Discovery Learning

20
MAKALAH FISIKA SEKOLAH Model Pembelajaran Discovery Learning DISUSUN OLEH : DISUSUN OLEH: KELOMPOK 1 1. Putri Maryati (06121011014) 2. Hikma Pujiati (06121011027) 3. Mirna Julaika Azijah (06121011035) 4. Tri Nanda Amilia (06121011036) Dosen Pengampuh : Ismet , S.Pd., M. Si 0

description

makalah

Transcript of Discovery Learning

Page 1: Discovery Learning

MAKALAH FISIKA SEKOLAH

Model Pembelajaran Discovery Learning

DISUSUN OLEH :

DISUSUN OLEH:

KELOMPOK 1

1. Putri Maryati (06121011014)

2. Hikma Pujiati (06121011027)

3. Mirna Julaika Azijah (06121011035)

4. Tri Nanda Amilia (06121011036)

Dosen Pengampuh : Ismet, S.Pd., M. Si

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN FISIKA

UNIVERSITAS SRIWIJAYA

0

Page 2: Discovery Learning

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr.wb

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas segala limpahan rahmat dan

hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini sebagai tugas mata

kuliah Fisika Sekolah I. Kami telah menyusun makalah ini dengan sebaik-baiknya dan

semaksimal mungkin.

Namun tentunya sebagai manusia biasa tidak luput dari kesalahan dan kekurangan. Harapan

kami, semoga bisa menjadi koreksi di masa mendatang agar lebih baik lagi dari sebelumnya.

Tak lupa ucapan terima kasih kami sampaikan kepada teman-teman atas masukkannya,

dorongan dan saran yang telah diberikan kepada kami. Dan ucapan terima kasih kepada

Bapak Ismet, S.Pd., M.Si sebagai dosen mata kuliah Fisika Sekolah I, yang telah

memberikan waktu kepada kami untuk menyelesaikan makalah ini, sehingga kami dapat

menyusun dan menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya dan insya Allah sesuai yang

kami harapkan. Dan kami ucapkan terima kasih pula kepada rekan-rekan dan semua pihak

yang terkait dalam penyusunan makalah ini. Mudah-mudahan makalah ini bisa memberikan

sumbangan pemikiran sekaligus pengetahuan bagi kita semuanya.

Inderalaya, 10 September 2014

Penulis

1

Page 3: Discovery Learning

DAFTAR ISI

Kata Pengantar..................................................................................................................... 1

Daftar Isi.............................................................................................................................. 2

Bab I Pendahuluan

1.1. Latar Belakang................................................................................................. 3

1.2. Rumusan Masalah............................................................................................ 3

1.3. Tujuan penulisan.............................................................................................. 4

1.4. Metodologi Penyusunan.................................................................................. 4

1.5. Manfaat Penulisan........................................................................................... 4

Bab II Pembahasan

2.1. Konsep Metode Discovery Learning................................................................ 5

2.2. Proses Discovery Learning............................................................................... 5

2.3.Urutan Discovery Learning...............................................................................6

2.4. Keuntungan Discovery Learning...................................................................... 6

2.5. Kelemahan Discovery Learning....................................................................... 7

2.6. Macam-macam Discovery Learning................................................................. 7

2.7.Langkah-langkah operasional............................................................................ 8

2.8. Sistem Penilaian............................................................................................... 9

Bab III Penutup

3.1. Kesimpulan....................................................................................................... 10

3.2. Saran................................................................................................................. 10

3.3 Lampiran............................................................................................................. 11

Daftar Pustaka...................................................................................................................... 13

2

Page 4: Discovery Learning

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam pelajaran ilmu pengetahuan, terutama ilmu pengetahuan alam berkaitan

dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga fisika bukan hanya

penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep atau prinsip saja

tetapi juga proses penemuan. Pendidikan fisika diharapkan dapat menjadi pembelajaran

bagi peserta didik untuk meningkatkan kemampuan serta keterampilan yang dimiliki serta

dapat mengembangkan dan menerapkan dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga dalam

proses pembelajaran fisika guru membutuhkan strategi agar peserta didik dapat belajar

secara efektif dan efisien serta tercapainya tujuan yang diharapkan. Salah satu cara yang

ditempuh adalah penggunaan metode atau model pembelajaran yang sesuai dengan

karakteristik pelajaran maupun kondisi intern sekolah. Ini berarti guru memahami benar

kedudukan metode atau model pembelajaran yaitu sebagai strategi pengajaran dan

sebagai alat untuk mencapai tujuan.

Menurut teori kognitif, peserta didik memiliki sifat aktif, konstruktif, dan mampu

merencanakan sesuatu. Peserta didik mampu untuk mencari, menemukan dan

menggunakan pengetahuan yang telah diperolehnya. Dalam proses belajar mengajar

peserta didik mampu mengidentifikasi, merumuskan , menganalisis data, menafsirkan,

dan menarik kesimpulan.

Metode Discovery Learning adalah teori belajar yang didefinisikan sebagai proses

pembelajaran yang terjadi bila pelajar tidak disajikan dengan pelajaran dalam bentuk

finalnya, tetapi diharapkan siswa mengorganisasi sendiri.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana konsep metode pembelajaran Discovery Learning?

2. Apa saja proses dalam metode pembelajaran Discovery Learning?

3. Bagaimana urutan pembelajaran dalam Discovery Learning?

4. Apa saja keuntungan dan kelemahan metode pembelajaran Discovery Learning?

5. Jelaskan macam-macam Discovery Learning?

3

Page 5: Discovery Learning

6. Bagaimana langkah-langkah operasional dalam metode pembelajaran Discovery

Learning?

7. Bagaimana sistem penilaian pada Discovery Learning?

1.3 Tujuan Penulisan

Setelah membahas tentang Metode Discovery Learning diharapkan pembaca dapat

memahami:

1. Konsep metode pembelajaran Discovery Learning

2. Proses pada metode pembelajaran Discovery Learning

3. Urutan Pembelajaran pada Discovery Learning

4. Keuntungan dan kelemahan Discovery Learning

5. Langkah-langkah operasional dalam metode Discovery Learning

6. Sistem Penilaian Discovery Learning

1.4 Metodologi Penulisan

Adapun metode yang digunakan dalam penyusunan makalah ini adalah studi pustaka.

Yakni dengan mengumpulkan sumber-sumber, baik dari buku ataupun internet tentang

Discovery Learning, yang kemudian kami gabungkan menjadi satu dalam satu makalah.

1.5 Manfaat Penulisan

Adapun setelah disusunnya makalah ini, kami berharap dapat bermanfaat bagi

pembaca sebagaimana yang kami jadikan tujuan. Yakni memberikan informasi dan

pengetahuan tentang Discovery Learning mengetahui beberapa masalah terkait dengan

Discovery Learning, serta terpenuhinya tugas mandiri mata kuliah Fisika Sekolah 1.

4

Page 6: Discovery Learning

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Konsep Metode Discovery Learning

Discovery Learning adalah pembelajaran dimana guru memberikan suatu kebebasan pada

peserta didik untuk menemukan sesuatu sendiri, sehingga peserta didik akan sampai pada

suatu pengalaman. Dengan model pembelajaran discovery based learning, siswa terlibat

langsung dalam proses pencarian dan penemuan sehingga seolah-olah dirinya sebagai

ilmuwan yang sedang meneliti dan menemukan konsep-konsep baru.

Discovery Learning adalah Model pengajaran dimana guru memberikan kebebasan

peserta didik untuk dapat mengerti lebih dalam. Dengan menemukan sendiri, peserta didik

akan sampai pada pengalaman. Menurut Suryobroto, metode penemuan diartikan sebagai

cara mengajar yang mementingkan pengajaran perseorangan, manipulasi obyek dan lain-lain

percobaan, sebelum generalisasi umum. Metode penemuan adalah metode dimana dalam

proses belajar peseta didik diperkenankan menemukan sendiri informasinya. Maka keaktifan

peserta didik sangat penting.

Discovery learning dalam sistem belajar mengajar ini, guru menyajikan bahan pelajaran

tidak dalam bentuk yang final, tetapi peserta didik diberi peluang untuk mencari dan

menemukan sendiri dengan mempergunakan teknik pendekatan pemecahan masalah.

Pembelajaran penemuan (discovery learning) merupakan satu komponen penting di

dalam pendekatan konstruktivisme, Siswa didorong untuk belajar sebagian besar melalui

keterlibatan aktif mereka dengan konsep-konsep, atau prinsip-prinsip. Pendekatan discovery

learning memiliki beberapa keuntungan antara lain membangkitkan keingintahuan,

memotivasi mahasiswa untuk melanjutkan dengan penelitian sehingga mereka

menemukanjawabannya, belajar memecahkan masalah secara mandiri dan berpikir kritis.

2.2 Proses Discovery Learning

1) Mengamati, peserta didik mengamati gejala atau persoalan yangndihadapi.

2) Menggolongkan, peserta didik mengklasifikasi apa-apa yang ditemukan dalam

pengamatan sehingga menjadi lebih jelas.

3) Memprediksi, peserta didik diajak untuk memperkirakan mengapa gejala itu terjadi

atau mengapa persoalan itu terjadi.

5

Page 7: Discovery Learning

4) Mengukur, peserta didik melakukan pengukuran terhadap yang diamati untuk

memperoleh data yang lebih akurat yang dapat digunakan untuk mengambil

kesimpulan

2.3 Urutan Model Discovery Learning

1) Persoalan diajukan oleh guru. Guru mengajukan persoalan yang harus dicari

pemecahannya oleh peserta didik. Misalnya: Apa yang akan terjadi bila anda

mengendarai sepeda motor dengan cepat di jalan yang melingkar ?

2) Peserta didik memecahkan persoalan. Peserta didik sendiri ataukah berkelompok

mulai memecahkan persoalan.

3) Konsep baru dijelaskan. Bila ada konsep baru yang perlu ditambahkannya sehingga

pengertian peserta didik menjadi lebih lengkap.

2.4 Keuntungan Model Discovery Learning

1) Membantu siswa untuk memperbaiki dan meningkatkan keterampilan-

keterampilan dan proses-proses kognitif. Usaha penemuan merupakan kunci

dalam proses ini, seseorang tergantung bagaimana cara belajarnya. Pengetahuan

yang diperoleh melalui metode ini sangat pribadi dan ampuh karena menguatkan

pengertian, ingatan dan transfer.

2) Menimbulkan rasa senang pada siswa, karena tumbuhnya rasa menyelidiki dan

berhasil.

3) Metode ini memungkinkan siswa berkembang dengan cepat dan sesuai dengan

kecepatannya sendiri.

4) Menyebabkan siswa mengarahkan kegiatan belajarnya sendiri dengan melibatkan

akalnya dan motivasi sendiri.

5) Metode ini dapat membantu siswa memperkuat konsep dirinya, karena

memperoleh kepercayaan bekerja sama dengan yang lainnya.

6) Berpusat pada siswa dan guru berperan sama-sama aktif mengeluarkan gagasan-

gagasan. Bahkan gurupun dapat bertindak sebagai siswa, dan sebagai peneliti di

dalam situasi diskusi.

7) Membantu siswa menghilangkan skeptisme (keragu-raguan) karena mengarah

pada kebenaran yang final dan tertentu atau pasti.

8) Siswa akan mengerti konsep dasar dan ide-ide lebih baik;

6

Page 8: Discovery Learning

9) Membantu dan mengembangkan ingatan dan transfer kepada situasi proses

belajar yang baru;

10) Mendorong siswa berfikir dan bekerja atas inisiatif sendiri;

11) Mendorong siswa berfikir intuisi dan merumuskan hipotesis sendiri;

12) Memberikan keputusan yang bersifat intrinsik; Situasi proses belajar menjadi

lebih terangsang;

13) Proses belajar meliputi sesama aspeknya siswa menuju pada pembentukan

manusia seutuhnya;

14) Meningkatkan tingkat penghargaan pada siswa;

15) Kemungkinan siswa belajar dengan memanfaatkan berbagai jenis sumber belajar;

16) Dapat mengembangkan bakat dan kecakapan individu.

2.5 Kelemahan Model Discovery Learning

1) Metode ini menimbulkan asumsi bahwa ada kesiapan pikiran untuk belajar. Bagi

siswa yang kurang pandai, akan mengalami kesulitan abstrak atau berfikir atau

mengungkapkan hubungan antara konsep-konsep yang tertulis atau lisan,

sehingga pada gilirannya akan menimbulkan frustasi.

2) Metode ini tidak efisien untuk mengajar jumlah siswa yang banyak, karena

membutuhkan waktu yang lama untuk membantu mereka menemukan teori atau

pemecahan masalah lainnya.

3) Harapan-harapan yang terkandung dalam metode ini dapat buyar berhadapan

dengan siswa dan guru yang telah terbiasa dengan cara-cara belajar lama.

4) Pengajaran discovery lebih cocok untuk mengembangkan pemahaman,

sedangkan mengembangkan aspek konsep, keterampilan dan emosi secara

keseluruhan kurang mendapat perhatian.

5) Pada beberapa disiplin ilmu, misalnya IPA kurang fasilitas untuk mengukur

gagasan yang dikemukakan oleh para siswa

6) Tidak menyediakan kesempatan-kesempatan untuk berfikir yang akan ditemukan

oleh siswa karena telah dipilih terlebih dahulu oleh guru.

2.6 Macam-macam Discovery Learning

Menurut Weimer sebagaimana yang dikutip oleh Paul Suparno mengidentifikasi

adanya 6 tipe Discovery, yaitu :

7

Page 9: Discovery Learning

1) Discovery, proses menemukan sesuatu sendiri. Prosesnya lebih bebas, yang

terpenting adalah orang menemukan sesuatu hukum, proses, atau pengertian sendiri.

2) Discovery Teaching, model mengajar dengan cara menemukan sesuatu. Discovery

Teaching lebih digunakan guru untuk mengajar siswa dengan cara penemuan.

3) Inductive Discovery, penemuan sesuatu dengan pendekatan induktif, yaitu dari

pengamatan banyak data, lalu disimpulkan. Prosesnya lengkap seperti metode ilmiah.

4) Semi-inductive Discovery, penemuan dengan pendekatan induktif, tetapi tidak

lengkap. Ketidak lengkapan bias berupa data yang diambil hanya sedikit, prosesnya

yang disederhanakan, dll.

5) Unguided or Pure Discovery atau Discovery murni, siswa diberi persoalan dan harus

memecahkan sendiri dengan sedikit sekali petunjuk dari guru.

6) Guided Discovery, siswa diberi soal untuk dipecahkan sedangkan guru menyediakan

hint (petunjuk ), dan arahan bagaimana cara memecahkan persoalan itu.

2.7 Langkah-langkah Operasional

1. Langkah Persiapan

a. Menentukan tujuan pembelajaran

b. Melakukan identifikasi karakteristik siswa (kemampuan awal, minat, gaya belajar,

dan sebagainya)

c. Memilih materi pelajaran.

d. Menentukan topik-topik yang harus dipelajari siswa secara induktif (dari contoh-

contoh generalisasi)

e. Mengembangkan bahan-bahan belajar yang berupa contoh-

contoh, ilustrasi, tugas dan sebagainya untuk dipelajari siswa

f. Mengatur topik-topik pelajaran dari yang sederhana ke kompleks, dari yang konkret

ke abstrak, atau dari tahap enaktif, ikonik sampai ke simbolik

g. Melakukan penilaian proses dan hasil belajar siswa

2. Pelaksanaan

a. Stimulation (stimulasi/pemberian rangsangan)

Pertama-tama pada tahap ini pelajar dihadapkan pada sesuatu yang menimbulkan

kebingungannya, kemudian dilanjutkan untuk tidak memberi generalisasi, agar timbul

keinginan untuk menyelidiki sendiri. Disamping itu guru dapat memulai kegiatan PBM

dengan mengajukan pertanyaan, anjuran membaca buku, dan aktivitas belajar lainnya yang

8

Page 10: Discovery Learning

mengarah pada persiapan pemecahan masalah. Stimulasi pada tahap ini berfungsi untuk

menyediakan kondisi interaksi belajar yang dapat mengembangkan dan membantu siswa

dalam mengeksplorasi bahan.

d. Data Processing (Pengolahan Data)

Menurut Syah (2004:244) pengolahan data merupakan kegiatan mengolah data dan

informasi yang telah diperoleh para siswa baik melalui wawancara, observasi, dan

sebagainya, lalu ditafsirkan. Semua informai hasil bacaan, wawancara, observasi, dan

sebagainya, semuanya diolah, diacak, diklasifikasikan, ditabulasi, bahkan bila perlu dihitung

dengan cara tertentu serta ditafsirkan pada tingkat kepercayaan tertentu.

e. Verification (Pembuktian)

Pada tahap ini siswa melakukan pemeriksaan secara cermat untuk membuktikan benar atau

tidaknya hipotesis yang ditetapkan tadi dengan temuan alternatif, dihubungkan dengan hasil

data processing (Syah, 2004:244). Verification menurut Bruner, bertujuan agar proses belajar

akan berjalan dengan baik dan kreatif jika guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk

menemukan suatu konsep, teori, aturan atau pemahaman melalui contoh-contoh yang ia

jumpai dalam kehidupannya.

f. Generalization (menarik kesimpulan/generalisasi)

Tahap generalisasi/ menarik kesimpulan adalah proses menarik sebuah kesimpulan

yang dapat dijadikan prinsip umum dan berlaku untuk semua kejadian atau masalah yang

sama, dengan memperhatikan hasil verifikasi (Syah, 2004:244). Berdasarkan hasil verifikasi

maka dirumuskan prinsip-prinsip yang mendasari generalisasi.

2.8 Sistem Penilaian

1) Dalam Model Pembelajaran Discovery Learning, penilaian dapat dilakukan dengan

menggunakan tes maupun non tes.

2) Penilaian yang digunakan dapat berupa penilaian kognitif, proses, sikap, atau

penilaian hasil kerja siswa. Jika bentuk penialainnya berupa penilaian kognitif, maka

dalam model pembelajaran discovery learning dapat menggunakan tes tertulis. Jika

bentuk penilaiannya menggunakan penilaian proses, sikap, atau penilaian hasil kerja

siswa maka pelaksanaan penilaian dapat dilakukan dengan pengamatan.

9

Page 11: Discovery Learning

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Discovery Learning adalah Model pengajaran dimana guru memberikan kebebasan

peserta didik untuk dapat mengerti lebih dalam. Dengan menemukan sendiri, peserta didik

akan sampai pada pengalaman.

Dalam mengaplikasikan metode Discovery Learning guru berperan sebagai

pembimbing dengan memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar secara aktif,

sebagaimana pendapat guru harus dapat membimbing dan mengarahkan kegiatan belajar

siswa sesuai dengan tujuan. Kondisi seperti ini ingin merubah kegiatan belajar mengajar yang

teacher oriented menjadi student oriented.

3.2 Saran

Setelah terselesaikannya makalah kami, besar harapan kami agar makalah kami

bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan bagi penulis pada khususnya. Akhirnya, kritik

dan saran yang membangun sangat kami nantikan untuk perbaikan kami ke depan dalam

penyusunan makalah.

10

Page 12: Discovery Learning

Lampiran

CONTOH RPP

Deskripsi pelaksanaan tindakan pembelajaran adalah sebagai berikut:

Pertemuan 1

Pertemuan 1 dilaksanakan pada:

Hari/Tanggal : 8 September 2011

Waktu : 07. 00-09.00

Materi : - Menjelaskan frekuensi, periode, sudut tempuh, kecepatan linear, kecepatan

sudut, dan percepatan sentripetal.

- Memahami hubungan kecepatan sudut dan kecepatanlinear pada gerak roda

berhubungan.

Kegiatan pembelajaran diawali oleh guru mengucapkan salam, dilanjutkan peserta

didik menjawab salam dengan serempak. Ketua kelas memimpin salam, setelah selesai,

peneliti mengabsen peserta didik. Pada pertemuan 1 peserta didik tidak ada yang absen .

Setelah mengabsen, guru memulai membuka pelajaran dengan mencoba mengingatkan

kembali materi sebelumnya, yaitu, pengertian frekuensi, periode dan sudut tempuh. peneliti

meminta peserta didik untuk membuat contoh dari materi gerak melingkar.

Setelah melakukan apersepsi, peneliti menjelaskan model pembelajaran yang akan

digunakan dalam proses pembelajaran , yaitu model pendekatan discovery learning. Peneliti

membagi peserta didik dalam 10 kelompok. Dengan perincian 9 kelompok beranggotakan 4

peserta didik dan 1 kelompok beranggotakan 5 peserta didik. Setelah peserta didik

berkelompok, guru membagikan lembar kerja praktikum. Masing-masing peserta didik

(anggota) mendapatkan 1 lembar praktikum. Setelah lembar praktikum dibagikan, masing-

masing ketua kelompok membagi anggotanya untuk melakukan kegiatan praktikum. Satu

anggota menulis hasil dari kegiatan praktikum.

Setiap anggota kelompok mengerjakan lembar praktikum yang sama berkumpul untuk

mendiskusikan lembar kerja praktikum tersebut sampai paham dan dapat melakukan kegiatan

praktikum tersebut dengan baik. Setelah mendapatkan hasil praktik maka salah satu dari

kelompok yang bertugas mencatat hasil yang ditemukan. Selanjutnya ketua dari kelompok

tersebut maju didepan kelas untuk mempresentasikan hasil dan menjelaskan cara kerja

praktik fisika khususnya pada materi gerak melingkar kepada teman-temannya. Setelah itu,

guru memberikan kesempatan kepada peserta didik yang lainnya untuk maju ke depan kelas.

Namun, peserta didik tidak berani maju untuk ikut mempresentasikan hasil praktik

tersebut didepan kelas. Sehingga, hanya ketua kelompok yangmaju untuk mempresentasikan

11

Page 13: Discovery Learning

hasil praktik tersebut didepan kelas. peneliti memberikan penguatan kepada kelompok yang

sudah maju di depan kelas. Sebelum mengakhiri kegiatan praktikum peneliti mengingatkan

pada peserta didik bahwa pada pertemuan berikutnya akan diadakan evaluasi dengan materi

praktik yang telah dilakukan. Setelah itu peneliti mengakhiri pelajaran dengan salam dan

dijawab serempak oleh peserta didik.

Pertemuan 2

Pertemuan 2 dilaksanakan pada :

Hari/Tanggal : 12 September 2011

Waktu : 07. 00 - 09.00

Materi : Evaluasi Siklus 1

Guru mengawali pelajaran dengan salam, peserta didik menjawab serentak. Setelah

itu peneliti bertanya “Tadi malam sudah belajar belum ?”. Sebagian menjawab “ Sudah,

pak!”. Sebagian tidak menjawab.“ Sudah siap melakukan ujian praktik gerak melingkar anak-

anak ?” Tanya guru. “ Ya, pak” jawab peserta didik.

Guru memerintahkan peserta didik untuk menyiapkan peralatan tulis dan

perlengkapan praktik di laboratorium. Pada evaluasi siklus 1 , guru memberikan lembar soal

post test fisika dan 5 soal esai. Pada evaluasi siklus 1 diikutioleh semua peserta didik kelas X-

A, yakni sebanyak 42 peserta didik. Peserta didik diberi waktu 40 menit untuk melakukan

praktik dan mengerjakan soal evaluasi.Setelah waktu habis, peserta didik mengumpulkan

hasil kerja praktik dan hasil kerja evaluasi mereka. guru mengakhiri pelajaran dengan salam,

kemudian peserta didik menjawab salam.

12

Page 14: Discovery Learning

DAFTAR PUSTAKA

http://jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel979647FCF6AB713554160492F639C1F6.pdf

diakses tgl 05 September 2014

http://library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/118/jtptiain-gdl-ekakurniaw-5898-1-

073611021.pdf diakses tgl 05 September 2014

https://docs.google.com/presentation/d/

12TOZRNW7Wn47y59PuQRlmUaoYVIxoePYXSyiK31rI-4/edit#slide=id.p36 diakses tgl

10 September 2014

13