file · Web viewDalam perusahaan yang berproduksi massa, karakteristik produksinya adalah...
Click here to load reader
-
Upload
trinhkhuong -
Category
Documents
-
view
222 -
download
0
Transcript of file · Web viewDalam perusahaan yang berproduksi massa, karakteristik produksinya adalah...
NAMA : AZMI MEILIA ARIANTINIM/KELAS : 5552102690/3GTUGAS : AKUNTANSI BIAYA
HARGA POKOK PROSES PENGANTAR
Dalam bab ini akan diuraikan metode harga pokok proses yang sederhana, yaitu yang diterapkan dalam perusahaan yang mengolah produknya melalui satu departemen produksi dan dalam perusahaan yang mengolah produknya melalui lebih dari satu. Departemen produksi. Disamping itu, dalam bab ini pula diuraikan pengaruh adanya produk yang hilang dalam proses terhadap perhitungan harga pokok produksi persatuan dalam departemen yang bersangkutan.
#Karakteristik Harga Pokok Proses Metode Harga Pokok ProsesMetode pengumpulan biaya produksi ditentukan oleh karakteristik proses produk perusahaan. Dalam perusahaan yang berproduksi massa, karakteristik produksinya adalah sebagai berikut :
1. Produk yang dihasilkan merupakan produk standart2. Produk yang dihasilkan dari bulan kebulan adalah sama.3. Kegiatan produksi dimulai dengan diterbitkannya perintah produksi yang
berisi rencana produksi produk standar untuk jangka waktu tertentu.
Sebagai contoh perusahaan yang berproduksi masa adalah perusahaan semen.
»Perbedaan Metode Harga Pokok Proses dengan Metode Harga Pokok Pesanan.Perbedaan diantara 2 metode pengumpulan biaya produksi tersebut terletak pada :
1. Pengumpulan biaya produksi.Pengumpulan biaya produksi. Metode harga pokok pesanan yang mengumpulkan biaya produksi menurut pesanan, sedangkan metode harga pokok proses mengumpulkan biaya produksi perdepartemen produksi perperiode akuntansi.
2. Perhitungan harga pokok produksi persatuan.Perhitungan harga pokok produksi persatuan. Metode harga pokok pesanan yang menghitung harga pokok produksi persatuan dengan cara membagi total biaya yang dikeluarkan untuk pesanan tertentu dengan jumlah satuan produk yang dihasilkan dalam pesanan yang bersangkutan. Perhitungan dilakukan saat pesanan telah selesai diproduksi. Sedangkan metode harga
NAMA : AZMI MEILIA ARIANTINIM/KELAS : 5552102690/3GTUGAS : AKUNTANSI BIAYA
pokok proses menghitung harga pokok produksi persatuan dengan cara membagi total biaya produksi yang dikeluarkan selama periode tertentu dengan jumlah satuan produksi selama periode yang bersangkutan. Perhitungan dilakukan setiap akhir periode akuntansi.
3. Penggolongan biaya produksi.Penggolongan biaya produksi. Dalam metode ini, biaya produksi harus dipisahkan menjadi biaya produksi langsung dan tidak langsung. Biaya produksi langsung dibebankan kepada produk berdasar biaya yang sesungguhnya terjadi, sedangkan biaya produksi tidak langsung dibebankan kepada produk berdasarkan tarif yang ditentukan dimuka.
4. Unsur biaya yang dikelompokan dalam biaya overhead pabrik.Unsur yang digolongkan dalam biaya overhead pabrik. Dalam metode ini biaya overhead pabrik dibebankan kepada produk atas dasar tarif yang ditentukan dimuka. Dalam metode harga pokok proses, biaya ini terdiri dari biaya produksi selain biaya bahan baku, bahan penolong dan biaya tenaga kerja. Disini biaya overhead pabrik dibebankan kepada biaya produk sebesar biaya yang sesungguhya terjadi selama periode akuntansi tertentu.
# Manfaat Informasi Harga Pokok Produksi
Dalam perusahaan yang berproduksi massa, informasi ini yang dihitung untuk jangka waktu tertentu bermanfaat bagi manajemen untuk :
1. Menentukan harga jual pokokDalam penetapan harga jual produk, biaya produksi perunit merupakan salah satu informasi yangdipertimbangkan disamping informasi biaya lain. Serta informasi non biaya. Kebijakan penetapan harga jual yang didasarkan pada biaya menggunakan formula penetapan harga jual berikut ini :
Taksiran biaya produksi untuk jangka waktu tertentuRp XX
Taksiran biaya non produksi untuk jangka waktu tertentu Rp XX +
Taksiran total biaya untuk jangka waktu tertentu Rp XX
Jumlah produk yang dihasilkan untuk jangka waktu tertentu XX :
Taksiran harga pokok produk persatuanRP XX
NAMA : AZMI MEILIA ARIANTINIM/KELAS : 5552102690/3GTUGAS : AKUNTANSI BIAYA
Laba perunit produk yang diinginkan XX +
Taksiran harga jual perunit yang dibebankan pada pembeli Rp XX
Untuk menaksir biaya produksi yang akan dikeluarkan dalam memproduksi produk dalam jangka waktu tertentu perlu dihitung unsure-unsure biaya berikut ini :
Taksiran biaya bahan bakuRp XX
Taksiran biaya tenaga kerja langsung XX
Taksiran biaya overhead pabrik XX +
Taksiran biaya produksi Rp XX
2. Memantau realisasi biaya produksi. Akuntasi biaya digunakan untuk mengumpulkan informasi biaya produksi yang dikeluarkan dalam jangka waktu tertentu. Untuk memantau apakah proses produksi mengkonsumsi total biaya produksi sesuai dengan yang diperhitungkan sebelumnya. Perhitungan biaya produksi sesungguhnya yang dikeluarkan untuk jangka waktu tertentu dilakukan dengan formula berikut ini :Biaya produksi sesungguhnya bulan….Biaya bahan baku sesungguhnya
Rp XXBiaya tenaga kerja sesungguhnya
Rp XXBiaya overhead pabrik sesungguhnya
Rp XX +Total biaya produksi sesungguhnya bulan…
Rp XX
3. Menghitung laba atau rugi bruto periode tertentu.Informasi laba atau rugi bruto periodik diperlukan untuk mengetahui kontribusi produk dalam menutup biaya non produksi dan menghasilkan laba atau rugi. Laba atau rugi bruto tiap periode dihitung sebagai berikut :
NAMA : AZMI MEILIA ARIANTINIM/KELAS : 5552102690/3GTUGAS : AKUNTANSI BIAYA
Hasil Penjualan (harga jual persatuan x volume produk yang dijual)
Rp XXPersediaan produk jadi awal Rp XXPersediaan produk dalam proses awal Rp XX
Biaya produksi :Biaya bahan baku sesungguhnya Rp XXBiaya tenaga kerja langsung sesungguhnya Rp XXBiaya overhead pabrik sesungguhnya Rp XX +Total Biaya produksi Rp XX +
XXPersediaan produk dalam proses akhir XX -Harga produk produksi Rp XX +Harga pokok produk yang tersedia untuk dijual
Rp XXPersediaan produk jadi akhir Rp XX -Harga pokok produk yang dijual
Rp XXLaba bruto Rp XX
4. Menentukan harga pokok persediaan produk jadi dan produk dalam proses yang disajikan dalam neraca.Berdasarkan catatan biaya produksi tiap priode tersebut manajemen dapat menentukan biaya produksi yang melekat pada produk jadi yang belum laku dijual pada tanggal neraca. Biaya produksi yang melekat pada produk jadi yang belum laku dijual pada tanggal neraca disajikan dalam neraca sebagai harga pokok persediaan produk jadi. Disamping itu biaya produksi yang melekat pada produk yang pada tanggal neraca masih dalam proses pengerjaan, dapat ditentukan oleh
NAMA : AZMI MEILIA ARIANTINIM/KELAS : 5552102690/3GTUGAS : AKUNTANSI BIAYA
manajemen. Dan biaya produksi yang melekat pada produk yang pada tanggal neraca masih dalam proses pengerjaan disajikan dalam neraca sebagai harga pokok persediaan produk dalam proses.
Metode harga pokok proses-tanpa memperhitungkan persediaan produk dalam proses awal.
Untuk gambaran awal dalam metode ini akan disajikan contoh penggunaan harga pokok proses yang belum memperhitungkan dampak adanya persediaan produk dalam proses awal. Variasi itu akan diuraikan dalam bab ini yaitu :a. Metode harga pokok proses yang diterapkan dalam perusahaan
yang produknya diolah hanya melalui satu departemen produksi.b. Metode harga pokok proses yang diterapkan dalam perusahaan
yang produknya diolah melalui lebih dari satu departemen produksi.c. Pengaruh terjadinya produk yang hilang dalam proses terhadap
perhitungan harga pokok produksi persatuan, dengan anggapan :- Produk hilang pada awal proses- Produk hilang pada akhir proses
Metode Harga Pokok Proses – Produk Diolah Melalui Satu Departemen Produksi
Contoh 1.
PT Risa Rimendi mengolah produknya secara massa melalui satu departemen produksi. Jumlah biaya yang dikeluarkan selama bulan Januari 19x1 disajikan dalam gambar 3.1
Biaya bahan bakuBiaya bahan penolongBiaya tenaga kerjaBiaya overhead pabrik
Rp 5.000.000Rp 7.500.000Rp 11.250.000Rp 16.125.000
Total biaya produksi Rp 39.875.000Jumlah produk yang dihasilkan selama bulan tersebut adalah :Produk jadiProduk dalam proses pada akhir bulan, dengan tingkat penyelesaian sebagai berikut: Biaya bahan baku : 100 %;biaya bahan penolong 100 %, biaya tenaga kerja 50 %; biaya overhead pabrik 30 %.
2.000 kg
500 kg
Data produksi PT Risa Rimendi Bulan Januari 19x1
NAMA : AZMI MEILIA ARIANTINIM/KELAS : 5552102690/3GTUGAS : AKUNTANSI BIAYA
Masuk ke dalam proses: 2.500 kgProduk jadi : 2000 kgProduk dalam proses akhir 500 kg
Perhitungan Harga Pokok Produksi Persatuan
Unsure biaya produksi
Total biaya Unit ekuivalensi Biaya produksi per satuan
(1) (2) (3) (2);(3)Bahan bakuBahan penolongTenaga kerjaOverhead pabrik
Rp 5.000.000Rp 7.500.000Rp 11.250.000Rp 16.125.000
39.875.000
2.5002.5002.2502.150
Rp 2.0003.0005.0007.500
17.500
Perhitungan Harga Pokok Produk Jadi dan Persediaan Produk dalam Proses
Harga pokok produk jadi : 2.000 x Rp 17.500 Rp 35.000.000Harga pokok persediaan produk dalam prosesBiaya bahan baku : 100 % x 500 x Rp 2.000 = Rp 1.000.000Biaya bahan penolong 100 % x 500 x Rp 3.000= Rp 1.500.000Biaya tenaga kerja 50 % x 500 x Rp 5.000= Rp 1.250.000Biaya overhead pabrik 30 % x 500 x rp 7.500= Rp 1.125.000
Rp 4.875.000
Jumlah biaya produksi bulan januari 19x1 Rp 39.875.000
Jurnal pencatatan biaya produksi
jurnal untuk mencatat biaya bahan baku ;
Barang dalam proses- biaya bahan baku Rp 5.000.000
Persediaan bahan baku Rp 5.000.000
Jurnal untuk mencatat biaya bahan penolong
Barang dalam proses- biaya bahan penolong Rp 7.500.000
Persediaan bahan penolong Rp 7.500.000
NAMA : AZMI MEILIA ARIANTINIM/KELAS : 5552102690/3GTUGAS : AKUNTANSI BIAYA
Jurnal untuk mencatat biaya tenaga kerja
Barang dalam proses- biaya tenaga kerja Rp 11.250.000
Gaji dan upah Rp 11.250.000
JurnaL untuk mencatat biaya overhead pabrik
Barang dalam proses- biaya overhead pabrik Rp 16.125.000
Berbagai rekening yang dikredit Rp 16.125.000
Jurnal untuk mencatat harga pokok produk jadi yang ditransfer ke gudang
Persediaan produk jadi Rp 35.000.000
Barang dalam proses- biaya bahan baku Rp 4.000.000
Barang dalam proses- biaya bahan penolong Rp 6.000.000
Barang dalam proses-biaya tenaga kerja Rp 10.000.000
Barang dalam proses- biaya overhead pabrik Rp 15.000.000
Jurnal mencatat harga pokok persediaan produk dalam proses yang belum selesai dioleh pada akhir bulan januari 19 x1
Persediaan produk dalam proses Rp 4.875.000
Barang dalam proses – biaya bahan baku Rp 1.000.000
Barang dalam proses – biaya bahan penolong Rp 1.500.000
Barang dalam proses- Biaya tenaga kerja Rp 1.250.000
Barang dalam proses – biaya overhead pabrik Rp 1.125.000
NAMA : AZMI MEILIA ARIANTINIM/KELAS : 5552102690/3GTUGAS : AKUNTANSI BIAYA
# Metode harga Pokok Pproses –Produk Diolah Melalui Lebih Dari Satu Departemen ProduksiPerhitungan biaya produksi per satuan produk yang dihasilkan oleh departemen setelah departemen pertama adalah merupakan perhitungan yang bersifat kumulatif. Karena produk yang dihasilkan oleh departemen setelah departemen pertama telah merupakan produk jadi dari departemen sebelumnya, yang membawa biaya produksi dari departemen produksi sebelumnyua tersebut, maka harga pokok produk yang dihasilkan oleh departemen setelah departemen pertama terdiri dari:
a. biaya produksi yang dibawa dari departemen sebelumnyab. biaya produksi yang ditambahkan dalam departemen setelah departemen
pertama
Contoh2:
PT eliona sari memiliki 2 departemen produksi untk menghasilkna produknya : Departemen A dan Departemen B. Data produksi dan biaya produksi ke dua departemen tersebut untuk bulan Januari 19 x1 disajikan dalam gambar berikut :
Data produksi Bulan Januari 19x1
Departemen A
Departemen B
Produk yang dimasukkan dalam proses 35.000 kgProduk selesai yang ditransfer ke Departemen B 30.000 kgProduk selesai yang ditransfer ke gudang 24.000 kgProduk dalam proses akhir bulan 5.000 kg 6.000 kgBiaya yang dikeluarkan bulan Januari 19x1Biaya bahan bakuBiaya tenaga kerjaBiaya overhead pabrik
Rp 70.000Rp 155.000Rp 248.000
Rp 0Rp 270.000Rp 405.000
Tingkat penyelesaian produk dalam produk proses akhirBiaya bahan bakuBiaya konversi
100%20% 50%
» Perhitungan Harga Pokok Departemen A
Perhitungan Harga Pokok Produksi Persatuan Departemen A
Unsur biaya Total biaya Unit Biaya produksi
NAMA : AZMI MEILIA ARIANTINIM/KELAS : 5552102690/3GTUGAS : AKUNTANSI BIAYA
produksi ekuivalensi per kg
Bahan bakuTenaga kerjaOverbead pabrik
Rp 70.000155.000248.000
35.00031.00031.000
Rp 258
Total Rp 173.000 Rp 15
Perhitungan Harga Pokok Produk Jadi dan Persediaan Produk dalam Proses Departemen A
Harga pokok produk jadi : 30.000 x Rp 15 Rp 450.000Harga pokok persediaan produk dalam prosesBiaya bahan baku : 100 % x 5.000 x Rp 2 = Rp 10.000Biaya tenaga kerja 20 % x 5.000 x Rp 5 = Rp5.000Biaya overhead pabrik 20 % x 5.000 x Rp 8= Rp 8.000
Rp 23.000Jumlah biaya produksi Departemen A bulan januari 19x1 Rp 473.000
Jurnal pencatatan biaya produksi departemen A
Jurnal untuk mencatat biaya bahan baku :
Barang dalam proses-biaya bahan baku departemen A Rp 70.000
Persediaan bahan baku Rp 70.000
Jurnal untuk mencatat biaya tenaga kerja :
Barang dalam proses- biaya tenaga kerja departemen A Rp 155.000
Gaji dan upah Rp 155.000
Jurnal untuk mencatat biaya overhead pabrik departemen A
Barang dalam proses- biaya overhead pabrik departemen A Rp 248.000
Berbagai rekening yang di kredit Rp 248.000
NAMA : AZMI MEILIA ARIANTINIM/KELAS : 5552102690/3GTUGAS : AKUNTANSI BIAYA
Jurnal untuk mencatat harga pokok produk jadi yang ditransfer oleh departemen A ke departemen B:
Barang dalam proses – biaya bahan baku departemen B Rp 450.000
Barang dalam proses- biaya bahan baku departemen A Rp 60.000
Barang dalam proses-biaya tenaga kerja departemen A Rp 150.000
Barang dalam proses-biaya overhead pabrik departemen A Rp 240.000
Jurnal untuk mencatat harga pokok persediaan produk dalam proses yang belum selesai diolah dalam department A pada akhir bulan januari 19x1
Persediaan produk dalam proses-departemen A Rp 23.000
Barang dalam proses- biaya bahan baku departemen A Rp 10.000
Barang dalam proses-biaya tenaga kerja departemen A Rp 5.000
Barang dalam proses-biaya overhead pabrik departemen A Rp 8.000
»Perhitungan Harga Pokok produksi Departemen B
Perhitungan harga pokok produksi per satuan departemen B
Unsur biaya produksi
Total biaya Unit ekuivalensi
Biaya produksi per kg
Tenaga kerjaOverbead pabrik
270.000405.000
27.00027.000
1015
Total Rp 675.000 Rp 25
Perhitungan harga pokok produk jadi dan persediaan produk dalam proses departemen B
Harga pokok produk selesai yang di transfer departemen B ke gudangHarga pokok dari departemen A : 24.000 x Rp 15Biaya yang ditambahkan oleh departemen B : 24.000x Rp 25
Rp 360.000600.000
NAMA : AZMI MEILIA ARIANTINIM/KELAS : 5552102690/3GTUGAS : AKUNTANSI BIAYA
Total harga pokok produk jadi yang ditransfer ke gudang 24.000 x Rp 40
960.000
Harga pokok persediaan produk dalam proses akhirHarga pokok dari departemen A : 6.000 x Rp 15Biaya yang ditambahkan oleh departemen B:Biaya tenaga kerja 50 % x 6.000 x Rp 10 = Rp30.000Biaya overhead pabrik 50 % x 6.000 x Rp 15= Rp 45.000
90.000
Rp 75.000Total harga pokok persediaan produk dalam proses departemen B
165.000
Jumlah biaya produksi kumulatif Departemen B bulan januari 19x1
Rp 1.125.000
Jurnal pencatatan biaya produksi departemen B
Jurnal untuk mencatat penerimaan produk dari departemen A: :
Barang dalam proses – biaya bahan baku departemen B Rp 450.000
Barang dalam proses- biaya bahan baku departemen A Rp 60.000
Barang dalam proses-biaya tenaga kerja departemen A Rp 150.000
Barang dalam proses-biaya overhead pabrik departemen A Rp 240.000
Jurnal untuk mencatat biaya tenaga kerja :
Barang dalam proses- biaya tenaga kerja departemen B Rp 270.000
Gaji dan upah Rp 270.000
Jurnal untuk mencatat biaya overhead pabrik departemen B
Barang dalam proses- biaya overhead pabrik departemen B Rp 405.000
Berbagai rekening yang di kredit Rp 405.000
Jurnal untuk mencatat harga pokok produk jadi yang ditransfer oleh departemen B ke gudang
Persediaan produk jadi Rp 960.000
NAMA : AZMI MEILIA ARIANTINIM/KELAS : 5552102690/3GTUGAS : AKUNTANSI BIAYA
Barang dalam proses- biaya bahan baku departemen B Rp 360.000
Barang dalam proses-biaya tenaga kerja departemen B Rp 240.000
Barang dalam proses-biaya overhead pabrik departemen B Rp 360.000
Jurnal untuk mencatat harga pokok persediaan produk dalam proses yang belum selesai diolah dalam department A pada akhir bulan januari 19x1
Persediaan produk dalam proses-departemen B Rp 165.000
Barang dalam proses- biaya bahan baku departemen B Rp 90.000
Barang dalam proses-biaya tenaga kerja departemen B Rp 30.000
Barang dalam proses-biaya overhead pabrik departemen B Rp 45.000
# PENGARUH TERJADINYA PRODUK YANG HILANG DALAM PROSES TERHADAP PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUK PER SATUANPengaruh terjadinya produk yang hilang pada awal proses terhadap perhitungan harga pokok produksi per satuan
Contoh3:
PT eliona sari memiliki 2 departemen produksi untk menghasilkna produknya : Departemen A dan Departemen B. Data produksi dan biaya produksi ke dua departemen tersebut untuk bulan Januari 19 x1 disajikan dalam gambar berikut :
Data produksi Bulan Januari 19x1
Departemen A
Departemen B
Produk yang dimasukkan dalam proses 1.000 kgProduk selesai yang ditransfer ke Departemen B 700 kgProduk selesai yang ditransfer ke gudang 400 kg
NAMA : AZMI MEILIA ARIANTINIM/KELAS : 5552102690/3GTUGAS : AKUNTANSI BIAYA
Produk dalam proses akhir bulan, dengan tingkat penyelesaian sebagai berikut :Biaya bahan baku & penolong 100 % biaya konversi 40 %Biaya bahan penolong 60 %, biaya konversi 50 %
200 kg100 kg
Produk yang hilang pada awal proses 100 kg 200 kg
Biaya produksi Bulan Januari 19 x1
Departemen A Departemen B
Biaya bahan baku Rp 22.500 Rp -Biaya bahan penolong 26.100 16.100Biaya tenaga kerja 35.100 22.500Biaya overhead pabrik 45.800 24.750
Perhitungan biaya produksi per unit departemen A bulan januari 19 x1
Jenis biaya Jumlah produk yang dihasilkan oleh departemn A ( unit ekuivalensi)
Biaya produksi Departemen A
Biaya per kg produk yang dihasilkan oleh departemen A
Biaya bahan baku
700 kg + 100 % x 200 kg = 900 kg
Rp 22.500 Rp 25
Biaya bahan penolong
700 kg + 100 % x 200 kg = 900 kg
26.100 29
Biaya tenaga kerja
700 + 40%x200kg=780kg 35.100 45
Biaya overhead pabrik
700 + 40%x200kg=780kg 46.800 60
Rp 130.500 Rp 159
Perhitungan biaya produksi Departemen A bulan Januari 19x1
Harga pokok produk selesai yang ditransfer ke Departemen B : 700 x Rp 159
Rp 111.300
Harga pokok persediaan produk dalam proses akhir bulan ( 200 Kg)
Biaya bahan baku 200 kg x 100 % x Rp 25 = 5.000
NAMA : AZMI MEILIA ARIANTINIM/KELAS : 5552102690/3GTUGAS : AKUNTANSI BIAYA
Biaya bahan penolong 200 kg x 100 % x Rp 29 = 5.800Biaya tenaga kerja 200 kg x 40 %x Rp 45= 3.600Biaya overhead pabrik 200 kg x 40 %x Rp 60= 4.800
Rp 19.200
Jumlah biaya produksi Departemen A Rp 130.500
»Produk yang hilang pada awal proses di Departemen setelah departemen pertama
Perhitungan penyesuaian harga pokok per unit dari departemen A
Harga pokok produksi per satuan produk yang berasal dari departemen ARp 111.300 : 700
Rp 159,00
Harga pokok produksi per satuan produk yang berasal dari departemen A setelah adanya produk yang hilang dalam proses di Departemen B sebanyak 200 kg adalah Rp 111.300 : ( 700 kg-200 kg)
Rp 222.60
Penyesuaian harga pokok produksi per satuan produk yang berasal dari Departemen A
Rp 63.60
Perhitungan biaya produksi per unit Departemen B bulan januari 19 x1
Jenis biaya Jumlah produk yang dihasilkan oleh departemen B ( unit ekuivalensi)
Jumlah biaya produksi yang ditambahkan di departemen B
Biaya per kg yang ditambahkan Departemen B
Biaya bahan penolong
400 kg + 60 % x 100 kg = 460 kg
Rp 16.100 Rp 35
Biaya tenaga kerja
400 kg + 50 %x 100 kg = 450 kg
Rp 22.500 Rp 50
Biaya overhead pabrik
400 kg + 50 %x 100 kg = 450 kg
Rp 24.750 Rp 55
Rp 63.350 Rp 140
NAMA : AZMI MEILIA ARIANTINIM/KELAS : 5552102690/3GTUGAS : AKUNTANSI BIAYA
Perhitungan biaya produksi departemen B bulan Januari 19x1
Harga pokok produk selesai yang ditransfer ke gudang 400 kg @ Rp 362.60
Rp 145.040
Harga pokok persediaan produk dalam proses akhir bulan ( 100 kg):Harga pokok dari departemen A : 100 kg x Rp 222.6= Rp 22.260Biaya bahan penolong : 100 kg x 60 % x Rp 35 = 2.100Biaya tenaga kerja : 100 kg x 50 % x Rp 50 = 2.500Biaya overhead pabrik : 100 kg x 50 %x Rp 55 =2.750
Rp 29.610
Jumlah kumulatif dalam departemen B Rp 174.650
»Pengaruh terjadinya produk yang hilang pada akhir proses terhadap perhitungan harga pokok produksi per satuan
Contoh:
PT eliona sari memiliki 2 departemen produksi untk menghasilkna produknya : Departemen A dan Departemen B. Data produksi dan biaya produksi ke dua departemen tersebut untuk bulan Januari 19 x1 disajikan dalam gambar berikut :
Data produksi Bulan Januari 19x1
Departemen A
Departemen B
Produk yang dimasukkan dalam proses 1.000 kgProduk selesai yang ditransfer ke Departemen B 700 kgProduk selesai yang ditransfer ke gudang 400 kgProduk dalam proses akhir bulan, dengan tingkat penyelesaian sebagai berikut :Biaya bahan baku & penolong 100 % biaya konversi 40 %Biaya bahan penolong 60 %, biaya konversi 50 %
200 kg100 kg
Produk yang hilang pada akhir proses 100 kg 200 kg
Biaya produksi Bulan Januari 19 x1
Departemen A Departemen B
Biaya bahan baku Rp 22.500 Rp -Biaya bahan penolong 26.100 16.100Biaya tenaga kerja 35.100 22.500Biaya overhead pabrik 45.800 24.750
NAMA : AZMI MEILIA ARIANTINIM/KELAS : 5552102690/3GTUGAS : AKUNTANSI BIAYA
Perhitungan biaya produksi per unit departemen A bulan januari 19 x1
Jenis biaya Jumlah produk yang dihasilkan oleh departemn A ( unit ekuivalensi)
Biaya produksi Departemen A
Biaya per kg produk yang dihasilkan oleh departemen A
Biaya bahan baku
700 kg + 100 % x 200 kg + 100 kg= 1000 kg
Rp 22.500 Rp 22.5
Biaya bahan penolong
700 kg + 100 % x 200 kg+ 100 kg = 1000 kg
26.100 26.10
Biaya tenaga kerja
700 + 40%x200kg + 100 kg = 880kg
35.100 39.89
Biaya overhead pabrik
700 + 40%x200kg+ 100 kg = 880kg
46.800 53.18
Rp 130.500
Rp141.67
Perhitungan biaya produksi Departemen A bulan Januari 19x1
Harga pokok produk selesai yang ditransfer ke Departemen B : 700 x Rp 141.67
Rp 99.169
Penyesuaian harga pokok produk selesai karena adanya produk yang hilang pada akhir proses 100 xRp 141,67
14.167,00
Harga pokok produk selesai yang ditransfer ke departemen B setelah disesuaikan : 700 x Rp 161,91
113.334,40
Harga pokok persediaan produk dalam proses akhir bulan ( 200 Kg)
Biaya bahan baku 200 kg x 100 % x Rp 22.5 = 4.500Biaya bahan penolong 200 kg x 100 % x Rp 26.1 = 5.220Biaya tenaga kerja 200 kg x 40 %x Rp 39.89= 3.191,2Biaya overhead pabrik 200 kg x 40 %x Rp 53.18= 4.254,4
Rp 17.165.60
Jumlah biaya produksi Departemen A Rp 130.500,00
NAMA : AZMI MEILIA ARIANTINIM/KELAS : 5552102690/3GTUGAS : AKUNTANSI BIAYA
»Produk yang hilang pada akhir proses di departemen produksi setelah departemen produksi pertama
Perhitungan biaya produksi per unit Departemen B bulan januari 19 x1
Jenis biaya Jumlah produk yang dihasilkan oleh departemen B ( unit ekuivalensi)
Jumlah biaya produksi yang ditambahkan di departemen B
Biaya per kg yang ditambahkan di Departemen B
Biaya bahan penolong
400 kg + 60 % x 100 kg + 200 kg = 660 kg
Rp 16.100 Rp 24.39
Biaya tenaga kerja
400 kg + 50 % x 100 kg + 200 kg = 650 kg
Rp 22.500 Rp 34.62
Biaya overhead pabrik
400 kg + 50 % x 100 kg + 200 kg = 650 kg
Rp 24.750 Rp 38.08
Rp 63.350 Rp 97.09
Perhitungan biaya produksi Departemen B bulan Januari 19x1
Harga pokok produk selesai yang ditransfer ke Departemen B : 400 x Rp 161.91
Rp 64.764,00
Biaya yang ditambahkan departemen B 400 x Rp 97.09 38.836,00Harga pokok produk yang hilang pada akhir proses : 200 kg ( Rp 161.91+Rp 97.09
51.800,00
Harga pokok produk selesai yang ditransfer ke departemen B setelah disesuaikan : 400 x Rp 388.5
155.400,00
Harga pokok persediaan produk dalam proses akhir bulan ( 100 Kg)
Harga pokok dari departemen A : 100 kg x Rp 161.91 = Rp 16.191,00Biaya bahan penolong 100 kg x 60 % x Rp 24.39 = 1.463.3Biaya tenaga kerja 100 kg x 50 %x Rp 34.62= 1.731Biaya overhead pabrik 100 kg x 50 %x Rp 38.08= 1.904
Rp 21.289.40
Jumlah biaya produksi Departemen B Rp 176.689.40