Kebakaran di perusahaan & upaya penanggulangan bahaya kebakaran
DISTRIBUSI LOKASI POS PEMADAM KEBAKARAN...
Transcript of DISTRIBUSI LOKASI POS PEMADAM KEBAKARAN...
DISTRIBUSI LOKASI POS PEMADAM KEBAKARAN BERDASARKAN KAWASAN
POTENSI RISIKO BENCANA KEBAKARAN DI KOTA SURABAYA
Oleh : Devi Andalusia – 3609100031 Dosen Pembimbing : Rulli Pratiwi Setiawan ST. MSc.
TUGAS AKHIR – PW 1333 Program Studi Perencanaan Wilayah Dan Kota
Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Surabaya 2013
PENDAHULUAN
“Distribusi Lokasi Pos Pemadam Kebakaran Berdasarkan Kawasan Potensi Risiko Bencana Kebakaran di Kota Surabaya”
Total kerugian dari kejadian kebakaran yang terjadi selama tahun 2001-2005 di kota Surabaya dari total 1343 kejadian kebakaran terdapat 20 korban meninggal, 15 korban luka-luka dan kerugian sekitar 100 milyar rupiah
Di Tahun 2009, masih terdapat 43,29% bencana kebakaran yang terlayani lebih dari 15 menit.
“Diperlukan adanya arahan distribusi penentuan lokasi pos pemadam kebakaran di Kota
Surabaya”
Berdasarkan Keputusan Menteri Negara Pekerjaan Umum tentang Ketentuan Teknis Manajemen Penanggulangan Kebakaran di Perkotaan, standar waktu tanggap kebakaran tidak lebih dari 15 menit
Merumuskan arahan distribusi penentuan lokasi pos pemadam kebakaran berdasarkan kawasan potensi risiko kebakaran yang ada di Kota Surabaya agar perencanaan lokasi pos pemadam kebakaran yang masuk dalam wilayah manajemen kebakaran dapat melayani sesuai dengan standar waktu tanggap bencana kebakaran
Tujuan
Sasaran
Menganalisis kriteria penentuan lokasi pos pemadam kebakaran Kota Surabaya
Menentukan kawasan yang belum terjangkau pelayanan pos pemadam kebakaran dan memiliki potensi risiko tinggi akan bencana kebakaran Kota Surabaya
Merumuskan arahan distribusi lokasi pos pemadam kebakaran berdasarkan kawasan yang belum terjangkau pelayanan pos pemadam kebakaran dan memiliki potensi risiko tinggi akan bencana kebakaran Kota Surabaya
Menganalisis faktor penentuan lokasi pos pemadam kebakaran Kota Surabaya
TINJAUAN PUSTAKA
“Distribusi Lokasi Pos Pemadam Kebakaran Berdasarkan Kawasan Potensi Risiko Bencana Kebakaran di Kota Surabaya”
1. Penyebab Kebakaran 2. Klasifikasi kebakaran 3. Wilayah manajemen Kebakaran (WMK) 4. Identifikasi Risiko Kebakaran
1. Tingkat Risiko Bencana Perkotaan 2. Mitigasi Bencana Perkotaan 3. Bencana Kebakaran di Perkotaan
Mitigasi Bencana Perkotaan
Kebakaran dan Manajemen Kebakaran
1. Faktor Penentuan Lokasi Fasilitas Umum 2. Faktor-Faktor Yang Menentukan Lokasi Pos Pemadam Kebakaran
Penentuan Lokasi Fasilitas Umum
Hasil akhir penelitian yang dilakukan oleh Pratama (2009) yang berupa arahan, digunakan sebagai referensi bentuk arahan penelitian ini. Bentuk dari arahan tersebut adalah tabulasi dengan kolom-kolom variabel penelitian
Penelitian Terdahulu
Sintesa Tinjauan Teori
Tinjauan Indikator Variabel
Penentuan Wilayah Manajemen
Kebakaran (WMK)
Risiko bahaya kebakaran
1. Penggunaan lahan berdasarkan fungsi kegiatan bangunan
2. Kepadatan penduduk netto 3. Kepadatan bangunan 4. Intensitas kegiatan terbangun 5. Jangkauan pelayanan pos pemadam kebakaran 6. Kedekatan dengan sumber potensi air 7. Kondisi ketersediaan sumur/hidran 8. Pertumbuhan terjadinya angka kebakaran (fire history) 9. Luas area terdampak kebakaran
Penentuan Lokasi Pos Pemadam
Kebakaran
Keterjangkauan area pelayanan
1. Luas pelayanan pos pemadam kebakaran 2. Waktu tanggap bencana kebakaran 3. Jumlah penduduk yang terlayani
Sumber pasokan air 1. Bozem 2. Sungai 3. Sumur dalam
Aksesibilitas Kelas jalan
Sumber : Kajian Penulis, 2013
METODE PENELITIAN
“Distribusi Lokasi Pos Pemadam Kebakaran Berdasarkan Kawasan Potensi Risiko Bencana Kebakaran di Kota Surabaya”
Metoda Pengumpulan Data Survey Primer
Survey Sekunder
Metoda Analisis Data Analisa Overlay ArcGIS
Analisa Delphi
Analisa Deskriptif Kualitatif
Proses Analisa ArcGIS
Peta Tingkat Risiko Bencana Kebakaran Kota Surabaya
Peta Analisa Jangkauan Pelayanan Pos Pemadam Kebakaran Kota Surabaya
Peta analisa penentuan kawasan yang belum terjangkau pelayanan pos pemadam kebakaran dan memiliki potensi risiko tinggi akan bencana kebakaran Kota Surabaya
Overlay ArcGIS
Tahapan Penelitian
Sasaran Input Proses Alat
Analisis Output
Analisis Penentuan Area yang Belum Terjangkau Pelayanan Pos Pemadam Kebakaran dan
Memiliki Potensi Risiko Tinggi Akan Bencana Kebakaran
1. Peta analisa tingkat risiko kebakaran Kota Surabaya
2. Peta analisa jangkauan pelayanan pos pemadam kebakaran
Survey sekunder Metode
overlay (ARC GIS)
Peta tipologi kebutuhan pos pemadam kebakaran Kota Surabaya
Analisis Faktor Penentuan Lokasi Pos Pemadam Kebakaran
1. Faktor penentuan lokasi pos pemadam kebakaran berdasarkan tinjauan teori
2. Faktor penentuan lokasi pos pemadam kebakaran berdasarkan stakeholder
Studi literature dan wawancara
Delphi Faktor penentuan lokasi pos pemadam kebakaran
Tahapan Penelitian
Sasaran Input Proses Alat
Analisis Output
Analisis Kriteria Penentuan Lokasi Pos Pemadam Kebakaran
1. Kriteria penentuan lokasi pos pemadam kebakaran berdasarkan tinjauan teori
2. Kriteria penentuan lokasi pos pemadam kebakaran berdasarkan analisis delphi
Studi literature
Analisa deskriptif kualitatif
Kriteria penentuan lokasi pos pemadam
kebakaran
Analisis Arahan Distribusi Lokasi Pos Pemadam Kebakaran Berdasarkan Berdasarkan Area yang Belum Terjangkau Pelayanan Pos Pemadam Kebakaran dan Memiliki Potensi Risiko Tinggi Akan Bencana Kebakaran
1. Peta tipologi kebutuhan pos pemadam kebakaran
2. Kriteria penentuan lokasi pos pemadam kebakaran
Perumusan arahan
distribusi lokasi
Analisa deskriptif kualitatif
Rumusan arahan penentuan lokasi
pemadam kebakaran berdasarkan potensi
risiko bencana kebakaran per
Kecamatan
HASIL DAN PEMBAHASAN
“Distribusi Lokasi Pos Pemadam Kebakaran Berdasarkan Kawasan Potensi Risiko Bencana Kebakaran di Kota Surabaya”
Kota Surabaya mempunyai Luas 333.063 km2 yang dibagi dalam 31 Kecamatan dan 163 Kelurahan
Gambaran Umum Wilayah Penelitian
Perbandingan antara jumlah penduduk dengan luas permukiman pada suatu wilayah
Kepadatan Penduduk Netto
661
374
184 213
130
0
100
200
300
400
500
600
700
SurabayaPusat
SurabayaUtara
SurabayaTimur
SurabayaSelatan
SurabayaBarat
Kep
adat
an P
endu
duk
(Jiw
a/H
a)
Grafik Kepadatan Penduduk Netto Kota Surabaya Tahun 2010
Kepadatan Penduduk
Data Kejadian Kebakaran Kota Surabaya
Jumlah Korban dan Kerugian Bencana Kebakaran Kota Surabaya
259 302 301
179
395
539
0100200300400500600
2007 2008 2009 2010 2011 2012
Grafik Kejadian Kebakaran Kota Surabaya
Tahun 2007 - 2012
KejadianKebakaran
0102030405060708090
2007 2008 2009 2010 2011
Jum
lah
Kor
ban
Grafik Jumlah Korban Kebakaran Kota Surabaya
Tahun 2007 - 2011
Meninggal
Luka Berat
Luka Ringan
IDR -
IDR 5,000,000,000.00
IDR 10,000,000,000.00
IDR 15,000,000,000.00
IDR 20,000,000,000.00
IDR 25,000,000,000.00
IDR 30,000,000,000.00
2007 2008 2009 2010 2011
Grafik Jumlah Kerugian Kebakaran Kota Surabaya
Tahun 2007 - 2011
Kerugian
Analisis Penentuan Area yang Belum Terjangkau Pelayanan Pos Pemadam Kebakaran dan Memiliki Potensi Risiko Tinggi Akan
Bencana Kebakaran
Faktor Kerentanan Penggunaan lahan berdasarkan fungsi bangunannya
Kepadatan penduduk netto
Faktor Kemampuan Jangkauan pelayanan pos pemadam kebakaran
Kemudahan keterjangkauan dengan sumber air
Peta Risiko Kebakaran (Bappeko, 2011)
Karakteristik Tata Bangunan
Faktor Bahaya Tingkat frekuensi kejadian kebakaran di suatu wilayah
Jangkauan Pelayanan Pos Pemadam Kebakaran (Bappeko,2011)
No Nama Jangkauan Pelayanan (Km) 1 UPTD I 7,5
2 UPTD II 3,5
3 UPTD III 3,5
4 UPTD IV 3,5
5 UPTD V 3,5
6 Pos PMK Pegirian 2,5
7 Pos PMK Menur 2,5
8 Pos Pembantu Pakal 2,5
9 Pos Pembantu Bulak 2,5
10 Pos Pembantu Kali Rungkut 2,5
11 Pos Pembantu Jambangan 2,5
12 Pos Pembantu Benowo 2,5
Sumber: Bappeko, 2011
Kawasan-kawasan yang yang belum terjangkau pelayanan pos pemadam kebakaran dan memiliki potensi risiko tinggi akan bencana kebakaran Kota Surabaya adalah :
Bagian Wilayah Kecamatan Benowo
Bagian Wilayah Kecamatan Pakal
Bagian Wilayah Kecamatan Sukolilo
Hasil Tipologi
Bagian Wilayah Kecamatan Sambikerep
Bagian Wilayah Kecamatan Lakarsantri
Bagian Wilayah Kecamatan Karangpilang
Bagian Wilayah Kecamatan Mulyorejo
Bagian Wilayah Kecamatan Rungkut
Bagian Wilayah Kecamatan Gununganyar
Analisa Faktor Penentuan Lokasi Pos Pemadam Kebakaran Berdasarkan Potensi Risiko Bencana Kebakaran
di Kota Surabaya
No Faktor Responden
R1 R2 R3 R4
1 Fungsi bangunan S S S S
2 Kepadatan penduduk netto S S S S
3 Kepadatan bangunan S S S S
4 Jangkauan pelayanan S S S S
5 Radius jangkauan pasokan air S S S S
6 Angka kejadian kebakaran S S TS S
7 Waktu tanggap bencana kebakaran
S S S S
8 Jumlah penduduk TS S TS S
9 Kelas jalan S S TS S
Faktor Lain
10 Alam (Cuaca) 11 Titik kemacetan
12 Ketersediaan lahan
No Faktor Responden
R1 R2 R3 R4
1 Fungsi bangunan *) S S S S
2 Kepadatan penduduk netto *) S S S S
3 Kepadatan bangunan *) S S S S
4 Jangkauan pelayanan *) S S S S
5 Radius jangkauan pasokan air *) S S S S
6 Waktu tanggap bencana kebakaran *)
S S S S
6 Angka kejadian kebakaran S S TS S
7 Jumlah penduduk TS S TS TS
8 Kelas jalan S S TS S
9 Alam (Cuaca) TS TS S TS
10 Titik kemacetan TS TS TS S
11 Ketersediaan lahan S S S S
No Faktor Responden
R1 R2 R3 R4
1 Fungsi bangunan S S S S
2 Kepadatan penduduk netto S S S S
3 Kepadatan bangunan S S S S
4 Jangkauan pelayanan S S S S
5 Radius jangkauan pasokan air S S S S
6 Waktu tanggap bencana kebakaran
S S S S
7 Ketersediaan lahan S S S S
6 Angka kejadian kebakaran S S S S
7 Jumlah penduduk TS TS TS TS
8 Kelas jalan S S S S
9 Alam (Cuaca) TS TS TS TS
10 Titik kemacetan TS TS TS TS
Proses Analisa Delphi
1 2
3 Sumber: Analisis, 2013
Hasil Analisa Delphi
Faktor Penentuan Lokasi Yang Disetujui 1. Fungsi bangunan 6. Angka kejadian kebakaran
2. Kepadatan penduduk netto 7. Waktu tanggap bencana kebakaran
3. Kepadatan bangunan 8. Ketersediaan lahan
4. Jangkauan pelayanan 9. Kelas Jalan
5. Radius jangkauan pasokan air
Faktor Penentuan Lokasi Yang Tidak Disetujui 1. Jumlah penduduk
2. Alam (Cuaca)
3. Titik Kemacetan
Sumber: Analisis, 2013
Analisa Kriteria Penentuan Lokasi Pos Pemadam Kebakaran Berdasarkan Potensi Risiko Bencana Kebakaran
di Kota Surabaya
Proses Analisa Deskriptif
Sumber: Analisis, 2013
Faktor Penentuan Lokasi Kriteria Penentuan Lokasi
Analisa Deskriptif
Analisis deskriptif kualitatif ini dilakukan dengan, menemukan hubungan antara Data dan tinjauan literatur terkait dengan kriteria penentuan lokasi pos pemadam kebakaran
Faktor Kriteria
Fungsi bangunan
Untuk mengurangi potensi kerusakan akibat bencana kebakaran, Pos pemadam kebakaran yang ada harus dapat menjangkau Fungsi-fungsi bangunan dengan angka kebakaran 3 (SPBU) dan 4 (Gardu Induk PLN, industri dan pergudangan, Perdagangan dan jasa, permukiman kampong, permukiman kumuh, semak belukar, tegalan, dan pelabuhan)
Kepadatan penduduk netto
Untuk mengurangi potensi kerusakan akibat bencana kebakaran, Pos pemadam kebakaran yang ada harus mampu menjangkau wilayah dengan kepadatan penduduk tinggi (768 jiwa/Ha – 1.237 jiwa/Ha)
Kepadatan bangunan Untuk mengurangi potensi kerusakan akibat bencana kebakaran, Pos pemadam kebakaran yang ada harus mampu menjangkau wilayah dengan kepadatan bangunan tinggi (43 unit/Ha – 70 unit/Ha)
Jangkauan pelayanan pos pemadam kebakaran
Untuk mengurangi potensi kerusakan akibat bencana kebakaran, Pos pemadam kebakaran yang ada harus memiliki jangkauan pelayanan terhadap daerah yang telah terbangun dan dihuni adalah minimal 2,5 Km
Radius jangkauan pasokan air
Untuk mengurangi potensi kerusakan akibat bencana kebakaran, Pos pemadam kebakaran yang ada memiliki jarak maksimal 61 meter untuk mencapai sumber potensi air
Hasil Analisa Deskriptif (1)
Sumber: Analisis, 2013
Faktor Kriteria
Angka kejadian kebakaran
Untuk mengurangi potensi kerusakan akibat bencana kebakaran, Pos pemadam kebakaran yang ada harus menjangkau wilayah-wilayah yang angka kejadian kebakarannya tergolong tinggi (≥10 kejadian)
Waktu tanggap bencana kebakaran
Untuk mengurangi potensi kerusakan akibat bencana kebakaran, Pos pemadam kebakaran yang ada harus dapat memenuhi waktu tanggap bencana kebakaran kurang dari 15 menit
Ketersediaan lahan Untuk mengurangi potensi kerusakan akibat bencana kebakaran, Pos pemadam kebakaran yang ada harus memiliki luas minimal 200 m2
Kelas jalan Untuk mengurangi potensi kerusakan akibat bencana kebakaran, Pos pemadam kebakaran yang ada, minimal dalam kelas jalan lingkungan yang mempunyai lebar jalan 3,5 meter yang bebas dari segala hambatan
Hasil Analisa Deskriptif (2)
Sumber: Analisis, 2013
Arahan Distribusi Lokasi Pos Pemadam Kebakaran Berdasarkan Potensi Risiko Bencana Kebakaran
di Kota Surabaya
Hasil Analisa Deskriptif Kualitatif
Sumber: Analisis, 2013
Arahan Umum Arahan Khusus
Arahan Distribusi Lokasi Pos Pemadam Kebakaran Berdasarkan Potensi Risiko Kebakaran Kota Surabaya
Berlaku untuk seluruh bagian kawasan yang belum terjangkau pelayanan pos pemadam kebakaran dan memiliki potensi risiko tinggi akan bencana kebakaran Kota Surabaya
Berlaku pada karakteristik kriteria masing-masing bagian kawasan kecamatan yang belum terjangkau pelayanan pos pemadam kebakaran dan memiliki potensi risiko tinggi akan bencana kebakaran Kota Surabaya
Sumber: Analisis, 2013
Arahan Umum (1) Faktor Arahan
Fungsi Bangunan
Kawasan-kawasan dalam wilayah penelitian memiliki fungsi-fungsi bangunan dengan angka risiko kebakaran tinggi. Karena itu bangunan gedung tersebut harus mempunyai Fire Safety Manager yang bertanggung jawab atas penerapan MPK (Manajemen Proteksi Kebakaran di bangunan gedung) tersebut
Kepadatan Penduduk Netto
Setiap lingkungan bangunan mengadakan kegiatan sosialisasi dan edukasi pencegahan resiko kebakaran serta prosedur keadaan darurat sedikitnya 2 (dua) kali dalam setahun, untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan bahaya bencana kebakaran
Kepadatan Bangunan
Melaksanakan tata laksana operasional dari manajemen proteksi kebakaran terhadap bangunan-bangunan gedung yang mencakup kegiatan pembentukan tim perencanaan, penyusunan analisis risiko bangunan gedung terhadap bahaya kebakaran, pembuatan dan pelaksanaan Rencana Pengamanan Kebakaran (Fire Safety Plan), dan Rencana Tindak Darurat Kebakaran (Fire Emergency Plan)
Waktu Tanggap Bencana
Untuk memudahkan jalur pencapaian lokasi kebakaran agar kurang dari 15 menit terutama untuk melintasi titik-titik kemacetan, dinas pemadam kebakaran Kota Surabaya dapat berkoordinasi dengan polisi lalu lintas dan DLLAJR serta dapat meminta bantuan unit pemadam lainnya apabila diperlukan
Sumber: Analisis, 2013
Arahan Umum (2) Faktor Arahan
Ketersediaan Lahan
Pos pemadam kebakaran yang akan dibangun harus memiliki luas minimal 200 m2 yang meliputi kebutuhan ruang untuk garasi 2 mobil pompa 4.000 Liter, ruang siaga, ruang administrasi, ruang tunggu, ruang ganti pakaian, gudang peralatan, tandon air, dan halaman untuk latihan rutin. Namun apabila lahan yang tersedia tidak ada, dapat diletakkan berdampingan dengan fasum/fasos yang luas tanah minimal 900 m2 dan luas bangunan minimal 400 m2
Kelas Jalan
Pos pemadam kebakaran yang ada, minimal terletak pada kelas jalan lingkungan dengan lebar jalan 3,5 meter yang bebas dari segala hambatan untuk kemudahan aksesibilitas kendaraan operasional lapangan, peralatan teknik operasional, dan kelengkapan perorangan
Jangkauan Pelayanan
Untuk mengurangi potensi kerusakan akibat bencana kebakaran, Pos pemadam kebakaran yang akan dibangun di kawasan yang belum terjangkau pelayanan pos pemadam kebakaran dan memiliki potensi risiko tinggi akan bencana kebakaran Kota Surabaya harus memiliki jangkauan pelayanan terhadap daerah yang telah terbangun dan dihuni adalah minimal 2,5 Km. Apabila pos pemadam kebakaran yang ada kurang maksimal dalam pemadaman maka dapat meminta bantuan unit pemadam lainnya apabila diperlukan
Sumber: Analisis, 2013
Arahan Khusus (1) Faktor Bagian Kecamatan Arahan
Radius Jangkauan
Pasokan Air
a. Pakal b. Sambikerep c. Benowo d. Karangpilang e. Rungkut f. Gununganyar
Pos Pemadam Kebakaran yang akan dibangun di bagian-bagian Kecamatan Pakal, Sambikerep, Benowo, Karangpilang, Rungkut, dan Gununganyar terletak dalam jangkauan maksimal 61 meter dari lokasi potensi sumber air alam maupun buatan
a. Lakarsantri b. Mulyorejo c. Sukolilo
Pos Pemadam Kebakaran yang akan dibangun di bagian-bagian Kecamatan Lakarsantri, Mulyorejo, dan Sukolilo memelihara sistem pasokan air yang telah ada
Sumber: Analisis, 2013
Arahan Khusus (2) Faktor Bagian Kecamatan Arahan
Angka Kejadian
Kebakaran
a. Mulyorejo b. Sukolilo c. Rungkut
Untuk mengurangi potensi kerusakan akibat bencana kebakaran, Pos pemadam kebakaran yang ada harus benar-benar menjangkau wilayah-wilayah yang angka kejadian kebakarannya tergolong tinggi terutama di bagian wilayah Kecamatan Mulyorejo, Sukolilo, dan Rungkut
a. Benowo b. Pakal c. Sambikerep d. Lakarsantri e. Karangpilang f. Gununganyar
Untuk Setiap lingkungan bangunan wajib mengadakan kegiatan sosialisasi dan edukasi pencegahan resiko kebakaran serta prosedur keadaan darurat juga di Kecamatan Benowo, Pakal, Sambikerep, Lakarsantri, Karangpilang, dan Gununganyar yang nilai tingkat bahaya kebakarannya kecil
KESIMPULAN DAN SARAN
“Distribusi Lokasi Pos Pemadam Kebakaran Berdasarkan Kawasan Potensi Risiko Bencana Kebakaran di Kota Surabaya”
Kesimpulan
1. Kawasan yang membutuhkan distribusi pos pemadam kebakaran adalah bagian
dari Kecamatan Benowo, Pakal, Sambikerep, Lakarsantri, Karangpilang,
Mulyorejo, Sukolilo, Rungkut, dan Gununganyar
2. Faktor penentuan lokasi pos pemadam kebakaran di Kota Surabaya dari
konsesnsus para stakeholders, yang selanjutnya akan dirinci kembali menjadi
kriteria yang lebih detil yaitu fungsi bangunan berdasarkan jenis penggunaan
lahannya, kepadatan penduduk netto, kepadatan bangunan, jangkauan
pelayanan pos pemadam kebakaran, radius jangkauan pasokan air, angka
kejadian kebakaran, waktu tanggap bencana kebakaran, ketersediaan
lahan, dan kelas jalan
Kesimpulan 3. Arahan yang dihasilkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
a. Mempunyai Fire Safety Manager yang bertanggung jawab atas penerapan MPK
(Manajemen Proteksi Kebakaran di bangunan gedung) tersebut
b. Mengadakan kegiatan sosialisasi dan edukasi pencegahan resiko kebakaran
c. Melaksanakan tata laksana operasional dari manajemen proteksi kebakaran
terhadap bangunan-bangunan gedung
d. Berkoordinasi dengan polisi lalu lintas dan DLLAJR
e. Pos pemadam kebakaran yang akan dibangun harus memiliki luas minimal 200 m2
f. Pos pemadam kebakaran yang ada, minimal terletak pada kelas jalan lingkungan
dengan lebar jalan 3,5 meter
g. Pos pemadam kebakaran yang akan dibangun harus memiliki jangkauan
pelayanan terhadap daerah yang telah terbangun dan dihuni adalah minimal
2,5 Km
Saran 1. Diperlukan studi lebih lanjut untuk titik penentuan lokasi di wilayah-
wilayah yang membutuhkan pos pemadam kebakaran melalui hasil
analisa lebih lanjut, sehingga akan terlihat lebih jelas lokasi mana yang
dapat berfungsi optimal ketika didirikan pos pemadam kebakaran
dikarenakan penelitian ini hanya mampu memberikan arahan terhadap
penentuan lokasi yang akan datang.
2. Perlu penelitian lebih lanjut terkait kriteria keberadaan gedung-
gedung vertikal sebagai bagian dari potensi risiko terjadinya bencana
kebakaran di Kota Surabaya untuk melengkapi analisis dalam
penanggulangan bencana kebakaran di Kota Surabaya.