DISTRIBUSI LOKASI POS PEMADAM KEBAKARAN...

46
DISTRIBUSI LOKASI POS PEMADAM KEBAKARAN BERDASARKAN KAWASAN POTENSI RISIKO BENCANA KEBAKARAN DI KOTA SURABAYA Oleh : Devi Andalusia – 3609100031 Dosen Pembimbing : Rulli Pratiwi Setiawan ST. MSc. TUGAS AKHIR – PW 1333 Program Studi Perencanaan Wilayah Dan Kota Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya 2013

Transcript of DISTRIBUSI LOKASI POS PEMADAM KEBAKARAN...

DISTRIBUSI LOKASI POS PEMADAM KEBAKARAN BERDASARKAN KAWASAN

POTENSI RISIKO BENCANA KEBAKARAN DI KOTA SURABAYA

Oleh : Devi Andalusia – 3609100031 Dosen Pembimbing : Rulli Pratiwi Setiawan ST. MSc.

TUGAS AKHIR – PW 1333 Program Studi Perencanaan Wilayah Dan Kota

Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Surabaya 2013

PENDAHULUAN

“Distribusi Lokasi Pos Pemadam Kebakaran Berdasarkan Kawasan Potensi Risiko Bencana Kebakaran di Kota Surabaya”

Total kerugian dari kejadian kebakaran yang terjadi selama tahun 2001-2005 di kota Surabaya dari total 1343 kejadian kebakaran terdapat 20 korban meninggal, 15 korban luka-luka dan kerugian sekitar 100 milyar rupiah

Di Tahun 2009, masih terdapat 43,29% bencana kebakaran yang terlayani lebih dari 15 menit.

“Diperlukan adanya arahan distribusi penentuan lokasi pos pemadam kebakaran di Kota

Surabaya”

Berdasarkan Keputusan Menteri Negara Pekerjaan Umum tentang Ketentuan Teknis Manajemen Penanggulangan Kebakaran di Perkotaan, standar waktu tanggap kebakaran tidak lebih dari 15 menit

Merumuskan arahan distribusi penentuan lokasi pos pemadam kebakaran berdasarkan kawasan potensi risiko kebakaran yang ada di Kota Surabaya agar perencanaan lokasi pos pemadam kebakaran yang masuk dalam wilayah manajemen kebakaran dapat melayani sesuai dengan standar waktu tanggap bencana kebakaran

Tujuan

Sasaran

Menganalisis kriteria penentuan lokasi pos pemadam kebakaran Kota Surabaya

Menentukan kawasan yang belum terjangkau pelayanan pos pemadam kebakaran dan memiliki potensi risiko tinggi akan bencana kebakaran Kota Surabaya

Merumuskan arahan distribusi lokasi pos pemadam kebakaran berdasarkan kawasan yang belum terjangkau pelayanan pos pemadam kebakaran dan memiliki potensi risiko tinggi akan bencana kebakaran Kota Surabaya

Menganalisis faktor penentuan lokasi pos pemadam kebakaran Kota Surabaya

Ruang Lingkup Wilayah Penelitian

TINJAUAN PUSTAKA

“Distribusi Lokasi Pos Pemadam Kebakaran Berdasarkan Kawasan Potensi Risiko Bencana Kebakaran di Kota Surabaya”

1. Penyebab Kebakaran 2. Klasifikasi kebakaran 3. Wilayah manajemen Kebakaran (WMK) 4. Identifikasi Risiko Kebakaran

1. Tingkat Risiko Bencana Perkotaan 2. Mitigasi Bencana Perkotaan 3. Bencana Kebakaran di Perkotaan

Mitigasi Bencana Perkotaan

Kebakaran dan Manajemen Kebakaran

1. Faktor Penentuan Lokasi Fasilitas Umum 2. Faktor-Faktor Yang Menentukan Lokasi Pos Pemadam Kebakaran

Penentuan Lokasi Fasilitas Umum

Hasil akhir penelitian yang dilakukan oleh Pratama (2009) yang berupa arahan, digunakan sebagai referensi bentuk arahan penelitian ini. Bentuk dari arahan tersebut adalah tabulasi dengan kolom-kolom variabel penelitian

Penelitian Terdahulu

Sintesa Tinjauan Teori

Tinjauan Indikator Variabel

Penentuan Wilayah Manajemen

Kebakaran (WMK)

Risiko bahaya kebakaran

1. Penggunaan lahan berdasarkan fungsi kegiatan bangunan

2. Kepadatan penduduk netto 3. Kepadatan bangunan 4. Intensitas kegiatan terbangun 5. Jangkauan pelayanan pos pemadam kebakaran 6. Kedekatan dengan sumber potensi air 7. Kondisi ketersediaan sumur/hidran 8. Pertumbuhan terjadinya angka kebakaran (fire history) 9. Luas area terdampak kebakaran

Penentuan Lokasi Pos Pemadam

Kebakaran

Keterjangkauan area pelayanan

1. Luas pelayanan pos pemadam kebakaran 2. Waktu tanggap bencana kebakaran 3. Jumlah penduduk yang terlayani

Sumber pasokan air 1. Bozem 2. Sungai 3. Sumur dalam

Aksesibilitas Kelas jalan

Sumber : Kajian Penulis, 2013

METODE PENELITIAN

“Distribusi Lokasi Pos Pemadam Kebakaran Berdasarkan Kawasan Potensi Risiko Bencana Kebakaran di Kota Surabaya”

Metoda Pengumpulan Data Survey Primer

Survey Sekunder

Metoda Analisis Data Analisa Overlay ArcGIS

Analisa Delphi

Analisa Deskriptif Kualitatif

Proses Analisa ArcGIS

Peta Tingkat Risiko Bencana Kebakaran Kota Surabaya

Peta Analisa Jangkauan Pelayanan Pos Pemadam Kebakaran Kota Surabaya

Peta analisa penentuan kawasan yang belum terjangkau pelayanan pos pemadam kebakaran dan memiliki potensi risiko tinggi akan bencana kebakaran Kota Surabaya

Overlay ArcGIS

Proses Analisa Delphi

Proses Analisa Deskriptif Kualitatif

Tahapan Penelitian

Sasaran Input Proses Alat

Analisis Output

Analisis Penentuan Area yang Belum Terjangkau Pelayanan Pos Pemadam Kebakaran dan

Memiliki Potensi Risiko Tinggi Akan Bencana Kebakaran

1. Peta analisa tingkat risiko kebakaran Kota Surabaya

2. Peta analisa jangkauan pelayanan pos pemadam kebakaran

Survey sekunder Metode

overlay (ARC GIS)

Peta tipologi kebutuhan pos pemadam kebakaran Kota Surabaya

Analisis Faktor Penentuan Lokasi Pos Pemadam Kebakaran

1. Faktor penentuan lokasi pos pemadam kebakaran berdasarkan tinjauan teori

2. Faktor penentuan lokasi pos pemadam kebakaran berdasarkan stakeholder

Studi literature dan wawancara

Delphi Faktor penentuan lokasi pos pemadam kebakaran

Tahapan Penelitian

Sasaran Input Proses Alat

Analisis Output

Analisis Kriteria Penentuan Lokasi Pos Pemadam Kebakaran

1. Kriteria penentuan lokasi pos pemadam kebakaran berdasarkan tinjauan teori

2. Kriteria penentuan lokasi pos pemadam kebakaran berdasarkan analisis delphi

Studi literature

Analisa deskriptif kualitatif

Kriteria penentuan lokasi pos pemadam

kebakaran

Analisis Arahan Distribusi Lokasi Pos Pemadam Kebakaran Berdasarkan Berdasarkan Area yang Belum Terjangkau Pelayanan Pos Pemadam Kebakaran dan Memiliki Potensi Risiko Tinggi Akan Bencana Kebakaran

1. Peta tipologi kebutuhan pos pemadam kebakaran

2. Kriteria penentuan lokasi pos pemadam kebakaran

Perumusan arahan

distribusi lokasi

Analisa deskriptif kualitatif

Rumusan arahan penentuan lokasi

pemadam kebakaran berdasarkan potensi

risiko bencana kebakaran per

Kecamatan

HASIL DAN PEMBAHASAN

“Distribusi Lokasi Pos Pemadam Kebakaran Berdasarkan Kawasan Potensi Risiko Bencana Kebakaran di Kota Surabaya”

Kota Surabaya mempunyai Luas 333.063 km2 yang dibagi dalam 31 Kecamatan dan 163 Kelurahan

Gambaran Umum Wilayah Penelitian

Perbandingan antara jumlah penduduk dengan luas permukiman pada suatu wilayah

Kepadatan Penduduk Netto

661

374

184 213

130

0

100

200

300

400

500

600

700

SurabayaPusat

SurabayaUtara

SurabayaTimur

SurabayaSelatan

SurabayaBarat

Kep

adat

an P

endu

duk

(Jiw

a/H

a)

Grafik Kepadatan Penduduk Netto Kota Surabaya Tahun 2010

Kepadatan Penduduk

Data Kejadian Kebakaran Kota Surabaya

Jumlah Korban dan Kerugian Bencana Kebakaran Kota Surabaya

259 302 301

179

395

539

0100200300400500600

2007 2008 2009 2010 2011 2012

Grafik Kejadian Kebakaran Kota Surabaya

Tahun 2007 - 2012

KejadianKebakaran

0102030405060708090

2007 2008 2009 2010 2011

Jum

lah

Kor

ban

Grafik Jumlah Korban Kebakaran Kota Surabaya

Tahun 2007 - 2011

Meninggal

Luka Berat

Luka Ringan

IDR -

IDR 5,000,000,000.00

IDR 10,000,000,000.00

IDR 15,000,000,000.00

IDR 20,000,000,000.00

IDR 25,000,000,000.00

IDR 30,000,000,000.00

2007 2008 2009 2010 2011

Grafik Jumlah Kerugian Kebakaran Kota Surabaya

Tahun 2007 - 2011

Kerugian

Peta Sebaran Sumur

Analisis Penentuan Area yang Belum Terjangkau Pelayanan Pos Pemadam Kebakaran dan Memiliki Potensi Risiko Tinggi Akan

Bencana Kebakaran

Faktor Kerentanan Penggunaan lahan berdasarkan fungsi bangunannya

Kepadatan penduduk netto

Faktor Kemampuan Jangkauan pelayanan pos pemadam kebakaran

Kemudahan keterjangkauan dengan sumber air

Peta Risiko Kebakaran (Bappeko, 2011)

Karakteristik Tata Bangunan

Faktor Bahaya Tingkat frekuensi kejadian kebakaran di suatu wilayah

Peta Tingkat Risiko Kebakaran

Jangkauan Pelayanan Pos Pemadam Kebakaran (Bappeko,2011)

No Nama Jangkauan Pelayanan (Km) 1 UPTD I 7,5

2 UPTD II 3,5

3 UPTD III 3,5

4 UPTD IV 3,5

5 UPTD V 3,5

6 Pos PMK Pegirian 2,5

7 Pos PMK Menur 2,5

8 Pos Pembantu Pakal 2,5

9 Pos Pembantu Bulak 2,5

10 Pos Pembantu Kali Rungkut 2,5

11 Pos Pembantu Jambangan 2,5

12 Pos Pembantu Benowo 2,5

Sumber: Bappeko, 2011

Peta Sebaran dan Coverage Area Pos Pemadam Kebakaran

Kawasan-kawasan yang yang belum terjangkau pelayanan pos pemadam kebakaran dan memiliki potensi risiko tinggi akan bencana kebakaran Kota Surabaya adalah :

Bagian Wilayah Kecamatan Benowo

Bagian Wilayah Kecamatan Pakal

Bagian Wilayah Kecamatan Sukolilo

Hasil Tipologi

Bagian Wilayah Kecamatan Sambikerep

Bagian Wilayah Kecamatan Lakarsantri

Bagian Wilayah Kecamatan Karangpilang

Bagian Wilayah Kecamatan Mulyorejo

Bagian Wilayah Kecamatan Rungkut

Bagian Wilayah Kecamatan Gununganyar

Analisa Faktor Penentuan Lokasi Pos Pemadam Kebakaran Berdasarkan Potensi Risiko Bencana Kebakaran

di Kota Surabaya

No Faktor Responden

R1 R2 R3 R4

1 Fungsi bangunan S S S S

2 Kepadatan penduduk netto S S S S

3 Kepadatan bangunan S S S S

4 Jangkauan pelayanan S S S S

5 Radius jangkauan pasokan air S S S S

6 Angka kejadian kebakaran S S TS S

7 Waktu tanggap bencana kebakaran

S S S S

8 Jumlah penduduk TS S TS S

9 Kelas jalan S S TS S

Faktor Lain

10 Alam (Cuaca) 11 Titik kemacetan

12 Ketersediaan lahan

No Faktor Responden

R1 R2 R3 R4

1 Fungsi bangunan *) S S S S

2 Kepadatan penduduk netto *) S S S S

3 Kepadatan bangunan *) S S S S

4 Jangkauan pelayanan *) S S S S

5 Radius jangkauan pasokan air *) S S S S

6 Waktu tanggap bencana kebakaran *)

S S S S

6 Angka kejadian kebakaran S S TS S

7 Jumlah penduduk TS S TS TS

8 Kelas jalan S S TS S

9 Alam (Cuaca) TS TS S TS

10 Titik kemacetan TS TS TS S

11 Ketersediaan lahan S S S S

No Faktor Responden

R1 R2 R3 R4

1 Fungsi bangunan S S S S

2 Kepadatan penduduk netto S S S S

3 Kepadatan bangunan S S S S

4 Jangkauan pelayanan S S S S

5 Radius jangkauan pasokan air S S S S

6 Waktu tanggap bencana kebakaran

S S S S

7 Ketersediaan lahan S S S S

6 Angka kejadian kebakaran S S S S

7 Jumlah penduduk TS TS TS TS

8 Kelas jalan S S S S

9 Alam (Cuaca) TS TS TS TS

10 Titik kemacetan TS TS TS TS

Proses Analisa Delphi

1 2

3 Sumber: Analisis, 2013

Hasil Analisa Delphi

Faktor Penentuan Lokasi Yang Disetujui 1. Fungsi bangunan 6. Angka kejadian kebakaran

2. Kepadatan penduduk netto 7. Waktu tanggap bencana kebakaran

3. Kepadatan bangunan 8. Ketersediaan lahan

4. Jangkauan pelayanan 9. Kelas Jalan

5. Radius jangkauan pasokan air

Faktor Penentuan Lokasi Yang Tidak Disetujui 1. Jumlah penduduk

2. Alam (Cuaca)

3. Titik Kemacetan

Sumber: Analisis, 2013

Analisa Kriteria Penentuan Lokasi Pos Pemadam Kebakaran Berdasarkan Potensi Risiko Bencana Kebakaran

di Kota Surabaya

Proses Analisa Deskriptif

Sumber: Analisis, 2013

Faktor Penentuan Lokasi Kriteria Penentuan Lokasi

Analisa Deskriptif

Analisis deskriptif kualitatif ini dilakukan dengan, menemukan hubungan antara Data dan tinjauan literatur terkait dengan kriteria penentuan lokasi pos pemadam kebakaran

Faktor Kriteria

Fungsi bangunan

Untuk mengurangi potensi kerusakan akibat bencana kebakaran, Pos pemadam kebakaran yang ada harus dapat menjangkau Fungsi-fungsi bangunan dengan angka kebakaran 3 (SPBU) dan 4 (Gardu Induk PLN, industri dan pergudangan, Perdagangan dan jasa, permukiman kampong, permukiman kumuh, semak belukar, tegalan, dan pelabuhan)

Kepadatan penduduk netto

Untuk mengurangi potensi kerusakan akibat bencana kebakaran, Pos pemadam kebakaran yang ada harus mampu menjangkau wilayah dengan kepadatan penduduk tinggi (768 jiwa/Ha – 1.237 jiwa/Ha)

Kepadatan bangunan Untuk mengurangi potensi kerusakan akibat bencana kebakaran, Pos pemadam kebakaran yang ada harus mampu menjangkau wilayah dengan kepadatan bangunan tinggi (43 unit/Ha – 70 unit/Ha)

Jangkauan pelayanan pos pemadam kebakaran

Untuk mengurangi potensi kerusakan akibat bencana kebakaran, Pos pemadam kebakaran yang ada harus memiliki jangkauan pelayanan terhadap daerah yang telah terbangun dan dihuni adalah minimal 2,5 Km

Radius jangkauan pasokan air

Untuk mengurangi potensi kerusakan akibat bencana kebakaran, Pos pemadam kebakaran yang ada memiliki jarak maksimal 61 meter untuk mencapai sumber potensi air

Hasil Analisa Deskriptif (1)

Sumber: Analisis, 2013

Faktor Kriteria

Angka kejadian kebakaran

Untuk mengurangi potensi kerusakan akibat bencana kebakaran, Pos pemadam kebakaran yang ada harus menjangkau wilayah-wilayah yang angka kejadian kebakarannya tergolong tinggi (≥10 kejadian)

Waktu tanggap bencana kebakaran

Untuk mengurangi potensi kerusakan akibat bencana kebakaran, Pos pemadam kebakaran yang ada harus dapat memenuhi waktu tanggap bencana kebakaran kurang dari 15 menit

Ketersediaan lahan Untuk mengurangi potensi kerusakan akibat bencana kebakaran, Pos pemadam kebakaran yang ada harus memiliki luas minimal 200 m2

Kelas jalan Untuk mengurangi potensi kerusakan akibat bencana kebakaran, Pos pemadam kebakaran yang ada, minimal dalam kelas jalan lingkungan yang mempunyai lebar jalan 3,5 meter yang bebas dari segala hambatan

Hasil Analisa Deskriptif (2)

Sumber: Analisis, 2013

Arahan Distribusi Lokasi Pos Pemadam Kebakaran Berdasarkan Potensi Risiko Bencana Kebakaran

di Kota Surabaya

Proses Analisa Deskriptif Kualitatif

Hasil Analisa Deskriptif Kualitatif

Sumber: Analisis, 2013

Arahan Umum Arahan Khusus

Arahan Distribusi Lokasi Pos Pemadam Kebakaran Berdasarkan Potensi Risiko Kebakaran Kota Surabaya

Berlaku untuk seluruh bagian kawasan yang belum terjangkau pelayanan pos pemadam kebakaran dan memiliki potensi risiko tinggi akan bencana kebakaran Kota Surabaya

Berlaku pada karakteristik kriteria masing-masing bagian kawasan kecamatan yang belum terjangkau pelayanan pos pemadam kebakaran dan memiliki potensi risiko tinggi akan bencana kebakaran Kota Surabaya

Sumber: Analisis, 2013

Arahan Umum (1) Faktor Arahan

Fungsi Bangunan

Kawasan-kawasan dalam wilayah penelitian memiliki fungsi-fungsi bangunan dengan angka risiko kebakaran tinggi. Karena itu bangunan gedung tersebut harus mempunyai Fire Safety Manager yang bertanggung jawab atas penerapan MPK (Manajemen Proteksi Kebakaran di bangunan gedung) tersebut

Kepadatan Penduduk Netto

Setiap lingkungan bangunan mengadakan kegiatan sosialisasi dan edukasi pencegahan resiko kebakaran serta prosedur keadaan darurat sedikitnya 2 (dua) kali dalam setahun, untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan bahaya bencana kebakaran

Kepadatan Bangunan

Melaksanakan tata laksana operasional dari manajemen proteksi kebakaran terhadap bangunan-bangunan gedung yang mencakup kegiatan pembentukan tim perencanaan, penyusunan analisis risiko bangunan gedung terhadap bahaya kebakaran, pembuatan dan pelaksanaan Rencana Pengamanan Kebakaran (Fire Safety Plan), dan Rencana Tindak Darurat Kebakaran (Fire Emergency Plan)

Waktu Tanggap Bencana

Untuk memudahkan jalur pencapaian lokasi kebakaran agar kurang dari 15 menit terutama untuk melintasi titik-titik kemacetan, dinas pemadam kebakaran Kota Surabaya dapat berkoordinasi dengan polisi lalu lintas dan DLLAJR serta dapat meminta bantuan unit pemadam lainnya apabila diperlukan

Sumber: Analisis, 2013

Arahan Umum (2) Faktor Arahan

Ketersediaan Lahan

Pos pemadam kebakaran yang akan dibangun harus memiliki luas minimal 200 m2 yang meliputi kebutuhan ruang untuk garasi 2 mobil pompa 4.000 Liter, ruang siaga, ruang administrasi, ruang tunggu, ruang ganti pakaian, gudang peralatan, tandon air, dan halaman untuk latihan rutin. Namun apabila lahan yang tersedia tidak ada, dapat diletakkan berdampingan dengan fasum/fasos yang luas tanah minimal 900 m2 dan luas bangunan minimal 400 m2

Kelas Jalan

Pos pemadam kebakaran yang ada, minimal terletak pada kelas jalan lingkungan dengan lebar jalan 3,5 meter yang bebas dari segala hambatan untuk kemudahan aksesibilitas kendaraan operasional lapangan, peralatan teknik operasional, dan kelengkapan perorangan

Jangkauan Pelayanan

Untuk mengurangi potensi kerusakan akibat bencana kebakaran, Pos pemadam kebakaran yang akan dibangun di kawasan yang belum terjangkau pelayanan pos pemadam kebakaran dan memiliki potensi risiko tinggi akan bencana kebakaran Kota Surabaya harus memiliki jangkauan pelayanan terhadap daerah yang telah terbangun dan dihuni adalah minimal 2,5 Km. Apabila pos pemadam kebakaran yang ada kurang maksimal dalam pemadaman maka dapat meminta bantuan unit pemadam lainnya apabila diperlukan

Sumber: Analisis, 2013

Arahan Khusus (1) Faktor Bagian Kecamatan Arahan

Radius Jangkauan

Pasokan Air

a. Pakal b. Sambikerep c. Benowo d. Karangpilang e. Rungkut f. Gununganyar

Pos Pemadam Kebakaran yang akan dibangun di bagian-bagian Kecamatan Pakal, Sambikerep, Benowo, Karangpilang, Rungkut, dan Gununganyar terletak dalam jangkauan maksimal 61 meter dari lokasi potensi sumber air alam maupun buatan

a. Lakarsantri b. Mulyorejo c. Sukolilo

Pos Pemadam Kebakaran yang akan dibangun di bagian-bagian Kecamatan Lakarsantri, Mulyorejo, dan Sukolilo memelihara sistem pasokan air yang telah ada

Sumber: Analisis, 2013

Arahan Khusus (2) Faktor Bagian Kecamatan Arahan

Angka Kejadian

Kebakaran

a. Mulyorejo b. Sukolilo c. Rungkut

Untuk mengurangi potensi kerusakan akibat bencana kebakaran, Pos pemadam kebakaran yang ada harus benar-benar menjangkau wilayah-wilayah yang angka kejadian kebakarannya tergolong tinggi terutama di bagian wilayah Kecamatan Mulyorejo, Sukolilo, dan Rungkut

a. Benowo b. Pakal c. Sambikerep d. Lakarsantri e. Karangpilang f. Gununganyar

Untuk Setiap lingkungan bangunan wajib mengadakan kegiatan sosialisasi dan edukasi pencegahan resiko kebakaran serta prosedur keadaan darurat juga di Kecamatan Benowo, Pakal, Sambikerep, Lakarsantri, Karangpilang, dan Gununganyar yang nilai tingkat bahaya kebakarannya kecil

KESIMPULAN DAN SARAN

“Distribusi Lokasi Pos Pemadam Kebakaran Berdasarkan Kawasan Potensi Risiko Bencana Kebakaran di Kota Surabaya”

Kesimpulan

1. Kawasan yang membutuhkan distribusi pos pemadam kebakaran adalah bagian

dari Kecamatan Benowo, Pakal, Sambikerep, Lakarsantri, Karangpilang,

Mulyorejo, Sukolilo, Rungkut, dan Gununganyar

2. Faktor penentuan lokasi pos pemadam kebakaran di Kota Surabaya dari

konsesnsus para stakeholders, yang selanjutnya akan dirinci kembali menjadi

kriteria yang lebih detil yaitu fungsi bangunan berdasarkan jenis penggunaan

lahannya, kepadatan penduduk netto, kepadatan bangunan, jangkauan

pelayanan pos pemadam kebakaran, radius jangkauan pasokan air, angka

kejadian kebakaran, waktu tanggap bencana kebakaran, ketersediaan

lahan, dan kelas jalan

Kesimpulan 3. Arahan yang dihasilkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Mempunyai Fire Safety Manager yang bertanggung jawab atas penerapan MPK

(Manajemen Proteksi Kebakaran di bangunan gedung) tersebut

b. Mengadakan kegiatan sosialisasi dan edukasi pencegahan resiko kebakaran

c. Melaksanakan tata laksana operasional dari manajemen proteksi kebakaran

terhadap bangunan-bangunan gedung

d. Berkoordinasi dengan polisi lalu lintas dan DLLAJR

e. Pos pemadam kebakaran yang akan dibangun harus memiliki luas minimal 200 m2

f. Pos pemadam kebakaran yang ada, minimal terletak pada kelas jalan lingkungan

dengan lebar jalan 3,5 meter

g. Pos pemadam kebakaran yang akan dibangun harus memiliki jangkauan

pelayanan terhadap daerah yang telah terbangun dan dihuni adalah minimal

2,5 Km

Saran 1. Diperlukan studi lebih lanjut untuk titik penentuan lokasi di wilayah-

wilayah yang membutuhkan pos pemadam kebakaran melalui hasil

analisa lebih lanjut, sehingga akan terlihat lebih jelas lokasi mana yang

dapat berfungsi optimal ketika didirikan pos pemadam kebakaran

dikarenakan penelitian ini hanya mampu memberikan arahan terhadap

penentuan lokasi yang akan datang.

2. Perlu penelitian lebih lanjut terkait kriteria keberadaan gedung-

gedung vertikal sebagai bagian dari potensi risiko terjadinya bencana

kebakaran di Kota Surabaya untuk melengkapi analisis dalam

penanggulangan bencana kebakaran di Kota Surabaya.

-Terima Kasih- “Semoga Allah SWT Memudahkan”