DINAMIKA PENYELENGGARAAN NEGARA DALAM KONTEKS NKRI DAN NEGARA FEDERAL

18
DINAMIKA PENYELENGGARAAN NEGARA DALAM KONTEKS NKRI DAN NEGARA FEDERAL Oleh: Aditya Ariesta R Eka Ayu S Febriansyah Suyindra Firman Darmawan M. Achsan Sholichul Habib Rizka Putri Novita

Transcript of DINAMIKA PENYELENGGARAAN NEGARA DALAM KONTEKS NKRI DAN NEGARA FEDERAL

DINAMIKA PENYELENGGARAAN NEGARA DALAM KONTEKS NKRI DAN NEGARA FEDERAL

Oleh:Aditya Ariesta REka Ayu SFebriansyah SuyindraFirman DarmawanM. Achsan Sholichul HabibRizka Putri Novita

A. Proses Penyelenggaraan Negara dalam Konteks Negara Kesatuan Republik Indonesia

1. Konsep Negara Kesatuan (Unitarisme)Menurut C.F. Strong dalam

bukunya yang berjudul A History of Modern Political Constitution, negara kesatuan adalah bentuk negara yang wewenang legislatif tertinggi dipusatkan dalam suatu badan legislatif nasional. Kekuasaan negara dipegang oleh pemerintah pusat.

Dalam negara kesatuan, hanya ada satu pemerintahan, satu kepala negara, satu badan legislatif yang berlaku bagi seluruh wilayah negara.

Hakikat negara kesatuan yang sesungguhnya adalah kedaulatan tidak terbagi-bagi baik ke luar maupun ke dalam dan kekuasaan pemerintah pusat tidak dibatasi.

Negara Kesatuan Mempunyai Dua SistemSentralisasiSemua hal diatur dan diurus oleh pemerintah pusat, sedangkan daerah menjalankan perintah-perintah dan peraturan-peraturan dari pemerintah pusat. Daerah tidak berwenang membuat peraturan-peraturan sendiri atau mengurus rumah tangganya sendiri.DesentralisasiDaerah diberi kekuasaan untuk mengatur rumah tangganya sendiri (otonomi). Untuk memenuhi aspirasi masyarakat daerah, terdapat parlemen daerah. Meskipun demikian, pemerintah pusat tetap memegang kekuasaan tertinggi.

2. Karakteristik Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)

Pembentukan negara kesatuan bertujuan untuk menyatukan seluruh wilayah nusantara agar menjadi negara yang besar dan kokoh dengan kekuasaan negara yang bersifat sentralistik.

• UUD 1945 Pasal 25A”Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah sebuah

negara kepulauan yang berciri nusantara dengan wilayah yang batas-batas dan hak-haknya ditetapkan dengan undang-undang.”

Kesatuan wilayah tersebut juga mencakup:1) kesatuan politik;2) kesatuan hukum;3) kesatuan sosial-budaya;4) kesatuan pertahanan dan keamanan

Perkembangan Sistem Pemerintahan Indonesia

Perkembangan sistem pemerintahan Indonesia dari tahun 1945 hingga sekarang adalah sebagai berikut :

1. Sistem Pemerintahan Periode 1945-1949

Lama periode : 18 Agustus 1945 – 27 Desember 1949 Bentuk Negara : Kesatuan Bentuk Pemerintahan : Republik Sistem Pemerintahan : Presidensial Konstitusi : UUD 1945

2. Sistem Pemerintahan Periode 1949-1950

Lama periode : 27 Desember 1949 – 15 Agustus 1950 Bentuk Negara : Serikat (Federasi) Bentuk Pemerintahan : Republik Sistem Pemerintahan : Parlementer Semu (Quasi Parlementer) Konstitusi : Konstitusi RIS

3. Sistem Pemerintahan Periode 1950-1959

Lama periode : 15 Agustus 1950 – 5 Juli 1959 Bentuk Negara : Kesatuan Bentuk Pemerintahan : Republik Sistem Pemerintahan : Parlementer Konstitusi : UUDS 1950

4. Sistem Pemerintahan Periode 1959-1966 (Orde Lama)

Lama periode : 5 Juli 1959 – 22 Februari 1966 Bentuk Negara : Kesatuan Bentuk Pemerintahan : Republik Sistem Pemerintahan : Presidensial Konstitusi : UUD 1945

5. Sistem Pemerintahan Periode 1966-1998 (Orde Baru)

Lama periode : 22 Februari 1966 – 21 Mei 1998 Bentuk Negara : Kesatuan Bentuk Pemerintahan : Republik Sistem Pemerintahan : Presidensial Konstitusi : UUD 1945

6. Sistem Pemerintahan Periode 1998 – sekarang

Lama periode : 21 Mei 1998 – sekarang Bentuk Negara : Kesatuan Bentuk Pemerintahan : Republik Sistem Pemerintahan : Presidensial

B. Proses Penyelenggaraan Negara dalam Konteks Federalisme1. Karakteristik Negara Federal

Negara federal/Federasi/Negara serikat adalah negara bersusunan jamak, terdiri atas beberapa negara-negara bagian yang masing-masingtidak berdaulat. Walau negara-negara bagian boleh memiliki konstitusi sendiri, kepala negara sendiri, parlemen sendiri, dan kabinet sendiri, namun yang berdaulat dalam negara federal adalah gabungan negara-negara bagian yang disebut negara federal.

Setiap negara bagian bebas melakukan tindakan ke dalam, asal tak bertentangan dengan konstitusi federal.

Tindakan ke luar (hubungan dengan negara lain) hanya dapat dilakukan pemerintah federal.

Pada Umumnya, Kekuasaan Yang Dilimpahkan Negara-negara Bagian Kepada Negara Federal

Meliputi:

• Hal-hal yang menyangkut kedudukan negara sebagai subjek hukum internasional. Contoh: masalah daerah, kewarganegaraan, perwakilan diplomatik• Hal-hal yang mutlak mengenai keselamatan negara, pertahanan dan keamanan

nasional, perang dan damai• Hal-hal tentang konstitusi dan organisasi pemerintah federal serta azas-azas pokok

hukum maupun organisasi peradilan selama dipandang perlu oleh pemerintah pusat.

Contoh: masalah uji material konstitusi negara bagian• Hal-hal tentang uang dan keuangan; biaya penyelenggaraan pemerintahan federal

(pajak, bea cukai, monopoli, mata uang [moneter])

• Hal-hal tentang kepentingan bersama antarnegara bagian.

Contoh: masalah pos, telekomunikasi, statistik

Perbedaan Negara Federal Dengan Negara Kesatuana) Dalam negara kesatuan, organisasi bagian-bagian

negara dalam garis-garis besarnya telah ditetapkan oleh pembentuk undang-undang pusat. Dalam negara federal, negara bagian memiliki wewenang membentuk konstitusi sendiri dan berwenang mengatur organisasi sendiri dalam rangka konstitusi federal.

b) Dalam negara kesatuan, wewenang pembentuk undang-undang yang lebih rendah (lokal) tergantung pada badan pembentuk undang-undang pusat. Pada negara federal, wewenang pembentuk undang-undang adalah pusat untuk mengatur hal-hal tertentu, telah diperinci satu persatu dalam konstitusi federal.

Federalisme di Indonesia

Federalisasi pernah diterapkan di Indonesia pada rentang 27 Desember 1949 – 15 Agustus 1950. Pada masa ini yang dijadikan konstitusi adalah Konstitusi Republik Indonesia Serikat Tahun 1949.

Berdasarkan konstitusi tersebut, bentuk negara Indonesia adalah Serikat atau Federasi dengan 15 negara bagian.

Bentuk pemerintahan yang berlaku pada periode ini adalah republik. Ciri republik diterapkan ketika berlangsungnya pemilihan Ir. Soekarno sebagai Presiden RIS dan Drs. Moh hatta sebagai Perdana Menteri.

Sistem Pemerintahan Yang Dianut Pada Periode Ini Adalah Sistem Parlementer Semu (Quasi Parlementer),

Dengan Karakteristik Sebagai Berikut:

1. Pengangkatan perdana menteri dilakukan oleh Presiden, bukan oleh parlemen sebagaimana lazimnya

2. Kekuasaan perdana menteri masih dicampurtangani oleh presiden. Seharusnya Presiden hanya sebagai kepala negara, sedangkan kepala pemerintahannya dipegang oleh Perdana Menteri

3. Pembentukan kabinet dilakukan oleh Presiden bukan Parlemen

4. Pertanggungjawaban kabinet adalah kepada DPR, namun harus melalui keputusan pemerintah

5. Parlemen tidak mempunyai hubungan erat dengan pemerintah sehingga DPR tidak punya pengaruh besar terhadap pemerintah. DPR tidak dapat menggunakan mosi tidak percaya kepada kabinet

6. Presiden RIS mempunyai kedudukan rangkap yaitu sebagai kepala negara dan kepala pemerintahan.