DM 2

35
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LatarBelakang Berbagai perawatan gigi memerlukan perlekatan restorasi tidak langsung dan berbagai peralatan perawatan ke gigi dengan bantuan semen. Kata merekatkan sering digunakan untuk menjelaskan penggunaan suatu bahan yang bisa dibentuk untuk menutup sebuah celah atau menyemen 2 komponen menjadi satu. Oleh karena itu istilah yang sebenarnya lebih menjelaskan dengan tepat adalah semen. Tersedia sejumlah bahan untuk tujuan sementasi termasuk diantaranya adalah seng fosfat, silikofosfat, polikarboksilat, ionomerkaca, oksida seng eugenol, dan semen berbasis resin. 1.2 Rumusan Masalah 1. Apakah Prinsip Dari sementasi ? 2. Apakah itu Semen Seng Fosfat ? 3. Apakah itu Semen Seng Silikofosfat? 4. Apakah itu Semen Seng Polikarboksilat ? 5. Apakah itu Semen Ionomer kaca? 6. Apakah itu Semen Oksida Seng Eugenol ? 1

Transcript of DM 2

Page 1: DM 2

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LatarBelakang

Berbagai perawatan gigi memerlukan perlekatan restorasi tidak langsung dan berbagai

peralatan perawatan ke gigi dengan bantuan semen. Kata merekatkan sering digunakan untuk

menjelaskan penggunaan suatu bahan yang bisa dibentuk untuk menutup sebuah celah atau

menyemen 2 komponen menjadi satu. Oleh karena itu istilah yang sebenarnya lebih

menjelaskan dengan tepat adalah semen. Tersedia sejumlah bahan untuk tujuan sementasi

termasuk diantaranya adalah seng fosfat, silikofosfat, polikarboksilat, ionomerkaca, oksida

seng eugenol, dan semen berbasis resin.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apakah Prinsip Dari sementasi ?

2. Apakah itu Semen Seng Fosfat ?

3. Apakah itu Semen Seng Silikofosfat?

4. Apakah itu Semen Seng Polikarboksilat ?

5. Apakah itu Semen Ionomer kaca?

6. Apakah itu Semen Oksida Seng Eugenol ?

7. Apakah itu Semen Berbasis Resin ?

8. Apakah itu Peralut dan Disintegrasi Semen In Vivo?

1.3 Tujuan

1. Untuk Mengetahui Apa saja Prinsip dari sementasi

2. Untuk Mengetahui dan Memahami apa itu Semen Seng Fosfat

3. Untuk MengetahuidanMemahamiapaitu Semen SengSilikofosfat

4. UntukMengetahuidanMemahamiapaitu semen sengpolikarboksilat

1

Page 2: DM 2

5. UntukMengetahuidanMemahamiapaitu semen IonomerKaca

6. UntukMengetahuidanMemahamiapaitu semen OksidaSengEugenol

7. UntukMengetahuidanMemahamiapaitu Semen Berbasis resin

8. UntukMengetahuidanMemahamiapaituPelarutdandisintegrasi Semen In Vivo

2

Page 3: DM 2

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Prinsip Dari sementasi

Terdiridaribebebarapembahasan, yaitu :

Karakteristik Antar – muka Abutment – Protesa. Jika dua permukaan yang relatif

datar dipertemukan. Prosedur sementasi prosthesa. putus prosedurnya terdiri atas

menempatkan semen pada permukaan dalam prosthesa dan sedikit meluas ke tepinya,

menempatkan prothesa diatas gigi yang sudah di preparasi, dan membuang kelebihan semen

pada waktu yang tepat. Penempatan Semen. Pasta Semen harus melapisi selurug permukaan

dalam dari mahkota dan sedikit meluas ke bagian tepinya.Memasang Mahkota. Diperlukan

tekkanan yang agak keras dari jari tangan untuk mengeluarkan kelebihan semen dan

mendudukan mahkota atau prothesa pada preparasi gigi.Pembuangan Kelebihan Semen.

Kelebihan semen akan berkumpul disekitar daerah tepi sewaktu mahkota selesai

dipasang.Pembuangannya tergantung pada sifat semen yang digunakan.

2.2 Semen Sengfosfat

Bahanutamadaribubukadalahoksidaseng (90%) danoksida magnesium

(10%).Sifatfisik.Duasifatfisikdari semen yang

relefanuntukretensiprotesatingkatadalahsifatmekanisdandayalarutnya.Sifatbiologi.

Sepertibisadidugadariadanyaasamfosfor, keasaman semen

cukuptinggipadasaatprotesaditempatkanpadagigi.

2.3 Semen SengSilikofosfat

3

Page 4: DM 2

Terdiriatascampurankacasilikat, sejumlahkecilbubukoksidaseng,

danasamfosfor.Indikasiklinismiripdengan semen sengfosfat.

2.4. Semen Seng PoliKarboksilat

Semen Polikarboksilat adalah sistem bubuk-cairan. Cairannya adalah larutan air dari

asam poliakrilat atau polimer dari asam akrilik dengan asam karboksilat lain yang tak jenuh,

misalnya asam itakonik. Konsentrasi asam dapat bervariasi diantara satu semen dengan

semen yang lainnya tetapi biasanya sekitar 40%.

2.5 Semen Ionomer Kaca

Semen ionomer kaca tipe 1 dirancang untuk sementasi hasil pengecoran. Bubuknya

ditumbuk halus dengan ukuran partikel sebesar 15 µm atau kurang. Semen-semen ini juga

tersedia dalm jenis konfensional berupa bubuk dna cairan poli asam, serta jenis penambahan

air untuk pengerasan.

2.6 Semen Oksida Seng-Eugenol

Semen Oksidasi Seng-Eugenol dibagi menjadi dua tipe, yaitu: tipe I dirangcang untuk

sementasi sementara dari restorasi tidak langsung sedangkan tipe II dirancang untuk

kegunaan jangka panjang.

2.7 Semen Berbasis Resin

Komposisi sebagian besar semen berbasis resin yang paling modern mirip dengan

bahan tambal resin komposit (yaitu matrik resin dengan bahan pengisi anorganik yang telah

diproses dengan silane).

2.8 Pelarutan dan Disentegrasi Semen IN VIVO

4

Page 5: DM 2

Sebuah sifat penting dari semen pengikat adalah harus tahan terhadap kelarutan dan

disintergrasi didalam rongga mulut. Kecuali semen resin, semua semen yang telah dibahas

memiliki potensi disintegrasi yang cukup besar didalam cairan mulut.

BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Prinsip Dari Sementasi

Karakteristik Antar – muka Abutment – Protesa. Jika dua permukaan yang relatif

datar dipertemukan, misalnya suatu protesa cekat ditempatkan diatas gigi yang sudah di

preparasi, ada celah mikrosokopik diantara substrat tertentu. Daerah yang tidak berkontak

akan menjadi celah yang terbuka. Celah terbuka ini cukup besar untuk masuknya aliran ludah

dan bakteri. Salah satu tujuan utama dari semen adalah mengisi ruang terbuka sampai penuh.

Kita dapat menutup ruang terbuka ini dengan menempatkan suatu bahan yang lunak,

misalnya elastomer, diantara kedua permukaan lalu ditekan sedemikian rupa, sehingga bahan

lunak ini menyesuaikan bentuknya dengan permukaan yang kasar dan dengan demikian

menutup ruang yang ada. Inilah cara kerja cincin karet atau plastik untuk menutup ruang

sehingga kedap air atau kedap udara, tetapi cara ini tidak dapat dilakukan untuk gigi.

Ancangan terbaru adalah menggunakan teknologi adhesif. Ikatan adhesi melibatkan

penempatan bahan ketiga, sering disebut dengan semen, yang mengalir di permukaan yang

kasar dan mengeras menjadi bentuk padat dalam waktu beberapa menit. Bahan yang telah

memadat ini bukan saja menutup ruangan tetapi juga menahan letak potesa. Bahan yang

digunakan untuk keperluan ini diklasifikasikan sebagai semen type I. Jika baan ketiga ini

tidak cukup cair atau kurang cocok dengan permukaan, akan terbentuk rongga – rongga

disekitar lembah yang dalam dan sempit, dan menggerogoti efektifitas semen.

5

Page 6: DM 2

Prosedur sementasi prosthesa. Agar efektif, semen type I harus cair dan dapat

mengalir membentuk lapisan kontinu setebal 25 mikronmeter atau lebih tipis tanpa terputus –

putus prosedurnya terdiri atas menempatkan semen pada permukaan dalam prosthesa dan

sedikit meluas ke tepinya, menempatkan prothesa diatas gigi yang sudah di preparasi, dan

membuang kelebihan semen pada waktu yang tepat. Contoh sementasi sebuah mahkota

tunggal akan dijelaskan pada bagian berikut.

Penempatan Semen. Pasta Semen harus melapisi selurug permukaan dalam dari

mahkota dan sedikit meluas ke bagian tepinya. Semen harus memenuhi sekitar setengah dari

volume bagian dalam mahkota. Praktisi harus memastikan bahwa aspek oklusal dari preparasi

gigi bebas rongga kosong untuk menjamin tidak adanya udara yang terperangkap di daerah –

daerah penting selama tahap awal dari pemsangan mahkota.

Memasang Mahkota. Diperlukan tekkanan yang agak keras dari jari tangan untuk

mengeluarkan kelebihan semen dan mendudukan mahkota atau prothesa pada preparasi gigi.

Metode lain adalah menggunakan alat getar untuk memungkinkan prothesa dipasang tanpa

tekanan berlebihan. Setelah daerah tepi diperiksa dengan sonde explorel untuk memastikan

tidak adanya bagian yang kosong, pasien dapat diminta untuk menyelesaikan pendudukan

prothesa ini dengan cara menggigit sepotong kayu yang lunak. Pada tahap ini, kelebihan

terakhir semen akan dikeluarkan dari ruang yang ada di prothesa dan gigi. Ketika prothhesa

mencapai kedudukan terakhirnya, ruang untuk mengeluarkan kelebihan semen menjadi lebih

kecil, sehingga pendudukan prothesa menjadi semkin sulit. Beberapa hal yang dapat

mempermudah pendudukan prothesa antara lain, penggunaan semen dengan kekentalan

semen yang rendah, menambah kemiringan preparasi gigi berbentuk kerucut dan mengurangi

ketinggian bagian gigi yang akan ditutupi oleh mahkota, menggetarkan, dan membuat saluran

di bagian oklusal prothesa. Namun, penambahan kemiringan kerucut akan kurang

menguntungkan bagi retensi mahkota. Saluran keluar dibagian oklusal kelak dapat diisi emas

6

Page 7: DM 2

atau sumbat emas tuang. Jika selama penempatan prothesa ke permukaan gigi, permukaan

oklusalnya berkontak dengan dinding aksial dari gigi, dapat terbentuk kantung udara.

Pembuangan Kelebihan Semen. Kelebihan semen akan berkumpul disekitar daerah

tepi sewaktu mahkota selesai dipasang. Pembuangannya tergantung pada sifat semen yang

digunakan. Jika semen mengeras dalam bentuk yang rapuh dan tidak melekat pada

permukaan sekelilingnya, yaitu gigi dan prothesa, maka lebih baik semen dibuang setelah

mengeras. Ini berlaku untuk semen seng fosfat, siliio fosfat dan OSE. Untuk semen ionomer

kaca, polikarboksilat, dan yang berbasis resin, yang berpotensi melekat secara kimia dan fisik

ke permukaan disekelilingnya, cara pembuangannya berbeda – beda. Salah satu metodenya

adalah mengolesi permukaan sekelilingnya dengan media pemisah, misalnya vaselin, yang

dengan demikian menghambat perekatan bahan semen ke permukaan tersebut, dan

membuang semen setelah mengeras. Teknik lainnya adalah membuang kelebihan semen

segera setelah mahkota duduk dengan benar, jadi mencegah semen melekat denga daerah

sekelilingnya.

Kekentalan semen meningkat sewaktu mengeras, dan akhirnya menjadi padat. Usaha

membuang kelebihan semen tepat sebelum berubah menjadi padat akan menimbulkan resiko

yang tidak perlu.

Pasca – Sementasi. Semen berbasisi akan terus mematang dengan berjalannya waktu,

bahkan jauh setelah waktu pengerasan. Jika dibiarkan matang dilingkungan yang terisolasi,

yaitu bebas kontaminasi dari cairan sekitarnya dan bebas dari kehilangan air akibat

penguapan, semen akan mendapat tamabahan kekuatan dan menjadi lebih tahan terhadap

pelarutan. Dianjurkan agar bagian tepi mahkota dilapis dulu dengan vernish atau bahan

bonding lain sebelum pasien dipulangkan.

7

Page 8: DM 2

Mekanisme – Retensi. Prothesa dapat ditahan dengan cara mekanis atau kimia atau

kombinasi keduanya. Kedua permukaan sama – sama kasar dan semen akan mengigi

kekerasan dari kedua permukaan. Untuk situasi tertentu, retensi mekanis saja tidaklah

mencukupi, dan pembasahan yang tidak sempurna juga akan menciptakan rongga – rongga

dipermukaan yang dapat dimasuki oleh cairan mulut. Karena kekukrangan ini ikatan kimia

sebagai sarana retensi merupakan tujuan akhir. Semen berair yang berbasis pada poliakrilat

memang memberikan ikatan kimia melalui penggunaan asam akrilat. Semen – semen

berbasis resin yang menggunakan gugus fungsional tertentu juga membentuk ikatan kimia.

Pengungkitan Prothesa. Prothesa cekat dapat lepas oleh sebab biologi atau fisik atau

kombinasi keduanya. Untuk prothesa yang mudah patah, misalnya mahkota kaca - keramik,

fraktur prothesa juga dapat terjadi karena faktor fisik, termasuk tekanan disalam mulut, cacat

pada permukaan mahkota, dan rongga dilapisan semen. Ada beberapa faktor yang

berpengaruh pada retensi prothesa cekat. Pada umumnya, diperlukan kekuatan yang lebih

besar untuk mengungkit pesawat yang disemen dengan semen – semen yang mempunyai

kekuatan tarik lebih tinggi dibandingkan semen yang berkekuatan semen rendah, termasuk

diantanranya kekuatan kompresi, kekuatan geser dari semen, pertahanan terhadap faraktur,

dan ketebalan lapisan semen.

3.2 Semen Sengfosfat

3.2.1 GambaranUmum

Sengfosfatadalahbahan semen tertua yang terdiriatasbubukdancairan di duabotol yang

terpisah

Komposisidankimiawi.Bahanutamadaribubukadalahoksidaseng (90%) danoksida

magnesium (10%).Bahan-bahandaribubukdiadukbersamapada temperature 1000-1400 C

8

Page 9: DM 2

menjadi cake yang

kemudiaditumbukmenjadibubukhalus.Ukuranpartikelbubukmempengaruhikecepatanpengges

eran.Umumnyasemakinkecilukuranpartikelsemakincepat semen

mengeras.Cairannyamengandungasamfosfor, air, aluminiumfosfat,

dandalambeberapakeadaanmengandungsengfosfat.Ketikabubukdicampurdenganciranasamfos

forberkontakdenganpermukaanpartikeldanmelepaskan ion-ion

sengkedalamcairan.Aluminium yang

sudahmembentukikatandenganasamfosforbereaksidengansengdanmenghasilkan gel

selaluminofosfatpadapermukaanpartikelsisa.

Waktukerjadanpengerasan.Waktukerjaadalahwaktu yang

diukurdariawalpengadukanselamakekentalanadukancukuprendahuntukbisamengalirdibawahte

kanangunamembentuklapisan yang tipis.Disisi lain

waktupengarasanberartipembentukkanmatrikstelahmencapaititikdimanagangguanfisikdariluar

tidakakanmengakibatkanperubahandimensi yang menetap.

Faktor-faktor yang

mempengaruhiwaktukerjadanpengerasan

.Berikutiniadalahbeberapacarauntukmemperpanjangwaktupengerasan:

1. rasiobubuk banding cairan.

Waktukerjadanpengerasandapatditingkatkandenganmengurangirasiobubuk

banding cairan

2. kecepatanpengadukanbubuk. Bubuk yang

secarabertahapdalamjumlahkecildicampurkedalamcairanakanmenambahwaktukerj

adanpengerasandenganmengurangijumlahpanas yang ditimbulkan

9

Page 10: DM 2

3. waktupengadukan. Waktupengadukanakanmenghancurkanmatriks yang

sedangterbentuk.

Pecahnyamatriksberartidibutuhkantambahanwaktuuntukmembangunmatriksinike

mbali.

4. Temperature alas aduk.Metodeini paling

efektifmengendalikanwaktukerjadanpengerasan.

3.2.2 Sifatfisikdanbiologi

Sifatfisik.Duasifatfisikdari semen yang

relefanuntukretensiprotesatingkatadalahsifatmekanisdandayalarutnya.Protesadapatterungkitji

ka semen yang adadibawahnyamendapattekanan yang

lebihbesardaripadakekuatannya.Dayalarut yang tinggidapatmenyebabkanhilangnya semen

yang dibutuhkanuntukretensidanmenciptakandaerahretensiuntukplak.

Sifatbiologi.Sepertibisadidugadariadanyaasamfosfor, keasaman semen

cukuptinggipadasaatprotesaditempatkanpadagigi.Duamenitsetelahawalpengadukan, pH

semen sengfosfatberkisardua.Kemudian pH menaikdengancepattetapimasihsekitar 5,5pada

jam ke 24. Jikadigunakanadukan yang encer, pH akanlebihrendah,

dantetaprendahuntukjangkawaktu yang lama.

3.2.3 Manipulasi

1.

dianjurkanpenggunaanjumlahmaksimaldaribubukuntukmeminimalkandayalarutdanmemaksi

malkankekuatan

10

Page 11: DM 2

2. sebaiknyadigunakan alas aduk yang dingin

3. pengadukandiawalidenganpenambahansejumlahkecilbubuk.

4. tuanganharussegeradipasangjikamungkindengangerakangetar,

sebelumterjadipembentukkanmatriks

5. kelebihan semen dapatdibuangsetelahmengeras

3.3 Semen SengSilikofosfat

Terdiriatascampurankacasilikat, sejumlahkecilbubukoksidaseng,

danasamfosfor.Indikasiklinismiripdengan semen

sengfosfat.Kekuatannyalebihunggulsementaraperbedaanutamanyaadalah semen ZSP

lebihtranslusendanmelepaskanfloridakarnamengandungkacasilikat. Penggunaan semen

inisudahberkurangkarenapraktisitelahmempunyaipilihanlain yang lebihsetestis, misalnya

resin dan semen ionomerkaca.

3.4. Semen Seng PoliKarboksilat

3.4.1 Gambaran umum

Semen Polikarboksilat adalah sistem bubuk-cairan. Cairannya adalah larutan air dari

asam poliakrilat atau polimer dari asam akrilik dengan asam karboksilat lain yang tak jenuh,

misalnya asam itakonik. Konsentrasi asam dapat bervariasi diantara satu semen dengan

semen yang lainnya tetapi biasanya sekitar 40%.

11

Page 12: DM 2

Komposisi dan prosedur pembuatan bubuknya mirip dengan seng posfat. Bubuknya

mengandung oksida seng dengan sejumlah oksida magnesium. Oksida stanium dapat

menggantikan oksida magnesium. Oksida-oksida lain, misalnya bismuth dan alumunium juga

dapat ditambahkan. Bubuk juga dapat mengandung sejumlah kecil stannous flouridayang

mengubah waktu pengerasan dan memperbaiki sifat manipulasi .

Reaksi pengerasan dari semen ini melibatkan pelarutan permukaan partikel oleh asam

yang kemudian melepaskan ion-ion seng, magnesium, dan timah yang menyatu ke rantai

polimer melalui gugus karboksil. Ion-ion ini bereaksi dengan gugus karboksil dari rantai

poliasam yang ada didekatnya sehingga terbentuk garam ikatan silang kerika semen

mengeras. Semen yang mengers terdiri atas matriks gel tanpa bentuk didalam mana tersebar

partikel-partikel yang tidak bereaksi. Gambar struktur mikronnya mirip dengan semen seng

pospat.

Ikatan dengan Struktur Gigi. Seperti yang dinyatakan sebelumnya, sifat yang

menonjol dari semen polikarboksilat adalah bahwa semen ini terikat secara kimiawi denga

struktur gigi. Mekanisme belum dimengerti sepenuhnya, tetapi mungkin mirip engan reaksi

pengerasan.

3.4.2 Sifat umum

Ketebalan lapisan. Ketika semen karboksilat diaduk pada rasio bubuk : cairan yang

benar, adonnya lebih kental dari pada adukan seng pospat. Namun, adukan polikarboksilat

diklasifikasikan sebagai pseudoplastik, dan mengalami pengenceran jika kecepatan

pemolsesannya ditingkatkan. Secara klinik ini berarti bahwa tindakan pengandukan dan

penempatan dengan geteran akan mengurangi kekentalan semen, dan prosedur ini

menghasilkan lapisan dengan ketebalan 25micrometer atau kurang.

12

Page 13: DM 2

Waktu kerja dan pengerasan. Waktu kerja untuk semen polikarboksilat jauh lebih

pendek dari semen seng pospat, yaitu sekitar 2,5menit dibandingkan 5menit untuk seng

pospat. Penurunan temperature reaksi dapat meningkatkan waktu kerja yang diperlukan untuk

sementasi jembatan cekat. Sayangnya temperatur alas duduk yang dingin dapat menyebabkan

asam poliakrilat mengental. Bertambahnya kekentalan membuat prosedur pengadukan

menjadi lebih sulit. Dianjurkan bahwa hanya bubuk didinginkan dilemari pendingin sebelum

pengandukan. Asalan prosedur ini adalah bahwa reaksi terjadi pada permukaan dan

temperature yang dingin memperlambat reaksi tanpa membuat cairan menjadi kental. Waktu

pengerasan berkisar 6-9 menit, dan ini berada dikisaran yang bisa diterima untuk semen

perekat.

Sifat mekanis. Kekuatan konfresi dari semen polikarboksilat adalah sekitar 55 mpa

karena itu, dalam hal ini, smen ini lebih rendah dari pada semen sengfosfat. Namun, kekuatan

tarik garis tengahnya sedikit lebih tinggi.semen polikarboksilat tidak sekaku semen

sengfosfat. Modulus elastisitasnya kurang dari setengah dari semen sengfosfat. Selain itu,

tidak serapuh semen sengfosfat. Jadi, lebih sulit untuk membuang kelebihan semen setelah

semen mengeras.

Daya larut. Daya larut semen didalam air memang rendah, tetapi jika terpajan asam-

asam organic dengan ph 4,5 atau kurang, daya larutnya meningkat sangat besar selain itu,

penurunan rasio bubuk cairan akan meningkat daya larut dan kecepatan desintegrasi secara

nyata didalam rongga mulut.

Pertimbangan biologi.Ph dari cairan semen adalah, sekitar 1,7. Meskipun demikian

cairan ini dapat dinetralkan dengan cepat oleh bubuknya. Jadi ph dari adukan naik dnegan

cepat ketika reaksi pengerasan berlangsung,

3.4.3 Manipulasi

13

Page 14: DM 2

Karakteristik bahan akan menjadi petunjuk tentang bagaimana tingkah laku bahan

didalamn situasi klinis untuk mendapat hasil yang memuaskan operator harus mengikuti

instuksi pabrik dnegan teliti dan mengambil setiap langkah kehati-hatian untuk menghindari

komplikasi yang tidak diinginkan. Beberapa hal yang perlu diperhatikan adalah pengadukan

smen, persiapan permukaan dari protesa, sifat dari permukaan gigi yang menerima protesa,

dan saat pembuangan kelebihan semen.

Pengadukan. Kekentalan adalah sebuah fungsi dari berat molekuler dan konsentrasi

dari asam poliakrilat, jadi akan bervariasi tergantung pada merek semen dengan demikian,

rasio bubuk cairan yang dibutuhkan untuk mendapat semen dengan kekentalan yang

memadai akan bervariasi dari satu produk dengan produk lainnya.semen ini harus dicampur

pada permukaan yang tidak menyerap air alas aduk dari kaca memiliki kelebihan

dibandingkan alas kertas yang dipasok oleh pabriknya karena jika didinginkan akan dapat

mempertahankan temperature tersebut dlam waktu yang lebih lama. Cairan tidak boleh

dikeluarkan ke alas aduk sebelum pengadukan siap dilakukan cairan akan cepat kehilangan

kandungan airnya diudara terbuka.

Persiapan permukaan dan retensi. Selain adhesi semen terhadap struktur gigi,

semen polikarboksilat tidak lebih baik daripada semen sengfosfat dalam hal retensi restorasi

cor dari logam mulia. pada semen polikarboksilat kegagalan biasanya terjadi pada pertemuan

semen-logam bukan pada pertemuan semen-gigi.

Semen tidak bisa mengikat permukaan logam yang terkontasminasi secara kimia, baik

pada saat pengecoran atau pengasaman. Jadi, permukaan yang terkontaminasi perlu

dibersihkan terlebih dahulu, untuk memperbaiki kemampuannya untuk menerima

pembasahan dan ikatan mekanisnya pada antar muka semen logam. Permukaan yang

terkontaminasi dapat digosok dengan hati-hati menggunakan batu gerinda gigi dengan

14

Page 15: DM 2

tekanan udara yang tinggi disertai bahan penggosok, misalnya alumina setelah didapatkan

permukaan logam yang bersih, hasil pengecoran harus dicuci bersih untuk melepaskan semua

sisa debu.

Pembuangan kelebihan semen. Selama pengerasan, semen polikarboksilat melewati

tahan seperti karet yang mempersulit pembuangan kelebihan semen.kelebihan semen yang

terdorong keluar dari tepi tuangan tidak boleh dilepaskan selama semen berada pada tahap

karet ini, karena ada bahaya bahwa semen lainnya akan ikut tertarik keluar dari bawah tepi

tuangan, sehingga terbentuk rongga kelebihan semen tidk boleh dibuang sampai semen

mengeras. Permukaan luar dari protesa harus diolesi oleh media separasi dengan hati-hati,

misalnya vaselin, untuk mencegah agar kelebihan semen tidak melekat. Pengolesan vaselin

ini harus dilakukan dengan hati-hati dan tidak boleh mengenai tepi protesa.

3.5 Semen Ionomer Kaca

Semen ionomer kaca tipe 1 dirancang untuk sementasi hasil pengecoran. Bubuknya

ditumbuk halus dengan ukuran partikel sebesar 15 µm atau kurang. Semen-semen ini juga

tersedia dalm jenis konfensional berupa bubuk dna cairan poli asam, serta jenis penambahan

air untuk pengerasan. Semen ionomer kaca mengikat struktur gigi seperti semen-semen

ionomer kaca lainnya dan semen olikarboksilat, yaitu melalui reaksi gugus karboksil dari poli

asam dengan kalsium gigi.

Sifat umum. Sebagai semen yang sudah diaduk, semen ini mampu membentuk

lapisan setebal 25 µm atau lebih tipis. Waktu kerja biasanya lebih singkat dari pada semen

sengfosfat tetapi bervariasi diantara berbagai merak. Kisarannya adalah sekitar 3-5 menit.

System yang dibasahi dengan air cenderung memiliki waktu kerja yang lebih panjang.

15

Page 16: DM 2

Semen-semen yang menggunakan air memiliki pengerasan awal yang lebih cepat daripada

yang menggunakan cairan poliasam.

Kekuatan kompresi dari semen ionomer kaca tipe 1 sebanding dengan semen

sengposfat, dan kekuatan tarik garis tengahnya sedikit lebih tinggi. Jadi, semen ionomer kaca

tidak terlaku kaku dan lebih peka terhadap perubahan bentuk elastis.

Kelarutannya didalam air selama 24 jam pertama cukup tinggi. Sangatlah penting

bahwa semen dilindungi dari kontaminasi cairan selama periode 24 jam ini. Setelah semen

matang sempurna, semen ini menjadi salah satu semen non resif yang paling tahan terhadap

kelarutan dan disintegrasi didalam rongga mulut.

Sifat biologi. Semen ionomer kaca melekat erat dengan struktur gigi dan mencegah

infiltrasi cairan mulut diantar muka semen gigi. Sifat khusus ini ditambah dengan sifat

asamnya yang tidak terlalu mengiritasi, seharusnya dapat mengurangi frekuensi kepekaan

pascaoperatif. Meskipun demikian, kadang-kadang ada laporan kepekaan pascasementasi.

Ada beberapa factor yang mempengaruhi potensi iritasi. Salah satunya adalah PH dan

lamanya sifat asam ini bertahan. Meskipin PH dari kedua formula ini sama pada menit ke 10,

PH dari formula pengerasan dengan air akan lebih rendah daripada formula poliasam pada

menit ke 2 dan ke 5. Perlu diingat bahwa besarnya PH ini mempunyai hubungan dengan

adonan encer yang digunakan untuk sementasi, namun tidak berlaku untuk rasio bubuk.

Kepekaan pascaoperatif jarang dikeluhkan pada pengguna ini.

Terlepas dari jenis formula semen ionomer, jika kepekaan pascaoperatif ini terjadi,

kemungkinan ada 1 atau 2 kondisi yang menimbulkannya termasuk diantara kondisi ini

adalah pulpitis yang sebelumnya sudah ada, preparasi cavitas yang sangat dalam, serta

16

Page 17: DM 2

ketebalan minimal dari dentin, yang mengurangi waktu penembusan bahan iritan kedalam

pulpa dan masuknya bakteri disepanjang pertemuaan semen gigi.

Manipulasi. Struktur gigi yang dipreparasi harus dibersihkan dengan pasta pumis,

dibilas dan dikeringkan, namun jangan sampai mengalami dehidrasi. Pengeringan yang

berlebihan akan membuka ujung-ujung tubulus dentin dan meningkakan penetrasi cairan

asam.Bubuk digabungkan ke cairan dalam jumlah yang besar dan diaduk dengan cepat

selama 30-45 detik. Rasio bubuk: cairan yang dianjurkan akan bervariasi tergantung

mereknya.

3.6 Semen Oksida Seng-Eugenol

Semen Oksidasi Seng-Eugenol dibagi menjadi dua tipe, yaitu: tipe I dirangcang untuk

sementasi sementara dari restorasi tidak langsung sedangkan tipe II dirancang untuk

kegunaan jangka panjang

3.6.1 Semen OSE tipe I

Semen OSE memiliki pH 7 dan cocok secara biologis terhadap pulpa. Selain

itu, dapat menutup kavitas dengan sangat baik untuk menghambat masuknya cairan mulut,

paling tidak untuk waktu singkat; dan dengan begitu iritasi yang disebabkan oleh kebocoran

mikro juga dikurangi.

Kekuatan dari semen sementara haruslah rendah agar restorasi dapat dilpas

tanpa menimbulkan trauma pada gigi dan merusak restorasi itu sendiri.

3.6.2 Semen OSE tipe II

17

Page 18: DM 2

Sifat biologi dari OSE membuat semen ini bagus digunakan sebagai sementasi

akhir jika kekuatannya yang rendah bisa diterima oleh praktisi. Semen-semen yang ada

dipasaran umumnya berdasarkan pada kedua sistem ini. Sistem pertama, berdasarkan pada

penambahan alumina dalam bubuk dan asam orthoetoksibensoat pada cairan eugenol, dan

yang kedua berdasarkan pada penggunaan suatu polimer.

Kekuatan kompresi dari semen OSE yang sudah ditingkatkan ini memang memamdai,

tetapi sifat mekanis keseluruhannya lebih rendah daripada semen-semen lain. Selain itu,

semen ini sulit untuk dimanipulasi didalam rongga mulut. Ketebalan dari lapisan beberapa

produk cenderung tinggi dan kelebihan semen yang mengeras sangat sulit untuk dibuat maka

dari itu penggunaan semen OSE untuk kegunaan jangka panjang dibatai pada situasi dimana

diduga akan terjadi kepekaan pasca operatif.

3.7 Semen Berbasis Resin

3.7.1 Gambaran Umum

Komposisi dan kimiawi, komposisi sebagian besar semen berbasis resin yang paling

modern mirip dengan bahan tambal resin komposit (yaitu matrik resin dengan bahan pengisi

anorganik yang telah diproses dengan silane). Struktur kimia dari gugus ini ditunjukkan

dengan ikatan semen dengan email diperoleh dari teknik etsa asam. Polimerisasi dapat

dicapai dengan sistem konvensional menggunakan penambahan perokside-amin atau dengan

aktivasi sinar.

Sifat, merupakan kelompok semen yang tidak larut didalam cairan mulut tetapi ada

variasi besar dari sifat-sifat satu produk dengan produk lainnya. Variasi ini jelas berkaitan

dengan perbedaan komposisi, jumlah monomer pelarut, dan kadar bahan pengisi. Dalam hal

ikatan dentin semen yang disebut sebagai semen adhesiv umumnya menghasilkan ikatan

18

Page 19: DM 2

yang cukup kuat dengan dentin. Beberapa dari produk semen berbasis resin lainnya

dipasarkan dengan bahan bonding sebagai komponen terpisah dari sistem semen.

Sifat biologi, semen berbasis resin akan mengiritasi pulpa. Jadi diperlukan lapisan

pelindung pulpa berupa kalsium hidroksida atau pelapik ionomer kaca, jika kita menyemen

suatu restorasi tidak langsung dengan menggunakan semen yang melibatkan ikatan dengan

dentin. Jelas, bila area ikatan hanya terjadi pada email, atau jika ketebalan dentin yang tersisa

masih cukup tebal, sifat iritasi dari monomer tidaklah terlalu menonjol.

Manipulasi, jenis semen yang diaktifkan secara kimia dipasok sebagai sistem dua

komponen: bubuk dan cairan, atau dua pasta. Inisiator peroksida terkandung didalam suatu

komponen, sementara aktivator amina terkandung didalam komponen lainnya. Kedua

komponen digabungkan dengan mengaduknya diatas kertas aduk khusus selama 20-30 detik.

Saat pembuangan kelebihan semen adalah hal yang kritis. Jika kelebihan semen dibuang pada

tahap seperti karet, semen dapat tertarik keluar dari bawah tepi restorasi dan menciptakan

ruang kosong yang meningkatkan resiko penumpukan plak dan pembentukan karies

sekunder. Pembuangan kelebihan semen akan menjadi sulit jika ditunda sampai semen telah

mengalami polimerisasi. Yang terbaik adalah membuang kelebihan semen segera setelah

restorasi dipasang dengan benar

Semen dengan pengeseran sinar adalah sistem komponen tunggal. Semen ini banyak

digunakan untuk menyemen porselen dan restorasi kaca keramik, serta untuk ikatan langsung

dari brachet orthodontik keramik. Waktu penyinaran yang dibutuhkan untuk polimerisasi

semen resin tergantung pada sinar yang dipancarkan melalui rastorasi keramik atau brachet

dan lapisan semen polimerik namun, lama penyinaran tidak boleh kurang dari 40 detik.

Semen dengan pergeseran ganda adalah sistem dua komponen dan melakukan

pengadukkan yang sama dengan sistem semen yang diaktifkan secara kimi aktivasi kimianya

19

Page 20: DM 2

berjalan lambat dan memberikan waktu kerja yang panjang sampai adukkan semen dikenai

sinar, pada saat mana semen akan memadat dengan cepat. Semen akan terus meningkat

kekuatannya, selama jangka waktu yang panjang karena polimerisasi yang diaktifkan secara

kimia.

3.7.2 Penggunaan

Jembatan berikatan resin. Protesa ini banyak digunakan sebagai alternatif dari

jembatan logam keramik. Pada prosedur ini, preparasi gigi abutment minimal dan terbatas

pada email dari permukaan lingual dan proksimal. Permukaan yang akan menghadap jaringan

gigi dari abutment dikasarkan dengan etsa elektro-kimia atau cara lain, dan permukaan email

dari gigi yang sudah dipreparasi di etsa dengan asam untuk memberikan daerah retensi

mekanis bagi semen resin.

Bracket Orthodonti, permukaan email di etsa dengan asam, dan sisi jaringan dari

bracket dirancang sedemikian rupa untuk mendapatkan retensi mekanis (misalnya, dengan

jala logam). Bracket keramik telah semakin populer karena warnanya mirip seperti gigi

sehingga lebih estetik. Ikatan resin ke bracket keramik dicapai dengan retensi mekanis

didalam bracket atau dengan melapisi bagian belakang bracket dengan organosilane yang

berfungsi seperti bahan copling yang digunakan untuk mengikat bahan pengisi anorganik ke

matriks resin dari resin komposit. Kadang kadang muncul masalah pada pelepasan bracket.

Pada keadaan ini, semen ke bracket dan email yang sudah di etsa begitu kuat dan semennya

sendiri sangat keras. Ketika bracket dicoba dilepaskan dari gigi, bracket keramik yang rapuh

kadang kadang patah sehingga sisanya harus dibuang dengan penggerindaan.

Restorasi Kaca Keramik, restorasi ini sering kali translusen dan memerlukan bahan

semen bewarna tertentu untuk memaksimalkan tampilan estetiknya. Akhir-akhir ini, semen

resin telah menjadi bahan sementasi pilihan untuk inlay, mahkota, dan jembatan yang

20

Page 21: DM 2

seluruhnya keramik karena mampu mengurangi fraktur dari struktur keramik. Untuk

mendapatkan retesni terbaik, permukaan bawah dari restorasi kaca keramik biasanya di etsa

dan di oles lapisan silane sebelum disemen.

3.8 Pelarutan dan Disentegrasi Semen IN VIVO

Sebuah sifat penting dari semen pengikat adalah harus tahan terhadap kelarutan dan

disintergrasi didalam rongga mulut. Kecuali semen resin, semua semen yang telah dibahas

memiliki potensi disintegrasi yang cukup besar didalam cairan mulut. Jika semen melarut

atau menjadi rusak sehingga ada bagian bagiannya yang hilang dari bawah tambalan dapat

terjadi kebocoran, dengan akibat lanjut berupa kepekaan, karies, atau keduanya. Komplesitas

lingkungan itu sedemikian rupa sehingga tidak mungkin untuk menirunya di tabung

percobaan. Semen terus-menerus berkontak dengan berbagai jenis asam yang dihasilkan oleh

mikroorganisme dan pemprosesan makanan. Ph dan temperatur rongga mulut selalu berubah

ubah. Kerumitan lingkungan mulut ditambah dengan kenyataan bahwa berbagai semen

mempunyai tingkah laku yang berbeda-beda, telah menghambat perkembangan tes

laboratorium standar yang akan dapat meramalkan secara akurat daya tahan dari berbagai

jenis semen terhadap degradasi di rongga mulut. Kerena banyaknya masalah dalam in vitro,

data yang paling bisa diandalkan tentang berbagai jenis semen telah didapatkan secara in vivo

dengan menempatkan sebuah contoh kecil semen di pesawat intar oral, yang dapat dilepas

dari mulut untuk pengukuran jumlah bahan yang hilang.

21

Page 22: DM 2

BAB IV

PENUTUP

4.1 KESIMPULAN

Seng fosfat telah berfungsi sebagai bahan sementasi universal, semen ini mempunyai

kelebihan berupa karakteristik manupulasi yang baik dan usia yang panjang didalam rongga

mulut bila digunakan untuk menyemen restorasi yang dirancang dengan baik dan

berkedudukan sangat tepat. Kekurangannya adalah mengiritasi pulpa, kurang rekat dengan

struktur gigi, dan tidak memiliki sifat anti karies.

Semen polikarboksilat cukup baik dibandingkan semen semfosfat. Sifatnya yang

menonjol adalah ramah terhadap pula dan membentuk ikatan yang rekat dengan struktur gigi.

Kekurangannya waktu kerjanya pendek, peka terhadap disentegrasi yang berkaitan dengan

rasio bubuk.

22

Page 23: DM 2

Semen ionomer kaca terikat dengan struktur gigi dan melepaskan flourida dalam

jumlah yang sebanding dengan semen-semen yang dikenal sebagai anti kariogenik.

Dibandigkan semen semfosfat, semen ionomer kaca daya tahan yang lebih yinggi terhadap

disentigrasi di rongga mulut dan mempunyai sifat mekani yang sebanding, kecuali untuk

modulus elastisitasnya.kekurangannya proses pematangannya lambat yang diperlukan untuk

mencapai sifat akhirnya.

Jadi, tidak satupun jenis semen yang dapat memenuhi semua karakteristik ideal yang

diinginkan. Sebuah sistem semen mungkin cocok untuk satu jenis kegunaan dbandingkan

dengan sistem lainnya. Setiap situasi harus dinilai berdasarkan lingkungannya serta faktor-

faktor biologis dan mekanisnya

DAFTAR PUSTAKA

Anusavice, Kenneth J. BukuAjarIlmuBahanKedokteran GigiEd 10. Jakarta: EGC

McCabe, John F. BahanKedokteran Gigi Ed 9. Jakarta: EGC

23