disgerminoma
description
Transcript of disgerminoma
DISGERMINOMA | Gynecology
P a g e | 1
BAB I
PENDAHULUAN
Disgerminoma merupakan tumor ganas sel germinal yang paling banyak
ditemukan. Tumor sel germinal (TSG) adalah neoplasma yang berkembang dari sel
germinal primordial embrio manusia yang normalnya menghasilkan spermatozoa dan
ovum (pada gambar 1) 1,2. Tumor-tumor sel germinal ini ada yang bersifat ganas maupun
jinak. Tumor sel germinal biasanya terjadi dalam gonad (ovarium atau testis). Tumor sel
germinal yang terdapat di luar gonad terjadi akibat adanya kegagalan perkembangan
embrio. Kira-kira seperempat dari seluruh tumor sel germinal anak terjadi di ovarium.
Tumor ini dapat dijumpai pada semua umur, terbanyak pada usia pubertas antara umur
10-14 tahun dan sekitar 10-30% adalah ganas 2,3.
Disgerminoma ditemukan sebanyak 1-5% dari seluruh tumor ganas ovarium.
Insidensnya terutama pada perempuan usia produktif. Meskipun jarang ditemukan,
namun penting dalam pemberian terapi yang tepat oleh karena disgerminoma
memberikan respon yang baik terhadap terapi sehingga diharapkan dapat menurunkan
angka infertilitas dan kematian 3.
Gambar 1. Diferensiasi sel (Dikutip dari kepustakaan 4)
TOMMY NAINGGOLAN
DISGERMINOMA | Gynecology
P a g e | 2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. DEFINISI
Disgerminoma adalah tumor ganas ovarium yang berasal dari sel-sel
germinal primordial gonad embrional yang tidak berdiferensiasi. Secara histologik
disgerminoma identik dengan seminoma yang terletak di testis 1,4.
2. INSIDENS
Disgerminoma ditemukan 40% dari semua tumor sel germinal. Tumor ini
ditemukan 1-2% dari tumor ovarium, dan sebanyak 1-5% dari seluruh tumor ganas pada
ovarium 4,7,8. Kira-kira 67% kasus ditemukan pada stadium dini (stadium I A), dan
sebanyak 10-15% ditemukan bilateral pada kedua ovarium. Tumor ini dapat berkembang
dalam waktu lebih dari 2 tahun pada ovarium kontralateral yang sehat sekitar 5-10%
kasus 5,6,9,10.
Insidennya terjadi terutama pada perempuan usia produktif. Tumor ini
ditemukan sebanyak 2/3 kasus tumor ovarium ganas pada perempuan berumur kurang
dari 20 tahun dengan puncak insiden pada umur 15-19 tahun. Ditemukan 5% kasus pada
usia kurang dari 10 tahun. Karena tumor ganas ini terjadi pada wanita muda, maka 20-
30% tumor ganas ovarium yang dapat disertai dengan kehamilan adalah disgerminoma 3,5,6,7,8.
3. ETIOLOGI
Etiologi pasti disgerminoma masih belum jelas, meskipun penelitian
molekuler terakhir melaporkan bahwa hilangnya fungsi penting gen supresi tumor
TRC8 /RNF 139 sebagai kemungkinan penyebabnya 3.
Sebagian tumor sel germinal disertai dengan disgenesis gonad. Sekitar 5%
pasien disgerminoma disertai abnormalitas sitogenetik konstitutional seluruh atau
sebagian kromosom Y, 46, XY (feminisasi testicular), disgenesis gonad dan mix
disgenesis gonad (45, X, 46, XY), serta dihubungkan dengan gonadoblastoma.
TOMMY NAINGGOLAN
DISGERMINOMA | Gynecology
P a g e | 3
Sebaliknya 95 % dari wanita dengan disgerminoma memiliki sitogenetik yang normal 2,3,4,5.
4. PATOFISIOLOGI
Disgerminoma merupakan tumor ganas sel germinal di ovarium. Tumor sel
germinal terjadi karena adanya transformasi keganasan dari sel germinal. Dalam
kehidupan embrional sel germinal tersebut bermigrasi dari yolk sac melalui hindgut ke
gonadal ridge, kemudian turun ke pelvis atau skrotum (pada Gambar 2). Sel germinal
yang berhenti dan bertahan hidup di sepanjang lintasan migrasi tersebut dapat
mengalami perubahan keganasan, baik pada gonad yaitu ovarium dan testis (masing-
masing 24% dan 9 %) maupun ekstragonadal biasanya terletak di linea mediana seperti
daerah sakrokoksigeal (42%), mediastinal (7%), penialis (6%), retroperitoneal (4%), atau
tersebar pada tempat lainnya (8%) seperti diwajah, maksila, orofaring, mulut, leher,
jantung, lambung, kandung kencing, hati, medulla spinalis, fossa posterior, thyroid,
vagina, vulva 1.
Gambar 2. Migrasi sel germinal primitif (Dikutip dari kepustakaan 1)
5. KLASIFIKASI
TOMMY NAINGGOLAN
DISGERMINOMA | Gynecology
P a g e | 4
Pada klasifikasi tumor sel germinal berdasarkan asal tumor (seperti pada
skema 1) dapat dilihat bahwa disgerminoma merupakan neoplasma sel germinal yang
tidak lagi berpotensi untuk mengalami diferensiasi lanjut, sedangkan karsinoma
embrional merupakan perwujudan dari tumor-tumor dengan potensi untuk berdiferensiasi
lebih lanjut menjadi teratoma dengan berbagi derajat maturasinya (melalui jalur
embrional ), atau menjadi yolk sac tumor dan koriokarsinoma (melalui jalur
ekstraembrional) 4,6.
Skema 1. Tumor Sel Germinal
(Pierce GB, Abell MR : Embryonal carcinoma of testis. Pathol Annu 1970;5:27-60)
Yolk sac fetus normal
↓
Produksi sel germinal
↓
Sel germinal primordial
↓
Migrasi
Gonad ← Normal Abnormal → Kematian sel
Sel Neoplasma
Supresi diferensiasi Diferensiasi
↓
TOMMY NAINGGOLAN
DISGERMINOMA | Gynecology
P a g e | 5
Germinoma
Seminoma
Disgerminoma Embrional Ekstra embrional
6. MANIFESTASI KLINIK
ANAMNESIS
Pada umumnya gejala-gejala pada disgerminoma tidak khas. Kebanyakan
kasus memperlihatkan gejala umum adanya massa pada ovarium atau di daerah adneksa.
Keluhan biasanya berupa nyeri pada daerah abdomen yang disertai keluhan lain akibat
adanya pembesaran massa pada ovarium. Keluhan-keluhan yang biasa muncul antara
lain:
1. Pembesaran abdomen akibat adanya massa tumor atau akibat penumpukan cairan
dalam rongga abdomen (ascites)
2. Gangguan sistem gastrointestinal : konstipasi, mual, dispepsia, rasa cepat kenyang,
anoreksia, dan gejala-gejala gastrointestinal lain
3. Gangguan sistem urinarius : disuria, urinaria frequency dan inkontinensia uri
4. Perasaan tidak nyaman pada rongga abdomen dan pelvis
5. Menstruasi tidak teratur
6. Keluarnya cairan abnormal pervaginam (vaginal discharge)
7. Penurunan berat badan 1,3 9,11
PEMERIKSAAN FISIK
TOMMY NAINGGOLAN
Teratoma matur atau imatur
Ektoderm Mesoderm endoderm
Karsinoma embrional
Yolk sac Tropoblas
Karsinoma Yolk sac
Koriokarsinoma
DISGERMINOMA | Gynecology
P a g e | 6
Dengan melakukan pemeriksaan bimanual akan membantu dalam
memperkirakan ukuran, lokasi, konsistensi dan mobilitas dari massa tumor. Pemeriksaan
rektovaginal dilakukan untuk mengevaluasi permukaan bagian posterior, ligamentum
sakrouterina, parametrium, kavum Douglas dan rektum. Hasil yang sering didapatkan
pada tumor ovarium adalah massa pada rongga pelvis. Tidak ada petunjuk pasti pada
pemeriksaan fisik yang mampu membedakan tumor adneksa adalah jinak atau ganas,
namun secara umum bahwa tumor jinak cenderung kistik dengan permukaan licin,
unilateral dan mudah digerakkan. Sedangkan tumor ganas akan memberikan gambaran
massa yang padat, noduler, terfiksasi dan sering bilateral. Massa yang besar yang
memenuhi rongga abdomen dan pelvis lebih mencerminkan tumor jinak atau keganasan
derajat rendah. Adanya asites dan nodul pada cul-de-sac merupakan petunjuk adanya
keganasan 1,3,12.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan Laboratorium
Penanda tumor yang berguna dalam membantu mendiagnosis disgerminoma antara
lain alpha-fetoprotein (AFP), lactic acid dehidrogenase (LDH), human chorionic
gonadotrophin (hCG) dan cancer antigen 125 (CA 125). Penanda tumor ini juga
dapat digunakan untuk follow-up pasien post operatif atau sebagai barometer
keberhasilan terapi 1,3,8,13.
Tabel 1. Penanda tumor untuk tumor-tumor sel germinal (Dikutip dari
kepustakaan 5 dan 13)
Ultrasonografi
TOMMY NAINGGOLAN
DISGERMINOMA | Gynecology
P a g e | 7
Ultrasonografi merupakan pemeriksaan penunjang utama dalam menegakkan
diagnosis suatu tumor adneksa. Ultrasonografi transvaginal merupakan permulaan
yang baik untuk menentukan suatu massa di ovarium merupakan tumor jinak atau
ganas (seperti ketebalan septa, komponen padat atau kistik). Adanya cairan bebas di
rongga abdominal dan massa yang bilateral menambah kecurigaan suatu keganasan.
Walaupun ada pemeriksaan yang lebih canggih seperti CT scan, MRI (magnetic
resonance imaging), dan positron tomografi akan memberikan gambaran yang lebih
mengesankan, namun pada beberapa penelitian tidak menunjukkan tingkat
sensitifitas dan spesifisitas yang lebih baik dari ultrasonografi 3,4,6,8.
Pemeriksaan untuk mengetahui perluasan kanker ovarium
- Pielografi intravena (ginjal, ureter, dan vesika urinaria), sistoskopi dan
sigmoidoskopi
- Foto rontgen dada dan tulang
- CT-Scan Kelenjar Getah Bening
- CT-Scan traktus urinarius 12
Pemeriksaan Histopatologik
Secara makroskopis disgerminoma merupakan tumor dengan konsistensi
padat, berlobus-lobus homogen dengan batas tegas, berwarna krem, ukurannya
bevariasi, biasanya memiliki diameter 5-15 cm, memiliki kapsul yang tipis, dan
potongan permukaannya menyerupai bunga karang . Pada pembelahan tumor
berwarna merah jambu dengan fokus-fokus perdarahan dan nekrosis 9,13.
Gambar 3. Makroskopik disgerminoma (Dikutip dari kepustakaan 13)
TOMMY NAINGGOLAN
DISGERMINOMA | Gynecology
P a g e | 8
Secara mikroskopis, disgerminoma sama dengan seminoma pada testis 3,8.
Tumor terdiri dari sel vesikuler besar dengan sitoplasma jernih mirip dengan sel
primordial. Sel berbentuk bulat, ovoid atau poligonal, dengan nukleus yang besar,
ireguler, mengandung lebih dari satu nukleolus prominen, dan gambaran mitosis
yang banyak. Pada pewarnaan sitoplasma yang jernih atau sedikit granuler yang
mengandung glikogen memberikan reaksi positif dengan pewarnaan asam periodik
schiff dan alkali fosfatase. Lobulus dipisahkan oleh septa fibrous. Stroma biasanya
diinfiltrasi dengan sel-sel limfosit, sel plasma dan granuloma dengan sel-sel epitel
dan giant multinukleat. Pada disgerminoma dapat dijumpai adanya sel-sel raksasa
(syncitotrophoblastic giant cell). Disgerminoma menghasilkan placental alkaline
phosphatase dan lactate dehydrogenase (LDH). Adanya hCG dapat di identifikasi
dengan reaksi imunoperoksidase 3,8,9,13.
Gambar 4. Mikroskopik disgerminoma (Dikutip dari kepustakaan 9,13)
Gambar 5. Sel-sel giant syncytiotrophoblast pada disgerminoma (Dikutip dari
kepustakaan 14)
TOMMY NAINGGOLAN
DISGERMINOMA | Gynecology
P a g e | 9
7. DIAGNOSIS
Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan
pemeriksaan penunjang. Berikut ini adalah alur penentuan diagnosis suatu
disgerminoma:
TOMMY NAINGGOLAN
- Anamnesis- Pemeriksaan
Fisik
- USG- CT-Scan
Nefroblastoma (LDH ↑, VMA normal)
Neuroblastoma (LDH normal, VMA ↑)
Tumor sel germinal : Disgerminoma (PLAP ↑, LDH ↑)
Tumor sinus endodermal (AFP ↑)
Teratoma imatur (AFP normal, hCG normal)
Karsinoma embrional (hCG ↑, AFP ↑)
Koriokarsinoma (hCG ↑)
Mixed germ cell tumor (AFP ↑/normal, hCG ↑/normal)
- IVP- Tumor marker : LDH, VMA
- Histopatologi- Tumor marker
: AFP, hCG, LDH, PLAP, CEA,CA-125
DISGERMINOMA | Gynecology
P a g e | 10
8. STADIUM TUMOR
Setelah diagnosis ditegakkan maka penting untuk dilakukan penentuan
stadium tumor untuk memberikan terapi yang tepat. Berdasarkan International
Federation of Gynecology and Obstetrics (FIGO) maka kanker ovarium dapat dibagi
menjadi beberapa stadium sebagai berikut 3,12 :
Stadium I : terbatas pada ovarium
Ia : mengenai 1 ovarium
Ib : mengenai 2 ovarium
Ic : baik 1a/1b disertai ascites
Stadium II : perluasan ke rongga pelvis
IIa : mengenai uterus dan tuba falopi
IIb : meluas ke vesica urinaria atau rectum
IIc : IIa/IIb disertai asites
Stadium III : perluasan ke rongga pelvis dan intraperitoneal
IIIa : mikroskopik : mengenai permukaan abdomen
IIIb : mengenai intraperitoneal dengan diameter < 2 cm
IIIc : mengenai intraperitoneal dengan diameter > 2 cm atau limfonodus (+)
Stadium IV : Metastasis jauh
Efusi pleura
Metastasis ke hepar
TOMMY NAINGGOLAN
DISGERMINOMA | Gynecology
P a g e | 11
9. DIAGNOSIS BANDING
Diagnosis banding untuk disgerminoma adalah sebagai berikut :
Tumor solid yolk sac
Karsinoma embrional
Clear cell carcinoma
Granulosa cell tumors
Kehamilan ektopik 3,15
10. PENATALAKSANAAN
Tujuan terapi adalah untuk :
menurunkan morbiditas
mencegah komplikasi
induksi remisi 1,3
1. Tindakan Bedah
- Tindakan bedah merupakan tindakan terbaik untuk mengatasi disgerminoma
stadium Ia berupa simple salpingo-oophorektomi unilateral.
- Pada disgerminoma bilateral (stadium 1b) dilakukan salping-oophorektomi
bilateral. Histerektomi total tidak dianjurkan kecuali pada pasien yang tidak ingin
lagi memiliki anak.
- Pada saat operasi, biopsi seharusnya dilakukan juga pada ovarium kontralateral
jika ovarium tersebut membesar atau tampak abnormal 3,14.
2. Kemoterapi
- Kemoterapi dilakukan pada tumor stadium lanjut yang tidak dapat lagi dioperasi.
Kemoterapi biasanya merupakan terapi pilihan untuk mempertahankan fertilitas
dan digunakan pada pasien-pasien yang rekurens setelah terapi radiasi (stadium I-
III)
TOMMY NAINGGOLAN
DISGERMINOMA | Gynecology
P a g e | 12
- Regimen kemoterapi yang dapat digunakan antara lain :
(1) Vincristine, actinomycin D dan cyclophosphamide (VAC)
(2) Methotrexate, actinomycin D dan chlorambucil (MAC)
(3) Vincristine, bleomycin dan cisplatin (VBP)
(4) Bleomycin, etoposide dan cisplatin (BEP)
Diantara ke-4 protokol tersebut, protokol BEP direkomendasikan sebagai terapi
adjuvan terhadap penderita disgerminoma stadium lanjut dan yang rekuren karena
berdasarkan hasil penelitian diperoleh tingginya angka kesembuhan, pengaruh
yang minimal terhadap fungsi reproduksi, dan efek toksik yang minimal.
Berikut ini merupakan protokol BEP :
Cisplatin 50mg/m2 IV hari 1 & 2
Etoposide 165 mg/m2 IV hari 1 – 3
Bleomycin 30 mg IV pada hari 1, 8 dan 15
Siklus selanjutnya diulang setiap 21 hari dengan total 3 siklus 3,11.
3. Radioterapi
- Radioterapi dianjurkan untuk disgerminoma stadium Ib-III. Radioterapi juga
digunakan untuk disgerminoma yang telah bermetastase ke periaorta dan limfonodus
pelvis.
- Radioterapi tidak dianjurkan untuk pasien-pasien yang masih ingin mempertahankan
fertilitas 3,11.
FOLLOW UP
Setelah pemberian terapi kemoterapi, pasien difollow-up setiap 3 bulan dengan
melakukan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan petanda tumor selama 2 tahun dan
setiap 6 bulan selama 3 tahun, kemudian dilanjutkan setiap tahun selama paling
sedikit 5 tahun. Foto thorax dan CT scan dianjurkan dilakukan setiap 6 bulan selama
2 tahun.
Jika tidak diberikan kemoterapi, pasien difollow-up tiap 2 bulan dengan melakukan
pemeriksaan fisik, petanda tumor dan CT Scan setiap 6 bulan selama 2 tahun, setiap
3 bulan selama 3 tahun (dengan CT scan) kemudian dilihat lagi setiap 6 bulan
selama 5 tahun, dan selanjutnya setiap tahun selama 5-10 tahun 3,11.
TOMMY NAINGGOLAN
DISGERMINOMA | Gynecology
P a g e | 13
11. PROGNOSIS
Disgerminoma, serupa dengan tumor sel germinal seminoma sangat sensitif
terhadap kemoterapi dan radioterapi. Sehigga pasien yang diterapi memiliki angka
harapan hidup yang lebih baik, dilaporkan pada 90% kasus memiliki angka harapan
hidup yang lebih panjang 3,8,9.
Tabel 2. Survival rate pasien disgerminoma berdasarkan stadiumnya (Dikuti pada
kepustakaan 6)
TOMMY NAINGGOLAN
DISGERMINOMA | Gynecology
P a g e | 14
KESIMPULAN
Disgerminoma merupakan tumor sel germinal di ovarium yang paling banyak
ditemukan pada anak-anak dan remaja. Disgerminoma mempunyai respon yang baik
terhadap terapi sehingga infertilitas dan kematian dini dapat dihindari. Langkah yang
bijak dalam mendiagnosis cepat dan terapi yang tepat membantu keberhasilan dalam
penatalaksanaan pasien. Prognosis disgerminoma baik dan angka harapan hidup
diperoleh pada 90% kasus.
TOMMY NAINGGOLAN
DISGERMINOMA | Gynecology
P a g e | 15
DAFTAR PUSTAKA
1. Anonymus. Dysgerminoma. Available at http://en.wikipedia.org/. Accessed on May
5, 2011.
2. Widjajanto P. H. Tumor Sel Germinal. Buku Ajar Hematologi-Onkologi Anak.
Cetakan Kedua. Jakarta : Badan Penerbit IDAI. 2006; 6 (9) : 292-301.
3. Michener C.J. Ovarian Dysgerminomas. Available at
http://eMedicine.medscape.com/article/253701. Accessed on May 7, 2011.
4. Jones L. Germ Cell Tumours. Available at http://Atlas
GeneticsOncology.org/Tumors/OvarianGermCellID5067.html. Accessed on May 7,
2011.
5. Dangal G. Unique Combination of an Ovarian Dysgerminoma, Strak Ovary and
Uterine Agenesis in a Girl of 12. Case Reports. Arch Oncol. 2008; 16 (1-2) : 16-7.
6. Ueland F. Germ Cell and Stromal Tumor of the Ovary. Available at
http://Google.com/. Accessed on May 7, 2011.
7. Takeda A., Mori M., Sakai K., Mitsui T., Nakamura H. Laparoscopic Management
of Ovarian Dysgerminoma Presenting with Acute Abdomen Caused by Adnexal
Torsion in a 17-Year-Old Girl. Case Reports. J Pediatr Adolesc Gynecol. 2009; 22 :
e9-e13.
8. Zganjer M., Cizmic A., Stepan J., Butkovic D., Zupancic B., Bartolek F. Ovarian
Dysgerminoma and Acute Abdomen. Case Reports. Bratisl Lek Listy. 2006; 107 (6-
7) : 253-255.
TOMMY NAINGGOLAN
DISGERMINOMA | Gynecology
P a g e | 16
9. Ghahramanfard F., Faranoush M. Ovarian Dysgerminoma with Metastasis to Spinal
Column. Case Report. Research Journal of Biological Sciences. 2009; 4 (8) : 909-
912.
10. Brewer M., Gershenson D.M., Herzog C.E., Mitchell M.F., Silva E.G., Wharton J.T.
Outcome and Reproductive Function after Chemotherapy for Ovarian
Dysgerminoma. Journal of Clinical Oncology. 1999; 17 (9) : pp 2670-2675.
11. Anonymous. Ovarian Germ Cell Tumour (OGCT) – Managemet Guidelines.
Medical Protocol. 2000; 1 : 1-7.
12. Anonymous. Karsinoma Ovarium. Available at http://google.com/. Accessed on
May 8, 2011.
13. Tantitamit, T. Germ Cell Tumor. Available at http://google.com/. Accessed on May
10, 2011.
14. Lazenik N., Balog A., Bennett S., Redline R., Liu J. Ovarian Dysgerminoma : A
Challenging Clinical and Sonographic Diagnosis. Case report. J Ultrasound Med.
2009; 28 : 1049-1415.
15. Anonymus. Dysgerminoma. Available at http://thedoctor’s doctor/ . Accessed on
May 10, 2011.
TOMMY NAINGGOLAN