dimensi sosial wanita

21
KATA PENGANTAR Puji dan syukur kami panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga kami dapat menyusun makalah ini yang berjudul “Dimensi Sosial Wanita” dengan baik dan tepat pada waktunya Makalah ini dibuat dengan beberapa bantuan dari berbagai pihak untuk membantu menyelesaikan tantangan dan hambatan selama mengerjakan makalah ini. Oleh karena itu, kami mengucapkan terimkasih yang sebesar- besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini. Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada makalah ini. Oleh karena itu, kami mengundang pembaca untuk memberikan saran serta kritik yang dapat membangun kami. Kritik konstruktif dari pembaca sangat kami harapkan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya. Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita sekalian. Sebelum dan sesudahnya kami mengucapkan mohon maaf apabila terdapat kata-kata yang kurang berkenan dihati pembaca. i

description

dimensi sosial wanita

Transcript of dimensi sosial wanita

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga kami dapat menyusun makalah ini yang berjudul Dimensi Sosial Wanita dengan baik dan tepat pada waktunyaMakalah ini dibuat dengan beberapa bantuan dari berbagai pihak untuk membantu menyelesaikan tantangan dan hambatan selama mengerjakan makalah ini. Oleh karena itu, kami mengucapkan terimkasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada makalah ini. Oleh karena itu, kami mengundang pembaca untuk memberikan saran serta kritik yang dapat membangun kami. Kritik konstruktif dari pembaca sangat kami harapkan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya.Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita sekalian. Sebelum dan sesudahnya kami mengucapkan mohon maaf apabila terdapat kata-kata yang kurang berkenan dihati pembaca.Cimahi, 09 Maret 2015

penulis

DAFTAR ISI

KATA PENGANTARiDAFTAR ISIiiDAFTAR PUSTAKAiiiBAB I PENDAHULUAN41.1Latar Belakang41.2Rumusan Masalah51.3Tujuan Penulisan51.4Manfaat Penulisan5BAB II PEMBAHASAN62.1Status Sosial Perempuan62.2Nilai Wanita82.3Peran Perempuan9BAB III PENUTUP143.1Kesimpulan143.2Saran14

DAFTAR PUSTAKA

www.menegpp.go.id/index.php?...wanita...kesehatan-reproduksihttp://re-searchengines.com/agungharsiwi6-04-2.htmlhttp://www.smallcrab.com/seksualitas/668-bahaya-reproduksi-di-tempat-kerja

Widyastuti,Yuni dkk.2009.Kesehatan Reproduksi.Yogyakarta : FitramayaLenteraimpian.wordpress.com/.../permasalahan-kesehatan-wanita-dalam-dimensi-sosial-dan-upaya-mengatasinya/

ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Secara biologis wanita dan pria memang tidak sama, akan tetapi sebagai makhluk jasmani dan rohani yang diperlengkapi dengan akan budi dan kehendak merdeka, kedua macam insan itu mempunyai persamaan yang hakiki. Keduanya adalah pribadi yang mempunyai hak sama untuk berkembang. Namun dalam kenyataannya, baik di negara maju maupun di negara berkembang, wanita dianggap sebagai warga negara kelas dua II, yang selalu mengalami kesulitan untuk dapat menikmati hak yang dimilikinya.Pada periode Wanita Pasif, kehidupan wanita berputar disekitar kehidupan rumah tangga. Tujuan wanita seakan-akan hanyalah untuk menikah dan membangun rumah tangga, oleh karena itu anak gadis tidak sempat memiliki cita-cita. Mereka tidak mengenal masa remaja, karena sesudah berusia sekitar dua belas tahun mereka telah berumah tangga. Calon suami ditentukan oleh orang tuanya, terutama oleh ayahnya (Marshall, 1983; Kartini, 1979). Sesudah menikah hampir seluruh kehidupannya disibukkan oleh pekerjaan rumah tangga.

1.2 Rumusan MasalahAdapun rumusan masalah pada makalah ini adalah:1. Apa status sosial wanita?2. Apa nilai wanita?3. Apa peranan wanita?4. Apa Permasalahan dalam dimensi sosial

1.3 Tujuan PenulisanAdapun tujuan penulisan dalam makalah ini adalah:1. Untuk mengetahui status sosial wanita.2. Untuk mengetahui nilai wanita.3. Untuk mengetahui peranan wanita.4. Untuk mengetahui Permasalahan dalam dimensi sosial

1.4 Manfaat PenulisanAdapun manfaat dalam penulisan makalah ini adalah:1. Memberikan Informasi tentang status sosial wanita.2. Memberikan Informasi tentang nilai wanita3. Memberikan Informasi tentang peranan wanita4. Memberikan Informasi tentang Permasalahan dalam dimensi sosial.

4

BAB II PEMBAHASAN 2.1 Status Sosial PerempuanStatus adalah kedudukan seseorang di dalam keluarga dan masyarakat. Jadi status social wanita adalah kedudukan seorang wanita yang akan mempengaruhi bagaimana seseorang wanita diperlakukan, bagaimana dia dihargai dan kegiatan apa yang boleh dilakukan.Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2001 status adalah keadaan atau kedudukan orang/badan dan sebagainya dalam hubungannya dengan masyarakat. Status social wanita berarti kedudukan wanita dalam masyarakat.Status sosial adalah kedudukan seseorang di dalam keluarga dan masyarakat. Menurut Sukanto Soerjono (1990), status sosial atau kedudukan sosial adalah tempat seseorang secara umum dalam masyarakat sehubungan dengan orang lain, yang bisa diartikan sebagai lingkungan pergaulan, prestise, serta hak hak dan kewajiban kewajibanya.Status sosial akan memengaruhi perlakuan terhadap seseorang, penghargaan terhadap seseorang, dan tindakan yang boleh dilakukan seseorang.

Faktor faktor yang mempengaruhi status perempuan antara lain adalah sebagai berikut.a. Rendahnya Kedudukan Perempuan Dalam Keluarga Dan Masyarakat.Perempuan sering di nomor duakan dalam kehidupan terutama budaya yang menganut paham patriaki dimana seorang laki laki diangap berkuasadalam rumah tangga, sehingga tidak jarang perempuan dalam mengambil keputusan keputusan pentig, bahkan untuk dirinya sendiri, lebih diserahkan kepada laki laki (suami), bapak, dan keluarga.b. Kemiskinan.Rendahnya kedudukan perempuan dalam keluarga ditambah tingginya angka kemiskinan dapat berpengaruh buruk terhadap status perempua antara lain perempuan sering terpaksa menikah di usia muda, karena orang tua mendorong wanita untuk cepat menikah agar terlepas dari beban ekonomi, dalam hal pemenuhan nutrisi sehari hari perempuan sering tidak mendapatkan makanan yang cukup atau makanan yang bergizi karena lebih mengutamakan bapak, suami, atau saydara laki laki daripada dirinya sendiri.c. Rendahnya Tingkat Pendidikan Perempuan Dari Pada Pria.Kemiskinan memengaruhi kesempatan untuk mendapatkan pendidikan. Kesempatan untuk sekolah tidak sama untuk semua tetapi bergantung dari kemampuan yang membiayai. Dalam situasi kesulitan biaya, biasanya anak laki laki lebih di utamakan karena laki laki dianggap sebagai pencari nafkah utama dalam keluarga. Keluarga kurang mendukung perkembangan karir [erempuan, pandangan masyarakat mengenai perempuan yang berpendidikan tinggi tidak terlepas dari nilai positif yang telah dibawa peradapan Islam, secara objeti harus kita akui bahwa dibanyak belahan dunia, devaluasi nilai terhadap perempuan telah dan masih berlangsung hingga saat ini. Kelahiran seorang bayi laki laki dipeneuhi oleh kebahagiaan dan sorak sorai, anmun kelahiran bayi perempuan disambut oleh kesunyian.d. Perlindungan Hukum, Hak Dan Kewajiban Wanita Serta Peran Ganda Wanita Sebagai Ibu Rumah Tangga Dan Pencari Nafkah.Di masyarakat seorang wanita tidak boleh memiliki / mewarisi hak milik atau mencari penghasilan. Bila wanita dicerai maka dia tidak boleh merawat anaknya lagi atau hak miliknya.Meskipun wanita punya hak secara hukum tetapi tradisi tidak akan mengijinkan untuk mengkontrol hidupnya sendiri. Selain itu karena ekonomi keluarga yang kurang baik, meningkatkan wanita untuk berperan ganda sebagai ibu rumah tangga dan pencari nafkah.

Gambaran ilistrasi peradaban ilustrasi di atas menyiratkan bagi kita, bahwa nilai perempuan masih sangat rendah dibandingkan laki laki. Dalam banyak masyarakat patrinileal, anak laki laki mempunyai nilai yang sangat tinggi karena ia akan memberikan kontribusi dalam keberlangsungan garis silsilah. Meskipun terjadi juga sedikit masyarakat yang lebih mengutamakan anak perempuan, namun yang lebih dominan adalah mengutamakan anak laki laki.

2.2 Nilai Wanita

Menurut kamus besar bahasa Indonesia 2001, nilai berarti harga, mutu, kadar, sifat-sifat yang penting yang berguna bagi kemanusiaan. Sejak zaman dulu perempuan sering diberlakukan nista diseluruh penjuru dunia dalam sejarah. Perempuan dianggap sebagai setengah manusia, mahluk pelengkap, konco wingking dan sejenisnya dimana hak dan kewajiban, terlebih lagi peradabannya diatur dan ditentukan oleh laki-laki. Pada peradaban Nasrani Kuno abad ke-5 M, merelka menyatakan bahwa perempuan tidak memiliki ruh suci. Pada abad ke-6 masehi perempuan tercipta hanya untuk melayani laki-laki semata-mata. Di zaman peradaban Zunani Kuna pada kalangan kerajaan, mereka menempatkan perempuan sebagai mahluk yang terkurung dalam istana. Kalangan dibawahnya menjadikan perempuan bebas diperdagangkan. Saat perempuan sudah menikah, suami berhak melakukan apa saja terhadap istrinya. Pada peradaban Romawi perempuan kedudukannya dibawah kekuasaan sang ayah, dimana setelah menikah berpihak kepada suami. Kekuasaan yang dimiliki sangat mutlak, sehingga berhak menjual, mengusir, menganiaya bahkan sampai membunuh. Pada abad ke-7 masehi, perempuan sering menjadi barang sesajen bagi para dewa oleh masyarakat Hindu Kuno. Hak hidup bagi perempuan yang bersuami tergantung hidup mati suaminya. Jika suaminya meninggal, maka istri harus dibakar hidup-hidup bersama mayat suaminya dibakar. Gambaran ilustrasi peradaban diatas menyiratkan bagi kita, nilai perempuan yang sangat rendah dibanding laki-laki. Pada zaman sekarang nilai wanita juga masih dianggap rendah, tidak setinggi nilai laki-laki dalam kehidupan berkeluarga dan bermasyarakat. Dalam keluarga anak lebih takut atau lebih patuh pada ayah disbanding pada ibu. Dikehidupan masyarakat, laki-laki lebih diutamakan daripada perempuan.

2.3 Peran PerempuanPeran perempuan adalah serangkaian tingkah laku yang diharapkan sesuai dengan posisi sosial yang dimiliki perempuan sehubungan dengan kedudukanya di masyarakat. Peran menerangkan pada apa yang harus dilakukan perempuan dalam suatu situasi tertentu agar dapat memenuhi harapan mereka sendiri dan orang lain. Menurut soekarto soejono (1990), peran (role) merupakan dinamis kedudukan (status). Apabila seseorang melakukan hak dan kewajiban sesuai dengan kedudukanya maka dia menjalankan suatu peranya. Berikut adalah beberapa peran perempuan dilihat dari sisi gender.1. Peran produktif adalah pern yang dilakukan seorang perempuan mengangkut pekerjaan yang mnghasilkan barang dan jasa, baik untuk dikonsumsi maupun untuk diperdagangkan. Peran ini sering pula disebut denga peran disktor public.2. Peran repoduktif adalah peran yang dikerjakan oleh seseorang perempuan untuk kegiatan yang berkaitan dengan pemeliharaan sumber daya manusia dan pekerjaan urusan rumah tangga, seperti mengasuh anak , memasak, mencuci pakaian, dan alat - alat rumah tangga, menyetrika, mepersihkan rumah dll. Dan peran reproduktif ini disebut juga peran di sektor domestic.3. Peran sosial adalah peran yang dilaksanakan seseorang perempuan untuk berpartisipasi di dalam kegiatan kemasyarakatan seperti gotong royong dalam menyelesikan beragam pekerjaan yang menyangkut kepentingan bersama.

2.2.1 Peran Perempuan Berkaitan Dengan Kedudukannya Dalam Keluarga1. Perempuan Sebagai Istri (pendamping suami)Seorang perempuan merupakan bagian yang tak terpisahkan dari satu keluarga, berstatus sebagai seorang pendamping suami, serta mempunyai peran yang sangat penting dalam kehidupan keluarga. Keberhasilan seseorang karirnya (pangkat dan jabatan) banyak sekali di dukung oleh motivasi, cinta kasih, dan doa seorang istri.Oleh karena itu, dalam perannya sebagai seorang istri, banyak sekali yang harus dilakukan untuk suami, diantaranya sebagai berikut.a. Berbagi rasa suka dan duka serta memahami panggilan tugas, fungsi, dan kedudukan suami.b. Memosisikan sebagai istri sekaligus ibu, teman, dan kekasih bagi suami. Suami adalah manusia biasa yang sekali waktu perlu dimanja, butuh perhatian atau kasih sayang, butuh tempat berlindung dan mengadukan atas kesulitan atau masalah yang dialaminya.c. Menjadi teman diskusi dan penasihat yang bijaksana.

2. Ibu sebagai orang tua pendidik anakPeran ibu terhadap anak-anaknya dirumah sebagai pendidik dan pengayom pertama sebelum masuk pendidikan formal, yang sangat berarti dalam perkembangan dan pertumbuhan segala potensi anak. Anak-anak dalam sebuah keluarga merupakan amanat dan rahmat dari Tuhan, generasi penerus serta pelestari norma yang berlaku dalam keluarga dan masyarakat. Oleh karenanya, keluarga sebagai lingkungan yang pertama dan utama bagi anak seharusnya mampu menjadi peletak dasar dalam pembentukan karakter yang baik sebagai landasan pengembangan kepribadian anak yang akan membentuk karakter bangsa di kemudia hari. Peran ibu bagi anak-anaknya antara lain adalah sebagai berikut.a. Membina keluarga sejahtera sebagai wahana penanaman nilai agama, etika, dan moral serta nilai-nilai luhur bangsa, sehingga memiliki integritas dan etos kemandirian yang tangguh. b. Memperhatikan kebutuhan anak (perhatian, kasih sayang, penerimaan, perawatan, dll)c. Bersikap bijaksana dengan meniptakan dan memelihara kebahagiaan, kedamaian, dan kesejahteraan yang berkualitas dalam keluarga serta pemahaman atas potensi serta keterbatasan anak.d. Melaksanakan peran pendamping tehadap anak, baik dalam belajar, bermain, dan bergaul, serta menegakkan disiplin dalam rumah, membina kepatuhan dan ketaatan pad aaturan keluarga.e. Mencurahkan kasih sayang namun tidak memanjakan, melaksanakan kondisi yang ketat dan tegas, namun bukan tidak percaya atau mengekang anggota keluarga.f. Berperan sebagai kawan terhadap anak-anaknya, sehingga dapat membantu mencari jalan keluar dari kesulitan yang dialami anak-anaknya.a. Memotivasi anak dan mendorong untuk meraih prestasi yang setinggi-tingginya.

3. Ibu sebagai pengatur rumah tangga.Seorang istri merupakan kepala di dalam rumah tangga suaminya. Dalam perannya sebagai kepala rumah tangga terkandung fungsi pengelolaan atau manajemen. Peran yang utama adalah mengatur dan merencanakan kebutuhan rumah tangga, hidup sederhana, tidak kikir, dan berorientasi kemasa depan. Perempuan harus mampu menjaga, memelihara, mengatur rumah tangga, serta menciptakan ketenangan keluarga. Istri mengatur ekonomi keluarga, memenuhi kebutuhan berdasarkan skala prioritas, memelihara kesehatan keluarga, menyiapkan makanan bergizi tiap hari, menumbuhkan rasa memiliki dan bertanggung jawab terhadap sanitasi rumah tangga juga menciptakan pola hidup sehat jasmani, rohani, dan sosial.

4. Sebagai partner seksTujuan berumah tangga adalah meneruskan keturunan dengan itu hubungan intim pasangan suami-istri sudah menjadi satu kesatuan, jadi terdapatnya hubungan heteroseksual yang memuaskan tanpa disfungsi (gangguan-gangguan fungsi) seks. Ada relasi seksual yang tidak berlebih-lebihan, tidak hiperseksual dan tidak kurang, maka kehidupan seks yang mapan terutama disebabkan oleh kehidupan psikis yang stabil, imbang tanpa konflik-konflik batin yang serius. Ada kesedihan untuk memahami partnernya serta rela berkorban.

2.2.2 Peran Perempuan Berkaitan Dengan Kedudukannya Dalam Masyarakat

Peran wanita di masyarakat adalah segala kegiatan atau aktivitas yang dilakukan wanita diluar lingkungan rumah tangga.Tujuan agar wanita dapat ikut berperan aktif dalam pembangunan nasional dan ikut serta dalam mencerdaskan kehidupan bangsa dengan kemampuan yang dimilkinya.Peran wanita dalam pembangunan dimana wanita ikut serta mensukseskan program nasional bidang :a) Program Keluarga Berencanab) Peningkatan Kesehatan Masyarakatc) Pendidikan kaum ibu dan kesejahteraan keluarga.

2.2.3 Peran Wanita Dalam Organisasi ProfesiSelain berperan di keluarga dan masyarakat sudah banyak wanita-wanita yang berperan dalam organisasi profesi seperti pemberdayaan perempuan (KOMNAS PEREMPUAN) dan organisasi-organisasi yang bergerak di bidang wanita yang tujuannya untuk memperjuangkan hak-hak kaum wanita.Sebagai makhluk sosial, seorang ibu merupakan bagaian integral dari masyarakat (society), perempuan berpartisipasi aktif dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara, tidak menjadi objek pembangunan yang sangat merugikan dirinya, menjadi pelengkap penderita pembangunan. Untuk menciptakan kehidupan yang kondusif, para ibu harus memiliki jiwa kepemimpinan dan ilmu pengetahuan (leadership and knowledge) yang mapan dan keteladanan yang patut diikuti. Seorang perempuan harus berperan aktif dalam pembangunan di berbagai bidang seperti pendidikan, kesehatan, politik ekonomi, sosial, budaya untuk kemajuan bangsa dan negara.

BAB III PENUTUP

3.1 KesimpulanDari pembahasan di atas dapat kita ketahui bahwa dalam kehidupan sekarang ini wanita masih dianggap lebih rendah daripada kaum laki-laki baik dari segi status sosial, nilai, maupun perannya dalam kehidupan.

3.2 SaranUntuk mengantisipasi meningkatnya masalah-masalah wanita dalam dimensi sdsial diharapkan pada pembaca khususnya mahasiswa kebidanan dapat meningkatkan citra wanita dalam segala aspek kehidupan.