DIM RUU Perawat-Bidan Bahan Rpt 11 Juli 2013

76
Hasil Avara 20 Juni 2013 DAFTAR INVENTARISASI MASALAH (DIM) PEMERINTAH ATAS RANCANGAN UNDANG UNDANG TENTANG KEPERAWATAN NO. RUU KEPERAWATAN USULAN DPR RI TANGGAPAN PEMERINTAH USULAN PERUBAHAN 1 2 3 4 1. RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR ... TAHUN ... TENTANG KEPERAWATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Pemerintah mengusulkan perubahan judul Undang- Undang menjadi Keperawatan dan Kebidanan, karena perawat dan bidan berada dalam satu rumpun keilmuan keperawatan, maka diusulkan untuk digabung dalam satu UU, sebagaimana UU Praktik Kedokteran yang menggabungkan dokter dan dokter gigi. RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR ... TAHUN ... TENTANG KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA 2. Menimbang: a. bahwa untuk memajukan kesejahteraan umum sebagai salah satu tujuan nasional sebagaimana tercantum dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 perlu diselenggarakan pembangunan kesehatan; TETAP Menimbang: a. bahwa untuk memajukan kesejahteraan umum sebagai salah satu tujuan nasional sebagaimana tercantum dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 perlu diselenggarakan pembangunan kesehatan; 3. b. bahwa penyelenggaraan pembangunan kesehatan diwujudkan melalui penyelenggaraan pelayanan kesehatan termasuk pelayanan keperawatan; Pemerintah mengusulkan penambahan kata “dan kebidanan” pada kalimat menimbang, menyesuaikan dengan usulan pada DIM nomor 1. b. bahwa penyelenggaraan pembangunan kesehatan diwujudkan melalui penyelenggaraan pelayanan kesehatan termasuk pelayanan keperawatan dan kebidanan; 4. c. bahwa penyelenggaraan pelayanan keperawatan harus dilakukan secara bertanggung jawab, akuntabel, bermutu, aman, dan terjangkau oleh perawat yang memiliki etik dan moral tinggi, sertifikat, registrasi, dan Pemerintah mengusulkan: kata sertifikat, registrasi dan lisensi dihilangkan karena sudah tercakup dalam kata- kata bertanggung jawab, akuntabel dan bermutu. Penambahan kata kompetensi c. bahwa penyelenggaraan pelayanan keperawatan dan kebidanan harus dilakukan secara bertanggung jawab, akuntabel, bermutu, aman, dan terjangkau oleh perawat dan bidan 1

description

DIM RUU Perawat-Bidan Bahan Rpt 11 Juli 2013

Transcript of DIM RUU Perawat-Bidan Bahan Rpt 11 Juli 2013

Page 1: DIM RUU Perawat-Bidan Bahan Rpt 11 Juli 2013

Hasil Avara 20 Juni 2013DAFTAR INVENTARISASI MASALAH (DIM) PEMERINTAH ATAS

RANCANGAN UNDANG UNDANG TENTANG KEPERAWATAN

NO. RUU KEPERAWATAN USULAN DPR RITANGGAPAN PEMERINTAH

USULAN PERUBAHAN

1 2 3 41. RANCANGAN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIANOMOR ... TAHUN ...

TENTANGKEPERAWATAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESAPRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

Pemerintah mengusulkan perubahan judul Undang-Undang menjadi Keperawatan dan Kebidanan, karena perawat dan bidan berada dalam satu rumpun keilmuan keperawatan, maka diusulkan untuk digabung dalam satu UU, sebagaimana UU Praktik Kedokteran yang menggabungkan dokter dan dokter gigi.

RANCANGANUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA

NOMOR ... TAHUN ...TENTANG

KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

2. Menimbang:a. bahwa untuk memajukan kesejahteraan umum

sebagai salah satu tujuan nasional sebagaimana tercantum dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 perlu diselenggarakan pembangunan kesehatan;

TETAP Menimbang:a. bahwa untuk memajukan kesejahteraan

umum sebagai salah satu tujuan nasional sebagaimana tercantum dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 perlu diselenggarakan pembangunan kesehatan;

3. b. bahwa penyelenggaraan pembangunan kesehatan diwujudkan melalui penyelenggaraan pelayanan kesehatan termasuk pelayanan keperawatan;

Pemerintah mengusulkan penambahan kata “dan kebidanan” pada kalimat menimbang, menyesuaikan dengan usulan pada DIM nomor 1.

b. bahwa penyelenggaraan pembangunan kesehatan diwujudkan melalui penyelenggaraan pelayanan kesehatan termasuk pelayanan keperawatan dan kebidanan;

4. c. bahwa penyelenggaraan pelayanan keperawatan harus dilakukan secara bertanggung jawab, akuntabel, bermutu, aman, dan terjangkau oleh perawat yang memiliki etik dan moral tinggi, sertifikat, registrasi, dan lisensi;

Pemerintah mengusulkan: kata sertifikat, registrasi dan lisensi dihilangkan karena

sudah tercakup dalam kata-kata bertanggung jawab, akuntabel dan bermutu.

Penambahan kata kompetensi

c. bahwa penyelenggaraan pelayanan keperawatan dan kebidanan harus dilakukan secara bertanggung jawab, akuntabel, bermutu, aman, dan terjangkau oleh perawat dan bidan yang memiliki kompetensi, kewenangan, etik dan moral tinggi;

5. d. bahwa pengaturan mengenai keperawatan masih tersebar di berbagai peraturan perundang-

Poin ini tidak perlu masuk dalam konsideran menimbang DIHAPUS

1

Page 2: DIM RUU Perawat-Bidan Bahan Rpt 11 Juli 2013

Hasil Avara 20 Juni 2013

NO. RUU KEPERAWATAN USULAN DPR RITANGGAPAN PEMERINTAH

USULAN PERUBAHAN

1 2 3 4undangan yang belum memberikan perlindungan dan kepastian hukum kepada perawat serta masyarakat;

6. e. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, huruf c, dan huruf d, perlu membentuk Undang-undang tentang Keperawatan;

Poin menyesuaikan dengan sistematika penulisan sebelumnya.

d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu membentuk Undang-undang tentang Keperawatan;

7. Mengingat:Pasal 20, Pasal 21, dan Pasal 28C Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;

TETAP Mengingat:Pasal 20, Pasal 21, dan Pasal 28C Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;

8. Dengan Persetujuan BersamaDEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK

INDONESIAdan

PRESIDEN REPBLIK INDONESIAMEMUTUSKAN:

TETAP Dengan Persetujuan BersamaDEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK

INDONESIAdan

PRESIDEN REPBLIK INDONESIAMEMUTUSKAN:

9. Menetapkan: UNDANG-UNDANG TENTANG KEPERAWATAN

Menyesuaikan dengan DIM nomor 1 Menetapkan: UNDANG-UNDANG TENTANG KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN.

10. BAB IKETENTUAN UMUM

TETAP BAB IKETENTUAN UMUM

11. Pasal 1Dalam Undang-Undang ini yang dimaksud dengan:

TETAP Pasal 1Dalam Undang-Undang ini yang dimaksud

dengan:

12. 1. Keperawatan adalah segala aspek yang berkaitan dengan Perawat.

Pemerintah mengusulkan perubahan definisi keperawatan berdasarkan definisi-definisi berikut: keperawatan adalah diagnosis dan terapi respon manusia

terhadap masalah-masalah kesehatan yang sifatnya actual atau potensial (American Nurses Association) ditulis tulisan asli bahasa inggrisnya

Nursing encompasses autonomus and collaborative care of individuals of all ages, families, groups, and communities, sick or well and in all settings. Nursing

PAK, Kamis, 20 Juni 2013Dihapus

Catatan:Keperawatan dan kebidanan tidak didefinisikan, substansinya akan masuk ke dalam pasal-pasal.

2

Page 3: DIM RUU Perawat-Bidan Bahan Rpt 11 Juli 2013

Hasil Avara 20 Juni 2013

NO. RUU KEPERAWATAN USULAN DPR RITANGGAPAN PEMERINTAH

USULAN PERUBAHAN

1 2 3 4includes the promotion of health, and the care of ill, disables, and dying people (International Council of Nursing)

13. 1. Perawat adalah seseorang yang telah lulus pendidikan keperawatan baik di dalam dan di luar negeri yang diakui oleh Pemerintah sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

TETAP PAK, Kamis, 20 Juni 2013Tetap.

14. Pemerintah mengusulkan penambahan satu definisi tentang bidan

PAK, Kamis, 20 Juni 20132. Bidan adalah seseorang yang telah lulus

dari pendidikan kebidanan baik di dalam dan di luar negeri yang diakui oleh Pemerintah sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

15. 3. Ners adalah gelar yang diperoleh setelah lulus pendidikan profesi Perawat.

Dihapus karena tidak termasuk pembahasan di dalam batang tubuh

PAK, Kamis, 20 Juni 2013Dihapus.

16. 4. Pelayanan Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan profesional yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan, didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat baik sehat maupun sakit yang mencakup seluruh proses kehidupan manusia.

Pemerintah mengusulkan perubahan pengertian pelayanan keperawatan sesuai dengan naskah akademik keperawatan Indonesia tahun 2011 yaitu pelayanan keperawatan berupa bantuan yang diberikan karena adanya kelemahan fisik dan mental, keterbatasan pengetahuan, serta kurangnya kemauan menuju kepada kemampuan melaksanakan kegiatan sehari-hari secara mandiri dengan lingkup pelayanan keperawatan meliputi pelaksanaan asuhan keperawatan mencakup upaya promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif, termasuk pemberdayaan masyarakat, serta tindakan komplementer.

PAK, Kamis, 20 Juni 2013Dipertimbangkan untuk dihapus.

17. 5. Praktik Keperawatan adalah wujud nyata dari Pelayanan Keperawatan yang diselenggarakan oleh Perawat dalam bentuk asuhan keperawatan.

Perbaikan redaksional PAK, Kamis, 20 Juni 20135. Praktik Keperawatan adalah pelayanan

yang diselenggarakan oleh Perawat dalam bentuk asuhan keperawatan.

18. Pemerintah mengusulkan penambahan ketentuan umum praktik kebidanan.

PAK, Kamis, 20 Juni 20136. Praktik Kebidanan adalah pelayanan yang

diselenggarakan oleh bidan dalam bentuk asuhan kebidanan.

3

Page 4: DIM RUU Perawat-Bidan Bahan Rpt 11 Juli 2013

Hasil Avara 20 Juni 2013

NO. RUU KEPERAWATAN USULAN DPR RITANGGAPAN PEMERINTAH

USULAN PERUBAHAN

1 2 3 4

19. 6. Asuhan Keperawatan adalah rangkaian tindakan keperawatan berdasarkan ilmu dan kiat keperawatan yang ditujukan kepada individu, keluarga dan masyarakat dalam upaya tercapainya kemandirian untuk merawat dirinya.

Pemerintah mengusulkan perubahan redaksi definisi asuhan keperawatan. Pelaksanaan asuhan keperawatan menggunakan pendekatan proses keperawatan sebagai ciri penyelesaian masalah secara ilmiah serta pelayanan professional.

7. Asuhan keperawatan adalah rangkaian pelayanan keperawatan yang didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan yang meliputi pengkajian, penetapan diagnosa keperawatan, perencanaan, implementasi, dan evaluasi keperawatan ditujukan pada klien.

PAK, Kamis, 20 Juni 2013Asuhan keperawatan adalah rangkaian pelayanan yang didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan yang meliputi pengkajian, penetapan diagnosa keperawatan, perencanaan, implementasi, dan evaluasi keperawatan ditujukan pada klien.

Kesimpulan:Pending untuk masalah pelayanan, praktik dan asuhan menunggu bahasan dari keilmuannya

20. Pemerintah mengusulkan penambahan ketentuan umum Asuhan Kebidanan.

8. Asuhan kebidanan adalah rangkaian pelayanan kebidanan yang didasarkan pada ilmu dan kiat kebidanan sesuai dengan wewenang dan ruang lingkup praktiknya mulai dari pengkajian, perumusan diagnosa dan/atau masalah kebidanan, perencanaan, implementasi, evaluasi dan pencatatan asuhan kebidanan.

PAK, Kamis, 20 Juni 2013Pending untuk masalah pelayanan, praktik dan asuhan menunggu bahasan dari

4

Page 5: DIM RUU Perawat-Bidan Bahan Rpt 11 Juli 2013

Hasil Avara 20 Juni 2013

NO. RUU KEPERAWATAN USULAN DPR RITANGGAPAN PEMERINTAH

USULAN PERUBAHAN

1 2 3 4keilmuannya.

21. 7. Uji Kompetensi Perawat adalah suatu proses untuk mengukur pengetahuan, keterampilan, dan sikap perawat sesuai dengan standar profesi.

Penyesuaian redaksional, menyesuaikan dengan DIM nomor 1

PAK, Kamis, 20 Juni 20139. Uji Kompetensi adalah suatu proses untuk

mengukur pengetahuan, keterampilan, dan sikap perawat dan bidan sesuai dengan standar profesi.

22. Pemerintah mengusulkan penambahan ketentuan umum tentang kompetensi. Pengertian kompetensi diambil dari standar kompetensi PPNI tahun 2011.

PAK, Kamis, 20 Juni 201310. Kompetensi adalah kemampuan

seseorang yang dapat terobservasi mencakup pengetahuan, keterampilan, dan sikap dalam menyelesaikan suatu pekerjaan atau tugas dengan standar kinerja yang ditetapkan.

23. 8. Sertifikat Uji Kompetensi adalah surat tanda pengakuan terhadap kompetensi Perawat yang telah lulus Uji Kompetensi untuk menjalankan Praktik Keperawatan.

Penyesuaian dan perbaikan redaksional.Perbaikan redaksi “Sertifikat Uji Kompetensi” menjadi “Sertifikat Kompetensi” karena Sertifikat kompetensi menyatakan kompetensi, uji kompetensi merupakan metodenya.

PAK, Kamis, 20 Juni 201311. Sertifikat Kompetensi adalah

pengakuan terhadap kompetensi Perawat dan Bidan untuk menjalankan Praktik Keperawatan dan Praktik Kebidanan.

24. Usul rumusan baru PAK, Kamis, 20 Juni 201312. Sertifikat Profesi adalah pengakuan

untuk melakukan praktik profesi yang diperoleh lulusan pendidikan profesi yang diselenggarakan oleh Perguruan Tinggi bekerja sama dengan Kementerian yang menyelenggarakan urusan pemerintah di bidang kesehatan, Kementerian yang menyelenggarakan urusan pemerintah di bidang pendidikan, badan lain, dan/atau organisasi profesi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

25. 9. Registrasi Perawat adalah pencatatan resmi terhadap Perawat yang telah memiliki sertifikat

Penyesuaian dan perbaikan redaksional PAK, Kamis, 20 Juni 201313. Registrasi adalah pencatatan resmi

5

Page 6: DIM RUU Perawat-Bidan Bahan Rpt 11 Juli 2013

Hasil Avara 20 Juni 2013

NO. RUU KEPERAWATAN USULAN DPR RITANGGAPAN PEMERINTAH

USULAN PERUBAHAN

1 2 3 4kompetensi keperawatan dan telah mempunyai kualifikasi tertentu lainnya serta diakui secara hukum untuk menjalankan praktik dan/atau pekerjaan profesi Perawat.

terhadap Perawat dan Bidan yang telah memiliki sertifikat kompetensi atau sertifikat profesi keperawatan dan kebidanan serta diakui secara hukum untuk menjalankan praktik dan/atau pekerjaan profesi Perawat dan Bidan.

26. 10. Surat Tanda Registrasi yang selanjutnya disingkat STR adalah bukti tertulis yang diberikan oleh Konsil Keperawatan Indonesia kepada Perawat yang telah diregistrasi.

Penyesuaian redaksional PAK, Kamis, 20 Juni 201314. Surat Tanda Registrasi yang

selanjutnya disingkat STR adalah bukti tertulis yang diberikan oleh Konsil Keperawatan dan Kebidanan Indonesia kepada Perawat dan Bidan yang telah memiliki sertifikat kompetensi.

27. 11. Surat Ijin Praktik Perawat yang selanjutnya disingkat SIPP adalah bukti tertulis yang dikeluarkan oleh pemerintah kabupaten/kota kepada Perawat yang telah memenuhi persyaratan.

Perbaikan redaksional.Pemerintah mengusulkan perubahan definisi Surat Izin Praktik sesuai PMK No 17 tahun 2012 yaitu Surat Izin Praktik Perawat yang selanjutnya disingkat SIPP adalah bukti tertulis pemberian kewenangan untuk menjalankan praktik keperawatan di fasilitas pelayanan kesehatan berupa praktik mandiri.

PAK, Kamis, 20 Juni 201315. Surat Izin Praktik yang selanjutnya

disingkat SIPP bagi perawat dan SIPB bagi bidan adalah bukti tertulis pemberian kewenangan untuk menjalankan praktik dan/atau pekerjaan profesi keperawatan atau kebidanan.

28. 12. Fasilitas Pelayanan Kesehatan adalah alat dan/atau tempat yang digunakan untuk menyelenggarakan pelayanan kesehatan baik promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif yang pelayanannya dilakukan oleh pemerintah daerah dan/atau masyarakat.

Tetap PAK, Kamis, 20 Juni 201316. Tetap

29. 13. Perawat Asing adalah Perawat yang bukan berstatus Warga Negara Indonesia (WNI).

PAK, Kamis, 20 Juni 2013Dihapus

30. 14. Klien adalah perorangan, keluarga, kelompok, dan masyarakat.

Perbaikan redaksional. PAK, Kamis, 20 Juni 201317. Klien adalah perorangan, keluarga,

kelompok dan masyarakat pemakai jasa pelayanan.

31. 15. Organisasi Profesi Perawat adalah wadah yang menghimpun Perawat secara nasional dan

Penyesuaian redaksional PAK, Kamis, 20 Juni 201318. Organisasi Profesi adalah wadah yang

6

Page 7: DIM RUU Perawat-Bidan Bahan Rpt 11 Juli 2013

Hasil Avara 20 Juni 2013

NO. RUU KEPERAWATAN USULAN DPR RITANGGAPAN PEMERINTAH

USULAN PERUBAHAN

1 2 3 4berbadan hukum seusai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

menghimpun Perawat atau Bidan secara nasional dan berbadan hukum sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

32. 16. Kolegium Keperawatan adalah badan yang dibentuk oleh Organisasi Profesi Perawat untuk masing-masing cabang disiplin ilmu keperawatan yang bertugas mengampu cabang displin ilmu tersebut.

PAK, Kamis, 20 Juni 2013Dihapus

33. 17. Konsil Keperawatan Indonesia adalah suatu badan otonom, mandiri, nonstruktural, bersifat independen.

Penyesuaian redaksional PAK, Kamis, 20 Juni 201319. Konsil Keperawatan dan Kebidanan

Indonesia adalah suatu badan otonom, mandiri, bersifat independen di bidang keperawatan atau kebidanan.

PAK, Rabu, 26 Juni 2013:MenPANSebaiknya tidak mengamanatkan pembentukan lembaga baru dalam RUU ini.

catatan:jika pengaturan konsil disamakan dengan RUU Nakes, maka definisi konsil tidak diperlukan karena dalam RUU Nakes tidak diatur mengenai Konsil.

34. Penambahan ketentuan umum tentang insitusi pendidikan PAK, Kamis, 20 Juni 201320. Institusi pendidikan adalah perguruan

tinggi yang menyelenggarakan pendidikan keperawatan dan kebidanan.

35. Penambahan ketentuan umum tentang wahana pendidikan PAK, Kamis, 20 Juni 201321. Wahana pendidikan adalah fasilitas

pelayanan kesehatan yang digunakan sebagai tempat penyelenggaraan pendidikan klinis.

36. 18. Pemerintah Pusat yang selanjutnya disebut TETAP PAK, Kamis, 20 Juni 2013

7

Page 8: DIM RUU Perawat-Bidan Bahan Rpt 11 Juli 2013

Hasil Avara 20 Juni 2013

NO. RUU KEPERAWATAN USULAN DPR RITANGGAPAN PEMERINTAH

USULAN PERUBAHAN

1 2 3 4Pemerintah adalah Presiden Republik Indonesia yang memegang kekuasaan pemerintah negara Republlik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

22. Tetap

37. 19. Pemerintah Daerah adalah Gubernur, Bupati dan walikota serta perangkat daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan.

TETAP PAK, Kamis, 20 Juni 201323. Tetap

38. 20. Menteri adalah menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang kesehatan.

TETAP PAK, Kamis, 20 Juni 201324. Tetap

39. Pasal 2Keperawatan berasaskan:

Rumusan asas dibuat dalam satu kalimat PAK, Kamis, 20 Juni 2013:Pasal 2

Praktik/pelayanan Keperawatan dan kebidanan berasaskan:

40. a. perikemanusiaan; PAK, Kamis, 20 Juni 2013Tetap

41. a. nilai ilmiah; Tetap PAK, Kamis, 20 Juni 2013Tetap

42. b. etika; Tetap PAK, Kamis, 20 Juni 2013Tetap

43. c. manfaat; Tetap PAK, Kamis, 20 Juni 2013Tetap

44. d. keadilan; dan Tetap PAK, Kamis, 20 Juni 2013Tetap

45. e. kesehatan dan keselamatan klien. Tetap PAK, Kamis, 20 Juni 2013e. Perlindungan dan Keselamatan klien.

46. Pasal 3Keperawatan bertujuan:

Penyesuaian redaksional PAK, Kamis, 20 Juni 2013:Pasal 3

Pengaturan Keperawatan dan kebidanan bertujuan:

8

Page 9: DIM RUU Perawat-Bidan Bahan Rpt 11 Juli 2013

Hasil Avara 20 Juni 2013

NO. RUU KEPERAWATAN USULAN DPR RITANGGAPAN PEMERINTAH

USULAN PERUBAHAN

1 2 3 4

47. a. meningkatkan mutu Perawat dan Pelayanan Keperawatan;

Penyesuaian redaksional PAK, Kamis, 20 Juni 2013:a. meningkatkan mutu perawat dan bidan;

48. Usul rumusan baru PAK, Kamis, 20 Juni 2013:b. meningkatkan mutu pelayanan

Keperawatan dan kebidanan.

49. b. memberikan perlindungan dan kepastian hukum kepada Perawat dan Klien; dan

Penyesuaian redaksional PAK, Kamis, 20 Juni 2013:c. memberikan perlindungan dan kepastian

hukum kepada Perawat, bidan dan Klien; dan

50. c. meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. TETAP PAK, Kamis, 20 Juni 2013:Tetap

51. BAB IIJENIS PERAWAT

Penyesuaian redaksional BAB IIJENIS PERAWAT DAN BIDAN

Setneg:Aturan di RUU ini harus sejalan dengan RUU Nakes, jika perawat gigi tidak masuk dalam aturan ini, maka aturan dalam RUU Nakes harus ditinjau ulang, karena dalam RUU Nakes rumpun keperawatan termasuk perawat, perawat gigi, perawat anestesi, dan bidan.

Dir. Keperawatan:Perawat gigi akan lepas dari rumpun keperawatan sedangkan untuk perawat anestesi akan dikaji lebih lanjut apakah termasuk rumpun keperawatan atau akan lepas juga.

Kabag PP:Jenis tenaga keperawatan akan dibawa pada rapat pimpinan untuk diputuskan apakah perawat gigi dan perawat anestesi akan

9

Page 10: DIM RUU Perawat-Bidan Bahan Rpt 11 Juli 2013

Hasil Avara 20 Juni 2013

NO. RUU KEPERAWATAN USULAN DPR RITANGGAPAN PEMERINTAH

USULAN PERUBAHAN

1 2 3 4masuk dalam rumpun keperawatan atau tidak.

52. Pasal 4(1) Jenis Perawat terdiri atas:

TETAP PAK, Rabu, 26 Juni 2013:Tetap

53. a. perawat profesional; Perbaikan rumusan PAK, Rabu, 26 Juni 2013:a. perawat profesi;

54. b. perawat vokasional; dan Perbaikan rumusan PAK, Rabu, 26 Juni 2013:b. perawat vokasi;

55. c. asisten perawat Pemerintah mengusulkan poin c dihapus, karena: “asisten perawat” tidak termasuk kategori tenaga

keperawatan. Kualifikasi tenaga kesehatan (dalam UU Kesehatan)

minimal berlatar belakang pendidikan tinggi Perlu ditinjau kembali terhadap penyelenggaraan

pendidikan keperawatan setara SLTA. Sesuai UU 12/12, pendidikan tinggi terdiri atas

pendidikan profesi dan vokasi, oleh karenanya setuju asisten perawat dihapus.

PAK, Rabu, 26 Juni 2013:c. DIHAPUS

Setneg:Dibuat rumusan untuk asisten perawat dimana materinya akan diatur dalam RUU Nakes.

56. (1) Perawat profesional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a terdiri atas:

Dibuat alasan perubahan profesional menjadi profesi PAK, Rabu, 26 Juni 2013:(2) Perawat profesi sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) huruf a terdiri atas:

Penjelasan ayat (2):yang dimaksud dalam ketentuan ini hanya untuk perawat berdasarkan jenjang pendidikan. perawat konsultan merupakan jenjang karir sehingga tidak perlu diatur dalam undang-undang ini.

57. a. ners; Tetap PAK, Rabu, 26 Juni 2013:Tetap

58. b. ners spesialis; dan Penyesuaian redaksional PAK, Rabu, 26 Juni 2013:Tetap

Penjelasan ayat (2) huruf b:

10

Page 11: DIM RUU Perawat-Bidan Bahan Rpt 11 Juli 2013

Hasil Avara 20 Juni 2013

NO. RUU KEPERAWATAN USULAN DPR RITANGGAPAN PEMERINTAH

USULAN PERUBAHAN

1 2 3 4perawat spesialis termasuk perawat subspesialis.

59. c. ners konsultan. Mengusulkan poin c dihapus karena di KKNI hanya sampai pada Ners Spesialis (sub spesialis termasuk dalam kelompok spesialis). Ners konsultan tetap ada, tapi bukan jenjang tersendiri.

Penjelasan:Ners yang telah teregistrasi (memiliki STR) disebut sebagai RN (Registered Nurse).

PAK, Rabu, 26 Juni 2013:dihapus

60. Menambahkan pembagian jenis Bidan PAK, Rabu, 26 Juni 2013:(2) Jenis bidan:

61. Penyesuain redaksional, disesuaikan dengan DIM nomor 61 PAK, Rabu, 26 Juni 2013:a. Bidan profesi

62. Penyesuain redaksional, disesuaikan dengan DIM nomor 61 PAK, Rabu, 26 Juni 2013:b. Bidan vokasi.

Penjelasan ayat (3) huruf b:Lulusan pendidikan kebidanan vokasi akan mendapatkan gelar Amd. Keb.

63. (3) Ketentuan mengenai jenis Perawat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dalam Peraturan Pemerintah.

Penyesuaian redaksional PAK, Rabu, 26 Juni 2013:(4) Ketentuan mengenai jenis Perawat

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) diatur dalam Peraturan Menteri.

64. BAB IIIPENDIDIKAN KEPERAWATAN

Penyesuaian redaksional BAB IIIPENDIDIKAN KEPERAWATAN DAN

KEBIDANAN

65. PAK, Rabu, 3 Juli 2013:Pasal 5

(1) Pendidikan keperawatan dan kebidanan dilaksanakan pada perguruan tinggi yang memiliki izin penyelenggaraan sesuai

11

Page 12: DIM RUU Perawat-Bidan Bahan Rpt 11 Juli 2013

Hasil Avara 20 Juni 2013

NO. RUU KEPERAWATAN USULAN DPR RITANGGAPAN PEMERINTAH

USULAN PERUBAHAN

1 2 3 4ketentuan peraturan perundang-undangan.

66. PAK, Rabu, 3 Juli 2013:(2) Perguruan tinggi sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) dapat berbentuk universitas, institut, sekolah tinggi, politeknik, atau akademi.

67. Pasal 5Pendidikan Keperawatan terdiri atas:

Penyesuaian redaksional PAK, Rabu, 26 Juni 2013:(1) Pendidikan Keperawatan dan kebidanan

terdiri atas:

68. a. pendidikan vokasi; TETAP PAK, Rabu, 3 Juli 2013:tetap

69. b. pendidikan akademik; dan TETAP PAK, Rabu, 3 Juli 2013:tetap

70. c. pendidikan profesi. TETAP PAK, Rabu, 26 Juni 2013:Tetap

71. Pasal 6Pendidikan vokasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 huruf a adalah pendidikan diploma keperawatan.

PAK, Rabu, 3 Juli 2013:Pasal 6

(1) Pendidikan vokasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 huruf a merupakan program Diploma.

72. PAK, Rabu, 3 Juli 2013:(2) Program diploma sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) sekurang-kurangnya program Diploma Tiga.

catatan:meminta kesepakatan IBI dan asosiasi pendidikan kebidanan untuk pendidikan minimal program D4 atau D3.

73. Pasal 7Pendidikan akademik sebagaimana dimaksud dalam

Penyesuaian redaksional. Pasal 7Tetap

12

Page 13: DIM RUU Perawat-Bidan Bahan Rpt 11 Juli 2013

Hasil Avara 20 Juni 2013

NO. RUU KEPERAWATAN USULAN DPR RITANGGAPAN PEMERINTAH

USULAN PERUBAHAN

1 2 3 4Pasal 5 huruf b terdiri atas:

74. a. pendidikan sarjana keperawatan; Perbaikan redaksional menjadi: program sarjana. Sesuai dengan UU no 12 tahun 2012 tentang pendidikan tinggi.

PAK, Rabu, 26 Juni 2013:Program sarjana;

75. b. pendidikan magister keperawatan; dan Perbaikan redaksional menjadi: program magister. Sesuai dengan UU no 12 tahun 2012 tentang pendidikan tinggi.

PAK, Rabu, 26 Juni 2013:Program magister; dan

76. c. pendidikan doktor keperawatan; Perbaikan redaksional menjadi: program doktor. Sesuai dengan UU no 12 tahun 2012 tentang pendidikan tinggi.

PAK, Rabu, 26 Juni 2013:Program doktor.

77. Pasal 8(1) Pendidikan profesi sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 5 huruf c terdiri atas:

Tetap

78. a. pendidikan profesi keperawatan; dan Perbaikan redaksional menjadi: program profesi. Sesuai dengan UU no 12 tahun 2012 tentang pendidikan tinggi.

PAK, Rabu, 26 Juni 2013:Program profesi; dan

79. b. pendidikan profesi keperawatan berkelanjutan. Perbaikan redaksional menjadi: program spesialis. Sesuai dengan UU no 12 tahun 2012 tentang pendidikan tinggi.

PAK, Rabu, 26 Juni 2013:Program spesialis.

80. (1) Pendidikan profesi keperawatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a terdiri atas:

Perbaikan redaksional menjadi: Lulusan program profesi, mengacu pada DIM nomor 76.

Tetap

81. a. pendidikan profesi ners; dan Penyesuaian redaksional PAK, Rabu, 26 Juni 2013:a. program profesi ners

82. b. pendidikan profesi ners spesialis. Penyesuaian redaksional PAK, Rabu, 26 Juni 2013:b. program profesi ners spesialis

83. PAK, Rabu, 26 Juni 2013:c. program profesi bidan

catatan:akan dibahas dalam konsultasi dengan profesi, pengguna dan asosiasi pendidikan terutama Fakultas Kebidanan Unair.

84. PAK, Rabu, 26 Juni 2013:(3) Program profesi ners sebagaimana

dimaksud pada ayat (3) huruf a merupakan program lanjutan yang tidak

13

Page 14: DIM RUU Perawat-Bidan Bahan Rpt 11 Juli 2013

Hasil Avara 20 Juni 2013

NO. RUU KEPERAWATAN USULAN DPR RITANGGAPAN PEMERINTAH

USULAN PERUBAHAN

1 2 3 4terpisahkan dari program sarjana keperawatan.

85. (3) Pendidikan profesi keperawatan berkelanjutan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b merupakan pendidikan profesi yang ditempuh setelah meneylesaikan pendidikan profesi keperawatan sebagaimana dimaksud pada ayat (2).

Penyesuaian redaksional disesuaikan dengan DIM nomor 77. (2) DIHAPUS

86. Pasal 8APembinaan akademis pendidikan vokasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 dilaksanakan oleh Menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang pendidikan sedangkan pembinaan teknis dilaksanakan oleh Menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang kesehatan.

PenjelasanYang dimaksud dengan “pembinaan teknis” adalah pembinaan teknis keprofesian untuk mencapai standar profesi atau standar Kompetensi berdasarkan kurikulum dalam proses pendidikan.

87. Pasal 8BKetentuan lebih lanjut mengenai penyelenggaraan pendidikan keperawatan dan kebidanan diatur dalam Peraturan Pemerintah.

88. Pasal 9 (1) Pendidikan profesi keperawatan sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 8 ayat (2) diselenggarakan oleh institusi pendidikan keperawatan yang memenuhi syarat sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan dan terakreditasi.

Perbaikan redaksional Pasal 9 PAK, Rabu, 26 Juni 2013:(1) Pendidikan keperawatan dan kebidanan

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 diselenggarakan oleh institusi pendidikan yang memenuhi syarat sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-

14

Page 15: DIM RUU Perawat-Bidan Bahan Rpt 11 Juli 2013

Hasil Avara 20 Juni 2013

NO. RUU KEPERAWATAN USULAN DPR RITANGGAPAN PEMERINTAH

USULAN PERUBAHAN

1 2 3 4undangan.

89. (1) Pendidikan profesi keperawatan berkelanjutan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (3) diselenggarakan oleh institusi pendidikan keperawatan, organisasi profesi keperawatan, atau fasilitas pelayanan kesehatan.

Penyesuaian redaksional mengikuti perubahan pada pasal sebelumnya.Catatan: Wahana pendidikan adalah hal yang tidak tercakup di

UU Dikti Pendidikan berkelanjutan akan diatur di Bab

Pengembangan

PAK, Rabu, 26 Juni 2013:(2) Institusi pendidikan sebagaimana

dimaksud dalam ayat (1) harus memiliki atau bekerja sama dengan fasilitas pelayanan kesehatan untuk dijadikan wahana pendidikan.

90. Pasal 10(1) Institusi pendidikan keperawatan didirikan oleh

Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan masyarakat sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

DIM ini DIHAPUS karena dianggap telah diatur secara khusus dalam Undang-Undang tentang Pendidikan Tinggi.Catatan: Jumlah institusi pendidikan keperawatan sudah banyak, sedangkan UU No 12 tahun 2012 tentang pendidikan tinggi pasal 60 : Pendidikan tinggi negeri didirikan oleh pemerintah, perguruan tinggi swasta didirikan oleh masyarakat melalui Badan penyelenggara berbadan hukum.

PAK, Rabu, 26 Juni 2013:Pasal 10

(1) Institusi pendidikan keperawatan dan kebidanan didirikan oleh Pemerintah dan masyarakat sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

91. (1) Institusi pendidikan keperawatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berfungsi sebagai tridharma perguruan tinggi.

Menyesuaikan DIM nomor 85 PAK, Rabu, 26 Juni 2013:Dihapus

92. Pasal 11Penyelenggaraan pendidikan keperawatan harus memenuhi persyaratan paling sedikit mencakup:

Pasal 11 harus dilakukan perubahan redaksional dengan alasan: Sudah diatur dalam UU Dikti dan UU Sisdiknas. Ketentuan mengenai penyelenggaraan pendidikan

terkait Standar akan terus berkembang sehingga diatur dalam peraturan di bawah Undang-Undang.

Norma yang perlu diatur dalam Pasal ini harus bersifat pengaturan umum.

Pasal 11PAK, Rabu, 26 Juni 2013:(1) Penyelenggaraan pendidikan keperawatan

dan kebidanan harus memenuhi Standar Nasional Pendidikan Tinggi di bidang keperawatan dan kebidanan.

93. PAK, Rabu, 26 Juni 2013:(2) Standar Nasional Pendidikan Tinggi di

bidang keperawatan dan kebidanan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mengacu pada Standar Nasional Pendidikan Tinggi.

15

Page 16: DIM RUU Perawat-Bidan Bahan Rpt 11 Juli 2013

Hasil Avara 20 Juni 2013

NO. RUU KEPERAWATAN USULAN DPR RITANGGAPAN PEMERINTAH

USULAN PERUBAHAN

1 2 3 494. a. standar isi; PAK, Rabu, 26 Juni 2013:

(3) Standar Nasional Pendidikan Tinggi di bidang keperawatan dan kebidanan dibuat bersama oleh asosiasi insititusi pendidikan, organisasi profesi, Kementerian yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang kesehatan dan Kementerian yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang pendidikan.

95. b. standar proses; PAK, Rabu, 26 Juni 2013: (4) Standar Nasional Pendidikan Tinggi di

bidang keperawatan dan kebidanan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan oleh Menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang pendidikan.

96. c. standar kompetensi lulusan; PAK, Rabu, 26 Juni 2013:Dihapus

97. d. standar pendidik dan tenaga kependidikan; PAK, Rabu, 26 Juni 2013:Dihapus

98. e. standar sarana dan prasarana; PAK, Rabu, 26 Juni 2013:Dihapus

99. f. standar pengelolaan; PAK, Rabu, 26 Juni 2013:Dihapus

100. g. standar pembiayaan; PAK, Rabu, 26 Juni 2013:Dihapus

101. h. standar penilaian pendidikan; PAK, Rabu, 26 Juni 2013:Dihapus

102. i. peserta didik; dan PAK, Rabu, 26 Juni 2013:Dihapus

16

Page 17: DIM RUU Perawat-Bidan Bahan Rpt 11 Juli 2013

Hasil Avara 20 Juni 2013

NO. RUU KEPERAWATAN USULAN DPR RITANGGAPAN PEMERINTAH

USULAN PERUBAHAN

1 2 3 4103. j. kurikulum. PAK, Rabu, 26 Juni 2013:

Dihapus

104. Pasal 12(1) Penyelenggaraan pendidikan keperawatan dibantu

oleh tenaga kependidikan.

Perbaikan redaksional PAK, Rabu, 3 Juli 2013Pasal 12

(1) Penyelenggaraan pendidikan keperawatan dan kebidanan dilaksanakan di institusi pendidikan dan di wahana pendidikan.

105. (2) Pendidik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 huruf d terdiri atas:

Menyesuaikan ketentuan dalam UU Dikti bahwa pendidik adalah “Dosen”.

PAK, Rabu, 3 Juli 2013(2) Dosen pada pendidikan keperawatan dan

kebidanan dapat berasal dari:

106. a. dosen; dan Menyesuaikan dengan DIM nomor 99 PAK, Rabu, 3 Juli 2013a. Institusi pendidikan;

107. b. pendidik klinik keperawatan. Menyesuaikan dengan DIM nomor 99 PAK, Rabu, 3 Juli 2013b. Fasilitas pelayanan kesehatan sebagai

wahana pendidikan.

108. (3) Ketentuan mengenai dosen sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a dilaksanakan seusai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Penyesuaian redaksional mengikuri perubahan sebelumnya PAK, Rabu, 3 Juli 2013(3) Ketentuan mengenai dosen sebagaimana

dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.

109. (4) Pendidik klinik keperawatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b memenuhi kriteria paling sedikit:a. perawat profesional;b. memiliki pengalaman klinik di bidang

keperawatan minimal 2 (dua) tahun; danc. memiliki sertifikat pelatihan pembimbing

klinik keperawatan.

Penyesuaian redaksional mengikuri perubahan sebelumnya (4) Dihapus

110. (5) Ketentuan mengenai pendidik klinik keperawatan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dilaksanakan sesuai dengan peraturan

Penyesuaian redaksional mengikuri perubahan sebelumnya (5) Dihapus

17

Page 18: DIM RUU Perawat-Bidan Bahan Rpt 11 Juli 2013

Hasil Avara 20 Juni 2013

NO. RUU KEPERAWATAN USULAN DPR RITANGGAPAN PEMERINTAH

USULAN PERUBAHAN

1 2 3 4perundangan.

111. Pasal 13(1) Selain memiliki sarana dan prasarana

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 huruf e, penyelenggaraan pendidikan keperawatan harus dilengkapi dengan laboratorium dan lahan praktik keperawatan.

Catatan :Perlu ada norma yang menyatakan kewajiban penyelenggara pendidikan menyediakan wahana pendidikan sebagai lahan praktik bagi perawat atau bidan.Pemerintah mengusulkan istilah “wahana pendidikan” dalam memberikan istilah bagi lahan praktik keperawatan dan kebidanan.

PAK, Rabu, 3 Juli 2013Pasal 13

(1) Setiap penyelenggara pendidikan keperawatan dan kebidanan harus menyediakan wahana pendidikan.

112. (2) Lahan praktik keperawatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas fasilitas pelayanan kesehatan pendidikan dan daerah pendidikan.

Menyesuaikan dengan DIM nomor 105, ketentuan mengenai kepemilikan wahana pendidikan.

PAK, Rabu, 3 Juli 2013(2) Dalam hal penyelenggara pendidikan

belum memiliki wahana pendidikan, dapat melakukan kerjasama dengan fasilitas pelayanan kesehatan.

113. (2) Fasilitas pelayanan kesehatan pendidikan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) merupakan rumah sakit dan puskesmas yang memenuhi persyaratan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Penyesuaian redaksional PAK, Rabu, 3 Juli 2013(3) Fasilitas pelayanan kesehatan

sebagaimana dimaksud pada ayat (2) merupakan rumah sakit dan fasilitas pelayanan kesehatan tingkat pertama yang memenuhi persyaratan.

114. (3) Daerah pendidikan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) merupakan wilayah administrasi mulai dari tingkat kecamatan.

Pengaturan tentang daerah pendidikan tidak perlu diatur sendiri, dengan adanya kerjasama antara penyelenggara pendidikan dengan Puskemas, maka peserta didik keperawatan atau kebidanan dapat melakukan proses pendidikan pada wilayah kerja Puskesmas tersebut.

Dihapus

115. (5) Ketentuan lebih lanjut mengenai sarana dan prasarana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dengan Peraturan Pemerintah.

Pendelegasian penentuan persyaratan fasilitas pelayanan kesehatan sebagai wahana pendidikan cukup dalam Peraturan Menteri.

PAK, Rabu, 3 Juli 2013(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai

persyaratan fasilitas pelayanan kesehatan sebagai wahana pendidikan selain rumah sakit pendidikan diatur dengan Peraturan Menteri.

116. Pasal 14(1) Kurikulum sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11

huruf j terdiri atas:a. kurikulum pendidikan vokasi;b. kurikulum pendidikan akademik; dan

Pendapat Pemerintah:Tidak perlu menguraikan jenis kurikulum yang ada dalam pendidikan keperawatan dan kebidanan.

PAK, Rabu, 3 Juli 2013Dihapus

18

Page 19: DIM RUU Perawat-Bidan Bahan Rpt 11 Juli 2013

Hasil Avara 20 Juni 2013

NO. RUU KEPERAWATAN USULAN DPR RITANGGAPAN PEMERINTAH

USULAN PERUBAHAN

1 2 3 4c. kurikulum pendidikan profesi.

117. (1) Kurikulum pendidikan akademik dan profesi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, huruf b, dan huruf c disusun oleh kementerian yang membidangi masalah pendidikan dan kebudayaan dengan melibatkan Menteri, asosiasi institusi pendidikan keperawatan, Kolegium Keperawatan, Organisasi Profesi Perawat, dan Konsil Keperawatan Indonesia.

Pendapat pemerintah:Yang perlu diatur terkait dengan kurikulum adalah siapa yang bertanggung jawab dalam “pengembangan” kurikulum bukan terkait siapa yang “menyusun” pendidikan keperawatan dan kebidanan.

PAK, Rabu, 3 Juli 2013Pasal 14

Kurikulum pendidikan vokasi dan profesi dikembangkan oleh institusi pendidikan bekerjasama dengan Kementerian yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang pendidikan, Kementerian yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang kesehatan, dan organisasi profesi.

118. BAB IVKOMPETENSI, REGISTRASI, DAN LISENSI

Pendapat Pemerintah :Ketentuan tentang Uji Kompetensi hingga Penerbitan Sertifikat Kompetensi masuk dalam BAB PENDIDIKAN

BABREGISTRASI DAN IZIN PRAKTIK

119. Pasal 15(1) Peserta didik keperawatan yang telah

menyelesaikan pendidikan wajib mengikuti Uji Kompetensi Perawat yang bersifat nasional sebelum diangkat sebagai Perawat.

Pendapat Pemerintah :Konsisten dengan DIM nomor 112, Pasal ini akan masuk dalam BAB PENDIDIKANPenyesuaian redaksional

PAK, Rabu, 3 Juli 2013Pasal 15

(1) Peserta didik keperawatan dan kebidanan pada akhir masa pendidikan vokasi dan profesi wajib mengikuti Uji Kompetensi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

120. (2) Perawat harus mengikuti Uji Kompetensi secara berkala untuk menjaga mutu Pelayanan Keperawatan.

Uji kompetensi tidak perlu dilakukan secara berkala, uji kompetensi cukup dilakukan 1 (satu) kali (dalam UU Dikti disebutkan bahwa sertifikat kompetensi hanya dikeluarkan satu (1) kali.

PAK, Rabu, 3 Juli 2013Dihapus

121. (3) Pelaksanaan Uji Kompetensi untuk perawat vokasional dan profesional diselenggarakan oleh institusi pendidikan keperawatan yang terakreditasi.

Menambahkan ketentuan tentang pelaksanaan uji kompetensi perlu melibatkan organisasi profesi.

PAK, Rabu, 3 Juli 2013(2) Uji kompetensi sebagaimana dimaksud

pada ayat (2) diselenggarakan oleh institusi pendidikan bekerjasama dengan organisasi profesi.

122. Menambahkan ketentuan tentang pemberian Sertifikat kompetensi bagi peserta didik yang lulus uji kompetensi.

PAK, Rabu, 3 Juli 2013(3) Peserta didik program vokasi yang lulus

uji kompetensi memperoleh Sertifikat Kompetensi yang dikeluarkan oleh institusi pendidikan.

19

Page 20: DIM RUU Perawat-Bidan Bahan Rpt 11 Juli 2013

Hasil Avara 20 Juni 2013

NO. RUU KEPERAWATAN USULAN DPR RITANGGAPAN PEMERINTAH

USULAN PERUBAHAN

1 2 3 4123. PAK, Rabu, 3 Juli 2013

(4) Peserta didik program profesi yang lulus uji kompetensi memperoleh sertifikat profesi yang dikeluarkan oleh institusi pendidikan.

124. Pasal 16(1) Uji Kompetensi Perawat dilaksanakan berdasarkan

standar kompetensi Perawat.

Penyesuaian redaksional PAK, Rabu, 3 Juli 2013Pasal 16

(1) Uji Kompetensi nasional Perawat atau Bidan dilaksanakan berdasarkan standar kompetensi Perawat atau Bidan.

125. (2) Standar kompetensi Perawat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:

Penyesuaian redaksional PAK, Rabu, 3 Juli 2013(2) Standar kompetensi Perawat atau Bidan

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:

126. a. aspek pengetahuan; TETAP a. aspek pengetahuan; 127. b. aspek keterampilan; TETAP b. aspek keterampilan;128. c. aspek sikap, mental, dan moral; TETAP c. aspek sikap, mental, dan moral;129. d. aspek penguasaan bahasa; dan TETAP d. aspek penguasaan bahasa; dan130. e. aspek teknologi. TETAP e. aspek teknologi.

Catatan:Konfirmasi ke OP untuk aspek manajerial.

131. Menambahkan ketentuan tentang penyusunan Standar Kompetensi.

(3) Standar kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disusun oleh organisasi profesi dan asosiasi institusi pendidikan dan merupakan standar kompetensi kerja.

Catatan:Harus ada peran kementerian baik dikbud maupun kemkes

132. Menambahkan ketentuan tentang pengesahan Standar Kompetensi.

(4) Standar kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disahkan oleh Konsil Keperawatan dan Kebidanan.

20

Page 21: DIM RUU Perawat-Bidan Bahan Rpt 11 Juli 2013

Hasil Avara 20 Juni 2013

NO. RUU KEPERAWATAN USULAN DPR RITANGGAPAN PEMERINTAH

USULAN PERUBAHAN

1 2 3 4133. Pasal 17

(1) perawat yang lulus Uji Kompetensi mendapatkan Sertifikat Uji Kompetensi yang dikeluarkan oleh Konsil Keperawatan Indonesia.

Sudah masuk dalam DIM nomor 116 Dihapus

134. (2) Perawat yang telah memiliki Sertifikat Uji Kompetensi mengajukan permohonan Registrasi kepada Konsil Keperawatan Indonesia.

Masuk dalam BAB REGISTRASI DAN IZIN PRAKTIKPenyesuaian redaksional

BAB IVREGISTRASI DAN IZIN PRAKTIK

Pasal 17(1) Perawat dan Bidan yang telah memiliki

Sertifikat Kompetensi wajib mengajukan permohonan Registrasi kepada Konsil.

PAK, Rabu, 26 Juni 2013Materinya diambil dari RUU NakesPembentukan konsil tidak akan diatur disini, dengan alasan karena overlap dengan tugas/fungsi kementerian, pendanaan, kebijakan untuk tidak membuat lembaga baru.

Catatan:Yang akan diregistrasi adalah sertifikat yang tertinggi.

135. (3) Permohonan Registrasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) harus memenuhi persyaratan:

Mengusulkan proses registrasi dilakukan secara online atau elektronik.

(2) Permohonan Registrasi dilakukan secara online atau elektronik ditujukan kepada Konsil dengan melampirkan:

136. a. memiliki ijazah pendidikan keperawatan; Penyesuaian redaksional a. ijazah pendidikan;

137. b. memiliki Sertifikat Uji Kompetensi; dan Penyesuaian redaksional b. Sertifikat Kompetensi; dan

138. c. memiliki surat rekomendasi dari Organisasi Profesi Perawat.

Penyesuaian redaksional c. rekomendasi dari Organisasi Profesi.

139. Penambahan ketentuan mengenai rekomendasi organisasi profesi hanya diperlukan dalam rangka registrasi ulang.

(3) Rekomendasi dari Organisasi Profesi sebagaimana dimaksud ayat (1) huruf c hanya diperlukan pada permohonan perpanjangan STR.

21

Page 22: DIM RUU Perawat-Bidan Bahan Rpt 11 Juli 2013

Hasil Avara 20 Juni 2013

NO. RUU KEPERAWATAN USULAN DPR RITANGGAPAN PEMERINTAH

USULAN PERUBAHAN

1 2 3 4140. (4) Perawat yang telah diregistrasi memperoleh STR

yang diterbitkan oleh Konsil Keperawatan Indonesia.

Penyesuaian redaksional (4) Perawat dan Bidan yang telah diregistrasi memperoleh STR yang diterbitkan oleh Konsil.

141. Pasal 18(1) STR merupakan bukti tertulis bagi Perawat yang

telah teregistrasi.

Sudah masuk dalam DIM nomor 27 Dihapus

142. (2) STR berlaku selama 5 (lima) tahun dan harus diregistrasi ulang setiap 5 (lima) tahun sekali.

Penyesuaian redaksional Pasal 18(1) STR berlaku selama 5 (lima) tahun dan

harus diperpanjang setiap 5 (lima) tahun.

143. (3) Registrasi ulang untuk memperoleh STR dilakukan dengan persyaratan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 ayat (3).

Penambahan ketentuan mengenai persyaratan perpanjangan STR

(2) Dalam rangka perpanjangan STR, Perawat dan Bidan dapat mengikuti uji kompetensi atau memenuhi persyaratan yang meliputi:

144. a. Telah mengabdikan diri sebagai tenaga profesi atau vokasi di bidangnya;

145. b. memenuhi kecukupan dalam kegiatan pelayanan, pendidikan, pelatihan, dan/atau kegiatan ilmiah lainnya.

146. Penambahan ketentuan mengenai persyaratan pengabdian diri sebagai tenaga profesi atau vokasi di bidang keperawatan dan kebidanan.

(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) butir a dan b diatur oleh organisasi profesi.

147. Penambahan ketentuan mengenai pengaturan tentang registrasi akan diatur dalam peraturan Menteri

(4) Ketentuan lebih lanjut tentang registrasi diatur dalam Peraturan Menteri.

148. Pasal 19(1) Perawat yang telah memperoleh STR dan yang

akan melakukan Praktik Keperawatan harus mengajukan permohonan SIPP kepada Pemerintah Kabupaten/Kota sesuai dengan wilayah kerja Praktik Keperawatan.

Tidak perlu memberikan pernyataan Perawat yang telah memperoleh STR, karena STR merupakan kewajiban sebagai bukti bahwa perawatn atau bidan telah teregistrasi.

Pasal 19(1) Perawat yang akan melakukan Praktik

Keperawatan harus mengajukan permohonan SIPP kepada Pemerintah Kabupaten/Kota sesuai dengan wilayah kerja Praktik Keperawatan.

149. Penambahan ketentuan mengenai bidan yang akan (2) Bidan yang akan melakukan Praktik

22

Page 23: DIM RUU Perawat-Bidan Bahan Rpt 11 Juli 2013

Hasil Avara 20 Juni 2013

NO. RUU KEPERAWATAN USULAN DPR RITANGGAPAN PEMERINTAH

USULAN PERUBAHAN

1 2 3 4melakukan praktik. Kebidanan harus mengajukan

permohonan SIPB kepada Pemerintah Kabupaten/Kota sesuai dengan wilayah kerja Praktik Kebidanan.

150. (2) Permohonan SIPP sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus memenuhi persyaratan:

Penyesuaian redaksional (3) Permohonan SIPP dan SIPB sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan (2) harus melampirkan:

151. a. Memiliki STR; Perbaikan redaksional a. Salinan STR;

152. b. Memperoleh rekomendasi dari Organisasi Profesi Perawat; dan

Perbaikan redaksional b. rekomendasi dari Organisasi Profesi; dan

153. c. Keterangan tempat praktik keperawatan. Perbaikan redaksional c. Pernyataan tempat praktik mandiri yang dilengkapi dengan keterangan pemenuhan persyaratan praktik mandiri atau keterangan praktik dari fasyankes

154. (3) SIPP sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan lisensi bagi perawat dalam menjalankan Praktik Keperawatan

Penyesuaian redaksional (4) Surat Izin Praktik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan (2) merupakan lisensi bagi perawat atau bidan dalam menjalankan Praktik

155. Penggabungan pasal 20 ayat (1) dan ayat (2) (5) Surat Izin Praktik diperpanjang secara berkala setiap 5 (lima) tahun dengan persyaratan sebagaimana dimaksud dalam ayat (3).

156. Pasal 20(1) Perawat yang telah memiliki SIPP mengajukan

permohonan SIPP secara berkala setiap 5 (lima) tahun.

Digabung dalam Pasal 19 Dihapus

157. (2) Permohonan SIPP secara berkala sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dengan persyaratan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 ayat (2).

Digabung dalam Pasal 19 Dihapus

158. Pasal 21(1) SIPP hanya berlaku untuk 1 (satu) tempat praktik

Penyesuaian redaksional Pasal 21(1) Surat Izin Praktik hanya berlaku untuk 1

23

Page 24: DIM RUU Perawat-Bidan Bahan Rpt 11 Juli 2013

Hasil Avara 20 Juni 2013

NO. RUU KEPERAWATAN USULAN DPR RITANGGAPAN PEMERINTAH

USULAN PERUBAHAN

1 2 3 4keperawatan. (satu) tempat praktik.

159. (2) SIPP hanya diberikan kepada Perawat paling banyak untuk 2 (dua) tempat praktik.

Perlu menguraikan ketentuan 2 (dua) tempat praktik, yaitu masing-masing untuk 1 (satu) praktik mandiri dan, 1 (satu) untuk bekerja di fasilitas pelayanan kesehatan.

(2) Surat Izin Praktik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan (2) diberikan kepada Perawat atau Bidan untuk paling banyak 2 (dua) tempat, yaitu:

160. a) 1 (satu) praktik mandiri

161. b) 1 (satu) di fasilitas pelayanan kesehatan.

162. Mengusulkan penambahan ayat baru yang mendelegasian pengaturan lebih lanjut dalam peraturan Menteri.

(3) Ketentuan lebih lanjut tentang pelaksanaan registrasi, perizinan, dan penyelenggaraan praktik diatur dalam Peraturan Menteri

163. Pasal 22SIPP tetap berlaku apabila:a. STR masih berlaku; dan b. keterangan tempat praktik keperawatan masih

sesuai dengan yang tercantum dalam SIPP.

Norma umum tidak perlu diatur dalam UU Dihapus

164. Pasal 23SIPP tidak berlaku apabila:

Norma umum tidak perlu diatur dalam UU Dihapus

165. a. dicabut berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan;

Dihapus

166. b. habis masa berlakunya dan Perawat tidak mendaftar ulang;

Dihapus

167. c. atas permintaan Perawat; Dihapus168. d. Perawat meninggal dunia; atau Dihapus

169. e. dicabut oleh pemerintah kabupaten/kota. Dihapus

170. Pasal 24(1) Perawat Asing yang akan melaksanakan Praktik

Keperawatan di Indonesia harus melakukan adaptasi dan evaluasi.

Penyesuaian dan perbaikan redaksional PAK, Rabu, 26 Juni 2013:Pasal 24

(1) Pemberi kerja yang mempekerjakan perawat dan bidan asing di Indonesia wajib mempunyai izin dari Menteri yang

24

Page 25: DIM RUU Perawat-Bidan Bahan Rpt 11 Juli 2013

Hasil Avara 20 Juni 2013

NO. RUU KEPERAWATAN USULAN DPR RITANGGAPAN PEMERINTAH

USULAN PERUBAHAN

1 2 3 4bertangggung jwab di bidang ketenagakerjaan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Catatan:Dibuat rumusan untuk syarat keprofesian

171. (2) Perawat Asing yang akan melakukan adaptasi dan evaluasi mengajukan permohonan ke Organisasi Profesi Perawat.

Penyesuaian dan perbaikan redaksional.Permohonan diajukan kepada Konsil Konsil merupakan interprestasi peran organisasi profesi dan Pemerintah

(2) Perawat dan Bidan Asing yang akan mengikuti proses adaptasi dan evaluasi mengajukan permohonan ke Konsil.

172. (3) Organisasi Profesi Perawat menetapkan tempat pelaksanaan adaptasi dan evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) di institusi penyelenggara pendidikan keperawatan sesuai dengan jenjang pendidikan.

Cukup diatur dalam peraturan pelaksanaan Dihapus

173. (4) Organisasi Profesi Perawat memberikan rekomendasi pada Perawat Asing untuk mengikuti uji kompetensi berdasarkan hasil proses adaptasi dan evaluasi dari institusi pendidikan yang telah ditetapkan sebagaimana dimaksud pada ayat (3).

Cukup diatur dalam peraturan pelaksanaan Dihapus

174. (5) Ketentuan lebih lanjut mengenai adaptasi dan evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dalam Peraturan Pemerintah.

Pendelegasian cukup dalam Peraturan Menteri (3) Ketentuan lebih lanjut mengenai proses adaptasi dan evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dalam Peraturan Menteri.

175. Pasal 25(1) Perawat Asing yang telah menyelesaikan proses

adaptasi dan evaluasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24 wajib mengikuti Uji Kompetensi.

Secara teknis tidak perlu ada uji kompetensi secara khusus bagi perawat dan bidan asing, yang harus ditetapkan adalah adanya sertifikat kompetensi, STR dan izin praktik dalam rangka melaksanakan kegiatan pelayanan di Indonesia.

Pasal 25(1) Perawat dan Bidan Asing yang sudah

mengikuti proses adaptasi dan evaluasi dan akan melaksanakan Praktik di Indonesia harus memiliki sertifikat kompetensi, STR dan Surat Izin Praktik.

176. Mengusulkan penambahan ayat baru yang mendelegasian pengaturan lebih lanjut tentang sertifikasi kompetensi, registrasi, dan lisensi bagi Perawat dan Bidan Asing dalam peraturan Menteri.

(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai sertifikasi kompetensi, registrasi, dan lisensi bagi Perawat dan Bidan Asing sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dalam Peraturan Menteri.

25

Page 26: DIM RUU Perawat-Bidan Bahan Rpt 11 Juli 2013

Hasil Avara 20 Juni 2013

NO. RUU KEPERAWATAN USULAN DPR RITANGGAPAN PEMERINTAH

USULAN PERUBAHAN

1 2 3 4177. (2) Uji Kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat

(1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan dalam Pasal 15 dan Pasal 16.

Ketentuan ini terakomodir di dalam DIM nomor 168 dan 169 Dihapus

178. Pasal 26(1) Perawat Asing yang telah lulus Uji Kompetensi dan

yang melakukan Pelayanan Keperawatan di Indonesia mengajukan permohonan registrasi kepada Konsil Keperawatan Indonesia.

Ketentuan ini terakomodir di dalam DIM nomor 168 dan 169 Dihapus

179. (2) Tata cara mengajukan permohonan registrasi untuk memperoleh STR sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan Pasal 18.

Ketentuan ini terakomodir di dalam DIM nomor 168 dan 169 Dihapus

180. Pasal 27(1) Perawat Asing yang memiliki STR dan melakukan

pelayanan keperawatan di Indonesia mengajukan permohonan SIPP kepada pemerintah kabupaten/kota.

Ketentuan ini terakomodir di dalam DIM nomor 168 dan 169 Dihapus

181. (2) Perawat Asing sebagaimana dimaksud pada ayat (1) melakukan Pelayanan Keperawatan di Indonesia berdasarkan atas permintaan pengguna Perawat Asing.

Ketentuan ini terakomodir di dalam DIM nomor 168 dan 169 Dihapus

182. (3) Perawat Asing hanya dapat melakukan Pelayanan Keperawatan di rumah sakit kelas A dan kelas B yang telah terakreditasi serta fasilitas pelayanan kesehatan tertentu yang telah ditetapkan oleh Menteri.

Perbaikan redaksional (3) Ketentuan lebih lanjut mengenai persyaratan pengguna Perawat dan Bidan Asing diatur dalam peraturan Menteri.

Catatan:Di UU Kesehatan dan RUU Nakes pendayagunaan TKWNA diatur dalam PP

183. (4) SIPP bagi Perawat Asing berlaku selama 1 (satu) tahun dan dapat diperpanjang untuk 1 (satu) tahun berikutnya.

Penggunaan perawat dan bidan asing masih tergantung pada perjanjian antar negara.

Dihapus

184. (5) Tata cara pengajuan SIPP sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan Pasal 19.

Ketentuan ini terakomodir di dalam DIM nomor 168 dan 169 Dihapus

185. Pasal 28(1) Perawat Asing yang telah lulus Uji Kompetensi

dalam rangka pendidikan, pelatihan, dan penelitian di Indonesia mengajukan permohonan

Penyesuaian dan perbaikan redaksional Pasal 28(1) Perawat dan bidan Asing yang telah lulus

Uji Kompetensi yang akan melakukan pendidikan, pelatihan, dan penelitian yang

26

Page 27: DIM RUU Perawat-Bidan Bahan Rpt 11 Juli 2013

Hasil Avara 20 Juni 2013

NO. RUU KEPERAWATAN USULAN DPR RITANGGAPAN PEMERINTAH

USULAN PERUBAHAN

1 2 3 4registrasi sementara untuk memperoleh STR sementara kepada Konsil Keperawatan Indonesia.

kontak langsung dengan pasien di Indonesia mengajukan permohonan registrasi sementara untuk memperoleh STR sementara kepada Konsil Keperawatan Indonesia.

186. (2) Tata cara memperoleh STR sementara sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus memenuhi persyaratan:a. Memiliki ijazah pendidikan keperawatan;b. Memiliki sertifikat uji kompetensi; danc. Memiliki surat rekomendasi dari organisasi

perawat.

Telah diakomodir dalam DIM nomor 128 (2) Tata cara memperoleh STR sementara sesuai dengan pasal 17 ayat (2)

187. (3) STR sementara bagi perawat asing berlaku selama 1 (satu) tahun dan dapat diperpanjang untuk 1 (satu) tahun berikutnya.

Penyesuaian redaksional (3) STR sementara bagi perawat dan bidan asing berlaku selama 1 (satu) tahun dan dapat diperpanjang untuk 1 (satu) tahun berikutnya

188. Pasal 29(1) Perawat WNI lulusan luar negeri yang akan

melaksanakan praktik keperawatan di Indonesia harus melalui evaluasi.

Permohonan evaluasi perawat dan bidan WNI lulusan luar negeri diajukan kepada Konsil.

Pasal 29(1) Perawat dan bidan WNI lulusan luar negeri

yang akan melaksanakan praktik di Indonesia harus mengajukan permohonan kepada Konsil untuk mengikuti proses evaluasi.

189. (2) Evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:

Perbaikan dan penyesuaian redaksional (2) Evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:

190. a. kesahan ijazah; a. kesahan ijazah;

191. b. kemampuan untuk melakukan Praktik Keperawatan yang dinyatakan dengan surat keterangan telah mengikuti program adaptasi dan sertifikat kompetensi;

Perbaikan dan penyesuaian redaksional b. kemampuan untuk melakukan Praktik Keperawatan dan Kebidanan yang dinyatakan dengan surat keterangan telah mengikuti program adaptasi dan sertifikat kompetensi;

192. c. memiliki surat keterangan sehat fisik dan mental; dan

TETAP c. memiliki surat keterangan sehat fisik dan mental; dan

27

Page 28: DIM RUU Perawat-Bidan Bahan Rpt 11 Juli 2013

Hasil Avara 20 Juni 2013

NO. RUU KEPERAWATAN USULAN DPR RITANGGAPAN PEMERINTAH

USULAN PERUBAHAN

1 2 3 4

193. d. membuat surat pernyataan untuk mematuhi dan melaksanakan ketentuan etika profesi.

TETAP d. membuat surat pernyataan untuk mematuhi dan melaksanakan ketentuan etika profesi.

194. (3) Perawat WNI lulusan luar negeri yang telah menyelesaikan proses evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) wajib mengikuti Uji Kompetensi.

Perbaikan dan penyesuaian redaksional (3) Perawat dan Bidan WNI lulusan luar negeri yang telah menyelesaikan proses evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) wajib mengikuti Uji Kompetensi

195. (4) Uji Kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan dalam Pasal 15 dan Pasal 16.

Melihat pada DIM nomor 123-131 (4) Uji Kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan dalam Pasal 15 dan Pasal 16

196. (5) Perawat WNI lulusan luar negeri yang telah lulus Uji Kompetensi dan melakukan Pelayanan Keperawatan di Indonesia mengajukan permohonan registrasi kepada Konsil Keperawatan Indonesia.

Perbaikan dan penyesuaian redaksional (5) Perawat dan Bidan WNI lulusan luar negeri yang telah lulus Uji Kompetensi dan melakukan Pelayanan Keperawatan dan Kebidanan di Indonesia mengajukan permohonan registrasi kepada Konsil

197. (6) Perawat WNI lulusan luar negeri yang telah memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (5) diberikan STR oleh Konsil Keperawatan Indonesia.

Ketentuan ini bersifat umum, tidak perlu diatur secara berulang, ketentuan ini terakomodir di dalam DIM nomor 168-169

Dihapus

198. perlu pendelegasian dalam Peraturan Menteri sebagai peraturan pelaksanaan

(7) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara proses evaluasi bagi Perawat dan Bidan WNI lulusan luar negeri sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dalam Peraturan Menteri.

199. BAB VPRAKTIK KEPERAWATAN

Bagian KesatuUmum

TETAP BAB VPRAKTIK KEPERAWATAN

Bagian KesatuUmum

200. Pasal 30(1) Praktik Keperawatan dilaksanakan di Fasilitas

Pelayanan Kesehatan dan tempat lain.

Perbaikan redaksional Pasal 30(1) Praktik Keperawatan dilaksanakan di

Fasilitas Pelayanan Kesehatan dan tempat

28

Page 29: DIM RUU Perawat-Bidan Bahan Rpt 11 Juli 2013

Hasil Avara 20 Juni 2013

NO. RUU KEPERAWATAN USULAN DPR RITANGGAPAN PEMERINTAH

USULAN PERUBAHAN

1 2 3 4lainnya sesuai dengan klien sasarannya.

201. (2) Praktik Keperawatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas:

TETAP (2) Praktik Keperawatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas:

202. a. praktik keperawatan mandiri perorangan; Penjelasan:Praktik keperawatan mandiri sebagaimana dimaksud dalam ketentuan ini dapat berupa praktik perorangan ataupun berkolaborasi dengan tenaga kesehatan lain, satu disiplin atau multi disiplin.

a. praktik keperawatan mandiri;

203. b. praktik keperawatan mandiri berkelompok; dan Terakomodir dalam DIM 194 Dihapus

204. c. praktik keperawatan di fasilitas pelayanan kesehatan.

TETAP b. praktik keperawatan di fasilitas pelayanan kesehatan.

205. (3) Praktik Keperawatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus didasarkan pada standar Pelayanan Keperawatan.

TETAP (3) Praktik Keperawatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus didasarkan pada standar Pelayanan, standar profesi, dan standar prosedur operasional.

206. (4) Praktik Keperawatan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a dan huruf b didasarkan pada prinsip kebutuhan pelayanan kesehatan dan/atau keperawatan masyarakat dalam suatu wilayah.

TETAP (4) Praktik Keperawatan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a dan huruf b didasarkan pada prinsip kebutuhan pelayanan kesehatan dan/atau keperawatan masyarakat dalam suatu wilayah.

207. (5) Ketentuan mengenai kebutuhan pelayanan kesehatan dan/atau keperawatan di satu wilayah sebagaimana dimaksud pada ayat (4) diatur dalam Peraturan Pemerintah.

Perubahan redaksional, pendelegasian cukup diatur dengan Peraturan Menteri.

(5) Ketentuan mengenai kebutuhan pelayanan kesehatan dan/atau keperawatan di satu wilayah sebagaimana dimaksud pada ayat (4) diatur dalam Peraturan Menteri.

208. Bagian KeduaPeran dan Wewenang

TETAP Bagian KeduaPeran dan Wewenang

209. Pasal 31(1) Dalam menyelenggarakan Praktik Keperawatan,

Perawat berperan:

Peran perawat dalam praktik keperawatan diperluas. Pasal 31(1) Dalam menyelenggarakan Praktik

Keperawatan, Perawat berperan:

29

Page 30: DIM RUU Perawat-Bidan Bahan Rpt 11 Juli 2013

Hasil Avara 20 Juni 2013

NO. RUU KEPERAWATAN USULAN DPR RITANGGAPAN PEMERINTAH

USULAN PERUBAHAN

1 2 3 4

210. a. pemberi Asuhan Keperawatan; TETAP a. pemberi asuhan keperawatan;

211. b. Pendidik Klien. Perbaikan redaksional. Perawat dapat menjadi pendidik atau konselor bagi klien maupun teman sejawat dan mahasiswa keperawatan

b. pendidik atau konselor.

212. Penambahan aturan tentang pelaksanaan peran keperawatan.

(2) Selain peran sebagaimana dimaksud pada ayat (1), perawat dapat juga berperan sebagai:

213. pengelolaan merupakan unsur yang tidak bisa dipisahkan dengan penyelanggaraan praktik keperawatan.

a. pengelola keperawatan; dan/atau

214. Peneliti merupakan salah satu peran perawat dalam kemajuan ilmu dan teknologi keperawatan

b. peneliti keperawatan

215. (3) Peran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dilaksanakan:

TETAP PAK, Rabu, 26 Juni 2013:Selain peran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2), perawat dapat melaksanakan tugas:

216. a. secara mandiri; TETAP PAK, Rabu, 26 Juni 2013:Dihapus

217. b. bekerja sama dengan pihak terkait; TETAP PAK, Rabu, 26 Juni 2013:Dihapus

218. c. berdasarkan pelimpahan wewenang; dan Perbaikan redaksional PAK, Rabu, 26 Juni 2013:Tetap

219. d. berdasarkan penugasan khusus. Keadaan keterbatasan tertentu antara lain meliputi keadaan yang tidak ada dokter/dokter gigi dan/atau tenaga kefarmasian di suatu wilayah tempat perawat bertugas.

PAK, Rabu, 26 Juni 2013:b. keadaan keterbatasan tertentu.

220. Penambahan ketentuan mengenai cara pelaksanaan peran perawat.

(4) Peran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) dapat dilaksanakan secara bersamaan ataupun sendiri-sendiri.

221. (2) Pelaksanaan peran Perawat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) harus

TETAP (5) Pelaksanaan peran Perawat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) harus

30

Page 31: DIM RUU Perawat-Bidan Bahan Rpt 11 Juli 2013

Hasil Avara 20 Juni 2013

NO. RUU KEPERAWATAN USULAN DPR RITANGGAPAN PEMERINTAH

USULAN PERUBAHAN

1 2 3 4dijalankan dengan bertanggung jawab dan akuntabel.

dijalankan dengan bertanggung jawab dan akuntabel.

222. (3) Pelimpahan wewenang sebagaimana yang dimaksud pada ayat (2) huruf c dilaksanakan secara:a. delegatif; danb. mandat.

Rumusan TETAP Penyesuaian redaksional, melihat DIM nomor 211

(6) Pelimpahan wewenang sebagaimana yang dimaksud pada ayat (3) huruf c dilaksanakan dengan 2 cara:a. delegatif; danb. mandat.

223. (5) Pelimpahan wewenang secara delegatif sebagaimana dimaksud pada ayat (4) huruf a diberikan oleh dokter kepada Perawat sesuai dengan kompetensi dan tanggung jawabnya.

TETAP Penyesuaian redaksional (7) Pelimpahan wewenang secara delegatif sebagaimana dimaksud pada ayat (6) huruf a diberikan oleh tenaga medis kepada Perawat untuk melakukan tindakan medis tertentu sesuai kompetensi yang dimiliki berikut pelimpahan tanggung jawabnya.

224. (6) Pelimpahan wewenang secara mandat sebagaimana yang dimaksud pada ayat (4) huruf b diberikan oleh dokter sebagai pemberi kewenangan kepada Perawat dan tanggung jawab tetap berada pada pemberia kewenangan.

TETAP Penyesuaian redaksional (8) Pelimpahan wewenang secara mandat sebagaimana yang dimaksud pada ayat (6) huruf b diberikan oleh tenaga medis sebagai pemberi kewenangan kepada Perawat untuk melakukan tindakan medis tertentu dan tanggung jawab tetap berada pada pemberi kewenangan.

225. (7) Pelimpahan wewenang sebagaimana dimaksud pada ayat (4) dilakukan dalam bentuk tertulis dan sesuai dengan kesepakatan anatarprofesi dan/atau pihak terkait.

TETAP Penyesuaian redaksional (9) Pelimpahan wewenang sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf c dilakukan dalam bentuk tertulis atau secara lisan, dan dievaluasi pelaksanaannya.

226. (8) Pelimpahan wewenang sebagaimana dimaksud pada ayat (4) dievaluasi secara berkala.

Penyesuaian redaksi dan pendelegasian pengaturan lebih lanjut cukup dalam Peraturan Menteri.

(10) Ketentuan lebih lanjut tentang pelimpahan wewenang sebagaimana dimaksud pada ayat (6), (7), (8), dan (9) diatur dengan Peraturan Menteri.

227. (9) Ketentuan lebih lanjut mengenai pelimpahan wewenang diatur dalam Peraturan Pemerintah.

Digabung dalam DIM nomor 219 Dihapus

228. Pasal 32Perawat dalam menjalankan perannya terhadap Klien

Perlu penegasan bahwa kewenangan yang diatur adalah dalam upaya kesehatan perorangan, hal ini bertujuan untuk

Pasal 32(1) Perawat dalam menjalankan perannya

31

Page 32: DIM RUU Perawat-Bidan Bahan Rpt 11 Juli 2013

Hasil Avara 20 Juni 2013

NO. RUU KEPERAWATAN USULAN DPR RITANGGAPAN PEMERINTAH

USULAN PERUBAHAN

1 2 3 4berwenang: memberikan perlindungan bagi perawat, dalam upaya ini. terhadap Klien di bidang upaya kesehatan

perorangan berwenang:

229. a. melakukan pengkajian keperawatan secara holistik;

TETAP a. tetap;

230. b. menetapkan diagnosis keperawatan; TETAP b. tetap;

231. c. merencanakan tindakan keperawatan; TETAP c. tetap;

232. d. melaksanakan tindakan keperawatan; TETAP d. tetap;

233. e. mengevaluasi hasil tindakan keperawatan; TETAP e. tetap;

234. f. melakukan rujukan; Melakukan rujukan tidak perlu diatur. PAK, Rabu, 26 Juni 2013:f. tetap;

235. Perlu diatur mengenai pemberian pelayanan dalam keadaan gawat darurat.

f. memberikan pelayanan kesehatan pada keadaan gawat darurat sesuai dengan kompetensi;

g.236. g. memberikan konsultasi keperawatan dan

berkoordinasi dengan dokter;Perbaikan redaksional.Yang dilakukan dengan dokter adalah “kolaborasi” bukan sekedar “koordinasi”.

h. memberikan konsultasi keperawatan dan berkolaborasi dengan dokter;

237. h. melaksanakan penugasan khusus; Pelaksanaan penugasan khusus bukan kewenangan, namun bagian dari kewajiban apabila telah mendapatkan penugasan, dan hal ini diatur secara tersendiri.

Dihapus

238. i. melakukan penyuluhan kesehatan; dan TETAP i. melakukan penyuluhan kesehatan; dan

239. j. menerima dan melaksanakan pelimpahan wewenang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 31 ayat (4)

Pelaksanaan pelimpahan wewenang telah diatur secara khusus, lihat DIM nomor 215-219

Dihapus

240. Perlu diatur tentang kewenangan untuk pemberian obat kepada klien atas resep tanaga medis dan/atau obat bebas.

j. Penatalaksanaan pemberian obat kepada klien sesuai dengan resep tenaga medis atau obat bebas

241. Perlu pengaturan kewenangan dalam upaya kesehatan masyarakat, hal ini bertujuan untuk memberikan perlindungan bagi perawat.

(2) Perawat dalam menjalankan perannya terhadap klien di bidang upaya kesehatan masyarakat berwenang:

32

Page 33: DIM RUU Perawat-Bidan Bahan Rpt 11 Juli 2013

Hasil Avara 20 Juni 2013

NO. RUU KEPERAWATAN USULAN DPR RITANGGAPAN PEMERINTAH

USULAN PERUBAHAN

1 2 3 4

242. a. melakukan pengkajian keperawatan kesehatan masyarakat di tingkat keluarga dan kelompok masyarakat;

243. b. menetapkan permasalahan keperawatan kesehatan masyarakat;

244. c. melakukan penemuan kasus;

245. d. merencanakan tindakan keperawatan kesehatan masyarakat;

246. e. melaksanakan tindakan keperawatan kesehatan masyarakat;

247. f. Melakukan rujukan kasus;

248. g. mengevaluasi hasil tindakan keperawatan kesehatan masyarakat;

249. h. Melakukan pemberdayaan masyarakat, advokasi, dan kemitraan

250. i. melakukan penyuluhan kesehatan dan konseling

251. j. Mengelola kasus (case management)

252. Perlu mengatur tentang kewenangan klinis bagi perawat profesi atau perawat vokasi terlatih, yang merupakan perawat vokasi yang memperoleh pelatihan klinis yang dibuktikan dengan sertifikat pelatihan klinis.

(3) Perawat profesi atau perawat vokasi terlatih dalam menjalankan perannya terhadap klien dalam pelayanan kesehatan perorangan selain memiliki kewenangan sebagaimana pada ayat (1) juga memiliki kewenangan klinis:

PAK, Rabu, 26 Juni 2013:Dipikirkan rumusan yang lebih tepat.

33

Page 34: DIM RUU Perawat-Bidan Bahan Rpt 11 Juli 2013

Hasil Avara 20 Juni 2013

NO. RUU KEPERAWATAN USULAN DPR RITANGGAPAN PEMERINTAH

USULAN PERUBAHAN

1 2 3 4253. a. melakukan tindakan medis yang sesuai

dengan kompetensinya atas perintah tenaga medis;

254. b. memberikan imunisasi sesuai program pemerintah;

255. Pengaturan lebih lanjut mengenai kewenangan perawat didelegasikan dalam Peraturan Menteri.

PAK, Rabu, 3 Juli 2013:(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai

kewenangan Perawat diatur dalam Peraturan Menteri.

256. Pasal 33(1) Perawat dapat melaksanakan penugasan khusus

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 31 ayat (2) huruf d untuk memenuhi kebutuhan pelayanan kesehatan perorangan dan masyarakat di daerah terpencil, sangat terpencil, tertinggal, perbatasan, pulau-pulau kecil terluar, daerah yang tidak diminati, daerah rawan bencana atau mengalami bencana, dan konflik sosial.

Menyesuaikan DIM nomor 212, menambahkan kata “di fasilitas pelayanan kesehatan milik Pemerintah / Pemerintah Daerah”.

Pasal 33PAK, Rabu, 26 Juni 2013:Dihapus

257. (2) Perawat dalam melaksanakan penugasan khusus sebagaimana dimaksud pada ayat (1), berdasarkan kompetensi dan kewenangan serta dilaksanakan sesuai dengan hierarki klinis di tempat kerjanya.

Perbaikan redaksionalPerlu memberikan penjelasan bahwa hierarki klinis adalah hubungan atasan dengan bawahan yang berkaitan dengan kewenangan klinis.

(2) keadaan keterbatasan tertentu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 31 pada ayat (3) huruf b dilaksanakan dengan memperhatikan kompetensi dan sesuai dengan hierarki klinis di tempat kerjanya.

PAK, Rabu, 26 Juni 2013:Dicari tempat yang sesuai.

258. Perlu adanya pemberian kewenangan tertentu dalam penugasan khusus

(3) Perawat dalam menjalankan praktik keperawatan pada keadaan tertentu selain memiliki kewenangan sebagaimana dalam Pasal 32 dapat juga memberikan:

259. Penjelasan huruf a :Yang dimaksud dengan penyakit umum merupakan penyakit atau gejala yang ringan dan sering ditemui sehari

PAK, Rabu, 3 Juli 2013:a. pengobatan untuk penyakit umum dalam

hal tidak terdapat tenaga medis; dan

34

Page 35: DIM RUU Perawat-Bidan Bahan Rpt 11 Juli 2013

Hasil Avara 20 Juni 2013

NO. RUU KEPERAWATAN USULAN DPR RITANGGAPAN PEMERINTAH

USULAN PERUBAHAN

1 2 3 4hari antara lain sakit kepala, batuk pilek, diare tanpa dehidrasi, kembung, demam, sakit gigi.

260. PAK, Rabu, 3 Juli 2013:Yang dimaksud dengan Pelayanan Kefarmasian secara terbatas merupakan pelaksanaan tugas bagi perawat yang berada di daerah yang tidak memiliki tenaga kefarmasian untuk menyimpan dan menyerahkan obat kepada klien.

b. pelayanan kefarmasian secara terbatas dalam hal tidak terdapat tenaga kefarmasian.

PAK, Rabu, 3 Juli 2013:Setneg:Aturan ini harus dilihat apakah akan bertentangan dengan PP Kefarmasian. Kemungkinan harus digugurkan materi yang sama di PP kefarmasian

Catatan:Dalam RUU Nakes harus ada ketentuan penempatan semua jenis nakes di daerah.

261. Pasal 34(1) Pemerintah dalam menetapkan penugasan khusus

kepada Perawat harus memperhatikan usulan Pemerintah Daerah.

TETAP Pasal 34(1) Pemerintah dalam menetapkan penugasan

khusus kepada Perawat harus memperhatikan usulan Pemerintah Daerah.

262. (2) Pemanfaatan Perawat yang melaksanakan penugasan khusus sebagaimana dimaksud dalam Pasal 33 ayat (1) merupakan tanggung jawab bupati/walikota dan/atau gubernur.

TETAPPenjelasan:Pemanfaatan yang dimaksud adalah proses pemberdayaan Perawat sesuai dengan kompetensi dan kewenangannya.

(2) Pemanfaatan Perawat yang melaksanakan penugasan khusus sebagaimana dimaksud dalam Pasal 33 ayat (1) merupakan tanggung jawab bupati/walikota dan/atau gubernur.

263. (3) Perawat yang melaksanakan penugasan khusus sebagaimana dimaksud pada ayat (2) harus disertai dengan penyediaan sarana pelayanan kesehatan, alat kesehatan, obat-obatan dan fasilitas lainnya sesuai standar yang berlaku, serta memperhatikan hierarki dan komposisi tenaga kesehatan penyertanya atau yang tersedia.

Perbaikan redaksional, dan menambahkan ketentuan tentang perlunya memperhatikan anggaran operasional dan kesejahteraan dalam penugasan khusus.

Penjelasan Hierarki minimum berkaitan dengan jabatan struktural, jabatan fungsional dan pangkat/golongan ruang

(3) Perawat yang melaksanakan penugasan khusus sebagaimana dimaksud pada ayat (2) harus disertai dengan penyediaan sarana pelayanan kesehatan, alat kesehatan, obat-obatan, dan fasilitas lainnya sesuai standar yang berlaku dengan memperhatikan hierarki dan komposisi tenaga kesehatan penyertanya atau yang tersedia, serta anggaran untuk operasionalisasi dan kesejahteraan.

35

Page 36: DIM RUU Perawat-Bidan Bahan Rpt 11 Juli 2013

Hasil Avara 20 Juni 2013

NO. RUU KEPERAWATAN USULAN DPR RITANGGAPAN PEMERINTAH

USULAN PERUBAHAN

1 2 3 4

264. Pasal 35Ketentuan lebih lanjut mengenai penugasan khusus Perawat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 33 dan Pasal 34 diatur dalam Peraturan Pemerintah.

Pendelegasian cukup dalam Peraturan Menteri (4) Ketentuan lebih lanjut mengenai penugasan khusus Perawat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 33 dan Pasal 34 ayat (1), (2), dan (3) diatur dalam Peraturan Menteri.

265. Pasal 36(1) Dalam keadaan darurat untuk memberikan

pertolongan pertama Perawat dapat melakukan tindakan medis dan pemberian obat.

TETAP Pasal 36(1) Dalam keadaan darurat untuk memberikan

pertolongan pertama Perawat dapat melakukan tindakan medis dan pemberian obat.

266. (2) Pertolongan pertama sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bertujuan untuk menyelamatkan nyawa Klien dan mencegah kecacatan lebih lanjut,

TETAP (2) Pertolongan pertama sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bertujuan untuk menyelamatkan nyawa Klien dan mencegah kecacatan lebih lanjut

267. (3) Keadaan darurat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan keadaan yang mengancam nyawa Klien dan keselamatannya hanya tergantung pada inisiatif Perawat.

Perbaikan redaksional memasukkan kata “atau kecacatan” (3) Keadaan darurat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan keadaan yang mengancam nyawa atau kecacatan Klien dan keselamatannya hanya tergantung pada inisiatif Perawat.

268. (4) Keadaan darurat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan oleh Perawat sesuai dengan bidang keilmuan.

Perbaikan redaksional memasukkan kata “hasil evaluasi berdasarkan”

(4) Keadaan darurat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan oleh Perawat sesuai hasil evaluasi berdasarkan keilmuannya.

269. (5) Ketentuan lebih lanjut mengenai keadaan darurat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dalam Peraturan Pemerintah.

Perubahan redaksional, pendelegasian cukup diatur dengan Peraturan Menteri

(5) Ketentuan lebih lanjut mengenai keadaan darurat dan pertolongan pertamanya sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dalam Peraturan Menteri.

270. Pemerintah mengusulkan memasukkan BAB PRAKTIK KEBIDANAN

BAB …PRAKTIK KEBIDANAN

271. Bagian KesatuUmum

36

Page 37: DIM RUU Perawat-Bidan Bahan Rpt 11 Juli 2013

Hasil Avara 20 Juni 2013

NO. RUU KEPERAWATAN USULAN DPR RITANGGAPAN PEMERINTAH

USULAN PERUBAHAN

1 2 3 4

272. Pasal 36A(1) Bidan dalam menyelenggarakan praktik

wajib mengikuti standar pelayanan kebidanan, standar profesi, dan standar operasional prosedur.

273. (2) Standar pelayanan kebidanan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) ditetapkan oleh Organisasi Profesi dan disahkan oleh Menteri.

274. Bagian KeduaPeran dan Wewenang

275. Pasal 36B(1) Bidan melakukan praktik kebidanan sesuai

dengan pendidikan dan kompetensi yang dimiliki, meliputi:

276. a. Pelayanan kebidanan pada masa pra kehamilan, kehamilan, pertolongan persalinan, pasca persalinan, dan menyusui

277. b. Pelayanan Kesehatan Bayi

278. c. Pelayanan Keluarga Berencana

279. d. Pelayanan kesehatan masyarakat termasuk melakukan penyuluhan, edukasi dan konseling khususnya tentang kesehatan ibu dan bayi

280. (2) Dalam menyelenggarakan Praktik Kebidanan, Bidan berperan sebagai:

281. a. Pemberi pelayanan;

37

Page 38: DIM RUU Perawat-Bidan Bahan Rpt 11 Juli 2013

Hasil Avara 20 Juni 2013

NO. RUU KEPERAWATAN USULAN DPR RITANGGAPAN PEMERINTAH

USULAN PERUBAHAN

1 2 3 4282. b. Pengelola;

283. c. Pendidik;

284. d. Penggerak peran serta masyarakat; dan

285. e. Peneliti.286. (3) Selain peran sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) dan ayat (2), perawat dapat melaksanakan tugas:

287. a. secara mandiri

catatan:jika disesuaikan dengan perawat, maka huruf a dan b dihapus.

288. b. Kolaborasi dengan multi disiplin ilmu;

catatan:jika disesuaikan dengan perawat, maka huruf a dan b dihapus.

289. c. berdasarkan pelimpahan wewenang; dan/atau

290. d. berdasarkan penugasan khusus.

291. (4) Peran sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dapat dilaksanakan secara bersamaan ataupun sendiri-sendiri.

292. (5) Pelimpahan wewenang sebagaimana yang dimaksud pada ayat (3) huruf c dilaksanakan dengan 2 (dua) cara:

a. delegatif; danb. mandat.

38

Page 39: DIM RUU Perawat-Bidan Bahan Rpt 11 Juli 2013

Hasil Avara 20 Juni 2013

NO. RUU KEPERAWATAN USULAN DPR RITANGGAPAN PEMERINTAH

USULAN PERUBAHAN

1 2 3 4

293. (6) Pelimpahan wewenang secara delegatif sebagaimana dimaksud pada ayat (5) huruf a diberikan oleh tenaga medis kepada Bidan untuk melakukan tindakan medis tertentu sesuai kompetensi yang dimiliki berikut pelimpahan tanggung jawabnya.

294. (7) Pelimpahan wewenang secara mandat sebagaimana yang dimaksud pada ayat (5) huruf b diberikan oleh tenaga medis dan tenaga ahli lainnya sebagai pemberi kewenangan kepada Bidan untuk melakukan tindakan medis tertentu dan tanggung jawab tetap berada pada pemberi kewenangan

295. (8) Pelimpahan wewenang sebagaimana dimaksud pada ayat (4) huruf c dilakukan dalam bentuk tertulis atau secara lisan, dan dievaluasi pelaksanaannya

296. (9) Ketentuan lebih lanjut mengenai pelimpahan wewenang sebagaimana dimaksud pada ayat (5), (6), (7), dan (8) diatur dalam Peraturan Menteri.

297. Pasal 36C(1) Dalam menjalankan praktik sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 36B ayat (1) huruf a, bidan memiliki kewenangan:

298. a. Memberikan asuhan kebidanan, pendidikan kesehatan dan konseling dalam rangka perencanaan kehamilan dan persiapan menjadi orang tua.

299. b. Memberikan asuhan antenatal untuk mengoptimalkan kesehatan ibu dan janin selama masa kehamilan termasuk

39

Page 40: DIM RUU Perawat-Bidan Bahan Rpt 11 Juli 2013

Hasil Avara 20 Juni 2013

NO. RUU KEPERAWATAN USULAN DPR RITANGGAPAN PEMERINTAH

USULAN PERUBAHAN

1 2 3 4... (KIE) dan Konseling, mempromosikan ASI Eksklusif dan deteksi dini kasus komplikasi dan risiko tinggi, serta melakukan rujukan

300. c. Memberikan asuhan selama proses persalinan normal

301. d. Memfasilitasi Inisiasi Menyusui Dini (IMD)

302. e. Memberikan asuhan pasca persalinan, termasuk KIE dan Konseling selama ibu menyusui, deteksi dini masalah laktasi, dan asuhan pasca keguguran.

303. f. Merujuk ibu hamil, bersalin dan pasca persalinan yang membutuhkan pertolongan lebih lanjut

304. (2) Dalam menjalankan praktik sebagaimana dimaksud Pasal 36B ayat (1) huruf b, bidan memiliki kewenangan:

305. a. Memberikan asuhan pada bayi baru lahir, termasuk resusitasi pada kasus asfiksia dalam hal tidak terdapat tenaga dokter

306. b. Melakukan deteksi dini kasus risiko tinggi dan komplikasi serta melakukan rujukan

307. c. Memberikan asuhan pada Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) tanpa komplikasi

308. d. Memberikan imunisasi sesuai program pemerintah

40

Page 41: DIM RUU Perawat-Bidan Bahan Rpt 11 Juli 2013

Hasil Avara 20 Juni 2013

NO. RUU KEPERAWATAN USULAN DPR RITANGGAPAN PEMERINTAH

USULAN PERUBAHAN

1 2 3 4309. e. Melakukan pemantauan tumbuh

kembang bayi serta deteksi dini kasus komplikasi dan gangguan tumbuh kembang

310. (3) Dalam menjalankan praktik sebagaimana dimaksud Pasal 36B ayat (1) huruf c, bidan memiliki kewenangan melakukan KIE, Konseling dan memberikan pelayanan kontrasepsi Pil, Suntik, IUD, Implan sesuai program pemerintah

311. (4) Pemberian pelayanan kontrasepsi IUD dan Implan sebagaimana dimaksud dalam ayat (3) harus dilakukan oleh bidan terlatih.

312. (5) Dalam menjalankan praktik sebagaimana dimaksud Pasal 36 ayat (1) huruf a, b dan c bidan menggunakan pendekatan asuhan kebidanan meliputi:

313. a. Melakukan pengkajian secara holistic

314. b. Merumuskan diagnosa dan/atau masalah kebidanan

315. c. Merencanakan asuhan kebidanan

316. d. Melakukan implementasi asuhan kebidanan

317. e. Melakukan evaluasi

318. f. Melakukan pencatatan asuhan kebidanan

319. (6) Dalam menjalankan praktik sebagaimana dimaksud Pasal 36B ayat (1) huruf d bidan memiliki kewenangan:

41

Page 42: DIM RUU Perawat-Bidan Bahan Rpt 11 Juli 2013

Hasil Avara 20 Juni 2013

NO. RUU KEPERAWATAN USULAN DPR RITANGGAPAN PEMERINTAH

USULAN PERUBAHAN

1 2 3 4

320. a. Melakukan pemetaan wilayah, analisis situasi dan sosial dalam kesehatan ibu dan bayi

321. b. Melakukan penetapan masalah kesehatan ibu dan bayi bersama masyarakat

322. c. Menyusun perencanaan tindakan berdasarkan prioritas masalah kesehatan ibu dan bayi bersama masyarakat

323. d. Melakukan promosi kesehatan, khususnya kesehatan ibu dan bayi

324. e. Melakukan pembinaan upaya kesehatan ibu dan bayi bersama masyarakat di wilayah kerjanya

325. f. Melakukan surveilans sederhana

326. g. Melakukan pencatatan, evaluasi dan pelaporan

327. (7) Melakukan pertolongan pertama pada kasus kegawatdaruratan dan merujuk ke fasilitas pelayanan kesehatan yang mempunyai kemampuan lebih tinggi.

328. (8) Dalam menjalankan praktik di daerah terpencil, sangat terpencil, tertinggal, perbatasan, pulau-pulau kecil terluar, daerah yang tidak diminati, daerah rawan bencana atau mengalami bencana dan konflik sosial, selain memiliki kewenangan sebagaimana diatur dalam ayat (2), ayat

42

Page 43: DIM RUU Perawat-Bidan Bahan Rpt 11 Juli 2013

Hasil Avara 20 Juni 2013

NO. RUU KEPERAWATAN USULAN DPR RITANGGAPAN PEMERINTAH

USULAN PERUBAHAN

1 2 3 4(3), ayat (4) dan ayat (6) bidan juga memiliki kewenangan:

329. a. memberikan pelayanan kuratif pada penyakit umum pada ibu dan bayi dalam hal tidak terdapat tenaga medis

330. b. Memberikan obat pada ibu dan bayi dalam hal tidak terdapat tenaga kefarmasian

331. (9) Ketentuan lebih lanjut mengenai kewenangan bidan diatur dalam peraturan menteri.

332. Pasal 36DBidan dapat melaksanakan penugasan khusus untuk memenuhi kebutuhan pelayanan kesehatan perorangan dan masyarakat di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.

333. Pasal 36E(1) Pemerintah dalam menetapkan penugasan

khusus kepada bidan harus memperhatikan usulan Pemerintah Daerah.

334. (2) Pemanfaatan Bidan yang melaksanakan penugasan khusus sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) merupakan tanggung jawab bupati/walikota dan/atau gubernur.

335. (3) Bidan yang melaksanakan penugasan khusus sebagaimana dimaksud pada ayat (2) harus disertai dengan penyediaan sarana pelayanan kesehatan, alat kesehatan, obat-obatan, dan fasilitas

43

Page 44: DIM RUU Perawat-Bidan Bahan Rpt 11 Juli 2013

Hasil Avara 20 Juni 2013

NO. RUU KEPERAWATAN USULAN DPR RITANGGAPAN PEMERINTAH

USULAN PERUBAHAN

1 2 3 4lainnya sesuai standar yang berlaku dengan memperhatikan komposisi tenaga kesehatan penyertanya atau yang tersedia, serta rumah dinas dan kesejahteraan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

336. (4) Ketentuan lebih lanjut mengenai penugasan khusus Bidan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), (2), dan (3) diatur dalam Peraturan Menteri.

337. Pasal 36F(1) Dalam keadaan darurat untuk

penyelamatan nyawa dan pencegahan kecacatan, Bidan dapat melakukan pelayanan kesehatan di luar kewenangannya.

338. (3) Keadaan darurat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan keadaan yang mengancam nyawa Pasien.

339. (5) Ketentuan lebih lanjut mengenai keadaan darurat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dalam Peraturan Pemerintah.

340. BAB VIHAK DAN KEWAJIBAN

TETAP BAB VIHAK DAN KEWAJIBAN

341. Bagian KesatuHak dan Kewajiban Perawat

Penyesuaian dan perbaikan redaksional Bagian KesatuHak dan Kewajiban Perawat dan Bidan

342. Pasal 37Perawat dalam melaksanakan Praktik Keperawatan berhak:

Penyesuaian dan perbaikan redaksional Pasal 37(1) Perawat dan Bidan dalam melaksanakan

Praktik berhak:

343. a. memperoleh perlindungan hukum sepanjang melaksanakan tugas sesuai standar profesi,

Membatasi cukup pada standar pelayanan dan standar prosedur operasional saja, karena jika terlalu banyak

a. memperoleh perlindungan hukum sepanjang melaksanakan tugas sesuai

44

Page 45: DIM RUU Perawat-Bidan Bahan Rpt 11 Juli 2013

Hasil Avara 20 Juni 2013

NO. RUU KEPERAWATAN USULAN DPR RITANGGAPAN PEMERINTAH

USULAN PERUBAHAN

1 2 3 4standar pelayanan keperawatan, standar operasional prosedur, kode etik, dan ketentuan peraturan perundang-undangan;

standar bahkan termasuk kode etik, akan semakin sulit upaya pemberian perlindungan hukum tersebut.

standar pelayanan dan standar prosedur operasional;

344. b. memperoleh informasi yang lengkap dan jujur dari Klien dan/atau keluarganya;

TETAP b. memperoleh informasi yang lengkap dan jujur dari Klien dan/atau keluarganya;

345. c. menerima imbalan jasa atas Pelayanan Keperawatan yang telah diberikan secara mandiri, berdasarkan pelimpahan wewenang, dan dengan bekerjasama; dan

Membatasi pernyataan tidak perlu menyebutkan bentuk praktik yang dilakukannya.Penjelasan:Imbalan jasa diberikan atas pelayanan yang dilakukan baik secara mandiri, berdasarkan pelimpahan wewenang, dan/atau dengan bekerjasama/berkolaborasi dengan tenaga kesehatan lain

c. menerima imbalan jasa atas Pelayanan Keperawatan dan pelayanan kebidanan yang telah diberikan.

346. d. menolak keinginan Klien atau pihak lain yang memberikan anjuran atau permintaan baik lisan maupun tertulis untuk melakukan tindakan yang bertentangan dengan standar profesi, standar pelayanan keperawatan, standar operasional prosedur, kode etik, dan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Perbaikan redaksional, “keinginan” sudah cukup luas, termasuk di dalamnya anjuran maupun permintaan.

d. menolak keinginan Klien atau pihak lain yang bertentangan dengan standar profesi, standar pelayanan, standar operasional prosedur, kode etik, dan ketentuan peraturan perundang-undangan.

347. Pemerintah mengusulkan adanya penambahan ayat yang terkait dengan hak yang berhubungan dengan pemberi kerja.

Pemberi Kerja adalah orang perseorangan, pengusaha, badan hukum, atau badan-badan lainnya yang mempekerjakan tenaga kerja dengan membayar upah atau imbalan dalam bentuk lain.

PAK, Rabu, 26 Juni 2013:Perawat dan bidan dalam hubungan kerja dengan pemberi kerja berhak memperoleh:

348. PAK, Rabu, 26 Juni 2013:a. Keselamatan dan kesehatan kerja;

349. PAK, Rabu, 26 Juni 2013:b. Syarat-syarat kerja

350. PAK, Rabu, 26 Juni 2013:c. Upah termasuk tunjangan;

351. PAK, Rabu, 26 Juni 2013:d. Jaminan sosial; dan

45

Page 46: DIM RUU Perawat-Bidan Bahan Rpt 11 Juli 2013

Hasil Avara 20 Juni 2013

NO. RUU KEPERAWATAN USULAN DPR RITANGGAPAN PEMERINTAH

USULAN PERUBAHAN

1 2 3 4

352. PAK, Rabu, 26 Juni 2013:e. Kesejahteraan

353. PAK, Rabu, 26 Juni 2013:Hak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

354. Pemerintah mengusulkan adanya penambahan ayat yang terkait dengan hak perawat dalam melaksanakan penugasan khusus.

(2) Perawat dan Bidan yang melaksanakan penugasan khusus, selain memperoleh hak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) juga berhak:

355. a. Memperoleh perlindungan dari kekerasan dan intimidasi

356. PAK, Rabu, 26 juni 2013b. Memperoleh jaminan kesehatan dan

insentif khusus357. Pasal 38

Perawat dalam melaksanakan Praktik Keperawatan berkewajiban:

Penyesuaian redaksional Pasal 38Perawat dan Bidan dalam melaksanakan Praktik berkewajiban:

358. a. melengkapi sarana dan prasarana Pelayanan Keperawatan sesuai dengan standar pelayanan keperawatan dan ketentuan peraturan perundang-undangan;

Kewajiban melengkapi sarana dan prasarana hanya dibebankan kepada perawat maupun bidan yang menjalankan praktik mandiri.

a. melengkapi sarana dan prasarana Pelayanan sesuai dengan standar pelayanan dan ketentuan peraturan perundang-undangan bagi perawat atau bidan yang menjalankan praktik mandiri;

359. b. memberikan Pelayanan Keperawatan sesuai dengan standar profesi, standar pelayanan keperawatan, standar operasional prosedur, kode etik, dan ketentuan peraturan perundang-undangan;

Penyesuaian redaksional b. memberikan Pelayanan Keperawatan dan Kebidanan sesuai dengan standar profesi, standar pelayanan, standar prosedur operasional, kode etik, dan ketentuan peraturan perundang-undangan;

360. c. menghormati hak Klien; c. tetap;

361. d. merujuk kasus yang tidak dapat ditangani, yang Memperluas batasan dasar pelaksanaan rujukan, tetapi d. merujuk Klien yang tidak dapat ditangani

46

Page 47: DIM RUU Perawat-Bidan Bahan Rpt 11 Juli 2013

Hasil Avara 20 Juni 2013

NO. RUU KEPERAWATAN USULAN DPR RITANGGAPAN PEMERINTAH

USULAN PERUBAHAN

1 2 3 4meliputi:1. dalam aspek pelayanan/asuhan keperawatan

merujuk ke anggota perawat lain yang lebih tinggi kemampuan atau pendidikannya; atau

tetap mendasarkan pada kompetensi. kepada perawat, bidan atau tenaga kesehatan lain yang lebih tepat, sesuai dengan lingkup dan tingkat kompetensinya.

362. 2. dalam aspek masalah kesehatan lainnya merujuk ke tenaga kesehatan lain.

Digabung dalam DIM nomor 351 Dihapus

363. e. merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya tentang Klien;

e. tetap;

364. f. mendokumentasikan Asuhan Keperawatan berdasarkan standar pelayanan keperawatan;

Penyesuaian redaksional f. mendokumentasikan dan melaporkan Asuhan Keperawatan dan Kebidanan sesuai dengan standar;

365. g. memberikan informasi yang lengkap, jujur, jelas dan mudah dimengerti mengenai tindakan keperawatan kepada Klien dan/atau keluarganya sesuai dengan batas kewenangannya;

Lebih tepat menggunakan kata “benar” dibanding kata “jujur”

g. memberikan informasi yang lengkap, benar, jelas dan mudah dimengerti mengenai tindakan keperawatan dan kebidanan kepada Klien dan/atau keluarganya sesuai dengan batas kewenangannya;

366. h. melaksanakan tindakan pelimpahan wewenang dari tenaga kesehatan lain yang sesuai dengan kompetensi Perawat; dan

Penyesuaian redaksional h. melaksanakan tindakan pelimpahan wewenang dari tenaga kesehatan lain yang sesuai dengan kompetensi

367. i. melaksanakan penugasan khusus yang ditetapkan oleh Pemerintah.

TETAP i. melaksanakan penugasan khusus yang ditetapkan oleh Pemerintah.

368. Bagian KeduaHak dan Kewajiban Klien

TETAP Bagian KeduaHak dan Kewajiban Klien

369. Pasal 39Klien dalam Praktik Keperawatan berhak:

Penyesuaian redaksional Pasal 39Klien dalam Praktik Keperawatan dan Kebidanan berhak:

370. a. mendapatkan informasi secara lengkap, jujur, dan jelas tentang tindakan keperawatan yang akan dilakukan;

Lebih tepat menggunakan kata “benar” dibanding kata “jujur”

a. mendapatkan informasi secara lengkap, benar, dan jelas tentang tindakan keperawatan dan/atau kebidanan yang akan dilakukan;

47

Page 48: DIM RUU Perawat-Bidan Bahan Rpt 11 Juli 2013

Hasil Avara 20 Juni 2013

NO. RUU KEPERAWATAN USULAN DPR RITANGGAPAN PEMERINTAH

USULAN PERUBAHAN

1 2 3 4

371. b. meminta pendapat Perawat lain dan/atau tenaga kesehatan lainnya;

Penyesuaian redaksional b. meminta pendapat Perawat dan/atau Bidan lain dan/atau tenaga kesehatan lainnya;

372. c. mendapatkan Pelayanan Keperawatan sesuai dengan standar pelayanan keperawatan;

Penyesuaian redaksional c. mendapatkan Pelayanan sesuai dengan standar;

373. d. memberi persetujuan atau penolakan tindakan keperawatan yang akan diterimanya; dan

Perbaikan redaksional d. memberi persetujuan atau penolakan tindakan keperawatan dan/atau kebidanan yang akan dilakukan; dan

374. e. terjaga kerahasiaan kondisi kesehatannya. e. tetap.

375. Pasal 40Pengungkapan rahasia Klien sebagaimana dimaksud dalam Pasal 39 huruf e dilakukan atas dasar:

Sudah diatur secara detail dalam Peraturan Menteri tentang Rahasia Kedokteran

Dihapus

376. a. persetujuan tertulis dari Klien; dan/atau Sudah diatur secara detail dalam Peraturan Menteri tentang Rahasia Kedokteran

Dihapus

377. b. perintah hakim pada sidang pengadilan. Sudah diatur secara detail dalam Peraturan Menteri tentang Rahasia Kedokteran

Dihapus

378. Pasal 41Dalam Praktik Keperawatan, Klien berkewajiban:

Penyesuaian redaksional Pasal 41Dalam Praktik Keperawatan dan Kebidanan, Klien berkewajiban:

379. a. memberikan informasi yang lengkap, jujur, dan jelas tentang masalah kesehatannya;

Lebih tepat menggunakan kata “benar” dibanding kata “jujur”

a. memberikan informasi yang lengkap, benar, dan jelas tentang masalah kesehatannya;

380. b. mematuhi nasihat dan petunjuk Perawat; Penyesuaian redaksional b. mematuhi nasihat dan petunjuk Perawat dan/atau Bidan;

381. c. mematuhi ketentuan yang berlaku di Fasilitas Pelayanan Kesehatan; dan

TETAP c. mematuhi ketentuan yang berlaku di Fasilitas Pelayanan Kesehatan; dan

382. d. memberikan imbalan jasa atas pelayanan yang diterima.

TETAP d. memberikan imbalan jasa atas pelayanan yang diterima.

48

Page 49: DIM RUU Perawat-Bidan Bahan Rpt 11 Juli 2013

Hasil Avara 20 Juni 2013

NO. RUU KEPERAWATAN USULAN DPR RITANGGAPAN PEMERINTAH

USULAN PERUBAHAN

1 2 3 4383. BAB VIII

ORGANISASI PROFESI PERAWATPenyesuaian redaksional, agar mencakup organisasi profesi perawat dan bidan

BAB VIIIORGANISASI PROFESI

384. Pasal 42Untuk mempersatukan dan memberdayakan Perawat dalam rangka menunjang pembangunan kesehatan dibentuk Organisasi Profesi Perawat sebagai satu wadah yang menghimpun Perawat secara nasional dan berbadan hukum.

Bab ini cukup mengatur tentang organisasi profesi yang diakui oleh Pemerintah, baik Perawat maupun Bidan, ketentuannya bersifat umum saja.

Pasal 42PAK, Rabu, 26 juni 2013:Tetap

Penjelasan ayat (1)Organisasi profesi dalam ketentuan ini meliputi Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) bagi perawat dan Ikatan Bidan Indonesia (IBI) bagi bidan

385. Pasal 43Organisasi Profesi Perawat berkedudukan di Ibukota Negara Kesatuan Republik Indonesia dan dapat membentuk perwakilan di daerah.

Penyesuaian redaksional Pasal 43Organisasi Profesi berkedudukan di Ibukota Negara Kesatuan Republik Indonesia dan dapat membentuk perwakilan di daerah.

386. Pasal 44(1) Organisasi Profesi Perawat berfungsi sebagai

pemersatu, Pembina, pengembang, dan pengawas keperawatan di Indonesia.

Tidak Perlu pengaturan detail tentang organisasi profesi dalam Undang-Undang

Pasal 44Ketentuan mengenai organisasi profesi sebagaimana dimaksud pada Pasal 42 dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

387. (2) Organisasi Profesi Perawat bertanggung jawab kepada anggota profesi,

Dihapus

388. Pasal 45Organisasi Profesi Perawat berwenang:

Dihapus

389. a. memberikan rekomendasi persyaratan akreditasi institusi pendidikan keperawatan;

Dihapus

390. b. memberikan rekomendasi kepada perawat untuk memperoleh SIPP pada proses pengajuan izin praktik keperawatan mandiri kepada Pemerintah Daerah;

Dihapus

391. c. menyusun dan menetapkan kode etik; Dihapus392. d. memberikan rekomendasi program adaptasi dan

evaluasi Perawat Asing kepada Konsil Keperawatan Indonesia; dan

Dihapus

393. e. mengusulkan anggota Organisasi Profesi Perawat untuk dimasukkan dalam Konsil Keperawatan

Dihapus

49

Page 50: DIM RUU Perawat-Bidan Bahan Rpt 11 Juli 2013

Hasil Avara 20 Juni 2013

NO. RUU KEPERAWATAN USULAN DPR RITANGGAPAN PEMERINTAH

USULAN PERUBAHAN

1 2 3 4Indonesia.

394. Pasal 46Organisasi Profesi Perawat bertugas :

Dihapus

395. a. meningkatkan kualitas, kapabilitas dan kapasitas Perawat dalam menjalankan asuhan keperawatan sesuai standar pelayanan keperawatan;

Dihapus

396. b. melakukan sosialisasi pengembangan profesi Keperawatan;

Dihapus

397. c. berpartisipasi aktif dalam pembangunan kesehatan;

Dihapus

398. d. memfasilitasi perlindungan hukum kepada anggota; dan

Dihapus

399. e. membentuk Kolegium Keperawatan. Dihapus400. Pasal 47

Biaya untuk pelaksanaan tugas Organisasi Profesi Perawat dibebankan kepada anggaran pendapatan dan belanja Organisasi Profesi Perawat.

Dihapus

401. Pasal 48Ketentuan mengenai susunan Organisasi Profesi Perawat ditetapkan dalam anggaran dasar dan anggaran rumah tangga.

Dihapus

402. BAB VIIIKOLEGIUM KEPERAWATAN

Kolegium merupakan Badan Otonom di dalam organisasi profesi, sehingga tidak perlu diatur secara khusus di dalam UU, hal ini diserahkan saja kepada masing-masing organisasi profesi.

Dihapus

403. Pasal 49(1) Kolegium Keperawatan merupakan badan otonom

di dalam Organisasi Profesi Perawat dan dibentuk oleh Organisasi Profesi Perawat.

Dihapus

404. (2) Kolegium Keperawatan bertanggung jawab kepada Organisasi Profesi Perawat.

Dihapus

405. Pasal 50Kolegium Keperawatan berfungsi mengembangkan cabang disiplin ilmu Keperawatan.

Dihapus

406. Pasal 51Kolegium Keperawatan berwenang:

Dihapus

407. a. melakukan penilaian kompetensi Perawat Asing Dihapus

50

Page 51: DIM RUU Perawat-Bidan Bahan Rpt 11 Juli 2013

Hasil Avara 20 Juni 2013

NO. RUU KEPERAWATAN USULAN DPR RITANGGAPAN PEMERINTAH

USULAN PERUBAHAN

1 2 3 4sebagai dasar dilakukan program adaptasi; dan

408. b. melakukan kajian pengembangan pendidikan dan profesi Perawat.

Dihapus

409. Pasal 52Kolegium Keperawatan bertugas menyusun standar kompetensi kerja Perawat.

Dihapus

410. Pasal 53Biaya untuk pelaksanaan tugas Kolegium Keperawatan dibebankan kepada:

Dihapus

411. a. anggaran pendapatan dan belanja Organisasi Profesi Perawat;

Dihapus

412. b. registrasi Perawat; Dihapus

413. c. bantuan Pemerintah; Dihapus

414. d. hibah; dan/atau Dihapus

415. e. sumbangan yang sah dan tidak mengikat. Dihapus

416. Pasal 54Ketentuan mengenai susunan organisasi Kolegium Keperawatan dan keanggotaan diatur dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Organisasi Profesi Perawat.

Dihapus

417. BAB IXKONSIL KEPERAWATAN INDONESIA

Penyesuaian redaksional

PAK, Rabu, 3 Juli 2013:Alasan menghilangkan Konsil, karena saat ini menggunakan pendekatan urusan, dimana urusan kesehatan menjadi tanggung jawab kemenkes. aturan RUU ini harusnya hanya penguatan tupoksi unit-unit yang ada di kemkes dan tidak mengamanatkan pembentukan lembaga. Pembentukan lembaga dapat dilakukan jika memang tupoksinya belum ada di unit teknis kemenkes.

BAB IXKONSIL KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN

INDONESIA

418. Pasal 55Untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat,

Penyesuaian dan perbaikan redaksional Pasal 55(1) Untuk meningkatkan derajat kesehatan

51

Page 52: DIM RUU Perawat-Bidan Bahan Rpt 11 Juli 2013

Hasil Avara 20 Juni 2013

NO. RUU KEPERAWATAN USULAN DPR RITANGGAPAN PEMERINTAH

USULAN PERUBAHAN

1 2 3 4memberikan perlindungan dan kepastian hukum kepada Perawat dan masyarakat, meningkatkan mutu Perawat, serta Pelayanan Keperawatan, dibentuk Konsil Keperawatan Indonesia.

masyarakat, memberikan perlindungan dan kepastian hukum kepada Perawat, Bidan dan masyarakat, meningkatkan mutu Perawat dan Bidan, serta Pelayanan Keperawatan dan Kebidanan, dibentuk Konsil Keperawatan dan Kebidanan Indonesia

419. Perlu ayat tambahan untuk menjelaskan adanya konsil keperawatan dan konsil kebidanan di dalam konsil keperawatan dan kebidanan Indonesia

(2) Konsil Keperawatan dan Kebidanan Indonesia sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas Konsil Keperawatan dan Konsil Kebidanan

420. Pasal 56Konsil Keperawatan Indonesia berkedudukan di Ibukota Negara Republik Indonesia.

Penyesuaian redaksional Pasal 56Konsil Keperawatan dan Kebidanan Indonesia berkedudukan di Ibukota Negara Republik Indonesia.

421. Pasal 57Konsil Keperawatan Indonesia berfungsi menetapkan Praktik Keperawatan dan melakukan Registrasi Perawat.

Penyesuaian redaksional Pasal 57Konsil Keperawatan dan Kebidanan Indonesia berfungsi menetapkan Praktik Keperawatan dan Kebidanan, melakukan Registrasi Perawat dan Bidan.

422. Pasal 58(1) Konsil Keperawatan Indonesia berwenang:

Penyesuaian redaksional Pasal 58Konsil Keperawatan dan Kebidanan Indonesia berwenang:

423. a. mengawasi pelaksanaan kode etik dan Pelayanan Keperawatan;

Penyesuaian redaksional a. membina pelaksanaan kode etik dan pelayanan keperawatan dan kebidanan;

424. b. menerbitkan Sertifikat Uji Kompetensi; DIHAPUS disesuaikan dengan UU 12/2012 bahwa kewenangan pelaksanaan uji kompetensi dan penerbitan sertifikat kompetensi merupakan kewenangan dari institusi pendidikan.Telah masuk dalam DIM nomor 116.

Dihapus

425. c. menyetujui dan menolak permohonan registrasi termasuk dari Perawat Asing;

Penyesuaian dan perbaikan redaksional b. menyetujui dan menolak permohonan registrasi serta mencabut STR Perawat

52

Page 53: DIM RUU Perawat-Bidan Bahan Rpt 11 Juli 2013

Hasil Avara 20 Juni 2013

NO. RUU KEPERAWATAN USULAN DPR RITANGGAPAN PEMERINTAH

USULAN PERUBAHAN

1 2 3 4dan Bidan;

426. d. menerbitkan dan mencabut STR; Digabung dalam DIM nomor 416. Dihapus

427. Penambahan ketentuan kewenangan Konsil. c. melakukan pengujian terhadap persyaratan registrasi Perawat dan Bidan;

428. e. menegakkan disiplin keperawatan termasuk menyelidiki dan menangani masalah yang berkaitan dengan pelanggaran disiplin Perawat; dan

Penyesuaian redaksional d. menegakkan disiplin keperawatan dan Kebidanan termasuk menyelidiki dan menangani masalah yang berkaitan dengan pelanggaran disiplin; dan

429. f. menetapkan dan memberikan sanksi disiplin.

Perbaikan redaksional e. menetapkan dan memberikan sanksi disiplin profesi;

430. (2) Penerbitan Sertifikat Uji Kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c dikeluarkan setelah perawat dinyatakan lulus uji kompetensi oleh institusi perguruan tinggi yang terakreditasi.

DIHAPUS disesuaikan dengan UU 12/2012 bahwa kewenangan pelaksanaan uji kompetensi dan penerbitan sertifikat kompetensi merupakan kewenangan dari institusi pendidikan.Telah masuk dalam DIM nomor 116.

Dihapus

431. Pasal 59Biaya untuk pelaksanaan tugas Konsil Keperawatan Indonesia dibebankan kepada anggaran pendapatan dan belanja Organisasi Profesi Perawat.

Penyesuaian redaksional Pasal 59Biaya untuk pelaksanaan tugas Konsil Keperawatan dan kebidanan Indonesia dibebankan kepada anggaran pendapatan dan belanja Organisasi Profesi.

432. Pasal 60a. Jumlah anggota Konsil Keperawatan Indonesia

paling banyak 15 (lima belas) orang.

Penyesuaian redaksional Pasal 60Jumlah anggota Konsil Keperawatan dan Kebidanan Indonesia paling banyak 15 (lima belas) orang.

433. Perlu pembentukan majelis kehormatan disiplin sebagai badan otonom di dalam Konsil keperawatan dan kebidanan Indonesia untuk menegakkan disiplin perawat dan bidan.

Pasal 60A(1) Untuk menegakkan disiplin perawat dan

bidan dalam menyelenggarakan praktik dibentuk Majelis Kehormatan Disiplin.

434. (2) Majelis Kehormatan Disiplin merupakan lembaga otonom dari Konsil Keperawatan dan Kebidanan Indonesia.

53

Page 54: DIM RUU Perawat-Bidan Bahan Rpt 11 Juli 2013

Hasil Avara 20 Juni 2013

NO. RUU KEPERAWATAN USULAN DPR RITANGGAPAN PEMERINTAH

USULAN PERUBAHAN

1 2 3 4435. (3) Ketentuan lebih lanjut tentang Majelis

Kehormatan Disiplin ditetapkan oleh Konsil Keperawatan dan Kebidanan Indonesia.

436. b. Ketentuan lebih lanjut mengenai Konsil Keperawatan Indonesia diatur dengan Peraturan Presiden.

Penyesuaian redaksional Pasal 60BKetentuan lebih lanjut mengenai Konsil Keperawatan dan Kebidanan Indonesia diatur dengan Peraturan Presiden.

437. BAB XPEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN

TETAP BAB XPEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN

438. Pasal 61Pemerintah, Pemerintah Daerah, Konsil Keperawatan Indonesia, Organisasi Profesi Perawat membina dan mengembangkan Praktik Keperawatan sesuai dengan fungsi dan tugas masing-masing.

Penyesuaian redaksional Pasal 61Pemerintah, Pemerintah Daerah, Konsil Keperawatan dan Kebidanan Indonesia, Organisasi Profesi membina dan mengawasi Praktik Keperawatan dan Kebidanan sesuai dengan fungsi dan tugas masing-masing.

439. Pasal 62(1) Pembinaan dan pengembangan Praktik

Keperawatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 61 diarahkan untuk:

Penyesuaian redaksional Pasal 62(1) Pembinaan dan pengawasan Praktik

Keperawatan dan Kebidanan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 61 diarahkan untuk:

440. a. meningkatkan mutu Pelayanan Keperawatan yang diberikan Perawat; dan

Penyesuaian redaksional a. meningkatkan mutu Pelayanan Keperawatan dan Kebidanan; dan

441. b. melindungi masyarakat atas tindakan Perawat yang tidak sesuai standar operasional prosedur,

Penyesuaian redaksional b. melindungi masyarakat atas tindakan Perawat dan Bidan yang tidak sesuai standar.

442. (2) Pembinaan dan pengembangan Praktik Keperawatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dilakukan dengan mengikuti pendidikan formal dan pendidikan nonformal.

Penyesuaian redaksional (2) Pembinaan dan pengembangan Praktik Keperawatan dan Kebidanan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dilakukan dengan mengikuti pendidikan formal dan pendidikan nonformal.

443. (3) Pembinaan dan pengembangan Praktik Keperawatan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) meliputi kompetensi dan kepribadian professional.

Penyesuaian redaksional (3) Pembinaan dan pengembangan Praktik Keperawatan dan Kebidanan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) meliputi

54

Page 55: DIM RUU Perawat-Bidan Bahan Rpt 11 Juli 2013

Hasil Avara 20 Juni 2013

NO. RUU KEPERAWATAN USULAN DPR RITANGGAPAN PEMERINTAH

USULAN PERUBAHAN

1 2 3 4kompetensi dan kepribadian professional.

444. Pasal 63(1) Pembinaan dan pengembangan Praktik

Keperawatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 61 meliputi:a. penugasan;b. kenaikan pangkat/peringkat; dan/atauc. promosi.

Penyesuaian redaksional Pasal 63(1) Pembinaan dan pengembangan Praktik

Keperawatan dan Kebidanan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 61 meliputi:a. penugasan;b. kenaikan pangkat/peringkat; dan/atauc. promosi.

445. (2) Pengembangan karir Praktik Keperawatan dapat digunakan untuk penempatan perawat pada jenjang yang sesuai dengan keahliannya.

Penyesuaian redaksional (2) Pengembangan Praktik Keperawatan dan Kebidanan dapat digunakan untuk penempatan perawat dan bidan pada jenjang yang sesuai dengan keahliannya.

446. Penambahan ketentuan audit di bidang keperawatan dan kebidanan dalam rangka kendali mutu dan kendali biaya.

Pasal 63ADalam rangka pembinaan dan pengawasan perawat dan bidan yang menyelenggarakan praktik keperawatan dan kebidanan dapat dilakukan audit di bidang keperawatan dan kebidanan.

447. BAB XILARANGAN

Tidak perlu mengatur bab tersendiri tentang Larangan. Ketentuan ini dapat digabungkan dalam Bab Pembinaan dan Pengembangan

Dihapus

KumHAM:Materi larangan sebaiknya diintegrasikan ke pasal yang langsung mengatur hal yang dilarang.

448. Pasal 64

Setiap orang dilarang dengan sengaja menggunakan identitas seolah-olah yang bersangkutan adalah perawat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1).

Penyesuaian redaksional Pasal 64Setiap orang dilarang dengan sengaja menggunakan identitas seolah-olah yang bersangkutan adalah perawat dan/atau bidan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1)

449. Pasal 65Perawat dilarang menyelenggarakan Praktik Keperawatan tanpa memiliki STR dan/atau SIPP

Penyesuaian redaksional Pasal 65Perawat dan Bidan dilarang menyelenggarakan Praktik tanpa memiliki STR

55

Page 56: DIM RUU Perawat-Bidan Bahan Rpt 11 Juli 2013

Hasil Avara 20 Juni 2013

NO. RUU KEPERAWATAN USULAN DPR RITANGGAPAN PEMERINTAH

USULAN PERUBAHAN

1 2 3 4sebagai dasar lisensi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 ayat (3).

dan Surat Izin Praktik sebagai dasar lisensi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 ayat (3)

450. Pasal 66Pimpinan Fasilitas Pelayanan Kesehatan dilarang dengan sengaja mempekerjakan Perawat yang tidak memiliki STR dan SIPP sebagaimana dimaksud dalam Pasal 29 ayat (1).

Penyesuaian redaksional Pasal 66Pimpinan Fasilitas Pelayanan Kesehatan dilarang dengan sengaja mempekerjakan Perawat dan Bidan yang tidak memiliki STR dan Surat Izin Praktik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 ayat (1)

451. Pasal 67Perawat dalam memberikan asuhan keperawatan dilarang memberikan resep dan obat selain obat bebas terbatas.

Penyesuaian dan perbaikan redaksional, disesuaikan dengan kewenangan perawat dan bidan.

Pasal 67Perawat dan bidan dalam memberikan asuhan keperawatan dan kebidanan dilarang memberikan resep.

452. BAB XIIKETENTUAN PIDANA

TETAP BAB XIIKETENTUAN PIDANA

453. Pasal 68Setiap orang yang dengan sengaja menggunakan identitas seolah-olah yang bersangkutan adalah perawat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 64 dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 tahun dan pidana denda paling banyak Rp. 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).

Pasal 68Setiap orang yang bukan perawat dan/atau bidan dengan sengaja berpraktik sebagai perawat dan/atau bidan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 64 dipidana dengan pidana penjara paling lama 2 tahun dan pidana denda paling banyak Rp. 200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah).

454. Pasal 69Perawat yang menyelenggarakan Praktik Keperawatan tanpa memiliki STR dan/atau SIPP sebagai dasar lisensi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 65 dipidana dengan pidana penjara paling lama 1 (satu) tahun dan pidana denda paling banyak Rp. 100.000.000,00 (seratus juta rupiah).

Pasal 69Perawat dan/atau bidan yang menyelenggarakan Praktik tanpa memiliki STR dan/atau Surat Izin Praktik sebagai dasar lisensi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 65 dipidana dengan pidana denda paling banyak Rp. 50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah).

455. Pasal 70(1) Pimpinan Fasilitas Pelayanan Kesehatan yang

dengan sengaja mempekerjakan Perawat yang

TETAP Pasal 70(1) Pimpinan Fasilitas Pelayanan Kesehatan

yang dengan sengaja mempekerjakan

56

Page 57: DIM RUU Perawat-Bidan Bahan Rpt 11 Juli 2013

Hasil Avara 20 Juni 2013

NO. RUU KEPERAWATAN USULAN DPR RITANGGAPAN PEMERINTAH

USULAN PERUBAHAN

1 2 3 4tidak memiliki STR dan SIPP sebagaimana dimaksud dalam Pasal 66 dipidana dengan pidana penjara paling lama 2 (dua) tahun dan pidana denda paling banyak Rp. 200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah).

Perawat dan/atau bidan yang tidak memiliki STR dan Surat Izin Praktik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 66 dipidana denda paling banyak Rp. 200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah).

456. (2) Dalam hal tindak pidana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh korporasi, selain pidana penjara atau pidana denda kepada pengurusnya, pidana dapat dijatuhkan kepada korporasi berupa pidana denda dengan pemberatan 3 (tiga) kali dari pidana denda sebagaimana dimaksud pada ayat (1).

TETAP (2) Dalam hal tindak pidana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh korporasi, selain pidana penjara atau pidana denda kepada pengurusnya, pidana dapat dijatuhkan kepada korporasi berupa pidana denda dengan pemberatan 3 (tiga) kali dari pidana denda sebagaimana dimaksud pada ayat (1).

457. (3) Selain pidana denda sebagaimana dimaksud pada ayat (2), korporasi dapat dikenai sanksi administrasi berupa:a. pencabutan ijin pendirian; dan/ataub. pencabutan status badan hukum.

Perbaikan redaksional (3) Selain pidana denda sebagaimana dimaksud pada ayat (2), korporasi dapat dikenai sanksi administrasi berupa:

a. pencabutan ijin operasional; dan/ataub. pencabutan status badan hukum.

458. Pasal 71Perawat yang melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 67 dipidana dengan pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun dan pidana denda paling banyak Rp. 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah)

Perbaikan redaksional Pasal 71Perawat atau Bidan yang dengan sengaja melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 67 diberikan sanksi administratif berupa pencabutan Surat Izin Praktik.

459. BAB XIIIKETENTUAN PERALIHAN

TETAP BAB XIIIKETENTUAN PERALIHAN

460. Pasal 72STR dan SIPP yang telah dimiliki oleh Perawat sebelum Undang-Undang ini diundangkan, dinyatakan tetap berlaku sampai jangka waktu STR dan SIPP berakhir.

Penyesuaian redaksional Pasal 72STR dan Surat Izin Praktik yang telah dimiliki oleh Perawat dan Bidan sebelum Undang-Undang ini diundangkan, dinyatakan tetap berlaku sampai jangka waktu STR dan Surat Izin Praktik berakhir.

461. Pasal 73Selama Konsil Keperawatan Indonesia belum

TETAP Pasal 73Selama Konsil Keperawatan dan Kebidanan

57

Page 58: DIM RUU Perawat-Bidan Bahan Rpt 11 Juli 2013

Hasil Avara 20 Juni 2013

NO. RUU KEPERAWATAN USULAN DPR RITANGGAPAN PEMERINTAH

USULAN PERUBAHAN

1 2 3 4terbentuk, permohonan untuk memperoleh STR yang masih dalam proses, diselesaikan dengan prosedur yang berlaku sebelum Undang-Undang ini diundangkan.

Indonesia belum terbentuk, permohonan untuk memperoleh STR yang masih dalam proses, diselesaikan dengan prosedur yang berlaku sebelum Undang-Undang ini diundangkan.

462. BAB XIVKETENTUAN PENUTUP

TETAP BAB XIVKETENTUAN PENUTUP

463. Pasal 74Institusi pendidikan keperawatan yang telah ada sebelum Undang-Undang ini diundangkan harus menyesuaikan persyaratan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9, paling lama 5 (lima) tahun setelah Undang-Undang ini diundangkan.

Undang-Undang ini tidak mengatur secara khusus tentang institusi pendidikan keperawatan dan kebidanan, karena hal tersebut telah diatur dalam peraturan perundang-undangan lain.

Dihapus

464. Pasal 75Konsil Keperawatan Indonesia dibentuk paling lama 1 (satu) tahun sejak Undang-Undang ini diundangkan.

Penyesuaian redaksional Pasal 75Konsil Keperawatan Indonesia dan Konsil Kebidanan Indonesia dibentuk paling lama 1 (satu) tahun sejak Undang-Undang ini diundangkan.

465. Pasal 76Pada saat Undang-Undang ini mulai berlaku, semua peraturan perundang-undangan yang mengatur mengenai Keperawatan, dinyatakan masih tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan atau belum diganti berdasarkan Undang-Undang ini.

Penyesuaian redaksional Pasal 76Pada saat Undang-Undang ini mulai berlaku, semua peraturan perundang-undangan yang mengatur mengenai Keperawatan dan Kebidanan, dinyatakan masih tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan atau belum diganti berdasarkan Undang-Undang ini.

466. Pasal 77Peraturan pelaksanaan dari Undang-Undang ini harus ditetapkan paling lama 1 (satu) tahun terhitung sejak Undang-Undang ini diundangkan.

TETAP tetap

467. Pasal 78Undang-undang ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

TETAP tetap

468. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Undang-Undang ini dengan

TETAP tetap

58

Page 59: DIM RUU Perawat-Bidan Bahan Rpt 11 Juli 2013

Hasil Avara 20 Juni 2013

NO. RUU KEPERAWATAN USULAN DPR RITANGGAPAN PEMERINTAH

USULAN PERUBAHAN

1 2 3 4penempatan dalam Lembaran Negara Republik Indonesia.

469. Disahkan di Jakartapada tanggal ............PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

SUSILO BAMBANG YUDHOYONO

Diundangkan di JakartaPada tanggal .............MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIAREPUBLIK INDONESIA,

AMIR SYAMSUDDIN

tetap

470. LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN .... NOMOR ......

tetap

59