Disertasi. Bab III Juni. 2011

12
BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Rancangan penelitian ini bersifat analisis deskriptif korelasional, dengan tujuan untuk mendeskripsikan modal sosial, perilaku ekonomi rumah tangga petani jambu mete dan kesejahteraan petani jambu mete. Kemudian melihat hubungan antara variabel modal sosial terhadap perilaku ekonomi usahatani dan tingkat kesejahteraan petani jambu mete di Kabupaten Buton dan Kabupaten Muna. Selanjutnya, melakukan studi perbandingan yang dapat menunjukkan adanya perbedaan modal sosial antara dua wilayah yang akan berimplikasi terhadap perbedaan perilaku ekonomi dan kesejahteraan petani. Namun demikian untuk memverifikasi dan pengayaan data secara mendalam, penelitian ini didukung juga oleh metode/teknik-teknik kualitatif. Sehingga

description

tes

Transcript of Disertasi. Bab III Juni. 2011

Page 1: Disertasi. Bab III Juni. 2011

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian

Rancangan penelitian ini bersifat analisis deskriptif korelasional,

dengan tujuan untuk mendeskripsikan modal sosial, perilaku ekonomi

rumah tangga petani jambu mete dan kesejahteraan petani jambu mete.

Kemudian melihat hubungan antara variabel modal sosial terhadap

perilaku ekonomi usahatani dan tingkat kesejahteraan petani jambu mete

di Kabupaten Buton dan Kabupaten Muna. Selanjutnya, melakukan studi

perbandingan yang dapat menunjukkan adanya perbedaan modal sosial

antara dua wilayah yang akan berimplikasi terhadap perbedaan perilaku

ekonomi dan kesejahteraan petani. Namun demikian untuk memverifikasi

dan pengayaan data secara mendalam, penelitian ini didukung juga oleh

metode/teknik-teknik kualitatif. Sehingga penelitian ini menggunakan dua

pendekatan yaitu pendekatan penelitian kuantitatif dan kualitatif.

B. Lokasi dan Waktu

Waktu pengumpulan data penelitian selama lima bulan, mulai bulan

Januari sampai dengan Maret 2010. Pengumpulan data penelitian dibagi

dalam dua tahap. Tahap pertama adalah pengumpulan data atau

penelitian penjajakan (uji coba kuesioner). Tahap kedua adalah

Page 2: Disertasi. Bab III Juni. 2011

pengumpulan dan menganalisis data primer dan sekunder. Karena

menggunakan dua jenis data, yaitu data kuantitatif maupun data kualitatif.

Maka, penelitian ini menggunakan metode pengambilan data kuantitatif

maupun kualitatif secara sekuensial, dua bulan pertama adalah

pengumpulan data kuantitatif, sementara data kualitatif dikumpulkan

sebulan berikutnya.

Penelitian dilakukan di Provinsi Sulawesi Tenggara dengan

mengambil dua wilayah sampel, yaitu: Kabupaten Buton dan Kabupaten

Muna, masing-masing di Desa Bombonawulu dan Desa Mone Kecamatan

Gu-Lakudo untuk Kabupaten Buton dan di Desa Lahontohe dan Desa

Labasa Kecamatan Tongkuno untuk wilayah Kabupaten Muna.

Lokasi penelitian dipilih secara purposive (sengaja) dengan

pertimbangan metodologis, yakni di kedua lokasi terpilih merupakan

wilayah sentra budidaya jambu mete di Sulawesi Tenggara, serta

merupakan daerah produsen utama jambu mete di Indonesia dengan

kontribusi produksi sekitar 30% produksi nasional (Indrawanto et al.,

2003). Penelitian menggunakan dua pendekatan yaitu pendekatan

penelitian kuantitatif dan kualitatif.

C. Populasi dan Sampel Penelitian

Daerah penelitian ditentukan dengan metode cluster sampling yaitu

dengan cara membagi daerah berdasarkan wilayah kabupaten Buton, dan

Kabupaten Muna, serta merupakan wilayah sentra produksi jambu mete,

96

Page 3: Disertasi. Bab III Juni. 2011

Propinsi Sulawesi Tenggara. Kabupaten Buton, Kecamatan Gu-Lakudo,

Desa Bombonawulu, Desa Mone, sementara untuk Kabupaten Muna,

Kecamatan Tongkuno, Desa Lahontohe, dan Desa Labasa. Selanjutnya

kecamatan dan desa/kelurahan penelitian diambil secara purposive.

Sementara responden (rumah tangga) diambil secara acak sederhana

(simple random sampling) sebesar 10% dari jumlah populasi rumah

tangga sebesar 2141 KK (yang ada pada seluruh desa penelitian) yaitu

214 KK sampel. Jumlah sampel yang digunakan di dalam metode in depth

interview sebanyak 10% dari 214 KK responden yang terpilih masing-

masing desa yaitu 21 KK.

Penentuan informan dilakukan dengan secara purposive atau

sengaja dengan mempertimbangkan status dan peranannya di dalam

komunitas masyarakatnya. Antara lain aparat petani pada lapisan atas,

maupun petani pada lapisan bawah, pemerintah, tokoh-tokoh masyarakat,

pedagang, LSM dan pengamat lapangan yang dianggap mengetahui

fenomena modal sosial, perilaku ekonomi dan kesejahteraan petani di

lokasi penelitian.

D. Instrumen Pengumpulan Data

Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian

ini meliputi :

a. Pengumpulan data dengan metode survei melalui daftar kuesioner.

97

Page 4: Disertasi. Bab III Juni. 2011

b. Wawancara mendalam (in-depth interview) dilakukan melalui

pengumpulan informasi dari informan dengan teknik snowball.

c. Pengamatan berperan serta (observation participant)

Pengamatan dilakukan dengan dua cara yaitu, pengamatan biasa dan

pengamatan berpartisipasi. Data yang dikumpulkan melalui

pengamatan biasa adalah data yang dapat diamati oleh peneliti tanpa

menuntut keterlibatan secara langsung. Jenis data yang diperoleh

dengan cara ini, antara lain keadaan pemukiman teknologi budidaya,

serta pola aktivitas sehari-hari penduduk. Pengamatan berpartisipasi

(full observation participation) dilakukan untuk memperoleh data yang

menuntut keterlibatan peneliti dalam setting yang diteliti seperti

perilaku, aktivitas berbudidaya, hubungan kerja, sistem bagi hasil,

sistem pemasaran, dan sebagainya.

E. Analisis Data

Analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif dengan

menggunakan tabel frekuensi tunggal, tabulasi silang dua arah dengan

tujuan melihat keterkaitan antara Modal Sosial (Kepercayaan, Jaringan

kerja dan Keimbal balik) dengan perilaku ekonomi (perilaku Produksi,

Konsumsi, Investasi, Tabungan dan Pemasaran).

Untuk mengetahui pengaruh modal sosial terhadap perilaku

ekonomi, pendapatan rumah tangga dan kesejahteraan rumah tangga

dilakukan dengan menggunakan analisis SEM (Structural Equation

98

Page 5: Disertasi. Bab III Juni. 2011

Modelling). SEM merupakan gabungan dari model regresi dan analisis

alur (path analysis) (Bollen,1989). Model ini semua variabel yang tidak

teramati (laten) dimasukkan dalam model.

Model yang digunakan seperti terlihat pada Gambar 8 dengan

persamaan sebagai berikut :

1. Model konfirmatori faktor

a. Variabel laten modal sosial

Jaringan sosial = X1 Modal sosial + e1

Trust = X2 Modal sosial + e2

Resiprokasi = X3 Modal sosial + e3

b. Variabel laten perilaku ekonomi

Perilaku produksi = Ye1 Perilaku ekonomi + e4

Perilaku konsumsi = Ye2 Perilaku ekonomi + e5

Perilaku tabungan = Ye3 Perilaku ekonomi + e6

Perilaku investasi = Ye4 Perilaku ekonomi + e7

Perilaku pemasaran = Ye5 Perilaku ekonomi + e8

c. Variabel laten kesejahteraan rumah tangga

Pendapatan masyarakat = Yk1 Kesejahteraan rumah tangga + e9

Pemerataan pendapatan = Yk2 Kesejahteraan rumah tangga + e10

Konsumsi sembako = Yk3 Kesejahteraan rumah tangga + e11

Penanggulangan kemiskinan= Yk4 Kesejahteraan rumah tangga +

e12.

99

Page 6: Disertasi. Bab III Juni. 2011

2. Model persamaan struktural

a. Perilaku ekonomi = X1 Modal sosial + Z1

b. Pendapatan rumah tangga = X1 Perilaku ekonomi + X2 modal sosial

+ X3 (off farm x non farm x on farm) +

Z2

c. Kesejahteraan rumah tangga = X1 Pendapatan rumah tangga + X2

Perilaku ekonomi + X3 Modal sosial +

Z3

100

Page 7: Disertasi. Bab III Juni. 2011

Gambar 8. Model penelitian

101

Page 8: Disertasi. Bab III Juni. 2011

Perbedaan modal sosial, perilaku ekonomi usahatani dan tingkat

kesejahteraan petani jambu mete di Kabupaten Buton dan Kabupaten

Muna dianalisis menggunakan analisis non parametrik agar dideskripsikan

secara terinci mengenai hubungan antar masing-masing indikator yang

membangun variabel modal sosial (rasa percaya, jaringan kerja dan

ketimbalbalikan/resiporositas) variabel perilaku ekonomi (perilaku

produksi, konsumsi, tabungan dan pemasaran) sedangkan investasi dan

tabungan, terjaminnya konsumsi pangan, pendapatan, peningkatan

konsumsi non pangan, tingkat kehidupan fisik serta pendidikan keluarga

terutama pada anak petani pedesaan sebagai indikator kesejahteraan.

Uji hipotesis bahwa modal sosial, perilaku ekonomi dan

kesejahteraan di dua tempat yaitu Gu-Lakudo Kabupaten Buton dan

Tongkuno Kabupaten Muna dilakukan dengan analisis terhadap seluruh

variabel secara bersama-sama melalui uji nilai tengah multi variants

(peubah ganda). Pengujian yang digunakan adalah Uji T-Student yang

tersedia dalam program SPSS. Perbedaan modal sosial, perilaku ekonomi

dan kesejahteraan petani jambu mete di Kecamatan Gu-Lakudo

Kabupaten Buton dan Kecamatan Tongkuno Kabupaten Muna, digunakan

analisis Menguji Kesamaan Dua Rata-Rata Uji Dua Pihak digunakan

rumus menurut (Sudjana, 1996):

(1)

Dengan variants untuk masing-masing indikator :

102

103

Page 9: Disertasi. Bab III Juni. 2011

(2)

dimana:

t” = T-hitung

= Rata-rata modal sosial, perilaku ekonomi dan kesejahteraan

petani jambu mete di Kabupaten Buton (Rp/th)

= Rata-rata modal sosial, perilaku ekonomi dan kesejahteraan

petani jambu mete di Kabupaten Muna (Rp/th)

n1 = Jumlah responden di Kabupaten Buton (orang)

n2 = Jumlah responden di Kabupaten Muna (orang)

S12 = Varians modal sosial, perilaku ekonomi dan kesejahteraan

petani jambu mete di Kabupaten Buton

S22 = Varians modal sosial, perilaku ekonomi dan kesejahteraan

petani jambu mete di Kabupaten Muna

S = Varians gabungan

3. Pengujian hipotesis

Untuk menguji hipotesis modal sosial, perilaku ekonomi dan

kesejahteraan petani jambu mete di dua tempat yaitu Gu-Lakudo

Kabupaten Buton dan Tongkuno Kabupaten Muna kedua, digunakan

analisis Menguji Kesamaan Dua Rata-Rata Uji Dua Pihak (Sudjana,

1996). Adapun hipotesis yang diajukan, yaitu:

H0 = Semua Indikator modal sosial, perilaku ekonomi, kesejahteraan di

dua lokasi sama ( ).

H1 = Terdapat perbedaan modal sosial, perilaku ekonomi dan

kesejahteraan di dua lokasi tersebut ( ).

104

Page 10: Disertasi. Bab III Juni. 2011

Kriteria pengambilan keputusan adalah : jika probabilitas lebih

besar (>) , terima H0, Jika probabilitas lebih kecil (<) terima H1. Tingkat

penolakan dan penerimaan hipotesis adalah batas kesalahan (α = 0,05).