file · Web viewMemahami konsep pengukuran berbagai besaran yang ... materi pengukuran...
Transcript of file · Web viewMemahami konsep pengukuran berbagai besaran yang ... materi pengukuran...
BESARAN DAN SATUAN” KELAS VII SMP SEMESTER 1
MENURUT KURIKULUM 2013
(Tugas IPA Fisika )
Oleh:
1. Asih Lestari (1413024012)
2. Anggi Anggramayani (1413024006)
3. Ajeng Glovani Anggasta (1413024002)
4. Almira Aspirandel (1413024004)
5. Annisa Carolina Natasya (1413024008)
6. Arinda Syanfiranti (1413024010)
7. Aulia Sari (1413024014)
Program Studi : Pendidikan Biologi/B
Mata Kuliah : IPA Fisika
Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung
Bandar Lampun
I. PENDAHULUAN
Kompetensi Inti Kompetensi Dasar
Memahami pengetahuan
(faktual, konseptual, dan
prosedural). Berdasarkan rasa
ingin tahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi, seni,
budaya terkait fenomena dan
kejadian tampakmata.
Kompetensi Inti Pengetahuan
1. Memahami konsep pengukuran berbagai
besaran yang ada pada diri, makhluk
hidup, dan lingkungan fisik sekitar
sebagai bagian dari observasi, serta
pentingnya perumusan satuan terstandar
(baku) dalam pengukuran.
Mencoba, mengolah, dan
menyajidalam ranah konkret
(menggunakan, mengurai,
merangkai, memodifikasi, dan
membuat) dan ranah abstrak
(menulis, membaca,menghitung,
menggambar, dan mengarang)
sesuai dengan yang dipelajari di
sekolah dan sumber lain yang
sama dalam sudut pandang/teori.
Kompetensi Inti Keterampilan
2. Menyajikan hasil pengukuran terhadap
besaran-besaran pada diri,makhluk hidup,
dan lingkungan fisik dengan
menggunakan satuan tak baku dan satuan
baku.
Kompetensi Dasar Indikator
1. Memahami konsep pengukuran
berbagai besaran yang ada pada
diri, makhluk hidup, dan
lingkungan fisik sekitar sebagai
bagian dari observasi, serta
pentingnya perumusan satuan
terstandar (baku) dalam
pengukuran.
1. Memiliki rasa ingin tahu teliti,
terbuka, kritis, melalui diskusi
dan kerja kelompok dalam
melakukan pengukuran.
2. Menunjukkan ketekunan,
tanggung jawab saling
menghargai dalam kegiatan
belajar dan bekerja baik secara
individu dan kelompok.
3. Melakukan pengukuran dengan
satuan baku dan tidak baku dan
mengkomunikasikan hasilnya.
4. Menjelaskan pengertian
pengukuran.5. Menyajikan hasil pengukuran
terhadap besaran-besaran pada
diri,makhluk hidup, dan
lingkungan fisik dengan
menggunakan satuan tak baku
dan satuan baku.
6. Menjelaskan pentingnya satuan
baku.
7. Melakukan korversi satuan
internasional
II. PEMBAHASAN
II.1 Materi Pokok 1. Alat ukur panjang, massa, waktu
2. Ketelitian (akurasi) dan ketepatan (presisi)
3. Kesalahan pengukuran
4. Penggunaan angka penting
II.2 Struktur Materi 1. Pengukuran, Besaran, Satuan.
2. Besaran Pokok, Besaran Turunan, dan Satuannya.
3. Berbagai Satuan dan Alat Ukur Besaran.
4. Membangun Sikap dan Prilaku Teliti Mempelajari tentang Pengukuran.
II.3 Luasan dan Pendalaman Materi
Dalam kurikulum 2013 ini materi pengukuran untuk smp kelas 7 yang di
ajarkan tidak mencakup materi yang sulit dan rumit ataupun terlalu dalam
jika di bandingkan materi pengukuran untuk SMA.Siswa hanya di kenalkan
dengan sistem pengukuran yang berhubungan dengan kehidupan sehari - hari
mereka. Konsep yang di tanamkan pada diri siswa adalah konsep konsep
dasar seperti cara mengukur suatu benda dengan benar menggunakan alat
ukur, membaca skala alat ukur dengan benar.
II.4 Konsep – Konsep Esensial 1. Pengukuran, Besaran, Satuan.
A. Pengertian Pengukuran
Konsep: Pengukuran merupakan kegiatan membandingkan suatu besaran
yang diukur dengan alat ukur yang digunakan sebagai satuan.
Misalnya, kamu melakukan kegiatan pengukuran panjang meja dengan
pensil. Dalam kegiatan tersebut artinya kamu membandingkan panjang meja
dengan panjang pensil. Panjang pensil yang kamu gunakan adalah sebagai
satuan. Sesuatu yang dapat diukur dan dapat dinyatakan dengan angka
disebut besaran, sedangkan pembanding dalam suatu pengukuran
disebut satuan. Satuan yang digunakan untuk melakukan pengukuran
dengan hasil yang sama atau tetap untuk semua orang disebut satuan baku,
sedangkan satuan yang digunakan untuk melakukan pengukuran dengan
hasil yang tidak sama untuk orang yang berlainan disebut satuan tidak
baku.
B. Sistem Pengukuran
Dahulu orang sering menggunakan anggota tubuh sebagai satuan
pengukuran, misalnya jari, hasta, kaki, jengkal, depa, langkah dan lain-lain.
Namun satuan-satuan tersebut bukan merupakan satuan baku, sehingga
menyulitkan bila digunakan dalam komunikasi. Dari keluargamu atau orang
lain mungkin kamu pernah mendengar satuan-satuan pengukuran berikut:
membeli air dalam galon, membeli benang dalam yard, di-ameter pipa
paralon dinyatakan dalam inci dan lain-lain. Satuan-satuan pengukuran di
atas adalah beberapa contoh satuan ukuran dalam sistem Inggris. Setelah
tahun 1700, sekelompok ilmuwan menggunakan sistem ukuran, dikenal
dengan nama Sistem Metrik. Pada tahun 1960, Sistem Metrik dipergunakan
dan diresmikan sebagai Sistem Internasional (SI). Penamaan ini berasal dari
bahasa Perancis Le Systeme Internationale d’Unites
2. Besaran Pokok, Besaran Turunan, dan Satuannya.
A. Besaran Pokok dan Besaran Turunan
Konsep: Besaran Pokok adalah besaran yang satuannya telah
didefinisikan terlebih dahulu. Besaran Turunan adalah besaran yang
satuannya diperoleh dari besaran pokok.
Pengertian Besaran Fisika, Besaran Pokok, dan Besaran Turunan
Di dalam pembicaraan kita sehari-hari yang dimaksud dengan berat
badan adalah massa, sedangkan dalam fisika pengertian berat dan
massa berbeda. Berat badan dapat kita tentukan dengan menggunakan
alat timbangan berat badan. Misalnya, setelah ditimbang berat badanmu 50
kg atau dalam fisika bermassa 50 kg. Tinggi atau panjang dan massa
adalah sesuatu yang dapat kita ukur dan dapat kita nyatakan dengan angka
dan satuan. Panjang dan massa merupakan besaran fisika. Jadi, besaran
fisika adalah ukuran fisis suatu benda yang dinyatakan secara kuantitas.
Selain besaran fisika juga terdapat besaran-besaran yang bukan besaran
fisika, misalnya perasaan sedih, gembira, dan lelah. Karena perasaan tidak
dapat diukur dan tidak dapat dinyatakan dengan angka dan satuan, maka
perasaan bukan besaran fisika.
Besaran fisika dikelompokkan menjadi dua, yaitu besaran pokok dan
besaran turunan.Besaran pokok adalah besaran yang sudah ditetapkan
terlebih dahulu. Adapun, besaran turunan merupakan besaran yang
dijabarkan dari besaran-besaran pokok.
Sistem satuan besaran fisika pada prinsipnya bersifat standar atau baku,
yaitu bersifat tetap, berlaku universal, dan mudah digunakan setiap saat
dengan tepat. Sistem satuan standar ditetapkan pada tahun 1960 melalui
pertemuan para ilmuwan di Sevres, Paris. Sistem satuan yang digunakan
dalam dunia pendidikan dan pengetahuan dinamakan sistem metrik, yang
dikelompokkan menjadi sistem metrik besaratau MKS (Meter Kilogram
Second)yang disebut sistem internasional atau disingkat SI dan sistem
metrik kecil atau CGS (Centimeter Gram Second).
Besaran pokok dan besaran turunan beserta dengan satuannya dapat dilihat
dalam Tabel berikut.
Selain tujuh besaran pokok di atas, terdapat dua besaran pokok tambahan,
yaitu sudut bidang datar dengan satuan radian (rad) dan sudut ruang
dengan satuan steradian (sr).
Tabel Beberapa Besaran Turunan beserta Satuannya
3. Berbagai Satuan dan Alat Ukur Besaran.
A. Sistem Internasional
Dahulu orang biasa menggunakan jengkal, hasta, depa, langkah sebagai
alat ukur panjang. Ternyata hasil pengukuran yang dilakukan
menghasilkan data berbeda-beda yang berakibat menyulitkan dalam
pengukuran, karena jengkal orang satu dengan lainnya tidak sama. Oleh
karena itu, harus ditentukan dan ditetapkan satuan yang dapat berlaku
secara umum. Usaha para ilmuwan melalui berbagai pertemuan
membuahkan hasil sistem satuan yang berlaku di negara manapun dengan
pertimbangan satuan yang baik harus memiliki syarat-syarat sebagai
berikut:
1. Satuan selalu tetap, artinya tidak mengalami perubahan karena pengaruh
apapun, misalnya suhu, tekanan dan kelembaban.
2. Bersifat internasional, artinya dapat dipakai di seluruh negara.
3. Mudah ditiru bagi setiap orang yang akan menggunakannya.
Satuan Sistem Internasional (SI) digunakan di seluruh negara dan berguna
untuk perkembangan ilmu pengetahuan dan perdagangan antarnegara.
Kamu dapat membayangkan betapa kacaunya perdagangan apabila tidak
ada satuan standar, misalnya satu kilogram dan satu meter kubik.
1. Satuan Internasional untuk Panjang
Hasil pengukuran besaran panjang biasanya dinyatakan dalam satuan
meter, centimeter, milimeter, atau kilometer. Satuan besaran panjang
dalam SI adalah meter. Pada mulanya satu meter ditetapkan sama dengan
panjang sepersepuluh juta (1/10000000) dari jarak kutub utara ke
khatulistiwa melalui Paris. Kemudian dibuatlah batang meter standar dari
campuran Platina-Iridium. Satu meter didefinisikan sebagai jarak dua
goresan pada batang ketika bersuhu 0ºC. Meter standar ini disimpan di
International Bureau of Weights and Measure di Sevres, dekat Paris.
Batang meter standar dapat berubah dan rusak karena dipengaruhi suhu,
serta menimbulkan kesulitan dalam menentukan ketelitian pengukuran.
Oleh karena itu, pada tahun 1960 definisi satu meter diubah. Satu meter
didefinisikan sebagai jarak 1650763,72 kali panjang gelombang sinar
jingga yang dipancarkan oleh atom gas krypton-86 dalam ruang hampa
pada suatu lucutan listrik.
Pada tahun 1983, Konferensi Internasional tentang timbangan dan ukuran
memutuskan bahwa satu meter merupakan jarak yang ditempuh cahaya
pada selang waktu 1/299792458 sekon. Penggunaan kecepatan cahaya ini,
karena nilainya dianggap selalu konstan.
2. Satuan Internasional untuk Massa
Besaran massa dalam SI dinyatakan dalam satuan kilogram (kg). Pada
mulanya para ahli mendefinisikan satu kilogram sebagai massa sebuah
silinder yang terbuat dari bahan campuran Platina dan Iridium yang
disimpan di Sevres, dekat Paris. Untuk mendapatkan ketelitian yang lebih
baik, massa standar satu kilogram didefinisikan sebagai massa satu liter air
murni pada suhu 4ºC.
3. Satuan Internasional untuk Waktu
Besaran waktu dinyatakan dalam satuan detik atau sekon dalam SI. Pada
awalnya satuan waktu dinyatakan atas dasar waktu rotasi bumi pada
porosnya, yaitu 1 hari. Satu detik didefinisikan sebagai 1/26400 kali satu
hari rata-rata. Satu hari rata-rata sama dengan 24 jam = 24 x 60 x 60 =
86400 detik. Karena satu hari matahari tidak selalu tetap dari waktu ke
waktu, maka pada tahun 1956 para ahli menetapkan definisi baru. Satu
detik adalah selang waktu yang diperlukan oleh atom cesium-133 untuk
melakukan getaran sebanyak 9192631770 kali.
Mengonversi Satuan Besaran Turunan
Besaran turunan memiliki satuan yang dijabarkan dari satuan
besaranbesaran pokok yang mendefinisikan besaran turunan tersebut. Oleh
karena itu, seringkali dijumpai satuan besaran turunan dapat berkembang
lebih dari satu macam karena penjabarannya dari definisi yang berbeda.
Sebagai contoh, satuan percepatan dapat ditulis dengan m/s2 dapat juga
ditulis dengan N/kg. Satuan besaran turunan dapat juga dikonversi.
Perhatikan beberapa contoh di bawah ini!
1 dyne = 10-5newton
1 erg = 10-7 joule
1 kalori = 0,24 joule
1 kWh = 3,6 x 106 joule
1 liter = 10-3 m3 = 1 dm3
1 ml = 1 cm3 = 1 cc
1 atm = 1,013 x 105 pascal
Mengonversi Satuan Panjang, Massa, dan Waktu
Setiap besaran memiliki satuan yang sesuai. Penggunaan satuan suatu
besaran harus tepat, sebab apabila tidak sesuai akan berkesan janggal
bahkan lucu. Misalnya seseorang mengatakan tinggi badannya 150ºC,
orang lain yang mendengar mungkin akan tersenyum karena hal itu salah.
Demikian pula dengan pernyataan bahwa suhu badan orang yang sehat
biasanya 36 meter, terdengar janggal.
Hasil suatu pengukuran belum tentu dinyatakan dalam satuan yang sesuai
dengan keinginan kita atau yang kita perlukan. Contohnya panjang meja
1,5 m, sedangkan kita memerlukan dalam satuan cm, satuan gram
dinyatakan dalam kilogram, dari satuan milisekon menjadi sekon. Untuk
mengonversi atau mengubah dari suatu satuan ke satuan yang lainnya
diperlukan tangga konversi. Gambar di bawah menunjukkan tangga
konversi panjang, massa, dan waktu, beserta dengan langkah-langkah
penggunaannya.
Tangga Konversi Panjang
B. Pengukuran Besaran Fisika
Peranan pengukuran dalam kehidupan sehari-hari sangat penting. Seorang
tukang jahit pakaian mengukur panjang kain untuk dipotong sesuai dengan
pola pakaian yang akan dibuat dengan menggunakan meteran pita. Penjual
daging menimbang massa daging sesuai kebutuhan pembelinya dengan
menggunakan timbangan duduk.
Seorang petani tradisional mungkin melakukan pengukuran panjang dan
lebar sawahnya menggunakan satuan bata, dan tentunya alat ukur yang
digunakan adalah sebuah batu bata. Tetapi seorang insinyur sipil
mengukur lebar jalan menggunakan alat meteran kelos untuk mendapatkan
satuan meter.
Ketika kita mengukur panjang meja dengan penggaris, misalnya didapat
panjang meja 100 cm, maka panjang meja merupakan besaran, 100
merupakan hasil dari pengukuran sedangkan cm adalah satuannya.
Beberapa aspek pengukuran yang harus diperhatikan yaitu ketepatan
(akurasi), kalibrasi alat, ketelitian (presisi), dan kepekaan (sensitivitas).
Dengan aspek-aspek pengukuran tersebut diharapkan mendapatkan hasil
pengukuran yang akurat dan benar.
Berikut ini akan kita bahas pengukuran besaran-besaran fisika, meliputi
panjang, massa, dan waktu.
1. Pengukuran Panjang
Alat ukur yang digunakan untuk mengukur panjang benda haruslah sesuai
dengan ukuran benda. Sebagai contoh, untuk mengukur lebar buku kita
gunakan pengaris, sedangkan untuk mengukur lebar jalan raya lebih
mudah menggunakan meteran kelos.
Pengukuran Panjang dengan Mistar
Penggaris atau mistar berbagai macam jenisnya, seperti penggaris yang
berbentuk lurus, berbentuk segitiga yang terbuat dari plastik atau logam,
mistar tukang kayu, dan penggaris berbentuk pita (meteran pita). Mistar
mempunyai batas ukur sampai 1 meter, sedangkan meteran pita dapat
mengukur panjang sampai 3 meter. Mistar memiliki ketelitian 1 mm atau
0,1 cm.
Alat Ukur Panjang
Posisi mata harus melihat tegak lurus terhadap skala ketika membaca skala
mistar. Hal ini untuk menghindari kesalahan pembacaan hasil pengukuran
akibat beda sudut kemiringan dalam melihat atau disebut dengan
kesalahan paralaks.
Gambar Pembacaan Skala
Pengukuran Panjang dengan Jangka Sorong
Jangka sorong merupakan alat ukur panjang yang mempunyai batas ukur
sampai 10 cm dengan ketelitiannya 0,1 mm atau 0,01 cm. Jangka sorong
juga dapat digunakan untuk mengukur diameter cincin dan diameter
bagian dalam sebuah pipa. Bagian-bagian penting jangka sorong yaitu:
a. Rahang tetap dengan skala tetap terkecil 0,1 cm
b. Rahang geser yang dilengkapi skala nonius. Skala tetap dan nonius
mempunyai selisih 1 mm.
Gambar Jangka Sorong
Pengukuran Panjang dengan Mikrometer Sekrup
Mikrometer sekrup memiliki ketelitian 0,01 mm atau 0,001 cm.
Mikrometer sekrup dapat digunakan untuk mengukur benda yang
mempunyai ukuran kecil dan tipis, seperti mengukur ketebalan plat,
diameter kawat, dan onderdil kendaraan yang berukuran kecil.
Bagian-bagian dari mikrometer adalah rahang putar, skala utama, skala
putar, dan silinder bergerigi. Skala terkecil dari skala utama bernilai 0,1
mm, sedangkan skala terkecil untuk skala putar sebesar 0,01 mm. Berikut
ini gambar bagian-bagian dari mikrometer.
Gambar.Mikrometer Sekrup
2. Pengukuran Massa Benda
Timbangan digunakan untuk mengukur massa benda. Prinsip kerjanya
adalah keseimbangan kedua lengan, yaitu keseimbangan antara massa
benda yang diukur dengan anak timbangan yang digunakan. Dalam dunia
pendidikan sering digunakan neraca O’Hauss tiga lengan atau dua lengan.
Perhatikan beberapa alat ukur berat berikut ini.
Bagian-bagian dari neraca O’Hauss tiga lengan adalah sebagai berikut:
Lengan depan memiliki skala 0—10 g, dengan tiap skala bernilai 1 g.
Lengan tengah berskala mulai 0—500 g, tiap skala sebesar 100 g.
Lengan belakang dengan skala bernilai 10 sampai 100 g, tiap skala 10 g.
Gambar Neraca
3. Pengukuran Besaran Waktu
Berbagai jenis alat ukur waktu misalnya: jam analog, jam digital, jam
dinding, jam atom, jam matahari, dan stopwatch. Dari alat-alat tersebut,
stopwatch termasuk alat ukur yang memiliki ketelitian cukup baik, yaitu
sampai 0,1 s.
Gambar Alat Ukur Waktu
Aturan angka penting
1. Semua angka bukan nol merupakan angka penting.
2. Angka nol yang terletak di antara dua angka bukan nol merupakan
angka penting. Contoh : 1208 memiliki empat angka penting. 2,0067
memiliki lima angka penting.
3. Semua angka nol yang digunakan hanya untuk tempat titik desimal
bukan merupakan angka penting. Contoh : 0,0024 memiliki dua angka
penting, yakni 2 dan 4
4. Semua angka nol yang terletak pada deretan terakhir dari angka-angka
yang ditulis di belakang koma desimal merupakan angka penting.
Contoh 1 : 0,003200 memiliki empat angka penting, yaitu 3, 2 dan dua
angka nol setelah angka 32. Contoh 2 : 0,005070 memiliki empat
angka penting yakni 5,0,7,0. Contoh 3 : 20,0 memiliki dua angka
penting yakni 2 dan 0
5. Semua angka sebelum orde (Pada notasi ilmiah) termasuk angka
penting. Contoh : 3,2 x 105 memiliki dua angka penting, yakni 3 dan 2.
4,50 x 103 memiliki tiga angka penting, yakni 4, 5 dan 0
Aturan perkalian dan pembagian angka penting
Hasil perkalian atau pembagian harus memiliki bilangan sebanyak
bilangan dengan jumlah angka penting paling sedikit yang digunakan
dalam perkalian atau pembagian tersebut…
Contoh Perkalian angka penting
Contoh 1 : 3,4 x 6,7 = … ?
Jumlah angka penting paling sedikit adalah dua (3,4 dan 6,7 punya dua
angka penting). Hasil perkaliannya adalah 22,78. Hasil ini harus
dibulatkan menjadi 23 (dua angka penting). 3,4 x 6,7 = 23
Contoh 2 : 2,5 x 3,2 = … ?
Jumlah angka penting paling sedikit adalah dua (2,5 dan 3,2 punya dua
angka penting). Jika kita menghitung menggunakan kalkulator, hasilnya
adalah 8. Harus ditambahkan nol. 2,5 x 3,2 = 8,0 (dua angka penting)
Contoh 3 : 1,0 x 2,0 = 2,0 (dua angka penting), bukan 2
Contoh pembagian angka penting :
Contoh 1 :2,0 : 3,0 = …. ?
Angka penting paling sedikit adalah dua. Jika anda menggunakan
kalkulator maka hasilnya adalah 0,666666… harus dibulatkan hingga
hanya ada dua angka penting : 2,0 : 3,0 = 0,67 (dua angka penting, yakni
6 dan 7).
Contoh 2 :2,1 : 3,0 = …. ?
Angka penting paling sedikit adalah dua. Jika anda pakai kalkulator maka
hasilnya adalah 0,7. Harus ditambahkan nol sehingga terdapat dua angka
penting.2,1 : 3,0 = 0,70 (dua angka penting, yakni 7 dan 0)
Aturan Penjumlahan dan Pengurangan Angka Penting
Dalam penjumlahan atau pengurangan, hasilnya tidak boleh lebih akurat
dari angka yang paling tidak akurat.
Contoh 1 : 3,7 – 0,57 = … ?
3,7 paling tidak akurat. Jika menggunakan kalkulator, hasilnya adalah
3,13. Hasil ini lebih akurat dari 3,7 karenanya harus dibulatkan menjadi
3,1. 3,7 – 0,57 = 3,1
Contoh 2 : 10,24 + 32,451 = …… ?
10,24 paling tidak akurat. Jika menggunakan kalkulator, hasilnya adalah
42,691. Hasil ini lebih akurat dari 10,24 karenanya harus dibulatkan
menjadi : 42,69. 10,24 + 32,451 = 42,69
Contoh 3 : 10,24 + 32,457 + 2,6 = …. ?
2,6 paling tidak akurat. Jika dijumlahkan maka hasilnya adalah 45,297.
Hasil ini lebih akurat dari 2,6 karenanya harus dibulatkan menjadi 45,3.
10,24 + 32,457 + 2,6 = 45,3
Banyak atau sedikitnya angka penting dalam hasil penjumlahan atau
pengurangan tidak berpengaruh.
Percobaan Pengukuran Panjang
Menaksir dan Mengukur
1. Ambillah suatu benda tertentu, misalnya buku tulis, dan amati!
2. Buatlah taksiran panjang dan lebar buku itu. Catatlah taksiranmu dan
aksiran teman-temanmu!
3. Ukurlah panjang dan lebar buku itu dengan mistar. Catat hasilnya!
Membandingkan dan Berlatih
Bandingkan taksiranmu dan teman-temanmu dengan hasil pengukuranmu!
Diskusikan, apakah dekatnya hasil taksiran dengan hasil pengukuran
sebenarnya dapat ditingkatkan dengan latihan? Untuk mengujinya,
berlatihlah menaksir dan kemudian uji dengan hasil pengukuran!
II.5 Miskonsepsi
Dalam pembelajaran mengenai pengukuran ini, sering tejadi
kesalahpahaman konsep. Adapun salah satu kesalahan – kesalahannya
yaitu ketika dalam melakukan percobaan pengukuran. Siswa sering salah
dalam membaca skala pada alat ukur seperti jangka sorong, yang sering di
abaikan oleh siswa dalam percobaan yaitu siswa sering tidak
memperhatikan posisi mata ketika melihat skala yang tertera . mata harus
tegak lurus dengan garis skala yang akan di baca pada jangka sorong agar
skala yang di baca tepat. Kemudian adanya kesalahan dalam pembulatan
angka pada saat membaca hasil pengukuran.
II.6 Urutan Penyampaian
II.7 Contoh dan Pembahasan
1. Diantara kelompok besaran berikut, yang termasuk kelompok besaran pokok
dalam system Internasional adalah ….
A. Suhu, volume, massa jenis dan kuat arus
B. Kuat arus, panjang, waktu, dan massa jenis
C. Panjang, luas, waktu dan jumlah zat
D. Kuat arus, intersitas cahaya, suhu, waktu
E. Intensitas cahaya, kecepatan, percepatan, waktu
2. Sebuah pipa berbentuk silinder berongga dengan diameter dalam 1,6 mm dan
diameter luar 2,1 mm. Alat yang tepat untuk mengukur diameter dalam pipa
tersebut adalah…
A. Mistar
B. Altimeter
C. Mikrometer
D. Jangka Sorong
E. Amperemeter
3. Perhatikan tabel berikut!
No Besaran Satuan dalam SI
1 Jumlah zat Mole
2 Suhu Celcius
3 Waktu Sekon
4 Panjang Km
5 Massa Gram
Pasangan yang benar adalah ……
A. 1 dan 2
B. 1 dan 3
C. 2 dan 3
D. 2 dan 4
E. 3 dan 5
4. Panjang tali yang diukur oleh seorang siswa adalah 0,20350 m. Jumlah angka
penting hasil pengukuran tersebut adalah…
A. dua
B. tiga
C. empat
D. lima
E. enam
Pembahasan :
Jawaban yang benar adalah D. Yang termasuk angka penting adalah 2, 0, 3, 5, 0.
Angka 0 yang terletak di depan koma bukan merupakan angka penting.
5. Tebal pelat logam diukur dengan mikrometer skrup seperti gambar. Tebal
pelat logam adalah…
A. 4,85 mm
B. 4,90 mm
C. 4,96 mm
D. . 4,98 mm
E. 5,00 mm
Pembahasan
Skala utama = 4,5 mm
Skala putar = 46 x 0,01 = 0,46 mm
Tebal pelat = 4,5 mm + 0,46 mm = 4,96 mm
Jawaban yang benar adalah C.
II.8 Latihan dan Pembahasan
1. Besaran pokok panjang dapat diturunkan menjadi …
A. volume dan daya
B. volume dan kuat arus listrik
C. luas dan volume
D. luas dan tegangan
E. tinggi dan kecepatan
2. Kedudukan skala sebuah mikrometer sekrup yang digunakan untuk
mengukur diameter sebuah bola kecil seperti gambar berikut :
Berdasarkan gambar tersebut dapat dilaporkan diameter bola kecil adalah….
A. 11,15 mm
B. 9,17 mm
C. 8,16 mm
D. 5,75 mm
E. 5,46 mm
Pembahasan
Skala utama = 8 mm
Skala putar = 16 x 0,01 = 0,16 mm
Diameter bola = 8 mm + 0,16 mm = 8,16 mm
Jawaban yang benar adalah C.
3. Hasil pengukuran panjang sebuah benda adalah 10,3 cm dan lebarnya
adalah 6,5 cm. Luas benda tersebut mempunyai angka penting sebanyak
…
A. enam
B. lima
C. empat
D. tiga
E. dua
Pembahasan :
10,3 mempunyai tiga angka penting, sedangkan 6,5 mempunyai dua angka
penting. Angka penting paling sedikit adalah dua yang dimiliki oleh bilangan 6,5.
Hasil perkalian 10,3 dan 6,5 harus mempunyai angka penting sebanyak dua angka
penting (angka penting paling seidkit). 10,3 x 6,5 = 66,95 = 67.
Jawaban yang benar adalah E.
4. Hasil pengukuran panjang dan lebar suatu lantai adalah 13,23 m dan 4,3
m. Menurut aturan angka penting, luas lantai tersebut adalah …
A. 56,889 m2
B. 56,89 m2
C. 56,9 m2
D. 56 m2
E. 57 m2
Pembahasan :
Jawaban yang benar adalah E.
Panjang mempunyai angka penting sebanyak empat (13,23) dan lebar mempunyai
angka penting sebanyak dua (4,3). Sesuai aturan perkalian angka penting, hasil
perkalian harus mempunyai angka penting sebanyak angka penting paling sedikit,
yakni dua. 13,23 x 4,3 = 56,889. Hasil perkalian ini dibulatkan menjadi 57.
5. Untuk mengukur tebal sebuah buku fisika, digunakan jangka sorong
seperti pada gambar
Tebal buku fisika adalah …
A. 1,18 cm
B. 1,22 cm
C. 1,24 cm
D. 1,35 cm
E. 1,38 cm
Pembahasan
Skala Utama yaitu skala pada rahang tetap yang ditunjuk oleh angka nol skala
pada rahang geser yaitu 1,20 cm, sedangkan skala nonius adalah skala
angka pada rahang geser yang berimpit lurus dengan skala pada rahang tetap
x skala terkecil. ( Pada jangka sorong skala terkecil standar 0,1 mm atau 0,01 cm
sehingga skala nonius yaitu 0,01 cm x 4 = 0,04 cm)MakaSU = 1,20 cmSN = 0,04
cmHP = 1,24 cm2. Pada pengukuran panjang sebuah batang logam pendek
menggunakan jangka sorong dengantampak alat seperti gambar dibawah ini.
Jawaban : C
DAFTAR PUSTAKA
Ismunandar, Budiarti Sri, Zubaedah Siti. Buku Guru Ilmu Pengetahuan Alam.
Jakarta. Politeknik Negeri Media Kreatif
Lasmi, Ni Ketut. 2008. SPM Fisika SMA dan MA. Bandung: Erlangga
Anonim. 2014. Aturan Angka Penting.
http://gurumuda.net/aturan-angka-
penting.htm diakses tanggal 20 september2014
Anonim. 2012. Pengukuran.
http://unitedscience.wordpress.com/ipa-1/bab-i-
pengukuran/ diakses tanggal 20 september 2014