perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac fileINKUIRI TERBIMBING TINJAUAN RASA INGIN TAHU (PTK PADA...
-
Upload
phungthuan -
Category
Documents
-
view
218 -
download
0
Transcript of perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac fileINKUIRI TERBIMBING TINJAUAN RASA INGIN TAHU (PTK PADA...
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user ii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini
Nama : Putri Pratiwi
NIM : K7108207
Jurusan/Program Studi : Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Menyatakan bahwa skripsi saya berjudul “PENINGKATAN KEMAMPUAN
MENGANALISIS SIFAT-SIFAT CAHAYA MELALUI PEMBELAJARAN
INKUIRI TERBIMBING TINJAUAN RASA INGIN TAHU (PTK PADA
SISWA KELAS V SD NEGERI I JENDI SELOGIRI WONOGIRI TAHUN
AJARAN 2011/2012)” ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri. Selain
itu, sumber informasi yang dikutip dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan
dicantumkan dalam daftar pustaka.
Apabila pada kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan skripsi ini hasil jiplakan,
saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan saya.
Surakarta, Juli 2012
Yang membuat pernyataan
Putri Pratiwi
NIM. K7108207
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user vi
ABSTRAK
Putri Pratiwi. PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGANALISIS SIFAT-
SIFAT CAHAYA MELALUI PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING
TINJAUAN RASA INGIN TAHU (PTK PADA SISWA KELAS V SD NEGERI
I JENDI SELOGIRI WONOGIRI TAHUN AJARAN 2011/2012). Skripsi,
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret. Juli 2012.
Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan kemampuan menganalisis
sifat-sifat cahaya melalui inkuiri terbimbing tinjauan rasa ingin tahu pada siswa kelas
V SD Negeri I Jendi Selogiri Wonogiri tahun ajaran 2011/2012.
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian ini
dilaksanakan dalam dua siklus, dengan tiap siklus terdiri dari 2 pertemuan. Dalam
setiap siklus berisi kegiatan perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Subjek
penelitian adalah siswa kelas V SD Negeri I Jendi, Selogiri yang berjumlah 14 siswa.
Teknik Pengumpulan data menggunakan observasi, angket, tes, dan dokumentasi.
Teknik analisis data yang digunakan adalah deskriptif komparatif yaitu dengan
membandingkan rerata antar siklus.
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa: “penerapan pembelajaran
inkuiri terbimbing dengan tinjauan rasa ingin tahu dapat meningkatkan kemampuan
menganalisis sifat-sifat cahaya pada siswa kelas V SD Negeri I Jendi, Selogiri tahun
ajaran 2011/2012”. Hal ini terbukti adanya peningkatan nilai menganalisis sifat-sifat
cahaya pada siswa kelas V yaitu: pada kondisi awal sebelum dilaksanakan tindakan
rata-rata kelas 58,9 prosentase ketuntasan klasikal sebesar 35,7% dengan nilai rata-
rata tinjauan rasa ingin tahu 60,2 (kurang), pada siklus I nilai rata-rata siswa adalah
70,71 prosentase ketuntasan klasikal sebesar 64,3% dengan nilai rata-rata tinjauan
rasa ingin tahu 71,3 (baik), dan pada siklus II nilai rata-rata kelas meningkat menjadi
80,6 prosentase ketuntasan klasikal sebesar 85,7% dengan nilai rat-rata tinjauan rasa
ingin tahu 75,8 (baik).
Kata kunci : Kemampuan Menganalisis, Inkuiri Terbimbing, Rasa Ingin Tahu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user vii
ABSTRACT
Putri Pratiwi. IMPROVING ANALYSIS ABILITY ON LIGHT
CHARACTERISTICS THROUGH GUIDED INQUIRY BASED LEARNING
CURIOSITY OBSERVATION (AN ACTION RESEARCH ON THE FIFTH
GRADE STUDENTS OF SD NEGERI 1 JENDI SELOGIRI WONOGIRI IN THE
ACADEMIC YEAR OF 2011/2012). Undergraduate Thesis. Education and Teacher
Training Faculty of Sebelas Maret University, July 2012.
The objective of this research is to improve analysis ability on light
characteristics through guided inquiry based learning curiosity observation (an action
research on fifth grade students of SD Negeri 1 Jendi Selogiri Wonogiri in the
academic year of 2011/2012).
This research is a classroom action research (CAR). This research consisted of
two cycles which consisted of two meetings for each cycle. Each cycle consisted of
planning, action, observation, and reflection activities. The subjects of this research
were the fifth grade students of SD Negeri 1 Jendi Selogiri which consisted of 14
students. The data collecting technique was observation, questionnaire, test, and
documentations. The data analyzing technique was descriptive comparative by
comparing the means between cycles.
The result of the research showed that “The implementation of guided inquiry
based learning with curiosity observation could improve analysis ability on light
characteristics for the fifth grade students of SD Negeri 1 Jedi Selogiri in the
academic year of 2011/2012”. It was proven by the increasing of students’ scores in
analyzing light characteristics on the fifth grade students; they were: at the beginning
before being done an action, the class’s mean score was 58.9, the percentage of
classical complete was 35.7% with the curiosity observation mean 60.2 (low); in
cycle I the students’ mean score was 70.71, the percentage of classical complete was
64.3% with the curiosity observation mean 71.3 (good); and in cycle II, the class’s
mean score improved into 80.6, the percentage of classical complete was 85.7% with
the curiosity observation mean 75.8 (good).
Key words: analysis ability, guided inquiry based learning, curiosity.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user viii
MOTTO
Awali dengan mengucap bismillah, sudahi dengan mengucap Alhamdulillah
“Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, maka setelah kamu selesai dari
pekerjaan atau tugas, kerjakanlah yang lain dengan sungguh”
(Q.S Al-Nasyrah: 6-7)
“Keberhasilan terbesar bukanlah tidak pernah gagal, tapi mampu bangkit setelah
jatuh”
(Confusius)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user ix
PERSEMBAHAN
Teriring syukurku pada-Mu, kupersembahkan karya ini untuk :
“ Bapak dan Ibuku Tercinta (Mulyana, S.Pd dan Suratmi, S.Pd)”
Doamu yang selalu mengiringi langkahku, motivasi dan kerja keras tiada
henti, serta kasih sayangmu yang tak terbatas. Membuatku bangga dan sadar bahwa
kalianlah yang paling berharga dalam hidup ini.
“PGSD FKIP Universitas Sebelas Maret Surakarta”
Almamaterku tercinta tempatku menimba ilmu untuk masa depan bangsa
yang lebih baik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user x
KATA PENGANTAR
Puji syukur dan terima kasih penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa
atas limpahan berkat dan kasih-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan
skripsi dengan judul “PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGANALISIS
SIFAT-SIFAT CAHAYA MELALUI PEMBELAJARAN INKUIRI
TERBIMBING TINJAUAN RASA INGIN TAHU (PTK PADA SISWA KELAS
V SD NEGERI I JENDI SELOGIRI WONOGIRI TAHUN AJARAN
2011/2012)”.
Skripsi ini disusun untuk memenuhi sebagian dari persyaratan guna
memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada program Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. Penulis
menyadari bahwa terselesaikannya skripsi ini tidak terlepas dari bantuan, bimbingan
dan pengarahan dari berbagai pihak. Untuk itu, penulis menyampaikan terima kasih
kepada :
1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
2. Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret Surakarta.
3. Ketua Program Studi PGSD Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Sebelas Maret Surakarta.
4. Sekretaris Program Studi PGSD, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret Surakarta.
5. Drs. Kartono, M.Pd., selaku dosen pembimbing I yang selalu senantiasa
memberikan pengarahan dan bimbingan dalam penyusunan skripsi ini.
6. Dr. Peduk Rintayati, M.Pd., selaku dosen pembimbing II yang selalu memberikan
motovasi dan bimbingan dalam penyusunan skripsi ini.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user xi
7. Suradi, S.Pd., selaku Kepala Sekolah SD Negeri I Jendi yang telah memberikan
kesempatan dam tempat guna pengambilan data dalam penelitian ini.
8. Nursorini, S.Pd., selaku guru kelas V SD Negeri I Jendi yang telah memberikan
bimbingan dan bantuan dalam penelitian.
9. Para siswa SD Negeri I Jendi yang telah bersedia untuk berpatisipasi dalam
pelaksanaan penelitian ini.
10. Teman-teman kelas VIII E S1 PGSD angkatan 2008.
11. Semua pihak yang telah membantu menyelesaikan penulisan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini masih banyak kekurangan.
Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun
untuk perbaikan penulis di kemudian hari. Penulis berharap bahwa penulisan skripsi
ini dapat memberikan manfaat membantu perkembengan ilmu pengetahuan dan
pendidikan terutama di Sekolah Dasar.
Surakarta, Juli 2012
Penulis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user xii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i
HALAMAN KEASLIAN ............................................................................... ii
HALAMAN PENGAJUAN ............................................................................. iii
HALAMAN PERSETUJUAN ......................................................................... iv
HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... v
ABSTRAK ....................................................................................................... vi
ABSTRACK .................................................................................................... vii
HALAMAN MOTTO ...................................................................................... viii
HALAMAN PERSEMBAHAN ...................................................................... ix
KATA PENGANTAR ..................................................................................... x
DAFTAR ISI .................................................................................................... xii
DAFTAR TABEL ............................................................................................ xv
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xvi
DAFTAR LAMPIRAN................................................................................... . xvii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 1
A. Latar Belakang Masalah .................................................................. 1
B. Identifikasi Masalah ........................................................................ 4
C. Pembatasan Masalah........................................................................ 5
D. Rumusan Masalah ........................................................................... 5
E. Tujuan Penelitian ............................................................................. 5
F. Manfaat Penelitian ........................................................................... 6
BAB II LANDASAN TEORI ...................................................................... 7
A. Kajian Pustaka ................................................................................. 7
1. Hakikat Kemampuan Menganalisis Sifat-sifat Cahaya .............. 7
a. Pengertian Kemampuan….. ................................................... 7
b. Pengertian Menganalisis ........................................................ 8
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user xiii
c. Tinjauan Materi Sifat-sifat Cahaya ........................................ 11
2. Hakikat Pembelajaran Inkuiri Terbimbing ................................. 15
a. Pengertian Pembelajaran ........................................................ 15
b. Pengertian Pembelajaran Inkuiri ............................................ 16
c. Jenis Model Pembelajaran Inkuiri .......................................... 18
d. Pengertian Inkuiri Terbimbing ............................................... 20
e. Kelebihan dan Kelemahan Pembelajaran Inkuiri Terbimbing
1) Kelebihan Pembelajaran Inkuiri Terbimbing ................... 22
2) Kelemahan Pembelajaran Inkuiri Terbimbing ................. 23
f. Tahapan Inkuiri Terbimbing .................................................. 23
3. Hakikat Rasa Ingin Tahu................... ......................................... 25
B. Penelitian Yang Relevan ................................................................. 27
C. Kerangka Berfikir………………………………………………… 29
D. Hipotesis .......................................................................................... 32
BAB III METODE PENELITIAN ............................................................... 33
A. Tempat dan Waktu Penelitian ........................................................ 33
B. Subjek Penelitian....................................................................... ...... 33
C. Bentuk dan Strategi Penelitian ........................................................ 34
D. Sumber Data .................................................................................... 34
E. Pengumpulan Data ........................................................................... 35
F. Validitas Data .................................................................................. 37
G. Analisis Data…………………………………………………. ...... 38
H. Indikator Kinerja……………………………………...................... 39
I. Prosedur Penelitian .......................................................................... 40
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............................... 47
A. Deskripsi Lokasi Penelitian ............................................................. 47
B. Deskripsi Permasalahan Penelitian .................................................. 48
C. Deskripsi Hasil Penelitian.................................. ............................. 53
1. Tindakan Siklus I ......................................................................... 53
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user xiv
2. Tindakan Siklus II ................. ..................................................... 67
3. Antarsiklus ................................................................................... 82
D. Pembahasan Hasil Penelitian ........................................................... 84
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN ....................................... 86
A. Simpulan .......................................................................................... 86
B. Implikasi .......................................................................................... 86
C. Saran ............................................................................................... 88
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 89
LAMPIRAN ..................................................................................................... 92
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user xv
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
2.1. Kata Kerja Operasional Ranah Kognitif ............................................... 11
2.2 Sintak Inkuiri Terbimbing ..................................................................... 24
4.1 Nilai Hasil Angket Rasa Ingin Tahu Sebelum Tindakan ...................... 48
4.2 Distribusi Frekuensi Nilai Hasil Tes Kemampuan Menganalisis
Sifat- sifat Cahaya Oleh Siswa Sebelum Tindakan .............................. 50
4.3 Nilai Hasil Angket Rasa Ingin Tahu Siswa Pada Siklus I .................... 61
4.4 Distribusi Frekuensi Nilai Kemampuan Menganalisis Sifat-sifat
Cahaya Oleh Siswa Pada Siklus I ......................................................... 63
4.5 Nilai Hasil Angket Rasa Ingin Tahu Siswa Pada Siklus II ................... 75
4.6 Distribusi Frekuensi Nilai Kemampuan Menganalisis Sifat-sifat
Cahaya Oleh Siswa Pada Siklus II........................................................ 77
4.7 Perkembangan Nilai Kemampuan Menganalisis Sifat-sifat Cahaya
Siklus I dan Siklus II ............................................................................ 79
4.8 Data Nilai Kemampuan Menganalisi Sifat-sifat Cahaya pada
Prasiklus, Siklus I, dan Siklus II ........................................................... 81
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user xvi
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
2.1 Cahaya Merambat Lurus ..................................................................... 11
2.2 Benda Tidak Tembus Cahaya ............................................................. 12
2.3 Skema Pembiasan Cahaya................................................................... 12
2.4 Pembentukan Bayangan Pada Cermin Cembung ................................ 14
2.5 Pembentukan Bayangan Pada Cermin Cekung ................................... 15
2.6 Penguraian Cahaya .............................................................................. 15
2.7 Skema Kerangka Berfikir .................................................................... 31
3.1 Prosedur Penelitian Tindakan Kelas ................................................... 40
4.1 Grafik Nilai Hasil Angket Rasa Ingin Tahu Siswa Sebelum
Tindakan .............................................................................................. 49
4.2 Grafik Nilai Hasil Tes Kemampuan Menganalisis Sifat-sifat
Cahaya Oleh Siswa Sebelum Tindakan ............................................. 51
4.3 Grafik Nilai Hasil Angket Rasa Ingin Tahu Siswa Pada Siklus ......... 62
4.4 Grafik Data Nilai Kemampuan Sifat-sifat Cahaya Oleh Siswa
Pada Siklus I ....................................................................................... 64
4.5 Grafik Nilai Hasil Angket Rasa Ingin Tahu Siswa Pada
Siklus II ............................................................................................... 76
4.6 Grafik Data Nilai Kemampuan Menganalisis Sifat-sifat Cahaya
Oleh Siswa Pada Siklus II ................................................................... 78
4.7 Grafik Perkembangan Nilai Kemampuan Menganalisis Sifat-
sifat Cahaya Siklus I dan Siklus II ...................................................... 80
4.8 Grafik Data Frekuensi Nilai Kemampuan Menganalisis Sifat-
sifat Cahaya Oleh Siswa Pada Prasiklus, Siklus I, dan Siklus II ........ 82
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Tabel Pelaksanaan Penelitian ................................................................ 93
2. Hasil Observasi Sebelum Tindakan ...................................................... 94
3. Soal Tes Sebelum Tindakan .................................................................. 96
4. Hasil Nilai Siswa Sebelum Tindakan .................................................... 98
5. Silabus ................................................................................................... 99
6. Bahan Ajar ............................................................................................ 104
7. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus I Pertemuan 1 ........ 111
8. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus I Pertemuan 2 ........ 127
9. Lembar Observasi Guru Terhadap Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran Siklus I Pertemuan 1 ..................................................... 145
10. Lembar Obsevasi Guru Terhadap Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran Siklus I Pertemuan 2 ...................................................... 146
11. Lembar Observasi Kinerja Guru Siklus I Pertemuan 1 .......................... 147
12. Lembar Observasi Kinerja Guru Siklus I Pertemuan 2 .......................... 148
13. Lembar Obsevasi Aktivitas Siswa Siklus I Pertemuan 1 ....................... 152
14. Lembar Observasi Aktivitas Siswa Siklus I Pertemuan 2 ...................... 153
15. Angket Rasa Ingin Tahu Siswa .............................................................. 156
16. Hasil Tindakan Siklus I .......................................................................... 160
17. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus II Pertemuan 1 ........ 161
18. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus II Pertemuan 2 ........ 175
19. Lembar Observasi Guru Terhadap Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Siklus II Pertemuan 1 .............................................................................. 189
20. Lembar Obsevasi Guru Terhadap Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Siklus II Pertemuan 2 ........................................................................... 190
21. Lembar Observasi Kinerja Guru Siklus II Pertemuan 1 ........................ 191
22. Lembar Observasi Kinerja Guru Siklus II Pertemuan 2 ........................ 192
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user xviii
23. Lembar Obsevasi Aktivitas Siswa Siklus II Pertemuan 1 ...................... 196
24. Lembar Observasi Aktivitas Siswa Siklus II Pertemuan 2 .................... 197
25. Angket Rasa Ingin Tahu Siswa .............................................................. 200
26. Hasil Tindakan Siklus II......................................................................... 204
27. Rekapitulasi Hasil Penelitian ................................................................. 205
28. Dokumentasi Siklus I Pertemuan 1 ........................................................ 206
29. Dokumentasi Siklus I Pertemuan 2 ........................................................ 207
30. Dokumentasi Siklus II Pertemuan 1 ....................................................... 208
31. Dokumentasi Siklus II Pertemuan 2 ....................................................... 209
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) sebagai disiplin ilmu dan penerapannya
dalam masyarakat membuat pendidikan IPA menjadi penting. IPA merupakan
mata pelajaran yang diajarkan dari tingkat SD, SMP sampai SMA. Ilmu
Pengetahuan Alam adalah penyelidikan yang terorganisir untuk mencari pola
atau keteraturan dalam alam. Guna mewujudkan hal tersebut, maka pembelajaran
di sekolah harus mampu memberdayakan siswa agar dapat membangun
pengetahuannya sendiri dengan difasilitasi oleh guru. Pembelajaran yang seperti
ini seharusnya diterapkan pada semua mata pelajaran khususnya dalam
pembelajaran IPA.
Ilmu Pengetahuan Alam sebagai produk tidak dapat dipisahkan dari
hakikatnya sebagai proses. Produk IPA adalah fakta-fakta, konsep-konsep dan
prinsip-prinsip, serta teori-teori. Proses IPA mencakup observasi, klasifikasi dan
pengukuran. Ilmu Pengetahuan Alam untuk anak-anak didefinisikan oleh Paolo
dan Marten (Carin 1993: 5, dalam Iskandar, 2001: 16) sebagai berikut: (1)
mengamati apa yang terjadi, (2) mencoba memahami apa yang terjadi, (3)
mempergunakan pengetahuan baru untuk meramalkan apa yang akan terjadi, (4)
menguji ramalan-ramalan dibawah kondisi-kondisi untuk melihat apakah
ramalan tersebut benar.
Alasan yang menyebabkan mata pelajaran IPA dimasukkan ke dalam
kurikulum suatu sekolah adalah: (1) mata pelajaran IPA berfaedah bagi suatu
bangsa, (2) IPA merupakan mata pelajaran yang memberikan kesempatan latihan
berpikir kritis, (3) mata pelajaran IPA mempunyai nilai-nilai pendidikan yaitu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
mempunyai potensi (kemampuan) dapat membentuk pribadi anak secara
keseluruhan (Iskandar, 2001: 17)
Sejalan dengan KTSP (Depdiknas, 2006) bahwa IPA berhubungan
dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga bukan hanya
penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta, konsep, atau prinsip saja
tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Selain itu IPA juga merupakan
ilmu yang bersifat empirik dan membahas tentang fakta serta gejala alam. Fakta
dan gejala alam tersebut menjadikan pembelajaran IPA tidak hanya verbal tetapi
juga faktual. Hal ini menunjukkan bahwa, hakikat IPA sebagai proses diperlukan
untuk menciptakan pembelajaran IPA yang empirik dan faktual. Pendidikan IPA
diharapkan dapat menjadi sarana bagi siswa untuk mempelajari diri sendiri dan
alam sekitar, serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya di
dalam kehidupan sehari-hari. Proses pembelajarannya menekankan pada
pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar
menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah.
Salah satu pokok bahasan pembelajaran IPA yang dipelajari di Sekolah
Dasar yaitu sifat-sifat cahaya. Cahaya sangat bermanfaat bagi kehidupan. Benda-
benda yang ada di sekitar bisa terlihat karena adanya cahaya yang mengenai
benda tersebut. Cahaya yang mengenai benda akan dipantulkan oleh benda ke
mata sehingga benda tersebut bisa terlihat. Cahaya berasal dari sumber cahaya,
baik sumber cahaya alami atau sumber cahaya buatan. Cahaya penting bagi
kehidupan manusia, maka sifat-sifat cahaya harus diajarkan kepada siswa dengan
pembelajaran yang berkualitas supaya siswa mampu menganalisis sifat-sifat
cahaya dan mampu menerapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Berdasarkan observasi peneliti pada pembelajaran IPA khususnya pada
materi sifat-sifat cahaya siswa kelas V SD Negeri 1 Jendi Selogiri, ternyata guru
masih menggunakan metode pembelajaran ceramah saja. Selama proses
pembelajaran siswa hanya duduk, diam, mendengar, dan mencatat apa yang
disampaikan oleh guru. Posisi siswa masih dalam situasi dan kondisi belajar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
yang menempatkan siswa dalam keadaan pasif. Selain itu guru jarang
menggunakan alat peraga atau media pembelajaran serta tidak terbiasa
melibatkan siswa dalam melakukan kegiatan percobaan. Dalam membahas
materi tidak terlihat upaya guru untuk mengembangkan diskusi kelompok
maupun kegiatan kelas. Aktivitas belajar mengajar masih didominasi guru dalam
menyampaikan informasi yang secara garis besar bahan-bahannya telah tertulis
dalam buku paket.
Rendahnya kemampuan menganalisis siswa juga disebabkan oleh faktor
lingkungan belajar. Lingkungan belajar yang kurang kondusif dan kurang tertata
rapi, serta tidak adanya reward dari guru yang mengajar berpengaruh pada
keingintahuan dan respon siswa dalam mengikuti pembelajaran.
Rasa ingin tahu menjadi salah satu unsur pribadi siswa yang sangat
berpengaruh terhadap keberhasilan belajar. Menurut Erick Fromm (Asrori
2008:156) “rasa ingin tahu sesungguhnya dapat dikatakan sebagai suatu proses
pencarian makna”. Tanpa ada rasa ingin tahu siswa tidak akan memiliki motivasi
belajar. Jika rasa ingin tahu terhadap pelajaran rendah dapat berdampak pada
respon yang kurang positif dan cenderung acuh dalam menerima pelajaran.
Akibatnya kemampuan menganalisis sifat-sifat cahaya siswa masih
rendah. Hal ini juga dapat diketahui dari banyaknya siswa yang belum mencapai
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) 69. Berdasarkan tes awal sebelum tindakan
(dapat dilihat pada lampiran 4 halaman 39), dari 14 siswa kelas V SD Negeri 1
Jendi hanya 5 siswa (35,71%) yang telah mencapai ketuntasan, dan 9 siswa
(64,29%) belum mencapai ketuntasan dengan nilai skor rata-rata rasa ingin tahu
siswa 60,2 berdasarkan pada angket rasa ingin tahu siswa yang dibagikan
sebelum tindakan.
Terkait dengan permasalahan yang terjadi dalam pembelajaran IPA pada
materi sifat-sifat cahaya, maka diperlukan upaya untuk memperbaiki kualitas
pembelajaran agar dapat meningkatkan kemampuan menganalisis sifat-sifat
cahaya sekaligus meningkatkan hasil belajar IPA siswa, yaitu dengan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
menggunakan pembelajaran inkuiri terbimbing. Pembelajaran inkuiri terbimbing
merupakan pembelajaran inkuiri dimana guru membimbing siswa dalam
melakukan kegiatan dan memberikan pertanyaan awal dan mengarahkan pada
suatu diskusi (Jauhar 2011:69). Dalam pelajaran IPA guru harus mampu
menggunakan model dan pendekatan pembelajaran yang melibatkan siswa secara
aktif. Dengan adanya keterlibatan total semua siswa tentunya akan berdampak
positif terhadap kemampuan menganalisis pada siswa.
Bertolak dari penjelasan mengenai model inkuiri diatas dapat
disimpulkan bahwa dengan diterapkannya model inkuiri terbimbing dalam
pembelajaran IPA dapat mengatasi berbagai masalah yang ada yaitu: (1) situasi
pembelajaran lebih kondusif; (2) guru tidak lagi menggunakan metode
konvensional, sehingga pembelajaran lebih berpusat pada siswa dan menjadi
aktif; (3) siswa tidak lagi disuguhi ceramah oleh guru yang membuat mereka
cepat bosan serta dapat menumbuhkan rasa ingin tahu belajar siswa; (4) guru
akan lebih kreatif dalam menggunakan metode yang tepat untuk mengajarkan
pembelajaran; (5) guru akan termotivasi untuk mencari media pembelajaran baru
dari berbagai sumber belajar tidak hanya buku pegangan, karena pembelajaran
inkuiri terbimbing mengarahkan siswa untuk memecahkan masalah dan terlibat
dalam pembelajaran melalui pengalaman langsung.
Oleh sebab itu peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tindakan kelas
dengan judul “Peningkatan Kemampuan Menganalisis Sifat-sifat Cahaya
Melalui Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Tinjauan Rasa Ingin Tahu (PTK
Pada Siswa Kelas V SD Negeri I Jendi Selogiri Wonogiri Tahun Ajaran
2011/2012)”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis mengidentifikasi adanya
beberapa masalah yang dialami dalam pembelajaran IPA yaitu:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
1. Rendahnya kemampuan menganalisis sifat-sifat cahaya dalam
pembelajaran IPA.
2. Aktivitas belajar mengajar masih didominasi guru.
3. Antusias siswa masih kurang dalam mengikuti pembelajaran IPA.
4. Guru cenderung menyampaikan pembelajaran IPA secara konvensional.
5. Guru kurang melibatkan siswa secara aktif, membangkitkan minat,
merangsang siswa untuk berfikir dan membangunkan rasa ingin tahu
siswa.
6. Situasi belajar yang kurang kondusif yaitu siswa sering ramai sendiri dan
kurang memperhatikan penjelasan guru.
C. Pembatasan Masalah
Dari identifikasi masalah di atas peneliti membatasi masalah pada :
1. Peningkatan kemampuan menganalisis pada materi sifat-sifat cahaya.
2. Menggunakan pembelajaran inkuiri terbimbing.
3. Faktor internal yang digunakan sebagai tinjauan adalah rasa ingin tahu.
D. Perumusan Masalah
Dari penjabaran yang telah penulis kemukakan di atas maka dalam
penelitian ini rumusan masalah yang dapat penulis kemukakan adalah “Apakah
pembelajaran inkuiri terbimbing tinjauan rasa ingin tahu dapat meningkatkan
kemampuan menganalisis sifat-sifat cahaya pada siswa kelas V SD Negeri I
Jendi Selogiri Wonogiri tahun ajaran 2011/2012?”
E. Tujuan Penelitian
Dilihat dari rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini
adalah: Untuk meningkatkan kemampuan menganalisis sifat-sifat cahaya melalui
inkuiri terbimbing tinjauan rasa ingin tahu pada siswa kelas V SD Negeri I Jendi
Selogiri Wonogiri tahun ajaran 2011/2012.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
F. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Manfaat secara teoritis dari hasil penelitian ini adalah agar penelitian
ini dapat menambah khasanah keilmuan, khususnya dalam hal pembelajaran
IPA di Sekolah Dasar.
2. Manfaat Praktis
a. Manfaat bagi siswa
1) Meningkatknya kemampuan menganalisis dalam pembelajaran IPA
khususnya materi sifat-sifat cahaya.
2) Lebih tertarik untuk mengikuti pembelajaran sehingga tercipta
pembelajaran yang efektif.
b. Manfaat bagi guru
1) Memberikan gambaran kepada guru tentang pentingnya penerapan
pembelajaran inkuiri terbimbing dalam pembelajaran IPA.
2) Meningkatnya kinerja guru melalui perbaikan kualitas pembelajaran
dengan menggunakan media pembelajaran.
3) Memberikan masukan kepada guru mengenai pentingnya faktor internal
siswa yaitu rasa ingin tahu, sehingga kegiatan pembelajaran dapat
berjalan maksimal.
c. Manfaat bagi sekolah
1) Tumbuhnya budaya meneliti di SD Negeri 1 Jendi Selogiri Wonogiri.
2) Meningkatnya kualitas pembelajaran khususnya mata pelajaran IPA.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1. Hakikat Kemampuan Menganalisis Sifat-Sifat Cahaya
a. Pengertian Kemampuan
Setiap adanya suatu proses pembelajaran diperlukan adanya kemampuan.
Kemampuan awal bagi siswa diperlukan untuk mengembangkan pengetahuan
yang dimiliki oleh siswa. Dengan kemampuan yang dimiliki merupakan langkah
awal bagi siswa untuk mengikuti proses belajar selanjutnya.
Mampu berarti kuasa, sanggup melakukan sesuatu. Sedangkan
kemampuan adalah kesanggupan, kecakapan, kekuatan (Kamus Umum Bahasa
Indonesia, 1984: 628)
Menurut Chaplin dalam http://digilib.petra.ac.id “ability (kemampuan,
kecakapan, ketangkasan, bakat, kesanggupan) merupakan tenaga (daya
kekuatan) untuk melakukan suatu perbuatan”. Pengertian kemampuan yang
dijelaskan Desmita (2008) ability (kemampuan, kecakapan) suatu istilah umum
yang berkenaan dengan potensi untuk menguasai suatu keterampilan (hlm. 257).
Kemampuan sering kali disebut kecakapan, menurut Abin Syamsuddin
Makmun (2009) kecakapan dibedakan dalam dua kategori, antara lain:
1) Kecakapan nyata atau aktual (actual ability), yang menunjukkan
kepada aspek kecakapan yang segera dapat didemonstrasikan dan
diuji sekarang juga karena merupakan hasil atau belajar yang
bersangkutan dengan cara, bahan dan dalam hal tertentu yang
telah dijalaninya (achivement, prestasi)
2) Kecakapan potensial (potensial ability), yang menunjukkan
kepada aspek kecakapan yang masih terkandung dalam diri yang
bersangkutan yang diperolehnya secara herediter (pembawaan
kelahirannya), yang mungkin dapat merupakan:
a) abilitas dasar umum (general intelligence)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
b) abilitas dasar khusus dalam bidang tertentu (aptitudes) (hlm.
54).
Berpijak dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa kemampuan
(ability) adalah kecakapan atau kesanggupan untuk bisa melaksanakan suatu
perbuatan yang merupakan bawaan sejak lahir maupun hasil latihan atau praktek
yang dimiliki oleh seseorang untuk menguasai berbagai keterampilan dan
mengolah potensi tersebut agar memberikan efek positif bagi kehidupan
individu. Dalam pembelajaran IPA diharapkan dengan memiliki kemampuan
maka peserta didik akan dapat mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan
atau yang ingin dicapai yang akan berpengaruh pada hasil belajarnya.
b. Pengertian Menganalisis
Dalam pembelajaran siswa tidak sekedar dituntut untuk meningkatkan
pengetahuan dan pemahaman saja, tetapi juga kemampuan menganalisis. Dengan
adanya kemampuan menganalisis siswa dapat lebih mendalami materi
pembelajaran sehingga dapat menerapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Hakiim (2009) menyatakan, menganalisis adalah menguraikan sesuatu ke
dalam bagian-bagian dan menentukan bagaimana hubungan antara bagian-bagian
tersebut dan antara bagian-bagian tersebut dengan struktur keseluruhan atau
tujuan (hlm. 102). Pengertian menganalisis dijelaskan Majid (2009) yaitu
menguraikan satuan-satuan menjadi unit-unit yang terpisah, membagi satuan
menjadi sub-sub atau bagian-bagian, membedakan antara dua yang sama,
memilih, dan mengenai perbedaan (diantara beberapa yang dalam satu kesatuan)
(hlm. 54).
Sedangakan menurut Yamin (2009) analisis merupakan kemampuan
untuk mengidentifikasi, memisahkan dan membedakan komponen-komponen
atau elemen suatu fakta, konsep, pendapat, asumsi, hipotesa atau kesimpulan, dan
memeriksa setiap komponen tersebut untuk melihat ada tidaknya kontradiksi
(hlm. 29).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa menganalisis
merupakan tindakan menentukan dan memisahkan bagian-bagian dari suatu
masalah, menunjukan penyelesaian atau gagasan serta menunjukkan hubungan
antar bagian.
Jadi kemampuan menganalisis adalah suatu kecakapan atau kesanggupan
untuk dapat melaksanakan tindakan dalam menentukan bagian-bagian dari suatu
masalah dan menunjukkan hubungan antar bagian tersebut, melihat penyebab-
penyebab dari suatu peristiwa atau memberi argumen-argumen yang menyokong
suatu pernyataan.
Kemampuan menganalisis merupakan salah satu kemampuan kognitif
tingkat tinggi yang penting untuk dikuasai siswa dalam pembelajaran. Secara
rinci Bloom mengemukakan tiga jenis kemampuan analisis, yaitu :
1) Menganalisis Unsur, meliputi:
a) Kemampuan melihat asumsi-asumsi yang tidak dinyatakan secara eksplisit
pada suatu pernyataan
b) Kemampuan untuk membedakan fakta dengan hipotesa.
c) Kemampuan untuk membedakan pernyataan faktual dengan pernyataan
normatif.
d) Kemampuan untuk mengidentifikasi motif-motif dan membedakan
mekanisme perilaku antara individu dan kelompok.
e) Kemampuan untuk memisahkan kesimpulan dari pernyataan-pernyataan
yang mendukungnya.
2) Menganalisis hubungan, meliputi:
a) Kemampuan untuk melihat secara komprehensif interrelasi antar ide
dengan ide.
b) Kemampuan untuk mengenal unsur-unsur khusus yang membenarkan suatu
pernyataan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
c) Kemampuan untuk mengenal fakta atau asumsi yang esensial yang
mendasari suatu pendapat atau tesis atau argumen-argumen yang
mendukungnya.
d) Kemampuan untuk memastikan konsistensinya hipotesis dengan informasi
atau asumsi yang ada.
e) Kemampuan untuk menganalisis hubungan di antara pernyataan dan
argumen guna membedakan mana pernyataan yang relevan mana yang
tidak.
f) Kemampuan untuk mendeteksi hal-hal yang tidak logis di dalam suatu
argumen.
g) Kemampuan untuk mengenal hubungan kausal dan unsur-unsur yang
penting dan yang tidak penting di dalam perhitungan historis.
3) Menganalisis prinsip-prinsip organisasi, meliputi:
a) Kemampuan untuk menguraikan antara bahan dan alat
b) Kemampuan untuk mengenal bentuk dan pola karya seni dalam rangka
memahami maknanya.
c) Kemampuan untuk mengetahui maksud dari pengarang suatu karya tulis,
sudut pandang atau ciri berfikirnya dan perasaan yang dapat diperoleh
dalam karyanya.
d) Kemampuan untuk melihat teknik yang digunakan dalam meyusun suatu
materi yang bersifat persuasif seperti advertensi dan propaganda.
Terkait dengan perumusan tujuan pembelajaran, di bawah ini beberapa
Kata Kerja Operasional yang berhubungan dengan pencapaian ranah kognitif
siswa dalam pembelajaran pada Tabel 2.1 sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
Table 1. Kata Kerja Operasional Ranah Kognitif
Pengetahuan
(Knowledge)
Pemahaman
(Comprehension)
Penerapan
(Aplication)
Analisis
(Analysis)
Sintesis
(Synthesis)
Evaluasi
(Evaluation)
Memilih
Menjodohkan
Memberi nama
Mencatat
Memberi label
Mendidentifi
kasikan, dll
Memperkirakan
Mencirikan
Mengkategorikan
Membandingkan
Mendiskusikan
Mengemukakan
Membedakan, dll
Mengurutkan
Memperkirakan
Mengelompo-
kan
Menggambar-
kan, dll
Menyeleksi
Menghubung-
kan
Membanding-
kan
Mendiagram-
kan, dll
Merancang
Merencanakan
Mengumpulkan
Mendikte
Mengkategori-
kan, dll
Menilai
Memperjelas
Membuktikan
Merinci
Menyimpulkan
Membanding kan,
dll
c. Materi Sifat-Sifat Cahaya
Benda-benda yang ada di sekitar kita dapat kita lihat apabila ada cahaya
yang mengenai benda tersebut. Cahaya yang mengenai benda akan dipantulkan
oleh benda ke mata sehingga benda tersebut dapat terlihat. Cahaya berasal dari
sumber cahaya. Semua benda yang dapat memancarkan cahaya disebut sumber
cahaya. Contoh sumber cahaya adalah matahari, lampu, senter, dan bintang.
Cahaya memiliki sifat merambat lurus, menembus benda bening, dan dapat
dipantulkan.
Cahaya memiliki sifat-sifat tertentu yang banya manfaatnya bagi
kehidupan. Sifat-sifat cahaya tersebut yaitu cahaya merambat lurus, cahaya
menembus benda bening, cahaya dapat dibiaskan, cahaya dapat dipantulkan, dan
cahaya dapat diuraikan (Azmiyawati dkk, 2008: 130).
1) Cahaya Merambat Lurus
Cahaya yang masuk melalui celah-celah atap rumah kita merambat
lurus (membentuk seberkas garis lurus)
Gambar 2.1. Cahaya Merambat Lurus
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
Apabila cahaya merambat dari zat yang kurang rapat ke zat yang
lebih rapat, cahaya akan dibiaskan mendekati garis normal. Misalnya cahaya
merambat dari udara ke air. Sebaliknya, apabila cahaya merambat dari zat
yang lebih rapat ke zat yang kurang rapat, cahaya akan dibiaskan menjahui
garis normal. Misalnya cahaya merambat dari air ke udara. Pembiasan sering
lkamu jumpai dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya dasar kolam terlihat
lebih dangkal daripada kedalaman sebenarnya. Gejala pembiasan juga dapat
dilihat pada pensil yang dimasukkan kedalam gelas berisi air. Pensil tersebut
akan tampak patah.
4) Cahaya Dapat Dipantulkan
Pemantulan cahaya ada dua jenis yaitu pemantulan baur dan
pemantulan teratur. Pemantulan baur terjadi apabila cahaya mengenai
permukaan yang kasar atau tidak rata. Pada pemantulan ini sinar pantul
arahnya tidak beraturan. Sementara itu, pemantulan teratur terjadi jika cahaya
mengenai permukaan rata, licin dan mengkilap. Permukaan yang mempunyai
sifat seperti ini misalnya cermin. Pada pemantulan ini sinar pantul memiliki
arah yang teratur.
Cermin merupakan salah satu benda yang memantulkan cahaya.
Berdasarkan bentuk permukaannya ada cermin datar dan cermin lekung.
Cermin lekung ada dua macam, yaitu cermin cembung dan cermin cekung.
a) Cermin Datar
Cermin datar yaitu cermin yang permukaan bidang pantulnya
datar dan tidak melengkung. Cermin datar yaitu cermin yang digunakan
untuk bercermin, kita akan melihat bayangan kita di dalam cermin.
Sifat bayangan pada cermin datar adalah sebagai berikut:
(1) Ukuran (besar dan tinggi) bayangan sama dengan ukuran benda.
(2) Jarak bayangan ke cermin sama dengan jarak benda ke cermin.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
Pengertian pembelajaran menurut Hamalik (2010):
Pembelajaran merupakan suatu kombinasi yang tersusun meliputi
unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan dan prosedur
yang saling mempengaruhi untuk mencapai tujuan. Manusia terlibat
dalam sistem pengajaran terdiri dari siswa, guru dan tenaga lainnya,
misalnya tenaga laboratorium. Material meliputi buku-buku, papan
tulis, fotografi, audio, dan video tape. Fasilitas perlengkapan meliputi
ruang kelas, perlengkapan, audiovisual, juga komputer. Prosedur
meliputi jadwal dan penyampaian informasi, praktek, belajar dan
sebagainya (hlm. 57).
Pembelajaran adalah suatu upaya yang dilakukan oleh seseorang untuk
membelajarkan siswa yang belajar. Pada pembelajaran formal (sekolah)
pembelajaran merupakan tugas yang dibebankan guru karena guru merupakan
tenaga professional yang dipersiapkan untuk itu (Siddiq, dkk, 2009:19).
Berdasarkan uraian di atas pembelajaran adalah proses interaksi peserta
didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar yang
meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan dan prosedur
untuk mencapai tujuan.
b. Pengertian Pembelajaran Inkuiri
Inkuiri berasal dari bahasa Inggris “inquiry”yang berarti pertanyaan atau
penyelidikan. Inkuiri merupakan suatu rangkaian kegiatan belajar yang
melibatkan seluruh kemampuan siswa untuk memecahkan suatu masalah dengan
cara mencari sumber sendiri, belajar bersama dalam suatu kelompok,
menyelidikinya secara sistematis, kritis, logis, analitis sehingga siswa dapat
merumuskan penemuannyadan menarik suatu kesimpulan. Sasaran utama
kegiatan pembelajaran inkuiri adalah :
1) Keterlibatan siswa secara maksimal dalam proses kegiatan belajar.
2) Keterarahan kegiatan secara logis dan sistematis pada tujuan pembelajaran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
3) Mengembangkan sikap percaya pada diri siswa tentang apa yang ditemukan
dalam proses inkuiri.
Eric (www.top-pdf-manuals.com/Journal international inquiry meyhod-
html) Some have emphasized the active nature of student involvement,
associating inquiry with “hands-on” learning and experiental or activity-based
instruction. Dalam pembelajaran inkuiri beberapa siswa dilibatkan untuk
membentuk kelompok dengan melakukan kegiatan alami dengan cara belajar
melakukan kegiatan tangan, melakukan percobaan, atau melakukan aktivitas
pada saat pembelajaran.
George (www.top-pdf-manuals.com/Journal international inquiry
meyhod-html) In the sciences, inquiry-based learning has been widely promoted
to increase literacy and skill development, but there has been little comparison to
more traditional curriculum. Dalam ilmu pengetahuan, yang menjadi dasar
dalam pembelajaran inkuiri adalah menekankan pertambahan kemampuan dan
pengembangan keterampilan, tetapi berbanding terbalik dengan kurikulum
tradisional.
Berdasarkan pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa
pembelajaran inkuiri adalah suatu pembelajaran dimana siswa terlibat aktif dalam
pembelajaran tentang konsep atau suatu gejala melalui pengamatan, pengukuran,
pengumpulan data untuk ditarik kesimpulan. Guru tidak lagi berperan sebagai
pemberi informasi dan siswa sebagai penerima informasi, tetapi guru membuat
rencana pembelajaran atau langkah-langkah percobaan. Siswa melakukan
percobaan atau penyelidikan untuk menemukan konsep-konsep yang telah
ditetapkan guru.
Trianto (2009), menyatakan kondisi umum yang merupakan syarat
timbulnya kegiatan inkuiri bagi siswa adalah :
1) Aspek sosial di kelas dan suasana terbuka yang mengundang siswa
berdiskusi.
2) Inkuiri berfokus pada hipotesis.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
3) Penggunaan fakta sebagai evidensi (informasi, fakta) (hlm. 166).
Untuk menciptakan pembelajaran inkuiri, peranan guru adalah sebagai
berikut:
1) Motivator yaitu memberi rangsangan agar siswa aktif dan
bergairah berfikir.
2) Fasilitator yaitu menunjukkan jalan keluar jika siswa mengalami
kesulitan.
3) Penanya yaitu menyadarkan siswa dari kekeliruan yang mereka
buat.
4) Administator yaitu bertanggung jawab terhadap seluruh kegiatan
siswa.
5) Pengarah yaitu memimpin kegiatan siswa untuk mencapai tujuan
yang dihadapkan.
6) Manajer yaitu mengelola sumber belajar, waktu dan organisasi
kelas.
7) Rewarder yaitu memberi penghargaan pada prestasi yang dicapai
siswa (Trianto, 2009: 168).
c. Jenis Model Pembelajaran Inkuiri
Amien (1987) menguraikan tujuh jenis model pembelajaran inkuiri
(hlm.136), diantaranya :
1) Inkuiri terbimbing (guide inquiry), yaitu guru menyediakan petunjuk yang
cukup luas kepada siswa dan sebagian besar perencanaannya dibuat guru
dimana siswa melakukan kegiatan percobaan/ penyelidikan untuk
menemukan konsep-konsep/prinsip-prinsip yang telah ditetapkan guru.
2) Inkuiri yang dimodifikasi ( modified inquiry), yaitu guru hanya memberikan
permasalahan saja, kemudian siswa diminta untuk memecahkannya melalui
pengamatan, eksplorasi atau melalui prosedur penelitian. Dalam inkuiri yang
dimodifikasi ini guru berperan sebagai pendorong, narasumber dan bertugas
memberikan bantuan yang diperlukan untuk menjamin kelancaran proses
belajar siswa.
3) Inkuiri bebas (free inquiry), yaitu siswa melakukan penelitian sendiri sebagai
seorang ilmuwan. Dalam inkuiri bebas ini guru tidak membantu siswa dalam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
merumuskan masalah serta memecahkan masalah, dengan kata lain model
inkuiri ini siswa mandiri sepenuhnya.
4) Mengajak pada penyelidikan (invitation into inquiry) yaitu siswa dilibatkan
dalam proses pemecahan masalah dengan cara yang biasa dilakukan oleh
para ilmuwan. Siswa diajak untuk melakukan beberapa kegiatan seperti
merancang eksperimen, merumuskan hipotesis dan menetapkan pengawasan
melalui pertanyaan yang telah direncanakan dengan teliti. Dengan kata lain
guru bersama siswa memecahkan masalah bersama-sama.
5) Pendekatan proses (inquiry role approach) yaitu suatu kegiatan proses
belajar yang melibatkan siswa dalam beberapa tim yang masing-masing tim
terdiri atas empat anggota untuk memecahkan invitation into inquiry.
Masing-masing anggota tim diberi suatu peranan yang berbeda-beda yaitu,
(a) koordinator tim, (b) penasehat teknis, (c) pencatat data dan (d) evaluator
proses. Anggota tim menggambarkan peranan-peranan tersebut dan bekerja
sama untuk memecahkan masalah yang berkaitan dengan topik yang akan
dipelajari.
6) Teka-teki bergambar (pictorial riddle) yaitu salah satu teknik untuk
mengembangkan motivasi dan minat siswa di dalam diskusi kelompok kecil
maupun besar. Gambar, peragaan atau situasi yang sesungguhnya dapat
digunakan untuk meningkatkan cara berfikir dan kreatif siswa. Suatu riddle
biasanya berupa gambar di papan tulis, papan poster, atau di proyeksikan
dari suatu transparansi kemudian guru mengajukan pertanyaan yang
berkaitan dengan riddle tersebut. Dalam merancang inkuiri ini, guru harus
mengikuti langkah seperti berikut ini :
a) Memilih beberapa konsep atau prinsip yang akan diajarkan atau
didiskusikan.
b) Melukis suatu gambar, menunjukkan suatu ilustrasi atau menggunakan
gambar yang menunjukkan konsep, proses atau situasi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
c) Suatu prosedur bergantian adalah menunjukkan sesuatu yang tidak
sewajarnya dan kemudian meminta siswa untuk mencari dan menemukan
mana yang salah dengan riddle tersebut.
d) Membuat pertanyaan-pertanyaan berbentuk divergent yang
berorientasikan proses dan berkaitan dengan riddle yang akan membantu
siswa memperoleh pengertian konsep atau prinsip yang terlibat di
dalamnya.
7) Kisaran (synectics lesson), William J.J Gordon mengungkapkan bahwa pada
dasarnya synectics lesson memusatkan pada keterlibatan siswa untuk
membuat berbagai macam bentuk metafora (kiasan) supaya dapat membuat
intelegensinya dan mengembangkan kreativitasnya. Hal ini dapat
dilaksanakan oleh siswa karena metafora dapat membantu dalam
melepaskan “ikatan struktur mental” yang melekat kuat dalam memandang
suatu permasalahan sehingga dapat menunjang timbulnya ide-ide kreatif.
Dengan kata lain, inkuiri ini merupakan suatu pendekatan untuk
menstimulasi bakat-bakat kreatif siswa.
d. Pengertian Inkuiri Terbimbing
Jauhar (2011) menjelaskan bahwa pembelajaran inkuiri terbimbing
adalah pembelajaran dimana guru membimbing siswa melakukan kegiatan
dengan pertanyaan awal dan mengarahkan pada suatu diskusi (hlm. 69).
Amien (1987) menyatakan bahwa inkuiri terbimbing (guide inquiry),
yaitu guru menyediakan petunjuk yang cukup luas kepada siswa dan sebagian
besar perencanaannya dibuat guru dimana siswa melakukan kegiatan percobaan/
penyelidikan untuk menemukan konsep-konsep/prinsip-prinsip yang telah
ditetapkan guru (hlm.136).
Dalam pelaksanaanya dikelas, peran guru adalah untuk menciptakan
situasi yang kondusif agar siswa dapat melakukan prosedur penelitian selayaknya
ilmuwan dalam mencari jawaban dari sebuah pertanyaan dengan cara mengenal
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
masalah, mengajukan pertanyaan, melakukan langkah-langkah penelitian dan
menyampaikan hasil penelitian. Metode inkuiri terbimbing (terarah) ini lebih
cocok untuk siswa yang belum terbiasa melakukan inkuiri. Dengan metode
inkuiri terbimbing siswa tidak mudah bingung dan tidak mengalami kegagalan
dalam belajar karena guru terlibat penuh. Dimana guru memberikan bimbingan
dan arahan agar siswa dapat melakukan kegiatan.
Amien (1987) mengemukakan bahwa pada umumnya suatu pengajaran
inkuiri terbimbing di laboratorium (hlm. 137) terdiri dari:
1) Pernyataaan problem
Problem untuk masing-masing kegiatan dapat dinyatakan sebagai pernyataan
bisa/mampu.
2) Kelas/ semester
Menunjukkan tingkat siswa yang akan diberi penjelasan.
3) Prinsip atau konsep yang diberikan
Konsep-konsep yang harus ditemukan siswa melalui kegiatan harus ditulis
dengan jelas dan tepat melalui aspek kognitif, psikomotorik, dan afektif.
4) Diskusi pengarahan
Diskusi pegarahan berupa pertanyaan-pertanyaaan yang diajukan kepada
siswa untuk didiskusikan para siswa sebelum siswa melakukan kegiatan
inkuiri.
5) Kegiatan metode penemuan oleh siswa
Berupa kegiatan percobaan atau penelitian oleh siswa untuk menemukan
konsep-konsep atau prinsip-prinsip yang telah ditentukan oleh guru.
6) Proses berfikir kritis dan ilmiah
Proses berfikir kritis dan ilmiah harus ditulis dan dijelaskan untuk
menunjukkan kepada guru lain tentang operasional siswa yang diharapkan
selama proses pembelajaran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
7) Pernyataan yang bersifat open-ended
Pertanyaan yang bersifat open-ended harus berupa pertanyaan yang mengarah
pada pengembangan tambahan kegiatan siswa.
8) Catatan guru
Catatan guru berupa catatan guru lain yang meliputi:
a) Penjelasan tentang hal-hal atau bagian-bagian yang sulit dari suatu
kegiatan atau pembelajaran.
b) Isi materi yang relevan dengan kegiatan.
c) Faktor-faktor atau variabel-variabel yang dapat mempengaruhi hasil-
hasilnya terutama penting sekali apabila percobaan atau penyelidikan tidak
berjalan atau gagal.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa inkuiri terbimbing
adalah pembelajaran inkuiri yang berupaya menanamkan dasar-dasar berpikir
ilmiah pada diri siswa dengan guru membimbing siswa dalam melakukan
kegiatan dengan memberi pertanyaan awal dan mengarahkan pada suatu diskusi.
e. Kelebihan dan Kelemahan Pembelajaran Inkuiri Terbimbing
1) Kelebihan Pembelajaran Inkuiri Terbimbing
Setiap pembelajaran memiliki kelebihan dalam penerapannya,
Roestiyah (2008) mengemukakan keunggulan pembelajaran inkuiri sebagai
berikut :
a) Dapat membentuk dan mengembangkan “ self-consept” pada diri
siswa, sehingga siswa dapat mengerti tentang konsep dasar dan ide-
ide lebih baik.
b) Membantu dalam menggunakan ingatan dan transfer pada situasi
belajar yang baru.
c) Mendorong siswa untuk berfikir dan bekerja atas inisiatifnya sendiri,
bersifat obyektif, jujur dan terbuka.
d) Mendorong siswa untuk berfikir intuitif dan merumuskan hipotesanya
sendiri.
e) Memberikan kepuasan yang bersifat intrinsik.
f) Situasi proses belajar menjadi lebih merangsang.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
g) Dapat mengembangkan bakat atau kecakapan individu.
h) Memberi kebebasan siswa untuk belajar sendiri.
i) Siswa dapat menghindari siswa dari cara-cara belajar yang tradisional.
j) Dapat memberikan waktu pada siswa secukupnya sehingga dapat
mengasimilasi dan mengakomodasi informasi (hlm. 76).
2) Kelemahan Pembelajaran Inkuiri Terbimbing
Selain memiliki kebihan, pembelajaran inkuiri juga memiliki
kelemahan. Adapun kelemahan tersebut antara lain dijelaskan oleh Roestiyah
(2008), yaitu:
a) Memakan waktu yang cukup banyak.
b) Jika kurang terpimpin atau kurang terarah dapat menjurus kepada
kekacauan dan kekaburan atas materi yang dipelajari.
c) Memerlukan berbagai sumber, sarana dan fasilitas yang memadai
(hlm.76-77).
d. Tahapan Inkuiri Terbimbing
Amien (1987) mengungkapkan bahwa proses belajar mengajar dengan
menggunakan pendekatan inkuiri terbimbing di laboratorium mengikuti langkah-
langkah sebagai berikut:
1) Guru membagi kelas menjadi beberapa kelompok, setiap kelompok
terdiri dari 5 atau 6 orang.
2) Guru membagikan Lembar Kerja Siswa (LKS) kepada siswa yang
berupa pertanyaan problem, kelas/ semester, prinsip atau konsep yang
harus ditemukan, alat dan bahan, diskusi pengarahan, kegiatan metode
penemuan, proses berfikir kritis. Pertanyaan yang bersifat open-ended.
3) Memberikan pengarahan kepada siswa tentang kegiatan atau
praktikum di laboratorium serta membimbing diskusi pengarahan
sebelum kegiatan penemuan.
4) Siswa melakukan kegiatan penemuan dengan cara melakukan
percobaan atau praktikum sesuai dengan LKS dalam bimbingan guru.
5) Siswa menjawab semua pertanyaan dan tugas yang terdapat di LKS.
6) Membuat laporan hasil percobaan di laboratorium dan menarik
kesimpulan untuk mencocokkan hasil penelitian dengan teori yang ada
(hlm.138-139).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
Menurut Memes menyatakan tahapan inkuiri terbimbing ada lima tahap,
yaitu:
1) Merumuskan masalah.
2) Membuat hipotesis.
3) Merencanakan kegiatan.
4) Melaksanakan kegiatan.
5) Mengumpulkan data.
6) Mengambil kesimpulan (Jauhar, 2011:85).
Tabel 2.2. Sintak Inkuiri Terbimbing
No Langkah Pokok Aktivitas Guru Aktivitas siswa
1. Perumusaan masalah Menjelaskan prosedur kegiatan
menyelidiki
Menyajikan masalah dengan
mengajukan pertanyaan tentang
inti masalah
Memahami prosedur
kegiatan
Merumuskan permasalahan
2. Menyusun hipotesis Membimbing dalam
merumuskan hipotesis
Merumuskan hipotesis
3. Mengumpulkan data Memberi tugas kegiatan inti
Memantau dan membimbing
proses kegiatan penemuan
konsep
Mengumpulkan data dan
informasi
Melakukan kegiatan
penemuan konsep
4. Menganalisa data Membimbing dalam
menganalisa data hasil kegiatan
Mengadakan diskusi
Menganalisa data hasil
Melakukan diskusi hasil
5. Menyimpulkan Memacu proses penyimpulan
Membimbing siswa dalam
mengambil kesimpulan
Membuat kesimpulan
Tahapan pada inkuiri ini mempunyai peranan yang sangat penting dalam
kegiatan belajar mengajar di kelas. Para siswa akan berperan aktif melatih
keberanian, berkomunikasi dan berusaha mendapatkan pengetahuannya sendiri
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
untuk memecahkan masalah yang dihadapi. Tugas guru adalah mempersiapkan
skenario pembelajaran sehingga pembelajarannya dapat berjalan dengan lancar.
3. Hakikat Rasa Ingin Tahu
Setiap pengetahuan yang baru, masih asing, tidak biasa, mengejutkan, dan
keragu-raguan akan memunculkan rasa penasaran seseorang terhadap hal
tersebut. Rasa penasaran tersebut akan memunculkan rasa ingin tahu yang
mendalam dan kemudian timbul keinginan untuk menguasainya dengan jelas.
Samani dan Hariyanto (2011) menyatakan bahwa rasa ingin tahu merupakan
keinginan untuk menyelidiki dan mencari pemahaman terhadap rahasia alam atau
peristiwa sosial yang sedang terjadi (hlm.119). Sedangkan Raka, dkk (2011)
menyatakan bahwa rasa ingin tahu adalah minat mencari kebaruan, keterbukaan
terhadap pengalaman baru, menaruh perhatian pada hal-hal atau pengalaman
baru, melihat berbagai hal atau topic sebagai hal-hal menarik, menjelajah dan
berusaha menemukan sesuatu (hlm.38).
Dahar (2009) menyebutkan “bahwa rasa ingin tahu merupakan suatu
respon terhadap ketidaktahuan dan keasingan” (hlm. 104). Jika seseorang melihat
sesuatu yang baru atau aneh, maka segera akan menyelidikinya. Semakin banyak
hal yang dirahasiakan maka akan semakin kuat pula keinginan untuk mengetahui
lebih lanjut. Rasa penasaran yang dapat memotivasi seseorang untuk
mempelajari sesuatu inilah yang disebut rasa ingin tahu.
Dahar juga menyatakan bahwa “apabila ada benda atau materi yang
belum kita ketahui yang terdapat di lingkungan kita, karena sifat rasa ingin tahu
maka kita akan memasukan benda atau materi itu ke dalam struktur kognitif
kita”. Pernyataan ini menunjukan bahwa rasa ingin tahu yang tinggi dapat
menjadikan peserta didik mampu mengkonstruksi pengetahuan yang masih baru
atau belum dikenal. Rasa ingin tahu menjadi salah satu jalan untuk menyusun
sebuah hipotesis atau pendugaan tentang makna dari sebuah pengetahuan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
Menurut Jujun Suriasumantri (2007:19) “pengetahuan dimulai dari rasa
ingin tahu”. Pengetahuan merupakan segala sesuatu yang diketahui seseorang,
maka untuk dapat menguasai pengetahuan peserta didik harus mengetahui
mengapa mempelajari suatu pengetahuan dan mengerti apa kegunaan bgi dirinya.
Kondisi rasa ingin tahu terjadi karena peserta didik menganggap bahwa pelajaran
tersebut merupakan hal baru yang harus diketahuinya dan bisa menjawab
ketidaktahuannya. Jadi rasa ingin tahu dapat menumbuhkan upaya untuk
menjawab hal-hal yang belum diketahui.
Dimyanti dan Mudjiono (2009) menyebutkan bahwa “siswa belajar
didorong oleh rasa ingin tahu dan kebutuhannya” (hlm. 23). Jika seseorang ingin
mengetahui manfaat dari suatu hal, ia akan berusaha mencari penjelasan dari
orang lain. Dari informasi yang diperoleh peserta didik tersebut akhirnya dapat
memenuhi apa yang diinginkan. Jadi, peserta didik tersebut telah memiliki tujuan
belajar yang jelas sehingga ia dapat belajar dengan penuh semangat agar
tujuannya tercapai.
Albert Einstein (www.lifehack.org/.../4-reasen-why-curiosity) Curiosity is
an important trait of a genius. I don’t think you can find an intellectual giant who
is not a curious person. Was especially know for his adventures which cam from
his curiosity. Rasa ingin tahu (keingintahuan) adalah ciri utama dari seseorang
yang cerdas. Kamu tidak akan menemukan cendekiawan besar yang bukan orang
yang memiliki rasa ingin tahu (keingintahuan). Cendekiawan dikenali dari sepak
terjangnya yang berawal dari rasa keingintahuannya.
Yas Pal (http://randomcuriosity.aglasemshop.com) Curiosity is the
fundamental basis for the process of learning. It helps children to explore,
question and often wonder about the world they live in. Rasa ingin tahu adalah
asas dasar dari proses belajar. Keingintahuan membantu anak untuk
mengeksplorasi, mempertanyakan dan ingin tahu tentang dunia dimana mereka
tinggal.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa Rasa ingin tahu
mengandung hasrat untuk memahami, menyusun, mengatur, menganalisis,
menemukan hubungan dan makna, serta mengembangkan suatu sistem nilai.
Salah satu ciri kondisi psikis yang sehat adalah adanya rasa ingin tahu. Orang
yang telah mencapai kematangan psikologis menunjukan bahwa mereka sangat
tertarik kepada hal-hal yang belum dapat dijelaskan. Jadi rasa ingin tahu
merupakan kebutuhan hidup alamiah manusia.
B. PENELITIAN YANG RELEVAN
Penelitian yang relevan dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti,
yaitu:
1. Yustami, 2008, dengan judul “Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Untuk
Mencapai Ketuntasan Belajar IPA Pada Siswa Kelas IV SDN Tegalsari
Madiun Tahun Ajaran 2008/2009”. Adapun simpulan dari penelitian Yustami
adalah penerapan model pembelajaran inkuiri dapat meningkatkan ketuntasan
belajar IPA siswa kelas IV SDN Tegalsari Madiun Tahun Ajaran 2008/2009.
Hal ini dapat dilihat dari prosentasi ketuntasan nilai IPA siswa kelas IV dari
siklus I sampai siklus III. Pada siklus I siswa yang mendapat nilai minimal 60
ada 10 anak atau 28,57%, pada siklus II yang mendapat nilai minimal 60 ada 7
anak atau 20,00% dari 35 anak, pada siklus III siswa yang mendapat nilai
minimal 60 ada 3 anak dari 35 anak. Dari siklus I kemudian dilaksanakan
siklus II prestasi siswa mengalami prosentase kenaikan 8,75% dari siklus II
kemudian dilaksanakan siklus III mengalami prosentasi kenaikan 40,55%.
Penelitian Yustami memiliki persamaan dengan penelitian ini yakni terletak
pada penggunaan model pembelajaran inkuiri pada pembelajaran IPA.
Perbedaannya adalah pada penelitian Yustami digunakan untuk mencapai
ketuntasan belajar pada siswa kelas IV, sedangkan pada penelitian ini
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
digunakan untuk meningkatkan kemampuan menganalisis sifat-sifat cahaya
pada siswa kelas V.
2. Sujiati, 2011. Peningkatkan kemampuan memahami sifat-sifat cahaya dalam
pembelajaran IPA pada peserta didik kelas V SD Negeri 1 Karangpelem tahun
ajaran 2010/2011. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan yang
pertama bahwa ada peningkatan kemampuan memahami sifat-sifat cahaya
setelah diadakan tindakan kelas dengan model quantum learning. Hal itu
dapat ditunjukkan dengan meningkatnya nilai kemampuan memahami sifat-
sifat cahaya peserta didik sebelum dan sesudah tindakan. Pada siklus I
ada peningkatan kemampuan memahami sifat-sifat cahaya dari rata-rata
57,02 menjadi 66,61 dengan ketuntasan klasikal 74% dan pada siklus II ada
peningkatan kemampuan memahami sifat-sifat cahaya dari rata-rata 66,61
menjadi 74,63 dengan ketuntasan kalsikal 85%. Pada penelitian ini
memiliki persamaan dalam penggunaan materi sifat-sifat cahaya pada siswa
kelas V.
3. Amir Zainur, 2011. Pembelajaran Biologi dengan Model Kuatum
menggunakan Media Komik dan Animasi ditinjau dari Rasa Ingin Tahu dan
Kemampuan Verbal. Kesimpulan dari penelitian ini salah satunya adalah
siswa dengan rasa ingin tahu yang tinggi memiliki prestasi belajar yang lebih
baik dibandingkan dengan siswa dengan rasa ingin tahu yang rendah.
Persamaan penelitian Amir Zainur dengan penelitian ini adalah sama-sama
menggunakan rasa ingin tahu sebagai tinjaun. Pada penelitian Amir Zainur
berupa kualitatif, sedangkan penelitian ini berupa Penelitian Tindakan Kelas.
Berdasarkan beberapa hasil penelitian diatas maka peneliti dapat menarik
kesimpulan bahwa pemilihan model pembelajaran yang tepat digunakan pada
materi pembelajaran dapat meningkatkan keberhasilan pembelajaran pada siswa.
Sehubungan dengan hal itu, peneliti merasa perlu untuk meningkatkan
kemampuan menganalisis dan menjadikan pembelajaran lebih bermakna dan
menyenangkan bagi siswa. Dalam penelitian ini penulis menekankan pada
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
peningkatan kemampuan menganalisis sifat-sifat cahaya melalui pembelajaran
inkuiri terbimbing tinjauan rasa ingin tahu (PTK pada siswa kelas V SD Negeri 1
Jendi Selogiri Wonogiri tahun ajaran 2011/2012).
C. KERANGKA BERFIKIR
Kondisi awal pada pembelajaran IPA pada kelas V SD Negeri 1 Jendi,
Selogiri, Wongiri tahun ajaran 2011/2012 kemampuan menganalisis sifat-sifat
cahaya masih rendah dan tingkat rasa ingin tahu siswa yang masih kurang. Hal
ini dipengaruhi oleh gaya mengajar guru yang masih konvensional dan tidak
didukung penggunaan media pembelajaran secara maksimal. Pembelajaran
bersifat teacher centered karena guru masih menggunakan metode konvensional
yaitu metode ceramah, siswa hanya duduk diam dan mendengarkan penjelasan
guru. Selama pembelajaran berlangsung, kegiatan menganalisis dan memikirkan
secara ilmiah mengenai sifat-sifat cahaya belum terbangun. Hal tersebut
menyebabkan nilai kemampuan menganalisis sifat-sifat cahaya masih rendah.
Dari 14 siswa kelas V hanya 5 siswa atau sebesar 35,7% yang mendapat nilai
diatas KKM (69) dengan nilai rata-rata rasa ingin tahu siswa 60,2 (kurang).
Bertolak dari permasalahan diatas, diperlukan suatu tindakan dengan
untuk meningkatkan kemampuan menganalisis sifat-sifat cahaya. Salah satu cara
yang dapat digunakan untuk meningkatkan kemampuan menganalisis siswa yaitu
dengan menerapkan pembelajaran inkuiri terbimbing. Melalui pembelajaran
inkuiri terbimbing ini siswa akan terlibat secara aktif dalam pembelajaran,
keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran di awali dengan kreatifitas guru
menunjuk atau mempraktikkan suatu kasus, kemudian memberikan pertanyaan-
pertanyaan yang dapat merangsang rasa ingin tahu siswa. Dari rasa ingin tahu
inilah, siswa melalui bimbingan guru akan melakukan pengamatan, pengumpulan
data dan menarik kesimpulan berdasarkan informasi yang diperolehnya sendiri.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
Dari pengalaman belajar aktif inilah siswa secara mandiri mencoba menganalis
materi yang diajarkannya, sehingga memudahkan siswa mengetahui dan
memahami materi pembelajaran yang diajarkan sehingga pada akhirnya akan
memberi dampak positif bagi siswa tersebut dengan meningkatnya kemampuan
menganalisis materi pembelajaran pada siswa.
Penerapan pembelajaran inkuiri terbimbing yang dilakukan oleh guru
terdiri dari dua siklus, yaitu siklus I dan siklus II. Siklus I siswa melaksanakan
proses pembelajaran kemampuan menganalisis sifat-sifat cahaya secara
berkelompok dengan menerapkan pembelajaran inkuiri terbimbing. Penelitian
dilanjutkan dengan melaksanakan siklus II, pada siklus ini siswa melaksanakan
proses pembelajaran kemampuan menganalisis sifat-sifat cahaya secara
berpasangan dengan menerapakan pembelajaran inkuiri terbimbing. Hasil dari tes
yang dilakukan pada siklus II menunjukkan adanya peningkatan nilai
kemampuan menganalisis sifat-sifat cahaya dengan prosentase pencapaian KKM
(69) sebesar 85,7%, dan dari hasil pengisian angket rasa ingin tahu siswa,
menunujukan bahwa nilai rata-rata rasa ingin tahu siswa mencapai kriteria baik
atau sangat baik sehingga penelitiain ini dikatakan berhasil.
Berdasarkan hal tersebut, maka pada kondisi akhir dapat diperoleh bahwa
dengan pembelajaran inkuiri terbimbing tinjauan rasa ingin tahu dapat
meningkatkan kemampuan menganalisis sifat-sifat cahaya (PTK pada siswa
kelas V SD Negeri 1 Jendi Selogiri Wonogiri Tahun Ajaran 2011/ 2012).
Kerangka berpikir dalam penelitian ini dapat divisualisasikan pada
Gambar 2.7 sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
Gambar 2.7. Skema kerangka berpikir
Kondisi
akhir
Dengan penerapan inkuiri
terbimbing, kemampuan
menganalisis sifat-sifat
cahaya dapat meningkat dan
nilai rasa ingin tahu siswa
baik
Kondisi
Awal
Guru belum
menerapkan
pembelajaran inkuiri
terbimbing
Tindakan
Guru menerapkan
pembelajaran inkuiri
terbimbing
Nilai kemampuan
menganalisis sifat-
sifat cahaya masih
rendah dan skor rasa
ingin tahu siswa
masih kurang
Siklus II
Penerapan inkuiri terbimbing
secara berpasangan
Siklus I
Penerapan inkuiri
terbimbing secara
berkelompok.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
D. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan landasan teori, penelitian yang relevan, dan kerangka
berpikir diatas, maka dapat dirumuskan hipotesis penelitian tindakan sebagai
berikut : Penerapan Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Tinjauan Rasa Ingin Tahu
dapat Meningkatkan Kemampuan Menganalisis Sifat-sifat Cahaya (PTK Pada
Siswa Kelas V SD Negeri I Jendi Selogiri Wonogiri Tahun Ajaran 2011/2012).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 33
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 1 Jendi yang terletak di
Kecamatan Selogiri, Kabupaten Wonogiri. Penelitian ini khususnya dilaksanakan
di kelas V. Pemilihan SD Negeri 1 Jendi sebagai lokasi penelitian adalah
berdasarkan beberapa pertimbangan sebagai berikut :
a. Sekolah tersebut mengizinkan untuk dilaksanakan untuk kegiatan penelitian.
b. Sekolah tersebut belum pernah diadakan penelitian yang serupa, sehingga
terhindar dari kemungkinan adanya penelitian ulang.
c. Sekolah bersedia memberikan data yang diperlukan peneliti.
d. Hasil pembelajaran kemampuan menganalisis sifat-sifat cahaya dalam
pelajaran IPA kelas V masih rendah.
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada semester II tahun ajaran 2011/2012 selama
tujuh bulan yang terdiri dari tahap persiapan sampai dengan tahap revisi. Jadwal
penelitian dapat dilihat pada (lampiran 1 halaman 93).
B. Subjek Penelitian
Subjek penelitian adalah siswa kelas V SD Negeri 1 Jendi Selogiri
Wonogiri tahun ajaran 2011/2012, kondisi siswa heterogen dengan jumlah siswa
14, terdiri dari 6 siswa laki-laki dan 8 siswa perempuan dengan Nursorini, S.Pd.
bertindak sebagai guru kelas V. Objek penelitiannya adalah pembelajaran sifat-
sifat cahaya pada pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
C. Bentuk dan Strategi Penelitian
Bentuk penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Arikunto
(2010) menyatakan penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan
terhadap kegiatan yang sengaja dimunculkan, dan terjadi dalam sebuah kelas
(hlm. 130). Pengertian penelitian tindakan kelas menurut Wardhani dan Wihardit
(2008) adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di dalam kelas melalui refleksi
diri, dengan tujuan untuk memperbaiki kinerja guru sehingga hasil hasil belajar
siswa meningkat (hlm. 1.4).
Penelitian ini dikategorikan sebagai bentuk Penelitian Tindakan Kelas
(PTK) karena penelitian ini merupakan suatu tindakan yang bertujuan untuk
meningkatkan kemampuan menganalisis siswa dengan menerapkan pembelajaran
inkuiri terbimbing tinjauan rasa ingin tahu untuk mengatasi rendahnya
kemampuan menganalisis siswa terkait kegiatan proses belajar mengajar pada
suatu kelas.
Strategi yang digunakan dalam penelitian ini adalah strategi tindakan
model siklus. Model penelitiannya menurut Kurt Lewin adalah sebagai berikut:
1. Perencanaan atau planning,
2. Tindakan atau acting,
3. Pengamatan atau observing, dan
4. Refleksi atau reflecting (Arikunto, 2010:131).
D. Sumber Data Penelitian
Arikunto (2010), sumber data adalah subjek penelitian di mana data
menempel (hlm. 189). Sumber dapat berupa benda, gerak, manusia, dan tempat.
Sumber data atau informasi yang digunakan dalam penelitian ini antara lain:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
1. Data nilai pelaksanaan pembelajaran materi sifat-sifat cahaya yang dilakukan
oleh peneliti selama penelitian berlangsung di dalam kelas dengan penerapan
pembelajaran inkuiri terbimbing.
2. Informan: informasi data yang diperoleh berasal dari nara sumber ketika
observasi. Sebagai informan yaitu siswa, berupa data hasil ulangan harian
materi sifat-sifat cahaya dan dari guru kelas berupa daftar nilai ulangan harian.
3. Hasil observasi: data yang diperoleh dari pengamatan peneliti dan guru kelas
V saat pembelajaran kemampuan menganalisis sifat-sifat cahaya.
4. Dokumen: data nilai ulangan harian materi sifat-sifat cahaya siswa kelas V
dan arsip pendukung penelitian lainnya seperti silabus dan daftar kelas V
Tahun Ajaran 2011/2012.
5. Tempat berlangsungnya proses pembelajaran, yaitu di ruang kelas V SD
Negeri 1 Jendi.
E. TEKNIK PENGUMPULAN DATA
Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data di atas meliputi
pengamatan/observasi, angket, tes, dan dokumentasi yang masing-masing secara
singkat diuraikan berikut ini:
1. Pengamatan/ Observasi
Rubiyanto (2009) menyatakan bahwa observasi adalah cara
mengumpulkan data dengan jalan mengamati langsung objek yang diteliti
(hlm. 75). Observasi dalam penelitian ini digunakan untuk mengukur atau
menilai aktivitas guru dan siswa kelas V SD Negeri 1 Jendi, serta penerapan
inkuiri terbimbing saat pembelajaran berlangsung. Observasi yang peneliti
lakukan adalah observasi partisipasi. Peneliti bertindak sebagai guru dan
melakukan tindakan yang dapat mempengaruhi pembelajaran yang sedang
berlangsung, sedangkan guru kelas V sebagai pengamat pasif terhadap
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
proses pembelajaran agar lebih leluasa dalam mengamati jalannya
pembelajaran.
Observasi terhadap siswa kelas V SD Negeri 1 Jendi difokuskan pada
pengamatan aktifitas siswa dalam pembelajaran kemampuan menganalisis
pada materi sifat-sifat cahaya. Sedangkan observasi terhadap guru
difokuskan pada kemampuan guru dalam menyusun rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP) dan melaksanakan pembelajaran sifat-sifat cahaya
dengan pembelajaran inkuiri terbimbing. Alat penilaian yang digunakan untuk
mengobservasi guru, yaitu dengan menggunakan Alat Penilaian Kemampuan
Guru (APKG).
2. Angket
Teknik angket dilakukan untuk mengukur rasa ingin tahu siswa kelas
V SD Negeri 1 Jendi terhadap pembelajaran IPA. Angket ini diberikan dua
kali, yaitu sebelum kegiatan penelitian tindakan dan pada akhir penelitian
tindakan. Dengan menganalisis informasi yang diperoleh melalui angket
tersebut dapat diketahui tingkat rasa ingin tahu siswa dalam belajar IPA.
Penyusunan angket dimulai dengan penyusunan kisi-kisi angket rasa ingin
tahu siswa.
3. Tes
Tes secara sederhana dapat diartikan sebagai himpunan pertanyaan
yang harus dijawab, pertanyaan-pertanyaan yanga harus dipilih/ditanggapi,
atau tugas-tugasyang harus dilakukan oleh peserta tes dengan tujuan untuk
mengukur salah satu aspek tertentu dari peserta tes (Poerwanti, dkk. 2009: 2-
4).
Dalam penelitian ini, tes digunakan untuk mengetahui peningkatan
kemampuan menganalisis sifat-sifat cahaya pada siswa kelas V SD Negeri 1
Jendi Selogiri Wonogiri 4 setelah menerapkan pembelajaran inkuiri
terbimbing. Tes atau evaluasi dilaksanakan pada akhir pembelajaran pada
setiap siklus berupa tes tetulis. Pemberian tes dimaksudkan untuk mengukur
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
seberapa tinggi kemampuan siswa dalam menganalisis soal materi sifat-sifat
cahaya setelah kegiatan pemberian tindakan dengan menerapkan
pembelajaran inkuiri terbimbing.
4. Dokumentasi
Sutopo (2002) menjelaskan bahwa dokumen dan arsip merupakan
sumber data yang dimiliki beragam bentuk dari yang tertulis sederhana sampai
yang lebih lengkap, dan bisa berupa benda lainnya sebagai peninggalan masa
lampau (hlm. 69). Metode ini digunakan sebagai perekam data-data penelitian
baik data yang berupa foto maupun video yang memuat siswa kelas V SD
Negeri 1 Jendi Selogiri Wonogiri saat penelitian berlangsung.
Kajian dokumen juga dilakukan terhadap berbagai dokumen arsip
yang ada seperti kurikulum, RPP guru, materi pelajaran, dan arsip nilai yang
diberikan oleh guru. Dalam penelitian ini, kajian dokumen juga digunakan
untuk memperoleh daftar nama siswa kelas V SD Negeri 1 Jendi Selogiri
Wonogiri tahun ajaran 2011/2012.
F. Validitas Data
Arikunto (2010) validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-
tingkat kevalidan atau kesahihan sesuatu instrumen. Instrumen dapat dikatakan
valid apabila dapat mengungkapkan data dari variabel yang diteliti secara tepat
(hlm. 211).
Peneliti menggunakan validitas konstrak (Construct Validity) untuk
mengukur valid atau tidaknya instrumen pada penelitian ini. Validitas internal
instrumen yang berupa test harus memenuhi construct validity (validitas
konstruksi) dan content validity (validitas isi). Sedangkan untuk instrumen yang
nontest yang digunakan untuk mengukur sikap cukup memenuhi validitas
konstruksi (construct validity).(Sugiyono 2009: 176)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
Poerwanti (2009) menjelaskan bahwa validitas isi (content validity),pada
umumnya validitas ini hanya digunakan untuk mengukur variabel dengan
cakupan materi yang jelas. Derajat validitas pada kemampuan kemampuan tes
dalam menggambarkan topik-topik dan ruang lingkup cakupan materi yang akan
diukur (hlm 37). Dalam penelitian ini, peneliti akan mengukur kemampuan
menganalisis sifat-sifat cahaya pada siswa.
Instrumen yang mempunyai validitas konstruksi, jika instrumen tersebut
dapat digunakan untuk mengukur gejala sesuai dengan yang di definisikan.
Dalam penelitian ini, peneliti akan mengukur rasa ingin tahu siswa, maka perlu
didefinisikan terlebih dahulu pengertian rasa ingin tahu. Setelah itu disiapkan
instrumen yang digunakan untuk mengetahui tingkat rasa ingin tahu siswa sesuai
dengan definisi yang telah dirumuskan itu. Instrumen yang digunakan adalah
angket.
Selain menggunakan validitas isi dan validitas konstruk, penelitian ini
menggunakan teknik triangulasi untuk memeriksa validitas data. Triangulasi
terdiri atas menarik kembali rangkaian kausal yang paling masuk akal dari
rancangan program untuk pengerjaan hasil sementara (sampel kerja), untuk
memperoleh hasil akhir (angka uji), mencoba untuk bisa mendapatkan lebih dari
satu ukuran dari berbagai sumber untuk setiap kaitan dalam rangkaian.
Trianggulasi yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu triangulasi metode.
Triangulasi metode, yaitu mengumpulkan data dengan metode pengumpulan data
yang berbeda tetapi mengarah pada sumber data yang sama. Dengan
menggunakan metode observasi dan tes diharapkan didapat hasil yang seakurat
dan sebanyak mungkin mengenai anggota penelitian.
G. Analisis Data
Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan teknik deskriptif
komparatif. Dalam Suwandi (2011), teknik analisis deskriptif komparatif
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
digunakan dengan membandingkan hasil antarsiklus (hlm. 66). Peneliti
membandingkan hasil sebelum penelitian dengan hasil pada akhir setiap siklus.
Adapun langkah-langkah yang ditempuh adalah sebagai berikut:
1) Pengolahan
Data diolah, misalnya penghitungan nilai interval, pengelompokan ke dalam
kelas interval sampai data tersebut siap untuk disajikan.
2) Penyajian.
Data selanjutnya disajikan dalam bentuk tabel dan grafik agar data mudah
untuk dibaca. Selanjutnya siap untuk dibandingkan dengan data yang lain.
3) Analisis.
Peneliti membandingkan hasil antar siklus. Hasil yang dibandingkan adalah
hasil sebelum penelitian dan hasil pada akhir setiap siklus. Dalam hal ini,
peneliti membandingkan hasil keterampilan menulis prasiklus, setelah
siklus I, setelah siklus II, juga dibandingkan dengan kriteria keberhasilan
(indikator kinerja).
4) Penyimpulan.
Terakhir dibuat suatu kesimpulan berdasarkan perbandingan hasil antar
siklus. Sehingga dapat diketahui apakah hasil akhirnya sudah sesuai dengan
tujuan penelitian.
H. Indikator Kinerja
Indikator kinerja merupakan acuan yang digunakan peneliti untuk
menentukan keberhasilan penelitian. Indikator dalam penelitian ini adalah
peningkatan kemampuan menganalisis sifat-sifat cahaya melalui pembelajaran
inkuiri terbimbing tinjauan rasa ingin tahu pada siswa kelas V SD Negeri 1 Jendi
Selogiri Wonogiri dengan batas ketuntasan minimal sebesar 69. Dalam penelitian
ini dikatakan berhasil apabila kemampuan siswa menganalisis sifat-sifat cahaya
dapat mencapai ≥ 80% dari jumlah keseluruhan siswa mendapatkan nilai sama
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
dengan atau lebih dari 69 dan nilai rata-rata rasa ingin tahu siswa mencapai
katagori baik atau sangat baik.
Jika dihitung: 80% x 14 = 11,2
Sesuai perhitungan, berarti paling sedikit 12 siswa dari 14 siswa kelas V
harus mencapai nilai sesuai KKM yaitu 69 atau lebih dengan nilai rata-rata rasa
ingin tahu siswa mencapai katagori baik atau sangat baik. Indikator kinerja ini
dapat tercapai maka siklus dihentikan.
I. Prosedur Penelitian
Penelitian dilaksanakan dengan 2 siklus, dalam setiap siklus dilaksanakan
sesuai dengan target pencapaian. Perencanaan siklus berikutnya didasarkan pada
masukan siklus sebelumnya berdasarkan kelemahan atau kendala yang dihadapi
pada siklus tersebut. Menurut Arikunto (2010) prosedur pelaksanaan PTK meliputi
4 tahap yaitu : 1) perencanaan, 2) pelaksanaan, 3) pengamatan, 4) refleksi (hlm.
137). Adapun tahapan tersebut dapat dilihat pada Gambar 3.1:
Gambar 3.1. Prosedur Penelitian Tindakan Kelas
perencanaan
Siklus I
pengamatan
perencanaan
Siklus II
pengamatan
pelaksanaan
pelaksanaan
refleksi
refleksi
?
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
Secara prosedural, kegiatan masing-masing siklus dapat dijelaskan
sebagai berikut:
1. Siklus I
a. Tahap Perencanaan
Peneliti merencanakan tindakan, meliputi:
1) Merancang pembelajaran inkuiri terbimbing melalui penyusunan Rencana
Pelaksanan Perbaikan (RPP).
2) Menyiapkan alat kelengkapan sesuai RPP yang telah disusun.
3) Menyiapkan sarana pendukung seperti ruang kelas, materi, sumber, dan
media pembelajaran.
4) Menyiapkan instrument penelitian berupa lembar observasi, lembar kerja
kelompok, lembar evaluasi dan angket rasa ingin tahu siswa.
b. Tahap Pelaksanaan
Guru (peneliti) melaksanakan tindakan yang telah direncanakan dalam
skenario pembelajaran pada siklus I yaitu guru melaksanakan pembelajaran
IPA dengan menerapkan pembelajaran inkuiri terbimbing. Memes ada eman
tahapan dalam pembelajaran inkuiri terbimbing, yaitu: 1) merumuskan
masalah; 2) membuat hipotesis; 3) merencanakan kegiatan; 4) melaksanakan
kegiatan; 5) mengumpulkan data; 6) mengambil kesimpulan (Jauhar,
2011:85).
Langkah-langkah pembelajaran IPA materi sifat-sifat cahaya dengan
pembelajaran inkuiri terbimbing adalah sebagai berikut :
1) Kegiatan Pendahuluan
Dalam tahap ini guru mengadakan tiga kegiatan yaitu apersepsi,
orientasi, dan motivasi. Dalam apersepsi guru mengaitkan materi yang
sudah dipelajari dengan materi yang akan dipelajari (tentang sumber
cahaya). Dalam orientasi guru menyampaikan pentingnya mempelajari
materi sifat-sifat cahaya serta menyampaikan tujuan pembelajaran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
Sedangkan dalam motivasi guru menyampaikan manfaat mempelajari
sifat-sifat cahaya dalam kehidupan sehari-hari.
2) Kegiatan Inti
a) Guru menggali pengetahuan awal siswa tentang benda-benda sekitar
yang berhubungan dengan materi sifat-sifat cahaya dengan
memberikan pertanyaan-pertanyaan.
b) Siswa diarahkan untuk melakukan percobaan.
c) Siswa membentuk kelompok dan mempersiapkan peralatan percobaan
yang telah disediakan oleh guru.
d) Tiap kelompok ditugasi untuk mempelajari LKS yang dibagikan oleh
guru serta melakukan percobaan sesuai petunjuk LKS.
e) Siswa menganalisis dan mendiskusikan percobaannya serta
menuliskan hasil diskusi kelompok.
f) Masing-masing kelompok melaporkan hasil diskusi yang diwakili oleh
salah satu anggota kelompok, kelompok yang lain memberi tanggapan.
g) Dengan bimbingan guru siswa membuat kesimpulan hasil
pembelajaran.
h) Siswa mencatat hasil kesimpulan pada buku catatan masing-masing.
3) Kegiatan Penutup
Guru melakukan refleksi tentang pembelajaran yang telah
dilakukan dan memberikan soal evaluasi.
c. Observasi
Tahap observasi dilakukan dengan mengamati jalannya proses
pembelajaran dengan melakukan pengamatan pada aktivitas siswa dan hasil
kerja yang diperoleh, serta kinerja peneliti. Guru kelas V berperan sebagai
observer. Instrumen penelitian berupa lembar observasi untuk mengamati
seberapa besar tingkat keaktifan dan lembar penilaian kinerja guru. Pada akhir
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
siklus dilakukan evaluasi mengenai kemampuan menganalisis sifat-sifat
cahaya dan pengisian angket untuk mengetahui tingkat rasa ingin tahu siswa.
d. Refleksi Tindakan
Refleksi merupakan tahapan untuk mengambil simpulan dari
pelaksanaan yang peneliti lakukan pada siklus I. Hasil dari refleksi ini
didasarkan pada hasil pengamatan serta nilai siswa. Nilai didapatkan dari nilai
pada pertemuan pertama dan kedua. Adapun prosentase yang diperoleh dari
siklus I adalah 64,29% dan belum mencapai target keberhasilan penelitian
yaitu ≥ 80%, dengan skor rata-rata rasa ingin tahu siswa 71,3 kategori baik.
Maka dilanjutkan tidakan siklus II sebagai upaya peningkatan siklus I dengan
tujuan agar kemampuan menganalisis sifat-sifat cahaya siswa meningkat dan
mencapai target keberhasilan penelitian.
2. Siklus II
Pada intinya, pelaksanaan siklus II tidak jauh berbeda dengan siklus
I, yaitu melalui tahapan perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi
tindakan. Hanya saja dalam perencanaan tindakan, penyusunan Rencana
Pelaksanaan Perbaikan (RPP) didasarkan pada hasil refleksi pada siklus I.
Berikut ini secara ringkas prosedur yang peneliti laksanakan pada siklus II
adalah:
a. Tindakan
1) Merancang pembelajaran inkuiri melalui penyusunan Rencana Pelaksanan
Perbaikan (RPP). Pada siklus II ini, materi pokok dan skenario
pembelajaran mengalami perubahan. Perubahan ini dimaksudkan untuk
mengambil langkah-langkah yang lebih baik dari pelaksanan siklus I, baik
dari proses maupun hasil belajarnya.
2) Menyiapkan alat kelengkapan sesuai RPP yang telah disusun.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
3) Menyiapkan sarana pendukung seperti ruang kelas, materi, sumber, dan
media pembelajaran.
4) Menyiapkan instrument penelitian berupa lembar observasi, lembar kerja
kelompok, lembar evaluasi dan angket rasa ingin tahu siswa.
b. Pelaksanaan Tindakan
Peneliti melaksanakan tindakan perbaikan sesuai dengan skenario
pembelajaran yang telah disempurnakan berdasarkan hasil refleksi pada siklus
I dengan pembelajaran inkuiri terbimbing. Memes ada eman tahapan dalam
pembelajaran inkuiri terbimbing, yaitu: 1) merumuskan masalah; 2) membuat
hipotesis; 3) merencanakan kegiatan; 4) melaksanakan kegiatan; 5)
mengumpulkan data; 6) mengambil kesimpulan (Jauhar, 2011:85).
Langkah-langkah pembelajaran IPA materi sifat-sifat cahaya dengan
pembelajaran inkuiri terbimbing adalah sebagai berikut :
1) Kegiatan Pendahuluan
Guru melakukan apersepsi, guru mengadakan tanya jawab dengan
siswa mengingatkan kembali materi sifat-sifat cahaya yang sudah
dipelajari. Mengajak siswa menyanyikan lagu pelangi. Dalam orientasi
guru menyampaikan pentingnya mempelajari materi sifat-sifat cahaya serta
menyampaikan tujuan pembelajaran. Sedangkan dalam motivasi guru
menyampaikan manfaat mempelajari sifat-sifat cahaya dalam kehidupan
sehari-hari.
2) Kegiatan Inti
a) Guru menggali pengetahuan awal siswa tentang benda-benda sekitar
yang tembus cahaya dan tidak tembus cahaya.
b) Siswa diarahkan untuk melakukan percobaan secara berpasangan.
c) Siswa mempersiapkan peralatan percobaan yang telah difasilitasi oleh
guru.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
d) Tiap pasangan mempelajari LKS yang dibagikan oleh guru serta
melakukan percobaan sesuai petunjuk LKS secara bergantian.
e) Siswa mendiskusikan hasil percobaannya dan menuliskan hasil
diskusinya.
f) Masing-masing pasangan melaporkan hasil diskusi yang diwakili oleh
salah satu anggota, sementara siswa yang lain memberi tanggapan.
g) Dengan bimbingan guru siswa membuat kesimpulan hasil
pembelajaran.
h) Siswa mencatat hasil kesimpulan pada buku catatan masing-masing.
3) Kegiatan Penutup
Guru melakukan refleksi tentang pembelajaran yang telah
dilakukan. Guru memberikan tindak lanjut berupa tugas rumah.
c. Observasi
Tahap observasi dilakukan dengan mengamati jalannya proses
pembelajaran dengan melakukan pengamatan pada aktivitas siswa dan hasil
kerja yang diperoleh, serta kinerja peneliti. Guru kelas V berperan sebagai
observer. Instrumen penelitian berupa lembar observasi untuk mengamati
seberapa besar tingkat keaktifan dan lembar penilaian kinerja guru. Pada akhir
siklus dilakukan evaluasi mengenai kemampuan menganalisis sifat-sifat
cahaya dan pengisian angket untuk mengetahui tingkat rasa ingin tahu siswa.
d. Refleksi Tindakan
Penerapan pembelajaran inkuiri terbimbing tinjauan rasa ingin tahu
siswa telah berhasil mencapai target keberhasilan yang diharapkan sebesar
85,71% siswa mencapai nilai KKM dengan rata-rata skor rasa ingin tahu siswa
73,6 kategori baik. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa penelitian ini
berhasil dan mencapai target keberhasilan penelitian yaitu ≥ 80% siswa
mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM) yaitu 69.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 46
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri 1 Jendi Selogiri
Wonogiri. SD Negeri 1 Jendi terletak di Desa Kadipaten, Kelurahan Jendi,
Kecamatan Selogiri, Kabupaten Wonogiri. NIS (Nomor Induk Sekolah) sekolah ini
adalah 101031121001. SD Negeri 1 Jendi ini berdiri pada tahun 1932 dengan Kepala
Sekolah yang pertama yaitu Bapak Citro Subrata. SD ini mengalami beberapa
pergantian Kepala Sekolah. Saat ini Kepala Sekolah yang mepimpin SD Negeri 1
Jendi adalah Drs. Sulardi. Pergantian Kepala Sekolah melalui prosedur yang sesuai
dengan peraturan yang berlaku.
Secara geografis SD Negeri 1 Jendi Selogiri ini berada di wilayah Kabupaten
Wonogiri, tepatnya teletak di Desa Kadipaten, Kelurahan Jendi, Kecamatan Selogiri,
Kabupaten Wonogiri. SD Negeri 1 Jendi terletak pada lintasan desa dan berjarak 1
km dari pusat kecamatan. Letak SD Negeri 1 Jendi strategis karena dekat dengan
pemukiman penduduk selain itu juga dekat dengan lapangan milik warga desa
Kadipaten. Karena letaknya yang dekat dengan pemukiman warga tersebut, maka
banyak warga yang menyekolahkan anaknya di SD Negeri 1 Jendi selain itu dengan
adanya lapangan akan memudahkan siswa apabila melakukan kegiatan olahraga. SD
Negeri 1 Jendi ini merupakan sekolah yang nyaman digunakan untuk kegiatan belajar
karena letaknya jauh dari keramaian yang dapat mengganggu konsentrasi siswa.
SD Negeri 1 Jendi pada tahun pelajaran 2011/2012 dipimpin oleh seorang
Kepala Sekolah dan memiliki tujuh guru yang telah berstatus Pegawai Negeri Sipil
(PNS) dan lima orang tenaga Wiyata Bakti (WB), yaitu satu sebagai guru kelas, satu
sebagai guru Bahasa Inggris, satu sebagai tenaga perpustakaan, satu sebagai tenaga
administrasi, dan satu orang penjaga sekolah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
Jumlah seluruh siswa SD Negeri 1 Jendi tahun pelajaran 2011/2012 adalah
93. Siswa terbagi dalam 6 kelas, jumlah siswa pada tiap kelasnya yaitu kelas I
sebanyak 12 siswa, kelas II sebanyak 14 siswa, kelas III sebanyak 22 siswa, kelas IV
sebanyak 11 siswa, kelas V sebanyak 14 siswa, dan kelas VI sebanyak 20 siswa.
Kondisi siswa di SD Negeri 1 Jendi adalah heterogen. Karena berasal dari latar
belakang sosial yang berbeda-beda.
Bangunan gedung SD N 1 Jendi Selogiri Wonogiri terdiri dari enam kelas,
satu ruang guru yang menjadi satu dengan ruang kepala sekolah yang hanya disekat
dengan lemari, ruang perpustakaan, ruang UKS, satu mushola, tempat parkir siswa,
dua kamar mandi, satu kantin serta gudang. Sarana dan prasarana di sekolah ini
terjaga kebersihannya, karena sebelum pulang sekolah siswa selalu melaksanakan
kegiatan piket kelas masing-masing agar pagi hari ketika kegiatan belajar mengajar
dimulai kelas dalam keadaan bersih. Penjaga sekolahpun selalu mengunci ruangan
tiap kegiatan belajar mengajar berakhir ketika seluruh personil sekolah sudah pulang
agar keamanan tetap terjaga.
Sekolah ini tidak mempunyai tempat parkir khusus untuk guru sehingga
kendaraan guru hanya ditempatkan di halaman depan ruang kelas. Walaupun
demikian proses belajar mengajar di SD Negeri 1 Jendi tidak terganggu karena
adanya kerjasama yang baik antar personil sekolah.
B. Deskripsi Pratindakan
Sebelum melaksanakan tindakan, peneliti terlebih dahulu melaksanakan
kegiatan survei awal dengan tujuan mengetahui keadaan nyata yang ada di lapangan.
Berdasarkan hasil sebelum adanya tindakan terhadap siswa yang dilaksanakan pada
hari Senin, 23 April 2012, dapat diketahui kemampuan menganalisis siswa terhadap
mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam materi sifat-sifat cahaya masih rendah yaitu
dari 14 siswa hanya 5 siswa atau 35,7% yang mendapat nilai diatas KKM (69) dan
siswa yang mendapat nilai di bawah KKM (69) yaitu 9 siswa atau 64,3%, sedangkan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
nilai rata-rata kelas 58,9 (dilihat pada lampiran 4 halaman 98). Hal demikian dialami
oleh siswa kelas V SD Negeri 1 Jendi Selogiri Wonogiri Tahun 2012. Siswa masih
mengalami kesulitan karena guru mengajar hanya menggunakan media yang sudah
tersedia yaitu dengan buku pelajaran. Posisi siswa masih dalam situasi dan kondisi
belajar yang menempatkan siswa dalam keadaan pasif. Selain itu guru jarang
menggunakan alat peraga atau media pembelajaran serta tidak terbiasa melibatkan
siswa dalam melakukan kegiatan percobaan. Dalam membahas materi tidak terlihat
upaya guru untuk mengembangkan diskusi kelompok maupun kegiatan kelas.
Sehingga mengakibatkan rendahnya kesempatan siswa untuk terlibat secara aktif
dalam pembelajaran. Rendahnya kemampuan menganalisis siswa juga disebabkan
oleh faktor lingkungan belajar. Lingkungan belajar yang kurang kondusif dan kurang
tertata rapi, serta tidak adanya reward dari guru yang mengajar berpengaruh pada rasa
ingin tahu dan respon siswa dalam mengikuti pembelajaran.
Untuk mengatasi hal tersebut maka peneliti mengadakan penelitian di kelas
V dengan menerapkan pembelajaran inkuiri terbimbing sebagai model pembelajaran
yang diharapkan dapat meningkatkan kemampuan menganalisis sifat-sifat cahaya
sebesar 80% siswa tuntas mencapai KKM (69) dengan tinjauan rasa ingin tahu siswa.
Agar lebih jelas maka kondisi awal tingkat rasa ingin tahu berdasarkan
angket sebelum dilaksanakan tindakan dapat dilihat pada Tabel 4.1:
Tabel 4.1. Nilai Hasil Angket Rasa Ingin Tahu Oleh Siswa Sebelum Tindakan
No Nilai Frekuensi Prosentase
(%) Keterangan
(fi)
1 41-55 3 21,4
Sangat
Kurang
2 56-70 9 64,3 Kurang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
No Nilai
Frekuensi
(fi)
Prosentase
(%) Keterangan
3 71-85 2 14,3 Baik
4 86-100 0 0 Sangat Baik
Nilai rata-rata = 60,2 (Kurang)
Data penilaian rasa ingin tahu berdasarkan angket sebelum dilaksanakan
tindakan pada Tabel 4.1 oleh siswa kelas V SD Negeri 1 Jendi dapat disajikan pada
Gambar 4.1 sebagai berikut:
Gambar 4.1. Grafik Nilai Hasil Angket Rasa Ingin Tahu Siswa Sebelum Tindakan
21,4%
64,3%
14,3
0 0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
41-55 56-70 71-85 86-100
Fre
kue
nsi
Interval Nilai
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
Nilai rasa ingin tahu siswa sebelum tindakan pada Tabel 4.1 dan Gambar 4.1
diatas menunjukan bahwa siswa yang memiliki rasa ingin tahu sangat kurang
sebanyak 3 siswa, rasa ingin tahu kurang sebanyak 9 siswa, rasa ingin tahu baik
sebanyak 2 siswa, dan tidak ada siswa yang memiliki rasa ingin tahu sangat baik.
Dengan nilai rata-rata mencapai 60,2 (kurang).
Tujuan penelitian adalah untuk meningkatkan kemampuan menganalisis
sifat-sifat cahaya. Maka peneliti melaksanakan tes kemampuan siswa sebelum
dilaksanakan tindakan (dapat dilihat pada lampiran 4 halaman 98). Agar lebih jelas
maka kondisi awal hasil belajar menganalisis sifat-sifat cahaya siswa kelas V SD
Negeri 1 Jendi dapat dilihat dari Tabel 4.2:
Tabel 4.2.Distribusi Frekuensi Hasil Tes Kemampuan Menganalisis Sifat-Sifat Cahaya Oleh Siswa
Sebelum Tindakan
No Nilai Frekuensi
Nilai
tengah fi.xi Prosentase
(%) Keterangan
(fi) (xi)
1 25-35 2 30 60 14,2
Tidak Tuntas
2 36-46 1 41 41 7,1
Tidak Tuntas
3 47-57 2 52 104 14,2
Tidak Tuntas
4 58-68 4 63 252 28,4
Tidak Tuntas
5 69-79 4 74 296 28,4 Tuntas
6 80-90 1 85 85 7,1
Tuntas
Nilai rata-rata = 58,9
Ketuntasan klasikal = (5 : 14) x 100 % = 35,7%
Nilai Di bawah KKM = (9 : 14) x 100% = 64,3%
Nilai Tertinggi = 80
Nilai Terendah = 25
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
Data penilaian pembelajaran kemamampuan menganalisis sifat-sifat cahaya pada
Tabel 4.2 sebelum diadakan tindakan pada siswa kelas V SD Negeri 1 Jendi tersebut
dapat disajikan dalam bentuk grafik pada Gambar 4.2 sebagai berikut:
Gambar 4.2.Grafik Nilai Hasil Tes Kemampuan Menganalisis Sifat-sifat Cahaya Oleh Siswa Sebelum
Tindakan
Nilai kemampuan awal sebelum tindakan pada Tabel 4.2 dan grafik pada
Gambar 4.2 di atas menunjukkan bahwa siswa yang mendapat nilai dalam interval
25-35 sebanyak 2 siswa (14,2%), interval nilai 36-46 terdapat 1 siswa (7,1%), interval
nilai 47-57 sejumlah 2 siswa (14,2%), interval nilai 58-68 sejumlah 4 siswa (35,7%),
interval nilai 69-79 sejumlah 4 siswa (21,4%), dan pada interval nilai 80-90 sejumlah
1 siswa (7,1%). Nilai rata-rata kelas adalah 58,9 dengan ketuntasan klasikal sebanyak
5 siswa (35,7%) dan siswa yang mendapat nilai dibawah KKM sebanyak 9 siswa
(64,3%) dari jumlah siswa kelas V keseluruhan yaitu 14 dengan nilai skor rata-rata
rasa ingin tahu siswa 60,2 (kurang) berdasarkan pada angket rasa ingin tahu siswa
14,4%
7,1%
14,2%
28,4% 28,4%
7,1%
0
0,5
1
1,5
2
2,5
3
3,5
4
4,5
25-35 36-46 47-57 58-68 69-79 80-90
Fre
kue
nsi
Interval Nilai
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
yang dibagikan sebelum tindakan (dilihat pada lampiran 4 halaman 98). Hasil ini
menunjukkan hasil kemampuan menganalisis sifat-sifat cahaya pada kondisi awal
masih rendah sehingga perlu diupayakan peningkatan.
Berdasarkan kondisi awal tersebut, selanjutnya peneliti mencari solusi
permasalahan yang terdapat dalam pelaksanaan pembelajaran kemampuan
menganalisis sifat-sifat cahaya yaitu dengan penerapan pembelajaran inkuiri
terbimbing sebagai model pembelajaran. Peneliti melakukan penelitian tindakan kelas
dengan judul “Peningkatan Kemampuan Menganalisis Sifat-sifat Cahaya Melalui
Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Tinjauan Rasa Ingin Tahu (PTK Pada Siswa Kelas
V SD Negeri I Jendi Selogiri Wonogiri Tahun Ajaran 2011/2012)”.
C. Deskripsi Hasil Penelitian
Proses penelitian ini dilaksanakan dalam 2 siklus. Dimana setiap siklusnya
terdiri dari 2 kali pertemuan dan 4 tahapan yaitu: (1) perencanaan, (2) pelaksanaan,
(3) pengamatan atau observasi, dan (4) refleksi.
1. Tindakan Siklus I
Tindakan siklus I dilaksanakan 2 kali pertemuan. Setiap pertemuan
terdiri dari 3 jam pelajaran (3x35 menit). Siklus I dilaksanakan pada hari Rabu,
25 April 2012 (pertemuan 1) dan Kamis, 26 April 2012 (pertemuan 2). Tahapan-
tahapan pada siklus I adalah sebagai berikut:
a. Perencanaan Tindakan
Peneliti menyusun rencana tindakan yang akan dilakukan dalam
siklus I untuk mendapatkan hasil yang sesuai dengan target yang dicapai yaitu
meningkatkan kualitas proses pembelajaran kemampuan menganalisis sifat-
sifat cahaya sebesar 80% siswa tuntas dari KKM (69). Adapun tahapan-
tahapan perencanaan yang dilaksanakan pada siklus I adalah sebagai berikut :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
1) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (dilihat pada lampiran 7
halaman 111) dan (dilihat pada lampiran 8 halaman 127) disusun
berdasarkan silabus Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) kelas
V semester II pada materi sifat-sifat cahaya dengan SK menerapkan sifat-
sifat cahaya melalui kegiatan membuat suatu karya atau model dan
dengan KD mendiskripsikan sifat-sifat cahaya. Pembelajaran yang
direncanakan adalah pembelajaran kemampuan menganalisis sifat-sifat
cahaya dengan menerapkan pembelajaran inkuiri terbimbing tinjauan rasa
ingin tahu siswa. Perencanaan pelaksanaan pembelajaran pada siklus I
dirancang dengan 2 kali pertemuan. Alokasi waktu tiap pertemuan adalah
3x35 menit, sehingga dalam satu siklus terdapat alokasi waktu 6x35
menit. Rancangan pelaksanaan pembelajaran yang dibuat mencakup
penentuan: standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator, tujuan
pembelajaran, materi pembelajaran, model dan metode pembelajaran,
langkah-langkah kegiatan (skenario) pembelajaran, sumber dan media
pembelajaran, dan teknik penilaian.
2) Menyiapkan sarana dan media yang akan digunakan untuk kegiatan
pembelajaran
Ada beberapa sarana dan media yang dipersiapkan sebelum
kegiatan pembelajaran dilaksanakan, di antaranya:
a) Ruang kelas, ruang kelas yang digunakan adalah kelas V yang biasa
digunakan setiap hari. Ketika pembelajaran berlangsung, tempat duduk
atau kursi diatur dengan rapi sehingga mereka dapat melakukan
pembelajaran dengan baik.
b) Mempersiapkan media pembelajaran, media pembelajaran yang
digunakan yaitu berupa alat peraga untuk mendiskripsikan sifat-sifat
cahaya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
c) Mempersiapkan alat dokumentasi, alat yang akan digunakan dalam
dokumentasi di lapangan yaitu kamera digital agar setiap peristiwa
yang dilakukan dapat terekam dengan baik.
3) Menyiapkan Lembar Observasi
Penggunaan lembar observasi akan mempermudah menentukan
hal-hal apa saja yang harus lebih diutamakan dalam pengamatan.
Lembar observasi RPP dibuat untuk menilai Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran peneliti oleh guru kelas V. RPP merupakan kerangka
prosedural yang sangat penting dalam perancanaan pembelajaran
sehingga perlu dibuat penilaian. Sedangkan lembar observasi yang
dibuat untuk guru lebih diutamakan pada persiapan, jalannya
kegiatan, dan pelaksanaan evaluasi pembelajaran. Selain itu peneliti juga
menyiapkan lembar observasi aktivitas siswa untuk mengetahui keaktifan
siswa selama pembelajaran berlansung.
4) Menyiapkan Instrumen Penilaian
Peneliti menyusun instrumen penelitian yang berupa penilaian
tes. Menyiapkan instrumen penilaian kemampuan menganalisis sifat-sifat
cahaya sesuai kompetensi dasar yang ingin dicapai. Prosedurnya tes
proses dan tes akhir, jenis tes adalah tertulis, dan bentuk tes uraian. Selain
tes, peneliti juga menyiapkan angket untuk mengukur tingkat rasa ingin
tahu siswa terhadap pembelajaran.
b. Pelaksanaan Tindakan
Pada tahap ini guru melaksanakan proses pembelajaran kemampuan
menganalisis sifat-sifat cahaya dengan menerapkan pembelajaran inkuiri
terbimbing tinjauan rasa ingin tahu sesuai pada RPP yang telah disusun.
Siklus I dilaksanakan dalam dua kali pertemuan dengan penjelasan sebagai
berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
1) Pertemuan 1 (3x35 menit)
Pada tahap pelaksanaan siklus I pertemuan pertama dilaksanakan
pada hari Rabu, 25 April 2012 selama dua jam pelajaran (3x35 menit).
Kegiatan pembelajaran dimulai pada jam ke-1 dan jam ke-3 yaitu pukul
07.00-08.45. Pada pertemuan pertama siklus I siswa mempelajari sifat-sifat
cahaya dengan materi sumber cahaya, cahaya merambat lurus, cahaya
menembus benda bening, dan cahaya dapat dibiaskan. Peneliti bertindak
sebagai pengajar dan guru kelas V bertindak sebagai observer yang
melakukan pengamatan terhadap pengajar dan siswa.
Urutan pelaksanaan tindakan pada siklus I pertemuan 1 adalah
sebagai berikut:
a) Kegiatan Awal
Pada kegiatan awal guru menggunakan waktu kurang lebih 10
menit. Dalam tahap ini guru mengadakan tiga kegiatan yaitu apersepsi,
orientasi, dan motivasi. Dalam apersepsi guru mengaitkan materi yang
sudah dipelajari dengan materi yang akan dipelajari (tentang sumber
cahaya). Dalam orientasi guru menyampaikan pentingnya mempelajari
materi sifat-sifat cahaya serta menyampaikan tujuan pembelajaran.
Sedangkan dalam motivasi guru menyampaikan manfaat mempelajari
sifat-sifat cahaya dalam kehidupan sehari-hari.
b) Kegiatan Inti
Kegiatan inti dilakukan dalam waktu kurang lebih 70 menit.
Kegiatan yang dilakukan guru dalam inti pembelajaran terdapat tiga
bentuk tindakan nyata yaitu eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi. Awal
inti pembelajaran dilakukan tindakan eksplorasi agar siswa mampu
menggali pemahaman awal yang ada pada dirinya. Tindakan eksplorasi
dilakukan guru dengan cara menggali pengetahuan awal siswa tentang
benda-benda sekitar yang berhubungan dengan materi sifat-sifat cahaya
dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
56
Tindakan selanjutnya yaitu elaborasi dengan pendalaman
materi kerjasama timbal balik dalam pembelajaran antara guru dan
siswa. Dalam kegiatan elaborasi ini guru mengarahkan siswa untuk
melakukan percobaan secara berkelompok. Guru membagi siswa
menjadi 3 kelompok yang terdiri atas 4-5 siswa. Tiap kelompok
dibimbing untuk mendiskusikan dan menganalisis sifat-sifat cahaya
serta menuliskan hasil diskusinya berdasarkan LKS yang telah
disediakan.
Tindakan terakhir pada kegiatan inti adalah kegiatan
konfirmasi. Kegiatan konfirmasi, guru meminta tiap kelompok secara
bergantian untuk mempresentasikan hasil diskusi mereka, sementara
kelompok yang lain menanggapi. Guru memberikan penguatan positif
pada setiap hasil kerja siswa. Guru melakukan refleksi dengan
membimbing siswa untuk menyimpulkan pembelajaran yang telah
dilakukan. Selanjutnya guru memberikan kesempatan pada siswa untuk
bertanya mengenai materi yang belum dimengerti.
c) Kegiatan Akhir
Pada kegiatan akhir kurang lebih berlangsung dengan durasi
25 menit. Untuk mengetahui kemampuan menganalisis sifat-sifat
cahaya, guru mengadakan tes akhir dengan memberi siswa soal evaluasi
individu. Guru menyampaikan pesan-pesan moral kepada siswa berupa
motivasi untuk giat belajar dan guru menutup proses pembelajaran
dengan salam.
2) Pertemuan 2 (2x35 menit)
Pelaksanaan tindakan siklus I pertemuan II dilaksanakan pada
hari Kamis, 26 April 2012 yang dilaksanakan dengan alokasi waktu 3 x 35
menit pada jam pelajaran ke-1 dan ke-3. Pertemuan kedua, dimulai pada
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
57
pukul 07.00 – 08.45. Pada pertemuan II siklus I siswa mempelajari materi
pemantulan cahaya dan penguraian cahaya.
Urutan pelaksanaan tindakan pada siklus I pertemuan 1 adalah
sebagai berikut:
a) Kegiatan Awal
Pada kegiatan awal guru menggunakan waktu kurang lebih 10
menit. Kegiatan awal yang dilakukan guru (peneliti) lakukan yaitu guru
memberikan salam pembuka lalu siswa berdoa bersama dan
melaksanakan absensi. Setelah itu guru melakukan apersepsi dengan
menyanyi sebagai upaya meningkatkan motivasi belajar siswa, serta
meningkatkan kesiapan siswa terkait materi pembelajaran. Apersepsi
dilakukan dengan mengajak siswa menyanyikan lagu Pelangi.
b) Kegiatan Inti
Kegiatan inti dilakukan dengan durasi kurang lebih 45 menit.
Kegiatan inti terdiri dari eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi. Secara
sistematika awal inti pembelajaran dilakukan tindakan eksplorasi agar
siswa mampu menggali pemahaman awal yang ada pada dirinya. Guru
mengadakan tanya jawab dengan siswa mengenai sifat-sifat cahaya yang
telah dipelajari pada pertemuan sebelumnya dan memberikan
pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan materi yang akan
disampaikan, misalnya sebagai berikut:
- Apa yang biasanya kita lihat diawan setelah hujan turun?
- Warna apa saja yang terdapat pada pelangi?
Siswa memberikan umpan balik berupa jawaban dari pertanyaan yang
diberikan oleh guru. Untuk memperdalam kegiatan berpikir, siswa
diberikan pertanyaan dengan memancing jawaban siswa. Selanjutnya
guru menjelaskan materi tentang penguraian cahaya dan pemantulan
cahaya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
58
Tindakan selanjutnya yaitu elaborasi dengan pendalaman
materi kerjasama timbal balik dalam pembelajaran antara guru dan
siswa. Dalam kegiatan elaborasi ini guru membagi siswa menjadi 3
kelompok dimana tiap kelompoknya terdiri dari 4-5 siswa. Tiap
kelompok dibimbing guru untuk mengerjakan LKS yang telah
disediakan.
Tindakan terakhir pada kegiatan inti adalah kegiatan
konfirmasi. Kegiatan konfirmasi, guru meminta tiap kelompok secara
bergantian untuk mempresentasikan hasil diskusi mereka, sementara
kelompok yang lain menanggapi. Guru memberi penguatan positif pada
setiap pekerjaan siswa. Guru melakukan refleksi dengan membimbing
siswa untuk menyimpulkan pembelajaran sifat-sifat cahaya yang telah
dilakukan. Selanjutnya guru memberikan kesempatan pada siswa untuk
bertanya mengenai materi yang belum dimengerti.
c) Kegiatan Akhir
Pada kegiatan akhir kurang lebih berlangsung dengan durasi 25
menit. Untuk mengetahui kemampuan menganalisis sifat-sifat cahaya,
guru mengadakan tes akhir dengan memberi siswa soal evaluasi
individu. Selanjutnya guru memberikan angket untuk mengetahui
seberapa besar rasa ingin tahu siswa terhadap pembelajaran. Guru
menyampaikan pesan-pesan moral kepada siswa berupa motivasi untuk
giat belajar dan guru menutup proses pembelajaran dengan salam.
c. Pengamatan atau Observasi
Tahap observasi siklus I untuk pertemuan pertama dilaksanakan pada
hari Rabu, 25 April 2012 dan pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Kamis,
26 April 2012. Peneliti pada tahap ini juga mengajak guru kelas V untuk
berkolaborasi. Guru kelas V diminta mengamati pelaksanaan pembelajaran,
kesesuaian RPP yang disusun peneliti, pengamatan untuk mengetahui tingkat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
59
rasa ingin tahu siswa dalam proses belajar serta kinerja peneliti dalam
mengajar. Selain itu, peneliti juga meminta bantuan teman sejawat untuk
merekam proses pembelajaran serta dokumentasi foto menggunakan kamera.
Pengamatan dilaksanakan sesuai dengan tujuan penelitian untuk
meningkatkan kemampuan menganalisis sifat-sifat cahaya pada siswa kelas V
SD Negeri 1 Jendi Selogiri Wonogiri. Dari data observasi pada siklus I selama
dua kali pertemuan diperoleh hasil sebagai berikut:
1) Hasil Observasi Terhadap Peneliti yang Berperan Sebagai Guru
a) Penilaian RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran)
Penilaian RPP dilakukan oleh guru kelas V terhadap peneliti
(dilihat pada lampiran 9 halaman 145 dan lampiran 10 halaman 146).
RPP yang disusun guru sudah sesuai dengan tujuan dan kegiatan
pembelajaran yang dilakukan. Penilaian RPP meliputi indikator
sebagai berikut:
(1) Perumusan tujuan pembelajaran dan dampak pengiring sudah jelas
dan baik.
(2) Ketepatan pemilihan materi ajarnya dengan tujuan dan
karakteristik sudah baik.
(3) Sistematika materi dan kesesuaian dengan alokasi waktu cukup
baik.
(4) Pemilihan sumber belajar yang sesuai dengan tujuan, materi, dan
alokasi waktu sudah baik.
(5) Langkah-langkah dalam setiap skenario pembelajarannya sudah
baik, sudah sesuai dengan kegiatan pembelajaran yang dilakukan.
(6) Kerincian skenario pembelajaran cukup baik setiap langkah juga
telah diberi keterangan metode, alokasi waktu dan nilai karakter.
(7) Penerapan pembelajaran sudah baik.
(8) Ketepatan pemilihan model pembelajaran sudah baik.
(9) Kesesuaian media dengan tujuan pembelajaran sudah baik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
60
(10) Kelengkapan instrumen asesmen sudah baik.
b) Penilaian Pelaksanaan Pembelajaran
Observasi dilakukan untuk mendapatkan data mengenai
aktivitas peneliti dalam kesesuaian antara rencana pembelajaran yang
disusun dengan pelaksanaan pembelajaran yang dilaksanakan. Dari
data observasi aktivitas guru dalam siklus I selama dua kali pertemuan
diperoleh hasil sebagai berikut (dilihat pada lampiran 11 halaman 145
dan lampiran 12 halaman 147):
(1) Pada saat pra pembelajaran guru sudah mempersiapkan ruang,
alat, dan media pembelajaran dengan baik. Serta guru sudah
mengkondisikan siswa dengan mengatur tempat duduk siswa.
(2) Pada kegiatan awal, guru sudah membuka pembelajaran dengan
baik. Guru sudah melakukan kegiatan (apersepsi, orientasi dan
motivasi) dengan cukup baik.
(3) Pada kegiatan inti pembelajaran guru sudah menguasai materi
pembelajaran serta guru sudah menerapkan pembelajaran inkuiri
terbimbing tinjauan rasa ingin tahu siswa secara berkelompok
dengan baik. Guru masih kurang menguasai kelas, kurang bisa
mengatasi ketika ada siswa yang mengganggu proses
pembelajaran.
(4) Guru sudah melibatkan siswa untuk membuat kesimpulan pada
kegiatan penutup. Serta guru sudah memberikan tes akhir sebagai
tindak lanjut pembelajaran.
2) Hasil Observasi Terhadap Siswa
Observasi terhadap siswa pada penelitian ini dibagi menjadi yaitu
observasi terhadap aktivitas siswa, observasi terhadap skor rasa ingin tahu
siswa berdasarkan angket, dan observasi terhadap nilai kognitif
kemampuan menganalisis siswa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
61
Observasi aktivitas siswa dilakukan untuk mengetahui seberapa
besar keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran dapat meningkatkan
kemampuan menganalisis sifat-sifat cahaya siswa kelas V SD Negeri 1
Jendi. Dari data observasi aktivitas siswa dalam siklus I selama dua kali
pertemuan (dilihat pada lampiran 13 halaman 152 dan lampiran 14 halaman
153) diperoleh hasil observasi sebagai berikut:
a) Antusias dan semangat siswa dalam mengikuti pembelajaran masih
kurang.
b) Perhatian siswa dalam menyimak penjelasan guru sudah cukup baik.
c) Keterampilan siswa dalam penggunaan alat percobaan masih kurang.
Siswa masih terlihat bingung dalam menggunakan alat percobaan.
d) Keaktifan siswa dalam mengemukakan pendapat maupun bertanya
masih kurang, hanya ada beberapa siswa yang berani untuk bertanya.
e) Dalam mengerjakan soal evaluasi ada beberapa siswa yang tidak
mandiri, ada yang masih mencontek maupun menjiplak.
Observasi skor hasil angket rasa ingin tahu digunakan untuk
mengetahui seberapa besar rasa ingin siswa terhadap pembelajaran yang
telah berlangsung, dan juga digunakan sebagai tinjauan terhadap nilai
kemampuan menganalisis sifat-sifat cahaya. Data hasil observasi (pada
lampiran 16 halaman 160) berdasarkan hasil angket rasa ingin tahu siswa
dalam siklus I dapat dilihat pada Tabel 4.3 sebagai berikut:
Tabel 4.3. Hasil Angket Rasa Ingin Tahu Siswa Pada Siklus I
No Nilai Frekuensi Prosentase
(%) Keterangan
(fi)
1 41-55 2 14,3
Sangat
Kurang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
62
No Nilai
Frekuensi
(fi)
Prosentase
(%) Keterangan
2 56-70 3 21,4 Kurang
3 71-85 8 57,1 Baik
4 86-100 1 7,1 Sangat Baik
Nilai rata-rata = 71,3 (Baik)
Data penilaian rasa ingin tahu berdasarkan angket siklus I pada Tabel 4.3
oleh siswa kelas V SD Negeri 1 Jendi dapat disajikan pada Gambar 4.3 sebagai
berikut:
Gambar 4.3. Grafik Nilai Hasil Angket Rasa Ingin Tahu Siswa Pada Siklus I
14,3%
21,4%
57,1%
7,1%
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
41-55 56-70 71-85 86-100
Fre
kue
nsi
Interval Nilai
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
63
Berdasarkan Tabel 4.3 dan Gambar 4.3 diperoleh hasil sebanyak 2
siswa mendapatkan skor rasa ingin tahu sangat kurang, 3 siswa
mendapatkan skor rasa ingin tahu kuranga, 8 siswa mendapatkan skor rasa
ingin tahu baik dan 1 siswa mendapat skor rasa ingin tahu sangat baik.
Adapun nilai rata-rata rasa ingin tahu siswa mencapai 71,3 (baik).
Observasi kepada siswa juga dilakukan pada setiap akhir
pembelajaran, dilihat sebagai aspek kognitif yang menjadi acuan penilaian
tingkat menganalisis pada siswa. Berdasarkan hasil rekapitulasi (lampiran
16 halaman 160) yang diperoleh pada siklus I dapat dilihat pada Tabel 4.4
sebagai berikut:
Tabel 4.4. Distribusi Frekuensi Nilai Kemampuan Menganalisis Sifat-sifat Cahaya Siswa Kelas V SD
Negeri 1 Jendi Pada Siklus I
No Nilai Frekuensi
Nilai
tengah fi.xi Prosentase
(%) Keterangan
(fi) (xi)
1 41-48 1 45,5 45,5 7,1%
Tidak Tuntas
2 49-56 1 53,5 53,5 7,1%
Tidak Tuntas
3 57-64 1 61,5 61,5 7,1%
Tidak Tuntas
4 65-72 3 69,5 208,5 21,4% 66-68 Tidak Tuntas,
69-73 Tuntas
5 73-80 5 77,5 387,5 35,7% Tuntas
6 81-88 3 85,5 256,5 21,4%
Tuntas
Nilai rata-rata = 71,5%
Ketuntasan klasikal = (9 : 14) x 100 % = 64,3%
Nilai Di bawah KKM = (5 : 14) x 100% = 35,7%
Nilai Tertinggi = 83
Nilai Terendah = 41
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
64
Dari Tabel 4.4 di atas nilai kemampuan menganalisis sifat-sifat
cahaya siswa kelas V SD Negeri 1 Jendi pada siklus I melalui penerapan
pembelajaran inkuiri terbimbing yang telah diterangkan di atas, dapat
disajikan dalam bentuk grafik pada Gambar 4.4 sebagai berikut :
Gambar 4.4. Grafik Data Nilai Kemampuan Menganalisis Sifat-sifat Cahaya oleh Siswa Kelas V
SD N 1 Jendi Pada Siklus I
Berdasarkan tabel dan grafik di atas nilai kemampuan
menganalisis sifat-sifat cahaya pada Tabel 4.4 dan grafik pada Gambar 4.4
di atas menunjukkan bahwa siswa yang mendapat nilai dalam interval 41-
48 sebanyak 1 siswa (7,1%), interval nilai 49-56 terdapat 1 siswa (7,1%),
interval nilai 57-64 sejumlah 1 siswa (7,1%), interval nilai 65-72 sejumlah
3 siswa (21,4%), interval nilai 73-80 sejumlah 5 siswa (35,7%), dan pada
interval nilai 81-88 sejumlah 3 siswa (21,4%). Nilai rata-rata kelas adalah
71,5 dengan ketuntasan klasikal sebanyak 9 siswa (64,3%) dan siswa yang
mendapat nilai dibawah KKM sebanyak 5 siswa (35,7%) dari jumlah siswa
1 1 1
3
5
3
0
1
2
3
4
5
6
41-48 49-56 57-64 65-72 73-80 81-88
Fre
kue
nsi
Interval Nilai
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
65
kelas V keseluruhan yaitu 14 dengan nilai skor rata-rata rasa ingin tahu
siswa 71,3 berdasarkan pada nilai angket (dilihat pada lampiran 16
halaman 160).
d. Refleksi
Berdasarkan hasil observasi yang telah dilaksanakan guru kelas V
(pengamat) terhadap kegiatan pembelajaran yang dilakukan guru (peneliti)
maka dapat dilakukan refleksi. Refleksi dilaksanakan untuk mengetahui
kelemahan-kelemahan saat kegiatan pembelajaran berlangsung pada siklus I.
Analisis data dari kolaborasi dengan guru kelas, diperoleh data bahwa 9 siswa
atau 64,3% siswa mencapai batas KKM yang ditetapkan yaitu 69. Namun
penelitian ini belum dapat dikatakan berhasil karena hasil yang diharapkan
yaitu 80% siswa memperoleh nilai diatas KKM (69). Belum berhasilnya
pembelajaran pada siklus I ini dikarenakan guru belum dapat menyampaikan
materi dengan jelas dan guru belum dapat mengkondisikan kelas. Hal ini
mengakibatkan proses pembelajaran sifat-sifat cahaya berjalan kurang
maksimal. Masih ada beberapa siswa yang belum ikut berinteraksi secara aktif
dalam pembelajaran, siswa masih malu untuk bertanya. Beberapa siswa masih
ada yang kurang berkonsentrasi dan kebingungan pada saat menggunakan alat
peraga yang telah disediakan, karena siswa selama ini belum dibiasakan
melaksanakan percobaan melalui pembelajaran inkuiri terbimbing.
Perolehan hasil nilai kemampuan menganalisis sifat-sifat cahaya
melalui pembelajaran inkuiri terbimbing tinjauan rasa ingin tahu siswa pada
siklus I yaitu siswa yang mendapat nilai di bawah KKM (69) sebanyak 5
siswa dengan perolehan nilai terendah 41 dan siswa yang mendapat nilai di
atas KKM (69) sebanyak 9 siswa atau 64,3% dengan perolehan nilai tertinggi
83. Sedangkan rata-rata nilai kelas yaitu 71,5. Dari data tersebut masih ada 5
siswa dari 14 siswa yang memperoleh nilai di bawah KKM (69). Jadi masih
ada 35,7% siswa yang kemampuan menganalisisnya masih di bawah KKM.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
66
Belum tuntasnya siswa sesuai dengan KKM dalam menyelesaikan
tugas pada saat proses pembelajaran berlangsung bersumber dari hal-hal
sebagai berikut:
1) Guru (peneliti) belum maksimal dalam menerapkan pembelajaran inkuiri
terbimbing.
2) Siswa belum terbiasa menggunakan alat peraga secara langsung, sehingga
siswa masih merasa kebingungan.
3) Siswa kurang konsentrasi dan kurang teliti dalam menganalisis sifat-sifat
cahaya dan mengerjakan soal.
Masih ada siswa yang suka mengganggu konsentrasi teman yang
lain. Dengan demikian dapat direnungkan bahwa penelitian dalam siklus I
belum menunjukkan keberhasilan dalam proses pembelajaran.
Berdasarkan permasalahan yang telah dipaparkan diatas, maka
peneliti mencari solusi untuk meningkatkan kemapuan menganalisis sifat-sifat
cahaya melaui pembelajaran inkuiri terbimbing tinjauan rasa ingin tahu
dengan lebih baik. Selain itu guru lebih meningkatkan kemampuan dalam
mengelola kelas yaitu perhatian guru lebih menyeluruh ke seluruh siswa. Hal
ini dilakukan dengan alasan agar pembelajaran dapat berjalan efektif. Setelah
mengetahui kekurangan pada pembelajaran yang dilakukan pada siklus I maka
peneliti mengadakan tindakan ke siklus II untuk memperbaiki proses
pembelajaran agar proses pembelajaran menjadi lebih baik untuk
mendapatkan hasil yang maksimal.
2. Tindakan Siklus II
Tindakan pada siklus II dilaksanakan 2 kali pertemuan. Tiap pertemuan
terdiri dari dua jam pelajaran (3x35 menit). Pertemuan I dilaksanakan tanggal 28
April 2012 dan pertemuan II dilaksanakan tanggal 3 Mei 2012. Berdasarkan hasil
refleksi pada siklus I, maka dapat diketahui kekurangan yang ada pada siklus I. Untuk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
67
memperbaiki kekurangan tersebut, peneliti mengadakan tindakan pada siklus II.
Adapun tahapan-tahapan yang dilaksanakan adalah sebagai berikut:
a. Tahap Perencanaan
Peneliti merencanakan tindakan yang akan dilakukan dalam proses
penelitian siklus II ini untuk mendapatkan hasil yang sesuai dengan harapan
bahwa target yang dicapai adalah 80% siswa tuntas.
Tahap-tahap perencanaan pada siklus II meliputi kegiatan sebagai berikut :
1) Identifikasi masalah pada siklus I dan menetapkan alternatif pemecahan
masalah.
Dengan mengetahui masalah pada siklus I yang mengakibatkan tidak
dapat tercapainya target 80% siswa tuntas dari KKM (69) maka peneliti
dapat melakukan perbaikan pada siklus II. Dengan memperbaiki proses
pembelajaran yang dilakukan.
2) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Pembelajaran yang dilaksanakan yaitu menganalisis sifat-sifat cahaya
dengan alokasi waktu 3x35 menit tiap pertemuan sehingga dalam siklus II
ini terdapat alokasi waktu 6x35 menit. Skenario kegiatan pembelajaran pada
siklus II disusun hampir sama dengan kegiatan pada siklus I yaitu dengan
menerapkan pembelajaran inkuiri terbimbing. Hanya saja terdapat beberapa
perbedaan di dalam penerapannya yaitu pada siklus 1 siswa dibagi menjadi
kelompok sedangkan pada siklus II siswa dibagi secara berpasangan.
3) Mempersiapkan kembali sarana dan media yang akan digunakan.
Ada beberapa sarana dan media yang dipersiapkan sebelum kegiatan
pembelajaran dilaksanakan, di antaranya:
a) Ruang kelas, ruang kelas yang digunakan adalah kelas V yang
biasa digunakan setiap hari. Ketika pembelajaran berlangsung,
tempat duduk atau kursi diatur dengan rapi sehingga mereka dapat
melakukan pembelajaran dengan baik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
68
b) Mempersiapkan media pembelajaran, media pembelajaran yang
digunakan yaitu berupa alat peraga untuk mendiskripsikan sifat-
sifat cahaya.
c) Mempersiapkan alat dokumentasi, alat yang akan digunakan
dalam dokumentasi di lapangan yaitu kamera digital agar setiap
peristiwa yang dilakukan dapat terekam dengan baik.
4) Mengembangkan dan menyiapkan format evaluasi pembelajaran
Evaluasi untuk kemampuan menganalisis sifat-sifat cahaya yaitu
berupa tes akhir yang pada pertemuan sebelumnya sudah pernah dilakukan.
Tetapi materi yang akan diberikan pada siklus II akan lebih dikembangkan
lagi. Hal ini dilakukan agar siswa memiliki pengetahuan yang lebih luas
terhadap materi sifat-sifat cahaya sehingga kemampuan menganalisis siswa
mengenai sifat-sifat cahaya dapat ditingkatkan.
5) Menyiapkan Lembar Observasi
Penggunaan lembar observasi akan mempermudah menentukan hal-
hal apa saja yang harus lebih diutamakan dalam pengamatan. Lembar
observasi RPP dibuat untuk menilai Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
peneliti oleh guru kelas V. RPP merupakan kerangka prosedural yang sangat
penting dalam perancanaan pembelajaran sehingga perlu dibuat penilaian.
Sedangkan lembar observasi yang dibuat untuk guru lebih diutamakan
pada persiapan, jalannya kegiatan, dan pelaksanaan evaluasi
pembelajaran. Selain itu peneliti juga menyiapkan lembar observasi
aktivitas siswa untuk mengetahui keaktifan siswa selama pembelajaran
berlansung.
6) Menyiapkan Instrumen Penilaian
Peneliti menyusun instrumen penelitian yang berupa penilaian tes.
Menyiapkan instrumen penilaian kemampuan menganalisis sifat-sifat cahaya
sesuai kompetensi dasar yang ingin dicapai. Prosedurnya tes proses dan tes
akhir, jenis tes adalah tertulis, dan bentuk tes uraian. Selain tes, peneliti juga
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
69
menyiapkan angket untuk mengukur tingkat rasa ingin tahu siswa terhadap
pembelajaran.
b. Tahap Pelaksanaan
Pada tahap ini guru melaksanakan proses pembelajaran kemampuan
menganalisis sifat-sifat cahaya dengan menerapkan pembelajaran inkuiri
terbimbing tinjauan rasa ingin tahu sesuai pada RPP siklus II (dapat dilihat pada
lampiran 17 halaman 159 dan lampiran 18 halaman 172) yang telah disusun.
Siklus II dilaksanakan dalam dua kali pertemuan dengan penjelasan sebagai
berikut:
1) Pertemuan 1 (3x35 menit)
Pada tahap pelaksanaan siklus II pertemuan pertama dilaksanakan
pada hari Sabtu, 28 April 2012 selama dua jam pelajaran (3x35 menit).
Kegiatan pembelajaran dimulai pada jam ke-1 dan jam ke-3 yaitu pukul
07.00-08.45. Pada pertemuan pertama siklus I siswa mempelajari sifat-sifat
cahaya dengan materi sumber cahaya, cahaya merambat lurus, cahaya
menembus benda bening, dan cahaya dapat dibiaskan. Peneliti bertindak
sebagai pengajar dan guru kelas V bertindak sebagai observer yang
melakukan pengamatan terhadap pengajar dan siswa.
Urutan pelaksanaan tindakan pada siklus II pertemuan 1 adalah
sebagai berikut:
a) Kegiatan Awal
Pada kegiatan awal guru menggunakan waktu kurang lebih 10
menit. Dalam tahap ini guru mengadakan tiga kegiatan yaitu apersepsi,
orientasi, dan motivasi. Dalam apersepsi guru mengaitkan materi yang
sudah dipelajari dengan materi yang akan dipelajari (tentang sumber
cahaya). Dalam orientasi guru menyampaikan pentingnya mempelajari
materi sifat-sifat cahaya serta menyampaikan tujuan pembelajaran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
70
Sedangkan dalam motivasi guru menyampaikan manfaat mempelajari
sifat-sifat cahaya dalam kehidupan sehari-hari.
b) Kegiatan Inti
Kegiatan inti dilakukan dalam waktu kurang lebih 70 menit.
Kegiatan yang dilakukan guru dalam inti pembelajaran terdapat tiga
bentuk tindakan nyata yaitu eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi. Awal
inti pembelajaran dilakukan tindakan eksplorasi agar siswa mampu
menggali pemahaman awal yang ada pada dirinya. Tindakan eksplorasi
dilakukan guru dengan cara menggali pengetahuan awal siswa tentang
benda-benda sekitar yang berhubungan dengan materi sifat-sifat cahaya
dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan.
Tindakan selanjutnya yaitu elaborasi dengan pendalaman
materi kerjasama timbal balik dalam pembelajaran antara guru dan
siswa. Dalam kegiatan elaborasi ini guru mengarahkan siswa untuk
melakukan percobaan secara berkelompok. Guru membagi siswa secara
berpasangan. Tiap pasangan dibimbing untuk mendiskusikan dan
menganalisis sifat-sifat cahaya serta menuliskan hasil diskusinya
berdasarkan LKS yang telah disediakan.
Tindakan terakhir pada kegiatan inti adalah kegiatan
konfirmasi. Kegiatan konfirmasi, guru menugasi beberapa siswa secara
bergantian untuk mempresentasikan hasil diskusi mereka, sementara
yang lain menanggapi. Guru memberikan penguatan positif pada setiap
hasil kerja siswa. Guru melakukan refleksi dengan membimbing siswa
untuk menyimpulkan pembelajaran yang telah dilakukan. Selanjutnya
guru memberikan kesempatan pada siswa untuk bertanya mengenai
materi yang belum dimengerti.
c) Kegiatan Akhir
Pada kegiatan akhir kurang lebih berlangsung dengan durasi
25 menit. Untuk mengetahui kemampuan menganalisis sifat-sifat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
71
cahaya, guru mengadakan tes akhir dengan memberi siswa soal evaluasi
individu. Guru menyampaikan pesan-pesan moral kepada siswa berupa
motivasi untuk giat belajar dan guru menutup proses pembelajaran
dengan salam.
2) Pertemuan 2 (2x35 menit)
Pelaksanaan tindakan siklus II pertemuan 2 dilaksanakan pada
hari Kamis, 3 Mei 2012 yang dilaksanakan dengan alokasi waktu 3 x 35
menit pada jam pelajaran ke-1 dan ke-3. Pertemuan kedua, dimulai pada
pukul 07.00 – 08.45. Pada pertemuan 2 siklus II siswa mempelajari materi
pemantulan cahaya dan penguraian cahaya.
Urutan pelaksanaan tindakan pada siklus II pertemuan 2 adalah
sebagai berikut:
a) Kegiatan Awal
Pada kegiatan awal guru menggunakan waktu kurang lebih 10
menit. Kegiatan awal yang dilakukan guru (peneliti) lakukan yaitu guru
memberikan salam pembuka lalu siswa berdoa bersama dan
melaksanakan absensi. Setelah itu guru melakukan apersepsi dengan
menyanyi sebagai upaya meningkatkan motivasi belajar siswa, serta
meningkatkan kesiapan siswa terkait materi pembelajaran. Apersepsi
dilakukan dengan mengajak siswa menyanyikan lagu Pelangi.
b) Kegiatan Inti
Kegiatan inti dilakukan dengan durasi kurang lebih 45 menit.
Kegiatan inti terdiri dari eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi. Secara
sistematika awal inti pembelajaran dilakukan tindakan eksplorasi agar
siswa mampu menggali pemahaman awal yang ada pada dirinya. Guru
mengadakan tanya jawab dengan siswa mengenai sifat-sifat cahaya yang
telah dipelajari pada pertemuan sebelumnya dan memberikan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
72
pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan materi yang akan
disampaikan, misalnya sebagai berikut:
- Apa yang biasanya kita lihat diawan setelah hujan turun?
- Warna apa saja yang terdapat pada pelangi?
Siswa memberikan umpan balik berupa jawaban dari pertanyaan yang
diberikan oleh guru. Untuk memperdalam kegiatan berpikir, siswa
diberikan pertanyaan dengan memancing jawaban siswa. Selanjutnya
guru menjelaskan materi tentang penguraian cahaya dan pemantulan
cahaya.
Tindakan selanjutnya yaitu elaborasi dengan pendalaman
materi kerjasama timbal balik dalam pembelajaran antara guru dan
siswa. Dalam kegiatan elaborasi ini guru membagi siswa secara
berpasang-pasang. Kemudian guru memberikan bimbingan untuk
mengerjakan LKS yang telah disediakan.
Tindakan terakhir pada kegiatan inti adalah kegiatan
konfirmasi. Kegiatan konfirmasi, guru menugasi beberapa siswa secara
bergantian untuk mempresentasikan hasil kerja mereka, sementara yang
lain menanggapi. Guru memberi penguatan positif pada setiap pekerjaan
siswa. Guru melakukan refleksi dengan membimbing siswa untuk
menyimpulkan pembelajaran sifat-sifat cahaya yang telah dilakukan.
Selanjutnya guru memberikan kesempatan pada siswa untuk bertanya
mengenai materi yang belum dimengerti.
c) Kegiatan Akhir
Pada kegiatan akhir kurang lebih berlangsung dengan durasi 25
menit. Untuk mengetahui kemampuan menganalisis sifat-sifat cahaya,
guru mengadakan tes akhir dengan memberi siswa soal evaluasi
individu. Guru menyampaikan pesan-pesan moral kepada siswa berupa
motivasi untuk giat belajar dan guru menutup proses pembelajaran
dengan salam.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
73
c. Pengamatan atau Observasi
Tahap observasi siklus II untuk pertemuan pertama dilaksanakan
pada hari Sabtu, 28 April 2012 dan pertemuan kedua dilaksanakan pada hari
Kamis, 3 Mei 2012 yaitu dilakukan pengamatan terhadap kegiatan guru
dan siswa selama proses pembelajaran. Peneliti pada tahap ini juga mengajak
guru kelas V untuk berkolaborasi. Guru kelas V diminta mengamati
pelaksanaan pembelajaran, kesesuaian RPP yang disusun peneliti, pengamatan
untuk mengetahui tinkat rasa ingin tahu siswa dalam proses belajar serta
kinerja peneliti dalam mengajar. Selain itu, peneliti juga meminta bantuan
teman sejawat untuk merekam proses pembelajaran serta dokumentasi foto
menggunakan kamera. Pengamatan dilaksanakan sesuai dengan tujuan
penelitian untuk meningkatkan kemampuan menganalisis sifat-sifat cahaya
pada siswa kelas V SD Negeri 1 Jendi Selogiri Wonogiri. Dari data observasi
pada siklus II selama dua kali pertemuan diperoleh hasil sebagai berikut:
1) Hasil Observasi Terhadap Peneliti yang Berperan Sebagai Guru
a) Penilaian RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran)
Observasi terhadap penilaian RPP (dilihat pada lampiran 19
halaman 189 dan lampiran 20 halaman 190) dilakukan oleh guru kelas
V terhadap peneliti. RPP yang disusun guru pada siklus II selama dua
pertemuan sudah sangat baik. Ada peningkatan dan perbaikan dari
siklus I.
(1) Kejelasan perumusan tujuan pembelajaran dan dampak pengiring
sudah baik.
(2) Ketepatan pemilihan materi ajarnya dengan tujuan dan
karakteristik sudah baik.
(3) Sistematika materi dan kesesuaian dengan alokasi waktu sudah
baik.
(4) Pemilihan sumber belajar yang sesuai dengan tujuan, materi, dan
alokasi waktu sudah baik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
74
(5) Langkah-langkah dalam setiap skenario pembelajarannya sudah
sangat baik.
(6) Setiap langkah juga telah diberi keterangan metode, alokasi waktu,
dan nilai karakter.
(7) Penerapan pembelajaran inkuiri terbimbing tinjauan rasa ingin
tahu siswa dalam pembelajaran sudah baik.
(8) Ketepatan pemilihan model pembelajaran juga sudah baik.
(9) Media juga sudah sesuai dengan tujuan pembelajaran.
(10) Instrumen asesmen sudah sangat lengkap.
b) Penilaian Pelaksanaan Pembelajaran
Observasi dilakukan untuk mendapatkan data mengenai
aktivitas peneliti dalam kesesuaian antara rencana pembelajaran yang
disusun dengan pelaksanaan pembelajaran yang dilaksanakan. Hasil
pengamatan terhadap kegiatan pelaksanaan pembelajaran oleh guru
pada siklus II. Dari data observasi aktivitas guru dalam siklus II
(dilihat pada lampiran 21 halaman 191 dan lampiran 22 halaman 192)
selama dua kali pertemuan diperoleh hasil sebagai berikut:
(1) Pada saat pra pembelajaran guru sudah mempersiapkan ruang,
alat, dan media pembelajaran dengan baik. Serta guru
mengkondisikan siswa dengan mengatur tempat duduk siswa agar
proses pembelajaran berjalan lancar.
(2) Pada kegiatan awal, guru sudah membuka pembelajaran dengan
baik. Guru sudah melakukan kegiatan absensi, untuk mengetahui
kehadiran siswa.
(3) Pada kegiatan inti pembelajaran guru sudah menguasai materi
pembelajaran serta guru sudah menerapkan pembelajaran inkuiri
secara berpasangan. Guru juga sudah bisa menguasai kelas dengan
baik, sudah bisa mengatasi jika ada siswa yang mengganggu
proses pembelajaran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
75
(4) Guru sudah melibatkan siswa untuk membuat rangkuman pada
kegiatan penutup. Serta guru sudah memberikan tes akhir sebagai
tindak lanjut pembelajaran.
2) Hasil Observasi Terhadap Siswa
Dari data aktifitas siswa dalam siklus II selama dua kali
pertemuan (pada lampiran 23 halaman 196 dan lampiran 24 halaman 197)
diperoleh hasil observasi sebagai berikut:
a) Antusias dan semangat siswa dalam mengikuti pembelajaran sudah
baik.
b) Perhatian siswa dalam menyimak penjelasan guru sudah sangat baik.
c) Keterampilan siswa dalam penggunaan alat percobaan sudah baik
dengan bimbingan guru.
d) Keaktifan siswa dalam mengemukakan pendapat maupun bertanya
masih sudah baik.
e) Dalam mengerjakan soal evaluasi, kemandirian siswa meningkat.
Observasi skor hasil angket rasa ingin tahu digunakan untuk
mengetahui seberapa besar rasa ingin siswa terhadap pembelajaran yang
telah berlangsung, dan juga digunakan sebagai tinjauan terhadap nilai
kemampuan menganalisis sifat-sifat cahaya. Hasil observasi (lampiran 26
halaman 204) berdasarkan hasil angket rasa ingin tahu siswa dalam siklus
II dapat dilihat pada Tabel 4.5:
Tabel 4.5 Nilai Hasil Angket Rasa Ingin Tahu Siswa Pada Siklus II
No Nilai Frekuensi Prosentase
(%) Keterangan
(fi)
1 41-55 1 7,1 Sangat Kurang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
76
No Nilai
Frekuensi
(fi)
Prosentase
(%) Keterangan
2 56-70 1 7,1 Kurang
3 71-85 10 71,4 Baik
4 86-100 2 14,3 Sangat Baik
Nilai rata-rata = 75,8 (Baik)
Data penilaian rasa ingin tahu berdasarkan angket siklus II pada Tabel 4.5
oleh siswa kelas V SD Negeri 1 Jendi dapat disajikan pada Gambar 4.5 sebagai
berikut:
Gambar 4.5. Grafik Nilai Hasil Angket Rasa Ingin Tahu Siswa Pada Siklus II
1 1
10
2
0
2
4
6
8
10
12
41-55 56-70 71-85 86-100
Fre
kue
nsi
Interval Nilai
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
77
Berdasarkan Tabel 4.5 dan Gambar 4.5 diperoleh hasil sebanyak 1
siswa mendapatkan skor rasa ingin tahu sangat kurang, 1 siswa mendapatkan
skor rasa ingin kurang, 10 siswa mendapatkan skor rasa ingin tahu baik, dan 2
siswa mendapat skor rasa ingin tahu sangat baik. Adapun nilai rata-rata rasa
ingin tahu siswa mencapai 75,8 (baik).
Observasi kepada siswa juga dilakukan pada setiap akhir
pembelajaran, dilihat sebagai aspek kognitif yang menjadi acuan penilaian
tingkat menganalisis pada siswa. Berdasarkan hasil rekapitulasi (lampiran 26
halaman 204) yang diperoleh pada siklus II dapat dilihat pada Tabel 4.6
sebagai berikut:
Tabel 4.6. Distribusi Frekuensi Nilai Kemampuan Menganalisis Sifat-sifat Cahaya Siswa Kelas V SD
Negeri 1 Jendi Pada Siklus II
No Nilai Frekuensi
Nilai
tengah fi.xi Prosentase
(%) Keterangan
(fi) (xi)
1 52-59 2 55,5 111 14,2
Tidak Tuntas
2 60-67 0 63,5 0 0
Tidak Tuntas
3 68-75 0 71,5 0 0
Tidak Tuntas
4 76-83 6 79,5 477 42,8 66-68 Tuntas,
69-73 Tidak Tuntas
5 84-91 4 87,5 350 28,6 Tuntas
6 92-99 2 95,5 191 14,2
Tuntas
Nilai rata-rata = 80,6%
Ketuntasan klasikal = (12 : 14) x 100 % = 85,71%
Nilai Di bawah KKM = (2 : 14) x 100% = 14,29%
Nilai Tertinggi = 93
Nilai Terendah = 52
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
78
Dari Tabel 4.6 di atas nilai kemampuan menganalisis sifat-sifat
cahaya siswa kelas V SD Negeri 1 Jendi pada siklus II melalui penerapan
pembelajaran inkuiri terbimbing yang telah diterangkan di atas, dapat
disajikan dalam bentuk grafik pada Gambar 4.6 sebagai berikut:
Gambar 4.6. Grafik Data Nilai Kemampuan Menganalisis Sifat-sifat Cahaya oleh Siswa Kelas V SD
N 1 Jendi Pada Siklus II
Berdasarkan tabel dan grafik di atas nilai kemampuan
menganalisis sifat-sifat cahaya pada Tabel 4.6 dan grafik pada Gambar 4.6
di atas menunjukkan bahwa siswa yang mendapat nilai dalam interval 52-
59 sebanyak 2 siswa (14,2%), tidak ada siswa yang mendapat nilai pada
interval 60-67 dan 68-75,interval nilai 76-83 sejumlah 6 siswa (42,8%),
interval nilai 84-91 sejumlah 4 siswa (28,6%), dan pada interval nilai 92-99
sejumlah 2 siswa (14,2%). Nilai rata-rata kelas adalah 80,6 dengan
ketuntasan klasikal sebanyak 12 siswa (85,71%) dan siswa yang mendapat
14,2%
0 0
42,8%
28,6%
14,2%
0
1
2
3
4
5
6
7
52-59 60-67 68-75 76-83 84-91 92-99
Fre
kue
nsi
Interval Nilai
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
79
nilai dibawah KKM sebanyak 2 siswa (14,29%) dari jumlah siswa kelas V
keseluruhan yaitu 14, dengan nilai skor rata-rata rasa ingin tahu siswa 75,8
dengan tingkatan baik, berdasarkan pada angket dan lembar observasi rasa
ingin tahu siswa (dilihat pada lampiran 26 halaman 204).
d. Refleksi
Berdasarkan hasil observasi yang telah dilaksanakan guru kelas V
(pengamat) terhadap kegiatan pembelajaran yang dilakukan guru (peneliti) maka
dapat dilakukan refleksi. Analisis hasil tindakan siklus I direfleksi sesuai dengan
proses pembelajaran yang dilakukan. Maka peneliti dapat menyimpulkan bahwa
pembelajaran menganalisis sifat-sifat cahaya pada siklus II ini telah menunjukkan
adanya peningkatan dari dari siklus I. Pada siklus II ini sudah mencapai target
penelitian yang ditetapkan yaitu ketuntasan klasikal sebesar 80% siswa telah
mencapai KKM.
Tabel 4.7. Perkembangan Nilai Kemampuan Menganalisis Sifat-sifat Cahaya Siklus I dan Siklus II
Keterangan Siklus I Siklus II
Nilai Terendah 83 93
Nilai Tertinggi 41 52
Rata- rata nilai 71,5 80,6
Ketuntasan Klasikal 64,3% 85,7%
Dari Tabel 4.7 di atas perkembangan nilai kemampuan menganalisis sifat-
sifat cahaya siklus I dan siklus II melalui pembelajaran inkuiri terbimbing tinjauan
rasa ingin tahu siswa yang telah diterangkan di atas, dapat disajikan bentuk grafik
pada Gambar 4.7 sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
80
Gambar 4.7. Grafik Perkembangan Nilai Kemampuan Menganalisis Sifat-sifat Cahaya Siklus I dan
Siklus II
Perolehan nilai kemampuan menganalisis sifat-sifat cahaya pada siklus II
mengalami peningkatan dibandingkan dengan siklus I yaitu siswa yang mendapat
nilai di bawah KKM (69) sebanyak 2 siswa atau 14,3% dengan perolehan nilai
terendah 52 dan siswa yang mendapat nilai di atas KKM (69) sebanyak 12 siswa
atau 85,7% dengan perolehan nilai tertinggi 93. Sedangkan rata-rata nilai kelas
yaitu 80,6. Ketuntasan klasikal mengalami peningkatan menjadi 85,7%.
Secara umum kelemahan yang ada dalam proses pembelajaran
kemampuan menganalisis sifat-sifat cahaya pada siklus II sudah dapat
teratasi. Peningkatan hasil kemampuan menganalisis sifat-sifat cahaya
pada siklus II sudah mencapai indikator ketercapaian yaitu 80% dari
jumlah siswa yang ada. Oleh karena itu, penelitian dapat dihentikan dan
dinyatakan berhasil.
83
41
71,5
64,3
93
52
80,6 85,7
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
Nilai Tertinggi Nilai Terendah Rata- rata nilai KetuntasanKlasikal (%)
Siklus I
Siklus II
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
81
3. Antarsilklus
Hasil penelitian ini akan disajikan dalam bentuk peningkatan dari hubungan
antarsiklus. Untuk hasil penelitian persiklus sudah disajikan pada tahap observasi
(pengamatan) pada masing-masing siklus. Berdasarkan pengamatan dari analisis data
yang ada, dapat dilihat adanya peningkatan hasil siswa kelas V SD Negeri 1 Jendi
Selogiri Wonogiri dalam pembelajaran Ilmu pengetahuan Alam pada aspek
kemamampuan menganalisis sifat-sifat cahaya melalui pembelajaran inkuiri
terbimbing tinjauan rasa ingin tahu siswa.
Peningkatan hasil ditunjukkan dari sebaran frekuensi nilai kemampuan
menganalisis sifat-sifat cahaya (pada lampiran 27 halaman 205), dapat dilihat pada
Tabel 4.8 sebagai berikut:
Tabel 4.8. Data Nilai Kemampuan Menganalisis Sifat-sifat Cahaya pada Prasiklus, Siklus I, dan Siklus
II
No Keterangan Prasiklus Siklus I Siklus II
1 Nilai Terendah 25 41 52
2 Nilai Tertinggi 80 83 93
3 Jumlah Siswa 14 14 14
4 Siswa Tidak Tuntas 9 5 2
5 Siswa Tuntas 5 9 12
6 Nilai Rata-rata Kelas 58,9 71,5 80,6
7 Ketuntasan Klasikal 35,7% 64,3% 85,7%
8 Skor rata-rata rasa ingin
tahu 60,2 71,3 75,8
Tabel 4.8 diatas menunjukkan adanya peningkatan nilai kemampuan
menganalisis sifat-sifat cahaya siswa dari prasiklus sampai siklus II. Prosentase
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
82
ketuntasan klasikal meningkat dari prasiklus sebesar 35,7% menjadi 64,3% pada
siklus I dan meningkat lagi pada siklus II menjadi 85,7%. Pada akhir siklus masih
terdapat 2 siswa yang belum tuntas KKM dalam kemampuan menganalisis sifat-sifat
cahaya.
Dari Tabel 4.8 di atas nilai kemampuan menganalisis sifat-sifat cahaya pada
siswa kelas V SD Negeri 1 Jendi pada prasiklus, siklus I, dan siklus II melalui
multimedia yang telah diterangkan di atas, dapat disajikan bentuk grafik pada
Gambar 4.8 sebagai berikut:
Gambar 4.8. Grafik Data Frekuensi Nilai Kemampuan Menganalisis Sifat-sifat Cahaya Kelas V SD
Negeri 1 Jendi pada Prasiklus, Siklus I dan Siklus II
25
80
58.9
35,7
60,2
41
83
71.5
64,3
71,3
52
93
80,6 85,7
75,8
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
Nilai Terendah Nilai Tertinggi Nilai Rata-rataKelas
KetuntasanKlasikal (%)
nilai rata-ratarasa ingin tahu
Fre
kue
nsi
Interval Nilai
Prasiklus Siklus I Siklus II
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
83
Dari Gambar 4.8 tersebut terlihat bahwa prasiklus (ungu) lebih mendominasi
pada interval nilai rendah, siklus I (hijau) mendominasi interval nilai sedang, dan
siklus II (oranye) dominasi pada interval nilai tinggi.
D. Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian tindakan dapat dinyatakan bahwa terjadi
peningkatan kemampuan menganalisis sifat-sifat cahaya melalui penerapan
pembelajaran inkuiri terbimbing tinjauan rasa ingin tahu siswa pada siklus I dan
siklus II. Secara garis besar, penelitian ini telah berhasil menjawab rumusan masalah
yang telah dikemukakan peneliti pada bagian bab I.
Pembahasan hasil penelitian ini akan dijabarkan secara garis besar hasil
pembelajaran kemampuan menganalisis sifat-sifat cahaya dari prasiklus dan setelah
dilaksanakan tindakan pada siklus I dan siklus II dengan melalui multimedia.
Pembahasan hasil penelitian ini sebagai berikut :
1. Prasiklus
Pada prasiklus terlihat bahwa pembelajaran kemampuan menganalisis
sifat-sifat cahaya guru masih menggunakan pengajaran yang konvensional.
Pembelajaran hanya menggunakan ceramah tanpa penggunaan media apapun.
Hal ini membuat siswa kurang aktif dalam proses pembelajaran, siswa terlihat
malas dan kurang bersemangat dalam menerima materi yang disampaikan guru.
Akibatnya hasil kemampuan menganalisis sifat-sifat cahaya siswa masih
rendah (dilihat pada lampiran 4 halaman 98). Dibuktikan dengan masih banyak
siswa yang memperoleh nilai di bawah KKM (69). Siswa yang memperoleh nilai
di bawah KKM (69) sebanyak 9 siswa atau 64,3%. Nilai terendah pada prasiklus
adalah 25 dan nilai tertinggi yang dicapai siswa adalah 80.
Siswa yang mendapat nilai dalam interval 25-35 sebanyak 2 siswa
(14,2%), interval nilai 36-46 terdapat 1 siswa (7,1%), interval nilai 47-57
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
84
sejumlah 2 siswa (14,2%), interval nilai 58-68 sejumlah 5 siswa (35,7%), interval
nilai 69-79 sejumlah 3 siswa (21,4%), dan pada interval nilai 80-90 sejumlah 1
siswa (7,1%). Nilai rata-rata kelas adalah 58,9 dengan ketuntasan klasikal
sebanyak 5 siswa (35,7%) dan siswa yang mendapat nilai dibawah KKM
sebanyak 9 siswa (64,3%) dari jumlah siswa kelas V keseluruhan yaitu 14
dengan nilai skor rata-rata rasa ingin tahu siswa 60,2 (kurang) berdasarkan pada
angket rasa ingin tahu siswa yang dibagikan sebelum tindakan (dilihat pada
lampiran 4 halaman 98). Nilai rata-rata ini dapat dikatakan rendah karena
nilai yang diperoleh siswa pun juga masih rendah. Maka dari itu dilakukan
tindakan untuk meningkatkan kemampan menganalisis sifat-sifat cahaya siswa.
2. Siklus I
Dengan adanya pemberian tindakan yaitu penerapan pembelajaran
inkuiri terbimbing secara berkelompok yang dilaksanakan pada siklus I terbukti
hasil kemampuan menganalisis sifat-sifat cahaya pada siswa meningkat. Saat
proses pembelajaran guru melibatkan siswa secara langsung melalui percobaan
pada LKS dengan berkelompok. Sehingga proses pembelajaran terasa lebih
menyenangkan meskipun hasilnya belum maksimal.
Perolehan hasil nilai kemampuan menganalisis sifat-sifat cahaya siswa
dengan penerapan pembelajaran inkuiri terbimbing secara berkelompok pada
siklus I yaitu siswa yang mendapat nilai di bawah KKM (69) sebanyak 9 siswa
atau 64,3% dengan perolehan nilai terendah 41 dan siswa yang mendapat nilai di
atas KKM (69) sebanyak 5 siswa atau 35,7% dengan perolehan nilai tertinggi 83.
Sedangkan rata-rata nilai kelas yaitu 71,5 dengan nilai rata-rata tinjauan rasa
ingin tahu 71,3 (dapat dilihat pada lampiran 16 halaman 160). Dengan jumlah
ketuntasan seperti itu dapat dikatakan indikator kinerja siklus I belum
tercapai. Karena ditergetkan sebanyak 80% siswa yang tuntas. Akan tetapi,
pada siklus I nilai siswa sudah meningkat dibandingkan dengan prasiklus.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
85
Peningkatan hasil pada siklus I belum memuaskan dan masih terdapat
kekurangan yang harus diperbaiki dan diharapkan kemampuan menganalisis
sifat-sifat cahaya pada siswa semakin meningkat. Oleh karena itu, penelitian ini
dilanjutkan ke siklus II.
3. Siklus II
Tindakan yang dilakukan pada siklus II terjadi peningkatan hasil dari
tindakan siklus I. Proses pembelajaran kemampuan menganalisis sifat-sifat cahaya
melakui penerapan pembelajaran inkuiri terbimbing secara berpasangan, siswa
terlihat semakin aktif, semangat dalam mengikuti pembelajaran, dan antuasias.
Pada siklus II ini sudah mencapai target penelitian yang ditetapkan yaitu
ketuntasan klasikal sebesar 80% siswa telah mencapai KKM. Perolehan nilai
kemampuan menganalisis sifat-sifat cahaya pada siklus II yaitu siswa yang
mendapat nilai di bawah KKM (69) sebanyak 2 siswa atau 14,3% dengan
perolehan nilai terendah 52 dan siswa yang mendapat nilai di atas KKM (69)
sebanyak 12 siswa atau 85,7% dengan perolehan nilai tertinggi 93. Sedangkan
rata-rata nilai kelas yaitu 80,6 dengan rata-rata nilai tinjauan rasa ingin tahu 75,8
berdasarkan nilai angket (dapat dilihat pada lampiran 26 halaman 196). Ketuntasan
klasikal pada data awal hanya 35,7% kemudian meningkat pada siklus I menjadi
64,3% dan pada siklus II mencapai 85,7% (dapat dilihat pada lampiran 27
halaman 205).
Peningkatan hasil kemampuan menganalisis sifat-sifat cahaya pada siklus
II sudah memuaskan dan mencapai indikator ketercapaian. Oleh karena itu,
pelaksanaan tindakan dapat dihentikan dan terbukti dinyatakan berhasil.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 86
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang telah dilaksanakan
dalam dua siklus dapat disimpulkan bahwa penerapan pembelajaran inkuiri
terbimbing tinjauan rasa ingin tahu siswa dapat meningkatkan kemampuan
menganalisis sifat-sifat cahaya pada siswa kelas V SD Negeri 1 Jendi Selogiri
Wonogiri tahun ajaran 2011/2012. Hal ini terbukti pada kondisi awal sebelum
adanya tindakan nilai rata-rata kemampuan menganalisis sifat-sifat cahaya siswa
adalah 58,9 prosentase ketuntasan klasikal sebesar 35,7% dengan nilai rata-rata
tinjauan rasa ingin tahu 60,2 (kurang), pada siklus I nilai rata-rata siswa adalah
70,7 prosentase ketuntasan klasikal sebesar 64,3% dengan nilai rata-rata tinjauan
rasa ingin tahu 71,3 (baik), dan pada siklus II nilai rata-rata kelas meningkat
menjadi 80,6 prosentase ketuntasan klasikal sebesar 85,7% dengan nilai rat-rata
tinjauan rasa ingin tahu 75,8 (baik). Dengan demikian melalui pembelajaran
inkuiri terbimbing tinjauan rasa ingin tahu dapat meningkatkan kemampuan
menganalisis sifat-sifat cahaya pada siswa kelas V SD Negeri 1 Jendi Selogiri
Wonogiri tahun ajaran 2011/2012 karena melalui pembelajaran inkuiri
terbimbing proses pembelajaran menjadi lebih menyenangkan serta dapat
melibatkan siswa secara aktif melalui pengalaman langsung sehingga kualitas
belajar siswa dapat ditingkatkan.
B. Implikasi
Penerapan pembelajaran dan prosedur dalam penelitian ini didasarkan
pada pembelajaran dengan menerapkan inkuiri terbimbing tinjauan rasa ingin
tahu siswa dalam peningkatan kemampuan menganalisis sifat-sifat cahaya pada
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
87
kelas V. Berdasarkan hasil penelitian dapat dikemukakan implikasi teoritis dan
implikasi praktis hasil penelitian sebagai berikut :
1. Implikasi Teoritis
Implikasi teoritis dari penelitian ini adalah bahwa penerapan
pembelajaran inkuiri terbimbing tinjauan rasa ingin tahu siswa untuk
meningkatkan kemampuan menganalisis sifat-sifat cahaya dapat
dipertimbangkan untuk digunakan sebagai model pembelajaran dalam
memberikan materi pelajaran bagi siswa. Penerapan pembelajaran inkuiri
terbimbing dapat melibatkan siswa secara aktif melalui pengalaman langsung
sehingga siswa terbiasa berfikir secara mandiri untuk memecahkan suatu
masalah melalui langkah-langkah dalam pembelajaran inkuiri terbimbing.
Dari hasil penelitian ini, maka penerapan pembelajaran inkuiri terbimbing
dapat dioptimalkan untuk meningkatkan kemampuan menganalisis sifat-sifat
cahaya.
2. Implikasi Praktis
Penelitian telah membuktikan bahwa pembelajaran IPA (Ilmu
Pengetahuan Alam) melalui pembelajaran inkuiri terbimbing tinjauan rasa
ingin tahu siswa dapat meningkatkan kemampuan menganalisis sifat-sifat
cahaya. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan bagi guru dan
calon guru untuk meningkatkan keefektifan penerapan model pembelajaran
guru dalam mengajar dan meningkatkan kualitas proses pembelajaran
sehubungan dengan kemampuan menganalisis siswa yang akan dicapai.
Kemampuan menganalisis siswa dapat ditingkatkan dengan menggunakan
model, metode, dan media yang tepat bagi siswa.
Berdasarkan kriteria temuan dan pembahasan hasil penelitian seperti
yang telah diuraikan pada Bab IV, maka penelitian ini dapat digunakan
peneliti untuk membantu dalam menghadapi permasalahan yang sejenis.
Pembelajaran dengan menerapkan pembelajaran inkuiri terbimbing pada
hakikatnya dapat digunakan dan dikembangkan oleh guru yang menghadapi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
88
permasalahan sejenis, terutama untuk meningkatkan kemampuan
menganalisis sifat-sifat cahaya siswa. Adapun kendala yang dihadapi dalam
pelaksanaan penelitian ini harus diatasi semaksimal mungkin. Oleh karena itu
kreatifitas dan keaktifan guru sangat diperlukan untuk meningkatkan
kemampuan menganalisis sifat-sifat cahaya.
C. Saran
Berdasarkan hasil penelitian mengenai peningkatan kemampuan
menganalisis sifat-sifat cahaya melalui pembelajaran inkuiri terbimbing tinjauan
rasa ingin tahu pada siswa kelas V SD Negeri 1 Jendi Selogiri Wonogiri tahun
ajaran 2011/2012, maka saran-saran yang diberikan sebagai sumbangan
pemikiran untuk meningkatkan mutu pendidikan pada umumnya dan
meningkatkan kompetensi siswa SD Negeri 1 Jendi Selogiri Wonogiri pada
khususnya sebagai berikut :
1. Bagi sekolah
Hendaknya sekolah meningkatkan kualitas pembelajaran dengan
mengupayakan pelatihan bagi guru agar dapat menerapkan model
pembelajaran yang inovatif utamanya dengan pembelajaran inkuiri
terbimbing, sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai sesuai dengan
harapan.
2. Bagi guru
a. Guru hendaknya mempelajari dan menerapkan model pembelajaran yang
inovatif utamanya dengan pembelajaran inkuiri terbimbing sehingga
meningkatkan kemampuan siswa untuk menganalisis materi pembelajaran,
yang akan berdampak positif pada hasil belajar siswa.
b. Guru hendaknya tidak membiasakan siswa untuk sekedar mendengarkan
ceramah dengan menghafal saja, tetapi melibatkan siswa secara aktif dan
menemukan sendiri terkait dengan materi pembelajaran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
89
3. Bagi siswa
Dalam setiap pembelajaran yang dilaksanakan, siswa harus lebih aktif
dan dapat menemukan sendiri berbagai jawaban dalam permasalahan selama
pembelajaran. Sehingga kemampuan menganalisis siswa dapat mencapai
tujuan pembelajaran dengan maksimal.
4. Bagi peneliti lain
Peneliti yang hendak mengkaji permasalahan yang sama hendaknya
lebih cermat dan lebih mengupayakan pengkajian teori-teori yang berkaitan
dengan pembelajaran yang menerapkan pembelajaran inkuiri terbimbing.
Kajian teori yang lebih dalam digunakan untuk memperbaiki kekurangan
dalam penerapannya sebagai salah satu solusi alternative dalam meningkatkan
kemampuan menganalisis pada siswa.