Dik Lofe Nak
-
Upload
juju-juntak -
Category
Documents
-
view
47 -
download
1
description
Transcript of Dik Lofe Nak
TUGAS II
KIMIA MEDISINAL
SEJARAH, MEKANISME AKSI PADA LEVEL MOLEKULER DAN ATOMIK DIKLOFENAK SEBAGAI ANTIINFLAMASI NON-STEROID
FKK B – Kelompok 1
108114098 Anastasia Ika P
108114099 Anggun Indah C
108114101 Brigitta Lynda R
108114102 M.M. Vernades S
108114103 Maria Dyah K.L.S
108114105 Ribka Alvianita S
108114108 Arellia Oktaviori
108114109 Cornelia Melinda
108114110 Juana Merianti S
108114112 Antonio Leonardo
108114113 Agriva Devaly A
108114115 Angelia Rosari
108114116 Yudytha Anggarhani
108114117 Evan Gunawan
108114118 Stefanus Indra G
108114119 Sherly Damima
108114124 Desi Irwanta K
108114126 Theresia Nurida A
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2012
i
Susunan kelompok FKK B -1
Ketua : Agriva Devaly Avista
Perwakilan kelompok : 1. Ribka Alvianita
2. Juana Merianti
3. Evan Gunawan
Anggota :
1. Anastasia Ika Purwaningsih
2. Anggun Indah Ciptanti
3. Brigitta Lynda Rakasiwi
4. M.M Vernades Sasadara
5. Maria Dyah K.L.S
6. Arellia Oktaviori
7. Cornelia Melinda
8. Antonio Leonardo
9. Angelia Rosari
10. Yudhyta Anggarhani
11. Stefanus Indra G
12. Sherly Damima
13. Desi Irwanta K
14. Theresia Nurida
ii
Sejarah dioklofenak
Diklofenak berasal dari Ciba-Geigy yang merupakan suatu perusahaan
farmasi yang berbasis di Swiss pada tahun 1973. Diklofenak ini pertama kali
diperkenalkan di Inggris pada tahun 1979. Diklofenak berasal dari nama kimia 2-
(2,6-dichlororanilino) Phenylacetic dimana obat ini merupakan obat anti inflamasi
nonsteroid yang dapat mengurangi peradangan. Diklofenak dikenal dengan nama
dagang Voltaren dan Cataflam. Voltaren mengandung natrium diklofenak yang
tersedia dalam bentuk gel yang penggunaannya untuk pengobatan nyeri
osteoarthritis pada sendi lutut dan tangan secara topikal dapat juga untuk
rheumatoid arthritis. Sedangkan Cataflam (diklofenak kalium) merupakan obat
yang bekerja dengan mengurangi zat dalam tubuh yang menyebabkan peradangan
nyeri (Novartis, 2012).
N-acylation dari N fenyl-2,6 dikloroanilin (1) dengan α-metilthio asetil
klorida menghasilkan α-(metilthio) asetalnilida (2) dengan % rendemen 80%.
Oksidasi dari (2) dengan N-kloroperbenzoit dengan asam m-kloroperbenzoit (m-
CPBA) atau hidrogen peroksida menghasilkan α-(metil sulfinil) asetanilida (3)
dengan % rendemen 84 atau 91%. Siklisasi dari (3) dengan memanaskan benzen
dengan adanya penambahan asam p-toluen sulfonat menghasilkan 3-(metilthio)
oxindole (5) menghasilkan % rendemen 80%. (5) dapat juga dihasilkan dengan
mengklorinasi sulfida (2) dengan N-klorosuksinimat (NCS) pada CCl4 yang
diikuti dengan siklisasi dari hasil α- klorosulfida (4a ) dengan stannic klorida
(SNCl4) (5) dengan % rendemen 89%. Pencampuran (5) melalui desulfurisasi
dengan serbuk zinc-asam asetat atau Ra-Ni menghasilkan oksindole (6). Ketika
(6) dihidrolisis dengan larutan NaOH akan menghasilkan (8) dengan % rendemen
85%. Selain itu adanya hidrolisis dari (5) yang diikuti dengan proses desulfurisasi
dari asam amino (7) juga akan menghasilkan (8) (Tamura, 1983).
Banyak prosedur yang dapat dilakukan dalam prosedur diklofenak namun
yang dianggap paling singkat dengan hasil yang paling baik adalah melalui
siklisasi Friedel-Crafts dari N-(2,6-diklorofenil)-α-kloroasetalnilida(4b) sampai
proses (6). Namun, siklisasi dari (4b) membutuhkan kondisi ekstrim (suhu 1600)
(Tamura, 1983).
1
Gambar 1. Mekanisme sintesis diklofenak (Tamura, 1983).
Mekanisme Molekuler Diklofenak
Diklofenak bekerja dengan menghambat enzim siklooksigenase dalam
biosintesis protein. Prostaglandin merupakan lipid bioaktif yang diturunkan dari
asam arachidonic melalui reaksi siklooksigenasi. Reaksi siklooksigenasi
mengubah asam arachidonic menjadi endoperoksida yang mengandung
prostaglandin G2 (PGG2) melalui siklisasi enzimatik dan reaksi oksigenasi. Enzim
siklooksigenase (COX) yang mengkatalis reaksi siklooksigenasi juga mereduksi
hidroperoxyl pada PGG2 menjadi hidroksil untuk membentuk PGH2 melalui
pemisahan sisi aktif peroksida pada enzim (Simmons, 2004).
2
Enzim siklooksigenase memiliki 2 isoform yaitu siklooksigenase-1 (COX-
1) dan siklooksigenase-2 (COX-2) yang memiliki fungsi yang berbeda. COX-1
berperan dalam proses himeostatis seperti agregasi platelet, proteksi GI, dan
dalam fungsi ginjal. Berbeda dengan COX-1, COX-2 diekspresikan secara
dominan pada sel yang mengalami inflamasi termasuk dalam sintesis
prostaglandin dalam memediasi proses patologi seperti nyeri, peradangan, demam,
dan karsinogenesis (Gajraj, 2003).
Gambar 2. Biosintesis Prostaglandin (Simmons, 2004).
Diklofenak dan asam arakhidonat berkompetisi untuk berikatan dengan
sisi aktif yang sama dari COX-1 dan COX-2. Pada kompetisi ini COX-2
memilih berikatan dengan diklofenak, karena interaksi COX-2 dengan
diklofenak lebih besar daripada ikatan COX-2 dengan asam arakhidonat.
Adanya gugus klorin pada cincin fenil dari diklofenak dapat memasuki dan
berikatan kuat pada pocket COX-2 dan berikatan lemah pada sisi aktif COX-1
3
(Blobaum&Lawrence, 2007). Ketika siklooksigenasi pada biosintesis
prostalandin dihambat aktivitas prostaglandin dalam menimbulkan nyeri,
demam, dan reaksi – reaksi peradangan juga akan dihambat.
Mekanisme Atomik Diklofenak
Diklofenak memiliki gugus karboksilat yang berperan sebagai tempat
pengikatan. Karboksilat dari diklofenak ini membentuk ikatan hidrogen
dengan Tyr-385 dan Ser-530.
Gambar 3. Interaksi diklofenak membentuk ikantan hidrogen dengan Tyr 385,
Ser-530 pada sisi aktif siklooksigenase(gugus karboksilat)
(Blobaum&Lawrence, 2007).
4
Interaksi lain yang dimiliki oleh diklofenak adalah interaksi hidrofobik
yaitu satu atom klorin (warna hijau ) pada diklofenak yang memasuki pocket
(kantung) siklooksigenase (Ser-530,Ala-527, Val-349, dan Leu-531) (kuning).
Gambar 4. Model dari atom klorin (warna hijau) diklofenak yang memasuki pocket
(kantung) COX-2 (Ser-530,Ala-527, Val-349, dan Leu-531) dengan interaksi
hidrofobik (Kuning) (Blobaum&Lawrence, 2007).
Enzim siklooksigenase terdapat dalam dua isoform disebut COX-1 dan
COX-2. Kedua isoform tersebut dikode oleh gen yang berbeda dan
ekspresinya bersifat unik. Gen COX-1 terletak pada kromosom 9 dan COX-2
dikodekan oleh gen pada kromosom 1. Sesungguhnya diklofenak ini tidak
selektif dalam menghambat COX-1 dan COX-2, maka itu dikatakan non-
selektif, artinya bisa menghambat keduanya.
Gambar 5. COX-1 dan COX-2
(Blobaum, A.L., & Lawrence J. M., 2007).
5
Diklofenak dikatakan tidak selektif karena diklofenak memiliki gugus
karboksilat yang bisa berinteraksi dengan Tyr-385 dan Ser-530 pada sisi aktif
COX-1 dan COX-2. Hal ini dikarenakan pada COX-1 dan COX-2 memiliki
asam amino yang sama yaitu Tyr-385 dan Ser-530.
Diklofenak memiliki interaksi lebih besar pada COX-2 karena diklofenak
memiliki atom klorin yang dapat memasuki pocket (kantung) COX-2 (Ser-
530,Ala-527, Val-349, dan Leu-531) dengan ikatan hidrofobik sedangkan
pada COX-1 tidak terdapat asam amino Valin.
6
DAFTAR PUSTAKA
Blobaum, A.L., & Lawrence J. M., 2007, Journal of Medicinal Chemistry
“Structural and Functional Basis of Cyclooxygenase Inhibition”, American
chemical society, Tennessee
Gajraj. N.M., 2003, Cyclooxygenase-2 Inhibitors, Anesthesia Analogue, 96:1720-
1738.
Novartis, 2012, Company History,
http://www.novartis.com/about-novartis/company-history/index.shtml.
Diakses tanggal 06 November 2012.
Rowlinson, W.R., et.al, 2003, A Novel Mechanism of Cyclooxygenase-2 Inhibition
Involving Interactions with Ser-530 and Tyr-385, Volume 278, Nomor 46,
pp. 45763 – 45769.
Simmons.D.L., Botting.R.M., Hila.T., 2004, Cyclooxygenase Isozymes: The
Biology of Prostaglandin Synthesis and Inhibition, Pharmacol Review,
56:387- 437.
Tamura, Yasumitsu, dkk., 1983, Synthesis of Diclofenac,
http://journal.kcsnet.or.kr/main/j_search/j_download.htm?code=B101052,
diakses tanggal 06 November 2012.
7