DISAMPAIKAN PADA -...
Transcript of DISAMPAIKAN PADA -...
1. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
A. Mandat/Dasar Pelaksanan
a. Pembinaan Wawasan Kebangsaan Dan Ketahanan Nasional Dlm Rangka Memantapkan Pengamalan Pancasila, Pelaksanaan Uud Tahun 1945, Pelestarian Bhinneka Tunggal Ika Serta Pemertahanan Dan Pemeliharaan Keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia;
b. Pembinaan Persatuan Dan Kesatuan Bangsa; c. Pembinaan Kerukunan Antarsuku Dan Intrasuku, Umat Beragama, Ras,dan
Golongan Lainnya Guna Mewujudkan Stabilitas Keamanan Lokal, Regional Dan Nasional;
d. Penanganan Konflik Sosial Sesuai Ketentuan Peraturan Perundang-undangan; e. Koordinasi Pelaksanaan Tugas Antar Instansi Pemerintahan Yang Ada Di Wilayah
Daerah Provinsi Dan Daerah Kabupaten/Kota Untuk Menyelesaikan Permasalahan Yg Timbul Dgn Memperhatikan Prinsip Demokrasi, Hak Asasi Manusia, Pemerataan,keadilan,keistimewaan Dan Kekhususan,potensi Serta Keanekaragaman Daerah Sesuai Dengan Ketentuan Peraturan Perundang-undangan;
f. Pengembangan Kehidupan Demokrasi Berdasarkan Pancasila; Dan g. Pelaksanaan Semua Urusan Pemerintahan Yang Bukan Merupakan Kewenangan
Daerah Dan Instansi Vertikal.
Pasal 25
2. Undang-undang Nomor 14 Tahun 2015 Tentang Anggaran Pendapatan Dan Belanja Negara
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah merupakan Wujuf dari
Pengelolaan Keuangan Negara yang dilaksanakan secara Terbuka
dan Bertanggungjawab untuk Sebesar-besarnya Kemakmuran
Rakyat;
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara disusun sesuai dengan
Kebutuhan Penyelenggaraan Pemerintahan Negara dan
Kemampuan Dalam Menghimpun Pendapatan Negara dalam
rangka Mendukung Terwujudnya Perekonomian Nasional
Berdasarkan Demokrasi Ekonomi Negara dengan Prinsip
Kebersamaan, Efisiensi Berkeadilan, Berkelanjutan, Berwawasan
Lingkungan, Kemandirian serta dengan Menjaga Keseimbangan
Kemajuan dan Kesatuan Ekonomi Nasional.
3. Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2008 tentang Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan
• Penyelenggaraan Dekonsentrasi meliputi: Pelimpahan Urusan
Pemerintahan; Tata Cara Pelimpahan; Tata Cara
Penyelenggaraan; dan Tata Cara Penarikan (Pasal 9).
• Penarikan Urusan Pemerintahan yang dilimpahkan dapat
dilakukan apabila: (1) Urusan Pemerintahan Tidak Dapat
Dilanjutkan Karena Pemerintah Mengubah kebijakan;
dan/atau; (2) Pelaksanaan Urusan pemerintahn Tidak Sejalan
dengan Ketentuan Perundang-Undangan. (Pasal 19 ayat 1).
UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2014 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH
TUGAS PEM TERKAIT DENGAN PENYELENGGARAAN TIBUM DAN TRAMMAS
PASAL 12 AYAT (1) MERUPAKAN URUSAN PEMERINTAHAN WAJIB YG BERKAITAN DGN PELAYANAN DASAR,
YG MERUPAKAN KEWENANGAN DAERAH SBG BAGIAN DARI URUSAN PEMERINTAHAN
KONKUREN.
PASAL 65 AYAT (1) HURUF b, DAN PASAL 67 HURUF a MENYATAKAN BAHWA KEPALA DAERAH DAN WAKIL
KEPALA DAERAH MEMPUNYAI TUGAS DAN KEWAJIBAN SALAH SATUNYA MEMELIHARA
KETENTRAMAN DAN KETERTIBAN MASYARAKAT ATAU MEMELIHARA KEUTUHAN NEGARA
KESATUAN REPUBLIK INDONESIA.
PASAL 225 AYAT (1) HURUF c, BAHWA CAMAT MEMPUNYAI TUGAS SALAH SATUNYA MENGOORDINASIKAN
UPAYA PENYELENGGARAAN KETENTRAMAN DAN KETERTIBAN UMUM.
KESBANGPOL ADALAH SKPD YANG MEMBANTU KEPALA DAERAH DALAM MELAKSANAKAN TUGASNYA
PERUBAHAN PARADIGMA
URUSAN PEMERINTAHAN UMUM
URUSAN PEMERINTAHAN
UU 23 TAHUN 2014
URUSAN PEMERINTAHAN
UU 32 2004
ABSOLUT
KONKUREN
PEMERINTAHAN UMUM
PERUBAHAN PARADIGMA
URUSAN PEMERINTAHAN
KEWENANGAN
PEMERINTAH
DIBAGI BERSAMA ANTAR
SUSUNAN PEMERINTAHAN
1. Pembinaan Wawasan Kebangsaan dan 4 konsensus dasar
kehidupan berbangsa dan bernegara
2. Pembinaan persatuan dan kesatuan bangsa
3. Ketahanan Ekonomi, Sosial dan Budaya dan Kemasyarakatan serta
Pembinaan Kerukunan Nasional (SARA)
4. Penanganan konflik
5. Politik dalam negeri
Pusat Provinsi
Kab/Kota
Bidang Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri
Anggaran
APBD Kab/Kota APBN
WAJIB PILIHAN
Kewenangan Presiden
Gubernur
Kesbangpol
Provinsi
Kelembagaan
Ditjen Kesbangpol
Kemendagri
APBD
Provinsi
Dibantu Instansi Vertikal
Camat
Bupati/
Walikota
Anggaran
APBN
Kelembagaan Instansi Vertikal
Untuk Menunjang Kelancaran Pelaksanaan PUM
dibentuk
Forkopimda
Provinsi
Forkopimda
Kab/Kota
Forkopim
Di Kecamatan
Kesbangpol
Kab/Kota
PERLU ADANYA ATURAN YANG TEGAS DAN JELAS, MEKANISME PELAKSANAAN DAN
UNIT PEMERINTAHAN YANG BERTANGGUNGJAWAB ATAS PELAKSANAANNYA
6. Koordinasi antar instansi pemerintahan
7. Pelaksanaan urusan yg bukan kewenangan daerah dan tdk
dilaksanakan instansi vertikal
Alih Fungsi
Dibantu Oleh Menteri
Tidak Memadai untuk
menunjang pelaksanaan
ABSOLUT
1. PERTAHANAN
2. KEAMANAN
3. AGAMA
4. YUSTISI
5. POLITIK LUAR NEGERI
6. MONETER & FISKAL
NASIONAL
Kesehatan, Pendidikan,
Tibum, Tranmas, dll
URUSAN PUM KONKUREN
Pusat Kab/Kota Provinsi
Otonomi Daerah
Pilihan Wajib
Periwisata,
Perdagangan,
Pertanian dll. Non Pelayanan Dasar Pelayanan Dasar
Tenaga Kerja, Pangan,
Lingkungan Hidup, dll.
URUSAN PEMERINTAHAN (UU 23/2014)
1. PANCASILA, 2. UUD 45, 3. BHINNEKA TUNGGAL IKA DAN NKRI, 4. PERSATUAN DAN KESATUAN BANGSA, 5. PEMBINAAN KERUKUNAN, 6. PEN. KONFLIK SOSIAL, 7. PRINSIP DEMOKRASI, HAM, DAN
KEKHUSUSAN, 8. PENGEMBANGAN DEMOKRASI
PANCASILA, 9. SEMUA URUSAN YG BUKAN
KEWENANGAN DAERAH DAN TIDAK OLEH INSTANSI VERTIKAL
KEWENANGAN PRESIDEN SEBAGAI KEPALA PEMERINTAHAN
DIBIAYAI APBN
SASARAN
STRATEGIS
TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB STRATEGIS SKPD KESBANGPOL
Kokohnya persatuan dan kesatuan SERTA karakter bangsa melalui
pengamalan nilai2 Pancasila, UU 1945 dan kebhinekaan sebagai tatanan
dan
perilaku hidup berbangsa dan bernegara
1. Terperliharanya persatuan dan
kesatuan bangsa
2.Terperliharanya stabilitas poldagri
dalam rangka mewujudkan
demokrasi yang berkualitas
MELALUI PENGUATAN
PEMAHAMAN DAN
PELAKSANAAN :
4 KONSENSUS DASAR
BERBANGSA DAN
BERNEGERA ;
• PANCASILA
• UUD 1945
• BHINNEKA TUNGGAL
IKA
• NKRI
TUJUAN
STRATEGIS
PERKEMBANGAN RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH TENTANG PELAKSANAAN URUSAN PEMERINTAHAN UMUM
1
• RPP tentang Pelaksanaan Urusan Pemerintahan Umum telah disusun dan selesai dilakukan harmonisasi dari sisi formil dan materil oleh Menkumham bersama Mendagri dengan kementerian/lembaga terkait Kemenkopolhukam, kemensetneg, Setkab, Kemenpan RB, Kemenkeu Bappenas dan BKN
2
• RPP tentang Pelaksanaan Urusan Pemerintahan Umum, telah selesai diparaf oleh Menteri terkait yaitu Kemendagri, Kemenkumham, Kemenpan RB, dan Kemenkeu
3 • Berdasarkan hasil Rapat Kabinet Terbatas Tanggal 30 Mei 2016, bahwa RPP
tentang Pelaksanaan Urusan Pemerintahan Umum di tunda
4
• Dengan adanya Penundaan tersebut, perlu adanya upaya untuk menjamin kepastian dan keberlangsungan pelaksanaan urusan Kesbangpol di Provinsi dan Kabupaten/Kota Tahun 2017, termasuk kelembagaan dan dukungannya
• DALAM RANGKA MENCEGAH TERJADINYA STAGNASI
PEMERINTAHAN DAN KEKOSONGAN DALAM PELAKSANAAN
URUSAN PEMERINTAHAN UMUM PASCA PENUNDAAN
VERTIKALISASI MAKA BEBERAPA REGULASI/KEBIJAKAN
TELAH DITERBITAN GUNA MEMBERIKAN PENGUATAN
TERHADAP SKPD KESBANGPOL PROVINSI, KABUPATEN/KOTA
SURAT DIRJEN POLPUM a.n MENDAGRI
Kepada Sekretaris Daerah Provinsi dan Kabupaten/Kota
Nomor 188.31/2398/POLPUM Tanggal 8 Juni 2016
12
SURAT EDARAN MENDAGRI Kepada Gubernur dan Bupati/Walikota serta DPRD Provinsi dan Kab/Kota Nomor
100/2215/SJ TANGGAL 16 JUNI 2016
1. Rencana pengalihan (P3D) Badan/Kantor Kesbangpol Prov dan Kab/Kota ditunda pelaksanaannya sampai
batas waktu yang tidak ditentukan;
2. Status Badan/Kantor Kesbangpol Prov dan Kab/Kota adalah tetap berstatus sebagai perangkat daerah
yang menyelenggarakan urusan pemerintahan bidang kesatuan bangsa dan politik dalam negeri
berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah;
3. PNS Badan/Kantor Kesbangpol Prov dan Kab/Kota tetap sebagai aparatur perangkat daerah.
Perpindahan/mutasi PNS dapat dilakukan dengan mempertimbangkan kompetensi yang sesuai dengan
tugas dan fungsi Badan/Kantor Kesbangpol Prov dan Kab/Kota ;
4. Seluruh program dan kegiatan yang selama ini telah berjalan baik agar tetap dilanjutkan dan ditingkatkan;
5. Pendanaan untuk Badan/Kantor Kesbangpol Prov dan Kab/Kota tetap bersumber dari dan atas beban
(APBD), dan bagi Provinsi/Kabupaten/Kota yang belum menggangarkan agar Tim Anggaran Pemerintah
Daerah (TAPD) segera memasukan ke dalam Kebijakan Umum APBD Prioritas dan Plafon Anggaran
Sementara (KUA-PPAS) dengan jumlah anggaran minimal sama dengan anggaran Tahun 2016; dan
6. Agar tetap mendayagunakan Badan/Kantor Kesbangpol Prov dan Kab/Kota secara optimal mendukung
peningkatan kinerja pemerintah daerah dalam menyelenggarakan urusan pemerintahan bidang kesatuan
bangsa dan politik dalam negeri.
PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 18 TAHUN 2016
TENTANG
PERANGKAT DAERAH
BAB XIII
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 122
1) Pada saat Peraturan Pemerintah ini berlaku, seluruh Perangkat Daerah yang melaksanakan Urusan Pemerintahan di bidang kesatuan
bangsa dan politik tetap melaksanakan tugasnya sampai dengan peraturan perundang-undangan mengenai
pelaksanaan urusan pemerintahan umum diundangkan.
2) Anggaran penyelenggaraan Urusan Pemerintahan di bidang kesatuan bangsa dan politik sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dibebankan pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah sampai dengan peraturan perundang-undangan mengenai
pelaksanaan urusan pemerintahan umum diundangkan.
PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI
NOMOR 31 TAHUN 2016
TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN APBD TAHUN 2017
Pasal 3
Dalam hal peraturan perundang-undangan mengenai pelaksanaan urusan pemerintahan dan organisasi perangkat daerah yang
melaksanakan urusan pemerintahan sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
belum ditetapkan, penyusunan APBD Tahun Anggaran 2017 didasarkan pada urusan pemerintahan dan organisasi perangkat daerah yang
diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan
Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota dan Peraturan Pemerintah 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat
Daerah.
DENGAN BERLAKUNYA PP N0. 18 TAHUN 2016 TENTANG PERANGKAT DAERAH AKAN DILAKUKAN PERUBAHAN DENGAN
RUMUSAN SEBAGAI BERIKUT
RANCANGAN PERUBAHAN
PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 31 TAHUN 2016
Pasal 3a
Dalam hal peraturan perundang-undangan mengenai pelaksanaan urusan pemerintahan umum sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25 ayat
(7) Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah belum diundangkan, maka satuan kerja perangkat daerah yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang kesatuan bangsa dan politik dalam negeri tetap melaksanakan tugasnya sebagai satuan
kerja perangkat daerah dan anggaran penyelenggaraan urusan pemerintahan di bidang kesatuan bangsa dan politik dalam negeri
dibebankan pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah.
INSTRUKSI MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 061/2911/Sj TAHUN 2016
TENTANG
TINDAK LANJUT PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 18 TAHUN 2016
TENTANG PERANGKAT DAERAH
KESATU : Segera membentuk Perda/Perdais/Qanun tentang Pembentukan dan Susunan Organisasi Perangkat Daerah berdasarkan Peraturan
Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah, didasarkan pada rekapitulasi berita acara hasil validasi pemetaan urusan
pemerintahan yang dilaksanakan oleh Kementerian/Lembaga dengan Pemerintah Daerah yang difasilitasi oleh Kementerian Dalam Negeri,
sambil menunggu penetapan hasil pemetaan intensitas urusan pemerintahan.
KEDUA : Segera melakukan penyesuaian dokumen Rencana Pembangunan Daerah sesuai Kelembagaan Perangkat Daerah yang dibentuk
berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah.
KETIGA : Penyusunan KUA PPAS tahun 2017 dilaksanakan secara paralel dengan pembentukan Perda tentang Perangkat Daerah dan dituangkan
dalam nota kesepakatan antara Kepala Daerah dan Pimpinan DPRD.
KEEMPAT : Gubernur dan Bupati/Walikota segera menyelesaikan proses administrasi pengalihan PNS Daerah yang mengalami pengalihan urusan
dengan mempedomani Peraturan Kepala BKN.
KELIMA : Pengisian pejabat struktural pada perangkat daerah dilaksanakan setelah ditetapkannya Perda tentang Perangkat Daerah berdasarkan
Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah. Dalam hal terdapat jabatan yang kosong, ditunjuk Pejabat
Pelaksana Tugas (Plt).
KEENAM : Seluruh Perangkat Daerah yang melaksanakan Urusan Pemerintahan di bidang Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri tetap
melaksanakan tugasnya, serta anggaran penyelenggaraan urusan pemerintahan di bidang Kesatuan Bangsa dan Politik
dibebankan pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah sampai dengan peraturan perundang-undangan mengenai
pelaksanaan urusan pemerintahan umum diundangkan.
KETUJUH : Pengaturan tentang Diktum KEENAM dituangkan dalam ketentuan peralihan Perda/Perdais/Qanun tentang Pembentukan dan
Susunan Organisasi Perangkat Daerah.
LANGKAH-LANGKAH PASCA PENUNDAAN PELAKSANAAN URUSAN PEMERINTAHAN UMUM DITJEN POLPUM
1. KONSOLIDASI INTER & INTRA KEMENTERIAN SEBAGAI PENEGASAN URGENSI URUSAN
PUM;
a. Mengupayakan kembali dukungan Presiden untuk penandatanganan PP PUPU
b. Sinkronisasi pemantapan antar lembaga dan antar kebijakan, khususnya PP
terkait pembagian urusan, kelembagaan SOTK dan dukungan APBD sebagai
alternatif sementara
2. DALAM HAL RENDAHNYA DAYA DUKUNG MAKA AKAN DITAWARKAN SEJUMLAH
ALTERNATIF (TUNDA 2018, LAKSANAKAN SECARA BERTAHAP, PERPPU ATAU REVISI UU
23/2014)
3. TETAP MENDORONG PERSIAPAN P3D BAIK SECARA MANDIRI MAUPUN MELALUI
KEGIATAN DEKONSENTRASI
16
LANGKAH-LANGKAH PASCA PENUNDAAN PELAKSANAAN URUSAN PEMERINTAHAN UMUM OLEH SKPD KESBANGPOL
• KONSOLIDASI JAJARAN KESBANGPOL PROV, KABUPATEN DAN KOTA ;
a. MENJAGA SEMANGAT KERJA SEKALIGUS MEMAHAMI KEADAAN PEMERINTAHAN
SAAT INI
b. TETAP MELANJUTKAN PERSIAPAN P3D BAIK SECARA MANDIRI MAUPUN MELALUI
KEGIATAN DEKONSENTRASI
c. MENYUSUN RENCANA KERJA 2017 DENGAN MEMPERHATIKAN RKP NASIONAL DAN
KEBUTUHAN DAERAH
d. TETAP MEMPERHATIKAN PERKEMBANGAN SIKON
• KONSOLIDASI ANTAR INSTANSI TERKAIT DI DAERAH ;
a. MENGUPAYAKAN DUKUNGAN APBD 2017 SECARA OPTIMAL
b. MEMBERIKAN PENJELASAN TENTANG KONDISI KEBIJAKAN PELAKSANAAN UR PUM
DI PROV, KAB DAN KOTA, BELUM DIHENTIKAN NAMUN DITUNDA SAMPAI DENGAN
ADA KEBIJAKAN RESMI YG MENGGANTI AMANAT PS 25 & 26 UU 23/ 2016
17
REKOMENDASI
BADAN KESBANGPOL MEMILIKI PERAN STRATEGIS MEMBANTU TUGAS DAN KEWAJIBAN KEPALA DAERAH MEMELIHARA TRAMTIBMAS, STABILITAS POLITIK DAN PEMERINTAHAN DI DAERAH SERTA MENGAWAL 4 KONSENSUS BERNEGARA, SEHINGGA DIPERLUKAN DUKUNGAN ANGGARAN YANG OPTIMAL OLEH PEMERINTAH DAERAH.
DALAM PELAKSANAAN MUTASI PEGAWAI DIHARAPKAN PRIORITAS SDM YANG PROFESIONAL, BERKOMPETEN DAN PROFESIONAL.
KEPALA DAERAH DIHARAPKAN MEMBERDAYAKAN SKPD KESBANGPOL SESUAI TUGAS DAN FUNGSINYA.
Pengukuran kinerja pelaksanaan
anggaran dekonsentrasi dilakukan
dengan menggunakan vaiabel-
variabel yang terkait dengan
pelaksanaan anggaran sebagai
indikatornya.
Penilaian indikator kinerja dilakukan
secara berkala setiap bulan
1. Penyerapan Anggaran
2. Pengelolaan UP
3. Hasil Capaian Kinerja Output berdasarkan Target
yangtelah ditetapkan di awal Tahun
4. Ketaatan dalam penyampaian laporan baik laporan
keuangan dan kinerja
5. Tingkat Partisipasi Daerah dalam Penyusunan
Laporan Berdasarkan Sistem Aplikasi E-Monev
Bappenas dan SMART Monev
6. Konsistensi antara Perencanaan dan Pelaksanaan
(terkait Revisi Anggaran)
Pagu Anggaran Dekonsentrasi sebesar Rp. 17.000.000.000,- yang disitribusikan kepada 34 Provinsi;
Adapun sampai dengan tanggal 5 September 2016 baru terealisasi sebesar Rp. 4.763.337.168,- atau 28,02%;
Penyerapan anggaran tersebut masih sangat jauh dari target yang telah ditetapkan diawal tahun dan belum
menggambarkan kinerja pelaksanaan anggaran yang sesungguhnya.
Terdapat kebijakan optimalisasi (efisiensi) anggaran berdasarkan Instruksi Presiden Nomor 8 tahun 2016 tentang
Langkah-Langkah Penghematan Belanja K/L Dalam Rangka Pelaksanaan APBN-P TA. 2016. sehingga terdapat
pengurangan anggaran pada kegiatan yang di biayai APBN baik Pusat maupun Daerah (Dekonsentrasi).
Telah dilakukan pengukuran kinerja melalui monitoring dan evaluasi secara berkala terhadap pelaksanaan
dekonsentrasi dari bulan Januari-Agustus 2016.
Kinerja Pelaksanaan Anggaran Kegiatan Dekonsentrasi Tahun 2016
19
1. Pembayaran Honor Tim Penyusunan
Dokumen P3D Pelaksanaan Urusan
Pemerintahan Umum, dapat dibayarkan
sampai dengan bulan Agustus 2016;
2. Pembayaran Honor Tim Pembentukan
Forkopimda, dapat dibayarkan sampai
dengan bulan Agustus 2016;
3. Perjalanan dinas dalam rangka menghadiri
Rapat Kerja Teknis tanggal 7-9 September
2016.
Mengingat masih rendahnya kinerja pelaksanaan
dekonsentrasi, maka berdasarkan Surat Nomor
100/3306/POLPUM tanggal 30 Agustus 2016
Perihal Penghentian Pelaksanaan Kegiatan
Dekonsentrasi Urusan Pemerintahan Umum dan
Forkopimda TA. 2016, kegiatan dekonsentrasi
terhitung mulai tanggal 2 September 2016
dihentikan pelaksanaannya kecuali:
20
1. Sampai dengan tanggal 5
September 2016 realisasi anggaran
masih 0%;
2. Tingkat partisipasi penyampaian
laporan kinerja berdasarkan sistem
aplikasi E-Monev dan SMART
Monev sangat rendah baik secara
Triwulanan maupun berkala setiap
bulan.
Berdasarkan hasil pengukuran kinerja dekonsentrasi
terdapat 6 (enam) daerah yang berada pada kategori
“PERLU EVALUASI” karena menunjukkan
pencapaian realisasi anggaran sebesar 0% yang
menjadi indikasi belum terlaksananya kegiatan dan
belum tercapainya kinerja output/outcome
pelaksanaan anggaran Tahun 2016:
21
DKI JAKARTA SULAWESISELATAN
BALI PAPUA MALUKUUTARA
KEPULAUANRIAU
PAGU Rp335.570.000 Rp526.430.000 Rp380.410.000 Rp590.160.000 Rp532.380.000 Rp502.930.000
REALISASI Rp- Rp- Rp- Rp- Rp- Rp-
% 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
Rp335.570.000
Rp526.430.000
Rp380.410.000
Rp590.160.000
Rp532.380.000
Rp502.930.000
0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
SATKER DENGAN REALISASI 0% "PERLU EVALUASI"
1. Sampai dengan tanggal 5
September 2016 realisasi anggaran
kurang dari 10%;
2. Tingkat partisipasi penyampaian
laporan kinerja berdasarkan sistem
aplikasi E-Monev dan SMART
Monev masih rendah baik dari sisi
substansi pelaporan maupun tingkat
partisipasi secara Triwulanan
maupun berkala setiap bulan.
Terdapat 2 (dua) daerah yang berada pada kategori
“PERLU PERHATIAN” karena menunjukkan
pencapaian realisasi anggaran kurang dari 10,00%
yang menjadi indikasi belum tercapainya realisasi
anggaran dan kinerja (output/outcome) berdasarkan
target yang telah ditetapkan di awal tahun:
22
JAWA TIMUR KALIMANTAN UTARA
PAGU Rp662.300.000 Rp486.900.000
REALISASI Rp60.936.730 Rp27.330.000
% 9,20 5,61
SATKER DENGAN REALISASI <10% "PERLU PERHATIAN"
1. Sampai dengan tanggal 5
September 2016 realisasi
anggaran antara 10%-50%;
2. Tingkat partisipasi
penyampaian laporan
kinerja berdasarkan sistem
aplikasi E-Monev dan
SMART Monev relatif baik
dalam hal tingkat partisipasi
dan substani secara
Triwulanan maupun berkala
setiap bulan.
Terdapat 18 daerah yang berada
pada kategori “BAIK” karena
menunjukkan pencapaian realisasi
anggaran kurang dari 50,00% yang
menjadi indikasi belum optimalnya
pencapaian realisasi anggaran dan
kinerja (output/outcome) berdasarkan target yang telah
ditetapkan di awal tahun:
23
JABAR JATENG
DIY ACEH SUMUT
RIAU SUMSEL
KALBAR
KALTENG
KALSEL
SULTENG
SULTRA
MALUKU
NTT BENGKULU
BANTEN
BABEL PABAR
PAGU Rp537 Rp629 Rp405 Rp673 Rp612 Rp477 Rp426 Rp497 Rp497 Rp488 Rp547 Rp480 Rp554 Rp650 Rp531 Rp356 Rp500 Rp416
REALISASI Rp177 Rp99. Rp190 Rp168 Rp203 Rp92. Rp108 Rp143 Rp73. Rp99. Rp253 Rp156 Rp107 Rp185 Rp76. Rp43. Rp148 Rp54.
% 33,07 15,73 46,83 25,08 33,30 19,39 25,54 28,86 14,86 20,37 46,30 32,55 19,34 28,54 14,48 12,32 29,60 13,13
SATKER DENGAN REALISASI 10%-50% PADA KATEGORI "BAIK"
1. Sampai dengan tanggal 5
September 2016 realisasi
anggaran diatas 50%;
2. Tingkat partisipasi
penyampaian laporan
kinerja berdasarkan sistem
aplikasi E-Monev dan
SMART Monev relatif sangat
baik dalam hal tingkat
partisipasi dan substansi
secara Triwulanan maupun
berkala setiap bulan.
Terdapat 8 daerah yang berada
pada kategori “SANGAT BAIK”
karena menunjukkan pencapaian
realisasi anggaran diatas 50,00%
yang menjadi indikasi tecapainya
target realisasi anggaran dan kinerja
(output/outcome) berdasarkan target
yang telah ditetapkan di awal tahun:
24
SUMATERABARAT
JAMBI LAMPUNG KALIMANTANTIMUR
SULAWESIUTARA
NTB
PAGU Rp548.400.000 Rp464.210.000 Rp494.650.000 Rp384.460.000 Rp512.000.000 Rp457.420.000
REALISASI Rp323.634.100 Rp286.259.400 Rp350.952.540 Rp214.159.805 Rp303.261.700 Rp246.758.450
% 59,01 61,67 70,95 55,70 59,23 53,95
SATKER DENGAN REALISASI >50% "SANGAT BAIK"