DMHP Pengaruh Faktor Luar Terhadap Pertumbuhan

download DMHP Pengaruh Faktor Luar Terhadap Pertumbuhan

of 6

Transcript of DMHP Pengaruh Faktor Luar Terhadap Pertumbuhan

  • 8/12/2019 DMHP Pengaruh Faktor Luar Terhadap Pertumbuhan

    1/6

    Pengaruh Faktor Luar TerhadapPertumbuhan Mikrobia

    13 Rabu Feb 2013

    Posted by anitamuina in Laporan Praktikum Mikrobiologi

    Tinggalkan komentar

    Pertumbuhan mikroba pada umumnya sangat tergantung dan dipengaruhi oleh faktor lingkungan,

    perubahan faktor lingkungan dapat mengakibatkan perubahan sifat morfologi dan fisiologi. Halini dikarenakan, mikroba selain menyediakan nutrient yang sesuai untuk kultivasinya, jugadiperlukan faktor lingkungan yang memungkinkan pertumbuhan mikroba secara optimum.Mikroba tidak hanya bervariasi dalam persyaratan nutrisinya, tetapi menunjukkan respon yangmenunjukkan respon yang berbeda-beda. Untuk berhasilnya kultivasi berbagai tipe mikrobadiperlukan suatu kombinasi nutrient serta faktor lingkungan yang sesuai (Pelczar & Chan, 1986).

    Kehidupan bakteri tidak hanya dipengaruhi oleh faktor-faktor lingkungan, akan tetapi jugamempengaruhi keadaan lingkungan. Bakteri dapat mengubah pH dari medium tempat ia hidup,

    perubahan ini disebut perubahan secara kimia. Adapun faktor-faktor lingkungan dapat dibagiatas faktor-faktor biotik dan faktor-faktor abiotik. Di mana, faktor-faktor biotik terdiri atas

    makhluk-makhluk hidup, yaitu mencakup adanya asosiasi atau kehidupan bersama antaramikroorganisme, dapat dalam bentuk simbiose, sinergisme, antibiose dan sintropisme.Sedangkan faktor-faktor abiotik terdiri atas faktor fisika (misal: suhu, atmosfer gas, pH, tekananosmotik, kelembaban, sinar gelombang dan pengeringan) serta faktor kimia (misal: adanyasenyawa toksik atau senyawa kimia lainnya (Hadioetomo, 1993).

    Salah satu faktor lingkungan yang berpengaruh adalah suhu atau temperatur. Mikrobia memiliki batas toleransi masing-masing terhadap suhu. Efek dari suhu yang ekstrim pada mikrobia adalahenzim menjadi inaktif dan kemungkinan hal yang sama terjadi pada beberapa struktur selllainnya. Tetapi pada kondisi optimumnya mikrobia akan memiliki produktivitas yang optimal.Ada 3 jenis mikrobia berdasarkan kisaran suhunya yaitu, psikrofilik dengan suhu minimum 5-

    0o

    C, optimum 5-15o

    C, dan maksimum15-20o

    C, mikrobia mesofilik dengan suhu minimum10-20oC, optimum 20-40 oC, maksimum 40-45 oC, dan mikrobia termofilik dengan suhu minimum25-45 oC, optimim 45-60 oC, maksimum 60-50 oC (Moat, 1979).

    Logam juga sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan mikrobia. Hal ini karena logammempunyai daya oligodinamik yaitu daya bunuh logam pada kadar yang sangat rendah. Daya initimbul karena logam dapat mempresipitasikan enzim-enzim atau protein esensial dalam sel.Logam berat yang umum dipakai adalah Hg, Ag, As, Zn, dan Cu (Dee, 2010).

    http://anitamuina.wordpress.com/2013/02/13/pengaruh-faktor-luar-terhadap-pertumbuhan-mikrobia-2/http://anitamuina.wordpress.com/2013/02/13/pengaruh-faktor-luar-terhadap-pertumbuhan-mikrobia-2/http://anitamuina.wordpress.com/2013/02/13/pengaruh-faktor-luar-terhadap-pertumbuhan-mikrobia-2/http://anitamuina.wordpress.com/2013/02/13/pengaruh-faktor-luar-terhadap-pertumbuhan-mikrobia-2/http://anitamuina.wordpress.com/author/anitamuina/http://anitamuina.wordpress.com/author/anitamuina/http://anitamuina.wordpress.com/author/anitamuina/http://anitamuina.wordpress.com/category/laporan-praktikum-mikrobiologi/http://anitamuina.wordpress.com/category/laporan-praktikum-mikrobiologi/http://anitamuina.wordpress.com/category/laporan-praktikum-mikrobiologi/http://anitamuina.wordpress.com/2013/02/13/pengaruh-faktor-luar-terhadap-pertumbuhan-mikrobia-2/#respondhttp://anitamuina.wordpress.com/2013/02/13/pengaruh-faktor-luar-terhadap-pertumbuhan-mikrobia-2/#respondhttp://anitamuina.wordpress.com/2013/02/13/pengaruh-faktor-luar-terhadap-pertumbuhan-mikrobia-2/#respondhttp://anitamuina.wordpress.com/2013/02/13/pengaruh-faktor-luar-terhadap-pertumbuhan-mikrobia-2/#respondhttp://anitamuina.wordpress.com/category/laporan-praktikum-mikrobiologi/http://anitamuina.wordpress.com/author/anitamuina/http://anitamuina.wordpress.com/2013/02/13/pengaruh-faktor-luar-terhadap-pertumbuhan-mikrobia-2/http://anitamuina.wordpress.com/2013/02/13/pengaruh-faktor-luar-terhadap-pertumbuhan-mikrobia-2/
  • 8/12/2019 DMHP Pengaruh Faktor Luar Terhadap Pertumbuhan

    2/6

  • 8/12/2019 DMHP Pengaruh Faktor Luar Terhadap Pertumbuhan

    3/6

    Ket + : sedikit ; ++ : sedang ; +++ : banyak ; ++++ : pertumbuhan sangat lebat

    Tabel 2. Hasil Pengaruh Antibiotik ( ampicilin )

    Bakteri Diameter zona hambat Luas zonahambat

    Parameter zonahambat

    Eschericia coli 1,9 1,5 0,02% Bacillus subtilis 1,2 0,243 -

    Ket : di sekitar antibiotiknya masih tumbuh sedikit mikrobia

    Tabel 3. Hasil Pengaruh Logam Cu

    Bakteri Diameter zona hambat Luas zonahambat

    Parameter zonahambat

    Eschericia coli 1,13 3,5 0,017% Bacillus subtilis 2,1 3,462 5,445%

    Tabel 4. Hasil Pengaruh Desinfektan (HgCl)

    Bakteri Diameter zona hambat Luas zonahambat Parameter zonahambat Eschericia coli 2,3 2,09 0,033% Bacillus subtilis 9 63,585 100%

    Tabel 5. Hasil Pengaruh Desinfektan (HNO 3)

    Bakteri Diameter zona hambat Luas zonahambat

    Parameter zonahambat

    Eschericia coli 2,6 2,5 0,049% Bacillus subtilis 9 63,585 100%

    Tabel 6. Hasil Pengaruh Desinfektan (Merkurokrom)

  • 8/12/2019 DMHP Pengaruh Faktor Luar Terhadap Pertumbuhan

    4/6

    Bakteri Diameter zona hambat Luas zonahambat

    Parameter zonahambat

    Eschericia coli 3 4,15 0,06% Bacillus subtilis 9 63,585 100%

    Tabel 7. Hasil Pengaruh Desinfektan (Iodin)

    Bakteri Diameter zona hambat Luas zonahambat

    Parameter zonahambat

    Eschericia coli 1,6 0,63 0,01% Bacillus subtilis 9 63,585 100%

    Tabel 8. Hasil Pengaruh Desinfektan (Alkohol)

    Bakteri Diameter zona hambat Luas zonahambat

    Parameter zonahambat

    Eschericia coli - - - Bacillus subtilis 9 63,585 100%

    Pada praktikum ini dilakukan pengamatan pengaruh faktor luar terhadap pertumbuhan bakteri Eschericia coli dan Bacillius subtillis . Faktor luar yang pertama adalah suhu. Pada temperatur

    5C E. coli tumbuh sedang (++) sedangkan B. subtillis tumbuh hanya sedikit saja (+). Hal ini

    berarti suhu ini masih dalam kisaran hidup E. coli dan B. subtillis karena masih dapat melakukanaktivitas dan kedua bakteri ini termasuk jenis bakteri psikrofilik. Pada suhu 25 oC pertumbuhankedua bakteri ini tumbuh dengan subur / banyak (+++), maka kedua bakteri ini termasuk dalam

    bakteri mesofilik karena temperaturnya berada pada suhu diantara 20-45 oC. Pada suhu 35 oC,kedua bakteri ini tumbuh dengan sangat lebat (++++) dan masih termasuk jenis bakterimesofilik. Pada suhu 55 oC, tidak ada pertumbuhan pada E. coli dan B. subtillis karena kedua

    bakteri ini tidak dapat hidup pada suhu yang lebih dari suhu optimumnya. Pada suhu palingtinggi aktivitas metabolisme akan meningkat dengan drastis sehingga dapat menyebabkandenaturasi karena proses enzim yang berlebihan sedangkan pada suhu paling rendahmetabolisme akan terhambat karena enzim akan menjadi inaktif.

    Antibiotik merupakan substansi kimia yang diproduksi oleh berbagai spesies mikroorganisme(bakteri, fungi, aktinomisetes), mampu menekan pertumbuhan mikroba lain dan mungkinmematikan mikroba. Ampicilin merupakan penisilin semisintetis ketiga, yang efektif terhadap

    banyak bakteri gram negatif contohnya Escherichia coli disamping spesies-spesies gram positifseperti Bacillus subtilis . Ampicilin yang punya bersifat sangat bakterisidal dan tidak beracun,tetapi tidak terhadap penisilinase, serta tidak stabil pada pH asam. Pengaruh antibiotik ampicillin

    pada percobaan ini didapat daya hambat pada bakteri E. coli 0,02% sedangkan pada B. subtilis tidak dihasilkan daya hambat. Antibiotik akan menghambat kerja enzim pada bakteri, sehingga

  • 8/12/2019 DMHP Pengaruh Faktor Luar Terhadap Pertumbuhan

    5/6

    metabolisme bakteri terhenti dan bakteri mati. Dari hasil percobaan dapat dilihat bahwaampisilin tidak begitu efektif untuk menghambat pertumbuhan bakeri E. coli dan B. subtilis .

    Daya oligodinamik adalah daya bunuh logam dalam kadar yang terendah terhadap mikrobia. .Pada percoban ini hasil perhitungan daya hambat logam terhadap E. coli adalah 0,017% dan B.

    subtilis daya hambatnya 5,445%. Daya oligodinamik Cu terhadap B.subtilis lebih besardibanding alumunium terhadap E. coli . Hal ini berarti E. coli memiliki ketahanan yang lebihtinggi terhadap logam dibandingkan dengan B.subtilis . Jumlah logam Cu yang diperlukan untukmenghambat pertumbuhan bakteri ini sangat kecil jumlahnya. Dalam satu keping logam, yangefisien untuk daya penghambatan pertumbuhan bakteri hanya bagian pinggirnya saja, sedang

    bagian tengah tidak. Mekanisme kerja daya oligodinamik yaitu menghambat kerja enzim-enzimdengan gugus sulfidril dan mendenaturasikan protein. Bakteri mati karena sel tidak dapatmelangsungkan proses metabolisme secara biokimiawi karena tidak ada protein yang dapat

    bekerja dengan baik sesuai fungsinya serta enzim-enzim terhambat kerjanya.

    Desinfektan merupakan bahan kimia yang menyebabkan desinfeksi, yaitu proses untuk

    membunuh atau menghambat pertumbuhan mikroorganisme terutama yang bersifat patogen.Desinfektan membunuh bakteri dengan tidak merusaknya sama sekali, tetapi zat-zat kimiaseperti basa dan asam organik menyebabkan hancurnya bakteri. Daya hambat desinfektandiketahui dengan membandingkan luas zona penghambatan dengan luas petridish. Semakin luaszona hambat, maka desinfektan semakin baik. Pengaruh desinfektan terhadap pertumbuhan

    bakteri dapat dilihat dengan menghitung luas zona hambat dan % penghambat yang terbentuksetelah cawan petri diinkubasikan.

    Desinfektan yang diujikan pada praktikum ini adalah HgCl 2, HNO 3, merkurokrom, iodin danalkohol 70%. HgCl 2 bekerja sebagai desinfektan dengan cara mendenaturasikan protein danmenghambat kerja enzim-enzim yang memiliki gugus sulfidril. Dari hasil percobaan pada E.

    coli , didapat diameter zona hambat 2,3 cm, luas zona hambatnya 3,5 cm2

    , dan % penghambatnyasebesar 0,033 %. Pada bakteri B. subtilis didapat diameter zona hambat 9 cm, luas zona jernihnya 63,585 cm 2, dan % penghambatnya sebesar 100 %. Hasil membuktikan bahwadesinfektan HgCl 2 lebih efektif untuk membunuh bakteri B. subtilis daripada E. coli.

    Pada penggunaan larutan HNO 3, diameter zona hambat E. coli adalah 2,6 cm dengan luas zonahambat 2,5 cm 2 dan % zona hambat 0,49 %. Sedangkan pada B. subtilis didapat diameter zonahambat 9 cm, luas zona jernihnya 63,585 cm 2, dan % penghambatnya sebesar 100 %. Hal inimenunjukkan bahwa HNO 3 lebih efektif membunuh B. subtilis daripada E. coli .

    Merkurokrom adalah salah satu bahan kimia yang terdapat di dalam betadine dan merupakansenyawa kimia derivat dari HgCl

    2 dan memiliki mekanisme yang sama dengan HgCl

    2dalam

    membunuh bakteri. Dari hasil percobaan pada E. coli , didapat diameter zona hambat 3 cm, luaszona hambatnya 4,15 cm 2, dan % penghambatnya sebesar 0,06 %. Pada bakteri B. subtilis didapat diameter zona hambat 9 cm, luas zona jernihnya 63,585 cm 2, dan % penghambatnyasebesar 100 %. Hasil membuktikan bahwa desinfektan merkurokrom juga lebih efektif untukmembunuh bakteri B. subtilis daripada E. coli.

  • 8/12/2019 DMHP Pengaruh Faktor Luar Terhadap Pertumbuhan

    6/6

    Iodin merupakan desinfektan yang dapat berfungsi sebagai antiseptik terhadap jamur dan sporadan untuk mendesinfeksi. Dari hasil percobaan pada E. coli , didapat diameter zona hambat 1,6cm, luas zona hambatnya 0,063 cm 2, dan % penghambatnya sebesar 0,01 %. Pada bakteri B.

    subtilis didapat diameter zona hambat 9 cm, luas zona jernihnya 63,585 cm 2, dan % penghambatnya sebesar 100 %. Hasil membuktikan bahwa desinfektan iodin juga lebih efektif

    untuk membunuh bakteri B. subtilis daripada E. coli.

    Alkohol merupakan senyawa dehidrant sehingga saat bakteri diberi alkohol, air didalam sel akantertarik keluar. Hal ini akan menimbulkan tekanan osmotik yang berbeda dari lingkungan luarsehingga sel akan menjadi lisis. Alkohol menghambat atau membunuh mikroorganisme dengancara mendenaturasi protein pada membran proteinnya. Kemampuan alkohol mendenaturasi

    protein terjadi karena alkohol dapat memutus ikatan hidrogen antar gugus hidroksil. Pelipatan- pelipatan denaturasi protein menyebabkan enzim-enzim dan protein fungsional tidak dapat bekerja, sehingga metabolisme tidak terjadi dan bakteri mati. Dari hasil percobaan pada E. coli ,tidak terjadi desinfeksi pada bakteri sedangkan pada bakteri B. subtilis didapat diameter zonahambat 9 cm, luas zona jernihnya 63,585 cm 2, dan % penghambatnya sebesar 100 %. Hasil

    membuktikan bahwa desinfektan alkohol juga lebih efektif untuk membunuh bakteri B. subtilis daripada E. coli.

    Pada percobaan di atas, pada bakteri E. coli jumlah masing-masing desinfektannya di ambilsebanyak 30 l sedangkan pada B. subtilis sebanyak 50 l. Perbedaan jumlah zona hambat inimempengaruhi jumlah terjadinya desinfeksi. Semakin banyak zona hambat, jumlah desinfeksiakan semakin besar begitupun sebaliknya. B. subtilis menghasilkan jumlah desinfeksi yang lebih

    besar daripada E. coli sehingga dari hasil di atas kelima desinfektan tersebut lebih efektifmembunuh B. subtilis . Deksinfektan yang mempunyai daya bunuh paling besar adalahmerkurokrom dan paling kecil adalah alkohol.

    DAFTAR PUSTAKA Dee. 2010. Pengaruh Faktor Luar. http://deethebiokidz.blogspot.com/ 2 April 2011.Dwidjoseputro, D. 1987. Dasar-Dasar Mikrobiologi . Djambaran. Jakarta.Hadioetomo, R.S. 1993. Teknik dan Prosedur Dasar Laboratorium Mikrobiologi . Gramedia.Jakarta.Moat, A.G. 1979. Microbial Physiology . John Wiley & Sons, Inc. Canada.Pelczar, M.J. dan Chan, E.C.S. 1986. Dasar-Dasar Mikrobiologi . UI-Press. Jakarta.Volk, A.W dan Wheeler, M.F. 1993. Mikrobiologi Dasar jilid 1. Erlangga. Jakarta.

    http://deethebiokidz.blogspot.com/http://deethebiokidz.blogspot.com/http://deethebiokidz.blogspot.com/http://deethebiokidz.blogspot.com/