DISTRIBUSI STREPTOCOCCUS MUTANS PADA TEPI...

8
DISTRIBUSI STREPTOCOCCUS MUTANS PADA TEPI TUMPATAN GLASS IONOMER Abdul Muthalib, Suherwin Mangundjaja, Ariadna A.Djais Bagian Biologi Mulut Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia ABSTRAK Sekunder karies selalu terjadi akibat tumpatan tidak hermetis. Tujuan penelitian ini untuk membuktikan apakah ada kebocoran pada batas email gigi dengan batas antara tumpatan Glass-ionomer dengan para meter infeksi Streptococcus mutans dengan SMAAPPI (Simplified Smutans Approximal Plaque Index oleh Keene et al, 1981). Subyek penelitian 20 pasien yang datang ke Klinik Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Iindonesia dengan kriteria mempunyai tumpatan Glass-ionomer pada molar satu rahang bawah. Bahan pemeriksaan plak gigi dikumpulkan dengan ekskavator 1.5 mm mengerok ke satu arah pada email, sepanjang batas antara email dan tumpatan Glass-ionomer dan permukaan tumpatan Glass-ionomer. Isolasi dengan medium transport Semi sintetik Cariostat dan TYS20B identifikasi dengan tes biokimia. Isolat koloni strain lokal Streptococcus mutans dicatat dari email, batas tumpatan Glass-ionomer dan email dari permukaan tumpatan Glass-ionomer. Hasil ditemukan Streptococcus mutans pada email 3006 koloni, pada batas antara email dan Glass-ionomer, 1435 koloni dan pada permukaan tumpatan Glass-ionomer 7291 koloni. Didapatkan jumlah onomi Streptococcus mutans pada batas email dan Glass-ionomer koloni lebih kecil dibandingkan dengan permukaan Glass-ionomer dan email gigi. Dapat disimpulkan bahwa kebocoran tumpatan tidak diakibatkan oleh jumlah koloni distribusi Streptococcus mutans pada daerah tersebut karena terjadi ikatan fluorapatit, karena Glass-ionomer melepaskan ion fluor ke arah sepanjang batas tumpatan. ABSTRACT Secondair caries always occurs as a results of the filling not being hermetically. Objectives: Purposes of this research is to proof wrether there is a leak on the border of the tooth enamel and the border between the Glass- ionomer filling with the Streptococcus mutans infection with parameter of SMAAPPI (Simplified Smutans Approximal Plaque Index by Keeni et al, 1981). Method: The subject of the research were 20 patients who came to the Dental Clinic at University of Indonesia with criteria possessing Glass- ionomer filling at the lower jaw's. Collection of the samples were dental

Transcript of DISTRIBUSI STREPTOCOCCUS MUTANS PADA TEPI...

Page 1: DISTRIBUSI STREPTOCOCCUS MUTANS PADA TEPI …staff.ui.ac.id/system/files/users/soeherwin/publication/distribusi... · 3 Berdasarkan peristiwa sekundair karies oleh kuman asal plak

DISTRIBUSI STREPTOCOCCUS MUTANS PADA TEPI TUMPATAN GLASS IONOMER

Abdul Muthalib, Suherwin Mangundjaja, Ariadna A.Djais

Bagian Biologi Mulut Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia

ABSTRAK Sekunder karies selalu terjadi akibat tumpatan tidak hermetis. Tujuan penelitian ini untuk membuktikan apakah ada kebocoran pada batas email gigi dengan batas antara tumpatan Glass-ionomer dengan para meter infeksi Streptococcus mutans dengan SMAAPPI (Simplified Smutans Approximal Plaque Index oleh Keene et al, 1981). Subyek penelitian 20 pasien yang datang ke Klinik Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Iindonesia dengan kriteria mempunyai tumpatan Glass-ionomer pada molar satu rahang bawah. Bahan pemeriksaan plak gigi dikumpulkan dengan ekskavator 1.5 mm mengerok ke satu arah pada email, sepanjang batas antara email dan tumpatan Glass-ionomer dan permukaan tumpatan Glass-ionomer. Isolasi dengan medium transport Semi sintetik Cariostat dan TYS20B identifikasi dengan tes biokimia. Isolat koloni strain lokal Streptococcus mutans dicatat dari email, batas tumpatan Glass-ionomer dan email dari permukaan tumpatan Glass-ionomer. Hasil ditemukan Streptococcus mutans pada email 3006 koloni, pada batas antara email dan Glass-ionomer, 1435 koloni dan pada permukaan tumpatan Glass-ionomer 7291 koloni. Didapatkan jumlah onomi Streptococcus mutans pada batas email dan Glass-ionomer koloni lebih kecil dibandingkan dengan permukaan Glass-ionomer dan email gigi. Dapat disimpulkan bahwa kebocoran tumpatan tidak diakibatkan oleh jumlah koloni distribusi Streptococcus mutans pada daerah tersebut karena terjadi ikatan fluorapatit, karena Glass-ionomer melepaskan ion fluor ke arah sepanjang batas tumpatan. ABSTRACT Secondair caries always occurs as a results of the filling not being hermetically. Objectives: Purposes of this research is to proof wrether there is a leak on the border of the tooth enamel and the border between the Glass-ionomer filling with the Streptococcus mutans infection with parameter of SMAAPPI (Simplified Smutans Approximal Plaque Index by Keeni et al, 1981). Method: The subject of the research were 20 patients who came to the Dental Clinic at University of Indonesia with criteria possessing Glass-ionomer filling at the lower jaw's. Collection of the samples were dental

Page 2: DISTRIBUSI STREPTOCOCCUS MUTANS PADA TEPI …staff.ui.ac.id/system/files/users/soeherwin/publication/distribusi... · 3 Berdasarkan peristiwa sekundair karies oleh kuman asal plak

2

plaque gathered using a 1.5 mm excavator to scrape one way direction from the enamel, along the border between the enamel and Glass-ionomer filling and Glass-ionomer filling's surface. Isolation with medium transport sem-synthetic Cariostat and TYS20B and identification by using biochemical test. Isolated colony strain local Streptococcus mutans from enamel, the border enamel and Glass-ionomer and the surface of the Glass-ionomer. Results: The results were Streptococcus mutans were found from enamel 3006 colonies, on the border between the enamel and Glass-ionomer 1435 colonies and on the surface of the Glass-ionomer 7291 colonies. Amount of Streptococcus mutans colony obtained on the border of the enamel and Glass-ionomer were smaller compared to the surface of the Glassionomer and tooth enamel. Conclusion: We Concluded that the leak of the filling was not caused by the number of distributed Streptococcus mutans colonies on the side, because the fluorapatite fastener occurred due to the Glass-ionomer releasing ion fluoride along the border of the filling. Key words: Streptococcus mutans –Glass-ionomer PENDAHULUAN

Karies gigi merupakan suatu infeksi yang dapat menular, terutama mengenai jaringan keras email, dentin dan cementum, sehingga terjadi kerusakan jaringan keras setempat. Proses terjadi kerusakan melalui seri reaksi kimiawi oleh mikroorganisme, proses kerusakan pada bagian anorganik kemudian pada bagian organik gigi. Mikroorganisme yang terlibat adalah Streptococcus mutans. Para peneliti telah melakukan beberapa cara pencegahan nonspesifik dan spesifik baru berhasil pada binatang percobaan

Cara pencegahan non-spesifik dengan menggunakan fluoridasi dan spesifik dengan cara imunisasi aktif yang dilakukan pada binatang percobaan kera.

Seperti telah kita ketahui dewasa ini terdapat beberapa macam tambalan gigi antara lain adalah Glass-ionomer. Adapun maksud penambalan sebagai pencegahan fisik gigi agar kerusakan tidak meluas ke jaringan pulpa gigi. Daerah tepi tambalan merupakan suatu batas antara email dan bahan tambalan merupakan suatu daerah yang baik bagi kuman Streptococcus mutans asal plak gigi untuk berkembang biak. Pada penambalan yang tidak hermetis akan terjadi sekundair karies.

Page 3: DISTRIBUSI STREPTOCOCCUS MUTANS PADA TEPI …staff.ui.ac.id/system/files/users/soeherwin/publication/distribusi... · 3 Berdasarkan peristiwa sekundair karies oleh kuman asal plak

3

Berdasarkan peristiwa sekundair karies oleh kuman asal plak gigi Streptococcus mutans, perlu dilakukan penelitian distribusi Streptococcus mutans pada tepi tambalan sehubungan dengan penyakit karies gigi.

Mempelajari latar belakang maka perlu mendapat penjelasan teori permasa-Iahan adalah:

1). Bagaimana tindakan terapi pencegahan apabila distribusi Streptococcus mutans pada tepi tumpatan itu lebih banyak jumlahnya dari pada bagian lain,

2). Apakah tumpatan Glass-ionomer mampu mencegah terkumpulnya koloni kuman Streptococcus mutans pada tepi tumpatan ?,

3). Apakah tumpatan Glassionomer mempunyai daya bakterisid bagi kuman asal plak gigi ?

4). Adakah tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah tumpatan Glassionomer mempunyai daya bakteri secara in vitro. Glass-ionomer mampu melepas fluoride yang dapat menghambat effek metabolisme kuman Streptococcus mutans 2,3. TUJUAN PENELITIAN a. Menentukan hasil isolasi strain lokal Streptococcus mutans asal tumpatan Glass-ionomer, tepi tumpatan Glass- ionomer dan email gigi. b. Mempelajari hubungan antara jumlah koloni (CFU) pada permukaan tumpatan Glass-ionomer, tepi tumpatan dan email gigi dan diharapkan penelitiani ini dapat menambah pengetahuan apabila penambalan Glass- ionomer yang tidak baik akan menyebabkan sekundair karies yang melibatkan kuman Streptococcus mutans yang berada pada tepi tumpatan Glass-ionomer. HIPOTESIS Apabila hasil isolasi Streptococcus mutans asal email, tepi tumpatan Glassionomer dan permukaan tumpatan ada hubungan dengan terjadinya sekundair karies gigi, maka jumlah Streptococcus mutans dari tepi tumpatan Glass-ionomer lebih tinggi dari email dan permukaan tumpatan.

Page 4: DISTRIBUSI STREPTOCOCCUS MUTANS PADA TEPI …staff.ui.ac.id/system/files/users/soeherwin/publication/distribusi... · 3 Berdasarkan peristiwa sekundair karies oleh kuman asal plak

4

KERANGKA TEORI Kuman Streptococcus mutans asal plak gigi mempunyai peranan penting pada kasus karies gigi. Streptococcus mutans merupakan parameter proses terjadinya karies gigi. Kuman percobaan Untuk penelitian ini digunakan kuman Streptococcus mutans asal plak gigi. Tumpatan Glass-ionomer

Glass-ionomer mempunyai daya antibakteri secara invitro, invivo bahwa Glassionomer mampu melepas ion fluoride menuju email sehingga terjadi ikatan fluoroapatit pada tepi tumpatan dan mampu menghambat metabolisme kuman di daerah tersebut. Tinjauan Pustaka

Nilai tambah dari Glass-ionomer mempunyai efek de dan re-mineralisasi dari pada email3. Penelitian menyatakan bahwa tumpatan Glass-ionomer in vivo mampu menghambat Streptococcus mutans4-6 minggu setelah penambalan. Juga diketahui bahwa jumlah fluoride yang dilepas secara konvensional dari Glass-ionomer akan berkurang cepat setelah saat tambalan awal1. Level dari Streptococcus mutans pada plak gigi selalu dihubungkan dengan perkembangan proses terjadinya karies. Sekundair karies merupakan alasan utama atas kegagalan penambalan dari Glass-ionomer 4,5 akan tetapi sangat jarang terjadi karies pada tepi tumpatan Glass-ionomer6. Walaupun demikian belum diketahui dengan pasti dari tumpatan Glass-ionomer yang mempunyai efek terhadap komposisi kuman asal plak gigi dalam waktu yang lama.

Tumpatan Glass-ionomer merupakan tambalan alternatif terhadap bahan tambalan lain seperti amalgam. Tujuan penelitian pada saat yang kami lakukan ini adalah membedakan kuman asal plak pada tumpatan Glass-ionomer.

Page 5: DISTRIBUSI STREPTOCOCCUS MUTANS PADA TEPI …staff.ui.ac.id/system/files/users/soeherwin/publication/distribusi... · 3 Berdasarkan peristiwa sekundair karies oleh kuman asal plak

5

Metode Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratoris. Kuman Streptococcus mutans asal plak gigi sebagai subjek penelitian diambil dari email, tepi tumpatan Glass-ionomer dan permukaan tumpatan. Subyek penelitian

Penelitian ini dilakukan pemeriksaan pada 20 subjek dengan tambalan Glassionomer pada gigi permanen molar satu bawah di klinik Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia yang terpilih dengan kriteria subjek karies terawat. Subjek tersebut adalah subjek karies yang telah dirawat dengan tambalan dan tidak memerlukan perawatan gigi dalam waktu kurang lebih 3 bulan. . Pengumpulan sam pel plak gigi

Sample plak gigi diambil pada subyek karies terawat dengan tambalan Glassionomer molar satu bawah. Ekskavator ukuran 1.5 mm digunakan untuk pengambilan bahan plak gigi dengan jalan mengerok permukaan email, mengerok permukaan email, mengerok sepanjang tepi tambalan Glass-ionomer dan mengerok permukaan Glass-ionomer. Sebagai tanda adanya infeksi oleh kuman Streptococcus mutans dilakukan dengan SMAAPPI (Simplified Smutans Approximal Plaque Index). Cara tersebut adalah suatu cara epidemiologis untuk menentukan parameter infeksi oleh kuman Streptococcus mutans pada manusia. Isolasi dan identifikasi strain streptococcus mutans

Bahan kerokan plak gigi dimasukkan ke dalam medium semi sintetik yang berisi 20% sukrosa, BCG, BCP NaN03 Nacl dan tryptose. Setelah dilakukan pemusingan kemudian dilakukan penanaman ("Streak") pada media padat Trypticase Yeast Extract Cystine Sucrose Bacitracin 7 dan agar darah. Sisa bahan plak sampel didalam medium semi sintetik dilakukan pemeriksaan aktifitas karies gigi. Semua sampel dimasukkan ke dalam silinder khusus anaerobik dan dieram selama 3 x 24 jam. Identifikasi dilakukan dengan tes biokimia dengan manitol, sorbitol, raffinose, melibiose, argine dan strain manitol + 2 unit bacitracin (Shklair dan Keene, 1974).

Page 6: DISTRIBUSI STREPTOCOCCUS MUTANS PADA TEPI …staff.ui.ac.id/system/files/users/soeherwin/publication/distribusi... · 3 Berdasarkan peristiwa sekundair karies oleh kuman asal plak

6

Isolat Streptococcus mutans

Semua isolat Streptococcus mutans yang mempunyai sifat biokimia dan gambaran morfologi koloni yang sarna seperti yang telah ditemukan terdahulu dicatat.

Sampel asal plak gigi Email epanjang tepi Permukaan tambalan Glass ionomer tambalan Glass ionomer Medium semisintetik TYS20B + Agar darah plat Hitung jenis kuman Tes biokimia (Shklair & Keene, 1974) Isolat strain lokal Streptococcus mutans

Gambar 1. Bagan Isolasi Streptococcus mutans asal plak gigi.

Page 7: DISTRIBUSI STREPTOCOCCUS MUTANS PADA TEPI …staff.ui.ac.id/system/files/users/soeherwin/publication/distribusi... · 3 Berdasarkan peristiwa sekundair karies oleh kuman asal plak

7

Hasil Isolasi Tabel I. Distribusi Streptococcus mutans pada gigi molar bawah dengan tumpatan Glass- ionomer

Jumlah S.mutans dalam CFU No. Subjek Email Tepi Permukaan Glass-ionomer Glass-ionomer ------------------------------------------------------------------------------------------------------------ 1. NMI 113 64 115 2. SNT 38 26 46 3. SRP 186 54 53 4. STI 69 6 107 5. GLL 46 18 1256 6. KRD 574 360 216 7. SMA 23 12 49 8. ORT 45 40 459 9. PYI 125 90 300 10.ADI 76 43 214 11. CTI 50 10 765 12. BYU 450 200 1250 13. NNI 390 180 207 14. ASI 35 9 750 15. BGO 107 23 181 16.OPI 56 11 234 17. ABO 450 230 500 18. SAN 67 12 80 19.UTI 81 26 159 20.JNO 25 21 350 =============================================================== Distribusi S.mutans CFU email > tepi GIC < pennukaan GIC Diskusi

Hasil isolasi Strptococcus mutans asal palak gigi dari email, tepi batas email dengan tumpatan Glass-ionomer dan perpermukaan tumpatan Glass-ionomer menunjukkan bahwa jumlah CFU Streptococcus pada tepi batas antara email dengan tumpatan Glass-ionomer adalah lebih kecil dibandingkan dengan Streptococcus mutans yang berada pada email dan permukaan tumpatan Glass-ionomer.

Keadaan ini menunjukkan bahwa pada tepi tumpatan terdapat daya hambat terhadap kuman Streptococcus mutans, daya hambat ini dihasilkan dari pelepasan ion fluoride dari tumpatan Glass-ionomer menuju emaiI.

Page 8: DISTRIBUSI STREPTOCOCCUS MUTANS PADA TEPI …staff.ui.ac.id/system/files/users/soeherwin/publication/distribusi... · 3 Berdasarkan peristiwa sekundair karies oleh kuman asal plak

8

Distribusi Streptococcus mutans pada tepi batas antara email dengan tumpata Glass- ionomer tidak ada hubungannya Hasil isolasi Streptococcus mutans asal plak gigi dari email, tepi batas email dengan dengan peristiwa sekundair karies. Pelepasan ion fluoride dari tumpatan Glass-ionomer terus menerus memakan waktu 4-6 minggu. Daya anti bakteri ini sangat menguntungkan pada tepi batas email dengan tumpatan Glassionomer sehingga tidak ada kebocoran dan kerusakan arah jaringan pulpa. Jumlah koloni Streptoccus mutans yang terdapat pada tepi batas email dan tumpatan

Glassionomer tidak dapat dipakai sebagai para meter terjadinya sekundair karies. Jadi hasil penelitian ini tidak mendukung hipotesis.

Summary

The result of this study that Mutans Streptococci in plaque from the margins of Glass-ionomer, email and surface of Glassionomer do not support the hypotesis. Daftar Pustaka

1. Forsten L, 1991: Fluoride release and uptake by glass ionomers. Scand J. Dent Res 99:241-245. 2. Opperman RV and Johansen JR, 1980: Effect of Fluoride and non fluoride salts of copper, silver and tin on the acidogenicity of dental plaque in vivo. Scand J Dent Res 88: 476-480. 3. Seppa et aI, 1992: Effect of different glass ionomer on the acid production and electrolyte metabolism. Oral Sci 1992, 103: 182-185. 4. Mjor LA. 1981: Placement and replacement of restorations. Oper Dent 6: 49-54. 5. Qvist et al. 1986: Restorative Treatment Pattern and Longevity of Resin In Denmark. Acta Odontol Scand 44: 353-356. 6, Wilson, AD and Mc Leah JW, 1988 : Glass- ionomer Cement. Chicago 11 Quintessence Publishing Cp P.120. 7. Schaeken et al, 1986: Comparative Recovery of Streptococcus mutans on Five Isolation Media, Including a new Simple Selective Medium J Dent Res. 65: 906-908.

----0000--- Jurnal Kedokteran Gigi Universitas Indonesia Vol 4,No 1,1997