DISTRIBUSI FREKUENSI FAKTOR PENYEBAB KEJADIAN ASFIKSIA PADA …repository.unjaya.ac.id/2300/2/NANIK...

40
DISTRIBUSI FREKUENSI FAKTOR PENYEBAB KEJADIAN ASFIKSIA PADA BAYI BARU LAHIR DI RS PKU MUHAMADIYAH BANTUL YOGYAKARTA TAHUN 2014-2016 KARYA TULIS ILMIAH Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Ahli Madya Kebidanan Stikes Jenderal Achmad Yani Yogyakarta NANIK KARTIKA SARI 1113082 PROGRAM STUDI KEBIDANAN (D-3) SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN JENDERAL ACHMAD YANI YOGYAKARTA 2016 i

Transcript of DISTRIBUSI FREKUENSI FAKTOR PENYEBAB KEJADIAN ASFIKSIA PADA …repository.unjaya.ac.id/2300/2/NANIK...

Page 1: DISTRIBUSI FREKUENSI FAKTOR PENYEBAB KEJADIAN ASFIKSIA PADA …repository.unjaya.ac.id/2300/2/NANIK KARTIKA SARI (1113082)nonfull.pdf · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Neonatal

i

DISTRIBUSI FREKUENSI FAKTOR PENYEBAB KEJADIAN ASFIKSIA PADA BAYI BARU LAHIR DI RS PKU MUHAMADIYAH

BANTUL YOGYAKARTA TAHUN 2014-2016

KARYA TULIS ILMIAH Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Ahli Madya Kebidanan

Stikes Jenderal Achmad Yani Yogyakarta

NANIK KARTIKA SARI 1113082

PROGRAM STUDI KEBIDANAN (D-3)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN JENDERAL ACHMAD YANI

YOGYAKARTA 2016

i

Page 2: DISTRIBUSI FREKUENSI FAKTOR PENYEBAB KEJADIAN ASFIKSIA PADA …repository.unjaya.ac.id/2300/2/NANIK KARTIKA SARI (1113082)nonfull.pdf · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Neonatal

ii

Page 3: DISTRIBUSI FREKUENSI FAKTOR PENYEBAB KEJADIAN ASFIKSIA PADA …repository.unjaya.ac.id/2300/2/NANIK KARTIKA SARI (1113082)nonfull.pdf · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Neonatal

iii

Page 4: DISTRIBUSI FREKUENSI FAKTOR PENYEBAB KEJADIAN ASFIKSIA PADA …repository.unjaya.ac.id/2300/2/NANIK KARTIKA SARI (1113082)nonfull.pdf · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Neonatal

iv

Page 5: DISTRIBUSI FREKUENSI FAKTOR PENYEBAB KEJADIAN ASFIKSIA PADA …repository.unjaya.ac.id/2300/2/NANIK KARTIKA SARI (1113082)nonfull.pdf · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Neonatal

v

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan

rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan usulan penelitian yang

berjudul “Gambaran Kejadian Asfiksia Pada Bayi Baru Lahir Berdasarkan Umur

Kehamilan di RS PKU Muhammadiyah Bantul.”

Usulan penelitian ini telah dapat diselesaikan atas bimbingan, arahan,

dan bantuan berbagai pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu, dan

pada kesempatan ini penulis dengan rendah hati mengucapkan terima kasih

dengan setulus-tulusnya kepada :

1. Kuswanto Harjo, dr., M.Kes selaku Ketua Stikes Jenderal Achmad Yani Yogyakarta yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk menimba ilmu di lembaga ini.

2. Reni Merta Kusuma, M.Keb selaku Ketua Program Studi Kebidanan (D-3) Stikes Jenderal Achmad Yani Yogyakarta yang telah memberikan pengarahan dan dorongan kepada penulis untuk penyusunan usulan penelitian.

3. Ika Fitria Ayuningtyas, S. Si.T., M., Kes selaku pembimbing yang telah berkenan meluangkan waktu, tenaga, dan ilmunya untuk memberikan bimbingan kepada penulis dalam penyusunan usulan penelitian.

4. Melisa Putri Rahmadhena, M. Clin. Mid. selaku dewan penguji usulan penelitian yang berkenan memberikan saran dan bimbingan.

5. Tenaga Kesehatan RS PKU Muhammadiyah Bantul yang telah banyak membantu dalam terselesainya usulan penelitian ini.

6. Terimakasih untuk kedua orang tua, saudara, dan sahabat yang telah memberikan dukungan demi terselesainya usulan penelitian ini.

7. Teman-teman mahasiswa angkatan 2013 Stikes Jenderal Achmad Yani Yogyakarta yang telah bersedia membantu dan memberikan nasehat dorongan pada penulis.

Semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan kebaikan kepada

semuanya, sebagai imbalan atas segala amal kebaikan dan bantuannya. Akhirnya

besar harapan penulis semoga usulan penelitian ini berguna bagi semua.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb

Yogyakarta, 18 Januari 2017

Penulis

Nanik Kartika Sari

Page 6: DISTRIBUSI FREKUENSI FAKTOR PENYEBAB KEJADIAN ASFIKSIA PADA …repository.unjaya.ac.id/2300/2/NANIK KARTIKA SARI (1113082)nonfull.pdf · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Neonatal

vi

DAFTAR ISI Hal

HALAMAN JUDUL ................................................................................. i HALAMAN PERSETUJUAN................................................................... ii LEMBAR PENGESAHAN....................................................................... iii LEMBAR PERNYATAAN……………………………………..……..... iv KATA PENGANTAR................................................................................ v DAFTAR ISI.............................................................................................. vi DAFTAR TABEL...................................................................................... viii DAFTAR GAMBAR.................................................................................. ix DAFTAR LAMPIRAN.............................................................................. x INTISARI................................................................................................... xi ABSTRACT................................................................................................. xii BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang........................................................................... 1 B. Rumusan masalah..................................................................... 5 C. Tujuan penelitian....................................................................... 5 D. Manfaat penelitian.................................................................... 6 E. Keaslian penelitian.................................................................... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Bayi baru lahir........................................................................... 8 B. Asfiksia………......................................................................... 9 C. Faktor kejadian asfiksia............................................................ 18 D. Kerangka Teori......................................................................... 28 E. Kerangka Konsep Penelitian.................................................... 29 F. Pertanyaan Penelitian .............................................................. 30

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian............................................... 31 B. Lokasi dan Waktu Penelitian .................................................. 31 C. Populasi dan Subyek Penelitian............................................... 32 D. Variabel Penelitian .................................................................. 32 E. Definisi Operasional................................................................ 33 F. Alat dan Metode Pengumpulan Data....................................... 34 G. Metode Pengolahan dan Analisis Data.................................... 34 H. Etika Penelitian........................................................................ 36 I. Pelaksanaan Penelitian............................................................. 37

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian....................................................................... 38 B. Pembahasan............................................................................ 43

Page 7: DISTRIBUSI FREKUENSI FAKTOR PENYEBAB KEJADIAN ASFIKSIA PADA …repository.unjaya.ac.id/2300/2/NANIK KARTIKA SARI (1113082)nonfull.pdf · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Neonatal

vii

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan.............................................................................. 51 B. Saran........................................................................................ 51

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

Page 8: DISTRIBUSI FREKUENSI FAKTOR PENYEBAB KEJADIAN ASFIKSIA PADA …repository.unjaya.ac.id/2300/2/NANIK KARTIKA SARI (1113082)nonfull.pdf · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Neonatal

viii

DAFTAR TABEL

Hal

Tabel 1.1 Keaslian Penelitian........................................................................... 7 Tabel 3.1 Definisi Oprasional Variabel ........................................................ 33 Tabel 3.2 Dummy tabel .................................................................................... 33

Page 9: DISTRIBUSI FREKUENSI FAKTOR PENYEBAB KEJADIAN ASFIKSIA PADA …repository.unjaya.ac.id/2300/2/NANIK KARTIKA SARI (1113082)nonfull.pdf · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Neonatal

ix

DAFTAR GAMBAR

Hal

Gambar 1 Kerangka Teori ............................................................................. 28 Gambar 2 Kerangka Konsep Penelitian ........................................................ 29

Page 10: DISTRIBUSI FREKUENSI FAKTOR PENYEBAB KEJADIAN ASFIKSIA PADA …repository.unjaya.ac.id/2300/2/NANIK KARTIKA SARI (1113082)nonfull.pdf · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Neonatal

x

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Pengantar Studi Pendahuluan Lampiran 2. Pengantar Studi Pendahuluan RS PKU Muhammadiyah Bantul Lampiran 3. Lembar Konsultasi Lampiran 4. Lembar Bantu Pengambilan Data Lampiran 5. Jadwal Penelitian Tahun 2016

Page 11: DISTRIBUSI FREKUENSI FAKTOR PENYEBAB KEJADIAN ASFIKSIA PADA …repository.unjaya.ac.id/2300/2/NANIK KARTIKA SARI (1113082)nonfull.pdf · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Neonatal

xi

INTISARI

DISTRIBUSI FREKUENSI FAKTOR PENYEBAB KEJADIAN ASFIKSIA

PADA BAYI BARU LAHIR DI RS PKU MUHAMADIYAH BANTUL YOGYAKARTA TAHUN 2014-2016

Nanik kartika sari1, Ika Fitria Ayuningtyas2

Latar Belakang : Komplikasi yang menjadi penyebab kematian bayi baru lahir yang terbanyak yaitu asfiksia. penyebab terjadinya asfiksia ada 3 yaitu, faktor ibu (preeklamsi dan eklamsia, perdarahan abnormal yang disebabkan karena plasenta previa atau solusio plasenta, partus lama, demam selama persalinan, infeksi berat, kehamilan post matur, usia ibu kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun), faktor bayi (bayi prematur, persalinan sulit, kelainan konginetal, air ketuban bercampur mekonium), faktor tali pusat (lilitan tali pusat, tali pusat pendek, simpul tali pusat dan prolapsus tali pusat) . Di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Bantul terdapat 31 bayi yang mengalami asfiksia pada tahun 2014-2016, sehingga dilakukan penelitian tentang distribusi frekuensi faktor penyebab kejadian asfiksia pada bayi baru lahir di RS PKU Muhammadiyah Bantul. Tujuan : Mengetahui faktor penyebab kejadian asfiksia pada bayi baru lahir di RS PKU Muhammadiyah Bantul tahun 2016. Metode penelitian : Pengambilan data dalam penelitian ini menggunakan data sekunder dengan pendekatan retrospektif. Hasil Penelitian : Faktor penyebab kejadian asfiksia pada bayi baru lahir berdasarkan faktor ibu yaitu mayoritas terjadi pada usia ibu 20-35 tahun sebanyak 16 (51,6%), , paritas10 (32,3%), umur kehamilan 18 (58,1%) dan berdasarkan faktor dari bayi yaitu mayoritas terjadi pada berat lahir bayi >2500 gram sebanyak 12 (38,7%), dan jenis persalinan yang mengalami asfiksia pada persalinan normal sebanyak 10 (32,3%). Kesimpulan : Faktor penyebab kejadian asfiksia pada bayi baru lahir di RS PKU Muhammadiyah Bantul tahun 2016 yaitu dari faktor ibu yaitu mayoritas terjadi pada usia ibu 20-35 tahun, paritas multipara, umur kehamilan 37-42 minggu dan dari faktor bayi yaitu bayi dengan berat lahir >2500 gram dan jenis persalinan normal. Kata Kunci : Asfiksia, Bayi baru lahir, faktor penyebab. 1Mahasiswa Prodi Kebidanan (D-3) Stikes Jenderal Achmad Yani Yogyakarta 2Dosen Stikes Jenderal Achmad Yani Yogyakarta

Page 12: DISTRIBUSI FREKUENSI FAKTOR PENYEBAB KEJADIAN ASFIKSIA PADA …repository.unjaya.ac.id/2300/2/NANIK KARTIKA SARI (1113082)nonfull.pdf · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Neonatal

xii

ABSTRAK

CAUSE ASPHYXIA FACTORS IN NEWBORN IN RS PKU MUHAMMADIYAH BANTUL YOGYAKARTA

Nanik kartika sari1, Ika Fitria Ayuningtyas2

Background : Asphyxia is one of the complications that become the largest cause of death. Therevare three cause of asphyxia, namely, maternal factors (preeclampsia and eclampsia, abnormal bleeding caused by placenta previa or placental abruption, prolonged labor, fever during labor, severe infections, pregnancy post mature, maternal age less than 20 years old or over 35 years ), factor infants (premature babies, difficult delivery, konginetal disorders, meconium-stained amniotic fluid mixes), factor umbilical cord (umbilical cord loops, short umbilical cord, knot the cord and umbilical cord prolapse). Athere are 31 cose of asphyxia in PKU Muhammadiyah Hospital in Bantul. Objective : Knowing the factors that cause asphyxia in newborns at PKU Muhammadiyah Hospital in Bantul 2016. Methods : Collecting data in this study using secondary data with retrospective approach Result: Factors that cause asphyxia in newborns by maternal factors that occur in the majority of maternal age 20-35 years as many as 16 (51.6%), parity 10 (32.3%), gestational age 18 (58.1%) and by factors of which the majority occur in infants birth weight> 2500 g were 12 (38.7%), and the type of delivery that asphyxiated the normal labor as much as 10 (32.3%). Conclusion : Factors that cause asphyxia in newborns at PKU Muhammadiyah Hospital in Bantul 2016 ie from the maternal factors that occur in the majority of maternal age 20-35 years, multiparas parity, gestational age of 37-42 weeks and infant factors that infants with birth weight> 2500 gram and type of normal deliveries. Keyword : Asphyxia, Newborns, factor.

1A student of (D-3) Midwifery Study Program School of Health A.Yani Yogyakarta 2A lecturer of (D-3) Midwifery Study Program School of Health A. Yani Yogyakarta

Page 13: DISTRIBUSI FREKUENSI FAKTOR PENYEBAB KEJADIAN ASFIKSIA PADA …repository.unjaya.ac.id/2300/2/NANIK KARTIKA SARI (1113082)nonfull.pdf · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Neonatal

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Neonatal dengan komplikasi adalah neonatal dengan penyakit dan atau

kelainan yang dapat menyebabkan kecacatan dan atau kematian, seperti asfiksia,

ikterus, hipotermia, tetanus neonatorum, infeksi/sepsis, trauma lahir, BBLR,

sindroma gangguan pernafasan, dan kelainan konginetal maupun yang sudah

termasuk klasifikasi kuning dan merah pada pemeriksaan dengan Manajemen

Terpadu Bayi Muda (MTBM). Komplikasi yang menjadi penyebab kematian yang

terbanyak yaitu asfiksia (27%), bayi berat lahir rendah (29%) dan infeksi (6,7%) (

herianto, dkk, 2012). Capaian penanganan neonatal dengan komplikasi

mengalami peningkatan dari tahun 2013 yang sebesar 51,47% menjadi 59,68%

pada tahun 2014 (KeMenKes RI, 2014).

Menurut Marmi dan Kukuh (2012), penyebab terjadinya asfiksia ada 3 yaitu,

factor ibu, factor bayi dan factor tali pusat. Faktor ibu terdiri dari preeklamsi dan

eklamsia, perdarahan abnormal yang disebabkan karena plasenta previa atau

solusio plasenta, partus lama, demam selama persalinan, infeksi berat, kehamilan

post matur, usia ibu kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun. Faktor bayi

terdiri dari bayi prematur, persalinan sulit, kelainan konginetal, air ketuban

bercampur mekonium. Sedangkan faktor tali pusat terdiri dari lilitan tali pusat, tali

pusat pendek, simpul tali pusat dan prolapsus tali pusat.

1

Page 14: DISTRIBUSI FREKUENSI FAKTOR PENYEBAB KEJADIAN ASFIKSIA PADA …repository.unjaya.ac.id/2300/2/NANIK KARTIKA SARI (1113082)nonfull.pdf · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Neonatal

2

Asfiksia berarti hipoksia yang progresif, penimbunan CO2 dan asidosis. Bila

proses ini berlangsung terlalu jauh dapat mengakibatkan kerusakan otak atau

kematian. Bayi yang dalam keadaan asfiksia dan pulih kembali harus diperkirakan

kemungkinannya menderita cacat mental seperti epilepsy dan bodoh pada masa

mendatang (Respatiningrum, dkk, 2012). Jika skor APGAR tetap dibawah 3

dalam tes berikutnya (10, 15 atau 30 menit), maka ada resiko bahwa anak tersebut

dapat mengalami kerusakan syaraf jangka panjang. Juga ada resiko kecil tapi

signifikan akan kerusakan otak. Namun demikian, tujuan tes APGAR adalah

untuk menentukan dengan cepat apakah bayi yang baru lahir tersebut

membutuhkan penanganan medis segera, dan tidak didesain untuk memberikan

prediksi jangka panjang akan kesehatan bayi tersebut. Asfiksia jika berlangsung

terlalu lama dapat menimbukan perdarahan otak, kerusakan otak dan kemudian

keterlambatan tumbuh kembang. Asfiksia juga dapat menimbulkan cacat seumur

hidup seperti buta, tuli, cacat otak dan kematian. Asfiksia adalah salah satu faktor

yang menyebabkan kematian neonatal, sedangkan bayi yang dapat bertahan hidup

akibat asfiksia dapat mengalamai komplikasi neurologis seperti epilepsy, cerebral

palsy dan keterlambatan perkembangan. Asfiksia juga bisa mengakibatkan cedera

otak parah, cedera otak parah membuat perkembangan kognitif terhambat,

perkembangan motorik tertunda dan cerebral palsy (Jurnal Pediatri, 2013).

Umumnya di Negara berkembang, 25% kematian bayi dan 50% kematian

neonatal disebabkan oleh infeksi pada tali pusat, sepsis sampai dengan tetanus

(Kandun, 2009). Berdasarkan penelitian WHO diseluruh dunia terdapat kematian

bayi sebesar 56 per 10.000 menjadi sekitar 280.000 terjadi setiap 18-20 menit

Page 15: DISTRIBUSI FREKUENSI FAKTOR PENYEBAB KEJADIAN ASFIKSIA PADA …repository.unjaya.ac.id/2300/2/NANIK KARTIKA SARI (1113082)nonfull.pdf · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Neonatal

3

sekali. Penyebab kematian tersebut antara lain karena asfiksia neonatorum 40-

60%, infeksi 24-34%. Infeksi tersebut disebabkan karena perawatan tali pusat

yang kurang hygienis (Manuaba, 2008). Hasil laporan dari petugas Survailans

Depkes RI pada tahun 1992-1996 ditemukan bahwa kasus Tetanus Neonatorum

pada tahun 1993-1996 terjadi peningkatan dengan kisaran 10,8-55%. Bila dilihat

penyebarannya menurut provinsi kasus tertinggi terdapat di Provinsi Jawa Barat

sebesar 246 kasus, menyusul Jawa Tengah dengan 94 kasus, Jawa Timur

sebesar88 kasus, Ponorogo kematian bayi di tahun 2009 sebanyak 116 anak, tahun

2010 sebanyak 168 anak, dan tahun 2011 sebanyak 178 anak (Dinkes Ponorogo,

2012)

Hasi Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2012 menunjukkan

bahwa AKB DIY menduduki peringkat lima besar terbaik secara nasional

bersama dengan Kalimantan Timur, Jakarta, Riau dan Sulawesi Selatan.

Meskipun begitu, DIY belum mampu memenuhi target MDG’s yang keempat

karena AKB tahun 2012 masih berada di angka 25 per 1000 kelairan hidup. AKB

DIY tahun 2012 mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan tahun 2013.

Data yang didapatkan dari Seksi Kesehatan Keluarga Dinas Kesehatan DIY

bahwa AKB DIY tahun 2012 sebesar 400 bayi dan meningkat menjadi 449 bayi

pada tahun 2013 . Penyebab umum kematian bayi di DIY adalah berat bayi lahir

rendah (BBLR) dan infeksi darah. Selain itu, penyebab lain kematian bayi yang

sering dijumpai di DIY antara lain sesak nafas pada saat lahir karena lama di jalan

lahir, letak lintang serta panggul sempit. (Dinas Kesehatan Provinsi DIY. 2011)

Page 16: DISTRIBUSI FREKUENSI FAKTOR PENYEBAB KEJADIAN ASFIKSIA PADA …repository.unjaya.ac.id/2300/2/NANIK KARTIKA SARI (1113082)nonfull.pdf · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Neonatal

4

Berdasarkan data dari hasil laporan Penyusunan Profil Kesehatan Provinsi

Daerah Istimewa Yogyakarta tahun 2011 menyatakan bahwa jumlah Angka

Kematian Neonatal di D.I. Yogyakarta 2010 sebanyak 421 kasus dengan kasus

kematian bayi laki- laki sebesar 20 bayi per 1000 kelahiran hidup, sedangkan

perempuan sebesar 14 per 1000 kelahiran hidup. Penyebab kematian terbanyak

disebabkan oleh BBLR dan asfiksia. Kasus asfiksia di provinsi D.I. Yogyakarta

terbanyak terjadi di kabupaten Bantul dan Kulonprogo. Pada tahun 2012 kejadian

asfiksia di kabupaten Bantul sebanyak 47 kasus (dilansir dinas kesehatan

kabupaten Bantul) dan dikabupaten kulon progo penyebab kematian bayi baru

lahir pada tahun 2013 sebanyak 97 kasus 19 diantaranya disebabkan oleh asfiksia

pada bayi baru lahir.

Angka kematian bayi pada tahun 2013 sebanyak 9,38/1000 kelahiran hidup

sejmlah 126 kasus. Data tahun 2013 disebabkan paling banyak asfiksia (47%),

lainnya (36%), kelainan bawaan (29%), BBLR (18%), pnemonia (5%).

Mengalami peningkatan dibanding tahun 2012 yaitu 8,6/1000 kelahiran hidup

sejumlah 116 kasus. Angka Kematian Bayi pada tahun 2012 paling banyak

disebabkan asfiksia (29%), BBL (14%), lain-lain (12%), sepsis (10%), aspirasi

(8%), diare (5%), ikterik (3%), pnemonia (3%). Walaupun demikian Kabupaten

Bantul sudah bisa melampaui target MDG’s untuk Angka Kematian Bayi pada

tahun 2015 ditargetkan 23/1000 kelahiran hidup. Kasus kematian bayi di

Kabupaten Bantul sejumlah 126 kasus, dan terjadi di semua wilayah kecamatan di

Kabupaten bantul. Kecamatan dengan kematian bayi tertinggi yaitu di wilayah

kecamatan Banguntapan dan kecamatan Kasihan dengan 17 kasus. Penyebab

Page 17: DISTRIBUSI FREKUENSI FAKTOR PENYEBAB KEJADIAN ASFIKSIA PADA …repository.unjaya.ac.id/2300/2/NANIK KARTIKA SARI (1113082)nonfull.pdf · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Neonatal

5

kematian bayi terbesar adalah karena asfiksia sebanyak 29 kasus (Profil

Kesehatan kabupaten bantul, 2014).

Berdasarkan data yang diperoleh dari studi pendahuluan yang dilakukan di

RS PKU Muhammadiyah Bantul, pada tahun 2014 angka kejadian bayi baru lahir

dengan asfiksia sejumlah 15 bayi, pada tahun 2015 angka kejadian bayi baru lahir

dengan kejadian asfiksia sejumlah 12 bayi dan pada tahun 2016 diperoleh data

sampai tanggal 24 Mei 2016 ditemukan bayi baru lahir dengan asfiksia sejumlah 4

bayi (Medical record RS PKU Muhammadiyah bantul, 2016).

Berdasarkan data diatas maka penulis tertarik untuk meneliti tentang

“Distribusi Frekuensi Faktor Penyebab Kejadian Asfiksia Pada Bayi Baru Lahir Di

RS PKU Muhammadiyah Bantul Tahun 2014-2016”.

B. Rumusan Masalah

Dari uraian masalah diatas maka penulis membuat rumusan masalah “Apa

Sajakah Distribusi Frekuensi Faktor Penyebab Kejadian Asfiksia Pada Bayi Baru

Lahir Di RS PKU Muhammadiyah Bantul Tahun 2014-2016”.

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui Distribusi Frekuensi faktor penyebab kejadian asfiksia

pada bayi baru lahir di RS PKU Muhammadiyah Bantul tahun 2014-2016.

Page 18: DISTRIBUSI FREKUENSI FAKTOR PENYEBAB KEJADIAN ASFIKSIA PADA …repository.unjaya.ac.id/2300/2/NANIK KARTIKA SARI (1113082)nonfull.pdf · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Neonatal

6

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui distribusi frekuensi faktor penyebab kejadian asfiksia

pada bayi baru lahir berdasarkan faktor dari ibu (usia ibu, paritas, Usia

kehamilan) di RS PKU Muhammadiyah Bantul tahun 2014-2016.

b. Untuk mengetahui distribusi frekuensi faktor penyebab kejadian asfiksia

pada bayi baru lahir berdasarkan faktor dari bayi (Berat lahir bayi, Jenis

persalinan) di RS PKU Muhammadiyah Bantul tahun 2014-2016.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Ilmu Pengetahuan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi tambahan sarana

pembelajaran dan pengetahuan, khususnya bagi mahasiswa program

studi D-3 Kebidanan.

2. Bagi Tenaga Kesehatan

Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi dinas kesehatan dan

rumah sakit serta sektor terkait untuk mengembangkan promosi

kesehatan kepada masyarakat tentang faktor penyebab kejadian

asfiksia pada bayi baru lahir.

Page 19: DISTRIBUSI FREKUENSI FAKTOR PENYEBAB KEJADIAN ASFIKSIA PADA …repository.unjaya.ac.id/2300/2/NANIK KARTIKA SARI (1113082)nonfull.pdf · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Neonatal

7

E. Keaslian Penelitian

Tabel 1.1 Keaslian Penelitian

Nama Judul Metodologi Hasil Perbedaan Persamaan Erna, W.E, 2010

Hubungan Kehamilan Lewat waktu dengan Kejadian Asfiksia Bayi baru Lahir di RSUD Dr. R. Koesma Tuban

Penelitian ini merupakan jenis studi analitik korelasional. Desain Penelitian yang digunakan adalah Cross Sectional

Kehamilan lewat waktu dengan sebagian besar bayi tidak mengalami asfiksia yaitu 8 bayi (66,6%). Tidak mengalami lewat waktu seluruhnya bayi tidak mengalami asfiksia 20 bayi (100%).

Perbedaan terletak pada judul, tempat, waktu

Persamaannya yaitu sama-sama mengangkat topik tentang asfiksia serta persamaan dari desain penelitiannya yaitu menggunakan Cross Sectional

Dina Hartati, dkk, 2013

Pengaruh Umur Kehamilan Pada Bayi baru Lahir Dengan Kejadian Asfiksia Di RSUD Dr. Moewardi Surakarta

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian Observasional Analitik dengan rancangan penelitian case control.

Umur kehamilan beresiko yang mengalami asfiksia 28 responden (70%), umur kehamilan yang tidak beresiko dan bayinya tidak mengalami asfiksia 22 responden (55%)

Perbedaan terletak pada judul, tempat, waktu dan metode penelitian

Persamaannya yaitu sama-sama mengangkat topik tentang asfiksia

Page 20: DISTRIBUSI FREKUENSI FAKTOR PENYEBAB KEJADIAN ASFIKSIA PADA …repository.unjaya.ac.id/2300/2/NANIK KARTIKA SARI (1113082)nonfull.pdf · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Neonatal

38

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di RS PKU Muhammadiyah Bantul Yogyakarta,

tepatnya berada di Jl Jend. Sudirman 124 Bantul Yogyakarta. Pada awal

berdirinya PKU Bantul adalah sebuah klinik dan rumah bersalin sebagai buah

karya tokoh Muhammadiyah dan Aisyiyah Bantul dalam beramar ma’ruf di

bidang kesehatan. RS PKU Muhammadiyah Bantul didirikan pada tanggal 1

Maret 1966, kemudian pada tanggal 21 Agustus 1955 menjadi rumah bersalin

Khusus ibu dan anak. Pada tahun 2001 rumah sakit ini telah resmi menjadi rumah

sakit umum type C dengan kapasitas tempat tidur 103 buah tempat tidur, perawat

bagian rawat inap yang berjumlah 73 orang, karyawan tetap 246 orang, karyawan

kontrak 26 orang, karyawan tidak tetap 4 orang, dokter umum 20 orang, dan

dokter spesialis 33 orang (Profil RS PKU Muhammadiyah Bantul Yogyakarta,

2011).

Pelayanan Kebidanan di RS PKU Muhammadiyah Bantul Yogyakarta terdiri dari

rawat jalan dan rawat inap. Untuk rawat jalan dilakukan di poliklinik kebidanan

dan kandungan, sedangkan untuk rawat inap dilakukan di kamar bersalin, ruang

nifas, ruang bayi. Tenaga kesehatan yang ada di bagian kebidanan terdiri dari

dokter spesialis kebidanan, kandungan dan dokter spesialis anak, bidan, dan

perawat. Pelayanan kebidanan untuk pasien ibu bersalin dengan

38

Page 21: DISTRIBUSI FREKUENSI FAKTOR PENYEBAB KEJADIAN ASFIKSIA PADA …repository.unjaya.ac.id/2300/2/NANIK KARTIKA SARI (1113082)nonfull.pdf · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Neonatal

39

indikasi janin Asifiksia di lakukan dengan prosedur rawat inap untuk

dilakukan perawatan dan tindakan.

Penatalaksanaan asfiksia diawali dengan memastikan saluran terbuka yaitu

meletakkan bayi dalam posisi kepala defleksi bahu diganjal 2-3 cm, kemudian

menghisap mulut, hidung dan kadang trachea. Bila perlu masukkan pipa endo

trachel (pipa ET) untuk memastikan saluran pernafasan terbuka. Memulai

pernafasan yaitu dengan memakai rangsangan taktil untuk memulai. Memakai

VTP bila perlu seperti sungkup dan balon pipa ETdan balon atau mulut ke mulut

(hindari paparan infeksi). Mempertahankan sirkulasi rangsangan dan pertahankan

sirkulasi darah dengan cara kompresi dada.

Page 22: DISTRIBUSI FREKUENSI FAKTOR PENYEBAB KEJADIAN ASFIKSIA PADA …repository.unjaya.ac.id/2300/2/NANIK KARTIKA SARI (1113082)nonfull.pdf · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Neonatal

40

2. Hasil Penelitian

a. Distribusi frekuensi faktor penyebab kejadian asfiksia pada bayi baru lahir

berdasarkan factor ibu (usia ibu, paritas, usia kehamilan) di RS PKU

Muhammadiyah Bantul tahun 2014-2016.

Tabel 4.1

Distribusi Frekuensi penyebab kejadian asfiksia berdasarkan faktor ibu di RS PKU Muhammadiyah Bantul

Faktor ibu Frekuensi Persentase (%)

Umur < 20 Tahun 2 6.5 20 - 35 Tahun 27 87.1 >35 tahun 2 6.5 Total 31 100.0

Paritas

Primiparaa 14 45.2 Multipara 16 51.6 Grandemultipara 1 3.2 Total 31 100 Umur Kehamilan

<37 minggu 1 3.2

37-42 minggu 30 96.8

Total 31 100.0

Sumber: Data Sekunder 2014-2016

Berdasarkan tabel 4.1 menunjukkan bahwa kejadian asfiksia sebagian

besar disebabkan oleh faktor ibu yaitu ibu yang berumur 20-35 tahun sebanyak

27 ibu (87,1%), memiliki paritas lebih dari 1 anak atau multipara sebanyak 16

ibu (51,6%) dan terjadi pada usia kehamilan 37-42 sebanyak 30 ibu (96,8%).

Page 23: DISTRIBUSI FREKUENSI FAKTOR PENYEBAB KEJADIAN ASFIKSIA PADA …repository.unjaya.ac.id/2300/2/NANIK KARTIKA SARI (1113082)nonfull.pdf · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Neonatal

41

b. Faktor penyebab kejadian asfiksia pada bayi baru lahir berasarkan faktor

bayi (berat lahir bayi, jenis persalinan) di RS PKU Muhammadiyah Bantul

tahun 2016

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi penyebab kejadian asfiksia berdasarkan faktor bayi di RS

PKU Muhammadiyah Bantul

Faktor bayi Frekuensi Persentase (%)

Berat lahir bayi

1500-2500 Gram 8 25.8 >2500 gran 23 74.2

Total 31 100.0

Jenis persalinan

Normal 15 48.4

SC 10 32.3 VE 6 19.4

Total 31 100.0

Sumber : olah data sekunder, 2014-2016

Berdasarkan tabel 4.2 menunjukkan bahwa penyebab kejadian asfiksia

sebagian besar disebabkan oleh faktor bayi yaitu bayi dengan berat lahir

>2500 gram sebanyak 23 responden (74,2%), dan dari jenis persalinan

mayoritas jenis persalinan normal sebanyak 15 responden (48,4%).

Page 24: DISTRIBUSI FREKUENSI FAKTOR PENYEBAB KEJADIAN ASFIKSIA PADA …repository.unjaya.ac.id/2300/2/NANIK KARTIKA SARI (1113082)nonfull.pdf · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Neonatal

42

Tabel 4.3

Tabulasi Silang Antara Faktor Penyebab Kejadian Asfiksia Dengan Asfiksia

Faktor penyebab Asfiksia Jumlah

Ringan Sedang Berat f % F % f % F %

Faktor ibu Usia Ibu <20 tahun 0 0.0 1 3.2 1 3.2 2 6.5 20-35 tahun 2 6.5 9 29.0 16 51.6 27 87.1 >35 tahun 0 0.0 1 3.2 1 3.2 2 6.5 Total 2 6.5 11 35.5 18 58.1 31 100.0 Paritas Primipara 0 0.0 4 12.9 10 32.3 14 45.2 Mltipara 2 6.5 7 22.6 7 22.6 16 51.6 grandemultipara 0 0.0 0 0.0 1 3.2 1 3.2 Total 2 6.5 11 35.5 18 58.1 31 100.0 Usia kehamilan <37 minggu 0 0.0 1 3.2 0 0.0 1 3.2 37-42 minggu 2 6.5 10 32.3 18 58.1 30 96.8

Total 2 6.5 11 35.5 18 58.1 31 100.0 Faktor bayi

Berat lahir bayi 1500-2500 Gram 0 0.0 2 6.5 6 19.4 8 25.8

> 2500 Gram 2 6.5 9 29.0 12 38.7 23 74.2 Total 2 6.5 11 35.5 18 58.1 31 100.0 Jenis persalinan Normal 0 0.0 5 16.1 10 32.3 15 48.4 SC 1 3.2 4 12.9 5 16.1 10 32.3 VE 1 3.2 2 6.5 3 9.7 7 19.4 Total 2 6.5 11 35.5 18 58.1 31 100.0 Sumber : Olah data sekunder 2014-2016

Berdasarkan tabel 4.3, menunjukkan bahwa faktor penyebab asfiksia

berdasarkan faktor ibu yaitu mayoritas terjdi pada usia ibu 20-35 tahun

sebanyak 16 (51,6%) dan mengalami asfiksi berat 18 (58,1%) , dari faktor

paritas yang menyebabkan asfiksia yaitu ibu multipara sebanyak 10 (32,3%)

dan mengalami asfiksia berat sebanyak 18 (58,1%), dari faktor ibu yang

mengalami asfiksia pada bayi baru lahir pada usia kehamilan 37-42 minggu

Page 25: DISTRIBUSI FREKUENSI FAKTOR PENYEBAB KEJADIAN ASFIKSIA PADA …repository.unjaya.ac.id/2300/2/NANIK KARTIKA SARI (1113082)nonfull.pdf · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Neonatal

43

sebanyak 18 (58,1%) responden dan mengalami asfiksia berat sebanyak 18

(58,1%). Dari faktor bayi mayoritas yang mengalami asfiksia dari berat lahir

bayi yaitu bayi dengan berat >2500 gram sebanyak 12 (38,7%), mengalami

asfiksia berat yaitu sebanyak 18 (58,1%), sedangkan dari jenis persalinan yang

mengalami asfiksia pada persalinan normal sebanyak 10 (32,3%) dan

mengalami asfiksia berat sebanyak 18 (58,1%).

B. Pembahasan

1. Faktor Penyebab Kejadian Asfiksia Berdasarkan Faktor Ibu

a. Usia ibu

Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas faktor penyebab

kejadian asfiksia disebabkan oleh ibu yang berumur 20-35 tahun yaitu

sebanyak 27 responden, tetapi dari 31 responden yang diteliti terdapat 4

responden yang berumur <20 tahun dan >35 tahun.

Dari segi kesehatan ibu yang berumur <20 tahun dan >35 tahun tidak

sebaik seperti saat ibu berumur 20-35 tahun. Kehamilan di usia muda atau

remaja di bawah usia 20 tahun akan mengakibatkan rasa takut terhadap

kehamilan dan persalinan, hal ini disebabkan pada usia ini ibu belum siap

untuk mempunyai anak dan alat-alat reproduksi ibu belum siap untuk hamil

sedangkan umur ibu >35 tahun merupakan umur yang tidak reproduktif

atau umur tersebut dalam risiko tinggi kehamilan. Kehamilan diusia tua

akan menimbulkan kecemasan terhadap kehamilan dan persalinan serta

alat-alat reproduksi ibu terlalu tua untuk hamil. Umur pada waktu hamil

Page 26: DISTRIBUSI FREKUENSI FAKTOR PENYEBAB KEJADIAN ASFIKSIA PADA …repository.unjaya.ac.id/2300/2/NANIK KARTIKA SARI (1113082)nonfull.pdf · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Neonatal

44

sangat berpengaruh pada kesiapan ibu untuk menerima tanggung jawab

sebagai seorang ibu sehingga kualitas sumber daya manusia makin

meningkat dan kesiapan untuk menyehatkan generasi penerus dapat

terjamin. (Prawirohardjo, 2007).

Penelitian yang dilakukan oleh Revrely yang berjudul “Faktor-Faktor

Yang Berhubungan Dengan Kejadian Asfiksia Neonatorum Di RSUP Prof.

Dr. R. D. Kandou Manado” menyatakan bahwa hubungan umur ibu dengan

asfiksia neonatorum menunjukkan angka yang paling besar presentasinya

adalah umur ibu yang berisiko (<20 tahun; >35 tahun) dengan bayi yang

asfiksia yaitu 13 bayi atau 52%. Berarti umur ibu yang berisiko (< 20

tahun; > 35 tahun) mempunyai peluang 1,563 kali bayinya mengalami

asfiksia dari pada umur ibu yang tidak berisiko (20-35 tahun) (Revrely,

2011).

Hasil penelitian ini berbeda dengan hasil penelitian lain sebelumnya,

penelitian ini menyatakan bahwa faktor penyebab asiksia mayoritas terjadi

pada ibu usia 20-35 tahun, sedangkan pada penelitian lain mayoritas terjadi

pada usia ibu kurang dari 20 tahun dan pada usia lebih dari 35 tahun.

b. Paritas

Faktor paritas juga menyebabkan terhadap kejadian asfiksia. Hasil

penelitian menunjukkan bahwa ibu multipara sebanyak 16 responden

(51,6%) memiliki resiko lebih besar melahirkan bayi dengan asfiksia berat

(58,1%). Hampir sebagian dari jumlah responden adalah ibu primipara

yaitu sebanyak 14 ibu (45,2%).

Page 27: DISTRIBUSI FREKUENSI FAKTOR PENYEBAB KEJADIAN ASFIKSIA PADA …repository.unjaya.ac.id/2300/2/NANIK KARTIKA SARI (1113082)nonfull.pdf · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Neonatal

45

Paritas 2-3 merupakan paritas paling aman ditinjau dari sudut kematian

maternal. Paritas 1 dan ≥4 mempunyai angka kematian maternal yang

disebabkan perdarahan pasca persalinan lebih tinggi. Paritas yang rendah

(paritas satu) menunjukan ketidaksiapan ibu dalam menangani komplikasi

yang terjadi dalam kehamilan, persalinan dan nifas. Paritas 1 beresiko

karena ibu belum siap secara medis maupun secara mental. Hasil

penelitian bahwa primiparity merupakan faktor risiko yang mempunyai

hubungan yang kuat terhadap mortalitas asfiksia (Prawirohardjo, 2007)

Penelitian yang dilakukan oleh Selli, F.M dengan judul “Faktor-Faktor

Yang Berhubungan Dengan Kejadian Asfiksia Neonatorum Di RSUP. DR.

M. Djamil Padang” menyatakan bahwa lebih dari separuh (55 %) paritas 1

dan ≥4 melahirkan dengan bayi asfiksia dibandingkan dengan paritas 2-3.

Hasil penelitian ini berbeda dengan hasil penelitian lain sebelumnya,

penelitian ini menyatakan bahwa faktor penyebab asiksia mayoritas terjadi

pada ibu parutas yaitu multipara, sedangakan pada penelitian lain mayoritas

terjadi pada ibu paritas primipara dan grandemultipara.

c. Umur kehamilan

Umur kehamilan merupakan salah satu faktor risiko yang mempunyai

pengaruh terhadap kejadian asfiksia pada bayi baru lahir. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa faktor ibu yang mengalami asfiksia pada bayi baru

lahir pada usia kehamilan 37-42 minggu sebanyak 30 responden (96,8%)

dan mengalami asfiksia berat sebanyak 18(58,1%). Dari 31 responden yang

Page 28: DISTRIBUSI FREKUENSI FAKTOR PENYEBAB KEJADIAN ASFIKSIA PADA …repository.unjaya.ac.id/2300/2/NANIK KARTIKA SARI (1113082)nonfull.pdf · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Neonatal

46

diteliti masih terdapat 1 responden yang melahirkan bayi dengan asfiksia

pada usia kehamilan <37 minggu.

Umur kehamilan atau usia gestasi (gestational age) adalah ukuran

lama waktu seorang janin berada dalam rahim. Usia janin dihitung dalam

minggu dari hari pertama menstruasi terakhir (HPMT) ibu sampai hari

kelahiran (Kamus Kesehatan, 2011). Menentukan usia kehamilan sangat

penting untuk memperkirakan persalinan. Rumus Naegle menggunakan

usia kehamilan yang berlangsung selama 288 hari. Perkiraan kelahiran

dihitung dengan menentukan hari pertama haid terakhir yang kemudian

ditambah 288 hari (Manuaba, 2010).

Kematian perinatal yang tinggi (70 %) disebabkan oleh persalinan <37

minggu (persalinan premature). Persalinan dengan bayi premature, organ

vitalnya belum berkembang dengan sempurna sehingga menyebabkan ia

belum mampu untuk hidup diluar kandungan, sehingga sering mengalami

kegagalan adaptasi yang dapat menimbulkan morbiditas bahkan mortalitas

yang tinggi di mana paru–paru belum matang, menghambat bayi bernafas

dengan bebas. Pada bayi premature seringkali tidak menghasilkan

surfaktan dalam jumlah yang memadai, sehingga alveolinya tidak tetap

terbuka di mana antara saat bernapas paru–paru benar–benar mengempis,

akibatnya terjadi syndrome distress pernapasan (Manuaba, 2007).

Hasil penelitian ini berbeda dengan hasil penelitian lain sebelumnya,

penelitian ini menyatakan bahwa faktor penyebab asiksia mayoritas terjadi

pada umur kehamilan ibu 37-42 minggu, sedangakan pada penelitian lain

Page 29: DISTRIBUSI FREKUENSI FAKTOR PENYEBAB KEJADIAN ASFIKSIA PADA …repository.unjaya.ac.id/2300/2/NANIK KARTIKA SARI (1113082)nonfull.pdf · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Neonatal

47

mayoritas terjadi asfiksia pada umur kehamilan ibu kurang dari 37 minggu

dan umur kehamilan ibu lebih dari 42 minggu.

2. Faktor Penyebab Kejadian Asfiksia Berdasarkan Faktor Bayi

a. Berat lahir bayi

Faktor penyebab kejadian asfiksia selain dipengaruhi dari umur

kehamilan juga dapat dipengaruhi dari berat lahir bayi. Hasil penelitian

menyatakan bahwa terdapat 12 responden (38,7%) yang melahirkan bayi

dengan berat >2500 gram dan mengalami asfiksia berat yaitu sebanyak 18

(58,1%).

Berat badan lahir merupakan salah satu indikator kesehatan bayi baru

lahir. Bayi berat lahir rendah dan bayi berat lahir lebih dimasukkan dalam

kelompok risiko tinggi, karena menunjukan angka kematian yang lebih

tinggi daripada berat bayi lahir cukup. Bayi berat lahir rendah dan bayi berat

lahir lebih merupakan masalah penting dalam pengelolaannya karena

mempunyai kecenderungan ke arah peningkatan terjadinya infeksi, asfiksia,

ikterus dan hipoglikemi (Manuaba, 2007).

Berat badan lahir bayi merupakan salah satu faktor risiko yang menjadi

penyebab utama untuk terjadinya asfiksia neonatorum. Hal ini terlihat dari

penelitian yang dilakukan oleh Evi Desfauza8 dari Universitas Sumatera

Utara pada tahun 2007 dengan judul “Faktor-faktor yang mempengaruhi

asfiksia neonatorum pada bayi baru lahir di RSU Pirngadi Medan”

menyatakan bahwa berat badan lahir merupakan salah satu faktor risiko

Page 30: DISTRIBUSI FREKUENSI FAKTOR PENYEBAB KEJADIAN ASFIKSIA PADA …repository.unjaya.ac.id/2300/2/NANIK KARTIKA SARI (1113082)nonfull.pdf · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Neonatal

48

yang berhubungan secara signifikan dan sangat dominan pada kejadian

asfiksia neonatorum. Bayi yang lahir dengan berat badan kurang/lebih

memiliki risiko terjadi asfiksia sebesar 79,5%, sedangkan bayi dengan berat

badan normal berisiko sebesar 20,5%.

Hasil penelitian ini berbeda dengan hasil penelitian lain sebelumnya,

penelitian ini menyatakan bahwa faktor penyebab asiksia mayoritas terjadi

pada berat lahir bayi lebih dari 2500 gram, sedangakan pada penelitian lain

mayoritas terjadi pada berat lahir bayi kurang dari 2500 gram.

b. Jenis persalinan

Penyebab kejadian asfiksia selain dilihat dari faktor ibu dan faktor

plasenta juga disebabkan oleh faktor persalinan.Hasil penelitian menyatakan

bahwa dari 31 responden terdapat 15 responden dengan jenis persalinan

normal melahirkan bayi asfiksia sebanyak 10 (32,3%) responden yang

melahirkan bayi dengan asfiksia secara SC.

Asfiksia pada persalinan spontan disebabkan karena adanya dari faktor

maternal (hipotensi, syok maternal, malnutrisi), faktor uterus (kontraksi

memanjang, gangguan vaskuler), faktor tali pusat (prolapsus dan

penumbungan tali pusat), dan faktor plasenta (degenerasi vaskuler, solusio

plasenta). Jenis persalinan berpengaruh besar terhadap angka kejadian

asfiksia neonatorum karena pada persalinan spontan memungkinkan adanya

prolapsus tali pusat, kompresi tali pusat juga adanya partus lama yang

menyebabkan terjadinya hipoksia pada janin yang menyebabkan tidak ada

saluran udara yang akhirnya menyebabkan asfiksia neonatorum. Sedangkan

Page 31: DISTRIBUSI FREKUENSI FAKTOR PENYEBAB KEJADIAN ASFIKSIA PADA …repository.unjaya.ac.id/2300/2/NANIK KARTIKA SARI (1113082)nonfull.pdf · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Neonatal

49

pada persalinan buatan, memungkinkan adanya penggunaan alat-alat medis

yang dapat menyebabkan trauma dan perdarahan intra kranial pada bayi dan

menghambat sirkulasi oksigen, sesuai dengan teori yang sebelumnya.

(JNPK-KR, 2008)

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Zulkarnain zainuddin, 2011 yang

berjudul “Hubungan jenis persalinan dengan kejadianasfiksia neonatorum di

rsup prof. Dr. R.d. kandou manado “ menunjukkan adanya hubungan yang

bermakna antara jenis persalinan dan asfiksia neonatorum (P=000), dimana

persalinan seksio sesarea dengan presentase terbesar pada bayi asfiksia

yakni 31 bayi (62%).

Hasil penelitian ini berbeda dengan hasil penelitian lain sebelumnya,

penelitian ini menyatakan bahwa faktor penyebab asiksia mayoritas terjadi

pada jenis persalinan normal, sedangakan pada penelitian lain mayoritas

terjadi pada jenis persalinan ibu dengan tindakan seksio sesarea.

C. Keterbatasan Penelitian

1. Kelemahan dalam penelitian ini adalah sampel dari distribusi

frekuensi faktor penyebab kejadian asfiksia pada bayi baru lahir tidak

dikendalikan sehingga sampel yang diteliti kurang spesifik.

2. Kelemahan dalam penelitian ini hanya meneliti faktor penyebab

berdasarkan faktor bayi dan berdasarkan faktor ibu, dari faktor tali pusat

bayi tidak diteliti karena tidak ada dalam rekam medik di RS PKU

Muhammadiyah Bantul.

Page 32: DISTRIBUSI FREKUENSI FAKTOR PENYEBAB KEJADIAN ASFIKSIA PADA …repository.unjaya.ac.id/2300/2/NANIK KARTIKA SARI (1113082)nonfull.pdf · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Neonatal

50

3. Kelemahan pada penelitian ini tidak memperhatikan jumlah keseluruhan

antar kelahiran sesuai dengan kategori dari masing-masing penyebab

kejadian asfiksia, sehingga penelitian ini tidak dapat dibaca sebagai angka

kejadian asfiksia berdasarkan faktor penyeb

Page 33: DISTRIBUSI FREKUENSI FAKTOR PENYEBAB KEJADIAN ASFIKSIA PADA …repository.unjaya.ac.id/2300/2/NANIK KARTIKA SARI (1113082)nonfull.pdf · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Neonatal

51

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui Distribusi Frekuensi Faktor

Penyebab Kejadian Asfiksia Pada Bayi Baru Lahir di RS PKU Muhammadiyah

Bantul Yogyakarta tahun 2014-2016.

Berdasarkan hasil penelitian kesimpulan yang dapat diambil adalah:

1. Distribusi frekuensi faktor penyebab kejadian asfiksia pada bayi baru lahir

berdasarkan faktor ibu yaitu mayoritas terjadi pada usia ibu 20-35 tahun

sebanyak 16 (51,6%), , paritas multipara 10 (32,3%), umur kehamilan 37-

42 minggu 18 (58,1%).

2. Distribusi frekuensi faktor penyebab kejadian asfiksia pada bayi baru lahir

berdasarkan faktor dari bayi yaitu mayoritas terjadi pada berat lahir bayi

>2500 gram sebanyak 12 (38,7%), dan jenis persalinan yang mengalami

asfiksia pada persalinan normal sebanyak 10 (32,3%).

B. Saran

1. Bagi Ilmu Pengetahuan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi tambahan pengetahuan,

khususnya bagi mahasiswa program studi D-3 Kebidanan.

51

Page 34: DISTRIBUSI FREKUENSI FAKTOR PENYEBAB KEJADIAN ASFIKSIA PADA …repository.unjaya.ac.id/2300/2/NANIK KARTIKA SARI (1113082)nonfull.pdf · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Neonatal

52

2. Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi RS PKU Muhammadiyah

Bantul serta sektor terkait untuk promosi kesehatan kepada masyarakat

tentang faktor penyebab kejadian asfiksia pada bayi baru lahir.

Page 35: DISTRIBUSI FREKUENSI FAKTOR PENYEBAB KEJADIAN ASFIKSIA PADA …repository.unjaya.ac.id/2300/2/NANIK KARTIKA SARI (1113082)nonfull.pdf · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Neonatal

53

DAFTAR PUSTAKA

Arief, dkk. 2011. Neonatus dan Asuhan Keperawatan Anak. Yogyakarta : Nuha Medika

Benson, Pemoll. 2010. Buku Saku Obsetry Gynecology William. Jakarta : EGC

Caroline, Junita. 2014. Faktor- factor yang berhubungan dengan kejadian asfiksia

di RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou. Manado. Jurnal ilmiah bidan.1:(2). Danim Darwis. 2010. Metodologi Penelitian Kebidanan : Prosedur, Kebijakan

Dan Etik. Jakarta : EGC Dina Hartatik, Dewi Yuliaswati. 2013. Jurnal Kesehatan Masyarakat : Pengaruh

Umur Kehamilan pada Bayi Baru Lahir Dengan Kejadian Asfiksia Di RSUD Dr. Moewardi Surakarta

Dinas Kesehatan Bantul. 2014. Angka kematian Bayi Bantul Tahun 2014. Bantul

: DinKes Bantul . 2014. Profil Kesehatan Bantul Tahun 2014. Bantul :

Dinkes Bantul Dinas Kesehatan Kabupaten Kulon Progo, 2013. Profil Kesehatan Kabupaten

Kulon Progo Tahun 2013. Kulon Progo : DinKes Kabupaten Kulon Progo Dinas Kesehatan Provinsi DIY. 2011. Profil Kesehatan Provinsi Daerah Istimewa

Yogyakarta Tahun 2011. Yogyakarta : DinKes Provinsi DIY Desfauza E. Faktor-faktor yang mempengaruhi asphyxia neonatorum pada bayi

baru lahir di RSU Pirngadi Medan. USU Repository 2008. Dewi, V.N.L. 2010. Asuhan Neonatus Bayi dan Anak Balita. Jakarta : Salemba

Medika Erma Eka Wijaya. 2010. Jurnal Kesehatan Masyarakat : Hubungan Kehamilan

Lewat Waktu Dengan Kejadian Asfiksia Bayi Baru lahir Di RSUD. Dr. Koesna Tuban

Henanto, Sori Muda Sarumpaet, Rasmaliah. 2012. Jurnal Kesehatan Masyarakat :

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Asphyxia Neonatorum Di Rumah sakit Elisabeth Medan Tahun 2012

JNPK-KR. Asuhan Persalinan Normal dan Inisiasi Menyusui Dini. Jakarta:JNPK-

KR; 2008

Page 36: DISTRIBUSI FREKUENSI FAKTOR PENYEBAB KEJADIAN ASFIKSIA PADA …repository.unjaya.ac.id/2300/2/NANIK KARTIKA SARI (1113082)nonfull.pdf · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Neonatal

54

JNPK-KR. Paket Pelatihan Pelayanan Obstetri Dan Neonatal Emergensi Komprehensif (PONEK). Jakarta: JNPK-KR; 2008.

Jurnal Pediatri Online. 2013. Forum Ilmiah kesehatan Anak : Asfiksia, Bayi Tidak

Menangis Saat Lahir Dan penanganannya. www.jurnalpediatri.com, diakses Tanggal 10 Mei 2016 Jam11.00 WIB

Kementrian Kesehatan Indonesia. 2014. Profil Kesehatan Republik Indonesia

Tahun 2014. Jakarta : Kementrian Kesehatan Indonesia Manuaba I A C. 2007. Buku Pengantar Kuliah Obstetri, Cetakan pertama. : EGC

2010. Ilmu Kebidanan dan Penyakit Kandungan Dan keluarga Berencana Untuk Pendidikan Bidan. Jakarta : EGC

Marmi dan Kukuh. 2012. Asfiksia Pada Bayi Baru Lahir.

midwifery.blog.uns.ac.id/asfiksia, diakses tanggal 10 Mei 2016 Jam 07.15 WIB

Maryunani, Anik. 2013. Asuhan Neonatus, Bayi, Balita Dan Anak Pra Sekolah.

Jakarta : Trans Info Media . 2013. Buku Saku Asuhan Bayi Dengan Berat Badan lahir

rendah. Jakarta : Trans Info Media Maryunani, A dan Nurhayati. 2012. Asuhan Kegawatdaruratan Dan Penyulit

Pada Neonatus. Jakarta : Trans Info Media Medical Record PKU Muhammadiyah Bantul. 2016. Medical Record Kasus

Asfiksia Bulan Januari 2014 sampai Mei 2016 PKU Muhammadiyah Bantul. Bantul : Medical Record

Notoadmojo. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta Novita, Vivian. 2011. Asuhan Neonatus Bayi Dan Anak Balita. Jakarta : Salemba

Medika Pantiawati. 2010. Bayi Dengan Berat Bayi Lahir Rendah. Yogyakarta : Nuha

Medika Prabamurti P N. Analisis Faktor Resiko Status Kematian Neonatal StudiKontrol di

Kecamatan Losari Kabupaten Brebes. (2006) [diakses 19 desember 2016

dari ejounal.undip.ac.id/index.php/article.

Page 37: DISTRIBUSI FREKUENSI FAKTOR PENYEBAB KEJADIAN ASFIKSIA PADA …repository.unjaya.ac.id/2300/2/NANIK KARTIKA SARI (1113082)nonfull.pdf · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Neonatal

55

Prawirohardjo. Buku Acuan Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal.Jakarta.: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo; (2007)

Proverawati dan Cahyo Ismawati. 2010. Berat Bayi Lahir Rendah. Yogyakarta :

Nuha Medika Purnamaningrum, Y, E. 2010. Penyakit Pada Neonatus Bayi Dan Balita.

Yogyakarta : Fitramaya Respatiningrum, dkk. 2012. Jurnal Kesehatan Masyarakat : Hubungan kejadian

Asfiksia Neonatorum Dengan Perkembangan Bayi Usia 6-12 Bulan Di Ruang Angrrek RSUD Kota Tanjung Pinang

Rika Herawati. 2013. Jurnal Kesehatan masyarakat : Faktor-Faktor Yang

Menyebabkan terjadinya Asfksia Neonatorum Pada Bayi Baru lahir Di RSU daerah Kabupaten Rokan Hulu

Rukiyah, dkk. 2010. Asuhan Kebidanan dan kehamilan. Jakarta : Trans Info

Media . 2010. Asuhan Kebdanan II Persalinan. Jakarta : CV. Trans Media Safrina. 2011. Jurnal Kesehatan Masyarakat : Dampak Asfiksia Pada Bayi Baru

Lahir. Sumatra Utara : Medan Selly F M. Kejadian Asfiksia Neonatorum di RSUP DR. M. Djamil Padang.

(2010) [diakses 19Desember 2016.]; dari http//repository.unand.ac.id.

Sholihah. 2010. Persiapan Persalinan Dan Kelahiran Bayi. Jakarta : EGC Survei Demografi Kesehatan Indonesia. 2012. Profil Kesehatan : Angka

Kematian Bayi Di Daerah Istimewa Yogyakarta. DI Yogyakarta : Dinas Kesehatan DIY

Ummul Mahmudah, dkk. 2011. Jurnal Kesehatan Masyarakat : Faktor Ibu Dan

Bayi Yang Berhubungan dengan Kejadian kematian Perinatal. JKM : http://journal.unnes.ac.id/index.php/kemas, diakses Tanggal 10 Mei 2016 Jam 10.00 WIB

Wiknjosastro. 2007. Ilmu Kebidanan. Jakarta.: Yayasan Bina Pustaka Sarwono

Prawirohardjo.

Zulkarnain zainuddin, 2011 yang berjudul “Hubungan jenis persalinan dengan kejadianasfiksia neonatorum di rsup prof. Dr. R.d. kandou manado, diakses tanggal 2 januari 2017 dari http//repository.unand.ac.id.

Page 38: DISTRIBUSI FREKUENSI FAKTOR PENYEBAB KEJADIAN ASFIKSIA PADA …repository.unjaya.ac.id/2300/2/NANIK KARTIKA SARI (1113082)nonfull.pdf · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Neonatal

56

L

A

M

P

I

R

A

N

Page 39: DISTRIBUSI FREKUENSI FAKTOR PENYEBAB KEJADIAN ASFIKSIA PADA …repository.unjaya.ac.id/2300/2/NANIK KARTIKA SARI (1113082)nonfull.pdf · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Neonatal

3

Page 40: DISTRIBUSI FREKUENSI FAKTOR PENYEBAB KEJADIAN ASFIKSIA PADA …repository.unjaya.ac.id/2300/2/NANIK KARTIKA SARI (1113082)nonfull.pdf · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Neonatal

1