file · Web viewBerdasarkan intruksi dari Ibu Kartimi untuk melakukan observasi pada...

21
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Berdasarkan intruksi dari Ibu Kartimi untuk melakukan observasi pada salah satu pabrik pembuatan batik, kami mengunjungi pabrik trusmi di daerah Plered. Batik merupakan warisan kebudayaan dari Indonesia. Di Indonesia terdapat banyak sekali macam batik seperti batik tulis,batik cap,batik printing,dan lain-lain. Batik juga memiliki motif yang beragam. Di Indonesia disetiap daerah menciptakan berbagai motif yang berbeda antar daerah,seperti motif batik Solo, motif batik Yogyakarta (keraton), motif batik pekalongan,motif batik Jawa Tengah, motif batik Jawa Timur,dan lain-lain. Proses pembuatan batik memerlukan tahapan-tahapan yang tidak mudah,apalagi ketika pembuatan batik tulis. Dimulai dari bahan mori hingga proses ngelorod perlu waktu yang lama dan tahapan-tahapan yang tidak mudah. Oleh karenanya,kami sebagai penulis tertarik untuk membahas proses pembuatan batik dengan tujuan menambah wawasan para pembaca mengenai batik yang juga merupakan kebudayaan milik Indonesia dan juga menambah wawasan tentang unsur kimia apa saja yang terdapat dalam batik. Zaman sekarang batik sudah mulai berkembang tidak dipakai di keraton saja atau dipakai oleh bangsawan saja. Namun rakyat biasapun sudah tidak canggung lagi untuk memakainya.Batik tidak hanya dibuat untuk berbagai hiasan atau pernak-pernik

Transcript of file · Web viewBerdasarkan intruksi dari Ibu Kartimi untuk melakukan observasi pada...

Page 1: file · Web viewBerdasarkan intruksi dari Ibu Kartimi untuk melakukan observasi pada salah satu pabrik pembuatan batik, kami mengunjungi pabrik trusmi di daerah Plered

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Berdasarkan intruksi dari Ibu Kartimi untuk melakukan observasi pada salah satu

pabrik pembuatan batik, kami mengunjungi pabrik trusmi di daerah Plered. Batik merupakan

warisan kebudayaan dari Indonesia. Di Indonesia terdapat banyak sekali macam batik seperti

batik tulis,batik cap,batik printing,dan lain-lain.

Batik juga memiliki motif yang beragam. Di Indonesia disetiap daerah menciptakan

berbagai motif yang berbeda antar daerah,seperti motif batik Solo, motif batik Yogyakarta

(keraton), motif batik pekalongan,motif batik Jawa Tengah, motif batik Jawa Timur,dan lain-

lain.

Proses pembuatan batik memerlukan tahapan-tahapan yang tidak mudah,apalagi ketika

pembuatan batik tulis. Dimulai dari bahan mori hingga proses ngelorod perlu waktu yang

lama dan tahapan-tahapan yang tidak mudah. Oleh karenanya,kami sebagai penulis tertarik

untuk membahas proses pembuatan batik dengan tujuan menambah wawasan para pembaca

mengenai batik yang juga merupakan kebudayaan milik Indonesia dan juga menambah

wawasan tentang unsur kimia apa saja yang terdapat dalam batik.

Zaman sekarang batik sudah mulai berkembang tidak dipakai di keraton saja atau

dipakai oleh bangsawan saja. Namun rakyat biasapun sudah tidak canggung lagi untuk

memakainya.Batik tidak hanya dibuat untuk berbagai hiasan atau pernak-pernik

lainnya,seperti tas, topi, dompet, dan lain sebagainya. Pabrik batik Trusmi merupakan salah

satu yang sudah terkenal di Cirebon.

1.2 Rumusan masalah

1. Apa saja unsur kimia yang terdapat dalam batik ?

2. Bagaimana hasil observasi pembuatan batik ?

3. Bagaimana keterkaitan antara kimia dengan proses pembuatan batik ?

Page 2: file · Web viewBerdasarkan intruksi dari Ibu Kartimi untuk melakukan observasi pada salah satu pabrik pembuatan batik, kami mengunjungi pabrik trusmi di daerah Plered

1.3 Tujuan

1. Agar kita mengetahui unsur kimia apa saja yang terdapat dalam batik

2. Agar kita mengetahui proses pembuatan batik

3. Agar kita mengetahui keterkaitan antara kimia dengan proses pembuatan batik

Page 3: file · Web viewBerdasarkan intruksi dari Ibu Kartimi untuk melakukan observasi pada salah satu pabrik pembuatan batik, kami mengunjungi pabrik trusmi di daerah Plered

BAB III

TEORI KIMIA

3.1 Unsur kimia yang terdapat dalam batik

1. Soda Api (NaOH)

Sodium hidroksida tersedia dalam bentuk serpihan-serpihan (konsentrat 100%) atau

dalam bentuk cair dengan konsentrasi yang bermacam-macam.

Penggunaan dalam industri Batik

Fiksasi pewarna-pewarna reaktif

Pewarnaan dengan Indigo dan Naftol

Untuk mengontrol nilai pH

Proses pengelantangan dengan hidrogen peroksida

2. Sodium Nitrit (NaNO₂)

Sodium nitrit adalah bubuk kristal putih kekuning-kuningan yang dapat dilarutkan

dalam air. Senyawanya adalah agen oksidasi yang kuat.

Penggunaan dalam industri Batik

Sebagai unsur oksidasi untuk pembentukan pewarna tangki (vat dye) Leuco menjadi

bentuk yang tidak dapat dilarutkan (fiksasi)

3. Asam Klorida (HCl)

HCl adalah cairan kekuning-kuningan dengan aroma kuat yang menusuk; bersifat

sangat korosif.

Penggunaan dalam industri Batik

Sebagai unsur saponifikasi bagi zat warna Indigosol

4. Hidrogen Peroksida (H₂O₂)

Hidrogen peroksida berbentuk cairan jernih. Zat ini memiliki sifat oksidasi yang kuat

dan merupakan agen pengelantangan yang hebat. Hidrogen peroksida juga mudah

terbakar.

Penggunaan dalam industri Batik:

Untuk pengelantangan oksidatif pada katun

Page 4: file · Web viewBerdasarkan intruksi dari Ibu Kartimi untuk melakukan observasi pada salah satu pabrik pembuatan batik, kami mengunjungi pabrik trusmi di daerah Plered

Oksidasi pewarnaan dengan Indigo dan pewarna tangki (vat dyes)

5. Sodium Ditionit (Na₂S₂O₄)

Sodium ditionit (juga dikenal dengan sodium hidrosulfit) adalah bubuk kristal putih

dengan aroma belerang. Senyawa ini adalah garam yang larut dalam air, dan dapat

digunakan sebagai agen pereduksi dalam bentuk larutan encer.

Penggunaan dalam industri Batik:

Untuk pengelantangan reduktif pada katun

Reduksi pewarna tangki (vat dyes) dan Indigo ke dalam bentuk yang dapat larut

dalam air

6. Sodium Karbonat (Na₂CO₃)

Sodium karbonat adalah bubuk kristal putih yang dikenal juga sebagai abu soda.

Penggunaan dalam industri Batik:

Untuk menyesuaikan pH pada kolam pewarna

Memperbaiki kemurnian pada pewarna dalam proses pewarnaan

7. Sodium Silikat (Na2SiO3)

Sodium silikat (water glass), upas, sangat kental, adalah a senyawa alkali yang kuat.

Penggunaan dalam industri Batik:

Digunakan sebagai bahan pengikat untuk zat-zat pewarna reaktif

Sebagai stabilisator dalam proses pengelantangan dengan peroksida

Page 5: file · Web viewBerdasarkan intruksi dari Ibu Kartimi untuk melakukan observasi pada salah satu pabrik pembuatan batik, kami mengunjungi pabrik trusmi di daerah Plered

BAB III

HASIL OBSERVASI

Pada observasi kali ini yang pertama dilakukan adalah dengan melakukan

wawancara terhadap pegawai pembuatan batik yang berada di Kec. Plered Kab.Cirebon.

dengan bertanya tentang alat dan bahan membuat batik serta proses pembuatan batik.

3.1 Alat dan bahan

Perlengkapan membatik tidak banyak mengalami perubahan. Dilihat dari

peralatan dan cara mengerjakannya, membatik dapat digolongkan sebagai suatu kerja

yang bersifat tradisional. Dianataranya yaitu :

1. Gawangan

Gawangan adalah perkakas untuk menyangkutkan dan membentangkan mori

sewaktu dibatik. Gawangan terbuat dari kayu atau bambu. Gawangan harus dibuat

sedemikian rupa hingga kuat, ringan, dan mudah dipindah-pindah.

2. Kompor

Kompor adalah alat untuk membuat api. Kompor yang biasa digunakan adalah

kompor berbahan bakar minyak. Namun terkadang kompor ini bisa diganti dengan

kompor gas kecil, anglo yang menggunakan arang, dan lain-lain. Kompor ini

berfungsi sebagai perapian dan pemanas bahan-bahan yang digunakan untuk

membatik.

3. Taplak

Taplak adalah kain untuk menutup paha si pembatik agar tidak terkena tetesan

malam panas sewaktu canting ditiup atau waktu membatik.

4. Mori

Page 6: file · Web viewBerdasarkan intruksi dari Ibu Kartimi untuk melakukan observasi pada salah satu pabrik pembuatan batik, kami mengunjungi pabrik trusmi di daerah Plered

Mori adalah bahan baku batik yang terbuat dari katun. Kualitas mori bermacam-

macam dan jenisnya sangat menentukan baik buruknya kain batik yang

dihasilkan. Mori yang dibutuhkan disesuaikan dengan panjang pendeknya kain

yang diinginkan.

Tidak ada ukuran pasti dari panjang kain mori karena biasanya kain tersebut

diukur secara tradisional. Ukuran tradisional tersebut dinamakan kacu. Kacu

adalah sapu tangan, biasanya berbentuk bujur sangkar.

Jadi, yang disebut sekacu adalah ukuran persegi mori, diambil dari ukuran lebar

mori tersebut. Oleh karena itu, panjang sekacu dari suatu jenis mori akan berbeda

dengan panjang sekacu dari mori jenis lain.

Namun di masa kini, ukuran tersebut jarang digunakan. Orang lebih mudah

menggunakan ukuran meter persegi untuk menentukan panjang dan lebar kain

mori. Ukuran ini sudah berlaku secara nasional dan akhirnya memudahkan

konsumen saat membeli kain batik. Cara ini dapat mengurangi kesalahpahaman

dan digunakan untuk menyamakan persepsi di dalam sistem perdagangan.

5. Canting

Canting adalah alat yang dipakai untuk memindahkan atau mengambil cairan,

terbuat dari tembaga dan bambu sebagai pegangannya. Canting ini dipakai untuk

menuliskan pola batik dengan cairan malam. Saat ini, canting perlahan

menggunakan bahan teflon.

6. Malam

Malam (lilin) adalah bahan yang dipergunakan untuk membatik. Sebenarnya

malam tidak habis (hilang) karena pada akhirnya malam akan diambil kembali

pada proses mbabar, proses pengerjaan dari membatik sampai batikan menjadi

kain. Malam yang dipergunakan untuk membatik berbeda dengan malam (lilin)

biasa. Malam untuk membatik bersifat cepat diserap kain, tetapi dapat dengan

mudah lepas ketika proses pelorodan.

Page 7: file · Web viewBerdasarkan intruksi dari Ibu Kartimi untuk melakukan observasi pada salah satu pabrik pembuatan batik, kami mengunjungi pabrik trusmi di daerah Plered

7. Dhingklik (Tempat Duduk)

Dhingklik (tempat duduk) adalah tempat untuk duduk pembatik. Biasanya terbuat

dari bambu, kayu, plastik, atau besi. Saat ini, tempat duduk dapat dengan mudah

dibeli di toko-toko.

8. Wajan

Berupa wajan kecil untuk mencairkan malam atau lilin. Wajan ini bisa terbuat dari

tembaga atau tanah liat.

9. Bak pencelupan

Untuk mencuci batik (menghilangkan malam)

10. Cap

Untuk penge-cap-an batik

11. Pewarna

Untuk mewarnai batik

3.2 Cara Membatik

Kain mori diletakkan di atas meja datar yang telah dilapisi dengan bahan yang empuk

Malam direbus hingga mencair dan dijaga agar suhu cairan malam ini tetap dalam

kondisi 60 s/d 70 derajat Celcius

Cap lalu dimasukkan kedalam cairan malam tadi (kurang lebih yang tercelup cairan

malam adalah 2 cm bagian bawah  cap )

 Cap kemudian di-cap-kan (di-stempel-kan) dengan tekanan yang cukup di atas kain

mori yang telah disiapkan tadi.

Page 8: file · Web viewBerdasarkan intruksi dari Ibu Kartimi untuk melakukan observasi pada salah satu pabrik pembuatan batik, kami mengunjungi pabrik trusmi di daerah Plered

Cairan malam akan meresap ke dalam pori-pori kain mori hingga tembus ke sisi lain

permukaan kain mori. 

Setelah proses penge-cap-an selesai , kain mori selanjutnya akan akan masuk ke

proses pewarnaan, dengan cara mencelupkan kain mori ini ke dalam tangki yang

berisi warna yang sudah dipilih. 

Kain mori yang permukaannya telah diresapi oleh cairan malam, tidak akan terkena

dalam proses pewarnaan ini.

Setelah proses pewarnaan, proses berikutnya adalah penghilangan berkas motif cairan

malam melalui proses penggodogan atau ngelorot. 

sehingga akan nampak 2 warna, yaitu warna dasar asli kain mori yang tadi tertutup

malam, dan warna setelah proses pewarnaan tadi.

Jika akan diberikan kombinasi pewarnaan lagi, maka harus dimulai lagi dari proses

penge-cap-an cairan malam - pewarnaan - penggodogan lagi.Sehingga diperlukan

proses berulang untuk setiap warna.

Hal yang menarik dari batik cap adalah pada proses perkawinan warna, karena

permukaan kain mori yang telah diwarna sebelumnya akan diwarna lagi pada proses

pewarnaan berikutnya, sehingga perlu keahlian khusus dalam proses pemilihan &

perkawinan warna.

Proses terakhir dari pembuatan batik cap adalah proses pembersihan dan pencerahan

warna dengan soda.

Selanjutnya dikeringkan dan disetrika. 

Page 9: file · Web viewBerdasarkan intruksi dari Ibu Kartimi untuk melakukan observasi pada salah satu pabrik pembuatan batik, kami mengunjungi pabrik trusmi di daerah Plered

BAB IV

KETERKAITAN KIMIA DENGAN PROSES PEMBUATAN BATIK

4.1 Alkana

Alkana merupakan hidrokarbon jenuh yang paling sederhana karena memiliki ikatan

tunggalsenyawa alkana atau parafin memiliki rumus umum CnH2n+2

4.1.1 Tata nama alkana

Tata nama alkana mengikuti tata nama IUPAC

a. Semua nama alkana mempunyai akhiran “ana”

b. Jika rantai karbon tidak bercabang maka

1. Nama alkana bergantung dari jumlah atom C

2. Jika rantai karbon terdiri dari 4 atom Clebih maka nama alkana diberi awalan n-

(normal

c. Jika rantai karbon bercabang maka:

1. Tentukan rantai induk, yaitu rantai karbon terpanjang. Beri nomor pada rantai

induk sehingga cabang memiliki nomor sekecil mungkin

2. Rantai induk diberi nama alkana disesuaikan dengan jumlah atom C dalam rantai

induk tersebut

3. Cabang merupakan gugus alkil dan diberi nama sesuai jumlah atom C dalam

cabang tersebut.

4.1.2 Sifat-sifat fisis alkana

Page 10: file · Web viewBerdasarkan intruksi dari Ibu Kartimi untuk melakukan observasi pada salah satu pabrik pembuatan batik, kami mengunjungi pabrik trusmi di daerah Plered

4.1.3 Kegunaan

alkana

Secara umum

alkana sebagai bahan

bakar dan bahan

baku dalam industri petrokimia

a. Metana digunakan untuk bahan baku pembuatan zat kimia seperti H2 dan NH3

b. Propana digunakan sebagai komponen utama gas elpiji

c. Butana digunakan sebagai bahan baku karet sintesis

d. Oktana digunakan untuk bahan bakar kendaraan bermotor atau bensin

4.2 Sol

Nama

rumus

molekul

titik leleh 0C

titik didih 0C

fase pada

250C

Metana CH4  -182,5  -161,5 Gas

Etana C2H6  -183,2  -88,6 Gas

Propana C3H8  -187,7  -42,1 Gas

Butana C4H10  -138,3  -0,5 Gas

Pentana C5H12  -129,7  36,1 Cair

Heksana C6H14  -95,3  68,6 Cair

Heptana C7H16  -90,6  98,4 Cair

Oktana C8H18  -56,8  125,7 Cair

Nonana C9H20  -53,6  150,8 Cair

Dekana C10H22  -29,7  174,0 Cair

undekana C11H24  -25,6  195,8 Cair

dodekana C12H26  -9,6  216,3 Cair

tridekana C13H28  -5,4  235,4 Cair

tetradekana C14H30 -5,9   253,5 Cair

oktadekana C18H38  -28,2  316,1 Padat

Page 11: file · Web viewBerdasarkan intruksi dari Ibu Kartimi untuk melakukan observasi pada salah satu pabrik pembuatan batik, kami mengunjungi pabrik trusmi di daerah Plered

Sol adalah koloid dari partikel padat yang terdispersi dalam dalam zat cair.contohnya

sol sabun, sol detergen dan lain-lain.

4.3 Koloid liofil dan liofob

koloid yang memiliki medium terdispersi cair dibedakan menjadi dua yaitu liofil dan liofob.

Suatu koloid disebut liofil apabila terdapat gaya tarik menarik yang cukup besar. Sebaliknya

liofob adalah suatu koloid yang gaya tarik menariknya tidak ada atau sangat lemah.

4.4 Kenaikan titik didih

Larutan dari zat-zat yang sukar menguap mempunyai titik didih lebih tinggi dari pada

pelarutnya dan memiliki rumus

∆ Tb=Kb x m atau ∆ Tb=Kb x aMr x

1000P jika larutan merupakan elektrolit rumusnya

adalah ∆ Tb=Kb .m .i

Dengan keterangan:

∆ Tb=¿kenaikan titik didih

Kb = tetapan kenaikan titik didih molal

a = massa zat terlarut

Mr= massa molekulrelatif

P= massa zat pelarut

i= faktor Van’t Hoff (1+(n-1)α )

α= derajat ionisasi

n= jumlah koefisien

Page 12: file · Web viewBerdasarkan intruksi dari Ibu Kartimi untuk melakukan observasi pada salah satu pabrik pembuatan batik, kami mengunjungi pabrik trusmi di daerah Plered

Limbah cair bersumber dari pabrik yang biasanya banyak menggunakan air dalam

sistem prosesnya. Di samping itu ada pula bahan baku mengandung air sehingga dalam

proses pengolahannya air harus dibuang. Air terikut dalam proses pengolahan kemudian

dibuang misalnya ketika dipergunakan untuk pencuci suatu bahan sebelum diproses lanjut.

Air ditambah bahan kimia tertentu kemudian di-proses dan setelah itu dibuang,Semua

jenis perlakuan ini mengakibatkan buangan air. Pada beberapa pabrik tertentu, misalnya

pabrik pengolahan kawat, seng, besi baja – sebagian besar air dipergunakan untuk

pendinginan mesin ataupun dapur pengecoran. Air ini dipompa dari sumbernya lalu

dilewatkan pada bagian-bagian yang membutuhkan pendinginan, kemudian dibuang.

Oleh sebab itu pada saluran pabrik terlihat air mengalir dalam volume yang cukup

besar. Air ketel akan dibuang pada waktu-waktu tertentu setelah melalui pemeriksaan

laboratorium, sebab air ini tidak memenuhi syarat lagi sebagai air ketel dan karenanya harus

dibuang. Bersamaan dengan itu dibutuhkan pula sejumlah air untuk mencuci bagian dalam

ketel Air pencuci ini juga harus dibuang.

Pencucian lantai pabrik setiap hari untuk beberapa pabrik tertentu membutuhkan air

dalam jumlah banyak. Pabrik pengalengan ikan membutuhkan air pencuci dalam jumlah yang

relatif harus banyak, Jumlah air terus menerus diperlukan mencuci peralatan, lantai dan

lainlain,Karat perlu dicuci sebelum masuk pencincangan dan pada saat dicincang air terus-

menerus mengalir untuk menghilangkan pasir abu yang terbawa.

Air dari pabrik membawa sejumlah padatan dan partikel baik yang larut maupun

mengendap. Bahan ini ada yangkasar dan halus. Kerap kali air dari pabrik berwarna keruh

dan temperaturnya tinggi. Air yang mengandung senyawa kimia beracun dan berbahaya

mempunyai sifat tersendiri. Air limbah yang telah tercemar memberikan 577 ciri yang dapat

diidentifikasi secara visual dapat diketahui dari kekeruhan, warna air, rasa, bau yang

ditimbulkan dan indikasi lainnya.

Sedangkan identifikasi secara laboratorium, ditandai dengan perubahan sifat kimia air

di mana air telah mengandung bahan kimia yang beracun dan berbahaya dalam konsentrasi

yang melebihi batas dianjurkan. Jenis industri menghasilkan limbah cair di antaranya adalah

industri-industri pulp dan rayon, pengolahan crumb rubber, minyak kelapa sawit, baja dan

besi, minyak goreng, kertas, tekstil, kaustiksoda, elektro plating, plywood, tepung tapioka,

pengalengan, pencelupan dan pewarnaan, daging dan lain-lain.

Page 13: file · Web viewBerdasarkan intruksi dari Ibu Kartimi untuk melakukan observasi pada salah satu pabrik pembuatan batik, kami mengunjungi pabrik trusmi di daerah Plered

Jumlah limbah yang dikeluarkan masing-masing industri ini tergantung pada banyak

produksi yang dihasilkan, serta jenis produksi. Industri pulp dan rayon menghasilkan limbah

air sebanyak 30 m3 setiap ton pulp yang diproduksi. Untuk industri ikan dan makanan laut

limbah air berkisar antara 79 m3 sampai dengan 500 m3 per hari; industri pengolahan crumb

rubber limbah air antara 100 m3 s/d 2000 m3 per hari, industri pengolahan kelapa sawit

mempunyai limbah air: rata-rata 120 m3 per hari skala menengah.

4.5 Pewarna

4.5.1 Batik Sogan

Warna yang dihasilkan batik sogan adalah warna krem dan putih dengan corak

berwarna hitam, sedangkan untuk isen-isen berwarna coklat.

Proses Pewarnaan

1. Batik dengan motif yang diberi isen-isen.

2. Pemberian warna hitam dengan menggunakan zat kimia BO sebagai warna pertama

dan garam biru yang ditambahkan dengan hitam.

3. Penghilangan isen-isen yang akan diberi warna coklat dengan caramenggonakan

cairan kustik yang dibilas dengan air sampai terlihat warna dasar kain putih.

4. Penutupan warna dengan lilin.

5. Pemberian wanna coklat dengan menggunakan zat kimia SLB sebagai warna pertama

dan biru BB, GG, dan merah B sebagai warna kedua.

6. Pelorodan atau perebus butik.

7. Penjemuran batik.

4.5.2 Babarmas

Warna babarmas sering digunakan untuk batik keratonan karena warna ini bercorak

klasik. Babarmas mempunyai tiga unsure warna, krem sebagai dasarnya, hitam dan

coklat sebagai coraknya.

Proses pewarnaan :

1. Batik dengan motif yang sudah diberi isen-isen dan tembokan.

2. Pemberian warna hitam dengan obat apthul, dan BO yang dicampur dengan garam

biru dan hitam.

3. Pelorodan atau perebusan batik.

Page 14: file · Web viewBerdasarkan intruksi dari Ibu Kartimi untuk melakukan observasi pada salah satu pabrik pembuatan batik, kami mengunjungi pabrik trusmi di daerah Plered

4. Penutupan ise yang akan diberi warna putih

5. Pemberian warna coklat dengan pencampuran warna SLB dan biru BB.

6. Pelorodan atau perebusan batik.

7. Penjemuran batik

4.5.3 Biron

Warna biron diambil dari warna biru yang menjadi warna utama batik ini. Teknik

pewarnaan biron paling sederhana disbanding dengan teknik lainnya karena hanya

menggunakan satu kali proses pelorodan dan menghasilkan satu warna.

Proses pewarnaan :

1. Batik dengan motif yang sudah diberi isen-isen.

2. Pemberian warna obat naphtol, obat AS yang dicampur dengan kostik dan air panas

yang berfungsi sebagai pembangkit warna, serta zat kimia biru BB sabagai campuran

warnanya .

3. Pelorodan.

4. Penjemuran batik.

4.5.4 Bangbiru

Istilah ini diambil dari warna batik yang dominan warna merah atau abang dan biru.

Proses pewarnaan:

1. Batik dengan motif yang sudah diberi isen-isen dan tembokan.

2. Pemberian warna merah, dengan campuran zat kimia BO dan BS yang dicampur

dengan merah B dan R sebagai obat kedua.

3. Pelorodan atau perebusan batik.

4. Penetupan warna merah dan warna yang akan direncanakan berwarna putih atau

dikenal dengan poses ngabangi.

5. Pemberian warna biru dengan zat kimia AS dan biru BB.

6. Pelorodan.

7. Penjemuran batik.

Page 15: file · Web viewBerdasarkan intruksi dari Ibu Kartimi untuk melakukan observasi pada salah satu pabrik pembuatan batik, kami mengunjungi pabrik trusmi di daerah Plered

BABA V

PENUTUP

5.1 Simpulan

5.2 Saran

Page 16: file · Web viewBerdasarkan intruksi dari Ibu Kartimi untuk melakukan observasi pada salah satu pabrik pembuatan batik, kami mengunjungi pabrik trusmi di daerah Plered

DAFTAR PUSTAKA

Referensi

http://banyugroup.blogspot.com/2012/10/makalah-proses-pembuatan-batik_16.html