perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KOMPETENSI .../Studi... · PEMBELAJARAN BAGI SISWA...
Transcript of perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KOMPETENSI .../Studi... · PEMBELAJARAN BAGI SISWA...
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
STUDI KOMPETENSI GURU TEKNIK MESIN PRODUKTIF DALAM
MELAKSANAKAN EVALUASI PEMBELAJARAN BAGI SISWA KELAS
X TEKNIK PEMESINAN DI SMK PGRI 1 SURAKARTA
TAHUN PELAJARAN 2011-2012
SKRIPSI
Oleh:
AGUNG ALFARISI MULIA IBRAHIM
K 2508090
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
Juli 2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini
Nama : Agung Alfarisi Mulia Ibrahim
NIM : K2508090
Jurusan/Program Studi : PTK / Pendidikan Teknik Mesin
Menyatakan bahwa skripsi saya berjudul “ STUDI KOMPETENSI GURU
TEKNIK MESIN PRODUKTIF DALAM MELAKSANAKAN EVALUASI
PEMBELAJARAN BAGI SISWA KELAS X TEKNIK PEMESINAN DI
SMK PGRI 1 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2011/2012 ” ini benar-
benar merupakan hasil karya sendiri.
Selain itu, sumber informasi yang dikutip dari penulis lain telah disebutkan dalam
teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka.
Apabila pada kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan skripsi ini hasil
jiplakan, saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan saya.
Surakarta, 2 Juli 2012
Yang membuat pernyataan
Agung Alfarisi Mulia Ibrahim
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
STUDI KOMPETENSI GURU TEKNIK MESIN PRODUKTIF DALAM
MELAKSANAKAN EVALUASI PEMBELAJARAN BAGI SISWA KELAS
X TEKNIK PEMESINAN DI SMK PGRI 1 SURAKARTA TAHUN
PELAJARAN 2011-2012
Oleh:
AGUNG ALFARISI MULIA IBRAHIM
K 2508090
Skripsi
diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan mendapatkan gelar
Sarjana Pendidikan Program Pendidikan Teknik Mesin, Jurusan Pendidikan
Teknik Kejuruan
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
Juli 2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
HALAMAN PERSETUJUAN
Skripsi ini disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji Skripsi
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Surakarta, Juni 2012
Pembimbing I
Suharno, S.T., M.T.
NIP. 19710603 200604 1 001
Pembimbing II
Budi Harjanto, S.T., M.Eng.
NIP. 19790116 200501 1 001
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
PENGESAHAN
Skripsi ini telah dipertahankan dihadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima
untuk memenuhi salah satu persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan
Pada hari :
Tanggal :
Tim Penguji Skripsi
Nama Terang Tanda Tangan
Ketua : Drs. Ranto, M.T.
Sekretaris : Herman Saputro, S.Pd. MT. M.Pd.
Anggota I : Suharno, ST., MT.
Anggota II : Budi Harjanto, ST, M.Eng.
Disahkan oleh
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret
a.n Dekan,
Prof. Dr. rer.nat. Sajidan, M.Si
NIP. 19660415 199103 1 002
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
ABSTRAK
Agung Alfarisi Mulia Ibrahim. STUDI KOMPETENSI GURU TEKNIK
MESIN PRODUKTIF DALAM MELAKSANAKAN EVALUASI
PEMBELAJARAN BAGI SISWA KELAS X TEKNIK PEMESINAN DI
SMK PGRI 1 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2011/2012. Skripsi,
Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sebelas Maret
Surakarta, Juni 2012.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kompetensi guru teknik
mesin produktif kelas X dalam melaksanaan evaluasi pembelajaran di SMK PGRI
1 Surakarta serta untuk mengetahui pelaksanaan evaluasi pembelajaran yang
diterapkan di SMK PGRI 1 Surakarta.
Penelitian ini menggunakan bentuk kualitatif dengan pendekatan
deskriptif analisis. Metodologi kualitatif merupakan prosedur penelitian yang
menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang
dan perilaku yang diamati. Tujuan dari penelitian deskriptif ini adalah untuk
membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat
mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antara fenomena yang diselidiki.
Subjek penelitian adalah guru teknik mesin produktif kelas X di SMK PGRI 1
Surakarta yang berjumlah 7 orang. Sumber data berasal dari informan serta
dokumen dan data. Teknik pengumpulan data adalah dengan menggunakan
metode interview, observasi, dokumentasi dan angket. Validitas data
menggunakan teknik triangulasi metode. Analisis data menggunakan teknik
analisis statistik, yaitu menggunakan rumus statistik (presentase) yang digunakan
untuk mendiskripsikan hasil penelitian. Prosedur penelitian menggunakan Tahap
Pra Penelitian, Tahap Persiapan Penelitian, Tahap Pengumpulan Data, Tahap
Analisis Data, Tahap Penarikan Kesimpulan dan terakhir Tahap Penulisan
Laporan
Hasil penelitian menunjukan bahwa kompetensi guru teknik mesin
produktif kelas X teknik pemesinan dalam melaksanaan evaluasi pembelajaran di
SMK PGRI 1 Surakata dimulai dari perencanakan, menyusun soal, menganalisis
dan mengolah hasil evaluasi serta menginterpretasi dan menindaklanjuti hasilnya
adalah ada 1 orang guru yang memasuki kreteria sangat tinggi dengan presentasi
14,29 %. 4 Orang guru memasuki kriteria tinggi dengan presentasi 57,14 %,
sedangkan 2 orang guru memasuki kriteria sedang dengan presentasi 28,58 %.
Jadi sebagian besar guru teknik mesin produktif kelas X di SMK PGRI 1
Surakarta dalam melaksanakan evaluasi pembelajaran sudah dengan baik atau
dengan kriteria tinggi.
Simpulan penelitian ini adalah guru teknik mesin produktif kelas X di
SMK PGRI 1 Surakarta adalah guru yang memiliki kompetensi yang baik dalam
pelaksanaan evaluasi pembelajaran.
Kata kunci : kompetensi guru, evaluasi pembelajaran, guru teknik mesin
produktif
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
ABSTRACT
Agung Alfarisi Mulia Ibrahim, A STUDY MECHANICAL ENGINEERING
TEACHER IN IMPLEMENTING LEARNING EVALUATION FOR THE
X MECHANICAL ENGINEERING GRADERS OF SMK PGRI 1
SURAKARTA IN THE SCHOOL YEAR OF 2011/2012. Thesis, Surakarta:
Teacher Training and Education Faculty of Surakarta Sebelas Maret University,
2012, June 2012.
The objectives of research are to find out the competency of X grade
Productive Mechanical Engineering teacher in implementing learning evaluation
in SMK PGRI 1 Surakarta as well as to find out the implementation of learning
evaluation conducted in SMK PGRI 1 Surakarta.
This research employed a qualitative method with a descriptive analysis
approach. The qualitative method is the one producing descriptive data in the
form of written or spoken words from people or behavior observed. The objective
of this descriptive research is to make a description or depiction systematically,
factually and accurately of the facts, characteristics as well as relationship
between the phenomena investigated. The subject of research is the teacher of X
grade of productive mechanical engineering in SMK PGRI 1 Surakarta consisting
of 7 students. The data source derived from informant, document and data.
Techniques of collecting data used were interview, observation, documentation,
and questionnaire. Data validation was done using method triangulation
technique. The data analysis was conducted using statistical analysis, namely
using minus statistical (percentage) used to describe the result of research. The
procedure of research included Preliminary, Preparation, Data Collection, Data
analysis, Conclusion Drawing and Reporting Writing Stages.
The result of research showed that the competency of X Grade
Productive Mechanical Engineering Teacher in implementing learning evaluation
in SMK PGRI 1 Surakarta from planning, organizing items, analyzing and
processing the result of evaluation to interpreting and following up the result
indicated 1 teacher belonging to a very high criteria with 14.29%; 4 belonging to
high criteria with 57.14%, and 2 belonging to moderate criteria with 28.58%. So
majority teacher of X Grade Productive Mechanical Engineering in SMK PGRI 1
Surakarta had implemented the learning evaluation well or with high criteria.
The conclusion of research was that the teachers of X Grade Productive
Mechanical Engineering in SMK PGRI 1 Surakarta were those with good
competency in implementing the learning evaluation.
Keywords: teacher competency, learning evaluation, productive mechanical
engineering.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
MOTTO
The imaginations is more importan than knowledge
~ Albert Einsteins ~
Manusia bisa dihancurkan, manusia bisa dimatikan akan tetapi manusia tidak
bisa dikalahkan selama manusia itu masih setia pada hatinya
~ Falsafah Setia Hati Terate ~
Aja sok rumangsa bisa, nanging sing bisa rumangsa
~ Bapak ~
Sukses merupakan konsep pemikiran yang terwujudkan dengan baik
~ Agung Alfarisi ~
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
PERSEMBAHAN
Teriring syukurku pada-MU, kupersembahkan karya ini untuk :
“ Bapak dan ibu serta adik-adikku ”
Doamu yang tiada terputus, serta tak pernah lelah bekerja keras untuk
perjuangan pendidikanku. Tiada kasih sayang seindah dan seabadi kasih
sayangmu.
“ Bulik Tri dan Pak Tris ”
Terimakasih atas nasehat yang tak pernah lelah diberikan kepadaku.
“ Neng Nuria Kusuma Putri ”
Dirimu telah menjadi separuh nafas hidupku, dirimu takkan tergantikan untuk
selamanya
“ Segenap keluarga di Sulawesi Tenggara dan rekan-rekan
pendampingan SMK 2011 ”
Terimakasih telah memberikan pengalaman yang luarbiasa dan takkan
terlupakan sepanjang hidupku
“ Segenap keluarga besar BEM FKIP UNS, FICOS FKIP UNS, ICT
FKIP UNS, HMP PTM, HMJ PTK, SKI PABELAN, PSHT UNS,
PPkwu UNS, KOMPAS UNS, serta IMPSI ”
Terimakasih telah memberikan nafas organisasi yang telah merubah jiwa aktifis,
serta proses menjadi seorang mahasisswa yang luarbiasa, berbeda dan istimewa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur hanyalah milik Allah swt semata yang telah
melimpahkan kasih sayang-Nya buat seluruh umat dan alam semesta. Shalawat
dan salam teruntuk seluruh umat manusia, Rasulullah Muhammad S.A.W yang
telah menuntun umat kepada jalan yang diridhoi Allah S.W.T. Penyusunan skripsi
ini merupakan salah satu kewajiban untuk melengkapi syarat menyelesaikan
program pendidikan strata satu (S1) Program Pendidikan Teknik Mesin Jurusan
Pendidikan Teknik dan Kejuruan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret Surakarta. Menyadari bahwa banyak berbagai pihak
yang telah ikut membantu menyusun skripsi ini, maka dalam kesempatan ini
penulis mengucapkan terima kasih kepada yang terhormat:
1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas
Maret Surakarta.
2. Ketua Jurusan Pendidikan Teknik dan Kejuruan Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
3. Ketua Program Pendidikan Teknik Mesin Jurusan Pendidikan Teknik
dan Kejuruan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Sebelas Maret Surakarta.
4. Bapak Suharno, S.T., M.T., selaku pembimbing I yang telah membantu
dan membimbing dalam penyusunan skripsi ini.
5. Bapak Budi Harjanto, S.T., M.Eng., selaku pembimbing II yang telah
membantu dan membimbing dalam penyusunan skripsi ini.
6. Bapak Drs. Ranto, M.T., selaku pembimbing akademis yang telah
membantu dan membimbing penulis selama studi di Pendidikan
Teknik Mesin Jurusan Pendidikan Teknik Kejuruan, Universitas
Sebelas Maret Surakarta.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan skripsi
ini. Untuk itu kritik dan saran dari pembaca sangat penulis harapkan demi
kebaikan skripsi ini. Terakhir semoga skripsi ini dapat bermanfaat khususnya bagi
penulis sendiri dan para pembaca umumnya.
Surakarta, Juni 2012
Penulis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL……………………………………………………..
HALAMAN PERNYATAAN……………………………………………
HALAMAN PENGAJUAN……………………………………………….
HALAMAN PERSETUJUAN……………………………………………
HALAMAN PENGESAHAN…………………………………………….
HALAMAN ABSTRAK………………………………………………….
HALAMAN MOTTO……………………………………………………..
HALAMAN PERSEMBAHAN………………………………………….
KATA PENGANTAR…………………………………………………….
DAFTAR ISI………………………………………………………………
DAFTAR GAMBAR……………………………………………………...
DAFTAR TABEL…………………………………………………………
DAFTAR LAMPIRAN…………………………………………………...
i
ii
iii
iv
v
vi
viii
ix
x
xii
xiv
xv
xvii
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .............................................................. 1
B. Rumusan Masalah ......................................................................... 3
C. Tujuan Penelitian .......................................................................... 3
D. Manfaat Penelitian ........................................................................ 4
BAB II. LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka……………………………………………....... 5
1. Pengertian Kompetensi ......................................................... 5
2. Urgensi Kompetensi Guru ..................................................... 6
3. Macam-macam Kompetensi Guru ......................................... 7
4. Konsep Evaluasi Pembelajaran ............................................. 12
B. Kerangka Pemikiran…………………………………………… . 25
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian ....................................................... 26
B. Pendekatan dan Jenis Penelitian .................................................. 26
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiii
C. Data dan Sumber Data .................................................................. 27
1. Informan ............................................................................... 27
2. Dokumen dan Arsip .............................................................. 27
D. Teknik Sampling ........................................................................... 27
E. Pengumpulan Data ........................................................................ 28
1. Wawancara ........................................................................... 28
2. Observasi ............................................................................... 28
3. Dokumentasi .......................................................................... 29
4. Angket……………………………………………………… 29
F. Uji Validitas Data ......................................................................... 30
G. Analisis Data……………………………… ................................. 31
H. Prosedur Penelitian……………………………………… ........... 33
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data ………………………… ...................................... 36
B. Pengolahan dan Analisis Data……………………………… ...... 37
1. Perencanaan Evaluasi Pembelajaran……………………… .. 37
2. Penyusunan Soal Tes……………………………………….. 47
3. Pengolahan dan Analisis…………………………………… 57
4. Interprestasi dan Tindak Lanjut Hasil Evaluasi……… ........ 62
C. Pembahasan Hasil Analisis…………………………………… ... 70
BAB V. SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Simpulan……………………………………………………… ... 79
B. Impilikasi……………………………………………… .............. 80
C. Saran…………………………………………………………… . 80
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 82
LAMPIRAN ...................................................................................................... 84
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1 Daftar Alur Penelitian ............................................................................... 36
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xv
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1 Indikator pengembangan langkah-langkah evaluasi pembelajaran .......... 31
2 Perumusan tujuan evaluasi ....................................................................... 39
3 Menentukan jumlah evaluasi dalam 1 semester ....................................... 40
4 Melaksanaan evaluasi sesuai dengan kurikulum sekolah ......................... 41
5 Aspek-aspek kompetensi siswa dalam perencanaan evaluasi .................. 42
6 Melaksanaan evaluasi secara rutin............................................................ 43
7 Memilih teknik evaluasi tes ...................................................................... 43
8 Memilih teknik evaluasi nontes ................................................................ 44
9 Melaksanaan evaluasi sesuai dengan jadwal ............................................ 45
10 Melaksanaan post test ............................................................................... 46
11 Melaksanaan evaluasi setelah 1 KD ........................................................ 47
12 Memadukan tes tertulis, lisan dan perbuatan dalam evaluasi ................... 48
13 Menggunakan KKM dalam evaluasi ........................................................ 49
14 Membuat soal mengacu pada Silabus dan RPP ........................................ 50
15 Menggunakan kaidah-kaidah penyusunan soal ........................................ 51
16 Validitas Soal ............................................................................................ 52
17 Reliabilitas Soal ........................................................................................ 53
18 Menentukan butir soal sesuai dengan sub materi ..................................... 54
19 Membuat butir soal sesuai dengan kompetensi siswa .............................. 55
20 Memberikan kisi-kisi soal kepada siswa .................................................. 56
21 Memperhatikan tingkat kesukaran soal .................................................... 57
22 Memperhatikan aspek tujuan pembelajaran ............................................. 58
23 Menilai sikap siswa................................................................................... 59
24 Membuat soal remidial ............................................................................. 59
25 Memberikan skor pada butir soal ............................................................. 60
26 Membuat paket soal yang berbeda ........................................................... 61
27 Memberikan tugas tambahan selain tes ................................................... 62
28 Memberikan nilai kepada siswa secara objektif ....................................... 63
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xvi
29 Membantu siswa dalam penyelesaian soal ............................................... 63
30 Memberikan tambahan pelajaran .............................................................. 64
31 Melakukan penjelasan materi kembali dan pemberian tugas tambahan ... 65
32 Peningkatan nilai siswa............................................................................. 66
33 Membatasi melaksanaan perbaikan .......................................................... 66
34 Mengulas kembali hasil evaluasi .............................................................. 67
35 Menyampaikan hasil evaluasi kepada siswa............................................. 68
36 Membuat peringkat nilai siswa ................................................................. 69
37 Melanjutkan ke materi berikutnya ............................................................ 70
38 Melakukan pendekatan kepada siswa yang nilainya dibawah standar ..... 71
39 membuat laporan hasil belajar kepada orang tua siswa ............................ 72
40 Menyampaikan hasil evaluasi kepada kepala sekolah .............................. 73
41 Meningkatkan kualitas evaluasi pembelajaran ......................................... 74
42 Hasil kompetensi guru teknik mesin produktif kelas x ........................... 75
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1 Kisi-kisi Angket ........................................................................................ 84
2 Skoring Angket ......................................................................................... 90
3 Transkip Wawancara ................................................................................ 92
4 Program Tahunan….................................................................................. 110
5 Program Semester ..................................................................................... 111
6 Silabus ...................................................................................................... 112
7 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ......................................................... 120
8 Analisi Penetapan KKM ........................................................................... 154
9 Lembar Penilaian Praktek ......................................................................... 161
10 Surat Permohonan Izin Menyusun Skripsi ............................................... 162
11 Surat Keputusan Dekan FKIP tentang Izin Penyusunan Skripsi .............. 165
12 Surat Permohonan Izin Observasi ............................................................ 166
13 Surat Permohonan Izin Penelitian ............................................................ 167
14 Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian ........................................ 168
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan adalah usaha orang dewasa dalam pergaulan dengan anak-
anak untuk memimpin jasmani dan rohani kearah kedewasaan dalam artian,
pendidikan adalah sebuah proses transfer nilai-nilai dari orang dewasa (guru atau
orang tua) kepada anak-anak agar menjadi dewasa dalam segala hal. Pendidikan
merupakan masalah yang penting bagi setiap bangsa yang sedang membangun.
Upaya perbaikan dibidang pendidikan merupakan suatu keharusan untuk selalu
dilaksanakan agar suatu bangsa dapat maju dan berkembang seiring dengan
kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi (Sudharsono, 1994: 2). Oleh karena itu
pendidikan perlu mendapat perhatian penting dari berbagai pihak, baik dari
keluarga, masyarakat, pemerintah pada umumnya dan pengelola pendidikan pada
khususnya. Pendidikan di Indonesia dikenal dengan nama pendidikan nasional.
Dalam UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas Bab II Pasal 3 disebutkan
bahwa:
Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggungjawab.
Untuk mencapai tujuan yang diinginkan tersebut, maka dalam lembaga
pendidikan formal yaitu sekolah, keberhasilan pendidikan ditentukan oleh
keberhasilan pelaksanaan kegiatan belajar mengajar, yakni keterpaduan antara
kegiatan guru dengan kegiatan siswa. Bagaimana siswa belajar banyak ditentukan
oleh bagaimana guru mengajar. Salah satu usaha untuk mengoptimalkan
pembelajaran adalah dengan memperbaiki pengajaran yang banyak dipengaruhi
oleh guru, karena pengajaran adalah suatu sistem, maka perbaikannya pun harus
mencakup keseluruhan komponen dalam sistem pengajaran tersebut.
Komponenkomponen yang terpenting adalah tujuan, materi, evaluasi.
1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
Untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas kegiatan belajar mengajar
yang dilakukan oleh guru, maka guru harus memiliki dan menguasai perencanaan
kegiatan belajar mengajar, melaksanakan kegiatan yang direncanakan dan
melakukan penilaian terhadap hasil dari proses belajar mengajar.
Kemampuan guru dalam merencanakan dan melaksanakan proses
pembelajaran merupakan faktor utama dalam mencapai tujuan pengajaran.
Keterampilan merencanakan dan melaksanakan proses belajar mengajar ini
sesuatu yang erat kaitannya dengan tugas dan tanggung jawab guru sebagai
pengajar yang mendidik. Guru sebagai pendidik mengandung arti yang sangat
luas, tidak sebatas memberikan bahan-bahan pengajaran tetapi menjangkau etika
dan estetika perilaku dalam menghadapi tantangan kehidupan di masyarakat.
Saat ini, dalam segi kurikulum salah satu upaya yang dilakukan
pemerintah untuk meningkatkan mutu pendidikan adalah dengan memberlakukan
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Yang paling penting dalam hal ini
adalah faktor guru. Sebab secanggih apapun suatu kurikulum dan sehebat apapun
sistem pendidikan, tanpa kualitas guru yang baik, maka semua itu tidak akan
membuahkan hasil yang maksimal. Oleh karena itu, guru diharapkan memiliki
kompetensi yang diperlukan untuk melaksanakan tugas dan fungsinya secara
efektif dan efisien.
Kompetensi merupakan salah satu kualifikasi guru yang terpenting. Bila
kompetensi ini tidak ada pada diri seorang guru, maka ia tidak akan berkompeten
dalam melakukan tugasnya dan hasilnya pun tidak akan optimal Kompetensi yang
harus di miliki oleh seorang guru adalah kompetensi kepribadian, paedagogik,
sosial, professional. Kompetensi paedagogik guru juga dituntut dapat
melaksanakan evaluasi dan pengadministrasiannya. Kemampuan dalam
melakukan evaluasi merupakan kompetensi guru yang sangat penting.
Selain kompetensi guru, peserta didik juga memiliki beberapa
kompetensi yaitu, kompetensi kognitif, dimana kompetensi ini berkaitan dengan
intelektual siswa, selanjutnya adalah kompetensi afektif, dimana kompetensi ini
berkaitan dengan kemampuan sikap siswa sehari-hari, dan yang terakhir adalah
kompetensi psikomotorik, dimana kompetensi ini berkaitan dengan kemampuan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
siswa dalam ketrampilan pada proses pembelajaran. Untuk mengetahui
kompetensi dari siswa diperlukan pengukuran yang jelas melalui evaluasi.
Berdasarkan survei awal di SMKN PGRI 1 Surakarta didapatkan
beberapa data dari soal-soal yang diujikan pada semester ganjil khususnya mata
pelajaran produktif dimana didapatkan beberapa butir soal yang tidak mengacu
pada RPP dan silabus mata pelajaran yang diajarkan. Validitas dan reliabilitas soal
juga beberapa guru teknik mesin produktif sering mengabaikannya. Pemberian
remidi bagi siswa yang belum memenuhi kriterian ketuntasan minimal masih
banyak yang tidak sesuai dengan jadwal evaluasi yang sudah ditentukan sekolah,
khususnya mata pelajaran praktek.
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis merasa terdorong untuk
mengkaji dan meneliti lebih lanjut mengenai kompetensi guru khususnya guru
teknik mesin kelas X dalam melaksanakan tugas-tugasnya yang berkaitan dengan
kegiatan evaluasi pembelajaran dalam bentuk skripsi yang berjudul studi tentang
kompetensi guru teknik mesin produktif dalam melaksanaan evaluasi
pembelajaran bagi siswa kelas X teknik pemesinan di SMK PGRI 1 Surakarta
tahun pelajaran 2011-2012.
B. Rumusan Masalah
Dengan memperhatikan pembatasan masalah di atas, maka dalam
penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:
1. Bagaimanakah kompetensi guru teknik mesin produktif kelas X di SMK
PGRI 1 Surakarta dalam pelaksanaan evaluasi pembelajaran ?
2. Bagaimana pelaksanaan evaluasi pembelajaran teknik mesin produktif yang
diterapkan di SMK PGRI 1 Surakarta ?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah maka tujuan dari penelitian ini adalah
untuk mengetahui:
1. Mengetahui kompetensi guru pendidikan teknik mesin produktif dalam
melaksanakan evaluasi pembelajaran di SMK PGRI 1 Surakarta.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
2. Mengetahui pelaksanaan evaluasi pembelajaran pendidikan teknik mesin
produktif yang diterapkan di SMK PGRI 1 Surakarta.
D. Manfaat Penelitian
Setiap kegiatan penelitian berharap agar hasil penelitiannya dapat
bermanfaat. Demikian pula dengan penelitian ini diharapakan dapat memberikan
manfaat sebagai berikut :
1. Sebagai masukan bagi guru betapa pentingnya kompetensi guru dalam
meningkatkan mutu pembelajaran dan keterkaitan kompetensi guru dalam
pelaksanaan evaluasi pembelajaran, sehingga didapatkan hasil belajar yang
optimal.
2. Mengajak guru teknik mesin untuk berkompetensi dalam masalah
pelaksanaan evaluasi pembelajaran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Kajian Pustaka
1. Konsep Kompetensi Guru
Pendidikan merupakan sesuatu yang penting dan utama dalam konteks
pembangunan bangsa dan negara. Hal ini dapat terlihat dari tujuan nasional
bangsa Indonesia yang salah satunya yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa yang
menempati posisi yang strategis dalam pembukaan UUD 1945. Dalam sistem
pendidikan nasional kita, eksistensi guru sangat penting, guru merupakan jabatan
atau profesi yang memerlukan keahlian khusus sebagai guru. Menurut UU No. 14
tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, guru adalah pendidik profesional dengan
tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai,
dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini di jalur pendidikan
formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah (Pasal 1 ayat 1). Profesional
adalah pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dan menjadi
sumber penghasilan kehidupan yang memerlukan keahlian, kemahiran, atau
kecakapan yang memenuhi standar mutu atau norma tertentu serta memerlukan
pendidikan profesi (Pasal 1 ayat 2)
”Satu kunci pokok tugas dan kedudukan guru sebagai tenaga professional
menurut ketentuan pasal 4 UU Guru dan Dosen adalah sebagai agen pembelajaran
(Learning Agent) yang berfungsi meningkatkan kualitas pendidikan nasional.
Sebagai agen pembelajaran guru memiliki peran sentral dan cukup strategis antara
lain sebagai fasilitator, motivator, pemacu, perekayasa pembelajaran, dan pemberi
inspirasi belajar bagi peserta didik” (Sisdiknas, pasal 3).
Guru yang profesional pada intinya adalah guru yang memiliki
kompetensi dalam melakukan tugas pendidikan dan pengajaran. Kompetensi
berasal dari kata competency, yang berarti kemampuan atau kecakapan. Menurut
kamus bahasa Indonesia, kompetensi dapat diartikan (kewenangan) kekuasaan
untuk menentukan atau memutuskan suatu hal. Istilah kompetensi sebenarnya
memiliki banyak makna yang diantaranya adalah sebagai berikut:
5
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
Kompetensi adalah suatu hal yang menggambarkan kualifikasi atau
kemampuan seseorang, baik yang kualitatif maupun kuantitatif (Usman, 2005:3).
Kompetensi juga berati penguasaan terhadap suatu tugas, ketrampilan, sikap, dan
apresiasi yang diperlukan untuk menunjang keberhasilan.
Dalam penyelenggaraan pendidikan pada sekolah-sekolah kejuruan harus
selalu ditingkatkan penyesuaian mengenai isi pendidikan (kurikulum), sistem,
metode, sarana belajar, kemampuan professional guru dan sebagainya, sehingga
sekolah mampu menghasilkan tenaga kerja tingkat menengah yang kompeten
dalam bidang keahliannya.
Kompetensi diartikan sebagai pengetahuan, ketrampilan dan nilai-nilai
dasar yang direfleksikan dalam kebiasaan berfikir dan bertindak. Arti lain dari
kompetensi adalah spesifikasi dari pengetahuan, ketrampilan dan sikap yang
dimiliki seseorang serta penerapannya di dalam pekerjaan, sesuai dengan standar
kinerja yang dibutuhkan oleh lapangan (Depdiknas, 2004:3)
Menurut undang-undang RI No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen,
pengertian kompetensi adalah "seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan
perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh guru dan dosen dalam
melaksanakan tugas keprofesionalannya."
2. Urgensi Kompetensi Guru
Kompetensi guru merupakan hal urgen yang harus dimiliki oleh setiap
guru dalam jenjang pendidikan apapun. Guru yang terampil mengajar tentu harus
pula memiliki pribadi yang baik dan mampu melakukan social adjustment dalam
masyarakat. Kompetensi guru sangat penting dalam rangka penyusunan
kurikulum. Ini dikarenakan kurikulum pendidikan haruslah disusun berdasarkan
kompetensi yang dimiliki oleh guru. Tujuan, program pendidikan, system
penyampaian, evaluasi, dan sebagainya, hendaknya direncanakan sedemikian rupa
agar relevan dengan tuntutan kompetensi guru secara umum. Dengan demikian
diharapkan guru tersebut mampu menjalankan tugas dan tanggung jawab sebaik
mungkin (Hamalik, 2006:36).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
Dalam hubungan dengan kegiatan dan hasil belajar siswa, kompetensi
guru berperan penting. Proses belajar mengajar dan hasil belajar para siswa bukan
saja ditentukan oleh sekolah, pola, struktur dan isi kurikulumnya, akan tetapi
sebagian besar ditentukan oleh kompetensi guru yang mengajar dan membimbing
para siswa. Guru yang berkompeten akan lebih mampu mengelola kelasnya,
sehingga belajar para siswa berada pada tingkat optimal. Majid (2005:6)
menjelaskan kompetensi yang dimiliki oleh setiap guru akan menunjukkan
kualitas guru dalam mengajar. Kompetensi tersebut akan terwujud dalam bentuk
penguasaan pengetahuan dan profesional dalam menjalankan fungsinya sebagai
guru. Di antara kriteria-kriteria kompetensi guru yang harus dimiliki meliputi:
a) Kompetensi kognitif, yaitu kompetensi yang berkaitan dengan
intelektual.
b) Kompetensi afektif, yaitu kompetensi atau kemampuan bidang sikap,
menghargai pekerjaan dan sikap dalam menghargai hal-hal yang
berkenaan dengan tugas dan profesinya.
c) Kompetensi psikomotorik, yaitu kemampuan guru dalam berbagai
keterampilan atau berperilaku.
3. Macam-macam Kompetensi Guru
Secara umum, Rosyada (2004:112) mengemukakan guru harus
memenuhi dua kategori yaitu memiliki capability dan loyality, yakni guru itu
harus memiliki kemampuan dalam bidang ilmu yang diajarkannya, memiliki
kemampuan teoritik tentang mengajar yang baik dan mulai perencanaan,
implementasi sampai evaluasi dan memiliki loyalitas keguruan, yakni terhadap
tugas-tugas yang tidak semata di dalam kelas, tapi sebelum dan sesudah kelas.
Kedua kategori, capability dan loyality tersebut, terkandung dalam
macam-macam kompetensi guru. Kompetensi guru meliputi kompetensi
kepribadian, kompetensi profesional, kompetensi paedagogik dan kompetensi
sosial.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
a. Kompetensi Kepribadian
Syah (2000:225-226) menegaskan bahwa kepribadian itulah yang akan
menentukan apakah ia menjadi pendidik dan pembina yang baik bagi anak
didiknya, ataukah akan menjadi perusak atau penghancur bagi masa depan anak
didiknya terutama bagi anak didik yang masih kecil (tingkat dasar) dan mereka
yang sedang mengalami kegoncangan jiwa (tingkat menengah).
Gumelar dan Dahyat (2002:127) merujuk pada pendapat Asian Institut
for Teacher Education, mengemukakan kompetensi pribadi meliputi (1)
pengetahuan tentang adat istiadat baik sosial maupun agama, (2) pengetahuan
tentang budaya dan tradisi, (3) pengetahuan tentang inti demokrasi, (4)
pengetahuan tentang estetika, (5) memiliki apresiasi dan kesadaran sosial, (6)
memiliki sikap yang benar terhadap pengetahuan dan pekerjaan, (7) setia terhadap
harkat dan martabat manusia.
b. Kompetensi Profesional
Dalam standar nasional pendidikan, kompetensi profesional adalah
kemampuan penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam yang
memungkinkan membimbing peserta didik memenuhi standar kompetensi yang
ditetapkan dalam standar nasional pendidikan. Terdapat sepuluh kemampuan
dasar keguruan yang menjadi tolok ukur kinerjanya sebagai pendidik profesional,
diantaranya adalah sebagai berikut (Samana, 1994:61) :
1) Guru dituntut menguasai bahan ajar. Penguasaan bahan ajar dari para
guru sangatlah menentukan keberhasilan pengajarannya. Guru
hendaknya menguasai bahan ajar wajib (pokok), bahan ajar pengayaan
dan bahan ajar penunjang dengan baik untuk keperluan pengajarannya,
mampu menjabarkan serta mengorganisasikan bahan ajar secara
sistematis, relevan dengan tujuan instruksional khusus (TIK), selaras
dengan perkembangan mental siswa, selaras dengan tuntutan
perkembangan ilmu serta teknologi (modern) dan dengan
memperhatikan kondisi serta fasilitas yang ada di sekolah dan atau
yang ada di lingkungan sekolah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
2) Guru mampu mengolah program belajar mengajar. Guru diharapkan
menguasai secara fungsional tentang pendekatan sistem pengajaran,
asas pengajaran, prosedur, strategi dan teknik pengajaran, menguasai
secara mendalam serta berstruktur bahan ajar, dan mampu merancang
penggunaan fasilitas pengajaran.
3) Guru mampu mengelola kelas, usaha guru menciptakan situasi sosial
kelasnya yang kondusif untuk belajar sebaik mungkin.
4) Guru mampu menggunakan media dan sumber pengajaran.
Kemampuan guru dalam membuat, mengorganisasi, dan merawat serta
menyimpan alat pengajaran dan atau media pengajaran adalah penting
dalam upaya meningkatkan mutu pengajaran.
5) Guru menguasai landasan-landasan kependidikan. Guru yang
menguasai dasar keilmuan dengan mantap akan dapat memberi
jaminan bahwa siswanya belajar sesuatu yang bermakna dari guru
yang bersangkutan.
6) Guru mampu mengelola interaksi belajar mengajar, guru mampu
berperan sebagai motivator, inspirator, organisator, fasilitator,
evaluator, membantu penyelenggaraan administrasi kelas serta
sekolah, ikut serta dalam layanan B.K di sekolah. Dalam pengajaran
guru dituntut cakap dalam aspek didaktismetodis agar siswa dapat
belajar giat.
7) Guru mampu menilai prestasi siswa untuk kepentingan pengajaran.
Keahlian guru dalam pengukuran dan penilaian hasil belajar siswa
mempunyai dampak yang luas, data penilaian yang akurat sangat
membantu untuk menentukan arah perkembangan diri siswa, memandu
usaha, optimalisasi dan integrasi perkembangan diri siswa. Yang
pertama-tama perlu dipahami oleh guru secara fungsional adalah
bahwa penilaian pengajaran merupakan bagian integral dari sistem
pengajaran. Jadi kegiatan penilaian yang meliputi penyusunan alat
ukur (tes), penyelenggaraan tes, koreksi jawaban siswa serta
pemberian skor, pengelolaan skor, dan menggunakan norma tertentu,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
pengadministrasian proses serta hasil penilaian dan tindak lanjut
penilaian hasil belajar berupa pengajaran remedial serta layanan
bimbingan belajar dan seluruh tahapan penilaian tersebut perlu
diselaraskan dengan kemampuan sistem pengajaran.
8) Guru mengenal fungsi serta program pelayanan BK. Mampu menjadi
partisipan yang baik dalam pelayanan BK di sekolah, membantu siswa
untuk mengenali serta menerima diri serta potensinya membantu
menentukan pilihan-pilihan yang tepat dalam hidup, membantu siswa
berani menghadapi masalah hidup, dan lain-lain.
9) Guru mengenal dan mampu ikut penyelenggaraan administrasi
sekolah, guru dituntut cakap atau mampu bekerjasama secara
terorganisasi dalam pengelolaan kelas.
10) Guru memahami prinsip-prinsip penelitian pendidikan dan mampu
menafsirkan hasil-hasil penelitian pendidikan untuk kepentingan
pengajaran.
Evaluasi termasuk kompetensi guru di bidang profesional, karena guru
dituntut untuk mengembangkan RPP dan silabus, penulisan skor soal, pembuatan
hasil belajar siswa.
Tuntutan kompetensi dibidang penelitian kependidikan ini merupakan
tantangan kualitatif bagi guru untuk masa kini dan yang akan datang. Untuk
keberhasilan dalam mengemban peran sebagai guru, diperlukan adanya standar
kompetensi. Berdasarkan UU Sisdiknas No. 14 tentang guru dan dosen pasal 10,
menentukan bahwa kompetensi guru meliputi kompetensi paedagogik,
kompetensi kepribadian, kompetensi profesional dan kompetensi sosial.
c. Kompetensi Paedagogik
Menurut Mulyasa (2007:75) Kompetensi paedagogik adalah kemampuan
mengelola pembelajaran peserta didik. Kompetensi ini meliputi pemahaman
terhadap peserta didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil
belajar, dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai
potensi yang dimilikinya. Kompetensi paedagogik merupakan kemampuan guru
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
dalam pengelolaan pembelajaran peserta didik yang sekurang-kurangnya meliputi
hal-hal sebagai berikut :
1. Pemahaman wawasan / landasan kependidikan
2. Pemahaman terhadap peserta didik
3. pengembangan kurikulum / silabus
4. Perancangan pembelajaran
5. Pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis
6. Pemanfaatan teknologi pembelajaran
7. Evaluasi Hasil Belajar (EHB)
8. Pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi
yang dimilikinya.
d. Kompetensi Sosial
Kompetensi sosial adalah kemampuan guru sebagai bagian dari
masyarakat untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik,
sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua / wali peserta didik dan
masyarakat sekitar. Kompetensi sosial merupakan kemampuan guru sebagai
bagian dari masyarakat yang sekurang-kurangnya memiliki kompetensi untuk
(Mulyasa, 2007:173) :
1) Berkomunikasi secara lisan, tulisan dan isyarat.
2) Menggunakan teknologi komunikasi dan informasi secara fungsional.
3) Bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga
kependidikan, orang tua / wali peserta didik; dan
4) Bergaul secara santun dengan masyarakat sekitar.
Dengan diberlakukannya kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP)
saat ini, ditinjau dari sudut profesionalisme tugas kependidikan adalah
melaksanakan kegiatan penilaian yang merupakan salah satu ciri yang melekat
pada pendidik profesional. Seorang pendidik profesional selalu menginginkan
umpan balik atas proses pembelajaran yang dilakukannya. Hal tersebut dilakukan
karena salah satu indikator keberhasilan pembelajaran ditentukan oleh tingkat
keberhasilan yang dicapai peserta didik. Dengan demikian, hasil penilaian dapat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
dijadikan tolok ukur keberhasilan proses pembelajaran dan umpan balik bagi
pendidik untuk meningkatkan kualitas proses pembelajaran yang dilakukan.
4. Konsep Evaluasi Pembelajaran
a. Pengertian, Tujuan Dan Fungsi Evaluasi
Dalam pendidikan terjadi proses belajar mengajar yang sistematis, yang
terdiri dari banyak komponen. Masing-masing komponen pengajaran tidak
bersifat terpisah atau berjalan sendiri-sendiri, tetapi harus berjalan secara teratur,
saling bergantung dan berkesinambungan. Proses belajar mengajar pada dasarnya
adalah interaksi yang terjadi antara guru dan siswa untuk mencapai tujuan
pendidikan. Guru sebagai pengarah dan pembimbing, sedang siswa sebagai orang
yang mengalami dan terlibat aktif untuk memperoleh perubahan yang terjadi pada
diri siswa setelah mengikuti proses belajar mengajar, maka guru bertugas
melakukan suatu kegiatan yaitu penilaian atau evaluasi atas ketercapaian siswa
dalam belajar. Selain memiliki kemampuan untuk menyusun bahan pelajaran dan
keterampilan menyajikan bahan untuk mengkondisikan keaktifan belajar siswa,
guru diharuskan memiliki kemampuan mengevaluasi ketercapaian belajar siswa,
karena evaluasi merupakan salah satu komponen penting dari kegiatan belajar
mengajar.
1. Pengertian Evaluasi
Evaluasi berasal dari bahasa Inggris yaitu evaluation. Menurut Mehrens
dan Lehmann yang dikutip oleh Purwanto, evaluasi dalam arti luas adalah suatu
proses merencanakan, memperoleh dan menyediakan informasi yang sangat
diperlukan untuk membuat alternatif-alternatif keputusan (2004. 3). Dalam
hubungan dengan kegiatan pengajaran, evaluasi mengandung beberapa
pengertian, diantaranya adalah:
a) Menurut Norman Gronlund, yang dikutip oleh Purwanto dalam buku
Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran (2004. 3), evaluasi
adalah suatu proses yang sistematis untuk menentukan keputusan
sampai sejauh mana tujuan dicapai oleh siswa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
b) Wrightstone dan kawan-kawan, evaluasi pendidikan adalah penaksiran
terhadap pertumbuhan dan kemajuan siswa ke arah tujuan-tujuan atau
nilai-nilai yang telah ditetapkan di dalam kurikulum (Purwanto, 2004:
3). Selanjutnya, Roestiyah dalam bukunya ”Masalah-masalah ilmu
keguruan” yang kemudian dikutip oleh Slameto (2005)
mendeskripsikan pengertian evaluasi sebagai berikut:
1) Evaluasi adalah proses memahami atau memberi arti, mendapatkan
dan mengkomunikasikan suatu informasi bagi petunjuk pihak-pihak
pengambil keputusan.
2) Evaluasi ialah kegiatan mengumpulkan data seluas-luasnya, sedalam-
dalamnya, yang bersangkutan dengan kapabilitas siswa, guna
mengetahui sebab akibat dan hasil belajar siswa yang dapat mendorong
dan mengembangkan kemampuan belajar.
3) Dalam rangka pengembangan sistem instruksional, evaluasi
merupakan suatu kegiatan untuk menilai seberapa jauh program telah
berjalan seperti yang telah direncanakan.
4) Evaluasi adalah suatu alat untuk menentukan apakah tujuan pendidikan
dan apakah proses dalam pengembangan ilmu telah berada di jalan
yang diharapkan. (hlm. 47)
Menurut Arikunto (2004) evaluasi adalah kegiatan untuk mengumpulkan
informasi tentang bekerjanya sesuatu, yang selanjutnya informasi tersebut
digunakan untuk menentukan alternatif yang tepat dalam mengambil keputusan
seorang pendidik harus mengetahui sejauh mana keberhasilan pengajarannya
tercapai dengan baik dan untuk memperbaiki serta mengarahkan pelaksanaan
proses belajar mengajar, dan untuk memperoleh keputusan tersebut maka
diperlukanlah sebuah proses evaluasi dalam pembelajaran atau yang disebut juga
dengan evaluasi pembelajaran (hlm. 1).
Dilihat dari fungsinya yaitu dapat memperbaiki program pengajaran,
maka evaluasi pembelajaran dikategorikan ke dalam penilaian formatif atau
evaluasi formatif. Menurut Sudijono (2006), evaluasi formatif ialah evaluasi yang
dilaksankan di tengah-tengah atau pada saat berlangsungnya proses pembelajaran,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
yaitu dilaksanakan pada setiap kali satuan program pelajaran atau subpokok
bahasan dapat diselesaikan, dengan tujuan untuk mengetahui sejauh mana peserta
didik telah terbentuk sesuai dengan tujuan pengajaran yang telah ditentukan (hlm.
23).
2. Tujuan Evaluasi
Secara umum, dalam bidang pendidikan, evaluasi bertujuan untuk
(Sudijono, 2006) :
a) Memperoleh data pembuktian yang akan menjadi petunjuk sampai
dimana tingkat kemampuan dan tingkat keberhasilan peserta didik
dalam pencapaian tujuan-tujuan kurikuler setelah menempuh proses
pembelajaran dalam jangka waktu yang telah ditentukan.
b) Mengukur dan menilai sampai dimanakah efektifitas mengajar dan
metode-metode mengajar yang telah diterapkan atau dilaksanakan oleh
pendidik, serta kegiatan belajar yang dilaksanakan oleh peserta (hlm.
16).
Adapun yang menjadi tujuan khusus dari kegiatan evaluasi dalam bidang
pendidikan adalah:
1) Untuk merangsang kegiatan peserta didik dalam menempuh program
pendidikan.
2) Untuk mencari dan menemukan faktor-faktor penyebab keberhasilan
peserta didik dalam mengikuti program pendidikan, sehingga dapat
dicari dan ditemukan jalan keluar atau cara-cara perbaikannya.
Evaluasi dalam pembelajaran dilakukan untuk kepentingan pengambilan
keputusan, misalnya tentang akan digunakan atau tidaknya suatu pendekatan,
metode, atau teknik. Tujuan utama dilakukan evaluasi proses pembelajaran adalah
sebagai berikut:
a) Menyiapkan informasi untuk keperluan pengambilan keputusan dalam
proses pembelajaran.
b) Mengidentifikasi bagian yang belum dapat terlaksana sesuai dengan
tujuan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
c) Mencari alternatif tindak lanjut, diteruskan, diubah atau dihentikan.
Evaluasi sangat penting karena telah memberikan informasi mengenai
keterlaksanaan proses belajar mengajar, sehingga dapat berfungsi sebagai
pembantu dan pengontrol pelaksanaan proses belajar mengajar. Di samping itu,
fungsi evaluasi proses adalah memberikan informasi tentang hasil yang dicapai,
maupun kelemahan-kelemahan dan kebutuhan tehadap perbaikan program lebih
lanjut yang selanjutnya informasi ini sebagai umpan balik (feedback) bagi guru
dalam mengarahkan kembali penyimpangan-penyimpangan dalam pelaksanaan
rencana dari rencana semula menuju tujuan yang akan dicapai, dengan demikian
betapa penting fungsi evaluasi itu dalam proses belajar mengajar (Sofyan,
2006:32).
3. Fungsi Evaluasi
Dalam keseluruhan proses pendidikan, secara garis besar evaluasi
berfungsi untuk Slameto (2001) :
a) Mengetahui kemajuan kemampuan belajar murid. Dalam evaluasi
formatif, hasil dari evaluasi selanjutnya digunakan untuk memperbaiki
cara belajar siswa.
b) Mengetahui status akademis seseorang siswa dalam kelasnya.
c) Mengetahui penguasaan, kekuatan dalam kelemahan seseorang siswa
atas suatu unit pelajaran.
d) Menengetahui efisiensi metode mengajar yang digunakan guru.
e) Menunjang pelaksanaan B.K di sekolah.
f) Memberi laporan kepada siswa dan orang tua
g) Hasil evaluasi dapat digunakan untuk keperluan promosi siswa.
h) Hasil evaluasi dapat digunakan untuk keperluan pengurusan
(streaming)
i) Hasil evaluasi dapat digunakan untuk keperluan perencanaan
pendidikan.
j) Memberi informasi kepada masyarakat yang memerlukan.
k) Merupakan feedback bagi siswa, guru dan program pengajaran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
l) Sebagai alat motivasi belajar mengajar
m) Untuk keperluan pengembangan dan perbaikan kurikulum sekolah
yang bersangkutan (hlm. 15)
Bagi guru fungsi evaluasi perlu diperhatikan dengan sungguh-sungguh
agar evaluasi yang diberikan benar-benar mengenai sasaran. Hal ini didasarkan
karena hampir setiap saat guru melaksanakan kegiatan evaluasi untuk menilai
keberhasilan belajar siswa serta program pengajaran.
b. Jenis-jenis Evaluasi
Jenis evaluasi berdasarkan tujuan yaitu :
1) Evaluasi diagnostik
Evaluasi diagnostik adalah evaluasi yang di tujukan untuk menelaah
kelemahan-kelemahan siswa beserta faktor-faktor penyebabnya.
2) Evaluasi selektif
Evaluasi selektif adalah evaluasi yang di gunakan untuk memilih siwa
yang paling tepat sesuai dengan kriteria program kegiatan tertentu.
3) Evaluasi penempatan
Evaluasi penempatan adalah evaluasi yang digunakan untuk menempatkan
siswa dalam program pendidikan tertentu yang sesuai dengan karakteristik
siswa.
4) Evaluasi formatif
Evaluasi formatif adalah evaluasi yang dilaksanakan untuk memperbaiki
dan meningkatan proses belajar dan mengajar.
5) Evaluasi sumatif
Evaluasi sumatif adalah evaluasi yang dilakukan untuk menentukan hasil
dan kemajuan belajar siswa.
Jenis penelitian evaluasi dilakukan pada guru teknik mesin produktif di
SMK PGRI 1 Surakarta adalah jenis penelitian sumatif. Evaluasi sumatif adalah
evaluasi yang dilaksanakan setelah sekumpulan program pelajaran selesai
diberikan. Dengan kata lain evaluasi yang dilaksanakan setelah seluruh unit
pelajaran selesai diajarkan. Adapun tujuan utama dari evaluasi sumatif ini adalah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
untuk menentukan nilai yang melambangkan keberhasilan peserta didik setelah
mereka menempuh program pengajaran dalam jangka waktu tertentu. (Sudijono,
2007: 23). Tujuan evaluasi sumatif adalah mendokumentasikan implementasi
program serta kesimpulan dalam periode tertentu.
c. Prinsip-Prinsip Evaluasi
Menurut Sudijono (2008) evaluasi terhadap hasil belajar setidaknya
mencakup dua hal yaitu: evaluasi pencapaian peserta didik terhadap tujuan khusus
dan evaluasi pencapaian peserta didik terhadap tujuan umum pengajaran. (hlm.
30). Evaluasi hasil belajar dapat terlaksana jika menggunakan tiga prinsip dasar
berikut: (1) prinsip kesinambungan, (2) prinsip keseluruhan, dan (3) prinsip
objektivitas.
1) Prinsip Kontinuitas (terus menerus/ berkesinambungan)
Artinya bahwa evaluasi itu tidak hanya merupakan kegiatan ujian
semester atau kenaikan saja, tetapi harus dilaksanakan secara terus
menerus untuk mendapatkan kepastian terhadap sesuatu yang diukur
dalam kegiatan belajar mengajar dan mendorong siswa untuk belajar
mempersiapkan dirinya bagi kegiatan pendidikan selanjutnya.
2) Prinsip Comprehensive (keseluruhan)
Seluruh segi kepribadian murid, semua aspek tingkah laku,
keterampilan, kerajinan adalah bagian-bagian yang ikut ditest, karena itu
maka item-item test harus disusun sedemikian rupa sesuai dengan aspek
tersebut (kognitif, afektif, psikomotorik)
3) Prinsip Objektivitas
Objektif di sini menyangkut bentuk dan penilaian hasil yaitu
bahwa pada penilaian hasil tidak boleh memasukkan faktor-faktor
subyektif, faktor perasaan, faktor hubungan antara pendidik dengan anak
didik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
d. Teknik Evaluasi
Istilah teknik dapat diartikan sebagai alat. Jadi teknik evaluasi berarti alat
yang digunakan dalam rangka melakukan kegiatan evaluasi. Berbagai macam
teknik penilaian dapat dilakukan secara komplementer (saling melengkapi) sesuai
dengan kompetensi yang dinilai, teknik penilaian yang dimaksud antara lain
melalui tes, observasi, penugasan, inventori, jurnal, penilaian diri dan penilaian
antar teman yang sesuai dengan karakteristik kompetensi dan tingkat
perkembangan peserta didik. Dalam konteks evaluasi hasil proses pembelajaran di
sekolah dikenal adanya 2 macam teknik, yaitu teknik tes, maka evaluasi dilakukan
dengan jalan menguji peserta didik, sedangkan teknik non test, maka evaluasi
dilakukan dengan tanpa menguji peserta didik.
Inventori merupakan teknik penilaian melalui skala psikologis yang
dipakai untuk mengungkapkan sikap, minat dan persepsi peserta didik terhadap
objek psikologis.
Jurnal merupakan catatan pendidik selama proses pembelajaran yang
berisi informasi hasil pengamatan terhadap kekuatan dan kelemahan peserta didik
yang berkait dengan kinerja ataupun sikap dan perilaku peserta didik yang
dipaparkan secara deskriptif.
1. Teknik Tes
Sudijono (2006) mengemukakan tes adalah alat atau prosedur yang
dipergunakan dalam rangka pengukuran dan penilaian di bidang pendidikan yang
berbentuk pemberian tugas atau serangkaian tugas baik berupa pertanyaan-
pertanyaan atau perintah-perintah oleh testee sehingga dapat dihasilkan nilai yang
melambangkan tingkah laku dengan nilai-nilai yang dicapai oleh testee lainnya
atau dibandingkan dengan nilai standar tertentu (hlm. 67).
Ditinjau dari segi fungsi yang dimiliki oleh tes sebagai alat pengukur
perkembangan belajar peserta didik, tes dibedakan menjadi tiga golongan:
a) Tes diagnostik menurut Arikunto (2002) adalah tes yang digunakan
untuk mengetahui kelemahan-kelemahan siswa sehingga berdasarkan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
kelemahan-kelemahan siswa tersebut dapat dilakukan pemberian
perlakuan yang tepat (hlm. 34).
b) Tes formatif adalah tes yang bertujuan untuk mengetahui sudah sejauh
manakah peserta didik telah terbentuk sesuai dengan tujuan pengajaran
yang telah ditentukan setelah mereka mengikuti proses pembelajaran
dalam jangka waktu tertentu. Di sekolah tes formatif ini dikenal
dengan istilah ulangan harian.
c) Tes sumatif yang dijelaskan oleh Sudijono (2006) tes hasil belajar
yang dilaksanakan setelah sekumpulan satuan program pengajaran
selesai diberikan, di sekolah tes ini dikenal dengan ulangan umum,
dimana hasilnya digunakan untuk mengisi nilai raport atau mengisi
Surat Tanda Tamat Belajar (STTB) atau Ijazah (hlm. 71).
Apabila ditinjau dari segi cara mengajukan pertanyaan dan cara
memberikan jawabannya, Sudijono (2006) membagi tes menjadi dua golongan,
yaitu tes tertulis dan tes lisan (hlm. 75).
2. Teknik Non Tes
Dengan teknik non tes, maka penilaian atau evaluasi hasil belajar peserta
didik dilakukan dengan tanpa menguji peserta didik, melainkan dilakukan dengan
Arikunto (2002) :
a) Skala bertingkat (Rating scale) Skala menggambarkan suatu nilai yang
berbentuk angka terhadap sesuatu hasil pertimbangan.
b) Quesioner (Angket) yaitu sebuah daftar pertanyaan yang harus diisi
oleh orang yang akan diukur (responden)
c) Daftar cocok (Check list) yaitu deretan pernyataan dimana responden
yang dievaluasi tinggal membubuhkan tanda cocok (√) di tempat yang
sudah disediakan.
d) Wawancara (Interview) suatu metode atau cara yang digunakan untuk
mendapatkan jawaban dari responden dengan jalan tanya jawab
sepihak.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
e) Pengamatan (observation) suatu teknik yang dilakukan dengan cara
mengadakan pengamatan secara teliti serta pencatatan secara
sistematis.
f) Riwayat hidup Gambaran tentang keadaan seseorang selama dalam
masa kehidupannya. (hlm. 27).
e. Langkah-langkah Evaluasi
Slameto menyatakan (2005) evaluasi merupakan bagian integral dari
pendidikan atau pengajaran sehingga perencanaan atau penyusunan, pelaksanaan
dan pendayagunaannya pun tidak dapat dipisahkan dari keseluruhan program
pendidikan atau pengajaran (hlm. 45).
Adapun langkah-langkah evaluasi (penilaian) berdasarkan penilaian
KTSP adalah sebagai berikut :
1. Perencanaan Penilaian
Perencanaan penilaian mencakup penyusunan kisi-kisi yang memuat
indikator dan strategi penilaian. Strategi penilaian meliputi pemilihan metode dan
teknik penilaian, serta pemilihan bentuk instrumen penilaian.
Secara teknis kegiatan pada tahap perencanaan penilaian oleh pendidik
sebagai berikut:
a) Menjelang awal tahun pelajaran, guru mata pelajaran sejenis pada
satuan pendidikan (MGMP sekolah) melakukan: pengembangan
indikator pencapaian KD, penyusunan rancangan penilaian (teknik dan
bentuk penilaian) yang sesuai, pembuatan rancangan program remedial
dan pengayaan setiap KD. Penetapan Kriteria Ketuntasan Minimal
(KKM) masing-masing mata pelajaran melalui analisis indikator
dengan memperhatikan karakteristik peserta didik (kemampuan rata-
rata peserta didik/intake), karakteristik setiap indikator
(kesulitan/kerumitan atau kompleksitas), dan kondisi satuan
pendidikan (daya dukung, misalnya kompetensi guru, fasilitas sarana
dan prasarana).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
b) Pada awal semester pendidik menginformasikan KKM dan silabus
mata pelajaran yang di dalamnya memuat rancangan dan kriteria
penilaian kepada peserta didik.
c) Pendidik mengembangkan indikator penilaian, kisi-kisi, instrument
penilaian (berupa tes, pengamatan, penugasan, dan sebagainya) dan
pedoman penilaian.
2. Pelaksanaan Penilaian
Pelaksanaan penilaian adalah penyajian penilaian kepada peserta didik.
Penilaian dilaksanakan dalam suasana kondusif, tenang dan nyaman dengan
menerapkan prinsip valid, objektif, adil, terpadu, terbuka, menyeluruh,
menggunakan acuan criteria, dan akuntabel. Kegiatan yang dilakukan oleh
pendidik pada tahap ini meliputi:
a) Melaksanakan penilaian menggunakan instrumen yang telah
dikembangkan.
b) Memeriksa hasil pekerjaan peserta didik mengacu pada pedoman
penilaian, untuk mengetahui kemajuan hasil belajar dan kesulitan
belajar peserta didik.
Hasil pekerjaan peserta didik untuk setiap penilaian dikembalikan kepada
masing-masing peserta didik disertai balikan/komentar yang mendidik misalnya,
mengenai kekuatan dan kelemahannya, ini merupakan informasi yang dapat
dimanfaatkan oleh peserta didik untuk mengetahui kemajuan hasil belajarnya,
mengetahui kompetensi yang belum dan yang sudah dicapainya, memotivasi diri
untuk belajar lebih baik, dan memperbaiki strategi belajarnya.
3. Analisis Hasil Penilaian
Kegiatan yang dilakukan oleh pendidik pada tahap analisis adalah
menganalisis hasil penilaian menggunakan acuan kriteria yaitu membandingkan
hasil penilaian masing-masing peserta didik dengan standar yang telah ditetapkan.
Penilaian yang dilakukan oleh pendidik hasil penilaian masing-masing peserta
didik dibandingkan dengan KKM. Analisis ini bermanfaat untuk mengetahui
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
kemajuan hasil belajar dan kesulitan belajar peserta didik, serta untuk
memperbaiki pembelajaran.
4. Tindak lanjut hasil analisis
Analisis hasil penilaian telah dilakukan perlu ditindak lanjuti. Kegiatan
yang dilakukan oleh pendidik sebagai tindak lanjut hasil analisis meliputi:
a. Pelaksanaan program remedial untuk peserta didik yang belum tuntas
(belum mencapai KKM) untuk hasil ulangan harian dan memberikan
kegiatan pengayaan bagi peserta didik yang telah tuntas.
b. Pengandministrasian semua hasil penilaian yang telah dilaksanakan.
5. Pelaporan hasil penilaian
Pelaporan hasil penilaian disajikan dalam bentuk profil hasil belajar
peserta didik. Tahap pelaporan hasil penilaian, pendidik melakukan kegiatan
sebagai berikut:
a) Menghitung menetapkan nilai mata pelajaran dari berbagai macam
penilaian (hasil ulangan harian, tugas-tugas, ulangan tengah semester,
dan ulangan akhir semester atau ulangan kenaikan kelas);
b) Melaporkan hasil penilaian mata pelajaran dari setiap peserta didik
pada setiap akhir semester kepada pimpinan satuan pendidikan melalui
wali kelas atau wakil bidang akademik dalam bentuk nilai prestasi
belajar (meliputi aspek pengetahuan, praktik, dan sikap) disertai
deskripsi singkat sebagai cerminan kompetensi yang utuh;
c) Memberi masukan hasil penilaian akhlak kepada guru pendidikan
agama dan hasil penilaian kepribadian kepada guru pendidikan
kewarganegaraan sebagai informasi untuk menentukan nilai akhir
semester akhlak dan kepribadian peserta didik.
d) Pendidik yang menilai ujian praktik melaporkan hasil penilaiannya
kepada pimpinan satuan pendidikan melalui wakil pimpinan bidang
akademik (kurikulum). Dalam KTSP, Penilaian menggunakan acuan
kriteria, maksudnya hasil yang dicapai peserta didik dibandingkan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
dengan kriteria atau standar yang ditetapkan. Apabila peserta didik
telah mencapai standar kompetensi yang telah ditetapkan, dia
dinyatakan lulus pada mata pelajaran tertentu. Apabila peserta didik
belum mencapai standar, ia harus mengikuti program remedial atau
perbaikan sehingga mencapai kompetensi minimal yang ditetapkan.
Baik tidaknya suatu evaluasi dapat ditentukan berdasarkan keadaan tes
itu seluruhnya atatu berdasarkan kebaikan setiap soal dalam tes itu, tetapi ada
beberapa syarat yang harus diperhatikan pada penyusunan setiap soal dan juga
pada penyusunan seluruh tes.
1) Validitas
Pengertian validitas yang diutarakan Arikunto (2002) adalah suatu
ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan sesuatu
instrumen (hlm. 144). Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu
mengukur apa yang diinginkan dan dapat mengungkap data dari variabel yang
diteliti secara tepat. Tinggi rendahnya validitas instrumen menunjukkan sejauh
mana data yang terkumpul tidak menyimpang dari gambaran tentang validitas
yang dimaksud.
2) Reliabilitas
Suatu tes dikatakan reliabel apabila skor-skor atau nilai-nilai yang
diperoleh peserta ujian untuk pekerjaan ujiannya adalah stabil, kapan saja, dimana
saja, dan oleh siap saja ujian itu dilaksanakn, diperiksa dan dinilai.
3) Obyektifitas
Suatu tes dapat dikatakan sebagai tes belajar yang obyektif apabila tes
tersebut disusun dan dilaksanakan menurut apa adanya yang mengandung
pengertian bahwa pekerjaan mengoreksi, pemberian skor dan penentuan nilainya
terhindar dari unsur-unsur subyektivitas yang melekat pada diri penyusunan tes.
4) Praktis
Sudijono (2006) menyatakan bahwa tes belajar tersebut dilaksanakan
dengan mudah, sederhana, dan lengkap (hlm. 93). Pada pelaksanaan evaluasi
khususnya evaluasi formatif (penilaian formatif), penilaian lebih diarahkan kepada
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
pertanyaan, sampai dimanakah guru Rancangan Penilaian Hasil belajar, telah
berhasil menyampaikan bahan pelajaran kepada siswanya. Hal ini akan digunakan
oleh guru untuk memperbaiki proses belajar mengajar. Evaluasi formatif
ditujukan untuk memperoleh umpan balik dari upaya pengajaran yang telah
dilakukan oleh guru, meskipun dalam evaluasi formatif ini keberhasilan guru yang
dinilai, yang langsung dikenai penilaiannya tetap siswa. Jadi dengan kata lain
dengan melihat hasil yang diperoleh siswa dapat diketahui keberhasilan atau
ketidak berhasilan guru mengajar.
B. Kerangka Pemikiran
Kerangka berpikir merupakan alur penalaran yang sesuai dengan tema
dan masalah penelitian serta didasarkan pada kajian teoritis. Kerangka berpikir ini
digambarkan dengan skema secara sistematik. Selaras dengan judul penelitian
yang diambil, yaitu ” Studi Tentang Kompetensi Guru Teknik Mesin Produktif
Dalam Melaksanaan Evaluasi Pembelajaran Bagi Siswa kelas X Teknik
Pemesinan di SMK PGRI 1 Surakarta”. Untuk mencapai suatu tujuan
pembelajaran yaitu peningkatan prestasi belajar yang optimal, diperlukan interaksi
timbal balik yang positif antara guru dengan siswa. Penggunaan evaluasi
pembelajaran yang tepat adalah merencanakan suatu proses pendidikan yang
sesuai dengan kebutuhan peserta didik dan selaras dengan materi yang
disampaikan. Jika tidak, maka akan menyebabkan proses belajar mengajar
menjadi tidak berdaya guna atau tidak optimal sehingga menimbulkan
permasalahan dalam pembelajaran.
Salah satu permasalahan yang dihadapi dalam pembelajaran teknik
pemesinan di kelas X SMK PGRI 1 Surakarta adalah guru masih mengabaikan
perangkat pembelajaran sebagai penunjang evaluasi pembelajaran serta sering
mengabaikan validitas dan reliabilitas soal yang diujikan kepada siswa.
Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang
Studi Kompetensi Guru Dalam Melaksanakan Evaluasi terutama pada guru teknik
mesin mata pelajaran produktif kelas X di SMK PGRI 1 Surakarta. Diharapkan
hasil penelitian ini dapat di gunakan guru teknik mesin sebagai acuan dalam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
meningkatkan kompetensi dalam melaksanakan evaluasi sehingga hasil proses
belajar mengajar dapat optimal. Selain itu dengan melaksanakan evaluasi yang
tepat guru juga dapat mengetahui proses belajar mengajar berhasil atau tidak
dilihat dari hasil belajar siswa didiknya. Dengan meningkatnya kompetensi guru
dalam mengevaluasi diharapkan prestasi belajar siswa dapat meningkat karena
minat dan pemahaman mereka terhadap pembelajaran teknik mesin pun
meningkat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian akan dilaksanakan di sekolah menengah kejuruan PGRI 1
Surakarta yang beralamat di Jl. Pleret Utama, Banyuanyar, Banjarsari, Surakarta
dengan subjek penelitiannya adalah guru teknik mesin produktif kelas X.
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan kurang lebih 5 bulan. Di mulai bulan
Februari 2012 sampai dengan bulan Juni 2012. Adapun jadwal pelaksanaan
kegiatan sebagai berikut :
No
Waktu Kegiatan
Tahun 2012
Februari Maret April Mei Juni
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Pembuatan
proposal
2 Seminar proposal
3 Revisi proposal
4 Perijinan
5 Penelitian
6 Analisis data
7 Penulisan laporan
B. Pendekatan dan Jenis Penelitian
1. Bentuk Penelitian
Penelitian ini menggunakan bentuk kualitatif dengan pendekatan
deskriptif analisis. Metodologi kualitaif merupakan prosedur penelitian yang
menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang
dan perilaku yang diamati.
26
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
2. Strategi Penelitian
Dalam penelitian ini strategi yang digunakan adalah deskriptif kualitatif
yaitu penelitian yang diarahkan atau terfokus pada tingkat pemahaman,
pelaksanaan dan hambatan serta solusi pemecahan dalam kompetensi guru teknik
mesin produktif dalam mengevaluasi sehingga diperoleh suatu gambaran objek
yang diamati.
C. Data dan Sumber Data
Untuk memperoleh data informasi yang berkaitan dengan masalah dan
tujuan penelitian tersebut diatas, maka sumber data diambil dari :
1. Informan
Informan dalam penelitian kualitatif ini adalah seseorang yang
dipandang mengetahui permasalahan yang sedang dikaji dalam penelitian dan
bersedia untuk memberikan informasi kepada peneliti yang berupa kata-kata.
Dalam pengumpulan data, peneliti akan memilih informan yaitu kepala sekolah,
guru yang mengajar pada kompetensi keahlian teknik pemesinan produktif kelas
X teknik pemesinan.
2. Dokumen dan Arsip
Dokumen dan arsip merupakan sumber data tambahan yang berupa
catatan tertulis. Dokumen dan arsip yang digunakan dalam penelitian ini berupa
arsip laporan, catatan serta dokumen lain yang berhubungan dengan pelaksanaan
evaluasi dalam proses belajar mengajar.
D. Teknik Sampling
Populasi adalah keseluruhan objek penelitian yang terdiri dari manusia,
benda, hewan, tumbuh-tumbuhan dan peristiwa sebagai sumber data yang
memiliki karakteristik tertentu dalam sebuah penelitian. Populasi juga dapat
diartikan keseluruhan objek yang ingin diteliti. Oleh karena itu yang menjadi
populasi pada penelitian ini adalah jumlah keseluruhan guru kompetensi keahlian
teknik pemesinan kelas X yang mengajar di SMK PGRI 1 Surakarta.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
Sedangkan sampel adalah sebagian dari populasi yang memiliki sifat dan
karakteristik yang sama, sehingga betul-betul mewakili populasi. Mengingat
dengan terbatasnya jumlah guru produktif kompetensi keahlian teknik pemesinan
kelas X, maka penelitian akan dilakukan kepada seluruh guru produktif
kompetensi keahlian teknik pemesinan kelas X SMK PGRI 1 Surakarta sebanyak
7 orang guru, sehingga penelitian ini disebut juga dengan penelitian populasi.
E. Pengumpulan Data
Data yang dikumpulkan dan digunakan dalam analisis data agar tepat
dengan subjek penelitian, maka diperlukan instrumen pengumpulan data yang
tepat pula. Sesuai dengan masalah yang diteliti, maka dalam penelitian ini
menggunakan metode interview, observasi, dokumentasi dan angket.
1. Wawancara
Wawancara atau Interview Arikunto (1998) adalah sebuah dialog yang
dilakukkan oleh pewawancara (interviewer) untuk memperoleh informasi dari
terwawancara (hlm. 126). Metode ini digunakan untuk memperoleh data tentang
latar belakang berdirinya sekolah, pelaksanaan evaluasi, metode, strategi, dan
langkah-langkah evaluasi.
Dalam hal ini penulis menanyakan kepada kepala sekolah, guru yang
bertanggung jawab terhadap pelaksanaan evaluasi sekolah dan faktor pendukung
maupun penghambatnya serta solusi dalam pelaksanaan evaluasi di sekolah.
Adapun kegunaan metode ini mendapatkan data tentang pelaksanaan evaluasi
penbelajaran di SMK PGRI 1 Surakarta.
2. Observasi
Menurut Arikunto (2002:197) Metode observasi adalah “ suatu usaha
sadar untuk mengumpulkan data yang dilakukaan secara sistematis, dengan
prosedur yang standar”. Tujuan penggunaan metode observasi yaitu peneliti dapat
mengadakan pengukuran terhadap objek melalui pengamatan secara langsung.
Sehingga diperoleh data-data hasil penelitian yang valid sesuai dengan kenyataan
yang sebenarnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
3. Dokumentasi
Menurut Arikunto (2006:132), teknik dokumentasi yaitu “mencari data
mengenai hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar,
majalah, prasasti, notulen rapat, agenda dan sebagainya”. Metode ini digunakan
untuk mengetahui data-data dokumentasi tentang visi, misi, ciri khas SMK PGRI
1 Surakarta, dan prestasi sekolah, sturktur organisasi dan hal-hal lain yang
berkaitan dengan pelaksanaan evaluasi di SMK PGRI 1 Surakarta.
4. Angket
Angket adalah daftar pertanyaan tertulis yang diberikan kepada responden
baik secara langsung maupun tidak langsung. Angket ini diberikan kepada guru
bidang studi teknik mesin yang mengajar di SMK PGRI 1 Surakarta, guna
memperoleh data pelaksanaan evaluasi pembelajaran. Menurut Sudijono (2006)
dalam bukunya Pengantar Evaluasi Pendidikan agar evaluasi dapat dilaksanakan
tepat pada waktu yang diharapkan dan hasilnya dapat tepat guna dan tepat arah ,
maka langkah-langkah yang harus diikuti antara lain :
a. Perencanaan evaluasi pembelajaran
b. Penyusunan soal tes
c. Pengolahan dan analisis
d. Interpretasi dan tindak lanjut hasil evaluasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
Tabel. 1. Indikator pengembangan langkah-langkah evaluasi pembelajaran
Dimensi Indikator
a. Perencanaan
Evaluasi Pembelajaran
- Perumusan tujuan evaluasi pembelajaran
- Penetapan aspek evaluasi pembelajaran
- Pemilihan teknik evaluasi
- Penyusunan alat ukur evaluasi pembelajaran
- Frekuensi pelaksanaan evaluasi pembelajaran
- Penggunaan kriteria ketuntasan minimum
b. Penyusunan
Soal Tes
- Kesesuaian soal dengan materi pembelajaran
- Tipe soal
- Validitas
- Reliabilitas
- Paket soal
c. Pengolahan
dan Analisis
- Pemberian skor dan bobot soal
- Penilaian hasil evaluasi pembelajaran
- Identifikasi aspek kompetensi siswa
- Penyusunan program remedial dan pengayaan
d. Interpretasi
dan Tindak
Lanjut Hasil
Evaluasi
- Pendekatan kepada siswa
- Penyusunan peringkat siswa
- Pendekatan kepada orangtua siswa
- Upaya peningkatkan kompetensi guru dalam
melaksanakan evaluasi pembelajaran
F. Uji Validitas Data
Untuk menjamin kebenaran data dan informan yang diperoleh,
maka peneliti menggunakan trianggulasi data, artinya data dan informasi yang
diperoleh selalu dikomparasikan dan diuji dengan data dan informasi yang lain.
Data yang satu dengan data yang lain saling melengkapi sekaligus mengujinya,
sehingga diperoleh hasil yang mencerminkan realitas yang ada . Jenis
trianggulasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah trianggulasi sumber
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
yaitu pengumpulan data sejenis dengan menggunakan berbagai sumber data
yang berbeda, dan trianggulasi metode yaitu pengumpulan data sejenis dengan
menggunakan teknik pengumpulan data yang berbeda yaitu dengan angket,
wawancara dan observasi.
G. Analisis Data
Teknik analisis data merupakan cara yang digunakan untuk menguraikan
keterangan-keterangan atau data yang di peroleh agar data tersebut dapat di
pahami bukan saja oleh orang yang mengumpulkan data tapi juga oleh orang lain.
Untuk mengolah hasil data penelitian, penulis melakukan langkah-langkah
sebagai berikut :
1. Editing
Dalam mengolah data pertama kali yang dilakukan adalah editing yaitu
melakukan edit, memilih atau meneliti angket satu persatu tentang kelengkapan
dan kebenaran dalam pengisian angket, sehingga terhindar dari kekeliruan dan
kesalahan.
2. Skoring
Setelah melewati tahap editing, maka selanjutnya penulis memberikan
skor terhadap butir-butir pertanyaan yang terdapat pada angket. Butir jawaban
yang ada pada angket ada empat, yaitu a,b, c dan d.
Adapun skor untuk setiap jawaban
Selalu (S) : 4
Sering (SR) : 3
Kadang-kadang (KK) : 2
Tidak Pernah (TP) : 1
3. Tabulating dan Analisis
Tabulasi adalah perhitungn terhadap data yang telah di berikan skor
berdasarkan jenis data yang dikumpulkan yaitu data kualitatif yang kemudian di
ubah kuantitatif, maka teknik yang di gunakan adalah analisis statistik, yaitu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
menggunakan rumus statistik (presentase) yang digunakan untuk mendiskripsikan
hasil penelitian dengan rumus sebagai berikut :
P = X 100%
P : Persentasi Jawaban
f : Frekwensi
N : Banyaknya Responden
Setelah penulis melakukan perhitungan, Selanjutnya penulis
mengkategorikan tentang kompetensi guru teknik mesin produktif kelas X dan
pelaksanaan evaluasi berdasarkan skor yang di peroleh dari angket yang di
berikan pada guru.
Skor 40-63 : Menunjukkan kompetensi guru teknik mesin produktif kelas X
dalam pelaksanaan evaluasi pembelajaran di SMK PGRI 1
Surakarta sangat rendah.
Skor 64-87 : Menunjukkan kompetensi guru teknik mesin produktif kelas X
dalam pelaksanaan evaluasi pembelajaran di SMK PGRI 1
Surakarta rendah.
Skor 88-111 : Menunjukkan kompetensi guru teknik mesin produktif kelas
X dalam pelaksanaan evaluasi pembelajaran di SMK PGRI 1
Surakarta sedang.
Skor 112-135 : Menunjukkan kompetensi guru teknik mesin produktif kelas
X dalam pelaksanaan evaluasi pembelajaran di SMK PGRI 1
Surakarta tinggi.
Skor 136-160 : Menunjukkan kompetensi guru teknik mesin produktif kelas
X dalam pelaksanaan evaluasi pembelajaran di SMK PGRI
1 Surakarta sangat tinggi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
H. Prosedur Penelitian
Guna mempermudah dalam penulisan laporan penelitian ini, maka
diperlukan prosedur penelitian dimana didalamnya dideskripsikan sebagai
langkah-langkah yang dilaksanakan dalam penelitian dari awal sampai akhir.
Menurut Moleong (2002) menjelaskan bahwa “ Tahap-tahap penelitian yang
akan dilaksanakan adalah tahap pra lapangan, pekerjaan lapangan, tahap analisis
dan tahap penyusunan laporan” (hlm. 127).
Prosedur yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Tahap Pra Penelitian
Tahap ini dilakukan untuk merencanakan tahapan-tahapan dari awal
persiapan penelitian sebelum penelitian di mulai, yaitu mulai dari permintaan izin
di lapangan, observasi lapangan, mencari data-data yang berkenaan dengan
penelitian
2. Tahap Persiapan Penelitian
Tahap ini dilakukan untuk merencanakan tahapan-tahapan dari awal
persiapan penelitian sebelum terjun ke lapangan, yaitu mulai dari pengajuan
judul, pembuatan proposal penelitian, dan mengurus perijinan penelitian.
3. Tahap Pengumpulan Data
Pada tahap ini, peneliti menggunakan tiga teknik, yaitu: observasi,
wawancara,dan dokumentasi yang berkaitan dengan pelaksanaan evaluasi.
Ketiga teknik ini dapat digunakan sebagai data penelitian yang diharapkan dapat
memperkuat hasil penelitian.
4. Tahap Analisis Data
Data yang diperoleh di koreksi kemudian dianalisis sehingga didapatkan
data pendukung dalam mencapai tujuan penelitian.
5. Tahap Penarikan Kesimpulan
Kesimpulan ditarik berdasarkan pada tujuan penelitian yang didukung
oleh data yang valid sehingga dapat dipertanggungjawabkan.
6. Tahap Penulisan Laporan
Tahap ini merupakan tahap terakhir dari penelitian yang
mencakup semua kegiatan yang berhubungan dengan penelitian dan hasil yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
dicapai. Di amping itu juga dilakukan perbaikan-perbaikan dalam melakukan
penulisan laporan apabila terjadi kesalahan dalam ejaan/tulisan, laporan yang
tidak dianggap penting dan sebagainya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
Gambar.1 Daftar Alur Penelitian
Judul Penelitian: STUDI TENTANG KOMPETENSI GURU TEKNIK MESIN
PRODUKTIF DALAM MELAKSANAAN EVALUASI
PEMBELAJARAN BAGI SISWA KELAS X TEKNIK
PEMESINAN DI SMK PGRI 1 SURAKARTA TAHUN
PELAJARAN 2011-2012.
Pertanyaan :
Apakah guru teknik mesin produktif kelas X
di SMK PGRI 1 Surakarta cukup
berkompeten dalam pelaksanaan evaluasi ?
Pengumpulan Data
Analisis
Wawancara
Observasi
Dokumentasi
Angket
Masalah Penelitian :
Kompetensi Guru Teknik Mesin Produktif Kelas X
Dalam Melaksanakan Evaluasi
Kesimpulan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
36
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Diskripsi Data
Data penelitian tentang kompetensi guru teknik mesin produktif kelas X
dalam pelaksanaan evaluasi pembelajaran di SMK PGRI 1 Surakarta, peneliti
dapatkan melalui angket yang diberikan kepada guru teknik mesin produktif kelas
X di SMK PGRI 1 Surakarta yang berjumlah 7 orang. Selain itu peneliti juga
memperoleh data melalui wawancara dan observasi. Wawancara peneliti lakukan
kepada kepala sekolah dan guru teknik mesin produktif untuk meningkatkan
kompetensi guru teknik mesin produktif kelas X di SMK PGRI 1 Surakarta,
sedangkan observasi peneliti lakukan untuk memperoleh data mengenai identitas
para guru teknik mesin produktif kelas X di SMK PGRI 1 Surakarta maupun
program pelaksanaan evaluasi pembelajaran.
Berdasarkan observasi tersebut, peneliti mendapatkan data-data yang
berkaitan dengan pelaksanaan evaluasi pembelajaran yang dibuat oleh guru teknik
mesin produktif kelas X di SMK PGRI 1 Surakarta dan juga data mengenai profil
sekolah yang diteliti.
Berdasarkan penyebaran angket ke guru teknik mesin produktif kelas X di
SMK PGRI 1 Surakarta, peneliti mendapat gambaran mengenai kompetensi guru
dalam pelaksanaan evaluasi pembelajaran. Angket terdiri dari 40 item pertanyaan
dengan empat skor 1,2,3, dan 4. Jadi jumlah skor maksimal jika guru memperoleh
skor 4 untuk seluruh item pertanyaan adalah 160 dan jumlah skor minimal apabila
memperoleh nilai 1 adalah 40. Tolok ukur penilaian kompetensi guru dalam
pelaksanaan evaluasi sebagai berikut :
Skor 40-63 : Menunjukkan kompetensi guru teknik mesin kelas X dalam
pelaksanaan evaluasi pembelajaran di SMK PGRI 1
Surakarta sangat rendah.
Skor 64-87 : Menunjukkan kompetensi guru teknik mesin kelas X dalam
pelaksanaan evaluasi pembelajaran di SMK PGRI 1
Surakarta rendah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
Skor 88-111 : Menunjukkan kompetensi guru teknik mesin kelas X
dalam pelaksanaan evaluasi pembelajaran di SMK PGRI
1 Surakarta sedang.
Skor 112-135 : Menunjukkan kompetensi guru teknik mesin kelas X
dalam pelaksanaan evaluasi pembelajaran di SMK PGRI
1 Surakarta tinggi.
Skor 136-160 : Menunjukkan kompetensi guru teknik mesin kelas X
dalam pelaksanaan evaluasi pembelajaran di SMK PGRI
1 Surakarta sangat tinggi
B. Pengolahan dan Analisis Data
Dalam angket yang diberikan kepada responden ada 40 soal yang
diajukan, yaitu 12 item pertanyaan mengenai perencanaan evaluasi pembelajaran,
13 item mengenai penyusunan soal tes, 7 item mengenai pengolahan dan analisis
evaluasi pembelajaran dan 8 item mengenai interpretasi dan tindak lanjut hasil
evaluasi selain itu ada 13 pertanyaan wawancara. Pertanyaan tersebut diberi
pilihan jawaban kepada responden untuk memudahkan responden dalam mengisi
jawaban angket tersebut. Dalam memudahkan analisa hasil data hasil penelitian
tersebut, maka setiap item dibuat tabulasi yang merupakan proses merubah data
instrumen pengumpulan data (angket) menjadi tabel-tabel angka (prosentase) serta
di trigulasikan dengan data wawancara yang telah di ambil peneliti. Untuk lebih
jelasnya aspek-aspek tersebut, dapat dilihat pada tabel-tabel berikut :
1. Kompetensi guru teknik mesin produktif kelas X di SMK PGRI 1
Surakarta dalam membuat perencanaan evaluasi pembelajaran
Pada kategori ini peneliti memberikan 12 item pertanyaan yang
disebarkan kepada guru teknik mesin produktif kelas X di SMK PGRI 1 Surakarta
untuk melihat sejauh mana kompetensi mereka dalam membuat perencanaan
evaluasi pembelajaran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
Tabel 2. Apakah Bapak / Ibu merumuskan tujuan evaluasi sesuai dengan
kemampuan peserta didik yang akan dievaluasi ?
no Jawaban Frekwensi Prosentase
1 Selalu 4 57,14%
Sering 2 28,57%
Kadang-kadang 1 14,29%
Tidak Pernah -
Jumlah 7 100%
Perumusan tujuan evaluasi sesuai dengan kemampuan peserta didik
sangat penting, sebab tanpa tujuan yang jelas, maka evaluasi pembelajaran akan
berjalan tanpa arah dan mengakibatkan evaluasi menjadi kehilangan fungsi. Guru
kelas X teknik mesin produktif di SMK PGRI 1 Surakarta sebagian besar sudah
merumuskan tujuan di laksanakannya evaluasi dengan baik. Hal ini ditujukan
dengan persentasi data sebagai berikut: ada 4 orang guru yang menjawab selalu
merumuskan tujuan evaluasi sesuai dengan kemampuan peserta didik yang akan
dievaluasi dan 2 guru yang menjawab sering merumuskan tujuan evaluasi sesuai
dengan kemampuan peserta didik yang akan dievaluasi. Sedangkan ada 1 guru
yang menjawab kadang-kadang merumuskan tujuan evaluasi sesuai dengan
kemampuan peserta didik yang akan dievaluasi. Jadi secara keseluruhan
prosentase guru teknik mesin produktif kelas X di SMK PGRI 1 Surakarta yang
memilih jawaban selalu dan sering masing-masing sebanyak 57,14% dan 28,57%,
yang menjawab kadang-kadang 14,29% dan yang menjawab tidak pernah
sebanyak 0%. Hal ini diperkuat dengan hasil wawancara dengan guru teknik
mesin produktif kelas X SMK PGRI 1 Surakarta bahwa hampir sebagian besar
guru dalam perumusan tujuan evaluasi selalu menyesuaikan dengan kemampuan
peserta didik yang akan dievaluasi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
Tabel 3. Apakah Bapak / Ibu menentukan jumlah kegiatan evaluasi dalam 1
semester ?
no Jawaban Frekwensi Prosentase
2 Selalu 4 57,14%
Sering 3 42,86%
Kadang-kadang - -
Tidak Pernah - -
Jumlah 7 100%
Menentukan jumlah evaluasi dalam 1 semester bertujuan agar evaluasi
pembelajaran dalam 1 semester berjalan dengan lebih terarah dan tersusun dengan
rapi. Jika dilihat dari persentasi data pada tabel 3, guru teknik mesin produktif
kelas X di SMK PGRI 1 Surakarta sudah dengan baik dalam menentukan jumlah
kegiatan evaluasi dalam 1 semester, ada 4 orang guru menjawab selalu
menentukan jumlah kegiatan evaluasi dalam 1 semester dan 3 orang guru yang
menjawab sering menentukan jumlah kegiatan evaluasi dalam 1 semester. Jadi
secara keseluruhan prosentase guru yang menjawab selalu sebanyak 57,14%, dan
sering sebanyak 42,86%, yang menjawab kadang-kadang sebanyak 0%, tidak
pernah 0%. Hal ini diperkuat dengan hasil wawancara dengan guru teknik mesin
produktif kelas X yang berjumlah 7 orang, sebagian besar guru menjawab selalu
menentukan jumlah kegiatan evaluasi dalam 1 semester sedangkan beberapa guru
menjawab sering menentukan jumlah kegiatan evaluasi dalam 1 semester.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
Tabel 4. Apakah Bapak / Ibu dalam melaksanakan evaluasi sesuai dengan
pedoman kurikulum yang digunakan sekolah ?
no Jawaban Frekwensi Prosentase
3 Selalu 3 42,86%
Sering 4 57,14%
Kadang-kadang - -
Tidak Pernah - -
Jumlah 7 100%
Seorang guru dalam melaksanakan evaluasi harus sesuai dengan
pedoman kurikulum yang digunakan oleh sekolah, karena dengan mengacu pada
kurikulum yang digunakan oleh sekolah maka evaluasi pembelajaran dalam 1
semester akan lebih terarah. Guru teknik mesin produktif kelas X di SMK PGRI 1
Surakarta sudah melaksanakan evaluasi sesuai dengan pedoman kurikulum yang
digunakan oleh sekolah, hal ini dapat dilihat pada tabel 4 yang menunjukan bahwa
ada 3 orang guru yang menjawab selalu melaksanakan evaluasi sesuai dengan
pedoman kurikulum yang digunakan sekolah dan 4 orang guru yang menjawab
sering melaksanakan evaluasi sesuai dengan pedoman kurikulum yang digunakan
sekolah. Jadi secara keseluruhan prosentase guru yang menjawab selalu sebanyak
42,86%, sering sebanyak 57,14%, yang menjawab kadang-kadang sebanyak 0%,
dan yang menjawab tidak pernah sebanyak 0%.
Tabel 5. Apakah bapak/ibu menerapkan aspek-aspek kompetensi siswa dalam
perencanaan evaluasi?
No Jawaban Frekwensi Prosentase
4 Selalu 5 71,43%
Sering - -
Kadang-kadang 2 28,58%
Tidak Pernah - -
Jumlah 7 100%
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
Tabel 5 menunjukkan bahwa guru teknik mesin produktif kelas X di
SMK PGRI 1 Surakarta sebagian besar sudah menerapkan aspek-aspek
kompetensi siswa dalam perencanaan evaluasi. Hal ini dapat dilihat dari persentasi
data sebagai berikut : ada 5 orang guru yang menjawab selalu menerapkan aspek-
aspek kompetensi siswa dalam perencanaan evaluasi dan 2 orang guru yang
menjawab kadang-kadang menerapkan aspek-aspek kompetensi siswa dalam
perencanaan evaluasi. Jadi secara keseluruhan prosentase guru yang menjawab
selalu sebanyak 71,43%, sering sebanyak 0%, yang menjawab kadang-kadang
sebanyak 28,58%, dan yang menjawab tidak pernah sebanyak 0%. Hal ini
diperkuat hasil wawancara dengan guru teknik mesin produktif kelas X di SMK
PGRI 1 Surakarta bahwa aspek-aspek kompetensi siswa yang meliputi aspek
kognitif, afektif serta psikomotorik sangatlah penting untuk digunakan dalam
perencanaan evaluasi pembelajaran dengan tujuan agar evaluasi tepat sesuai
dengan karakter masing-masing peserta didik.
Tabel 6. Apakah bapak/Ibu guru melaksanakan evaluasi secara rutin ?
No Jawaban Frekwensi Prosentase
5 Selalu 3 42,86%
Sering 3 42,86%
Kadang-kadang 1 14,29%
Tidak Pernah - -
Jumlah 7 100%
Tabel 6 menunjukan bahwa guru teknik mesin produktif kelas X di SMK
PGRI 1 Surakarta melaksanakan evaluasi secara rutin, terbukti ada 3 guru yang
menjawab selalu melaksanakan evaluasi secara rutin, 3 orang guru yang
menjawab sering melaksanakan evaluasi secara rutin dan 1 orang guru yang
menjawab kadang-kadang melaksanakan evaluasi secara rutin. Jadi secara
keseluruhan prosentase yang menjawab selalu sebanyak 42,86%, guru yang
menjawab sering sebanyak 42,86%, sedangkan guru yang menjawab kadang-
kadang sebanyak 14,29%, dan guru yang menjawab tidak pernah sebanyak 0%.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
Tabel 7. Apakah Bapak / Ibu memilih teknik evaluasi tes yang digunakan
dalam pelaksanaan evaluasi ?
No Jawaban Frekwensi Prosentase
6 Selalu - -
Sering 4 57,14%
Kadang-kadang 2 28,58%
Tidak Pernah 1 14,29%
Jumlah 7 100%
Tabel 7 menunjukkan bahwa sebagian besar guru teknik mesin produktif
kelas X di SMK PGRI 1 Surakarta menggunakan teknik evaluasi tes yang akan
dipergunakan dalam pelaksanaan evaluasi pembelajaran. Hal ini dapat dilihat dari
tebel diatas ada 4 orang guru yang menjawab sering memilih teknik evaluasi tes
yang digunakan dalam pelaksanaan evaluasi, 2 orang guru menjawab kadang-
kadang memilih teknik evaluasi tes yang digunakan dalam pelaksanaan evaluasi
dan 1 orang guru menjawab tidak pernah memilih teknik evaluasi tes yang
digunakan dalam pelaksanaan evaluasi. Jadi hasil prosentase data dari tabel diatas
adalah sebagai berikut : yang menjawab selalu sebanyak 0%, sering 57,14%,
kadang-kadang 28,58% dan tidak pernah sebanyak 14,29%. Hal ini diperkuat hasil
wawancara dengan guru teknik mesin produktif kelas X di SMK PGRI 1
Surakarta bahwa pemilihan teknik evaluasi yang paling sering digunakan adalah
teknik evaluasi tes.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
Tabel 8. Apakah Bapak / Ibu memilih teknik evaluasi nontes yang digunakan
dalam pelaksanaan evaluasi ?
No Jawaban Frekwensi Prosentase
7 Selalu - -
Sering 3 42,86%
Kadang-kadang 4 57,14%
Tidak Pernah - -
Jumlah 7 100%
Tabel 8 menunjukkan bahwa sebagian besar guru teknik mesin produktif
kelas X di SMK PGRI 1 Surakarta kadang-kadang menggunakan teknik evaluasi
nontes yang akan dipergunakan dalam pelaksanaan evaluasi pembelajaran. Hal ini
dapat dilihat dari tabel diatas ada 3 orang guru yang menjawab selalu memilih
teknik evaluasi nontes yang digunakan dalam pelaksanaan evaluasi dang 4 orang
guru menjawab kadang-kadang memilih teknik evaluasi nontes yang digunakan
dalam pelaksanaan evaluasi. Jadi persentasi data dari tabel diatas adalah sebagai
berikut : yang menjawab selalu sebanyak 0%, sering 42,86%, kadang-kadang
57,14% dan tidak pernah 0%. Hal ini diperkuat hasil wawancara dengan guru
teknik mesin produktif kelas X di SMK PGRI 1 Surakarta bahwa sebagian besar
guru teknik mesin produktif kelas X di SMK PGRI 1 Surakarta kadang-kadang
menggunakan teknik evaluasi nontes selain teknik evaluasi tes yang lebih sering
digunakan oleh guru teknik mesin produktif di SMK PGRI 1 Surakarta.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
Tabel 9. Apakah bapak/ibu guru melaksanakan evaluasi pembelajaran sesuai
dengan jadwal yang telah ditetapkan ?
No Jawaban Frekwensi Prosentase
8 Selalu 1 14,29%
Sering 6 85,71%
Kadang-kadang - -
Tidak Pernah - -
Jumlah 7 100%
Guru-guru teknik mesin produktif kelas X di SMK PGRI 1 Surakarta
dalam melaksanakan evaluasi pembelajaran telah sesuai dengan jadwal yang telah
ditetapkan, hal ini dapat dilihat dengan persentasi data sebagai berikut : ada 1 guru
yang menjawab selalu melaksanakan evaluasi pembelajaran sesuai dengan jadwal
yang telah ditetapkan. Sedangkan ada 6 guru yang menjawab sering melaksanakan
evaluasi pembelajaran sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan. Jadi secara
keseluruhan prosentase guru yang menjawab selalu sebanyak 14,29%, yang
menjawab sering sebanyak 85,71%, yang menjawab kadang-kadang sebanyak
0%, dan yang menjawab tidak pernah sebanyak 0%.
Tabel 10. Apakah bapak/ibu guru melakukan post tes kepada siswa sebelum
memulai pelajaran?
No Jawaban Frekwensi Prosentase
9 Selalu - -
Sering 1 14,29%
Kadang-kadang 5 71,43%
Tidak Pernah 1 14,29%
Jumlah 7 100%
Tujuan diadakan post tes adalah untuk mengetahui tingkat
penguasaan peserta didik terhadap kompetensi yang telah ditentukan, baik secara
individu maupun kelompok. Pada tabel 10 dapat simpulkan bahwa hampir seluruh
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
guru teknik mesin produktif kelas X di SMK PGRI 1 Surakarta kadang-kadang
mengajukan atau melakukan post tes kepada siswa sebelum memulai pelajaran.
Hal ini dapat dilihat dengan persentasi data sebagai berikut : ada 1 orang guru
yang menjawab sering melakukan post tes kepada siswa sebelum memulai
pelajaran, 5 orang guru yang menjawab kadang-kadang melakukan post tes
kepada siswa sebelum memulai pelajaran dan 1 orang guru menjawab tidak
pernah melakukan post tes kepada siswa sebelum memulai pelajaran. Jadi secara
keseluruhan prosentase guru yang menjawab selalu sebanyak 0%, sering sebanyak
14,29%, yang menjawab kadang-kadang sebanyak 71,43%, dan yang menjawab
tidak pernah sebanyak 14,29%.
Tabel 11. Apakah bapak/ibu guru melakukan evaluasi atau penilaian setelah
satu KD selesai dipelajari siswa ?
No Jawaban Frekwensi Prosentase
10 Selalu - -
Sering 4 57,14%
Kadang-kadang 3 42,86%
Tidak Pernah - -
Jumlah 7 100%
Salah satu fungsi penilaian adalah untuk mengetahui hasil kemampuan
siswa setelah mengikuti proses pembelajaran. Pada tabel diatas menunjukkan
bahwa sebagian besar guru teknik mesin produktif kelas X di SMK PGRI 1
Surakarta melakukan evaluasi atau penilaian setelah satu KD selesai dipelajari
siswa, hal ini ditunjukkan dengan persentasi data sebagai berikut : ada 4 orang
guru yang menjawab sering melakukan evaluasi atau penilaian setelah satu KD
selesai dipelajari siswa, dan 3 orang guru menjawab kadang-kadang melakukan
evaluasi atau penilaian setelah satu KD selesai dipelajari siswa. Jadi secara
keseluruhan prosentase guru yang menjawab selalu sebanyak 0%, yang menjawab
sering sebanyak 57,14%, yang menjawab kadang-kadang sebanyak 42,86%, dan
yang menjawab tidak pernah sebanyak 0%.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
Tabel 12. Apakah Bapak / Ibu memadukan tes tertulis, lisan dan perbuatan
dalam evaluasi pembelajaran ?
No Jawaban Frekwensi Prosentase
11 Selalu 3 42,86%
Sering 2 28,58%
Kadang-kadang 2 28,58%
Tidak Pernah - -
Jumlah 7 100%
Tabel 12 menunjukkan bahwa guru teknik mesin produktif kelas X di
SMK PGRI 1 Surakarta memadukan tes tertulis, lisan dan perbuatan dalam
evaluasi pembelajaran, hal ini ditunjukkan dengan persentasi data sebagai berikut
: ada 3 orang guru yang menjawab selalu memadukan tes tertulis, lisan dan
perbuatan dalam evaluasi pembelajaran, 2 orang guru menjawab sering
memadukan tes tertulis, lisan dan perbuatan dalam evaluasi pembelajaran dan 2
orang guru menjawab kadang-kadang memadukan tes tertulis, lisan dan perbuatan
dalam evaluasi pembelajaran. Jadi secara keseluruhan prosentase guru yang
menjawab selalu sebanyak 42,86%, yang menjawab sering sebanyak 28,58%,
yang menjawab kadang-kadang sebanyak 28,58%, dan yang menjawab tidak
pernah sebanyak 0%.
Tabel 13. Apakah bapak/Ibu guru menggunakan kriteria ketuntasan minimum
belajar siswa dalam melaksanakan evaluasi ?
No Jawaban Frekwensi Prosentase
12 Selalu 6 85,71%
Sering 1 14,29%
Kadang-kadang - -
Tidak Pernah - -
Jumlah 7 100%
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
Salah satu prinsip penilaian pada kurikulum berbasis kompetensi adalah
menggunakan acuan kriteria, yakni menggunakan kriteria tertentu dalam
menentukan kelulusan peserta didik. Kriteria paling rendah untuk menyatakan
peserta didik mencapai ketuntasan dinamakan Kriteria Ketuntasan Minimal
(KKM). Pada tabel 13 menunjukkan bahwa hampir keseluruhan guru teknik
mesin produktif SMK PGRI 1 Surakarta menggunakan kriteria ketuntasan
minimum belajar siswa dalam melaksanakan evaluasi. Hal ini ditunjukkan dengan
persentasi data sebagai berikut : ada 6 orang guru yang menjawab selalu
menggunakan kriteria ketuntasan minimum belajar siswa dalam melaksanakan
evaluasi dan hanya 1 orang guru yang menjawab sering menggunakan kriteria
ketuntasan minimum belajar siswa dalam melaksanakan evaluasi. Jadi secara
keseluruhan prosentase guru yang menjawab selalu sebanyak 85,71%, yang
menjawab sering sebanyak 14,29%, yang menjawab kadang-kadang sebanyak 0%,
dan yang menjawab tidak pernah sebanyak 0%.
2. Kompetensi guru teknik mesin produktif kelas X di SMK PGRI 1
Surakarta dalam membuat penyusunan soal tes
Pada kategori ini peneliti memberikan 13 item pertanyaan mengenai
kompetensi guru dalam menyusun soal tes. Karena baik tidaknya seorang guru
dalam menyusun soal tes sangat mempengaruhi hasil evalusi yang akan diperoleh
dan juga mempengaruhi keputusan-keputusan yang akan diambil oleh seorang
guru mengenai proses belajar mengajar nantinya.
Tabel 14. Apakah bapak/ibu guru dalam membuat soal mengacu pada silabus
dan RPP ?
No Jawaban Frekwensi Prosentase
13 Selalu 4 57,14%
Sering 3 42,86%
Kadang-kadang - -
Tidak Pernah - -
Jumlah 7 100%
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
Salah satu fungsi dari silabus dan RPP adalah untuk mengetahui
ketercapaian kompetensi berdasarkan indikator sebagai acuan dalam menentukan
jenis dan aspek yang akan dinilai. Dari tabel diatas menunjukan bahwa sebagian
besar guru teknik mesin produktif kelas X di SMK PGRI 1 Surakarta dalam
membuat soal sudah mengacu pada silabus dan RPP. Pada tabel 14 dapat
diketahui bahwa sebagian besar guru teknik mesin produktif kelas X di SMK
PGRI 1 Surakarta menunjukkan presentasi sata sebagai berikut : ada 4 orang guru
yang menjawab selalu dalam membuat soal mengacu pada silabus dan RPP, 3
orang guru yang menjawab sering dalam membuat soal mengacu pada silabus dan
RPP. Jadi secara keseluruhan prosentase guru teknik mesin produktif di SMK
PGRI 1 Surakarta yang memilih jawaban selalu dan sering masing-masing
sebanyak 57,14% dan 42,86%, yang menjawab kadang-kadang 0%, dan yang
menjawab tidak pernah 0%.
Tabel 15. Apakah bapak/ibu menggunakan kaidah-kaidah penyusunan soal ?
No Jawaban Frekwensi Prosentase
14 Selalu 3 42,86%
Sering 3 42,86%
Kadang-kadang 1 14,29%
Tidak Pernah - -
Jumlah 7 100%
Dalam penyusunan soal ada beberapa hal yang harus diperhatikan oleh
guru salah satunya adalah kaidah-kaidah penyusunan soal. Dari tabel 15 dapat
diketahui bahwa guru teknik mesin produktif di SMK PGRI 1 Surakarta yang
peneliti teliti sebagian besar sudah menggunakan kaidah-kaidah penyusunan soal,
terlihat dari presentasi data sebagai berikut: ada 3 orang guru yang menjawab
selalu menggunakan kaidah-kaidah penyusunan soal, 3 orang guru yang
menjawab sering menggunakan kaidah-kaidah penyusunan soal. Sedangkan ada 1
orang guru yang menjawab kadang-kadang menggunakan kaidah-kaidah
penyusunan soal. Jadi secara keseluruhan prosentase guru teknik mesin produktif
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
di SMK PGRI 1 Surakarta yang memilih jawaban selalu dan sering sebanyak
42,86% dan 42,86% dan yang menjawab kadang-kadang sebanyak 14,29%, dan
yang menjawab tidak pernah sebanyak 0%. Hal ini diperkuat hasil wawancara
dengan guru teknik mesin produktif kelas X di SMK PGRI 1 Surakarta bahwa
dalam penyusunan soal, guru teknik mesin produktif kelas X di SMK PGRI 1
Surakarta sebagian besar menggunakan kaidah-kaidah penyusunan soal serta
memperhatikan kriteria kemampuan peserta didik.
Tabel 16. Dalam pembuatan soal, apakah bapak/Ibu memperhatikan validitas
soal ?
No Jawaban Frekwensi Prosentase
15 Selalu 2 28,58%
Sering 2 28,58%
Kadang-kadang 3 42,86%
Tidak Pernah - -
Jumlah 7 100%
Soal dikatakan baik apabila validitasnya telah diuji oleh guru terlebih
dahulu sebelum diteskan kepada siswa. Pada tabel 16 menunjukkan hasil sebagai
berikut : ada 2 orang guru menjawab selalu memperhatikan validitas soal, 2 orang
guru menjawab sering memperhatikan validitas soal dan 3 orang guru menjawab
kadang-kadang memperhatikan validitas soal. Jadi persentasi data bahwa guru
teknik mesin produktif kelas X di SMK PGRI 1 Surakarta yang selalu menguji
validitas butir soal sebanyak 28,58%, yang menjawab sering menguji validitas
butir soal sebanyak 28,58%, untuk jawaban kadang-kadang sebanyak 42,86%
serta yang menjawab tidak pernah sebanyak 0%. Hal ini diperkuat hasil
wawancara dengan guru teknik mesin produktif kelas X di SMK PGRI 1
Surakarta bahwa dalam penyusunan soal guru sebagian besar menguji validitas
soal sebelum diteskan kepada siswa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
Tabel 17. Apakah dalam pembuatan soal bapak/ibu juga memperhatikan
reliabilitas/ kemantapan butir soal?
No Jawaban Frekwensi Prosentase
16 Selalu 1 14,29%
Sering 3 42,86%
Kadang-kadang 3 42,86%
Tidak Pernah - -
Jumlah 7 100%
Reliabel atau reliabilitas dapat diartikan bahwa suatu alat ukur/tes adalah
handal, ajeg, dipercaya. Cara yang terbaik untuk membahas reliabilitas adalah
sejauh mana hasil pengukuran dari suatu instrument mewakili karakteristik yang
diukur. Soal dikatakan baik apabila reliabilitas/ kemantapan butir soalnya telah
diuji oleh guru terlebih dahulu sebelum diteskan kepada peserta didik. Pada tabel
17 menunjukkan data sebagai berikut : ada 1 orang guru yang menjawab selalu
memperhatikan reliabilitas/ kemantapan butir soal, 3 orang guru yang menjawab
sering memperhatikan reliabilitas/ kemantapan butir soal dan 3 orang guru yang
menjawab tidak pernah memperhatikan reliabilitas/ kemantapan butir soal. Jadi
secara keseluruhan persentasi data bahwa guru teknik mesin produktif kelas X di
SMK PGRI 1 Surakarta yang selalu menguji reliabilitas/ kemantapan butir soal
sebanyak 14,29%, yang menjawab sering menguji validitas butir soal sebanyak
42,86%, untuk jawaban kadang-kadang sebanyak 42,86% serta yang menjawab
tidak pernah sebanyak 0%. Hal ini diperkuat hasil wawancara dengan guru teknik
mesin produktif kelas X di SMK PGRI 1 Surakarta bahwa dalam penyusunan soal
guru sebagian besar menguji reliabilitas/kemantapan soal sebelum diteskan
kepada siswa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
Tabel 18. Dalam menentukan jumlah butir soal, apakah bapak/ibu membuat
sesuai dengan sub materi ?
No Jawaban Frekwensi Prosentase
17 Selalu 1 14,29%
Sering 4 57,14%
Kadang-kadang 2 28,58%
Tidak Pernah - -
Jumlah 7 100%
Tabel 18 menunjukkan bahwa hampir sebagian besar guru teknik mesin
produktif kelas X di SMK PGRI 1 Surakarta sudah menentukan jumlah butir soal
sesuai dengan submateri, hal ini ditunjukkan dengan persentasi data sebagai
berikut : ada 1 orang guru yang menjawab selalu menentukan jumlah butir soal,
apakah bapak/ibu membuat sesuai dengan sub materi, 4 orang guru menjawab
sering menentukan jumlah butir soal, apakah bapak/ibu membuat sesuai dengan
sub materi dan 2 orang guru yang menjawab kadang-kadang menentukan jumlah
butir soal, apakah bapak/ibu membuat sesuai dengan sub materi. Jadi secara
keseluruhan prosentase guru yang menjawab selalu sebanyak 14,29%, sering
sebanyak 57,14%, yang menjawab kadang-kadang sebanyak 28,58%, dan yang
menjawab tidak pernah 0%. Hal ini diperkuat hasil wawancara dengan guru teknik
mesin produktif kelas X di SMK PGRI 1 Surakarta bahwa dalam menentukan
jumlah butir soal sebagian besar guru menjawab sering disesuaikan dengan sub
materi namun tidak menutup kemungkinan ditambahkan di luar materi yang
diajarkan asal masih erat hubungannya dengan materi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
Tabel 19. Apakah bapak/ibu dalam membuat butir soal disesuaikan dengan
kemampuan peserta didik ?
No Jawaban Frekwensi Prosentase
18 Selalu 4 57,14%
Sering 3 42,86%
Kadang-kadang - -
Tidak Pernah - -
Jumlah 7 100%
Tabel 19 menunjukkan bahwa kebanyakan guru teknik mesin produktif
kelas X di SMK PGRI 1 Surakarta dalam penyusunan butir soal sangat
memperhatikan kemampuan peserta didik. Hal di tunjukkan dengan persentasi
data sebagai berikut : ada 4 orang guru yang menjawab selalu membuat butir soal
disesuaikan dengan kemampuan peserta didik, dan 3 orang guru sering membuat
butir soal disesuaikan dengan kemampuan peserta didik. Jadi secara keseluruhan
prosentase guru yang menjawab selalu sebanyak 57,14%, sering sebanyak
42,86%, yang menjawab kadang-kadang sebanyak 0%, dan yang menjawab tidak
pernah sebanyak 0%. Hal ini diperkuat hasil wawancara dengan guru teknik mesin
produktif kelas X di SMK PGRI 1 Surakarta bahwa dalam penyusunan soal guru
selalu menyesuaikan dengan kemampuan siswa. Penyusunan soal harus lah dari
tingkat kesukaran yang rendah menuju tingkat kesukaran yang tinggi namun tetap
menyesuaikan dengan taraf kemampuan siswa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
Tabel 20. Apakah bapak/ibu membuat dan memberikan kisi-kisi soal kepada
siswa sebelum pelaksanaan evaluasi ?
No Jawaban Frekwensi Prosentase
19 Selalu 2 28,58%
Sering 4 57,14%
Kadang-kadang 1 14,29%
Tidak Pernah - -
Jumlah 7 100%
Tabel 20 menunjukkan bahwa guru teknik mesin produktif kelas X di
SMK PGRI 1 Surakarta sering membuat dan memberikan kisi-kisi soal kepada
siswa sebelum pelaksanaan evaluasi di tunjukkan dengan persentasi data sebagai
berikut : ada 2 orang guru yang menjawab selalu membuat dan memberikan kisi-
kisi soal kepada siswa sebelum pelaksanaan evaluasi, 4 orang guru menjawab
sering membuat dan memberikan kisi-kisi soal kepada siswa sebelum
pelaksanaan evaluasi, dan 1 oarang guru menjawab kadang-kadang membuat dan
memberikan kisi-kisi soal kepada siswa sebelum pelaksanaan evaluasi. Jadi secara
keseluruhan prosentase guru yang menjawab selalu sebanyak 28,58%, sering
sebanyak 57,14%, yang menjawab kadang-kadang sebanyak 14,29%, dan yang
menjawab tidak pernah sebanyak 0%.
Tabel 21. Apakah bapak/ibu memperhatikan tingkat kesukaran soal ?
No Jawaban Frekwensi Prosentase
20 Selalu 2 28,58%
Sering 3 42,86%
Kadang-kadang 2 28,58%
Tidak Pernah - -
Jumlah 7 100%
Tingkat kesukaran soal perlu diperhatikan oleh guru dalam penyusunan
soal tentunya tingkat kesukaran soal harus disesuaikan dengan kemampuan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
peserta didik. Pada tabel 21 menunjukkan bahwa guru teknik mesin produktif
kelas X di SMK PGRI 1 Surakarta memperhatikan tingkat kesukaran soal di
tunjukkan dengan persentasi data sebagai berikut : ada 2 orang guru yang
menjawab selalu memperhatikan tingkat kesukaran soal, 3 orang guru menjawab
sering memperhatikan tingkat kesukaran soal, dan 2 oarang guru menjawab
kadang-kadang memperhatikan tingkat kesukaran soal. Jadi secara keseluruhan
prosentase guru yang menjawab selalu sebanyak 28,58%, sering sebanyak
42,86%, yang menjawab kadang-kadang sebanyak 28,58%, dan yang menjawab
tidak pernah sebanyak 0%. Hal ini diperkuat hasil wawancara guru teknik mesin
produktif kelas X di SMK PGRI 1 Surakarta bahwa dalam penyusunan soal guru
sangat memperhatikan tingkat kesukaran soal yang akan diberikan kepada siswa.
Tabel 22. Apakah Bapak / Ibu memperhatikan aspek tujuan pembelajaran
yang dirumuskan indikator pada saat penyusunan butir-butir soal ?
No Jawaban Frekwensi Prosentase
21 Selalu 2 28,58%
Sering 5 71,43%
Kadang-kadang - -
Tidak Pernah - -
Jumlah 7 100%
Tabel 22 menunjukkan bahwa hampir seluruh guru teknik mesin
produktif di SMK PGRI 1 Surakarta memperhatikan aspek tujuan pembelajaran
yang dirumuskan indikator pada saat penyusunan butir-butir soal. Hal ini
ditunjukkan dari tabel diatas bahwa ada 2 orang guru yang menjawab selalu
memperhatikan aspek tujuan pembelajaran yang dirumuskan indikator pada saat
penyusunan butir-butir soal dan 5 orang guru yang menjawab sering
memperhatikan aspek tujuan pembelajaran yang dirumuskan indikator pada saat
penyusunan butir-butir soal. Jadi secara keseluruhan prosentase guru yang
menjawab selalu sebanyak 28,58%, guru yang menjawab sering sebanyak
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
71,43%, guru yang menjawab kadang-kadang sebanyak 0% dan guru yang
menjawab tidak pernah sebanyak 0%.
Tabel 23. Apakah bapak/ibu melakukan penilaian terhadap sikap siswa ?
No Jawaban Frekwensi Prosentase
22 Selalu 5 71,43%
Sering 2 28,58%
Kadang-kadang - -
Tidak Pernah - -
Jumlah 7 100%
Selain penilaian kognitif dan psikomotorik, guru juga wajib memberikan
penilaian terhadap sikap peserta didik dalam proses pembelajaran atau yang biasa
disebut dengan penilaian afektif. Pada tabel 23 menunjukkan bahwa keseluruhan
guru teknik mesin produktif kelas X di SMK PGRI 1 Surakarta melakukan
penilaian terhadap sikap siswa. Hal ini ditunjukkan dengan persentasi data sebagai
berikut : ada 5 orang guru yang menjawab selalu melakukan penilaian terhadap
sikap siswa sedangkan yang menjawab sering melakukan penilaian terhadap sikap
siswa sebanyak 2 orang guru. Jadi prosentase guru yang menjawab selalu
sebanyak 71,43%, sedangkan yang menjawab sering sebanyak 28,58%.
Tabel 24. Dalam pembuatan soal remedial, apakah bapak/ibu mengacu pada
RPP dan silabus?
No Jawaban Frekwensi Prosentase
23 Selalu 2 28,58%
Sering 3 42,86%
Kadang-kadang 2 28,58%
Tidak Pernah - -
Jumlah 7 100%
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
56
Tabel 24 menunjukan bahwa sebagian besar guru teknik mesin produktif
di SMK PGRI 1 Surakarta kelas X dalam membuat soal remidial sudah mengacu
pada silabus dan RPP namun masih ada beberapa guru yang belum
memperhatikan RPP dan silabus dalam penyusunan soal remidial. Jika dilihat dari
tabel diatas menunjukkan presentasi data sebagai berikut : ada 2 orang guru yang
menjawab selalu dalam pembuatan soal remedial mengacu pada RPP dan silabus,
3 orang guru yang menjawab sering dalam pembuatan soal remedial mengacu
pada RPP dan silabus dan 2 orang guru menjawab kadang-kadang dalam
pembuatan soal remedial mengacu pada RPP dan silabus. Jadi secara keseluruhan
prosentase guru teknik mesin produktif kelas X di SMK PGRI 1 Surakarta yang
memilih jawaban selalu dan sering masing-masing sebanyak 28,58% dan 42,86%,
yang menjawab kadang-kadang 28,58%, dan yang menjawab tidak pernah
sebanyak 0%.
Tabel 25. Apakah bapak/ibu memberikan skor di setiap butir soal yang
dibuat?
No Jawaban Frekwensi Prosentase
24 Selalu 1 14,29%
Sering 5 71,43%
Kadang-kadang 1 14,29%
Tidak Pernah - -
Jumlah 7 100%
Disamping penyusunan dan pelaksanaan tes, memberi skor merupakan
pekerjaan yang menuntut ketekunan bagi guru. Berdasarkan tabel 25 dapat
diketahui bahwa: ada 1 orang guru yang menjawab selalu memberikan skor di
setiap butir soal yang dibuat, 5 orang guru yang menjawab sering memberikan
skor di setiap butir soal yang dibuat, dan 1 orang guru yang menjawab kadang-
kadang memberikan skor di setiap butir soal yang dibuat. Jadi prosentase guru
14,29% guru yang menjawab selalu memberitahukan skor pada setiap butir soal
yang akan dijawab oleh siswa, bagi guru yang menjawab sering memberitahukan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
57
skor pada setiap butir soal sebanyak 71,43%, begitu juga untuk guru teknik mesin
produktif yang menjawab kadang-kadang sebanyak 14,29%, dan 0% untuk
jawaban yang tidak pernah memberitahukan skor pada setiap butir soal yang akan
dijawab oleh siswa. Hal ini diperkuat hasil wawancara dengan guru teknik mesin
produktif kelas X di SMK PGRI 1 Surakarta bahwa dalam penyusunan butir soal
guru memberikan skor disetiap butir soal yang dibuat.
Tabel 26. Apakah bapak/ibu guru membuat paket soal yang berbeda pada saat
pelaksanaan evaluasi pembelajaran ?
No Jawaban Frekwensi Prosentase
25 Selalu - -
Sering 3 42,86%
Kadang-kadang 1 14,29%
Tidak Pernah 3 42,86%
Jumlah 7 100%
Berdasarkan tabel 26 dapat diketahui bahwa: ada 3 orang guru yang
menjawab sering membuat paket soal yang berbeda pada saat pelaksanaan
evaluasi pembelajaran, 1 orang guru yang menjawab sering membuat paket soal
yang berbeda pada saat pelaksanaan evaluasi pembelajaran dan 3 orang guru yang
menjawab membuat paket soal yang berbeda pada saat pelaksanaan evaluasi
pembelajaran. Jadi prosentase guru yang menjawab selalu sebanyak 0%, guru
yang menjawab sering sebanyak 42,86%, guru yang menjawab kadang-kadang
sebanyak 14,29%, dan 42,86% guru yang tidak pernah membuat paket soal yang
berbeda pada saat pelaksanaan evaluasi pembelajaran.
3. Kompetensi guru teknik mesin produktif kelas X di SMK PGRI 1
Surakarta dalam mengolah dan menganalisis hasil tes.
Pada kategori ini peneliti memberikan 7 item pertanyaan yang disebarkan
kepada guru teknik mesin produktif di SMK PGRI 1 Surakarta untuk mengetahui
guru dalam mengolah dan menganalisis hasil tes dari evaluasi pembelajaran yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
58
telah dilaksanakan. Mengolah dan menganalisis hasil evaluasi dilakukan dengan
maksud untuk memberikan makna terhadap data yang telah berhasil dihimpun
dalam kegiatan evaluasi
Tabel 27. Apakah bapak/ibu guru memberikan tugas tambahan selain tes ?
No Jawaban Frekwensi Prosentase
26 Selalu - -
Sering 4 57,14%
Kadang-kadang 3 42,86%
Tidak Pernah - -
Jumlah 7 100%
Guru teknik mesin produktif kelas X di SMK PGRI 1 Surakarta sebagian
besar memberikan tugas tambahan sebagai pengganti nilai yang belum memenuhi
KKM atau sebagai nilai tambahan. Berdasarkan tabel 27 dapat diketahui bahwa:
ada 4 orang guru yang menjawab sering memberikan tugas tambahan selain tes
dan 3 orang guru yang menjawab kadang-kadang memberikan tugas tambahan
selain tes. Jadi prosentase guru yang menjawab sering sebanyak 0%, guru yang
menjawab kadang-kadang sebanyak 57,14% dan 0% untuk jawaban guru yang
tidak pernah membuat paket soal yang berbeda pada saat pelaksanaan evaluasi
pembelajaran.
Tabel 28. Apakah Bapak/Ibu guru memberikan nilai kepada siswa secara
objektif?
No Jawaban Frekwensi Prosentase
27 Selalu 4 57,14%
Sering 3 42,86%
Kadang-kadang - -
Tidak Pernah - -
Jumlah 7 100%
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
59
Berdasarkan tabel 28 dapat diketahui bahwa sebagian besar guru teknik
mesin produktif kelas X memberikan nilai kepada siswa secara objektif. Terbukti
dari tabel diatas yang menunjukan bahwa ada 4 orang guru yang menjawab selalu
memberikan nilai kepada siswa secara objektif dan 3 orang guru yang menjawab
sering memberikan nilai kepada siswa secara objektif. Jadi prosentase guru yang
menjawab selalu sebanyak 57,14%, guru yang menjawab sering sebanyak
42,86%, begitu juga untuk guru teknik mesin produktif yang menjawab kadang-
kadang sebanyak 0%, dan 0% untuk jawaban guru yang tidak pernah memberikan
nilai kepada siswa secara objektif
Tabel 29. Jika soal-soal tidak dapat di selesaikan siswa, Apakah bapak/ibu
membantu cara penyelesaiannya?
No Jawaban Frekwensi Prosentase
28 Selalu - -
Sering 6 85,71%
Kadang-kadang 1 14,29%
Tidak Pernah - -
Jumlah 7 100%
Tabel 29 menunjukkan hampir keseluruhan guru teknik mesin produktif
kelas X di SMK PGRI 1 Surakarta sering membantu siswanya dalam
menyelesaikan soal-soal yang tidak dapat diselesaikan, hal ini ditunjukkan dari
tabel diatas sebagai berikut : ada 6 orang guru menjawab sering membantu
siswanya dalam menyelesaikan soal-soal yang tidak dapat diselesaikan sedangkan
1 orang guru menjawab kadang-kadang membantu siswanya dalam
menyelesaikan soal-soal yang tidak dapat diselesaikan. Jadi presentasi dari tabel
diatas adalah sebagai berikut: guru yang menjawab selalu sebanyak 0%, guru
yang yang menjawab sering sebanyak 85,71%, yang menjawab kadang-kadang
sebanyak 14,29%, dan untuk pilihan jawaban tidak pernah sebanyak 0%.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
60
Tabel 30. Apakah bapak/ibu memberikan tambahan pelajaran hanya kepada
siswa yang nilainya di bawah standar?
No Jawaban Frekwensi Prosentase
29 Selalu - -
Sering - -
Kadang-kadang 7 100%
Tidak Pernah - -
Jumlah 7 100%
Bagi siswa yang nilainya masih di bawah standar terkadang guru teknik
mesin produktif kelas X SMK PGRI 1 Surakarta memberikan tugas tambahan
untuk membantu memperbaiki nilai siswa tersebut. Hal ini dapat terlihat pada
tabel 30, seluruh guru teknik mesin produktif kelas X di SMK PGRI 1 Surakarta
kadang-kadang memberikan tambahan pelajaran bagi siswa yang mendapatkan
nilai dibawah standar. Data diatas kemudian diolah dalam persentasi data sebagai
berikut : guru yang menjawab selalu sebanyak 0%, guru yang menjawab sering
sebanyak 0%, yang menjawab kadang-kadang sebanyak 100% dan yang
menjawab tidak pernah sebanyak 0%.
Tabel 31. Apakah Bapak/Ibu guru melakukan penjelasan materi kembali dan
pemberian tugas tambahan pada siswa sebagai perbaikan ?
No Jawaban Frekwensi Prosentase
30 Selalu - -
Sering 3 42,86%
Kadang-kadang 4 57,14%
Tidak Pernah - -
Jumlah 7 100%
Siswa yang nilainya masih memerlukan perbaikan terkadang guru teknik
mesin produktif kelas X SMK PGRI 1 Surakarta memberikan penjelasan materi
kembali dan pemberian tugas tambahan. Hal ini dapat terlihat pada tabel 31 bahwa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
61
ada 3 orang guru yang menjawab sering melakukan penjelasan materi kembali dan
pemberian tugas tambahan pada siswa sebagai perbaikan dan 4 orang guru
menjawab kadang-kadang melakukan penjelasan materi kembali dan pemberian
tugas tambahan pada siswa sebagai perbaikan. Jadi persentasi guru yang
menjawab selalu melakukan penjelasan materi kembali dan pemberian tugas
tambahan pada siswa sebagai perbaikan sebanyak 0%, yang menjawab sering
sebanyak 42,86%, guru yang menjawab kadang-kadang sebanyak 57,14% dan
guru yang menjawab tidak pernah sebanyak 0%.
Tabel 32. Apakah ada peningkatan nilai siswa setelah diadakan remedial ?
No Jawaban Frekwensi Prosentase
31 Selalu - -
Sering 6 85,71%
Kadang-kadang 1 14,29%
Tidak Pernah - -
Jumlah 7 100%
Setelah diadakan remedial kepada siswa yang nilainya masih dibawah
standar hampir seluruh guru teknik mesin produktif kelas X SMK PGRI 1
Surakarta menjawab sering terjadi peningkatan nilai siswa setelah diadakan
remidial. Hal ini dapat terlihat pada tabel 32 dimana ada 6 orang guru yang
menjawab sering terjadi peningkatan nilai siswa setelah diadakan remedial dan
hanya 1 orang guru yang menjawab terjadi peningkatan nilai siswa setelah
diadakan remedial. Jadi persentasi guru yang menjawab selalu sebanyak 0%, guru
yang menjawab sering sebanyak 85,71%, guru yang menjawab kadang-kadang
sebanyak 14,29% dan guru yang menjawab tidak pernah sebanyak 0%.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
62
Tabel 33. Apakah bapak/ibu membatasi berapakali siswa melaksanakan
perbaikan untuk mencapai kriteria ketuntasan minimal?
No Jawaban Frekwensi Prosentase
32 Selalu - -
Sering 3 42,86%
Kadang-kadang 4 57,14%
Tidak Pernah - -
Jumlah 7 100%
Kebanyakan guru teknik mesin produktif kelas X SMK PGRI 1 Surakarta
membatasi berapakali siswa melaksanakan perbaikan untuk mencapai kriteria
ketuntasan minimal. Hal ini dapat terlihat pada tabel 33, ada 3 orang guru yang
menjawab sering membatasi berapakali siswa melaksanakan perbaikan untuk
mencapai kriteria ketuntasan minimal, sedangkan yang guru yang menjawab
kadang-kadang membatasi berapakali siswa melaksanakan perbaikan untuk
mencapai kriteria ketuntasan minimal sebanyak 4 orang guru. Jadi persentasi guru
yang menjawab selalu sebanyak 0%, guru yang menjawab sering sebanyak
42,86%, guru yang menjawab kadang-kadang sebanyak 57,14% dan guru yang
menjawab tidak pernah sebanyak 0%.
4. Kompetensi guru teknik mesin produktif kelas X di SMK PGRI 1
Surakarta dalam menginterpretasi dan menindaklanjuti hasil evaluasi
pembelajaran.
Pada kategori ini peneliti ingin mengetahui bagaimana guru teknik mesin
produktif kelas X di SMK PGRI 1 Surakarta melakukan interpretasi terhadap data
hasil evaluasi yang pada dasarnya adalah verbalisasi dari makna yang terkandung
dalam hasil evaluasi yang telah diolah dan dianalisis. Atas dasar interpretasi
tersebut pada akhirnya dapat dikemukakan kesimpulan-kesimpulan yang tentunya
harus mengacu kepada tujuan dilakukannya evaluasi itu sendiri.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
63
Tabel 34. Apakah bapak/ibu guru mengulas kembali hasil evaluasi yang
sudah dilakukan ?
No Jawaban Frekwensi Prosentase
33 Selalu 2 28,58%
Sering 4 57,14%
Kadang-kadang 1 14,29%
Tidak Pernah - -
Jumlah 7 100%
Setelah adanya pembahasan mengenai hasil evaluasi yang telah
dilaksanakan, maka guru akan mengidentifikasi sejauhmana daya serap siswa
dalam materi yang diujikan tersebut. Berikut adalah hasil persentasi data yang
diperoleh berdasarkan tabel 34 ada 2 orang guru menjawab selalu mengulas
kembali hasil evaluasi yang sudah dilakukan, 4 orang guru menjawab sering
mengulas kembali hasil evaluasi yang sudah dilakukan , dan 1 orang guru
menjawab kadang-kadang mengulas kembali hasil evaluasi yang sudah dilakukan.
Jadi prosentase guru yang menjawab selalu sebanyak 28,58%, guru teknik mesin
produktif kelas X di SMK PGRI 1 Surakarta yang menjawab sering sebanyak
57,14%, sedangkan untuk jawaban kadang-kadang sebanyak 14,29% guru
mengulas kembali hasil evaluasi yang sudah dilakukan dan yang menjawab tidak
pernah mengulas kembali hasil evaluasi yang sudah dilakukan mendapatkan
respon 0%.
Tabel 35. Setelah hasil evaluasi diolah, dianalisis dan disimpulkan, apakah
bapak/ibu menyampaikannya kepada siswa ?
No Jawaban Frekwensi Prosentase
34 Selalu - -
Sering 3 42,86%
Kadang-kadang 4 57,14%
Tidak Pernah - -
Jumlah 7 100%
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
64
Setelah data hasil evaluasi diolah, dianalisis dan disimpulkan sehingga
dapat diketahui apa makna yang terkandung di dalamnya, maka guru akan dapat
mengambil keputusan untuk menindaklanjuti proses belajar-mengajarnya di kelas.
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui sebagian guru teknik mesin produktif
kelas X di SMK PGRI 1 Surakarta sebagian besar kadang-kadang mengambil
keputusan untuk menindaklanjuti proses belajar mengajarnya di kelas. Hal ini
dapat ditunjukkan dari persentasi data sebagai berikut : ada 3 orang guru yang
menjawab sering menyampaikan hasil evaluasi kepada siswa, 4 orang guru
menjawab kadang-kadang menyampaikan hasil evaluasi kepada siswa. Jadi
prosentase guru yang menjawab selalu menyampaikannya hasil evaluasi kepada
siswa sebanyak 0%, guru yang menjawab sering menyampaikannya hasil evaluasi
kepada siswa sebanyak 42,86%, guru yang menjawab kadang-kadang
menyampaikannya hasil evaluasi kepada siswa sebanyak 57,14% dan guru yang
menjawab tidak pernah menyampaikannya hasil evaluasi kepada siswa sebanyak
0%.
Tabel 36. Apakah bapak/ibu guru membuat peringkat nilai siswa dalam setiap
pelaksanaan evaluasi pembelajaran ?
No Jawaban Frekwensi Prosentase
35 Selalu 1 14,29%
Sering 1 14,29%
Kadang-kadang 4 57,14%
Tidak Pernah 1 14,29%
Jumlah 7 100%
Pembuatan peringkat nilai siswa dalam setiap pelaksanaan evaluasi
pembelajaran bertujuan untuk mengetahui keefektifan hasil evaluasi
pembelajaran. Hal ini dapat dilihat berdasarkan tabel 36 bahwa ada 1 orang guru
yang menjawab selalu membuat peringkat nilai siswa dalam setiap pelaksanaan
evaluasi pembelajaran, 1 orang guru menjawab sering membuat peringkat nilai
siswa dalam setiap pelaksanaan evaluasi pembelajaran, 4 orang guru menjawab
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
65
kadang-kadang membuat peringkat nilai siswa dalam setiap pelaksanaan evaluasi
pembelajaran dan 1 orang guru menjawab tidak pernah membuat peringkat nilai
siswa dalam setiap pelaksanaan evaluasi pembelajaran. Jadi prosentase guru yang
memilih jawaban selalu, sering dan tidak pernah membuat peringkat nilai siswa
dalam setiap pelaksanaan evaluasi pembelajaran masing-masing sebanyak
14,29%, dan guru yang menjawab kadang-kadang membuat peringkat nilai siswa
dalam setiap pelaksanaan evaluasi pembelajaran sebanyak 57,14%.
Tabel 37. Apakah bapak/ibu tetap melanjutkan ke materi berikutnya apabila
terdapat kurang dari setengah jumlah siswa yang tidak memenuhi
KKM ?
No Jawaban Frekwensi Prosentase
36 Selalu - -
Sering 3 42,86%
Kadang-kadang 2 28,58%
Tidak Pernah 2 28,58%
Jumlah 7 100%
Tabel 37 menujukkan bahwa guru teknik mesin produktif kelas X di
SMK PGRI 1 Surakarta tetap melanjutkan ke materi berikutnya apabila terdapat
kurang dari setengah dari jumlah siswa di kelas yang tidak memenuhi KKM. Hal
ini dapat dilihat tabel 37 bahwa ada 3 orang guru yang menjawab sering
melanjutkan ke materi berikutnya apabila terdapat kurang dari setengah jumlah
siswa yang tidak memenuhi KKM, 2 orang guru menjawab kadang-kadang
melanjutkan ke materi berikutnya apabila terdapat kurang dari setengah jumlah
siswa yang tidak memenuhi KKM, dan 2 orang guru menjawab tidak pernah
melanjutkan ke materi berikutnya apabila terdapat kurang dari setengah jumlah
siswa yang tidak memenuhi KKM. Jadi prosentase guru yang menjawab sebanyak
0%, guru yang menjawab sering sebanyak 42,86%, guru yang menjawab kadang-
kadang tetap melanjutkan ke materi berikutnya apabila terdapat kurang dari
setengah jumlah siswa yang tidak memenuhi KKM sebanyak 28,58% dan guru
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
66
yang menjawab tidak pernah melanjutkan ke materi berikutnya apabila terdapat
kurang dari setengah jumlah siswa yang tidak memenuhi KKM sebanyak 28,58%.
Tabel 38. Apakah bapak/ibu guru melakukan pendekatan kepada siswa yang
nilainya dibawah standar ?
No Jawaban Frekwensi Prosentase
37 Selalu 1 14,29%
Sering 4 57,14%
Kadang-kadang 2 28,58%
Tidak Pernah - -
Jumlah 7 100%
Tabel 38 menujukkan bahwa guru teknik mesin produktif di SMK PGRI
1 Surakarta sering melakukan pendekatan kepada siswa yang nilainya dibawah
standar. Hal ini dapat dilihat dari tabel diatas yang menunjukan bahwa ada 1
orang guru yang menjawab selalu melakukan pendekatan kepada siswa yang
nilainya dibawah standar, 4 orang guru yang menjawab sering melakukan
pendekatan kepada siswa yang nilainya dibawah standar dan 2 orang guru yang
menjawab kadang-kadang melakukan pendekatan kepada siswa yang nilainya
dibawah standar. Jadi prosentase guru yang menjawab selalu sebanyak 14,29%,
guru yang menjawab sering sebanyak 57,14%, guru yang menjawab kadang-
kadang melakukan pendekatan kepada siswa yang nilainya dibawah standar
sebanyak 28,58% dan guru yang tidak pernah melakukan pendekatan kepada
siswa yang nilainya dibawah standar sebanyak 0%.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
67
Tabel 39. Bapak/Ibu guru membuat laporan hasil belajar siswa untuk
diberikan kepada orang tua siswa ?
No Jawaban Frekwensi Prosentase
38 Selalu 3 42,86%
Sering 2 28,58%
Kadang-kadang 2 28,58%
Tidak Pernah - -
Jumlah 7 100%
Orang tua siswa merupakan salah aspek yang berperan penting dalam
mengembangkan kemampuan siswa selain guru. Dari tabel diatas menujukkan
bahwa guru teknik mesin produktif di SMK PGRI 1 Surakarta sebagian selalu
membuat laporan hasil belajar siswa untuk diberikan kepada orang tua siswa. Hal
ini dapat dilihat dari tabel 39 yang menunjukan bahwa ada 3 orang guru yang
menjawab selalu membuat laporan hasil belajar siswa untuk diberikan kepada
orang tua siswa, 2 orang guru yang menjawab sering membuat laporan hasil
belajar siswa untuk diberikan kepada orang tua siswa, dan 2 orang guru yang
menjawab kadang-kadang membuat laporan hasil belajar siswa untuk diberikan
kepada orang tua siswa. Jadi persentasi data guru yang menjawab selalu sebanyak
42,86%, guru yang menjawab sering sebanyak 28,58%, guru yang menjawab
kadang-kadang membuat laporan hasil belajar siswa untuk diberikan kepada orang
tua siswa sebanyak 28,58% dan yang menjawab tidak pernah membuat laporan
hasil belajar siswa untuk diberikan kepada orang tua siswa sebanyak 0%.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
68
Tabel 40. Apakah bapak/ibu guru menyampaikan hasil evaluasi
pembelajaran siswa kepada kepala sekolah ?
No Jawaban Frekwensi Prosentase
39 Selalu 2 28,58%
Sering 5 71,43%
Kadang-kadang - -
Tidak Pernah - -
Jumlah 7 100%
Peran kepala sekolah dalam evaluasi pembelajaran disekolah salah
satunya adalah ikut mengamati hasil evaluasi pembelajaran siswa yang telah
diberikan oleh guru. Dari tabel 40 menujukkan bahwa guru teknik mesin produktif
kelas X di SMK PGRI 1 Surakarta sebagian besar sering menyampaikan hasil
evaluasi pembelajaran siswa kepada kepala sekolah. Hal ini dapat dilihat dari
tabel diatas yang menunjukan bahwa ada 2 orang guru yang menjawab selalu
menyampaikan hasil evaluasi pembelajaran siswa kepada kepala sekolah, dan 5
orang guru menjawab sering menyampaikan hasil evaluasi pembelajaran siswa
kepada kepala sekola. Jadi persentasi guru yang menjawab selalu sebanyak
28,58%, guru yang menjawab sering sebanyak 71,43%, guru yang menjawab
kadang-kadang menyampaikan hasil evaluasi pembelajaran siswa kepada kepala
sekolah sebanyak 0% dan guru yang menjawab tidak pernah menyampaikan hasil
evaluasi pembelajaran siswa kepada kepala sekolah sebanyak 0%.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
69
Tabel 41. Untuk meningkatkan kualitas evaluasi pembelajaran disekolah,
apakah bapak/ibu guru mengikuti MGMP didaerah masing-
masing?
No Jawaban Frekwensi Prosentase
40 Selalu - -
Sering 2 28,58%
Kadang-kadang 4 57,14%
Tidak Pernah 1 14,29%
Jumlah 7 100%
Musyawarah Guru Mata Pelajaran merupakan salah satu aspek upaya
peningkatan kompetensi guru mata pelajaran didaerah, namun guru-guru di SMK
PGRI 1 Surakarta sebagian besar masih belum menganggap MGMP sebagai
wadah yang penting sebagai peningkatan kompetensi, terlihat dalam persentasi
data sebagai berikut : ada 2 orang guru yang menjawab selalu mengikuti MGMP
didaerah masing-masing, 4 orang guru menjawab kadang-kadang mengikuti
MGMP didaerah masing-masing dan 1 orang guru menjawab tidak pernah
mengikuti MGMP didaerah masing-masing. Jadi prosentase guru yang menjawab
selalu mengikuti MGMP didaerah masing-masing , guru yang menjawab sering
mengikuti MGMP didaerah masing-masing sebanyak 28,58%, guru yang
menjawab kadang-kadang mengikuti MGMP didaerah masing-masing sebanyak
57,14% dan tidak pernah mengikuti MGMP didaerah masing-masing sebanyak
14,29%.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
70
D. Pembahasan Hasil Analisis Data
Setelah dianalisis dengan skor perolehan dan dengan melihat gambaran
tentang identitas responden, maka dapat diinterpretasikan bahwa : Semakin tinggi
tingkat kompetensi keguruan yang dimiliki oleh seorang guru teknik mesin
produktif kelas X di SMK PGRI 1 Surakarta maka semakin baik kemampuannya
dalam melakukan pelaksanaan evaluasi pembelajarannya.
Dalam menganalisis kompetensi guru teknik mesin produktif kelas X di
SMK PGRI 1 Surakarta dalam pelaksanaan evaluasi pembelajaran peneliti melihat
beberapa aspek yaitu :
Perencanaan evaluasi pembelajaran
Penyusunan soal tes
Pengolahan dan analisis hasil evaluasi
Interpretasi dan tindak lanjut hasil evaluasi
Adapun hasil yang diperoleh mengenai kompetensi guru teknik mesin
produktif di SMK PGRI 1 Surakarta dalam pelaksanaan evaluasi pembelajaran
yang terdiri dari 7 orang guru adalah sebagai berikut :
Tabel 42. Hasil Kompetensi Guru Teknik Mesin Produktif Kelas X Kompetensi
Keahlian Teknik Pemesinan Dalam Pelaksanaan Evaluasi
Pembelajaran
Rentang skor Kriteria Jumlah
40-63 Sangat rendah -
64-87 Rendah -
88-111 Sedang 2
112-135 Tinggi 4
136-160 Sangat tinggi 1
Pada tabel 42 dapat disimpulkan bahwa kompetensi guru teknik mesin
produktif kelas X dalam pelaksanaan evaluasi pembelajaran di SMK PGRI 1
Surakata dimulai dari perencanakan, menyusun soal, menganalisis dan mengolah
hasil evaluasi serta menginterpretasi dan menindaklanjuti hasilnya adalah ada 1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
71
orang guru yang memasuki kriteria sangat tinggi dengan presentasi 14,29% adalah
guru teknik mesin produktif kelas X yang mengajar mata pelajaran menggambar
teknik. 4 Orang guru memasuki kriteria tinggi dengan presentasi 57,14% adalah
guru teknik mesin produktif yang mengajar mata pelajaran praktek kerja bangku,
praktek dasar las serta dasar-dasar teknik mesin. 2 orang guru memasuki kriteria
sedang dengan presentasi 28,58% yaitu guru teknik mesin produktif yang
mengajar pemesinan serta guru teknik mesin produktif yang mengajar las dasar.
Jadi sebagian besar guru teknik mesin produktif kelas X di SMK PGRI 1
Surakarta dalam melaksanakan evaluasi pembelajaran sudah dengan baik atau
dengan kriteria tinggi.
Dalam perumusan tujuan evaluasi guru teknik mesin produktif kelas X di
SMK PGRI 1 Surakarta sudah dengan baik dalam perumusan tujuan evaluasi. Hal
ini terlihat dari hasil observasi yang peneliti lakukan, bahwa guru teknik mesin
produktif kelas X di SMK PGRI 1 Surakarta sudah dengan baik dalam
melengkapi administrasi pembelajaran seperti silabus dan RPP.
Guru teknik mesin produktif kelas X di SMK PGRI 1 Surakarta tidak
mengalami kesulitan yang lebih dalam pemilihan teknik evaluasi. Kebanyakan
guru menggunakan tes tertulis kecuali guru praktek menggunakan teknik evaluasi
demontrasi dan jobsheet sebab apabila menggunakan teknik tertulis selain menyita
waktu juga kurang efektif. Dalam penilaian sikap atau afektif guru teknik mesin
produktif kelas X di SMK PGRI 1 Surakarta juga melakukan dengan mengamati
perilaku siswa baik pada saat pembelajaran berlangsung maupun diluar jam
pembelajaran.
Guru teknik mesin produktif kelas X di SMK PGRI 1 Surakarta dalam
penyusunan butir soal sebagian besar memperhatikan taraf kemampuan para
siswa. Soal dibuat dari tingkat kesukaran yang rendah menuju ke tingkat
kesukaran soal yang tinggi. Selain itu guru teknik mesin produktif kelas X di
SMK PGRI 1 Surakarta dalam mengevaluasi juga memperhatikan standart
kelulusan minimal (KKM) dimana nilai minimum kelulusan ditentukan dari hasil
nilai rata-rata nilai siswa di kelas. Meskipun guru teknik mesin produktif kelas X
di SMK PGRI 1 Surakarta telah memiliki kompetensi sebagian besar tinggi dalam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
72
pelaksanaan evaluasi pembelajaran, sebaiknya para guru teknik mesin produktif di
SMK PGRI 1 Surakarta lebih memperhatikan lagi pelaksanaan evaluasi
pembelajaran dengan selalu membuat kaidah penyusunan soal agar isi yang
dimaksud di dalam soal lebih terarah, menyusun profil kemajuan kelas agar guru
dapat mengidentifikasi kembali kelemahan dan kekuatan komponen
pembelajaran, dan juga dengan membantu para siswa dalam memeberikan arahan
cara penyelesaian soal-soal yang tidak dapat dipecahkan oleh siswa.
Dalam melaksanakan evaluasi seorang guru yang baik, hendaknya sudah
merencanakan berapa kali akan melaksanakan evaluasi. Sebab apabila proses
evaluasi tidak direncanankan terlebih dahulu itu dapat mengganggu jam pelajaran
yang sudah di tentukan dan akhirnya proses belajar mengajar menjadi kacau.
Maka dari itu seorang guru haruslah sudah merencanakan berapa kali bapak/ibu
guru harus melaksanakan evaluasi. Guru teknik mesin produktif kelas X di SMK
PGRI 1 Surakarta sudah dapat dikatakan selalu menentukan frekwensi evaluasi
tiap semester dan setiap guru melaksanakan evaluasi di setiap akhir kompetensi
dasar yang telah tercapai.
Guru teknik mesin produktif kelas X di SMK PGRI 1 Surakarta dalam
membuat soal sering memperhatikan kesesuaian materi dengan soal. Hal ini di
perkuat dengan soal-soal yang di tulis guru-guru dalam RPP dan soal-soal tersebut
sesuai dengan materi yang ada di dalam RPP tersebut. Untuk tipe soal yang di
gunakan para guru SMK PGRI 1 Surakarta sudah ditentukan oleh guru bidang
studi masing-masing. Kebanyakan tipe soal yang digunaan adalah tes tertulis dan
kadang pula menggunaan non tes bagi guru-guru praktek untuk efisiensi waktu.
Guru teknik mesin produktif kelas X di SMK PGRI 1 Surakarta dalam
validitas soal sudah cukup diperhatikan walaupun kadang di lapangan para guru
menggunakan soal-soal lama tapi apabila ada salah satu soal yang para siswa tidak
dapat mengerjakannya para guru mengganti soal tersebut sehingga para murid
dapat mengerjakannya. Untuk reliabilitas soal atau kemantapan butir soal yang
merupakan suatu alat ukur/tes yang handal, ajeg, dipercaya, guru teknik mesin
produktif kelas X di SMK PGRI 1 Surakarta sudah cukup baik, terbukti dalam
pembuatan soal guru sering menguji reliabilitas soal sebelum diteskan kepada
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
73
siswa. Cara yang terbaik untuk membahas reliabilitas adalah sejauh mana hasil
pengukuran dari suatu instrument mewakili karakteristik yang diukur. Soal
dikatakan baik apabila reliabilitas/ kemantapan butir soalnya telah diuji oleh guru
terlebih dahulu sebelum diteskan kepada peserta didik
Menganalisis hasil tes pada kategori ini penulis ingin mengetahui
bagaimana guru Teknik mesin produktif dalam mengolah dan menganalisis hasil
tes dari evaluasi pembelajaran yang telah dilaksanakan. Mengolah dan
menganalisis hasil evaluasi dilakukan dengan maksud untuk memberikan makna
terhadap data yang telah berhasil dihimpun dalam kegiatan evaluasi.
Pemberian skor dalam setiap butir soal yang disusun, guru teknik mesin
produktif kelas X di SMK PGRI 1 Surakarta hampir keseluruhan sering
memberikan skor disetiap butir soal yang disusun.
Guru teknik mesin produktif kelas X di SMK PGRI 1 Surakarta yang
peneliti teliti sudah melakukan pemberitahuan setiap hasil evaluasi kepada siswa.
Hasil evaluasi harusnya di perlihatkan kepada siswa namun kadang ada juga yang
hasil evaluasi siswa tidak di beritahukan sama sekali.
Pemberian pelajaran tambahan kepada siswa yang belum mencapai KKM
oleh guru teknik mesin produktif kelas X di SMK PGRI 1 Surakarta dilakukan
hanya sebatas kadang-kadang. Hal ini terbukti dari hasil wawancara dan pengisian
angket yang dilakukan oleh peneliti.
Kompetensi guru teknik mesin produktif kelas X di SMK PGRI 1
Surakarta dalam menginterpretasi dan menindaklanjuti hasil evaluasi
pembelajaran. Pada kategori ini peneliti ingin mengetahui bagaimana guru teknik
mesin produktif kelas X di SMK PGRI 1 Surakarta melakukan interpretasi
terhadap data hasil evaluasi yang pada dasarnya adalah verbalisasi dari makna
yang terkandung dalam hasil evaluasi yang telah diolah dan dianalisis. Atas dasar
interpretasi tersebut pada akhirnya dapat dikemukakan kesimpulan-kesimpulan
yang tentunya harus mengacu kepada tujuan dilakukannya evaluasi itu sendiri.
Dengan adanya pembahasan mengenai hasil evaluasi yang telah dilaksanakan,
maka guru akan mengidentifikasi sejauh mana daya serap siswa dalam materi
yang dujikan tersebut. Profil siswa digunakan untuk mengetahui siswa yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
74
pandai maupun yang kurang pandai dan di gunakan untuk mengetahui kemajuan
siswa dalam kelas.
Adapun beberapa hal yang dilakukan oleh kepala SMK PGRI 1 Surakarta
dalam meningkatkan kompetensi guru teknik mesin produktif kelas X diantaranya
adalah dengan menyalurkan wadah MGMP (Musyawarah Guru Mata Pelajaran),
team teaching, In House Training baik dengan mengundang tutor dari luar
ataupun dengan teman sejawat, serta melakukan supervise akademik maupun
klinis.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
79
BAB V
KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti di SMK PGRI 1
Surakarta yang mengkaji tentang kompetensi guru teknik mesin produktif kelas X
teknik pemesinan dalam melaksanakan evaluasi pembelajaran dapat disimpulkan
sebagai berikut :
1. Guru teknik mesin produktif kelas X di SMK PGRI 1 Surakarta adalah guru
yang memiliki kompetensi yang baik dalam pelaksanaan evaluasi
pembelajaran. Hal ini dapat dilihat dari kemampuan dan keahlian para guru
pada saat melaksanakan evaluasi pembelajaran dengan sudah memperhatikan
dan memahami prosedur dan teknik-teknik evaluasi pendidikan dan juga dapat
menafsirkan hasil dari evaluasi yang telah dilaksanakan yang kemudian
ditindaklanjuti untuk memperoleh pembelajaran yang lebih optimal.
2. Pada dasarnya evaluasi pembelajaran bertujuan untuk mengetahui informasi
informasi yang dibutuhkan untuk memperbaiki proses pembelajaran. Akan
tetapi proses pelaksanaannya tetap mengacu kepada langakah-langkah evaluasi
pendidikan. Hal itulah yang kemudian diterapkan di SMK PGRI 1 Surakarta,
yaitu pada pelaksanaan evaluasi pembelajaran di sebagian besar sudah berjalan
dengan baik berdasarkan langkah-langkah evaluasi pendidikan, pelaksanaan
evaluasi pembelajaran tersebut dimulai dari merumuskan perencanaan evaluasi,
menyusun soal tes, mengolah dan menganalisis hasil tes yang kemudian
dilanjutkan dengan menginterpretasi serta menindaklanjuti hasil evaluasi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
80
80
B. Implikasi
Setelah penelitian ini selesai dan menghasilkan beberapa kesimpulan,
maka ada beberapa implikasi yang menjadi tindak lanjut agar penelitian dapat
dimanfaatkan dengan berbagai kepentingan yang relevan.
1. Implikasi Teoritis
Hasil penelitian tentang studi kompetensi guru teknik mesin produktif dalam
pelaksanaan evaluasi pembelajaran di SMK PGRI 1 Surakarta. Penelitian ini
menggunakan bentuk kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Metodologi
kualitatif merupakan prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif
berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati.
ini dapat menjadi acuan bagi penelitian selanjutnya yang relevan. Temuan-temuan
yang dihasilkan dari penelitian ini dapat menjadi dasar pedoman bagi pihak-pihak
berkepentingan untuk melihat kembali berbagai permasalahan di SMK.
2 . Implikasi Praktis
Hasil penelitian tentang studi kompetensi guru teknik mesin produktif
dalam pelaksanaan evaluasi pembelajaran di SMK PGRI 1 Surakarta. ini dapat
menjadi bahan evaluasi bagi sekolah untuk kembali menentukan dan menata input
untuk melaksanakan proses penididikan yang lebih baik di masa yang akan
datang.
C. Saran
1. Bagi guru
Meskipun guru teknik mesin produktif di SMK PGRI 1 Surakarta telah
memiliki kompetensi yang tinggi dan sedang dalam pelaksanaan evaluasi
pembelajaran, sehingga akan lebih baik lagi apabila, para guru teknik mesin
produktif di SMK PGRI 1 Surakarta lebih memperhatikan lagi pelaksanaan
evaluasi pembelajaran dengan selalu membuat kaidah penyusunan soal agar isi
yang dimaksud di dalam soal lebih terarah, menyusun profil kemajuan kelas agar
guru dapat mengidentifikasi kembali kelemahan dan kekuatan komponen
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
81
81
pembelajaran, dan juga dengan membantu para siswa dalam memeberikan arahan
cara penyelesaian soal-soal yang tidak dapat dipecahkan oleh siswa.
2. Bagi kompetensi keahlian teknik pemesinan
Program keahlian diharapkan mampu memperhatikan proses evaluasi
pembelajaran dengan cara memberi penyuluhan, guru sebagai evaluator sudah
seharusnya dapat melaksanakan proses evaluasi dengan baik, oleh karena itu, guru
diharuskan lebih memperkaya skill kompetensinya dalam evaluasi dengan lebih
memahami lagi tentang teknik dan prosedur evaluasi hingga menafsirkan hasil
dari pelaksanaan evaluasi tersebut dan didapatkan keputusan yang tepat demi
tercapainya tujuan pembelajaran.
3. Bagi sekolah - 76 -
Pihak sekolah juga hendaknya ikut berperan aktif dalam memperhatikan
pelaksanaan evaluasi pembelajaran yang dilakukan oleh guru dengan mengontrol
setiap laporan hasil evaluasi dan juga ikut berpartisipasi dalam meningkatan
kompetensi guru teknik mesin produktif di SMK PGRI 1 Surakarta dalam
pelaksanaan evaluasi pembelajaran.