan dengan disiplin kerja mempunyai hubungan yang signifikan

a. Ho diterima jika to < t, atau to < 2,353b. Ho ditolak jika to > t, atau to > 2,353Pengujian hipotesis bentuk koefesien pelaksanaan pengawasan dengan disiplin kerja :

thitung = r √n−2√1−12

= −0,987√5−2√1−(−0,987)2

= −0,987√3√1−0,987

= −1,70√0,03

= -10Oleh karena itu besar thitung = -10 dan ttabel

0,05 (3) = 2,353, maka thitung lebih besar daripada ttabel, hal ini berarti hi ditolak dan ho diterima. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa antara pengawasan dengan disiplin kerja terdapat hubungan yang tidak signifikan.

KURVA UJI t

Dengan demikian berdasarkan analisa di atas, maka hipotesis kerja yang dikemukakan yaitu; jika pengawasan dilaksanakan dengan baik dan teratur, maka tingkat kedisiplinan kerja akan

meningkat atau dapat diterima kebenarannya.

Regresi Linier Sederhana

Page 47: · Web viewAdapun prosedur yang ditambah untuk ... Negeri Ngagel I/394 dan Disiplin kerja karyawan di ... Mendeskripsikan kondisi disiplin kerja karyawan

Faliq, Hubungan Antara Fungsi Pengawasan Dengan Tingkat Kedisiplinan Guru/Karyawan47

Untuk mengetahui apakah pelaksanaan pengawasan berpengaruh terhadap disiplin kerja digunakan rumus sebagai berikut :y = a + bx

a = (Σy ) ( Σx2 ) - (Σx )(Σxy)n (Σ x2 ) - ( Σx)2

= (192 ) (2575 ) - (111 )(4014)5 (2575 ) - (111)2

= 4886554

= 88,16

b = n (Σx y ) - (Σx ) (Σxy)n (Σ x2 ) - ( Σx)2

= (5 ) (4014 )- (111 )(192)5 (2575 ) - (111)2

= 20070−2132112875−12321

= −1242

554

= -2,24

Dari perhitungan di atas maka diperoleh rumus regresinya adalah; y = 88,16 - 2,24 (x), dengan menggunakan persamaan yang diperoleh kita dapat memperkirakan pelanggaran disiplin kerja pada tahun berikutnya.

KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan pemaparan pada Bab terdahulu maka dapatlah dikemukakan kesimpulan dan saran-saran sebagai berikut :

Kesimpulan

1. Pengawasan yang dilakukan oleh Kepala Sekolah Sekolah Dasar Negeri Ngagel I/394 Kecamatan Wonokromo yaitu pengawasan langsung dan pengawasan tidak langsung dari analisis diperoleh nilai yang tidak signifikan artinya tidak ada hubungan antara pengawasan dengan peningkatan kedisiplinan. Hal ini karena pengawasan yang dilakukan oleh Kepala Sekolah kurang efektif. Atau dengan kata lain, hipotesis I ditolak artinya pelaksanaan Pengawasan yang dilakukan Kepala Sekolah Dasar Negeri Ngagel I/394 Kecamatan Wonokromo masih belum baik.

2. Kedisiplinan guru / karyawan menunjukkan penurunan yang signifikan. Hipotesis II ditolak, artinya kedisiplinan guru/karyawan Sekolah Dasar Negeri Ngagel I/394 Kecamatan Wonokromo masih belum baik.

3. Berkaitan dengan adanya masalah dan akibat yang ditimbulkan dari masalah tersebut maka dapat ditarik suatu hipotesis yaitu jika pengawasan dilakukan dengan baik, maka disiplin kerja pegawai meningkat. Berdasarkan pengujian koefisien korelasi tampak bahwa nilai korelasi antara pengawasan dengan disiplin kerja pegawai adalah r = -0,987 yang dibulatkan menjadi -1 (negative 1), dengan demikian dapat disimpulkan bahwa korelasi antara kedua variabel yaitu pelaksanaan pengawasan dengan disiplin kerja pegawai berhubungan sangat kuat dan bersifat negative serta tidak terarah, artinya disiplin kerja pegawai di Sekolah Dasar Negeri Ngagel I/394 Kecamatan Wonokromo cenderung menurun dari tahun ke

Page 48: · Web viewAdapun prosedur yang ditambah untuk ... Negeri Ngagel I/394 dan Disiplin kerja karyawan di ... Mendeskripsikan kondisi disiplin kerja karyawan

Faliq, Hubungan Antara Fungsi Pengawasan Dengan Tingkat Kedisiplinan Guru/Karyawan48

tahun disebabkan salah satu faktor pentingnya adalah kurangnya pengawasan serta kurang efektifnya kadar pengawasan yang dilakukan oleh Kepala Sekolah.

4. Berdasarkan uji regresi linier sederhana tampak nilai regresi linier sederhana yaitu ; y : 88,16 - 2,24 (x). Dengan menggunakan persamaan yang diperoleh dapat diperkirakan disiplin kerja pada tahun berikutnya, sehingga dapat diambil tindakan atau melaksanakan pengawasan dengan lebih sering dan lebih bermutu lagi untuk lebih meningkatkan disiplin kerja pegawai dimasa mendatang.

Saran-saranSebagai tindak lanjut dari kesimpulan di atas, dapat kiranya disampaikan beberapa pertimbangan dan saran yang dianggap perlu guna meningkatkan disiplin kerja pegawai di Sekolah Dasar Negeri Ngagel I/394 Kecamatan Wonokromo, antara lain;1. Perlu peningkatan pengawasan untuk

menghindari terjadinya penyele-wengan, penyimpangan dan pemborosan serta untuk memperlancar pelaksanaan tugas pekerjaan guna pencapaian tujuan organisasi.

2. Perlu peningkatan kemampuan kepengawasan

3. Perlu diadakan pembinaan secara berkala yang diikuti seluruh staf sekolah.

4. Contoh dan keteladanan Kepala Sekolah merupakan kunci keberhasilan setiap usaha perbaikan, karena itu Kepala Sekolah harus bisa dijadikan figur keteladanan.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S, Prosedur Penelitian. Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1998

A.S Moenir, Pendekatan Manusia dan Organisasi Tehadap Pembinaan Pegawai, Gunung Agung, Jakarta, 1983

Hadi, S, Statistik II Yogyakarta : Yayasan Penerbit Fakultas Psikologi Universitas Gajah Mada. I994.

K. Soekarno, Dasar-Dasar Manajemen, Cetakan ke XI, Jakarta, 1996

M. Manulang, Dasar-Dasar Manajemen, Ghalia Indonesia, Jakarta, 1989

Mamat R. Irwansyah, Ilmu Administrasi dan Manajemen, Armico, Bandung, 1990

M. Karyadi, Kepemimpinan (Leaderchip), Penerbit. Karya Nusantara, Bandung, 1989

Siagian P. Sondang, Filsofot Administrasi, CV. Haji Mas Agung, Jakarta, 1990

Sarwoto, Dasar-Dasar Organisasi dan Manajemen, Ghalia Indonesia, Jakarta, 1987

Singarimbun, M dan Effendi, Metode Penelitian Survey, Jakarta: LP3ES, 1993

Suparrnoko, Analisis Statistik. Surabaya : Angkasa, 1998

Surono, Disiplin Motivasi dan Semangat Kerja Karyawan, Jakarta, l98l

Page 49: · Web viewAdapun prosedur yang ditambah untuk ... Negeri Ngagel I/394 dan Disiplin kerja karyawan di ... Mendeskripsikan kondisi disiplin kerja karyawan

Faliq, Hubungan Antara Fungsi Pengawasan Dengan Tingkat Kedisiplinan Guru/Karyawan49

Taher Ahabsji, Manajemen Pengembangan Pegawai di Dalam Organisasi, PKK Unibraw, l98l

T. Hani Handoko, Manajemen, Edisi II, BPFE, Yogyakarta, I989.

Page 50: · Web viewAdapun prosedur yang ditambah untuk ... Negeri Ngagel I/394 dan Disiplin kerja karyawan di ... Mendeskripsikan kondisi disiplin kerja karyawan

DAMPAK MEDIA ELEKTRONIK TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA SEKOLAH DASAR NEGERI

Adrijanti

Abstrak, Dewasa ini muncul berbagai media cetak maupun media elektronik. Pada kenyataannya media elektronik lebih diminati oleh siswa misalnya : TV, VCD, dan Play Station hal ini dapat dilihat dalam kehidupan sehari-harinya, ibarat tanpa hari tiada media elektronik. Berkurangnya waktu belajar siswa akibat pemanfaatan media elektronik sering terjadi sebagian besar prestasi belajar menurun utamanya di daerah pedesaan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dampak yang signifikan media elektronik terhadap prestasi belajar siswa Sekolah Dasar Negeri Gunungsari I Kecamatan Dukuh Pakis.

Jenis penelitian ini adalah regresi. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa Sekolah Dasar Negeri Gunungsari I yang berjumlah 42 siswa. Sampel diambil dengan teknik total sampling diperoleh responden sebanyak 42 siswa. Pengumpulan data menggunakan kuesioner selanjutnya diolah dengan uji t.

Hasil penelitian menunjukkan nilai r hitung = 3,322 sedangkan nilai r tabel dengan taraf signifikasi 5% diperoleh r tabel = 2,660, dengan subyek (N) sebanyak 42, ini berarti r hitung lebih basar dari pada r tabel (signifikan) dan konsekuensinya hipotesis nihil ditolak. Selanjutnya hipotesis kerja yang berbunyi “Ada dampak signifikan media elektronik terhadap prestasi belajar” diterima.

Berdasarkan hasil penelitian diharapkan agar kegiatan belajar dapat berhasil dengan baik hendaknya siswa harus pandai-pandai mengatur waktu dan dapat membedakan antara waktu untuk belajar dan waktu untuk bermain, karena dewasa ini kemajuan teknologi semakin pesat terutama di bidang elektronika seperti halnya TV, VCD, Play Station yang kelihatannya lebih menarik daripada belajar, sehingga tidak menutup kemungkinan kalau anak-anak tidak dapat mengatur waktu dengan baik, anak cenderung lebih suka menonton TV dan VCD serta bermain Play Station dengan tak disadari akan mengganggu belajarnya, sehingga dapat menurunkan prestasi belajarnya.

Kata Kunci : Media Elektronik, Prestasi Belajar

Latar Belakang MasalahEra industrialisasi yang sudah

masuk pada pembangunan jangka panjang tahap II menuntut peningkatan kemampuan dalam berbagai bidang kehidupan. Sejarah menunjukkan bahwa kemajuan suatu bangsa tergantung pada keberhasilannya dalam menerapkan industrialisasi dalam kehidupan ekonominya. Kesadaran ini

mendorong setiap negara untuk meningkatkan penguasaan IPTEK yang bersamaan dengan penguatan identitas kebudayaan dan kebangsaannya. Dalam era ini peranan kebudayaan sangat penting yaitu sebagai pendorong dan sekaligus pengarah dalam proses transportasi dari masyarakat agraris menuju masyarakat industri.

51

Page 51: · Web viewAdapun prosedur yang ditambah untuk ... Negeri Ngagel I/394 dan Disiplin kerja karyawan di ... Mendeskripsikan kondisi disiplin kerja karyawan

Adrijanti, Dampak Media Elektronik Terhadap Prestasi Belajar Siswa Sekolah Dasar 52

Manusia sebagai faktor budaya memberikan makna dan arah terhadap bentuk budaya lahiriyah serta pembangunan itu sendiri. Dalam konteks pengembangan sumber daya manusia, pendidikan sebagai usaha sadar diarahkan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar dapat diwujudkan dalam bentuk kemampuan, ketrampilan, sikap dan kepribadian yang sesuai dengan tujuan pendidikan nasional. Dalam upaya mewujudkan fungsi pendidikan sebagai wahana pengembang sumber daya manusia perlu dikembangkannya potensi kreatif peserta didik.

Berkaitan dengan proses globalisasi yang mengakibatkan persaingan antar bangsa semakin tajam terutama dalam bidang ekonomi serta IPTEK sebagai tulang punggungnya sehingga tidak mengherankan jika terjadi perubahan besar dalam bidang kehidupan pada umumnya dan pendidikan pada khususnya, maka tidak heranlah jika terjadi perubahan terhadap daya pikir, kebiasaan belajar, bermain serta cara mengadaptasikan dirinya terhadap lingkungannya.

Dewasa ini muncul berbagai media cetak maupun media elektronik. Pada kenyataannya media elektronik lebih diminati oleh siswa misalnya : TV, VCD, dan Play Station hal ini dapat dilihat dalam kehidupan sehari-harinya, ibarat tiada hari tanpa media elektronik. Berkurangnya waktu belajar siswa akibat pemanfaatan media elektronik sering terjadi sebagian besar prestasi belajar menurun utamanya di daerah pedesaan.

Berdasarkan uraian di atas maka bila siswa dapat mengatur waktu dengan baik antara belajar dan melihat TV, VCD, dan Play Station maka prestasi belajar

siswa mestinya tidak akan turun, bahkan akan terjadi peningkatan prestasi.

Rumusan MasalahBanyak faktor yang mempengaruhi

prestasi belajar, salah satu faktornya adalah media pendidikan termasuk di dalamnya adalah media elektronik, lebih-lebih bagi siswa sekolah dasar, karena cara berfikirnya masih berada pada taraf operasional konkrit.

Adanya beberapa kenyataan bahwa di Sekolah Dasar itu sudah tersedia media pendidikan yang cukup banyak meskipun belum dilengkapi dengan media elektronik. Namun media itu hanya berfungsi sebagai hiasan atau pajangan dan belum merupakan bagian yang integral dalam proses pembelajaran, hal ini menyebabkan anak merasa bosan belajar di sekolah sehingga sebagian perhatian anak tertuju pada media elektronik yang lebih menarik dan menambah terhadap peningkatan prestasi belajarnya.

Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah dirumuskan masalah penelitian : "Adakah dampak media elektronik terhadap prestasi belajar siswa Sekolah Dasar Negeri Gunungsari I Kecamatan Dukuh Pakis ?".

Tujuan PenelitianDampak yang signifikan media

elektronik terhadap prestasi belajar siswa Sekolah Dasar Negeri Gunungsari I Kecamatan Dukuh Pakis.

Manfaat PenelitianHasil penelitian ini diharapkan bisa

dipakai acuan dalam rangka memanfaatkan media elektronik dalam proses pembelajaran siswa karena media

Page 52: · Web viewAdapun prosedur yang ditambah untuk ... Negeri Ngagel I/394 dan Disiplin kerja karyawan di ... Mendeskripsikan kondisi disiplin kerja karyawan

Adrijanti, Dampak Media Elektronik Terhadap Prestasi Belajar Siswa Sekolah Dasar 53

elektronik mempunyai dampak yang berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa.

Ruang Lingkup Penelitian 1. Daerah penelitian yaitu Sekolah Dasar

Negeri Gunungsari I Kecamatan Dukuh Pakis Kota Surabaya

2. Variabel penelitian dan mediatornya :a. Variabel X (variabel independen)

Yaitu media elektronik. Media elektronik meliputi TV, VCD, Play Station

b. Variabel Y (variabel dependen)Yaitu proses pembelajaran yang meliputi pembelajaran siswa Sekolah Dasar Negeri Gunungsari I Kecamatan Dukuh Pakis Kota Surabaya yang terdiri dari Penilaian Formatif, Penilaian Sumatif, dimana penilaian tersebut diambil dari semua nilai semester l.

3. Karakteristik Subjek PenelitianSesuai dengan judul penelitian maka karakteristik subjek penilaian adalah :a. Siswa Sekolah Dasar Negeri

Gunungsari I Kecamatan Dukuh Pakis Kota Surabaya.

b. Laki-laki/Perempuan.

METODOLOGI PENELITIAN

Populasi PenelitianPopulasi adalah jumlah keseluruhan unit penilaian yang ciri-cirinya dapat diduga" (Depdikbud, 1998 : 189). Sedangkan pengertian lain yang dimaksud populasi adalah keseluruhan subyek penelitian (Suharsimi Arikunto, 1993 : 102). Dengan demikian dapat diketahui bahwa populasi adalah keseluruhan atau semua subyek yang sedang diselidiki. Populasi dalam

penelitian ini adalah semua siswa Sekolah Dasar Negeri Gunungsari I yang berjumlah 42 siswa.

Sampel PenelitianSampel adalah proses pemilihan sejumlah individu untuk suatu penelitian sedemikian rupa sehingga individu-individu tersebut merupakan perwakilan kelompok yang lebih besar dimana orang itu terpilih". (Sukamto, 1990:23). Sedangkan menurut Suharsimi Arikunto dalam buku Prosedur Penelitian. Sampel adalah sebagian atau wakil populasi. Jadi sampel merupakan wakil dari suatu populasi yang mempunyai sifat sama dengan populasi, sehingga dapat menggambarkan keadaan yang sebenarnya. Karena populasi terbatas maka dalam menentukan sampel ini peneliti memasukkan teknik "Total Sampling" yaitu sampel diambil seluruhnya.Berkaitan dengan judul penelitian dan populasi, maka ditetapkan sampel penelitian. Penetapan sampel ini disebabkan adanya berbagai faktor keterbatasan dalam penelitian. Sebagai asumsi maka apabila subyeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi karena jumlah subyek yang diteliti berjumlah kurang dari 100.

Metode Pengumpulan Data1. Metode Angket Sebagai Metode Utama

yaitu alat pengumpul data yang berisi daftar pertanyaan dan pertanyaan secara tertulis yang ditunjukkan kepada responden subyek. Untuk mendapatkan data yang valid, di sini perlu penulis kemukakan tentang bermacam-macam metode angket.

Page 53: · Web viewAdapun prosedur yang ditambah untuk ... Negeri Ngagel I/394 dan Disiplin kerja karyawan di ... Mendeskripsikan kondisi disiplin kerja karyawan

Adrijanti, Dampak Media Elektronik Terhadap Prestasi Belajar Siswa Sekolah Dasar 54

Hal ini dimaksudkan agar tidak terjadi kesimpangsiuran dalam memperoleh data sehingga penelitian dapat berlangsung obyektif dan meyakinkan, sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Apa yang diharapkan akan hasil penelitian, yang berguna untuk mengetahui hal yang ditanyakan dalam penelitian. Menurut Suharsimi Arikunto (1993:124) angket atau kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan pribadinya, atau hal-hal yang diketahui. Lebih lanjut dikatakan Suharsimi bahwa dari sifat jawabannya, angket dibedakan menjadi:a. Angket Tertutup

Yaitu angket yang terdiri atas pertanyaan atau pertanyaan dengan sejumlah pernyataan. Jadi alternatif jawaban sudah disediakan dan responden tinggal memilih dengan pendapatnya.

b. Angket TerbukaYaitu angket yang memberikan kebebasan kepada responden untuk menjawab pertanyaan dengan kalimatnya sendiri, peneliti hanya memberikan sejumlah pertanyaan yang ada kaitannya dengan masalah yang diteliti dengan meminta responden agar memberikan jawabannya / pendapatnya.

c. Angket Kombinasi Terbuka dan Tertutup.Yaitu angket yang dibuat dengan menyediakan jawaban serta tetap memberikan kebebasan kepada responen untuk memberikan jawaban tambahan. Sedangkan

dipandang dari jawaban yang diberikan, angket dibedakan menjadi :1) Angket Langsung

Yaitu jika daftar pertanyaan dikirimkan langsung kepada orang yang ingin dimintai pendapat, keyakinan atau diminta menceritakan tentang keadaan dirinya sendiri.

2) Angket Tidak LangsungYaitu jika daftar pertanyaan dikirimkan kepada seseorang yang diminta menceritakan tentang keadaan orang lain.

Dilihat dari sifat jawaban dan dari jawaban yang diberikan oleh responden, maka angket di dalam penelitian ini menggunakan jenis tertutup, karena peneliti sudah menyediakan alternatif jawaban serta disebut langsung karena angket diberikan langsung kepada responden.

2. Metode Wawancara Sebagai Metode Penunjang.Menurut Muhammad Ali dalam bukunya Penelitian Pendidikan Prosedur dan Strategi (1985 : 83) mengatakan bahwa “Wawancara merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengadakan tanya jawab, baik secara langsung ataupun tidak langsung dengan sumber data".Sedangkan menurut Suharsimi Arikunto (1993:97), 'Wawancara adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara (interviewer) untuk memperoleh informasi dari wawancara".

Page 54: · Web viewAdapun prosedur yang ditambah untuk ... Negeri Ngagel I/394 dan Disiplin kerja karyawan di ... Mendeskripsikan kondisi disiplin kerja karyawan

Adrijanti, Dampak Media Elektronik Terhadap Prestasi Belajar Siswa Sekolah Dasar 55

Dengan demikian wawancara adalah suatu usaha untuk mengumpulkan data dan informasi dengan mengajukan pertanyaan secara lisan untuk dijawab secara lisan pula. Wawancara sebagai alat pengumpul data dalam penelitian ini berfungsi sebagai pelengkap dari alat pengumpul data utama dan sebagai pengukur atau pembanding yang berguna untuk menguji atau mengecek kebenaran, ketelitian dan ketepatan data yang melalui alat pengumpul data yang lain.Ditinjau dari pelaksanaannya, menurut Suharsimi Arikunto, wawancara dibedakan atas :a) Wawancara Bebas

Yaitu pewawancara bebas menanyakan apa saja tanpa membawa pedoman apa yang ditanyakan, namun masih berkaitan dengan data-data yang dikumpulkan.

b) Wawancara TerpimpinYaitu pewawancara membawa sederetan pertanyaan lengkap dan terperinci tentang apa yang ditanyakan.

c) Wawancara Bebas Terpimpin.Yaitu dimana pewawancara di sini membawa kerangka pertanyaan-pertanyaan untuk ditanyakan, tetapi responden dapat memberikan alasan-alasannya.

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan bentuk wawancara bebas terpimpin, karena wawancara ini lebih luwes dibandingkan dengan wawancara terpimpin maupun wawancara tidak terpimpin.

3. Metode Dokumentasi Sebagai Metode Penunjang

Yaitu cara mengumpulkan data melalui peninggalan tertulis, terutama berupa arsip-arsip termasuk buku-buku tentang teori, dalil hukum dan lain-lain yang berhubungan dengan masalah penelitian. Dengan memakai metode ini, data yang tidak dapat diperoleh dengan angket maupun wawancara serta metode lainnya akan terpenuhi. Disamping itu waktu, tenaga dan biaya yang dibutuhkan relatif sedikit.

C. Metode Analisis DataMenganalisa merupakan suatu

langkah penting dalam penelitian, dimana peneliti harus memastikan pola analisis mana yang akan digunakan sesuai dengan permasalahan penelitian. Sehubungan dengan teknis analisis data dalam mengolah data, maka penelitian ini peneliti menggunakan rumus tes :

t = mX-mY

√Σb2

N(N-1)

Keterangan :mX – mY : Mean dari kelompok kontrol

dan mean dari kelompok eksperimen

b2 : Jumlah deviasi dari mean perbedaan

N : Jumlah subyek

HASIL PENELITIAN

Penyajian DataDepenelitian Tempat Pengambilan Data

Tempat pengambilan data dalam penelitian ini adalah Sekolah Dasar Negeri Gunungsari I Kecamatan Dukuh Pakis

Page 55: · Web viewAdapun prosedur yang ditambah untuk ... Negeri Ngagel I/394 dan Disiplin kerja karyawan di ... Mendeskripsikan kondisi disiplin kerja karyawan

Adrijanti, Dampak Media Elektronik Terhadap Prestasi Belajar Siswa Sekolah Dasar 56

Kota Surabaya. Sekolah Dasar Negeri Gunungsari I merupakan salah satu Sekolah Dasar Negeri yang ada di Kecamatan Dukuh Pakis sedangkan letak Sekolah Dasar Negeri ini berdekatan dengan lokasi penyewaan play station. Pada tahun 1971, Sekolah Dasar Negeri Gunungsari I sebagai satu-satunya Sekolah Dasar di kelurahan tersebut, kemudian sekarang berkembang menjadi banyak Sekolah Dasar. Sedangkan Sekolah Dasar Negeri Gunungsari I pada tahun pelajaran 2011/2012 mempunyai siswa sebanyak 242 siswa, yang terdiri atas 5 orang guru kelas, 1 orang guru penjas dan seorang guru pendidikan agama Islam. Berkaitan dengan letak Sekolah Dasar Negeri Gunungsari I di tengah kota yang cukup ramai dan telah terjangkau oleh berbagai media elektronik, seolah-olah anak hafal terhadap acara-acara televisi, sehingga yang menjadi fokus pembicaraannya dalam bermain play station, sehingga konsentrasi belajar mereka terpecah.

Penyajian Data PenelitianData dalam penelitian ini diambil

dengan menggunakan alat pengumpul data yang pokok yaitu angket. Untuk rnengambil data peneliti datang langsung ke sekolah pada hari efektif sekolah. Angket diberikan langsung kepada siswa, dan sebelum diisi angket tersebut, peneliti memberikan penjelasan seperlunya tentang maksud peneliti serta cara mengisi angket. Angket yang telah diisi langsung diambil untuk kemudian diadakan pengolahan data.

Selain angket alat pengumpul data yang digunakan adalah wawancara. Dari wawancara dapat diperoleh sejumlah keterangan kegiatan yang berhubungan dengan media elektronik, seharusnya

meningkatkan prestasi belajar siswa disamping bimbingan belajar yang diberikan oleh guru dan orang tua.

Sedangkan untuk mengetahui ada tidaknya dampak bermain playstation terhadap penurunan prestasi belajar siswa, mereka mengatakan ada dampaknya yaitu dengan adanya masukan-masukan dari masyarakat dan orang tua pada siswa, agar mereka dapat belajar dengan sebaik-baiknya.

Untuk dokumentasi, peneliti rnengambil nilai dari data kelas yaitu prestasi yang diperoleh selama semester l, dan dokumen lain seperti jumlah siswa dan data lain yang diperoleh dari sekolah.

Dari cara yang diperoleh melalui angket penelitian tersebut, akan dianalisis sesuai dengan analisis yang telah ditetapkan. Adapun langkah-langkah analisis datanya sebagai berikut :1. Data Yang Dianalisis.

a. Data tentang hasil angket media elektronik.

b. Data nilai dari prestasi dalam raport.

2. Hipotesis Yang Diajukan.a. Hipotesis kerja (Ha)

Ada dampak media elektronik terhadap peningkatan prestasi belajar siswa Sekolah Dasar Negeri Gunungsari l.

3. Teknik Analisis Yang Diajukan.Dalam penelitian ini untuk menguji signifikan hipotesis yang diajukan maka penelitian menggunakan teknik analisis statistik dengan rumus sebagai berikut :

t = mX-mY

√Σb2

N(N-1)

Page 56: · Web viewAdapun prosedur yang ditambah untuk ... Negeri Ngagel I/394 dan Disiplin kerja karyawan di ... Mendeskripsikan kondisi disiplin kerja karyawan

Adrijanti, Dampak Media Elektronik Terhadap Prestasi Belajar Siswa Sekolah Dasar 57

Keterangan :mX - mY : Mean dari kelompok

kontrol dan mean dari kelompok eksperimen

b2 : Jumlah deviasi dari mean perbedaan

N : Jumlah subyek4. Kriteria Uji Hipotesis

Kriteria uji hipotesis adalah sebagai berikut:a. Ho diterima jika t hit < t tabelb. Ho ditolak jika t hit > t tabelDengan demikian jika Ho ditolak maka Ha diterima dan jika Ho diterima maka Ho ditolak.

Tabel Kerja Untuk Mencari NilaiSubjek Mx My B B b2

1 -22 65 60 5 3 9

2 -23 66 65 1 -1 1

3 -24 70 64 6 4 16

4 -25 65 63 2 0 0

5 -26 65 65 0 -2 4

6 -27 76 75 1 -1 1

7 -28 65 66 -1 -3 9

8 -29 72 72 0 -2 4

9 -30 75 69 6 4 16

10 -31 81 78 3 1 1

11 -32 75 72 3 1 1

12 -33 67 65 2 0 0

13 -34 82 79 3 1 1

14 - 3 83 78 5 3 9

5

15 -36 75 77 -2 -4 16

16 -37 74 72 2 0 0

17 -38 69 75 -6 -8 64

18 -39 63 60 3 1 1

19 -40 65 61 4 2 4

20 -41 66 64 2 0 0

21 -42 74 71 3 1 1

Jumlah149

3145

1 42 0158

Untuk menguji hipotesis kerja yang berbunyi “Ada dampak media elektronik terhadap peningkatan prestasi belajar siswa Sekolah Dasar Negeri Gunungsari I Kecamatan Dukuh Pakis Kota Surabaya.

1. Menghitung MB.

MB = BN

=4242 = 1

2. Mencari kebenaran nilai B dengan rumus.B = X - Y = 1493 – 1451 = 42

3. Menghitung nilai

mX = Σ XN

=149342 = 35,547

mY = Σ YN

=145142 = 34,517

4. Selanjutnya mencari nilai t dengan rumus mX -mY

t = mX-mY

√Σb2

N(N-1)

Page 57: · Web viewAdapun prosedur yang ditambah untuk ... Negeri Ngagel I/394 dan Disiplin kerja karyawan di ... Mendeskripsikan kondisi disiplin kerja karyawan

Adrijanti, Dampak Media Elektronik Terhadap Prestasi Belajar Siswa Sekolah Dasar 58

= 35,547 – 34,547

√ 15842(42-1)

= 1

√1581772

= 1√0,091

= 10,301 = 3,322

Dengan demikian dari hasil analisis di atas dapat diperoleh keterangan sebagai berikut:Karena dari perhitungan diperoleh nilai r hitung = 3,322 sedangkan nilai r tabel dengan taraf signifikasi 5% diperoleh r tabel = 2,660, dengan subyek (N) sebanyak 42, ini berarti r hitung lebih basar dari pada r tabel (signifikan) dan konsekuensinya hipotesis nihil ditolak. Selanjutnya hipotesis kerja yang berbunyi “Ada dampak signifikan media elektronik terhadap prestasi belajar” diterima.

PEMBAHASANSetelah diadakan analisis hasil peneilitian, maka dalam bab ini akan membahas apakah ada dampak yang positif ataupun negatif bermain play station terhadap prestasi belajar siswa Sekolah Dasar Negeri Gunungsari I Kecamatan Dukuh Pakis. Hal ini dapat dilihat dalam tabel-tabel hasil angket tentang Dampak Media elektronik sebagai berikut : nilai r hitung memperoleh nilai 3,322 sedangkan r tabel dengan taraf signifikansi 5 %, diperoleh r tabel senilai 2,660, dengan subyek responden (N) dengan jumlah 42, ini berarti r hitung lebih besar daripada r tabel sehingga tingkat signifikansi dan konsekuensi hipotesisnya nihil berarti

ditolak. Dengan demikian dampak signifikansinya media elektronik berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa Sekolah Dasar Negeri Gunungsari I Kecamatan Dukuh Pakis.

SIMPULAN DAN SARANSimpulanBerdasakan analisis data, dapat disimpulkan bahwa ada dampak negatif yang signifikan antara media elektronik terhadap prestasi belaiar siswa Sekolah Dasar Negeri Gunungsari I Kecamatan Dukuh Pakis Kota Surabaya.

Saran-saranAgar kegiatan belajar dapat berhasil dengan baik hendaknya siswa harus pandai-pandai mengatur waktu dan dapat membedakan antara waktu untuk belajar dan waktu untuk bermain, karena padadewasa ini kemajuan teknologi semakin pesat terutama di bidang elektronika seperti halnya TV, VCD, Play Station yang kelihatannya lebih menarik daripada belajar, sehingga tidak menutup kemungkinan kalau anak-anak tidak dapat mengatur waktu dengan baik, anak cenderung lebih suka menonton TV dan VCD serta bermain Play Station dengan tak disadari akan mengganggu belajarnya, sehingga dapat menurunkan prestasi belajarnya. Hal ini terbukti berdasarkan hasil yang diperoleh melalui penelitian yang menunjukkan adanya dampak yang negatif antara media elektronik terhadap prestasi belajar siswa-siswi Sekolah Dasar Negeri Gunungsari I Kecamatan Dukuh Pakis Kota Surabaya.

Page 58: · Web viewAdapun prosedur yang ditambah untuk ... Negeri Ngagel I/394 dan Disiplin kerja karyawan di ... Mendeskripsikan kondisi disiplin kerja karyawan

Adrijanti, Dampak Media Elektronik Terhadap Prestasi Belajar Siswa Sekolah Dasar 59

DAFTAR PUSTAKA

Dirjen Dikdasmen, 1997 : 38, Sistem Pembinaan Profesional Guru SD, Penerbit CV. Dwi Tunggal.

Depdikbud, 1989 : 700, Kamus Besar Bahasa lndonesia, Penerbit Balai Pustaka.

Dinas P dan K Daerah Provinsi Jawa Timur, 1995:7, Pedoman Belajar Merigajar di Sekolah Dasar.

Mohammad Ali, 1985, Penelitian Pendidikan Prosedur dan Strategi, Penerbit Angkasa Bandung. Dinas P dan K Provinsi Jawa Timur, 1995 : 19, E.E.

Thorndike, Pedoman Belaiar Mengaiar di Sekolah Dasar.

Noehi Nasution. DK, 1999, Evaluasi Belajar, Penerbit Universitas Terbuka.

Suharsimi Arikunto, 1998, Prosedur Penelitian, Rineka Cipta Jakarta.

Sutrisno Hadi, 1988, Statistik, Penerbit Andi Offset Yogyakarta

Page 59: · Web viewAdapun prosedur yang ditambah untuk ... Negeri Ngagel I/394 dan Disiplin kerja karyawan di ... Mendeskripsikan kondisi disiplin kerja karyawan

UPAYA PENINGKATAN PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENINGKATAN SARANA PENDIDIKAN DI SEKOLAH DASAR

Etiyasningsih

Abstrak, Pemerintah telah banyak memperhatikan keberhasilan pendidikan di antaranya adalah memberi bantuan melalui peningkatan kemampuan guru, pemberian biaya operasional, pengadaan buku paket beasiswa, alat bantu pembelajaran dan lain-lain. Walaupun bantuan sudah diberi, tetapi merasa masih sangat kurang. Oleh karena itu masih sangat dibutuhkan bantuan dari masyarakat, BP3 dan tokoh masyarakat, utamanya bantuan tentang sarana dan prasarana sekolah.

Dari hal tersebut, penulis telah menemukan masalah yaitu bagaimana upaya sekolah dapat menumbuhkan partisipasi masyarakat untuk meningkatkan prestasi siswa di sekolah?" Tujuan penelitan ini adalah untuk mendapatkan informasi tentang hal-hal berkaitan dengan partisipasi masyarakat terhadap peningkatan mutu pendidikan di sekolah dan untuk mendapatkan pola kegiatan peningkatan partisipasi masyarakat demi keberhasilan mutu pendidikan.

Ada beberapa masalah yang bermanfaat dalam penelitian ini yaitu :1. Untuk peneliti, seorang dapat mempraktikkan teori yang telah diperoleh saat kuliah.2. Upaya lembaga sekolah, sebagai sarana atau masukan untuk memecahkan upaya

peningkatan partisipasi terhadap pendidikan yang sesuai dengan manajemen berbasis sekolah.

3. Untuk pengembangan ilmu, yaitu dapat menambah perbendaharaan ilmu terapan khususnya dalam peningkatan partisipasi masyarakat ierhadap peningkatan prestasi belajar anak didik.

Dalam penelitian yang dilakukan oleh penulis, dapat menemukan beberapa masalah. Masalah akan dicatat, ditanyakan agar memperoleh data yang valid demi untuk menambah suatu upaya peningkatan partisipasi masyarakat terhadap peningkatan mutu pendidikan.Metode yang digunakan adalah sebagai berikut:1. Data yang dicari adalah hal-hal yang menyangkut keadaan sarana dan prasarana

pendidikan, cara memperolehnya, usaha yang telah dilakukan di sekolah untuk mendapatkan sarana dan prasarana, kemampuan perhatian masyarakat terhadap pendidikan.

2. Sumber data diperoleh dari Kepala Sekolah, Guru, BP3, Kepala Desa, tokoh masyarakat dan dari Dinas Pendidikan.

3. Populasinya adalah salah satu sekolah dasar negeri yang ada di wilayah Kecamatan Peterongan Kabupaten Jombang.

4. Sampelnya adalah : karena yang diteliti oleh peneliti satu Sekolah Dasar Negeri, maka penulis tidak menggunakan sampel.

5. Teknik pengumpulan data, penulis menggunakan dokumentasi, angket (questionnaire) dan observasi.

Etiyasningsih Adalah Dosen Tetap FKIP Universitas Gresik 61

Page 60: · Web viewAdapun prosedur yang ditambah untuk ... Negeri Ngagel I/394 dan Disiplin kerja karyawan di ... Mendeskripsikan kondisi disiplin kerja karyawan

Etiyasningsih, Upaya Peningkatan Partisipasi Masyarakat Dalam Peningkatan Sarana Pendidikan 62

6. Teknik analisanya, penulis menggunakan analisa SWOT S - Strengths (kekuatan)W- Weaknesses (kelemahan)O - Opportunities (peluang)T - Threats (ancaman)

Hal tersebut di atas menunjukkan peran penting guru dalam usaha pencapaian tujuan pendidikan. Sedangkan peran serta masyarakat akan sangat berguna untuk mendukung usaha guru tersebut. Disamping itu, pertemuan BP3 dengan pihak sekolah dirasakan sebagai sarana yang efektif untuk menyampaikan program-program sekolah kepada masyarakat. Hal ini sekaligus meringankan tugas guru dalam usaha peningkatan peran serta masyarakat dalam usaha peningkatan mutu pendidikan.

Berdasarkan simpulan tersebut di atas, untuk itu penulis memberikan beberapa saran, yaitu sebagai berikut:1. Para guru hendaknya terus berusaha meningkatkan kemampuannya baik dalam hal

perencanaan pengajaran maupun dalam hal kreativitas dalam hal pemanfaatan bahan-bahan baku yang ada di sekitar lingkungan sekolah untuk menunjang kelancaran proses belajar mengajar.

2. Rutinitas pertemuan BP3 dengan pihak pengelola sekolah dimana kedua belah pihak akan mengetahui kebutuhan-kebutuhan siswa akan sarana dan prasarana pendidikan.

3. Guru dapat meningkatkan kerja sama dengan masyarakat untuk memiliki kesadaran tentang pentingnya bantuan yang harus diberikan Kepada Sekolah.

PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

Pendidikan di era reformasi yang menuju era globalisasi merupakan arah kedepan yang harus menjadi harapan negara yang sedang berkembang untuk menuju masyarakat yang adil dan makmur. Keberhasilan tersebut tergantung kepada pelaku utama yaitu manusia. Oleh karena itu pemerintah dan disertai dengan harapan dan kesadaran manusia bersama-sama meningkatkan sumber daya manusia.

Peningkatan sumber daya manusia dapat melalui pemberian pengetahuan yang dapat melalui membaca buku, membaca surat kabar, media masa dan belajar di bangku sekolah, Pemerintah sudah merancangkan pendidikan dasar sembilan tahun itu memang sudah merupakan

kebutuhan perkembangan dibidang pendidikan.

Menurut seorang tokoh pendidikan yang sudah diakui oleh masyarakat umum, bahwa tri pusat pendidikan diawali dari orang tua yang pertama kali anak lahir mendapat pendidikan dari orang tua. Selanjutnya akan diteruskan anak mendapat pendidikan di sekolah dan akhirnya akan kembali ke masyarakat, Dari ketiga pusat pendidikan tersebut yang memiliki peran utama dan panting adalah di sekolah.

Pemerintah telah banyak memperhatikan keberhasilan pendidikan diantaranya adalah memberi bantuan melalui peningkatan gaji pegawai, dan pembinaan operasional pembelajaran, bantuan siswa (Jaringan Pengembangan Sosial Bantuan Khusus Murid) serta alat

Page 61: · Web viewAdapun prosedur yang ditambah untuk ... Negeri Ngagel I/394 dan Disiplin kerja karyawan di ... Mendeskripsikan kondisi disiplin kerja karyawan

Etiyasningsih, Upaya Peningkatan Partisipasi Masyarakat Dalam Peningkatan Sarana Pendidikan 63

pembelajaran di sekolah. Namun walaupun begitu dirasa perlu bantuan tersebut masih memenuhi kebutuhan sekolah. Oleh karena itu masih dirasa perlu bantuan dari orang tua murid. Bantuan yang perlu diberikan kepada sekolah adalah membimbing putranya untuk belajar di rumah. Bantuan yang mengarah kepada sekolah adalah sarana prasarana pendidikan di sekolah melalui Komite Sekolah.

Rumusan MasalahDari latar belakang masalah yang

terurai diatas penulis menemukan rumusan masalah yang di buktikan kebenaranya di bab selanjutnya. Rumusan tersebut adalah sebagai berikut:

Bagaimana usaha sekolah agar partisipasi masyarakat dapat meningkatkan prestasi belajar siswa di sekolah?

Tujuan PenelitianAgar terarah kepada apa yang akan

diharapkan oleh penulis, maka penelitian memiliki tujuan yaitu :

Usaha yang dilakukan sekolah agar partisipasi atau peran serta masyarakat dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.

Manfaat PenelitianAda beberapa manfaat dalam

penelitian ini yaitu : 1. Bagi sekolah, sebagai sarana atau

masukan untuk memecahkan upaya peningkatan partisipasi masyarakat terhadap pendidikan yang sesuai dengan manajemen berbasis sekolah.

2. Untuk pengembangan ilmu, yaitu dapat menambah perbendahaan ilmu terapan khususnya dalam peningkatan partisipasi masyarakat terhadap peningkatan prestasi belajar anak didik.

Definisi Operasional Untuk menghindari kesalah pahaman

atas penafsiran masalah yang akan diuraikan oleh penulis memberi batasan operasioanal.1. Upaya peningkatan adalah suatu usaha

untuk mengubah dari yang masih kurang menjadi lebih baik.

2. Masyarakat adalah orang yang berada di lingkungan sekitar sekolah, baik yang anaknya bersekolah maupun yang tidak bersekolah dan termasuk tokoh masyarakat dan pejabat.

3. Partisipasi adalah suatu bantuan yang diberikan oleh masyarakat berupa uang, tenaga, sarana prasarana yang dirasa sangat perlu untuk dibutuhkan demi peningkatan mutu pendidikan.

4. Sarana prasarana adalah suatu hal yang diperlukan oleh sekolah demi untuk kegiatan pembelajaran, yang berupa alat pelajaran, gedung sekolah.

5. Prestasi belajar adalah suatu kemampuan yang dimiliki oleh anak didik yang berupa nilai.

Metode Penelitian Dalam penelitian yang dilakukan oleh

penulis, dapat menemukan beberapa masalah. Masalah akan dicatat, ditanyakan agar dapat memperoleh data yang valit demi untuk menambah suatu upaya peningkatan partisipasi masyarakat terhadap peningkatan mutu pendidikan.

Metode yang digunakan adalah sebagai berikut:1. Data yang dicari adalah hal-hal yang

menyangkut keadaan sarana dan prasarana pendidikan, cara memperolehnya, usaha yang telah dilakukan sekolah untuk mendapatkan sarara dan prasarana, kemampuan

Page 62: · Web viewAdapun prosedur yang ditambah untuk ... Negeri Ngagel I/394 dan Disiplin kerja karyawan di ... Mendeskripsikan kondisi disiplin kerja karyawan

Etiyasningsih, Upaya Peningkatan Partisipasi Masyarakat Dalam Peningkatan Sarana Pendidikan 64

perhatian masyarakat terhadap pendidikan.

2. Sumber data diperoleh dari Kepala Sekolah, guru, komite sekolah, kepala desa, tokoh masyarakat dan dinas pendidikan.

3. Populasinya adalah salah satu Sekolah Dasar Negeri Tengaran II Kecamatan Peterongan Kabupaten jombang.

4. Sampelnya adalah : karena yang diteliti oleh peneliti satu Sekolah Dasar Negeri, maka peneliti tidak menggunakan sample dan dari unsur masyarakat sangat banyak, maka penulis menggunakan wali murid dan komite sekolah.

5. Teknik pengumpulan data, penulis menggunakan metode dokumentasi, angket (questionnaire) dan observasi

6. Teknik analisa, penulis menggunakan analisa SWOTS - Strengths (kekuatan)W- Weaknesses (kelemahan)O - Opportunities (peluang)T - Threats (ancaman)

METODOLOGI PENELITIANPengertian Metodologi Penelitian

Sebelum penulis menguraikan metodologi penelitian, maka penulis terlebih dahulu akan menjelaskan apa yang disebut metodologi penelitian: 1. Metodologi berasal dari kata

“methodos" dan "logos". Methodos berarti cara, logos berarti ilmu. Dan arti tersebut, penulis mengartikan bahwa methodology penelitian adalah suatu ilmu tentang cara mengadakan penelitian atau penyelidikan untuk memperoleh data

2. Tujuan PenelitianMenurut Sutrisno Hadi, tujuan penelitian adalah : "Untuk menemukan, mengembangkan atau menguji kebenaran suatu pengetahuan" (Sutrisno Hadi, MA, 198l :1,3)

Penulis menyebutkan bahwa tujuan penelitian adalah untuk mendapatkan data / pola kegiatan partisipasi masyarakat dalam peningkatan sarana dan prasarana demi untuk peningkatan prestasi belajar siswa,

Sumber Data1. Data yang dicari

Sesuai dengan masalah tersebut diatas, maka yang harus dikumpulkan adalah hal-hal yang menyangkut keadaan sarana dan prasarana pendidikan, cara memperoleh, usaha-usaha yang dilakukan oleh sekolah kepada komite sekolah dan wali murid.

2. Sumber dataSumber data diperoleh dari Kepala sekolah, Guru Komite Sekolah, Wali murid dan tokoh masyarakat.

Populasi dan Sampel1. Populasi

Untuk menentukan obyek yang diteliti atau diselidiki, peneliti menggunakan populasi. Populasi dalam penelitian ini adalah sangat penting dan menentukan keberhasilan suatu penelitian. Karena itu cara menentukan obyek turut menentukan hasil penelitian yang baik. Responden merupakan obyek dalam penelitian. Pengertian populasi dalam buku Methodologi research sebagai berikut : "Populasi adalah semua individu untuk siapa kenyataan-kenyataan yang diperoleh dari sample itu hendak

Page 63: · Web viewAdapun prosedur yang ditambah untuk ... Negeri Ngagel I/394 dan Disiplin kerja karyawan di ... Mendeskripsikan kondisi disiplin kerja karyawan

Etiyasningsih, Upaya Peningkatan Partisipasi Masyarakat Dalam Peningkatan Sarana Pendidikan 65

digeneralisasikan". (Sutrisno Hadi, 1970 : 70) Sesuai dengan judul yang akan diteliti oleh penulis, maka sebagai populasi adalah Sekolah Dasar Tengaran II Kecamatan Peterongan Kabupaten Jombang

2. SampelSebagai pendukung keberhasilan peningkatan sarana dan prasarana dari partisipasi masyarakat yaitu : tokoh masyarakat, organisasi masyarakat, Komite sekolah, wali murid, dll. Penulis menggunakan sample partisipasi yang berasal dari komite sekolah dari wali murid.

Metode PenelitianTeknik SamplingKarena heteroginnya masyarakat, maka penulis memilih semua pengurus Komite Sekolah dan Wali Murid dengan teknik purposive. Komite Sekolah diambil semua pengurus ditambah wali murid, yang jumlah semua 10 orang.

Teknik Pengumpulan DataMetode angket (Questionaire)Angket merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan mengadakan komunikasi dengan sumber data secara tertulis. Data yang diinginkan dijabarkan dalam bentuk pertanyaan tertulis dan responden dalam memberi jawaban tertulis juga.Pengertian metode angket ini dijelaskan oleh Bomo Walgito dalam bukunya Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah sebagai berikut :"Questionare atau sering disebut angket adalah merupakan suatu daftar yang berisi pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab

atau dikerjakan oleh orang, anak yang ingin diselidiki atau responden. Dengan mempergunakan questionare, kita dapat memperoleh fakta-takta ataupun opini-opini" (1981 : 65)Macam-macam angket :a. Angket Pilihan

Responden hanya memilih salah satu jawaban dari beberapa alternatif jawaban yang telah disediakan.

b. Angket IsianResponden mengisi pertanyaan-pertanyaan yang diajukan pada ruang atau kolom yang telah disediakan.

Dipandang dari cara menjawabnya, maka yang dianggap penulis sesuai dengan judul penelitian ini adalah kuesioner tertutup. Jawaban untuk responden telah tersedia dan tinggal memilih, Sedangkan dipandang dari jawaban yang diberikan, maka yang sesuai dengan judul penelitian ini adalah kuesioner langsung, yaitu responden menjawab tentang dirinya atau hal-hal yang ia ketahui. Dan kalau dipandang dari bentuknya, penulis memiliki kuesioner pilihan ganda yaitu responden menjawab pertanyaan-pertanyaan yang tersedia dengan memilih jawaban yang ia sukai dan pilihan ganda tersebut.

Metode kuesioner ini mempunyai keuntungan dan kelemahan. Keuntungannya antara lain :a. Tidak memerlukan kehadiran peneliti.b. Dapat dibagikan secara serentak

kepada banyak responden. c. Dapat dijawab responden menurut

kecepatannya masing-masing dan menurut waktu senggang responden.

d. Dapat dibuat anonim sehingga responden bebas, jujur dan tidak malu menjawab.

Page 64: · Web viewAdapun prosedur yang ditambah untuk ... Negeri Ngagel I/394 dan Disiplin kerja karyawan di ... Mendeskripsikan kondisi disiplin kerja karyawan

Etiyasningsih, Upaya Peningkatan Partisipasi Masyarakat Dalam Peningkatan Sarana Pendidikan 66

Sedangkan kelemahan metode ini adalah :a. Responden sering tidak teliti

menjawab, sehingga ada pertanyaan yang terlewati tidak dijawab, padahal sukar diulang atau diberikan lagi kepadanya.

b. Seringkali sukar dicari validitasnya. c. Walaupun dibuat anonim, kadang-

kadang responden dengan sengaja memberikan jawaban yang tidak betul atau tidak jujur.

d. Seringkali tidak dikembalikan e. Waktu pengembaliannya kadang-

kadang tidak bersama-sama sehingga sering terlambat.

Cara mengatasi metode angket :a. Digunakan kata/kalimat yang

sederhana dan mudah dimengerti oleh responden.

b. Usahakan pertanyaan itu jelas dan khusus.

c. Hindari pertanyaan-pertanyaan yang mengandung pengertian lebih dari satu.

d. Pertanyaan-pertanyaan itu harus berlaku untuk semua responden.

Metode kuesioner ini penulis gunakan sebagai metode utama di dalam penelitian ini, sebab penulis beranggapan bahwa metode tersebut sangat cocok dan valid untuk pengumpulan data dalam penelitian ini.

Metode ObservasiMetode ini hanya digunakan sebagai metode pelengkap, yaitu melengkapi metode utama yaitu metode angket untuk meyakinkan jawaban yang diberikan oleh responden.

Metode Analisis DataSebagai sarana pencapaian sasaran,

dilakukan dalam bentuk metode perkiraan yang bersifat rinci yang mengembangkan sejumlah tindakan utama dan aktivitas.Tujuan dan Fungsi Rencana Tindakana. Mengidentifikasi hal-hal yang perlu

dilakukan dalam mencapai sasaran b. Memilih dan menerapkan sasaran c. Menguji dan memvaliditaskan sasaran d. Mengembangkan sarana komunikasi

dengan pihak lain e. Mengembangkan suatu sarana

pengendalian

Ciri-ciri Rencana Tindakana. Memiliki cakupan waktu singkat b. Liputan personal yang lebih sempit c. Sasaran mudah dipahami, teruji dan

teratur

Analisis StrategisAnalisi strategis dilakukan dengan menggunakan instrument analisis SWOT yaitu:

S - Strengths (kekuatan)W- Weaknesses (kelemahan)O - Opportunities (peluang)T - Threats (ancaman)

Pengertian Analisa SWOT"Analisis SWOT adalah suatu alat

efektif dalam membantu kita untuk menstrukturisasi masalah serta menentukan sasaran secara teratur dan teruji sesuai dengan kondisi lingkungan baik faktor eksternal maupun internal melalui pengamatan lingkaran yang dikenal dengan istilah environmental scanning yaitu kegiatan pengamatan lingkungan untuk mendapatkan gambaran

Page 65: · Web viewAdapun prosedur yang ditambah untuk ... Negeri Ngagel I/394 dan Disiplin kerja karyawan di ... Mendeskripsikan kondisi disiplin kerja karyawan

Etiyasningsih, Upaya Peningkatan Partisipasi Masyarakat Dalam Peningkatan Sarana Pendidikan 67

praktis mengenai diri kita dan lingkungan kita".

Prosedur Analisa SWOT1) Identifikasi faktor-faktor eksternal

"ldentifikasi faktor-faktor lingkungan eksternal yang kita hadapi, baik lingkungan sosial, ekonomi, agama. Sedangkan lingkungan tugas meliputi aspek-aspek administrasi birokratis". (M. Ali Basjar Subadi, 1999: l8)

2) Faktor eksternal yang diuraikan adalah:- Oppotunies (peluang) yang berisi

hal-hal yang dapat membuka peluang seperti adanya kebijakan guru yang terkait kebijakan administrasi, birokrasi dan lain-lain.

- Thearts (ancaman) yang berisi berbagai hal yang dapat menjadi ancaman bagi organisasi dalam melaksanakan tugas dan peningkatan kinerja.

3) Faktor-faktor internal yaitu faktor yang berupa kekuatan dan kelemahan yang dimiliki oleh organisasi.Faktor-faktor internal terdiri dari :- Strengths (kekuatan) yang berisi

berbagai indikator yang menggambarkan faktor kekuatan bagi organisasi dalam mendukungnya kinerja, misalnya tersedianya SDM dan lain-lain.

- Weaknesses (kelemahan) yang berisi berbagai faktor yang kurang mendukung pelaksanaan tugas.

4) Pemetaan interaksi faktorPemetaan interaksi faktor adalah suatu strategi yang menggambarkan interaksi antara faktor-faktor internal yang berisi kekuatan dan kelemahan untuk menghasilkan sasaran strategis yang

diperlukan dalam menemukan sasaran strategis yang perlu dicapai. (M. Ali Basjar, Indartono Subadi, 1999: 18)

5) Perumusan isu-isu strategisDalam perumusan ini penulis mengadakan pemetaan interaksi:- Pemetaan interaksi antara kekuatan

dengan peluang guna memperoleh keuntungan kompetitif (SO)

- Pemetaan interaksi antara kekuatan yang dimiliki untuk menghindari atau mengatasi agar menghasilkan mobilisasi (ST).

- Pemetaan interaksi antara kelemahan dengan peluang untuk mengatasi kelemahan dengan cara memanfaatkan peluang atau sebaliknya (WO).

- Pemetaan interaksi antara kelemahan dengan ancaman meminimalkan kelemahan dan menghindari ancaman/status (WT).

6) Penetapan sasaran strategisDari isu strategis akan dilakukan pembobotan untuk menentukan prioritas sasaran. Pembobotannya menggunakan l-5 yaitu:1. artinya sangat rendah 2. artinya rendah 3. artinya cukup 4. artinya tinggi 5. artinya cukup tinggi

PENYAJIAN DAN ANALISIS DATADalam bab penyajian dan analisis

data ini akan menguraikan berbagai data yang telah diperoleh dari pelaksanaan penelitian yaitu tentang peningkatan partisipasi masyarakat dalam meningkatkan sarana pendidikan.

Setelah mengadakan penelitian di lapangan untuk mencari data yang sesuai

Page 66: · Web viewAdapun prosedur yang ditambah untuk ... Negeri Ngagel I/394 dan Disiplin kerja karyawan di ... Mendeskripsikan kondisi disiplin kerja karyawan

Etiyasningsih, Upaya Peningkatan Partisipasi Masyarakat Dalam Peningkatan Sarana Pendidikan 68

dengan pembahasan, maka pada bab ini akan menguraikan tentang hasil penelitian dan pembahasannya dan selanjutnya akan dianalisa pada bab ini.

Hasil angket yang sebelumnya telah disebarkan dan telah diisi oleh para responden akan penulis tabulasikan dan dianalisa dengan metode SWOT seperti yang telah penulis uraikan pada bab III. Adapun prosedur-prosedur data tersebut adalah sebagai berikut:

Identifikasi Faktor-Faktor EksternalUpaya peningkatan kelengkapan

sarana pendidikan di Sekolah Dasar Negeri Tenggaran II Kecamatan Peterongan, Kabupaten Jombang banyak dipengaruhi oleh faktor-faktor eksternal, yaitu pengaruh dari luar yang memiliki peluang (opportunities) dan ancaman dari luar (threats) seperti yang ditunjukkan dalam tabel sebagai berikut:

Tabel 1Faktor-Faktor Eksternal

PELUANG (O) ANCAMAN (T)1. Adanya pertemuan rutin komite sekolah

dengan pihak pengelola sekolah 1. Kurangnya pemahaman masyarakat

akan peran mereka dalam pendidikan anaknya

2. Masyarakat menginginkan anak-anak melalui penataran bagi guru

2. Rendahnya tingkat pendidikan masyarakat

3. Program peningkatan kemampuan guru melalui penataran bagi guru

3. Rendahnya tingkat ekonomi masyarakat

4. Banyak tersedianya bahan-bahan yang bisa dimanfaatkan di sekitar sekolah

4. Kurangnya komunikasi antara orang tua dengan anak

5. Sifat masyarakat yang suka bergotong royong

5. Kekecewaan masyarakat terhadap sistem pendidikan

1. Analisa Peluang (O)a. Pertemuan rutin komite sekolah

dengan pihak pengelola sekolah akan sangat membantu menumnuhkan kesadaran pada masyarakat akan pentingnya kelengkapan sarana-prasarana untuk menunjang keberhasilan pendidikan anak.

b. Munculnya kesadaran masyarakat akan pentingnya pendidikan bagi anak akan menumbuhkan semangat mereka untuk usaha Peningkatan kualitas pendidikan.

c. Penataran bagi guru akan sangat mendukung usaha peningkatan kemampuan guru untuk lebih kreatif dan mampu mengelola sarana dan prasarana yang ada demi keberhasilan tujuan pendidikan.

d. Kemudahan mendapatkan bahan-bahan sarana pendukung program pengajaran akan menumbuhkan minat para orang tua untuk turut berperan serta.

e. Sifat dasar masyarakat desa yang suka bergotong-royong akan sangat memudahkan pihak pengelola

Page 67: · Web viewAdapun prosedur yang ditambah untuk ... Negeri Ngagel I/394 dan Disiplin kerja karyawan di ... Mendeskripsikan kondisi disiplin kerja karyawan

Etiyasningsih, Upaya Peningkatan Partisipasi Masyarakat Dalam Peningkatan Sarana Pendidikan 69

sekolah untuk melibatkan mereka dalam usaha melenngkapi sarana dan prasarana pengajaran yang dibutuhkan.

2. Analisa Ancaman (T)a. Ketidaktahuan masyarakat akan

peran mereka dalam pendidikan anak, akan menyulitkan bagai usaha melibatkan mereka didalamnya.

b. Usaha untuk memberi pengertian kepada mereka bisa mengalami kesulitan karena rendahnya tingkat pendidikan masyarakat

c. Keinginan masyarakat untuk membantu bisa juga terbentur masalah dana.

d. Keengganan masyarakat untuk terlibat bisa juga disebabkan karena siswa tidak pernah atau jarang menyampaikan pada orang tua. Maka cenderung mambuat

peralatan yang mereka butuhkan dengan teman-teman.

e. Kekecewaan masyarakat pada sekolah bisa menjadi penyebab munculnya rasa enggan untuk terlihat dalam pendidikan anak.

Identifikasi Faktor-Faktor InternalSelain faktor-faktor

eksternal, usaha penciptaan visi dan misi sangat bergantung pada faktor-faktor internal. Faktor-faktor ini bisa berupa kekuatan (Strengths), bisa juga berupa kelemahan (Weaknesses). Demikian pula halnya dengan usaha peningkatan kelengkapan sarana pendidikan di Sekolah Dasar Negeri Tengaran II Kecamatan Peterongan Kabupaten Jombang. Yang tidak bisa lepas dari faktor internal ini. Untuk lebih rinci akan dijabarkan pada tabel 2.

Tabel 2Faktor-Faktor Internal

Kekuatan (s) Kelemahan (w)1. Kesadaran para guru cukup tinggi akan

pentingnya sarana pendidikan1. Lemahnya perencanaan pengajaran oleh

para guru 2. Tingginya minat belajar siswa 2. Kurangnya dana bagi penyediaan sarana

pendidikan 3. Cukup tinggi potensi sumber daya

manusia3. Kurangnya rasa ikut memiliki di

kalangan para siswa4. Pola kepemimpinan yang demokrasi 4. Kurangnya pembinaan bagi para guru 5. Cukup tersedianya referensi 5. Rendahnya tingkat kesejahteraan para

guru

1. Analisa Kekuatan (S)a. Pengetahuan guru akan sarana dan

prasarana pendidikan yang dibutuhkan untuk mencapai sasaran pengajaran akan sangat

menentukan keberhasilan program pengajaran itu sendiri.

b. Munculnya minat untuk belajarkan banyak menentukan kemauan siswa untuk berusaha demi keberhasilan pendidikan mereka

Page 68: · Web viewAdapun prosedur yang ditambah untuk ... Negeri Ngagel I/394 dan Disiplin kerja karyawan di ... Mendeskripsikan kondisi disiplin kerja karyawan

Etiyasningsih, Upaya Peningkatan Partisipasi Masyarakat Dalam Peningkatan Sarana Pendidikan 70

c. Mencapaian usaha peningkatan sarana dan prasarana pendidikan ini tidak lepas dari peran penting sumber daya manusia yang kompeten, dalam hal ini para guru.

d. Pola kepemimpinan yang demokratis akan memberi keleluasaan kepada para guru untuk mengembangkan kreativitas para siswa.

e. Guru dan siswa akan mendapat tambahan pengetahuan akan sarana dan prasarana yang mereka butuhkan melalui buku-buku dan bentuk referensi lainnya.

2. Analisa Kelemahan (W)a. Pengetahuan guru akan pentingnya

sarana tidak akan berarti apa-apa tanpa perencanaan pengajaran yang matang.

b. Usaha peningkatan kelengkapan sarana dan prasarana pendidikan akan kembali terbentur pada masalah dana.

c. Menjaga sering kali sulit dari para pengusaha. Oleh karena itu tindakan tidak bertanggung jawab dari para siswa bisa menjadi

kendala bagi usaha peningkatan kelengkapan sarana pendidikan ini.

d. Kurangnya pembinaan bagi para guru ini bisa menjadi imbas dari pola kepemimpinan yang terlalu demokratis.

e. Besar ringannya pekerjaan biasanya disertai dengan keseimbangan gaji yang diterima, sebaliknya lemahnya seseorang bekerja disebabkan kurangnya kesejahteraan yang diterima.

Pemetaan lnteraksi FaktorFaktor-faktor eksternal dan

faktor-faktor internal yang telah diidentifikasikan, selanjutnya ditetapkan dalam suatu interaksi dengan menghubungkan kekuatan dengan peluang dan kekuatan dengan ancaman.

Dari interaksi faktor-faktor tersebut akan diperoleh sejumlah isu strategis yang pada gilirannya akan dijadikan sasaran strategis organisasi. Interaksi tersebut akan dijabarkan pada tabel 3 di bawah ini.

TABEL 3Pemetaan Interaksi Faktor

FAKTOR-FAKTOR EXTERNAL

KEK

UA

TAN

(S)

PELUANG (O) ANCAMAN (T)1. Optimalkan potensi SDM yang ada

melalui penataran bagi para guru (S3 O3)1. Dayagunakan pemahaman guru

untuk memberi pengertian kepada masyarakat (S1 T1)

2. Datagunakan pemahaman guru untuk melibatkan para orang tua siswa melalui pertemuan Komite Sekolah (S1 O4)

2. Optimalkan SDM yang ada untuk menemukan alternatif termurah (S3 T3)

3. Optimalkan minat belajar siswa untuk memanfaatkan bahan-bahan yang ada di sekeliling mereka (S2 O4)

3. Optimalkan minta belajar siswa untuk menangkal kekecewaan masyarakat (S2 T5)

PELUANG (O) ANCAMAN (T)1. Optimalkan pembinaan para guru melalui 1. Optimalkan perencanaan

Page 69: · Web viewAdapun prosedur yang ditambah untuk ... Negeri Ngagel I/394 dan Disiplin kerja karyawan di ... Mendeskripsikan kondisi disiplin kerja karyawan

Etiyasningsih, Upaya Peningkatan Partisipasi Masyarakat Dalam Peningkatan Sarana Pendidikan 71

FAKTOR-FAKTOR INTERNA

penataran (W4 O3) pengajaran untuk lebih melibatkan orang tua dalam proses pendidikan (W1 T5)

2. Optimalkan dana yang ada dengan memanfaatkan bahan-bahan yang ada disekitar lingkungan sekolah (W2 O4)

2. Optimalkan pembinaan bagi para guru untuk memberikan pemahaan bagi masyarakat (W4 T1)

3. Optimalkan perencanaan pengajaran untuk memenuhi keinginan masyarakat akan keberhasilan pendidikan anak-anaknya (W1 O2)

3. Optimalkan pembinaan bagi para guru untuk memberikan pemahaman beban ekonomi bagi masyarakat (W2 T3)

Perumusan Isu-Isu Strategis1. Kelompok Keuntungan Komparatif

(KK)a. Mengoptimalkan sumber daya

manusia yang ada dengan memanfaatkan penataran bagi guru.

b. Meningkatkan kemampuan para guru untuk melibatkan masyarakat guna ikut berperan serta dalam upaya peningkatan kelengkapan sarana prasarana pendidikan dalam forum pertemuan Komite Sekolah.

c. Mengoptimalkan minat belajar siswa untuk lebih kreatif memanfaatkan bahan-bahan yang ada di sekeliling mereka sebagai sarana pendidikan.

2. Kelompok Mobilisasi (M)a. Meningkatkan kemampuan para

guru melalui penataran.b. Meminimalkan dana dengan

memaksimalkan pemanfaatan bahan-bahan yang ada di sekitar lingkungan siswa.

c. Menyusun rencana pengajaran yang tertata rapi untuk efisiensi program pengajaran.

3. Kelornpok Investasi/Divestasi (I/D)a. Memanfaatkan pemahaman guru

untuk memberikan pengertian kepada masyarakat akan

pentingnya peran mereka bagi keberhasilan pendidikan anak.

b. Meningkatkan kemampuan para guru untuk lebih kreatif dan ekonomis.

c. Meningkatkan prestasi belajar siswa untuk menghasilkan output yang lebih baik yang pada gilirannya akan menghapus kekecewaan masyarakat.

4. Kelompok Status Quo (SQ)a. Menyusun rencana pengajaran

yang tertata untuk melibatkan para orang tua dalam proses pendidikan anak.

b. Meningkatkan kemampuan para guru untuk mampu memberikan pengertian pada para orang tua akan peran penting mereka bagi keberhasilan pendidikan anak.

c. Meningkatkan kreatifitas para guru untuk memanfaatkan bahan-bahan yang ada tanpa harus membeli bahan lagi yang pada gilirannya akan menambah beban orang tua siswa.

Penetapan Sasaran Strategis1. Altematif Sasaran Strategis

a. Meningkatkan kemampuan para guru untuk melibatkan masyarakat guna ikut berperan serta dalam

Page 70: · Web viewAdapun prosedur yang ditambah untuk ... Negeri Ngagel I/394 dan Disiplin kerja karyawan di ... Mendeskripsikan kondisi disiplin kerja karyawan

Etiyasningsih, Upaya Peningkatan Partisipasi Masyarakat Dalam Peningkatan Sarana Pendidikan 72

upaya peningkatan kelengkapan sarana prasarana pendidikan dalam forum pertemuan Komite Sekolah.

b. Meminimalkan dana dengan memaksimalkan pemanfaatan bahan-bahan yang ada di sekitar lingkungan siswa.

c. Memanfaatkan pemahaman guru untuk memberikan pengertian kepada masyarakat akan pentingnya peran mereka bagi keberhasilan pendidikan anak.

d. Meningkatkan kreatifitas para gunt untuk memanfaatkan bahan-bahan yang ada tanpa harus membeli bahan lagi yang pada gilirannya akan menambah beban orang tua siswa.

2. Perumusan Sasaran Strategis PrioritasDari keempat alternative sasaran strategis di atas, penulis akan merumuskan sasaran strategis prioritas dengan menggunakan kriteria penilaian tertentu guna menentukan urutan prioritas. Adapun kriteria tersebut adalah :a. Urgensi (U)b. Kemampuan Kendali (KK)c. Biaya (B)d. Fasilitas Sosial (FS)e. Fasilitas Administrasi (FA)f. Dasar Hukum (DH)Adapun urutan prioritasnya adalah didasarkan pada nilai sebagai berikut :a. 1 = artinya sangat rendahb. 2 = artinya rendahc. 3 = artinya cukupd. 4 = artinya tinggie. 5 = artinya sangat tinggiDari hasil angket yang telah peneliti sebarkan kepada responden yang

berjumlah 10 orang didapatkan hasil sebagai berikut :

Adapun kriteria angket yang dibagikan kepada respondan adalah sebagai berikut :- Soal 1-4 adalah pilihan untuk

sasaran strategis prioritas didasarkan pada kriteria urgensi.

- Soal 5-8 adalah pilihan untuk sasaran strategis prioritas didasarkan pada kriteria kemampuan kendali.

- Soal 9-13 adalah pilihan untuk sasaran strategis prioritas didasarkan pada kriteria biaya.

- Soal 14-15 adalah pilihan untuk sasaran strategis prioritas didasarkan pada fasilitas sosial

- Soal 21 - 20 adalah pilihan untuk sasaran strategis prioritas didasarkan pada fasilitas administrasi.

- Soal 2l -24 adalah pilihan untuk sasaran strategis prioritas didasarkan pada kriteria dasar hukum.

Sedangkan rincianya adalah sebagai berikut:- Soal nomor 1,5,9, 13, 17 dan 2l

adalah untuk pilihan sasaran strategis pertama.

- Soal nomor 2,6,19,14,18 dan22 adalah unuk pilihan sasaran strategis kedua.

- Soal nomor 3,7,11,15, l9 dan 23 adalah untuk pilihan sasaran strategis ketiga.

- Soal nomor 4,8 ,12, l6, 20 dan 24 adalah untuk pilihan sasaran strategis keempat

Page 71: · Web viewAdapun prosedur yang ditambah untuk ... Negeri Ngagel I/394 dan Disiplin kerja karyawan di ... Mendeskripsikan kondisi disiplin kerja karyawan

Etiyasningsih, Upaya Peningkatan Partisipasi Masyarakat Dalam Peningkatan Sarana Pendidikan 73

Dari hasil keterangan pada tabel 4 setelah dipilah-pilah didapat hasil sebagai berikut :

Sasaran StrategisKriteria Jml

NilaiUrutan

PrioritasU KK B FS FA DHl. Meningkatkan kemampuan para

guru untuk melibatkan masyarakat guna ikut berperan serta dalam upaya peningkatan kelengkapan sarana dalam forum pertemuan Komite Sekolah

48 46 45 47 46 43 275 I

2. Meminimalkan dana dengan memaksimalkan pemanfaatan bahan-bahan yang ada di sekitar lingkungan siswa

46 46 45 44 44 40 265 III

3. Meningkatkan kemampuan para guru untuk lebih kreatif dan ekonomis

45 45 46 45 43 40 264 IV

4. Menyusun rencana pengajaran yang tertata rapi untuk melibatkan para orang tua dalam proses pendidikan anak.

45 45 45 46 45 40 266 II

Dari hasil tabel di atas dapat kita ketahui bahwa sasaran strategis prioritas yang didapatkan alternatif yang pertama (1) adalah : "Meningkatkan kemampuan para guru untuk melibatkan masyarakat guna berperan serta dalam upaya peningkatan kelengkapan sarana dan prasarana pendidikan di Sekolah Dasar Negeri Tengaran II Kecamatan Peterongan Kabupaten Jombang dalam forum pertemuan Komite sekolah.

Alternatif pertama didukung oleh kemampuan guru dan aktifnya para pengurus komite sekolah dalam membantu pelaksanaan pelajaran di sekolah. Sedangkan penghambatnya adalah kurangnya dana bantuan dari pemerintah, kurangnya dana bantuan dari pemerintah, kurangnya memanfaatkan benda-benda yang ada di lingkungan untuk diwujudkan untuk pengadaan sarana dan prasarana.

Rencana pemecahannya adalah meningkatkan hubungan kerjasama dengan

Page 72: · Web viewAdapun prosedur yang ditambah untuk ... Negeri Ngagel I/394 dan Disiplin kerja karyawan di ... Mendeskripsikan kondisi disiplin kerja karyawan

Etiyasningsih, Upaya Peningkatan Partisipasi Masyarakat Dalam Peningkatan Sarana Pendidikan 74

masyarakat, wali murid, dan komite sekolah, maka dilanjutkan ke prioritas yang kedua dan seterusnya sampai prioritas keempat.

SIMPULAN DAN SARANSebagai akhir dari jurnal ini, penulis mencoba untuk menarik suatu simpulan dan saran dari analisa yang terurai pada bab sebelumnya yaitu antara lain :

SimpulanBerdasarkan hasil analisa tentang peningkatan peran masyarakat untuk meningkatkan mutu pendidikan di Sekolah Dasar Negeri Tengaran II Kecamatan Peterongan Kabupaten Jombang, maka penulis menyimpulkan bahwa yang paling banyak dipilih adalah dengan cara meningkatkan kemampuan para guru untuk melibatkan masyarakat guna ikut berperan serta dalam upaya peningkatan kelengkapan sarana pendidikan dalam forum pertemuan Komite Sekolah. Sasaran strategis ini memperoleh nilai 270 berdasarkan angket yang disebarkan kepada para responden mengenai penentuan sasaran strategis prioritas.

Hal tersebut di atas menunjukkan peran penting guru dalam usaha pencapaian tujuan pendidikan. Sedangkan peran serta masyarakat akan sangat berguna untuk mendukung usaha guru tersebut. Disamping itu, pertemuan Komite Sekolah dengan pihak sekolah dirasakan sebagai sarana yang efektif untuk menyampaikan program-program sekolah kepada masyarakat. Hal ini sekaligus meringankan tugas guru dalam usaha meningkatkan peran serta masyarakat dalam usaha peningkatan mutu pendidikan.

Saran-SaranBerdasarkan simpulan tersebut di atas, untuk itu penulis memberikan beberapa saran, yaitu sebagai berikut:1. Para guru hendaknya terus berusaha

meningkatkan kemampuannya, baik dalam hal perencanaan pengajaran maupun dalam hal kreativitas dalam hal pemanfaatan bahan-bahan baku yang ada di sekitar lingkungan sekolah untuk menunjang kelancaran proses belajar mengajar.

2. Para guru hendaknya semakin meningkatkan hubungan masyarakat yang pada gilirannya akan memudahkan usaha untuk melibatkan masyarakat dalam usaha peningkatan mutu pendidikan anak.

3. Rutinitas pertemuan komite sokolah dengan pihak pengelola sekolah dimana kedua belah pihak akan mengetahui kebutuhan-kebutuhan siswa akan sarana-prasarana pendidikan.

4. Guru dapat meningkatkan kerja sama dengan masyarakat untuk memiliki kesadaran tentang pentingnya bantuan yang harus diberikan kepada sekolah.

DAFTAR PUSTAKAAli Basjar, Indartono Subadi. 1999.

Analisis SWOT, Pendidikan dan Pelatihan, Surabaya: University Press Surabaya.

Bimo Walgito. 1981. Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah' Cetakan III' Yogyakarta: Yayasan Penerbit Fakultas Psikologi Universitas Gajah Mada Yogyakarta.

Page 73: · Web viewAdapun prosedur yang ditambah untuk ... Negeri Ngagel I/394 dan Disiplin kerja karyawan di ... Mendeskripsikan kondisi disiplin kerja karyawan

Etiyasningsih, Upaya Peningkatan Partisipasi Masyarakat Dalam Peningkatan Sarana Pendidikan 75

B. Dolok Saribu dan Berlina T. Simbolon. l954. Administrasi Pendidikan. Surabaya.

Dayi Darmodiharjo. 1979. Sekitar Pendidikan Moral Pancasila.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Rl. 1981. Kurikulum Sekolah Dasar 1975, Garis-Garis Besar Program Pengajaran III-8, ketentuan-Ketentuan Pokok Garis-garis Besar Program Pengajaran Buku I, Jakarta.

Dirawat, Drs., Busro Lamberi, Drs., Sukarno Indah Facchrudi, Drs 1982 Pengantar Kepemimpinan Pendidikan. Jakarta.

M. Ngalim Purwanto, Drs. dkk. l98l. Administrasi Pendidikan. Jakarta

Soedjadi et.al.2000. Pedoman Penulisan dan Ujian Penelitian. Surabaya: University Press UNESA.

Suharsini Arikunto. 1998. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Bumi Aksara.

Sutrisno Hadi. 1981. Metodologi Research. Yogyakarta: Yayasan Penerbit Fakultas Psikologi Universitas Gajah Mada Yogyakarta.

Page 74: · Web viewAdapun prosedur yang ditambah untuk ... Negeri Ngagel I/394 dan Disiplin kerja karyawan di ... Mendeskripsikan kondisi disiplin kerja karyawan

Etiyasningsih, Upaya Peningkatan Partisipasi Masyarakat Dalam Peningkatan Sarana Pendidikan 76

Page 75: · Web viewAdapun prosedur yang ditambah untuk ... Negeri Ngagel I/394 dan Disiplin kerja karyawan di ... Mendeskripsikan kondisi disiplin kerja karyawan

PENGARUH PELAKSANAAN SUPERVISI KEPALA SEKOLAH TERHADAP PENINGKATAN PROFESIONALISME GURU

Sri Sundari

Abstrak, Kepala Sekolah sebagai supervisor pendidikan diharapkan dapat melaksanakan tugasnya dengan baik. Dengan dilaksanakannya supervisi Kepala Sekolah yang baik akan mempengaruhi terhadap peningkatan profesionalitas guru. Kepala Sekolah sebagai supervisor pendidikan diharapkan mampu memberi suport, membantu dan mengikutsertakan para guru untuk selalu bekerja sama dalam menjalankan tugas dan tanggungjawabnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh supervisi Kepala Sekolah terhadap peningkatan profesionalitas guru.

Jenis penelitian ini adalah korelasi atau hubungan. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh guru SMA YPI Darussalam Cerme Gresik. Sampel diambil dengan teknik total sampling diperoleh responden sebanyak 37 orang. Pengambilan data menggunakan wawancara, observasi, angket, dan dokumentasi. Data yang telah terkumpul selanjutnya dianalisa dengan uji korelasi produk moment.

Hasil penelitian menunjukkan koefisien korelasi rxy = 0,792 kemudian rxy

dikonsultasikan pada nilai “r” yang tercantum dalam tabel nilai “r” product moment. Derajat kebebasan adalah 35 kemudian dikonsultasikan dengan “r” product moment baik taraf signifikansi 1% maupun 5%. Pada taraf signifikansi 1% r tabel adalah 0,430 dan 5% rtabel sebesar 0,334. Diketahui bahwa hasil perhitungan ini rhitung sebesar 0,792 dengan demikian rhitung lebih dari rtabel baik signifikansi 1% apalagi 5%. Sehingga hipotesis alternatif diterima dan hipotesis nihil ditolak artinya terdapat hubungan signifikan supervisi Kepala Sekolah dengan peningkatan profesionalitas guru.

Berdasarkan hasil penelitian diharapkan kepada Kepala Sekolah SMA YPI Darussalam Cerme, dalam mengadakan supervisi sebaiknya tidak memberitahukan terlebih dahulu supaya bisa mengetahui keadaan guru tersebut. Untuk lebih meningkatkan profesionalitas guru SMA YPI Darussalam Cerme, maka para guru harus diberikan keleluasaan untuk berkreatifitas yang lebih baik dan menambah pengetahuan serta keterampilan. Profesionalitas hanya dapat dicapai oleh orang-orang yang mengerti dan memahami profesinya tersebut. Maka untuk menjadi guru yang professional, maka para guru SMA YPI Darussalam Cerme harus mengerti, memahami profesi guru secara baik.

Kata Kunci : Pelaksanaan Supervisi, Profesionalitas Guru

Latar Belakang MasalahSesuai dengan perkembangan

masyarakat dan perkembangan pendidikan di negara kita Indonesia, sejak zaman penjajah belanda hingga zaman kemerdekaan sampai sekarang maka kewajiban dan tanggung jawab para

pemimpin pendidikan umumnya dan Kepala Sekolah khususnya mengalami perkembangan dan perubahan pula. Adapun perubahan-perubahan tersebut dapat dibagi rnenjadi tiga aspek yang meliputi perubahan dalam tujuan, perubahan dalam skope (luasnya tanggung

Page 76: · Web viewAdapun prosedur yang ditambah untuk ... Negeri Ngagel I/394 dan Disiplin kerja karyawan di ... Mendeskripsikan kondisi disiplin kerja karyawan

Jurnal Jendela Pendidikan Volume 4 Nomor 1, Juni 201378

jawab, kewajiban) dan perubahan dalam sifatnya.

Pada zaman penjajah Belanda di Indonesia, organisasi pendidikan bersifat sentralisasi. Segala sesuatu bangunan sekolah, kurikulurn (rencana pelajaran), jumlah murid, buku-buku pelajaran, cara mengajar, dan sebagainya, telah ditetapkan dan diselenggarakan oleh pemerintah secara sentral. Kewajiban Kepala Sekolah dan guru tidak lain hanyalah menjalankan apa yang telah ditetapkan dan diinstruksikan dari atasan. Sekarang keadaannya lain lagi. Penyelenggara pendidikan lebih didesentralisasikan kepada daerah-daerah, masyarakat diikutsertakan dan turut serta dalam usaha-usaha pendidikan, dan lain-lain. Tanggung jawab kepala sekolah dan guru-guru makin banyak dan luas. Jika dahulu Kepala Sekolah telah dianggap baik dan cukup kalau sekolahnya dapat berjalan dengan teratur tanpa menghiraukan kepentingan dan hubungan dengan masyarakat sekitarnya, maka penilaian sekarang lebih dari itu.

Tugas Kepala Sekolah di samping mengatur jalannya sekolah, juga harus dapat bekerja sama dan berhubungan erat dengan masyarakat. Ia berkewajiban membangkitkan semangat staff, guru-guru, dan pegawai sekolah untuk bekerja lebih baik, membangun dan memelihara kekeluargaan, kekompakan dan persatuan antara guru-guru dan pegawai dan murid-muridnya, mengembangkan kurikulum sekolah, rnengetahui rencana sekolah dan tahu bagaimana cara menjalankannya, memperhatikan dan mengusahakan kesejahteraan guru-guru dan pegawai pegawainya. Untuk dapat mewujudkan out put pendidikan yang diharapkan tidak

lepas dari faktor-faklor pendukung teori pendidikan itu sendiri, di antara faktor yang terpenting adalah terlibatnya guru dalam proses pembelajaran disamping faktor-faktor lainnya, namun guru merupakan faktor yang terpenting, karena guru adalah penggerak dari bermacam faktor yang ada. Dengan demikian guru dituntut mampu dalam menjalankan tujuan dari pendidikan lewat kurikulum, bahan-bahan pengajaran dan lainnya melalui proses pembelajaran.

Sehingga dapat dilihat tanggung jawab guru dan Kepala Sekolah sangatlah besar dan berat, tetapi apabila kita lihat secara realitas di lapangan tidaklah seperti apa yang telah digambarkan, dimana guru bukanlah tumpuan satu-satunya dalam aspek perkembangan anak didik dan juga merupakan satu-satunya sumber (Well Analified dalam Piet A. Suhatian, 1982:3). Sehingga mencapai hasil yang diinginkan. Dalam hal ini guru masih dihadapkan oleh problem yang timbul dari diri sendiri, baik dalam jabatan maupun profesinya.

Dengan demikian seorang guru membutuhkan orang lain yang mempunyai cukup pengetahuan dan profesional. Keberadaan supervisor dalam dunia pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting. Sebagaimana dikemukakan oleh Piet A Sabertian dan Frans Matahem (1982:3) bahwa membantu pertumbuhan jabatan guru, merupakan suatu tugas supervisor yang sangat penting. Guru memerlukan pengetahuan dalam menganalisa situasi belajar, menerapkan prinsip-prinsip psikologi modern dalam pelajaran, pengetahuan dasar research, pengetahuan tentang cara-cara kerja sama. Pendek kata mereka membutuhkan pertumbuhan dalam jabatan mereka.

Page 77: · Web viewAdapun prosedur yang ditambah untuk ... Negeri Ngagel I/394 dan Disiplin kerja karyawan di ... Mendeskripsikan kondisi disiplin kerja karyawan

Jurnal Jendela Pendidikan Volume 4 Nomor 1, Juni 201379

Berkaitan dengan hal tersebut di atas, Kepala Sekolah dihadapkan kepada tugas dan tanggung jawab sebagai supervisor pendidikan untuk dapat membina dan membimbing guru. Guru membutuhkan kepengawasan dalam menjalankan tugas dan aktivitasnya. Karena kepengawasan atau lebih dikenal dengan supervisi Kepala Sekolah bertujuan untuk meningkatkan kualitas pengajaran, pengetahuan, keterampilan, dalam mengajar serta meningkatkan komitmen dan motivasi, dengan demikian kualitas pengajaran dapat ditingkatkan, disamping supervisor membantu dalam peningkatan kualitas belajar mengajar juga membantu dalam memecahkan masalah-masalah yang dihadapi guru.

Baik yang bersifat pribadi maupun yang berkaitan dengan profesinya. Karena selama sikap personal dan profesional masih dibelenggu dengan berbagai problem, maka gairah bekerja dan kualitas akan menurun. Untuk itu guru membutuhkan supervisi dalam meningkatkan profesionalitasnya. Dalam pelaksanaan supervisi menurut struktur organisasi Depdikbud yang berlaku sekarang ini, yang termasuk kategori supervisi adalah Kepala Sekolah, pemilik sekolah dan para pengawas ditingkat kabupaten dan kota madya, serta staf kantor bidang yang ada di tiap propinsi (Ngalim Purwanto, 1992:78).

Sedangkan di lembaga pendidikan di bawah Departemen Agama Islam, supervisi dilaksanakan oleh sebagian pendidikan agama Islam disamping Kepala Sekolah sendiri sebagai supervisor, apabila melihat pelaksanaan supervisi di lapangan serta yang lebih banyak berperan dalam pelaksanaan supervisi adalah Kepala

Sekolah, karena dalam setiap harinya mengetahui pelaksanaan proses pembelajaran dan perkembangan sekolah itu dipimpinnya, sedangkan supervisi di lembaga di atasnya yang telah ditunjuk, baik di lingkungan Depdikbud / Departemen Agama dalam pelaksanaannya, ditentukan oleh program kerja yang dimilikinya.

Kepala Sekolah sebagai supervisor pendidikan diharapkan dapat melaksanakan tugasnya dengan baik. Dengan dilaksanakannya supervisi Kepala Sekolah yang baik akan mempengaruhi terhadap peningkatan profesionalitas guru. Kepala sekolah sebagai supervisor pendidikan diharapkan mampu memberi suport, membantu dan mengikutsertakan para guru untuk selalu bekerja sama dalam menjalankan tugas dan tanggungjawabnya.

Berdasarkan pada latar belakang masalah diatas, masalah penulis terdorong untuk mengadakan penelitan tentang : "Pengaruh Pelaksanaan Supervisi Kepala Sekolah Terhadap Peningkatan Profesionalitas Guru di SMA YPI Darussalam Cerme".

Batasan MasalahUntuk menghindari meluasnya pembahasan dan kelancaran, maka pembahasan penelitian ini dibatasi pada :Pelaksanaan Supervisi Kepala Sekolah di SMA YPI Darussalam Cerme yakni :- Dalam melaksanakan supervisi di SMA

YPI Darussalam Cerme dilaksanakan langsung oleh kepala sekolah.

- Waktu pelaksanaan supervisi dari pihak sekolah diadakan dalam satu bulan sekali, akan tetapi waktu yang telah di tentukan hanya sebagai

Page 78: · Web viewAdapun prosedur yang ditambah untuk ... Negeri Ngagel I/394 dan Disiplin kerja karyawan di ... Mendeskripsikan kondisi disiplin kerja karyawan

Jurnal Jendela Pendidikan Volume 4 Nomor 1, Juni 201380

formulitas saja, karena supervisinya diadakan setiap hari.

Profesionalitas guru di SMA YPI Darussalam Cerme dengan indikator, yakni:- Mementingkan pelayanan kemanusiaan

yang ideal dibandingkan kepentingan pribadi.

- Memiliki pengetahuan yang mendukung keahliannya.

- Memiliki kegiatan intelektual.- Memiliki hak untuk memperoleh

standar kualifikasi profesi.- Mempunyai kode etik profesi yang di

tentukan oleh organisasi profesi.

Alasan Memilih JudulAdapun hal-hal yang menjadi alasan dalam pemilihan judul penelitian ini adalah sebagai berikut :1. Dunia pendidikan terus berkembang

dan berubah, salah satu komponen dunia pendidikan adalah guru. Maka untuk mencapai dunia pendidikan, guru haruslah terus menerus mengembangkan kemampuan diri baik sebagai pendidikan maupun pengajar, ia harus menjadi guru yang mempunyai profesi yang dimilikinya.

2. Dalam proses belajar mengajar pasti ada masalah yang dihadapi guru. Untuk menghadapi masalah itu seorang guru perlu mendapatkan bantuan. Di sini guru memerlukan adanya supervisor dalam hal ini adalah Kepala Sekolah.

3. Berpijak pada teori bahwa Kepala Sekolah sebagai pimpinan diharapkan dapat melaksanakan tugasnya dengan baik, agar menghasilkan lulusan yang berkualitas demi tercapai tujuan pendidikan.

4. Mengingat perkembangan zaman yang kian maju dengan adanya kemajuan IPTEK secara tidak langsung semua pendidikan mendapatkan tantangan untuk bisa menyesuaikan dengan adanya perkembangan tersebut. Dalam menyesuaikan diperlukan tenaga-tenaga profesional dalam menangani pendidikan.

Rumusan MasalahBerdasarkan latar belakang masalah di atas, maka penulis mengungkapkan beberapa masalah dalam penelitian ini, yaitu sebagai berikut :1. Bagaimana pelaksanaan supervisi

Kepala Sekolah di SMA YPI Darussalam Cerme?

2. Bagaimanakah profesionalitas guru di SMA YPI Darussalam Cerme?

3. Adakah pengaruh pelaksanaan supervisi Kepala Sekolah terhadap peningkatan profesionalitas guru di SMA YPI Darussalam Cerme?

4. Kalau ada, seberapa besar pengaruh pelaksanaan supervisi Kepala Sekolah terhadap peningkatan profesionalitas guru di SMA YPI Darussalam Cerme ?

Tujuan PenelitianDi dalam penelitian ini penulis mempunyai tujuan untuk mengetahui:1. Pelaksanaan supervisi Kepala Sekolah

sebagai supervisor di SMA YPI Darussalam Cerme.

2. Bentuk profesionalitas guru di SMA YPI Darussalam Cerme.

3. Pengaruh supervisi Kepala Sekolah terhadap peningkatan profesionalitas guru di SMA YPI Darussalam Cerme.

4. Seberapa besar pengaruh supervisi Kepala Sekolah terhadap peningkatan

Page 79: · Web viewAdapun prosedur yang ditambah untuk ... Negeri Ngagel I/394 dan Disiplin kerja karyawan di ... Mendeskripsikan kondisi disiplin kerja karyawan

Jurnal Jendela Pendidikan Volume 4 Nomor 1, Juni 201381

profesionalitas guru di SMA YPI Darussalam Cerme.

Manfaat PenelitianAdapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:1. Bagi sekolah, memberikan motivasi

kepada guru, khususnya guru mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dalam meningkatkan profesionalitas untuk memberikan tambahan pengetahuan praktis tentang tugas yang harus dilaksanakan oleh Kepala Sekolah sebagai supervisor.

2. Menambah wacana dan khazanah ilmu pengetahuan tentang pengelolah pendidikan, prinsip, teknik supervisi dalam rangka perbaikan mengajar, khususnya pada lembaga pendidikan dalam upaya menjadi lembaga yang berkualitas profesional.

3. Bagi penulis, dapat mengetahui seberapa besar pengaruh supervisi Kepala Sekolah terhadap peningkatan profesionalitas guru SMA YPI Darussalam Cerme.

HipotesisHipotesis dapat diartikan sebagai salah satu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul. (Suharsimi Arikunto, Jakarta 1998) Sedangkan Sutrisno Hadi, dalam bukunya metodelogi Research memberikan pengertian hipotesis sebagai berikut "Hipotesis adalah dugaan yang mungkin benar atau mungkin juga salah. Dia akan ditolak jika salah satu palsu, dan akan diterima jika fakla-fakta membenarkannya (Sutrisno Hadi, 1993:63). Berdasarkan

pengertian hipotesis di atas, maka penulis mengajukan hipotesis sebagai berikut :1. Hipotesis Alternatif (Ha)

Hipotesis ini menyatakan bahwa ada pengaruh supervisi Kepala Sekolah terhadap peningkatan profesionalitas Guru di SMA YPI Darussalam Cerme.

2. Hipotesis Alternatif (Ho)Hipotesis ini menyatakan bahwa tidak ada pengaruh supervisi Kepala Sekolah terhadap peningkatan profesionalitas Guru di SMA YPI Darussalam Cerme.

METODE PENELITIANMetode dalam suatu penelitian merupakan salah satu faktor yang sangat penting dan menentukan agar hasil yang di capai dalam penelitian itu dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya dalam hal ini penulis menggunakan metode sebagai berikut:

Metode Penentuan ObyekDalam setiap penelitian, penetepan

populasi dan sampel adalah hal yang sangat penting, karena keduanya merupakan wilayah sumber data yang dapat dijadikan sebagai subyek penelitian di samping kasus (Suharsimi Arikunto, Jakarta, 1993:102). Populasi adalah keseluruhan individu yang menjadi subyek penyelidikan yang nantinya akan dikenal generalisasi. Sedangkan menurut ine I. Amirman Yousda "Populasi atau universe adalah keseluruhan obyek yang teliti, baik berupa orang benda, kejadian, nilai maupun hal-hal yang terjadi." Adapun yang dimaksud dengan populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Guru SMA YPI Darussalam Cerme.

Page 80: · Web viewAdapun prosedur yang ditambah untuk ... Negeri Ngagel I/394 dan Disiplin kerja karyawan di ... Mendeskripsikan kondisi disiplin kerja karyawan

Jurnal Jendela Pendidikan Volume 4 Nomor 1, Juni 201382

Sedangkan mengenai besarnya sampel ini Suharsimi Arikunto memberikan penjelasan sebagai berikut : Sebagai asumsi apabila subyeknya kurang dari 100 lebih baik diambil semua, sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Jadi dalam penelitian ini merupakan penelitian populasi.

Jenis PenelitianDalam penelitian, ini, penulis menggunakan data kuantitatif yang kemudian dikuantatifkan. Adapun jenis penelitiannya adalah uji statistik dengan menggunakan data angka yang dapat memberikan gambaran mengenai keadaan, peristiwa atau gejala-gejala tertentu.

Variabel PenelitianVariabel Penelitian merupakan suatu obyek yang menjadi sasaran atau titik perhatian dalam penelitian. Suharsimi Arikunto mengatakan bahwa Variabel adalah objek penelitian atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian. Dalam penelitian ini penulis menggunakan2 vaiabel, yaitu (1) Variabel bebas /Independent, yang termasuk dalam kategori variabel independent adalah pengaruh supervisi Kepala Sekolah dengan indikator : (a) Membantu guru melihat dengan jelas tujuan pendidikan, (b) membantu guru dalam membimbing pengalaman belajar siswa, (c) membantu guru dakam mengamalkan sumber-sumber pengalaman belajar, (d) membantu guru dalam hal menilai kemajuan murid, (e) membantu guru dalam hal menilai hasil pekerjaan guru itu sendiri, (f) membantu guru untuk mengerti masalah yang dihadapi siswa, dan (e) membantu guru meningkatkan kemampuan penampilan di

depan kelas; 2) Variabel terikat / Dependent, yang masuk dalam kategori variabel dependent adalah peningkatan profesionalitas guru dengan indikator : (a) Menguasai bidang studi, (b) mampu mengelola program belajar mengajar, (c) memiliki keterampilan membuka dan menutup pelajaran, (d) memiliki keterampilan menjelaskan, (e) memiliki keterampilan bertanya mampu mengelola kelas, (f) mampu menggunakan media atau sumber, dan (g) mampu mengelolah interaksi belajar mengajar.

Jenis DataJenis data dalam penelitian ini ada dua bentuk yaitu data kualitatif (data yang hanya dapat diukur secara tidak langsung) dan data kuantitatif (Data yang secara langsung dapat di ukur). (Sutrisno Hadi, Yogyakarta, 1989:66)

Sumber DataMenurul Suharsimi Arikunto, sumber data dalam penelitian adalah subyek darimana data dapat diperoleh. (Suharsimi Arikunto, 1998:107). Yang dapat dibedakan menjadi dua, (1) Sumber data literatur yaitu sumber data yang di peroleh dan buku-buku yang berkaitan dengan topik bahasan, (2) Sumber data kancah yaitu sumber data yang diperoleh dari lapangan secara langsung. Sumber data kancah dapat di golongkan menjadi dua meliputi, (a) Manusia terdiri dari kepala sekolah selaku pimpinan dan petugas supervisi atau supervisor, seluruh guru SMA YPI Darussalam Cerme, (b) Non manusia meliputi dokumen sekolah.

Page 81: · Web viewAdapun prosedur yang ditambah untuk ... Negeri Ngagel I/394 dan Disiplin kerja karyawan di ... Mendeskripsikan kondisi disiplin kerja karyawan

Jurnal Jendela Pendidikan Volume 4 Nomor 1, Juni 201383

Metode Pengumpulan DataUntuk mengumpulkan data yang

relevan dengan penelitian ini, maka penulis menggunakan metode pengumpulan data yaitu (a) Metode wawancara atau interview adalah suatu bentuk komunikasi verbal, jadi semacam percakapan yang bertujuan memperoleh informasi (S. Nasution, Jakarta, 1996:133). Dengan metode ini penulis dapat mengajukan berbagai pertanyaan yang berkaitan dengan permasalahan untuk memperoleh data yang informatif. Metode ini digunakan untuk mengetahui pelaksanaan supervisi di SMA YPI Darussalam Cerme, (b) Metode observasi yang disebut juga pengamatan yang meliputi kegiatan pemuatan perhatian terhadap sesuatu objek dan menggunakan seluruh alat indera (Suharsimi Arikunto, 1998:146). Dengan metode ini penulis dapat mengamati secara langsung obyek penelitian, untuk data tentang pelaksanaan supervisi secara operasional terhadap peningkatan profesionalitas guru SMA YPI Darussalam Cerme, (c) Metode angket, metode angket juga disebut metode teknik komunikasi tidak langsung yaitu teknik dimana peneliti mengumpulkan data dengan jalan mengadakan komunikasi dengan subyek melalui perantaraan alat yang khusus dibuat untuk keperluan itu (Sutrisno Hadi, Yogyakarta, 1989:158). Dalam penelitian ini peneliti menggunakan angket dalam bentuk multiple choice (pilihan ganda) yang jawabannya sudah disediakan sehingga responden tinggal memilih. Dengan demikian data yang disajikan dalam metode ini adalah pelaksanaan supervisi Kepala Sekolah, profesionalitas guru, (d) Metode dokumentasi metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau

variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen, rapat leger, agenda dan sebagainya (Suharsimi Arikunto, 1998:146). Dengan metode ini penulis dapat mencari data, mengenai keadaan guru, struktur organisasi melalui tata usaha.

Metode Analisis Data1. Untuk mengetahui bagaimana bentuk

pelaksanaan supervisi di SMA YPI Darussalam Cerme, peneliti menggunakan analisa statistik sederhana yaitu menggunakan rumus prosentase, dengan formulasi sebagai berikut :p = L xtoo% .NKet : P : Angka prosentase F : Frekwensi yang sedang

dicari prosentasenya N : Jumlah responden (Anas

Sudijono, 1987:40)Selanjutnya untuk menafsirkan hasil perhitungan dengan prosentase, peneliti menetapkan standart sebagai berikut :a. 76% - 100% tergolong baikb. 56% - 71% tergolong cukupc. 40% - 55% tergolong, kurang baikKurang dari 40% tergolong tidak baik (Suharsimi Arikunto, 1998:246).

2. Untuk menganalisis data tentang pengaruh supervisi Kepala Sekolah terhadap peningkatan profesionalitas guru, peneliti menggunakan analisis data statistic product moment dengan rumus kasar, sebagai independen variabel adalah supervisi Kepala Sekolah dan profesional guru sebagai dependen variabel. Adapun analisa data statistic product moment dengan

Page 82: · Web viewAdapun prosedur yang ditambah untuk ... Negeri Ngagel I/394 dan Disiplin kerja karyawan di ... Mendeskripsikan kondisi disiplin kerja karyawan

Jurnal Jendela Pendidikan Volume 4 Nomor 1, Juni 201384

angka kasar yang terformulasikan sebagai berikut :

rxy = NΣXY – (ΣX)(ΣY)

√NΣ X 2−( Σ X )2 N Σ X2−(Σ Y )2

Keterangan :rxy : Korelasi "r" product momentN : Jumlah respondenxy : Jumlah hasil perkalian antara

skor X dan skor Yx : Jumlah seluruh skor Xy : Jumlah seluruh skor Y

HASIL PENELITIAN

Pelaksanaan Proses Pembelajaran di SMA YPI Darussalam CermeDalam perkembangannya SMA YPI Darussalam cerme kian tahun bertambah siswa yang masuk SMA YPI Darussalam cerme dan pada tahun 2011-2012 siswa SMP YPI Darussalam berjumlah 353. Sedangkan dalam proses belajar mengajar dilaksanakan pada hari Senin sampai Sabtu pagi hari mulai pukul 07.00-13.00 WIB. Adapun kurikulum yang dipakai adalah kurikulum yang telah ditetapkan oleh pemerintah yaitu kurikulum 2009, serta menggunakan sistem pendidikan yang pada umumnya klasikal.

Pelaksanaan Supervisi di SMA YPI Darussalam CermeDalam pelaksanaan Supervisi di SMA YPI Darussalam cerme, baik dilaksanakan oleh pihak sekolah atau petugas supervisi selama ini cukup baik sesuai dengan jadwalnya atau dilakukan secara contineu. Untuk mengetahui lebih lanjut tentang supervisi yang di lakukan di SMA YPI Darussalam Cerme pada saat ini dapat dilihat pada bagian, selanjutnya yang

didasarkan pada hasil penelitian di lapangan :1. Supervisi dari Pihak Sekolah

a. Tenaga pelaksana, dalam melaksanakan supervisi di SMA YPI Darussalam Cerme dilakukan secara langsung oleh Kepala Sekolah SMA YPI Darussalam Cerme

b. Waktu pelaksanaan supervisi dari pihak sekolah dalam satu bulan sekali, sebagaimana yang telah ditentukan, akan tetapi waktu yang telah ditentukan tersebut hanya sebagai formalitas saja, karena supervisi di lakukan setiap hari.

c. Aspek yang diawasi dan metode supervisi, dalam pelaksanaan supervisi yang dilakukan oleh Kepala Sekolah meliputi beberapa aspek yang berkenaan dengan proses pembelajaran, di antaranya adalah, (1) Persiapan dalam mengajar (satpel), Kepala Sekolah menanyakan langsung kepada guru yang bersangkutan tentang persiapan persiapan mengajar sebelum memulai proses pembelajaran, (2) Aktifitas guru dalam proses pembelajaran, Kepala Sekolah pada saat tertentu melihat langsung jalanya proses pembelajaran di kelas, (3) Hasil pelaksanaan kurikulum yang harus dicapai pada periode tertentu. Hal ini di lakukan Kepala Sekolah dengan cara melihat materi yang telah di sampaikan pada saat itu dan disesuaikan dengan waktu dan target yang ditentukan pada saat itu juga, (4) Keaktifan guru dalam menjalankan tugas. Dalam hal ini

Page 83: · Web viewAdapun prosedur yang ditambah untuk ... Negeri Ngagel I/394 dan Disiplin kerja karyawan di ... Mendeskripsikan kondisi disiplin kerja karyawan

Jurnal Jendela Pendidikan Volume 4 Nomor 1, Juni 201385

Kepala Sekolah disamping melihat absensi kehadiran guru juga melihat langsung ke kelas-kelas di saat jam pelajaran, (5) Sikap atau tingkah laku guru, maksudnya adalah bagaimana hubungan antara guru dengan guru, siswa dengan personal-personal lainnya di SMA YPI Darussalam Cerme. Di SMA YPI Darussalam Cerme menggunakan 2 metode atau pendekatan yaitu secara kelompok dan individu dan metode yang sering dipakai Kepala Sekolah adalah metode individu secara langsung dan kekeluargaan. Dengan metode tersebut supervisi akan lebih berhasil karena para guru merasa tidak diawasi kesalahannya. Akan tetapi para guru merasa diperhatikan dalam menjalankan tugasnya.

d. Sikap dan Supervisi dalam menjalankan supervisi terhadap lima aspek di atas kepala sekolah menemukan beberapa hal di antaranya adalah, (1) Supervisi terhadap persiapan mengajar, kepala sekolah menemukan 85% guru telah mempersiapkan hal-hal yang diperlukan dalam mengajar. Sedangkan yang 15% tidak ada persiapan, (2) Hasil yang diperlukan Kepala Sekolah dalam supervisi terhadap aktivitas guru dalam proses belajar mengajar dapat dikatakan 90% dari guru yang ada dalam aktivitasnya saat proses pembelajaran berlangsung baik, dari segi membuka dan menutup pelajaran, penyampaian materi, penggunaan metode,

evaluasi dan pengelolaan kelas, (3) Supervisi terhadap hasil kurikulum yang dicapai pada periode tertentu. Dalam menetapkan target pencapaian kurikulum di SMA YPI Darussalam Cerme, pihak sekolah menargetkan dalam setiap bulannya guru diharapkan dapat mencapai 50% dari yang diharapkan dalam satu mata pelajaran, (4) Dalam menjalankan supervise terhadap keaktifan guru dalam menjalankan tugasnya, Kepala Sekolah menemukan sebagian besar guru aktif dan senang dalam menjalankan tugasnya, jika mereka berhalangan dengan datang mereka membuat surat izin atau lewat telepon pada Kepala Sekolah, (5) Dalam menjalankan supervisi terhadap sikap dan tingkah laku guru Kepala Sekolah menemukan 99% sikap mereka baik, hal ini tercermin pada keharmonisan mereka di sekolah baik antar guru maupun dengan personil lainnya.

e. Kendala yang dihadapi sekolah dalam menjalankan supervisinya, (1) Menemukan guru yang kurang bisa mengembangkan aktivitasnya saat proses pembelajaran berlangsung dan juga menemukan kurang siapnya guru saat diadakan supervisi dalam kelas. Sehingga guru yang bersangkutan kurang percaya diri dan kegiatan proses pembelajaran di kelas terganggu, (2) Adanya guru yang belum dapat mencapai target kurikulum yang diinginkan, hal ini dikarenakan adanya guru yang tidak hadir untuk mengajar dengan tidak

Page 84: · Web viewAdapun prosedur yang ditambah untuk ... Negeri Ngagel I/394 dan Disiplin kerja karyawan di ... Mendeskripsikan kondisi disiplin kerja karyawan

Jurnal Jendela Pendidikan Volume 4 Nomor 1, Juni 201386

memberitahu terlebih dahulu sehingga disaat diadakan supervisi Kepala Sekolah agak kesulitan sampai dimana kurikulum yang telah ditargetkan tercapai, (3) Kepala Sekolah masih menemukan sebagian guru yang tidak menyiapkan persiapan mengajarnya dengan baik misalnya ada yang membuat satpel secara langsung di sekolah dan bahkan ada yang tidak membuat satpel. Sehingga Kepala Sekolah dalam supervisinya tidak dapat mengetahui sejauh mana kemampuan guru itu dalam persiapan mengajar, lebih-lebih dalam membuat satpel (hasil wawancara dengan Kepala Sekolah tanggal 10 Mei 2012).

2. Usaha-usaha dalam meningkatkan profesionalitas guruDalam rangka menunjang pelaksanaan supervisi dan peningkatan profesionalitas guru, maka pihak sekolah mempunyai beberapa program di antaranya, (1) Mengikutsertakan guru dalam kegiatan penataran, lokakarya, dan diskusi-diskusi dalam rangka pengembangan keilmuan yang dimiliki oleh para guru, (2) Mengadakan evaluasi bersama pada saat-saat diperlukan.

Data Pelaksanaan Supervisi di SMA YPI Darussalam Cerme

Supervisi yang dilakukan di SMA YPI Darussalam Cerme pada dasarnya bertujuan untuk membantu guru dalam rangka pembinaan, pengembangan, perlindungan, peningkatan, dan pelayanan sekolah yang bersangkutan sebagaimana yang tercantum dalam Undang-Undang No

2 tahun 1989 tentang sistem pendidikan nasional. Dan dengan adanya supervisi diharapkan tujuan pendidikan nasional yang dicita-citakan akan dapat tercapai.

Dalam pelaksanaan supervisi di SMA YPI Darussalam I Cerme dilaksanakan oleh pihak SMA dengan pihak departemen pendidikan, dimana SMA tersebut bernaung. Supervisi yang dilakukan oleh pihak SMA dalam hal ini dilaksanakan oleh Kepala Sekolah selaku pimpinan sekaligus menjadi pengawas atau supervisor di sekolah yang dipimpinya.Hal ini juga dikatakan oleh Drs.M.Ngalim Purwanto MP,di dalam administrasi dan supervisi pendidikan, yang berdasarkan dengan struktur organisasi Departemen pendidikan dan kebudayaan yang berlaku, yang termasuk supervisor dalam pendidikan adalah Kepala Sekolah, pemilik sekolah dan pengawas sekolah di tingkat kabupaten/kodya serta staf kantor bidang yang ada di tiap propinsi. 1. Tenaga Supervisi

Dalam melaksanakan supervisi di SMA YPI Darussalam Cerme melibatkan beberapa tenaga yang profesional dan telah mengetahui banyak tentang hal-hal yang berkenaan dengan supervisi. Supervisi yang dilakukan pihak SMA YPI Darussalam disamping dilaksanakan kepala sekolah sendiri sebagai pimpinan di SMA YPI Darussalam tersebut juga melibatkan beberapa guru senior yang dianggap mampu untuk membantu dalam pelaksanaan supervisi. Sedangkan supervisi yang dilaksanakan pihak Departemen Pendidikan dalam segala bidang dan beberapa tenaga profesional yang telah ditetapkan.

2. Waktu supervisi

Page 85: · Web viewAdapun prosedur yang ditambah untuk ... Negeri Ngagel I/394 dan Disiplin kerja karyawan di ... Mendeskripsikan kondisi disiplin kerja karyawan

Jurnal Jendela Pendidikan Volume 4 Nomor 1, Juni 201387

Waktu supervisi, yang baik dilakukan dari pihak sekolah atau Departemen Pendidikan telah diatur dengan programnya. Namun dalam menjalankan supervisi, terutama yang dilaksanakan pihak sekolah dapat dilaksanakan kapanpun selagi ada kesempatan.a. Aspek yang diawasi dan metode

supervisiSebagaimana yang disebutkan dalam tujuan dari supervisi di atas, maka pada umumnya supervisi ditujukan kepada penyelenggara pendidikan dan administrasi sekolah. Sedangkan supervisi yang dilakukan di SMA YPI Darussalam Cerme, baik dari pihak sekolah maupun Departemen Pendidikan ditujukan pada beberapa aspek. Dan aspek yang paling penting adalah aspek pelaksanaan pembelajaran, dalam hal ini aspek yang di awasi oleh pihak sekolah maupun Departemen Pendidikan adalah aspek persiapan dalam mengajar di kelas serta pencapaian kurikulum dalam periode tertentu. Dalam persiapan mengajar sangat penting sekali bagi guru, karena dengan adanya persiapan mengajar proses pembelajaran akan menjadi lancar. Dalam persiapan mengajar proses pembelajaran akan menjadi lancar. Dalam persiapan mengajar menurut Drs. Subari dalam supervisi pendidikan dalam rangka perbaikan situasi mengajar, ada dua persiapan yaitu : persiapan lahir dan persiapan batin. Persiapan jenis ini di bagi menjadi dua yaitu persiapan tertulis dan persiapan tak

tertulis. Persiapan tak tertulis meliputi : persiapan alat peraga, sumber pengajaran, dan persiapan alat pelajaran lainnya. Sedangkan persiapan batin adalah persiapan mental. Persiapan mental ini penting sekali bagi guru dalam menunjang penampilan di depan kelas. Dalam supervisi terhadap persiapan pengajaran seorang supervisor melihat dan menanyakan langsung kepada guru yang bersangkutan sebelum melaksanakan tugasnya mengajar di kelas.Supervisi terhadap aktifitas guru dalam kelas saat berlangsung proses pembelajaran penggunaan metode supervisi yang tepat adalah teknik supervisi individual yang dilaksanakan dengan berkunjung ke kelas dan observasi.Dengan menggunakan teknik individual yang dilakukan dengan berkunjung ke kelas dan observasi akan membantu seorang pengawas untuk mengetahui. Keadaan sesungguhnya. Begitu juga dengan teknilk individu yang bersifat observasi maka seorang supervisor akan mengetahui secara langsung bagaimana kegiatan proses pembelajaran didalam kelas juga aktifitas guru dalam membuka dan menutup pelajaran, pengelo-laan kelas, mengaktifitaskan siswa, menggunakan metode serta pencapaian kurikulum yang ditargetkan.Dengan demikian apabila dalam melaksanakan aktivitas di dalam kelas yang dilakukan guru pada

Page 86: · Web viewAdapun prosedur yang ditambah untuk ... Negeri Ngagel I/394 dan Disiplin kerja karyawan di ... Mendeskripsikan kondisi disiplin kerja karyawan

Jurnal Jendela Pendidikan Volume 4 Nomor 1, Juni 201388

saat proses pembelajaran ada kekurangan, maka seorang pengawas / supervisor bisa membantu dalam perbaikannya.

b. Hasil SupervisiDari supervisi yang ada, baik yang dilaksanakan oleh pihak kepala sekolah maupun pihak Departemen Pendidikan menghasilkan hal yang positif dalam rangka peningkatan profesionalitas guru, hal tersebut dapat dibuktikan pada saat supervise terhadap persiapan guru sebelum mengajar didapatkan 90% dari guru yang ada telah mengadakan persiapan. Begitu pula dengan aktifitas guru didalam kelas saat proses pembelajaran, ditemukan 90% dalam aktifitas sudah baik. Dari hasil tersebut sudah sedikit dapat diambil suatu kesimpulan bahwa supervisi yang dilaksanakan sekarang ini sudah baik dan dapat membantu para guru untuk meningkatan profesionalitasnya sebagai guru.

c. Usaha-usaha dalam peningkatan profesionalitas guruDi samping mengadakan supervisi terhadap pelaksanaan pengajaran dalam rangka peningkatan profesionalitas guru, juga perlu adanya usaha-usaha lainnya, seperti lokakarya, diskusi, seminar, simposium dan pertemuan-pertemuan sejenis yang di dalamnya membahas berbagai hal yang berkenaan dengan peningkatan dan perbaikan pendidikan. Namun usaha tersebut juga harus dibantu dengan usaha-usaha dari diri guru yang

bersangkutan untuk selalu meningkatkan dirinya menjadi profesional.

Korelasi Product Moment Setelah penyajian data berupa pelaksanaan supervisi yang bersifat deskriptif, maka dalam bagian ini akan disampaikan perhitungan korelasi produk moment dari hasil penyebaran angket yang ditujukan kepada semua guru. Perhitungan diawali dengan tabel bantu korelasi product moment.

No X Y X2 Y2 XY1 27 28 756 729 7842 28 28 784 784 7843 28 26 728 784 6764 29 26 754 841 6765 26 28 728 676 7846 28 29 812 784 8417 27 27 729 729 7298 25 27 675 625 7299 25 28 700 625 784

10 25 26 650 625 67611 27 29 783 729 84112 27 28 756 729 78413 27 24 648 729 57614 26 26 676 676 67615 26 28 728 676 78416 23 28 644 529 78417 28 29 812 784 84118 26 29 754 676 84119 28 29 812 784 84120 29 26 754 841 67621 29 28 812 841 78422 27 28 756 729 78423 26 28 728 676 78424 23 30 690 529 90025 29 30 870 841 90026 27 25 675 729 62527 28 25 700 784 62528 27 28 756 729 78429 28 29 812 784 84130 25 29 725 625 84131 27 26 702 729 676

Page 87: · Web viewAdapun prosedur yang ditambah untuk ... Negeri Ngagel I/394 dan Disiplin kerja karyawan di ... Mendeskripsikan kondisi disiplin kerja karyawan

Jurnal Jendela Pendidikan Volume 4 Nomor 1, Juni 201389

No X Y X2 Y2 XY32 26 27 702 676 72933 29 28 812 841 78434 26 26 676 676 67635 27 26 702 729 67636 27 28 756 729 78437 27 30 810 729 900Jml 993 1.020 27.367 26.731 28.200

rxy = NΣXY – (ΣX)(ΣY)

√NΣ X 2−(Σ X )2 N ΣY 2−(Σ Y )2

rxy = 37 . 27467 – (993) (1020)

√37 . 26729 −(993)2 37 . 28291−(1020)2

rxy = 1016279−1012860

√( 988973 −986049 ¿(1046767−1040400)¿

rxy = 3419

√2924 . 6367

rxy = 3419

√4314,75= 0,792

Dari hasil perhitungan diperoleh koefisien korelasi rxy = 0,792 kemudian rxy

dikonsultasikan pada nilai “r” yang tercantum dalam tabel nilai “r” product moment, dengan terlebih dahulu mencari derajat bebas (db) atau degree of freedom (df) yang rumusnya adalah sebagai berikut: df = N – nr

= 37 – 2 = 35 dimana df = degree of freedom (derajat kebebasan)

N = Number of cases Nr = banyaknya variabel yang

dikorelasikan

Hasil derajat kebebasan adalah 35 kemudian dikonsultasikan dengan “r” product moment baik taraf signifikansi 1% maupun 5%. Pada taraf signifikansi 1% rtabel adalah 0,430 dan 5% rtabel sebesar 0,334.

Diketahui bahwa hasil perhitungan ini rhitung

sebesar 0,792 dengan demikian rhitung lebih dari rtabel baik signifikansi 1% apalagi 5%. Sehingga hipotesis alternatif diterima dan hipotesis nihil ditolak artinya terdapat hubungan signifikan supervisi kepala sekolah dengan peningkatan profesionalitas guru.

Kesimpulan1. Pelaksanaan supervisi Kepala Sekolah

SMA YPI Darussalam Cerme. Berjalan dengan cukup baik dan sesuai dengan tujuh supervisi, dalam pelaksanaan supervisi menggunakan teknik individual dan kelompok.

2. Bahwa profesionalitas guru SMA YPI Darussalam Cerme sudah cukup baik ini dapat dilihat dari kualifikasi pendidikan para guru yang memenuhi syarat serta kreatifitas-kreatifitas para guru dalam melahirkan ide-ide baru dalam pengembangan dan peningkatan profesi guru secara terus menerus yang sesuai dengan situasi dan kondisi di lingkungan SMA YPI Darussalam Cerme.

3. Supervisi yang dilaksanakan di SMA YPI Darussalam Cerme. Membawa dampak positif terhadap peningkatan profesionalitas guru.

4. Terdapat pengaruh yang signifikasikan antara supervisi Kepala Sekolah dan profesionalitas guru SMA YPI Darussalam Cerme. Hal ini terbukti dari perhitungan korelasi product moment sebesar A.792 dimana nilai "r" hitung lebih besar dari nilai “r” tabel dan tergolong korelasi yang cukup signifikan.

Saran-Saran

Page 88: · Web viewAdapun prosedur yang ditambah untuk ... Negeri Ngagel I/394 dan Disiplin kerja karyawan di ... Mendeskripsikan kondisi disiplin kerja karyawan

Jurnal Jendela Pendidikan Volume 4 Nomor 1, Juni 201390

Dengan memperhatikan kesimpulan di atas, maka penulis akan memberikan saran-saran sebagai berikut :1. Kepada Kepala Sekolah SMA YPI

Darussalam Cerme, dalam mengadakan supervisi sebaiknya tidak usah memberitahu terlebih dahulu supaya bisa mengetahui keadaan guru tersebut.

2. Untuk lebih meningkatkan profesionalitas guru SMA YPI Darussalam Cerme, maka para guru harus diberikan keleluasaan untuk berkreatifitas yang lebih baik dan menambah pengetahuan serta keterampilan.

3. Profesionalitas hanya dapat dicapai oleh orang-orang yang mengerti dan memahami profesinya tersebut. Maka untuk menjadi guru yang professional, maka para guru SMA YPI Darussalam Cerme harus mengerti, memahami profesi guru secara baik.

DAFTAR PUSTAKA

Arifin, M. Prof. H., 2000, Kapita Selelaa Pendidikan Islam,lakarta: Bumi Aksara

Arikunto, Suharsimi, 1980, Manajemen Pengajaran Secara Manusiawi. Rineka Cipta Yogyakarta

Arikunto, Suharsimi, 1998, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta : Rineka Cipta

Ametembun, N.A., 1981, Supervisi Pendidikan - Penuntun Bagi Para Penilik, Pengawas, Kepala Sekolah, dan Guru-guru, Cet.5,Bandung : Suri

Daryanto, M. H., Drs., 1998, Administrasi Pendidikan, Iakarta: Rineka Cipta.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1996, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Surabaya ; Balai Pustaka.

Dikbud, 1989, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta : Balai Pustaka.

Hadi, Sutrisno, 1993, Metodologi Research Jilid I, Yogyakarta : Andi Offset

Kartini, Kartono, Gulo, Dali, 1987, Kamus Psikologi, Bandung : Piokir Jaya

Netra, I. B., tt, Statistik Inferensial, Surabaya : Usaha Nasional

Pidarta, Made, 1986, Pemikiran tentang Supervisi Pendidikan, cet I, Sarana Press

Purwanto, M. Ngalim, MP. Drs, 1992, Administrasi dan Supervisi Pendidikan, Surabaya : PT. Remaja Rosda Karya

Rifa'i, Moh. M.A.,1987, Administrasi dan Supervisi Pendidikan, Bandung; Jummars

Rohani, Ahmad., H. M., Ahmadi, Abu, Drs. H., 1991, Pedoman Penyelenggaraan Administrasi Pendidikan di Sekolah, Jakarta: Bumi Aksara

Sahartian, Piet A. & Mateheru, Frans, 1982, Prinsip dan Teknik Supervisi Pendidikan, Surabaya

Page 89: · Web viewAdapun prosedur yang ditambah untuk ... Negeri Ngagel I/394 dan Disiplin kerja karyawan di ... Mendeskripsikan kondisi disiplin kerja karyawan

Jurnal Jendela Pendidikan Volume 4 Nomor 1, Juni 201391

Sahertian, Piet. A., Prof. Drs., 2000, Konsep Dasar dan Tehnik Supervisi Pendidikan dalam Rangka Pengembangan SDM, Jakarta; Rineka Cipta

Samana, 1994, Profesionalisme Keguruan, Jakarta ; Kanisius

Subari, Drs., 1994, Supervisi Pendidikan dalam Rangka Perbaikan Situasi Mengajar, Jakarta; Bumi Aksara

Soetopo, Hendiyat., Soemanto, Wasti., 1994, Kepemimpinan dan Supervisi Pendidikan, Iakarta: Bina Aksara

Sosena, TTW., Gilarso, 1986, Program Pengalaman Lapangan, Yogyakarta : Andi Offset

Sukiswa, Iwan, 1981, Dasar-dasar Umum Manajemen Pendidikan, Bandung : PN. Tarsito

Sudijono, Anas, 1987, Pengantar Statistik Pendidikan" CV. Rajawali, Jakarta

Udin, Tamsik, A. M, Drs., 1987, Bidang Pengajaran SPG/KPG/SGO, Bandung: Epsilon Grup

Usman, Moh. Uzer, Drs., 1987, Menjadi Guru Profesional, Bandung : PT. Remaja Rosda Karya

Wijaya, Cece, Drs., dan Rusyan, Atabrani, Drs., 1991, Kemampuan Dasar Guru dalam Proses Belajar Mengajar, Bandung : Remaja Rosda Karya.

Yousda, Ine I, Amirma, 1993, Penelitian dan Statistik Pendidikan, Jakarta; Bumi Aksara.

Page 90: · Web viewAdapun prosedur yang ditambah untuk ... Negeri Ngagel I/394 dan Disiplin kerja karyawan di ... Mendeskripsikan kondisi disiplin kerja karyawan
Page 91: · Web viewAdapun prosedur yang ditambah untuk ... Negeri Ngagel I/394 dan Disiplin kerja karyawan di ... Mendeskripsikan kondisi disiplin kerja karyawan

HUBUNGAN MINAT MENGUNJUNGI PERPUSTAKAAN SEKOLAH DENGAN PRESTASI BELAJAR MENGARANG BIDANG STUDI BAHASA

INDONESIA PADA SISWA SEKOLAH DASAR

Mukhlis Nasir

Abstrak, Perpustakaan sekolah merupakan bagian integral lembaga pendidikan yang menyajikan berbagai koleksi bahan pustaka yang dapat dimanfaatkan untuk menunjang proses belajar mengajar. Selain itu, perpusakaan sekolah merupakan tempat membaca yang melibatkan siswa dalam proses berpikir mencari, menemukan, mengolah dan menyimpulkan sendiri melalui sumber yang tersedia. Penelitian ini bertujuan untuk mencari hubungan antara minat mengunjungi perpustakaan dengan prestasi belajar Bahasa Indonesia.

Desain atau rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah cross sectional study, yaitu peneliti mengambil data pada satu saat saja. Penelitian dilakukan pada bulan Desember 2012 pada siswa di Sekolah Dasar Negeri di Kecamatan Gresik Kabupaten. Gresik. Nilai dari analisa data pada penelitian ini didapatkan nilai hitung yang lebih besar dari nilai tabel. Hasil dari penelitian ini menunjukkan adanya suatu hubungan antara minat mengunjungi perpustakaan dengan prestasi belajar .

Hasil dari penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan untuk meningkatkan kualitas perpustakaan di Sekolah Dasar Negeri di Kecamatan Gresik dengan mengaktifkan para siswanya untuk menyempatkan waktu membaca di perpustakaan sehingga pengetahuan siswa bertambah. Koleksi buku-buku yang beragam juga akan menarik minat siswa mengunjungi perpustakaan.

Latar BelakangPendidikan merupakan salah satu pilar

dalam keberhasilan pembangunan. UUD 1945 Bab XIII pasal 31 ayat 1 menegaskan “Setiap warga negara berhak mendapat pendidikan dan kewajiban pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa yang diatur dengan undang-undang. Sesuai dengan UUD 1945 lembaga pendidikan merupakan lembaga yang berfungsi sebagai alat untuk membimbing dan mendidik. Perpustakaan merupakan salah satu sumber belajar yang dapat menunjang

kegiatan belajar mengajar dalam lembaga pendidikan.

Fungsi dan peranan perpustakaan dirasakan sejak manusia mengenal tulisan, maka untuk mendukung pelaksanaan belajar mengajar anak dapat menggunakan buku pelajaran, sarana dan alat belajar yang sesuai dengan tujuan dan kompetensi yang akan dicapai dalam kurikulum. Namun, menurut hasil observasi yang dilakukan peneliti pada bulan Desember 2012 dari 25 orang yang mengunjungi perpustakaan semuanya menyatakan jarang mengunjungi perpustakaan.

Perpustakaan sekolah merupakan bagian integral lembaga pendidikan yang menyajikan berbagai koleksi bahan

Mukhlis Nasir Adalah Dosen Tetap FKIP Universitas Gresik 93

Page 92: · Web viewAdapun prosedur yang ditambah untuk ... Negeri Ngagel I/394 dan Disiplin kerja karyawan di ... Mendeskripsikan kondisi disiplin kerja karyawan

94Mukhlis, Hubungan Minat Mengunjungi Perpustakaan Sekolah Dengan Prestasi Belajar Mengarang

pustaka yang dapat dimanfaatkan untuk menunjang proses belajar mengajar di sekolah. Secara aktif dan positif perpustakaan sekolah merupakan sumber belajar yang dapat meningkatkan kegemaran dan minat baca siswa, memotivasi siswa mempelajari hal-hal yang baru, serta menyediakan informasi melalui buku-buku referensi, seperti kamus, ensiklopedia, indeks dan sejenisnya. Selain itu, perpustakaan sekolah merupakan tempat membaca, yang melibatkan siswa dalam proses berpikir mencari, menemukan, mengolah dan menyimpulkan sendiri melalui sumber yang tersedia (Depdikbud,1996). Perpustakaan sekolah juga mempunyai kedudukan yang penting bagi murid dan guru dalam usaha peningkatan mutu proses belajar dan mengajar.

Murid dapat mengambil manfaat dari perpustakaan untuk mengembangkan sikap senang membaca dan menyenangi buku, sehingga secara aktif mendorong murid untuk mandiri mencari bahan yang dibutuhkan untuk dipelajari. Keaktifan dan kemandirian dalam memanfaatkan keberadaan perpustakaan sekolah, selain dapat memberikan kemungkinan pengembangan jiwa dan bakatnya, juga akan memberi nilai tambah bagi peningkatan prestasi belajar. Minat yang kurang dalam mengunjungi perpustakaan diharapkan dapat berkurang dengan terciptanya suasana yang nyaman dan menyenangkan dengan melengkapi koleksi perpustakaan dan sarana prasarana lain. Guru juga mendapatkan manfaat dari perpustakaan, dengan mengunjungi perpustakaan dan membaca di sana, dapat memperluas cakrawala pandangan terhadap ilmu pengetahuan yang terus-

menerus berkembang, serta membantu anak didiknya ke arah tujuan pendidikan yang telah ditentukan.

Fakta yang disebutkan di atas mendorong peneliti untuk mengetahui sejauh mana minat siswa Sekolah Dasar Negeri di Kecamatan Gresik Kabupaten Gresik untuk mengunjungi perpustakaan dengan prestasi belajar Bahasa Indonesia mereka.

Rumusan Masalah1. Bagaimana minat siswa Sekolah Dasar

Negeri Kecamatan Gresik Kabupaten Gresik dalam mengunjungi perpustakaan sekolah?

2. Bagaimana prestasi belajar Bahasa Indonesia siswa Sekolah Dasar Negeri Kecamatan Gresik Kabupaten Gresik?

3. Bagaimana hubungan minat mengunjungi perpustakaan sekolah dengan prestasi belajar Bahasa Indonesia siswa Sekolah Dasar Negeri Kecamatan Gresik Kabupaten Gresik?

Tujuan PenelitianDi dalam penelitian ini penulis mempunyai tujuan untuk mengetahui:1. Minat siswa Sekolah Dasar Negeri

Kecamatan Gresik Kabupaten Gresik dalam mengunjungi perpustakaan sekolah.

2. Prestasi belajar Bahasa Indonesia siswa Sekolah Dasar Negeri Kecamatan Gresik Kabupaten Gresik.

3. Hubungan minat mengunjungi perpustakaan sekolah dengan prestasi belajar Bahasa Indonesia siswa Sekolah Dasar Negeri Kecamatan Gresik Kabupaten Gresik.

Manfaat Penelitian

Page 93: · Web viewAdapun prosedur yang ditambah untuk ... Negeri Ngagel I/394 dan Disiplin kerja karyawan di ... Mendeskripsikan kondisi disiplin kerja karyawan

95Mukhlis, Hubungan Minat Mengunjungi Perpustakaan Sekolah Dengan Prestasi Belajar Mengarang

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut :1. Bagi sekolah, dapat digunakan sebagai

masukan untuk lebih memacu prestasi belajar siswanya dengan cara memanfaatkan keberadaan perpustakaan di sekolahnya dan mengembangkan sistem pendidikan khususnya pengembangan perpustakaan sekolah.

2. Sebagai bahan pertimbangan untuk meningkatkan prestasi belajar Bahasa Indonesia siswa.

3. Bagi penulis, Merupakan wujud nyata peran serta peneliti dalam pelaksanaan pendidikan, yaitu berupa sumbangan pemikiran bagi usaha peningkatan prestasi belajar siswa.

Variabel Asumsi dan DefinisiVariabel adalah konsep yang mempunyai nilai bervariasi, baik bervariasi menurut tingkatan maupun jenisnya. Sesuai dengan judul penelitian ini, yaitu: "Adakah hubungan minat pengunjung perpustakaan sekolah dengan peningkatan prestasi belajar Bahasa Indonesia siswa di Kecamatan Gresik Kabupaten Gresik tahun pelajaran 2012-2013. Maka dalam penelitian ini terdapat dua variable:1) Perpustakaan sekolah.2) Prestasi belajar Bahasa Indonesia.

Agar tidak terjadi kesimpangsiuran terhadap variabel tersebut, maka dapat diuraikan lebih dahulu pengertian dari masing-masing variabel seperti uraian di bawah ini.

Perpustakaan sekolah merupakan tempat kumpulan buku-buku dan bahan-bahan pendidikan, yang diatur dan diorganisasikan dengan baik sehingga dapat membantu para pendidik dan anak

didik dalam semua kegiatan pendidikan dan pengajaran di sekolah (Ny. Wahjoeti Marjono dan Tahju Wiraatmadja, 1991:14).

Prestasi belajar Bahasa Indonesia siswa yaitu kemampuan atau kecakapan yang didapat anak dari hasil belajar dalam menuangkan kembali buah pikiran, perasaan, angan-angan, ide dan kemampuan dengan bahasa tulis yang teliti dan teratur. Siswa melahirkan kembali hasil belajar tersebut dengan menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar serta menurut kaidah Bahasa Indonesia yang baik.

Hubungan antara minat mengunjungi perpustakaan sekolah dengan prestasi belajar Bahasa Indonesia adalah berkaitan dengan variable X (minat mengunjungi perpustakaan) dengan variable Y (prestasi belajar siswa) hubungan ini dapat bersifat positif atau negatif.

METODE PENELITIANBab ini akan membahas tentang

metode penelitian. Kata metodologi ditinjau dari segiterminologi berasal dari kata metodos dan logos. Metodos berarti cara atau jalan, sedang logos berarti ilmu. Jadi metodologi berarti suatu ilmu yang mempelajari tentang berbagai cara yang ditempuh untuk mencapai tujuan. Metodologi berarti suatu ilmu yang mempelajari tentang berbagai cara untuk menemukan, mengembangkan, dan menguji kebenaran suatu pengetahuan usaha yang dilakukan dengan metode-metode ilmiah (Hadi, Sutrisno, 1987).

Kamus besar Bahasa Indonesia menyatakan bahwa metode adalah cara yang teratur dan berpikir, baik untuk mencapai maksud (di ilmu pengetahuan

Page 94: · Web viewAdapun prosedur yang ditambah untuk ... Negeri Ngagel I/394 dan Disiplin kerja karyawan di ... Mendeskripsikan kondisi disiplin kerja karyawan

96Mukhlis, Hubungan Minat Mengunjungi Perpustakaan Sekolah Dengan Prestasi Belajar Mengarang

dan sebagainya). Cara kerja yang bersistem untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang ditentukan". (Poerwodarminto, 1998).

Metode Penentuan ObjekObjek yang akan diteliti penentuannya

harus tepat, karena ketepatan penentuan objek penelitian akan sangat membantu peneliti untuk memusatkan perhatiannya terhadap penelitian. Objek penelitian tersebut dapat berupa manusia, benda, peristiwa atau gejala-gejala yang terjadi.1. Populasi

Menurut Arikunto (1991) populasi adalah keseluruhan objek penelitian, apabila seseorang ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka penelitiannya merupakan penelitian populasi. Studi atau penelitian ini disebut studi populasi atau studi sensus. Dapat disimpulkan yang dimaksud populasi adalah keseluruhan unsur-unsur yang memiliki ciri-ciri yang sama, lengkap dan jelas dijadikan penelitian. Nursalam (2003) menyatakan bahwa populasi adalah setiap subjek dari penelitian yang memenuhi kriteria yang telah ditetapkan. Berdasarkan uraian tersebut maka ditentukanlah populasi penelitian sebagai berikut: siswa Sekolah Dasar Negeri Kecamatan Gresik Kabupaten Gresik.

2. SampelPenelitian sampel digunakan apabila dipakai untuk meneliti sebagian dari populasi. Di bawah ini peneliti kemukakan tentang pengertian sampel menurut beberapa ahli sebagai berikut:

Menurut Hadi (1999), menyatakan bahwa "Sampel adalah sebagian dari populasi atau sejumlah penduduk yang jumlahnya kurang dari populasi. Sample juga mempunyai satu tingkat yang sama, baik kodrat maupun sifat pengkhususan. Menurut Arikunto (1991), menyatakan bahwa sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Berdasarkan pernyataan di atas, peneliti menentukan sampel, yaitu Sekolah Dasar Negeri Kecamatan Gresik Kabupaten Gresik dengan jumlah sample sebanyak 34 siswa.

Metode Pengumpulan DataMetode pengumpulan data banyak jenisnya tapi dalam penelitian tidak semua metode itu cocok. Perbedaan fungsi dan tiap-tiap metode mempunyai ciri tersendiri sehingga perlu memilih metode yang tepat dan cocok dengan jenis data yang diperlukan. Dalam penelitian ini, peneliti memilih metode sebagai berikut:1. Metode Angket

Angket adalah suatu metode untuk mengumpulkan data dengan menggunakan daftar pertanyaan. Pertanyaan itu disusun dalam suatu kebenaran kertas untuk dijawab secara tertulis oleh responden. Angket dapat disebut juga wawancara terpimpin yang tidak berhadapan langsung dengan responden, tetapi melalui daftar pertanyaan yang telah disiapkan terlebih dahulu oleh peneliti dan dijawab pada kebenaran itu pula. Menurut Suharsimi Arikunto (1991), memberikan pengertian mengenai angket atau kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari

Page 95: · Web viewAdapun prosedur yang ditambah untuk ... Negeri Ngagel I/394 dan Disiplin kerja karyawan di ... Mendeskripsikan kondisi disiplin kerja karyawan

97Mukhlis, Hubungan Minat Mengunjungi Perpustakaan Sekolah Dengan Prestasi Belajar Mengarang

responden dalam arti tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui". Kelemahan metode angket yaitu:a. Jawaban yang diberikan

kemungkinan tidak sesuai dengan kenyataan yang sebenarnya.

b. Kadang-kadang responden enggan untuk menjawab karena ada pertanyaan yang tidak dimengerti.

c. Tidak dapat dijamin semua angket yang telah disebarkan kembali semuanya.

Menurut Hadi (1987) angket diajukan dengan dua cara:a. Menurut sasaran objek yang

diteliti, (l) Angket langsung, daftar pertanyaan dikirim langsung kepada responden yang akan dimintai pendapatnya keyakinannya, atau diminta menceritakan sesuatu tentang dirinya, (2) Angket tidak langsung, daftar pertanyaan dikirim kepada seseorang yang dimintai untuk menceritakan keadaan orang lain.

b. Menurut item-itemnya, (1) Angket tipe isian, angket ini ada yang tertutup dan ada yang terbuka, yang dimaksud angket terbuka adalah bila responden bebas memberikan jawaban terhadap item-item yang ada, sedangkan yang dimaksud tertutup adalah pertanyaan yang dijawab oleh responden dibatasi oleh data-data yang telah disediakan pembuat angket, (2) Angket tipe pilihan, pertanyaan dalam angket tersebut sudah tersedia jawaban yang dianggap paling sesuai dengan pendapat responden. Dalam penelitian ini

peneliti menggunakan angket langsung tipe pilihan sebagai metode pokok, karena menggunakan metode ini penulis beranggapan memiliki beberapa keuntungan dan kelemahan. Keuntungannya, (a) Dapat dikumpulkan data yang relatif banyak dalam waktu yang cukup singkat, (b) tidak terlalu banyak membutuhkan dana, tenaga dan waktu, (c) Responden mendapat kebebasan dalam memberikan jawaban tanpa harus dipengaruhi oleh orang lain.

2. Metode TesMenurut pendapat Drs. Amir Daien lndra Kusuma dalam Arikunto (1991) bahwa tes adalah prosedur yang sistematis dan objektif untuk memperoleh data-data atau keterangan-keterangan yang diinginkan tentang seseorang, dengan cara yang boleh dikatakan tepat dan cepat. Menurut pendapat Muchtar Bukhori dalam Arikunto (1991) menyatakan bahwa tes adalah suatu percobaan yang diadakan untuk mengetahui ada tidaknya hasil-hasil pelajaran tertentu pada seseorang murid atau kelompok murid. Dapat disimpulkan dari dua definisi di atas, bahwa tes merupakan suatu alat pengumpul informasi tetapi jika dibandingkan dengan alat-alat lain, tes ini bersifat lebih resmi karena penuh dengan batasan-batasan. Ditinjau dari segi kegunaan untuk mengukur siswa, maka tes dibedakan menjadi tiga macam, yaitu (1) Tes Diagnostik, yaitu tes yang digunakan untuk mengetahui kelemahan-kelemahan siswa sehingga berdasarkan kelemahan-kelemahan

Page 96: · Web viewAdapun prosedur yang ditambah untuk ... Negeri Ngagel I/394 dan Disiplin kerja karyawan di ... Mendeskripsikan kondisi disiplin kerja karyawan

98Mukhlis, Hubungan Minat Mengunjungi Perpustakaan Sekolah Dengan Prestasi Belajar Mengarang

tersebut dapat dilakukan pemberian perlakuan yang tepat, (2) Tes Formatif, yaitu untuk mengetahui sejauh mana siswa telah terbentuk setelah mengikuti suatu program tertentu, (3) Tes Sumatif yaitu dilaksanakan setelah berakhirnya pemberian sekelompok program yang lebih besar. Sebelum siswa diberikan tes sumatif, terlebih dahulu diberikan tes sub sumatif. Tes sub sumatif adalah suatu tes yang dilaksanakan di akhir pokok bahasan. Tes yang dilakukan peneliti adalah tes sub sumatif.

Jenis DataJenis penelitian atau rancangan

penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasional dan tergolong penelitian kuantitatif, dengan pendekatan cross sectional. Cross Sectional adalah suatu penelitian untuk mempelajari dinamika korelasi antara faktor-faktor risiko dengan efek, dengan cara pendekatan, observasi atau pengumpulan data sekaligus pada suatu saat (point time approach). Artinya, tiap subjek penelitian hanya diobservasi sekali saja dan pengukuran dilakukan terhadap status karakter atau variabel subjek pada saat pemeriksaan (Noto atmodjo, 2002).

Penelitian ini akan menjelaskan hubungan antara variabel bebas yaitu minat siswa Sekolah Dasar Negeri Kecamatan Gresik Kabupaten Gresik mengunjungi perpustakaan dengan variabel tergantung prestasi belajar Bahasa Indonesia.

Sumber DataPenelitian ini menggunakan sumber

data yang didapatkan dari angket yang diberikan kepada siswa yang dijadikan

sampel dan menggunakan dokumentasi nilai mata pelajaran Bahasa Indonesia. Sumber data yang terdapat pada tinjauan pustaka didapatkan dari buku, situs internet, buletin dan berbagai macam lainnya yang bisa dilihat lebih lengkapnya di daftar pustaka.

Metode Analisa DataMetode analisis data adalah suatu cara

atau langkah-langkah yang penulis gunakan untuk menganalisa dan mengolah data serta untuk membuktikan kebenaran data-data yang diperoleh dari hasil penelitian.

Untuk membuktikan benar tidaknya suatu hipotesis, peneliti menggunakan statistik. Hal tersebut bertujuan untuk membuktikan benar tidaknya dengan perhitungan yang pasti, sehingga orang lain dapat menerimanya. Adapun pertimbangan-pertimbangan peneliti dalam menggunakan metode analisis data statistik adalah, (1) Data yang diperoleh dengan menggunakan angka dapat diklasifikasikan, (2) Penggunaan metode statistik memungkinkan pencatatan yang pasti, 3) Metode statistik dapat memberikan landasan untuk melaksanakan secara ilmiah tentang bagaimana suatu gejala akan terjadi dengan kondisi-kondisi yang telah diketahui.

Untuk memudahkan dan menyesuaikan dengan judul, maka peneliti dalam metode analisa data menggunakan rumus statistik Korelasi Product Moment sebagai berikut:

rxy = NΣXY – (ΣX)(ΣY)

√NΣ X 2−(Σ X )2 N ΣY 2−(Σ Y )2

Keterangan:rxy : Koefisien korelasi

Page 97: · Web viewAdapun prosedur yang ditambah untuk ... Negeri Ngagel I/394 dan Disiplin kerja karyawan di ... Mendeskripsikan kondisi disiplin kerja karyawan

99Mukhlis, Hubungan Minat Mengunjungi Perpustakaan Sekolah Dengan Prestasi Belajar Mengarang

N : Jumlah respondenX : Variabel X Y : Variabel Y

Nilai r yang ditemukan kemudian ditarik kesimpulan, nilai tersebut signifikan atau tidak, bila nilai r yang diperoleh sama atau lebih besar dari pada nilai r dalam tabel, maka nilai r yang diperoleh itu signifikan atau berarti (Hadi, 1987). Namun, apabila nilai r lebih kecil dari nilai dalam tabel maka konsekuensinya nilai r yang diperoleh dikatakan non signifikan atau tidak berarti.

HASIL PENELITIAN Bab ini menyajikan data hasil penelitian yang diperoleh selama mengadakan penelitian di Sekolah Dasar Negeri Kecamatan Gresik Kabupaten Gresik, untuk mempermudah dalam membuat laporan, maka bab ini penulis menyajikan tiga tahap yaitu tahap pelaksanaan penelitian, tahap pengolahan data, tahap analisa data, tahap persiapan.

Tahap PelaksanaanTahap persiapan telah diselesaikan,

kemudian peneliti mengadakan penelitian. Peneliti meminta ijin kepada Kepala Sekolah yang dijadikan tempat penelitian. Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri Kecamatan Gresik Kabupaten Gresik pada bulan Desember 2012. Peneliti mulai mengadakan penelitian dan membagikan angket ke responden. Hasil angket yang telah terkumpul, kemudian dianalisis oleh peneliti.

Tahap Pengolahan Data

Data yang didapatkan dari hasil penelitian menjadi bahan untuk dianalisa. Data dari hasil angket adalah data mengenai minat dan prestasi Bahasa Indonesia siswa Sekolah Dasar Negeri Kecamatan Gresik Kabupaten Gresik sebagai berikut.

No x y x2 y2 xy1 47 74 2209 5476 34782 45 72 2025 5184 32403 48 72 2304 5184 34564 41 71 1681 5041 29115 48 75 2304 5625 36006 46 74 2116 5476 34047 53 75 2809 5625 39758 42 72 1764 5184 30249 33 76 1089 5776 2508

10 44 79 1936 6241 347611 45 83 2025 6889 373512 47 74 2209 5476 347813 41 77 1681 5929 315714 56 80 3136 6400 448015 43 74 1849 5476 318216 45 76 2025 5776 342017 50 74 2500 5476 370018 46 83 2116 6889 381819 46 74 2116 5476 340420 44 74 1936 5476 325621 46 75 2116 5625 345022 50 74 2500 5476 370023 39 76 1521 5776 296424 51 76 2601 5776 387625 51 76 2601 5776 387626 50 77 2500 5929 385027 33 73 1089 5329 240928 39 75 1521 5625 292529 62 87 3844 7569 539430 45 72 2025 5184 324031 47 79 2209 6241 371332 46 77 2116 5929 354233 45 75 2025 5625 337534 51 81 2601 6561 4131

Jml1565

2582

73099

196496

119147

rxy = NΣXY – (ΣX)(ΣY)

√NΣ X 2−(Σ X )2 N ΣY 2−(Σ Y )2

rxy =

34 . 119147 – (1565) (2582)

√34 . 7399−(1565)2 . 34 . 196496−(2582)2

Page 98: · Web viewAdapun prosedur yang ditambah untuk ... Negeri Ngagel I/394 dan Disiplin kerja karyawan di ... Mendeskripsikan kondisi disiplin kerja karyawan

100Mukhlis, Hubungan Minat Mengunjungi Perpustakaan Sekolah Dengan Prestasi Belajar Mengarang

rxy =

4050998 – 4040830√( 2485366−2449225 ¿(6680864−6666724)

¿

rxy = 10168√( 36141¿ (14140)

¿

rxy = 10168√511033740

rxy = 1016822606,06

rxy = 0,449791

Perhitungan korelasi product moment di atas diperoleh koefisien korelasi 0,449791. Oleh karena rhitung tersebut jauh di atas rtabel

baik pada taraf signifikan 1% (0,436) maupun 5% (0,339) maka dapat disimpulkan ada hubungan yang kuat minat siswa mengunjungi perpustakaan dengan prestasi belajar Bahasa Indonesia tahun pelajaran 2012-2013.

KESIMPULAN DAN SARANKesimpulan1. Minat yang tinggi dalam mengunjungi

perpustakaan dapat memiliki kemampuan berbahasa yang lebih baik, sehingga siswa dapat mengungkapkan perasaan, pikiran, keyakinan, ide dan pengetahuannya dalam bentuk karangan.

2. Prestasi belajar Bahasa Indonesia siswa Sekolah Dasar Negeri Kecamatan Gresik Kabupaten Gresik dapat ditingkatkan dengan banyak membaca buku-buku koleksi perpustakaan.

3. Hasil analisa data di atas menunjukkan minat yang tinggi dalam mengunjungi perpustakaan dapat meningkatkan prestasi belajar Bahasa Indonesia.

Saran1. Minat mengunjungi perpustakaan dapat

ditingkatkan dengan menambah fasilitas buku baik itu fiksi maupun non fiksi dan dengan modifikasi ruangan sedemikian rupa sehingga siswa nyaman berada di dalam perpustakaan

2. Siswa sebaiknya lebih banyak mendapat tugas yang berkaitan dengan perpustakaan, seperti meringkas buku dan sebagainya.

3. Bagi siswa diharapkan setiap hari mengunjungi perpustakaan.

DAFTAR PUSTAKA

Achmad. (1985). Membina Perpustakaan Sekolah Dasar Surabaya.

Achmad. (1980). Pedoman Bahasa Indonesia Kelas VI. Surabaya.

Ahmad, Syalabi. (1973). Sejarah Pendidikan Indonesia. Jakarta.

Amna, Maryati. (2006). Buletin Pelangi Pendidikan. Menumbuhkembangkan Budaya Membaca Siswa. Jakarta: Direktorat Pembinaan SMP Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional. Hal: 25 -26.

Arikunto. (1991). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.

Bahar, Achmad dan Saleh, Moh. Sukri. (1998). Penuntun Prahis Cara Belajar Mengajar. Surabaya: Karya Utama.

Page 99: · Web viewAdapun prosedur yang ditambah untuk ... Negeri Ngagel I/394 dan Disiplin kerja karyawan di ... Mendeskripsikan kondisi disiplin kerja karyawan

101Mukhlis, Hubungan Minat Mengunjungi Perpustakaan Sekolah Dengan Prestasi Belajar Mengarang

Brata, Sumardi Surya. (1990). Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rajawali Press.

Daryanto, HM. (2001). Administrasi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.

Depdikbud. (1996). Pedoman Teknis Penyelenggaraan Perpustakaan Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama. Jakarta.

Djumhur dan Moh. Surya. (1973). Bimbingan dan Penyuluhan. Bandung: CV Ilmu.

Hadi, Sutrisno. (1999). Metodologi Research Jilid I. Jakarta: Rineka Cipta.

Ketetapan MPR RI Nomor IV/MPR/1999, tentang Tujuan Nasional di bidang Pendidikan

Pamuncak, Rusina. (1997). Pedoman Penyelenggaraan Perpustakaan Sekolah. Surabaya.

Purwanto, M. Ngalim. (1991). Administrasi Pendidikan dan Supervisi Pendidikan. Bandung

Purwodarminto, WJS. (1998). Kamus Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka

Nana, Sudjana. (1986). Cara Belajar Siswa Aktif dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algesindo.

Notoatmodjo, Soekidjo. (2003). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

Nurhadi, Mulyani Akhmad. (1973). Penyelenggaraan Sekolah Dasar. Surabaya.

Nursalam. (2003). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu

Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.

Said Rozali. (1998). Kumpulan Materi Penataran Perpustakaan, SD Surabaya.

Saribu, B. Dolok. (1984). Administrasi Pendidikan. Surabaya.

Soemarno. (1975). Penyelenggaraan Perpustakaan Sekolah. Surabaya.

Purwanto, Ngalim. (1991). Administrasi dan Supervisi Pendidikan. Bandung.

Subarni dan Soewarno. (1991). Pengantar Administrasi Pendidikan Surabaya.

Sudirman. (1990). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: CV. Rajawali.

Sugiyono, Bambang. (1988). Materi Penataran bagi Instruktur Pengelolaan Perpustakaan Guru-Guru Sekolah Dasar. Surabaya.

Surahmad, Winarno. (1975). Dasar dan Teknik Resesrch Pengantar Metodologi Ilmiah. Bandung.

Suryobrata, Sumadi. (1983). Pembimbing ke Arah Statistik Psikologi Pendidikan. Yogyakarta

Page 100: · Web viewAdapun prosedur yang ditambah untuk ... Negeri Ngagel I/394 dan Disiplin kerja karyawan di ... Mendeskripsikan kondisi disiplin kerja karyawan

102Mukhlis, Hubungan Minat Mengunjungi Perpustakaan Sekolah Dengan Prestasi Belajar Mengarang