direktorat bina obat publik dan perbekalan kesehatan
Transcript of direktorat bina obat publik dan perbekalan kesehatan
Laporan Akuntabilitas Kinerja Dit. Bina Obat Publik dan Perbekkes Tahun 2015 1
L A P O R A N
K I N E R J A DIREKTORAT BINA OBAT PUBLIK
DAN PERBEKALAN KESEHATAN
DIREKTORAT JENDERAL BINA KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
TAHUN 2015
Laporan Akuntabilitas Kinerja Dit. Bina Obat Publik dan Perbekkes Tahun 2015 2
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan
karunia-Nya sehingga Laporan Kinerja Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan
Kesehatan Tahun 2015 ini dapat diselesaikan dengan baik.
Laporan Kinerja Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan Tahun 2015 ini
adalah media pertanggungjawaban yang menggambarkan pencapaian kinerja atas
pelaksanaan tugas dan fungsi Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan
selama periode tahun 2015 dalam rangka mencapai tujuan dan sasaran sesuai target yang telah
dituangkan dalam Rencana Strategis (Renstra) Kementerian Kesehatan Tahun 2015-2019.
Keberhasilan dalam pelaksanaan tugas di lingkungan Direktorat Bina Obat Publik dan
Perbekalan Kesehatan adalah hasil kerja keras dan peran serta seluruh pegawai, dan kerjasama lintas
program dan lintas sektor di lingkungan Kementerian Kesehatan serta dukungan dari Provinsi maupun
Kabupaten/Kota di seluruh Indonesia dan para stakeholder. Untuk itu kami mengucapkan terima kasih
dan penghargaan kepada semua pihak atas dukungan, peran serta dan kerja sama yang telah terjalin
dengan baik.
Kami menyadari Laporan Kinerja Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan Tahun
2015 ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu masukan berupa saran dan kritik yang bersifat membangun
sangat kami harapkan demi sempurnanya penyusunan Laporan Kinerja ini di masa mendatang.
Akhir kata, semoga Laporan Kinerja Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan
Tahun 2015 ini dapat memberikan informasi dan manfaat dalam penyusunan kebijakan dan perencanaan
program dan kegiatan khususnya di lingkungan Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan,
maupun bagi para stakeholders terkait.
Jakarta, 04 Januari 2016
Laporan Akuntabilitas Kinerja Dit. Bina Obat Publik dan Perbekkes Tahun 2015 3
IKHTISAR EKSEKUTIF
Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas
Kinerja Instansi Pemerintah mengamanatkan bahwa akuntabilitas kinerja merupakan perwujudan
kewajiban suatu instansi pemerintah untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan atau kegagalan
pelaksanaan program dan kegiatan yang diamanatkan para pemangku kepentingan dalam rangka
mencapai misi organisasi secara terukur dengan sasaran atau target kinerja yang telah ditetapkan
melalui laporan kinerja instansi pemerintah yang disusun secara periodik. Direktorat Bina Obat Publik
dan Perbekalan Kesehatan menyusun laporan kinerja sebagai bentuk pertanggungjawaban dalam
melaksanakan tugas dan fungsi dalam rangka mencapai tujuan atau sasaran strategis dan sekaligus
sebagai alat kendali atas pelaksanaan kegiatan selama tahun 2015 yang merupakan tahun awal
pelaksanaan Renstra Kementerian Kesehatan periode 2015-2019.
Informasi yang tertuang dalam Laporan Kinerja Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan
Kesehatan Tahun 2015 harus dapat memenuhi kebutuhan pengguna internal dan eksternal. Laporan ini
berfungsi sebagai sarana untuk menyampaikan pertanggungjawaban kinerja kepada Direktur Jenderal
Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan, dan seluruh pemangku kepentingan baik yang terkait langsung
maupun tidak langsung.
Laporan Kinerja merupakan sarana bagi Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan
untuk mengkomunikasikan dan menjawab tentang apa yang sudah dicapai dan bagaimana proses
pencapaian hal-hal yang telah direncanakan dan ditetapkan dalam Perjanjian Kinerja yang telah dibuat
dan ditandatangani di awal tahun serta sumber informasi untuk perbaikan dan peningkatan kinerja
secara berkelanjutan.
Hasil capaian kinerja tahun 2015 menunjukkan bahwa secara umum Direktorat Bina Obat Publik
dan Perbekalan Kesehatan telah memenuhi bahkan melebihi target yang telah ditetapkan. Pencapaian
tersebut diukur dengan menggunakan indikator kinerja kegiatan yang tertuang di dalam Renstra
Kementerian Kesehatan tahun 2015-2019 sebagai berikut:
Sasaran No. Indikator Kinerja Tahun 2015
Target Realisasi Capaian
Tersedianya obat, vaksin
dan perbekalan kesehatan
yang bermutu, merata dan
terjangkau di pelayanan
kesehatan pemerintah
1. Persentase ketersediaan obat dan
vaksin di Puskesmas
77% 79,38% 103,09%
2. Persentase Instalasi Farmasi
Kabupaten/Kota yang melakukan
manajemen pengelolaan obat dan
vaksin sesuai standar
55% 57,34% 104,25%
Tabel 1. Sasaran, Indikator Kinerja, Target, Realisasi dan Capaian Direktorat Bina Obat Publik dan
Perbekalan Kesehatan Tahun 2015
Laporan Akuntabilitas Kinerja Dit. Bina Obat Publik dan Perbekkes Tahun 2015 4
Sosialisasi yang terus menerus kepada petugas Provinsi di setiap kegiatan yang dilaksanakan
oleh Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan di sepanjang tahun 2015 adalah salah satu
faktor yang menunjang keberhasilan pencapaian indikator kinerja kegiatan melebihi target yang telah
ditetapkan, karena indikator kinerja tahun 2015 merupakan indikator baru yang berbeda dengan indikator
kinerja periode tahun 2010-2014, baik dari segi definisi operasionalnya, cara perhitungan maupun cara
pengumpulan data dan pelaporannya.
Untuk itu Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan menerbitkan buku “Petunjuk
Teknis Pemantauan Indikator Kinerja Kegiatan (IKK) Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan
Kesehatan Tahun 2015-2019” yang telah dibagikan kepada seluruh petugas Provinsi sebagai pedoman
dalam melaksanakan pengumpulan, perhitungan dan pelaporan data indikator kinerja kegiatan Direktorat
Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan di daerahnya masing-masing.
Selain itu, dikeluarkannya surat keputusan Direktur Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan
nomor HK.02.04/5/1025/2015 tanggal 8 Juni 2015 tentang penunjukan panitia pengumpulan dan
pengolahan data indikator kinerja kegiatan Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan di 34
Provinsi memungkinkan terbangunnya koordinasi dan komunikasi dengan daerah yang ikut mendukung
pencapaian indikator kinerja kegiatan melebihi target yang telah ditetapkan. Hal ini menunjukkan bahwa
Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan memiliki komitmen yang kuat dalam
mengoptimalkan pemanfaatan seluruh sumber daya yang dimiliki.
Analisis atas pelaksanaan kegiatan di tahun 2015 dilaksanakan dalam rangka memberikan hasil
evaluasi yang bermutu dan dapat dipertanggungjawabkan. Capaian kinerja sebagai hasil yang diperoleh
berdasarkan pendayagunaan sumber daya maupun sumber dana yang ada menjadi salah satu kekuatan
Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan. Sedangkan uraian permasalahan yang dihadapi
merupakan sebuah kendala dan tantangan yang harus diatasi dalam upaya peningkatan kinerja yang
disusun berdasarkan kemampuan melihat peluang dan tantangan di masa mendatang.
Dari hasil analisis tersebut, beberapa strategi pemecahan masalah yang dapat dijadikan
masukan dan/atau bahan pertimbangan untuk merumuskan rencana kinerja di tahun 2016 adalah
sebagai berikut:
1. Perlu dilaksanakan advokasi kepada Pemerintah Provinsi dan Kabupaten/Kota untuk peningkatan
alokasi anggaran obat, vaksin dan perbekalan kesehatan.
2. Perlu peningkatan koordinasi internal dan eksternal khususnya dalam hal perencanaan dan
pelaksanaan kegiatan Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan.
3. Melaksanakan peningkatan kapasitas SDM dalam pengelolaan obat di Instalasi Farmasi Provinsi dan
Kabupaten/Kota serta melakukan pembinaan terhadap SDM pengelola obat secara
berkesinambungan.
4. Melaksanakan sosialisasi Petunjuk Teknis Pemantauan Indikator Kinerja Kegiatan (IKK) Direktorat
Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan Tahun 2015-2019 termasuk manfaat yang akan
diperoleh Provinsi maupun Kabupaten/Kota sehingga ketaatan terhadap waktu pelaporan dapat
terbangun dan validitas data yang dilaporkan terjamin.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Dit. Bina Obat Publik dan Perbekkes Tahun 2015 5
DAFTAR ISI
Halaman Sampul …………………………………………………………………………………….……. 1
Kata Pengantar ………………………………………….……………………………………….…..…… 2
Ikhtisar Eksekutif …………………………………………………………………………………………. 3
Daftar Isi ……………………………………………………………………………………………….…… 5
Daftar Tabel …………………………………………………..………………………………………..…... 6
Daftar Gambar …..……………………………………………......………………………………….….… 7
Daftar Lampiran ………………………………………………..……………………………………..…... 9
BAB I : Pendahuluan …………………………………………………...………………….…….…… 10
A. Latar Belakang ……………………………………………………..…………..….…… 10
B. Maksud dan Tujuan ……..………………………………………………..……..…….. 10
C. Tugas Pokok dan Fungsi ………………………………………...……………….….. 10
D. Sistematika Penulisan …………………..…………………………...……………….. 12
BAB II : Perencanaan Kinerja ……….………….……………………………………………………. 13
A. Perencanaan Kinerja …………………………………………………..……………… 13
B. Perjanjian Kinerja …………………………………….……………………………….. 14
BAB III : Akuntabilitas Kinerja ………………………………………………………...…………...… 15
A. Capaian Kinerja ………………………………….……………………..……………… 15
B. Realisasi Anggaran ………………………………….…..………………………..….. 26
BAB IV : Penutup ……………………………………………………………………………………….. 31
Laporan Akuntabilitas Kinerja Dit. Bina Obat Publik dan Perbekkes Tahun 2015 6
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Sasaran, Indikator Kinerja, Target, Realisasi dan Capaian Direktorat Bina Obat
Publik dan Perbekalan Kesehatan Tahun 2015 …………………………….….....….
3
Tabel 2. Indikator Kinerja dan Target Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan
Kesehatan Tahun 2015-2019 …………………………….……………………..….…….
13
Tabel 3. Definisi Operasional Indikator Kinerja Direktorat Bina Obat Publik dan
Perbekalan Kesehatan …………………….……………………………………….….…
14
Tabel 4. Perjanjian Kinerja Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan
Tahun 2015 …………..……………………………………………………………..….……
14
Tabel 5. Jumlah Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan Direktorat Bina Obat Publik dan
Perbekalan Kesehatan Tahun 2015 Menurut Jabatan ………………………..….....
15
Tabel 6. Jumlah Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan Direktorat Bina Obat Publik dan
Perbekalan Kesehatan Tahun 2015 Menurut Golongan ……………………………
16
Tabel 7. Jumlah Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan Direktorat Bina Obat Publik dan
Perbekalan Kesehatan Tahun 2015 Menurut Pendidikan …………………………..
16
Tabel 8. Jumlah Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan Direktorat Bina Obat Publik dan
Perbekalan Kesehatan Tahun 2015 Menurut Jenis Kelamin ……………….…...…
17
Tabel 9. Target, Realisasi dan Capaian Indikator Persentase Ketersediaan Obat dan
Vaksin di Puskesmas Tahun 2015 ……………………………………………………...
18
Tabel 10. Target, Realisasi dan Capaian Indikator Persentase IFK yang Melakukan
Manajemen Pengelolaan Obat dan Vaksin Sesuai Standar Tahun 2015 ………...
22
Tabel 11. Realisasi Anggaran Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan
Tahun 2015 ……………………………………………………………………...………..…
27
Tabel 12. Realisasi Anggaran per Kegiatan Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan
Kesehatan Tahun 2015 ……………………………………………………………….…..
29
Laporan Akuntabilitas Kinerja Dit. Bina Obat Publik dan Perbekkes Tahun 2015 7
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Struktur Organisasi Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan
Kesehatan Berdasarkan Permenkes Nomor 1144/MENKES/PER/VIII/2010 ...
12
Gambar 2. Komposisi Sumber Daya Manusia di Lingkungan Direktorat Bina Obat
Publik dan Perbekalan Kesehatan Tahun 2015 Menurut Jabatan ……………
15
Gambar 3. Komposisi Sumber Daya Manusia di Lingkungan Direktorat Bina Obat
Publik dan Perbekalan Kesehatan Tahun 2015 Menurut Golongan …...……
16
Gambar 4. Komposisi Sumber Daya Manusia di Lingkungan Direktorat Bina Obat
Publik dan Perbekalan Kesehatan Tahun 2015 Menurut Pendidikan ……....
16
Gambar 5. Komposisi Sumber Daya Manusia di Lingkungan Direktorat Bina Obat
Publik dan Perbekalan Kesehatan Tahun 2015 Menurut Jenis Kelamin ...…
17
Gambar 6. Target, Realisasi dan Capaian Indikator Persentase Ketersediaan Obat
dan Vaksin di Puskesmas Tahun 2015-2019 ……..……………………………...
18
Gambar 7. Grafik Persentase Ketersediaan Obat dan Vaksin di Puskesmas di 34
Provinsi Tahun 2015 ………………………………………………..…….…….….
19
Gambar 8. Grafik Jumlah Item Obat dan Vaksin yang Tersedia di Puskesmas di 34
Provinsi Tahun 2015 ………………………………………………………………….
19
Gambar 9. Dokumentasi Kegiatan Sosialisasi Penerapan Katalog Obat Bagi Industri
Farmasi di Jakarta Tahun 2015 …………………………………………………….
21
Gambar 10. Dokumentasi Kegiatan Evaluasi Implementasi Pengadaan Obat
Berdasarkan e-Catalogue dengan RS Pemerintah, RS Swasta, Industri
Farmasi dan Distributor di Jakarta tahun 2015 ………………………………….
21
Gambar 11. Target, Realisasi dan Capaian Indikator Persentase IFK yang Melakukan
Manajemen Pengelolaan Obat dan Vaksin Sesuai Standar Tahun 2015-
2019 …………………………………………………………………………………...…
22
Gambar 12. Komposisi Jumlah IFK yang Melakukan Manajemen Pengelolaan Obat dan
Vaksin Sesuai Standar Tahun 2015 ……………………….…………………..…..
22
Gambar 13. Grafik Skor Rata-Rata Persentase IFK yang Melaksanakan Manajemen
Pengelolaan Obat dan Vaksin Sesuai Standar Berdasarkan Provinsi Tahun
2015 ……………………………………………………………………………………...
23
Gambar 14 & 15. Dokumentasi Kegiatan Pemberian Penghargaan Tenaga Kefarmasian
Berprestasi dalam Pengelolaan Obat dan Perbekkes Tingkat Provinsi dan
Kabupaten/Kota di Jakarta Tahun 2015 …………………………………………..
25
Laporan Akuntabilitas Kinerja Dit. Bina Obat Publik dan Perbekkes Tahun 2015 8
Gambar 16. Dokumentasi Kegiatan Pembekalan Teknis Pengelolaan Obat dan
Perbekkes Tahun 2015 di Semarang, Jawa Tengah ……………………………
25
Gambar 17. Dokumentasi Kegiatan Rapat Konsultasi Teknis Direktorat Bina Obat
Publik dan Perbekkes Tahun 2015 di Solo, Jawa Tengah …………………….
26
Gambar 18. Grafik Alokasi dan Realisasi Anggaran Dit. Bina Obat Publik dan
Perbekkes Tahun 2015 ………………………………………………...………...…..
27
Gambar 19. Piagam Penghargaan Dit. Bina Obat Publik dan Perbekkes Tahun 2015 ….. 30
Laporan Akuntabilitas Kinerja Dit. Bina Obat Publik dan Perbekkes Tahun 2015 9
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Perjanjian Kinerja Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan
Tahun 2015 ………………………………………………………………………....…….
32
Lampiran 2. Data Persentase Ketersediaan Obat dan Vaksin di Puskesmas Tahun 2015 .. 34
Lampiran 3. Data Persentase IFK yang Melaksanakan Manajemen Pengelolaan Obat dan
Vaksin Sesuai Standar Tahun 2015 ………..…...……………………………………
35
Laporan Akuntabilitas Kinerja Dit. Bina Obat Publik dan Perbekkes Tahun 2015 10
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Laporan kinerja Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan merupakan laporan
kinerja tahunan yang berisi pertanggungjawaban kinerja Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan
Kesehatan dalam mencapai tujuan atau sasaran strategis yang tercantum di dalam Keputusan
Menteri Kesehatan Nomor HK.02.02/MENKES/52/2015 tentang Rencana Strategis Kementerian
Kesehatan Tahun 2015-2019. Penyusunan laporan kinerja ini mengacu pada Peraturan Presiden
Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, Peraturan Menteri
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk
Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi
Pemerintah, dan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 2416/Menkes/Per/XII/2011 tentang Petunjuk
Pelaksanaan/Petunjuk Teknis/Pedoman Penyelenggaraan Sistem Akuntabilitas Kinerja Di Lingkungan
Kementerian Kesehatan.
Laporan kinerja menggambarkan ikhtisar pencapaian sasaran sebagaimana yang ditetapkan
dalam dokumen perjanjian kinerja dan dokumen perencanaan kinerja. Ikhtisar pencapaian sasaran
tersebut menyajikan informasi tentang pencapaian tujuan dan sasaran organisasi, realisasi
pencapaian indikator kinerja kegiatan organisasi, penjelasan atas pencapaian kinerja, serta
pembandingan capaian indikator kinerja dengan tahun berjalan terhadap target kinerja lima tahunan
yang direncanakan.
Laporan kinerja ini juga sebagai salah satu wujud akuntabilitas pelaksanaan tugas dan fungsi
Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan dalam rangka mewujudkan pemerintahan
yang baik (good governance), transparansi dan akuntabilitas sekaligus sebagai alat kendali dan
pemacu peningkatan kinerja Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan.
B. MAKSUD DAN TUJUAN
Laporan kinerja Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan merupakan bentuk
akuntabilitas dari pelaksanaan tugas dan fungsi yang dipercayakan kepada Direktorat Bina Obat
Publik dan Perbekalan Kesehatan sebagaimana tertuang dalam Rencana Strategis Kementerian
Kesehatan Tahun 2015-2019 dan dokumen perjanjian kinerja Direktorat Bina Obat Publik dan
Perbekalan Kesehatan tahun 2015. Laporan kinerja memberikan informasi yang terukur atas kinerja
yang telah dan seharusnya dicapai dan sebagai upaya perbaikan berkesinambungan untuk
meningkatkan kinerja di tahun mendatang, serta pertanggungjawaban atas penggunaan anggaran.
C. TUGAS POKOK DAN FUNGSI
Visi dan Misi Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan mengikuti visi dan misi
Presiden Republik Indonesia yaitu “Terwujudnya Indonesia yang Berdaulat, Mandiri dan
Berkepribadian Berlandaskan Gotong-Royong”. Upaya untuk mewujudkan visi ini adalah melalui 7
misi pembangunan yaitu:
Laporan Akuntabilitas Kinerja Dit. Bina Obat Publik dan Perbekkes Tahun 2015 11
1. Terwujudnya keamanan nasional yang mampu menjaga kedaulatan wilayah, menopang
kemandirian ekonomi dengan mengamankan sumber daya maritim dan mencerminkan
kepribadian Indonesia sebagai negara kepulauan.
2. Mewujudkan masyarakat maju, berkesinambungan dan demokratis berlandaskan negara hukum.
3. Mewujudkan politik luar negeri bebas dan aktif serta memperkuat jati diri sebagai negara maritim.
4. Mewujudkan kualitas hidup manusia lndonesia yang tinggi, maju dan sejahtera.
5. Mewujudkan bangsa yang berdaya saing.
6. Mewujudkan Indonesia menjadi negara maritim yang mandiri, maju, kuat dan berbasiskan
kepentingan nasional, serta
7. Mewujudkan masyarakat yang berkepribadian dalam kebudayaan.
Tujuan Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan mendukung tujuan Kementerian
Kesehatan pada tahun 2015-2019, yaitu:
1. Meningkatnya status kesehatan masyarakat dan;
2. Meningkatnya daya tanggap (responsiveness) dan perlindungan masyarakat terhadap risiko sosial
dan finansial di bidang kesehatan.
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor : 1144/MENKES/PER/VIII/2010 dan
perubahannya dalam Peraturan Menteri Kesehatan nomor 35 Tahun 2013 tentang Organisasi dan
Tata Kerja Kementerian Kesehatan RI, Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan
mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan
norma, standar, prosedur dan kriteria, serta pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang obat
publik dan perbekalan kesehatan.
Dalam rangka melaksanakan tugas tersebut, Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan
Kesehatan menyelenggarakan fungsi sebagai berikut:
1. Penyiapan perumusan kebijakan di bidang analisis dan standardisasi harga obat, penyediaan dan
pengelolaan obat publik dan perbekalan kesehatan, serta pemantauan dan evaluasi program obat
publik dan perbekalan kesehatan;
2. Pelaksanaan kegiatan di bidang analisis dan standardisasi harga obat, penyediaan dan
pengelolaan obat publik dan perbekalan kesehatan, serta pemantauan dan evaluasi program obat
publik dan perbekalan kesehatan;
3. Penyiapan penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang analisis dan standardisasi
harga obat, penyediaan dan pengelolaan obat publik dan perbekalan kesehatan, serta
pemantauan dan evaluasi program obat publik dan perbekalan kesehatan;
4. Penyiapan bahan pemantauan, evaluasi, dan penyusunan laporan pelaksanaan kebijakan di
bidang pengelolaan obat publik dan perbekalan kesehatan.
Bagan struktur organisasi Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan dapat dilihat
pada gambar 1.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Dit. Bina Obat Publik dan Perbekkes Tahun 2015 12
Gambar 1. Struktur Organisasi Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan Berdasarkan Permenkes
Nomor 1144/MENKES/PER/VIII/2010
D. SISTEMATIKA PENULISAN
Laporan kinerja Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan Tahun 2015 disajikan
dengan sistematika sebagai berikut:
Bab I : Pendahuluan
Pada bab ini disajikan latar belakang serta maksud dan tujuan penyusunan laporan kinerja
Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan Tahun 2015 berikut penjelasan umum
mengenai struktur organisasi pada sub bab tugas pokok dan fungsi, serta sistematika penulisan.
Bab II : Perencanaan Kinerja
Pada bab ini diuraikan mengenai ringkasan/ikhtisar perencanaan dan perjanjian kinerja
Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan tahun 2015.
Bab III : Akuntabilitas Kinerja
Pada bab ini disajikan capaian kinerja organisasi beserta analisisnya berikut realisasi
anggaran yang telah digunakan untuk mewujudkan kinerja organisasi dalam kurun waktu satu tahun.
Bab IV : Penutup
Pada bab ini diuraikan kesimpulan umum atas capaian kinerja organisasi, langkah-langkah
yang akan dilakukan untuk meningkatkan kinerja organisasi di masa yang akan datang, serta
pemanfaatan laporan kinerja Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan Tahun 2015.
DIREKTUR
BINA OBAT PUBLIK DAN
PERBEKKES
SUBDIT ANALISIS DAN STANDARDISASI HARGA
OBAT
SUBDIT PENYEDIAAN OBAT
PUBLIK DAN PERBEKKES
SUBDIT PEMANTAUAN
DAN EVALUASI PROGRAM OBAT PUBLIK DAN
PERBEKKES
SUBDIT PENGELOLAAN OBAT
PUBLIK DAN PERBEKKES
SUBBAGIAN
TATA USAHA
SEKSI ANALISIS HARGA
OBAT
SEKSI STANDARDISASI
HARGA OBAT
SEKSI PERENCANAAN
PENYEDIAAN OBAT PUBLIK
DAN PERBEKKES
SEKSI PEMANTAUAN
KETERSEDIAAN OBAT
PUBLIK DAN PERBEKKES
SEKSI STANDARDISASI
PENGELOLAAN OBAT PUBLIK
DAN PERBEKKES
SEKSI BIMBINGAN DAN
PENGENDALIAN OBAT PUBLIK
DAN PERBEKKES
SEKSI PEMANTAUAN
PROGRAM OBAT PUBLIK
DAN PERBEKKES
SEKSI EVALUASI PROGRAM
OBAT PUBLIK DAN
PERBEKKES
KJF
Laporan Akuntabilitas Kinerja Dit. Bina Obat Publik dan Perbekkes Tahun 2015 13
BAB II
PERENCANAAN KINERJA
A. PERENCANAAN KINERJA
Perencanaan kinerja merupakan proses penetapan indikator kinerja berdasarkan program,
kebijakan dan sasaran yang ditetapkan dalam rencana strategis sebagai pedoman dalam
pelaksanaan program dan kegiatan secara sistematis, terarah dan terpadu.
Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
HK.02.02/MENKES/52/2015 tentang Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Tahun 2015-2019,
Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan Tahun 2015 melaksanakan kegiatan
Peningkatan Ketersediaan Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan Pada Program Kefarmasian dan
Alat Kesehatan.
Sasaran merupakan hasil yang akan dicapai secara nyata oleh instansi pemerintah dalam
rumusan yang lebih spesifik, terukur, dalam kurun waktu yang lebih pendek dari tujuan. Sasaran
kegiatan peningkatan ketersediaan obat publik dan perbekalan kesehatan pada program kefarmasian
dan alat kesehatan adalah sebagai berikut:
Tercapainya sasaran tersebut direpresentasikan dengan indikator kinerja beserta target
kegiatan peningkatan ketersediaan obat publik dan perbekalan kesehatan pada Program Kefarmasian
dan Alat Kesehatan sebagaimana dapat dilihat pada tabel 2, dan definisi operasional serta cara
perhitungan dari indikator kinerja tersebut dapat dilihat pada tabel 3.
No. Indikator Kinerja Target
2015 2016 2017 2018 2019
1. Persentase ketersediaan obat dan vaksin di
Puskesmas
77% 80% 83% 86% 90%
2. Persentase Instalasi Farmasi
Kabupaten/Kota yang melakukan
manajemen pengelolaan obat dan vaksin
sesuai standar
55% 60% 65% 70% 75%
Tabel 2. Indikator Kinerja dan Target Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan Tahun 2015-2019
Tersedianya obat, vaksin dan perbekalan kesehatan yang bermutu, merata dan terjangkau di
pelayanan kesehatan pemerintah
Laporan Akuntabilitas Kinerja Dit. Bina Obat Publik dan Perbekkes Tahun 2015 14
NO INDIKATOR KINERJA URAIAN
1 Persentase ketersediaan
obat dan vaksin di
Puskesmas
Definisi Operasional :
Tersedianya obat dan vaksin indikator di Puskesmas untuk program pelayanan
kesehatan dasar.
Pemantauan dilaksanakan terhadap 20 item obat indikator.
Perhitungan :
Menghitung persentase ketersediaan obat/ vaksin Puskesmas dengan menggunakan
rumus berikut:
Jumlah kumulatif item obat indikator yang tersedia di (n) Puskesmas x 100%
Jumlah (n) Puskesmas yang melapor x Jumlah total item obat indikator
2 Persentase instalasi
farmasi Kabupaten/ Kota
yang melakukan
manajemen pengelolaan
obat dan vaksin sesuai
standar
Definisi Operasional :
Instalasi Farmasi Kab/Kota (IFK) yang melakukan manajemen pengelolaan obat dan
vaksin atau manajemen pengelolaan obat sesuai standar dengan skor minimal 70.
Perhitungan :
Persentase Instalasi Farmasi Kabupaten/ Kota yang melakukan manajemen
pengelolaan obat dan vaksin atau manajemen pengelolaan obat sesuai standar (S)
dihitung dengan rumus sebagai berikut:
Jumlah IF Kab/Kota yang melakukan manajemen pengelolaan obat dan
vaksin sesuai standar x 100%
Jumlah IF Kab/Kota seluruh Indonesia
Tabel 3. Definisi Operasional Indikator Kinerja Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan
B. PERJANJIAN KINERJA
Perjanjian Kinerja merupakan lembar/dokumen yang berisikan penugasan dari pimpinan
instansi yang lebih tinggi kepada pimpinan instansi yang lebih rendah untuk melaksanakan
program/kegiatan yang disertai dengan indikator kinerja. Melalui perjanjian kinerja, terwujudlah
komitmen penerima amanah dan kesepakatan antara penerima dan pemberi amanah atas kinerja
terukur tertentu berdasarkan tugas, fungsi, dan wewenang serta sumber daya yang tersedia.
Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan menyusun perjanjian kinerja mengacu
kepada Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Tahun 2015-2019. Target ini menjadi komitmen
bagi Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan untuk mencapainya dalam kurun waktu
tahun 2015.
No. Sasaran Kegiatan Indikator Kinerja Target
1. Tersedianya obat, vaksin dan perbekalan
kesehatan yang bermutu, merata dan
terjangkau di pelayanan kesehatan
pemerintah
1. Persentase ketersediaan obat dan vaksin di
Puskesmas
77%
2. Persentase Instalasi Farmasi Kabupaten/Kota
yang melakukan manajemen pengelolaan obat
dan vaksin sesuai standar
55%
Tabel 4. Perjanjian Kinerja Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan Tahun 2015
Laporan Akuntabilitas Kinerja Dit. Bina Obat Publik dan Perbekkes Tahun 2015 15
BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA
A. CAPAIAN KINERJA
Pengukuran kinerja adalah proses sistematis dan berkesinambungan untuk menilai keberhasilan
dan kegagalan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan program, kebijakan, sasaran dan tujuan yang
telah ditetapkan dalam mewujudkan visi, misi dan strategi instansi pemerintah. Pengukuran kinerja
menggunakan alat ukur berupa indikator sebagaimana yang telah ditetapkan pada dokumen
perencanaan kinerja.
Tahun 2015 merupakan tahun pertama dalam pelaksanaan Rencana Strategis Kementerian
Kesehatan 2015-2019. Pengukuran kinerja dilakukan dengan membandingkan antara realisasi
kinerja dengan target kinerja dari masing-masing indikator kinerja yang telah ditetapkan dalam
perencanaan kinerja. Melalui pengukuran kinerja diperoleh gambaran pencapaian masing-masing
indikator sehingga dapat ditindaklanjuti dalam perencanaan kegiatan di masa yang akan datang agar
setiap kegiatan yang direncanakan dapat lebih berhasil guna dan berdaya guna.
Untuk mencapai kinerja Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan diperlukan
dukungan sumber daya manusia. Keadaan pegawai negeri sipil di lingkungan Direktorat Bina Obat
Publik dan Perbekalan Kesehatan pada tahun 2015 berjumlah 39 orang dengan rincian
sebagaimana yang diuraikan pada tabel berikut ini:
Keterangan JUMLAH
Menurut Jabatan
Jabatan Struktural 14
Jabatan Fungsional Tertentu 1
Jabatan Fungsional Umum 24
Jumlah 39
Tabel 5. Jumlah Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan
Tahun 2015 Menurut Jabatan
Gambar 2. Komposisi Sumber Daya Manusia di Lingkungan Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan
Kesehatan Tahun 2015 Menurut Jabatan
Laporan Akuntabilitas Kinerja Dit. Bina Obat Publik dan Perbekkes Tahun 2015 16
Keterangan JUMLAH
Menurut Golongan
Golongan II 3
Golongan III 26
Golongan IV 10
Jumlah 39
Tabel 6. Jumlah Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan
Tahun 2015 Menurut Golongan
Gambar 3. Komposisi Sumber Daya Manusia di Lingkungan Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan Tahun 2015 Menurut Golongan
Keterangan JUMLAH
Menurut Pendidikan
S2 Non Apoteker 2
S2 dan Apoteker 6
Apoteker 18
Dokter Gigi 1
S1 5
D3 5
SMA 2
Jumlah 39 Tabel 7. Jumlah Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan
Tahun 2015 Menurut Pendidikan
Gambar 4. Komposisi Sumber Daya Manusia di Lingkungan Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan
Kesehatan Tahun 2015 Menurut Pendidikan
Laporan Akuntabilitas Kinerja Dit. Bina Obat Publik dan Perbekkes Tahun 2015 17
Keterangan JUMLAH
Menurut Jenis Kelamin
Pria 27
Wanita 12
Jumlah 39
Tabel 8. Jumlah Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan
Tahun 2015 Menurut Jenis Kelamin
Gambar 5. Komposisi Sumber Daya Manusia di Lingkungan Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan
Kesehatan Tahun 2015 Menurut Jenis Kelamin
Sumber daya manusia merupakan salah satu unsur penting dalam mendukung tercapainya
kinerja organisasi. Berdasarkan analisis beban kerja, secara ideal jumlah pegawai negeri sipil yang
dibutuhkan Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan adalah 69 orang. Saat ini jumlah
pegawai 39 orang sehingga dengan kondisi yang ada masih diperlukan peningkatan jumlah pegawai
di lingkungan Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan.
Secara teknis sumber daya manusia dapat menunjang keberhasilan dalam mencapai tujuan
apabila mencukupi dari sisi jumlah dan kualitas serta profesional di bidangnya. Apabila sumber daya
manusia yang dimiliki mempunyai motivasi tinggi, kreatif dan mampu mengembangkan inovasi maka
pencapaian kinerja tentunya akan semakin baik. Upaya yang dilakukan untuk meningkatkan
kemampuan sumber daya manusia di Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan antara
lain melalui penugasan pegawai untuk mengikuti kegiatan sebagai berikut:
1. Training program on medical product integrity and supply chain security yang diselenggarakan
oleh APEC di Filipina.
2. Workshop on global medical product integrity and supply chain security yang diselenggarakan
oleh APEC di Filipina.
3. Peningkatan kinerja pegawai Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan yang
dilaksanakan di Provinsi Sumatera Utara.
4. Sosialisasi elektronik monitoring dan evaluasi katalog obat (e-monev e-katalog) di Jakarta.
Analisis capaian kinerja dari indikator kinerja kegiatan peningkatan ketersediaan obat publik
dan perbekalan kesehatan pada program kefarmasian dan alat kesehatan adalah sebagai berikut:
Laporan Akuntabilitas Kinerja Dit. Bina Obat Publik dan Perbekkes Tahun 2015 18
1. Indikator Persentase Ketersediaan Obat dan Vaksin di Puskesmas.
a. Kondisi yang dicapai:
Realisasi indikator persentase ketersediaan obat dan vaksin di Puskesmas tahun 2015
sebesar 79,38%, melebihi target yang telah ditetapkan dalam Renstra Kemenkes Tahun
2015-2019 yaitu sebesar 77% dengan capaian sebesar 103,09%.
Indikator Kinerja Target 2015 Realisasi 2015 Capaian 2015
Persentase ketersediaan obat dan vaksin di Puskesmas
77% 79,38% 103,09%
Tabel 9. Target, Realisasi dan Capaian Indikator Persentase Ketersediaan Obat dan Vaksin di
Puskesmas Tahun 2015
Gambar 6. Target, Realisasi dan Capaian Indikator Persentase Ketersediaan Obat dan Vaksin di
Puskesmas Tahun 2015-2019
Hasil tersebut diperoleh dari periode pelaporan bulan November dimana Jumlah
Puskesmas yang melapor sebanyak 1.013 dari 1.328 Puskesmas sampel dan terdapat
empat Provinsi yang Puskesmasnya sama sekali tidak mengirimkan laporan (135
Puskesmas), yaitu Provinsi Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan dan
Papua Barat. Provinsi dengan persentase ketersediaan obat dan vaksin di Puskesmas
tertinggi adalah D.I. Yogyakarta (92,73%).
Item obat yang memiliki ketersediaan tertinggi di Puskesmas adalah Parasetamol
500 mg Tablet, sedangkan item obat yang memiliki ketersediaan terendah di Puskesmas
adalah Magnesium Sulfat Injeksi 20%.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Dit. Bina Obat Publik dan Perbekkes Tahun 2015 19
Gambar 7. Grafik Persentase Ketersediaan Obat dan Vaksin di Puskesmas di 34 Provinsi
Tahun 2015
Gambar 8. Grafik Jumlah Item Obat dan Vaksin yang Tersedia di Puskesmas di 34 Provinsi
Tahun 2015
Laporan Akuntabilitas Kinerja Dit. Bina Obat Publik dan Perbekkes Tahun 2015 20
b. Permasalahan:
Pelaksanaan kegiatan pengumpulan data indikator persentase ketersediaan obat
dan vaksin di Puskesmas tahun 2015 menghadapi beberapa permasalahan sebagai berikut:
1) Laporan yang dikirimkan oleh Provinsi setiap bulannya tidak lengkap dan tidak tepat
waktu seperti yang telah dituangkan di dalam buku Petunjuk Teknis Pemantauan
Indikator Kinerja Kegiatan (IKK) Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan
Tahun 2015-2019 yang sudah disosialisasikan kepada seluruh Provinsi.
2) Jumlah tenaga kefarmasian yang terbatas dan kompetensi yang belum sesuai di
Puskesmas.
3) Seringnya mutasi tenaga kefarmasian yang bertugas di Instalasi Farmasi.
4) Kurangnya koordinasi antara Puskesmas, Kabupaten/Kota dan Provinsi.
c. Upaya Pemecahan Masalah:
Upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi permasalahan tersebut di atas antara
lain sebagai berikut :
1) Pemberian reward bagi petugas/pengelola data di daerah.
2) Melakukan peningkatan kapasitas SDM dalam pengelolaan obat di Instalasi Farmasi
Provinsi dan Kabupaten/Kota.
3) Melakukan pembinaan terhadap SDM pengelola obat secara berkesinambungan.
4) Perlu dibangun koordinasi yang baik untuk pelaporan data ketersediaan obat dan vaksin
dari unit pelayanan ke instansi penanggung jawab kesehatan di daerah (Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota dan Provinsi)
d. Kegiatan yang mendukung pencapaian indikator:
1) Penerimaan dan Stok Opname Obat dan Perbekkes Haji di Arab Saudi.
2) Pengadaan Obat, Vaksin, dan Perbekalan Kesehatan.
3) Penyusunan Rencana Kebutuhan Obat Pemerintah dalam Rangka Penetapan harga E-
Catalogue Tahun 2016.
4) Penyusunan Rencana Kebutuhan Obat Program Kesehatan Nasional.
5) Penyusunan Rencana Kebutuhan Obat dan Perbekkes Haji.
6) Bimbingan Teknis Penerapan Aplikasi E-Logistik Sistem.
7) Pemeliharaan Sistem E-Logistik.
8) Pembekalan Penerapan Sistem e-Logistik untuk Dinkes Provinsi.
9) Penyusunan dan Evaluasi Harga Obat.
10) Pertemuan Evaluasi dan Perencanaan Monitoring Harga Obat.
11) Monitoring Harga Obat di Apotek dan Rumah Sakit.
12) Penerapan E-Catalogue.
13) Penetapan Harga Obat dalam Sistem E-Catalogue.
14) Aplikasi dan Sosialisasi Elektronik Monitoring dan Evaluasi Katalog Obat.
15) Evaluasi Pengadaan dan Penerimaan Obat, Perbekalan Kesehatan dan Vaksin.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Dit. Bina Obat Publik dan Perbekkes Tahun 2015 21
Gambar 9. Dokumentasi Kegiatan Sosialisasi Penerapan Katalog Obat Bagi Industri farmasi di
Jakarta Tahun 2015
Gambar 10. Dokumentasi Kegiatan Evaluasi Implementasi Pengadaan Obat Berdasarkan e-
Catalogue dengan RS Pemerintah, RS Swasta, Industri Farmasi dan Distributor di Jakarta
Tahun 2015
2. Indikator Persentase Instalasi Farmasi Kabupaten/Kota yang Melakukan Manajemen
Pengelolaan Obat dan Vaksin Sesuai Standar.
a. Kondisi yang dicapai:
Sesuai dengan Renstra Kemenkes Tahun 2015-2019, kinerja Direktorat Bina Obat
Publik dan Perbekalan Kesehatan dapat diukur dari realisasi indikator persentase Instalasi
Farmasi Kabupaten/Kota (IFK) yang melakukan manajemen pengelolaan obat dan vaksin
Laporan Akuntabilitas Kinerja Dit. Bina Obat Publik dan Perbekkes Tahun 2015 22
sesuai standar (skor minimal 70), dimana target tahun 2015 adalah 55%. Realisasi tahun
2015 diperoleh sebesar 57,34% sehingga capaiannya adalah 104,25%.
Indikator Kinerja Target 2015 Realisasi 2015 Capaian 2015
Persentase instalasi farmasi kabupaten/kota yang melakukan manajemen pengelolaan obat dan vaksin sesuai standar
55% 57,34% 104,25%
Tabel 10. Target, Realisasi dan Capaian Indikator Persentase Ketersediaan Obat dan Vaksin di
Puskesmas Tahun 2015
Gambar 11. Target, Realisasi dan Capaian Indikator Persentase IFK yang Melakukan Manajemen
Pengelolaan Obat dan Vaksin Sesuai Standar Tahun 2015-2019
Realisasi tersebut merupakan kontribusi dari 293 IFK yang terdistribusi pada 186
dari 301 Kabupaten/Kota di wilayah Indonesia Barat, 81 dari 147 Kabupaten/Kota di wilayah
Indonesia Tengah, serta 26 dari dari 63 Kabupaten/Kota di wilayah Indonesia Timur.
Gambar 12. Komposisi Jumlah IFK yang Melakukan Manajemen Pengelolaan Obat dan Vaksin Sesuai
Standar Tahun 2015
Laporan Akuntabilitas Kinerja Dit. Bina Obat Publik dan Perbekkes Tahun 2015 23
Dari 34 Provinsi yang telah mengumpulkan data capaian skor IFK yang melakukan
manajemen pengelolaan obat dan vaksin sesuai standar, masih terdapat dua belas Provinsi
yang mempunyai skor rata-rata di bawah 70, yaitu Maluku, Kalimantan Utara, NTT, Banten,
Papua Barat, Papua, Aceh, Sumatera Utara, Sulawesi Selatan, Sulawesi Barat, Maluku
Utara, dan DKI Jakarta.
Gambar 13. Grafik Skor Rata-Rata Persentase IFK yang Melakukan Manajemen Pengelolaan Obat
dan Vaksin Sesuai Standar berdasarkan Provinsi Tahun 2015
Laporan Akuntabilitas Kinerja Dit. Bina Obat Publik dan Perbekkes Tahun 2015 24
b. Permasalahan:
Permasalahan terjadi dalam penilaian dan pengiriman data capaian indikator
persentase Instalasi Farmasi Kabupaten/Kota (IFK) yang melakukan manajemen
pengelolaan obat dan vaksin sesuai standar, dilihat dari pengumpulan data dan teknik
perhitungan skor IFK sebagaimana diuraikan sebagai berikut:
1) Prosedur Pengumpulan Data
Dalam buku Petunjuk Teknis Pemantauan Indikator Kinerja Kegiatan (IKK)
Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan Tahun 2015-2019 telah diatur
prosedur pengisian dan penyampaian penilaian Instalasi Farmasi Kabupaten/Kota (IFK)
yang melakukan manajemen pengelolaan obat dan vaksin sesuai standar secara
berjenjang. Beberapa permasalahan atau kendala yang ditemukan, antara lain sebagian
besar Kabupaten/Kota menyampaikan hasil penilaiannya tidak tepat waktu kepada Dinas
Kesehatan Provinsi sehingga menyebabkan Provinsi terlambat melakukan rekapitulasi
dan menyampaikan hasilnya kepada Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan
Kesehatan.
2) Masih ditemukan Kabupaten/Kota yang menggunakan substansi penilaian IFK sesuai
standar periode 2010-2014 yang berbeda dengan penilaian IFK sesuai standar periode
2015-2019.
3) Beberapa Kabupaten/Kota melakukan perhitungan skor sub komponen tidak sesuai
dengan prosedur, padahal terkait teknik perhitungan sudah dijelaskan dalam buku
Petunjuk Teknis Pemantauan Indikator Kinerja Kegiatan (IKK) Direktorat Bina Obat
Publik dan Perbekalan Kesehatan Tahun 2015-2019 yang sudah dibagikan ke tiap
Provinsi.
c. Upaya Pemecahan Masalah:
Untuk meningkatkan ketepatan dan kepatuhan Kabupaten/Kota dan Provinsi dalam
melakukan penilaian dan pelaporan, maka dilakukan berbagai upaya antara lain Sosialisasi
Penilaian Indikator IFK yang melakukan manajemen pengelolaan obat dan vaksin sesuai
standar, khususnya terkait manfaat dan teknik perhitungan/penilaian.
d. Kegiatan yang mendukung pencapaian indikator:
1) Revisi Pedoman Tata Laksana Penilaian Tenaga Kefarmasian.
2) Revisi Pedoman Supervisi dan Evaluasi Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan.
3) Penyusunan Standard Pengelolaan Obat dan Perbekalan Kesehatan di Instalasi Farmasi
Pemerintah.
4) Pemilihan Tenaga Kefarmasian Berprestasi dalam Pengelolaan Obat dan Perbekkes
Tingkat Provinsi dan Kabupaten/Kota.
5) Bimbingan Teknis Manajemen Pengelolaan Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan di
Sektor Pemerintah.
6) Pembekalan Teknis Pengelolaan Obat dan Perbekkes.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Dit. Bina Obat Publik dan Perbekkes Tahun 2015 25
Gambar 14 & 15. Dokumentasi Kegiatan Pemberian Penghargaan Tenaga Kefarmasian Berprestasi dalam
Pengelolaan Obat dan Perbekkes Tingkat Provinsi dan Kabupaten/Kota di Jakarta Tahun 2015
Gambar 16. Dokumentasi Kegiatan Pembekalan Teknis Pengelolaan Obat dan Perbekkes Tahun 2015 di
Semarang, Jawa Tengah
Laporan Akuntabilitas Kinerja Dit. Bina Obat Publik dan Perbekkes Tahun 2015 26
Dalam mencapai sasaran strategis kegiatan peningkatan ketersediaan obat publik dan
perbekalan kesehatan pada Program Kefarmasian dan Alat Kesehatan, Direktorat Bina Obat Publik
dan Perbekalan Kesehatan selain melaksanakan kegiatan yang mendukung langsung pencapaian
indikator kinerja kegiatan juga melakukan kegiatan dukungan manajemen administrasi perkantoran
sebagai berikut:
1. Penyusunan Program dan Rencana Kerja Dit. Bina Obat Publik dan Perbekkes Tahun 2016.
2. Penyusunan Laporan SAK dan SABMN.
3. Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Manusia Luar Negeri.
4. Peningkatan Kinerja Pegawai Dit. Bina Obat Publik dan Perbekes.
5. Penyelenggaraan Operasional dan Pemeliharaan Perkantoran.
6. Pengadaan Sarana Perkantoran.
7. Rapat Konsultasi Teknis Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan.
8. Pemantauan Program Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan.
9. Evaluasi Program Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan.
10. Penyelesaian Administrasi Perbendaharaan Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekkes.
11. Biaya Operasional Instalasi Farmasi.
12. Tata Laksana Pengelolaan Obat Program Kesehatan pada Instalasi Farmasi Pusat.
13. Pembekalan Teknis Pengelolaan Obat dan Perbekkes.
Gambar 17. Dokumentasi Kegiatan Rapat Konsultasi Teknis Dit. Bina Obat Publik dan Perbekkes Tahun 2015
di Solo, Jawa Tengah
B. REALISASI ANGGARAN
Dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya, Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan
Kesehatan semula didukung oleh anggaran DIPA tahun 2015 sebesar Rp. 1.483.192.100.000,- (satu
trilyun empat ratus delapan puluh tiga milyar seratus sembilan puluh dua juta seratus ribu rupiah).
Dalam perjalanan pelaksanaan kegiatan, terjadi revisi DIPA akibat adanya refocusing anggaran
sehingga bertambah nilainya menjadi Rp. 1.516.105.849.000,- (satu trilyun lima ratus enam belas
Laporan Akuntabilitas Kinerja Dit. Bina Obat Publik dan Perbekkes Tahun 2015 27
milyar seratus lima juta delapan ratus empat puluh sembilan ribu rupiah). Direktorat Bina Obat Publik
dan Perbekalan Kesehatan kemudian mendapatkan tambahan anggaran berupa hibah luar negeri
(HLN) GAVI untuk pengadaan vaksin DPT HB-HiB, ADS (Auto Disable Syringe) dan safety box atas
permintaan dari Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (PP&PL),
sehingga nilai anggaran DIPA tahun 2015 terakhir menjadi Rp. 1.631.612.131.000,- (satu trilyun enam
ratus tiga puluh satu milyar enam ratus dua belas juta seratus tiga puluh satu ribu rupiah).
Nilai anggaran yang terealisasi sebesar Rp. 1.599.658.624.605,- (satu trilyun lima ratus
sembilan puluh sembilan milyar enam ratus lima puluh delapan juta enam ratus dua puluh empat ribu
enam ratus lima rupiah) dengan persentase sebesar 98,04%.
Tabel 11. Realisasi Anggaran Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan Tahun 2015
Gambar 18. Grafik Alokasi dan Realisasi Anggaran Dit. Bina Obat Publik dan Perbekkes Tahun 2015
No Kegiatan Pagu Realisasi Prosentase
Kegiatan yang Mendukung Indikator Persentase Ketersediaan Obat dan Vaksin di Puskesmas
1 Penerimaan dan Stok Opname Obat
dan Perbekkes Haji di Arab Saudi
1.059.440.000 1.058.689.850 99,93%
2 Pengadaan Obat, Vaksin, dan
Perbekalan Kesehatan
1.498.524.761.000 1.471.206.662.956 98,18%
3 Penyediaan Vaksin (GAVI) 115.506.282.000 113.747.345.131 98,48%
4 Penyusunan Rencana Kebutuhan
Obat Pemerintah dalam Rangka
Penetapan harga E-Catalogue Tahun
2016
707.732.000 699.615.800 98,85%
Kegiatan Alokasi
(Rp)
Realisasi
Rp %
Peningkatan Ketersediaan Obat Publik dan
Perbekalan Kesehatan
1.631.612.131.000 1.599.658.624.605 98,04
Laporan Akuntabilitas Kinerja Dit. Bina Obat Publik dan Perbekkes Tahun 2015 28
5 Penyusunan Rencana Kebutuhan
Obat Program Kesehatan Nasional
66.080.000 58.476.100 88,49%
6 Penyusunan Rencana Kebutuhan
Obat dan Perbekkes Haji
143.693.000 105.022.045 73,09%
7 Bimbingan Teknis Penerapan Aplikasi
E-Logistik Sistem
299.950.000 260.603.207 86,88%
8 Pemeliharaan Sistem E-Logistik 314.705.000 307.525.600 97,72%
9 Pembekalan Penerapan Sistem e-
Logistik untuk Dinkes Provinsi
306.642.000 305.590.900 99,66%
10 Penyusunan dan Evaluasi Harga
Obat
188.140.000 168.872.500 89,76%
11 Pertemuan Evaluasi dan
Perencanaan Monitoring Harga Obat
340.442.000 337.890.250 99,25%
12 Monitoring Harga Obat di Apotek dan
Rumah Sakit
312.500.000 229.015.700 73,29%
13 Penerapan E-Catalogue 652.548.000 582.206.300 89,22%
14 Penetapan Harga Obat dalam Sistem
E-Catalogue
342.484.000 282.021.900 82,35%
15 Aplikasi dan Sosialisasi Elektronik
Monitoring dan Evaluasi Katalog Obat
1.020.120.000 772.746.900 75,75%
16 Evaluasi Pengadaan dan Penerimaan
Obat, Perbekalan Kesehatan dan
Vaksin
59.056.000 46.725.000 79,12%
Kegiatan yang Mendukung Indikator Persentase Instalasi Farmasi Kabupaten/Kota yang Melaksanakan
Manajemen Pengelolaan Obat dan Vaksin Sesuai Standar
1 Revisi Pedoman Tata Laksana
Penilaian Tenaga Kefarmasian
78.570.000 54.139.900 68,91%
2 Revisi Pedoman Supervisi dan
Evaluasi Obat Publik dan Perbekalan
Kesehatan
290.241.000 194.988.000 67,18%
3 Penyusunan Standard Pengelolaan
Obat dan Perbekalan Kesehatan di
Instalasi Farmasi Pemerintah
142.942.000 29.864.000 20,89%
4 Pemilihan Tenaga Kefarmasian
Berprestasi dalam Pengelolaan Obat
dan Perbekkes Tingkat Provinsi dan
Kabupaten/Kota
224.056.000 166.744.500 74,42%
5 Bimbingan Teknis Manajemen
Pengelolaan Obat Publik dan
Perbekalan Kesehatan di Sektor
Pemerintah
372.376.000
333.213.600 89,48%
6 Pembekalan Teknis Pengelolaan
Obat dan Perbekkes
335.521.000 330.675.400 98,56%
Kegiatan Dukungan Manajemen Administrasi Perkantoran
1 Penyusunan Program dan Rencana
Kerja Dit. Bina Obat Publik dan
89.000.000 86.995.800 97,75%
Laporan Akuntabilitas Kinerja Dit. Bina Obat Publik dan Perbekkes Tahun 2015 29
Perbekkes Tahun 2016
2 Penyusunan Laporan SAK dan
SABMN
73.840.000 53.378.300 72,29%
3 Peningkatan Kapasitas Sumber Daya
Manusia Luar Negeri
222.068.000 196.344.040 88,42%
4 Peningkatan Kinerja Pegawai Dit.
Bina Obat Publik dan Perbekes
440.508.000 440.505.400 100,00%
5 Penyelenggaraan Operasional dan
Pemeliharaan Perkantoran
4.361.100.000 3.240.046.176 74,29%
6 Pengadaan Sarana Perkantoran 1.124.198.000 498.025.750 44,30%
7 Rapat Konsultasi Teknis Obat Publik
dan Perbekalan Kesehatan
631.752.000 631.287.000 99,93%
8 Pemantauan Program Obat Publik
dan Perbekalan Kesehatan
393.374.000 293.353.500 74,57%
9 Evaluasi Program Obat Publik dan
Perbekalan Kesehatan
257.461.000 252.720.900 98,16%
10 Penyelesaian Administrasi
Perbendaharaan Direktorat Bina Obat
Publik dan Perbekkes
63.816.000 61.811.250 96,86%
11 Biaya Operasional Instalasi Farmasi 2.619.911.000 2.593.697.950 99,00%
12 Tata Laksana Pengelolaan Obat
Program Kesehatan pada Instalasi
Farmasi Pusat
46.652.000 31.823.000 68,21%
TOTAL 1.631.612.131.000 1.599.658.624.605 98,04%
Tabel 12. Realisasi Anggaran per-Kegiatan Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan Tahun 2015
Dari Tabel 12, tampak bahwa dalam hal penyelesaian kegiatan di Direktorat Bina Obat Publik dan
Perbekalan Kesehatan, kinerja dapat diperoleh melampaui target pencapaian tanpa harus menghabiskan
seluruh anggaran. Dengan demikian, Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan telah
berhasil melakukan penghematan (efisiensi) anggaran.
Tahun 2015 Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan menerima Piagam
Penghargaan dari KPPN Jakarta VII untuk kategori “Satuan Kerja dengan Rekonsiliasi dan LPJ Terbaik
2015”. Penghargaan tersebut diberikan sebagai apresiasi atas kerja keras Direktorat Bina Obat Publik
dan Perbekalan Kesehatan dalam melaksanakan rekonsiliasi yang baik, benar, dan tepat waktu.
Kategori dan penilaian dititikberatkan pada hasil rekonsiliasi dan kecepatan/ketepatan penyerahan LPJ.
Atas prestasi tersebut, selain piagam penghargaan, Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan
Kesehatan memperoleh Fasilitas Kartu Apresiasi. Fasilitas tersebut dapat digunakan untuk mendapatkan
fasilitas Rekonsiliasi dan Penyerahan SPM ke Loket Pelayanan tanpa antrian atau menjadi satker
prioritas selama 4 bulan (Desember 2015 hingga Maret 2016).
Laporan Akuntabilitas Kinerja Dit. Bina Obat Publik dan Perbekkes Tahun 2015 30
Gambar 19. Piagam Penghargaan Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekkes Tahun 2015
Laporan Akuntabilitas Kinerja Dit. Bina Obat Publik dan Perbekkes Tahun 2015 31
BAB IV
PENUTUP
Laporan kinerja Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan Tahun 2015 disusun
sebagai wujud pertanggungjawaban atas kinerja berdasarkan perencanaan strategis yang telah
ditetapkan. Pelaksanaan kegiatan di Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan Tahun 2015
dilakukan sesuai tugas dan fungsi yang tertuang dalam Peraturan Menteri Kesehatan Nomor
1144/Menkes/Per/VIII/2010 dan perubahannya dalam Peraturan Menteri Kesehatan nomor 35 Tahun
2013 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, yang diuraikan
secara rinci di dalam Rencana Strategis Kementerian Kesehatan tahun 2015-2019.
Laporan kinerja ini disusun sesuai amanat Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang
Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara
dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan
Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah, serta Peraturan Menteri
Kesehatan Nomor 2416/Menkes/Per/XII/2011 tentang Petunjuk Pelaksanaan/Petunjuk Teknis/Pedoman
Penyelenggaraan Sistem Akuntabilitas Kinerja di Lingkungan Kementerian Kesehatan.
Laporan kinerja menggambarkan pencapaian kinerja Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan
Kesehatan dalam mencapai sasaran sebagaimana yang telah ditetapkan di dalam dokumen penetapan
kinerja dan dokumen perencanaan kinerja. Sebagai pelaksana kegiatan peningkatan ketersediaan obat
publik dan perbekalan kesehatan pada program kefarmasian dan alat kesehatan, Direktorat Bina Obat
Publik dan Perbekalan Kesehatan telah berhasil merealisasikan target yang telah ditetapkan di dalam
dokumen perencanaan. Hal ini tampak pada pencapaian indikator kinerja kegiatan pada tahun 2015 telah
mencapai bahkan melebihi target yang telah ditetapkan.
Indikator Persentase Ketersediaan Obat dan Vaksin di Puskesmas terealisasi sebesar 79,38% dari
target 77%. Sementara untuk indikator Persentase IFK yang Melaksanakan Manajemen Pengelolaan
Obat dan Vaksin Sesuai Standar terealisasi sebesar 57,34% dari target 55%. Dari segi anggaran,
Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan berhasil mencapai realisasi sebesar 98,04% yaitu
Rp. 1.599.658.624.605,- dari alokasi Rp. 1.631.612.131.000,-. Keberhasilan ini diharapkan dapat menjadi
motivasi dan acuan dalam perencanaan kegiatan pada periode berikutnya, sehingga pelaksanaan
kegiatan di masa mendatang dapat dilaksanakan dengan lebih efektif dan efisien.
Untuk pelaksanaan kegiatan di periode mendatang diperlukan penguatan terutama dalam
perencanaan penyusunan rencana kebutuhan obat, vaksin dan perbekalan kesehatan, penyusunan e-
katalog obat, koordinasi antara Pusat, Provinsi dan Kabupaten/Kota dalam hal sosialisasi dan pelaporan
indikator kinerja kegiatan, mempercepat waktu yang dibutuhkan untuk penyelesaian dokumen anggaran
sesuai standar yang berlaku, serta monitoring dan evaluasi pelaksanaan kegiatan secara periodik.
Akhir kata, semoga Laporan kinerja Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan ini
dapat dimanfaatkan untuk bahan evaluasi akuntabilitas kinerja bagi pihak yang membutuhkan, perbaikan
dokumen perencanaan dan peningkatan pelaksanaan program dan kegiatan untuk periode yang akan
datang, serta penyempurnaan berbagai kebijakan yang diperlukan.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Dit. Bina Obat Publik dan Perbekkes Tahun 2015 32
Lampiran 1
Perjanjian Kinerja Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan Tahun 2015
Laporan Akuntabilitas Kinerja Dit. Bina Obat Publik dan Perbekkes Tahun 2015 33
Laporan Akuntabilitas Kinerja Dit. Bina Obat Publik dan Perbekkes Tahun 2015 34
Lampiran 2
Data Persentase Ketersediaan Obat dan Vaksin di Puskesmas Tahun 2015
NASIONALProvinsi
Aceh
Provinsi
Sumatera
Utara
Provinsi
Sumatera
Barat
Provinsi
Riau
Provinsi
Kepulauan Riau
Provinsi
Jambi
Provinsi
Bengkulu
Provinsi
Sumatera
Selatan
Provinsi
Kepulauan
Bangka
Belitung
Provinsi
Lampung
Provinsi DKI
Jakarta
Provinsi
Jawa Barat
Provinsi
Banten
Provinsi
Jawa Tengah
Provinsi DI.
Yogyakarta
Provinsi
Jawa TimurProvinsi Bali
Provinsi
NTB
Provinsi
NTT
Provinsi
Kalimantan
Barat
Provinsi
Kalimantan
Tengah
Provinsi
Kalimantan
Selatan
Provinsi
Kalimantan
Timur
Provinsi
Kalimantan
Utara
Provinsi
Sulawesi
Utara
Provinsi
Gorontalo
Provinsi
Sulawesi
Tenggara
Provinsi
Sulawesi
Tengah
Provinsi
Sulawesi
Barat
Provinsi
Sulawesi
Selatan
Provinsi
Maluku
Provinsi
Maluku
Utara
Provinsi
Papua
Barat
Provinsi
Papua
1 Albendazol tab Tablet 550 17 57 15 17 2 12 10 16 1 40 20 81 17 77 9 49 11 10 0 1 0 0 11 2 2 0 18 10 0 0 12 12 0 21
2 Amoxicillin 500 mg tab Tablet 935 31 97 23 16 3 16 17 42 3 72 50 162 37 103 11 65 11 15 0 2 18 21 16 2 8 2 21 14 0 0 15 12 0 30
3 Amoxicillin syrup Botol 898 30 87 22 19 1 13 16 42 3 66 50 151 38 113 10 60 11 14 0 2 18 19 13 2 4 3 23 15 0 0 17 11 0 25
4 Deksametason tab Tablet 884 30 97 23 14 1 16 12 40 2 67 50 141 33 104 11 63 11 15 0 2 18 21 15 2 7 3 24 14 0 0 10 11 0 27
5 Diazepam injeksi 5 mg/mL Ampul 522 21 42 17 11 2 11 6 16 3 40 31 90 19 75 9 29 4 11 0 1 15 11 5 2 4 2 17 10 0 0 2 7 0 9
6Epinefrin (Adrenalin) injeksi 0,1%
(sebagai HCL)Ampul 730 7 58 21 17 1 11 11 30 2 61 50 126 29 99 11 49 7 12 0 1 15 16 14 2 6 1 15 12
0 016 7 0 23
7 Fitomenadion (Vitamin K) injeksi Ampul 806 22 94 18 14 2 14 13 42 2 60 46 140 23 104 9 39 6 14 0 2 17 18 12 2 8 3 16 17 0 0 14 9 0 26
8 Furosemid tablet 40 mg Tablet 872 27 103 21 19 2 13 12 37 3 71 46 169 35 85 11 54 10 15 0 2 13 21 13 2 4 2 23 15 0 0 12 11 0 21
9 Garam oralit Kantong 949 31 107 23 18 3 16 17 39 3 48 48 175 38 113 11 65 11 15 0 2 16 21 15 2 8 2 23 17 0 0 18 12 0 32
10 Glibenklamid Tablet 909 29 107 24 19 3 12 14 39 1 69 50 176 35 100 11 64 11 15 0 2 15 17 12 2 8 2 23 14 0 0 7 11 0 17
11 Kaptopril tab Tablet 962 29 111 23 18 3 15 16 38 2 73 50 173 36 113 11 65 11 14 0 2 18 21 16 2 8 3 23 16 0 0 14 9 0 29
12 Magnesium Sulfat injeksi 20 % Vial 457 5 36 8 7 1 11 5 13 0 37 28 107 9 69 11 27 5 6 0 1 6 14 6 0 0 3 12 8 0 0 3 5 0 14
13Metilergometrin Maleat inj 0,200
mg-1 mlAmpul 625 13 64 16 17 2 11 7 17 1 43 37 110 18 91 8 44 7 11 0 2 9 14 8 1 6 2 16 14
0 010 10 0 16
14 Obat Anti Tuberculosis dewasa Paket 816 25 81 21 18 2 11 14 38 1 60 50 151 33 89 10 57 11 13 0 2 18 18 14 1 8 3 17 14 0 0 10 11 0 15
15 Oksitosin injeksi Ampul 645 16 46 20 12 1 12 9 21 1 42 42 128 22 78 9 38 8 11 0 2 12 15 9 2 6 2 23 14 0 0 11 9 0 24
16 Parasetamol 500 mg tab Tablet 977 30 97 23 18 3 15 17 42 3 74 50 182 38 113 11 64 11 15 0 2 18 21 16 2 8 3 25 14 0 0 18 12 0 32
17 Tablet Tambah Darah Tablet 799 29 70 19 16 1 13 12 29 2 56 48 145 26 98 9 58 10 10 0 2 18 20 16 2 5 3 20 14 0 0 10 10 0 28
18 Vaksin BCG Vial 919 31 81 22 19 2 15 16 40 3 61 50 182 28 115 10 59 11 15 0 2 18 21 16 2 8 3 22 17 0 0 15 11 0 24
19 Vaksin TT Vial 909 31 78 22 18 2 15 16 39 3 63 50 179 28 115 11 54 11 15 0 2 18 21 16 2 8 3 22 17 0 0 15 11 0 24
20 Vaksin DPT/ DPT-HB/ DPT-HB-Hib Vial 918 31 91 22 18 2 15 16 39 3 64 50 180 27 114 11 58 10 15 0 2 18 21 16 2 8 3 21 17 0 0 10 11 0 23
a 16082 485 1604 403 325 39 267 256 659 42 1167 896 2948 569 1968 204 1061 188 261 0 36 298 351 259 36 124 48 404 283 0 0 239 202 0 460
b 1013 31 115 24 19 3 16 17 43 3 75 50 189 38 115 11 65 11 15 0 2 18 21 16 2 8 3 23 17 0 0 18 12 0 33
c 1328 31 115 24 19 7 16 17 44 6 75 50 193 38 162 11 143 11 15 35 22 18 21 16 4 18 8 25 17 9 77 18 12 14 37
d 79.38 78.23 69.74 83.96 85.53 65.00 83.44 75.29 76.63 70.00 77.80 89.60 77.99 74.87 85.57 92.73 81.62 85.45 87.00 0.00 90.00 82.78 83.57 80.94 90.00 77.50 80.00 87.83 83.24 0.00 0.00 66.39 84.17 0.00 69.70
Jumlah Puskesmas yang melapor
Jumlah Puskesmas Sasaran
Persentase Ketersediaan Obat/Vaksin di Puskesmas
:
Jumlah Puskesmas yang Memiliki Item Obat dan Vaksin
No. Nama Obat Satuan
Jumlah Total Puskesmas yang Memiliki Item Obat
dan Vaksin
Laporan Akuntabilitas Kinerja Dit. Bina Obat Publik dan Perbekkes Tahun 2015 35
Lampiran 3
Data Persentase IFK yang Melakukan Manajemen Pengelolaan Obat dan Vaksin Sesuai Standar
Tahun 2015
NO PROVINSI JUMLAH IFKJUMLAH IFK SESUAI
STANDAR
PERSENTASE
(%)
1 ACEH 23 1 4.35
2 SUMATERA UTARA 33 4 12.12
3 JAMBI 11 11 100.00
4 BENGKULU 10 7 70.00
5 SUMATERA BARAT 19 15 78.95
6 BANGKA BELITUNG 7 6 85.71
7 RIAU 12 8 66.67
8 KEPULAUAN RIAU 7 4 57.14
9 SUMATERA SELATAN 17 15 88.24
10 LAMPUNG 15 10 66.67
11 DKI JAKARTA 6 0 0.00
12 BANTEN 8 5 62.50
13 JAWA BARAT 27 21 77.78
14 JAWA TENGAH 35 35 100.00
15 DI. YOGYAKARTA 5 5 100.00
16 JAWA TIMUR 38 21 55.26
17 BALI 9 9 100.00
18 KALIMANTAN BARAT 14 10 71.43
19 KALIMANTAN TIMUR 10 7 70.00
20 KALIMANTAN SELATAN 13 11 84.62
21 KALIMANTAN TENGAH 14 8 57.14
22 SULAWESI SELATAN 24 3 12.50
23 SULAWESI TENGAH 13 11 84.62
24 SULAWESI TENGGARA 14 8 57.14
25 SULAWESI BARAT 6 1 16.67
26 SULAWESI UTARA 15 6 40.00
27 GORONTALO 6 5 83.33
28 NUSA TENGGARA BARAT 10 7 70.00
29 NUSA TENGGARA TIMUR 22 10 45.45
30 MALUKU 11 3 27.27
31 MALUKU UTARA 10 2 20.00
32 PAPUA BARAT 13 6 46.15
33 PAPUA 29 15 51.72
34 KALIMANTAN UTARA 5 3 60.00
511 293 57.34JUMLAH