Disampaikan dalam Forum “DJA Bersama Mitra Kerja” Made ... Mendengar/Paparan... · Prioritas...
-
Upload
phamnguyet -
Category
Documents
-
view
229 -
download
1
Transcript of Disampaikan dalam Forum “DJA Bersama Mitra Kerja” Made ... Mendengar/Paparan... · Prioritas...
Kebijakan Penganggaran Berbasis Kinerja, Standar Biaya,
Persetujuan Kontrak Tahun Jamak dan Efisiensi Belanja
Made Arya WijayaPlt. Direktur Anggaran Bidang Perekonomian dan Kemaritiman
Jakarta, 8 Mei 2018
Disampaikan dalam Forum “DJA Bersama Mitra Kerja”
Pokok Bahasan
Standar
Biaya
Kebijakan Revisi Anggaran
Kontrak Tahun Jamak
Penganggaran Berbasis Kinerja
Lampiran : Evaluasi dan Langkah Tindak Lanjut Rekomendasi Forum “DJA Mendengar” Tahun 2016 dan tahun 2017
Efisiensi Belanja Pemerintah Pusat 2014-2018
2
Penganggaran Berbasis Kinerja
8
3
Penganggaran Berbasis Kinerja (PBK)
Instrumen PBK
Indikator Kinerja
Standar Biaya
Monitoring dan EvaluasiKinerja
Tujuan Value for Money
• Target Kinerja Terukur• Orientasi Eksternal
� Efisiensi Alokasi & Efisiensi Operasional
� Efektif (tepatsasaran, tepatguna)
� Efisien (tepatanggaran)� Pembuktian Akuntabilitas
(Proving)� Peningkatan Kualitas
Kinerja (Improving)
Kunci sukses implementasi PBK:� Regulasi untuk mengatur proses Penganggaran� Teknologi Informasi untuk memudahkan proses bisnis Penganggaran� Sumber Daya Manusia untuk mengawal implementasi sesuai dengan kaidah
9
“Penganggaran Berbasis Kinerja (PBK)” merupakan pendekatan sistem penganggaran yang
memperhatikan keterkaitan antara pendanaan dan kinerja yang diharapkan, serta memperhatikan
efisiensi dalam pencapaian kinerja.
Kinerja adalah prestasi kerja yang berupa keluaran (output) dan/atau hasil, dari kegiatan yang dilakukanoleh K/L, Unit Eselon I, dan Eselon II/Satker dengan kuantitas dan kualitas yang terukur .
4
Implementasi Evaluasi Kinerja Anggaran
AspekImplementas
i
AspekManfaat
AspekKonteks
Penyerapan Anggaran
Efisiensi
Konsistensi PenyerapanAnggaran Terhadap
Perencanaan
Capaian Keluaran: Program dan
Kegiatan
Penyempurnaan InformasiKinerja
Penyusunan Tema, Sasaran, Arah Kebijakan, Prioritas Pembangunan
Pemberian Insentif
Capaian SasaranStrategis dan
Sasaran Program
Kualitas InformasiKinerja
Peningkatan Kualitas SDM(K/L dan DJA)
• Budget Learning Center (BLC)• Bimbingan Teknis• Diklat/Workshop bekerjasama dengan
Akademisi dan pihak lain
Penyempurnaan Regulasi• PMK Evaluasi Kinerja Anggaran (PMK
214)• Akan dilakukan revisi terhadap
Perdirjen Anggaran No 2 tahun 2017 sebagai pedoman teknis pelaksanaanevaluasi oleh DJA
Peningkatan IT• Penyesuiaian struktur informasi kinerja• Dashboard budget tagging• Integrasi Laporan Kinerja (LAKIN)
Evaluasi Kinerja Anggaran Pemanfaatan Langkah Penyempurnaan
Mekanisme pelaporan Hasil :• PMK 214/PMK.02 Tahun 2017• Detil Bisnis Proses di DJA diatur melalui Perdirjen Anggaran No 2
tahun 2017• Pelaporan menggunakan Aplikasi SMART
Review Angka Dasar
Rekomendasi Kebijakan Alokasi Anggaran
10
5
DUKUNGAN TEKNOLOGI INFORMASI DALAM
PENERAPAN PENGANGGARAN BERBASIS KINERJA
DI INDONESIA
KPJM
Business
Intelligence
Anggaran
Untuk melihat kinerja Anggaran tahun sebelumnya.
Alat pelaksanaan review baseline untuk bahan pagu indikatif
� tagging Prioritas Nasional, Nawacita, Janji Presiden dan Tematik
� Proses Approval aplikasi Krisna sebagai hasil kesepakatan dalam
trilateral meeting akan menjadi referensi Renja dan RKAKL
Untuk formulasi target pendapatan indikatif
Untuk penyediaan data series Belanja dan Pendapatan
(PNBP), termasuk SIMPONI
TPNBP
11
6
Standar Biaya
A. Kebijakan Standar Biaya (SB)
B. Standar Biaya Masukan (SBM)
C. Standar Biaya Keluaran (SBK)
D. Standar Struktur Biaya (SSB) dan Indeksasi
7
A. Kebijakan Standar Biaya
1. Dasar Hukum
� UU No.17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara
� PP No. 90 Tahun 2010 tentang Penyusunan RKA-K/L
� Pasal 5 Ayat (3), Penyusunan anggaran RKA-K/L menggunakan instrumen indikator kinerja, standar biaya, dan evaluasi kinerja.
� Pasal 5 Ayat (5), Ketentuan standar biaya sebagaimana diatur dengan Peraturan Menteri Keuangan setelah berkoordinasi dengan Kementerian/Lembaga.
� PMK No.71/PMK.02/2013 jo. PMK No. 51/PMK.02/2014 yang mengatur tentang Pedoman Standar Biaya, Standar Struktur Biaya & Indeksasi dalam Penyusunan RKA-KL.
8
2. Kedudukan SB sebagai Instrumen PBK
Evaluasi Kinerja
Efisiensi Alokasi
Efisiensi
Pelaksanaan
Indikator
Kinerja
Standar Biaya
Pendekatan
penyusunan
RKA-K/L
Anggaran
Terpadu
Penganggaran
Berbasis Kinerja
KPJM
9
4. SB dalam Sistem Penganggaran
SBK
SBM
Indeks
SSB
10
B. Standar Biaya Masukan
� Definisi: Satuan biaya berupa harga satuan, tarif, dan indeks yang
ditetapkan untuk menghasilkan biaya komponen
keluaran.
� Pemberlakuan � berlaku untuk satu Kementerian Negara/Lembaga,
atau
� beberapa/seluruh Kementerian Negara/Lembaga
� Penetapan Melalui PMK / Surat persetujuan Menkeu
� Kriteria SBM
dengan
persetujuan
Menkeu
� Tuntutan peningkatan kualitas pelayanan publik
tertentu
� Adanya kekhususan satuan biaya yang dimiliki oleh
Kementerian Negara/Lembaga.
� Daerah terpencil, daerah perbatasan, pulau terluar,
dan /atau
� Penyelenggaraan perwakilan Republik Indonesia di
luar negeri11
� Fungsi Dalam Perencanaan:
� Batas tertinggi untuk menghasilkan biaya
komponen output, dan
� Alat reviu angka dasar (baseline)
Dalam Pelaksanaan:
� Batas tertinggi, atau
� Estimasi (utk SB yg harganya tersedia di
pasar)
� Penggunaan K/L wajib menggunakan SBM dalam penyusunan
RKA-K/L.
� Tanggung
Jawab
Penggunaan
Kesesuaian dan kebenaran atas penggunaan SBM
sepenuhnya menjadi tanggung jawab PA/KPA
� Pengawasan Pengawasan atas penggunaan SBM dilakukan oleh
aparat pengawas fungsional K/L
12
Lampiran 1
41
ITEM
Lampiran 2
20
ITEM
SBM Lainnya
(SBML)
Dengan Surat Persetujuan
Menteri Keuangan
Satuan Biaya
Lainnya
SBM
PMK SBM TA
Total PaguTotal Pagu
13
Standar Biaya Masukan Tahun Anggaran 2018 (SBM 2018)
PMK-49/PMK.02/2017 tanggal 31 Maret 2017
1. Pengaturan SBK (1/2)
� Definisi SBK adalah besaran biaya yg ditetapkan untuk
menghasilkan keluaran (output)/ sub keluaran (sub
output)
� Fungsi� Alat hitung biaya kegiatan dalam penyusunan RKA-K/L
� Mendukung tercapainya efisiensi alokasi anggaran
� Alat monitoring dan evaluasi pencapaian output
� Referensi penyusunan :
o Prakiraan Maju
o Pagu Indikatif
C. Standar Biaya Keluaran
14
1. Pengaturan SBK (2/2)
� Peruntukannya� Standar Biaya Keluaran Umum (SBKU), yaitu SBK
yang diperuntukkan/berlaku bagi semua K/L
� Standar Biaya Keluaran Khusus (SBKK), yaitu SBK
yang diperuntukkan/berlaku bagi K/L tertentu
� Jenis� Indeks Biaya Keluaran, yaitu SBK yang menghasilkan
satu volume output/sub output
� Total Biaya Keluaran, yaitu SBK yang menghasilkan
total volume sebuah output/sub output
15
Standar Biaya Keluaran Tahun Anggaran 2018(SBK 2018) PMK-86/PMK.02/2017 tanggal 5 Juli 2017
2. Pengembangan SBK
No Sebelum Sesudah
1 Inisiasi SBK oleh K/L Inisiasi SBK oleh DJA/Kemenkeu
2 Penyusunan, penelaahan diatur
jadwalnya pada bulan Maret s.d
Juni
Dapat dilakukan sepanjang tahun
3 Review DJA pada saat penelaahan
terbatas
Review dan analisa oleh Analis Anggaran
dapat dilakukan dengan mendetail
4 Data yang tersedia dalam Business
inteligence tidak digunakan sebagai
dasar penyusunan/penelaahan SBK
Data yang tersedia dalam Business
inteligence digunakan sebagai bahan
review dan analisa output yang akan
diusulkan sebagai SBK.
16
DJA/Kemenkeu tidak harus menunggu usulan SBK dari K/L, namun dapat lebihproaktif dalam menfasilitasi K/L dalam penyusunan SBK
Definisi
Pokok Pengaturan
Indeksasi1. Bentuk Standar Struktur
Biaya2. Bentuk penetapan oleh
Menteri Keuangan3. Fungsi Standar Struktur
Biaya4. Perubahan komposisi
Struktur Biaya5. Pengawasan atas
penggunaan StandarStruktur Biaya
� Standar Struktur Biaya merupakan salah satu alat untuk mendukung efisiensi alokasi biayadalam penyusunan RKA-K/L melalui penilaian kewajaran komposisi biaya tertentu dari
suatu keluaran (output)/ kegiatan/program tertentu yang berupa batasan besaran atau
persentase tertentu � sifatnya mengikat & besarannya ditetapkan oleh Menkeu.
� Indeksasi merupakan alat yang digunakan untuk penghitungan kebutuhan anggaran dalamkerangka pengeluaran jangka menengah
StandarStrukturBiaya
1. Fungsi Indeksasi
2. Jenis dan Besaran
indeks Jenis dan
Besaran indeks17
D. Standar Struktur Biaya (SSB) dan Indeksasi
� Output Jasa Regulasi� Output Jasa Non-Regulasi� Output Barang Infrastruktur� Output Barang Non-Infrastruktur
18
E. Pengaturan Standar Biaya Berdasarkan Jenis Output
PMK 195/PMK.02/2014
� Batasan besaran biaya pendukung tertinggi untuk outputlayanan non-regulasi sebesar 45% (Pasal 4 ayat 4)
� Mulai berlaku pada penyusunan RKAKL TA 2016
� Pengaturan Harga Satuan Regional
� Unsur dalam biaya birokrasi pada tiap level
� Kebijakan Standar Biaya Keluaran untuk kegiatan yang bersifat generik
� Standardisasi Biaya Operasional pada tiap level
� Revieu/reformulasi rumusan peraturan perjadin/honor tim/biaya rapat yang lebih efektif dan efisien
19
E. Pengembangan dan Kajian Standar Biaya
Kebijakan Revisi Anggaran
20
Kebijakan Revisi Anggaran
Revisi Anggaran dapat dilakukan sepanjang:
a. tidak mengubah sasaran Kegiatan;
b. tidak mengubah jenis dan satuan keluaran (output);
c. tidak mengubah keluaran (output) yang sudah
direalisasikan; dan
d. Tidak mengurangi alokasi untuk:
Revisi anggaran adalah perubahan rincian anggaran yang
telah ditetapkan berdasarkan APBN dengan tetap
memperhatikan prinsip ekonomis, efektif, dan efisien dan
menjaga capaian target-target Prioritas Nasional.
PENGERTIAN
1. Penambahan atau pengurangan pagu belanja negara
termasuk pergeseran rincian anggarannya;
2. Perubahan atau pergeseran rincian anggaran dalam hal
pagu belanja negara tetap; dan/atau
3. Revisi administrasi
RUANG LINGKUP
BATASAN
• belanja pegawai Satker kecuali untuk memenuhi kebutuhan belanja pegawai Satker yang lain;• pembayaran berbagai tunggakan;• Rupiah Murni Pendamping sepanjang paket pekerjaan masih berlanjut (on-going); dan/atau• paket pekerjaan yang telah dikontrakkan dan/atau direalisasikan dananya sehingga dananya
menjadi minus.
21
No Uraian PMK Tata Cara Revisi 2017 PMK Tata Cara Revisi 2018
1 Belanja Operasional Hanya dapat dipenuhi dari belanja operasional saja Dapat dipenuhi dari belanja operasional dan non-
operasional
Untuk gaji dan tunjangan melekat pada gaji dan
tunjangan kinerja dapat dipenuhi juga dari BA BUN.
Untuk gaji dan tunjangan melekat pada gaji dan
tunjangan kinerja dapat dipenuhi dari belanja non-
operasional dan BA BUN.
2 Pemenuhan kekurangan
anggaran akibat selisih kurs
untuk kegiatan yang dibiayai
dari PHLN
Ketentuan pemenuhan kekurangan belanja akibat
selisih kurs untuk belanja pegawai dan belanja non-
pegawai disamakan.
Ketentuan pemenuhan kekurangan belanja akibat
selisih kurs untuk belanja pegawai dibedakan dengan
ketentuan untuk belanja non-pegawai.
3 Pemanfaatan sisa anggaran Tidak dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan
belanja operasional
Dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan belanja
operasional
4 Pergeseran anggaran kegiatan
Dekonsentrasi, Tugas
Pembantuan, Urusan Bersama
Hanya mengatur kewenangan DJA Diatur juga kewenangan DJPB
5 Perubahan output prioritas
nasional proyek prioritas
nasional
Perubahan program, kegiatan, proyek prioritas,
keluaran (output), dan lokasi
Perubahan program, kegiatan, proyek prioritas
nasional, keluaran (output) prioritas nasional, dan
lokasi
PERBAIKAN KETENTUAN REVISI
22
1. Perubahan program prioritas nasional, kegiatan prioritas nasional, proyek
prioritas nasional, output prioritas nasional, dan lokasi telah disetujui oleh
Pengguna Anggaran yang dinyatakan dengan surat pernyataan dari
Pengguna Anggaran;
2. Perubahan program prioritas nasional, kegiatan prioritas nasional, proyek
prioritas nasional, output prioritas nasional, dan lokasi telah disetujui oleh
Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas dalam
aplikasi KRISNA.
4. Perubahan program prioritas nasional, kegiatan prioritas nasional, proyek
prioritas nasional, output prioritas nasional, dan lokasi dapat disertai
dengan perubahan pagu anggaran keluaran (output) sepanjang pagu
anggaran proyek prioritas nasional tetap.
5. Kementerian/Lembaga melakukan perubahan Renja K/L setelah penetapan
revisi anggaran oleh DJA
KETENTUAN REVISI PRIORITAS NASIONAL
23
KEMUDAHAN DALAM PENGAJUAN REVISI ANGGARAN
� Percepatan penyelesaian revisi
� Menuju paperless
� Kemudahan tracking revisi
KEUNGGULAN e-REVISI
e-REVISI
Pengembangan
� Berbasis web (sertifikasi
Digital Signature)
� Integrasi e-Revisi DJPB dan
e-SPM
24
Kontrak Tahun Jamak
25
Kontrak Tahun Jamak...1)
Kontrak Tahun Jamak (KTJ) merupakan kontrak yang
pelaksanaan pekerjaannya membebani dana APBN
lebih dari 1 (satu) tahun anggaran dan secara
karakteristik tidak bisa diselesaikan dalam waktu satu
tahun anggaran
PENGERTIAN
Dalam rangka menjaga kesinambungan kualitas,
efisiensi dan efektivitas, serta menjaga kesatuan
proses dan akuntabilitas pelaksanaan pekerjaan
TUJUAN
PENGAJUAN PERMOHONAN KTJ BARU
Pengajuan tertulis oleh Menteri/Pimpinan Lembaga
sebelum kegiatan KTJ dilakukan
Syarat minimal:
Memenuhi kelayakan teknis berdasarkan penilaian/rekomendasi
instansi/tim teknis fungsional yang kompeten
Ketersediaan dana bukan on top
Dilengkapi dokumen mengenai cakupan jenis dan tahapan kegiatan/
pekerjaan, jangka waktu, ringkasan kebutuhan anggaran per tahun.
26
PERPANJANGAN ATAS PERSETUJUAN KTJ
Menteri/Pimpinan
Lembaga dapat
mengajukan
perpanjangan atas
persetujuan KTJ
kepada Menkeu bila
terjadi keadaan
kahar yang
menyebabkan
tertundanya
penyelesaian
pekerjaan
� Pekerjaan yang akan
dimohonkan harus
direviu terlebih dahulu
oleh APIP K/L
� Hasil reviu APIP K/L
menjadi dasar bagi
K/L untuk meminta
bantuan BPKP untuk
melakukan audit
dengan tujuan
tertentu atas sisa
pekerjaan yang akan
dimohonkan
persetujuan
perpanjangan KTJ
� Pengajuan secara
tertulis kepada
Menkeu disertai
alasan dan dasar
pertimbangan
yang dapat
dipertanggung
jawabkan serta
dokumen
pendukungnya
� Permohonan
perpanjangan
persetujuan KTJ
dilakukan sebelum
periode KTJ
berakhir
Kontrak Tahun Jamak...2)
27
PENAMBAHAN PAGU DAN PERUBAHAN KOMPOSISI PENDANAAN KTJ
Menteri/Pimpinan Lembaga dapat mengajukan permohonan
penambahan pagu KTJ dan/atau perubahan komposisi
pendanaan kepada Menkeu apabila terjadi keadaan kahar.
Diajukan secara tertulis, syarat minimal:
Permohonan telah sesuai dengan hasil audit BPKP
Bukan merupakan tambahan pagu (on top)
Sesuai dengan ketentuan mengenai pengadaan barang/jasa
pemerintah
Penetapan perubahan komposisi pendanaan antar tahun
dalam KTJ digunakan sebagai bahan revisi anggaran
Kontrak Tahun Jamak...3)
28
JANGKA WAKTU PENYELESAIAN
Dilakukan paling lama 7 (tujuh) hari kerja sejak
dokumen diterima secara lengkap
Untuk permohonan perpanjangan persetujuan KTJ, pemenuhan
kelengkapan dokumen dapat dilakukan melewati batas waktu
penyelesaian persetujuan KTJ (bisa disusulkan)
Persetujuan KTJ oleh Menkeu bukan merupakan
pengakuan/pengesahan atas:
Proses pengadaan barang dan jasa
Penunjukan pemenang penyedia barang/jasa
Kontrak yang dibuat K/L atas pekerjaan yang
dikontrakkan secara tahun jamak
LAPORAN PRESTASI KERJA
Menteri/Pimpinan Lembaga menyampaikan laporan prestasi
kerja secara berkala tiap tahunnya (Januari) kepada Menkeu
c.q. DJA untuk persetujuan KTJ yang ditetapkan oleh Menkeu
Kontrak Tahun Jamak...4)
29
Efisiensi Belanja Pemerintah Pusat 2014-2018
8
30
Efisiensi Belanja Pemerintah Pusat 2014-2018
2014
2015
2016
2017
2018
Pengalihan belanja non-produktif ke belanja pendidikan, kesehatan,
dan infrastruktur
Reformasi subsidi (menghapus subsidi premium, implementasi
subsidi tetap solar)
• Moratorium gedung, pembatasan perjadin dan rapat, serta
perubahan kebijakan kenaikan gaji menjadi pemberian THR
• Smart cutting belanja K/L (melalui APBNP dan Inpres No. 8/2016)
� Perbaikan perencanaan dengan berbasis kinerja sejalan dengan
prioritas pembangunan
� Melanjutkan efisiensi belanja operasional
� Inpres No. 4 Tahun2017 tentang penghematan belanja K/L
� Bantuan Pangan Non-tunai (BPNT) sebagai pengalihan subsidi
raskin
12
31
Terima Kasih
LAMPIRAN
33
ANGGARAN BELANJA K/L MITRA DIT. ABID EKONTIM
Monitoring
Triwulan I Tahun 2018
Kementerian
Direktorat Jenderal Anggaran
Jl. Wahidin Raya Nomor 1 – Jakarta 10710 | www.anggaran.depkeu.go.id
Evaluasi Diri, Upaya Perbaikan
Kualitas Layanan Organisasi
Jakarta, 1 September 2016 Jakarta, 30 Agustus 2017
Evaluasi dan Langkah Tindak Lanjut
Rekomendasi Forum “DJA Mendengar”
Tahun 2016 dan Tahun 2017
Jakarta, 8 Mei 2018
“PENINGKATAN KUALITAS
LAYANAN DJA”
Evaluasi dan Tindak Lanjut Rekomendasi Forum DJA Mendengar (1)
Jakarta, 1 September 2016
Evaluasi Diri, Upaya Perbaikan
Kualitas Layanan Organisasi
35
A. RegulasiNo Uraian Permasalahan Langkah Tindak lanjut
1 Regulasi standar biaya : SBM kurang tepat waktu dan
perlu sinkronisasi dengan ADIK
Penyempurnaan Peraturan
Menteri Keuangan SBM Tahun
2017, antara lain penyelarasan
penetepan SBM sebelum
penyusunan RKAKL
2 Regulasi ADIK : Belum sinkron antara Renja Bappenas
dan RKAKL
Dalam Penyusunan Anggaran
2018, Aplikasi ADIK dan Renja
disinronisasikan ke dalam Aplikasi
KRISNA
3 Regulasi Revisi :
� Kurang sinergi dan terdapat perbedaan persepsi
antara DJA dan DJPB (Kanwil) terhadap pemahaman
PMK Revisi.
� Proses revisi masih terlalu lama
� Penyempurnaan PMK Revisi
terkait proses Bisnis, dan
pembagian kewenangan
Revisi (DJA - DJPB)
� Dimulainya penerapan aplikasi
e-revisi anggaran
4 Regulasi DIPA :
K/L tidak terlibat dalam penyusunan Pagu Indikatif
sehingga rancangan pagu tidak sesuai kebutuhan
Pencantuman Ketentuan tentang
KPJM, Angka Dasar, dan Review
Angka Dasar dalam PMK Juksun
RKAKL Tahun 36
36
B. Aplikasi
No Uraian Permasalahan Langkah Tindak lanjut
1 Kesiapan aplikasi SBK agar tepat waktu Aplikasi disiapkan tepat waktu, dan apabila
terdapat penyempurnaan aplikasi tetap dapat
menggunakan aplikasi SBK yang lama
2 Perlu penyempurnaan aplikasi ADIK karena
sulit digunakan dan tidak terintegrasi
dengan aplikasi RKAKL
Aplikasi ADIK yang terintegrasi dengan Aplikasi
Renja dalam KRISNA, menjadi referensi yang sama
dengan referensi RKAKL (Single Reference)
3 Aplikasi revisi agar mengakomodir SPAN dan
POK
Detil RKAKL/DIPA Aplikasi SPAN dibuat tidak rigid
untuk mengakomodir fleksibilitas K/L dalam
menyusun POK. Diakomodir dalam aplikasi SAS
(Sistem Aplikasi Satker)
4 Aplikasi DIPA masih memerlukan banyak
penyempurnaan:
�Memuat menu persetujuan DPR
�Dilengkapi menu mendeteksi pagu minus
�Validasi yang sinkron dengan SPAN
�Aplikasi yang terintegrasi dengan Renja
(Bappenas), DIPA (Kemenkeu) dan Lakip
(KemenPAN RB)
�Sistem Monev terpadu
� Melalui aplikasi OMSPAN : Real time
monitoring DIPA, deteksi pagu minus,
Outstanding kontrak
� Terus disempurnakannya aplikasi e-revisi dan
e-SPM DJPB
� Penguatan Monev Kinerja K/L aplikasi SMART
(PMK214/PMK.02/2017)
37
C. Dukungan
No Uraian Permasalahan Langkah Tindak lanjut
1 Perlunya penambahan loket Puslay, karena
saat penelaahan ADK online antri terlalu
lama
Penyampaian ADK dapat
disampaikan secara Online dalam
forum penalaahan Online
2 Sarana penelaahan perlu ditingkatkan (ruang
penelaahan lebih luas)
Rehab Ruangrapat Lt P 5 DJA,
Penyediaan Lt. 20 Dhanapala dan
dalam keadaan khusus dapat
menggunakan Ball room Dhanapala
3 Monev yang terintegrasi dengan Bappenas Monev Pembangunan Bappenas
dan Monev Penganggaran DJA
meskipun terpisah secara sistem
dan Bisnis Proses, untuk saling
melengkapi dan check an balance
38
39
Evaluasi dan Tindak Lanjut Rekomendasi Forum DJA Mendengar (2)
Jakarta, 30 Agustus 2017
“PENINGKATAN KUALITAS LAYANAN DJA”
No Uraian Permasalahan Langkah Tindak lanjut
1 Penerapan Aplikasi KRISNA, RKA-K/L dan
Trilateral Meeting masih dibawah
ekspektasi karena K/L Perlu menginput
data dalam Aplikasi RKAKL
Telah dilakukan penyempurnaan aplikasi
KRISNA-RKA-K/L dan sebagai tindak lanjut
PP17/2017 ttgSinkronisasi Perencanaan dan
Penganggaran telah diatur dalam Kepmen
Bappenas No.9/2017 dan Juklak No 01
Tentang tata Cara Penyusunan Renja dan
Juklak No.02 Ttg Tata Cara Penelaahan Renja
dalam TM yang menjadi input data KRISNA
2 Proses Pelaksaan Revisi DIPA : - penerapan
e-revisi yang masih berbasis email dan
belum terintegrasi dengan Revisi DJPB,
revisi anggaran PNBP belum jelas jangka
waktu penyelesaiannya, sinkronisasi
pemahaman kebijakan revisi antara DJA –
DJPB (a.l. Pergeseran 001 ke 002 di DJPB
dinilai tidak dapat diaklukan)
� Aplikasi e-revisi DJA dalam proses
pengembangan untuk mendapatkan
sertifikasi digital signature dan
peningkatan bandwith
� Proses usul revisi tambahan pendapatan
pagu PNBP dan revisi RKAKL
penggunaannya diatur dalam satu SOP
� Dalam PMK dipertegas ketentuan revisi
belanja operasional
3 Pelaksanaan Anggaran terkait Uang Beban
Perjadin Jkt – Bogor yang lebih tinggi dari
Jkt bandung , penerapan pemotongan pajak
pada beban perjalanan dinas dan
penentuan akun belanja
Dalam PMK SBM Tahun 2018 ketentuan tsb telah
disesuaikan. Besaran biaya dalam SBM merupakan
batas tertinggi dan dalam pelaksanaan dapat
dibayarkan sesuai keperluan, namun demikian
besaran SBM perjadin setiap tahun dilakukan
update berdasarkan review/masukan 40
Permasalahan dan Masukan