perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN .../Peningkatan...perpustakaan.uns.ac.id...

86
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENINGKATAN PENGENALAN BERHITUNG MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE JIGSAW PADA ANAK KELOMPOK B DI TK AISYIYAH 56 BARON TAHUN 2011/2012 SKRIPSI Oleh: WAHYU PRIYANTI X8110053 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA Agustus 2012 i

Transcript of perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN .../Peningkatan...perpustakaan.uns.ac.id...

Page 1: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN .../Peningkatan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TAHUN 2011/2012 Oleh: WAHYU PRIYANTI commit to user PENINGKATAN PENGENALAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

PENINGKATAN PENGENALAN BERHITUNG MELALUI MODEL

PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE JIGSAW PADA ANAK

KELOMPOK B DI TK AISYIYAH 56 BARON

TAHUN 2011/2012

SKRIPSI

Oleh:

WAHYU PRIYANTI

X8110053

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

Agustus 2012

i

Page 2: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN .../Peningkatan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TAHUN 2011/2012 Oleh: WAHYU PRIYANTI commit to user PENINGKATAN PENGENALAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

ii

Page 3: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN .../Peningkatan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TAHUN 2011/2012 Oleh: WAHYU PRIYANTI commit to user PENINGKATAN PENGENALAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii

PENINGKATAN PENGENALAN BERHITUNG MELALUI MODEL

PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE JIGSAW PADA ANAK

KELOMPOK B DI TK AISYIYAH 56 BARON

TAHUN 2011/2012

Oleh :

WAHYU PRIYANTI

X8110053

Skripsi

Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan mendapatkan gelar

Sarjana Pendidikan Program Pendidikan Guru Pendidikan

Anak Usia Dini, Jurusan Ilmu Pendidikan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

Agustus 2012

iii

Page 4: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN .../Peningkatan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TAHUN 2011/2012 Oleh: WAHYU PRIYANTI commit to user PENINGKATAN PENGENALAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv

iv

Page 5: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN .../Peningkatan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TAHUN 2011/2012 Oleh: WAHYU PRIYANTI commit to user PENINGKATAN PENGENALAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

v

Page 6: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN .../Peningkatan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TAHUN 2011/2012 Oleh: WAHYU PRIYANTI commit to user PENINGKATAN PENGENALAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

ABSTRAK

Wahyu Priyanti. X8110053. PENINGKATAN PENGENALAN BERHITUNG

MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE

JIGSAW PADA ANAK KELOMPOK B DI TK AISYIYAH 56 BARON

TAHUN 2011/2012. Skripsi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas

Sebelas Maret Surakarta. 2012.

Tujuan penelitian tindakan kelas ini adalah untuk meningkatkan

kemampuan pengenalan berhitung melalui penerapan model pembelajaran

kooperatif metode jigsaw pada anak kelompok B di TK Aisyiyah 56 Baron tahun

Pelajaran 2011/ 2012.

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK). Subjek

penelitian ini adalah anak kelompok B di TK Aisyiyah 56 Baron tahun pelajaran

2011/2012 yang terdiri dari 22 siswa. Penelitian ini dilaksanakan dalam dua

siklus, pada setiap siklus terdiri atas perencanaan, pelaksanaan tindakan,

observasi, dan refleksi. Di dalam pelaksanaan masing-masing siklus terdapat dua

pertemuan. Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara, observasi, dan

dokumentasi. Validitas data menggunakan triangulasi data dan tiangulasi metode.

Teknik analisis data menggunakan model analisis interaktif.

Hasil penelitian menunjukkan nilai tuntas pada kondisi awal yaitu

diperoleh 4 anak, dengan ketuntasan klasikal 18,18%. Pada siklus I menunjukkan

anak yang mendapat nilai tuntas mencapai 15 dan ketuntasan klasikal meningkat

menjadi 68,18%. Pada siklus II nilai tuntas diperoleh 20 anak dan ketuntasan

klasikal meningkat menjadi 90,91%.

Simpulan penelitian ini adalah penerapan model pembelajaran kooperatif

metode jigsaw dapat meningkatkan pengenalan berhitung pada anak kelompok B

di TK Aisyiyah 56 Baron tahun pelajaran 2011/ 2012.

Kata kunci: pengenalan berhitung, model pembelajaran kooperatif metode

jigsaw

vi

Page 7: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN .../Peningkatan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TAHUN 2011/2012 Oleh: WAHYU PRIYANTI commit to user PENINGKATAN PENGENALAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

ABSTRACT

Wahyu Priyanti. X8110042. IMPROVED RECOGNITION THROUGH

NUMERACY LEARNING MODEL IN CHILDREN JIGSAW

COOPERATIVE METHODS IN GROUP B AISYIYAH 56 BARON

KINDERGARTEN SCHOOL YEAR 2011/2012. Research Paper,Faculty of

Teacher Training and Education Sebelas Maret University of Surakarta. 2012.

The research objective of this class action is to enhance the ability of the

introduction of numeracy through the application of the model jigsaw method of

cooperative learning in kindergarten children in group B Aisyiyah 56 Baron

kindergarten school lesson in 2011/2012.

This research is a classroom action research consisting of two cycles, each

of which containing planning, acting, observing, and reflecting stages. On the

implementing of each cycle consist of two meetings. The subject of the research is

the student group B Aisyiyah 56 Baron kindergarten school in 2011/2012

academic year consist of 22 students. Techniques of data collection using

interviews, observation, and documentation. The validity of the data using

triangulation of data and methods tiangulasi. Techniques of data analysis using

interactive analysis model.

The result of research shows the value that is completed on the initial

conditions obtained 4 students or percentage of completeness of 18,18% and the

increase in the value of cycle I reached 15 students or percentage completeness of

68,81% and finished at the cycle II values obtained by 20 students or

completeness percentage of 90,91%.

The conclusions of this study is the application of the jigsaw model of

cooperative learning methods can enhance the introduction of numeracy in

children in group B Aisyiyah 56 Baron kindergarten school year 2011/2012

Keywords: introduction to counting, jigsaw model of cooperative learning

methods

vii

Page 8: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN .../Peningkatan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TAHUN 2011/2012 Oleh: WAHYU PRIYANTI commit to user PENINGKATAN PENGENALAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii

MOTTO

“Ojo cedhak gebo gupak” (Pepatah Jawa)

“Pendidikan merupakan perlengkapan terbaik untuk hari tua” (Aristoteles)

“Karena tidak ada yang lebih mudah dibandingkan dengan berpikir, jadi tidak

ada yang lebih sulit dibandingkan dengan berpikir baik” (Thomas Traherne)

“Jangan pernah merasa sakit karena keinginan yang belum tercapai, pasti Allah

mempunyai rencana yang lebih baik” (Penulis)

viii

Page 9: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN .../Peningkatan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TAHUN 2011/2012 Oleh: WAHYU PRIYANTI commit to user PENINGKATAN PENGENALAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ix

PERSEMBAHAN

Teriring rasa syukurku kepada Allah SWT, kupersembahkan karya sederhana ini

kepada :

Bapak dan Ibu

Pengorbanan dan kasih sayang bapak ibu yang begitu besar, perhatian dan do‟a

yang tiada terputus memberikan semangat unukku agar selalu berpacu meraih

asa

Keluarga Besarku

Motivasi dan semangat yang selalu kalian sisipkan dalam sayap-sayap rapuhku

membuatku semakin kuat untuk terus berjuang.

Keluarga besar PG PAUD FKIP UNS

Almamaterku yang kubanggakan, Universitas Sebelas Maret

ix

Page 10: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN .../Peningkatan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TAHUN 2011/2012 Oleh: WAHYU PRIYANTI commit to user PENINGKATAN PENGENALAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

x

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi dengan judul “PENINGKATAN PENGENALAN BERHITUNG

MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE

JIGSAW PADA ANAK KELOMPOK B DI TK AISYIYAH 56 BARON

TAHUN 2011/2012”.

Skripsi ini disusun guna memenuhi sebagian dari persyaratan untuk

mendapatkan gelar Sarjana pada Program Studi Pendidikan Guru Pendidikan

Anak Usia Dini (PG-PAUD), Jurusan Ilmu Pendidikan, Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret Surakarta. Penulis menyadari bahwa

terselesaikannya skripsi ini tidak terlepas dari bantuan, bimbingan, dan

pengarahan dari berbagai pihak. Untuk itu, penulis menyampaikan terima kasih

kepada:

1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret

Surakarta.

2. Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sebelas Maret Surakarta.

3. Ketua Program Studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini, Jurusan

Ilmu Pendidikan, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas

Maret Surakarta.

4. Dra. Lies Lestari, M.Pd. selaku pembimbing I, yang selalu memberikan

motivasi, bimbingan dan pengarahan dalam penyusunan skripsi ini.

5. Drs. Samidi, M.Pd. selaku pembimbing II, yang selalu memberikan motivasi,

bimbingan dan pengarahan dalam penyusunan skripsi ini.

6. Dra. Hj. Siti Aisah, M.Si selaku Kepala Sekolah di TK Aisyiyah 56 Baron

yang telah memberikan ijin penelitian.

7. Sutinah selaku Guru Kelas kelompok B2 TK Aisyiyah 56 Baron memberikan

bimbingan serta bantuan demi kelancaran pelaksanaan penelitian ini.

x

Page 11: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN .../Peningkatan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TAHUN 2011/2012 Oleh: WAHYU PRIYANTI commit to user PENINGKATAN PENGENALAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xi

8. Anak kelompok B2 TK Aisyiyah 56 Baron yang telah bersedia untuk

berpartisipasi dalam pelaksanaan penelitian ini.

9. Guru-guru dan karyawan TK Aisyiyah 56 Baron.

10. Berbagai pihak yang telah membantu menyelesaikan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan

karena keterbatasan penulis. Oleh karena itu, saran dan kritik yang bersifat

membangun sangat penulis harapkan. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi

penulis khususnya dan pembaca pada umumnya.

Surakarta, Agustus 2012

Penulis

xi

Page 12: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN .../Peningkatan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TAHUN 2011/2012 Oleh: WAHYU PRIYANTI commit to user PENINGKATAN PENGENALAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xii

DAFTAR ISI

halaman

HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i

HALAMAN PERNYATAAN ......................................................................... ii

HALAMAN PENGAJUAN ............................................................................. iii

HALAMAN PERSETUJUAN ........................................................................ iv

HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... v

HALAMAN ABSTRAK ................................................................................. vi

HALAMAN ABSTRACT .............................................................................. vii

HALAMAN MOTTO ..................................................................................... viii

HALAMAN PERSEMBAHAN ..................................................................... ix

KATA PENGANTAR .................................................................................... x

DAFTAR ISI ................................................................................................... xii

DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xv

DAFTAR TABEL ............................................................................................ xvi

DAFTAR GRAFIK.......................................................................................... xvii

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xviii

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................ 1

A. Latar Belakang Masalah ........................................................... 1

B. Rumusan Masalah .................................................................... 4

C. Tujuan Penelitian ..................................................................... 4

D. Manfaat Penelitian ................................................................... 4

BAB II KAJIAN PUSTAKA…………………………………………….. 6

A. Kajian Pustaka………………………………………………. . 6

1. Tinjauan Tentang Pengenalan Berhitung........................... 6

a. Pengertian Pengenalan Berhitung................................... 6

b. Pengertian Matematika................................................... 7

c. Tujuan Pengenalan Berhitung........................................ 8

xii

Page 13: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN .../Peningkatan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TAHUN 2011/2012 Oleh: WAHYU PRIYANTI commit to user PENINGKATAN PENGENALAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiii

d. Permainan Berhitung di Jalur Matematika.................... . 8

e. Media dalam Pembelajaran Pengenalan Berhitung........ 10

2. Tinjauan Tentang Model Pembelajaran Kooperatif........... 11

a. Pengertian Model Pembelajaran.................................... . 11

b. Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif................... 12

c. Ciri-ciri Pembelajaran Kooperatif.................................. 13

d. Keunggulan dan Kelemahan Pembelajaran Kooperatif.. 14

e. Macam Metode dalam Pembelajaran Kooperatif.......... . 16

f. Pengertian Metode Jigsaw.............................................. 18

h. Keunggulan Metode Jigsaw........................................... 19

i. Langkah Model Pembelajaran Kooperatif Metode

Jigsaw.......................... ....................................................... 20

3. Hasil Penelitian yang Relevan............................................ 21

B. Kerangka Berfikir……………………………………………. 23

C. Hipotesis Tindakan…………………………………………... 25

BAB III METODE PENELITIAN ............................................................. 26

A. Tempat dan Waktu Penelitian .................................................. 26

B. SubjekPenelitian ...................................................................... 26

C. Data dan Sumber Data……………………………………….. 27

D. Pengumpulan Data…………………………………………… 27

E. Uji Validitas Data…………………………………………… 29

F. Analisis Data…………………………………………………. 29

G. Indikator Kinerja Penelitian…………………………………. 31

H. Prosedur Penelitian………………………………………….. 33

BAB IV HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN................................ 37

A. Hasil Penelitian ........................................................................ 37

1. Deskripsi Lokasi Penelitian................................................ 37

2. Deskripsi Hasil Penelitian Pada Kondisi Awal.................. 38

B. Deskripsi Hasil Tindakan Tiap Siklus...................................... 40

xiii

Page 14: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN .../Peningkatan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TAHUN 2011/2012 Oleh: WAHYU PRIYANTI commit to user PENINGKATAN PENGENALAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiv

1. Tindakan Siklus I............................ ................................... 40

2. Tindakan Siklus II............................................................. . 50

C. Perbandingan Hasil Tindakan Antar Siklus............................... 58

D. Pembahasan Hasil Penelitian.................................................... 61

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN .................................... 64

A. Simpulan .................................................................................. 64

B. Implikasi ................................................................................... 64

C. Saran ........................................................................................ 66

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 68

LAMPIRAN ..................................................................................................... 70

xiv

Page 15: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN .../Peningkatan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TAHUN 2011/2012 Oleh: WAHYU PRIYANTI commit to user PENINGKATAN PENGENALAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1 Bagan Kerangka Berfikir............................................................................ . 23

xv

Page 16: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN .../Peningkatan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TAHUN 2011/2012 Oleh: WAHYU PRIYANTI commit to user PENINGKATAN PENGENALAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xvi

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1 Jadwal Penelitian ......................................................................................... 25

2 Data Nilai Berhitung Siswa Kelompok B2 TK Aisyiyah 56 Baron Pada

Kondisi Awal................................................................................................ 36

3 Data Nilai Berhitung Siswa Kelompok B2 TK Aisyiyah 56 Baron Pada

Siklus I Pertemuan I..................................................................................... 41

4 Data Nilai Berhitung Siswa Kelompok B2 TK Aisyiyah 56 Baron Pada

Siklus I Pertemuan II.................................................................................... 44

5 Data Nilai Berhitung Siswa Kelompok B2 TK Aisyiyah 56 Baron Pada

Siklus II Pertemuan I.................................................................................... 50

6 Data Nilai Berhitung Siswa Kelompok B2 TK Aisyiyah 56 Baron Pada

Siklus II Pertemuan II................................................................................... 53

7 Lembar Hasil Observasi............................................................................... 56

8 Rata-rata Nilai Berhitung Pada Kondisi Awal, Siklus I, dan Siklus II........ 59

xvi

Page 17: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN .../Peningkatan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TAHUN 2011/2012 Oleh: WAHYU PRIYANTI commit to user PENINGKATAN PENGENALAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xvii

DAFTAR GRAFIK

Grafik

1 Nilai Pembelajaran Berhitung Kelompok B2 TK Aisyiyah Baron Pada

Kondisi Awal................................................................................................... 36

2 Nilai Pembelajaran Berhitung Kelompok B2 TK Aisyiyah Baron Pada

Siklus 1 Pertemuan Pertama............................................................................ 41

3 Nilai Pembelajaran Berhitung Kelompok B2 TK Aisyiyah Baron Pada

Siklus 1 Pertemuan ke dua............................................................................... 44

4 Nilai Pembelajaran Berhitung Kelompok B2 TK Aisyiyah Baron Pada

Siklus 2 Pertemuan Pertama............................................................................ 51

5 Nilai Pembelajaran Berhitung Kelompok B2 TK Aisyiyah Baron Pada

Siklus 2 Pertemuan ke dua............................................................................... 54

6 Peningkatan Prosentase Berhitung Kelompok B2 TK Aisyiyah Baron Pada

Kondisi Awal, Siklus 1, dan Siklus 2.............................................................. 59

xvii

Page 18: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN .../Peningkatan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TAHUN 2011/2012 Oleh: WAHYU PRIYANTI commit to user PENINGKATAN PENGENALAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xviii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1 Tabel Jadwal Penelitian ............................................................................... 68

2 Struktur Kurikulum ...................................................................................... 69

3 Wawancara Untuk Guru Sebelum Pembelajaran Kooperatif Metode

Jigsaw........................................................................................................... 80

4 RKH Siklus I Pertemuan Pertama................................................................ 82

5 Skenario Pembelajaran Siklus I Pertemuan Pertama................................... 85

6 Lembar Kerja Anak Siklus I Pertemuan Pertama........................................ 90

7 Unjuk Kerja Siklus I Pertemuan Pertama.................................................... 95

8 Nilai Rata-rata Hasil Pembelajaran Siklus I Pertemuan Pertama................ 101

9 Lembar Penilaian RKH Siklus I Pertemuan Pertama.................................. 103

10 Lembar Observasi Guru Mengajar Siklus I Pertemuan Pertama.................. 104

11 RKH Siklus I Pertemuan Kedua.................................................................. 107

12 Skenario Pembelajaran Siklus I Pertemuan Kedua................................... ... 110

13 Lembar Kerja Anak Siklus I Pertemuan Kedua........................................ ... 114

14 Unjuk Kerja Siklus I Pertemuan Kedua.................................................... ... 118

15 Nilai Rata-rata Hasil Pembelajaran Siklus I Pertemuan Kedua................... 124

16 Lembar Penilaian RKH Siklus I Pertemuan Kedua............................. ........ 126

17 Lembar Observasi Guru Mengajar Siklus I Pertemuan Kedua.................... 127

18 RKH Siklus II Pertemuan Pertama............................................................... 130

19 Skenario Pembelajaran Siklus II Pertemuan Pertama................................... 132

20 Lembar Kerja Anak Siklus II Pertemuan Pertama........................................136

21 Unjuk Kerja Siklus II Pertemuan Pertama.................................................... 142

xviii

Page 19: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN .../Peningkatan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TAHUN 2011/2012 Oleh: WAHYU PRIYANTI commit to user PENINGKATAN PENGENALAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xix

22 Nilai Rata-rata Hasil Pembelajaran Siklus II Pertemuan Pertama................ 148

23 Lembar Penilaian RKH Siklus II Pertemuan Pertama............................. .... 150

24 Lembar Observasi Guru Mengajar Siklus II Pertemuan Pertama................. 151

25 RKH Siklus II Pertemuan Kedua.................................................................. 154

26 Skenario Pembelajaran Siklus II Pertemuan Kedua................................... . 157

27 Lembar Kerja Anak Siklus II Pertemuan Kedua........................................ . 161

28 Unjuk Kerja Siklus II Pertemuan Kedua...................................................... 166

29 Nilai Rata-rata Hasil Pembelajaran Siklus II Pertemuan Kedua................ . 172

30 Lembar Penilaian RKH Siklus II Pertemuan Kedua............................. ....... 174

31 Lembar Observasi Guru Mengajar Siklus II Pertemuan Kedua .................. 175

32 Wawancara Untuk Guru Setelah Diterapkan Pembelajaran Kooperatif

Metode Jigsaw.............................................................................................. 178

33 Foto Kegiatan Siklus I.................................................................................. 180

34 Foto Kegiatan Siklus II................................................................................. 181

35 Perijinan Penelitian

xix

Page 20: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN .../Peningkatan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TAHUN 2011/2012 Oleh: WAHYU PRIYANTI commit to user PENINGKATAN PENGENALAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan yang

ditujukan kepada anak sejak dini usia yang dilakukan melalui pemberian

rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani

dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan dasar dan

kehidupan tahap selanjutnya. Dalam mengajar, guru dituntut untuk selalu kreatif

dan inovatif. Di antaranya dapat dilakukan melalui kegiatan-kegiatan

pembelajaran yang menarik, membangkitkan rasa ingin tahu anak, memotivasi

anak untuk berfikir kritis, dan menemukan hal-hal baru.

Pendidikan Anak Usia Dini diharapkan anak mampu untuk

mengembangkan potensi yang ada di dalam dirinya, salah satunya adalah

pengenalan dalam berhitung. Pengenalan berhitung pada anak usia dini terjadi

secara alami seperti pada saat anak bermain. Mereka menemukan, menguji, serta

menerapkan konsep berhitung secara alami hampir setiap hari melalui kegiatan

yang mereka lakukan. Ciri-ciri yang menandai bahwa anak sudah mulai

menyenangi permainan berhitung antara lain: secara spontan telah menunjukan

ketertarikan pada aktivitas permainan berhitung, anak mulai menyebut urutan

bilangan tanpa pemahaman, anak mulai menghitung benda-benda yang ada di

sekitarnya secara spontan, anak mulai membanding bandingkan benda-benda dan

peristiwa yang ada di sekitarnya, dan mulai menjumlah-jumlahkan atau

mengurangi angka dan benda-benda yang ada di sekitarnya tanpa disengaja.

Kemampuan yang diharapkan dalam permainan berhitung di PAUD dapat

dilaksanakan melalui penguasaan konsep, transisi dan lambang yang terdapat di

semua jalur metematika, yang meliputi pola, klasifikasi bilangan, ukuran,

geometri, estimasi, dan statistika. Di antaranya dengan bermain dengan bilangan.

Anak diharapkan mampu mengenal dan memahami konsep bilangan, transisi dan

lambang sesuai dengan jumlah benda-benda pengenalan bentuk lambang dan

dapat mencocokan sesuai dengan lambang bilangan.

1

Page 21: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN .../Peningkatan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TAHUN 2011/2012 Oleh: WAHYU PRIYANTI commit to user PENINGKATAN PENGENALAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

Pembelajaran berhitung yang kurang menarik dan menyenangkan biasanya

dapat membuat anak-anak tidak senang dan cepat bosan, dan menyebabkan

anggapan bahwa belajar berhitung itu susah dan membosankan, diantaranya

adalah siswa di TK Aisyiyah 56 Baron khususnya Kelompok B2. Hasil

pengamatan dari peneliti, jumlah siswa dalam kelompok B2 adalah 22 anak dan 5

di antaranya sangat suka berhitung. Sedangkan sisanya tidak suka. Dibuktikan

dengan ketika guru menjelaskan pelajaran yang berhubungan dengan berhitung,

banyak siswa yang mengatakan susah, ada juga siswa yang menangis karena tidak

bisa mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru.

Dengan kondisi tersebut, peneliti ingin merubah anggapan anak-anak

bahwa belajar berhitung itu susah dan membosankan menjadi belajar berhitung itu

sangat mudah dan menyenangkan. Di antaranya menggunakan pembelajaran

inovavif yaitu pembelajaran kooperatif metode jigsaw.

Menurut Isjoni (2011:14) pembelajaran kooperatif adalah salah satu

bentuk pembelajaran yang berdasarkan faham konstruktifitis. Pembelajaran

kooperatif merupakan strategi belajar dengan sejumlah siswa sebagai anggota

kelompok kecil yang tingkat kemampuannya berbeda. Dalam menyelesaikan

tugas kelompoknya, setiap siswaanggota kelompok harus saling bekerja sama

saling membantu untuk memahami materi pelajaran. Dalam pembelajaran

kooperatif, belajar dikatakan belum selesai jika salah satu teman dalam kelompok

belum menguasai pelajaran.

Sementara itu, Roger, dkk dalam Miftahul Huda (2011:29) menyatakan

pembelajaran kooperatif merupakan aktivitas pembelajaran kelompok yang

diorganisir oleh satu prinsip bahwa pembelajaran harus didasarkan pada

perubahan informasi sosial diantara kelompok-kelompok pembelajar yang

didalamnya setiap pembelajar bertanggung jawab atas pembelajarannya sendiri

dan didorong untuk meningkatkan pembelajaran anggota-anggota yang lain.

Berdasarkan pendapat-pendapat di atas belajar dengan model kooperatif

dapat diterapkan untuk memotifasi siswa berani mengemukakan pendapatnya,

menghargai pendapat teman, dan saling memberikan pendapat. Selain itu dalam

belajar biasanya siswa dihadapkan pada latihan soal atau pemecahan masalah.

Page 22: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN .../Peningkatan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TAHUN 2011/2012 Oleh: WAHYU PRIYANTI commit to user PENINGKATAN PENGENALAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

Oleh sebab itu, pembelajaran kooperatif sangat baik untuk dilaksanakan karena

siswa dapat bekerja sama dan saling tolong-menolong mengatasi tugas yang

dihadapinya.

Salah satu metode dalam pembelajaran kooperatif adalah metode jigsaw.

Metode jigsaw pertama kali dikembangkan dan diujicobakan oleh Elliot Aronson

dan teman-temannya di Universitas Texas, dan kemudian diadaptasi oleh Slavin

dan teman-temannya di Universitas John Hopkins dalam Mohammad Jauhar

(2011:62). Dalam metode jigsaw, siswa ditempatkan dalam kelompok-kelompok

kecil yang terdiri dari 4-6 orang yang didalamnya ada yang disebut sebagai

kelompok ahli dan kelompok asal.

Kelompok ahli merupakan perkumpulan siswa yang memiliki bagian

informasi yang sama, apabila dalam kelompok ahli sudah selesai berdiskusi

mereka akan kembali ke kelompoknya semula yang disebut sebagai kelompok

asal, dan masing-masing dari mereka mulai menjelaskan bagian informasi tersebut

kepada teman-teman satu kelompoknya.

Dengan adanya kelompok ahli dan kelompok asal ini, anak dituntut untuk

dapat mempelajari informasi dengan sebaik-baiknya dan disampaikan kepada

teman-temannya. Anak yang kesulitan dalam berhitung akan merasa bertanggung

jawab terhadap informasi tersebut dengan cara mengerjakan sebaik mungkin.

Jigsaw didesain untuk meningkatkan rasa tanggung jawab siswa terhadap

pembelajarannya sendiri dan pembelajaran orang lain. Siswa tidak hanya

mempelajari materi yang diberikan, tetapi mereka juga harus siap memberikan

dan mengajarkan materi tersebut pada kelompoknya yang lain sehingga siswa

saling tergantung satu dengan yang lain dan harus bekerjasama secara kooperatif

untuk mempelajari materi yang ditugaskan. Dengan menggunakan pembelajaran

kooperatif metode jigsaw ini penulis mengharapkan seluruh siswa dapat belajar

berhitung dengan menyenangkan, sehingga menumbuhkan rasa senang dan

menganggap bahwa belajar berhitung itu sangatlah mudah dan menyenangkan.

Bertolak dari uraian di atas, maka timbul dorongan untuk melakukan

penelitian tindakan kelas dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif

metode jigsaw dan penulis memilih judul ” Peningkatan Pengenalan Berhitung

Page 23: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN .../Peningkatan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TAHUN 2011/2012 Oleh: WAHYU PRIYANTI commit to user PENINGKATAN PENGENALAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Metode Jigsaw Pada Anak Kelompok B

TK Aisyiyah 56 Baron Tahun 2011/2012”.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dari penelitian ini adalah:

Apakah model pembelajaran kooperatif metode jigsaw dapat meningkatkan

pengenalan berhitung anak kelompok B di Tk Aisyiyah 56 Baron tahun

2011/2012?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah:

Untuk meningkatkan pengenalan berhitung melalui model pembelajaran

kooperatif metode jigsaw, pada anak usia dini di TK Aisyiyah Baron khususnya

pada kelompok B2 Tahun 2012.

D. Manfaat Hasil Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah:

1. Manfaat Teoritis.

Hasil dari penelitian dengan judul ”Peningkatan Pengenalan Berhitung

Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Metode Jigsaw pada Anak Kelompok

B di TK Aisyiyah Baron Tahun 2011/2012” ini diharapkan dapat dijadikan

sebagai bahan pertimbangan dan masukan bagi penelitian yang sejenis.

2. Manfaat Praktis.

a. Bagi Anak.

1). Melalui model pembelajaran kooperatif metode jigsaw dapat

meningkatkan pemahaman bagi siswa bahwa sebenarnya belajar

berhitung sangatlah menyenangkan.

2). Melalui metode jigsaw yang menyenangkan dapat meningkatkan

semangat pada anak untuk belajar berhitung.

b. Bagi Guru

Page 24: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN .../Peningkatan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TAHUN 2011/2012 Oleh: WAHYU PRIYANTI commit to user PENINGKATAN PENGENALAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

1). Melalui model pembelajaran kooperatif metode jigsaw dapat

memberikan informasi bagi guru untuk menentukan model

pembelajaran yang tepat demi meningkatkan hasil belajar berhitung

pada anak.

2). Melalui model pembelajaran kooperatif metode jigsaw dapat digunakan

sebagai masukan bagi guru untuk melibatkan siswa secara aktif

sehingga berdampak pada meningkatnya kualitas pembelajaran.

c. Bagi Sekolah

1). Melalui model pembelajaran kooperatif metode jigsaw dapat di

gunakan untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran

berhitung.

2). Melalui model pembelajaran kooperatif metode jigsaw dapat di

gunakan untuk meningkatkan kualitas pendidikan melalui penerapan

pembelajaran kooperatif.

3). Tumbuhnya iklim pembelajaran siswa aktif dalam lingkungan sekolah

khususnya di TK Aisyiyah 56 Baron.

Page 25: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN .../Peningkatan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TAHUN 2011/2012 Oleh: WAHYU PRIYANTI commit to user PENINGKATAN PENGENALAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Pustaka

1. Tinjauan Tentang Pengenalan Berhitung

a. Pengertian Pengenalan Berhitung

Pengenalan berhitung pada anak Taman Kanak-kanak dapat di artikan

memperkenalkan kegiatan menghitung dengan menggunakan benda-benda.

Kegiatan pengenalan berhitung secara sederhana terjadi dalam kehidupan anak

sehari-hari, seperti pada saat orang tua menghitung jumlah wortel yang akan

dimasak. Anak-anak di Taman Kanak-kanak juga melakukan kegiatan

bermain berhitung, seperti saat mereka mendiskusikan cangkir siapa yang

lebih besar atau ember mana yang dapat memuat pasir banyak.

Pembelajaran berhitung di Taman Kanak-kanak sama seperti

pembelajaran matematika, hanya lebih sederhana. Maka dari itu dapat

dikatakan berhitung sama dengan matematika. Berhitung adalah salah satu

ilmu yang berkaitan dengan usaha-usaha melatih kecerdasan dan keterampilan

siswa khususnya dalam menyelesaikan soal-soal yang memerlukan

perhitungan. Berhitung atau dapat disebut sebagai matematika sangat penting

dalam kehidupan kita. Pengenalan berhitung atau matematika sebaiknya

dilakukan melalui benda-benda konkret dan pembiasaan penggunaan

berhitung atau matematika agar anak dapat memahaminya, seperti menghitung

menurut Piaget dalam Slamet Suyanto (2005:56).

Menurut Nur Adika (2012) Berhitung adalah salah satu materi

pendidikan yang dianjurkan untuk diberikan kepada anak semenjak dini. Hal

ini penting untuk bisa menunjang kemajuan pendidikan dan keberhasilan di

masa depan.

Pendapat lain menurut Sinaga dalam Mulyono (2003:15) berhitung

adalah sebagai cabang matematika yang berkenaan dengan sifat-sifat dan

hubungan bilangan-bilangan nyata dengan perhitungan mereka terutama

menyangkut penjumlahan, perkalian, pengurangan, dan pembagian.

6

Page 26: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN .../Peningkatan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TAHUN 2011/2012 Oleh: WAHYU PRIYANTI commit to user PENINGKATAN PENGENALAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

Berhitung adalah ilmu yang harus dikuasai oleh manusia, karena dalam

setiap hidupnya manusia tidak lepas dari kegiatan menghitung. Berhitung

adalah sebuah disiplin ilmu yang unik kerena memadukan penalaran objektif,

ilmu pengetahuan dengan logika bersifat abstrak (Anonim: 2011).

Dari beberapa uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa berhitung

adalah salah satu ilmu yang berkaitan dengan usaha-usaha melatih kecerdasan

dan keterampilan siswa, berhubungan dengan bilangan nyata seperti

penjumlahan, perkalian, pengurangan dan pembagian yang diberikan kepada

anak sejak usia dini

b. Pengertian Matematika

Pembelajaran berhitung di Taman Kanak-kanak sama seperti

pembelajaran matematika, hanya lebih sederhana. Maka dari itu dapat

dikatakan berhitung sama dengan matematika Matematika dapat menjadi

beberapa arti, seperti yang di kemukakan oleh Sujono (1988:4) adalah:

1). Matematika adalah cabang ilmu pengetahuan yang eksak dan

terorganisasi secara sistematik. 2). Matematika adalah bagian

pengetahuan manusia tentang bilangan dan kalkulasi. 3). Matematika

membantu orang dalam menginterpretasikan secara tepat berbagai

ide dan kesimpulan. 4). Matematika adalah ilmu pengetahuan tentang

penalaran yang logik dan masalah-masalah tentang ruang dan

bentuk. 5). Matematika berkenaan dengan fakta-fakta kuantitatif dan

masalah-masalah tentang ruang dan bentuk. 6). Matematika adalah

ilmu pengetahuan tentang kuantitas dan ruang.

Matematika adalah ilmu tentang bilangan-bilangan, hubungan antar

bilangan dan prosedur operasional yang digunakan dalam penyelesaian

persoalan mengenai bilangan (pusat pembinaan dan pengembangan bahasa).

Di katakan pula bahwa matematika adalah bahasa yang melambangkan

serangkaian makna dari pernyataan yang ingin di sampaikan, dalam Milafaila

(2011).

Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa matematika

adalah sesuatu yang berkaitan dengan ide-ide/konsep-konsep abstrak yang

tersusun secara hirarkis melalui penalaran yang bersifat deduktif, sedangkan

Page 27: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN .../Peningkatan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TAHUN 2011/2012 Oleh: WAHYU PRIYANTI commit to user PENINGKATAN PENGENALAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

matematika di PAUD adalah kegiatan belajar tentang konsep matematika

melalui aktifitas bermain dalam kehidupan sehari-hari dan bersifat ilmiah.

Dari beberapa uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa berhitung

adalah salah satu ilmu yang berkaitan dengan usaha untuk melatih kecerdasan

dan keterampilan siswa khususnya dalam menyelesaikan soal-soal yang

memerlukan perhitungan. Pengenalan berhitung pada anak usia dini bertujuan

agar anak dapat mengetahui dasar-dasar berhitung dalam suasana yang

menarik, aman, nyaman dan menyenangkan, sehingga diharapkan nantinya

anak akan memiliki kesiapan dalam mengikuti pembelajaran berhitung yang

sesungguhnya di Sekolah Dasar.

c. Tujuan Pengenalan Berhitung pada Anak Usia Dini

Pengenalan berhitung pada anak usia dini sangat penting, ada beberapa

tujuan dalam pengenalan berhitung untuk anak usia dini, diantaranya

(Anonim, 2012):

1) Tujuan Umum

Agar anak mengetahui dasar-dasar pembelajaran berhitung/

matematika, sehingga pada saatnya nanti anak akan lebih siap

mengikuti pembelajaran matematika pada jenjang pendidikan

selanjutnya yang lebih komplek.

2) Tujuan Khusus

a) Dapat berpikir logis dan sistematis sejak dini melalui pengamatan

terhadap benda-benda kongkrit, gambar-gambar atau angka-angaka

yang terdapat di sekitar anak. b) Dapat menyesuaikan dan

melibatkan diri dalam kehidupan masyarakat yang dalam

kesehariannya memerlukan keterampilan berhitung. c) Memiliki

ketelitian, konsentrasi, abstraksi dan daya apresiasi yang tinggi. d)

Memiliki pemahaman konsep ruang dan waktu serta dapat

memperkirakan kemungkinan urutan sesuatu peristiwa terjadi di

sekitarnya. e) Memiliki kreativitas dan imajinasi dalam menciptakan

sesuatu secara spontan.

d. Permainan Berhitung di Jalur Matematika

Kemampuan yang diharapkan dalam permainan berhitung di PAUD

dapat dilaksanakan melalui penguasaan konsep, transisi dan lambang yang

terdapat di semua jalur metematika, yang meliputi pola, klasifikasi bilangan,

ukuran, geometri, estimasi, dan statistika (Anonim: 2012):

Page 28: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN .../Peningkatan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TAHUN 2011/2012 Oleh: WAHYU PRIYANTI commit to user PENINGKATAN PENGENALAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

1) Bermain pola : dalam bermain pola anak diharapkan dapat mengenal dan

menyusun pola-pola yang terdapat disekitarnya secara berurutan, setelah

melihat dua sampai tiga pola yang ditujukan oleh guru anak mampu

membuat urutan pola sendiri sesuai dengan kreativitasnya. Pelaksanaan

bermain pola di kelompok A dan B dimulai dengan menggunakan pola

yang mudah/sederhana untuk selanjutnya pola menjadi yang kompleks.

2) Bermain Klasifikasi : dalam bermain klasifikasi anak diharapkan dapat

mengelompokkan atau memilih benda berdasarkan jenis, fungsi, warna,

bentuk pasangannya sesuai dengan yang dicontohkan dan tugas yang

diberikan oleh guru. Misalnya: anak disuruh untuk mengelompokkan bola

yang berwarna merah, anak disuruh mengelompokkan benda yang

berbentuk segitiga, anak disuruh menghubungkan pasangan dari benda

misal baju dengan celana.

3) Bermain Bilangan : dalam bermain bilangan anak diharapkan mampu

mengenal dan memahami konsep bilangan, transisi dan lambang sesuai

dengan jumlah benda-benda pengenalan bentuk lambang dan dapat

mencocokkan sesuai dengan lambang bilangan. Misalnya menghubungkan

jumlah gambar di sebelah kiri dengan angka yang melambangkannya di

sebelah kanan.

4) Bermain Ukuran : dalam bermain ukuran anak diharapkan dapat mengenal

konsep ukuran standard yang bersifat informal atau alamiah, seperti

panjang, besar, tinggi, dan isi melalui alat ukur alamiah, antara lain

jengkal, jari, langkah, tali, tongkat, lidi, dan lain-lain. Misalnya: dengan

bertanya siapa yang lebih tinggi? Ani atau Ridwan?, penggaris yang paling

panjang.

5) Bermain Geometri : dalam bermain geometri anak diharapkan dapat

mengenal dan menyebutkan berbagai macam benda, berdasarkan bentuk

geometri dengan cara mengamati benda-bendayang ada disekitar anak

Page 29: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN .../Peningkatan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TAHUN 2011/2012 Oleh: WAHYU PRIYANTI commit to user PENINGKATAN PENGENALAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

misalnya lingkaran, segitiga, bujur sangkar, segi empat, segi lima, segi

enam, setengah lingkaran, bulat telur (oval).

6) Bermain Estimasi (Memperkirakan) : dalam bermain estimasi anak

diharapkan dapat memiliki kemampuan memperkirakan (estimasi) sesuatu

misalnya perkiraan terhadap waktu, luas jumlah ataupun ruang. Selain itu

anak terlatih untuk mengantisipasi berbagai kemungkinan yan akan

dihadapi. Perkiraan waktu misalnya: berapa hari biji tumbuh? Berapa lama

kita makan? Berapa lama anak dapat memantulkan bola? Berapa ketukan

gambarnya selesai? Perkiraan luas, misalnya: berapa keping untuk

menutupi meja? Perkiraan jumlah, misalnya: berapa jumlah ikan yang ada

dalam aquarium? Perkiraan ruang, misalnya: berapa anak bergandengan

untuk dapat mengelilingi kelas ini?

7) Bermain Statistika: dalam bermain statistika anak diharapkan dapat

memiliki kemampuan untuk memahami perbedaan-perbedaan dalam

jumlah dan perbandingan dari hasil pengamatan terhadap suatu objek

(dalam bentuk visual). Misalnya memberi tanda lebih sedikit dan lebih

banyak pada dua kumpulan benda.

Dari beberapa macam permainan yang ada di jalur matematika seperti

yang di kemukakan di atas, penulis memilih bermain dengan bilangan.

Bermain bilangan lebih dipilih oleh penulis karena paling cocok di terapkan

dalam pembelajaran di kelompok B2 TK Aisyiyah 56 Baron.

e. Media dalam Pembelajaran Pengenalan Berhitung

Media yang dapat digunakan untuk pembelajaran pengenalan

berhitung anak usia dini ada bermacam-macam. Berikut ini macam-macam

media yang dapat digunakan dalam pembelajaran pengenalan berhitung untuk

anak usia dini (Anonim: 2012):

Page 30: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN .../Peningkatan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TAHUN 2011/2012 Oleh: WAHYU PRIYANTI commit to user PENINGKATAN PENGENALAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

1) Media visual. Media visual adalah media yang hanya dapat dilihat oleh

siswa ketika belajar berhitung. Yang termasuk dalam media ini, misalnya

gambar, kartu angka, flashcard, benda tiga dimensi (dadu angka, balok,

menara angka, pohon hitung), model realia/ benda nyata, dll.

2) Media audio. Media audio adalah media yang mengandung pesan dalam

bentuk auditif (hanya dapat didengar) yang dapat merangsang pikiran,

perasaan, dan kemauan anak untuk mempelajari isi tema. Misalnya: radio,

kaset lagu anak-anak, dll.

3) Media audio visual. Media audio visual adalah alat-alat yang ”audible”

artinya dapat didengar dan yang ”visible” artinya dapat dilihat oleh siswa

dalam pembelajaran berhitung. Misalnya pembelajaran dengan

multimedia, televisi, CD Pembelajaran berhitung, dll.

4) Lingkungan sekitar. Lingkungan sekitar dapat dimanfaatkan untuk

pengenalan matematika anak usia dini, bahkan dengan pemanfaatan

lingkungan sekitar ini akan lebih mendorong anak untuk memahami

konsep matematika secara alamiah. Contoh kegiatannya antara lain

pembelajaran diluar kelas, eksperimen, eksplorasi, dll.

Media yang dipilih oleh peneliti dalam melaksanakan penelitian adalah

media visual. Media seperti ini langsung dapat membantu anak untuk lebih

cepat mengerti apa yang harus mereka kerjakan, dan mengerti apa yang di

maksudkan oleh guru, misalnya media gambar, benda nyata, lembar kerja

anak, dll.

2. Tinjauan Tentang Model Pembelajaran Kooperatif Metode Jigsaw

a. Pengertian Model Pembelajaran

Model adalah percontohan yang mengandung unsure yang bersifat

penyederhanaan untuk dapat ditiru ( jika perlu ). Aubrey Fisher (2012)

mengatakan bahwa model adalah analogi yang mengabstraksikan dan memilih

bagian dari keseluruhan, unsur, sifat atau komponen yang penting dari

Page 31: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN .../Peningkatan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TAHUN 2011/2012 Oleh: WAHYU PRIYANTI commit to user PENINGKATAN PENGENALAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

fenomena yang dijadikan model. Model dapat dikatakan sebagai gambaran

informal untuk menjelaskan atau menerapkan teori.

Menurut para ahli ada beberapa pengertian tentang model

pembelajaran diantaranya Joko Nurkamto, dkk (2011:46) mengungkapkan

bahwa model pembelajaran adalah pola interaksi antara siswa, guru, dan

materi pembelajaran yang mencakup strategi, pendekatan, metode, dan teknik

pembelajaran. Dari segi struktur pembelajaran, model pembelajaran

menduduki posisi paling puncak. Mohammad Jauhar (2011:46) menyebutkan

bahwa model pembelajaran adalah pola interaksi yang menekankan pada

penguasaan konsep dan/atau perilaku dengan mengutamakan pendekatan

deduktif.

Selanjutnya Winataputra dalam Hadi Mulyono (2010:1) menjelaskan

bahwa model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan

prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk

mencapai tujuan belajar tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman bagi

perancang pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan dan

melaksanakan aktifitas pembelajaran.

Pendapat lain adalah Isjoni (2011:7) menjelaskan bahwa secara harfiah

model pembelajaran merupakan strategi yang digunakan guru untuk

meningkatkan motivsi belajar, sikap belajar di kalangan siswa, mampu berfikir

kritis, memiliki keterampilan sosial, dan pencapaian hasil pembelajaran yang

lebih optimal.

Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa model

pembelajaran adalah suatu rancangan atau prosedur yang sistematis yang

dapat digunakan sebagai panduan dalam merencanakan pembelajaran dengan

mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan tertentu.

b. Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran kooperatif adalah salah satu bentuk pembelajaran yang

berdasarkan paham konstruktivitis. Pembelajaran kooperatif merupakan

strategi belajar dengan sejumlah siswa sebagai anggota kelompok kecil yang

Page 32: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN .../Peningkatan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TAHUN 2011/2012 Oleh: WAHYU PRIYANTI commit to user PENINGKATAN PENGENALAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

tingkat kemampuannya berbeda. Dalam menyelesaikan tugas kelompoknya,

setiap siswa anggota kelompok harus saling bekerja sama dan saling

membantu untuk memahami materi pembelajaran, dalam Mohammad Jauhar

(2011:52).

Pendapat lain adalah Slavin dalam Isjoni (2011:15) mengatakan

pembelajaran kooperatif adalah suatu model pembelajaran dimana siswa

belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif yang

anggotanya 4-6 orang dengan struktur kelompok heterogen.

“ Coperative learning is the name given to a method of instraction ,

which includes over 80 strategies, in which student work together in

small teams toward a common goal” (Amalya Nattiv, 1994: 267)

Amalya Nattiv mengatakan bahwa pembelajaran kooperatif merupakan

metode pengajaran yang termasuk dalam 80 strategi, yang melibatkan siswa

untuk belajar bersama dalam kelompok-kelompok kecil untuk mencapai

tujuan umum.

Berdasarkan pendapat-pendapat di atas belajar dengan model

kooperatif dapat diterapkan untuk memotifasi siswa berani mengemukakan

pendapatnya, menghargai pendapat teman, dan saling memberikan pendapat.

Dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang

dilakukan secara berkelompok dengan memperhatikan keberagaman anggota

kelompok sebagai wadah siswa bekerja sama dalam memecahkan masalah

melalui interaksi sosial dengan teman sebayanya dan memberikan kesempatan

kepada siswa untuk mempelajari sesuatu pada waktu yang bersamaan dan ia

menjadi narasumber bagi siswa yang lain.

c. Ciri-ciri Model Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran kooperatif adalah suatu sistem yang di dalamnya

terdapat elemen-elemen yang saling terkait. Ada beberapa ciri dari

pembelajaran kooperatif, diantaranya adalah pendapat dari Isjoni (2011:27)

yaitu:

“1) Setiap anggota kelompok memiliki peran.2). Terjadi hubungan

interaksi langsung diantara siswa. 3). Setiap anggota kelompok

Page 33: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN .../Peningkatan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TAHUN 2011/2012 Oleh: WAHYU PRIYANTI commit to user PENINGKATAN PENGENALAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

bertanggung jawab atas belajarnya dan juga teman-teman

sekelompoknya. 4). Guru membantu mengembangkan keterampilan-

keterampilan interpersonal kelompok. 5). Guru hanya berinteraksi

dengan kelompok saat diperlukan.”

Pendapat lain adalah Lie dalam Hadi Mulyono (2010:96) menyebutkan

ciri-ciri pembelajaran kooperatif diantaranya:

“1). Saling ketergantungan positif. 2). Interaksi tatap muka. 3).

Akuntabilitas individual, dan 4). Keterampilan untuk menjalin

hubungan antarpribadi atau keterampilan sosial yang sengaja

diajarkan.”

Menurut Thomson dalam Mohammad Jauhar (2011:53) dalam

pembelajaran kooperatif, siswa belajar bersama dalam kelompok-kelompok

kecil yang saling membantu satu sama lain. Kelas disusun dalam kelompok

yang terdiri dari 4 atau 6 orang siswa, dengan kemampuan yang heterogen.

Maksud kelompok heterogen adalah terdiri dari campuran kemampuan siswa,

jenis kelamin, dan suku. Hal ini bermanfaat untuk melatih siswa menerima

perbedaan dan bekerja dengan teman yang berbeda latar belakangnya.

Dari beberapa uraian di atas maka penulis dapat menyimpulkan bahwa

ciri-ciri pembelajaran kooperatif adalah terdiri dari beberapa kelompok,

seluruh anggota kelompok bertanggung jawab atas kelompoknya, saling

bekerja sama antar anggota kelompok meskipun berbeda latar belakang, dan

guru hanya berinteraksi dengan kelompok saat diperlukan saja.

d. Keunggulan dan Kelemahan Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran kooperatif selain memiliki ciri yang berbeda, juga

memiliki beberapa keunggulan dan kelemahan. Ada beberapa keunggulan

yang dapat diperoleh dari pembelajaran kooperatif menurut Jarolimek dan

Parker dalam Isjoni (2011:36) mengatakan bahwa:

“1) Saling ketergantungan yang positif, 2) Adanya pengakuan dalam

merespon perbedaan individu. 3). Siswa dilibatkan dalam perencanaan

dan pengelolaan kelas. 4) Suasana kelas yang rileks dan

menyenangkan. 5) Terjadinya hubungan yang hangat dan bersahabat

antara siswa dengan guru. 6) Memiliki banyak kesempatan untuk

mengekspresikan pengalaman emosi yang menyenangkan.”

Page 34: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN .../Peningkatan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TAHUN 2011/2012 Oleh: WAHYU PRIYANTI commit to user PENINGKATAN PENGENALAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

Muhammad Fais Dzaki (2011) mengemukakan bahwa pembelajaran

kooperatif memiliki kelebihan sebagai berikut:

1) Meningkatkan harga diri tiap individu

2) Penerimaan terhadap perbedaan individu yang lebih besar.

3) Konflik antar pribadi berkurang

4) Sikap apatis berkurang

5) Pemahaman yang lebih mendalam

6) Retensi atau penyimpanan lebih lama

7) Meningkatkan kebaikan budi, kepekaan dan toleransi.

8) Model pembelajaran kooperatif dapat mencegah keagresivan

dalam sistem kompetisi dan keterasingan dalam sistem individu

tanpa mengorbankan aspek kognitif.

9) Meningkatkan kemajuan belajar(pencapaian akademik)

10) Meningkatkan kehadiran siswa dan sikap yang lebih positif

11) Menambah motivasi dan percaya diri

12) Menambah rasa senang berada di sekolah serta menyenangi teman-

teman sekelasnya.

13) Mudah diterapkan dan tidak mahal

Dari dua pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa keunggulan

dari pembelajaran kooperatif di antaranya adalah adanya rasa saling

ketergantungan positif tiap individu, penerimaan terhadap perbedaan individu

yang lebih besar, suasana kelas menjadi lebih tenang dan dapat mencegah

keagresivan anak, meningkatkan motivasi pada anak, serta mempererat

hubungan antara guru dengan anak dan anak dengan anak.

Kelemahan pembelajaran kooperatif bersumber pada dua faktor, yaitu

faktor dari dalam (intern) dan faktor dari luar (ekstern). Faktor dari dalam,

yaitu: 1) Guru harus mempersiapkan pembelajaran secara matang, disamping

itu memerlukan lebih banyak tenaga, pemikiran, dan waktu. 2) Agar proses

pembelajaran berjalan dengan lancar maka dibutuhkan dukungan fasilitas,

alat, dan biaya yang cukup memadai. 3) Selama kegiatan diskusi kelompok

berlangsung, ada kecenderungan topik permasalahan yang sedang dibahas

meluas sehingga banyak yang tidak sesuai dengan waktu yang telah

ditentukan. 4) Saat diskusi kelas, terkadang didominasi seseorang.

Muhammad Fais Dzaki (2011) menjelaskan bahwa kelemahan model

pembelajaran kooperatif yaitu:

Page 35: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN .../Peningkatan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TAHUN 2011/2012 Oleh: WAHYU PRIYANTI commit to user PENINGKATAN PENGENALAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

1) Guru khawatir bahwa akan terjadi kekacauan dikelas.Kondisi

seperti ini dapat diatasi dengan guru mengkondisikan kelas atau

pembelajaran dilakuakan di luar kelas seperti di laboratorium

matematika, aula atau di tempat yang terbuka.

2) Banyak siswa tidak senang apabila disuruh bekerja sama dengan

yang lain. Siswa yang tekun merasa harus bekerja melebihi siswa

yang lain dalam grup mereka, sedangkan siswa yang kurang

mampu merasa minder ditempatkan dalam satu grup dengan siswa

yang lebih pandai.

3) Perasaan was-was pada anggota kelompok akan hilangnya

karakteristik atau keunikan pribadi mereka karena harus

menyesuaikan diri dengan kelompok.

4) Banyak siswa takut bahwa pekerjaan tidak akan terbagi rata atau

secara adil, bahwa satu orang harus mengerjakan seluruh pekerjaan

tersebut

Kesimpulan yang dapat di ambil dari dua pendapat di atas tentang

kelemahan pembelajaran kooperatif diantaranya lebih banyak memerlukan

tenaga dan waktu, kecenderungan permasalahan lebih meluas sehingga tidak

sesuai dengan waktu yang telah di tentukan, siswa yang pintar merasa harus

bekerja melebihi siswa yang lain, banyak siswa yang takut pekerjaan tidak

akan terbagi rata dan adil.

e. Macam-macam Metode dalam Pembelajaran Kooperatif

Metode dalam pembelajaran kooperatif ada beberapa macam, di

antaranya adalah pendapat dari Isjoni (2011:74) yaitu metode STAD (Student

Achievement Division), metode GI (Group Investigation), metode struktural,

metode TGT (Teams Games Tournaments), Rotating Trio Exchange, Group

Resume, dan metode jigsaw.

1) Metode STAD (Student Achievement Division).

Metode ini dikembangkan oleh Slavin, dan merupakan salah satu tipe

kooperatif yang menekankan pada adanya aktifitas dan saling membantu

dalam menguasai materi pelajaran guna mencapai prestasi yang maksimal.

2) Metode GI (Group Investigation).

Metode ini merupakan model pembelajaran kooperatif yang kompleks

karena memadukan antara prinsip belajar kooperatif dengan pembelajaran

Page 36: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN .../Peningkatan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TAHUN 2011/2012 Oleh: WAHYU PRIYANTI commit to user PENINGKATAN PENGENALAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

yang berbasis konstruktivisme dan prinsip pembelajaran demokrasi. Model

ini dapat melatih siswa untuk menumbuhkan kemampuan berfikir mandiri.

3) Metode Struktural.

Metode ini dikembangkan oleh Spencer Kgan,dkk. Metode struktural

menekankan pada struktur-struktur khusus yang dirancang untuk

mempengaruhi pola-pola interaksi siswa. Berbagai struktur tersebut

dikembangkan dengan maksud menjadi laternatif dari berbagai struktur

kelas yang lebih tradisional, seperti pengajuan pertanyaan oleh guru

kepada seluruh siswa dalam kelas dan para siswa memberikan jawaban

setelah lebih dahulu mengangkat tangan dan ditunjuk oleh guru.

4) Metode TGT (Teams Games Tournaments).

TGT adalah salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang menempatkan

siswa dalam kelompok-kelompok belajar yang beranggotakan 5 sampai 6

orang siswa yang memiliki kemampuan, jenis kelamin dan suku/ras yang

berbeda. Dalam kerja kelompok guru memberikan LKS kepada setiap

kelompok, dam tugas yang diberikan dikerjakan bersama-sama dengan

anggota kelompoknya.

5) Metode Rotating Trio Exchange.

Pada model ini kelas dibagi ke dalam beberapa kelompok yang terdiri dari

3 orang, kelas ditata sehingga setiap kelompok dapat melihat kelompok

lainnya di kiri dan di kanannya, berikan pada setiap trio tersebut

pertanyaan yang sama untuk di diskusikan dengan cara berotasi.

6) Metode Group Resume

Model ini akan menjadi interaksi antar siswa lebih baik, kelas dibagi

menjadi kelompok-kelompok, setiap kelokpok terdiri dari 3-6 orang siswa.

Biarkan kelompok-kelompok tersebut membuat kesimpulan yang

didalamnya terdapat data-data, kemudian setiap kelompok diminta untuk

mempresentasikan kesimpulan kelompok mereka.

7) Metode Jigsaw.

Page 37: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN .../Peningkatan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TAHUN 2011/2012 Oleh: WAHYU PRIYANTI commit to user PENINGKATAN PENGENALAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

Metode jigsaw merupakan salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang

mendorong siswa aktif dan saling membantu dalam menguasai materi

pelajaran untuk mencapai prestasi yang maksimal.

Dari metode-metode diatas, peneliti menggunakan metode jigsaw,

karena dianggap dapat meningkatkan tanggung jawab, kreatifitas dan

menyenangkan untuk pembelajaran anak usia dini.

f. Pengertian Metode Jigsaw

Metode jigsaw merupakan salah satu tipe pembelajaran kooperatif

yang mendorong siswa aktif dan saling membantu dalam menguasai materi

pelajaran untuk mencapai prestasi yang maksimal. Selaras dengan pendapat

Aronson dalam Isjoni (2011:79), tehnik belajar kooperatif jenis jigsaw lebih

menyangkut kerjasama dan saling ketergantungan antara siswa.

Dalam metode jigsaw versi Aronson, kelas dibagi menjadi suatu

kelompok kecil yang heterogen yang diberi nama tim jigsaw dan materi dibagi

sebanyak kelompok menurut anggota timnya. Kemudian siswa dipisahkan

menjadi kelompok ahli atau rekan yang terdiri dari seluruh siswa di kelas yang

mempunyai bagian informasi yang sama.

Metode jigsaw dapat digunakan secara efektif di tiap level. Metode ini

dapat digunakan dalam pengajaran membaca, menulis, mendengarkan, dan

berbicara. Dapat pula digunakan dalam beberapa mata pelajaran seperti ilmu

pengetahuan sosial, matematika, agama, dan bahasa.

Menurut Fadly (2010:21) dari sisi etimologi Jigsaw berasal dari bahasa

inggris yaitu gergaji ukir dan ada juga yang menyebutnya dengan istilah

Fuzzel, yaitu sebuah teka-teki yang menyusun potongan gambar.

Pembelajaran metode jigsaw ini juga mengambil pola cara bekerja sebuah

gergaji (jigsaw), yaitu siswa melakukan sesuatu kegiatan belajar dengan cara

bekerjasama dengan siswa lain untuk mencapai tujuan bersama.

Metode jigsaw adalah sebuah model pembelajaran kooperatif yang

menitik beratkan kepada kerja kelompok siswa dalam bentuk kelompok kecil,

seperti yang diungkapka Lie dalam Fadly (2010:22), bahwa pembelajaran

Page 38: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN .../Peningkatan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TAHUN 2011/2012 Oleh: WAHYU PRIYANTI commit to user PENINGKATAN PENGENALAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

kooperatif metode jigsaw ini merupakan model pembelajaran dengan cara

siswa belajar dalam kelompok kecil yang terdiri atas empat sampai dengan

enam orang secara heterogen dan siswa bekerjasama saling ketergantungan

positif dan bertanggung jawab secara mandiri, ada kelompok ahli dan asal.

Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa metode

jigsaw adalah pembelajaran kooperatif yang didalamnya terdapat beberapa

siswa yang belajar dalam kelompok kecil yang heterogen dan saling

bekerjasama untuk bertanggung jawab atas ketuntasan bagian materi yang

dipelajari serta menyampaikan materi tersebut kepada kelompok lain agar

dapat mencapai tujuan pembelajaran secara maksimal.

g. Keunggulan Metode Jigsaw

Peneliti menggunakan metode jigsaw dalam penelitian karena menurut

penulis banyak sekali keunggulan dari metode jigsaw. Keunggulan dari

metode jigsaw diantaranya adalah menurut Ibrahim dalam Anwarholil (2007)

metode jigsaw dapat mengembangkan tingkah laku kooperatif dan hubungan

yang lebih baik antar siswa dan dapat mengembangkan kemampuan akademis

siswa. Sedangkan Ratumanan mengemukakan bahwa interaksi yang terjadi

dalam belajar kooperatif dapat mengacu terbentuknya ide baru dan

memperkaya perkembangan intelektual siswa.

Pendapat lain menurut Kardi dan Nur dalam Anwarholil (2007)

berpendapat bahwa belajar metode jigsaw sangat efektif untuk memperbaiki

hubungan antar suku dan etnis dalam kelas multi budaya dan memperbaiki

hubungan antar siswa normal dan penyandang cacat.

Dari dua pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa kelebihan

pembelajaran kooperatif metode jigsaw antara lain guru berperan sebagai

pendamping, penolong, dan mengarahkan siswa dalam mempelajari materi

pada kelompok ahli yang bertugas menjelaskan materi pada teman-temannya,

pemerataan penguasaan materi dapat dicapai dalam waktu yang lebih singkat,

dapat melatih siswa untuk lebih aktif dalam berbicara dan berpendapat.

Page 39: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN .../Peningkatan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TAHUN 2011/2012 Oleh: WAHYU PRIYANTI commit to user PENINGKATAN PENGENALAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

h. Langkah-langkah Model Pembelajaran Kooperatif Metode Jigsaw

Guru menggunakan metode jigsaw untuk mengajarkan tentang

berhitung kepada siswa harus melalui beberapa langkah. Langkah-langkah

yang harus dilakukan seorang guru TK dalam menerapkan pembelajaran

metode jigsaw menurut Hadi Mulyono (2010:102) sebagai berikut:

“1) Kelas dibagi menjadi beberapa kelompok yang setiap kelompok

terdiri dari 3-4 siswa dengan karakteristik yang heterogen. 2) Bahan

akademik (Lembar Kerja Siswa/soal) disajikan kepada siswa dan

setiap siswa bertanggung jawab untuk mempelajari suatu bagian dari

lembar kerja/ soal tersebut. 3) Para anggota dari beberapa kelompok

yang berbeda memiliki tanggung jawab untuk mempelajari satu soal

yang sama dan selanjutnya berkumpul untuk saling membantu

mengkaji bagian bahan tersebut. Kumpulan siswa semacam itu disebut

kelompok pakar (expert group). 4) Selanjutnya para siswa yang berada

dalam kelompok pakar kembali ke kelompok semula (home teams)

untuk mengajar anggota lain mengenai materi yang telah dipelajari

dalam kelompok pakar. 5) Setelah diadakan pertemuan dan diskusi

dalam “home teams”, para siswa dievaluasi secara individual mengenai

bahan yang telah dipelajari. 6) Individu atau tim yang memperoleh

skor tinggi diberi penghargaan oleh guru.”

The Jigsaw method is a widely used cooperative learning technique

that is so named because each student in a Jigsaw group has to

become an expert on a part of a larger academic „puzzle‟. Each

student teaches the other group members their part of the academic

„puzzle‟ – so that everyone in the group learns all component parts.

Each student is in a position to bring to their group unique knowledge

that is not readily available and allows group members to treat each

other as resources (Aronson & Patnoe dalam Prof. Cheng-Chih Wu

,1997)

Aronson & Patnoe dalam Cheng-Chih Wu (1997) menyatakan bahwa

metode jigsaw termasuk dalam teknik pembelajaran kooperatif karena setiap

siswa dalam kelompok jigsaw menjadi ahli pada bagian materi yang lebih

luas. Setiap siswa mengajarkan bagian materinya itu kepada anggota

kelompok yang lain maka setiap orang dalam kelompok dapat belajar semua

bagian materi. Setiap siswa di dalam kelompoknya membawakan pengetahuan

Page 40: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN .../Peningkatan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TAHUN 2011/2012 Oleh: WAHYU PRIYANTI commit to user PENINGKATAN PENGENALAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

dari kelompok ahli kepada kelompoknya semula yang belum mendapat materi

tersebut.

Dari dua pendapat di atas dapat di simpulkan langkah-langkah

pembelajaran kooperatif metode jigsaw diantaranya siswa di bagi menjadi 3

kelompok (kelompok asal), dari kelompok asal siswa dibagi lagi yang disebut

sebagai kelompok ahli, siswa dalam kelompok ahli menerima lembar kerja

dari guru untuk disampaikan kepada teman dalam kelompok asal yang

sebelumnya telah di jelaskan oleh guru, setelah mendapat lembar kerja siswa

kembali ke kelompok asal untuk dikerjakan secara berkelompok, setelah

selesai lembar kerja di kumpulkan, untuk anggota kelompok yang paling benar

akan mendapat penghargaan dari guru.

Penerapan metode jigsaw dalam pembelajaran pengenalan berhitung

pada Anak Usia Dini antara lain sebagai berikut:

1) Membentuk kelompok asal sebanyak 3 kelompok.

2) Setiap anggota dalam kelompok asal di beri tanda huruf A, B, C.

3) Selanjutnya guru memberikan apersepsi tentang kegiatan yang akan

dilakukan kepada siswa.

4) Setelah selesai memberikan apersepsi kepada siswa, guru kemudian

mengatur siswa yang mendapat huruf A berkumpul di meja yang ada huruf

A nya, yang mendapat huruf B berkumpul di meja yang ada huruf B nya,

yang mendapat huruf C berkumpul di meja yang ada huruf C nya, di sebut

kelompok ahli.

5) Kemudian guru menerangkan kegiatan yang akan di lakukan pada masing-

masing kelompok, yaitu kelompok A, B, C.

6) Apabila guru telah selesai, siswa kembali lagi dalam kelompok asal dan

menjelaskan kepada teman satu kelompoknya tentang tugas yang telah di

terima dalam kelompok ahli.

7) Setelah selesai, tugas dikumpulkan. Bagi kelompok yang paling benar

dalam mengerjakan tugas yang diberikan akan di berikan penghargaan.

3. Hasil Penelitian yang Relevan

Beberapa penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah:

Page 41: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN .../Peningkatan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TAHUN 2011/2012 Oleh: WAHYU PRIYANTI commit to user PENINGKATAN PENGENALAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

a. Nur Arina Milati. 2010. Dalam Skripsi berjudul “Upaya Peningkatan

Kemampuan Berhitung Melalui Bermain Tata Angka di BA Aisyiyah Jetis

II Sukoharjo 2010”. Dalam penelitiannya dalam membilang/ menyebut

urutan bilangan 1-10 pra siklus prosentase keberhasilan anak hanya 5 %,

siklus I meningkat menjadi 25 %, siklus II meningkat menjadi 45%, dan

yang terakhir siklus III meningkatsebanyak 85%. Sehingga dapat

disimpulkan bahwa kemampuan berhitung anak mengalami peningkatan

dengan metode permainan tata angka.

b. Umi Relawati Sunoto. 2011. Dalam skripsi berjudul “Upaya Peningkatan

Kemampuan Berhitung Melalui Permainan Tebak Angka BA Aisyiyah

Dukuh Sukoharjo”. Pra siklus prosentase keberhasilan anak hanya 7 %,

siklus I meningkat menjadi 40 %, siklus II meningkat menjadi 67%, dan

yang terakhir siklus III meningkatsebanyak 80%. Sehingga dapat

disimpulkan bahwa kemampuan berhitung anak mengalami peningkatan

dengan metode permainan tebak angka.

c. Ariyani Ambarwati. 2008. Dalam skripsi berjudul “Peningkatan Pemahaman

Konsep Sifat-sifat Bangun Ruang Melalui Model Pembelajaran Kooperatif

Tipe Jigsaw Pada Siswa Kelas V SD Negeri 01 Malangjiwan Tahun Ajaran

2009/2012. Pra siklus prosentase keberhasilan anak hanya 7 %, siklus I

meningkat menjadi 40 %, siklus II meningkat menjadi 67%, dan yang

terakhir siklus III meningkatsebanyak 80%. Sehingga dapat disimpulkan

bahwa kemampuan pemahaman konsep sifat-sifat bangun ruang anak

mengalami peningkatan dengan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw.

Dari hasil beberapa penelitian yang relevan tersebut diatas dapat di

simpulkan bahwa dengan model pembelajaran kooperatif metode jigsaw, dapat

meningkatkan kemampuan berhitung pada anak. Hal ini dapat dibuktikan dalam

penelitian yang telah di laksanakan oleh penulis yang berjudul Peningkatan

Pengenalan Berhitung Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Metode Jigsaw

Pada Anak Kelompok B di TK Aisyiyah 56 Baron Tahun 2011/2012. Penelitian

tersebut membuktikan bahwa dengan menggunakan pembelajaran kooperatif

metode jigsaw pengenalan berhitung pada anak meningkat.

Page 42: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN .../Peningkatan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TAHUN 2011/2012 Oleh: WAHYU PRIYANTI commit to user PENINGKATAN PENGENALAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

B. Kerangka Berfikir

Berdasarkan kajian teori yang dikemukakan diatas maka dapat disusun

suatu kerangka pemikiran. Kegiatan belajar mengajar dalam mencapai suatu

tujuan pembelajaran dapat dilihat dari kemampuan siswa dalam memahami materi

tertentu. Pemilihan suatu pembelajaran yang digunakan oleh guru cukup besar

pengaruhnya terhadap keberhasilan guru dalam mengajar. Oleh karena itu guru

harus mengetahui pembelajaran yang sesuai dengan mareti yang dipelajari.

Pada kondisi awal pembelajaran sebelum dilaksanakan pembelajaran

kooperatif metode jigsaw, guru yang masih menggunakan pembelajaran yang

monoton siswa lebih cepat bosan dan informasi yang disampaikan sulit diserap

oleh siswa serta tidak merangsang kreatifitas dan partisipasi siswa, guru lebih

menekankan pada terselesainya materi pelajaran daripada tingkat kemampuan

siswa dalam memahami materi, komunikasi pembelajaran hanya satu arah

sehingga kurang adanya timbal balik antara guru dengan siswa untuk aktif dan

kreatif dalam menyerap dan mempertajam gagasannya, siswa masih merasa malu

untuk bertanya kepada guru tentang materi yang belum mereka pahami sehingga

membuat siswa kurang aktif dalam pembelajaran, siswa menganggap bahwa

pengenalan berhitung merupakan pelajaran yang sulit sehingga mereka enggan

mempelajarinya.

Jigsaw merupakan teknik pembelajaran yang memungkinkan guru

memperhatikan latar belakang pengalaman siswa dan membantu siswa dalam

mengaktifkan skemata agar pembelajaran menjadi lebih bermakna. Siswa juga

dapat bergotong-royong satu sama lain dan mempunyai banyak kesempatan dalam

memperoleh informasi dan meningkatkan kemampuannya dalam berkomunikasi.

Interaksi yang terjadi dalam pembelajaran kooperatif dapat mengacu terbentuknya

ide baru dan memperkaya perkembangan intelektual siswa.

Pada kondisi akhir pembelajaran, partisipasi, kerja sama, tanggungjawab,

dan kreatifitas siswa dalam pembelajaran dapat meningkat sehingga pembelajaran

dapat lebih bermakna dan pada akhirnya minat anak pada pembelajaran berhitung

meningkat. Secara lebih jelasnya, ditunjukkan pada gambar 1 berikut ini:

Page 43: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN .../Peningkatan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TAHUN 2011/2012 Oleh: WAHYU PRIYANTI commit to user PENINGKATAN PENGENALAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

Gambar 1. Bagan Kerangka Berfikir

Kondisi

Awal

Pembelajaran yang

disampaikan oleh

guru masih

monoton, guru

tidak

memperhatikan

anak, dan selalu

berdiri di depan

kelas

Peningkatan

pengenalan

berhitung pada anak

masih rendah

Tindakan

yang harus

dilakukan

peneliti

Guru menerapkan

pembelajaran

kooperatif metode

jigsaw pada

kegiatan

pengenalan

berhitung.

Siklus I

Dalam siklus I

terdiri dari tahap

perencanaan,

pelaksanaan,

observasi dan

refleksi, diharapkan

keberhasilan anak

dalam pengenalan

berhitung sebanyak

70% dari jumlah

siswa.

Siklus II

Dalam siklus II

terdiri dari tahap

perencanaan,

pelaksanaan,

observasi dan

refleksi, diharapkan

keberhasilan anak

dalam pengenalan

berhitung

meningkat sebanyak

90% dari jumlah

siswa.

Kondisi

akhir

Setelah diterapkan

metode jigsaw pada

pembelajaran

berhitung,

kemampuan anak

dalam berhitung

meningkat.

Diharapkan pada kondisi

akhir, pengenalan

berhitung pada anak

meningkat. Serta

tanggung jawab,

kreatifitas, dan kerja sama

anak juga meningkat.

Page 44: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN .../Peningkatan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TAHUN 2011/2012 Oleh: WAHYU PRIYANTI commit to user PENINGKATAN PENGENALAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

Dari kerangka berfikir tersebut di atas, dapat diketahui bahwa sebelum

mengunakan model kooperatif tipe jigsaw hasil pembelajaran khususnya

pengenalan berhitung masih rendah. Kemudian setelah menggunakan jigsaw ada

peningkatan tentang pengenalan berhitung yang cukup berarti. Penelitian ini

direncanakan dalam dua siklus dan akan diakhiri sampai diperoleh hasil yang

mencapai 80% dari semua siswa kelompok B2 di Tk Aisyiyah 56 Baron.

C. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan kajian pustaka dan kerangka pemikiran di atas, maka dapat

diajukan hipotesis tindakan sebagai berikut:

“Dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif metode jigsaw dapat

meningkatkan pengenalan berhitung pada anak kelompok B2 di TK Aisyiyah 56

Baron Tahun 2011/2012”.

Page 45: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN .../Peningkatan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TAHUN 2011/2012 Oleh: WAHYU PRIYANTI commit to user PENINGKATAN PENGENALAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat Penelitian dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di TK Aisyiyah 56 Baron Panularan,

Laweyan, Surakarta, dengan alasan:

a. Peneliti mengajar di TK Aisyiyah 56 Baron sehingga memudahkan dalam

penelitian baik waktu maupun biaya.

b. Pembelajaran kooperatif tipe jigsaw belum pernah diteliti di TK Aisyiyah

56 Baron.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun pelajaran

2011/2012 selama lima bulan, yaitu dimulai pada bulan Februari 2012 dan

berakhir sampai bulan Juni 2012. Jenis kegiatan yang dilaksanakan diantaranya

yaitu penyusunan dan pengajuan proposal, mengurus ijin penelitian,

pelaksanaan penelitian siklus I, pelaksanaan penelitian siklus II (apabila dalam

siklus II belum mencapai hasil yang diharapkan maka akan di lanjutkan pada

siklus berikutnya), analisis data, penyusunan laporan, dan ujian skripsi. Tabel 1

jadwal penelitian dapat dilihat dalam lampiran 1.

B. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah anak-anak kelompok B2 di TK Aisyiyah 56

Baron, Panularan, Laweyan, Surakarta yang berjumlah 22 anak, dimana siswa

laki-laki berjumlah 12 anak dan yang perempuan berjumlah 10 anak. Pada

dasarnya mereka dari latar belakang yang berbeda-beda tetapi sebagian besar dari

mereka adalah anak dari golongan menengah kebawah yaitu ekonomi yang

rendah.

26

Page 46: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN .../Peningkatan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TAHUN 2011/2012 Oleh: WAHYU PRIYANTI commit to user PENINGKATAN PENGENALAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

C. Data dan Sumber Data

Smber data dalam penelitian adalah subjek dimana data dapat diperoleh.

Apabila peneliti menggunakan wawancara dalam pengumpulan datanya, maka

sumber data disebut responden, yaitu orang yang merespon atau menjawab

pertanyaan-pertanyaan peneliti, baik pertanyaan tertulis maupun lisan. Apabila

peneliti menggunakan teknik observasi, maka sumber datanya bisa berupa benda,

gerak atau proses sesuatu. Apabila peneliti menggunakan dokumentasi, maka

dokumen atau catatanlah yang menjadi sumber data dalam Suharsimi Arikunto

(2006:129).

Setiap penelitian memerlukan data karena data merupakan sumber

informasi yang memberikan gambaran utama tentang ada tidaknya masalah yang

akan diteliti menurut Afifudin dan Beni Ahmad (2009:117). Berdasarkan

penjelasan tersebut maka dalam melakukan penelitian, peneliti dalam mengambil

sumber data memilih menggunakan teknik wawancara, observasi, dan

dokumentasi.

D. Pengumpulan Data

Data dalam penelitian tindakan kelas ini berfungsi sebagai landasan

refleksi. Sesuai dengan bentuk penelitian tindakan kelas dan sumber data yang

dimanfaatkan, maka teknik pengumpulan data yang akan digunakan dalam

penelitian adalah:

1. Wawancara

Wawancara digunakan oleh peneliti untuk menilai keadaan seseorang,

misalnya dalam memperoleh data tentang latar belakang siswa, pendidikan,

orangtua, perhatian, dan sikap terhadap sesuatu. Dalam hal wawancara ini

sumber utama yang diwawancarai adalah guru kelompok B2 pada TK

Aisyiyah Baron. Peneliti melakukan wawancara terhadap guru kelas pada

kelompok B2 pada TK Aisyiyah Baron karena yang paling mengerti dan

memahami siswa pada kelompok B2 adalah guru kelasnya. Wawancara

dilakukan peneliti untuk mengetahui bagaimana biasanya jalannya

Page 47: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN .../Peningkatan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TAHUN 2011/2012 Oleh: WAHYU PRIYANTI commit to user PENINGKATAN PENGENALAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

pembelajaran berlangsung di kelompok B2, dan untuk mengetahui seberapa

besar minat siswa terhadap pembelajaran berhitung

Menurut Afifuddin dan Beni Ahmad (2009:131) wawancara adalah

metode pengambilan data dengan cara menanyakan sesuatu kepada seseorang

yang menjadi informan atau responden. Caranya adalah dengan bercakap-

cakap secara tatap muka. Wawancara dapat dilakukan dengan menggunakan

pedoman wawancara atau dengan tanya jawab secara langsung.

2. Observasi

Disamping wawancara, data dalam penelitian kualitatif dapat

dikumpulkan melalui observasi. Menurut Nawawi dan Martini dalam

Afifuddin dan Beni Ahmad (2009:134) observasi adalah pengamatan dan

pencatatan secara sistematik terhadap unsur-unsur yang tampak dalam suatu

gejala atau gejala-gejala dalam objek penelitian.

Tujuan observasi dalam penelitian di TK Aisyiyah Baron ini adalah

untuk mengetahui kondisi anak dan kelas yang dijadikan objek penelitian, dan

aktivitas-aktivitas apa saja yang berlangsung. Dalam hal ini guru kelas

berperan sebagai observer. Yang diobservasi antara lain siswa, guru yang

mengajar, di kelompok B2 TK Aisyiyah Baron.

3. Studi Dokumentasi/ Metode Library Research

Teknik dokumenter adalah teknik pengumpulan data dan informasi

melalui pencarian dan penemuan bukti-bukti. Teknik ini merupakan teknik

pengumpulan data yang berasal dari sumber nonmanusia. Dokumen berguna

karena dapat memberikan latar belakang yang lebih luas mengenai pokok

penelitian.

Salah satu bahan dokumenter adalah foto. Foto bermanfaat sebagai

sumber informasi karena mampu membekukan dan menggambarkan peristiwa

yang terjadi. Dokumen-dokumen yang dikumpulkan akan membantu peneliti

dalam memahami fenomena yang terjadi dilokasi penelitian dan membantu

dalam membuat interpretasi data.

Page 48: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN .../Peningkatan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TAHUN 2011/2012 Oleh: WAHYU PRIYANTI commit to user PENINGKATAN PENGENALAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

E. Uji Validitas Data

Untuk menjamin validitas data yang akan dikumpulkan dalam penelitian

ini agar dapat dijadikan dasar yang kuat dalam menarik kesimpulan, teknik yang

digunakan untuk memeriksa validitas data adalah dengan triangulasi. Menurut

Afifuddin dan Beni Ahmad (2009:143) triangulasi adalah teknik pemeriksaan

keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data itu untuk

keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu. Menurut

Patton, ada empat macam triangulasi diantaranya sebagai berikut:

1. Triangulasi Data.

Dalam triangulasi data, peneliti menggunakan berbagai sumber data,

seperti dokumen yang berisi tentang perkembangan siswa di kelompok B2,

arsip tentang kegiatan pembelajaran di kelompok B2, hasil wawancara dengan

guru kelompok B2, hasil observasi dan juga dengan mewancarai guru yang

lain seperti guru pembantu yang dianggap memiliki sudut pandang yang

berbeda dalam kelompok B2 di TK Aisyiyah Baron.

2. Triangulasi Metode.

Dalam triangulasi metode, peneliti menggunakan berbagai metode

untuk meneliti suatu hal, seperti metode wawancara dan metode observasi.

Dalam penelitian ini, peneliti melakukan metode wawancara yang ditunjang

dengan metode observasi pada saat wawancara dilakukan.

F. Analisis Data

Analisis data adalah suatu proses dalam menentukan pilihan, membuang,

mengeliminasi, memilah, serta menggolongkan data sesuai dengan yang

diharapkan. Data yang diperoleh dari penelitian di lapangan dianalisis dan diolah

secara kualitatif. Menurut Mattew B. Miles dalam Retno (2010:47) berpendapat

bahwa proses analisis data terdiri dari tiga alur kegiatan yang terjadi secara

beriringan yakni reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis

interaktif yang meliputi tahap reduksi data, penyajian data, dan penarikan

kesimpulan.

Page 49: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN .../Peningkatan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TAHUN 2011/2012 Oleh: WAHYU PRIYANTI commit to user PENINGKATAN PENGENALAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

1. Reduksi Data.

Dalam penelitian, data yang di peroleh cukup banyak, sehingga perlu

di catat secara teliti dan terperinci. Semakin lama peneliti ke lapangan, jumlah

data akan semakin banyak, kompleks dan rumit. Untuk itu, peneliti harus

segera melakukan analisis data melalui reduksi data. Data yang telah di

peroleh peneliti selama melakukan penelitian kemudian di rangkum menjadi

satu dan dipilih hal-hal yang pokok. Setelah data di rangkum kemudian data

tersebut di fokuskan pada hal-hal yang paling penting sehingga dapat di tarik

suatu kesimpulan. Dengan demikian,data yang telah di reduksi akan

memberikan gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah peneliti untuk

melakukan pengumpulan data selanjutnya.

2. Penyajian Data.

Setelah data di reduksi, langkah selanjutnya adalah penyajian data.

Penyajian data adalah sekumpulan informasi yang telah tersusun dan

memberikan kemungkinan adanya penarikan suatu kesimpulan dan

pengambilan tindakan. Melalui penyajian data tersebut, data diorganisasikan

secara sistematis dalam pola hubungan sehingga mudah dipahami. Data dapat

berbentuk tabel dan grafik, dengan bentuk seperti itu peneliti akan lebih

mudah untuk memahami apa yang terjadi dan merencanakan kerja

selanjutnya.

3. Penarikan Kesimpulan.

Setelah melakukan penyajian data, peneliti dapat merencanakan kerja

selanjutnya dengan melakukan penarikan kesimpulan. Penarikan kesimpulan

merupakan suatu proses peninjauan kembali pada benar tidaknya data yang

diperoleh dalam pelaksanaan penelitian. Hasil dari data-data yang didapat dari

laporan penelitian kemudian disaring dan diteliti kembali, sehingga dapat

disimpulkan apakah data-data tersebut benar ada dan sesuai atau tidak.

Biasanya dalam penarikan kesimpulan dapat menjawab rumusan masalah

yang dirumuskan sejak awal.

Page 50: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN .../Peningkatan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TAHUN 2011/2012 Oleh: WAHYU PRIYANTI commit to user PENINGKATAN PENGENALAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

G. Indikator Kinerja Penelitian

Indikator kerja merupakan rumusan kinerja yang akan dijadikan acuan

atau tolak ukur dalam menentukan keberhasilan keefektifan penelitian. Harapan

peneliti indikator kerja bisa mencapai 100% dan minimal 90% dari jumlah siswa

berhasil dalam meningkatkan kemampuan berhitungnya.

Aspek yang Diukur

Persentase

Siswa yang

Ditargetkan

Cara Mengukur

Membilang gambar

Melukis dengan berbagai

media.

Bercerita tentang gambar

yang disediakan.

Membuat urutan bilangan

90%

90%

90%

90%

Diukur dari hasil pekerjaan

siswa dalam mengerjakan

lembar kerja dihitung dari

jumlah siswa yang dapat

menjawab dengan benar

minimal 80% dari soal.

Diukur dari hasil pekerjaan

siswa dalam mengerjakan

lembar kerja dihitung dari

jumlah siswa yang dapat

menjawab dengan benar

minimal 80% dari soal.

Diamati saat siswa bercerita

tentang gambar di depan kelas,

dan dihitung dari jumlah siswa

yang dapat bercerita dengan

benar sesuai gambar.

Diukur dari hasil pekerjaan

siswa dalam mengerjakan

lembar kerja dihitung dari

jumlah siswa yang dapat

menjawab dengan benar

minimal 80% dari soal.

Page 51: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN .../Peningkatan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TAHUN 2011/2012 Oleh: WAHYU PRIYANTI commit to user PENINGKATAN PENGENALAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

Menciptakan 3 bentuk dari

kepingan geometri.

Mencocok bentuk

Membedakan dan membuat

2 kumpulan banda lebih

banyak dan lebih sedikit

Permainan warna dengan

berbagai media.

Menghubungkan dan

menyebutkan tulisan

sederhana dengan simbol

yang melambangkannya.

Menyebutkan hasil

penambahan dan

pengurangan dengan benda

90%

90%

90%

90%

90%

90%

Diukur dari hasil pekerjaan

siswa dalam mengerjakan

lembar kerja dihitung dari

jumlah siswa yang dapat

menjawab dengan benar

minimal 80% dari soal.

Diukur dari hasil pekerjaan

siswa dalam mengerjakan

lembar kerja dihitung dari

jumlah siswa yang dapat

menjawab dengan benar

minimal 80% dari soal.

Diukur dari hasil pekerjaan

siswa dalam mengerjakan

lembar kerja dihitung dari

jumlah siswa yang dapat

menjawab dengan benar

minimal 80% dari soal.

Diamati saat siswa mengerjakan

di lembar kerja, dan dihitung

dari jumlah siswa yang dapat

menyelesaikan dengan baik.

Diukur dari hasil pekerjaan

siswa dalam mengerjakan

lembar kerja dihitung dari

jumlah siswa yang dapat

menjawab dengan benar

minimal 80% dari soal.

Diukur dari hasil pekerjaan

siswa dalam mengerjakan

lembar kerja dihitung dari

Page 52: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN .../Peningkatan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TAHUN 2011/2012 Oleh: WAHYU PRIYANTI commit to user PENINGKATAN PENGENALAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

sampai 10

Melukis dengan jari

Menjahit bervariasi

90%

90%

jumlah siswa yang dapat

menjawab dengan benar

minimal 80% dari soal.

Diamati saat siswa mengerjakan

di lembar kerja, dan dihitung

dari jumlah siswa yang dapat

menyelesaikan dengan baik.

Diamati saat siswa mengerjakan

di lembar kerja, dan dihitung

dari jumlah siswa yang dapat

menyelesaikan dengan baik.

H. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian ini terdiri dari dua siklus yang masing-masing

siklusnya meliputi: perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi.

Pelaksanaan dilaksanakan dengan mengadakan pembelajaran yang setiap

siklusnya terdiri dari dua pertemuan yang masing-masing menggunakan waktu

2x60 menit sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran.

1. Siklus I

a. Perencanaan

Pada tahap perencanaan ini peneliti menyusun rencana tindakan

yang didasarkan pada hasil studi pendahuluan yang telah dilakukan.

Dalam hal ini guru dan peneliti menyamakan persepsi tentang

permasalahan yang ditemui dan menjabarkannya serinci mungkin.

Bentuk rencana tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut:

d. Membuat skenario pembelajaran.

e. Mempersiapkan media atau peralatan yang akan digunakan.

f. Membuat lembar observasi.

g. Menyiapkan sumber pelajaran yang diperlukan dalam membuat siswa

memahami materi pelajaran yang akan diajarkan.

Page 53: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN .../Peningkatan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TAHUN 2011/2012 Oleh: WAHYU PRIYANTI commit to user PENINGKATAN PENGENALAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

h. Membuat alat evaluasi untuk melihat apakah pemahaman konsep

berhitung model pembelajaran yang digunakan dapat ditingkatkan.

b. Tindakan

Setelah membuat rencana yang matang maka langkah selanjutnya

adalah melaksanakan rencana tersebut sebagai tindakan yang mengacu

pada skenario dan langkah kegiatan mengajar. Dalam pelaksanaan guru

harus mengingat dan berusaha mentaati apa yang sudah dirumuskan dalam

rancangan yang berlaku secara wajar.

Pertemuan I.

Kegiatan awal:

1) Berbaris sebelum masuk kelas, dilanjutkan ikrar dan berdoa.

2) Salam, menyanyikan lagu sesuai tema.

3) Guru mempersiapkan media atau alat peraga yang dibutuhkan.

4) Guru memberikan apersepsi dengan mengaitkan pada pengalaman

siswa dalam kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan berhitung.

Kegiatan inti:

1) Guru membagi anak dalam 7 kelompok, setiap kelompok terdiri dari 3-

4 anak.

2) Masing-masing kelompok mengirimkan satu orang wakil mereka

untuk membahas tugas, wakil ini disebut kelompok ahli (expert

group).

3) Guru memberi penjelasan kepada kelompok ahli tentang tugas apa

yang akan mereka kerjakan sampai jelas.

4) Kelompok ahli berdiskusi untuk membahas tugas yang diberikan dan

saling membantu untuk menguasai tugas tersebut.

5) Setelah memahami tugas yang diberikan, kelompok ahli menyebar dan

kembali ke kelompok masing-masing (kelompok asal atau home

teams), kemudian menjelaskan tugas yang diberikan oleh guru kepada

anggota kelompoknya.

Kegiatan akhir:

1) Guru mengajak siswa untuk mengulas kegiatan yang telah dilakukan.

Page 54: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN .../Peningkatan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TAHUN 2011/2012 Oleh: WAHYU PRIYANTI commit to user PENINGKATAN PENGENALAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

2) Guru meminta siswa untuk mengumpulkan hasil kerja kelompoknya.

3) Guru mengumumkan hasil yang telah dikerjakan oleh siswa, dan

memberi penghargaan terhadap kelompok yang paling benar dalam

menyelesaikan tugas.

Apabila pertemuan pertama anak belum berhasil dalam

mengerjakan tugas dari guru, maka guru akan mengulangi lagi dalam

pertemuan ke dua dan pertemuan ke tiga. Setiap pertemuan terdiri dari

kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan akhir hanya berbeda pada soal

yang di berikan tetapi masih sama dalam hal berhitung.

c. Observasi

Kegiatan observasi dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan

tindakan. Kegiatan ini dilakukan dengan mengamati secara langsung

ketika anak sedang melaksanakan apa yang diperintahkan oleh guru,

apakah langkah-langkahnya sudah benar apa belum dan mencatat secara

cermat setiap gejala baik mengenai tindakan, pelaksanaan tindakan,

maupun akibat dari tindakan-tindakan tersebut.

d. Refleksi

Refleksi meliputi beberapa komponen yakni: menganalisa,

mensintesa, dan menerangkan. Hasil refleksi ini digunakan sebagai dasar

pemikiran untuk tindakan yang akan datang karena hasil yang diperoleh

belum maksimal.

2. Siklus II

a. Perencanaan

Perencanaan pada siklus yang kedua ini adalah dengan melakukan

identifikasi masalah dan penetapan alternatif pemecahan masalah.

Kegiatan ini dapat dijabarkan sebagai berikut:

1) Merencanakan pembelajaran dengan kooperatif metode jigsaw

2) Menentukan tema dan sub tema yang akan dipakai.

3) Mengembangkan skenario pembelajaran.

4) Menyiapkan sumber belajar dan media.

5) Mengembangkan format evaluasi.

Page 55: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN .../Peningkatan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TAHUN 2011/2012 Oleh: WAHYU PRIYANTI commit to user PENINGKATAN PENGENALAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

6) Mengembangkan format observasi pembelajaran.

b. Tindakan

Tindakan yang dilakukan adalah dengan memperbaiki tindakan

pada siklus pertama sesuai dengan skenario pembelajaran yang telah

disempurnakan berdasarkan hasil refleksi pada siklus I dan memantau

proses peningkatan pemahaman tentang berhitung pada siswa yaitu

tentang penjumlahan, pengurangan, lebih banyak dan lebih sedikit.

c. Observasi

Observasi dilakukan dengan mengkaji hasil pada siklus pertama

dan memonitor serta membantu siswa jika menemui kesulitan.

d. Refleksi

Menganalisis hasil pengamatan untuk memperoleh gambaran

tentang dampak dari tindakan yang dilakukan, hal-hal yang perlu

diperbaiki dan yang harus menjadi perhatian agar diperoleh hasil yang

maksimal.

Page 56: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN .../Peningkatan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TAHUN 2011/2012 Oleh: WAHYU PRIYANTI commit to user PENINGKATAN PENGENALAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

BAB IV

HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Deskripsi Lokasi Penelitian

TK Aisyiyah 56 Baron Kalurahan Panularan Kecamatan Laweyan

Kota Surakarta Propinsi Jawa berdiri pada tahun 1988. Secara geografis, letak

TK Aisyiyah 56 Baron berada di Baron Kunden Kalurahan Panularan,

Kecamatan Laweyan Kota Surakarta. TK Aisyiyah 56 Baron berada di antara

pemukiman padat penduduk dekat dengan komplek perumahan dan rumah

susun. Lokasinya sangat strategis sehingga memberikan banyak keuntungan

bagi TK ini, diantaranya adalah memberikan kemudahan bagi sekolah dalam

melaksanakan tugas kedinasan dan tersedia berbagai sumber belajar yang

dapat digunakan secara langsung untuk proses pembelajaran sehingga menarik

minat siswa untuk belajar.

TK Aisyiyah 56 Baron Kalurahan Panularan, Kecamatan Laweyan

Kota Surakarta pada tahun 2011 /2012 dipimpin oleh seorang Kepala Sekolah

dan memiliki 6 guru, satu orang telah berstatus Pegawai Negeri Sipil (PNS), 5

orang tenaga pengajar yang berstatus guru tetap yayasan, dan seorang penjaga

sekolah. Semua personel telah melaksanakan tugasnya masing-masing dengan

baik sesuai dengan tanggung jawabnya. Dengan jumlah guru yang memadai

maka proses belajar mengajar juga dapat berjalan dengan lancar. Dengan

kelancaran proses pembelajaran tersebut seharusnya para siswa TK Aisyiyah

56 Baron dapat belajar dengan baik dan kondusif. Bukan hanya guru dan

Kepala sekolah yang bertanggungjawab dalam membimbing siswa namun

peran orang tua dan masyarakat juga sangat penting. Hal ini telah diwujudkan

dengan adanya Komite Sekolah yang selalu aktif. Keberhasilan pendidikan

siswa merupakan tanggungjawab bersama sehingga harus ada kerjasama yang

baik dari semua pihak.

37

Page 57: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN .../Peningkatan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TAHUN 2011/2012 Oleh: WAHYU PRIYANTI commit to user PENINGKATAN PENGENALAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

2. Deskripsi Hasil Penelitian Pada Kondisi Awal

Jumlah seluruh siswa di TK Aisyiyah 56 Baron pada tahun

2011/2012adalah 139 siswa. Siswa terbagi dalam 6 kelas yakni kelompok B1

sebanyak 23 siswa, kelompok B2 sebanyak 22 siswa, kelompok A1 sebanyak

26 siswa, kelompok A2 sebanyak 24 siswa, kelompok A3 sebanyak 22 siswa

dan kelas Kelompok Bermain sebanyak 22 siswa.

Berdasarkan data yang ada bahwa rata-rata pendidikan orang tua siswa

masih rendah maka pihak sekolah terdorong untuk memberikan pendidikan

dan pengajaran semaksimal mungkin karena orang tua siswa kurang begitu

memperhatikan perkembangan anaknya dalam belajar. Sebagian dari mereka

hanya menyerahkan pendidikan anak-anaknya pada pihak sekolah. Hal ini

dapat membuat terhambatnya perkembangan prestasi siswa terutama dalam

pelajaran berhitung. Siswa-siswa banyak menemui kesulitan karena mereka

menganggap bahwa berhitung merupakan pelajaran yang sulit dan sangat

menakutkan. Keadaan seperti ini terjadi pada siswa kelompok B2 di TK

Aisyiyah 56 Baron yang berjumlah 22 siswa. Siswa masih menemui kesulitan

karena guru belum mengupayakan metode dan strategi pembelajaran yang

tepat untuk meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran

sehingga hasil yang diperolehpun juga belum maksimal.

Hal ini ditunjukkan dengan masih adanya 13 siswa atau sekitar 59,09%

siswa yang nilainya belum dapat memenuhi Kriteria Ketuntasan yaitu

mendapat simbol bulat penuh ( ). Untuk mengantisipasi hal tersebut maka

peneliti mengadakan penelitian di kelompok B2 dengan menerapkan model

pembelajaran kooperatif metode jigsaw yang dapat meningkatkan pengenalan

berhitung siswa di kelompok tersebut.

Agar lebih jelas maka kondisi awal anak dalam pembelajaran

pengenalan berhitung dapat dilihat dari tabel 2 dan grafik 1 di bawah ini:

Page 58: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN .../Peningkatan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TAHUN 2011/2012 Oleh: WAHYU PRIYANTI commit to user PENINGKATAN PENGENALAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

Tabel 2. Data Nilai Berhitung Siswa Kelompok B2 TK Aisyiyah 56 Baron

Pada Kondisi Awal

No Kategori Frekuensi Persentase

1 Tuntas 4 anak 18,18%

2 Setengah Tuntas 5 anak 22,73%

3 Tidak Tuntas 13 anak 59,09%

Jumlah 22 anak 100 %

Dari tabel nilai berhitung pada siswa kelompok B2 TK Aisyiyah Baron

sebelum diadakan tindakan melalui penerapan model kooperatif jigsaw, dapat

disajikan dalam bentuk grafik 1 sebagai berikut:

Grafik 1. Grafik nilai Pembelajaran Berhitung Kelompok B2 TK

Aisyiyah Baron Pada Kondisi Awal

0

2

4

6

8

10

12

14

16

18

20

22

0 V 0

Jumlah Siswa

Page 59: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN .../Peningkatan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TAHUN 2011/2012 Oleh: WAHYU PRIYANTI commit to user PENINGKATAN PENGENALAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

B. Deskripsi Hasil Tindakan Tiap Siklus

1. Tindakan siklus I

Tindakan siklus I dilaksanakan selama 2 kali pertemuan. Tiap-tiap

pertemuan terdiri dari 120 menit yang dilaksanakan selama dua hari yaitu pada

tanggal 15 Mei 2012 dan 19 Mei 2012. Adapun tahapan-tahapan yang

dilaksanakan adalah sebagai berikut:

a) Tahap Perencanaan

Pada tahap perencanaan peneliti mengadakan observasi terhadap

proses pembelajaran tentang pengenalan berhitung pada siswa kelompok

B2 TK Aisyiyah Baron untuk mengetahui media, metode, strategi

pembelajaran yang telah digunakan oleh guru, serta proses pembelajaran

yang berlangsung. Peneliti juga mencatat hasil belajar yang diperoleh oleh

masing-masing siswa.

Berdasarkan pengamatan dan hasil catatan terhadap proses

pembelajaran tentang pengenalan berhitung pada siswa kelompok B2 TK

Aisyiyah Baron sebelum tindakan, dapat diperoleh informasi sebagai data

awal. Hasil pencatatan menunjukkan bahwa dari 22 siswa kelompok B2

terdapat 13 siswa atau sekitar 59,09% yang masih belum bisa berhitung.

Hal ini ditunjukkan dengan banyaknya siswa yang belum mendapat

predikat tuntas ( ). Oleh karena itu, peneliti mengadakan koordinasi

dengan Kepala sekolah dan guru kelas serta guru-guru yang lain untuk

membahas tentang alternatif yang dapat dilaksanakan untuk meningkatkan

pengenalan berhitung pada siswa kelompok B2 di TK Aisyiyah Baron.

Berkaitan dengan masalah penelitian yang sudah dirumuskan

rencana tindakan yang dilaksanakan untuk memecahkan masalah dalam

penelitian dengan menggunakan acuan dalam Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan tahun 2010 untuk kelompok B2 pada pembelajaran berhitung,

peneliti melakukakan langkah-langkah pembelajaran sebagai berikut: 1)

Menyiapkan rencana kegiatan harian (terlampir), 2) Mempersiapkan media

atau peralatan yang akan digunakan, 3) Menyiapkan materi pembelajaran,

4) Membuat lembar observasi untuk melihat bagaimana kondisi belajar

Page 60: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN .../Peningkatan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TAHUN 2011/2012 Oleh: WAHYU PRIYANTI commit to user PENINGKATAN PENGENALAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

mengajar di kelas ketika diajarkan dengan model pembelajaran kooperatif

tipe jigsaw. 5) Menyiapkan sumber pelajaran yang diperlukan dalam

membuat siswa memahami materi pelajaran yang akan diajarkan. 6)

Membuat lembar evaluasi alat evaluasi untuk melihat apakah

pembelajaran berhitung dapat ditingkatkan dengan menggunakan model

pembelajaran kooperatif metode jigsaw (terlampir). 7) Membagi kelompok

siswa yang masing-masing beranggotakan 3-4 orang.

b) Tahap Pelaksanaan

Pada tahap ini guru melaksanakan pembelajaran dengan

menggunakan model kooperatif tipe jigsaw sesuai dengan rencana

kegiatan harian yang telah di susun:

(1) Pertemuan I

Pertemuan pertama dilaksanakan pada tanggal 15 Mei 2012.

Pada pertemuan ini materi yang diajarkan mengambil tema Tanah

Airku, sub tema Nama, Lambang, Bendera Indonesia. Berikut ini

dipaparkan kondisi riil yang dialami selama proses belajar mengajar

berlangsung:

Kegiatan Awal: a) Sebelum masuk kelas, siswa berbaris di

depan kelas untuk melaksanakan ikrar, setelah selesai siswa bersama-

sama menyanyikan lagu ”Garuda Pancasila” dan ”Bendera Merah

Putih”, b) Setelah masuk kelas, Guru mengawali pembelajaran dengan

berdoa, c) Selanjutnya melakukan tanya jawab dengan siswa yang

berkaitan dengan materi yang akan di ajarkan yaitu tentang Nama,

Lambang, Bendera Indonesia, d) Guru mempersiapkan model atau alat

peraga yang dibutuhkan, e) Selanjutnya guru memberikan apersepsi

dengan mengkaitkan pada pengalaman siswa dalam kehidupan sehari-

hari yang berkaitan dengan tema Tanah Airku, f) Siswa menjawab

pertanyaan-pertanyaan dari guru namun masih terlihat malu-malu.

Karena Siswa masih belum begitu berani mengungkapkan pendapat

Page 61: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN .../Peningkatan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TAHUN 2011/2012 Oleh: WAHYU PRIYANTI commit to user PENINGKATAN PENGENALAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

maka guru memberikan motivasi kepada siswa agar siswa tetap

tertarik dalam mengikuti pembelajaran.

Kegiatan Inti: a) Sebelum pembelajaran dimulai, guru membagi

anak menjadi 3 kelompok ( disebut kelompok asal) terdiri dari

kelompok A (setiap anak membawa kartu yang bertuliskan A1, A2,

dan A3), kelompok B (setiap anak membawa kartu yang bertuliskan

B1, B2, dan B3), b) Anak yang mendapat angka 1 berkumpul di meja

1, anak yang mendapat angka 2 berkumpul di meja 2, anak yang

mendapat huruf 3 berkumpul di meja 3 ( di sebut kelompok ahli ), c)

Setelah itu guru menjelaskan materi yang harus di kerjakan oleh siswa,

yaitu: di meja 1 (Kognitif) guru menjelaskan tentang membilang

gambar bendera yang berada di sebelah kiri dan kanan, dengan cara

menjumlah dan mengurangi kemudian hasilnya ditulis di sebelah

kanan soal. Setelah memahaminya, anak diberi lembar kerja anak

sesuai dengan jumlah anggota kelompoknya masing-masing, dan

menyampaikan penjelasan dari guru tadi kepada teman-teman satu

kelompoknya (kembali ke kelompok asal), di meja 2 (Seni) guru

menjelaskan tentang melukis gambar bendera merah putih dengan

menggunakan jari tangan yang sudah dilumuri crayon warna merah,

jumlah gambar bendera ada 13 buah tetapi yang di warnai tidak boleh

lebih dari 10 bendera dan tidak boleh kurang dari 10 bendera. Setelah

memahaminya, anak diberi lembar kerja anak sesuai dengan jumlah

anggota kelompoknya masing-masing, dan menyampaikan penjelasan

dari guru tadi kepada teman-teman satu kelompoknya (kembali ke

kelompok asal), di meja 3 (Bahasa) guru menjelaskan tentang bercerita

tentang anak yang sedang mengikuti upacara bendera, ada 5 anak yang

tidak memakai topi, ada 2 anak yang malah bermain sendiri, ada

seorang pak guru yang menjadi pemimpin upacara, dan 4 ibu guru

yang sedang berdiri di belakang pak guru, kemudian anak disuruh

untuk mengembangkan sendiri cerita pada gambar. Setelah

memahaminya, anak diberi lembar kerja anak sesuai dengan jumlah

Page 62: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN .../Peningkatan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TAHUN 2011/2012 Oleh: WAHYU PRIYANTI commit to user PENINGKATAN PENGENALAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

anggota kelompoknya masing-masing, dan menyampaikan penjelasan

dari guru tadi kepada teman-teman satu kelompoknya (kembali ke

kelompok asal), d) Setelah kembali ke kelompoknya masing-masing

(kelompok asal), kemudian lembar kerja yang telah di berikan kepada

masing-masing anak dalam kelompok ahli dikerjakan bersama-sama

dalam satu kelompok. Apabila sudah selesai, lembarkerja di

kumpulkan di meja sesuai dengan angkanya.

Kegiatan Akhir: a) Guru mengulas kembali tentang kegiatan

dan materi yang telah di lakukan selama pembelajaran tadi, b)

Memamerkan hasil dari pekerjaan anak-anak di depan kelas, kelompok

mana yang paling bagus dan paling jelek. Bagi kelompok yang paling

jelek, guru harus memberi motifasi kepada anak agar tetap semangat.

Memberitahu dimana kesalahan anak dan membetulkan bagaimana

seharusnya. Bagi kelompok yang paling bagus, guru memberi tepuk

tangan diikuti oleh anak-anak yang lain dan memberi penghargaan

berupa bintang di tangan, c) Menyanyikan lagu ”Garuda Pancasila”

dan ”Bendera Merah Putih” bersama-sama, d) Berdoa sebelum pulang,

salam.

Agar lebih jelas maka kondisi siklus 1 pertemuan pertama

dalam pembelajaran pengenalan berhitung dapat dilihat dalam tabel 3

dan grafik 2 di bawah ini:

Tabel 3. Data Nilai Berhitung Siswa Kelompok B2 TK Aisyiyah 56

BaronPada Siklus 1 Pertemuan Pertama

No Kategori

Bidang Pengembangan

Kognitif Seni Bahasa

Anak % Anak % Anak %

1 Tuntas 4 18,18 4 18,18 4 18,18

2 Setengah Tuntas 5 22,73 5 22,73 5 22,73

3 Tidak Tuntas 13 59,09 13 59,09 13 59,09

Jumlah 22 100 22 100 22 100

Page 63: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN .../Peningkatan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TAHUN 2011/2012 Oleh: WAHYU PRIYANTI commit to user PENINGKATAN PENGENALAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

Dari tabel nilai berhitung pada siswa kelompok B2 TK

Aisyiyah Baron sebelum diadakan tindakan melalui penerapan model

kooperatif jigsaw, dapat disajikan dalam bentuk grafik 2 sebagai

berikut:

Grafik 2. Grafik nilai Pembelajaran Berhitung Kelompok B2 TK

Aisyiyah Baron Pada Siklus 1 Pertemuan Pertama

0

4

8

12

16

20

Kog Seni Bahasa

o

v

o

(2) Pertemuan II

Pertemuan kedua dilaksanakan pada tanggal 19 Mei 2012. Pada

pertemuan ini materi yang diajarkan mengambil tema Alam Semesta,

yaitu Matahari. Berikut ini dipaparkan kondisi riil yang dialami selama

proses belajar mengajar berlangsung:

Kegiatan Awal: a) Sebelum masuk kelas, siswa berbaris di

depan kelas untuk melaksanakan ikrar, setelah selesai siswa bersama-

sama menyanyikan lagu ”Laba-laba Kecil”, b) Setelah masuk kelas,

Guru mengawali pembelajaran dengan berdoa, c) Selanjutnya

melakukan tanya jawab dengan siswa yang berkaitan dengan materi

yang akan di ajarkan yaitu tentang ciptaan Tuhan khususnya Matahari,

d) Guru mempersiapkan model atau alat peraga yang dibutuhkan, e)

Selanjutnya guru memberikan apersepsi dengan mengkaitkan pada

Page 64: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN .../Peningkatan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TAHUN 2011/2012 Oleh: WAHYU PRIYANTI commit to user PENINGKATAN PENGENALAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

pengalaman siswa dalam kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan

tema Alam Semesta khususnya tentang Matahari.

Kegiatan Inti: a) Sebelum pembelajaran dimulai, guru membagi

anak menjadi 3 kelompok ( disebut kelompok asal ) seperti pada

pertemuan pertama, b) Anak yang mendapat angka 1 berkumpul di

meja 1, anak yang mendapat angka 2 berkumpul di meja 2, anak yang

mendapat huruf 3 berkumpul di meja 3 ( di sebut kelompok ahli ), c)

Setelah itu guru menjelaskan materi yang harus di kerjakan oleh siswa,

yaitu: di meja 1 (Kognitif) guru menjelaskan tentang membuat urutan

bilangan dari 1-10 dengan cara mengurutkan gambar matahari dari

yang terbesar sampai yang terkecil. Setelah memahaminya, anak diberi

lembar kerja anak sesuai dengan jumlah anggota kelompoknya

masing-masing, dan menyampaikan penjelasan dari guru tadi kepada

teman-teman satu kelompoknya (kembali ke kelompok asal), di meja 2

(Seni) guru menjelaskan tentang membuat bentuk matahari dengan

menggunakan 3 buah kepingan geometri yang terbuat dari kertas lipat.

Setelah memahaminya, anak diberi lembar kerja anak sesuai dengan

jumlah anggota kelompoknya masing-masing, dan menyampaikan

penjelasan dari guru tadi kepada teman-teman satu kelompoknya

(kembali ke kelompok asal), di meja 3 (Fisik Motorik) guru

menjelaskan tentang mencocok 2 gambar matahari yang berbeda

ukuran besar dan kecil, kemudian hasil cocokan di tempel di lembar

kerja anak. Setelah memahaminya, anak diberi lembar kerja anak

sesuai dengan jumlah anggota kelompoknya masing-masing, dan

menyampaikan penjelasan dari guru tadi kepada teman-teman satu

kelompoknya (kembali ke kelompok asal), d) Setelah kembali ke

kelompoknya masing-masing (kelompok asal), kemudian lembar kerja

yang telah di berikan kepada masing-masing anak dalam kelompok

ahli dikerjakan bersama-sama dalam satu kelompok. Apabila sudah

selesai, lembarkerja di kumpulkan di meja sesuai dengan angkanya.

Page 65: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN .../Peningkatan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TAHUN 2011/2012 Oleh: WAHYU PRIYANTI commit to user PENINGKATAN PENGENALAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

Kegiatan Akhir: a) Guru mengulas kembali tentang kegiatan

dan materi yang telah di lakukan selama pembelajaran tadi, b)

Memamerkan hasil dari pekerjaan anak-anak di depan kelas, kelompok

mana yang paling bagus dan paling jelek. Bagi kelompok yang paling

jelek, guru harus memberi motifasi kepada anak agar tetap semangat.

Memberitahu dimana kesalahan anak dan membetulkan bagaimana

seharusnya. Bagi kelompok yang paling bagus, guru memberi tepuk

tangan diikuti oleh anak-anak yang lain dan memberi penghargaan

berupa bintang di tangan, c) Menyanyikan lagu ”Laba-laba Kecil”

bersama-sama, d) Berdoa sebelum pulang, salam.

Agar lebih jelas maka kondisi siklus 1 pertemuan kedua dalam

pembelajaran pengenalan berhitung dapat dilihat dari tabel 4 dan

grafik 3 di bawah ini:

Tabel 4. Data Nilai Berhitung Siswa Kelompok B2 TK Aisyiyah 56

BaronPada Siklus 1 Pertemuan Kedua

No Kategori

Bidang Pengembangan

Kognitif Seni Fisik Motorik

Anak % Anak % Anak %

1 Tuntas 15 68,18 15 68,18 15 68,18

2 Setengah Tuntas 5 22,73 5 22,73 5 22,73

3 Tidak Tuntas 2 9,09 2 9,09 2 9,09

Jumlah 22 100 22 100 22 100

Dari tabel nilai berhitung pada siswa kelompok B2 TK Aisyiyah

Baron pada siklus 1 pertemuan kedua melalui penerapan model kooperatif

jigsaw, dapat disajikan dalam bentuk grafik 3 sebagai berikut:

Page 66: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN .../Peningkatan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TAHUN 2011/2012 Oleh: WAHYU PRIYANTI commit to user PENINGKATAN PENGENALAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

Grafik 3. Grafik nilai Pembelajaran Berhitung Kelompok B2 TK Aisyiyah

Baron Pada Siklus 1 Pertemuan Kedua

0

4

8

12

16

20

Kog. Seni F.M

o

v

o

c) Observasi

Peneliti melakukan pemantauan terhadap pelaksanaan tindakan

sesuai dengan tujuan penelitian yaitu meningkatkan pengenalan berhitung

dengan menggunakan model kooperatif metode jigsaw. Dalam tahap ini

peneliti berperan sebagai guru dan guru kelompok B2 bertindak sebagai

observer. Peneliti mengadakan kolaborasi dengan guru kelas dalam

melaksanakan pemantauan terhadap pelaksanaan proses pembelajaran

yaitu dengan menggunakan lembar observasi. Observasi dilaksanakan

untuk mendapatkan data mengenai aktivitas peneliti dalam kesesuaian

antara rencana pembelajaran yang disusun dengan pelaksanaan

pembelajaran yang dilaksanakan. Selain itu observasi juga dilakukan untuk

mengetahui seberapa besar aktivitas siswa dalam mengikuti pembelajaran

untuk dapat meningkatkan pemahaman siswa kelompok B2 TK Aisyiyah

tentang berhitung.

Hasil dari observasi tersebut diperoleh hasil sebagai berikut:

Kegiatan guru: 1) Guru masih belum dapat menyampaikan materi dengan

Page 67: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN .../Peningkatan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TAHUN 2011/2012 Oleh: WAHYU PRIYANTI commit to user PENINGKATAN PENGENALAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

jelas dan kurang dapat dipahami oleh siswa karena terlalu cepat dalam

menjelaskan.. 2) Guru sudah menggunakan berbagai sumber bahan untuk

proses pembelajaran. 3) Guru memanfaatkan waktu dengan baik sesuai

dengan rencana. 4) Guru sudah melaksanakan interaksi dengan siswa

melalui tanya jawab namun belum memberikan motivasi baik pada

individu maupun kelompok sehingga siswa masih belum barani dalam

menjawab pertanyaan atau mengungkapkan gagasannya dalam kelompok.

5) Guru sudah memberikan bimbingan dengan baik pada siswa secara

individu maupun kelompok walaupun belum secara menyeluruh. 6) Guru

memberikan kesempatan untuk bertanya dan merespon pendapat siswa. 7)

Guru sudah memberikan pujian atau perayaan atas keberhasilan siswa. 8)

Media yang digunakan oleh guru cukup baik karena sudah sesuai dengan

materi yang diajarkan. 9) Metode yang diterapkan guru sudah cukup

bervariasi sehingga dapat mengurangi tingkat kebosanan siswa. 10) Guru

belum dapat mengkondisikan siswa ke arah pembelajaran yang kondusif.

Siswa masih asik dengan kegiatannya sendiri dengan mengganggu

temannya yang lain sehingga kelas masih gaduh. 11) Guru telah

memberikan lembar kerja anak sebagai alat untuk mengetahui tingkat

keberhasilan siswa dalam menguasai materi. 12) Guru kurang memberikan

kesempatan kepada siswa untuk membuat kesimpulan atau rangkuman

materi. Jadi guru hanya menyampaikan kesimpulan secara lisan sehingga

siswa mudah lupa tentang materi yang telah dipelajari.13) Guru belum

memberikan balikan dan tindak lanjut pada siswa sehingga pembelajaran

kurang terealisasikan dengan baik.

Kegiatan siswa: 1) Siswa aktif memperhatikan penjelasan guru

walaupun di tengah pembelajaran konsentrasi siswa terhadap pelajaran

berkurang karena mengobrol dengan teman lain di luar materi pelajaran. 2)

Kemauan siswa untuk menerima pelajaran masih kurang terlihat. Siswa

masih belum begitu antusias terhadap pembelajaran yang dilaksanakan

namun di sisi lain siswa nampak keingintahuannya terhadap materi

pelajaran yang dibahas. 3) Keaktifan siswa dalam mengerjakan tugas

Page 68: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN .../Peningkatan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TAHUN 2011/2012 Oleh: WAHYU PRIYANTI commit to user PENINGKATAN PENGENALAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

masih rendah. 4) Siswa sudah memanfaatkan media dengan baik sesuai

dengan kegunaannya. 5) Kesungguhan siswa mengerjakan tugas individu

maupun kelompok masih kurang. 6) Hasrat untuk bertanya dan

mengeluarkan pendapat masih rendah karena siswa masih terlihat malu-

malu. 7) Siswa sudah cukup mempunyai kemauan untuk berdiskusi

dengan teman kelompok walaupun harus mendapat banyak bimbingan dari

guru. 8) Kreatif dan inisiatif siswa masih kurang karena belum berani

mengungkapkan ide yang ia miliki. 9) Keaktifan untuk membuat

kesimpulan pelajaran sudah cukup baik. 10) Keaktifan siswa dalam proses

pembelajaran sudah cukup baik. 11) Siswa sungguh-sungguh dalam

mengerjakan lembar kerja anak.

d) Refleksi

Berdasarkan kumpulan data yang diperoleh dari kolaborasi dengan

guru kelas, peneliti memperoleh temuan bahwa sebagian besar siswa

belum mampu menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru secara

optimal karena guru belum dapat menyampaikan informasi secara jelas.

Hal ini membuat kurangnya kesungguhan siswa dalam mengerjakan tugas.

Selain itu, masih ada beberapa siswa yang belum menunjukkan keaktifan

dalam bertanya. Mereka belum mempunyai keberanian untuk bartanya

atau mengungkapkan pendapatnya, kreatifitas dan inisiatif siswa masih

kurang karena mereka belum mampu mengembangkan ide yang dimiliki

mereka hanya asik dengan berbicara dengan temannya di luar materi

pelajaran.

Berdasarkan permasalahan yang telah dipaparkan di atas, maka

peneliti mencari solusi dengan memberikan arahan kembali kepada siswa

tentang tahapan-tahapan kerja kelompok dengan model kooperatif tipe

jigsaw. Untuk kelancaran proses diskusi, peneliti juga memberikan

motivasi berupa penghargaan baik secara verbal maupun non verbal

kepada siswa agar mereka lebih berani lagi dalam menyampaikan

Page 69: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN .../Peningkatan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TAHUN 2011/2012 Oleh: WAHYU PRIYANTI commit to user PENINGKATAN PENGENALAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

pendapat. Berkaitan dengan hal tersebut maka peneliti mengadakan

tindakan untuk siklus berikutnya.

2. Tindakan siklus II

Tindakan siklus 2 dilaksanakan selama 2 kali pertemuan. Tiap-tiap

pertemuan terdiri dari 120 menit yang dilaksanakan selama dua hari yaitu pada

tanggal 1 Juni 2012 dan 2 Juni 2012. Pada siklus II ini peneliti mengkaji

hasil renungan dari siklus I. Adapun tahapan-tahapan yang dilaksanakan

dalam siklus II adalah sebagai berikut:

a). Tahap Perencanaan

Berdasarkan hasil refleksi pelaksanaan pada siklu I telah diketahui

bahwa ada peningkatan pamahaman siswa terhadap materi pembelajaran

Berhitung tetapi belum maksimal. Hal tersebut ditunjukkan pada beberapa

siswa yang belum tuntas dalam pembelajaran berhitung.

Perencanaan pada siklus yang kedua ini adalah dengan melakukan

identifikasi masalah dan penetapan alternatif pemecahan masalah sebagai

berikut: 1) Guru menyampaikan materi dan informasi pembelajaran

dengan jelas dan memberikan arahan kembali kepada siswa tentang

tahapan-tahapan kerja kelompok dengan model kooperatif tipe jigsaw, 2)

Memberikan motivasi kepada siswa misalnya dengan memberikan

penghargaan baik verbal maupun non verbal, 3) Guru memperbaiki

pengelolaan kelas dengan membuat pembelajaran yang menarik siswa.

Peneliti melakukan langkah-langkah perencanaan pengenalan

berhitung dengan kooperatif jigsaw sebagai berikut: 1) Merencanakan

pembelajaran dengan kooperatif tipe jigsaw untuk dua kali pertemuan

dengan indikator: membuat kumpulan benda lebih banyak dan lebih

sedikit, menghubungkan gambar dengan angka yang melambangkannya,

menggambar dengan tiga variasi warna, menyebutkan hasil pengurangan,

finger painting, dan menjahit berfariasi, 2) Menentukan pokok bahasan

dan memberikan informasi kepada siswa mengenai materi pelajaran yang

akan dibahas dengan tujuan agar siswa lebih mempersiapkan diri lagi

Page 70: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN .../Peningkatan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TAHUN 2011/2012 Oleh: WAHYU PRIYANTI commit to user PENINGKATAN PENGENALAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

dalam melakukan kegiatan pembelajaran, 3) Menyiapkan sumber belajar

dan media pembelajaran, 4) Mengembangkan format evaluasi, 5)

Mengembangkan format observasi pembelajaran.

b) Pelaksanaan Tindakan

(1) Pertemuan I

Pertemuan pertama dilaksanakan pada tanggal 1 Juni 2012.

Pada pertemuan ini materi yang diajarkan mengambil tema Alam

Semesta, khususnya Bintang. Berikut ini dipaparkan kondisi riil yang

dialami selama proses belajar mengajar berlangsung.

Kegiatan Awal: a) Sebelum masuk kelas, siswa berbaris di

depan kelas untuk melaksanakan ikrar, setelah selesai siswa bersama-

sama menyanyikan lagu ”Bintang Kejora”, b) Setelah masuk kelas,

Guru mengawali pembelajaran dengan berdoa, c) Selanjutnya

melakukan tanya jawab dengan siswa yang berkaitan dengan materi

yang akan di ajarkan yaitu tentang ciptaan Tuhan khususnya Bintang,

d) Guru mempersiapkan model atau alat peraga yang dibutuhkan, e)

Selanjutnya guru memberikan apersepsi dengan mengkaitkan pada

pengalaman siswa dalam kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan

tema Alam Semesta khususnya tentang Bintang.

Kegiatan Inti: a) Sebelum pembelajaran dimulai, guru membagi

anak menjadi 3 kelompok ( disebut kelompok asal ), b) Anak yang

mendapat angka 1 berkumpul di meja 1, anak yang mendapat angka 2

berkumpul di meja 2, anak yang mendapat huruf 3 berkumpul di meja

3 ( di sebut kelompok ahli ), c) Setelah itu guru menjelaskan materi

yang harus di kerjakan oleh siswa, yaitu: di meja 1 (Kognitif) guru

menjelaskan tentang memberi tanda lebih banyak pada gambar bintang

yang banyak jumlahnya, dan tanda lebih sedikit pada gambar bintang

yang sedikit jumlahnya. Setelah memahaminya, anak diberi lembar

kerja anak sesuai dengan jumlah anggota kelompoknya masing-

masing, dan menyampaikan penjelasan dari guru tadi kepada teman-

Page 71: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN .../Peningkatan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TAHUN 2011/2012 Oleh: WAHYU PRIYANTI commit to user PENINGKATAN PENGENALAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

teman satu kelompoknya (kembali ke kelompok asal), di meja 2 (Seni)

guru menjelaskan tentang gambar bintang dengan 3 warna yang

berbeda dengan media crayon. Setelah memahaminya, anak diberi

lembar kerja anak sesuai dengan jumlah anggota kelompoknya

masing-masing, dan menyampaikan penjelasan dari guru tadi kepada

teman-teman satu kelompoknya (kembali ke kelompok asal), di meja 3

(Bahasa) guru menjelaskan tentang menghubungkan jumlah gambar

yang ada disebelah kiri dengan angka yang melambangkannya di

sebelah kanan dengan cara menarik garis. Setelah memahaminya, anak

diberi lembar kerja anak sesuai dengan jumlah anggota kelompoknya

masing-masing, dan menyampaikan penjelasan dari guru tadi kepada

teman-teman satu kelompoknya (kembali ke kelompok asal), d)

Setelah kembali ke kelompoknya masing-masing (kelompok asal),

kemudian lembar kerja yang telah di berikan kepada masing-masing

anak dalam kelompok ahli dikerjakan bersama-sama dalam satu

kelompok. Apabila sudah selesai, lembarkerja di kumpulkan di meja

sesuai dengan angkanya.

Kegiatan Akhir: a) Guru mengulas kembali tentang kegiatan

dan materi yang telah di lakukan selama pembelajaran tadi, b)

Memamerkan hasil dari pekerjaan anak-anak di depan kelas, kelompok

mana yang paling bagus dan paling jelek. Bagi kelompok yang paling

jelek, guru harus memberi motifasi kepada anak agar tetap semangat.

Memberitahu dimana kesalahan anak dan membetulkan bagaimana

seharusnya. Bagi kelompok yang paling bagus, guru memberi tepuk

tangan diikuti oleh anak-anak yang lain dan memberi penghargaan

berupa bintang di tangan, c) Menyanyikan lagu ”Bintang Kejora”

bersama-sama, d) Berdoa sebelum pulang, salam.

Agar lebih jelas maka kondisi siklus II pertemuan pertama

dalam pembelajaran pengenalan berhitung dapat dilihat dari tabel 5

dan grafik 4 di bawah ini:

Page 72: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN .../Peningkatan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TAHUN 2011/2012 Oleh: WAHYU PRIYANTI commit to user PENINGKATAN PENGENALAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

Tabel 5. Data Nilai Berhitung Siswa Kelompok B2 TK Aisyiyah 56

Baron Pada Siklus 2 Pertemuan Pertama

No Kategori

Bidang Pengembangan

Kognitif Seni Bahasa

Anak % Anak % Anak %

1 Tuntas 18 81,82 18 81,82 18 81,82

2 Setengah Tuntas 2 9,09 2 9,09 2 9,09

3 Tidak Tuntas 2 9,09 2 9,09 2 9,09

Jumlah 22 100 22 100 22 100

Dari tabel nilai berhitung pada siswa kelompok B2 TK Aisyiyah

Baron pada siklus 2 pertemuan pertama melalui penerapan model

kooperatif jigsaw, dapat disajikan dalam bentuk grafik 4 sebagai berikut:

Grafik 4. Grafik nilai Pembelajaran Berhitung Kelompok B2 TK

Aisyiyah Baron Pada Siklus 2 Pertemuan Pertama

0

4

8

12

16

20

Kog. Seni Bhs.

o

v

o

Page 73: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN .../Peningkatan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TAHUN 2011/2012 Oleh: WAHYU PRIYANTI commit to user PENINGKATAN PENGENALAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

(2) Pertemuan II

Pertemuan pertama dilaksanakan pada tanggal 2 Juni 2012.

Pada pertemuan ini materi yang diajarkan mengambil tema Alam

Semesta, khususnya Bulan. Berikut ini dipaparkan kondisi riil yang

dialami selama proses belajar mengajar berlangsung.

Kegiatan Awal: a) Sebelum masuk kelas, siswa berbaris di

depan kelas untuk melaksanakan ikrar, setelah selesai siswa bersama-

sama menyanyikan lagu ”Ambilkan Bulan”, b) Setelah masuk kelas,

Guru mengawali pembelajaran dengan berdoa, c) Selanjutnya

melakukan tanya jawab dengan siswa yang berkaitan dengan materi

yang akan di ajarkan yaitu tentang ciptaan Tuhan khususnya Bulan, d)

Guru mempersiapkan model atau alat peraga yang dibutuhkan, e)

Selanjutnya guru memberikan apersepsi dengan mengkaitkan pada

pengalaman siswa dalam kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan

tema Alam Semesta khususnya tentang Bintang.

Kegiatan Inti: a) Sebelum pembelajaran dimulai, guru membagi

anak menjadi 3 kelompok ( disebut kelompok asal ), b) Anak yang

mendapat angka 1 berkumpul di meja 1, anak yang mendapat angka 2

berkumpul di meja 2, anak yang mendapat huruf 3 berkumpul di meja

3 ( di sebut kelompok ahli ), c) Setelah itu guru menjelaskan materi

yang harus di kerjakan oleh siswa, yaitu: di meja 1 (Kognitif) guru

menjelaskan tentang menuliskan hasil pengurangan dari gambar bulan

pada kotak disebelah kanan dengan gambar bulan pada kotak disebelah

kiri. Setelah memahaminya, anak diberi lembar kerja anak sesuai

dengan jumlah anggota kelompoknya masing-masing, dan

menyampaikan penjelasan dari guru tadi kepada teman-teman satu

kelompoknya (kembali ke kelompok asal), di meja 2 (Seni) guru

menjelaskan tentang membuat gambar bulan dengan cara melukis

dengan jari (finger painting). Setelah memahaminya, anak diberi

lembar kerja anak sesuai dengan jumlah anggota kelompoknya

masing-masing, dan menyampaikan penjelasan dari guru tadi kepada

Page 74: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN .../Peningkatan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TAHUN 2011/2012 Oleh: WAHYU PRIYANTI commit to user PENINGKATAN PENGENALAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

teman-teman satu kelompoknya (kembali ke kelompok asal), di meja 3

(Fisik Motorik) guru menjelaskan tentang menjahit berfariasi dengan

benang kenur, gambar yang dijahit adalah bentuk bulan yang memiliki

15 lubang. Benang kenur dimasukkan secara bergantian kedalam

lubang, dan diakhir lubang kemudian benang kenur tersebut ditali

menjadi satu. Setelah memahaminya, anak diberi lembar kerja anak

sesuai dengan jumlah anggota kelompoknya masing-masing, dan

menyampaikan penjelasan dari guru tadi kepada teman-teman satu

kelompoknya (kembali ke kelompok asal), d) Setelah kembali ke

kelompoknya masing-masing (kelompok asal), kemudian lembar kerja

yang telah di berikan kepada masing-masing anak dalam kelompok

ahli dikerjakan bersama-sama dalam satu kelompok. Apabila sudah

selesai, lembarkerja di kumpulkan di meja sesuai dengan angkanya.

Kegiatan Akhir: a) Guru mengulas kembali tentang kegiatan

dan materi yang telah di lakukan selama pembelajaran tadi, b)

Memamerkan hasil dari pekerjaan anak-anak di depan kelas, kelompok

mana yang paling bagus dan paling jelek. Bagi kelompok yang paling

jelek, guru harus memberi motifasi kepada anak agar tetap semangat.

Memberitahu dimana kesalahan anak dan membetulkan bagaimana

seharusnya. Bagi kelompok yang paling bagus, guru memberi tepuk

tangan diikuti oleh anak-anak yang lain dan memberi penghargaan

berupa bintang di tangan, c) Menyanyikan lagu ”Ambilkan Bulan”

bersama-sama, d) Berdoa sebelum pulang, salam.

Agar lebih jelas maka kondisi siklus II pertemuan kedua dalam

pembelajaran pengenalan berhitung dapat dilihat dari tabel 6 dan

grafik 5 di bawah ini:

Page 75: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN .../Peningkatan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TAHUN 2011/2012 Oleh: WAHYU PRIYANTI commit to user PENINGKATAN PENGENALAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

Tabel 6. Data Nilai Berhitung Siswa Kelompok B2 TK Aisyiyah 56

BaronPada Siklus 2 Pertemuan Kedua

No Kategori

Bidang Pengembangan

Kognitif Seni Bahasa

Anak % Anak % Anak %

1 Tuntas 20 90,91 20 90,91 20 90,91

2 Setengah Tuntas 2 9,09 2 9,09 2 9,09

3 Tidak Tuntas 0 0 0 0 0 0

Jumlah 22 100 22 100 22 100

Dari tabel nilai berhitung pada siswa kelompok B2 TK Aisyiyah

Baron pada siklus 2 pertemuan kedua melalui penerapan model kooperatif

jigsaw, dapat disajikan dalam bentuk grafik 5 sebagai berikut:

Grafik 5. Grafik nilai Pembelajaran Berhitung Kelompok B2 TK

Aisyiyah Baron Pada Siklus 2 Pertemuan Kedua

0

4

8

12

16

20

Kog. Seni F.M

o

v

o

c) Observasi

Pada tahap ini peneliti mengadakan pengamatan terhadap sikap,

perilaku siswa selama pembelajaran berlangsung serta keterampilan guru

Page 76: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN .../Peningkatan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TAHUN 2011/2012 Oleh: WAHYU PRIYANTI commit to user PENINGKATAN PENGENALAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57

dalam pembelajaran berhitung dengan model pembelajaran kooperatif

metode jigsaw. Adapun data hasil observasi dalam siklus II menunjukkan

bahwa siswa aktif berpartisipasi dalam pembelajaran. Siswa sudah memiliki

motivasi dan keberanian untuk bertanya dan mengungkapkan pendapatnya.

Observasi juga dilaksanakan pada aktivitas guru dalam proses

pembelajaran. Adapun data hasil observasi diperoleh hasil kinerja guru

sebagai berikut: 1) Guru sudah menyampaikan materi dengan jelas dan dapat

dipahami dengan baik oleh siswa sehingga siswa memahami langkah-

langkah atau tahapan pembelajaran yang harus dilalui, 2) Guru sudah

menggunakan berbagai sumber bahan untuk proses pembelajaran, 3) Guru

memanfaatkan waktu dengan cukup baik sesuai dengan rencana, 4) Guru

sudah melaksanakan interaksi dengan siswa melalui tanya jawab dan siswa

mulai termotivasi untuk mengungkapkan gagasannnya, 5) Guru telah

memberikan bimbingan dengan baik pada siswa secara individu maupun

kelompok secara menyeluruh sehingga kegiatan siswa terpantau dengan

baik, 6) Guru memberikan kesempatan untuk bertanya dan merespon

pendapat siswa, 7) Guru sudah memberikan pujian atau perayaan atas

keberhasilan siswa. Siswa menjadi lebih bersemangat dalam mengikuti

pembelajaran, 8) Media yang digunakan oleh guru cukup baik karena sudah

sesuai dengan materi yang diajarkan, 9) Metode yang diterapkan guru sudah

cukup bervariasi sehingga dapat mengurangi tingkat kebosanan siswa, 10)

Guru cukup dapat mengkondisikan siswa ke arah pembelajaran yang

kondusif. Siswa sudah aktif dalam mengikuti tahapan pembelajaran yang

dilaksanakan, 11) Guru telah memberikan lembar kerja anak sebagai alat

untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam menguasai materi, 12)

Guru sudah memberikan kesempatan kepada siswa untuk membuat

kesimpulan atau rangkuman materi, 13) Guru sudah memberikan balikan

kepada siswa sebagai tindak lanjut pembelajaran sehingga pembelajaran

menjadi lebih bermakna.

Page 77: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN .../Peningkatan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TAHUN 2011/2012 Oleh: WAHYU PRIYANTI commit to user PENINGKATAN PENGENALAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

58

d) Refleksi

Sebagaimana yang dilakukan pada siklus I, pada siklus II juga

dilakukan diskusi yang mendalam terhadap derkripsi data yang dipaparkan

di atas. Pada lembar observasi aktivitas siswa terjadi perubahan keaktifan

yang cukup berarti. Pada siklus I siswa belum berani dan masih ragu-ragu

dalam menyampaikan gagasannya, namun pada siklus II siswa sudah

mempunyai keberanian untuk bertanya dan mengungkapkan pendapatnya.

Demikian juga dalam mengerjakan tugas kelompok atau diskusi, secara

keseluruhan siswa sudah memperlihatkan aktivitas yang baik. Siswa juga

menunjukkan peningkatan dalam pemahaman terhadap berhitung.

Dengan mempertimbangkan temuan nyata selama proses

pembelajaran serta diskusi dengan observer dan siswa, maka peneliti

menyimpulkan bahwa pembelajaran dengan kooperatif jigsaw sangat

menyenangkan karena dapat memupuk keberanian siswa dalam

menyampaikan pendapat dan lebih memperkaya rasa tanggungjawab siswa

baik terhadap dirinya maupun orang lain. Selain hal tersebut, ditunjukkan

pula peningkatan terhadap kemampuan berhitung anak yang signifikan. Dari

fakta tersebut maka penelitian tindakan kelas ini dianggap cukup dan

diakhiri pada siklus II.

C. Perbandingan Hasil Tindakan Antar Siklus

Berdasarkan pengamatan dari analisis data yang ada, dapat dilihat adanya

peningkatan aktivitas dan pemahaman siswa Kelompok B2 TK Aisyiyah Baron

dalam pembelajaran Berhitung sebagai berikut:

1. Aktivitas Siswa Selama Proses Pembelajaran Berhitung

Peningkatan aktivitas siswa dalam pembelajaran adalah siswa lebih

aktif memperhatikan penjelasan dari guru, siswa lebih aktif dalam

mengerjakan tugas-tugas dari guru, keberanian siswa untuk bertanya dan

menyampaikan pendapat meningkat, siswa mulai dapat mengembangkan

keterampilan dalam melaksanakan diskusi, kreativitas dan inisiatif siswa

berkembang, dan siswa lebih aktif dalam mengikuti proses pembelajaran

Page 78: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN .../Peningkatan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TAHUN 2011/2012 Oleh: WAHYU PRIYANTI commit to user PENINGKATAN PENGENALAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

59

sehingga timbul kemauan untuk menerapkan hasil pelajaran. Hal ini dapat

ditunjukkan dalam tabel 7 berikut ini:

Tabel 7. Lembar Hasil Observasi Aktivitas Siswa Kelompok B2 TK Aisyiyah

Baron Pada Pembelajaran Berhitung.

Sumber: Hasil observasi yang telah diolah

No

Kategori

Jumlah Persentase (%)

Siklus I Siklus II Siklus I Siklus II

1 2 1 2 1 2 1 2

1 Baik/tinggi 4 15 18 20 18,18 68,18 81,81 90,91

2 Cukup/sedang 5 5 2 2 22,72 22,72 9,09 9,09

3 Kurang/rendah 13 2 2 - 59,09 9,09 9,09 -

Berdasarkan hasil olahan observasi dari pengamatan di sini dapat kita

lihat prosentase hasil aktivitas siswa dalam pembelajaran berhitung dengan

menerapkan model pembelajaran kooperatif jigsaw secara individual dan

kelompok, dari siklus I pertemuan pertama siswa yang aktif (kategori

baik/tinggi) dalam pembelajaran sebesar 18,18%, siswa yang berkategori

cukup atau sedang sebanyak 22,72% dan siswa yang kurang aktif atau tingkat

keaktifannya rendah adalah sebesar 18,18%. Dalam pertemuan yang kedua,

siswa yang aktif sebanyak 68,18% dan siswa yang dalam kategori cukup

sebesar 22,72% dan siswa yang kurang aktif atau tingkat keaktifannya rendah

adalah sebesar 9.09%. Pada siklus II pertemuan pertama 81,81% siswa aktif

mengikuti pembelajaran dan 9,09% siswa lainnya termasuk dalam kategori

cukup/sedang, dan siswa yang kurang aktif atau tingkat keaktifannya rendah

adalah sebesar 9,09%. Dalam pertemuan yang kedua 90,91% siswa aktif

mengikuti pembelajaran dan 9,09% siswa lainnya termasuk dalam kategori

cukup/sedang.

2. Hasil Proses Pembelajaran Matematika

Peningkatan hasil dari proses pembelajaran Matematika adalah siswa

lebih dapat memahami konsep sifat-sifat bangun ruang karena telah mengikuti

Page 79: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN .../Peningkatan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TAHUN 2011/2012 Oleh: WAHYU PRIYANTI commit to user PENINGKATAN PENGENALAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

60

setiap langkah atau tahapan pembelajaran dengan sungguh-sungguh. Hal ini

dapat ditunjukkan dalam deskripsi berikut ini:

a) Data Hasil Belajar Berhitung Kelompok B2 Sebelum dilaksanakan

Tindakan

Dari daftar nilai yang terlampir, dapat diketahui bahwa nilai

Berhitung sebelum dilaksanakan tindakan yaitu siswa yang memperoleh

kriteria ketuntasan yaitu bulat penuh sebanyak 4 siswa dari 22 siswa.

Siswa yang mendapat predikat setengah tuntas sebanyak 5 anak, dan yang

mendapat predikat tidak tuntas sebanyak 13 siswa. Berarti siswa yang

mendapat kriteria ketuntasan hanya 4 siswa atau 18,18%.

b) Data Hasil Belajar Berhitung Kelompok B2 Siklus I

Berdasarkan hasil tes pada siklus I selama dua kali pertemuan,

dapat diketahui nilai pembelajaran Berhitung seperti di bawah ini:

(1) Pada pertemuan pertama siswa yang memperoleh nilai ketuntasan

bulat penuh sebanyak 4 siswa dari 22 siswa, yang mendapat predikat

setengah tuntas sebanyak 5 siswa, dan yang mendapat predikat tidak

tuntas sebanyak 13 siswa. Dengan demikian prosentase ketuntasan

yang di peroleh adalah 18,81%.

(2) Pada pertemuan kedua siswa yang memperoleh nilai ketuntasan bulat

penuh sebanyak 15 siswa dari 22 siswa, yang mendapat predikat

setengah tuntas sebanyak 5 siswa, dan yang mendapat predikat tidak

tuntas sebanyak 2 siswa. Dengan demikian prosentase ketuntasan yang

di peroleh adalah 68,18%.

Prosentase ketuntasan pada belajar berhitung pada siswa kelompok

B2 pada pertemuan I dan pertemuan II siklus I adalah sebesar 68,18% atau

sebanyak 15 siswa.

c) Data Hasil Belajar Berhitung Kelompok B2 Silkus II

Berdasarkan hasil tes pada siklus II selama dua kali pertemuan,

dapat diketahui nilai pembelajaran Berhitung seperti di bawah ini:

(1) Pada pertemuan pertama siswa yang memperoleh nilai ketuntasan

bulat penuh sebanyak 18 siswa dari 22 siswa, yang mendapat predikat

Page 80: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN .../Peningkatan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TAHUN 2011/2012 Oleh: WAHYU PRIYANTI commit to user PENINGKATAN PENGENALAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

61

setengah tuntas sebanyak 2 siswa, dan yang mendapat predikat tidak

tuntas sebanyak 2 siswa. Dengan demikian prosentase ketuntasan yang

di peroleh adalah 81,82%.

(2) Pada pertemuan kedua siswa yang memperoleh nilai ketuntasan bulat

penuh sebanyak 20 siswa dari 22 siswa, dan yang mendapat predikat

setengah tuntas sebanyak 2 siswa. Dengan demikian prosentase

ketuntasan yang di peroleh adalah 90,91%

Prosentase ketuntasan pada belajar berhitung pada siswa kelompok

B2 pada pertemuan I dan pertemuan II siklus II adalah sebesar 90,91%

atau sebanyak 20 siswa.

D. Pembahasan Hasil Penelitian

Dengan melihat hasil penelitian dari beberapa tabel di atas dapat diketahui

adanya peningkatan proses pembelajaran terutama pemahaman siswa terhadap

materi pada masing-masing siklus melalui penerapan model kooperatif metode

jigsaw. Peningkatan terlihat dari perhitungan rata-rata nilai belajar yang diperoleh

siswa pada kondisi awal sebelum dilaksanakan tindakan dan setelah dilaksanakan

tindakan siklus I dan silkus II yang masing-masimg siklusnya dilaksanakan dua

kali pertemuan. Hal ini dapat dilihat pada tabel 8 seperti berikut:

Tabel 8. Rata-rata nilai Berhitung Kelompok B2 TK Aisyiyah Baron

Pada Kondisi Awal, Siklus I dan Siklus II

No Pembelajaran

Matematika

Sebelum

Tindakan

Sesudah Dilaksanakan

Tindakan

Siklus I Siklus II

1 Persentase 59,09% 68,18% 90,91%

Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa jumlah siswa yang

mendapat predikat tuntas mengalami peningkatan yang signifikan. Hal ini

merefleksikan bahwa pembelajaran pengenalan berhitungg yang dilaksanakan

oleh guru dapat dinyatakan berhasil.

Page 81: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN .../Peningkatan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TAHUN 2011/2012 Oleh: WAHYU PRIYANTI commit to user PENINGKATAN PENGENALAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

62

Peningkatan prosentase berhitung melalui penerapan pembelajaran dengan

model kooperatif jigsaw dapat disajikan dalam grafik 6 sebagai berikut:

Grafik 6. Peningkatan prosentase berhitung melalui penerapan pembelajaran

dengan model kooperatif jigsaw Kelompok B2 TK Aisyiyah Baron Sebelum

Tindakan, Siklus I, dan Siklus II

0

20

40

60

80

100

Pra S.1 S.2

Persentase

Hambatan-hambatan yang ditemui pada masing-masing siklus berbeda-

beda, antara lain: pada siklus I hambatan yang dijumpai adalah guru masih belum

dapat menyampaikan materi dengan jelas dan kurang dapat dipahami oleh siswa

karena terlalu cepat dalam menjelaskan, guru belum memberikan motivasi baik

pada individu maupun kelompok sehingga siswa masih belum barani dalam

menjawab pertanyaan atau mengungkapkan gagasannya dalam kelompok, dan

belum dapat mengkondisikan siswa ke arah pembelajaran yang kondusif.

Upaya untuk mengatasi hambatan yang ada pada siklus I yang

dilaksanakan di siklus II dalam upaya perbaikan adalah dengan memberikan

arahan kembali kepada siswa tentang tahapan-tahapan kerja kelompok dengan

model kooperatif tipe jigsaw secara tepat dan jelas, dan memberikan motivasi

berupa penghargaan baik secara verbal maupun non verbal kepada siswa agar

mereka lebih berani lagi dalam menyampaikan pendapat. Pembelajaran pada

siklus II sudah berhasil sehingga tidak ada hambatan yang berarti.

Page 82: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN .../Peningkatan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TAHUN 2011/2012 Oleh: WAHYU PRIYANTI commit to user PENINGKATAN PENGENALAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

63

Dengan demikian dapat diketahui bahwa salah satu upaya untuk

meningkatkan pemahaman terhadap pembelajaran berhitung pada Kelompok B2

TK Aisyiyah Baron yaitu dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif

metode jigsaw. Hal ini terjadi karena pembelajaran dengan model kooperatif

metode jigsaw dapat merangsang keberanian siswa untuk bertanya dan

menyampaikan gagasan serta aktif mengembangkan kreativitas dan inisiatifnya.

Dalam hal tersebut siswa juga dituntut untuk lebih bertanggungjawab bukan

hanya pada dirinya sendiri tetapi juga kepada orang lain.

Page 83: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN .../Peningkatan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TAHUN 2011/2012 Oleh: WAHYU PRIYANTI commit to user PENINGKATAN PENGENALAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

64

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam dua

siklus tersebut di atas, ternyata hipotesis yang di rumuskan telah terbukti

kebenarannya. Dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw

dapat meningkatkan pengenalan berhitung pada siswa kelompok B2 di TK

Aisyiyah Baron tahun ajaran 2011/2012. Hal ini terbukti pada kondisi awal

sebelum dilaksanakan tindakan siswa yang nilainya belum dapat memenuhi

kriteria ketuntasan yaitu mendapat simbol bulat penuh sebanyak 13 anak dari 22

anak dengan prosentase ketuntasan sebesar 59,09%, siklus I anak yang mendapat

simbol bulat penuh meningkat sebanyak 15 anak dengan prosensate ketuntasan

sebesar 68,18%, dan siklus II anak yang mendapat simbol bulat penuh meningkat

menjadi 20 anak dengan prosensate ketuntasan sebesar 90%. Dengan demikian

penerapan pembelajaran Model kooperatif metode jigsaw dapat dilaksanakan

untuk meningkatkan kualitas pembelajaran pengenalan berhitung pada kelompok

B2 TK Aisyiyah Baron.

B. Implikasi

Berdasarkan hasil penelitian di atas terbukti model kooperatif metode

jigsaw dapat meningkatkan pengenalan berhitung pada siswa. Sehubungan dengan

penelitian ini maka dapat dikemukakan implikasi hasil penelitian sebagai berikut:

1. Implikasi Teoritis

Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran dengan

menerapkan model kooperatif metode jigsaw dapat meningkatkan pengenalan

berhitung pada siswa, hal itu dapat ditinjau dari hal seperti di bawah ini:

a. Dalam menyajikan materi pelajaran, guru harus dapat memilih model

pembelajaran yang tepat agar siswa mampu menguasai konsep-konsep

dalam pembelajaran dengan baik. Pembelajaran dengan menggunakan

model kooperatif metode jigsaw dapat meningkatkan pengenalan

64

Page 84: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN .../Peningkatan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TAHUN 2011/2012 Oleh: WAHYU PRIYANTI commit to user PENINGKATAN PENGENALAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

65

berhitung pada anak kelompok B2 TK Aisyiyah Baron karena

pembelajaran ini melibatkan relasi antara guru dengan siswa serta siswa

dengan siswa, siswa diberi kebebasan untuk mengungkapkan pendapatnya

dalam kelompok.

b. Di dalam proses pembelajaran, pemberian motivasi pada siswa juga sangat

penting. Motivasi diberikan agar siswa dapat belajar dengan baik sehingga

siswa mempunyai keinginan untuk berpikir, memusatkan perhatian, dan

melaksanakan kegiatan yang menunjang dalam proses pembelajaran.

Motivasi dapat ditanamkan pada diri siswa dengan memberikan lembar

kerja anak, memberikan kesempatan untuk berpartisipasi dalam proses

pembelajaran dan memberikan penghargaan terhadap keberhasilan siswa

dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran. Pentingnya menerapkan

model pembelajaran yang bervariasi dan inovatif, salah satunya adalah

model kooperatif metode jigsaw yang terbukti dapat menciptakan suasana

belajar yang menyenangkan sehingga terjalin hubungan yang hangat dan

bersahabat antara siswa dengan guru.

c. Prosentase pemahaman siswa tentang berhitung, sikap serta keterampilan

siswa meningkat. Hal ini terbukti adanya peningkatan keberanian siswa

dalam mengungkapkan pendapatnya dalam kelompok, interaksi dengan

guru maupun siswa lain, kemauan kerjasama kelompok meningkat,

mampu mendemonstrasikan hasil diskusi dengan baik, inisiatif dan

kreativitas meningkat serta mampu menyelesaikan soal dengan baik.

Dengan partisipasi siswa dalam pembelajaran yang meningkat, kondisi

kelas menjadi lebih kondusif dan pada akhirnya kemampuan berhitung

pada siswa kelompok B2 TK Aisyiyah Baron Meningkat.

d. Penerapan pembelajaran kooperatif metode jigsaw secara tepat sehingga

kemampuan anak dalam berhitung meningkat.

2. Implikasi Praktis

Hasil penelitian ini dapat digunakan oleh guru untuk menentukan

strategi dan model pembelajaran yang tepat sehingga dapat meningkatkan

Page 85: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN .../Peningkatan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TAHUN 2011/2012 Oleh: WAHYU PRIYANTI commit to user PENINGKATAN PENGENALAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

66

kualitas proses belajar mengajar sehubungan dengan tujuan yang akan dicapai

oleh siswa.

Berdasarkan temuan dan pembahasan hasil penelitian yang telah

dijelaskan pada bab IV di atas, maka penelitian ini dapat digunakan dan

dikembangkan oleh guru yang menghadapi masalah yang sejenis yang pada

umumnya dimiliki oleh sebagian besar siswa. Adanya kendala yang dihadapi

dalam pembelajaran matematika melalui model kooperatif metode jigsaw

harus diatasi semaksimal mungkin. Oleh karena itu keaktifan, kreativitas,

motivasi dan kemampuan sangat mendukung keberhasilan pembelajaran

khususnya pengenalan berhitung.

C. Saran

Sesuai dengan saran dan implikasi hasil penelitian, maka ada beberapa

saran yang dapat dipergunakan sebagai bahan pertimbangan antara lain:

1. Bagi Sekolah

Hendaknya di TK Aisyiyah Baron mengupayakan pelatihan bagi guru

untuk dapat mendukung pelaksanaan pembelajaran agar tujuan pembelajaran

dapat tercapai sesuai dengan harapan.

2. Bagi Guru

a. Sebaiknya guru di TK Aisyiyah Baron meningkatkan kompetensi

keprofesionalannya dengan merancang proses pembelajaran yang kreatif

dan inovatif sehingga siswa menjadi lebih tertarik dan pembelajaran akan

menjadi lebih kondusif dan bermakna. Hal ini membuat siswa tidak mudah

bosan dan tetap termotivasi untuk mengikuti proses pembelajaran yang

pada akhirnya dapat meningkatkan pemahaman konsep pada materi

pelajaran.

b. Guru hendaknya mengupayakan tindak lanjut terhadap penerapan model

kooperati metode jigsaw pada pembelajaran yang dilaksanakan di TK

Aisyiyah Baron.

Page 86: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN .../Peningkatan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TAHUN 2011/2012 Oleh: WAHYU PRIYANTI commit to user PENINGKATAN PENGENALAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

67

3. Bagi Siswa

Siswa di TK Aisyiyah Baron harus lebih mengembangkan inisiatif,

kreativitas, keaktifan, motivasi belajar dan mengembangkan keberanian

menyampaikan gagasan dalam proses pembelajaran untuk menambah

pengetahuan dan meningkatkan prestasi belajar.

4. Bagi Peneliti Lain

Peneliti yang hendak mengkaji permasalahan yang sama hendaknya

lebih cermat dan lebih mengupayakan pengkajian teori-teori yang berkaitan

dengan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw guna melengkapi kekurangan

yang ada serta sebagai salah satu alternatif dalam meningkatkan pemahaman

konsep siswa yang belum tercakup dalam penelitian ini agar diperoleh hasil

yang lebih baik.