perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN filetonggak sejarah masalah lingkungan...

39
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Isu lingkungan hidup kini bukan hanya menjadi isu lokal maupun nasional lagi, melainkan sudah menjadi tugas bagi seluruh negara di dunia untuk memperbaiki dan melestarikan lingkungan hidup. Penggunaan bahan bakar fosil, pemborosan energi, penebangan hutan, berbagai polusi merupakan sebagian hal yang menyebabkan bumi menjadi tidak sehat lagi keadaannya. Hal ini menyebabkan berbagai kerusakan di bumi dan lingkungan, seperti timbulnya efek rumah kaca, pemanasan global, perubahan iklim, hujan asam, dan lain sebagainya. Sebenarnya, sudah sejak tahun 1970an lingkungan hidup menjadi sebuah agenda politik, ekonomi, dan bisnis global. Pada 15 Juni 1972 diselenggarakanlah konferensi PBB tentang lingkungan hidup di Stockholm, Swedia. Di Indonesia, tonggak sejarah masalah lingkungan hidup dimulai dengan diselenggarakannya Seminar Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Pembangunan Nasional oleh Universitas Pajajaran Bandung pada tanggal 15 – 18 Mei 1972. Sejak tahun 1987, bahasan mengenai pembangunan berkelanjutan telah digunakan dalam dimensi ekonomi, sosial, dan lingkungan untuk kelangsungan hidup di masa mendatang. Seperti yang disebutkan oleh Charles Vtek dan Linda Steg dalam Journal of Social Issues, Vol. 63, No. 1 tahun 2007.

Transcript of perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN filetonggak sejarah masalah lingkungan...

Page 1: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN filetonggak sejarah masalah lingkungan hidup dimulai dengan diselenggarakannya Seminar Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Pembangunan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Isu lingkungan hidup kini bukan hanya menjadi isu lokal maupun nasional

lagi, melainkan sudah menjadi tugas bagi seluruh negara di dunia untuk

memperbaiki dan melestarikan lingkungan hidup. Penggunaan bahan bakar fosil,

pemborosan energi, penebangan hutan, berbagai polusi merupakan sebagian hal

yang menyebabkan bumi menjadi tidak sehat lagi keadaannya. Hal ini

menyebabkan berbagai kerusakan di bumi dan lingkungan, seperti timbulnya efek

rumah kaca, pemanasan global, perubahan iklim, hujan asam, dan lain sebagainya.

Sebenarnya, sudah sejak tahun 1970an lingkungan hidup menjadi sebuah

agenda politik, ekonomi, dan bisnis global. Pada 15 Juni 1972 diselenggarakanlah

konferensi PBB tentang lingkungan hidup di Stockholm, Swedia. Di Indonesia,

tonggak sejarah masalah lingkungan hidup dimulai dengan diselenggarakannya

Seminar Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Pembangunan Nasional oleh

Universitas Pajajaran Bandung pada tanggal 15 – 18 Mei 1972. Sejak tahun 1987,

bahasan mengenai pembangunan berkelanjutan telah digunakan dalam dimensi

ekonomi, sosial, dan lingkungan untuk kelangsungan hidup di masa mendatang.

Seperti yang disebutkan oleh Charles Vtek dan Linda Steg dalam Journal of

Social Issues, Vol. 63, No. 1 tahun 2007.

Page 2: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN filetonggak sejarah masalah lingkungan hidup dimulai dengan diselenggarakannya Seminar Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Pembangunan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

Environmental sustainability is a key issue for human societies throughoutthe 21st century’s world. All countries need to secure sufficient quality—inthe short and the long term—of natural resources, ecosystems, and thediversity of plant and animal species, including the human livingenvironment. Since 1987, the term “sustainable development” has beenused to denote economic, social, and environmental dimensions of ourfuture survival (WCED, 1987; see Robinson, 2004, for a conceptualreview). In this issue, we focus on environmental sustainability and itsrelation to human quality of life. Our focus is on positive and negativequalities of human living environments including nature for people, onwhat they “do” to people, what people “do” to them, and how this couldbe changed for the common good. (Charles Vtek and Linda Steg, HumanBehavior and Environmental Sustainability: Problems, Driving Forces,and Research Topics, 2007:1)

Pemerintah Indonesia sendiri kini sudah corcern akan isu lingkungan

hidup. Contohnya adalah seperti yang dikutip dari siaran pers Kementrian ESDM,

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Jero Wacik, pada Kamis

(14/3) meresmikan Peluncuran Buku Hemat Energi (dan Air) Untuk Siswa

Tingkat SD dan SMP ( http://www.esdm.go.id/siaran-pers/55-siaran-pers/6224-

menteri-esdm-luncurkan-buku-edukasi-hemat-energi-dan-air-untuk-siswa-tingkat-

sd-dan-smp.html). Buku ini berisikan berbagai edukasi mengenai penghematan

energi yang ditujukan pada anak-anak usia SD-SMP.

Selain itu, Undang-Undang mengenai pencegahan dan pemberantasan

hutan juga telah di sahkan pada tahun 2012. Joko Widodo selaku Gubernur DKI

Jakarta juga mengeluarkan seruan tentang diet kantong plastik karena plastik

sangat tidak ramah lingkungan. Ada pula Undang-Undang no 18 tahun 2008

tentang pengelolaan sampah. Dalam Undang-Undang ini dijelaskan kewajiban

untuk mengelola, mengurangi, dan menangani sampah dengan cara berwawasan

lingkungan.

Page 3: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN filetonggak sejarah masalah lingkungan hidup dimulai dengan diselenggarakannya Seminar Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Pembangunan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

Presiden secara nyata juga telah menuangkan instruksinya untuk

penghematan energi dalam Instruksi Presiden Nomor 13 Tahun 2011 tentang

Penghematan Energi dan Air. Namun, tak puas hanya dengan instruksi presiden

tersebut, DPR RI juga berencana untuk membuat undang-undang mengenai

penghematan energi dan air.

Implementasi hemat energi juga digalakkan oleh PT Bakrieland

Development Tbk. Perusahaan pengembang di bidang resor dan perhotelan,

infrastruktur, dan properti ini secara ketat melakukan efisiensi energi di hampir

setiap area perkantorannya. Tak hanya itu, berbagai perusahaan elektronik, dan

mesin seperti mobil dan motor tengah dengan gencar mengembangkan,

memproduksi, dan mempromosikan berbagai produk hemat energi mereka.

Perilaku mengenai ramah lingkungan juga mulai banyak didukung oleh

kaum muda. Para peneliti menemukan bahwa, dalam populasi pada usia 12-24

tahun perilaku ramah lingkungan dimotivasi oleh rasa bahwa masyarakat sekitar

bertanggung jawab untuk merawat lingkungan. Perilaku pro lingkungan juga

dikaitkan dengan kekhawatiran dan pengetahuan tentang masalah-masalah

lingkungan. Diperlukan strategi yang potensial untuk memotivasi kaum muda

dalam memberikan kontribusi pada gerakan ramah lingkungan dan meningkatkan

fokus pada membangun kesadaran atas lingkungan (Fielding, K. S., & Head, B.

W. Environtmental Education Research Issue 3: 5, 2012).

Banyak pihak yang telah berkomitmen dalam menjaga kelestarian

lingkungan. Mulai dari organisasi-organisasi baik internasional maupun nasional

seperti World Wide Found for Nature (WWF), Greenpeace, dan Wahana

Page 4: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN filetonggak sejarah masalah lingkungan hidup dimulai dengan diselenggarakannya Seminar Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Pembangunan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

Lingkungan Hidup (WALHI). Selain organisasi, banyak pula gerakan berbasis

komunitas yang corcern pada isu lingkungan seperti Indonesia Berkebun,

Gerakan Indonesia Diet Kantong Plastik, serta Earth Hour.

Dari sekian banyak gerakan mengenai lingkungan, salah satunya adalah

Earth Hour. Earth Hour adalah sebuah kegiatan global untuk melakukan

penghematan energi dengan mematikan listrik selama 60 menit dibawah naungan

WWF bidang perubahan iklim dan diadakan pada Sabtu terakhir bulan Maret

setiap tahunnya. Kegiatan tahunan ini meminta rumah-rumah dan perkantoran

untuk memadamkan lampu dan peralatan listrik yang tidak perlu selama satu jam

untuk meningkatkan kesadaran atas perlunya tindakan terhadap perubahan iklim.

Earth Hour sendiri merupakan sebuah gerakan yang berbasis volunteer.

Earth Hour berawal dari kampanye kolaborasi antara WWF-Australia,

Fairfax Media, dan Leo Burnett untuk kota Sydney, Australia, dengan tujuan

mengurangi gas rumah kaca di kota tersebut sebanyak 5% pada tahun 2007.

Keberhasilan kampanye ini diharapkan dapat diadopsi oleh masyarakat,

komunitas, bisnis, serta pemerintah lain di seluruh dunia sehingga seluruh warga

dunia dapat menunjukkan bahwa sebuah aksi individu yang sederhana sekalipun

bila dilakukan secara massal akan membuat kehidupan di bumi menjadi lebih

baik.

Earth Hour merupakan gerakan terbesar untuk planet bumi dalam sejarah

manusia, yang meliputi 6.950 kota dari 153 negara dengan jangkauan digital

mencapai 200.000.000 manusia di tahun 2013. Earth Hour lebih, lebih dari

Page 5: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN filetonggak sejarah masalah lingkungan hidup dimulai dengan diselenggarakannya Seminar Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Pembangunan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

sekedar gerakan seremonial mematikan listrik selama satu jam, melainkan sebuah

gerakan berkelanjutan menyetir tindakan besar dan kecil untuk bumi.

Dampak gerakan Earth Hour telah terasa di beberapa negara, seperti di

Vietnam, permintaan listrik turun 500.000 kWh selama Earth Hour 2010. Di

Amerika Serikat, survei menunjukkan bahwa sekitar 90.000.000 warga Amerika

Serikat berpartisipasi dalam Earth Hour ketika lampu dipadamkan di seluruh

negara ini, termasuk markah tanah seperti Mount Rushmore, Las Vegas Strip,

Empire State Building dan Air Terjun Niagara.

Salah satu provinsi Kanada, Ontario, tak termasuk kota Toronto,

memperlihatkan penurunan permintaan listrik sebesar 6% sementara Toronto

mengalami penurunan 15.1% (hampir berlipat dari 8.7% pada tahun sebelumnya)

setelah banyak perkantoran digelapkan, termasuk CN Tower. Operator listrik

Swedia Svenska Kraftnät mencatat penurunan konsumsi listrik 2.1% dari jumlah

yang diperkirakannya antara pukul 20:00 dan 21:00. Di jam berikutnya, jumlah ini

mencapai 5%. Ini menyamai konsumsi sekitar setengah juta rumah dari total 4.5

juta rumah di Swedia. Menurut Perusahaan Listrik Vietnam, permintaan listrik

Vietnam turun hingga 140.000 kWh selama Earth Hour. Filipina mampu

menghemat 611 MWh listrik selama masa satu jam tersebut, dan dikatakan sama

dengan mengistirahatkan selusin pembangkit listrik tenaga batubara selama satu

jam.

Di Indonesia, gerakan Earth Hour dimulai pada Sabtu, 28 Maret 2009

pukul 20.30 – 21.30. Gerakan ini langsung mendapatkan dukungan dari Gubernur

DKI Jakarta sebagai duta dengan mematikan lima ikon di Jakarta seperti Patung

Page 6: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN filetonggak sejarah masalah lingkungan hidup dimulai dengan diselenggarakannya Seminar Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Pembangunan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

Pemuda, Bundaran HI, Patung Arjuna Wiwaha, Monas, Balai Kota, dan kantor-

kantor pemerintahan daerah DKI Jakarta seperti kantor walikota, kecamatan, dan

kelurahan (http://earthhour.wwf.or.id/sejarah_eh.php#.UvQ9dWKSxlo).

Banyak perkembangan setelah gerakan Earth Hour berjalan selama empat

tahun di Indonesia. Hingga tahun 2013 ini sudah ada 33 kota di Indonesia yang

turut berpartisipasi dalam Earth Hour. Seperti Banda Aceh, Medan, Pekan Baru,

Jabodetabek, Bandung, Cimahi, Semarang, Solo, Yogyakarta, Surabaya, Malang,

dan sebagainya. Kelompok masyarakat, komunitas, media massa, korporasi, dan

pemerintahan kota pun turut mendukung Earth Hour. Pertumbuhan Earth Hour

yang luas di Indonesia juga didukung oleh adanya sosial media seperti twitter,

blog, youtube, dan sebagainya. Selain itu, Earth Hour tak hanya concern pada

kegiatan-kegiatan penghematan energi saja melainkan juga mengajak masyarakat

untuk melakukan gaya hidup ramah lingkungan.

Earth Hour Indonesia memiliki tujuan kampanye berupa adanya

perubahan gaya hidup yang lebih ramah lingkungan melalui pesan kampanyenya

yakni penghematan energi, sampah, dan 3R yakni reduce, reuse, dan recycle.

Reduce merupakan pengurangan, dimana diharapkan masyarakat melakukan

pengurangan atau penghematan seperti menggunakan dua sisi kertas untuk

mengurangi penggunaan kertas. Pengurangan penggunaan bahan bakar dengan

menggunakan transportasi umum. Reuse adalah menggunakan kembali seperti

tidak hanya menggunakan kantong plastik untuk sekali pakai, menggunakan

botol-botol bekas sebagai media pot, dan sebagainya. Recycle adalah daur ulang,

seperti mengolah kembali sampah menjadi benda layak pakai.

Page 7: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN filetonggak sejarah masalah lingkungan hidup dimulai dengan diselenggarakannya Seminar Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Pembangunan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

Kampanye gaya hidup ramah lingkungan oleh Earth Hour ini selaras

dengan pemikiran Andras Takacs dalam Research in Human Ecology vol. 14

tahun 2007 bahwa environtmental concern as an environtmental attitude. Dimana

perhatian terhadap lingkungan dilakukan melalui tindakan-tindakan yang ramah

lingkungan dan tidak merusak lingkungan.

Untuk penelitian ini, peneliti mengambil studi kasus pada Earth Hour

Solo. Earth Hour di kota Solo sendiri sudah mulai berkembang di tahun 2012

yang ditandai dengan event 60+ mematikan lampu selama 60 menit pada tanggal

31 Maret 2012. Event 60+ ini dipusatkan di daerah Ngarsopuro. Acara inti dari

kegiatan ini yakni mematikan lampu penerangan jalan, gedung, serta reklame di

sepanjang Jl Slamet Riyadi serta Koridor Ngarsopuro pada pukul 20.30 – 21.30.

Event 60+ tahun kedua di kota Solo bahkan disambut dengan pemadaman

lampu di 100 titik selama satu jam mulai pukul 20.30 – 21.30 pada tanggal 23

Maret 2013. Berbagai elemen seperti Pemerintah Kota Solo, kantor-kantor

BUMN dan swasta, serta masyarakat turut berpartisipasi untuk mematikan lampu

dan ini memenuhi target dari Earth Hour Solo itu sendiri

Setelah dua tahun Earth Hour berjalan di kota Solo, setidaknya sudah ada

300an volunteer yang mendaftarkan diri untuk turut mengkampanyekan gaya

hidup ramah lingkungan. Selain melancarkan aksi kampanye melalui para

volunteer dan acara 60+nya, Earth Hour Solo juga terus mengkampanyekan gaya

hidup ramah lingkungan melalui berbagai media dan cara. Seperti mengadakan

talkshow yang bertemakan lingkungan dan pesan penghematan energi, kunjungan

Page 8: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN filetonggak sejarah masalah lingkungan hidup dimulai dengan diselenggarakannya Seminar Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Pembangunan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

ke sekolah, mal, dan berbagai corporate, serta pembuatan merchandise dengan

tema lingkungan.

Selain berkampanye melalui kegiatan offline seperti yang disebutkan di

atas, Earth Hour Solo juga melancarkan aksinya melalui berbagai media online.

Seperti twitter, facebook, tmbler, bahkan Earth Hour Solo merupakan satu-

satunya Earth Hour cabang kota di Indonesia yang memiliki website pribadi

dengan alamat www.earthhoursolo.org. Pada tahun 2013, Earth Hour Solo

merupakan salah satu Earth Hour cabang kota yang aksi-aksi kampanyenya

banyak diliput oleh media, baik itu media cetak maupun media televisi lokal dan

nasional.

Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti ingin meneliti mengenai

strategi komunikasi Earth Hour Solo dalam mengkampanyekan gaya hidup ramah

lingkungan dengan menggunakan studi komunikator dimana studi komunikator

ini akan menguji kredibilitas Earth Hour Solo sebagai komunikator kampanye

gaya hidup ramah lingkungan.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, dapat ditarik rumusan masalah sebagai

berikut:

Bagaimana strategi komunikasi yang dilakukan oleh Earth Hour dalam

kampanye gaya hidup ramah lingkungan di kota Solo?

Page 9: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN filetonggak sejarah masalah lingkungan hidup dimulai dengan diselenggarakannya Seminar Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Pembangunan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana strategi

komunikasi yang dilakukan oleh Earth Hour dalam kampanye gaya hidup ramah

lingkungan.

1.4 Manfaat Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian yang telah dijabarkan di atas, penelitian ini

bermanfaat untuk memberikan gambaran mengenai strategi komunikasi yang

dilakukan oleh Earth Hour Solo dalam mengkampanyekan gaya hidup ramah

lingkungan.

1.5 Tinjauan Pustaka

a. Komunikasi

Komunikasi berasal dari kata latin communis yang berarti “sama”,

communico, communication, atau communicare yang berarti “membuat sama”

(Mulyana, 2005: 41). Komunikasi menyarankan bahwa suatu pikiran, suatu

makna, atau suatu pesan dianut secara sama. Sedangkan Houland dalam (Effendy,

2003:10) menyatakan bahwa komunikasi adalah perubahan perilaku orang lain.

Adapun menurut Katz dan Khan dalam (Ruslan,2003:83), mengemukakan

komunikasi adalah pertukaran informasi dan penyampaian makna merupakan hal

utama dari suatu sistem sosial atau organisasi. Jadi komunikasi sebagai “ proses

penyampaian informasi dan pengertian dari satu orang lain ke orang lain dan satu

Page 10: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN filetonggak sejarah masalah lingkungan hidup dimulai dengan diselenggarakannya Seminar Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Pembangunan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

– satunya cara mengolah aktivitas dalam suatu organisasi adalah melalui proses

komunikasi”.

Frank Dance menyebutkan, ada tiga dimensi konseptual penting yang

mendasari definisi-definisi komunikasi. Dimensi pertama adalah tingkat observasi

(level of observation) atau derajat keabstrakan. Dimensi kedua adalah kesengajaan

(intentionality). Dan dimensi ketiga adalah penilaian normatif (Mulyana,

2005:60).

Dalam dimensi tingkat observasi, Dance menganggap bahwa terlalu umum

jika mendefinisikan komunikasi sebagai proses yang menghubungkan bagian-

bagian terpisah dunia kehidupan. Akan tetapi, terlalu sempit jika mendefinisikan

komunikasi hanya sebatas alat untuk mengirim pesan.

Dimensi kesengajaan, beberapa definisi komunikasi menyaratkan adanya

faktor kesengajaan dalam pengiriman dan penerimaan pesan. Seperti definisi

komunikasi dari Gerald R. Miller, yakni komunikasi sebagai situasi-situasi yang

memungkinkan suatu sumber mentransmisikan suatu pesan kepada penerima

dengan disadari untuk mempengaruhi perilau penerima. Sedangkan, adapula

definisi lain yang tidak mengindahkan faktor kesengajaan dalam proses

komunikasi. Alex Gode menyatakan komunikasi merupakan suatu proses yang

membuat sama bagi dua orang atau lebih apa yang tadinya merupakan monopoli

seseorang atau sejumlah orang.

Dimensi ketiga yakni penilaian normatif. Sebagian definisi secara implisit

menyertakan keberhasilan atau kecermatan, namun sebagian lainnya tidak seperti

itu. Definisi komunikasi dari John B. Hoben, misalnya mengasumsikan bahwa

Page 11: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN filetonggak sejarah masalah lingkungan hidup dimulai dengan diselenggarakannya Seminar Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Pembangunan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

komunikasi itu (harus) berhasil. Sebagian definisi lainnya tidak menyaratkan

keberhasilan, seperti definisi komunikasi dari Bernard Berelson dan Gary Stainer,

bahwa komunikasi adalah transmisi informasi.

Harold Lasswell (Mulyana, 2005:69) mengungkapkan, cara yang baik

untuk menggambarkan komunikasi adalah dengan menjawab pertanyaan-

pertanyaan berikut) Who Says What in Which Channel To Whom With What

Effect?” Atau siapa mengatakan apa, dengan saluran apa, kepada siapa, dengan

pengaruh bagaimana?

Siapa atau sumber atau komunikator merupakan orang atau pihak yang

berinisiatif atau mempunyai kebutuhan untuk berkomunikasi. Dalam

menyampaikan hal yang ingin disampaikan, sumber harus menyampaikannya

melalui seperangkat simbol verbal maupun nonverbal, proses ini disebut dengan

penyandian atau encoding.

Pesan adalah apa yang dikomunikasikan oleh sumber kepada penerima.

Pesan berupa seperangkat simbol verbal dan atau nonverbal yang mewakili

perasaan, nilai, gagasan, atau maksud dari sumber. Pesan memiliki tiga

komponen, yaitu makna, simbol yang digunakan untuk menyampaikan makna,

dan bentuk atau organisasi pesan.

Saluran atau media yaitu alat atau sarana yang dipakai oleh sumber untuk

menyampaikan pesannya kepada penerima pesan. Pada dasarnya komunikasi

manusia menggunakan dua saluran, yakni cahaya dan suara. Saluran juga merujuk

pada cara penyajian pesan, apakah secara langsung (tatap muka), lewat media

Page 12: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN filetonggak sejarah masalah lingkungan hidup dimulai dengan diselenggarakannya Seminar Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Pembangunan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

cetak (koran, majalah), menggunakan media elektronik (tv, radio, internet), surat

pribadi, telepon, proyektor, atau sound sistem.

Penerima merupakan orang yang menerima pesan dari sumber. Penerima

pesan melakukan proses menerjemahkan atau menafsirkan seperangkat simbol

verbal dan atau nonverbal yang diterima dari sumber pesan. Hal ini disebut pula

dengan decoding atau penyandian balik. Sedangkan yang kelima adalah efek,

yaitu apa yang terjadi pada penerima setelah menerima pesan.

Efek komunikasi merupakan hasil akhir dari proses komunikasi, yakni

sikap dan tingkah laku komunikan atau objek dari proses komunikasi tersebut

sesuai atau tidak dengan apa yang diharapkan oleh komunikator. Apabila efek

atau dampak dari proses komunikasi tersebut sesuai dengan harapan dari

komunikator, maka dapat dikatakan proses komunikasi tersebut telah berhasil.

Selain kelima unsur tersebut diatas, Rohadi Ruslan dalam bukunya Kiat

dan Strategi Kampanye Public Relation menyebutkan, masih ada unsur

komunikasi lain yang biasa disebutkan, yakni umpan balik (feed back), gangguan

atau kendala komunikasi (noise / barries), dan konteks atau situasi komunikasi.

Umpan balik atau feed back dapat berwujud verbal maupun non verbal

Dengan adanya umpan balik sebuah pesan, maka dapat diketahui tingkat akurasi

dari penerimaan pesan tersebut. Dengan adanya umpan balik dapat tercipta

komunikasi dua arah (timbal balik). Tanpa adanya timbal balik, kerancuan dapat

timbul sebagai akibat dari penafsiran yang salah.

Page 13: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN filetonggak sejarah masalah lingkungan hidup dimulai dengan diselenggarakannya Seminar Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Pembangunan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

Sedangkan gangguan atau kendala komunikasi bisa berupa gangguan

teknik dan mekanisme komunikasi, gangguan semantik atau bahasa, gangguan

suara, kecurigaan, dan hambatan-hambatan lainnya ( Ruslan, 2003: 39).

Onong Uchjana Effendy dalam bukunya Ilmu Komunikasi Teori dan

Praktek membagi proses komunikasi terbagi menjadi dua tahap, yakni secara

primer dan sekunder. Berikut penjelasan mengenai proses komunikasi primer dan

proses komunikasi sekunder.

Proses komunikasi secara primer adalah proses penyampaian pikiran dan

atau perasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan lambang

(simbol) sebagai media. Lambang sebagai media primer dalam proses komunikasi

adalah bahasa, kial, syarat, gambaran, warna, dan lain sebagainya yang secara

langsung mampu “menerjemahkan” pikiran dan atau perasaan komunikator

kepada komunikan. Pesan (mesagge) yang disampaikan oleh komunikator kepada

komunikasn terdiri atas isi (content) dan lambang (symbol). Media primer atau

lambang yang paling banyak digunakan dalam komunikasi adalah bahasa.

Proses komunikasi secara sekunder adalah suatu proses penyampaian

pesan oleh seseorang kepada orang lain dengan menggunakan alat atau sarana

sebagai media kedua setelah memakai lambang sebagai media pertama. Seorang

komunikator menggunakan media kedua dalam melancarkan komunikasinya

karena komunikan sebagai sasarannya berada ditempat yang relatif jauh atau

jumlahnya banyak. Surat, telepon, teleks, surat kabar, majalah, radio, televisi,

film, internet, dan banyak lagi adalah media kedua yang sering digunakan dalam

komunikasi.

Page 14: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN filetonggak sejarah masalah lingkungan hidup dimulai dengan diselenggarakannya Seminar Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Pembangunan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

Dalam komunikasi terdapat tingkatan komunikasi atau yang disebut

dengan levels of communication. Tingkatan ini berdasarkan pada jumlah peserta

yang terlibat dalam komunikasi. Terdapat empat tingkatan komunikasi yang

disepakati oleh banyak pakar. Berikut adalah levels of communication.

1. Komunikasi antarpribadi

Komunikasi antarpribadi adalah komunikasi antara orang-orang secara

bertatap muka, yang memungkinkan setiap pesertanya menangkap reaksi

orang lain secara langsung, baik secara verbal maupun nonverbal.

2. Komunikasi kelompok

Komunikasi kelompok biasanya merujuk pada komunikasi yang dilakukan

oleh kelompok kecil, jadi bersifat tatap muka. Umpan balik dari seorang

peserta dalam komunikasi kelompok masih bisa diidentifikasi dan

ditanggapi langsung oleh peserta lainnya.

3. Komunikasi organisasi

Komunikasi organisasi terjadi dalam suatu organisasi, bersifat formal dan

juga informal, dan berlangsung dalam jaringan yang lebih besar daripada

komunikasi kelompok. Organisasi dapat diartikan sebagai kelompok dari

kelompok-kelompok.

4. Komunikasi massa

Komunikasi massa adalah komunikasi yang menggunakan media massa,

baik cetak, atau elektronik, yang dikelola oleh suatu lembaga atau orang

yang dilembagakan, yang ditujukan kepada sejumlah besar orang yang

Page 15: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN filetonggak sejarah masalah lingkungan hidup dimulai dengan diselenggarakannya Seminar Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Pembangunan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

tersebar di banyak tempat, anonim, dan heterogen (Mulyana, 2005: 81-

84).

b. Strategi Komunikasi

Harold Koontz menjelaskan kata “strategi” berasal dari Bahasa Yunani

“strategos” memiliki makna cara yang berbeda untuk digunakan. Selanjutnya

Harold Koontz menjelaskan strategi adalah menganalisa situasi yang terjadi pada

saat sekarang ini untuk menetapkan sasaran.

Strategi pada hakikatnya adalah perencanaan (planning) dan manajemen

(management) untuk mencapai tujuan tertentu dalam praktik operasionalnya.

Komunikasi secara efektif adalah bagaimana mengubah sikap (how to change the

attitude), mengubah opini (to change the opinion), dan mengubah perilaku (to

change behaviour) (Ruslan, 2005:37).

Untuk strategi komunikasi, Rogers (1982) memberi batasan pengertian

strategi komunikasi sebagai suatu rancangan yang dibuat untuk mengubah tingkah

laku manusia dalam skala yang lebih besar melalui transfer ide-ide baru.

Middelton (1980) membuat definisi strategi komunikasi sebagai kombinasi yang

terbaik dari semua elemen komunikasi mulai dari komunikator, pesan, saluran

(media), penerima, sampai pengaruh (efek) yang dirancang untuk mencapai tujuan

yang optimal (Effendy, 2003:32).

Strategi komunikasi merupakan panduan perencanaan komunikasi

(communication planning), dengan manajemen komunikasi (communication

management) untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan (Effendy, 2003:32).

Page 16: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN filetonggak sejarah masalah lingkungan hidup dimulai dengan diselenggarakannya Seminar Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Pembangunan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

Jadi, strategi komunikasi harus mampu menunjukkan bagaimana operasionalnya

secara praktis bisa dilakukan.

Menurut (Arifin, 1994:58) strategi adalah keseluruhan keputusan

kondisional tentang tindakan yang akan dijalankan guna mencapai tujuan. Jadi

dalam merumuskan strategi komunikasi, selain diperlukan perumusan tujuan

yang jelas, juga memperhitungkan kondisi dan situasi khalayak.

Perencanaan strategi komunikasi harus senantiasa disusun secara

sistematis, sebagai upaya merubah pengetahuan, sikap dan tingkah laku khalayak

atau sasaran. Widjaja dalam bukunya Komunikasi dan Hubungan Masyarakat

mengemukakan dalam hubungan ini dimaklumi bahwa setiap organisasi yang

berada dalam proses institution building/ institusional straturenya harus secara

terus menerus dilakukan antara lain :

1. Mengetahui sikap, cita rasa, kepentingan dari lingkungannya

(masyarakat/ publik / klien )

2. Mengakomodasikan , mengubah, membentuk, membina sikap, cita rasa,

dan kepentingan lingkungan (masyarakat, publik, klien), sehingga

viability dari organisasi itu tetap terjaga dengan baik dalam mencapai

tujuannya secara efisien dan efektif (Widjaja, 1986 : 96).

Selain itu, dalam penerapan strategi komunikasi perlu diketahui tujuan

sentral strategi komunikasi seperti yang dikemukakan oleh R.Wayne Pace, Brent

D. Petersondan, dan M.Dallas Burnet dalam bukunya Technique for Effective

Communication di (Ruslan, 2005:37) bahwa tujuan sentral komunikasi terdiri atas

tiga tujuan utama yaitu :

Page 17: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN filetonggak sejarah masalah lingkungan hidup dimulai dengan diselenggarakannya Seminar Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Pembangunan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

a. To Secure Understanding

Untuk memastikan bahwa terjadi suatu pengertian dalam

berkomunikasi

b. To Establish Acceptance

Bagaimana cara penerimaan itu terus dibina dengan baik

c. To Motivate Action

Penggiatan untuk memotivasinya

d. The Goals which the communicator sought to achieve

Bagaimana mencapai tujuan yang hendak dicapai oleh pihak

komunikator dari proses komunikasi tersebut.

Komunikasi merupakan proses yang rumit. Dalam menyusun strategi

komunikasi diperlukan suatu pemikiran dengan mempertimbangkan faktor-faktor

pendukung dan faktor-faktor penghambatnya. Onong Uchjana Effendy (Effendy,

2003:35) menyebutkan beberapa komponen dalam penyusunan strategi

komunikasi, seperti mengenali sasaran komunikasi, pemilihan media komunikasi,

pengkajian tujuan pesan komunikasi, peranan komunikator dalam komunikasi.

Berikut adalah penjelasan mengenai komponen-komponennya.

- Mengenali sasaran komunikasi

Langkah awal dalam menyususn strategi komunikasi adalah mempelajari

siapa-siapa saja yang menjadi sasaran komunikasi kita. Hal ini berkaitan

erat dengan tujuan komunikasi, apakah agar komunikan sekadar

mengetahui (dengan metode informatif) atau agar komunikan melakukan

tindakan tertentu (metode persuasif atau instruktif).

Page 18: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN filetonggak sejarah masalah lingkungan hidup dimulai dengan diselenggarakannya Seminar Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Pembangunan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

- Pemilihan media komunikasi

Dalam mencapai sasaran komunikasi kita dapat memilih salah satu atau

gabungan dari beberapa media, bergantung pada tujuan yang akan dicapai,

pesan yang disampaikan, dan teknik yang akan digunakan.

- Pengkajian tujuan pesan komunikasi

Pesan komunikasi memiliki tujuan tertentu. Ini menentukan teknik yang

harus diambil, apakah itu teknik informasi, teknik persuasi, atau teknik

instruksi.

- Peranan komunikator dalam komunikasi

Ada faktor yang penting pada diri komunikator bila ia melancarkan

komunikasi, yaitu daya tarik dan kredibilitas sumber. Seorang

komunikator akan berhasil dalam komunikasi, akan mampu mengubah

sikap, opini, dan perilaku komunikan melalui mekanisme daya tarik.

Faktor kedua yang bisa menyebabkan komunikasi berhasil ialah

kepercayaan komunikan pada komunikator. Kepercayaan ini banyak

bersangkutan dengan profesi atau keahlian yang dimiliki seorang

komunikator.

Di lain sisi, Hafied Cangara memiliki statement lain dalam menyusun

strategi komunikasi. Penetapan perencanaan strategi komunikasi kembali kepada

elemen komunikasi, yakni who says what, to whom through what channels, and

what effects (Cangara, 2013:108). Karena itu, strategi komunikasi yang dijalankan

diawali dengan langkah-langkah:

Page 19: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN filetonggak sejarah masalah lingkungan hidup dimulai dengan diselenggarakannya Seminar Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Pembangunan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

1. Menetapkan komunikator

Dalam berbagai kajian komunikasi, komunikator menjadi sumber dan

kendali semua aktivitas komunikasi. Sebagai pelaku utama dalam aktivitas

komunikasi, komunikator memegang peranan yang sangat penting. Ada

tiga syarat yang harus dipenuhi sebagai seorang komunikator, yakni (1)

tingkat kepercayaan orang pada dirinya (kredibilitas), (2) daya tarik

(attractive), dan (3) kekuatan (power).

2. Menetapkan target sasaran dan analisis kebutuhan khalayak

Memahami masyarakat, terutama yang akan menjadi target sasaran

program komunikasi merupakan hal yang sangat penting, sebab semua

aktivitas komunikasi diarahkan kepada mereka (komunikan).

Komunikanlah yang menentukan berhasil atau tidaknya suatu program.

Untuk mengetahui dan memahami segmentasi masyarakat, peneliti sering

kali memulai dengan cara memetakan (scanning) karakteristik masyarakat.

Cangara (Cangara, 2013:112) menyebutkan ada tiga cara yang bisa

digunakan untuk memetakan karakteristik masyarakat, yakni:

a) Aspek sosiodemografik, mencakup usia, jenis kelamin, pekerjaan,

pendidikan, tingkat pendapatan, agama, ideologi, etnis, termasuk

pemilikan media.

b) Aspek profil psikologis, mencakup sikap yang tercermin dari

kejiwaan masyarakat, misalnya tempramen, tenang, sabar, terbuka,

emosional.

Page 20: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN filetonggak sejarah masalah lingkungan hidup dimulai dengan diselenggarakannya Seminar Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Pembangunan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

c) Aspek karakteristik perilaku masyarakat, mencakup kebiasaan-

kebiasaan yang dijalani dalam kehidupan suatu masyarakat.

3. Menyusun pesan

Setelah mengenal khalayak dan situasinya, maka langkah selanjutnya

dalam perumusan strategi, ialah menyusun pesan. Pesan adalah segala

sesuatu yang disampaikan oleh seseorang dalam bentuk simbol yang

dipersepsi dan diterima oleh khalayak dengan serangkaian makna.

Pesan akan sangat bergantung dengan program yang akan

disampaikan. Jika program tersebut bersifat komersial untuk mengajak

orang agar membeli, maka pesannya bersifat persuasif dan provokatif.

Sedangkan jika berbentuk program penyuluhan untuk penyadaran

masyarakat maka sifat pesannya harus persuasif dan edukatif. Namun jika

program yang ingin disampaikan sifatnya hanya sekedar diketahui

masyarakat, maka pesannya harus bersifat informatif.

Ada tiga teori penggunaan bahasa dalam penyusunan pesan, yakni:

a) Over power’em theory. Teori ini menunjukkan bahwa bila pesan

sering kali diulang, panjang, dan cukup keras, maka pesan itu akan berlalu

dari khalayak.

b) Glamour theory. Suatu pesan (ide) yang dikemas dengan cantik,

kemudian ditawarkan dengan daya persuaasi, maka khalayak akan tertarik

untuk memiliki ide itu.

c) Don’t tel’em theory. Bila suatu ide tidak disampaikan kepada orang

lain, maka mereka tidak akan memegangnya dan menanyakannya. Oleh

Page 21: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN filetonggak sejarah masalah lingkungan hidup dimulai dengan diselenggarakannya Seminar Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Pembangunan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

karena itu, mereka tidak akan membuat pendapat tentang ide itu (Cangara,

2013: 115).

Hafied Cangara dalam buku Perencanaan dan Strategi Komunikasi

menyebutkan ada tiga jenis sifat pesan, yakni pesan yang bersifat

informatif, persuasif, dan edukatif. Pesan yang bersifat informatif

berisikan informasi-informasi mengenai hal-hal tertentu. Sifat informasi

dibedakan atas dua macam, yakni informasi yang bersifat aktual dan

bersifat umum. Informasi yang bersifat aktual ditandai dengan “kebaruan”

atas informasi itu. Informasi yang bersifat umum digolongkan dalam

kategori publikasi, misalnya tentang penyelenggaraan seminar.

Kedua, pesan yang bersifat persuasif. Penyusunan pesan yang

bersifat persuasi memiliki sebuah proposisi, yakni adanya hasil yang

diperoleh sumber dari penerima atas pesan yang disampaikannya. Artinya

setiap pesan diharapkan akan menghasilkan perubahan. Komunikasi

persuasif berusaha mengubah pengetahuan, sikap, tingkah laku seseorang

atau publik terhadap program yang akan dilaksanakan.

Ketiga, pesan yang bersifat edukatif. Pesan yang bersifat edukatif

memiliki tekanan pada unsur kognitif, afektif, dan psikomotorik. Pesan

mendidik harus memiliki tendensi ke arah perubahan bukan hanya dari

tidak tahu menjadi tahu, tapi juga melaksanakan apa yang diketahuinya.

Unsur psikomotorik ditekankan dalam hal ini. Pesan mendidik disusun

dengan tujuan tertentu. Penyusunan pesan yang bersifat mendidik harus

Page 22: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN filetonggak sejarah masalah lingkungan hidup dimulai dengan diselenggarakannya Seminar Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Pembangunan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

disampaikan oleh komunikator yang lebih mengetahui masalah itu

daripada peserta didik.

4. Memilih media dan saluran komunikasi

Memilih media komunikasi harus mempertimbangkan karakteristik

isi pesan dan tujuan pesan yang ingin disampaikan, dan jenis media yang

dimiliki oleh khalayak. Untuk masyarakat luas, pesan sebaiknya

disalurkan melalui media massa seperti koran dan televisi, dan untuk

komunitas tertentu dapat menggunakan saluran komunikasi kelompok.

Pengetahuan tentang pemilikan media di masyarakat harus diketahui lebih

dahulu berdasarkan riset agar tak terjadi pemborosan waktu, tenaga, dan

biaya.

Terjadi penggeseran penggunaan media dewasa ini. Hal ini

disebabkan perkembangan dari media itu sendiri yang telah berubah dan

berkembang dari waktu ke waktu. Kini terjadi penggolongan media

berdasarkan masanya, yakni media lama dan media baru.

Media lama seperti media cetak, media elektronik, media luar

ruang, media format kecil, saluran komunikasi kelompok, saluran

komunikasi publik, saluran komunikasi antarpribadi, dan saluran

komunikasi tradisional. Sedangkan media baru muncul di tahun 1990an

dan telah banyak digunakan dan dimanfaatkan

Media baru muncul pada tahun 1990 dengan terbitnya buku “TheSecond Media Age” yang menggambarkan munculnya teknologiinteraktif dan komunikasi jejaring (network communication),khususnya internet yang akan mengubah kehidupan masyarakatdalam berkomunikasi (Cangara,2013:124).

Page 23: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN filetonggak sejarah masalah lingkungan hidup dimulai dengan diselenggarakannya Seminar Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Pembangunan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teori strategi komunikasi dari

Hafied Cangara, yakni meneliti mengenai bagaimana Earth Hour Solo

menetapkan komunikator mereka, menetapkan target sasaran kampanye mereka,

penyusunan pesan kampanye, dan pemilihan media saluran komunikasinya.

c. Kampanye

Kampanye adalah kegiatan komunikasi yang terencana untuk mencapai

tujuan tertentu dan berupaya mempengaruhi khalayak sebagai target sasarannya.

Kampanye secara umum menampilkan suatu kegiatan yang bertitik tolak untuk

membujuk (Ruslan, 2005:22).

Roger dan Storey (1987) mendefinisikan kampanye sebagai “Serangkaian

tindakan komunikasi yang terencana dengan tujuan menciptakan efek tertentu

pada sejumlah besar khalayak yang dilakukan secara berkelanjutan pada kurun

waktu tertentu”(Venus, 2004:7).

Charles U. Larson dalam bukunya yang berjudul Persuasion, Reception,

and Responsibility (California Wardsworth Publishing Co, 1992) membagi jenis-

jenis kampanye berdasarkan produk, kandidat, ide dan gagasan sosial.

Produk, kegiatan dalam kampanye berorientasi pada produk, dan biasanya

dilakukan dalam kegiatan komersial kampanye promosi pemasaran suatu produk

yang baru. Kandidat, kegiatan kampanye yang berorientasi bagi calon kandidat

untuk kepentingan kampanye politik, misalnya kampanye pemilu. Ideologi,

kampanye ini memiliki tujuan yang bersifat khusus dan berdimensi perubahan

sosial (Ruslan,2002:25).

Page 24: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN filetonggak sejarah masalah lingkungan hidup dimulai dengan diselenggarakannya Seminar Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Pembangunan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

Menurut Michael Pfau dan Roxanne Parrot, aktivitas kampanye selalu

melekat dengan kegiatan kampanye persuasif (komunisuasif). Setidaknya terdapat

empat aspek komunisuasif dalam kampanye, yaitu sebagai berikut:

- Kampanye secara sistematis berusaha membuat ruang tertentu

dalam benak pikiran khalayak mengenai tanggapan produk, kandidat, dan

suatu ide atau gagasan program tertentu bagi khalayak sasarannya.

- Kampanye berlangsung melalui berbagai tahapan, yaitu mulai dari

menarik perhatian, tema kampanye digencarkan, memotivasi dan

mendorong untuk bertindak, serta partisipasi khalayak sasaran melakukan

tindakan yang nyata.

- Kampanye harus bisa mendramatisasikan tema pesan atau gagasan-

gagasan yang diekspos secara terbuka dan mendorong partisipasi khalayak

sasaran untuk terlibat baik secara simbolis maupun praktis untuk mencapai

tujuan dari tema kampanye tersebut.

- Keberhasilan atau tidaknya popularitas suatu pelaksanaan

kampamye tersebut melaui kerja sama dengan pihak media untuk

mengunggah kesadaran, perhatian, dukungan, dan mampu mengubah

perilaku atau tindakan nyata dari khalayaknya (Ruslan, 2005: 26).

Page 25: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN filetonggak sejarah masalah lingkungan hidup dimulai dengan diselenggarakannya Seminar Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Pembangunan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

Menurut Otto Lerbinger dalam bukunya Design for Persuasive

Communication, ada beberapa model untuk merekayasa persuasi, antara lain

sebagai berikut.

a) Stimulus respons

Model persuasi ini cara yang paling sederhana, yaitu berdasarkan konsep

asosiasi.

b) Kognitif

Model ini berkaitan dengan nalar, pikiran, dan rasio untuk peningkatan

pemahaman, mudah dimengerti, dan logis bisa diterima. Dalam melakukan

persuasi pada posisi ini, komunikator dan komunikan lebih menekankan

penjelasan yang rasional dan logis.

c) Motivasi

Motivasi yaitu persuasi dengan model membujuk seseorang agar mau

merubah opininya atau agar kebutuhan yang diperlukan dapat terpenuhi

dengan menawarkan sesuatu ganjaran tertentu.

d) Sosial

Model persuasi ini menganjurkan pada pertimbangan aspek sosial dari

publik atau komunikan, artinya pesan yang disampaikan itu sesuai dengan

status sosial yang bersangkutan sehingga proses komunikasi akan lebih

mudah dilakukan.

e) Personalitas

Model persuasi di sini memperhatikan karakteristik pribadi sebagai acuan

untuk melihat respon dari khalayak tertentu (Ruslan,2005:40-41).

Page 26: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN filetonggak sejarah masalah lingkungan hidup dimulai dengan diselenggarakannya Seminar Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Pembangunan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

R. Waynne R. Pace, Brend D. Peterson, dan M. Dallas Burnet dalam

bukunya Technique for Effective Communication mendefinisikan komunikasi

persuasif (komunisuasif) yaitu tindakan komunikasi yang bertujuan untuk

menciptakan khalayak mengadopsi pandangan komunikator tentang suatu hal atau

melakukan suatu tindakan tertentu (Ruslan, 2007: 27).

d. Green Behaviour (Perilaku Hijau)

Pro-lingkungan atau perilaku hijau adalah perilaku yang meminimalkan

kerusakan lingkungan sebanyak mungkin, atau bahkan memberi manfaat (Steg &

Vlek, 2009). Contoh termasuk meminimalkan penggunaan energi, dan

mengurangi limbah. Lebih sederhana, telah digambarkan sebagai 'berbuat baik

dan menghindari buruk '(Cushman-Roisin, 2012).

Green behaviour (perilaku hijau) melekat dalam beberapa kebijakan EU,

seperti EU 2008 Sustainable Consumption Production and Sustainable Industrial

Policy Action Plan. Perilaku hijau juga akan dihubungkan dengan inisiatif

unggulan Efisiensi Sumber Daya sebagai bagian dari strategi Eropa 2020

(Cushman-Roisin, 2012).

Kalmus dan Agyeman (2002) menyebutkan bahwa jumlah perilaku dari

individu-individu dan rumah tangga memiliki dampak besar pada lingkungan.

Namun, sulit untuk menghubungkan perilaku dan konsumsi individu pada

masalah-masalah berskala besar, seperti perubahan iklim, polusi, hilangnya

keanekaragaman hayati (Science for Environment Policy, Future Brief: Green

Behaviour, Issue 4, 2012).

Page 27: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN filetonggak sejarah masalah lingkungan hidup dimulai dengan diselenggarakannya Seminar Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Pembangunan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

Perilaku-perilaku individu-individu maupun rumah tangga yang pro

terhadap lingkungan, baik itu disadari ataupun tidak, sebenarnya berdampak

terhadap ekosistem lingkungan. Seperti misalnya mengurangi penggunaan plastik,

menggunakan listrik seperlunya, hemat bahan bakar dengan berjalan kaki, jika

hal-hal kecil semacam ini diaplikasikan oleh lebih banyak orang tentu dampak

kepada lingkungan juga semakin terasa. Meskipun untuk masalah-masalah

lingkungan yang besar seperti perubahan iklim sulit dideskripsikan hubungannya

dengan perilaku-perilaku individu.

Kampanye perilaku hijau akan membutuhkan tampilan multi-dimensi

(Jackson, 2005). Kollmuss & Agyeman (2002) telah mengidentifikasi faktor-

faktor penting dalam perilaku hijau, yakni: demografi, faktor eksternal, dan faktor

internal. Faktor eksternal meliputi infrastruktur, ekonomi, sosial dan budaya

faktor. Faktor internal meliputi motivasi, pengetahuan lingkungan, nilai, sikap,

kesadaran lingkungan dan persepsi kontrol.

Page 28: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN filetonggak sejarah masalah lingkungan hidup dimulai dengan diselenggarakannya Seminar Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Pembangunan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

Gambar 1.1

Model Perilaku Pro Lingkungan

(Adaptasi dari Kollmuss dan Agyeman, 2002)

Sumber: Science for Environment Policy, Future Brief: Green Behaviour,

Issue 4, 2012

Model perilaku pro lingkungan berdasarkan bagan di atas menyebutkan

adanya faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi manusia dalam

menerapkan perilaku pro lingkungan. Faktor internal diantaranya adalah

pengetahuan, ketakutan, perasaan, dan keterlibatan emosional. Sedangkan faktor

eksternal meliputi infrastruktur, kebijakan sosial politik, situasi ekonomi, dan

sebagainya. Dalam setiap faktor baik itu internal maupun eksternal memiliki

hambatan masing-masing menuju perilaku pro lingkungan.

Page 29: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN filetonggak sejarah masalah lingkungan hidup dimulai dengan diselenggarakannya Seminar Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Pembangunan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

Shoves (2010) berpendapat bahwa hanya menempatkan faktor pendorong

seperti sistem nilai dan infrastruktur dalam model kasual dasar tidak menciptakan

perilaku yang berkelajutan. Dirinya menyarankan beberapa pendekatan dinamis

yang menganggap warga sebagai bagian dari infrastruktur dan instrumen dalam

menciptakan nilai, bukan sekedar tunduk pada mereka. Berikut tiga elemen peting

menurut Shoves

1. Bahan, yang terdiri dari benda-benda fisik yang memungkinkan atau

memfasilitasi perilaku hijau yang akan dilakukan, seperti daur ulang

kotak atau monitor energi.

2. Makna, yang merupakan gambar atau interpretasi yang terkait dengan

perilaku yang mempengaruhi kinerja mereka. Sebagai contoh,

bersepeda di beberapa bagian Eropa dianggap sebagai kegiatan olahraga.

3. Prosedur, yang merupakan keahlian atau kompetensi yang mendorong

perilaku, seperti pengetahuan tentang mengurangi penggunaan energi. Ini

juga termasuk legislative, kerangka kerja, dan inisiatif kebijakan, seperti

pelabelan energi atau standar bangunan di Uni Eropa (Science for

Environment Policy, Future Brief: Green Behaviour, Issue 4, 2012).

Defra (2005) menguraikan model perubahan perilaku untuk

mengembangkan strategi kampanye hijau yang memungkinkan untuk

dikembangkan di rumah tangga dan masyarakat, yang ia sebut dengan 4E,

meliputi enable, encourage, engage, exemplify.

Page 30: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN filetonggak sejarah masalah lingkungan hidup dimulai dengan diselenggarakannya Seminar Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Pembangunan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

Gambar 1.2

Model Perubahan Perilaku Defra.

Sumber: Science for Environment Policy, Future Brief: Green Behaviour,

Issue 4, 2012

Berdasarkan paparan Defra, Enable meliputi remove barriers, give

information, provide facilities, provide viable alternatives, educate/train/provide

skills, dan provide capacity. Encourage meliputi tax system, expenditure-grants,

reward schemes, recognition/social pressure-league tables, penalty, fines, and

enforcement action. Engage meliputi community action, co production,

deliberative fora, personal contacts/enthusiast, media campaigns/opinion

Page 31: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN filetonggak sejarah masalah lingkungan hidup dimulai dengan diselenggarakannya Seminar Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Pembangunan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

formers, use networks. Terakhir, Exemplify meliputi, leading by example, dan

achieving consistency in policies

Kemudian, dalam rangka untuk perilaku pro-lingkungan, Defra

menyarankan adanya kombinasi yang berbeda. Melalui alat-alat ini harus

diterapkan pada segmen populasi yang bervariasi untuk kesadaran dan komitmen

lingkungan, seperti ‘deep greens’ melawan mereka yang terbuka menolak

perilaku hijau (Science for Environment Policy, Future Brief: Green Behaviour,

Issue 4, 2012).

Page 32: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN filetonggak sejarah masalah lingkungan hidup dimulai dengan diselenggarakannya Seminar Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Pembangunan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

1.6 Kerangka Pemikiran

Kerangka pemikiran dari penelitian ini adalah untuk meneliti bagaimana

gambaran umum, konsep, dan aplikasi strategi komunikasi yang dilakukan oleh

Earth Hour Solo dalam kampanye penghematan energi. Berdasarkan teori dari

Hafied Cangara, dalam menetapkan strategi komunikasi adalah dengan

menetapkan komunikator, menetapkan target sasaran, menyusun pesan, dan

pemilihan media.

Dalam kampanyenya, Earth Hour Solo menempatkan para volunteer

mereka sebagai komunikator kampanye. Volunteer Earth Hour Solo sendiri

berjumlah ratusan orang dari beragam background. Sebagai target sasaran

kampanye Earth Hour Solo adalah sektor pemerintahan, korporasi, media massa,

dan masyarakat luas. Sektor pemerintahan dituju dengan tujuan agar pemerintahan

paham akan arti penting dari gaya hidup yang ramah lingkungan sehingga dapat

membuat kebijakan-kebijakan atau peraturan yang pro lingkungan. Korporasi

dituju menjadi sasaran kampanye adalah karena pihak korporasi merupakan salah

satu pihak yang banyak melakukan pemborosan sumber daya dan kurang pro

lingkungan. Media massa merupakan alat yang cukup baik untuk dapat

menyampaikan informasi pro lingkungan ke khalayak yang lebih luas. Dan

masyarakat adalah dengan tujuan agar mereka dapat menerapkan gaya hidup

ramah lingkungan dikesehariannya.

Earth Hour Solo dalam menyusun pesannya mereka mengkapampanyekan

hal-hal yang berkaitan dengan ramah lingkungan seperti pesan 3R yakni reduce,

reuse, recycle, penghematan energi, sampah, dan menanam tumbuhan. Sebagai

Page 33: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN filetonggak sejarah masalah lingkungan hidup dimulai dengan diselenggarakannya Seminar Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Pembangunan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

cara untuk berkampanye mereka melakukan berbagai aksi seperti kampanye di

car free day Solo, sosialisasi ke sekolah-sekolah, dan juga melakukan kolaborasi

aksi bersama komunitas lain. Berdasarkan paparan perubahan perilaku untuk

mengembangkan strategi kampanye hijau, Defra membagi menjadi empat kuadran

yakni enable,engage, exemplify, dan encourage. Kuadran enable terdiri dari

mengurangi hambatan, memberikan informasi, menyediakan fasilitas,

menyediakan bahan alternative, dan memberikan edukasi atau pelatihan. Kuadram

engage meliputi aksi komunitas, produksi kembali, kontak personal, kampanye

media, dan menggunakan network. Kuadaran exemplify meliputi memberikan

contoh dan memiliki kekonsistenan dalam aturan. Kuadran encourage meliputi

system pajak, pengeluaran dan hibah, skema rewards, tekanan sosial, dan denda.

Sebagai media untuk berkampanye, Earth Hour Solo menggunakan media

massa, media online, dan juga merchandise. Media massa merupakan media yang

pas untuk mengkampanyekan gaya hidup ramah lingkungan kepada khalayak

yang luas. Media online merupakan salah satu kekuatan kampanye Earth Hour.

Dan merchandise yang digunakan untuk berkampanye seperti kaos, stiker, pin,

dan juga tas ramah lingkungan. Untuk penjabarannya akan dijelaskan pada

gambar 1.3.

Page 34: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN filetonggak sejarah masalah lingkungan hidup dimulai dengan diselenggarakannya Seminar Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Pembangunan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

Gambar 1.3Kerangka Pemikiran

Earth Hour Solo

Strategi KomunikasiGaya Hidup Ramah Lingkungan

MenetapkanKomunikator

MenetapkanTarget Sasaran

Volunteer Pemerintaha

Korporasi MediaMassa

Masyarakat

MenyusunPesan

3RReduceReuse

Recycle

HematEnergi

Sampah Menanam

PemilihanMedia

MediaMassa

MediaOnline

Merchandise

enable engage exemplify encourage

Page 35: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN filetonggak sejarah masalah lingkungan hidup dimulai dengan diselenggarakannya Seminar Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Pembangunan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

1.7 Metodologi Penelitian

a. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan

pendekatan kualitatif karena peneliti hanya ingin memaparkan situasi

dan peristiwa yang ada secara rinci. Penelitian deskriptif bertujuan

untuk melakukan pengukuran secara cermat terhadap fenomena-

fenomena masyarakat (sosial) tertentu. Dalam penelitian ini, peneliti

mengembangkan konsep dan menghimpun fakta, tapi tidak melakukan

pengujian hipotesis (Hasan, 2002:13)

Metode penelitian kualitatif bertujuan untuk menjelaskan

fenomena dengan sedalam-dalamnya melalui pengumpulan data

sedalam-dalamnya (Rachmad Kriyantono, 2008:56)

Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk

memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian,

misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan lain-lain secara

holistik, dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan

bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan

memanfaatkan berbagai metode ilmiah (Moleong, 2007:6)

b. Fokus Penelitian

Earth Hour merupakan gerakan untuk lingkungan terbesar

di dunia. Pada tahun 2013 sudah ada 6.950 kota dari 153 negara yang

berpartisipasi pada gerakan Earth Hour. Gerakan Earth Hour berawal

pada kampanye penghematan energi, namun kini kampanye mereka

Page 36: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN filetonggak sejarah masalah lingkungan hidup dimulai dengan diselenggarakannya Seminar Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Pembangunan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

lebih luas lagi yakni untuk mengajak masyarakat melakukan gaya

hidup ramah lingkungan. Dari 6.950 kota pendukung Earth Hour

salah satunya adalah kota Solo, Indonesia.

Earth Hour Solo secara aktif berkampanye mengenai gaya

hidup ramah lingkungan sejak tahun 2012. Dalam melaksanakan aksi

kampanyenya, Earth Hour Solo menggunakan volunteer mereka

sebagai komunikator kampanye. Earth Hour Solo memiliki target

sasaran kampanye tertentu demi keberhasilan kampanye gaya hidup

ramah lingkungan yang mereka lakukan. Pesan yang disampaikan

merupakan hal penting dalam melakukan kampanye, Earth Hour Solo

merumuskan pesan-pesan yang bersifat informatif dan edukatif dalam

menyampaikan pesan kepada target sasaran kampanye. Beragam jenis

media juga digunakan Earth Hour Solo untuk penyebarluasan pesan

dan aksi kampanye.

Penentuan fokus suatu penelitian memiliki dua tujuan.

Pertama penetapan fokus dapat membatasi studi, jadi dalam hal ini

fokus akan membatasi bidang inquiry. Kedua penetapan fokus itu

berfungsi untuk memenuhi kriteria inklusi-enklusi atau memasukkan

dan mengeluarkan suatu informasi yang baru diperoleh di lapangan

(Moleong, 2010: 62).

Mengingat pentingnya fokus penelitian tersebut, maka yang

dijadikan fokus dalam penelitian ini adalah mengenai strategi

Page 37: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN filetonggak sejarah masalah lingkungan hidup dimulai dengan diselenggarakannya Seminar Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Pembangunan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

komunikasi yang dilakukan oleh Earth Hour Solo dalam

mengkampanyekan gaya hidup ramah lingkungan, dengan indikator:

a. Pemilihan komunikator

b. Menentukan target sasaran kampanye

c. Isi pesan kampanye

d. Pemilihan media.

c. Sumber Data

Sumber data diperoleh dari data primer dan data sekunder.

Data primer yakni data yang dikumpulkan dan diolah sendiri oleh

peneliti dari objeknya. Untuk data primer, peneliti mendapatkan

dengan wawancara mendalam kepada objek penelitian, yakni para

koordinator Earth Hour Solo dan para volunteernya.

Selain itu, peneliti juga menggunakan data sekunder yang

merupakan data-data yang didapat dari dokumen, surat, arsip, website

dan sebagainya. Peneliti menggunakan data sekunder untuk

memperkuat penemuan dan melengkapi informasi yang telah

terkumpul melalui wawancara.

d. Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini

menggunakan metode purposive sampling yakni sampel yang diambil

dengan tujuan tertentu. Sumber data yang diambil di sini tidak

sebagai mewakili populasinya tetapi cenderung mewakili

informasinya. Untuk menggali informasi mengenai strategi

Page 38: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN filetonggak sejarah masalah lingkungan hidup dimulai dengan diselenggarakannya Seminar Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Pembangunan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

komunikasi Earth Hour Solo dalam mengkampanyekan gaya hidup

ramah lingkungan, peneliti menggunakan teknik purposive sampling

dengan mewawancarai para koordinator dan juga volunteer Earth

Hour Solo 2013.

e. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan pada penelitian

ini melalui beberapa cara yakni wawancara mendalam kepada

informan yang paham mengenai objek yang diteliti oleh peneliti, dan

juga melalui studi dokumentasi dan arsip.

Wawancara mendalam atau (depth interview) menurut

Moleong adalah wawancara dengan langsung bertatap muka dengan

informan untuk mendapatkan data yang lengkap dan mendalam.

Wawancara dilakukan dengan menggunakan pendekatan petunjuk

umum wawancara, dimana peneliti telah membuat kerangka dan garis

besar pokok-pokok yang dirumuskan (Moleong, 2010: 187).

Data dari dokumentasi didapatkan dari dokumen-dokumen,

baik dokumen publik maupun dokumen privat. Dokumen dalam

penelitian ini merupakan dokumen dari bahan tertulis, foto, maupun

rekaman (Moleong, 2010:217).

f. Teknik Validitas Data

Dalam penelitian ini, teknik validitas data yang digunakan

adalah teknik triangulasi sumber. Triangulasi sumber berarti

membandingkan dan mengecek ulang derajat kepercayaan suatu

Page 39: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN filetonggak sejarah masalah lingkungan hidup dimulai dengan diselenggarakannya Seminar Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Pembangunan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

informasi yang diperoleh dari sumber yang berbeda (Kriyantono,

2008:70).

g. Teknik Analisis Data

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif, sehingga

analisis data sudah dilakukan sejak awal proses penelitian. Data yang

telah terkumpul tersebut kemudian diolah secara sistematis. Analisa

data adalah proses mengatur urutan data, mengorganisasikan ke dalam

suatu pola, kategori, dan satuan uraian dasar (Moleong, 2010: 103).

Pada tahap analisis data pada penelitian ini, peneliti

menggunakan teknik analisis data interaktif (interactive model of

analysis). Metode ini terdiri dari tiga komponen yakni reduksi data,

penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Pada metode ini, analisis

diawali dengan pengumpulan data, kemudian melakukan reduksi dari

data yang telah didapat, lalu membuat sajian data, dan terakhir

melakukan penarikan kesimpulan (Sutopo, 2006: 113).

Gambar 1.4

Model Analisis Interaktif

(Sumber: HB Sutopo, Metodologi Penelitian Kualitatif, Dasar teori danterapannya dalam penelitian, UNS, Surakarta: 120)

Pengumpulan Data

Reduksi Data Sajian Data

Penarikan Kesimpulan