Diterbitkan oleh - Yayasan BPK PENABUR · 4. Panjang naskah hasil penelitian atau opini + 4500...

122

Transcript of Diterbitkan oleh - Yayasan BPK PENABUR · 4. Panjang naskah hasil penelitian atau opini + 4500...

Page 1: Diterbitkan oleh - Yayasan BPK PENABUR · 4. Panjang naskah hasil penelitian atau opini + 4500 kata, sedangkan untuk info serta resensi buku + 2000 kata. 5. Judul harus singkat, jelas
Page 2: Diterbitkan oleh - Yayasan BPK PENABUR · 4. Panjang naskah hasil penelitian atau opini + 4500 kata, sedangkan untuk info serta resensi buku + 2000 kata. 5. Judul harus singkat, jelas

Diterbitkan oleh:

BADAN PENDIDIKAN KRISTEN PENABUR (BPK PENABUR)

I S S N : 1412-2588

Jurnal Pendidikan Penabur (JPP) dapat dipakaisebagai medium tukar pikiran, informasi dan

penelitian ilmiah antar para pemerhati masalah pendidikan.

Penanggung JawabDra. Kristinawati Susatio, M.M.

Pemimpin RedaksiProf. Dr. BP. Sitepu, M.A.

Sekretaris RedaksiRosmawati Situmorang

Dewan EditorProf. Dr. BP. Sitepu, M.A.

Ir. Budyanto Lestyana, M.Si.Dr. Ir. Hadiyanto Budisetio, M.M.

Dra. MulyaniProf. Dr. Theresia K. Brahim

Dra. Vitriyani P., M.Pd.

Alamat Redaksi :Jln. Tanjung Duren Raya No. 4 Blok E Lt. 5, Jakarta Barat 11470

Telepon (021) 5606773-76, Faks. (021) 5666968http://www.bpkpenabur.or.idE-mail : [email protected]

Page 3: Diterbitkan oleh - Yayasan BPK PENABUR · 4. Panjang naskah hasil penelitian atau opini + 4500 kata, sedangkan untuk info serta resensi buku + 2000 kata. 5. Judul harus singkat, jelas

Pedoman Penulisan Naskah untuk Jurnal Pendidikan Penabur

Naskah ditulis dengan memperhatikan ketentuan sebagai berikut.1. Naskah merupakan laporan penelitian, opini, info, dan resensi buku yang

berhubungan dengan bidang pendidikan serta disajikan dalam bentukbahasa ilmiah populer.

2. Naskah merupakan karya asli dari penulis dan belum pernah dipubli-kasikan atau sedang dikirimkan ke media lain.

3. Naskah diketik pada kertas A4 dengan margin/batas atas, kanan, danbawah masing-masing 3 cm dan batas kiri 4 cm dari tepi kertas.Menggunakan program MS Word dengan jenis huruf Book Antiqua 10point/spasi ganda.

4. Panjang naskah hasil penelitian atau opini + 4500 kata, sedangkan untukinfo serta resensi buku + 2000 kata.

5. Judul harus singkat, jelas dan tidak lebih dari 10 kata.

6. Format penulisan adalah : Judul, nama penulis, abstrak, isi artikel, daftarpustaka, dan keterangan mengenai penulis.

7. Abstrak ditulis dalam bahasa Indonesia dan Inggris maksimum 150 kata.

9. Ilustrasi (grafik, tabel dan foto) harus disajikan dengan jelas. Tulisan padailustrasi menggunakan huruf yang sama pada isi naskah dengan besarhuruf tidak lebih kecil dari 6 point.

10. Naskah dikirim dalam bentuk CD dan hasil print out ke Redaksi JurnalPendidikan Penabur, Jalan Tanjung Duren Raya No. 4 Blok E Lantai 5.Jakarta Barat - 11470 atau melalui e-mail: [email protected]

11. Naskah disertai dengan daftar riwayat hidup penulis yang memuat latarbelakang pendidikan, pekerjaan dan karya ilmiah lain yang pernahditulis.

12. Tulisan yang dimuat akan mendapat imbalan. Naskah yang tidak dimuattidak dikembalikan.

13. Redaksi berhak mengedit naskah yang dimuat tanpa mengubah isinaskah.

14. Isi Jurnal Pendidikan Penabur tidak mencerminkan pendapat ataukebijakan BPK PENABUR.

Page 4: Diterbitkan oleh - Yayasan BPK PENABUR · 4. Panjang naskah hasil penelitian atau opini + 4500 kata, sedangkan untuk info serta resensi buku + 2000 kata. 5. Judul harus singkat, jelas

iJurnal Pendidikan Penabur - No.13/Tahun ke-8/Desember 2009

Jurnal Pendidikan PenaburNomor 13/Tahun ke-8/ Desember 2009

ISSN: 1412-2588

Daftar Isi i

Pengantar Redaksi ii - v

Dampak Kekerasan dalam Rumah Tangga Terhadap Pola Perilaku Anak, Josephine, Kevin, danTirza, 1-11

Bangunan Tahan Gempa dengan Bambu, Vincensius Yandi Arie Putra, 12-21

Brain Stimulating Effects of Acoustic Sasando, Freddy Giovanni Setiawan, Ratnaganadi Paramita,dan Ricky Dwiputra Setiamanah, 22-29

Mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal Menggunakan Bilangan Baku, Widodo, 30-41

Meningkatkan Motivasi Siswa Bertanya melalui Metode Snowball-throwing dalam PelajaranPendidikan Kewarganegaraan , P. Slamet Widodo, 42-55

Motivasi Kerja Guru dalam Mengembangkan Kurikulum di Sekolah, Thomas Wibowo Agung,56-63

Menjadi Guru Pembelajar, Bambang Kaswanti Purwo, 64-70

Pembelajaran Tematik dan Pembelajaran Fragmented di Sekolah Dasar, Hilda Karli, 71-79

Implikasi Manajemen Keuangan Sekolah Terhadap Kualitas Pendidikan, David Wijaya, 80-96

Isu Mutakhir: Sekolah Dirancang Menghasilkan Siswa yang Gagal, Thomas Wibowo Agung,97-102

Resensi buku: Human Resource Managament in Education (Manajemen Sumber Daya Manusia dalamPendidikan), Henry Sumurung, 103-106

Profil BPK PENABUR Metro, V. Hariyati, 107-111

Keterangan Tentang Penulis, 112-114

Page 5: Diterbitkan oleh - Yayasan BPK PENABUR · 4. Panjang naskah hasil penelitian atau opini + 4500 kata, sedangkan untuk info serta resensi buku + 2000 kata. 5. Judul harus singkat, jelas

ii Jurnal Pendidikan Penabur - No.13/Tahun ke-8/Desember 2009

Pengantar Redaksi

Pendidikan diharapkan mengalami perubahan dan kemajuandari waktu ke waktu sehingga dapat menghasilkan sumberdaya manusia yang mampu membangun dirinya sendiri, oranglain dan lingkungannya secara bermoral, beradab, dan tentu

saja berketuhanan Yang Maha Esa. Melalui proses pendidikan yangbermutu dan berkesinambungan manusia diharapkan dapatmencerdaskan kehidupan dan lingkungannya secara perorangan danbersama-sama dengan orang lain dalam masyarakat yang majemuk.Harapan terhadap pendidikan begitu tingginya, sehingga tidak jarangkemajuan suatu bangsa dilihat dari mutu pendidikan nasional dinegerinya. Dengan ungkapan lain dikatakan, kemajuan suatu bangsadan negara tergantung pada mutu pendidikan nasionalnya. Sebagaicontoh, keberhasilan Uni Ssoviet meluncurkan sputnik di abadpertengahan, sangat mengejutkan Amerika Serikat dan merasatertinggal dari Uni Soviet. Presiden Amerika lalu bertanya, “Apa yangterjadi dalam pendidikan Amerika?”. Kemudian mereka melakukanperubahan dalam bidang pendidikan khususnya dalam bidang studimatematika. Contoh lain, di berbagai negara termasuk Indonesia,pendidikan sering dibebani dengan tugas-tugas “titipan” yangmemperberat kurikulum dan akhirnya merepotkan guru dan siswa.Titipan itu diberikan dengan harapan pesan yang hendakdisampaikan itu dianggap efektif kalau diberikan melalui sistempendidikan.

Uraian di atas menunjukkan, pendidikan yang bermutu dapatmembuat manusia cerdas berpikir dan berperilaku sesuai dengan nilai-nilai yang dikehendaki. Sementara itu, memperoleh pendidikan jugamenjadi salah satu hak azasi manusia yang menjadi kewajibanpemerintah untuk memenuhinya. Dengan demikian masalahpendidikan dan pemerataan memperolah kesempatan pendidikanmerupakan dua sisi yang tidak dapat dipisahkan. Untuk memajukanbangsa secara keseluruhan diperlukan pendidikan bermutu yangdapat diakses oleh semua anggota masyarakat sesuai dengankemampuan intelektual dan fisiknya. Di sisi lain dialami juga bahwapendidikan yang bermutu dan dapat diperoleh oleh semua,memerlukan sumber daya (tenaga, dana, sarana, prasarana, danwaktu) yang bermutu dalam jumlah yang cukup. Dalam rangkameningkatkan dan meratakan mutu dan kesempatan memperolehpendidikan, pemerintah di banyak negara menyisihkan dana yangcukup besar. Pemerintah Indonesia misalnya, dalam dua tahunbelakangan ini telah berusaha mengalokasikan 20% dari APBN danAPBD. Di sisi lain besarnya biaya penyelenggaraan pendidikan yangbermutu dapat menghambat pertumbuhan dan perkembangansekolah-sekolah swasta walaupun Pemerintah menyediakan bantuanmelalui program Biaya Operasional Sekolah (BOS).

Keberanekaragaman keadaan ekonomi, budaya, dan sosialmasyarakat serta keadaan geografi Indonesia merupakan tantangantersendiri dalam pembangunan pendidikan secara nasionalkhususnya di bidang pendidikan. Sungguhpun demikian, untuk

Page 6: Diterbitkan oleh - Yayasan BPK PENABUR · 4. Panjang naskah hasil penelitian atau opini + 4500 kata, sedangkan untuk info serta resensi buku + 2000 kata. 5. Judul harus singkat, jelas

iiiJurnal Pendidikan Penabur - No.13/Tahun ke-8/Desember 2009

meningkatkan mutu pendidikan, Pemerintah telah menetapkan standarisi, proses, sarana dan prasarana, pendidik dan tenaga kependidikan,serta lulusan sebagaimana dituntut dalam Undang-Undang No 20Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Dalam rangkamenjaga dan meningkatkan mutu pendidikan, standar memangdiperlukan, tetapi standar yang kaku untuk kondisi yang sangatberaneka ragam dapat menimbulkan masalah yang menjauhkan upayaitu dari tujuan yang dikehendaki. Sebagai salah satu contoh ialahpenyelenggaraan Ujian Negara (UN) yang sampai sekarangmenimbulkan polemik karena UN menerapkan patokan yang bakusecara nasional untuk semua siswa yang memiliki karakteristik,lingkungan, sarana, sumber belajar, serta proses pengalaman belajaryang berbeda-beda. Walaupun diungkapkan bahwa hasil UN bukanlahsatu-satunya penentu kelulusan siswa dan dapat dipergunakan untukmemberikan gambaran pendidikan untuk setiap satuan pendidikandan secara nasional, akan tetapi keberanekaragaman kondisi danotonomi sekolah mengakibatkan UN masih terus menerus dipersoalkan.Sampai tahun pelajaran 2009/2010, UN masih tetap dilaksanakanwalaupun dengan polesan-polesan.

Diakui bahwa dalam meningkatkan mutu, standar yang dapatdijadikan acuan memang diperlukan dan dari standar itu dapatdiketahui status yang telah dicapai. Standar itu dapat dinaikkan setiaptahun untuk memacu peningkatan. Cara demikian dapat jugadilakukan dalam upaya meningkatkan dan meratakan pendidikansecara nasional. Namun cara demikian tentu perlu disikapi dandilakukan secara terencana dan sistematis oleh masing-masing satuanpendidikan. Apalagi kalau cara standarisasi melalui UN itudiberlakukan secara nasional dan harus diikuti oleh semua siswa makasejak dini sekolah perlu melakukan inovasi dalam strategi, metode,dan teknik belajar dan membelajarkan. Inovasi yang dimaksud tentubukan dengan melakukan pemadatan proses belajar-membelajarkanatau meningkatkan frekuensi dan intensitas latihan mengerjakan soal-soal menjelang UN (drilling).

Standar mutu melalui UN menunjukkan bahwa pengukurandilakukan berdasarkan hasil (output oriented), sehingga UN dianggapsebagai pengawasan (quality control) dan hasil ujian siswa yang tidakmencapai standar dianggap “cacad”. Padahal mutu output, terkaitdengan mutu input, proses, dan lingkungan yang seharusnya terlebihdahulu distandarisasi, sehingga sebelum dilakukan quality control,terlebih dahulu dilakukan quality assurance yang dapat meminimalkankelemahan-kelemahan atau cacad dalam output. Akan tetapi kenya-taannya sekolah dan siswa wajib mengikuti UN, oleh karena itu padasaat ini tidak perlu mempersoalkan penyelenggaraan UN lagi tetapiyang perlu dilakukan ialah bagaimana menyiasati UN berdasarkankaidah-kaidah belajar-membelajarkan yang benar.

UN pada hakekatnya berbasis hasil (output-based) dan hasil belajarsiswa diukur dengan menggunakan standar nasional yang mengacupada kurikulum nasional pula sehingga UN pada hakikatnyamerupakan bentuk ujian berdasarkan patokan (criterion reference test).Kemampuan siswa yang diukur mengacu pada standar kompetensi,kompetensi dasar dan indikator kompetensi yang ditetapkan dalamkurikulum. Semakin tinggi penguasaan siswa atas indikator-indikator

Page 7: Diterbitkan oleh - Yayasan BPK PENABUR · 4. Panjang naskah hasil penelitian atau opini + 4500 kata, sedangkan untuk info serta resensi buku + 2000 kata. 5. Judul harus singkat, jelas

iv Jurnal Pendidikan Penabur - No.13/Tahun ke-8/Desember 2009

kemampuan yang ditetapkan dalam kurikulum, semakin besar pulakemungkinan siswa memperoleh nilai yang baik dalam UN.

Selaras dengan sifat UN yang berbasis hasil dan berdasarkanpatokan maka salah satu siasat sekolah atau guru untukmenghadapinya ialah dengan menerapkan pendekatan belajar tuntas(mastery learning). Pendekatan ini menjabarkan standar kemampuanyang ditetapkan menjadi kemampuan-kemampuan khusus (indikatorkemampuan) yang perlu dipelajari dan dikuasai siswa secara tuntas.Pendekatan ini sebenarnya sudah lama diperkenalkan dandipraktekkan di Amerika, mulai tahun 1920-an dan dalamperjalanannya mengalami penyempurnaan. Penyempurnaan yangdilakukan oleh Benyamin Bloom pada tahun 1968 dianggap sebagaiperkembangan yang signifikan dalam proses belajar-membelajarkan.Di Indonesia sendiri pendekatan ini sudah lama dikenal oleh guruatau calon guru. Pendekatan ini berkeyakinan bahwa setiap siswa dapatbelajar apabila diberikan lingkungan belajar yang sesuai (di dalamdan luar sekolah), termasuk strategi dan sumber belajar. Siswadimungkinkan memperoleh pengalaman sesuai dengan karakte-ristiknya seperti kecepatan, waktu dan gaya belajarnya denganmenggunakan berbagai sumber belajar. Sungguhpun memungkinkansiswa belajar dalam kelompok, tetapi pendekatan ini lebih memberikanperhatian pada belajar secara individual.

Pendekatan ini mensyaratkan setiap siswa mencapai 80% darisetiap indikator kompetensi dan kalau target ini belum tercapai siswadiberikan bantuan belajar atau remedial sehingga target tersebuttercapai. Secara logika, mencapai paling sedikit 80% dari setiapindikator kemampuan akan memungkinkan siswa mencapai 80%kemampuan dasar dan standar kemampuan yang ditetapkan dalamkurikulum. Apabila hal ini terjadi maka besar kemungkinan siswa akandapat menyelesaikan soal-soal UN dengan nilai yang baik.

Belajar tuntas dapat memotivasi siswa belajar lebih giat dan aktif,mencapai prestasi belajar lebih tinggi, serta memberikan rasa percayadiri dalam belajar untuk memperoleh hasil yang lebih baik. Pendekatanini juga mendorong guru untuk memperhatikan masing-masing siswasecara individu serta memberikan bantuan dalam memecahkanmasalah-masalah belajar siswa. Melakukan evaluasi formatif secaraberkala dan teratur dan diikuti dengan umpan balik yang tepat, sertamemberikan bimbingan yang intensif dalam remedial kepada siswayang menghadapi masalah belajar, merupakan kegiatan rutin gurudalam membantu siswa menuntaskan proses belajarnya. Proses belajaryang demikian akan menuntun siswa secara dini, terencana, dansistematis menguasi kemampuan-kemampuan yang ditetapkan dalamkurikulum serta sekaligus mempersiapkan siswa menghadapi UNdengan hasil yang jauh lebih baik. Kecemasan siswa serta drillmenghadapi UN tentu tidak terjadi lagi dan menghadapi UN bukanmerupakan sesuatu yang menakutkan lagi bagi siswa. Mereka punmemiliki percaya diri dapat menempuh UN dengan baik.

Di samping hasil UN, mutu pendidikan dapat juga dilihat padaproses penyelenggaraannya di sekolah seperti dalam kegiatanekstrakurikuler dan kegiatan lain yang mengembangkan kemampuanakademik siswa. Dalam setiap bidang studi siswa didorong untukbelajar secara aktif, mandiri, dan kreatif untuk menambah pengetahuandalam ranah kognitif, psikomotorik, dan afektif. Di lingkungan sekolah

Page 8: Diterbitkan oleh - Yayasan BPK PENABUR · 4. Panjang naskah hasil penelitian atau opini + 4500 kata, sedangkan untuk info serta resensi buku + 2000 kata. 5. Judul harus singkat, jelas

vJurnal Pendidikan Penabur - No.13/Tahun ke-8/Desember 2009

BPK PENABUR, pengembangan karya ilmiah siswa dilakukan antaralain dengan mendorong siswa melakukan penelitian dalam bidangyang sesuai dengan minatnya. Tulisan-tulisan dalam Jurnal PendidikanPenabur edisi Desember 2009 ini, yang pada intinya berkaitan denganupaya peningkatan pendidikan di sekolah, memuat tiga hasilpenelitian siswa SMA yaitu Dampak Kekerasaan dalam Rumah TanggaTerhadap Pola Prilaku Anak, Brain Stimulating Effects of Acoustic Sasando,dan Bangunan Tahan Gempa . Ketiga tulisan tersebut dapatmencerminkan bagaimana prinsip belajar tuntas diterapkan melaluipenelitian.

Walaupun belum dikaitkan dengan UN belajar tuntas bukan halyang baru bagi guru. Hal ini terlihat dari tulisan yang berjudul MencapaiKriteria Ketuntasan Minimal Bilangan Baku, Meningkatkan Motivasi SiswaBertanya, Pembelajaran Tematik Menggeser Pembelajaran Fragmented,Motivasi Kerja Guru dalam Mengembangkan Kurikulum di Sekolah danMenjadi Guru Pembelajar. Kelima tulisan tersebut terkait langsungdengan penerapan pendekatan belajar tuntas. Ketuntasan belajardiukur dari pencapaian siswa terhadap target kemampuan yangditetapkan secara spesifik dan terukur oleh guru. Dalam konteks inilahguru perlu mengembangkan kurikulum yang berkaitan dengan tujuan,bahan belajar dan strategi belajar sesuai dengan lingkungan dankarakteristik siswa. Dalam proses belajar siswa dimotivasi aktifmenanyakan hal-hal yang belum diketahui atau belum dimengertinyasehingga guru dapat memberikan bantuan mengatasi kesulitan belajarsiswa. Dengan demikian, proses belajar dan membelajarkan bukan lagiberpusat kepada guru tetapi kepada siswa dan guru dituntutmemfungsikan dirinya sebagai perencana, pengelola, penilai, danpendamping siswa dalam proses belajar dan membelajarkan. Gurudiharapkan dapat membuat siswa belajar dengan menciptakanlingkungan, suasana, dan strategi belajar-membelajarkan yanginteraktif, kreatif, inovatif, efektif, dan menyenangkan.

Keberhasilan penyelenggaran pendidikan dalam meningkatkanmutu tidak dapat dipisahkan dari tata kelola di sekolah. Oleh karenaitu, edisi ini juga memuat tulisan tentang Implikasi Manajemen KeuanganSekolah Terhadap Mutu Pendidikan serta kajian buku dengan judul HumanResource Management in Education. Penyelenggaraan pendidikandengan tata kelola yang tepat dalam arti yang luas termasuk dalamtata kelola kelas, hendaknya dapat memperkuat keyakinan bahwapendidikan itu memang diperlukan dan bukan Sekolah DirancangMenghasilkan Siswa yang Gagal. Semoga.

Redaksi

Page 9: Diterbitkan oleh - Yayasan BPK PENABUR · 4. Panjang naskah hasil penelitian atau opini + 4500 kata, sedangkan untuk info serta resensi buku + 2000 kata. 5. Judul harus singkat, jelas

1Jurnal Pendidikan Penabur - No.13/Tahun ke-8/Desember 2009

Dampak Kekerasan dalam Rumah Tangga

Dampak Kekerasan dalam Rumah TanggaTerhadap Pola Perilaku Anak

Josephine, Kevin, dan Tirza*)

*) Alumni SMAK 4 BPK PENABUR Jakarta

Penelitian

ermasalahan yang diangkat dalam penelitian ini ialah dampak yang terjadi pada anakyang menerima perlakuan Kekerasan dalam Rumah Tangga (KDRT). Data yang diperolehdan responden yang dipilih secara acak di sekolah, pusat-pusat pembelajaran danperumahan menunjukkan anak mengalami kekerasan fisik dan mental. Reaksi sebagian

besar responden ketika mengalami KDRT adalah meghindari pelaku. Sebahagian besar respondenumumnya mengalami perubahan yang signifikan. Peneliti menyarankan bagi para korban KDRTmemaafkan tindakan si pelaku agar tidak tersimpan dendam dan traumatis yang berkepanjangan.Bagi para pelaku tindakan KDRT, penulis menyarankan menyadari perilaku yang mereka perbuatdapat menyebabkan hal yang fatal terhadap anak.

Kata-kata kunci : Kekerasan, kekerasan dalam rumah tangga, perkembangan perilaku.

AbstractThis survey was aimed at revealing the impacts of domestic violance to the children. The data were collectedfrom a number of children randomly selected from a school, a mall and, a housing compound in West Jakarta.The data showed that most of the respondents had experienced of family violence which resulted in significantbehavior changes. The study provides the victims and the actors a set of recommendations.

Key words: Violence, domestic violence, abuse

Abstrak

P

Pendahuluan

Semakin lama semakin banyak orang yangmelakukan tindakan kekerasan. Hal ini dapatkita lihat melalui media televisi, surat kabarmaupun peristiwa yang langsung nyata dihadapan kita. Kekerasan yang terjadi cenderungmeningkat baik dari sisi kualitatif maupunkuantitatif yang terjadi di lingkup publik ataudalam keluarga. Salah satu korban yangmengalami kekerasan dalam rumah tanggaadalah anak. Anak adalah potensi dan peneruscita-cita bangsa, oleh karena itu anak harusdijaga dan dipelihara dengan baik, maka anak

akan tumbuh dan berkembang dengan baik pulasesuai dengan keinginan dan harapan.

Belakangan ini ada sebagian orang yangmemperlakukan anaknya dengan perlakuanyang tidak wajar, contohnya pemukulan,penyerangan, dan lain-lain. Kekerasan diartikansebagai semua tindakan, perbuatan, sikap, danperkataan langsung atau tidak langsung,yangtidak menghormati dan melukai keberadaanseseorang secara fisik maupun jiwa. Kekerasanbukan hanya bersifat fisik misalnya pembunuh-an, perkosaan, pemukulan, penyerangan,perbudakan seksual, lontaran kata-kata yangtidak senonoh, tetapi sikap yang melecehkanjuga dianggap sebagai kekerasan. Anak sebagai

Page 10: Diterbitkan oleh - Yayasan BPK PENABUR · 4. Panjang naskah hasil penelitian atau opini + 4500 kata, sedangkan untuk info serta resensi buku + 2000 kata. 5. Judul harus singkat, jelas

2 Jurnal Pendidikan Penabur - No.13/Tahun ke-8/Desember 2009

Dampak Kekerasan dalam Rumah Tangga

penerus bangsa, selayaknya mendapatkan hak-hak dan kebutuhannya secara memadai.Sebaliknya anak bukanlah objek tindakankesewenang-wenangan dan perlakuan yangtidak manusiawi dari siapapun atau pihakmanapun.

Fenomena perlakuan salah merupakansuatu permasalahan yang dihadapi oleh anak-anak yang terjadi di lingkungan keluarga.Namun kasus ini tidak banyak terungkap kepermukaan, karena masih ada anggapan bahwaperlakuan salah pada anak masih menjadimasalah domestik. Akan tetapi kejadian ini telahmenyangkut pelanggaran HAM dan hak anakitu sendiri. Permasalahan perlakuan salah padaanak menjadi urusan publik.

Bagi anak, lingkungan keluarga merupakanlingkungan pengaruh inti, setelah itu sekolahkemudian masyarakat. Keluarga dipandangsebagai lingkungan dini yang dibangun olehorang tua dan orang-orang yang terdekat. Dalambentuknya keluarga selalu memiliki kekhasan.Setiap keluarga selalu berbeda dengan keluargayang lainnnya. Keluarga bersifat dinamis danmemiliki nilai- nilai dan kebiasaan yang turuntemurun mempengaruhi secara akulturatif (tidaktersadari)2.

Sering dikatakan, anak merupakan cermindari apa yang terjadi dalam rumah tangga. Darikarakteristik keluarga yang berbeda dapatdilihat seperti suasana/lingkungan keluargayang bahagia, maka wajah anak itu terlihatbegitu ceria dan berseri. Sebaliknya jika merekamurung dan sedih, biasanya telah terjadi sesuatuyang berkaitan dengan orang tuanya. Dengankata lain perubahan emosi dapat lebih mudahdilihat pada anak dibandingkan dengan orangtua.

Dari uraian di atas, peneliti tertarik untukmelakukan penelitian tentang dampak kekeras-an yang terjadi dalam rumah tangga dengan polaperilaku / tingkah laku anak. Peneliti terta-rikuntuk mengetahui reaksi anak ketika menjadikorban, kemudian sikap anak ketika mengha-dapi permasalahan dan hubungan sosial anakketika mengalami tindakan kekerasan dalamkeluarganya. Adapun yang menjadi perumusanmasalah adalah (a) apa reaksi anak ketikamengalami KDRT, (b.) bagaimana sikap anakketika mengalami permasalahan, (c) bagaimanaperubahan yang terjadi pada anak sesudahmengalami KDRT, (d) bagaimana hubungansosial anak di dalam keluarganya sesudahmengalami KDRT.

Adapun tujuan penelitian adalah untukmengetahui (a) mengetahui reaksi anak ketikamengalami KDRT, (b) mengetahui sikap anakketika mengalami permasalahan, (c) mengetahuiperubahan yang terjadi pada anak sesudahmengalami KDRT, (d) mengetahui hubungansosial anak di dalam keluarganya sesudahmengalami KDRT.Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaatuntuk menambah wawasan dan informasikepada masyarakat dan para pelajar, khususnyamasyarakat dan siswa-siswi SMAK 4 PENABURJakarta.

Landasan Teori

KekerasanKekerasan adalah perbuatan seseorang/sekelompok orang yang menyebabkan cedera/matinya orang lain atau menyebabkan kerusak-an fisik/barang orang lain. Dalam arti lain,kekerasan adalah tindakan yang berakibatkesengsaraan/penderitaan-penderitaan padaseseorang secara fisik, seksual/psikologis,termasuk ancaman-ancaman tertentu, pemak-saan/perampasan kemerdekaan secara sewe-nang-wenang baik yang terjadi di depan umumdi dalam lingkungan kehidupan pribadi. Istilahkekerasan itu sendiri berkonotasi kecende-rungan agresif untuk melakukan tindakanperilaku yang merusak.

Kekerasan pada dasarnya tergolong dalamdua bentuk kekerasan sembarang, yangmencakup kekerasan dalam skala kecil/yangtidak terencanakan, dan kekerasan yangterkoordinasi, yang dilakukan oleh kelompok-kelompok, baik yang diberi hak, maupun tidakseperti yang terjadi dalam perang (yaknikekerasan antarmasyarakat) dan terorisme.Kekerasan dapat terjadi dalam bentuk (a) tindakkekerasan fisik, (b) tindak kekerasan nonfisikdan (c) tindak kekerasan psikologis/jiwa.Tindak kekerasan fisik adalah tindakan yangbertujuan melukai, menyiksa/menganiayaorang lain. Tindakan tersebut dapat dilakukandengan menggunakan anggota tubuh pelaku(tangan, kaki) atau dengan alat-alat lainnya.Tindak kekerasan nonfisik adalah tindakanyang bertujuan merendahkan citra / kepercaya-an diri seseorang, baik melalui kata-katamaupun melalui perbuatan yang tidak disukai/dikehendaki korbannya.

Page 11: Diterbitkan oleh - Yayasan BPK PENABUR · 4. Panjang naskah hasil penelitian atau opini + 4500 kata, sedangkan untuk info serta resensi buku + 2000 kata. 5. Judul harus singkat, jelas

3Jurnal Pendidikan Penabur - No.13/Tahun ke-8/Desember 2009

Dampak Kekerasan dalam Rumah Tangga

Tindak kekerasan psikologis/jiwa adalahtindakan yang bertujuan mengganggu/menekan emosi korban. Secara kejiwaan, korbanmenjadi tidak berani mengungkapkan pendapat,menjadi penurut, menjadi selalu bergantungpada suami / orang lain dalam segala hal(termasuk keuangan). Akibatnya, korbanmenjadi sasaran dan selalu dalam keadaantertekan atau bahkan takut.

Kekerasan dalam Rumah TanggaRumah tangga adalah sesuatu yang berkenaandengan urusan kehidupan di rumah, berkenaandengan keluarga. Dengan kata lain, rumahtangga adalah keluarga. Kekerasan yang terjadidalam rumah tangga dikenal dengan KDRT.KDRT menurut UU no.23 tahun 2004, adalahsetiap perbuatan terhadap seseorang terutamaperempuan dan anak yang berakibat timbulnyakesengsaraan / penderitaan secara fisik, seksual,psikologis, dan atau penelantaran rumah tanggatermasuk ancaman untuk melakukan perbuatan,pemaksaan atau perampasan kemerdekaansecara melawan hukum dalam lingkup rumahtangga.

KDRT atau sering kita dengar denganistilah domestic violence. Menurut ComprehensiveTextbook of Phychiatry, KDRT mempunyaikonteks yang lebih luas dalam kaitanrelationship, termasuk hubungan perkawinan,kekerasan pada usia lanjut yang dilakukan olehcaregiver, kekerasan yang dilakukan olehpasangan hubungan yang dekat. Child abuse(kekerasan terhadap anak, termasuk dalamKDRT) merupakan bentuk perlakuan kekerasanterhadap anak-anak. Terry E.Lawson, psikiaterinternasional yang merumuskan definisi tentangkekerasan terhadap anak, menyebut ada 4macam abuse, yaitu emotional abuse, verbal abusephysical abuse, dan sexual abuse.

Emotional abuse terjadi ketika orang tua/pengasuh dan pelindung anak setelahmengetahui anaknya meminta perhatian,mengabaikan anak itu. Ia membiarkan anakbasah atau lapar karena ibu terlalu sibuk / tidakingin diganggu pada waktu itu. Ia boleh menjadimengabaikan kebutuhan anak untuk dipeluk/dilindungi. Anak akan mengingat semuakekerasan emosional jika kekerasan emosionalitu berlangsung konsisten. Orang tua yangsecara emosional berlaku keji pada anaknya,akan terus menerus melakukan hal yang samasepanjang kehidupan anak itu.

Verbal abuse terjadi ketika orang tua/pengasuh dan pelindung anak, setelahmengetahui anaknya meminta perhatian,menyuruh anak itu untuk diam/janganmenangis. Jika si anak mulai berbicara, ibu terusmenerus menggunakan kekerasan verbal sepertiperkataan “kamu bodoh”, “kamu cerewet”, dansebagainya. Anak akan mengingat semuakekerasan verbal jika semua kekerasan verbal ituberlangsung dalam satu periode. SedangkanPhysical abuse, terjadi ketika orang tua memukulanak (ketika anak sebenarnya memerlukanperhatian). Pukulan akan diingat anak itu jikakekerasan fisik itu berlangsung dalam periodetertentu. Sementara itu sexual abuse biasanyatidak tejadi selama 18 bulan pertama dalamkehidupan anak.

Perkembangan Pola PerilakuAllport mengemukakan kepribadian adalahsistem jiwa raga yang dinamis dalam diriindividu yang menentukan penyesuaian dirinyayang unik terhadap lingkungannya. Perkem-bangan dapat diartikan sebagai perubahanberkesinambungan dan progresif dalamorganism, dari lahir-mati (Chaplin C.P. , 1989 :134). Sedangkan Hurlock E.B. (1987 : 23)menyatakan bahwa “Perkembangan dapatdidefinisikan sebagai deretan progresif dariperubahan yang teratur dan koheren”.“Progresif” menandai bahwa perubahannyaterarah, membimbing mereka maju, dan bukanmundur. “Teratur” dan “koheren” menunjukkanhubungan yang nyata antara perubahan yangterjadi dan telah mendahului / mengikutinya.

Ini berarti bahwa perkembangan jugaberhubungan dengan proses belajar, terutamamengenai isinya yaitu tentang apa yang akanberkembang berkaitan dengan perbuatan belajar.Disamping itu juga bagaimana suatu hal itudipelajari, apakah melalui memorisasi ataumelalui peniruan dan atau dengan menangkaphubungan-hubungan, hal-hal ini semua ikutmenentukan proses perkembangan.

Dapat pula dikatakan bahwa perkem-bangan sebagai suatu proses yang kekal dantetap yang menuju kearah suatu organisasi padatingkat integrasi yang lebih tinggi, terjadiberdasarkan proses pertumbuhan, kemasakan,dan belajar.

Carol Getswicki (1995) mengemukakanbeberapa prinsip dasar perkembangan, antaralain :

Page 12: Diterbitkan oleh - Yayasan BPK PENABUR · 4. Panjang naskah hasil penelitian atau opini + 4500 kata, sedangkan untuk info serta resensi buku + 2000 kata. 5. Judul harus singkat, jelas

4 Jurnal Pendidikan Penabur - No.13/Tahun ke-8/Desember 2009

Dampak Kekerasan dalam Rumah Tangga

1. Dalam perkembangan terdapat urutanyang diramalkan pemahaman tentangperilaku yang seharusnya terjadi berikut-nya, akan membantu para praktisi untukmengenal perkembangan yang khusus danmenantang fase berikutnya yang semes-tinya.

2. Perkembangan pada suatu tahap meru-pakan landasan bagi perkembanganberikutnya. Suatu perkembangan tidak akanmungkin terjadi berkesinambungan denganbaik bila anak didorong untuk melampaui/ secara tergesa-gesa menjalani tahap-tahapawal. Anak harus diberi waktu yang sesuaidengan yang mereka butuhkan sebelummelanjutkan tahap berikutnya.

3. Dalam perkembangan terdapat waktu-waktu yang optimal. Waktu-waktu yangmenunjukkan kesiapan harus dikenaimelalui pengamatan yang cermat. Prosesbelajar akan terjadi dengan sangat mudahpada saat yang optimal. Setiap pengajarantidak akan menjadikan proses belajar deng-an mudah sebelum mencapai kepuasan.

4. Perkembangan merupakan hasil interaksifaktor-faktor biologis (kematangan) danfaktor-faktor lingkungan (belajar).Kematangan merupakan prasyarat muncul-nya kesiapan untuk belajar. Lingkunganmenentukan arah perkembangan.

5. Perkembangan maju berkelanjutan merupa-kan kesatuan yang paling emosional, sosialberhubungan, dengan semua aspek (fisik,kognitif, emosional, sosial) yang salingmempengaruhi.Dengan kata lain, perkembangan merupa-

kan hasil proses kematangan dan pembelajaran.Karena melalui proses pembelajaran, makaperkembangan tersebut dapat diramalkan sesuaidengan prosesnya. Oleh sebab itu, akan terjadiperbedaan perkembangan di setiap individu,yang sebagian karena pengaruh bawaan dansebagian karena kondisi lingkungan. Ini berlakubagi perkembangan fisik maupun psikologi.Maka, begitu pula dengan perkembangan polaperilaku.

Bagi anak-anak, dalam proses pembel-ajaran, berlaku teori modeling. Anak yangdibesarkan dengan tindak kekerasan akanmenjadi pelaku kekerasan di kemudian hari.Misalnya seorang anak laki-laki tinggal bersama

ayah, yang merupakan pelaku kekerasanterhadap ibunya. Maka anak tersebut akanberlaku sama, yaitu cenderung menggunakancara yang sama kepada pasangannya dikemudian hari. Gangguan kesehatan baik fisikmaupun mental dapat terjadi pada korban,gangguan tersebut berupa trauma, keguguran,penyakit seksual yang menular, sakit kepala,masalah kandungan, gangguan pencernaan,perilaku hidup tidak sehat dan kecacatan.Gangguan kesehatan mental berupa stres,gangguan depresi, gangguan kecemasan,disfungsi seksual, psikotik, kepribadian ganda,gangguan obsesif kompulsi, dan lain-lain(dampak domestic violence).

Anak yang mendapat perlakuan kejam dariorang tuanya akan menjadi sangat agresif, dansetelah ia dewasa dan mempunyai anak, ia akanberlaku kejam kepada anaknya. Orang tuaagresif melahirkan anak yang agresif, yang padagilirannya akan menjadi orang dewasa yangagresif. Dengan sangat mengerikan, Lawsonmenggambarkan bahwa semua jenis gangguanmental ada hubungannya dengan perlakuanburuk yang diterima manusia ketika ia masihkecil.

Hal yang serupa juga dikatakan secara tidaklangsung oleh teori behaviorisme. Behaviorismeadalah teori belajar yang lebih menekankan padatingkah laku manusia. Memandang individusebagai makhluk reaktif yang memberi responterhadap lingkungan. Pengalaman danpemeliharaan akan membentuk perilaku mereka.

Metodologi Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode kausalitas,dengan cara diadakan wawancara danpengisian angket angket secara langsungdengan responden di salah satu sekolah diJakarta Barat, mall Jakarta Barat dan perumahandi Jakarta Barat. Penelitian ini dilaksanakan padatanggal 3 November 2008.

Teknik pengambilan sampel yangdigunakan adalah sampel random atau acakyaitu setiap individu mempunyai kesempatanyang sama untuk menjadi sampel. Datadikembangkan melalui metode wawancara danangket langsung yang kemudian menggunakantabel frekuensi.

Page 13: Diterbitkan oleh - Yayasan BPK PENABUR · 4. Panjang naskah hasil penelitian atau opini + 4500 kata, sedangkan untuk info serta resensi buku + 2000 kata. 5. Judul harus singkat, jelas

5Jurnal Pendidikan Penabur - No.13/Tahun ke-8/Desember 2009

Dampak Kekerasan dalam Rumah Tangga

nednopseRrumU.1lebaT

rumU isneukerF %

nuhat71 3 06

nuhat02 1 02

nuhat42 1 02

halmuJ 5 001

Pengolahan Data

Berdasarkan penelitian yang dilakukan olehpeneliti, didapatkan data sebagai berikut.

Dari tabel 1 di atas diketahui bahwa 3responden (60%) berusia 17 tahun. Jadi, dapatdisimpulkan bahwa mayoritas korban KDRTberumur di bawah 18 tahun. Hal ini disebabkanpada usia dibawah 18 tahun, orang lebih labildalam bertindak dan beremosi sehingga dapatmemancing perilaku KDRT.

Dari tabel 2, dapat diketahui bahwamayoritas responden sejumlah 3 orang berjeniskelamin perempuan dengan presentase sebanyak60% dan 2 responden dengan presentase 40%berjenis kelamin laki – laki. Dapat disimpulkanbahwa mayoritas korban KDRT adalahperempuan. Hal ini disebabkan perempuanlebih lemah secara fisik dan mental diban-dingkan laki – laki

Berdasarkan data tabel 3, sebanyak 2responden dengan presentase 40% sudahmenjadi korban KDRT selama 2 – 4 tahun,sedangkan dengan jumlah dan presentase yangsama dengan sebelumnya, tercatat mereka sudah

menjadi korban KDRT selama 4-6 tahun dansisanya sudah menjadi korban KDRT selama 8tahun.

Dari tabel 4, dapat diketahui bahwa pelakuKDRT dalam keluarga mayoritas adalah ibunyasendiri, sebanyak 2 resoponden mengalamiKDRT oleh ayahnya sendiri dan tak adaresponden yang mengalami tindak KDRT olehkedua orang tua, saudara kandung dan lain –lain. Hal ini disebabkan karena Ibu lebih banyakambil andil dalam mendidik anak dibandingdengan ayah mereka.

Dari tabel 5 dapat diketahui bahwasebanyak 3 responden dengan presentase 60 %mengalami tindakan kekerasan mental dan fisikdan sebanyak 2 responden mengalami tindakkekerasan mental. Hal ini dapat disebabkankarena sifat sang pelaku yang suka memukuldan mudah mencaci maki merupakan tindakankekerasan fisik dan mental.

nednopseRnimaleKsineJ.2lebaT

nimaleKsineJ isneukerF %

ikal-ikaL 2 04

naupmereP 3 06

halmuJ 5 001

hibeLgnuredneCgnaygnarO:4lebaTpadahreTTRDKnakukaleMkaynaB

nednopseR

gnurednecgnaygnarOkaynabhibel

TRDKnakukalemisneukerF %

hayA 2 04

ubI 3 06

ubI&hayA 0 0

gnudnakaraduaS 0 0

halmuJ 5 001

nednopseRamaL.3lebaTTRDKnabroKidajneM

idajneMamaLTRDKnabroK isneukerF %

nuhat2< 0 0

nuhat4-2 2 04

nuhat6-4 2 04

nuhat8-6 1 02

nuhat8> 5 001

Page 14: Diterbitkan oleh - Yayasan BPK PENABUR · 4. Panjang naskah hasil penelitian atau opini + 4500 kata, sedangkan untuk info serta resensi buku + 2000 kata. 5. Judul harus singkat, jelas

6 Jurnal Pendidikan Penabur - No.13/Tahun ke-8/Desember 2009

Dampak Kekerasan dalam Rumah Tangga

Dari tabel 6, dapat diketahui bahwamayoritas responden mengalami KDRT karenamasalah pendidikan dan masalah perseling-

kuhan. Hal ini disebabkan 2 respondenbermasalah dengan nilai – nilai akademisnyadi sekolah dan 2 responden lainnya, ayahnyamelakukan perselingkuhan dengan wanita lain.

Dari tabel 7, diketahui bahwa sebanyak 3responden dengan presentase 60% mendapatipukulan dan hinaan ketika mengalami KDRT.Hal ini disebabkan karena ketika KDRT ituterjadi, pertama – tama sang pelaku memulainyadengan hinaan kemudian dilanjutkan denganpukulan.

Dari tabel 8, dapat diketahui bahwa semuapelaku tindakan KDRT melakukan tindakkekerasan dengan keadaan sadar kepada semuaresponden. Hal ini dapat dikarenakan konflikpemicu tindakan KDRT bukan disebabkanpengaruh alkohol.

Dari tabel 9, dapat diketahui bahwamayoritas responden dengan presentasesebanyak 40% membentak, menghindar,menggerutu, menangis dan diam saja ketikamenerima perlakuan KDRT. Hal ini dapatdisebabkan oleh keadaan hati respondensebelum menerima perlakuan tersebut, dankedua responden tersebut berjenis kelaminperempuan.

gnireSgnaynasarekeKsineJ:5lebaTipadaHnednopseR

gnaynasarekeksineJipadahgnires isneukerF %

latneM 2 04

kisiF 0 0

kisif&latneM 3 06

halmuJ 5 001

imalaidgnayTRDKbabeyneP:6lebaTnednopseR

TRDKbabeyneP isneukerF %

nakididnephalasaM 2 04

imonokehalasaMagraulek

0 0

ukalepgnastafiS 0 0

nakukaleMnahalasek

0 0

gnaronagnaliheKgnayasidgnay

1 02

nahukgnilesreP 2 04

halmuJ 5 001

taaSukalePisidnoK:8lebaTTRDKnakukaleM

taasukalepisidnoKTRDKnakukalem isneukerF %

radaS 5 001

)kubam(radaskadiT 0 0

halmuJ 5 001

akiteKnednopseRiskaeR:9lebaTTRDKnaukalrePipadahgneM

ipadahgnemakitekiskaeRTRDKnaukalrep isneukerF %

radnihgneM 1 02

ajasmaidnadradnihgneM 1 02

signanemnadradnihgneM 1 02

,radnihgnem,katnebmeMnadsignanem,utureggnem

ajasmaid

2 04

halmuJ 5 001

itapadiDgnireSgnayukalireP:7lebaTTRDKakiteKnednopseR

gniresgnayukalirePTRDKakitekitapadid isneukerF %

naanihnadnalukuP 3 06

naaniH 2 04

halmuJ 5 001

Page 15: Diterbitkan oleh - Yayasan BPK PENABUR · 4. Panjang naskah hasil penelitian atau opini + 4500 kata, sedangkan untuk info serta resensi buku + 2000 kata. 5. Judul harus singkat, jelas

7Jurnal Pendidikan Penabur - No.13/Tahun ke-8/Desember 2009

Dampak Kekerasan dalam Rumah Tangga

Dari tabel 10, dapat diketahui bahwa semuasaudara kandung responden mengalamitindakan KDRT juga, dan 2 ibu dari keseluruhanresponden mengalami tindakan KDRT. Hal inidikarenakan pihak orang tua yang seharusnyamenjadi penjaga tetapi menyalahgunakankekuasaan yang dimiliki justru kerap kalimenjadi pelaku KDRT.

Dari tabel 11, dapat diketahui bahwasejumlah 2 responden membela ketika melihatorang dalam keluarganya turut mengalamitindakan KDRT, 1 responden membela danbersembunyi dan 2 orang responden bereaksimembela, menangis dan bersembunyi. Hal inidapat dikarenakan oleh sifat tiap – tiapresponden yang berbeda.

Dari tabel 12, dapat diketahui sebanyak 3dengan presentase 60% responden dibelaseseorang ketika menerima perlakuan KDRTdan sebanyak 2 responden dengan presentase40% tidak dibela oleh siapapun ketika iamenerima perlakuan KDRT. Hal ini dapatdisebabkan kedekatan responden dengansesorang dalam keluarganya sehingga ia takakan membiarkan begitu saja oleh orang tersebutketika ia menerima perlakuan KDRT. Danmayoritas responden dibela oleh Ibu dansaudara kandung.

Dari tabel 13, dapat diketahui bahwa 3 (60%)responden mengalami konflik di dalam dirinyauntuk menghargai pelaku sebagai bagian darikeluarga dan sebanyak 2 (40%) responden tidakmengalami konflik dalam dirinya untukmenghargai sang pelaku sebagai bagian darikeluarganya.

Jadi, ketika seseorang yang seharusnyamenjadi orang tua yang menjaga dan melindungianaknya tetapi ia menyalahgunakan kekuasa-aan itu dan bertindak sebaliknya dan menjadipelaku KDRT. Maka terjadi konflik dalam batinanak tersebut untuk hormat atau tidak kepadaorang tuanya.

amireneMaguJgnaygnarO:01lebaTnednopseRnialeSTRDKnaukalreP

amirenemagujgnaygnarOTRDKnaukalrep isneukerF %

gnudnakaraduaS 3 04

gnudnakaraduasnadubI 2 06

halmuJ 5 001

tahileMakiteKnednopseRiskaeR:11lebaTTRDKTimalagneMniaLgnarO

gnarotahilemakitekiskaeRTRDKimalagnemnial isneukerF %

alebmeM 2 04

iynubmesrebnadalebmeM 1 02

nadsignanem,alebmeMiyubmesreb

2 04

alebmeMgnayaynkadiTadA:21lebaTTRDKnaukalrePamireneMakiteKnednopseR

gnayaynkadiTadAamireneMakiteKalebmeM

TRDKnaukalrePisneukerF %

adA 3 06

kadiT 2 04

halmuJ 5 001

iriDmalaDidkilfnoKaynkadiTadA:31lebaTiagabeSukalePiagrahgneMkutnUnednopseR

agrauleKiraDnaigaB

idkilfnoKaynkadiTadAkutnUiriDmalaD

iagabeSukalePiagrahgneMagrauleKiraDnaigaB

isneukerF %

adA 3 06

kadiT 2 04

halmuJ 5 001

nednopseRaynkadiThanreP:41lebaTlaisoSnaluagrePiraDiriDkiraneM

kiranemaynkadithanrePlaisosnaluagrepiradirid isneukerF %

hanrep,aY 2 04

hanrepkadiT 3 06

halmuJ 5 001

Page 16: Diterbitkan oleh - Yayasan BPK PENABUR · 4. Panjang naskah hasil penelitian atau opini + 4500 kata, sedangkan untuk info serta resensi buku + 2000 kata. 5. Judul harus singkat, jelas

8 Jurnal Pendidikan Penabur - No.13/Tahun ke-8/Desember 2009

Dampak Kekerasan dalam Rumah Tangga

Dari tabel 14, dapat diketahui bahwamayoritas responden sebanyak 3 respondendengan presentase 60% tidak pernah menarikdiri dari pergaulan sosialnya sedangkan 2responden dengan presentase 40% pernahmenarik diri dari pergaulan sosialnya karenatindakan KDRT yang mereka alami. Hal inidikarenakan responden menceritakan kisahnyakepada teman – teman dalam pergaulannyasehingga ia tidak menarik diri dari pergaulan.

Dari tabel 15, dapat diketahui mayoritasresponden sebanyak 3 orang dengan presentase60% mempunyai bentuk pelampiasan terhadapKDRT yang terjadi dan sebanyak 2 respondendengan presentase 40% tidak memiliki bentukpelampisan terhadap KDRT yang terjadi. Hal inimungkin dikarenakan responden tidak dapatmenahan emosinya dan mengatasi perma-salahannya tanpa suatu penyaluran sehinggaresponden mempunyai bentuk pelampiasantersendiri terhadap tindakan KDRT yang terjadi.Pelampiasan yang terjadi tidak di tanyakanpeneliti karena ini terlalu bersifat pribadi.

Dari tabel 16, dapat diketahui bahwamayoritas responden sebanyak 4 respondendengan presentase 80% pernah menceritakanpengalamannya kepada orang lain dan 1responden dengan presentase 20% tidak pernahmenceritakan pengalamannya kepada orang

nednopseRaynkadiThanreP:41lebaTlaisoSnaluagrePiraDiriDkiraneM

kiranemaynkadithanrePlaisosnaluagrepiradirid isneukerF %

hanrep,aY 2 04

hanrepkadiT 3 06

halmuJ 5 001

nasaipmalePkutneBaynkadiTadA:51lebaTTRDKpadahreT

kutnebaynkaditadATRDKpadahretnasaipmalep isneukerF %

aY 3 06

kadiT 2 04

halmuJ 5 001

lain. Hal ini dapat dikarenakan respondenmempercayai dan dekat dengan orang–orang disekelilingnya sehingga responden menceritakanpengalamannya kepada orang lain. Mayoritasresponden memilih teman sebayanya sebagaiorang yang dipercayai untuk membagipengalamannya. Hal ini disebabkan oleh lebihdekatnya hubungan responden dengantemannya dibandingkan dengan keluarganya.

Sedangkan untuk satu responden yangtidak menceritakan dalam hal ini, yangdimaksud adalah bahwa responden selama inidiam saja seolah – olah tidak terjadi apa – apadalam keluarganya. Jadi peneliti mengetahuibahwa ia merupakan salah satu korban KDRTdengan melalui teman peneliti yang melihatlangsung kejadian tersebut. Walaupun temanpeneliti melihat langsung bahwa orang tuanyamelakukan tindak KDRT terhadap anak itu,sang responden tetap tidak menceritakan haltersebut kepada siapapun.

Dari tabel 17, dapat diketahui bahwamayoritas reponden sebanyak 3 respondendengan presentase 60% terlihat tidak berubahsejak pengalaman KDRT oleh orang – orang

nednopseRaynkadiThanreP:61lebaTadapeKaynnamalagnePnakatirecneM

niaLgnarO

aynkadiThanreP-namalagnePnakatirecneM

niaLgnarOadapeKaynisneukerF %

aY 4 08

kadiT 1 02

halmuJ 5 001

gnaytakedreTgnarOaynkadiTadA:71lebaTkajeShabureBnednopseRawhaBnakatagneM

aynnamalagneP

gnarOaynkadiTadAnakatagneMgnaytakedreT

kajeShabureBaynnamalagneP

isneukerF %

aY 2 04

kadiT 3 06

halmuJ 5 001

Page 17: Diterbitkan oleh - Yayasan BPK PENABUR · 4. Panjang naskah hasil penelitian atau opini + 4500 kata, sedangkan untuk info serta resensi buku + 2000 kata. 5. Judul harus singkat, jelas

9Jurnal Pendidikan Penabur - No.13/Tahun ke-8/Desember 2009

Dampak Kekerasan dalam Rumah Tangga

terdekat dan 2 responden dengan presentase 40%terlihat berubah oleh orang – orang terdekat. Halini disebabkan responden berpura – pura tidakada masalah apapun dalam keluarganya dantetap bersikap seperti hari – hari sebelumnyasehingga orang – orang di sekelilingnya tidakmelihat perubahan dalam diri responden.

Dari tabel 18, dapat diketahui bahwamayoritas responden sebanyak 3 respondendengan presentase 60% mengalami perubahandalam diri sesudah mengalami tindakan KDRTdan sebanyak 2 responden dengan presentase40% tidak mengalami perubahan dalam dirisesudah mengalami tindakan KDRT. Hal inidapat disebabkan besarnya kekecewaanresponden terhadap perilaku sang pelakusehingga membuat traumatis secara tak

langsung yang mengakibatkan perubahan polaperilaku responden.

Dari tabel 19, dapat diketahui bahwamayoritas responden sebanyak 4 respondendengan presentase 80% jarang terlibatperkelahian di luar keluarga walaupunmengalami tindakan KDRT dan 1 responden

dengan presentase 20% sering terlibatperkelahian di luar keluarga. Hal ini dapatdikarenakan pengalaman KDRT yang ia perolehjustru membuat responden menjadi seseorangyang anti-kekerasan karena ia tak mau menjadiserupa dengan sang pelaku.

Dari tabel 20, dapat diketahui bahwa mayoritasresponden sebanyak 3 responden denganpresentase 60% menceritakan pengalamannya(curhat) kepada orang yang dipercaya ketikaterjadi permasalahan, 1 responden denganpresentase 20% melampiaskan pada suatu hal/ kegiatan ketika terjadi permasalahan dan 1orang responden dengan presentase 20%bersikap diam dan berpikir ketika terjadipermasalahan. Hal ini disebabkan padadasarnya manusia adalah makluk sosial,responden merasa tak mampu menghadapimasalahnya sendirian dan butuh orang untukmenopangnya.

ukalirePnahaburePaynkadiTadA:81lebaTTRDKimalagneMhaduseSnednopseR

nahaburePaynkadiTadAhaduseSukalirePTRDKimalagneM

isneukerF %

aY 3 06

kadiT 2 04

halmuJ 5 001

tabilreTnednopseRaynkadiTgnireS:91lebaTagrauleKrauLidnaihalekreP

tabilreTaynkadiTgnireSrauLidnaihalekreP

agrauleKisneukerF %

gnireS 1 02

gnaraJ 4 08

halmuJ 5 001

idajreTakiteKnednopseRpakiS:02lebaTnahalasamreP

idajreTakiteKpakiSnahalasamreP isneukerF %

utausadapnaksaipmaleMnataigek/lah

1 02

namalagnepnakatirecneMayacrepidgnaygnaroadap

3 06

rikiprebnadmaiD 1 02

keuC 0 0

halmuJ 5 001

TRDKhuragnePaynkadiTadA:12lebaTmaladnasutupeKtaubmeMnednopseRakiteK

pudiHnagnasaPhilimeM

huragnePaynkadiTadAhilimeMmaladTRDK

pudiHnagnasaPisneukerF %

aY 3 06

kadiT 2 04

halmuJ 5 001

Page 18: Diterbitkan oleh - Yayasan BPK PENABUR · 4. Panjang naskah hasil penelitian atau opini + 4500 kata, sedangkan untuk info serta resensi buku + 2000 kata. 5. Judul harus singkat, jelas

10 Jurnal Pendidikan Penabur - No.13/Tahun ke-8/Desember 2009

Dampak Kekerasan dalam Rumah Tangga

Dari tabel 21, dapat diketahui bahwa mayoritasresponden sebanyak 3 responden denganpresentase 60% mengatakan bahwa pengalam-an KDRT yang terjadi mempengaruhi merekamembuat keputusan dan 2 responden denganpresentase 40% mengatakan bahwa pengalamanKDRT yang terjadi tidak mempengaruhi merekadalam membuat keputusan. Hal ini disebabkanoleh intesitas dan lamanya responden menerimaperlakuan KDRT. Karena semakin lamaseseorang ditempa oleh perlakuan KDRT, makasecara tak sadar itu akan mempengaruhi polapikiran dan dari pola pikiran akanmempengaruhi pola perilaku sang korban.

Dari tabel 22, dapat diketahui bahwa mayoritasresponden sebanyak 3 responden denganpresentase 60% mengalami perubahan suasanakeluarga setelah mengalami tindakan KDRT dan2 responden dengan presentase 40% tidakmengalami perubahan suasana keluarga setelahmengalami tindakan KDRT. Hal ini disebabkanoleh perasaan takut, waspada dan marah didalam tiap – tiap individu dalam keluarga itusehingga mempengaruhi suasana dalamkeluarga setelah kejadian KDRT.Sumber pertanyaan no: 27

Dari tabel 23, dapat diketahui bahwasebanyak 2 responden dengan presentase 40%berkomunikasi biasa saja dengan sang pelaku,namun menjaga jarak, 2 responden denganpresentase 40% berkomunikasi sangat jarang(berbicara seperlunya saja) dengan sang pelakudan 1 responden dengan presentase 20%berkomunikasi layaknya keadaan sebelumKDRT. Hal ini dapat disebabkan oleh perasaan

anasauSnahaburePaynkadiTadA:22lebaTTRDKnakadniTimalagneMhaleteSagrauleK

nahaburePaynkadiTadAhaleteSagrauleKanasauS

TRDKnakadniTimalagneMisneukerF %

aY 3 06

kadiT 2 04

halmuJ 5 001

nagneDnednopseRisakinumoK:32lebaTTRDKidajreThaleteSTRDKukaleP

nagneDdisakinumoKhaleteSTRDKukaleP

TRDKidajreTisneukerF %

mulebesnaadaekekilabmeKTRDK

1 02

agajnemnuman,ajasasaiBkaraj

2 04

gnaraJ 0 0

aracib(gnarajtagnaS)ajasaynulrepes

2 04

amasisakinumokrebkadiTilakes

0 0

halmuJ 5 001

enggan dan menjaga jarak yang timbul dari diriresponden akibat KDRT yang dialaminya.

Kesimpulan dan Saran

KesimpulanBerdasarkan penelitian yang telah penulislakukan, dapat disimpulkan bahwa reaksiresponden yang paling umum adalahmenghindar kemudian menangis. Reaksirepsonden ini merupakan reaksi mereka yangtak mampu berbuat lebih jauh karena pihak yangmenjadi pelaku KDRT adalah orang tua merekasendiri, sehingga ada rasa tak berdaya dalamdiri mereka.

Pengalaman KDRT yang pernah dialaminyamempengaruhi sang anak ketika mengalamipermasalahan. Mayoritas responden mencerita-kan permasalahannya kepada orang yangdipercayai, ketika mengalami permasalahan.Hal ini kurang lebih dipengaruhi oleh pengala-man KDRT yang pernah responden alami.

Hubungan sosial anak di dalam keluargasesudah pengalaman KDRT juga turut berubah.Intesitas komunikasi anak dengan sang pelakumenjadi lebih jarang, sekalipun berjalan normalseperti sebelumnya, responden menjaga jarakdengan sang pelaku.

Page 19: Diterbitkan oleh - Yayasan BPK PENABUR · 4. Panjang naskah hasil penelitian atau opini + 4500 kata, sedangkan untuk info serta resensi buku + 2000 kata. 5. Judul harus singkat, jelas

11Jurnal Pendidikan Penabur - No.13/Tahun ke-8/Desember 2009

Dampak Kekerasan dalam Rumah Tangga

SaranBagi sang anak, penulis menyarankan untukmemaafkan perbuatan sang pelaku dan biarlahwaktu berlalu tanpa dendam. Memang hal itususah dilaksanakan, tapi cobalah untuk mulaiberkomunikasi dengan sang pelaku karenakomunikasi adalah jembatan pikiran. Dengankomunikasi salah paham dan persoalan dapatterselesaikan.

Pelampiasan emosi memang dibutuhkansebagai penyalur pikiran, akan tetapi pelam-piasan emosi hendaknya dalam bentuk kegiatanyang positif dan berguna. Lebih baik bercerita(curhat) kepada sahabat terdekat gunameringankan beban pikiran.

Bagi sang pelaku, penulis menyarankanuntuk menyadari betapa besar dan fatal dampakperbuatannya kepada seorang anak. Tindakkekerasan yang dilakukan dapat berakibathilangnya kepercayaan anak terhadap Anda

dan berubahnya perilaku anak. Tak jarang anaklebih condong ke perbuatan yang negatif.

Daftar Pustaka

Ciciek, Farha. (2005). Jangan ada lagi kekerasandalam rumah tangga. Jakarta: GramediaPustaka Utama

Sadock, Benjamin J. (2006). Comperhensice textbookof psychiatery. New York:AmericanPsychiatric Association

Widiastuti, Rofi dan Titiana Adinda. (2009).Demi anakku dan masa depanku; Pengalamanperempuan korban KDRT dan menjadiorangtua tunggal. Jakarta: : Elex MediaKomputindo

www.tripod.comwww. Bared118’sblog.comwww.wikipedia.com

Page 20: Diterbitkan oleh - Yayasan BPK PENABUR · 4. Panjang naskah hasil penelitian atau opini + 4500 kata, sedangkan untuk info serta resensi buku + 2000 kata. 5. Judul harus singkat, jelas

12 Jurnal Pendidikan Penabur - No.13/Tahun ke-8/Desember 2009

Bangunan Tahan Gempa dengan Bambu

Bangunan Tahan Gempa dengan Bambu

Vincensius Yandi Arie Putra*)

*) Siswa Kelas Brilliant SMAK Gading Serpong BPK PENABUR Jakarta

Penelitian

encana alam yang terjadi akibat gempa dapat merusak dan menghancurkan bangunan-bangunan yang terbuat dari beton dengan kerangka besi. Selama ini masyarakat kurangmenggunakan bambu sebagai bahan bangunan permanen walaupun sejak jaman dahulu,bambu telah digunakan untuk bahan bangunan. Penelitian ini meneliti penggunaan bambu

sebagai bahan bangunan tahan gempa dengan mengukur kekuatan bambu itu setelah melaluiproses pengawetan. Hasil penelitian ini menunjukkan, sungguhpun memiliki kelemahan, bambudapat dipergunakan sebagai bahan bangunan tahan gempa dan menyarankan agar masyarakatmeningkatkan penggunaan bambu untuk berbagai jenis bangunan tahan gempa.

Kata-kata kunci: Jenis-jenis bambu, kelemahan bambu, kelebihan bambu

AbstractEarthquakes have damaged or destroyed many buildings and brought a lot of victims all over the worldincluding those in Indonesia. This research aimed at finding out the possibility of using bamboo as one of thematerials to construct seismic building. In this research the strength of three kinds of bamboo was measured toknow its endurance for earthquakes. The experiment concluded, bamboo is appropriate for building constructionand recommended to socialize the use of bamboo widely to all levels of society.

Key words: Kinds of bamboo, weakneses of bamboo, advantages of bamboo

Abstrak

B

Pendahuluan

Dari berbagai bencana alam yang terjadi, salahsatu di antaranya adalah gempa bumi yangterjadi diberbagai tempat di dunia ini, termasukdi Indonesia. Gempa merusak dan bahkan dapatmembuat tanah longsor dan merusak sampaimeluluhlantakkan bangunan yang ada di ataspermukaan bumi sehingga tidak hanyamenimbulkan kerugian materi tetapi jugamenelan korban jiwa. Menyadari akibat gempaterhadap bangunan, para ahli merancangstruktur dan bahan bangunan sedemikian rupa

sehingga tahan gempa dan melindungipenghuninya dari akibat gempa itu.

Penelitian ini mengkaji kemungkinanpenggunaan bambu sebagai bahan bangunantahan gempa. Adapun faktor yang mendorongpenulis memilih bambu sebagai bahanbangunan karena berbagai alasan. Pertama,Indonesia sangat berlimpah dengan persediaanbambu, tetapi penggunaan bambu untuk bahanbangunan belum optimal karena masyarakatmenganggap bangunan yang terbuat dari bambukurang bergengsi dan bentuknya kurangmenarik. Kedua, berdasarkan hasil penelitian,struktur bambu memiliki banyak keunggulan.

Page 21: Diterbitkan oleh - Yayasan BPK PENABUR · 4. Panjang naskah hasil penelitian atau opini + 4500 kata, sedangkan untuk info serta resensi buku + 2000 kata. 5. Judul harus singkat, jelas

13Jurnal Pendidikan Penabur - No.13/Tahun ke-8/Desember 2009

Bangunan Tahan Gempa dengan Bambu

Seratnya yang elastis sangat baik menahanbeban, baik beban tekan maupun tarik. Bahkanjenis bambu tertentu dapat menggantikan bajasebagai tulangan beton. Ketiga, dari segigeografis, Indonesia berada di lempengangunung, mengakibatkan mudah terjadi gempabumi. Hal ini harus disikapi sejak dini untukmemilih struktur bangunan yang tahan gempa.Berdasarkan dua alasan sebelumnya, makatepatlah memilih bambu sebagai materi dalammengkonstruksi bangunan tahan gempa.

Pengalaman menunjukkan bahwa padahakikatnya penduduk asli Indonesia secaraturun-temurun telah menggunakan bambusebagai bahan bangunan untuk dangau,pondok, rumah tempat tinggal, dan berbagaijenis bangunan lainnya. Penggunaan bambusecara tradisional untuk bangunan yang selamaini telah dilakukan belum didahului denganpenelitian secara ilmiah. Oleh karena itu, denganmemperhatikan bencana alam akibat gempabumi yang semakin sering terjadi belakangan ini,perlu diteliti kemungkinan pemakaian bambuuntuk berbagai jenis bangunan besar yang tahangempa.

Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini ialah mengetahuikemungkinan penggunaan bambu sebagaibahan bangunan tahan gempa. Untuk itu perludiketahui (a) kekuatan bambu kosong tanpabuku, (b) kekuatan bambu kosong dengan buku,dan (c) kekuatan bambu tanpa buku maupunberbuku, yang sudah diisi.

Batasan Penelitian

Terdapat berbagai jenis bambu, mulai daribambu besar dan tinggi sampai bambu kecilsehingga dipergunakan juga sebagai tanamanhias. Dalam kesempatan ini bambu yang ditelitidibatasi pada jenis Bambu Gading, Bambu Ori,dan Bambu Petung.

Sedangkan dari bahan yang digunakanuntuk memperkuat bambu ini juga dibatasi yaitumortar, campuran semen dan pasir, dancampuran lain yang digunakan adalah

campuran styrofoam dan mortar sebagai perekattiap butir styrofoam tersebut. Perbandinganantara semen dan pasir pada mortar ialah 1:2dan perbandingan antara mortar dan styrofoampada campuran kedua ialah 3:2. Oleh karenaketerbatasan waktu, semen yang digunakantidak sepenuhnya kering, karena semennyahanya didiamkan selama 17 hari.

Kajian Teoretis

Sebelum dilakukan penelitian perlu diketahuisecara tepat hal-hal yang berkaitan denganbambu seperi (a) sifat-sifat, (b) masalah-masalah,dan (c) cara pengolahan bambu.

Sifat-sifat bambuMeskipun bambu, baja dan beton masing-masingdapat digunakan untuk struktur bangunan,bambu memiliki sifat yang berbeda dengan bajadan beton, baik secara fisis mekanis dankimiawi. Sifat-sifat kimia bambu jelas berbedadengan sifat kimia bahan- bahan lainnya yaitusebagai berikut. Pertama, kadar selulosa berkisarantara 42,4% - 53,6%. Kedua, kadar ligninbambu berkisar antara 19,8% - 26,6%, sedangkankadar pentosan 1,24% - 3,77%. Ketiga, kadar abu1,24% - 3,77%;. Keempat, kadar silika 0,10% -1,78%; 4) Kadar ektraktif (kelarutan dalam airdingin) 4,5% - 9,9%. Kelima, kadar ekstraktif(kelarutan dalam air panas) 5,3% - 11,8. Terakhir,yang ke enam, kadar ekstraktif (kelarutan dalamalkohol benzene) 0,9% - 6,9%.

Anatomi bambu juga berbeda dengan bahanlainnya. Perbedaan utamanya yaitu pada bagiantengah bambu yang berongga, dan buku-bukuyang dimiliki bambu. Banyak orang menganggapbahwa rongga di bagian tengah bambu inimerupakan kelemahan bambu, karena ronggatersebut menyebabkan bambu tidak cukup kuatmenahan beban, padahal sebenarnya pembatasantara ruas yang satu dan ruas yang lainberfungsi sebagai bracer yang memperkuatbambu, dan juga rongga ini memberi keuntungantambahan dalam menggunakan bambu sebagaistruktur bangunan karena membuat bambu tidakterlalu kaku dan lebih ringan. Sedangkan sifatmekanisnya nanti akan dibandingkan denganbeton dan baja sebagai pembanding kekuatan.

Page 22: Diterbitkan oleh - Yayasan BPK PENABUR · 4. Panjang naskah hasil penelitian atau opini + 4500 kata, sedangkan untuk info serta resensi buku + 2000 kata. 5. Judul harus singkat, jelas

14 Jurnal Pendidikan Penabur - No.13/Tahun ke-8/Desember 2009

Bangunan Tahan Gempa dengan Bambu

Masalah-Masalah BambuSeperti yang telah diutarakan sebelumnya,bambu masih sangat jarang digunakan diIndonesia. Alasannya antara lain ialah (a)banyak orang masih ragu akan kekuatan bambu;(b) masyarakat beranggapan bahwa bambuadalah material bagi orang miskin, dan (c)bambu tidak awet, karena mudah berlumut dandiserang kutu. Alasan-alasan tersebut pada

hakikatnya kurang kuat dan tidak sesuai dengankeadaan yang sebenarnya. Di pihak lain, bambusangat mudah didapat di Indonesia. Dariratusan spesiesnya yang ada di dunia, lebih dariseratus jenisnya dapat ditemukan di Indonesia.Tabel berikut ini berisikan jenis-jenis bambu yangdapat ditemukan di Indonesia. Jenis-jenis bambuyang ada di daerah-daerah di Indonesia antaralain adalah seperti tertera dalam tabel 1 berikut.

ubmaBsinej-sineJ:1lebaT

.oN nitaLamaN hareaDamaN idnakumetiD

.1 xecuZ&beiSacinopajairanidnurA.dnetS

- awaJ

.2 .dliW).zteR(aecanidnuraasubmaB irognirP isewaluS,avaJ,aretamuS

.3 .ldniLartaasubmaB abeloL ukulaM

.4 .bxoRaooclabasubmaB - awaJ

.5 .f.luhcSxe.lBanaemulbasubmaB irudubmaB asuN,isewaluS,awaJaraggneT

.6 xebeiS)dliW(snecsecualgasubmaB.ornuM

inadnec,ragapubmaB awaJ

.7 .ornuMiidleifsrohasubmaB gnobmeubmaB awaJ

.8 .ornuMahpromylopasubmaB - awaJ

.9 .ornuMadlutasubmaB - awaJ

.01 siragluvasubmaB gnidaGubmaB aretamuS

.11 .drahcSsiragluvasubmaB ruah,lepmaiwA ,aretamuS,awaJukulaM,natnamilaK

.21 repsasumalacordneD gnutepubmaB ,aretamuS,ilaB,avaJisewaluS,natnamilaK

.31 .ornuMsuetnagigsumalacordneD gnalibmesubmaB awaJ

.41 .sseN)bxoR(rutcirtssumalacordneD utabubmaB awaJ

.51 .K.OsnednacsaolhconiD ,herokgnacubmaBnaladaK

awaJ

.61 .zruKsupaaolhcotnagiG ilat,supaubmaB awaJ

.71 aecaloivortaaolhcotnagiG gnuluw,matihubmaB awaJ

.81 rettaaolhcotnagiG ,lenebawaj,retaubmaBhulub

awaJ

.91 .ajajdiWiidamhcaaolhcotnagiG supahuluB aretamuS

Page 23: Diterbitkan oleh - Yayasan BPK PENABUR · 4. Panjang naskah hasil penelitian atau opini + 4500 kata, sedangkan untuk info serta resensi buku + 2000 kata. 5. Judul harus singkat, jelas

15Jurnal Pendidikan Penabur - No.13/Tahun ke-8/Desember 2009

Bangunan Tahan Gempa dengan Bambu

.oN nitaLamaN hareaDamaN idnakumetiD

.02 anailrakssahaolhcotnagiG ilatakgnelubmaB aretamuS,ilaB,awaJ

.12 .rreM)ocnalB(sivelaolhcotnagiG kulushuluB natnamilaK

.22 .ajajdiWgnoggnamaolhcotnagiG gnoggnamubmaB awaJ

.32 zruKatallicorginaolhcotnagiG gnuret,akgnelubmaBisaret

awaJ

.42 sneirurpaolhcotnagiG negnerhuluB aretamuS

.52 eaecanidnuraodespaolhcotnagiG gnabmag,gnodnaubmaBtarus

awaJ

.62 .mutloHiyeldiraolhcotnagiG saakgnayiT ilaB

.72 .zruKatsuboraolhcotnagiG tiresnemet,nayamubmaB aretamuS,ilaB,awaJ

.82 elbmaGiyrawaolhcotnagiG obadhuluB aretamuS

.92 .zruK)bxoR(areficabannacoleM - awaJ

.03 .tloH)kssaH(sumissitnagelesutsaN lue-lueubmaB awaJ

.13 areiviR.hC&AaeruasyhcatsollyhP aecnuubmab awaJ

.23 .sseNienulbmuyhcatozihcS gnaimat,huluwubmaB asuNtsaE,awaJ,aretamuS,araggneT

,isewaluS,natnamilaKukulaM

.33 .zeuKmudalcyhcarbmuyhcatozihcS ,hulubiwa,ehenhuluBalumot,tanawetu

,aretamuS,awaJukulaM,isewaluS

.43 xerekcaBmutadnacmuyhcatozihcSenyeH

kokgnubhuluB aretamuS

.53 .rreM)ocnalB(amilmuyhcatozihcS iotubmaB nairI,ukulaM,isewaluSayaJ

.63 .zruKatalucipsignolmuyhcatozihcS rulajubmaB ,aretamuS,awaJnatnamilaK

.73 .dnetSiregnillozmuyhcatozihcS kuertuekac,alajubmaB aretamuS,awaJ

Cara mendorong masyarakat umummenggunakan bambu sebagai bahan bangunandapat dilakukan dengan memberikan penjelasankepada masyarakat bahwa bambu itu bukanhanya digunakan oleh orang miskin, dan jugabahwa bambu itu cukup kuat untuk digunakansebagai bahan bangunan. Hal ini dapatdidukung dengan memberikan bukti berupaeksperimen kekuatan bambu. Sedangkanberkaitan dengan kekuatan bambu, dapatdibuktikan melalui penelitian yangmenunjukkan bahwa melalui proses pengawet-

an, bambu dapat tahan lama. Khusus yangberkaitan dengan pengawetan bambu, berikutini diuraikan teknik pelaksanaannya secararinci.

Pengawetan Bambu

A. Proses-proses pengawetan bambu I. I. I. I. I. VVVVVertical Soak Difertical Soak Difertical Soak Difertical Soak Difertical Soak Diffusionfusionfusionfusionfusion (VSD) (VSD) (VSD) (VSD) (VSD)a. Alat dan bahan yang diperlukan

adalah: (1) tiga kg borax, (2) dua kg

Page 24: Diterbitkan oleh - Yayasan BPK PENABUR · 4. Panjang naskah hasil penelitian atau opini + 4500 kata, sedangkan untuk info serta resensi buku + 2000 kata. 5. Judul harus singkat, jelas
Page 25: Diterbitkan oleh - Yayasan BPK PENABUR · 4. Panjang naskah hasil penelitian atau opini + 4500 kata, sedangkan untuk info serta resensi buku + 2000 kata. 5. Judul harus singkat, jelas

17Jurnal Pendidikan Penabur - No.13/Tahun ke-8/Desember 2009

Bangunan Tahan Gempa dengan Bambu

Ukuran bambuDiameter dan luas penampang bambu-bambutersebut adalah sebagai berikut.1. Petung :

Diameter luar = 7.5 cmDiameter dalam = 6 cmArea = 1.589x10-3 m2

2. Gading :Diameter luar = 6.5 cmDiameter dalam = 5.9 cmArea = 5.840x10-4 m2

3. Ori :Diameter luar = 7.5 cmDiameter dalam = 5 cmArea = 2.453x10-3 m2

gnutePubmaB*tareB:2lebaT

ytpmE ratroM +ratroMmaoforytS

htiWedoN

tuohtiWedoN

htiWedoN

tuohtiWedoN

htiWedoN

tuohtiWedoN

1elpmaS 7.153 2.513 8.2791 6.9681 3.5071 6771

2elpmaS 7.633 5.253 6.6912 6671 5.5061 1.6271

3elpmaS 9.473 2.733 3.4222 4.0802 8.8451 3.0441

.gvA 34.453 79.433 32.1312 33.5091 78.9161 76.7461

margmalad*:natataC

Kemudian sebagian potongan bambu diisi,namun masih ada potongan bambu yang masihkosong. Eksperimen ini menunjukkan beratmasing-masing ketiga jenis bambu itu sepertitertera dalam tabel 2 sampai dengan tabel 4.

Berat BambuSetelah diisi, bambu diukur beratnya dandiperoleh hasil seperti tertera dalam tabel 2, 3,dan 4 berikut ini.

gnidaGubmaB*tareB:3lebaT

ytpmE ratroM +ratroMmaoforytS

htiWedoN

tuohtiWedoN

htiWedoN

tuohtiWedoN

htiWedoN

tuohtiWedoN

1elpmaS 7.542 1.711 1.8871 6.9561 7.6711 7.3141

2elpmaS 4.572 7.341 1.6971 5.2581 8.1531 4.7031

3elpmaS 6.522 9.431 3671 5.9141 6.1121 4.9651

.gvA 9.842 9.131 4.2871 78.3461 7.6421 71.0341

margmalad*:natataC

Page 26: Diterbitkan oleh - Yayasan BPK PENABUR · 4. Panjang naskah hasil penelitian atau opini + 4500 kata, sedangkan untuk info serta resensi buku + 2000 kata. 5. Judul harus singkat, jelas

18 Jurnal Pendidikan Penabur - No.13/Tahun ke-8/Desember 2009

Bangunan Tahan Gempa dengan Bambu

irOubmaB*tareB:4lebaT

ytpmE ratroM +ratroMmaoforytS

htiWedoN

tuohtiWedoN

htiWedoN

tuohtiWedoN

htiWedoN

tuohtiWedoN

1elpmaS 5.804 8.244 2.1451 6.1571 6.8121 5.1331

2elpmaS 3.944 904 3.1221 4.4541 4.7621 9.3411

3elpmaS 9.744 1.274 3.2311 1541 2.2221 8721

.gvA 32.534 3.144 72.8921 33.2551 70.6321 31.1521

margmalad*:natataC

0

500

1000

1500

2000

2500

Berbuku Tidak Berbuku Tidak Berbuku Tidak

Kosong Isi Mortar Isi Styrofoam

Petung

Gading

Ori

Gambar 2: Berat dari parameter-parameter yang digunakan

gnutePubmaBnataukeK:5lebaT

ytpmE ratroM +ratroMmaoforytS

htiWedoN

tuohtiWedoN

htiWedoN

tuohtiWedoN

htiWedoN

tuohtiWedoN

1elpmaS 44.94 22.65 30.34 66.24 88.26 63

2elpmaS 23.76 40.06 10.44 63 88.44 37.73

3elpmaS 55.05 43.36 9.06 67.53 82.25 27.83

.gvA 77.55 88.95 23.94 41.83 53.35 84.73

)aPMni(gnutePubmaB:natataC

Kekuatan bambu dan perbandinganKekuatan tekan dari parameter-parameter yang digunakan diukur dan dibandingkan denganhasil seperti tertera pada tabel 5 sampai dengan tabel 7.

Page 27: Diterbitkan oleh - Yayasan BPK PENABUR · 4. Panjang naskah hasil penelitian atau opini + 4500 kata, sedangkan untuk info serta resensi buku + 2000 kata. 5. Judul harus singkat, jelas

19Jurnal Pendidikan Penabur - No.13/Tahun ke-8/Desember 2009

Bangunan Tahan Gempa dengan Bambu

gnidaGubmaB*nataukeK:6lebaT

ytpmE ratroM +ratroMmaoforytS

htiWedoN

tuohtiWedoN

htiWedoN

tuohtiWedoN

htiWedoN

tuohtiWedoN

1elpmaS 44.94 22.65 30.34 66.24 88.26 63

2elpmaS 23.76 40.06 10.44 63 88.44 37.73

3elpmaS 55.05 43.36 9.06 67.53 82.25 27.83

.gvA 77.55 88.95 23.94 41.83 53.35 84.73

aPMni*:natataC

irOubmaB*nataukeK:7lebaT

ytpmE ratroM +ratroMmaoforytS

htiWedoN

tuohtiWedoN

htiWedoN

tuohtiWedoN

htiWedoN

tuohtiWedoN

1elpmaS 27.33 59.93 27.92 23.33 10.72 79.52

2elpmaS 84.13 11.83 27.72 82.43 50.22 88.72

3elpmaS 48.82 70.93 75.42 80.23 58.62 65.72

.gvA 53.13 40.93 43.72 22.33 03.52 41.72

aPMni*:natataC

noteBubmaBnataukeK:8lebaT

.oN etercnoCrednilyc

elisneThtgnerts)aPM(

.1 1-A 18,23

.2 2-A 59,33

.3 3-A 18,33

.gvA 25,33

.1 1-B 22,73

.2 2-B 83,83

.3 3-B 24,93

.gvA 43,83

.1 1-C 08,04

.2 2-C 94,13

.3 3-C 61,53

.gvA 28,53

Page 28: Diterbitkan oleh - Yayasan BPK PENABUR · 4. Panjang naskah hasil penelitian atau opini + 4500 kata, sedangkan untuk info serta resensi buku + 2000 kata. 5. Judul harus singkat, jelas
Page 29: Diterbitkan oleh - Yayasan BPK PENABUR · 4. Panjang naskah hasil penelitian atau opini + 4500 kata, sedangkan untuk info serta resensi buku + 2000 kata. 5. Judul harus singkat, jelas

21Jurnal Pendidikan Penabur - No.13/Tahun ke-8/Desember 2009

Bangunan Tahan Gempa dengan Bambu

Kesimpulan dan Saran

Dari hasil penelitian yang dilakukan ternyata(a) bambu lebih kuat dari beton; (b) bambupetung adalah yang terkuat dari semua jenisyang digunakan pada penelitian ini; (c) betontidak dapat digunakan untuk memperkuatbambu; dan (d) penggunaan bambu memberikankeamanan lebih daripada beton.

Atas dasar kesimpulan tersebut, makadisarankan (a) masyarakat terus meningkatkanpemanfaatan bambu, mengingat bambu banyakterdapat di Indonesia; (b) kalau menggunakanbambu, hendaknya disertai tanggung jawab,yaitu dengan melestarikannya agar tidak terjadikepunahan; dan (c) melakukan pengamatan danpenelitian kekuatan bambu dari jenis yang lainserta untuk mengetahui cara membuat strukturyang baik dari bambu

Daftar Pustaka

http://karmidi.blogspot.com/http://www.bambooman.com.au/http://www.dephut.go.id/http://rac.uii.ac.id/server/document/Public/

200806040215 44perbandingan%20k u a t % 2 0 l e n t u r % 2 0 b a l o k % 2 0 b e rpenampang%20perse gi%20dengan%20balok%20berpenampang%20I.pdf/

http://www.sahabatbambu.com/

Page 30: Diterbitkan oleh - Yayasan BPK PENABUR · 4. Panjang naskah hasil penelitian atau opini + 4500 kata, sedangkan untuk info serta resensi buku + 2000 kata. 5. Judul harus singkat, jelas

22 Jurnal Pendidikan Penabur - No.13/Tahun ke-8/Desember 2009

Brain Stimulating Effects of Acoustic Sasando

Brain Stimulating Effects of Acoustic Sasando

Freddy Giovanni Setiawan, Ratnaganadi Paramita, dan Ricky Dwiputra Setiamanaha*)

*) Siswa Kelas Brilliant SMAK Gading Serpong BPK PENABUR Jakarta

Penelitian

ndonesia undoubtedly has rich and diverse cultural backgrounds. There are variousdifferent ethnics with different traditions and cultures including rituals, dances, paintings,sculptures and musics that describe unique features of the regions. This research exploredacoustic sasando, a traditional musical instrument from Rote Island, the southernmost

island of Indonesia. The sound spectrum of each melody strings were recorded and analyzed usingthe sound analyzer software called sonogram. Various comparisons were made in this researchand one of the important findings is that the sound spectrum of sasando consists of more discretefrequencies as compared to that of guitar. The discrete frequency in sasando gives more sound colorthan that in guitar. For the melody strings, the difference between the frequencies of each sasando’sstring is less than the harmonics of the dominant frequency. The frequency difference and thebinaural effect of the brain and the resonance effect of the lontar leaves are also discussed in thisarticle.

Key words: Sasando, wave, sound, musical acoustic, fourier transform.

AbstractIndonesia memiliki latar belakang budaya yang kaya serta beraneka ragam. Terdapat berbagai jenis sukubangsa yang memiliki kebiasaan dan kebudayaan yang berbeda seperti upacara adat, tari, lukisan, ukirandan musik yang mencerminkan ciri-ciri unik setiap daerah. Penelitian ini mengeksplorasi Sasando , sebuahalat musik dari Pulau Rote, pulau Indonesia yang paling selatan. Dalam merekam dan menganalisis spektrumbunyi masing-masing tali melodi, dipergunakan perangkat lunak analisis bunyi Sonogram. Berbagaiperbandingan dilakukan dalam penelitian dan salah satu hasil terpenting dari penelitian ini ialah bahwaspektrum bunyi sasando terdiri atas lebih banyak frekwensi yang berbeda-beda dibandingkan dengan gitar.Perbedaan frekwensi dan dampak binaural otak dan dampak resonansi daun lontar juga dibahas dalamtulisan ini.

Kata kunci: Sasando, gelombang, suara, akustik musik, fourier transform.

Abstrak

I

Introduction

Indonesia, a country which is the biggestarchipelago in the world, has a nice historicalreview. The location between Indian Ocean andPacific Ocean makes Indonesia becomes a centre

along ancient trading routes between Far Eastand Middle East. This fact results in culturalexchanges between Indonesian native peopleand the trading countries, such as China, India,and European Countries. This variety of cultureswas also strongly influenced by a multitude ofreligions, such as Confucianism, Hinduism,

Page 31: Diterbitkan oleh - Yayasan BPK PENABUR · 4. Panjang naskah hasil penelitian atau opini + 4500 kata, sedangkan untuk info serta resensi buku + 2000 kata. 5. Judul harus singkat, jelas

23Jurnal Pendidikan Penabur - No.13/Tahun ke-8/Desember 2009

Brain Stimulating Effects of Acoustic Sasando

Buddhism, and Islam. In fact, the cultures arefused and made a complex one different fromoriginal cultures.

If we study more details about Indonesianculture, it is also as interesting as its history.Indonesia consists of the archipelago fromSabang to Merauke. This position and itsconsequences – discussed above – result indifferences of ethnics, traditions and cultures(such as rituals, dances, paintings, sculpturesand also music) which describe exclusivefeatures of the local region in each area, such asBorobudur Temple (Candi Borobudur), which wasone of The Seven Wonders in The World, KecakDance from Bali, which was admitted by theinternational countries as an amazing dance,and also Sinanggar Tullo, a traditional song fromBatak, of which the video has been shown severaltimes in MTV.

Among those interesting variety of cultureand traditions, we found something veryinteresting. It is a musical instrument, akind of chordophone – string musicalinstrument – from Rote Island, thesouthernmost island in Indonesia,called Sasando. Sasando consists ofbamboo as the main body, strings as thesound sources, and lontar leaves(Palmyra Palm leaves) as the resonator.However, why do people in Rote Islanduse lontar leaves as Sasando’s resonator?

Sasando comes from Rote Island – apart of Timor Island in the southern ofIndonesia – where a large number ofpalmyra palm trees are found growingwildly by nature, better than some other

trees in that surrounding areas. The climate,weather, and the condition of the soil in theisland only support palmyra palm trees live well.

This fact causesTimorese citizens to livemostly depends on thepalmyra palm tree. Thisis also the reason whyTimorese citizens uselontar leaves from thepalmyra palm tree tomake Sasando.

This lontar leafwhich is the resonator ofSasando is actually themost interesting factabout Sasando. While theother chordophones, likeguitar, use wood as itsresonator, Sasando useslontar leaves as its

resonator. Why does this Sasando use lontar leavesas its resonator? Is it really a resonator of theinstrument or is it just used for decoration? Howdoes it work? Does its existence give any effect tosound produced? Those are questions we wouldlike to address in this paper. Through ourexperiments, we would like to examine carefullyabout the lontar leaves’ effect and describe thecharacteristics of this musical instrument,especially related to sound frequencies produced.

In our research, we hypothesize that Sasandohas differences in tones with the other stringmusical instruments because Sasando is a uniqueinstrument with its interesting lontar leavescovering its body. Like the other musicalinstruments, Sasando also has resonance, which

Fig. 2: Palmyra Palm Trees in Rote Island

Fig. 1 : Rp 5,000.00 of the year 2002 with the picture of sasando in it.

Page 32: Diterbitkan oleh - Yayasan BPK PENABUR · 4. Panjang naskah hasil penelitian atau opini + 4500 kata, sedangkan untuk info serta resensi buku + 2000 kata. 5. Judul harus singkat, jelas

24 Jurnal Pendidikan Penabur - No.13/Tahun ke-8/Desember 2009

Brain Stimulating Effects of Acoustic Sasando

we thought it happens because this lontar leafworks as Sasando’s resonator and frequenciesspreader. Besides, we also predict that Sasandohas an effect affecting our brains called binauraleffects.

Physical Theory

Fundamental TheoryA wave is a disturbance that propagates throughspace and time. A wave is formed by a vibration,but a vibration itself is not a wave. It has topropagate through space and time to be calledas a wave. According to this definition, there aretwo types of wave i.e., mechanical wave – a wavewhich propagates through a medium (e.g. sound)– and non-mechanical wave – a wave which doesnot propagate through a medium (e.g.electromagnetic wave). But we will only discussin this paper about mechanical waves whichpropagate through a medium .

Wave PropertiesDiscussing about wave will bring us to adiscussion about its properties. Basic propertiesof wave are period (T), frequency (f), wavelength(lambda), amplitude (A), intensity, interferenceand beats. A wavelength is the total distancebetween two sequential crests or troughs or anypoints which have the same distance with thoseof two sequential crests or troughs. These twopoints form a complete cycle of a wave.Amplitude (A) is a measurement of the distancefrom the zero position to a crest or a trough of thewave.

Fig. 3: Picture of a wave and its properties

The period (T) is the total time needed forone complete cycle of an oscillation of a wave.The frequency (f) is the total cycle of a wave in aunit time (a second) or the number of periods perunit time (per second). It is inversely proportionalto the period (T).

Interference is the addition (superposition)of two or more waves which are correlated orcoherent to each other that result in a new wavepattern. Beats are interferences between twowaves which have a slight frequency difference.

Sound and Musical AcousticWhat is sound? Sound is a longitudinal wave. Itis a traveling wave which is transmitted througha medium – solid, liquid, and gas. As sound is awave, the explanation above also applies forsound.

Musical acoustic is the branch of acoustic –a study of sound, ultrasound and infrasound –which is focusing on the area of study aboutmusical instrument and human voice. Musicitself is a form of art whose medium is sound. Itcould be produced by musical instrument,human voice, even some unused material (e.g.garbage music), but we will only discuss aboutmusical instruments. There are some types ofmusical instruments. One of them ischordophone. Chordophone is a type of musicalinstrument that uses strings to produce its sound.Sasando is basically a Chordophone.

Fourier TransformFourier transform is an operation that transformsthe domain of a function into another domainwhich is the conjugation of the original domain.In our experiment, the original data from Sasandosound is basically in time domain while we needit in a form of frequency domain to analyze it. Inorder to do the analysis, we need the Fouriertransform which in our chase, we transform thedata from time domain to frequency domain.There are several common conventions fordefining the Fourier transform of an integrablefunction ƒ: R --> C

for every real number of ù .

(1)

Page 33: Diterbitkan oleh - Yayasan BPK PENABUR · 4. Panjang naskah hasil penelitian atau opini + 4500 kata, sedangkan untuk info serta resensi buku + 2000 kata. 5. Judul harus singkat, jelas

25Jurnal Pendidikan Penabur - No.13/Tahun ke-8/Desember 2009

Brain Stimulating Effects of Acoustic Sasando

The independent variable t represents time (insecond or s) and the variable ù representsfrequency (in Hertz or Hz).

Sasando

Parts of Sasando

1. Symbol LeafIt is a unique structure which is usually made bya Sasando maker or an artist. It consists of threeoval structures that stick together at one end andmade from lontar leaves. It is a symbol of specialand traditional culture of Rote Island.

2. BowIt is a structure similar to a bow made of bamboo.It represents a main body with the long tubularand used to fix the top and the bottom bases. It isalso a part where the resonator leaves areattached.

3. BasesThe parts consist of two main parts, the top andthe bottom. Each of them is fixed to the bow andmade like a door hinge, so they can be rotated to

360 degrees. They are also places where thestrings are attached and can be tuned until wefind the best notes that we want. These simplestructures are made of brown wood.

4. Woven Palm LeavesThis is the most unique part of Sasando. Unlikeother musical instruments, it is used as theresonator. It is usually made of 64 sheets of lontarleaves (32 at the right side of bow, and the othersat the left side), which are woven together with asimple thread and fixed at the bases. These leavescan be folded and unfolded.

5. LumpsThese parts are also important because by slidingit, we change the length of the strings, whichresults in different tones. These structures are sosmall, made from wood, and attached toSasando’s long tubular. The number of lumps isthe same as the number of strings.

6. StringsThis is the most important thing of Sasandobecause if there are no strings, no sound can beproduced. The number of the strings of eachSasando is different, but commonly it has 24strings. They are divided into two parts. The rightpart is for accord and the left part is for melodyand bass. All attached are circling the tubular. ASasando player plays the two parts together andcombines them.

7. Long TubularA long cylinder made of wood is the main bodyof Sasando. It is the place where strings and lumpsare attached. The main color is soft brown, likethe wood itself, but it is usually decorated withsome unique and traditional architecture withmany different colors. This decoration shows thatit is originally comes from Rote.

8. Bamboo FootAs its name, this part is placed at the bottom ofSasando, which is fixed to a bow. The importantfunction is to make the Sasando stand well whilebeing played. It is made of a half piece of bamboo.

Experimental Method

We do three observations in our experiment asdescribed below:

Fig. 4: Picture of Sasando

2

5

7

8

4

6

3

1

Page 34: Diterbitkan oleh - Yayasan BPK PENABUR · 4. Panjang naskah hasil penelitian atau opini + 4500 kata, sedangkan untuk info serta resensi buku + 2000 kata. 5. Judul harus singkat, jelas

26 Jurnal Pendidikan Penabur - No.13/Tahun ke-8/Desember 2009

Brain Stimulating Effects of Acoustic Sasando

The first observation in our experiment wasto determine that Sasando has something differentfrom the other chordophones commonly found.So, Sasando is so unique, the one and only fromIndonesia. To find out the facts, we used anothermusical instrument – guitar – to be comparedwith our Sasando. We did some simple things.Started from plucking the strings for each musicalinstruments, from 1st until 8th Tones (Basic Toneof Sasando is on F sharp of guitar, the second oneis G Sharp, and so on) and recording them bymicrophone. Then we compared the outputsproduced by the helping program – Sonogram v2.8 – we used to make our tabulation of databecome simpler. This program has many featureslike the Fast Fourier Transform (FFT) andAutocorrelation as the features that we used alot to determine either the peak frequencies orthe pitch of the tones we need with also theirgraphs.

The second observation of our experimentis to prove that lontar leaf is not only for Sasandoresonances, but it also affects the frequenciesspreading. We found out this step by doing thesame thing with the first step we did, but werecord the sound when the Sasando’s foldable leafbe folded and unfolded.

The last observation is to check eitherSasando has the binaural effects or not. At first,we have read our journal resources and foundthat binaural effects are auditory processingartifacts, or apparent sounds, the perception ofwhich arises in the brain independent of physicalstimuli. This effect could happen when the soundhas more than one dominant frequency withmore or less than 30 Hz in differences from the

fundamental frequency. We found out bychecking the data from the 1st observation andplotting a graph to make sure that the frequenciesare covered by the range area.

Results and Discussion

By recording the 1st - 8th harmonics of Sasando, wegot the data below.

Table 1 shows the data that we got by looking atthe Fast Fourier Transform (FFT) and theAutocorrelation. We observed the pitch(fundamental frequency), and also the three mostdominant frequencies shown on Crest Diagram,denotes by C1 until C3. We can see that the first

odnasaSfoscinomrahsuoiraV:1elbaT

elbatSetoN

)zH(tserC hctiP

1C 2C 3C )sm(T )zH(F

.1 783 9111 9322 7.2 073

.2 034 5021 7602 4.2 614

.3 374 409 5232 1.2 674

.4 615 4641 8843 2 005

.5 955 9111 9322 8.1 555

.6 206 8421 0013 6.1 526

.7 986 8731 7602 4.1 417

.8 237 4641 9322 3.1 967

sasando guitar

Fig. 5: An example of Fast Fourier Transform / FFT (first harmonic)

Page 35: Diterbitkan oleh - Yayasan BPK PENABUR · 4. Panjang naskah hasil penelitian atau opini + 4500 kata, sedangkan untuk info serta resensi buku + 2000 kata. 5. Judul harus singkat, jelas

27Jurnal Pendidikan Penabur - No.13/Tahun ke-8/Desember 2009

Brain Stimulating Effects of Acoustic Sasando

dominant frequency is slightly different from thepitch. The interesting facts showed by C2 andC3 shows that the Sasando’s frequencies are

widely spread. The graph below shows theexample of them (first harmonic, red colored) byusing Sonogram.

From the second observation, by recordingthe sound of folded and unfolded leaves ofSasando, we got these Fig. 7 and Fig. 8 with thesupporting Table 2 below.

sasando

Fig. 6: Fig. 6: Fig. 6: Fig. 6: Fig. 6: An example of An example of An example of An example of An example of Autocorrelation (first harmonic)Autocorrelation (first harmonic)Autocorrelation (first harmonic)Autocorrelation (first harmonic)Autocorrelation (first harmonic)

guitar

Unfolded Leaf Folded Leaf

Fig. 7: Sasando’Fig. 7: Sasando’Fig. 7: Sasando’Fig. 7: Sasando’Fig. 7: Sasando’s sonograms sonograms sonograms sonograms sonogram

Table 2 and Fig. 7 show the duration of theexisting sound and the constantly and directlychange of the sound. Fig. 8 mentions about the

fundamental frequency that usually appears atthe crest, but in the graph of Sasando withfolded leaf, the fundamental frequency appearsnot at the crest of the graph. So the lontar leafdoes affect the resonance and the spreading ofthe frequencies.

PITCH:T=2.7ms; f=370.0Hz PITCH:T=2.7ms; f=370.0Hz

Page 36: Diterbitkan oleh - Yayasan BPK PENABUR · 4. Panjang naskah hasil penelitian atau opini + 4500 kata, sedangkan untuk info serta resensi buku + 2000 kata. 5. Judul harus singkat, jelas

28 Jurnal Pendidikan Penabur - No.13/Tahun ke-8/Desember 2009

Brain Stimulating Effects of Acoustic Sasando

Unf

olde

d Le

af

dnuoSgnitsixEfoemiTehtdnagnidaerpSseicneuqerFehT:2lebaT

elbatSetoN

)zH(tserC hctiP tsixE)ces(emiT

1C 2C 3C )sm(T )zH(F

#F 783 3301 3512 7.2 07383.4

)75.5ot91.1(

#F 9111 237 443 7.2 07318.2

)41.4ot33.1(

3441119 732387 1033 2153

Fig. 8: Sasando’s Fast Fourier Transform/FFT

Red = 387 Green = 1033 Blue = 2153

Red = 1119 Green = 732 Blue = 344

3441119 732387 1033 2153

Page 37: Diterbitkan oleh - Yayasan BPK PENABUR · 4. Panjang naskah hasil penelitian atau opini + 4500 kata, sedangkan untuk info serta resensi buku + 2000 kata. 5. Judul harus singkat, jelas

29Jurnal Pendidikan Penabur - No.13/Tahun ke-8/Desember 2009

Brain Stimulating Effects of Acoustic Sasando

From Fig. 9, we could assume that the binauraleffects can happen because Sasando’s soundfrequency spreads between the ranges of thefrequencies that trigger the binaural effects.

Conclusion

From these three observations that we did in theexperiment, i.e the data acquired, the analysis ofthe data using Sonograph, and the discussionabout the data, we could clarify about these threeconclusions.

First, from all 8 graphs of Sasando’sharmonics with its three dominant frequenciesin Table 1, we can conclude that Sasando has morewidely spread frequencies than guitar does.

Table 2 and Fig. 7 shows that the time neededfor the sound, produced by Sasando with foldedleaves, to disappear is longer than that of Sasandowith unfolded leaves. In Fig. 7, we can also seethat the amplitude of the sound produced withfolded leaves is increasing before constantlydecreasing while the amplitude of the soundproduced with unfolded leaves is constantlydecreasing from the very beginning. Fig. 8 alsoshows that, for Sasando with folded leaves, thefundamental frequency, that usually appears atthe crest, appears but not at the crest of the graph.These facts bring us to a conclusion, the second

conclusion, that these leaves do affect Sasandosound. Thus, it shows that these lontar leaves arethe resonators of Sasando and also the spreadersof Sasando’s frequency.

The third conclusion is that Sasando sound hasbinaural beats. As we see in Fig. 9, the range ofSasando sound is between the ranges of frequency– which is 30 Hz more or less than thefundamental frequency – that can cause abinaural effect which means that it can make aneffect of relaxation.

References

Hink, R. F., K. Kodera, O. Yamada, K. Kaga, andJ. Suzuki. (1980). Binaural interaction of abeating frequency following response .Audiology 19:36–43.

Lawrence, R. (1977). IEEE Transactions onAcoustics, speech, and signal processing. Vol.ASSP – 25.

Oster, G. (1973). Auditory beats in the brain.Scientific American 229:94–102.

William H. Press, Saul A. Teukolsky, William T.Vetterling, Brian P. Flannery. (2002).Numerical Recipes in C++, 2ndedition, Cambridge University Press., p. 501

300

400

500

600

700

800

1st 2nd 3rd 4th 5th 6th 7th 8th

Frequencyobserv ed

F > 30

F < 30

Fig. 9: Binaural Beat Chart

Page 38: Diterbitkan oleh - Yayasan BPK PENABUR · 4. Panjang naskah hasil penelitian atau opini + 4500 kata, sedangkan untuk info serta resensi buku + 2000 kata. 5. Judul harus singkat, jelas

30 Jurnal Pendidikan Penabur - No.13/Tahun ke-8/Desember 2009

Mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal Menggunakan Bilangan Baku

Mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal MenggunakanBilangan Baku

Widodo*)

*) Guru SDK BPK PENABUR Tasikmalaya

Penelitian

alam upaya meningkatkan mutu proses dan hasil pendidikan di sekolah baik di masing-masing satuan pendidikan dan secara nasional, Kurikulum 2006 (Kurikulum TingkatSatuan Pendidikan) memberikan kebebasan menentukan Kriteria Ketuntasan Minimal(KKM) sesuai dengan kondisi lokal tanpa mengabaikan tuntutan mutu secara nasional.

Dalam kenyataannya tidak jarang ditemui KKM yang ditetapkan itu tidak dapat dipenuhi karenapenyusunan dan penetapannya kurang tepat dan kurang berpedoman pada ketentuan yang ada.Dengan demikian proses dan hasil belajar dan membelajarkan di sekolah tidak mencapai mutuseperti yang direncanakan. Tulisan berikut membahas cara menyusun dan menetapkan KKMuntuk masing-masing mata pelajaran dengan tujuan dapat memberikan pencerahan kepada gurudan sekolah sehingga peserta didik dan guru, serta sekolah secara keseluruhan, dapat memenuhiKKM secara baik. Tulisan ini secara khusus membahas penggunaan bilangan baku dalam mencapaiKKM.

Kata kunci : KKM, sekolah, LHBS, bilangan baku

AbstractTo enhance the education quality at school level as well as at national level, the government has beenimplementing the 2006 Curriculum (Curriculum of Educational Unit Level) in which every school is authorizedto develop its own curriculum based on the basic guidelines given by the Central Government. To attain thecurriculum objectives, each school is also encouraged to set the criteria for learning mastery (KKM) for eachsubject. However, in the implementation not all of schools can fulfill the criteria (KKM) as they were notproperly formulated and set. This article discusses how to formulate and define the criteria (KKM) properlybased on the regulations and existing school conditions. This article introduces the techniques of usingstandardized scores in relation to the fulfillment of KKM.

Key words: KKM, SKBM, standardized score

Abstrak

D

Pendahuluan

Kurikulum 2006 merupakan kurikulum yangmemberikan tempat seluas-luasnya bagi setiapsekolah untuk merancang sendiri kurikulum-nya. Kurikulum 2006 disebut dengan Kurikulum

Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Salah satukebebasan sekolah yang dapat berbeda dengansekolah lain adalah dalam menentukan KriteriaKetuntasan Minimal (KKM) setiap matapelajarannya. Kriteria Ketuntasan Minimal(KKM) sama artinya dengan istilah StandarKetuntasan Belajar Minimal (SKBM).

Page 39: Diterbitkan oleh - Yayasan BPK PENABUR · 4. Panjang naskah hasil penelitian atau opini + 4500 kata, sedangkan untuk info serta resensi buku + 2000 kata. 5. Judul harus singkat, jelas

31Jurnal Pendidikan Penabur - No.13/Tahun ke-8/Desember 2009

Mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal Menggunakan Bilangan Baku

Sebelum tahun pelajaran dimulai setiapguru menetapkan Kriteria Ketuntasan Minimal(KKM) mata pelajaran yang akan diajarkan. KKMtersebut menjadi KKM sekolah. KKM Pelajaranyang satu berbeda dengan pelajaran lainnya.KKM pelajaran yang sama di tingkat kelas yangdi bawah dapat berbeda dengan tingkat kelas diatasnya. KKM yang telah ditetapkan oleh gurudan sekolah harus dicantumkan dalam LaporanHasil Belajar Siswa disingkat LHBS atau Rapor(Bimtek Kurikulum 2006: 2).

Sebagian besar guru-guru SD BPKPENABUR Tasikmalaya menetapkan KKMhanya berdasarkan alasan agar mudah dicapaisiswa dan lebih terkesan “Sesuai yang aku mau”secara spontan menyebut suatu “angka aman”,sehingga tidak berani menetapkan KKM denganangka lebih tinggi. Penetapan KKM tidakdibentuk menggunakan kriteria-kriteria yangsebenarnya. Guru tidak dapat menunjukkandasar penetapan KKM secara tertulis, guruhanya memberikan suatu angka. Sementara ituada juga sejumlah guru beranggapan penetapanKKM merepotkan, hanya menambah pekerjaan,dan belum dapat melihat manfaat tambahanbagi guru. Akibatnya KKM yang ditetapkankurang mencerminkan intake siswa, kompleksi-tas bahan ajar, serta daya dukung yang dimiliki.Guru tidak melakukan perubahan dan pem-bangunan diri dalam pembelajarannya. Seolah-olah ada atau tidak ada KKM sama saja, yangpenting semua bahan ajar telah diajarkan. Tidakterlihat semangat guru yang dapat mempeng-aruhi siswa berusaha mencapai KKM.Penyusunan soal tes tidak mencerminkanindikator-indikator Kompetensi Dasar, sehinggaterdapat ketidak sesuaian antara soal tes denganindikatornya dan hasilnya kurang memuaskan.Ada tes ulang tanpa ada remedial ataubimbingan. Kualitas pendidikan tidak mening-kat, bahkan cenderung menurun, dan tertinggaldengan pesaing-pesaing yang bersemangatmelakukan perubahan-perubahan. Dengandemikian, dirasakan sangat perlu membenahipembelajaran dengan penetapan KKM yangbenar (sesuai kriteria) dan cara-cara mencapaiKKM yang benar pula.

Penetapan KKM sejalan dengan sistem“Belajar Tuntas” atau “Mastery Learning”(Moleong, 1978: 6). Seluruh siswa tanpa kecualiharus dapat mencapai taraf penguasaan penuhpada setiap Kompetensi Dasar (KD). Tes formatif(ulangan harian) dan tes sumatif (Tes evaluasiakhir semester atau uji blok) dilakukan bukan

hanya untuk menentukan angka kemajuanbelajar semata, tetapi juga sebagai dasar catubalik (feed back) untuk menentukan saat setiapsiswa memperoleh bantuan dalam mencapaitujuan pembelajaran (Stone & Nielson, 1982: 11).Tes formatif dimaksud merupakan tes yangdilakukan untuk melakukan evaluasi setelahpembahasan selesai satu atau dua KompetensiDasar (KD). Tes sumatif dimaksud merupakantes yang dilaksanakan setelah seluruhKompetensi Dasar dalam satu semester telahselesai pembahasannya (Dick & Carey, 1978: 8,10, 11). Dengan demikian tes yang dilakukandisebut ‘Diagnostic Progress Test’ atau TesDiagnosa Kemajuan.

Pencapaian KKM meskipun secara eksplisitditujukan kepada siswa yang harus mencapai-nya, namun sebenarnya secara implisit jugaditujukan kepada guru untuk mencapainya.Guru yang profesional harus dapat menentukanKKM yang tepat dan dengan segala kemam-puannya mengupayakan seluruh siswa dapatmencapai bahkan dapat melampaui KKM.

Upaya guru secara garis besar meliputiempat langkah yang dikenal dengan istilah“P3R” yaitu Persiapan, Pelaksanaan, Penilaian,dan Refleksi (Suparno 1998: 72). Yang dimaksudpersiapan yaitu guru membuat programpembelajaran tahunan, program semester,menyusun silabus, dan membuat rencanapembelajaran. Pembuatan program pembel-ajaran tersebut dituntun dan merupakanpengembangan standar kompetensi (SK) dankompetensi dasar (KD) yang terdapat dalamkurikulum 2006. Guru dapat mengembangkanatau memperkaya dengan menambahkan materilain yang berhubungan. Di dalam pembuatanrencana pembelajaran (RP) atau rencanapelaksanaan pembelajaran (RPP) dapatditambahkan catatan tentang isu atau kejadianatau peristiwa atau berita yang sedang hangatyang dapat dikaitkan dengan kompetensi dasar(KD) yang akan dibahas.

Selanjutnya, guru melaksanakan pembel-ajaran sesuai jadwal dan sesuai programsemester. Setiap selesai pembahasan satu ataudua kompetensi dasar (KD) dilakukan tesformatif untuk melakukan penilaian mengukurtingkat pencapaian KKM. Disarankan menggu-nakan tes obyektif agar mudah melakukananalisa tes. Tahap akhir adalah guru melakukanrefleksi merenungkan semua tahapan yang telahdilaksanakan untuk menemukan kekurangan-kekurangan guna melakukan perbaikan tugas

Page 40: Diterbitkan oleh - Yayasan BPK PENABUR · 4. Panjang naskah hasil penelitian atau opini + 4500 kata, sedangkan untuk info serta resensi buku + 2000 kata. 5. Judul harus singkat, jelas

32 Jurnal Pendidikan Penabur - No.13/Tahun ke-8/Desember 2009

Mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal Menggunakan Bilangan Baku

profesional guru di kemudian hari. Demikianjuga gaya mengajar guru mencerminkanpelaksanaan pengajaran ikut mempengaruhipencapaian KKM (Dianne Lapp, dkk, 1975: 1).Guru sebagai orang dewasa diharapkan mampumemperbaiki bahkan mengubah gayamengajarnya bila ternyata gaya mengajarnyakurang dapat mendukung / membantu siswamencapai ketuntasan (KKM) yang diharapkan.Tidak kalah pentingnya guru harus memahami,bahwa setiap siswa mempunyai keragamandalam hal kecakapan maupun kepribadian yangmerupakan ciri-ciri khusus yang bersifatmenonjol yang membedakan dirinya denganorang lain. (Hall & Lindsey, 1981: 9). Dengandemikian pemberian bimbingan harus disesu-aikan dengan sifat-sifat khas setiap siswa.

Uraian sebelumnya menunjukkan KKM diawal proses pembelajaran menentukan prosesbelajar-membelajarkan dan pencapaian tujuanpembelajaran. Dengan demikian penyusunandan penetapan KKM perlu dilakukan secaracermat, tidak semata-mata memperhatikan apayang hendak dicapai, tetapi juga bagaimanakeadaan yang ada. Masalahnya kemudian ialah,bagaimana menyusun, menetapkan KKM danmencapai KKM itu?

Pembahasan

Penetapan KKMKriteria Ketuntasan Minimal (KKM) ditetapkanpada awal tahun pelajaran oleh forum wargasekolah (Guru dan Kepala Sekolah) dalam rapat.Nilai KKM dinyatakan dalam bentuk bilanganbulat dengan rentang 0 – 100. Nilai ketuntasanbelajar maksimal adalah 100, tetapi sekolahdiperbolehkan menetapkan KKM di bawah 100.Nilai KKM yang telah ditetapkan sekolah harusdicantumkan dalam Laporan Hasil Belajar Siswa(LHBS) atau Rapor dalam kolom KKM atau SKB.Urut-urutan penetapan KKM adalah sebagaiberikut.

KKMSK

KKMIndikator

KKMMP

KKMKD

KKMSekolah

Keterangan:KKM Indikator

Indikator-indikator yang terdapat dalamKompetensi Dasar (KD) kemungkinanberbeda-beda kompleksitasnya, ada yangtinggi, sedang, dan rendah. Dengandemikian setiap indikator memiliki KKMyang berbeda. KKM Indikator dirata-ratakandan menjadi KKM Kompetensi Dasar (KD).

KKM Kompetensi Dasar (KD)Setiap Standar Kompetensi (SK) terdiri atasbeberapa Kompetensi Dasar (KD) yangmemiliki KKM yang berbeda (hasil rata-rataKKM indikator-indikatornya). Rata-rataKKM KD menjadi KKM SK.

KKM Standar Kompetensi (SK)KKM Standar Kompetensi (SK) merupakanhasil rata-rata KKM KD. Rata-rata dari KKMSK suatu mata pelajaran menjadi KKM MataPelajaran.

KKM Mata Pelajaran (MP)KKM Mata Pelajaran (MP) merupakan hasilrata-rata KKM setiap Standar Kompetensi(SK). KKM MP antara tingkat kelas yangsatu dengan tingkat kelas yang lainnyaboleh berbeda, boleh juga sama ditentukanoleh kriteria-kriteria yang membentuk KKM.

KKM SekolahMenggambarkan KKM Mata Pelajaranseluruh tingkat kelas di sekolah tersebut.KKM sekolah yang satu boleh berbedadengan KKM sekolah lainnya.

Kompetensi Dasar (KD) merupakan sejum-lah kemampuan yang harus dimiliki pesertadidik dalam mata pelajaran tertentu sebagairujukan untuk menyusun indikator kompetensi.Standar Kompetensi merupakan kualifikasikemampuan minimal peserta didik yangmenggambarkan penguasaan sikap, pengeta-huan, dan keterampilan yang diharapkan

Page 41: Diterbitkan oleh - Yayasan BPK PENABUR · 4. Panjang naskah hasil penelitian atau opini + 4500 kata, sedangkan untuk info serta resensi buku + 2000 kata. 5. Judul harus singkat, jelas

33Jurnal Pendidikan Penabur - No.13/Tahun ke-8/Desember 2009

Mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal Menggunakan Bilangan Baku

dicapai pada setiap tingkat dan/atau semester.SK terdiri atas sejumlah KD sebagai acuan bakuyang harus dicapai dan berlaku secara nasional(Kurikulum 2006).

Kriteria Penetapan KKMPenetapan KKM tidak dilakukan secarasembarangan menetapkan angka tertentu sesuaikeinginan guru, tetapi harus memenuhi kriteria(1) kompleksitas (kesulitan dan kerumitanbahan ajar), (2) daya dukung, dan (3) intake siswa.Ketiga kriteria ini merupakan kriteria minimaluntuk mencapai target minimal penguasaansiswa terhadap suatu kompetensi dasar.Sedangkan hasil belajar siswa dapat dilihat dariberbagai segi pengukuran selain tes tertulis, adates lisan, pengamatan, unjuk kerja, tugas, danlain-lain.

1. Kompleksitas (kesulitan dan kerumitan bahanajar)

Tingkat kompleksitas setiap mata pelajaranbahkan setiap Kompetensi Dasar (KD) berbeda-beda. Tingkat kompleksitas yang tinggi akanmempengaruhi penetapan KKM menjadi rendahdan sebaliknya tingkat kompleksitas rendahakan mempengaruhi penetapan KKM yangtinggi. Tingkat kompleksitas suatu matapelajaran dikategorikan tinggi bila dalampelaksanaan pembelajarannya menuntut (1)guru harus memahami dengan sungguh-sungguh kompetensi yang harus dicapai siswa,dan guru dituntut harus kreatif serta inovatifdalam melaksanakan pembelajaran, (2) waktuyang diperlukan untuk pembelajaran cukuplama (jam tatap muka banyak) karenamemerlukan pengulangan-pengulangan, dan (3)sangat diperlukan penalaran dan kecermatansiswa yang tinggi.

Contoh kompleksitas tinggi: Mata pelajaranMatematika1) Matematika SD pembahasan Bangun Ruang

(khususnya Luas Permukaan), kelas VI- Anak harus membayangkan bentuk

bangun ruang- Anak harus mampu mengembangkan

rumus penghitungan- Anak harus memahami bahan pem-

belajaran kelas sebelumnya (kelas IVdan V)

2) Matematika SMP pembahasan Aljabar Per-faktoran, kelas VIII

- Anak harus membayangkan bentukaljabar

- Anak harus memahami bahan pembel-ajaran kelas sebelumnya (kelas VII)

3) Matematika SMA pembahasan Dimensi 3(Ukur Ruang), kelas X- Siswa harus mampu membayangkan

permasalahan Dimensi 3- Siswa harus mampu menggambar bangun- Siswa harus mampu membuat model- Siswa harus mampu menganalisa

Contoh kompleksitas rendah: Mata pelajaranMatematika1) Matematika SD pembahasan operasi bilang-

an- Anak hanya dituntut kemampuan

menambah dan mengurangkan. Misal 10 + 5 = . . .atau 75 – 30 = . . .

2) Matematika SMP pembahasan Statistik, kelasIX- Sedikit rumus dan hanya operasi

menambah dan mengurangkan3) Matematika SMA pembahasan Matrik, kelas

XII- Hanya operasi menambah dan mengu-

rangkan

Tinggi-rendahnya kompleksitas bahanpembelajaran dapat dikatakan relatif. Untuksekolah yang satu dinilai tinggi tetapi di sekolahlain dinilai sedang. Khususnya Matematika, bilasoalnya saja belum terbayang, bagaimana bisamengerjakannya?. Rupanya kalimat tersebutyang menjadi kunci Matematika memilikikompleksitas tinggi.

Guru masa depan tidak lagi tampil sebagaipengajar (teacher), melainkan beralih sebagaipelatih (coach), pembimbing (counselor), danmanajer belajar (learning manager). (Sidi, 2001).Ada pepatah kuno, bahwa ’murid tidak dapatmelebihi gurunya, sudah baik bila ia dapatmenyamai gurunya’. Bagaimana mungkin siswadapat menyamai atau bahkan melebihi gurunya,kalau sang guru tidak memberikan seluruhilmunya kepada siswanya. Mengukurkeberhasilan belajar siswa dari apa yang telahdipelajarinya, bukan yang tidak dipelajarinya.Sesulit apapun soal, bila mengetahui caramemecahkannya, karena pernah berlatih soalyang serupa pastilah siswa dapat memecah-kannya. Setidaknya ada semangat untukberusaha memecahkannya.

Page 42: Diterbitkan oleh - Yayasan BPK PENABUR · 4. Panjang naskah hasil penelitian atau opini + 4500 kata, sedangkan untuk info serta resensi buku + 2000 kata. 5. Judul harus singkat, jelas

34 Jurnal Pendidikan Penabur - No.13/Tahun ke-8/Desember 2009

Mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal Menggunakan Bilangan Baku

Sebenarnya tidak ada mata pelajaran yangmemiliki kompleksitas tinggi, bila semua bahanajar telah diajarkan tuntas sampai denganpemberian soal-soal latihannya. Suatu matapelajaran menjadi memiliki kompleksitas tinggikarena ada sebagian bahan yang tidak diajarkansecara tuntas, demikian juga soal-soallatihannya ada yang tidak dibahas. Bahan yangtidak diajarkan dan soal-soal latihan yang tidakdilatihkan justru dijadikan soal tes. Sudah dapatdipastikan hasilnya tidak semua siswa mampumencapai KKM, lalu disimpulkan memilikikompleksitas tinggi. Siswa tidak mampumemecahkan, karena guru tidak pernahmengajarkannya dan tidak pernah melatihkansoal yang serupa (bukan soal yang sama).Diharapkan keadaan yang demikian tidakterjadi, khususnya di lingkungan BPKPENABUR sehingga guru benar-benar tetapmenjaga profesionalismenya.

2. Daya DukungYang dimaksudkan dengan daya dukung yaitu(a) tenaga pengajar (guru) yang memenuhikualifikasi minimal S1/D4 yang selalu siapmelaksanakan pembelajaran (b) saranapenunjang pendidikan meliputi (ruangan kelas,media pembelajaran, laboratorium, perpusta-kaan) , (c) manajemen sekolah yang mampumendukung kelancaran Kegiatan BelajarMengajar (KBM) dengan baik, dan (d) kepedulianpemangku kepentingan (stakesholder) sekolah(Pengurus, Orang tua siswa, guru, dankaryawan). Keempat jenis daya dukung itudiharapkan tersedia dalam jumlah, kualitas danwaktu yang tepat.

Daya dukung di BPK PENABUR tergolongsangat baik, terlihat dari kenyataan bahwahampir semua guru TK sampai dengan SMA/SMK memiliki kualifikasi Sarjana S1 / D4,bahkan ada yang S2. Ada sebagian kecil guru-guru TK dan SD yang sedang menempuh studipenyetaraan peningkatan kualifikasi untukmemperoleh gelar sarjana S1 / D4. Setiap gurusiap mengajar 5 atau 6 hari penuh, saranaprasarana pendidikan di atas rata-rata baik,dukungan pengurus baik, dan dukungan orangtua siswa juga baik. Kadang-kadang dayadukung yang baik yang telah dimiliki belumdisadari benar, sehingga belum dapat memacukinerja atau semangat berprestasi bagi sebagianguru.

3. Intake SiswaIntake siswa atau tingkat kemampuan rata-ratasiswa (Bimtek KTSP-Depdiknas, 2008) dapatditentukan sebagai berikut. Untuk siswa kelas 1SD atau kelas 7 SMP atau kelas 10 SMA/SMK,penentuan intake siswa berdasarkan rata-ratahasil seleksi Penerimaan Siswa Baru (PSB), ataumenggunakan STTB/Ijazah, atau LHBS/Raportingkat kelas sebelumnya. Bagi SD yang tidakmelaksanakan seleksi Penerimaan Siswa Baru(PSB), penetapan langsung KKM berdasarkanKKM tahun pelajaran sebelumnya, atau ditetap-kan berdasarkan keputusan rapat forum wargasekolah. Siswa kelas 2 – 6 SD atau kelas 8-9 SMPatau kelas 11-12 SMA/SMK, penetapan intakesiswa berdasarkan tingkat kemampuan rata-ratasiswa yang dicapai dalam LHBS atau Raporsemester sebelumnya.

Intake siswa yang dimiliki BPK PENABURdi atas rata-rata sampai sangat baik. Sudahdiakui oleh masyarakat sekitar BPK PENABUR,bahwa rata-rata anak-anak yang belajar di BPKPENABUR berasal dari keluarga-keluarga yangmemiliki latar belakang pendidikan baik,sehingga dapat dipastikan kalau outputlulusannya juga pasti baik

idajnemairetirKnakrisfaneM:1elbaTialiNakgnA

airetirK takgniT nioPialiN

gnatneRialiN

satiskelpmoK.1 iggniT 1 46-05

gnadeS 2 08-56

hadneR 3 001-18

gnukuDayaD.2 iggniT 3 001-18

gnadeS 2 08-56

hadneR 1 46-05

awsiSekatnI.3 iggniT 3 001-18

gnadeS 2 08-56

hadneR 1 46-05

)8002,sankidpeD-PSTKketmiB(

Page 43: Diterbitkan oleh - Yayasan BPK PENABUR · 4. Panjang naskah hasil penelitian atau opini + 4500 kata, sedangkan untuk info serta resensi buku + 2000 kata. 5. Judul harus singkat, jelas

35Jurnal Pendidikan Penabur - No.13/Tahun ke-8/Desember 2009

Mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal Menggunakan Bilangan Baku

Jika suatu Mata Pelajaran kompleksitasnya rendah,daya dukungnya sedang, dan intake siswa sedang,maka perhitungan penetapan KKM sebagaiberikut.

a. Perhitungan berdasarkan Poin Nilai

b. Perhitungan berdasarkan Rentang Nilai

Guru BPK PENABUR minimal berijazahSarjana (S1 atau D-4), sering mendapat pelatihanmelalui MGMP, dan pelatihan-pelatihanlainnya, bekerja penuh berada di sekolahmeskipun tidak ada jadwal mengajar. Jadi dapatdikategorikan memiliki nilai sedang, bahkanseharusnya nilai sedang maksimal. Apalagiyang berijazah S2, berpengalaman mengajardibidangnya lebih dari 10 tahun, tentu nilainyalebih dari sedang. Sarana dan prasarana belajarrata-rata sekolah BPK PENABUR baik, tidakrelevan kalau diberi nilai rendah. Orang tuasiswa percaya kepada BPK PENABUR, bahkanrela mengeluarkan uang lebih agar putra/putrinya tidak ketinggalan teman-temannya,mendukung setiap kegiatan sekolah, makadukungan orangtua tidak relevan kalau diberinilai rendah.

Jika suatu Mata Pelajaran kompleksitasnyatinggi, daya dukung tinggi, dan intake siswa sedang,maka perhitungan penetapan KKM sebagaiberikut.

a. Perhitungan berdasarkan Poin Nilai

Atau

c. Perhitungan berdasarkan Rentang Nilai

BPK PENABUR dikenal masyarakatmemiliki daya dukung sangat baik (perhatianpengurus tinggi, sarana tersedia baik, guru-gurudan karyawan sangat baik, dan perhatian orang

tua siswa sangat baik) dan intake siswa di atasrata-rata, dengan demikian seharusnya setiapmata pelajaran KKM-nya di atas 75. Penulismengasumsikan, bahwa sekolah yang beranimenetapkan KKM tinggi mencerminkankeseriusan, kesiapan, dan kesungguhan wargasekolah (terutama kepala sekolah, guru, dankaryawannya) dalam memberikan pelayananyang semakin baik. Masyarakat melihatkepedulian sekolah dalam membimbing danmenghantar siswa-siswanya untuk meraihprestasi lebih. Penulis mengasumsikan bilaSekolah-sekolah BPK PENABUR beranimenetapkan KKM tinggi berarti kepala sekolah,guru, dan karyawannya benar-benar siap,serius, dan sungguh-sungguh dalammemberikan pelayanan yang semakin baik.Dengan demikian masyarakat mau memper-cayakan putra-putrinya menjadi bagian BPKPENABUR untuk ikut memiliki prestasi lebih.

Mencapai Kriteria KetuntasanMinimal

Sekolah harus menginformasikan KKM yangtelah ditetapkan kepada seluruh siswa danorang tua siswa (masyarakat), demikian jugacara mencapai KKM tersebut. Tercapai atau tidaktercapainya KKM dapat diketahui dari hasil TesFormatif dan Tes Sumatif. Bila KKM suatuKompetensi Dasar (KD) belum dapat dicapaioleh sebagian besar siswa, maka sebaiknya gurutidak melanjutkan pembahasan KompetensiDasar (KD) berikutnya. Guru harus mengadakanremedial (pengajaran ulang), bimbingan dan tesperbaikan. Bila hanya sebagian kecil siswa yangtidak mencapai KKM, pembahasan KompetensiDasar (KD) berikutnya dapat dilaksanakan,tetapi guru harus memberikan remedial,bimbingan, dan tes perbaikan kepada siswa-siswa tersebut sampai semua siswa mencapaiKKM. Remedial, bimbingan, dan tes perbaikansebaiknya dilaksanakan di luar jam tatap mukaKegiatan Belajar Mengajar (KBM), agar semuaKompetensi Dasar (KD) dapat dibahas sesuaiwaktu yang telah ditetapkan. Pemberianremedial, bimbingan, dan tes perbaikan tidakterbatas waktu dan pelaksanaannya sampaisetiap siswa mencapai KKM.

Bila dalam membuat soal tes sesuai denganindikator sesuai dengan kompetensi dasar (KD),dan KD diberitahukan kepada siswa setiap awalpembelajaran, serta diajarkan kepada siswa

90+76+68KKM = x100 = 78

3

1+3+2KKM= x100 = 66.67 dibulatkan menjadi 67

9

60+85+65KKM = x100 = 70

3

3+2+2KKM= x100 = 77.78 dibulatkan menjadi 78

9

Page 44: Diterbitkan oleh - Yayasan BPK PENABUR · 4. Panjang naskah hasil penelitian atau opini + 4500 kata, sedangkan untuk info serta resensi buku + 2000 kata. 5. Judul harus singkat, jelas

36 Jurnal Pendidikan Penabur - No.13/Tahun ke-8/Desember 2009

Mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal Menggunakan Bilangan Baku

dapat dipastikan sebagian besar hasil tes siswamencapai KKM. Bila guru konsekuen denganprofesinya dibuktikan dengan selalu memberi-kan remedial, bimbingan, dan tes perbaikankepada siswa-siswa yang belum mencapaiKKM, maka semua siswa tidak terkecuali akanmampu mencapai KKM setiap kompetensi dasar(KD) yang diajarkan. Kuncinya hanya pada “gurusadar profesi atau tidak”.Pencapaian KKM untuk setiap KompetensiDasar (KD) melalui Tes Formatif mudahdilaksanakan atau sangat dimungkinkan(meskipun ada beberapa siswa yang harusdiberikan remedial, bimbingan, dan tesperbaikan berulang-ulang), karena waktu yangtersedia cukup banyak dan bahan ajar yangdibahas dan dievaluasi masih sangat sedikit(satu atau dua Kompetensi Dasar). Yangmenjadi masalah atau kendala yaitu dalampencapaian KKM ketika Tes Sumatif atau uji blokbila ternyata ada banyak siswa dari hasil TesSumatifnya tidak mencapai KKM. Untukmelaksanakan remedial, bimbingan, dan tesperbaikan kurang memungkinkan, karenawaktu yang tersedia sampai dengan penulisanLaporan Hasil Belajar Siswa (LHBS atau Rapor)sangat terbatas. Untuk mengatasi masalah/kendala tersebut penulis ingin membagikanpengalaman mencapai KKM dengan mengguna-kan bilangan baku.

Mencapai KKM menggunakan Bilangan BakuBilangan Baku (Pawitan, 2009: 62-63) ataudikenal dengan istilah Z-skore (Mc Clave &Sincich, 2003: 72). Bila data sampel berukurann, dinotasikan dengan {X1, X2, . . ., Xn} yangmempunyai rata-rata X dan simpangan bakuSx dapat ditransformasikan menjadi {Z1, Z2, . ..,Zn}, yang mempunyai rata-rata Z dansimpangan baku Sz. Rumus Z-skore atauBilangan Baku, yaitu :

Keterangan:Xi = nilai hasil tes

= rata-rata nilai hasil tes.diperoleh dengan cara menjumlahkanseluruh nilai sampel (misalnya sebanyak 40siswa), kemudian hasil penjumlahantersebut dibagi dengan banyaknya sampel(misalnya 40 siswa).

Sx = simpangan baku (standar deviasi), yangdiperoleh dari

S² = merupakan penjumlahan setiap nilai hasiltes yang dikuadratkan.

Z-skore bila digunakan untuk membentukbilangan baru dengan rata-rata dan sim-pangan baku So, maka bilangan baru tersebutadalah

Keterangan: = nilai rata-rata bilangan baru yang

diharapkan (misalnya sebesar KKM)So= besarnya simpangan baku yang kita

harapkan (misalnya 5 atau 10)Zi = hasil dari Z-skore. Zi dapat berupa bilangan

positif atau bilangan negatifZi yang positif (+) akan membentuk nilai baru

lebih besar dariZi yang negatif (-) akan membentuk bilangan

baru lebih kecil dari

Contoh hasil nilai Evaluasi Akhir SemesterGenap tahun pelajaran 2008/2009 matapelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) kelasVI SD BPK PENABUR Tasikmalaya dengansampel sebanyak 40 siswa sebagai berikut.

65 37 34 48 47 37 36 33

50 46 33 36 34 31 32 33

45 52 31 38 31 33 31 34

31 45 42 31 32 33 40 33

21 35 47 33 33 32 31 33

Angka-angka tersebut di atas merupakanhasil tes dari soal tes yang dibuat oleh timpenyusun soal UPTD Pendidikan Kecamatan.Butir-butir soal yang tersusun ternyata merupa-kan bahan yang tidak diajarkan lebih mendalamoleh guru, sehingga semua siswa kebingungandan memberikan jawaban tidak dengan pasti.Hasilnya tidak sesuai atau tidak menggam-barkan kemampuan siswa. Memang adakemungkinan soal menjadi sangat sulit atausebaliknya menjadi sangat mudah bila soal testidak dibuat oleh gurunya. Hasil yang tidakmemuaskan tersebut di atas bukan sepenuhnyakesalahan guru, karena ada kelemahan terdapatpada butir-butir soalnya. Bagaimanapun jugahasil tes menunjukkan semua siswa memperolehnilai sangat rendah, tidak memuaskan.

KKM ditetapkan 70 sedangkan rata-rata TesFormatif, PR, dan Tugas berkisar diantara nilai70 – 90. bila diproses menjadi nilai akhir sebagainilai yang dituliskan pada LHBS akan diperolehbanyak siswa tidak mencapai KKM. Agar KKM

XXi - Zi =

Sx

Page 45: Diterbitkan oleh - Yayasan BPK PENABUR · 4. Panjang naskah hasil penelitian atau opini + 4500 kata, sedangkan untuk info serta resensi buku + 2000 kata. 5. Judul harus singkat, jelas
Page 46: Diterbitkan oleh - Yayasan BPK PENABUR · 4. Panjang naskah hasil penelitian atau opini + 4500 kata, sedangkan untuk info serta resensi buku + 2000 kata. 5. Judul harus singkat, jelas
Page 47: Diterbitkan oleh - Yayasan BPK PENABUR · 4. Panjang naskah hasil penelitian atau opini + 4500 kata, sedangkan untuk info serta resensi buku + 2000 kata. 5. Judul harus singkat, jelas
Page 48: Diterbitkan oleh - Yayasan BPK PENABUR · 4. Panjang naskah hasil penelitian atau opini + 4500 kata, sedangkan untuk info serta resensi buku + 2000 kata. 5. Judul harus singkat, jelas

40 Jurnal Pendidikan Penabur - No.13/Tahun ke-8/Desember 2009

Mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal Menggunakan Bilangan Baku

bimbingan, dan tes perbaikan tidak adapembatasan, dan dilakukan di luar jam tatapmuka atau sepulang sekolah (guru BPKPENABUR setelah ±90 menit KBM selesai baruboleh meninggalkan sekolah). Bila banyak siswayang tidak mampu mencapai KKM, guru harusmawas diri (introspeksi) jangan-jangankesalahan terdapat pada cara guru mengajar.Mungkin perlu memperbaiki metode, mungkinperlu ditambah porsi latihannya, mungkin perlumengubah gaya mengajar, mungkin perlumenambah alat peraga, dan atau mungkin butirsoal tidak sesuai dengan indikator tidak sesuaidengan kompetensi dasar. Seandainya adakelemahan guru tetap memberikan remedial,bimbingan, dan tes perbaikan, serta melakukanperbaikan atau perubahan yang berhubungandengan guru.

Mencapai KKM dengan menggunakanbilangan baku atau Z-skore atau melakukankonversi (transformasi) menjadi nilai baru hanyadiperbolehkan digunakan untuk hasil tes suma-tif (tes evaluasi akhir semester). Sebab waktuyang tersedia antara akhir pelaksanaan tesdengan penulisan Laporan Hasil Belajar Siswa(LHBS atau Rapor) sangat terbatas. Tidakmemungkinkan untuk memberikan remedial,bimbingan, dan tes perbaikan. Dengan kemajuanteknologi yang dimiliki BPK PENABUR dapatdigunakan guru untuk membantu membentuknilai baru menggunakan bilangan baku atau Z-skore. Dengan demikian sebagian tugas gurudapat digantikan oleh teknologi.

Saran

Dari pembahasan yang dipaparkan di atasdiharapkan agar guru menggunakan kriteriayang benar dalam menetapkan KKM, sebab akanmengarahkan pembelajaran menjadi lebih fokus,memungkinkan melakukan inovasi, danmemotivasi anak didik untuk mengetahuipentingnya menguasai bahan ajar bagi dirinya

agar bersemangat mencapai KKM. Guru harusmelayani setiap siswa, memuaskan haknya ntukmemperoleh remedial, bimbingan, dan tesperbaikan sampai mencapai KKM. Hal itumenunjukkan keseriusan guru dalampembelajaran dan menunjukkan kasih sayangyang besar kepada setiap siswa.

Remedial, bimbingan, dan tes perbaikandilaksanakan mengunakan waktu luang (waktusebelum pulang) seusai kegiatan belajarmengajar. Agar waktu tatap muka di kelas tidakberkurang karena mengkhususkan waktu untukmelayani siswa yang membutuhkan bimbingan.

Dalam meningkatkan pelayanannya gurusebaiknya melakukan refleksi atau perenungandan introspeksi diri serta mempertanyakansudah benarkah melakukan persiapanpembelajaran (termasuk menetapkan KKM),pelaksanaan pembelajaran, dan melakukanevaluasi selama ini. Haruskah dilakukanperubahan dan perbaikan?. Dan selalu ingatuntuk melihat ada wajah-wajah Allah di wajahsetiap anak didik yang selalu berharap hanyayang terbaik guru persembahkan. Guru yangterbuka terhadap perubahan harus melakukanpembangunan pembelajaran. Artinya selalumemperbaiki atau menyempurnakan persiapanpembelajarannya, pelaksanaan pembelajaran-nya, dan penilaiannya. Dengan demikian akanmembuahkan hasil yang berkualitas tinggi, baikbagi guru pribadi, bagi siswa, juga bagi BPKPENABUR dan masyarakat. Masing-masingguru memotivasi diri (melakukan penguatandiri) secara pribadi untuk bekerja dan melayanisemakin baik. Nama BPK PENABUR harussemakin bertambah dan aku (guru) harussemakin berkurang. Maksudnya kita membia-sakan diri untuk bekerja keras agar dapatmemberikan yang terbaik seperti untuk Tuhandan bukan untuk manusia, dan hasilnya lama-kelamaan menjadi terbiasa dan tidak menjadibeban, tetapi sukacita. Bila nama BPK PENABURsemakin besar, maka guru dan karyawansemakin memiliki kepastian untuk terus tetapdapat berkarya.

Page 49: Diterbitkan oleh - Yayasan BPK PENABUR · 4. Panjang naskah hasil penelitian atau opini + 4500 kata, sedangkan untuk info serta resensi buku + 2000 kata. 5. Judul harus singkat, jelas

41Jurnal Pendidikan Penabur - No.13/Tahun ke-8/Desember 2009

Mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal Menggunakan Bilangan Baku

Daftar Pustaka

Dick, Walter, & Lou Carey. (1978). The systematicdesign of instruction, Illinois: Scott,Forresman & Co

Hall, Calvin S., & Linsey Gardner. ( 1981).Theories of Personality. New York : JohnWiley & Son

Lapp, Dianne, dkk. (1975). Teaching and learning:philosophical, psychological and curricularapplication.New York : Mac MilanPublishing Co, Inc.

Mc.Clave, James T., Sincich Terry. (2003). A firstcourse in statistics, New Jersey : PerarsonEducation, Inc.

Moleong, L.J. (1978). Belajar tuntas, Jakarta : BP3Departemen P dan K

Pawitan, Gandhi. (2009). Statistika untuk Bisnis,Bandung : Unpar

Sidi, Indra Djati. (2001). Menuju MasyarakatBelajar, Jakarta : PT Logos Wacana Ilmu.

Stone, David R., & Elwin C. Nielson. (1982).Educational psychology :The develompmentof teaching skills. New York : Harper & RowPublishers

Suparno, Paul. (1998). Dasar dan orientasipendidikan Jesuit, dalam P.J.Suwarno, SanataDharma menemukan jalannya. Yogyakarta: USD

_______, Peraturan Menteri Pendidikan NasionalRepublik Indonesia Nomor 22, 2006,Kurikulum 2006, Jakarta : Media MakmurMaju Mandiri

Page 50: Diterbitkan oleh - Yayasan BPK PENABUR · 4. Panjang naskah hasil penelitian atau opini + 4500 kata, sedangkan untuk info serta resensi buku + 2000 kata. 5. Judul harus singkat, jelas

42 Jurnal Pendidikan Penabur - No.13/Tahun ke-8/Desember 2009

Meningkatkan Motivasi Siswa Bertanya melalui Metode Snowball-throwing

Meningkatkan Motivasi Siswa Bertanya melaluiMetode Snowball-throwing dalam Pelajaran

Pendidikan Kewarganegaraan

P. Slamet Widodo*)

*) Kepala SMPK BPK PENABUR Tasikmalaya

Penelitian

alam mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan di SMP, guru sering menemukankesulitan memberikan motivasi siswa agar mampu berbicara untuk mengemukakanpertanyaan atau pendapat. Penelitian ini mencoba memecahkan masalah tersebut melaluipenelitian tindakan kelas di kelas 7A SMP BPK PENABUR Tasikmalaya dengan metode

snowball-throwing. Setelah melakukan dua kali putaran kegiatan dengan penyempurnaan padasetiap putaran, penelitian ini membuktikan bahwa metode snowball-throwing dapat meningkatkankeberanian siswa dalam mengajukan pertanyaan. Berdasarkan hasil penelitian ini diharapkanguru menerapkan metode snowball-throwing dalam mengatasi kesulitan siswa dalam bertanya.

Kata kunci : Teori belajar, metode snowball-throwing, penelitian tindakan kelas.

AbstractThe objectives and characteristics of the social sciences require interactive instructions but the teachers oftenfind the students passive and it is difficult to encourage them to raise questions or express their ideas in civics.This classroom action research aimed at overcoming the students’obstacles in expressing themselves. Theresearch, conducted at Grade 9 of BPK PENABUR Junior High School , Tasikmalaya, showed that thesnowball-throwing technique is quite effective to encourage the students to be more active in raising questionsin teaching-learning processes in civics. Detailed activities in the classroom action research are described inthis article.

Key words: Learning theory, snowball-throwing method, classroom action research.

Abstrak

D

Pendahuluan

Dalam pendekatan pembelajaran yang berbasissiswa (students oriented), siswa diharapkanberperan secara aktif tidak hanya secara fisiktetapi terutama dalam menggunakankemampuan berpikirnya. Keaktifan siswa itudapat terlihat dalam bentuk mengajukanpertanyaan, pendapat atau pandangan lainbahkan berupa bantahan. Dalam pengalamanpenulis terutama ketika mengajar mata pelajaranPendidikan Kewarganegaraan siswa kelas 7A,

para siswa pasif dan jarang yang ada beranibertanya. Hal ini membuat penulis bertanya-tanya, mengapa para siswa jarang bertanya.

Pertanyaan mengapa hampir tidak adasiswa yang bertanya ketika penulis mengajar dikelas ini membuat penulis mencoba mengajardengan sebuah metode yang dapat membang-kitkan rasa keberanian siswa dalam bertanya.Oleh karena itu penulis mencoba menggunakanmetode snowball-throwing sebagai upayamembangkitkan keinginan siswa bertanyatentang pokok materi yang diajarkan.

Page 51: Diterbitkan oleh - Yayasan BPK PENABUR · 4. Panjang naskah hasil penelitian atau opini + 4500 kata, sedangkan untuk info serta resensi buku + 2000 kata. 5. Judul harus singkat, jelas

43Jurnal Pendidikan Penabur - No.13/Tahun ke-8/Desember 2009

Meningkatkan Motivasi Siswa Bertanya melalui Metode Snowball-throwing

Dengan mengadakan penelitian tindakankelas (PTK) akar masalah keengganan siswamengemukakan pertanyaan dapat dikaji, diteliti,dan didiskusikan untuk kemudian dievaluasidan dicari pemecahannya. Dengan adanyapengamat (observer) sekaligus sebagai penilaipenulis mendapatkan temuan-temuan yang aslidari para pengamat. Selain itu penulis jugamendapatkan kritikan, dan evaluasi dari oranglain yang secara langsung menyaksikan proseskegiatan mengajar dan penerapan metode.

Pengamatan penulis di lapangan menunjuk-kan bahwa masalah yang terjadi dalam prosesbelajar-mengajar terutama yang berhubungandengan minat dan motivasi belajar di SMP BPKPENABUR Tasikmalaya siswa tidak memilikimotivasi yang kuat sehingga berdampak padakurangnya minat bertanya. Secara umum PTKbermanfaat untuk membantu guru memperbaikimutu pembelajaran, meningkatkan profesio-nalisme guru, meningkatkan rasa percaya diriguru, dan memungkinkan guru secara aktifmengembangkan pengetahuan dan keterampi-lannya. Atas dasar pengamatan, permasalahandirumuskan sebagai berikut: “Bagaimanameningkatkan motivasi bertanya melaluipenerapan metode snowball-throwing dalam matapelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dikelas 7A SMP BPK PENABUR Tasikmalaya?”

Bertolak dari rumusan masalah yang telahdisebutkan PTK ini dilakukan dengan tujuan(1) mencari metode pembelajaran yang tepatuntuk mengaktifkan suasana pembelajaran dikelas sehingga dapat meningkatkan aktivitasketerampilan dalam bertanya tentang materiyang diajarkan; (2) mengujicobakan metodesnowball-throwing dalam pembelajaran di kelasuntuk meningkatkan motivasi bertanya siswa;dan (3) melatih siswa untuk memiliki motivasidalam mengemukakan pertanyaan sehinggamenemukan relevansi materi pelajaran yangdiajarkan dengan persoalan yang dihadapi dimasyarakatnya. Dengan demikian hasil PTK inidiharapkan bermanfaat pertama untuk parasiswa. Mereka diharapkan dapat (a) bertanyasuatu masalah sesuai dengan materi yangdiajarkan kepada guru dengan sistematis danjelas; (b) memiliki keberanian untuk mengemu-kakan pertanyaan dalam berbagai situasiterutama di lingkungan kelas bersama teman-teman maupun guru; (c) merumuskan pertanya-an secara sistematis dan terarah; dan (d)mengemukakan pertanyaan sesuai dengangagasan-gagasan yang terbaik dari hasil

pemikiran bersama dengan teman kelompoknya.Kedua, para guru memperoleh gambarantentang (a) metode pembelajaran PendidikanKewarganegaraan yang dapat meningkatkanmotivasi bertanya pada siswa; dan (b)penerapan pendekatan metode snowball-throwingdalam pembelajaran Pendidikan Kewarganega-raan khususnya untuk meningkatkan motivasibertanya. Ketiga sekolah, khususnya SMPK BPKPENABUR Tasikmalaya, memiliki siswa yangterampil dalam bertanya terutama dalammenghadapi arus globalisasi dan kompleksitaspersoalan yang dihadapi oleh masyarakatsehingga dapat menghadapi setiap permasalah-an yang muncul dengan arif dan bijaksana.

Tinjauan Teoretis dan PerumusanHipotesis

Pengertian KomunikasiKata atau istilah komunikasi (dari bahasa Inggris“communication”),secara etimologis atau menurutasal katanya adalah dari bahasa Latincommunicatus, dan perkataan ini bersumber padakata communis Dalam kata communis ini memilikimakna ‘berbagi’ atau ‘menjadi milik bersama’yaitu suatu usaha yang memiliki tujuan untukkebersamaan atau kesamaan makna.

Komunikasi secara terminologis merujukpada adanya proses penyampaian suatupernyataan oleh seseorang kepada orang lain.Jadi dalam pengertian ini yang terlibat dalamkomunikasi adalah manusia. Karena itu merujukpada pengertian Ruben dan Steward(1998:16)komunikasi dapat diartikan sebagai”...the processthrough which individuals–in relationships, group,organizations and societies—respond to and createmessages to adapt to the environment and oneanother”. Komunikasi manusia adalah prosesyang melibatkan individu-individu dalam suatuhubungan, kelompok, organisasi dan masya-rakat yang merespon dan menciptakan pesanuntuk beradaptasi dengan lingkungan satu samalain.

Teori BelajarJika menelaah literatur psikologi, kita akanmenemukan banyak teori belajar yang bersumberdari aliran-aliran psikologi. Dalam tautan dibawah ini akan dikemukakan dua jenis teoribelajar, yaitu: (a) teori pemrosesan informasi dariGagne, dan (b) teori belajar Gestalt. Menurut teori

Page 52: Diterbitkan oleh - Yayasan BPK PENABUR · 4. Panjang naskah hasil penelitian atau opini + 4500 kata, sedangkan untuk info serta resensi buku + 2000 kata. 5. Judul harus singkat, jelas

44 Jurnal Pendidikan Penabur - No.13/Tahun ke-8/Desember 2009

Meningkatkan Motivasi Siswa Bertanya melalui Metode Snowball-throwing

pemrosesan informasi dari Gagne, dalampembelajaran terjadi proses penerimaaninformasi, untuk kemudian diolah sehinggamenghasilkan keluaran dalam bentuk hasilbelajar. Dalam pemrosesan informasi terjadiadanya interaksi antara kondisi-kondisi internaldan kondisi-kondisi eksternal individu. Kondisiinternal yaitu keadaan dalam diri individu yangdiperlukan untuk mencapai hasil belajar danproses kognitif yang terjadi dalam individu.Sedangkan kondisi eksternal adalah rangsangandari lingkungan yang mempengaruhi individudalam proses pembelajaran.

Menurut Gagne tahapan proses pembelajar-an meliputi delapan fase yaitu, (a) motivasi; (b)pemahaman; (c) pemerolehan; (d) penyimpanan;(e) ingatan kembali; (f) generalisasi; (g) perlakuandan (h) umpan balik.

Teori belajar yang kedua adalah teori belajargestalt. Gestalt berasal dari bahasa Jerman yangmempunyai padanan arti sebagai “bentuk ataukonfigurasi”. Pokok pandangan Gestalt adalahbahwa obyek atau peristiwa tertentu akandipandang sebagai sesuatu keseluruhan yangterorganisasikan. Menurut Koffka dan Kohler,ada tujuh prinsip organisasi yang terpenting.Pertama, hubungan bentuk dan latar (figure andgound relationship); yaitu menganggap bahwasetiap bidang pengamatan dapat dibagi duayaitu figure (bentuk) dan latar belakang.Penampilan suatu obyek seperti ukuran,potongan, warna dan sebagainya membedakanfigure dari latar belakang. Bila figure dan latarbersifat samar-samar, maka akan terjadikekaburan penafsiran antara latar dan figure.Kedua, kedekatan (proxmity); bahwa unsur-unsuryang saling berdekatan (baik waktu maupunruang) dalam bidang pengamatan akandipandang sebagai satu bentuk tertentu. Ketiga,kesamaan (similarity); bahwa sesuatu yangmemiliki kesamaan cenderung akan dipandangsebagai suatu obyek yang saling memiliki.Keempat, arah bersama (common direction); bahwaunsur-unsur bidang pengamatan yang beradadalam arah yang sama cenderung akandipersepsi sebagi suatu figure atau bentuktertentu. Kelima, kesederhanaan (simplicity);bahwa orang cenderung menata bidangpengamatannya bentuk yang sederhana,penampilan reguler dan cenderung membentukkeseluruhan yang baik berdasarkan susunansimetris dan keteraturan. Keenam, ketertutupan(closure) bahwa orang cenderung akan mengisi

kekosongan suatu pola obyek atau pengamatanyang tidak lengkap.

Sementara menurut Akhmad Sudrajat, teoribelajar adalah suatu teori yang di dalamnyaterdapat tata cara pengaplikasian kegiatanbelajar mengajar antara guru dan siswa,perancangan metode pembelajaran yang akandilaksanakan di kelas maupun di luar kelas.Namun teori belajar ini tidaklah semudah yangdikira, dalam prosesnya teori belajar inimembutuhkan berbagai sumber sarana yangdapat menunjang, seperti: lingkungan siswa,kondisi psikologi siswa, perbedaan tingkatkecerdasan siswa. Semua unsur ini dapatdijadikan bahan acuan untuk menciptakansuatu model teori belajar yang dianggap cocok,tidak perlu terpaku dengan kurikulum yang adaasalkan tujuan dari teori belajar ini sama dengantujuan pendidikan.

Teori belajar sebagai cara pengaplikasiandalam kegiatan belajar mengajar antara gurudan siswa, masih membutuhkan metodepembelajaran yang tepat mengingat lingkungan,sarana, dan tingkat kecerdasan siswa salingberbeda. Metode snowball-throwing yang penulislakukan dalam pembelajaran PendidikanKewarganegaraan ini ingin menunjukkanbahwa suatu model teori belajar harus didukungoleh metode yang tepat. Menurut penulis,snowball-throwing merupakan metode yang tepatuntuk meningkatkan motivasi siswa dalambertanya.

Metode Snowball-throwing

Proses belajar yang dapat meningkatkanaktivitas dalam keterampilan bertanya denganbaik, sistematis, sesuai dengan masalah yangtertuang dalam Kurikulum Berbasis Kompetensidi antaranya adalah bertanya. Dengan bertanyasiswa mampu menggali materi yang belum dapatdijelaskan oleh guru. Melalui pertanyaan yangsistematis, siswa dapat berlatih menyusunkalimat yang baik dan benar sesuai kaidahbahasa Indonesia. Tidak sedikit siswa yangmengemukakan pertanyaan tidak sesuaidengan materi yang diajarkan. Bahkan merekabelum mampu merumuskan pertanyaan denganbaik dan benar.

Metode snowball-throwing merupakan salahsatu modifikasi dari teknik bertanya yangmenitikberatkan pada kemampuan merumuskan

Page 53: Diterbitkan oleh - Yayasan BPK PENABUR · 4. Panjang naskah hasil penelitian atau opini + 4500 kata, sedangkan untuk info serta resensi buku + 2000 kata. 5. Judul harus singkat, jelas

45Jurnal Pendidikan Penabur - No.13/Tahun ke-8/Desember 2009

Meningkatkan Motivasi Siswa Bertanya melalui Metode Snowball-throwing

pertanyaan yang dikemas dalam sebuahpermainan yang menarik yaitu salingmelemparkan bola salju (snowball-throwing) yangberisi pertanyaan kepada sesama teman. Metodeyang dikemas dalam sebuah permainan inimembutuhkan kemampuan yang sangatsederhana yang bisa dilakukan oleh hampirsetiap siswa dalam mengemukakan pertanyaansesuai dengan materi yang dipelajarinya.

Metode snowball throwing adalah metodeyang digunakan untuk memperdalam satu topik.Metode ini biasa dilakukan oleh beberapakelompok yang terdiri dari lima sampai delapanorang yang memiliki kemampuan merumuskanpertanyaan yang ditulis dalam sebuah kertasmenyerupai bola. Kemudian, kertas itudilemparkan kepada kelompok lain yang untukditanggapi dengan menjawab pertanyaan yangdilemparkan tersebut.

Secara sederhana metode snowball-throwingdapat digambarkan sebagai berikut. Siswamerumuskan pertanyaan secara tertulis di kertasberdasarkan materi yang diterangkan oleh guru.Kemudian kertas tersebut dilipat-lipatsedemikian rupa lalu dilemparkan kepadakelompok lain. Setelah membuka kertas tersebut,kelompok lain itu menjawab pertanyaan danmelemparkan kembali ke kelompok yangmenulis pertanyaan tadi.

Langkah-langkah yang ditempuh dalammetode ini ialah:1. Guru menyampaikan materi yang akan

disajikan.2. Guru membentuk kelompok-kelompok dan

memanggil masing-masing ketua kelompokuntuk memberikan penjelasan tentangmateri.

3. Masing-masing ketua kelompok kembali kekelompoknya masing-masing, kemudianmenjelaskan materi yang disampaikan olehguru kepada temannya.

4. Kemudian masing-masing siswa diberikansatu lembar kerja untuk menuliskanpertanyaan apa saja yang menyangkutmateri yang sudah dijelaskan oleh ketuakelompok.

5. Kemudian kertas tersebut dibuat seperti boladan dilempar dari satu siswa ke siswa yanglain selama kurang lebih 5 menit.

6. Setelah siswa mendapat satu bola/satupertanyaan diberikan kesempatan kepadasiswa untuk menjawab pertanyaan yang

tertulis dalam kertas berbentuk bola tersebutsecara bergantian.

7. Guru memberikan kesimpulan.8. Guru mengevaluasi kegiatan tersebut

dengan cara memberikan komentarsekaligus memberikan penilaian mengenaijenis dan bobot pertanyaan, rumusankalimat, kemudian memberikan contohrumusan pertanyaan yang benar.

9. Penutup.Metode snowball-throwing ini dapat

memberikan kesempatan kepada teman dalamkelompok untuk merumuskan pertanyaansecara sistematis. Di samping itu dapatmembangkitkan keberanian siswa dalammengemukakan pertanyaan dengan tuntunanpertanyaan kepada teman lain maupun guru.Juga melatih siswa menjawab pertanyaan yangdiajukan oleh temannya dengan baik. Dapatpula merangsang siswa mengemukakanpertanyaan sesuai dengan topik yang sedangdibicarakan dalam pelajaran tersebut. Berikutnyadapat mengurangi rasa takut siswa dalambertanya kepada teman maupun guru sertamelatih kesiapan siswa. Terakhir, denganmenggunakan metode ini memungkinkan siswasaling memberikan pengetahuan.

Kelebihan dari metode snowball-throwing diantaranya adalah melatih kesiapan siswa dalammerumuskan pertanyaan dengan bersumberpada materi yang diajarkan serta salingmemberikan pengetahuan. Sedangkankelemahan dari metode ini yakni pengetahuantidak luas hanya berkutat pada pengetahuansekitar siswa serta tidak efektif.

Kerangka Berpikir

Daya serap materi pelajaran yang disajikan olehguru di depan kelas sangat dipengaruhi olehberbagai faktor. Selain faktor keterampilan gurudalam menerapkan metode pembelajaran, dayaserap siswa juga dipengaruhi oleh suasanabelajar di kelas. Suasana belajar di kelas yangtenang, belum tentu menjamin bahwa materiyang diajarkan terserap oleh siswa dengan baik.Kadangkala guru terlena oleh suasana belajaryang tampak seolah-olah tidak ada masalahkarena siswa diam ketika guru mempersilakansiswa bertanya. Suasana seperti ini ditafsirkanoleh banyak guru bahwa kelas kondusif

Page 54: Diterbitkan oleh - Yayasan BPK PENABUR · 4. Panjang naskah hasil penelitian atau opini + 4500 kata, sedangkan untuk info serta resensi buku + 2000 kata. 5. Judul harus singkat, jelas

46 Jurnal Pendidikan Penabur - No.13/Tahun ke-8/Desember 2009

Meningkatkan Motivasi Siswa Bertanya melalui Metode Snowball-throwing

sehingga siswa dapat menyerap semua yangtelah diajarkan. Guru merasa puas bila tidak adaseorang siswa pun yang mengajukanpertanyaan.

Demikianlah masalah yang terjadi di kelas7A SMP BPK PENABUR Tasikmalaya di awaltengah semester tahun pelajaran 2008/2009.Pada awalnya guru mengatakan bahwamengajar di kelas 7 paling menyenangkan,karena siswanya tertib, tenang, menurut, tidakribut dan tidak ada gangguan berarti. Namundalam sebuah perbincangan dengan beberapaguru yang mengkritisi suasana tersebutmengemukakan bahwa kelas yang “menye-nangkan” ini makin lama makin membosankan.Apalagi dibuktikan dengan hasil ulangan yangtidak menunjukkan hasil yang diharapkan.Siswa tidak pernah mengemukakan pertanyaanketika guru memberikan kesempatan bertanya.Sebaliknya bila guru bertanya para siswa puntidak mampu menjawab dengan baik apalagisesuai dengan materi yang diajarkan.

Mata pelajaran Pendidikan Kewarganega-raan merupakan mata pelajaran yang menekan-kan pada aspek penerapan nilai-nilai dalamkehidupan masyarakat. Oleh karena itu,aktivitas pembelajaran diarahkan untukmeningkatkan kemampuan mengemukakanpendapat yang sesuai dengan kontekskehidupan masyarakat. Dalam pembelajaranPendidikan Kewarganegaraan siswa diajakuntuk mempelajari teori-teori kenegaraan yangbersumber pada norma-norma dan kaidah yangberlaku untuk selanjutnya dikaitkan dengankehidupan masyarakat sehari-hari. Oleh karenaitu, sangat tepat bila siswa mampu menge-mukakan pendapatnya sesuai konteks dansistematis.

Meningkatnya keterampilan siswa dalambertanya dalam mata pelajaran PendidikanKewarganegaraan diharapkan juga dapatmeningkatkan aktivitas siswa dalam prosespembelajaran di kelas karena kemampuanbertanya yang baik. Dengan memiliki kemam-puan bertanya yang baik, siswa mampu pulamengkritisi kenyataan yang terjadi dalammasyarakat.

Jika guru mampu menerapkan metode yangsesuai dengan situasi kelas dalam prosespembelajaran, maka kelas akan hidup dandinamis. Kelas yang hidup dalam arti siswa aktifdalam mengikuti pelajaran, terjadi hubunganinteraktif baik antara guru dengan siswa

maupun antara siswa dengan siswa. Kelas yangdinamis adalah kelas yang para siswanya secaraantusias memerhatikan apa yang diajarkan olehguru. Terlebih lagi, bahan pelajaran PendidikanKewarganegaraan dapat dikaitkan dengankehidupan nyata di dalam masyarakat ataunegara serta dipadukan dengan mata pelajaranlain seperti IPS atau Agama. Dengan demikiansiswa tidak merasa terbebani dengan teori yangharus dihafalkan dan siswa mampu menggalimateri pelajaran dengan kehidupan nyata.

Dalam kerangka berpikir seperti itulah,tersirat bahwa situasi kelas yang “diam”disebabkan oleh rendahnya motivasi dalambertanya dan kurangnya keterampilan dalammengemukakan pertanyaan para siswanya.Untuk itu perlu dikembangkan agar siswamenjadi berani bertanya sekaligus mengung-kapkan pendapatnya sehingga suasana kelasmenjadi hidup dan dinamis. Dari beberapametode yang ada, penulis berpendapat bahwametode snowball-throwing merupakan salah satumetode yang dapat membangkitkan motivasisiswa dalam bertanya.

Metode snowball-throwing dapat mendorong,siswa mengajukan pertanyaan dalam kelompokyang kemudian dirumuskan dalam secarikkertas. Siswa dapat berani bertanya dengandibantu oleh rumusan pertanyaan yang akandilemparkan kepada sesama teman di kelompoklain. Metode ini juga dapat menciptakansuasana sangat rileks, menyenangkan dan tidakmenakutkan untuk mengajukan pertanyaan.Secara tidak sengaja siswa mampu mengemu-kakan pertanyaan secara kritis dan sistematisdan tidak keluar dari materi esensial yangdiajarkan. Dengan demikian, penerapan metodesnowball-throwing dalam proses pembelajaranPendidikan Kewarganegaraan di kelasdiharapkan dapat meningkatkan aktivitasdalam bertanya bagi para siswa. Keterampilanbertanya yang cukup memadai dapatmewujudkan belajar yang berkualitas.

Perumusan Hipotesis Tindakan

Atas kajian teoritis sebelumnya, maka hipotesistindakan dirumuskan sebagai berikut. “Biladalam mata pelajaran Pendidikan Kewar-ganegaraan metode snowball-throwing dicobakandi kelas 7A maka motivasi bertanya siswa dapatditingkatkan”.

Page 55: Diterbitkan oleh - Yayasan BPK PENABUR · 4. Panjang naskah hasil penelitian atau opini + 4500 kata, sedangkan untuk info serta resensi buku + 2000 kata. 5. Judul harus singkat, jelas
Page 56: Diterbitkan oleh - Yayasan BPK PENABUR · 4. Panjang naskah hasil penelitian atau opini + 4500 kata, sedangkan untuk info serta resensi buku + 2000 kata. 5. Judul harus singkat, jelas

48 Jurnal Pendidikan Penabur - No.13/Tahun ke-8/Desember 2009

Meningkatkan Motivasi Siswa Bertanya melalui Metode Snowball-throwing

Mata Pelajaran : Pendidikan KewarganegaraanKelas/Semester : VII/GanjilPertemuan ke- : 1Alokasi waktu : 2 X 40 menitStandar Kompetensi :Menunjukkan sikap positif terhadap norma-norma yang berlaku dalam kehidupanbermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

Kompetensi Dasar :1 Mendeskripsikan hakikat norma-norma, kebiasaan, adat-istiadat, peraturan, yang berlaku

dalam masyarakat.2 Menjelaskan hakikat dan arti penting hukum bagi warga negara.3 Menerapkan norma-norma, kebiasaan, adat-istiadat, dan peraturan yang berlaku dalam

kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

Indikator :1 Siswa menjelaskan pengertian norma.2 Siswa menyadari makna dan pentingnya norma dalam kehidupan bersama.3 Siswa memahami berbagai macam norma yang berlaku dalam masyarakat.4 Siswa memahami hakikat dan arti penting norma hukum bagi warga negara.5 Siswa mampu mengamalkan berbagai macam norma yang berlaku dalam kehidupan

bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

I. Materi Esensial : Norma dalam Kehidupan BersamaII. Metode Pembelajaran : Ceramah, Tanya jawab, Snowball Throwing

III. Langkah-langkah Pembelajaran:A. Kegiatan Awal1 Mengabsen siswa2 Mempersiapkan setting ruangan dan kesiapan belajar siswa.3 Memberikan soal pre-test.4 Mengkontekstualkan materi norma masyarakat dengan pengalaman siswa.5 Menjajagi materi dengan bertanya tentang pengertian norma.6 Menjelaskan kompetensi dasar dan tujuan pembelajaran yang akan dicapai

B. Kegiatan Inti1 Guru menjelaskan tentang hakikat dan jenis-jenis norma.2 Guru menjelaskan metode snowball-throwing3 Guru membagi kelas menjadi 3 kelompok.4 Guru memanggil masing-masing ketua kelompok untuk memberikan penjelasan tentang

materi pertanyaan.5 Masing-masing ketua kelompok kembali ke kelompoknya kemudian menjelaskan materi

yang disampaikan guru kepada teman-temannya.6 Setiap siswa diberikan satu lembar kertas kerja dengan warna yang berbeda untuk

menuliskan satu pertanyaan menyangkut materi yang sudah dijelaskan oleh ketua kelompok.7 Siswa membuat masing-masing pertanyaan yang berhubungan dengan materi yang telah

diajarkan tanpa membuka buku.8 Kertas yang telah ditulisi pertanyaan dibentuk seperti bola atau pesawat terbang.9 Guru mempersilakan siswa anggota kelompok 1 melemparkan kertas kepada kelompok 2,

dan kelompok 2 melemparkan ke kelompok 3.10 Guru mempersilakan siswa membuka kertas yang diterima dari temannya, kemudian

membacakan isi pertanyaan tersebut.11 Secara acak guru membahas pertanyaan siswa sehingga materi yang sebagian besar materi

terbahas.

Page 57: Diterbitkan oleh - Yayasan BPK PENABUR · 4. Panjang naskah hasil penelitian atau opini + 4500 kata, sedangkan untuk info serta resensi buku + 2000 kata. 5. Judul harus singkat, jelas

49Jurnal Pendidikan Penabur - No.13/Tahun ke-8/Desember 2009

Meningkatkan Motivasi Siswa Bertanya melalui Metode Snowball-throwing

C. Penutup1 Guru menanyakan kesulitan metode Snowball Throwing yang diterapkan.2 Guru memberikan post tes.3 Guru memberikan tugas materi untuk pertemuan berikutnya.

IV. Penilaian1 Bentuk Penilaian : Pos Tes2 Jenis soal : Uraian3 Soal Pos Test :

1 Buatlah 1 contoh pertanyaan yang berhubungan dengan pengertian norma!2 Buatlah 1 contoh pertanyaan yang berkaitan dengan pentingnya norma bagi kehidupan

bersama!3 Buatlah 1 contoh pertanyaan yang berhubungan dengan macam norma yang berlaku

dalam masyarakat!4 Buatlah 1 contoh pertanyaan yang berhubungan dengan pengamalan salah satu norma

dalam kehidupan masyarakat!

Berdasarkan temuan siklus pertamapenulis berunding bersama dengan pengamatuntuk membuat langkah-langkah pada sikluskedua. Sebelum melangkah kepada sikluskedua, penulis bersama pengamat membuatsebuah refleksi. Dalam refleksi ini penulismendengarkan kekurangan atau hal-hal yang

Mata Pelajaran : Pendidikan KewarganegaraanKelas/Semester : VII/GanjilPertemuan ke- : 2Alokasi waktu : 2 X 40 menitStandar Kompetensi :Menunjukkan sikap positif terhadap norma-norma yang berlaku dalam kehidupanbermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

Kompetensi Dasar :1 Mendeskripsikan hakikat norma-norma, kebiasaan, adat-istiadat, peraturan, yang

berlaku dalam masyarakat.2 Menjelaskan hakikat dan arti penting hukum bagi warga negara.3 Menerapkan norma-norma, kebiasaan, adat-istiadat, dan peraturan yang berlaku dalam

kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

Indikator :1. Siswa menjelaskan pengertian norma.2. Siswa menyadari makna dan pentingnya norma dalam kehidupan bersama.3. Siswa memahami berbagai macam norma yang berlaku dalam masyarakat.4. Siswa memahami hakikat dan arti penting norma hukum bagi warga negara.5. Siswa mampu mengamalkan berbagai macam norma yang berlaku dalam kehidupan

bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

I. Materi Esensial: Norma dalam Kehidupan BersamaII Metode Pembelajaran: Ceramah, Tanya jawab, snowball-throwingIII. Langkah-langkah Pembelajaran:

sudah baik yang dikemukakan oleh pengamat.Pada kesempatan diskusi ini, pengamatmemberikan saran yang akan dilakukan olehpenulis pada siklus kedua. Langkah-langkahyang dilaksanakan pada siklus kedua dapatpenulis gambarkan melalui Rencana Pelaksa-naan Pembelajaran sebagai berikut.

Page 58: Diterbitkan oleh - Yayasan BPK PENABUR · 4. Panjang naskah hasil penelitian atau opini + 4500 kata, sedangkan untuk info serta resensi buku + 2000 kata. 5. Judul harus singkat, jelas

50 Jurnal Pendidikan Penabur - No.13/Tahun ke-8/Desember 2009

Meningkatkan Motivasi Siswa Bertanya melalui Metode Snowball-throwing

Kegiatan Pembelajaran WaktuA Kegiatan Awal 10’

1. Mengabsen siswa2. Mempersiapkan setting ruangan dan kesiapan belajar siswa.3. Memberikan soal pre-test.4. Mengkontekstualkan materi norma masyarakat dengan pengalaman siswa.5. Menjajagi materi dengan bertanya tentang pengertian norma.6. Menjelaskan kompetensi dasar dan tujuan pembelajaran yang akan dicapai

B. Kegiatan Inti 60’1 Guru menjelaskan tentang hakikat dan jenis-jenis norma.2 Guru menjelaskan metode snowball-throwing3 Guru membagi kelas menjadi 3 kelompok.4 Guru memanggil masing-masing ketua kelompok untuk memberikan penjelasan tentang

materi pertanyaan.5 Masing-masing ketua kelompok kembali ke kelompoknya kemudian menjelaskan materi

yang disampaikan guru kepada teman-temannya.6 Masing-masing siswa diberikan satu lembar kertas kerja dengan warna yang saling

berbeda untuk menuliskan satu pertanyaan yang menyangkut materi yang sudahdijelaskan oleh ketua kelompok.

7 Siswa membuat masing-masing pertanyaan yang berhubungan dengan materi yang telahdiajarkan tanpa membuka buku.

8 Kertas yang telah ditulisi pertanyaan dibentuk seperti bola atau pesawat terbang.9 Guru mempersilakan siswa anggota kelompok 1 melemparkan kertas kepada kelompok

2, dan kelompok 2 melemparkan ke kelompok 3.10 Guru mempersilakan siswa membuka kertas yang diterima dari temannya, kemudian

membacakan isi pertanyaan tersebut.11 Secara acak guru membahas pertanyaan siswa sehingga materi yang sebagian besar

materi terbahas.C. Penutup

1 Guru mengevaluasi bersama siswa proses KBM melalui metode snowball-throwing yangditerapkan.

2 Guru memberikan post test sesuai dengan materi yang diajarkan.3 Guru menutup proses KBM dengan mengucapkan terima kasih atas partisipasi para

siswa.IV. Alat/Bahan/Sumber Belajar

1 Alat:Kertas lipat berwarna-warni2 Bahan:Norma dalam Kehidupan Bersama3 Sumber Belajar: Tim Abdi Guru. (2004). Kewarganegaraan untuk SMP Kelas VII. Jakarta:

ErlanggaV. Penilaian

1 Bentuk Penilaian :Post test2 Jenis soal:Uraian3 Soal Post tes:

1 Jelaskan pengertian norma!2 Jelaskan makna pentingnya norma bagi masyarakat!3 Kemukakan berbagai macam norma yang berlaku dalam masyarakat.4 Jelaskan hakikat dan arti penting norma bagi warga negara.

Page 59: Diterbitkan oleh - Yayasan BPK PENABUR · 4. Panjang naskah hasil penelitian atau opini + 4500 kata, sedangkan untuk info serta resensi buku + 2000 kata. 5. Judul harus singkat, jelas

51Jurnal Pendidikan Penabur - No.13/Tahun ke-8/Desember 2009

Meningkatkan Motivasi Siswa Bertanya melalui Metode Snowball-throwing

.oN isnetepmoKradnatS rotakidnI naialineP nemurtsnI

.1 pakisnakkujnuneMpadahretfitisop

gnayamron-amronmaladukalreb

napudihek,takaraysamreb

nad,asgnabreb.aragenreb

naksalejnemawsiSamronnaitregnep

ankamiradaynemawsiSamronayngnitnepnad

napudihekmalad.amasreb

imahamemawsiSamronmacamiagabreb

maladukalrebgnay.takaraysam

upmamawsiSiagabrebnaklamagnem

gnayamronmacammaladukalreb

napudihek,takaraysamreb

nad,asgnabreb.aragenreb

silutretseT 1

2

3

4

duskamidgnaynaksaleJ.amronnagned

ayngnitnepnaksaleJnapudihekigabamron

.amasreb

4naksalejnadnaktubeSgnayamronmacam

maladukalreb.takaraysam

hotnoc1nakireButashalasnalamagnep

napudihekmaladamron.takaraysam

Teknik Pengumpulan Data

1. Teknik Pengumpulan DataTeknik pengumpulan data menggunakanbeberapa instrumen yaitu:a. Lembar observasi

Lembar observasi ini digunakan dandiisi oleh peneliti, teman guru sejawatsebagai observer. Melalui lembarobservasi ini dapat diketahui tingkatperkembangan keterampilan siswadalam menyampaikan pertanyaan darisetiap tahap kegiatan penelitiantindakan yang dilakukan.

b. Buku catatan pengamatanBuku catatan ini berisi catatan kejadianselama siswa menerapkan metodesnowball-throwing. Buku ini penting bagipeneliti untuk evaluasi bersama denganobserver.

2. Teknik Analisis DataDari keseluruhan data yang terkumpulselanjutnya dilakukan analisa data, sebagaiberikut.

a. Lembar Observasi Dari hasil isian lembar observasi jumlah

indikator yang baik, sedang, dan kurangkemudian hasil akhir dipresentasikandan dibuat kesimpulan.

b. Buku catatan pengamat Berisi catatan-catatan kejadian selama

kegiatan penelitian berlangsung baikkekurangan maupun kelebihannya. Halini sangat berguna untuk melangkah darisiklus yang satu ke siklus berikutnya.

Hasil Penelitian

Hasil penelitian tindakan kelas ini disusunberdasarkan hasil pengamatan, catatan kejadianselama diadakan proses pembelajaranPendidikan Kewarganegaraan yang mengguna-kan metode snowball-throwing dan beberapacatatan penting dari teman guru sejawat yangbertindak sebagai pengamat.

Adapun hasil pembelajaran dapat dilihatpada tabel 1 berikut.

Page 60: Diterbitkan oleh - Yayasan BPK PENABUR · 4. Panjang naskah hasil penelitian atau opini + 4500 kata, sedangkan untuk info serta resensi buku + 2000 kata. 5. Judul harus singkat, jelas

52 Jurnal Pendidikan Penabur - No.13/Tahun ke-8/Desember 2009

Meningkatkan Motivasi Siswa Bertanya melalui Metode Snowball-throwing

1-eKsulkiSrajaleBsesorPadaPawsiSsatifitkAisavresbO:1lebaTayalamkisaTRUBANEPKPBPMSA-7saleK

8002sutsugA9,nineS

oN awsiSamaN1-eKsulkiSialiN

atar-ataRnatapiL naaynatreP nabawaJ tseT-erP tseT-soP

1 naLotnainuJnivlA 58 39 67 07 58 08.18

2 ayajnuSerdnA 55 56 07 57 78 04.07

3 TotnaidiWynohtnA 57 77 07 27 58 08.57

4 anadraWnawaiteSeirA 07 56 27 56 57 04.96

5 namaiguSpesoJylliB 57 96 56 76 67 04.07

6 ayajiWajehTeniloraC 07 57 07 86 87 02.27

7 HorkoCallefsirhC 57 57 07 86 08 06.37

8 iweDirasantaRydniC 07 67 27 76 18 02.37

9 aivatkOakirE 56 37 27 07 28 04.27

01 gnaromutiSitairfEamrI 56 26 57 76 57 08.86

11 amatarPnavI 56 46 76 86 58 08.96

21 atiGnylsseJ 59 09 17 86 87 04.08

31 nivleK 58 09 47 56 57 08.77

41 ydneffEaydiL 08 98 07 86 58 04.87

51 gnatohiSirtifaS.M 56 56 56 56 86 06.56

61 leanataNleahciM 56 56 07 56 27 04.76

71 idahuSakifaR 56 06 56 86 37 02.66

81 ynigahtiSiwDahtisseR 07 07 07 76 27 08.96

91 ajdraharunaTyllaS 07 56 07 66 07 02.86

02 anadneCartuPidaiteS 57 27 67 86 37 08.27

12 gnojT,annahoJarifahS 07 37 07 96 27 08.07

22 nawainruKeinafetS 58 88 57 27 68 02.18

32 ardnehuSymmoT 56 86 56 56 86 02.66

42 atinniWainaV 57 09 67 07 87 08.77

52 tnecniV 07 56 56 27 08 04.07

62 nawainruKnahoY 07 56 07 37 18 08.17

atar-ataR 21.27 24.37 24.07 83.86 96.77 14.27

Tasikmalaya, 9 Agustus 2008Guru Mata Pelajaran,

Drs. P. Slamet WidodoGuru SMPK BPK PENABUR Tasikmalaya

Pengamat I, Pengamat II, Aan Burhan, S.Pd. Ai Tin Sumartini, S.Pd.Guru SMP Negeri 7 Tasikmalaya Guru SMP Negeri 5 Tasikmalaya

Page 61: Diterbitkan oleh - Yayasan BPK PENABUR · 4. Panjang naskah hasil penelitian atau opini + 4500 kata, sedangkan untuk info serta resensi buku + 2000 kata. 5. Judul harus singkat, jelas

53Jurnal Pendidikan Penabur - No.13/Tahun ke-8/Desember 2009

Meningkatkan Motivasi Siswa Bertanya melalui Metode Snowball-throwing

2-eKsulkiSrajaleBsesorPadaPawsiSsatifitkAisavresbO:2lebaTayalamkisaTRUBANEPKPBPMSA-7saleK

8002sutsugA81,nineS

oN awsiSamaN2-eKsulkiSialiN

atar-ataRnatapiL naaynatreP nabawaJ tseT-erP tseT-soP

1 naLotnainuJnivlA 58 49 87 47 78 06.38

2 ayajnuSerdnA 06 76 37 87 88 02.37

3 TotnaidiWynohtnA 87 87 27 57 78 00.87

4 anadraWnawaiteSeirA 07 76 67 86 77 06.17

5 namaiguSpesoJylliB 27 08 57 96 87 08.47

6 ayajiWajehTeniloraC 17 67 86 07 08 00.37

7 HorkoCallefsirhC 67 87 67 27 28 08.67

8 iweDirasantaRydniC 37 77 08 07 38 06.67

9 aivatkOakirE 66 47 67 27 58 06.47

01 gnaromutiSitairfEamrI 76 56 57 96 87 08.07

11 amatarPnavI 86 56 87 07 68 04.37

21 atiGnylsseJ 09 09 86 27 08 00.08

31 nivleK 68 29 37 07 77 06.97

41 ydneffEaydiL 28 09 67 27 68 02.18

51 gnatohiSirtifaS.M 76 07 57 76 07 08.96

61 leanataNleahciM 56 76 86 76 47 02.86

71 idahuSakifaR 86 56 37 07 57 02.07

81 ynigahtiSiwDahtisseR 27 57 07 96 47 00.27

91 ajdraharunaTyllaS 17 86 27 86 27 02.07

02 anadneCartuPidaiteS 67 57 27 07 57 06.37

12 gnojT,annahoJarifahS 27 67 87 17 47 02.47

22 nawainruKeinafetS 68 98 27 47 88 08.18

32 ardnehuSymmoT 76 96 87 86 07 04.07

42 atinniWainaV 67 09 76 27 08 00.77

52 tnecniV 27 76 87 57 28 08.47

62 nawainruKnahoY 27 86 86 67 58 08.37

atar-ataR 83.37 58.57 00.37 80.17 37.97 47.47

Berdasarkan pengamatan pengamat, pada sikluske-1 masih ada beberapa siswa yang belummampu merumuskan pertanyaan dengan baikmeskipun rata-ratanya 73.42. Demikian pulahasil pre test dengan rata-rata nilai 68.38. Namunhasil post test menunjukkan nilai yang bagusmengingat bahwa para siswa boleh membuka

buku. Kegiatan pada siklus ke-1 ini, penulismembolehkan para siswa untuk membuka bukupelajaran ketika merumuskan pertanyaanmaupun dalam menjawab pertanyaan.Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa rata-rata siswa belum bisa merumuskan pertanyaandengan baik dan memuaskan (72.41).

Page 62: Diterbitkan oleh - Yayasan BPK PENABUR · 4. Panjang naskah hasil penelitian atau opini + 4500 kata, sedangkan untuk info serta resensi buku + 2000 kata. 5. Judul harus singkat, jelas

54 Jurnal Pendidikan Penabur - No.13/Tahun ke-8/Desember 2009

Meningkatkan Motivasi Siswa Bertanya melalui Metode Snowball-throwing

Berdasarkan pengamatan observer, padasiklus ke-2 beberapa siswa terlihat sudahmampu merumuskan pertanyaan dengan baikmeskipun rata-ratanya tidak naik secarasignifikan (75.85). Demikian pula hasil pre testnaik dengan rata-rata 71.08. Namun hasilposttest menunjukkan nilai yang belum bagusmengingat bahwa para siswa tidak bolehmembuka buku. Kegiatan pada siklus ke-2 ini,penulis melarang para siswa untuk membukabuku pelajaran ketika merumuskan pertanyaanmaupun dalam menjawab pertanyaan.

Bila dibandingkan antara siklus ke-1 danke-2 akan terlihat perbandingan sebagai berikut.

Bila dibandingkan antara siklus pertamadengan kedua, terlihat bahwa siswa telahmampu merumuskan pertanyaan secara baik,meskipun belum memenuhi harapan yangmaksimal. Demikian pula dalam menjawabpertanyaan, siswa sudah mencapai kemajuansiginifi-kan. Hasil pre test dan post test punmengalami kemajuan.

Meski boleh dikatakan sedikit sekali tingkatperubahan, namun penulis merasa bahwa siswasudah memiliki kemajuan dalam merumuskanpertanyaan. Selain itu yang cukup menggem-birakan bahwa para siswa sudah beranimengajukan pertanyaan yang telah merekarumuskan dan menjawab pertanyaan teman-temannya. Berbekal hasil metode snowball-

oN awsiSamaN2-eKsulkiSialiN

atar-ataRnatapiL naaynatreP nabawaJ tseT-erP tseT-soP

1 1-eksulkiS 21.27 24.37 24.07 83.86 96.77 14.27

2 2-eksulkiS 83.37 58.57 37 80.17 37.97 47.47

nahabureP/nakianeK 62.1 34.2 85.2 06.2 40.2 33.2

throwing ini, penulis optimis bahwa siwa mampumengemukakan pertanyaan sedikit demi sedikit.

Kesimpulan dan Saran

KesimpulanUpaya meningkatkan motivasi siswa bertanyamelalui metode Snowball Throwing dalam matapelajaran Pendidikan Kewarganegaraan ternya-ta sungguh dapat meningkatkan keterampilansiswa dalam bertanya bagi para siswanya.Berdasarkan hasil pengamatan dan catatankejadian selama tindakan kelas dilaksanakandapat ditarik kesimpulan sebagai berikut.

1. Kurangnya keterampilan siswa dalambertanya pada diri siswa menyebabkansuasana kelas kurang aktif selamapembelajaran berlangsung.

2. Penyebab kurangnya keaktifan danketerampilan siswa dalam bertanya akibattidak adanya keberanian siswa dalambertanya. Hal ini disebabkan adanyaperasaan takut jika pertanyaan yangdiungkapkan melenceng dari materi yangdijelaskan.

3. Penerapan metode snowball-throwing dalamproses pembelajaran dapat meningkatkankeaktifan dan keterampilan siswa untukbertanya di dalam forum kelas sekaligus

Tasikmalaya, 18 Agustus 2008Guru Mata Pelajaran,

Drs. P. Slamet WidodoGuru SMPK BPK PENABUR Tasikmalaya

Observer I, Observer II, Aan Burhan, S.Pd. Ai Tin Sumartini, S.Pd.Guru SMP Negeri 7 Tasikmalaya Guru SMP Negeri 5 Tasikmalaya

Page 63: Diterbitkan oleh - Yayasan BPK PENABUR · 4. Panjang naskah hasil penelitian atau opini + 4500 kata, sedangkan untuk info serta resensi buku + 2000 kata. 5. Judul harus singkat, jelas

55Jurnal Pendidikan Penabur - No.13/Tahun ke-8/Desember 2009

Meningkatkan Motivasi Siswa Bertanya melalui Metode Snowball-throwing

mengaktifkan suasana pembelajaran dikelas.

4. Keterampilan siswa dalam bertanya dapatmeningkatkan kemampuan berpikir secarasistematis, dan memperluas wawasansiswa terutama berhubungan denganpraktik kehidupan di dalam masyarakat.

5. Keterampilan siswa dalam bertanyadibutuhkan siswa dalam melaksanakanproses pembelajaran khususnya matapelajaran Pendidikan Kewarganegaraan;yang pada akhirnya akan berdampak padakedalaman materi yang diterima sekaligusmeningkatkan prestasi belajar siswa.Upaya meningkatkan Siswa Bertanya

melalui metode snowball-throwing dalamPelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dalampelaksanaannya tidak seluruhnya dapatberjalan dengan lancar. Adapun kendala yangditemui sebagai berikut.1. Ketua kelompok yang kurang terampil

dalam mengarahkan teman-temannya dapatmenyebabkan siswa tidak mampu meru-muskan pertanyaan dengan baik.

2. Siswa yang tidak memperhatikan akanmenuliskan pertanyaan yang tidak sesuaidengan yang diharapkan.

SaranBerdasarkan pengalaman peneliti selama prosespelaksanaan tindakan kelas, ada beberapa halyang baik diperhatikan oleh guru. Pertama perlukemampuan guru untuk menerapkan metodepengajaran yang tepat dan menarik dalampelaksanaan proses pembelajaran. Hal ini untukmenghindari masalah yang berlarut-larut.Kemampuan siswa bertanya merupakanmasalah klasik yang seringkali dianggap tidakpenting, namun sangat merisaukan. Bila gurutidak mencoba suatu metode yang baru, makamasalah ini akan terbawa terus sampai ke jenjangpendidikan yang lebih tinggi.

Kedua metode snowball-throwing termasuksalah satu metode yang penulis harapkanmampu memecahkan masalah klasik yaknikeengganan siswa bertanya. Namun metode iniharus dilakukan terus menerus sampai siswa

memiliki motivasi dan kemampuan dalammengemukakan pertanyaan.

Daftar Pustaka

Arikunto, Suharsimi. (2007). Penelitian tindakankelas (PTK) untuk Guru, Kepala Sekolah,Pengawas, dan Penilai. Universitas NegeriYogyakarta

Fajar, Arnie. (2002). Portofolio dalam pengajaranIPS. Bandung: Remaja Rosdakarya

Mulyasa, E. (2003). Kurikulum berbasis kompetensi,konsep, karakteristik, dan implementasi.Bandung: Remaja Rosdakarya

Mundilarto, Rustam. (2004). Penelitian tindakankelas. Direktorat Pembinaan Pendidikan

Tim Abdi Guru. (2004). Kewarganegaraan untukSMP Kelas VII. Jakarta: Erlangga

http://gurupkn.wordpress.com/2007/11/19/snowball-throwing/

http://akhmadsudrajat.wordpress.com-----------Kebijakan kurikulum berbasis kompetensi.

(2002). Jakarta, Pusat Kurikulum - BadanPenelitian dan Pengembangan Depar-temen Pendidikan Nasional

-----------Kurikulum 2004 Sekolah Menengah PertamaPedoman khusus pengembangan sistempenilaian berbasis kompetensi sekolahmenengah pertama mata pelajaranpengetahuan sosial. (2003). Jakarta:Departemen Pendidikan NasionalDirektorat Jenderal Pendidikan Dasardan Menengah Direktorat PendidikanLanjutan Pertama

----------Kurikulum berbasis kompetensi matapelajaran kewarganegaraan (citizenship)sekolah lanjutan pertama. (2001). Jakarta:Pusat Kurikulum - Badan Penelitian danPengembangan Departemen PendidikanNasional

-----------Kurikulum tingkat satuan pendidikan matapelajaran pendidikan kewarganegaraansekolah menengah pertama. (2001). Jakarta:Pusat Kurikulum - Badan Penelitian danPengembangan Depar-temenPendidikan Nasional

Page 64: Diterbitkan oleh - Yayasan BPK PENABUR · 4. Panjang naskah hasil penelitian atau opini + 4500 kata, sedangkan untuk info serta resensi buku + 2000 kata. 5. Judul harus singkat, jelas

56 Jurnal Pendidikan Penabur - No.13/Tahun ke-8/Desember 2009

Motivasi Kerja Guru dalam Mengembangkan Kurikulum di Sekolah

Motivasi Kerja Gurudalam Mengembangkan Kurikulum di Sekolah

Thomas Wibowo Agung*)

*) Mantan Pengawas BPK PENABUR Tasikmalaya

Opini

otivasi internal dan eksternal merupakan kekuatan/dorongan psikologis bagi sesoranguntuk berbuat serta mengarahkan seseorang mencapai tujuannya. Oleh karena itu, motivasidapat mempengaruhi kreativitas dan prestasi seseorang, termasuk guru dalammeningkatkan profesionalismenya secara optimal. Tulisan ini secara khusus membahas

bagaimana motivasi kerja dapat mendorong guru menjadi lebih kreatif dalam meningkatkan kualitasproses dan hasil pembelajaran dengan mengevaluasi secara sistemik kurikulum sebagai acuanutama dalam melaksanakan proses belajar membelajarkan. Kajian ini juga memperhatikan perananguru sebagai motivator terhadap orang lain dalam melakukan inovasi di lingkungannya, khususnyadalam mengembangkan kurikulum di tingkat satuan pendidikan.

Kata kunci : Motivasi, motivasi kerja, fungsi guru, pengembangan kurikulum, lingkungan.

AbstractInternal and external motivations can function as a psychological strength guiding and directing somebodyto act to achieve her/his objectives. Motivation, therefore, can develop the teacher’s professionalism in developingtheir creativity for better achievements. This article discusses in depth how working motivation can stimulatethe teacher to be more creative in imrpoving the quality of instructional processes and the students’ learningachievements by assessing and developing systematically the existing curriculum on which teaching andlearning processes are based. Besides, this article reviews the teacher’s role as a motivator for the others ininitiating an innovative change and innovation in the school environment. A set of practical recommendationsis given to the principal and the teachers to motivate the teachers to develop school curriculum.

Key words: Motivation, working motivation, functions of teacher, curriculum development.

Abstrak

M

Pendahuluan

Pendidikan Nasional bertujuan untuk mengem-bangkan potensi peserta didik agar menjadimanusia yang beriman dan bertaqwa kepadaTuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadiwarga negara yang demokratis, serta bertang-gungjawab. Dalam rangka peningkatan mutupendidikan pemerintah menetapkan delapanstandar nasional pendidikan, yaitu standar isi,

standar proses, standar kompetensi lulusan,standar pendidik dan tenaga kependidikan,standar sarana dan prasarana, standarpengelolaan, standar pembiayaan dan standarpenilaian pendidikan. Standar Isi (SI) danStandar Kompetensi Lulusan (SKL) merupakanacuan utama bagi satuan pendidikan dalammengembangkan kurikulum.

Kurikulum adalah seperangkat rencanadan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahanpelajaran serta cara yang digunakan sebagaipedoman penyelenggaraan kegiatan pembel-

Page 65: Diterbitkan oleh - Yayasan BPK PENABUR · 4. Panjang naskah hasil penelitian atau opini + 4500 kata, sedangkan untuk info serta resensi buku + 2000 kata. 5. Judul harus singkat, jelas

57Jurnal Pendidikan Penabur - No.13/Tahun ke-8/Desember 2009

Motivasi Kerja Guru dalam Mengembangkan Kurikulum di Sekolah

ajaran untuk mencapai tujuan pendidikantertentu (BSNP, 2006). Kurikulum Tingkat SatuanPendidikan (KTSP) adalah kurikulum opera-sional yang disusun dan dilaksanakan olehmasing-masing satuan pendidikan. Satuanpendidikan dasar dan menengah dapatmengembangkan kurikulum dengan standaryang lebih tinggi dari SI dan SKL. KTSP dapatmemasukkan pendidikan kecakapan hidup danpendidikan berbasis keunggulan lokal. KTSPdikembangkan sesuai dengan satuan pendidi-kan, potensi daerah, karakteristik daerah, sosialbudaya masyarakat setempat dan peserta didik.

Proses pembelajaran pada satuan pendidi-kan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif,menyenangkan, menantang, memotivasi pesertadidik untuk berpartisipasi aktif, sertamemberikan ruang yang cukup bagi prakarsa,kreativitas, dan kemandirian sesuai denganbakat, minat dan perkembangan fisik sertapsikologis peserta didik. Selama ini guru-gurumemiliki peran sebagai pelaksana kurikulum(curriculum implementer). Ini terlihat padapelaksanaan pembelajaran di sekolah, guruhanya mengikuti petunjuk dari pemerintahpusat (Departemen Pendidikan Nasional), apasaja yang akan diajarkan dan dilaksanakansesuai kurikulum yang dirancang oleh para ahlikurikulum. Dalam hal ini perancangan danevaluasi kurikulum yang bersifat makro disusunoleh tim pemerintah pusat, guru hanya bisamengembangkan kurikulum makro menjadikurikulum mikro yaitu menyusun kurikulumdalam bidangnya untuk jangka waktu satutahun, satu semester, beberapa minggu danbeberapa hari (Program tahunan, programsemester, Silabus, dan Satuan Pembelajaran /RPP).

KTSP terdiri dari tujuan pendidikan tingkatsatuan pendidikan, struktur dan muatankurikulum tingkat satuan pendidikan, kalenderpendidikan dan silabus (BSNP, 2006) . Iniartinya kewenangan sekolah dan guru sangatmenentukan keberhasilan tujuan pendidikan ditingkat sekolah masing-masing. Guru-gurusebaiknya harus bisa mengembangkan kuriku-lum sesuai dengan kondisi di daerahnya agartujuan pembelajaran tercapai sesuai dengankebutuhan. Guru mempunyai tugas antara lain: (1) menyusun dan merumuskan tujuan yangtepat; (2) memilih dan menyusun bahanpelajaran yang sesuai dengan kebutuhan, minatdan tahap perkembangan anak; (3) memilihmetode dan media pembelajaran yang bervariasi;

dan (4) serta menyusun program dan alatevaluasi yang tepat. Suatu kurikulum yangtersusun sistematis dan rinci akan sangatmemudahkan guru dalam implementasinya.

Tantangan pengajaran dan pembelajaransaat ini telah berubah. Perkembangan teknologiinformasi dan komunikasi, perubahan strukturmasyarakat, dan maju pesatnya pengetahuan,serta munculnya beberapa teori pembelajaran,telah mengubah esensi dan tugas pokok seorangguru. Guru bukan lagi “aktor” di kelas, dengankekuasaannya dan pengetahuannya, yangmengatur apapun yang terjadi dikelas. Sekarangjustru siswa yang menjadi pusat pembelajaran.Peran guru lebih menjadi fasilitator bukan orator,yang hanya bisa memerintah anak didiknyamelakukan ini dan itu. Ia juga lebih menjadimotivator bukan eksekutor.

Setiap anak didik memiliki beragamkekhasan dan keunikan. Dalam belajar, iamenggunakan dari yang visual, audio, sampaikinestik. Gardner (1983) juga mengingatkanadanya multi kecerdasan (multiple intelligences)pada setiap anak mulai yang bersifat logis-matematis, linguistik, musik, sampai intra-personal. Semua itu tentu saja menuntut sebuahperan baru, unik tetapi juga tidak gampang dariseorang guru. Guru dituntut terampil, memilikimotivasi dan kreatif dalam pendekatanmengajar, mampu memahami dan memfasilitasikeberbedaan pada diri anak didik.

Setiap satuan pendidikan perlu melakukanperencanaan proses pembelajaran, pelaksanaanproses pembelajaran, penilaian hasil pembel-ajaran, dan pengawasan proses pembelajaranuntuk terlaksananya pembelajaran yang efektifdan efisien. Dengan KTSP, kepala sekolah danguru dituntut untuk lebih kreatif dan selalumembuat perubahan dalam proses pembelajarankhususnya pemanfaatan media dan metodebelajar yang semakin beraneka ragam untukproses mengajar di kelas. Proses pembelajaranperlu disiapkan dengan lebih baik dan serius.Hal ini menuntut kepala sekolah dan gurumemiliki motivasi yang tinggi untuk tetap dapatbersaing sesuai tuntutan perubahan global yangdemikian cepat serta tuntutan profesi yangdimilikinya.

Peranan pimpinan sekolah dalam mem-bangkitkan semangat, mendorong dan menjadisuri tauladan bagi guru dalam meningkatkankinerjanya. Guru perlu memiliki motivasi yangtinggi dan menyadari ada peran yang berbedadibanding masa lampau, perlu menyiapkan diri,

Page 66: Diterbitkan oleh - Yayasan BPK PENABUR · 4. Panjang naskah hasil penelitian atau opini + 4500 kata, sedangkan untuk info serta resensi buku + 2000 kata. 5. Judul harus singkat, jelas

58 Jurnal Pendidikan Penabur - No.13/Tahun ke-8/Desember 2009

Motivasi Kerja Guru dalam Mengembangkan Kurikulum di Sekolah

belajar terus menerus, dan mengembangkan dirimengikuti perubahan teknologi informasi. Guruadalah seorang pembelajar yang dewasa yangmandiri dan mampu memanfaatkan ataumengaitkan dengan pengetahuan ataupemahaman yang mereka miliki sebelumnya.

Tulisan ini membahas bagaimana carakepala sekolah memotivasi guru untuk meng-gunakan teknologi informasi dalam mening-katkan kinerja guru dalam proses pembelajaran.Hasil kajian dalam tulisan ini diharapkan dapatbermanfaat bagi institusi sekolah khususnyapimpinan sekolah dalam menginovasikurikulum dan mendorong guru untukmenghasilkan suatu proses belajar mengajaryang efektif serta guru dapat mengembangkankurikulum sesuai tuntutan globalisasi dankarakteristik peserta didik.

Pembahasan

Motivasi adalah dorongan psikologis yangtimbul pada diri sendiri untuk berperilaku dalammencapai tujuan yang telah ditentukan. Motivasimerupakan kekuatan pendorong yang akanmewujudkan suatu perilaku guna mencapaitujuan peningkatan prestasi kerja dirinya.Motivasi dapat mempengaruhi prestasi kerjaseseorang dalam melaksanakan suatu kegiatantertentu. Keberhasilan pemimpin sekolahmenimbulkan motivasi guru dalam bekerjadipengaruhi oleh pengetahuan dan kemam-puannya menciptakan situasi dan iklim kerjayang kondusif.

Motivasi dari seorang PemimpinAda beberapa cara untuk memotivasi orang lainuntuk mencapai sasaran atau menyelesaikansuatu tugas maupun mengatasi persoalan dantantangan yang dihadapinya. Salah satukarakteristik utama yang harus dimiliki seorangpemimpin adalah kemampuannya untukmemotivasi orang lain dalam mencapai visi, misidan tujuan dari organisasinya. Seorangpemimpin yang tidak mampu memotivasianggotanya, tidak lebih dari seorang petunjukjalan, yang mengetahui kemana harus pergitetapi sepenuhnya tidak dapat mengendalikanmereka yang dipandunya.

Jenderal Norman Schwarzkopff, pemimpinsekutu semasa Perang Teluk menunjukkanbahwa seorang pemimpin dalam militer yangmemiliki wewenang untuk memaksakan

kepatuhan, biasanya adalah seorang motivatoryang buruk. Pada prinsipnya, jika seorangpemimpin selalu menggunakan pendekatankekuasaan dengan memaksa anggotanya untukmelakukan sesuatu, maka organisasi itu tidakakan bertahan lama. Jika ada sedikit kesempatan,maka orang-orang dalam organisasi itu akankeluar atau paling tidak kinerja (performance)mereka jauh dari yang diharapkan. Banyaksekali organisasi atau perusahaan mengalamiturn-over yang besar karena pegawainya tidakmemiliki motivasi yang benar. (sumber http://tech.groups.yahoo.com/himatika_ugm/motivasi diri)

Hubungan Motivasi dengan EmosiKemampuan seorang pemimpin untukmemotivasi anggotanya sangat dipengaruhi olehkecerdasan emosinya (EQ). Setidaknya ada enamketerampilan yang perlu dimiliki oleh seorangpemimpin sebelum dia dapat memimpin oranglain. Pertama, mengenali diri sendiri. Mengenaliemosi diri sendiri. Keterampilan ini meliputikemampuan diri sendiri (kita) untuk dapatmengidentifikasi apa yang sesungguhnya kitarasakan. Setiap kali suatu emosi tertentu munculdalam pikiran, kita harus dapat menangkappesan apa yang ingin disampaikan. Ketidak-mampuan untuk mengenali perasaan membuatkita berada dalam kekuasaan emosi kita, artinyakita kehilangan kendali atas perasaan kita yangpada gilirannya membuat kita kehilangankendali atas diri dan hidup kita.

Kedua mengelola emosi diri sendiri. Adabeberapa langkah dalam mengelola emosi dirisendiri, yaitu : pertama adalah menghargai emosidan menyadari dukungannya kepada kita; keduaberusaha mengetahui pesan yang disampaikanemosi dan meyakini bahwa kita pernah berhasilmenangani emosi ini sebelumnya; ketiga adalahdengan bergembira (merasa senang) ketika kitamengambil tindakan untuk menanganinya.Kemampuan kita mengelola emosi adalah bentukpengendalian diri (self controlled) yang palingpenting dalam manajemen diri, karena kitalahsesungguhnya yang mengendalikan emosi atauperasaan kita, bukan sebaliknya.

Ketiga memotivasi diri sendiri. Menataemosi sebagai alat untuk mencapai tujuanmerupakan hal yang sangat penting dalamkaitannya untuk memberi perhatian, untukmemotivasi diri sendiri (achievement motivation).Kendali diri emosional, menahan diri terhadapkepuasan dan mengendalikan dorongan hati

Page 67: Diterbitkan oleh - Yayasan BPK PENABUR · 4. Panjang naskah hasil penelitian atau opini + 4500 kata, sedangkan untuk info serta resensi buku + 2000 kata. 5. Judul harus singkat, jelas

59Jurnal Pendidikan Penabur - No.13/Tahun ke-8/Desember 2009

Motivasi Kerja Guru dalam Mengembangkan Kurikulum di Sekolah

adalah landasan keberhasilan dalam berbagaibidang. Keterampilan memotivasi dirimemungkinkan terwujudnya kinerja yang tinggidalam segala bidang. Orang-orang yangmemiliki keterampilan ini cenderung jauh lebihproduktif dan efektif dalam pekerjaan apapunyang mereka hadapi.

Keempat mengenali emosi orang lain.Mengenali emosi orang lain berarti kita memilikiempati terhadap apa yang dirasakan orang lain.Penguasaan keterampilan ini membuat kita lebihefektif dalam berkomunikasi dengan orang lain.Inilah yang disebut Stephen Covey sebagaikomunikasi empatik. Berusaha mengerti terlebihdahulu sebelum dimengerti orang lain.Keterampilan ini merupakan dasar dalamberhubungan dengan orang lain secara efektif.

Kelima mengelola emosi orang lain.Jika keterampilan mengenali emosi orang lainmerupakan dasardalam berhubung-an antar pribadi,maka keterampilanmengelola emosiorang lain merupa-kan pilar dalammembina hubung-an dengan oranglain. Pada dasar-nya manusia ada-lah makhluk emo-sional, sebagianbesar hubunganmanusia dibangunatas dasar emosiyang muncul dariinteraksi antar manusia. Keterampilanmengelola emosi orang lain merupakankemampuan yang dahsyat jika kita dapatmengoptimalkannya. Sehingga kita mampumembangun hubungan antar pribadi yangkokoh dan berkelanjutan. Dalam duniapendidikan hubungan antar institusi atauorganisasi sebenarnya dibangun atas hubunganantar individu. Semakin tinggi kemampuanindividu dalam organisasi untuk mengelolaemosi orang lain (membina hubungan yangefektif dengan pihak lain) semakin tinggi kinerjaorganisasi itu secara keseluruhan.

Keenam memotivasi orang lain. Keteram-pilan memotivasi orang lain adalah kelanjutandari keterampilan mengenali dan mengelolaemosi orang lain. Keterampilan ini adalah bentuklain dari kemampuan kepemimpinan, yaitu

kemampuan menginspirasi, mempengaruhi danmemotivasi orang lain untuk mencapai tujuanbersama. Hal ini erat kaitannya dengan kemam-puan membangun kerjasama tim yang tangguhdan handal.

Jadi memotivasi orang lain, bukan sekedarmendorong atau bahkan memerintah seseoranguntuk melakukan sesuatu, melainkan sebuahseni yang melibatkan berbagai kemampuandalam mengenali dan mengelola emosi dirisendiri dan orang lain. Paling tidak kita harusmengetahui bahwa seseorang melakukansesuatu karena didorong oleh motivasinya.

Ada tiga tingkatan motivasi seseorang,yaitu : motivasi yang didasarkan atas ketakutan(fear motivation). Seseorang yang melakukansesuatu karena rasa takut, jika tidak melakukan,maka sesuatu yang buruk akan terjadi, misalnyaorang yang takut pada atasan (bos) karena takut

dipecat, orangyang takut untuktidak masukkerja walaupunsakit karena kha-watir gajinyadipotong, orangmembeli polisasuransi karenatakut jika terjadisesuatu deng-annya makaanak dan istri-nya akan men-derita. Tingkatankedua ialah mo-tivasi ingin men-

capai sesuatu (achieve-ment motivation). Motivasiini lebih baik dari motivasi yang pertama, karenasudah ada tujuan didalamnya. Seseorang maumelakukan sesuatu karena dia ingin mencapaisuatu sasaran atau prestasi tertentu. Tingkatanketiga ialah motivasi yang didorong kekuatandari dalam (inner motivation). Seseorang yangtelah menemukan dan memiliki misi dan tujuanhidup akan bekerja berdasarkan nilai-nilai(values) yang diyakini. Nilai-nilai itu dapatberupa rasa kasih (love) pada sesama atau inginmemiliki makna dalam menjalani hidupnya.Sebagai orang yang beriman kepada Kristus,nilai yang kita yakini adalah Nilai-nilaiKristiani. Orang yang memiliki motivasi yangdidorong kekuatan dari dalam biasanya memilikivisi yang jauh ke depan, baginya bekerja bukansekedar memper-oleh sesuatu (uang, harta, harga

... memotivasi orang lain,bukan sekedar mendorong ataubahkan memerintah seseorang

untuk melakukan sesuatu,melainkan sebuah seni yang

melibatkan berbagai kemampuandalam mengenali dan mengelolaemosi diri sendiri dan orang lain.

Page 68: Diterbitkan oleh - Yayasan BPK PENABUR · 4. Panjang naskah hasil penelitian atau opini + 4500 kata, sedangkan untuk info serta resensi buku + 2000 kata. 5. Judul harus singkat, jelas

60 Jurnal Pendidikan Penabur - No.13/Tahun ke-8/Desember 2009

Motivasi Kerja Guru dalam Mengembangkan Kurikulum di Sekolah

diri, kebanggaan, prestasi) tetapi merupakanproses belajar yang harus dilaluinya untukmencapai visi hidupnya.

Menurut buku The One Minute Manager,kedua penulis Kenneth Blanchard dan SpencerJohnson, (2003), menuliskan bahwa untukmenjadi manajer yang efektif dan dapatmemotivasi anak buah untuk mencapai sasaranperusahaan, ada tiga hal yang harus dilakukan,yaitu : pertama adalah membangkitkan innermotivation dari orang yang dipimpinnya denganmenetapkan dan berbagi misi atau sasaran yangakan dicapai. Sebagai pemimpin kita perluberbagi dengan anggota organisasi kita untuksecara bersama melihat visi secara jelas danmenentukan alasan mengapa kita melaku-kannya. Motivasi yang benar akan tumbuhdengan sendirinya ketika seseorang telah dapatmelihat visi yang jauh lebih besar dari sekedarpencapaian target. Sehingga setiap orang dalamorganisasi kita dapat bekerja dengan lebih efektifkarena didorong oleh motivasi dari dalamdirinya. Hal kedua dan ketiga yang perludilakukan oleh seorang manajer efektif adalahmemberikan pujian yang tulus dan teguran yangtepat. Kita dapat membuat orang lain melakukansesuatu secara efektif dengan cara memberikanpujian, dorongan dan kata-kata atau isyarat(gesture) yang positif.

Carnegie (2007), menempatkan hal inisebagai prinsip pertama dan kedua dalammenangani manusia, yaitu (a) jangan mengkri-tik, mencerca atau mengeluh, dan (b) berikanpenghargaan yang jujur dan tulus. Manusiapada prinsipnya tidak senang dikritik, dicemoohatau dicerca, tetapi sangat haus akan pujian danapresiasi. Tetapi kritik atau teguran yang tepatseringkali justru diperlukan untuk membanguntim/kelompok kerja yang kokoh dan handal.Yang terpenting ketika menegur orang lainadalah bukan pada apa yang kita sampaikantetapi bagaimana cara menyampaikannya.Teguran yang tepat justru akan menjadi motivasidan akan menimbulkan reaksi yang positif.

Dari berbagai penelitian yang dilakukanoleh berberapa peneliti belakangan inimenunjukkan bahwa motivasi kerja tidak sematadidasarkan pada nilai uang yang diperoleh(monetary value). Ketika kebutuhan dasar (to live)seseorang terpenuhi, maka dia akanmembutuhkan hal-hal yang memuaskanjiwanya (to love) seperti kepuasan kerja,penghargaan, perhatian, suasana kerja; dan hal-hal yang memuaskan hasratnya untuk

berkembang (to learn) yaitu kesempatan untukbelajar dan mengembangkan dirinya. Padaakhirnya orang bekerja atau melakukan sesuatukarena nilai, ingin memiliki hidup yangbermakna dan dapat mewariskan sesuatukepada yang dicintainya (to leave a legacy),(dalam http://tech.groups.yahoo.com/himatika_ugm/motivasi diri).

Dorongan untuk BekerjaSeseorang akan melaksanakan suatu pekerjaantertentu, dimaksudkan sebagai upaya untukmerealisir keinginan-keinginan yang ada padadirinya. Keinginan-keinginan yang dimak-sudkan berkaitan dengan jenis-jenis kebutuhanyang ada. Maslow dalam buku Nasution (1986),mengelompokkan jenis-jenis kebutuhan dalamsuatu hirarki, yaitu : kebutuhan fisiologis,kebutuhan keamanan/keselamatan, kebutuhancinta kasih (kebutuhan sosial dan kebutuhanpenghargaan), dan kebutuhan aktualisasi diri.Sedangkan Mc Clelland (1961) menyebutkan adatiga kebutuhan yang mempengaruhi motivasi,yaitu kebutuhan kekuasaan, kebutuhan afiliasi,dan kebutuhan berprestasi. Dengan demikian,kecenderungan dan intensitas perbuatanseseorang dalam bekerja kemungkinan besardipengaruhi oleh jenis kebutuhan yang ada padadiri orang yang bersangkutan.

Demikian halnya dengan motivasi kerjaguru dalam mengembangkan kurikulum disekolah, ia akan dipengaruhi oleh keinginan-keinginan yang ada padanya. Apabila gurumempunyai keinginan yang kuat sesuai pera-nannya, ia akan berusaha melakuan tugas-tugasyang berkaitan dengan upaya pengembangankurikulum di sekolah secara optimal sesuaidengan keinginannya.

Tanggung Jawab Terhadap TugasSebagai konsekuensi atas jabatan yang diembanguru, maka seorang guru akan mempunyaisejumlah tugas yang harus dilakukan sesuaijabatannya. Beban tugas ini berkaitan dengankuantitas dan kualitas tugas yang diberikankepada guru. Dengan demikian, berat ringannyabeban tugas yang ada pada guru akanmempengaruhi usaha-usahanya dalam bekerjasesuai kemampuannya.

Motivasi kerja guru dalam mengembangkankurikulum di sekolah akan ditentukan olehbesar kecilnya tanggung jawab yang ada padadiri guru dalam melaksanakan tugas. Dengantanggung jawab ini, para guru akan memiliki

Page 69: Diterbitkan oleh - Yayasan BPK PENABUR · 4. Panjang naskah hasil penelitian atau opini + 4500 kata, sedangkan untuk info serta resensi buku + 2000 kata. 5. Judul harus singkat, jelas

61Jurnal Pendidikan Penabur - No.13/Tahun ke-8/Desember 2009

Motivasi Kerja Guru dalam Mengembangkan Kurikulum di Sekolah

kebebasan untuk memutuskan sendiri apa yangdihadapinya dan bagaimana menyelesaikannyasendiri tugas-tugas yang diberikan kepadanya.Pemberian tanggung jawab secara individualkepada guru memungkinkan memberikesempatan kepada guru untuk mengopti-malkan segenap potensi yang dimilikinya dalambekerja. Pada akhimya, ia akan mencapaikesuksesan dalam merealisir keinginan-keinginan yang didambakan.

Tanggung jawab di sini dapat diartikansebagai suatu tuntutan yang ada dalam diriseseorang untuk melaksanakan tugas yangmenjadi kewajibannya. Guru yang ber-tanggungjawab terhadap tugasnya, akan selaluberusaha melaksanakan tugas-tugas yangmenjadi kewajibannya dengan sebaik-baiknyadan penuh kesungguhan. Sudjana (1989),mengatakan: “tanggung jawab mengembangkankurikulum mengandung arti bahwa guru dituntutuntuk selalu menca-ri gagasan baru,penyempurnaanpraktek peng-ajaran”.

T a n g g u n gjawab guru dalammengembangkankurikulum di se-kolah ditandaidengan upaya ti-dak segera puasatas hasil yangdicapainya, selalumencoba mencari cara-cara baru guna mengatasisetiap hambatan yang ada dan mengadakanpenyempurnaan-penyempurnaan cara melak-sanakan tugas sehingga menjadi lebih baik, danmerasa malu apabila ternyata kegiatan-kegiatanyang dilakukan itu gagal/tidak dapat dilakukan.

Berdasarkan uraian di atas, dapatdikatakan bahwa kadar motivasi kerja yangdimiliki guru dalam mengembangkankurikulum di sekolah dipengaruhi banyaksedikitnya beban tugas yang menjadi tanggungjawabnya yang harus dilaksanakan guru sehari-hari dan bagaimana cara menyelesaikannya.Beban tugas ini ditekankan pada tugas mengajar,membimbing siswa, dan melaksanakan adminis-trasi sekolah.

Minat Terhadap TugasGuru melaksanakan tugas-tugas yangdibebankan kepada dirinya itu dapat dikatakan

sebagai realisasi dari kegiatan-kegiatan yangdidambakan. Pelaksanaan suatu tugas dapatberjalan dengan lancar dan mencapaisasarannya, antara lain diwarnai oleh adatidaknya minat guru terhadap tugas yangdibebankan. Jadi, besar kecilnya minat guruterhadap suatu tugas akan mempengaruhi kadaratau mutu motivasi kerja guru dalammengembangkan kurikulum di sekolah.Nawawi (1989), mengatakan bahwa minat dankemampuan terhadap sesuatu pekerjaan berpengaruhpula terhadap moral kerja. Minat (interest) adalahdorongan untuk memilih suatu objek atau tidakmemilih objek lain yang sejenis. Objek minatdapat berupa benda, kegiatan, jabatan ataupekerjaan, orang, dan lain-lain. Sedangkan minatdiekspresikan dengan perasaan suka atau tidaksuka terhadap objek. Dalam hubungannyadengan minat guru terhadap tugas dalam

mengembangkankurikulum disekolah berarti didalam diri guruterdapat pera-saan untuk me-laksanakan ke-giatan-kegiatandalam mengem-bangkan kuri-kulum di seko-lah. Hal ini dise-babkan karenapengaruh dari

dalam diri dan atau dari luar diri guru.Menurut Sukartini (1986), untuk menge-

tahui minat seseorang terhadap sesuatu objekdapat diketahui dengan memperhatikan apayang ia tanyakan, apa yang ia bicarakan padawaktu-waktu tertentu, apa yang ia baca, dan apayang ia gambar atau lukis secara spontan. Olehkarena itu, minat guru terhadap tugasnya dapatdilihat dari : kerajinan dalam bekerja, mendalamitugas yang diberikan, dan menerima tugas-tugasdengan perasaan senang.

Penghargaan atas TugasPenghargaan atas suatu jabatan ataukeberhasilan yang dicapai guru dalam bekerjamerupakan salah satu motivator yangmendorongnya bekerja lebih baik. Nawawi(1984), mengatakan bahwa penghargaan,penghormatan, pengakuan, serta perlakuanterhadap karyawan pendidik sebagai subjek atau

...kadar motivasi kerja yangdimiliki guru dalam

mengembangkan kurikulum disekolah dipengaruhi banyaksedikitnya beban tugas yangmenjadi tanggung jawabnya

Page 70: Diterbitkan oleh - Yayasan BPK PENABUR · 4. Panjang naskah hasil penelitian atau opini + 4500 kata, sedangkan untuk info serta resensi buku + 2000 kata. 5. Judul harus singkat, jelas

62 Jurnal Pendidikan Penabur - No.13/Tahun ke-8/Desember 2009

Motivasi Kerja Guru dalam Mengembangkan Kurikulum di Sekolah

manusia yang memiliki kehendak, pikiran,perasaan dan lain-lain sangat besarpengaruhnya terhadap moral kerja mereka.Adanya penghargaan terhadap tugas, dapatmenyebabkan munculnya rasa cinta dan banggaterhadap tugas-tugas yang diberikan. Rasa cintadan bangga yang dimilikinya itu, memung-kinkan yang bersangkutan dapat melaksanakantugasnya dengan penuh kesungguhan dantanggung jawab. Hal ini disebabkan karenaadanya penghargaan, dapat memberi kepuasankepadanya sehingga menyebabkan merekabekerja lebih giat lagi.

Seperti yang dikatakan oleh Arismunandar(www.kabarindonesia.com/28 April 2009),“Suatu profesi yang tidak memiliki kebanggaansukar berkembang. Orang harus menyenangipekerjaannya. Buat apa seseorang menjadi gurukalau dia sendiri tidak menyenangi pekerjaanitu”. Meskipun pada kenyataannya masih sulitditemukan seorang guru yang benar-benarbangga terhadap jabatannya sebagai guru.

Sehubungan dengan beberapa tugas guruyang berkaitan dengan pengembangankurikulum di sekolah, apabila guru menghargaiterhadap tugas-tugas tersebut maka guru yangbersangkutan dalam bekerjanya akan diwarnaioleh rasa cinta dan bangga sehingga memung-kinkan “mereka dapat mengoptimalkan polakerjanya”. Rasa cinta dan bangga ini tidak harusditampakkan lewat kata-kata, tetapi yang lebihpenting adalah realisasinya di dalam tindakan.Guru akan selalu memperhatikan tugas-tugasyang diberikan meskipun tidak ringan dalampelaksanaannya, tidak merasa rendah diri bilaberada di luar lingkungan kerja, menjaga harkatdan martabat jabatan guru, dan berusahameningkatkan citra guru pada dunia luarmelalui pengabdiannya kepada masyarakat.

Kesimpulan dan Saran

Pimpinan sekolah memainkan peranan pentingdalam menginovasi kurikulum, meningkatkankualitas pendidikan dan memotivasi guru dalammembuat perubahan dalam proses pembelajarandengan memanfaatkan teknologi informasisebagai salah satu media pembelajaran sehinggapotensi peserta didik menjadi berkembang.Pimpinan sekolah berkewajiban mendorongguru untuk menciptakan ide-ide baru yang kreatif

dalam metode pembelajaran, pemanfaatan alatperaga, menciptakan lingkungan kelas yangtenang & nyaman dalam proses belajar mengajardi sekolah, serta hendaknya guru dapatmelakukan classroom action research.

Setiap guru bertanggungjawab mengem-bangkan KTSP mata pelajaran yang diampunyaminimal sesuai dengan Standar Isi dan StandarKompetensi Lulusan serta memanfaatkanteknologi informasi dan komunikasi untukmengaktualisasikan berbagai potensi pesertadidik.

Dalam penyusunan KTSP, guru hendaknyamengembangkan kreativitas peserta didik secaraoptimal sebagaimana Taxonomi Bloom denganpola kecakapan pembelajaran Higher OrderThinking (HOT) Skill seperti klasifikasi, membuatanalisa, menciptakan ide, membuat keputusan,memecahkan masalah dan membuat perenca-naan yang membutuhkan pemikiran yang lebihluas dan lebih dalam.

Motivasi kerja guru dalam mengembangkankurikulum di sekolah akan berdayaguna,apabila guru mempunyai : keinginan, minat,penghargaan, bertanggungjawab dan mening-katkan dirinya dalam melaksanakan tugas yangberkaitan dalam upaya mengembangkankurikulum di sekolah.

Dalam rangka meningkatkan kemampuandan keterampilan guru untuk mengembangkankurikulum di sekolah, guru dituntut mengem-bangkan dirinya sehingga dapat memenuhituntutan kemajuan ilmu pengetahuan danteknologi yang begitu cepat. Peningkatankemampuan guru melalui pendidikan jabatan,dapat ditempuh dengan mengikuti MGMP,pelatihan, penataran, lokakarya, seminar yangberkenaan dengan tugas guru di sekolah,maupun melalui pendidikan formal ke jenjangstrata yang lebih tinggi.

Masyarakat akan menaruh harapan agaranak-anaknya berhasil dengan segudang“kemampuan” pada institusi sekolah, dalam halini guru adalah sosok yang mempunyai perananbesar. Tanpa ada motivasi dan kreativitas yangtinggi dari seorang guru dalam prosespembelajaran di sekolah maka apa yang telahdilakukan olehnya bertahun-tahun di sekolahakan menuai cemooh dari masyarakat, yangpada akhirnya menghancurkan institusi sekolahitu sendiri.

Page 71: Diterbitkan oleh - Yayasan BPK PENABUR · 4. Panjang naskah hasil penelitian atau opini + 4500 kata, sedangkan untuk info serta resensi buku + 2000 kata. 5. Judul harus singkat, jelas

63Jurnal Pendidikan Penabur - No.13/Tahun ke-8/Desember 2009

Motivasi Kerja Guru dalam Mengembangkan Kurikulum di Sekolah

Daftar Pustaka

Carnegie, Dale. (2007). How to win friends andinfluence people. kinayath.wordpress.com

Gardner, Howard (1983). Multiple Intelligences.www.ThomasArmstrong.com

Hersey, Paul dan Blanchard (1977). Managementof organization behavior. New Jersey:Prentice- Hall Inc.

http://tech.groups.yahoo.com/himatika_ugm/motivasi diri

Kenneth Blanchard, Spencer Johnson (2003). Theone minute manager. PT Elex MediaKomputindo

Meirawan, Danny. (1987). Pengaruh iklimorganisasi sekolah dan motif kerja terhadappenampilan kerja guru Bandung: IKIP

Mc Clelland, David (1961). The achieving society.New York : D. Van Nostrand CompanyInc.

Nasution S. (1986). Didaktik asas-asas mengajar.Bandung: CV. Jemmars

Nawawi, Hadari. (1989). Mutu pendidikannasional. Makalah dalam konvensinasional, di IKIP Medan

Sudjana, Nana (1989). Dasar-dasar proses belajarmengajar. Bandung: Sinar Baru

Sukartini (1986). Kontribusi minat akademik orangtua dan guru terhadap konsep dan siswa. IKIPBandung

www.gatra.com., 12 Mei 2003www.kabarindonesia.com., 28 April 2009______Peraturan Menteri Pendidikan Nasional

Republik Indonesia. Nomor : 22, 23 & 24Tahun 2006

______Catatan Kuliah S-2 PKLH UniversitasSiliwangi, tahun 2002-2004

Page 72: Diterbitkan oleh - Yayasan BPK PENABUR · 4. Panjang naskah hasil penelitian atau opini + 4500 kata, sedangkan untuk info serta resensi buku + 2000 kata. 5. Judul harus singkat, jelas

64 Jurnal Pendidikan Penabur - No.13/Tahun ke-8/Desember 2009

Menjadi Guru Pembelajar

Menjadi Guru Pembelajar

Bambang Kaswanti Purwo*)

*) Guru Besar Linguistik Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya Jakarta

Opini

ejak tahun tujuh puluhan terjadi perubahan paradigma dalam pendidikan yangmempengaruhi pandangan terhadap pendidik dan peserta didik di dalam proses belajar-mengajar. Mengajar tidak lagi dimaknakan sebagai yang dahulu dipahami sebagaikegiatan menyampaikan pengetahuan, menyuapkan ilmu pengetahuan kepada siswa.

Mengajar dalam pengertian baru menjadi guru pembelajar (bukan guru pengajar), membantu siswabelajar untuk belajar, membimbing siswa sampai ke penyadaran akan pemelajaran sepanjang hayat.Guru tidak lagi menempatkan diri berperan sebagai satu-satunya model bagi pemelajaran bahasadan satu-satunya yang mampu menemukan dan membetulkan kesalahan siswa. Guru berperananlebih sebagai konselor, fasilitator, kolaborator, dan pelatih strategi belajar bagi siswa. Tulisan inimerupakan upaya untuk mengulas paradigma baru itu: dari diskusi mengenai atribut guru sebagai“pengajar” dan “pembelajar” sampai pada uraian singkat mengenai gaya belajar dan strategi belajar.

Kata-kata kunci: Belajar, pemelajar, mengajar, membelajarkan, pembelajar, pengajaran yang berpusatpada siswa, gaya belajar, strategi belajar.

AbstractIn the years of seventies, there was a paradigm shift in education which affects the roles of teachers andstudents in the teaching-learning process. Teaching is no longer interpreted as in the previous sense ofimparting knowledge or spoon feeding to the learners. Teaching is helping learners learn to learn, makingthem aware of learning as life-long learning. The role of teachers shifted from being the (sole) model for thelanguage, the (sole) actor for identifying and correcting errors to being the counselor, facilitator, collaborator,and trainer of learning strategies. The present article is an attempt to elaborate the new paradigm: from thepair terms attributed to teachers’ role as “pengajar” and “pembelajar”to a brief discussion on learningstyles and learning strategies.

Key words: Learning, learner, teaching, helping learner to learn, learner centered, learning styles, learning strategies.

Abstrak

S

Pendahuluan

Sudah dalam beberapa dekade ini, sejak tahun1970-an, pengajaran bahasa1 diwarnai denganpendekatan yang namanya “pendekatankomunikatif” (communicative approach). Apaperubahan mendasar yang terjadi? Pengajaran

bahasa tidak lagi memusatkan perhatian padaproses mengajarkan bahasa (language-centeredprocess),2 metode apa yang dipakai untukmengajar, bagaimana guru menyampaikanbahan ajar, bagaimana guru mengurutkan bahanajar (dari yang mudah ke yang sukar), bagaimanaguru bertindak manakala siswa berbuatkesalahan. Gebrakan pembaruan yang terjadi

Page 73: Diterbitkan oleh - Yayasan BPK PENABUR · 4. Panjang naskah hasil penelitian atau opini + 4500 kata, sedangkan untuk info serta resensi buku + 2000 kata. 5. Judul harus singkat, jelas

65Jurnal Pendidikan Penabur - No.13/Tahun ke-8/Desember 2009

Menjadi Guru Pembelajar

mengalihkan kiblat yang menjadi tumpuan gurudi dalam kegiatannya di kelas. Guru memakaisudut pandang yang berkiblat pada siswa,berpusat pada siswa (learner centered). Perhatianbukan pada bagaimana menyampaikan bahanajar kepada siswa, melainkan pada bagaimanasiswa menyerap bahan ajar, bagaimana prosespemahaman dan penguasaan bahasa olehsiswa.

Namun, apa yang dimaksudkan dengan“berpusat pada siswa” ini? Sekurang-kurang-nya ada dua yang dapat memperjelas apa yangdimaksudkan itu, yakni (a) bahan ajarbagaimana yang diperlukan oleh siswa dan (b)bagaimana proses siswa menangkap bahan ajar.Dalam hal bahan ajar, apa yang disampakan dikelas bukan apa yang – menurut anggapan guru– perlu untuk siswa, melainkan apa yangmemang sungguh diperlukan oleh siswa. Guru,sebelum menyampaikan bahan ajar, perlu tahu– melalui pengamatan atau wawancara – apayang diperlukan oleh siswanya (learners’ need).

Ihwal bagaimana proses siswa mengolahatau mencerna bahan ajar, bagaimana itutercermin dalam perilaku guru manakalaberinteraksi dengan siswa di kelas dapatdijelaskan dengan dua istilah ini: guru sebagai“pengajar” atau guru sebagai “pembelajar”?Guru yang menerapkan pendekatankomunikatif dituntut untuk bertindak sebagaipembelajar, tidak sebagai pengajar. Uraian padamakalah ini diawali dengan penjelasanmengenai apa yang dimaksudkan dengan istilah“pembelajar” dan istilah yang berkaitandengannya, yakni “memelajarkan” vs. “membel-ajarkan”, “pemelajaran” vs. “pembelajaran”.

Pembelajaran vs. Pemelajaran

Perbedaan makna di antara “pembelajaran” dan“pemelajaran” ini perlu diuraikan terlebihdahulu sebelum dipaparkan penjelasan lebihlanjut mengenai apa arti “guru sebagaipembelajar”. Berikut ini uraian mengenai kaidahyang berlaku pada proses pembentukan kata didalam bahasa Indonesia.

Sistem morfologi bahasa Indonesiamengenal dua proses pembentukan kata ini: (a)peN-/-an dan (b) per-/-an. Nomina penggantianmerupakan bentuk yang dihasilkan dari verbamengganti, sedangkan pergantian berasal dariberganti. Dengan peN-/-an, kata dasarnya dapat

pula berupa kata yang sudah berafiks, misalnyaber-, sehingga dapat dihasilkan kata baru sepertipada (1).

(1) a. berdaya memberdayakan pem-berdayaan

b. berlaku memberlakukan pem-berlakuan

c. belajar membelajarkan pem-belajaran

Adapun dari verba memper-, seperti pada (2),dapat dihasilkan bentuk pemer-/-an.

(2) a. memperdaya pemerdayaan b. memperoleh pemerolehan c. mempelajari pemelajaran

Apa perbedaan makna di antara pember-/-an (1) dan pemer-/-an (2) itu? Yang pertamamengandung makna kausatif ’membuat,menyebabkan ... menjadi ...’. Amati (3) dan(4).

(3) a. memberdayakan nelayan ‘membuatnelayan berdaya’

b. memberlakukan undang-undang’membuat undang-undang berlaku’

c. membelajarkan siswa ’membuatsiswa belajar’

(4) a. pemberdayaan nelayan ’proses/kegiatan membuat nelayan berdaya’

b. pemberlakuan undang-undang’membuat undang-undang (mulai)berlaku’

c. pembelajaran siswa ’membuat siswabelajar’

Namun, tidak ada makna kausatif padakata dengan memper- dan pemer/-an (5).

(5) a. memperoleh bahasa ’menguasaibahasa’

b. mempelajari kosakata ’belajar ten-tang kosakata’

Dari memper- pada (5) ini dapat dihasilkan katadengan pemer-/-an.

(6) a. pemerolehan bahasa b. pemelajaran kosakata

Jadi, pembentukan kata dengan pember-/-an danpemer-/-an, kalau mengukuti kaidah bahasaIndonesia, adalah pemakaian seperti pada (7)dan (8) ini.

(7) pembelajaran siswa membelajarkansiswa

(8) pemelajaran kosakata mempelajarikosakata

Akan tetapi, yang meluas dipakai hingga saatini bukan rangkaian kata seperti pada (8),

Page 74: Diterbitkan oleh - Yayasan BPK PENABUR · 4. Panjang naskah hasil penelitian atau opini + 4500 kata, sedangkan untuk info serta resensi buku + 2000 kata. 5. Judul harus singkat, jelas

66 Jurnal Pendidikan Penabur - No.13/Tahun ke-8/Desember 2009

Menjadi Guru Pembelajar

pemelajaran kosakata, melainkan rangkaian kataseperti pada (9).

(9) ??pembelajaran kosakata ??membel-ajarkan kosakata

Pada makalah ini, tidak akan dipakai rangkaiankata seperti “pembelajaran kosakata” (9) itu. Katapembelajaran memiliki makna kausatif (sebagai-mana yang diulas pada (3) dan (4)) dan karenaitu rangkaian kata pada (9) itu bermakna ’prosesatau kegiatan membuat kosakata belajar’ –makna yang aneh. Apabila yang dimaksudkanadalah makna ’proses atau kegiatan belajar ataumempelajari kosakata”, maka – jika mengikutikaidah pembentukan kata di dalam bahasaIndonesia (sebagaimana yang diuraikan di atas)– dipakai rangkaian kata pemelajaran kosakata.Rangkaian kata yang tidak mengandung maknakausatif mengikuti pola pada (8): pemelajaran tatabahasa, pemelajaran bahasa, pemelajaran menulis.Untuk rangkaian kata yang bermakna kausatifperlu seseorang yang menjadi pelaku suatuperbuatan, misalnya, siswa. Maka rangkaiankatanya adalah pembelajaran siswa, mengikutipola pada (3) dan (4).

Singkat kata, apabila diterjemahkan kedalam bahasa Inggris, pemelajaran adalahlearning, sedangkan pembelajaran adalahinstruction.3 Makna kata pembelajaran tidakberdekatan arti dengan kegiatan belajar ataumempelajari, melainkan dengan kegiatanmengajar.

Sampai di sini yang dibahas adalah katayang berkenaan dengan kegiatan atau proses(member-, pember-, memper-, pemer-). Bagaimanadengan kata yang mengait ke pelaku atau orangyang melakukan kegiatan itu (seperti menulis penulis, membaca pembaca)? Bagaimanamengatakan pelaku dari kegiatan member- danmemper-? Pertimbangkanlah (10) dan (11).

(10) mempelajari [sesuatu] pemelajar(’learner’)

(11) membelajarkan [seseorang] pem-belajar (’teacher”, ’instructor’)

Jadi, pemelajar dapat bersinonim dengan siswa,sedangkan pembelajar bersinonim dengan guru.Dengan demikian, dalam hal apa yang dapatdilakukan oleh guru di kelas, ada dua istilahyang dapat dipakai untuk menggambarkan itu:guru sebagai pengajar dan guru sebagaipembelajar. Ini merupakan dua perilaku yangdapat dipilih oleh guru.

Siswa, Pelajar vs. Pemelajar; Guru,Pengajar vs. Pembelajar

Mengapa mempersulit diri dengan memun-culkan istilah-istilah baru? Mengapa dirasaperlu menciptakan istilah pemelajar; padahal,sudah ada kata siswa, yang artinya toh mirip?Lagi pula, sudah ada kata pelajar (yangberpadanan dengan pupil) dan pelajaran (yangberpadanan dengan lesson). Untuk apa memper-sulit diri dengan penciptaan kata sepertipemelajar, pemelajaran?

Alasan ini erat kaitannya dengan perkem-bangan pembicaraan di bidang pengajaranbahasa sejak tahun 1970-an, yang beralihorientasi dari guru sebagai pusat ke siswasebagai pusat (learner centered). Oleh karena itu,diperlukan istilah dalam bahasa Indonesiauntuk menyatakan konsep “learner” dan“learning”; kata pelajar terlalu sempit untukmenampung pengertian ‘learner’ itu.

Lingkup makna kata siswa dan pelajarterbatas, sedangkan lingkup kata pemelajar takterbatasi oleh ruang dan waktu. Kata pelajar atausiswa berkaitan dengan lingkup sekolah,pendidikan formal, sedangkan pemelajar ataupemelajaran berkenaan dengan sesuatu yang tidakharus dilakukan di sekolah. Pemelajaran(’learning’) adalah suatu proses atau kegiatanyang dapat dilakukan seumur hidup, tidakterbatasi dengan ruang atau masa-masa disekolah. Meskipun sudah lulus, siapa pun dapatterus belajar sepanjang hayat dan mereka inidisebut pemelajar bukan pelajar atau siswa. Yangdisebut siswa atau pelajar pun, atau merekayang sedang belajar di sekolah, dapat jugadisebut pemelajar, jika mereka bersikap sepertiyang berikut ini. Belajar bukan untuk kepen-tingan atau untuk dilakukan di lingkungansekolah dan pada “saat ini” (misalnya, untukmemperoleh nilai, lalu naik kelas atau lulus danmendapatkan ijazah). Belajar adalah kegiatanyang terus-menerus, tidak hanya pada masabersekolah. Belajar adalah kegiatan yang terusdilakukan sepanjang hayat di mana saja.

Bagaimana pula dengan guru? Guru yangpengajar adalah guru yang mengajar siswa.Guru yang pembelajar adalah guru yangmembelajarkan siswa. Perbedaan antara “guruyang mengajar siswa” dan “guru yang mem-belajarkan siswa” akan diulas berikut ini.

Page 75: Diterbitkan oleh - Yayasan BPK PENABUR · 4. Panjang naskah hasil penelitian atau opini + 4500 kata, sedangkan untuk info serta resensi buku + 2000 kata. 5. Judul harus singkat, jelas

67Jurnal Pendidikan Penabur - No.13/Tahun ke-8/Desember 2009

Menjadi Guru Pembelajar

Mengajar vs. Membelajarkan Siswa

Kalau ditanyakan “Apa yang diharapkan untukdilakukan oleh seorang guru di kelas?”, jawabanyang serta merta keluar adalah “mengajar”.Dengan diterapkannya pendekatan komunikatifdi dalam pengajaran bahasa mulai era 1970-an,kalau kita berbicara mengenai “mengajar dikelas”, ada pengertian baru, yang berbedadengan pengertian yang lazim dipakaisebelumnya. Perbedaan ini dapat dijelaskandengan memanfaatkan pembahasan pada duapasal di atas (dua pasal setelah “Pengantar”).Istilah mengajar, pengajaran, pengajar dipakaiuntuk pengertian yang lama. Istilah membel-ajarkan, pembelajaran, pembelajar digunakan di siniuntuk pengertian yang baru.

Meskipun pengertian yang baru itu sudahberedar mulai tahun 1970-an dalam pembica-raan dan peneli-tian mengenai teoripengajaran baha-sa, di dalam prak-tik pengajaran diruang kelas, ba-nyak guru yangmasih menerap-kan pengertianyang lama, terma-suk di Indonesia.Menurut penger-tian itu, guru cen-derung menjadi( s a t u - s a t u n y a )sumber pengetahuan di kelas. Guru menem-patkan diri sebagai satu-satunya sumberinformasi di kelas, satu-satunya yang “palingtahu”. Kegiatan “mengajar” adalah kegiatanmenyampaikan ilmu pengetahuan, kegiatanmenyuapkan ilmu pengetahuan kepada siswa.Guru aktif, guru berbicara, asyik menjelaskansesuatu, bahkan mungkin mencoba denganberbagai cara supaya dipahami oleh siswa.Siswa duduk dengan diam mendengar-kan dan– jika merasa perlu – mencatat. Jika pelajaran dikelas itu direkam ke dalam kaset, akankedengaran bahwa hampir seluruh suara yangterekam dalam pelajaran bahasa di kelas adalahsuara yang keluar dari mulut guru, bukan darisiswa.

Apabila ada dialog atau tanya-jawab dikelas, yang terjadi adalah guru bertanya dansiswa menjawab. Jawaban yang diberikan siswa

pun kebanyakan pendek dan singkat. Jarangterjadi atau hampir tidak ada yang sebaliknya:siswa bertanya dan guru menjawab. Gurulahyang sepenuhnya mengendalikan interaksi dikelas, Tidak ada selaan atau interupsi darisiswa, tidak pula ada pertanyaan ataupermintaan penjelasan akan sesuatu yang sudahditerangkan oleh guru tetapi belum jelas bagisiswa. Guru menjalani tahap-tahap penyam-paian bahan sesuai dengan rencana yang sudahdisiapkan sebelumnya. Guru terus melaju,berusaha memenuhi target menyelesaikan bahanajar seperti yang sudah direncanakan. Ia melajuterus, kurang merasa perlu tahu apakah bahanyang ia sampaikan dipahami oleh siswa atautidak, dan lebih memusatkan perhatianbagaimana dapat menyelesaikan bahan ajaryang telah disiapkan rapi sebelumnya.

Guru sebagai pembelajar juga menyiapkanbahan ajar sebelumnya tetapi apa yang

dilakukan padawaktu menyaji-kannya di kelastidak sama deng-an yang dilaku-kan oleh gurusebagai pengajar.Guru pengajarmenyampaikanbutir per butir daribahan ajar yang iasiapkan sesuaidengan rencana-nya. Ia mengerah-kan usahanya

sedemikian rupa sehingga semua butir daribahan ajarnya dapat terselesaikan pada akhirjam pelajaran. Guru pembelajar tidak terpakupada daftar butir-butir yang telah ia siapkan. Iatidak mengejar target supaya semua butir padabahan ajar yang ia siapkan itu selesaidisampaikan semuanya pada akhir jampelajaran. Dari waktu ke waktu ia memantauapakah bahan yang sedang ia sampaikan diserapsiswanya atau tidak. Kepeduliannya lebih padaapakah butir yang ia dijelaskan itu ditangkapsiswanya atau tidak. Tidak setiap butirmemerlukan waktu yang sama untukmenjelaskannya. Ada yang ternyata tidak perludijelaskan, siswa sudah tahu. Ada yang hanyaperlu penjelasan singkat, sudah langsungdipahami. Namun, ada pula yang memakanwaktu lebih lama, tergantung pada prosespenyerapan, tergantung pada seberapa lama

Perhatian guru pengajar lebihtercurah pada penyampaian

bahan ajar, sedangkan perhatianguru pembelajar lebih pada

bagaimana siswa belajar,bagaimana siswa menyerap

bahan.

Page 76: Diterbitkan oleh - Yayasan BPK PENABUR · 4. Panjang naskah hasil penelitian atau opini + 4500 kata, sedangkan untuk info serta resensi buku + 2000 kata. 5. Judul harus singkat, jelas

68 Jurnal Pendidikan Penabur - No.13/Tahun ke-8/Desember 2009

Menjadi Guru Pembelajar

waktu yang diperlukan siswa untukmempelajarinya. Singkatnya, perbedaan antarakedua macam perilaku yang dapat dipilih olehguru adalah sebagai berikut. Perhatian gurupengajar lebih tercurah pada penyampaianbahan ajar, sedangkan perhatian gurupembelajar lebih pada bagaimana siswa belajar,bagaimana siswa menyerap bahan.

Apa perbedaan antara guru pengajar danguru pembelajar pada waktu memeriksakarangan siswa, misalnya? Guru pengajardengan teliti dan cermat akan menandai setiapkekurangan atau kesalahan siswa dan langsungmemperbaikinya, langsung menuliskanpembetulannya. Yang ada di benaknya adalahbagaimana ia dapat mencurahkan segalakemampuannya untuk membantu siswa agarkarangannya menjadi lebih baik. Gurupembelajar hanya menandai bagian-bagian yangperlu diperbaiki, tetapi tidak memberitahukanbagaimana perbaikannya. Siswa dimintamengerjakan sendiri atau bertanya pada temansekelasnya bagaimana memperbaiki bagian-bagian yang ditandai oleh guru. Lalu, setelahitu, mereka diminta menulis kembalikarangannya. Kapan saat yang tepat bagi gurupembelajar untuk membantu siswa dalammemperbaiki karangannya? Pada waktu siswasudah berusaha maksimal (bersama teman-teman sekelasnya) dan tetap saja tidak dapatmelakukan perbaikan – sudah “mentok” – yainilah saat yang tepat.

Singkatnya, guru pembelajar memberikanpeluang kepada siswa untuk mencoba belajardengan daya kekuatan sendiri, atau dalam kerjasama dengan temannya. Guru pembelajarmelatih siswa untuk tidak menggantungkansepenuhnya dan terus-menerus pada guru. Gurupembelajar memberi kesempatan pada siswauntuk mengalami bahwa mereka juga memilikikemampuan memperbaiki sendiri kekuranganmereka. Mereka dilatih untuk dapat belajarmandiri. Lebih dari itu, siswa dipersiapkan agarbelajar tidak semata-mata agar naik kelas ataululus ujian. Belajar bukanlah kegiatan yangdilakukan di lingkup sekolah. Belajar adalahkegiatan sepanjang hayat dan – karena itu – gurumenyadarkan akan potensi yang dimiliki olehsiswa, meyakinkan siswa akan adanya potensiitu,4 memacu siswa untuk mengembangkan itu.Guru tidak membuat siswa bergantung padaguru, tetapi mendorong dan mengarahkan agarmereka secepatnya dapat mandiri.

Apa lagi yang dilakukan olehguru sebagai pembelajar?

Salah satu hal yang dianggap penting olehbanyak guru dalam kegiatannya mengajar dikelas ialah mengusahakan bagaimana supayabahan yang sudah dipersiapkannya secara rapiitu dapat diselesaikan dalam waktu yangtersedia. Perhatian guru lebih tercurah padapengelolaan dan penataan bahan ajar itu sendiri,misalnya, dari mana saya harus mulaimenyampaikan bahan-bahan yang sudah sayasiapkan ini, bagaimana mengurutkannya, danbagaimana menghabiskan semua bahan itu.

Akan tetapi, guru yang membelajarkansiswa lebih memalingkan perhatiannya padaproses belajar siswa, bagaimana siswa menyerapbahasa. Apa yang terjadi pada siswa dalamproses mempelajari bahasa? Apa yang membuatsiswa bisa berhasil? Apa yang menyebabkansiswa gagal? Apa yang harus dilakukan guruagar siswa terbantu dalam proses mempelajaribahasa itu.

Sampai dengan tahun 1960-an para ahlipengajaran bahasa sibuk memikirkan metodemengajar yang bagaimana yang paling ampuhuntuk dipakai. Kita kenal ada GrammarTranslation Method, Direct Method, AudiolingualMethod, dsb. Dengan beralihnya kiblat, yangmenjadi minat perhatian bukan lagi apa yangdilakukan oleh guru dalam mengajar, bukan lagiberbagai macam cara untuk mengajar melainkan,antara lain, berbagai macam cara bagaimanasiswa belajar. Ini berkaitan dengan “gayabelajar” (learning style) dan “strategi belajar”(learning strategies).5

Gaya siswa dapat dibedakan, sekurang-kurangnya atas tiga. Ada siswa yang cenderunguntuk belajar secara visual, ada yang lebih kuatsegi auditorinya, ada lagi siswa yangmengandalkan diri pada aspek kinestetik dalambelajar.

Siswa yang visual belajar denganmengandalkan daya penglihatannya. Merekaperlu melihat gerak gerik guru dan ekspresiwajah guru supaya agar mereka dapatmemahami isi pelajaran. Mereka akan memilihduduk di deretan depan dan berusaha untukmenghindari gangguan pandang (misalnya,pandangan ke arah guru terganggu oleh kepalateman yang duduk di depannya). Prosespemahaman mereka akan terbantu apabila guru

Page 77: Diterbitkan oleh - Yayasan BPK PENABUR · 4. Panjang naskah hasil penelitian atau opini + 4500 kata, sedangkan untuk info serta resensi buku + 2000 kata. 5. Judul harus singkat, jelas

69Jurnal Pendidikan Penabur - No.13/Tahun ke-8/Desember 2009

Menjadi Guru Pembelajar

menyediakan gambar-gambar, transparansi,video, lembar edar (handout). Selama pelajaranmereka akan mencatat secara rinci informasiyang mereka peroleh.

Siswa tipe auditori belajar denganberpegang pada daya pendengarannya. Merekabelajar dengan baik apabila ada diskusi,membahas persoalan dengan orang lain danmendengarkan apa yang dikatakan oleh oranglain. Mereka menginterpretasikan maknadengan memperhatikan lagu suara, titi nada,dan ciri-ciri bunyi yang lain. Informasi yangtertulis tidak ada maknanya bagi merekasebelum itu dibacakan atau mereka dengar.Mereka dapat menyerap informasi dengan baikapabila itu disuarakan atau digunakan taperecorder, misalnya.

Siswa yang kinestetik belajar melaluigerakan, berbuat, menyentuh. Siswa jenis inidapat belajar dengan baik apabila ada kegiatandengan gerakan tangan, menjelajahi sekitarnyasecara fisik. Berat bagi mereka untuk dimintaduduk diam dalam waktu yang lama. Merekaakan tergerak untuk bangkit dari tempatduduknya dan mulai menjelajahi ruangan danyang ada di sekitarnya.

Strategi belajar ada kaitannya dengan gayabelajar. Siswa yang visual akan lebih sukamemilih cara belajar seperti membuat daftar kata(misalnya, dalam belajar kosakata), ataumengelompok-kelompokkan kata. Siswa yanganalitis (suka menganalisis) akan lebih memilihcara belajar seperti mempelajari kaidah ataurumus-rumus, analisis kontrastif, memotong-motong kata atas unsur-unsurnya. Siswadengan pendekatan global akan memilih carabelajar yang dapat membantu merekamenemukan gambaran secara umum ataumenyeluruh.

Penutup

Guru sebagai pengajar dan guru sebagaipembelajar sama-sama berkehendak baik. Apayang dilakukan oleh kedua tipe guru ini sama-sama atas kehendak baik ingin membantu siswa.Hanya, apa yang dilakukan dalam usahanyamembantu siswa berbeda. Guru pengajarmengerahkan tenaganya sendiri, bertumpu padadirinya sendiri dalam kegiatannya membantusiswa. Ia bekerja keras, mengerahkan dayakemampuannya. Potensi yang ada di dalam diri

siswa kurang dimanfaatkan sehingga siswatidak diberi kesempatan atau dilatih untukmenjadi sadar akan adanya potensi di dalamdirinya itu – potensi untuk belajar sendiri,potensi untuk mampu mengerjakan sendiri,potensi untuk mampu memecahkan persoalansendiri. Ia kurang mempertimbangkan pulabahwa siswa tidak belajar secara sama. Di antarasiswanya ada berbagai gaya belajar (learningstyles) dan strategi belajar (learning strategies) yangberbeda-beda dan oleh karena itu guru perlumemperkaya diri dengan berbagai caramengelola kegiatan belajar di kelas.

Guru pembelajar memperhitungkan tidakhanya kekhasan dan keanekaragaman di dalamdiri siswa (learner centered), melainkan jugamembuka peluang bagi siswa untuk terus-menerus mencoba sendiri atau bersama temansekelasnya. Guru tidak langsung memberi tahukepada siswa solusi atau perbaikan yang harusdilakukan oleh siswa. Siswa dilatih untukbelajar menjadi mandiri dalam menemukankekurangan sendiri (atau kekurangan temansekelasnya) serta memperbaiki kekurangannyasendiri atau dalam kerja sama dengan teman-temannya. Guru pembelajar membantu danmembimbing siswa agar mencoba dan mencobaterus untuk belajar sendiri, menemukanpersoalannya sendiri, dan berusaha meme-cahkannya sendiri. Siswa dipacu untuk mencaridan berkonsultasi dengan sumber-sumberbelajar yang lain (seperti perpustakaan, internet,atau nara sumber lain) dan tidak semata-matamenggantungkan diri pada guru dan bahan ajardi kelas.

Catatan kaki1 Teori pengajaran bahasa yang berkembang dan

dikenal meluas selama ini berkenaan denganpengajaran bahasa sebagai bahasa asing, bukanpengajaran bahasa sebagai bahasa pertamaatau bahasa ibu. Namun, ada di antaranyayang dapat jugaditerapkan pada pengajaranbahasa sebagai bahasa pertama.

2 Lihat, misalnya, Diana-Larsen Freeman,“Expanding Roles of Learners and Teachers inLearner-Centered Instruction”, di dalam Learnersand Language Learning, suntingan Willy A.Renandya dan George Jacobs (Singapore:SEAMEO Regional Language Centre: 1998), hlm.207–226.

Page 78: Diterbitkan oleh - Yayasan BPK PENABUR · 4. Panjang naskah hasil penelitian atau opini + 4500 kata, sedangkan untuk info serta resensi buku + 2000 kata. 5. Judul harus singkat, jelas

70 Jurnal Pendidikan Penabur - No.13/Tahun ke-8/Desember 2009

Menjadi Guru Pembelajar

3Istilah “pembelajaran” dalam pengertian‘instruction’, bukan ‘learning’, pernah dipakaipada salah satu judul buku terbitan UniversitasNegeri Jakarta

4 Lihat, misalnya, Constructivism as a Paradigmfor Teaching and Learning (2004) http://www.thirteen.org/edonline/concept2class/constructivism/inde…; Mardziah Hayati Abdullah,Problem-Based Learning in Language Instruction:A Constructivist Method, http://learn2study.org/teachers/problem_learning.htm

5Andrew D. Cohen dan Zoltan Domyei, “Focuson the Language Learner: Motivation, Styles andStrategies”, di dalam An Introduction to AppliedLinguistics, suntingan Norbert Schmitt (London:Arnold 2002), hlm. 170–190

Daftar Pustaka

Cohen, Andrew D. dan Zoltan Domyei. (2002).“Focus on the language learner: motiv-ation, styles and strategies”, di dalam Anintroduction to applied linguistics. NorbertSchmitt (ed.), London: Arnold, 170–190

Larsen-Freeman, Diana. (1998). “Expanding rolesof Learners and teachers in learner-centeredinstruction” dalam Willy A. Renandya danGeorge Jacobs (ed.) Learners and LanguageLearning. Singapore: SEAMEO RegionalLanguage Centre, 207–226

Mardziah, Hayati Abdullah. Problem-basedlearning in language instruction: A con-structivist method. http://learn2study.org/teachers/problem_ learning.htm

______Constructivism as a pParadigm for teachingand learning. (2004). http://www.thirteen.org/edonline/concept2class/constructivism/inde…

Page 79: Diterbitkan oleh - Yayasan BPK PENABUR · 4. Panjang naskah hasil penelitian atau opini + 4500 kata, sedangkan untuk info serta resensi buku + 2000 kata. 5. Judul harus singkat, jelas

71Jurnal Pendidikan Penabur - No.13/Tahun ke-8/Desember 2009

Pembelajaran Tematik dan Pembelajaran Fragmented di Sekolah Dasar

Pembelajaran Tematik danPembelajaran Fragmented di Sekolah Dasar

Hilda Karli*)

*) Dosen PGSD Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya Jakarta

Opini

endekatan berorientasi pada peserta didik dan pembelajaran tematik dalam prosespembelajaran merupakan upaya yang dilakukan oleh Pemerintah dalam meningkatkanmutu pendidikan nasional. Kedua pendekatan itu terlihat jelas dalam Kurikulum TingkatSatuan Pendidikan Sekolah Dasar yang sekarang ini diterapkan. Setelah menelaah

pendekatan tematis secara konseptual dan membandingkannya dengan pendekatan fragmented,tulisan ini mengidentifikasi sejumlah kesulitan guru melaksanakan pembelajaran tematis. Tulisanini menemukan, pembelajaran tematis memudahkan peserta didik memahami konsep-konsep secaraholistik tetapi pembelajaran fragmented juga masih diperlukan untuk lebih memahami pokokbahasan tertentu.

Kata-kata kunci: Pembelajaran tematik, pembelajaran keterhubungan, pembelajaran terintegrasi,pembelajaran jaring laba-laba, pembelajaran fragmented, penilaian hasil belajar.

AbstractStudents centered and thematic instructions are two of approaches developed and implemented by the IndonesianGovernment to improve the national education quality at primary school level. Having reviewed theoreticallythe thematic instructions and compared them to the fragmented instructions (previously used), this articlereveals some difficulties faced by primary school teachers in practising the thematic instructions. Theanalysis in this article indicates that thematic instructions enable the students understand the conceptsholistically, but to some extent the fragmented instructions are still needed to help the students understandcertain topics.

Key words : Thematic instruction, connected instruction, integrated instruction, spider-web instruction,fragmented instruction, learning achievement evaluation.

Abstrak

P

Pendahuluan

Banyak para guru SD menjadi bingung setelahdicanangkannya pembelajaran tematik yangharus dilaksanakan di kelas tahun 2004. Begitupula sang kepala sekolah menghadap dilemadalam memutuskan apakah perlu pembelajarantematik dilaksanakan di kelas. Baik para gurumaupun kepala sekolah belum memahami

pembelajaran tematik. Bagaimana mereka harusmelaksanakan? Padahal sang guru sudahterbiasa mengajar dengan pembelajaran yangbersifat fragmented, pembelajaran yangmemberikan pelajaran secara terpisah-pisahuntuk setiap mata pelajaran yang diajarkan diSD.

Sejak bergulirnya kurikulum berbasiskompetensi (KBK) 2004 kelas 1 dan 2 SDdihimbau oleh Dinas Pendidikan di Indonesia

Page 80: Diterbitkan oleh - Yayasan BPK PENABUR · 4. Panjang naskah hasil penelitian atau opini + 4500 kata, sedangkan untuk info serta resensi buku + 2000 kata. 5. Judul harus singkat, jelas

72 Jurnal Pendidikan Penabur - No.13/Tahun ke-8/Desember 2009

Pembelajaran Tematik dan Pembelajaran Fragmented di Sekolah Dasar

untuk menerapkan pembelajaran tematik. Belumdua tahun KBK berjalan, muncul embrio dariKBK yaitu Kurikulum Tingkat SatuanPendidikan (KTSP) 2006 menghimbau kelas 1sampai 3 SD untuk menerapkan pembelajarantematik. Para guru menjadi lebih stress lagiketika bergantinya kurikulum, sementara itupembelajaran tematik harus dilaksanakan.

Pembelajaran tematik, yang menjadi sebuahwacana baru, dianggap baik diterapkan di SDtentu mempunyai beberapa alasan, antara lain:pola pikiran anak yang masih holistik artinyausia siswa sekitar 4 – 10 tahun pola pemikiran-nya masih satu kesatuan, umumnya merekamenjadi berpikir fragmented karena pola asuhorang dewasa yang memisah-misahkannya.Berikutnya, usia siswa SD masih bersifatoperasional kongkrit. Menurut Jean Piaget dalamDahar (1998), pada usia tersebut anak masihbutuh alat peraga (media) yang kongkrit (nyata)untuk menjelaskan suatu konsep. Juga saatproses belajar untuk mengenal suatu konseptentu tidak lepas dari kehidupan yang palingdekat dengan lingkungan siswa. Oleh karenamelalui payung tema yang menarik perhatiansiswa, sang guru dapat membelajarkan beberapamata pelajaran seperti: Matematika (Mat), IlmuPengetahuan Alam (IPA), Ilmu PengetahuanSosial (IPS), Bahasa Indonesia (BI), Seni BudayaKeterampilan (SBK), Pendidikan Kewarganega-raan (PKn), Agama, dan Olahraga. Terakhir,pembelajaran tematik sudah diperkenalkan sejaksiswa duduk dibangku TK oleh karena sangatsinambung sekali.

Berdasarkan analisis penulis ketika menjadinara sumber dalam semiloka atau workshoppembelajaran tematik di sekolah dasar baiknegeri atau swasta di Indonesia, masih banyaksekolah dasar yang belum melaksanakanpembelajaran tematik. Hal ini dikarenakanantara lain: tidak adanya bahan ajar yangmendukung, ketidakpahaman guru untukmelaksanakan pembelajaran tematik, DinasPendidikan setempat sudah menyusun silabuspembelajaran tematik sementara guru tidakdilibatkan saat penyusunannya tetapi merekaharus melaksanakannya. Alasan lain ialah padasaat mensosialisasikan pembelajaran tematik,guru terlalu dicekoki atau dijejali dengan materiyang baku seperti silabus yang sudah ada danharus dilaksanakan. Guru perlu memahami caramembuat silabus, RPP dan implementasinyauntuk pembelajaran tematik. Jadi ketika guru-guru diberikan silabus yang menggunakan

pembelajaran tematik dari Dinas Pendidikansetempat, guru hanya tunduk pada Dinas tanpatahu tujuan dan cara penerapan pembelajarantematik. Dengan demikian jenis pembelajarantematik sebaiknya diperkenalkan kepada paraguru, guru diberi kebebasan untuk memilih jenispembelajaran tematik. Sudah barang tentu guruakan tahu konsekuensi yang perlu diambilketika mereka memutuskan suatu jenispembelajaran tematik temasuk penilaian akhirdan jadwal pelajaran. Guru SD tidak mandirikarena terlalu dimanjakan dengan aturan dariDinas Pendidikan setempat yang mensosia-lisasikan secara rinci pembelajaran tematik.Berbeda dengan guru SMP dan SMA yang lebihmandiri dan lebih berani mengambil sikap dalammenerapkan pembelajaran atau aturan.

Banyak kalangan guru SD dan pemerhatipendidikan bertanya , apakah pembelajaranfragmented dianggap tidak baik sehingga seolah-olah digeser oleh pembelajaran tematik?Bagaimanakah melaksanakan pembelajaranfragmented yang ideal? Bagaimanakah melak-sanakan pembelajaran tematik yang ideal?Apakah kekuatan dan kelemahan dari setiappembelajaran fragmented maupun tematik?Apakah pembelajaran fragmented sudahdilaksanakan secara ideal? Apakah pembel-ajaran fragmented cocok diterapkan di SD?Bagaimanakah pembelajaran tematik agar dapatdilaksanakan secara ideal? Apakah pembel-ajaran tematik cocok diterapkan di SD? Tulisanini mencoba menjawab pertanyaan-pertanyaanitu melalui pembahasan kritis.

Pembahasan

Pembelajaran fragmented sebagai suatupendekatan belajar mengajar suatu matapelajaran yang utuh tanpa mengkaitkan matapelajaran satu dengan yang lainnya (Fogarty,1991). Bila seorang guru kelas SD mengajarmata pelajaran matematika maka konsep padapelajaran matematika diajarkan utuh kepadasiswanya tanpa melihat atau mempertim-bangkan dengan konsep yang ada pada matapelajaran IPA atau bahasa Indonesia. Jadi dalampembelajaran Fragmented setiap mata pelajarandirancang secara terpisah-pisah dan tidak adausaha untuk mengkaitkan di antara matapelajaran tersebut. Oleh Fogarty pembelajaranfragmented disimbolkan dengan sebuah periskopyang artinya memandang satu arah, fokus yang

Page 81: Diterbitkan oleh - Yayasan BPK PENABUR · 4. Panjang naskah hasil penelitian atau opini + 4500 kata, sedangkan untuk info serta resensi buku + 2000 kata. 5. Judul harus singkat, jelas

73Jurnal Pendidikan Penabur - No.13/Tahun ke-8/Desember 2009

Pembelajaran Tematik dan Pembelajaran Fragmented di Sekolah Dasar

sempit untuk setiap mata pelajaran. Contohnyadi Kelas 3 SD semester I, guru akan mengajarIPA, IPS, Bahasa Indonesia dan Matematikadengan pokok bahasan yang sudah tercantumsecara berurutan dalam kurikulum tanpamelihat keterpaduan dari setiap konsep.

Pembelajaran tematik sebagai suatupendekatan belajar mengajar yang melibatkanbeberapa mata pelajaran dalam satu tema untukmemberikan pengalaman bermakna bagi siswa.Pengalaman bermakna maksudnya anakmemahami konsep – konsep yang telah merekapelajari itu melalui pengalaman langsung danmenghubungkannya dengan konsep lain yangsudah mereka pahami (Tim Pengembang PGSD,1996). Pembelajaran menurut Depdiknas (2004)adalah suatu pola umum kegiatan pembelajaranyang tersusun secara sistematis berdasarkanprinsip-prinsip pendidikan, psikologi, didaktik,dan komunikasi dengan mengintegrasikanstruktur (langkah pembelajaran, metode, media,manajemen kelas, evaluasi dan waktu yangdiperlukan untuk mencapai tujuan pembel-ajaran secara efektif dan efesien).

Pembelajaran Tematik berorientasi padakebutuhan perkembangan anak artinya menolakdrill sebagai dasar pembentukan pengetahuandan struktur intelektual siswa. Jika dibanding-kan dengan pembelajaran fragmented makapembelajaran Tematik lebih menekankanketerlibatan siswa secara aktif baik kognitifmaupun skill dalam proses pembelajarannya.

Dewasa ini pembelajaran fragmenteddilaksanakan tanpa melihat kebutuhanperkembangan anak, guru mendrill siswanyaagar pembentukan pengetahuan dan strukturintelektual siswa terbentuk dengan cepat(instant). Jika pembelajaran fragmenteddilaksanakan dengan memandang dari segikebutuhan perkembangan siswa dalampembentukan pengetahuan dan strukturintelektual maka sebenarnya pembelajaranfragmented merupakan salah satu carapembelajaran yang baik diterapkan di SD jikadilaksanakan secara ideal. Hanya sayangnyapembelajaran fragmented yang dilaksanakan disekolah sekedar catat, duduk, dengar dan hafal.Sang guru hanya menggunakan metode ceramahsaja untuk mendrill konsep secara instant.Bagaimana jika pembelajaran fragmenteddilaksanakan secara student centered? Apakahoutput-nya akan menghasilkan siswa yangkreatif, kritis dan inovatif? Tentu, asalkanpembelajaran fragmented dilaksanakan secarastudent centered.

Pembelajaran tematik dan pembelajaranfragmented menggunakan berbagai macammetode dan teknik dengan melihat darikebutuhan siswa. Pembelajaran yangmenggunakan ajang permainan (learning byplaying) dapat memotivasi siswa dalam belajardan sangat cocok diterapkan di kelas TK dan SDkelas rendah. Sedangkan untuk kelas tinggilebih cocok learning by doing. Prinsip belajarseraya bermain dan belajar seraya bekerja dapatditerapkan dalam pembelajaran tematik danpembelajaran fragmented.

Menurut Fogarty (1991) ada tiga macampembelajaran tematik yang diperkenalkan diIndonesia terutama di kalangan mahasiswa S1–PGSD dari sepuluh macam yang ditulis olehnya.Pertama, pembelajaran keterhubungan(conneccted) adalah pembelajaran dalam satumata pelajaran yang menggunakan tema untukmengkaitkan sub bab /bab yang satu denganlainnya. Misalnya dalam pelajaran IPA ada babMakhluk Hidup dan Benda maka untukmengkaitkannya dibuat tema: “Makhluk hidupdan benda di sekitar kita” Contoh Gambar dibawah ini ditujukan untuk kelas 3SD yangmengkaitkan dua konsep Makhluk Hidup danBenda berdasarkan KTSP 2006. Umumnyadalam pembelajaran IPA yang menggunakantema “Makhluk hidup dan benda di sekitar kita”,guru mengajarkan konsep mahkluk hidup di

Mata pelajaranB. IndonesiaTopik:

Penduduk

Mata pelajaranIPATopik:Udara

Mata pelajaranIPSTopik:Hasil bumi

Mata pelajaranMatematikaTopik:

Bilangan

Gambar 1: Fokus pembelajaran matapelajaran IPA, IPS, BI dan Mat, jenis

pembelajaran Fragmented

Page 82: Diterbitkan oleh - Yayasan BPK PENABUR · 4. Panjang naskah hasil penelitian atau opini + 4500 kata, sedangkan untuk info serta resensi buku + 2000 kata. 5. Judul harus singkat, jelas
Page 83: Diterbitkan oleh - Yayasan BPK PENABUR · 4. Panjang naskah hasil penelitian atau opini + 4500 kata, sedangkan untuk info serta resensi buku + 2000 kata. 5. Judul harus singkat, jelas

75Jurnal Pendidikan Penabur - No.13/Tahun ke-8/Desember 2009

Pembelajaran Tematik dan Pembelajaran Fragmented di Sekolah Dasar

tema tanpa ada batas satu pelajaran denganpelajaran lainnya. Satu sub tema dilakukansetiap hari tanpa jadwal pelajaran hanya jampelajaran yang ditekankan. Penilaian dilakukansecara keterpaduan untuk setiap mata pelajarandan aspek Kognitif, Afektif dan Psikomotor.Contoh untuk mata pelajaran BI, Mat, IPA, IPSdan SBK dengan tema Diri Sendiri. Kegiatanpembejaran tematik terpadu ini seperti yangsudah biasa dilaksanakan di TK. Pada satu hariguru memberikan pelajaran BI, Mat, IPA, IPS danSBK tanpa ada batasan jam pelajaran. Guruhanya memberikan pelajaran tentang diri sendiritetapi dalam kegiatan pembelajaran adapelajaran BI, Mat, IPA, IPS dan SBK. Dalamevaluasi akhir, berupa tes tertulis, juga tidak adabatasan konsep mata pelajaran BI, Mat, IPA, IPSdan SBK tetapi yang ditonjolkan adalahtemanya. Guru perlu jeli dalam menyusun soaltes tertulis sehingga tema dan konsep menjadisatu keterpaduan yang dapat mengukur kognitifdari setiap mata pelajaran. Perlu kerja ekstradari guru untuk memisahkan nilai dari setiapmata pelajaran dalam soal tes tersebut karenanilai rapot yang masih terpisah untuk setiapmata pelajaran.

Terdapat alasan mengapa pembelajarantematik perlu dilaksanakan di kelas 1-3 SD.

Pertama, berpikir masih holistik artinya padaumumnya siswa SD masih berpikir satukesatuan dan belum bisa terkotak-kotak.Misalnya ketika mereka sedang bermain“kekereta-apian” mereka sibuk mencari penum-pang, yang jadi penumpang bayar dengan“uang-uangan”, yang masinis sibuk menjalan-kan kereta api sambil mengeluarka bunyi“jes…jes…jes”, dst. Bila kita amati maka pelajar-an Mat, IPA, IPS, BI, SBK semuanya menjadi satukesatuan. Kedua, masih senang bermain artinyasiswa TK dan SD masih senang aktif bergerakuntuk melancarkan psikomotor (motorik kasar)kasarnya. Kegiatan yang paling mereka senangiadalah bermain karena bagi mereka bermainadalah ungkapan ekspresi, manipulatif,daninovasi mereka. Ketiga, rasa ingin tahu yangbesar artinya anak usia 4 – 12 tahun rasa ingintahu sangat besar, terlihat dari perilaku merekaketika mereka berusia balita selalu bertanyamengapa?”, ketika usia mereka di atas balitamulai dengan mengotak-atik mainan bahkanhingga rusak. Keempat berpikir operasionalkongkrit (benda nyata) artinya menurut JeanPiaget , siswa yang berusia 6 – 14 tahun termasuktingkat berpikir operasional kongkrit. Merekabutuh media/alat peraga yang sebenarnya (real)untuk memahami sesuatu fakta/peristiwa.

Gambar 4: Keterkaitan antar mata pelajaran IPA, IPS, B. Indonesia danMatematika dalam tema Diri Sendiri jenis tematik terpadu

IPS

Menyebutkan data diriMenunjukkan sikapsaling menghargaimisalnya jenis kelamin

IPA

Menerangkan bagiantubuhMenjelaskan kegunaanbagian tubuh yangteramati

Bahasa Indonesia

Menyebutkan datadiriMenyelesaikangambar orangMenjiplakdan menebalkangambar

Diri Sendiri

Matematika

Membilang atau menghitungsecara ururt 1-5Menyebutkan banyak benda1-5

Page 84: Diterbitkan oleh - Yayasan BPK PENABUR · 4. Panjang naskah hasil penelitian atau opini + 4500 kata, sedangkan untuk info serta resensi buku + 2000 kata. 5. Judul harus singkat, jelas

76 Jurnal Pendidikan Penabur - No.13/Tahun ke-8/Desember 2009

Pembelajaran Tematik dan Pembelajaran Fragmented di Sekolah Dasar

Mereka belum mampu berpikir abstrak sepertiorang dewasa umumnya.

Pembelajaran Tematik selalu berkaitandengan tema. Kegunaan dalam pembelajarantematik antara lain: Sebagai payung untukmengkaitkan beberapa mata pelajaran. Temaharus menarik dan bermakna bagi siswa untukbelajar selanjutnya. Tema disesuaikan dengantingkat perkembangan siswa (dari khusus keumum). Tema dipilih sesuai dengan ketersedia-an sumber belajar

Contoh tema yang dapat digunakan dikelas seperti: diri sendiri, keluarga, lingkungan,tempat umum, rumah, pekerjaan, hiburan,pakaian, makanan, transportasi, pariwisata,komunikasi, teknologi, kejadian sehari-hari,negara, pertanian, peristiwa, pendidikan, K3,tumbuhan, binatang, budi pekerti, pengalaman,kesehatan dan lain lain. Pemilihan temasebenarnya dibebaskan pada guru disesuaikandengan kondisi siswa, sekolah dan lingkungan.Guru A dan Guru B mungkin akan berbeda ketikamemilih tema untuk mengajarkan “membilang1 sampai 5” , hal ini tidak menjadi masalah yangpenting Kompetensi Dasar dari mata pelajaranitu tercapai. Pada akhirnya siswa akanmengerjakan soal dan pemecahan masalah yangumum ditemui di lingkungannya.

Metode yang digunakan dalam pembelajar-an tematik bermacam-macam agar siswa tidakbosan seperti; bermain peran, karya wisata,tanya jawab, eksperimen, bernyanyi, papanbuletin, pemberian tugas, pameran, pemecahanmasalah, diskusi kelompok, pengamatan,latihan, dan lain lain. Salah satu komponenyang penting dalam suatu pembelajaran yaitupenilaian (evaluasi). Penilaian tidak hanya

ditekankan pada segi kognitif saja tetapi aspeklainnya seperti psikomotor dan afektif pundiperhatikan dalam proses pembelajaranberlangsung. Artinya proses dan produkkeduanya diukur saat proses pembelajaranberlangsung dan dilakukan secara terusmenerus. Mengukur pengetahuan jauh lebihmudah daripada mengukur keterampilan danmoral siswa karena perlu pengamatan yang terusmenerus dari guru untuk melihat tingkatperkembangannya.

Media merupakan sarana yang mendukungpembelajaran seperti: lingkungan sekolah,lingkungan kelas, alat peraga yang dibuat olehguru, majalah, internet, nara sumber (orang tua/guru /keluarga yang diundang) museum, dll.Baik dalam pembelajaran tematik danpembelajaran fragmented perlu didukung denganmedia yang menarik dan bermakna agarpembelajaran lebih bermakna.

Ada 4 tahap yang perlu dilakukan oleh sangguru dalam pembelajaran. Tahapan tersebutmenurut Depdiknas (2004) yaitu; (1) tahapapersepsi (pembuka) yaitu:kegiatan yangdilakukan diawal pelajaran akan dimulai,misalnya dengan bernyanyi yang berkaitandengan tema untuk memancing perasaansenang siswa atau demontrasi suatu kegiatanyang membuat siswa penasaran dan ingin tahulebih banyak, atau mengajukan pertanyaan yangmenantang siswa untuk berpikir lebih lanjut,dan lain-lain.

Fungsi apersepsi untuk memotivasi siswa,mengetahui pengetahuan awal siswa, danmemancing rasa ingin tahu siswa; (2) tahappenyampaian informasi yatu:kegiatan yangbiasa dilakukan oleh guru umumnya, memberi-

naialinepkutnebnadisaulavetalA:1elbaT

.oN naialinePtalA kutneB

.1 (nasaguneP )tcejorp kutnulaudividniuatakopmolekmaladajrekebawsisanamiagaBkeyorphaubesnakiaseleynem

.2 p(ayraklisaH )tcudor adnebnad,nasilut,nagab,rabmag,naropal,inesayraK

.3 ajreKkujnU( )ecnamrofrep

kutnebmaladlaudividninupuamkopmolekmaladiridnalipmenePidnalipmanepnad,fitaisini,nanipmimepek,amasajrek,nanilpisidek

mumunaped

.4 (silutretseT dnarepap)licneP

fitamusnadfitamrofnagnalulisahadapnakrasadidgnaynaialineP

.5 ayraklisahnalupmuK(awsis )oilofotorp

,adneb-adneb,atep,rabmag,naropalapurebawsisayraknalupmuKnial-nialnaldlebat,naisi,silutayrak

Page 85: Diterbitkan oleh - Yayasan BPK PENABUR · 4. Panjang naskah hasil penelitian atau opini + 4500 kata, sedangkan untuk info serta resensi buku + 2000 kata. 5. Judul harus singkat, jelas
Page 86: Diterbitkan oleh - Yayasan BPK PENABUR · 4. Panjang naskah hasil penelitian atau opini + 4500 kata, sedangkan untuk info serta resensi buku + 2000 kata. 5. Judul harus singkat, jelas

78 Jurnal Pendidikan Penabur - No.13/Tahun ke-8/Desember 2009

Pembelajaran Tematik dan Pembelajaran Fragmented di Sekolah Dasar

pertanyaan lain seperti “ Apakahpembelajaran tematik harus ada jadwal matapelajaran, bagaimana cara mengisi nilai raport?

Penutup

Pembelajaran menurut Depdiknas (2004) adalahsuatu kegiatan pembelajaran antara siswa danguru yang tersusun secara sistematis berdasar-kan prinsip-prinsip pendidikan, psikologi,didaktik, dan komunikasi dengan mengintegra-sikan struktur (langkah pembelajaran, metode,media, manajemen kelas, evaluasi dan waktuyang diperlukan untuk mencapai tujuan pembel-ajaran secara efektif dan efesien). Pembelajarantematik dan pembelajaran fragmented dapatdilaksanakan di kelas 1-3 SD jika pembelajarantersebut dilaksanakan dengan benar. Adanyakerjasama yang baik antara instansi yang terkaitdengan para guru SD. Pelatihan lokakarya,seminar, KKG, studi banding ke sekolah lainyang menjadi induk semang (mitra), melatih gurulebih kreatif dalam membuat alat peraga, sekolahmenyediakan media pembelajaran yang lebihmenarik merupakan cara-cara untuk meningkat-kan kualitas guru SD dalam penerapanpembelajaran tematik dan pembelajaranfragmented.

Pembelajaran tematik atau pembelajaranfragmented baik dilaksanakan di kelas SD dengancatatan pembelajaran dilaksanakan denganmelihat sudut pandang kebutuhan danperkembangan siswa. Tidak ada suatupembelajaran yang dianggap paling ideal untukdilaksanakan di SD. Tergantung situasi dankondisi serta kebutuhan dari setiap sekolah.Setiap pembelajaran tentu ada kelebihan dankendalanya. Tergantung pada para guru untukmengantisapasi kendala pembelajaran tersebut.Beberapa kelebihan Pembelajaran Tematikantara lain memberikan pengalaman dankegiatan belajar relevan dengan tingkatperkembangan anak sehingga hasil belajar akanlebih tahan lama selain itu mengasah keteram-pilan berpikir dan skill selain penguasan konsep.Saat proses pembelajaran berlangsung secaratidak langsung menumbuh kembangkan kete-rampilan sosial anak seperti; kerjasama, toleran-si, komunikasi dan respek terhadap orang lain.

Kendala Pembelajaran Tematik antara lain:keluhan guru saat merencanakan pembelajarantematik yang memakan waktu dan tenaga yanglebih banyak mulai dari penyusunan matriks

tematik, jaring laba-laba, program semester,silabus dan RPP sekaligus dibuat dalam 1semester. Banyak guru tidak tahu bahwa untukmata pelajaran Bahasa Indonesia, IPA, IPS danSBK boleh tidak berurutan materi yang diajarkankecuali Matematika hatus berurutan dalam 1semester. Perlu menyiapkan media yang sesuaidengan pemilihan tema.

Cara mengatasi kendala pembelajarantematik antara lain: perlu kerjasama guru SDdari setiap jenjang misalnya kelas I SD (TeamWork) untuk membuat perencanaan hinggapelaksanaan pembelajaran tematik. Untukmembantu guru menyediakan media pembel-ajaran maka sebaiknya para siswa diajak terlibatuntuk menyiapkan media sesuai dengan tematiga hari sebelumnya.

Menggunakan tidak lebih dari dua judulbuku bahan ajar tematik dari penulis danpenerbit yang berbeda untuk membantu gurubaik dalam persiapan, pelaksanaan danevaluasi.

Kelebihan pembelajaran fragmented antaralain: konsep dari setiap mata pelajaran dapatdiajarkan pada siswa secara mendalam danmemiliki kemurnian sendiri. Guru dapatmenyiapkan RPP sesuai dengan keahliannya,sehingga dengan mudah menentukan ruanglingkup bahasan yang diprioritaskan dalamsetiap mata pembelajaran. Bahan pelajaran yangdisajikan dapat disajikan secara logis dansistematis serta memudahkan guru menyusunRPP. Pembelajaran fragmented dapat menumbuhkembangkan keterampilan sosial anak seperti;kerjasama, toleransi, komunikasi dan respekterhadap orang lain

Beberapa kendala Pembelajaran Fragmentedantara lain guru dalam menyampaikan infor-masi masih cenderung ceramah sehingga masihbersifat “teacher centered”. Guru perlu menyiap-kan banyak latihan soal dan kata tanya agarpembelajaran tidak bosan sehingga siswa seperti“drill” soal latihan kurangnya penekanan padaproses pembelajaran sehingga hasil belajar tidaktahan lama karena setiap mata pelajaranmempunyai contoh yang berbeda dan kurang dimaknai dalam lingkungan sekitarnya. Polapikiran siswa seolah-olah dikotak-kotakkan olehbatasan mata pelajaran sehingga siswa belajarkurang bermakna.

Beberapa cara mengatasi kendala Pembel-ajaran Fragmented antaralain: Kelompok KerjaGuru SD dari tiap jenjang untuk mewadahidiskusi dalam membuat perencanaan hingga

Page 87: Diterbitkan oleh - Yayasan BPK PENABUR · 4. Panjang naskah hasil penelitian atau opini + 4500 kata, sedangkan untuk info serta resensi buku + 2000 kata. 5. Judul harus singkat, jelas

79Jurnal Pendidikan Penabur - No.13/Tahun ke-8/Desember 2009

Pembelajaran Tematik dan Pembelajaran Fragmented di Sekolah Dasar

pelaksanaan mengajar di kelas. Agarpembelajaran lebih memotivasi siswa sebaiknyapara siswa diajak terlibat untuk menyiapkanmedia dengan menggunakan pendekatanlingkungan, menggunakan bahan ajar matapelajaran yang terdiri dari konsep dan latihanyang menekankan pada keterampilan berpikirdan menggunakan metode dan teknik mengajaryang bervariasi.

Daftar Pustaka

Departemen Pendidikan Nasional, (2004).Kurikulum berbasis kompetensi untuk sekolahdasar . Jakarta : Depdiknas

Departemen Pendidikan Nasional, (2006).Kurikulum tingkat satuan pendidikan untuksekolah dasar . Jakarta : Depdikbud

Tim Pengembang PGSD.(1996). Pembelajaranterpadu utuk PGSD D-II. Jakarta: Depdikbud

Dahar, R. (1998). Teori - teori belajar. Jakarta:Erlangga

Fogarty, R. (1991). The mindful school how tointegrate the curricula, Ilinois: Skylight Pub,Inc.

Karli, H. (2000). Pengembangan model pembelajaranterpadu tentang makhluk hidup dan benda-benda di sekitar kita untuk meningkatkanketerampilan berpikir rasional siswa SD kelasIII. Tesis. PPs UPI : Bandung

Karli, H dan Hutabarat, H.. (2008). ImplementasiKTSP. Bandung: Generasi Info Media

Page 88: Diterbitkan oleh - Yayasan BPK PENABUR · 4. Panjang naskah hasil penelitian atau opini + 4500 kata, sedangkan untuk info serta resensi buku + 2000 kata. 5. Judul harus singkat, jelas

80 Jurnal Pendidikan Penabur - No.13/Tahun ke-8/Desember 2009

Implikasi Manajemen Keuangan Sekolah

Implikasi Manajemen Keuangan Sekolah Terhadap Kualitas Pendidikan

David Wijaya*)

*) Dosen Universitas Kristen Krida Wacana Jakarta

Opini

alah satu prinsip dalam setiap organisasi ialah efisiensi yang kerap kali menjadi penentudalam keberhasilan organisasi mencapai tujuannya. Efisiensi mencakup penggunaansemua sumber daya yang tersedia termasuk tenaga, waktu, dan dana. Tulisan ini secarakhusus membahas manajemen keuangan sekolah di dalam perspektif akuntansi. Menyadari

manajemen keuangan sekolah berbeda dengan manajemen keuangan perusahaan yang berorientasikepada laba, telaahan dalam tulisan difokuskan pada tata kelola administrasi keuangan sekolahberdasarkan sistem manajemen keuangan yang baku sesuai dengan standar akuntansi dankeuangan yang berlaku secara umum.

Kata kunci: Manajemen keuangan sekolah, kualitas pendidikan, akuntansi

AbstractEfficiency is one of the organization principles which often becomes the determinant of the organizationsuccess to achieve its goals. The efficiency includes all resources, such as man, money, materials, and time thatdirectly affect the quality of education in the school. This article focuses on the discussion of the school financemanagement in accounting perspectives. Assuming that the school finance management is different from thatof the corporate, this article discusses the school finance management applying the standardized financialmanagement system in accordance with general accepted accounting principle (GAAP).

Key words: School finance management, quality of education, accountancy

Abstrak

S

Pendahuluan

Sejalan dengan berkembangnya otonomi daerah,di dalam lingkup pendidikan formal, mulaimuncul konsep Manajemen Berbasis Sekolah(MBS) yang menjadikan pengelolaan pendidikanlebih terarah dan terkoordinasi dengan baik darisegi penyelenggaraan, pendanaan, pengembang-an, dan pengawasan. Menurut Depdiknas(2007), di dalam pelaksanaan MBS, ada tiga halyang perlu dilaksanakan, yaitu: (1) manajemensekolah (fungsi dan substansinya) di dalamkerangka MBS; (2) pembelajaran aktif, kreatif,

efektif, dan menyenangkan (PAKEM); dan (3)peningkatan peran serta masyarakat dalammendukung program sekolah.

Partisipasi masyarakat di dalam penye-lenggaraan pendidikan telah diamanat-kan padaUndang-undang Nomor 20 Tahun 2003 pasal 8,yang disebutkan bahwa “masyarakat berhakberperan serta dalam perencanaan, pelaksa-naan, pengawasan, dan evaluasi programpendidikan” serta pasal 9 yang berbunyi“masyarakat berkewajiban memberikan dukung-an sumber daya dalam penyelenggaraanpendidikan”.

Page 89: Diterbitkan oleh - Yayasan BPK PENABUR · 4. Panjang naskah hasil penelitian atau opini + 4500 kata, sedangkan untuk info serta resensi buku + 2000 kata. 5. Judul harus singkat, jelas

81Jurnal Pendidikan Penabur - No.13/Tahun ke-8/Desember 2009

Implikasi Manajemen Keuangan Sekolah

Masyarakat akan mendukung programsekolah apabila kepala sekolah mampumenyelenggarakan manajemen pendidikanyang transparan, terutama transparansi dalamhal manajemen keuangan. Sesuai denganprinsip akuntabilitas, masyarakat berhakmengetahui apa yang telah disumbangkannyakepada sekolah, baik tingkat efisiensi maupunefektivitasnya. Dengan demikian, kepala sekolahperlu memiliki kemampuan untuk mengelolakeuangan sekolah secara transparan, akuntabel,efektif, dan efisien.

Salah satu masalah fundamental di dalamsistem pendidikan nasional adalah sulitnyamemperoleh informasi keuangan sekolah yangterstandarisasi. Oleh karena itu, pembenahanmanajemen keuangan sekolah harus dimulaidengan cara menyusun teknik-teknik pengelo-laan keuangan sekolah yang komprehensifsesuai dengan standar akuntansi dan keuanganyang berlaku secara umum.

Manajemen keuangan sekolah merupakansalah satu bidang garapan substansiadministrasi pendidikan yang secara khususmenangani tugas-tugas yang berkaitan denganpengelolaan keuangan yang dimiliki dandigunakan oleh kepala sekolah. Manajemenkeuangan sekolah tidak hanya terkait denganpengelolaan sumber dana pendidikan yangdigunakan untuk proses pendidikan, tetapi jugaterkait dengan berbagai permasalahan (resiko)tentang pengelolaan keuangan sekolah sertaupaya sekolah untuk mencari sumber-sumberpendanaan bagi kelangsungan organisasinya.

Kita tidak dapat memungkiri bahwa sekolahmemerlukan anggaran pendidikan yang besar,terutama untuk aktivitas pembangunan danpemeliharaan gedung sekolah, pengadaanperalatan dan perlengkapan sekolah, sertaaktivitas pembiayaan operasional sekolah.Aktivitas-aktivitas sekolah tersebut akanterganggu apabila tidak didukung dengananggaran pendidikan yang memadai. Semakinbesar anggaran pendidikan, maka diperkirakanakan semakin meningkatkan kualitaspendidikan.

Tidak mengherankan jika anggaranpendidikan nasional belum memadai sehinggamengakibatkan kondisi pendidikan di tanah airmemprihatinkan. Hal tersebut dapat terindikasidari kondisi gedung dan perlengkapan sekolahdi Indonesia. Tidak sedikit gedung sekolah diIndonesia terancam ambruk, juga tidak sedikitsekolah yang hanya memiliki standar kelayakan

minimal, yakni hanya memiliki gedung sekolahdan guru. Pada umumnya, sekolah denganstandar minimal tersebut akan menghasilkansiswa dengan pengetahuan yang minimal sertaberdampak terhadap kualitas pendidikan.

Alokasi anggaran pendidikan sebesar 20%dari APBN maupun APBD (seperti diamanatkanoleh Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003pasal 49 ayat 1) belum berimbang antara sekolahnegeri dengan sekolah swasta. Selama ini,pengalokasian dana pendidikan terlalumengutamakan sekolah negeri. Di provinsi JawaTengah, alokasi anggaran pendidikan adalah20% dari APBN untuk pendidikan, sebesar 70%-nya masih diperuntukkan bagi sekolah negeri,sedangkan sekolah swasta hanya memperolehsekitar 30%-nya. Meskipun demikian, kondisitersebut lebih baik jika dibandingkan dengan duaatau tiga tahun yang lalu, karena pengalokasiananggaran pendidikan sebesar 20% sudahtercapai. Hanya saja, pengalokasian anggaran-nya harus dikendalikan agar proporsional.

Selama ini, jika sekolah negeri kekurangandana karena pasokan dana dari Pemerintahsangat terbatas, kepala sekolah negericenderung menunggu alokasi dana berikutnyadari Pemerintah daripada melakukan upayauntuk mengatasi kekurangan dana. Demikianhalnya dengan sekolah swasta, karena adanyaketerbatasan dana pasokan dari Pemerintah,kepala sekolah swasta berinisiatif mengatasinyadengan cara meminta dana dari yayasanpendidikan atau sumber dana nonpemerintah.Meskipun kepala sekolah swasta dapat memintadana selain dari Pemerintah, tetapi mereka tidakcukup kuat untuk menanggung risiko ataskebijakan yang diambilnya karena mereka takutmendapat tuduhan negatif karena melakukantindakan ilegal.

Dalam rangka menyukseskan programwajib belajar (Wajar) 9 tahun, Pemerintah telahmengalokasikan dana pendidikan kepadasatuan pendidikan dalam bentuk bantuanoperasional sekolah (BOS). Akan tetapi, dalampelaksanaannya, kita melihat banyak sekaliperbedaan mekanisme pengelolaan BOS antarasekolah negeri dengan sekolah swasta. Tabel 1di bawah ini menguraikan lima perbedaanmekanisme pengelolaan BOS antara sekolahnegeri dengan sekolah swasta.

Dengan adanya permasalahan tersebut,akhirnya para penyelenggara pendidikanberupaya keras untuk meningkatkan kualitaspendidikan. Namun, upaya tersebut

Page 90: Diterbitkan oleh - Yayasan BPK PENABUR · 4. Panjang naskah hasil penelitian atau opini + 4500 kata, sedangkan untuk info serta resensi buku + 2000 kata. 5. Judul harus singkat, jelas

82 Jurnal Pendidikan Penabur - No.13/Tahun ke-8/Desember 2009

Implikasi Manajemen Keuangan Sekolah

SOBnaalolegnePemsinakeM:1lebaT

iregeNhalokeS atsawShalokeS

iregenhalokesidawsishurulesnaksitarggneM.halokeslanoisarepoayaibpadahret

halokeslanoisarepoayaibnabebnaknagnireM.atsawshalokesidawsisigab

IBSnadIBSRirogetaknagnediregenhalokeSautgnaroiradanadtugnumemnakhelobrepid

naujutesrepnagnedupmamgnayawsis.halokeSetimoK

nakiladnegnembijawtapmetesadmePhalokesidhalokeslanoisarepoayaibnatugnup

iradsabebniksimawsisaggnihesatsaws.tubesretnatugnup

nagnarukekihunemembijawtapmetesadmePalibapaDBPAiradhalokeslanoisarepoayaib.ipukucnemmulebsankidpeDiradSOBanad

awsisadapeknahibelrebnatugnupadakadiT.upmamgnay

anadamirenembijawiregenhalokesaumeSkalonemtubesretiregenhalokesalibapA.SOB

gnaralidtubesrethalokesakam,SOBanad,autgnaro,kididatresepiradayaibtugnumem

.kididatresepilawuata

huruleshaladaSOBanadamirenephalokeSniziikilimemhaletgnayatsawshalokes

.lanoisarepo

bawajgnuggnatidajnemisatsevniayaiB.hareaDhatniremePuata/nadhatniremeP

iradnautnabnaktapadnemasibisatsevniayaiB.hareaDhatniremePuata/nadhatniremeP

memerlukan biaya yang besar. Biayapendidikan memang mahal, tetapi masalahnyaadalah seberapa besar biaya penyelenggaraanpendidikan yang dibebankan kepada siswa. Dinegara-negara yang pemerintahnya mengertiakan pentingnya pendidikan, pemerintahmenanggung sebagian besar biaya penyeleng-garaan pendidikan, sehingga biaya penyeleng-garaan pendidikan yang ditanggung oleh siswamenjadi ringan atau murah. Dengan demikian,pendidikan yang mahal bukan secara otomatismenunjukkan kualitas pendidikan yang tinggi,karena tinggi rendahnya biaya pendidikanditentukan oleh manajemen keuangan sekolah.Kualitas pendidikan dapat tercermin dari jumlahbiaya pendidikan yang dikeluarkan besertapengendalian biayanya. Informasi laporankeuangan sekolah termasuk jenis aktivitas sertaunit cost sekolah seharusnya diawasi sehinggakualitas pendidikan dapat ditentukan berdasar-kan kemampuan manajemen keuangan sekolahsecara tepat dan akurat. Ini berarti bahwa sistembiaya pendidikan merupakan bagian darimanajemen keuangan sekolah serta merupakansalah satu alat penentu terwujudnya kualitaspendidikan.

Berdasarkan uraian di atas, maka masalahyang dibahas dalam tulisan ini ialah pengaruhdari penerapan manajemen keuangan sekolahterhadap peningkatan kualitas pendidikan.

Hasil pembahasan dalam artikel ini diharapkandapat bermanfaat bagi seluruh stakeholderspendidikan sebagai dasar penerapan manajemenkeuangan sekolah berbasis akuntansi yangsesuai dengan standar akuntansi dan keuanganyang berlaku secara umum serta penerapansistem manajemen keuangan sekolah berbasiskualitas pendidikan sehingga akan berdampakterhadap peningkatan kualitas pendidikansecara berkelanjutan serta penyelenggaraan tatapamong sekolah yang baik (good corporategovernance).

Pembahasan

Definisi Manajemen Keuangan SekolahManajemen keuangan merupakan manajementerhadap fungsi-fungsi keuangan, sedangkanfungsi keuangan merupakan kegiatan utamayang harus dilakukan oleh mereka yangbertanggung jawab di dalam bidang tertentu.Fungsi manajemen keuangan adalahmenggunakan dana serta mendapatkan dana(Husnan, 1992).

Manajemen keuangan sekolah dapatdiartikan sebagai “tindakan pengurusan atauketatausahaan keuangan yang meliputipencatatan, perencanaan, pelaksanaan,pertanggungjawaban, dan pelaporan” (smen

Page 91: Diterbitkan oleh - Yayasan BPK PENABUR · 4. Panjang naskah hasil penelitian atau opini + 4500 kata, sedangkan untuk info serta resensi buku + 2000 kata. 5. Judul harus singkat, jelas

83Jurnal Pendidikan Penabur - No.13/Tahun ke-8/Desember 2009

Implikasi Manajemen Keuangan Sekolah

Depdiknas, 2002). Dengan demikian, manajemenkeuangan sekolah merupakan rangkaianaktivitas mengatur keuangan sekolah yangdimulai dari perencanaan, pembukuan,pembelanjaan, pengawasan, dan pertanggung-jawaban keuangan sekolah.

Menurut Bafadal (2004), manajemenkeuangan sekolah dapat diartikan sebagai“keseluruhan proses pemerolehan danpendayagunaan uang secara tertib, efisien, dandapat dipertanggungjawabkan dalam rangkamemperlancar pencapaian tujuan pendidikan”.Berdasarkan definisi tersebut, ada empat halyang perlu digarisbawahi terkait denganmanajemen keuangan sekolah, antara lainsebagai berikut.1. Manajemen keuangan merupakan kese-

luruhan proses upaya memperoleh sertamendayagunakan seluruh dana.

2. Mencari sebanyak mungkin sumber-sumberkeuangan serta berusaha semaksimalmungkin untuk mendapatkan dana darisumber-sumber keuangan tersebut. MenurutDepdiknas (2007), sumber-sumber penda-patan sekolah dapat berasal dari: (1)Pemerintah, yang meliputi: PemerintahPusat, yang dialokasikan melalui APBNserta Pemerintah Kabupaten/Kota, yangdialokasikan melalui APBD; (2) usahamandiri sekolah, yang berupa kegiatan:pengelolaan kantin sekolah, koperasisekolah, wartel, jasa antar jemput siswa,panen kebun sekolah; kegiatan sekolahyang menarik sehingga ada sponsor yangmemberi dana; kegiatan seminar/pelatihan/lokakarya dengan dana daripeserta yang dapat disisihkan sisaanggarannya untuk sekolah; sertapenyelenggaraan lomba kesenian denganbiaya dari peserta atau perusahaan yangdapat disisihkan sebagian dananya untuksekolah; (3) orang tua siswa, yang berupasumbangan fasilitas belajar siswa,sumbangan pembangunan gedung, iuranBP3, dan SPP; (4) dunia usaha dan industri,yang dilakukan melalui kerjasama dalamberbagai kegiatan, baik berupa bantuanuang maupun fasilitas sekolah; (5) hibahyang tidak bertentangan dengan peraturanperundangan yang berlaku, di mana kepalasekolah perlu menyusun proposal yangmenguraikan kebutuhan pengembanganprogram sekolah; (6) yayasan penye-

lenggara pendidikan bagi lembaga pendi-dikan swasta; serta (7) masyarakat luas.Selain itu, menurut Bastian (2007), ada tigaanggaran publik dalam anggaranpendidikan yang harus kita perhatikan,yaitu: (1) anggaran pendapatan dan belanjanegara (APBN) yang dikelola olehPemerintah Pusat; (2) anggaran pendapatandan belanja daerah (APBD) yang dikelolaoleh Pemerintah Daerah; serta (3) anggaranpendapatan dan belanja sekolah (APBS)yang dikelola oleh satuan pendidikan(sekolah).

Sagala (2008) menjelaskan kerangka sistempenganggaran pendidikan pada pemerinta-han kabupaten/kota seperti terdapat padagambar 2.

Mekanisme penentuan anggaranpendidikan dimulai dari musyawarahpembangunan desa (Musbangdes) yang didalamnya termasuk sekolah yang berada didesa tersebut. Akan tetapi, di lain pihak,sekolah juga mengajukan anggaran sekolahyang disebut dengan rencana anggaranpendapatan dan belanja sekolah (RAPBS)kepada Cabang Dinas Pendidikan setempat.Selanjutnya, hasil Musbangdes digabung-kan di kecamatan, sehingga oleh Camatdiidentifikasi dan diolah menjadi usulandaftar kegiatan pembangunan (UDKP) padatingkat kecamatan yang di dalamnya sudahtermasuk program dinas yang berada dikecamatan. UDKP dari kecamatan bersamadengan usulan dinas teknis diserahkankepada Badan Perencana PembangunanDaerah (BAPPEDA).

Oleh BAPPEDA kabupaten, setiapusulan rencana tersebut dibawa ke rapat

Gambar 1: Sumber Dana Pendidikan

APBDAPBN

APBS

Page 92: Diterbitkan oleh - Yayasan BPK PENABUR · 4. Panjang naskah hasil penelitian atau opini + 4500 kata, sedangkan untuk info serta resensi buku + 2000 kata. 5. Judul harus singkat, jelas

84 Jurnal Pendidikan Penabur - No.13/Tahun ke-8/Desember 2009

Implikasi Manajemen Keuangan Sekolah

Satuan Pendidikan Desa/Kelurahan Musbangdes

Cabang Dinas Kecamatan

Dinas BAPPEDA

UDKP

Rakorbang

Panitia Anggaran Rapat Penyusunan

Anggaran

Repetada/APBD Pembahasan Repetada/RAPBD

Bupati (Eksekutif) DPRD (Legislatif)

Perda/APBD

Gambar 2: Mekanisme Penentuan Anggaran Pendidikan Kabupaten

koordinasi pembangunan (Rakorbang)kabupaten untuk menentukan prioritaspembangunan disertai dengan rencanaanggarannya. Hasil Rakorbang tersebut memuatprogram kerja kabupaten/kota yang dianalisiskembali oleh panitia anggaran kabupaten/kotadibawah koordinasi sekretaris daerah (Sekda).Setelah dianalisis, hasilnya ditetapkan menjadirencana pembangunan tahunan daerah(Repetada) yang nantinya akan diolah menjadiRAPBD untuk diajukan ke legislatif. Repetadaini telah diperiksa oleh masing-masing dinastermasuk dinas pendidikan, sehingga terciptakesesuaian antara usulan dengan yang disetujui,baik program maupun anggaran yangdiperlukan untuk melaksanakan programtersebut.

Usulan anggaran tersebut selanjutnyadibahas oleh DPRD kabupaten dalambentuk dengar pendapat dengan Bupati/Walikota dan dinas teknis untukmengetahui rincian program dan anggaranyang diperlukan. Hasil rapat penyusunananggaran ini dalam bentuk Repetadadiajukan kepada pihak legislatif daerahuntuk dibahas dan selanjutnya setelah

dianggap sesuai dengan ketentuan dananggaran yang tersedia, oleh DPRD tersebutditerbitkan peraturan daerah (Perda)menjadi APBD.

3 Menggunakan seluruh dana yang tersediaatau diperoleh semata-mata untukpenyelenggaraan pendidikan di sekolah.Pada pasal 62 Peraturan Pemerintah Nomor19 Tahun 2005, pembiayaan pendidikanterdiri dari: (1) biaya investasi, yang meliputibiaya penyediaan sarana dan prasarana,pengembangan SDM, dan modal kerja tetap;(2) biaya personal, yang meliputi biayapendidikan yang harus dikeluarkan olehpeserta didik agar dapat mengikuti prosespembelajaran secara teratur danberkelanjutan; dan (3) biaya operasi, yangmeliputi gaji pendidik dan tenagakependidikan serta tunjangan yang melekatpada gaji; bahan atau peralatan pendidikanhabis pakai; serta biaya operasi pendidikantak langsung berupa daya, air, jasatelekomunikasi, pemeliharaan sarana danprasarana, uang lembur, transportasi,konsumsi, pajak, asuransi, dan lainsebagainya.

Page 93: Diterbitkan oleh - Yayasan BPK PENABUR · 4. Panjang naskah hasil penelitian atau opini + 4500 kata, sedangkan untuk info serta resensi buku + 2000 kata. 5. Judul harus singkat, jelas

85Jurnal Pendidikan Penabur - No.13/Tahun ke-8/Desember 2009

Implikasi Manajemen Keuangan Sekolah

4. Penggunaan seluruh dana sekolah harusdilakukan secara efektif dan efisien. Selainitu, penggunaan seluruh dana sekolahharus dilakukan dengan tertib dan mudahdipertanggungjawabkan kepada semuapihak yang terkait. Pelaksanaan kegiatanpenggunaan dana harus mengacu kepadaRAPBS yang telah ditetapkan. Pembukuanuang masuk dan keluar harus dilakukansecara teliti dan transparan. Oleh karena itu,tenaga akuntansi sekolah (staf administrasisekolah) harus menguasai teknik akuntansiyang benar sehingga hasil perhitungannyatepat dan akurat. Penggunaan anggaranjuga harus memperhatikan asas umumpengeluaran negara, yaitu manfaatpenggunaan uang negara minimal harussama apabila uang tersebut digunakansendiri oleh masyarakat. Selain itu, kita jugaharus memperhatikan pasal 24, 28, dan 30dari Undang-undang PerbendaharaanNegara yang berusaha mencegah penge-luaran yang melampaui kredit anggaranatau tidak tersedia anggarannya. Kredit-kredit yang disediakan dalam anggarantidak boleh ditambah baik secara langsungmaupun tidak langsung karena adanyakeuntungan bagi negara. Demikian pulahalnya dengan barang-barang milik negaradalam bentuk apapun, tidak bolehdiserahkan kepada mereka yangmempunyai tagihan kepada negara.

Perkembangan PerspektifManajemen Keuangan Sekolah

Selama tiga dasawarsa terakhir, duniapendidikan telah berkembang cepat secarakuantitatif. Pada tahun 1965, jumlah sekolahdasar (SD) sebanyak 53.233 sekolah denganjumlah murid sebanyak 11.577.943 murid danjumlah guru sebanyak 274.545 guru. Dalamkurun waktu sekitar 40 tahun, jumlah sekolahdasar (SD) menjadi sebanyak 144.567 SD atau

Politik Ekonomi Administrasi Publik

Akuntansi

Gambar 3: Perkembangan Perspektif Manajemen Keuangan Sekolah

naik sekitar 170%, dengan jumlah muridsebanyak 26.627.427 murid atau naik sekitar130% dan jumlah guru sebanyak 1.301.452 guruatau naik sekitar 370% (Pusat Informatika –Balitbang Depdiknas, 2009). Namun, di sisi lain,perkembangan pendidikan tersebut tidak diikutidengan adanya peningkatan kualitas pendidi-kan. Selain itu, aspek-aspek pendukungpendidikan seperti manajemen keuangansekolah, belum serius dikembangkan. Perkem-bangan perspektif manajemen keuangan sekolahdijelaskan pada gambar 3.

Di dalam perspektif politik, sebelumberlakunya Undang-Undang Nomor 20 Tahun2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, sistempendidikan nasional kita mengacu kepadaUndang-Undang Nomor 2 Tahun 1989 tentangSistem Pendidikan Nasional, di mana kegiatanpendanaan pendidikan tidak diatur secarakhusus. Namun, dalam Undang-Undang Nomor20 Tahun 2003, kegiatan pendanaan pendidikansudah diatur secara khusus dalam Bab XIII, yangsubstansinya meliputi sebagai berikut: (1)pendanaan pendidikan menjadi tanggungjawab bersama antara Pemerintah, PemerintahDaerah, dan masyarakat; (2) sumber pendanaanpendidikan ditentukan berdasarkan prinsipkeadilan, kecukupan, dan keberlanjutan; (3)pengelolaan dana pendidikan berdasarkanprinsip keadilan, efisiensi, transparansi, danakuntabilitas publik; dan (4) pengalokasiandana pendidikan.

Jika dilihat pada uraian Bab XIII, kita belummelihat adanya petunjuk teknis tentangmanajemen keuangan pendidikan, khususnyatentang pelaporan keuangan pendidikan. Peranserta masyarakat dalam mendukung danmengontrol manajemen keuangan pendidikanjuga belum jelas. Di samping itu, standarpembiayaan dalam Peraturan PemerintahNomor 19 Tahun 2005 tentang Standar NasionalPendidikan, hanya mengatur unsur biaya tanpapetunjuk perhitungan biaya pendidikan. Olehkarena itu, kita perlu melakukan pendekatanterintegrasi dalam manajemen keuangan

Page 94: Diterbitkan oleh - Yayasan BPK PENABUR · 4. Panjang naskah hasil penelitian atau opini + 4500 kata, sedangkan untuk info serta resensi buku + 2000 kata. 5. Judul harus singkat, jelas

86 Jurnal Pendidikan Penabur - No.13/Tahun ke-8/Desember 2009

Implikasi Manajemen Keuangan Sekolah

terintegrasi dalam manajemen keuanganpendidikan, baik dari regulator, pengawas,evaluator, maupun operator pendidikan.Di dalam perspektif ekonomi, kita mengenal

konsep ekonomi pendidikan. Landasankonseptual ekonomi pendidikan menurut Cohn(1979) mengacu kepada prinsip bahwa ekonomiadalah keterbatasan (scarcity) dan keinginan(desirability). Ekonomi dapat dipahami sebagaisuatu studi tentang bagaimana seseorang ataumasyarakat memilih untuk menggunakan uangdan sumber lainnya yang sifatnya terbatas(desirability) untuk menghasilkan atau mencapaikeinginan (scarcity) yang sifatnya tidak terbatas.Bagi sekolah formal, ekonomi pendidikanmenyangkut proses tentang bagaimanapendidikan dihasilkan melalui jalurpenyelenggaraan sekolah, pendistribusianpendidikan di antara individu dan kelompok-kelompok yang memerlukan, berapa banyakbiaya yang dihabiskan oleh masyarakat di dalamkegiatan pendidikan, serta kegiatan pendidikanmacam apa yang harus diseleksi. Isu utamaekonomi pendidikan menurut Cohn adalahidentifikasi dan ukuran nilai ekonomi bagipendidikan, alokasi sumber-sumber dalampendidikan, gaji guru, biaya pendidikan, danperencanaan pendidikan. Ada beberapa aspekyang perlu diperhatikan, yaitu: (1) memprediksikebutuhan pendidikan; (2) mengalokasikansetiap komponen biaya pendidikan; (3)melakukan analisis terhadap sumber danapendidikan serta dari mana dana pendidikantersebut dapat diperoleh; dan (4) melakukanpengawasan terhadap keuangan sekolah.

Di dalam perspektif administrasi publik,tujuan dari manajemen keuangan sekolahadalah membantu pengelolaan sumberkeuangan sekolah serta menciptakanmekanisme pengendalian yang tepat bagipengambilan keputusan keuangan sekolahuntuk mencapai tujuan sekolah yangtransparan, akuntabel, dan efektif. Pengendalianyang baik terhadap administrasi manajemenkeuangan sekolah akan memberikan dampakpositif berupa pertanggungjawaban sosial yangbaik bagi berbagai pihak yang berkepentingan(stakeholder) di sekolah.

Di dalam perspektif akuntansi, setiapkepala sekolah wajib menyampaikan laporankeuangan, terutama terkait dengan penerimaandan pengeluaran keuangan sekolah kepadaKomite Sekolah dan Pemerintah. Dengandemikian, standar akuntansi keuangan sekolah

dapat diberlakukan sebagai kriteria pelaporankeuangan sekolah yang akan disajikan bagi parapengelola sekolah. Hal ini dapat menjaminadanya akuntabilitas publik, khususnya bagipara pengguna jasa pendidikan. Oleh karena itu,peranan manajemen keuangan sekolah di dalamperspektif akuntansi adalah sebagai berikut: (1)melakukan analisis setiap keputusan sekolahdari aspek keuangan sekolah; (2) melakukananalisis pendanaan bagi kepentingan investasisekolah; (3) melakukan analisis biayapendidikan terkait penentuan biaya jasapendidikan; serta (4) melakukan analisis aruskas operasi sekolah.

Prinsip-prinsip ManajemenKeuangan Sekolah

Menurut Undang-undang Nomor 20 Tahun2003 pasal 48, pengelolaan dana pendidikanberdasarkan prinsip keadilan, efisiensi,transparansi, dan akuntabilitas publik. Prinsip-prinsip dalam pengelolaan dana pendidikanoleh Pemerintah, pemerintah daerah,penyelenggara dan satuan pendidikan yangdidirikan oleh masyarakat terdiri atas prinsip-prinsip umum dan prinsip-prinsip khusus.Prinsip-prinsip umum meliputi keadilan,efisiensi, transparansi dan akuntabilitas publik.

Keadilan berarti besarnya pendanaanpendidikan (Pemerintah, Pemerintah Daerah,dan masyarakat) disesuaikan dengan kemam-puan masing-masing. Efisiensi merupakanperbandingan antara masukan (input) dengankeluaran (output) atau antara daya (tenaga,pikiran, waktu, dan biaya) dengan hasil.Perbandingan tersebut dapat dilihat dari duahal, yaitu: penggunaan waktu, tenaga, dan biaya;serta hasil (outcomes). Transparansi berartiadanya keterbukaan dalam manajemenkeuangan sekolah, yaitu keterbukaan sumberkeuangan dan jumlahnya, rincian pengguna-annya, dan pertanggungjawabannya harus jelassehingga dapat memudahkan berbagai pihakyang berkepentingan untuk mengetahuinya.Akuntabilitas publik berarti penggunaan uangsekolah dapat dipertang-gungjawabkan sesuaidengan rencana sekolah yang ditetapkan. Adatiga syarat utama agar dapat terciptaakuntabilitas publik, yaitu: (1) adanyatransparansi dari penyelenggara pendidikan

Page 95: Diterbitkan oleh - Yayasan BPK PENABUR · 4. Panjang naskah hasil penelitian atau opini + 4500 kata, sedangkan untuk info serta resensi buku + 2000 kata. 5. Judul harus singkat, jelas

87Jurnal Pendidikan Penabur - No.13/Tahun ke-8/Desember 2009

Implikasi Manajemen Keuangan Sekolah

dalam hal masukan dan keikutsertaan merekapada berbagai komponen sekolah; (2) adanyastandar kinerja sekolah dalam hal pelaksanaantugas, fungsi, dan wewenang; serta (3) adanyapartisipasi untuk saling menciptakan suasanasekolah yang kondusif dalam bentuk pelayananpendidikan dengan prosedur yang mudah, biayayang murah, dan proses yang cepat.

Sedangkan prinsip-prinsip khusus meliputiefektivitas, kecukupan, dan keberlanjutan.Manajemen keuangan sekolah dapat dikatakanefektif apabila kepala sekolah dapat mengaturkeuangan untuk membiayai aktivitas sekolahdalam rangka mencapai tujuan sekolah yangbersangkutan serta hasil kualitatifnya sesuaidengan rencana sekolah yang telah ditetapkan.Prinsip kecukupan berarti pendanaanpendidikan cukup untuk membiayai penyeleng-garaan pendidikan yang memenuhi StandarNasional Pendidikan. Prinsip keberlanjutanberarti pendanaan pendidikan dapat digunakansecara berkesinambungan untuk memberikanlayanan pendidikan yang memenuhi StandarNasional Pendidikan.

Siklus Manajemen Keuangan Sekolah

Bastian (2007) menjelaskan siklus manajemenkeuangan sekolah di dalam perspektif akuntansiseperti terdapat pada gambar 4.

Adapun tahapan manajemen keuangansekolah sesuai gambar 4 sebagai berikut.

1. Anggaran pendidikanAnggaran merupakan rencana operasionalyang dinyatakan secara kuantitatif dalambentuk satuan uang yang digunakansebagai pedoman dalam melaksanakankegiatan lembaga dalam kurun waktutertentu (Fattah, 2002).

2. Pola subsidi pendidikanSubsidi pendidikan merupakan sumberpendanaan dari Pemerintah, PemerintahDaerah, pengusaha, dan masyarakat untukmembiayai aktivitas investasi fisik dan non-fisik dalam rangka meningkatkan kapasitasdan mutu layanan sekolah.

3. Pengukuran dan pelaporan kinerjapendidikanDengan adanya laporan kinerjapendidikan, maka stakeholders sekolahdapat mengetahui secara jelas tentangkinerja organisasi sekolah sehingga akanmenjadi bahan masukan bagi prosesperencanaan kinerja pendidikan selanjut-nya. Salah satu tujuan diadakannyapelaporan kinerja pendidikan adalah dalamrangka pelaksanaan akuntabilitas padasektor publik (Akdon, 2007).

4. Cost and pricing jasa pendidikanMenurut James dan Phillips (1995), unsur-unsur biaya dan penetapan harga jasapendidikan meliputi pertama ialahpembiayaan (costing) jasa pendidikan,yaitu membandingkan pengeluaran sekolahdengan manfaatnya bagi pelanggan jasapendidikan. Kedua penetapan harga

(pricing) jasa pendidikan, yaitupenerima jasa pendidikan akandikenakan harga jasa pendidikantertentu sesuai dengan tujuansekolah. Ada tiga aspek penetapanharga jasa pendidikan, yaitu: (1)diferensiasi jasa pendidikan; (2)faktor-faktor penentu harga jasapendidikan; serta (3) biaya pengem-bangan produk jasa pendidikan.5. Audit keuangan pendidikanAudit keuangan pendidikanbertujuan untuk menentukanapakah laporan keuangan sekolahsecara keseluruhan telah disajikansesuai dengan prinsip-prinsipakuntansi yang berlaku secaraumum.

Gambar 4: Siklus Manajemen Keuangan Sekolah

Siklus ManajemenKeuangan Sekolah

Costing and PricingJasa Pendidikan

Pola SubsidiPendidikan

Audit KinerjaPendidikan

Audit KeuanganPendidikan

AnggaranPendidikan

Pengukuran danPelaporan Kinerja

Pendidikan

Page 96: Diterbitkan oleh - Yayasan BPK PENABUR · 4. Panjang naskah hasil penelitian atau opini + 4500 kata, sedangkan untuk info serta resensi buku + 2000 kata. 5. Judul harus singkat, jelas

88 Jurnal Pendidikan Penabur - No.13/Tahun ke-8/Desember 2009

Implikasi Manajemen Keuangan Sekolah

6. Audit kinerja pendidikanAudit kinerja merupakan upaya sistematisuntuk mengumpulkan, menyusun,mengolah, dan menafsirkan informasi,dengan tujuan menyimpulkan peringkatkompetensi seseorang dalam satu jeniskeahlian profesi pendidikan berdasarkannorma kriteria tertentu, serta menggunakankesimpulan tersebut di dalam prosespengambilan keputusan kinerja yangdirekomendasikan (Sagala, 2007).

Peran dan Fungsi ManajemenKeuangan Sekolah

Peran dan fungsi manajemen keuangan sekolahadalah menyediakan berbagai informasikuantitatif, terutama yang bersifat keuangan,agar berguna dalam pengambilan keputusanekonomi pada suatu entitas pendidikan (Bastian,2007). Berbagai informasi keuangan tersebutdapat digunakan oleh stakeholders sekolahdengan perannya masing-masing meliputisebagai berikut:1. Kepala sekolah

Kepala sekolah memanfaatkan data-datakeuangan sekolah untuk menyusunrencana sekolah yang dipimpinnya,mengevaluasi kemajuan yang dicapaidalam usahanya untuk mencapai tujuansekolah, serta melakukan tindakan korektifyang diperlukan. Keputusan yang diambiloleh kepala sekolah berdasarkan data-datakeuangan sekolah adalah menentukanperalatan pendidikan apa yang sebaiknyadibeli, berapa persediaan alat tulis kantor(ATK) yang harus disiapkan, dansebagainya.

2. Guru dan karyawan sekolahGuru dan karyawan sekolah merupakankelompok yang tertarik pada informasimengenai stabilitas dan profitabilitas disekolahnya. Ini berarti bahwa kelompoktersebut juga tertarik dengan informasitentang penilaian kemampuan sekolahdalam memberikan imbal jasa, manfaatpensiun, dan peluang kerja.

3. KrediturKreditur atau pemberi pinjaman tertarikdengan informasi mengenai keuangansekolah sehingga dapat memutuskanapakah pinjaman serta bunganya dapat

dibayar pada saat jatuh tempo. Hal tersebutberlaku apabila sekolah tersebutmemerlukan bantuan dari kreditur.

4. Orang tua siswaOrang tua siswa tertarik dengan informasimengenai kelangsungan hidup sekolah,terutama perjanjian jangka panjang sekolahserta tingkat ketergantungan sekolah.

5. PemasokPemasok (supplier) tertarik dengan informasimengenai kemungkinan jumlah hutangsekolah yang akan dibayar pada saat jatuhtempo.

6. PemerintahPemerintah (termasuk lembaga-lembagayang berada dibawah otoritasnya) tertarikdengan informasi mengenai alokasi sumberdaya serta aktivitas sekolah. Informasitersebut dibutuhkan untuk mengaturaktivitas sekolah, menetapkan anggaran,dan sebagai dasar penyusunan anggaranuntuk tahun berikutnya.

7. MasyarakatSekolah dapat mempengaruhi anggotamasyarakat dengan berbagai cara. Laporankeuangan sekolah dapat membantumasyarakat dengan cara menyediakaninformasi tentang kecenderungan danperkembangan terakhir terkait pengelolaankeuangan sekolah beserta rangkaianaktivitasnya.Menurut Bafadal (2004), fungsi dari

manajemen keuangan sekolah meliputikegiatan-kegiatan (1) perencanaan anggarantahunan, yaitu penyusunan secara komprehensifdan realistis mengenai rencana pendapatan danpembelanjaan satu tahun sekolah; (2)pengadaan anggaran, yaitu segala upaya yangdilakukan oleh sekolah untuk mendapatmasukan dana dari sumber-sumber keuangansekolah; (3) pendistribusian anggaran, yaitupenyaluran anggaran sekolah kepada unit-unittertentu di sekolah; (4) pelaksanaan anggaran,di mana setiap personel sekolah menggunakanseluruh anggaran yang terdistribusikan kepadadirinya untuk melaksanakan tugasnya; (5)pembukuan keuangan, yaitu keseluruhanpencatatan secara teratur mengenai perubahan-perubahan yang terjadi atas penghasilan dankekayaan sekolah; dan (6) pengawasan danpertanggungjawaban keuangan, yaitu kegiatanpemeriksaan seluruh pelaksanaan anggaransekolah.

Page 97: Diterbitkan oleh - Yayasan BPK PENABUR · 4. Panjang naskah hasil penelitian atau opini + 4500 kata, sedangkan untuk info serta resensi buku + 2000 kata. 5. Judul harus singkat, jelas

89Jurnal Pendidikan Penabur - No.13/Tahun ke-8/Desember 2009

Implikasi Manajemen Keuangan Sekolah

halokeSsisabreBhalokeSayaiBnaropaLhotnoC:2lebaT( )tropertsocdesab-loohcS

:kitsitatS

ratfadretgnayawsishalmuJ 057

kimedakanuhatmaladirahhalmuJ 071

awsislaisnetopirahhalmuJ 721

aynhuggnusesirahhalmuJ 511

a(nagnatadekesatnesreP ecnadnettr )trope

%5,09

:iskurtsnI-gnusgnaLayaiB

mumuurugijaG 000.005.711pR

susuhknakididnepurugijaG 000.000.84pR

)edia(utnabmepijaG 000.058.5pR

itnaggnepurugijaG 000.077.3pR

nadrajalebnapakgnelrePnaakatsuprep

000.025.8pR

,kiteltakusamret(nial-nialasaJ)isatlusnoknad,isatropsnart

000.057.23pR

iskurtsnI-gnusgnaLayaiBhalmuJ 000.093.612pR

:isartsinimdA-gnusgnaLayaiB

isartsinimdaijaG 000.005.21pR

isartsinimdanapakgnelreP 000.0551pR

natalarepnadisarepO 000.000.72pR

aynniaL 000.057pR

-gnusgnaLayaiBhalmuJisartsinimdA

000.008.14pR

isakolA-gnusgnaLkadiTayaiB:tasuProtnaKirad

halokesetimoK 000.053pR

isartsinimdA 000.033.4pR

nataheseknadawijisnarusA 000.025.31pR

natalarepnadisarepO 000.047pR

isaiserpednadaweS 000.053pR

kartnokasaJ 000.022pR

nanalajreP 000.58pR

-gnusgnaLkadiTayaiBhalmuJtasuProtnaKiradisakolA

000.595.91pR

nadgnusgnaLayaiBhalmuJgnusgnaLkadiT

000.587.772pR

gnayawsisayaibatar-ataRratfadret

004.073pR

Manajemen BiayaPendidikan BerbasisKualitas Pendidikan

Menurut Bastian (2007), ada 3sistem pengelolaan biayapendidikan berbasis kualitaspendidikan. Ketiga sistem tersebutmeliputi:1. Cost standard system

Sistem ini lebih dikenaldengan School Based CostAccounting System (SBCAS),yang didasarkan pada standarcosting unit (unit biayastandar), di mana setiapsekolah dapat menggunakan-nya untuk mengukur seluruhbiayanya. SBCAS dapatdigunakan sebagai dasaruntuk menghitung biaya perunit siswa. Untuk menghitungrata-rata biaya siswa padasetiap sekolah, SBCAS meng-umpulkan data biaya lang-sung (direct costs) dari School-Based Cost Report (SBCR).

2. Grade-based systemBerbeda dengan SBCAS,sistem ini menetapkan siswasebagai standard costing unit.Pendekatan ini lebih akuratkarena agar dapat melakukanevaluasi sistem akuntansibiaya, para pengelola sekolahdapat mencari perbedaanpenghitungan biaya yangdihasilkan dari kedua sistemtersebut. Dalam pendekatanini, perbedaan biaya per siswaakan dihasilkan denganprosedur akuntansi yangberbeda. Pada akhirnya,sistem ini akan meningkatkankemampuan kepala sekolahuntuk menganggarkan danmengendalikan biaya pendi-dikan.

3. Service-based systemPendekatan ini dihitungberdasarkan kepada tingkatjasa pendidikan yang diterima.Oleh karena itu, penghitunganbiaya pendidikan dipisahkan

Page 98: Diterbitkan oleh - Yayasan BPK PENABUR · 4. Panjang naskah hasil penelitian atau opini + 4500 kata, sedangkan untuk info serta resensi buku + 2000 kata. 5. Judul harus singkat, jelas

90 Jurnal Pendidikan Penabur - No.13/Tahun ke-8/Desember 2009

Implikasi Manajemen Keuangan Sekolah

natakgniTsisabreBhalokeSayaiBnaropaLhotnoC:3lebaT ( )tropertsocdesab-edarG

01takgniT 11takgniT 21takgniT latoT

-gnusgnaLayaiB:iskurtsnI

mumuurugijaG 000.000.74pR 000.521.14pR 000.573.92pR 000.005.711pR

nakididnepurugijaGsusuhk

000.000.42pR 000.004.41pR 000.006.9pR 000.000.84pR

)edia(utnabmepijaG 000.015.3pR 005.264.1pR 005.778pR 000.058.5pR

itnaggnepurugijaG 000.805.1pR 005.913.1pR 005.249pR 000.077.3pR

rajalebnapakgnelrePnaakatsuprepnad

000.804.3pR 000.289.2pR 000.031.2pR 000.025.8pR

nial-nialasaJ,kiteltakusamret(

nad,isatropsnart)isatlusnok

000.055.6pR 005.781.8pR 005.210.81pR 000.057.23pR

ayaiBhalmuJiskurtsnI-gnusgnaL

000.679.58pR 005.674.96pR 005.739.06pR 000.093.612pR

-gnusgnaLayaiB:isartsinimdA

isartsinimdaijaG 000.000.5pR 000.573.4pR 000.521.3pR 000.005.21pR

napakgnelrePisartsinimda

000.026pR 005.245pR 005.783pR 000.055.1pR

natalarepnadisarepO 000.057.6pR 000.008.01pR 000.054.9pR 000.000.72pR

aynniaL 000.003pR 005.262pR 005.781pR 000.057pR

ayaiBhalmuJ-gnusgnaL

isartsinimdA

000.076.21pR 000.089.51pR 000.051.31pR 000.008.14pR

kadiTayaiBisakolA-gnusgnaL:tasuProtnaKirad

halokesetimoK 000.041pR 003.221pR 007.78pR 000.053pR

isartsinimdA 000.237.1R 006.215.1pR 004.580.1pR 000.033.4pR

nadawijisnarusAnatahesek

000.804.5pR 000.327.4pR 000.983.3pR 000.025.31pR

natalarepnadisarepO 000.69pR 005.852pR 005.581pR 000.047pR

isaiserpednadaweS 000.041pR 003.221pR 007.78pR 000.053pR

kartnokasaJ 000.8pR 009.67pR 001.55pR 000.022pR

nanalajreP 000.4pR 007.92pR 003.12pR 000.58pR

kadiTayaiBhalmuJisakolA-gnusgnaL

tasuProtnaKirad

000.838.7pR 003.548.6pR 007.119.4pR 000.595.91pR

ayaiBhalmuJkadiTnadgnusgnaL

gnusgnaL

000.484.601pR 008.103.29pR 002.999.87pR 000.587.772pR

gnayawsishalmuJnakhutubid

003 262 881

awsisayaibatar-ataRratfadretgnay

000.553pR 003.253pR 002.024pR

Page 99: Diterbitkan oleh - Yayasan BPK PENABUR · 4. Panjang naskah hasil penelitian atau opini + 4500 kata, sedangkan untuk info serta resensi buku + 2000 kata. 5. Judul harus singkat, jelas

91Jurnal Pendidikan Penabur - No.13/Tahun ke-8/Desember 2009

Implikasi Manajemen Keuangan Sekolah

menurut jenis-jenis jasa yang tersedia disekolah, yaitu: jasa pendidikan umum,pendidikan khusus, serta atletik dankonsultasi.

Analisis Biaya-Manfaat(Cost-Benefit Analysis) Pendidikan

Hampir dapat dipastikan bahwa prosespendidikan tidak dapat berjalan dengan lancartanpa adanya dukungan biaya pendidikan yangmemadai. Implikasi terhadap pemberlakuankebijakan desentralisasi pendidikan membuatpara pengambil keputusan pendidikanseringkali mengalami kesulitan dalammendapatkan referensi tentang komponenpembiayaan pendidikan. Kebutuhan tersebutdirasakan semakin mendesak sejak dimulainyapelaksanaan otonomi daerah, termasuk otonomidalam bidang pendidikan. Apalagi masalahpembiayaan pendidikan tersebut sangatmenentukan kesuksesan program MBS, KBK,ataupun KTSP (kurikulum tingkat satuanpendidikan) yang saat ini diberlakukan.

Pembiayaan pendidikan merupakan suatumasalah pendidikan yang kompleks karena didalamnya terdapat saling keterkaitan padasetiap komponennya, yang memiliki rentangyang bersifat mikro (satuan pendidikan) hinggamakro (nasional), yang meliputi sumberpembiayaan pendidikan, sistem dan mekanismepengalokasian dana pendidikan, efektivitas danefisiensi dalam penggunaan dana pendidikan,akuntabilitas pendidikan yang diukur dariperubahan yang terjadi pada semua tataranpendidikan, serta berbagai permasalahan yangterkait dengan pembiayaan pendidikan.

Biaya pendidikan memegang peran yangpenting di dalam keberlangsungan hidup duniapendidikan. Keberhasilan sekolah dalammenyelenggarakan pendidikan yang berkualitasjuga tidak terlepas dari perencanaan anggaranpendidikan yang mantap serta pengalokasiandana pendidikan yang tepat sasaran dan efektif.

Istilah “biaya” (cost) dapat diartikan sebagaipengeluaran, sedangkan di dalam ilmu ekonomi,istilah “biaya” dapat berupa uang atau bentukmoneter lainnya (Hallak, 1985). Biayapendidikan merupakan salah satu komponeninstrumental (instrumental input) yang sangatpenting dalam penyelenggaraan pendidikan disekolah. Dalam hal ini, biaya pendidikanmemiliki cakupan yang lebih luas, yakni semua

jenis pengeluaran yang berkenaan denganpenyelenggaraan pendidikan, baik dalambentuk uang maupun barang dan tenaga(Supriadi, 2003).

Fattah (2002) mengklasifikasikan biayapendidikan menjadi dua jenis, yaitu biayalangsung (direct cost) dan biaya tidak langsung(indirect cost). Biaya langsung merupakan biaya-biaya yang dikeluarkan untuk keperluanpelaksanaan pengajaran dan kegiatan belajarsiswa (yang dikeluarkan oleh Pemerintah, orangtua, dan siswa), seperti: pembelian alat-alatpembelajaran, penyediaan sarana pembelajaran,transportasi, dan gaji guru. Biaya tidak langsungmerupakan keuntungan yang hilang (forgoneearning) dalam bentuk biaya peluang yang hilang(opportunity cost) yang dikorbankan oleh siswaselama belajar, misalnya uang jajan siswa danpembelian peralatan sekolah.

Analisis biaya-manfaat merupakan suatumetodologi yang banyak digunakan dalammelakukan analisis investasi pendidikan.Analisis biaya-manfaat dikaitkan dengananalisis keuntungan atas investasi pendidikandari segi pembentukan kemampuan, sikap, danketerampilan. Metode tersebut dapat membantupara pengambil keputusan pendidikan dalammenentukan pilihan di antara berbagai alternatifalokasi sumber dana pendidikan yang terbatastetapi memberikan keuntungan yang tinggi.Pengembangan investasi pendidikan perludilakukan untuk peningkatan kualitaspendidikan.

Di dalam konsep dasar pembiayaanpendidikan, ada dua hal penting yang perludikaji dan dianalisis, yaitu biaya pendidikansecara keseluruhan (total cost) dan biaya satuanper siswa (unit cost). Biaya satuan di tingkatsekolah merupakan agregat (jumlah) dari biayapendidikan di tingkat sekolah, baik yangbersumber dari Pemerintah, orang tua, danmasyarakat yang dikeluarkan untuk menye-lenggarakan pendidikan selama satu tahunpelajaran. Biaya satuan per siswa merupakansuatu ukuran yang menggambarkan seberapabesar uang yang dialokasikan oleh sekolahsecara efektif untuk kepentingan siswa dalammenempuh pendidikan.

Analisis mengenai biaya satuan dapatdilakukan dengan cara menggunakan sekolahsebagai unit analisis. Dengan menganalisisbiaya satuan, kita dapat mengetahui tingkatefisiensi penggunaan sumber dana di sekolah,keuntungan dari investasi pendidikan, serta

Page 100: Diterbitkan oleh - Yayasan BPK PENABUR · 4. Panjang naskah hasil penelitian atau opini + 4500 kata, sedangkan untuk info serta resensi buku + 2000 kata. 5. Judul harus singkat, jelas

92 Jurnal Pendidikan Penabur - No.13/Tahun ke-8/Desember 2009

Implikasi Manajemen Keuangan Sekolah

S(asaJsisabreBhalokeSayaiBnaropaLhotnoC:4lebaT )tropertsocdesab-ecivre

nakididnePmumU

-nakididnePsusuhK

kiteltA isatlusnoK latoT

-gnusgnaLayaiB:iskurtsnI

mumuurugijaG 000.032.111pR - 000.072.6pR - 000.005.711pR

nakididnepurugijaGsusuhk

- 000.000.84pR - - 000.000.84pR

)edia(utnabmepijaG 000.035.1pR 000.023.4pR - - 000.058.5pR

itnaggnepurugijaG 000.075.2pR 000.002.1pR - - 000.077.3pR

rajalebnapakgnelrePnaakatsuprepnad

000.020.6pR 000.005.2pR - - 000.025.8pR

nial-nialasaJ,kiteltakusamret(

nad,isatropsnart)isatlusnok

000.028.1pR 000.030.5pR 000.004.02pR 000.005.5pR 000.057.23pR

ayaiBhalmuJiskurtsnI-gnusgnaL

000.071.321pR 000.050.16pR 000.076.62pR 000.005.5pR 000.093.612pR

-gnusgnaLayaiB:isartsinimdA

isartsinimdaijaG 000.571.7pR 006.625.3pR 006.045.1pR 008.713pR 000.005.21pR

napakgnelrePisartsinimda

005.288pR 003.734pR 000.191pR 004.93pR 000.054.1pR

natalarepnadisarepO 005.863.51pR 005.716.7pR 007.723.3pR 003.686pR 000.000.72pR

aynniaL 009.624pR 006.112pR 004.29pR 001.91pR 000.057pR

-gnaLayaiBhalmuJisartsinimdA-gnus

007.297.32pR 000.397.11pR 007.151.5pR 006.260.1pR 000.008.14pR

kadiTayaiBisakolA-gnusgnaL:tasuProtnaKirad

halokesetimoK 002.991pR 007.89pR 001.34pR 009.8pR 000.053pR

isartsinimdA 008.464.2pR 006.122.1pR 007.335pR 001.011pR 000.033.4pR

nadawijisnarusAnatahesek

006.596.7pR 004.418.3pR 003.666.1pR 006.343pR 000.025.31pR

natalarepnadisarepO 002.124pR 008.802pR 002.19pR 008.81pR 000.047pR

isaiserpednadaweS 002.991pR 007.89pR 001.34pR 009.8pR 000.053pR

kartnokasaJ 002.521pR 001.26pR 001.72pR 006.5pR 000.022pR

nanalajreP 004.84pR 000.42pR 005.01pR 002.2pR 000.58pR

kadiTayaiBhalmuJisakolA-gnusgnaL

tasuProtnaKirad

006.351.11pR 003.825.5pR 000.514.2pR 001.894pR 000.595.91pR

ayaiBhalmuJkadiTnadgnusgnaL

gnusgnaL

003.611.851pR 003.173.87pR 007.632.43pR 007.060.7pR 000.595.91pR

gnayawsishalmuJnakhutubid

005.721 002.1 222.1 003

awsisayaibatar-ataRratfadretgnay

042.1pR 903.56pR 710.82pR 635.32pR

Page 101: Diterbitkan oleh - Yayasan BPK PENABUR · 4. Panjang naskah hasil penelitian atau opini + 4500 kata, sedangkan untuk info serta resensi buku + 2000 kata. 5. Judul harus singkat, jelas
Page 102: Diterbitkan oleh - Yayasan BPK PENABUR · 4. Panjang naskah hasil penelitian atau opini + 4500 kata, sedangkan untuk info serta resensi buku + 2000 kata. 5. Judul harus singkat, jelas

94 Jurnal Pendidikan Penabur - No.13/Tahun ke-8/Desember 2009

Implikasi Manajemen Keuangan Sekolah

kegiatan tersebut memerlukan dukungan biayapendidikan.

Dana pendidikan yang mencukupimemperlihatkan suatu kecenderungan bahwakegiatan sekolah akan berjalan lancar sehinggamendorong kinerja guru yang tinggi di dalammelaksanakan kegiatan pembelajaran, kegiatankurikulum (intrakurikulum, kokurikulum, danekstrakurikulum) yang berkualitas, sertapelayanan administrasi ketatausahaan yangefektif. Pada tataran teknis, kepala sekolah perlumengembangkan kemampuan untukmenganalisis biaya yang dibutuhkan untukaktivitas operasional sekolah yang berkorelasisignifikan terhadap kualitas pendidikan yangakan dicapainya. Secara politik, pagu anggaranpendidikan yang bersumber dari pemerintahharus tetap diperjuangkan oleh sekolah danmasyarakat. Jika pemerintah tidak menyediakandana operasional sekolah yang memadai, makasekolah akan sulit meningkatkan mutunya.

Berdasarkan hasil pengamatan Mintarsih(2004), kualitas lulusan ditentukan olehbesarnya dukungan biaya pendidikan yangmenunjang kegiatan belajar-mengajar, selainlokasi lingkungan sekolah, peran serta orang tua,serta dedikasi guru. Biaya pendidikan akanmemberikan dampak positif terhadap setiapprogram sekolah, antara lain: (1) peningkatankesejahteraan guru serta personil tata usahasekolah yang berimplikasi terhadap kegiatanbelajar-mengajar di sekolah; dan (2) karenadengan adanya dana pendidikan yangmencukupi, guru tidak perlu mencari tambahangaji di luar sekolah tempatnya bertugas serta gurudapat mencurahkan perhatiannya kepadasekolah tempatnya mengajar.

Kesimpulan dan Saran

Uang merupakan salah satu sumber dayapendidikan yang penting. Uang dipandangsebagai darah di dalam tubuh manusia, yangmati hidupnya ditentukan oleh sirkulasi darahdi dalam tubuh. Namun, ada juga yangberpendapat bahwa uang ibarat kuda danpendidikan ibarat gerobak. Gerobak tidak akanberjalan tanpa ditarik oleh kuda. Pendidikantidak akan berjalan dengan lancar tanpa adanyabiaya atau uang.

Pendidikan merupakan salah satu sektorpublik yang dapat melayani masyarakat dengankegiatan pengajaran, bimbingan, dan latihan

yang dibutuhkan oleh peserta didik. Manajemenkeuangan di dalam lembaga pendidikan(sekolah) berbeda dengan manajemen keuanganperusahaan yang berorientasi profit atau laba.Sekolah merupakan organisasi publik yangnirlaba atau non-profit. Oleh karena itu,manajemen keuangan sekolah memilikikeunikan sesuai dengan misi dan karakteristikpendidikan.

Pada dasarnya, setiap sekolah sudahmenyelenggarakan sistem pengelolaankeuangan yang baik, tetapi kadar substansipelaksanaannya beragam antara sekolah yangsatu dengan sekolah yang lainnya. Adanyakeragaman tersebut tergantung kepada besarkecilnya tipe sekolah, letak sekolah, dan predikatsekolah.

Oleh karena itu, penerapan sistemmanajemen keuangan yang baku di sekolahtidak dapat disangkal lagi. Permasalahan yangterjadi di sekolah terkait dengan manajemenkeuangan sekolah di antaranya: sumber danapendidikan yang terbatas; pembiayaan programpendidikan yang serampangan; serta tidakmendukung visi, misi, dan kebijakansebagaimana tertulis di dalam rencana strategissekolah. Di satu sisi, sekolah perlu dikeloladengan tata pamong yang baik (good corporategovernance) sehingga menjadikan sekolahtersebut bersih dari berbagai malfungsi danmalpraktik pendidikan.

Salah satu masalah utama dalampenyelenggaraan pendidikan di Indonesiaadalah rendahnya anggaran pendidikan.Rendahnya anggaran pendidikan dapatterindikasi dari kondisi sarana dan prasaranapendidikan yang belum memadai. MeskipunPemerintah telah memenuhi amanat konstitusiUndang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentangalokasi APBN maupun APBD sebesar 20% untuksektor pendidikan, tetapi dalam prakteknyasekolah swasta hanya mendapatkan porsianggaran yang jauh lebih kecil daripada sekolahnegeri. Selain itu, mekanisme penyaluran danaBOS bagi sekolah swasta dan sekolah negerisangat berbeda. Oleh karena itu, penulismenyarankan agar Pemerintah memberikanporsi anggaran yang seimbang antara sekolahnegeri dan sekolah swasta serta Pemerintahseharusnya tidak mendiskriminasikan sekolahswasta karena sekolah negeri dan sekolahswasta mempunyai peran yang sama, yaitumencerdaskan kehidupan bangsa. SeharusnyaPemerintah lebih memihak kepada sekolah

Page 103: Diterbitkan oleh - Yayasan BPK PENABUR · 4. Panjang naskah hasil penelitian atau opini + 4500 kata, sedangkan untuk info serta resensi buku + 2000 kata. 5. Judul harus singkat, jelas

95Jurnal Pendidikan Penabur - No.13/Tahun ke-8/Desember 2009

Implikasi Manajemen Keuangan Sekolah

swasta karena hidup matinya sekolah swastatergantung dari iuran siswa.

Dengan adanya permasalahan tersebut,maka penyelenggara pendidikan akan berusahakeras untuk meningkatkan kualitas pendidikandengan cara menganalisis biaya pendidikan.Salah satu metode yang dapat digunakan untukmenganalisis biaya pendidikan adalah analisisbiaya-manfaat (cost-benefit analysis), yaitu suatumetode analisis keuntungan atas investasipendidikan dari sudut pandang pembentukankemampuan, sikap, dan keterampilan sehinggadapat membantu para pengambil keputusanpendidikan dalam menentukan suatu pilihan diantara berbagai alternatif alokasi sumber danapendidikan yang terbatas tetapi memberikankeuntungan yang tinggi. Oleh karena itu, kepalasekolah seharusnya mampu melakukan analisisbiaya-manfaat agar dapat menyusun RAPBSserta dapat membuat kebijakan sekolah untukmencapai efektifitas dan efisiensi pengelolaandana pendidikan.

Sistem biaya pendidikan merupakan bagiandari manajemen keuangan sekolah sertamerupakan salah satu alat penentu terwujudnyakualitas pendidikan. Pendidikan yang mahalbukan secara otomatis menunjukkan kualitaspendidikan yang tinggi, karena tinggi rendahnyabiaya pendidikan ditentukan oleh manajemenkeuangan sekolah. Oleh karena itu, setiapsekolah seharusnya menerapkan manajemenkeuangan sekolah berbasis akuntansi yangsesuai dengan standar akuntansi dan keuanganyang berlaku secara umum serta sistemmanajemen keuangan sekolah berbasis kualitaspendidikan.

Hasil kajian di atas dapat bermanfaat bagiseluruh stakeholders pendidikan sebagai dasarpenerapan manajemen keuangan sekolahberbasis akuntansi yang sesuai dengan standarakuntansi dan keuangan yang berlaku secaraumum serta penerapan sistem manajemenkeuangan sekolah berbasis kualitas pendidikansehingga akan berdampak terhadap pening-katan kualitas pendidikan secara berkelanjutanserta penyelenggaraan tata pamong sekolahyang baik (good corporate governance).

Daftar Pustaka

Akdon. (2007). Strategic management foreducational management. Bandung: Alfabeta

Bafadal, Ibrahim. (2007). Dasar-dasar manajemendan supervisi taman kanak-kanak. Jakarta:Bumi Aksara

Bastian, Indra. (2007). Akuntansi pendidikan.Bandung: Erlangga

Cohn, Elchanan. (1979). The economic of education.Massachusetts: Ballinger PublishingCompany

Costa, Vincent P. (2000). Panduan pelatihan untukmengembangkan sekolah. Jakarta: Depdiknas

Departemen Keuangan. (2004). Undang-undangNomor 1 Tahun 2004 tentang PerbendaharaanNegara

Departemen Pendidikan Nasional. (2001).Keputusan Menteri Pendidikan NasionalRepublik Indonesia Nomor 056/U/2001tentang Pedoman Pembiayaan Penyelenggara-an Pendidikan di Sekolah

Departemen Pendidikan Nasional. (2002).Manajemen keuangan: materi pelatihanterpadu untuk kepala sekolah. Jakarta:Direktorat Pendidikan Lanjutan TingkatPertama, Direktorat Jenderal PendidikanDasar dan Menengah

Departemen Pendidikan Nasional. (2003).Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003tentang Sistem Pendidikan Nasional

Departemen Pendidikan Nasional. (2005).Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005tentang Standar Nasional Pendidikan

Departemen Pendidikan Nasional. (2007).Manajemen keuangan sekolah: Materipendidikan dan pelatihan. Jakarta: DirektoratTenaga Kependidikan, Direktorat JenderalPeningkatan Mutu Pendidik dan TenagaKependidikan

Departemen Pendidikan Nasional. (2008).Peraturan Pemerintah Nomor 48 Tahun 2008tentang Pendanaan Pendidikan

Dinas Pendidikan Kota Semarang. Pembiayaanpendidikan dari BOS dan pendamping BOS(BPP/BPPP). Diakses pada tanggal 22Oktober 2009, dari http://www.disdik-kotasmg.org/index .php?opt ion=com_content&view=article&id=246:pembiayaan-pendidikan-dari-bos-dan-pendamping-bos-bppbppp.

Fattah, Nanang. (2002). Ekonomi dan pembiayaanpendidikan. Bandung: Rosda Karya

Hallak, J. (1985). Analisis biaya dan pengeluaranuntuk pendidikan. Paris: InternationalInstitute For Education Planning,UNESCO

Page 104: Diterbitkan oleh - Yayasan BPK PENABUR · 4. Panjang naskah hasil penelitian atau opini + 4500 kata, sedangkan untuk info serta resensi buku + 2000 kata. 5. Judul harus singkat, jelas

96 Jurnal Pendidikan Penabur - No.13/Tahun ke-8/Desember 2009

Implikasi Manajemen Keuangan Sekolah

Hunt, Herold C. (1963). Educational administrationand finance in becoming an educator. Boston:Houghton Mifflin Company

Husnan, Suad. (1992). Manajemen keuangan: teoridan penerapan. Yogyakarta: BPFE

James, Chris and Peter Phillips. (1995). Thepractice of educational marketing in schools.Educational Management Administrationand Leadership, Vol. 23, No. 2, pp. 75-88

Johns, Roe L. and Edgar L. Morphet. (1975). Theeconomic and financing of education: a systemapproach. New Jersey: Prentice Hall, Inc.

Maisyaroh dkk. (2004). Perspektif manajemenpendidikan berbasis sekolah. Malang:Universitas Negeri Malang

Mintarsih, Danumihardja. (2004). Manajemenkeuangan sekolah. Jakarta: Uhamka Press

Psacharopaulos, G. (1987). Economics of educationresearch and studies. New York: PergamonPress.

Republika. (2009). Alokasi 20 persen danapendidikan belum berimbang. 22 Juni 2009.

Ritonga, Razali. (2007). Efek penurunan danapendidikan. Republika, 4 September 2007

Rivai, V. (2005). Performance appraisal: Sistem yangtepat untuk menilai kinerja karyawan danmeningkatkan daya saing perusahaan.Jakarta: Raja Grafindo Persada

Sagala, Syaiful. (2007). Manajemen strategik dalampeningkatan mutu pendidikan. Bandung:Alfabeta

Sagala, Syaiful. (2008). Administrasi pendidikankontemporer. Bandung: Alfabeta

Sinungan, Muchadarsyah. (1993). Dasar-dasarmanajemen kredit. Jakarta: Bumi Aksara

Sufyarma. (2003). Manajemen pendidikan: Kapitaselekta. Bandung: Alfabeta

Supriadi, Dedi. (2003). Satuan biaya pendidikandasar dan menengah. Bandung: RosdaKarya

Surjadi. (1982). Sekolah dan pembangunan.Bandung: Alumni

Suryosubroto, B. (1988). Dimensi-dimensiadministrasi pendidikan di sekolah .Yogyakarta: Bina Aksara

Thomas, Jones H. (1985). Introduction to schoolfinance: Technique and social policy. NewYork: MacMillan Publishing Company

Tim Dosen Administrasi Pendidikan –Universitas Pendidikan Indonesia. (2009).Manajemen pendidikan. Bandung: Alfabeta

Widjanarko, M dan P.A. Sahertian. (1997).Manajemen keuangan sekolah: Bahanpelatihan manajemen pendidikan bagi kepalaSMU se-Indonesia

Page 105: Diterbitkan oleh - Yayasan BPK PENABUR · 4. Panjang naskah hasil penelitian atau opini + 4500 kata, sedangkan untuk info serta resensi buku + 2000 kata. 5. Judul harus singkat, jelas

97Jurnal Pendidikan Penabur - No.13/Tahun ke-8/Desember 2009

Isu Mutakhir: Sekolah Dirancang Menghasilkan Siswa yang Gagal

*) Mantan Pengawas BPK PENABUR Tasikmalaya

uatu penelitian yangdilakukan duamahasiswa ITB, Eko

Purwono dan Hanson E.Kusuma tentang kecuranganakademis siswa sewaktusekolah, dengan melibatkan8.182 responden mahasiswaITB Program Strata I, yangterdaftar pada semester Itahun pelajaran 2009/2010,angkatan 2003 s/d 2009 darisemua program studi ITB,hasilnya : 58% mengakupernah melakukankecurangan saat belajar di SD,78% pernah curang saat diSMP, 80% pernah curang saatdi SMA dan 37% ketika kuliahdi ITB. Mereka juga mengakubahwa teman-teman merekamelakukan hal yang sama(melakukan kecurangan) : diSD (85%), di SMP (92%), diSMA (91%) dan di ITB (56%).Berdasarkan data diatas,diakui atau tidak,kecenderungan untuk berbuatcurang lebih banyak terjadipada jenjang pendidikandasar dan menengah (sumber :Harian Pikiran Rakyat, Kamis 3Desember 2009, hal. 29).Apabila hasil penelitian diatas benar, maka adapemahaman yang salah daripeserta didik/siswa bahwa

Thomas Wibowo Agung*)

Sekolah Dirancang Menghasilkan Siswa yang Gagal

S

Isu Mutakhir

“jika tidak melakukankecurangan maka dia akangagal”. Apa yang salahdengan sistem pendidikan diIndonesia?

Pada saat terakhir ini kitajuga membaca tentangkontroversi pelaksanaanUjian Nasional (UN) karenadijadikan satu-satunyastandar kelulusan siswa.Keputusan MA No. 2596/K/Pdt/2008 tertanggal 14September 2009, Pemerintahdalam hal ini DepartemenPendidikan Nasional, dimintauntuk tidakmenyelenggarakan UNsebelum memperbaiki sistempendidikan nasional. Dalamisi putusan ini, para tergugatyakni Presiden, Wapres,Mendiknas, dan Ketua BadanStandar Nasional Pendidikan(BSNP) dinilai lalai memenuhikebutuhan hak asasi manusia(HAM) di bidang pendidikan.Pemerintah juga lalaimeningkatkan kualitas guru.Padahal pelaksanaan UNmerupakan amanat PeraturanPemerintah No. 19 tahun 2005tentang Standar NasionalPendidikan pada pasal 63dinyatakan: penilaianpendidikan pada jenjangpendidikan dasar dan

menengah terdiri atas :penilaian hasil belajar olehpendidik (guru), kemudianoleh satuan pendidikan(sekolah), dan yang ketigaoleh pemerintah melalui UNsecara obyektif, berkeadilandan akuntabel.

Selanjutnya berdasarkanPermendiknas No. 75 Tahun2009 Psl. 5 “Ujian NasionalTahun Pelajaran 2009/2010dilaksanakan dua kali yaituUN utama dan UN ulangan”.Mengapa Pemerintah yakinkalau “pasti” ada siswa yangtidak lulus (gagal) pada UNutama sehingga perludiadakan UN ulangan?Dengan adanya dua kali UN,maka UN utama SMA/MA,SMALB dan SMK akandilaksanakan pada mingguketiga Maret 2010, dan UNutama SMP/MTs, dan SMPLBdilaksanakan minggu ke 4Maret 2010. Sedangkan UNulangan SMA/MA, SMALBdan SMK dilaksanakanminggu ke dua Mei 2010 danUN ulangan SMP/MTs, danSMPLB dilaksanakan mingguketiga Mei 2010. Siapkahsekolah mempersiapkanpeserta didik yang akanmenghadapi UN secaramaksimal?

Page 106: Diterbitkan oleh - Yayasan BPK PENABUR · 4. Panjang naskah hasil penelitian atau opini + 4500 kata, sedangkan untuk info serta resensi buku + 2000 kata. 5. Judul harus singkat, jelas

98 Jurnal Pendidikan Penabur - No.13/Tahun ke-8/Desember 2009

Isu Mutakhir: Sekolah Dirancang Menghasilkan Siswa yang Gagal

Penulis sengaja membukatulisan ini dengan statementyang menggugat. Mengapa?,menjelang akhir semester/akhir tahun pelajaran,seringkali banyak orangtua/guru yang menjadi streskarena anak-anaknya akanmenghadapi Ulangan Umum/Ujian Nasional. Sebaliknyapasti ada juga pembaca yangtidak setuju dengan statementdi atas. Tetapi apa yangterjadi dengan kondisipendidikan di Indonesia. Pendidikan kita lebihberorientasi pada nilaibahkan nilai mata pelajarantertentu seperti: BahasaIndonesia, Bahasa Inggris,Matematika, IPA (UN SMP);Bahasa Indonesia, BahasaInggris, Matematika, Fisika,Kimia, Biologi (UN SMA IPA);Bahasa Indonesia, BahasaInggris, Matematika, Ekonomi,Sosiologi, Geografi (UN SMAIPS), ketimbang pada inputdan proses. Mengapa nilaiUN harus dijadikaninstrumen pengukurankeberhasilan belajar siswa?Semakin sekolah menekankanpada nilai, semakin besarkemungkinan siswa untukmenyontek atau berbuatkecurangan, walaupun siswamenyadari bahwa menyontekitu salah. Siswa yangdiarahkan atau berorientasipada hasil/nilai dalammelakukan sesuatu, makasiswa tidak akanmelakukannya dengan baik.

Dampak lain daripembelajaran berorientasinilai adalah terjadinyapersaingan yang tidak sehatdi dalam kelas dan siswakurang dapat berkolaborasi,yang pada akhirnyamenghambat perkembangankecerdasan sosial siswa.Menurut Robert E. Slavin

(2009) dalam bukunya“Cooperative Learning”, bahwabentuk-bentuk persaingan didalam kelas jarang sekalibersifat efektif dan sehat.Pembelajaran berorientasinilai bukanlah segala-galanya, jauh lebih pentingadalah menciptakan prosespembelajaran yangmenyenangkan danbermakna. Pendidikan adalahusaha sadar dan terencanauntuk mewujudkan suasanabelajar dan prosespembelajaran agar pesertadidik secara aktifmengembangkan potensidirinya untuk memilikikekuatan spiritualkeagamaan, pengendaliandiri, kepribadian, kecerdasan,akhlak mulia, sertaketerampilan yang diperlukandirinya, masyarakat, bangsadan negara.

Beberapa ahli pendidikanseperti Paulo Freire (1991) ,Ivan Illich (2000), J. Drost(1999), Everett Reimer (1971),John Holt (1977), Alfie Kohn(1999), Neil Postman (1992),dan William Glasser (1990),telah lama mengkritisipelaksanaan prosespendidikan di sekolah. Prosespendidikan atau mungkinlebih tepatnya prosespembelajaran di sekolahselama ini sangat jauh daripraktik pembelajaran yangmanusiawi, yang sesuaidengan cara belajar alamiahkita. Bukankah selama ini,sistem pendidikan kita danguru-guru di beberapasekolah dalam melakukanevaluasi masih “senang”mengagungkan penggunaankurva distribusi normal ataukurva lonceng (Bell Curve).Kurva distribusi normal inimengharuskan ada 10% anakyang prestasinya rendah, 80%

rata-rata dan 10% yangberprestasi cemerlang.

Ketika penulis berkesem-patan bertanya pada beberapaguru; “Bapak/Ibu, jika andamempunyai 40 murid dalamsatu kelas, dan saat ujiansemua mendapat nilai 100,anda sukses atau gagal?”Dengan spontan merekamenjawab, “Gagal”. “Lho ...kok gagal”, tanya saya? “YaPak, kalau semua dapat nilai100 maka pasti soalnya terlalumudah, atau gurunya yangtidak bisa membuat soal, atausaat ujian anak-anaknyakerjasama atau nyontek”.Penulis mengejar denganpertanyaan lain, “Sekarangkalau Bapak/Ibu dimintamengajar 40 orang anakmemasak nasi goreng spesial,kalau semua anak belum bisamemasak nasi goreng sepertiyang anda inginkan, apa yangakan anda lakukan?” Ya, kitaakan mengulangi lagi sampaisemua anak-anak bisa”, jawabmereka. “Sekarang, kalausemuanya berhasil memasaknasi goreng yang sangat enak,anda berhasil atau gagal?”,tanya saya lagi. “Wah, kalausemuanya bisa, ini berarti kitasangat berhasil, Pak”, jawabmereka.

“Kalau begitu apabedanya antara mengajaranak memasak nasi gorengdengan mengajar anak suatupelajaran, misalnya BahasaIndonesia, Matematika, IPA,IPS atau Bahasa Inggris?”.Kali ini guru diam dan tidakberkomentar tetapi ada jugayang bergumam, “Bedanya diproses!”. Ya, apabila prosespembelajaran telah dilakukandengan baik, benar dandilakukan berulang-ulang,maka hasilnya akan sama,sehingga kalau semua siswa

Page 107: Diterbitkan oleh - Yayasan BPK PENABUR · 4. Panjang naskah hasil penelitian atau opini + 4500 kata, sedangkan untuk info serta resensi buku + 2000 kata. 5. Judul harus singkat, jelas

99Jurnal Pendidikan Penabur - No.13/Tahun ke-8/Desember 2009

Isu Mutakhir: Sekolah Dirancang Menghasilkan Siswa yang Gagal

memperoleh nilai ujian 100,berarti guru sukses/berhasil.

Peran guru dan sekolahbagi anak didik bersifat unik.Unik karena guru tidak bisamenggeneralisasi kebutuhananak didik dalam cara,bentuk, dan ukuran yangsama. Menurut Stoll (1996),idealnya sebuah sekolahmampu memberikanpelayanan optimal kepadaanak didiknya. Ia jugadiharapkan dapat menjaminbahwa setiap peserta didikmencapai standar optimalyang bisa mereka raih.Sekolah bertanggung jawabagar seluruh aspek dalam diripeserta didik, baik yangbersifat akademik dan nonakademik, dapat berkembangsecara penuh, dan itu hanyamungkin terjadi jika sekolahsecara terus menerusmenciptakan lingkunganbelajar yang kondusif bagisetiap anak didiknya.

Tantangan pengajarandan pembelajaran saat initelah berubah. PerkembanganTeknologi Informasi,perubahan strukturmasyarakat, dan majupesatnya pengetahuan, sertamunculnya beberapa teoripembelajaran, telahmengubah esensi dari tugaspokok seorang guru. Gurubukan lagi “aktor” di kelas,dengan kekuasaannya danpengetahuannya, yangmengatur apapun yang terjadidi kelas. Sekarang justrusiswa yang menjadi pusatpembelajaran. Peran gurulebih menjadi fasilitator bukanorator, yang hanya bisamemerintah anak didiknyamelakukan ini dan itu. Ia jugalebih menjadi motivator bukaneksekutor.

Setiap anak memilikiberagam kekhasan dan

keunikan. Dalam belajar, iamenggunakan dari yangvisual, audio, sampaikinestetik. Howard Gardnerjuga mengingatkan adanyamulti kecerdasan (multipleintelligences) pada setiap anakmulai dari kecerdasanlinguistik/verbal/bahasa,logika/matematika, spasial/visual, kinestetik/tubuh,musikal/ritmik, inter-personal, intrapersonal, natu-ralis, dan eksistensial. Semuaitu tentu saja menuntutsebuah peran baru, unik tetapijuga tidak gampang dariseorang guru. Guru dituntutterampil dan kreatif dalampendekatan mengajar, mampumemahami dan memfasilitasikeberbedaan pada diri setiapanak didik.

Seorang guru, denganperan yang berbedadibanding masa lampau,perlu menyiapkan diri, belajarterus-menerus, danmengembangkan dirimengikuti perubahanteknologi informasi. Guruadalah seorang pembelajar,yang memiliki karakteristikbelajar yang berbeda dengananak. Ia adalah pembelajaryang dewasa (adult learner)yang mandiri dan mampumemanfaatkan ataumengaitkan denganpengetahuan ataupemahaman yang merekamiliki sebelumnya.

Tujuan guru/orangtuamengajar anak adalah agaranak bisa menguasai apayang diajarkan, tidak peduliapa cara yang digunakan.Yang penting ujung-ujungnyaanak bisa menguasai denganbaik apa yang diajarkan.Kalau cara mengajar yangdigunakan di sekolah, kitaterapkan untuk mengajaranak kita, yang masih kecil,

belajar bicara atau berjalan,maka pasti kita akan stress,karena ternyata dengan sistempenilaian yang digunakan disekolah, anak-anak kita akanmasuk kategori anak yangidiot. Mengapa masukkategori idiot? Karena anak-anak kita gagal terus. Nilaimereka selalu do, re, mi alias1, 2 atau 3.

Dalam hampir setiapkasus yang pernah penulistemukan, bila ada timbulmasalah belajar biasanya kitahanya melihat pada sisianak/siswa. Jarang sekali kitamelihat dan mencari tahuperan yang dimainkan olehguru/sekolah dan atau sistempendidikan kita hinggamasalah muncul. Siswa yangdianggap bermasalahbiasanya akan “diterapi”melalui guru BimbinganKonseling (BK) dan kalaumasih tidak bisa menjadi anakyang baik, siswa ini akandiskors atau dikeluarkan. Disini terlihat bahwasebenarnya siswa tidak dropout tetapi pushed out.

Lalu, apa sih sebenarnyaujian itu? Untuk kondisi saatini, ujian adalah suatu carauntuk mengetahui kecepatanmengingat kembali (recall),suatu informasi yang telahdihafal sebelumnya (register),dan menggunakan (apply)informasi yang telah diingatkembali untuk menjawab soalujian, bukan menjawabpersoalan hidup. Singkatnya,ujian saat ini hanyalahmenguji kemampuanmenghafal. Celakanya,sekolah tidak pernahmengajarkan anak didikteknik, cara, metode, ataustrategi menghafal yang baikdan benar, yang sesuaidengan cara kerja otak dan

Page 108: Diterbitkan oleh - Yayasan BPK PENABUR · 4. Panjang naskah hasil penelitian atau opini + 4500 kata, sedangkan untuk info serta resensi buku + 2000 kata. 5. Judul harus singkat, jelas

100 Jurnal Pendidikan Penabur - No.13/Tahun ke-8/Desember 2009

Isu Mutakhir: Sekolah Dirancang Menghasilkan Siswa yang Gagal

pikiran dalam menyerapinformasi.

Sistem ujian kitamenggunakan sistem closedbook atau buku tertutup.Praktek ini didasari olehasumsi bahwa kemampuanmengingat suatu pengetahuanjauh lebih berharga dari padakemampuan untuk mencarisumber pengetahuan. Ujianclosed book ditambah lagisiswa tidak boleh bekerjasama akhirnya sangatmembebani anak didik.Tolong jangan salah mengerti.Saya juga sangat tidak setujubila siswa nyontek. Tetapimengapa kita tidakmemberikan latihan ujiandengan frekuensi lebih danmengajarkan cara belajar“kolaborasi”? Hal ini sangatkontradiktif dengan tujuanujian itu sendiri. Sistem closed-book mempunyai beberapakeburukan lainnya. Caramenguji seperti inimemberikan beban ekstra bagisiswa. Siswa yang sangatpintar/cerdas dalam halaplikasi akan mendapat nilaijelek bila ia lupa rumus ataudefinisi. Bila kita mengacupada hirarki kognisiseseorang, sesuai dengantaksonomi Bloom, maka caraujian seperti ini hanyamengajarkan anak untukberfikir pada level yangrendah, level mengingat danmenghafal saja. Kita tidakmengajar siswa berfikir padalevel yang lebih tinggi yaituanalisa, sintesa, evaluasi dankreativitas.

Menurut TaxonomiBloom, Lower Order Thinking(LOT) skill adalah kecakapanuntuk mengingat danmenghafal. LOT skill tidakmembutuhkan pemikiranyang dalam dan luas. Padaakhirnya hanyalah

menghasilkan manusia-manusia yang bekerja sebagaioperator atau staf saja.Sedangkan kecakapanberpikir seperti klasifikasi,membuat analisa,menciptakan ide, membuatkeputusan, memecahkanmasalah dan membuatperencanaan membutuhkanpemikiran yang lebih luas danlebih dalam. Inilah yangdisebut Higher Order Thinking(HOT) skills, yang nantinyaakan menghasilkan manusiayang tangguh dan handalsebagai pimpinan perusahaan(owner/top manager) ataupemimpin bangsa di masamendatang. Melatihkreativitas adalah salah satucara mendidik manusia untukkembali menjadi ciptaanseperti yang Tuhan ciptakanpertama kali. Imagination ismore important than knowledge(Albert Einstein).

Jadi, bila kita berbicaramengenai sistem pengujian,kebanyakan yang siswalakukan adalah suatu perma-inan yang tidak bermutu.Siswa hanya belajarmengingat, menghafal danmembeo. Siswa tidakdibenarkan untuk berfikirkreatif dan inovatif. Agarlulus dan selamat, siswaharus menjawab seperti yangdiajarkan oleh guru dan harussesuai dengan kunci jawabanyang dimiliki guru. Parapendidik saat ini telahmerendahkan martabat dankemampuan berfikir makhlukciptaan Tuhan. Otak kitadengan sekitar 10-15 milyarsel saraf, yang memilikikemampuan sangat luarbiasa, dirancang untukberfikir kreatif dan dapatmenyimpan informasi lebihdari seluruh perpustakaan didunia, namun sistem

pendidikan kita telahmereduksi fungsi otak“hanya” sebagai mesin foto-copy.

Perlu juga kita ketahuibahwa setiap kegagalan yangdialami oleh anak di sekolahakan mengakibatkan konsepdiri yang buruk. Padahal,konsep diri merupakanfondasi/dasar untuk keberha-silan di bidang apa sajadalam hidup. Daripengalaman di sekolah,penulis mengamati bahwakonsep diri yang buruk, selaluberhubungan denganberbagai kegagalan yang telahatau pernah dialami anak saatsekolah. Dan satu hal pentingadalah bahwa untuk bisamemperbaiki konsep diri yangsudah terlanjur negatif atauburuk kita perlu mencari danmengingat kembali berbagaikeberhasilan yang pernah kitacapai (kisah sukses).

Menurut William Glasser(1990), “tidak peduli berapabanyak kegagalan yangpernah dilakukan olehseseorang di masa lalu, tidakmasalah apa latar belakangbudaya, warna kulit, latarbelakang sosial ekonomi, atauapapun itu, ia tidak akan bisaberhasil sampai dia melaluisuatu kesempatan, mulaimencapai keberhasilan dalamsalah satu aspek kehidupanmereka”. Sebaliknya penulisyakin jika seorang anak, tidakpeduli apapun latarbelakangnya, apabila dapatberhasil di sekolah, maka iamempunyai kemungkinanbesar untuk berhasil dalamhidupnya. Jika anak merasa-kan kegagalan dalam prosespendidikannya, baik itu padatingkat PAUD, SD, SMP, danSMA, atau di PerguruanTinggi/Universitas, makakesempatannya untuk

Page 109: Diterbitkan oleh - Yayasan BPK PENABUR · 4. Panjang naskah hasil penelitian atau opini + 4500 kata, sedangkan untuk info serta resensi buku + 2000 kata. 5. Judul harus singkat, jelas

101Jurnal Pendidikan Penabur - No.13/Tahun ke-8/Desember 2009

Isu Mutakhir: Sekolah Dirancang Menghasilkan Siswa yang Gagal

berhasil dalam hidup akanmenurun drastis. Kalau kitahubungkan dengan prosespemrograman pikiran, makasemuanya akan tampaksangat gamblang. Anak yangtelah terlanjur diprogramuntuk percaya bahwa iaadalah seorang pecundang,bodoh, nakal, tolol, tidak bisaapa-apa, dan selalu gagal,pasti akan menjadi sepertiyang ia yakini.

Sudah saatnya kitamengubah sistem pendidikankita menjadi suatu sistemyang benar-benar mampumemberdayakan anak didikkita. Merupakan tanggungjawab kita bersama untuk bisamembantu mengembangkansemua potensi yang dimilikioleh anak-anak kita, melaluiproses pendidikan yangmemanusiakan anakmanusia. Lalu bagaimanacara kita untuk bisamembantu anak berkembang?Ada dua hal dasar, menurutGlasser, yang perludiperhatikan berkenaandengan kebutuhan anak.Yang pertama, kebutuhanakan cinta dan mencintai.Yang ke dua adalahkebutuhan akan rasa diriberharga. Kebutuhan akancinta dan mencintai inimerupakan hal yang palingmendasar yang perlu didapatoleh anak, dan berlakusebagai fondasi untukmencapai sukses. Jikaseseorang mampumemberikan dan menerimacinta, dan mampu melakukan-nya secara konsisten dalamhidupnya, maka sampai padatingkat tertentu ia bisadikatakan berhasil.

Sering kali kita berfikirbahwa pemenuhankebutuhan cinta danmencintai ini hanya bisa

dilakukan di rumah saja.Ternyata keyakinan ini salah.Banyak masalah yang timbuldi sekolah, baik itu dalambentuk siswa yang tidakkooperatif, tidak ada motivasibelajar, masalah disiplin,siswa yang nakal, danmasalah lainnya, semuaberawal dari tidakterpenuhinya kebutuhanmendasar seorang siswa/anak yaitu cinta danmencintai. Anakmembutuhkan cinta tidakhanya dari rumah, tetapi jugadi sekolah, baik itu darigurunya maupun dari kawan-kawannya. Sekolah seringkalilebih banyak memperhatikankebutuhan dasar yang keduayaitu rasa diri berharga.Bagaimana sekolah bisamemenuhi kebutuhan rasadiri berharga? Untuk bisamenca-pai rasa diri berhargadibutuhkan pengetahuan dankemampuan untuk berfikir.Jika seorang anak masuksekolah dan gagal dalamupaya memperolehpengetahuan, belajar caramenghafal, belajar berfikiryang benar, berfikir leveltinggi, belajar memecah-kanmasalah, maka kegagalan iniakan terus terbawa hinggaanak menjadi manusiadewasa. Orangtua, guru,lingkungan, dan masyarakattampaknya tidak akanmampu memperbaikikegagalan ini.

Dalam proses mengem-bangkan rasa diri berharga,apabila anak memiliki pengetahuan, mampu berfikirkreatif, benar dan mampumemecahkan masalah yangdia hadapi maka dia akanmempunyai rasa percaya diriyang kuat untuk belajarmemberi dan menerima cinta.Setidaknya anak mempunyai

peluang yang lebih besaruntuk mendapatkan cinta,saat ia merasa dirinyaberharga, sehingga ia dapatbertahan dalam menghadapipenolakkan. Melalui cinta,seorang anak akanmengembangkan motivasiuntuk berhasil dan merasadiri berharga. Jika anak tidakbelajar untuk bisamemberikan cinta maka anakakan menjadi anak yangsering merasa gagal. Hal initerlihat pada anak yangterlalu dimanja dan terlaludilindungi.

Cinta dan rasa diriberharga ini merupakan satukesatuan yang sering kitahubungkan dengan identitaspribadi. Cinta dan rasa diriberharga dapat dipandangsebagai dua jalan untukmencapai identitas pribadiyang berhasil. Bagikebanyakan anak hanya adadua tempat di mana merekabisa mendapatkan identitasdiri sebagai pribadi yangsukses yaitu di rumah dan disekolah. Dalam kontekssekolah, cinta dapatdiwujudkan dalam bentuktanggung jawab sosial. Bilaanak tidak belajar untukbertanggung jawab terhadapsesama, peduli dengansesama, dan membantusesama, maka rasa cinta akanmenjadi konsep yang lemahdan terbatas.

Peran pimpinan sekolahdan guru diharapkan dapatmenciptakan lingkungan dansuasana belajar yang kondusifsehingga peserta didik dapatberhasil 100%. Sudah saatnyaguru/sekolah kembali diberikepercayaan dan kebebasandalam proses evaluasi/ujianserta dalam proses kelulusansiswa. Masyarakatlah yangnantinya akan menilai

Page 110: Diterbitkan oleh - Yayasan BPK PENABUR · 4. Panjang naskah hasil penelitian atau opini + 4500 kata, sedangkan untuk info serta resensi buku + 2000 kata. 5. Judul harus singkat, jelas

102 Jurnal Pendidikan Penabur - No.13/Tahun ke-8/Desember 2009

Isu Mutakhir: Sekolah Dirancang Menghasilkan Siswa yang Gagal

kualitas sekolah. Dengandemikian sekolah akanmemiliki daya komparatifpositif dalam meningkatkankualitas pendidikan. Siapayang dapat membantu pesertadidik berhasil dengansegudang “kemampuan”?Masyarakat akan menaruhharapan itu pada institusisekolah, dalam hal ini guruadalah sosok yangmempunyai peran besar.Guru-guru yang profesionalapalagi dengan predikat telahmemiliki sertifikat pendidikpasti akan sanggup menjawabharapan orangtua/masyarakat. Selamat berkaryadi bidang pendidikan.

Daftar Pustaka

Drost, J. Keterampilan perludibuka kembali, Kompas27 April 1999

Freire, Paulo. Pendidikan kaumtertindas (Pedagogy ofopressed), cet III. Jakarta:LP3ES 1991

Freire, Paulo. (2001).Pendidikan yangmembebaskan, pendidikanyang memanusiakandalam Menggugatpendidikan. Yogyakarta:Pustaka Pelajar

Glasser, William (1990). Thequality school. NewYork: Harper & Row.

Holt, John (1977). Growingwithout school . Illich,http://www.context.org/ICLIB/IC06/Holt.htm

Ivan . (2000). Deschoolingsociety (dihapuskansegala bentuk lembagasekolah)

Page 111: Diterbitkan oleh - Yayasan BPK PENABUR · 4. Panjang naskah hasil penelitian atau opini + 4500 kata, sedangkan untuk info serta resensi buku + 2000 kata. 5. Judul harus singkat, jelas

103Jurnal Pendidikan Penabur - No.13/Tahun ke-8/Desember 2009

Resensi buku : Resensi buku : Human Resource Managament in Education

Judul Buku:Human Resource Managament in Education

(Manajemen Sumber Daya Manusia dalam Pendidikan)Pengarang:

James J Jones & Donald L Walters Penerbit:

Q-MediaCetakan:

Pertama, Desember 2008Tebal:

468 halamanOleh: Henry Sumurung*)

*) Wakil Kepala Sekolah Nasional Plus BPK PENABUR Bogor

Resensi buku

unia pendidikan telah berkembangpesat hingga melahirkan pula suatuilmu pengelolaan/manajemenpendididan yang juga merujuk kepada

prinsip dan teori manajemen modern. Ditambahpula dengan keunikan dunia pendidikan yangmemiliki karakteristik berbeda dengan duniausaha lainnya telah menjadikan suatupendekatan pengelolaansumber daya yang khususyaitu manajemen pendi-dikan. Dari berbagai aspekmanajemen lembaga pendi-dikan (sekolah) di antara-nya aspek keuangan,sarana prasarana dankurikulum, personalia atausumber daya manusiapendidikan menjadi kuncipenting dalam efektifitasmisi pendidikan.

Pendidik (guru) seba-gai sumber daya manusiayang utama bagi sekolahmemiliki peran strategisyang semakin menekankanpada kompetensi danprofesionalisme. Gurumenjadi tulang punggung utama yang harusdapat diandalkan agar proses kegiatan pendidi-kan (belajar mengajar) dapat berlangsung secaraefektif. Bahkan tidak saja dalam skala mikro disekolah, juga dalam skala makro di suatu

negara/ bangsa. Dalam sejarah Jepang, sebagaisalah satu bangsa yang unggul di dunia, ketikamengalami kekalahan Perang Dunia II, Kaisarmengintruksikan untuk mendata jumlah gurudi negaranya. Suatu langkah awal yang strategisuntuk kembali bangkit. Di sini dapat dilihatbetapa penting dan strategisnya profesipendidik.

Buku ini merupakankarya terjemahan dari duaorang profesor ilmupendidikan dari TempleUniversity yaitu Dr JamesJ Jones dan Dr Donald LWalters yang banyakmengangkat kondisi duniapendidikan di Amerika.Namun demikian, masihsangat relevan diaplikasi-kan dalam dunia pendidi-kan nasional. Penulisbuku ini melihat perlunyasuatu pendekatan yangkhusus terkait berkem-bangnya sistem pengelola-an lembaga pendidikan.Secara khusus dalammengelola sumber daya

manusia, utamanya tenaga pendidik, yangmenjadi bagian terpenting dalam operasio-nalisasi sekolah. Penulis ingin membantupembaca untuk dapat memahami: (1) bentukpenelitian dan praktek yang harus dilakukan

D

Page 112: Diterbitkan oleh - Yayasan BPK PENABUR · 4. Panjang naskah hasil penelitian atau opini + 4500 kata, sedangkan untuk info serta resensi buku + 2000 kata. 5. Judul harus singkat, jelas

104 Jurnal Pendidikan Penabur - No.13/Tahun ke-8/Desember 2009

Resensi buku : Human Resource Managament in Education

oleh staf manajemen di suatu lembagapendidikan, (2) bentuk-bentuk lembagapendidikan tempat mereka bekerja, (3)keuntungan yang akan diraih melalui sebuahproses seleksi SDM yang lebih baik, dan (4)penggunaan sumber daya manusia yang efektifdi lembaga-lembaga pendidikan (hal 7). Latarbelakang penulisan didorong oleh terjadinyarestrukturisasi dalam dunia pendidikan,pengorganisasian sistem pendidikan dandesentralisasi kekuasaan organisasional. Halyang mungkin sama terjadi di Indonesia denganadanya gerakan reformasi pendidikan danotonomi daerah .

Secara politis dunia pendidikan nasionalsaat ini mulai memasuki babak baru menjadiaspek yang strategis dalam masa depan bangsa.Hal ini tercantum dalam UU PendidikanNasional dan APBN yang telah menetapkan 20%dari total anggaran kepada dunia pendidikan.Fakta lain yang ada di lapangan bahwa sekitar80% dari anggaran operasional sekolahditujukan kepada pengelolaan sumber dayamanusia. Latar belakang yang kuat kenapaMSDM di dunia pendidikan menjadi penting.

Buku ini disajikan dalam bentuk yangsistematis dalam lima bagian dan 14 bab.Dimulai dari pengenalan konsep manajemensumber daya manusia, aplikasi sampaipengembangannya. Boleh dikata buku ini tersajidalam bentuk buku teks namun cukup populerdan praktis untuk dibaca. Pada bagian Pertamapembaca akan mengenal bagaimana konsep tatacara pengelolaan sumber daya manusia. Secarapraktis dikenalkan beberapa aktivitas terkaitfungsi manajemen sumber daya manusia antaralain: pengelolaan dan perencanaan, analisiskerja, rekruitmen, seleksi, penempatan, pelatihanpenghargaan dan pengembangan karir, gaji dantunjangan, masa jabatan, masa pensiun,negoisasi kolektif manajemen kontrak kerja sertastaf pendukung (hal 41). Perencanaanmerupakan tahap awal yang strategis dalamsistem manajemen modern. Sekolah atau bahkankumpulan sekolah (yang dalam satupengawasan/pengelolaan) perlu menetapkanarah pengelolaan SDMnya. Perencanaan yangstrategis sekolah hendaknya memuat pernya-taan visi, misi, tujuan, parameter dan strategi (hal73). Pimpinan SDM akhirnya dapat memilikipedoman dalam penetapan perencanaan SDM.Perencanaan strategis dan perencanaan SDMakan menjadi efektif ketika ada sebuahhubungan timbal balik dan saling mengun-

tungkan diantara kedua fungsi tersebut. Pihakyang menyusun perencanaan strategis perlumenyadari fakta bahwa keputusan merekamempengaruhi dan dipengaruhi oleh SDM yangada. Dalam buku ini beberapa konsep dan contohpenerapan ditampilkan penulis dalam bentuktabel seperti contoh kualifikasi guru untukmemudahkan pembaca untuk lebih mema-haminya. Bahkan untuk lebih menajamkanpemahaman pembaca, disajikan kesimpulandan beberapa latihan atau pertanyaan dalamsetiap babnya.

Tantangan bagi dunia pendidikan saat iniadalah bagaimana agar para siswa unggulandapat lebih tertarik memilih ilmu pendidikan.Isu ini tidak hanya menyangkut masalahrekruitmen saja namun bagaimana sistempendidikan secara nasional. Bagaimana SDM-SDM handal dan terbaik memilih menjadi tenagapendidik. Sebagai contoh kasus diangkatpenulis adalah program yang dikembangkanbersama oleh Fakultas Pendidikan Guru di LamarUniversity dan Beaumont Independence SchoolDistrict di Texas yang menawarkan kursus bagisiswa/i SMU tentang studi pendidikan guru danpelatihan mengajar (hal 132). Peserta dibatasikepada siswa/i yang memiliki nilai rata-rata diatas 3,0, kemampuan leadership (ditunjukandalam keaktifan kegiatan intra sekolah danekstra kurikuler) dan menujukkan ketertarikandalam bidang pengajaran.

Mengapa guru menjadi kunci keberhasilandari tujuan lembaga pendidikan. Hal yang logisdalam konsep proses input-output. Output terbaikakan didapat melalui input yang baik pula.Dalam banyak riset didapati bahwa lebih dari85% orangtua menganggap bahwa guru meru-pakan hal yang paling penting dalam efektifitasproses pendidikan. Sehingga para pemegangkebijakan SDM pendidikan hendaknya lebihcermat dalam melaksanakan proses rekruitmendan seleksi. Hal tersebut merupakan startingpoint menuju keberhasilan pengelolaan SDM.Pengembangan metode konvensional dalamrekruitmen dan seleksi perlu semakin dipertim-bangkan. Ragam informasi dan metoda akanmeningkatkan kredibilitas proses tersebut.Seperti dalam proses rektruitmen yang tidakhanya sebatas surat rekomendasi dan wawan-cara namun dikembangkan dalam tes microteaching dan lainnya.

Selanjutnya SDM pendidikan yang unggulperlu dijaga agar kinerjanya dapat optimal danmemiliki etos kerja yang kuat. Istilah ‘the right

Page 113: Diterbitkan oleh - Yayasan BPK PENABUR · 4. Panjang naskah hasil penelitian atau opini + 4500 kata, sedangkan untuk info serta resensi buku + 2000 kata. 5. Judul harus singkat, jelas

105Jurnal Pendidikan Penabur - No.13/Tahun ke-8/Desember 2009

Resensi buku : Resensi buku : Human Resource Managament in Education

man on the right place’ dapat dipahami sejak awalguru ditugaskan. Bagaimana penugasanmengajar dapat didaratkan dengan baik.Orientasi kerja bagi guru baru seringkalidiabaikan. Pendampingan (mentoring) dalammembimbing guru baru memasuki lingkunganbaru bertujuan untuk mempercepat prosespenyesuaian dan keluarnya potensi guru.

Proses penilaian dan pengembangan secaratradisional telah diyakini sebagai proses yangsecara waktu merupakan kegiatan utama dibagian kepegawaian. Bahkan saat ini terusberkembang menjadi fungsi yang tunggal.Penilaian tanpa pengembangan dan pengem-bangan tanpa penilaian akan menjadi konsepyang lemah bila dibandingkan dengan ketikakeduanya dipadukan menjadi konsep yangtunggal. Kele-mahan yang adapa-da salah satudari konsep terse-but tidak akanbisa ditebus tanpamemperhatikankonsep lainnya(hal 241).

Proses terse-but di atas akanm e n g h a s i l k a nhasil layananpendidikan yangsemakin baikyang secara berkelanjutan akan mengacu padakonsep manajemen mutu terpadu (Total QualityManagement). Dengan adanya umpan balik (feedback) dalam proses penilaian dan pengembanganakan membuat tenaga pendidik bertindakkolaboratif dan memilki beragam pengetahuan,keterampilan serta sikap yang mengarah kepadayang lebih baik.

Beberapa program pengembangan guruyang penulis angkat antara lain: RPTIM (Readi-ness, Planning, Training, Implemantation danMaintenance): program yang menempatkan staffuntuk mengemban tanggung jawab yang lebihbesar dalam perencanaan dan pelaksanaanprogram pengembangan melalui kesiapan,perencanaan, pelatihan, pelaksanaan danpemeliharaan. Kedua, CBAM (Concern BasedAdoption Model): Model adopsi berdasarkan padaperhatian yang menekankan individualisasiproses pengembangan staf dan mengenalibeberapa tingkat perhatian karyawan dalamsebuah proses perubahan. Ketiga, pelatihan

aplikasi (Coach to application): pelatihan yangdiberikan secara langsung akan memungkinkankemampuan-kemampuan baru dipelajari.

Salah satu keunikan dalam mengelola SDMpendidikan adalah dalam pelaksanaankompensasi dan tunjangan. Tolak ukurpekerjaan guru tidak hanya berbasis pada waktukerja namun juga hasil kerja. Sehingga perlukeputusan yang cermat dalam menentukanbesarnya kompensasi, khususnya gaji,berdasarkan dari komponen tetap (fixed) danvariabelnya (variabel).

Sistem penggajian dalam dunia pendidikanpaling tidak melaksanakan model-model antaralain: sistem gaji tunggal: yang merupakan sistemdigunakan di banyak sekolah dan mengacukepada pengalaman dan keahlian. Sistem gaji

prestasi: merupa-kan rancangankompensasi yangdidasari padaprestasi karya-wan. Sistem in-sentif: adalah sis-tem imbalan yangdiberikan sebagaikompensasi suatuprestasi tertentu.Sistem gaji tam-bahan untuk tugastambahan: adalahsistem gaji yang

melingkupi wilayah kerja tambahan dankegiatan ekstrakurikuler. Terakhir adalah sistemgaji guru kelas. Seperti disebut diatas bahwaperlu daya tarik dunia pendidikan dalammenjaring SDM terbaik, maka tunjangan adalahsalah satu alatnya. Tunjangan diberikan bukanberdasarkan prestasi individu melainkanberdasarkan kemampuan sekolah dalammensejahterakan dan mempertahankan guru-gurunya.

Tidak kalah pentingnya dalam pengelolaanSDM pendidikan adalah masalah statuskepegawaian, hubungan ketenagakerjaan danprogram pensiun. Salah satu tujuan dariperlunya penetapan status karyawan adalahmemberikan rasa aman dalam bekerja bagi parasetiap pekerja.

Sebagai tenaga profesional, kepastianperlindungan hukum atas hak akan mening-katkan fokus pekerjaan. Bahkan kondisi yangmungkin tidak populer atau tidak diinginkanseperti pemutusan hubungan kerja (PHK) dan

Penilaian tanpa pengembangandan pengembangan tanpa

penilaian akan menjadi konsepyang lemah bila dibandingkan

dengan ketika keduanyadipadukan menjadi konsep yang

tunggal.

Page 114: Diterbitkan oleh - Yayasan BPK PENABUR · 4. Panjang naskah hasil penelitian atau opini + 4500 kata, sedangkan untuk info serta resensi buku + 2000 kata. 5. Judul harus singkat, jelas

106 Jurnal Pendidikan Penabur - No.13/Tahun ke-8/Desember 2009

Resensi buku : Human Resource Managament in Education

pensiun perlu mekanisme dan kaidah-kaidahyang akan mendorong setiap invidu termotivasi.

Terakhir buku ini mengungkap beberapa isupenting seputar pengelolaan SDM di duniapendidikan antara lain mengenai organisasiguru, permasalahan seputar staf pendukung(tenaga kependidikan). Dan antisipasi penulispada trend-trend pendidikan di masa mendatangseperti: pelecehan seksual, kesetaraan peluang,perubahan peran dan pola pengambilankeputusan.

Sangat menarik bahwa manajemen sekolah(school based management) akan mengakomodirsemua kepentingan. Setiap individu yang sangatterpengaruh oleh sebuah keputusan harusmemainkan peran penting dalam prosespengambilan keputusan. Selain itu setiap usahaperbaikan dalam bidang pendidikan cenderungakan lebih efektif jika dilakukan oleh individu-individu yang memiliki sense of belonging sertatanggungjawab terhadap proses yang dijalan-kan. Sehingga keputusan akan bergerak daribawah ke atas (bottom-up) dan hanya sedikitkeputusan yang turun dari atas ke bawah (top-down) dan menuju kepada shared decision making(pengambilan keputusan bersama).

Sebagai konsekuensi buku terjemahan,kemungkinan besar dapat terjadi pergeseranmakna atau maksud penulis akibat penterje-mahan yang kurang pas. Atau bisa juga terjadiakibat adanya perbedaan kondisi yang spesifik

ditempat penulis berada dengan kondisi tempatpembaca (Indonesia) berada. Sebagai contohadalah pengistilahan distrik operasionalsekolah yang tidak biasa digunakan.Kemungkinan distrik yang dimaksudkan adalahwilayah pengawasan, yang umumnya tercakupdalam wilayah kecamatan (UPTD). Contohlainnya adalah Negoisasi Kolektif dimanamerupakan wadah kolektif dari suatu profesi,adalah mungkin di Indonesia lebih dikenalsebagai Asosiasi Profesi Guru (contoh PGRI).Namun di sisi yang lain, buku ini cukupmumpuni, dapat menjadi referensi utama duniapendidikan karena materi yang disampaikancukup spesifik. Saat ini buku yang mengetengah-kan materi Pengelolaan Sumber Daya Manusiadalam dunia pendidikan tidaklah banyak.Dalam banyak buku MSDM maupun bukutentang pengelolaan lembaga pendidikan,MSDM tenaga pendidikan menjadi suatubagian/ bab dari bahasan buku keseluruhan.

Kecenderungan otoritas pendidikan menujupengelolaan yang desentralisasi, otonom danmandiri (akibat kondisi yang sangat variatif),memerlukan kemampuan semua entitaspendidikan di seluruh lini untuk dapat mampumemahami dan menguasai pengelolaan SDMpendidikan. Untuk itu buku ini dapat membukaatau memperluas wawasan dan cakrawalaberpikir pimpinan dan pengelola sekolah danbahkan guru sebagai sasaran buku ini.

Page 115: Diterbitkan oleh - Yayasan BPK PENABUR · 4. Panjang naskah hasil penelitian atau opini + 4500 kata, sedangkan untuk info serta resensi buku + 2000 kata. 5. Judul harus singkat, jelas

107Jurnal Pendidikan Penabur - No.13/Tahun ke-8/Desember 2009

Profil BPK PENABUR Metro

Profil BPK PENABUR Metro

V. Hariyati*)

*) Kepala TKK dan SDK BPK PENABUR Metro

Profil

PK PENABUR Metro (Lampung)bermula dari adanya jumlah anak usiasekolah di GKI Metro yang cenderungterus meningkat. Fakta ini terlihat pada

awal tahun 60-an maka jemaat pun sepakatuntuk membangun/ mendirikan sekolahdibelakang gedung GKI Metro.

Cita-cita itu diwujudkan ketika pada tahun1965 GKI Metro membentuk pengurusPendidikan Kristen yang diketuai oleh Ny. TanKim Tjan. Dua tahun kemudian (1967) pengurusberhasil mendirikan gedung sekolah diatastanah seluas 108m2 dengan biaya swasembadajemaat, yang pada awalnya dikenal dengannama Sekolah BPK Djawa Barat yang beradadalam naungan pengurus yang dikenal dengan

Sejarah Singkat

Bnama Komisi Pembantu Setempat (KPS) Metro,Lampung Tengah.

Seiring dengan bertambahnya jumlahmurid, tahun 1971 gedung sekolah diperluasmenjadi 264,6 m². Kendati begitu perluasan itumasih saja dirasakan kurang. Delapan tahunkemudian pengurus membeli sebidang tanahseluas 2.152 m² dijalan Jendral Sudirman GanjarAgung, tahun 1981 gedung sekolahpun di-bangun seluas 1.810 m², taman bermain 400 m².

Tahun 1988 keluar izin operasional untukmengelola sekolah Taman Kanak-Kanak yangdiberi nama TK Dharma Wiyata. Sedangkan izinmengelola Sekolah Dasar baru keluar tahun1989. Berdasarkan akreditasi tahun 1993 statusSekolah Dasar Dharma Wiyata berubah dariTerdaftar menjadi disamakan. Kemudian padatahun 2000 TK dan SD Dharma Wiyata bergantinama menjadi TKK dan SDK BPK PENABUR.

112 10989 91

252 248 252 246

0

50

100

150

200

250

300

2006/2007 2007/2008 2008/2009 20097/2010

Jum

lah

Sisw

a

TK SD

Tabel 1: Perkembangan Jumlah SiswaTKK-SDK Tahun 2006-2010

Page 116: Diterbitkan oleh - Yayasan BPK PENABUR · 4. Panjang naskah hasil penelitian atau opini + 4500 kata, sedangkan untuk info serta resensi buku + 2000 kata. 5. Judul harus singkat, jelas

108 Jurnal Pendidikan Penabur - No.13/Tahun ke-8/Desember 2009

Profil BPK PENABUR Metro

Data perkembangan jumlah siswa di atasmemperlihatkan kecenderungan naik turun danterlihat juga dalam jumlah siswa secarakeseluruhan memang minim. Penyebab sulitnyaberkembang jumlah siswa di BPK PENABURantara lain adalah sebagai berikut.1. Ada anggapan bahwa sekolah BPK

PENABUR sekolah mahal.2. Adanya sekolah – sekolah yang menerima

bantuan khususnya dari Pemerintah untuksiswa

3. Sekolah unggulan banyak bermunculandalam satu kota.

4. Jumlah sekolah dalam satu kota cukupbanyak yaitu 54 Paud, 54 TK , dan 63 SD.

Keunggulan TK - SDKBPK PENABUR Metro

Keunggulan yang dapat diandalkan mencakuphal-hal berikut.1. Gedung sekolah yang megah. ( Gedung TK

berlantai tiga )2. Sarana APE di dalam dan di luar ruangan,

sangat memadai.3. Laboratorium yang meliputi kKomputer,

musik, dan sains.4. Perpustakan yang dilengkapi dengan

pembelajaran multi media5. Mobil antar jemput siswa.6. Program Nilai-Nilai Kristiani (N2K), yang

membentuk karakter siswa.7. Kurikilum plus, bahasa Mandarin, bahasa

Inggris dan Teknolosi Informasi8. Letak sekolah yang strategis9. SDM yang cukup profesional10. Security sekolah, menjaga

keamanan sekolah.11. Dengan didukung sarana dan

prasaranan yang baik meliputi :a. Laboratorium komputerb. Lab IPAc. Ruang multi mediad. UKSe. Perpustakaanf. Gedung Olah raga

g. Kelengkapan Alat Elektronik ( TV, LCD,LAPTOP, DVD, dan lain-lain)

Langkah - langkah yang telahdiupayakan untuk meningkatkan

kualitas dan kuantitas

Untuk meningkatkan kualitas dan kuantitaslangkah-langkah yang ditempuh antara lainadalah sebagai berikut.1. Memperbaiki citra sekolah dalam prestasi

belajar2. Menyelenggarakan pembinaan bagi guru

dan karyawan untuk meningkatkan etoskerja dan kompetensi kerja.

3. Memperbaiki dan melengkapi sarana danprasarana

4. Mengikuti perlombaan baik dibidangakademik maupun non akademik.

5. Pengadaan sarana penunjang :a. Laboratorium komputerb. Lab IPAc. Ruang multi mediad. UKSe. Perpustakaanf. Gedung Olah ragag. Sarana multi media ( TV, LCD, LAPTOP,

DVD, Keyboard dan lain-lain).

Perkembangan jumlah kelulusan tahun2005/2006 sampai tahun dapat disajikan sepertidalam tabel 2 berikut.

39 40 42

34

05

1015202530354045

2005/2006 2006/2007 2007/2008 2008/2009

Jum

lah

sisw

a SD

Tabel 2: Perkembangan Jumlah KelulusanSiswa SD

Page 117: Diterbitkan oleh - Yayasan BPK PENABUR · 4. Panjang naskah hasil penelitian atau opini + 4500 kata, sedangkan untuk info serta resensi buku + 2000 kata. 5. Judul harus singkat, jelas

109Jurnal Pendidikan Penabur - No.13/Tahun ke-8/Desember 2009

Profil BPK PENABUR Metro

KDSnadKKTawsiSisatserP:3lebaT

gnajneJ abmoLsineJ nuhaT takgniT arauJ

KKT

raybeG",ugaLnadkareG."kanAnaduruGnalipmareteK

5002 orteMatoK III

MDS"ianraweM "noitacudEfOriaF 8002 orteMatoK I

uruGnalipmareteKraybeG"sikuleM"kanAnad

8002 orteMatoK I

radaRTUH"rabmaGianraweM"orteM

8002 orteMatoK I

radaRTUH"rabmaGianraweM"orteM

8002 orteMatoK tirovaF

KDS

akitametaM 3002 orteMatoK I

akitametaM 3002 isnivorP II

sirggnIasahaBotadiP 4002 orteMatoK I

sniaSedaipmylO 5002 isnivorP I

SAUtakgnireP 7002 orteMatoK I

retupmoK 7002 orteMatoK I

rutaC 7002 orteMatoK I

sirggnIasahaBotadiP 8002 orteMatoK III

sniaSedaipmylO 8002 orteMatoK III

sikgnaTuluBiniDaisUROP 8002 orteMatoK I

sikuleM 8002 orteMatoK II

Sedangkan sejumlah prestasi yang dicapai oleh siswa TKK, dan SDK dalam berbagai jenislomba terlihat dalam tabel 3 berikut.

Sementara itu, tabel 4 menunjukkan prestasi guru dalam berbagai lomba dari tahun 2005.

uruGisatserP:4lebaT

.oN abmoLsineJ nuhaT takgniT arauJ

.1 "ATATASARTIMraggnasTUH",sikuleM 5002 orteMatoK I

.2 " "gnilleTyrotS .orteMadakatsuP 8002 orteMatoK InaparaH

.3 "kanAnaduruGnalipmareteK"atirecreB 8002 orteMatoK II

.4 .)fitakudEagarePtalA(EPA 8002 orteMatoK II

Page 118: Diterbitkan oleh - Yayasan BPK PENABUR · 4. Panjang naskah hasil penelitian atau opini + 4500 kata, sedangkan untuk info serta resensi buku + 2000 kata. 5. Judul harus singkat, jelas

110 Jurnal Pendidikan Penabur - No.13/Tahun ke-8/Desember 2009

Profil BPK PENABUR Metro

0102-7691nuhaTiawagePataD:5lebaT

oN ajrekeBhanrePgnayamaN natabaJ oN ajrekeBhisaMgnayamaN natabaJ

.1 nitraduS uruG .1 gneguS uruG

.2 otisraWfusuY uruG .2 atiravlaKanahoY uruG

.3 ismaSahtraM uruG .3 oyotuS nawayraK

.4 nimraK uruG .4 oyulaW nawayraK

.5 otnawraduS uruG .5 oygabuStamhkaR uruG

.6 onoidsuK uruG .6 harijuMaisatsanA uruG

.7 itawruM uruG .7 itayiraH.V DS/KTalapeK

.8 oyiduS uruG .8 idneffE uruG

.9 maluS uruG .9 otrahuShugeT uruG

.01 kitatuS uruG .01 iritnaMadirflEytteB uruG

.11 otnayuStuteK uruG .11 arobeDanaiD uruG

.21 itnawruPiwD uruG .21 hisadoDiruRradnE uruG

.31 atilrE uruG .31 otnayiteSleunemE uruG

.41 anihtraMirS uruG .41 olisuS nawayraK

.51 inaidraMirtuLirS uruG .51 hisgninanirSiseD uruG

.61 oitiSaidiLamtoH uruG .61 inimreHitkeniR urug

.71 .hTSasotnaSmuslaT.tdP uruG .71 omotnayirdnA nawayraK

.81 inuyhaWaliN uruG .81 asesiWamoR uruG

.91 SydAsutreblA uruG .91 katnujnamiS uruG

.02 hisgninitrawuSaiserehT nawayraK .02 ytteBruNailataN uruG

12 idawruPfusuY nawayraK 12 itsanarPingAaidualC nawayraK

Pendidik dan tenaga kependidikan sangat penting dalam proses pendidikan. Tabel 5 berikutmenunjukkan data jumlah pendidik dan tenaga kependidikan yang pernah dan masih bertugassejak tahun 1967.

Page 119: Diterbitkan oleh - Yayasan BPK PENABUR · 4. Panjang naskah hasil penelitian atau opini + 4500 kata, sedangkan untuk info serta resensi buku + 2000 kata. 5. Judul harus singkat, jelas

111Jurnal Pendidikan Penabur - No.13/Tahun ke-8/Desember 2009

Profil BPK PENABUR Metro

halokeSalapeK:6lebaT0102-7691nuhaT

oN nuhaT amaN

.1 4791-7691 nahCmiKnaT.yN

.2 8791-4791 otnawruPayhaY.tdP

.3 9791-8791 halikuT

.4 0891-9791 olisuS

.5 3891-0891 gnadnE

.6 4891-3891 idrapuS

.7 5991-4891 ayajiWeysooR

.8 5991 atirabmAneblA.H

.9 KT4002-6991 harijuMaisatsanA

.01 gnarakes-4002 itayiraH.V

.11 DS4002-6991 oygabuStamhkaR

.21 DS8002-4002 idneffE

.31 9002-8002 otrahuShugeT

.41 DS/KT-0102 itayiraH.V

nasayaYauteK:7lebaT0102-7691nuhaT

oN nuhaT amaN

.1 -7691 nahCmiKnaT.yN

.2 0891-4791 otnawruPayhaY.tdP

.3 6891-2891 otnayrdneH.T

.4 4991-6891 CnimayneB

.5 8991-4991 otnatraHardnIbuyA

.6 6002-8991 milsuR.KrednaxelA

.7 0102-6002 katnujnamiSociR

Penutup

Pujian serta syukur kepada Tuhan atas anugerahyang diberikan melalui bimbingan, kerjasama,semangat, dan ketulusan hati dalam pelayanandi BPK PENABUR Metro.

Dalam perkembangan BPK PENABURMetro, semua pegawai diharapkan semakinkreatif, inovatif, dan tekun dalam pelayanan,sehingga BPK PENABUR Metro semakin majudan menjadi sekolah unggulan terutama di kotaMetro. Tuhan memberkati.

Dari tahun 1967 terdapat 14 kepala sekolah yang pernah memimpin sekolah dan 7 ketua Yayasanyang telah mengembangkan TK dan SDK BPK PENABUR Metro, sebagaimana terlihat dalam tabel6 dan 7 berikut.

Page 120: Diterbitkan oleh - Yayasan BPK PENABUR · 4. Panjang naskah hasil penelitian atau opini + 4500 kata, sedangkan untuk info serta resensi buku + 2000 kata. 5. Judul harus singkat, jelas

112 Jurnal Pendidikan Penabur - No.13/Tahun ke-8/Desember 2009

lahir di Yogyakarta, 19 April 1951. Meraih gelar doktor linguistik diUniversitas Indonesia 1982, dengan disertasi Deiksis dalam BahasaIndonesia (Balai Pustaka, 1984). Saat ini Ketua Dewan Guru Besar padaUniversitas Katolik Indonesia Atma Jaya Jakarta, Kepala Pusat KajianBahasa dan Budaya Unika Atma Jaya Jakarta (1995–2006), DirekturEksekutif Penerbit Universitas Atma Jaya (2005–2009), guru besar luarbiasa pada Program Pascasarjana Universitas Indonesia dan UniversitasNegeri Jakarta, editor Seri NUSA (Linguistik Studies in Indonesian andLanguages in Indonesia), Ketua Masyarakat Linguistik Indonesia (1994–1997, 1997–1999), salah seorang penyusun buku Tata Bahasa Baku BahasaIndonesia edisi pertama (1988). Menjadi peneliti pascadoktor padaInstitute for Advanced Study, Princeton (1983–1984), di University ofMelbourne (1989) atas undangan “The Australian Vice Chancellors’Committee”, dan di Max Planck Institute, Leipzig (2000). Memperolehpenghargaan sebagai “Orang Muda Berkarya di Bidang Akademik”dari pemerintah Republik Indonesia 28 Oktober 1988. Berkat bukunyaPragmatik dan Pengajaran Bahasa: Menyibak Kurikulum 1984 (Kanisius,1990) diundang sebagai salah seorang anggota tim pengembangKurikulum 1994 dan 2004 mata pelajaran Bahasa Indonesia.

lahir di Jakarta, Oktober 1984. Menyelesaikan pendidikan S1 ManajemenFE UKRIDA Jakarta pada tahun 2006 dengan predikat Cum Laude, danalumnus SMUK Kalam Kudus II Jakarta. Lulusan terbaik pada programstudi Manajemen FE UKRIDA Jakarta. Sejak tahun 2007 sampaisekarang, menjadi dosen dan Koordinator Laboratorium ManajemenKeuangan Lanjutan FE UKRIDA Jakarta. Di samping memilikipengalaman sebagai staf pengajar FE UKRIDA Jakarta, sampai saat inimasih aktif menulis karya ilmiah serta Modul Laboratorium FE UKRIDAJakarta. Selain itu, terafiliasi pada perusahaan yang bergerak dalambidang pendidikan, pelatihan, dan konsultasi strategi bisnis sebagaiKonsultan dan Associate Partner Arrbey.

lahir di Bandung, 29 Januari 1992. Saat ini siswa kelas XII BrilliantSMAK Gading Serpong BPK PENABUR Jakarta. Prestasi : Juara 1 LombaFisika Atma Jaya tahun 2009; Juara 1 UNICEF Junior Ambassador tahun2009; Peringkat 4 dalam Indonesian Young Scientist tahun2009;Semifinalis Lomba Fisika UGM se-Indonesia tahun 2009;Semifinalis Lomba Fisika UNJ tahun 2008 dan 2009.

lahir di Bogor, Oktober 1973. Lulus Sarjana Ekonomi dari UniversitasKatolik Parahyangan Bandung dengan konsentrasi Manajemen SumberDaya Manusia. Tahun 2002 melanjutkan studi Pasca Sarjana di MagisterManajemen Agrobisnis Institut Pertanian Bogor. Bergabung denganBPK PENABUR tahun 2004 sebagai Kepala SMA. Selanjutnya tahun2006 sampai sekarang dipercaya untuk memimpin Sekretariat BPKPENABUR Bogor. Saat ini secara intens melakukan pendampingandalam pemantapan operasional sekolah nasional plus BPK PENABURBogor di Sentul City termasuk dalam bidang kepegawaian.

Keterangan Mengenai Penulis

Bambang KaswantiPurwo, Prof. Dr.,

David Wijaya, SE.,

Freddy GiovanniSetiawan,

Henry Sumurung, SE,MM.,

Page 121: Diterbitkan oleh - Yayasan BPK PENABUR · 4. Panjang naskah hasil penelitian atau opini + 4500 kata, sedangkan untuk info serta resensi buku + 2000 kata. 5. Judul harus singkat, jelas

113Jurnal Pendidikan Penabur - No.13/Tahun ke-8/Desember 2009

Keterangan Mengenai Penulis

lahir di Bandung, November 1967. Menyelesaikan program S2Pendidikan IPA SD-UPI Bandung. Bekerja sebagai dosen tetap, penulisbuku, trainer pendidikan, dan koordinator penulis. Sekarang ini bekerjasebagai dosen PGSD - Universitas Katolik Indonesia Atmajaya Jakarta..Hasil karyanya anatara lain, bahan ajar untuk anak SD Tematik untukkelas 1-3 SD Penerbit Erlangga; Aku pandai menulis untuk TK PenerbitErlangga for Kids; Kebesaran Allah dalam sains untuk kelas 1-6 SDPenerbit: GIM; Panduan belajar dan Evaluasi IPA untuk kelas 4-6 SDPenerbit: Grasindo. Buku untuk pemerhati pendidikan dan Guru SD:Implementasi KBK penerbit: BIM; Implementasi KTSP penerbit: BIM;Head Hand Heart dalam KBK penerbit: BIM; Bagaimana Sertifikasi Gurudilaksanakan? penerbit: BIM

alumni SMAK 4 BPK PENABUR tahun ajaran 2008-2009.

alumni SMAK 4 BPK PENABUR tahun ajaran 2008-2009.

lahir di Bantul, Yogyakarta, 31 Mei 1961. Pendidikan SD dan SMPditempuh di Bantul. Pendidikan menengah atas diselesaian di SeminariMenengah Mertoyudan Magelang. Memperoleh ijazah S1 bidangBahasa dan Sastra Indonesia dengan mata kuliah minor PendidikanMoral Pancasila (PMP) diperoleh di IKIP Sanata Darma Yogyakartatahun 1986. Usai menyelesaikan S1, langsung mengajar di SMEAKatolik Yos Sudarso Rembang selama satu tahun dan selama dua tahunmengajar di Yayasan Salib Suci di Kuningan Jawa Barat. Sejak tahun1989 menjadi guru tetap dan membina mata pelajaranKewarganegaraan dan Bahasa Indonesia di SMP BPK PENABURTasikmalaya, dan diangkat sebagai Kepala SMP tahun 2009- sampaisekarang. Di sela-sela kesibukan sebagai guru, aktif dalam kegiatangereja, dan kegiatan Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP)Kewarganegaraan di Tasikmalaya.

lahir di Jakarta, November 1992, adalah siswi kelas XII program BrilliantClass di SMAK Gading Serpong BPK PENABUR Jakarta. Prestasi :“Delegasi Indonesia” untuk “VI International Zhautykov Olympiad2010”; “Indonesian Delegate Finalist” untuk “International Young ScientistCompetition” th. 2010; Peringkat 4 Nasional pada “Indonesian YoungScientist/INaYS” di Universitas Pahrayangan, Bandung th. 2009; Juara2 Lomba Fisika “Einstein Competition” tingkat Nasional pada PekanIlmiah Fisika Universitas Negeri Jakarta 2008; Juara 2 Lomba Fisika diSMAN 2 Tangerang 2009; “Master of Ceremony & Participant” dari “2008Asian Science Camp” di Bali; “Certificate of Appreciation” dari MonacoMonarchy sebagai “Delegasi Indonesia” pada “14th Mondial du Theater/14th World Festival of Amateur Theater 2009 in Monaco”; “Medali Emas”untuk “Great Performance” pada “9th World Festival of Children’s Theater2006 in Lingen,Germany”; “Medali Emas” untuk “The Best Performance”pada “The Asia-Pasific Festival of Children’s Theater 2004 in Toyama,Japan”;koordinator Acara dan Lomba pada “Brilliant Competition 2009”, lombasains dan matematika tingkat Nasional untuk siswa/i SMP; Fasilitatorpada “Kongres Anak Indonesia 2005” untuk siswa teladan se-Indonesia; aktif di berbagai kegiatan sosial dan organisasi yangdiadakan oleh Komisi Nasional Perlindungan Anak, Kementrian Sosial,Kementrian Pemuda dan Olah Raga.

Hilda Karli, Dra., M.Pd.,

Josephine,

Kevin,

P. Slamet Widodo,

Ratnaganadi Paramita,

Page 122: Diterbitkan oleh - Yayasan BPK PENABUR · 4. Panjang naskah hasil penelitian atau opini + 4500 kata, sedangkan untuk info serta resensi buku + 2000 kata. 5. Judul harus singkat, jelas

114 Jurnal Pendidikan Penabur - No.13/Tahun ke-8/Desember 2009

lahir di Palembang, Juli 1992. Saat ini siswa kelas 3 di Brilliant ClassSMAK Gading Serpong BPK PENABUR Jakarta. Prestasi: SemifinalisPesta Sains IPB 2009 bidang Fisika, Juara 1 lomba UNICEF “Kids forKids” 2009 dan meraih gelar UNICEF Junior Ambassador, Top 10 “Bestof The Best Competition” Abacus Mental Arithmetic se-Indonesia, Creditaward for Australian Mathematic Competition, peserta pelatihanbioteknologi di Universitas Atmajaya 2007, peserta lomba sepak bola“Laurensia Cup” dan futsal “Gading Serpong Olympic” 2009. Aktifekstrakulikuler futsal dan basket di sekolah.

lahir di Tuban, Jawa Timur, Maret 1962. Menyelesaikan Program S2 diUniversitas Siliwangi Tasikmalaya, Program Studi PendidikanKependudukan dan Lingkungan Hidup (PKLH) tahun 2004. Saat inisebagai Pengawas Pendidikan di BPK PENABUR Tasikmalaya. Pernahmenjadi Kepala SMPK PENABUR Tasikmalaya (1998 s/d 2009).

alumni SMAK 4 BPK PENABUR tahun ajaran 2008-2009.

lahir di Lumajang, April 1967. Menyelesaikan pendidikan program S1STKIP PGRI Metro, tahun 2009. Sebagai guru TK BPK PENABUR Metro,tahun 1991-2004, kemudian diangkat menjadi Kepala TK BPKPENABUR Metro, tahun 2004-2009. Saat ini sebagai Kepala TKmerangkap SD BPK PENABUR Metro.

lahir di Jambi, Agustus 1992. Saat ini siswa kelas XII Brilliant SMAKGading Serpong BPK PENABUR Jakarta. Prestasi: Juara 1 KompetisiMatematika UNPAR 2009, Juara 3 Logika Matematika UI 2009, Juara 2Lomba Matematika UGM 2009, Juara 3 Lomba Matematika VektorUniversitas Malang 2009, Peserta Olimpiade Matematika TingkatProvinsi 2009, Juara Harapan 1 Lomba Matematika UNJ 2008.

lahir di Yogyakarta Juli 1960. Menyelesaikan pendidikan program S1IKIP Sanata Dharma (sekarang Universitas Sanata Dharma) Yogyakartajurusan Ekonomi Pendidikan Bisnis tahun 1983. Guru SMA Katolikyayasan Siswarta Banjarmasin tahun 1984 -1985, guru SMA dan SMPBPK PENABUR Tasikmalaya tahun 1986 – 2000. Tahun 2000 sampaisekarang sebagai guru SDK BPK PENABUR Tasikmalaya.

Ricky DwiputraSetiamanah,

Thomas Wibowo Agung,Drs., M.Pd.,

Tirza,

V. Hariyati, S.Pd.,

Vincensius Yandi AriePutra,

Widodo, Drs.,